Upload
truonghanh
View
318
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PERBEDAAN ANTARA PENGGUNAAN METODE CERAMAH DENGAN MULTI MEDIA DAN METODE CERAMAH YANG
TANPA MULTI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN IPS SEJARAH TERHADAP TINGKAT KESADARAN
SEJARAH SISWA KELAS VII SLTP NEGERI I MRANGGEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2005-2006
TESIS
Diajukan Dalam Rangka Menyelesaikan Studi Pasca Sarjana
Untuk Mencapai Gelar Magister Pendidikan
Oleh :
Nama : Gatot Santoso
NIM : 1002501007
Program Studi : KTP UNNES
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Tesis Berjudul : Perbedaan Antara Penggunaan Metoda Ceramah Dengan
Menggunakan Multi Media Dan Metoda Ceramah Yang Tanpa
Multi Media Dalam Pembelajaran IPS Sejarah Terhadap
Tingkat Kesadaran Sejarah Siswa Kelas VII SLTP Negeri I
Mranggen Demak Tahun Pelajaran 2005-2006.
Tesis ini telah disetujui oleh pembimbing pada:
Hari :
Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Drs. Hartono Kasmadi, M.Sc Dr. Maman Rahman, M.Sc NIP. 130 077 385 NIP. 130 359 514
Mengetahui:
Ketua Prodi Pendidikan Program Pasca Sarjana
Universitas Negeri Semarang
Dr. A. Tri Widodo NIP. 130 529 529
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Tesis Berjudul : Perbedaan Antara Penggunaan Metoda Ceramah Dengan
Menggunakan Multi Media Dan Metoda Ceramah Yang Tanpa
Multi Media Dalam Pembelajaran IPS Sejarah Terhadap
Tingkat Kesadaran Sejarah Siswa Kelas VII SLTP Negeri I
Mranggen Demak Tahun Pelajaran 2005-2006.
Telah dipertahankan di depan Sidang Dewan Penguji Tesis Jurusan Sejarah Fakultas
Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang, pada:
Hari :
Tanggal :
Panitia Ujian
Ketua
NIP.
Pembimbing I
Prof. Drs. Hartono Kasmadi, M.Sc NIP. 130 077 385
Pembimbing II
Dr. Maman Rahman, M.Sc NIP. 130 359 514
Sekretaris
NIP.
Anggota Penguji
1. NIP.
2. NIP.
3. NIP.
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam tesis ini benar-benar hasil karya saya
sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain dalam tesis ini dikutip atau dirujuk berdasarkan
kode etika ilmiah.
Semarang, September 2007
Gatot Santoso
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
- Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga
mereka sendiri merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
(QS. Al A’raf)
- Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman diantaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu perbuat.
(Al Mujadalah, 58: 11)
- Tidak seorang pun dapat menangkap pesan-pesan wahyu kecuali orang yang
mempunyai ilmu dan menggunakan akalnya.
(QS. Ali Imran, 07)
PERSEMBAHAN
1. Almamaterku
2. Istri tersayang
3. Anak-anakku tersayang
4. Teman-teman seangkatan dalam
perkuliahan
5. Pembaca yang budiman
vi
PRAKATA
Puji dan syukur selalu bagi Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan kasih
sayang, karunia, serta ridla-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
Dalam penyelesaian tesis ini, Penulis merasa berhutang budi kepada semua
pihak yang telah membantu proses penyusunan skripsi ini hingga selesai. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Drs. Hartono Kasmadi, M.Sc, selaku Dosen Pembimbing I yang
telah memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh perhatian dan ketulusan
2. Bapak Dr. Maman Rahman, M.Sc selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan arahan dan bimbingan.
3. Bapak-bapak dan Ibu Dosen Pasca Sarjana Universitas Negeri Semarang yang
telah memberikan dukungan terhadap penulisan tesis ini.
4. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan motivasi sehingga Penulis
dapat menyelesaikan tesis ini.
Semoga amal dan budi baik yang telah diberikan memperoleh balasan yang
setimpal dari Allah SWT.
Penulis menyadari kemampuan dan pengalaman yang penulis miliki
sangatlah terbatas, sehingga penyusunan skripsi ini masih belum sempurna. Untuk
itu segala saran dan kritik penulis terima dengan segala kerendahan hati. Akhirnya,
semoga tesis ini membawa manfaat. Amin.
Semarang, Juli 2007
Penulis
vii
SARI
Gatot Santoso, Teknologi Pendidikan, Program Pasca Sarjana UNNES, 2007, Perbedaan Antara Penggunaan Metoda Ceramah Dengan Menggunakan Multi Media Dan Metoda Ceramah Tanpa Multi Media Dalam Pembelajaran IPS Sejarah Terhadap Tingkat Kesadaran Sejarah Siswa Kelas I SLTP Negeri I Mranggen Demak Tahun Pelajaran 2004-2005, Pembimbing I. Prof. Drs. Hartono Kasmadi, M.Sc, Pembimbing II. Dr. Maman Rahman, M.Sc. Kata Kunci : Metode ceramah dengan multi media, Kesadaran Sejarah.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran perlu pemilihan metode yang tepat. Pemilihan metode yang tepat menentukan keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Pada kenyataannya di lapangan sebagian besar guru IPS Sejarah dalam menyampaikan materi pelajar hanya menyampaikan fakta-fakta sejarah berupa urutan tahun dalam peristiwa sejarah dengan menggunakan media ceramah saja dan tanpa menggunakan media pembelajaran; sehingga pembelajaran IPS Sejarah terasa membosankan.
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian tesis ini adalah adakah perbedaan yang signifikan pada tingkat kesadaran sejarah antara siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan metode ceramah biasa dan yang mendapatkan pembelajaran IPS Sejarah dengan metode ceramah yang disertai multi media pada siswa kelas VII SLTP Negeri I Mranggen Demak Tahun Pelajaran 2005-2006.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesadaran sejarah antara siswa yang mendapat pembelajaran IPS Sejarah dengan metode ceramah biasa dan yang mendapatkan metode ceramah disertai multi media dan untuk mengetahui perbedaan yang mendapatkan metode pembelajaran ceramah tanpa disertai multi media.
Populasi yang digunakan adalah kelas VII SLTP Negeri I Mranggen Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2005-2006. Sedangkan sampelnya adalah kelas VII B untuk kelompok kontrol sebanyak 40 siswa dan kelas VII H untuk kelompok eksperimen sebanyak 40 siswa.
Teknik samplingnya menggunakan Cluster Random Sampling yaitu mengambil dua kelas, secara acak dari populasi. Untuk menyamakan kondisi awal dilakukan uji homogenitas nilai populasi.
Pola eksperimennya ialah pola M–G (Marked Grups designs) yaitu dengan mengadakan penyamaan kondisi terhadap dua kelompok (kontrol dan eksperimen). Pola M-G ini menggunakan teknik perbandingan rata-rata nilai IPS Sejarah kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebelum diadakan perlakuan atau eksperimen lebih lanjut. Pengujian dengan uji t –matching pada pola M-G untuk mengetahui tingkat kesadaran sejarah pada penelitian ini.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode dokumentasi dan metode angket. Sedangkan untuk mengetahui perbedaan rata-rata tingkat kesadaran sejarah, di analisis dengan uji-t.
viii
Hasil penelitian menyebutkan terdapat perbedaan yang signifikan terhadap tingkat kesadaran sejarah antara siswa yang mendapatkan pembelajaran melalui metode ceramah biasa tanpa menggunakan multi media dengan mtode ceramah yang disertai dengan multi media. Hal ini dapat dilihat dari uji hipotesis (uji final hasil penelitian) dimana diperoleh harga t hitung sebesar 2,743 dan harga t tabel 1,994, dengan taraf signifikan 5 % berarti t hitung > t tabel yang berarti hipotesis (Ha) yang berbunyi “Ada perbedaan yang signifikan antara metode ceramah biasa tanpa multi media dengan metode ceramah yang menggunakan multi media dalam proses pembelajaran IPS Sejarah pada siswa kelas VII SLTP Negeri I Mranggen Demak Tahun Pelajaran 2005-2006”, diterima sedangkan Hipotesis Nol (Ho) yang berbunyi “Tidak terdapat perbedaan metode ceramah dengan menggunakan multi media dan metode ceramah dengan disertai multi media terhadap tingkat kesadaran Sejarah pada siswa SLTP Negeri I Mranggen Demak Tahun Pelajaran 2005-2006” ditolak.
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan metode ceramah dengan multi media pada pembelajaran sejarah dapat menaikkan tingkat kesadaran sejarah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Mranggen Demak tahun pelajaran 2005 – 2006, sedangkan metode ceramah tanpa multi media pada pembelajaran IPS Sejarah masih menghasilkan tingkat kesadaran yang rendah pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Mranggen Demak tahun pelajaran 2005-2006, dari hasil perhitungan diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap antara siswa yang mendapatkan pengajaran melalui metode ceramah dengan menggunakan multi media dengan metode ceramah tanpa menggunakan multi media.
ix
ABSTRACT
Gatot Santoso, Education Technology, UNNES Postgraduate Program, 2005. The diversity between Lecture Method Application using Multi Media and Without Multi Media in Teaching History IPS and Its Against 1st Grade Middle High School Students (SMP Negeri I Mranggen Demak) Academic Year 2005-2006 History Conscious Degree. Advisor : (I) Prof. Drs. Hartono Kasmadi, M.Sc, (II) Dr. Maman Rahman, M.Sc. Key Word : Lecture method with multi media, History conscious degree. To attain the teaching objective, it requires selecting the right method. Selecting the right method is determining the success of teach-learn activity. In fact most of the History IPS teacher just only have to present history facts such like chronicle of history event using lecture method without using teaching media, so that History IPS teaching activity become boring. The subject which discussed in the thesis research is the diversity of significant influence in history conscious degree between student witch taught with ordinary lecture method and the student with taught History IPS with multi media lecture method for 1st Grade Middle High School Students (SMP Negeri I Mranggen Demak) Academic Year 2005-2006. The objective of the research is to discover the history conscious degree among the student who taught with ordinary History IPS lecture method and the student who taught with multi media lecture method and to know the effectiveness the ordinary lecture method and the multi media lecture method and also to discover how far the ordinary lecture method and the multimedia lecture method will influence the students history conscious degree. The used population is the 1st grade of SMP Negeri I Mranggen Kabupaten Demak Academic Year 2005-2006. And the sample is class VII B for control group which consist of 40 students and class VII H for experiment group which consist of 40 students. The sampling technique is using Cluster Random Sampling which randomly takes 2 classes from population. To adjust the starting condition pre test, homogeneity test and t-test is performed.
The experiment pattern is M-G (Marked Group design) pattern, ie: by adjusting condition against two groups (control and experiment). The M-G pattern is using average comparing technique. The pre test value for control group and experiment group before treatment or further experiment performed.
The data collecting technique in the research is using documentation method and test method. And to know history conscious degree average differences is analyzed by t – test. The research result explain that there is a significant influence differences toward history conscious degree between students which taught with ordinary lecture method without multi media and lecture method with multi media. It can be seen from the hypothesis test (research result final test) where calculate t value is 2,743
x
and table t value 1,994 obtained with significant degree 5 % it means that calculate t > table t which mean that Hypothesis (Ha) which said that “There is a significant influence between ordinary lecture method without multi media and lecture method with multi media in the History IPS teaching process on the 1st grade SMP Negeri I Mranggen Demak Academic Year 2005-2006 students” is accepted, and the null hypothesis (Ho) which said that “There is no influence differences between the ordinary lecture method without multi media and lecture method with multi media toward History Conscious Degree on SMP Negeri I Mranggen Demak Academic Year 2005-2006 students “ is refused.
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .......................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................... iii
PERNYATAAN .................................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ v
PRAKATA ............................................................................................................ vi
SARI ...................................................................................................................... vii
ABSTRACT .......................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ...................................................................... 8
C. Penegasan Istilah ............................................................................. 9
D. Tujuan Penelitian ............................................................................. 9
E. Manfaat Penelitian ........................................................................... 9
F. Sistematika Tesis ............................................................................. 11
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS .............................................. 12
A. Hakekat Pembelajaran IPS Sejarah ................................................ 12
B. Kerangka Berfikir ........................................................................... 42
C. Hipotesis .......................................................................................... 43
xii
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 44
A. Jenis dan Desain Penelitian ............................................................ 44
B. Populasi dan Sampel ...................................................................... 45
C. Desain Penelitian ............................................................................. 48
D. Variabel Penelitian .......................................................................... 49
E. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 51
F. Penyusunan Perangkat Tes ............................................................. 52
G. Uji Coba Instrumen Penelitian ........................................................ 55
H. Tahap-tahap Penelitian ................................................................... 59
I. Pelaksanaan Metode Ceramah dengan Multi Media dan
Tanpa Menggunakan Multi Media .................................................. 60
J. Analisis Data ................................................................................... 62
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 67
A. Hasil Penelitian ............................................................................... 67
B. Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................... 76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 81
A. Simpulan .......................................................................................... 81
B. Saran-saran ...................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 83
LAMPIRAN .......................................................................................................... 85
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Daftar Nilai Sejarah Siswa Kelas VII .......................................................... 85
2. Uji Homogenitas Nilai ................................................................................ 86
3. Angket Kesadaran Sejarah Sebelum Di Uji ................................................. 89
4. Data Uji Coba .............................................................................................. 99
5. Hasil Olah Data Validitas dan Reliabilitas .................................................. 103
6. Angket Kesadaran Sejarah Setelah Di Uji ................................................... 105
7. Data Hasil Pengisian Angket Kesadaran Sejarah Kelas Eksperimen .......... 115
8. Data Hasil Pengisian Angket Kesadaran Sejarah Kelas Kontrol ................ 119
9. Diskripsi Data Penelitian ............................................................................. 123
10. Uji Normalitas Data ..................................................................................... 127
11. Uji Banding .................................................................................................. 128
12. Uji Kesadaran Sejarah ................................................................................ 129
13. Angka Nilai Kritik R .................................................................................... 131
14. Daftar n Distribusi Normal .......................................................................... 132
15. Tabel Distribusi t ......................................................................................... 133
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Tabel Data Uji Coba Angket ....................................................................... 99
2. Tabel Data hasil uji tingkat kesadaran sejarah siswa kelas eksperimen ...... 115
3. Tabel Data hasil uji tingkat kesadaran sejarah siswa kelas kontrol ............. 119
4. Tabel Angka Kritik R .................................................................................. 131
5. Tabel Nilai Kritis Uji Liliefors .................................................................... 132
6. Tabel Distribusi T ........................................................................................ 133
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sering dikatakan bahwa pelajaran sejarah adalah pelajaran yang
membosankan. Siswa banyak yang tidak tertarik pada pelajaran sejarah dan
malah menganggap bahwa belajar sejarah cukup dengan cara menghafalkan
angka-angka tahun. Semua ini terjadi mungkin sebagai akibat dari proses belajar
mengajar sejarah yang konvensional. Seorang siswa sering datang ke kelasnya
untuk belajar sejarah hanya berbekal sebuah buku tulis dan kemudian mencatat
keterangan-keterangan verbal guru sejarahnya. Di lain pihak, seorang guru
sejarah sering datang ke kelasnya hanya untuk memberi tugas siswa-siswanya
untuk mencatat bagian-bagian dari sejarah yang dianggapnya penting, diselingi
tambahan keterangan secara verbal. Proses belajar mengajar sejarah seperti itu,
disamping tidak efektif, juga tidak akan dapat meningkatkan kesadaran sejarah
siswa.
Materi sejarah yang diterima siswa di kelas adalah materi yang bukan saja
terlepas dari ikatan kesatuan rangkaian peristiwanya satu sama lain, tetapi juga
terlepas dari akar kehidupan yang sesungguhnya. Proses belajar mengajar
sejarah seperti itu tentu tidak akan membawa siswa pada kemampuan
menganalisis peristiwa-peristiwa sejarah serta kemampuan melihat dan berpikir
historik. Pengetahuan sejarah mereka terhenti pada sekumpulan data, fakta,
nama orang semata, nama letak wilayah atau pencipta semata. Akibatnya,
2
sesudah enam tahun belajar sejarah yang tersisa di benak para siswa adalah guru
sejarah yang begitu membosankan, keheranan mereka mengapa ada manusia di
dunia ini yang begitu gemar akan nama orang yang sudah lama meninggal serta
kerjanya hanya menambah tugas-tugas menghafal saja.
Akibat lainnya, sebagian siswa menganggap pelajaran sejarah tidak lebih
dari cerita dongeng yang berguna sebagai hiburan. Dengan demikian, tentu
mereka tidak akan memahami sejarah bangsanya, apalagi menghayati nilai-nilai
heroik dan patriotik para pendahulunya. Mengenai hal ini Winarno mengatakan:
Tidak mengherankan kalau dikatakan bahwa pendidikan sejarah serupa itu adalah pendidikan
yang tepat untuk membenci sejarah, membenci guru sejarah, membenci
segala sesuatu yang bersangkut paut dengan sejarah. Inilah satu contoh
dimana interaksi yang dimaksudkan bersifat edukatif justru berakibat
destruktif, bersifat anti edukatif (Surachmad, 1986: 9).
Berdasarkan hasil observersi sekilas yang dilakukan penulis pada tahun
2005/2006, timbul masalah-masalah baru memerlukan penelitian lebih lanjut,
terutama mengenai tingkat kesadaran sejarah di dalam masyarakat. Sebagai
akibat dari pemahaman yang keliru pembangunan, timbul kecenderungan di
Indonesia, bahwa masyarakat, lebih-lebih generasi mudanya, terlalu berwawasan
ke masa kini dan masa depan tetapi mengabaikan masa lampaunya. Ini berarti,
terbukanya kemungkinan bagi masyarakat, lebih-lebih generasi mudanya, akan
tercabut dari akar kehidupan yang memerlukan identitas bangsa yaitu warisan
masa lampaunya. Padahal generasi muda, adalah generasi yang mempunyai
posisi strategis sebagai penerus perjuangan bangsanya. Dalam posisi yang
3
demikian maka generasi muda perlu memahami dan menyadari eksistensi
dirinya, baik secara spasial maupun temporal. Dengan memahami keberadaan
dirinya dalam posisi yang penting itu, mereka diharapkan mampu tampil sebagai
manusia pembangunan yang mandiri, terampil dan penuh pengabdian. Dengan
kata lain, diperlukan generasi pembangunan yang memiliki kesadaran sejarah,
yakni daya upaya yang direncanakan untuk mengerti masa lampau di dalam
lingkungannya yang berfungsi mengukur dan menentukan tempat sikap manusia
dalam kerangka sejarahnya yang disebut sebagai generasi yang mampu
menempatkan dirinya dalam konteks sejarahnya sendiri (Kartodirdjo, 1982: 66).
Bidang Studi Sejarah sebagai salah satu bagian dari mata pelajaran IPS di
SMP memiliki arti penting dalam pembentukan kesadaran dan wawasan
kebangsaan. Arti penting bidang studi sejarah dalam pengembangan kesadaran
sejarah dan wawasan kebangsaan dapat digambarkan sebagai berikut: Tanpa
mengetahui sejarahnya, suatu bangsa tak mungkin mengenal dan memiliki
identitasnya. Disamping itu kesadaran sejarah merupakan sumber inspirasi serta
aspirasi, keduanya sangat potensial untuk membangkitkan rasa kebangsaan dan
sikap nasionalisme.
Arti penting sejarah dapat juga kita lihat dari makna edukatif yang bisa
ditangkap dari pendidikan sejarah itu sendiri. Makna yang bisa ditangkap dari
pendidikan sejarah adalah bahwa pendidikan sejarah bisa memberikan kearifan
dan kebijaksanaan bagi yang mempelajarinya. Dengan menyadari makna
edukatif sejarah berarti menyadari masa lampau yang penuh arti, yang
selanjutnya berarti bahwa kita memungut dari sejarah nilai-nilai berupa ide-ide
4
maupun konsep-konsep kreatif sebagai sumber motivasi bagi pemecahan
masalah-masalah kita masa kini dan selanjutnya untuk merealisir
harapan-harapan di masa datang.
Di tinjau dari kedudukan dalam kurikulum jelas Bidang Studi Sejarah
dengan rumpun bidang studi lain yang tergabung dalam rumpun IPS seperti
geografi, maupun ekonomi. Kemudian bila ditinjau dari Tujuan Pendidikan
Nasional seperti sebagai berikut: Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila
bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
berkepribadian, berdisiplin berketerampilan serta mampu menumbuhkan dan
mempertebal rasa cinta pada tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan
kesetiakawanan sosial. Rumusan tujuan Pendidikan Nasional jelas ada benang
merah antara bidang studi sejarah sebagai salah satu komponen atau bagian dari
pencapaian tujuan Pendidikan Nasional.
Untuk itulah dalam proses belajar mengajar harus diorganisir dengan baik,
dilakukan dengan sengaja dan sadar, karena hakikat belajar adalah suatu proses
yang mengakibatkan beberapa perubahan yang secara relatif tetap dalam
perilaku, yaitu dalam berfikir, merasa dan melakukan. Siswa harus menerimanya
sebagai suatu pekerjaan nyata dan memaksa serta bermanfaat, karena pada
dasarnya belajar merupakan usaha mencari dan menemukan makna.
Adanya Pusat Sumber Belajar dan multi media sejarah di sekolah menjadi
penting di samping untuk membantu seorang pengajar sejarah menyelesaikan
tugas mengajar sejarah yang begitu luas ruang lingkup dan materinya,
5
lebih-lebih sangat berguna untuk menimbulkan minat siswa pada mata pelajaran
itu yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesadaran sejarah pada umumnya
serta kesadaran nasional mereka pada khususnya. Di sinilah peranan guru
sejarah menjadi penting, misalnya untuk menentukan media mana yang sesuai
bagi suatu episode yang akan ditampilkan dalam tatap muka dengan
siswa-siswanya. Dalam proses pemilihan ini, termasuk menciptakannya, seorang
guru sejarah dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan memahami makna
sumber belajar sejarah, pandai memilih secara tepat serta terampil
menggunakannya dalam kegiatan belajar mengajar. Tanpa pengetahuan dan
kemampuan tersebut maka materi serta metode ditetapkan tidak akan banyak
berarti bagi siswa dan pada akhirnya hasil yang diharapkan tidak tercapai.
Pembelajaran sejarah di Sekolah Lanjutan Pertama seperti yang
dikehendaki oleh kurikulum adalah dalam rangka terwujudnya tujuan
Pendidikan Nasional. Dengan kegiatan pendidikan sejarah generasi muda pada
umumnya, siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama khususnya, diharapkan
dapat meningkatkan kesadaran sejarahnya sebagai bagian dari kesadaran sejarah
nasionalnya.
Sebuah kesulitan yang muncul dialami oleh guru-guru sejarah adalah
bagaimana menampilkan peristiwa-peristiwa sejarah di dalam kelas untuk bisa
diamati serta diperiksa secara langsung oleh para siswa. Dengan kata lain siswa
tidak akan mungkin mengamati peristiwa sejarah itu secara langsung, baik
karena peristiwa sejarah adalah peristiwa yang telah terjadi (di waktu yang
lampau) dan masa lampau itu sekali terjadi kemudian lenyap (hanya
6
meninggalkan jejak-jejak), tetapi juga karena peristiwa sejarah adalah
menyangkut tindakan manusia, yang bisa dibagi menjadi bagian luar dan bagian
dalam. Bagian luarnya menyangkut tingkah laku manusia yang nampak dan bisa
disaksikan secara langsung, sedang bagian dalamnya meliputi motif-motif,
keinginan-keinginan, rencana-rencana serta tujuan-tujuan yang diekspresikan ke
luar dalam bentuk tingkah laku tertentu. Dengan demikian, hanya sebagian kecil
dari peristiwa sejarah bisa dicapai melalui daya imajinasi yang tinggi. Di lain
pihak keadaan ini mengharuskan kita untuk memanfaatkan berbagai alat bantu
mengajar yang mungkin kita memvisualisasikan peristiwa sejarah sedemikian
rupa sehingga lebih memudahkan murid untuk menangkap serta menghayati
gambaran peristiwa sejarah tersebut. Atas dasar kenyataan inilah kiranya
peranan dari media pembelajaran mutlak diperlukan dalam pembelajaran
sejarah.
Multi media pembelajaran di sini tidak lain daripada segala sesuatu yang
bisa digunakan sebagai alat bantu dalam rangka mendukung usaha-usaha
pelaksanaan strategi serta metode mengajar yang menjurus kepada pencapaian
tujuan pembelajaran. Dalam hal pembelajaran sejarah ini meliputi bukan saja
benda-benda atau dokumen peninggalan sejarah ataupun orang-orang sebagai
pelaku sejarah yang merupakan jejak atau sumber langsung serta konskrit dari
suatu peristiwa sejarah, tetapi juga hal-hal lain yang bisa membantu dan
memudahkan murid memvisualisasikan suatu peristiwa. Sebagai contoh bisa
disebutkan antara lain gambar-gambar, model ataupun diorama yang bisa dibuat
sendiri oleh murid dengan bantuan guru ataupun sudah dibikin oleh badan-badan
7
pembuat media sekolah. Untuk memudahkan murid menangkap salah satu unsur
pokok dari sejarah yaitu unsur perkembangan yang menyangkut rasa waktu
(time-sense) maka penggunaan bagan-bagan waktu (time-charts) akan sangat
membantu. Demikian juga karena sejarah tidak mungkin melepaskan diri dari
unsur ruang/tempat (spatial) yang menyangkut lingkungan geografi bagi
terjadinya peristiwa, maka media yang berupa aneka ragam peta (maps) juga
sangat diperlukan dalam pembelajaran sejarah. Sesuai dengan perkembangan
teknologi, pembelajaran sejarah juga akan sangat dibantu oleh media yang
dikembangkan dalam hubungan teknologi tersebut, seperti radio, tape-recorder,
slide, film documenter, TV dan sebagainya yang dalam beberapa hal sangat
efektif bagi usaha membantu visualisasi lukisan peristiwa sejarah. Untuk
memungkinkan segala macam media ini berfungsi secara terpadu yang bisa
memaksimalkan pencapaian tujuan pembelajaran sejarah, sebenarnya sangat
diperlukan suatu lingkungan khusus yang bisa berupa ruang khusus yang
menampung segala macam media tersebut yang akan merangsang serta memberi
iklim yang positif bagi kegiatan pembelajaran sejarah. Ruang semacam itu
dikenal dengan sebutan Ruang Sejarah (History Room).
Tentu saja dalam memanfaatkan berbagai multi media ini, seorang guru
sejarah hendaknya sudah menguasai berbagai prinsip penggunaan multi media
pembelajaran pada umumnya, khususnya media pembelajaran sejarah. Hal-hal
seperti prinsip-prinsip penggunaan media, kriteria penentuan pilihan media
pembelajaran serta cara-cara penerapannya, urut-urutan penggunaan media
dalam suasana unit pelajaran, bagaimana mengintegrasikan penggunaan media
8
dengan tujuan pembelajaran, bahkan keterampilan elementer pembuatan media
sederhana dan bagaimana kiranya mutlak diperlukan oleh seorang guru sejarah,
agar media pembelajaran tersebut benar-benar menunjang semaksimal mungkin
pencapaian tujuan pembelajaran sejarah.
Multi media sangat berfaedah dipakai dalam pembelajaran sejarah karena
beberapa keuntungan yang dimilikinya, misalnya dapat membangkitkan
motivasi belajar, merangsang minat siswa yang pada gilirannya menumbuhkan
kesadaran sejarah. Multi media juga sangat baik untuk mengembangkan
pengertian konsep abstrak menjadi lebih konkrit, membantu mengingat isi
materi pelajaran sejarah yang bersifat verbal.
Masalah tentang penggunaan media belajar sejarah kiranya cukup
menarik untuk diteliti dan dilakukan eksperimen secara mendalam, oleh karena
itu penulis mencoba mengangkat dalam tesis dengan judul : PERBEDAAN
ANTARA PENGGUNAAN METODE CERAMAH DENGAN MULTI MEDIA
DAN METODE CERAMAH TANPA MULTI MEDIA DALAM
PEMBELAJARAN IPS SEJARAH TERHADAP TINGKAT KESADARAN
SEJARAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 MRANGGEN DEMAK
TAHUN PELAJARAN 2005-2006.
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang yang disebutkan diatas maka permasalahan yang timbul
adalah "Apakah ada perbedaan yang signifikan antara penggunaan metode
ceramah dengan multi media dan metode ceramah tanpa multi media dalam
9
pembelajaran IPS Sejarah terhadap tingkat kesadaran sejarah siswa kelas VII
SMP Negeri 1 Mranggen Demak tahun pelajaran 2005-2006".
Sedangkan permasalahan penelitian secara terperinci adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimanakah tingkat kesadaran sejarah pada siswa kelas VII SMP Negeri
1 Mranggen Demak tahun pelajaran 2005-2006 yang diajar dengan metode
ceramah menggunakan multi media?
2. Bagaimanakah tingkat kesadaran sejarah pada siswa kelas VII SMP Negeri
1 Mranggen Demak tahun pelajaran 2005-2006 yang diajar dengan metode
ceramah tanpa menggunakan multi media?
3. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara penggunaan metode ceramah
menggunakan multi media dan metode ceramah tanpa menggunakan multi
media dalam pembelajaran IPS Sejarah terhadap kesadaran sejarah siswa
kelas VII SMP Negeri 1 Mranggen Demak tahun pelajaran 2005-2006?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini bertujuan mengacu pada pokok
permasalahan di atas yaitu : "Ingin mengetahui perbedaan yang signifikan antara
penggunaan multi media dan yang tanpa multi media dalam pembelajaran IPS
Sejarah terhadap kesadaran sejarah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Mranggen
Demak tahun pelajaran 2005-2006"
Secara terperinci tujuan penelitian adalah:
10
1. Ingin mengetahui tingkat kesadaran sejarah pada siswa kelas VII SMP
Negeri 1 Mranggen Demak tahun pelajaran 2005-2006 yang diajar dengan
menggunakan multi media
2. Ingin mengetahui tingkat kesadaran sejarah pada siswa kelas VII SMP
Negeri 1 Mranggen Demak tahun pelajaran 2005-2006 yang diajar tanpa
menggunakan multi media.
3. Ingin mengetahui perbedaan yang signifikan antara penggunaan multi media
dan yang tanpa menggunakan multi media dalam pembelajaran IPS Sejarah
terhadap kesadaran sejarah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Mranggen Demak
tahun pelajaran 2005-2006.
D. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini manfaat yang diperoleh dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu:
1. Bagi Sekolah
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai oleh guru IPS Sejarah pada
umumnya dan pada IPS Sejarah di SMP Negeri 1 Mranggen pada
khususnya dalam penyempurnaan penggunaan media pembelajaran
sejarah.
b. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai kerangka
acuan pengembangan teknologi pendidikan secara ilmiah, dan berguna
bagi pengembangan teori dalam ilmu pendidikan melalui penelitian lebih
lanjut.
11
2. Bagi Siswa
Dapat merubah cara berfikir siswa kelas VII SMP Negeri 1 Mranggen Demak
dalam mempelajari Sejarah di Sekolah, sehingga mata pelajaran sejarah tidak
lagi membosankan pada saat proses pembelajaran Sejarah sedanga
berlangsung.
3. Bagi Peneliti
Mengetahui lebih lanjut manfaat pembelajaran berbasis multimedia yang
telah berkembang.
E. Sistematika Penelitian
Penulisan laporan penelitian ini secara garis besar terdiri dari pendahuluan,
landasan teori, metodologi penelitian, hasil kegiatan dan pembahasan dan
penutup. Adapun jabaran dari sistematika laporan ini terdiri dari tiga bagian.
1. Bagian awal
Bagian awal dari laporan ini mencakup halaman judul, halaman pengesahan,
kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar gambar dan daftar lampiran.
2. Bagian inti
Bagian inti terdiri dari lima bab yaitu:
Bab I Pendahuluan, mencakup tentang latar belakang masalah,
perumusan masalah, penegasan istilah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian dan sistematika penelitian.
Bab II Landasan Teori, meliputi tinjauan tentang hakekat IPS Sejarah,
multi media dan kesadaran sejarah serta hipotesis.
12
Bab III Metode Penelitian, mencakup mengenai desain penelitian,
populasi, sampel, pengumpulan data dan teknik analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, yang didalamnya membahas
tentang penyamaan kondisi kelompok kontrol dan eksperimen,
pelaksanaan eksperimen, hasil penelitian dan pembahasan, hasil
penelitian.
Bab V Penutup, berisi simpulan dan saran.
3. Bagian penutup
Bagian penutup terdiri dari daftar pustaka dan lampiran.
13
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Pembelajaran Sejarah
Pembelajaran adalah kegiatan mengorganisasikan proses belajar mengajar
yang terjadi di dalam kelas. Proses belajar ini mencakup persiapan, pelaksanaan
dan tindak lanjut (Sudjana, 1989: 50).
Sejarah mempunyai arti yang sama dengan kata-kata history (Inggris),
Gescheidenis (Belanda), Geschiete (Jerman), yang kesemuanya, mengandung
arti sama yaitu cerita tentang peristiwa dan kejadian masa lampau.
Sejarah juga mengandung pengertian sebagai gambaran masa lampau
tentang manusia dan sekitarnya sebagai makhluk sosial yang disusun secara
lengkap, meliputi urutan fakta masa tersebut dengan tafsirannya dan
penjelasannya yang memberikan pengertian tentang apa yang telah berlalu itu.
Bidang studi sejarah (Nasional dan Umum) mempunyai tujuan yang
dijadikan berbagai arah dalam pengembangan strategi pembelajaran maupun
dalam pemilihan metode. Lebih lanjut dijelaskan dalam standart kompetensi
lulusan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTs dalam Kurikulum
Berbasis Kompetensi terdapat lima point yang menyebutkan:
Mata pelajaran Sejarah bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut.
14
1. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat
yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa
depan
2. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara
benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi
keilmuan
3. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap
peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa
lampau
4. Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses terbentuknya
bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga
masa kini dan masa yang akan datang
5. Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari
bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang dapat
diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik nasional
maupun internasional.
Dengan tujuan pembelajaran umum kemudian dijabarkan dalam tujuan
pembelajaran khusus.
Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi terdapat prinsip pengembangan
standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok, kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, prinsip-
prinsip tersebut dapat dilihat seperti di bawah ini:
1. Ilmiah
15
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus
benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
2. Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam
silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial,
emosional, dan spritual peserta didik.
3. Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam
mencapai kompetensi.
4. Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar,
indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem
penilaian.
5. Memadai
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan
sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
6. Aktual dan Kontekstual
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan
sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni
mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
7. Fleksibel
16
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta
didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan
tuntutan masyarakat.
8. Menyeluruh
Prinsip pengembangan pembelajaran IPS Sejarah secara menyeluruh dapat
diidentifikasikan bahwa dalam pembelajaran sejarah terdapat aspek
pengetahuan atau pengertian (aspek kognitif), aspek nilai dan sikap (aspek
efektif), aspek ketrampilan (aspek psikomotor).
Secara garis besar tujuan pembelajaran sejarah dapat dirumuskan, sebagai
berikut:
1. Aspek Pengetahuan atau Pengertian (Aspek Kognitif)
a. Menguasai pengetahuan tentang aktivitas manusia pada waktu yang
lampau dalam aspek ekstemal dan intemalnya.
b. Menguasai pengetahuan tentang fakta-fakta khusus (unik) dari peristiwa
masa lampau sesuai dengan waktu, tempat, serta kondisi pada waktu
terjadinya peristiwa tersebut.
c. Mengetahui pengetahuan tentang unsur-unsur umum (generalisasi) yang
terlihat pada sejumlah peristiwa masa lampau.
d. Menguasai pengetahuan tentang unsur perkembangan peristiwa masa
lampau yang berlanjut dari periode satu ke periode yang lain.
e. Menumbuhkan pengertian tentang hubungan fakta satu dengan fakta
yang lain secara berkaitan.
17
f. Menumbuhkan keawasan bahwa keterkaitan fakta-fakta lebih penting
dari fakta-fakta yang berdiri sendiri.
g. Menumbuhkan keawasan tentang pengaruh sosial dan kultural terhadap
sejarah.
h. Menumbuhkan keawasan tentang pengaruh sejarah terhadap
pengembangan sosial dan kultur masyarakat.
i. Menumbuhkan pengertian tentang arti serta hubungan peristiwa masa
lampau bagi situasi masa kini dalam perspektifnya dengan situasi yang
akan datang.
2. Aspek Pengembangan Nilai dan Sikap (Aspek Afektif)
a. Menumbuhkan kesadaran sejarah pada siswa terutama dalam artian agar
mereka mampu berfikir dan bertindak atau bertingkah laku dengan rasa
tanggung jawab sejarah sesuai dengan tuntunan jaman.
b. Penumbuhan sikap menghargai kepentingan atau kegunaan pengalaman
masa lampau bagi hidup suatu bangsa masa kini.
c. Menumbuhkan sikap menghargai berbagai aspek kehidupan masa kini
dari masyarakat di mana mereka hidup adalah hasil dari pertumbuhan di
waktu yang lampau.
d. Pertumbuhan kesadaran akan perubahan-perubahan yang telah dan
berlangsung di suatu bangsa yang diharapkan menuju pada kehidupan
yang lebih baik di waktu yang akan datang.
3. Aspek Ketrampilan (Aspek Psikomotorik)
18
a. Menekankan pengembangan kemampuan dasar di kalangan siswa berupa
kemampuan penyusunan sejarah.
b. Ketrampilan mengajukan argumentasi dalam mendiskusikan masalah
kesejarahan.
c. Kemampuan menelaah secara elementer buku-buku sejarah terutama yang
menyangkut sejarah bangsanya.
d. Ketrampilan mengajukan pertanyaan produktif di sekitar masalah sejarah.
e. Ketrampilan mengembangkan cara-cara berfikir analitis tentang masalah
sosial historis di lingkungan masyarakat.
f. Ketrampilan bercerita. tentang peristiwa sejarah secara hidup (I Gde
Widja, 1989: 27 - 29).
Materi pembelajaran sejarah yang disampaikan dalam proses belajar
mengajar sejarah mencakup Sejarah Nasional dan Umum. Namun seperti yang
dikemukakan I Gde Widja (1989: 25), bahwa pembelajaran sejarah
diorientasikan pada historiografi nasional yaitu penulisan sejarah yang
benar-benar bersifat Indonesia sentris, bukan bersifat Eropa atau Belanda
sentris. Gambaran sejarah yang bersifat Indonesia sentris memiliki ciri seperti
yang dikemukakan oleh I Gde Widja (1989: 25):
1) Melihat perkembangan kehidupan manusia Indonesia sebagai satu kesatuan perkembangan yang berkesinambungan dari jaman prasejarah sampai jaman modern ini.
2) Memandang gerakan-gerakan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang sederajat dengan bangsa lain di dunia ini, dan bahwa gerakan-gerakan itu dalam rangka menentang setiap gerakan penindasan dan penjajahan di muka bumi.
3) Mengembangkan lukisan sejarah yang proporsional kon-sentris yaitu yang berpusat pada lukisan utama dan mendalam tentang sejarah negara-negara tetangga, dan terakhir secara lebih
19
komprehensif tentang bangsa-bangsa lain di luar Indonesia dan negara-negara tetangga tersebut.
Pelajaran sejarah sejauh yang bersifat Indonesia sentris pada hakikatnya
adalah melihat perkembangan manusia Indonesia pada masa sekarang adalah
kelanjutan dari masa yang lalu, dalam memandang sejarah Indonesia lebih
menitikberatkan Indonesia sebagai subyek dari sejarah bangsanya, akan tetapi
tetap mempelajari sejarah negara-negara lain di luar Indonesia.
Pada penelitian ini digunakan sejarah Kesultanan Demak sebagai topik
bahasan yang digunakan untuk bahan multimedia yang dibuat. Adapun sejarah
kesultanan demak yang diajarkan disesuaikan dengan pokok bahasan
perkembangan kerajaan-kerajaan islam di Indonesia yang disesuaikan dengan
Kurikulum Berbasis Kompetensi. Adapun bahan pembelajaran yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Kesultanan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Kesultanan Demak didirikan oleh Raden Patah pada sekitar tahun 1500 setelah memutuskan hubungan dengan Majapahit. Lahirnya Kesultanan Demak mendapatkan dukungan dari Ulama dan Pembesar di Jawa Timur, seperti Tuban Gresik, Jepara, dan tempat-tempat lain di Pantai Utara Pulau Jawa. Peranan kesultanan Demak semakin besar di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur setelah kesultanan Malaka ditaklukkan Portugis pada tahun 1511. banyak pedagang yang memutuskan tidak berdagang lagi ke Malaka setelah kejatuhannya. Kebanyakan mereka pergi ke Demak atau Banten sebagai pusat penyebaran Islam di Nusantara.
Perluasan wilayah kekuasaan portugis memang telah menimbulkan banyak kekhawatiran, tidak terkecuali demak. Sebagai kerajaan islam, Demak khawatir portugis akan meluaskan kekuasaannya ke Pulau Jawa. Oleh karena itu, sebelum Portugis menyerang daerah-daerah di tanah Jawa, Demak berencana melakukan serangan terlebih dahulu. Pada tahun 1513 armada Demak dipimpin oleh putera Raden Patah, yaitu Pati Unus melancarkan serangan terhadap kedudukan Portugis di Malaka. Namun, upaya ini mengalami kegagalan sebab jarak serangan yang dilakukan terhadap portugis terlalu jauh. Selain itu persenjataan yang dimiliki Demak amat kurang. Peperangan memang mengalami
20
kegagalan, tetapi ini tidak membuat penghargaan terhadap Pati Unus dibatalkan. Pati Unus diberi gelar Pangeran Sabrang Lor, yang bermakna pangeran yang pernah menyeberangi lautan di sebelah utara Kesultanan Demak.
Pada tahun 1518 Pati Unus menduduki Tahta Kesultanan Demak sepeninggal Raden Patah. Namun, Pati Unus menjadi sultan tidak lama (1518-1521). Ia hanya tiga tahun memerintah. Setelah itu digantikan oleh Trenggana (1521-1546). sebagaiSultan, Tranggana memperkokoh singgasana Demak dan menegakkan tiang-tiang Agama Islam. Dengan masih mencokolnya Portugis di Malaka Demak merasakan ancaman dan bahaya membayangi. Akan tetapi, Trenggana tidak mengirimkan pasukan ke Malaka untuk mengusir Portugis. Ia memilih lebih membendung Portugis dalam menguasai Pulau Jawa daripada menyerang kekuatannya.
Kedatangan seorang ulama Pasai, Nurullah yang melarikan diri dari serangan portugis telah membuat gembira sultan Trenggana. Hal ini disebabkan ulama pasai tersebut memiliki kecakapan yang dapat digunakan oleh sultan Trenggana dalam menggapai cita-citanya. Berkat kerjasama keduanya, portugis gagal merebut pelabuhan-pelabuhan penting di Jawa Barat, seperti Banten, Cirebon, dan Sunda Kelapa. Bahkan dengan gempuran-gempuran hebat dilakukan pasukan Demak, telah memaksa Portugis meninggalkan Pantai Jawa Barat dengan tangan hampa dan penuh malu.
Seusai mengusir Portugis, trenggana berhasil menaklukkan sisa-sisa kekuatan Mataram Kuno (jawa Tengah) dan Singosari (Jawa Timur). Namun wilayah pasuruan dan panarukan luput dari upaya penaklukan Demak. Demikian pula Blambangan yang tetap menjadi bagian dari Kerajaan Bali. Sultan Trenggana gugur setelah berusahamenaklukkan pasuruan pada tahun 1546.
Gugurnya sultan Trenggana menimbulkan pertikaian baru di antara kerabat kerajaan, terutama antara pangeran Sekar Seda Ing Lepen (Adik Trenggana) dengan Pengeran Prawoto (Anak Trenggana). Pangeran Sekar Seda Ing Lepen terbunuh di dekat jembatan sugai atas perintah pangeran Prawoto. Alasan pembunuhan tersebut mudah diduga, yaitu behwa Prawoto terasa terhalang-halangi cita-citanya untuk menjadi Sultan Demak sebab pamannya itu merupakan calon pengganti Sultan Trenggono.anak pengeran Sekar Sedo ing Lepen, Arya Penangsang yang mengaggap dirinya orang yang paling berhak atas tahta Demak kemudian membinasakan engeran Prawoto dan juga keluarganya. Hal ini dilakukan sebagai balas dendam atas kematian ayahnya. Arya Penangsang (1546-1568) kemudian tampil menjadi Sultan Demak yang ke–4.
Masa pemerintahan Arya Penangsang dipenuhi berbagai kekacauan dan pembunuhan. Banyak orang yang tidak suka kepada Arya Penangsang. Ia terkenal kejam. Adipati Jepara, Pangeran Hadiri dibunuh karena dianggap merintangi kekuasaannya. Tindakan ini
21
menyulut kemarahan para adipati. Istri pangeran Hadiri yang bernama Ratu Kali Nyamat segera mengangkat senjata untuk membalas kematian suaminya. Beberapa adipati yang sepaham dengannya diajak pula untuk menghancurkan kekuasaan Arya Penangsang. Seorang diantaranya adalah Adipati Pajang, Adiwijaya yang terkenal dengan sebutan Jaka Tingkir atau Mas Karebet. Ia berhasil membinasakan Arya Penangsang pada tahun 1568 sehingga mahkota dan segala kebesaran Demak berpindah ke tangannya.
1. Media Pembelajaran
Media yang dimaksud dalam penelitian ini adalah media instruksional.
Kata media adalah bentuk jamak dari medium, yang dalam bahasa Latin
berarti alat, sarana, perantara. Media instruksional karena itu secara harfiah
berarti sarana yang digunakan untuk menampilkan pelajaran dan dalam
pengertian yang lebih luas disebut media pendidikan, dengan pengertian
bahwa pendidikan bukan hanya mencakup proses pembelajaran saja tetapi
juga pendidikan dalam arti yang lebih luas. Gerlach dan Ely C (1977 : 92)
mengatakan bahwa media instruksional dapat dibagi dalam dua pengertian:
pertama, dalam pengertian yang luas dapat berwujud orang, situasi atau alat
yang dapat menciptakan kondisi sehingga seorang siswa dapat memperoleh
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang lebih baik. Kedua, dalam
pengertian sempit berwujud grafik, potret, gambar, alat-alat
elektronik/mekanik yang dapat menangkap dan menyampaikan informasi
secara verbal/visual. Media pendidikan dalam arti yang sempit terutama
hanya memperhatikan dua unsur dari model kawasan keseluruhan yakni
bahan dan alat, walaupun dia juga memberi catatan bahwa persoalan yang
dihadapi di sekolah bukan cuma menyangkut kedua unsur tersebut tetapi
22
juga melibatkan orang-orang yang menyediakan dan mengoperasikannya,
masalah rancangan, produksi, pemanfaatan, pengorganisasian dan
pengelolaannya, sehingga bahan dan alat itu dapat berinteraksi dengan
siswa. Oemar Hamalik (1988: 23) menyebut media pendidikan sebagai:
Alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa, dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Sedang Suharsimi Arikunto (1987 : 15) mengatakan bahwa media
pendidikan adalah sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara
dalam proses belajar mengajar untuk lebih mempertinggi efektivitas dan
efisiensi dalam mencapai tujuan pendidikan. Selanjutnya Suharsimi
mencatat pendapat Umar Suwito yang mengatakan bahwa sebelum istilah
media pendidikan digunakan, dahulu dipakai istilah AVA (Audio Visual
Aid) yaitu pembantu pendengaran dan penglihatan. Di sini terlihat
perkembangan fungsi media karena dirasakan bahwa fungsi dan
peranannya, bukan hanya sekadar membantu proses belajar mengajar saja
tetapi dapat juga untuk mengganti kehadiran guru di depan kelas seperti
yang terlihat dalam gambar berikut ini:
Gambar 1.1 Peranan Guru dan Media Pembelajaran
Dengan gambaran ini tampak bahwa, media pendidikan dapat
berfungsi sebagai pengganti kehadiran guru di kelas.
Guru Bahan Siswa
Hardware Software Siswa
23
Dari beberapa pendapat tersebut di atas maka dapat diambil
kesimpulan bahwa media instruksional itu adalah, (a) sarana, alat dalam
proeses belajar mengajar, (b) segala sesuatu yang dapat merangsang pikiran,
perasaan, kemauan siswa sehingga mendorong terjadinya proses belajar
mengajar pada dirinya dan (c) segala sesuatu yang dapat dipakai untuk
menyalurkan pesan. Tetapi tidak berarti bahwa semua alat, sarana, orang
atau situasi dapat dipakai dengan begitu saja sebagai media sebab memilih
media yang tepat dan baik untuk tujuan instruksional selain sulit dan rumit,
juga membutuhkan keterampilan khusus. Di dalam proses belajar mengajar
petunjuk tentang media selalu dibutuhkan misalnya tentang media apa yang
digunakan, kapan digunakan dan mengapa media tersebut digunakan.
Pemilihan media bukanlah suatu tindakan yang sudah tetap dan tidak boleh
berubah. Keputusan tentang media hendaknya selalu ditinjau kembali
sepanjang proses pengembangan dan harus disesuaikan dengan kondisi
produksi dan penggunaannya. Dalam proses pemilihan media instruksional
yang efektif dan efisien, isi dan tujuan pembelajaran haruslah sesuai dengan
karakteristik media tertentu.
Fungsi media instruksional dapat dilihat dari dua sudut: pertama, dari
sudut instruksional, media merupakan komponen sistem instruksional yang
kedudukannya sejajar dengan komponen-komponen instruksional lainnya.
Kedua, dari sudut proses belajar mengajar, media adalah alat, sarana untuk
dapat lebih menjelaskan, lebih mengkonkretkan. Dari kedua fungsi itu, ada
24
dua hal yang harus diperhatikan yakni pertama, kemampuan/keistemewaan
media yaitu :
1) Kemampuan fiksasi yaitu kemampuan menangkap, menyimpan dan
mereproduksikan.
2) Kemampuan manipulatif yaitu kemampuan yang dapat menyesuaikan
dini menurut kebutuhan.
3) Kemampuan distributif yaitu kemampuan penyebarluasan serta dapat
menjangkau pengamatan yang luas.
Kedua, adanya atau banyaknya hambatan dalam proses belajar
mengajar. Hambatan-hambatan itu misalnya verbalisme, salah tafsir,
perhatian yang tidak terpusat, tidak terjadi pembentukan tanggapan secara
bulat dan bermakna, gedung dan kelas yang tidak memadai/tidak memenuhi
persyaratan. Dengan bantuan media, hambatan-hambatan ini dapat
dihilangkan dan dikurangi sebab dengan melalui media, siswa dapat melihat
benda atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau, yang terlalu besar,
yang terlalu kecil, yang terlalu cepat berlangsungnya, yang sukar didatangi
atau yang terlalu berbahaya untuk didekati. Juga dengan bantuan media,
siswa dapat mendengarkan suara-suara yang terjadi pada masa lalu.
B. Multi Media
1. Pengertian Multi Media
Multimedia adalah pemanfaatan kumputer, untuk membuat dan
menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (vidio dan animasi)
dengan menggabungkan link dan tool yang memingkinkan pemakai
25
melakukan navigasi, berinteraksi dan berkomonikasi ( Hofstetter, 2001,
dalam Suyanto, 2003:21).
Penggunaan perangkat lunak multimedia dalam proses belajar mengajar
akan meningkatkan efisiensi, meningkatkan motivasi, memfasilitasi
belajar aktif dan eksferimental, konsisten dengan belajar yang berpusat pada
siswa dan memandu untuk belajar lebih baik. Selain itu dengan
Multimedia akan mempertajam pesan (materi pelajaran).
Kelebihan multi media terletak pada hal-hal sebagai berikut: 1)
materi pelajaran yang sama dapat disebarkan ke seluruh siswa secara
serentak, 2) dapat menghasilkan keseragaman pengamatan, 3) fungsi
berfikir dan mendengar dirangsang dan dikembangkan secara bebas, 4)
berada dibawah kontrol guru sehingga guru bebas memutar dan mengatur
frekuensi putarnya, 5) karena yang diproyeksikan adalah gambar diam maka
siswa dimungkinkan mengamatinya secara seksama serta pemahaman
terhadap materi bisa optimal, 6) dapat mengatasi keterbatasan ruang dan
waktu serta. indera, 7) dapat direvisi dan diperbaiki, 8) media yang relatif
sederhana dan mudah cara menggunakannya.
Kelemahan multi media yaitu : 1) seri programnya, yang terdiri dari
gambar lepas dapat hilang atau tertukar bila kurang baik dalam
penyimpanannya, 2) hanya mampu menyajikan obyek-obyek secara diam,
bila tidak ada layar pengatur cahaya memerlukan ruangan yang gelap, 4)
multi media membutuhkan biaya yang mahal.
26
Dari uraian tentang multi media ditinjau dari kelebihan yang dimiliki
serta dikaitkan dengan pembelajaran sejarah yang banyak menyampaikan
fakta berupa hasil dari suatu peristiwa, sejarah dimasa lampau, kiranya dapat
disimpulkan bahwa multi media sangat membantu guru sejarah didalam
memberikan pemahaman yang lebih baik tentang kesadaran sejarah yang
disampaikannya pada siswa dalam proses belajar mengajar. Dalam
menggunakan multi media, cara yang paling efisien adalah membuat
perencanaan yang teliti yakni menyusun langkah-langkahnya secara
sistematis, terperinci, terarah dan disesuaikan dengan situasi khusus yang
ada dalam kelas (Hamalik, 1994 : 76). Tujuan penggunaan multi media akan
mencapai hasil yang optimal bila memperhatikan prosedur umum yang
dianjurkan sebagai berikut:
a. Langkah Persiapan.
Menyusun pelajaran sebagai satu unit kemudian memilih multi media
pembelajaran yang cocok dengan pelajaran tersebut. Dalam langkah ini
guru perlu mengadakan percobaan pendahuluan dan mencatat hal
tertentu yang maksudnya kelak perlu penjelasan lebih lanjut.
b. Mempersiapkan Kelas.
Yang dimaksud adalah siswa disiapkan untuk menghadapi kemungkinan
adanya hal-hal sulit seperti kata-kata asing, simbolsimbol dan
sebagainya. Kelas juga dipersiapkan kearah penggunaan multi media
pembelajaran berupa pengalaman dasar, mendiskusikan pokok-pokok
tertentu.
27
c. Mempersiapkan Perlengkapan untuk Penyajian.
Penting sekali mengadakan uji coba istrument pendahuluan terhadap
proyektor yang akan digunakan sebagai pengecek bahwa alat-alat
tersebut siap digunakan. Multi media pembelajaran yang akan
diproyeksikan hendaknya disusun teratur jangan sampai terjadi
kemacetan.
d. Langkah Penyajian.
Selama penyajian siswa harus berpartisipasi. Bila telah dipersiapkan
dengan baik mereka akan bersedia dibawa kedalam diskusi mengenai
pentingnya suatu simbol atau pengertian dari berbagai gambar.
Partisipasi siswa akan menyebabkan pelajaran menjadi bermakna dan
memberikan berbagai pengalaman.
e. Kegiatan Lanjutan atau Follow up.
Kegiatan ini dilakukan setelah siswa melihat multi media pembelajaran.
Perencanaannya sebaiknya dilakukan oleh guru sendiri. Kegiatannya
bisa berupa testing, demonstrasi, diskusi atau bila perlu
mempertunjukkan kembali multi media pembelajaran. Dengan demikian
pengetahuan yang diperoleh akan menjadi permanen. Menerapkan
pengetahuan kedalam tugas-tugas khusus baik juga dilakukan. Kegiatan
demikian akan merangsang mereka belajar lebih lanjut.
f. Gunakan Alat Tepat pada Waktunya.
Waktu memegang peranan penting agar penggunaan alat tadi mencapai
sasaran, tujuan dan betul-betul alat itu memberikan manfaatnya. Untuk
28
itu perlu kita tinjau apa maksud penggunaan multi media sehingga dapat
ditentukan apakah digunakan pada permulaan pelajaran untuk
membangkitkan minat murid atau pada proses perkembangan dalam
pelajaran atau pada akhir pelajaran untuk membuat simpulan dan
ikhtisar pelajaran.
2. Produksi multi media
Dalam memproduksi bahan atau materi untuk multi media, selain harus
diawali dengan kriteria pemilihan bahan, perlu memperhatikan pula kriteria
berikut ini.
a. Pemilihan bahan hendaknya mempunyai arti bagi suatu keterampilan atau
pengertian yang hendak dicapai.
b. Batasi jumlah gambar dalam jumlah yang benar-benar dikehendaki bagi
suatu pengertian atau keterampilan. Pilih gambar yang hanya akan
memberi stimulus dan tekanan yang berarti. Batasi pada gambar-gambar
yang bisa mereka ketahui atau sudah kuasai pengertian atau
keterampilannya.
c. Gunakan gambar-gambar yang akan memberikan arah atau pengantar
kepada pengertian secara verbal. Ambillah gambar-gambar yang bisa
memberikan arah kepada pertanyaan-pertanyaan audio yang
menyertainya. Audio yang menyertai gambar, harus pada hal-hal yang
benar-benar penting dalam memberikan arah pada pengertian yang tepat
atau dorongan untuk meneliti lebih lanjut.
29
d. Ambillah gambar-gambar yang bisa memberikan stimulan ekspresi yang
lebih baik dan kreatif. Gambar-gambar harus bisa memberikan gambaran
kepada siswa, untuk banyak berbicara, atau bercerita.
e. Buatlah gambar yang mempunyai kesan kontras (penekanan),
perbandingan (komposisi), dan kesinambungan yang baik dari
permasalahan yang hendak diutarakan.
f. Penampilan gambar dalam multi media pembelajaran dipertimbangkan
dengan berbagai macam jenis gambar, misalnya: kapan dengan gambar
graft, kapan harus gambar bagan, kapan harus dengan diagram atau
gambar life (gambar sebenamya).
g. Tetapkan cara pengambilan gambar seperti secara close-up, super
close-up, medium-shot, long shot atau super longshot.
h. Tetapkan pula cara pengambilan gambar untuk judul atau titel dan atau
tulisan saja. Pengambilan objek dalam bentuk tulisan harus
memperhatikan hal-hal berikut ini.
1) Bentuk tulisan harus komunikatif, jelas dan mudah dibaca;
2) Tulisan tidak terlalu penuh dalam satu bingkai gambar, sehingga
tulisan terlalu kecil sukar untuk dibaca;
3) Tulisan yang mempunyai jumlah huruf yang banyak, sebaiknya dibuat
dalam beberapa bingkai, atau pengungkapan yang tidak merupakan
kunci topik sebaiknya dibuat dalam bentuk audio;
30
4) Buatlah judul tulisan dengan membuat lebih, kontras dari butirbutir
penjelasannya, misalnya dengan memberi warna yang kontras, besar
huruf atau bentuk huruf yang berbeda;
5) Jangan sekali-kali menggunakan bentuk atau warna huruf lebih dari
dua atau paling banyak tiga warna atau beberapa macam. Sesudah
proses perencanaan selesai, maka langkah berikutnya adalah kegiatan
memproduksi.
Ada empat macam langkah dalam kegiatan produksi ini, yaitu:
(a) pengambilan gambar,
(b) proses mencuci film,
(c) penyusunan multi media pembelajaran, dan
(d) menyiapkan cara menggunakannya
(Nana Sudjana, 2001: 118-128).
Mengenai pengambilan gambar dapat dijelaskan:
a) Memilih kamera.
Kamera yang dipergunakan jenis kamera 35 mm. Khusus untuk
pengambilan gambar secara close-up atau reproduksi multi media
pembelajaran. Jadi, kita harus menggunakan kamera single lens.
Sebaiknya kita memilih kamera yang mempunyai pengaturan
bukan lensa (diafragma), setelan kecepatan bukaan lensa dan
fokus. Akan lebih baik lagi bila menggunakan kamera yang
mempunyai pengukur cahaya (light meter). Lebih mendalam
31
dalam penggunaan kamera ini sebaiknya pelajari bagian media
fotografi.
b) Perlengkapan pemotretan.
Bila diperlukan sediakan light meter untuk mengukur cahaya
yang jatuh pada objek. Gunakan tripod atau camera stand
terutama untuk mereproduksi atau untuk kecepatan bukaan lensa
yang rendah atau lambat. Blitz atau foto flood light dipergunakan
pengambilan objek di dalam ruangan. Lensa close-up (+ 1, +2, +
3) untuk pengambilan objek yang terlalu kecil. Shutter cable
(untuk membuka lensa secara remote) diperlukan pula bagi
keperluan pengambilan gambar yang harus dijaga dari goyangan
sewaktu membuka lensa. Hal ini bisa terjadi terutama sewaktu
kecepatan bukaan lensa terlalu lambat.
c) Pemilihan film.
Film yang harus dipilih adalah film Positif ukuran 35 mm.
Sesuaikan ASA film dengan sumber cahaya rata-rata sewaktu
pengambilan objek. Tentukan apakah film yang akan digunakan,
berwama atau hitam putih. Tentukan pula jumlah eksposur
(pengambilan gambar) yang dikehendaki untuk setiap rol, yang
disesuaikan dengan jumlah multi media pembelajaran yang akan
diproduksi. Perhatikan segala karakteristik film yang diberikan
oleh pabrik dalam setiap pengambilan objek.
32
d) Pengambilan objek secara close-up dan secara reproduksi.
Pengambilan objek secara close-up dan atau reproduksi banyak
dilakukan orang. Berilah catatan dalam bagian skrip mana yang
harus diambil secara close-up dari foto, majalah, buku-buku dan
sebagainya; begitu pula bagian mana yang harus diambil secara
reproduksi dari peta, bagan, atau karya grafis lainnya. Dalam
kedua kegiatan ini seharusnya kita menggunakan kamera single
lens, supaya kita bisa melihat objek yang akan diambil sesuai
dengan objek yang akan diambil oleh film. Dengan kamera jenis
ini pengaturan cahaya dan fokus serta diafragma akan langsung
dapat dilihat seperti aslinya pada waktu kita membidik objek.
Pengambilan objek judul atau titel dilakukan setelah kita
menyiapkan grafis huruf seperti dalam teknik produksi.
Sebaiknya pengambilan judul dilakukan: dengan menggunakan
tripod atau copystand serta kabel release shutter.
Periksalah komposisi gambar dari objek, melalui jendela
pengontrol dari kamera. Perhatikan cara pengaturan komposisi
seperti untuk memproduksi media grafis lainnya. Hal penting
yang harus dilakukan dalam pengambilan gambar dan setiap
objek, harus dalam komposisi horizontal.
e) Membuat jadwal pengambilan objek.
Seperti telah diutarakan dimuka bahwa pengambilan gambar
objek dalam multi media pembelajaran bisa dilakukan secara acak
33
(random). Oleh karenanya pengambilan gambar ini bisa
dilakukan dengan cara mengambil objek grafis terlebih dahulu
sampai selesai, kemudian pengambilan yang harus dengan
close-up, dan seterusnya pengambilan di alam sebenamya. Urutan
pengelompokan ini akan bergantung pada persiapan yang telah
dilakukan.
6) Menyiapkan ilustrasi atau diagram.
Buatlah gambar diagram atau grafis lainnya dalam karton ukuran
perbandingan mendatar 2 : 3. Rencana gambar dalam ruang
karton ini, harus dibuat dalam daerah sekitar 1,6 cm. arah ke
dalam dari setlap pinggiran karton.
Pilihlah warna, motif, atau bahkan ilustrasi yang akan
dipakai sebagai latar belakang untuk membuat judul. Untuk
membuat gambar atau diagram pilih warna yang akan membuat
rangsangan atau stimulus untuk diperhatikan serta mempunyai
hubungan dengan bagan, diagram atau gambar yang akan
ditampilkan. Pembuatan gambar atau judul yang menggunakan
huruf bisa pula dengan cara teknik overlay (tumpang tindih).
Lakukan pembuatan gambar, ilustrasi dan pewarnaan, dengan
melaksanakan prinsip-prinsip simplicity (kesederhanaan), unity
(kesatuan), emphasis (penekanan), balance (keseimbangan)
formal maupun informal, pembuatan garis, kejelasan ruang,
tekstur dan penggunaan warna.
34
Pencucian film dapat dijelaskan bila telah mempunyai
laboratorium sendiri pencucian bisa dilakukan sendiri. Namun untuk
satu kali pencucian kurang dari 50 rol film akan memakan biaya yang
tinggi. Sebaiknya pencucian dilakukan di toko foto studio. Hal-hal
yang jangan lupa diperhatikan dalam pencucian ini, adalah:
a) data karakteristik film jangan sampai hilang; misalnya: merknya,
ASA-nya, dan sebagainya.
b) tanyakan pada toko foto studio, apakah bisa atau biasa mereka
mencuci film positif untuk merk tersebut?
c) bila ‘ya’ jangan lupa komunikasikan data karakteristik film di atas,
terutama untuk film potongan.
d) tindakan yang paling baik adalah jangan menghilangkan kotak
pembungkus film yang memuat data film tersebut
Mengenai editing dapat dijelaskan setelah selesai pencucian
film, tentu harus kita periksa kualitas masing-masing gambar dengan
segala aspeknya. Umumnya pemeriksaan dilakukan di alas kotak kaca
susu yang disinari, sehingga gambar mana saja yang kita periksa
sudah baik dan bisa kita pakai. Bagi gambar yang kurang baik
hasilnya harus kita perbaiki kembali dengan cara memotretnya
kembali, atau dalam hal tertentu bisa kita ubah narasinya (komentar).
Gambar yang sudah baik bisa pula memungkinkan perubahan
terhadap komentar yang menyertainya. Dalam hal ini kita ubah
komentarnya dalam skrip. Akhirnya setelah perbaikan pada skrip dan
35
penyiapan gambar selesai, cobalah ukur dan atur waktu yang
diperlukan untuk penampilannya dengan cara membaca skrip
sebagaimana mestinya. Sedangkan mengenai cara menyiapkan dan
menggunakan multi media pembelajaran adalah sebagai berikut
program yang baru diproduksi harus disiapkan terlebih dahulu dalam
frame atau bingkai. Pemasangan dalam bingkai ada 3 cara.
a) Pertama, cara pemasangan dalam bingkai karton. Cara
pemasangan ini merupakan cara yang paling murah.
Kekurangannya dari cara ini bahwa bingkai mudah tertekuk dan
terlalu ringan untuk beberapa alat proyeksi yang menggunakan
drum (tempat multi media pembelajaran yang bulat).
b) Kedua, pemasangan dalam bingkai plastik. Cara ini mudah
memasangnya, tapi memerlukan biaya yang lebih, dari cara
pertama. Bingkai dengan plastik cukup berat untuk operasi jenis
proyektor yang menggunakan drum. Kekurangannya bahwa
bingkai plastik agak sukar untuk memberi identitas penomoran
atau judul.
c) Ketiga, pemasangan pada bingkai kaca. Cara ini suka,
mengaburkan gambar atau fokus; terlalu berat dan terlalu mahal;
cara pemasangan terlalu sukar. Bingkai ini mudah pecah bila
terjatuh. Cara ketiga ini jarang dipergunakan orang.
Film, tentunya sebelum dipasang harus dipotong-potong dahulu
dengan gunting pada garis batas setiap antara dua gambar. Sesudah
36
memasukkan dalam bingkai jangan lupa memberi identitas nomor dan
judul. Susunlah tampilan dalam multi media pembelajaran sesuai
dengan urutan yang telah ditetapkan dalam skrip. Kemudian
simpanlah multi media pembelajaran dalam kotak atau dalam plastik
transparan supaya mudah dilihat.
Cara pemasangan film dalam. bingkai bisa diikuti dengan cara berikut
ini.
a) Tetapkan muka bingkai multi media pembelajaran untuk bagian
depan. Muka bagian belakang biasanya ditandai dengan nomor
dan judul.
b) Periksalah, mana bagian belakang dari film dan mana bagian
depannya. Bagian depan film biasanya yang kusam, sedangkan
bagian belakangnya adalah bagian yang mengkilap.
c) Pasangkan film pada. bingkai dengan arah bagian depan film
dengan bagian depan bingkai, dan sebaliknya.
d) Segera beri nomor dan judul pada bagiam belakang bingkai
dengan posisi pada gambar berdiri.
Pemasangan multi media pembelajaran pada LCD proyektor adalah
dengan cara memasukkan multi media pembelajaran pada posisi
bagian belakang atau yang bertanda nomor dan judul mengarah ke kita
sehingga pada posisi membaca biasa.
2. Kesadaran Sejarah
37
a. Pengertian
Pengertian Kesadaran Sejarah (historical consciousness)
tercakup dalam beberapa istilah yang memiliki kandungan arti yang
sama seperti terdapat dalam istilah "Perasaan Sejarah" (historical
sence), "Pandangan", "Pemikiran" atau konstruksi sejarah (historical
mindedness) (Djoko Soeryo, 1989 : 5).
Kesadaran sejarah adalah refleksi sikap yang bersumber pada
kondisi kejiwaan yang menunjukkan tingkat penghayatan, pada makna
serta hakikat sejarah (I Gde WIdja, 1988 : 556).
Rumusan Kesadaran Sejarah seperti yang dikemukakan oleh
Djojo Soeryo secara teoritis membedakan pengertian kesadaran
sejarah sebagai gejala psikologis dan kesadaran sejarah sebagai gejala
sejarah.
Kesadaran Sejarah sebagai gejala psikologis dapat didefinisikan
sebagai "kontruksi" pemahaman terhadap pengalaman masa lalu.
Konsep pemahaman terhadap pengalaman masa lalu ditandai dengan
pemilikan perspektif waktu yang secara tajam mampu membedakan
dimensi masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Konsep
pemahaman terhadap pengalaman masa lalu ditandai juga penyusunan
akumulasi pengalaman masalah secara urut dalam ingatan (memory)
atau kesadaran.
Kesadaran Sejarah sebagai gejala sejarah dapat dikenali dengan
simbol-simbol monumental dari proses sejarah baik dalam bentuk
38
spiritual maupun material. Simbol-simbol monumental dari proses
sejarah dalam bentuk spiritual, contohnya: jiwa jaman, semangat
jaman, nilai-nilai kultur dan seterusnya. Sedangkan simbol-simbol
monumental dari proses sejarah dalam bentuk material, contohnya :
bangunan bermakna sejarah, bangunan monumental candi, lingga dan
seterusnya.
Simbol-simbol dari proses sejarah merupakan aktualisasi dari
hasil kesadaran kolektif pendukung sejarah dalam rentang waktu
tertentu. Antara kesadaran sejarah sebagai gejala psikologis dan
kesadaran sejarah sebagai gejala sejarah saling berkaitan.
Proses perkembangan pemberian arti sejarah diawali dari
sejarah, sebagai cerita sampai kepada sejarah sebagai kenyataan masa
lalu kemudian sejarah sebagai ilmu merupakan contoh kongkrit
keterkaitan kedua gejala. tersebut.
Menurut Soejatmoko, kesadaran sejarah merupakan suatu sikap
jiwa dan cara untuk menghadapkan diri dengan kenyataan, realitas
sosial dalam prespektif hari kini, di dalam perspektif hari lampau
tetapi juga perspektif hari depan (dalam G. Moedjanto, 1989: 14).
Menurut Dr. Ruslan Abdulgani, yang dimaksud dengan
kesadaran sejarah itu suatu sikap kejiwaan atau mental attitude dan
state of mind yang merupakan kekuatan untuk ikut aktif dalam proses
dinamikanya sejarah (dalam G. Moedjanto, 1989 : 13).
39
Dari keterangan Jan Bakker bahwa kesadaran sejarah adalah
keinsyafan seseorang menerima dari nenek moyangnya hasil kerja
mereka sebagai warisan yang harus dipelihara dan disempurnakan,
agar pada gilirannya hasil karya itu diteruskan kepada angkatan
berikutnya (dalam G. Moedjanto, 1989 : 14). Dari keterangan ini
dapat diartikan bahwa kesadaran sejarah ada pada seseorang bilamana
ia menginsyafi apa yang dimilikinya sekarang adalah warisan dari
nenek moyangnya yang berupa berbagai bentuk untuk budaya.
Atas dasar pengakuan tersebut maka ia berusaha untuk
memelihara, harta warisan budaya dan mewariskan serta
menyempumakan budaya warisan itu pada generasi berikutnya.
Dari beberapa rumusan pengertian kesadaran sejarah dapat
diambil kesimpulan, bahwa yang dimaksud dengan kesadaran sejarah
pada hakikatnya adalah suatu kondisi kejiwaan atau sikap jiwa
(mental attitude) yang menunjukkan tingkat penghayatan pada makna
dan hakikat sejarah, sehingga melahirkan dorongan untuk ikut aktif
dalam proses dinamikanya sejarah.
Gejala kesadaran sejarah ini tampak dalam bentuk : gejala
kognisi yang berupa, pengetahuan dan pemahaman sejarah serta gejala
konasi berupa kecenderungan, kesediaan atau keinsyafan dalam proses
dinamikanya sejarah.
Kesadaran sejarah sebagaimana telah diuraikan diatas berkaitan
erat dengan bagaimana seseorang tersebut memiliki rasa cinta
40
terhadap tanah airnya. Sebagaimana dituangkan dalam Garis-garis
Besar Haluan Negara, khususnya pada tujuan pendidikan nasional
yang perlu adanya upaya untuk menumbuhkan jiwa patriotik,
mempertebal rasa cinta tanah air meningkatkan semangat kebangsaan
dan kesetiakawanan sosial, serta kesadaran sejarah bangsa. Rasa cinta
tanah air akan muncul apabila seseorang memiliki bekal kesadaran
sejarah.
b. Indikator Kesadaran Sejarah.
Indikator kesadaran sejarah dikemukakan oleh beberapa ahli
sejarah yang dapat membantu dalam pengukuran tingkat kesadaran
sejarah siswa SMP Negeri 1 Mranggen Demak.
Menurut G. Moedjanto, indikator atau unsur-unsur yang
terkandung dalam kesadaran sejarah:
1) Keberanian berpijak pada fakta dan realita.
2) Keinsyafan akan continuity (kesinambungan) dari change
(perubahan).
3) Keinsyafan akan keharusan gerak maju yang terus menerus.
4) Berpikir kemasa depan dengan berpijak pada masa lalu.
5) Berkarya lebih baik daripada hari kemarin dapat mewariskan hasil
yang lebih baik pada angkatan berikutnya.
Kesadaran sejarah mengisyaratkan bahwa apa yang ada
sekarang adalah produk masa lalu. Senang atau tidak senang Bangsa
41
Indonesia adalah keturunan bangsa terjajah meskipun bangsa
Indonesia berjuang menghasilkan negara Indonesia yang merdeka.
Soedjatmoko menyatakan bahwa kesadaran sejarah merupakan
suatu gejala psikologis yang memperlihatkan taraf kematangan
tertentu. Dalam kesadaran sejarah memuat unsur-unsur:
1) Pengetahuan tentang fakta sejarah yang berkait dalam hubungan
kausal
2) Logika kesejarahan.
3) Hikmah kebijaksanaan dengan menggunakan masa lalu untuk
cermin membangun kehidupan sekarang.
4) Sikap menghadapkan diri dengan kenyataan (bukan impian).
5) Adanya dimensi waktu lampau, waktu kini dan waktu yang akan
datang yang memperlihatkan bahwa sejarah adalah suatu proses.
Jadi kesadaran sejarah mengandung keinsyafan pentingnya
sejarah berdasarkan fakta, bahwa kejadian yang satu dengan yang lain
terkait oleh hukum sebab akibat, masa lampau menghasilkan masa
kini, masa kini menghasilkan masa depan. Dalam kesadaran sejarah
terkandung sikap bersedia memanfaatkan masa lampau sebagai
sumber ilham menata kehidupan masa kini.
42
Pembentukan kesadaran sejarah dipengaruhi oleh berbagai
faktor pribadi yaitu : Lingkungan etnis, sosiokultural, politik, edukasi,
disamping faktor yang lain. Aktualisasi kesadaran sejarah pada proses
kehidupan berlangsung sosialisasi, edukasi, kulturasi, enkulturasi dari
kanak-kanak hingga dewasa. Dua pengalaman simbolis dan empiris
berperan penting dalam pembentukan kesadaran sejarah, terutama
dilingkungan anak didik.
Sesuai dengan perkembangan biologis dan psikologis dan
cakupan kesadaran sejarah akan dipengaruhi oleh lingkaran masa
kehidupan dari anak sampai dewasa. Ada proses evolusi pembentukan
kesadaran sejarah yang berlangsung dua tahap:
1) Tahap mitos - legendaris.
Kesadaran mitos - legendaris terdapat pada masyarakat tradisional
(yang masih sederhana tingkat kebudayaan dan peradabanya).
Pada tingkat ini kesadaran sejarah masih non historis atau
kesadaran sejarah non historis, salah satu cirinya ialah masih
belum ada pemilikan waktu yang jelas.
2) Tahap kesadaran histonis.
Kesadaran sejarah yang historis terdapat pada masyarakat yang
sudah maju dimana kesadaran sejarah sudah menggunakan
pemikiran perspektif waktu yang tajam dan bersikap kritis.
Evaluasi perkembangan kesadaran sejarah dapat identik dengan
proses perkembangan sejarah nasional terutama dalam perkembangan
43
sejarah Indonesia. Dimana terdapat proses integrasi dari sejarah lokal
yang dikenali dengan kesadaran sejarah lokal menuju kearah sejarah
nasional dengan proses modernisasi edukasi dan demokrasi yang
tumbuh dan berkembang dalam masyarakat Indonesia.
Dari unsur-unsur kesadaran sejarah yang dibahas terdapat
unsur-unsur yang dapat dimasukan ke dalam kelompok unsur
kecenderungan atau keinsyafan ikut aktif dalam proses dinamikanya
sejarah, adalah:
1) Kecenderungan, kesediaan atau keinsyafan ikut memelihara dan
melestarikan warisan budaya dalam bentuk material, misalnya
artifac, bangunan bermakna sejarah, bangunan monumental dan
lainnya.
2) Kecenderungan, kesediaan atau keinsyafan ikut memelihara dan
melestarikan warisan budaya dalam bentuk spiritual, misalnya
semangat jaman, adat istiadat, tradisi.
3) Kecenderungan, kesediaan atau keinsyafan berkarya (belajar)
yang lebih baik dari hasil kemarin demi kemajuan kehidupan
bangsa dan negara.
4) Kecenderungan, kesediaan atau keinsyafan ikut aktif dan berperan
sebagai agen pembaharu atau agen perubahan kearah kemajuan
(agent of change) demi kelangsungan kehidupan berbangsa dan
bernegara.
44
C. Kerangka Berpikir
Selama ini proses pembelajaran terutama IPS Sejarah masih banyak yang
bersifat konfesional, secara umum berpusat pada guru karena metode yang
dipakai ceramah. Padahal pelajaran sejarah mempunyai cakupan materi yang
banyak dan luas. Selain itu IPS sejarah mengandung peranan yang penting dalam
pross membentuk kesadaran siswa akan rasa nasiomalisme .
Untuk mencapai tujuan pembelajaran perlu pemilihan metode yang tepat.
Pemilihan metode yang tepat menentukan keberhasilan kegiatan belajar
mengajar. Pada kenyataannya di lapangan sebagian besar guru IPS Sejarah
dalam menyampaikan materi pelajar hanya menyampaikan fakta-fakta sejarah
berupa urutan tahun dalam peristiwa sejarah dengan menggunakan media
ceramah saja dan tanpa menggunakan media pembelajaran; sehingga
pembelajaran IPS Sejarah terasa membosankan.
Dalam poses pembelajaran guru dituntut selalu kreatif dan inofatif sehingga
permasalahan yang terkait dengan materi, waktu, kemampuan siswa dan lain-lain
dapat diatasi sehingga tujuan pembelajaran dapat berhasil optimal. Pembelajaran
dengan multi media diharapkan menjadi alternatif dan dapat membantu guru IPS
45
sejarah didalam memberikan pemahaman materi pada siswa sehingga siswa
benar-benar mempunyai kesadaran bersejarah yang baik.
D. Hipotesis
Untuk kepentingan penelitian ini maka hipotesis kerja penelitian yang
diambil adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara penggunaan metode
ceramah dengan multi media dengan metode ceramah tanpa multi media dalam
pembelajaran IPS Sejarah terhadap kesadaran sejarah siswa kelas VII SMP
Negeri 1 Mranggen Demak tahun pelajaran 2005-2006.
46
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian dengan pendekatan kuantitatif.
Penelitian ini bersifat kuantitatif yaitu data-data yang diperoleh dianalisis dengan
rumus-rumus statistik untuk memperoleh kesimpulan. Karena dalam penelitian
ini penulis ingin mengetahui suatu sampel yang akan diteliti kemudian
menentukan sampel mana yang paling baik, maka pendekatan penelitian yang
sesuai adalah eksperimen. Pada penelitian ini digunakan instrumen berupa angket
untuk pengambilan nilai tingkat kesadaran sejarah siswa Kelas VII SMP Negeri 1
Mranggen Demak tahun pelajaran 2005 – 2006.
Pola penelitian ini bersifat ekperimental dengan pola M-G (Matched Group
Designs) yaitu dengan mengadakan keseimbangan kondisi terhadap kedua kelompok
(kelompok kontrol dan kelompok eksperimen). Pola M-G pada penelitian ini
menggunakan teknik penyeimbang rata-rata nilai hasil belajar siswa kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen sebelum diadakan penelitian lebih lanjut. Penelitian ini
menggunakan true experimental design dengan postest only control design. Desain
eksperimen penelitian digambarkan sebagai berikut:
NILAI
Eksperimen
Kontrol
Metode Ceramah Dengan Multi media
Metode Ceramah Tanpa Multi media
Kesadaran
Sejarah
47
Gambar 3.1 Desain Eksperimen Penelitian
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit
mempunyai sifat yang sama (Sutrisno Hadi, 1985 : 171). Dari pengertian
diatas populasi yang digunakan dalam penelitian adalah semua individu yang
sedang diselidiki dan paling sedikit mempunyai kesamaan sifat. Dalam
penelitian ini peneliti menetapkan populasi yang akan dijadikan sebagai
obyek penelitian adalah siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Mranggen Demak
tahun pelajaran 2005 - 2006, dengan jumlah populasi sebagai berikut:
Tabel 3.1 Populasi Kelas VII SMP Negeri 1 Mranggen Demak Tahun
Pelajaran 2005 - 2006
NO KELAS JUMLAH
1 VII – A 40
2 VII - B 40
3 VII – C 40
4 VII – D 40
5 VII – E 40
6 VII – F 40
7 VII – G 40
8 VII – H 40
Jumlah 320
Sumber: Data sekunder SMP Negeri 1 Mranggen Demak, 2005
48
Dari populasi tersebut diambil sampel dua kelas untuk kelas eksperimen
dan kelas kontrol serta satu kelas uji coba instrumen. Instrumen yang diuji
cobakan adalah angket.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diselidiki (Sutrisno Hadi, 1985 : 22). Dalam penelitian ini tidak semua populasi yang ada dijadikan obyek penelitian, karena disamping memerlukan tenaga banyak juga memerlukan waktu yang lama. Untuk itu peneliti hanya mengambil sebagian dari populasi. Sebagian populasi yang diambil untuk penelitian dinamakan sampel. Pengambilan sampel tersebut dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Berdasarkan data dokumentasi lampiran 1, tentang hasil belajar kedua kelas tersebut adalah: Tabel 3.2 Rincian Hasil Test Keseluruhan Populasi
No Kelas Nilai Rata rata
1 VII – A 7.815 2 VII – B 7.673 3 VII – C 7.768 4 VII – D 7.430 5 VII – E 7.788 6 VII – F 7.705 7 VII – G 7.595 8 VII – H 7.660 Total Rata-rata Keseluruhan 7.679
Sumber: Data sekunder SMP Negeri 1 Mranggen Demak, 2005
Uji homogenitas untuk proses pengambilan kelas kontrol dan kelas
eksperimen dilakukan dengan pengambilan nilai sejarah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Mranggen Demak. Berdasarkan hasil uji homogenitas seperti pada lampiran dua didapatkan kedelapan kelas tersebut adalah homogen, artinya peneliti dapat mengambil dua kelas sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol secara acak atau bebas.
3. Pola Kerja Penelitian
Pola penelitian ini bersifat eksperimental dengan pola M-G (Matched
Group Designs) yaitu dengan mengadakan keseimbangan kondisi terhadap
kedua kelompok (kelompok kontrol dan kelompok eksperimen). Pola M-G
49
ini menggunakan tehnik, perbandingan rata-rata nilai pre test kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen sebelum diadakan perlakuan atau
eksperimen lebih lanjut. Adapun langkah-langkah dalam mengadakan
keseimbangan kondisi adalah:
a. Menentukan Mean Matching kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen
1. Mean kelompok kontrol
Rumus:
M = NkΣ
2. Mean kelompok eksperimen
Rumus:
M = NeΣ
Keterangan: M = mean
Σ = jumlah nilai
N = jumlah subyek
b. Menyeimbangkan Variansi (uji homogenitas varians) dari kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen.
Rumus:
F (nb - 1), (nk - 1) = k
b
VV
Keterangan: V : varians
Vb : varians yang terbesar
50
Vk : varians yang terkecil
nb dan nk : masing-masing jumlah subyek
Setelah diketahui bahwa nilai dari delapan kelas yang diteliti adalah
homogen, selanjutnya dilakukan pengambilan sampel dengan
menggunakan teknik cluster random sampling dengan pengambilan kelas
sebanyak dua kelas, kelas yang diteliti sebagai sampel adalah kelas VII-B
sebagai kelas kontrol dan VII-H sebagai kelas eksperimen.
C. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan true
experimental design dengan postest only control design yakni dengan metode
pengambilan sampel dengan cluster random sampling dan setelah didapat dua
kelas, satu kelas diberi perlakuan pembelajaran metode ceramah dengan
menggunakan multi media, dalam penelitian ini disebut dengan kelas
eksperimen, disitu kelas menggunakan multi media pembelajaran. Untuk dapat
mengatakan adanya pengaruh kesadaran sejarah digunakan kelas pembanding
yakni kelas kontrol. Kelas kontrol merupakan kelas yang diberi perlakuan
pembelajaran metode ceramah tanpa menggunakan multi media, disitu kelas
tidak menggunakan multi media pembelajaran.
Penelitian dilanjutkan dengan menggunakan angket sebagai alat
pengambilan data. Sebelum dilakukan pengambilan data pada kelas kontrol
maupun kelas eksperimen, angket tersebut diujikan pada kelas uji coba.
Pengambilan data pada kelas uji coba ini dilakukan untuk mengetahui validitas
51
dan reliabilitas instrumen penelitian. Kelas uji coba diambil kelas VII-A,
pengambilan kelas uji coba di luar kelas kontrol dan eksperimen dimaksudkan
supaya soal per item tetap terjaga dari diketahuinya soal oleh kelas sampel.
Kelas kontrol, kelas eksperimen dan kelas uji coba memiliki perlakuan yang
berbeda.
Tabel 3.3 Perbedaan perlakuan kelas kontrol, eksperimen dan kelas uji coba
Perlakuan
Kelas Uji Coba Tidak dilakukan perlakuan
Kelas Kontrol Metode ceramah tanpa multi media
Kelas Eksperimen Metode ceramah dengan multi media
D. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel, yaitu variabel bebas dan
variabel terikat atau tergantung. Variabel tergantung merupakan suatu akibat
yang keadaannya dipengaruhi oleh variabel bebas. Sedangkan variabel bebas
adalah variabel yang secara sengaja dipelajari pengaruhnya terhadap variabel
tergantung (Suharsimi Arikunto, 1989: 93). Kedua variabel tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut.
1. Variabel Bebas
Pada penelitian ini variabel bebas adalah penggunaan metode ceramah
dengan multi media (X1) dan metode ceramah tanpa multi media (X2).
52
Penggunaan multi media dikenakan pada kelompok eksperimen dan tanpa
multi media dikarenakan pada kelompok kontrol.
2. Variabel Terikat
Pada penelitian ini variabel terikatnya adalah tingkat kesadaran sejarah (Y),
baik dari kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
3. Definisi Operasional Variabel
a) Ceramah dengan Multi Media:
Cara penyampaian materi pelajaran sejarah dengan berbicara
(menerangkan atau ceramah) diselingi dengan menggunakan bantuan
multi media pembelajaran yang ditampilkan pada layar melalui LCD
proyektor.
b) Ceramah Tanpa Multi Media:
Cara penyampaian materi pelajaran sejarah dengan kegiatan berbicara
dan disertai dengan menulis di papan tulis tanpa diselingi menggunakan
bantuan multi media pembelajaran. Cara ini merupakan cara
penyampaian proses pembelajaran yang biasa disajikan oleh guru-guru
di sekolah.
c) Kesadaran Sejarah:
Sikap siswa dalam melestarikan warisan budaya, arif, bijaksana,
keteladanan dan punya perspektif waktu yang akan datang.
E. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini digunakan dua metode dalam pengumpulan data, yaitu
metode dokumentasi dan metode angket yang diambil setelah memberikan
perlakuan terhadap sampel.
53
1. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah cara mengumpulkan data sekunder melalui
dokumen tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan juga buku-buku tentang
pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum dan lain-lain yang berhubungan
dengan penyelidikan (Handari Nawawi, 1987 : 133). Dalam penelitian ini
metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang:
a. Jumlah siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Mranggen Demak tahun pelajaran
2005-2006.
b. Nilai-nilai dari populasi penelitian sekaligus nilai-nilai sampel yang
digunakan dalam penelitian kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Penggunaan metode dokumentasi dalam penelitian ini didasarkan pada
pertimbangan:
a. Pengambilan data dokumen mudah diperoleh, dan
b. Dokumen telah tersusun secara sistematis dan otentik serta kebenarannya
dapat dipertanggungjawabkan.
Untuk mengambil data awal, dalam hal ini data nilai untuk delapan kelas,
diuji homogenitas pada saat pengambilan kedua sampel.
2. Metode Angket
Menurut Maman Rachman, test adalah alat pengumpulan informasi dengan cara
menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab
secara tertulis pula oleh responden (Maman Rachman, 1988:
70). Test pada penelitian ini menggunakan angket yang
digunakan guna pengambilan nilai kesadaran sejarah setelah
54
kedua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen diberi
perlakuan masing-masing pembelajaran metode ceramah dengan
menggunakan multi media pada kelas eksperimen dan
pembelajaran metode ceramah tanpa menggunakan multi media
pada kelas kontrol.
F. Penyusunan Perangkat Angket
Langkah yang ditempuh dalam penyusunan perangkat test penelitian ini
adalah :
1. Menentukan jumlah waktu yang disediakan untuk mengerjakan angket
Untuk angket pertama waktu yang disediakan adalah 90 menit untuk
mengerjakan soal angket obyektif sebanyak 40 item.
2. Menentukan tipe soal dan jumlah item soal.
Jumlah soal adalah 40 soal tiap angket, sehingga jika disediakan waktu 90
menit tiap soal mendapat jatah waktu sekitar 2 menit.
Penyusunan instrumen untuk mengukur kesadaran sejarah ini dilakukan
peneliti sendiri dengan menggunakan indikator-indikator yang telah
ditetapkan. Instrumen ini terdiri 40 butir soal, berupa pertanyaan positif dan
negatif dengan lima alternatif jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S),
ragu-ragu (RR), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Skor untuk
pernyataan positif berturut-turut 5, 4, 3, 2, dan 1 sedang untuk pernyataan
negatif berturut-turut 1, 2, 3, 4, dan 5.
3. Menentukan komposisi jenjang kemampuan atau pengetahuan.
55
Kemampuan atau pengetahuan ini terdiri dari tiga jenjang untuk test
kesadaran bersejarah dengan komposisi:
a) Aspek ingatan (C1) : 44 %
b) Aspek pemahaman (C2) : 36 %
c) Aspek analisis (C3) : 20 %
4. Membuat kisi-kisi angket
Dalam kisi-kisi soal yang dibuat, dicantumkan hal-hal sebagai berikut:
a) Bentuk atau tipe soal yang digunakan.
b) Ruang lingkup dari pengetahuan yang akan diujicobakan.
c) Komposisi jenjang pengetahuan atau aspek tingkah laku yang diukur.
(Suharsimi Arikunto, 1992 : 120-134)
Kisi-kisi dibuat kemudian dibuat instrumen angketnya. Instrumen angket
kesadaran sejarah terdapat dalam lampiran 3. kisi-kisi yang dibuat didasarkan
pada rincian sebaran soal pada angket yang telah dibuat sebelumnya. Proses
pengambilan data dan analisisnya dihimpun pada saat pelaksanaan penelitian.
Pada saat penelitian tiap aspek yang diperlihatkan akan diuji menjadi satu
sebagai tingkat kesadaran dalam bersejarah siswa. Sehingga tingkat kesadaran
siswa dalam bersejarah pada penelitian ini diuji secara menyeluruh melalui hasil
angket dengan membedakan hasil uji beda dari kesadaran bersejarah kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Pelaksanaan penelitian ini untuk mengetahui cara
penyampaian pembelajaran sejarah guna meningkatkan tingkat kesadaran
sejarah. Sehingga beberapa sebaran diskripsi penelitian yang diolah dijadikan
56
sebuah variabel guna pengukuran tingkat kesadaran sejarah melaui media
pembelajarannya.
Perincian sebaran soal yang dijadikan sebagai alat pengambilan data dalam
penelitian ini terdiri dari beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut dapat dilihat pada
tabel 3.4 berikut:
Tabel 3.4 KISI-KISI ANGKET KESADARAN SEJARAH
Indikator Ranah Jumlah
Soal
Prosen
tase Kognitif Afektif Psikomotor
Memiliki perspektif waktu 6 2,14,12,28,
40, 26
12,5%
Mengenal/ mengerti dan
dapat melokasikan obyek
sejarah
4 9,15,27,
33
10%
Menghayati prinsip sebab
akibat yang berhubungan
dengan waktu
6 3, 24, 25, 39,
21, 19
15%
Bersikap arif dan bijaksana 6 1,10,12,32,
34, 30,
15%
Menghormati para
pahlawan
5 13,16,20,
26, 36
15%
Menerima/memelihara dan
menyempurnakan dan
melestarikan peninggalan
sejarah
6 4,5,6,8,18,38 15%
Mengembangkan sikap
keteladanan
7 7,11,17,29,
30,31,37
17,5%
Jumlah Soal 10 17 13 40 100%
57
Kisi-kisi yang telah dibuat kemudian dibuat instrumen angketnya.
Instrumen angket kesadaran sejarah terdapat dalam lampiran 3.
G. Uji coba instrumen penelitian
Setelah perangkat angket disusun, maka dilakukan uji coba (try out) untuk
mengetahui validitas, indeks kesukaran soal, daya pembeda soal, dan reliabilitas.
Perangkat angket ini diujicobakan terhadap siswa yang tidak termasuk dalam
sampel penelitian dan siswa yang sudah mendapatkan materi pokok bahasan
yang akan diujikan. Subyek yang digunakan untuk test uji coba adalah siswa
kelas VII-A SMP Negeri I Mranggen Demak tahun pelajaran 2005-2006,
sejumlah 40 siswa.
Alasan kelas VII-A SMP Negeri I Mranggen Demak digunakan untuk uji
coba perangkat test adalah:
a. Kelas tersebut tidak termasuk dalam sampel, sehingga dapat menghindari
kemungkinan terjadinya kebocoran soal terhadap kelas yang dipakai untuk
sampel penelitian. Apalagi kelas tersebut ada pada unit yang berbeda
sehingga kemungkinan kebocoran soal sangat kecil.
b. Kelas tersebut sudah mendapatkan materi pokok bahasan yang diujicobakan
yaitu "Proses Islamisasi di Indonesia".
Setelah perangkat tes diuji cobakan, langkah selanjutnya dilakukan
analisis. Tujuannva agar supaya instrumen yang dipakai untuk memperoleh data
benar-benar dapat diandalkan dan dipercaya. Analisis perangkat uji coba
meliputi:
58
a. Uji Validitas Data
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen. Menurut Suharsimi Arikunto (1990:63),
sebuah angket dikatakan valid apabila angket tersebut dapat mengukur apa
yang hendak diukur.
Dalam penyusunan angket perlu diperhatikan validitas butir soal.
Sebuah butir soal dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar
terhadap skor total, karena skor pada butir angket menyebabkan skor total
menjadi tinggi atau rendah. Dengan demikian skor butir angket mempunyai
kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran ini dapat dikatakan korelasi,
sehingga untuk menentukan validitas masing-masing soal pada angket,
digunakan rumus korelasi product moment, yaitu:
}Y)(Y}{NX)(X{NY)X)((XYNr
2222XYΣ−ΣΣ−Σ
ΣΣ−Σ=
Keterangan :
X = skor soal yang dicari validitasnya
Y = skor total
N = jumlah peserta tes
(Suharsimi Arikunto, 1993:138)
Secara statistik data hasil uji coba dapat dilihat pada lampiran 4,
angka korelasi yang diperoleh harus dibandingkan dengan dengan angka
kritik tabel korelasi nilai r (Effendi, 1989:139). Tabel ini dapat dilihat dalam
lampiran 4. Cara melihat angka kritik ini digunakan derajad kebebasan N-1.
59
Dan hasil perhitungan validitas untuk instrumen kesadaran bersejarah
dari 40 item angket, ternyata didapatkan 39 item angket yang valid, yaitu soal
nomor : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21,
22, 23 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 34, 33, 35, 37, 38, 39, 40. Sedangkan
item angket yang tidak valid adalah nomor : 36, seperti pada lampiran 5.
b. Reliabilitas
Reliabilitas adalah keajegan atau ketetapan. Suatu alat ukur dikatakan
memiliki reliabilitas yang baik jika alat tersebut dapat dipercaya, konsisten,
stabil, dan produktif (Purwanto, 1986 : 136). Dalam penelitian ini rumus yang
digunakan adalah K - R21. Rumus ini memiliki spesifikasi untuk mengukur
reliabilitas perangkat angket obyektif pilihan ganda dengan altematif jawaban
lebih dari dua. Rumusnya adalah sebagai berikut:
r11 = ⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ −⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
− 1V.k)Mk(M
1kk
Keterangan: r11 = Reliabilitas instrumen
K = Banyaknya butir pertanyaan pada angket
M = Skor rata rata
V = Varians total, besarnya dicari dengan rumus
V = N
N)Y(Y
22 Σ−Σ
Dengan: ΣY2 = jumlah skor kuadrat
(ΣY)2 = kuadrat jumlah skor
N = jumlah peserta test (Suharsimi Arikunto, 1992 : 157)
60
Hasil perhitungan r11 dikonsultasikan ke table r product moment
dengan N adalah jumlah siswa peserta test uji coba dan taraf nyata 5%. Bila
r11 dihitung lebih besar dari r tabel, maka dipat dikatakan bahwa perangkat
test adalah reliabel.
Dari hasil perhitungan uji reliabilitas dengan Cronbach's Alpha lihat
lampiran 5, dapat dijelaskan sebagai berikut: nilai Cronbach's Alpha sebesar
0,932 ternyata diperoleh r11 sebesar 0,3611 sedangkan r kritik product
moment untuk N = 40 dengan derajad kebebasan N-2 = 38 dan taraf
signifikasi 5% diperoleh nilai kritik sebesar 0,312. Karena r11 = 0,932 lebih
besar dari r tabel = 0,312, maka dapat dikatakan bahwa perangkat test yang
diujicobakan adalah reliabel.
Dari hasil perhitungan validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda,
dan reliabilitas, didapatkan angket yang terpilih sebagai alat pengambilan
data. Dari 40 soal yang diujicobakan, didapat soal yang memenuhi syarat
sebanyak 39 item angket.
Secara lengkap hasil analisis dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut ini.
Tabel 3.5 KISI-KISI ANGKET KESADARAN SEJARAH
Indikator Ranah Jumlah
Soal
Prosen
tase Kognitif Afektif Psikomotor
Memiliki perspektif waktu 6 2,14,12,28,
40, 26
12,5%
Mengenal/ mengerti dan
dapat melokasikan obyek
sejarah
4 9,15,27,
33
10%
61
Menghayati prinsip sebab
akibat yang berhubungan
dengan waktu
6 3, 24, 25, 39,
21, 19
15%
Bersikap arif dan bijaksana 6 1,10,12,32,
34, 30,
15%
Menghormati para
pahlawan
4 13,16,20,
26
15%
Menerima/memelihara dan
menyempurnakan dan
melestarikan peninggalan
sejarah
6 4,5,6,8,18,38 15%
Mengembangkan sikap
keteladanan
7 7,11,17,29,
30,31,37
17,5%
Jumlah Soal 10 16 13 39 100%
Hasil uji validitas dan reliabilitas membuat nilai dari kisi-kisi yang telah
diujikan kemudian dibuat disesuaikan instrumen angketnya. Instrumen angket
kesadaran sejarah terdapat dalam lampiran 5.
H. Tahap-tahap Penelitian
1. Tahap Persiapan
a. Membuat satuan pelajaran sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
Jatah waktu untuk menyelesaikan materi tersebut 4 kali pertemuan. Satu
kali pertemuan = 2 x 45 menit atau 90 menit.
b. Menyiapkan angket sebagai alat evaluasi
c. Menyiapkan format observasi kegiatan belajar mengajar dengan
penggunaan media media.
62
d. Menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
e. Menentukan kelas kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan
terlebih dahulu diberikan test berupa pre test pada populasi untuk
mendapatkan nilai rata-rata tiap kelas
f. Melakukan uji coba perangkat test, siswa kelas VII-A SMP Negeri II
Mranggen Demak tahun pelajaran 2004 – 2005
g. Menganalisis hasil uji coba sebagai pedoman dalam pelaksanaan
eksperimen.
h. Menganalisis hasil uji coba sebagai pedoman dalam pelaksanaan
eksperimen.
i. Dilakukan uji-t matching untuk menyamakan kondisi awal kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen
2. Tahap Pelaksanaan
a. Setelah ditentukan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen,
kemudian diadakan analisis hasil pre test dengan uji-t matching.
b. Mengisi format observasi selama berlangsungnya kegiatan belajar
mengajar yang dieksperimenkan.
c. Melaksanakan test kesadaran sejarah kepada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen.
I. Pelaksanaan Metode Ceramah dengan Menggunakan Multi Media dan
Tanpa Menggunakan Multi Media
1. Metode Ceramah dengan Menggunakan Multi Media
63
Metode ceramah dengan menggunakan multi media dikenakan pada
kelas VII-H. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
a. Guru memberikan apresiasi sebagai awal dari pertemuan yaitu dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada materi yang
akan disajikan.
b. Guru menyampaikan materi menggunakan media-media seperti yang
terdapat dalam satuan pelajaran, diselingi dengan memberikan beberapa
pertanyaan pada siswa.
c. Selama KBM siswa memperhatikan dan mencatat materi penting yang
disampaikan guru.
d. Bersama-sama siswa guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah
diajarkan.
e. Pada menit terakhir pelaksanaan proses belajar mengajar guru
menyampaikan pada siswa materi pelajaran yang akan diberikan dengan
menggunakan multi media pada pertemuan yang akan datang.
2. Metode Ceramah Tanpa Menggunakan Multi Media
Metode ceramah tanpa menggunakan multi media dikenakan pada
kelas VII-B. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
a. Guru memberikan apresiasi sebagai awal dari pertemuan yaitu dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada materi yang
akan disajikan.
64
b. Guru menyampaikan materi seperti yang terdapat dalam satuan
pelajaran, diselingi dengan memberikan beberapa pertanyaan pada
siswa.
c. Selama KBM siswa memperhatikan dan mencatat materi penting yang
disampaikan guru.
d. Bersama-sama siswa guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah
diajarkan.
e. Pada menit terakhir pelaksanaan proses belajar mengajar guru
menyampaikan pada siswa materi pelajaran yang akan diberikan dengan
menggunakan media media pada pertemuan yang akan datang.
J. Analisis Data
1. Analisis Diskriptif
Untuk menguji kedua kelas homogen atau tidak pada saat sebelum diberi
perlakuan sehingga dapat melakukan uji banding t atu t’. Pengujian tingkat
kesadaran siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan masing-
masing dengan ubahan mencari analisis deskriptif berupa harga rerata,
simpangan baku, modus, median, serta distribusi frekuensi. Distribusi
frekuensi data dibuat dengan cara membuat kelas interval. Untuk itu
berdasarkan nilai mean idean (M1) dan standart deviasi (SD) maka dapat
dibuat pengelompokkan data dalam empat kategori sebagai berikut:
(M+1,5 SD) Ke atas = Tinggi
(M sampai dengan M+1,5 SD) = Cukup
65
(M-1,5 SD sampai dengan M) = Kurang
(M-1,5 SD) Ke bawah = Rendah
Dengan menggunakan norma seperti di atas, maka dapat ditentukan
kecenderungan masing-masing ubahan penelitian. Kecenderungan tersebut
ditentukan dengan membandingkan nilai rerata observasi dengan norma
yang telah ditentukan.
Nilai tertinggi akan diperoleh jika responden menjawab dengan alternatif
jawaban tertinggi pada semua jawaban ins trumen, sedangkan nilai terendah
akan diperoleh jika responden menjawab dengan alternatif jawaban terendah
pada semua jawaban instrumen.
2. Uji Hipotesis
a. Uji Normalitas
Sebelum data yang diperoleh dari lapangan dianalisis lebih lanjut,
terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Tujuan dari uji normalitas
adalah untuk mengetahui apakah data nilai post test kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang
digunakan adalah Chi Kuadrat:
χ2 = fh
fhfo 2)( −Σ
Keterangan: fo = frekuensi yang diperoleh
fh = frekuensi yang diharapkan
χ2 = Chi Kuadrat
66
Kriteria:
Jika χ2 hasil perhitungan lebih kecil dari χ2 tabel dengan taraf
signifikan 5%, dan derajad kebebasan (k - 1), maka disimpulkan
data-data terdistribusi secara normal (Sutrisno Hadi, 1990 : 346).
Sedangkan dalam Sudjana (2001: 467) uji normalitas dengan statistik
uji Lilliefors diperlihatkan tabel nilai kritis untuk uji Lilliefors, disana
terlihat bahwa sampel yang mempunyai ukuran lebih dari 30 telah
terdistribusi normal. Tabel nilai kritis untuk uji Lilliefors dapat dilihat
pada lampiran tabel uji Lilliefors.
Dalam penelitian ini digunakan perhitungan dengan menggunakan
SPSS 15.00 for Windows untuk mengetahui lebih jelas tentang
normalisasi data kelas kontrol dan kelas eksperimen.
b. Uji Homogenitas
Untuk menguji kedua kelas homogen atau tidak, kelas diberi
perlakuan sehingga dapat melakukan uji banding t.
Rumus uji statistik : MeanofErrordartS
xxt
tan21 −=
Sedangkan asumsi yang digunakan adalah sebagai berikut.
Ho diterima jika t ≤ t1-1/2α,n-1
Pengujian hipotesis kesadaran sejarah setelah dikenai perlakuan
kepada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berupa nilai hasil
pengisian angket. Adapun rumus Standart Error Of Mean tersebut
adalah:
67
Standart Error Of Mean = ( ) ( )
( )1
2212
21
−
−−−∑ ∑
nnn
XXXX
Keterangan:
Mk = mean kelompok kontrol
Me = mean kelompok eksperimen
SD2 Mk = varians kelompok kontrol
SD2 Me = varians kelompok eksperimen
r2 xy = koefisien korelasi antara skor matched faktor dengan
skor treatment (Sutrisno Hadi, 1994 : 484).
Pada penelitian ini skor matched faktor adalah nilai pelajaran
sejarah yang diperoleh kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Sedangkan skor treatment adalah skor yang diperoleh dari nilai post
test dalam pengisian angket kesadaran sejarah untuk kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen. Rumus yang digunakan untuk mencari
koefisien korelasi antara skor matched faktor dengan skor treatment
adalah:
r xy = [ ][ ]2222 )Y(YN)X(XN)Y).(X(XY.NΣ−ΣΣ−Σ
ΣΣ−Σ
Keterangan:
r xy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
XY = Jumlah perkalian antara variabel X dan Y
X = Jumlah nilai variabel X (nilai post test)
Y = Jumlah nilai variabel Y (nilai matched faktor)
68
X2 = Jumlah kuadrat skor X
y2 = Jumlah kuadrat skor Y
N = Jumlah subyek (Suharsimi Arikunto, 1993 : 138).
Jika harga t observasi atau t hitung sudah diketahui, kemudian
dikonsultasikan dengan tabel nilai t. Derajat kebebasannya (n1 + n2 -
2) = (40 + 40 - 2) = 78, karena jumlah subjeknya masing-masing 40
siswa. Pada taraf signifikansi 5% tidak terdapat db 78, maka dicari
dengan teknik interpolasi nilai dari taraf signifikansinya, yaitu antara
db 60 dengan 120. dari hasil perhitungan interpolasi diperoleh nilai t
tabel dengan taraf signifikansi 5% adalah 1,994. Kriteria pengujian
adalah :
1) Jika harga t hitung yang diperoleh lebih besar dibandingkan
dengan t tabel, berarti t hitung sudah signifikan. Hal ini berarti
hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima.
2) Jika harga t hitung yang diperoleh lebih kecil dibanding, dengan t
tabel, berarti t hitung tidak signifikan. Hal ini berarti hipotesis nol
diterima dan hipotesis alternatif ditolak.
Pada penelitian ini digunakan SPSS sebagai alat bantu
pengolahan data. Output dari hasil pengolahan akan digunakan untuk
melakukan analisis terhadap data yang sudah diperoleh.
69
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Pelaksanaaan Eksperimen
Pola penelitian ini bersifat eksperimental dengan pola M-G (Matched
Group Design), yaitu dengan mengadakan penyamaan kondisi terhadap dua
kelompok (kelompok kontrol dan kelompok eksperimen). Pola M-G ini
menggunakan teknik penyamaan rata-rata nilai sejarah kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen sebelum diadakan perlakuan atau eksperimen
lebih lanjut.
Penyamaan rata-rata nilai kelompok pada populasi dilakukan dengan
menggunakan F-test (hasil perhitungan dengan SPSS dapat dilihat seperti
pada lampiran 2a). Dari hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi =
0,683. karena nilai signifikansi hasil perhitungan lebih besar dari α (5%)
maka dapat disimpulkan rata-rata nilai semua kelas tersebut adalah
homogen. Sehingga sistem pengambilan sampel yang digunakan dapat
dipilih kelas secar bebas (cluster random sampling).
Untuk mengetahui bahwa antara kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen mempunyai keadaan awal yang sama, selanjutnya dilakukan uji
homogenitas antara ke dua kelas. Dari hasil perhitungan seperti pada
lampiran 2b diperoleh nilai Fhitung sebesar = 1,00122, kemudian
dibandingkan dengan Ftabel yang diperoleh sebesar = 1,70 maka dapat
70
dikatakan nilai dari dua kelas tersebut benar-benar homogen. Selanjutnya
dilakukan eksperimen yaitu pemberian treatment pada kelompok
eksperimen dengan menerapkan metode ceramah yang menggunakan multi
media dalam proses belajar mengajar. Kemudian diadakan post test dari
kedua kelompok sampel untuk mengetahui prestasi belajar kedua kelompok
setelah dilakukan eksperimen. Adapun pelaksanaan metode ceramah yang
tanpa mengunakan multi media pada kelompok kontrol dan metode ceramah
yang menggunakan multi media pada kelompok eksperimen adalah sebagai
berikut:
a. Metode ceramah yang menggunakan multi media dikenakan pada
kelompok eksperimen, yaitu kelas VII-H. Pada awal pertemuan guru
memberikan apresiasi yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang mengarah pada materi yang akan disajikan. Selanjutnya guru
menyampaikan materi seperti terdapat dalam satuan pelajaran dengan
metode ceramah dengan menggunakan multi media yang diselingi
dengan memberikan baberapa pertanyaan pada siswa. 15 menit terakhir
guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi yang disampaikan.
Pada menit yang terakhir guru menyampaikan pada siswa materi yang
akan disajikan pada pertemuan yang akan datang.
b. Metode ceramah tanpa mengunakan multi media dikenakan pada,
kelompok kontrol yaitu kelas VII-B. Adapun langkahnya adalah pada
awal pertemuan guru memberikan apresiasi yaitu dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada materi yang akan disajikan.
71
Selanjutnya guru menyampaikan materi seperti terdapat dalam satuan
pelajaran dengan metode ceramah yang diselingi dengan memberikan
baberapa pertanyaan pada siswa. Selama KBM siswa memperhatikan
dan mencatat materi penting yang disampaikan guru. 15 menit terakhir
guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi yang disampaikan dan
mengajukan beberapa pertanyaan pada angket. Pada menit yang
terakhir guru menyampaikan pada siswa materi yang akan disajikan
pada pertemuan yang akan datang.
c. Pengujian tingkat kesadaran siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
Data hasil penelitian kelas eksperimen dan kelas kontrol (lampiran 7a
dan 7b) diolah dengan SPSS secara diskriptif dengan output seperti
pada lampiran 8.
Pengujian tingkat kesadaran siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
dilakukan masing-masing dengan ubahan mencari statistik deskriptif
didasarkan nilai mean (M1) dan standart deviasi (SD) dengan
mengelompokkan data dalam empat kategori (lihat lampiran 8):
(M+1,5 SD) Ke atas = Tinggi
(M sampai dengan M+1,5 SD) = Cukup
(M-1,5 SD sampai dengan M) = Kurang
(M-1,5 SD) Ke bawah = Rendah
Dengan nilai yang diperoleh sebagai berikut.
M+1,5 SD = 110,3450346
M = 95
72
M - 1,5 SD = 90,3049
1) Pengujian tingkat kesadaran siswa kelas eksperimen
Skor tertinggi responden adalah 163 dan skor terendah 57. Dari
analisis yang diperoleh diperoleh skor rata-rata (M) = 100,7, Mode
(Mo) = 87 dan median (Me) = 95. Dari skoring variabel tingkat
kesadaran sejarah kelas eksperimen dapat dideskripsikan bahwa
nilai median 95,00 artinya ada separuh responden (20 orang) total
nilainya di atas 95,00 dan separoh lagi sebaliknya. Diperoleh
modus 80 jadi kebanyakan responden mendapat total nilai 80.
Untuk mengetahui kecenderungan hasil observasi tingkat
kesadaran siswa kelas eksperimen maka, dapat dibandingkan
dengan kategori yang telah ditetapkan berdasarkan pada rentang
skor 57 sampai dengan 163. Selanjutnya mengurangi dan
menambah nilai rata-rata dengan dua kali nilai standar deviasi
(100,7-2x26,105= 48,49 dan 100,7+2x26,105=152,91) nilai
tersebut berada di luar selang atau rentang nilai minimum= 57 dan
nilai maksimum 163. Lebih umum dikatakan variabel tingkat
kesadaran sejarah kelas eksperimen bersifat heterogen, artinya
jawaban responden bersifat tidak menggerombol (ada gap antara
nilai rendah dan nilai tinggi). Gambaran yang lebih jelas tentang
tingkat kesadaran sejarah kelompok eksperimen siswa SMP Negeri
73
1 Mranggen Demak tahun pelajaran 2005 – 2006 dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 4.1. Tingkat Kesadaran Sejarah Kelas Eksperimen
Kategori Frekuensi
Absolut Relatif
Tinggi 12 30%
Cukup 3 7,5%
Rendah 3 7,5%
Kurang 22 55%
TOTAL 40 100%
Kecenderungan hasil observasi tingkat kesadaran siswa kelas
eksperimen dibandingkan dengan kategori yang telah ditetapkan
berdasarkan pada rentang skor 57 sampai dengan 163.
Menunjukkan variabel tingkat kesadaran sejarah kelas eksperimen
mempunyai nilai standar deviasi tidak kecil. Lebih umum
dikatakan variabel tingkat kesadaran sejarah kelas eksperimen
bersifat heterogen, artinya jawaban responden bersifat tidak
menggerombol (ada jarak antara nilai rendah dan nilai tinggi).
2) Pengujian tingkat kesadaran siswa kelas kontrol
Skor tertinggi responden adalah 152 dan skor terendah 44. Dari
analisis yang diperoleh diperoleh skor rata-rata (M) = 99,95, Mode
(Mo) = 87 dan median (Me) = 93,5. Dari skoring variabel tingkat
74
kesadaran sejarah kelas kontrol dapat dideskripsikan bahwa nilai
median 93,50 artinya ada separoh responden (20 orang) total
nilainya di atas 93,50 dan separoh lagi sebaliknya. Diperoleh
modus 87 jadi kebanyakan responden mendapat total nilai 87.
Untuk mengetahui kecenderungan hasil observasi tingkat
kesadaran siswa kelas kontrol maka, dapat dibandingkan dengan
kategori yang telah ditetapkan berdasarkan pada rentang skor 57
sampai dengan 163. Selanjutnya mengurangi dan menambah nilai
rata-rata dengan dua kali nilai standar deviasi (99,95-2x26,342=
47,266 dan 99,95+2x26,342=152,634) nilai tersebut berada dalam
selang atau rentang nilai minimum= 44 dan nilai maksimum 152.
Hal tersebut menunjukkan variabel tingkat kesadaran sejarah kelas
kontrol mempunyai nilai standar deviasi kecil. Lebih umum
dikatakan variabel tingkat kesadaran sejarah kelas kontrol bersifat
homogen, artinya jawaban responden bersifat menggerombol (tidak
ada gap antara nilai rendah dan nilai tinggi). Gambaran yang lebih
jelas tentang tingkat kesadaran sejarah kelompok eksperimen siswa
SMP Negeri 1 Mranggen Demak tahun pelajaran 2005 – 2006
dapat dilihat pada tabel berikut.
75
Tabel 4.2. Tingkat Kesadaran Sejarah Kelas Kontrol
Kategori Frekuensi
Absolut Relatif
Tinggi 9 22,5%
Cukup 6 15%
Rendah 0 0%
Kurang 25 62,5%
TOTAL 40 100%
Kecenderungan hasil observasi tingkat kesadaran siswa kelas
kontrol maka, dapat dibandingkan dengan kategori yang telah
ditetapkan berdasarkan pada rentang skor 57 sampai dengan 163.
Variabel tingkat kesadaran sejarah kelas kontrol mempunyai nilai
standar deviasi kecil. Lebih umum dikatakan variabel tingkat
kesadaran sejarah kelas kontrol bersifat homogen, artinya jawaban
responden bersifat menggerombol (tidak ada gap antara nilai
rendah dan nilai tinggi).
d. Pengujian perbedaan tingkat kesadaran siswa kelas Kontrol dan kelas
eksperimen
1) Uji Normalitas
Data hasil penelitian kelas kontrol dan kelas eksperimen
(lampiran 7a dan 7b) dalam uji normalitas dengan statistik uji
kolmogorov smirnov, disana terlihat bahwa sampel yang
76
mempunyai ukuran lebih dari 30 memiliki distribusi normal. Tabel
nilai kritis untuk uji Lilliefors dapat dilihat pada lampiran 9.
Uji normalitas data untuk data kelas kontrol diperoleh nilai
signifikansi pada pada output nilai sig = 0,333 = 33,3% lebih dari
5%. Jadi Ho diterima, artinya variabel kelas kontrol berdistribusi
normal. Untuk data kelas eksperimen pada output nilai sig = 0,414
= 41,4% lebih dari 5%. Jadi Ho diterima, artinya variabel kelas
eksperimen berdistribusi normal. Hasil output analisis data dengan
SPSS dapat dilihat dalam lampiran 6.
2) Uji Homogenitas
Data hasil penelitian kelas kontrol dan kelas eksperimen (lampiran
7a dan 7b) diolah dengan SPSS untuk uji homogenitas output
lampiran 10.
Uji Kesamaan Varian
Hipotesis :
Ho = varian variabel kelas kontrol = varian variabel kelas kontrol
Ha = varian variabel kelas kontrol ≠ varian variabel kelas kontrol
Dilihat nilai signifikansi untuk distribusi t menunjukkan sig =
0,717 = 71,7% lebih dari 5% artinya tidak signifikan, Ho
diterima, atau varian kelas eksperimen dan kelas kontrol sama.
Uji Tingkat Kesadaran Sejarah
Hipotesis
77
Ho : μ1=μ2 artinya rataan antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol tidak berbeda
H1 : μ ≠μ2 artinya rataan antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol berbeda
Dilihat dari hasil output SPSS yang terdapat dalam lampiran 10
nilai signifikansi pada deretan equal variances assumed
menunjukkan sig = 0,899 = 89,9% lebih dari 5% artinya Ho
diterima, jadi tidak terdapat perbedaan rataan antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
3) Pengujian perbedaan tingkat kesadaran sejarah siswa kelas Kontrol
dan kelas eksperimen
Dari hasil perhitungan rata-rata nilai post test kelompok kontrol
seperti dalam lampiran 11, diperoleh rata-rata nilai post test sebesar
2,50 dengan rata-rata nilai post test kelompok eksperimen sebesar
2,956 diperoleh harga t hitung sebesar 2,743801008. Harga t hitung
tersebut dikonsultasikan dengan t tabel dengan taraf signifikan 5%
dan derajat kebebasan (dk) 40 + 40 - 2 = 78, diperoleh harga t tabel
sebesar 1,994 (diperoleh dari hasil interpolasi nilai tabel antara dk
60 dan 120). Ternyata harga t hitung > t tabel. Dengan demikian
dapat dijelaskan bahwa hipotesis alternatif (Ha) yang diajukan
diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak.
78
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Tingkat Kesadaran Sejarah Kelas Eksperimen
Kelas eksperimen pada penelitian ini adalah kelas VII-H yang diberi
perlakuan untuk diteliti tingkat perkembangan kesadaran sejarah, jika diajar
dengan metode ceramah dengan multi media pembelajaran. Dari skoring
variabel tingkat kesadaran sejarah kelas eksperimen dapat dideskripsikan
bahwa nilai median 95,00 artinya ada separuh responden (20 orang) total
nilainya di atas 95,00 dan separoh lagi sebaliknya. Diperoleh modus 80 jadi
kebanyakan responden mendapat total nilai 80.
2. Tingkat Kesadaran Sejarah Kelas Kontrol
Kelas kontrol pada penelitian ini adalah kelas VII-B yang diberi
perlakuan untuk diteliti sebagai pembanding tingkat perkembangan kesadaran
sejarah, jika diajar dengan metode ceramah tanpa multi media pembelajaran.
Dari skoring variabel tingkat kesadaran sejarah kelas kontrol dapat
dideskripsikan bahwa nilai median 93,50 artinya ada separoh responden (20
orang) total nilainya di atas 93,50 dan separoh lagi sebaliknya. Diperoleh
modus 87 jadi kebanyakan responden mendapat total nilai 87.
3. Hubungan Tingkat Kesadaran Sejarah Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Dilihat dari hasil output SPSS yang terdapat dalam lampiran 4 nilai
signifikansi pada deretan equal variances assumed menunjukkan sig = 0,899
= 89,9% lebih dari 5% artinya Ho diterima, jadi tidak terdapat perbedaan
rataan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rataan kesadaran sejarah
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yang tidak begitu berbeda dapat
79
dilihat tabel 4.3. tabel itu memperlihatkan semua prosentase, perbandingan
naik turunnya data dan besar kecilnya kenaikan atau penurunan data yang
terjadi setelah dilakukan eksperimen, yaitu metode ceramah dengan
menggunakan multi media dan metode ceramah tanpa multi media.
4. Perbedaan Tingkat Kesadaran Sejarah Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Dari hasil perhitungan uji hipotesis (uji final hasil penelitian) diperoleh
harga t hitung sebesar 2,743 dan harga t tabel sebesar 1,994 (diperoleh dari
hasil interpolasi nilai tabel antara dk 60 dan 120). Berarti harga t hitung > t
tabel. Untuk itu dapat dijelaskan bahwa hipotesis alternatif (Ha) yang
diajukan, yang berbunyi "ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara
penggunaan metode ceramah dengan menggunakan multi media dengan
metode ceramah tanpa menggunakan multi media dalam pembelajaran
sejarah terhadap tingkat kesadaran sejarah pada siswa kelas VII SMP Negeri I
Mranggen Demak tahun pelajaran 2005-2006", diterima. Sedangkan hipotesis
nol (Ho) yang berbunyi "Tidak terdapat perbedaan pengaruh penggunaan
metode ceramah dengan menggunakan multi media dengan metode ceramah
tanpa menggunakan multi media dalam pembelajaran sejarah terhadap tingkat
kesadaran sejarah pada siswa kelas VII SMP Negeri I Mranggen Demak
tahun pelajaran 2005-2006", ditolak. Pembuktian tersebut pada taraf
signifikan 5% sehingga cukup meyakinkan.
Oleh karena itu dapat dijelaskan bahwa siswa yang mendapatkan
pembelajaran dengan metode ceramah dengan menggunakan multi media
80
hasilnya lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan
pembelajaran dengan metode ceramah tanpa menggunakan multi media.
Ada perbedaan tingkat kesadaran sejarah siswa kelas VII SMP Negeri
Mranggen kabupaten Demak yang diajar metode ceramah tanpa multi media.
Hal itu ditunjukkan dengan diterimanya hipotesis alternative yang diajukan.
Dari hasil perhitungan uji hipotesis diperoleh harga t ≥ t (1-α)(n1+n2-2), hasil yang
diperoleh adalah 2,743 ≥ 1,994. hal tersebut dapat dijelaskan bahwa siswa
yang mendapat pembelajaran metode ceramah dengan multi media hasilnya
lebih baik dibandingkan dengan siwa yang mendapat pembelajaran metode
ceramah tanpa multi media. Hasil pengamatan langsung terhadap pelaksanaan
eksperimen bahwa pembelajaran sejarah dengan multi media lebih menarik
perhatian siswa. Suasana pembelajaran lebih interaktif dengan melihat banyak
siswa yang bertanya dibanding dengan pembelajaran tanpa multi media.
Sikap aktif, penghargaan, perhatian terhadap materi sejarah yang diajarkan
merupakan bagian dari sikap kesadaran bersejarah.
81
Tabel 4.3. Perbedaan kesadaran sejarah antara kelas kontrol dan kelas
eksperimen.
PerlakuanKategori
Tinggi
% Cukup
% Rendah % Kurang %
Kelas Eksperimen
Ceramah Dengan Multimedia pembelajaran
12 30% 3 7,5% 3 7,5% 22 55%
Kelas Kontrol
Ceramah Tanpa Multimedia pembelajaran
9 22,5% 6 15% 0 0% 25 62,5%
Selisih 3 7,5% 3 7,5% 3 7,5% 3 7,5% Dari tabel 4.3 terjadi kenaikan pada kategori tinggi 7%, dan penurunan
kesadaran sejarah karena kategori kurang 10%. Hal ini dapat dilihat bahwa
pembentukan kesadaran sejarah pada siswa kelas VII SMP mengalami
kenaikan. Karena dalam penelitian ini merupakan suatu eksperimen
pembentukan kesadaran sejarah melalui media pembelajaran, maka
peningkatan kesadaran sejarah yang terjadi dan diteliti pada siswa SMP
Negeri 1 Mranggen Demak masih memerlukan faktor-faktor lain untuk
tingkat perkembangannya.
Pembentukan kesadaran sejarah dipengaruhi oleh berbagai faktor
pribadi yaitu: lingkungan etnis, sosiokultural, politik, edukasi, disamping
faktor yang lain. Aktualisasi kesadaran sejarah pada proses kehidupan
berlangsung melalui proses sosialisasi, edukasi, kulturisasi, enkulturasi dari
kanak-kanak hingga dewasa. Dua pengalaman simbolis dan empiris berperan
82
penting dalam pembentukan kesadaran sejarah, terutama dilingkungan anak
didik (Djoko Soeryo, 1989:7).
Pembelajaran dengan multi media pada dasarnya menitik beratkan
keaktifan siswa. Siswa dituntut untuk aktif mencari, menentukan dan
memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi dalam proses belajar
mengajar mengajar dikelas. Materi sejarah yang luas dan banyak kadang-
kadang menimbulkan kejenuhan siswa, hal dapat diatasi dengan pembelajaran
berbantuan multi media. Penyajian multi media berupa multi media
pembelajaran ternyata dapat di atur sesuai dengan tingkat pemahaman siswa.
Multimedia dapat membantu mempertajam pesan tersebut, karena
kelebihan multimedia adalah menarik indera dan menarik minat, karena
merupakan gabungan antara pandangan, suara, dan gerakan. Lembaga riset
dan penerbitan komputer. Yaitu computer technology reseach (CTR),
menyatakan bahwa orang hanya mampu mengingat 20% dari yang dilihat dan
30% dari yang didengar. Tetapi orang dapat mengingat 50% dari yang dilihat
dan didengar dan 80% dari yang dilihat, didengar dan dilakukan sekaligus.
Penggunaan perangkat lunak multimedia dalam proses belajar mengajar
akan meningkatkan efisiensi, meningkatkan motivasi, memfasilitasi belajar
aktif, memfasilitasi belajar eksperimental, konsisten dengan belajar yang
berpusat pada siswa, dan memandu untuk belajar lebih baik (Davies,
Crowther). Program multi media adalah media pembelajaran berbasis
komputer. Media ini menggabungkan dan mengsinergikan semua media yang
83
terdiri dari teks, grafis, foto, video, animasi, musik, narasi dan interektivitas
yang diprogram berdasarkan teori pembelajaran.
Pembentukan kesadaran sejarah dipengaruhi oleh berbagai faktor
pribadi yaitu: lingkungan etnis, sosiokultural, politik, edukasi, disamping
faktor yang lain. Aktualisasi kesadaran sejarah pada proses kehidupan
berlangsung melalui proses sosialisasi, edukasi, kulturisasi, enkulturasi dari
kanak-kanak hingga dewasa. Dua pengalaman simbolis dan empiris berperan
penting dalam pembentukan kesadaran sejarah, terutama dilingkungan anak
didik (Djoko Soeryo, 1989:7).
84
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Metode ceramah dengan multi media pada pembelajaran sejarah dapat
memberikan tingkat kesadaran sejarah siswa kelas VII SMP Negeri 1
Mranggen Demak tahun pelajaran 2005-2006 dengan prosentase tinggi
30%, cukup 7,5%, rendah 7,5% dan kurang 55%. Hal ini memperlihatkan
bahwa metode pembelajaran dengan multi media dapat menaikkan tingkat
kesadaran sejarah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Mranggen Demak tahun
pelajaran 2005 – 2006.
2. Metode ceramah tanpa multi media pada pembelajaran sejarah dapat
memberikan tingkat kesadaran sejarah siswa kelas VII SMP Negeri 1
Mranggen Demak tahun pelajaran 2005-2006 dengan prosentase 62,5%
dalam kategori kurang, cukup 15% dan tinggi 22,5%, hal ini
memperlihatkan bahwa metode ceramah biasa masih menghasilkan tingkat
kesadaran yang rendah pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Mranggen
Demak tahun pelajaran 2005-2006.
3. Dilihat dari hasil perhitungan terdapat perbedaan yang signifikan terhadap antara siswa yang mendapatkan pengajaran melalui metode ceramah dengan menggunakan multi media dengan metode ceramah tanpa menggunakan multi media. Hasil uji hipotesis diperoleh harga t hitung sebesar 2,743 dan t tabel sebesar 1,994 dengan taraf signifikan 5% berarti t hitung > t tabel, yang berarti hipotesis alternatif (Ha) diterima.
85
B. Saran
1. Pemilihan metode yang tepat menentukan keberhasilan belajar mengajar.
2. Guru dituntut kreatif dalam membuat media pendidikan dan Sekolah
memfasilitasi ruang khusus untuk pembelajaran IPS sejarah (History room)
3. Penelitian ini dapat dikembangkan pada cakupan materi serta populasi yang
lebih luas agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi yang
lebih luas.
86
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktis).
Jakarta : Bina Angkasa.
_______. 1990. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bina Angkasa.
_______. 1992. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta.
_______. 1993. Managemen Pangjaran Secara Manusiawi. Jakarta: Rineka Cipta.
Daryanto. 1983. Teknologi Pendidikan. Jakarta : Erlangga.
Degeng, Sudhana, I Nyoman, 1989. Ilmu Pengajaran. Jakarta : L2LPTK.
Depdikbud. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Djajadisastra, Yusuf. 1982. Metode-metode Mengajar. Bandung: Angkasa.
Gottschalk, Louis. 1975. Mengerti Sejarah Pengantar Metode Sejarah. Jakarta Yayasan Penerbit UI.
_______.1994. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset.
Haikal, H.1989. Tutwuri handayani dalam Pendidikan Sejarah (suatu penelitian kepustakaan). Jakarta : P2LPTK.
Hamalik, Oemar, 1986. Media Pendidikan. Bandung : Alumni.
Hasibuan, JJ dan Moedjiono. 1993. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Kasmadi, Hartono. 1992. Teknik Mengajar. Semarang : IKIP Semarang Press.
_______.1996. Model-model Dalam Pengajaran Sejarah. Semarang : IKIP Semarang Press.
87
Kartodirdjo, Sartono, A. 1974, Metoda dan Didaktik Sejarah dalam Lembaran Sejarah No : 9 (FaIkultas Sastra dan Budaya UGM).
Mahmud, Dimyati, M. 1989. Psikologi Pendidikan. Jakarta : P2LPTK.
Martono. 1990. Implementasi Kurikulum 1984 pada Mata Pelajaran Sejarah Nasional Indonesia dan Sejarah Dunia. Makalah dalam Seminar Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS IKIP Semarang tanggal 17 Maret 1990.
Mursell, James, L. 1975, Pengajaran Berhasil. Jakarta : Yayasan Penerbit UI.
Nasution, S. 1982. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
Nawawi, Hadari. 1987. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM.
Notosusanto, Nugroho. 1979. Sejarah Masa Kini. Jakarta : UI Press.
Purwanto, Ngalim, M. 1986. Prinsip-prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Menuju Karya.
Samana, A. 1992. Sistem Pengajaran Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI) dan Pertimbangan Metodologi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
_______. 2001. Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algesindo.
Sudjana. 1989. Metode Statistika. Bandung : PT. Tarsito Bandung
Sumaatmadja, Nursid. 1980. Metodologi Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Bandung : Alumni.
Sunaryo. 1987. Strategi Belajar Mengajar dalam Pengajaran IPS. Jakarta P2LPTK.
Suyanto. M . 2003. Multi media Jogyakarta : Penerbit Andi
_______. 1989. Dasar-dasar Pengembangan Strategi Suatu Metode Pengajaran Sejarah. Jakarta : P2LPTK.
88
Lampiran 1
DAFTAR NILAI SEJARAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 MRANGGEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2004 – 2005
Nomor VII A VII B VII C VII D VII E VII F VII G VII H 1 7.3 7.5 7.8 7.3 8.2 7.6 9.2 7.52 8.5 8.5 8.6 6.5 7.2 7.3 6.6 8.53 7.9 8.2 8.8 7.9 6.4 6.4 7.6 8.24 6.8 7.2 9.4 6.8 7.6 7.8 8.3 7.25 7.8 6.4 7.3 7.2 7.3 8.6 8.2 6.46 9.5 7.6 8.5 8.5 6.4 7.5 6.4 7.67 6.5 7.3 7.9 9.2 7.8 8.5 7.2 7.38 6.8 6.4 7.5 6.5 8.6 8.2 7.8 6.49 7.5 7.8 8.5 7.6 8.8 7.2 6.4 7.8
10 8.5 8.6 8.2 6.0 9.4 6.4 7.5 8.611 8.2 6.2 7.2 8.2 7.3 8.8 8.5 8.812 7.2 9.4 6.4 7.5 8.5 9.4 8.2 9.013 6.4 7.3 7.6 8.5 7.5 7.3 7.2 7.314 7.6 8.5 7.3 8.2 8.5 8.5 6.4 8.515 7.3 7.9 6.4 7.2 7.9 7.9 7.6 7.916 6.4 6.8 6.8 6.4 6.8 6.8 7.3 6.817 7.8 7.2 7.2 7.6 7.2 7.2 6.4 7.218 9.6 8.5 8.5 7.3 8.5 8.5 7.8 8.519 8.8 9.2 9.2 6.4 9.2 9.2 8.6 9.220 9.4 5.6 5.9 6.6 7.6 4.7 8.8 6.621 7.6 7.6 7.6 6.5 7.0 7.6 9.0 7.622 8.3 8.3 8.3 6.1 8.6 5.8 7.3 8.323 8.2 8.2 8.2 7.8 6.8 8.2 8.5 8.224 6.4 8.2 6.4 8.6 8.4 6.4 7.9 6.425 7.2 7.0 7.2 7.2 6.6 7.2 6.8 7.226 7.8 8.6 7.8 9.4 6.4 7.8 7.2 7.827 6.4 6.8 8.3 6.4 7.2 6.4 8.5 6.428 7.8 8.4 8.2 7.2 8.2 7.8 7.8 7.829 9.4 6.6 7.0 7.8 9.4 9.4 6.8 9.430 7.5 6.4 8.6 6.4 7.5 7.5 7.5 7.531 6.6 7.2 6.8 7.8 6.6 6.6 6.6 6.632 8.3 7.8 8.4 9.0 8.3 8.3 8.3 8.333 9.4 6.4 7.5 7.5 9.4 9.4 9.4 9.434 8.3 7.8 6.4 6.0 8.3 8.3 8.3 8.335 8.0 9.4 7.8 8.2 8.2 8.2 8.2 8.236 7.0 7.5 9.4 7.6 7.8 7.0 6.9 6.937 8.5 6.6 7.5 8.6 6.4 8.6 5.6 5.638 6.8 8.3 6.6 6.8 7.8 9.0 6.8 6.839 9.2 9.4 8.3 6.4 7.6 8.4 8.4 8.440 8.1 8.3 9.4 8.5 8.3 6.5 6.0 6.0
Total 312.6 306.9 310.7 297.2 311.5 308.2 303.8 306.4Rata-Rata 7.815 7.673 7.768 7.430 7.788 7.705 7.595 7.660
89
Lampiran 2a
Uji Homogenitas Nilai
Oneway
Test of Homogeneity of Variances
NILAI
.188 7 312 .988
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
ANOVA
NILAI
4.329 7 .618 .687 .683280.960 312 .901285.290 319
Between GroupsWithin GroupsTotal
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Post Hoc Tests
Ho : β1=β2=β3=β4 artinya tidak ada perbedaan rataan atara ke delapan kelas VIII-
A, VIII-B, VIII-C, VIII-D, VIII-E, VIII-F, VIII-G, VIII-H
Hi : tidak semua sama antara ke emat di atas.
Pada tabel anova tersebut terlihat sig = 0,683 lebih dari 5% maka signifikan Ho
diterima artinya tidak terdapat perbedaan antara ke delapan kelas VIII-A, VIII-B,
VIII-C, VIII-D, VIII-E, VIII-F, VIII-G, VIII-H. Karena tidak teradapat perbedaan
maka dapat diambil kelas secara acak.
90
Lampiran 2b
UJI HOMOGENITAS KELAS KONTROL DAN KELAS EKSPERIMEN
SISWA VII B SISWA VII H 1 7.5 1 7.52 8.5 2 8.53 8.2 3 8.24 7.2 4 7.25 6.4 5 6.46 7.6 6 7.67 7.3 7 7.38 6.4 8 6.49 7.8 9 7.8
10 8.6 10 8.611 6.2 11 8.812 9.4 12 9.013 7.3 13 7.314 8.5 14 8.515 7.9 15 7.916 6.8 16 6.817 7.2 17 7.218 8.5 18 8.519 9.2 19 9.220 5.6 20 6.621 7.6 21 7.622 8.3 22 8.323 8.2 23 8.224 8.2 24 6.425 7 25 7.226 8.6 26 7.827 6.8 27 6.428 8.4 28 7.829 6.6 29 9.430 6.4 30 7.531 7.2 31 6.632 7.8 32 8.333 6.4 33 9.434 7.8 34 8.335 9.4 35 8.236 7.5 36 6.937 6.6 37 5.638 8.3 38 6.839 9.4 39 8.440 8.3 40 6.0
TOTAL 306.9 TOTAL 306.4RATA2 7.6725 RATA2 7.660STDEV 0.95996 STDEV 0.95938014
91
Data varians kelas kontrol dan kelas eksperimen:
1. Varians kelas kontrol : 0,92153
2. Varians kelas eksperimen : 0.92041
Rumus yang dipakai :
F (nb - 1), (nk - 1) = k
b
VV
Keterangan: V : varians
Vb : varians yang terbesar
Vk : varians yang terkecil
nb dan nk : masing-masing jumlah subyek
Diperoleh :
F (nb - 1), (nk - 1) = k
b
VV
= 92041,092153,0
= 1,00122
Dari tabel distribusi F dengan dk pembilang 40-1 = 39 dan dk penyebut 40-1 = 39,
dengan taraf signikansi α = 5% diperoleh nilai F tabel = 1,70.
Jadi nilai F hitung < F tabel , dengan kata lain kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen mempunyai varian yang sama atau kedua kelompok tersebut homogen.
92
Lampiran 3 Angket sebelum validitas dan reliabilitas
KUESIONER TENTANG KESADARAN SEJARAH
I. Identitas Siswa
1. Nama : ......................................................
2. Tempat/ tanggal lahir : ......................................................
3. Jenis kelamin : ......................................................
4. Alamat : ......................................................
5. SMP : ......................................................
II. Penjelasan Tentang Kuesioner
Dengan kuesioner ini kami ingin mengetahui tingkat kesadaran sejarah
para siswa. Siswa diharapkan menjawab pertanyaan yang sejujurnya sesuai
dengan apa yang kalian ketahui sendiri.
Caranya : Anda cukup memberikan satu jawaban saja untuk setiap
pernyataan. Berilah tanda silang ( X ) pada huruf jawaban yang dikehendaki,
misalnya pada option a bila anda sangat setuju, pada option b bila anda setuju,
pada option c bila anda ragu-ragu, pada option d bila anda tidak setuju dan option
e bila anda sangat tidak setuju.
Contoh :
Apakah guru anda selalu menggunakan media apabila mengajarkan sejarah ?
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
Apabila anda berpendapat bahwa pernyataan itu sesuai dengan kenyataan
yang anda ketahui sehingga anda bersikap menyetujuinya, maka silahkan anda
memberi tanda silang (X ) pada option b, sehingga jawaban anda menjadi: b
93
A. Variabel Kesadaran Sejarah 1. Hubungan bangsa Indonesia dengan bangsa India dan Gujarat yang
dilakukan sejak permulaan abad masehi menguntungkan kedua bangsa (Indonesia
dan India) karena menyebabkan terjadinya proses akulturasi kebudayaan yang
berkembang hingga kini, dari pernyataan ini saya:
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
2. Sejarah merupakan rangkaian peristiwa yang saling berkaitan. sehingga
secara sadar dapat meletakkan dasar tentang masa lalu, masa kini dan masa yang
akan datang, bagaimana pendapat anda.
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
3. Suatu peristiwa atau kejadian dalam sejarah bukan hanya disebabkan oleh suatu
sebab saja, tetapi oleh berbagai sebab yang saling berinteraksi
satu sama lain, dari pernyataan tersebut saya:
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
4. Upacara-upacara tradisional seperti gerebeg besar, sekaten dan sebagainya
sudah tidak relevan lagi dengan budaya global dewasa ini. Oleh karena itu,
sedikit demi sedikit harus dihilangkan. Terhadap pernyataan ini saya:
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
94
5. Keselamatan peninggalan benda-benda bersejarah hanya merupakan
tanggung jawab para petugas atau pihak yang berwajib. Terhadap pernyataan
ini saya:
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
6. Festival budaya tradisional seperti festival temanten Kudus perlu
diselenggarakan secara periodik dalam lingkup nasional. Terhadap
pernyataan ini saya:
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
7. Pembangunan museum sejarah seperti Museum Rokok Kretek Kudus
merupakan penghamburan uang yang tidak berharga.
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
8. Restorasi Masjid Agung Demak seharusnya tidak perlu dilakukan begitu pula
dengan peninggalan-peninggalan bersejarah lainnya. Terhadap pemyataan ini
saya
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
9. Kunjungan atau karya wisata, ke tempat-tempat peninggalan sejarah seperti
Masjid Agung Demak, Makam Kadilangu, Masjid Mantingan di Jepara
adalah sangat penting. Terhadap pernyataan ini saya:
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
95
b. Setuju d. Tidak setuju
10. Bagaimana pendapat anda jika ada seseorang yang melakukan pencurian
benda-benda bersejarah seperti yang sering terjadi akhir-akhir ini
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
11. Dengan memahami sejarahnya seperti sejarah proses islamisasi di Demak,
kesadaran berbangsa dan bernegara, dapat lebih ditingkatkan. Terhadap
pernyataan ini saya:
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
12. Untuk mengungkapkan rasa bangga dan cinta kita terhadap peninggalan
bangunan sejarah, kita dapat mewariskan nama kita pada dinding Masjid
Agung Demak yang bersejarah itu. Terhadap pernyataan ini saya :
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
13. Kemerdekaan dan kebebasan yang kita nikmati, sekarang adalah hasil
perjuangan para para pahlawan yang diwariskan pada kita. Oleh karena itu
kita harus berkarya lebih baik untuk mempermudah perjuangan generasi
berikutnya. Terhadap pemyataan ini saya
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
14. Sejarah yang kita pelajari sudah lengkap sebab semua peristiwa masa lalu
sudah semuanya ditulis.
96
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
15. Sebaiknya bangunan-bangunan bersejarah seperti Masjid Agung Demak,
Menara Kudus, Masjid Mantingan, atau yang sudah tidak berguna seperti
Langgar Bubrah Kudus dapat dibongkar seandainya berguna untuk
pembangunan kota yang lebih modern.
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
16. Tokoh Raden Patah sebagai seorang arsitek dari Kerajaan Demak perlu kita
teladani kepeloporannya dalam penyebaran agama Islam.
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
17. Keteladanan tokoh Sunan Kalijaga dalam sejarah proses Islamisasi di tanah
Jawa perlu kita ketahui secara mendalam. Terhadap pemyataan ini saya:
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
18. Pengaruh kebudayaan Islam di Indonesia antara lain dapat dilihat pada
Upacara Gerebeg Besar di Demak.
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
19. Proses akulturasi di bidang seni antara Islam dan adat kebiasaan pra Islam
diantaranya pada bidang seni wayang.
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
97
b. Setuju d. Tidak setuju
20. Dalam penyebaran Islam peranan para "Dai', sangat penting yang berperan
sebagai dai dari Jawa biasanya adalah para wali.
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
21. Tatacara islamisasi di Indonesia dapat melalui perkawinan. Terhadap
pernyataan ini saya:
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
22. Agama Islam benar-benar tersebar di Indonesia adalah abad ke-7. Terhadap
pernyataan ini saya
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
23. Kebudayaan Islam di Indonesia merupakan kebudayaan asli Indonesia karena
kebudayaan asli Indonesia tidak dipengaruhi agama-agama lain selain Islam.
Terhadap pernyataan ini saya :
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
24. Para pedagang Islam turut menunjang proses islamisasi karena, melalui
kegiatan para pedagang muslim Islam turut tersebarkan. Terhadap pernyataan
ini, saya
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
98
25. Budaya Islam banyak mempengaruhi bidang-bidang kehidupan bangsa.
Indonesia sebab sampai kini nampak ada perpaduan budaya Islam dan budaya
Indonesia.
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
26. Golongan penerima ajaran Islam yang pertama adalah raja dan bangsawan
sebab secara langsung para pedagang muslim berhubungan dengan raja dan
bangsawan.
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
27. Media penyebaran Islam di Indonesia melalui seni dan budaya seperti acara
Sekaten, tradisi Dandangan di Kudus dan Gerdbeg Besar di Demak.
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
28. Kerajaan Islam yang pertama di Jawa adalah Kerajaan Demak.
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
29. Agama Islam dalam penyiarannya di Kerajaan Demak mendapat
perlindungan dari penguasa kerajaan karena penyiar agama Islam itu sendiri
para raja dan bangsawan di Kerajaan Demak.
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
99
30. Pengrusakan dan pencemaran peninggalan sejarah perlu dicegah sedini
mungkin agar peninggalan sejarah yang ada, dapat berfungsi sebagai wahana
studi generasi muda.
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
31. Masih kurangnya pengertian masyarakat terhadap hakekat peninggalan
sejarah sebagai adat pewarisan peninggalan budaya bangsa, sehingga
seringkali terjadi pencurian dan pengrusakan. Terhadap pemyataan ini saya:
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
32. Pengambilan sisa-sisa peninggalan sejarah untuk keperluan rumah penduduk
adalah wajar sebab bahannya baik dan tidak usah membeli. Terhadap
pernyataan ini saya:
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
33. Bangunan peninggalan sejarah seperti Masjid Agung Demak yang terpelihara
secara baik oleh masyarakat setempat dapat berfungsi ganda, yaitu dapat
untuk obyek studi dan juga dapat untuk obyek rekreasi berupa wisata budaya
serta pewarisan budaya bangsa.
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
34. Penyelamatan dan perlindungan peninggalan sejarah pada dasarnya bukan
tanggung jawab masyarakat tetapi tanggung jawab petugas.
100
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
35. Masjid merupakan bangunan gaya arsitektur Islam yang khas di seluruh
dunia. Terhadap pernyataan ini saya :
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
36. Kita perlu meneladani sifat-sifat dari Pangeran Sabrang Lor dalam mengusir
Portugis dari perairan Indonesia. Terhadap pemyataan ini saya
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
37. Jika toleransi Sunan Kudus di dalam melarang masyarakat menyembelih sapi
perlu dipahami agar tidak menyinggung agama lain, karena sapi termasuk
salah satu dewa agama Hindu. Terhadap pernyataan ini saya:
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
38. Peninggalan sejarah seperti Langgar Bubrah di Kudus telah banyak yang
retak maka saya berpendapat tidak perlu dijaga lagi karena tidak ekonomis.
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
39. Dalam menyebarkan agama Islam Sunan Kalijaga menggunakan gamelan, ini
bertentangan dengan ajaran agama Islam.
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
101
40. Sejarah yang kita pelajari sudah sangat lengkap sebab semua peristiwa masa
lalu sudah semuanya ditulis.
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
102
Lampiran 4 Data Uji Coba
UJI VALIDITAS DATA DAN INSTRUMEN PADA KELAS UJI COBA Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 1 3 2 3 2 1 3 2 12 2 2 2 3 1 2 2 1 2 23 3 3 1 2 2 1 3 1 2 34 1 4 1 3 4 4 4 1 3 15 2 3 2 3 1 4 3 2 2 26 5 4 5 5 2 5 4 5 2 57 4 5 4 4 3 3 5 4 2 48 1 4 3 3 1 2 4 3 3 19 3 3 1 2 2 3 3 1 3 3
10 1 1 4 5 1 3 1 4 2 111 2 2 3 4 5 1 2 3 3 212 1 2 1 3 2 2 2 1 3 113 1 1 1 2 5 5 1 1 4 114 5 1 2 2 4 4 1 2 1 115 4 2 3 2 3 5 2 3 2 216 3 2 4 3 4 4 2 4 3 317 1 1 3 3 1 4 1 3 3 318 1 2 4 1 5 3 2 4 2 219 2 2 5 1 2 2 2 5 4 420 2 2 4 2 4 3 2 4 2 221 1 2 3 2 2 2 2 3 3 322 2 3 1 1 1 2 3 1 2 223 1 2 2 2 2 2 2 2 2 224 2 1 2 3 3 3 1 2 5 525 4 1 1 1 4 1 1 1 4 426 3 1 4 1 2 1 1 4 3 327 2 2 2 2 1 2 4 2 2 228 2 3 5 3 3 2 2 5 5 529 3 1 1 1 1 2 3 1 2 230 5 3 4 3 2 5 2 4 5 531 2 2 1 4 1 1 2 1 2 232 3 1 1 2 4 1 2 1 3 333 3 3 1 3 1 1 2 1 3 334 2 1 2 3 5 5 3 2 3 335 4 4 1 3 2 5 3 1 5 536 2 5 5 5 2 3 5 5 4 437 2 2 1 2 2 3 2 1 1 138 4 1 4 5 5 4 5 4 2 539 2 2 3 4 1 4 4 3 1 140 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1
Jumlah 97 88 101 106 101 112 97 100 108 105 r-tabel 0.3124 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312r 0.361103 0.414 0.711 0.573 0.33 0.555 0.469 0.721 0.412 0.641status valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
103
Siswa 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 1 2 1 3 2 2 1 3 2 22 1 2 3 1 1 1 2 1 1 33 3 1 2 1 3 2 3 2 2 24 1 4 3 1 1 3 4 4 4 35 2 4 3 2 2 3 3 1 1 36 5 5 5 5 5 5 4 2 2 57 4 3 4 4 4 4 5 3 3 48 1 2 3 3 1 3 4 1 1 39 3 3 2 1 3 2 3 2 1 2
10 1 3 2 4 1 2 1 1 3 211 2 3 2 3 2 2 2 5 2 212 1 2 3 1 1 3 2 2 2 313 1 5 3 1 1 3 1 5 2 314 5 4 1 2 5 1 1 4 3 115 4 5 1 3 4 1 2 3 3 116 3 4 2 4 3 2 2 4 1 217 1 4 2 3 1 2 1 1 1 218 1 3 1 4 1 1 2 5 5 119 2 2 2 5 2 2 2 2 2 220 2 3 3 4 2 3 2 4 4 321 1 2 1 3 1 1 2 2 2 122 2 2 1 1 2 1 3 1 1 123 1 2 2 2 1 2 2 2 2 224 2 3 3 2 2 3 1 3 3 325 4 1 1 1 4 1 1 4 4 126 3 1 3 4 3 3 1 2 2 327 2 2 4 2 2 4 2 1 1 428 2 5 2 5 2 2 3 3 3 229 3 2 3 1 3 3 1 1 1 330 5 2 2 4 5 2 3 2 2 231 2 1 2 1 2 2 2 1 1 232 3 2 2 1 3 2 1 4 4 233 2 1 2 1 2 2 3 1 1 234 2 2 3 2 2 3 1 5 5 335 4 2 3 1 4 3 4 2 2 336 1 4 5 5 1 5 5 2 2 537 2 3 2 1 2 2 2 2 2 238 4 4 5 4 4 5 1 5 5 239 2 3 4 3 2 4 2 1 1 440 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1
Jumlah 92 109 99 100 93 98 88 101 91 97 r-tabel 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312r 0.391 0.46 0.558 0.721 0.385 0.594 0.414 0.33 0.349 0.459status valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
104
Siswa 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 3 3 1 1 2 1 3 3 2 32 1 2 2 2 2 2 1 2 3 13 1 3 3 3 3 3 1 2 2 14 1 3 3 4 3 3 1 3 3 15 2 2 2 3 2 2 2 2 3 26 5 2 2 4 2 2 5 2 5 57 4 3 3 5 3 3 4 2 4 48 3 1 1 4 1 1 3 3 3 39 1 1 1 3 1 1 1 3 2 1
10 4 4 4 1 4 4 4 2 2 411 3 5 5 2 5 5 3 3 2 312 1 2 2 2 2 2 1 3 3 113 1 3 3 1 3 3 1 1 3 114 2 2 2 1 2 2 2 1 1 215 3 2 2 2 2 2 3 2 1 316 4 3 3 2 3 3 4 3 2 417 3 2 2 1 2 2 3 3 2 318 4 2 2 2 2 2 4 2 1 419 5 2 2 2 2 2 5 4 2 520 4 3 3 2 3 3 4 2 3 421 3 3 3 2 3 3 3 3 1 322 1 2 2 3 2 2 1 2 1 123 2 3 3 2 3 3 2 2 2 224 2 3 3 1 3 3 2 5 3 225 1 3 3 1 3 3 1 4 1 126 4 1 1 1 1 1 4 3 3 427 2 2 2 2 2 2 2 2 4 228 5 2 2 3 2 2 5 5 2 529 1 2 2 1 2 2 1 2 3 130 4 5 5 3 5 5 4 5 2 431 1 1 1 2 1 1 1 2 2 132 1 1 1 1 1 1 1 3 2 133 1 1 1 3 1 1 1 3 2 134 2 5 5 1 5 5 2 3 3 235 1 5 5 4 5 5 1 5 3 136 5 3 3 5 3 3 5 4 5 537 1 3 3 2 3 3 1 1 2 138 4 1 4 1 4 4 4 5 5 439 3 4 4 2 4 4 3 1 4 340 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1
Jumlah 100 101 103 88 103 102 100 110 100 100 r-tabel 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312r 0.721 0.501 0.608 0.414 0.63 0.63 0.721 0.501 0.557 0.721status valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
105
Siswa 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1 3 3 3 2 1 3 1 2 3 42 2 1 2 2 2 3 2 3 1 23 2 1 2 3 1 1 3 2 1 34 3 1 3 3 2 1 3 3 1 35 2 2 2 2 3 5 2 3 2 26 2 5 2 2 3 2 2 5 5 27 2 4 2 3 2 5 3 4 4 38 3 3 3 1 2 4 1 3 3 19 3 1 3 1 3 3 1 2 1 1
10 2 4 2 4 1 1 4 2 4 411 3 3 3 5 1 2 5 2 3 512 3 1 3 2 4 3 2 3 1 213 1 1 1 3 5 3 3 3 1 314 1 2 1 2 2 2 2 1 2 215 2 3 2 2 3 2 2 1 3 216 3 4 3 3 2 3 3 2 4 317 3 3 3 2 2 1 2 2 3 218 2 4 2 2 3 1 2 1 4 219 4 5 4 2 2 4 2 2 5 220 2 4 2 3 2 5 3 3 4 321 3 3 3 3 2 2 3 1 3 322 2 1 2 2 3 3 2 1 1 223 2 2 2 3 3 2 3 2 2 324 5 2 5 3 3 2 3 3 2 325 4 1 4 3 3 3 3 1 1 326 3 4 3 1 1 2 1 3 4 127 2 2 2 2 2 2 2 4 2 228 5 5 5 2 2 2 2 2 5 229 2 1 2 2 2 1 2 3 1 230 5 4 5 5 5 3 5 2 4 531 2 1 2 1 1 2 1 2 1 132 3 1 3 1 1 3 1 2 1 133 3 1 3 1 1 1 1 2 1 134 3 2 3 5 5 3 5 3 2 535 5 1 5 5 5 5 5 3 1 536 4 5 4 3 3 1 3 5 5 337 1 1 1 3 3 2 3 2 1 338 5 4 5 4 2 1 1 5 4 439 1 3 1 4 4 2 4 4 3 440 1 5 1 1 2 5 1 2 3 3
Jumlah 109 104 109 103 99 101 99 101 102 107 r-tabel 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312r 0.523 0.597 0.523 0.63 0.339 -0.25 0.51 0.532 0.674 0.543status valid valid valid valid valid drop valid valid valid valid
106
Lampiran 5 HASIL OLAH DATA VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Item-Total Statistics Scale Mean if
Item Deleted Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
SOAL1 98.18 660.815 .320 .932SOAL2 98.40 658.246 .376 .931SOAL3 98.07 631.404 .683 .928SOAL4 97.95 647.792 .541 .930SOAL5 98.07 660.122 .581 .932SOAL6 97.80 644.267 .518 .930SOAL7 98.18 654.097 .432 .931SOAL8 98.10 630.041 .693 .928SOAL9 97.90 659.221 .375 .931SOAL10 97.98 637.922 .608 .929SOAL11 98.30 657.703 .349 .931SOAL12 97.88 654.112 .422 .931SOAL13 98.13 650.215 .527 .930SOAL14 98.10 630.041 .693 .928SOAL15 98.28 658.410 .343 .931SOAL16 98.15 648.131 .565 .929SOAL17 98.40 658.246 .376 .931SOAL18 98.07 660.122 .481 .932SOAL19 98.32 661.199 .337 .932SOAL20 98.18 658.199 .427 .931SOAL21 98.10 630.041 .693 .928SOAL22 98.07 652.892 .460 .930SOAL23 98.03 646.025 .579 .929SOAL24 98.40 658.246 .376 .931SOAL25 98.03 644.692 .602 .929SOAL26 98.05 643.997 .601 .929SOAL27 98.10 630.041 .693 .928SOAL28 97.85 653.208 .467 .930SOAL29 98.10 650.913 .526 .930SOAL30 98.10 630.041 .693 .928SOAL31 97.88 651.189 .489 .930SOAL32 98.00 638.462 .559 .929SOAL33 97.88 651.189 .489 .930SOAL34 98.03 644.692 .602 .929SOAL35 98.13 662.522 .398 .932SOAL36 98.07 678.789 .024 .934SOAL37 98.13 651.446 .475 .930SOAL38 98.07 652.943 .501 .930SOAL39 98.05 634.151 .643 .928SOAL40 97.93 650.328 .510 .930
Reliability Statistics
107
Cronbach's
Alpha N of Items
.932 40 Untuk mengetahui valid dan tidak validnya soal dilihat nilai korelasi dan
dibandingkan dengan tabel corelasi product moment dengan dk = n-1 = 40-1 = 39
untuk α = 5% adalah 0,316. jadi hanya satu soal saja yang tidak valid yaitu soal
nomor 36.
Sedangkan untuk mengetahui data tersebut reliable ataukah tidak dilihat dari nilai
Cronbach's Alpha sebesar = 0,932, dibandingkan dengan nilai table r product
moment 0,312, ternyata nilai Cronbach's Alpha lebih besar dari r table yang artinya
angket yang digunakan reliable.
108
Lampiran 6 Angket setelah diuji validitas dan reliabilitas
KUESIONER TENTANG KESADARAN SEJARAH
II. Identitas Siswa
6. Nama : ......................................................
7. Tempat/ tanggal lahir : ......................................................
8. Jenis kelamin : ......................................................
9. Alamat : ......................................................
10. SMP : ......................................................
II. Penjelasan Tentang Kuesioner
Dengan kuesioner ini kami ingin mengetahui tingkat kesadaran sejarah
para siswa. Siswa diharapkan menjawab pertanyaan yang sejujurnya sesuai
dengan apa yang kalian ketahui sendiri.
Caranya : Anda cukup memberikan satu jawaban saja untuk setiap
pernyataan. Berilah tanda silang ( X ) pada huruf jawaban yang dikehendaki,
misalnya pada option a bila anda sangat setuju, pada option b bila anda setuju,
pada option c bila anda ragu-ragu, pada option d bila anda tidak setuju dan option
e bila anda sangat tidak setuju.
Contoh :
Apakah guru anda selalu menggunakan media apabila mengajarkan sejarah ?
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
Apabila anda berpendapat bahwa pernyataan itu sesuai dengan kenyataan
yang anda ketahui sehingga anda bersikap menyetujuinya, maka silahkan anda
memberi tanda silang (X ) pada option b, sehingga jawaban anda menjadi: b
109
A. Variabel Kesadaran Sejarah 1. Hubungan bangsa Indonesia dengan bangsa India dan Gujarat yang
dilakukan sejak permulaan abad masehi menguntungkan kedua bangsa (Indonesia
dan India) karena menyebabkan terjadinya proses akulturasi kebudayaan yang
berkembang hingga kini, dari pernyataan ini saya:
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
2. Sejarah merupakan rangkaian peristiwa yang saling berkaitan. sehingga
secara sadar dapat meletakkan dasar tentang masa lalu, masa kini dan masa yang
akan datang, bagaimana pendapat anda.
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
3. Suatu peristiwa atau kejadian dalam sejarah bukan hanya disebabkan oleh suatu
sebab saja, tetapi oleh berbagai sebab yang saling berinteraksi
satu sama lain, dari pernyataan tersebut saya:
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
4. Upacara-upacara tradisional seperti gerebeg besar, sekaten dan sebagainya
sudah tidak relevan lagi dengan budaya global dewasa ini. Oleh karena itu,
sedikit demi sedikit harus dihilangkan. Terhadap pernyataan ini saya:
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
110
41. Keselamatan peninggalan benda-benda bersejarah hanya merupakan
tanggung jawab para petugas atau pihak yang berwajib. Terhadap pernyataan
ini saya:
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
42. Festival budaya tradisional seperti festival temanten Kudus perlu
diselenggarakan secara periodik dalam lingkup nasional. Terhadap
pernyataan ini saya:
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
43. Pembangunan museum sejarah seperti Museum Rokok Kretek Kudus
merupakan penghamburan uang yang tidak berharga.
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
44. Restorasi Masjid Agung Demak seharusnya tidak perlu dilakukan begitu pula
dengan peninggalan-peninggalan bersejarah lainnya. Terhadap pemyataan ini
saya
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
45. Kunjungan atau karya wisata, ke tempat-tempat peninggalan sejarah seperti
Masjid Agung Demak, Makam Kadilangu, Masjid Mantingan di Jepara
adalah sangat penting. Terhadap pernyataan ini saya:
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
111
b. Setuju d. Tidak setuju
46. Bagaimana pendapat anda jika ada seseorang yang melakukan pencurian
benda-benda bersejarah seperti yang sering terjadi akhir-akhir ini
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
47. Dengan memahami sejarahnya seperti sejarah proses islamisasi di Demak,
kesadaran berbangsa dan bernegara, dapat lebih ditingkatkan. Terhadap
pernyataan ini saya:
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
48. Untuk mengungkapkan rasa bangga dan cinta kita terhadap peninggalan
bangunan sejarah, kita dapat mewariskan nama kita pada dinding Masjid
Agung Demak yang bersejarah itu. Terhadap pernyataan ini saya :
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
49. Kemerdekaan dan kebebasan yang kita nikmati, sekarang adalah hasil
perjuangan para para pahlawan yang diwariskan pada kita. Oleh karena itu
kita harus berkarya lebih baik untuk mempermudah perjuangan generasi
berikutnya. Terhadap pemyataan ini saya
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
50. Sejarah yang kita pelajari sudah lengkap sebab semua peristiwa masa lalu
sudah semuanya ditulis.
112
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
51. Sebaiknya bangunan-bangunan bersejarah seperti Masjid Agung Demak,
Menara Kudus, Masjid Mantingan, atau yang sudah tidak berguna seperti
Langgar Bubrah Kudus dapat dibongkar seandainya berguna untuk
pembangunan kota yang lebih modern.
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
52. Tokoh Raden Patah sebagai seorang arsitek dari Kerajaan Demak perlu kita
teladani kepeloporannya dalam penyebaran agama Islam.
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
53. Keteladanan tokoh Sunan Kalijaga dalam sejarah proses Islamisasi di tanah
Jawa perlu kita ketahui secara mendalam. Terhadap pemyataan ini saya:
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
54. Pengaruh kebudayaan Islam di Indonesia antara lain dapat dilihat pada
Upacara Gerebeg Besar di Demak.
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
55. Proses akulturasi di bidang seni antara Islam dan adat kebiasaan pra Islam
diantaranya pada bidang seni wayang.
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
113
b. Setuju d. Tidak setuju
56. Dalam penyebaran Islam peranan para "Dai', sangat penting yang berperan
sebagai dai dari Jawa biasanya adalah para wali.
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
57. Tatacara islamisasi di Indonesia dapat melalui perkawinan. Terhadap
pernyataan ini saya:
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
58. Agama Islam benar-benar tersebar di Indonesia adalah abad ke-7. Terhadap
pernyataan ini saya
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
59. Kebudayaan Islam di Indonesia merupakan kebudayaan asli Indonesia karena
kebudayaan asli Indonesia tidak dipengaruhi agama-agama lain selain Islam.
Terhadap pernyataan ini saya :
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
60. Para pedagang Islam turut menunjang proses islamisasi karena, melalui
kegiatan para pedagang muslim Islam turut tersebarkan. Terhadap pernyataan
ini, saya
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
114
61. Budaya Islam banyak mempengaruhi bidang-bidang kehidupan bangsa.
Indonesia sebab sampai kini nampak ada perpaduan budaya Islam dan budaya
Indonesia.
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
62. Golongan penerima ajaran Islam yang pertama adalah raja dan bangsawan
sebab secara langsung para pedagang muslim berhubungan dengan raja dan
bangsawan.
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
63. Media penyebaran Islam di Indonesia melalui seni dan budaya seperti acara
Sekaten, tradisi Dandangan di Kudus dan Gerdbeg Besar di Demak.
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
64. Kerajaan Islam yang pertama di Jawa adalah Kerajaan Demak.
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
65. Agama Islam dalam penyiarannya di Kerajaan Demak mendapat
perlindungan dari penguasa kerajaan karena penyiar agama Islam itu sendiri
para raja dan bangsawan di Kerajaan Demak.
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
115
66. Pengrusakan dan pencemaran peninggalan sejarah perlu dicegah sedini
mungkin agar peninggalan sejarah yang ada, dapat berfungsi sebagai wahana
studi generasi muda.
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
67. Masih kurangnya pengertian masyarakat terhadap hakekat peninggalan
sejarah sebagai adat pewarisan peninggalan budaya bangsa, sehingga
seringkali terjadi pencurian dan pengrusakan. Terhadap pemyataan ini saya:
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
68. Pengambilan sisa-sisa peninggalan sejarah untuk keperluan rumah penduduk
adalah wajar sebab bahannya baik dan tidak usah membeli. Terhadap
pernyataan ini saya:
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
69. Bangunan peninggalan sejarah seperti Masjid Agung Demak yang terpelihara
secara baik oleh masyarakat setempat dapat berfungsi ganda, yaitu dapat
untuk obyek studi dan juga dapat untuk obyek rekreasi berupa wisata budaya
serta pewarisan budaya bangsa.
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
70. Penyelamatan dan perlindungan peninggalan sejarah pada dasarnya bukan
tanggung jawab masyarakat tetapi tanggung jawab petugas.
116
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
71. Masjid merupakan bangunan gaya arsitektur Islam yang khas di seluruh
dunia. Terhadap pernyataan ini saya :
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
72. Jika toleransi Sunan Kudus di dalam melarang masyarakat menyembelih sapi
perlu dipahami agar tidak menyinggung agama lain, karena sapi termasuk
salah satu dewa agama Hindu. Terhadap pernyataan ini saya:
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
73. Peninggalan sejarah seperti Langgar Bubrah di Kudus telah banyak yang
retak maka saya berpendapat tidak perlu dijaga lagi karena tidak ekonomis.
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
117
74. Dalam menyebarkan agama Islam Sunan Kalijaga menggunakan gamelan, ini
bertentangan dengan ajaran agama Islam.
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
75. Sejarah yang kita pelajari sudah sangat lengkap sebab semua peristiwa masa
lalu sudah semuanya ditulis.
a. Sangat Setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
118
Lampiran 7a HASIL PENELITIAN
PENGISIAN ANGKET KESADARAN SEJARAH KELAS EKSPERIMEN Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 3 2 1 3 3 2 1 3 12 3 1 2 2 5 2 3 2 1 23 2 1 1 3 4 2 2 2 2 34 3 1 4 2 3 3 3 2 3 45 3 2 4 2 2 2 3 2 3 36 5 5 5 2 5 2 5 3 2 47 4 4 3 2 4 2 4 2 4 58 3 3 2 2 3 3 3 1 2 49 2 1 3 1 2 3 2 2 3 3
10 2 4 3 1 2 2 5 3 2 111 2 3 3 2 2 3 4 2 2 212 3 1 2 2 3 3 3 4 2 213 3 1 5 1 3 1 2 3 2 114 1 2 4 2 1 1 2 1 1 115 1 3 5 2 2 2 2 2 2 216 2 4 4 2 3 3 3 2 2 217 2 3 4 2 3 3 3 1 2 118 1 4 3 3 2 2 1 1 2 219 2 5 2 2 4 4 1 2 3 220 3 4 3 1 2 2 2 2 2 221 1 3 2 2 3 3 2 1 1 222 1 1 2 3 2 2 1 2 1 323 2 2 2 2 2 2 2 2 1 224 3 2 3 1 5 5 3 2 2 125 1 1 1 1 4 4 1 2 4 126 3 4 1 1 3 3 1 3 3 127 4 2 2 2 2 2 2 2 2 228 2 5 5 3 5 5 3 1 5 329 3 1 2 1 2 2 1 1 2 130 2 4 2 3 5 5 3 1 5 331 2 1 1 2 2 2 4 2 2 232 2 1 2 1 3 3 2 3 3 133 2 1 1 3 3 3 3 1 3 334 3 2 2 1 3 3 3 2 3 135 3 1 2 4 5 5 3 1 5 436 5 5 4 5 4 4 5 5 4 537 2 1 3 2 1 1 2 1 1 238 5 4 4 1 5 5 5 4 5 139 4 3 3 2 1 1 4 3 1 240 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1
Jumlah 99 100 110 78 120 109 106 80 100 88
119
Siswa 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 3 2 2 4 2 3 1 1 2 22 2 3 1 3 2 3 2 2 1 33 2 2 1 3 1 2 3 3 3 24 3 3 5 1 1 3 4 3 1 35 2 3 4 1 2 3 3 2 2 36 2 5 3 2 2 5 4 2 5 57 2 4 1 2 1 4 5 3 4 48 3 3 1 1 2 3 4 1 1 39 3 2 2 2 2 2 3 1 3 2
10 2 5 2 3 2 2 1 4 1 211 3 4 1 1 2 2 2 5 2 212 3 3 2 1 3 3 2 2 1 313 1 2 1 2 2 3 1 3 1 314 1 2 2 3 1 1 1 2 5 115 2 2 4 1 1 1 2 2 4 116 3 3 1 3 3 2 2 3 3 217 3 3 2 2 1 2 1 2 1 218 2 1 2 2 1 1 2 2 1 119 4 1 1 2 2 2 2 2 2 220 2 2 2 3 2 3 2 3 2 321 3 2 3 3 1 1 2 3 1 122 2 1 1 2 2 1 3 2 2 123 2 2 1 3 1 2 2 3 1 224 5 3 2 3 2 3 1 3 2 325 4 1 3 3 4 1 1 3 4 126 3 1 1 1 3 3 1 1 3 327 2 2 3 2 2 4 2 2 2 428 5 3 4 2 2 2 3 2 2 229 2 1 1 2 3 3 1 2 3 330 5 3 3 5 5 2 3 5 5 231 2 4 2 1 2 2 2 1 2 232 3 2 1 1 3 2 1 1 3 233 3 3 3 1 2 1 3 1 2 234 3 3 1 5 2 3 1 5 2 335 5 3 4 5 4 3 4 5 4 336 4 5 5 3 1 5 5 3 4 537 1 2 2 3 2 2 2 3 2 238 5 5 1 4 4 5 1 4 4 539 1 4 2 4 2 4 2 4 2 440 1 1 1 2 1 1 2 4 1 1
Jumlah 109 106 84 97 83 100 89 105 96 100
120
Siswa 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 3 1 3 2 1 2 3 2 2 12 1 2 2 3 2 5 5 5 3 23 1 3 2 2 3 4 4 4 2 34 1 3 3 3 3 3 3 3 3 35 2 2 2 3 2 1 2 1 3 26 5 2 2 5 2 4 2 4 5 27 4 3 2 4 3 3 2 3 4 38 3 1 3 3 1 1 3 1 3 19 1 1 3 2 1 1 3 1 2 1
10 4 4 2 2 4 2 1 2 2 411 3 5 3 2 5 3 1 3 2 512 1 2 3 3 2 4 2 4 3 213 1 3 1 3 3 3 2 3 3 314 2 2 1 1 2 4 1 4 1 215 3 2 2 1 2 5 2 5 1 216 4 3 3 2 3 4 3 4 2 317 3 2 3 2 2 3 1 3 2 218 4 2 2 1 2 1 1 1 1 219 5 2 4 2 2 2 2 2 2 220 4 3 2 3 3 2 3 2 3 321 3 3 3 1 3 1 1 1 1 322 1 2 2 1 2 4 3 4 1 223 2 3 2 2 3 2 4 2 2 324 2 3 5 3 3 5 2 5 3 325 1 3 4 1 3 1 3 1 1 326 4 1 3 3 1 4 2 4 3 127 2 2 2 4 2 2 2 2 4 228 5 2 5 2 2 2 5 5 2 229 1 2 2 3 2 2 1 2 3 230 4 5 5 3 5 5 4 5 2 531 1 1 1 2 1 1 1 2 2 132 1 1 1 1 1 1 1 3 2 133 1 1 1 3 1 1 2 3 2 134 2 5 5 1 5 5 2 3 3 535 1 5 5 4 5 5 1 5 1 536 5 3 3 5 3 3 5 4 5 337 1 3 3 2 3 3 1 1 2 338 4 4 4 1 4 4 4 5 5 439 3 4 4 2 4 4 3 1 4 440 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
Jumlah 100 102 109 94 102 113 94 116 98 103
121
Siswa 31 32 33 34 35 36 37 38 39
1 2 3 2 1 1 1 3 2 52 3 1 2 2 2 2 2 3 43 2 1 3 3 1 3 2 2 34 3 1 3 3 2 3 3 3 15 3 2 2 2 3 2 2 3 46 5 5 2 2 3 2 2 5 37 4 4 2 3 2 3 2 4 18 3 3 3 1 2 1 3 3 19 2 1 3 1 3 1 3 2 2
10 2 4 2 4 1 4 2 2 311 2 3 3 5 1 5 3 2 512 3 1 3 2 4 2 3 3 213 3 1 1 3 5 3 1 3 314 1 2 1 2 2 2 1 1 215 1 3 2 2 3 2 2 1 216 2 4 3 3 2 3 3 2 317 2 3 3 2 2 2 3 2 218 1 4 2 2 3 2 2 1 219 2 5 4 2 2 2 4 2 220 3 4 2 3 2 3 2 3 321 1 3 3 3 2 3 3 1 322 1 1 2 2 3 2 2 1 223 2 2 2 3 3 3 2 2 324 3 2 5 3 3 3 5 3 325 1 1 4 3 3 3 4 1 326 3 4 3 1 1 1 3 3 127 4 2 2 2 2 2 2 4 228 2 5 5 2 2 2 5 2 229 3 1 2 2 2 2 2 3 230 2 4 5 5 5 5 5 2 531 2 1 2 1 1 1 2 2 132 2 1 3 1 1 1 3 2 133 2 1 3 1 1 1 3 2 134 3 2 3 5 5 5 3 3 535 3 1 5 5 5 5 5 3 536 5 5 4 3 3 3 4 5 337 2 1 1 3 3 3 1 2 338 5 4 5 4 4 1 5 5 439 4 3 1 4 4 4 1 4 440 1 1 4 1 2 1 2 1 2
Jumlah 100 100 112 102 101 99 110 100 108
122
Lampiran 7b HASIL PENELITIAN
PENGISIAN ANGKET KESADARAN SEJARAH KELAS KONTROL Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 1 2 1 3 1 2 3 3 32 1 2 2 2 1 2 3 1 2 23 3 3 1 3 2 3 2 1 2 24 1 4 4 4 4 3 3 1 3 35 2 3 4 3 1 2 3 2 2 26 5 4 5 4 2 2 5 5 2 27 4 5 3 5 3 3 4 4 2 28 1 4 2 4 1 1 3 3 3 39 3 3 3 3 2 1 2 1 3 3
10 1 1 3 1 1 4 2 4 2 211 2 2 3 2 5 5 2 3 3 312 1 2 2 2 2 2 3 1 3 313 1 1 5 1 5 3 3 1 1 114 5 1 4 1 4 2 1 2 1 115 4 2 5 2 3 2 1 3 2 216 3 2 4 2 4 3 2 4 3 317 1 1 4 1 1 2 2 3 3 318 1 2 3 2 5 2 1 4 2 219 2 2 2 2 2 2 2 5 4 420 2 2 3 2 4 3 3 4 2 221 1 2 2 2 2 3 1 3 3 322 2 3 2 3 1 2 1 1 2 223 1 2 2 2 2 3 2 2 2 224 2 1 3 1 3 3 3 2 5 525 4 1 1 1 4 3 1 1 4 426 3 1 1 1 2 1 3 4 3 327 2 2 2 2 1 2 4 2 2 228 2 3 5 3 3 2 2 5 5 529 3 1 2 1 1 2 3 1 2 230 5 3 2 3 2 5 2 4 5 531 2 2 1 2 1 1 2 1 2 232 3 1 2 1 4 1 2 1 3 333 2 3 1 3 1 1 2 1 3 334 2 1 2 1 5 5 3 2 3 335 4 4 2 4 2 5 3 1 5 536 1 5 4 5 2 3 5 5 4 437 2 2 3 2 2 3 2 1 1 138 4 1 4 1 5 4 5 4 5 539 2 2 3 2 1 4 4 3 1 140 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1
Jumlah 93 88 109 88 101 102 100 100 109 109
123
Siswa 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 2 2 1 1 2 2 1 3 3 22 1 2 2 2 1 3 2 1 1 33 3 1 3 3 3 2 3 2 2 24 1 4 4 3 1 3 4 4 4 35 2 4 3 2 2 3 3 1 1 36 5 5 4 2 5 5 4 2 2 57 4 3 5 3 4 4 5 3 3 48 1 2 4 1 1 3 4 1 1 39 3 3 3 1 3 2 3 2 2 2
10 1 3 1 4 1 2 1 1 1 211 2 3 2 5 2 2 2 5 5 212 1 2 2 2 1 3 2 2 2 313 1 5 1 3 1 3 1 5 5 314 5 4 1 2 5 1 1 4 4 115 4 5 2 2 4 1 2 3 3 116 3 4 2 3 3 2 2 4 4 217 1 4 1 2 1 2 1 1 1 218 1 3 2 2 1 1 2 5 5 119 2 2 2 2 2 2 2 2 2 220 2 3 2 3 2 3 2 4 4 321 1 2 2 3 1 1 2 2 2 122 2 2 3 2 2 1 3 1 1 123 1 2 2 3 1 2 2 2 2 224 2 3 1 3 2 3 1 3 3 325 4 1 1 3 4 1 1 4 4 126 3 1 1 1 3 3 1 2 2 327 2 2 2 2 2 4 2 1 1 428 2 5 3 2 2 2 3 3 3 229 3 2 1 2 3 3 1 1 1 330 5 2 3 5 5 2 3 2 2 231 2 1 2 1 2 2 2 1 1 232 3 2 1 1 3 2 1 4 4 233 2 1 3 1 2 2 3 1 1 234 2 2 1 5 2 3 1 5 5 335 4 2 4 5 4 3 4 2 2 336 1 4 5 3 1 5 5 2 2 537 2 3 2 3 2 2 2 2 2 238 4 4 1 4 4 5 1 5 5 539 2 3 2 4 2 4 2 1 1 440 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1
Jumlah 93 109 88 102 93 100 88 101 101 100
124
Siswa 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 3 1 1 1 1 1 3 3 2 32 1 2 2 2 2 2 1 2 3 13 1 3 3 3 3 3 1 2 2 14 1 3 3 4 3 3 1 3 3 15 2 2 2 3 2 2 2 2 3 26 5 2 2 4 2 2 5 2 5 57 4 3 3 5 3 3 4 2 4 48 3 1 1 4 1 1 3 3 3 39 1 1 1 3 1 1 1 3 2 1
10 4 4 4 1 4 4 4 2 2 411 3 5 5 2 5 5 3 3 2 312 1 2 2 2 2 2 1 3 3 113 1 3 3 1 3 3 1 1 3 114 2 2 2 1 2 2 2 1 1 215 3 2 2 2 2 2 3 2 1 316 4 3 3 2 3 3 4 3 2 417 3 2 2 1 2 2 3 3 2 318 4 2 2 2 2 2 4 2 1 419 5 2 2 2 2 2 5 4 2 520 4 3 3 2 3 3 4 2 3 421 3 3 3 2 3 3 3 3 1 322 1 2 2 3 2 2 1 2 1 123 2 3 3 2 3 3 2 2 2 224 2 3 3 1 3 3 2 5 3 225 1 3 3 1 3 3 1 4 1 126 4 1 1 1 1 1 4 3 3 427 2 2 2 2 2 2 2 2 4 228 5 2 2 3 2 2 5 5 2 529 1 2 2 1 2 2 1 2 3 130 4 5 5 3 5 5 4 5 2 431 1 1 1 2 1 1 1 2 2 132 1 1 1 1 1 1 1 3 2 133 1 1 1 3 1 1 1 3 2 134 2 5 5 1 5 5 2 3 3 235 1 5 5 4 5 5 1 5 3 136 5 3 3 5 3 3 5 4 5 537 1 3 3 2 3 3 1 1 2 138 4 4 4 1 4 4 4 5 5 439 3 4 4 2 4 4 3 1 4 340 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah 100 102 102 88 102 102 100 109 100 100
125
Siswa 31 32 33 34 35 36 37 38 39
1 3 3 3 1 1 1 2 3 12 2 1 2 2 2 2 3 1 23 2 1 2 3 1 3 2 1 34 3 1 3 3 2 3 3 1 35 2 2 2 2 3 2 3 2 26 2 5 2 2 3 2 5 5 27 2 4 2 3 2 3 4 4 38 3 3 3 1 2 1 3 3 19 3 1 3 1 3 1 2 1 1
10 2 4 2 4 1 4 2 4 411 3 3 3 5 1 5 2 3 512 3 1 3 2 4 2 3 1 213 1 1 1 3 5 3 3 1 314 1 2 1 2 2 2 1 2 215 2 3 2 2 3 2 1 3 216 3 4 3 3 2 3 2 4 317 3 3 3 2 2 2 2 3 218 2 4 2 2 3 2 1 4 219 4 5 4 2 2 2 2 5 220 2 4 2 3 2 3 3 4 321 3 3 3 3 2 3 1 3 322 2 1 2 2 3 2 1 1 223 2 2 2 3 3 3 2 2 324 5 2 5 3 3 3 3 2 325 4 1 4 3 3 3 1 1 326 3 4 3 1 1 1 3 4 127 2 2 2 2 2 2 4 2 228 5 5 5 2 2 2 2 5 229 2 1 2 2 2 2 3 1 230 5 4 5 5 5 5 2 4 531 2 1 2 1 1 1 2 1 132 3 1 3 1 1 1 2 1 133 3 1 3 1 1 1 2 1 134 3 2 3 5 5 5 3 2 535 5 1 5 5 5 5 3 1 536 4 5 4 3 3 3 5 5 337 1 1 1 3 3 3 2 1 338 5 4 5 4 4 1 5 4 439 1 3 1 4 4 4 4 3 440 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah 109 100 109 102 100 99 100 100 102
126
Lampiran 8 DISKRIPSI DATA PENELITIAN
Frequencies Statistics
Kelas Kontrol Kelas
Eksperimen N Valid 40 40
Missing 0 0Mean 99.95 100.70Median 93.50 95.00Mode 87 80(a)Std. Deviation 26.342 26.105Variance 693.895 681.446Skewness .426 .856Std. Error of Skewness .374 .374Range 108 106Minimum 44 57Maximum 152 163Sum 3998 4028
a Multiple modes exist. The smallest value is shown Dari skoring variabel tingkat kesadaran sejarah kelas kontrol dapat dideskripsikan
bahwa nilai median 93,50 artinya ada separoh responden (20 orang) total nilainya di
atas 93,50 dan separoh lagi sebaliknya. Diperoleh modus 87 jadi kebanyakkan
responden mendapat total nilai 87. Selanjutnya mengurangi dan menambah nilai rata-
rata dengan dua kali nilai standar deviasi (99,95-2x26,342= 47,266 dan
99,95+2x26,342=152,634) nilai tersebut berada dalam selang atau rentang nilai
minimum= 44 dan nilai maksimum 152. Hal tersebut menunjukkan variabel tingkat
kesadaran sejarah kelas kontrol mempunyai nilai standar deviasi kecil. Lebih umum
dikatakan variabel tingkat kesadaran sejarah kelas kontrol bersifat homogen, artinya
jawaban responden bersifat menggerombol (tidak ada gap antara nilai rendah dan
nilai tinggi). Catatan apabila nilai tersebut masih berada diluar interval min dam max
maka dikatakan heterogen).
Dari skoring variabel tingkat kesadaran sejarah kelas eksperimen dapat
dideskripsikan bahwa nilai median 95,00 artinya ada separoh responden (20 orang)
total nilainya di atas 95,00 dan separoh lagi sebaliknya. Diperoleh modus 80 jadi
kebanyakkan responden mendapat total nilai 80. Selanjutnya mengurangi dan
127
menambah nilai rata-rata dengan dua kali nilai standar deviasi (100,7-2x26,105=
48,49
dan 100,7+2x26,105=152,91) nilai tersebut berada di luar selang atau rentang nilai
minimum= 57 dan nilai maksimum 163. Hal tersebut menunjukkan variabel tingkat
kesadaran sejarah kelas eksperimen mempunyai nilai standar deviasi tidak kecil.
Kelas Kontrol1501251007550
Freq
uenc
y10
8
6
4
2
0
Kelas Kontrol
Mean =99.95�Std. Dev. =26.342�
N =40
Kelas Eksperimen1801601401201008060
Freq
uenc
y
12
10
8
6
4
2
0
Kelas Eksperimen
Mean =100.7�Std. Dev. =26.105�
N =40
Descriptives Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std.
Deviation Variance
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic
128
Kelas Kontrol 40 108 44 152 99.95 26.342 693.895Kelas Eksperimen 40 106 57 163 100.70 26.105 681.446Valid N (listwise) 40
Frequencies
Statistics
40 400 0
ValidMissing
N
TingkatKesadaran
Sejarah KelasKontrol
TingkatKesadaran
Sejarah KelasEksperimen
Frequency Table
Tingkat Kesadaran Sejarah Kelas Kontrol
6 15.0 15.0 15.025 62.5 62.5 77.5
9 22.5 22.5 100.040 100.0 100.0
CUKUPKURANGTINGGITotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Tingkat Kesadaran Sejarah Kelas Eksperimen
3 7.5 7.5 7.522 55.0 55.0 62.5
3 7.5 7.5 70.012 30.0 30.0 100.040 100.0 100.0
CUKUPKURANGRENDAHTINGGITotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Kelas Kategori Frekuensi Persentase (%)
Kelas Kontrol
Tinggi 9 22,5%
Cukup 6 15%
Rendah 0 0%
129
Kurang 25 62,5%
Jumlah 40 100%
Kelas Kategori Frekuensi Persentase (%)
Kelas
Eksperimen
Tinggi 12 30%
Cukup 3 7,5%
Rendah 3 7,5%
Kurang 22 55%
Jumlah 40 100%
GRAFIK PERBANDINGAN KELAS KONTROL DAN EKSPERIMEN
0
5
10
15
20
25
30
Tinggi Cukup Rendah Kurang
KATEGORI
JUM
LAH
Kelas KontrolKelas Eksperimen
130
Lampiran 9 UJI NORMALITAS DATA One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kelas Kontrol Kelas
Eksperimen N 40 40
Normal Parameters(a,b) Mean 99.95 100.70Std. Deviation 26.342 26.105
Most Extreme Differences
Absolute .150 .140Positive .150 .140Negative -.086 -.075
Kolmogorov-Smirnov Z .946 .885Asymp. Sig. (2-tailed) .333 .414
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Ho : variabel berdistribusi normal
H1 : variabel berdistribusi tidak normal
Untuk data kelas kontrol :
Pada output nilai sig = 0,333 = 33,3% lebih dari 5%. Jadi Ho diterima,
artinya variabel kelas kontrol berdistribusi normal.
Untuk data kelas eksperimen :
Pada output nilai sig = 0,414 = 41,4% lebih dari 5%. Jadi Ho diterima,
artinya variabel kelas eksperimen berdistribusi normal.
Catatan: Persyaratan tersebut tidak dituntut terlalu ketat, dengan
pertimbangan adanya teoriema limit pusat, maka terhadap uji t atau uji F bersifat
robust (kekar) terhadap asumsi kenormalan dan homogenitas (Sembiring, 1986).
131
Lampian 10 UJI BANDING T-Test Group Statistics
KELAS N Mean Std. Deviation Std. Error
Mean NILAI Kelas Kontrol 40 99.95 26.342 4.165
Kelas Eksperimen 40 100.70 26.105 4.127
Independent Samples Test
.132 .717 -.128 78 .899 -.750 5.864 -12.424 10.924
-.128 77.994 .899 -.750 5.864 -12.424 10.924
Equal variancesassumedEqual variancesnot assumed
NILAIF Sig.
Levene's Test forEquality of Variances
t df Sig. (2-tailed)Mean
DifferenceStd. ErrorDifference Lower Upper
95% ConfidenceInterval of the
Difference
t-test for Equality of Means
Uji Kesamaan Varian Hipotesis
Ho = varian variabel kelas kontrol = varian variabel kelas kontrol Ha = varian variabel kelas kontrol ≠ varian variabel kelas kontrol
Dilihat nilai signifikansi untuk distribusi t menunjukkan sig = 0,717 = 71,7% lebih dari 5% artinya tidak signifikan, Ho diterima, atau varian kelas eksperimen dan kelas kontrol sama.
Uji Tingkat Kesadaran Sejarah Hipotesis
Ho : μ1=μ2 artinya rataan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda
H1 : μ ≠μ2 artinya artinya rataan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda
Perhatikan output di atas: Dilihat dari nilai signifikansi pada deretan equal variances assumed menunjukkan sig = 0,899 = 89,9% lebih dari 5% artinya tidak signifikan, Ho diterima, atau tidak terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
132
Lampiran 11 Hasil uji kesadaran sejarah
DATA HASIL UJI TINGKAT KESADARAN SISWA PER KELAS SISWA TOTAL STATUS SISWA TOTAL SCORE STATUS
1 80 KURANG 1 87 RENDAH 2 74 KURANG 2 100 KURANG 3 87 KURANG 3 95 KURANG 4 109 CUKUP 4 106 CUKUP 5 91 KURANG 5 98 KURANG 6 139 TINGGI 6 138 TINGGI 7 140 TINGGI 7 121 TINGGI 8 93 KURANG 8 89 RENDAH 9 82 KURANG 9 80 RENDAH
10 85 KURANG 10 103 CUKUP 11 128 TINGGI 11 115 TINGGI 12 84 KURANG 12 99 KURANG 13 94 KURANG 13 92 KURANG 14 84 KURANG 14 71 KURANG 15 97 CUKUP 15 88 KURANG 16 120 TINGGI 16 111 TINGGI 17 83 KURANG 17 89 KURANG 18 95 KURANG 18 74 KURANG 19 110 CUKUP 19 99 KURANG 20 117 TINGGI 20 103 CUKUP 21 92 KURANG 21 85 KURANG 22 73 KURANG 22 75 KURANG 23 87 KURANG 23 88 KURANG 24 110 CUKUP 24 121 TINGGI 25 95 KURANG 25 92 KURANG 26 88 KURANG 26 90 KURANG 27 87 KURANG 27 95 KURANG 28 127 TINGGI 28 125 TINGGI 29 75 KURANG 29 78 KURANG 30 98 CUKUP 30 157 TINGGI 31 59 KURANG 31 67 KURANG 32 74 KURANG 32 69 KURANG 33 71 KURANG 33 76 KURANG 34 125 TINGGI 34 126 TINGGI 35 143 TINGGI 35 152 TINGGI 36 148 TINGGI 36 163 TINGGI 37 81 KURANG 37 80 KURANG 38 76 KURANG 38 157 TINGGI 39 109 CUKUP 39 117 TINGGI 40 44 40 57 KURANG
TOTAL 3998 TOTAL 4028 RATA2 99.95 RATA2 100.7 STDEV 26.34188436 STDEV 26.10452363 VARIAN 693.8948718 VARIAN 681.4461538
133
UJI HIPOTESIS
Pada Uji Hipotesis penelitian ini menggunakan Uji-t. Adapun rumus uji-t tersebut
adalah:
t = ( )( )xyrMSDMSD
MM
ke
ke
222 1−+
−
Keterangan:
Mk = mean kelompok kontrol
Me = mean kelompok eksperimen
SD2 Mk = varians kelompok kontrol
SD2 Me = varians kelompok eksperimen
r2 xy = koefisien korelasi antara skor matched faktor dengan
skor treatment (Sutrisno Hadi, 1994 : 484).
Dengan demikian diperoleh :
Mk : 96,675
Me : 100,7
SD2 Mk : 560.0198718
SD2 Me : 681.4461538
r2 xy : 0,020808
Sehingga didapat :
t = ( )( )xyrMSDMSD
MM
ke
ke
222 1−+
−
= ( )( )020808,014461,6810198,560
675,967,100−+
− = 2,743
134
ANGKA NILAI KRITIK R
135
Lampiran 12
136
Lampiran 13
Tabel Kritik Uji t Dk 0.995 0.99 0.975 0.95 0.925 0.9 0.75 66 0.006290 0.012581 0.031457 0.062946 0.094498 0.126146 0.31997267 0.006290 0.012580 0.031455 0.062942 0.094492 0.126139 0.31995268 0.006290 0.012580 0.031454 0.062939 0.094487 0.126132 0.31993369 0.006289 0.012579 0.031452 0.062935 0.094482 0.126125 0.31991470 0.006289 0.012578 0.031450 0.062932 0.094477 0.126118 0.31989671 0.006289 0.012578 0.031449 0.062929 0.094472 0.126112 0.31987872 0.006288 0.012577 0.031447 0.062926 0.094468 0.126105 0.31986173 0.006288 0.012576 0.031446 0.062923 0.094463 0.126099 0.31984474 0.006288 0.012576 0.031444 0.062920 0.094459 0.126093 0.31982875 0.006288 0.012575 0.031443 0.062917 0.094455 0.126088 0.31981276 0.006287 0.012575 0.031441 0.062914 0.094450 0.126082 0.31979777 0.006287 0.012574 0.031440 0.062912 0.094446 0.126076 0.31978278 0.006287 0.012574 0.031439 0.062909 0.094442 0.126071 0.31976779 0.006286 0.012573 0.031437 0.062906 0.094438 0.126066 0.31975380 0.006286 0.012573 0.031436 0.062904 0.094435 0.126061 0.31973981 0.006286 0.012572 0.031435 0.062901 0.094431 0.126056 0.31972582 0.006286 0.012572 0.031434 0.062899 0.094427 0.126051 0.31971283 0.006286 0.012571 0.031433 0.062897 0.094424 0.126046 0.31969984 0.006285 0.012571 0.031431 0.062894 0.094420 0.126042 0.31968685 0.006285 0.012570 0.031430 0.062892 0.094417 0.126037 0.31967486 0.006285 0.012570 0.031429 0.062890 0.094414 0.126033 0.31966287 0.006285 0.012570 0.031428 0.062888 0.094411 0.126029 0.31965088 0.006284 0.012569 0.031427 0.062886 0.094408 0.126025 0.31963889 0.006284 0.012569 0.031426 0.062884 0.094405 0.126020 0.31962790 0.006284 0.012568 0.031425 0.062882 0.094402 0.126016 0.31961691 0.006284 0.012568 0.031424 0.062880 0.094399 0.126013 0.31960592 0.006284 0.012568 0.031423 0.062878 0.094396 0.126009 0.31959593 0.006283 0.012567 0.031422 0.062876 0.094393 0.126005 0.31958594 0.006283 0.012567 0.031422 0.062874 0.094390 0.126001 0.31957595 0.006283 0.012567 0.031421 0.062873 0.094388 0.125998 0.31956596 0.006283 0.012566 0.031420 0.062871 0.094385 0.125994 0.31955597 0.006283 0.012566 0.031419 0.062869 0.094383 0.125991 0.31954698 0.006283 0.012565 0.031418 0.062868 0.094380 0.125987 0.31953699 0.006282 0.012565 0.031417 0.062866 0.094378 0.125984 0.319527
100 0.006282 0.012565 0.031417 0.062864 0.094375 0.125981 0.319518101 0.006282 0.012565 0.031416 0.062863 0.094373 0.125978 0.319510102 0.006282 0.012564 0.031415 0.062861 0.094370 0.125975 0.319501103 0.006282 0.012564 0.031414 0.062860 0.094368 0.125972 0.319493104 0.006282 0.012564 0.031413 0.062858 0.094366 0.125969 0.319485105 0.006282 0.012563 0.031413 0.062857 0.094364 0.125966 0.319476106 0.006281 0.012563 0.031412 0.062855 0.094362 0.125963 0.319469 Sumber : Excel for Windows (=TINV(5%;df))
137