21
1 PERBEDAAN KEMANDIRIAN SIKAP ANTARA ANAK SULUNG DAN ANAK BUNGSU DI SMP NEGERI 2 KALIKAJAR ARTIKEL TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh Ellyzia Vinidya Pangestika 132013017 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017

PERBEDAAN KEMANDIRIAN SIKAP ANTARA ANAK SULUNG …...8 PERBEDAAN KEMANDIRIAN SIKAP ANTARA ANAK SULUNG DAN ANAK BUNGSU DI SMP NEGERI 2 KALIKAJAR Ellyzia Vinidya Pangestika, Yari Dwikurnaningsih,

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1

    PERBEDAAN KEMANDIRIAN SIKAP ANTARA ANAK SULUNG DAN

    ANAK BUNGSU DI SMP NEGERI 2 KALIKAJAR

    ARTIKEL TUGAS AKHIR

    Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling

    untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh

    gelar Sarjana Pendidikan

    Oleh

    Ellyzia Vinidya Pangestika

    132013017

    PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

    SALATIGA

    2017

  • 2

  • 3

  • 4

  • 5

  • 6

  • 7

  • 8

    PERBEDAAN KEMANDIRIAN SIKAP ANTARA ANAK

    SULUNG DAN ANAK BUNGSU DI SMP NEGERI 2

    KALIKAJAR

    Ellyzia Vinidya Pangestika, Yari Dwikurnaningsih, dan Sapto Irawan.

    Program Studi S1 Bimbingan dan Konseling

    FKIP – Universitas Kristen Satya Wacana

    ABSTRAK

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikansi perbedaan

    kemandirian antara anak sulung dan anak bungsu siswa SMP Negeri 2 Kalikajar.

    Jenis penelitian ini merupakan penelitian komparasi. Populasi dan sempel pada

    penelitian ini berjumlah 60 siswa yang terbagi menjadi dua kelompok, yaitu 30

    orang siswa berkedudukan anak sulung dan 30 siswa berkekudukan sebagai anak

    bungsu, total populasi dan sempel 60 siswa. Teknik pengumpulan data

    menggunakan skala sikap berdasarkan teori yang dipaparkan oleh Masrun 1986

    (Sri Retno Pamungkas, 2006), dengan jumlah 42 item pernyataan. Teknik analisis

    data menggunakan Mann Whitney melalui program SPSS for Windows Release

    16.0. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh Asymp. Sig 2-tailed sebesar 0,012 <

    0,050, dengan mean ranks kemandirian anak sulung adalah 36,15 dan mean rank

    kemandirian anak bungsu 24,85. maka dapat diartikan bahwa anak sulung lebih

    mandiri dibandingkan dengan anak bungsu hal ini ditunjukan dengan nilai

    Asymp.sig, dan nilai mean rank, dengan demikian Hi diterima.

    Kata kunci: Kemandirian. Urutan Kelahiran

    PENDAHULUAN

    Remaja dituntut untuk tidak selalu

    tergantung pada orang tua atau orang

    dewasa lainnya. Remaja dituntut

    untuk hidup secara mandiri dan dapat

    memilih serta mempersiapkan

    dirinya. Steinberg (2002)

    menyatakan kemandirian merupakan

    kemampuan individu dalam

    bertingkah laku, merasakan sesuatu,

    dan mengambil suatu keputusan

    berdasarkan kehendak sendiri.

    Peningkatan tanggung jawab,

    kemandirian, dan menurunnya

  • 9

    tingkat ketergantungan remaja

    terhadap orang tua, adalah salah satu

    tugas perkembangan yang harus

    dipenuhi siswa pada periode remaja.

    Sehingga ketika tidak adanya

    kemandirian pada remaja akan

    menghasilkan berbagai macam

    problem perilaku, misalnya;

    rendahnya harga diri, pemalu, tidak

    punya motivasi sekolah, kebiasaan

    belajar yang kurang baik, perasaan

    tidak aman, dan kecemasan. Ada

    banyak pilihan bagi mereka dan

    hendaknya seorang remaja dapat

    secara mandiri menentukan pilihan

    tanpa menggantungkan diri pada

    orang-orang disekitarnya untuk

    menentukan pilihan yang akan

    diambilnya, termasuk dalam

    memenuhi kebutuhannya. Seorang

    remaja berkesempatan melakukan

    banyak hal tanpa harus selalu

    tergantung pada orang-orang di

    sekitarnya, termasuk orang tua

    maupun teman sebaya. Mencapai

    kemandirian merupakan salah satu

    tugas perkembangan pada masa

    remaja. Pencapaian kemandirian

    sangatlah penting bagi remaja,

    karena hal itu sebagai tanda

    kesiapannya untuk memasuki fase

    berikutnya dengan berbagai tuntutan

    yang lebih beragam sebagai orang

    yang lebih dewasa

    Penelitian yang di laksanakan

    oleh Kurnia Ayu Ningrum (2015)

    yang berjudul “perbedaan

    kemandirian antara anak sulung

    dengan anak bungsu di SMP Negeri

    11”, menguji secara empiris tentang

    perbedaan kemandirian antara anak

    sulung dengan anak bungsu di SMP

    Negeri 11. Kemandirian merupakan

    kebebasan individu untuk dapat

    menjadi orang yang berdiri sendiri,

    dapat membuat rencana untuk masa

    sekarang dan masa yang akan datang

    serta bebas dari pengaruh orang tua.

    Jumlah subjek penelitian yang ada

    dalam penelitian adalah 100 orang,

    yang terdiri dari 50 anak sulung.

    Berdasarkan hasil penelitian diketahui

    bahwa ada perbedaan kemandirian

    antara anak sulung dengan anak

    bungsu, dengan asumsi anak sulung

    lebih mandiri daripada anak bungsu.

    yang ditunjukkan oleh koefisien t =

    8,433 dengan p < 0,05. Sedangkan

    penelitian yang dilakukan oleh Putra,

    Eldyka (2014) dengan judul

    “Kemandirian Pada Remaja Ditinjau

  • 10

    Dari Urutan Kelahiran” penelitian

    yang dilaksanakan menperoleh hasih

    Subyek adalah 90 siswa SMP Maria

    Goretti Semarang. Berdasarkan hasil

    uji hipotesis pertama di dapat F =

    1,401 (p> 0,05) yang berarti tidak ada

    perbedaan kemandirian pada remaja

    antara anak sulung, anak tengah, anak

    bungsu.

    Kedua penelitian ini memiliki

    hasil yang berbeda dengan subjek

    yang sama yaitu remaja pada

    Sekolah Menengah Pertama (SMP).

    Adanya hasil yang berbeda ini

    membuat penulis tertarik untuk

    meneliti kembali mengenai ada

    tidaknya perbedaan yang signifikan

    antara kemandirian anak sulung dan

    anak bungsu.

    Subjek yang akan diteliti oleh

    penulis adalah remaja yang duduk

    dibangku sekolah menengah pertama

    lebih tepatnya siswa-siswi kelas IX,

    karena karena pada remaja ini akan

    diketahui tanda kesiapannya untuk

    memasuki fase berikutnya dengan

    berbagai tuntutan yang lebih

    beragam sebagai orang yang lebih

    mandiri. Hasil dari Pra penelitian

    yang dilakukan oleh penulis pada

    tanggal 2 Februari 2017, guru BK di

    SMP Negeri 2 Kalikajar menyatakan

    bahwa masih banyak siswa-siswi

    yang belum sepenuhnya mandiri.

    Guru BK menyatakan bahwa banyak

    siswa yang masih menggantungkan

    diri pada orang-orang di sekitarnya

    untuk menentukan pilihan yang akan

    diambilnya dalam arti lain siswa

    masih banyak yang mencontek (tidak

    dapat mengandalkan dirinya sendiri).

    Siswa juga belum dapat berfikir

    secara abstrak mengenai

    permasalahan yang dihadapi. Bahkan

    sering siswa tidak bisa menjaga

    emosi didepan orang tua dan sesama

    teman. Pendapat yang dinyatakan

    oleh Guru BK di SMP Negeri 2 ini

    merupakan masalah, gejala-gejala

    kurangnya kemandirian yang ada.

    Namun bila diperhatikan

    pernyataan diatas memunculkan

    pertanyaan tentang kemandirian anak

    sulung dan anak bungsu. Benarkah

    terdapat perbedaan kemandirian

    antara anak sulung dan anak bungsu

    ? Benarkah anak sulung lebih

    mandiri dari anak bungsu atau justru

    sebaliknya? Untuk memperoleh

    jawaban atas pertanyaan tersebut

    diperlukan adanya penelitian terlebih

    dahulu. Dengan berdasar pada uraian

  • 11

    tersebut penelitian ini disusun

    dengan judul “Perbedaan

    Kemandirian Sikap Antara Anak

    Sulung dan Anak Bungsu Pada

    Remaja di SMP Negeri 2 Kalikajar”.

    LANDASAN TEORI

    Kemandirian

    Kemandirian sebagai

    komponen keperibadian yang

    mendorong individu untuk

    mengarahkan dan mengatur

    perilakunya sendiri dan

    menyelesaikan masalahnya sendiri

    tanpa bantuan dari orang lain

    menurut Masrun 1989 ( dalamSri

    Retno Pamungkas 2006) Menurut

    Masrun, 1986 orang yang emiliki

    kemandirian memungkinkan

    seseorang tersebut untuk bertindak

    bebas, melakukan sesuatu dengan

    dorongannya sendiri untuk

    kebutuhan dirinya sendiri, mengejar

    prstasi, penuh ketekunan serta

    berkeinginan untuk mengerjakan

    sesuatu tanpa bantuan orang lain,

    mampu berfikir kritis dan bertindan

    secara optimal, kreatif, mampu

    mengatasi masalah yang dihadapi,

    mampu mengendalikan tidakan-

    tindakannya, mampu mempengaruhi

    lingkungan, mempunyai rasa

    kepercayaan diri, menghargai

    keadaan dirinya sendiri san

    memperoleh kepuasan dari usahanya

    (dalam Sri Retno Pamungkas 2006).

    Asepek-aspek Kemandirian

    Beberapa Aspek penting juga

    dikemukakan oleh Masrun 1986 (Sri

    Retno Pamungkas, 2006) Aspek-

    aspek yang dikemukakan adalah :

    a) Bebas Bertanggungjawab, ditunjukan

    dengan adanya ciri-ciri : tindakan

    yang dilakukan atas kehendaknya

    sendiri bukan karena orang lain dan

    tidak berganting pada orang lain.

    b) Progresif atau Ulet ditunjukan

    dengan ciri-ciri : usaha mengejar

    prestasi, penuh ketekunan,

    merencanakan serat mewujudkan

    harapan-harapannya.

    c) Inisiatif ditunjukan dengan ciri-ciri :

    mampu berfikir dan bertindak secara

    original, kreatif dan penuh inisiatif.

    d) Pengendalian diri ditunjukan dengan

    ciri-ciri : mempunyai perasaan

    mampu mengatasi masalah yang

    dihadapi, mampu mengendalikan

    tindakan serta mampu

  • 12

    mempengaruhi lingkungan dan

    mengenal diri sendiri.

    e) Kemantapan diri, ditunjukan dengan

    ciri-ciri : merasa percaya atas

    kemampuan diri sendiri, dapat

    menerima dan memperoleh

    keputusan dari usaha sendiri.

    Urutan kelahiran

    Teori Adler tentang urutan

    kelahiran tersebut kemudian dikenal

    dengan istilah “Birth Order”, yaitu

    posisi seseorang dalam keluarga

    menurut urutan dia dilahirkan. Birth

    Order atau Konsep Urutan

    Kelahiran bukan didasarkan semata-

    mata pada nomor urutan kelahiran

    menurut diagram keluarga,

    melainkan berdasarkan persepsi

    psikologis yang terbentuk dari

    pengalaman seseorang di masa

    kecilnya, terutama sejak ia berusia

    dua sampai lima tahun

    (Hadibroto,2002).

    Posisi/urutan kelahiran yang

    berbeda dalam keluarganya setiap

    anak mengembangkan gaya hidup

    yang berbeda pula. Gaya hidup

    tersebut membentuk kepribadian dan

    pola perilaku yang berbeda pada

    masa berikutnya baik pada masa

    remaja maupun masa dewasa.

    Hadibroto dkk (2000) menyatakan

    bahwa hal tersebut disebabkan

    kepribadian yang terbentuk menurut

    urutan kelahiran tidak akan berubah

    lagi dan berdampak pada setiap

    bidang kehidupannya kelak.

    Kecenderungan Perbedaan

    Kemandirian Sikap Anak Sulung

    dengan Anak Bungsu

    Berikut ini ada beberapa

    kecenderungan perbedaan yang dimiliki

    oleh anak sulung dan anak bungsu yang

    diungkapkan oleh Hurlock (1990) :

    Anak Sulung.

    a) Pada tahun-tahun pertama mendapat

    curahan kasih sayang yang berlebih.

    b) Cenderung lebih matang dalam

    interaksisosial karena sering

    berinteraksi dengan orang-orang

    dewasa.

    c) Cenderung mengikuti kehendak dan

    tekanan kelompok, mudah

    dipengaruhi untuk mengikuti

    kehendak orang tua.

    d) Cenderung lebih matang secara emosi

    dan mau mengalah karena terkondisi

    untuk mengalah pada adik-adiknya.

    e) Cenderung lebih mampu

    bertanggungjawab; terbiasa

    bertanggung jawab atas adik-

  • 13

    adiknya (dalam menggantikan

    peran orang tuanya).

    f) Cenderung lebih mandiri (terbiasa

    melakukan kegiatannya sendiri

    tanpa bantuan orang lain)

    g) Merasa tidak aman, takut tiba-tiba

    kehilangan nasib baik, dan

    pemarah

    Anak Bungsu

    a) Lebih lama mendapat curahan kasih

    sayang secara berlebih tidak hanya

    pada tahun pertama bahkan sampai ia

    dewasa.

    b) Cenderung kekanak-kanakan karena

    selalu dimanjakan oleh orangtua dan

    orangorang di sekitar.

    c) Cenderung keras dan banyak menuntut

    sebagai akibat kurang ketatnya disiplin

    dan dimanjakan oleh anggota

    keluarga.

    d) Cenderung mudah emosi (menuntut

    dan memaksa untuk mendapatkan

    sesuatu

    e) Cenderung kurang bertanggung

    jawab; biasanya melimpahkan

    tanggungjawab pada orang-orang

    disekitarnya atau diambil alih

    tanggung jawabnya.

    f) Cenderung kurang mandiri,

    karena sering dibantu oleh orang

    lain.

    g) Merasa inferior dengan siapa saja,

    tergantung pada orang lain, dan

    mengembangkan gaya hidup manja.

    METODE PENELITIAN

    Jenis Penelitian

    Penelitian ini termasuk jenis

    penelitian komparasi. Penelitian

    komparasi adalah penelitian yang

    berusaha untuk menemukan

    persamaan dan perbedaan tentang

    benda, orang, prosedur kerja, ide,

    dan kritik terhadap orang atau

    kelompok. Secara sederhana dapat

    dikatakan bahwa penelitian

    komparasi adalah penelitian yang

    ingin membandingkan dua atau tiga

    kejadian dengan melihat

    penyebabnya (Sudijono, 2000). Ada

    pun dalam penelitian ini yang dicari

    adalah perbedaan kemandirian sikap

    antara anak sulung dengan anak

    bungsu.

    Populasi dan Sampel Penelitian

    Teknik pengambilan sampel

    yang digunakan adalah purposive

    proporsional random sampling,

    karena dalam pengambilan sampel

  • 14

    dipilih remaja dengan kedudukan

    anak sulung dan anak bungsu,

    sedangkan populasi penelitian ini

    adalah siswa-siswi kelas IX SMP

    Negeri 2 kalikajar. Peneliti memilih

    siswa kelas IX karena pada rentan usia

    12 sampai 15 tahun Pada usia ini atau

    masa ini siswa berada pada masa

    remaja awal di mana siswa sedang

    mengembangkan jati diri dan sedang

    melalui proses pencarian identitas

    diri. Sehubungan dengan itu pula rasa

    tanggungjawab dan kemandirian

    mengalami proses pertumbuhan.

    Berikut ini merupakan daftar jumlah

    siswa yang berkedudukan sebagai

    anak sulung dan anak bungsu:

    kelas

    Jumla

    h

    anak

    kedudukan persentas

    e sulun

    g

    bungs

    u

    IX A 8 5 3 13,3%

    IX B 13 5 8 21,6%

    IX C 10 6 4 16,6%

    IX D 9 3 6 15%

    IX E 9 4 5 15%

    IX F 11 7 4 18,3%

    Tota

    l 60

    30 30 100%

    Variabel Penelitian

    a. Variabel penelitian yang dalam

    penelitian ini adalah: Variabel

    bebas (X): Urutan Kelahiran

    b. Variabel terikat (Y): Kemandirian

    sikap

    Teknik Pengumpulan Data

    Jenis skala yang digunakan untuk

    mengukur kemandirian pada

    remaja ini adalah skala Skala Likert

    dengan alternatif jawaban SS, S,

    AS, KS, TS, STS. Skala ini dibuat

    berdasarkan aspek kemandirian

    yang dipaparkan oleh Masrun 1986

    (Sri Retno Pamungkas, 2006).

    Responden diminta untuk memilih

    pernyataan yang sesuai dengan

    dirinya. Skala ini di kembangakan

    dari skripsi yang di tulis oleh Sri

    Retno Pamungkas, (2006).

    Uji Instrumen

    Peneliti melakukan uji

    instrumen pada hari Kamis tanggal

    17 juli 2017 di dusun Kacepit desa

    Wulungsari Wonosobo yang

    secarara acak dipilih responden

    yang berkedudukan anak sulung

    dan anak bungsu sebanyak 30

    responden.

    Teknik Analisis Data

    Analisis data digunakan

    untuk mendeskripsikan dan

    menguji analisis komparasi:

  • 15

    “Perbedaan Sikap Kemandirian

    antara Anak Sulung Dan Bungsu

    Pada Remaja SMP 2 Kalikajar”

    menggunakan analisis Mann-

    Whitney Test yang merupakan alat

    uji statistik yang digunakan untuk

    menguji hipotesis komparatif (uji

    beda) bila data penelitian berskala

    ordinal. Sedangkan pengolahan

    data dalam penelitian ini

    menggunakan bantuan program

    SPSS release 16.00 for windows

    HASIL PENELITIAN DAN

    PEMBAHASAN

    Gambaran Umum Sekolah dan

    Subjek Penelitian

    SMP Negeri 2 Kalikajar

    adalah Sekolah Menengah Pertama

    (SMP) Negeri yang berlokasi di

    Propinsi Jawa Tengah Kabupaten

    Kab. Wonosobo dengan alamat

    Dusun Perboto, Kalikajar Desa

    Mungkung Kec. Kalikajar. Jumlah

    siswa yang bersekolah di SMP negeri

    2 Kalikajar yaitu : Siswa Laki-laki

    berjumlah sekitar 219 dan Siswa

    Perempuan berjumlah 191 orang.

    Sedangkan jumlah pengajar yang ada

    adalah 27 orang. Siswa-siswi yang

    bersekolah di SMP negeri 2

    Kalikajar berasal dari desa-desa

    terdekat. Subjek penelitian ini adalah

    siswa siswi kelas IX SMP Negeri 2

    Kalikajar Wonosobo yang

    berkedudukan sebagai anak sulung

    dan anak bungsu

    Hasil Analisis Deskriptif

    Total item pada instrumen

    yang digunakan oleh peneliti

    berjumlah 42 item dengan pilihan

    jawaban SS (sangat sesuai), S

    (sesuai), AS (agak sesuai), KS

    (kurang sesuai), tidak sesuai (TS),

    sangat tidak setuju (STS). Untuk

    mengetahui tinggi rendahnya

    pengukuran dari variabel

    Kemandirian maka penulis

    mengelompokan menjadi 4

    kategori:

    Inter

    val

    Kateg

    ori

    Sulung Bungsu

    f persent

    ase

    f persent

    ase

    199 – 252

    Sangat

    Tinggi

    7 23,3% 2 6,6%

    147-

    198

    Tingg

    i

    9 30% 3 10%

    94 –

    146

    Renda

    h

    1

    2

    40% 1

    6

    53,3%

    42 –

    93

    Sanga

    t

    Rendah

    2 6,6% 9 30%

    Total jumlah

    siswa

    30 30

  • 16

    Hasil Analisis Komparasi

    Analisis komparasi

    menggunakan teknik analisis Mann-

    Whitney Test. dengan menggunakan

    bantuan program SPSS For Windows

    release 16.0 yang dapat dilihat pada

    tabel (uji komparasi) yang sebagai

    berikut :

    Uji Komparasi

    Ranks

    kedudukan N

    Mean Rank

    Sum of Ranks

    kemandirian sulung 30 36.15 1084.50

    bungsu 30 24.85 745.50

    Total 60

    Test Statisticsa

    kemandirian

    Mann-Whitney U 280.500

    Wilcoxon W 745.500

    Z -2.508

    Asymp. Sig. (2-tailed) .012

    a. Grouping Variable: kedudukan

    Berdasarkan tabel 4.4 hasil analisis

    data dengan bantuan SPSS For

    Windows release 16.0 diketahui

    nilai Asymp.Sig.(2-tailed) adalah

    0,012. Jadi dari hasil analisis

    tersebut ditunjukan bahwa jika nilai

    Asymp.Sig(2-tailed) = 0,012 <

    0,050, dengan mean ranks

    kemandirian anak sulung adalah

    36,15 dan mean rank kemandirian

    anak bungsu 24,85. maka dapat

    diartikan bahwa anak sulung lebih

    mandiri dibandingkan dengan anak

    bungsu hal ini ditunjukan dengan

    nilai Asymp.sig, dan nilai mean

    rank yang ditunjukan pada tabel

    diatas. Dengan demikian dapat

    disimpulkan bahwa “ada perbedaan

    kemandirian yang signifikan antara

    siswa yang berkedudukan sebagai

    anak sulung dan siswa yang

    berkedudukan sebagai anak

    bungsu”

    Uji Hipotesis

    Hipotesis yang dibuat oleh

    penulis adalah “Ada perbedaan sikap

    kemandirian yang signifikan antara anak

    sulung dengan anak bungsu” sementara

    pada hasil analisis diperoleh sig = 0,012

    < 0,050 yang memiliki arti ”ada

    perbedaan kemandirian sikap yang

    signifikan antara anak sulung dengan

    anak bungsu”. Dengan demikian dapat

    disimpulkan bahwa ”ada perbedaan

    kemandirian pada antara anak yang

    berkedudukan sebagai anak sulung dan

    siswa yang berkedudukan sebagai anak

  • 17

    bungsu”. Maka dapat dinyatakan bahwa

    hipotesis DITERIMA.

    Pembahasan

    Berdasar analisis komparasi

    menggunakan teknik analisis Mann-

    Whitney Test. dengan menggunakan

    bantuan program SPSS For Windows

    release 16.0 hasil analisis diperoleh

    sig = 0,012 < 0,050, dan dengan hasil

    tersebut dapat disimpulkan bahwa

    “ada perbedaan kemandirian pada

    antara anak yang berkedudukan

    sebagai anak sulung dan siswa yang

    berkedudukan sebagai anak bungsu”.

    Hal tersebut seturut pendapat

    (Hurlock (1990) tentang

    kecenderungan perbedaan

    kemandirian anak sulung dengan

    anak bungsu, yang menyatakan

    bahwa anak sulung cenderung lebih

    mandiri, sedangkan anak bungsu

    cenderung kurang mandiri, karena

    sering dibantu orang lain dalam

    melakukan suatu kegiatan. Perbedaan

    kemandirian anak sulung dan anak

    bungsu ini juga dapat dipengaruhi

    oleh kebudayaan maupun sikap

    orangtua dalam memperlakukan

    anak. Setiap budaya seorang anak

    mengalami tekanan untuk

    mengembangkan suatu pola

    kepribadian yang sesuai dengan

    standar yang ditentukan budayanya.

    adanya perbedaan kemandirian juga

    bisa karena terdapat sesuatu

    kekurangan dalam salah satu faktor

    pembentuk yang dapat

    mengakibatkan rendahnya

    kemandirian individu. Faktor

    tersebut mungkin bisa berasal dari

    pola hubungan yang kurang

    harmonis dengan orang tua, pola

    hubungan yang kurang baik dengan

    teman sebaya, atau faktor yang

    lainya. Hal ini seturut dengan apa

    yang di ungkapkan oleh Steinberg

    (2002) menyatakan kemandirian

    merupakan kemampuan individu

    dalam bertingkah laku, merasakan

    sesuatu, dan mengambil suatu

    keputusan berdasarkan kehendak

    sendiri. Peningkatan tanggung jawab,

    kemandirian, dan menurunnya

    tingkat ketergantungan remaja

    terhadap orang tua. Kemandirian

    adalah salah satu tugas

    perkembangan yang harus dipenuhi

    siswa pada periode remaja, jadi

    pencapaian kemandirian tersebut

    sangat penting bagi remaja, karena

    hal tersebut dapat menjadi tanda

  • 18

    kesiapannya untuk memasuki fase

    berikutnya dengan berbagai tuntutan

    yang lebih beragam sebagai orang

    dewasa.

    Penelitian ini juga sejalan

    dengan penelitian yang dilakukan

    oleh Kurnia Ayu Ningrum (2015)

    yang mengemukakan hasil

    penelitiannya. Diketahui bahwa ada

    perbedaan kemandirian antara anak

    sulung dengan anak bungsu, dengan

    asumsi anak sulung lebih mandiri

    daripada anak bungsu. yang

    ditunjukkan oleh koefisien t = 8,433

    dengan p < 0,05. Akan tetapi

    penelitian ini berbeda dengan

    penelitian yang dilakukan oleh.

    Putra, Eldyka (2014) dengan judul

    “Kemandirian Pada Remaja Ditinjau

    Dari Urutan Kelahiran” Subyek

    adalah 90 siswa SMP Maria Goretti

    Semarang. Alat ukur yang digunakan

    adalah skala kemandirian. Metode

    analisis data yang digunakan adalah

    adalah teknik anava satu jalur.

    Berdasarkan hasil uji hipotesis

    pertama di dapat F = 1,401 (p> 0,05)

    yang berarti tidak ada perbedaan

    kemandirian pada remaja antara anak

    sulung, anak bungsu. Dalam

    penelitian ini juga menggunakan

    subjek yang sama yaitu individu

    yang berstatus kedudukan anak

    sulung dan bungsu yang berada pada

    bangku SMP, dengan kisaran umur

    12-15 tahun. Penelitian yang

    dilakukan oleh penulis berbeda

    dengan penelitian yang dilakukan

    oleh. Putra, Eldyka karena jumlah

    populasi yang diambil oleh peneliti

    berbeda, metode analisid data,

    penulis menggunakan analisis

    komparasi menggunakan teknik

    analisis Mann-Whitney Test. dengan

    menggunakan bantuan program SPSS

    For Windows release 16.0 sedangkan

    penelitian yang dilakukan oleh Putra,

    Eldyka menggunakan analisis data

    yang digunakan adalah adalah teknik

    anava satu jalur, selain itu teori dan

    skala yang digunakan juga berbeda.

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dan

    pembahasan, dapat di simpulkan

    bahwa “ada perbedaan yang

    signifikan kemandirian antara anak

    sulung dan anak bungsu di SMP 2

    Kalikajar”. Hal ini dibuktikan

    dengan perolehan hasil analisis

  • 19

    dengan Mann-Whitney Test

    Asymp.Sig(2-tailed) sebesar 0,012 <

    0,050 dengan mean rank anak sulung

    36,15 dan anak bungsu 24,85.

    Dengan demikian Hi diterima,

    sehingga terdapat perbedaan yang

    signifikan antara sikap kemandirian

    anak sulung dan anak bungsu.

    Saran

    Berdasarkan hasil penelitian

    yang telah dilaksanakan oleh peneliti

    di SMP Negeri 2 Kalikajar, maka

    peneliti akan memaparkan beberapa

    saran yang sebagai berikut :

    Bagi Siswa-Siswi SMP Negeri 2

    Kalikajar

    Hasil penelitian menunjukan

    bahwa ada perbedaan kemandirian

    yang signifikan antara anak sulung

    dan anak bungsu. Jadi saran untuk

    para siswa dan siswi yang

    berkedudukan sebagai anak sulung

    dan anak bungsu di SMP Negeri 2

    Kalikajar adalah untuk lebih belajar

    mandiri. Meningkatkkan

    kemandirian pada masing-masing

    individu (kemandirian emosi,

    perilaku, dan nilai.), karena subjek

    memiliki tingkat kemandirian yang

    berbeda-beda.

    Bagi Guru

    Pencapaian kemandirian

    tersebut sangat penting bagi siswa-

    siswi, karena kemandirian adalah

    tanda kesiapan siswa-siswi untuk

    memasuki fase berikutnya dengan

    berbagai tuntutan yang lebih

    beragam sebagai orang dewasa.

    Maka peneliti menyarankan agar

    setiap Guru di SMP Negeri 2

    Kalikajar, Wonosobo dapat

    berperan aktif untuk meningkatkan

    kemandirian siswa-siswi. Seperti

    merencanakan pembelajaran yang

    bersifat mandiri.

    Bagi Guru BK

    Penelitian ini diharapkan

    mampu menjadi tambahan informasi

    dalam menjalankan tugasnya sebagai

    guru Bimbingan dan konseling,

    selain itu dengan penelitian ini Guru

    BK diharapkan dapat

    mengembangkan program layanan

    tentang kemandirian dengan teknik-

    teknik yang dikuasai oleh guru BK.

    Bagi Peneliti Selanjutnya

  • 20

    Berdasarkan hasil penelitian ini

    diharapkan untuk peneliti selanjutnya

    dapat menggali lebih banyak lagi

    mengenai faktor-faktor yang

    mempengaruhi kemandirian yang

    dimiliki remaja saat ini. Karena

    kemandirian merupakan hal yang

    sangat penting bagi remaja untuk

    melanjutkan kekehidupan

    mendatang.

    DAFTAR PUSTAKA

    Ali, Muhammad. 1978.

    Penelitian Kependidikan

    Prosedur dan Strategi.

    Bandung: Angkasa

    Arikunto,Suharsimi. 1996.

    Prosedur Penelitian.

    Jakarta: Rineka Cipta.

    BAzwar, Saefudin. 2000.

    Penyusunan Skala

    Psikologi. Yogyakarta:

    Pustaka Pelajar.

    B Simandjuntak & L Pasaribu.

    1984. Pengantar Psikologi

    Perkembangan. Bandung:

    Tarsito.

    Basri, Hasan. 2000. Remaja

    Berkualitas. Yogyakarta:

    Pustaka Pelajar Offset.

    Gea, Antonius Atosokhi dkk.

    2002. Relasi dengan Diri

    Sendiri. Jakarta: Elex

    Media Komputindo.

    Hadibroto, Iwan dkk. 2002.

    Misteri Perilaku Anak

    Sulung, Tengah, Bungsu,

    dan Tunggal.

    Hurlock.(1980). Psikologi

    Perkembangan.

    Erlangga:Jakarta.

    Kurnia, Ayu, I 2015 “Perbedaan

    Kemandirian Antara Anak

    Sulung Dengan Anak

    Bungsu Di Smp Negeri

    11”. Skripsi, Medan:

    Universitas Medan Area.

    Lie, Anita & Prasasti, Sarah.

    2004. 101 Cara Membina

    Kemandirian dan

    Tanggung Jawab Anak.

    Jakarta: Elex Media

    Komputindo.

    Partowisastro, Koestoer. 1983.

    Dinamika Psikologi Sosial.

    Jakarta: Erlangga.

    Prawironoto, Hartati dkk. 1994.

    Pembentukan Budaya

    dalam Lingkungan

    Keluarga didaerah Jawa

    Tengah. Jateng:

    Depdikbud Dirjen

    Kebudayaan.

    Putra, Eldyka. 2014. ”

    Kemandirian Pada

    Remaja Ditinjau Dari

  • 21

    Urutan Kelahiran”.

    Skripsi. Semarang :

    Universitas Katolik

    Soegijapranata.

    Sri Retno pamungkas. 2006.

    “Kemandirian Pada

    Remaja Ditinjau Dari

    Urutan Kelahiran”.

    Skripsi. Salatiga:

    Universitas Kristen Satya

    Wacana.

    Steinberg. (2002).

    Adolescence.6th Ed. USA:

    McGraw Hill Higher

    Education

    Sudijono, Anas. 2000 Pengantar

    statistik pendidikan: Jakarta

    Raja Grafindo Persada

    .