Upload
vuongnhu
View
230
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI
NOMOR : 4 TAHUN 2008
TENTANG
ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH
KABUPATEN KUANTAN SINGINGI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI KUANTAN SINGINGI,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor
41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah,
dipandang perlu untuk menata kembali Organisasi dan Tata
Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Kuantan Singingi;
b. bahwa penataan sebagaimana dimaksud huruf a di atas,
berdasarkan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah, efektif, efisien, rasional, dan sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan daerah;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf
a dan b di atas, dibentuk Peraturan Daerah tentang Organisasi
dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kuantan Singingi.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55;
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041) sebagaimana telah
dirubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang
Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1999
Nomor 169; Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890);
2
2. Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan
Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten
Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten
Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi dan Kota Batam
(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 181; Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3902);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47; Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5; Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4021);
5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004
Nomor 53; Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125; Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4437); sebagaimana telah dilakukan
beberapa kali perubahan, terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan ke Dua atas Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4844);
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126; Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4438);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang
Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural
sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2002 (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor
33; Tambahan Lembaran Negara Nomor 4194);
3
9. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang
Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai
Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 15;
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4263);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4428);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4743);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007
Nomor 89; Tambahan Lembaran Negara Nomor 47412);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI dan
BUPATI KUANTAN SINGINGI
MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI
TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Kuantan Singingi.
2. Otonomi Daerah adalah kewenangan Daerah Otonom untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
4
3. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan pemerintahan Daerah Otonom oleh
Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas
Desentralisasi.
4. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi yang terdiri dari
Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah lainnya sebagai Badan Eksekutif Daerah.
5. Kepala Daerah adalah Bupati Kuantan Singingi.
6. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disebut DPRD adalah Badan Legislatif
Daerah Kabupaten Kuantan Singingi.
7. Perangkat Daerah adalah organisasi / lembaga pada Pemerintah Daerah yang
bertanggung jawab kepada Bupati dan membantu Bupati dalam Penyelenggaraan
pemerintahan yang terdiri atas Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah
dan Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan Kelurahan sesuai dengan kebutuhan
Daerah.
8. Urusan Pemerintahan adalah fungsi-fungsi pemerintahan yang menjadi hak dan
kewajiban setiap tingkatan dan/atau susunan pemerintahan, untuk mengatur dan
mengurus fungsi-fungsi tersebut yang menjadi kewenangannya dalam rangka
melindungi, melayani, memberdayakan, dan menyejahterakan masyarakat.
9. Sekretariat Daerah adalah unsur staf Pemerintah Kabupaten.
10. Sekretariat DPRD adalah unsur pelayanan terhadap DPRD.
11. Dinas Daerah adalah unsur pelaksana otonomi Daerah.
12. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) adalah unsur pelaksana operasional Dinas
dilapangan.
13. Eselonering adalah tingkatan jabatan struktural.
14. Kelompok Jabatan Fungsional adalah kelompok Pegawai Negeri Sipil yang diberi hak
dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang sesuai keahliannya dalam
rangka menunjang tugas kepala / pimpinan masing-masing organisasi Perangkat
Daerah.
BAB II
PEMBENTUKAN
Pasal 2
Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Dinas Daerah yang terdiri atas :
1. Dinas Pendidikan;
2. Dinas Kesehatan;
5
3. Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air;
4. Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang;
5. Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi ;
6. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil;
7. Dinas Sosial dan Tenaga Kerja;
8. Dinas Koperasi, Industri, dan Perdagangan;
9. Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga;
10. Dinas Tanaman Pangan;
11. Dinas Perkebunan;
12. Dinas Perikanan;
13. Dinas Peternakan;
14. Dinas Kehutanan;
15. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral;
16. Dinas Pendapatan;
17. Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan.
BAB III
ORGANISASI DINAS DAERAH
Bagian Pertama Dinas Pendidikan
Paragraf 1 Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 3
(1) Dinas Pendidikan merupakan unsur pelaksana pemerintahan daerah.
(2) Dinas Pendidikan dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Pasal 4
Dinas Pendidikan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan Daerah dibidang
pendidikan dan perpustakaan.
6
Pasal 5
Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Dinas
Pendidikan mempunyai fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis dibidang pendidikan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelaksanaan pelayanan umum dibidang
pendidikan;
c. pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dinas dibidang pendidikan;
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Paragraf 2 Kewenangan
Pasal 6
Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Dinas Pendidikan
berkewenangan melaksanakan urusan pemerintahan sebagai berikut :
a. penetapan kebijakan operasional pendidikan di kabupaten sesuai dengan kebijakan
nasional dan provinsi;
b. perencanaan operasional program pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar,
pendidikan menengah dan pendidikan nonformal sesuai dengan perencanaan strategis
tingkat provinsi dan nasional;
c. sosialisasi dan pelaksanaan standar nasional pendidikan di tingkat kabupaten;
d. pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar,
pendidikan menengah dan pendidikan nonformal;
e. pemberian izin pendirian serta pencabutan izin satuan pendidikan dasar, satuan
pendidikan menengah dan satuan/penyelenggara pendidikan nonformal;
f. penyelenggaraan dan/atau pengelolaan satuan pendidikan sekolah dasar bertaraf
internasional;
g. pemberian izin pendirian serta pencabutan izin satuan pendidikan dasar dan
menengah berbasis keunggulan lokal;
h. penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan berbasis keunggulan lokal pada
pendidikan dasar dan menengah;
i. pemberian dukungan sumber daya terhadap penyelenggaraan perguruan tinggi;
j. pemantauan dan evaluasi satuan pendidikan sekolah dasar bertaraf internasional;
k. peremajaan data dalam sistem infomasi manajemen pendidikan nasional untuk tingkat
kabupaten;
7
l. penyediaan bantuan biaya penyelenggaraan pendidikan anak usia dini, pendidikan
dasar, pendidikan menengah dan pendidikan nonformal sesuai kewenangannya;
m. pembiayaan penjaminan mutu satuan pendidikan sesuai kewenangannya;
n. koordinasi dan supervisi pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan pada
pendidikan dasar;
o. sosialisasi kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah;
p. sosialisasi dan implementasi standar isi dan standar kompetensi lulusan pendidikan
dasar;
q. sosialisasi dan fasilitasi implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan pada
pendidikan anak usia dini dan pendidikan dasar;
r. pengawasan pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan pada pendidikan
dasar;
s. pengawasan terhadap pemenuhan standar nasional sarana dan prasarana pendidikan
anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan nonformal;
t. pengawasan pendayagunaan bantuan sarana dan prasarana pendidikan;
u. pengawasan penggunaan buku pelajaran pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan nonformal;
v. perencanaan kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan nonformal sesuai
kewenangannya;
w. pengangkatan dan penempatan pendidik dan tenaga kependidikan PNS untuk
pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
nonformal sesuai kewenangannya;
x. pemindahan pendidik dan tenaga kependidikan PNS di kabupaten;
y. peningkatan kesejahteraan, penghargaan, dan perlindungan pendidik dan tenaga
kependidikan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan
pendidikan nonformal;
z. pembinaan dan pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan anak
usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan nonformal;
aa. pemberhentian pendidik dan tenaga kependidikan PNS pada pendidikan anak usia
dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan nonformal selain karena
alasan pelanggaran peraturan perundang-undangan;
8
bb. membantu pelaksanaan ujian nasional pendidikan dasar, pendidikan menengah dan
pendidikan nonformal;
cc. koordinasi, fasilitasi, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan ujian sekolah skala
kabupaten;
dd. penyediaan biaya penyelenggaraan ujian sekolah skala kabupaten;
ee. pelaksanaan evaluasi pengelola, satuan, jalur, jenjang, dan jenis pendidikan pada
pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan
nonformal skala kabupaten;
ff. pelaksanaan evaluasi pencapaian standar nasional pendidikan pada pendidikan anak
usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan nonformal skala
kabupaten;
gg. membantu pemerintah dalam akreditasi pendidikan nonformal;
hh. supervisi dan fasilitasi satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar,
pendidikan menengah dan pendidikan nonformal dalam penjaminan mutu untuk
memenuhi standar nasional pendidikan;
ii. supervisi dan fasilitasi satuan pendidikan bertaraf internasional dalam penjaminan
mutu untuk memenuhi standar internasional;
jj. supervisi dan fasilitasi satuan pendidikan berbasis keunggulan lokal dalam
penjaminan mutu;
kk. evaluasi pelaksanaan dan dampak penjaminan mutu satuan pendidikan skala
kabupaten.
ll. penetapan norma, standar dan pedoman yang berisi kebijakan kabupaten
berpedoman kebijakan provinsi dan nasional, meliputi :
1. penetapan peraturan dan kebijakan penyelenggaraan perpustakaan di skala
kabupaten berdasarkan kebijakan nasional;
2. penetapan peraturan dan kebijakan penyelenggaraan jaringan perpustakaan
skala kabupaten sesuai kebijakan nasional;
3. penetapan peraturan dan kebijakan pengembangan SDM perpustakaan skala
kabupaten sesuai kebijakan nasional;
4. penetapan peraturan dan kebijakan pengembangan organisasi perpustakaan
skala kabupaten sesuai kebijakan nasional;
5. penetapan dan peraturan kebijakan di bidang sarana dan prasarana
perpustakaan skala kabupaten sesuai kebijakan nasional.
9
mm. pembinaan teknis semua jenis perpustakaan di wilayah kabupaten :
1. pengelolaan perpustakaan sesuai standar;
2. pengembangan SDM;
3. pengembangan sarana dan prasarana sesuai standar;
4. kerjasama dan jaringan perpustakaan;
5. pengembangan minat baca;
nn. penetapan kebijakan pelestarian koleksi daerah kabupaten berdasarkan kebijakan
nasional;
oo. koordinasi pelestarian tingkat daerah kabupaten;
pp. penetapan peraturan dan kebijakan pengembangan jabatan fungsional pustakawan
di skala kabupaten sesuai kebijakan nasional;
qq. penilaian dan penetapan angka kredit pustakawan pelaksana sampai dengan
pustakawan penyelia dan pustakawan pertama sampai dengan pustakawan muda;
rr. penyelenggaraan diklat teknis dan fungsional perpustakaan.
Paragraf 3
Susunan Organisasi
Pasal 7
(1) Susunan organisasi Dinas Pendidikan terdiri dari :
a. Kepala Dinas.
b. Sekretariat, membawahkan :
1. Sub Bagian Program;
2. Sub Bagian Umum;
3. Sub Bagian Keuangan.
c. Bidang Pendidikan Pra Sekolah, Sekolah Dasar dan Non Formal , membawahkan :
1. Seksi Pendidikan Usia Dini, TK dan SD;
2. Seksi Pendidikan Non Formal;
3. Seksi Tenaga Teknis Pendidikan Usia Dini, TK dan SD.
d. Bidang Pendidikan SLTP, Menengah Umum dan Menengah Kejuruan,
membawahkan :
1. Seksi Pendidikan SLTP;
2. Seksi Pendidikan Menengah Umum dan Kejuruan;
3. Seksi Tenaga Teknis Pendidikan SLTP, Menengah Umum dan Menengah
Kejuruan.
10
e. Bidang Sarana, Prasarana dan Perpustakaan, membawahkan :
1. Seksi Gedung dan Bangunan;
2. Seksi Perpustakaan;
3. Seksi Alat Pembelajaran.
f. Bidang Pengawasan, membawahkan :
1. Seksi Pengawasan Usia Dini, TK dan SD;
2. Seksi Pengawasan SLTP;
3. Seksi Pengawasan Menengah Umum, Kejuruan dan Pendidikan Non Formal.
g. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan susunan organisasi Dinas Pendidikan sebagaimana terlampir pada Lampiran I
Peraturan Daerah ini.
Pasal 8 Penjabaran tugas dan fungsi Sekretariat, Sub Bagian, Bidang, Seksi dan Unit Pelaksana
Teknis Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Bupati.
Bagian Kedua Dinas Kesehatan
Paragraf 1 Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 9
(1) Dinas Kesehatan merupakan unsur pelaksana pemerintahan daerah.
(2) Dinas Kesehatan dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Pasal 10
Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan Daerah dibidang
Kesehatan.
Pasal 11
Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, Dinas
Kesehatan mempunyai fungsi :
11
a. perumusan kebijakan teknis dibidang Kesehatan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelaksanaan pelayanan umum dibidang
Kesehatan;
c. pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dinas dibidang Kesehatan;
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Paragraf 2
Kewenangan
Pasal 12
Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, Dinas Kesehatan
berkewenangan melaksanakan urusan pemerintahan sebagai berikut :
a. penyelenggaraan survailans epidemiologi, penyelidikan kejadian luar biasa skala
kabupaten;
b. penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular skala
kabupaten;
c. penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular tertentu
skala kabupaten;
d. penyelenggaraan operasional penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana
dan wabah skala kabupaten;
e. penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan pencemaran lingkungan skala
kabupaten;
f. penyehatan lingkungan;
g. penyelenggaraan survailans gizi buruk skala kabupaten;
h. penyelenggaraan penanggulangan gizi buruk skala kabupaten;
i. perbaikan gizi keluarga dan masyarakat;
j. penyelenggaraan pelayanan kesehatan haji skala kabupaten;
k. pengelolaan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan sekunder skala kabupaten;
l. penyelenggaraan upaya kesehatan pada daerah perbatasan, terpencil, rawan dan
kepulauan skala kabupaten;
m. registrasi, akreditasi, sertifikasi sarana kesehatan sesuai peraturan perundang-
undangan;
n. pemberian rekomendasi izin sarana kesehatan tertentu yang diberikan oleh pemerintah
dan provinsi;
12
o. pemberian izin sarana kesehatan meliputi rumah sakit pemerintah Kelas C, Kelas D,
rumah sakit swasta yang setara, praktik berkelompok, klinik umum/spesialis, rumah
bersalin;
p. pengelolaan/penyelenggaraan, jaminan pemeliharaan kesehatan sesuai kondisi lokal;
q. penyelenggaraan jaminan pemeliharaan kesehatan nasional (Tugas Pembantuan);
r. pemanfaatan tenaga kesehatan strategis;
s. pendayagunaan tenaga kesehatan skala kabupaten;
t. pelatihan teknis skala kabupaten;
u. registrasi, akreditasi, sertifikasi tenaga kesehatan tertentu skala kabupaten sesuai
peraturan perundang-undangan;
v. pemberian izin praktik tenaga kesehatan tertentu;
w. penyediaan dan pengelolaan obat pelayanan kesehatan dasar, alat kesehatan,
reagensia dan vaksin skala kabupaten;
x. pengambilan sampling/contoh sediaan farmasi di lapangan;
y. pemeriksaan setempat sarana produksi dan distribusi sediaan farmasi;
z. pengawasan dan registrasi makanan minuman produksi rumah tangga;
aa. sertifikasi alat kesehatan dan PKRT kelas I;
bb. pemberian rekomendasi izin PBF (Pedagang Besar Farmasi) Cabang, PBAK dan
Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT);
cc. pemberian izin apotik, toko obat;
dd. penyelenggaraan promosi kesehatan skala kabupaten;
ee. penyelenggaraan, bimbingan dan pengendalian operasionalisasi bidang kesehatan.
ff. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan kesehatan yang mendukung
perumusan kebijakan kabupaten;
gg. pengelolaan surkesda (survei kesehatan dasar) skala kabupaten;
hh. implementasi penapisan IPTEK di bidang pelayanan kesehatan skala kabupaten;
ii. penyelenggaraan kerjasama luar negeri skala kabupaten;
jj. pembinaan, monitoring, evaluasi dan pengawasan skala kabupaten;
kk. pengelolaan SIK (Sistem Informasi Kesehatan) skala kabupaten.
13
Paragraf 3 Susunan Organisasi
Pasal 13
(1) Susunan organisasi Dinas Kesehatan terdiri dari :
a. Kepala Dinas.
b. Sekretariat, membawahkan :
1. Sub Bagian Program;
2. Sub Bagian Umum;
3. Sub Bagian Keuangan.
c. Bidang Pelayanan Kesehatan, membawahkan :
1. Seksi Kesehatan Dasar;
2. Seksi Kesehatan Rujukan;
3. Seksi Kesehatan Khusus.
d. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, membawahkan :
1. Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit;
2. Seksi Wabah dan Bencana;
3. Seksi Kesehatan Lingkungan.
e. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan, membawahkan :
1. Seksi Perencanaan dan Pendayagunaan;
2. Seksi Pendidikan dan Pelatihan;
3. Seksi Registrasi dan Akreditasi.
f. Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan, membawahkan :
1. Seksi Jaminan Kesehatan;
2. Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan;
3. Seksi Kefarmasian.
g. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan susunan organisasi Dinas Kesehatan sebagaimana terlampir pada Lampiran II
Peraturan Daerah ini.
Pasal 14
Penjabaran tugas dan fungsi Sekretariat, Sub Bagian, Bidang, Seksi dan Unit Pelaksana
Teknis Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Bupati.
14
Bagian Ketiga Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air
Paragraf 1 Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 15
(1) Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air merupakan unsur pelaksana pemerintahan
daerah.
(2) Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air dipimpin oleh seorang kepala yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Pasal 16
Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air mempunyai tugas melaksanakan urusan
pemerintahan Daerah dibidang Pekerjaan Umum yang mencakup sub bidang Bina Marga,
Sumber Daya Air dan Air Minum.
Pasal 17
Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, Dinas Bina
Marga dan Sumber Daya Air mempunyai fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis dibidang Bina Marga dan Sumber Daya Air;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelaksanaan pelayanan umum dibidang
Bina Marga dan Sumber Daya Air;
c. pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dinas dibidang Bina Marga dan Sumber
Daya Air;
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Paragraf 2 Kewenangan
Pasal 18
Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Dinas Bina Marga
dan Sumber Daya Air berkewenangan melaksanakan urusan pemerintahan sebagai
berikut :
a. pengaturan jalan kabupaten;
b. perumusan kebijakan penyelenggaraan jalan kabupaten/desa dan jalan kota
berdasarkan kebijakan nasional di bidang jalan dengan memperhatikan keserasian
antar daerah dan antar kawasan;
15
c. penyusunan pedoman operasional penyelenggaraan jalan kabupaten/desa dan jalan
kota;
d. penetapan status jalan kabupaten/desa dan jalan kota;
e. penyusunan perencanaan umum dan pembiayaan jaringan jalan kabupaten/desa
dan jalan kota;
f. pembinaan jalan kabupaten;
g. pemberian bimbingan penyuluhan serta pendidikan dan pelatihan para aparatur
penyelenggara jalan kabupaten/desa dan jalan kota;
h. pemberian izin, rekomendasi, dispensasi dan pertimbangan pemanfaatan ruang
manfaat jalan, ruang milik jalan, dan ruang pengawasan jalan;
i. pengembangan teknologi terapan di bidang jalan untuk jalan kabupaten/desa dan
jalan kota;
j. pembangunan jalan kabupaten;
k. pembiayaan pembangunan jalan kabupaten/desa dan jalan kota;
l. perencanaan teknis, pemprograman dan penganggaran, pengadaan lahan, serta
pelaksanaan konstruksi jalan kabupaten/desa dan jalan kota;
m. pengoperasian dan pemeliharaan jalan kabupaten/desa dan jalan kota;
n. pengembangan dan pengelolaan manajemen jalan kabupaten desa dan jalan kota;
o. pengawasan jalan kabupaten;
p. evaluasi kinerja penyelenggaraan jalan kabupaten/desa dan jalan kota;
q. pengendalian fungsi dan manfaat hasil pembangunan jalan kabupaten/desa dan
jalan kota;
r. penetapan kebijakan pengelolaan sumber daya air kabupaten;
s. penetapan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai dalam satu
kabupaten; t. penetapan rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai dalam satu
kabupaten; u. penetapan dan pengelolaan kawasan lindung sumber air pada wilayah sungai dalam
satu kabupaten; v. pembentukan wadah koordinasi sumber daya air di tingkat kabupaten dan/atau pada
wilayah sungai dalam satu kabupaten;
w. pembentukan komisi irigasi kabupaten; x. penetapan dan pemberian izin atas penyediaan, peruntukan, penggunaan, dan
pengusahaan sumber daya air pada wilayah sungai dalam satu kabupaten;
16
y. penetapan dan pemberian izin penyediaan, peruntukan, penggunaan, dan
pengusahaan air tanah;
z. menjaga efektivitas, efisiensi, kualitas, dan ketertiban pelaksanaan pengelolaan
sumber daya air pada wilayah sungai dalam satu kabupaten;
aa. pemberian izin pembangunan, pemanfaatan, pengubahan, dan/atau pembongkaran
bangunan dan/atau saluran irigasi pada jaringan irigasi primer dan sekunder dalam
daerah irigasi yang berada dalam satu kabupaten;
bb. pemberdayaan para pemilik kepentingan dalam pengelolaan sumber daya air
tingkat kabupaten; cc. pemberdayaan kelembagaan sumber daya air tingkat kabupaten;
dd. konservasi sumber daya air pada wilayah sungai dalam satu kabupaten; ee. pendayagunaan sumber daya air pada wilayah sungai dalam satu kabupaten; ff. pengendalian daya rusak air yang berdampak skala kabupaten;
gg. penyelenggaraan sistem informasi sumber daya air tingkat kabupaten;
hh. pembangunan dan peningkatan sistem irigasi primer dan sekunder pada daerah
irigasi dalam satu kabupaten; ii. operasi, pemeliharaan dan rehabilitasi sistem irigasi primer dan sekunder pada
daerah irigasi dalam satu kabupaten yang luasnya kurang dari 1.000 ha;
jj. operasi, pemeliharaan dan rehabilitasi pada sungai, danau, waduk dan pantai pada
wilayah sungai dalam satu kabupaten; kk. pengawasan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai dalam Kabupaten; ll. penetapan Peraturan Daerah Kabupaten mengenai kebijakan dan strategi
pengembangan air minum di daerah Kabupaten;
mm. penetapan BUMD sebagai penyelenggara SPAM (Standar Pengelolaan Air Minum)
di Kabupaten;
nn. penetapan Peraturan Daerah NSPK pelayanan PS air minum berdasarkan SPM
yang disusun pemerintah dan provinsi; oo. memberikan izin penyelenggaraan pengembangan SPAM di wilayahnya;
pp. penyelesaian masalah dan permasalahannya di dalam wilayah; qq. peningkatan kapasitas teknis dan manajemen pelayanan air minum di wilayah
Kabupaten termasuk kepada Badan Pengusahaan Pelayanan (operator) BUMD;
rr. penetapan pemenuhan kebutuhan air baku untuk kebutuhan pengembangan SPAM
di wilayah Kabupaten;
ss. pengembangan SPAM di wilayah Kabupaten untuk pemenuhan SPM;
17
tt. fasilitasi penyelenggaraan (bantuan teknis) kepada kecamatan, pemerintah
desa, serta kelompok masyarakat diwilayahnya dalam penyelenggaraan
pengembangan SPAM;
uu. penyusunan rencana induk pengembangan SPAM wilayah administrasi
Kabupaten; vv. penyediaan PS (Prasarana dan Sarana) air minum untuk daerah bencana dan
daerah rawan air skala Kabupaten; ww. penanganan bencana alam tingkat Kabupaten; xx. pengawasan terhadap seluruh tahapan penyelenggaraan pengembangan
SPAM yang berada di wilayah Kabupaten;
yy. evaluasi terhadap penyelenggaraan pengembangan SPAM yang utuh
diwilayahnya; zz. pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan NSPK.
Paragraf 3 Susunan Organisasi
Pasal 19
(1) Susunan organisasi Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air terdiri dari :
a. Kepala Dinas.
b. Sekretariat, membawahkan :
1. Sub Bagian Program;
2. Sub Bagian Umum;
3. Sub Bagian Keuangan;
c. Bidang Bina Marga, membawahkan :
1. Seksi Pengaturan, Pembinaan dan Perencanaan Teknis;
2. Seksi Pembangunan Prasarana Jalan;
3. Seksi Pemeliharaan Prasarana Jalan.
d. Bidang Alat dan Perbekalan (Alkal) dan Pengujian, membawahkan :
1. Seksi Laboratorium dan Pengujian;
2. Seksi Peralatan dan Perbekalan;
3. Seksi Operasional Peralatan.
e. Bidang Sumber Daya Air dan Jasa Konstruksi, membawahkan :
1. Seksi Pengaturan, Pembinaan dan Perencanaan Teknis;
2. Seksi Pembangunan, Pengelolaan dan Pemeliharaan;
18
3. Seksi Bina Jasa Konstruksi.
f. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan susunan organisasi Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air sebagaimana
terlampir pada Lampiran III Peraturan Daerah ini.
Pasal 20 Penjabaran tugas dan fungsi Sekretariat, Sub Bagian, Bidang, Seksi dan Unit Pelaksana
Teknis Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Bupati.
Bagian Keempat Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
Paragraf 1
Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 21
(1) Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang merupakan unsur pelaksana pemerintahan daerah.
(2) Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang dipimpin oleh seorang kepala yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Pasal 22
Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan
Daerah dibidang Pekerjaan Umum yang mencakup Sub Bidang Air Limbah, Permukiman,
Drainase, Bangunan Gedung dan Lingkungan, Jasa Konstruksi, Perkotaan dan
Perdesaan, bidang Perumahan dan bidang Penataan Ruang.
Pasal 23
Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, Dinas Cipta
Karya dan Tata Ruang mempunyai fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis dibidang Cipta Karya dan Tata Ruang;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelaksanaan pelayanan umum dibidang
Cipta Karya dan Tata Ruang;
19
c. pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dinas dibidang Cipta Karya dan Tata
Ruang;
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Paragraf 2
Kewenangan
Pasal 24
Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Dinas Cipta Karya
dan Tata Ruang berkewenangan melaksanakan urusan pemerintahan sebagai berikut :
a. penetapan Peraturan Daerah kebijakan dan strategi Kasiba/Lisiba di wilayah
Kabupaten; b. penetapan Peraturan Daerah NSPK Kasiba dan Lisiba di wilayah Kabupaten; c. penyelenggaraan pembangunan Kasiba/Lisiba (Kawasan Siap Bangun/Lingkungan
siap Bangun) di Kabupaten;
d. pelaksanaan kerjasama swasta, masyarakat tingkat nasional dalam pembangunan
Kasiba/Lisiba;
e. penetapan izin lokasi Kasiba/Lisiba di Kabupaten;
f. pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan Kasiba dan Lisiba di Kabupaten;
g. evaluasi penyelenggaraan pembangunan Kasiba dan Lisiba di Kabupaten; h. pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan NSPK di Kabupaten; i. penetapan Peraturan Daerah kebijakan dan strategi penanggulangan permukiman
kumuh/nelayan di wilayah Kabupaten; j. penetapan Peraturan Daerah tentang pencegahan timbulnya permukiman kumuh di
wilayah Kabupaten; k. penyelenggaraan penanganan kawasan kumuh perkotaan di Kabupaten;
l. pengelolaan peremajaan/ perbaikan permukiman kumuh/nelayan dengan rusunawa; m. melaksanakan pengawasan dan pengendalian permukiman kumuh di wilayah
Kabupaten; n. evaluasi pelaksanaan program penanganan permukiman kumuh di Kabupaten;
o. pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan NSPK di Kabupaten;
p. penetapan Peraturan Daerah kebijakan dan strategi pembangunan kawasan di
wilayah Kabupaten; q. penetapan Peraturan Daerah NSPK pembangunan kawasan di wilayah Kabupaten; r. penyelenggaraan pembangunan kawasan strategis nasional;
20
s. melaksanakan pengawasan dan pengendalian pembangunan kawasan di wilayah
Kabupaten;
t. evaluasi pelaksanaan program pembangunan kawasan di Kabupaten; u. penetapan Peraturan Daerah kebijakan pengembangan PS air limbah di wilayah
Kabupaten mengacu pada kebijakan nasional dan provinsi;
v. pembentukan lembaga tingkat Kabupaten sebagai penyelenggara PS air limbah di
wilayah Kabupaten;
w. penetapan Peraturan Daerah berdasarkan NSPK yang ditetapkan oleh pemerintah
dan provinsi;
x. memberikan izin penyelenggaraan PS air limbah di wilayah Kabupaten;
y. penyelesaian masalah pelayanan di lingkungan Kabupaten;
z. pelaksanaan kerjasama dengan dunia usaha dan masyarakat dalam
penyelenggaraan pengembangan PS air limbah Kabupaten;
aa. penyelenggaraan (bantek) pada kecamatan, pemerintah desa, serta kelompok
masyarakat diwilayahnya dalam penyelenggaraan PS air limbah;
bb. penyelenggaraan pembangunan PS air limbah untuk daerah Kabupaten dalam
rangka memenuhi SPM (Standar Program Minimum);
cc. penyusunan rencana induk pengembangan PS air limbah Kabupaten;
dd. penanganan bencana alam tingkat lokal (Kabupaten);
ee. monitoring penyelenggaraan PS air limbah di Kabupaten;
ff. evaluasi terhadap penyelenggaraan pengembangan air limbah di Kabupaten;
gg. pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan SPM;
hh. penetapan Peraturan Daerah kebijakan dan strategi Kabupaten berdasarkan
kebijakan nasional dan provinsi;
ii. penetapan Peraturan Daerah NSPK drainase dan pematusan genangan di wilayah
Kabupaten berdasarkan SPM yang disusun pemerintah pusat dan provinsi;
jj. peningkatan kapasitas teknik dan manajemen penyelenggara drainase dan
pematusan genangan di wilayah Kabupaten;
kk. penyelesaian masalah dan permasalahan operasionalisasi sistem drainase dan
penanggulangan banjir di wilayah Kabupaten serta koordinasi dengan daerah
sekitarnya;
ll. penyelenggaraan pembangunan dan pemeliharaan PS drainase di wilayah
Kabupaten;
mm. penyusunan rencana induk PS drainase skala Kabupaten;
21
nn. evaluasi terhadap penyelenggaraan sistem drainase dan pengendali banjir di
wilayah Kabupaten;
oo. pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan drainase dan pengendalian banjir
di Kabupaten;
pp. pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan NSPK;
qq. penetapan kebijakan, strategi, dan program Kabupaten di bidang pembiayaan
perumahan;
rr. penyusunan NSPM Kabupaten bidang pembiayaan perumahan;
ss. pelaksanaan, penerapan dan penyesuaian pengaturan instrumen pembiayaan
dalam rangka penerapan sistem pembiayaan;
tt. fasilitasi bantuan teknis bidang pembiayaan perumahan kepada para pelaku di
tingkat Kabupaten;
uu. pemberdayaan pelaku pasar dan pasar perumahan di tingkat Kabupaten;
vv. fasilitasi bantuan pembiayaan pembangunan dan pemilikan rumah serta
penyelenggaraan rumah sewa;
ww. pengendalian penyelenggaraan bidang pembiayaan perumahan di tingkat
Kabupaten;
xx. melakukan evaluasi penyelenggaraan bidang pembiayaan perumahan di tingkat
Kabupaten;
yy. penetapan kebijakan, strategi, dan program Kabupaten di bidang pembiayaan
perumahan;
zz. penyusunan NSPM Kabupaten bidang pembiayaan perumahan;
aaa. pelaksanaan, penerapan dan penyesuaian pengaturan instrumen pembiayaan
dalam rangka penerapan sistem pembiayaan;
bbb. fasilitasi bantuan bidang pembiayaan perumahan kepada para pelaku di tingkat
Kabupaten;
ccc. pemberdayaan pelaku pasar dan pasar perumahan di tingkat Kabupaten;
ddd. fasilitasi bantuan pembiayaan perbaikan/pembangunan rumah swadaya milik;
eee. pengendalian penyelenggaraan bidang pembiayaan perumahan di tingkat
Kabupaten;
fff. melakukan evaluasi penyelenggaraan bidang pembiayaan perumahan di tingkat
Kabupaten;
ggg. memberikan masukan penyusunan dan penyempurnaan peraturan perundang-
undangan bidang perumahan;
22
hhh. peninjauan kembali kesesuaian peraturan perundang-undangan bidang perumahan
di Kabupaten dengan peraturan perundang-undangan diatasnya;
iii. pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional pembangunan dan pengembangan
pada skala Kabupaten;
jjj. pelaksanaan upaya efisiensi pasar dan industri perumahan skala Kabupaten;
kkk. pelaksanaan peraturan perundang-undangan, produk NSPM, serta kebijakan dan
strategi nasional perumahan;
lll. pelaksanaan teknis penyelenggaraan perumahan;
mmm. memanfaatkan badan usaha pembangunan perumahan, baik BUMN,BUMD,
koperasi, perorangan maupun swasta, yang bergerak di bidang usaha industri
bahan bangunan, industri komponen banguan, konsultan, kontraktor dan
pengembang;
nnn. penyusunan pedoman dan manual perencanaan, pembangunan dan pengelolaan
PSU skala Kabupaten;
ooo. melaksanakan hasil sosialisasi;
ppp. pelaksanaan kegiatan melalui pelaku pembangunan perumahan;
qqq. penyelenggaraan perumahan sesuai teknik pembangunan;
rrr. pembinaan dan kerjasama dengan badan usaha pembangunan perumahan, baik
BUMN,BUMD, koperasi, perorangan maupun swasta, yang bergerak di bidang
usaha industri bahan bangunan, industri komponen bangunan, konsultan,
kontraktor dan pengembang di Kabupaten;
sss. fasilitasi pelaksanaan tindakan turun tangan dalam penyelenggaraan pembangunan
perumahan dan PSU yang berdampak lokal;
ttt. perumusan RPJP dan RPJM Kabupaten;
uuu. fasilitasi percepatan pembangunan perumahan skala Kabupaten;
vvv. pembangunan Rusunawa dan Rusunami lengkap dengan penyediaan tanah, PSU
dan melakukan pengelolaan dan pemeliharaan diperkotaan, perbatasan
internasional, pusat kegiatan, perdagangan/produksi;
www. pembangunan prasarana, sarana dan utilitas umum sebagai stimulan di RSH,
Rusun dan Rusus dengan melaksanakan pengelolaan dan pemeliharaan;
xxx. pembangunan rumah contoh (RSH) sebagai stimulan pada daerah terpencil dan uji
coba serta fasilitasi pengelolaan, pemeliharaan kepada Kabupaten, penyediaan
tanah, PSU umum;
23
yyy. pelaksanaan pembangunan rumah untuk korban bencana dan khusus lainnya serta
pengelolaan depo dan pendistribusian logistik penyediaan lahan, pengaturan,
pemanfaatan seluruh bantuan;
zzz. perumusan kebijakan dan strategi pembangunan dan pengembangan perumahan
skala Kabupaten;
aaaa. pelaksanaan SPO baku penanganan pengungsi akibat bencana skala Kabupaten;
bbbb. pelaksanaan SPM perumahan dan PSU pesisir dan pantai serta pulau kecil, di
Kabupaten;
cccc. pelaksanaan dan atau penerima bantuan perumahan;
dddd. penetapan harga sewa rumah;
eeee. pelaksanaan pembangunan perumahan untuk penampungan pengungsi lintas
kawasan se-kabupaten;
fff. pelaksanaan bantuan pembangunan dan kelembagaan serta penyelenggaraan
perumahan dengan dana tugas pembantuan;
ggg. pelaksanaan pembangunan rumah susun untuk MBR dan rumah khusus, rumah
nelayan, perbatasan internasional dan pulau-pulau kecil;
hhh. pengelolaan PSU bantuan pusat;
iii. pembentukan kelembagaan perumahan Kabupaten;
jjj. pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan pembangunan dan
pengelolaan perumahan;
kkk. penyusunan pedoman dan manual penghunian, dan pengelolaan perumahan
setempat dengan acuan umum SPM nasional;
lll. pengawasan dan pengendalian pengelolaan rusun dan rusus;
mmm. perumusan kebijakan dan strategi Kabupaten tentang lembaga pendukung
pembangunan perumahan, pendataan perumahan dan peningkatan kapasitas
pelaku pembangunan perumahan swadaya;
nnn. penyusunan RPJP dan RPJM Kabupaten tentang perumahan swadaya;
ooo. penyusunan NSPM pembangunan perumahan swadaya di Kabupaten;
ppp. koordinasi pelaksanaan kebijakan dan strategi Kabupaten tentang lembaga
pendukung pembangunan perumahan, pendataan perumahan dan peningkatan
kapasitas pelaku pembangunan perumahan swadaya;
qqq. fasilitasi pelaksanaan kebijakan dan strategi Kabupaten tentang lembaga
pendukung pembangunan perumahan, pendataan perumahan dan peningkatan
kapasitas pelaku pembangunan perumahan swadaya;
24
rrr. pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan dan strategi Kabupaten
tentang lembaga pendukung pembangunan perumahan, pendataan perumahan
dan peningkatan kapasitas pelaku pembangunan perumahan swadaya;
sss. sosialisasi kebijakan strategi, program dan NSPM pembangunan perumahan
swadaya di Kabupaten;
ttt. pengkajian kebijakan dan peraturan daerah Kabupaten yang terkait dengan
pembangunan perumahan swadaya;
uuu. perumusan kebijakan dan strategi Kabupaten tentang lembaga pendukung
pembangunan perumahan, pendataan perumahan dan peningkatan kapasitas
pelaku pembangunan perumahan swadaya;
vvv. penyusunan RPJP dan RPJM Kabupaten perumahan swadaya;
www. penyusunan NSPM pembangunan perumahan swadaya di Kabupaten;
xxx. koordinasi pelaksanaan kebijakan dan strategi Kabupaten tentang lembaga
pendukung pembangunan perumahan, pendataan perumahan dan peningkatan
kapasitas pelaku pembangunan perumahan swadaya;
yyy. fasilitasi pelaksanaan kebijakan dan strategi Kabupaten tentang lembaga
pendukung pembangunan perumahan, pendataan perumahan dan peningkatan
kapasitas pelaku pembangunan perumahan swadaya;
zzz. pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan dan strategi Kabupaten
tentang lembaga pendukung pembangunan perumahan, pendataan perumahan
dan peningkatan kapasitas pelaku pembangunan perumahan swadaya;
aaaa. sosialisasi kebijakan strategi, program dan NSPM pembangunan perumahan
swadaya di tingkat Kabupaten;
bbbb. pengkajian kebijakan dan peraturan daerah Kabupaten yang terkait dengan
pembangunan perumahan swadaya;
cccc. perumusan kebijakan dan strategi Kabupaten tentang lembaga pendukung
pembangunan perumahan, pendataan perumahan dan peningkatan kapasitas
pelaku pembangunan perumahan swadaya;
dddd. penyusunan RPJP dan RPJM Kabupaten perumahan swadaya;
eeee. penyusunan NSPM pembangunan perumahan swadaya di Kabupaten;
ffff. koordinasi pelaksanaan kebijakan dan strategi Kabupaten tentang lembaga
pendukung pembangunan perumahan, pendataan perumahan dan peningkatan
kapasitas pelaku pembangunan perumahan swadaya;
25
gggg. fasilitasi pelaksanaan kebijakan dan strategi Kabupaten tentang lembaga
pendukung pembangunan perumahan, pendataan perumahan dan peningkatan
kapasitas pelaku pembangunan perumahan swadaya;
hhhh. pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan dan strategi Kabupaten
tentang lembaga pendukung pembangunan perumahan, pendataan perumahan
dan peningkatan kapasitas pelaku pembangunan perumahan swadaya;
iiii. sosialisasi kebijakan strategi, program dan NSPM pembangunan perumahan
swadaya di Kabupaten;
jjjj. pengkajian kebijakan dan Peraturan Daerah Kabupaten yang terkait dengan
pembangunan perumahan swadaya;
kkkk. perumusan kebijakan dan strategi Kabupaten tentang lembaga pendukung
pembangunan perumahan, pendataan perumahan dan peningkatan kapasitas
pelaku pembangunan perumahan swadaya;
llll. penyusunan RPJP dan RPJM Kabupaten perumahan swadaya;
mmmm. penyusunan NSPM pembangunan perumahan swadaya tingkat Kabupaten;
nnnn. koordinasi pelaksanaan kebijakan dan strategi Kabupaten tentang lembaga
pendukung pembangunan perumahan, pendataan perumahan dan peningkatan
kapasitas pelaku pembangunan perumahan swadaya;
oooo. fasilitasi pelaksanaan kebijakan dan strategi Kabupaten tentang lembaga
pendukung pembangunan perumahan, pendataan perumahan dan peningkatan
kapasitas pelaku pembangunan perumahan swadaya;
pppp. pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan dan strategi Kabupaten
tentang lembaga pendukung pembangunan perumahan, pendataan perumahan
dan peningkatan kapasitas pelaku pembangunan perumahan swadaya;
qqqq. sosialisasi kebijakan strategi, program dan NSPM pembangunan perumahan
swadaya di Kabupaten;
rrrr. pengkajian kebijakan dan peraturan daerah Kabupaten yang terkait dengan
pembangunan perumahan swadaya;
ssss. penetapan kebijakan dan strategi Kabupaten dalam pengembangan kawasan;
tttt. penyusunan Rencana Kabupaten dalam Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Permukiman Daerah (RP4D-Kabupaten);
uuuu. pembinaan teknis penyusunan RP4D diwilayahnya;
vvvv. penyusunan RP4D diwilayahnya;
26
wwww. monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan dan strategi pengembangan
kawasan dan RP4D di skala Kabupaten;
xxxx. pengendalian pelaksanaan kebijakan dan strategi pengembangan kawasan dan
RP4D diwilayahnya;
aaaaa. penetapan kebijakan dan strategi Kabupaten dalam penyelenggaraan
pembangunan dan pengelolaan kawasan skala besar;
bbbbb. pembinaan teknis pelaksanaan penyelenggaraan pembangunan dan
pengelolaan kawasan skala besar diwilayahnya;
ccccc. pelaksanaan penyelenggaraan pembangunan dan pengelolaan kawasan skala
besar diwilayahnya;
ddddd. monitoring dan evaluasi pelaksanaan penyelenggaraan pembangunan dan
pengelolaan kawasan skala besar diwilayahnya;
eeeee. pengendalian pelaksanaan penyelenggaraan pembangunan dan pengelolaan
kawasan skala besar diwilayahnya;
fffff. penetapan kebijakan dan strategi Kabupaten dalam penyelenggaraan
pembangunan dan pengelolaan kawasan khusus;
ggggg. pembinaan teknis pelaksanaan penyelenggaraan pembangunan dan
pengelolaan kawasan khusus di wilayahnya;
hhhhh. pelaksanaan penyelenggaraan pembangunan dan pengelolaan kawasan
khusus di wilayahnya;
iiiii. monitoring dan evaluasi pelaksanaan penyelenggaraan pembangunan dan
pengelolaan kawasan khusus diwilayahnya;
jjjjj. penetapan kebijakan dan strategi Kabupaten dalam penyelenggaraan
keterpaduan prasarana kawasan;
kkkkk. pembinaan teknis pelaksanaan penyelenggaraan keterpaduan prasarana
kawasan diwilayahnya;
lllll. pelaksanaan penyelenggaraan keterpaduan prasarana kawasan diwilayahnya;
mmmmm. monitoring dan evaluasi pelaksanaan penyelenggaraan keterpaduan prasarana
kawasan diwilayahnya;
nnnnn. pengendalian pelaksanaan penyelenggaraan keterpaduan prasarana kawasan
diwilayahnya;
ooooo. penetapan kebijakan dan strategi Kabupaten dalam penyelenggaraan
keserasian kawasan dan lingkungan hunian berimbang;
27
ppppp. pembinaan teknis pelaksanaan penyelenggaraan keserasian kawasan dan
lingkungan hunian berimbang diwilayahnya;
qqqqq. pelaksanaan penyelenggaraan keserasian kawasan dan lingkungan hunian
berimbang diwilayahnya;
rrrrr. monitoring dan evaluasi pelaksanaan penyelenggaraan keserasian kawasan
dan lingkungan hunian berimbang diwilayahnya;
sssss. pengendalian pelaksanaan penyelenggaraan keserasian kawasan dan
lingkungan hunian berimbang diwilayahnya;
ttttt. pengendalian pelaksanaan penyelenggaraan pembangunan dan pengelolaan
kawasan khusus di wilayahnya;
uuuuu. pelaksanaan penyusunan dan penyempurnaan peraturan perundang-
undangan bidang perumahan di tingkat Kabupaten;
vvvvv. pelaksanaan kesesuaian peraturan daerah Kabupaten dengan peraturan
perundang-undangan terkait di bidang perumahan;
wwwww. pelaksanaan sosialisasi peraturan perundang-undangan bidang perumahan
dalam rangka mewujudkan jaminan kepastian hukum dan perlindungan hukum
dalam bermukim di Kabupaten;
xxxxx. koordinasi pengawasan dan pengendalian pelaksanaan peraturan perundang-
undangan bidang perumahan di Kabupaten;
yyyyy. pelaksanaan kebijakan dan penanganan masalah dan sengketa bidang
perumahan di Kabupaten;
zzzzz. pelaksanaan fasilitasi penanganan masalah dan sengketa bidang perumahan di
Kabupaten;
aaaaaa. fasilitasi penyusunan, koordinasi dan sosialisasi NSPM bidang perumahan di
tingkat Kabupaten;
bbbbbb. pelaksanaan dan sosialisasi NSPM penyediaan lahan untuk pembangunan
perumahan di Kabupaten;
cccccc. pelaksanaan kebijakan Kabupaten tentang pembangunan perumahan sesuai
dengan penataan ruang dan penataan pertanahan di Kabupaten;
dddddd. pelaksanaan kebijakan Kabupaten tentang pembangunan perumahan sesuai
dengan penataan ruang dan penataan pertanahan di Kabupaten;
eeeeee. fasilitasi pelaksanaan kebijakan Kabupaten tentang pembangunan perumahan
sesuai dengan penataan ruang dan penataan pertanahan;
28
ffffff. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan
Kabupaten tentang pembangunan perumahan sesuai dengan penataan
ruang dan penataan pertanahan;
gggggg. fasilitasi penyelesaian eksternasitas pembangunan perumahan di
Kabupaten;
hhhhhh. pelaksanaan penyusunan dan penyempurnaan peraturan perundang-
undangan bidang perumahan di tingkat Kabupaten;
iiiiii. pelaksanaan kesesuaian peraturan daerah Kabupaten dengan peraturan
perundang-undangan terkait di bidang perumahan;
jjjjjj. pelaksanaan sosialisasi peraturan perundang-undangan bidang perumahan
dalam rangka mewujudkan jaminan kepastian hukum dan perlindungan
hukum dalam bermukim di Kabupaten;
kkkkkk. koordinasi pengawasan dan pengendalian pelaksanaan peraturan
perundang-undangan bidang perumahan di Kabupaten;
llllll. pelaksanaan kebijakan dan penanganan masalah dan sengketa bidang
perumahan di Kabupaten;
mmmmmm. pelaksanaan fasilitasi penanganan masalah dan sengketa bidang
perumahan di Kabupaten;
nnnnnn. fasilitasi penyusunan, koordinasi dan sosialisasi NSPM bidang perumahan di
tingkat Kabupaten;
oooooo. pelaksanaan dan sosialisasi NSPM penyediaan lahan untuk pembangunan
perumahan di Kabupaten;
pppppp. pelaksanaan kebijakan Kabupaten tentang pembangunan perumahan sesuai
dengan penataan ruang dan penataan pertanahan di Kabupaten;
qqqqqq. pelaksanaan kebijakan Kabupaten tentang pembangunan perumahan sesuai
dengan penataan ruang dan penataan pertanahan di Kabupaten;
rrrrrr. fasilitasi pelaksanaan kebijakan Kabupaten tentang pembangunan
perumahan sesuai dengan penataan ruang dan penataan pertanahan;
ssssss. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan
Kabupaten tentang pembangunan perumahan sesuai dengan penataan
ruang dan penataan pertanahan;
tttttt. fasilitasi penyelesaian eksternasitas pembangunan perumahan di
Kabupaten;
29
uuuuuu. pelaksanaan penyusunan dan penyempurnaan peraturan perundang-
undangan bidang perumahan di tingkat Kabupaten;
vvvvvv. pelaksanaan kesesuaian peraturan daerah Kabupaten dengan peraturan
perundang-undangan terkait di bidang perumahan;
wwwwww. pelaksanaan sosialisasi peraturan perundang-undangan bidang
perumahan dalam rangka mewujudkan jaminan kepastin hukum dan
perlindungan hukum dalam bermukim di Kabupaten;
xxxxxx. koordinasi pengawasan dan pengendalian pelaksanaan peraturan
perundang-undangan bidang perumahan di Kabupaten;
yyyyyy. pelaksanaan kebijakan dan penanganan masalah dan sengketa bidang
perumahan di Kabupaten;
zzzzzz. pelaksanaan fasilitasi penanganan masalah dan sengketa bidang
perumahan di Kabupaten;
aaaaaaa. fasilitasi penyusunan, koordinasi dan sosialisasi NSPM bidang perumahan
di tingkat Kabupaten;
bbbbbbb. pelaksanaan dan sosialisasi NSPM penyediaan lahan untuk pembangunan
perumahan di Kabupaten;
ccccccc. pelaksanaan kebijakan Kabupaten tentang pembangunan perumahan
sesuai dengan penataan ruang dan penataan pertanahan di Kabupaten;
ddddddd. pelaksanaan kebijakan Kabupaten tentang pembangunan perumahan
sesuai dengan penataan ruang dan penataan pertanahan;
eeeeeee. fasilitasi pelaksanaan kebijakan Kabupaten tentang pembangunan
perumahan sesuai dengan penataan ruang dan penataan pertanahan;
fffffff. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan
Kabupaten tentang pembangunan perumahan sesuai dengan penataan
ruang dan penataan pertanahan;
ggggggg. fasilitasi penyelesaian eksternalitas pembangunan perumahan di
Kabupaten;
hhhhhhh. pelaksanaan penyusunan dan penyempurnaan peraturan perundang-
undangan bidang perumahan di tingkat Kabupaten;
iiiiiii. pelaksanaan kesesuaian peraturan daerah Kabupaten dengan peraturan
perundang-undangan terkait di bidang perumahan;
30
jjjjjjj. pelaksanaan sosialisasi peraturan perundang-undangan bidang
perumahan dalam rangka mewujudkan jaminan kepastin hukum dan
perlindungan hukum dalam bermukim di Kabupaten;
kkkkkkk. koordinasi pengawasan dan pengendalian pelaksanaan peraturan
perundang-undangan bidang perumahan di Kabupaten;
lllllll. pelaksanaan kebijakan dan penanganan masalah dan sengketa bidang
perumahan di Kabupaten;
mmmmmmm. pelaksanaan fasilitasi penanganan masalah dan sengketa bidang
perumahan di Kabupaten;
nnnnnnn. fasilitasi penyusunan, koordinasi dan sosialisasi NSPM bidang perumahan
di tingkat Kabupaten;
ooooooo. pelaksanaan dan sosialisasi NSPM penyediaan lahan untuk pembangunan
perumahan di Kabupaten;
ppppppp. pelaksanaan kebijakan Kabupaten tentang pembangunan perumahan
sesuai dengan penataan ruang dan penataan pertanahan di Kabupaten;
qqqqqqq. pelaksanaan kebijakan Kabupaten tentang pembangunan perumahan
sesuai dengan penataan ruang dan penataan pertanahan;
rrrrrrr. fasilitasi pelaksanaan kebijakan Kabupaten tentang pembangunan
perumahan sesuai dengan penataan ruang dan penataan pertanahan;
sssssss. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan
Kabupaten tentang pembangunan perumahan sesuai dengan penataan
ruang dan penataan pertanahan;
ttttttt. fasilitasi penyelesaian eksternasitas pembangunan perumahan di
Kabupaten;
uuuuuuu. pelaksanaan kebijakan Kabupaten tentang pendayagunaan pemanfaatan
hasil teknologi bahan bangunan, sosial ekonomi budaya serta PSU
pendukung perumahan;
vvvvvvv. koordinasi pelaksanaan kebijakan Kabupaten tentang pendayagunaan dan
pemanfaatan hasil teknologi dan bahan bangunan, sosial ekonomi budaya,
serta PSU pendukung perumahan;
wwwwwww. fasilitasi pelaksanaan kebijakan Kabupaten tentang pendayagunaan dan
pemanfaatan hasil teknologi dan bahan bangunan, sosial ekonomi budaya,
serta PSU pendukung perumahan;
31
xxxxxxx. pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan Kabupaten tentang
pendayagunaan dan pemanfaatan hasil teknologi dan bahan bangunan,
sosial ekonomi budaya, serta PSU pendukung perumahan;
yyyyyyy. pelaksanaan kebijakan Kabupaten tentang pendayagunaan pemanfaatan
hasil teknologi bahan bangunan, sosial ekonomi budaya serta PSU
pendukung perumahan;
zzzzzzz. koordinasi pelaksanaan kebijakan Kabupaten tentang pendayagunaan dan
pemanfaatan hasil teknologi dan bahan bangunan, sosial ekonomi budaya,
serta PSU pendukung perumahan;
aaaaaaaa. fasilitasi pelaksanaan kebijakan Kabupaten tentang pendayagunaan dan
pemanfaatan hasil teknologi dan bahan bangunan, sosial ekonomi budaya,
serta PSU pendukung perumahan;
bbbbbbbb. pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan Kabupaten tentang
pendayagunaan dan pemanfaatan hasil teknologi dan bahan bangunan,
sosial ekonomi budaya, serta PSU pendukung perumahan;
cccccccc. pelaksanaan kebijakan Kabupaten tentang pendayagunaan pemanfaatan
hasil teknologi bahan bangunan, sosial ekonomi budaya serta PSU
pendukung perumahan;
dddddddd. koordinasi pelaksanaan kebijakan Kabupaten tentang pendayagunaan dan
pemanfaatan hasil teknologi dan bahan bangunan, sosial ekonomi budaya,
serta PSU pendukung perumahan;
eeeeeeee. fasilitasi pelaksanaan kebijakan Kabupaten tentang pendayagunaan dan
pemanfaatan hasil teknologi dan bahan bangunan, sosial ekonomi budaya,
serta PSU pendukung perumahan;
ffffffff. pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan Kabupaten tentang
pendayagunaan dan pemanfaatan hasil teknologi dan bahan bangunan,
sosial ekonomi budaya, serta PSU pendukung perumahan;
gggggggg. pelaksanaan kebijakan Kabupaten tentang pemberdayaan para pelaku
pendukung pembangunan perumahan;
hhhhhhhh. koordinasi pelaksanaan kebijakan Kabupaten tentang pemberdayaan para
pelaku pendukung pembangunan perumahan;
iiiiiiii. pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan Kabupaten tentang
pemberdayaan para pelaku pendukung pembangunan perumahan;
32
jjjjjjjj. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian kebijakan Kabupaten
tentang pemberdayaan para pelaku pendukung pembangunan
perumahan;
kkkkkkkk. melaksanakan kemitraan antara pemerintahan daerah, badan usaha, dan
kelompok masyarakat dalam pembangunan perumahan;
llllllll. fasilitasi peningkatan kapasitas pelaku pembangunan perumahan
pemerintah, swasta dan masyarakat di Kabupaten;
mmmmmmmm. pelaksanaan kebijakan Kabupaten tentang pemberdayaan para pelaku
pendukung pembangunan perumahan;
nnnnnnnn. koordinasi pelaksanaan kebijakan Kabupaten tentang pemberdayaan
para pelaku pendukung pembangunan perumahan;
oooooooo. pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan Kabupaten
tentang pemberdayaan para pelaku pendukung pembangunan
perumahan;
pppppppp. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian kebijakan Kabupaten
tentang pemberdayaan para pelaku pendukung pembangunan
perumahan;
qqqqqqqq. melaksanakan kemitraan antara pemerintahan daerah, badan usaha, dan
kelompok masyarakat dalam pembangunan perumahan;
rrrrrrrr. fasilitasi peningkatan kapasitas pelaku pembangunan perumahan
pemerintah, swasta dan masyarakat di Kabupaten;
ssssssss. pelaksanaan kebijakan Kabupaten tentang pemberdayaan para pelaku
pendukung pembangunan perumahan;
tttttttt. koordinasi pelaksanaan kebijakan Kabupaten tentang pemberdayaan
para pelaku pendukung pembangunan perumahan;
uuuuuuuu. pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan Kabupaten
tentang pemberdayaan para pelaku pendukung pembangunan
perumahan;
vvvvvvvv. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian kebijakan Kabupaten
tentang pemberdayaan para pelaku pendukung pembangunan
perumahan;
wwwwwwww. melaksanakan kemitraan antara pemerintahan daerah, badan usaha, dan
kelompok masyarakat dalam pembangunan perumahan;
33
xxxxxxxx. fasilitasi peningkatan kapasitas pelaku pembangunan perumahan
pemerintah, swasta dan masyarakat di Kabupaten;
yyyyyyyy. pelaksanaan kebijakan Kabupaten tentang pemberdayaan para pelaku
pendukung pembangunan perumahan;
zzzzzzzz. koordinasi pelaksanaan kebijakan Kabupaten tentang pemberdayaan
para pelaku pendukung pembangunan perumahan;
aaaaaaaaa. pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan Kabupaten
tentang pemberdayaan para pelaku pendukung pembangunan
perumahan;
bbbbbbbbb. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian kebijakan Kabupaten
tentang pemberdayaan para pelaku pendukung pembangunan
perumahan;
ccccccccc. melaksanakan kemitraan antara pemerintahan daerah, badan usaha,
dan kelompok masyarakat dalam pembangunan perumahan;
ddddddddd. fasilitasi peningkatan kapasitas pelaku pembangunan perumahan
pemerintah, swasta dan masyarakat di Kabupaten;
eeeeeeeee. pelaksanaan kebijakan Kabupaten tentang pemberdayaan para pelaku
pendukung pembangunan perumahan;
fffffffff. koordinasi pelaksanaan kebijakan Kabupaten tentang pemberdayaan
para pelaku pendukung pembangunan perumahan;
ggggggggg. pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan Kabupaten
tentang pemberdayaan para pelaku pendukung pembangunan
perumahan;
hhhhhhhhh. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian kebijakan Kabupaten
tentang pemberdayaan para pelaku pendukung pembangunan
perumahan;
iiiiiiiii. melaksanakan kemitraan antara pemerintahan daerah, badan usaha,
dan kelompok masyarakat dalam pembangunan perumahan;
jjjjjjjjj. fasilitasi peningkatan kapasitas pelaku pembangunan perumahan
pemerintah, swasta dan masyarakat di Kabupaten;
kkkkkkkkk. pelaksanaan kebijakan Kabupaten tentang pemberdayaan para pelaku
pendukung pembangunan perumahan;
lllllllll. koordinasi pelaksanaan kebijakan Kabupaten tentang pemberdayaan
para pelaku pendukung pembangunan perumahan;Pengawasan dan
34
pengendalian pelaksanaan kebijakan Kabupaten tentang
pemberdayaan para pelaku pendukung pembangunan perumahan;
mmmmmmmmm. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian kebijakan Kabupaten
tentang pemberdayaan para pelaku pendukung pembangunan
perumahan;
nnnnnnnnn. melaksanakan kemitraan antara pemerintahan daerah, badan usaha,
dan kelompok masyarakat dalam pembangunan perumahan;
ooooooooo. fasilitasi peningkatan kapasitas pelaku pembangunan perumahan
pemerintah, swasta dan masyarakat di kabupaten / kota;
ppppppppp. penetapan Peraturan Daerah Kabupaten, mengenai bangunan gedung
dan lingkungan mengacu pada norma, standar, prosedur dan kriteria
nasional;
qqqqqqqqq. penetapan kebijakan dan strategi Kabupaten mengenai bangunan
gedung dan lingkungan;
rrrrrrrrr. penetapan kelembagaan bangunan gedung di Kabupaten;
sssssssss. penyelenggaraan IMB gedung;
ttttttttt. pendataan bangunan gedung;
uuuuuuuuu. penetapan persyaratan administrasi dan teknis untuk bangunan gedung
adat, semi permanen, darurat, dan bangunan gedung yang dibangun di
lokasi bencana;
vvvvvvvvv. penyusunan dan penetapan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
(RTBL);
wwwwwwwww. pemberdayaan kepada masyarakat dalam penyelenggaraan bangunan
gedung dan lingkungannya;
xxxxxxxxx. pemberdayaan masyarakat dalam penyelenggaraan bangunan gedung
dan lingkungan;
yyyyyyyyy. penyelenggaraan bangunan gedung dan lingkungan dengan berbasis
pemberdayaan masyarakat;
zzzzzzzzz. pembangunan dan pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara
yang menjadi aset pemerintah Kabupaten;
aaaaaaaaaa. penetapan status bangunan gedung dan lingkungan yang dilindungi
dan dilestarikan yang berskala lokal;
35
bbbbbbbbbb. pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan,
pedoman dan standar teknis dalam penyelenggaraan bangunan
gedung dan lingkungannya;
cccccccccc. pengawasan dan penertiban pembangunan, pemanfaatan, dan
pembongkaran bangunan gedung;
dddddddddd. pengawasan dan penertiban pelestarian bangunan gedung dan
lingkungan yang dilindungi dan dilestarikan yang berskala lokal;
eeeeeeeeee. pelaksanaan kebijakan pembinaan jasa konstruksi yang telah
ditetapkan;
ffffffffff. pengembangan sistem informasi jasa konstruksi dalam wilayah
Kabupaten yang bersangkutan;
gggggggggg. penelitian dan pengembangan jasa konstruksi dalam wilayah
Kabupaten yang bersangkutan;
hhhhhhhhhh. pengembangan sumber daya manusia bidang jasa konstruksi di
tingkat Kabupaten;
iiiiiiiiii. peningkatan kemampuan teknologi jasa konstruksi dalam wilayah
Kabupaten yang bersangkutan;
jjjjjjjjjj. melaksanakan pelatihan, bimbingan teknis dan penyuluhan dalam
wilayah Kabupaten;
kkkkkkkkkk. penerbitan perizinan usaha jasa konstruksi;
llllllllll. pengawasan tata lingkungan dalam wilayah Kabupaten yang
bersangkutan;
mmmmmmmmmm. pengawasan sesuai kewenangannya untuk terpenuhinya tertib
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi;
nnnnnnnnnn. penetapan Peraturan Daerah bidang penataan ruang di tingkat
Kabupaten;
oooooooooo. penetapan penataan ruang perairan sampai dengan 4 (empat) mil
dari garis pantai;
pppppppppp. penetapan kriteria penentuan dan perubahan fungsi ruang
kawasan/lahan wilayah dalam rangka penyelenggaraan penataan
ruang;
qqqqqqqqqq. penetapan kawasan strategis Kabupaten;
rrrrrrrrrr. sosialisasi NSPK bidang penataan ruang;
ssssssssss. sosialisasi SPM bidang penataan ruang;
36
tttttttttt. pendidikan dan pelatihan;
uuuuuuuuuu. penelitian dan pengembangan;
vvvvvvvvvv. pengembangan sistem informasi dan komunikasi penataan ruang
Kabupaten;
wwwwwwwwww. penyebarluasan informasi penataan ruang kepada masyarakat;
xxxxxxxxxx. pengembangan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat;
yyyyyyyyyy. penyusunan dan penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten (RTRWK);
zzzzzzzzzz. penyusunan dan penetapan Rencana Tata Ruang Kawasan
Strategis Kabupaten;
aaaaaaaaaaa. penetapan rencana detail tata ruang untuk RTRWK;
bbbbbbbbbbb. penyusunan program dan anggaran Kabupaten di bidang penataan
ruang;
ccccccccccc. pemanfaatan kawasan strategis Kabupaten;
ddddddddddd. pemanfaatan NSPK bidang penataan ruang;
eeeeeeeeeee. pemanfaatan kawasan andalan sebagai bagian dari RTRWK;
fffffffffff. pemanfaatan investasi di kawasan strategis Kabupaten dan
kawasan lintas Kabupaten bekerjasama dengan pemerintah daerah,
masyarakat dan dunia usaha;
ggggggggggg. pemanfaatan SPM di bidang penataan ruang;
hhhhhhhhhhh. perumusan kebijakan strategis operasionalisasi RTRWK dan
Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten;
iiiiiiiiiii. perumusan program sektoral dalam rangka perwujudan struktur dan
pola pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten dan kawasan strategis
Kabupaten;
jjjjjjjjjjj. pelaksanaan pembangunan sesuai program pemanfaatan ruang
wilayah Kabupaten dan kawasan strategis Kabupaten;
kkkkkkkkkkk. pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten;
lllllllllll. pengendalian pemanfaatan ruang kawasan strategis Kabupaten;
mmmmmmmmmmm. penyusunan peraturan zonasi sebagai pedoman pengendalian
pemanfaatan ruang Kabupaten;
nnnnnnnnnnn. pemberian izin pemanfaatan ruang yang sesuai dengan RTRWK;
ooooooooooo. pembatalan izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan
RTRWK;
37
ppppppppppp. pembentukan lembaga yang bertugas melaksanakan pengendalian
pemanfaatan ruang tingkat Kabupaten;
qqqqqqqqqqq. pengawasan terhadap pelaksanaan penataan ruang di wilayah
Kabupaten.
rrrrrrrrrrr. penetapan kebijakan dan strategi pembangunan perkotaan dan
perdesaan wilayah Kabupaten (mengacu kebijakan nasional dan
provinsi);
sssssssssss. penetapan Peraturan Daerah Kabupaten mengenai pengembangan
perkotaan dan perdesaan berdasarkan NSPK (Normal Standar
Program Kegiatan);
ttttttttttt. fasilitasi peningkatan kapasitas manajemen pembangunan dan
pengelolaan PS perkotaan dan pedesaan tingkat Kabupaten;
uuuuuuuuuuu. pemberdayaan masyarakat dan dunia usaha dalam pembangunan
perkotaan dan perdesaan di wilayah Kabupaten;
vvvvvvvvvvv. penyiapan program pembangunan sarana dan prasarana perkotaan
dan perdesaan jangka panjang dan jangka menengah Kabupaten
dengan mengacu pada RPJP dan RPJM nasional dan provinsi;
wwwwwwwwwww. penyelenggaraan kerjasama/ kemitraan antara pemerintah
daerah/dunia usaha/ masyarakat dalam pengelolaan dan
pembangunan sarana dan prasarana perkotaan dan perdesaan di
lingkungan Kabupaten;
xxxxxxxxxxx. penyelenggaraan pembangunan PS (Prasarana dan Sarana)
perkotaan dan perdesaan di wilayah Kabupaten;
yyyyyyyyyyy. pembentukan lembaga/badan pengelola pembangunan perkotaan
dan perdesaan di Kabupaten;
zzzzzzzzzzz. pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan
pembangunan dan pengelolaan kawasan perkotaan dan perdesaan
di Kabupaten;
aaaaaaaaaaaa. pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan NSPK;
bbbbbbbbbbbb. penetapan Peraturan Daerah kebijakan pengembangan PS
persampahan di Kabupaten mengacu pada kebijakan nasional dan
provinsi;
cccccccccccc. penetapan lembaga tingkat Kabupaten penyelenggara pengelolaan
persampahan di wilayah Kabupaten;
38
dddddddddddd. penetapan Peraturan Daerah berdasarkan NSPK yang ditetapkan oleh
pemerintah dan provinsi;
eeeeeeeeeeee. pelayanan perizinan dan pengelolaan persampahan skala Kabupaten;
ffffffffffff. peningkatan kapasitas manajemen dan fasilitasi kerjasama dunia usaha
dan masyarakat dalam penyelenggaraan pengembangan PS
persampahan Kabupaten;
gggggggggggg. memberikan bantuan teknis kepada kecamatan, pemerintah desa, serta
kelompok masyarakat di Kabupaten;
hhhhhhhhhhhh. penyelengaraan dan pembiayaan pembangunan PS persampahan di
Kabupaten;
iiiiiiiiiiii. penyusunan rencana induk pengembangan PS persampahan Kabupaten;
jjjjjjjjjjjj. pengawasan terhadap seluruh tahapan pengembangan persampahan di
wilayah Kabupaten;
kkkkkkkkkkkk. evaluasi kinerja penyelenggaraan di wilayah Kabupaten;
llllllllllll. pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan NSPK.
Paragraf 3
Susunan Organisasi
Pasal 25
(1) Susunan organisasi Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, terdiri dari :
a. Kepala Dinas.
b. Sekretariat, membawahkan :
1. Sub Bagian Program;
2. Sub Bagian Umum;
3. Sub Bagian Keuangan.
c. Bidang Tata Bangunan dan Perumahan, membawahkan :
1. Seksi Tata Bangunan;
2. Seksi Perumahan;
3. Seksi Pengawasan Tata Bangunan dan Perumahan.
d. Bidang Permukiman dan Lingkungan, membawahkan :
1. Seksi Permukiman;
2. Seksi Prasarana Lingkungan;
3. Seksi Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan.
39
e. Bidang Tata Ruang dan Jasa Konstruksi, membawahkan :
1. Seksi Tata Ruang;
2. Seksi Pengendalian dan Pelaporan;
3. Seksi Bina Jasa Konstruksi.
f. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan susunan organisasi Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang sebagaimana terlampir
pada Lampiran IV Peraturan Daerah ini.
Pasal 26
Penjabaran tugas dan fungsi Sekretariat, Sub Bagian, Bidang, Seksi dan Unit Pelaksana
Teknis Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25, diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Bupati.
Bagian Kelima Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi
Paragraf 1 Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 27
(1) Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi merupakan unsur pelaksana
pemerintahan daerah.
(2) Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi dipimpin oleh seorang kepala yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Pasal 28
Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi mempunyai tugas melaksanakan urusan
pemerintahan Daerah dibidang Perhubungan, Informasi dan Komunikasi.
Pasal 29
Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, Dinas
Perhubungan, Infrormatika dan Komunikasi mempunyai fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis dibidang Perhubungan, Informasi dan Komunikasi;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelaksanaan pelayanan umum dibidang
Perhubungan, Informasi dan Komunikasi;
40
c. pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dinas dibidang Perhubungan, Informasi dan
Komunikasi;
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Paragraf 2 Kewenangan
Pasal 30
Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 Dinas Perhubungan,
Informasi dan Komunikasi berkewenangan melaksanakan urusan pemerintahan sebagai
berikut:
a. penyusunan dan penetapan rencana umum jaringan transportasi jalan Kabupaten;
b. pemberian izin penyelenggaraan dan pembangunan fasilitas parkir untuk umum;
c. pengawasan dan pengendalian operasional terhadap penggunaan jalan selain untuk
kepentingan lalu lintas di jalan Kabupaten;
d. pengawasan penyelenggaraan pendidikan dan latihan mengemudi;
e. penetapan lokasi terminal penumpang Tipe C;
f. pengesahaan rancang bangun terminal penumpang Tipe C;
g. pembangunan pengoperasian terminal penumpang Tipe A, Tipe B, dan Tipe C;
h. pembangunan dan pengoperasian terminal angkutan barang;
i. penyusunan jaringan trayek dan penetapan kebutuhan kendaraan untuk kebutuhan
angkutan yang wilayah pelayanannya dalam satu Kabupaten;
j. penyusunan dan penetapan kelas jalan pada jaringan jalan Kabupaten;
k. pemberian izin trayek angkutan perdesaan/angkutan kota;
l. penyusunan dan penetapan jaringan lintas angkutan barang pada jaringan jalan
Kabupaten;
m. penetapan wilayah operasi dan kebutuhan kendaraan untuk angkutan taksi yang
wilayah pelayanannya dalam satu Kabupaten;
n. pemberian izin operasi angkutan taksi yang melayani wilayah Kabupaten;
o. pemberian rekomendasi operasi angkutan sewa;
p. pemberian izin usaha angkutan pariwisata dan barang;
q. penetapan tarif penumpang kelas ekonomi angkutan dalam Kabupaten;
r. penentuan lokasi, pengadaan, pemasangan, pemeliharaan dan penghapusan rambu
lalu lintas, marka jalan dan alat pemberi isyarat lalu lintas, alat pengendali dan
pengamanan pemakai jalan serta fasilitas pendukung di jalan Kabupaten;
41
s. penyelenggaraan manajemen dan rekayasa lalu lintas di jalan Kabupaten;
t. penyelenggaraan andalalin di jalan Kabupaten;
u. penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan kecelakaan lalu lintas di jalan
Kabupaten;
v. penelitian dan pelaporan kecelakaan lalu lintas di jalan yang mengakibatkan korban
meninggal dunia dan/atau yang menjadi isu Kabupaten;
w. pelaksanaan pengujian berkala kendaraan bermotor;
x. pemeriksaan kendaraan di jalan sesuai kewenangannya;
y. perizinan penggunaan jalan selain untuk kepentingan lalu lintas di jalan Kabupaten;
z. pelaksanaan penyidikan pelanggaran : perda kabupaten bidang LLAJ, pemenuhan
persyaratan teknis dan laik jalan, pelanggaran ketentuan pengujian berkala, perizinan
angkutan umum;
aa. pengumpulan, pengolahan data, dan analisis kecelakaan lalu lintas di wilayah
kabupaten;
bb. pelaksanaan pengujian berkala kendaraan bermotor;
cc. pemberian izin usaha bengkel umum kendaraan bemotor;
dd. pemberian izin trayek angkutan kota yang wilayah pelayanannya dalam satu wilayah
Kabupaten;
ee. penentuan lokasi fasilitas parkir untuk umum di jalan Kabupaten;
ff. pengoperasian fasilitas parkir untuk umum di jalan Kabupaten;
gg. pemberian izin usaha mendirikan pendidikan dan latihan mengemudi;
hh. pemberian rekomendasi penetapan lokasi bandar udara umum;
ii. pemantauan terhadap pelaksanaan keputusan penetapan lokasi bandar udara umum
dan melaporkan ke pemerintah, pada bandar udara yang belum terdapat kantor
bandara;
jj. penetapan/izin pembangunan bandar udara umum yang melayani pesawat udara <
30 tempat duduk;
kk. penyelenggaraan pelayanan pos di perdesaan;
ll. pemberian rekomendasi untuk pendirian kantor pusat jasa titipan;
mm. pemberian izin jasa titipan untuk kantor agen;
nn. penertiban jasa titipan untuk kantor agen;
oo. pemberian izin penyelenggaraan telekomunikasi khusus untuk keperluan pemerintah
dan badan hukum yang cakupan areanya kabupaten sepanjang tidak menggunakan
spektrum frekuensi radio;
42
pp. pemberian rekomendasi terhadap permohonan izin penyelenggaraan jaringan tetap
tertutup lokal wireline (end to end) cakupan Kabupaten;
qq. pemberian rekomendasi wilayah prioritas untuk pembangunan kewajiban pelayanan
universal di bidang telekomunikasi;
rr. pemberian izin terhadap Instalatur Kabel Rumah/Gedung (IKR/G);
ss. pengawasan/pengendalian terhadap penyelenggaraan telekomunikasi yang cakupan
areanya kabupaten, pelaksanaan pembangunan telekomunikasi perdesaan,
penyelenggaraan warung telekomunikasi, warung seluler atau sejenisnya;
tt. pemberian izin kantor cabang dan loket pelayanan operator;
uu. penanggung jawab panggilan darurat telekomunikasi;
vv. pemberian Izin Mendirikan Bangunan (IMB) menara telekomunikasi sebagai sarana
dan prasarana telekomunikasi;
ww. pemberian izin galian untuk keperluan penggelaran kabel telekomunikasi dalam satu
kabupaten;
xx. pemberian izin Hinder Ordonantie (Ordonansi Gangguan);
yy. pemberian izin instalansi penangkal petir;
zz. pemberian izin instalansi genset;
aaa. pengendalian dan penertiban terhadap pelanggaran standarisasi pos dan
telekomunikasi;
bbb. pemberian izin usaha perdagangan alat perangkat telekomunikasi;
ccc. fasilitasi pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan pos dan telekomunikasi serta
penggunaan frekuensi radio di daerah perbatasan dengan negara tetangga;
ddd. pemberian rekomendasi persyaratan administrasi dan kelayakan data teknis terhadap
permohonan izin penyelenggaraan radio;
eee. pemberian izin lokasi pembangunan studio dan stasiun pemancar radio dan/atau
televisi;
fff. koordinasi dan fasilitasi pemberdayaan komunikasi sosial skala Kabupaten;
ggg. pelaksanaan diseminasi informasi nasional;
hhh. koordinasi dan fasilitasi pengembangan kemitraan media skala Kabupaten.
Paragraf 3 Susunan Organisasi
Pasal 31
(1) Susunan organisasi Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi terdiri dari :
a. Kepala Dinas.
43
b. Sekretariat, membawahkan :
1. Sub Bagian Program;
2. Sub Bagian Umum;
3. Sub Bagian Keuangan.
c. Bidang Lalu Lintas, membawahkan :
1. Seksi Jaringan dan Pengendalian Lalu Lintas;
2. Seksi Sarana dan Prasarana;
3. Seksi Terminal, Pelabuhan dan Perparkiran.
d. Bidang Angkutan, membawahkan :
1. Seksi Trayek dan Operasional;
2. Seksi Keselamatan dan Pengujian;
3. Seksi Pengawasan dan Perizinan.
e. Bidang Komunikasi dan Informatika, membawahkan :
1. Seksi Pos dan Telekomunikasi;
2. Seksi Sarana Komunikasi;
3. Seksi Pendayagunaan Informasi.
f. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan susunan organisasi Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi
sebagaimana terlampir pada Lampiran V Peraturan Daerah ini.
Pasal 32
Penjabaran tugas dan fungsi Sekretariat, Sub Bagian, Bidang, Seksi dan Unit Pelaksana
Teknis Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31, diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Bupati.
Bagian Keenam
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Paragraf 1
Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 33
(1) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil merupakan unsur pelaksana pemerintahan
daerah.
44
(2) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dipimpin oleh seorang kepala yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Pasal 34
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil mempunyai tugas melaksanakan urusan
pemerintahan Daerah dibidang Kependudukan dan Catatan Sipil.
Pasal 35
Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34, Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil mempunyai fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis dibidang Kependudukan dan Catatan Sipil;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelaksanaan pelayanan umum dibidang
Kependudukan dan Catatan Sipil;
c. pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dinas dibidang Kependudukan dan Catatan
Sipil;
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Paragraf 2
Kewenangan
Pasal 36
Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35, Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil berkewenangan melaksanakan urusan pemerintahan
sebagai berikut :
a. penetapan kebijakan pendaftaran penduduk skala kabupaten;
b. fasilitasi, sosialisasi, bimbingan teknis, advokasi, supervisi, dan konsultasi pelaksanaan
pendaftaran penduduk skala kabupaten;
c. koordinasi penyelenggaraan pendaftaran penduduk skala kabupaten;
d. penyelenggaraan pelayanan pendaftaran penduduk dalam sistem administrasi
kependudukan skala kabupaten, meliputi:
1. pencatatan dan pemutakhiran biodata penduduk serta penerbitan Nomor Induk
Kependudukan (NIK);
2. pendaftaran perubahan alamat;
3. pendaftaran pindah datang penduduk dalam wilayah republik indonesia;
4. pendaftaran warga negara indonesia tinggal sementara;
5. pendaftaran pindah datang antarnegara;
45
6. pendaftaran penduduk yang tinggal di perbatasan antarnegara;
7. pendataan penduduk rentan administrasi kependudukan;
8. penerbitan dokumen kependudukan hasil pendaftaran penduduk;
9. penatausahaan pendaftaran penduduk.
e. pemantauan, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan pendaftaran penduduk skala
kabupaten;
f. pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia pengelola pendaftaran
penduduk skala kabupaten;
g. pengawasan atas penyelenggaraan pendaftaran penduduk skala kabupaten;
h. penetapan kebijakan pencatatan sipil skala kabupaten;
i. fasilitasi, sosialisasi, bimbingan teknis, advokasi, supervisi, dan konsultasi pelaksanaan
pencatatan sipil skala kabupaten;
j. koordinasi penyelenggaraan pencatatan sipil skala kabupaten;
k. penyelenggaraan pelayanan pencatatan sipil dalam sistem administrasi kependudukan
skala kabupaten meliputi:
1. pencatatan kelahiran;
2. pencatatan lahir mati;
3. pencatatan perkawinan;
4. pencatatan perceraian;
5. pencatatan kematian;
6. pencatatan pengangkatan anak, pengakuan anak dan pengesahan anak;
7. pencatatan perubahan nama;
8. pencatatan perubahan status kewarganegaraan;
9. pencatatan peristiwa penting lainnya;
10. pencatatan perubahan dan pembatalan akta;
11. penerbitan dokumen kependudukan hasil pencatatan sipil;
12. penatausahaan dokumen pencatatan sipil.
13. pemantauan, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan pencatatan sipil skala
kabupaten;
14. pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia pengelola pencatatan sipil
skala kabupaten;
l. pengawasan atas penyelenggaraan pencatatan sipil skala kabupaten;
m. penetapan kebijakan pengelolaan informasi administrasi kependudukan skala
kabupaten;
46
n. fasilitasi, sosialisasi, bimbingan teknis, advokasi, supervisi, dan konsultasi
pengelolaan informasi administrasi kependudukan skala kabupaten;
o. koordinasi pengelolaan informasi administrasi kependudukan skala kabupaten;
p. pembangunan dan pengembangan jaringan komunikasi data skala kabupaten;
q. penyediaan perangkat keras dan perlengkapan lainnya serta jaringan komunikasi
data sampai dengan tingkat kecamatan atau kelurahan sebagai tempat pelayanan
dokumen penduduk;
r. pelaksanaan sistem informasi administrasi kependudukan;
s. pembangunan replikasi data kependudukan di kabupaten;
t. pembangunan bank data kependudukan kabupaten;
u. pembangunan tempat perekaman data kependudukan di kecamatan;
v. perekaman data hasil pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil serta
pemutakhiran data penduduk menggunakan sistem informasi administrasi
kependudukan;
w. penyajian dan diseminasi informasi penduduk;
x. perlindungan data pribadi penduduk pada bank data kependudukan kabupaten/ kota;
y. perlindungan data pribadi penduduk dalam proses dan hasil pendaftaran penduduk
serta pencatatan sipil;
z. pemantauan dan evaluasi pengelolaan informasi administrasi kependudukan skala
kabupaten;
aa. pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia pengelola informasi
administrasi kependudukan skala kabupaten;
bb. pengawasan atas pengelolaan informasi administrasi kependudukan skala
kabupaten;
cc. penetapan kebijakan perkembangan kependudukan skala kabupaten;
dd. penetapan norma, standar, prosedur, dan kriteria penyelenggaraan pengendalian
kuantitas, pengembangan kualitas, pengarahan mobilitas dan persebaran penduduk
serta perlindungan penduduk skala kabupaten/ kota;
ee. pelaksanaan kebijakan pengendalian kuantitas penduduk, pengembangan kualitas
penduduk, pengarahan mobilitas/ penataan persebaran penduduk, perlindungan
penduduk dalam konteks pembangunan berwawasan kependudukan skala
kabupaten;
47
ff. pembuatan analisis pengendalian kuantitas penduduk, pengembangan kualitas
penduduk, pengarahan mobilitas/ penataan persebaran penduduk dan perlindungan
penduduk serta pembangunan berwawasan kependudukan;
gg. koordinasi dan kerjasama antar daerah dalam pelaksanaan kebijakan pengendalian
kuantitas penduduk, pengembangan kualitas penduduk, pengembangan kualitas
penduduk, pengarahan mobilitas/penataan persebaran penduduk, perlindungan
penduduk serta pembangunan berwawasan kependudukan;
hh. pelaporan pelaksanaan pengendalian kuantitas penduduk, pengembangan kualitas
penduduk, pengarahan mobilitas/ penataan persebaran penduduk, dan perlindungan
penduduk dalam konteks pembangunan berwawasan kependudukan skala
kabupaten;
ii. pemantauan dan evaluasi kebijakan pengendalian kuantitas penduduk,
pengembangan kualitas penduduk, pengarahan mobilitas/penataan persebaran
penduduk, perlindungan penduduk serta pembangunan berwawasan kependudukan
skala kabupaten;
jj. pengawasan kebijakan pengendalian kuantitas penduduk, pengembangan kualitas
penduduk, pengarahan mobilitas/penataan persebaran penduduk, perlindungan
penduduk, dan pembangunan berwawasan kependudukan skala kabupaten
kk. penetapan kebijakan perencanaan kependudukan skala kabupaten;
ll. penyerasian dan harmonisasi kebijakan kependudukan antar dan dengan lembaga
pemerintah dan non pemerintah pada skala kabupaten;
mm. penyelenggaraan kerjasama dengan organisasi kemasyarakatan dalam rangka tertib
administrasi kependudukan;
nn. penetapan indikator kependudukan, proyeksi penduduk, dan analisis dampak
kependudukan skala Kabupaten;
oo. koordinasi dan sosialisasi hasil penyusunan indikator, proyeksi, dan analisis dampak
kependudukan serta kebijakan kependudukan kepada khalayak sasaran;
pp. penilaian dan pelaporan kinerja pembangunan kependudukan secara periodik;
qq. pendayagunaan informasi atas indikator kependudukan dan analisis dampak
kependudukan untuk perencanaan pembangunan berbasis penduduk skala
kabupaten;
rr. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan indikator kependudukan, proyeksi penduduk
dan analisis dampak kependudukan, serta penyerasian kebijakan kependudukan
skala kabupaten;
48
ss. pengawasan indikator kependudukan, proyeksi penduduk dan analisis dampak
kependudukan, serta penyerasian kebijakan kependudukan skala Kabupaten.
Paragraf 3 Susunan Organisasi
Pasal 37
(1) Susunan organisasi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, terdiri dari :
a. Kepala Dinas.
b. Sekretariat, membawahkan :
1. Sub Bagian Program;
2. Sub Bagian Umum;
3. Sub Bagian Keuangan.
c. Bidang Pendaftaran Penduduk, membawahkan :
1. Seksi Pelayanan Pendaftaran;
2. Seksi Pengendalian.
d. Bidang Catatan Sipil, membawahkan :
1. Seksi Pencatatan;
2. Seksi Pengendalian.
e. Bidang Perkembangan Kependudukan, membawahkan :
1. Seksi Data dan Pelaporan;
2. Seksi Perencanaan dan Perkembangan.
f. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan susunan organisasi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil sebagaimana
terlampir pada Lampiran VI Peraturan Daerah ini.
Pasal 38
Penjabaran tugas dan fungsi Sekretariat, Sub Bagian, Bidang, Seksi dan Unit Pelaksana
Teknis Dinas sebagaimana dimaksud pada Pasal 37, diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Bupati.
49
Bagian Ketujuh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
Paragraf 1 Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 39
(1) Dinas Sosial dan Tenaga Kerja merupakan unsur pelaksana pemerintahan daerah.
(2) Dinas Sosial dan Tenaga Kerja dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Pasal 40
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan
Daerah dibidang Sosial, Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian.
Pasal 41
Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40, Dinas Sosial
dan Tenaga Kerja mempunyai fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis dibidang Sosial dan Tenaga Kerja;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelaksanaan pelayanan umum dibidang
Sosial dan Tenaga Kerja;
c. pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dinas dibidang Sosial dan Tenaga Kerja;
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Paragraf 2 Kewenangan
Pasal 42
Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41, Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja berkewenangan melaksanakan urusan pemerintahan sebagai berikut :
a. penetapan kebijakan bidang sosial skala kabupaten mengacu pada kebijakan
provinsi dan/atau nasional;
b. penyusunan perencanaan bidang sosial skala kabupaten; c. penyelenggaraan kerjasama bidang sosial skala kabupaten;
d. koordinasi pemerintahan di bidang sosial skala kabupaten;
e. sinkronisasi dan harmonisasi pelaksanaan pedoman dan standarisasi;
f. seleksi dan kelengkapan bahan usulan untuk penetapan akreditasi dan sertifikasi.
50
g. pemberian bimbingan, monitoring, supervisi, konsultasi, dan fasilitasi bidang sosial
skala kabupaten;
h. identifikasi sasaran penanggulangan masalah sosial skala kabupaten;
i. penggalian dan pendayagunaan PSKS skala kabupaten;
j. pengembangan dan pendayagunaan PSKS skala kabupaten;
k. pelaksanaan program/ kegiatan bidang sosial skala kabupaten;
l. pengawasan atas pelaksanaan urusan pemerintahan bidang sosial skala Kabupaten;
m. pelaporan pelaksanaan program bidang sosial skala kabupaten kepada menteri
dalam negeri melalui gubernur dengan tembusan kepada menteri sosial;
n. penyediaan sarana dan prasarana sosial skala kabupaten;
o. pengangkatan dan pemberhentian pejabat fungsional pekerja sosial skala kabupaten;
p. pengusulan calon peserta pendidikan profesi pekerjaan sosial skala kabupaten;
q. pengusulan calon peserta pendidikan dan pelatihan pekerja sosial skala kabupaten;
r. pengembangan jaringan sistem informasi kesejahteraan sosial skala kabupaten;
s. penyiapan bahan kelengkapan usulan penganugerahan satya lencana kebaktian
sosial kepada presiden melalui gubernur dan menteri sosial;
t. pemberian penghargaan di bidang sosial skala kabupaten;
u. pelestarian nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan dan kejuangan serta nilai-nilai
kesetiakawanan sosial sesuai pedoman yang ditetapkan oleh pusat atau provinsi
skala kabupaten;
v. pembangunan, perbaikan, pemeliharaan, TMP di kabupaten;
w. penyiapan bahan kelengkapan usulan penganugerahan gelar pahlawan nasional
dan perintis kemerdekaan;
x. penanggung jawab penyelenggaraan hari pahlawan dan hari kesetiakawanan sosial
nasional tingkat kabupaten;
y. penanggulangan korban bencana skala kabupaten;
z. pemberian izin pengumpulan uang atau barang skala kabupaten;
aa. pengendalian pengumpulan uang atau barang skala kabupaten;
bb. pemberian rekomendasi izin undian skala kabupaten bila diperlukan;
cc. pengendalian dan pelaksanaan undian di tingkat kabupaten;
dd. pelaksanaan dan pengembangan jaminan sosial bagi penyandang cacat fisik dan
mental, lanjut usia tidak potensial terlantar yang berasal dari masyarakat rentan dan
tidak mampu skala kabupaten;
ee. pemberian rekomendasi pengangkatan anak skala kabupaten;
51
ff. pelaksanaan kebijakan pusat dan provinsi, penetapan kebijakan daerah dan
pelaksanaan strategi penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang
ketenagakerjaan skala kabupaten;
gg. pembinaan (pengawasan, pengendalian, monitoring, evaluasi, dan pelaporan)
penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang ketenagakerjaan skala kabupaten;
hh. penanggung jawab penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang ketenagakerjaan
skala kabupaten;
ii. pembentukan kelembagaan SKPD bidang ketenagakerjaan di kabupaten;
jj. perencanaan tenaga kerja daerah kabupaten, pembinaan perencanaan tenaga kerja
mikro pada instansi/tingkat perusahaan, pembinaan dan penyelenggaraan sistem
informasi ketenagakerjaan skala kabupaten;
kk. pelaksanaan kebijakan, pedoman, norma, standar, prosedur, dan kriteria monitoring
evaluasi pembinaan sdm aparatur pelaksana urusan pemerintahan bidang
ketenagakerjaan skala kabupaten;
ll. perencanaan formasi, karir, dan diklat SDM aparatur pelaksana urusan pemerintahan
bidang ketenagakerjaan di Kabupaten;
mm. pembinaan, penyelenggaraan, pengawasan, pengendalian, serta evaluasi
pengembangan SDM aparatur pelaksana urusan pemerintahan bidang
ketenagakerjaan skala kabupaten;
nn. pengangkatan dan pemberhentian pejabat perangkat daerah yang menangani
bidang ketenagakerjaan skala kabupaten;
oo. pembinaan, pengangkatan, dan pemberhentian pejabat fungsional bidang
ketenagakerjaan di instansi kabupaten;
pp. pembinaan dan penyelenggaraan pelatihan kerja skala kabupaten;
qq. pelaksanaan pelatihan dan pengukuran produktivitas skala kabupaten;
rr. pelaksanaan program peningkatan produktivitas di wilayah kabupaten;
ss. penyelenggaraan perizinan/ pendaftaran lembaga pelatihan serta pengesahan
kontrak/perjanjian magang dalam negeri;
tt. koordinasi pelaksanaan sertifikasi kompetensi dan akreditasi lembaga pelatihan kerja
skala kabupaten;
uu. penyebarluasan informasi pasar kerja dan pendaftaran pencari kerja (pencaker) dan
lowongan kerja;
vv. penyusunan, pengolahan dan penganalisisan data pencaker dan data lowongan
kerja skala kabupaten;
52
ww. pemberian pelayanan informasi pasar kerja, bimbingan jabatan kepada pencaker
dan pengguna tenaga kerja skala kabupaten;
xx. pembinaan pejabat fungsional pengantar kerja;
yy. penilaian angka kredit jabatan fungsional pengantar kerja di wilayah kerja
kabupaten;
zz. penerbitan dan pengendalian izin pendirian lembaga Bursa Kerja/LPTKS dan
Lembaga Penyuluhan dan Bimbingan Jabatan skala kabupaten;
aaa. penerbitan rekomendasi untuk perizinan pendirian LPTKS dan lembaga penyuluhan
dan bimbingan jabatan yang akan melakukan kegiatan skala kabupaten;
bbb. pemberikan rekomendasi kepada swasta dalam penyelenggaraan pameran bursa
kerja/job fair skala kabupaten;
ccc. fasilitasi penempatan bagi pencari kerja penyandang cacat, lansia dan perempuan
skala kabupaten;
ddd. penyuluhan, rekrutmen, seleksi dan pengesahan pengantar kerja, serta
penempatan tenaga kerja AKAD/Antar Kerja Lokal (AKL);
eee. penerbitan SPP AKL skala kabupaten;
fff. penerbitan rekomendasi izin operasional TKS Luar Negeri, TKS indonesia, lembaga
sukarela indonesia yang akan beroperasi pada 1 (satu) kabupaten;
ggg. pelaksanaan pembinaan, pengendalian, dan pengawasan pendayagunaan TKS
dan lembaga sukarela skala kabupaten;
hhh. pendaftaran dan fasilitasi pembentukan TKM;
iii. penerbitan IMTA perpanjangan untuk TKA yang lokasi kerjanya dalam wilayah
kabupaten;
jjj. monitoring dan evaluasi penggunaan TKA yang lokasi kerjanya dalam wilayah
kabupaten yang bersangkutan;
kkk. pelaksanaan pelatihan/bimbingan teknis, penyebarluasan dan penerapan teknologi
tepat guna skala kabupaten;
lll. penyelenggaraan program perluasan kerja melalui bimbingan usaha mandiri dan
sektor informal serta program padat karya skala kabupaten;
mmm. pelaksanaan penyuluhan, pendaftaran dan seleksi calon TKI di wilayah kabupaten;
nnn. pengawasan pelaksanaan rekrutmen calon TKI di wilayah kabupaten;
ooo. fasilitasi pelaksanaan perjanjian kerjasama bilateral dan multilateral penempatan
TKI yang pelaksanaannya di wilayah kabupaten;
53
ppp. penerbitan rekomendasi izin pendirian kantor cabang PPTKIS di wilayah
kabupaten;
qqq. penerbitan rekomendasi paspor TKI di wilayah kabupaten berdasarkan asal/alamat
calon TKI;
rrr. penyebarluasan sistem informasi penempatan TKI dan pengawasan penyetoran
dana perlindungan TKI di wilayah kabupaten;
sss. sosialisasi terhadap substansi perjanjian kerja penempatan TKI ke luar negeri skala
kabupaten;
ttt. penelitian dan pengesahan perjanjian penempatan TKI ke luar negeri;
uuu. pembinaan, pengawasan, dan monitoring penempatan maupun perlindungan TKI di
kabupaten;
vvv. penerbitan rekomendasi perizinan tempat penampungan di wilayah kabupaten;
www. pelayanan kepulangan TKI yang berasal dari kabupaten;
xxx. fasilitasi penyusunan serta pengesahan peraturan perusahaan yang skala
berlakunya dalam satu wilayah kabupaten;
yyy. pendaftaran PKB, perjanjian pekerjaan antara perusahaan pemberi kerja dengan
perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh yang skala berlakunya pada 1 (satu)
wilayah kabupaten;
zzz. pencatatan PKWT pada perusahaan yang skala berlakunya dalam 1 (satu) wilayah
kabupaten;
aaaa. penerbitan izin operasional perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh yang
berdomisili di kabupaten dan pendaftaran perjanjian pekerjaan antara perusahaan
pemberi kerja dengan perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh yang skala
berlakunya dalam 1 (satu) wilayah kabupaten;
bbbb. pencabutan izin operasional perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh yang
berdomisili di kabupaten atas rekomendasi pusat dan atau provinsi;
cccc. pencegahan dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial, mogok kerja, dan
penutupan perusahaan di wilayah kabupaten;
dddd. pembinaan SDM dan lembaga penyelesaian perselisihan di luar pengadilan skala
kabupaten;
eeee. penyusunan dan pengusulan formasi serta melakukan pembinaan mediator,
konsiliator, arbiter di wilayah kabupaten;
ffff. pendaftaran dan seleksi calon hakim ad-hoc pengadilan hubungan industrial yang
wilayahnya meliputi kabupaten/ kota;
54
gggg. bimbingan aplikasi pengupahan di perusahaan skala kabupaten;
hhhh. penyusunan dan pengusulan penetapan upah minimum kabupaten kepada
gubernur;
iiii. pembinaan kepesertaan jaminan sosial tenaga kerja di wilayah kabupaten;
jjjj. pembinaan penyelenggaraan fasilitas dan kesejahteraan di perusahaan skala
kabupaten;
kkkk. pembinaan pelaksanaan sistem dan kelembagaan serta pelaku hubungan
industrial skala kabupaten;
llll. verifikasi keanggotaan SP/SB skala kabupaten;
mmmm. pencatatan organisasi pengusaha dan organisasi pekerja/buruh skala kabupaten
dan melaporkannya kepada provinsi;
nnnn. penetapan organisasi pengusaha dan organisasi pekerja/buruh untuk duduk
dalam lembaga-lembaga ketenagakerjaan kabupaten berdasarkan hasil verifikasi;
oooo. pembinaan dan pengawasan pelaksanaan norma ketenagakerjaan skala
kabupaten;
pppp. pemeriksaan/pengujian terhadap perusahaan dan obyek pengawasan
ketenagakerjaan skala kabupaten;
qqqq. penerbitan/rekomendasi (izin) terhadap obyek pengawasan ketenagakerjaan
skala kabupaten;
rrrr. penanganan kasus/melakukan penyidikan terhadap perusahaan dan pengusaha
yang melanggar norma ketenagakerjaan skala kabupaten;pelaksanaan
penerapan SMK3 skala kabupaten;
ssss. pelaksanaan koordinasi dan audit SMK3 skala kabupaten;
tttt. pengkajian dan perekayasaan bidang norma ketenagakerjaan, hygiene
perusahaan, ergonomi, keselamatan kerja yang bersifat strategis skala
kabupaten;
uuuu. pelayanan dan pelatihan serta pengembangan bidang norma ketenagakerjaan,
keselamatan dan kesehatan kerja yang bersifat strategis skala kabupaten;
vvvv. pemberdayaan fungsi dan kegiatan personil dan kelembagaan pengawasan
ketenagakerjaan skala kabupaten;
wwww. fasilitasi pembinaan pengawasan ketenagakerjaan skala kabupaten;
xxxx. penyelenggaraan ketatalaksanaan pengawasan ketenagakerjaan skala
kabupaten;
55
yyyy. pengusulan calon peserta diklat pengawasan ketenagakerjaan kepada
pemerintah dan/atau pemerintah provinsi;
zzzz. pengusulan calon pegawai pengawas ketenagakerjaan skala kabupaten kepada
pemerintah;
aaaaa. pengusulan penerbitan kartu legitimasi bagi pengawas ketenagakerjaan skala
kabupaten kepada pemerintah;
bbbbb. pengusulan kartu PPNS bidang ketenagakerjaan skala kabupaten kepada
pemerintah;
ccccc. pelaksanaan kebijakan pusat dan provinsi, perumusan kebijakan daerah dan
pelaksanaan strategi penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang
ketransmigrasian skala Kabupaten;
ddddd. pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan urusan pemerintahan di
bidang ketransmigrasian skala Kabupaten;
eeeee. integrasi pelaksanaan urusan pemerintahan bidang ketransmigrasian skala
Kabupaten;
fffff. pembentukan kelembagaan SKPD bidang ketransmigrasian skala Kabupaten berdasarkan kebijakan, pedoman, norma, standar, prosedur, dan kriteria yang
ditetapkan pemerintah;
ggggg. perancangan pembangunan transmigrasi daerah Kabupaten, serta pembinaan
dan penyelenggaraan sistem informasi ketransmigrasian skala Kabupaten;
hhhhh. peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam penyelenggaraan urusan
pemerintahan bidang ketransmigrasian skala Kabupaten;
iiiii. pelaksanaan kebijakan, pedoman, norma, standar, prosedur, kriteria, dan
monitoring, evaluasi pembinaan SDM aparatur pelaksana urusan pemerintahan
bidang ketransmigrasian di pemerintah daerah Kabupaten;
jjjjj. perencanaan formasi, karir, dan diklat SDM aparatur pelaksana urusan
pemerintahan bidang ketransmigrasian di pemerintah daerah Kabupaten;
kkkkk. pembinaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan pengendalian, serta evaluasi
pengembangan SDM aparatur pelaksana urusan pemerintahan bidang
ketransmigrasian di pemerintah daerah Kabupaten;
lllll. pengangkatan dan pemberhentian pejabat perangkat daerah yang menangani
bidang ketransmigrasian skala pemerintah daerah Kabupaten;
mmmmm. pembinaan, pengangkatan, dan pemberhentian pejabat fungsional di bidang
ketransmigrasian instansi Kabupaten;
56
nnnnn. pengalokasian tanah untuk pembangunan WPT atau LPT di wilayah Kabupaten;
ooooo. pengusulan rencana lokasi pembangunan WPT atau LPT skala Kabupaten;
ppppp. pengusulan rencana kebutuhan SDM untuk mendukung pembangunan WPT
atau LPT skala Kabupaten;
qqqqq. pengusulan rencana pengarahan dan perpindahan transmigrasi skala
Kabupaten;
rrrrr. penyelesaian legalitas tanah untuk rencana pembangunan WPT atau LPT skala
Kabupaten;
sssss. penetapan alokasi penyediaan tanah untuk rencana pembangunan WPT dan
LPT skala Kabupaten;
ttttt. penyediaan data untuk penyusunan rencana teknis pembangunan WPT atau
LPT skala Kabupaten;
uuuuu. KIE ketransmigrasian skala Kabupaten;
vvvvv. penyediaan informasi pengembangan investasi dalam rangka pembangunan
WPT atau LPT skala Kabupaten;
wwwww. pelayanan investasi dalam rangka pembangunan WPT atau LPT skala
Kabupaten.
xxxxx. penjajagan kerjasama dengan daerah Kabupaten lain;
yyyyy. pembuatan naskah kerjasama antar daerah dalam perpindahan dan
penempatan transmigrasi;
zzzzz. sinkronisasi pembangunan WPT atau LPT dengan wilayah sekitar skala
Kabupaten;
aaaaaa. pendaftaran dan seleksi calon transmigran skala Kabupaten;
bbbbbb. penetapan status calon transmigran skala Kabupaten berdasarkan kriteria
pemerintah;
cccccc. peningkatan ketrampilan dan keahlian calon transmigran skala Kabupaten;
dddddd. pelayanan penampungan calon transmigran skala Kabupaten;
eeeeee. pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan penyiapan permukiman dan
penempatan transmigran di wilayah Kabupaten;
ffffff. pengusulan rencana pengembangan masyarakat dan kawasan transmigrasi
skala Kabupaten;
gggggg. sinkronisasi peningkatan kapasitas SDM dan masyarakat di WPT atau LPT
dengan wilayah sekitar dalam skala Kabupaten;
57
hhhhhh. sinkronisasi pengembangan usaha masyarakat di WPT atau LPT dengan
wilayah sekitar dalam skala Kabupaten;
iiiiii. sinkronisasi pemeliharaan dan pengembangan infrastruktur WPT atau LPT
dengan wilayah sekitar dalam skala Kabupaten;
jjjjjj. sinkronisasi penyerasian pengembangan masyarakat dan kawasan WPT
atau LPT dengan wilayah sekitar skala Kabupaten;
kkkkkk. penyediaan data dan informasi tentang perkembangan WPT dan LPT skala
Kabupaten;
llllll. pengusulan calon WPT atau LPT yang dapat dialihkan tanggungjawab
pembinaan khususnya dalam skala Kabupaten;
mmmmmm. pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan pengembangan
masyarakat dan kawasan transmigrasi di wilayah Kabupaten;
nnnnnn. pelaksanaan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) ketransmigrasian
skala Kabupaten;
oooooo. penyediaan dan pelayanan informasi ketransmigrasian skala Kabupaten;
pppppp. peningkatan motivasi perpindahan transmigrasi skala Kabupaten;
qqqqqq. penyamaan persepsi, kesepahaman, kesepakatan mengenai pembangunan
ketransmigrasian skala Kabupaten;
rrrrrr. identifikasi dan analisis keserasian penduduk dengan daya dukung alam dan
daya tampung lingkungan skala Kabupaten;
ssssss. pemilihan dan penetapan daerah dan kelompok sasaran perpindahan
transmigrasi skala Kabupaten;
tttttt. penyusunan rencana pengarahan dan fasilitasi perpindahan transmigrasi
skala Kabupaten;
uuuuuu. pelaksanaan kerjasama perpindahan transmigrasi dan penataan persebaran
transmigrasi yang serasi dan seimbang skala Kabupaten;
vvvvvv. pelayanan pendaftaran dan seleksi perpindahan transmigrasi dan penataan
persebaran transmigrasi;
wwwwww. pelayanan pelatihan dalam rangka penyesuaian kompetensi perpindahan
transmigrasi.
xxxxxx. pelayanan penampungan, permakanan, kesehatan, perbekalan, dan
informasi perpindahan transmigrasi;
yyyyyy. pelayanan pengangkutan dalam proses perpindahan transmigrasi;
58
zzzzzz. pelayanan dan pengaturan penempatan, adaptasi lingkungan dan konsoliasi
penempatan transmigrasi;
aaaaaaa. pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan pengarahan dan fasilitasi
perpindahan transmigrasi di wilayah Kabupaten.
Paragraf 3 Susunan Organisasi
Pasal 43
(1) Susunan organisasi Dinas Sosial dan Tenaga Kerja, terdiri dari :
a. Kepala Dinas.
b. Sekretariat, membawahkan :
1. Sub Bagian Program;
2. Sub Bagian Umum;
3. Sub Bagian Keuangan.
c. Bidang Pemberdayaan Sosial, membawahkan :
1. Seksi Identifikasi Data dan Pelaporan;
2. Seksi Sarana dan Prasarana Sosial;
3. Seksi Bina Lembaga Sosial.
d. Bidang Penanganan Masalah Kesejahteraan Sosial dan Bencana, membawahkan :
1. Seksi Jaminan Sosial;
2. Seksi Penanggulangan Bencana.
e. Bidang Pelatihan, Penempatan dan Peyebarluasan Kesempatan Kerja,
membawahkan :
1. Seksi Pelatihan dan Lembaga Latihan;
2. Seksi Informasi Pasar Kerja;
3. Seksi Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja;
f. Bidang Pengawasan, Perlindungan, Hubungan Industrial dan Ketransmigrasian,
membawahkan :
1. Seksi Pengawasan Norma Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian;
2. Seksi Perlindungan, Pengupahan dan Jamsostek;
3. Seksi Hubungan Industrial dan Syarat Kerja.
g. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
59
(2) Bagan susunan organisasi Dinas Sosial dan Tenaga Kerja sebagaimana terlampir
pada Lampiran VII Peraturan Daerah ini.
Pasal 44 Penjabaran tugas dan fungsi Sekretariat, Sub Bagian, Bidang, Seksi dan Unit Pelaksana
Teknis Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43, diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Bupati.
Bagian Kedelapan
Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan Paragraf 1
Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 45
(1) Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan merupakan unsur pelaksana pemerintahan
daerah.
(2) Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan dipimpin oleh seorang kepala yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Pasal 46
Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan mempunyai tugas melaksanakan urusan
pemerintahan Daerah dibidang Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perindustrian dan
Perdagangan.
Pasal 47
Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46, Dinas Koperasi,
Industri dan Perdagangan mempunyai fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis dibidang Koperasi, Industri dan Perdagangan ;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelaksanaan pelayanan umum dibidang
Koperasi, Industri dan Perdagangan ;
c. pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dinas dibidang Koperasi, Industri dan
Perdagangan ;
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
60
Paragraf 2 Kewenangan
Pasal 48
Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 Dinas Koperasi,
Industri dan Perdagangan berkewenangan melaksanakan urusan pemerintahan sebagai
berikut :
a. pelaksanaan kebijakan pembentukan, penggabungan, dan peleburan, serta
pembubaran koperasi;
b. pengesahan pembentukan, penggabungan dan peleburan, serta pembubaran koperasi
dalam wilayah kabupaten. (tugas pembantuan);
c. fasilitasi pelaksanaan pengesahan dan pengumuman akta pendirian koperasi dalam
wilayah kabupaten;
d. fasilitasi pelaksanaan pengesahan perubahan AD yang menyangkut penggabungan,
pembagian dan perubahan bidang usaha koperasi dalam wilayah kabupaten;
e. fasilitasi pelaksanaan pembubaran koperasi di tingkat kabupaten sesuai dengan
pedoman pemerintah di tingkat kabupaten;
f. pembinaan dan pengawasan KSP dan USP koperasi di tingkat kabupaten;
g. fasilitasi pelaksanaan tugas dalam pengawasan KSP dan USP koperasi di tingkat
kabupaten (tugas pembantuan);
h. pelaksanaan kebijakan pemberdayaan koperasi, meliputi :
1. penciptaan usaha simpan pinjam yang sehat di tingkat kabupaten sesuai dengan
kebijakan pemerintah;
2. bimbingan dan penyuluhan koperasi dalam pembuatan laporan tahunan KSP dan
USP dalam wilayah kabupaten;
3. pembinaan KSP dan USP dalam wilayah kabupaten;
4. fasilitasi pelaksanaan pembubaran dan penyelesaian akibat pembubaran KSP
dan USP dalam wilayah kabupaten;
5. pemberian sanksi administratif kepada KSP dan USP dalam wilayah Kabupaten
yang tidak melaksanakan kewajibannya.
i. pengembangan iklim serta kondisi yang mendorong pertumbuhan dan
pemasyarakatan koperasi dalam wilayah kabupaten;
j. pemberian bimbingan dan kemudahan koperasi dalam wilayah kabupaten;
k. perlindungan kepada koperasi dalam wilayah kabupaten;
61
l. penetapan kebijakan pemberdayaan UKM dalam penumbuhan iklim usaha bagi usaha
kecil di tingkat Kabupaten meliputi:
1. pendanaan/penyediaan sumber dana, tata cara dan syarat pemenuhan kebutuhan
dana;
2. persaingan;
3. prasarana;
4. informasi;
5. kemitraan;
6. perijinan;
7. perlindungan.
m. pembinaan dan pengembangan usaha kecil di tingkat Kabupaten meliputi:
1. produksi;
2. pemasaran;
3. sumber daya manusia;
4. teknologi.
n. fasilitasi akses penjaminan dalam penyediaan pembiayaan bagi UKM di tingkat
Kabupaten meliputi:
1. kredit perbankan;
2. penjaminan lembaga bukan bank;
3. modal ventura;
4. pinjaman dari dana pengasihan sebagai laba BUMN;
5. hibah;
6. jenis pembiayaan lain.
o. pengawasan, monitoring, dan evaluasi upaya pemberdayaan Koperasi dan UKM
dalam wilayah Kabupaten.
p. penerbitan tanda daftar industri dan IUI ( Izin Usaha Industri) skala investasi s/d Rp 10
miliar tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
q. penerbitan berita acara pemeriksaan dalam rangka penerbitan IUI oleh pemerintah dan
provinsi;
r. penerbitan izin usaha kawasan industri yang lokasinya di kabupaten;
s. penetapan bidang usaha industri prioritas kabupaten;
t. pemberian fasilitas usaha dalam rangka pengembangan IKM (Industri Kecil Menengah)
di kabupaten;
u. pemberian perlindungan kepastian berusaha terhadap usaha industri di kabupaten;
62
v. penyusunan rencana jangka panjang pembangunan industri kabupaten;
w. penyusunan RPJM SKPD Kabupaten di bidang industri;
x. penyusunan rencana kerja kabupaten di bidang industri;
y. promosi produk industri kabupaten;
z. pelaksanaan penelitian, pengembangan dan penerapan teknologi di bidang industri
di kabupaten;
aa. fasilitasi pemanfaatan hasil penelitian, pengembangan dan penerapan teknologi di
bidang industri;
bb. sosialisasi hasil penelitian, pengembangan dan penerapan teknologi di bidang
industri;
cc. fasilitasi dan pengawasan terhadap penerapan standar yang akan dikembangkan di
kabupaten;
dd. kerjasama bidang standarisasi tingkat kabupaten;
ee. penerapan standar kompetensi SDM industri dan aparatur pembina industri di
kabupaten;
ff. pelaksanaan diklat SDM industri dan aparatur pembina industri di kabupaten;
gg. fasilitasi akses permodalan bagi industri melalui bank dan lembaga keuangan bukan
bank di kabupaten;
hh. pembinaan industri dalam rangka pencegahan pencemaran lingkungan yang
diakibatkan oleh industri tingkat kabupaten;
ii. pengawasan terhadap pencemaran lingkungan yang diakibatkan kegiatan industri di
kabupaten;
jj. fasilitasi kemitraan antara industri kecil, menengah dan industri besar serta sektor
ekonomi lainnya di kabupaten;
kk. fasilitasi kerjasama pengembangan industri melalui pola kemitraan usaha di
kabupaten;
ll. pelaksanaan hasil-hasil kerjasama luar negeri, kerjasama lintas sektoral dan regional
untuk pemberdayaan industri di kabupaten;
mm. pembinaan asosiasi industri/dewan tingkat kabupaten;
nn. pembentukan dan pembinaan unit pelaksana teknis tingkat kabupaten.
oo. penyusunan tata ruang kabupaten industri dalam rangka pengembangan pusat-pusat
industri yang terintegrasi serta koordinasi penyediaan sarana dan prasarana (jalan,
air, listrik, telepon, unit pengolahan limbah IKM) untuk industri yang mengacu pada
tata ruang regional (provinsi);
63
pp. pengumpulan, analisis dan diseminasi data bidang industri tingkat kabupaten dan
pelaporan kepada provinsi;
qq. pengawasan terhadap pelaksanaan tugas desentralisasi bidang industri tingkat
kabupaten;
rr. monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang
perindustrian di kabupaten.
ss. pemberian izin usaha perdagangan di wilayah kabupaten;
tt. pembinaan dan pengawasan pelaksanaan izin/pendaftaran jasa bisnis dan jasa
distribusi di wilayah kabupaten;
uu. pembinaan dan pengawasan, monitoring dan evaluasi serta pemberian izin
perdagangan barang kategori dalam pengawasan skala Kabupaten (SIUP Minuman
Beralkohol golongan B dan C untuk Pengecer, Penjualan Langsung untuk diminum di
tempat, pengecer dan penjualan langsung untuk diminum di tempat untuk minuman
beralkohol mengandung rempah sampai dengan 15%, rekomendasi SIUP bahan
berbahaya, rekomendasi pengakuan pedagang kayu antar pulau);
vv. pengawasan, pelaporan pelaksanaan dan penyelenggaraan serta penyajian
informasi pelaksanaan wajib daftar perusahaan skala kabupaten;
ww. dukungan pelaksanaan, pembinaan dan pengawasan, monitoring dan evaluasi
kegiatan perdagangan di daerah perbatasan, pedalaman, terpencil dan pulau terluar
di kabupaten;
xx. pembinaan dan pengawasan, pemberian izin dan rekomendasi skala tertentu,
monitoring dan evaluasi sarana perdagangan (pasar/toko modern dan gudang) dan
sarana penunjang perdagangan (jasa pameran, konvensi, dan seminar dagang)
skala lokal;
yy. penyelenggaraan, pembinaan dan pengawasan, monitoring dan evaluasi kegiatan
informasi pasar dan stabilisasi harga di kabupaten;
zz. pembinaan dan pengawasan, monitoring dan evaluasi kegiatan peningkatan
penggunaan produksi dalam negeri skala kabupaten;
aaa. pembinaan penyelenggaraan perlindungan konsumen di kabupaten;
bbb. sosialisasi, informasi dan publikasi tentang perlindungan konsumen;
ccc. pelayanan dan penanganan penyelesaian sengketa konsumen skala kabupaten;
ddd. pembinaan dan pemberdayaan motivator dan mediator perlindungan konsumen
skala kabupaten;
64
eee. pengusulan pembentukan BPSK di kabupaten kepada pemerintah berkoordinasi
dengan provinsi dan fasilitasi operasional BPSK;
fff. pendaftaran dan pengembangan LPKSM;
ggg. koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait skala kabupaten dalam
penyelenggaraan perlindungan konsumen;
hhh. evaluasi implementasi penyelenggaraan perlindungan konsumen;
iii. pelaksanaan kebijakan, pedoman, petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis
pengawasan barang beredar dan jasa;
jjj. pengawasan barang beredar dan jasa serta penegakan hukum skala kabupaten;
kkk. koordinasi pelaksanaan pengawasan barang beredar dan jasa skala kabupaten;
lll. sosialisasi kebijakan pengawasan barang beredar dan jasa skala kabupaten;
mmm. pembinaan dan pemberdayaan PPBJ (Petugas Pengawas Barang dan Jasa) skala
kabupaten;
nnn. pembinaan dan pemberdayaan PPNS-PK (Penyidik Pegawai Negeri Sipil
Perlindungan Konsumen) skala kabupaten;
ooo. penyelenggaraan, pelaporan dan rekomendasi atas pendaftaran petunjuk
penggunaan (manual) dan kartu jaminan/garansi dalam bahasa indonesia bagi
produk teknologi informasi dan elektronika skala kabupaten;
ppp. pembinaan dan pemberdayaan PPNS-WDP skala kabupaten/ kota;
qqq. pelaksanaan dan pelaporan sistem informasi perdagangan dan penyusunan
potensi usaha di sektor perdagangan skala kabupaten;
rrr. fasilitasi dan pelaksanaan kegiatan metrologi legal setelah memperoleh penilaian
dari pemerintah yang didasarkan rekomendasi provinsi;
sss. fasilitasi dan pembinaan serta pengendalian SDM metrologi skala kabupaten;
ttt. fasilitasi standar ukuran dan laboratorium metrologi legal;
uuu. pelayanan tera dan tera ulang UTTP (Ukuran Takaran Timbangan Pembungkus)
setelah melalui penilaian standar ukuran dan laboratorium metrologi legal oleh
pemerintah;
vvv. fasilitasi penyelenggaraan kerjasama metrologi legal skala kabupaten;
www. pelaksanaan penyuluhan dan pengamatan UTTP, BDKT dan SI;
xxx. pembinaan operasional reparatir UTTP;
yyy. pengawasan dan penyidikan tindak pidana UUML (Undang-Undang Masalah
Lingkungan);
65
zzz. penyediaan bahan masukan sebagai bahan pertimbangan perumusan kebijakan
bidang ekspor;
aaaa. koordinasi dan sosialisasi kebijakan bidang ekspor skala kabupaten;
bbbb. monitoring dan pelaporan pelaksanaan kebijakan bidang ekspor;
cccc. penyediaan bahan masukan untuk perumusan kebijakan bidang impor;
dddd. penyediaan bahan masukan sebagai bahan pertimbangan perumusan kebijakan
bidang impor;
eeee. koordinasi dan pelaksanaan kebijakan bidang impor skala kabupaten;
ffff. pengambilan contoh, pengujian, inspeksi teknis dan sertifikasi mutu barang
meliputi: pengambilan contoh yang dilakukan oleh PPC (Petugas Pengambil
Contoh) yang teregistrasi;
gggg. pengujian, inspeksi teknis dan sertifikasi dilakukan oleh lembaga uji, inspeksi
teknis, sertifikasi yang terakreditasi dan teregistrasi;
hhhh. penilaian dan pelaporan angka kredit PMB tingkat kabupaten;
iiii. penyediaan bahan masukan untuk perumusan kebijakan penerbitan SKA (Surat
Keterangan Asal) dan penelusuran asal barang;
jjjj. sosialisasi, penerbitan dan pelaporan penerbitan SKA penelusuran asal barang di
tingkat kabupaten yang ditunjuk;
kkkk. penyediaan bahan masukan untuk penerbitan API (Angka Pengenal Imfor);
llll. sosialisasi kebijakan dan pelaporan penerbitan API;
mmmm. penyediaan bahan masukan, sosialisasi, fasilitasi, koordinasi pelaksanaan
monitoring dan pelaporan, penyediaan informasi potensi ekspor daerah sebagai
bahan pertimbangan perumusan kebijakan;
nnnn. penyediaan bahan masukan dalam rangka penetapan kesepakatan dalam sidang
komoditi internasional;
oooo. sosialisasi, monitoring dan evaluasi, pelaporan pelaksanaan kesepakatan skala
Kabupaten;
pppp. fasilitasi pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perdagangan luar
negeri;
qqqq. monitoring dan sosialisasi hasil-hasil kesepakatan kerjasama perdagangan
internasional;
rrrr. monitoring dan sosialisasi hasil-hasil kesepakatan kerjasama perdagangan
internasional;
66
ssss. monitoring dan sosialisasi hasil-hasil kesepakatan kerjasama perdagangan
bilateral;
tttt. monitoring dan sosialisasi dumping, subsidi, dan safeguard;
uuuu. penyediaan bahan kebijakan pengembangan ekspor skala kabupaten;
vvvv. pelaksanaan kegiatan pengembangan ekspor skala kabupaten;
wwww. koordinasi dengan aparat penegak hukum dalam penanganan kasus-kasus yang
berkaitan dengan perdagangan berjangka komoditi;
xxxx. pembinaan komoditas dalam rangka memperoleh akses pembiayaan resi gudang;
yyyy. pembinaan, pengaturan dan pengawasan yang bersifat teknis terhadap
penyelenggaraan dan pelaku pasar lelang skala kabupaten.
Paragraf 3 Susunan Organisasi
Pasal 49
(1) Susunan organisasi Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan terdiri dari :
a. Kepala Dinas.
b. Sekretariat, membawahkan :
1. Sub Bagian Program;
2. Sub Bagian Umum;
3. Sub Bagian Keuangan.
c. Bidang Koperasi dan UMKM, membawahkan :
1. Seksi Bina Kelembagaan dan Kemitraan;
2. Seksi Bina Usaha Koperasi dan UMKM;
3. Seksi Fasilitas Pembiayaan dan Simpan Pinjam.
d. Bidang Industri, membawahkan :
1. Seksi Bina Usaha Industri;
2. Seksi Pembinaan, Pengembangan Permodalan dan Kerjasama Industri;
3. Seksi Pengawasan Industri.
e. Bidang Perdagangan, membawahkan :
1. Seksi Bina Usaha Perdagangan;
2. Seksi Informasi Pasar dan Promosi;
3. Seksi Metrologi dan Perlindungan Konsumen.
f. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
67
(2) Bagan susunan organisasi Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan sebagaimana
terlampir pada Lampiran VIII Peraturan Daerah ini.
Pasal 50
Penjabaran tugas dan fungsi Sekretariat, Sub Bagian, Bidang, Seksi dan Unit Pelaksana
Teknis Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49, diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Bupati.
Bagian Kesembilan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga
Paragraf 1 Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 51
(1) Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga merupakan unsur pelaksana
pemerintahan daerah.
(2) Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga dipimpin oleh seorang kepala
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris
Daerah.
Pasal 52
Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga mempunyai tugas melaksanakan
urusan pemerintahan daerah dibidang Kebudayaan dan Kepariwisataan, Kepemudaan
dan Olahraga.
Pasal 53
Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52, Dinas
Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga mempunyai fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis dibidang Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelaksanaan pelayanan umum dibidang
Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga;
c. pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dinas dibidang Kebudayaan, Pariwisata,
Pemuda dan Olahraga;
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
68
Paragraf 2 Kewenangan
Pasal 54
Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 Dinas Kebudayaan,
Pariwisata, Pemuda dan Olahraga berkewenangan melaksanakan urusan pemerintahan
sebagai berikut :
a. rencana induk pengembangan kebudayaan skala kabupaten;
b. pelaksanaan kebijakan nasional/ propinsi dan penetapan kebijakan kabupaten
mengenai perlindungan HKI bidang kebudayaan;
c. pelaksanaan kebijakan nasional/ provinsi dan penetapan kebijakan kabupaten
mengenai kriteria sistem pemberian penghargaan anugerah bagi insan/ lembaga yang
berjasa di bidang kebudayaan;
d. pelaksanaan kebijakan nasional/ provinsi dan penetapan kebijakan kabupaten
mengenai kerja sama luar negeri di bidang kebudayaan skala kabupaten;
e. pelaksanaan kebijakan nasional/ provinsi serta penetapan kebijakan kabupaten kota di
bidang penanaman nilai-nilai tradisi, pembinaan karakter dan pekerti bangsa;
f. pelaksanaan kebijakan nasional/ provinsi dan penetapan kebijakan kabupaten dalam
pembinaan lembaga kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan lembaga skala
kabupaten;
g. pelaksanaan kebijakan nasional/ provinsi dan penetapan kebijakan operasional
perfilman skala kabupaten;
h. pemberian izin usaha terhadap pembuatan film oleh tim asing skala kabupaten;
i. pemberian perizinan usaha perfilman di bidang pembuatan film, pengedaran film,
penjualan dan penyewaan film (VCD, DVD), pertunjukan film (bioskop), pertunjukan
film keliling, penayangan film melalui media elektronik, dan tempat hiburan;
j. pelaksanaan kebijakan nasional/ provinsi dan penetapan kebijakan kabupaten dibidang
kegiatan standarisasi profesi dan teknologi perfilm;
k. pelaksanaan kebijakan nasional/ provinsi dan penetapan kebijakan kabupaten
mengenai kerjasama luar negeri di bidang perfilman;
l. pengawasan dan pendataan film dan rekaman video yang beredar, perusahaan
persewaan dan penjualan rekaman video serta kegiatan evaluasi dan laporan
pelaksanaan kebijakan perfilman skala kabupaten;
69
m. pelaksanaan kebijakan nasional/ provinsi dan penetapan kebijakan kabupaten
mengenai kegiatan standarisasi di bidang peningkatan produksi dan apresiasi film
skala kabupaten;
n. monitoring dan evaluasi pengembangan perfilman skala kabupaten;
o. pelaksanaan kebijakan nasional/ provinsi dan penetapan kebijakan kabupaten
mengenai standarisasi pemberian izin pengiriman dan penerimaan delegasi asing di
bidang kesenian;
p. penerbitan rekomendasi pengiriman misi kesenian dalam rangka kerjasama luar
negeri skala kabupaten;
q. penetapan kriteria dan prosedur penyelenggaraan festival, pameran, dan lomba
tingkat kabupaten;
r. penerapan dan monitoring implementasi SPM bidang bidang kesenian skala
kabupaten;
s. pemberian penghargaan kepada seniman yang telah berjasa kepada bangsa dan
negara skala kabupaten;
t. penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pelatihan kesenian skala kabupaten;
u. penerapan dan pelaksanaan prosedur perawatan dan pengamanan aset atau benda
kesenian (karya seni) skala kabupaten;
v. pelaksanaan kebijakan nasional/provinsi dan penetapan kebijakan kabupaten
peningkatan bidang apresiasi seni tradisional dan non tradisional;
w. pelaksanaan kebijakan nasional/provinsi dan penetapan kebijakan kabupaten dalam
rangka perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan kesenian skala kabupaten;
x. pelaksanaan pedoman nasional/provinsi dan penetapan kebijakan kabupaten/kota
dibidang penulisan sejarah lokal dan sejarah kebudayaan daerah skala kabupaten;
y. pelaksanaan pedoman nasional/provinsi dan penetapan kebijakan kabupaten
dibidang pemahaman sejarah nasional, sejarah wilayah, sejarah lokal dan sejarah
kebudayaan daerah;
z. pelaksanaan pedoman nasional/provinsi dan penetapan kebijakan kabupaten di
bidang pemahaman sejarah nasional, sejarah wilayah, sejarah lokal dan sejarah
kebudayaan daerah;
aa. pelaksanaan pedoman nasional/ provinsi dan penetapan kebijakan kabupaten di
bidang inventarisasi dan dilkumentasi sumber sejarah dan publikasi sejarah;
bb. pelaksanaan pedoman nasional/ provinsi dan penetapan kebijakan kabupaten
pemberian penghargaan tokoh yang berjasa terhadap pengembangan sejarah;
70
cc. penerapan pedoman peningkatan pemahaman sejarah dan wawasan kebangsaan
skala kabupaten;
dd. pelaksanaan pedoman penanaman nilai-nilai sejarah dan kepahlawanan skala
kabupaten;
ee. pelaksanaan pedoman nasional/ provinsi dan penetapan kebijakan kabupaten
mengenai database dan sistim informasi geografi sejarah;
ff. pelaksanaan pedoman nasional/provinsi dan penetapan kebijakan kabupaten
mengenai koordinasi dan kemitraan pemetaan sejarah skala kabupaten;
gg. pelaksanaan pedoman nasional/provinsi dan penetapan kebijakan kabupaten
penyelenggaraan diklat bidang sejarah skala kabupaten;
hh. pelaksanaan pedoman mengenai hasil ratifikasi konvensi internasional ” Cultural
Divertisy, Protection on Cultural Lanscape, Protection on Cultural and Natural
Heritage” skala kabupaten;
ii. penerapan kebijakan perlindungan, pemeliharaan, dan pemanfaatan BCB/situs skala
kabupaten;
jj. penetapan BCB/ situs skala kabupaten;
kk. penerapan kebijakan penyelenggaraan dan pengelolaan museum di kabupaten;
ll. penerapan pedoman penelitian arkeologi;
mm. penerapan pedoman pendirian museum yang dimiliki kabupaten;
nn. penerapan pedoman hasil pengangkatan peninggalan bawah air skala kabupaten;
oo. penyelenggaraan perlindungan, pengembangan, & pemanfaatan kebudayaan skala
kabupaten meliputi :
1. penanaman nilai-nilai tradisi serta pembinaan watak dan pekerti bangsa;
2. pembinaan lembaga kepercayaan terhadap tuhan yang maha esa dan lembaga
adat;
3. pengembangan jaringan informasi kebudayaan;
4. peningkatan kemitraan dengan berbagai pihak terkait, lembaga adat dan
masyarakat;
5. advokasi lembaga kepercayaan terhadap Yuhan Yang Maha Esa dan lembaga
adat;
pp. monitoring dan evaluasi kegiatan skala kabupaten meliputi :
1. pelaksanaan dan hasil kegiatan;
2. pengendalian dan pengawasan kegiatan;
3. pelaksanaan kebijakan nasional, norma dan standar serta pedoman penanaman
71
nilai-nilai budaya bangsa dibidang tradisi pada masyarakat;
4. pelaksanaan peningkatan apresiasi seni tradisional dan nontradisional tingkat
kabupaten;
5. pelaksanaan peningkatan apresiasi film skala kabupaten;
6. pelaksanaan kebijakan sejarah lokal skala kabupaten.
qq. pengajuan usul rekomendasi pembebasan fiskal untuk kegiatan misi kesenian
indonesia ke luar negeri dari kabupaten;
rr. penyelenggaraan kegiatan revitalisasi dan kajian seni di kabupaten;
ss. penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan peningkatan apresiasi seni
tradisional dan modern di kabupaten;
tt. koordinasi dan sinkronisasi kebijakan operasional perkawasan skala kabupaten;
uu. penyelenggaraan kegiatan festival pameran dan lomba secara berjenjang dan
berkala di tingkat kabupaten;
vv. pengawasan pembuatan film oleh tim asing di kabupaten;
ww. pemberian izin pelaksanaan kegiatan-kegiatan festival film dan pekan film di
kabupaten;
xx. fasilitasi organisasi/ lembaga perfilman di kabupaten;
yy. penapisan dan pengawasan peredaran film dan rekaman video di kabupaten;
zz. fasilitasi advokasi pengembangan perfilman di tingkat kabupaten;
aaa. perizinan membawa BCB ke luar kabupaten dalam satu provinsi;
bbb. penyebarluasan informasi sejarah lokal di Kabupaten;
ccc. pelaksanaan pemberian penghargaan di bidang sejarah lokal kabupaten;
ddd. pelaksanaan kongres sejarah tingkat daerah di kabupaten;
eee. pelaksanaan lawatan sejarah tingkat lokal di kabupaten;
fff. pelaksanaan seminar/ lokakarya sejarah lokal dalam perspektif nasional di
kabupaten;
ggg. pelaksanaan musyawarah kerja daerah di bidang sejarah skala kabupaten;
hhh. pengkajian dan penulisan sejarah daerah dan sejarah kebudayaan daerah di
kabupaten;
iii. pemetaan sejarah skala kabupaten;
jjj. koordinasi dan kemitraan bidang sejarah di kabupaten;
kkk. penanganan perllindungan, pemeliharaan dan pemanfaatan BCB/ situs warisan
budaya dunia skala kabupaten;
lll. registrasi BCB/ situs dan kawasan skala kabupaten;
72
mmm. pengusulan penetapan BCB/ situs provinsi kepada provinsi dan penetapan BCB/
situs skala kabupaten;
nnn. penyelenggaraan kerjasama bidang perlindungan pemeliharaan, pemanfaatan
BCB/ situs skala kabupaten;
ooo. koordinasi, dan fasilitasi, peningkatan peran serta masyarakat dalam perlindungan
pemeliharaan dan pemanfaatan BCB/ situs skala kabupaten;
ppp. perizinan survei dan pengangkatan BCB/ situs bawah air sampai dengan 4 (empat)
mil laut dari garis pantai atas rekomendasi pemerintah;
qqq. pengembangan dan pemanfaatan museum kabupaten;
rrr. registrasi museum dan koleksi dikabupaten;
sss. penyelenggaraan akreditasi museum di kabupaten;
ttt. penambahan dan penyelamatan koleksi museum di kabupaten;
uuu. pelaksanaan kebijakan nasional, provinsi dan penetapan kebijakan skala
kabupaten :
1. RIPP kabupaten;
2. pelaksanaan kebijakan nasional, provinsi dan penetapan kebijakan kabupaten
dalam pengembangan sistem informasi pariwisata;
3. pelaksanaan kebijakan nasional dan provinsi serta penetapan kebijakan
kabupaten dalam penerapan standarisasi bidang pariwisata;
4. pelaksanaan kebijakan nasional dan provinsi serta penetapan pedoman
pengembangan destinasi pariwisata skala kabupaten;
5. pelaksanaan kebijakan nasional dan provinsi serta penetapan kebijakan dalam
pembinaan usaha dan penyelenggaraan usaha pariwisata skala kabupaten;
6. penetapan dan pelaksanaan pedoman perencanaan pemasaran skala
kabupaten;
7. penetapan dan pelaksanaan pedoman partisipasi dan penyelenggaraan
pameran/ event budaya dan pariwisata skala kabupaten;
8. penetapan dan pelaksanaan pedoman dan penyelenggaraan widya wisata skala
kabupaten;
9. penetapan dan pelaksanaan pedoman kerjasama pemasaran skala kabupaten.
vvv. pemberian izin usaha pariwisata skala kabupaten;
www. pelaksanaan kerjasama internasional pengembangan destinasi pariwisata skala
kabupaten;
73
xxx. pelaksanaan kerjasama pengembangan destinasi pariwisata skala kabupaten;
yyy. monitoring dan evaluasi pengembangan pariwisata skala kabupaten;
zzz. penyelenggaraan promosi skala kabupaten :
1. penyelenggaraan widyawisata skala kabupaten serta mengirim dan menerima
peserta group widya wisata;
2. peserta/ penyelenggara pameran/ event, roadshow bekerjasama dengan
pemerintah/ provinsi;
3. pengadaan sarana pemasaran skala kabupaten;
4. pembentukan perwakilan kantor promosi pariwisata di dalam negeri skala
kabupaten;
5. penyediaan informasi pariwisata ke pusat pelayanan informasi pariwisata
provinsi dan pembentukan pusat pelayanan informasi pariwisata skala
kabupaten;
6. pelaksanaan event promosi di luar negeri dengan koordinasi Pemerintah dan
Provinsi.
aaaa. pengembangan sistem informasi pemasaran pariwisata skala kabupaten;
bbbb. penerapan branding pariwisata nasional dan penetapan tagline pariwisata skala
kabupaten;
cccc. rencana induk pengembangan sumberdaya kebudayaan dan pariwisata nasional
skala kabupaten;
dddd. pelaksanaan kebijakan nasional/ provinsi dan penetapan kebijakan kabupaten
dalam pengembangan sumber daya manusia kebudayaan dan pariwisata skala
kabupaten;
eeee. pelaksanaan kebijakan nasional/ provinsi dan penetapan kebijakan kabupaten
penelitian kebudayaan dan pariwisata skala kabupaten;
ffff. pelaksanaan rancangan induk penelitian arkeologi nasional oleh kabupaten
berkoordinasi dengan balai arkeologi.
gggg. penetapan kebijakan di bidang kepemudaan skala Kabupaten :
1. pengembangan keserasian kebijakan dan pemberdayaan;
2. pengembangan kemitraan pemerintah dengan masyarakat dalam
pembangunan;
3. peningkatan peran serta secara lintas bidang dan sektoral;
4. pengembangan manajemen, wawasan dan kreativitas;
5. kemitraan dan kewirausahaan;
74
6. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan keimanan
ketaqwaan (IMTAQ);
7. peningkatan profesionalisme, kepemimpinan dan kepeloporan;
8. pengaturan sistem penganugerahan prestasi;
9. peningkatan prasarana dan sarana;
10. pengembangan jaringan dan sistem informasi;
11. kriteria dan standarisasi lembaga kepemudaan;
12. pembangunan kapasitas dan kompetensi lembaga kepemudaan;
13. pencegahan dan perlindungan bahaya distruktif.
hhhh. pelaksanaan kebijakan di bidang kepemudaan skala Kabupaten :
1. aktivitas kepemudaan yang berskala kabupaten, provinsi, nasional dan
internasional;
2. fasilitasi dan dukungan aktivitas kepemudaan lintas kecamatan skala
kabupaten;
3. pembangunan pusat pemberdayaan pemuda;
4. pendidikan dan pelatihan kepemudaan tingkat kabupaten;
5. kerjasama antar kecamatan skala kabupaten, provinsi, pemerintah dan
internasional.
iiii. koordinasi bidang kepemudaan skala Kabupaten :
1. koordinasi antar dinas instansi terkait;
2. koordinasi dengan lembaga non pemerintah;
3. koordinasi antar kecamatan skala Kabupaten.
jjjj. pembinaan dan pengawasan di bidang kepemudaan skala Kabupaten;
1. pembinaan terhadap organisasi kepemudaan;
2. pembinaan terhadap kegiatan kepemudaan;
3. pembinaan pemberian bimbingan, supervisi dan konsultasi urusan
pemerintahan di bidang kepemudaan;
4. pembinaan pendidikan dan pelatihan di bidang kepemudaan;
5. pembinaan perencanaan, penelitian, pengembangan, pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang kepemudaan;
6. pengaturan pengawasan terhadap pelaksanaan norma dan standar di bidang
kepemudaan.
kkkk. penetapan kebijakan di bidang keolahragaan skala Kabupaten :
1. pengembangan dan keserasian kebijakan olahraga;
75
2. penyelenggaraan keolahragaan;
3. pembinaan dan pengembangan keolahragaan;
4. pengelolaan keolahragaan;
5. penyelenggaraan pekan dan kejuaraan olahraga;
6. pembangunan dan peningkatan prasarana dan sarana olahraga;
7. pendidikan dan pelatihan keolahragaan;
8. pendanaan keolahragaan;
9. pengembangan IPTEK keolahragaan;
10. pengembangan kerjasama dan informasi keolahragaan;
11. pengembangan kemitraan pemerintah dengan masyarakat dalam pembangunan
olahraga;
12. peningkatan peranserta secara lintas bidang dan sektoral serta masyarakat.;
13. pengembangan manajemen olahraga;
14. kemitraan industri dan kewirausahaan olahraga;
15. pengembangan IPTEK olahraga;
16. peningkatan profesionalisme atlit, pelatih, manager dan pembina olahraga;
17. pembangunan dan pengembangan industri olahraga;
18. pengaturan sistem penganugerahan, penghargaan dan kesejahteraan pelaku
olahraga;
19. pengaturan pelaksanaan standarisasi, akreditasi dan sertifikat keolahragaan;
20. peningkatan dan pembangunan prasarana dan sarana olahraga;
21. pengembangan jaringan dan sistem informasi keolahragaan;
22. kriteria lembaga keolahragaan;
23. pemberdayaan dan pemasyarakatan olahraga serta peningkatan kebugaran
jasmani masyarakat.
llll. pelaksanaan kebijakan di bidang keolahragaan skala Kabupaten :
1. aktivitas keolahragaan skala kabupaten, provinsi, nasional dan internasional;
2. fasilitasi dan dukungan aktivitas keolahragaan lintas kecamatan skala
kabupaten;
3. kerjasama antar kecamatan skala kabupaten, provinsi, pemerintah dan
internasional;
4. pembangunan dan penyediaan prasarana dan sarana olahraga;
5. pendanaan keolahragaan;
6. pendidikan dan pelatihan keolahragaan;
76
7. pembangunan sentra pembinaan prestasi olahraga.
mmmm. koordinasi bidang keolahragaan skala Kabupaten :
1. Koordinasi antar dinas/instansi terkait;
2. Koordinasi dengan lembaga non pemerintah dan masyarakat;
3. Koordinasi antara Kabupaten dan Kecamatan.
nnnn. pembinaan dan pengawasan dibidang keolahragaan skala Kabupaten :
1. pembinaan terhadap organisasi keolahragaan;
2. pembinaan terhadap kegiatan keolahragaan;
3. pembinaan pengelolaan olahraga dan tenaga keolahragaan;
4. pembinaan dan pengembangan prestasi olahraga termasuk olahraga unggulan;
5. pembinaan koordinasi pemerintahan antar susunan pemerintahan di kabupaten;
6. pembinaan pendidikan dan pelatihan di bidang keolahragaan;
7. pembinaan perencanaan, penelitian, pengembangan, pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang keolahragaan;
8. pengaturan pengawasan terhadap pelaksanaan norma dan standar di bidang
keolahragaan;
9. pembinaan dan pengembangan industri olahraga;
10. pengawasan terhadap penyelenggaraan olahraga;
11. pengawasan terhadap pelaksanaan anggaran/dana.
Paragraf 3 Susunan Organisasi
Pasal 55
(1) Susunan organisasi Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga terdiri dari :
a. Kepala Dinas.
b. Sekretariat, membawahkan :
1. Sub Bagian Program;
2. Sub Bagian Umum;
3. Sub Bagian Keuangan.
c. Bidang Kebudayaan, Membawahkan :
1. Seksi Pengembangan Kebudayaan;
2. Seksi Pengkajian Sejarah, Museum dan Nilai Tradisional;
3. Seksi Kesenian.
d. Bidang Pariwisata, membawahkan :
1. Seksi Pengembangan Objek dan Aktifitas Wisata;
77
2. Seksi Promosi dan Pemasaran Wisata;
3. Seksi Sarana dan Prasarana Wisata.
e. Bidang Pemuda dan Olahraga, membawahkan :
1. Seksi Pembinaan Generasi Muda;
2. Seksi Pembinaan Olahraga;
3. Seksi Sarana dan Prasarana.
f. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan susunan organisasi Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga
sebagaimana terlampir pada Lampiran IX Peraturan Daerah ini.
Pasal 56
Penjabaran tugas dan fungsi Sekretariat, Sub Bagian, Bidang, Seksi dan Unit Pelaksana
Teknis Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55, diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Bupati.
Bagian Kesepuluh Dinas Tanaman Pangan
Paragraf 1 Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 57
(1) Dinas Tanaman Pangan merupakan unsur pelaksana pemerintahan daerah.
(2) Dinas Tanaman Pangan dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Pasal 58
Dinas Tanaman Pangan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan Daerah
dibidang Pertanian yang mencakup sub bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura.
Pasal 59
Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58, Dinas Tanaman
Pangan mempunyai fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis dibidang Tanaman Pangan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelaksanaan pelayanan umum dibidang
Tanaman Pangan;
c. pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dinas dibidang Tanaman Pangan;
78
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Paragraf 2 Kewenangan
Pasal 60
Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59, Dinas Tanaman
Pangan berkewenangan melaksanakan urusan pemerintahan sebagai berikut :
a. penetapan kebijakan, pedoman dan bimbingan pengembangan, rehabilitasi,
konservasi, optimasi dan pengendalian lahan pertanian tingkat kabupaten;
b. penyusunan peta pengembangan, rehabilitasi, konservasi, optimasi dan
pengendalian lahan pertanian wilayah kabupaten;
c. pengembangan, rehabilitasi, konservasi, optimasi dan pengendalian lahan pertanian
wilayah kabupaten;
d. penetapan dan pengawasan tata ruang dan tata guna lahan pertanian wilayah
kabupaten;
e. pemetaan potensi dan pengelolaan lahan pertanian wilayah kabupaten/ kota;
f. pengembangan lahan pertanian wilayah kabupaten;
g. pengaturan dan penerapan kawasan pertanian terpadu wilayah kabupaten;
h. penetapan sentra komoditas pertanian wilayah kabupaten;
i. penetapan sasaran areal tanam wilayah kabupaten;
j. penetapan luas baku lahan pertanian yang dapat diusahakan sesuai kemampuan
sumberdaya lahan yang ada pada skala Kabupaten;
k. pembangunan dan rehabilitasi pemeliharaan jaringan irigasi di tingkat usaha tani dan
desa;
l. bimbingan dan pengawasan pemanfaatan dan pemeliharaan jaringan irigasi;
m. bimbingan dan pengawasan pemanfaatan sumber-sumber air dan air irigasi;
n. bimbingan pengembangan dan pemberdayaan Perkumpulan Petani Pemakai Air
(P3A) dan Perkumpulan Petani Pemakai Air Tanah (P3AT);
o. bimbingan dan pelaksanaan konservasi air irigasi ( pemeliharaan air irigasi);
p. bimbingan penerapan teknologi optimalisasi pengelolaan air untuk usaha tani;
q. bimbingan penggunaan pupuk;
r. pengawasan pengadaan, peredaran dan penggunaan pupuk wilayah kabupaten;
s. pengembangan dan pembinaan unit usaha pelayanan pupuk;
t. bimbingan penyediaan, penyaluran dan penggunaan pupuk;
u. pelaksanaan peringatan dini dan pengamanan terhadap ketersediaan pupuk;
79
v. bimbingan penerapan standar mutu pupuk;
w. pelaksanaan kebijakan penggunaan pestisida wilayah kabupaten;
x. pengawasan pengadaan, peredaran dan penggunaan pestisida wilayah kabupaten;
y. pengembangan dan pembinaan unit pelayanan pestisida;
z. bimbingan penyediaan, penyaluran dan penggunaan pestisida;
aa. pelaksanaan peringatan dini dan pengamanan terhadap ketersediaan pestisida;
bb. bimbingan penerapan standar mutu pestisida;
cc. pelaksanaan kebijakan alat dan mesin pertanian wilayah kabupaten;
dd. identifikasi dan inventarisasi kebutuhan alat dan mesin pertanian di wilayah
kabupaten;
ee. pengembangan alat dan mesin pertanian sesuai standar;
ff. penerapan standar mutu alat dan mesin pertanian;
gg. pengawasan standar mutu dan alat mesin pertanian wilayah kabupaten;
hh. pembinaan dan pengembangan jasa alat dan mesin pertanian;
ii. pemberian izin pengadaan dan peredaran alat dan mesin pertanian;
jj. analisis teknis, ekonomis dan sosial budaya alat dan mesin pertanian sesuai
kebutuhan lokalita;
kk. bimbingan penggunaan dan pemeliharaan alat dan mesin pertanian;
ll. pembinaan dan pengembangan bengkel/pengrajin alat dan mesin pertanian;
mm. bimbingan penerapan pedoman perbenihan tanaman wilayah kabupaten;
nn. pemantauan benih impor di wilayah kabupaten;
oo. bimbingan penerapan standar mutu benih pertanian wilayah kabupaten;
pp. pengaturan penggunaan benih pertanian wilayah kabupaten;
qq. pembinaan dan pengawasan penangkar benih;
rr. pembinaan dan pengawasan perbanyakan peredaran dan penggunaan benih;
ss. bimbingan dan pemantauan produksi benih;
tt. bimbingan penerapan standar teknis perbenihan yang meliputi sarana, tenaga dan
metode;
uu. pemberian izin produksi benih pertanian;
vv. pengujian dan penyebarluasan benih varietas unggul spesifik lokasi;
ww. perbanyakan dan penyaluran mata tempel dan benih tanaman;
xx. pelaksanaan dan bimbingan dan distribusi pohon induk;
yy. penetapan sentra produksi benih tanaman pertanian;
zz. pengembangan sistem informasi perbenihan;