peraturan revisi 2012

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fghfhgh

Citation preview

KOMISI PEMILIHAN UMUM NASIONAL

KOMISI PEMILIHAN UMUM NASIONAL

SEKRETARIS JENDERAL TERPILIH

IKATAN SENAT MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA

DARI NETMEET PERDANA 30 Agustus 2012PERATURAN KPU

Nomor: 01/KPU-ISMKI/2010TENTANG

REVISI PERATURAN PEMILIHAN UMUM

IKATAN SENAT MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA

Nomor 01 Tahun 2010BAB I

KETENTUAN PASAL

Pasal 1

Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:

1. Pemilihan umum Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia yang selanjutnya disebut dengan Pemilu ISMKI adalah sarana pelaksanaan kedaulatan anggota Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia.

2. Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia, Musyawarah Nasional, Badan Eksekutif Mahasiswa, secara berurutan selanjutnya disebut ISMKI, MUNAS, BEM.

3. Komisi Pemilihan Umum ISMKI yang selanjutnya disebut KPU adalah lembaga di tingkat nasional yang bersifat mandiri untuk menyelenggarakan pemilihan sekjenter.

4. PPS adalah Panitia Pemilu Sekjenter ISMKI

5. PANWASLU adalah Panitia Pengawas Pemilu

6. Mahasiswa adalah personal yang masih dalam masa studi di Fakultas Kedokteran dari semua institusi seluruh Indonesia.

7. Pemilih adalah anggota utama ISMKI yang dalam hal ini adalah BEM atau SENAT Fakultas Kedokteran dari tiap institusi.

8. Peserta Pemilu Sekjenter adalah perseorangan yang telah memenuhi persyaratan sebagai peserta pemilihan sekjenter.

9. Kampanye Pemilu Sekjenter ISMKI adalah kegiatan peserta Pemilihan sekjenter ISMKI untuk meyakinkan pemilih dengan menawarkan program-programnya.

10. Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disebut TPS adalah tempat pemilih memberikan suara pada hari pemungutan suara.Pasal 2

Pemilihan sekjenter ISMKI dilaksanakan berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil

Pasal 3

Pemilihan sekjenter ISMKI diselengggarakan untuk memilih Sekretaris Jenderal Terpilih ISMKI.

Pasal 4

Pemilihan sekjenter ISMKI dilaksanakan setiap satu periode pengurusan saat diberlangsungkannya MUNAS ISMKI.

BAB II

SYARAT PENCALONAN PESERTA PEMILIHAN SEKJENTER ISMKI

PENCALONAN SEKJENTER ISMKI

Pasal 5

1. Syarat pencalonan SEKJENTER ISMKI adalah mendaftarkan kepada KPU dengan melampirkan:

a. Pernyataan dari BEM/SENAT dan institusi yang mendukung pencalonannyab. Mengisi Formulir Pendaftaran yang disediakan oleh KPU c. Visi dan misid. Tidak terancam drop out dibuktikan dengan bukti nilai terakhir.e. Mempunyai pengalaman kerja di ISMKI minimal 1 tahun atau telah mengikuti LKMM wilayah atau nasional ismkif. Syarat-syarat lebih lanjut ditentukan oleh KPU

Pasal 6

1. Jadwal waktu pendaftaran menjadi peserta Pemilihan sekjenter ISMKI ditetapkan oleh KPU

2. Penetapan nomor urut Peserta Pemilihan sekjenter ISMKI dilakukan melalui undian oleh KPU.

BAB III

HAK PILIH

Pasal 7

Setiap anggota utama ISMKI mempunyai hak suaraBAB IV

PENYELENGGARA PEMILIHAN SEKJENTER ISMKI

Bagian pertama

Umum

Pasal 8

1. Pemilihan sekjenter ISMKI diselenggarakan oleh KPU yang bersifat independen 2. KPU ISMKI bertanggung jawab atas penyelenggaraan Pemilihan sekjenter ISMKI

3. KPU ISMKI bertanggung jawab kepada MUNAS ISMKI4. Pelaporan KPU ISMKI dilakukan pada saat MUNAS ISMKI

5. Dalam pelaksanaan Pemilihan sekjenter ISMKI, KPU membentuk PPS dan PANWASLU jika diperlukan6. Ketentuan lebih lanjut mengenai PPS dan PANWASLU diatur oleh KPU

Pasal 9

1. Jumlah anggota KPU sebanyak 5 orang

2. Keanggotaan KPU terdiri atas ketua merangkap anggota, dibantu seorang sekretaris merangkap anggota, dan para anggota

3. Ketua, sekretaris KPU dipilih dari dan oleh anggota

4. Setiap anggota KPU mempunyai hak suara yang sama

Pasal 10

Tugas KPU

1. Merencanakan penyelelenggaraan Pemilihan sekjenter ISMKI

2. Menetapkan jadwal waktu pendaftaraan peserta pemilihan sekjenter

3. Menetapkan nomor urut peserta pemilihan sekjenter

4. Membentuk dan mengkoordinasikan kerja PPS dan PANWASLU jika diperlukan5. Melaporkan penyelenggaraan Pemilihan sekjenter ISMKI kepada Sekjen ISMKI

6. Menetapkan tata cara semua tahapan pelaksanaan Pemilihan sekjenter ISMKI

7. Menentukan Tempat Pemungutan Suara

8. Menetapkan waktu, tanggal, dan tata cara pelaksanaan kampanye

9. Menetapkan tata cara dan melaksanakan verifikasi keabsahan syarat-syarat Peserta Pemilihan sekjenter

10. Menetapkan hasil verifikasiPasal 11

Wewenang KPU adalah:

1. Meminta laporan hasil kerja dari PPS dan PANWASLU2. Memberikan sanksi terhadap pelanggaran-pelanggaran dalam pemilihan sekjenter ISMKI

3. Menetapkan hasil-hasil Pemilihan sekjenter ISMKI yang bersifat mutlak4. Memutus sengketa Pemilihan sekjenter ISMKI

Pasal 12

Anggota KPU dinyatakan berhenti karena:

1. Meninggal dunia

2. Mengundurkan diri

3. Melanggar sumpah/janji 4. Melanggar kode etik

Pasal 13

Untuk menjaga independensi, integritas dan kredibilitas, KPU menyusun kode etik yang bersifat mengikat dan wajib dipatuhi oleh KPU

Pasal 14

1. Keuangan KPU bersumber dari dana ISMKI

2. KPU wajib melaporkan keuangan Pemilihan sekjenter ISMKI kepada Bendahara ISMKI

Pasal 15

1. Sebelum menjalankan tugas, anggota KPU dilantik dengan mengucapkan sumpah atau janji

2. Sumpah atau janji KPU adalah sebagai berikut :

Demi Allah (Tuhan) saya bersumpah/ berjanji:

Bahwa saya akan memenuhi tugas dan kewajiban saya sebagai anggota KPU dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya Bahwa saya akan menyelenggarakan Pemilihan sekjenter ISMKI sesuai dengan Undang-undang Pemilihan sekjenter

Bahwa saya dalam menjalankan tugas dan kewajiban tidak akan tunduk pada tekanan dan pengaruh apapun dari pihak manapun yang bertentangan dengan peraturan dan perundang-undangan

Bahwa saya dalam menjalankan tugas dan kewenangan akan bekerja dengan sungguh-sungguh adil dan cermat demi suksesnya Pemilihan sekjenter ISMKI serta mengutamakan kepentingan ISMKI daripada kepentingan pribadi atau golongan

Bagian Kedua

Panitia Pemilihan sekjenter ISMKI

Pasal 16

1. PPS dibentuk oleh KPU untuk membantu menyelenggarakan Pemilihan sekjenter ISMKI

2. PPS bertanggung jawab kepada KPU3. Jumlah anggota PPS ditentukan sesuai kebutuhan4. Ketentuan lebih lanjut mengenai PPS diatur lebih lanjut oleh KPU

BAB VKAMPANYE

Pasal 17

1. Dalam penyelenggaraan pemilihan sekjenter ISMKI, dapat diadakan kampanye yang dilakukan oleh peserta Pemilihan sekjenter ISMKI

2. Materi kampanye berisi visi, misi, dan program peserta Pemilihan sekjenter ISMKI

3. Penyampaian materi kampanye Pemilihan sekjenter ISMKI dilakukan dengan cara yang sopan, tertib, dan bersifat edukatif

4. Pedoman dan jadwal pelaksanaan kampanye ditetapkan oleh KPU dengan memperhatikan usul dari peserta Pemilihan sekjenter ISMKI

Pasal 18

Kampanye Pemilihan sekjenter ISMKI dapat dilakukan melalui:

1. Kampanye dialogis

2. Kampanye media komunikasi

3. Kampanye massal

4. Kegiatan kampanye lain yang tidak melanggar peraturan perundang-undanganBAB VIPEMUNGUTAN, PENGHITUNGAN SUARA DAN PENETAPAN HASIL PEMILIHAN SEKJENTER ISMKI

Bagian Pertama

Pemungutan Suara

Pasal 19

1. Pemungutan suara dilakukan dalam satu waktu dan tempat yang sama pada saat MUNAS berlangsung.

2. Pemungutan suara dilakukan oleh ketua BEM/SENAT yang memiliki hak suara atau delegasi institusi yang diberikan wewenang oleh ketua BEM/SENAT yang bersangkutan.3. Pemilih harus hadir pada saat pemungutan suara.

Pasal 20

1. Surat suara digunakan sebagai sarana untuk memberikan suara dalam Pemilihan sekjenter ISMKI

2. Surat suara Pemilihan sekjenter ISMKI memuat nomor, nama dan foto peserta Pemilihan sekjenter ISMKI

3. Ketentuan lebih lanjut mengenai surat suara ditentukan oleh KPU

Pasal 21

1. Pemberian suara dilakukan di TPS pada hari pemungutan suara, yaitu pada saat MUNAS ISMKI.

2. Pemberian suara Pemilihan sekjenter ISMKI dilakukan dengan mencontreng salah satu foto calon Sekjen terpilih ISMKI

3. Tata cara pemberian dan pemungutan suara lebih lanjut diatur oleh KPU

Pasal 22

1. TPS berada di tempat yang mudah dijangkau, serta menjamin setiap pemilih dapat memberikan suaranya secara langsung, bebas, dan rahasia2. Jumlah, lokasi, bentuk dan letak TPS ditetapkan oleh KPU dengan dibantu oleh PPS dan panitia MUNAS ISMKI.

Pasal 23

1. Untuk keperluan pemungutan suara dalam pemilihan Sekjen ISMKI disediakan kotak suara untuk tempat suara yang digunakan oleh pemilih.

2. Jumlah, bahan, bentuk dan letak kotak suara ditetapkan oleh KPU dengan dibantu oleh PPS dan panitia MUNAS ISMKI3. Setelah pemungutan suara hingga dilakukannya perhitungan suara, kotak suara harus dalam keadaan terkunci dan disaksikan secara bersama serta tidak ada intervensi dari pihak lainPasal 24

Ketentuan lebih lanjut mengenai pemungutan suara diatur oleh KPU

Pasal 25

1. Suara untuk pemilihan sekjenter ISMKI dinyatakan sah apabila:

a. Surat suara ditandatangani KPU.

b. Tanda contreng pada foto calon calon sekjen terpilih ISMKI berada pada salah satu kolom yang disediakan.

2. Teknis pelaksanaan tentang ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (1) diatur lebih lanjut oleh KPU

Bagian Kedua

Perhitungan Suara

Pasal 26

1. Penghitungan suara dilakukan secara terbuka di TPS oleh KPU dilakukan setelah pemungutan suara berakhir

2. Penghitungan suara di TPS dilakukan oleh KPU dan dihadiri oleh peserta Pemilihan sekjenter ISMKI dan peserta MUNAS ISMKI3. Peserta pemilihan Sekjenter ISMKI yg berhalangan hadir saat perhitungan suara, diberi tambahan waktu kesempatan untuk hadir maksimal 1 x 12 jam

4. Peserta pemilihan Sekjenter ISMKI yg tidak hadir lebih dari tambahan waktu yang diberikan, dinyatakan didiskualifikasi/ dianggap mengundurkan diri dari pencalonan

5. Penghitungan suara melibatkan 2 (dua) orang saksi yang terdiri dari peserta MUNAS ISMKI

6. Ketentuan lebih lanjut mengenai penghitungan suara diatur lebih lanjut oleh KPU

Bagian Ketiga

Penetapan Dan Pengumuman Hasil Pemilihan sekjenter ISMKI

Pasal 27

1. Penetapan hasil Pemilihan sekjenter ISMKI dilakukan oleh KPU untuk kemudian diserahkan kepada MUNAS ISMKI.

2. Pelaksanaan penetapan hasil penghitungan suara dilakukan di tempat dan keadaan yang memungkinkan sehingga semua yang hadir dapat menyaksikan penetapan hasil penghitungan suara;

3. penetapan hasil penghitungan suara dihadiri oleh peserta pemilihan sekjenter dan disaksikan di hadapan peserta MUNAS ISMKI

BAB VIIPENETAPAN PEROLEHAN SUARA SEKJENTER ISMKI

Pasal 28

Penentuan perolehan suara Sekjen ISMKI diperoleh dari akumulasi perolehan suara terbanyak yang sah

BAB VIIIPENGHITUNGAN DAN PEMUNGUTAN SUARA ULANG

Pasal 29

1. Penghitungan ulang suara di TPS dilakukan apabila dari hasil penelitian dan pemeriksaan terbukti terdapat penyimpangan sebagai berikut:

a. Penghitungan suara dilakukan secara tertutup;

b. Saksi dan atau peserta Pemilihan sekjenter ISMKI, peserta MUNAS yang hadir tidak dapat menyaksikan proses penghitungan secara jelas; dan atau

c. Terjadi ketidakkonsistenan dalam pengitungan surat suara yang sah dan surat suara yang tidak sah

2. Pelaksanaan penghitungan ulang suara secara keseluruhan ini dilakukan di tempat dan keadaan yang memungkinkan semua dapat hadir

Pasal 30

Pemungutan suara di TPS dapat diulang apabila:

1. Terjadi kerusuhan

2. Pemilih menggunakan hak pilih lebih dari satu kali;

3. Kejadian lain yang mengakibatkan hasil pemungutan suara tidak dapat digunakan4. Disetujui oleh seluruh peserta munas ISMKIPasal 31

Penghitungan dan pemungutan suara ulang sebagaimana pada pasal (29) dan pasal (30) dilaksanakan segera setelah pemungutan suara

BAB IXPEMANTAUAN PEMILIHAN SEKJENTER ISMKI

Bagian Pertama

Panitia Pengawas Pemilihan sekjenter ISMKI

Pasal 32

1. Untuk melakukan pemantauan Pemilihan sekjenter ISMKI, dibentuk panitia pengawas pemilihan sekjenter ISMKI yang selanjutnya disebut Panwaslu

2. Panwaslu dibentuk oleh KPU

3. Panwaslu melaporkan hasil pemantauan kepada KPU

4. Jumlah Panwaslu sebanyak-banyaknya 5 orang

5. Ketentuan lebih lanjut mengenai Panwaslu diatur lebih lanjut oleh KPUBagian Kedua

Tugas PANWASLU

Pasal 33

1. Mengawasi seluruh proses pemilu sekjenter ISMKI sampai hasilnya ditetapkan

2. Melaporkan pelanggaran yang terjadi selama proses pemilu sekjenter kepada KPU

Bagian KetigaPemantau Independen

Pasal 34Mahasiswa ISMKI dapat melakukan pemantauan terhadap Pemilihan sekjenter ISMKI dengan melaporkan kepada PANWASLUNM selesaiBAB XII

PELANGGARAN DAN SANKSI

Bagian Pertama

Pelanggaran

Pasal 35Dalam pemilihan sekjenter ISMKI dilarang:

1. Menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, calon, dan atau peserta Pemilihan sekjenter ISMKI yang lain;

2. Menghasut dan mengadu domba antar perseorangan maupun antar kelompok mahasiswa;

3. Mengganggu ketertiban umum

4. Mengancam untuk melakukan kekerasan atau menganjurkan penggunaan kekerasan kepada seseorang, sekelompok anggota mahasiswa atau peserta Pemilihan sekjenter ISMKI yang lain

5. Merusak dan atau menghilangkan alat peraga kampanye peserta Pemilihan sekjenter ISMKI yang lain

6. Menjanjikan dan atau memberi uang untuk mempengaruhi pemilih

Pasal 361. Peserta Pemilihan sekjenter ISMKI yang terbukti melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam pasal (35) dikenakan sanksi;

2. Tata cara pemberian sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh KPU

Pasal 37Laporan pelanggaran Pemilihan sekjenter ISMKI yang diterima KPU dapat diajukan oleh:

1. Anggota ISMKI melalui PANWASLU2. Peserta Pemilihan sekjenter ISMKI

Pasal 381. Laporan sebagaimana dimaksud pada pasal 37 disampaikan kepada KPU selambat-lambatnya 2 hari sejak terjadinya pelanggaran Pemilihan sekjenter ISMKI2. Tata cara pelaporan lebih lanjut diatur oleh KPU

Pasal 391. KPU mengkaji setiap laporan pelanggaran yang diterima

2. KPU memutuskan untuk menindak lanjuti atau tidak menindaklanjuti laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selambat-lambatnya 2 hari setelah laporan diterima

3. Dalam hal KPU memerlukan keterangan tambahan dari pelapor untuk melengkapi laporannya, putusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan selambat-lambatnya 2 hari setelah laporan

Bagian Kedua

Sanksi

Pasal 40Sanksi atas pelanggaran berupa:

1. Teguran Lisan

2. Peringatan tertulis I

3. Peringatan tertulis II

4. Pembatalan atas pencalonanPasal 411. Sanksi sebagaimana dimaksud pada pasal 39 bisa dikenakan kepada peserta Pemilihan sekjenter ISMKI, panwaslu, dan juga KPU

2. Tata cara pemberian sanksi akan ditetapkan oleh KPU

BAB XIV

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 421. Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan ini akan diatur lebih lanjut dalam perunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis tentang Pemilihan sekjenter Mahasiswa ISMKI oleh KPU

2. Undang-undang ini berlaku sejak tanggal ditetapkan

Ditetapkan di: ........................

Tanggal: ........................Komisi Pemilihan Umum NasionalIkatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia

1. Alief Leisyah( ...........................................................)

2. Shelly Silvia Bintang( ...........................................................)

3. Ibnu Ludi ( ...........................................................)

4. Destia Ayu Conita( ...........................................................)

5. Chentia Dewia Sasri( ...........................................................)