48
PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN KEDELAI DI LAHAN KERING NAHRIN SYARIFI A24062610 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

  • Upload
    buidat

  • View
    256

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN

GULMA PADA TANAMAN KEDELAI

DI LAHAN KERING

NAHRIN SYARIFI

A24062610

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 2: PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

RINGKASAN

NAHRIN SYARIFI. Pemanfaatan Mulsa Gulma untuk Pengendalian Gulma

pada Tanaman Kedelai di Lahan Kering. (Dibimbing oleh M A CHOZIN).

Penelitian pemakaian mulsa dari beberapa jenis gulma bertujuan untuk

mengetahui pemanfaatan mulsa organik dari beberapa jenis gulma penting untuk

menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian

juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis mulsa gulma yang diuji.

Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan Bawah IPB pada bulan

Maret hingga Juni 2010. Percobaan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap

Teracak (RKLT) satu faktor dengan tiga ulangan. Perlakuan yang diberikan yaitu

mulsa jerami padi, eceng gondok, alang-alang, teki, plastik hitam perak dan tanpa

mulsa.

Pengamatan dilakukan tehadap pertumbuhan, komponen produksi dan

produksi kedelai, meliputi tinggi tanaman, jumlah daun trifoliet, jumlah cabang,

bobot basah dan kering tajuk dan akar, jumlah dan bobot kering bintil akar,

jumlah polong hampa, jumlah polong isi, bobot polong per petak panen dan bobot

100 biji. Analisis vegetasi dengan metode kuadrat dilakukan untuk mengetahui

jenis, dinamika populasi dan pertumbuhan gulma. Analisis tanah dilakukan

sebelum tanam dan setelah panen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan mulsa dapat

meningkatkan pertumbuhan, komponen produksi dan produksi kedelai. Selain itu,

perlakuan mulsa dapat menekan pertumbuhan gulma. Hal ini dibuktikan dari

penggunaan mulsa gulma yang mempengaruhi komposisi jenis gulma pada setiap

perlakuan. Dari hasil penelitian ini diperoleh indikasi bahwa mulsa teki dapat

menekan pertumbuhan gulma berdaun lebar. Selain menekan gulma berdaun

lebar, mulsa teki juga secara nyata menekan pertumbuhan kedelai. Berdasarkan

indikasi tersebut, diduga mulsa teki berpotensi alelopati terhadap tumbuhan

berdaun lebar.

Dugaan adanya potensi alelopati juga terjadi pada mulsa jerami, namun

pada mulsa jerami golongan gulma yang tertekan adalah gulma rumput. Hal ini

dibuktikan dengan menurunnya jumlah spesies, bobot kering gulma, serta Nisbah

Page 3: PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

ii

Jumlah Dominasi (NJD) gulma rumput dari 3 MST ke 6 MST. Secara

keseluruhan, bobot kering gulma total secara linier menurunkan bobot polong

kedelai, makin tinggi bobot gulma makin rendah bobot polong kedelai mengikuti

persamaan y = 443.05−29.413x.

Page 4: PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN

GULMA PADA TANAMAN KEDELAI

DI LAHAN KERING

Skripsi sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

NAHRIN SYARIFI

A24062610

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 5: PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK

PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN

KEDELAI DI LAHAN KERING

Nama : NAHRIN SYARIFI

NIM : A24062610

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Prof. Dr. Ir. M.A. Chozin, MAgr

NIP 19500303.197603.1.002

Mengetahui,

Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura

Fakultas Pertanian IPB

Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. Agr

NIP 19611101.198703.1.003

Tanggal Lulus :

Page 6: PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Samarinda, Propinsi Kalimantan Timur pada tanggal

26 Juli 1988. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari Bapak

Dasuki dan Ibu Mualifah.

Tahun 1994 penulis lulus dari TK Aisyiah Bustanul Athfal 2 Samarinda dan

melanjutkan ke SDN 033 Samarinda, lulus pada tahun 2000. Kemudian pada

tahun 2003 penulis menyelesaikan studi di SMP Muhammadiyah 3 Balikpapan.

Selanjutnya penulis lulus dari SMA Muhammadiyah 2 Balikpapan pada tahun

2006. Tahun 2006 penulis diterima di IPB melalui jalur Beasiswa Santri

Berprestasi (CSS) Departemen Agama. Selanjutnya tahun 2007 penulis diterima

sebagai mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian.

Sejak masuk IPB pada tahun 2006 penulis aktif dalam organisasi

mahasiswa. Tahun 2006 sebagai Sekretaris Divisi Hubungan Luar LDK DKM Al-

Hurriyyah, tahun 2007 sebagai anggota Divisi Sosial Lingkungan BEM Faperta

(Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian) dan anggota Divisi Fund Rising

FKRD Faperta (Forum Komunikasi Rohis Departemen Fakultas Pertanian), tahun

2008 menjadi Kepala Bagian dalam Divisi Eksternal Himagron (Himpunan

Mahasiswa Agronomi). Penulis juga pernah menjadi Ketua Panitia dalam acara

TEGAR (Temu Keluarga Besar Agronomi dan Hortikultura) pada tahun 2009 dan

menjadi panitia pada berbagai acara di IPB pada 2006−2010.

Page 7: PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi

kekuatan dan hidayah sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.

Penelitian pengamatan untuk membandingkan beberapa jenis mulsa ini, karena

terdorong atas keinginan untuk mengetahui jenis mulsa terbaik untuk

meningkatkan produksi tanaman kedelai. Penelitian ini dilaksanakan di kebun

percobaan Cikabayan Bawah, Darmaga, Bogor.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak M.A. Chozin sebagai

dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama

kegiatan penelitian dan penulisan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis juga

ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Dr. Ir. Winarso D Widodo, MS selaku dosen pembimbing akademik yang

telah memberikan bimbingan akademik selama penulis menjadi

mahasiswa IPB;

2. Ir. Adolf Peter Lontoh, MS dan Juang Gema Kartika, SP MSi selaku dosen

penguji;

3. Bunda, Babe, Nani (Kakak) dan Andi (Adik) atas doa yang selalu mengalir

serta dorongan yang amat tulus baik dari segi moriil maupun materiil;

4. Temen-temen AGH 43 (especially the gang of seven), CSS (Community

of Santri Scholar) angkatan II (IPB 43), anak-anak Wisma Bintang atas

segala bantuan, semangat dan keceriaan penghilang stress yang kalian

berikan selama ini;

5. Pak Millin, Mas Ganda, Mas Gandi, Bu Mar dan semua teknisi kebun

Cikawah yang telah memberikan bantuan selama pelaksanaan penelitian;

6. Dan seluruh pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu yang telah

membantu terlaksananya penelitian ini.

Akhir kata penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam

penulisan hasil penelitian ini, namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi masyarakat dan pelaku pertanian yang membutuhkan.

Bogor, Desember 2010

Nahrin Syarifi

Page 8: PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

DAFTAR ISI

Halaman Con te nts

PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

Latar Belakang ....................................................................................... 1

Tujuan .................................................................................................... 2

Hipotesis ................................................................................................ 3

TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 4

Syarat Tumbuh Kedelai .......................................................................... 4

Pengaruh Gulma pada Pertanaman Kedelai ............................................ 5

Mulsa dan Manfaatnya ........................................................................... 6

Potensi Alelopati Mulsa Gulma .............................................................. 7

BAHAN DAN METODE ........................................................................... 8

Tempat dan Waktu ................................................................................. 8

Bahan dan Alat ....................................................................................... 8

Rancangan Percobaan ............................................................................. 8

Pelaksanaan Penelitian ........................................................................... 9

HASIL ........................................................................................................ 12

PEMBAHASAN ......................................................................................... 20

KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 25

Kesimpulan ............................................................................................ 25

Saran ...................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 26

LAMPIRAN ............................................................................................... 28

Page 9: PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Pertumbuhan Gulma pada Berbagai Perlakuan ......................................... 14

2. Bobot Basah dan Bobot Kering Tajuk dan Akar Tanaman Kedelai pada 6 MST dan 7 MST Berbagai Perlakuan .................................................... 17

3. Jumlah dan Bobot Kering Bintil Akar Tanaman Kedelai pada 6 MST

dan 7 MST pada Berbagai Perlakuan ........................................................ 17

4. Bobot Polong Per Petak Panen (gram/4m2) dan Bobot 100 Biji

(gram) pada Berbagai Perlakuan Mulsa .................................................. 19

Page 10: PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Tinggi Tanaman Kedelai pada 2 MST−8 MST pada Berbagai Perlakuan .. 15

2. Jumlah Daun Trifoliet Kedelai pada 2 MST−8 MST pada Berbagai Perlakuan ................................................................................................. 16

3. Jumlah Polong Hampa dan Jumlah Polong Isi pada Berbagai Perlakuan

Mulsa ....................................................................................................... 18

4. Hubungan Antara Bobot Kering Gulma pada 3 MST terhadap Bobot

Polong / petak panen (g/4m2) ................................................................... 19

Page 11: PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Layout Penelitian ..................................................................................... 29

2. Deskripsi Kedelai Varietas Wilis .............................................................. 30

3. Jenis Gulma pada Berbagai Perlakuan ...................................................... 31

4. Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Kedelai 33

5. Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam Komponen Hasil Tanaman Kedelai ........ 34

6. Hasil Analisis Tanah Awal Sebelum Tanam Kedelai ................................ 35

7. Hasil Analisis Tanah Setelah Panen Kedelai ............................................. 35

8. Kriteria Penilaian Sifat-Sifat Kimia Tanah menurut Pusat Penelitian Tanah

(1983) ...................................................................................................... 36

9. Data Iklim Darmaga Tahun 2010 ............................................................. 37

Page 12: PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kedelai merupakan salah satu tanaman penting untuk masyarakat Indonesia.

Hal ini dikarenakan kedelai merupakan bahan baku pembuatan tempe dan tahu

yang telah menjadi menu sehari-hari masyarakat Indonesia pada umumnya. Untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap tahu dan tempe tersebut, menurut

Badan Pusat Statistik tahun 2006 pada saat ini terdapat 115 000 pengrajin tahu

dan tempe di seluruh Indonesia.

Selain untuk pangan, dewasa ini kedelai juga digunakan untuk pakan dan

bahan baku industri. Dengan berkembangnya usaha peternakan serta industri

pangan dan pakan, serta semakin meningkatnya perhatian masyarakat terhadap

pangan bergizi, maka kebutuhan terhadap kedelai menjadi meningkat dari waktu

ke waktu. Sementara itu, peningkatan produksinya dari tahun ke tahun belum

mampu mengimbangi permintaan yang makin meningkat.

Kebutuhan nasional untuk kedelai mencapai 2.2 juta ton per tahun. Namun

demikian, hanya 20 sampai 30 persen saja dari kebutuhan tersebut yang dapat

dipenuhi oleh produksi dalam negeri. Sisanya sebesar 70 sampai 80 persen

kekurangannya bergantung pada impor (Richan, 2009). Dirjen Tanaman Pangan

Kementrian Pertanian RI 2009 mengemukakan bahwa produksi kedelai di

Indonesia pada tahun 2009 dengan luas areal tanam 600 ribu hektar naik 31 %

dibandingkan dengan tahun 2008. Namun demikian, kenaikan itu belum

memenuhi kebutuhan dalam negeri sehingga saat ini Indonesia masih mengimpor

sekitar 1 juta ton kedelai dari Amerika dan Brazil. Melihat potensi itu, sebenarnya

para petani atau siapa pun yang berminat untuk mengembangkan tanaman kedelai

akan memperoleh keuntungan. Meskipun begitu, untuk dapat memperoleh

keuntungan tersebut perlu teknologi budidaya yang baik, termasuk dalam

mengatasi faktor-faktor kendala pertumbuhan dan produksinya.

Salah satu kendala yang sering terjadi di lapangan yang menyebabkan

turunnya produktifitas kedelai adalah keberadaan gulma di lahan. Gangguan

gulma terhadap tanaman yang terjadi di lahan berupa kompetisi dalam perebutan

hara, air, cahaya, serta adanya senyawa alelopati yang dikeluarkan dari gulma

Page 13: PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

2

tersebut. Utomo dan Hermawan (1985) menyatakan bahwa penurunan hasil

produksi pada tanaman bergantung pada jenis gulma, kepadatan, lama persaingan,

dan senyawa alelopati yang dikeluarkan oleh gulma. Senyawa alelopati yang

dimiliki oleh gulma menekan pertumbuhan tanaman utama sehingga dapat

menurunkan produksi yang cukup tinggi. Namun, selain untuk menekan tanaman

utama, senyawa ini juga dapat digunakan untuk menekan gulma lain yang ada

pada lahan pertanaman.

Salah satu cara untuk mengendalikan gulma antara lain dengan penggunaan

mulsa. Gulma dalam lahan pertanaman kedelai dapat ditekan sampai sebesar

60−65 % dengan pemberian mulsa, mulsa jerami juga dapat menekan tingkat

serangan lalat bibit sampai 23 % (Adisarwanto dan Rini, 2002). Mulsa merupakan

material penutup tanah yang dimaksudkan untuk menjaga kelembaban tanah serta

menekan pertumbuhan gulma dan penyakit. Penelitian Serangmo et al. (2004)

menunjukkan jenis mulsa organik berpengaruh nyata pada komponen kerapatan

isi tanah, kadar air tanah, bobot kering biji pipilan per petak dan efisiensi

penggunaan air tanaman. Selanjutnya Subiyakto et al. (2006) menambahkan

bahwa pemberian mulsa jerami padi 6 ton/ha pada tumpangsari kapas dan kedelai

mengurangi jumlah penggunaan pestisida dan meningkatkan hasil kapas dan

kedelai.

Dalam penelitian ini dicoba pemanfaatan mulsa organik dari beberapa jenis

gulma penting untuk menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai.

Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari

jenis mulsa gulma yang diuji.

Tujuan

1. Mengetahui pengaruh mulsa gulma terhadap pertumbuhan dan produksi

kedelai.

2. Mengetahui pengaruh mulsa gulma terhadap pertumbuhan dan dinamika

gulma.

3. Mengidentifikasi potensi alelopati dari beberapa jenis mulsa gulma

terhadap pertumbuhan gulma dan kedelai.

Page 14: PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

3

Hipotesis

1. Pemberian mulsa dapat meningkatkan produksi kedelai.

2. Mulsa yang digunakan dapat menekan pertumbuhan gulma.

3. Terdapat beberapa jenis mulsa gulma yang berpotensi alelopati terhadap

gulma tertentu atau tanaman.

Page 15: PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

TINJAUAN PUSTAKA

Syarat Tumbuh Kedelai

Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak.

Kedelai jenis liar (Glycine max) merupakan kedelai yang menurunkan berbagai

kedelai yang dikenal sekarang, yaitu Glycine max (L) Merril. Kedelai berasal dari

daerah Manshukuo (Cina Utara). Tanaman kedelai kemudian menyebar ke daerah

Mansyuria, Jepang (Asia Timur) dan negara-negara lain di Amerika dan Afrika.

Di Indonesia, tanaman ini dibudidayakan pada abad ke 17 sebagai pupuk hijau

karena dapat meningkatkan kesuburan tanah (Purwono dan Purnamawati, 2008).

Kedelai biasa ditanam pada lahan sawah setelah pertanaman padi. Namun,

kedelai juga bisa ditanam pada lahan kering. Berdasarkan tingkat kesesuaian lahan

terdapat tiga prioritas upaya pengembangan kedelai. Prioritas pertama di lahan

irigasi teknis dan setengah teknis dengan jenis tanah Aluvial, Grumosol, Andosol,

dan Latosol. Prioritas kedua di lahan tadah hujan dengan jenis tanah Aluvial dan

Grumosol. Sedangkan prioritas ketiga adalah di lahan kering jenis tanah

Grumosol dan Andosol (Puslitbang Tanaman Pangan, 1998).

Kedelai dapat tumbuh lebih baik pada pH 5.8−7.0, namun pada pH kurang

dari 5.5 pertumbuhannya sangat terhambat karena keracunan aluminium.

Tanaman kedelai dapat tumbuh baik di daerah yang memiliki curah hujan sekitar

100−400 mm/bulan. Untuk mendapatkan hasil optimal, tanaman kedelai

membutuhkan curah hujan antara 100−200 mm/bulan (Purwono dan

Purnamawati, 2008).

Kedelai dikembangkan oleh petani di lahan sawah dan lahan kering dengan

menerapkan sistem produksi atau sistem usahatani sesuai dengan kondisi sosial

ekonomi. Budidaya yang diterapkan oleh petani bervariasi menurut lokasi, kondisi

sosial-ekonomi serta teknologi dan kemampuan petani (Manwan et al., 1996).

Tanaman kedelai yang sudah cukup tua, yaitu berumur 75−110 hari

sebaiknya segera dipanen. Panen yang terlambat akan merugikan petani, karena

banyak buah yang kering sehingga banyak biji yang rontok. Tanda-tanda kedelai

yang sudah waktunya di panen adalah daun menguning dan sebagian sudah

rontok, polong berwarna kuning sampai coklat, serta pada umumnya batang

Page 16: PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

5

berwarna kuning sampai coklat dan gundul. Cara pemanenan kedelai yaitu dengan

mencabut beserta akarnya atau memotong batangnya menggunakan sabit.

Pengaruh Gulma pada Pertanaman Kedelai

Gulma antara lain berasal dari spesies liar yang telah lama menyesuaikan

diri dengan perubahan lingkungan atau spesies baru yang telah berkembang sejak

timbulnya pertanian. Gulma dapat menyebabkan kerugian pada berbagai bidang

kehidupan. Pada bidang pertanian, gulma dapat menurunkan kuantitas hasil

tanaman. Penurunan kuantitas hasil tersebut disebabkan oleh adanya kompetisi

gulma dengan tanaman dalam memperebutkan air tanah, cahaya matahari, unsur

hara, ruang tumbuh dan udara yang menyebabkan pertumbuhan tanaman

terhambat. Kandungan alelopati pada gulma juga dapat menekan pertumbuhan

tanaman utama. Pertumbuhan tanaman yang terhambat akan menyebabkan hasil

menurun.

Gulma merupakan pesaing bagi tanaman kedelai dalam mendapatkan ruang

tumbuh, hara, air dan cahaya. Gulma juga bisa merupakan tempat berkembang

atau sumber hama dan penyakit tanaman. Apabila tidak dikendalikan, gulma dapat

menyebabkan menurunnya hasil antara 10–60 %. Oleh karena itu, selama

pertanaman keberadaan gulma di lahan kedelai harus diminimalisir (Sastroutomo,

1990).

Ragam dan pertumbuhan gulma di setiap lahan dipengaruhi oleh keadaan,

lingkungan dan perlakuan lahan. Sastroutomo (1990) menyatakan bahwa gulma

yang biasa tumbuh pada lahan pertanaman kedelai sekitar 56 macam meliputi

20 jenis rerumputan, 6 teki-tekian, dan 30 jenis gulma berdaun lebar. Pada lahan

dengan indeks pertanaman 300 % atau tidak mengalami masa istirahat lama,

ragam dan jumlah gulma relatif sedikit. Sebaliknya, pada lahan yang mengalami

masa istirahat lama (bera), ragam dan jumlah gulma relatif banyak.

Penelitian Nurfaidah (1999) menyebutkan beberapa gulma yang tumbuh di

lahan kedelai pada Rumah Plastik Kebun Percobaan Baranang Siang IPB Bogor

dengan ketinggian 240 m dpl, tanpa diberi mulsa pada 2 minggu setelah tanam

(MST) antara lain Axonopus compressus, Cleome asvera, Sinedrella nudiflora,

Borreria alata, Mimosa pudica, dan Amaranthus sp.

Page 17: PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

6

Mulsa dan Manfaatnya

Untuk memperoleh produksi pertanian yang tinggi ada dua hal yang dapat

dilakukan yaitu penggunaan benih atau bibit unggul (faktor genetis) dan perbaikan

atau manipulasi lingkungan tumbuh tanaman (faktor lingkungan). Salah satu cara

yang dapat digunakan untuk memanipulasi lingkungan tumbuh adalah dengan

penggunaan mulsa (Umboh, 2000). Mulsa adalah bahan yang tidak hidup seperti

bahan kimia sintetis, bahan organik dan anorganik yang dihamparkan diatas

permukaan tanah.

Bahan organik meliputi sisa-sisa hasil kegiatan di bidang pertanian dan

tanaman pupuk hijau. Beberapa contoh dari limbah pertanian yang berasal dari

sisa-sisa panen yaitu jerami padi, batang dan daun jagung, daun-daun pisang,

alang-alang, daun tebu, dan rumput kering. Sedangkan sisa hasil kegiatan

pertanian seperti serbuk gergaji, serpihan kayu, kertas, bonggol jagung, kulit

kacang tanah dan sebagainya (Purwowidodo, 1983). Termasuk pula dalam bahan-

bahan mulsa adalah rerumputan yang sengaja ditumbuhkan sebagai bahan mulsa

misalnya: Chloris guyana dan Penissetum purpureum, gulma yang telah mati

misalnya alang-alang dan bahan-bahan mati lainnya (Sukman dan Yakup, 2002).

Pemberian mulsa dimaksudkan untuk mendapatkan beberapa manfaat

diantaranya adalah membantu tanaman utama dalam berkompetisi dengan gulma

untuk memperoleh sinar matahari, hara dan ketersediaan air tanah. Dengan adanya

mulsa, pemeliharaan tanaman juga tidak terlalu sering dilakukan seperti

pemberian pupuk yang hanya dilakukan sekali saja pada awal penanaman. Begitu

pula dengan penyiangan dan penyiraman yang dapat dikurangi intensitasnya, yaitu

hanya dilakukan pada lubang tanam yang tidak tertutup mulsa (Umboh, 2000).

Pemberian mulsa 6 ton per hektar dan pengolahan tanah sedalam 30 cm

memberikan hasil jagung yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan pada

perlakuan tanpa pemberian mulsa dan pengolahan tanah (Rusman, 1985).

Penggunaan mulsa jerami pada pertanaman kedelai yaitu dengan

menghamparkannya di permukaan tanah yang telah ditanami benih kedelai. Untuk

setiap hektar lahan dibutuhkan 5 ton jerami (Adisarwanto dan Rini, 2002).

Page 18: PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

7

Potensi Alelopati Mulsa Gulma

Gangguan gulma terhadap tanaman di lahan meliputi kompetisi dan

alelopati. Sastroutomo (1990) mengartikan kompetisi sebagai pengaruh negatif

dari suatu jenis tanaman yang satu terhadap jenis yang lainnya tanpa

mempertimbangkan terbatas atau tidaknya sumberdaya yang ada. Sedangkan

peristiwa alelopati adalah peristiwa adanya pengaruh negatif dari zat kimia

(alelopati) yang dikeluarkan tumbuhan tertentu yang dapat merugikan

pertumbuhan tanaman lain jenis yang tumbuh di sekitarnya (Moenandir, 1988).

Rice (1974) meyatakan bahwa alelopati berarti pengaruh yang merugikan

secara langsung atau tidak langsung oleh suatu tanaman (termasuk

mikroorganisme) terhadap tanaman lain melalui produksi bahan-bahan kimia yang

dilepaskan ke lingkungan. Einhellig (1995) menambahkan fenomena alelopati

mencakup semua tipe interaksi kimia antar tumbuhan, antar mikroorganisme, atau

antara tumbuhan dan mikroorganisme. Macias et.al (1998) dalam bukunya

menyatakan bahwa definisi alelopati menurut The International Allelopathy

Society (IAS 1996) adalah proses-proses yang melibatkan produksi metabolisme

kedua pada tanaman, alga, bakteri, dan cendawan (tidak termasuk hewan) yang

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada sistem biologi dan

pertanian, memiliki dampak positif maupun negatif.

Sebagian besar gulma mengeluarkan alelopati yang dapat menekan

pertumbuhan tanaman utama di lahan pertanaman. Namun, selain untuk menekan

tanaman utama, senyawa ini juga digunakan untuk menekan gulma lain yang ada

di lahan. Disebutkan oleh Moenandir (1988) bahwa spesies yang mengeluarkan

alelopati dapat berpengaruh pada tumbuhan tetangga. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa alelopati pada gulma tertentu tidak hanya mempengaruhi

tanaman utama pada lahan, tapi juga pada gulma yang ada disekitarnya. Senyawa

kimia yang berperan dalam mekanisme itu disebut alelokimia. Pengaruh

alelokimia bersifat selektif yaitu berpengaruh terhadap jenis organisme tertentu

namun tidak terhadap organisme lain.

Page 19: PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan Bawah IPB,

Darmaga, Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan ketinggian 250 m

dpl. Curah hujan rata-rata di lahan tersebut adalah 3300 mm/tahun. Penelitian ini

dilaksakan pada bulan Maret−Juni 2010.

Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain benih kedelai

varietas Willis, Marshal 25ST, karbofuran, inokulan, pupuk kandang 2 ton/ha,

urea 50 kg/ha, SP 18 200 kg/ha dan KCl 50 kg/ha. Bahan mulsa yang digunakan

meliputi alang-alang, eceng gondok, teki, jerami padi, masing-masing dengan

dosis 5 ton/ha kering dicacah dan mulsa plastik hitam perak. Alat-alat yang

digunakan antara lain peralatan olah tanah, alat tulis, meteran, oven dan

timbangan analitik.

Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap

Teracak (RKLT) satu faktor. Perlakuan yang diberikan adalah pemberian

beberapa jenis mulsa dari gulma dan mulsa yang sudah biasa digunakan oleh

petani meliputi gulma alang-alang, eceng gondok, teki, jerami padi, plastik hitam

perak dan tanpa mulsa (kontrol), sehingga total perlakuan yang digunakan adalah

6 perlakuan. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali, sehingga terdapat

18 satuan percobaan. Tata letak petak perlakuan disajikan pada Lampiran 1.

Persamaan umum statistik untuk rancangan ini adalah:

Yij = µ + βj + Mij + εij i = 1,2,3,4

j : Mulsa jerami, eceng gondok, alang-alang, teki, plastik, kontrol

Yij : Nilai peubah yang diamati akibat perlakuan ke-i, ulangan ke-j

µ : Rataan umum

βi : Pengaruh kelompok atau ulangan ke-i

Page 20: PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

9

Mj : Pengaruh mulsa ke-j

εij : Pengaruh galat percobaan pada perlakuan ke-i, ulangan ke-j

Data hasil pengamatan diolah dengan menggunakan SAS. Bila hasil analisis

ragam nyata pada taraf 5 %, selanjutnya perbedaan antar perlakuan diuji lanjut

dengan menggunakan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test).

Pelaksanaan Penelitian

Persiapan Lahan

Pengolahan lahan dilakukan 14 hari sebelum tanam dengan olah tanah

sempurna. Lahan dibuat petakan dengan ukuran 4 m x 5 m dengan jarak antar

petak 30 cm.

Penanaman

Lubang tanam dibuat dengan tugal dengan jarak tanam 40 cm x 20 cm,

dengan arah barisan Utara-Selatan. Benih kedelai yang digunakan adalah benih

varietas Willis. Deskripsi varietas dapat dilihat pada Lampiran 2. Setiap lubang

diberi tiga benih kedelai yang telah dicampur Marshal 25ST, inokulan serta

karbofuran, kemudian lubang ditutup dengan tanah.

Pemupukan

Setiap petak diberi pupuk kandang 40 kg/petak, dibiarkan satu minggu

untuk kemudian ditanami. Pupuk dasar berupa pupuk urea 50 kg/ha, SP 18

200 kg/ha dan KCl 50 kg/ha, diberikan seluruhnya pada saat penanaman.

Pemberian Mulsa

Mulsa gulma yang digunakan berasal dari gulma-gulma yang tumbuh secara

alami, kemudian dikeringkan dan dicacah. Mulsa diberikan setelah benih ditanam,

kemudian mulsa dihamparkan di lahan secara merata menutupi areal penanaman,

disisakan sekitar 5 cm dari lubang tanam untuk tempat aplikasi pupuk. Petak yang

sudah diberi mulsa kemudian diberi label sesuai dengan perlakuannya.

Page 21: PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

10

Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman yang dilakukan meliputi penjarangan, penyiraman

serta pengendalian hama dan penyakit. Penjarangan tanaman dilakukan pada

7−10 hari setelah tanam yaitu mengambil tanaman yang kurang sehat dan

menyisakan dua tanaman yang sehat per lubang. Pengendalian hama yang

dilakukan yaitu penyemprotan menggunakan Deltamethrin dengan konsentrasi

1 cc/l. Penyemprotan dilakukan setiap satu minggu sekali sejak tanaman berumur

3 MST hingga 9 MST. Tidak dilakukan pengendalian terhadap penyakit, karena

penyakit tidak menyebabkan kerusakan yang berarti pada kedelai. Pada penelitian

ini pengendalian gulma juga tidak dilakukan, gulma dibiarkan tumbuh hingga

akhir pertanaman.

Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada 10 tanaman contoh yang ditentukan secara acak

untuk setiap perlakuan. Pengamatan dilakukan terhadap pertumbuhan vegetatif,

komponen hasil, hasil, serta analisis vegetasi gulma dan analisis tanah. Berikut ini

adalah parameter-parameter yang diamati serta metode pengamatannya.

Pengamatan Pertumbuhan Vegetatif

Tinggi tanaman (cm) diukur dari permukaan tanah sampai titik tumbuh

tertinggi. Jumlah daun trifoliet (helai) dan jumlah cabang, dilakukan pada saat

2 minggu setelah tanam (MST) sampai 8 MST. Menghitung jumlah dan bobot

kering bintil akar (g), bobot basah dan kering tanaman (g), bobot bagian bawah

tanaman (akar) dan bobot tanaman bagian atas (tajuk). Bobot basah ditimbang

segera setelah tanaman diambil dari lahan. Bobot kering ditimbang setelah

tanaman dan bintil akar di oven pada temperatur 1100C selama 24 jam.

Pengamatan dilakukan terhadap 5 tanaman diluar tanaman contoh dan petak

panen pada 6 MST dan 7 MST.

Pengamatan Komponen Hasil

Pengamatan terhadap komponen hasil meliputi jumlah polong isi dan

jumlah polong hampa per tanaman contoh, dihitung pada saat panen. Bobot kering

Page 22: PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

11

100 butir biji (g) dan bobot polong per petak panen (g/4 m2), ditimbang saat panen

setelah polong dipisahkan dari brangkasan. Bobot 100 butir biji dihitung dengan

mengambil biji kedelai secara acak, termasuk biji yang keriput dan rusak.

Analisis Vegetasi Gulma

Analisis vegetasi gulma dilakukan pada setiap perlakuan saat tanaman

berumur 3 MST dan 6 MST. Metode yang digunakan yaitu dengan metode

kuadrat. Kuadrat berukuran 0.5 m x 0.5 m ditempatkan secara acak di masing-

masing petakan sebanyak dua kali. Pengamatan yang dilakukan meliputi

identifikasi spesies gulma, jumlah individu per spesies dan bobot kering per

spesies. Perhitungan bobot kering dilakukan dengan terlebih dahulu mengoven

gulma pada suhu 1100C selama 24 jam, kemudian ditimbang. Selanjutnya

dominasi gulma didapatkan dengan menghitung Nisbah Jumlah Dominasi (NJD).

Nilai NJD diperoleh berdasarkan rata-rata 3 nilai dari kerapatan, frekuensi dan

bobot kering gulma.

Analisis tanah

Pengamatan terhadap keadaan kimia tanah diperlukan untuk mengetahui

tingkat kesuburan dan kesesuainnya bagi tanaman kedelai. Analisis tanah

dilakukan dua kali yaitu sebelum tanam dan setelah panen secara komposit dari

setiap perlakuan.

Page 23: PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

HASIL

Kondisi Umum

Penelitian dilaksanakan di lahan kering. Kondisi lahan sebelum pertanaman

adalah tidak ditanami tanaman (bera) selama beberapa bulan dengan gulma yang

dominan sebelum pertanaman adalah gulma Imperata cylindrica (alang-alang).

Lahan dibersihkan dari semua gulma, kemudian ditanami dalam kondisi bersih

dari gulma.

Hasil analisis tanah Laboratorium Balai Penilitian Tanah menunjukkan

bahwa kondisi awal tanah tergolong masam (pH H2O 5.20). Kandungan

C-organik dan P tergolong sedang dengan masing-masing bernilai 3.47 % dan

21.1 ppm. Kandungan K tergolong rendah yaitu bernilai 0.2 me/100g. Sedangkan

N- total tergolong tinggi yaitu bernilai 0.36 % (Kriteria penilaian disajikan dalam

Lampiran 8).

Berdasarkan hasil penelitian Nursyamsi dan Suprihati (2005), jenis tanah di

areal penelitian (Kecamatan Darmaga, Bogor) merupakan jenis tanah Latosol-

inceptisol. Tipe tanah inceptisol memiliki kriteria: tanah agak masam, kandungan

N-organik, C-organik, P total, K, Ca, dan Mg tergolong rendah namun kandungan

Al dan Fe tergolong tinggi. Sifat kimia dan mineral tanah termasuk baik karena

masih mengandung mineral mudah lapuk sehingga potensi kesuburannya masih

relatif tinggi. Pada jenis tanah ini ketersediaan P sangat rendah karena P difiksasi

oleh Al dan Fe bebas membentuk senyawa Al-P dan Fe-P yang tidak larut

sehingga tidak tersedia bagi tanaman.

Hasil analisis tanah setelah perlakuan menunjukkan bahwa terjadi

penurunan pH dari 5.2 menjadi 4.8 pada perlakuan mulsa jerami, eceng gondok

dan mulsa teki. Sedangkan pada mulsa plastik hitam perak, alang-alang dan

kontrol memiliki pH 4.7. Terjadi penurunan nilai pada N-organik, C-organik dan

P2O5. Nilai N-organik tertinggi terjadi pada kontrol (0.17 %). Nilai C-organik

tertinggi diperoleh pada perlakuan mulsa jerami (1.76 %) dan terendah pada

perlakuan mulsa eceng gondok (1.50 %) dan mulsa plastik hitam perak (1.51 %).

Nilai P2O5 tertinggi diperoleh pada perlakuan mulsa jerami (15.6 ppm) dan

terendah pada perlakuan mulsa alang-alang (2.4 ppm). Peningkatan terjadi pada

Page 24: PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

13

parameter K2O Morgan (ppm) dengan nilai tertinggi diperoleh pada perlakuan

mulsa jerami (70 ppm) dan terendah pada perlakuan alang-alang (30 ppm). Hasil

analisis tanah sebelum dan sesudah perlakuan disajikan dalam Lampiran 6 dan 7.

Setelah satu minggu dilakukan penjarangan sehingga hanya ada 2 tanaman

per lubang. Persentase tumbuh 98−100 % pada setiap petaknya. Berdasarkan data

Stasiun Klimatologi Darmaga kelembaban udara selama masa pertanaman

berkisar antara 77 % hingga 86 %. Curah hujan pada awal pertanaman (bulan

Maret) cukup tinggi yaitu sebesar 414.5 mm, pada bulan April hanya 42.9 mm,

dan pada akhir pertanaman yaitu bulan Mei dan Juni berkisar 330.9 mm–

303.4 mm (Lampiran 9).

Pada stadia awal pertumbuhan tanaman kedelai (1 MST dan 2 MST), terjadi

serangan lalat pucuk (Melanagromyza dolicostigma) dan ulat penggulung daun

(Omiodes indicata). Serangan lalat pucuk dan ulat penggulung daun ini terjadi

hampir diseluruh petak namun tidak pada banyak tanaman disetiap petaknya,

terjadi sejak awal pertumbuhan hingga panen. Pada 3 MST terjadi serangan ulat

jengkal (Plusia chalcites). Pada 5 dan 6 MST, terdapat serangan kutu daun (Aphis

glycines matsumura). Kemudian pada saat 8 MST, terjadi serangan hama ulat

grayak (Spodoptera litura) dan ulat pemakan polong (Helicoperva armigera).

Beberapa penyakit yang ditemukan saat penanaman antara lain karat daun,

yang terjadi hanya pada mulsa plastik hitam perak sejak 1 MST hingga panen,

berupa bercak-bercak berwarna coklat kemerahan seperti warna karat pada daun.

Rebah kecambah dan batang (Rhizoctonia solani) terjadi pada awal pertanaman,

yaitu 2 MST–4 MST. Pada tanaman yang baru tumbuh terjadi busuk (hawar)

dekat akar yang menyebabkan tanaman mati karena rebah.

Pengaruh Mulsa Terhadap Pertumbuhan Gulma

Tabel 1 menunjukkan bahwa golongan daun lebar menunjukkan keragaman

spesies lebih banyak diikuti golongan rumput dan golongan teki. Hasil analisis

vegetasi pertama pada 3 MST menunjukkan bahwa terdapat 31 spesies gulma

yang ada di lahan, meliputi 21 spesies golongan daun lebar, 9 spesies golongan

rumput dan 1 spesies golongan teki. Pada analisis vegetasi kedua yaitu 6 MST,

terjadi perubahan komposisi dari 31 spesies menjadi 25 spesies gulma, dengan

Page 25: PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

14

4 spesies baru meliputi 17 spesies golongan daun lebar, 6 spesies golongan

rumput, dan 2 golongan teki.

Tabel 1. Pertumbuhan Gulma pada Berbagai Perlakuan

Perlakuan Waktu

(MST)

Rata-Rata

Jumlah

Jenis Gulma

Nisbah Jumlah

Dominasi (NJD) (%)

Berat Kering Gulma

(gram)

BK

Gulma

Total

(gram) T R DL T R DL T R DL

Jerami 3 1 8 15 1.49 59.04 39.46 0.50 73.91 29.21 103.61

6 1 6 9 6.54 50.35 43.11 7.40 42.09 45.55 95.04

Eceng

Gondok

3 0 5 9 7.81 58.46 33.73 11.10 41.88 32.05 85.03

6 1 6 8 6.30 72.65 21.04 4.70 91.96 34.35 113.25

Plastik

Hitam

Perak

3 1 4 3 0.00 60.94 39.06 0.00 6.63 5.87 12.5

6 0 4 4 0.00 69.44 30.56 0.00 32.85 21.80 54.65

Alang-Alang

3 0 5 8 0.00 67.76 32.23 0.00 40.94 20.73 61.67

6 1 7 9 6.87 70.46 22.66 3.40 92.18 26.25 121.83

Teki 3 1 5 9 3.17 67.96 28.86 0.90 69.48 22.13 92.51

6 1 7 6 4.88 72.18 22.92 1.28 53.68 16.18 71.14

Kontrol 3 1 5 9 2.65 67.31 30.03 1.70 72.08 34.35 108.13

6 0 5 8 0.00 65.78 34.21 0.00 137.3 33.00 170.30

Keterangan : BK : Bobot Kering

T : Teki

R : Rumput

DL : Daun Lebar

Pada setiap perlakuan menunjukkan bahwa bobot gulma golongan rumput

lebih tinggi diikuti gulma golongan daun lebar dan gulma teki. Hal ini

menunjukkan bahwa gulma golongan rumput mendominasi lahan selama

penelitian. Jenis gulma golongan rumput relatif sama pada setiap perlakuan,

sedangkan gulma daun lebar lebih beragam pada setiap perlakuan (Lampiran 3).

Petak perlakuan mulsa jerami memiliki jumlah spesies terbanyak dengan

golongan daun lebar lebih banyak dari golongan rumput dan gulma teki pada

3 MST. Namun pada 6 MST, gulma pada setiap perlakuan memiliki jumlah

spesies yang hampir sama antara golongan rumput dan daun lebar. Berdasarkan

bobot kering gulma, perlakuan kontrol memiliki bobot kering tertinggi pada

3 MST maupun 6 MST.

Page 26: PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

15

54,0355,32

62,0460,85

47,449,18

0

10

20

30

40

50

60

70

2 3 4 5 6 7 8

Jerami

Eceng Gondok

Plastik Hitam Perak

Alang-Alang

Teki

Kontrol

Pengaruh Mulsa terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kedelai

Tinggi Tanaman

Selama pertumbuhan, perlakuan mulsa jerami nyata mempengaruhi tinggi

tanaman pada 2 MST, 3 MST, dan 4 MST. Sedangkan pada 8 MST, perlakuan

mulsa plastik hitam perak nyata meningkatkan tinggi tanaman kedelai (Lampiran

4). Tinggi tanaman tertinggi diperoleh pada perlakuan mulsa plastik hitam perak

(62.04 cm) berbeda nyata dengan kontrol sebesar 49.18 cm (Gambar 1). Tinggi

tanaman terendah diperoleh pada mulsa teki yaitu 47.40 cm, lebih rendah dari

kontrol (49.18 cm).

Gambar 1. Tinggi Tanaman Kedelai pada 2 MST−8 MST pada Berbagai

Perlakuan

Pada akhir pengamatan yaitu 8 MST terjadi penurunan tinggi tanaman pada

mulsa eceng gondok, jerami, teki dan kontrol. Hal ini disebabkan karena beberapa

tanaman contoh terkena serangan hama lalat pucuk yang mengakibatkan batang

tanaman patah.

Jumlah Daun Trifoliet

Perlakuan mulsa plastik hitam perak nyata mempengaruhi jumlah daun

trifoliet pada 5 MST, 6 MST dan 7 MST (Lampiran 4). Gambar 2 menunjukkan

pertumbuhan daun trifoliet terjadi pada 2 MST–5 MST pada semua perlakuan,

(MST)

Tinggi (cm)

Page 27: PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

16

11

19

11

9

7

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

2 3 4 5 6 7 8

Jerami

Eceng Gondok

Plastik Hitam Perak

Alang-Alang

Teki

Kontrol

namun pada 6 MST mulai terjadi penurunan jumlah daun trifoliet pada perlakuan

kontrol dan pada 8 MST terjadi penurunan pada perlakuan mulsa eceng gondok,

teki, dan jerami.

Gambar 2. Jumlah Daun Trifoliet Kedelai pada 2 MST−8 MST pada Berbagai

Perlakuan

Jumlah Cabang

Perlakuan mulsa tidak memperlihatkan pengaruh yang nyata terhadap

jumlah cabang (Lampiran 4). Meskipun demikian, data yang diperoleh

menunjukkan bahwa pemberian mulsa meningkatkan jumlah cabang pada

tanaman kedelai dibandingkan kontrol sebesar 1–2 cabang. Cabang kedelai

sebagian besar mulai muncul pada 4 MST, kecuali pada mulsa jerami yang

muncul sejak 3 MST.

Tajuk dan Akar

Perlakuan mulsa hitam perak nyata mempengaruhi bobot basah dan bobot

kering akar tanaman kedelai pada 6 MST (Lampiran 4). Pemberian mulsa

meningkatkan bobot basah akar dan tajuk kedelai serta bobot kering tajuk

dibandingkan kontrol (Tabel 2).

Jumlah Daun

(MST)

Page 28: PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

17

Tabel 2. Bobot Basah dan Bobot Kering Tajuk dan Akar Tanaman Kedelai

pada 6 MST dan 7 MST Berbagai Perlakuan

6 MST 7 MST

Perlakuan Tajuk Akar Tajuk Akar

BB (g)

BK (g)

BB (g)

BK (g)

BB (g)

BK (g)

BB (g)

BK (g)

Jerami 17.33a 3.60

a 0.91

b 0.25

b 17.11

a 4.41

a 1.19

a 0.34

a

Eceng Gondok 25.91a 3.86

a 1.53

b 0.38

b 16.77

a 4.45

a 0.79

a 0.37

a

Plastik Hitam

Perak 26.28

a 5.57

a 1.55

a 0.32

a 21.51

a 5.72

a 1.73

a 0.56

a

Alang-Alang 25.88a 5.20

a 1.64

b 0.87

b 15.17

a 4.09

a 1.00

a 0.34

a

Teki 14.60a 3.35

a 1.12

b 0.39

b 12.31

a 3.49

a 1.00

a 0.32

a

Kontrol 11.14a 2.43

a 0.88

b 0.31

b 9.38

a 2.5

a 0.77

a 0.26

a

Keterangan : - BB : Bobot Basah

- BK : Bobot Kering - Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama

menunjukkan tidak bebeda nyata menurut uji DMRT 5 %

Bintil Akar

Perlakuan mulsa alang-alang, jerami dan eceng gondok nyata

mempengaruhi jumlah bintil pada 6 MST, namun tidak pada bobotnya

(Lampiran4).

Tabel 3. Jumlah dan Bobot Kering Bintil Akar Tanaman Kedelai pada 6 MST

dan 7 MST pada Berbagai Perlakuan

Perlakuan 6 MST 7 MST

Jumlah

Bintil

Bobot Kering

(g)

Jumlah

Bintil

Bobot Kering

(g)

Jerami 4.33a

0.01a

12.00 a

0.11 a

Eceng Gondok 4.67a

0.03 a 8.67

a 0.11

a

Plastik Hitam Perak 0.33c

0.00 a 0.67

a 0.01

a

Alang-Alang 5.00a

0.05 a

7.67 a 0.05

a

Teki 3.67ab

0.03 a 4.00

a 0.04

a

Kontrol 1.00bc

0.00 a 4.33

a 0.02

a

Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan

tidak bebeda nyata menurut uji DMRT 5 %

Mulsa alang-alang memiliki jumlah bintil tertinggi dengan bobot kering

bintil tertinggi pada 6 MST. Sedangkan pada 7 MST mulsa jerami memiliki

jumlah bintil tertinggi, namun bobot tertinggi sama antara mulsa jerami dengan

mulsa alang-alang. Untuk jumlah bintil dan bobot kering bintil terendah pada

6 MST dan 7 MST, keduanya sama yaitu pada mulsa plastik hitam perak.

Page 29: PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

18

15,3

7,93 7,5

15,28

3,73

8,34

16,43

23,23

36,9735,5

15,06

11,38

0

5

10

15

20

25

30

35

40

J E P A T K

Polong Hampa

Polong Isi

Jumlah Polong Hampa dan Jumlah Polong Isi

Perlakuan mulsa tidak berpengaruh secara nyata terhadap jumlah polong

hampa dan jumlah polong isi (Lampiran 5).

Keterangan : J : Mulsa Jerami

: E : Mulsa Eceng Gondok

: P : Mulsa Plastik Hitam Perak : A : Mulsa Alang-Alang : T : Mulsa Teki : K : Kontrol

Gambar 3. Jumlah Polong Hampa dan Jumlah Polong Isi pada Berbagai

Perlakuan Mulsa

Gambar 3 menunjukkan bahwa perlakuan mulsa meningkatkan jumlah

polong isi sebesar 3−25 polong dibandingkan kontrol. Perlakuan mulsa juga

menurunkan jumlah polong hampa dibandingkan kontrol, kecuali pada mulsa

jerami dan alang-alang.

Bobot Polong Per Petak Panen (gram/4m2) dan Bobot 100 Biji (gram).

Perlakuan mulsa plastik hitam perak nyata mempengaruhi bobot polong per

petak panen dan sangat nyata terhadap bobot 100 biji (Lampiran 5). Tabel 4

menunjukkan bahwa perlakuan mulsa dapat meningkatkan bobot polong per petak

panen serta bobot 100 biji dibandingkan kontrol. Nilai bobot polong tertinggi

diperoleh pada mulsa plastik hitam perak (1023.00 g) dan terendah pada mulsa

teki (158.90 g) dan kontrol (99.23 g).

(Jenis Mulsa)

(Jumlah Polong g/4m2)

Page 30: PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

19

y = 443.05 - 29.413x

R² = 0.6317

0

100

200

300

400

500

600

700

0 5 10 15 20

Tabel 4. Bobot Polong Per Petak Panen (gram/4m2) dan Bobot 100 Biji (gram)

pada Berbagai Perlakuan Mulsa

Perlakuan Bobot Polong / petak panen

(gram)

Bobot 100 biji

(gram)

Jerami 236.47b

5.17b

Eceng Gondok 386.40b

6.67b

Plastik Hitam Perak 1023.00a

12.43a

Alang-Alang 278.60b

4.41b

Teki 158.90b

5.54b

Kontrol 99.23b

4.06b

Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama

menunjukkan tidak bebeda nyata menurut uji DMRT 5 %

Tabel 4 juga menunjukkan bahwa bobot 100 biji tertinggi diperoleh pada

mulsa plastik hitam perak dengan 12.43 gram dan terendah pada kontrol dengan

nilai 4.06 gram.

Pengaruh Gulma terhadap Produksi Kedelai

Gambar 4. Hubungan Antara Bobot Kering Gulma pada 3 MST terhadap Bobot

Polong / petak panen (g/4m2)

Dari semua perlakuan dan ulangan menunjukkan bahwa bobot gulma dapat

menurunkan bobot polong kedelai. Gambar 4 menunjukkan bahwa keberadaan

gulma dapat menurunkan hasil produksi kedelai, terjadi penurunan hasil kedelai

seiring dengan kenaikan bobot kering gulma dengan persamaan

y = 443.05−29.413x.

(Bobot Gulma g/4m2)

(Bobot Polong g/4m2)

Page 31: PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

PEMBAHASAN

Sebagian besar perubahan jenis gulma pada setiap perlakuan terjadi pada

gulma golongan daun lebar, sedangkan golongan rumput relatif tetap pada 3 MST

dan 6 MST. Hal ini diduga dipengaruhi oleh umur dormansi biji golongan rumput

yang sangat pendek dibandingkan gulma daun lebar (Sastroutomo, 1990). Oleh

karena itu, golongan rumput dapat tumbuh dengan cepat di lahan dibandingkan

gulma golongan daun lebar. Hal ini juga dibuktikan dengan bobot serta Nisbah

Jumlah Dominasi (NJD) gulma yang baru tumbuh pada 6 MST masih kecil di

pertanaman (Tabel 1).

Golongan daun lebar menunjukkan keragaman spesies lebih banyak diikuti

golongan rumput dan golongan teki (Tabel 1). Berdasarkan bobot kering gulma

total, dapat dilihat bahwa perlakuan mulsa dapat menekan pertumbuhan gulma

hingga 30 % dibandingkan dengan kontrol. Bobot kering gulma terendah pada

pengamatan pertama (3 MST) diperoleh pada perlakuan mulsa plastik hitam perak,

diikuti oleh perlakuan mulsa alang-alang (61.67 g) dan eceng gondok (85.03 g).

Data ini memberikan indikasi bahwa mulsa alang-alang dan eceng gondok lebih

efektif menekan gulma dibandingkan dengan mulsa teki atau jerami.

Meskipun demikian, pada pengamatan kedua (6 MST) terjadi hal yang

sebaliknya. Mulsa teki dan jerami lebih efektif menekan gulma dibandingkan

dengan mulsa alang-alang atau eceng gondok (Tabel 1). Hal ini dapat dilihat dari

bobot kering total gulma pada perlakuan mulsa teki (71.41 g) dan jerami (95.04 g)

yang lebih rendah dibandingkan dengan alang-alang (121.83 g) dan eceng gondok

(113.25 g). Hal ini diduga karena pada 3 MST mulsa alang-alang dan eceng

gondok memiliki tingkat kerapatan penutupan lahan yang lebih tinggi dari mulsa

teki dan mulsa jerami. Oleh karena itu, cahaya yang masuk pada lahan dengan

mulsa alang-alang dan mulsa eceng gondok lebih sedikit dibandingkan lahan

dengan mulsa teki dan jerami. Sedangkan saat 6 MST mulsa teki dan jerami telah

mengalami pelapukan/dekomposisi, sehingga diduga kandungan alelopati pada

teki dan jerami dapat membantu dalam menekan pertumbuhan gulma. Menurut

Sastroutomo (1990) setelah tumbuhan atau bagian-bagian organnya mati,

senyawa-senyawa kimia tanaman yang mudah terlarut dapat tercuci dengan cepat.

Page 32: PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

21

Pada mulsa eceng gondok dan alang-alang setelah pelapukan (6 MST),

bobot gulma naik dua kali lipat, sedangkan pada mulsa teki dan jerami terjadi

penurunan (Tabel 1). Pada perlakuan mulsa teki semula (3 MST) terdapat 9 jenis

gulma daun lebar, kemudian pada pengamatan berikutnya (6 MST) menurun

menjadi 6 jenis. Hal ini karena tertekannya gulma Galinsoga parviflora, Mikania

mikranta, Ageratum haustonianum, Portulaca sp., Mimosa pigra dan Boreria

alata serta munculnya gulma baru seperti Euphorbia hirta, Commelina difusa dan

Ageratum conizoides (Lampiran 3). Berkurangnya jenis gulma daun lebar pada

perlakuan mulsa konsisten diikuti oleh perubahan nilai dominasi dan bobot kering

gulma daun lebar. Nilai jumlah dominasi (NJD) untuk gulma daun lebar menurun

dari 28.86 menjadi 22.92 dan bobot kering gulma daun lebar juga menurun dari

22.13 g menjadi 16.18 g (Tabel 1).

Kecenderungan menurunnya jumlah jenis gulma daun lebar juga terjadi

pada mulsa jerami, tetapi tidak terjadi penurunan nilai jumlah dominasi dan bobot

keringnya seperti pada perlakuan mulsa teki. Pada perlakuan ini bahkan terjadi

peningkatan nilai dominasi dan bobot kering dari gulma daun lebar. Sebaliknya,

mulsa jerami lebih menekan gulma golongan rumput. Terjadi penurunan jenis

gulma rumput dari 8 jenis (3 MST) menjadi 6 jenis (6 MST). Hal ini dikarenakan

tertekannya gulma Ischaemum sp., Echinochloa colonum, Paspalum conjugatum

dan munculnya gulma baru Cynodon dactylon (Lampiran 3). Meskipun

berkurangnya jenis gulma rumput tidak sebanyak gulma daun lebar, namun

perubahan ini menyebabkan penurunan NJD gulma dari 59.04 (3 MST) menjadi

50.35 (6 MST) dan bobot kering gulma rumput dari 73.91 g (3 MST) menjadi

42.09 g (6 MST).

Kedua hal tersebut memperlihatkan dengan jelas bahwa mulsa gulma teki

dapat menekan pertumbuhan gulma daun lebar dan jerami terhadap gulma rumput

setelah melalui proses dekomposisi. Alelokimia terdapat pada semua bagian

tanaman yang dikeluarkan dengan berbagai mekanisme, termasuk dari residu

tanaman yang terdekomposisi (batang atau akar), eksudasi akar dan penguapan

(Radosevich et al., 2007). Dugaan bahwa mulsa teki dapat menekan gulma daun

lebar semakin diperkuat karena ternyata produksi kedelai (Bobot kering

polong/petak panen) terendah juga diperoleh pada mulsa teki (Tabel 4).

Page 33: PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

22

Selain terhadap gulma daun lebar, mulsa teki juga diduga mempunyai

pengaruh alelopati terhadap kedelai yang ditunjukkan dengan rendahnya produksi

kedelai pada mulsa teki. Hal ini memperkuat dugaan bahwa mulsa teki berpotensi

alelopati secara spesifik terhadap tumbuhan berdaun lebar. Hasil penelitian

Inawati (2000) memperlihatkan bahwa gulma Cyperus rotundus lebih menekan

produksi kedelai (jumlah polong isi dan bobot 100 biji) dibanding Ageratum

conyzoides dan Borreria alata. Penelitian Wibowo (2002) menambahkan bahwa

senyawa alelopati dari perlakuan ekstrak bahan kering gulma Cyperus rotundus

dapat menurunkan jumlah polong isi kedelai hingga 35.98 % pada konsentrasi

15 g/l dan 20 g/l.

Semua perlakuan menunjukkan bahwa pemberian mulsa mampu

meningkatkan komponen produksi serta produksi kedelai. Meskipun beberapa

variabel menunjukkan nilai yang tidak berpengaruh nyata menurut statistik seperti

bobot tajuk, bobot dan jumlah bintil akar, jumlah polong hampa dan polong isi,

namun nilainya tetap lebih tinggi dibandingkan kontrol.

Perlakuan mulsa plastik hitam perak berpengaruh nyata terhadap

pertumbuhan tanaman kedelai kecuali pada bintil akar yang justru paling rendah.

Meskipun demikian, hal tersebut tidak berpengaruh terhadap hasil panen dan

bobot 100 biji. Mulsa plastik hitam perak memiliki bobot panen dan bobot

100 biji tertinggi dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Hal ini menunjukkan

bahwa antara jumlah dan bobot kering bintil akar tidak selalu berkorelasi positif

dengan hasil panen kedelai. Penelitian Suryantini (2002) menyatakan bahwa

peningkatan hasil biji pada kedelai tidak dipengaruhi oleh inokulasi rizhobium

maupun pemupukan N.

Tingginya hasil panen dan bobot 100 biji pada mulsa plastik hitam perak

diduga lebih dipengaruhi oleh tertekannya pertumbuhan gulma. Mulsa plastik

hitam perak dapat menekan jumlah serta bobot gulma di pertanaman sehingga

tidak terjadi persaingan dalam perebutan hara antar gulma dan tanaman. Menurut

Fahrurrozi dan Stewart (1994) mulsa plastik yang berwarna gelap sangat efektif

dalam mengendalikan gulma. Hal ini terjadi karena benih-benih gulma di bawah

mulsa plastik hitam tidak memiliki akses terhadap cahaya matahari untuk

berkecambah, bila ada yang berkecambah dan tumbuh akan mengalami etiolasi dan

Page 34: PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

23

tumbuh lemah. Pertumbuhan yang lemah ini akan diperparah dengan suhu yang

relatif panas dan kelembaban tanah yang tinggi. Panas yang basah memiliki efek

mematikan yang lebih tinggi dibanding panas kering.

Mulsa alang-alang relatif dapat mempertahankan pertumbuhan vegetatif

kedelai dibandingkan mulsa jerami, eceng gondok dan teki. Mulsa alang-alang

juga menunjukkan polong isi terbanyak dan bobot panen yang lebih tinggi.

Namun sayangnya bobot 100 biji kedelai pada mulsa alang-alang justru lebih

rendah daripada pada ketiga mulsa tersebut. Hal ini diduga disebabkan oleh gulma

pada perlakuan mulsa alang-alang lebih tinggi dibandingkan mulsa lainnya.

Alang-alang mampu menekan pertumbuhan gulma dan mempertahankan

pertumbuhan pada fase vegetatif kedelai (3 MST), tapi tidak pada saat kedelai

mulai memasuki fase generatif (6 MST), sehingga pertumbuhan vegetatif kedelai

relatif baik, tapi kualitas biji kedelai rendah.

Keberadaan gulma dapat menurunkan produksi tanaman. Menurut

Sastroutomo (1990) penurunan hasil akibat kompetisi gulma pada pertanaman

kedelai dapat mencapai 10–50 %. Penelitian ini memperkuat pernyataan tersebut,

dimana dalam penelitian ini gulma bahkan dapat menurunkan produksi hingga

90.30 % (Tabel 4). Gambar 4 memperlihatkan bahwa semakin tinggi bobot gulma,

maka semakin rendah hasil produksi kedelai dengan persamaan

y = 443.05−29.413x yang berarti bahwa kenaikan 1 gram bobot gulma, maka

bobot panen pada kedelai akan menurun sebesar 29.413 gram. Nilai R² = 0.63

pada persamaan ini menunjukkan bahwa 63 % penurunan produksi kedelai

dikarenakan oleh bobot kering gulma. Dengan perkataan lain ada faktor lain

sebesar 37 % yang mempengaruhi penurunan produksi tersebut. Hal ini semakin

memperkuat dugaan terdapat pengaruh faktor alelopati mulsa gulma yang

digunakan dalam percobaan ini.

Alelopati merupakan pengaruh negatif satu jenis tumbuhan tingkat tinggi

terhadap perkecambahan, pertumbuhan dan pembuahan jenis-jenis tumbuhan

lainnya (Sastroutomo, 1990). Mulsa teki dapat menekan pertumbuhan gulma

golongan daun lebar, sedangkan mulsa jerami menekan gulma golongan rumput

setelah terjadi dekomposisi. Hal ini mengindikasikan adanya senyawa alelopati

pada kedua mulsa tersebut. Mulsa teki menurunkan bobot kering serta Nisbah

Page 35: PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

24

Jumlah Dominasi (NJD) gulma daun lebar, sedangkan mulsa jerami terhadap

gulma rumput dari 3 MST ke 6 MST.

Pada mulsa teki, mulsa tidak hanya menekan pertumbuhan gulma daun

lebar, tetapi juga menekan pertumbuhan tanaman kedelai. Hal ini menunjukkan

bahwa senyawa alelopati pada teki tidak hanya menekan gulma golongan daun

lebar, akan tetapi juga terhadap tanaman daun lebar. Oleh karena itu, rendahnya

bobot kering gulma pada mulsa teki tidak membuat pertumbuhan serta produksi

kedelai lebih baik dari mulsa lain, akan tetapi paling rendah dibandingkan mulsa

lain. Fenomena ini dapat diterangkan dengan memperhatikan hubungan antara

data pada Tabel 1 dan Tabel 4. Bobot gulma 6 MST pada perlakuan mulsa teki

(71.14 g) jauh lebih rendah dibandingkan mulsa alang-alang (121.83 g) dan eceng

gondok (113.25 g), akan tetapi produksi mulsa teki (158.90 g) lebih rendah

dibandingkan dengan produksi kedelai pada mulsa alang-alang (278.60 g) dan

eceng gondok (386.40 g).

Fenomena alelopati akhir-akhir ini banyak mendapat perhatian, saat ini

kajian mengenai alelopati sangat berkembang dan menjadi minat keilmuan

tersendiri. Salah satu prospeknya adalah mempergunakannya sebagai bioherbisida

dan biopestisida. Menurut Junaedi et al. (2006) alelopati dapat digunakan sebagai

alternatif dalam pengendalian gulma secara biologis. Radosevich et al. (2007)

juga mengungkapkan bahwa alelopati dapat digunakan dalam mengendalikan

gulma secara biologis. Penggunaan herbisida dari teki dan jerami dapat digunakan

sebagai alternatif dalam pengendalian gulma untuk pertanian yang lebih ramah

lingkungan.

Page 36: PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil penelitian serta pembahasan yang telah diuraikan diatas dapat

disimpulkan bahwa:

1. Penggunaan mulsa dapat menekan pertumbuhan gulma dan meningkatkan

produksi kedelai. Perlakuan mulsa terbaik diperoleh pada mulsa plastik

hitam perak.

2. Keberadaan gulma dapat menurunkan komponen produksi serta produksi

kedelai, semakin tinggi bobot gulma maka semakin rendah produksi

kedelai dengan persamaan y = 443.05–29.413x.

3. Mulsa teki (Cyperus rotundus) berpotensi alelopati terhadap tumbuhan

berdaun lebar, termasuk gulma daun lebar dan kedelai, sedangkan mulsa

jerami berpotensi alelopati terhadap gulma rumput.

Saran

Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah diperlukan penelitian

lebih lanjut untuk lebih mengetahui potensi alelopati teki terhadap kedelai dan

gulma daun lebar, serta jerami terhadap gulma rumput.

Page 37: PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto, T dan Rini W. 2002. Meningkatkan Hasil Panen Kedelai. Penebar

Swadaya. Jakarta. 86 hal.

Einhellig FA. 1995. Allelopathy: Current status and future goals. Dalam Inderjit,

Dakhsini KMM, Einhellig FA (Eds.). Allelopathy. Organism, Processes and

Applications. Washington DC: American Chemical Society. Hal. 1-24.

Fahrurrozi dan Stewart. 2009. Fakta Ilmiah Dibalik Penggunaan Mulsa Plastik

Hitam Perak dalam Produksi Tanaman Sayuran. http://unib.ac.id. [16 Mei

2010].

Junaedi A, M.A Chozin dan K.H Kim. 2006. Perkembangan terkini kajian

alelopati. Hayati Vol.12: 79-84.

Inawati, L. 2000. Pengaruh Jenis Mulsa terhadap Pertumbuhan, Pembentukan

Bintil Akar dan Produksi 3 Varietas Kedelai (Glycine max (L.) Merr.).

Skripsi. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 34 hal.

Macias FA, RM Oliva, AM Simonet, and JGC Galindo. 1998. What are

Allelopathy?. Allelopathy in Rice. IRRI. Philippines. p69-79.

Manwan I, Sumarno dan Sayaka. 1996. Sistem Usaha Tani, hal. 151. Dalam

Amang B, Sawit MH, dan Rachman A. (Eds.). Ekonomi Kedelai di

Indonesia. IPB Press. Jakarta.

Moenandir, J. 1988. Persaingan Tanaman Budidaya dengan Gulma (Ilmu Gulma-

Buku III). Rajawali Press. Jakarta. 101 hal.

Nurfaidah, D. 1999. Pengaruh Jenis Dan Kondisi Mulsa Gulma Terhadap

Pembentukan Bintil Akar, Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine

max (L) Merr.). Skripsi. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

40 hal.

Nursyamsi, D dan Suprihati. 2005. Sifat-sifat kimia dan mineralogi tanah serta

kaitannya dengan kebutuhan pupuk untuk padi (Oryza sativa), jagung (Zea

mays) dan kedelai (Glicyne max). Buletin Agronomi. 33(3):40-43.

Purwono dan H Purnamawati. 2008. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul.

Penebar Swadaya. Jakarta. 140 hal.

Purwowidodo. 1983. Teknologi Mulsa. Dewaruci Press. Jakarta. 35 hal.

Pulitbang Tanaman Pangan. 1998. Kedelai : Sumber Pertumbuhan Produksi dan

Teknik Budi Daya. Bogor. 30 hal.

Page 38: PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

27

Radosevich S.R, Jodie S.H and Claudio M.G. 2007. Ecology of Weeds and

Invasive Plants : Relationship to Agriculture and Natural Recources

Management, 3rd

ed. John Wiley and Sons, Inc., Pulications. Canada. 454p.

Rice E L. 1974. Allelopathy. Academic Press. London. 353 hal.

Richan. 2009. Target Produksi Kedelai Indonesia 1,5 juta Ton. http://www.pab-

indonesia.com. [16 Februari 2010]

Rusman B. 1985. Pengaruh pemberian sisa tanaman sebagai mulsa terhadap sifat

fisik tanah dan produksi tanaman jagung pada tanah podsolik. Laporan

Penelitian. 23 hal.

Sastroutomo, S S. 1990. Ekologi Gulma. Gramedia. Jakarta. 217 hal.

Serangmo D Y L, Peters O B dan Max J K. 2004. Aplikasi beberapa macam

mulsa organik dan tingkat pemberian air terhadap beberapa sifat tanah,

efisiensi pemberian air dan hasil tanaman jagung di des. Buletin Legume.

Vol.11 No.2: 9-15.

Sukman dan Yakup. 2002. Gulma dan Teknik Pengendaliannya Ed.2. Raja

Grafindo Persada. Jakarta. 159 hal.

Sumarno. 1984. Kedelai dan Cara Budidayanya. CV. Yasa Guna. Jakarta. 54 hal

Subiyakto, Siti Rasminah Ch Sy, Gatot M, dan Syekhfani. 2006. Peranan mulsa

jerami padi dalam pengendalian serangga hama kapas pada tumpangsari

kapas dan kedelai. Agrivita (Publikasi Jurnal Agrivita Fakultas Pertanian)

Vol.28:1-5.

Suryantini. 2002. Pemupukan N dan Inokulasi Rizobium pada Tanaman Kedelai

di Lahan Sawah Setelah Padi dan Setelah Kedelai. Prosiding Seminar :

Peningkatan Produksi Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Mendukung

Kemandirian Pangan. Balitkabi. Bogor. Hal 280-311.

Umboh H A. 2000. Petunjuk Penggunaan Mulsa. Penebar Swadaya. Jakarta.

98 hal.

Utomo H dan W Hermawan. 1985. Alelopati. Laporan Penelitian. Bogor. 50 hal.

Wibowo, A. 2002. Pengaruh Alelopati Beberapa Jenis Gulma pada Tingkat

Konsentrasi yang Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kedelai

(Glycine max (L.) Merr. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

38 hal.

Page 39: PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

LAMPIRAN

Page 40: PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

29

Keterangan : E : Mulsa Eceng Gondok

J : Mulsa Jerami

A : Mulsa Alang-Alang

P : Mulsa Plastik Hitam Perak

T : Mulsa Teki

K : Kontrol (Tanpa mulsa)

Lampiran 1. Layout Penelitian

T3 A3

E3 K1

P3 J3

E1 J1

A1 P1

K1 T1

K2 T2

J2 P2

A2 E2

Ulangan 1 Ulangan 3

Ulangan 2

Page 41: PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

30

Lampiran 2. Deskripsi Kedelai Varietas Wilis

Peubah Deskripsi

Nama Varietas : Wilis

Nomor Induk : B-3034

Nomor Galur : 1682/1343 − I − 10

Asal : Persilangan No. 1682 x Orba,

: F4 Grup I

Warna Hipokotil : Ungu

Warna Bunga : Ungu

Warna Bulu : Coklat tua

Warna Polong Tua : Coklat kehitaman

Warna Biji : Kuning

Warna Hilum : Coklat tua

Tipe Tumbuh : Determinate

Umur Berbunga : ± 39 hari

Umur Batang : ± 88 hari

Tinggi Tanaman : 40−50 cm

Kerebahan : Tahan

Bobot 100 Biji : ± 10 gram

Kandungan Lemak : ± 19 %

Kandungan Protein : ± 17 %

Ketahanan terhadap Penyakit : Toleran karat

Daya Hasil : 1626 kg/ha

Pemulia : Sumarno, Darman M. Arsyad, A. Dimyati,

Rodiah, Ono Sutrisno, Dahro

Dilepas Tahun : 1983

Sumber : Sumarno et al. (1984)

Page 42: PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

Lampiran 3 Jenis Gulma pada Berbagai Perlakuan

Jenis gulma Jerami Eceng Gondok Plastik H P Alang-Alang Teki Kontrol

3 MST 6 MST 3 MST 6 MST 3 MST 6 MST 3 MST 6 MST 3 MST 6 MST 3 MST 6 MST

Ageratum conizoides

√ √

Ageratum

haustonianum √ √ √

Axonopus compresus √ √ √ √

√ √ √ √ √ √ √

Boreria alata √

√ √

Boreria laevis √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Cleome

rutidosperma √ √

√ √ √ √ √ √

Commelina difusa √ √ √

√ √ √ √ √

Cyperus kyllingia √

√ √ √ √

Digitaria adcendens √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Echinochloa

colonum √

Eleusine indica √ √ √ √ √

√ √ √ √ √ √

Emilia sonschifolia √ √ √

Euphorbia hirta √ √

Galinsoga parviflora √

Imperata cylindrica √ √ √ √

√ √ √ √ √ √ √

Ischaemum √

Lindernia crustacea √

Mikania mikranta √

Ottochloa Nodosa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

31

Page 43: PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

Lampiran 3 (Lanjutan)

Jenis gulma Jerami Eceng Gondok Plastik H P Alang-Alang Teki Kontrol

3 MST 6 MST 3 MST 6 MST 3 MST 6 MST 3 MST 6 MST 3 MST 6 MST 3 MST 6 MST

Portulaca oleracea

Padi √ √

Paspalum

conjugatum √

Sagitalis √

√ √

Setaria plicata √

Sida Acuta √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Mimosa pigra

√ √

Althernantera

√ √

Oxalis barrelieri

√ √

Philanthus niruri

Erectites

Centrocema

pubecens √

√ √

Mimosa pudica

Cynodon dactylon

Cyperus rotundus

Amaranthus dubius

Panicum maxima

32

Page 44: PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

33

Lampiran 4. Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam Pertumbuhan Vegetatif Tanaman

Kedelai

Peubah Umur Pr > F KK

Tinggi Tanaman 2 0.002** 5.081

3 0.009** 5.517

4 0.035* 7.593

5 0.277 tn

9.597

6 0.189 tn

23.440

7 0.504

tn 23.749

8 0.019* 8.745

Jumlah Daun 2 0.465 tn

16.771

3 0.465

tn 6.527

4 0.056 tn

11.873

5 0.023* 13.502

6 0.028* 18.533

7 0.017* 18.444

8 0.003

tn 21.913

Jumlah Cabang 4 0.458 tn

17.188

5 0.062 tn

21.933

6 0.315

tn 27.959

7 0.276 tn

48.127

8 0.227 tn

33.753

Bobot Basah Tajuk 6 0.124 tn

11.684

7 0.124 tn

11.684

Bobot Kering Tajuk 6 0.332 tn

21.624

7 0.120 tn

22.392

Bobot Basah Akar 6 0.024* 23.625

7 0.309

tn 31.555

Bobot Kering Akar 6 0.023* 23.276

7 0.310 tn

31.555

Jumlah Bintil 6 0.029* 29.762

7 0.184 tn

42.009

Bobot Kering Bintil 6 0.002 ** 23.402

7 0.098 tn

4.121 Keterangan : * : Nyata pada taraf 5 %

: **: Nyata pada taraf 1 %

: tn : Tidak nyata

Page 45: PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

34

Lampiran 5. Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam Komponen Hasil Tanaman

Kedelai

Peubah Pr > F KK

Polong Hampa 0.296tn

31.086

Polong Isi 0.126 tn

46.312

Bobot Panen (4 m2) 0.024* 11.154

Bobot 100 Biji 0.002** 23.402 Keterangan : * : Nyata pada taraf 5 %

: **: Nyata pada taraf 1 %

: tn : Tidak nyata

Page 46: PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

Lampiran 6. Hasil Analisis Tanah Awal Sebelum Tanam Kedelai

No. Lapang Ph 1:1 Walkley

& Black Kjeldahl Bray 1

HCL

25 % N NH4OAc pH 7.0

KB N KCL 0.05 N HCL Tekstur

H2O KCL C Org N Total P Ca Mg K Na KTK Al H Fe Cu Zn Mn Pasir Debu Liat

Cikabayan Bawah

(%) (%) ------ppm------ ----------(me/100g)----------- % (me/100g) -----------ppm--------- -------------%------------

5.2 4.8 3.47 0.36 21.1 208.1 2.1 0.4 0.2 0.26 21.42 13.5 2.2 0.3 7.92 5.16 5.52 78.76 6.01 11.83 82.16

Sumber : Laboratorium Kimia Tanah, Departemen Tanah, Fakultas Pertanian IPB

Lampiran 7. Hasil Analisis Tanah Setelah Panen Kedelai

Perlakuan

Ekstrak 1:5 Terhadap Contoh Kering 1050C

--------pH-------- Bahan Organik

C/N Bray 1 P2O5 Morgan K2O

H2O KCL Walkley dan Black C Kjeldahl N

-----------%---------- ----------ppm---------

Jerami 4.8 3.9 1.76 0.14 13 15.6 70

Eceng Gondok 4.8 3.9 1.5 0.14 11 4.1 47

Plastik Hitam Perak 4.7 3.9 1.51 0.15 10 4.1 46

Alang-Alang 4.7 3.9 1.6 0.15 11 2.4 30

Teki 4.8 3.9 1.59 0.16 10 13.4 38

Kontrol 4.7 3.8 1.62 0.17 10 3.7 31

Sumber : Laboratorium Balai Penelitian Tanah

35

Page 47: PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

36

Lampiran 8. Kriteria Penilaian Sifat-Sifat Kimia Tanah menurut Pusat

Penelitian Tanah (1983)

Sifat Tanah

Penilaian

Sangat

Rendah Rendah Sedang Tinggi

Sangat

Tinggi

C-Organik (%) < 1.00 1.00−2.00 2.01−3.00 3.01−5.00 > 5.00

N-total (%) < 0.10 0.10−0.20 0.21−0.50 0.51−0.75 > 0.75

C/N < 5.00 5.00−10.00 11.00−15.00 16.00−25.00 > 25.0

P2O5 HCl

(mg/100g) < 15.00 15.00−20.00 21.00−40.00 41.00−60.00 > 60.0

P-Bray-1

(mg/100g) < 4.00 4.00−7.00 8.00−10.00 11.00−15.00 > 15.0

KTK (me/100g) < 5.00 5.00−10.00 11.00−20.00 21.00−40.00 > 40.0

Basa-Basa dapat Ditukar

K < 0.10 0.10−0.30 0.40−0.50 0.60−1.00 > 1.0

Mg < 0.30 0.30−1.00 1.1−2.0 2.10−8.00 > 8.0

Ca < 2.00 2.00−5.00 6.00−10.00 11.0−20.0 > 20.0

Na < 0.10 0.10−0.30 0.40−0.70 0.8−1 > 1.0

KB (%) < 20.00 20.00−40.00 41.00−60.00 61−80 > 80.0

Kej. Al (me/100g)

< 5.00 5.00−10.00 11.00−20.00 21.0−40.0 > 40.0

Reaksi Tanah (pH H2O)

Sangat Masam Masam Agak Masam Netral Agak Alkalis Alkalis

< 4.5 4.5−5.5 5.6−6.5 6.6−7.5 7.6−8.5 > 8.5

Page 48: PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN … · menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai. Diharapkan hasil penelitian juga dapat mengidentifikasi potensi alelopati dari jenis

37

Lampiran 9. Data Iklim Darmaga Tahun 2010

Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Darmaga

Bogor 2010

Bulan Temperatur Kelembaban Curah

Maks Min Udara (%) Hujan (mm)

Januari 30.2 22.9 88 252.0

Pebruari 31.8 23.3 85 460.7

Maret 31.8 23.0 86 414.5

April 33.2 23.2 77 42.9

Mei 32.7 23.7 84 330.9

Juni 31.2 23.1 86 303.4