Upload
bobbygunarso
View
246
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum
http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 1/27
Perbandingan AAS kelompok A1 daan A2
Kelompok 1 AAS
Hasil absorbansi sampel dari pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam
persamaan kurva baku dan diperoleh kadar Fe pada sampel air rebus, air keran,
dan air kemasan berturut-turut adalah 0.135; 0.506 ; dan 0.143 mg/L. Hal ini
membuktikan bahwa air keran tidak dapat dikonsumsi karena kadar logam Fe
melebihi batas yang ditetapkan oleh Menkes tahun 22 yaitu kadar besi
maksimum yang diperbolehkan adalah 0,3 mg/L. !ementara air rebus dan air
kemasan sudah memenuhi persyaratan Menkes mengenai kadar Fe.
"esimpulan dari per#obaan kali ini adalah terdapat logam Fe dalam sampel air rebus,
air keran, dan air kemasan dengan merk $%lub&. Logam Fe dii'inkan berada dalam air
dengan tu(uan untuk dikonsumsi dalam (umlah tertentu )* ,+ mg/L. ari kali penger(aan
metode pengukuran ini, rata rata kadar Fe pada sampel air rebus, air keran, dan air kemasan
berturut-turut adalah ,01 ; ,1 ; dan ,011 mg/L, sehingga disimpulkan bahwa air keran
tidak aman untuk dikonsumsi karena kadar Fe melebihi ,+ mg/L. 3lat yang digunakan untuk
pengukuran kadar Fe dalam sampel adalah spektro4otometer serapan atom. Metode yang
digunakan sudah spesi4ik, sensiti4, namun belum akurat untuk semua sampel air karena
pengaruh dari instrumen )daya lampu yang tidak maksimal dan belum presisi karena data
repeatibilitas yang dihasilkan setelah pengulangan penger(aan inter day berbeda (auh dan
sangat tergantung pada kemampuan serta ketelitian praktikan )subyekti4.
Kelompok 2 AAS
ari hasil penetapan kadar yang dianalisis bahwa kosmetik Mei Li 5a Hen Ling mengandung
5esi )Fe. "andungan Fe yang terukur dari setiap penetapan kadar adalah ,1+1 mg/L pada
per#obaan 2 dan ,067 mg/L pada per#obaan +. 8ada dasarnya pemerintah melalui undangundang memperbolehkan penggunaan Fe untuk kosmetik sehingga kosmetik Mei Li 5a Hen
Ling dapat dikatakan aman dari segi kandungan Fe. 9alidasi metode yang digunakan untuk
analisis Fe dalam kosmetik Mei Li 5a Hen Ling sudah memenuhi parameter dari segi
presisi)repeatabilitas, selekti4itas, sensiti4itas, spesi4isitas, linearitas dan range.:amun pada
parameter akurasi masih menun(ukkan hasil kurang baik karena re#overy yang didapat
pada per#obaan 2 belum memenuhi persyaratan Horwit' and 3lbert )21 sebagai standar
a#uan. !edangkan pada per#obaan + pada sampel + baku Fe belummemenuhi persyaratan
7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum
http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 2/27
Horwit' and 3lbert )21 sebagai standar a#uan. <ntuk parameter 8resisi)=ntermediet
8re#ision belum memenuhi persyaratan.
2.3 Kelebihan dan Kelemahan Atomic Absorption Spectrophotometr
"elebihan metoda 33! adalah>
? !pesi4ik
? 5atas )limit deteksi rendah
? ari satu larutan yang sama, beberapa unsur berlainan dapat diukur
? 8engukuran dapat langsung dilakukan terhadap larutan #ontoh )preparasi #ontoh sebelum
pengukuran lebih sederhana, ke#uali bila ada 'at pengganggu
? apat diaplikasikan kepada banyak (enis unsur dalam banyak (enis #ontoh.
? 5atas kadar-kadar yang dapat ditentukan adalah amat luas )mg/L hingga persen
3nalisis menggunakan 33! ini terdapat kelemahan, karena terdapat beberapa sumber
kesalahan, diantaranya> !umber kesalahan pengukuran yang dapat ter(adi pada pengukuranmenggunakan !!3 dapat diprediksikan sebagai berikut>
0. "urang sempurnanya preparasi sampel, seperti>
- 8roses destruksi yang kurang sempurna
- @ingkat keasaman sampel dan blanko tidak sama
2. "esalahan matriks, hal ini disebabkan adanya perbedaan matriks sampel dan matriks standar
+. 3liran sampel pada burner tidak sama ke#epatannya atau ada penyumbatan pada (alannya
aliran sampel.
. Aangguan kimia berupa>
- isosiasi tidak sempurna
- =onisasi
7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum
http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 3/27
KLT Densitometri
A2 :
Hasil yang didapatkan dari per#obaan ini diperoleh persamaan kurva bakuy B 222C D
627.11, dengan E B .771 dan G inter#ept B 6271.67. iperoleh hasil LI y B 2600.+106
dan LI C B .17. "emudian dihitung pula re#overy, dan hasilnya 71,0720,0
dan yang baik seharunya 7 06 . ihitung pula resolusi untuk mengetahui baik tidaknya
pemisahan dan hasil yang didapatkan sebesar 0,077 dan resolusi yang baik sebesar ≥ 0,.
Eange 3<% yang dihasilkan adalah 1170.+ - 022.6 dengan E B 0 yang menggambarkan
bahwa lineritasnya bagus, namun range yang dihasilkan masih ada beberapa 3<% yang diluar
dari kurva baku yang dihasilkan.
"emudian dilakukan analisis ulang tiap minggunya sebanyak tiga kali dengan metode
yang sama untuk mengetahui kadar asam me4enamat dalam (amu sakit gigi pada laboratorium
dan alat yang sama namun dilakukan dengan analis yang berbeda untuk memastikan apakah
metode yang digunakan ini sudah benar benar valid atau belum.
Hasil yang diperoleh pada pengulangan minggu pertama adalah persamaan kurva
bakuy B +7.07C D 16.+ dengan E B .. iperoleh hasil LI y B 01.0dan LI C
B +21.271. "emudian dihitung pula re#overy, dan hasilnya 7.+06 ++.166 dan
yang baik seharunya 7 06 .ihitung pula resolusi untuk mengetahui baik tidaknya
pemisahan dan hasil yang didapatkan sebesar 0.676.
Hasil yang diperoleh pada pengulangan minggu kedua adalah persamaan kurva bakuy
B +6.7+0C D 00.+ dengan E B .72+. iperoleh hasil LI y B 170,6+6dan LI C B
-0+, 1. "emudian dihitung pula re#overy, dan hasilnya .060+ 06.+ dan yang
baik seharunya 7 06 . ihitung pula resolusi untuk mengetahui baik tidaknya
pemisahan dan hasil yang didapatkan sebesar 0,000.
Hasil yang diperoleh pada pengulangan minggu ketiga adalah persamaan kurva bakuy
B +.6C - 0.+1 dengan E B.7. iperoleh hasil LI y B 20,dan LI C B
-017,++. "emudian re#overy tidak bisa dihitung karena kadar asam me4enamat dalam (amu
tidak ditemukan konsentrasinya. ihitung pula resolusi untuk mengetahui baik tidaknya
pemisahan dan hasil yang didapatkan sebesar 0,660.
3sam me4enamat stabil pada pH .0, sehingga apabila dalam kondisi pH yang basa
memungkinkan ter(adi degradasi.8ada praktikum ini, tidak dilakukan (usti4ikasi pH sehingga
7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum
http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 4/27
kemungkinan hasil yang berbeda didapatkan karena pH yang tidak terkontrol.8ada praktikum
pertama didapatkan E4 asam me4enamat pada .6, dan ditemukan asam me4enamat pada r4
.6 untuk sampel, hanya tidak dilakukan penotolan sampel tanpa adisi, sehingga tidak dapat
diketahui apakah di dalam sampel terdapat asam me4enamat atau tidak. 8ada praktikum
kedua ter(adi solvent 4ront, sehingga tidak didapat E4 untuk asam me4enamat. Hal ini
mungkin ter(adi karena preparasi 4ase gerak yang kurang teliti, dan mengakibatkan seluruh
sampel maupun baku terbawa hingga batas akhir elusi."emudian pada praktikum ketiga
didapat E4 1.1, karena terdapat salah pengaturan, tidak didapat pengukuran E4 yang tepat
),0-0. E4 asam me4enamat pada sekitar 1.1 baik dalam baku maupun sampel. ari data yang
didapat kemudian dapat diolah untuk mendapatkan akurasi dan presisinya."emudian pada
praktikum keempat didapat E4 asam me4enamat pada .+, dan pada sampel tidak didapatkan
asam me4enamat, tapi pada sampel yang diadisi didapati asam me4enamat, hanya karena tidak
ditemukan asam me4enamat pada sampel, tidak dapat dihitung re#overy untuk akurasinya.
8erbedaan hasil ini ter(adi karena beberapa 4aktor, seperti > bat#h (amu yang berbeda dan
preparasi 4ase gerak maupun sampel yang kurang teliti.
ilihat dari hasil yang didapatkan dari pengulangan metode sebanyak tiga kali dapat
disimpulkan bahwa metode ini kurang valid karena hasil yang didapatkan dari tiap penetapan
berbeda-beda padahal menggunakan metode, laboratorium, dan peralatan yang sama yangmembedakan hanyalah analis yang melakukannya. !ehingga dapat disimpulkan perlunya
validasi ulang pada metode ini untuk mendapatkan metode yang valid dalam menetapkan
asam me4enamat dalam (amu sakit gigi.
A1 :
5. !alidasi metode
9alidasi metode analisis digunakan untuk menun(ukkan bahwa metode analisis yang
akan digunakan layak dan diharapkan dapat memperoleh hasil analisis yang dapat
diper#aya. !uatu metode analisis dapat dikatakan valid (ika memenuhi parameter-
parameter validasi yang ditentukan. 8arameter validasi metode analisis yang digunakan
yaitu selektivitas, linearitas, akurasi, presisi, L J LI dan range.
a. Sele"ti#itas
8arameter selektivitas digunakan untuk menun(ukan bahwa metode yang
digunakan dapat membedakan senyawa yang akan diu(i dengan komponen senyawa
lainnya se#ara selekti4. <ntuk itu penentuan parameter selektivitas dapat diamati dari
7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum
http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 5/27
pemisahan peak deksametason dinyatakan sebagai nilai resolusi )Es. 8arameter
selekti4itas yang baik yaitu memiliki nilai resolusi K 0,2. :ilai Rs B 0,2 disebut
baseline resolution, yaitu pemisahan sempurna dari dua pun#ak dengan ukuran yang
sama )!pangenberg,200. 8ada penelitian ini digunakan sampel (amu yang direpetisi
sebanyak + kali. :amun kami hanya menghitung resolusi pada repetisi 2 sampel (amu
(ago adisi dan tanpa adisi karena pun#ak deksametason mun#ul pada (amu (ago tanpa
adisi dibanding repetisi 0 dan + sehingga ini akan mendukung penentuan range.
@abel ===. ata nilai resolusi (amu (ago adisi
Eepetisi E4 eksametason Eesolusi )Es
0 ,6 0,60
2 ,6 0,1+ ,6 0,1
@abel =9. ata nilai resolusi (amu (ago tanpa adisi
Eepetisi E4 eksametason Eesolusi )Es
0 ,6 0. 2,
2. 0,17
2 ,1 2,
+ ,6 0,
ket > resolusi no.0 itu untuk pun#ak yang kiri sedangkan no.2 untuk pun#ak yang
kanan dari pun#ak deksametason
Hasil yang diperoleh menun(ukan bahwa nilai E 4 yang didapat konstan, namun
dari repetisi 2 dapat terlihat bahwa nilai resolusi yang didapat K 0,2. Hal ini
menun(ukan bahwa metode dapat memisahkan kedua senyawa yang berbeda dalam
suatu #ampuran. Eentang E 4 deksametason yang didapat yaitu ,1-,6 untuk
deksametason dimana rentang ini memenuhi parameter selektivitas untuk repetisi 2.
b. A"$rasi dan %resisi &a"$
!uatu metode dikatakan akurat (ika kadar yang terukur memiliki kedekatan dengan
kadar sebenarnya, dalam hal ini dinyatakan sebagai recovery atau persen perolehan
kembali. <ntuk mengetahui akurasi dapat digunakan larutan baku atau dengan spiked
placebo )metode standar adisi. 3kurasi dengan larutan baku digunakan untuk
mengetahui akurasi instrumen sedangkan akurasi dengan spiked placebo )metode
standar adisi digunakan untuk mengetahui akurasi metode analisis. Larutan baku
yang digunakan yaitu larutan baku seri deksametason ,0 mg/mL; ,26 mg/mL;,+1 mg/mL, , mg/mL dan , mg/mL. Menurut <!8 tahun 26, penetapan
7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum
http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 6/27
akurasi dan presisi dilakukan dengan menggunakan minimal + konsentrasi dengan +
kali replikasi, pemilihan konsentrasi pada penelitian ini yaitu untuk mengcover
konsentrasi analit yang akan diu(i. Menurut <!8 tahun 26 kriteria penerimaan
untuk konsentrasi 0 ppm yaitu 7-0 0 ppm yaitu 7-06 dan untuk 0
ppm -00 untuk itu dapat diasumsikan konsentrasi + ppm memiliki persyaratan
recovery 2,2-07,2, konsentrasi 7 ppm memiliki persyaratan recovery ,-
06,+, konsentrasi 0 ppm memiliki persyaratan recovery 7,+-01,7,
konsentrasi + ppm 70,02-01,2 dan ppm memiliki kriteria penerimaan 72,2
01,2.
8arameter presisi digunakan untuk melihat kedekatan hasil-hasil pengukuran dalam
kondisi yang sama, dalam hal ini dinyatakan sebagai %9. Larutan baku yang
digunakan yaitu larutan baku seri deksametason ,0 mg/mL; ,26 mg/mL; ,+1
mg/mL, , mg/mL dan , mg/mL. Menurut Horwit' )#it., Aon'ales and
Herrador, 26, pada konsentrasi 0 ppm %9 yang dapat diterima yaitu sebesar
,6, konsentrasi 0 ppm sebesar .
@abel 9. 3kurasi dan 8resisi 5aku !eri
&a"$ Seri A'( Konsentrasi )*eco#er
S+ (!
,0 +,2,070 01,
,012 ,10
,26 027,,27 0,
,+1 0261,+,+0 +,6
, 0767,,61 0,7
, 22,1, 00,0
5erdasarkan data diatas maka akurasi untuk Larutan baku yang digunakan yaitu
larutan baku seri deksametason ,0 mg/mL; ,26 mg/mL, , mg/mL dan ,mg/mL memenuhi kriteria pada 0 ppm yaitu 7-06 ke#uali untuk konsentrasi
,+1 mg/mL tidak termasuk dalam kriteria sehingga akurasi diperoleh urang baik
sedangkan presisi yang diperoleh %9 ,10 tidak memenuhi kriteria %9 yaitu
pada 0 ppm sebesar .
c. A"$rasi dan %resisi &a"$ Adisi
8enetapan akurasi ditetapkan sebagai nilai perolehan kembali )recovery, yang
dihitung dengan rumus >
7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum
http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 7/27
Recovery=konsentarsi larutansetelahadisi−konsentrasi tanpaadisi
konsentrasi adisiteoritis ×100
!uatu metode dinyatakan valid, (ika memiliki rentang recovery antara 7
02. 8ada data (amu (ago re#overy sampel rendah adalah 3321 , sampel
sedang adalah 1494 , sampel tinggi adalah 1289 sehingga dapat
disimpulkan data (amu (ago dalam sampel rendah, sedang dan tinggi tidak akurasi
)tidak masuk rentang antara 7-02.8arameter presisi dinyatakan sebagai nilai
coefisien variation )%9 atau relative standar deviation )E!, dilakukan dengan #ara
mengukur sampel sebanyak + kali, kemudian dari data yang tersebut diperoleh !
dan rata-rata. "emudian dihitung dengan rumus >
RSD=SD
Rata−ratakonsentrasilarutan ×100
!uatu metode dinyatakan valid, (ika nilai E! * 2, . 8ada data tersebut, E!
sampel adisi pada (amu (ago dalam konsentrasi rendah adalah 77.+61 , konsentrasi
sedang 6.7+ dan konsentrasi tinggi 6.02 sehingga dapat disimpulkan
sampel adisi pada (amu (ago dalam konsentrasi rendah, sedang dan tinggi tidak
presisi. E! sampel adisi pada (amu gemuk dalam konsentrasi rendah adalah
72.67 , konsentrasi sedang .77+0 dan konsentrasi tinggi 1.062 sehingga
dapat disimpulkan sampel adisi pada (amu gemuk dalam konsentrasi rendah, sedang
dan tinggi tidak presisi.
d. Linearitas
Linieritas dinyatakan sebagai nilai koe4isien relati4 )r yang didapatkan dari hasil
pengukuran kurva baku yang diplotkan men(adi persamaan regresi linier dengan
persamaan y B bC D a. !uatu metode dinyatakan valid, (ika koe4isien relati4 )r kurva
baku mendekati nilai 0. 8ada data kurva baku deCametason diperoleh koe4isien relati4
)r adalah ,76+ dengan persamaan regresi linear> y B 2.7C D 1.0 sehingga
dapat disimpulkan data kurva baku deCametason tidak linear )tidak mendekati 0.
e. &atas +ete"si Limit of Detection, L-+
5atas deteksi dide4inisikan sebagai konsentrasi analit terendah dalam sampel yang
masih dapat dideteksi, meskipun tidak selalu dapat dikuanti4ikasi. 5atas deteksi ini
7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum
http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 8/27
merupakan kadar analit yang memberikan respon sebesar respon blanko )G5
ditambah dengan + simpangan baku blanko )+!5.
L yang didapat pada praktikum kali ini ialah ,001+ mg/mL. apat diartikan
bahwa pada konsentrasi tersebut baru bisa terdeteksi senyawa deCamethasone pada
penggunaan "L@ ensitometri ini, namun belum bisa terkuanti4ikasi. 8ada kadar
yang didapat pada semua repetisi dengan adisi baik (amu (ago maupun (amu gemuk
dan pada konsentrasi tanpa adisi baku deCamethasone repetisi 2 (amu (ago memiliki
nilai konsentrasi sebenarnya diatas nilai L sehingga dapat diartikan bahwa kadar
deCamethasone yang didapat dapat terdeteksi.
. &atas K$antii"asi Limit of Quantification, L-
5atas kuanti4ikasi dide4inisikan sebagai konsenterasi analit terendah dalam sampel
yang dapat diterima pada kondisi operasional metode yang digunakan. !ebagaimana
L, LI (uga diekspresikan sebagai konsentrasi )dengan akurasi dan presisi (uga
dilaporkan. 8enentuan nilai LI didasarkan pada standar deviasi respon )! dan
slope )! kurva baku sesuai dengan rumus LI B 0!/! atau dengan persamaan G5
D 0!5.
8ada praktikum kali ini didapat nilai LI sebesar ,+ mg/mL yang berarti pada
konsentrasi deCamethasone tersebut baru dapat terkuanti4ikasi menggunakan "L@ ensitometri. Hasil yang didapat dari semua repetisi dengan adisi baik (amu (ago
maupun (amu gemuk dan pada konsentrasi tanpa adisi baku deCamethasone repetisi 2
(amu (ago memiliki nilai konsentrasi sebenarnya diatas nilai LI sehingga dapat
diartikan bahwa kadar deCamethasone yang didapat dapat terkuanti4ikasi.
g. Range
Rangedalammetode analisis dalam intervalantarakonsentrasipaling atas dan
konsentrasi paling bawah analit yang sudah memenuhi proseduranalisisyang meliputi
akurasi, presisi, dan linearitas.
8ada praktikum kali ini didapatkan range-nya adalah ,0 , mg/mL yang
dikarenakan pada kisaran tersebut dilakukan adisi deCamethasone, namun pada hasil
per#obaan baik nilai presisi, akurasi maupun linearitas tidak masuk dalam range
sehingga range yang didapat tidak bisa dipakai dalam melihat presisi, akurasi dan
linearitas dari per#obaan ini. Range yang didapat tidak bisa dipakai dikarenakan
ter(adi kesalahan pada saat penger(aan ketika baku yang dipakai memiliki kualitas
yang berbeda dengan baku yang dipakai sebelumnya sehingga praktikan memakai
7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum
http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 9/27
baku deCamethasone yang berbeda beda yang mempengaruhi pada hasil dari
per#obaan tersebut.
A. *encana Ke +epan
Een#ana dari praktikan untuk kedepannya ialah dengan hanya menggunakan satu
(amu yaitu (amu gemuk sa(a sehingga membuat penger(aan lebih e4isien dan e4ekti4
dan (umlah (amu gemuk ditingkatkan agar konsentrasi deksametason yang didapat
lebih besar dengan menggunakan prosedur penger(aan yang telah direvisi oleh
praktikan dan melakukan replikasi pada penger(aan bukan repetisi sehingga didapat
data yang lebih baik. !elain itu, pada proses ekstraksi tidak menggunakan tahap LL
dengan #orong pisah namun hanya melarutkan (amu dengan pelarutnya kemudian
disoni4ikasi dan di saring beberapa kali hingga tidak terdapat endapan pada hasil
soni4ikasi tersebut.
&. Kesimp$lan
Nadi, pada sampel (amu obat tradisional O yang diteliti mengandung
deksametason yang dibuktikan se#ara kualitati4 menggunakan metode
"[email protected] parameter-parameter validasi kategori 0 yaitu selektivitas,
linearitas, akurasi, presisi, dan range, serta nilai L dan LI, dengan metode "L@-
densitometri sehingga di dapat kadar deksametason se#ara kuantitati4 dalam sampel
(amu obat tradisional O sudah terpenuhi dengan keseluruhan persentase progress yang
telah di#apai oleh praktikan sudah sebesar 61. Hal tersebut dikarenakan pada saat
per#obaan ini dipengaruhi oleh beberapa 4aktor seperti bahan bahan yang memiliki
kualitas yang berbeda di tiap tahap repetisi penger(aan, kesalahan pan(ang gelombang
pada per#obaan pada repetisi 2, pemakaian #hamber yang berbeda pada tahap repetisi
yang berbeda dan kebersihan dari alat yang dipakai.
7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum
http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 10/27
UV visible
A2
%&AASA +AAA. 'i K$alitati
8ada praktikum mingguke 0-, sampel yang digunakan untuk analisis kualitati4
sebanyak 2 gram. !ampel dimasukkan ke dalam beaker glass kemudian ditambahkan
larutan :a%l (enuh hingga 0mL. 8enambahan :a%l ber4ungsi untuk mengurangi
kelarutan dari natrium ben'oat pada sampel. :a%l akan meme#ah emulsi ke#ap. :a%l
yang mudah larut dalam air, akan mendorong natrium ben'oat keluar dari air. !elain itu
penambahan :a%l dapat meningkatkan ionisasi air sehingga membuat air men(adi
lebihsulit untuk ber#ampur dengan dietil eter, ketika diekstrak dengan dietil eter
nantinya.
"emudian ditambahkan :aH 0 hingga larutan bersi4at alkalis, dan distirer
selama menit, diendapkan selama semalam dan disaring. 8emberian :aH ini
bertu(uan untuk membantu pengendapan protein yang terkadung pada ke#ap. !etelah itu
4iltrat ditambahkan H%L pekat untuk mengubah natrium ben'oat men(adi asam ben'oat.
%1H%- :aD D H%l P %1H%H D :a%l
!elan(utnya larutan asam diekstraksi sebanyak + kali menggunakan dietil eter,
masing-masing 0mL. 3sam be'oat adalah asam lemah yang dapat larut dalam dietil eter
karena merupakan pelarut organik. !ehingga asam ben'oate bisa terekstrak dari 4ase
airnya. Lalu dilan(utkan dengan memanaskan ekstrak pada suhu o% di dalam lemari
asam. !ehingga didapatkan residu pemanasan.
Eesidu kemudian dilarutkan dalam akuades dan dipanaskan selama 0 menit pada
suhu -o%. Lalu larutan didinginkan se(enak, dilakukan penambahan Fe%l+. 5ila
ter(adi endapan berwarna salmon atau #in#in merah ke#oklatan maka disimpulkan bahwa
dalam sampel tersebut terkandung natrium ben'oat.
Eeaksi >
+ %1H%H D Fe%l+ P Fe)%1H%+ D + H%l
8ada pengu(ian pertama yang telah dilakukan, tidak ditemukan #in#in berwarna
merah salmon. Hal ini dapat ter(adi karena sampel ke#ap yang digunakan terlalu banyak
sehingga warnanya terlalu pekat. Qarna hitam pekat dari ke#ap menutupi warna merah
salmon dari hasil per#obaan.
8ada pengu(ian yang dilakukan kelompok lain, telah dilakukan perubahan terhadap
(umlah sampel yang digunakan. "elompok tersebut menggunakan sampel sebanyak
7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum
http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 11/27
+mg. Numlahsampeldikurangidengantu(uan agar tidak terlalu
pekatsehinggaendapanberwarna salmon atau#in#inmerahke#oklatandapatterlihat.
8rosedur yang dilakukanolehkelompokinisamadenganprosedur yang
dilakukansaatpengu(ianpertama kali. Qarnalarutandengansampelsebanyak + mg
tidakpekat, tetapihasilnyatetaptidakmun#ulendapanberwarna salmon
ataupun#in#inmerahke#oklatan.
"egagalandalampengu(iankeduadapatdisebabkanolehsampel yang
terlalusedikitsehingga(umlahasam ben'oate (ugaterlalusedikit.
lehkarenaituperludilakukanoptimasi(umlahsampel yang digunakanuntuku(ikualitati4.
&. 'i K$antitati
1. %emb$atan K$r#a &a"$ dan -ptimasi %anang 7elombang a"sim$m
8embuatan larutan standar dimulai dengan pembuatan larutan induk
mg/L. Larutan induk tersebut dibuat dengan melarutkan 2 mg asam ben'oat ke
dalam mL dietil eter. "emudian larutan standar dibuat dengan mengambil 0; 2; +;
; dan mL dari larutan induk asam ben'oat mg/L ke dalam labu takar 2 mL
dan masing-masing dien#erkan dengan dietil eter sampai tanda batas. "onsentrasi
larutan standar yang diperoleh berturut-turut ialah 2; ; 1; ; dan 0 mg/L.
!elan(utnya untuk mendapatkan pan(ang gelombang maksimum, di#ari
absorbansi larutan standar konsentrasi rendah )2 ppm, sedang )1 ppm dan tinggi
)0 ppm pada rentang pan(ang gelombang 2- nm dengan menggunakan
instrumen spektro4otometer <9-9is. Hasilnya menun(ukkan serapan maksimum ada
pada pan(ang gelombang 260. nm.
8an(anggelombangmaksimumdidapatkanpadapraktikummingguke 2. !etelah
didapatkan pan(ang gelombang maksimum, dilan(utkan dengan pengukuran masing-
masing larutan standar pada pan(ang gelombang maksimum. !elan(utnya dibuat
kurva standar yang menghubungkan absorbansi dengan konsentrasi dari masing-
masing larutan standar.
Hasildari pengukuran kurva bakuminggu 0-, didapatkan persamaan kurva
baku asam ben'oat yang paling bagus adalah y B .002+ C . dengan r B
.71+. 8ersamaan kurva baku ini terdiri dari y B bC D a, y merupakan absorbansi, C
merupakan konsentrasi larutan, b menggambarkan kemiringan kurva, dan a adalah
intersep yaitu perpotongan pada sumbu O atau tinggi kurva.
8adamingguke , kelompokanalisis !@ melakukanprosedur yang
samauntukmembuatkurvabaku. Hasilnyadidapatkanpersamaankurvabakuy B .02+
7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum
http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 12/27
C .07dengan r B .7. Hasilnyatidak(auhberbedadengankurvabaku yang
didapatkanolehkelompokanalisismakananpadamingguke .
8adamingguke 1,
kelompokanalisiskosmetikmendapatkanpersamaankurvabaku y B .+6+ C D.07
dengan r B .6. Hasildariminggu ke-1
menun(ukkanlinearitaskuvabaku(elekkarena(auhdariangka 0. !edangkanpadaminggu
ke-6, kelompokbioanalisismendapatpersamaankuvabaku y B -. C D .0666
dengan r B .7+0. Linearitas data tersebutbagus, tetapinilai b yang didapatnegati4,
sehinggakurvabakutersebutmenun(ukkansemakinbertambahnyakonsentrasi,
makasemakinmenurunabsorbansinya.
!eharusnyasemakintingginyakonsentrasimakasemakin pula absorbansinya.
8enyimpangan yang ter(adipadamingguke 1 dan 6dapatdisebabkanolehpreparasi yang kurangtepat, sepertidietileter yang
digunakantidakdisaring, baku yang sudahkadaluwarsa, praktikan yang
kurangtelitidalammelakukanper#obaansehinggater(adikesalahansaatpreparasiataukesa
lahandalamdokumentasihasil.
2. %reparasiSampel
8reparasi sampel dimulai dengan penimbangan sampel sebanyak 02 mg.
!ampel yang digunakan hanya 02 mg untuk men#egah terlalu pekatnya sampel ke#ap
yang akan menyebabkan pemisahan 4ase dalam proses ekstraksi men(adi sulit
terdeteksi. !ampel dilarutkan dalam larutan :a%l (enuh yang ber4ungsi sebagai
elektrolit untuk meme#ah emulsi dari ke#ap manis, dimana penambahan elektrolit
akan mengurangi kelarutan komponen asam ben'oat dalam air. Larutan :a%l (enuh
ini akan membuat sampel asam ben'oat dapat diekstraksi serta membuat air tidak
ter#ampurdengan dietil eter pada saat ekstraksi karena akan menambah tingkat
ionisasi dari air men(adi polar sehingga tingkat ber#ampurnya air dengan dietil eter
akan menurun )@aib dkk, 20.H%l kemudian ditambahkan beberapa tetes untuk membuat larutan men(adi
bersi4at asam. alam per#obaan ini, penambahan H%l dilakukan hingga di#apai pH
+. pH larutan sebelum ditambahakn H%l adalah . 8enambahan H%l untuk membuat
larutan bersi4at asam, bertu(uan untuk mengubah asam ben'oat yang sebelumnya
berada dalam bentuk garamnya, yaitu natrium ben'oat. !etelah mekanisme
pengubahan garam men(adi asam ini, asam ben'oat akan larut dalam pelarut organik
seperti dietil eter. leh karena itu, ekstraksi dilakukan dengan menggunakan dietil
eter.
7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum
http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 13/27
Larutan diekstrak dengan dietil eter sebanyak + kali. 8enambahan dietil eter
masing-masing ekstraksi adalah 2 mL, mL dan 1 mL. kstraksi dengan dietil
eter dilakukan sebanyak tiga kali untuk mengoptimalkan proses ekstraksi dimana
diharapkan dapat memperoleh sebanyak mungkin dari analit yang terkandung dalam
sampel. !etelah diekstraksi dengan dietil eter sebanyak tiga kali, selan(utnya hasil
ekstrak organik diambil dan di#u#i dengan :a2! yang bertu(uan menarik tapak-
tapak air yang masih terkandung dalam larutan. ari hasil ekstraksi tersebut, diambil
mL dari ekstrak organik yang kemudian dien#erkan dengan dietil eter sampai batas
tanda labu takar 0 mL. <ntuk sampel yang dilakukan penambahan larutan adisi,
masing-masing diambil mL dari hasil ekstraksi kemudian ditambahkan larutan
baku sebanyak 2 RL, +2RL dan RL kemudian dien#erkan dengan dietil eter
sampai tanda batas pada labu takar 0 mL. Masing-masing konsentrasi larutan adisi
adalah 02 ppm, 01 ppm dan 2 ppm. 8rosedur ini dilakukan sebanyak + kali untuk
memperoleh sampel dengan + kali replikasi.
Langkah ker(a yang dilakukan selama per#obaan berbeda dengan langkah
ker(a yang dia(ukan dalam proposal, dimana dalam proposal setelah dilakukan
ekstraksi dengan dietil eter sebanyak tiga kali, hasil ekstraksi di#u#i dengan larutan
H%l dan diambil ekstrak asamnya yang selan(utnya diekstrak dengan larutan :H H
dan diekstrak kembali dengan dietil eter untuk memperoleh ekstrak organik yang
digunakan untuk pengukuran. 8erubahan langkah ker(a ini dikarenakan saat
per#obaan dilakukan, kami mengukur absorbansi dari asam ben'oat yang terkandung
dalam ekstrak organik hasil ekstraksi dengan dietil eter dan mengukur absorbansi
asam ben'oat dalam ekstrak asam. Hasil yang didapat adalah diperoleh absorbansi
yang lebih tinggi dari asam ben'oat dalam ekstrak organik dibanding absorbansi dari
asam ben'oat dalam ekstrak asam. Hal ini menandakan adanya kandungan asam
ben'oat dengan konsentrasi yang lebih tinggi dalam ekstrak organik sehingga prosedur ker(a dilakukan hanya sampai tahap ekstraksi dengan dietil eter sebanyak
tiga kali untuk memperoleh ekstrak organik.
7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum
http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 14/27
3bsorbansiasamben'oatdalamdietileter )kiri
danabsorbansiasamben'oatdalamekstrakasam )kanan
@ahap penambahan larutan adisi yang dilakukan dalam per#obaan (uga
berbeda dengan tahap penambahan adisi yang dia(ukan dalam proposal karena
setelah dilakukan per#obaan, hasil yang didapat tidak sesuai dengan konsep adisi
yang seharusnya, sehingga larutan adisinya memiliki konsentrasi yang tidak tepat
dengan konsentrasi yang diinginkan. imana dalam proposal, sampel diambil
se(umlah 2 mL kemudian ditambahkan larutan adisi yang telah diketahui
konsentrasinya ke dalam labu takar mL. Hal ini menyebabkan larutan adisi yang
telah diketahui konsentrasinya akan mengalami pengen#eran lagi dari pelarut yang
ada di dalam sampel sehingga konsentrasi akan berubah. 8rosedur ker(a kemudian
diubah dimana penambahan larutan adisi dilakukan dengan penambahan mL
sampel dengan se(umlah larutan baku sesuai konsentrasi adisi yang ditu(u kemudian
ditambahkan dietil eter hingga batas tanda labu takar 0 mL. 8rosedur ini membuat
larutan adisi yang dibuat memiliki konsentrasi yang tepat.!etelah diperoleh sampel,
selan(utnya dilakukan pengukuran absorbansi dari sampel asam ben'oat
menggunakan spektro4otometer <9-vis. 8engukuran sampel dilakukan pada pan(ang
gelombang maksimum, yaitu 260. nm.
5erdasarkan hasil analisispadaminggu ke-, didapat konsentrasi asam ben'oat
dalam ke#ap tersebut dengan + kali replikasi sebesar .76, .+, dan
.06, sehingga rata-rata kadarnya adalah 16.6. "adar maksimum asam
ben'oat dalam makanan yang diperbolehkan oleh 58M adalah sebesar 1
mg/kgatau .1. 5erdasarkan hasil analisis, kadar asam ben'oat dalam ke#ap
tersebut (auh melebihi kadar yang diperbolehkan sehingga kurang layak untuk
dikonsumsi.
Hasil rata-rata penetapankadarmingguke , 1, dan 6 berturut-turutadalah
027.607, 26.076, dan 2+.6. "adar asamben'oatdalamsampel yang
7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum
http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 15/27
didapatpada + mingguterakhirtidakrasional. "adar yang
didapatkanberbeda(auhdengankadar yang didapatkanolehkelompokanalissimakanan.
Hal inidikarenakanabsorbansisampeltidakmasukdalam range kurvabaku. !eharusnya
range kurvabakudibuatlebihlebaratausampeldien#erkan.
!elain melakukan penetapan kadar, dilakukan (uga validasi metode analisis,
berikut hasilnya >
1. A"$rasi
3kurasi diukur dari re#overy yang didapat dari perhitungansampel yang
diadisidantanpaadisi.
)Aon'ales and Herrador, 26
ari tabel tersebut, re#overy di atas, untuk unit 0 ppm, akurasi yang baik
adalah antara -00.
SMetodeper#obaaninidilakukanolehempatkelompok yang berbeda.
8adametodeiniterdapat + adisiyaituadisi 02 ppm, 01 ppm, dan 2 ppm.
5erikuthasilpersen re#overy yang didapatdari kelompok >
re#overy adisi
02 ppm
re#overy adisi
01 ppm
re#overy adisi
2 ppm
Minggu ke- 00.0++ 01.21+ 00.1
Minggu ke- 7.+ 26.101 27.211Minggu ke-1 -+.2 -+.17 -7.6
Minggu ke-6 -76.22 -010.1 -201.11
ari data hasilper#obaan, tidak ada yang memenuhi range akurasi yang
telahditentukan. 5ahkanada re#overy yang bernilainegati4,
halinidikarenakannilaiabsorbansi yang tidakmasukdalam range
kurvabakudannilaiabsorbansilarutan yang
diadisilebihke#ildaripadanilaiabsorbansilarutantanpaadisi. Hal
inidapatdisebabkanolehkesalahandalampreparasi. ata padaminggu ke- dan -rasionalnamunhasilnyasangatbesar. ari data tersebut dapatdisimpulkan bahwa
7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum
http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 16/27
metode yang kami gunakanan tidak akurat. re#overy yang besar tersebut dapat
disebabkan karena adanya pengotor pada sampel ataupun wadah yang digunakan.
2. %resisi
8resisi diukur dari E!/%9 yang didapat dari perhitungan.
mpatkelompokmenggunakanmetode yang samadanmen#arinilai E! dan %9.
:ilai %9 yang didapatkanselama mingguseluruhnyalebihdari 00.+.
Hanyaper#obaanpadaminggu ke-1 yang memilikinilai %9 kurangdari .
Qalaupunbegitu, terdapatkesalahanpada data minggu ke-1,
dimanaseluruhlarutanbaik yang diadisimaupuntanpaadisimemilikiserapan yang
hampirsama.
)Aon'ales and Herrador, 26
ari table di atas, nilai E! untuk unit 0 ppm dalam menentukan presisi yang
baik adalah tidak lebih dari 00,+ berdasarkan Horwit' E!. ari data yang
didapat, rata-rata E! lebihdari 00.+.!elama minggudiu(i intermediate
pre#ision darimetode kami, namunbaik inter day maupunintra dayhasil %9
sangatbesar. =ni berarti keterulangan metode kami kurang baik. Hal ini dapat
disebabkan karena preparasi sampel yang dilakukan oleh beberapa orang
sehingga hasilnya berbeda-beda.
3. Spesiisitas
!pesi4isitas dilihat dari peak yang didapat dari pengukuran analit. ari per#obaan
ini, metode yang digunakan sudah spesi4ik karena pada pan(ang gelombang
maksimum, yaitu 260, nm, hanya terdapat satu peak sa(a yaitu peak dari asam
ben'oat itu sendiri.
4. Linearitas
7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum
http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 17/27
Linearitas dilihat dari nilai r yang didapat dari kurva standar baku asam ben'oat.
5erdasarkanpengu(ian yang dilakukanoleh kelompok, hanya kurva baku
minggu ke- dan yang memliki nilai r mendekati 0. :ilai r paling bagus yang
didapat adalah .71+. :ilai r pada minggu ke , 1, dan 6 berturut-
turutadalah.7, .6, dan .7+0. 5erdasarkanhasilpengu(ian,
dapatdisimpulkanmetode yang kami gunakansudah#ukup linear karenanilai r
sudahmendekati 0.
5. *ange
Eange yang digunakan pada analisis ini adalah pada rentang 2-0 ppm, sesuai
dengan kadar terendah larutan standard yaitu 2 ppm dan kadar tertinggi larutan
standard yaitu 0 ppm. 8adahasilpengu(ianminggu ke-, seluruh sampel masuk
dalam range kurva baku. :amun hasilpengu(ianminggu ke-6, tidakadasampelyang masukdalam range kurvabaku. Hal inidapatdisebabkankarenabaku yang
sudahkadaluwarsaataukesalahandalampreparasisampel.
7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum
http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 18/27
&A& !
KS8%'LA
0. 5erdasarkanhasilper#obaan, kadar asam ben'oat dalam ke#ap manis merek :iki !ari
adalah 16.6dengan %9 2+.21.
2. 5erdasarkanhasilpengu(ian, kadar asam ben'oat dalam ke#ap manis merek :iki !ari
tidak sesuai dengan ketentuan dari 8EM:"! :o 622/Menkes/per/0O/07,
karena kadar maksimal yang dii'inkan adalah 1 mg/kgatau .1.
+. Metode yang digunakan untuk mengukur kadar asam ben'oat dalam ke#ap manis
merek :iki !ari sudah spesi4ik dan lineardalamrentang 2-0 ppm, namun
tidakmemenuhi syarat presisi dan akurasi.
7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum
http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 19/27
30 <9- 9isibel 5ioanalisis
1. Hasilvalidasi metode analisis parasetamol dalam plasma darah menggunakan
spektro4otometer 9isible>
Hasil kurva kalibrasi six to eigthyang diperoleh kurang linier dengan persamaan
sebagai berikut>
a. y B ,+6+C ,22 dengan nilai r B ,712
b. y B ,0C D,6 dengan nilai r B ,70
• Metode sudah presisi ditun(ukkan oleh nilai E! sebesar ,21, ,11
dan ,2.
Metode belum akurat ditun(ukkan oleh nilai Eelative rror sebesar 00,+;
2,6; +,76.
Ee#overy belum baik karena bernilai minus yang diakibatkan oleh kesalahan
teknik penambahan adisi 8ara#etamol.
!ensitivitas metode sudah baik ditun(ukkan dengan nilai LLI sebagai berikut>
a. 0,0607 Rg/mL
b. 0, + Rg/mL
2. 8enetapan kadar parasetamol dalam plasma darah yang terukur sebagai berikut>
a. 2,+110Rg/mL, 2+,22 Rg/mL, dan 2,20 Rg/mL.
b. +1,60Rg/mL.
#. !e#ara keseluruhan, metode bioanalisis para#etamol dalam plasma darah yangdilakukan memiliki reprodusibilitas yang rendah. Hal tersebut ditun(ukkan
dengan adanya variable yang tidak terkontrol, yaitu tikus yang digunakan, yang
menyebabkan ketidaksamaan perolehan (umlah plasma dan supernatan plasma.
Hal tersebut menyebabkan tidak semua parameter validasi serta penetapan kadar
dapat dilakukan dan diu(i, sehingga data yang didapatkan terbatas, hanya
sebanyak plasma yang didapat pada setiap kali replikasi. 8ada replikasi 2,
didapat banyak banyak supernatant plasma, sehingga dapat digunakan untuk
penentuan kurva baku dan 0 kali penetapan kadar. !ementara itu, pada replikasi
0 dan +, plasma yang diperoleh banyak, namun hanya sedikit supernatan plasma
yang didapatkan, sehingga hanya dapat digunakan untuk melakukan penetapan
kadar. 8lasma yang sedikit tersebut menyebabkan pada replikasi 0 dan + tidak
dapat dilakukan penentuan kurva baku yang menyebabkan penetapan kadar
yang dilakukan pun tidak dapat dihitung berapa kadar yang sebenarnya.
GC analsis A1
7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum
http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 20/27
2.1 %embahasan
@u(uan dari $3nalisis tanol alam Hand Sanitizer !e#ara "romatogra4i Aas&
adalah untuk mengatahui apakah metode kromatogra4i gas untuk menetapkan kadar
etanol dalam handsanitizer telah memenuhi parameter validasi. !elain itu, untuk
mengetahui kadar etanol pada sampel handsanitizer yang diu(i sehingga dapat diketahuiapakah sampel tersebut aman dan memenuhi persyaratan kadar etanol sesuai ketentuan
handbook of excipient .
8rinsipdasarkromatogra4i gas melibatkanvolatilisasiataupenguapansampeldalam
inlet in(ektor, pemisahankomponen-komponendalam#ampuran,
dandeteksitiapkomponendengandetektor )Eohman, 27.
alam per#obaan ini sampel yang dianalisis merupakan etanol dan baku internal
)butanol dengan si4at mudah menguap sehingga sesuai untuk dianalisis dengan metode
gas kromatogra4i. !elain melibatkan volatilitas analit, pemisahan (uga melibatkan
interaksi analit dengan 4ase diam, dimana analit didorong oleh suatu gas pembawa. 8ada
per#obaan ini 4ase diam yang digunakan adalah %8-waC 2 %5 yang berisi polietilen
glikol )#enderung non polar dan 4ase gerak yang digunakan adalah :itrogen, Hidrogen
dan udara.etektor yang digunakan ialah Flame Ionization Detector )F=.
"elebihankromatogra4i gas>
0. 3nalisisberlangsungdengan#epat
2. 4isien, memberikanresolusi yang tingi
+. !ensiti4
. Membutuhkansampeldalam(umlahsedikit
. @erper#ayadanrelati4simpel
)M#:air, 077.
"ekurangankromatogra4i gas>
0. @erbatasuntuksenyawavolatil
2. @idak#o#okuntuksenyawa yang temperaturnyatidakstabil
+. <mumnyasusahuntuksenyawadenganpreparasi yang besar
)M#:air, 077.
3nalisis etanol pada hand sanitizer “x dengan kromatogra4i gas diren#anakan
akan dilakukan selama minggu. Minggu pertama dilakukan orientasi, minggu kedua
dilakukan optimasi, minggu ketiga dan keempat dilakukan validasi, sehingga diharapkan
seluruh prosedur dapat diselesaikan dalam (angka waktu yang telah ditentukan.
!ampel yang dianalisis adalahhand sanitizer $C& yang mengandung etanol 1
b/b dan =rgasan 8 + ,0. Menurut metode analisis etanol dalam <!8 +, disebutkan
bahwa standar internal yang digunakan adalah a#etonitril, namun karena di laboratorium
tidak tersedia dan harganya relati4 mahal untuk dibeli sendiri, maka kami memutuskan
untuk mengganti standar internal a#etronitril men(adi butanol.!tandar internal butanol
absolut 77,1 v/v diharapkan dapat memimik si4at dari baku primer yang digunakan
yaitu etanol absolut 77,7 v/v. 3lasan dari penggunaan baku internal adalah si4at dari
etanol yang kurang stabil dan mudah menguap, selain itu (uga untuk mengantisipasi saat
7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum
http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 21/27
ter(adi kesalahan volume in(eksi. !ehingga dengan adanya baku internal butanol absolut
77,1 kesalahan yang mungkin ter(adi selama proses analisis etanol dapat dikoreksi.
8ada per#obaan ini, tr etanol adalah 2 detik, sedangkan tr butanol adalah + detik, hal
ini menun(ukkan bahwa penggunaan butanol sebagai standar internal telah memenuhi
syarat e4isiensi waktu.8adatahap orientasi, praktikanmengu(i#oba sistem kromatogra4i gas agar
diperoleh pemisahan butanol dan etanol yang baiksepertipada(urnal. 8adametode di <!8
+, kolom yang digunakanadalah5-00. 8adapraktikumini,
praktikanmenggunakankolom5-060 yang komposisinyasamadengankonsentrasi yang
berbeda. "olom5-00dan5-060berisicyanopropylmethyl! phenylmethyl! dan
polisiloxan. @etapi pada akhirnya praktikan menggunakan kolom %8-QaC karena
pemisahan butanol dan etanol menggunakan 5-060 tidak bagus.
Lalupadametode <!8, suhu kolom o% selama menit kemudian suhu
ditingkatkan sebesar 0o% per menit hingga suhu men#apai 2o%, sedangkan temperatur
kolom yang praktikangunakan2o%dikarenakanwaktusekalirunning pada <!8 terlalu
lama yaitu, sebesar2 menit. @etapi setelah praktikan melakukan optimasi, didapatkan
hasil temperatur yang optimal untuk pemisahan etanol dan butanol adalah 6o% pada
awal in(eksi sampel dan akan naik 0o% se#ara bertahap hingga 2o#. engan mengatur
suhu kolom ke dalamsistem gradient, sehingga waktu sampel untuk berinteraksi dengan
4ase diam akan lebih lama, dan diharapkan diperoleh pemisahan peak etanol dan butanol
yang baik.
Range pada "as #hromatography yang praktikan gunakan adalah , range
adalah range yang paling baik di mana peak etanol dan butanol memisah se#ara
sempurna. 8ada range 0 dan 2, pun#ak dari etanol dan butanol sangat ke#il dan terkadangsalah satu pun#ak tidak mun#ul, sehingga praktikan memilih range untuk metode ini.
Hasil dari orientasi se#ara lengkapnya adalah sebagai berikut>
Aas :itrogen, Hidrogen, <dara
"olom %p-QaC 2 %5, 2 m C ,+2 mm
Fase iam 8olietilenglikol
Nenis etektor FID ) flame ionization detector$
@ekanan "olom 0 psi
@ekanan <dara bar
@ekanan Hidrogen 0, bar @ekanan :itrogen 2,2 bar
Split %ent 77,+ ml/menit
&urge %ent +,+ ml/menit
"e#epatan 3liran Aas @otal ml/menit
"e#epatan 3liran Aas <dara +7 ml/menit
"e#epatan 3liran Aas Hidrogen +1,2 ml/menit
"e#epatan 3liran Aas 8embawa
:itrogen
,7 ml/menit. :itrogen make up> 26,
ml/menit
@emperatur 3wal 6o%
Initial 'ime 2 menit Rate +o% /min
7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum
http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 22/27
@emperatur Final 22o%
Qaktu Final 2 menit
=n(ektor 5 2o%
etektor 3 2o%
Range
@abel 0. Hasil ptimasi !istem "as #hromatography
8ada per#obaan ini, semua preparasi dilakukan dengan sangat hati-hati untuk
menghindari adanya kontaminasi. !emua labu ukur yang akan digunakan di bilas
dengan etanol sebanyak +C kemudian dibilas dengan aseton sebanyak +C dan
dilan(utkan dengan membilasnya kembali dengan etanol sebanyak +C. !etelah itu
semua labu ukur di oven hingga kering. 8emanasan dalam oven berpotensi
menyebabkan labu ukur yang terbuat dari ka#a dapat memuai sehingga
mempengaruhiketelitiandarialatsertamemungkinkanetanoldanbutanolakanmenguap,
maka dari itu setelah labu ukur dikeringkan dengan oven, labu ukur harus didinginkan
kembali.5aku primer etanol yang kami gunakan adalah etanolabsolute 77,7 v/v serta
baku internal butanol absolute 77,1 v/v. 5aku etanol dan standar internal butanol
yang praktikan gunakan, keduanya dibeli dari supplier dengan merek dagang (erck )*
8er#obaan dilakukan dengan men#ari linieritas terlebih dahulu, yaitu dengan
in(eksi baku etanol 1 v/v dilan(utkan dengan in(eksi baku butanol 1 v/v. !etelah
running selama 0 menit, diperoleh data kromatogram baku etanol 1 v/v yang
kurang baik karena ada peak lain selain etanol yang mengekor dibelakangnya, atau
dengan kata lain peak etanol pe#ah. 5erikut adalah pro4il kromatogram dari baku
etanol 1 v/v >
Aambar 0. 8ro4il "romatogram 5aku tanol 1 v/v
&eak butanol pada kromatogram baku butanol 1 v/v tidak mun#ul, hal ini
dikarenakan butanol sangat volatile sehingga pada saat proses preparasi hingga in(eksi
diduga butanol sudah menguap. 5erikut adalah pro4il kromatogram baku butanol 1
v/v >
etanol
7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum
http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 23/27
etanol b!tanol
Aambar 2. 8ro4il
"romatogram 5aku
5utanol 1 v/v
"emudian dilakukanin(eksi baku etanol-
butanol dari seri 0-
atau seri konsentrasi 2
v/v-0 v/v, dan
diperoleh pro4il
kromatogram seperti tertera pada data. ari data tersebut etanol selalu mun#ul pada tr
2 detik dan peak kedua selalu mun#ul pada tr + detik, dengan demikian peak
kedua itu merupakan butanol )standar internal yang digunakan dalam pembuatan
larutan baku. ari u(i linieritas yang dilakukan diperoleh persamaan regresi linier G B
,1C D , dengan E 2B ,707. !ehingga diperoleh koe4isien korelasi )r sebesar
,71. !edangkan ketentuaan 33% memprasyaratkan linieritas yang baik adalah
pada nilai E 2 tidak kurang dari ,777. !ehingga dapat disimpulkan bahwa linieritas
dari metode ini kurang baik.
"emudian dilan(utkan dengan u(i akurasi serta presisi yaitu dengan in(eksi
sampel konsentrasi rendah )2 v/v, konsentrasi tengah )1 v/v, dan konsentrasi
tertinggi )0 v/v dan diperoleh 2 pun#ak utama yang mengindikasikan etanol dan
butanol, dengan pro4il kromatogram sebagai berikut >
Aambar +. 8ro4il "romatogram !ampel !eri "onsentrasi 2 v/v
7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum
http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 24/27
etanol b!tanol
etanol b!tanol
Aambar . 8ro4il "romatogram !ampel !eri "onsentrasi 1 v/v
Aambar . 8ro4il "romatogram !ampel !eri "onsentrasi 0 v/v
8un#ak etanol pada sampel terpisah lebih baik daripada pun#ak etanol pada
baku etanol 1 v/v, hal ini mengindikasikan bahwa terdapat masalah pada baku
etanol absolute yang kami gunakan )dari supplier Mer#k T. Hal ini ditun(ukkan pula
dengan pun#ak etanol pada baku etanol 1 v/v yang pe#ah.
ata konsentrasi yang kami dapat adalah>
Sample 0> 2,617 v/v
Sample 2> 7,1 v/v
Sample +> 01, 166 v/v
ari data tersebut, disimpulkan bahwa akurasi dari ketiga tingkat konsentrasi
sample yang kami dapatkan tidak terlalu bagus.Sampel++le seri konsentrasi tertinggi) 0 v/v tidak masuk pada rentang konsentrasi seri baku, seharusnya seri
konsentrasi sample diturunkan sehingga diperoleh range yang memenuhi syarat
akurasi, presisi, dan linieritas.
Hal itu dikarenakan baku digunakan bermasalah, baku etanol yang tersedia di
laboratorium kemurniannya kurang baik. apat kita lihat pada baku seri 0 sampai ,
peak etanol dan butanol pe#ah, peak yang pe#ah tersebut mengindikasikan bahwa
terdapat pengotor pada baku yang digunakan. !ehingga peak di belakang etanol
maupun butanol pada kromatogram diduga masih area etanol atau butanol yang tidak
terhitung. Hal ini menyebabkan (umlah3<% pada bakunya ke#il, sehingga didapatkan
konsentrasi pada baku seri 0 sampai lebih ke#il dari yang seharusnya. Hal itu
7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum
http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 25/27
menyebabkan konsentrasi sampel yang didapatkan terlihat lebih besar, sehingga ,
recovery yang didapatkan besar.
8ada praktikum kali ini, praktikan tidak bisa mendapatkan data parameter
presisi dan akurasi serta penetapan kadar, dikarenakan belum didapatkan data
replikasi sampel. 8arameter presisi dan akurasi seharusnya bisa didapat dari E!
dan re#overy, minimal + konsentrasi dengan masing-masing + determinasi.
!elektivitas didapat dari nilai perhitungan resolusi dan tailing factor. :ilai
resolusi dan tailing 4a#tor dipilih dari hasil peak kromatogram yang terbaik menurut
praktikan yaitu pada baku, praktikanmemilih baku seri konsentrasi 0 dan pada
sampeldipilih dari sample 2 konsentrasi 1.
ata baku seri konsentrasi 0v/v didapat E B 0,2; @4 etanol B 0; @4 butanol
B ,6. ari data ini dapat disimpulkan bahwa pemisahan peak etanol dan butanol
bagus sesuai dengan persyaratan 33% yaitu EU0,. idapatkan pula peak etanol
yang baik yaitu sesuai persyaratan tailing factor mendekati 0. !edangkan peak
butanol didapat peak yang tidak terlalu baik dengan tailing factor ,6. 'ailing factor B0 menandakan peak tidak mengalami tailing maupun fronting . 8ada peak
butanol, peak mengalami tailing , dikarenakantailing factor kurang dari 0.
ari data sampel 2 konsentrasi 1v/v didapat E B 2; @4 etanolB ,6; @4 butanol
B 0,6. 8emisahan peak etanol dan butanol pada sampel2 ini (uga baik, didapat
resolusi 2 dan hal ini tidak sesuai dengan persyaratan 33% yaitu resolusi yang baik
U0,. &eak etanol didapat kurang baik karena tidak mendekati 0, dapat dilihat bahwa
peak etanol memang tailing . !edangkan peak butanol didapatkan sangat (auh dari 0,
hal ini dapat terlihat dari peak butanol yang dihasilkan memang terlihat sangat tailing.
@er(adi peak yang tailing dikarenakan analit berinteraksi kuat dengan 4ase diam
sehingga akan keluar lebih lama. ari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa
parameter resolusi tidak terpenuhi karena terdapat tailing factor yang tidak sesuai
dengan ketentuan pada 33%.
8ada u(i sensiti4itas, nilai L dan LI yang didapatkan #ukup besar yakni
L B +,2 v/v dan nilai LI B 0, + v/v. !edangkan seri konsentrasi
baku yang digunakan antara 2 v/v 0 v/v. :ilai L dan LI yang #ukup
besar menun(ukkan sensiti4itas metode yang kurang baik. !elain itu perhitungan L
dan LI kurang valid, hal ini dikarenakan peak etanol dan butanol yang pe#ah
sehingga area under curve yang dihasilkan (adi sempit atau tidak sesuai dengan
konsentrasi teoritis dari baku!etelah dilakukan validasi =, dilakukan replikasi dari metode yang dilakukan.
Eeplikasi dilakukan untuk mengetahui repeatability dari metode yang telah dioptimasi
dan divalidasi pada tahap sebelumnya.
ari replikasi yang dilakukan, diperoleh parameter-parameter validasi antara
lain, linieritas, selektivitas, serta sensitivitas. Linieritas yang didapatkan kurang baik
yaitu dengan nilai koe4isien korelasi )r sebesar ,6 yang mengindikasikan metode
ini kurang linier. !elain itu sensitivitasnya kurang baik, hal ini dapat dibuktikan
dengan adanya nilai L sebesar 00,02+0 v/v dan LI sebesar +6,660 v/v.
:ilai L dan LI yang dihasilkan tidak relevan, hal ini karena linieritas yang
7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum
http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 26/27
didapatkan kurang bagus, sehingga mempengaruhi nilai ŷ yang digunakan dalam
perhitungan L dan LI.
ata kadar etanol pada hand sanitizer yang didapatkan pada replikasi
selan(utnya adalah>
o Sample 0> ,21 v/vo Sample 2> 00,7 v/v
o Sample +> 0, v/vdan +,72
8arameter akurasi, presisi, serta penetapan kadar tidak diperoleh karena
replikasi sampel tidak didapatkan. !ehingga tidak dapat dilakukan perhitungan
parameter-parameter validasi tersebut. :amun demikian, data selektivitas yang
ditun(ukkan oleh baku seri + konsentrasi 1 v/v #ukup baik, yang ditun(ukkan oleh
nilai resolusi sebesar 6,. Hal ini mengindikasikan pemisahan peak etanol dan butanol
#ukup baik dan memenuhi persyaratan =%H. !elain resolusi, nilai @F - 'ailing
Factor $ yang dihasilkan (uga sangat bagus yakni 0, yang menun(ukkan bahwa peak
yang dihasilkanbaik etanol maupun butanol sangat baik atau tidak tailing.
Masalah yang sering kali ter(adi ketika dilakukan replikasi adalah peak butanol
tidak mun#ul. "emungkinan dikarenakan butanol kurang stabil selama preparasi.
!elain itu diduga baku yang digunakan terkontaminasi sehingga peak nya pe#ah dan
3<% yang didapatkan lebih ke#il dari data yang seharusnya didapatkan.
ata replikasi yang didapatkan kurang bagus, hal ini menun(ukkan bahwa
metode tersebut memiliki repeatabilityyang kurang bagus. Metode tersebut kurang
baik (ika dilakukan oleh analis yang berbeda.
&A& 888
KS8%'LA +A SA*A
3.1 Kesimp$lan"esimpulan dari $3nalisis tanol dalam Hand Sanitizer !e#ara "romatogra4i Aas&
adalah
− Metode belum memenuhi persyaratan validasi karena masih banyak parameter
yang didapatkan dan sesuai dengan kriteria penerimaan berdasarkan 33%.
− ata kadar etanol pada hand sanitizer yang didapatkan pada per#obaan 0
adalah>
o Sample 0> 2,617 v/v
o Sample 2> 7,1 v/v
o Sample +> 01, 166 v/v
ata kadar etanol pada hand sanitizer yang didapatkan pada replikasi
selan(utnya adalah>
7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum
http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 27/27
o Sample 0> ,21 v/v
o Sample 2> 00,7 v/v dan +,72v/v
o Sample +> 0, v/v
"adar yang didapat belum dapat dipastikan kebenarannya karena metode belum
tervalidasi
3.2 Saran
5aku etanol dan butanol sebaiknya diganti, tidak menggunakan yang bermerek
Mer#k T dan N@-5aker T
GC A2 bel!m ada"ak! b!ka kok
isi na AAS#