48
PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 110 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGOLAHAN SURVEI POLA DISTRIBUSI PERDAGANGAN BEBERAPA KOMODITI 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK, Menimbang : a. bahwa untuk kelancaran pelaksanaan Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi 2014, perlu adanya Pengolahan Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi 2014; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Pedoman Pengolahan Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi 2014 dengan Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3683); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3854); 3. Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2007 tentang Badan Pusat Statistik; 4. Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 6 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Statistik Dasar;

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK

NOMOR 110 TAHUN 2014

TENTANG

PEDOMAN PENGOLAHAN SURVEI POLA DISTRIBUSI PERDAGANGAN

BEBERAPA KOMODITI 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK,

Menimbang : a. bahwa untuk kelancaran pelaksanaan Survei Pola

Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi 2014, perlu

adanya Pengolahan Survei Pola Distribusi Perdagangan

Beberapa Komoditi 2014;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a, perlu menetapkan Pedoman Pengolahan

Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi

2014 dengan Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor

39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3683);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Statistik (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1999 Nomor 96, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3854);

3. Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2007 tentang Badan

Pusat Statistik;

4. Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 6 Tahun

2000 tentang Penyelenggaraan Statistik Dasar;

Page 2: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

- 2 -

5. Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 121

Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan

Badan Pusat Statistik di Daerah;

6. Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun

2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat

Statistik;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK TENTANG

PEDOMAN PENGOLAHAN SURVEI POLA DISTRIBUSI

PERDAGANGAN BEBERAPA KOMODITI 2014.

Pasal 1

Pedoman Pengolahan Survei Pola Distribusi Perdagangan

Beberapa Komoditi 2014 merupakan acuan dan panduan

pelaksanaan pengolahan Survei Pola Distribusi Perdagangan

Beberapa Komoditi 2014 di seluruh Badan Pusat Statistik,

Badan Pusat Statistik Provinsi, dan Badan Pusat Statistik

Kabupaten/Kota.

Pasal 2

Pedoman Pengolahan Survei Pola Distribusi Perdagangan

Beberapa Komoditi 2014 sebagaimana tersebut dalam

Lampiran Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik ini.

Pasal 3

Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik ini mulai berlaku pada

tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 14 April 2014

KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK,

SURYAMIN

Page 3: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

LAMPIRAN

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK

NOMOR 110 TAHUN 2014

TENTANG

PEDOMAN PENGOLAHAN SURVEI POLA

DISTRIBUSI PERDAGANGAN BEBERAPA

KOMODITI 2014

BAB I

PENDAHULUAN

Kegiatan pengolahan dokumen hasil Survei Pola Distribusi (Poldis)

Perdagangan untuk pedagang (VPDP-14.PEDAGANG) dan untuk produsen

(VPDP-14.PRODUSEN) akan dilakukan dengan proses pengolahan

Prakomputer dan proses pengolahan Komputer.

Proses pengolahan Prakomputer yaitu penerimaan dokumen (receiving),

pengelompokan dokumen (batching), penyimpanan dokumen, penyuntingan

(editing) dan pengodean (coding). Hasil proses pengolahan Prakomputer,

terutama proses editing dan coding sangat mempengaruhi proses selanjutnya,

yaitu pengolahan dengan komputer. Editing dan coding yang dilaksanakan

dengan baik akan mempercepat proses pengolahan dan mengurangi beban

petugas perekaman data dan validasi, mengingat waktu yang sangat terbatas.

Tahapan pengolahan (receiving, batching, editing, coding dan entry data)

akan dilakukan di BPS-RI oleh Sub Direktorat Statistik Perdagangan Dalam

Negeri (Subdit Stat. PDN).

Aplikasi Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi dibuat

sedemikian rupa agar para pemakai sistem ini dapat dengan mudah

mengoperasikan fungsi-fungsi yang telah disediakan tanpa harus memiliki

pengetahuan komputer yang mendalam. Sistem aplikasi yang digunakan

dalam proses ini adalah Aplikasi VPDP14.

Aplikasi Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi ini

berguna untuk memberikan informasi berupa perusahaan-perusahaan

pedagang dan produsen yang menjual beberapa komoditi.

Page 4: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

- 2 -

Aplikasi Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi dibuat

dengan sistem menu pilihan yang akan ditayangkan monitor komputer dan

sekaligus merupakan tuntunan atau penjelasan cara pengoperasian sistem

secara tahap demi tahap. Tuntunan yang diberikan dapat berupa menu-menu

pilihan atau keterangan lain tentang tindakan apa saja yang harus

dilaksanakan oleh para pemakai.

Aplikasi ini merupakan aplikasi yang berbasis windows yang dapat

dioperasikan oleh beberapa pemakai secara bersama (multi user) di dalam

sebuah jaringan komputer seperti Local Area Network (LAN).

Page 5: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

- 3 -

BAB II

TAHAP PENGOLAHAN PRAKOMPUTER

A. Penerimaan Dokumen (receiving)

Penerimaan dokumen merupakan proses menerima dan memeriksa

kelengkapan dokumen VPDP-14.PEDAGANG dan VPDP-14.PRODUSEN hasil

pencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71

kabupaten/kota potensi komoditi terpilih.

Hasil pemeriksaan dicatat dalam suatu daftar penerimaan dan

pemeriksaan dokumen. Unit kerja yang melaksanakan penerimaan dokumen

adalah Subdit Statistik Perdagangan Dalam Negeri.

Tugas penerima dan pemeriksa dokumen adalah sebagai berikut:

a. Mencocokkan identitas dokumen yang diterima dengan Daftar Sampel

Perusahaan (VPDP-14.DSP). Identitas dokumen VPDP-14.PEDAGANG

dan VPDP-14. PRODUSEN adalah kode provinsi, kabupaten/kota,

kecamatan, kelurahan/desa, nomor urut perusahaan/usaha, nama

lengkap perusahaan/usaha, dan alamat perusahaan/usaha. Apabila

petugas menemukan perbedaan antara identitas dokumen VPDP-

14.PEDAGANG dan VPDP-14.PRODUSEN dengan VPDP-14.

DSP.PEDAGANG dan VPDP-14.DSP.PRODUSEN, maka petugas harus

melapor ke pengawas agar pengawas dapat menentukan mana

kebenaran dari identitas tersebut.

b. Menghitung, mencatat, dan memeriksa jenis dokumen yang diterima.

Apabila petugas menemukan perbedaan antara jumlah dokumen yang

diterima dengan yang tertera pada surat pengantar, maka petugas harus

segera melapor ke pengawas agar pengawas dapat meneliti dan

memutuskan jumlah mana yang benar.

c. Menyerahkan dokumen VPDP-14.PEDAGANG dan VPDP-14.PRODUSEN

yang telah dicatat ke petugas batching.

d. Membuat laporan perkembangan penerimaan dokumen secara periodik,

ke pengawas editor.

B. Pengelompokan Dokumen (Batching)

Pengelompokan dokumen (batching) merupakan proses

mengelompokkan dokumen menjadi beberapa batch. Pengelompokan dalam

satu batch berdasarkan per kabupaten/kota untuk masing-masing daftar

Page 6: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

- 4 -

VPDP-14. PEDAGANG dan VPDP-14. PRODUSEN.

Contoh 1: Berdasarkan hasil pencacahan di Provinsi DKI Jakarta diperoleh

hasil sebagai berikut:

Daftar VPDP-14. PEDAGANG Jakarta Selatan memuat 50 usaha yang terdiri

dari 10 usaha daging sapi lokal, 5 usaha daging sapi impor, 5 usaha beras

premium, 10 usaha beras medium, 10 usaha gula pasir, 5 usaha kedelai

lokal, dan 5 usaha kedelai impor. Daftar VPDP-14.PEDAGANG Jakarta

Timur memuat 45 Usaha yang terdiri dari 10 usaha daging sapi lokal, 5

usaha daging sapi impor, 5 usaha beras premium, 10 usaha beras medium,

5 usaha gula pasir, 5 usaha kedelai lokal, dan 5 usaha kedelai impor. Maka

pengelompokan yang dilakukan adalah:

No batch = 01 terdiri dari 50 dokumen VPDP-14.PEDAGANG Kota Jakarta

Selatan.

No batch = 02 terdiri dari 45 dokumen VPDP-14.PEDAGANG Kota Jakarta

Timur.

…dst

Perlu diperhatikan bahwa dalam satu kabupaten/kota terdiri dari lembar

dokumen VPDP-14.DSP.PEDAGANG dan VPDP-14.DSP.PRODUSEN serta

beberapa set dokumen VPDP-14.PEDAGANG dan VPDP-14.PRODUSEN.

Kelompokkan terlebih dahulu menurut kuesioner VPDP-14.PEDAGANG dan

VPDP-14.PRODUSEN secara terpisah.

Dalam setiap batch diurutkan menurut nomor urut sampel (NUS) dalam

setiap batch untuk memudahkan pencarian bilamana diperlukan dan

ditempatkan dalam sebuah map bertali untuk setiap batch.

Nomor Batch dimulai dari 01 sampai dengan nomor n (tergantung dari

banyaknya kabupaten/kota yang terkena sampel di provinsi tersebut),

penulisan lembar batch dimulai dari Kode Provinsi, Kabupaten/Kota, Jenis

Dokumen, Jumlah Dokumen dan nomor Batch, contoh:

a. Contoh batching

Provinsi : 31 DKI JAKARTA

Kab/Kota : 71 JAKARTA SELATAN

Jenis Dokumen: VPDP-14.PEDAGANG

Jumlah Dokumen: 50

No Batch : 01

b. Contoh batching

Propinsi : 31 DKI JAKARTA

Kab/Kota : 72 JAKARTA TIMUR

Jenis Dokumen: VPDP-14. PEDAGANG

Page 7: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

- 5 -

Jumlah Dokumen: 45

No Batch : 02

c. Contoh batching

Propinsi : 31 DKI JAKARTA

Kab/Kota : 73 JAKARTA PUSAT

Jenis Dokumen: VPDP-14.PEDAGANG

Jumlah Dokumen: 149

No Batch : 03

d. Contoh batching

Propinsi : 31 DKI JAKARTA

Kab/Kota : 74 JAKARTA BARAT

Jenis Dokumen: VPDP-14.PEDAGANG

Jumlah Dokumen: 135

No Batch : 04

e. Contoh batching

Provinsi : 31 DKI JAKARTA

Kab/Kota : 75 JAKARTA UTARA

Jenis Dokumen: VPDP-14.PEDAGANG

Jumlah Dokumen: 179

No Batch : 05

Tugas pembuat batch adalah sebagai berikut:

a. Mengambil dokumen dari unit penerimaan dokumen.

b. Mengelompokkan dokumen VPDP-14.PEDAGANG dan VPDP-

14.PRODUSEN secara terpisah per kabupaten/kota per provinsi menjadi

satu batch, kemudian menuliskan pada label batch.

c. Menghitung jumlah dokumen VPDP-14.PEDAGANG dan VPDP-14.

PRODUSEN dalam satu kabupaten/kota per batch.

d. Menyerahkan dokumen yang telah di batch ke petugas penyimpanan.

e. Membuat laporan perkembangan kegiatan batching secara periodik

kepada pengawas editor.

C. Penyimpanan Dokumen

Penyimpanan dokumen merupakan proses menyimpan dan mengelola

dokumen agar mudah diambil apabila diperlukan dalam tahap editing dan

coding, serta perekaman data dan agar mudah di kembalikan ke tempat

penyimpanan semula.

Tugas penyimpanan dokumen adalah sebagai berikut:

Page 8: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

- 6 -

a. Menerima dokumen yang telah di batch oleh petugas batching;

b. Menyusun dokumen pada tempat penyimpanan sehingga dokumen

mudah diambil dan dikembalikan ke tempat semula;

c. Memberikan dokumen kepada petugas editing dan coding serta petugas

perekaman data; dan

d. Menerima dan menyimpan kembali dokumen dari petugas editing dan

coding serta petugas perekaman data.

D. Editing dan Coding

Editing dan coding merupakan proses pemeriksaan, pembetulan isian

apabila terjadi kesalahan dan pemberian kode pada isian tertentu pada

dokumen.

Tugas editor adalah sebagai berikut:

1. Mengambil dokumen dari tempat penyimpanan;

2. Melakukan editing dan coding yaitu pemeriksaan dan pembetulan

terhadap isian dokumen VPDP14-PEDAGANG dan VPDP14-PRODUSEN

sesuai dengan pedoman yang ditentukan;

3. Menyerahkan dokumen yang telah diedit dan dikode kepada petugas

penyimpanan; dan

4. Membuat laporan perkembangan editing dan coding secara periodik.

Page 9: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

- 7 -

BAB III

PEMERIKSAAN KONSISTENSI ISIAN DAFTAR VPDP-14

(ATURAN VALIDASI)

A. Pemeriksaan Secara Umum

1. Banyaknya dokumen, harus sesuai dengan banyaknya usaha yang

menjadi tanggung jawab masing-masing PCS.

2. Untuk setiap dokumen, isian kode KBLI yang ada dipojok kanan atas

cover depan kuesioner harus sesuai dengan isian pada Daftar Sampel

Perusahaan (VPDP-14.DSP) kolom (6).Sesuaikan jika isiannya berbeda.

3. Periksa kesesuaian jenis dokumen (Pedagang atau Produsen) dengan

kegiatan usahanya.

4. Semua penulisan harus sudah menggunakan huruf kapital (balok), jika

belum harus dibetulkan. Perhatikan pula tingkat kewajaran dan

konsistensi isian yang saling terkait.

5. Periksa untuk seluruh satuan yang dituliskan oleh petugas, harus

sudah menggunakan satuan standar. Apabila belum menggunakan

satuan yang ditentukan agar memberikan catatan konversi dari satuan

tersebut ke satuan standar yang telah ditentukan.

6. Jika terdapat hal-hal yang meragukan, kurang jelas, dan sebagainya,

konfirmasikan kepada petugas pencacah agar dapat dilakukan

perbaikan.

B. Pemeriksaan Untuk Isian Daftar VPDP-14.PEDAGANG

a. Blok I: Pengenalan Tempat

1. Periksa isian identitas pada Blok I, yang disalin dari daftar

VPDP-14.DSP.PEDAGANG dan dilengkapi sesuai dengan

kondisi terakhir dilapangan.

2. Untuk Rincian 2, yang tidak sesuai harus sudah dicoret

(Kabupaten/Kota atau Kabupaten/Kota), demikian juga untuk

Rincian 4, coret yang tidak sesuai (Kelurahan/Desa atau

Kelurahan/Desa).

3. Rincian 5 (nomor urut perusahaan/usaha) harus sama dengan

nomor urut pada daftar VPDP-14.DSP.PEDAGANG kolom (2).

4. Rincian 6 dan 7, cocokkan nama dan alamat

perusahaan/usaha dengan daftar VPDP14-DSP.PEDAGANG

kolom (3) dan (4). Nama dan alamat perusahaan ini bisa

Page 10: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

- 8 -

berbeda dengan VPDP14-DSP.PEDAGANG, disesuaikan dengan

kondisi di lapangan. Alamat harus lengkap, jika tidak lengkap

konfirmasikan kepada pencacah untuk dilengkapi sesuai

dengan kondisi terakhir di lapangan.

b. Blok II: Keterangan Umum

1. Rincian 1: Kegiatan utama perusahaan/usaha

Cermati penulisan kegiatan utama yang dilakukan usaha ini,

apakah sudah secara rinci dan jelas sehingga dapat diketahui

dan diidentifikasi secara tepat KBLI-nya. Pemeriksa mengisikan

kode KBLI (5 digit). KBLI yang digunakan adalah Peraturan

Kepala BPS No.57 Tahun 2009 tentang KBLI. Cermati apakah

isian KBLI-nya sudah sesuai dengan isian pada kegiatan utama

tersebut. Jika ragu, konfirmasikan kembali ke pencacah untuk

memastikan jenis kegiatan utamanya. Kode KBLI disini bisa

berbeda dengan kode KBLI yang ada di pojok kanan atas Blok I,

karena kode yang ditulis pada rincian ini adalah yang sesuai

dengan hasil lapangan.

2. Rincian 2: Komoditi yang diteliti

Harus diperhatikan hanya satu kode jenis komoditi yang

dilingkari. Bila lebih dari satu kode yang dilingkari harap

ditanyakan kepada petugas.

Pertanyaan pada Blok II Rincian 3 s.d. Blok VI (catatan)

berkaitan dengan komoditi yang dijual pada Blok II Rincian

2.

3. Rincian 3: Fungsi perusahaan/usaha dalam lembaga usaha

perdagangan

Harus diperhatikan hanya satu yang dilingkari, bila lebih dari

satu kode yang dilingkari harap ditanyakan kepada petugas

(sesuai dengan di lapangan). Fungsi perusahaan/usaha

sebagai pedagang pengumpul bukan merupakan cakupan

dalam Survei Pola Distribusi 2014.

Periksa pula konsistensi isian, jika Rincian 3 ini berkode 9,

maka pada kode KBLI di Blok II rincian 1 kolom (2) adalah

untuk kegiatan perdagangan eceran (47111 dan 47112). Jika

selain kode 9, maka KBLI di Blok II rincian 1 kolom (2) adalah

Page 11: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

- 9 -

untuk kegiatan perdagangan besar (46315, 46339, dan 46326).

Jika tidak sesuai, tanyakan kepada pencacah rincian mana

yang benar dan perbaiki isian kode yang salah.

c. Blok III: Distribusi Perdagangan

1. Rincian 1: Pembelian barang dagangan selama tahun 2013

Periksa jumlah persentase pada Rincian 1.a s.d. 1.k apakah

sudah sama dengan 100 persen. Periksa pula kewajaran isian,

jika tidak wajar atau bahkan kosong tanyakan kembali pada

pencacah. Blok III Rincian 1.i harus kosong.

Periksa konsistensi isian Blok II Rincian 3 dengan Blok III

Rincian 1

Jika Blok II Rincian 3 kode 1 (distributor) maka Blok III

Rincian 1.e, dan 1.g harus kosong (-).

Jika Blok II Rincian 3 kode 3 (agen) maka Blok III Rincian 1.g

harus kosong (-).

Jika pada Blok II Rincian 3 kode 8 (importir) maka isian Blok

III Rincian 1.a (impor langsung) harus persentase terbesar.

Jika pada Blok II Rincian 3 berkode selain 9, maka isian Blok

III rincian 1.j (pedagang eceran) harus bukan merupakan

persentase terbesar.

2. Rincian 2: Wilayah pembelian barang dagangan selama tahun

2013. Periksa jumlah persentase pada Rincian 2, apakah

sudah sama dengan 100 persen. Bila Rincian 2.a s.d. Rincian 2

terakhir ada isian maka pastikan bahwa nama-nama

kabupaten/kota atau negara sudah ditulis/dilampirkan.

Seandainya kosong konfirmasikan kepada pencacah untuk

dilengkapi. Kode kabupaten/kota/negara akan diisi oleh

pemeriksa/koordinator lapangan. Periksa pula konsistensi

isian, jika fungsi perusahaan sebagai importir (Blok II Rincian 3

kode 8), maka pada Rincian 2 harus ada isian nama negara dan

total persentase harus sama dengan Rincian 1.a (impor

langsung).

3. Rincian 3: Penjualan barang dagangan selama tahun 2013

Periksa jumlah persentase pada 3.a s.d. 3.o apakah sudah

Page 12: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

- 10 -

sama dengan 100 persen. Periksa pula kewajaran isian, jika

tidak wajar atau bahkan kosong tanyakan kembali pada

pencacah. Rincian 3.i. harus kosong.

Periksa konsistensi isian Blok II Rincian 3 dengan Blok III

Rincian 3

Jika Blok II Rincian 3 kode 1 - 8 maka jumlah persentase Blok

III Rincian 3.a s.d. 3.n harus lebih besar dari 3.o. Isian

Rincian 3.o harus kurang dari 50 persen.

Jika Blok II Rincian 3 kode 2 maka Blok III Rincian 3.c harus

kosong.

Jika Blok II Rincian 3 kode 4 maka Blok III Rincian 3.c dan

3.e harus kosong.

Jika pada Blok II Rincian 3 kode 7 (eksportir) maka isian Blok

III Rincian 3.a (ekspor langsung) harus persentase terbesar.

Jika pada Blok II Rincian 3 kode 8 (importir) maka isian Blok

III Rincian 3.a dan 3.b harus kosong. Jika perusahaan ekspor

impor selain mengimpor juga melakukan ekspor, maka ambil

yang mempunyai omset terbesar.

Jika Blok II Rincian 3 kode 9 maka yang boleh terisi hanya

Blok III Rincian 3.j s.d. 3.o dan persentase 3.o harus terbesar.

4. Rincian 4: Wilayah penjualan barang dagangan selama tahun

2013

Periksa jumlah persentase pada Rincian 4, apakah sudah sama

dengan 100 persen. Bila Rincian 4.a s.d. Rincian 4 terakhir ada

isian maka pastikan bahwa nama-nama kabupaten/kota atau

negara sudah ditulis/dilampirkan. Seandainya kosong

konfirmasikan kepada pencacah untuk dilengkapi. Kode

kabupaten/kota/negara akan diisi oleh pemeriksa/koordinator

lapangan. Periksa pula konsistensi isian, jika fungsi perusahaan

sebagai eksportir (Blok II Rincian 3 kode 7), maka pada Rincian

4 harus ada isian nama negara dan total persentase harus sama

dengan Blok III Rincian 3.a (ekspor langsung).

d. Blok IV: Kendala Pengadaan dan Pemasaran Barang Dagangan

1. Rincian 1.a: Apakah ada kendala dalam pengadaan barang

dagangan selama tahun 2013 ?

Page 13: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

- 11 -

Pada Rincian 1.a salah satu kode jawaban harus sudah

dilingkari, dan periksa apakah kode yang dilingkari tersebut

sudah dipindahkan ke dalam kotak yang tersedia dengan benar.

Jika kode 2 yang dilingkari “Langsung ke Rincian 2“, maka

Rincian 1.b dan Rincian 1.c harus kosong.

Rincian 1.b: Jika "Ya", jenis kendala:

Rincian 1.b harus ada isian jika Rincian 1.a kode 1 dilingkari.

Rincian 1.b boleh lebih dari satu kode jawaban yang dilingkari.

Apabila kode 32 dilingkari maka harus ada penjelasan jenis

kendala, apabila belum dituliskan agar dikonfirmasikan kepada

petugas untuk dicek ke lapangan lagi.

Rincian 1.c: Kendala Utama

Rincian 1.c, isiannya harus sesuai dengan salah satu kode yang

dilingkari pada Rincian 1.b. Jika Rincian 1.b hanya satu kode

yang dilingkari, maka isian Rincian 1.c harus sama dengan kode

yang dilingkari pada Rincian 1.b.

2. Rincian 2.a: Apakah ada kendala dalam pemasaran barang

dagangan selama tahun 2013 ?

Periksa apakah salah satu kode sudah dilingkari, dan periksa

apakah kode yang dilingkari tersebut sudah dipindahkan ke

dalam kotak yang tersedia dengan benar. Jika berkode 2

“Langsung ke Blok V“, jika berkode 1 maka Rincian 2.b dan 2.c

harus ada isian.

Rincian 2.b: Jika "Ya", jenis kendala:

Rincian 2.b harus ada isian jika Rincian 2.a kode 1 dilingkari.

Rincian 2.b boleh lebih dari satu kode jawaban yang dilingkari.

Apabila kode 32 dilingkari maka harus ada penjelasan jenis

kendala, apabila belum dituliskan agar dikonfirmasikan kepada

petugas untuk dicek ke lapangan lagi.

Rincian 2.c: Kendala Utama

Rincian 2.c, isiannya harus sesuai dengan salah satu kode yang

dilingkari pada Rincian 2.b. Jika Rincian 2.b hanya satu kode

yang dilingkari, maka isian Rincian 2.c harus sama dengan kode

yang dilingkari pada Rincian 2.b.

Page 14: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

- 12 -

e. Blok V: Pembelian dan Penjualan

Pertanyaan pada blok ini diisi oleh responden berdasarkan

petunjuk dari PCS. Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan

dengan cermat untuk setiap isian.

1. Pembelian dan penjualan barang dagangan selama tahun 2013:

a) Periksa kewajaran isian baik volume maupun satuan dari

stok awal 2013 (sisa 2012). Satuan harus menggunakan

satuan standar yang ditentukan, jika tidak sesuai harus

dikonversikan. Periksa pula kewajaran nilai pada kolom (5).

Isian pada Blok V Rincian 1.a kolom (2) adalah keadaan pada

1 Januari 2013.

b) Periksa kewajaran isian baik volume maupun satuan dari

pembelian selama tahun 2013.

Isian besarnya volume perlu di cek kewajarannya karena

periode penjualan komoditinya selama setahun. Satuan

harus menggunakan satuan standar dan jika tidak

menggunakan satuan standar harus dikonversikan ke dalam

satuan standar, lihat kewajarannya disesuaikan dari jenis

komoditi yang diperdagangkan.

Blok V Rincian 1.a kolom (2) ditambah Rincian 1.b kolom (2)

harus sama dengan jumlah Rincian 1.c + 1.d + 1.e + 1.f

kolom (2).

c) Periksa kewajaran isian volume dan satuan barang dagangan

yang dikonsumsi sendiri. Barang dagangan yang dikonsumsi

sendiri dapat kosong.

d) Periksa kewajaran isian volume dan satuan barang dagangan

yang hilang/rusak. Barang dagangan yang hilang/rusak bisa

kosong.

e) Periksa kewajaran isian volume dan satuan dari penjualan

selama tahun 2013. Blok V Rincian 1.e kolom (4) dan kolom

(5) harus lebih besar dari Rincian 1.b kolom (4) dan kolom

(5).

f) Periksa kewajaran isian baik volume maupun satuan dari

stok akhir (sisa 2013). Satuan harus menggunakan satuan

standar yang ditentukan, jika tidak sesuai harus

dikonversikan. Periksa pula kewajaran nilai pada kolom (5).

Page 15: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

- 13 -

Isian pada Blok V Rincian 1.f kolom (2) adalah keadaan pada

31 Desember 2013.

2. Rincian 2.a: Apakah ada biaya transportasi dalam pembelian

dan/atau penjualan barang dagangan selama

tahun 2013?

Periksa apakah salah satu kode sudah dilingkari, dan periksa

apakah kode yang dilingkari tersebut sudah dipindahkan ke

dalam kotak yang tersedia dengan benar. Jika berkode 2

maka Rincian 2.b harus kosong.

Rincian 2.b: Jika "Ya", berapa nilainya?

Periksa kewajaran isian biaya transportasi dalam pembelian

dan/atau penjualan barang dagangan selama tahun 2013.

Jika Rincian 2.a kode 1 dilingkari maka Rincian 2.b harus

diisi. Periksa pula apakah biaya yang ada sudah benar dalam

satuan rupiah. Jika terdapat keraguan, maka konfirmasikan

pada pencacah untuk mengetahui kebenaran isian, apakah

perlu dilakukan kunjungan ulang.

f. Blok VI: Catatan

Apabila ada hal-hal yang memerlukan keterangan, tuliskan

pada blok ini. Selain informasi dari responden, PCS dan PMS bisa

menambahkan catatan untuk memperjelas masalah yang

berkaitan dengan isian kuesioner.

g. Blok VII: Keterangan Contact Person

Periksa kembali apakah sudah diisi secara lengkap, yang

meliputi nama pemberi jawaban, jabatan, telepon, tanggal

pengisian, dan tanda tangan. Hal ini berguna sebagai bukti

pengesahan, bahwa isian dalam kuesioner ini benar-benar

merupakan jawaban responden yang sudah sesuai dengan kondisi

usahanya.

h. Blok VIII: Keterangan Petugas

1. Periksa apakah PCS telah menuliskan nama di Rincian 1,

tanggal pelaksanaan kegiatan di Rincian 2 dan membubuhkan

Page 16: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

- 14 -

tanda tangannya di Rincian 3, pada kolom (2). Bila PCS belum

mengisi Rincian tersebut, diminta agar mengisinya sebagai

tanda pertanggungjawaban pelaksanaan tugasnya.

2. Setelah selesai melakukan pemeriksaan terhadap seluruh isian

dan telah melakukan perbaikan/pembetulan, PMS harus

mengisi Rincian 1 sampai dengan Rincian 3 pada kolom (3)

sebagai bukti dokumen tersebut telah diperiksa.

a. Pemeriksaan Untuk Isian Daftar VPDP-14.PRODUSEN

KBLI pada cover kuesioner adalah 10423, 10432, 10617, 10774,

dan 10520 disalin dari daftar VPDP14-DSP.PRODUSEN.

a. Blok I: Pengenalan Tempat

1. Periksa isian identitas pada BLOK I, yang disalin dari daftar

VPDP-14. DSP.PRODUSEN dan dilengkapi sesuai dengan

kondisi terakhir dilapangan.

2. Untuk Rincian 2, yang tidak sesuai harus sudah dicoret

(Kabupaten/Kota atau Kabupaten/Kota), demikian juga untuk

Rincian 4 coret yang tidak sesuai (Kelurahan/Desa atau

Kelurahan/Desa).

3. Rincian 5 (nomor urut perusahaan/usaha) harus sama dengan

nomor urut pada daftar VPDP-14.DSP.PRODUSEN kolom (2).

4. Rincian 6 dan 7, cocokkan nama dan alamat

perusahaan/usaha dengan daftar VPDP-14.DSP.Produsen

kolom (3) dan (4). Nama dan alamat perusahaan ini bisa

berbeda dengan VPDP-14.DSP, disesuaikan dengan kondisi di

lapangan. Alamat harus lengkap, jika tidak lengkap

konfirmasikan kepada pencacah untuk dilengkapi sesuai

dengan kondisi terakhir di lapangan.

b. Blok II: Keterangan Komoditi

Rincian 1: Komoditi yang diteliti, periksa apakah salah satu kode

komoditi sudah dilingkari, dan periksa pula apakah kode yang

dilingkari tersebut sudah dituliskan ke dalam kotak yang tersedia

dengan benar.

Pertanyaan pada Blok III s.d. Blok VII berkaitan dengan

Jenis Komoditi yang diteliti pada Blok II Rincian 1 di atas

Page 17: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

- 15 -

c. Blok III: Bahan Baku

1. Rincian 1: Pengadaan bahan baku selama tahun 2013

Periksa jumlah persentase pada 1.a s.d. 1.j apakah sudah

sama dengan 100 persen. Rincian 1.f dan 1.i harus kosong.

Periksa pula kewajaran isian, jika tidak wajar atau bahkan

kosong tanyakan kembali pada PCS.

2. Rincian 2: Wilayah pengadaan bahan baku selama tahun

2013

Periksa jumlah persentase pada Rincian 2, apakah sudah

sama dengan 100 persen. Bila Rincian 2.a s.d. Rincian 2

terakhir ada isian maka pastikan bahwa nama-nama

kabupaten/kota atau negara sudah ditulis/dilampirkan,

seandainya kosong konfirmasikan kepada PCS untuk

dilengkapi. Kode kabupaten/kota/negara akan diisi oleh

pemeriksa/koordinator lapangan. Periksa pula konsistensi

isian, jika Rincian 1.a ada isian, maka pada Rincian 2 harus

ada isian nama negara dan total persentasenya harus sama

dengan Rincian 1.a (impor langsung).

d. Blok IV: Penjualan Produksi

1. Rincian 1: Penjualan barang produksi selama tahun 2013

Periksa jumlah persentase pada 1.a s.d. 1.m apakah sudah

sama dengan 100 persen. Periksa pula kewajaran isian, jika

tidak wajar atau bahkan kosong tanyakan kembali pada PCS.

Rincian 1.f dan 1.g (warna latar belakang abu-abu) harus

kosong.

2. Rincian 2: Wilayah penjualan barang produksi selama tahun

2013

Periksa jumlah persentase pada Rincian 2 apakah sudah

sama dengan 100 persen. Bila Rincian 2.a s.d. Rincian 2

terakhir ada isian maka pastikan bahwa nama-nama

kabupaten/kota atau negara sudah ditulis/dilampirkan,

seandainya kosong konfirmasikan kepada PCS untuk

dilengkapi. Kode kabupaten/kota/negara akan diisi oleh

pemeriksa/koordinator lapangan. Periksa pula konsistensi

isian, jika Rincian 1.a ada isian, maka Rincian 2 harus ada

isian nama negara dan total persentasenya harus sama

Page 18: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

- 16 -

dengan Rincian 1.a.

e. Blok V: Kendala Perusahaan/Usaha

1. Rincian 1.a: Apakah ada kendala dalam proses produksi

selama tahun 2013?

Pada Rincian 1.a salah satu kode jawaban harus sudah

dilingkari, jika kode 2 yang dilingkari “Langsung ke Rincian

2“, maka Rincian 1.b dan Rincian 1.c harus kosong.

Rincian 1.b: Jika "Ya", jenis kendala:

Rincian 1.b harus ada isian jika Rincian 1.a kode 1 dilingkari.

Rincian 1.b boleh lebih dari satu kode jawaban yang

dilingkari. Apabila kode 64 dilingkari maka harus ada

penjelasan jenis kendala. Apabila belum dituliskan agar

dikonfirmasikan kepada PCS untuk dicek ke lapangan lagi.

Rincian 1.c: Kendala Utama Proses Produksi

Rincian 1.c isiannya harus sesuai dengan salah satu kode

yang dilingkari pada Rincian 1.b. Jika Rincian 1.b hanya satu

kode yang dilingkari, maka isian Rincian 1.c harus sama

dengan kode yang dilingkari pada Rincian 1.b.

2. Rincian 2.a: Apakah ada kendala dalam penjualan barang

produksi selama tahun 2013?

Pada Rincian 2.a salah satu kode jawaban harus sudah

dilingkari, jika kode 2 yang dilingkari “Langsung ke Blok VI“,

maka Rincian 2.b dan Rincian 2.c harus kosong.

Rincian 1.b: Jika "Ya", jenis kendala:

Rincian 2.b harus ada isian jika Rincian 2.a kode 1 dilingkari.

Rincian 2.b boleh lebih dari satu kode jawaban yang

dilingkari. Apabila kode 32 dilingkari maka harus ada

penjelasan jenis kendala. Apabila belum dituliskan agar

dikonfirmasikan kepada PCS untuk dicek ke lapangan lagi.

Rincian 1.c: Kendala Utama Penjualan

Rincian 2.c isiannya harus sesuai dengan salah satu kode

yang dilingkari pada Rincian 2.b. Jika Rincian 2.b hanya satu

kode yang dilingkari, maka isian Rincian 2.c harus sama

dengan kode yang dilingkari pada Rincian 2.b.

f. Blok VI: Neraca Produksi

Periksa dengan cermat untuk setiap isian.

Page 19: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

- 17 -

1. Produksi selama tahun 2013

a. Periksa kewajaran isian baik volume maupun satuan dari

stok awal (sisa 2012). Satuan harus menggunakan satuan

standar yang ditentukan, jika tidak sesuai harus

dikonversikan. Periksa pula kewajaran nilai pada kolom (5).

Isian pada Blok VI Rincian 1.a kolom (2) adalah keadaan

pada 1 Januari 2013.

b. Periksa kewajaran isian baik volume maupun satuan dari

total produksi. Periksa pula kewajaran nilai pada kolom (5).

c. Periksa kewajaran isian volume dan satuan produksi yang

dikonsumsi sendiri termasuk yang diberikan kepada pihak

lain. Produksi yang dikonsumsi sendiri bisa kosong.

d. Periksa kewajaran isian volume dan satuan produksi yang

hilang/rusak. Produksi yang hilang/rusak bisa kosong.

e. Periksa kewajaran isian baik volume maupun satuan dari

produksi yang terjual, lihat juga kewajaran dari nilai pada

kolom (5). Periksa pula konsistensi isian, bahwa Rincian 1.a

+ 1.b harus sama dengan Rincian 1.c + 1.d + 1.e. + 1.f.

f. Periksa kewajaran isian baik volume maupun satuan dari

stok akhir (sisa 2013). Satuan harus menggunakan satuan

standar yang ditentukan, jika tidak sesuai harus

dikonversikan. Periksa pula kewajaran nilai pada kolom (5).

Isian pada Blok VI Rincian 1.f kolom (2) adalah keadaan

pada 31 Desember 2013.

g. Blok VII: Catatan

Apabila ada hal-hal yang memerlukan keterangan, tuliskan

pada blok ini. Selain informasi dari responden, PCS dan PMS bisa

menambahkan catatan untuk memperjelas masalah yang

berkaitan dengan isian kuesioner.

h. Blok VIII: Keterangan Contact Person

Periksa kembali apakah sudah diisi secara lengkap, yang

meliputi nama pemberi jawaban, jabatan, telepon, tanggal

pengisian, dan tanda tangan. Hal ini berguna sebagai bukti

pengesahan, bahwa isian dalam kuesioner ini benar-benar

merupakan jawaban responden yang sudah sesuai dengan kondisi

usahanya.

Page 20: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

- 18 -

i. Blok IX: Keterangan Petugas

1. Periksa apakah PCS telah menuliskan nama di Rincian 1,

tanggal pelaksanaan kegiatan di Rincian 2 dan membubuhkan

tanda tangannya di Rincian 3, pada kolom (2). Bila PCS belum

mengisi Rincian tersebut, diminta agar mengisinya sebagai tanda

pertanggungjawaban pelaksanaan tugasnya.

2. Setelah selesai melakukan pemeriksaan terhadap seluruh isian

dan telah melakukan perbaikan/pembetulan, PMS harus

mengisi Rincian 1 sampai dengan Rincian 3 pada kolom (3)

sebagai bukti dokumen tersebut telah diperiksa.

Page 21: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

- 19 -

BAB IV

PENGOPERASIAN

A. Perangkat Yang Dibutuhkan

Secara umum perangkat yang digunakan untuk pengolahan dokumen

VPDP14 terbagi menjadi 2 jenis yaitu perangkat keras dan piranti lunak.

Perangkat Keras

Supaya aplikasi yang akan diinstal baik sebagai Server maupun

Client bisa berjalan sesuai yang diharapkan, beberapa spesifikasi

komputer yang diperlukan antara lain :

I. Server : Digunakan untuk menginstal porsi Database Server

sekaligus sebagai penyimpanan data pada pengolahan VPDP14.

Processor : Pentium Core i53.10Ghz

Memory : 4GB

Hardisk : disarankan mempunyai kapasitas free space 10GB

dengan file sistemnya NTFS.

Sistem Operasi : (Windows 2000 Advanced Server dan Windows 2000

Server) + Service Pack 4, dengan file system NTFS.

Catatan: jika menggunakan Windows XP, Windows

2000 Professional atau Windows Vista dijadikan

sebagai Server, maka koneksi atau hubungan ke

Server hanya Terbatas sampai 10 Client saja.

CD-ROM Drive

II. Client : Digunakan untuk menginstal porsi Client program

pengolahan

VPDP13.

Processor : Pentium III 733 Mhz

Memory : 128 MB

Hardisk : 1GB free space

Sistem Operasi : Windows 2000 Professional Service Pack 4

Windows NT 4.0 Service Pack 6

Windows XP / Vista / 7.

CD-ROM Drive

III. Printer

Page 22: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

- 20 -

B. Beberapa Istilah

Ada beberapa istilah yang akan dipakai dalam buku ini yang sebaiknya

dimengerti oleh pemakai.

Double-Click menekan tombol mouse sebelah kiri sebanyak dua kali

berturut-turut dengan jeda waktu yang tidak begitu lama. Tindakan ini

biasanya digunakan untuk menjalankan (execution) suatu file program atau

untuk melakukan dua proses sekaligus, misalnya : dalam suatu browse

record database pemakai ingin memilih suatu record (proses pertama)

sekaligus mengambil isian record tersebut untuk ditayangkan pada Window

Form (proses kedua), maka pemakai hanya cukup melakukan double-click

pada record/baris yang diinginkan tersebut.

Single-Click menekan tombol mouse sebelah kiri sebanyak satu kali.

Tindakan ini digunakan untuk melakukan proses tertentu. Single-Click

dapat diidentikan dengan menekan tombol Enter pada keyboard, hanya

saja tombol Enter baru dapat berfungsi manakala tombol yang akan

diproses sudah dalam keadaan terpilih (focus), sedangkan single-click dapat

bergerak lebih dinamiskarena mengikuti mouse-cursor. Untuk penulisan

selanjutnya single-click akan ditulis dengan click.

Right-Click menekan tombol mouse sebelah kanan sebanyak satu kali.

Dalam window tindakan ini dilakukan bila pemakai ingin mengetahui

properties suatu object. Misalnya: bila pemakai melakukan right-click pada

title-bar suatu frame (menu utama), maka akan tampil properties yang

dimiliki frame tersebut, diantaranya Restore, Move, Size, Minimize,

Maximize, dan Close.

Perlu diketahui bahwa properties suatu object yang dapat dipilih hanyalah

yang memang dimiliki oleh object tersebut (enable).

Hold-Left / menekan tombol mouse sebelah kiri atau kanan dan

Hold-Right menahannya terus sampai proses yang diinginkan selesai

dilakukan. Tindakan ini biasanya digunakan bila pemakai ingin merubah

ukuran/size suatu window, ingin memperlebar/mempersempit kolom suatu

browse. Hold-left juga dapat digunakan bila pemakai ingin mem-block isian

suatu item/field yang akan diubah dengan isian yang baru tanpa harus

menghapus isian yang lama terlebih dahulu.

Page 23: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

- 21 -

C. Fasilitas Yang Tersedia

Dalam aplikasi VPDP14 terdapat beberapa fasilitas yang tersedia

untuk mengelola data. Fasilitas tersebut terbagi menjadi beberapa

kategori:

1. Pengelolaan pengguna

2. Eksport data

3. Kamus

4. Form entri

5. Tabulasi

1. Pengelolaan Pengguna

Gambar 1. Pengelolaan Password

Fasilitas ini berfungsi untuk mengelola pengguna aplikasi. Dalam

aplikasi ini pengguna terbagi menjadi 3 jenis tingkatan, pada setiap tingkatan

memiliki hak akses terhadap aplikasi yang berbeda. Berikut adalah rincian hak

ases tersebut.

No Fasilitas Jenis Pengguna

User Supervisor Administrator

1 Membaca Kamus √ √ √

2 Menulis Kamus - √ √

3 Entri Perdagangan √ √ √

4 Entri Produsen √ √ √

5 Memproses Tabulasi √ √ √

6 Eksport Data √ √ √

7

Membuka Pengelola

Pengguna √ √ √

8

Menambah Pengelola

Pengguna - - √

Page 24: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

- 22 -

2. Eksport data

Fasilitas ini berfungsi untuk mengeluarkan (eksport) data yang ada

dalam database untuk digunakan user yang ingin mengolah data secara

mandiri. Data yang dieskpor terbagi menjadi 2 jenis.

a) Kamus : Data semua jenis kamus,

b) Data : Data perdagangan dan data produsen.

Gambar 2. Ekspor Data

3. Kamus

Kamus merupakan fasilitas yang digunakan untuk mengelola data

pelengkap yang digunakan dalam aplikasi ini. Semua pengguna dapat

membaca data kamus ini namun untuk fasilitas menambah menghapus

atau mengubah data kamus ini hanya bisa dilakukan oleh pengguna dengan

status supervisor dan administrator. Ada beberapa data kamus yang

digunakan pada system ini, berikut ini adalah tampilan form kamus

tersebut:

Gambar 3. Kamus Provinsi

Page 25: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

- 23 -

Gambar 4. Kamus Kabupaten

Gambar 5. Kamus Kecamatan

Page 26: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

- 24 -

Gambar 6. Kamus Kelurahan

Gambar 7. Kamus Satuan

Gambar 8. Kamus Satuan Komoditi

Page 27: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

- 25 -

Gambar 9. Kamus Lokasi

Gambar 10. Kamus Komoditi

Gambar 11. KBLI Komoditi

4. Form Entri

Dalam aplikasi VPDP14 ada 2 form entri, form entri dokumen

Page 28: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

- 26 -

perdagangan dan form entri dokumen produsen, kedua form entri ini

memiliki bentuk yang mirip dan cara pengoprasian yang sama. Form entri

terbagi menjadi 2 bentuk yaitu browse data dan form update/insert. Bentuk

pertama / browse akan menampilkan seluruh dokumen yang akan di update

sesuai dengan wilayahnya, sedangkan form update/insert merupakan form

yang berfungsi untuk menampilkan suatu data dokumen dengan lengkap,

yang selanjutnya data tersebut siap untuk di update ataupun sisip data

baru. Berikut ini adalah tampilan form entri.

Gambar 12. Entri Perdagangan

Gambar 13. Data Perdagangan

Page 29: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

- 27 -

Gambar 14. Entri Produsen

Gambar 15. Data Produsen

5. Tabulasi

Tabulasi merupakan fasilitas penyajian data dalam bentuk tabel hasil

pengolahan data dalam aplikasi ini data yang disajikan merupakan data

perdagangan dan data produsen. Sebelum dapat mengleuarkan hasil

Page 30: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

- 28 -

tabulasi maka pengguna perlu melakukan proses summary. Proses

summary merupakan proses penghitungan dari raw data menjadi hasil

tabulasi sesuai dengan yang diinginkan. Berikut ini adalah contoh tampilan

tabulasi setelah dilakukan proses summary.

Gambar 16. Contoh Tampilan Tabulasi

D. Proses Instalasi

Masukan CD-ROM atau flasdisk dan copy kan file VPDP14 Setup.exe ke

PC yang akan digunakan lalu jalankan. Klik 2 X file ini maka program

VPDP14 akan terinstal ke PC tersebut. Dalam proses instalasi ada beberapa

tahap yang harus dikerjakan, berikut adalah tampilan proses intalasi

program VPDP14.

1. Step 1 : Awal proses instalasi, klik next untuk melanjutkan

Gambar 17. Instalasi Step 1

Page 31: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

- 29 -

2. Step 2 : Memilih lokasi folder install Aplikasi VPDP13, klik next untuk

melanjutkan

Gambar 18. Instalasi Step 2

3. Step 3 : Memilih folder untuk shortcuts aplikasi pada menu start, klik

next untuk melanjutkan

Gambar 19. Instalasi Step 3

Page 32: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

- 30 -

4. Step 4 : Pilihan untuk membuat shortcut pada desktop komputer, klik

next untuk melanjutkan

Gambar 20. Instalasi Step 4

5. Step 5 : Siap untuk install aplikasi, klik install untuk install aplikasi

Gambar 21. Instalasi Step 5

Page 33: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

- 31 -

6. Step 6 : progress proses instalasi aplikasi, tunggu sampai selesai

Gambar 22. Instalasi Step 6

7. Step 7 : Proses instalasi selesai, cek pilihan lunch dan klik finish untuk

menjalankan aplikasi

Gambar 23. Instalasi Step 7

E. Cara Pengoperasian

Berikut adalah tampilan menu utama aplikasi VPDP14.

Page 34: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

- 32 -

Fasilitas yang terdapat pada menu utama ini adalah sebagai berikut:

1. FILE

a. Pengolahan password

b. Eksport Data

c. Logout

d. Keluar Program

2. EntriData

a. Entri Perdagangan

b. Entri Produsen

3. Kamus

a. Provinsi

b. Kabupaten

c. Kecamatan

d. Kelurahan

e. KBLI

f. KBLI Komoditi

g. Komoditi

h. Satuan

i. Satuan Komoditi

j. Lokasi

4. Cetak

5. Informasi

Jika disimpulkan kegiatan yang dikerjakan dari awal sampai akhir pada

aplikasi VPDP14 adalah sebagai berikut:

1) Menyiapkan data seluruh kamus

Page 35: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

- 33 -

Menyiapkan data kamus berarti mengentri atau meng update data

kamus yang diperlukan dalam pengolahan data, proses ini biasanya

sudah dilakukan by proses oleh bagian PBD, jadi user hanya perlu

menyesuaikan data kamus jika ada yang belum sesuai. Kegiatan ini bisa

dilakukan oleh pengguna yang statusnya adalah administrator dan

supervisor.

2) Mendaftarkan pengguna yang akan mengakses aplikasi

Kegiatan mendaftarkan pengguna hanya bisa dilakukan oleh pengguna

yang statusnya sebagai administrator, bagi pengguna yang statusnya

sebagai user dan supervisor hanya bisa melihat dan mengubah

passwordnya masing-masing.

3) Mengentri dokumen Perdagangan dan Produsen

Dalam mengentri dokumen baik perdagangan dan produsen aplikasi

sudah memiliki role validasi baik berupa validasi range maupun validasi

konsistensi, jika data yang di entri tidak sesuai dengan role validasi yang

sudah ditetapkan maka program otomatis akan memberikan peringatan

kepada pengguna untuk memperbaiki data yang salah. Dengan rolde

validasi ini diharapkan data yang dientri dari dokumen yang didapat dari

lapangan lebih berkualitas.Berikut adalah tampilan form Entri.

Gambar 24. Form Perdagangan Blok I

Page 36: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

- 34 -

Gambar 25. Form Perdagangan Blok II

Gambar 26. Form Perdagangan Blok III

Page 37: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

- 35 -

Gambar 27. Form Perdagangan Blok III Lanjutan

Gambar 28. Form Perdagangan Blok IV

Page 38: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

- 36 -

Gambar 29. Form Perdagangan Blok V

4) Summary data

Summary data merupakan proses perhitngan data yang telah di entri

untuk menghasilkan informasi yang disajikan dalam bentuk table.

Waktu yang dibutuhkan dalam melakukan proses summary ini

dipengaruhi oleh tingkat kesulitan perhitungan maupun cakupan data

yang diproses. Berikut ini adalah tampilan proses summary pada

aplikasi VPDP14.

Gambar 30. Form Proses Summary

5) Mengeluarkan tabulasi Perdagangan dan Produsen

Setelah proses summary data dilakukan maka barulah pengguna dapat

mengeluarkan tabulasi, baik tabulasi untuk Perdagangan maupun

tabulasi untuk Produsen. Berikut adalah contoh tampilan tabulasi pada

Aplikasi VPDP14.

Page 39: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

- 37 -

Gambar 31. Tampilan Tabulasi

Page 40: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

- 38 -

BAB V

PENUTUP

Prakomputer adalah proses penerimaan dan pemeriksaan dokumen

sehingga diperlukan dalam suatu proses pengolahan. Prakomputer juga

menjadi kendali mutu pengolahan untuk dapat menghasilkan data yang clean.

Dengan melakukan Prakomputer sebelum proses pengolahan/entry data

diharapkan dapat memudahkan/melancarkan proses pengolahan dan

selanjutnya dilakukan proses validasi sehingga data yang diperoleh sudah

merupakan data bersih (clean data).

Keberhasilan Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi

2014 juga sangat tergantung dari hasil pengolahan/entry data. Buku ini

diharapkan dapat dipergunakan oleh siapa saja yang memang ditugaskan

untuk menjalankan pengolahan Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa

Komoditi 2014 ( VPDP14), sehingga proses pengolahan ini dapat berjalan

dengan baik dan lancar, selesai sesuai dengan yang dijadwalkan.

Page 41: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

- 39 -

Lampiran

6.1. Range Check VPDP14 Pedagang

A. Range Check Blok I : Pengenalan Tempat

KODE VARIABEL NILAI RANGE BLANK

R001 KODE KBLI HARUS ISI, Cek VPDP14-KBLI

cakupan.PEDAGANG

R002 PROVINSI 11 - 94 CEK

Master VPDP14-

DSP.

Pedagang

R003 KAB/KOTA 01 - 78 CEK

Master

VPDP14-

DSP. Pedagang

R004 KECAMATAN 010 - 990 CEK

Master VPDP14-

DSP.

Pedagang

R005 KELURAHAN/DESA 001 - 998 CEK Master

VPDP14-

DSP. Pedagang

R006 NO URUT

PERUSAHAAN/USAHA

0001 - 8998 CEK

Master VPDP14-

DSP.

Pedagang

R007 NAMA PERUSAHAAN/USAHA

HARUS ISI, Cek Master VPDP14-DSP.

PEDAGANG

R008 ALAMAT PERUSAHAAN/USAHA

HARUS ISI, Cek Master VPDP14-DSP.

PEDAGANG

R009 ALAMAT_KODEPOS Cek Master VPDP14-

DSP. PEDAGANG

blank

R010 ALAMAT_NOTELP Cek Master VPDP14-

DSP. PEDAGANG

blank

R011 ALAMAT_NOTELPEXT Cek Master VPDP14-

DSP. PEDAGANG

blank

R012 ALAMAT_NOFAX Cek Master VPDP14-

DSP. PEDAGANG

blank

B. Range Check Blok II: Keterangan Umum

KODE VARIABEL NILAI RANGE BLANK

R014 B2_R1 HARUS ISI

R014 B2_R1 KOL (2) HARUS ISI, Cek VPDP14-KBLI cakupan.PEDAGANG

R015 B2_R2 HARUS ISI (1 – 7)

Page 42: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

- 40 -

R016 B2_R3 HARUS ISI (1 – 9)

C. Range Check Blok III: Distribusi Perdagangan

R017 B3_R1A ISI (0 – 100)

R018 B3_R1B ISI (0 – 100)

R019 B3_R1C ISI (0 – 100)

R020 B3_R1D ISI (0 – 100)

R021 B3_R1E ISI (0 – 100)

R022 B3_R1F ISI (0 – 100)

R023 B3_R1G ISI (0 – 100)

R024 B3_R1H ISI (0 – 100)

R025 B3_R1I ISI (0 – 100)

R026 B3_R1J ISI (0 – 100)

R027 B3_R1K TIDAK ADA ISIAN

R028 B3_R2A KOL (3) 1101 – 9479, kode Negara BLANK

R030 B3_R2B KOL (3) 1101 – 9479, kode Negara BLANK

R031 B3_R2C KOL (3) 1101 – 9479, kode Negara BLANK

R032 B3_R2D KOL (3) 1101 – 9479, kode Negara BLANK

R033 B3_R2E KOL (3) 1101 – 9479, kode Negara BLANK

R034 B3_R2F KOL (3) 1101 – 9479, kode Negara BLANK

R035 B3_R2G KOL (3) 1101 – 9479, kode Negara BLANK

R036 B3_R2H KOL (3) 1101 – 9479, kode Negara BLANK

R037 B3_R2I KOL (3) 1101 – 9479, kode Negara BLANK

R038 B3_R2J KOL (3) 1101 – 9479, kode Negara BLANK

R039 …………………

R040 B3_R2A KOL (4) ISI (0 – 100)

R041 B3_R2B KOL (4) ISI (0 – 100)

R042 B3_R2C KOL (4) ISI (0 – 100)

R043 B3_R2D KOL (4) ISI (0 – 100)

R044 B3_R2E KOL (4) ISI (0 – 100)

R045 B3_R2F KOL (4) ISI (0 – 100)

R045 B3_R2G KOL (4) ISI (0 – 100)

R046 B3_R2H KOL (4) ISI (0 – 100)

R047 B3_R2I KOL (4) ISI (0 – 100)

R048 B3_R2J KOL (4) ISI (0 – 100)

R049 ............................

R050 B3_R3A ISI (0 – 100)

R051 B3_R3B ISI (0 – 100)

R052 B3_R3C ISI (0 – 100)

R053 B3_R3D ISI (0 – 100)

R054 B3_R3E ISI (0 – 100)

R055 B3_R3F ISI (0 – 100)

R056 B3_R3G ISI (0 – 100)

R057 B3_R3H ISI (0 – 100)

R058 B3_R3I TIDAK ADA ISIAN

R059 B3_R3J ISI (0 – 100)

R060 B3_R3K 0 - 100

R061 B3_R3L 0 - 100

R062 B3_R3M 0 - 100

R063 B3_R3N 0 - 100

R064 B3_R3O 0 - 100

R065 B3_R4A KOL (3) 1101 – 9479, kode negara BLANK

R066 B3_R4B KOL (3) 1101 – 9479, kode negara BLANK

Page 43: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

- 41 -

R067 B3_R4C KOL (3) 1101 – 9479, kode negara BLANK

R068 B3_R4D KOL (3) 1101 – 9479, kode negara BLANK

R069 B3_R4E KOL (3) 1101 – 9479, kode negara BLANK

R070 B3_R4F KOL (3) 1101 – 9479, kode negara BLANK

R071 B3_R4G KOL (3) 1101 – 9479, kode negara BLANK

R072 B3_R4H KOL (3) 1101 – 9479, kode negara BLANK

R073 B3_R4I KOL (3) 1101 – 9479, kode negara BLANK

R074 B3_R4J KOL (3) 1101 – 9479, kode negara BLANK

R075 ...........................

R076 B3_R4A KOL (4) 0 - 100

R077 B3_R4B KOL (4) 0 - 100

R078 B3_R4C KOL (4) 0 - 100

R079 B3_R4D KOL (4) 0 - 100

R080 B3_R4E KOL (4) 0 - 100

R081 B3_R4F KOL (4) 0 - 100

R082 B3_R4G KOL (4) 0 - 100

R083 B3_R4H KOL (4) 0 - 100

R084 B3_R4I KOL (4) 0 - 100

R085 B3_R4J KOL (4) 0 - 100

R086 ............................

D.Range Check Blok IV: Kendala Pengadaan dan Pemasaran Barang Dagangan

R087 B4_R1A 1 - 2

R088 B4_R1B 1 - 63 BLANK

R089 B4_R1C 1,2,4,8,16,32 BLANK

R090 B4_R2A 1 - 2

R091 B4_R2B 1 - 63 BLANK

R092 B4_R2C 1,2,4,8,16,32 BLANK

E. Range Check Blok V: Pembelian dan Penjualan

R093 B5_R1A KOL (2) 1 – 999.999.998 BLANK

R094 B5_R1A KOL (3) HARUS ISI (KILOGRAM, KUINTAL, TON)

BLANK

R095 B5_R1A KOL (4) 1 – 999.999.999.998 BLANK

R096 B5_R1B KOL (2) 1 – 999.999.998

R097 B5_R1B KOL (3) HARUS ISI (KILOGRAM, KUINTAL, TON)

F.

R098 B5_R1B KOL (4) 1 – 999.999.999.998

R099 B5_R1C KOL (2) 1 – 999.999.998 BLANK

R100 B5_R1C KOL (3) HARUS ISI (KILOGRAM, KUINTAL, TON)

BLANK

R101 B5_R1D KOL (2) 1 – 999.999.998 BLANK

R102 B5_R1D KOL (3) HARUS ISI (KILOGRAM,

KUINTAL, TON)

BLANK

R103 B5_R1E KOL (2) 1 – 999.999.998

R104 B5_R1E KOL (3) HARUS ISI (KILOGRAM,

KUINTAL, TON)

R105 B5_R1E KOL (4) 1 – 999.999.999.998

R106 B5_R1F KOL (2) 1 – 999.999.998

R107 B5_R1F KOL (3) HARUS ISI (KILOGRAM,

KUINTAL, TON)

Page 44: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

- 42 -

R108 B5_R1F KOL (4) 1 – 999.999.999.998

R109 B5_R2A 1 - 2

R110 B5_R2B 1 – 999.999.999.998

F. Range Chek Blok VII: Keterangan Contact Person

KODE VARIABEL NILAI RANGE BLANK

R111 B7R1 Isi

R112 B7R2 Isi

R113 B7R3 Isi

R114 B7R4 Isi

6.2. Range Check VPDP14 Produsen

A. Range Chek Blok I: Pengenalan Tempat

KODE VARIABEL NILAI RANGE BLANK

R001 KBLIDSP HARUS ISI,

CEK VPDP-14-KBLI cakupan.PRODUSEN

R002 PROP 11-94 Cek Master VPDP14-

DSP.

PRODUSEN

R003 KAB/KOTA 01 - 78 Cek Master

VPDP14-

DSP. PRODUSEN

R004 KEC 010 - 990 Cek Master

VPDP14-DSP.

PRODUSEN

R005 DESA 001 - 998 Cek Master VPDP14-

DSP.

PRODUSEN

R006 NO_URUT

PERUSAHAAN/USAHA

0001 – 9998 Cek Master

VPDP14-

DSP. PRODUSEN

R007 NAMAUSAHA HARUS ISI, Cek Master VPDP14-DSP.

PRODUSEN

R008 ALAMAT HARUS ISI, Cek Master VPDP14-DSP.

PRODUSEN

R009 KODEPOS Cek Master VPDP14-DSP. PRODUSEN

blank

Page 45: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

- 43 -

R010 NOTELP Cek Master VPDP14-

DSP. PRODUSEN

blank

R011 NOTELPEXT Cek Master VPDP14-DSP. PRODUSEN

blank

R012 NOFAX Cek Master VPDP14-

DSP. PRODUSEN

blank

B. Range Chek Blok II: Keterangan Komoditi

KODE VARIABEL NILAI RANGE BLANK

R013 B2R1 1,3,4,5,6

C. Range Chek Blok III: Bahan Baku

KODE VARIABEL NILAI RANGE BLANK

R014 B3R1a 0 – 100

R015 B3R1b 0 – 100

R016 B3R1c 0 – 100

R017 B3R1d 0 – 100

R018 B3R1e 0 – 100

R019 B3R1f 0 – 100

R020 B3R1g 0 – 100

R021 B3R1h 0 – 100

R022 B3R1i 0 – 100

R023 B3R1j 0 – 100

R024 B3R2akolom3 1101 – 9479, kode negara

Blank

R025 B3R2akolom4 0 – 100

R026 B3R2bkolom3 1101 – 9479, kode

negara

Blank

R027 B3R2bkolom4 0 – 100

R028 B3R2ckolom3 1101 – 9479, kode

negara

Blank

R029 B3R2ckolom4 0 – 100

R030 B3R2dkolom3 1101 – 9479, kode negara

Blank

R031 B3R2dkolom4 0 – 100

R032 B3R2ekolom3 1101 – 9479, kode negara

Blank

R033 B3R2ekolom4 0 – 100

R034 B3R2fkolom3 1101 – 9479, kode

negara

Blank

Page 46: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

- 44 -

KODE VARIABEL NILAI RANGE BLANK

R035 B3R2fkolom4 0 – 100

R036 B3R2gkolom3 1101 – 9479, kode negara

Blank

R037 B3R2gkolom4 0 – 100

R038 B3R2hkolom3 1101 – 9479, kode

negara

Blank

R039 B3R2hkolom4 0 – 100

R040 B3R2ikolom3 1101 – 9479, kode

negara

Blank

R041 B3R2ikolom4 0 – 100

R042 B3R2jkolom3 1101 – 9479, kode

negara

Blank

R043 B3R2jkolom4 0 – 100

R044 ……………

R045 ……………

D. Range Chek Blok IV: Penjualan Produksi

KODE VARIABEL NILAI RANGE BLANK

R046 B4R1a 0 – 100

R047 B4R1b 0 – 100

R048 B4R1c 0 – 100

R049 B4R1d 0 – 100

R050 B4R1e 0 – 100

R051 B4R1f 0 – 100

R052 B4R1g Tidak Ada Isian Blank

R053 B4R1h 0 – 100

R054 B4R1i 0 – 100

R055 B4R1j 0 – 100

R056 B4R1k 0 – 100

R057 B4R1l 0 – 100

R058 B4R1m 0 – 100

R059 B4R2akolom3 1101 – 9479, kode negara

Blank

R060 B4R2akolom4 0 – 100

R061 B4R2bkolom3 1101 – 9479, kode

negara

Blank

R062 B4R2bkolom4 0 – 100

R063 B4R2ckolom3 1101 – 9479, kode

negara

Blank

R064 B4R2ckolom4 0 – 100

Page 47: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

- 45 -

KODE VARIABEL NILAI RANGE BLANK

R065 B4R2dkolom3 1101 – 9479, kode

negara

Blank

R066 B4R2dkolom4 0 – 100

R067 B4R2ekolom3 1101 – 9479, kode

negara

Blank

R068 B4R2ekolom4 0 – 100

R069 B4R2fkolom3 1101 – 9479, kode negara

Blank

R070 B4R2fkolom4 0 – 100

R071 B4R2gkolom3 1101 – 9479, kode

negara

Blank

R072 B4R2gkolom4 0 – 100

R073 B4R2hkolom3 1101 – 9479, kode

negara

Blank

R074 B4R2hkolom4 0 – 100

R075 B4R2ikolom3 1101 – 9479, kode negara

Blank

R076 B4R2ikolom4 0 – 100

R077 B4R2jkolom3 1101 – 9479, kode negara

Blank

R078 B4R2jkolom4 0 – 100

R079 ……………

R080 ……………

E. Range Chek Blok V: Kendala

KODE VARIABEL NILAI RANGE BLANK

R081 B5R1a 1 – 2

R082 B5R1b 1 – 127 Blank

R083 B5R1c 1, 2, 4, 8, 16, 32, 64 Blank

R084 B5R2a 1 – 2

R085 B5R2b 1 – 63 Blank

R086 B5R2c 1, 2, 4, 8, 16, 32 Blank

F. Range Chek Blok VI: Neraca Produksi

KODE VARIABEL NILAI RANGE BLANK

R087 B5R1a_kol(2) 1 – 999 999 999 998 Blank

R088 B5R1a_kol(3) Isi satuan standar, Kilogram, kuintal, ton.

Blank

R089 B5R1a_kol(4) 1 – 999 999 999 999 998 Blank

R090 B5R1b_kol(2) 1 – 999 999 999 998

Page 48: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIKjdih.bps.go.id/files/produk_hukum/perka/P082014110.pdfpencacahan di 103 kabupaten/kota terdiri dari 32 ibukota provinsi dan 71 kabupaten/kota

- 46 -

KODE VARIABEL NILAI RANGE BLANK

R091 B5R1b_kol(3) Isi satuan standar,

Kilogram, kuintal, ton.

R092 B5R1b_kol(4) 1 – 999 999 999 999 998

R093 B5R1c_kol(2) 1 – 999 999 999 998 Blank

R094 B5R1c_kol(3) Isi satuan standar,

Kilogram, kuintal, ton.

Blank

R095 B5R1d_kol(2) 1 – 999 999 999 998 Blank

R096 B5R1d_kol(3) Isi satuan standar,

Kilogram, kuintal, ton.

Blank

R097 B5R1e_kol(2) 1 – 999 999 999 998

R098 B5R1e_kol(3) Isi satuan standar,

Kilogram, kuintal, ton.

R099 B5R1e_kol(4) 1 – 999 999 999 999 998

R100 B5R1f_kol(2) Isi satuan standar, Kilogram, kuintal, ton.

R101 B5R1f_kol(3) 1 – 999 999 999 999 998

R102 B5R1f_kol(4) 1 – 999 999 999 999 998

G. Range Chek Blok VIII: Keterangan Contact Person

KODE VARIABEL NILAI RANGE BLANK

R103 B8R1 Isi

R104 B8R2 Isi

R105 B8R3 Isi

R106 B8R4 Isi

KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK,

SURYAMIN