Upload
prasetyo-mukhtar-dewan
View
425
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
LAPORAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN PEMBIBITAN KELAPA SAWIT
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN PEMBIBITAN KELAPA SAWIT
Perawatan di Main Nursery (Pengendalian gulma dan Pemupukan)Pemeliharan Tanaman Menghasilkan (Pengendalian gulma dan Pemupukan)
Taksasi dan Panen
Oleh
Mukhtar Dewan PrasetypAK1272013
PROGRAM CALON PENDIDIK AKADEMI KOMUNITASPROGRAM STUDI BUDIDAYA PERKEBUNAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNGBANDAR LAMPUNG
2013
1
Perawatan di Main Nursery (Pengendalian gulma dan Pemupukan)
I.1 Hasil
Tabel 1. Hasil pengamatan jenis gulma pada pre nursery
Jenis Gulma Dominansi (%) golongan gulma Penutupan piringan oleh gulma 50%
Asystasia coromandeliana 10 daun lebarDigitaria spp 10 rumputanPaspalum conjugatum 5 rumputanEuphorbia hirta 5 daun lebarGulma lain-lain 20 -
Tabel 2. Hasil pengamatan klorofil daun sebelum dan setelah pemupukan
Cara aplikasi sebelum dipupuk setelah dipupuk
tugal 571,67 630
sebar 426,67 495
I.2 Pembahasan
Pengendalian gulma bisa dilakukan baik pada pembibitan awal maupun
pembibitan utama. Pengendaliannya dapat dilakukan dengan
manual dengan tangan yakni mencabut gulma pada kantong plastik sekali dalam
dua minggu atau dengan kored dan garu untuk wilayah di sekitar kantong bibit
dengan siklus 2-3 minggu (Lubis, 2008).
Jenis gulma yang terdapat pada lahan praktikum pembibitan adalah Asystasia
coromandeliana, Digitaria spp, Paspalum conjugatum, dan Euphorbia hirta
(Gambar 1,2,3, dan 4). Gulma tersebut mendominasi lahan pembibitan.
2
Gambar 1. Asystasia coromandeliana Gambar2. Digitaria spp
Gambar 3. Paspalum conjugatum Gambar 4. Euphorbia hirta
Persediaan hara yang tersimpan dalam biji segera habis pada awal pertumbuhan
kecambah bibit, sehingga kebutuhan unsur hara selanjutnya harus dipenuhi
dengan pemupukan (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008). Pemberian
pupuk pada bibit sangat jelas memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan namun
jika pemberian berlebihan akan berpengaruh menekan pertumbuhan (Lubis,
2008). Interaksi antara unsur N, P, K, sangat nyata berbeda dan bibit sangat peka
terhadap perubahan perimbangan antara unsur-unsur hara (Thomas dan Hardon,
1968 dalam Lubis, 2008). Bibit kelapa sawit sangat cepat pertumbuhannya dan
membutuhkan banyak pupuk. Pupuk yang digunakan bisa pupuk tunggal maupun
majemuk (Pahan, 2008)
Penggunaan pupuk anorganik di pembibitan sangat dianjurkan pada pembibitan
tanaman tahunan seperti kelapa sawit, dan sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan mutu bibit kelapa sawit. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka
dilakukan penelitian dengan judul Pengaruh Macam dan Dosis Pupuk NPK
3
Majemuk terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jack)
Varietas Dura.
Pupuk yang digunakan dalam praktikum adalah pupuk mutiara. Parameter
keberhasilan pemupukan dalam praktikum ini ditentukan oleh peningkatan
kehijauan daun yang diukur dengan klorofil meter. Hasil praktikum menunjukan
bahwa kehujauan daun bibit kelapa sawit setelah dipupuk lebih tinggi
dibandingkan dengan daun bibit kelapa sawit sebelum dipupuk. Pada perlakuan
cara aplikasi pupuk disebar dan ditugal menunjukan bahwa kehijauan daun lebih
tinggi pada aplikasi yang ditunggal dibandingan dengan disebar. Hal ini
menunjukan bahwa pemupukan dengan cara ditugal lebih efektif dan efisien
disbanding dengan disebar.
SPAD adalah alat untuk mengukur klorofil daun secara relatif yang dinyatakan
dalam satuan unit. Kandungan klorofil daun yang ditetapkan dengan SPAD
berkorelasi positif dan sangat nyata dengan kandungan klorofil yang ditetapkan
secara destruktif. Pengukuran klorofil daun secara destruktif berkorelasi positif
nyata dengan kadar N daun. Dengan SPAD sangat mudah untuk mengukur tingkat
kehijauan daun yang disebabkan oleh kandungan klorofil daun (Anonim, 2013)
Cara pemupukan menentukan jumlah pupuk yang dapat diserap secara efektif oleh
tanaman. Peningkatan efisiensi pemupukan ini mencakup aspek upaya bagaimana
pupuk itu lebih cepat sampai zona perakaran dan seminimum mungkin hilang
karena adanya aliran permukaan air dan penguapan (Pahan, 2010). Pemupukan
dengan cara ditugal memiliki kelebihan yaitu (1) pupuk langsung dapat
bersetuhan dengan akar tanaman, (2) pupuk yang diaplikasikan didak mengalami
penguapan untuk pupuk yang bersifat hidrokospis, (3) tidak terbawa oleh aliran
permukaan (ruf off). Oleh karena itu, perlakuan pupuk dengan ditugal pada
praktikum ini menghasil kehijauan daun tertinggi.
4
II. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah sebagai beikut:
1. Gulma yang mendominasi di pembibitan main nursery adalah Asystasia
coromandeliana, Digitaria spp, Paspalum conjugatum, dan Euphorbia hirta.
2. Pemupukan dengan cara ditugal menghasilkan warna kehijaun daun lebih
tinggi dibandingkan dengan cara disebar.
5
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Klorofil meter. http://id.shvoong.com/exact-sciences/agronomy-agriculture/2150224-klorofil-meter-teknologi-tepat-guna/#ixzz2KUAACXk7. Diakses tanggal 10 Februari 2013 pada pukul 15.00
Lubis, A.U. 2008. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Indonesia Edisi 2.Pusat Penelitian Perkebunan Marihat. Sumatera Selatan. 435 hal.
Mangoensoekarjo, S. dan H. Semangun. 2008. Manajemen Agrobisnis Kelapa
Sawit. UGM Press. Yogyakarta. 605 hal.
Pahan I. 2010 .Paduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu
hingga Hilir (Cetakan ke VII). Penebar Swadaya. Jakarta