161
i PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA DAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA PERANCIS SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Hukum Oleh : Hyang Iman Kinasih Gusti NPM. 5117500096 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL 2021

PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

i

PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA

DAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA PERANCIS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Hukum

Oleh :

Hyang Iman Kinasih Gusti

NPM. 5117500096

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL

2021

Page 2: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

ii

Page 3: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

iii

Page 4: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

iv

Page 5: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

v

ABSTRAK

Setiap negara dalam mengatur jalannya roda pemerintahannya

menggunakan sistem pemerintahan yang berbeda-beda, negara dan sistem

pemerintahan adalah suatu kesatuan dimana lembaga-lembaga negara bekerja dan

berhubungan satu sama lain, dimana setiap lembaga negara harus menjalankan

tugasnya dengan sebaik mungkin agar tujuan dari suatu negara tersebut berhasil

menyelenggarakan serta terwujudnya kesejahteraan masyarkat dan kepentingan

negara.

Penelitian ini bertujuan : (1) Bertujuan untuk mengetahui sistem

pemerintahan di negara Indonesia dan sistem pemerintahan negara Perancis. (2)

Bertujuan untuk mengetahui bagaimana perbedaan sistem pemerintahan di negara

Indonesia dan sistem pemerintahan negara Perancis. Jenis penelitian ini adalah

penelitian kepustakaan dengan pendekatan normatif dan pendekatan

perbandingan. Teknik pengumpulan datanya melalui studi kepustakaan, serta

dianalisa dengan metode kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa perbedaan antara

sistem pemerintahan yang diterapkan oleh negara Republik Indonesia dan sistem

pemerintahan yang digunakan oleh negara Perancis, dimana dalam hal ini sistem

pemerintahan yang digunakan oleh negara Republik Indonesia berdasarkan

konstitusi yang berlaku adalah sistem pemerintahan presidensial sedangkan sistem

pemerintahan yang digunakan oleh negara Perancis Republik kelima adalah

sistem pemerintahan semi presidensial. Perbedaan sistem pemerintahan yang

diterpakan pada kedua negara adalah suatu hal yang wajar, perbedaan tersebut

diataranya terletak pada tatanan lembaga eksekutif, lembaga legislatif serta

lembaga yudikatif pada kedua negara dalam menjalankan roda pemerintahannya.

Kata Kunci : Sistem Pemerintahan, Perbedaan Sistem Pemerintahan, Sistem

Pemerintahan Negara Republik Indonesia dan Sistem

Pemerintahan Negara Perancis.

Page 6: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

vi

ABSTRACT

Each country in regulating the running of its government uses a different

system of government, the state and the government system are a unit where state

institutions work and relate to each other, where each state institution must carry

out its duties as well as possible so that the goals of a country are succeeded in

organizing and realizing the welfare of the community and the interests of the

state.

This study aims : (1) Aims to find out the system of government in Indonesia

and the system of government in France. (2) Aims to find out how the government

system in Indonesia differs from that in France. This type of research is library

research with a normative approach and a comparative approach. The data

collection technique is through literature study, and analyzed using qualitative

methods.

The results of this study indicate that there are several differences between

the government system implemented by the Republic of Indonesia and the

government system used by the French state, where in this case the system of

government used by the Republic of Indonesia based on the applicable

constitution is a presidential system of government while used by the French state

The fifth republic is a semi-presidential system of government. The difference in

the government system applied to the two countries is a natural thing, the

difference lies in the order of the executive, legislative and judicial institutions in

the two countries in carrying out the wheels of government.

Keywords : Government System, Differences in Government System, State

Government System of the Republic of Indonesia and French State

Government System

Page 7: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada:

1. Kedua Orang Tua dan keluarga besar penulis sebagai the biggest support

system.

2. Diri sendiri. Thank you and if I never tried, I would never know.

3. Sahabat Terbaiksaya, Terimakasih yang sudah menjadi motivator dan

penyemangat dalam pengerjaan skripsi ini.

4. Teman-teman penulis, Thanks you for being a good person to me.

Page 8: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

viii

HALAMAN MOTTO

“Jangan Menunda Pekerjaan Sampai Besok Jika Hari Dapat Diselesaikan Maka

Tuntuskanlah”

Page 9: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

ix

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah Swt, alhamdulillah

penyusunan skripsi ini dapat selesai. Dengan skripsi ini pula penulis dapat

menyelesaikan studi di Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas

Pancasakti Tegal. Shalawat dan salam penulis sampaikan kepada Rosulullah Saw.

Yang membawa rahmat sekalian alam.

Penulis sampaikan bahwa dalam proses penulisan skripsi ini tidak lepas dari

bantuan dan dorongan berbagai pihak yang kepadanya patut diucapkan

terimakasih. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Fakhruddin., M.Pd., selaku Rektor Universitas Pancasakti

Tegal.

2. Bapak Dr. H. Achmad Irwan Hamzani., S.H.I., M.Ag, selaku Dekan

Fakultas Hukum Universitas Pancasakti Tegal.

3. Ibu Kanti Rahayu., S.H., M.H., selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum

Universitas Pancasakti Tegal.

4. Bapak H. Toni Haryadi., S.H., M.H., selaku Wakil Dekan II Fakultas

Hukum Universitas Pancasakti Tegal.

5. Bapak Imam Asmarudin., S.H., M.H., selaku Wakil Dekan III Fakultas

Hukum Universitas Pancasakti Tegal.

6. Ibu Tiyas Vika Widyastuti., S.H., M.H., selaku Sekretaris Program Studi

Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Pancasakti Tegal.

Page 10: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

x

7. Bapak Dr. H. Imawan Sugiharto, S.H., M.H. selaku Dosen Pembimbing I

dan dan Bapak Imam Asmarudin, S.H., M.H. selaku Dosen Pembimbing II

yang telah berkenan membimbing.

8. Segenap Dosen Fakultas Hukum Universitas Pancasakti Tegal yang telah

memberikan bekal ilmu pengetahuan pada penulis sehingga bisa

menyelesaikan studi Strata 1. Mudah-mudahan mendapatkan balasan dari

Allah Swt. Sebagai amal shalih.

9. Segenap pegawai administrasi/karyawan Universitas Pancasakti Tegal

khususnya di Fakultas Hukum yang telah memberikan layanan akademik

dengan sabar dan ramah.

10. Orang tua, serta saudara-saudara penulis yang memberikan dorongan

moriil pada penulis dalam menempuh studi.

11. Kawan-kawan penulis, dan semua pihak yang memberikan motivasi dalam

menempuh studi maupun dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat

disebutkan satu-persatu.

Semoga Allah Swt. Membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan

yang lebih dari yang mereka berikan kepada penulis. Akhirnya hanya kepada

Allah Swt. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya, dan bagi pembaca umumnya.

Tegal, 2021

Penulis

Page 11: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .... Error! Bookmark not defined.

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii

PERNYATAAN ..................................................................................................... iii

ABSTRAK .............................................................................................................. v

ABSTRACT ........................................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... vii

HALAMAN MOTTO .......................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 8

D. Manfaat penelitian .................................................................................................... 8

E. Tinjauan Pustaka ....................................................................................................... 9

F. Metode Penelitian ................................................................................................... 13

G. Sistematika Penulisan ............................................................................................ 16

BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL ................................................................... 17

A. Perbandingan Hukum Tata Negara ...................................................................... 17

1. Pengertian Hukum Tata Negara ................................................................ 17

2. Perbandingan Hukum Tata Negara ........................................................... 24

B. Konstitusi ................................................................................................................. 33

C. Tinjauan Umum Tentang Negara ......................................................................... 36

1. Pengertian Negara ..................................................................................... 36

2. Bentuk Negara ........................................................................................... 40

3. Tujuan dan Fungsi Negara ........................................................................ 43

4. Unsur-Unsur Negara ................................................................................. 46

Page 12: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

xii

5. Hubungan Negara dan Sistem Pemerintahan ............................................ 48

D. Sistem Pemerintahan Menurut Hukum Tata Negara ......................................... 50

1. Sistem Pemerintahan Parlementer ............................................................. 54

2. Sistem Pemerintahan Presidensial ............................................................. 56

3. Sistem Pemerintahan Campuran (quasi) ................................................... 62

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 70

A. Sistem Pemerintahan di Negara Indonesia dan Sistem Pemerintahan Negara

Perancis .................................................................................................................... 70

1. Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia .................................... 70

2. Sistem Pemerintahan Negara Republik Perancis .................................... 107

B. Perbedaan Sistem Pemerintahan di Negara Indonesia dan Sistem

Pemerintahan Negara Perancis ........................................................................... 124

BAB IV PENUTUP ............................................................................................ 133

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 133

B. Saran ....................................................................................................................... 136

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 137

Page 13: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Model Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia

Berdasarkan Pada Periode-Periode Berlakunya Konstitusi Negara

Republik Indonesia ................................................................................ 73

Tabel 3.2 Perkembangan bentuk pemerintahan Prancis sejak 1789 .................... 111

Page 14: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengertian negara secara konstitutif adalah negara merupakan suatu

asosiasi yang menyelenggarakan penertiban masyarakat pada suatu wilayah

berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh pemerintah dengan

maksud tersebut diberi kekuasaan memaksa. 1 Beberapa aspek negara yang

dimaksud adalah negara merupakan organisasi dari sekelompok orang yang

bertempat tinggal disuatu wilayah, negara sebagai asosiasi yang bertindak

berdasarkan undang-undang yang dibuat pemerintah, fungsi negara sebagai

pemelihara ketertiban masyarakat umum, negara diberi kekuasaan yang

bersifat memaksa oleh undang-undang untuk menjaga ketertiban masyarakat.2

Negara dalam menjalankan tatanan pemerintahannya membutuhkan

adanya sistem pemerintahan guna memperlancar berjalannya roda

pemerintahan didalamnya. Sistem pemerintahan dapat diartikan sebagai suatu

struktur yang terdiri dari fungsi legislatif, eksekutif dan yudikatif yang saling

berkaitan dalam bekerja dan saling mempengaruhi satu sama lain.3 Menurut

Jimly Asshidiqie sistem pemerintahan diartikan sebagai sistem hubungan antar

lembaga negara.

1 Hotma P. Sibuea, Ilmu Negara, Jakarta: Erlangga, 2014, hlm. 37-38 2Ibid. 3 Cora Elly Novianti, “Demokrasi dan Sistem Pemerintahan”,Jurnal Konstitusi,

Volume 10, Nomor 2, 2 Juni, 2013, hlm. 337.

Page 15: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

2

Sedangkan pemerintahan adalah segala urusan yang dilakukan oleh

negara dalam menyelenggarakan kepentingan negara dan rakyatnya itu

sendiri.4 Penyelenggaraan pemerintahan, sistem pemerintahan menjadi salah

satu faktor penentu keberlangsungan kehidupan bernegara, sistem

pemerintahan pada suatu negara akan berjalan efektif apabila sistem yang

dipilih dan digunakan sesuai dengan karakter dan kondisi sosial dan politik

negara. Namun apabila sistem pemerintahan yang digunakan tidak sesuai maka

bisa dipastikan akan timbul kegagalan dalam penyelenggaran pemerintahan.5

Sri Soemantri memaknai bahwa sistem pemerintahan berkaitan dengan

sistem hubungan antara eksekutif dan legislatif. Ada dan tidak adanya

hubungan antara eksekutif dan legislatif melahirkan adanya sistem

pemerintahan parlementer dan presidensial. Sedangkan dalam kepustakaan

dikenal adanya tiga sistem pemerintahan yaitu sistem pemerintahan

parlementer, sistem pemerintahan presidensial, dan sistem pemerintahan semi-

presidensial yang mengandung unsur-unsur baik terdapat dalam sistem

pemerintahan parlementer dan sistem pemerintahan presidensial.6

M. Solly Lubis mengatakan bahwa perkembangan suatu negara berarti

perubahan kemauan dan tindakan manusia.7 Hal ini di sebabkan oleh organisasi

masyarakat yang terdiri dari beberapa manusia yang mempunyai ragam dan

tujuan yang berbeda beda. Berdasarkan pernyataan tersebut bahwasanya

4 Titik Triwulan Tutik, Konstruksi Hukum Tata Negara Indonesia Pasca

AmandemenUUD 1945, Jakarta : Kencana, 2018, hlm. 118. 5 Maulidia Anangkota, “Klasifikasi Sistem Pemerintahan”, Jurnal Ilmu

Pemerintahan, Volume 3, Nomor 2, hlm. 149. 6Elva Imeldatur Rohmah, “Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia, Iran dan

Prancis”, Jurnal Ummul Qura, Volume XIII, Nomor 1, Maret, 2019, hlm 118. 7M. Solly Lubis, Ilmu Negara, Bandung: Alumni, 1975, hlm 231.

Page 16: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

3

perkembangan sistem pemerintahan pada suatu negara di sebabkan dari adanya

pergerakan dari golongan atau organisasi masyarakat dengan kepentingan

tertentu yang ingin mengembangkan ideologi atau paham pahamnya ataupun

perkembangan sosial politik pada negara tersebut. Berkembangnya kemauan

dan tindakan masyarakat inilah yang mengakibatkan berkembangnya sistem

pemerintahan itu dengan variasinya masing masing, sebab pola pikir ataupun

sudut pandang dari setiap masyarakat yang mendiami suatu negara berbeda

beda dan hal ini pun mempengaruhi perkembangan pada sistem pemerintahan

yang mengakibatkan munculnya variasi variasi ataupun jenis jenis

pemerintahan.

Sistem pemerintahan presidensial adalah sistem pemerintahan sistem

pemerintahan yang kekuasaan eksekutifnya tidak harus bertanggung jawab

kepada legislatif. Kekuasaan eksekutif tidak dapat dijatuhkan melalui badan

legislatif meskipun kebijaksanaan yang dijalankan tidak disetujui atau

ditentang oleh kekuasaan legislatif dan kekuasaan eksekutif dan legislatif

berada terpisah.8 Negara Kesatuan Republik Indonesia pada awal kemerdekaan

menganut sistem pemerintahan presidensial, namun seiring perkembangannya

tidak konsisten dalam menerapkan sistem pemerintahan presidensial, namun

pada akhir tahun 1945 sistem pemerintahannya bergeser pada sistem

pemerintahan parlementer terlebih dengan diterapkannya konstitusi RIS dan

UUDS, setelah munculnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 mulailah kembali

sistem pemerintahan Indonesia kembali pada sistem pemerintahan

8 Dody Nur Andriyan, Hukum Tata Negara dan Sistem Politik, Yogyakarta: CV.

Budi Utama, 2012, Cet.1 ke-1, hlm. 74

Page 17: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

4

presidensial.9 Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 berkaitan dengan sistem pemerintahan terjadi pada saat perubahan

pertama, kedua, ketiga, dan keempat. Pasal-pasal yang mengatur tentang

presiden dan wakil presiden banyak sekali mengalami perubahan, demikian

juga dengan Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan

Majelis Permusyawaratan Rakyat. Perubahan tersebut berpengaruh terhadap

hubungan antara Presiden dan lembaga Legislatif, terutama hubungan Presiden

dengan DPR dan MPR.10 Fraksi-fraksi di MPR periode 1999-2004 pada saat

amandemen UUD NRI 1945 telah melakukan kesepakatan untuk

mempertahankan pembukaan UUD NRI 1945, mempertahankan bentuk Negara

Kesatuan Republik Indonesia, mempertahankan bentuk pemerintahan sistem

presidensil, mempertahankan memasukan norma-norma kenegaraan yang

terdapat dalam penjelasan UUD NRI 1945 kedalam pasal-pasal UUD 1945,

mempertahankan mempergunakan pendekatan amandemen dalam amandemen

UUD NRI 1945.11

Sistem pemerintahan campuran atau lebih dikenal dengan nama sistem

pemerintahan semi presidensial hakekatnya adalah bentuk variasi dari

kombinasi sistem pemerintahan parlementer dan presidensial. Negara dengan

sistem pemerintahan semi presidensial memiliki ciri atau ditandai dengan

9 Retno Saraswati, “Desain Sistem Pemerintahan Presidensial Yang Efektif”, Jurnal

MMh, Jilid 1, Nomor 1, Januari, 2012, hlm. 139 10 Fatmawati, “Analisa Sistem Pemerintahan Terhadap UUD Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 Pra dan Pasca Perubahan, Serta Pelaksanaanya Dalam Praktek

Ketatanegaraan” Jurnal Hukum dan Pembangunan, Volume 35, Nomor 3, September, hlm

289. 11 Soedijarto, Implikasi ajaran pendiri (Bung Karno) dan budaya polotik indonesia

terhadap amandemen UUD 1945, Jakarta: Centre For Information and National Policy Studies

(CINAPS), 2002, hlm. 56.

Page 18: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

5

adanya presiden sebagai kepala negara dan perdana menteri sebagai kepala

pemerintahan.12 Negara Perancis adalah salah satu negara yang menerapkan

sistem pemerintahan campuran antara presidesial dan parlementer atau sistem

semi presidensial. 13 Perancis dalam menjalankan tatanan pemerintahannya

dipimpin oleh Presiden yang bertindak sebagai Kepala Negara dan dibantu

Perdana Menteri, lembaga eksekutif di Perancis memiliki dua pemimpin

dimana kekuasaan Kepala Negara dijalankan oleh Presiden Republik yang

dipilih secara langsung oleh rakyat untuk masa jabatan selama 5 tahun dan

pemerintahannya dipimpin oleh Perdana Menteri yang ditunjuk langsung oleh

Presiden. 14 Sistem ketatanegaraan di Perancis terkait lembaga perwakilan

menggunakan sistem bikameral atau sistem dua kamar, parlemen Perancis

meliputi dua buah badan yaitu Asssemblee Nationale dan Senat. Assemblee

Nationale terdiri dari beberapa anggota yang berjumlah 490 orang “Deputes”

yang masing-masing dipilih untuk masa jabatan lima tahun dengan pemilihan

secara langsung serta mewakili keseluruhan rakyat pada umumnya dianggap

lebih peka terhadap opini masyarakat, dan satuan-satuan wilayah pada

umumnya tersusun dari tokoh-tokoh dalam kehidupan berpolitik diwakili oleh

lembaga senat.15

12 Fauzyl Haznan, “Sistem Campuran” Ius Quia Iustum Law Journal, Volume 25,

Nomor 1, 2018, hlm. 7 13Agus Riwanto, Desain Sistem Pemerintahan Antikorupsi, Malang: Setara Press,

2018, hlm. 15. 14 Mohammad Saihu, et al., Penyelenggara Pemilu di Dunia, Jakarta: Net

Communication, 2015, hlm. 108 15 Sarwoto, Administrasi Pemerintahan Perancis, Jakarta Timur: Ghalia Indonesia,

1981, hlm 23

Page 19: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

6

Istilah perbandingan hukum, dalam, bahasa asing, diterjemahkan

Comparative Law (bahasa Inggris), Vergleihende Rechstlehre (bahasa

Belanda), Droit Compare (bahasa Perancis).16 Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia, Perbandingan Hukum Tata Negara adalah cabang ilmu hukum yang

mempergunakan metode perbandingan satu atau beberapa aspek hukum tata

negara atau dua negara atau lebih.17 Sistem pemerintahan yang pada umumnya

sering dipakai oleh beberapa negara adalah sistem pemerintahan presidensial

dan sistem pemerintahan parlementer hal ini disebabkan sistem pemerintahan

parlementer merupakan sistem pemerintahan yang lebih tua dari sistem

pemerintahan presidensial, akan tetapi dalam berbagai literatur terdapat juga

sistem pemerintahan semi parlementer dan sistem pemerintahan semi

presidensial. Terkait sistem pemerintahan semi-presidensial atau sistem

pemerintahan campuran jarang sekali digunakan dalam penyelenggaraan

pemerintahan oleh negara-negara besar di dunia.18

Pada penelitian ini penulis mencoba memfokuskan penelitian pada sistem

pemerintahan presidensial yang digunakan pada negara Indonesia dan sistem

pemerintahan semi-presidensial yang diterapkan di negara Perancis, dimana

dalam masing-masing penyelenggaraan tatanan sistem pemerintahan tersebut

memiliki kelebihan dan kekurangannya masing masing dan berdampak pada

jalannya roda pemerintahan di negara tersebut. Sistem pemerintahan semi-

16Romli Atmasasmita, Perbandingan Hukum Pidana Kontemporer, Jakarta :Fikahati

Aneska, 2009, hlm 8 17Lektur, “Terdapat 4 definisi dan arti perbandingan di KKBI (Kamus Besar Bahasa

Indonesia),https://lektur.id/artiperbandingan/#:~:text+Perbandingan%20Hukum%20(Kamu%

20Besar%20Bahasa,negara%20atau%20lebih...., diakses pada tanggal 11 februari 2021 18Indah Sari, “Karakteristik Pemerintahan Moderen Di Tinjau Dari Prespektif Ilmu

Negara” Jurnal Universitas Surya Dharma, Volume 7, Nomor 1, 2015, hlm. 4

Page 20: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

7

presidensial yang diterapkan negara Perancis memiliki kelebihan didalamnya,

antara lain terdapat penggabungan dua jenis sistem pemerintahan dengan

mengambil kelebihan dari masing masing sistem pemerintahan tersebut baik

berupa pada sistem pemerintahan parlementer dan presindensial, pemerintahan

berjalan dengan stabil karena pusat kekuasannya tersebar dan tidak mudah

terjadi perubahan secara tiba-tiba, serta Presiden dan Menteri tidak dapat

dijatuhkan selama masa jabatannya yang menjadikan dalam pelaksanaan

tatanan pemerintahan lebih fokus menjalakan program kerja. Berdasarkan

uraian diatas maka penelitian ini bermaksud untuk menjelaskan perbandingan

mendasar sistem pemerintahan pada kedua negara yang kemudian hasilnya

dituangkan dalam bentuk penulisan hukum yang diberi judul

“PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA

DAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA PERANCIS”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan rumusan latar belakang diatas maka dapat diajukan rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sistem pemerintahan di negara Indonesia dan sistem

pemerintahan negara Perancis?

2. Bagaimana perbedaan sistem pemerintahan di negara Indonesia dan sistem

pemerintahan negara Perancis?

Page 21: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

8

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bertujuan untuk mengetahui sistem pemerintahan di negara Indonesia dan

sistem pemerintahan negara Perancis.

2. Bertujuan untuk mengetahui bagaimana perbedaan sistem pemerintahan di

negara Indonesia dan sistem pemerintahan negara Perancis.

D. Manfaat penelitian

Penulis mengharapkan agar penelitian ini dapat bermanfaat dan berguna

karena nilai suatu penelitian ditentukan oleh besarnya manfaat yang di ambil

dari penelitian. Adapun manfaat yang diharapkan oleh penulis dari penelitian

ini antara lain sebagai berikut:

1. Manfaat Praktis

Dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan

ilmu hukum nasional maupun internasional terutama terkait bagaimana

sistem pemerintahan negara Indonesia dan sistem pemerintahan negara

Perancis serta bagaimana perbedaan sistem pemerintahan di negara

Indonesia dan sistem pemerintahan negara Perancis.

2. Manfaat Teoritis

Dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan

dan ilmu hukum pada umumnya, literature kepustakaan Hukum Tata

Negara berkaitan dengan kajian mengenai bagaimana sistem pemerintahan

negara Indonesia dan sistem pemerintahan negara Perancis serta

Page 22: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

9

bagaimana perbedaan sistem pemerintahan di negara Indonesia dan sistem

pemerintahan negara Perancis.

E. Tinjauan Pustaka

Setelah penulis mengkaji beberapa penelitian ada beberapa yang

memiliki keterkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan sebagai berikut:

1. Ibnu Sina Chandranegara, Perbandingan Fungsi dan Kedudukan

Mahkamah Konstitusi dan Lembaga Sejenisnya di Tiga Negara

(Indonesia, Austria, Perancis), Jurnal Al-Qisth Law Review, Volume 1,

Nomor 1, Tahun 2017. Penelitian ini mengkaji tentang pembentukan dari

Mahkamah Konstitusi yang merupakan manifestasi dari sebuah konsep

negara modern. Mahkamah Konstitusi di beberapa negara sebagai

perbandingan dengan Mahkamah Konstitusi yang ada di Indonesia, penulis

mencoba membandingkan mengenai kedudukan dan fungsi Mahkamah

Konstitusi Austria dan Dewan Konstitusi Perancis, pemilihan objek

perbandingan tertuju kepada Mahkamah Konstitusi Austria dikarenakan

Austria merupakan merupakan negara federal dan menganut sistem

pemerintahan parlementer namun Mahkamah Konstitusi Austria

mempunyai fungsi yang serupa dengan Mahkamah Konstitusi Indonesia,

sedangkan pemilihan objek perbandingan kepada Dewan Konstitusi

Perancis dikarenakan Perancis merupakan suatu negara kesatuan dengan

otonomi terbatas yang menganut sistem quasi presidensial namun Dewan

Konstitusi di Perancis mempunyai fungsi dan bentuk kelembagaan yang

paling berbeda. Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MKRI)

Page 23: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

10

merupakan pemegang kekuasaan kehakiman yang lahir setelah

amandemen UUD NRI 1945 Ketiga pada tahun 2001 berdasarkan Pasal 24

ayat (2) UUD NRI 1945 yang selanjutnya dipertegas lagi mengenai

kedudukannya pada Pasal 2 UU Nomor 24 Tahun 2003. MKRI

mempunyai kedudukan yang sederajat dan sama dengan Mahkamah

Agung Republik Indonesia (MARI), MKRI dan MARI merupakan

pelaksana kekuasaan kehakiman yang merdeka dan terpisah dari cabang-

cabang kekuasaan lain, yaitu pemerintah dan lembaga permusyawaratan

perwakilan. Kedua Mahkamah ini sama-sama berkedudukan hukum di

Jakarta sebagai ibukota Negara Republik Indonesia, hanya struktur kedua

lembaga kekuasaan kehakiman ini terpisah dan berbeda satu sama

lain.Sedangkan kekuasaan Austria menurut Johannes Oehlboeck dan

Immanuel Gerstner semua kekuasaan yang didapatkan oleh seluruh organ

yang berada di Austria merupakan atas nama Republik Federal Austria,

begitu pula mengenai kekuasaan kehakiman di Austria yang mempunyai

kompetensi untuk memberikan vonis dan temuan hukum lainya wajib

diproklamasikan dan diterbitkan atas nama Republik Federal Austria.

Kekuasaan kehakiman di Perancis memiliki Dewan Tinggi Pengadilan

yang mempunyai dua tugas utama yaitu mengawasi hakim, mengawasi

jaksa, dan memberikan rekomendasi promosi hakim atau jaksa.

Page 24: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

11

2. Suparto, Perbandingan Model Komisi Yudisial Republik Indonesia dengan

Komisi Yudisial Perancis, Jurnal UIR Law Review, Volume 3, Nomor 01,

April, 2019. Penelitian ini mengkaji tentang perbandingan Komisi Yudisial

di Indonesia dan Perancis, KY di Indonesia secara struktural

kedudukannya diposisikan sederajat dengan Mahkamah Konstitusi dan

Mahkamah Agung, tetapi secara fungsional perannya bersifat menunjang

terhadap lembaga kekuasaan kehakiman. KY bukanlah lembaga penegak

norma hukum melainkan lembaga penegak norma etik, sebab komisi ini

hanya berurusan dengan persoalan kehormatan, keluhuran martabat, dan

perilaku hakim, bukan dengan lembaga peradilan atau lembaga kekuasaan

kehakiman secara institusional.Meskipun kedudukannya secara struktural

sederajat dengan MA dan MK, namun karena sifat fungsinya yang khusus

dan penunjang, kedudukan protokolernya tidak diperlakukan sama dengan

MA dan MK serta DPR, MPR, DPD, sebab KY itu sendiri bukanlah

lembaga negara yang menjalankan fungsi kekuasaan negara secara

langsung. KY bukan lembaga yudikatif, eksekutif, ataupun legislatif.

Komisi ini hanya berfungsi menunjang tegaknya kehormatan, keluhuran

martabat, dan perilaku hakim sebagai pejabat penegak hukum dan lembaga

yang menjalankan fungsi kekuasaan kehakiman. Peran strategis yang dapat

dilakukan oleh KY diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 serta

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011.Komisi Yudisial dalam sistem

ketatanegaraan Perancis disebut Conseil Superieur De La Magistrature

Page 25: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

12

(CSM), yang fungsi utamanya sebagai penyeimbang antara wewenang

Presiden untuk mengangkat hakim-hakim disatu sisi dan wewenang

Menteri Kehakiman sehubungan dengan pengangkatan Magistrate dan

melakukan menejemen lembaga peradilan disisi lain, CSM berwenang

untuk memberikan pertimbangan dalam pengangkatan dan pendisiplinan

hakim. Presiden Perancis memiliki wewenang atas pengangkatan

pengangkatan tertentu, sedangkan untuk pengangkatan lainya wewenang

ada pada pemerintah berdasarkan pertimbangan Menteri Kehakiman.

3. Ryan Kharisma Akbar, Perbandingan Sistem Lembaga Perwakilan

Bikameral Indonesia dan Perancis, Skripsi Fakultas Hukum Universitas

Islam Indonesia, Tahun 2018. Penelitian ini mengkaji tentang

perbandingan sistem lembaga perwakilan Indonesia dan Perancis studi

tentang lembaga perwakilan terkait tugas, fungsi, dan wewenang yang

bertujuan untuk menegetahui penerapan sistem bikameral Indonesia yang

dibandingkan dengan sistem bikameral Perancis serta guna mengetahui

perbedaannya. Berdasarkan uraian-uraian yang diperoleh penulis terkait

dengan tugas, fungsi dan wewenang dari lembaga perwakilan yang

didalamnya terdiri atas Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan

Perwakilan Rakyat, dan Dewan Perwakilan Daerah, ketiganya memiliki

kewenangan-kewenangan yang berbeda satu sama lain. Terkait tugas,

fungsi dan wewenang dari lembaga perwakilan di Perancis yaitu Senat dan

National Assembly, kedua lembaga perwakilan ini disebut juga dengan

lembaga perwakilan bikameral yang kuat apabila dilihat dari segi

Page 26: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

13

pembagian tugas, fungsi dan wewenangnya lembaga ini sejajar. Senat dan

National Assembly apabila terdapat perbedaan dalam memutuskan

pemutusan Undang-Undang maka dilakukan berdasarkan mekanisme One

Chamber Decision dalam hal ini kamar pertama yang memutuskan. Senat

dan National Assembly sama-sama memiliki kewenangan mengajukan

mosi tidak percaya kepada kebijakan pemerintah.

F. Metode Penelitian

a) Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif (penelitian

hukum kepustakaan) penelitian hukum normatif merupakan penelitian

hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data

sekunder (bahan kepustakaan). 19 Peneltian hukum normatif mencakup

penelitian terhadap teori, filosofi, sejarah dan asas asas hukum, penelitian

terhadap sistematika dan materi hukum, penelitian tehadap sinkronisasi

hukum, penelitian terhadap perbandingan hukum. Adapun penulis

menggunakan referensi buku, jurnal-jurnal, Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonsia Tahun 1945, Konstitusi Perancis 4 Oktober 1958.

19Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI, 1986, hlm.31.

Page 27: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

14

b) Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam peneltian ini adalah pendekatan

normatif. Pendekatan normantif adalah meninjau permasalahan hukum

secara normatif (boleh atau tidak boleh menurut hukum yang berlaku).20

Dalam penelitian ini penulis akan mencari kaidah-kaidah hukum yang

berlaku dalam undang-undang pada kedua negara yang berlaku dalam

peraturan perundang-undangan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

mekanisme sistem pemerintahan pada kedua negara dan perbedaan di

dalamnya.

c) Sumber Data

Sumber data yang digunakan adalah sumber data sekunder, yang

mana sumber data penelitian yang diperoleh melalui media perantara atau

secara tidak langsung yang berupa buku, catatan, bukti yang telah ada, atau

arsip baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan secara

umum.21 Sumber data sekunder yang digunakan untuk mendukung jenis

penelitian kepustakaan yang penulis lakukan meliputi buku, jurnal-jurnal,

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Konstitusi

Perancis 4 Oktober 1958.

20 Amirudin dan Zainal Asyikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta:

Rajawali Pers, 2010, hlm.118. 21Ibid. hlm.150.

Page 28: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

15

d) Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah peneltian ini dilakukan dengan metode kepustakaan. Metode

kepustakaan diperoleh melalui penelitian kepustakaan yang bersumber dari

peraturan perundang-undangan, buku-buku, dokumen resmi, hasil

penelitian.22 Serta jurnal, artikel, surat kabar yang berhubungan dengan

sistem pemerintahan pada negara Indonesia dan sistem pemerintahan

negara Perancis.

e) Metode Analisis Data

Metode analisis data dilakukan dengan cara kualitatif. Metode

kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan

perilaku yang diamati. Metode ini dilakukan dengan menggunakan logika

induktif, untuk menarik kesimpulan dari hal yang bersifat khusus menjadi

bersifat umum.23 Hasil analisis ini kemudian disajikan secara deskriptif

untuk disusun sebagai kesimpulan dalam membandingkan sistem

pemerintahan negara Indonesia dan sistem pemerintahan negara Perancis

serta perbedaan sistem pemerintahan negara Indonesia dan sistem

pemerintahan negara Perancis.

22Ibid, hlm.107. 23 Jhonnya Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Malang:

Banyumedia Publishing, 2006, hlm.242.

Page 29: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

16

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan proposal ini terdiri dari 4 bagian bab sebagai

tahapan di dalam penulisan yaitu:

1. Bab I Pendahuluan, menguraikan tentang Latar Belakang Masalah,

Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Tinjauan

Pustaka, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan Skripsi.

2. Bab II Tinjauan Tinjauan Konseptual, norma-norma hukum, teori-teori

hukum yang berhubungan dengan sistem pemerintahan

3. Bab III Hasil Penelitian dan Pembahasan, menguraikan hasil rumusan

masalah tentang sistem pemerintahan negara Indonesia dan sistem

pemerintahan negara Perancis serta perbedaan sistem pemerintahan di

negara Indonesia dan sistem pemerintahan negara Perancis.

4. Bab IV Penutup, menguraikan tentang kesimpulan dan saran dari

penelitian ini.

Page 30: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

17

BAB II

TINJAUAN KONSEPTUAL

A. Perbandingan Hukum Tata Negara

1. Pengertian Hukum Tata Negara

Pengertian tentang hukum tata negara mencakup definisi yang

beragam dan tergantung bagaimana cara pandang terhadap hukum tata

negara itu sendiri. Istilah hukum tata negara dalam perpustakaan indonesia

adalah hukum negara yang merupakan terjemahan dari istilah bahasa

Belanda (Staatsrecht), dalam bahasa Inggris (Constitusional Law), bahasa

Perancis (Droit Constitutionalle),24 bahasa Jerman (Verfassungsrecht) dan

Hukum Tata Negara atau Hukum Konstitusi di Indonesia.25

Merujuk secara kepustakaan Belanda istilah hukum tata negara

(Staatsrecht) memiliki dua arti, yaitu hukum tata negara dalam arti luas

adalah hukum tata negara dalam arti luas yang terdiri dari hukum tata

negara dalam arti sempit ditambah dengan hukum administrasi negara

(Staatsrecht In Rumiere Zin). Sedangkan hukum tata negara dalam arti

sempit adalah hukum tata negara suatu negara tertentu yang berlaku pada

waktu tertentu pula atau hukum tata negara positif dari suatu negara

(Staatsrecht In Engere Zin). 26 Secara umum kepustakan di Inggris

menggunakan istilah (Constitutional Law) menunjukan arti yang sama

24 Lisda Syamsumardian, “Hukum Tata Negara”

http://dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/30062110341554473454405April2019.pdf, diakses

21 Maret 2021, 23:12 25 Dasril Radjab, Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta, Edisi

Revisi, 2005, hlm. 1 26Ibid.,

Page 31: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

18

dengan hukum tata negara , didasarkan atas alasan bahwa dalam hukum tata

negara unsur konstitusi lebih menonjol.27 Ilmu hukum tata negara secara

peristilihan adalah salah satu cabang ilmu hukum yang mengkaji negara dan

konstitusi sebagai objek kajiannya, perkataan “Hukum Tata Negara” berasal

dari perkataaan “Hukum”, “Tata”, “Negara” yang didalamnya membahas

urusan penataan negara. Tata yang terkait dengan kata “tertib” adalah order

yang biasanya juga diartikan sebagai “tata tertib” dengan kata lain hukum

tata negara dalam hal ini merupakan cabang ilmu hukum yang membahas

mengenai tatanan struktur kenegaraan, mekanisme hubungan antar struktur-

struktur organ atau struktur kenegaraan, serta mekanisme hubungan antar

struktur negara, serta mekanisme antara struktur negara dengan warga

negara.28

Hukum diartikan sebagai kekuasaan dan kekuatan, pengertian hukum

sendiri adalah suatu pelaksanaan aturan kehidupan manusia dengan

kekuatan dan kekuasaan. Hukum juga sering diartikan sebagai peraturan

karena didalamnya memuat berbagai macam peraturan yang mengatur

tatanan kehidupan manusia, otoritas jabatan, kehidupan bernegara dan

sebagainya. Beragamnya pemahaman tentang hukum menyebabkan istilah

hukum itu sendiri diartikan sebagai peraturan yang didalamnya memuat

suatu aturan-aturan bagi kehidupan manusia sebagai individu ataupun

27 Al Khanif, “Perbandingan Hukum Tata Negara dan Hak asasi Manusia” Diktat

Mata Kuliah Fakultas Hukum Universitas Jember, 2017, hlm. 1

http://repository.unej.ac.id/bitstream/hendle/123456789/80092/Al%20Khanif_Diktat_Perbandi

ngan_%20Hukum%20Tata%20Negara.pdf?sequence=1&isAllowed=y, 22 Maret 2021, 0:03 28 Jimly Asshiddiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Jakarta: Sekretariat

Jendral dan Kesekteriatan Mahkamah Konstitusi, 2006, Cet, 1, hlm. 18

Page 32: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

19

masyarakat dalam kaitannya dengan kehidupan dirinya, kehidupan keluarga,

kehidupan masyarakat, kehidupan lingkungan, kehidupan bernegara,

kehidupan interaksi sosialnya yang didalamnya mengatur aspek-aspek yang

berhubungan dengan hak dan kewajiban manusia dalam menjalani

kehidupan dengan seluruh aspek yang terkait secara langsung maupun tidak

langsung beserta sanksi hukum yang melekat didalamnya. Pengertian

hukum jika dikaitkan dengan tata negara maka akan memunculkan konsep

hukum dan konsep tata negara, hukum adalah aturan dan tata negara artinya

mengatur negara. Berdasarkan penggabungan konsep diatas pengertian

hukum tata negara adalah sistem hukum tentang pengaturan negara,

pengaturan negara dan hukum dalam hal ini diartikan sebagai:

a. Mengatur bentuk negara;

b. Mengatur pemerintahan dan penyelenggaraan suatu negara;

c. Mengatur pemisahan atau pemabagian kekuasaan;

d. Hak-hak wilayah;

e. Konstitusi negara;

f. Alat-alat negara;

g. Sistem peralihan kepemimpinan dalam negara.29

Hukum Tata Negara (staatsrecht) mempunyai dua macam arti, yaitu

sebagai ilmu hukum tata negara (staatsrecht-swetenschap) dan sebagai

hukum tata negara positif (positif staatsrecht). Hukum tata negara sebagai

disiplin ilmu yang objek kajiannya adalah suatu sistem pengambilan

29 Dedi Ismatullah, et al., Hukum Tata Negara Refleksi Kehidupan Ketatanegaraan

di Negara Republik Indonesia, Bandung: CV Pustaka Setia, 2009, Cet. 1, hlm.12-13

Page 33: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

20

keputusan dalam negara, sebagaimana distrukturkan dalam hukum tata

negara positif. 30 Konteks hukum tata negara sebagai hukum tata negara

positif (positief staatsrecht) mempunyai berbagai macam sumber hukum,

antara lain:

a. Hukum tertulis;

b. Hukum tidak tertulis;

c. Yurisprudensi;

d. Pendapat pakar yang berpengaruh.31

JH. A Logemann berpendapat bahwa hukum tata negara adalah suatu

struktur yang mengatur organisasi negara, dengan kata lain hukum tata

negara dalam hal ini adalah serangkaian kaidah hukum mengenai jabatan

atau kumpulan jabatan didalam suatu negara dan mengenai lingkungan

berlakunya hukum dari suatu negara. 32 Sependapat dengan Logemann ,

Scholten mengatakan bahwa hukum tata negara adalah hukum yang

mengatur organisasi negara. Negara dipandang sebagai suatu organisasi,

dalam organisasi tersebut diatur hubungan antara lembaga negara dan

memuat aturan hukum tentang hak serta kewajiban dari masing-masing

lembaga negara atau badan negara tersebut.33

30Nikmatul Huda, Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta: RajaGrafindo Persada,

2006, hlm.1 31 H. Khairuddin, et al., Hukum Tata Negara Pasca Amandemen UUD Negara

Republik Indonesia Tahun 1945, Depok: Rajawali Pers, 2018, hlm.18 32 Ahmad Sukardja, Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara (Dalam

Prespektif Fikih Siyasah), Jakarta: Sinar Grafika, 2012, hlm.11 33 Suwarma Almuchtar, “Konsep Dasar Hukum Tata Negara” Modul 1, hlm.6,

http://repository.ut.ac.id/3856/1/PKNI4206-M1.pdf, diakses 21 Maret 2021, 21:09

Page 34: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

21

Beberapa pakar hukum tata negara di Indonesia juga mengemukakan

pendapat atau pandangan mereka tentang definisi hukum tata negara

diantaranya adalah:

1. Kusumadi Pudjosewojo yang berpendapat bahwa hukum tata negara

yang mengatur bentuk negara(kesatuan atau federal) dan bentuk

pemerintahan (kerajaan atau republik) yang menunjukan masyarakat

hukum atasan maupun bawahan beserta tingkatan-tingkatannya

(berarchie) yang selanjutnya menegaskan wilayah dan lingkungan

rakyat dari massyarakat-massyarakat hukum itu, dan akhirnya

menunjukan alat-alat perlengkapan yang memegang kekuasaan

penguasa dari masyarakam hukum tersebut, beserta susunan,

wewenang, tingkatan imbangan dari dan antara alat perlengakapan itu.34

2. Muh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim yang mengatakan bahwa hukum

tata negara adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur

organisasi dari suatu negara, hubungan antar alat perlengkapan negara

dalam garis vertikal dan horizontal serta kedudukan warga negara dan

hak asasinya.35

3. M. Soli Lubis yang merumuskan bahwa hukum tata negara adalah

seperangkat peraturan mengenai bentuk susunan negra, alat

34 Kusumadi Pudjosewojo, Pedoman Pelajaran Tata Hukum Indonesia, Jakarta:

Djambatan, 1986,hlm. 86 35 Moh. Kusnardi, et al., Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta Pusat

Studi HTN Fakultas Hukum UI, 1983, hlm. 29-30

Page 35: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

22

perlengkapannya, tugas-tugas dan hubungan diantara alat-alat

perlengkapan.36

4. Jimly Asshiddiqie pun mengutarakan pendapatnya, bahwa apabila

ditinjau dari segi peristilahan hukum tata negara adalah merupakan ilmu

hukum yang secara khusus mengkaji persoalan hukum dalam dalam

prespektif kenegaraan.37

Dibagian lain Jimly Asshiddiqie juga menyatakan jika hukum tata

negara itu haruslah diartikan sebagai hukum dan kenyataan praktek

yang mengatur tentang:

a. Nilai-nilai luhur dan cita-cita kolektif rakyat suatu negara;

b. Format kelembagaan organisasi negara;

c. Mekanisme hubungan antar lembaga negara;

d. Mekanisme hubungan antara lembaga negara dengan warga

negara.38

Lebih jauh lagi Jimly Asshiddiqie merumuskan ilmu hukum tata

negara sebagai cabang ilmu hukum yang mempelajari prinsip-prinsip

dan norma-norma hukum yang tertuang secara tertulis ataupun yang

hidup dalam kenyataan praktek kenegaraan berkenaan dengan:

36 Afreza Fadli, “Pengertian dan Istilah Hukum Tata Negara Menurut Para Ahli

Dalam dan Luar Negeri” MakalahFakultas Hukum Universitas Ekasakti Padang, 2020, hlm.7,

https://files.osf.io/v1/resources/7une6/provides/osfstorage/5e783c540cd06c069b001ef6?action

=download&version=1 diakses 22 Maret 2021, 19:17 37Jimly Asshiddiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Jakarta: Konpres, Jilid

1,2006, hlm. 15 38 Jimly Asshiddiqie, Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Reformasi,

Jakarta: PT Buana Ilmu Populer, 2007, hlm.

Page 36: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

23

a. Konstitusi yang berisi kesepakatan kolektif suatu komunitas rakyat

mengenai ciat-cita hidup bersama dalam suatu negara;

b. Institusi-institusi kekuasaan negara beserta fungsinya;

c. Mekanisme hubungan antar institusi;

d. Prinsip-prinsip hubungan antara institusi kekuasaan negara dengan

warga negara.39

Berdasar pada definsi-definisi diatas, dapat diketahui bahwa hukum

tata negara pada hakikatnya:

a. Hukum tata negara adalah ilmu yang termasuk salah satu cabang ilmu

hukum, yaitu hukum kenegaraan yang berada diranah hukum publik;

b. Definisi hukum tata negara telah dikembangkan oleh para ahli sehingga

kajiannya tidak hanya mencakup mengenai organ-organ negara, fungsi

dan mekanisme hubungan antar organ-organ negara tersebut, tetapi juga

mencakup persolan-persoalan yang terkait dengan mekanisme

hubungan antar organ-organ negara itu dengan warga negara;

c. Hukum tata negara sendiri tidak hanya merupakan “Recht” (hukum)

apalagi hanya sebagai “Wet” (norma hukum tertulis), tetapi juga

“Lehre” (teori), sehingga definisinya mencakup apa yang disebut

sebagai “Verfassungsrecht” (hukum konstitusi) dan

“verfassungslehre” (teori konstitusi);

39Ibid.,

Page 37: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

24

d. Hukum tata negara dalam arti luas mencakup baik hukum yang

mempelajari negara dalam keadaan diam (Staat In Rust) maupun

mempelajari juga negara dalam keadaan bergerak (Staat In

Beweging).40

Berdasarkan definisi-definisi hukum tata negara pada umumnya, dapat

diketahui bahwasanya objek dari hukum tata negara adalah negara, dimana

negara dalam arti konkret negara tertentu atau negara yang terikat oleh

kurun waktu dan tempat. Mengenai ruang lingkup kajian hukum tata negara

adalah mengenai organisasi negara yang mencakup mengenai lembaga-

lembaga negara, hubungan satu sama lainnya, kekuasaanya, disamping itu

juga mengenai warga negara dan wilayah negara.41

2. Perbandingan Hukum Tata Negara

Kedudukan perbandingan hukum pada sekolah Tinggi Hukum

Fakultas Hukum, perbandingan hukum sendiri diajarkan melalui berbagai

metode, metode yang pertama yaitu diajarkan sebagai mata kuliah

perbandingan hukum yang bersifat umum (general comparative law) serta

metode yang kedua diajarkan secara spesifik sesuai dengan bidang keilmuan

seperti halnya perbandingan hukum tata negara, perbandingan hukum

pidana, perbandingan hukum perdata. 42 Mengkaji peneletian tentang

40Ibid., 41 I Gede Yusa, et al.,Hukum Tata Negara Pasca Perubahan UUD NRI 1945,

Malang: Setara Press, 2016, hlm. 4 42Bagir Manan, “Perbandingan Hukum Tata Negara Sebagai Obyek Penyelidikan

Keilmuan Dan Pengajaran Pada Program Pendidikan Tinggi Hukum” Prosiding Konferensi

Nasional Asosiasi Dosen Pengajar Hukum Perbandingan Indonesia (ADPHI), Fakultas

Hukum Universitas Airlangga, 2017, hlm. 2

Page 38: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

25

perbandingan hukum dituntut mempelajari sistem hukum di negara

Indonesia dan negara lain.43

Istilah perbandingan hukum dalam bahasa inggris disebut

ComparativeLaw, dalam bahasa Jerman disebut Rechtsvergleichung atau

Vergleichende Rechtslehre, dalam bahasa Belanda disebut

Rechtsvergelijking, serta dalam bahasa Perancis disebut Droit Compare.44

Kalangan akademisi Indonesia menyebutkan mengenai dua pandangan

mengenai sebutan perbandingan hukum, Sjachran Basah menggunakan

sebutan “Hukum Tata Negara Perbandingan” guna menunjukan

perbandingan hukum sebagai kajian hukum tersendiri, 45 sebaliknya Sri

Soemantri menggunakan sebutan “Perbandingan Hukum Tata Negara”.46

Rudolf B. Schlesinger menyebutkan bahwa Comparative Law

merupakan suatu metode penyelidikan dengan tujuan untuk memperoleh

penyelidikan dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan yang lebih

mendalam tentang bahan hukum tertentu. 47 Selaras dengan pernyataan

diatas, Gutteridge menyatakan bahwa perbandingan hukum tidak lain dari

pada suatu metode, yaitu berupa metode perbandingan yang dapat

43 Barda Nawari Arif, Perbandingan Hukum Pidana (edisi revisi), Semarang:

Rajawali Press, 2010, hlm. 23 44 Djoni Sumardi Gozali, Pengantar Perbandingan Sistem Hukum (Civil Law,

Common Law, dan Hukum Adat), Bandung: Nusa Media, Cet 1, 2018, hlm.1 45 Sjachran Basah, Hukum Tata Negara Perbandingan, Bandung: Alumni, 1994,

hlm. 46 Sri Soemantri, Pengantar Perbandingan Antar Hukum Tata Negara, Jakarta: CV.

Rajawali, 1981, hlm. 47 Djoni Sumardi Arif, op.cit.,

Page 39: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

26

dipergunakan dalam semua cabang hukum, berupa cabang hukum tata

negara, hukum perdata dan hukum pidana.48

Menurut Randall tujuan dari perbandingan hukum sendiri ialah suatu

usaha mengumpulkan berbagai informasi mengenai hukum asing,

mendalami pengalaman-pengalaman yang dibuat dalam studi hukum asing

dalam rangka pembaharuan hukum.49 Menurut Romli Atmasasmita tujuan

perbandingan hukum jika dilihat dari teori hukum alam adalah

membandingkan sistem-sistem hukum untuk dapat melihat persamaan dan

perbedaanya dalam rangka mengembangkan hukum itu sendiri. Tujuan

perbandingan hukum jika dilihat dari sudut pragmatis adalah tidak semata-

mata mencari persamaan dan perbedaan, namun lebih kepada mengadakan

pembaharuan hukum.50Manfaat dalam mempelajari perbandingan hukum itu

sendiri menurut Rene David dan Brierly yaitu dapat memahami lebih baik

lagi untuk mengembangkan hukum nasional kita sendiri, membantu dalam

mengembangkan pehamanan terhadap bangsa bangsa lain serta dapat

memberikan sumbangan untuk menciptakan hubungan atau suasana yang

baik bagi perkembangan hubungan internasional.51

Hukum Tata Negara perbandingan merupakan salah satu cabang dari

ilmu pengetahuan kenegaraan yang masih muda usia pada umumnya

mempunyai objek lapangan penyeledikan terhadap negara didalam kerangka

48 Romli Atmasasmita, Asas-Asas Perbandingan Hukum Pidana, Jakarta: Yayasan

Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, 1989, hlm.20 49 Munir Fuady, Perbandingan Ilmu Hukum, Bandung: Refika Aditama, 2007,

hlm.17 50 Romli Atmasasmita, op.cit., hlm. 28 51 Ade Maman Suherman, Pengantar Perbandingan Sistem Hukum, Jakarta:

Rajawali Press, 2008, hlm.17

Page 40: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

27

perbandingan antara satu negara dengan negara lainnya oleh karna

tersangkut kedalamnya metode perbandingan, maka objeknya bukan hanya

satu negara saja melainkan berbagai negara. 52 Hukum tata negara

didalamnya termasuk didalamnya tentang perbandingan hukum tata negara,

ilmu perbandingan hukum tata negara atau dikenal juga dengan sebutan

vergelijkendestaatswetenschap comparative government, sedangkan M.

Nasroen menamakanya dengan “Ilmu Perbandingan Pemerintahan”.53

Perbandingan dalam studi hukum tata negara sebenarnya mempunyai

cabang, ilmu khusus yang melakukan telaah perbandingan antar berbagai

konstitusi yaitu hukum tata negara perbandingan atau ilmu perbandingan

hukum tata negara. Tujuan metode perbandingan itu pada pokoknya ada dua

macam yaitu berupa:

1. Digunakan untuk membandingkan dua atau lebih konstitusi-konstitusi

dari berbagai negara guna menemukan prinsip-prinsip pokok hukum

tata negara;

2. Digunakan untuk membandingkan satu konstitusi yang ditelaah dengan

konstitusi lain atau konstitusi-konstitusi negara-negara lain guna

memahami secara lebih mendalam konstitusi yang telah ditelaah.54

52 Sjahran Bassah, Hukum Tata Negara Perbandingan, Bandung: P.T. Alumni,

2012, hlm.12 53 M. Nasroen, Ilmu Perbandingan Pemerintahan, Jakarta: Berigin, 1957, hlm.43 54 Ni’matul Huda, Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta:Raja Grafindo Persada,

2010, hlm.4

Page 41: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

28

Ilmu negara, ilmu hukum tata negara dan ilmu perbandingan hukum

tata negara. Ketiga ilmu diatas ini mempunyai obyek yang sama yaitu

berupa negara. Obyek ilmu hukum tata negara adalah negara, khusunya

mengenai susunan hukum tata negaranya atau het staatsrechtelijk bestel,

sedangkan obyek ilmu perbandingan hukum tata negara adalah bermacam-

macam bentuk atau sistem ketatanegaraan, ciri-ciri khusus yang melekat

padanya, hal-hal apakah yang menimbulkannya, dengan jalan apakah hal-

hal tersebut berubah, hilang dan sebagainya, yang dapat diketahui dengan

cara menganalisis secara metodis dan menetapkannya secara sistematis.55

Sedangkan menurut Vicki C. Jackson dan Mark Tushnet obyek atau

substansi perbandingan hukum tata negara meliputi:56

a. Sifat perbandingan dalam hukum tata negara, memberikan prespektif

alternatif tentang nilai perbandingan hukum tata negara;

b. Fungsi-fungsi konstitusi;

c. Transisi konstitusional, perubahan-perubahan konstitusi, serta

perubahan rezim;

d. Isu-isu hak asasi manusia, kaitan antara konstitualisme dan pengujian

oleh lembaga peradilan;

e. Peranan mahkamah konstitusi;

55 Harianto, “Makalah Perbandingan Hukum Tata Negara: Pengertian dan

Istilahnya”, 2018, hlm.4, https://harianto05091995.blogspot,com/2018/03/perbandingan-

hukum-tata-negara.html?m=1, diakses 1 April 2021, 19:30 56 Vicki C. Jackson, et al., Comparative Constitusional Law, (t.p.), 1999, hlm.7-9

Page 42: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

29

f. Pemisahan kekuasaan, hubungan antara eksekutif, legislatif, masalah-

masalah dalam bidang luar negeri, hubungan antara struktur perwakilan

pemerintah dan komitmen kekuatan militer;

g. Isu-isu federalsm;

h. Isu-isu pluralism, termassuk tindakan tindakan afirmasi;

i. Pluralisme keagamaan, pendekatan konstitusi untuk mengakomodasi

hal-hal yang berkaitan dengan agama, toleransi beragama, serta ekspresi

keagaaman oleh masyarakat;

j. Kebebasan berbicara, masalah tindakan negara, serta norma-norma

subtantif yang diperlakukan untuk sistem kenegaraan;

k. Hak-hak kesejahteraan sosial yang dijamin dalam konstitusi.

Bebarapa ahli mengutarakan pendapatnya tentang ilmu perbandingan

hukum tata negara, diantaranya:

1. C.F. Strong dalam “Modern Political Constitution” adalah yang

menempatkan ilmu perbandingan hukum tata negara sebagai mata

pelajaran yang berdiri sendiri dan mempergunakan metode

perbandingan sebagai tujuan.

2. Kranenburg berpendapat bahwa ilmu perbandingan hukum tata negara

adalah ilmu-ilmu pengetahuan yang memberikan penjelasan atau

menyelidiki sebab musabab suatu (verklarend wetenschap) dan upaya

pengembangan kearah tersebut, sangat memerlukan pula baik secara

paralel atau tidak, pengembangan ilmu negara umum dan ajaran hukum

umum (de algemene rechtsleer) menjadi suatu syarat mutlak.

Page 43: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

30

Mencermati pandangan Reolof Kranenburg dalam bukunya inleiding in

de Vergelijkende Staatswetenschap, tugas ilmu perbandingan hukum

tata negara adalah melakukan perbandingan, yang artinya menyelediki

persamaan dan perbedaan serta faktor-faktor yang menyebabkannya

dari sistem hukum tata negara diberbagai negara. Oleh karna itu,

perkembangan ilmu negara dan ilmu hukum merupakan syarat mutlak

bagi kesuburan tumbuhnya ilmu perbandingan hukum tata negara untuk

menjadi ilmu yang memberikan eksplansi atau verklarend. Kerangka

pemikiran Reolof Kranenburg mengatakan bahwa ilmu negara

berfungsi memberikan konstribusi berupa landasan teoritis tentang

negara dan mendeskripsikan lembaga-lembaga formal antar negara

yang dijadikan obyek perbandingan.

3. Sri Soemantri Martosoewignjo ilmu perbandingan hukum tata negara

adalah suatu cabang ilmu hukum yang dengan mempergunakan metode

perbandingan berusaha membanding-bandingkan satu atau beberapa

aspek hukum tata negara dari dua negara atau lebih.

4. Nasroen berpendapat bahwa ilmu perbandingan pemerintahan atau

negara harus merupakan suatu ilmu pengetahuan yang memberi nilai

(waarderend wetenschap), ia harus sanggup menentukan secara

obyektif bagaimanakah pemerintah atau negara itu seharusnya, antara

lain yaitu pemerintah atau negara yang memberikan manfaat sebaik-

baiknya bagi masyarakatnya dan inilah yang merupakan ukuran dalam

melakukan perbandingan antar negara atau pemerintah. Pendapat

Page 44: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

31

Nasroen tersebut apabila dihubungkan dengan ilmu perbandingan tata

negara, maka ilmu ini bertugas untuk mendapatkan negara yang

seharusnya atau negara yang dicita-citakan (staats idee), yang akan

berlaku dimana-mana.57

Tugas ilmu perbandingan hukum tata negara menurut Kranenburg

adalah guna menganalisis secara metodis dan menetapkan secara sistematis

bermacam-macam bentuk atau sistem ketatanegaraan, ciri-ciri khusus yang

melekat padanya, hal-hal apakah yang menimbulkannya, dengan jalan

apakah hal-hal itu berubah, hilang dan sebagainya.58Vicki C. Jackson dan

Mark Tusnet menyebutkan bahwa perbandingan hukum tata negara

memiliki manfaat yaitu dapat memberikan kemampuan berfikir secara

sistematis tentang berbagai perbedaan struktur dalam penyelenggaraan

pemerintahan, dan berbagai perbedaan pendekatan untuk membangun

bentuk bentuk pemerintahan yang adil, efektif, dan stabil, dan disaat yang

sama memberikan flesibellitas untuk masa depan yang diperlukan untuk

memenuhi perubahan kebutuhan dan memastikan stabilitas yang

berkelanjutan, merupakan manfaat umum mempelajari bahan bahan

perbandingan hukum tata negara.59 Perbandingan hukum tata negara juga

mempunyai manfaat-manfaat lain, diantaranya seperti:

57 M. Nasroen, op.cit., hlm. 58 Daniel Samosir, “Makalah Perbandingan Hukum Tata Negara (Indonesia dan

Amerika Serikat)”, 2013, hlm. 5, https://id.scribd.com/doc/127714203/Makala-Perbandingan-

Hukum-Tata-Negara-Indonesia-Amerika-Serikat, diakses 1 April 2021, 22:02 59 Vicki C. Jackson, et al., op.cit., hlm. 5

Page 45: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

32

a. Dapat memperoleh informasi yang lebih baik tentang dunia;

b. Dapat memberi peluang menemukan bermacam-macam bentuk suatu

sistem untuk membangun pemerintahan yang lebih sempurna guna

mewujudkan keadilan;

c. Menjamin ketentraman dan keamanan;

d. Menjamin kebebasan dan kesejahteraan.60

Perbandingan hukum tata negarasebagai salah satu mata pengajaran

pada sekolah Tinggi Hukum Fakultas Hukum memiliki definisi dan

substansinya sendiri. Deskripsi perbandingan hukum tata negara adalah

mata kuliah lanjutan yang bersifat analitis, melakukan kajian perbandingan

terhadap berbagai dimensi yang ada dalam hukum tata negara suatu negara

dengan negara lainnya.61 Substansi mata kuliah perbandingan hukum tata

negara selain membahas sifat perbandingan hukum sebagai ilmu yang

berdiri sendiri atau metode, juga membahas pula:

a. Perbandingan konstitusi dan segala aspeknya;

b. Struktur dan sistematikanya;

c. Materi muatannya;

d. Pembentukan dan perubahannya;

e. perbandingan kelembagaan negara;

f. perbandingan sistem pemerintahan.62

60 Bagir Manan, op.cit., hlm.7 61 Jazim Hamidi, Perbandingan Hukum Tata Negara, Silabus dan Satuan Acara

Perkuliahan Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, 2012, hlm. 3 62 Bagir Manan, op.cit., hlm. 11

Page 46: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

33

B. Konstitusi

Konstitusi merupakan sesuatu yang sangat penting bagi setiap bangsa dan

negara, baik yang sudah lama merdeka maupun yang baru saja memperoleh

kemerdekaannya. 63 Konstitusi yang di gunakan pada negara-negara yang ada di

dunia secara umum terdapat dua macamkonstitusi yaitukonstitusi tertulis

dankonstitusitidak tertulis. Dapat dikatakan bahwa hampir semuanegara di

dunia memiliki konstitusi tertulis atauUndang-Undang Dasar (UUD) yang pada

umumnyamengatur mengenai pembentukkan, pembagianwewenang, dan cara

bekerja berbagai lembagakenegaraan serta perlindungan hak asasi manusia.64

Istilah konstitusi pertama kali dikenal di negara Perancis, yaitu berasal

dari bahasa Perancis Constituer dan Constitution,.65Constituer yang artinya

membentuk, mendirikan atau menyusun, danConstitution yang artinya susunan

atau pranata (masyarakat). 66 Istilah konstitusi dalam beberapa bahasa

diantaranya adalah Constitution (bahasa Inggris), Cosntitutie (bahasa Belanda),

Constitutionel (bahasa Prancis), Verfassung (bahasa Jerman), Constitutio

(bahasa Latin), Fundamental laws (bahasa Amerka Serikat).67

M.Solly Lubis berpendapat mengenai istilah konstitusi yang berasal dari

bahasa Perancis (Consituer), yang artinya adalah membentuk. Penggunaan

istilah konstitusi, yang dimaksud ialah pembentukan suatu negara, atau

63 Taufiqurrohman Syahuri,Hukum Konstitusi: Proses dan Prosedur Perubahan

UUD di Indonesia 1945- 2002 serta Perbandingannya dengan Konstitusi Negara Lain di

Dunia, Bogor: Ghalia Indonesia, 2004, hlm. 28 64Morissan, Hukum Tata Negara RI Era Reformasi, Jakarta: Ramdina Prakarsa,

2005, hlm.11 65Astim Riyanto, Teori Konstitusi, Bandung: Yapemdo, 2000, hlm. 17 66 Winarsih Arifin, et.al., Kamus Prancis-Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama,1996. 67 Ellydar Chaidir, Hukum dan Teori Konstitusi, Jogjakarta: Kreasi Total Media

Yogyakarta,2007, hlm. 20-21

Page 47: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

34

menyusun dan menyatakan suatu negara. 68 Wirjono Prodjodikoro

mengemukakan hal yang sama terkait pengertian konstitusi yang artinya

pembentukan, dimana hal ini berasal dari kata kerja Constitutionyang berarti

membentuk. Membentuk dalam hal ini ialah membentuk suatu negara, maka

konstitusi mengandung permulaan dari segala peraturan mengenai suatu

negara. 69 Sri Soemantri Martosoewignjo menjabarkan konstitusi dalam dua

pengertian, yaitu:

1. Konstitusi dalam arti luas menggambarkan keseluruhan sistem

ketatanegaraan suatu negara, yaitu berupa kumpulan-kumpulan peraturan

yang membentuk, mengatur atau memerintah negara. Peraturan-peraturan

tersebut ada yang tertulis sebagai keputusan badan yang berwenang dan

ada yang tidak tertulis berupa usages, understanding customs, or

conventions.

2. Konstitusi dalam arti sempit dituangkan dalam suatu dokumen seperti

UUD.70

Selaras dengan definisi diatas, G.S Diponolo mendeskripsikan konstitusi

dalam dua pengertian, antara lain:

1. Konstitusi dalam arti luas, konstitusi diartikan sebagai keseluruhan dari

ketentuan-ketentuan dasar atau hukum dasar (Droit Constituonnelle)

2. Konstitusi dalam arti terbatas, konstitusi diartikan sebagai piagam dasar

atau undang-undang dasar (Loi Constituonnelle).71

68M Solly Lubis, Hukum Tata Negara, Bandung: Mandar Maju, 2008, hlm. 37 69 Astim Riyanto, op.cit., hlm. 344 70 Sri Soemantri Martosoewignjo, Prosedur dan Perubahan Konstitusi, Bandung:

Alumni, 1987, hlm. 21

Page 48: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

35

Konstitusi merupakan suatu kaidah yang tertuang dalam suatu dokumen

khusus dikenal dengan sebutan UUD. 72Konstitusi dianggap sebagai sebuah

hukum atauaturan dasar suatu negara, dalam bentuk tertulis atautidak tertulis

yang membentuk karakteristik dan konsep-konseppemerintahannya, berisi

prinsip-prinsip asasiyang dipatuhi sebagai dasar kehidupan

kenegaraan,pengendalian pemerintah, pengaturan, pembagiandan pembatasan

fungsi-fungsi yang berbeda daridepartemen-departemen serta penjabaran

secara luas terkait urusan-urusan yang berkaitan dengan pengujiankekuasaan

kedaulatan.73

Berkaitan dengan sifat konstitusi, Astim Riyanto menjabarkan enam sifat

dari konstitusi, antara lain:

1. Konstitusi bersifat progresif;

2. Konstitusi bersifat luwes;

3. Konstitusi bersifat tegas;

4. Konstitusi bersifat konservatif;

5. Konstitusi bersifat realistis;

6. Konstitusi bersifat idealis.74

Peranan konstitusi dalam sebuah kehidupan ketatanegaraan suatu negara

merupakan sesuatu hal yang mendasar, sebab tanpa konstitusi suatu negara bisa

jadi tidak akan terbentuk. Maka dalam hal ini fungsi konstitusi pada sebuah

negara antara lain:

71 G.S. Diponolo, Ilmu Negara Jilid 2, Jakarta: Balai Pustaka, 1975, hlm. 166 72 Bagir Manan, Pertumbuhan dan Perkembangan Konstitusi Suatu Negara,

Bandung: Bandar Maju,1995, hlm. 7 73Ellydar Chaidir, op.cit., hlm.35 74 Astim Riyanto, Teori Konstitusi, Bandung: APEMDO, 2000, hlm. 344

Page 49: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

36

1. Konstitusi berfungsi membagi kekuasaan dalam suatu negara;

2. Konstitusi membatasi kekuasaan pemerintah atau penguasa dalam suatu

negara;

3. Konstitusi menentukan pembatasan terhadap kekuasaan sebagai suatu

fungsi konstitusionalisme;

4. Konstitusi memberikan legitimasi terhadap kekuasaan pemerintah;

5. Konstitusi sebagai instrumen untuk mengalihkan kewenangan dari

pemegang kekuasaan asal (baik rakyat dalam sistem demokrasi atau raja

dalam sistem monarki) kepada organ-organ kekuasaan negara.75

C. Tinjauan Umum Tentang Negara

1. Pengertian Negara

Istilah negara diterjemahkan dari bahasa asing De Staat (bahasa

Belanda dan Jerman),State (bahasa Inggris),le’etat (bahasa Prancis), Daulah

(bahasa Arab). Sejarah awal mula penggunaan kata Staatdipergunakan pada

abad ke-15 di Eropa Barat,anggapan umum yang diterima bahwa kata staat

(state, etat) berasal dari kata bahasa latin status atau statum. 76 Secara

terminologi negara diartikan sebagai organisasi tertinggi diantara satu

kelompok masyarakat yang memiliki cita-cita untuk bersatu, hidup dalam

satu kawasan yang sama, dan mempunyai suatu pemerintahan yang

berdaulat. Pengertian ini mengandung nilai konstitutif yang dimiliki oleh

suatu negara berdaulat: rakyat, wilayah, dan pemerintahan yang berdaulat.

75Nadiroh, “Teori dan Konsep Konstitusi” PKNI4419/MODUL 1 Konstitusi UUD

1945, hlm. 1.23 76Ni’matul Huda, Ilmu Negara, Jakarta: Rajawali Pers, 2013, hlm. 1

Page 50: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

37

Negara indentik dengan hak dan kewenangan. 77 Teori tata negara

menyebutkan tentang beberapa pengertian negara secara umum yaitu:

a. Negara dalam arti luas adalah suatu kesatuan sosial dan diatur secara

konstitusional guna mewujudkan kepentingan bersama.

b. Negara dalam arti sempit adalah suatu wilayah diatas permukaan bumi

yang kekuasaannya baik politik, militer, ekonomi, sosial maupun

budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada di wilayah tersebut.

c. Negara diartikan sebagai suatu pengorganisasian masyarakat dalam

suatu wilayah tertentu dengan sejumlah orang yang menerima

keberadaan organisasi.78

Negara adalah suatu insititusi yang terbentuk oleh kumpulan orang-

orang yang hidup dalam suatu wilayah tertentu dengan tujuan yang sama,

terikat dan taat terhadap perundang-undangan serta memiliki pemerintahan

yang sah.Pemerintah dalam hal ini memiliki kekuasaan dan wewenang

untuk mengatur rakyatnya, tujuannya guna mewujudkan kepentingan

bersama. Terbentuknya suatu negara atas dasar kesepakatan bersama dengan

tujuan untuk mengatur kehidupan anggotanya dalam memperoleh hidup dan

memenuhi kebutuhan mereka, serta untuk mengatur bagaimana anggota

77 A. Ubaedillah, et al., Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education)

Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani, Jakarta: Kencana Prenada media

Group, 2008, Ed.3, hlm. 84 78 Teuku Saiful Bahri Johan, Perkembangan Ilmu Negara Dalam Peradaban

Globalisasi Dunia, Yogyakarta: CV Budi Utama, 2018, Ed.1, Cet 1, hlm. 64

Page 51: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

38

masyarakat dalam menjalankan aktivitasnya sebagai warga negara, negara

memberikan batasan-batasan dalam wujud aturan dan hukum.79

Definisi tentang negara menurut para ahli ketatanegaraan memberikan

beragam pengertian tentang negara, hal ini merupakan salah satu hal yang

tidak bisa dihindari karena setiap ahli ketatanegaraan mempunyai sudut

pandang yang berbeda-beda dalam melihat konsep mengenai negara. Para

ahli ketatanegaraan memberikan gambaran mengenai negara yang dapat

dilihat dari segi kedaulatan (kekuasaan) maupun negara dilihat dari segi

peraturan (sudut hukum), pengertian yang dikemukakan oleh para ahli

antara lain:80

1) Ibnu Khaldun, Negara adalah masyarakat yang mempunyai wazi’ dan

mulk, yaitu memiliki kewibawaan dan kekuasaan.81

2) Al-Mawardi, Negara adalah sebuah lembaga politik sebagai pengganti

fungsi kenabian guna melaksanakan urusan agama dan mengatur urusan

dunia.82

3) Aristoteles, Negara adalah suatu kekuasaan masyarakat yang bertujuan

untuk mencapai kebaikan yang tertinggi bagi umat manusia.83

79Ega Gabriel, “Pengertian dan Bentuk Bentuk Negara” Fakultas Hukum Universitas

Ekasakti-AAI Padang, https://osf.io/wzx3d/download diakses 11 Feburuari 2021, 10:13 WIB 80Usman, “Negara dan Fungsinya” Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Alauddin

Makassar, Jurnal Al-Daulah, Volume 4, Nomor 1, Juni, 2015, hlm. 130. 81 Deliar Nur, Pemikiran Politik di Negara Barat, Jakarta: Rajawali Press, 1982,

hlm.54 82 Kamaluddin Nuridin, Hukum Tata Negara dan Kepemimpinan dalam Takaran

Islam, Jakarta: Gema Insani Press, 2000, hlm.15 83 G.S. Diponalo, Ilmu Negara, Jakarta: Balai Pustaka, 1975, Jilid I, hlm.23

Page 52: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

39

4) Marsilius, Negara adalah suatu badan atau organisme yang mempunyai

dasar dasar hidup dan mempunyai tujuan tertinggi, yaitu

menyelenggarakan dan mempertahankan perdamaian.84

5) Mac. Ivar, Negara adalah suatu asosiasi yang menyelenggrakan

penertiban didalam suatu masyarakat disuatu wilayah yang berdasarkan

pada sistem hukum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah dengan

maksud memberikan kekuasaan memaksa.85

6) H.J Laski, Negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena

mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan secara sah lebih

agung dari pada individu atau kelompok yang merupakan bagian dari

masyarakat itu. Masyarakat merupakan negara yang harus ditaati baik

oleh individu maupun oleh asosiasi-asosiasi, ditentukan oleh suatu

wewenang yang bersifat memaksa dan mengikat.86

7) Krasner, Negara sebagai sejumlah peran dan institusi yang memiliki

dorongan dan tujuan khusus yang berbeda dari kepentingan kelompok

tertentu manapun dalam masyarakat.

8) Eric Nordlinger melihat negara sebagai semua individu yang

memegang jabatan dimana jabatan tersebut memberikan kewenangan

kepada individu-individu untuk membuat dan menjalankan keputusan-

84 Suhino, Ilmu Negara, Jogjakarta: Liberty, 1980, hlm.64 85 Mac. Ivar, Negara Modern, Jakarta: Aksara Baru, 1984, hlm. 28 86 Moh. Kusnadi, et al., Ilmu Negara, Jakarta: Perintis Press,1985, hlm.48

Page 53: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

40

keputusan yang dapat mengikat pada sebagian atau keseluruhan dari

segmen-segmen dalam masyarakat.87

2. Bentuk Negara

Bentuk negara merupakan suatu batas antara peninjauan secara

sosiologis dan peninjauan secara yuridis mengenai negara. Penijauan bentuk

negara dapat dilihat dengan berbagai metode, salah satunya dengan metode

peninjauan secara sosiologis yaitu jika negara dilihat secara keseluruhan

(ganzhit) tanpa melihat isinya, secara yuridis jika negara atau peninjauan

hanya dilihat dari isinya atau strukturnya,serta secara yuridis jika negara

atau peninjauan hanya dilihat dari isinya atau strukturnya. 88 Pengertian

bentuk negara sering dikaitkan dengan bentuk pemerintahan suatu negara,

pembahasan mengenai bentuk negara dilihat dari perkembangan sejarahnya

dan yakni sejak zaman Yunani kuno hingga sekarang:

1) Bentuk Negara pada Zaman Yunani Kuno

Plato mengemukakan lima macam jenis bentuk negara yang

sesuai dengan sifat tertentu dan jiwa manusia, yaitu:

a. Aristokrasi adalah pemerintahan oleh Aristokrat (cendikiawan)

sesuai dengan pikiran keadilan.

b. Timokrasi adalah pemerintahan oleh orang-orang yang ingin

mencapai kemasyhuran dan kehormatan.

87 Damsar, Pengantar Sosiologi Politik Jakarta, Jakarta: Kencana, 2010, Cet. 1, hlm.

100-102 88Dasri Tiara Salsabila, “Pengertian dan Macam-Macam Bentuk Negara” Fakultas

Hukum Universitas Ekasakti-AAI Padang, https://osf.io/r9he3/download/?format=pdf diakses

11 Februari 2021, 11:51 WIB

Page 54: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

41

c. Oligarchi adalah pemerintahan oleh para hartawan. Keadaan ini

melahirkan milik partikulir, maka orang-orang miskinpun bersatu

melawan kaum hartawan.

d. Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat miskin. Karena salah

mempergunakannya maka keadaan ini berakhir dengan kekacauan

atau anarki.

e. Tirani adalah pemerintahan oleh seorang penguasa yang bertindak

secara sewenang-wenang. Bentuk ini adalah bentuk paling jauh

dari cita-cita tentang keadilan.89

2) Bentuk Negara pada Zaman Pertengahan

Kriteria melihat bentuk negara menurut C.F Strong:

a. Melihat Negara itu bagaimana bangunannya apakah ia Negara

kesatuan atau serikat.

b. Melihat bagaimana konstitusinya.

c. Mengenai badan eksekutif, apakah ia bertanggung jawab kepada

parlemen atau tidak, atau disebut badan eksekutif yang sudah

tertentu jangka waktunya.

d. Mengenai badan perwakilannya, bagaimana susunannya, siapa

yang berhak duduk disitu.

e. Bagaimana hukum yang berlaku dan bagaimana hukum

nasionalnya.90

89Moh. Kusnardi, et al.,Ilmu Negara, Jakarta: Gaya Media Pratama, 1995, cet3 90 Dea Ayuni, “Analisis Pemikiran Ali Abdur Raziq Tentang Negara Dalam

Prespektif Islam” Skripsi Fakultas Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Maulana

Hasanuddin Banten, 2018, hlm. 46

Page 55: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

42

3) Bentuk Negara pada Masa Sekarang

a. Bentuk Negara Kesatuan

Negara kesatuan adalah negara yang berdaulat yang

diselenggarakan sebagai satu kesatuan tunggal, dimana pemerintah

pusat adalah yang tertinggi dan satuan satuan subnasionalnya hanya

menjalankan kekuasaan kekuasaan yang dipilih oleh pemerintah

pusat untuk didelegasikan.

b. Bentuk Negara Federal

Negara federal adalah bentuk negara yang mempunyai sifat

dasar adanya pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dan

unit federal. Ciri dari negara federal adalah bahwa bentuk negara

ini mencoba menyesuaikan dua konsep yang sebenarnya

bertentangan yaitu kedaulatan negara federal dalam keseluruhannya

dan kedaulatan negara bagian.Penyelenggaraan kedaulatan keluar

dari negara-negara bagian di serahkan sepenuhnya kepada

pemerintah federal, sedangkankedaulatan ke dalam dibatasi.91

c. Bentuk Negara Konfedrasi

Negara konfederasi adalah bentuk negara yang memiliki

kedaulatan yang terletak pada masing-masing negara anggota

peserta konfederasi. Bentuk negara konfederasi berbeda dengan

bentuk negara federasi, yang mana pembeda dalam hal ini adalah

91Ibid,hlm. 46-47

Page 56: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

43

pada bentuk negara federasi letak kedaulatannya itu pada federasi

itu sendiri dan bukan pada negara-negara bagian.92

3. Tujuan dan Fungsi Negara

Tujuan sebuah negara dapat bermacam jenis, antara lain negara

bertujuan untuk memperluas kekuasaan, negara bertujuan

menyelenggarakan ketertiban hukum, negara bertujuan untuk mencapai

kesejahteraan umum.93Roger H. Soltau berpendapat bahwa tujuan dari suatu

negara adalah untuk mengembangkan agar rakyat berkembang serta

mengembangkan daya ciptanya sebebas mungkin. Serta Aristotelesyang

berpendapat bahwa tujuan dari suatu negara guna menyelenggarakan hidup

yang baik dari warga negaranya. Adapun tujuan negara secara umum

adalah:

a) Untuk memperluas kekuasaan;

b) Untuk menyelenggarakan ketertiban hukum;

c) Untuk mencapai kesejahteraan umum.94

Konsep dan ajaran Plato menyebutkan tujuan adanya negara adalah

untuk memajukan kesusilaan manusia, sebegai perseorangan atau individu

dan sebagai makhluk sosial. Menurut ajaran konsep teokratisThomas

Aquinas dan Agustinus tujuan negara adalah guna mencapai penghidupan

serta kehidupan aman dan tentram dengan taat kepada dan dibawah

92Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia, 1989, hlm.142 93Ni’matul Hasanah, “Kepemimpinan Dalam Sistem Politik Indonesia Pada Masa

Demokrasi Terpimpin Menurut Prespektif Fiqh Siyasah” Skripsi Fakultas Syari’ah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, 2014, hlm.48 94 I Putu Ari Astawa, “Negara dan Konstitusi “Makalah Universitas Udayana, 2017,

hlm.21,https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/2f0542d649a363d3f06edb245

99a0.pdf diakses 17 Maret 2021, 20:49 WIB

Page 57: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

44

pimpinan Tuhan. Pimpinan negara menjalankan kekuasaannya hanya

berdasarkan kekuasaan Tuhan yang diberikan kepadanya. Sebagai sebuah

organisasi kekuasaan dari kumpulan orang orang yang mendiaminya, negara

harus memiliki tujuan yang disepakati bersama. 95 Konteks tujuan negara

Indonesiatertuang dalam Pembukaan dan penjelasan UUD NRI 1945 adalah

untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa

dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi, dan keadilan sosial.96

Fungsi negara yang bersifat universal meliputi adanya kewajiban dari

suatu negara untuk mewujudkan kepentingan masyarakat atau kepentingan

umum, tanpa melihat kepada bentuk atau sistem pemerintahan yang dianut

oleh negara tersebut. Fungsi negara yang pertama dalam hal ini adalah

fungsi regular atau fungsi pengaturan adalah dimana setiap negara harus

melaksanakan fungsi utamanya yaitu pengaturan yang merupakan salah satu

faktor penting jalannya tatanan pemerintahan. 97 Fungsi regular meliputi:

fungsi politik, fungsi diplomatik, fungsi yuridis, fungsi administrasi. 98

Sedangkan fungsi yang kedua adalah fungsi pembangunan, fungsi

pembangunan pada hakikatnya merupakan perubahan yang terencana dan

95A. Ubaedillah, et al.,Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) Demokrasi,

Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani, Jakarta: Kencana Prenada media Group, 2008,

Ed.3, hlm. 84 96Ibid, hlm. 85 97 H. Bohari, Hukum Anggaran, Jakarta:RajaGrafindo Persada, 1992, hlm.6-7 98 Muchsan, Sistem Pengawasan Terhadap Perbuatan Aparat Pemerintah dan

Peradilan Tata Usaha Negara di Indonesia, Jogjakarta: Liberty, 1996, hlm.1

Page 58: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

45

dilakukan secara terus menerus untuk menuju pada suatu perbaikan yang

telah ditetapkan sebelumnya.99

Tujuan dan fungsi suatu negara memiliki hubungan yang erat terkait

bagaimana suatu negera terbentuk. Fungsi negara diartikan sebagai kegiatan

negara guna mencapai cita-cita dan harapan sesuai tujuan negara agar

menjadi kenyataan.Ahli-ahli ketatanegaraan mengemukakan pendapatnya

terkait fungsi negara, diantaranya adalah John Locke yang membagi fungsi

negara menjadi tiga yaitu :

a) Fungsi Legislatif (membuat undang-undang);

b) Fungsi Eksekutif (melaksanakan undang-undang);

c) Fungsi Federatif (mengurusi urusan luar negeri, perang dan damai)

Montesquie menyatakan bahwa fungsi negara mencakup tiga tugas

pokok yaitu:

a) Fungsi Eksekutif (melaksanakan undang-undang);

b) Fungsi Legislatif (membuat undang-undang);

c) Fungsi Yudikatif (mengawasi agar peraturan atau undang-undang

ditaati).

Secara umum sendiri fungsi negara mencakup empat hal, yaitu:

a) Fungsi keamanandan ketertiban;

b) Fungsi kesejahteraan dan kemakmuran;

c) Fungsi pertahanan;

d) Fungsi keadilan.100

99 J.C.T., Simorangkir, et al., Undang-Undang Dasar 1945, Jakarta: Jembatan, 1982

Page 59: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

46

4. Unsur-Unsur Negara

Unsur-unsur negara adalah bagian-bagian pokok atau elemen-elemen

esensial yang harus ada sebagai pembentuk dan menjadikan negara itu

ada.Unsur-unsur pembentuk negara yang pokok disebut unsur konstitutif

negara. Oppenheimer Lauterpachtmenyatakan bahwa untuk dapat disebut

sebagai negara makaharus memenuhi syarat: rakyat, daerah atau wilayah,

danpemerintahan yang berdaulat. 101 Ketiga unsur tersebut merupakan hal

yang pokok menurut pandangan tradisionaltentang unsur-unsur negara.

Bahkan secara politis, unsur pemerintahan tidak mensyaratkanharus

berdaulat, sehingga unsur-unsur negara menurut konsep Ilmu Politik

yaitupendudukyang menetap, wilayah tertentu, dan pemerintahan.102

Unsur-unsur suatu negara dalam bentuk awal terciptanya akan

menampakan dirinya sebagai: daerah atau wilayah, masyarakat, penguasa

tertinggi. Selain tiga unsur yang diajabarkan diatas, para sarjana

menambahkan satu unsur lagi yaitu unsur pengakuan dari negara lain.

Unsur-unsur diatas apabila dikaitkan dengan negara Indonesia maka akan

terlihat:

1) Daerah Negara Republik Indonesia

(a) daratan teritorial

(b) laut teritorial

(c) udara teritorial

100 I Putu Ari Astawa, op.cit., hlm. 19-20 101 Razikin Daman, Hukum Tata Negara Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo,

1993 102 Jimly Asshiddiqie, Konstitusi dan Ketatanegaraan Indonesia

Kontemporer,Jakarta: The Biography Institute,Cet 1, 2007, hlm. 180

Page 60: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

47

2) Masyarakat

(a) warga negara republik Indonesia

(b) penduduk negara Republik Indonesia

(c) hak-hak dan kebebasan dasar manusia

3) Penguasa Negara Republik Indonesia

(a) kekuasaan perundang-undangan

(b) kekuasaan pelaksanaan

(c) kekuasaan kehakiman.103

Mengenai unsur-unsur negara telah dituangkan kedalam Konvensi

Montevideo Tahun 1933 (Montevideo Convention on Rights and Duties of

States of 1933), di dalam Pasal 1ditentukan bahwa: The state as a person of

international law should possess the followingqualifications:

(a) apermanent population;

(b) a defined territory;

(c) government; and

(d) capacity to enter into relations with the other states.

Penjelasan diatas menyebutkan 4 unsur negara yakni: penduduk yang

tetap, wilayah tertentu atau wilayah yang jelas, pemerintah dan kemampuan

untuk mengadakan hubungan dengan negara lain. Keempat unsur ini

menjadi elemen dasar dari adanya suatunegara dalam pandangan Hukum

Internasional.104

103 A. Siti Soetami, Pengantar Tata Hukum Indonesia, Bandung: PT. Eresco, Cet 1,

1992, hlm. 43-44 104 Made Nurmawati, et al., Konsepsi Fundamental Negara, Fakultas Hukum

Universitas Udayana, 2017, hlm. 20

Page 61: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

48

5. Hubungan Negara dan Sistem Pemerintahan

Negara pada dasarnya selain mempunyaibentuk negara dan bentuk

pemerintahan, juga mempunyai sistem pemerintahan. Sistem pemerintahan

merupakan suatu sistem sebagai alat untuk mengatur jalannya pemerintahan

sesuai pada kondisi negara dengan tujuan menjaga kestabilan negara. sistem

pemerintahan negara adalah suatu mekanisme kerja dan koordinasi atau

hubungan antara ketiga cabang kekuasaan yaitu legislatif, eksekutif dan

yudikatif. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa sistem pemerintahan

adalah hubungan dan susunan antar lembaga-lembaga negara yang saling

terkait dan berkesinambungan dalam satu kesatuan dalam rangka

penyelenggaraan negara. Secara garis besar sistem pemerintahan dibedakan

dalam dua macam, yaitu sistem pemerintahan presidensiil dan sistem

pemerintahan parlementer.105 Sementara Sri Soemantri menyebutkan sistem

pemerintahan ketiga, yakni sistem pemerintahan quasi. Sistem pemerintahan

quasi atau sistem pemerintahan campuran itu sendiri adalah sistem

pemerintahan yang mengandung unsur-unsur yang terdapat sistem

presidensil maupun yang terdapat dalam sistem pemerintahan

parlementer.106

Moh. Kusnardi mengatakan bahwa sistem adalah suatu keseluruhan

yang terdiri dari beberapa bagian yang mempunyai hubungan fungsional

baik antara suatu bagian-bagian maupun hubungan fungsionalnya terhadap

105 Moh. Mahfud M.D, Dasar dan Struktur Ketatanegaraan Indonesia,Jakarta:

Rieneka Cipta, 2000, hlm.74 106 Sri Soematri, Kedudukan, Kewenangan, dan Fungsi Komisi Yudisial dalam

Sistem Ketatanegaraan RI” dalam Komisi Yudisial, Bungai Rampai Satu Tahun Komisi

Yudisial RI, Jakarta: Komisi Yudisial, 2006, hlm. 24-25

Page 62: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

49

keseluruhannya, sehingga hubungan tersebut dapat menimbulkan

ketergantungan antara bagian-bagian yang akibatnya apabila salah satu

bagian tersebut tidak berjalan dengan baik maka akan

mempengaruhikeseluruhannya.107 Pemerintahan itu sendiri diartikan sebagai

suatu proses, cara atau perbuatan memerintah dalam segala urusan yang

dilakukan oleh negara dalam menjalankan dan menyelenggarakan

kesejahteraan masyarakat dan kepentingan negara. Makna pemerintahan

dalam arti luas adalah pemerintah atau lembaga negara yang menjalankan

segala tugas pemerintah baik sebagai lembaga eksekutif, lembaga legislatif,

lembaga yudikatif. Sedangkan menurut Donald A.Rumokoy mengutarakan

pendapatnya bahwa Pemerintahan dalam arti luas adalah segala hal urusan

yang dilakukan oleh suatu negara dalam menyelenggarakan kesejahteraan

rakyatnya dan kepentingan negara itu sendiri, maka dalam hal ini

pemerintah tidak hanya diartikan sebagai penggerak tugas eksekutif saja

melainkan juga meliputi tugas-tugas lainya termasuk tugas legislatif dan

yudikatif. 108 Hubungan negara dan sistem pemerintahan adalah dimana

terdapat hubungan antara lembaga-lembaga negara yang berfungsi untuk

menjalankan masing-masing kekuasaan-kekuasaan yang terdapat dalam

suatu negara dalam rangka menyelenggarakan kepentingan rakyat.Negara

dan sistem pemerintahan adalah suatu satu kesatuan dimana ketiga lembaga

negara bekerja dan berhubungan satu sama lain dimana setiap lembaga

107 Moh. Kusnardi, et al., Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta: Pusat Studi

Hukum Tata Negara FH UI dan CV Sinar Bakti, 1988, hlm. 167 108 Donald A. Rumokoy, Praktik Konvensi Ketatanegaraan di Indonesia-kajian

perbandingan di Inggris, Amerika Serikat dan Belanda, Jakarta: Media Prima Aksara, 2011,

hlm. 201

Page 63: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

50

negara harus berkerja sama dalam menjalankan tugasnya dengan baik

sehingga tujuan dari suatu negara tersebut berhasil menyelenggarakan dan

terwujudnya kesejahteraan masyarakat dan kepentingan negara.109

D. Sistem Pemerintahan Menurut Hukum Tata Negara

Sebagaimana telah diuraikan dalam kajian mata kuliah Ilmu

Negara.110Terkait dengan pokok bahasan bentuk negara, bentuk pemerintahan

serta sistem pemerintahan yang ada di dunia dan berdasarkan juga pada

penelusuran bahan hukum dibidang Hukum Tata Negara yang berkaitan

dengan sistem pemerintahan, maka ditemukan konsep dan pengertian mendasar

dari sistem pemerintahan.111

Kata “Sistem Pemerintahan” secara etimologi berasal dari kata sistem

dan pemerintahan. 112 Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa

sistem diartikan sebagai suatu perangkat unsur yang secara teratur saling

berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. 113 Sistem adalah suatu

keseluruhan, terdiri dari beberapa bagian yang memiliki hubungan fungsional

terhadap keseluruhan, sehingga hubungan itu dapat menimbulkan suatu

ketergantungan antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya, akibat

yang ditimbulkan jika salah satu bagian yang tidak bekerja dengan baik maka

109Ibid., hlm. 171

110 Abu Daud Busroh, Ilmu Negara, Jakarta: Sinar Grafika, 2010, Cet. Ke-7, Edisi

Revisi, hlm.125-135 111 I Gede Yusa, et al.,op.cit., hlm. 85 112 I Nengah Suantra, “Sistem Pemerintahan dan Pertanggungjawaban Eksekutif”

Bagian Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Unud, hlm. 1 113 Lukman Ali, et al., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1995,

Edisi Kedua, hlm. 950

Page 64: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

51

akan mempengaruhi bagian-bagian yang lainnya. 114 Kata pemerintahan

menurut KBBI diartikan sebagai sebuah proses, perbuatan, cara memerintah.

Dapat dimaknai sebagai segala urusan yang dilakukan oleh negara dalam

menyelenggarakan kesejahteraan masyarakat dan kepentingan negara.115

Carl J. Friedrich memaknai sistem adalah suatu keseluruhan terdiri dari

bagian yang mempunyai hubungan fungsional baik antara bagian-bagian

maupun hubungan fungsional terhadap keseluruhannya, sehingga hubungan

tersebut menimbulkan ketergantungan antara bagian-bagian yang akibatnya jka

salah satu bagian tidak bekerja maka mempengaruhi bagian yang lainnya.116

Pemerintahan dalam arti luas adalah segala urusan yang dilakukan oleh negara

dalam menyelenggarakan kesejahteraan rakyat dan kepentingan negara

tersebut. 117 Berdasarkan definisi diatas apabila membahas tentang sistem

pemerintahan pada umumnya membicarakan juga bagaimana pembagian

kekuasaan serta hubungan antara lembaga-lembaga negara yang menjalankan

kekuasaan negara, dalam rangka mewujudkan kepentingan rakyat. 118 Secara

etimologi kata pemerintahan berasal dari kata pemerintah, dan pemerintah

berasal dari kata perintah:

114 Moh. Kusnardi, et al., Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta: Sinar

Bakti, (t.t), hlm. 66 115 Lukman Ali, et al., op.cit., hlm. 756 116 Moh. Kusnardi, et.al., hlm. 71 117Ibid., 118 Titik Triwulan Tutik, Konstruksi Hukum Tata Negara Indonesia Pasca

Amandemen UUD 1945, Jakarta: Prenadamedia Group, 2010, hlm. 148

Page 65: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

52

a. Perintah adalah perkataan yang bermaksud menyuruh melakukan sesuatu.

b. Pemerintah adalah kekuasaan yang memerintah suatu negara atau badan

yang tertinggi yang memerintah suatu negara.

c. Pemerintahan adalah suatu perbuatan atau cara, urusan dalam

memerintah.119

Beberapa pakar hukum tata negara mendefinisikan pengertian tentang

sistem pemerintahan, diantaranya A. Hamid S Attamimi yang mengartikan

bahwa sistem pemerintahan pada hakikatnya membicarakan sistem kerja

pemerintahan yang dilakukan oleh presiden dalm hubungannya dengan sistem

kerja fungsi lembaga-lembaga tinggi negara.120 Senada dengan definisi diatas,

Ismail Suny mengatakan bahwa sistem pemerintahan adalah suatu sistem

tertentu yang menjelaskan bagaimana hubungan antara alat alat perlengkapan

negara yang tertinggi disuatu negara.121C.F. Strong memberikan penejelasan

mengenai pengertian pemerintahan dalam arti sempit dan luas. Pemerintahan

dalam arti sempit hanya tertuju pada suatu institusi yaitu eksekutif, sedangkan

pemerintahan dalam arti luas tidak hanya mengenai eksekutif, melainkan

mencakup tiga bagian pemerintahan yaitu kekuasaan legislatif, eksekutif, dan

yudisial.122 Selaras dengan hal tersebut, menurut ajaran tripaja pemerintahan

dalam arti luas adalah perbuatan pemerintah yang dilakukan oleh organ-organ

119Pamudji, Perbandingan Pemerintahan, Jakarta: Bina Aksara, 1985, hlm. 9 120 A. Hammid S Attammimi, Peranan Keppres Presiden RI dalam

penyelenggaraan Pemerintahan Negara, Suatu Studi Analisis Mengenai Keputusuan Presiden

yang Berfungsi Pengaturan dalam Kurun Waktu Pelita I-IV, Jakarta: Disertasi, Pasca Sarjana

UI, 1990 hlm. 124 121 Ismail Suny, Mekanisme Demokrasi Pancasila, Jakarta: Aksara Baru, 1987, hlm.

9-10 122 Sri Soemantri, Sistem-sistem Pemerintahan Negara-negara ASEAN, Bandung:

Tarsito, 1976, hlm.18

Page 66: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

53

dan badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif dalam rangka mencapai tujuan

negara. Pemerintahan dalam arti sempit dalam hal ini hanya meliputi

kekuasaan eksekutif saja dan pemerintahan dalam arti sempit ini meliputi

segala kegiatan dari pemerintah dalam rangka mencapai tujuan suatu negara.123

Sistem pemerintahan adalah pola pengaturan hubungan antara lembaga

negara yang satu dengan lembaga negara yang lainnya atau apabila

disederhanakan sistem pemerintahan dalam hal ini adalah hubungan antara

lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif. Hubungan dalam hal ini meliputi

hubungan hukum, hubungan organisasi, hubungan hubungan kekuasaan

maupun hubungan fungsi. 124 Hakikat sistem pemerintahan pada umumnya

mengenai hubungan tata kerja antara kekuasaan legislatif, kekuasaan eksekutif

dan kekuasaan yudisial, terutama antara kekuasaan legislatif dengan kekuasaan

eksekutif. Hubungan antara kedua badan kekuasaan itulah yang akan

menimbulkan jenis-jenis sistem pemerintahan, hal itu tergantung pada erat

tidaknya hubungan tersebut. 125 Sistem pemerintahan secara teoritis mengalami

perkembangan dari kalsik hingga modern, beberapa ahli menguraikan sejarah

perkembangan sistem pemerintahan yang sudah ada dan dipraktekan oleh

beberapa negara. Mulai dari sistem pemerintahan parlemeter, sistem

123 Dasril Radjab, Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta, 1994, hlm.

57 124 Rusadi Kantaprawira, Sistem Politik Indonesia Suatu Model Pengantar,

Bandung: Sinar Baru, 1985, hlm.40 125 Bintan R. Saragih, Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR

RI): Suatu Pemikiran Tentang Peran MPR di Masa Mendatang, Jakarta: Gaya Media Pratama,

1992, Cet. 1, hlm. 6-8.

Page 67: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

54

pemerintahan presidensial, dan sistem pemerintahan quasi (sistem

pemerintahan campuran).126

Berdasarkan penelusuran berbagai literatur hukum tata negara terdapat

beberapa varian terkait kajian tentang sistem pemerintahan, beberapa pakar

pengkaji hukum tata negara indonesia memberikan pandangan yang beragam

mengenai sistem pemerintahan. Misalnya Jimly Asshiddiqie membagi tiga

kategori sistem pemerintahan yaitu sistem pemerintahan parlementer, sistem

pemerintahan presidensial, sistem pemerintahan campuran.127 Selaras dengan

Jimly Asshiddiqie, Sri Soemantri juga mengemukakan tiga varian sistem

pemerintahan yang didalamnya mencakup sistem pemerintahan parlmenter,

sistem pemerintahan presidensial, serta sistem pemerintahan campuran.128

1. Sistem Pemerintahan Parlementer

Sistem pemerintahan palementer adalah sistem pemerintahan yang

eksekutif dengan legislatifnya memiliki hubungan yang bersifat timbal balik

dan saling mempengaruhi.129 Sistem pemerintahan parlementer merupakan

sistem pemerintahan dimana hubungan antara badan eksekutif dan legislatif

yang sangat erat, hal ini disebabkan adanya pertanggungjawaban para

Menteri terhadap Parlemen. Setiap kabinet yang dibentuk harus memperoleh

dukungan kepercayaan dengan suara terbanyak di Parlemen, dengan

demikian kebijakan pemerintah atau kabinet tidak boleh menyimpang dari

126 Maulidia Anangkota, op.cit., hlm.149 127 Jimly Asshiddiqie, Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia Pasca

Reformasi, Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2007, hlm. 31 128 Sri Soemantri, op.cit., hlm.25 129 Sunarso, Perbandingan Sistem Pemerintahan, Yogyakarta: Penerbit Ombak,

2012, hlm. 2

Page 68: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

55

apa yang dikehendaki Parlemen. 130 Sistem pemerintahan parlementer

merupakan sistem pemerintahan yang paling luas diterapkan di seluruh

dunia.131

Sistem pemerintahan parlementer meliputi dua bentuk yaitu, sistem

pemerintahan parlementer dengan dua partai dimana dalam hal ini:

a. Ketua partai politik yang memenagkan pemilu sekaligus ditunjuk

sebagai formatur kabinet, dan lansung sebagai Perdana Menteri;

b. Seluruh Menteri dalam adalah mereka yang terpilih sebagai anggota

parlemen dengan konsekuensi setelah diangkat menjadi Menteri harus

non aktif dalam parlemen (kabinet parlementer);

c. Partai politik yang menguasai kabinet adalah sama dengan partai politik

yang memegang mayoritas di House of Commons, maka kedudukan

kabinet sangat kuat sehingga jarang di jatuhkan oleh parlemen sebelum

dilaksanakan pemilu berikutnya.132

Sistem parlementer dengan multipartai, dimana dalam hal ini:

a. Didalam parlemen tidak satu pun dari partai politik yang mampu

menguasai kursi secara mayoritas, maka pembentukan kabinet disini

sering tidak lancar;

b. Kepala negara akan menunjuk tokoh politik tertentu untuk bertindak

sebagai pembentuk kabinet atau formatur;

130 Titik Triwulan, Pokok-Pokok Hukum Tata Negara, Jakarta: Prestasi Pustaka,

2006, hlm. 98 131 Jimly Asshiddiqie, Hukum Tata Negara dan Pilar-Pilar Demokrasi, Jakarta:

Sinar Grafika, 2011, Cet. Ke-1, hlm. 26 132Titik Triwulan, op.cit., hlm. 150

Page 69: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

56

c. Formatur harus mengingat perimbangan kekuatan di Parlemen,

sehingga setiap kabinet dibentuk merupakan bentuk kabinet koalisi

(gabungan dari beberapa partai politik).133

Ciri-ciri sistem pemerintahan parlementer adalah:

a. Kedudukankepala negara tidak dapat diganggu gugat;

b. Kabinet yang dipimpin oleh perdana menteri bertangung jawab kepada

parlemen;

c. Susunan anggota dan program kabinet didasarkan atas suara terbanyak

dalam parlemen;

d. Kabinet dapat dijatuhkan atau dibubarkan setiap waktu oleh parlemen;

e. Kedudukan kepala negara dan kepala pemerintahan tidak terletak dalam

satu tangan atau satu orang.134

2. Sistem Pemerintahan Presidensial

Sistem pemerintahan presidensial adalah sistem pemerintahan yang

memisahkan kekuasaan eksekutif dan kekuasaan legislatif. 135 Sistem

presidensial sendiri merupakan sistem pemerintahan yang terpusat pada

kekuasaan presiden sebagai kepala pemerintahan sekaligus sebagai kepala

negara. Badan eksekutif tidak bergantung pada legislatif, serta kedudukan

badan eksekutif lebih kuat dalam menghadapi badan legislatif.136 Sistem

133Ibid., 134 Sunarso, op.cit., hlm. 3 135 Fitra Arsil, Teori Sistem Pemerintahan: Pergesaran Konsep dan Saling

Konstribusi Antar Sistem Pemerintahan di Berbagai Negara, Depok: Rajawali Pres, 2017, hlm.

23 136 Abdul Ghofar, Perbandingan Kekuasaan Presiden Indonesia Setelah Perubahan

UUD 1945 dengan Delapan Negara Maju, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009, hlm.

49

Page 70: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

57

presidensial sebagai pemerintahan perwakilan rakyat yang representatif dan

memiliki prinsip sistem pemisahan kekuasaan yang tegas, pemisahan

kekuasaan dalam hal ini adalah pemisahan kekuasaan antara eksekutif dan

legislatif yang diartikan sebagaimana kekuasaan kekuasaan eksekutif

dipegang oleh suatu badan yang didalam menjalankan tugas tersebut tidak

bertanggung jawab pada badan perwakilan rakyat (kekuasaan legislatif).137

Sistem pemerintahan presidensial, disebut juga dengan sistem

kongresional merupakan sistem pemerintahan negara republik yang

kekuasaan eksekutifnya dipilih melalui pemilu dan terpisah dengan

kekuaasaan legislatif. Unsur sistem pemerintahan presidensial menurut Rod

Hague, terdiri dari tiga unsur yaitu:

a. Presiden yang dipilih rakyat memimpin pemerintahan dan mengangkat

pejabat-pejabat pemerintahan yang terkait;

b. Presiden dan dewan perwakilan memiliki masa jabatan yang tetap, tidak

bisa saling menjatuhkan;

c. Tidak ada status yang tumpang tindih antara badan eksekutif dan badan

legislatif.138

Bagir Manan mengatakan bahwa sistem pemerintahan presidensial

dapat dikatakan sebagai subsitem pemerintahan republik, karna memang

hanya dapat dijalankan dalam negara yang berbentuk republik.139 Sistem

137Ni’matul Huda, Ilmu Negara, Jakarta: Rajawali Press, 2013, hlm. 253 138 Sahya Anggara, Perbandingan Administrasi Negara, Bandung: CV. Pustaka

Setia, Cet. ke 1, 2012, hlm. 160 139Ahmad Sukardja, Hukum Tata Negara dan Administrasi Negara dalam Prespektif

Fikih Siyasah, Jakarta: Sinar Grafika, Cet. ke 1, 2012, hlm. 121

Page 71: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

58

pemerintahan presidensial sebagai sistem pemerintahan yang banyak

digunakan oleh negara-negara memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Kepala negara menjadi kepala pemeritahan;

b. Pemerintah tidak bertanggung jawab kepada parlemen, namun

bertanggung jawab langsung kepada rakyat yang berdaulat;

c. Menteri diangkat dan bertanggung jawab kepada presiden;

d. Posisi eksekutif dan legislatif sama-sama kuat.140

e. Anggota parlemen tidak boleh menduduki jabatan eksekutif dan begitu

pula sebaliknya;

f. Presiden tidak bisa memaksa atau membubarkan parlemen;

g. Presidensial berlaku prinsip supremasi konstitusi, karena itu dan

pemerintahan eksekutif bertanggung jawab kepada konstitusi.141

Arend Lijhart menyebutkan ciri-ciri dari sistem pemerintahan

presidensial apabila dilihat dari hubungan lembaga eksekutif dan lembaga

legislatif, diantaranya:

a. Presiden dipilih secara konstitusional untuk periode tertentu disini

presiden tidak dipilih oleh badan legislatif, akan tetapi dipilih oleh

sejumlah pemilih oleh karnanya presiden bukan merupakan bagian dari

badan legislatif dan dalam kondisi normal tidak dapat dipaksa untuk

mundur oleh badan legislatif melalui mosi tidak percaya, meskipun

terdapat kemungkinan untuk memberhentikan presiden karna perbuatan

melanggar hukum melalui proses impeachmen;

140 Moh. Mahfud M.D, Dasar dan Struktur Ketatanegaraan Indonesia, Jakarta:

Rieneka Cipta, 2000, hlm. 74 141Jimly Asshiddiqie, op.cit., hlm. 316

Page 72: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

59

b. Presiden dipilih baik oleh rakyat maupun lembaga pilihan;

c. Terdapat pemisahan kekuasaan secara tegas antara badan eksekutif dan

legislatif dimana orang yang sama tidak dapat mejabat keduanya secara

bersamaan. Sehingga kedudukan eksekutif dan legislatif sama sama

kuat;

d. Presiden tidak bertanggung jawab kepada legislatif dan tidak dapat

diajtuhkan oleh lembaga legislatif, disamping itu presiden tidak

mempunyai kemampuan untuk membubarkan parlemen;

e. Dalam sistem presidensial presiden adalah kepala negara sekaligus

kepala pemerintahan yang memimpin kabinetnya yang semuanya

diangkat olehnya dan bertanggung jawab kepadnya;

f. Presiden adalah eksekutif murni yang tunggal.142

Sistem pemerintahan presidensial menegaskan harus ada sistem

pemisahan kekuasaan perundang-undangan dan kekuasaan pemerintahan.

Apabila ternyata dikemudian hari timbul perselisihan antara badan eksekutif

dan dan legislatif, maka badan yudikatif yang memutuskannya. 143

Pemisahan kekuasaan yang tegas antara badan eksekutif, legislatif, yudikatif

bertujuan agar antara lembaga satu sama lainnya tidak dapat saling

mempengaruhi. Pemisahan kekuasaan antara eksekutif, legislatif, yudikatif,

biasa kita sebut dengan ajaran Trias Politica.144Montesquieu mengatakan

yang terpenting dari Trias Politica disini adalah pembagian pembatasan

142Arend Lipshart, Sistem Pemerintahan Parlementer dan Presidensial, Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 1995, hlm. 43 143 Ni,matul Huda, op.cit., hlm. 254 144 Ribkha Annisa Octovina, “Sistem Presidensial di Indonesia” Jurnal Ilmu

Pemerintahan, Volume 4, Nomor 2, 2018, hlm. 249

Page 73: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

60

kekuasaan itu terutama ditunjukan kepada kekuasaan presiden dimana

pembatasan kekuasaan lembaga negara terutama presiden dilakukan melalui

sistem pemerintahan negara dalam bentuk tujuh kunci pokok sistem

pemerintahan yang kini sedikit banyak sudah mengalami perubahan dan

mewujud dalam keseimbangan kekuasaan.145 Menurut Montesquieu ada tiga

jenis ajaran Trias Politica dalam setiap pemerintahan, pada pokoknya Trias

Politica isinya pada setiap pemerintahan negara harus ada tiga jenis

kekuasaan yaitu:

a. kekuasaan eksekutif adalah kekuasaan untuk melaksanakan undang-

undang, kekuasaan eksekutif dipegang oleh kepala negara;

b. Kekuasaan legislatif adalah kekuasaan membuat undang-undang;

c. Kekuasan Yudikatif (kekuasaan kehakiman) adalah kekuasaan yang

berkewajiban mempertahankan undang-undang dan memiliki hak

memberikan peradilan kepada rakyatnya.146

Sistem pemerintahan presidensial menurut Ahmad Sukardja

merupakan sistem pemerintahan yang pusat kekuasaannya ada pada

presiden sebagai kepala pemerintahan sekaligus kepala negara. Dalam

sistem ini, kedudukan badan eksekutif tidak tergantung kepada badan

legislatif, bahkan kedudukan badan eksekutif lebih kuat dalam menghadapi

badan legislatif. 147 Sistematika kabinet pada sistem pemerintahan

presidensial dijelaskan bahwa kedudukan lembaga eksekutif dan legislatif

145Andi Mustari Pide, Pengantar Hukum Tata Negara, Jakarta: Wildan Akademia

dan Universitas Ekasakti Press, Revisi Kedua, 2008, hlm. 122-123 146 Ribkha Annisa Octoviana, “Sistem Presidensial di Indonesia” Jurnal Ilmu

Pemerintahan, Volume 4, Nomor 2, 2018, hlm. 249-250 147 Ahmad Sukardja, op.cit., hlm. 120

Page 74: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

61

memiliki kedudukan independen, sedangkan pemegang kewenangan dipilih

oleh rakyat secara terpisah. Lembaga eksekutif maupun legislatif

mempunyai kewenangan membuat undang-undang, tetapi yang satu harus

mendapatkan persetujuan dari pihak lain sehingga setiap undang-undang

merupakan hasil kesepakatan dari kedua belah pihak.148 Dasar hukum dari

kekuasaan eksekutif dikembalikan kepada pemilihan rakyat.149

Keberadaan sistem pemerintahan presidensial mempunyai kelebihan

dan kekuarangan, kelebihan dari sistem pemerintahan presidensial sendiri

adalah dimana lebih terjaminnya stabilitas pemerintahan. Sedangkan

kekurangan dari sistem pemerintahan presidensial adalah sistem

pemerintahan ini cenderung lebih menempatkan eksekutif sebagai bagian

kekuasaan yang sangat berpengaruh karena kekuasannya sangat besar. Maka

sebab itu diperlukan pengaturan konstitusional untuk mengurangi dampak

negatif atau kelemahan dari sistem pemerintahan presidensial. 150 Secara

umum sistem pemerintahan presidensial memiliki kelebihan dan

kekurangannya. Kelebihan sistem pemerintahan presidensial, yaitu:

a. Stabilitas kekuasaan eksekutif yang didasarkan pada masa jabatan

presiden;

b. Pemilihan kepala pemerintahan oleh rakyat, dipandang lebih

demokratis;

148 Ramlan Subakti, op.cit., hlm. 171 149Fatahullah Jurdi, Ilmu Politik Ideologi dan Hegemoni Negara, Yogyakarta: Graha

Ilmu, Cet. ke 1, hlm. 74 150Jimly Asshiddiqie, Konstitusi dan Konstitualisme Indonesia, Jakarta: Sekretariat

Jendral dan Kepaneteraan Mahkamah Konstitusi RI, Cet. Ke 3, 2006, hlm. 75

Page 75: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

62

c. Pemisahan kekuasaan berarti pemisahan yang dibatasi (perlindungan

kebebasan individu atas tirani pemerintah).151

Sistem pemerintahan presidensial dibanding mempunyai kelebihan

juga mempunyai kekurangan. Kekurangan sistem pemerintahan

presidensial, yaitu:

a. Kemandegan atau konflik eksekutif-legislatif bisa berubah menjadi

jalan buntu, adalah akibat dari koeksistensi dari dua badan independen

yang diciptakan oleh pemerintahan presidensial yang mungkin

bertentangan;

b. Masa jabatan presiden yang pasti menguraikan periode-periode yang

dibatasi secara kaku dan tidak berkelanjutan, sehingga tidak

memberikan kesempatan untuk melakukan berbagai penyesuaian yang

dikehendaki oleh keadaan;

c. Sistem pemerintahan presidensial berjalan atas dasar aturan “pemenang

mengusai semua” yang cenderung membuat politik demokrasi sebagai

sebuah permainan dengan potensi konfliknya.152

3. Sistem Pemerintahan Campuran (quasi)

Negara yang menganut sistem pemerintahan campuran (quasi) pada

umumnya ciri presidensialnya lebih menonjol, tetapi ada pula yang ciri

parlementernya yang menonjol. Apabila yang lebih menonjol ciri

presidensialnya maka sistem pemerintahan demikian dapat disebut dengan

151 Ni’matul Huda, op.cit., hlm. 255-256 152 Jimly Asshiddiqie, op.cit., hlm. 312

Page 76: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

63

sistem quasi-presidensial.153 Negara yang menganut sistem pemerintahan

campuran berupaya mencarikan titik temu antara sistem pemerintahan

presidensial dan sistem pemerintahan parlementer. Presiden mempunyai

fungsi ganda sebagaimana dalam sistem pemerintahan presidensial tetap

dipertahankan, namun sebagai kepala pemerintahan presiden dalam hal ini

berbagi kekuasaan dengan perdana menteri yang menimbulkan dual

executive system.154

Sistem pemerintahan campuran atau quasi adalah sistem pemerintahan

yang mana didalamnya terdapat unsur-unsur sistem pemerintahan

presidensial dan sistem pemerintahan parlementer tercampur dan ciri-ciri

kedua sistem tersebut sama-sama diterapkan. 155 Sistem pemerintahan

campuran dianggap sebagai kombinasi dari sistem pemerintahan

presidensial dan sistem pemerintahan parlementer ditandai dengan adanya

presiden sebagai kepala negara dan perdana menteri sebagai kepala

pemerintahan.156

Sistem pemerintahan semipresidensial secara umum dapat dikatakan

sebagai sistem pemerintahan yang memisahkan pemilihan presiden dan

lembaga legislatif. 157 Sistem pemerintahan ini di satu sisiterdapat

pembedaan, antara kepala negara dan kepala pemerintahan, tetapi kepala

153 Khairuddin, et, al.,op.cit., hlm. 47 154 Saldi Isra, Pergeseran Fungsi Legislatif: Menguatnya Model Legislasi

Parlementer dalam Sistem Presidensial Indonesia, Jakarta: Rajawali Pres, 2010, hlm. 48 155 Jimly Asshiddiqie, op.cit., hlm. 312 156 Fauzyl Haznan, “Sistem Campuran” Universitas Ekasakti-AAI, hlm. 7,

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://osf.io/db5rp/download&ved

=2ahUKEwiiv-O-

8fDvAhUJb30KHUyxBVkQFjAKegQIHRAC&usg=AovVaw2PqnmuqCaRgu-dFvHeP8wy,

diakses, 9 April 2021, 17:02 157 Sadil Isra, op.cit., hlm

Page 77: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

64

negaranya adalah presiden yang dipilih dan bertanggung jawab kepada

rakyat secara langsung seperti dalam sistem presidensial. Adapun kepala

pemerintahan di satu segi bertanggung jawab kepada presiden, tetapi di sisi

lain ia diangkat karena kedudukannya sebagai pemenang pemilu yang

menduduki kursi parlemen, dan karena itu ia bertanggung jawab kepada

parlemen.158

Manajemen sistem pemerintahan semi presidensial berimplikasi pada

seorang perdana menteri tidak perlu terlibat pada urusan-urusan politik

tingkat tinggi. Disisi lain, presiden tidak perlu terlibat secara aktif dalam

manajemen pemerintahan sehari-hari.Presiden berperan pada masalah-

masalahyang bersifatstrategis atau politik tingkattinggi.Perdana menteri

lebih difokuskan pada pelaksanaan urusan pemerintahan sehari-hari, tentu

disesuaikan dengan kepentingan manajemen pemerintahan.159

Duverger berpendapat bahwa sistem pemerintahan semi presidensial

memiliki beberapa karakteristik atau ciri-ciri utama sebagai berikut:

a. Pusat kekuasaan berada pada suatu majelis perwakilansebagai

pemegang kekuasaan tertinggi;

b. Penyelenggara kekuasaan legislatifadalah suatu badan perwakilan yang

merupakan bagian dari majelis perwakilan;

158 Jimly Asshiddiqie, op.cit., hlm 159 Arend lijphart, Sistem Pemerintahan Parlementerdan Presidensial, Jakarta:

Rajawai Press, 1995, hlm. 173

Page 78: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

65

c. presiden dipilih secara langsung atau tidak langsung untuk masa jabatan

tertentudan bertanggungjawab kepada majelis perwakilan;

d. Para menteri adalahpembantu presiden yang diangkat dan diberhentikan

oleh presiden.160

Karakteristik sistem pemerintahan semi presidensial yang diterapkan

pada negara-negara Amerika Latin, cenderung mempunyai lebih banyak

karakteristik sistem parlementernya seperti:

a. Para menteridapat menghadiri sidang parlemen;

b. Parlemen melakukan impeachment ataumemberi mosi tidak percaya

kepada menteri atau kabinet;

c. Perdana menteridiangkat dari dan oleh parlemen.161

Ahli Tata Negara Perancis Maurice Duverger, sebuah pemerintahan

yang secara konstitusional disebut menganutsistem pemerintahan semi

presidensial apabila didalamnya memiliki tigakombinasi unsur yakni:

a. Presiden dipilih dengan suara pilih universal;

b. Dengan demikian Presiden tetap memiliki kekuasaan yang besar

untukmemimpin negara;

c. Berhadapan dengannya, ada seorang perdana menteridan menteri-

menteri yang memegang kekuasan eksekutif dan kekuasanpemerintahan

selama dikehendaki oleh parlemen.162

160Sofian Effendi, “Sistem Pemerintahan Adalah Jati Diri Bangsa” Artikel Dialog

Kembali ke Jati Diri Negara Semi Presidensial, hlm. 4,

http://sofian.staff.ugm.ac.id/artikel/DIALOG-KEMBALI-KE-JATI-DIRI-NEGARA-SEMI-

PRESIDENSIAL.pdf, diakses 11 April 2021, 12:50 161Ibid.,

Page 79: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

66

Devinisi Duverger diatas diperjelas lagi oleh Sartori, yang

mengemukakan lima ciri sistem semi presidensial diantaranya yaitu:

a. Kepala negara dipilih oleh popular vote, bisa melalui pemilu langsung

maupuntak langsung dengan masa periode pemerintahan yang tetap;

b. Kepalanegara membagi kekuasaan eksekutif dengan seorang perdana

menteri, sehingga tercipta struktur kekuasaan ganda yang

mengakibatkan;

c. Presiden tidak tergantung dari parlemen namun juga tidak dapat

memerintahsecara sendiri ataupun langsung sehingga kehendaknya

mesti disalurkanmelalui proses pemerintahan perdana menteri;

d. Perdana menteri dankabinetnya tidak tergantung kepada presiden tapi

tergantung kepada parlemen.Kedudukan perdana menteri tergantung

pada parliementary confidence;

e. Struktur otoritas ganda semipresidensialisme membolehkanperbedaan

keseimbangan dan pergeseran penyebaran kekuasaan dalameksekutif, di

bawah syarat yang ketat bahwa (potensiotonomi) dari setiapkomponen

yang menyatukan eksekutif tetap dipelihara. 163

Sistem pemerintahan campuran menurut Saldi Isra adalahsistem

pemerintahan yang berupaya untuk mencarikan titik temuantara sistem

pemerintahan presidensial dan sistempemerintahan parlementer. Fungsi

ganda (dual function) presidensebagaimana dalam sistem pemerintahan

162 Maurice Duverger, “A New Political-system Model: Semi-presidential

Government”,European Journal of Political Research, Volume 8, Nomor 2. 1980, hlm. 165-

187 163 Giovanni Sartori, Comparative Constitutional Engineering: An Inquiry into

Structures, Incentives and Outcomes, London: Macmillan, 1997, hlm. 133

Page 80: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

67

presidensial tetapdipertahankan. Namun sebagai kepala pemerintahan,

presiden berbagikekuasaandengan perdana menteri yangmenimbulkan dual

executive system. Adanya pembagiantersebut dapat menyebabkan potensi

terjadinya ketegangan antara presiden dan perdanamenteri. Ketegangan itu

dapat terjadi jika kekuatan mayoritas ataupartai politik pemenang pemilihan

umum legislatif berbeda denganpartai politik presiden. Dengan demikian,

karakter kunci sistempemerintahan semipresidensial terletak pada fungsi

ganda presidenyang dalam fungsi eksekutif presiden berbagi dengan

kekuasaandengan perdana menteri yang juga memegang jabatan

eksekutif.164

Kecenderungan penerapan sistem pemerintahan campuran (quasi) itu

timbul dari kesadaran dan orientasi politik bahwa didalam sistem

pemerintahan presidensial dan sistem pemerintahan parlementer selalu saja

ditemukan adanya kelemahan-kelemahan disamping terdapat pula kelebihan

bawaan dari masing masing sistem pemerintahan tersebut, maka sistem

pemerintahan campuran dapat dikatakan merupakan jalan tengahantara

sistem pemerintahan presidensial dan sistem pemerintahan

parlementer. 165 Sejumlah literatur menyebutkan terdapat kekurangan dan

kelebihan dalam sistem pemerintahan campuran, yaitu sebagai berikut:

a. Sistem pemerintahan campuran menggabungkan kelebihan yang ada

pada sistem pemerintahan parlementer dan presidensial, daya tarik

sistem pemerintahan campuran dalam hal ini adalah kemampuan

164 Saldi Isra, Op.cit., hlm. 48 165Fathur Rahman, Teori Pemerintahan, Malang: UB Press, 2008, hlm. 41

Page 81: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

68

menggabungkan kelebihan dari presidensial yang dipilih langsung

dengan perdana menteri yang harus memiliki dukungan mayoritas

absolut di lembaga legislatif;

b. Terdapat konsensus atau kesepakatan bersama yang menyebabkan

didalam sistem pemerintahan campuran memfokuskan pada

kapasitasnya untuk meningkatkan akuntabilitas dan keterkenalan

eksekutif, dan juga membangun sistem saling pengawasan dan

pengimbangan antara kedua sayap eksekutif dalam pemerintahan.166

Sistem pemerintahan campuran selain mempunyai kelebihan juga

mempunyai kekurangan, kekurangan sistem pemerintahan campuran, antara

lain sebagai berikut:

a. Sistem pemerintahan campuran mempunyai kecenderungan untuk dapat

terjandinya kebutuhan antara sayap-sayap eksekutif di pemerintahan.

Karna kekuasaan pemerintahan di pegang Perdana Menteri dan

Presiden, misalnya maka kekuasaan hubungan luar negeri ada pada

presiden sementara pada perdana menteri dan kabinet menentukan

kebijakan domestik. Ketegangan struktural dapat terjadi dalam

pemerintahan secara keseluruhan, yang mendorong terjadinya

kebutuhan mobilisasi terutama sebagaimana terjadi dalam beberapa

negara yang menggunakan istilah ini bila presiden dan perdana menteri

berasal dari partai yang berbeda;

166Ibid., hlm. 42

Page 82: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

69

b. Pembagian kekuasaan pemerintahan yang tidak jelas, hal ini terjadi

teruma bila pembagian kekuasaan antara kedua jabatan ini tidak jelas,

dan ketika penjadwalan dan urutan pemilihan kedua jabatan ini

berbeda;

c. Pelaksanaan sistem pemerintahan campuran sangat menyulitkan apabila

presiden dan pendukung-pendukungnya tidak memiliki suara mayoritas

didalam badan legislatif.167

167Ibid., hlm. 43

Page 83: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

70

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sistem Pemerintahan di Negara Indonesia dan Sistem Pemerintahan

Negara Perancis

1. Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia

Negara Indonesia sebagai negara yang sudah merdeka,tentu saja

memiliki landasan sebagai dasar dalam menjalankan pemerintahan negara.

Awal mula terbentuknya konstitusi di Indonesia diawali dari janji Jepang

yang kemudian membentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan

Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang dalam bahasa Jepang disebut

“Dokuritsu Zumbi Choosakai” yang terbentuk pada tanggal 28 Mei 1945

dan mulai bekerja pada tanggal 29 Mei 1945, dengan terbentuknya BPUPKI

secara legal mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dengan merumuskan

syarat-syarat yang harus dipenuhi sebagai negara yang merdeka. 168

Berdasarkan pada kesepakatan para pendiri bangsa (Founding Fathers)

dalam sidang BPUPKI pada tanggal 29 Mei sampai 1 Juni dan tanggal 10

sampai 17 Juli 1945 negara Indonesia merupakan negara dengan sistem

pemerintahan presidensial.169 Selama perjalanannya, Indonesia tidak hanya

menganut sistem pemerintahan presidensial saja, akan tetapi pernah juga

menganut sistem pemerintahan parlementer yang menjadi bagian dari sistem

168 Darji Dormodiharjo, Santiaji Pancasila, Surabaya: Usaha Nasioanl, 1991, hlm.

26 169 Saldi Isra, Pergeseran Fungsi Legislasi, Menguatnya Model Legislasi

Parlementer dalam Sistem Presidensial Indonesia, Jakarta: Rajawali Pers, 2010, hlm. 4

Page 84: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

71

pemerintahan yang digunakan oleh negara Indonesia selama masa

berlakunya konstitusi RIS dan UUDS 1950.170

Sejak Proklamasi Kemerdekaan Negara Indonesia yaitu pada tanggal

17 Agustus 1945, dan diikuti pengesahan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945), hingga sampai saat ini

UUD NRI 1945 sebagai konstitusi negara Indonesia telah mengalami

perubahan serta pengembangan-pengembangan, hal itu disebabkan karena

perkembangan politik demokrasi yang selalu berkembang dan berubah-

ubah. Kepentingan yang berubah-ubah tersebut menjadi sebab berubahnya

konstitusi, namun semua ini dapat dipastikan mempunyai tujuan yang sama

yaitu menuju hukum dan sistem pemeritahan yang dicita-citakan.171 UUD

NRI 1945 adalah konstitusi di Indonesia yang merupakan hukum tertinggi

yang ditetapkan secara konstitusional.172

UUD NRI 1945 sebagai konstitusi tertulis di Indonesia mulai dari

kemerdekaan sampai pada saat ini telah memiliki dan memberlakukan

beberapa konstitusi tertulis. Perjalanan konstitusi di Indonesia Sehari setelah

kemerdekaan, tepatnya pada tanggal 18 Agustus 1945 Indonesia memiliki

Undang-Undang Dasar yaitu berupa UUD NRI 1945. Pada tanggal 17

Desember 1949 mulailah berlaku Undang-Undang Dasar Republik

170Ahmad Yani, “Sistem Pemerintahan Indonesia: Pendekatan Teori dan Praktek

Konstitusi Undang-Undang Dasar 1945” Jurnal JIKH, Volume 12, Nomor 2, FH Universitas

Padjadjaran, Juli, 2018, hlm. 125 171 M. Agus Santoso, “Perkembangan Konstitusi di Indonesia” Jurnal Ilmiah Hukum

“YURISKA”, Volume 2, Nomor 3, FH UWGM Samarinda, September-Desember, 2013,

hlm.119 172 M. Agus Santoso, “Kajian Hubungan Timbal Balik Antara Politik dan Hukum”,

Jurnal Ilmiah Hukum “YURISKA”, Volume 1, Nomor 1, FH UWGM Samarinda, Agustus,

2009, hlm. 9

Page 85: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

72

indonesia Serikat (UUD RIS atau UUD 1949), konstitusi RIS hanya berlaku

sampai tanggal 17 Agustus 1950 dan sejak saat itu digantikan dengan

Undang-Undang Dasar Sementara 1950 (UUDS), namun semenjak

dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 hukum dasar yang mengatur

kehidupan bernegara Republik Indonesia kembali lagi kepada UUD NRI

1945. 173 Mei tahun 1998 terjadi reformasi yang berdampak terhadap

perubahan UUD NRI 1945, amandemen UUD NRI 1945 antara lain terjadi

pada periode:174

a) Amandemen pertama UUD NRI 1945 pada tanggal 19 Oktober 1999;

b) Amandemen kedua UUD NRI 1945 pada tanggal 18 Agustus 2000;

c) Amandemen ketiga UUD NRI 1945 pada tanggal 10 November 2001;

d) Amandemen keempat UUD NRI 1945 pada tanggal 10 Agustus

2002.175

Sejarah konstitusi negara Indonesia dapat dikatakan bahwa Indonesia

telah mengalami berbagai tahap perkembangan, dimana tiap perkembangan

memiliki model sistem pemerintahan yang khas. Tahapan perkembangan

konstitusi di Indonesia dapat dikelompokan menjadi beberapa periode:

a) Periode UUD NRI 1945 (18 Agustus 1945-27 Desember 1949);

b) Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 (27 Desember 1949-17

Agustus 1950);

173Dewi Haryati, “Tinjauan Singkat Konstitusi Tertulis Yang Pernah Berlaku di

Indonesia”, Jurnal Selat, Volume 2, Nomor 1, Oktober, 2014, hlm. 212-213 174Ibid., hlm. 213 175 Titik Triwulan Tutik, Konstruksi Hukum Tata Negara Indonesia Pasca

Amandemen UUD 1945, Jakarta: Prenadamedia Group, 2010, hlm. 1

Page 86: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

73

c) Periode berlakunya UUDS 1950 (17 Agustus 1950-5 Juli 1959);

d) Periode berlakunya UUD NRI 1945 (5 Juli 1959-1999);

e) Periode berlakunya UUD NRI 1945 (1999- Sekarang).176

Tabel 3. 1

Model Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia Berdasarkan Pada

Periode-Periode Berlakunya Konstitusi Negara Republik Indonesia

Tahun Bentuk

Negara

Bentuk

Pemerintahan

Sistem

Pemerintahan Konstitusi

1945-1949 Kesatuan Republik Presidensial UUD NRI 1945

1949-1950 Serikat Republik Parlementer Konstitusi RIS

1950-1959 Kesatuan Republik Parlementer UUDS 1950

1959-Sekarang Kesatuan Republik Presidensial UUD NRI 1945.177

Beradasarkan penjelasan yang sudah dituliskan diatas, pembahasan

terkait model sistem pemerintahan negara Indonesia akan berdasar pada

periode-periode berlakunya konstitusi negara Indonesia.

a. Sistem Pemerintahan pada Periode UUD NRI 1945 (18 Agustus

1945 -27 Desember 1949)

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17

Agustus 1945, konstitusi Indonesia untuk pertama kalinya disahkan

tepatnya pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan

Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dalam sebuah naskah yang

176Kus Eddy Sartono, “Kajian Konstitusi Indonesia dari Awal Kemerdekaan Sampai

Era Reformasi”, Jurnal HUMANIKA, Volume 9, Nomor 1, Maret, 2009, hlm. 93 177 Dadang Sufianto, Pengantar Ilmu Pemerintahan, Bandung: Pustaka Setia, 2015,

hlm. 124

Page 87: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

74

dinamakan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia. 178

Berdasarkan UUD NRI 1945 yang berlaku pada saat itu, ditegaskan

bahwa:

a. Pemerintahan Republik Indonesia dipimpin oleh Presiden dan

dibantu Wakil Presiden;(Pasal 17 Ayat 1)

b. Presiden selain sebagai Kepala Negara, Juga berperan sebagai

Kepala Pemerintahan; (Pasal 17 Ayat 2)

c. Presiden dibantu oleh para Menteri yang memimpin departemen;

(Pasal 17 Ayat 3)

d. Para Menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.179

Wakil Presiden dan para Menteri sama-sama menjadi pembantu

Presiden, akan tetapi sifat membantu diantara keduanya berbeda,

yaitu:

a. Wakil Presiden dipilih oleh MPR, sedangkan Menteri diangkat

dan diberhentikan oleh Presiden;

b. Wakil Presiden bukan pembantu Kepala Pemerintahan, tetapi

sebagai pembantu Kepala Negara;

c. Wakil Presiden dapat mengganti posisi Presiden apabila

berhalangan. Sedangkan Menteri tidak dapat menggantikan posisi

178 Ismail MZ, “Sejarah Perkembangan Konstitusi Ditinjau Dari Prespektif

Ketatanegaraan Indonesia Sejak Kemerdekaan, Orde Lama, Orde Baru dan Era Reformasi

Hingga Saat Ini”, Journal Unmasmataram, Volume 14, Nomor 2, September, 2020, hlm. 618 179Ibid.,

Page 88: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

75

Presiden, kecuali Presiden dan Wakil Presiden berhalangan dalam

waktu yang sama. (Pasal 8)180

Sistem Pemerintahan pada Periode UUD NRI 1945 dinilai oleh

dunia internasional bahwa indonesia telah melaksanakan

pemerintahan yang tidak demokratis. Untuk mengatasi hal tersebut

pemerintah Indonesia mengeluarkan Maklumat Wakil Preiden Nomor

X tanggal 16 Oktober 1945yang menetapkan sebagai berikut:

“Komite Nasional Pusat, sebelum terbentuknya Majelis

Permusyawaratan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat

diserahi tugas Legislatif dan ikut serta menetapkan garis-garis

besar haluan negara.”

“Bahwa pekerjaan Komite Nasional Pusat sehari-hari berhubung

dengan gentingnya keadaan dijalankan oleh sebuah badan

pekerja yang dipilih antara mereka serta bertanggung jawab

kepada Komite Nasional Pusat.”

Pada tanggal 20 Oktober 1945 dikeluarkanlah penjelasan

mengenai status dan fungsi Badan Pekerja KNIP, didalamnya

memuat:

1. Turut menetapkan garis-garis besar haluan negara. Ini

mengandung arti bahwa Badan Pekerja bersama-sama dengan

Presiden menetapkan garis-garsi besar haluan negara, akan tetapi

kebijakan pemerintahan tetap ditangan Presiden;

2. Menetapkan undang-undang bersama dengan Presiden, mengenai

segala urusan pemerintah.181

180Ibid., 181Ibid.,

Page 89: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

76

Sistem pemerintahan pada periode ini menegaskan bahwa

Presiden dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh Komite Nasional,

dengan menganut sistem pemerintahan presidensial yang artinya

kabinet bertanggung jawab kepada Presiden.182 Pada periode sistem

pemerintahan ini terbukti bahwa konstitusi belum dijalakan secara

murni dan konsekwen, sistem ketatanegaraan berubah-ubah, terutama

pada saat dikeluarkannya Maklumat Wakil Presiden Nomor X pada

tanggal 16 Oktober 1945. 183 Sistem pemerintahan yang sebenarnya

dikehendaki pada periode ini adalah sistem pemerintahan presidensial,

akan tetapi dua bulan stelah penetapan UUD NRI 1945 sebagai hukum

dasar negara Indonesia sistem pemerintahannya bergeser menjadi

sistem pemerintahan parlementer. Kejadian seperti ini disebabkan

karena lembaga-lembaga legislatif seperti Majelis Permusyawaran

Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan

Pertimbangan Agung (DPA) belum dibentuk.184

Pasal IV Aturan Peralihan UUD NRI 1945 menyebutkan bahwa

selama lembaga-lembaga seperti MPR, DPR, DPA belum dibentuk,

kekuasaanya dipegang oleh Presiden dan dibantu oleh KNIP dan

inilah yang menyebabkan kekuasaan Presiden pada periode ini sangat

besar.Oleh sebab itu, untuk menghindari kemutlakan kekuasaan

182 M. Agus Santoso, op.cit., hlm. 122 183Titik Triwulan Tutik, Pokok-Pokok Hukum Tata Negara, Jakarta: Prestasi Pustaka

Publisher, 2006, hlm. 2 184 Laurensius Arliman S, “Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Presidensial

Berdasarkan Konstitusi yang Perna Berlaku di Indonesia” Jurnal Muhakamah, Volume 4,

Nomor 2, November, 2019, hlm.82

Page 90: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

77

Presiden maka dilahirkan kebijakan kebijakan yang memungkinkan

pelaksanaan pemerintahan negara tetap berjalan secara demokratis,

diantaranya kebijakan:

a. Maklumat Pemerintah Nomor X tanggal 16 Oktober 1945

tentangPerubahan Fungsi KNIP menjadi Fungsi Parlemen;

b. Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945 mengenai

Pembentukan Partai Politik;

c. Maklumat Pemerintah tanggal 14 November 1945 mengenai

Perubahan dari Kabinet Presidensial ke Kabinet Parlementer. 185

Berdasarkan maklumat-maklumat diatas, Joniarto

menyimpulkan bahwa :

a. KNIP ikut menetapkan GBHN bersama-sama dengan Presiden;

b. KNIP bersama Presiden menetapkan undang-undang yang boleh

mengenai segala urusan pemerintahan;

c. Dikarenakan gentingnya keadaan pada saat itu, maka dalam

menjalankan tugas kewajiban sehati-hari dari Komite Nasional

Pusat (KNP) akan dijalankan oleh badan pekerja yang

bertanggung jawab kepada KNP.186

185Benny Bambang Irawan, “Perkembangan Demokrasi di Negara Indonesia” Jurnal

Hukum dan Dinamika Masyarakat, Volume 5, Nomor 1, 2007, hlm. 54-64 186 Dasril Radjab, Op. cit., hlm. 93

Page 91: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

78

Disisi lain menyebutkan bahwa maklumat-maklumat tersebut

memberikan implikasi:

a. Perubahan kedudukan KNIP yang semula sebagai pembantu

Presiden berubah menjadi MPR dan DPR;

b. Perubahan dari sistem pemerintahan presidensial menjadi sistem

pemerintahan parlementer yang dibuktikan dengan menteri-

menteri tidak lagi bertanggung jawab kepada parlemen (KNIP).187

Inu Kencana Syafiie mengatakan bahwa sejak sistem

pemerintahan presidensial beralih ke sistem pemerintahan

parlementer, walaupun tidak dikenal dalam UUD 1945, sistem itu

berjalan hingga tanggal 27 Desember 1949 dan UUD NRI 1945

sendiritidak mengalami perubahan secara tekstual. Oleh sebab itu

perubahan sistem pemerintahan dan administrasi negara tersebut

merupakan tindakan yang menyalahi UUD NRI 1945.188 Keinginan

membentuk sistem pemerintahan yang demokratis dengan berbasis

pada partisipasi masyarakat dilakukan melaui Maklumat Pemerintah

tanggal 3 November 1945 tentang pembentukan partai

politik,sehingga menyebabkan berlakunya sistem pemerintahan

parlementer dengan multipartai. 189 Hal tersebut merupakan bentuk

penyimpangan dari pelaksanaan UUD NRI 1945 yang menganut

sistem pemerintahan presidensial pada saat itu. Meskipun memang

187Ibid., 188Inu Kencana Syafiie, Sistem Pemerintahan Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta, hlm.

31 189Ibid.,

Page 92: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

79

jika dikaji lebih jauh lagi sistem pemerintahan presidensial yang

digunakan pada periode ini merupakan bentuk sistem pemerintahan

presidensial yang tidak murni (quasi presidensial).190

b. Sistem Pemerintahan pada Periode Berlakunya Konstitusi RIS

1949 (27 Desember 1949-17 Agustus 1950)

Menyikapi akan diselenggarakannya Konferensi Meja Bundar

(KMB), pemerintah Indonesia melakukan beberapa persiapan, salah

satunya dengan menggelar Konferensi Inter-Indonesia yang

berlangsung dua kali. Konferensi Inter-Indonesia tahap pertama

dilaksanakan tanggal 20-23 Juli 1949 di Yogyakarta dan Konferensi

Inter-Indonesia tahap kedua pada tanggal 30 Juli – 2 Agustus 1949 di

Jakarta, dengan salah satu hasil Konferensi Inter-Indonesia adalah

perubahan nama Negara Indonesia Serikat menjadi Republik

Indonesia Serikat.191

Sidang KMB pada tanggal 23 Agustus 1949 dan berakhir

tanggal 2 November 1949 di Den Haag Belanda, konferensi ini

dihadiri oleh wakil-wakil dari Indonesia dan gabungan negara-negara

boneka yang dibentuk Belanda atau disebut BFO (Bijeenkomst voor

Federal Overleg) dan berhasil menyepekati tiga hal sebagai berikut:

190 Titik Triwulan Tutik, Op.cit., hlm. 118 191Muchamad Ali Safa’at, “Sejarah Konstitusi di Indondesia” artikel, 2015, hlm. 21,

https://safaat.lecture.ub.ac.id/files/2015,03/sejarah-konstitusi-di-indonesia.pdf, diakses 27

April 2021, 21:45

Page 93: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

80

a. Mendirikan Negara Republik Indonesia Serikat (RIS);

b. Penyerahan kedaulatan kepada RIS yang berisi tiga hal, yaitu:

i. Piagam penyerahankedaulatan dari kerajaan Belanda kepada

pemerintahan RIS;

ii. Status uni, dan;

iii. Persetujuan pemindahan

c. Mendirikan uni antara RIS dan kerajaan Belanda.192

Terbentuknya negara Indonesia sebagai negara serikat membuat

UUD NRI 1945 sebagai hukum dasar tidak diberlakukan lagi, dan

memerlukan UUD baru lagi.193 Perubahan bentuk negara dari negara

kesatuan menjadi negara serikat mengharuskan adanya penggantian

UUD, oleh sebab itu disusunlah naskah UUD RIS dimana rancangan

UUD tersebut dibuat oleh delegasi Indonesia dan delegasi BFO pada

konferensi KMB.194 Setelah disepakati kedua belah pihak mulai 27

Desember 1949 mulai berlaku UUD tersebut yang dinamakan

Konstitusi Republik Indonesia Serikat (Konstitusi RIS) dan hanya

berlaku di negara bagian Republik Indonesia Serikat. Konstitusi RIS

berlaku berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 48 tanggal 31 Januari

1950 tentang mengumumkan Piagam Penandatanganan Konstitusi RIS

dan diumumkan 6 Februari 1950 di Jakarta oleh Menteri Kehakiman.

Konstitusi RIS sendiri terdiri dari “Mukadimah” yang terdiri dari 4

192 Jimly Asshiddiqie, Op.cit., hlm. 44 193 Titik Triwulan Tutik, Op.cit., hlm. 120 194Ibid.,

Page 94: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

81

alinea dan bagian “Batang Tubuh” yang terdiri dari 6 bab dan 197

Pasal.195

Peralihan dari berlakuanya UUD NRI 1945 kepada berlakunya

Konstitusi RIS menyebabkan pergeseran sistem pemerintahan yang

diterapkan di Indonesia, Sistem pemerintahan menurut Konstitusi RIS

menurut Pasal 1 Ayat (1) menyebutkan bahwa:

“Republik Indonesia Serikat yang merdeka dan berdaulat ialah

suatu negara hukum yang demokrasi dan berbentuk federasi”

Pasal 1 Ayat (2) menyebutkan bahwa:

“kekuasaan kedaulatan Republik Indonesia Serikat dilakukan

oleh pemerintah bersama-sama dengan DPR dan Senat”

Berdasarkan pasal-pasal tersebut dikatakan bahwa Pemerintah,

DPR dan Senat adalah pemegang kedaulatan untuk membentuk

undang-undang bersama-sama apabila:

a. Menyangkut hal-hal khusus;

b. Mengenai suatu hal atau beberapa atau semua daerah bagian atau

bagiannya ataupun yang khusus mengenai hubungan antara RIS

dan daerah-daerah.196

Secara detail lagi dikatakan bahwa mengenai sistem pemerintahan

yang diterapkan pada periode Konstitusi RIS disebutkan dalam Pasal

118 Ayat (2) yang menyatatakan bahwa:

195Dewi Haryanti, “Tinjauan Singkat Konstitusi Tertulis Yang Pernah Berlaku di

Indonesia” Jurnal Selat, Volume 2, Nomor 4, Oktober, 2014, hlm. 217 196 Dasril Radjab, Op.cit, hlm. 98

Page 95: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

82

“Tanggung jawab kebijaksanaan pemerintahan berada ditangan

menteri, tetapi apabila kebijaksanaan menteri atau para menteri

ternyata tidak dapat dibenarkan oleh DPR, maka menteri atau

menteri-menteri itu harus mengundurkan diri, atau DPR dapat

membubarkan menteri-menteri (kabinet) tersebut dengan alasan

mosi tidak percaya”197

Berdasarkan ketentuan pasal-pasal tersebut dapat dikatakan

bahwa:

a. Pemerintah dalam hal ini adalah presiden dengan seorang atau

beberapa menteri. Presiden menyelenggarakan pemerintahan

negara tidak dapat diganggu gugat, serta menteri-menteri

bertanggung jawab atas kebijaksanaan pemerintahan baik secara

bersama-sama untuk seluruhnya ataupun masing-masing untuk

bagiannya sendiri-sendiri;

b. Berdasarkan segi-segi pertanggung jawaban menteri-menteri,

maka sistem pemerintahan yang berlaku pada saat Konstitusi RIS

menganut sistem pemeintahan parlementer, yaitu menteri-menteri

bersama-sama ataupun sendiri bertanggung jawab kepada

parlemen (DPR).198

c. Sistem Pemerintahan pada Periode berlakunya UUDS 1950 (17

Agustus 1950-5 Juli 1959)

Sistem pemerintahan berdasarkan Konstitusi RIS tidak berumur

panjang. Sebab isi konstitusi tersebut tidak mengakar pada kehendak

rakyat dan bukan pula merupakan keputusan politik dari rakyat

197 Titik Triwulan Tutik, Op.cit, hlm. 121 198Ibid., hlm. 123-122

Page 96: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

83

indonesia, tetapi merupakan rekayasa dari pihak Belanda maupun

PBB. 199 Pemberlakuan Undang-Undang Dasar Sementara 1950

(UUDS 1950) yang menggantikan Konstitsui RIS berawal dari

dibentuknya suatu panitia yang bertugas membuat UUD yang baru

pada tanggal 12 Agustus 1950, disahkan pada tanggal 14 Agustus

1950 oleh Badan Pekerja Komite Nasional dan DPR serta Senat RIS

dan diberlakukan mulai 17 Agustus 1950.200

Pasal 190, Pasal 127 A, Pasal 191 ayat (2) UUD RIS digunakan

untuk pemberlakukan UUDS 1950, dan dengan UU Nomor 7 Tahun

1950 Lembaran Negara RIS 1950 Nomor 56 menyatakan secara resmi

diberlakukannya UUDS 1950 pada tanggal 17 Agustus 1950. 201

Adapun isi dari ketentuan-ketentuan tersebut yaitu:

a. Indonesia kembali menjadi negara kesatuan dengan menggunakan

UUDS 1950 yang merupakan hasil dari perubahan Konstitusi

RIS;

b. Perubahan bentuk susunan negara dengan UUDS 1950 secara

resmi dinyatakan berlaku mulai 17 Agustus 1950.202

Perubahan mendasar terkait pelaksanaan ketatanegaraan

menurut ketetapan yang sudah diatur dalam UUDS 1950 terlihat dari

uraian Piagam Persetujuan Pemerintah Republik Indonesia Serikat dan

199 Dasril Radjab, Op.cit., hlm. 99 200 Titik Triwulan Tutik, Op.cit., hlm. 123 201 Moh. Kusnardi, et.al.,op,cit., hlm. 95 202M. Mahfud M.D, Op.cit., hlm. 56

Page 97: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

84

Pemerintah Republik Indonesia tanggal 19 Mei 1950 (UUDS 1950)

diantaranya sebagai berikut:

a. Penghapusan Senat;

b. DPRS terdiri dari gabungan DPR RIS dan Badan Pekerja KNIP,

dengan tambahan anggota atas penunjukan Presiden

dipertimbangkan lebih jauh oleh kedua pemerintah;

c. DPRS bersama dengan KNIP dinamakan Majelis Perubahan

Undang-Undang Dasar, mempunyai hak mengadakan perubahan-

perubahan dalam undang-undang yang baru;

d. Konstituante terdiri dari anggota-anggota yang dipilih dengan

mengedakan pemilihan umum berdasar atas satu orang anggota

untuk tiap 300.000 penduduk, dengan memperhatikan perwakilan

yang pantas bagi golongan minoriteit;

e. Presiden adalah Presiden Soekarno;

f. Dewan Menteri harus bersifat kabinet parlementer;

g. Tentang jabatan Wakil Presiden dalam negara kesatuan selama

sebelum Konstituante terbentuk, pemerintah RIS dan pemerintah

Republik Indonesia akan mengadakan tukar pikir lebih lanjut;

h. Dewa Pertimbangan Agung dihapuskan.203

Bentuk negara pada periode berlakunya UUDS 1950 diatur

dalam Alinea IV UUDS 1950 yang menyatakan:

203 Jimly Ashiddiqie, Format Kelembagaan Negara dan Pergeseran Kekuasaan

dalam UUD 1945, Yogyakarta: FH UI Press, 2005, hlm. 80

Page 98: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

85

“Maka kami menyusun kemerdekaan kami dalam satu piagam

negara yang berbentuk Republik Kesatuan.”204

Ditegaskan pula mengenai bentuk negara pada periode ini dalam Pasal

1 Ayat (1) UUDS 1950 yang berbunyi:

“Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat ialah suatu

negara hukum yang demokratis dan berbentuk kesatuan”205

Berdasarkan ketentuan-ketentuan diatas, terlihat bahwa bentuk

negara pada periode UUDS 1950 adalah negara kesatuan, yaitu berupa

negara yang bersusun tunggal yang artinya tidak ada negara dalam

negara, seperti pada berlakunya periode RIS.206UUDS hanya bersifat

sementara sama halnya seperti Konstitusi RIS, pembentuk UUDS juga

merasa belum representatif untuk mentapkan sebuah undang-undang.

UUDS hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan karena ada

perubahan dari bentuk negara federal menjadi bentuk negara kesatuan,

kemudian UUDS akan membentuk sebuah Badan Konstituante

bersama pemerintah akan membentuk sebuah Undang-Udang Dasar

yang tepat. Sistem kabinet parlementer diterapkan pada saat periode

berlakunya UUDS 1950. 207

Terkait sistem pemerintahan yang berlaku pada periode UUDS

1950 adalah sistem pemerintahan parlementer, dimana tugas tugas

eksekutif dipertanggung jawabkan oleh Menteri baik bersama-sama

204 Titik Triwulan Tutik, Op.cit., hlm. 124 205Ibid., 206 Dasril Radjab, Op.cit., hlm. 102 207 Novita Mandasari Hutagaol, “Analisis dan Perbandingan Antara UUD 1945,

Konstitusi RIS, UUDS 1950 dan UUD 1945 Amandemen, Substansi, Komparasi dan

Perubahan Yang Penting” Journal Unrika, Volume 5, Nomor 1, 2016, hlm. 9

Page 99: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

86

maupun sendiri-sendiri kepada DPR, Kepala Negara dianggap sebagai

pucuk pemimpinan pemerintahan yang tidak dapat diganggu gugat

karena Kepala Negara dianggap tidak pernah melakukan kesalahan,

kemudian apabila DPR dianggap tidak repsentatif maka presiden

dapat membubarkan DPR. 208 Sistem pemerintahan pada periode

UUDS 1950 tertera pada Pasal 45 Ayat (1) yang berbunyi:

“Presiden ialah Kepala Negara”

Pasal 45 Ayat (2) Yang Berbunyi:

“Dalam melakukan kewajibannya Presiden dibantu oleh seorang

Wakil Presiden”

Pada sistem pemerintahan parlementer periode ini Presiden dan

Wakil Presiden tidak dapat diganggu gugat.Pemerintahan berada

ditangan Dewan Menteri yang diketuai oleh seorang Perdana Menteri,

serta Menteri-Menteri bertanggung jawab atas seluruh kebijakan

pemerintahan baik bersama-sama maupun masing masing sesuai

bagiannya kepada DPR.209

Pasal 83 Ayat (1) yang berbunyi:

“Presiden dan Wakil Presiden tidak dapat diganggu gugat”

Pasal 83 Ayat (2) yang berbunyi:

“Menteri-menteri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan

Pemerintah, baik bersama-sama untuk seluruhnya, maupun

masing-masing untuk bagiannya sendiri-sendiri”

208 Dasril Radjab, Op.cit, hlm. 202 209 Titik Triwulan Tutik, Op.cit, hlm. 125

Page 100: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

87

d. Sistem Pemerintahan pada Periode berlakunya UUD NRI 1945 (5

Juli 1959-1999)

Implementasi sistem pemerintahan presidensial di Indonesia

diterapakan pada Periode UUD NRI 1945 (18 Agustus 1945 - 27

Desember 1949) danPeriode berlakunya UUD NRI 1945 (5 Juli 1959-

1999).210Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 menandai berlakunya

kembali Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945.211 Dekrtit Presiden 5 Juli 1959 adalah keputusan atau ketetapan

kepala negara dalam keadaaan luar biasa guna mengatasi persoalan

yang penting dan harus segera diatasi, Dekrit Preside 5 Juli 1959

berisi:

1. Membubarkan Konstituante;

2. Memberlakukan kembali UUD NRI 1945;

3. Membentuk Majelis Permusyawaran Rakyat Sementara (MPRS)

dan Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS).212

Pembahasan mengenai sistem pemerintahan pada saat periode

berlakunya kembali UUD NRI 1945 pasca dikeluarkannya Dekrit

Presiden 5 Juli 1959 terbagi atas sistem pemerintahan periode orde

210Mahmuzar, Sistem Pemerintahan Indonesia, Bandung: Nusa Media, 2010, hlm.

87 211MKRI, “Sejarah dan Perkembangan Konstitsi di Indonesia” Artikel Mahkamah

Konstitusi Republik Indonesia, 2015 https://mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=1176,

diakses 28 April 2021, 23:20 212 Titik Triwulan Tutik, Op.cit., hlm. 126

Page 101: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

88

lama tahun 1959-1966 dan sistem pemerintahan periode orde baru

tahun 1966-1996.213

1) Sistem pemerintahan periode orde lama tahun 1959-1966

Pasca dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959

memunculkan diterapkannya Demokrasi Terpimpin di Indonesia,

hal tersebut dapat dilihat dari penafsiran Presiden tentang

demokrasi terpimpin yang merupakan demokrasi yang dipimpin

oleh Presiden sendiri, maka hal tersebut memunculkan atribut

Pemimpin Besar Revolusi. 214 Presiden menjabat sebagai ketua

MPRS dan DPAS, sistempemerintahan pada periode ini adalah

sistem pemerintahan presidensial.215 Alat-alat perlengkapan negara

pada periode ini dibentuk guna mewujudkan sistem pemerintahan

negara berdasarkan UUD NRI 1945, diantaranya:

a. Presiden dan Menteri-menteri;

b. Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPR-GR);

c. Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS);

d. Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS);

e. Pelaksanaan UUD NRI 1945;

f. Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar).216

213 Leurensius Arliman, Op.cit, hlm. 83 214 Laurensius Arliman S, “Perlindungan Hukum Bagi Anak dalam Prespektif

Pancasila dan Bela Negara”Jurnal Unifikasi, Volume 5, Nomor 1, 2018, hlm. 67 215Laurensius Arliman S, “Fungsi Badan Kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Kota Padang” Jurnal Ilmiah Hukum De’Jure, Volume 1, Nomor 2, 2017, hlm. 78 216 Titik Triwulan Tutik, Op.cit., hlm 128-131

Page 102: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

89

Berjalannya waktu setelah Presiden mengeluarkan

Supersemar kepada Soeharto yang dalam isinya memerintahkan

Letnan Soeharto agar mengambil tindakan guna menjamin

kemanan, ketenangan, dan kestabilan jalannya pemerintahan, demi

keutuhan bangsa dan negara Republik Indonesia. Berdasrakan

ketetapan MPRS No XIII/MPRS/1966, Letnan Soeharto diangkat

sebagai pemegang Supersemar pada tanggal 25 Juli 1966

membentuk Kabinet Ampera. Dibentuknya Kabinet Ampera ini

menandakan bergantinya Demokrasi Terpimpin dengan Demokrasi

Pancasila.217

2) Sistem pemerintahan periode orde baru tahun 1966-1999

Orde baru muncul menggantikan orde lama yang merunjuk

kepada era pemerintahan Presiden Soekarno, orde baru lahir

semenejak diterbitkannya Supersemar pada tahun 1966 yang

kemudian menjadi dasar legalistasnya. Tujuan orde baru adalah

meletakan kembali tatanan seluruh kehidupan rakyat, bangsa, dan

negara pada kemurnian pelaksanaan Pancasila dan UUD NRI

1945.218Pemerintahan orde baru dimulai tahun 1966-1998 dengan

diterbitkannya Supersmar, yang kemudian disalah artikan sebagai

surat pemindahan kekuasan. Tanggal 27 Maret 1968 Soeharto

diangkat sebagai presiden berdasarkan ketetapan MPRS Nomor

217 Laurensius Arliman S, Op.cit., hlm. 84 218 Kusnul Konik, “Peran Soeharto di Indonesia pada Masa Pemerintahan Orde Baru

(1966-1998), Artikel Skripsi, 2015, hlm. 5

http://jurnalfsh.uinsby.ac.id/index.php/aldaulah/article/download/52/37, diakses 29 April 2021,

2:45

Page 103: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

90

XLIV/MPRS/1968.219Awal orde baru memberi harapan baru pada

pembangunan disegala bidang melalui program Pelita I, II, III, IV,

V serta pada masa orde berhasil menyelenggarakan pemilu tahun

1971, 1997, 1987, 1992 dan 1997.220

Sistem pemerintahan pada masa orde baru adalah sistem

pemerintahan presidensial, dengan bentuk pemerintahan Republik

dan UUD NRI 1945 sebagai undang-undang atau dasar konstitusi

yang berlaku pada saat itu. Berdasarkan sistem pemerintahan yang

berlaku pada orde baru tidak memiliki perubahan berarti dari era

orde lama, akan tetapi tetap ada beberapa perbedaan mendasar

apabil dilihat dari masa orde baru yang diubah karena dianggap

sebagai penyimpangan dari orde lama.221 Sistem pemerintahanpada

orde baru mengubah tatanan kehidupan rakyat dan negara

berlandaskan kemurnian pelaksanaan Pancasila serta UUD 1945

guna setiap kebijakan pemerintah. Beberapa pokok sistem

pemerintahan pada masa orde baru tercantum pada penjelasan

UUD NRI 1945 yang berlaku pada saat itu, diantaranya:

a. MPR pemegang kekuasaan tertinggi negara;

b. Presiden adalah penyelenggara pemerintahan tertinggi negara

dan berada dibawah MPR;

219 Ghalia Indonesia, Ketetapan-ketetapan MPR, 1983-1988, 1978-1983, Jakarta:

1986, hlm. 43 220 Arif Wijaya, “Demokrasi dalam Sejarah Ketatanegaraan Republik Indonesia”

Jurnal Hukum dan Perundangan Islam, Volume 4, Nomor 1, April, 2014, hlm. 141 221Sayid Anshar, “Konsep Negara Hukum dalam Prespektif Hukum Islam” Journal

Soumatera Law Review, Volume 2, Nomor 2, 2019, hlm.

Page 104: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

91

c. Presiden dibantu oleh Menteri dan tidak bertanggung jawab

kepada DPR;

d. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR;

e. Kekuasaan Kepala Negara atau Presiden tidak terbatas.222

Pelaksanaan pemerintahan pada era orde baru pada

prakteknya menyimpang dari pokok-pokok awalnya, dimana

kekuasaan dipegang penuh oleh Presiden. Hampir semua

kewenangan Presiden yang diatur dalam UUD NRI 1945 dilakukan

tanpa keterlibatan pertimbangan dan persetujuan DPR sebagai

wakil rakyat. Penyelenggaraan sistem pemerintahan demikian

dapat berdampak positif apabila dengan kendali ditangan Presiden

maka seluruh penyelenggaraan pemerintahan bisa dikendalikan

dengan lebih solid, akan tetapi tanpa adanya persetujuan dan

pengawasan dari DPR maka kewenangan tersebut menjadi mudah

disalah gunakan.223

e. Sistem Pemerintahan pada Periode berlakunya UUD NRI 1945

(1999- Sekarang)

Pokok pikiran baru muncul saat diterapkannya kembali UUD

NRI 1945 di Indonesia, diantaranya adalah:

a. Penegesan dianutnya cita demokrasi dan nomokrasi secara

sekaligus dan saling melengkapi secara komplamenter;

b. Prinsip “check and balances” dan pemisahan kekuasaan;

222 Laurensius Arliman S, Op.cit., hlm. 84-84 223Ibid.,

Page 105: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

92

c. Pemurnian sistem pemerintahan presidensial;

d. Penguatan cita persatuan dan keragaman dalam wadah Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).224

Terjadinya Reformasi di Indonesia pada tahun 1999

menyebabkan banyak perubahan di Indonesia, diantaranya terhadap

sistem pemerintahan dan praktek ketatanegaraan. Gagasan tersebut

dituangkan dalam amandemen UUD NRI 1945 periode pertama

sampai keempat. 225 Ketidaksempurnaan pada konstitusi yang

merupakan hasil karya manusia merupakan sesuatu yang

pasti. 226 Wajar apabila terjadi perubahan-perubahan pada konstitusi

Indonesia atau amandemen konstitusi dimaksudkan untuk negara

Indonesia benar merupakan pemerinyahan yang konstitusional. 227

Perubahan UUD NRI 1945 dilakukan secara bertahap dan menjadi

salah satu agenda Sidang Tahunan MPR dari tahun 1999-2002

bersamaan dengan kesepakatan dibentuknya Komisi Konstitusi yang

bertugas melakukan pengkajian secara komperensif tentang perubahan

UUD NRI 1945 dan berdasarkan pada ketetapan MPR Nomor

1/MPR/2002 tentang pembentukan Komisi Konstitusi.228

224Dinory Marganda Aritonang, “Penerapan Sistem Presidensial di Indonesia Pasca

Amandemen UUD 1945” Jurnal Mimbar Hukum, Volume 22, Nomor 2, Juni, 2010, hlm. 391 225Ibid., 226 G. Lowell Field, Government In Modern Society, London: McGraw-Hill Book

Company, 1951, hlm. 116 227Sri Jutmini, et.al., Pendidikan Kewarganegaraan, Solo: Tiga Serangkai Pustaka

Mandiri, 2004, hlm. 146 228 Jimly Asshiddiqie, Menuju Negara Hukum Yang Demikratis, Jakarta: Mahkamah

Konstitusi, 2008, hlm. 270

Page 106: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

93

Alasan dilakukannya amandemen UUD NRI 1945 adalah

pertama, UUD NRI 1945 disusun pada masa persiapan kemerdekaan

Indonesia dalam situasi yang serba mendesak, maka terdapat beberapa

pasal yang tidak sesuai dengan situasi dan persoalan kenegaraan

sekarang. Alasan mendasar yang kedua, adalah adanya penafsiran para

pemimpin terdahulu pada masa orde baru tehadap beberapa pasal yang

diarahlan untuk kepentingan pribadi. 229 Landasan dilakukannya

amandemen UUD NRI 1945 adalah:

a. Pasal 1 Tap MPR No. XIII/MPR/1998 tentang Pembatasan Masa

Jabatan Presiden dan Wakil Presiden;

b. Pasal 37 UUD NRI 1945 tentang Wewenang MPR untuk

mengubah UUD NRI 1945;

c. Tap MPR No. IX/MPR/1999 tentang Penugasan BP MPR RI

untuk Melanjutkan Perubahan UUD NRI 1945.230

Melihat bagaimana sistem pemerintahan yang diterapkan di

Indonesia setelah amandemen, maka diperlukan penjabaran dan

analisis UUD NRI 1945 yang berlaku sejak terjadinya perubahan yaitu

pada tanggal 19 Oktober 1999.231

1) Perubahan Pertama UUD NRI 1945

Perubahan periode pertama terjadi karena adanya tuntutan

reformasi, berkenaan dengan reformasi konstitusi, sebagaimana

229 Wesley Liano Hutasoit, “Analisa Perbandingan Amandemen UUD 1945

Perubahan Pertama Tahun 1999 Sampai Perubahan Ke-Empat Tahun 2002” Jurnal Dosen

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, hlm. 11 230Ibid., 231 Titik Triwulan Tutik, Op.cit., hlm. 164

Page 107: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

94

diketahui bahwa sebelum terjadinya amandemen UUD NRI 1945

kedudukan kekuasaan Presiden sangat dominan terlebih dalam

penyelenggaraan negara parameter dalam hal ini adalah pada saat

kurun waktu demokrasi terpimpin. 232 Sri Soemantri mengatakan

bahwa amandemen UUD NRI 1945 dilakukan dengan beberapa

upaya, antara lain:

a. Mengurangi atau mengedalikan kekuasaan Presiden;

b. Hak legislasi dikembalikan kepada DPR, sedangkan Presiden

berhak mengajukan RUU kepada DPR.233

2) Perubahan Kedua UUD NRI 1945

Perubahan periode kedua dilakukan dengan mencakup pada

substansi, antara lain meliputi:

a. Pemerintahan daerah;

b. Wilayah negara;

c. Warga negara dan penduduk;

d. Hak asasi manusia;

e. Pertahanan dan keamanan negara;

f. Bendera, bahasa, lambang negara dan lagu kebangsaan;

g. Lembaga DPR khususnya tentang keanggotaan, fungsi, hak,

dan tata cara pengisiannya.234

232Ibid., 233 Sri Soemantri, Op.cit, hlm. 234 Titik Triwulan Tutik, Op.cit., hlm. 165

Page 108: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

95

3) Perubahan ketiga UUD NRI 1945

Perubahan ketiga dilakukan pada Rapat Paripurna MPR-RI ke-

7 pada tanggal 9 November 2001 Sidang Tahunan MPR RI.

Perubahan ketiga UUD NRI 1945 memperlihatkan bahwa sistem

pemerintahan yang dianut adalah benar-benar sistem pemerintahan

presidensial. Ciri-ciri sistem pemerintahan presidensial Republik

Indonesia terlihat pada

a. prosedur dan mekanisme pemilihan Presiden dan Wakil

Presiden yang dipilih dalam satu pasangan secara langsung

oleh rakyat;

b. sistem pertangungjawaban Presiden dan Wakil Presiden

sebagai lembaga eksekutif yang tidak lagi kepada MPR, karena

MPR tidak lagi dimanifestasikan sebagai pelaksana kedaulatan

rakyat.235

Sri Soemantri berpendapat bahwa perubahan ketiga UUD

NRI 1945 dilakukan menurut teori konstitusi dalam hal ini adalah

terhadap susunan ketatanegaraan yang bersifat mendasar. 236

Substansi perubahan amandemen ketiga meliputi, diantaranya

sebagai berikut:

a. kedudukan dan kekuasaan MPR;

b. eksistensi negara hukum Indonesia;

235Ibid., hlm. 3 236 Sri Soemantri, “Kekuasaan dan Sistem Pertanggungjawaban Presiden Pasca

Perubahan UUD 1945”, Makalah Seminar Sistem Pemerintahan Indonesia Pasca Amandmen

UUD 1945, hlm. 8

Page 109: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

96

c. jabatan Presiden dan Wakil Presiden termasuk mekanis

mepemilihan;

d. pembentukan lembaga baru dalam sistem ketatanegaraan

Republik Indonesia;

e. peraturan tambahan bagi lembaga DPK;

f. pemilu.237

4) Perubahan Keempat UUD NRI 1945

Perubahan keempat UUD NRI 1945 dilakukan dengan

menggunakan pasal 37 UUD NRI 1945 pra-amandemen yang

dilakukan oleh MPR, perubahan keempat menghasilkan sembilan

pasal substansial, antara lain meliputi:

a. Keanggotaan MPR;

b. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden tahap kedua;

c. Kemungkinan Presiden danWakil Presiden berhalangan;

d. Kewenangan Presiden;

e. Keuangan negara dan bank sentral;

f. Pendidikan dan kebudayaan;

g. Perekonomian nasional dan kesejahteraan sosial;

h. Aturan tambahan dan aturan peralihan;

i. Kedudukan penjelasan UUD NRI 1945.238

237 Titik Triwulan Tutik, Op,cit., hlm. 3 238Ibid., hlm. 4

Page 110: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

97

Sistem pemerintahan presidensial yang diterapkan di

Indonesia sebelum perubahan UUD NRI 1945, memiliki 7 kunci

pokok sistem pemerintahan sebagai berikut:

a. Negara yang berdasarkan atas hukum;

b. Sistem konstitusional;

c. MPR memegang kekuasaan tertinggi negara;

d. Presiden sebagai penyelenggara pemerintahan yang tertinggi

berada dibawah MPR;

e. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR;

f. Menteri bertugas sebagai pembantu presiden dan tidak

bertanggung jawab kepada DPR;

g. Kekuasaan kepala negara tidak terbatas.239

Ketentuan sistem pemerintahan Presidensial Indonesia

sebelum amandemen UUD NRI 1945 tertera dalam Pasal-Pasal,

yang diantaranya sebagai berikut:

a. Pasal 4 Ayat (1) yang berbunyi:

“Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan

pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar”

b. Pasal 5 Ayat (1) yang berbunyi:

“Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama

lima tahun, sesudahnya dapat dipilih kembali dengan

persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat”

239Fernandes Raja Saor, “Sistem Pemerintahan Indonesia Sebelum dan Sesudah

Amandemen” hlm. 1, 2008, Artikel dalamhttps://raja1987.blogspot.com, diakses 3 Mei 2021,

2:02

Page 111: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

98

c. Pasal 6 Ayat (2) yang berbunyi:

“Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh Majelis

Permusyawaratan Rakyat”

d. Pasal 7 yang berbunyi:

“Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama

lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali”

Lembaga negara atau lembaga pemerintahan dalam sistem

pemerintahan presidensial Indonesia sebelum amandemen UUD

NRI 1945 terdiri dari 6 lembaga, diantaranya MPR, DPR, Presiden,

DPA, BPK, dan MA lembaga-lembaga tersebut memegang

kekuasaan negara berdasarakan ajaran trias politika, yaitu:

a. Lembaga Legislatif (Kekuasaan membuat Undang-Undang)

Kekuasaan legislatif berdasarkan UUD NRI 1945

sebelum amandemen terdiri dari MPR dan DPR, MPR

berdasarkan pasal 3 UUD NRI 1945 sebelum amandemen

bertugas menetapkan Undang-Undang Dasar. DPR

berdasarakan pasal 20, 21, 22 bertugas menyetujui memajukan

rancangan undang-undang dan peraturan pemerintah pengganti

undang-undang.

b. Lembaga Eksekutif (Kekuasaan melaksanakan Undang-

Undang)

Kekuasaan eksekutif berdasarkan UUD NRI 1945

sebelum amandemen terdiri atas Presiden, fungsi Presiden

Page 112: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

99

sebelum amandemen UUD NRI 1945 dapat dilihat dari Pasal-

Pasal berikut:

a) Presiden memegang kekuasaan pemerintahan (Pasal 4

Ayat 1);

b) Memegang kekuasaan atas Angkatan Darat, Angkatan

Udara, Angkatan Laut (Pasal 10);

c) Menyatakan perang (Pasal 11);

d) Menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12);

e) Mengangkat dan menerima duta dan konsul (Pasal 13);

f) Memberi grasi, amnesti, abolisi dan rehabilitasi (Pasal 14);

g) Memberi gelar, tanda jasa dan lain-lain tanda kehormatan

(Pasal 15).

c. Lembaga Yudikatif (Kekuasaan kehakiman)

Kekuasaan yudikatif berdasarkan UUD NRI 1945 sebelum

amandemen terdiri atas MA dan diatur dalam Pasal 24 tentang

kekuasaan kehakiman.

d. Lembaga Konsulatif

Kekuasaan konsulatif bertugas memberikan nasehat dan

pertimbangan kepada eksekutif selaku pelaksana undang-

undang. Berdasarkan UUD NRI 1945 sebelum amandemen

kekuasaan konsulatif dipegang oleh DPA dan diatur dalam

Pasal 16.

Page 113: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

100

e. Lembaga Eksaminatif

Kekuasaan eksaminatif berugas untuk melakukan

pemeriksaan keuangan negara. Beradasarkan UUD NRI 1945

sebelum amandemen dipegang oleh BPK dan diatur dalam

Pasal 23.240

Berdasarkan tujuh kunci pokok sistem pemerintahan sebelum

amandemen UUD NRI 1945, sistem pemerintahan yang digunakan

di Indonesia adalah sistem pemerintahan presidensial. Sistem

pemerintahan ini dijalakan pada masa pemerintahan orde baru,

dengan ciri dari sistem pemerintahan presidensial pada periode ini

adalah adanya kekuasaaan yang amat sangat besar dilembaga

kepresidenan. Kewenangan Presiden yang diatur dalam UUD NRI

1945 sebelum perubahan banyak yang dilakukan tanpa

pertimbangan dan persetujuan dari DPR, kekuasaan presiden dalam

hal ini sangat besar dan cenderung disalahgunakan. 241 Sistem

pemerintahan presidensial Indonesia sebelum perubahan UUD NRI

1945 apabila diukur dari syarat-syarat yang ada salam sistem

pemerintahan presidensial, maka Indonesia tidak menerapkan

sistem pemerintahan presidensial secara murni dikarenakan sistem

presidensial yang digunakan Indonesia pada periode ini bukan

240 Efi Yulistiowati, et.al., “Penerapan Konsep Trias Politica dalam Sistem

Pemerintahan Republik Indonesia: Studi Komparatif Atas Undang-Undang Dasar Tahun 1945

Sebelum dan Sesudah Amandemen” Jurnal Dinamika Sosial Budaya, Volume 18, Nomor 2,

Desember, 2018, hlm. 334-335 241 Rosalinda, “Kajian Terhadap Sistem Pemerintahan dan Prakteknya Menurut

Undang-Undang Dasar Tahun 1945” Journal IAIN Manado, Volume 10, Nomor 1, 2012, hlm.

4-5

Page 114: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

101

merupakan suatu konsekuensi yang diadakan karena UUD NRI

1945 menganut ajaran trias politika. 242 Berdasarkan pengalaman

tersebut, reformasi yang harus dilakukan adalah melakukan

perubahan atau amandemen atas UUD NRI 1945. Perubahan atau

pengamandemennan UUD NRI 1945 menjadikan konstitusi yang

bersifat konstitusional yang diharapkan dapat membentuk sistem

pemerintahan presidensial yang lebih baik dari periode

sebelumnya, amandemen yang dilakukan oleh MPR sebanyak

empat kali tersebut dijadikan sebagai pedoman bagi sistem

pemerintahan Indonesia sekarang ini.243

Perubahan atau amandemen yang dilakukan oleh MPR

terhadap UUD NRI 1945 dilaksanakan dengan beberapa

kesepakatan dari Panita Ad Hoc, antara lain sebagai berikut:

a. Tidak mengubah pembukaan UUD NRI 1945, sistematika,

aspek kesejarahan dan keasliannya;

b. Tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI);

c. Mempertegas sistem pemerintahan presidensial;

d. Penjelasan UUD NRI 1945 ditiadakan serta hal-hal normatif

dalam penjelasan dimasukan kedalam Pasal-Pasal;

242 Moh. Kusnardi, et.al., op.cit., hlm. 179 243 Rosalinda, Op.cit., hlm. 6

Page 115: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

102

e. Perubahan dilakuakan dengan cara adendum.244

Setelah dilakukan amandemen UUD NRI 1945 terjadi

purifikasi atau pemurnian terhadap sistem pemerintahan

presidensial Indonesia, menurut Aulia A Rachman setidaknya MPR

memiliki alasan untuk melakukan pemurnian terhadap sistem

pemerintahan presidensial Indonesia, antara lain sebagai berikut:

a. Sistem pemerintahan presidensial adalah aliran pemikiran para

pendiri bangsa meskipun merupakan suatu “sistem sendiri”;

b. Penerapan sistem pemerintahan parlementer pada perode

UUDS 1950 memberikan pengalaman traumatis;

c. Sistem pemerintahan parlementer adalah aliran demokrasi

liberal;

d. Stabilitas pemerintahan dapat dicapai melalui sistem

pemerintahan presidensial;

e. Pemilihan presiden secara langsung dapat memperkuat

legitimasi pemerintahan.245

Penguatan sistem pemerintahan presidensial di Indonesia

setelah dilakukannya amandemen UUD NRI 1945 terdapat

beberapa substansi, meliputi:

244Angel Jeane d’arc sofia Mamahit, “Pergeseran Kekuasaan Legislatif Sebelum dan

Sesudah Amandemen UUD 1945” Jorunal Lex Administratum, Volume III, Nomor 2, April-

Juni, 2014, hlm. 99 245Aulia A Rachman, “Sistem Pemerintahan Presidensial Sebelum dan Sesudah

Perubahan UUD 1945: Studi Ilmiah Tentang Tipe Rezim, Tipe Institusi dan Tipe Konstitusi”

Jakarta: FH UI, 2007, hlm. 378-380

Page 116: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

103

a. Pembatasan masa jabatan presiden;

b. Penguatan check and balances dengan menambah kewenangan

pada parlemen;

c. Pemilihan presiden secara langsung oleh rakyat;

d. Presiden dan Wakil Presiden dicalonkan bersama-sama;

e. Presiden dijatuhkan dengan didahului alasan pelanggaran

hukum.246

Ketentuan-ketentuan sistem pemerintahan presidensial di

Indonesia dalam UUD NRI 1945 setelah amandemen diantaranya

terdapat dibeberapa pasal, antara lain:

a. Pasal 6A Ayat 1 UUD NRI 1945 berbunyi:

“Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu

pasangan secara langsung oleh rakyat”

b. Pasal 7 UUD NRI 1945 berbunyi:

“Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama

lima tahun, dan sesudahnya dapat dilih kembali dalam

jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan”

c. Pasal 7C UUD NRI 1945

“Presiden tidak dapat membekukan dan atau

membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat”

d. Pasal 14 Ayat 1 UUD NRI 1945

“Presiden memberi grasi dan rehabilitasi dengan

memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung”

246Satriansyah Den Retno Wardana, “Penataan Sistem Pemerintahan Presidensial

Melalui Konfigurasi Pemilihan Umum Serentak di Indonesia” Skripsi Fakultas Hukum

Universitas Muhamadiyah Sumatera Utara, 2020, hlm. 50-51

Page 117: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

104

e. Pasal 14 Ayat 2 UUD NRI 1945

“Presiden memberi amnesti dan abolisi dengan

memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan

Rakyat”

f. Pasal 17 Ayat 2 UUD NRI 1945

“Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh

Presiden”247

Pokok-pokok sistem pemerintahan presidensial Indonesia

Indonesia setelah amandemen UUD NRI 1945 mencakup beberapa

point-point penting diantaranya sebagai berikut:

a. Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah yang

luas, wilayah negara terbagi dalam beberapa provinsi;

b. Bentuk pemerintahan adalah republik dan mengunakan sistem

pemerintahan presidensial;

c. Presiden adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan;

d. Kabinet atau menteri diangkat oleh Presiden dan bertanggung

jawab kepada Presiden;

e. Parlemen terdiri atas parlmen dua kamar atau bikameral, terdiri

atas DPR dan DPD. Para anggota dewan merupakan anggota

MPR, serta DPR memiliki kekuasan legislatif dan kekuasaan

mengawasi jalannya pemerintahan;

f. Kekuasaan Yudikatif dijalankan oleh MA dan MK.248

247Abdul Ghoffar, Perbandingan Kekuasaan Presiden Indonesia Setelah Perubahan

UUD 1945 dengan delapan Negara Maju, Jakarta: Kencana, 2009, Cet. Ke 1, hlm. 59-60 248 Nisfu Sya’ban, “Sistem Pemerintahan Indonesia Sebelum dan Sesudah

Amandemen Undang-Undang Dasar (UUD) 1945” Skipsi Fakultas Hukum Universitas

Muhammadiyah Mataram, 2020, hlm. 24-25

Page 118: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

105

Indonesia menerapkan sistem pemerintahan presidensial pada

periode setelah amandemen atau perubahan UUD NRI 1945

dibuktikan dengan adanya pemisahan kekuasaan antara cabang

legislatif dan eksekutif. Pemisahan kekuasaan kedua cabang

tersebut merupakan indikator penting dari adanya penerapan sistem

pemerintahan presidensial di Indonesia setalah perubahan UUD

NRI 1945.249 Pemisahan kekuasaan cabang legislatif dan cabang

eksekutif dapat dilihat pada periode sebelum amandemen UUD

NRI 1945 dan periode setelah amandemen UUD NRI 1945

merupakan suatu bukti atau indikator dari diterapkannya sistem

pemerintahan presidensial di Indonesia. 250 Lembaga negara atau

lembaga pemerintahan dalam sistem pemerintahan presidensial

Indonesia setelah amandemen UUD NRI 1945 terdiri dari tujuh

lembaga, diantaranya adalah MPR, DPR, DPD, Presiden, BPK,

MA, dan MK lembaga-lembaga tersebut memegang kekuasaan

negara masing masing, yaitu:

249 Fitra Arsil, Teori Sistem Pemerintahan: Pergeseran Konsep dan Saling

Konstribusi Antar Sistem Pemerintahan di Berbagai Negara, Depok: Rajawali Pres, 2017, Cet.

ke 1, hlm. 230 250Ibid., hlm. 231

Page 119: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

106

a. Lembaga Legislatif

Kekuasaan pembuat undang-undang berdasarkan UUD

NRI 1945 setelah perubahan terdiri dari MPR, DPR, dan DPD,

dimana dalam UUD NRI 1945 pasca perubahan Pasal-Pasal

terkait MPR terdapat pada Pasal 2 dan Pasal 3 tentang Majelis

Permusyawaratan Rakyat. Pasal-pasal terkait DPR terdapat

dalam Pasal 19, Pasal 20, Pasal 20A, Pasal 21, Pasal 22, Pasal

22A, Pasal 22B tentang Dewan Perwakilan Rakyat. Pasal-pasal

terkait DPD diatur dalam Pasal 22C dan Pasal 22D tentang

Dewan Perwakilan Daerah.

b. Lembaga Eksekutif

Kekuasaan melaksanakan undang-undang berdasarkan

UUD NRI 1945 setelah perubahan dijalankan oleh Presiden,

dimana dalam UUD NRI 1945 setelah perubahan pasal-pasal

terkait Presiden terdapat dalam Pasal 4, Pasal 5, Pasal 6, Pasal

6A, Pasal 7, Pasal 7A, Pasal 7B, Pasal 7C, Pasal 8, Pasal 9,

Pasal 10, Pasal 11, Pasal 12, Pasal 13, Pasal 14, Pasal 15, Pasal

16.

c. Lembaga Yudikatif

Kekuasaan melaksanakan kehakiman berdasarkan UUD

NRI 1945 setelah perubahan terdiri atas MA dan MK, dimana

dalam UUD NRI 1945 setelah perubahan pasal-pasal terkait

Page 120: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

107

MA dan MK terdapat dalam Pasal 24, Pasal 24A, Pasal 24B,

Pasal 24C, Pasal 25 tentang Kekuasaan Kehakiman.

d. Lembaga Eksaminatif

Kekuasaan terhadap pemeriksaan keuangan negara

berdasarkan UUD NRI 1945 setelah perubahan dijalankan oleh

BPK, dimana dalam UUD NRI 1945 setelah perubahan

terdapat dalam Pasal 23E, Pasal 23F, Pasal 23G tentang Badan

Pemeriksa Keuangan.251

2. Sistem Pemerintahan Negara Republik Perancis

Revolusi Perancis mendasari peristiwa-peristiwa yang mendasari

pergerseran sosial dan budaya politik, Revolusi Perancis juga mendasari

pembentukan paham-paham seperti liberalisme, demokrasi dan

nasionalisme yang berdampak pada kedaulatan dan sistem pemerintahan

yang diretapkan di negara Perancis. 252 Revolusi Perancis adalah sebuah

proses atau perubahan yang terjadi terhadap bidang sistem pemerintahan

atau ketatanegaaran dan kemasyarakatan yang terjadi di Perancis. Dampak

Revolusi Perancis terhadap bidang sistem pemerintahan yaitu adanya

perubahan kekuasaaan dari seorang Raja yang bersifat absolut menjadi

pemerintahan yang demokrasi menurut Undang-Undang Dasar serta

memiliki Dewan Perwakilan Rakyat. Revolusi Perancis dimulai pada masa

251 Efi Yulistiowati, et.al.,Op.cit., hlm. 335-336 252Sandy Kurnia Christmas, et.al., “Perkembangan dan Sistem Pemerintahan dan

Konsep Kedaulatan Pasca Revolusi Perancis Terhadap Hukum Internasional” Jurnal

Pembangunan Hukum Indonesia, Volume 2, Nomor 2, 2020, hlm. 222

Page 121: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

108

pemerintahan kekuasaan Raja Louis IV. 253 Revolusi Perancis terjadi

disebabkan karena beberapa faktor, dintaranya adalah konflik politik yang

semakin memburuk, keadaan ekonomi dan kesewenang-wenangan Raja,

kehidupan sosial, dan kemunculan dan perkembangan paham-paham baru di

negara Perancis.254

Sejarah Revolusi Perancis terbagi dalam 6 periode, dikarenakan pada

masa pemerintahan Raja Louis XVI di negara Perancis terjadi keterpurukan

ekonomi akibat kesalahan gaya hidup pejabat dan Raja dilingkungan

pemerintahan Perancis pada masa ini, untuk mengatasi hal tersebut pada

tanggal 5 Juni 1789 Raja Louis XVI mengadakan musyawarah dengan

mengundang Etats Generux yang terdiri dari 291 kalangan bangsawan, 300

ulama gereja atau pendeta, 610 golongan rakyat jelata guna mengatasi krisis

ekonomi, akan tetapi musyawarah tersebut berujung pada perdebatan dan

pertentangan. Adapun 6 periode tersebut adalah sebagai berikut:255

a. Masa Konstituante 1789-1791

Pada perkembangan masa ini telah terjadi sidang pada tanggal 17

Juni 1789, sidang tersebut mengerucutkan tujuan untuk membuat

Undang-Undang Dasar Perancis, sisi dan kondisi yang mencekam

menyebabkan rancangan Undang-Undang Perancis dilakukan secara

sembunyi-sembunyi dan diumumkan pada tanggal 27 Agustus 1789,

dalam perkembangannya tanggal 14 Juli 1790 sistem pemerintahan

253 Ratna Puspitasari, “Revolusi Perancis, Revolusi Industri Perancis, Restorasi

Meiji” Modul Pertemuan dan Perkemangan Masyarakat Global, 2017, hlm. 2 254Ibid., 255Ibid., hlm. 4

Page 122: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

109

monarki absolute kerajaan Perancis pada masa ini berubah menjadi

kerajaan konstitusi.

b. Masa Legislatif 1791-1792

Tuntutan dan perjuangan rakyat kecil pada masa ini

menghendaki akan adanya perubahan dari sistem pemerintahan dari

kerajaan konstitusional menjadi negara republik, perjalanan Revolusi

Perancis pada periode masa ini ditandai dengan dibentuknya

pemerintahan baru yang dipimpin oleh rakyat serta pada

perkembangannya pemerintahan ini kemudian dikenal dengan nama

Konvensi Nasional.

c. Masa Konvensi Nasional 1792-1795

Perkembangan pada periode masa ini, masyarakat Perancis yang

tergabung dalam Partai Montagne membubarkan sistem pemerintahan

kerajaan menjadi negara republik pada tahun 1792, hal ini semakin

memberi warna dalam perjalanan Revolusi Perancis.

d. Masa Directorie 1795-1799

Masa pemerintahan Prancis pada periode ini terdiri dari para

kaum borjuis yang berusaha memenangkan situasi dengan membentuk

Dewan Pimpinan Pusat di Bidang Eksekutif, dengan tujuan agar

rakyat beranggapan bahwa demokrasi yang dicita-citakan berjalan

dengan baik dan lancar. Disisi lain golongan bangsawan yang

menduduki kursi legislatif semakin kuat, golongan bangsawan

memiliki paham monarki sehingga menimbulkan kecemasan kaum

Page 123: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

110

borjuis dan rakyat Perancis, sehingga pada saat itu rakyat Perancis

mengharapkan pemimpin baru seperti Napoleon Bonaparte.

e. Masa Konsulat 1799-1804

Masa konsulat dipimpin oleh Napoleon Bonaparte yang telah

mengambil alih pimpinan tertinggi Perancis pada tanggal 9 November

1799, Napoleon Bonaparte berhasil membubarkan sistem

pemerintahan Directoire dan mengusung sistem pemerintahan

Konsulat.

f. Masa Kekaisaran 1804-1815

Keberhasilan Napoleon Bonaparte dalam mempersatukan semua

golongan di Perancis membuat Paus VII mengangkat Napoleon

Bonaparte sebagai kaisar, kekuasaan kekaisarannya berlangsung pada

tahun 1804 hingga 1815. Masa pemerintahaan kekaisaran Napoleon

Bonaparte memberikan kebebasan terhadap rakyat pada bidang

perdagangan, pendidikan, dan agama. Napoleon Bonaparte tetap

menganut sistem absolut dengan kepemimpinan secara turun-temurun

sehingga hal tersebut dikenal dengan dinasti Napoleon.256

Terjadinya Revolusi Perancis memiliki banyak dampak terhadap

keberlangsungan sistem pemerintahan Perancis sendiri maupun bagi negara

negara lain, dengan terjadinya Revolusi Perancis tumbuh pula beberapa

paham-paham baru seperti demokrasi, parlementer, republik.257 Runtuhnya

kekuasaan absolut Raja Louis XVI dengan Kekuatan Rakyat “People

256Ibid., hlm 4-6 257Ibid., hlm 7

Page 124: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

111

Power” melahirkan sistem pemerinyahan yang modern dengan menjunjung

kedaulatan rakyat dan memberikan persamaan hak pada setiap warga, hal

tersebut dimulai dengan adanya Revolusi Perancis, sertaRevolusi Perancis

menjadi tonggak dan inspirator guna mewujudkan negara dan pemerintahan

yang lebih modern sekarang ini, dengan konsep doktrin negara demokrasi

“Liberty, Egalite, et Fraternite”.258 Dorongan tradisi Revolusi Perancis pada

tahun 1789 mendorong terbentuknya Republik Perancis dengan adanya

kesadaran masyarakat Perancis terhadap kemerdekaan, persamaan dan

persaudaraan sebagaimana tertulis dalam semboyan “Liberty, Egalite, et

Fraternite” semboyan tersebut merupakan landasan dari perubahan

pemerintahan Monarkhi menjadi pemerintahan Republik. Kedaulatan rakyat

dan martabat individu menjadi dasar pemerintahan Republik.259

Tabel 3. 2

Perkembangan bentuk pemerintahan Prancis sejak 1789

1789–1792

Monarki

konstitusional

Kekuasaan Raja dibatasi oleh Majelis Nasional

1792–1804

Republik Pertama

Majelis Nasional terpilih, tetapi kekuasaan politik berturut-

turut berada pada Komite Keamanan Publik (1793–95),

Direktorat (1795–1999), dan Konsulat (1799–1804)

1804–1804

Kerajaan Pertama

Pemerintahan Napoleon I, disahkan oleh pemungutan

suara

258Joni Dawud, “Sistem Pemerintahan Semi Parlemeter dan Semi Presidensial di

Perancis” Jurnal Wacana Kinerja, Volume 2, Nomor 8, hlm. 60 259 Kotan Y. Stefanus, Makna Kekuasaan Pemerintah Negara Menurut Bab III

Undang-Undang Dasar 1945 dan Hubungannya dengan Lembaga Keprisedenan Republik

Indonesia, Bandung:Unpad, 2000, hlm. 147

Page 125: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

112

1814–1830

Monarki restorasi

Monarki Bourbon dari Louis XVIII dan Charles X,

ditambah parlemen dengan kekuasaan terbatas

1830–1848

Monarki Orleanist

Monarki Konstitusional dengan menteri yang bertanggung

jawab kepada parlemen yang dipilih oleh rakyat terbatas

1848–1852

Republik Kedua

Majelis Nasional dan Presiden dipilih secara langsung oleh

rakyat laki-laki dewasa universal

1852–1870

Kekaisaran Kedua

Pemerintahan Napoleon III, disahkan oleh pemungutan

suara, dengan konsesi ke parlementerisme dari tahun 1869

1870–1940

Republik Ketiga

Kamar Deputi dipilih oleh rakyat universal langsung;

Senat yang dipilih secara tidak langsung; Presiden dan

Perdana Menteri yang lemah

1940–1944

Vichy

Pemerintahan pribadi Marsekal Philippe Pétain, dibatasi

oleh pendudukan Jerman di Prancis

1944–1946

Pemerintahan pasca-

perang sementara

Majelis Konstituante satu kamar, dipilih oleh rakyat

dewasa universal langsung (termasuk pemilih wanita)

1946–1958

Republik Keempat

Secara luas sebanding dengan Republik Ketiga, dengan

Senat yang lebih lemah

1958–

Republik Kelima

Presiden, Perdana Menteri dan Pemerintah, Majelis

Nasional, Senat.260

260 Andrew Knapp, et al., The Government and Politics of France, Abingdon:

Routledge 2 Park Squere, 2006, hlm. 3

Page 126: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

113

Kegagalan pemerintahan Republik keempat Perancis membuat perang

saudara terjadi di negara Perancis pada Mei 1958, kegagalan tersebut adalah

ketidakmampuan pendahulunya untuk memberikan sistem pemerintahan

yang stabil di Perancis. 261 Kegagalan pemerintahan Republik keempat

Perancis 1946-1958 melahirkan pemerintahan baru di Perancis yaitu,

pemerintahan Republik kelima Perancis lahir pada tahun 1958 yang

sebagian besar merupakan hasil karya Jendral de Gaulle sebagai Presiden

pertama dan Michael Debre sebagai Perdana Menteri. Konstitusi Perancis

bersifat parlementer, akan tetapi pada lembaga eksekutif diberikan

kekuasaan yang relatif luas. 262 Konstitusi 1958 pemerintahan Republik

kelima Perancis berprinsip dasar “Parliamentary Sovereignty” atau disebut

juga dengan kedaulatan parlementer. 263 Konstitusi yang berlaku pada

pemerintahan Republik Perancis kelima adalah Konstitusi 1958 atau

Konstitusi Gaulle, Konstitusi tersebut menggantikan Konstitusi sebelumnya

dari pemerintahan Perancis Republik keempat. 264 Ciri dari Konstitusi

Gaulleatau disebut juga dengan Constitution of Ocktober 4, 1958 sebagai

Konstitusi baru pemerintahan Republik kelima Perancis adalah dimana:

261Ibid., hlm 262 Ardhendu, “Political System of France” artikel at

http://www.Iscollege.ac.in/sites/default/files/econtent/France%20politics%20BA%201%20Ard

hendu.pdf, hlm. 1, diakses 9 Mei 2021, 4:29 263 John A Rohr, Founding Republic in France and America: A Study in

Counstitutional Goverence, University Press: University of Kansas, 1995, hlm. 10 264Herman Finer, The Major Government of Modern Europe, New York: Evanstone

and London, 1962, hlm. 202

Page 127: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

114

a. Kedudukan eksekutif yang diperkuat;

b. Peningkatan ketidakketergantugan kekuasaan kepemimpinannya;

c. Membatasi perilaku yang berlebih-lebihan partai politik dalam badan

legislatif.265

Sistem pemerintahan Republik kelima Perancis adalah sistem

pemerintahan semi presidensial atau aliran sistem pemerintahan yang

menunjukan sifat campuran dari sistem pemerintahan presidensial dan

parlementer. Berdasarakan Constitution of Ocktober 4, 1958, Kepala Negara

dan Kepala Pemerintahan diberikan hak istimewa yang sangat luas.266 Ciri-

ciri sistem pemerintahan Republik kelima Perancis adalah sebagai berikut:

a. Perancis adalah negara kesatuan;

b. Konstitusinya adalah tertulis;

c. Pemisahan kekuasaan sebagai berikut, eksekutif ditangan Presiden,

legislatif ditangan Parlemen, yudikatif ditangan Badan Kehakiman;

d. Parlemen adalah Bikameral;

e. Kabinet terdiri dari Dewan Menteri dan dipimpin oleh Perdana Menteri;

f. Dewan Menteri adalah suatu Dewan yang beranggotakan 9 orang yang

diangkat oleh Presiden, Ketua Assemblee, dan Ketua Senat.267

Sedangkan menurut Duverger sistem pemerintahan semipresidensial

yang diterapkan Republik kelima Perancis memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

265S. Pamudji, Perbandingan Pemerintahan, Jakarta: Aksara, 1985, hlm. 64 266Malgorzata Madej, “Cohabitation: The Parliementary Aspect of The French Semi-

Preidential System” Jurnal Polish Political Science, Volume 37, 2008, hlm. 184 267 Sahya Anggara, Perbandingan Administrasi Negara, Bandung: CV Pustaka

Setia, 2012, Cet, ke 1, hlm. 202

Page 128: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

115

a. Pusat kekuasaan berada pada suatu majelis perwakilan sebagai

pemegang kekuasaan tertinggi;

b. Penyelenggaraan kekuasaan legilsatif adalah suatu badan perwakilan

yang merupakan bagian majelis perwakilan;

c. Presiden dipilih secara langsung maupun tidak langsung untuk masa

jabatan tertentu dan bertanggung jawab kepada majelis perwakilan;

d. Para Menteri sebagai bagian yang membantu kinerja Presiden dan

diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.268

Menurut S.L Witman dan J.J Wuest prinsip dasar pemerintahan

negara Perancis sebagaimana diatur dalam Constitution of Ocktober 4, 1958

adalah sebagai berikut:

a. Perancis adalah negara yang tidak terbagi-bagi, sekuler, demokrasi dan

republik sosial;

b. Kedaulatan rakyat dibuktikan dengan pemilihan demokratis dan badan

perwakilan legislatif;

c. Berlakunya sistem multipartai dengan perwakilan dari beberapa partai

membentuk sebuah parlemen “oposisi” atau pemerintahan koalisi;

d. Pemisahan kekuasaan legislatif dan eksekutif dengan pembagian

kekuasaan yang lebih lanjut dimana Presiden dan Perdana Menteri

bertanggung jawab kepada parlemen;

268Effendi, P.D, “Dialog Kembali ke jati Diri Negara Semi-Presidensial” Artikel at

http://sofian.staff.ugm.ac.id/artikel/, 2005, diakses 11 Mei 2021, 1:19

Page 129: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

116

e. Keberadaan lembaga kehakiman, dimana terdapat sebuah sistem

pemisahan dari peradilan administrasi dan Dewan Konstitusi yang

melindungi kepentingan nasional dan hak-hak rakyat;

f. Kekuasaan pemerintah tersentralisasi, tetapi unit-unit wilayah bebas

untuk memimpin wilayahnya sendiri melalui Dewan Pemilihan dan

kondisi-kondisi lain dari otonomi daerah;

g. Perhatian besar diberikan kepada penempatan “martabat dan kebebasan

individu” sebagai landasan Declarations of the Rights of Man and

Citizen 1989. 269

Berdasarkan prinsip pemerintahan tersebut memberikan landasan bagi

penataan sistem ketatanegaraan Republik kelima Perancis dan diwujudkan

dalam 6 lembaga negara, yaituparlemen yang terdiri atas:

a. Dewan Nasional “National Assembly”;

b. Senat;

c. Presiden Republik;

d. Dewan Menteri “Governtment” yang dipimpin oleh Perdana Menteri;

e. Mahkamah Agung “Court of Cassation”;

f. Dewan Konstitusi “The Constitutional Council”;

g. Dewan Sosial dan Ekonomi.270

Republik kelima Perancis menganut sistem hybrid yang mengarah

kepada sistem pemerintahan semi presidensial, dimana diatur dalam

Constitution of Ocktober 4, 1958 Konstitusi Republik kelima Perancis

269 John J. Wuest, et al., Outline of Modern Eropean Governments (visualized), New

Jersey: Littlefield Adams and Co, 1964, hlm. 37-38 270Ibid.,

Page 130: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

117

memberikan penguatan-penguatan kepada lembaga eksekutif yang dalam

hal ini adalah Presiden dan Perdana Menteri. 271 Eva Liu memberikan

pendapatnya tentang kondisi pemerintahan Perancis Republik kelima yaitu

sebagai berikut:

1. Republik kelima Perancis memiliki karateristik pemerintahan semi

presidensial, dimana terlihat dari dualisme eksekutif yang terbagi antara

Presiden dan Perdana Menteri;

2. Presiden adalah kepala negara yang menjabat selama 7 tahun yang

dipilih melalui pemilihan langsung. Fungsi dan kekuasaannya termasuk

inter alia sebagai pengawas pelaksanaan konstitusi, memimpin kabinet,

pelaksana undang-undang, mengusulkan referendum, membubarkan

parlemen, panglima tertinggi angkatan bersenjata, dan negosiator dan

peratifikasi perjanjian internasional;

3. Perdana Menteri adalah kepala pemerintahan yang diangkat oleh

Presiden setelah pemilihan legislatif untuk mengisi kedudukan di

Majelis Nasional. Fungsi dan kedudukannya mengatur kegiatan

pemerintah, bertanggung jawab terhadap pertahanan nasional,

memastikan penerapan hukum, dan melaksanakan peraturan dan

kekuasaan penunjukan tugas. Perdana Menteri juga memformulasikan

Dewan Menteri yang akan membantunya dalam pertimbangan

kebijakan dan keputusan;

271Pamudji, Op.cit., hlm. 72

Page 131: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

118

4. Parlemen Perancis menganut sistem dua kamar yang terdiri dari Majelis

Nasional dan Senat. Parlemen berfungsi membuat undang-undang,

mengontrol anggaran pemerintah dan megawasi kebijakan pemerintah.

Anggota Majelis Nasional sipilih melalui pemilihan pemilihan umum

sedangkan Senat dipilih melalui electoral collage. Hanya Majelis

Nasional saja yang bisa memaksa pergantian pemerintah melalui mosi

tidak percaya, namun tidak satupun pemerintahan yang diganti melalui

mosi tidak peracaya selama berjalannya Republik kelima Perancis;

5. Kekuasaan eksekutif mendominasi legislatif dimana pemerintah

mengatur agenda parlemen, dan undang-undang pemerintahan menjadi

prioritas utama melalui undang-undang tersendiri. Pemerintah bahkan

dapat mengajukan undang-undang untuk disahkan tanpa memerlukan

masukan dari parlemen. Pengusulan undang-undang terbatas dalam 2

hari seminggu pada Majelis Nasional dan satu hari sebulan di Senat.

Pemerintah dapat mengumumkan anggaran melalui sebuah kebijakan

pemerintah apabila parlemen tidak menyetujui anggaran tersebut dalam

70 hari. Pemerintah bahkan bisa mendeklarasikan kebijaknnya dan

memaksa parlemen untuk menerima kebijakan tersebut walaupun mosi

tidak percaya telah sukses terlaksana;

6. Partai-partai politik bebas didirkan dan berjalan dibawah naungan

kosntitusi. Ketentuan pemilu membatasi jumlah dana yang bisa diterima

kandidat dan partai politik dari sumber donatur;

Page 132: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

119

7. Amandemen konstitusi diatur dalam konstitusi itu sendiri, yang terdiri

atas beberapa bentuk persetujuan oleh parlemen dan referendum;

8. Telah terjadi 8 referendum sejak 1958, dimana 5 diantaranya terfokus

pada kebijakan luar negeri.272

Klasifikasi sistem pemerintahan semi presidensial pada negara

Perancis Republik kelima adalah sebagai berikut:

1. Berbentuk negara kesatuan;

2. Bentuk pemerintahan republik;

3. Sistem kabinet ministrial;

4. Bentuk legislatif bikamreal atau dua kamar;

5. Presiden sebagai kepala negara;

6. Perdana Menteri sebagai kepala pemerintahan.273

Republik kelima Perancis adalah negara yang berbentuk kesatuan,

Perancis menganut sistem pemerintahan semi presidensial, hal ini

dikarenakan dalam menjalan roda pemerintahannya Presiden bertindak

sebagai kepala negara dan dibantu Perdana Menteri dalam

pemerintahannya. 274 Republik kelima Perancis dalam menjalankan sistem

pemerintahan semi presidensial dimana Presiden sebagai Kepala Negara dan

dibantu Perdana Menteri sebagai Kepala Pemerintahan. Sistem

pemerintahan yang diterapkan di negara Perancis ini memiliki arti

272Eva Liu, “System of Government in Some Foreign Countries: France” Artikel at

http://www.legco.gov.hk diakses 22 Mei 2021, 15:41 273 Febriana Putri, “ Sistem Pemerintahan di Perancis” Artikel at Sribd

http://id.sribd.com/doc/242500273/Sistem-Pemerintahan-Di-Perancis diakses 22 Mei 2021,

16:00 274Ibid.,

Page 133: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

120

penggabungan Presiden terpilih utuk menjalankan tugas-tugas politik

dengan Perdana Menteri yang memimpin kabinet dan bertanggung jawab

kepada parlemen. Perdana Menteri ditunjuk oleh Presiden dan bertanggung

jawab menjalankan tugas sehari-hari dalam urusan pemerintahan dalam

negeri, akan tetapi dengan catatan bahwa Presiden tetap menjalankan peran

pengawasan, bertanggung jawab untuk urusan luar negeri dan memiliki

kekuasaan dalam mengambil keputusan terkait hal-hal yang dianggap

darurat.275

Pemisahan kekuasaan yang terdapat pada sistem pemerintahan

semipresidensial Republik kelima Perancis dalam cakupan legislatif,

eksekutif, yudikatif memilki tugas, fungsi, wewenang yang berbeda-beda

pada setiap lembaga-lembaga.276

1) Kekuasaan Eksekutif

a) Presiden

Konstitusi Perancis saat ini memberikan kekuasaan lebih

pada badan eksekutif yang terdiri dari Presiden dan Perdana

Menteri. Presiden memiliki jabatan resmi sebagai Kepala Negara

dan merupakan Komandan Tertinggi di Angkatan Bersenjata

Nasional. Presiden dipilih langsung oleh rakyat dengan masa

jabatan 7 tahun.Satu dari kekuasaan paling penting yang dimiliki

275 M. Suha Saihu A.M, et al., Penyelenggaraan Pemilu di Dunia (Sejarah,

Kelembagaan, dan Praktik Pemilu di Negara Penganut Sistem Pemerintahan Presidensial,

Semipresidensial, dan Parlementer), Jakarta: DKKP RI, 2018, hlm. 276 I Nengah Suantara S. M, “Sistem Pemerintahan dan Pertanggungjawaban

Eksekutif” Artikel Dosen Universitas Udayana,

http://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penunjang_dir/9ac70dfee70a6257183b5c698c21f2.pdf,

diakses 11 Mei 2021, 1:31

Page 134: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

121

Presiden adalah kewenangannya untuk membubarkan Majelis

Nasional dan mengadakan pemilihan baru atas badan legislatif.

Presiden bersama dengan Sidang Nasional dan Parliement

Sovereignity akan mengangkat Dewan Konstitusi.

Presiden juga diberi kewenangan untuk mengajukan beberapa

permasalahan kebijakan tertentu seperti perjanjian-perjanjian di

Uni Eropa ke dalam referendum nasional. Kekuatan Presiden dapat

dikatan kuat, karena walaupun Dewan Menteri tersebut, dan

Presidenlah yang mengetuai Sidang Kabinet (Sidang Menteri-

Menteri). Presiden memiliki fungsi sebagai:

(1) Presiden Republik harus menjalankan dan menaati UUD.

(2) Presiden sebagai penjamin, kemerdekaan nasional, kesatuan

wilayah dan hasil persetujuan serta perjanjian daerah.

(3) Presiden Republik dapat membubarkan dewan nasional setelah

berkonsultasi dengan perdana menteri dan para ketua dewan

nasional dan senat.

(4) Presiden menandatangani aturan-aturan dan dekrit yang telah

ditetapkan oleh dewan menteri.

(5) Presiden adalah angkatan perang.

b) Perdana Menteri

Perdana Menteri dipilih oleh Majelis Nasional. Perdana

Menteri disini merupakan kepala atas Dewan Menteri atau Kabinet

dimana kabinet-kabinet ini sendiri ditunjuk oleh Presiden dengan

Page 135: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

122

rekomendasi dari Perdana Menteri. Perdana Menteri

bertanggungjawab atas kebijakan domestik.Perdana Menteri

bertanggungjawab atas kebijakan domestik.Perdana Menteri

menguasai otoritas signifikan sebagai pemimpin partai mayoritas

atau koalisi di dalam Majelis Nasional. Balance of Power (BoP)

antara Presiden dan Perdana Menteri tergantung pada Partai yang

berpengaruh dalam badan legislatif. Dalam artian, ketika Presiden

memiliki dukungan kuat dari mayoritas parlementer, maka ada

tendensi dimana Perdana Menteri akan berperan sebagai deputi dari

Presiden. Sebaliknya, jika partai yang menaungi Presiden

merupakan salah satu partai minoritas maka Presiden harus

menunjuk Perdana Menteri yang berasal dari salah satu partai dari

koalisi (partai mayoritas). Jika situasi ini terjadi maka akan tercipta

suatu power-sharing arrangement (kohabitasi) dimana Presiden

dan Perdana Menteri memiliki kecenderungan untuk mengawasi

pengaruh yang dimiliki satu sama lain.

2) Kekuasaan Legislatif

a) Majelis Nasional Perancis (National Assembly)

Majelis Nasional Perancis (National Assembly) adalah

majelis rendah Parlemen Perancis bikameral dibawah Republik

Kelima.National Assembly yang mewakili konstituensi lokal dan

dipilih langsung untuk masa jabatan 5 tahun, memiliki kekuatan

untuk membubarkan kabinet sehingga pihak mayoritas menjadi

Page 136: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

123

penentu pilihan pemerintah.Anggota Majelis Nasional terdiri dari

577 anggota.

b) Senat (Perliament Sovereignity)

Senat merupakan bagian dari lembaga legislatif Perancis.

Senat memiliki masa jabatan selama 6 tahun. Para anggota Senat

bertugas di Luxembourg. Senat terdiri dari setidaknnya 321

anggota yang masing-masing sebanyak 296 ditempatkan di

Perancis Metropolitan, 13 lainnya ditempatkan di daerah-daerah

dan departemen yang berada di luar Perancis, sisanya sebanyak 12

anggota ditujukan untuk warga negara Perancis yang berada di luar

negeri.Senator dipilih secara tidak langsung oleh rakyat melainkan

dipilih oleh para anggota departement, region, dan commune.

Kewenangan Senat pun juga dibatasi. Dalam artian, ketika terjadi

ketidak sepahaman antara dua lembaga legislatif ini, maka

keputusan final tetaplah menjadi kewenangan Majelis Nasional.

3) Kekuasaan Yudiaktif

Sistem Yudikatif Perancis terdiri dari dua cabang,dimana pada

masing-masing cabang terdapat semacam hierarki mahkamah

agung.Cabang yang pertama (pengadilan Administratif) mengurusi

masalah yang berkaitan dengan peraturan pemerintah atau sengketa

antar lembaga - lembaga publik. Cabang yang kedua (pengadilan

umum) mengurusi kasus – kasus sipil dan kriminalitas warga

Perancis.Dalam pengadilan umum atau pengadilan yudisial terdapat dua

jenis pengadilan. Yaitu pengadilan sipil dan pengadilan kasus

Page 137: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

124

kriminalitas. Pengadilan sipil bertugas untuk menangani kasus antar

perseorangan atau perseorangan dengan korporasi. Sedangkan

pengadilan krimina lmenangani kasus pelanggaran ringan dan atau

kasus pembunuhan.277

B. Perbedaan Sistem Pemerintahan di Negara Indonesia dan Sistem

PemerintahanNegara Perancis

Sistem pemerintahan yang diterapkan negara Republik Indonesia adalah

sistem pemerintahan presidensial, hal tersebut didasarkan pada perubahan atau

amandemen ketiga UUD NRI 1945 yang diputuskan pada rapat paripurna MPR

RI ke 7 pada tanggal 9 November 2001 di sidang tahunan MPR RI. Sri

Soemantri berpendapat bahwa amandemen ketiga UUD NRI 1945 tersebut

dilakukan menurut teori konstitusi terhadap susunan ketetanegaraan yang

bersifat mendasar, bahkan substansi penjelasan yang sifatnya normatif tersebut

dimasukan kedalam batang tubuh UUD NRI 1945.278 Pada amademen ketiga

UUD NRI 1945 meliputi perubahan substansi yang antara lain sebagai berikut:

1. kedudukan dan kekuasaan MPR;

2. eksistensi Indonesia sebagai negara hukum;

3. jabatan Presiden dan Wakil Presiden termasuk didalamnya mekanisme

pemilihan;

4. pembentukan lembaga baru dalam sistem ketatanegaraan Republik

Indonesia;

277Diah Wahyuningsih, et al., “Perbandingan Pemerintahan Indonesia dan Perancis”

Makalah Universitas Muhamadiyah Yogyakarta, 2018, hlm. 34-36,

http://www.academia.edu/36817003/Perbandingan_Pemerintahan_Indonesia_Dengan_Perancis

, diakses 22 Mei 2021, 16:37 278Sri Soemantri, Op,cit., hlm. 8

Page 138: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

125

5. pengaturan tamabahan bagi lembaga DPK;

6. pemilu.

Materi pada perubahan UUD NRI 1945 ketiga tersebut memperlihatkan

jelas bahwa perubahan tersebut menyangkut substansi yang lebih mendasar,

berdasarkan perubahan tersebut secara nyata dapat dilihat bahwa sistem

pemerintahan yang benar-benar diterapkan Republik Indonesia adalah sistem

pemerintahan presidensial. Ciri-ciri sistem pemerintahan presidensial yang

diterapkan oleh negara Indonesia setelah dilakukannya amandemen ketiga

UUD NRI 1945 adalah sebagai berikut:

1. prosedur dan mekanisme pemilihan Presiden dan Wakil Presiden yang

dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat (pemilu);

2. sistem pertanggungjawaban Presiden dan Wakil Presiden atas kinerjanya,

sebagai lembaga eksekutif yang tidak lagi kepada MPR.279

Setelah dilakukannya amandemen UUD NRI 1945 menetapkan secara

jelas bahwa mengenai sistem pemerintahan yang digunakan negara Republik

Indonesia adalah sistem pemerintahan Presidensial dengan ciri-ciri yang sudah

dijelaskan oleh Sri Soemantri diatas. 280 Penguatan sistem pemerintahan

presidensial di Indonesia setelah dilakukannya amandemen UUD NRI 1945

terdapat beberapa substansi, meliputi:

279Titik Triwulan Tutik, Op,cit., hlm. 3-4 280Sri Soemantri, Loc.cit., hlm 8

Page 139: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

126

1. Pembatasan masa jabatan presiden;

2. Penguatan check and balances dengan menambah kewenangan pada

parlemen;

3. Pemilihan presiden secara langsung oleh rakyat;

4. Presiden dan Wakil Presiden dicalonkan bersama-sama;

5. Presiden dijatuhkan dengan didahului alasan pelanggaran hukum.281

Sistem pemerintahan presidensial adalah suatu sistem pemerintahan

dimana kedudukan lembaga eksekutif tidak bertanggung jawab kepada badan

perwakilan rakyat, dengan kata lain bahwa kekuasaan lembaga eksekutif

berada diluar pengawasan langsung parlemen. 282 Presiden dalam sistem

pemerintahan presidensial memiliki posisi yang relatif kuat dan tidak dapat

dijatuhkan karena rendah subjekteif seperti pada rendahnya dukungan politik,

namun masih ada mekanisme untuk mengontrol kekuasaan Presiden. 283

Penerapkan sistem pemerintahan presidensial pada periode setelah amandemen

atau perubahan UUD NRI 1945 dibuktikan dengan adanya pemisahan

kekuasaan antara cabang legislatif dan eksekutif, berdasarkan UUD NRI 1945

terdiri dari tujuh lembaga, diantaranya adalah MPR, DPR, DPD, Presiden,

BPK, MA, dan MK lembaga-lembaga tersebut memegang kekuasaan negara

masing masing, dimana lembaga eksekutif dijalankan oleh Presiden, lembaga

281Satriansyah Den Retno Wardana,Loc.cit., hlm. 50-51 282Meima, “Penerapan Sistem Presidensial dalam Demokrasi Modern” Artikel Dosen

Fakultas Hukum Universitas Langlangbuana, hlm. 1,

https://media.neliti.com/media/publications/281768-penerapan-sistem-presidensial-dalam-

demo-3ce8d9b1.pdf, diakses 23 Mei 2021, 11:53 283 Sirat Nurjahrul, “Perbandingan Sistem Pemerintahan Presidensial dengan

Parlementer” Artikel Perbandingan Sistem Pemerintahan,

http://informasipendidikan07.blogspot.com/2013/02/perbandingan-sistem-pemerintahan.html,

diakses 23 Mei 2021, 12;16

Page 140: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

127

legislatif dijalankan oleh MPR, DPR, DPD, serta lembaga yudikatif dijalankan

oleh MA dan MK, dan sebagai tambahan lembaga ekasminatif dijalankan oleh

BPK. Adapun ciri-ciri dari sistem pemerintahan presidensial adalah sebagai

berikut:

1. Kepala eksekutif adalah Presiden yang memimpin kabinetnya, kabinet

diangkat oleh Presiden dan bertanggung jawab kepadanya. Presiden

sebagai kepala negara memiliki masa jabatan yang sudah ditentukan oleh

UUD;

2. Presiden tidak dipilih oleh badan legislatif, tetapi dipilih langsung oleh

sejumlah pemilih atau rakyatnya;

3. Presiden tidak bertanggung jawab kepada badan legislatif dan tidak dapat

diajatuhkan oleh badan legislatif;

4. Presiden tidak dapat membubarkan badan legislatif.284

Sistem pemerintahan presidensial yang digunakan negara Republik

Indonesia tertulis dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945, pasal-pasal dalam UUD NRI 1945 tersebut diantaranya adalah

sebagai berikut:

1) Pasal 4 Ayat 1 UUD NRI 1945

“Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan

menurut Undang-Undang Dasar”

2) Pasal 4 Ayat 2 UUD NRI 1945

“Dalam melakukan kewajibannya Presiden dibantu oleh satu orang

Wakil Presiden”

284C.F Strong, Konstitusi-Konstitusi Politik Modern, Bandung: Nuansa Nusa Media,

2004, hlm. 381

Page 141: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

128

3) Pasal 6A Ayat 1 UUD NRI 1945

“Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara

langsung oleh rakyat”

4) Pasal 7 UUD NRI 1945

“Presiden dan Wakil Presiden memegang masa jabatan selama lima

tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang

sama, hanya untuk satu kali masa jabatan”

5) Pasal 7C UUD NRI 1945

“Presiden tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan Dewan

Perwakilan Rakyat ”

6) Pasal 10 UUD NRI 1945

“Presiden memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat,

Angkatan Laut dan Angkatan Udara”

7) Pasal 17 Ayat 2 UUD NRI 1945

“Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden”

Berbeda dengan sistem pemerintahan Indonesia yang menganut sistem

pemerintahan presidensial, sistem pemerintahan yang digunakan negara

Perancis adalah sistem pemerintahan semi presidensial. Hal ini jelas berbeda

dengan sistem pemerintahan presidensial murni yang digunakan negara

Republik Indonesia, dimana dalam hal ini Presiden hanya menjalankan

pemerintahan seorang diri dan dibantu oleh seorang Wakil Presiden. 285

Republik kelima Perancis adalah negara yang berbentuk kesatuan, Perancis

menganut sistem pemerintahan semi presidensial, hal ini dikarenakan dalam

menjalan roda pemerintahannya Presiden bertindak sebagai kepala negara dan

285 Carapedia, “Sistem Pemerintahan Negara Perancis” Artikel at

https://carapedia.com/sistem_pemerintahan_negara_perancis_info291.html, diakses 23 Mei

2021, 15:38

Page 142: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

129

dibantu Perdana Menteri dalam pemerintahannya. 286 Republik Kelima

menerapakan Constitution of Ocktober 4, 1958 sebagai konstitusi Republik

Perancis kelima dan terbaru, yang diperkenalkan pada 5 Oktober 1958.

Republik Kelima bangun dari keruntuhan Republik Keempat Perancis,

menggantikan pemerintah parlementer dengan sistem semi-presidensil.287

Sistem pemerintahan semi presidensial adalah pemerintahan dimana di

dalamnya terdapat unsur-unsur sistem pemerintahan presidensil

dansistempemerintahan parlementer tercampur dan ciri-ciri kedua sistem

tersebut sama-sama diterapkan. 288 sistem pemerintahan semi presidensial

berupaya mencarikan titik temu antara sistem pemerintahan presidensial dan

sistem pemerintahan parlementer. Fungsi ganda presiden sebagaimana dalam

sistem pemerintahan presidensial tetap dipertahankan, akan tetapi sebagai

kepala pemerintahan, presiden berbagi kekuasaan dengan perdana menteri

yang menimbulkan dual executive system. Republik kelima Perancis

mempunyai Presiden dan Perdana Menteri dalam lembaga eksekutifnya,

Presiden bertindak sebagai kepala Negara yang dipilih langsung oleh rakyat,

sedangkan perdana menteri diangkat oleh presiden dari partai politik atau

gabungan partai politik yang menguasai kursi mayoritas di parlemen.

Berdasarkan sistem pemerintahan yang digunakan Republik kelima Perancis

dalam sistem ini yang lebih utama adalah presiden, sehingga dapat dikatakan

bahwa ciri-ciri sistem parlementer dikombinasikan ke dalam sistem sistem

286Febriana Putri, Op.cit., hlm. 287 Edunitas, “Republik Kelima Perancis”http://kk.sttbandung.ac.id/id3/1-3042-

2940/Republik-Kelima-Perancis_198602_kk-sttbandung.html, diakses 23 Mei 2021, 13:34 288Jimly Asshiddiqie, Op.cit., hlm. 312

Page 143: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

130

presidensi, oleh sebab itu sistem ini dapat juga disebut sebagai sistem quasi

paresidensil. 289 Sama halnya seperti sistem pemerintahan Indonesia yang

memiliki pemisahan kekuasaan, pada sistem pemerintahan Republik kelima

Perancis juga mempunyai pemisahan kekuasaan didalamnya yang antara lain,

dimana pada lembaga eksekutif dijalankan oleh Presiden dan Perdana Menteri,

lembaga legislatif dijalankan oleh Majelis Nasional dan Senat, serta pada

lembaga yudikatif dijalankan oleh Pengadilan Adminsitratif dan Pengadilan

umum.290

Perubahan konstitusi yang diajukan oleh de Gaulle atau yang dikenal

dengan nama Constitution of Ocktober 4, 1958 kemudian mengamanatkan dan

mendefinisikan kekuasaan Presiden pada pemerintahan Republik kelima

Perancis, yang diantaranya sebagai berikut:

1. Presiden dipilih untuk 7 tahun dan dapat dipilih kembali untuk waktu yang

tak terbatas;

2. Presiden adalah komandan angkatan bersenjata (Pasal 15 Constitution of

Ocktober 4, 1958) dan penjaga kemerdekaan nasional, menjamin

intergritas teritorial dan mengajukan treati (Pasal 5 Constitution of

Ocktober 4, 1958). Presiden memegang peran sentral dalam kebijakan luar

negeri;

3. Presiden mengawasi sejauh mana konstitusi ditegakan. Presiden mesti

menjamin keberlangsungan negara dan fungsi otoritas publik berjalan

289Ibid., hlm. 19 290 Diah Wahyuningsih, et al., Loc.cit.,hlm. 34-36,

Page 144: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

131

sebgaimana mestinya (Pasal 5 Constitution of Ocktober 4, 1958). Presiden

menunjuk Perdana Menteri yang mengetuai Dewan Menteri atau kabinet;

4. Presiden menyatakan (Promulagates) Akta Parlemen (Act of Parliament)

(Pasal 10 Constitution of Ocktober 4, 1958) dan menandatangani ordinasi

dan dekrit (Pasal 13 Constitution of Ocktober 4, 1958);

5. Presiden adalah penjaga kebebasan otoritas judicial (Pasal 64 Constitution

of Ocktober 4, 1958) dan menguasai Dewan Tinggi Peradilan yang

mengajukan proposonal dan nasehat untuk menunjuk hakim-hakim;

6. Presiden menunjuk pejabat militer dan sipil tertinggi (Pasal 13Constitution

of Ocktober 4, 1958). Presiden berhak menyatakan pengampunan,

memiliki kekuasaan guna menyatakan kedaruratan (Pasal 16 Constitution

of Ocktober 4, 1958), serta dalam hal hal pemerintahan Presiden dapat

mengajukan referendum untuk undang-undang tertentu. Setelah

berkonsultasi dengan pemerintah Presiden bisa membubarkan Dewan

Nasional. Presiden dapat mengajukan peninjauan terhadap

konstitusionalitas undang-undang kepada Dewan Konstitusi sebelum

undang-undang tersebut diberlakukan.291

Kedudukan Perdana Menteri dan Menteri-Menteri (pemerintah) dalam

sistem pemerintahan semi presidensial Republik kelima Perancis adalah

sebagai berikut:

1. Pemerintah menentukan dan menjalankan arah kebijakan negara,

Pemerintah berkuasa atas pegawai negeri dan angkatan bersenjata,

291Robertus Robert, “Pengalaman Sistem Semi Presidensialisme Perancis: Sebuah

Pertimbangan Untuk Indonesia” Jurnal Law Review, Volume XII, Nomor 3, Maret, 2013, hlm.

434-435

Page 145: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

132

Pemerintah bertanggung jawab kepada parlemen (Pasal 20 Constitution of

Ocktober 4, 1958);

2. Perdana Menteri yang ditunjuk oleh Presiden memimpin berjalannya

pemerintahan, Perdana Menteri bertanggung jawab atas pertahanan

nasional dan menjamin terselenggaranya undang-undang (Pasal 21

Constitution of Ocktober 4, 1958);

3. Dengan batasan Konstitusi, Perdana Menteri memiliki kekuasaan untuk

membuat regulasi. Manakala usulan undang-undang disetujui parlemen

undang-undang tersebut dijalankan oleh Perdana Menteri dan para

Menteri;

4. Pemerintah berbagi kekuasaan dengan anggota parlemen dalam

mengusulkan legislasi;

5. Kewenangan Perdana Menteri dalam program pemerintahan, kebijakan

umum atau melaksanakan undang-undang;

6. Pasal 46 dan 50 Constitution of Ocktober 4, 1958 menyatakan secara tegas

bahwa apabila Perdana Menteri dikalahkan dalam sebuah a vote

confidence maka Perdana Menteri diharuskan mundur.292

292Ibid., hlm. 435-436

Page 146: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

133

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Sistem pemerintahan di negara Indonesia dan sistem pemerintahan negara

Perancis

a. Sistem pemerintahan di negara Indonesia

Berdasarkan pembahasan yang sudah dituliskan diatas, menurut

perkembangan sejarahnya sistem pemerintahan yang diterapkan sejak

awal kemerdekaan Republik Indonesia sampai sekarang telah

mengalami beberapa perubahan terkait penerapan sistem

pemerintahan. Sistem pemerintahan yang digunakan pada masa

berlakunya UUD NRI 1945 atau masa awal kemerdekaan tahun 1945-

1949 adalah sistem pemerintahan presidensial, sistem pemerintahan

pada masa berlakunya Konstitusi RIS tahun 1949-1950 adalah sistem

pemerintahan parlementer, sistem pemerintahan pada masa

berlakunya UUDS 1950 pada tahun 1950-1959 adalah sistem

pemerintahan parlementer, sistem pemerintahan yang digunakan pada

masa berlakunya kembali UUD NRI 1950 pada tahun 1959-Sekarang

adalah sistem pemerintahan presidensial. Hal tersebut diperkuat dalam

amandemen ketiga UUD NRI 1945 pada Rapat Paripurna MPR-RI ke-

7 pada tanggal 9 November 2001 Sidang Tahunan MPR RI, dimana

Page 147: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

134

dalam perubahan tersebut diperlihatkan bahwa sistem pemerintahan

yang digunakan Republik Indonesia saat ini adalah sistem

pemerintahan presidensial, yang mana pada perubahan tersebut

memiliki ciri sistem pemerintahan presidensial yang terlihat dalam

prosedur dan mekanisme pemilihan Presiden dan Wakil Presiden

secara langsung oleh rakyat, serta sistem pertanggungjawaban

Presiden dan Wakil Presiden yang tidak lagi kepada MPR. Serta

diperkuat lagi pada Pasal 4 UUD NRI 1945 dimana dalam pasal

tersebut dijelaskan bahwa Presiden adalah Kepala Negara.

b. Sistem pemerintahan di negara Perancis

Sama halnya yang terjadi dengan Indonesia, Prancis juga

mengalami beberapa kali perubahan terkait sistem pemerintahan yang

diterapkan dalam perkembangan sejarahnya. Berdasarkan Constitution

of Ocktober 4, 1958 Sistem pemerintahan negara Perancis yang

sekarang atau dikenal dengan pemerintahan Republik kelima Perancis

menganut sistem hybrid yang cenderung lebih mengarah kepada

sistem pemerintahan semi-presidensial, yang mana hal tersebut

diperkuat dan diatur dalam Konstitusi Republik kelima Perancis yang

memberikan penguatan lebih kepada lembaga eksekutif yang mana

dalam hal ini adalah Presiden dan Perdana Menteri. Terkait sistem

pemerintahan semi presidensial yang digunakan di Perancis, hal

tersebut terlihat jelas pada lembaga eksekutifnya dimana terkait

Page 148: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

135

Kepala Negara dijalankan oleh Presiden dan Pemeritahan dijalankan

oleh Perdana Menteri.

2. Perbedaan sistem pemerintahan di negara Indonesia dan sistem

pemerintahan negara Perancis

Berdasarkan penjelasan diatas, terkait perbedaan sistem

pemerintahan yang digunakan Republik Indonesia dan sistem

pemerintahan yang digunakan Republik kelima Perancis. Perbedaan

tersebut dapat dilihat dari sistem pemerintahan yang digunakan oleh kedua

negara serta kedudukan lembaga eksekutif pada kedua negara, sistem

pemerintahan yang digunakan oleh negara Republik Indonesia pada

periode sekarang adalah sistem pemerintahan presidensial hal tersebut

terlihat jelas bahwa dalam sistem pemerintahan Republik Indonesia hanya

ada Presiden sebagai Kepala Negara, sedangkan dalam hal penerapan

sistem pemerintahan Republik kelima Perancis menganut sistem

pemerintahan semi presidensial dimana lembaga eksekutif dalam sistem

pemerintahan ini terbagi atas Presiden sebagai Kepala Negara dan Perdana

Menteri sebagai pemegang pemerintahan.

Page 149: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

136

B. Saran

Baik sistem pemerintahan presidensial yang diterapkan oleh Republik

Indonesia saat ini dan sistem pemerintahan semi presidensial yang diterapkan

pada pemeritahan Republik kelima Perancis merupakan sistem pemerintahan

yang dikehendaki oleh para Bapak Pendiri Bangsa dan Pendiri Negara, serta

hal tersebut adalah kehendak dari warga negara yang menuntut adanya

perubahan ketatanegaran dalam kedua negara. Oleh sebab itu makabaik sistem

pemerintahan presidensial yang diterapkan di Republik Indonesia dan sistem

pemerintahan semi presidesial yang diterapkan pada pemeritahan Republik

kelima Perancis, selarasnya sistem pemerintahan pada kedua negara tersebut

diterapkan sebaik mungkin guna menjalankan tatanan pemerintahan yang

berjalan efektif pada kedua negara tersebut.

Page 150: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

137

DAFTAR PUSTAKA

Buku

A Rohr, John, Founding Republic in France and America: A Study in

Counstitutional Goverence, University Press: University of Kansas,

1995

A. Rumokoy, Donald, Praktik Konvensi Ketatanegaraan di Indonesia-

kajian perbandingan di Inggris, Amerika Serikat dan Belanda,

Jakarta: Media Prima Aksara, 2011

Abu Daud Busroh, Ilmu Negara, Jakarta: Sinar Grafika, Cet. Ke-7, Edisi

Revisi, 2010

Amirudin, et al.,Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Rajawali

Pers, 2010

Anggara, Sahya, Perbandingan Administrasi Negara, Bandung: CV. Pustaka

Setia, Cet. ke 1, 2012

Arif, Barda Nawari, Perbandingan Hukum Pidana (edisi revisi), Semarang:

Rajawali Press, 2010

Arifim, Winarsih, et.al., Kamus Prancis-Indonesia, Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 1996

Arsil, Fitri, Teori Sistem Pemerintahan: Pergesaran Konsep dan Saling

Konstribusi Antar Sistem Pemerintahan di Berbagai Negara,

Depok: Rajawali Pres, 2017

Asshiddiqie, Jimly, Hukum Tata Negara dan Pilar-Pilar Demokrasi,

Jakarta: Sinar Grafika, Cet. Ke-1, 2011

Asshiddiqie, Jimly, Konstitusi dan Ketatanegaraan Indonesia Kontemporer,

Jakarta: The Biography Institute, Cet 1, 2007

Asshiddiqie, Jimly, Konstitusi dan Konstitualisme Indonesia, Jakarta:

Sekretariat Jendral dan Kepaneteraan Mahkamah Konstitusi RI,

Cet. Ke 3, 2006

Asshiddiqie, Jimly, Menuju Negara Hukum Yang Demikratis, Jakarta:

Mahkamah Konstitusi, 2008

Asshiddiqie, Jimly, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Jakarta: Konpres,

Jilid 1, 2006

Asshiddiqie, Jimly, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Jakarta:

Sekretariat Jendral dan Kesekteriatan Mahkamah Konstitusi, Cet

ke-1, 2006

Asshiddiqie, Jimly, Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia Pasca

Reformasi, Jakarta: PT Buana Ilmu Populer, 2007

Atmasasmita, Romli, Asas-Asas Perbandingan Hukum Pidana, Jakarta:

Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, 1989

Atmasasmita, Romli, Perbandingan Hukum Pidana Kontemporer, Jakarta

:Fikahati Aneska, 2009

Attammimi A. Hammid S, Peranan Keppres Presiden RI dalam

penyelenggaraan Pemerintahan Negara, Suatu Studi Analisis

Page 151: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

138

Mengenai Keputusuan Presiden yang Berfungsi Pengaturan dalam

Kurun Waktu Pelita I-IV, Jakarta: Disertasi, Pasca Sarjana UI, 1990

Basah, Sjachrah, Hukum Tata Negara Perbandingan, Bandung: Alumni,

1994

Bassah, Sjahran, Hukum Tata Negara Perbandingan, Bandung: P.T.

Alumni, 2012

Bohari, H., Hukum Anggaran, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1992

Budiarjo, Miriam, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia, 1989

C.F Strong, Konstitusi-Konstitusi Politik Modern, Bandung: Nuansa Nusa

Media, 2004

Chaidir, Ellydar, Hukum dan Teori Konstitusi, Jogjakarta: Kreasi Total

Media Yogyakarta, 2007

Daman, Razikin, Hukum Tata Negara Suatu Pengantar, Jakarta: Raja

Grafindo, 1993

Damsar, Pengantar Sosiologi Politik Jakarta, Jakarta: Kencana, Cet. 1,

2010

Diponalo, G.S, Ilmu Negara, Jakarta: Balai Pustaka, Jilid 1, 1975

Dormodiharjo, Darji, Santiaji Pancasila, Surabaya: Usaha Nasional, 1991

Field, G. Lowell, Government In Modern Society, London: McGraw-Hill

Book Company, 1951

Finer, Herman, The Major Government of Modern Europe, New York:

Evanstone and London, 1962

Fitra Arsil, Teori Sistem Pemerintahan: Pergeseran Konsep dan Saling

Konstribusi Antar Sistem Pemerintahan di Berbagai Negara,

Depok: Rajawali Pres, Cet. ke 1, 2017

Fuady, Munir, Perbandingan Ilmu Hukum, Bandung: Refika Aditama, 2007

Ghofar, Abdul, Perbandingan Kekuasaan Presiden Indonesia Setelah

Perubahan UUD 1945 dengan Delapan Negara Maju, Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2009

Ghoffar, Abdul, Perbandingan Kekuasaan Presiden Indonesia Setelah

Perubahan UUD 1945 dengan delapan Negara Maju, Jakarta:

Kencana, 2009

Ghozali, Djoni Sumardi, Pengantar Perbandingan Sistem Hukum (Civil

Law, Common Law, dan Hukum Adat), Bandung: Nusa Media, Cet

1, 2018

H. Khairuddin, et al., Hukum Tata Negara Pasca Amandemen UUD Negara

Republik Indonesia Tahun 1945, Depok: Rajawali Pers, 2018

Hamidi, Jazim, Perbandingan Hukum Tata Negara, Silabus dan Satuan

Acara Perkuliahan Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, 2012

Huda, Ni’matul, Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2010

Huda, Ni’matul, Ilmu Negara, Jakarta: Rajawali Press, 2013

Huda, Nikmatul, Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2006

Ibrahim, Jhonnya, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif,

Malang: Banyumedia Publishing, 2006

Page 152: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

139

Indonesia, Ghalia, Ketetapan-ketetapan MPR, 1983-1988, 1978-1983,

Jakarta: 1986

Inu Kencana Syafiie, Sistem Pemerintahan Indonesia, Jakarta: Rineka

Cipta, (t.t)

Ismatullah, Dedi, et al., Hukum Tata Negara Refleksi Kehidupan

Ketatanegaraan di Negara Republik Indonesia, Bandung: CV

Pustaka Setia, Cet. 1, 2009

Isra, Saldi, Pergeseran Fungsi Legislasi, Menguatnya Model Legislasi

Parlementer dalam Sistem Presidensial Indonesia, Jakarta:

Rajawali Pers, 2010

Ivar, Mac., Negara Modern, Jakarta: Aksara Baru, 1984

John J. Wuest, et al., Outline of Modern Eropean Governments (visualized),

New Jersey: Littlefield Adams and Co, 1964

Jurdi, Fatahullah, Ilmu Politik Ideologi dan Hegemoni Negara, Yogyakarta:

Graha Ilmu, Cet. Ke 1, (t.t)

Jutmini, Sri, et.al., Pendidikan Kewarganegaraan, Solo: Tiga Serangkai

Pustaka Mandiri, 2004

Kantaprawira, Rusadi Sistem Politik Indonesia Suatu Model Pengantar,

Bandung: Sinar Baru, 1985

Knapp, Andrew, et al., The Government and Politics of France, Abingdon:

Routledge 2 Park Squere, 2006

Kotan Y. Stefanus, Makna Kekuasaan Pemerintah Negara Menurut Bab III

Undang-Undang Dasar 1945 dan Hubungannya dengan Lembaga

Keprisedenan Republik Indonesia, Bandung:Unpad, 2000

Kusnadi, Moh., et al., Ilmu Negara, Jakarta: Perintis Press,1985

Kusnardi, Moh., et al., Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta: Pusat Studi

Hukum Tata Negara FH UI dan CV Sinar Bakti, 1988

Kusnardi, Moh., et al., Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta

Pusat Studi HTN Fakultas Hukum UI, 1983

Kusnardi, Moh., et al., Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta:

Sinar Bakti, (t.t)

Kusnardi, Moh., et al., Ilmu Negara, Jakarta: Gaya Media Pratama, 1995

Lijphart, Arend, Sistem Pemerintahan Parlementerdan Presidensial,

Jakarta: Rajawai Press, 1995

Lipsharten, Arend, Sistem Pemerintahan Parlementer dan Presidensial,

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995

Lubis, M. Solly, Ilmu Negara, Bandung: Alumni, 1975

Lukman Ali, et al., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,

Edisi Kedua, 1995

M Solly Lubis, Hukum Tata Negara, Bandung: Mandar Maju, 2008

M. Nasroen, Ilmu Perbandingan Pemerintahan, Jakarta: Berigin, 1957

Mahfud M.D., Moh, Dasar dan Struktur Ketatanegaraan Indonesia,

Jakarta: Rieneka Cipta, 2000

Mahmuzar, Sistem Pemerintahan Indonesia, Bandung: Nusa Media, 2010

Manan, Bagir, Pertumbuhan dan Perkembangan Konstitusi Suatu Negara,

Bandung: Bandar Maju, 1995

Page 153: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

140

Martosoewignjo, Sri Soemantri, Prosedur dan Perubahan Konstitusi,

Bandung: Alumni, 1987

Morissan, Hukum Tata Negara RI Era Reformasi, Jakarta: Ramdina

Prakarsa, 2005

Muchsan, Sistem Pengawasan Terhadap Perbuatan Aparat Pemerintah dan

Peradilan Tata Usaha Negara di Indonesia, Jogjakarta: Liberty,

1996

Nur, Deliar, Pemikiran Politik di Negara Barat, Jakarta: Rajawali Press,

1982

Nuridin, Kamaluddin, Hukum Tata Negara dan Kepemimpinan dalam

Takaran Islam, Jakarta: Gema Insani Press, 2000

Pamudji, Perbandingan Pemerintahan, Jakarta: Bina Aksara, 1985

Pide, Andi Mustari, Pengantar Hukum Tata Negara, Jakarta: Wildan

Akademia dan Universitas Ekasakti Press, Revisi Kedua, 2008

Pudjosewojo, Kusumadi, Pedoman Pelajaran Tata Hukum Indonesia,

Jakarta: Djambatan, 1986

R. Saragih, Bintan, Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia

(MPR RI): Suatu Pemikiran Tentang Peran MPR di Masa

Mendatang, Jakarta: Gaya Media Pratama, Cet. 1, 1992

Rachman, Aulia A, “Sistem Pemerintahan Presidensial Sebelum dan

Sesudah Perubahan UUD 1945: Studi Ilmiah Tentang Tipe Rezim,

Tipe Institusi dan Tipe Konstitusi” Jakarta: FH UI, 2007

Radjab, Dasril, Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta, Edisi

Revisi, 2005

Radjab, Dasril, Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta, 1994

Rahaman, Fathur, Teori Pemerintahan, Malang: UB Press, 2008

Riwanto, Agus, Desain Sistem Pemerintahan Antikorupsi, Malang: Setara

Press, 2018

Riyanto, Astim, Teori Konstitusi, Bandung: APEMDO, 2000

Riyanto, Ritanto, Teori Konstitusi, Bandung: Yapemdo, 2000

Saihu A.M, M. Suha, et al., Penyelenggaraan Pemilu di Dunia (Sejarah,

Kelembagaan, dan Praktik Pemilu di Negara Penganut Sistem

Pemerintahan Presidensial, Semipresidensial, dan Parlementer),

Jakarta: DKKP RI, 2018

Saihu, Mohammad, et al., Penyelenggara Pemilu di Dunia, Jakarta: Net

Communication, 2015

Sartori, Giovanni, Comparative Constitutional Engineering: An Inquiry into

Structures, Incentives and Outcomes, London: Macmillan, 1997

Sarwoto, Administrasi Pemerintahan Perancis, Jakarta Timur: Ghalia

Indonesia, 1981

Sibuea, Hotma P, Ilmu Negara, Jakarta: Erlangga, 2014

Simorangkir, J.C.T., et al., Undang-Undang Dasar 1945, Jakarta: Jembatan,

1982

Soedijarto, Implikasi ajaran pendiri (Bung Karno) dan budaya polotik

indonesia terhadap amandemen UUD 1945, Jakarta: Centre For

Information and National Policy Studies (CINAPS), 2002

Page 154: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

141

Soekanto, Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI, 1986

Soemantri, Sri, Pengantar Perbandingan Antar Hukum Tata Negara,

Jakarta: CV. Rajawali, 1981

Soemantri, Sri, Sistem-sistem Pemerintahan Negara-negara ASEAN,

Bandung: Tarsito, 1976

Soematri, Sri, Kedudukan, Kewenangan, dan Fungsi Komisi Yudisial dalam

Sistem Ketatanegaraan RI” dalam Komisi Yudisial, Bungai

Rampai Satu Tahun Komisi Yudisial RI, Jakarta: Komisi Yudisial,

2006

Soetami, A. Siti, Pengantar Tata Hukum Indonesia, Bandung: PT. Eresco,

Cet 1, 1992

Suherman, Ade Maman Suherman, Pengantar Perbandingan Sistem

Hukum, Jakarta: Rajawali Press, 2008

Suhino, Ilmu Negara, Jogjakarta: Liberty, 1980

Sukardja, Ahmad, Hukum Tata Negara dan Administrasi Negara dalam

Prespektif Fikih Siyasah, Jakarta: Sinar Grafika, Cet. ke 1, 2012

Sukardja, Ahmad. Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara

(Dalam Prespektif Fikih Siyasah), Jakarta: Sinar Grafika, 2012

Sunarso, Perbandingan Sistem Pemerintahan, Yogyakarta: Penerbit Ombak,

2012

Suny, Ismail, Mekanisme Demokrasi Pancasila, Jakarta: Aksara Baru, 1987

Syahuri, Taufiqurrohman, Hukum Konstitusi: Proses dan Prosedur

Perubahan UUD di Indonesia 1945- 2002 serta Perbandingannya

dengan Konstitusi Negara Lain di Dunia, Bogor: Ghalia Indonesia,

2004

Teuku, Saiful Bahri Johan, Perkembangan Ilmu Negara Dalam Peradaban

Globalisasi Dunia, Yogyakarta: CV Budi Utama, Ed.1, Cet 1, 2018

Triwulan, Titik, Pokok-Pokok Hukum Tata Negara, Jakarta: Prestasi

Pustaka, 2006

Tutik, Titik Triwulan, Konstruksi Hukum Tata Negara Indonesia Pasca

Amandemen UUD 1945, Jakarta : Kencana, 2018

Tutik, Titik Triwulan, Konstruksi Hukum Tata Negara Indonesia Pasca

Amandemen UUD 1945, Jakarta: Prenadamedia Group, 2010

Tutik, Titik Triwulan, Pokok-Pokok Hukum Tata Negara, Jakarta: Prestasi

Pustaka Publisher, 2006

Ubaedillah, A., et al., Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education)

Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani, Jakarta:

Kencana Prenada media Group, Ed.3, 2008

Vicki C. Jackson, et al., Comparative Constitusional Law, (t.p.), 1999

Yusa, I Gede, et al.,Hukum Tata Negara Pasca Perubahan UUD NRI 1945,

Malang: Setara Press, 2016

Page 155: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

142

Jurnal

Ahmad Yani, “Sistem Pemerintahan Indonesia: Pendekatan Teori dan

Praktek Konstitusi Undang-Undang Dasar 1945” Jurnal JIKH,

Volume 12, M. Agus Santoso, “Perkembangan Konstitusi di

Indonesia” Jurnal Ilmiah Hukum “YURISKA”, Volume 2, Nomor

3, FH UWGM Samarinda, September-Desember, 2013

Angel Jeane d’arc sofia Mamahit, “Pergeseran Kekuasaan Legislatif

Sebelum dan Sesudah Amandemen UUD 1945” Jorunal Lex

Administratum, Volume III, Nomor 2, April-Juni, 2014

Arif Wijaya, “Demokrasi dalam Sejarah Ketatanegaraan Republik

Indonesia” Jurnal Hukum dan Perundangan Islam, Volume 4,

Nomor 1, April, 2014

Bagir Manan, “Perbandingan Hukum Tata Negara Sebagai Obyek

Penyelidikan Keilmuan Dan Pengajaran Pada Program Pendidikan

Tinggi Hukum” Prosiding Konferensi Nasional Asosiasi Dosen

Pengajar Hukum Perbandingan Indonesia (ADPHI), Fakultas

Hukum Universitas Airlangga, 2017

Benny Bambang Irawan, “Perkembangan Demokrasi di Negara Indonesia”

Jurnal Hukum dan Dinamika Masyarakat, Volume 5, Nomor 1,

2007

Cora Elly Novianti, “Demokrasi dan Sistem Pemerintahan”, Jurnal

Konstitusi, Volume 10, Nomor 2, 2 Juni, 2013

Dewi Haryanti, “Tinjauan Singkat Konstitusi Tertulis Yang Pernah Berlaku

di Indonesia” Jurnal Selat, Volume 2, Nomor 4, Oktober, 2014

Dewi Haryati, “Tinjauan Singkat Konstitusi Tertulis Yang Pernah Berlaku

di Indonesia”, Jurnal Selat, Volume 2, Nomor 1, Oktober, 2014

Dinory Marganda Aritonang, “Penerapan Sistem Presidensial di Indonesia

Pasca Amandemen UUD 1945” Jurnal Mimbar Hukum, Volume

22, Nomor 2, Juni, 2010

Efi Yulistiowati, et.al., “Penerapan Konsep Trias Politica dalam Sistem

Pemerintahan Republik Indonesia: Studi Komparatif Atas Undang-

Undang Dasar Tahun 1945 Sebelum dan Sesudah Amandemen”

Jurnal Dinamika Sosial Budaya, Volume 18, Nomor 2, Desember,

2018

Elva Imeldatur Rohmah, “Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia,

Iran dan Prancis”, Jurnal Ummul Qura, Volume XIII, Nomor 1,

Maret, 2019

Fajar Nurhadianto, “Sistem Hukum dan Posisi Hukum di Indonesia” Jurnal

TAPIs, Volume 11, Nomor 1, Januari-Juni, 2015

Fatmawati, “Analisa Sistem Pemerintahan Terhadap UUD Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 Pra dan Pasca Perubahan, Serta

Pelaksanaanya Dalam Praktek Ketatanegaraan” Jurnal Hukum dan

Pembangunan, Volume 35, Nomor 3, September, 2019

Page 156: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

143

Grace Yurico Bawole, “Penerapan Sistem Hukum Pidana Civil Law dan

Cammon Law Terhadap Penanggulangan Kejahatan Korporasi”

Jurnal Lex Crimen, Volume III, Nomor 3, Mei-Juli, 2014

Haznan, Fauzyl, “Sistem Campuran” Ius Quia Iustum Law Journal, Volume

25, Nomor 1, 2018

Ibnu Sina Chandranegara, “Perbandingan Fungsi dan Kedudukan

Mahkamah Konstitusi dan Lembaga Sejenisnya di Tiga Negara

(Indonesia, Austria, Perancis)”, Jurnal Al-Qisth Law Review,

Volume 1, Nomor 1, 2017

Ibnu Sina Chandranegara, Perbandingan Fungsi dan Kedudukan Mahkamah

Konstitusi dan Lembaga Sejenisnya di Tiga Negara (Indonesia,

Austria, Perancis), Jurnal Al-Qisth Law Review, Volume 1, Nomor

1, 2017

Indah Sari, “Karakteristik Pemerintahan Moderen Di Tinjau Dari Prespektif

Ilmu Negara” Jurnal Universitas Surya Dharma, Volume 7, Nomor

1, 2015

Ismail MZ, “Sejarah Perkembangan Konstitusi Ditinjau Dari Prespektif

Ketatanegaraan Indonesia Sejak Kemerdekaan, Orde Lama, Orde

Baru dan Era Reformasi Hingga Saat Ini”, Journal

Unmasmataram, Volume 14, Nomor 2, September, 2020

Joni Dawud, “Sistem Pemerintahan Semi Parlemeter dan Semi Presidensial

di Perancis” Jurnal Wacana Kinerja, Volume 2, Nomor 8

Kus Eddy Sartono, “Kajian Konstitusi Indonesia dari Awal Kemerdekaan

Sampai Era Reformasi”, Jurnal HUMANIKA, Volume 9, Nomor 1,

Maret, 2009

Laurensius Arliman S, “Fungsi Badan Kehormatan Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah Kota Padang” Jurnal Ilmiah Hukum De’Jure,

Volume 1, Nomor 2, 2017

Laurensius Arliman S, “Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Presidensial

Berdasarkan Konstitusi yang Perna Berlaku di Indonesia” Jurnal

Muhakamah, Volume 4, Nomor 2, November, 2019

Laurensius Arliman S, “Perlindungan Hukum Bagi Anak dalam Prespektif

Pancasila dan Bela Negara” Jurnal Unifikasi, Volume 5, Nomor 1,

2018

M. Agus Santoso, “Kajian Hubungan Timbal Balik Antara Politik dan

Hukum”, Jurnal Ilmiah Hukum “YURISKA”, Volume 1, Nomor 1,

FH UWGM Samarinda, Agustus, 2009, Nomor 2, FH Universitas

Padjadjaran, Juli, 2018

Malgorzata Madej, “Cohabitation: The Parliementary Aspect of The French

Semi-Preidential System” Jurnal Polish Political Science, Volume

37, 2008

Maulidia Anangkota, “Klasifikasi Sistem Pemerintahan”, Jurnal Ilmu

Pemerintahan, Volume 3, Nomor 2

Maurice Duverger, “A New Political-system Model: Semi-presidential

Government”, European Journal of Political Research, Volume 8,

Nomor 2, 1980

Page 157: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

144

Novita Mandasari Hutagaol, “Analisis dan Perbandingan Antara UUD 1945,

Konstitusi RIS, UUDS 1950 dan UUD 1945 Amandemen,

Substansi, Komparasi dan Perubahan Yang Penting” Journal

Unrika, Volume 5, Nomor 1, 2016

Ribkha Annisa Octovina, “Sistem Presidensial di Indonesia” Jurnal Ilmu

Pemerintahan, Volume 4, Nomor 2, 2018

Robertus Robert, “Pengalaman Sistem Semi Presidensialisme Perancis:

Sebuah Pertimbangan Untuk Indonesia” Jurnal Law Review,

Volume XII, Nomor 3, Maret, 2013

Rosalinda, “Kajian Terhadap Sistem Pemerintahan dan Prakteknya Menurut

Undang-Undang Dasar Tahun 1945” Journal IAIN Manado,

Volume 10, Nomor 1, 2012

Sandy Kurnia Christmas, et.al., “Perkembangan dan Sistem Pemerintahan

dan Konsep Kedaulatan Pasca Revolusi Perancis Terhadap Hukum

Internasional” Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia, Volume 2,

Nomor 2, 2020

Sayid Anshar, “Konsep Negara Hukum dalam Prespektif Hukum Islam”

Journal Soumatera Law Review, Volume 2, Nomor 2, 2019

Suparto, Perbandingan Model Komisi Yudisial Republik Indonesia dengan

Komisi Yudisial Perancis, Jurnal UIR Law Review, Volume 3,

Nomor 01, April, 2019

Usman, “Negara dan Fungsinya” Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN

Alauddin Makassar, Jurnal Al-Daulah, Volume 4, Nomor 1, Juni,

2015

Wesley Liano Hutasoit, “Analisa Perbandingan Amandemen UUD 1945

Perubahan Pertama Tahun 1999 Sampai Perubahan Ke-Empat

Tahun 2002” Jurnal Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Skripsi

Dea Ayuni, “Analisis Pemikiran Ali Abdur Raziq Tentang Negara Dalam

Prespektif Islam” Skripsi Fakultas Hukum Universitas Islam

Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten, 2018

Made Nurmawati, et al., Konsepsi Fundamental Negara, Fakultas Hukum

Universitas Udayana, 2017

Nengah Suantra, “Sistem Pemerintahan dan Pertanggungjawaban Eksekutif”

Bagian Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Unud

Ni’matul Hasanah, “Kepemimpinan Dalam Sistem Politik Indonesia Pada

Masa Demokrasi Terpimpin Menurut Prespektif Fiqh Siyasah”

Skripsi Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri

Sultan Syarif Kasim, 2014

Nisfu Sya’ban, “Sistem Pemerintahan Indonesia Sebelum dan Sesudah

Amandemen Undang-Undang Dasar (UUD) 1945” Skipsi Fakultas

Hukum Universitas Muhammadiyah Mataram, 2020

Ryan Kharisma Akbar, “Perbandingan Sistem Lembaga Perwakilan

Bikameral Indonesia dan Perancis” Skripsi fakultas Hukum

Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 2018

Page 158: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

145

Ryan Kharisma Akbar, “Perbandingan Sistem Lembaga Perwakilan

Bikameral Indonesia dan Perancis”, Skripsi Fakultas Hukum

Universitas Islam Indonesia, 2018

Satriansyah Den Retno Wardana, “Penataan Sistem Pemerintahan

Presidensial Melalui Konfigurasi Pemilihan Umum Serentak di

Indonesia” Skripsi Fakultas Hukum Universitas Muhamadiyah

Sumatera Utara, 2020

Konstitusi

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Constitution of Ocktober 4, 1958

Internet, Makalah dan Artikel

Afreza Fadli, “Pengertian dan Istilah Hukum Tata Negara Menurut Para

Ahli Dalam dan Luar Negeri” Makalah Fakultas Hukum

Universitas Ekasakti Padang, 2020, hlm.7,

https://files.osf.io/v1/resources/7une6/provides/osfstorage/5e783c5

40cd06c069b001ef6?action=download&version=1 diakses 22

Maret 2021, 19:17

Al Khanif, “Perbandingan Hukum Tata Negara dan Hak asasi Manusia”

Diktat Mata Kuliah Fakultas Hukum Universitas Jember, 2017,

hlm. 1

http://repository.unej.ac.id/bitstream/hendle/123456789/80092/Al

%20Khanif_Diktat_Perbandingan_%20Hukum%20Tata%20Negar

a.pdf?sequence=1&isAllowed=y, 22 Maret 2021, 0:03

Ardhendu, “Political System of France” artikel at

http://www.Iscollege.ac.in/sites/default/files/econtent/France%20p

olitics%20BA%201%20Ardhendu.pdf, hlm. 1, diakses 9 Mei 2021,

4:29

Carapedia, “Sistem Pemerintahan Negara Perancis” Artikel at

https://carapedia.com/sistem_pemerintahan_negara_perancis_info2

91.html, diakses 23 Mei 2021, 15:38

Daniel Samosir, “Makalah Perbandingan Hukum Tata Negara (Indonesia

dan Amerika Serikat)”, 2013, hlm. 5,

https://id.scribd.com/doc/127714203/Makala-Perbandingan-

Hukum-Tata-Negara-Indonesia-Amerika-Serikat, diakses 1 April

2021, 22:02

Dasri Tiara Salsabila, “Pengertian dan Macam-Macam Bentuk Negara”

Fakultas Hukum Universitas Ekasakti-AAI Padang,

https://osf.io/r9he3/download/?format=pdf diakses 11 Februari

2021, 11:51 WIB

Diah Wahyuningsih, et al., “Perbandingan Pemerintahan Indonesia dan

Perancis” Makalah Universitas Muhamadiyah Yogyakarta, 2018,

hlm. 34-36,

http://www.academia.edu/36817003/Perbandingan_Pemerintahan_I

ndonesia_Dengan_Perancis, diakses 22 Mei 2021, 16:37

Page 159: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

146

Edunitas, “Republik Kelima Perancis” http://kk.sttbandung.ac.id/id3/1-

3042-2940/Republik-Kelima-Perancis_198602_kk-

sttbandung.html, diakses 23 Mei 2021, 13:34

Effendi, P.D, “Dialog Kembali ke jati Diri Negara Semi-Presidensial”

Artikel at http://sofian.staff.ugm.ac.id/artikel/, 2005, diakses 11 Mei

2021, 1:19

Ega Gabriel, “Pengertian dan Bentuk Bentuk Negara” Fakultas Hukum

Universitas Ekasakti-AAI Padang, https://osf.io/wzx3d/download

diakses 11 Feburuari 2021, 10:13 WIB

Eva Liu, “System of Government in Some Foreign Countries: France”

Artikel at http://www.legco.gov.hk diakses 22 Mei 2021, 15:41

Fauzyl Haznan, “Sistem Campuran” Universitas Ekasakti-AAI, hlm. 7,

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://

osf.io/db5rp/download&ved=2ahUKEwiiv-O-

8fDvAhUJb30KHUyxBVkQFjAKegQIHRAC&usg=AovVaw2Pqn

muqCaRgu-dFvHeP8wy, diakses, 9 April 2021, 17:02

Febriana Putri, “ Sistem Pemerintahan di Perancis” Artikel at Sribd

http://id.sribd.com/doc/242500273/Sistem-Pemerintahan-Di-

Perancis diakses 22 Mei 2021, 16:00

Fernandes Raja Saor, “Sistem Pemerintahan Indonesia Sebelum dan

Sesudah Amandemen” hlm. 1, 2008, Artikel dalam

https://raja1987.blogspot.com, diakses 3 Mei 2021, 2:02

Harianto, “Makalah Perbandingan Hukum Tata Negara: Pengertian dan

Istilahnya”, 2018, hlm.4,

https://harianto05091995.blogspot,com/2018/03/perbandingan-

hukum-tata-negara.html?m=1, diakses 1 April 2021, 19:30

I Nengah Suantara S. M, “Sistem Pemerintahan dan Pertanggungjawaban

Eksekutif” Artikel Dosen Universitas Udayana,

http://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penunjang_dir/9ac70dfee70a

6257183b5c698c21f2.pdf, diakses 11 Mei 2021, 1:31

I Putu Ari Astawa, “Negara dan Konstitusi “Makalah Universitas Udayana,

2017,

hlm.21,https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/2f

0542d649a363d3f06edb24599a0.pdf diakses 17 Maret 2021, 20:49

WIB

Kusnul Konik, “Peran Soeharto di Indonesia pada Masa Pemerintahan Orde

Baru (1966-1998), Artikel Skripsi, 2015, hlm. 5

http://jurnalfsh.uinsby.ac.id/index.php/aldaulah/article/download/5

2/37, diakses 29 April 2021, 2:45

Lektur, “Terdapat 4 definisi dan arti perbandingan di KKBI (Kamus Besar

Bahasa Indonesia),

https://lektur.Id/artiperbadingan/#:~:text+Perbandingan%20Hukum

%20(Kamu%20Besar%20Bahasa,negara%20atau%20lebih...,

diakses pada tanggal 11 februari 2021

Page 160: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

147

Lisda Syamsumardian, “Hukum Tata Negara”

http://dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/30062110341554473454

405April2019.pdf, diakses 21 Maret 2021, 23:12

Meima, “Penerapan Sistem Presidensial dalam Demokrasi Modern” Artikel

Dosen Fakultas Hukum Universitas Langlangbuana, hlm. 1,

https://media.neliti.com/media/publications/281768-penerapan-

sistem-presidensial-dalam-demo-3ce8d9b1.pdf, diakses 23 Mei

2021, 11:53

MKRI, “Sejarah dan Perkembangan Konstitsi di Indonesia” Artikel

Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, 2015

https://mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=1176, diakses 28

April 2021, 23:20

Muchamad Ali Safa’at, “Sejarah Konstitusi di Indondesia” artikel, 2015,

hlm. 21, https://safaat.lecture.ub.ac.id/files/2015,03/sejarah-

konstitusi-di-indonesia.pdf, diakses 27 April 2021, 21:45

Nadiroh, “Teori dan Konsep Konstitusi” PKNI4419/MODUL 1 Konstitusi

UUD 1945

Ratna Puspitasari, “Revolusi Perancis, Revolusi Industri Perancis, Restorasi

Meiji” Modul Pertemuan dan Perkemangan Masyarakat Global,

2017

Sirat Nurjahrul, “Perbandingan Sistem Pemerintahan Presidensial dengan

Parlementer” Artikel Perbandingan Sistem Pemerintahan,

http://informasipendidikan07.blogspot.com/2013/02/perbandingan-

sistem-pemerintahan.html, diakses 23 Mei 2021, 12;16

Sofian Effendi, “Sistem Pemerintahan Adalah Jati Diri Bangsa” Artikel

Dialog Kembali ke Jati Diri Negara Semi Presidensial, hlm. 4,

http://sofian.staff.ugm.ac.id/artikel/DIALOG-KEMBALI-KE-

JATI-DIRI-NEGARA-SEMI-PRESIDENSIAL.pdf, diakses 11

April 2021, 12:50

Sri Soemantri, “Kekuasaan dan Sistem Pertanggungjawaban Presiden Pasca

Perubahan UUD 1945”, Makalah Seminar Sistem Pemerintahan

Indonesia Pasca Amandmen UUD 1945

Suwarma Almuchtar, “Konsep Dasar Hukum Tata Negara” Modul 1, hlm.6,

http://repository.ut.ac.id/3856/1/PKNI4206-M1.pdf, diakses 21

Maret 2021, 2:56

Page 161: PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA …

148

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Hyang Iman Kinasih Gusti

NPM : 5117500096

Tempat/TanggalLahir : Pemalang, 28 Maret 1999

Program Studi : Ilmu Hukum

Alamat : Jl. Kepodang Desa Danasari Rt 01 Rw 01 Kec. Pemalang,

Kab. Pemalang, Jawa Tengah

Riwayat Pendidikan :

No. Sekolah Tahun

Masuk

Tahun

Lulus

1 SD Negeri 1 Danasari 2005 2011

2 SMP Negeri 1 Pemalang 2011 2014

3 SMA Negeri 3 Pemalang 2014 2017

4 S1 Fakultas Hukum Universitas Pancasakti Tegal 2017 2021

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya.

Tegal,2021

Hormat Saya,

Hyang Iman Kinasih Gusti