9
PERBEDAAN PANTAI KENJERAN SURABAYA DENGAN PANTAI SELAT EGERON DAN SEKITARNYA MALUKU TENGGARA Christiani Silalahi K2E009015 Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Semarang 2011 SARI Pada awal mula dipercaya bahwa pada pesisir pantai adalah satu macam dan tidak mempunyai bentuk, tetapi ilmu modern sekarang telah membuktikan bahwa topografi pantai adalah kompleks seperti daratan. Daerah peralihan antara daratan dan lautan sering ditandai dengan adanya suatu perubahan kedalaman yang berangsur-angsur. Perubahan kedalaman tersebut terbagi menjadi tiga buah macam daerah, yaitu continental shelf dengan lereng yang landai, continental slope dengan lereng yang lebih terjal, dan continental rise yang merupakan daerah dengan lereng yang curam kemudian perlahan-lahan menjadi datar pada dasar lautan. Faktor-faktor yang mempengaruhi topografi pantai adalah gelombang dan pasang surut air laut, pada pantai landai biasanya tak banyak terdapat gelombang, sedangkan pada pantai yang lebih curam

Perbedaan Pantai Kenjeran Surabaya Dengan Pantai Selat Egeron Dan Sekitarnya Maluku Tenggara

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Hidrolika Pantai

Citation preview

Page 1: Perbedaan Pantai Kenjeran Surabaya Dengan Pantai Selat Egeron Dan Sekitarnya Maluku Tenggara

PERBEDAAN PANTAI KENJERAN SURABAYA DENGAN PANTAI SELAT EGERON DAN SEKITARNYA MALUKU TENGGARA

Christiani Silalahi

K2E009015

Jurusan Ilmu Kelautan

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Semarang

2011

SARI

Pada awal mula dipercaya bahwa pada pesisir pantai adalah satu macam dan tidak mempunyai

bentuk, tetapi ilmu modern sekarang telah membuktikan bahwa topografi pantai adalah kompleks seperti

daratan. Daerah peralihan antara daratan dan lautan sering ditandai dengan adanya suatu perubahan

kedalaman yang berangsur-angsur. Perubahan kedalaman tersebut terbagi menjadi tiga buah macam

daerah, yaitu continental shelf dengan lereng yang landai, continental slope dengan lereng yang lebih

terjal, dan continental rise yang merupakan daerah dengan lereng yang curam kemudian perlahan-lahan

menjadi datar pada dasar lautan. Faktor-faktor yang mempengaruhi topografi pantai adalah gelombang

dan pasang surut air laut, pada pantai landai biasanya tak banyak terdapat gelombang, sedangkan pada

pantai yang lebih curam biasanya banyak terdapat gelombang karena berrada pada laut bebas. Sedangkan

kenjeran merupakan pantai yang landai karena kemiringannya kurang dari 1,440, dan dipengaruhi oleh

pasang surut air laut dan tidak ada gelombang karena kenjeran bukan merupakan laut bebas karena

merupakan selat. Dan pantai Selat Egeron merupakan penghubung antara laut arafura dengan laut banda

yang terletak diantara pulau Yamdena dan pulau Selaru dengan geomorfologi pantai yang beraneka

ragam.

Kata Kunci : Topografi, Geomorfologi, Gelombang, Pasang surut.

Page 2: Perbedaan Pantai Kenjeran Surabaya Dengan Pantai Selat Egeron Dan Sekitarnya Maluku Tenggara

1. Pendahuluan

Pantai adalah perbatasan antara daratan dan laut, daerah peralihan antara daratan dan lautan

sering ditandai dengan adanya suatu perubahan kedalaman yang berangsur-angsur. Disini dapat

dibedakan menjadi tiga, yaitu continental shelf, continental slope dan continental rise. Continental Shelf

adalah lereng landai yang mempunyai kemiringan 0,4%, Continental slope adalah pantai yang

mempunyai lereng yang lebih terjal, yaitu antara 3% - 6%. Sedangkan Continental rise adalah daerah

yang mempunyai lereng yang kemudian menjadi datar pada dasar lautan, biasanya berada pada daerah

kepulauan dan lepas pantai Venezuela bagian utara(Hutabarat,1985).

Garis pantai (shore line) dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu fore shore adalah bagian

pantai pulai dari muka air laut terendah sampai muka air laut pasang tertinggi (pasang naik), back shore

adalah merupakan bagian dari pantai mulai dari muka air laut tertinggi sampai pada batas wilayah pesisir

(coast), offshore adalah merupakan daerah yang meluas dari titik pasang surut terendah ke arah laut.

(Sunarto, 1992).

Sedangkan Geomorfologi adalah studi mengenai bentuk-bentuk bentang pantai,evolusinya,

proses yang bekerja padanya dan perubahan – perubahan yang sekarang sedang terjadi pada bentang alam

tersebut. Perubahan bentang alam pantai ini disebabkan oleh sifat dinamika dari proses geomorfologi

pantai yang besar seperti perubahan alas erosi karena proses pengangkatan garis pantai .

Tujuannya adalah untuk mengetahui perbandingan yang terjadi antara topografi pantai dan

geomorfologinya.

Page 3: Perbedaan Pantai Kenjeran Surabaya Dengan Pantai Selat Egeron Dan Sekitarnya Maluku Tenggara

2. Metode Analisa

Adapun metode analisis yang dilakukan adalah dengan mencantumkan bagaimana cara

pengambilan data dari kedua pantai. Dalam hal ini untuk pengambilan data pantai Kenjeran dilakukan

secara langsung terjun ke posisi pewngamatan dengan membawa tonggak kayu serta Global Positioning

System (GPS), meteran jahit atau meteran kayu, Meteran lapangan (50 atau 100 m), Waterpass, Kompas.

Cara kerjanya tonggak bambu sepanjang 2 meter, dipasang sesuai garis lurus dari pantai hingga 40 meter

kearah laut. Jarak pemasangnan tonggak bambu yaitu sepanjang 2 meter, sehingga penghitungan kedalam

pada pantai mengikuti penempatan tonggak yang dipasang. Meteran jahit berfungsi sebagai pengukur

permmukaan laut hingga dasar laut di posisi tonggak bambu berada. Waterpass berfungsi untuk menjaga

tali agar selalu dalam keadaan sejajar dan tidak mengikuti kontur pantai. Meteran lapangan berfungsi

untuk mengatur jarak antara tonggak bambu tersebut. Dan GPS berfungsi sebagai penentuan titik

koordinat wilayah yang akan diamati. Pengambilan data kontur pantai dimulai pada tonggak ke-0 yang

diletakkan pada titik pasang tertinggi sejajar dengan daratan dan ditandai dengan tali rafia yang ditarik

lurus ke laut hingga tonggak terakhir dan tidak mengikuti kontur pantai. Pengukuran kontur pantai

dimulai pada tali yang yang diikat pada tonggak-0 yang diikuti pada tepat permukaan tanah hingga

menyentuh dasar laut, kemudian catat tinggi tiap tali pada tonggak hingga dasar pantai. dan

menententukan tipe pantai tersebut.

Sedangkan untuk pengambilan data di pantai selat Egeron menggunakan metode interpretasi foto

udara yang dilengkapi dengan pengujian lapangan. Unsure-unsur interpretasi seperti rona, tekstur, bentuk

pola,ukuran dan sebagainya digunakan untuk mendeliniasi batas-batas kenampakan unit morfologi pantai,

litologi dan tata guna lahan pantai. Uji lapangan dilakukan dengan menelusuri sepanjang pantai selat

Eregon. Untuk mengenali garis pantai digunakan data dari peta Topografi dan Foto Udara Pulau

Yamdena. Berdasarkan hasil interpretasi foto udara dan pengkajian peta Topografi, maka dapat diketahui

perubahan garis pantai yang berupa abrasi dan akresi pantai selat Egeron dari tahun 1898 sampai 1983.

Perubahan garis pantai dalam hal ini dianggap peristiwa kerusakan garis pantai. Uji lapangan dilakukan

dengan menelusuri garis pantai, yaitu mencocokkan hasil interpretasi foto udara dengan kenyataan

dilapangan dengan cara: mencari batas garis pantai tahun 1898, 1983, dan mengukur jarak garis pantai

antara tahun 1898 sampai dengan 1983.

Page 4: Perbedaan Pantai Kenjeran Surabaya Dengan Pantai Selat Egeron Dan Sekitarnya Maluku Tenggara

3. Hasil dan Pembahasan

Kemampuan tanah terbawa air erosi dipengaruhi oleh topografi suatu wilayah. Kondisi wilayah

yang dapat menghanyutkan tanah sebagai sedimen erosi secara cepat adalah wilayah yang memiliki

kemiringan lereng yang cukup besar. Sedangkan pada wilayah yang landai akan kurang intensif laju

erosifitasnya, karena lebih cenderung untuk terjadi penggenangan. Topografi pantai dan letak geografis

pantai juga berpengaruh terhadap besarnya ombak yang dapat berdampak terhadap banyak atau tidaknya

erosi dan pengikisan pantai, dan pada akhirnya hasil dari pengikisan pada pantai juga akan berdampak

balik terhadap kondisi topografi pantai, sehingga pada dasarnya antara keadaan topografi, ombak

(gelombang), letak geografis saling berkaitan membentuk sebuah siklus yang selalu berkelanjutan.

Kenjeran merupakan sebuah pantai yang berada di daerah timur Surabaya, pantai kenjeran berada diantara

pulau Jawa dan Madura (Selat Madura). Sehingga pantai kenjeran memiliki ombak yang relative kecil

bahkan hampir tidak dijumpai ombak dikarenakan letak geografisnya yang berada dintara 2 pulau yang

berdekatan sehingga keadaan topografi pantai relative landai dan tidak terjadi pasang surut gelombang

yang signifikan akan tetapi hanya pasang surut berupa kenaikan dan penurunan tinggi permukaan air laut.

Hal ini berakibat pada keadaan sedimen yang terbawa saat pasang surut terjadi,sedimennya termasuk

pasir berlumpur.

Selain itu, pantai Kenjeran merupakan pantai pasang surut sehingga pada pinggir pantai lebih

didominasi dengan permukaan sedimen dan pasir yang memiliki butiran – butiran halus dan banyak pula

kerang-kerang dari hewan lain yang sudah pecah-pecah atau retak. Selain itu, pantai Kenjeran adalah

pantai yang berlumpur. Hal tersebut dikarenakan pada pinggir pantai tampak pasir yang lebih

mendominasi, sedangkan pada bagian tengah mendominasi adalah lumpur. Sehingga, pantai Kenjeran

dapat disebut dengan pantai berlumpur karena dari pengambilan sampel yang dilakukan bagian tengah

pantai Kenjeran yang merupakan pantai berlumpur. Namun perbedaan antara pantai berlumpur dan

berpasir sangat tipis bedanya, tetapi ada juga bedanya yaitu garis batas yang jelas antara pantai yang

berbatu dengan pantai yang berpasir, dapat diketahui dengan jelas. Pantai Kenjeran merupakan pantai

pasang surut sehingga pada pinggir pantai lebih didominasi dengan permukaan sedimen dan pasir yang

memiliki butiran – butiran halus dan banyak pula kerang-kerang dari hewan lain yang sudah pecah-pecah

atau retak. Selain itu, pantai Kenjeran adalah pantai yang berlumpur. Hal tersebut dikarenakan pada

pinggir pantai tampak pasir yang lebih mendominasi, sedangkan pada bagian tengah mendominasi adalah

lumpur. Sehingga, pantai Kenjeran dapat disebut dengan pantai berlumpur karena dari pengambilan

sampel yang dilakukan bagian tengah pantai Kenjeran yang merupakan pantai berlumpur. Namun

perbedaan antara pantai berlumpur dan berpasir sangat tipis bedanya, tetapi ada juga bedanya yaitu garis

batas yang jelas antara pantai yang berbatu dengan pantai yang berpasir, dapat diketahui dengan jelas.

Page 5: Perbedaan Pantai Kenjeran Surabaya Dengan Pantai Selat Egeron Dan Sekitarnya Maluku Tenggara

Sedangkan untuk pantai selat Egeron ditinjau dari morfologi pantainya, dimana ditemukan 4

morfologi yaitu morfologi pasang surut, morfologi dataran alluvial dan morfologi terumbu karang yang

mengalami pengangkatan serta morfologi perbukitan dimana keempatnya memiliki karakteristik fisik

yang berbeda. Untuk hal ini yang dianalisis adalah morfologi pasang surutnya dimana satuan morfologi

pasang surut menempati daerah kabiarat, sifnana, Olilit, daerah ujung teluk seumlaki, astubul dan ujung

teluyk adaut serta sebagian pantai pulau Astubun. Perbedaan pasang tertinggi dan surut terendah di

daerah penelitian cukup besar yaitu 2-2.5 meter. Pada satuan morfologi pasang surut ini memiliki

kemiringan rata-rata 0% - 7%, sehingga sewaktu pasang maksimal air laut dapat masuk jauh kedaratan.

Hal ini disebabkan adanya tumbuhan penutup daerah ini yaitu mangrove dari berbagai jenis. Dimana

hutan ini yang akan dikatakan masih baik dan berperan dalam proses pembentukan daratan baru sehingga

saat pasang air laut dapat masuk jauh kedaratan. Pada daerah satuan morfologi pasang surut umumnya

mampu menahan tekanan arus dan pukulan gelombang. Kondisi pantainya masih baik dimana beberapa

daerahnya cocok digunakan sebagai tambak udang. Daerah ini memiliki kemiringan rata-rata 0% - 7%,

litologi pasir liat, kondisi hutan mangrove yang baik dan tebal kearah daratan, dan jauh dari muara sungai

besar.

Untuk satuan morfologi daratan aluvial hanya menempati daerah yang sempit yaitu ujung teluk

seumlaki. Material penyusunnya berasal dari rombakan batuan pada satuan morfologi dibelakangnya.

Perbukitan dibelakang satuan morfologi daratan aluvial mengalami proses pelapukan kimia maupun

fisika. Pada waktu musim hujan mengalami proses erosi dan hasil rombakannya oleh sungai dibawa ke

muara dan selanjutnya disebarkan ke tengah perairan oleh arus dan gelombang. Di daerah muara proses

sedimentasi berlangsung cepat, akibat adanya perbedaan kemiringan, sehingga pada daerah muara

terbentuk daerah aluvial. Dataran aluvial di daerah penelitian ini umumnya subur sehingga oleh penduduk

dimanfaatkan untuk lahan pertanian.

4. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan kedua pantai tersebut dapat dilihat suatu perbedaan antara topografi pantai

Kenjeran dengan geomorfologi pantai Egeron. Dimana perbedaan tersebut lebih ke proses pengendalian

pasang surutnya. Karena kedua pantai ini dikenal sebagai pantai pasang surutnya. Dalam hal ini pantai

Kenjeran memiliki kemiringan tidak lebih dari 1,440 dibandingkan pantai Egeron yaitu 0% - 7%. Dimana

pantai Kenjeran memiliki ombak yang relative kecil dibandingkan pantai Egeron.

Untuk proses pasang surutnya Pantai Kenjeran merupakan pantai pasang surut sehingga pada

pinggir pantai lebih didominasi dengan permukaan sedimen dan pasir yang memiliki butiran – butiran

halus dan banyak pula kerang-kerang dari hewan lain yang sudah pecah-pecah atau retak. Selain itu,

Page 6: Perbedaan Pantai Kenjeran Surabaya Dengan Pantai Selat Egeron Dan Sekitarnya Maluku Tenggara

pantai Kenjeran adalah pantai yang berlumpur. Hal tersebut dikarenakan pada pinggir pantai tampak pasir

yang lebih mendominasi, sedangkan pada bagian tengah mendominasi adalah lumpur. Sehingga, pantai

Kenjeran dapat disebut dengan pantai berlumpur karena dari pengambilan sampel yang dilakukan bagian

tengah pantai Kenjeran yang merupakan pantai berlumpur.

Sedangkan untuk pantai Egeron memiliki ombak yang lebih besar dari pada kenjeran . Pada

satuan morfologi pasang surut ini memiliki kemiringan rata-rata 0% - 7%, sehingga sewaktu pasang

maksimal air laut dapat masuk jauh kedaratan. Hal ini disebabkan adanya tumbuhan penutup daerah ini

yaitu mangrove dari berbagai jenis. Dimana hutan ini yang akan dikatakan masih baik dan berperan

dalam proses pembentukan daratan baru sehingga saat pasang air laut dapat masuk jauh kedaratan. Pada

daerah satuan morfologi pasang surut umumnya mampu menahan tekanan arus dan pukulan gelombang.

5. Daftar Pustaka

Anonim.2008.PANTAI.www.inani.tripod.com.di-akses 19 April 2011 pukul 17.00 WIB

Hutabarat, sahala.1985. Pengantar Oseanografi. UI-Press:Jakarta

Sutikno.1999. Karakteristik Bentuk Pantai. PUSPICS UGM:Yogyakarta

Sunarto.1992. Geomorfologi Pantai. Pusat Antar Universitas Ilmu Teknik UGM:Yogyakarta