Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
PERATURAN YAYASAN PENGAJARAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(Y-PIP) BIMA
NOMOR 01 TAHUN 2021
TENTANG STATUTA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN (STKIP) BIMA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
KETUA YAYASAN PENGAJARAN DAN ILMU PENDIDIKAN BIMA
Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 66 ayat (3)
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi dan Pasal 31 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 4
Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan
Pengelolaan Perguruan Tinggi, perlu menetapkan Statuta
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bima;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan untuk memberikan acuan penyelenggaraan
catur dharma perguruan tinggi dan pengelolaan perguruan
tinggi di lingkungan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Bima, perlu menetapkan Peraturan Yayasan
Pengajaran dan Ilmu Pendidikan Bima tentang Statuta
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bima.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor
112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4132) sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4430);
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5336);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan
Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia
2
Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5500);
4. Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia No. 16 Tahunm 2018 Tentang Pedoman
Tata Cara Penyusunan Statuta Perguruan Tinggi Swasta.
5. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 0358/O/86 tentang Pendirian Sekolah
Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bima.
6. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 32/E/O/2021 tentang Yayasan Pengajaran
dan Ilmu Pendidikan Bima sebagai Badan Penyelenggara
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bima di Kota
Bima.
7. Anggaran Dasar Yayasan Pengajaran dan Ilmu Pendidikan
Bima sebagaimana diatur dalam Akta Pendirian Nomor 99
tanggal 13 November 1976, dan terakhir diubah dengan Akta
Notaris Perubahan Nomor 01 tanggal 14 September 2020 dan
disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia
dengan Keputusan Nomor AHU-AH.01.06-0020220
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN YAYASAN PENGAJARAN DAN ILMU
PENDIDIKAN BIMA TENTANG STATUTA STKIP
BIMA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
2. Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah
yang mencakup program diploma, program sarjana, program magister, program
doktor, dan program profesi, serta program spesialis, yang diselengggarakan
oleh Perguruan Tinggi berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia.
3
3. Perguruan Tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan
Pendidikan Tinggi.
4. Pendidikan akademik adalah Pendidikan Tinggi pada program sarjana, program
magister dan program doktor yang diarahkan pada penguasaan dan
pengembangan berbagai cabang keilmuan.
5. Pendidikan vokasi adalah Pendidikan Tinggi pada program diploma yang
menyiapkan mahasiswa untuk siap bekerja dengan keahlian terapan tertentu
sampai program sarjana terapan dan dapat dikembangkan hingga program
magister terapan dan doktor terapan.
6. Pendidikan profesi adalah Pendidikan Tinggi setelah program sarjana yang
menyiapkan mahasiswa dalam pekerjaan yang memerlukan persyaratan
keahlian khusus, yang dapat diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi dan
bekerja sama dengan Kementerian, Lembaga Pemerintah Non-Kementerian,
dan/atau organisasi profesi yang bertanggung jawab atas mutu layanan profesi.
7. Pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar.
8. Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah
secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang
berkaitan dengan pemahaman dan/atau pengujian suatu cabang ilmu
pengetahuan dan teknologi.
9. Pengabdian kepada masyarakat adalah kegiatan civitas akademika yang
memanfaatkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk memajukan
kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
10. Pelaksanaan nilai-nilai kearifan lokal adalah kegiatan civitas akademika yang
mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal dalam bidang pendidikan, penelitian,
dan pengabdian kepada masyarakat.
11. Sekolah Tinggi adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan
akademik dan/atau vokasi dalam lingkup satu disiplin ilmu pengetahuan,
teknologi, dan/atau seni dan jika memenuhi syarat dapat menyelenggarakan
pendidikan profesi.
12. Yayasan Pengajaran dan Ilmu Pendidikan selanjutnya disingkat YPIP Bima
adalah badan hukum yang menyelenggakan pendidikan tinggi Sekolah Tinggi
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bima.
13. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bima yang selanjutnya
disingkat STKIP Bima adalah Perguruan Tinggi yang didirikan berdasarkan
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
0358/O/86.
4
14. Catur dharma STKIP Bima adalah kewajiban STKIP Bima untuk
menyelenggarakan pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan
kearifan lokal.
15. Kearifan Lokal adalah nilai-nilai budaya Bima yang bersumber dari adat dan
budaya tanah dan orang Bima (Dana ro Dou Mbojo) yang berdasarkan pada
nilai-nilai agama Islam.
16. Statuta STKIP Bima adalah peraturan dasar yang digunakan sebagai acuan
perencanaan, penyelenggaraan dan pengembangan serta sebagai landasan dalam
penyusunan peraturan sesuai dengan tujuan STKIP Bima.
17. Ketua STKIP Bima selanjutnya disebut Ketua STKIP Bima adalah pemimpin
penyelenggaraan dan pengelolaan STKIP Bima.
18. Senat adalah lembaga normatif dan badan perwakilan terttinggi di STKIP Bima.
19. Program Studi selanjutnya disebut Prodi adalah satuan kegiatan pendidikan dan
pembelajaran yang memiliki kurikulum dan metode pembelajaran tertentu
dalam satu jenis pendidikan akademik, vokasi dan/atau profesi yang
dilaksanakan oleh STKIP Bima berdasarkan keputusan Menteri.
20. Lembaga Penjaminan Mutu, selanjutnya disebut LPM adalah Lembaga yang
dibentuk oleh STKIP Bima untuk memastikan mutu pengelolaan dan
penyelenggaraan STKIP Bima sesuai rencana dan target yang ditetapkan
21. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan STKIP Bima dengan tugas
utama mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat, serta pengembangan nilai- nilai kearifan lokal
22. Tenaga Kependidikan adalah pegawai STKIP Bima sebagai tenaga
penunjang akademik dan administratif.
23. Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar pada program studi yang ada di
STKIP Bima.
24. Civitas akademika adalah masyarakat akademik yang terdiri dari dosen dan
mahasiswa di STKIP Bima.
25. Warga STKIP Bima adalah seluruh unsur STKIP Bima, termasuk Pengurus
YPIP Bima, Ketua STKIP Bima, Senat akademik STKIP Bima, Tenaga
Kependidikan dan Civitas akademika.
26. Alumni adalah peserta didik yang telah menyelesaikan jenjang pendidikan di
STKIP Bima.
27. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pendidikan tinggi.
5
Bagian Kesatu
Visi, Misi
Pasal 2
(1) STKIP Bima memiliki visi dan misi yang menjadi arah dan acuan
pengembangan STKIP Bima.
(2) Visi STKIP Bima adalah menjadi perguruan tinggi yang unggul, humanis dan
berdaya saing nasional maupun internasional 2045.
(3) Misi STKIP Bima:
a) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang unggul, berkualitas,
dengan budaya digital dan berbasis kemitraan dengan dunia pendidikan,
dunia industri dan dunia usaha.
b) Mengembangkan budaya akademik penelitian, publikasi ilmiah pada tingkat
nasional dan internasional dengan memperhatikan nilai dan kearifan lokal.
c) Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat yang inovatif dan
selaras dengan pembangunan daerah dan nasional.
d) Menyelenggarakan manajemen dan tata kelola organisasi yang transparan
dan akuntabel dengan prinsip Good University Governance.
e) Meningkatkan kapasitas kelembagaan yang profesional melalui penguatan
kerjasama dalam dan luar negeri.
f) Mengembangkan sumber daya manusia yang berorientasi pada role model
generasi emas Indonesia.
g) Pelaksanaan dan keberfungsian nilai-nilai kearifan lokal.
Bagian Kedua
Tujuan
Pasal 3
(1) Tujuan umum STKIP Bima adalah menghasilkan lulusan yang berkarakter
akademis, pendidik yang kreatif, inovatif, yang bernafaskan nilai-nilai budaya
dan kearifan lokal dan bertanggung jawab dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa.
(2) Tujuan khusus STKIP Bima adalah:
a) Menghasilkan lulusan yang dapat memberikan pelayanan pendidikan yang
professional, berkualitas, efektif, efisien, transparan dan akuntabel.
b) Menghasilkan lulusan yang kompeten, berkarakter, memiliki kearifan lokal
yang berdasarkan nilai-nilai Islam dan berdaya saing dengan kekuatan
budaya digital.
6
c) Menghasilkan inovasi untuk menyelesaikan permasalahan bangsa dan
umat manusia, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus
mewujudkan keunggulan dan reputasi STKIP Bima.
d) Menghasilkan kontribusi nyata dalam mewujudkan masyarakat yang maju
dan berbudaya tinggi.
e) Menghasilkan sumber daya yang mampu mengintegrasikan nilai-nilai
kearifan lokal dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
f) Menghasilkan lulusan yang memiliki jiwa wira usaha.
Bagian Ketiga
Pelaksanaan Visi dan Misi
Pasal 4
(1) Pengelolaan STKIP Bima untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan, berazaskan
pada Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan nilai-nilai
kearifan lokal.
(2) Penyelenggaraan seluruh kegiatan civitas akademik berdasarkan Undang-
Undang dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Pasal 5
(1) Dalam rangka mencapai visi, misi, dan tujuan STKIP Bima sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3, STKIP Bima menyusun:
a. rencana pengembangan jangka panjang yang memuat rencana dan
program pengembangan 25 (dua puluh lima) tahun;
b. rencana strategis yang memuat rencana dan program pengembangan 5
(lima) tahun; dan
c. rencana kerja tahunan yang merupakan penjabaran dari rencana strategis
yang memuat program dan kegiatan selama 1 (satu) tahun.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai rencana pengembangan jangka panjang,
rencana strategis, dan rencana kerja tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur dengan Peraturan YPIP Bima sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
7
BAB II
IDENTITAS
Bagian Kesatu
Pendirian dan Hari Jadi
Pasal 6
(1) STKIP Bima merupakan perguruan tinggi swasta di lingkungan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan berkedudukan di Kota Bima Provinsi Nusa
Tenggara Barat.
(2) STKIP Bima sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didirikan berdasarkan
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
0358/O/1986 tentang Pendirian STKIP Bima.
(3) STKIP Bima sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berasal dari STKIP Bima
yang diselenggarakan oleh Yayasan PIP Bima berdasarkan Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 32/E/O/2021 tentang
Yayasan Pengajaran dan Ilmu Pendidikan Bima sebagai Badan Penyelenggara Sekolah
Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bima di Kota Bima.
(4) Tanggal 12 November ditetapkan sebagai hari jadi (dies natalis) STKIP Bima.
Pasal 7
(1) STKIP Bima memiliki lambang berbentuk bingkai segi lima yang
didalamnya terdapat padi, kapas, buku dan api obor.
(2) Lambang STKIP Bima sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki makna
melambangkan Pancasila sebagai dasar pendidikan dan dasar pemersatu.
(3) Lambang STKIP Bima sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki makna
sebagai berikut:
a. Padi dan kapas melambangkan sila kelima, yaitu keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia;
b. Buku melambangkan sumber pengetahuan yang senantiasa berkembang
untuk membawa manfaat bagi kesejahteraan umat manusia;
c. Api obor melambangkan sumber penerang dan memberikan petunjuk bagi
masyarakat.
(4) Lambang STKIP Bima sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki kode
warna sebagai berikut:
8
Lambang Warna Kode Warna RGB
Bingkai segi lima Kuning #FFFF00 - 255
Kapas Putih #FFFFFF - 255
Padi Emas #FFD700 - 255
Buku Putih #FFFFFF - 255
Api Obor Merah #FF0000 - 255
(5) Lambang STKIP Bima sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut:
Kapas, Padi, Buku, dan Api Obor dengan dasar warna kuning. Kapas dan Padi
sebagai lambang kesejahteraan. Buku berada di tengah antara Kapas dan Padi
serta Api Obor yang memancarkan sinar yang berwarna merah melambangkan
STKIP Bima sebagai lembaga sumber ilmu pengetahuan dan lembaga penyebar
ilmu pengetahuan yang berfungsi sebagai penerang dan memberikan
petunjuk bagi umat manusia untuk mendapatkan kesejahteraan hidup yang
seimbang antara fisik dan jiwa, material dan spritual, sedangkan dasar Kuning
melambangkan semangat kerja yang tinggi dan sehat yang harus ditumbuhkan
dalam mencapai tujuan kesejahteraan yang dilambangkan oleh Kapas dan Padi
tersebut.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai ukuran lambang STKIP Bima diatur dengan
Peraturan Ketua STKIP Bima.
Pasal 8
(1) STKIP Bima memiliki bendera berbentuk persegi panjang dengan warna dasar
kuning dengan lambang STKIP Bima berada ditengah-tengah. Bendera tersebut
dengan ukuran 1,50 m x 1,10 m.
(2) Bendera sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut:
9
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai bendera STKIP Bima diatur dalam Peraturan
Ketua STKIP Bima.
Pasal 9
(1) STKIP Bima mempunyai himne dan mars.
(2) Mars STKIP Bima sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut :
(3) Himne STKIP Bima sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut:
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan mars dan hymne STKIP Bima
Bima diatur dengan Peraturan Ketua STKIP Bima.
Pasal 10
(1) STKIP Bima memiliki busana akademik dan busana almamater.
(2) Busana akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas busana
pimpinan, busana senat akademik, dan busana wisudawan.
(3) Busana akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa toga, topi,
kalung, dan atribut lainnya.
(4) Busana almamater sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa jaket warna
kuning dengan lambang STKIP Bima pada dada sebelah kiri, kemeja warna
putih, celana panjang warna hitam dan sepatu hitam. Topi warna kuning dengan
10
lambang STKIP Bima pada bagian muka atas. Bagi mahasiswi memakai rok
panjang warna hitam. Identitas nama mahasiswa/mahasiswi pada dada sebelah
kanan.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai busana akademik dan busana almamater
diatur dengan Peraturan Ketua STKIP Bima.
BAB III
PENYELENGGARAAN CATUR DHARMA STKIP BIMA
Bagian Kesatu
Pendidikan
Pasal 11
(1) STKIP Bima menyelenggarakan pendidikan akademik dan dapat
menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam berbagai rumpun ilmu
pengetahuan dan/atau teknologi dan jika memenuhi syarat dapat
menyelenggarakan pendidikan profesi.
(2) Penyelenggaraan pendidikan akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi program sarjana dan apabila memenuhi syarat dapat
menyelenggarakan program magister dan program doktor.
(3) Penyelenggaraan pendidikan vokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi program diploma dan apabila memenuhi syarat dapat
menyelenggarakan program sarjana terapan, program magister terapan, dan
program doktor terapan.
(4) Penyelenggaraan pendidikan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi program spesialis dan profesi.
(5) STKIP Bima dapat menyelenggarakan program kerjasama pendidikan pada
program sarjana, magister maupun program doktor atau program vokasi dengan
lembaga pendidikan tinggi lainnya dalam negeri maupun luar negeri
Pasal 12
(1) Penyelenggaraan pendidikan di STKIP Bima menggunakan tahun akademik
yang dituangkan dalam kalender akademik.
(2) Tahun akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas semester
ganjil dan semester genap.
11
(3) Semester sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan satuan waktu proses
pembelajaran efektif selama paling sedikit 16 (enam belas) minggu termasuk
ujian tengah semester dan ujian akhir semester.
(4) Proses pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dilaksanakan
dalam bentuk pembelajaran berupa kuliah, responsif dan tutorial, seminar,
praktikum, praktik studio, praktik bengkel/lapangan, simposium, diskusi,
lokakarya, dan kegiatan ilmiah lainnya.
Pasal 13
(1) Kegiatan akademik diselenggarakan dengan menerapkan Sistem Kredit
Semester (SKS).
(2) SKS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan sistem
penyelenggaraan pendidikan dengan menggunakan satuan kredit semester (sks)
untuk menyatakan beban studi mahasiswa, beban kerja dosen, pengalaman
belajar, dan beban penyelenggaraan program.
Pasal 14
(1) Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai capaian
pembelajaran lulusan, bahan kajian, proses, dan penilaian yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan program studi.
(2) Kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dan
dikembangkan dengan melibatkan pemangku kepentingan dan pakar sesuai
dengan dinamika perkembangan bidang keilmuan serta kebutuhan mahasiswa,
masyarakat, pasar, dan program pembangunan dengan mengacu pada Standar
Nasional Pendidikan Tinggi dan visi STKIP Bima.
(3) Kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dievaluasi secara berkala
untuk setiap program studi sesuai dengan kebutuhan.
Pasal 15
(1) Standar penilaian pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang penilaian
proses dan hasil belajar mahasiswa dalam rangka pemenuhan capaian
pembelajaran lulusan.
(2) Penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa dilakukan secara berkala oleh
dosen pengampu mata kuliah dan dilakukan dalam bentuk ujian, pelaksanaan
12
tugas, pengamatan, dan/atau bentuk lain.
(3) Ujian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan melalui ujian
tengah semester, ujian akhir semester, ujian akhir program studi, dan bentuk
ujian lainnya.
(4) Pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan melalui
tugas terstruktur atau mandiri dalam bentuk individu atau kelompok.
(5) Pengamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan untuk
memperoleh informasi unjuk kerja, sikap, dan perilaku.
Pasal 16
(1) Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar dalam penyelenggaraan
catur dharma perguruan tinggi di STKIP Bima.
(2) Bahasa asing dan bahasa daerah dapat digunakan sebagai bahasa pengantar,
baik dalam penyelenggaraan catur dharma perguruan tinggi maupun dalam
penyampaian pengetahuan dan/atau pelatihan keterampilan tertentu untuk lebih
meningkatkan daya guna dan hasil guna proses pembelajaran serta daya saing
lulusan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang - undangan.
Pasal 17
(1) Penerimaan mahasiswa baru di STKIP Bima dilakukan melalui seleksi
penerimaan mahasiswa baru sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(2) Penerimaan mahasiswa baru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
membedakan jenis kelamin, agama, suku, ras, kewarganegaraan, status sosial,
dan tingkat kemampuan ekonomi.
(3) Persyaratan untuk menjadi mahasiswa di STKIP Bima, seseorang harus:
a. memiliki ijazah pada jenjang pendidikan menengah atau yang sederajat
untuk program diploma dan program sarjana;
b. memiliki ijazah sarjana pada jenjang pendidikan Strata 1 untuk program
Magister, dan Ijazah Strata 2 untuk Program Doktor.
c. lulus seleksi penerimaan mahasiswa STKIP Bima;
d. melakukan registrasi di STKIP Bima; dan/atau
e. memenuhi syarat lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
13
(4) STKIP Bima dapat menerima mahasiswa pindahan yang berasal dari perguruan
tinggi lain dan mahasiswa tugas belajar atau izin belajar sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan.
(5) STKIP Bima dapat menerima mahasiswa berkebutuhan khusus sesuai dengan
sarana dan prasarana yang tersedia.
(6) STKIP Bima dapat mengalokasikan tempat bagi calon mahasiswa
berwarganegara Indonesia yang memiliki potensi akademik tinggi dan kurang
mampu secara ekonomi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(7) STKIP Bima dapat menerima mahasiswa tugas belajar dan/atau izin belajar
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(8) Warga negara asing dapat menjadi mahasiswa STKIP Bima apabila memenuhi
syarat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 18
(1) Mahasiswa yang telah menyelesaikan seluruh proses pembelajaran berhak
mengikuti wisuda.
(2) Wisuda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan proses
pengukuhan kelulusan mahasiswa di STKIP Bima.
Pasal 19
Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan pendidikan, kegiatan akademik,
kurikulum serta proses pembelajaran diatur dengan Peraturan Ketua STKIP Bima
setelah mendapat masukan dan pertimbangan dari Senat akademik sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang - undangan.
Bagian Kedua
Penelitian
Pasal 20
(1) STKIP Bima melaksanakan penelitian dalam bentuk penelitian dasar,
penelitian terapan, penelitian pengembangan, dan/atau penelitian lainnya.
(2) Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan untuk:
a. mencari dan/atau menemukan kebaharuan kandungan ilmu pengetahuan
dan/atau teknologi;
14
b. menguji ulang teori, konsep, prinsip, prosedur, metode, dan/atau model
yang sudah menjadi kandungan ilmu pengetahuan dan/atau teknologi.
(3) Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan oleh
civitas akademika baik kelompok maupun perorangan dan dapat melibatkan
tenaga fungsional.
(4) Penelitian dilakukan dengan mematuhi kaidah dan etika keilmuan pada bidang
yang ditekuni sesuai dengan prinsip otonomi keilmuan.
(5) Hasil penelitian wajib disebarluaskan dengan cara diseminarkan,
dipublikasikan, dan/atau dipatenkan, kecuali hasil penelitian yang bersifat
rahasia, mengganggu, dan/atau membahayakan kepentingan umum.
(6) Publikasi hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dilakukan
dalam terbitan berkala ilmiah dalam negeri, terbitan berkala ilmiah
internasional dan/atau bentuk publikasi ilmiah lainnya yang diakui Kementerian
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
(7) Hasil penelitian yang merupakan kekayaan intelektual wajib dilindungi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(8) Penelitian dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat.
(9) Ketentuan lebih lanjut mengenai penelitian diatur dengan Peraturan Ketua
STKIP Bima setelah mendapat pertimbangan Senat.
Bagian Ketiga
Pengabdian Kepada Masyarakat
Pasal 21
(1) Pengabdian kepada masyarakat merupakan kegiatan civitas akademika dalam
mengamalkan dan membudayakan ilmu pengetahuan dan/atau teknologi
melalui pemberdayaan masyarakat, pengembangan industri, jasa, dan wilayah
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan
bangsa.
(2) Pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertujuan untuk menerapkan hasil pendidikan dan/atau hasil penelitian.
(3) Pengabdian kepada masyarakat dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan
sesuai dengan keahlian dan kondisi sosial masyarakat.
(4) Pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh civitas akademika baik kelompok maupun perseorangan dan
dapat melibatkan tenaga kependidikan.
15
(5) Hasil pengabdian kepada masyarakat dapat dimanfaatkan untuk pengayaan
pembelajaran dan penelitian.
(6) Hasil pengabdian kepada masyarakat dipublikasikan dalam media yang mudah
diakses oleh masyarakat.
(7) Pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat.
(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengabdian kepada masyarakat diatur
dengan Peraturan Ketua STKIP Bima setelah mendapat pertimbangan Senat
akademik.
Bagian Keempat
Pelaksanaan Nilai-nilai Kearifan Lokal Fungsi Kearifan Lokal
Pasal 22
(1) Nilai-nilai kearifan lokal yang bersunmber dari adat dan budaya tanah dan
masyarakat Bima yang berdasarkan nilai-nilai agama Islam yang menjadi
bagian dari budaya nasional Indonesia menjadi jiwa dan landasan STKIP Bima
dalam menyelenggarakan Pendidikan Tinggi dan menjadi pencirian
khusus/karakter STKIP Bima.
(2) Nilai-nilai kearifan lokal berfungsi menjadi sumber nilai dan jiwa yang
diwujudkan dalam pola pikir, perbuatan, sikap dan budaya setiap insan civitas
akademika dan warga STKIP Bima.
Pasal 23
(1) Kearifan lokal dilaksanakan dalam kehidupan Warga STKIP Bima serta
diinternalisasi dan dikembangkan dalam kegiatan pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat.
(2) Ketua STKIP Bima bersama Senat akademik dan YPIP Bima mengatur
pelaksanaan, internalisasi dan pengembangan nilai-nilai kearifan lokal sehingga
tercapai standar dalam bidang kearifan lokal
(3) Pedoman pelaksanaan nilai-nilai kearifan local Bima ditetapkan dengan
keputusan Ketua STKIP Bima setelah mendapatkan pertimbangan dari Senat
akademik dan YPIP Bima.
16
Bagian Kelima
Kode Etik dan Etika Akademik
Pasal 24
(1) STKIP Bima memiliki kode etik dan etika akademik.
(2) Kode etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat nilai-nilai moral,
kesusilaan, kejujuran, kaidah keilmuan, dan profesi serta memiliki disiplin dan
integritas kepribadian.
(3) Kode etik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas:
a. kode etik dosen;
b. kode etik mahasiswa; dan
c. kode etik tenaga kependidikan.
(4) Kode etik dosen, kode etik mahasiswa, dan kode etik tenaga kependidikan
ditetapkan oleh Senat akademik
(5) Kode etik dosen sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a merupakan
pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan dosen dalam melaksanakan tugas
catur dharma perguruan tinggi dan pergaulan hidup, baik dalam lingkungan
kampus maupun pergaulan dengan masyarakat pada umumnya.
(6) Kode etik mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b merupakan
pedoman yang menjadi standar perilaku bagi mahasiswa dalam berinteraksi
dengan Civitas Akademika dan Tenaga Kependidikan serta berinteraksi dengan
masyarakat pada umumnya.
(7) Kode etik Tenaga Kependidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf
c merupakan pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan Tenaga
Kependidikan dalam melaksanakan tugasnya dan pergaulan hidup, baik dalam
lingkungan kampus maupun pergaulan dengan masyarakat pada umumnya.
(8) Civitas akademika wajib menjunjung tinggi etika akademik.
(9) Etika akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan panduan
perilaku bagi civitas akademika STKIP Bima.
(10) Pelanggaran terhadap kode etik dan etika akademik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat dikenakan sanksi.
(11) Jenis sanksi yang diberikan kepada dosen dan Tenaga kependidikan yang
melanggar kode etik dan etika akademik diberikan oleh Komisi Etik;
(12) Ketentuan lebih lanjut mengenai kode etik dosen, Kode Etik Tenaga
Kependidikan dan kode etik mahasiswa diatur dengan Peraturan Senat
akademik setelah mendapatkan pertimbangan dari Ketua STKIP Bima
17
Pasal 25
(1) Dalam rangka penegakkan kode etik dan etika akademika dibentuk Komisi
Etik.
(2) Keanggotaan, tugas dan wewenang Komisi Etik ditetapkan dengan Peraturan
Senat akademik
Bagian Keenam
Kebebasan Akademik, Kebebasan Mimbar Akademik, dan Otonomi Keilmuan
Pasal 26
(1) STKIP Bima menjunjung tinggi kebebasan akademik, kebebasan mimbar
akademik, dan otonomi keilmuan secara bertanggung jawab sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan dan dilandasi oleh etika dan
norma/kaidah keilmuan dan nilai-nilai kearifan lokal.
(2) Dalam melaksanakan kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik,
dan otonomi keilmuan, setiap anggota civitas akademika:
a. mengupayakan agar kegiatan dan hasilnya dapat meningkatkan mutu
akademik;
b. mengupayakan agar kegiatan dan hasilnya bermanfaat bagi masyarakat,
bangsa, negara, dan kemanusiaan;
c. bertanggung jawab secara pribadi atas pelaksanaan dan hasilnya serta
akibatnya pada diri sendiri atau orang lain;
d. melakukan dengan cara yang tidak bertentangan dengan norma agama,
nilai etika, dan kaidah akademik; dan
e. tidak melanggar hukum serta tidak mengganggu kepentingan umum.
(3) Kebebasan akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
dalam upaya mendalami, menerapkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi, melalui kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat secara berkualitas dan bertanggung jawab.
(4) Kebebasan mimbar akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
wewenang dosen yang memiliki otoritas dan wibawa ilmiah untuk menyatakan
secara terbuka dan bertanggung jawab mengenai sesuatu yang berkenaan
dengan rumpun ilmu dan cabang ilmunya melalui kegiatan perkuliahan, ujian
sidang, seminar, diskusi, simposium, ceramah, publikasi ilmiah, dan pertemuan
ilmiah lain yang sesuai dengan kaidah keilmuan.
(5) Otonomi keilmuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
18
otonomi dosen dan mahasiswa pada suatu cabang ilmu pengetahuan dan/atau
teknologi dalam menemukan, mengembangkan, mengungkapkan, dan/atau
mempertahankan kebenaran ilmiah menurut kaidah, metode keilmuan, dan
budaya akademik.
(6) Pelaksanaan kebebasan mimbar akademik sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), ayat (2), dan ayat (4):
a) merupakan tanggung jawab setiap anggota civitas akademika yang
terlibat;
b) menjadi tanggung jawab STKIP Bima apabila STKIP Bima atau unit
organisasi di lingkungan STKIP Bima secara resmi terlibat dalam
pelaksanaannya;
c) dilandasi etika serta norma/kaidah keilmuan, kearifan lokal; dan
d) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
(7) Kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik dimanfaatkan oleh
STKIP Bima untuk:
a) melindungi dan mempertahankan hak kekayaan intelektual;
b) melindungi dan mempertahankan kekayaan dan keragaman hayati,
sosial, dan budaya bangsa dan negara Indonesia;
c) menambah kekayaan intelektual bangsa dan negara Indonesia; dan
d) memperkuat daya saing bangsa dan negara Indonesia.
(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan kebebasan akademik,
kebebasan mimbar akademik, dan otonomi keilmuan diatur dengan Peraturan
Ketua STKIP Bima setelah mendapat pertimbangan Senat akademik sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
Bagian Ketujuh
Gelar dan Penghargaan
Pasal 27
(1) STKIP Bima memberikan gelar, ijazah dan transkrip akademik, surat
keterangan pendamping ijazah, dan/atau sertifikat kompetensi kepada
mahasiswa yang telah dinyatakan lulus.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian gelar, ijazah dan transkrip
akademik, surat keterangan pendamping ijazah, dan/atau sertifikat kompetensi
diatur dengan Peraturan Ketua STKIP Bima setelah mendapat pertimbangan Senat
akademik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
19
Pasal 28
(1) STKIP Bima dapat memberikan penghargaan kepada seseorang, kelompok,
atau lembaga yang berjasa terhadap penyelenggaraan dan pengembangan
STKIP Bima atau mempunyai prestasi di bidang akademik dan/atau non-
akademik.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian penghargaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Ketua STKIP Bima setelah
mendapat pertimbangan Senat akademik.
BAB IV
PENGELOLAAN STKIP Bima
Bagian Kesatu
Otonomi Perguruan Tinggi di STKIP Bima
Cakupan Pengelolaan
Pasal 29
Sistem pengelolaan STKIP Bima mencakup otonomi, pola pengelolaan, tata kelola,
dan akuntabilitas publik STKIP Bima.
Pasal 30
(1) Otonomi perguruan tinggi di STKIP Bima dilaksanakan berdasarkan prinsip:
a) akuntabilitas;
b) transparansi;
c) nirlaba;
d) penjaminan mutu; dan
e) efektivitas dan efisiensi.
(2) Otonomi perguruan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a) otonomi di bidang akademik; dan
b) otonomi di bidang non-akademik.
(3) Otonomi di bidang akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
meliputi penetapan norma dan kebijakan operasional serta pelaksanaan:
a) pendidikan;
b) penelitian; dan
c) pengabdian kepada masyarakat.
20
(4) Otonomi di bidang non-akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b meliputi penetapan norma dan kebijakan operasional serta pelaksanaan:
a) organisasi;
b) keuangan;
c) kemahasiswaan;
d) ketenagaan; dan
e) sarana dan prasarana.
Bagian Kedua
Pola Pengelolaan STKIP Bima
Paragraf 1
Pengelolaan Sarana dan Prasarana
Pasal 31
(1) Sarana dan prasarana merupakan semua fasilitas utama dan pendukung
pelaksanaan tugas dan fungsi STKIP Bima.
(2) Sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada di
bawah pengaturan, pengawasan, dan tanggung jawab YPIP Bima.
(3) Dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan dapat memanfaatkan sarana dan
prasarana yang tersedia secara bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(4) Pengelolaan sarana dan prasarana meliputi perencanaan, pengadaan,
pembukuan, penggunaan, pemanfaatan, pemeliharaan, penghapusan, dan
pertanggungjawaban.
(5) Pengelolaan sarana dan prasarana diselenggarakan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(6) Pengembangan sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud ayat (1)
disesuaikan dengan rencana strategis STKIP Bima.
(7) Pengelolaan dan pendayagunaan sarana dan prasarana dilaporkan melalui
sistem manajemen dan akuntansi.
(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan sarana dan prasarana diatur
dengan Peraturan Ketua STKIP Bima setelah mendapatkan pertimbangan Ketua
Senat Akademik STKIP Bima dan persetujuan dari Ketua Yayasan PIP Bima.
21
Paragraf 2
Pengelolaan Anggaran
Pasal 32
(1) Pengelolaan anggaran STKIP Bima dilaksanakan secara mandiri dan terpadu
dengan memperhatikan asas dan prinsip efektivitas, efisiensi, transparansi, dan
akuntabilitas.
(2) Sistem dan mekanisme perencanaan anggaran ditujukan untuk mendukung
pencapaian dan peningkatan mutu penyelenggaraan catur dharma.
(3) Sistem dan mekanisme penggunaan anggaran dilaksanakan dengan
memperhatikan prinsip kehati-hatian, kesesuaian dengan prosedur standar
pengelolaan anggaran, dan prinsip tata kelola Perguruan tinggi yang baik.
(4) Pertanggungjawaban pengelolaan anggaran disampaikan kepada pemangku
kepentingan dalam bentuk laporan keuangan secara berkala.
(5) Laporan keuangan mengacu pada ketentuan standar akuntasi keuangan dan
diaudit secara internal serta oleh kantor akuntan publik yang ditunjuk oleh YPIP
Bima.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan anggaran diatur dengan
Peraturan Ketua STKIP Bima setelah mendapatkan pertimbangan Ketua Senat
Akademik STKIP Bima dan persetujuan dari Ketua Yayasan PIP Bima.
Paragraf 3
Pengelolaan Pendanaan dan Kekayaan
Pasal 33
(1) STKIP Bima memperoleh pendanaan dari masyarakat, pemerintah, industri,
kerja sama catur dharma, unit usaha dan sumber lain yang sah dan halal.
(2) Pendanaan STKIP Bima digunakan untuk penyelenggaraan pendidikan dan
pengembangan STKIP Bima dan YPIP Bima
(3) Seluruh harta kekayaan STKIP Bima yang berupa benda bergerak dan tidak
bergerak dikelola oleh Ketua STKIP Bima untuk kepentingan STKIP Bima dan
YPIP Bima
(4) Seluruh harta kekayaan berupa kekayaan intelektual merupakan hak milik YPIP
Bima secara keseluruhan atau sebagiannya.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan harta kekayaan STKIP Bima
diatur dengan peraturan Ketua STKIP dengan persetujuan YPIP
22
Paragraf 4
Pengelolaan Kerja sama
Pasal 34
(1) STKIP Bima dapat menjalin kerja sama akademik dan/atau non-akademik
dengan perguruan tinggi lain, dunia usaha, atau pihak lain baik di dalam negeri
maupun luar negeri.
(2) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi, efektivitas, produktivitas, kreativitas, inovasi, mutu,
dan relevansi pelaksanaan catur dharma perguruan tinggi. Kerja sama
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan prinsip:
a. mengutamakan kepentingan pembangunan nasional;
b. menghargai kesetaraan mutu;
c. saling menghormati;
d. menghasilkan peningkatan mutu pendidikan;
e. keberlanjutan; dan
f. mempertimbangkan keberagaman kultur yang bersifat lintas daerah,
nasional, dan/atau internasional.
(3) Kerja sama akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berbentuk:
a) Penyelenggaraan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat;
b) program kembaran;
c) pengalihan dan/atau pemerolehan angka kredit dan/atau satuan lain yang
sejenis;
d) penugasan dosen senior sebagai pembina pada perguruan tinggi yang
membutuhkan pembinaan;
e) pertukaran dosen dan/atau mahasiswa;
f) pemanfaatan bersama berbagai sumber daya;
g) pemagangan;
h) penerbitan berkala ilmiah;
i) penyelenggaraan seminar bersama; dan/atau
j) bentuk-bentuk lain yang dianggap perlu.
(4) Kerja sama non-akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
berbentuk:
a) pendayagunaan aset;
b) penggalangan dana;
c) jasa dan royalti hak kekayaan intelektual; dan/atau
23
d) bentuk lain yang dianggap perlu.
e) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara
melembaga dan merupakan tanggung jawab Ketua STKIP Bima sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(5) Kerja sama yang dilakukan dengan STKIP Bima harus dituangkan dalam nota
kesepahaman dan/atau naskah perjanjian kerja sama.
(6) Ketentuan mengenai pelaksanaan kerja sama diatur dengan Peraturan Ketua
STKIP Bima setelah mendapat persetujuan dari YPIP Bima sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Paragraf 5
Pengelolaan Pendanaan dan Kekayaan
Pasal 35
(1) Sumber pendanaan STKIP Bima Bima dapat berasal dari pemerintah pusat,
pemerintah daerah, masyarakat, dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
(2) Sumber pendanaan yang berasal dari masyarakat terdiri atas:
a) sumbangan penyelenggaraan pendidikan;
b) biaya seleksi ujian masuk perguruan tinggi;
c) hasil kerja sama;
d) hasil penjualan produk yang diperoleh dari penyelenggaraan pendidikan
tinggi;
e) sumbangan dan/atau hibah dari perseorangan dan/atau lembaga yang sah
dan tidak mengikat; dan
f) penerimaan lain yang sah dan tidak mengikat.
(3) Pengelolaan dana yang berasal dari Pemerintah pusat, pemerintah daerah,
masyarakat, dan sumber lain dilaksanakan sesuai dengan segala peraturan
yang berlaku di STKIP Bima dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 36
(1) Kekayaan STKIP Bima Bima meliputi benda bergerak, benda tidak
bergerak, dan kekayaan intelektual yang dikelola oleh STKIP Bima.
(2) Kekayaan STKIP Bima Bima sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dimanfaatkan untuk penyelenggaraan catur dharma dan pengembangan STKIP
Bima.
(3) Kekayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat dipindahtangankan
24
atau dijaminkan kepada pihak lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(4) Pemanfaatan dan pengelolaan kekayaan STKIP Bima dilakukan sesuai dengan
segala peraturan yang berlaku di STKIP Bima dan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Paragraf 6
Pengelolaan Unit Usaha
Pasal 37
(1) Unit usaha STKIP Bima adalah entitas berbentuk Koperasi dan/atau Badan
Usaha Perseroan Terbatas yang sahamnya dimiliki oleh STKIP Bima dan YPIP
Bima.
(2) Unit usaha STKIP Bima dibentuk dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan
selain dari mahasiswa demi keberlangsungan dan keberlanjutan
penyelenggaraan STKIP Bima serta mewujudkan visi, misi dan tujuan STKIP
Bima.
(3) Dewan Pengawas. Atau Dewan Komisaris unit usaha STKIP Bima terdiri dari
Ketua STKIP Bima Pengawas dan Pengawas serta Komisaris Utama dan
Komisaris.
(4) Ketua STKIP Bima Pengawas atau Komisaris Utama unit usaha STKIP Bima
adalah Ketua STKIP Bima secara ex-officio.
(5) Ketua STKIP Bima Pengawas atau Komisaris unit usaha STKIP Bima adalah
Wakil Ketua STKIP Bima secara ex-officio, serta anggota pengurus YPIP Bima
yang ditunjuk oleh YPIP Bima, dan pejabat STKIP Bima lain yang ditunjuk
oleh Ketua STKIP Bima.
(6) Pengelola unit usaha ditetapkan dengan keputusan Rapat Anggota untuk
Koperasi atau Rapat Umum Pemegang Saham untuk Perseroan Terbatas.
(7) Bidang usaha unit usaha ditentukan oleh pengelola unit usaha STKIP Bima
dengan persetujuan Dewan Komisaris.
25
Bagian Ketiga
Tata Kelola STKIP Bima
Paragraf 1
Unsur Organisasi
Pasal 38
(1) Organisasi STKIP Bima terdiri dari unsur:
a) penyusun kebijakan,
b) pelaksana akademik,
c) pembina dan pengawas,
d) perencana dan penjaminan mutu,
e) penunjang akademik atau sumber belajar, dan
f) pelaksana administrasi atau tata usaha.
(2) Unsur yang bertugas sebagai penyusun kebijakan adalah YPIP Bima, Senat
akademik, serta Ketua STKIP Bima
(3) Pelaksana akademik adalah Ketua STKIP Bima dan Unit Kerja di bawahnya,
serta pembina dan pengawas.
(4) Unsur yang bertugas sebagai perencana dan penjaminan mutu, penunjang
akademik atau sumber belajar dan pelaksana administrasi atau tata usaha adalah
Unit Kerja Pendukung yang diatur dengan Keputusan Ketua STKIP Bima.
(5) Untuk kepentingan tertentu, Ketua STKIP Bima dapat menetapkan dan
mengangkat unsur organisasi lain, staf ahli, asisten dan/atau kepanitiaan.
(6) Struktur organisasi dan tata kelola serta tugas pokok dan fungsi unsur organisasi
diatur dengan Keputusan Ketua STKIP Bima dengan mengacu pada peraturan
perundang-undangan.
Pasal 39
(1) Unit Kerja Utama adalah unsur organisasi pelaksana akademik penyelenggara
catur dharma yang terdiri dari Prodi, Program Pascasarjana dan Program
Vokasi.
(2) Nama dan jumlah Program Studi, Program Pascasarjana, Program Vokasi,
ditetapkan oleh Ketua STKIP Bima sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
26
Paragraf 2
Yayasan Pengajaran dan Ilmu Pendidikan Bima
Pasal 40
(1) YPIP Bima adalah Badan Penyelenggara STKIP Bima.
(2) YPIP Bima memiliki tugas dan wewenang:
a. Menyetujui dan menetapkan Statuta, Rencana Induk Pengembangan STKIP
Bima, dan Rencana Strategis dan Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Tahunan STKIP Bima.
b. Bersama Ketua STKIP Bima melakukan usaha-usaha yang terencana dan
terukur untuk menjamin keberlanjutan STKIP Bima.
c. Memberikan arah dan pertimbangan serta mengevaluasi kinerja Ketua
STKIP Bima dalam pengelolaan STKIP Bima.
d. Mengangkat serta memberhentikan Ketua STKIP Bima atas usulan Senat
akademik.
e. Mengangkat dan memberhentikan dosen dan tenaga kependidikan atas usul
Ketua STKIP Bima.
f. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan STKIP Bima
dan badan usaha milik STKIP Bima.
g. Wewenang lainnya yang ditentukan oleh Statuta.
Paragraf 3
Senat
Pasal 41
(1) Senat merupakan badan normatif dan badan perwakilan di tingkat
STKIP.
(2) Senat mempunyai tugas pokok:
a) Merumuskan kebijakan akademik dan pengembangan STKIP Bima.
b) Merumuskan kebijakan penilaian prestasi akademik dan kecakapan serta
kepribadian sivitas akademik.
c) Bersama-sama Ketua STKIP Bima merumuskan norma penyelenggaraan
STKIP Bima
d) Menilai pertanggungjawaban Ketua STKIP Bima atas pelaksanaan
kebijakan yang telah ditetapkan;
e) Memberikan pertimbangan kepada Badan Penyelenggaran berkenaan
dengan calon yang diusulkan untuk diangkat menjadi Ketua STKIP Bima
27
dan Para Wakil Ketua. penerapan norma/etika akademik dan kode etik
civitas akademika;
f) Memberikan pertimbangan kepada pejabat yang berwenang tentang
kenaikan jabatan akademik dosen di atas Lektor;
g) Menegakkan norma-norma yang berlaku di STKIP Bima;
h) Mengukuhkan pemberian gelar doktor kehormatan bagi yang memenuhi
persyaratan;
i) Senat dapat melakukan pengawasan pelaksxanaan anggran pendapatan
dan belanja STKIP Bima.
j) Tugas dan wewenang lain yang ditentukan oleh Statua
(3) Dalam melaksanakan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), Senat menyusun laporan hasil pengawasan dan menyampaikan kepada
Ketua STKIP Bima dan YPIP Bima untuk ditindaklanjuti.
Pasal 42
(1) Senat dipimpin oleh seorang Ketua Senat dan dibantu oleh seorang wakil ketua
dan seorang sekretaris.
(2) Ketua Senat dipilih dari dan oleh anggota Senat.
(3) Anggota Senat akademik terdiri atas:
a. Ketua STKIP Bima;
b. Wakil Ketua STKIP Bima;
c. Para Ketua Program Studi;
d. Dua orang perwakilan dosen dari setiap program studi.
e. Dosen yang berpangkat Lektor Kepala
f. Unsur-unsur lain yang ditetapkan Senat sebanyak-banyaknya 2 (dua) orang
(4) Anggota Senat yang berasal dari wakil dosen dari setiap program studi
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf d dipilih oleh senat akademik
berdasarkan musyawarah mufakat.
(5) Dalam hal musyawarah mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tidak
tercapai, anggota Senat dipilih melalui pemungutan suara dengan ketentuan 1
(satu) anggota senat akademik memiliki 1 (satu) hak suara.
(6) Anggota Senat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh Ketua
STKIP Bima.
(7) Susunan keanggotaan Senat terdiri atas:
a. Ketua Senat merangkap anggota;
b. Sekretaris merangkap anggota; dan
28
c. Anggota.
(8) Ketua dan sekretaris Senat akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (7) huruf
a dan huruf b tidak dijabat oleh Ketua STKIP Bima.
(9) Masa jabatan anggota Senat akademik yang berasal dari wakil dosen selama 4
(empat) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
(10) Senat dalam melaksanakan tugasnya dapat membentuk Komisi/Badan Pekerja
sesuai dengan kebutuhan dan ditetapkan oleh Ketua STKIP Bima Senat.
(11) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara pemilihan anggota
Senat yang berasal dari wakil dosen sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
a diatur dengan Peraturan Senat akademik STKIP Bima.
Paragraf 4
Ketua STKIP Bima
Pasal 43
(1) Ketua STKIP Bima merupakan organ yang menjalankan fungsi pelaksanaan
kebijakan dan pengelolaan STKIP Bima.
(2) Dalam menjalankan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Ketua
STKIP Bima mempunyai tugas dan wewenang:
a) bersama YPIP Bima dan organ STKIP Bima menyusun Statuta dan
mengajukan kepada YPIP Bima untuk disetujui dan ditetapkan oleh YPIP
Bima;
b) menyusun rencana pengembangan jangka panjang, rencana strategis dan
rencana kerja tahunan STKIP Bima bersama organ STKIP Bima dan
mengajukan kepada YPIP Bima untuk disetujui dan ditetapkan oleh YPIP
Bima;
c) bersama YPIP Bima dan Senat akademik melaksanakan internalisasi,
integrasi dan pengembangan nilai-nilai kearifan lokal;
d) mengelola pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat
sesuai dengan rencana kerja tahunan dan anggaran tahunan STKIP Bima;
e) mengangkat dan/atau memberhentikan pimpinan unit kerja di bawah Ketua
STKIP Bima berdasarkan ketentuan peraturan perundang- undangan;
f) menetapkan sanksi kepada civitas akademika yang melakukan pelanggaran
terhadap norma, etika, dan/atau peraturan akademik berdasarkan
rekomendasi Senat akademik;
g) menjatuhkan sanksi kepada dosen dan Tenaga Kependidikan yang
melakukan pelanggaran sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
29
undangan;
h) membina dan mengembangkan dosen dan Tenaga Kependidikan;
i) menerima, membina, mengembangkan, dan memberhentikan mahasiswa;
j) mengelola anggaran sesuai dengan peraturan YPIP Bima dan/atau STKIP
Bima serta ketentuan peraturan perundang-undangan;
k) menyelenggarakan sistem informasi manajemen berbasis teknologi
informasi dan komunikasi yang handal untuk mendukung pengelolaan
catur dharma perguruan tinggi, akuntansi dan keuangan, kepersonaliaan,
kemahasiswaan, dan kealumnian;
l) menyusun dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban
penyelenggaraan catur dharma perguruan tinggi kepada Yayasan PIP Bima;
m) mengusulkan pengangkatan lektor kepala dan profesor kepada Menteri
melalui Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi;
n) membina dan mengembangkan hubungan STKIP Bima dengan alumni,
Pemerintah Pusat, pemerintah daerah, pengguna hasil kegiatan catur
dharma perguruan tinggi, dan masyarakat;
o) memelihara keamanan, keselamatan, kesehatan, dan ketertiban kampus serta
kenyamanan kerja untuk menjamin kelancaran kegiatan catur dharma perguruan
tinggi;
p) menyusun dan menetapkan susunan organisasi dan tata kerja STKIP Bima
q) melaksnakan tugas dan wewenang lainnya yang ditentukan oleh Statuta.
(3) Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya Ketua STKIP Bima dibantu oleh
para Wakil Ketua STKIP Bima serta organ pelaksana lainnya
(4) Ketua STKIP Bima diangkat dan diberhentikan oleh YPIP Bima atas usul Senat
untuk masa jabatan 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu)
kali masa jabatan.
(5) Apabila Ketua STKIP Bima berhalangan tidak tetap, Ketua STKIP Bima
menunjuk salah satu Wakil Ketua STKIP Bima sebagai Pelaksana Harian.
(6) Apabila Ketua STKIP Bima berhalangan tetap, Senat akademik harus
mengusulkan Pejabat Ketua STKIP Bima kepada YPIP Bima dalam waktu
paling lambat 2 bulan.
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengangkatan Ketua STKIP Bima
ditetapkan dengan Keputusan YPIP Bima setelah mendapatkan masukan dan
pertimbangan dari Senat akademik dan Ketua STKIP Bima
30
Persyaratan Calon Ketua STKIP Bima
Pasal 44
(1) Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
(2) Berusia paling tinggi 60 (enam puluh) tahun pada saat pengangkatan;
(3) Dosen Yayasan atau dosen DPK yang memiliki pengalaman jabatan sebagai
dosen dengan jenjang pendidikan S3 dengan jabatan akademik Lektor atau
jenjang pendidikan S2 dengan jabatan akademik Lektor Kepala;
(4) Memiliki pengalaman manajerial di lingkungan Perguruan Tinggi;
(5) Bersedia dicalonkan menjadi pemimpin perguruan tinggi yang dinyatakan
secara tertulis;
(6) Setiap unsur penilaian prestasi kerja pegawai bernilai baik dalam 2 (tahun)
terakhir;
(7) Tidak sedang menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan atau izin belajar
dalam rangka studi lanjut yang meninggalkan tugas tri dharma perguruan tinggi
yang dinayatakan secara tertulis;
(8) Tidak sedang menjalani hukuman disiplin tingkat sedang atau berat;
(9) Tidak pernah dipidana berdasarkan keputusan pengadilan yang memiliki hukum
tetap karena melakukan perbuatan yang diancam pidana paling rendah pidana
penjara 5 tahun;
(10) Tidak pernah melakukan plagiat sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Wakil Ketua STKIP Bima
Pasal 45
(1) Dalam melaksanakan tugas, Ketua STKIP Bima dibantu oleh para Wakil Ketua
yang diangkat dan diberhentikan oleh Ketua STKIP Bima, serta bertanggung
jawab kepada Ketua STKIP Bima.
(2) Wakil Ketua STKIP Bima sekurang-kurangnya terdiri atas Wakil Ketua Bidang
Akademik, Riset dan Kemahasiswaan; Wakil Ketua Bidang Administrasi
Umum, Keuangan, Aset dan Kepegawaian; dan Wakil Ketua Bidang
Perencanan, Kerjasama, Pengembangan Usaha, dan Pengabdian Masyarakat
(3) Nomenklatur dan pembidangan tugas Wakil Ketua STKIP Bima sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan (2) ditetapkan oleh Ketua STKIP Bima.
(4) Apabila dipandang perlu untuk menangani bidang tertentu, setelah mendapat
pertimbangan Senat akademik, Ketua STKIP Bima dapat mengusulkan Wakil
31
Ketua tambahan kepada YPIP Bima.
(5) Tugas pokok dan fungsi Wakil Ketua ditetapkan dengan Keputusan Ketua
STKIP Bima.
(6) Wakil Ketua STKIP Bima diangkat untuk masa jabatan 4 (empat) tahun dan
dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
Pasal 46
Ketentaan lebih lanjut mengenai susunan organisasi dan tata kerja STKIP Bima
ditetapkan dengan Keputusan Ketua STKIP Bima setelah mendapatkan pertimbangan
Senat akademik
Paragraf 5
Dosen dan Tenaga Kependidikan
Pegawai STKIP Bima
Pasal 47
(1) Pegawai STKIP Bima terdiri dari dosen, pengembang pembelajaran, laboran,
dan tenaga kependidikan yang diangkat dan diberhentikan oleh YPIP Bima atas
usul Ketua STKIP Bima.
(2) Pegawai STKIP Bima wajib mentaati peraturan yang berlaku dan
melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya dengan penuh keikhlasan dan
tanggung jawab.
(3) Ketentuan tentang persyaratan, pengangkatan, pemberhentian, hak dan
kewajiban pegawai serta hal-hal lainnya diatur dengan Peraturan YPIP Bima
setelah mendapatkan pertimbangan dari Ketua STKIP Bima.
Dosen STKIP Bima
Pasal 48
(1) Dosen bertugas melaksanakan kegiatan pendidikan, penelitian, pengabdian
kepada masyarakat, dan pelaksanaan kearifan lokal
(2) Dosen diangkat dan diberhentikan oleh YPIP Bima atas pertimbangan Ketua
STKIP Bima
(3) Dosen STKIP Bima terdiri atas:
a) dosen tetap; dan
32
b) dosen tidak tetap.
(4) Dosen tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan dosen
yang bekerja penuh waktu dan berstatus sebagai tenaga pendidik tetap pada
STKIP Bima.
(5) Dosen tidak tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan
dosen yang bekerja paruh waktu yang berstatus sebagai tenaga pendidik tidak
tetap pada STKIP Bima.
Paragraf 6
Jenjang dan Jabatan Akademik
Pasal 49
(1) Jenjang jabatan akademik dosen terdiri atas:
a) asisten ahli;
b) lektor;
c) lektor kepala; dan
d) profesor.
(2) Persyaratan dan tata cara pengangkatan dan pemberhentian jabatan
akademik dosen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Paragraf 7
Pembinaan dan Pengembangan Dosen
Pasal 50
(1) Pembinaan dan pengembangan dosen STKIP Bima meliputi pembinaan dan
pengembangan profesi dan karir.
(2) Pembinaan dan pengembangan profesi dosen STKIP Bima sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui peningkatan kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional.
(3) Pembinaan dan pengembangan karir dosen sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dilakukan melalui penugasan, kenaikan pangkat, dan promosi.
(4) Penempatan dan pemindahan dosen dilaksanakan oleh Ketua STKIP Bima
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan dan pengembangan profesi dan
karir dosen diatur dengan peraturan Ketua STKIP Bima dengan pertimbangan
Senat akademik dan sesuai dengan peraturan perundang- undangan
33
Paragraf 8
Tenaga Kependidikan
Pasal 51
(1) Tenaga Kependidikan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan catur
dharma perguruan tinggi di STKIP Bima.
(2) Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan kegiatan pendukung catur
dharma dalam penyelenggaraan STKIP Bima.
(3) Tenaga Kependidikan diangkat dan diberhentikan oleh YPIP Bima atas
pertimbangan dari Ketua STKIP Bima
(4) Penempatan, dan pemindahan Tenaga Kependidikan dilakukan oleh Ketua
STKIP Bima
Paragraf 9
Mahasiswa dan Alumni
Pasal 52
(1) STKIP Bima menerima mahasiswa dengan asas universal tanpa membedakan
asal suku, agama, ras, golongan, bangsa dan negara.
(2) Pendaftaran dan penerimaan mahasiswa STKIP Bima dilaksanakan dengan
persyaratan dan tata cara yang diatur dengan Keputusan Ketua STKIP Bima.
(3) Hak, kewajiban dan tata tertib mahasiswa diatur dengan Keputusan Ketua
STKIP Bima.
(4) STKIP Bima mengembangkan kemampuan, penalaran, minat dan bakat
mahasiswa melalui kegiatan kurikuler, non-kokurikuler dan ekstrakurikuler
sebagai pendidikan yang utuh dan menyeluruh.
(5) Pembinaan kemahasiswaan diarahkan pada pembangunan karakter dan
pengembangan jiwa kepemimpinan dan kewirausahaan.
(6) STKIP Bima dapat membentuk organisasi mahasiswa yang diatur dengan
Keputusan Ketua STKIP Bima.
Alumni
Pasal 53
(1) Alumni STKIP Bima adalah seseorang yang telah menyelesaikan seluruh atau
sebagian pendidikan di STKIP Bima.
(2) Organisasi alumni STKIP Bima adalah Ikatan Keluarga Alumni STKIP Bima
34
atau disingkat IKA STKIP Bima.
(3) IKA STKIP Bima dibentuk untuk mendukung kepentingan STKIP Bima.
(4) Pembentukan, kepengurusan dan pembubaran organisasi diatur dengan
Keputusan Ketua STKIP Bima.
BAB V
SISTEM PENJAMINAN MUTU
Bagian Kesatu
Perencanaan dan Pengembangan
Pasal 54
(1) Perencanaan dan pengembangan STKIP Bima merupakan upaya yang
terstruktur dan sistematis untuk memenuhi Standar STKIP Bima dalam rangka
mewujudkan visi, misi dan tujuan STKIP Bima baik dalam jangka panjang,
menengah maupun pendek.
(2) Perencanaan dan pengembangan STKIP Bima dituangkan dalam bentuk:
a) Rencana Induk Pengembangan, yang merupakan rencana jangka panjang
(25 tahun) yang sekurang-kurangnya mencakup rencana pengembangan
aspek kelembagaan, akademik, sumber daya, kemahasiswaan dan alumni
serta keislaman-keindonesiaan.
b) Rencana Strategis STKIP Bima, yang merupakan rencana strategis
pencapaian target- target STKIP Bima dalam jangka menengah (5 tahun)
c) Rencana Kerja Tahunan dan Keuangan, yang merupakan rencana
program, kegiatan dan keuangan untuk mencapai target-target kinerja
dalam jangka pendek (1 tahun)
(5) Lingkup perencanaan dan pengembangan meliputi seluruh aspek catur dharma.
(6) Metode dan tata cara perencanaan dan pengembangan diatur dengan Keputusan
Ketua STKIP Bima.
Bagian Kedua
Sistem Penjaminan Mutu
Pasal 55
(1) Sistem penjaminan mutu STKIP Bima meliputi sistem penjaminan mutu
internal (SPMI) dan sistem penjaminan mutu eksternal (SPME).
35
(2) STKIP Bima menerapkan kebijakan dan melaksanakan SPMI dan SPME
dengan mengacu pada Standar STKIP Bima dan peraturan perundangan yang
berlaku sebagai upaya peningkatan mutu yang berkelanjutan.
(3) SPMI merupakan upaya STKIP Bima secara sistematis dan otonom untuk
mengendalikan dan meningkatkan penyelenggaraan pendidikan tinggi secara
berencana dan berkelanjutan untuk memenuhi dan melampaui Standar
Universitas.
(4) SPMI dilaksanakan dalam bidang akademik dan non-akademik dengan siklus
kegiatan yang terdiri dari penetapan, pelaksanaan, evaluasi, pengendalian dan
peningkatan Standar Universitas.
(5) SPME merupakan upaya untuk menentukan kelayakan dan tingkat pencapaian
mutu STKIP Bima melalui akreditasi, sertifikasi, rekognisi dan pemeringkatan
baik yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah maupun non-pemerintah
pada tingkat regional, nasional maupun internasional.
(6) SPME dilaksanakan dalam bidang akademik dan non-akademik, baik tingkat
Universitas, Unit Kerja maupun Sub-Unit Kerja, atau dalam ruang lingkup
tertentu.
Bagian Ketiga
Sistem Penjaminan Mutu Internal
Pasal 56
(1) Sistem penjaminan mutu internal merupakan kegiatan sistemik penjaminan
mutu pendidikan tinggi oleh STKIP Bima secara otonom untuk mengendalikan dan
meningkatkan penyelenggaraan pendidikan tinggi secara berencana dan berkelanjutan
sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
(2) Sistem penjaminan mutu internal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memiliki siklus kegiatan yang terdiri atas:
a. penetapan standar pendidikan tinggi;
b. pelaksanaan standar pendidikan tinggi;
c. evaluasi pelaksanaan standar pendidikan tinggi
d. pengendalian pelaksanaan standar pendidikan tinggi; dan
e. peningkatan standar pendidikan tinggi.
(3) Penjaminan mutu internal dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Lembaga
Penjaminan Mutu.
(4) Penjaminan mutu internal sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan
secara sistematis, terencana, dan berkelanjutan dalam suatu program
36
penjaminan mutu yang memiliki target dan kerangka waktu yang jelas.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem penjaminan mutu internal diatur
dengan Peraturan Ketua STKIP Bima setelah mendapat pertimbangan Senat
akademik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
Bagian Keempat
Sistem Penjaminan Mutu Eksternal
Pasal 57
(1) STKIP Bima mengupayakan akreditasi untuk meningkatkan mutu dan efisiensi
dalam penyelenggaraan catur dharma perguruan tinggi.
(2) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan untuk
menentukan kelayakan dan tingkat pencapaian mutu program studi dan/atau
institusi dengan mengacu pada standar nasional pendidikan tinggi yang
dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi dan/atau Lembaga
Akreditasi Mandiri.
(3) Akreditasi dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Bagian Kelima
Bagian Keempat Akuntabilitas Publik STKIP Bima
Pasal 58
Akuntabilitas publik STKIP Bima diwujudkan melalui pemenuhan atas:
(1) Visi dan misi STKIP Bima;
(2) Target kinerja yang ditetapkan oleh Badan Penyelenggara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan; dan Standar Nasional Pendidikan
Tinggi melalui penerapan Sistem Penjaminan mtu internal STKIP Bima.
Pasal 59
(1) Akuntabilitas publik ditunjukkan melalui Rencana Induk Pengembangan,
Rencana Strategis, dan Rencana Operasional.
(2) Ketua STKIP Bima setiap tahun membuat laporan pertanggungjawaban;
37
Bagian Keenam
Lembaga Penjaminan Mutu (LPM)
Pasal 60
(1) Dalam rangka penjaminan mutu STKIP Bima dibentuk Lembaga Penjaminan
Mutu disingkat LPM
(2) LPM berfungsi menetapkan standar dan melakukan penilaian mutu
penyelenggaraan catur dharma STKIP Bima berdasarkan standar yang
ditetapkan oleh STKIP Bima, YPIP Bima atau peraturan perundang-undangan.
(3) Dalam menjalankan fungsi LPM mendorong, memberikan rekomendasi,
bimbangan serta penilaian atas mutuk penyelenggaraan catur dharma STKIP
Bima.
(4) Ketua dan anggota LPM diangkat dan diberhentikan oleh Ketua STKIP Bima
setelah mendapatkan pertimbangan dari Senat akademik
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai LPM diatur dengan Keputusan Ketua
STKIP Bima setelah mendapatkan pertimbangan dari Senat akademik.
BAB VI
BENTUK DAN TATA CARA PENETAPAN PERATURAN
Jenis dan Hierarki Peraturan
Pasal 61
(1) Bentuk peraturan dan keputusan yang berlaku di lingkungan STKIP Bima
terdiri atas:
a) statuta
b) peraturan Senat akademik;
c) peraturan Ketua STKIP Bima;
(2) Kedudukan dan kekuatan berlakunya peraturan sesuai dengan hierarkhie
peraturan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
Statuta
Pasal 62
(1) Statuta disusun bersama oleh Ketua STKIP Bima, Senat akademik dan YPIP
Bima;
(2) Materi muatan yang diatur oleh Statuta berisi:
38
a) Pengaturan lebih lanjut mengenai ketentuan peraturan yang lebih tinggi
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
b) Pemenuhan kebutuhan dan keunikan YPIP Bima.
(3) Perubahan Statuta dapat diusulkan dan dibahas bersama oleh YPIP Bima, Senat
akademik atau Ketua STKIP Bima.
(4) Pengesahan Statuta dan perubahannya dilakukan oleh YPIP Bima.
Peraturan Senat
Pasal 63
(1) Peraturan Senat dibahas oleh Senat dan ditetap oleh Ketua STKIP Bima.
(2) Materi muatan yang diatur oleh Peraturan Senat akademik berisi:
a) Pengaturan lebih lanjut mengenai ketentuan Statuta;
b) Pengaturan kebutuhan khusus STKIP Bima;
c) Tindak lanjut dari keputusan pengadilan atau badan lainnya.
Peraturan Ketua STKIP Bima
Pasal 64
(1) Peraturan Ketua STKIP Bima disusun dan ditetapkan oleh Ketua STKIP Bima;
(2) Materi muatan yang diatur oleh Peraturan Ketua STKIP Bima berisi:
a) Materi yang diperintahkan oleh Statuta dan Peraturan Senat akademik;
b) Materi untuk mengatur penyelenggaraan kewenangan Ketua STKIP
Bima.
Pengambilan Keputusan dan Penetapan Peraturan
Pasal 65
(1) Pengambilan keputusan dan penetapan peraturan oleh setiap unsur organisasi
STKIP Bima dilakukan secara musyawarah mufakat dengan mengedepankan
kepentingan STKIP Bima.
(2) Apabila keputusan tidak dapat diambil melalui musyawarah mufakat, keputusan
dapat diambil dengan cara pemungutan suara.
39
BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN
Ketentuan Peralihan
Pasal 66
(1) Organisasi, tata kerja dan peraturan pelaksanaan yang ada pada saat Statuta ini
dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum
diadakan perubahan berdasarkan Statuta ini.
(2) Dalam hal-hal tertentu, Pasal dan ayat dalam Statuta ini yang belum dapat
dilaksanakan diatur dengan Keputusan Ketua STKIP Bima setelah
berkonsultasi dengan YPIP Bima.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Ketentuan Penutup
Pasal 67
Statuta dalam Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Kota Bima
Pada tanggal : 15 Pebruari 2021
Ketua Yayasan Pengajaran dan Ilmu Pendidikan
(Y-PIP) Bima.
CHAIRUL AMRIN, S.E.