45
PERATURAN DA;ERAH PROVlNSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2015 T :e N T A N G PERLINDUNGAN DAN PEMENUHAN HAK PENYANDANG DISABILITAS

PERATURAN DA;ERAH PROVlNSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 … · perubahan kondisi penyandang disabilitas dari tingkat yang .lrurang baik menjadi baik dan menjadi terbaik. 13. Perlindungan

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERATURAN DA;ERAH PROVlNSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 … · perubahan kondisi penyandang disabilitas dari tingkat yang .lrurang baik menjadi baik dan menjadi terbaik. 13. Perlindungan

PERATURAN DA;ERAH PROVlNSI SUMATERA BARAT

NOMOR 2 TAHUN 2015

T :e N T A N G

PERLINDUNGAN DAN PEMENUHAN HAK

PENYANDANG DISABILITAS

Page 2: PERATURAN DA;ERAH PROVlNSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 … · perubahan kondisi penyandang disabilitas dari tingkat yang .lrurang baik menjadi baik dan menjadi terbaik. 13. Perlindungan

GUBERNUR SUMATER.A BARAT

P~R,ATURAN PAE:AAH PROVINSI SUMATERA BARA'l'

NOMOR 2 TAHUN 2015

TENTANG

PERLINDUNGAN' DAN PEMENUHAN HAK

PENYANDANG DISA.SILITAS

DENGAN R.AHMA'l' TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR SUMATERA BARAT,

Menimbang : a. bahwa setiap wa.rga. negara mempun.yai hak, kewajiban,

peran dan kedudukan yang sama berdasarkan Undang­

Undang Dasar 1945;

b. bahwa dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara,

pcnyandang disabilitas m.asih m.engalami berbagai bentuk

d.iskriminasi, sehingga hak-haknya belum. terpenuhi secara

maksimal;

c. bahwa untuk menjamin pemenuhan hak dan peran

penyandang disabilitas, perlu adanya kepastian hukum

sebagai jaminan perlindungan dan pemenuhan hak

penyandang disabilitas sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-und.angan;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan

Peraturan Daerah tentang Perlindungan dan Pemenuhan

Hak Penyandar.g Disabilitas;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Unc;!ang-Undang Pasar Negara Kesatuan

Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1953 tentang Penetapan

Undang-Undang Darurat NorMr 19 Tahun 1957 tentang

Page 3: PERATURAN DA;ERAH PROVlNSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 … · perubahan kondisi penyandang disabilitas dari tingkat yang .lrurang baik menjadi baik dan menjadi terbaik. 13. Perlindungan

- 2 -

Pembentukan Daerah-daerah Swatantra Tingkat I Sumatera

Barat, Jambi dan Riau sebagai Unc;lang-Undang (Lembaran

N egara Republik Indonesia Tahun 195S Nom or 112,

Tambal'lan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

1646);

3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang

Cacat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997

Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3670);

4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi

Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999

Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 38S6);

5. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik ln(ion~:sia

Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4279;

6. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistim

Pen<;iicj.ikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara

Rep'\lblik Indonesia Nomor 44301);

7. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem

Jaminan Sosia.l Nasional (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4456) ;

8. Undang-UnQ.ang Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pengesahan

International Convenant bn ~conomic, Social and Culture

Rights (Kovenan Intemasional tentang Hak-Hak Ekonomi,

Sosial, dan eudaya) (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2005 Nomor 11S, Tambahan Lembaran Negara

Repuqlik Indonesia Nomor 4557);

9. Undang-Undang Nomor 12 Ta,hun 2005 tentang Pengesahan

International Covenant On Civil ancj Political Rights

(Kovenan Intemasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik)

Page 4: PERATURAN DA;ERAH PROVlNSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 … · perubahan kondisi penyandang disabilitas dari tingkat yang .lrurang baik menjadi baik dan menjadi terbaik. 13. Perlindungan

- 3-

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4558);

10. Undartg-Undane; Nornor 24 Tahun 2007 tentang

Penanggulangan Bencana (Lembar~ Negara Republik

Indonesia Ta.hun 2007 Nornor 66, Tarnbahart Lembaran

Negara R.epublik Indonesia Nomor 4723);

11. 'l}ndang-Unda,tlg Nornor 11 Tahun 2009 tentang

Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2009 Nomor 12, Tatnbahan Letnbaran Negara

Republik Indonesia Nomot 4967);

12. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan

Publik (Lernbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5038;

13. Undang-Undartg Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor

144, Tambahan Lembaran Negata Republik Indonesia Nomor

5063);

14. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukal'l Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5234);

15. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan

Convention 6n the Rights of Persons with Disabilities

(Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas)

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor

107, Tam'oahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5251);

16. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Letnbaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2014 NOrnor 244, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5587), sebagalmana telah diu bah

Page 5: PERATURAN DA;ERAH PROVlNSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 … · perubahan kondisi penyandang disabilitas dari tingkat yang .lrurang baik menjadi baik dan menjadi terbaik. 13. Perlindungan

Menetapkan

- 4 .

beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang · Nomor 9

Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerinta,ha,n Oaerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor

58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5679);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 4$ Tahun 1998 ten tang Upaya

Peningkatan Kesejahteraan Sosial Bagi Penyadang Cacat

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor

70, Tambahan Lembaran Negara. Republik Indonesia Nomor

3754);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang

Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara.

Republik Indonesia tahun 2012 Nomor 68, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Notnor S294);

Oenga,n Persetujuan Bersama

DEWAN PE;RWAKILAN RAKYA'l' DAERAH

PROVINSI $UMATERA BARA'l'

dnn

()UBERNUR SUMATE:RA BARAT

MEMUTUSKAN :

PERATURAN PAERAH TENTANO PERLINDUNGAN DAN

PEMENUHAN HAK PENYANDANG 0I$AI3ILITAS.

BASI

KE'l'ENTUAN VMUM

Bagian Kesatu

Pengertian

Pasal1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Provinsi $umatera :Barat.

2. Pemerinta,h Oaerah adalah Perhermta,h ?rovinsi Sumatera Sarat.

Page 6: PERATURAN DA;ERAH PROVlNSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 … · perubahan kondisi penyandang disabilitas dari tingkat yang .lrurang baik menjadi baik dan menjadi terbaik. 13. Perlindungan

- 5 -

3. Gubernur adalah Oubemur Sumatera $arat.

4. Pernerintah Kabupaten;Kota a.dalah Pernerintah Kabupaten/Kota di

wilayah Sumatera Barat.

5. Satua.n Kerja Perangkat Daerah yang sel~jutnya disingkat SKPD adalah

SKPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi Sul'natera Barat.

6. Penyandang Disabilitas adalah orang yang rnemiliki keterbatasan fisik,

mental, intelektual atau sensorik dalam jangka waktu lama yang cj.alam

berinteraksi dcngan lingkunga,n dan sikap.masyarakatnya dapat men~::mui

hambatan yang menyulitkan untuk berpartisipasi pen\lh dan efektif

berdasarkan kesamaan hak.

7. Derajat Kedisaoilitasan adalah tingkat berat ringannya keadaan disabilitas

yang disandang seseora.ng.

8. Kesamaan kesempatan a<;ialah keadaan yang rnenyediakan peluang atau

akses yang sama kepada penyandang disabilitas untuk menyalurkan

potensi dalam segala aspek penyelenggaraan bernegara dan

bermasyarakat.

9. Diskriminasi adalah setiap pembedaan, pengecualian, atau pembatasan

atas dasar disaoilitas yang bermaksud atau berdampak membatasi atau

meniadakan pengakuan, peniknlatan atau pelaksanaan hak penyandang

disabilitas.

10. Martabat adalah nilai kehormatan atau harga diri yang melekat pada

hakikat keberadaan setiap penyanda.ng disabilitas sebagai anugerah

1'uhan Yang Maha Kuasa. •

11. Penghormatan adalah hal yang membangkitk:an kesadaran dalam menilai

dan menghargai atau menerima keberadaan penyandang disabilitas

dengan segala hak yang melekat tanpa berkurang.

12. Pemajuan adalah hal yang terkait dengan upaya mendorong atau

menggerakkan semangat, kotnitmen, maupun tindakan nyata terhadap

perubahan kondisi penyandang disabilitas dari tingkat yang .lrurang baik

menjadi baik dan menjadi terbaik.

13. Perlindungan adalah perbuatan yang d.ilakukan secara sadar untuk

me~ind1.mgi, membentengi, rnengayomi dan rnetnperkuat hak penyandang

disabilitas serta mencegah, menangkal, dan menghindarkan segala

Page 7: PERATURAN DA;ERAH PROVlNSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 … · perubahan kondisi penyandang disabilitas dari tingkat yang .lrurang baik menjadi baik dan menjadi terbaik. 13. Perlindungan

. 6.

sesuatu yang dapat tnengganggu, mengurangi, membatasi, mempersu!it,

menghambat atau mengha.pus ha.k dari siapa.pun.

14. Pemberdayaan adalah upaya untuk menguatkan keberadaan penya.ndang

disabilitas dalam bentuk penumbuhan iklim dan pengembangan potensi

diri sehingga mampu tumbuh dan berkembang menjadi individu atau

kelompok penya.ndang disabilitas yang tangguh dan n1andiri.

15. Aksesibilitas adalah kemudahan yang disedia.kan bagi penyandang

disabilitas guna mewujudkan kesamaan kesernpatan dalarn segala aspek

kehidupan dan penghidupan.

16. Pengusaha adalah:

a. Orang perseora,ngan, persekutuan, atau badan hukum yang

menjalanka.n suatu perusahaan milik sendiri;

b. Orang perseorangan, persekutuan atau badan hukurn yang secara

berdiri sendiri rnenjalankan perusahaan bukan miliknya;

c. Orang perseorangan, persekutuan atau badan hukum yang berada di

Indonesia mewak.ili perusahaan sebagaimana ditna.ksud dalam huruf a

dan huruf b yang berkeduduka!'l di luar wilayah Indonesia.

1 7. Perusahaan adalah:

a. Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang

perseorangan, nlilik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik

swasta rnaupun milik negera yang mempekerja.kan pekerja/buruh

dengan membayar upah atau irnbalan dengan atau imbalan dalarn

bentuk lain;

b. Usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mernpunya1 pengurus

dan rnempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau irnbalan

dalam bentuk lain.

18. Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk rnernberi,

mernperoleh, meriingkatkan serta rnengernbangkan kotnpetensi kerja,

produktivitas, disiplin, sikap dan etos kerja pada tingkat keterarnpilan dan

keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau

pekerjaan.

19. Upaya pelayanan kesehatan adalah setiap kegiatan danfatau serangkaian

kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan

berkesinambungan untuk rnerne1ihara dan meningkatkan derajat

Page 8: PERATURAN DA;ERAH PROVlNSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 … · perubahan kondisi penyandang disabilitas dari tingkat yang .lrurang baik menjadi baik dan menjadi terbaik. 13. Perlindungan

. 7 .

kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan

kesehatan, pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan oleh

Pemerintah Daerah dan/atau masyarakat.

20. Rehabilitasi sosial adalah proses refungsionalisasi dan pengembangan

untuk mem~Jngkinkan seseorang mampu rnelaksanakan fungsi sosialnya

secara wajar dalam kehidupan masyarakat.

21. Penanggulangan bencana adalah upaya yang meliputi penetapan

kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan

pencegahan bencana, tanggap darurat dan rehabilitasi.

22. Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko

bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan

peningkatan kemampuan menghadapi ancarnan bencana.

23. Tanggap darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan

segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang

ditimbulkan, meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta

benda, pemenuhan kebutuhan dasiU', perlindungan, penanganan

pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana.

Bagian Kedua

Asas

Pasa,! 2

Perlindungan dan pemenuhan hak Penyandang Disabilitas dilaksanakan

berdasarkan asas:

a. kemanusiaan;

b. keadilan;

c. kemandirian;

d. non diskriminasi; dan

e. kesamaan kesempatan.

aagian Ketiga

Tl.\juan

Pasal3

Perlindungan dan pemenuhan hak Penyandang Disabilitas bertujuan untuk:

Page 9: PERATURAN DA;ERAH PROVlNSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 … · perubahan kondisi penyandang disabilitas dari tingkat yang .lrurang baik menjadi baik dan menjadi terbaik. 13. Perlindungan

- 8-

a. melindungi, memenuhi hak asasi tnanusia. dan kebebasan daS;ar seca.ra

penuh dan setara bagi Penyandang Oisabilitas;

b. mewujudkan kemandirian dan kesejahteraan Penyandang Disabilitas; dan

c. meningkatkan kematnpua.n, kepedulian, dan tanggun~ jawab Pemerinta.h

Daerah, serta peran badan usaha dan trJ.asyarakat dalatn perlindungan dan

pemenjlhan hak Penyandang Disabilitas.

Bagia.n Keempat

Ruang Lingkup

Pasal4

Ruang lingkup pengaturan perlindunga.n dan pemenuha.n hak Penyandang

Disabilitas rneliputi:

a. tanggungjawab Pemerintah Daerah;

b: hak dan kewajiban Penyandang Disa.bilitas;

c. kesamaan kesempata.n;

d. Aksesibilitas;

e. perlindungan dan pemenuhan hak Penyandang Disabilitas perempuan dan

anak;

f. Komite Perlindungan dan Pemenuhan Hak Penya.ndang Disabi!itas;

g. koordinasi;

h. peran serta masyarakat dan Badan Usaha;

i. pembinaan dan pengawasan; dan

J. pembiayaan.

BAB II

TANGGUNO JAWAB PEME:RINTAH DAE:RAH

Pasa!S

Tanggung jawab Pemerintah Daerah dalatn perlindungan dan pernenuhan hak

Penyandang Disabilita!! meliputi:

a. menetapkan kebijakan, program, dan kegiatan perlindungan dan

pernenuha,n hak PenyanQ.ang J;>isabilitas;

b. mengetnbangkan dan metnperkt,lat kerjasatna dengan berbagai pihak untuk

melakukan perlindungan dan pemenuhan hak Penyandang Disabilitas;

Page 10: PERATURAN DA;ERAH PROVlNSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 … · perubahan kondisi penyandang disabilitas dari tingkat yang .lrurang baik menjadi baik dan menjadi terbaik. 13. Perlindungan

. 9.

c. · memberikan penghargaan bagi masyarakat yang berperan serta S(!cara lnar

biasa dalam upaya · perlindungan dan pemenuhan hak Penyandang

Disabilitas;

d. mengalokasikan anggara,n penyelenggaraar. perlindungan. dan pem.enuhan

hak Penyandang Disabilitas sesuai kemampuan keuangan C::aerah; dan

e. membina, mendorong, membantu dan memfasilitasi Pemerintah Daerah

KabupatenjKota serta mengawasi pel'lyelenggaraan perlindungan dan

pemenuhan hak Penyandang Disabilitas.

BAB lli

HAK DAN K;eWAJI:aAN PEN'YANOANG DISABILITAS

Pasa16

( 1) Setiap Penyandang Disabilitas mempunyai hak yang sama dalam sega:a

aspek kehidupa,n dan penghidupan.

(2)Dalam memperoleh hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Penyandang

Disabilitas mendapatkal'l pelayana,n khusus sesuai kebutuhan.

Pasal7

(1) Setiap Penyandang Disabi!itas mempunyai kewajiban yang sama dalam

· kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bemegara.

(2) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan sesuai

d~ngan jenis, dera,iat kedisabilitasan, tingkat pendidikan dan

kemarnpuannya.

BABIV

KE$AMAAN KESEMPATAN

Bagian Kesatu

Umum

Pasal8

Setiap Penyandang Disabilitas metnp\lnyai kesamaan kesernpatan dalam

bidans:

a. pendidika,n;

b. ketenagakerjaan;

c. ke.sehatan;

Page 11: PERATURAN DA;ERAH PROVlNSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 … · perubahan kondisi penyandang disabilitas dari tingkat yang .lrurang baik menjadi baik dan menjadi terbaik. 13. Perlindungan

d.

e.

f.

g.

h.

i.

sosial;

politik;

hukum;

olahraga;

seni budaya; dan

penanggulangan bencana.

- 10 -

Bagian Kedua

Pendidikan

Pasa19

(1) Setiap Penyandang Disabilitas mempunyai kesempatan yang sama untuk

memperoleh pendidikan pada semua satuan, jalur, jenis dan jenjang

pendidikan secara inklusif.

(2) Pendidikan bagi Penyandang Disabilitas sebagaimana dimaksud pada ayat

( 1) yaitu pendidikan inklusif yang diselenggarakan satuan pendidikan

umum dan satuan pendidikan khusus.

PasallO

Setiap Penyanda,ng Disabilitas mempunyai kesempatan yang sama untuk

menye!engga.rakan pendidika,n pada semua satua.n, jalur, jenis dan jenjang

pendidika.rt secara inklusif.

Pasalll

(1) Penyelenggara pendidikan wajib memberikan kesempatan yang sama dan

perlakuan khusus dalam pendidikan bagi ?enyandang Disabilitas sesuai

jenis, derajat kec;iisabilitasan, dan kema.mpuannya.

(2) Penyelenggara pendidikan sebagaima.na dimaksud pada ayat (1),

menyediakan:

a. guru pembiml;ling khusus yang rnemiliki kompetensi dan sertifikasi di

bidangnya;

b. prasarana dan sarana sesuai jenis dan derajat kedisabilitasan peserta

didik; dan

c. kurikulum ya~1g c;!irnodifikasi sesuai denga.n karakteristik peserta didik

disabilitas.

Page 12: PERATURAN DA;ERAH PROVlNSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 … · perubahan kondisi penyandang disabilitas dari tingkat yang .lrurang baik menjadi baik dan menjadi terbaik. 13. Perlindungan

- 11-

Pasall2

(1) Pemerint.ah Daerah memfasilitasi Penyandang DisabiUtas untuk

mempelajari keterampilan dasar yang dibutuhkan urttuk kemandirian dan

partisipasi penuh dalam menempuh pendidikal'l dan pengemba,ngari sosial.

(2) Keterampilan dasar seba.gaimana din'laksud pada. ayat (1) mencakup:

a. keterampilan menulis dan membaca huruf braille;

b. keterampilan orientasi dan rnobilitas;

c. ketera.mpilan bina diri, bil'l.a sosial, bina perilaku; dan

d. keterampilan komunikasi.

Sagian Ketiga

Ketenagakerjaan

Paragraf 1

Umum

Pasal13

Setiap Penyandang Disabilitas mempunyai kesempatan yang sarna untuk

mendapatkan pekerjaan sesuai dengan jenis dan derajat kedisabilitasannya.

Paragraf2

Kesempatan Pekerjaan

Pasal14

Pengusaha harus mempekerjakan paling sedikit 1 (satu) orang Penyandang

Disabilitas yang memenuhi persyaratan jabatan dan kualifikasi pekerjaan

sebagai pekerja pada perusahaa.tu'lya untuk setiap 100 (seratus) orang pekerja

perusahaannya.

Pasal15

Pengusaha harus mempekerjaka.n paling sedikit 1 (satu) orang penyandang

disabilitas yang memenuhi persyaratan jabat.an dan kualitlkasi pekerjaan

sebagai pekerja pada perusaha.annya, bagi yang memiliki pekerja kurang dari

100 (seratus) orang, tetapi usaha yang dilakuka.tl.nya menggunakan teknologi

tinggi.

Page 13: PERATURAN DA;ERAH PROVlNSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 … · perubahan kondisi penyandang disabilitas dari tingkat yang .lrurang baik menjadi baik dan menjadi terbaik. 13. Perlindungan

- 12-

:Pasal16

Persyaratan ja'oatan dan kualifikasi pekerjaan bagi Penya,ndang Disabilitas

memperhatikan faktor:

a. jenis dan derajat kedisabilitasan;

b. pendidikan;

c. keterampilan dan/atau keahlian;

d. kesehatan;

e. formasi yang tersedia;

f. jenis atau bidang usaha; dan

g. faktor lain.

Pasall7

( 1) Pemerintah Daerah memberikan kesempatan bagi Penyandang Disabilitas

dalam set,iap penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil tanpa diskriminasi.

(2) Peneritnaan Calon Pegawai Negeri Sipil sebagaimana Q.imaksud pada ayat

(1) harus memenuhi persyaratan dan ketentuan peraturan perundang­

undangan.

(3) Dalam penerimaan Ca,lon Pegawai Negeri Sipil sebagaitnana Q.imaksud

pada ayat (1) Pemerintah Daerah menyediakan aksesibilitas dalam proses

pelaksanaan seleksi.

Pasal18

(1) Pemerinta.h Daera,h mem\:>erikan kesempatan kepada Penyandang

Disabilitas yang memiliki keterampilan dan/atau keahlian untuk

melakukan usaha mar,diri.

(2) Pemberian kesempatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perl.mdang-undangan.

Pasal19

Petnerintah Daerah mendorong dan memfasilitasi upaya penguatan dan

pengembangan usa.ha ekonomi Penyandang Oisabilitas melalui kerjasama dan

ketnitraan dengan badan t,tsaha.

Page 14: PERATURAN DA;ERAH PROVlNSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 … · perubahan kondisi penyandang disabilitas dari tingkat yang .lrurang baik menjadi baik dan menjadi terbaik. 13. Perlindungan

- 13-

Pasal20

(1) Pemerintah Daerah atau Perusahaa.n menyediakan fasilitas kerja sesuai

dengan kebutuhan Pegawal Negeri Sipil atau tenaga kerja Penyanc;lang

Disabilitas.

(2) Pemerintah Daerah atau Perusahaan memberikan perlind1,mgan bagi

Pegawai Negeri $ipil atau tenaga kerja Penyandang Disabilitas me·lalui

penyec:liaan fasilitas kesehatan, kesela.rnatan kezja dan jaminan sosial

bidang ketenagakerjaal'l sesual ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal21

(1) Pengusaha wajib memberikan upah kepada tenaga kerja Penyandang

Disabilitas sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Selain memberikan upah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pengusaha

memberikan hak-hak lairtnya sesuai ketentuan peraturan perundang­

undangan.

eagian Keempat

Kesehatan

Paragraf 1

Umurn

Pasa122

Setiap Penyandang Disabilitas mendapatkan layanan kesehatan yang

berkualitas sesuai dengan jenis, derajat kedisabilitasan dan kebutuhannya.

Paragraf2

Upaya Pelayanan Kesehatan

Pasa123

(1) Pemerinta,h Daerah hatus metnberikan Upaya Pelayanan Kesehatan yang

berkualitas sesuai dengan jenis, derajat disabilitas dan kebutuhan

penyandang disabilitas.

(2) Upaya Pelayanan Kesehatan bagi Penyandang Disabilitas sebagaimana

dimak$ud pada ayat (1) dilakukan dalam bentuk kegiatan:

a. promotif;

b. preventif;

Page 15: PERATURAN DA;ERAH PROVlNSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 … · perubahan kondisi penyandang disabilitas dari tingkat yang .lrurang baik menjadi baik dan menjadi terbaik. 13. Perlindungan

- 14-

c. kuratif; dan

d. rehabilitatif.

(3) Upaya Pelayana.n Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

diselenggarakan sesuai sta.ndar layana,rt yang ditetapkan dalam ketentuan

peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan.

Pasa124

Upaya Pe!ayanan Kesehatan dalam bentuk kegiatan protnotif sebagaimana

dirnaksud dalam Pasal 23 ayat (2) huruf a tneliputi:

a. penyebarluasan informasi tenta.ng Disabilitas; dan

b. penyuluhan tentang deteksi dini disabilitas.

Pasal 25

Upaya Pelayanan Kesehatan dalam bentuk kegiata.n preventif sebagaimana

dimaksud dalam Pasa,l 23 ayat (2) huruf b yaitu pencegahan dengan

menciptakan lingl:ungan hidup dan petilaku yang sehat dengan menyertakan

peran serta masyarakat.

Pasal26

(1) Upaya Pelayanan Kesehata.n da,!a,tn bentuk kegiatan kuratif sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) huruf c dilakukan melalui pelayanan

kesehatan dan pengo'batan.

(2) Pe!ayanan kesehatan dan pengobatan sebagaima.na dimaksud pada ayat (1}

dapat dilakukan melalui kunjungan rumah, pelayanan pada sarana

kesehatan dasar dan pelayanan di sarana kesehatan rujukan yang

dilakukan oleh tenaga kesehatan.

(3) Pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

sesuai dengan standa,r pelayanan minimal.

Pasa127

(1) Upaya Pe!ayanan Kesehatan da,!am bentuk kegiatan reliabilitatif

sebagaimana c;iimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) huruf d dilakukan untuk

mengembalikan fungsi organ tubuh Penyandang Disabilitas secara optimal

Page 16: PERATURAN DA;ERAH PROVlNSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 … · perubahan kondisi penyandang disabilitas dari tingkat yang .lrurang baik menjadi baik dan menjadi terbaik. 13. Perlindungan

- 15-

dengan memberika.n pelayana.n kesehatan secara utuh dan terpadu melalui

tindakan medik.

(2) Tindakan medik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa pelayanan

oleh tenaga medis dan para medis sesuai denga.n jenis, derajat

kedisabilitasan dan kebutuhan penyanda.ng disabilitas.

Pasal 28

( 1) U paya Pelayanan Kesehatan bagi Penyandang Disabilitas di(!asarkan pada

prinsip kemudahan, keamartan, kenyamanan, cepat dan berkualitas.

(2) Pemerintah Daerah menyediakan tenaga, alat dan obat dalam rangka

pelayanan kesehatan sebugaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal29

(1) Pemerintah Daerah melakukan koordinasi dengan Pemerintah

KabupatenjKota untuk menjatni.n ketersediaan pelayanan kesehatan bagi

Penyandang Disabilitas.

(2) Koordinasi pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi:

a. pelayanan kesehatan tingkat pertatna, berupa pelayanan kesehatan

dasar yang diberikan oleh Puskeomas;

b. pelayanan kesehatan tingkat kedua, berupa pelayanan kesehatan

spesialistik yang diberika.tl oleh rumah sakit umum kelas C; dan

c. pelayanan kesehatan tingkat ketiga, berupa pelayana.n kesehatan sub

spesialistik yang diberikan oleh rumah sakit utnum kelas A dan kelas B.

Pasal30

Pemerintah Daerah mendorong penyelenggara pelayanan kesehatan swasta

untuk menyediakan layana.n kesehatail bagi Penya.ndang Oisabilitas.

Paragraf3

Kesehatan Reproduksi

Pasal31

$etiap Penyandang Oisabilitas mempunyai kesempatan yang sama untuk

mendapatkan pendidika.n kesehatan reproduksi dari Pemerintah Oaerah atau

lembaga yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang kesehatan.

Page 17: PERATURAN DA;ERAH PROVlNSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 … · perubahan kondisi penyandang disabilitas dari tingkat yang .lrurang baik menjadi baik dan menjadi terbaik. 13. Perlindungan

- 16-

Paragraf4

Jaminan Kesehatan

Pasal32

Penyandang Disabilitas mempunyai kesempatan yang sama untuk

mendapatkan jaminan kesehatan sesuai ketentuan peraturan perundang­

undangan.

l3agian Kelima

so sial

Pasal33

(1) Setiap Penyandang Disabilitas mempunyai kesempatan untuk

mendapatkan:

a. rehabilitasi sosial;

b. jaminan so sial;

c. pemberdayaan sosia!; dan

d. perlindungan sosial.

(2) Rehabi!itasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial dan perlindungan

sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemerintah

Daerah melalui SKPD yang memp\,lnyai tugas dan fungsi di bidang sosia:.

Pasa!34

(1) Rehabilitasi sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) huruf a

dimaksudkan untuk memulihkan dan men.gembangkan kemampuan

Penyandang 'Oisabilitas agar dapat melaksanaka.n fungsi sosialnya dalarn

masyarakat.

(2) Rehabilitasi sosial sebagaimab.a dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan

dalatn lingkungan keluarga dan tnasyaraka.t n'lelalui:

a. penyediaan alat bantu adaptif untuk menunjang mobilitas, fungsi, dan

partisipasi sosial Penyandang Disabilitas;

b. sosialisasi dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang disabilitas;

dan

Page 18: PERATURAN DA;ERAH PROVlNSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 … · perubahan kondisi penyandang disabilitas dari tingkat yang .lrurang baik menjadi baik dan menjadi terbaik. 13. Perlindungan

- 17-

c. konsultasi untuk mengembangkan kema.tnpuan sosialisasi bagi

Penyandang Disabilitas.

Pasa!35

(1) Jaminan sosial sebagailnana dimaksud da.la.tn Pasal 33 ayat (1) huruf b

dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan dasar setiap penyandang

disabilitas.

(2) Jam.inan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal36

(1) f'emberdayaan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal33 ayat (1) huruf

c dima,ks1,1dkan \lntuk n:1engembangkan kema,ndirian Penyandang

Disabilita$ agar mampu melakukan peran sosialnya.

(2) Pemberdayaan sosial sebagailnana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan

melalui peningJ:otatan kemampuan Penyandang Oisabilitas, pemberdayaan

komunitas masyarakat, serta pengembangan organisasi Penyandang

Disabi!itas.

(3) Pemberdayaan sosial sebagaimana dima.ksud pada ayat (1) dilakukan

dalam bentuk:

a. pemberian motivasi;

b. pelatihan keterampilan;

c. pendampingan; dan

d. pemberian modal, peralatan usaha dan fasilitasi ternpat usaha.

(4) Pert'lberian modal, peralatan usaha dan fasilitas tempat usaha sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) huruf d dilakukan sesuai kemampuan keuangan

daerah dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal37

(1) Perlindungan sosial sebagairhana dima.ksud da.lart'l Pasal 33 ayat (1) huruf

d dimaksudkan untuk mencegah dan mengatasi resiko dari guncangan dan

kerentanan PenyanQ.ang Oisabilit.a.s agar kelangsungan hid.upnya dapat

dipenuhi sesuai dengan kebutuhan dasar.

Page 19: PERATURAN DA;ERAH PROVlNSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 … · perubahan kondisi penyandang disabilitas dari tingkat yang .lrurang baik menjadi baik dan menjadi terbaik. 13. Perlindungan

- 18-

(2) Pelaksanaan perlinQ.ungan sosial sebagaimana dimaksud pad~ ayat (1)

dilaksanakan melalui:

a. bantuan sosial; dan

b. advokasi sosial.

(3) Perlindungan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan

sesuai ketentuan peraturan perundang-undanga.n.

Pasa138

Ketentuan lebih lal'\iut mengenai rehabilitasi sosial, jaminan sosial,

pemberdayaan sosial dan perlindungan sosial sebagaimana dimaks1,1d dalam

Pasal 33 diatur dengan Peraturan Gubernur.

Bagian Keenam

Politik

Pasa139

Setiap Penyandang Disabilitas mempurtyai hak dart kesempatan yang sama

untuk berpartisipasi dalam bidang politik.

Pasa140

(1) Setiap Penyanciang Oisabilitas mempunyai hak dan kesempata,n yang sama

dalam menyampaikan pendapat baik secara lisan, tertulis maupun

dengan bahasa isyarat.

(2) Penyampaian pendapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

dilakukan secara langsung n'laupun melalui n'ledia cetak atau elektronik.

(3) Pemerintah Daerah memfasilitasi proses penyampaian pendapat oleh

Penyandang Disabilitas.

Pasa141

(1) Setiap Penyandang Disabilitas berhak xnendirikan danjatau ikut serta

dalam organisasi.

(2) Hak mendirikan dan/atau ikut serta dalam organisasi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Page 20: PERATURAN DA;ERAH PROVlNSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 … · perubahan kondisi penyandang disabilitas dari tingkat yang .lrurang baik menjadi baik dan menjadi terbaik. 13. Perlindungan

- 19-

Pasa142

(1) Pemerintah Daerah metnfasilitasi terselenggaranya pendidikan politik

secara berkesina,m'bungan oagi Peny$11da.ng Disa'bilitas.

(2) Pendidikan politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dila.kukan oleh

SKPD yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di bidang Politik.

Pasal43

Pemerintah Daeran memfasilitasi Penyandang Disabilitas untuk:

a. mehdapatkan sosialisasi tentang pemilihan umum; dan

b. mendapatkan informasi, teknis dan/atau asistensi ten':ang

penyelenggaraan pemilihan urnum yang sesuai dengan jenis kebutuhan.

Bagian Ketujuh

Hukum Pasal44

(1) Pemerintah Daerah menjamin hak atas pengakuan Penyandang Disabilitas

sebagai individu dihadapan .hukum.

(2) Pemerintah Daerah mengakui Penyandang Disabilitas sebagai subjek

hukum yang setara dengan orang lain pada semua bidang kehidupan.

Pasal45

(1) Pemerintah Daerah memberikan perlindungan hukum bagi Penyandang

Disabilitas yang berhadapan dengan masalah hukum.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian perlindungan hukum bagi

Penyandang Disa'bilitas yang berhadapan l;iengan masalah hukum

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Oubernur

sesuai ketentuan peraturan perundang-unda.rigan.

Bagian Kedelapan

O!ah Raga

Pasal46

(1) Setiap Penyandang Disal:)ilitas mempunyai kesempatan yang sama untt.lk

melakukan kegiatan olahraga.

Page 21: PERATURAN DA;ERAH PROVlNSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 … · perubahan kondisi penyandang disabilitas dari tingkat yang .lrurang baik menjadi baik dan menjadi terbaik. 13. Perlindungan

-20-

(2) Kesernpatan untuk melakllkan kegiatan olahraga sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), ditnaksu<ikan untuk rnendorong, membina, serta

mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial setiap Penyandang

Disabilitas.

Pasa147

(1) Pemerintah r;>aerah melakuka.n pembinaan dan pengetnbangan olahraga

bagi Penyandang DisaQilitas untuk menili.gkatkan kesehatan, rasa percaya

diri, dan prestasi Penyandang Disabilitas.

(2) Pembinaan dan pengembangan olallraga bagi Penyandang Disabilitas

sebagaimana dimaks\ld pad.a ayat (1), diselertggarakan pada lingkup

olahraga yaitu pendidikan, rekreasi, dan prestasi berdasarkan jenis

olahraga bagi Penyand.ang Oisabilitas dan sesuai jenis, derajat

kedisabilitasan serta kemampuannya.

(3) Dalam melaksanakan pembinaan dan pengembangan olahraga bagi

Penyandang Oisabilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pemerintah

Daerah dan/ a tall organisasi olahl'aga Penyandang Disabilitas dapat

membentuk sentra pembinaan dan pengembangan olahraga khusus bagi

Penyandang Disabilitas.

Pasa148

Pemerintah Daerah memfasilitasi pembinaan dan pengembangan olahraga bagi

Penyandang Disabilitas yang diselertggaral•an rnasyara.kat dan/atau organisasi

olahraga Penyandang Disabilitas.

Bagian Kesernbilan

Seni Budaya

Pasal49

(1) Setiap Penyandang Disabilitas mempunyai hak dan kcsempatan yang sama

untuk menikmati ser'li budaya dan melakuka.l'l kegiatan di bidang seni

budaya.

(2) Kesempatan unt\lk melakukan kegiatan di bidang seni budo.ya

sebagaimana dimaks\ld pac;ia ayat (1), dimaksudkan untuk mendorong,

Page 22: PERATURAN DA;ERAH PROVlNSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 … · perubahan kondisi penyandang disabilitas dari tingkat yang .lrurang baik menjadi baik dan menjadi terbaik. 13. Perlindungan

- 21 -

mernbina, serta mengembangkan p6tensi jasrnani, rohani, dan sosial setiap

Penyandang Disabilitas dalam bidang seni budaya.

Pasal50

(1) Pemerintah Daerah, klub danfatau perkurnpulan seni budaya, serta pelaku

seni budaya, dapat tnelakukan pembinaan dan pengembangan seni budaya

bagi Penyandang Disabilitas sesuai mina.t dan bakat serta jenis dan derajat

kedisabilitasannya.

(2) Pembinaan dan pengembangan seni budaya bagi Penyandang Disabi!itas

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sebagai upaya rnenumbuhkan dan

mengembangkan minat dan bakat dan/ atau kemampuan Penyandang

Disabilitas.

Bagian Kesepuluh

Penanggulangan Bencana

Paragraf 1

Mitigasi Bencana

Pasal51

Setiap Penyandang Disabi!itas mendapatkan prioritas dalam pelayanan dan

fasilitas pelayanan pada setiap tahapan proses Penanggulangan Bencana

sesuai dengan kebutuhannya.

Pasal52

SKPD dan lernbaga yang membidangi urusan penanggulangan bencana

mengadakan edukasi, pelatihan dan simulasi penyelamatan Penyandang

Disabilitas dalam situasi darurat.

Paragraf2

Tanggap Oarurat

Pasa,!53

Penyelenggaraan Tanggap Darurat merupakan upaya perlindungan terhadap

Penyandang Disabilitas yang dilakukan dengan memprioritaskan

penyelamatan, eva,kuasi, pengamanan, pelayanan kesehatan, psikososial dan

pem.enuhan kebutuhan dasar.

Page 23: PERATURAN DA;ERAH PROVlNSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 … · perubahan kondisi penyandang disabilitas dari tingkat yang .lrurang baik menjadi baik dan menjadi terbaik. 13. Perlindungan

- 22-

Pasal54

Pemerintah Daerah menyediakan pemenuhan kebutuhan khusus bagi

Penyandang Disabilitas pacta lokasi pengungsian dan lokasi hunian

semen tara.

Paragraf 3

Pasca Ben¢ana

Pasal55

Pemerintah Daerah dan lembaga yang bergC'!rak di bidang penanggulangan

bencana melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi kepada Penyandang

Disabilitas yang mengalami dampak bencana sesua.i ketentuan peraturan

perundang-undangan.

BABV

AKSESIBILITA$

Bagian Kesatu

Aksesibilitas Fisik

Pasal56

(1) Pemerintah Daerah, badan usaha dan masyarakat menyediakan

aksesibilitas berbentuk fisik bagi Penyandang Disabilitas pada sarana dan

prasarana umum.

(2) Penyediaan aksesibilitas berben.tuk fisik sebaga.imana dii'naksud pada ayat

(1) meliputi:

a. Aksesibilitas pada bangunan umum;

b. Aksesibilitas padajalan um.um;

c. Aksesibilitas pada sarana dan pra:sarana transportasi utnum; dan

d. Aksesibilitas pada pertatnanan da,n 6bjek wisata.

(3) Penyediaan aksesibilitas berbentuk fisik sebagaunana dil'naksud pada ayat

(2) dilaks<~nakan sesua.i ketentu~n peraturan perundang-undangan.

Pasal57

Penyediaan Aksesi'bilitas oleh Pemerintah Daera.h sebaga.ima,na ditnaksud

dalam Pasal 56 dilaksanaka.Il. seca,ra bertahap sesuai dengan prioritas

aksesibilitas yang dibutUhka.h dan kernam.puan keuangan daerah.

Page 24: PERATURAN DA;ERAH PROVlNSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 … · perubahan kondisi penyandang disabilitas dari tingkat yang .lrurang baik menjadi baik dan menjadi terbaik. 13. Perlindungan

-23-

Bagia,n Kedua

Aksesibilitas Notl Fisik

Paragraf 1

Pelayanan Informasi

Pasal 58

(1) Setiap Penyandang Oisabilitas berhak mendapatkan aksesibilitas berbentuk

non fisik berupa pelayanan untuk mem.peroleh inform.asi yang seluas­

luasnya secara benar dan akurat tnengenai berbagai hal sesuai dengan

kebutuhan.

(2) SKPD harus memberikan informasi yang diperlukan oleh Penyandang

Disabilitas, sepanjang bukan rahasia negara da.nfatau inform.asi lainnya

yang dikecualikan menurut peraturan perundang-undangan.

(3) Setiap SKPD memberika,n infortnasi kepada Penyandang Disabilitas sesuai

dengan jenis kedisabilitasannya.

Paragraf2

Akses Inform.asi dan Komunikasi

Pasal59

Pemerintah Daerah bertanggungjawab menyediakan sarana dan prasarana

akses informasi dan komunikasi bagi Penyandang Disabilitas sesuai dengan

jenis dan derajat kedisabilitasannya.

BABVI

PERLII'\DUNGAN DAN PEMS:NUHAN HAK PENY ANDANG

DISABILITAS PS:REMPUAN DAN ANAK

Pasal60

(1) Perlindungan dan pemenuhan hak Penyandang Disabilitas perempuan

harus menjamin pengembangan, pernajuan da.n pemberdayaan perempuan

secara penuh. I

(2) Perlindungan dan pemenuhan hak Penyandang Disabilitas anak, harus

mempertimbangkan kepentingatl terbaik bagi anak.

Page 25: PERATURAN DA;ERAH PROVlNSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 … · perubahan kondisi penyandang disabilitas dari tingkat yang .lrurang baik menjadi baik dan menjadi terbaik. 13. Perlindungan

I

- 24-

BAB VII

KOMITE PERLINDUNOAN DAN PEMENUHAN HAK

PENYANDANG DISASILITAS

Pasa.l 61

(1) Da.lam rangka perlindungan dan pemenuhan hak Penyandang Disabilitas

dibentuk Komite Perlindungan dan Pemenuha.n Hak Penyandang

Disabilitas.

(2) Pembentukan Komite Perlindungan <ian Pemenuhan Hak Penyandang

Disabilitas ditetapkan dengan Keputusan Qubemur.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Komite Perlindungan dan Pemenuhan

Hak Penyandang Disabilitas sebagaimana dil'naksud pada ayat (1) diatur

dengan Peraturan Qubemur.

BAB VIII

KOOROINASI

Pasa.l62

(1) Pemerintah Daerah melakukan koordinasi keterpaduan da.lam

perlindungan ds.n pemenuhan hak P~nyandang Disabilitas dengan

Pemerintah dan Pemerintah Kabupaten/Kota.

(2) Koordinasi sebagaimana dirnaksud pada ayat (1) secara teknis operasional

dilaksanakan oleh SKPP terkait sesuai. kewenangan dan ketentuan

peraturan perundang-undanga.n.

BABIX

PER.A..~ SERTA MASYARAKAT DAN SADAN USAHA

Bagian Kesatu

Peran Serta Masyarakat

Pasal63

(1) Masyarakat berperan serta da.lam perlindungan dan pemenuhan hak

kepada Penyanda.ng Disabilitas.

(2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan

me!alui kegiatan :

Page 26: PERATURAN DA;ERAH PROVlNSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 … · perubahan kondisi penyandang disabilitas dari tingkat yang .lrurang baik menjadi baik dan menjadi terbaik. 13. Perlindungan

,,

-25-

a. memberikan perlindungan kepada Penyand~l'lg Disabilitas; dan

b. berperan serta dalam pelaksanaan perlindungan dan pemenuha,n hak

Penyandang Disabilitas.

Bagian Kedua

Peran Serta Badan U saha

Pasal64

(1) Badan usaha berperan serta dalam perlindungan dan pemenuhan huk

Penyandang Disabilitas.

(2) Peran serta badan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilaksanakan melah.J.i kegiatan:

a. pemberian kesempatan dan perlakuan yang sama bagi Penyandang

Disabilitas dalatn segala aspek kehidupan dan penghidupan;

b. penyediaan lapangan kerja atau usaha;

c. pemberian saran dan pertimbangan kepada Pemerintah Daerah;

d. pengadaan sarana dan prasa.rana aksesibilitas bagi Penyandang

Disabilitas;

e. pendirian fasilitas dan penyelenggaraan rehabilitasi Penyanc;lang

Disabilitas;

f. Penyediaan bantuan tenaga ahli dan/ atau pendamping sosial dalam

membantu peningkatan kesejahteraan sosial;

g. pemberian bantuan berupa material, finansial dan pelayanan bagi

Penyandang Disabilitas;dan

h. kegiatan lain yang tnendukung terlaksananya perlindungan dan

pemenuhan hak Penyandang Disabilitas sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan.

BABX

PEMBINMN !)AN PE:NGAWASAN

Bagian Kesatu

Pembinaan

Pasal65

(1) Pemerintah Daerah melakukan pembinaa,n dalatn perlindungan dan

pemenuhan hak Penyandang Disabilitas.

Page 27: PERATURAN DA;ERAH PROVlNSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 … · perubahan kondisi penyandang disabilitas dari tingkat yang .lrurang baik menjadi baik dan menjadi terbaik. 13. Perlindungan

. 26.

(2) Pembinaan perlindungan dan pemenuhan hak Penyandang Disabilitas

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui:

a. penetapan pedoman teknis;

b. penyuluhan,

c. bimbingan;

d. penyediaan bantuan; dan

e. perijinan.

Pasal66

(1) Dalam rangka melakukan pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

65, Pemerintah Daerah dapat memberikan penghargaan kepada badan

hukum, badan usaha, masyarakat serta Penyandang Disabilitas yang

telah beljasa dalam mewujudkan upaya perlindungan dan pemenuhan

hak Penyandang Disabilitas.

(2) Penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa:

a. piagam atau sertifikat;

b. tropy atau medali; dan

c. insentif dan/atau bentuk lainnya sesuai peraturan perundang­

undangan.

(3) K~tentuan lebih lanjut mengenai pemberian penghargaan sebagaimana

dimaksud pada ayat 1 dan ayat (:2) diatur dengan Peraturan Gubernur.

Bagian Kedua

Pengawasan

Pasal67

( 1) Pemerintah Daerah melakuka,n pengawasan pelaksanaan perlindungan

dan pemenuhan hak Penyandartg Disabilitas.

(2) Pengawasan s~bagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh SKPD

terkait.

(3) Pengawasan perlindungan dan pemenuhan hak Penyandang Disabilitas

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai

ketentuan peraturan petundang-undangan.

Page 28: PERATURAN DA;ERAH PROVlNSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 … · perubahan kondisi penyandang disabilitas dari tingkat yang .lrurang baik menjadi baik dan menjadi terbaik. 13. Perlindungan

I

. 27.

BABXI

PEMBIAYMN

Pasal68

Pembiayaan dalam pelaksanaan perlindungan dan pemenuhan hak

Penyandang Disabilitas bersumber dari :

a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; dan

b. Sumber lain yang sah sesuai ketentuan p~raturan perundang-undangan.

BAB XII

SANKS! ADMINISTRASI

Pasal69

(1) Setiap penyelenggara pendidikan yang tidak melaksanakan ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) dikenakan sanksi

administrasi.

(2) Sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:

a. teg\,lran tertulis;

b. pembekuan izin; atau

c. pencabutan izin.

(3) Ketentuan lebih !anjut mengenai tata cara pemberian sanksi administrasi

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Gubernur.

BAB XIII

KETENTUAN PENYIDIKAN

Pasal 70

( 1) Selain pejabat penyidik Kepolh:;ian Negara Republik Indonesia, Pejabat

Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daera.h diberi

wewenang khtisus sebagai penyidik untuk mela.lcukan penyidikan terhadap

pelangga.ran Perat\,U'an Daerah ini.

(2) Wewenang Penyidik Pegawai Negeri Sipil m.eliputi:

a. melakukan pemeriksaa.n atas kebenarart laporan atau keterangan

berkenaan pelanggaran Peraturan Oaerah ini;

b. rr.enerima, mencari, m.engumpulkan dart. meneliti keterangan atau

laporan berkenaan dengan pelanggaran pidana dalam Peraturan Daerah

Page 29: PERATURAN DA;ERAH PROVlNSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 … · perubahan kondisi penyandang disabilitas dari tingkat yang .lrurang baik menjadi baik dan menjadi terbaik. 13. Perlindungan

- 28-

ini, agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan

jelas;

c. meneliti, mencari c:ia.n mengumpulkan keterangan mengenai orang

pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatal'l yang dilakukan

sehubungan dengan a.danya pelanggaran;

d. meminta keterangan ctan ba.han bukti dari orang pribac:ii atau badan

sehubungan dengan pelanggaran;

e. memeriksa b1.lku, catatan dan dokumen berkenaan dengan adanya

tindakan pelanggaran;

f. melakukan penggelec:iahan untuk mendapatkan bahan bukti

pembukuan, pencatatan dan dokumen lain serta melakukan penyitaan

terhadap bahan b\lkti tersebut.

g. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas

penyidikan terhadap pe!anggaran;

h. memberitahukan dimulainya penyidikan dan hasil penyidikan kepada

pejabat penyidik Kepolisia.n Negara Republik Indonesia; dan

i. menyampaikan hal penyidikan kepada penuntut umum melalui pejabat

penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia.

SABXIV

KETEN'tuAN PIDANA

Pasal 71

Setiap Pengusaha yang tida,k melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 14 atau Pasal 21 ayat (1) dikenakan sanksi pidana sesuai

ketentuan peraturan perunc;lang.undangan.

BAS X:V

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 72

( 1) Penyediaan bangunan umum, jalan umum, sarana dan prasarana

transportasi umum serta pertamanan dan objek wisata setelah berlakunya

Peraturan Daerah · ini harus memenuhi syarat aksesibilitas bagi

Penyandang Disabilitas.

(2) Bangunan umum, jalan umum, sarana dan prasarana transportasi umum

serta pertamanan dan bbjek wisata yang telah ada sebelum berlakunya

Page 30: PERATURAN DA;ERAH PROVlNSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 … · perubahan kondisi penyandang disabilitas dari tingkat yang .lrurang baik menjadi baik dan menjadi terbaik. 13. Perlindungan

- 29-

Peraturan Daerah ini, harus menyesuaikan den.gan syarat aksesibilitas

bagi Penyandang Disabilitas paling lama 5 (lima) tahun sejak berlakunya

Peraturan Daerah ini.

BAB XVI

KE'l'ENTUAN PENUTUP

Pasal 73

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal ~iundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturar,

Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Provinsi

Sumatera Barat.

Diunuangkan di Padang

pada tanfS$al 13 April2015

SE:KRtr'A.RIS DAERAH

LI ASMAR

Ditetapkan di Padang

I ;.,...,:

' i

p~da, tanggal 13 april2015 .. , GUBERN'W'R SUMATERA BARAT,

: '\, \ ,) _,-

,~1~0 ., I

' ' •' . '

LE:MBARAN OAERAH PR0VIN$I $UMAT!l:RA BAR,AT TAHUN

2015 NOMOR .. ~ ..

NOREG PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BAR,AT:

(2/2015)

Page 31: PERATURAN DA;ERAH PROVlNSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 … · perubahan kondisi penyandang disabilitas dari tingkat yang .lrurang baik menjadi baik dan menjadi terbaik. 13. Perlindungan

- 1 -

PENJELASAN

ATAS

PERA.TURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA :SAR,Ai"

NOMOR 2 TAHUN 2015

TENTANG

PERLINDUNGAN DAN PEMENUHAN HAK PENYANDANG DISABILITAS

I. UMUM

Penyandang disabilitas memiliki kedudukan, hak, kewajiban c::lan peran

yang sama dengan masyarakat la.innya di segala aspek kehidupan dan

penghidupan. Untuk mewujudkan hal te:rae'but diperlukan akses, sarana

prasarana dan upaya yang lebih memadai, terpad\1 dan

berkesinambungan sehingga terwujud perlindungan, kemandirian dan

kesejahteraan.

Hambatan yang dihadapi penyanda.ng disabilitas seperti

pembatasan/isolasi, perlakuan tidak adil, stigma negatif, sikap

diskriminatif, perlindungan berlebihan, sulit mengakses pendidikan yang

memadai, sulit mendapatkan pekerjaan yang layak, akibatnya mereka

tidak mempunyai sumber mata pencaharian untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya bahkan ha.rus bergantung pada orang lain.

Sebagai konsekuensi ditetapkannya Undang-Undang Nomor 19 Tahun

2011 ten tang Pengesahan Convention on the Rights of Persons with

Disabilities (Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas) maka

komit.I'nen Pemerintah Provii1si Sumatera Barat untuk melakukan upaya

dan tindakan secara integratif dengan melibatkan seluruh sektor dalam

rangka terw1,1judnya sinergitas dan harmoni dalam memberikan

perlindungan dan pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas sesuai

kematnpuan daerah.

Dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Provinsi Sumatera :Sarat

tentang Perlindungan dan Pemen'\.lhan Hak Penyandang Disabilitas

diharapkan mamp\1 mertl.berika.n kepastian huk\lm atas hak-hak

konstitusional penyandang disabilitas dan menjadi sumber hukum dan

legal instrument l:)agi Pernerintah Provinsi Sumatera Sarat, badan usaha,

Page 32: PERATURAN DA;ERAH PROVlNSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 … · perubahan kondisi penyandang disabilitas dari tingkat yang .lrurang baik menjadi baik dan menjadi terbaik. 13. Perlindungan

- 2-

masyarakat dan penyanda.ng disabilitas dala.rn proses maupun

penikmatan hasil pembangu.nan.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasall

Cukup jelas.

Pasal2

Hurufa

Yang dimaksuci dengan "asas kemanusiaa.n• adalah penyan­

dang disabilitas merupakan manusia makhluk ciptaan Tuhan

Yang Maha Esa terlahir dengan harkat dan martabat yang

sama dengan manusia lainnya sehingga harus diperla-kukan

sebagaimana perlakuan terhadap manusia lainnya.

Hurufb

Yang dimaksud dengan "asas kea.dilan• adalah pemberian

perlakuan yang adil dengw1 memberikan dan mewujudkan

hak-hak penyandang disabilitas secara adil.

Hurufc

Yang dimaksud dengan "asas kemandirian• adalah kebebasan

dan/ atau ketidaktergantur'l.gan penyandang disabilitas kepada

pihak lain dalam menjala.nkan berbagai aspek kehidupan dan

penghidupannya.

Hurufd

Yang dimaksud dengan "asas non diskriminasi" adalah sikap

c;lan perlakuan terhadap penyanda.ng disabilitas dengan tidak

melakukan pembatasan, pelecehan, atau pengu.cilan yang

langsung ataupun tak langsung didasarkan pada pembedaan

manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok,

golongan, status sosial, status ekomomi, jenis kelatnin, bahasa

dan keyakinan politik.

Hurufe

Yang dimaksud dengan •asas kesarnaan kesempatan" adalah

perlakuan yang menyediakan peluang atau akses yang sarna

kepada penyandang disabilitas untuk menyalurkan potensi

Page 33: PERATURAN DA;ERAH PROVlNSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 … · perubahan kondisi penyandang disabilitas dari tingkat yang .lrurang baik menjadi baik dan menjadi terbaik. 13. Perlindungan

Pasal3

- 3 -

dalarn segala aspek penyelenggaraan bemegara dan

bermasyarakat.

Cukup jelas.

Pasal4

Cukup jelas.

Pasal5

Cukup jelas.

Pasal6

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Pasal 7

Yang dimaksud dengan pelayanan khusus sesuai kebutuhan

adalah penya,n<,iang (!isabilitas memiliki hak yang sarna dalarn

segala aspek kehidupan dan penghidupan, akan tetapi karena

kondisi fisik dan/ atau psikis penya.rtdang disabilitas berbeda

dengan warga pada utnumnya, maka d.alatn memperoleh hak

tersebut penyandang disabilitas tetap mendapatkan pelayanan

atau perlakuan khusus yang disesuaikan dengan jenis dan

derajat kedisabilitasannya.

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Derajat kedisabilitasan terbagi ke dalarn kategori ringan,

sedang dan berat.

a. derajat disabilitas ringan, adalah :

1) disabilitasnya dapat direhabilitasi, baik secara medis

maupun sosial;

2) aktivita\3 kehidupan tidak memerlukan alat ba. .. J.tu

ac;iaptif; dan

Page 34: PERATURAN DA;ERAH PROVlNSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 … · perubahan kondisi penyandang disabilitas dari tingkat yang .lrurang baik menjadi baik dan menjadi terbaik. 13. Perlindungan

Pasal8

- 4-

3) Mampu beraktivitas dan bekelja serta mampu

menghidupi dirinya sendiri.

b. derajat disabilitas sedang, adalah :

1) disabilitasnya dapat direhabilitasi, baik medis maupun

so sial;

2) aktivitas kehidupan rnemerlukan alat bantu adaptif; dan

3) marnpu beraktivitas dan bekelja secara terbatas serta

ma.mpu menghidupi dirinya sertdiri.

c. derajat disabilitas sedang, adalah :

1) disabilitast,ya tidak da.pat direhabilitasi, baik secara medi~

maupun sosial;

2) aktivitas kehidupan sangat tergantung pada bantuan orang

lain; dan

3) tidak mampu rnenghidupi diri.nya sendiri.

Cukup jelas.

Pasal9

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "satuan pendidikan" adalah kelompok

layanan pendidikan yang tnenyelenggarakan pendidikan pada

jalur formal, nonformal, dat~. informal pada setiap jenjang dan

jenis pendidikan.

Yang dirna.ksud dengan "jenis pendidikan" adala.h kelompok

yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidika.t; pada

suatu sa.tuan pendidikan, seperti pendidikan umum,

pendidikan kejurua.n, pendidikan akademik, pendidikan profesi,

pendidikan vakasi, pendidikan keagatna.an dan pendidikan

khusus.

Yang dimaksud dengan "jenjang pendidikan" adalah tahapan

pendidikan yang diteta.pkan berda.sarkan tingkat perkembangan

peserta. didik, t~ua.n yang akan dicapai, dan kemampuan yang

dikembangkan.

···~

Page 35: PERATURAN DA;ERAH PROVlNSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 … · perubahan kondisi penyandang disabilitas dari tingkat yang .lrurang baik menjadi baik dan menjadi terbaik. 13. Perlindungan

. 5 -

Ayat (:2)

PasallO

Yang dimaksud dengan Pendidikan inklusif ad,alah sistem

penyelenggaraan pendidika.n yang memberikan kesempatan

kepada setnua peserta didik yang memiliki kelainan c:lan

memiliki potensi kecerdasan atau bakat istimewa untuk

mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam lingkungan

pendidikan secata bersama-sama dengan pesetta didik pada

umumnya.

Yang dimaksud dengan Pendidika.n K.husus adalah pendidikan

bagi peserta 4idik berkelainan yang berfungsi memberikan

pe!ayanan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki

kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena

kelainan fisik, emosional, mental, intelektual dan/ atau so sial

dengan tujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik

secara optimal sesuai kernampuannya.

Cukup jelas.

Pasal 11

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan penyelenggara pendid.ikan adalah setiap

satuan pendi<iikan yang terdiri dari :

a. pendidikan anak usia dini, yang meliputi :

1) taman penitipan anak;

2) kelompok berrnain;

3) taman kana,k-kana.k atau raudatul athfal; dan

4) satuan pendidikar. ana,k usia dmi sejenis.

b. sekolah/ madrasah yang rneliputi :

1) sekolah dasar a.tau tnadrasah ibtida.iyah;

2) sekolah tnenengah pertama atau tnadrasah tsanawiyah;

dan

3) sekolah rnenengah atas, sekolah menenga,h kejuruan atau

rnadrasah aliyah.

Page 36: PERATURAN DA;ERAH PROVlNSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 … · perubahan kondisi penyandang disabilitas dari tingkat yang .lrurang baik menjadi baik dan menjadi terbaik. 13. Perlindungan

I

- 6-

Yang dimaksud dengan perlakuan khusus adal.ah pada

pendidikan anak usia dini dan sa.tuan pendidikan paling sedikit

1 (satu) sekolah/ madrasah di setiap kecamatan di kabupaten/

kota dengan memprioritaskan untuk menerima peserta didik

yang bertempat tinggal berdekatan dengan satuan pendidikan

serta paling sedikit mengalokasikan 1 (satu) peserta didik

dalam 1 (satu) rombongan belajar.

Yang dimaksuc;l dengan penyandang disabilitas a.dalah peserta

didik yang memiliki kela.inan yang terdiri atas :

a. tuna netra;

b. tuna rungu;

c. tuna wicara;

d. tuna grahita;

e. tuna daksa;

f. tuna laras;

g. berkesulitan belajar

h. lamban belajar

i. autis;

j. memiliki gangguan motorik;

k. menjaQ.i korban penyalahgunaan narkoba, obat terlarang

dan zat adiktif la.innya;

1. memiliki kela.inan lainnya; dan

m. tuna ganQ.a.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasall2

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Huruf a

Yang dimaksud dengan HU7i.l/ Braille adalah sejenis sistem

tulisan sentuh yang digunakan oleh Penyandang

disaoilitas hamoatan netra, seiring dengan perkembangan

Page 37: PERATURAN DA;ERAH PROVlNSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 … · perubahan kondisi penyandang disabilitas dari tingkat yang .lrurang baik menjadi baik dan menjadi terbaik. 13. Perlindungan

Pasall3

- 7 -

teknologi saat ini sudah ada alat bantu yang dijalankan

dengan sistitn sentuhan dan suara seperti Pengembangan

Soft ware Mitra Netra Braille Converter for Windows,

bahkan soft ware aplikasi untuk menjalankan perangkat

Hand Phone maupun Komputer.

Hurufb

Yang dimaksud dengan keteramJ:,>ilan orientasi adalah

kernatnpuan untuk mernaha.mi. hubungan lokasi antara

obyek satu dengart lainnya di dalam lingkungannya,

keterampilan mobilitas adalah keterampilan untuk mampu

bergerak secara leluasa di dalam lingkungannya.

Huruf c

Cukup jelas.

Hurufd,

Yang dimaksud dengan keterampilan komunikasi adalah

keterartlpilan interaksi antara pembicara/ penulis dan

pendengar I pembaca khususnya bagi penyandang disabi­

lita:s dengan hambatan rungu wicara dala.m rangka tukar

menukar inf6rtnasi berupa pikiran, perasaan, gagasan

dengan menggul'lakan bahasa yang diekspresikan secara

lisan, tulisan dan isyarat, dengan menggun~n media

berbicara, membaca bibir, mendengar dan berisyarat

secara terpadu.

Cukup jelas.

Pasal 14

Cukup jelas.

Pasall5

Yang dimaksud dengan menggunakan teknologi tinggi dalam usaha

adalah sebagalmana ditetapkan oleh menteri yang bertanggung

jawab di bic:lang ketenagakerjaan.

Pasall6

Cukup jelas.

Page 38: PERATURAN DA;ERAH PROVlNSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 … · perubahan kondisi penyandang disabilitas dari tingkat yang .lrurang baik menjadi baik dan menjadi terbaik. 13. Perlindungan

- 8 -

Pasall7

Cukup je!as.

Pasall8

Cukup je!as.

Pasall9

Cukup jelas.

Pasal20

Cukup jelas.

Pasal21

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan hak-hak lainnya adalah upah kelja,

upah kelja lembur, fB.silitas kelja yang aksesibel, waktu

istirahat dan cuti, hak melaksanakan ibadah yang diwajibkan

oleh agamanya, hak perlindungan moral dan kesusilaan, dan

hak lain sesuai ketentuan peraturan-perundang-undangan.

Pasal22

Cukup jelas.

Pasal23

Cukup jelas.

Pasal24

Cukup jelas.

Pasal25

Cukup jelas.

Pasal26

Cukup jelas.

Pasal27

Cukup jelas.

Page 39: PERATURAN DA;ERAH PROVlNSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 … · perubahan kondisi penyandang disabilitas dari tingkat yang .lrurang baik menjadi baik dan menjadi terbaik. 13. Perlindungan

- 9-

Pasa128

Cukup jelas.

Pasa129

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Hurufa

Yang dimaksud dengan Pusat Kesehatan Masyarakat yang

selanjutnya disebut Puskesrnas adalah fasilitas pelayanan

kesehatan yang rnenyelenggarakan upaya kesehatan

rnasyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat

pertama, dengan lebih mengutarnakan upaya promotif dan

preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat

yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Hurufb

Yang dimaksud dengan Rumah Sakit Um.um kelas C

adalah tuma,h sakit yang rnempunyai fa.silitas dan

kemampuan pelayanan rnedik paling scdik,it 4 (empat)

pela:yanan medik dasar yang terdiri dari : pelayanan

penyakit dalam, kesehatan anak, bedah dan obstetri

ginekolo.gi, 4 (ernpat) pelayanan spesialis penunjang medis

yang terdiri dari : pelayanan anestesiologi, radiologi,

rehabilitasi medik dan patologi medik.

Hurufc

Yang qima,ksud dengan Rurnah Sakit Umum kelas A

adalah rurnah sak.it yang mernpunyai fasilitas dan

kernampuan pelayanan rnedik paling sedikit 4 (empat)

pelayanan medik dasar tetdiri dari : pelayanan penyakit

dalam, kesehatan anak, bedah dan obstetri ginekologi, 5

(lima) pelayanan spesialis penunjang medik yang terdiri

dari : pelayanan anestesiologi, radiologi, rehabilitasi medik,

patologi klinik dan patologi anatomi, 12 (dua belas)

pelayanan medik spesialis lain ya,ng terQ.iri cia.ri : Pelayanan

mata, telinga hidung tenggorokan, syaraf, jantung dan

Page 40: PERATURAN DA;ERAH PROVlNSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 … · perubahan kondisi penyandang disabilitas dari tingkat yang .lrurang baik menjadi baik dan menjadi terbaik. 13. Perlindungan

I

Pasal 30

- 10-

pembuh.1h (iarah, kulit dan kelamin, kedokteran jiwa,

paru, orthopedi, prosthodonti, pedodonsi, dan penyakit

mulut.

Yang dimaksud dengan ~umah Sakit Umum kelas B

adalah ruma.h sakit yang mempunyai fasilitas dan

lcemampuan pelaya.n.an tnedik paling sedikit 4 (empat)

pelayanan medik dasar terdiri dari : pelayanan penyakit

dalam, kesehatan anak, bedah, dan obstetri ginekologi; 4

(empat) pelayanan spesialis penunjang medik yang terdiri

dari : pelayanan anest~:siologi, radiologi, rehabilitasi medik,

dan patologi klinik; S .· (delapan) dari 13 (tiga belas)

pelayanan medik spesialis lainnya ya,ng terdiri dari :

Pelaya.nan tnata, telinga hidung tenggorokan, syaraf,

jantung dan pembuluh darah, kulit dan kelamin,

kedoktera.n jiwa, paru, orthopedi, urologi, bedah syaraf,

bedah plastik, dan kedokteran forensik; 2 (dua) dari 4

(empat) pelayanan medik subspesialis dasar : Bedah,

penyakit dalam, kesehatan anak dan ginekologi.

Cukup jelas.

Pasal31

Cukup jelas.

Pasal32

Yang dimaksud dengan jamina.n kesehatan adalah program jaminan

kesehatan bagi Masya.rakat tidak mampu secara sosial dan ekonomi

baik yang bersumber dari Pemerintah, .Pemerintah Oaerah maupun

Pemerintah Kabupaten/ Kota.

Pasal33

Cukup jelas.

Po.sal34

Cukup jelas.

Pasal 35

Cukup jelas.

Page 41: PERATURAN DA;ERAH PROVlNSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 … · perubahan kondisi penyandang disabilitas dari tingkat yang .lrurang baik menjadi baik dan menjadi terbaik. 13. Perlindungan

- 11 -

Pasal36

Cukup jelas.

Pasa137

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Hurufa

Cukup Jelas

Hurufb

Yang dimaksud dengan advokasi sosial adalah bentuk

kerjasama secara kolaboratif untuk melindungi dan

membela seseorang, keluarga, kelompok dan/ atau

masyara,kat yang dilanggar haknya, diberikan dalam

bentuk penyadaran hak dart kewa,iiban, peml;lelaan dan

pemenuhan hak maupun pelayanan sosial dasar. Advokasi

dilakukan dengan stakeholders misalnya : di sekolah,

ternan-ternan dan keluarganya, tokoh-tokoh masyarakat

untuk melakukan penyadaran terhadap lingkungan sosial,

aparat penegak hukum guna mela.kukan proses diversi

melalui pengembangan sistent referal kepada lembaga­

lembaga so sial dengan prinsip restorative justice.

Ayat (3)

Cukupjelas

Pasa13$

Cukup jelas.

Pasal39

Cukl,lp jelas.

Pasal40

Cukup jelas.

Pasal41

Cukup jelas.

Page 42: PERATURAN DA;ERAH PROVlNSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 … · perubahan kondisi penyandang disabilitas dari tingkat yang .lrurang baik menjadi baik dan menjadi terbaik. 13. Perlindungan

- 12-

Pasal42

Cukup jelas.

Pasal43

Cukup jelas.

Pasal44

Cukup jelas.

Pasal 45

Cukup jelas.

Pasal46

Cuk-up jelas.

Pasal47

Cukup jelas.

Pasal48

Cukup jelas.

Pasal49

Cukup jelas.

Pasal50

Cukup jelas.

Pasal51

Cukup jelas.

Pasal52

Cukup jelas.

Pasal53

Cukup jelas.

Pasal54

Cukup jelas.

Pasal55

Cukup jelas.

Page 43: PERATURAN DA;ERAH PROVlNSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 … · perubahan kondisi penyandang disabilitas dari tingkat yang .lrurang baik menjadi baik dan menjadi terbaik. 13. Perlindungan

- 13-

Pasa156

Ayat (1)

Yang dj.maksud badan usaha adalah sekumpulan orang

dan/ atau mocial yang merupakan kesatuan ba,ik yang

melak\lka,n usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang l

meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan

lainnya, oadan usaha milik negara (SUMN) atau daerah (BUMD)

dengan nama dan dalatn bentuk apapun, fll'I'na, kongsi,

yayasan, persekutl,l.an, perkumpulan, organlsasi organisasi

sosial politik, atau organisasi yang sejenis, bent1.,1k usaha tetap

dan bentl,lk badan lainnya.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasa157

Cuk1.,1 p j elas.

Pasa158

Ayat (1)

Yang dimaksud Pelayanan untuk rhemperoleh informasi adalah

dapat diberikan mela!ui antara lain suara, bunyi, atau t\llisan

yang diperuntukkan bagi penyandang disabilitas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

C1,1kup jelas.

Pasal59

Cukup jelas.

Pasal60

C1.,1kup jelas.

"

'· ,,, ,,

Page 44: PERATURAN DA;ERAH PROVlNSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 … · perubahan kondisi penyandang disabilitas dari tingkat yang .lrurang baik menjadi baik dan menjadi terbaik. 13. Perlindungan

I

- 14-

Pasal61

Cukup jelas.

Pasal62

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Pasal63

Yang dimaksud SKPD terkait adalah SK?D yang mempunyai

tugas ~an fungsi bidang urusan: pendidikan, ketenagakerjaan,

kesehatan, sosial, hukum, keolahragaan, kesenian,

kebudayaan, penanggulangan bencana, serta aksesibilitas

(pekerjaan umum/ ban.gunan dan lingkungan, perhubungan,

dan pariwisata).

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan peran serta masyarakat adalah peran

serta dari:

a) perseorangan;

b) keluarga;

c) organisasi keagamaan;

d) organisasi sosial kemasyarakatan;

e) lembaga swadaya tnasyarakat;

f) organisasi profesi; dan

g) Lembaga Kcsejahteran Sosi.al.

Hurufa

Cukup jelas.

Hurufb

Yang dimaksud dengan berperan serta dalam pelaksanaan

perlindungan dan pemenuhan hak penyandang disabilitas

Page 45: PERATURAN DA;ERAH PROVlNSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 … · perubahan kondisi penyandang disabilitas dari tingkat yang .lrurang baik menjadi baik dan menjadi terbaik. 13. Perlindungan

- 15-

adalah betupa kegi.atan, pemik,iran, prakarsa, . keahlian,

dukungan, tenaga, dana, barang, jasa d.an/ atau fasilitas.

Pasal64

Cukup jelas.

Pasal65

Cukup jelas.

Pasal66

Cukup jelas.

Pasl:l.l. 67

Cukup jelas.

Pasal68

Cukup jelas.

Pasal69

Cukup jelas.

Pasal 70

Cukup jelas.

Pasal 71

Cukup jelas.

Pasal 72

Cukup jelas.

Pasal 73

Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2015

NOMOR 109