22
PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR: /PER/M.KOMINFO/ /2012 TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI DENDA TERHADAP PENYELENGGARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku Pada Departemen Komunikasi dan Informatika sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2010, perlu menetapkan Peraturan Menteri tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Denda Terhadap Penyelenggara Telekomunikasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 154 Tahun 1999, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3881); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3980); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2000 tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3981);

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN … Sanksi... · Web viewStandar Kualitas Pelayanan adalah indikator yang menggambarkan kondisi layanan dari penyelenggaraan jaringan dan/atau jasa

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN … Sanksi... · Web viewStandar Kualitas Pelayanan adalah indikator yang menggambarkan kondisi layanan dari penyelenggaraan jaringan dan/atau jasa

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

NOMOR: /PER/M.KOMINFO/ /2012

TENTANG

TATA CARA PENGENAAN SANKSI DENDA TERHADAP PENYELENGGARA TELEKOMUNIKASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKAREPUBLIK INDONESIA,

Menimbang

: bahwa untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku Pada Departemen Komunikasi dan Informatika sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2010, perlu menetapkan Peraturan Menteri tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Denda Terhadap Penyelenggara Telekomunikasi;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 154 Tahun 1999, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3881);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3980);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2000 tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3981);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku Pada Departemen Komunikasi dan Informatika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4974), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2009 Tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis

Page 2: PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN … Sanksi... · Web viewStandar Kualitas Pelayanan adalah indikator yang menggambarkan kondisi layanan dari penyelenggaraan jaringan dan/atau jasa

Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku Pada Departemen Komunikasi dan Informatika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 135, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5171);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2009 tentang Tata Cara Penentuan Jumlah, Pembayaran, dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Terutang (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4995);

6. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011 tentang Perubahan Ketiga Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;

7. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara;

8. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 21 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 31/PER/M.KOMINFO/09/2008 tentang Perubahan Ketiga Atas Keputusan Menteri Perhubungan Nomor Km.21 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi;

9. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 08/Per/M.KOMINFO/02/2006 tentang Interkoneksi;

10. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 10/PER/M.KOMINFO/04/2008 tentang Standar Kualitas Pelayanan Jasa Teleponi Dasar pada Jaringan Tetap Sambungan Langsung Jarak Jauh;

11. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 11/PER/M.KOMINFO/04/2008 tentang Standar Kualitas

2

Page 3: PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN … Sanksi... · Web viewStandar Kualitas Pelayanan adalah indikator yang menggambarkan kondisi layanan dari penyelenggaraan jaringan dan/atau jasa

Pelayanan Jasa Teleponi Dasar pada Jaringan Tetap Lokal;

12. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 12/PER/M.KOMINFO/04/2008 tentang Standar Kualitas Pelayanan Jasa Teleponi Dasar pada Jaringan Bergerak Selular;

13. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 13/PER/M.KOMINFO/04/2008 tentang Standar Kualitas Pelayanan Jasa Teleponi Dasar pada Jaringan Tetap Mobilitas Terbatas;

14. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 14/PER/M.KOMINFO/04/2008 tentang Standar Kualitas Pelayanan Jasa Teleponi Dasar pada Jaringan Tetap Sambungan Internasional;

15. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 41/PER/M.KOMINFO/10/2009 tentang Tata Cara Penilaian Pencapaian Tingkat Komponen Dalam Negeri pada Penyelenggaraan Telekomunikasi;

16. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 01/PER/M.KOMINFO/01/2010 tentang Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi;

17. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 14 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penilaian Pencapaian Tingkat Komponen Dalam Negeri Belanja Operasional (Operational Expenditure/OPEX) pada Penyelenggaraan Telekomunikasi;

18. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 17/PER/M.KOMINFO/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Komunikasi dan Informatika;

19. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 14/PER/M.KOMINFO/04/2011 tentang Standar Kualitas Pelayanan Internet Teleponi Untuk Keperluan Publik (ITKP);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan

: PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI DENDA TERHADAP PENYELENGGARA TELEKOMUNIKASI.

3

Page 4: PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN … Sanksi... · Web viewStandar Kualitas Pelayanan adalah indikator yang menggambarkan kondisi layanan dari penyelenggaraan jaringan dan/atau jasa

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:1. Telekomunikasi adalah setiap pemancaran, pengiriman

dan/atau penerimaan dari setiap informasi dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara, dan bunyi melalui sistem kawat, optik, radio, atau sistem elektromagnetik lainnya.

2. Penyelenggaraan Telekomunikasi adalah kegiatan penyediaan dan pelayanan telekomunikasi sehingga memungkinkan terselenggaranya telekomunikasi.

3. Penyelenggara Telekomunikasi adalah perseorangan, koperasi, badan usaha milik daerah, badan usaha milik negara, badan usaha swasta, instansi pemerintah, dan instansi pertahanan keamanan negara yang menyelenggarakan jaringan dan/atau jasa telekomunikasi.

4. Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi adalah

kegiatan penyediaan dan atau pelayanan jaringan telekomunikasi yang memungkinkan terselenggaranya telekomunikasi.

5. Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi adalah kegiatan penyediaan dan/atau pelayanan jasa telekomunikasi yang memungkinkan terselenggaranya telekomunikasi.

6. Pembangunan adalah kegiatan penyelenggara telekomunikasi dalam membangun dan/atau menyediakan infrastruktur telekomunikasi dengan tingkat pencapaian yang telah ditentukan setiap tahun sesuai dengan yang tercantum dalam izin penyelenggaraan.

7. Standar Kualitas Pelayanan adalah indikator yang menggambarkan kondisi layanan dari penyelenggaraan jaringan dan/atau jasa telekomunikasi dalam suatu jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

8. Interkoneksi adalah keterhubungan antar jaringan telekomunikasi dari penyelenggara telekomunikasi yang berbeda.

9. Pelayanan adalah kegiatan penyelenggaraan telekomunikasi yang terkait dengan layanan kepada

4

Page 5: PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN … Sanksi... · Web viewStandar Kualitas Pelayanan adalah indikator yang menggambarkan kondisi layanan dari penyelenggaraan jaringan dan/atau jasa

pengguna jasa.

10. Pelaporan adalah kegiatan penyelenggara telekomunikasi menyampaikan seluruh data laporan sebagaimana diwajibkan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan dan/atau izin penyelenggaraan.

11. Sanksi denda adalah sanksi administrasi berupa denda atas pelanggaran pemenuhan kewajiban dari ketentuan peraturan perundang-undangan dan/atau izin penyelenggaraan telekomunikasi.

12. Hari Kerja adalah hari Senin sampai dengan Jumat kecuali hari libur nasional.

13. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang telekomunikasi.

14. Direktur Jenderal adalah direktur jenderal yang ruang lingkup tugas dan fungsinya di bidang penyelenggaraan telekomunikasi.

15. Direktorat Jenderal adalah direktorat jenderal yang ruang lingkup tugas dan fungsinya di bidang penyelenggaraan telekomunikasi.

BAB IIRUANG LINGKUP

Pasal 2

(1) Sanksi denda dikenakan terhadap penyelenggara jaringan dan/atau jasa telekomunikasi yang tidak memenuhi kewajiban dalam izin penyelenggaraannya dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Besaran sanksi denda sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 3

(1) Penyelenggara jaringan telekomunikasi terdiri dari:a. Penyelenggara jaringan tetap; danb. Penyelenggara jaringan bergerak.

(2) Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri dari:a. penyelenggara jasa teleponi dasar;b. penyelenggara jasa nilai tambah teleponi;

danc. penyelenggara jasa multimedia.

5

Page 6: PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN … Sanksi... · Web viewStandar Kualitas Pelayanan adalah indikator yang menggambarkan kondisi layanan dari penyelenggaraan jaringan dan/atau jasa

Pasal 4

(1) Penyelenggara jaringan tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a meliputi:a. penyelenggara jaringan tetap lokal :

1. penyelenggara jaringan tetap lokal berbasis circuit-switched;

2. penyelenggara jaringan tetap lokal tanpa kabel dengan mobilitas terbatas;

3. penyelenggara jaringan tetap lokal berbasis packet-switched;

b. penyelenggara jaringan tetap sambungan langsung jarak jauh;

c. penyelenggara jaringan tetap sambungan internasional; dan

d. penyelenggara jaringan tetap tertutup.

(2) Penyelenggara jaringan bergerak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf b meliputi:a. penyelenggara jaringan bergerak terestrial; b. penyelenggara jaringan bergerak seluler; danc. penyelenggara jaringan bergerak satelit.

Pasal 5

(1) Penyelenggara jaringan tetap lokal berbasis circuit-switched, penyelenggara jaringan tetap lokal tanpa kabel dengan mobilitas terbatas, penyelenggara jaringan tetap sambungan langsung jarak jauh, penyelenggara jaringan tetap sambungan internasional, penyelenggara jaringan bergerak seluler generasi kedua (2G), penyelenggaraan jaringan bergerak satelit, dan penyelenggara jasa teleponi dasar wajib memenuhi:a. pencapaian pembangunan;b. pencapaian standar kualitas pelayanan;c. interkoneksi;d. riset dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM); e. layanan minimal yang wajib disediakan; danf. penyampaian pelaporan.

(2) Penyelenggara jaringan tetap lokal berbasis packet-switched dengan mekanisme evaluasi, penyelenggara jaringan bergerak terestrial radio trunking, dan penyelenggara jaringan tetap tertutup satelit wajib memenuhi:a. pencapaian pembangunan;b. pencapaian standar kualitas pelayanan;c. riset dan pengembangan Sumber Daya Manusia

6

Page 7: PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN … Sanksi... · Web viewStandar Kualitas Pelayanan adalah indikator yang menggambarkan kondisi layanan dari penyelenggaraan jaringan dan/atau jasa

(SDM); d. layanan minimal yang wajib disediakan; dane. penyampaian pelaporan.

(3) Penyelenggara jaringan bergerak seluler generasi ketiga (3G) wajib memenuhi: a. pencapaian pembangunan;b. pencapaian standar kualitas pelayanan;c. interkoneksi;d. penggunaan produksi dalam negeri;e. riset dan pengembangan Sumber Daya Manusia(SDM); f. layanan minimal yang wajib disediakan; dang. penyampaian pelaporan.

(4) Penyelenggara jaringan tetap lokal berbasis packet switched dengan mekanisme seleksi wajib memenuhi: a. pencapaian pembangunan;b. pencapaian standar kualitas pelayanan;c. penggunaan produksi dalam negeri;d. riset dan pengembangan Sumber Daya Manusia(SDM); e. layanan minimal yang wajib disediakan; danf. penyampaian pelaporan.

Pasal 6

Penyelenggara jasa nilai tambah teleponi dan penyelenggara jasa multimedia wajib memenuhi: a. pencapaian standar kualitas pelayanan dan/atau

pengembangan wilayah layanan;b. penyampaian laporan berkala; dan c. penyampaian informasi laporan yang benar.

Pasal 7Penilaian pemenuhan kewajiban penyelenggara jaringan dan/atau jasa telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan Pasal 6 dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal.

BAB IIITOLOK UKUR

Bagian KesatuPencapaian Pembangunan

Pasal 8

7

Page 8: PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN … Sanksi... · Web viewStandar Kualitas Pelayanan adalah indikator yang menggambarkan kondisi layanan dari penyelenggaraan jaringan dan/atau jasa

Pencapaian pembangunan dinilai berdasarkan tolok ukur sebagai berikut:a. untuk penyelenggara jaringan tetap lokal didasarkan

atas jumlah kapasitas sistem, jumlah media transmisi dan jumlah pair/core;

b. untuk penyelenggara jaringan tetap lokal Public Switched Telephone Network (PSTN) didasarkan atas jumlah service node, jumlah kapasitas trunk gateway dan jumlah kapasitas sistem;

c.untuk penyelenggara jaringan tetap lokal tanpa kabel dengan mobilitas terbatas (Fixed Wireless Access/FWA) didasarkan atas jumlah Mobile Services Switching Center (MSC), jumlah Base Station Controller (BSC), jumlah Base Transceiver System (BTS), jumlah kapasitas sistem dan jumlah lokasi;

d. untuk penyelenggara jaringan tetap lokal berbasis packet-switched yang menggunakan teknologi wireless melalui mekanisme evaluasi didasarkan atas jumlah site/lokasi tower, jumlah kapasitas bandwidth dan zona layanan;

e. untuk penyelenggara jaringan tetap lokal berbasis packet-switched yang menggunakan teknologi wireline melalui mekanisme evaluasi didasarkan atas jumlah home pass, jumlah kapasitas bandwidth dan jumlah lokasi;

f. untuk penyelenggara jaringan tetap lokal berbasis packet-switched yang menggunakan teknologi Broadband Wireless Access (BWA) melalui mekanisme seleksi didasarkan atas jumlah ibukota kecamatan yang terlayani, jumlah jumlah site/lokasi tower dan jumlah minimal kecepatan transmisi data (Kbps);

g. untuk penyelenggara jaringan tetap lokal berbasis packet-switched yang menggunakan Very Small Aperture Terminal (VSAT) melalui mekanisme evaluasi didasarkan atas jumlah remote dan jumlah kapasitas bandwidth;

h. untuk penyelenggara jaringan tetap sambungan langsung jarak jauh didasarkan atas jumlah kapasitas trunk dan gateway;

i. untuk penyelenggara jaringan tetap sambungan internasional didasarkan atas jumlah jaringan transmisi, jumlah media transmisi, dan jumlah pair/core;

j. untuk penyelenggara jaringan tetap tertutup yang menggunakan fiber optic didasarkan atas jumlah rute jaringan fiber optic, jumlah Point of Presence (PoP), dan jumlah minimal kapasitas bandwidth;

k. untuk penyelenggara jaringan tetap tertutup yang menggunakan microwave link didasarkan atas jumlah Point of Presence (PoP) dan jumlah minimal kapasitas bandwidth;

8

Page 9: PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN … Sanksi... · Web viewStandar Kualitas Pelayanan adalah indikator yang menggambarkan kondisi layanan dari penyelenggaraan jaringan dan/atau jasa

l. untuk penyelenggara jaringan tetap tertutup yang menggunakan satelit didasarkan atas jumlah transponder;

m. untuk penyelenggara jaringan tetap tertutup yang menggunakan Very Small Aperture Terminal (VSAT) melalui jaringan hub didasarkan atas jumlah hub dan jumlah kapasitas bandwidth;

n. untuk penyelenggara jaringan tetap tertutup yang menggunakan Very Small Aperture Terminal (VSAT) jaringan remote didasarkan atas jumlah remote dan jumlah kapasitas bandwidth;

o. untuk penyelenggara jaringan tetap tertutup yang mengguanakan fiber optic melalui SKKL Internasional didasarkan atas rute jaringan fiber optic dan jumlah kapasitas bandwidth;

p. untuk penyelenggara jaringan bergerak terestrial radio trunking didasarkan atas jumlah switching, jumlah repeater, dan jumlah kapasitas pelanggan;

q. untuk penyelenggara jaringan bergerak seluler yang menggunakan teknologi generasi kedua (2G) didasarkan atas jumlah Mobile Switching Center (MSC), jumlah Media Gateway (MGW), jumlah Base Station Controller (BSC), jumlah Base Transceiver System (BTS), jumlah kapasitas sistem, dan jumlah lokasi;

r. untuk penyelenggara jaringan bergerak seluler yang menggunakan teknologi generasi ketiga (3G) didasarkan atas jumlah Mobile Switching Center (MSC), jumlah Media Gateway (MGW), jumlah Radio Network Control (RNC), jumlah node B, jumlah kapasitas sistem, jumlah cakupan populasi, dan jumlah lokasi;

s.untuk penyelenggara jaringan satelit didasarkan atas jumlah kapasitas sistem, jumlah kapasitas hub dan jumlah kapasitas terminal; dan

t. untuk penyelenggara jasa teleponi dasar yang menggunakan satelit didasarkan atas jumlah kapasitas sitem, jumlah Customer Service, jumlah billing server, dan jumlah pelanggan.

Pasal 9Penilaian persentase pencapaian pembangunan ditentukan dengan nilai rata-rata dari persentase komponen tolok ukur pencapaian pembangunan.

Pasal 10

(1) Usulan perubahan komitmen pembangunan hanya dapat diajukan untuk komitmen pembangunan tahun berikutnya.

(2) Perubahan komitmen pembangunan sebagaimana

9

Page 10: PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN … Sanksi... · Web viewStandar Kualitas Pelayanan adalah indikator yang menggambarkan kondisi layanan dari penyelenggaraan jaringan dan/atau jasa

dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling banyak 2 (dua) kali dalam 5 (lima) tahun dan hanya dapat dilakukan terhadap komitmen pembangunan tahun kedua sampai dengan tahun keempat.

Bagian Kedua Standar Kualitas Pelayanan

Pasal 11

(1) Standar kualitas pelayanan dan/atau kinerja operasi untuk penyelenggara jaringan telekomunikasi dan penyelenggara jasa teleponi dasar meliputi:a. kinerja pelayanan; danb. kinerja jaringan.

(2) Standar kualitas pelayanan dan/atau kinerja operasi untuk penyelenggara jasa nilai tambah teleponi dan penyelenggara jasa multimedia meliputi:a. kinerja pelayanan; b. kinerja jasa; dan/atauc. pengembangan wilayah layanan.

(3) Tolok ukur untuk penyelenggaraan jaringan dan/atau penyelenggaraan jasa telekomunikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam Peraturan Menteri tentang Standar Kualitas Pelayanan di bidang telekomunikasi.

Pasal 12Setiap penyelenggara jaringan dan/atau jasa telekomunikasi wajib melakukan pencatatan pencapaian standar kualitas pelayanan secara harian, bulanan, tiga bulanan (triwulan), dan tahunan.

Bagian KetigaInterkoneksi

Pasal 13

(1) Kewajiban interkoneksi bagi penyelenggara jaringan tetap lokal berbasis circuit-switched, penyelenggara jaringan tetap lokal tanpa kabel dengan mobilitas terbatas, penyelenggara jaringan tetap sambungan langsung jarak jauh, penyelenggara jaringan tetap sambungan internasional, penyelenggara jaringan bergerak seluler generasi kedua (2G), penyelenggara jaringan bergerak seluler generasi ketiga (3G), penyelenggara jaringan bergerak satelit, dan penyelenggara jasa teleponi dasar dinilai berdasarkan tolok ukur sebagai berikut:

10

Page 11: PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN … Sanksi... · Web viewStandar Kualitas Pelayanan adalah indikator yang menggambarkan kondisi layanan dari penyelenggaraan jaringan dan/atau jasa

a. pemenuhan ketentuan tentang antrian permintaan interkoneksi termasuk pemberitahuan posisi antrian dan perlakuan prinsip First In First Out (FIFO);

b. kepatuhan terhadap jadwal penyediaan interkoneksi meliputi jadwal proses pemberian jawaban, jadwal proses negosiasi, dan jadwal proses penyediaan akses sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

c. kepatuhan terhadap ketentuan penyediaan fasilitas penting untuk interkoneksi;

d. pemenuhan komitmen dalam Joint Planning Session (JPS) yaitu penambahan kapasitas atau dimensi dari hardware atau software secara berkala;

e. penyalahgunaan akses ke jaringan dan/atau jasa telekomunikasi untuk mengalihkan trafik sehingga menimbulkan kerugian pada penyelenggara lain atau dalam rangka memanfaatkan perbedaan biaya interkoneksi secara tidak sah;

f. penyelenggara telekomunikasi tidak membuka dan mengembangkan titik interkoneksi sebagaimana telah dicantumkan dalam Dokumen Penawaran Interkoneksi;

g. diskriminasi harga dan akses; danh. pemberian informasi yang tidak benar oleh

penyedia akses kepada pencari akses dalam menyusun permintaan interkoneksi, negosiasi, dan penyediaan akses.

(2) Kewajiban interkoneksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri tentang Interkoneksi di bidang telekomunikasi.

Bagian Keempat

Penggunaan Produksi Dalam Negeri

Pasal 14

(1) Kewajiban penggunaan produksi dalam negeri bagi penyelenggara jaringan bergerak seluler generasi ketiga (3G) dan penyelenggara jaringan tetap lokal berbasis packet switched yang menggunakan teknologi Broadband Wireless Access (BWA) dengan mekanisme seleksi dinilai berdasarkan tolok ukur sebagai berikut:

11

Page 12: PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN … Sanksi... · Web viewStandar Kualitas Pelayanan adalah indikator yang menggambarkan kondisi layanan dari penyelenggaraan jaringan dan/atau jasa

a. jumlah persentase minimal dari pengeluaran investasi pembelanjaan modal (capital expenditure/capex) dalam 1 (satu) tahun;

b. jumlah persentase minimal dari pengeluaran pembiayaan operasional (operational expenditure/opex) dalam 1 (satu) tahun.

(2) Jumlah persentase kewajiban penggunaan produksi dalam negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian KelimaAlokasi Riset dan Pengembangan Sumber Daya

Manusia (SDM)

Pasal 15

Kewajiban pemenuhan alokasi riset bagi penyelenggara jaringan telekomunikasi dinilai berdasarkan tolok ukur alokasi riset paling sedikit 1% (satu perseratus) dari jumlah pendapatan kotor penyelenggara telekomunikasi 1 (satu) tahun sebelumnya.

Pasal 16

Kewajiban pemenuhan alokasi pengembangan sumber daya manusia bagi penyelenggara jaringan telekomunikasi dinilai berdasarkan tolok ukur alokasi pengembangan sumber daya manusia paling sedikit 1% (satu perseratus) dari jumlah pendapatan kotor penyelenggara telekomunikasi 1 (satu) tahun sebelumnya.

Bagian KeenamLayanan Minimal yang Wajib Disediakan

Pasal 17

Kewajiban layanan minimal yang wajib disediakan oleh penyelenggara jaringan dan/atau jasa telekomunikasi dinilai berdasarkan tolok ukur pemenuhan terhadap setiap Kewajiban Pelayanan sebagaimana tercantum dalam izin penyelenggaraan.

Bagian KetujuhPenyampaian Pelaporan

12

Page 13: PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN … Sanksi... · Web viewStandar Kualitas Pelayanan adalah indikator yang menggambarkan kondisi layanan dari penyelenggaraan jaringan dan/atau jasa

Pasal 18

(1) Penyelenggara jaringan dan/atau jasa telekomunikasi wajib menyampaikan pelaporan penyelenggaraan telekomunikasi untuk 1 (satu) tahun buku, mulai 1 Januari sampai dengan 31 Desember.

(2) Penyampaian pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk: a. Penyelenggara jaringan tetap lokal berbasis

circuit-switched, penyelenggara jaringan tetap lokal tanpa kabel dengan mobilitas terbatas, penyelenggara jaringan tetap sambungan langsung jarak jauh, penyelenggara jaringan tetap sambungan internasional, penyelenggara jaringan bergerak seluler generasi kedua (2G), penyelenggaraan jaringan bergerak satelit, dan penyelenggara jasa teleponi dasar wajib memuat:1. pencapaian pembangunan;2. pencapaian standar kualitas pelayanan;3. pemenuhan interkoneksi;4. pemenuhan alokasi riset dan pengembangan

Sumber Daya Manusia (SDM); dan 5. pemenuhan layanan minimal yang wajib

disediakan.

b. Penyelenggara jaringan tetap lokal berbasis packet-switched dengan mekanisme evaluasi, penyelenggara jaringan bergerak terestrial radio trunking, dan penyelenggara jaringan tetap tertutup satelit wajib memuat:1. pencapaian pembangunan;2. pencapaian standar kualitas pelayanan;3. pemenuhan alokasi riset dan pengembangan

Sumber Daya Manusia (SDM); dan 4. pemenuhan layanan minimal yang wajib

disediakan.

c. Penyelenggara jaringan bergerak seluler generasi ketiga (3G) wajib memuat: 1. pencapaian pembangunan;2. pencapaian standar kualitas pelayanan;3. pemenuhan interkoneksi;4. pemenuhan penggunaan produksi dalam negeri;5. pemenuhan alokasi riset dan pengembangan

Sumber Daya Manusia (SDM); dan6. pemenuhan layanan minimal yang wajib

disediakan.

13

Page 14: PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN … Sanksi... · Web viewStandar Kualitas Pelayanan adalah indikator yang menggambarkan kondisi layanan dari penyelenggaraan jaringan dan/atau jasa

d. Penyelenggara jaringan tetap lokal berbasis packet switched yang menggunakan teknologi Broadband Wireless Access (BWA) dengan mekanisme seleksi wajib memuat: 1. pencapaian pembangunan;2. pencapaian standar kualitas pelayanan;3. pemenuhan penggunaan produksi dalam negeri;4. pemenuhan alokasi riset dan pengembangan

Sumber Daya Manusia(SDM); dan5. pemenuhan layanan minimal yang wajib

disediakan. e. Penyelenggara jasa nilai tambah dan

penyelenggara jasa multimedia wajib memuat pencapaian standar kualitas pelayanan dan/atau pengembangan wilayah layanan.

(3) Penyampaian pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) wajib berisi informasi yang benar, yang dinyatakan dalam Surat Pernyataan yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dan bermaterai cukup.

(4) Batas waktu penyampaian pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lambat tanggal 31 Maret tahun berikutnya.

BAB IV

TATA CARA

Pasal 19

(1) Penyelenggara jaringan dan/atau jasa telekomunikasi yang tidak memenuhi kewajiban pencapaian pembangunan, pemenuhan standar kualitas pelayanan, pemenuhan interkoneksi, penggunaan produksi dalam negeri, pemenuhan alokasi riset dan pengembangan sumber daya manusia, pemenuhan layanan minimal yang wajib disediakan, dan penyampaian pelaporan akan diberikan pemberitahuan tertulis yang memuat jenis pelanggarannya oleh Direktur Jenderal.

(2) Pemberitahuan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan atas verifikasi dokumen dan/atau verifikasi lapangan yang dapat dilakukan dalam bentuk pengukuran bersama dengan pihak penyelenggara telekomunikasi.

(3) Penyelenggara jaringan dan/atau jasa telekomunikasi dapat memberikan klarifikasi tertulis kepada Direktur

14

Page 15: PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN … Sanksi... · Web viewStandar Kualitas Pelayanan adalah indikator yang menggambarkan kondisi layanan dari penyelenggaraan jaringan dan/atau jasa

Jenderal paling lama 20 (dua puluh) hari kerja terhitung sejak diterimanya pemberitahuan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang dibuktikan dengan tanda terima pengiriman surat.

(4) Klarifikasi tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan sesuai jenis pelanggarannya dengan melampirkan dokumen pendukung.

(5) Apabila dalam jangka waktu 20 (dua puluh) hari kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak menyampaikan klarifikasi tertulis, penyelenggara jaringan dan/atau jasa telekomunikasi dianggap telah menyetujui dan dikenakan sanksi denda.

Pasal 20

(1) Klarifikasi tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (3) dievaluasi oleh Direktur Jenderal paling lama 60 (enam puluh) hari kerja terhitung sejak diterimanya klarifikasi tertulis yang dibuktikan dengan tanda terima pengiriman surat.

(2) Berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Direktur Jenderal dapat menerima atau menolak klarifikasi tertulis yang disampaikan oleh penyelenggara jaringan dan/atau jasa telekomunikasi.

(3) Dalam hal klarifikasi tertulis diterima Direktur Jenderal, maka penyelenggara jaringan dan/atau jasa telekomunikasi dibebaskan dari pengenaan sanksi denda.

Pasal 21(1) Dalam hal klarifikasi tertulis ditolak, Direktur Jenderal

mengirimkan surat tagihan kepada penyelenggara jaringan dan/atau jasa telekomunikasi paling banyak 3 (tiga) kali, dengan tenggang waktu masing-masing 10 (sepuluh) hari kerja, yang sekurang-kurangnya memuat jenis pelanggaran dan besaran denda.

(2) Penolakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat final dan mengikat.

(3) Penyelenggara jaringan dan/atau jasa telekomunikasi wajib membayar denda sesuai dengan besaran dan tenggang waktu berdasarkan surat tagihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

15

Page 16: PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN … Sanksi... · Web viewStandar Kualitas Pelayanan adalah indikator yang menggambarkan kondisi layanan dari penyelenggaraan jaringan dan/atau jasa

Pasal 22

Dalam hal penyelenggara jaringan dan/atau jasa telekomunikasi tidak melaksanakan kewajiban membayar denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (3) dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah surat tagihan ketiga, maka Direktur Jenderal menerbitkan surat pelimpahan penyerahan pembayaran sanksi denda penyelenggara telekomunikasi kepada instansi yang berwenang mengurus piutang negara untuk diproses lebih lanjut penyelesaiannya.

Pasal 23

(1) Seluruh pembayaran denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 disetor langsung ke Kas Negara melalui rekening Bendahara Penerima Direktorat Jenderal pada Bank Pemerintah yang ditunjuk.

(2) Bukti pembayaran denda wajib dikirimkan oleh Penyelenggara jaringan dan/atau jasa telekomunikasi kepada Direktur Jenderal.

(3) Bendahara penerima setiap bulan wajib melaporkan seluruh penerimaan pengenaan sanksi denda kepada Menteri paling lambat tanggal 10 (sepuluh) pada bulan berikutnya dengan tembusan kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika, Direktur Jenderal dan Inspektur Jenderal Kementerian Komunikasi dan Infomatika.

BAB V

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

Pasal 24

(1) Pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan Peraturan Menteri ini dilaksanakan oleh Direktur Jenderal.

(2) Direktur Jenderal dapat membentuk Tim untuk melaksanakan fungsi pengawasan dan pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

BAB VI

16

Page 17: PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN … Sanksi... · Web viewStandar Kualitas Pelayanan adalah indikator yang menggambarkan kondisi layanan dari penyelenggaraan jaringan dan/atau jasa

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 25

Penyelenggara yang telah memiliki izin penyelenggaraan jaringan dan/atau jasa telekomunikasi sebelum diundangkannya Peraturan Menteri ini tetap dapat menyelenggarakan layanannya, dengan ketentuan: a. Dalam hal kewajiban yang telah ditetapkan di dalam

izin penyelenggaraan jaringan dan/atau jasa telekomunikasi berbeda dengan kewajiban dalam Peraturan Menteri ini, penyelenggara jaringan dan/atau jasa telekomunikasi wajib menyesuaikan dengan Peraturan Menteri ini.

b. Apabila dalam izin penyelenggaraan jaringan dan/atau jasa telekomunikasi tidak tercantum kewajiban-kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri ini, penyelenggara jaringan dan/atau jasa telekomunikasi wajib mematuhi Peraturan Menteri ini.

Pasal 26

Batas waktu penyampaian pelaporan untuk tahun buku 2011 paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kerja setelah Peraturan Menteri ini diundangkan.

BAB VII

PENUTUP

Pasal 27

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 2012

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

17

Page 18: PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN … Sanksi... · Web viewStandar Kualitas Pelayanan adalah indikator yang menggambarkan kondisi layanan dari penyelenggaraan jaringan dan/atau jasa

TIFATUL SEMBIRING

Diundangkan di Jakartapada tanggal 2012

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR….

18