79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT DAN KEMAMPUAN MOTOR ABILITY TERHADAP KEMAMPUAN LARI CEPAT 100 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Acceleration Sprint dan Sprint Training pada Siswa Putra Kelas VII SMP Negeri 2 Selogiri Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012) SKRIPSI THOLIB WIBISONO K.5607060 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juni 2012

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT DAN

KEMAMPUAN MOTOR ABILITY TERHADAP KEMAMPUAN

LARI CEPAT 100 METER

(Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Acceleration Sprint dan

Sprint Training pada Siswa Putra Kelas VII SMP Negeri 2 Selogiri Kabupaten

Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012)

SKRIPSI

THOLIB WIBISONO

K.5607060

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juni 2012

Page 2: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Tholib Wibisono

NIM : K.5607060

Jurusan/Program Studi : JPOK UNS/Penkepor

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

METODE LATIHAN LARI CEPAT DAN KEMAMPUAN MOTOR ABILITY

TERHADAP KEMAMPUAN LARI CEPAT 100 METER (Eksperimen

Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Acceleration Sprint dan Sprint Training

pada Siswa Putra Kelas VII SMP Negeri 2 Selogiri Kabupaten Wonogiri

Tahun Pelajaran 2011/2012) ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri.

Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicatumkan dalam daftar pustaka

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sangsi atas perbuatan saya.

Surakarta, 30 Juni 2012

Yang membuat pernyataan

Tholib Wibisno

NIM. K.5607060

Page 3: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT DAN

KEMAMPUAN MOTOR ABILITY TERHADAP KEMAMPUAN

LARI CEPAT 100 METER

(Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Acceleration Sprint dan

Sprint Training pada Siswa Putra Kelas VII SMP Negeri 2 Selogiri Kabupaten

Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh :

THOLIB WIBISONO

K.5607060

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

S U R A K A R T A

Juni 2012

Page 4: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Page 6: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke Negeri Cina dan sesungguhnya menuntut

ilmu itu wajib atas setiap orang Islam.

(HR. Ibnu Abdil Barr)

Mimpi adalah kunci untuk menaklukan dunia. Maka milikilah mimpi.

Bermimpi dan bercita-citalah setinggi langit, sehingga andaikan engkau jatuh,

engkau masih terduduk di antara bintang-bintang.

(Hadila Edisi 36 Juni 2010)

Page 7: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Teriring syukur kepada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk:

Bapak dan Ibu tercinta yang selalu mendo’akan aku dalam hidupku

Teman-teman ku Angkatan ’07 FKIP JPOK UNS Surakarta

Siswa SMP Negeri 2 Selogiri Kabupaten Wonogiri

Bapak Dan Ibu Dosen FKIP JPOK UNS Surakarta

Teman – teman Paguyuban KEPOR’07 KOPLOH

Para Pembaca Yang Budiman

Page 8: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

ABSTRAK

Tholib Wibisono. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI

CEPAT DAN KEMAMPUAN MOTOR ABILITY TERHADAP

KEMAMPUAN LARI CEPAT 100 METER (Eksperimen Perbedaan

Pengaruh Metode Latihan Acceleration Sprint dan Sprint Training pada Siswa

Putra Kelas VII SMP Negeri 2 Selogiri Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran

2011/2012). Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sebelas Surakarta, Juni 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:(1) Perbedaan pengaruh

metode latihan acceleration sprint dan sprint training terhadap kemampuan lari

cepat 100 meter pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Selogiri Kabupaten

Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012.(2) Perbedaan pengaruh terhadap kemampuan

lari cepat 100 meter antara siswa yang memiliki motor ability tinggi dan motor

ability rendah pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Selogiri Kabupaten

Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012.(3) Interaksi antara metode latihan dan motor

ability terhadap kemampuan lari cepat 100 meter pada siswa putra kelas VII SMP

Negeri 2 Selogiri Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi penelitian adalah

siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Selogiri Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran

2011/2012 berjumlah 65 siswa yang terbagi dalam enam kelas. Teknik

pengambilan sampel penelitian yang digunakan adalah purposive sampling. Sampel

sebanyak 40 siswa dengan ciri motor ability tinggi dan motor ability rendah.

Teknik pengumpulan data dengan tes dan pengukuran. Teknik analisis data yang

digunakan adalah analisis varians 2 X 2 dilanjutkan dengan Newman-Keuls.

Hasil penelitian ini menunjukkan:(1) Terdapat perbedaan pengaruh yang

signifikan metode latihan acceleration sprint dan sprint training terhadap

kemampuan lari cepat 100 meter.Dari hasil analisis data menunjukkan Fo = 6.82 >

Ft 4.11. (2) Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan lari

cepat 100 meter. terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara siswa yang

memiliki motor ability tinggi dengan siswa yang memiliki motor ability rendah

terhadap kemampuan lari cepat 100 meter.Dari hasil analisis data menunjukkan Fo

= 5.00 > Ft 4.11. (3) Terdapat interaksi antara metode latihan dan motor ability

terhadap kemampuan lari cepat 100 meter.Dari hasil analisis data menunjukkan

bahwa Fhitung = 10.91 > Ftabel = 4,11.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan:(1) Terdapat pengaruh

yang signifikan metode latihan acceleration sprint dan sprint training terhadap

kemampuan lari cepat 100 meter.(2) Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan

kemampuan lari cepat antara siswa yang memiliki motor ability tinggi dengan

siswa yang memiliki motor ability rendah terhadap kemampuan lari cepat 100

meter.(3) Terdapat interaksi antara metode latihan dan motor ability terhadap

kemampuan lari cepat 100 meter.

Kata kunci: Metode Latihan Acceleration Sprint dan Sprint Training, Lari Cepat

100 Meter.

Page 9: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ................................…………………………………………………

PERYATAAN................................................................................................

PENGAJUAN ...............................………………………………………….

PERSETUJUAN .........................…………………………………………..

PENGESAHAN ..............................…………………………………………

MOTTO .....................……………………………………………………….

PERSEMBAHAN .............................………………………………………..

ABSTRAK…………………………………………………………………..

DAFTAR ISI ......................................……………………………………….

DAFTAR TABEL ...................………………………………………………

DAFTAR GAMBAR ...................................………………………………..

DAFTAR GRAFIK ......................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN ..............................…………………………………

KATA PENGANTAR………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………

A. Latar Belakang Masalah ……………………………………….

B. Indentifikasi Masalah…………………………………………..

C. Pembatasan Masalah……………………………………………

D. Perumusan Masalah…………………………………………….

E. Tujuan Penelitian……………………………………………….

F. Manfaat Penelitian………………………………………………

BAB II LANDASAN TEORI………………………………………………

A. Tinjauan Pustaka ...………………………………………………

1. Kecepatan Lari……………………………………………….

a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Lari…….

b. Lari Cepat 100 Meter…………………………………….

c. Teknik Lari Cepat 100 Meter…………………………….

d. Sistem Energi dalam Lari Cepat…………………………

2. Latihan……………………………………………………….

I

ii

iii

iv

v

vi

vii

viii

ix

xii

xiii

xiv

xv

xvii

1

1

4

5

6

6

7

8

8

8

9

10

13

17

19

Page 10: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

a. Metode Latihan………………………………………….

b. Prinsip-Prinsip Latihan…………………………………..

c. Komponen-Komponen Latihan………………………….

3. Metode Acceleration Sprint………………………………….

a. Pengertian Acceleration Sprint…………………………..

b. Pelaksanaan Metode Latihan Acceleration Sprint……….

4. Metode Latihan Sprint Training……………………………..

a. Pengertian Sprint Training………………………………

b. Pelaksanaan Metode Latihan Sprint Training……………

5. Motor Ability………………………………………………..

a. Pengertian Motor Ability………………………………..

b. Komponen-Komponen Motor Ability……………………

c. Faktor-Faktor yang Mendukung Motor Ability………….

d. Peranan Motor Ability terhadap Kemampuan Lari Cepat

100 Meter…………………………………………………

B. Kerangka Berpikir.......……………………………………….

C. Hipotesis……………………………………………………..

BAB III METODE PENELITIAN .............………………………………

A. Tempat dan Waktu Penelitian ....………………………………..

B. Populasi dan Sampel…………………………………………….

C. Teknik Pengumpulan Data……………………………………….

D. Metode Penelitian……………………………………………….

E. Teknik Analisis Data……………………………………………..

BAB IV HASIL PENELITIAN ...................……………………………….

A. Deskripsi Data ...............……………………………………….

B. Mencari Reliabilitas…………………………………………….

C. Pengujian Prasyaratan Analisis………………………………….

1. Uji Normalitas……………………………………………….

2. Uji Homogenitas……………………………………………

D. Pengujian Hipotesis……………………………………………..

1. Pewngujian Hipotesis Pertama……………………………..

19

19

23

26

26

26

27

27

28

29

29

30

31

35

36

39

40

40

40

41

41

42

49

49

51

52

52

53

53

55

Page 11: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

2. Pengujian Hipotesis Kedua…………………………………

3. Pengujian Hipotesis Ketiga…………………………………

E. Pembahasan Hasil Penelitian……………………………………

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .........……….………..

A. Simpulan..................……………………………………………

B. Implikasi ....................…………………………………………

C. Saran .........................…………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA .............................……………………………………

LAMPIRAN

55

55

56

60

60

60

61

62

Page 12: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Tabel

1. Rancangan Penelitian Anava Dua Jalur dengan Design Rancangan

Faktorial 2 X 2………………………………………………………..

2. Ringkasan Anava untuk Eksperimen Faktorial 2 X 2……………….

3. Ringkasan Angka-Angka Statistik Deskriptif Data Kemampuan Lari

Cepat 100 Meter Siswa Putra Kelas VII SMP Negeri 2 Selogiri

Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012……………………

4. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Tes Awal dan Tes Akhir

Kemampuan Lari Cepat 100 Meter…………………………………..

5. Range Kategori Reliabilitas……………………………………………

6. Hasil Uji Normalitas dengan Lilliefors………………………………

7. Hasil Uji Homogenits dengan Uji Bartlet…………………………….

8. Ringkasan Nilai Rerata Kemampuan Lari Cepat 100 Meter

Berdasarkan Metode Latihan dan Tingkat Motor Ability sebelum

dan Sesudah Diberi Perlakuan……………………………………….

9. Ringkasan Keseluruhan Hasil Analisis Varians Dua Faktor………….

10. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman Keuls……………………….

11. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama dan Interaksi Faktor Utama

terhadap Peningkatan Kemampuan Lari Cepat 100 Meter………….

42

45

49

52

52

52

53

54

54

54

58

Page 13: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1. Kontribusi Setiap Langkah Pelari……………………………………..

2. Faktor-Faktor Dasar Lari………………………………………………

3. Posisi Aba-Aba Bersedia………………………………………………

4. Sikap Badan pada Aba-Aba Siap……………………………………..

5. Sikap Badan pada Aba-Aba Ya……………………………………….

6. Teknik Lari Cepat……………………………………………………..

7. Ilustrasi Metode Latihan Acceleration Sprint………………………..

8. Ilustrasi Metode Latihan Sprint Training…………………………….

9. Skematis Komponen-Komponen Motor Ability………………………

10. Skematis Kerangka Berpikir………………………………………….

11. Tes Lompat Jauh Tanpa Awalan……………………………………..

12. Tes Lempar Bola Sooftball……………………………………………

13. Tes Lari Zig-Zag………………………………………………………

14. Tes Menembakkan Bola ke Tembok…………………………………

15. Tes Melempar Bola Basket……………………………………………

16. Tes Lari 60 Yard………………………………………………………

11

12

14

14

15

16

27

29

31

46

94

47

96

97

98

99

Page 14: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 1. Nilai Rata - Rata Kemampuan Lari Cepat 100 Meter

Berdasarkan Tiap Kelompok Perlakuan dan Tingkat Motor

Ability………………………………………………………..

Grafik 2. Nilai Rata-Rata Peningkatan Kemampuan Lari Cepat 100

Meter antar Kelompok Perlakuan……………………………

Grafik 3. Interaksi Metode Latihan dan Motor Ability…………………

50

51

58

Page 15: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Data Tes Awal Kemampuan Motor Ability………………………….

2. Rekapitulasi Data Hasil Tes Motor Ability Beserta Klasifikasinya….

3. Data Tes Awal Kemampuan Lari Cepat 100 Meter………………….

4. Data Tes Akhir Kemampuan Lari Cepat 100 Meter………………….

5. Rekapitulasi Data Motor Ability Beserta Klasifikasinya……………..

6. Rekapitulasi Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Lari

Cepat 100 Meter, Klasifikasi Motor Ability Beserta Pembagian

Sampel ke Sel-Sel……………………………………………………

7. Rekapitulasi Data Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Lari Cepat

100 Meter pada Kelompok 1 (Kelompok Metode Acceleration

Sprint)………………………………………………………………..

8. Rekapitulasi Data Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Lari Cepat

100 Meter pada Kelompok 1 (Kelompok Metode Sprint Training)

9. Uji Reliabilitas Dengan Anava……………………………………….

10. Tabel Kerja untuk Menghitung Nilai Homogenitas dan Analisis

Varians……………………………………………………………….

11. Hasil Penghitungan Data Data untuk Uji Homogenitas dan Analisis

Varians……………………………………………………………….

12. Uji Normalitas Data dengan Metode Lilliefors………………………

13. Uji Homogenitas dengan Uji Bartlet…………………………………

14. Analisis Varians……………………………………………………..

15. Uji Rata-Rata Rentang Newman-Keuls……………………………..

16. Tes dan Pengukuran Kemampuan Lari Cepat 100 Meter……………

17. Tes dan Pengukuran Kemampuan Motor Ability……………………

18. Program Latihan Acceleration Sprint dan Sprint Training………….

19. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian………………………………..

65

68

70

71

72

73

74

75

76

82

83

84

88

89

90

91

93

100

102

Page 16: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

20. Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sebelas Maret Surakarta………

21. Surat Keterangan Penelitian dari SMP Negeri 2 Selogiri Kabupaten

Wonogiri…………………………………………………………………

106

112

Page 17: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan

skripsi ini.

Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi

berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh

karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. H. Mulyono, M.M., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs.H. Agustiyanto, M.Pd., Ketua Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Sapta Kunta Purnama, M.Pd sebagai pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, saran dan masukan, sehingga skripsi ini terselesaikan

5. Drs. Sarjoko Lelono, M.Kes sebagai pembimbing II yang telah memberi

semangat dan dorongan serta pembimbingan skripsi, sehingga skripsi dapat

tersusun dengan baik.

6. Bapak dan Ibu Dosen JPOK FKIP UNS Surakarta yang secara tulus

memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis.

7. Bapak Kepala SMP N 2 Selogiri yang telah memberikan ijin untuk

mengadakan penelitian.

8. Siswa Putra SMP N 2 Selogiri tahun ajaran 2011/2012 yang telah bersedia

menjadi sampel penelitian.

9. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

Page 18: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

Page 19: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Atletik merpakan cabang olahraga tertua di dunia dan sebagai salah satu

pelajaran yang wajib diajarkan kepada peserta didik dari Sekolah Dasar (SD)

sampai Sekolah Menengah Atas atau Kejuruan (SMA/SMK), bahkan

Perguruan Tinggi (PT). Cabang olahraga atletik wajib diajarkan kepada

peserta didik dari tingkat sekolah paling rendah bahkan perguruan tinggi,

karena gerakan-gerakan dalam cabang olahraga atletik hampir terdapat pada

semua cabang olahraga lainnya. Yoyo Bahagia, Ucuf Yusuf & Adang

Suherman (2000: 1) bahwa, “Mengapa cabang olahraga atletik wajib diajarkan

di sekolah-sekolah, secara logis karena atletik merupakan mother atau ibu dari

semua cabang olahraga. Gerakan-gerakan yang ada di dalam atletik dimiliki

oleh sebagian besar cabang-cabang olahraga”.

Salah satu nomor cabang olahraga atletik yang wajib diajarkan kepada

siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) yaitu nomor lari cepat. Lari cepat atau

disebut dengan istilah sprint merupakan lari yang dilakukan dengan kecepatan

maksimal dari garis start sampai garis finish. Lari cepat atau sprint yang diajarkan

pada siswa Sekolah Menengh Pertama (SMP) dengan jarak 100 meter.

Pembelajaran lari lari cepat 100 meter bagi siswa SMP sangat penting, karena

melalui pembelajaran lari cepat 100 meter dapat meningkatkan perkembangan

fisik anak dan koordinasi gerak anak. Oleh karena itu, dalam membelajarkan lari

cepat 100 meter siswa SMP dibutuhkan strategi mengajar yang tepat.

Pembelajaran lari cepat 100 meter bagi siswa SMP pada umumya

dilakukan secara konvensional maupun dengan pendekatan pembelajaran lainnya,

seperti pembelajaran inovatif, pendekatan latihan, pendekatan bermain dan lain

sebagainya. Dari pendekatan-pendekatan pembelajaran lari cepat 100 meter

tersebut ternyata kurang maksimal untuk meningkatkan kemampuan lari cepat 100

meter. Sehingga pada even-event seperti POPDA, PORSENI dan pertandingan

lainnya sekolah tidak dapat memiliki sprinter yang baik. Hal ini seperti ini terjadi

pada SMP Negeri 2 Selogiri Kabupaten Wonogiri. Biasanya SMP Negeri 2

Selogiri Kabupaten Wonogiri untuk mengirimkan atlet alri cepat (lari 100 meter)

hanya berdasarkan pengamatan dari guru Penjasorkes dari sekolah yang

Page 20: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

bersangkutan. Hal ini juga terjadi pada sekolah-sekolah yang lain. Jarang sekali

atau bahkan tidak pernah sekolah mengadakan pembinaan dan latihan lari cepat

100 meter kepada siswanya di luar jam pelajaran reguler.

Untuk mendapatkan atau menciptakan sprinter yang potensial dibutuhkan

latihan secara sistematis dan kontinyu. Oleh karena itu, seorang guru Penjasorkes

harus memiliki ilmu kepelatihan olahraga prestasi untuk melatih lari cepat 100

meter bagi siswanya. Jam pembelajaran Penjasorkes yang hanya 2 X 40 menit

tidak cukup untuk meningkatkan kemampuan lari cepat 100 meter, sehingga perlu

jam tambahan atau latihan di luar jam pelajaran secara reguler. Selain itu, seorang

guru Penjasorkes harus tepat dalam menerapkan metode latihan lari cepat 100

meter. Metode latihan untuk meningkatkan lari cepat 100 meter di antaranya

acceleration sprint dan sprint training.

Acceleration sprint merupakan bentuk latihan kecepatan yang dilakukan

dengan menambah kecepatan secara gradual dalam kecepatan lari, mulai dari

pelan (jogging), semakin cepat, lari dengan kecepatan penuh, berjalan menempuh

jarak 50-120 yard. Sedangkan sprint training merupakan latihan kecepatan

dengan lari kecepatan maksimum berulang-ulang menempuh jarak 50-60 meter

dan diselingi periode pemulihan secara sempurna. Berdasarkan pengertian dari

acceleration sprint dan sprint training tersebut, masing-masing memiliki

karakteristik yang berbeda, sehingga belum diketahui metode latihan mana yang

lebih efektif terhadap peningkatan kemampuan lari cepat 100 meter. Karena

peningkatan kemampuan lari cepat 100 meter tidak hanya dipengaruhi metode

latihan yang diterapkan oleh guru. Faktor individu (siswa) sangat menentukan

kemampuan lari cepat 100 meter. Faktor siswa ini sangat kompleks di antaranya

kemampuan motor ability atau kemampuan gerak dasar.

Motor ability atau kemampuan gerak dasar merupakan salah satu faktor

yang tidak bisa terlepas dengan keberadaan siswa dalam aktivitasnya sehari-hari

atau kegiatan olahraga. Sukintaka (2004: 78) menyatakan, “Kemampuan motorik

adalah kualitas hasil gerak individu dalam melakukan gerak, baik gerakan non

olahraga maupun gerak dalam olahraga atau kematangan penampilan

keterampilan motorik”. Ini artinya, kemampuan motor ability yang dimiliki siswa

Page 21: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

tentunya mempengaruhi terhadap kemampuan lari cepat 100 meter. Karena di

dalam motor ablity terdapat tiga komponen utama yaitu, gerak stabilitas, gerak

lokomotor dan gerak manipulatif yang ketiga-tiganya berperan terhadap

kemampuan lari cepat 100 meter. Apakah benar siswa yang memiliki kemampuan

motor ability baik kemampuan lari cepat 100 meter juga baik, tetapi sebaliknya

apakah siswa yang kemampuan motor ability-nya buruk kemampuan lari cepat

100 meter tidak baik. Nampaknya hal ini perlu dipertanyakan lagi, karena

kemampuan lari cepat 100 meter tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan motor

ability saja, tetapi masih ada faktor lainnya, seperti postur tubuh yang ideal,

penguasaan teknik lari cepat yang baik, strategi lari cepat, mental dan lain

sebagainya. Untuk mengetahui hal tersebut, maka perlu dikaji dan diteliti secara

lebih mendalam baik secara teori maupun praktik melalui penelitian eksperimen.

Metode latihan acceleration sprint dan sprint training akan

dieksperimenkan pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Selogiri Kabupaten

Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012. Metode latihan acceleration sprint dan

sprint training diberikan pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Selogiri, karena

kemampuan lari cepat 100 meter perlu ditingkatan. Pembelajaran lari cepat secara

reguler 2 X 40 menit yang dilakukan dalam 2 kali pertemuan kurang maksimal

untuk meningkatkan kemampuan lari cepat 100 meter. Pembelajaran lari cepat

yang diberikan terbatas pada gerak dasar lari cepat dan pengenalan teknik lari

cepat 100 meter.

Ditinjau dari kurikulum Penjasorkes SMP kelas VII, penelitian ini sangat

relevan dan diharapkan memberi kontribusi terhadap peningkatan kemampuan lari

cepat 100 meter, sehingga pada event POPDA antar SMP yang dilaksanakan satu

tahun sekali mampu berprestasi lebih maksimal. Selain permasalahan tersebut,

kemampuan motor ability siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Selogiri Kabupaten

Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 belum diketahui. Belum diketahuinya

kemampuan motor ability siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Selogiri Kabupaten

Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 merupakan permasalahan yang dapat

mempengaruhi kemampuan lari cepat 100 meter. Sejauh ini ini belum pernah

dilakukan tes dan pengukuran kemampuan motor ability siswa putra kelas VII

Page 22: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

SMP Negeri 2 Selogiri Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012, sehingga

belum diketahui apakah kemampuan motor ability-nya dalam keadaan baik atau

buruk. Seharunya komponen-komponen motor ability yang terdiri gerak stabilitas,

gerak lokomotor dan gerak manipulatif harus ditingkatkan melalui latihan yang

tepat, sehingga dapat memberi kontribusi terhadap kemampuan lari cepat 100

meter.

Upaya meningkatkan kemampuan lari cepat 100 meter, maka perlu

dilakukan secara latihan secara sistematis dan kontinyu dan diterapkan metode

latihan yang tepat, di antaranya metode latihan acceleration sprint dan sprint

training. Selain itu, kemampuan motor ability siswa harus ditingkatkan melalui

latihan yang tepat. Untuk mengetahui pengaruh latihan acceleration sprint dan

sprint training serta pengaruh motor ability, maka perlu dilakukan penelitian

dengan judul, “Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Lari Cepat dan Motor Ability

terhadap Kemampuan Lari cepat (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode

Latihan Acceleration Sprint dan Sprint Training pada Siswa Putra Kelas VII SMP

Negeri 2 Selogiri Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Kemampuan lari cepat 100 meter siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Selogiri

Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 perlu ditingkatkan

2. Pembelajaran Penjasorkes secara reguler belum maksimal untuk

meningkatkan kemampuan lari cepat 100 meter siswa putra kelas VII SMP

Negeri 2 Selogiri Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012.

3. Belum diketahui pengaruh metode latihan acceleration sprint dan sprint

training terhadap kemampuan lari cepat 100 meter siswa putra kelas VII SMP

Negeri 2 Selogiri Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012.

Page 23: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

4. Belum diketahui pengaruh kemampuan motor ability tinggi dan motor ability

rendah terhadap kemampuan lari cepat 100 meter pada siswa putra kelas VII

SMP Negeri 2 Selogiri Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012.

5. Metode latihan lari cepat yang lebih baik pengaruhnya antara acceleration

sprint dan sprint training terhadap kemampuan lari cepat 100 meter siswa

putra kelas VII SMP Negeri 2 Selogiri Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran

2010/2011 belum diketahui.

C. Pembatasan Masalah

Banyaknya masalah yang dapat diidentifikasi, maka perlu dibatasi agar

tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pembatasan masalah dalam penelitian

ini sebagai berikut:

1. Belum diketahui pengaruh metode latihan acceleration sprint terhadap

kemampuan lari cepat 100 meter pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2

Selogiri Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012.

2. Belum diketahui pengaruh metode latihan sprint training terhadap

kemampuan lari cepat 100 meter pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2

Selogiri Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012.

3. Belum diketahui pengaruh kemampuan motor ability tinggi dan motor ability

rendah terhadap kemampuan lari cepat 100 meter pada siswa putra kelas VII

SMP Negeri 2 Selogiri Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, masalah dalam

penelitian ini dapat dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Adakah perbedaan pengaruh metode latihan acceleration sprint dan sprint

training terhadap kemampuan lari cepat 100 meter pada siswa putra kelas VII

SMP Negeri 2 Selogiri Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012?

Page 24: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

2. Adakah perbedaan pengaruh terhadap kemampuan lari cepat 100 meter antara

siswa yang memiliki motor ability tinggi dan motor ability rendah pada siswa

putra kelas VII SMP Negeri 2 Selogiri Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran

2011/2012?

3. Adakah interaksi antara metode latihan dan motor ability terhadap

kemampuan lari cepat 100 meter pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2

Selogiri Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini

mempunyai tujuan untuk mengetahui:

1. Ada tidaknya perbedaan pengaruh metode latihan acceleration sprint dan

sprint training terhadap kemampuan lari cepat 100 meter pada siswa putra

kelas VII SMP Negeri 2 Selogiri Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran

2011/2012.

2. Ada tidaknya perbedaan pengaruh terhadap kemampuan lari cepat 100 meter

antara siswa yang memiliki motor ability tinggi dan motor ability rendah pada

siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Selogiri Kabupaten Wonogiri tahun

pelajaran 2011/2012.

3. Ada tidaknya interaksi antara metode latihan dan motor ability terhadap

kemampuan lari cepat 100 meter pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2

Selogiri Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012.

F. Manfaat Penelitian

Berkaitan dengan permasalahan dan tujuan penelitian tersebut di atas,

diharapkan penelitian ini memberi manfaat antara lain:

1. Dapat meningkatkan kemampuan lari cepat 100 meter bagi siswa yang

dijadikan sampel penelitian

Page 25: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

2. Dapat diperoleh informasi tentang metode latihan yang baik dan efektif untuk

meningkatkan kemampuan lari cepat 100 meter.

3. Dapat dijadikan sebagai masukan dan pedoman guru Penjasorkes tentang

metode latihan untuk meningkatkan lari cepat 100 meter.

4. Bagi peneliti dapat menambah wawasan tentang karya ilmiah untuk

dikembangkan lebih lanjut.

Page 26: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Kecepatan Lari

Kecepatan lari pada prinsipnya merupakan kemampuan seseorang untuk

bergerak secepat-cepatnya. Suharno HP. (1993: 47) menyatakan, “Kecepatan

sprint adalah kemampuan atlet untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang

sesingkat-singkatnya”. Menurut Sudjarwo (1993: 28) menyatakan, “Sprinting

speed adalah kemampuan untuk bergerak ke depan dengan kekuatan dan

kecepatan maksimal”.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, kecepatan lari

merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak atau menempuh jarak tertentu

dengan waktu yang sesingkat-singkatnya. Ditinjau dari sistem gerak kecepatan

merupakan kemampuan dasar mobilitas sistem saraf pusat dan perangkat otot

untuk menampilkan gerakan-gerakan pada kecepatan tertentu. Dari sudut pandang

mekanika, kecepatan diekspresikan sebagai rasio antara jarak dan waktu.

Berdasarkan jenisnya Bompa (1990) yang dikutip Ismaryati (2006: 57)

membedakan kecepatan menjadi dua macam yaitu:

1) Kecepatan umum adalah kapasitas untuk melakukan berbagai macam

gerakan (reaksi motorik) dengan cara yang cepat.

2) Kecepatan khusus adalah kapasitas untuk melakukan suatu latihan atau

keterampilan pada kecepatan tertentu, biasanya sangat tinggi.

Kecepatan khusus adalah khusus untuk cabang olahraga dan sebagian

besar tidak dapat ditransferkan, dan hanya mungkin dikembangkan

melalui metode khusus.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, kecepatan dalam setiap cabang

olahraga disesuaikan dengan kebutuhan atau tuntutan dari cabang olahraga yang

bersangkutan. Lebih lanjut Ismaryati (2006: 57-58) menyatakan, berdasarkan

struktur gerak, kecepatan gerak dibedakan menjadi tiga yaitu:

Page 27: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

1) Kecepatan asiklis adalah kecepatan gerak yang dibatasi oleh faktor-

faktor yang terletak pada otot, yakni kekuatan statis, kecepatan

kontraksi otot, kerja otot-otot antagonis, panjang pengungkit dan

massa yang digerakan.

2) Kecepatan siklis adalah produk yang dihitung dari frekuensi dan

aplitudo gerak.

3) Kecepatan dasar sebagai kecepatan maksimal yang dapat dicapai

dalam gerak siklis adalah produk maksimal yang dapat dicapai dari

frekuensi dan amplitudo gerak.

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, kecepatan dibedakan

menjadi dua yaitu kecepatan umum dan kecepatan khusus. Sedangkan ditinjau

dari struktur gerak, kecepatan gerak dibedakan menjadi tiga yaitu kecepatan

asiklis, kecepatan siklis dan kecepatan dasar. Dalam kegiatan olahraga,

kebanyakan tes yang dilakukan menggunakan tes yang melibatkan kecepatan rata-

rata. Kecepatan rata-rata adalah total jarak dibagi waktu yang digunakan untuk

menempuh jarak tertentu.

a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Lari

Kecepatan merupakan kualitas kemampuan kondisi fisik yang dipengaruhi

oleh beberapa faktor. Harsono (1988: 216) menyatakan, “Kecepatan tergantung

dari beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu streght (kekuatan, (waktu

reaksi (reaction time) dan flexibilitas (kelentukan)”. Menurut Jonath Haag &

Krempel (1987) yang dikutip Andi Suhendro (2007: 4.26) bahwa, “Faktor-faktor

yang mempengaruhi kecepatan lari yaitu tenaga otot, viscositas otot, kecepatan

reaksi, kecepatan kjontraksi, koordinasi antara syaraf pusat dan otot, ciri

antropometrik daya tahan kecepatan”. Sedangkan Sudjarwo (1993: 29)

menyatakan, baik dan tidaknya kecepatan (speed) seorang atlet dapat dilihat dari:

1) Macam fibril otot (pembawaan)

2) Pengaturan sistem yang baik, berarti koordinasi yang baik untuk

menghasilkan kecepatan.

3) Kekuatan otot, merupakan faktor yang menentukan kecepatan.

Page 28: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

4) Elastisitas otot, makin baik akan menyebabkan kontraksi otot yang

baik berarti kecepatannya baik pula.

5) Sifat rilex dari otot baik pengaruhnya terhadap kecepatan maupun

penguasaan teknik. Otot yang rilex tidak cepat lelah berarti efektif dan

ekonomis.

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, faktor yang

mempengaruhi kecepatan bersifat internal. Faktor dari dalam diri seseorang (atlet)

sangat menentukan baik dan tidaknya kecepatan yang dimiliki. Faktor-faktor

internal yang dapat mempengaruhi kecepatan di antaranya fibril otot putih sangat

dominan untuk menghasilkan kecepatan. Selain itu, kekuatan, elastisitas otot dan

sifat otot yang rileks dan waktu reaksi akan berpengaruh terhadap kualitas

kecepatan yang dihasilkan. Untuk mencapai kecepatan yang maksimal, maka

faktor-faktor seperti di atas harus dimiliki seorang atlet.

b. Lari Cepat 100 Meter

Lari pada prinsipnya merupakan gerakan maju yang dilakukan secara

berkesinambungan dengan kecepatan maksimal untuk menuju garis finish. Dalam

perlombaan lari digolongkan ke dalam beberapa nomor, salah satunya lari cepat

atau lari jarak pendek (sprint). Aip Syarifuddin (1992: 41) menyatakan, “Lari

jarak pendek atau lari cepat (sprint) adalah suatu cara lari dimana si atlet harus

menempuh seluruh jarak dengan kecepatan semaksimal mungkin. Artinya harus

melakukan lari yang secepat-cepatnya dengan mengerahkan seluruh kekuatannya

mulai awal (mulai dari start) sampai melewati garis akhir (finish)”. Menurut

Slamet Widodo (2005: 56) bahwa, “Lari jarak pendek (sprint) adalah gerak maju

ke depan yang diusahakan agar dapat mencapai tujuan (finish) secepat mungkin

atau dengan waktu sesingkat mungkin”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan, lari cepat 100 meter

merupakan lari yang dilakukan dengan kecepatan penuh dari garis start sampai

garis finish menempuh jarak 100 meter dengan waktu yang seingkat-singkat.

Untuk mencapai kecepatan maksimal pada lari 100 meter ada beberapa hal yang

harus diperhatikan. Tamsir Riyadi (1985: 23) menyatakan, “Pada lari jarak pendek

Page 29: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

perlu memperhatikan 4 masalah yaitu: (1) starting potition, (2) starting action, (3)

sprinting action, (4) finishing action”. Pendapat lain dikemukakan Yoyo Bahagia,

Ucup Yusuf & Adang Suherman (2000: 11-12) bahwa, “Kecepatan lari ditentukan

oleh panjang langkah (stide length) dan kekerapan langkah/frekuensi langkah

(stride frequency) juga sering disebut stride cendence atau rate of striding”.

1) Panjang Langkah (Stride Length)

Menurut Yoyo Bahagia dkk., (2000: 12) menyatakan, setiap panjang

langkah pelari merupakan hasil penjumlahan tiga jarak yaitu:

a) Jarak tolakan kaki, yaitu jarak horizontal antara kaki yang menolak

dengan titik berat badan pelari.

b) Jarak melayang di udara, yaitu jarak horisontal yang dicapai oleh pelari

dengan perpindahan titik berat badan selama di udara.

c) Jarak pendaratan, yaitu jarak horisontal yang dicapai oleh pelari antara

titik berat badan dengan kaki yang mendarat

Gambar 1. Kontribusi Setiap Panjang Langkah Pelari

(Yoyo Bahgia dkk., 2000: 12)

Lebih lanjut Yoyo Bahagia dkk., (2000: 13) memberikan petunjuk cara

mengukur panjang langkah sebagai berikut:

a) Langkah pertama adalah melakukan pengukuran panjang langkah atlet

yang akan dilatih, yaitu atlit melakukan lari cepat 25 meter di atas

lintasan yang dapat memperlihatkan bekas tolakan kaki setiap

langkahnya (foot print). Kemudian diukur rata-rata penjang

langkahnya dengan meteran.

b) Langkah kedua tentukan spesialisasi jarak lari cepat dari atlit itu.

c) Langkah ketiga observasi kekuatan otot-otot tungkai dan kekuatan

sendi pergelangan kaki (ankle strenght).

d) Langkah keempat mengukur fleksibilitas sendi panggul dan sendi

pergelangan kaki.

e) Langkah kelima fungsikan sistem tuas pada kedua tungkai pelari.

Page 30: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

2) Frekuensi Langkah (Stride Frequency)

Frekuensi langkah sangat berperan penting untuk memperoleh kecepatan

lari yang maksimal. Yoyo Bahagia dkk., (2000: 14) menyatakan:

Frekuensi langkah merupakan perbandingan antara banyaknya kaki kontak

dengan tanah dengan kaki melayang di udara. Sehubungan dengan langkah

ini maka mengenal istilah setengah langkah yaitu, jarak sentuhan kaki kiri

dan kaki kanan. Sedangkan yang dimaksud satu langkah adalah jarak

antara sentuhan kaki kiri dan kaki kiri, atau kaki kanan dan kaki kanan.

Kecepatan lari menjadi maksimal apabila dapat ditempuh dengan waktu

yang sangat singkat. Waktu lari ditentukan oleh jarak dan rata-rata kecepatan.

Rata-rata kecepatan dapat dihitung dengan cara membagi jarak tempuh dengan

waktu yang ditempuh. Panjang langkah ditentukan oleh jarak take off, melayang

di udara dan jarak pendaratan kaki. Jarak melayang di udara ditentukan oleh

kecepatan lepas, sudut lepas, ketinggian lepas dan tahanan udara. Sedangkan

frekuensi langkah ditentukan oleh kecepatan melangkah yang mencakup

banyaknya kaki menyentuh tanah dengan banyaknya kaki melayang di udara.

Secara skematis Yoyo Bahagia dakk., (2000: 15) menggambarkan faktor-faktor

dasar lari sebagai berikut:

Gambar 2. Faktor-Faktor Dasar Lari

(Yoyo Bahagia dkk., 2000: 15)

Waktu Lari

Jarak Rata-Rata

Kecepatan

Panjang

Langkah

Frekuensi

langkah

Jarak tolakan Melayang

di udara

Jarak

pendaratan

Waktu

langkah

Kecepatan

lepas

Sudut lepas Ketinggian

lepas

Tahanan

udara

Tolakan

kaki di

tanah

Waktu di

udara

Page 31: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

c. Teknik Lari Cepat 100 Meter

Prestasi yang tinggi dapat dicapai dalam lari cepat tidak terlepas dari

penguasaan teknik lari yang baik dan benar. Dengan menguasai teknik lari cepat

yang benar, maka akan diperoleh efektifitas gerakan lari yang baik, sehingga akan

mendukung pencapai prestasi lari cepat lebih maskimal. Menurut Aip Syarifuddin

(1992: 41) bahwa, “Dalam lari jarak pendek ada tiga teknik yang harus dipahami

dan dikuasai yaitu mengenai: (1) teknik start, (2) teknik lari dan, (3) teknik

melewati garis finish”.

Pendapat tersebut menunjukkan, teknik lari cepat terdiri dari tiga bagian

yaitu, teknik start, teknik lari dan, teknik melewati garis finish. Dari ketiga teknik

lari cepat tersebut harus dirangkaikan secara harmonis, luwes dan lancar dalam

satu pola gerakan yang utuh tidak diputus-putus pelaksanaannya. Agar siswa

dapat melakukan lari cepat dengan baik dan prestasi yang tinggi, maka teknik-

teknik tersebut harus dipahami dan dikuasai. Untuk lebih jelasnya ketiga teknik

lari cepat tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut:

1) Teknik Start

Start atau pertolakan merupakan kunci pertama yang harus dikuasai.

Kecerobohan atau keterlambatan dalam melakukan start berarti kerugian besar

bagi seorang sprinter. Kemampuan melakukan start yang baik sangat dibutuhkan,

karena lari cepat dimenangkan dalam selisih waktu yang sangat kecil. Kesalahan

maupun keterlambatan melakukan start akan merugikan pelari.

Teknik start untuk lari jarak pendek adalah start jongkok (chrouching

start). Start jongkok dibagi menjadi tiga macam yaitu “(1) Start pendek (bounch

start), (2) Start menengah (medium start), (3) Start panjang (long start)”.

Perbedaan ketiga macam teknik start tersebut terletak pada penempatan antara

ujung kaki bagian depan dengan lutut kaki belakang, sedangkan sikap badan,

lengan dan yang lainnya hampir sama. Menurut Soegito, Bambang Wijanarko dan

Ismaryati (1993: 99) tahap mengambil sikap jongkok dengan aba-aba bersedia

sebagai berikut:

Page 32: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

1) Salah satu kaki diletakkan di tanah dengan jarak 1 jengkal dari garis

start.

2) Kaki lainnya diletakkan tepat di samping lutut yang terletak di tanah

dengan jarak 1 kepal.

3) Badan membungkuk ke depan.

4) Kedua tangan terletak di tanah tepat di belakang garis start (tidak

boleh menyentuh atau melampauinya).

5) Keempat jari tangan rapat, ibu jari terbuka.

6) Kepala tunduk, leher rileks (tidak tegang).

7) Pandangan ke bawah (lihat tanah).

8) Konsentrasi pada aba-aba berikutnya

Berikut ini disajikan ilustrasi gambar pelaksanaan posisi aba-aba

“bersedia” sebagai berikut:

Gambar 3. Posisi Aba-Aba Bersedia

(Soegito dkk., 1993: 99)

Aba-aba setelah “bersedia” yaitu “siap”. Menurut Soegito dkk., (1993: 99)

tahap persiapan akan lari dengan aba-aba “siap” sebagai berikut:

1) Lutut yang terletak di tanah diangkat.

2) Pinggul diangkat setinggi bahu.

3) Berat badan dibawa ke muka

4) Kepala tetap tunduk dan leher rileks

5) Pandangan tetap ke bawah

6) Konsentrasi pada aba-aba berikutnya

Berikut ini disajikan ilustrasi gerakan teknik lari cepat pada aba-aba “siap”

sebagai berikut:

Gambar 4. Sikap Badan pada Aba-Aba Siap

(Soegito dkk., 1993: 100)

Page 33: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Aba-aba berikut setelah aba-aba siap yaitu “ya”. Teknik pelaksanaan pada

aba-aba “ya” menurut Soegito dkk., (1993: 100) sebagai berikut:

1) Menolak ke depan dengan kuat tetapi jangan melompat, melainkan

meluncur.

2) Badan tetap rendah/condong ke depan.

3) Disertai gerakan lengan yang diayunkan dengan kuat pula.

4) Disusul dengan gerakan langkah kaki pendek-pendek tetapi cepat agar

badan tidak tersungkur.

Berikut ini disajikan ilustrasi gambar gerakan pada aba-aba “ya” sebagai

berikut:

Gambar 5. Sikap Badan pada Aba-Aba “Ya”

(Soegito dkk., 1993: 100)

2) Teknik Lari Cepat

Dalam lari cepat harus memperhatikan teknik lari yang benar. Pada waktu

lari cepat, badan dalam posisi hampir tegak lurus pada tanah dan condong ke

depan 60 derajat. Rusli Lutan dkk. (1992: 137) menyatakan, “posisi badan lari

cepat dipertahankan tetap menghadap ke depan dan agak condong ke depan. Sikap

badan seperti ini memungkinkan titik berat badan selalu berada di depan”.

Kecepatan lari akan lebih baik apabila didukung gerakan kedua lengan.

Kedua lengan harus rileks, dengan kedua tangan agak mengepal dan ibu jari

menyilang pada jari telunjuk. Sudut dari persendian siku sedapat mungkin tetap

membentuk sudut lebih kurang 90 derajat, sedikit mengurang bila lengan ke depan

dengan tangan mencapai setinggi bahu atau sedikit lebih tinggi. Lengan

sebaiknya bergerak ke belakang dan ke depan, seolah-olah kedua lengan itu

bergerak disekitar sumbu yang melalui persendian bahu. Gerakan lengan yang

efisien adalah sangat penting. Kepala sebaiknya dalam garis yang alami dengan

Page 34: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

badan. Bila terlalu condong ke depan badan atau terlalu ke belakang,

menyebabkan langkah atlet akan lebih pendek.

Kecepatan maksimal harus dilakukan oleh sprinter saat melakukan start

sampai pada jarak kira-kira jarak 60 meter. Sekali kecepatan puncak sudah

tercapai, maka dengan sekuat tenaga harus dipertahankan atau ditingkatkan

dengan memperlebar langkah tanpa mengurangi kecepatan dan didukung

menggerakkan kedua lengan sesuai dengan kecepatan yang ingin dicapai

semaksimal mungkin. Beberapa prinsip lari cepat yang harus diperhatikan

menurut Soegito (1992: 12) antara lain:

1) Lari pada ujung kaki.

2) Menumpu dengan kuat, agar mendapatkan dorongan ke depan dengan

kuat pula.

3) Badan condong ke depan + 600, sehingga titik berat badan selalu di

depan.

4) Ayunan lengan kuat-kuat dan cepat, siku dilipat, tangan menggengam

lemas, agar gerakan langkah kaki juga cepat dan kuat.

5) Setelah + 20 m dari garis start, langkah diperlebar tetapi condong

badan harus tetap dipertahankan. Serta ayunan lengan dan gerakan

langkah kaki juga dipertahankan kecepatan dan kekuatannya, bahkan

kalau mungkin ditingkatkan.

Berikut ini disajikan ilustrasi gambar teknik lari cepat 100 meter sebagai

berikut:

Gambar 6. Teknik Lari Cepat

(Tamsir Riyadi, 1985:30)

Page 35: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

d. Sistem Energi dalam Lari Cepat

Energi didefinisikan sebagai kapasitas atau kemampuan untuk melakukan

kerja, sedangkan kerja didefiniskan sebagai penerapan suatu gaya melalui suatu

jarak. Dengan demikian energi dan kerja tidak dapat dipisahkan (Fox, 1984: 11).

Banyak energi yang digunakan untuk kerja otot tergantung pada intenitas,

frekuensi, serta ritme dan durasi latihan. Energi yang diperlukan untuk suatu

latihan kegiatan atau kontrasi otot tidak dapat diserap langsung dari makanan yang

dimakan, tetapi diperoleh dari persenyawaan yang disebut ATP (Adenosin

Triphospahte). ATP inilah merupakan sumber energi yang langsung digunakan

otot untuk melakukan kontraksi.

ATP merupakan suatu komponen kompleks yang tersusun atas suatu

komponen adenosine dan tiga komponen phosphate. ATP tersimpan dalam otot

rangka dalam jumlah yang sangat terbatas. Agar supaya kontraksi otot tetap

berlangsung, maka ATP ini harus segera disintesis kembali. ATP bisa diberikan

pada sel-sel otot melalui 3 (tiga) cara metabolisme, yaitu: 2 (dua) secara

anaerobik dan 1 (satu) secara aerobik. Ketiga cara ini disebut: (1) Sistem ATP-PC

(2) Glikolisis anaerobik; (3) Sistem Aerobik.

1) ATP-PC (Sistem Phosphagen)

Semua energi yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi tubuh berasal

dari ATP yang banyak terdapat dalam otot. Apabila otot berlatih lebih banyak,

maka persediaan ATP menjadi lebih besar. Agar otot dapat berkontraksi berulang-

ulang dengan cepat dan kuat, maka ATP harus dibentuk dengan cepat.

Pembentukan kembali ATP (resistesis ATP) diperlukan energi. Energi tersebut

berasal dari PC (Phospho Creatine) yang juga terdapat di dalam otot. Apabila PC

dipecah akan keluar energi. Pemecahan tersebut tidak memerlukan oksigen. PC

ini jumlahnya sangat sedikit, tetapi merupakan sumber energi tercepat untuk

pembentukan kembali ATP. ATP-PC sudah tersimpan di dalam otot. Keduanya

dapat memberikan energi yang cukup dalam kerja fisik maksimal yang dilakukan

dalam waktu 5 – 10 detik. Substansi tersebut segera dibentuk kembali setelah 30

detik. Sumber energi ini sudah terbentuk sekitar 70%, tetapi untuk mencapai

Page 36: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

100% diperlukan waktu 2 – 3 menit. Sistem ini merupakan sumber energi yang

dapat digunakan secara cepat yang diperlukan untuk olahraga yang memerlukan

kecepatan tinggi.

2) Glikolisis Anaerobik (Sistem Asam Laktat)

Apabila cadangan PC yang digunakan untuk resistesis ATP berkurang,

maka dilakukan pemecahan cadangan glikogen tanpa menggunakan oksigen

(anaerobic glycolisis). Dalam proses ini diperlukan reaksi yang lebih panjang dari

pada sistem phosphagen, karena glikolisis ini menghasilkan asam laktat, sehingga

pembentukan energi lewat sistem ini lebih lambat. Aktivitas yang dilakukan

secara maksimal dalam waktu 45 – 60 detik menimbulkan akumulasi asam laktat.

Asam laktat yang terbentuk dalam glikolisis anaerobik akan menurunkan

pH dalam otot maupun darah. Perubahan pH ini akan menghambat kerja enzim-

enzim atau reaksi kimia dalam sel tubuh, terutama dalam otot sehingga

menyebabkan kontraksi menjadi lemah dan akhirnya otot mengalami kelelahan.

Untuk menghilangkannya diperlukan waktu 3 – 5 menit. Apabila glikolisis

anaerobik ini terus berlangsung, maka pH akan menjadi sangat rendah sehingga

menyebabkan atlet tidak dapat meneruskan aktivitasnya.

Semua olahraga yang memerlukan kecepatan, pertama-tama menggunakan

sistem phosphagen dan kemudian sistem asam laktat. Selanjutnya, timbunan asam

laktat dapat diubah menjadi glukosa lagi dalam hati. Untuk olahraga yang

memerlukan waktu 1 sampai 3 menit, energi yang digunakan terutama dari

glikolisis ini.

3) Sistem Aerobik

Untuk jenis olahraga ketahanan yang tidak memerlukan gerakan yang

cepat, pembentukan ATP terjadi dengan metabolisme aerobik. Apabila cukup

oksigen, maka 1 mole glukosa dipecah secara sempurna menjadi CO2 (karbon

dioksida) dan H2O (air), serta mengeluarkan energi yang cukup untuk resistesis 3

mole ATP. Untuk reaksi tersebut diperlukan beratus-ratus reaksi kimia serta

pertolongan beratus-ratus enzim, dengan sendirinya sangat rumit bila

Page 37: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

dibandingkan dengan kedua sistem terdahulu. Reaksi aerobik ini terjadi di dalam

mitokhondria.

2. Latihan

a. Metode Latihan

Salah satu faktor yang memberikan sumbangan terhadap pencapaian

prestasi dalam olahraga dan masalah pembinaan olahraga yang kompleks adalah

penerapan metode latihan yang ilmiah. Noseck (1982: 15) menyatakan, “Metode

latihan merupakan prosedur dan cara-cara pemilihan jenis-jenis latihan dan

penataannya menurut kadar kesulitan, kompleksitas dan beratnya beban”.

Menurut Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin (1996: 142) bahwa “Metode

mengajar atau melatih adalah suatu cara tertentu, sistem kerja seorang pelatih,

atau olahragawan, sehubungan dengan pengetahuan dan kemampuannya yang

cukup”. Hal senada dikemukakan Andi Suhendro (1999: 3.53) bahwa, “Metode

latihan adalah suatu cara sistematis dan terencana, yang berfungsi sebagai alat

untuk meningkatkan fungsi fisiologis, psikologis dan keterampilan gerak, agar

memiliki keterampilan yang lebih baik pada suatu penampilan khusus”.

Berdasarkan tiga pendapat tersebut dapat disimpulkan, metode latihan

merupakan cara yang digunakan seorang pembina atau pelatih berfungsi sebagai

alat yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan bagi atlet

yang dilatih. Dalam hal ini seorang pelatih harus menerapkan metode latihan yang

efektif. Rusli Lutan (1988: 26) menyatakan, “Efektivitas pengajaran atau latihan

merupakan jalan keberhasilan dalam proses pembiasaan atau sosialisasi siswa atau

atlet dan pengembangan sikap serta pengetahuan yang mendukung pencapaian

keterampilan yang lebih baik dalam kerangka program pembinaan”.

b. Prinsip-Prinsip Latihan

Prinsip latihan pada dasarnya merupakan suatu pedoman dalam

memberikan beban latihan, sehingga beban latihan dapat dilakukan dengan baik

Page 38: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

dan akan terjadi peningkatan. Hal ini sesuai dengan tujuan prinsip latihan yang

dikemukakan Sudjarwo (1993: 21) bahwa, “Tujuan prinsip latihan yaitu agar

pemberian dosis latihan dapat dilaksanakan secara tepat dan tidak merusak atlet”.

Menurut Sudjarwo (1993: 21-23) prinsip-prinsip latihan di antaranya: “(1) Prinsip

individu, (2) Prinsip penambahan beban, (3) Prinsip interval, (4) Prinsip

penekanan beban (stress), (5) Prinsip makanan baik dan, (6) Prinsip latihan

sepanjang tahun”.

Prinsip-prinsip latihan tersebut sangat penting untuk diperhatikan dalam

latihan. Tujuan latihan dapat tercapai dengan baik, jika prinsip-prinsip latihan

tersebut dilaksanakan dengan baik dan benar. Prinsip-prinsip latihan tersebut

sangat penting untuk diperhatikan dalam latihan. Tujuan latihan dapat tercapai

dengan baik, jika prinsip-prinsip latihan tersebut dilaksanakan dengan baik dan

benar. Untuk lebih jelasnya prinsip-prinsip latihan dapat diuraikan sebagai

berikut:

1) Prinsip Individu

Manfaat latihan akan lebih berarti, jika di dalam pelaksanaan latihan

didasarkan pada karakteristik atau kondisi atlet yang dilatih. Perbedaan antara

atlet yang satu dengan yang lainnya tentunya tingkat kemampuan dasar serta

prestasinya juga berbeda. Oleh karena perbedaan individu harus diperhatikan

dalam pelaksanaan latihan. Sadoso Sumosardjuno (1994: 13) menyatakan,

"Meskipun sejumlah atlet dapat diberi program pemantapan kondisi fisik yang

sama, tetapi kecepatan kemajuan dan perkembangannya tidak sama". Menurut

Andi Suhendro (1999: 3.15) bahwa, “Prinsip individual merupakan salah satu

syarat dalam melakukan olahraga kontemporer. Prinsip ini harus diterapkan

kepada setiap atlet, sekali atlet tersebut memiliki prestasi yang sama. Konsep

latihan ini harus disusun dengan kekhususan yang dimiliki setiap individu agar

tujuan latihan dapat tercapai”.

Manfaat latihan akan lebih berarti jika program latihan yang diterapkan

direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan karakteristik dan kondisi setiap atlet.

Sudjarwo (1993: 21) menyatakan, “Pemberian beban latihan harus selalu

Page 39: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

mengingat kemampuan dan kondisi masing-masing atlet. Faktor-faktor individu

yang harus mendapat perhatian misalnya tingkat ketangkasan atlet, umur atau

lamanya berlatih, kesehatan dan kesegaran jasmani serta psychologis”.

2) Prinsip Penambahan Beban (Over Load Principle)

Prinsip beban lebih merupakan dasar dan harus dipahami seorang pelatih dan

atlet. Prinsip beban lebih merupakan prinsip latihan yang mendasar untuk

memperoleh peningkatan kemampuan kerja. Kemampuan seseorang dapat

meningkat jika mendapat rangsangan berupa beban latihan yang cukup berat,

yaitu di atas dari beban latihan yang biasa diterimanya. Andi Suhendro (1999:

3.7) menyatakan, “Seorang atlet tidak akan meningkat prestasinya apabila

dalam latihan mengabaikan prinsip beban lebih”. Sedangkan Rusli Lutan dkk.

(1992: 95) berpendapat:

Setiap bentuk latihan untuk keterampilan teknik, taktik, fisik dan mental

sekalipun harus berpedoman pada prinsip beban lebih. Kalau beban

latihan terlalu ringan, artinya di bawah kemampuannya, maka berapa lama

pun atlet berlatih, betapa sering pun dia berlatih atau sampai bagaimana

capek pun dia mengulang-ulang latihan itu, prestasinya tidak akan

meningkat.

Berdasarkan dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, prinsip beban

lebih bertujuan untuk meningkatkan perkembangan kemampuan tubuh.

Pembebanan latihan yang lebih berat dari sebelumnya akan merangsang tubuh

untuk beradaptasi dengan beban tersebut, sehingga kemampuan tubuh akan

meningkat. Kemampuan tubuh yang meningkat mempunyai peluang untuk

mencapai prestasi yang lebih baik.

Salah satu hal yang harus tetap diperhatikan dalam peningkatan beban latihan

harus tetap berada di atas ambang rangsang latihan. Beban latihan yang

terlalu berat tidak akan meningkatkan kemampuan atlet, tetapi justru

sebaliknya yaitu kemunduran kemampuan kondisi fisik atau dapat

mengakibatkan atlet menjadi sakit.

3) Prinsip Interval

Interval atau istirahat merupakan bagian penting dalam latihan. Hal ini

dimaksudkan untuk menjaga kondisi atlet. Berkaitan dengan prinsip interval

Sudjarwo (1993: 22) menyatakan, “Latihan secara interval adalah merupakan

Page 40: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

serentetan latihan yang diselingi dengan istirahat tertentu(interval). Faktor

istirahat (interval haruslah diperhatikan setelah jasmani melakukan kerja berat

akibat latihan.”

Istirahat atau interval merupakan factor yang harus diperhatikan dalam

latihan. Kelelahan akibat dari latihan harus diberi istirahat. Dengan istirahat akan

memulihkan kondisi atlet, sehingga untuk melakukan latihan berikutnya

kondisinya akan lebih baik.

4) Prinsip Penekanan Beban (Stress)

Pemberian beban latihan pada suatu saat harus dilaksanakan dengan

tekanan yang berat atau bahkan dapat dikatakan membuat atalet stress. Penekanan

beban latihan harus sampai menimbulkan kelelahan secara sungguh-sungguh, baik

kelelahan local maupun kelelahan total jasmani dan rokhani atlet. Dengan waktu

tertentu serta beban latihan dengan intensitas maksimal akan berakibat timbulnya

kelelahan local yaitu otot-otot tertentu atau pun fungsi organisme. Kelelahan total

disebabkan adanay beban latihan dengan volume yang besar, serta intensitasnya

maksimal dengan waktu yang cukup lama. Prinsip penekanan beban (stress)

diberikan guna meningkatkan kemampuan organisme, penggemblengan mental

yang sangat diperlukan untuk menghadapi pertandingan-pertandingan.

5) Prinsip Makanan Baik

Makanan yang sehat dan baik sangat penting bagi seorang atlet. Makanan

yang dikonsumsi atlet harus sesuai dengan tenaga yang diperlukan dalam latihan.

Untuk menentukan jenis makanan yang harus dikonsumsi seorang atlet harus

bekerjasama dengan ahli gizi. Sudjarwo (1993: 23) menyatakan, “Untuk seorang

atlet diperlukan 25-35% lemak, 15% putih telur, 50-60% hidrat arang dan vitamin

serta meniral lainnya”. Pentingnya peranan makanan yang baik untuk seorang

atlet, maka harus diperhatikan agar kondisi atlet tetap terjaga, sehingga akan

mendukung pencapaian prestasi yang maksimal.

6) Prinsip Latihan Sepanjang Tahun

Page 41: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Pencapaian prestasi yang tinggi dibutuhkan latihan yang teratur dan

terprogram. Sudjarwo (1993: 23) menyatakan, “Kembali kepada sistematis

dari latihan yang diberikan secara teratur dan ajeg serta dilaksanakan

sepanjang tahun tanpa berseling. Hal ini bukan berarti tidak ada istirahat sama

sekali, ingat akan prinsip interval”.

Sistematis suatu latihan sepanjang tahun akan diketahui melalui periode-

periode latihan. Oleh karena itu, latihan sepanjang tahun harus dijabarkan dalam

periode-periode latihan. Melalui penjabaran dalam periode-periode latihan, maka

tujuan kan lebih fokus, sehingga prestasi yang tinggi dapat dicapai.

c. Komponen-Komponen Latihan

Aktivitas fisik yang dilakukan seseorang berpengaruh terhadap kondisi

fisiologis, anatomis, biokimia dan psikologis. Efisiensi dari suatu kegiatan

merupakan akibat dari waktu yang dipakai, jarak yang ditempuh dan jumlah

pengulangan (volume), beban dan kecepatannya intensitas, serta frekuensi

penampilan (densitas). Menurut Depdiknas. (2000: 105) bahwa, “Dalam

proses latihan yang efisien dan efektifitas dipengaruhi: (1) volume latihan, (2)

intensitas latihan, (3) densitas latihan dan (4) kompleksitas latihan”.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, komponen latihan mencakup empat

macam yaitu volume latihan, intensitas latihan, densitas latihan dan

kompleksitas latihan. Latihan akan mencapai hasil yang efektif dan waktunya

lebih efisien jika komponen-komponen latihan diperhatikan dengan baik dan

benar. Untuk lebih jelasnya komponen-komponen latihan dapat diuraikan

secara singkat sebagai berikut :

1) Volume Latihan

Volume latihan merupakan syarat yang sangat penting untuk mencapai

kemampuan fisik yang yang lebih baik. Menurut Andi Suhendro (1999: 3.17)

bahwa, “Volume latihan adalah ukuran yang menunjukkan jumlah atau

kuantitas derajat besarnya suatu rangsang yang dapat ditujukan dengan jumlah

repetisi, seri atau set dan panjang jarak yang ditempuh”. Sedangkan

Depdiknas (2000: 106) menyatakan, “Unsur-unsur latihan meliputi: (1) waktu

atau lama latihan, (2) jarak tempuh atau berat beban yang diangkut setiap

waktu dan (3) jumlah ulangan latihan atau unsur teknik yang dilakukan dalam

waktu tertentu”.

Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, volume latihan

mencerminkan kuantitas atau banyaknya latihan yang dilakukan pada saat

latihan. Untuk meningkatkan kemampuan fisik, maka volume latihan harus

ditingkatkan secara berangsur-angsur (progresif). Peningkatan beban latihan

harus disesuaikan dengan perkembangan yang dicapai. Hal ini karena,

Page 42: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

semakin tinggi kemampuan seseorang makin besar volume latihannya, karena

terdapat korelasi antara volume latihan dan prestasi.

2) Intensitas Latihan

Intensitas latihan merupakan komponen kualitas latihan yang mengacu

pada jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu unit waktu tertentu. Semakin

banyak kerja yang dilakukan, semakin tinggi intensitasnya. Suharno HP. (1993:

31) menyatakan, “Intensitas adalah takaran yang menunjukkan kadar atau

tingkatan pengeluaran energi atlet dalam aktivitas jasmani baik dalam latihan

maupun pertandingan”.

Intensitas latihan tercermin dari kuatnya stimuli (rangsangan) syaraf dalam

latihan. Kuatnya rangsangan tergantung dari beban, kecepatan gerakan dan variasi

interval atau istirahat antar ulangan. Antara intensitas latihan dan volume latihan

sulit untuk dipisahkan, karena latihan selalu mengkaitkan antara kuantitas dan

kualitas latihan. Untuk mencapai hasil latihan yang baik, maka intensitas latihan

yang diberikan tidak boleh terlalu tinggi atau terlalu rendah. Intensitas suatu

latihan yang tidak memadai atau terlalu rendah, maka pengaruh latihan yang

ditimbulkan sangat kecil bahkan tidak ada sama sekali. Sebaliknya bila intensitas

latihan terlalu tinggi dapat menimbulkan cidera.

3) Densitas Latihan

Densitas merupakan frekuensi (kekerapan) dala melakukan serangkaian

stimuli (rangsangan) harus dilakukan dalam setiap unit waktu dalam latihan.

Dalam hal ini Andi Suhendro (1999: 3.24) menyatakan, “Density merupakan

ukuran yang menunjukkan derajat kepadatan suatu latihan yang dilakukan”.

Densitas menunjukkan hubungan yang dicerminkan dalam waktu antara

aktifitas dan pemulihan (recovery) dalam latihan. Ketepatan densitas dinilai

berdasarkan perimbangan antara aktivitas dan pemulihan. Perimbangan ini

berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan seseorang. Lama waktu isntirahat

atau interval antar aktivitas tergantung pada berbagai faktor antar alain: intensitas

latihan, status kemampuan peserta, fase latihan, serta kemampuan spesifik yang

Page 43: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

ditingkatkan. Berkaitan dengan densitas latihan Depdiknas (2000: 107)

berpendapat:

4) Kompleksitas Latihan

Kompleksitas dikaitan pada kerumitan bentuk latihan yang dilaksanakan

dalam latihan. Hal ini sesuai penapat Depdiknas (2000: 108) bahwa,

“Kompleksitas latihan menunjukkann tingkat keragaman unsur yang dilakukan

dalam latihan”. Kompleksitas dari suatu keterampilan membutuhkan koordinasi,

dapat menjadi penyebab penting dalam menambah intensitas latihan.

Keterampilan teknik yang rumit atau sulit, mungkin akan menimbulkan

permasalahan dan akhirnya akan menyebabkan tekanan tambahan terhadap otot,

khususnya selama tahap dimana koordinasi syaraf otot berada dalam keadaan

lemah. Suatu gambaran kelompok individual terhadap keterampilan yang

kompleks, dapat membedakan dengan cepat mana yang memiliki koordinasi yang

baik dan yang jelek. Seperti dikemukakan Astrand dan Rodahl dalam Bompa

(1983: 28) “Semakin sulit bentuk latihan semakin besar juga perbedaan individual

serta efisiensi mekanismenya”.

3. Metode Latihan Acceleration Sprint

a. Pengertian Acceleration Sprint

Metode latihan acceleration sprint merupakan bentuk latihan kecepatan

yang dilakukan dari lari pelan (jogging) dilanjutkan dengan lari kecepatan

maksimal dan diakhiri dengan jalan atau pemulihan. Berkaitan dengan accleration

sprint Andi Suhendro (2007: 4.29) menyatakan, “Acceleration sprint dilakukan

dengan cara dimulai dari pelan dan ditingkatkan kecepatannya sampai kecepatan

penuh. Latihan dapat dimulai dengan jogging 50 meter, sprint penuh 50 meter,

kemudian diselingi dengan jalan 50 meter dan cara ini diulangi lagi dengan

selingan istirahat penuh”. Menurut Fox (1984: 431) bahwa, “Accleration sprint

merupakan latihan kecepatan dengan pertambahan secara bertahap dalam

kecepatan lari dari jogging menuju striding, kemudian dilanjutkan dengan

Page 44: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

sprinting dalam jarak 50-120 yard. Prosentase pengembangan sistem energi akibat

latihan ini meliputi ATP-PC 90%, LA & O2 5% dan O2 5%”.

Berdasarkan dua pendepat tersebut dapat disimpulkan bahwa, acceleration

sprint merupakan latihan kecepatan yang diawali dari jogging, lari dengan

langkah panjang, kecepatan penuh dan dilanjutkan dengan berjalan yang telah

diatur jaraknya masing-masing. Metode latihan acceleration sprint akan

bermanfaat terhadap peningkatan kecepatan lari dan unsur lainnya. Andi

Suhendro (2007: 4.29) menyatakan, “Metode latihan acceleration sprint dapat

mengembangkan kecepatan 90%, kekuatan otot, daya tahan aerobik 5%, daya

tahan anaerobik 5% dan peningkatan sistem ATP-PC”.

b. Pelaksanaan Metode Latihan Acceleration Sprint

Metode latihan accleration sprint merupakan latihan kecepatan yang

dilakukan secara berkesinambungan dari lari pelan (jogging), lari dengan langkah

panjang, lari dengan kecepatan penuh dan diakhiri dengan jalan yang diatur

jaraknya masing-masing. Dari rangkaian gerakan tersebut, kemudian dilakukan

istirahat atau recovery secara penuh. Istirihat penuh tersebut dimaksudkan agar

siap kembali untuk melakukan latihan berikutnya.

Pelaksanaan metode latihan acceleration sprint yaitu: guru membagi jarak

masing-masing dari gerakan acceleration sprint. Pada lari pelan (jogging)

sepanjang 50 meter, lari langkah panjang 50 meter, lari kecepatan penuh 50 meter

dan jalan 50 meter. Selanjutnya guru mendemonstrasikan gerakan acceleration

sprint.

Pada metode latihan acceleration sprint membutuhkan peningkatan sedikit

demi sedikit, dari lari pelan (jogging), ke langkah panjang (striding), lari dengan

kecepatan penuh dan berjalan. Pada metode latihan ini dapat dikontrol waktu dan

jarak. Pada metode latihan ini atlit dianjurkan sedikit demi sedikit meningkatkan

percepatannya sampai mencapai kecepatan penuh. Andi Suhendro (2007: 4.30)

menyatakan, “Pada metode acceleration sprint kecepatan harus dipertahankan

selama 5 sampai 15 detik atau kalau jarak yang dikontrol kira-kira 50 sampai 100

Page 45: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

meter, kemudian bernagsur-angsur mengurangi kecepatannya sampai menjadi

langkah yang ringan”.

Berikut ini disajikan ilustrasi metode latihan acceleration sprint sebagai

berikut:

Start 50 meter jogging 50 m striding 50 m sprint 50 m jalan

Gambar 7. Ilustrasi Metode Latihan Accleration Sprint

(Andi Suhendro, 2007: 4.30)

4. Metode Latihan Sprint Training

a. Pengertian Sprint Training

Sprint training merupakan latihan kecepatan yang dilakukan secara

berulang-ulang. Fox (1984: 431) menyatakan, “Sprint training adalah lari

berulang-ulang dalam kecepatan maksimal dengan pemulihan sempurna di antara

pengulangan-pengulangan. Latihan kondisai fisik ini mengembangkan sistem

energi ATP-PC sebesar 90%, LA & O2 4%”. Menurut Smith (1983) yang dikutip

Andi Suhendro (2007: 4.27) menyatakan, “Latihan pengulangan lari cepat adalah

lari cepat berulang-ulang menempuh jarak 50-60 meter dengan kecepatan

maksimal diselingi dengan istirahat sempurna di antara ulangan yang dilakukan”.

Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, metode

sprint training merupakan latihan kecepatan dengan menempuh jarak antara 50-60

meter dengan kecepatan maksimal dan diselingi recovery atau istirahat secara

sempurna. Istirahat ini dimaksudkan agar pelaksanaan latihan berikutnya dapat

dilakukan dengan baik dalam kondisi yang pulih (tidak kelelahan). Hal terpenting

dan harus diperhatikan dalam metode latihan sprint training yaitu harus diatur

jaraknya, waktu istirahat dan jumlah ulangan. Pyke ed. (1980) yang dikutip Andi

Suhendro (2007: 4.27) menyatakan,

Prinsip-prinsip latihan pengulangan lari cepat adalah:

1) Lama kerja 0- 15 detik.

2) Intensitas kerja 100% (maksimal).

Page 46: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

3) Lama waktu pemulihan 1-2 menit.

4) Rasio pemulihan 1:5 – 1:10

5) Jumlah ulangan 5-15 kali.

6) Ulangan harus dilakukan dengan singkat 5-10 detik

7) Waktu istirahat tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek

8) Istirahat yang dilakukan adalah istirahat pasif (bukan istirahat aktif).

Prinsip-prinsip latihan lari cepat dengan metode sprint trining seperti di

atas harus diperhatikan agar diperoleh kecepatan lari yang maksimal. Prinsip-

prinsip metode latihan sprint training yang harus diperhatikan meliputi lama

kerja, intensitas kerja, waktu istirahat, rasio pemulihan, jumlah ulangan, dan

waktu istirahat.

b. Pelaksanaan Metode Latihan Sprint Training

Metode sprint training merupakan latihan kecepatan menempuh jarak

tertentu antara 50 – 60 meter dengan kecepatan maksimal yang dilakukan secara

berulang-ulang. Pelaksanaan metode latihan sprint training yaitu: guru

menentukan jarak lari sepanjang 50 meter dan memberikan contoh gerakan lari

dengan kecepatan penuh sejauh 50 meter. Selanjutnya siswa mempraktikkan lari

cepat dengan jark 50 meter dengan kecepatan penuh secara berulang-ulang sesuai

program latihan yang telah dijadwalkan. Berikut ini disajikan ilustrasi metode

latihan acceleration sprint sebagai berikut:

Start 50 meter

Gambar 8. Ilustrasi Metode Latihan Sprint Training

(Andi Suhendro, 2007: 4.30)

5. Motor Ability

a. Pengertian Motor Ability

Motor ability atau istilah lainnya kemampuan motorik merupakan

kemampuan yang dimiliki seseorang sejak kecil dari masa kanak-kanak yang akan

berpengaruh terhadap keterampilan geraknya. Rusli Lutan (1988: 96) menyatakan,

Page 47: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

“Kemampuan motorik lebih tepat disebut sebagai kapasitas dari seseorang yang

berkaitan dengan pelaksanaan dan peragaan suatu ketrampilan yang relatif

melekat setelah masa kanak-kanak”. Menurut Mulyono B. (1994: 298) bahwa,

“Kemampuan motorik atau kemampuan gerak dasar adalah hadirnya kemampuan

bawaan dan kemampuan yang diperoleh dalam melakukan keterampilan gerak

(motor skill) dari sifat yang umum atau fundamental, di luar kemampuan olahraga

spesialisasi tingkat tinggi”. Sedangkan Sukintaka (2004: 78) berpendapat,

“Kemampuan motorik merupakan kualitas hasil gerak individu dalam melakukan

gerak, baik gerakan non olahraga maupun gerak dalam olahraga atau kematangan

penampilan ketrampilan motorik”.

Berdasarkan pengertian motor ability yang dikemukakan tiga ahli tersebut

dapat disimpulkan bahwa, motor ability merupakan kemampuan seseorang yang

dibawa sejak lahir yang mendasari dari gerak, baik olahraga maupun non olahraga

di luar teknik khusus atau spesialisasi suatu cabang olahraga tertentu. Motor

ability berperan sebagai landasan bagi perkembangan keterampilan, karena

keterampilan olahraga banyak bergantung pada kemampuan motor ability.

Kemampuan motor ability tidak terlepas dari unsur-unsur kondisi fisik

yang ada di dalamnya. Tampilan gerak yang dilakukan seseorang dalam

kehidupan sehari-hari atau aktivitas olahraga tidak terlepas dari unsur-unsur

kondisi fisiknya. Menurut Kirkendall (1987: 131) bahwa, “Komponen-komponen

motor ability yaitu: kecepatan, kekuatan, daya tahan, power, koordinasi mata-

tangan, koordinasi mata-kaki, kelincahan dan kelentukan”. Menurut A.

Hamidsyah Noer (1996: 120) bahwa:

Para ahli motor development seperti Peterson dan kawan-kawan (1974),

Rorick dan Dobins (1975), Borgel (1978) memberi penjelasan bahwa,

struktur motor ability terdiri empat atau lima komponen. Komponen

tersebut terdiri dari faktor-faktor yang harus diteliti yaitu kontrol gerak

keseimbangan, koordinasi gerak motorik besar maupun koordinasi mata-

tangan, kekuatan gerak yaitu kecepatan, power dan kelincahan. Faktor-

Faktor tersebut memiliki kecenderungan cukup besar dalam

mempengaruhi motor perfomance (penampilan motorik).

Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, motor ability di

dalamnya terdiri beberapa macam unsur kondisi fisik yaitu, koordinasi mata-

Page 48: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

tangan, koordinasi mata-kaki, kekuatan, kecepatan, power, kelentukan, daya tahan

dan kelincahan. Unsur-unsur kondisi fisik tersebut sangat menunjang tampilan

motor ability seseorang.

b. Komponen-Komponen Motor Ability

Secara kodrati setiap anak memiliki kemampuan gerak dasar yang dibawa

sejak lahir. Aip Syarifuddin & Muhadi (1992: 24) menyatakan, “Gerak dasar

manusia adalah jalan, lari, lompat dan lempar”. Pendapat lain dikemukakan M.

Furqon H. (2002: 32) mengklasifikasikan kemampuan gerak dasar terdiri dari tiga

bagian. Secara skematis komponen-komponen kemampuan gerak dasar digambar

sebagai berikut:

Gambar 9. Skematis Komponen-Komponen Motor Ability

(M. Furqon H., 2002: 32)

Gerak Dasar

Gerak Stabilitas

Membungkuk

Meregang

Memutar

Mengayun

Handstand

Memutar tubuh

Mendarat

Berhenti

Mengelak

Keseimbangan

dll

Gerak Lokomotor

Berjalan

Berlari

Meloncat

Melompat

Melayang

Meluncur

Berjingkrak

Memanjat dll

Gerak Menipulatif

Melempar

Menangkap

Menendang

Menjerat/menjebak

Menyerang

Voli

Melambung

Melenting

Bergulir

Menggelinding

Menyepak

Page 49: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan, kemampuan gerak dasar

diklasifikasikan ke dalam tiga jenis gerak yaitu gerak stabilitas, gerak lokomotor

dan gerak manipulatif. Upaya meningkatkan kemampuan gerak dasar anak, maka

komponen-komponen kemampuan gerak dasar harus dikembangkan melalui

latihan yang baik dan tepat. Karena kemampuan gerak dasar tersebut akan

berpengaruh terhadap penampilan geraknya, termasuk lari cepat 100 meter.

c. Faktor-Faktor yang Mendukung Kemampuan Motor Ability

Pembawaan pada umumnya merupakan faktor internal yang akan

mempangaruhi kemampuan gerak dasar. Namun di sisi lain, kemampuan gerak

dasar juga dapat ditingkatkan melalui latihan yang baik dan teratur. Dalam hal ini

Sukintaka (2004: 79) menyatakan, “Berkembangnya kemampuan motorik sangat

ditentukan oleh dua faktor yakni pertumbuhan dan perkembangan. Dari kedua

faktor penentu ini masih harus didukung dengan latihan sesuai dengan

kematangan anak dan gizi yang baik”. Pendapat lain dikemukakan Waharsono

(1999: 17) bahwa, “Dalam kehidupan manusia selamanya dipengaruhi oleh sifat-

sifat internal dan eksternal, sehingga pertumbuhan dan perkembangan fisiknya

terpengaruh juga. Pertumbuhan dan perkembangan fisik anak yang telah dimiliki

sejak lahir akan tumbuh dan berkembang secara wajar, bilamana mendapat

rangsangan secara tepat waktu dan lingkungan yang memungkinkan serta tidak

ada unsur paksanaan”.

Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan, faktor internal dan

eksternal merupakan faktor yang selalu mempengaruhi kondisi seseorang. Faktor

internal mencakup perkembangan dan pertumbuhan, jenis kelamin, intelegensi,

usia. Selain itu, kemampuan gerak dasar juga dapat ditingkatkan melalui latihan

yang baik dan teratur. Pengalaman dan latihan merupakan faktor yang akan

menentukan kualitas penampilan gerak seseorang. Berikut ini akan diuraikan

faktor-faktor internal (faktor pembawaan) yang dapat mempengaruhi kemampuan

gerak dasar sebagai berikut:

Page 50: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

1) Pengaruh Jenis Kelamin dengan Kemampuan Gerak Dasar

Sudah tidak dapat dipungkiri bahwa, antara anak laki-laki dan perempuan

memiliki banyak perbedaan baik secara fisik maupun fisiologis. Perbedaan secara

fisik maupun fisiologis akan berpengaruh pada penampilan geraknya. Hal ini

sesuai dengan pendapat Rusli Lutan (1988: 349) bahwa, “Empat alasan utama

mengapa terjadi perbedaan dalam penampilan gerak anak laki-laki dan

perempuan: (1) bentuk tubuh, (2) struktur anatomis, (3) fungsi fisiologis, dan (4)

faktor-faktor budaya”.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, kemampuan gerak antara anak

laki-laki dan perempuan memiliki berbedaan. Perbedaan tampilan gerak antara

anak laki-laki dan perempuan disebabkan karena perbedaan bentuk tubuh, struktur

anatomi, fungsi fisiologis dan faktor budaya. Perbedaan sangat nampak terutama

sejak mulai masa pubertas. Setelah menginjak masa pubertas, anak laki-laki

memiliki ukuran badan (termasuk kemampuan fisiknya) sedikit lebih besar jika

dibandingkan dengan anak perempuan. Hormon pertumbuhan antara pria dan

wanita juga berbeda. Pada pria terjadi penambahan jaringan otot, sedangkan pada

wanita cenderung menuju pada pengurangan otot dan penambahan jaringan

lemak. Dengan keadaan tersebut, maka anak laki-laki rata-rata memiliki

kemampuan gerak yang lebih tinggi dari pada anak perempuan.

2) Pengaruh Intelegensi dengan Kemampuan Gerak Dasar

Kecerdasan atau intelgency merupakan faktor yang sangat berpengaruh

terhadap kemampuan seseorang untuk melakukan gerakan. Pada umumnya, anak

yang cerdas akan lebih cepat memahami konsep suatu gerakan dan akan lebih

cepat untuk menguasainya, jika dibandingkan dengan anak yang bodoh. Rusli

Lutan (1988: 350) mengemukakan :

Intelegensia pada dasarnya merupakan (1) kemampuan untuk

menyesuaikan diri dengan situasi baru, (2) kemampuan untuk berfikir

abstrak, (3) pembeda kualitas antara manusia dengan hewan, (4) abilitas

untuk berfikir dengan cepat, (5) abilitas untuk memecahkan masalah, dan

(6) cara seseorang berperilaku dalam menghadapi masalah yang berubah-

ubah.

Page 51: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, dengan kemampuan intelegensi

yang tinggi, anak akan mampu mempelajari suatu jenis gerakan yang rumit dan

kompleks. Dengan intelegensi yang tinggi anak akan mudah memecahkan

gerakan-gerakan yang sulit dan kompleks, karena anak yang cerdas

(intelegensinya tinggi) memiliki kemampuan yang lebih cepat untuk menguasai

jenis keterampilan yang lebih kompleks dari pada anak yang intelegensinya

rendah.

3) Pengaruh Usia dengan Kemampuan Gerak Dasar

Sesuai dengan kondrat alamiah manusia bahwa, pada usia muda

mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang konstan. Pada usia tertentu

setiap anak mengalami perkembangan dan pertumbuhan baik fisik, fisiologis

maupuan psikologisnya. Seiring dengan bertambahnya usia, maka akan terjadi

kematangan baik fisik, fisiologis maupun psikologis. Seorang anak mengalami

pertumbuhan baik massa otot, ukuran tubuh, ukuran organ jantung dan paru-paru.

Dari perkembangan secara simultan baik fisik, fisiologis dan psikologisnya, tentu

akan berpengaruh pula terhadap kemampuan geraknya. Seperti dikemukakan

Waharsono (1999: 53) bahwa, “Sejalan dengan meningkatnya ukuran tubuh dan

meningkatnya kemampuan fisik, maka meningkat pula kemampuan gerak anak

besar”.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, semakin bertambahnya usia selalu

diikuti meningkatnya kemampuan geraknya. Meningkatnya kemampuan gerak

tersebut sesuai dengan tahap perkembangannya. Hal ini karena, setiap periode

tertentu kemampuan gerak anak memiliki karakteristik yang berbeda-beda.

Semakin tinggi tingkat usia seseorang sampai pada taraf tertentu, maka akan

semakin tinggi pula kemampuan gerak dasarnya. Namun demikian, pada usia

tertentu akan mengalami penurunan. Seperti dikemukakan Rusli Lutan (1988:

348) bahwa, "Salah satu generalisasi yang sederhana mengungkapkan efek usia

terhadap keterampilan motorik ialah setelah lewat usia 25 tahun terjadi penurunan

yang sistematik dalam perilaku motorik".

Page 52: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Selain faktor pembawaan (internal) kesegaran fisik juga berpengaruh

dengan keterampilan gerak seseorang. Kemampuan gerak tidak terlepas dari

keterlibatan dari beberapa unsur kondisi fisik. Kemampuan gerak yang

ditampilkan anak dalam kehidupan sehari-hari sangat bergantung pada komponen-

komponen kondisi fisik yang dimiliki. Menurut Iskandar Z. Sapoetra dkk. (1999:

8) "Unsur-unsur fisik yang mendasari keterampilan gerak anak terdiri atas: “(a)

kekuatan, (b) power, (c) kelincahan, (d) koordinasi, (e) keseimbangan dan (f)

kecepatan". Selain komponen tersebut, unsur daya tahan, kekuatan otot dan

kelentukan juga dapat mempengaruhi kemampuan gerak yang ditampilkan.

Komponen kondisi fisik tersebut merupakan unsur-unsur yang menunjang

pembentukan kemampuan gerak. Kemampuan fisik yang dimiliki seseorang

diwujudkan dalam penampilan geraknya. Seseorang yang kondisi fisiknya lemah

cenderung memiliki kemampuan gerak yang lemah pula. Sebaliknya jika kondisi

fisiknya baik, kemampuan gerak yang ditampilkan juga akan baik. Dengan

kemampuan kondisi fisik yang baik, maka akan mendukung keterampilan

olahraga, termasuk lari cepat 100 meter.

d. Peranan Motor Ability terhadap Kemampuan Lari Cepat 100 Meter

Kemampuan motor ability atau kemampuan gerak dasar merupakan faktor

bawaan yang akan sangat mempengaruhi penampilan gerak dalam berolahraga

termasuk lari cepat 100 meter. Jika seseorang memiliki kemampuan motor ability

yang baik, sangat memungkinkan akan membantu penampilannya dalam kegiatan

olahraga, sehingga dapat mendukung pencapaian prestasi olahraga yang tinggi.

Karena, seseorang yang memiliki kemampuan motor ability yang baik, berarti

memiliki dasar kemampuan fisik yang baik pula. Dengan kemampuan fisik yang

baik, maka akan mendukung pencapain prestasi olahraga yang optimal. Seperti

dikemukakan M. Sajoto (1995: 8) bahwa, “Kondisi fisik adalah satu prasyarat

yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan

dapat dikatakan sebagai keperluan dasar yang tidak dapat ditunda atau di tawar-

tawar lagi”. Sedangkan A. Hamidsyah Noer (1996: 120) berpendapat,

“Komponen-komponen motor ability yang terdiri dari keseimbangan, koordinasi

Page 53: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

gerak motorik besar maupun koordinasi mata-tangan, kekuatan gerak yaitu

kecepatan, power dan kelincahan memiliki kecenderungan cukup besar dalam

mempengaruhi motor perfomance (penampilan motorik)”.

Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, kemampuan

motor ability di dalamnya terdiri beberapa macam unsur kondisi fisik. Unsur-

unsur kondisi fisik tersebut sangat menunjang tampilan motor ability termasuk

dalam lari cepat 100 meter. Jika seseorang memiliki kemampuan motor ability

yang baik, maka akan memiliki kemampuan fisik yang baik pula. Kemampuan

fisik yang baik akan sangat menunjang penampilan geraknya atau mendukung

kemampuan lari cepat 100 meter.

B. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian pustaka yang mendasari dari variabel penelitian, maka

dapat digambarkan kerangka konseptual kerangka berpikir sebagai berikut:

Gambar 10. Skematis Kerangka Berpikir

Lari Cepat 100

meter

Motor Ability

Tinggi

Motor Ability

Rendah

Motor Ability

Motor Ability

Tinggi

Motor Ability

Rendah

Acceleration

Sprint Sprint Training

Kemampuan Lari Cepat

100 Meter

Page 54: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Berdasarkan kerangka konseptual yang digambarkan tersebut dapat

diuraikan secara lebih rinci sebagai berikut:

1. Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Acceleration Sprint dan Sprint

Training terhadap Kemampuan Lari Cepat 100 Meter

Metode latihan acceleration sprint dan sprint training merupakan latihan

yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan lari cepat 100 meter. Dari

kedua metode latihan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Metode

latihan acceleration sprint merupakan metode latihan lari cepat yang diawali

dengan lari pelan (jogging), lari dengan langkah panjang, lari dengan kecepatan

penuh dan berjalan. Dari bagian masing-masing metode latihan acceleration

sprint diatur jaraknya yaitu 50 meter. .

Sedangkan metode latihan psrint training merupakan bentuk latihan

kecepatan menempuh jarak 50-60 meter yang dilakukan dengan kecepatan

maksimal. Setelah dilakukan lari dengan jarak antara 50-60 meter diberikan

pemulihan atau istirahat secara total. Hal ini dimaksudkjan agar kondisi fisik atlit

pulih kembali, sehingga pada latihan berikutnya dalam kondisi yang baik.

Berdasarkan karakteristik metode latihan acceleration sprint dan sprint training

tersebut akan menimbulkan pengaruh yang berbeda terhadap peningkatan

kemampuan lari cepat 100 meter. Perbedaan perlakuan yang diberikan pada

pelaku akan menimbulkan pengaruh yang berbeda terhadap peningkatan

kemampuan lari cepat 100 meter. Dengan demikian diduga, metode latihan

acceleration sprint dan sprint training memiliki perbedaan pengaruh terhadap

kemampuan lari cepat 100 meter.

2. Perbedaan Pengaruh antara Siswa yang Memiliki Kemampuan Motor

Ability Tinggi dan Motor Ability Rendah Terhadap Lari Cepat 100 Meter

Motor ability merupakan kemampuan bawaan yang dibawa sejak lahir.

Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan siswa, kemampuan motor ability

dapat meningkat. Selain itu, motor ability dapat ditingkatkan melalui latihan fisik

Page 55: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

secara sistematis dan kontinyu. Melalui pembelajaran pendidikan jasmani yang

dilaksanakan di sekolah dapat meningkatkan kemampuan motor ability siswa.

Kemampuan motor ability di dalamnya terdapat beberapa unsur kondisi

fisik. Unsur-unsur kondisi fisik yang terdapat di dalam motor ability di antaranya:

kekuatan, kecepatan, power, kelincahan, koordinasi, keseimbangan dan ketepatan.

Unsur-unsur motor ability tersebut berperan penting dalam lari cepat 100 meter.

Unsur-unsur motor ability yang dapat mendukung kemampuan lari cepat 100

meter di antaranya kekuatan, power, kelincahan, koordinasi, keseimbangan,

kelentukan, reaksi. Jika unsur-unsur motor ability dalam kondisi baik dan

didukung penguasaan teknik lari cepat yang baik, maka pretasi yang tinggi dapat

dicapai lebih maksimal. Oleh karena itu, keberadaan kemampuan motor ability

yang dimiliki siswa dapat mempengaruhi kemampuan lari cepat 100 meter.

Namun sebaliknya, jika unsur-unsur motor ability tidak dalam kondisi baik, maka

prestasi yang tinggi tidak dapat dicapai.

3. Interaksi antara Metode Latihan dan Motor Ability terhadap Kemampuan

Lari Cepat 100 Meter

Metode latihan acceleration sprint dan sprint training merupakan metode

latihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan lari cepat 100

meter. Dari kedua metode latihan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda,

sehingga hal ini akan berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan lari cepat

100 meter. Selain diterapkan metode latihan kecepatan yang tepat, kemampuan

lari cepat 100 meter dibutuhkan dukungan kemampuan motor ability. Karena

kemampuan motor ability merupakan salah satu faktor yang dapat mendukung

kemampuan lari cepat 100 meter.

Berdasarkan karakteristik dari metode latihan acceleration sprint dan

sprint training menunjukkan bahwa, siswa yang memiliki kemampuan motor

ability rendah lebih cocok diberi metode latihan acceleration sprint. Karena

metode latihan acceleration sprint dilakukan dalam jarak yang cukup panjang

atau jauh sekitar 200 meter yang dibagi dalam empat tahap yaitu: jogging, lari

Page 56: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

langkah panjang, lari dengan kecepatan penuh dan berjalan. Maka dari tahapan-

tahapan metode latihan acceleration sprint tersebut, selain dapat meningkatkan

kecepatan siswa juga dapat menigkatkan kemampuan motor abilitynya.

Sedangkan metode latihan sprint training merupakan metode latihan kecepatan

yang dilakukan dalam jarak yang pendek yaitu sekitar 50-60 meter sehingga

cocok diberikan kepada siswa yang memiliki motor ability tinggi. Latihan

kecepatan yang dilakukan dalam jarak yang pendek sekitar 50-60 meter, sehingga

tidak melibatkan komponen motor ability secara penuh atau maksimal,

dibandingkan dengan metode latihan accelartion sprint. Dengan demikian diduga,

antara metode latihan dan motor ability memiliki interaksi diantara keduanya.

C. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir di atas dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Ada perbedaan pengaruh antara metode latihan acceleration sprint dan sprint

training terhadap kemampuan lari cepat 100 meter pada siswa putra kelas VII

SMP Negeri 2 Selogiri Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012.

2. Ada perbedaan pengaruh kemampuan lari cepat antara siswa yang memiliki

kemampuan motor ability tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan

motor ability rendah pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Selogiri

Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012.

3. Ada interaksi antara metode latihan dan motor ability terhadap kemampuan

lari cepat 100 meter pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Selogiri

Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012.

Page 57: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Page 58: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lapangan olahraga SMP Negeri 2 Selogiri

Kabupaten Wonogiri.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama satu setengah bulan dengan tiga kali

latihan dalam satu minggu. Penelitian dilaksanakan dari bulan April sampai

dengan bulan Mei 2012, pada hari Selasa, Kamis dan Sabtu mulai jam 15.00 WIB

sampai dengan jam 17.00 WIB.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini siswa putra kelas VII SMP Negeri 2

Selogiri Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 berjumlah 100

siswa yang terbagi dalam lima kelas.

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel penelitian yang digunakan adalah purposive

sampling. Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini sebanyak 40 siswa

dengan ciri motor ability tinggi dan motor ability rendah. Cara menentukan

jumlah dan kriteria sampel yaitu: keseluruhan populasi dites kemampuan motor

ability. Dari hasil tes motor ability, kemudian direngking dari nilai tertinggi

sampai nilai terendah dan diklasifikasikan menjadi dua yaitu: motor ability tinggi,

dan motor ability rendah. Setelah diklasifikasi kemampuan motor ability,

kemudian diambil 20 siswa dengan kategori motor ability tinggi dan 20 siswa

dengan kategori motor ability rendah. Selanjutnya dari 40 siswa yang terpilih

dikelompokkan menjadi 4 kelompok sesuai rancangan faktorial 2 X 2.

Page 59: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

C. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui tes dan pengukuran yang

meliputi:

1) Tes kemampuan motor ability dengan Barrow Motor Ability Test dari Barry L.

Johnson and Jack K. Nelson (1988: 355) yang terdiri:

a) Standing broad jump

b) Softball throw

c) Zig-zag run

d) Wall pass

e) Medecine ball put

f) 60 yard dash (petunjuk pelaksanaan test terlampir).

2) Tes dan pengukuran tes dan pengukuran lari cepat 100 meter dari Andi

Suhendro (2007: 2.59). Petunjuk pelaksanan tes terlampir.

D. Metode Penelitian

Metode penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian ini melibatkan tiga

variabel, yaitu: variabel independent (manipulatif/bebas), variabel atributif dan

variabel dependent (terikat). Variabel independent terdiri dari dua kelompok, yaitu

kelompok metode latihan acceleration sprint dan kelompok metode psrint

training. Variabel atributif terdiri dari dua kelompok yaitu, kelompok motor

ability tinggi dan kelompok motor ability rendah. Sedangkan variabel dependent

yaitu kemampuan lari cepat 100 meter. Dengan demikian rancangan penelitian

yang tepat adalah anava faktorial 2 X 2. Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan

gambar rancangan penelitian anava faktorial 2 X 2 sebagai berikut:

Tabel 1. Rancangan Penelitian Anava Dua Jalur dengan Design Rancangan

Faktorial 2 X 2

Metode Latihan

Acceleration Sprint

(A1)

Sprint Training

(A2)

Page 60: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Motor Ability

Tinggi (B1) A1B1 A2B1

Rendah (B2) A1B2 A2B2

Keterangan:

A1B1:Kelompok metode latihan acceleration sprint dengan kriteria sampel motor

ability tinggi.

A1B2:Kelompok metode latihan acceleration sprint dengan kriteria sampel motor

ability rendah

A2B1:Kelompok metode latihan sprint training dengan kriteria sampel motor

ability tinggi.

A2B2:Kelompok metode latihan sprint training dengan kriteria sampel motor

ability rendah.

E. Teknik Analisis Data

1. Mencari Reliabilitas

Tingkat keajegan hasil tes yang dilakukan diketahui melalui uji

reliabilitas dengan korelasi intraklas dari Mulyono B. (2001: 42), dengan

rumus sebagai berikut:

MSA – MSW

R =

MSA

Keterangan :

R = Koefisien reliabilitas

MSA = Jumlah rata-rata dalam kelompok

MSW = Jumlah rata-rata antar kelompok

2. Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat analisis dalam penelitian ini meliputi uji normalitas dan uji

homogenitas. Adapun langkah masing-masing uji prasyarat tersebut sebagai

berikut:

Page 61: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

a. Uji Normalitas (Metode Lilliefors)

Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel

penelitian ini berasal dari populasi yang normal atau tidak.

Langkah-langkah:

1) Pengamatan X1,X2,X3,………….Xn dijadikan bilangan baku

Z1,Z2,Z3,………..Zn, dengan menggunakan rumus :

Zi = { Xi – X }/ SD, dengan X dan SD berturut-turut merupakan rata-rata dan

simpangan baku.

2) Data dari sampel tersebut kemudian diurutkan dari skor terendah sampai skor

tertinggi.

3) Untuk tiap bilangan baku ini dan dengan menggunakan daftar distribusi

normal baku kemudian dihitung peluang F(Zi) = P(Z < Zi).

4) Menghitung perbandingan antara nomor subyek I dengan subyek n yaitu :

S(Zi) = i/n.

5) Mencari selisih antara F(Zi) – S(Zi), dan ditentukan harga mutlaknya.

6) Menentukan harga terbesar dari harga mutlak diambil sebagai Lo.

Rumusnya : Lo = | F(Zi) – S(Zi) | maksimum.

Kreteria :

Lo < Ltab : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Lo > Ltab : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas ( Metode Bartlet )

Uji Homogenitas dilakukan dengan Uji Bartlet. Langkah-langkah

pengujiannya sebagai berikut :

1) Membuat tabel perhitungan yang terdiri dari kolom – kolom kelompok sample

: dk (n-1), 1/dk, Sdi2, dan (dk) log Sdi

2.

2) Menghitung varians gabungan dari semua sample.

Rumusnya :

1

1...............1 22

n

SdnSD i

Page 62: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

12 nSdLogB i

3) Menghitung X2

Rumusnya : X2

= (Ln) B-(n-1) Log Sdi 1………(2)

Dengan (Ln 10) = 2,3026

Hasilnya ( X2 hitung ) kemudian dibandingkan dengan ( X

2 tabel ), pada taraf

signifikansi = 0,05 dan dk (n-1).

4) Apabila X2

hitung < X2 tabel, maka Ho diterima.

Artinya varians sampel bersifat homogen. Sebaliknya apabila X2

hitung > X2

tabel, maka Ho ditolak. Artinya varians sampel bersifat tidak homogen.

2. Analisis Data

Langkah-langkah untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini sebagai

berikut:

a) Anava Dua Jalur

1) Metode AB untuk perhitungan ANAVA dua Faktor

Tabel 2. Ringkasan ANAVA untuk Eksperimen Faktorial 2 x 2

Sumber

Variasi dk JK RJK Fo

Rata – rata 1 Ry R

Page 63: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Perlakuan

A

B

AB

a-1

b-1

(a-1) (b-1)

Ay

By

ABy

A

B

AB

A/E

B/E

AB/E

Kekeliruan ab(n-1) Ey E

Keterangan:

A = Faktor utama A

B = Faktor utama B

N = Jumlah sampel

Langkah- langkah perhitungan:

a) 2

11

2

ij

b

j

a

i

UU

b) abn

R

b

j

a

i

y

11

c) yij

b

j

a

i

RJJab

2

11

d) yi

a

i

y Rbn

/2

1

e) yi

b

j

y Ran

/2

1

f) yyaby Jb

g) )(2

yyyyy R U

2) Kreteria Pengujian Hipotesis

Jika 211 VVFF , maka hipotesis nol ditolak.

Page 64: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Jika 211 VVFF , maka hipotesis nol di terima dengan : dk pembilang

1iV dan dk penyebut knknV .............12 = taraf siknifikan untuk

pengujian hipotesis.

Keterangan:

Y2

: Jumlah kuadrat data

Ry : Rata-rata peningkatan karena perlakuan

Ay : Jumlah peningkatan pada kelompok berdasarkan metode latihan acceleration

sprint dan sprint training

By : Jumlah peningkatan berdasarkan motor ability.

Aby: Selisih antara jumlah peningkatan data keseluruhan dan jumlah peningkatan

kelompok perlakuan dan motor ability.

Jab : Selisih jumlah kuadrat data dan rata-rata peningkatan perlakuan.

b. Uji Rentang Newman – Keuls setelah ANAVA

Menurut Sudjana (1994: 36) langkah-langkah untuk melakukan uji

Newman –Keuls adalah sebagai berikut:

1) Susun k buah rata-rata perlakuan menurut urutan nilainya dari yang terkecil

sampai keoada yang terbesar.

2) Dari rangkaian ANAVA, diambil harga RJK disertai dk-nya.

3) Hitung kekeliruan buku rata-rata untuk setiap perlakuan dengan rumus:

N

KekeliruanRJKS E

y RJK (Kekeliruan) juga didapat dari hasil

rangkuman ANAVA.

4) Tentukan taraf siknifikan , lalu gunakan daftar rentang student. Untuk uji

Newman – Keuls, diambil V = dk dari RJK ( Kekeliruan ) dan P = 2,3…,k.

Harga – harga yang didapat dari bagian daftar sebanyak (k-1) untuk V dan P

supaya dicatat.

Page 65: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

5) Kalikan harga – harga yang didapat di titik…….. di atas masing – masing yS

dengan jalan demikian diperoleh apa yang dinamakan rentang siknifikan

terkecil (RST).

6) Bandingkan selisih rata – rata terkecil dengan RST untuk mencari P-k selisih

rata – rata terbesar dan rata – rata terkecil kedua dengan RST untuk P = (k-

1), dan seterusnya. Demikian halnya perbandingan selisih rata – rata terbesar

kedua rata – rata terkecil dengan RTS untuk P = (k-1), selisih rata-rata

terbesar kedua dan selisih rata-rata terkecil kedua dengan RST untuk P = (k-

2), dan seterusnya. Dengan jalan begitu semua akan ada 12/1 kK pasangan

yang harus dibandingkan. Jika selisih – selisih yang didapat lebih besar dari

pada RST-nya masing – masing maka disimpulkan bahwa terdapat perbedaan

yang siknifikan antara rata – rata perlakuan.

c. Hipotesa Statistik

Hipotesa 1 210 H

21 AH

Hipotesa 2 210 H

21 AH

Hipotesa 3 00 InteraksiH

0 InteraksiH A

Keterangan

= Nilai rata – rata

A1 = Metode latihan acceleration sprint

A2 = Metode latihan sprint training.

B1 = Motor ability tinggi

Page 66: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

B2 = Motor ability rendah

Page 67: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Deskripsi hasil analisis data hasil kemampuan lari cepat 100 meter pada

siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Selogiri Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran

2011/2012 sesuai dengan kelompok yang dibandingkan, disajikan dalam bentuk

tabel sebagai berikut:

Tabel 3. Ringkasan Angka-Angka Statistik Deskriptif Data Kemampuan Lari

Cepat 100 Meter Siswa Putra Kelas VII SMP Negeri 2 Selogiri

Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012

Perlakuan Motor Ability Statistik Tes

Awal Tes Akhir Peningkatan

Accleration

Sprint

(A1)

Tinggi (B1)

Jumlah 178.86 171.99 6.87

Mean 17.886 17.199 0.687

SD 1.007 1.037 0.220

Rendah (B2)

Jumlah 182.41 174.81 7.6

Mean 18.241 17.481 0.760

SD 1.154 1.248 0.239

Sprint

Training

(A2)

Tinggi (B1)

Jumlah 171.66 160.77 10.89

Mean 17.166 16.077 1.089

SD 1.008 0.935 0.202

Rendah (B2)

Jumlah 178.05 170.92 7.13

Mean 17.805 17.092 0.713

SD 0.881 0.958 0.196

1. Jika antara kelompok siswa yang mendapat perlakuan metode latihan

accleration sprint dan sprint training dibandingkan, maka dapat diketahui

bahwa kelompok metode latihan acceleration sprint memiliki pengaruh yang

lebih baik terhadap kemampuan lari cepat 100 meter dibandingkan dengan

sprint training dengan selisih perbedaan sebesar 0.18.

2. Jika antara kelompok siswa yang memiliki motor ability tinggi dan siswa

yang memiliki motor ablity rendah dibandingkan, dapat diketahui bahwa

kelompok siswa yang memiliki motor ability tinggi memiliki kemampuan lari

cepat 100 meter yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki

motor ability rendah dengan selisih perbedaan sebesar 0.16.

Page 68: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Untuk mengetahui gambaran menyeluruh dari nilai rata-rata peningkatan

kemampuan lari cepat 100 meter sebelum dan sesudah diberi perlakuan maka

dapat dibuat grafik perbandingan nilai-nilai sebagai berikut:

17.88617.199

0.687

18.24117.481

0.76

17.166

16.077

1.089

17.80517.092

0.713

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

A1B1 A1B2 A2B1 A2B2

Tes Aw al

Tes Akhir

Peningkatan

Keterangan:

A1 : Acceleration sprint

A2 : Sprint training

B1 : Motor ability tinggi

B2 : Motor ability rendah

Grafik 1. Nilai Rata-Rata Kemampuan Lari Cepat 100 Meter Berdasarkan

Tiap Kelompok Perlakuan dan Tingkat Motor Ability

3. Agar nilai-nilai rata-rata peningkatan kemampuan lari cepat 100 meter yang

dicapai tiap kelompok perlakuan mudah dipahami, maka nilai peningkatan

kemampuan lari cepat meter pada tiap kelompok perlakuan disajikan dalam

bentuk grafik sebagai berikut:

Page 69: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

0.687

0.76

1.089

0.713

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

A1B1 (1) A1B2 (2) A2B1 (3) A2B2 (4)

Keterangan:

A1B1:Kelompok metode latihan acceleration sprint dengan kriteria sampel motor

ability tinggi.

A1B2:Kelompok metode latihan acceleration sprint dengan kriteria sampel motor

ability rendah

A2B1:Kelompok metode latihan sprint training dengan kriteria sampel motor

ability tinggi.

A2B2:Kelompok metode latihan sprint training dengan kriteria sampel motor

ability rendah.

Grafik 2. Nilai Rata-Rata Peningkatan Kemampuan Lari Cepat 100 Meter

antara Kelompok Perlakuan

B. Mencari Reliabilitas

Tingkat reliabilitas hasil tes awal dan tes akhir kemampuan lari cepat 100

meter diketahui melalui uji reliabilitas. Hasil uji reliabilitas tes awal dan tes

akhir kemampuan lari cepat 100 meter dalam penelitian sebagai berikut:

Tabel 4. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Tes Awal dan Tes Akhir

Kemampuan Lari Cepat 100 Meter

Page 70: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Hasil Tes Reliabilitas Kategori

Tes awal lari cepat 100 meter

Tes akhir lari cepat 100 meter

0.99

0.99

Tinggi sekali

Tinggi sekali

Dalam mengartikan kategori koefisien reliabilitas tes tersebut,

menggunakan pedoman tabel koefisien korelasi dari Book Walter seperti dikutip

Mulyono B.(1992: 15) sebagai berikut:

Tabel 5. Range Kategori Reliabilitas

Kategori Validitas Reliabilitas Obyektivitas

Tinggi sekali

Tinggi

Cukup

Kurang

Tidak signifikan

0,80 – 1,0

0,70 – 0,79

0,50 – 0,69

0,30 – 0,49

0,00 – 0,29

0,90 – 1,0

0,80 – 0,89

0,60 – 0,79

0,40 – 0,59

0,00 – 0,39

0,95 – 1,0

0,85 – 0,94

0,70 – 0,84

0,50 – 0,69

0,00 – 0,49

C. Uji Prasyarat Analisis

1. Uji Normalitas

Sebelum dilakukan analisis data perlu diuji distribusi kenormalannya. Uji

normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode Lilliefors. Hasil uji

normalitas data yang dilakukan pada tiap kelompok sebagai berikut:

Tabel 6. Hasil Uji Normalitas dengan Lilliefors.

Kelompok N Prob Lo Lt Kesimpulan

A1B1

A1B2

A2B1

A2B2

10

10

10

10

0,05

0,05

0,05

0,05

0.1389

0.1734

0.1370

0.1478

0,258

0,258

0,258

0,258

Distribusi normal

Distribusi normal

Distribusi normal

Distribusi normal

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Lo < Lt. Hal ini

menunjukkan bahwa sampel yang terambil berasal dari populasi yang

Page 71: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

berdistribusi normal. Dengan demikian persyaratan uji normalitas data telah

terpenuhi. Rincian dan prosedur uji normalitas dapat dilihat pada lampiran.

2. Uji Homogenitas

Dengan data yang sama, setelah dianalisis menggunakan uji bartlet, maka

diperoleh hasil pengujian homogenitas seperti tabel berikut:

Tabel 7. Hasil Uji Homogenitas dengan Uji Bartlet.

Kelompok Ni S2 X

2hit X

2tabel Kesimpulan

4 10 0.046 0.427 7.81 Homogen

Berdasarkan data uji homogenitas diketahui X2

hit lebih kecil dari pada

X2

tabel. Hal ini menunjukkan bahwa sampel penelitian bersifat homogen. Dengan

demikian persyaratan homogenitas juga dipenuhi. Mengenai rincian dan prosedur

analisis uji homogenitas varians dapat diperiksa pada lampiran.

D. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis berdasarkan pada hasil analisis data dan interprestasi

analisis varians. Uji rentang newman keuls ditempuh sebagai langkah uji rerata

setelah anava. Bila anava menghasilkan kesimpulan tentang perbedaan pengaruh

kelompok yang dibandingkan, maka uji rentang newman keuls dimaksudkan

untuk mengetahui pengaruh kelompok mana yang lebih baik.

Berkenaan dengan hasil analisis dan uji rentang newman keuls, ada

beberapa hipotesis yang harus diuji. Hasil analisis data dapat dilihat seperti tabel

berikut ini:

Tabel 8. Ringkasan Nilai Rerata Kemampuan Lari Cepat 100 Meter Berdasarkan

Metode Latihan dan Tingkat Motor Ability Sebelum dan Sesudah Diberi

Perlakuan.

Page 72: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Variabel penelitian

Rerata

A1

A2

B1 B2 B1 B2

Sebelum

Sesudah

17.886

17.199

18.241

17.481

17.166

16.077

17.805

17.092

Peningkatan 0.687 0.760 1.089 0.713

Tabel 9. Ringkasan Keseluruhan Hasil Analisis Varians Dua Faktor

Sumber Varians dk Jk RJk Fo Ft

rerata lat 1 26.3900 26.390

4.11

A 1 0.3151 0.315 6.8215*

B 1 0.2295 0.230 4.9695*

AB 1 0.5040 0.504 10.9124*

Kekeliruan 36 1.6627 0.046

Total 40 29.1013

Keterangan :

* : Hasil Analisis F0 ditolak

A: Metode latihan lari cepat 100 meter (accelaration sprint dan sprint training)

B : Kategori motor ability

AB:Interaksi antara metode latihan dengan tinggi-rendahnya motor ability

Tabel 10. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman Keuls.

KP Rerata A1B1 A1B2 A2B2 A2B1

RST 0.687 0.713 0.760 1.089

A1B1 0.687 - 0.026 0-.073 0.402* 0.1964

A1B2 0.713 - 0.047 0.376 0.2365

A2B2 0.760 0.329 0.2610

A2B1 1.089

Keterangan : * signifikan pada P < 0,05

Keterangan:

A1B1:Kelompok metode latihan acceleration sprint dengan kriteria sampel motor

ability tinggi.

A1B2:Kelompok metode latihan acceleration sprint dengan kriteria sampel motor

ability rendah

A2B1:Kelompok metode latihan sprint training dengan kriteria sampel motor

ability tinggi.

A2B2:Kelompok metode latihan sprint training dengan kriteria sampel motor

ability rendah.

Page 73: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

1. Pengujian Hipotesis Pertama

Metode latihan acceleration sprint dan sprint training dari hasil

penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan

lari cepat 100 meter pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Selogiri Kabupaten

Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012. Dari hasil penghitungan yang telah

dilakukan diperoleh nilai F0 = 6.82 lebih besar dari Ft = 4,11 ( F0 > Ft ) pada taraf

signifikansi 5%. Ini berarti hipotesis nol (H0) ditolak. Hasil ini menunjukkan,

metode latihan acceleration sprint dan sprint training terdapat perbedaan yang

signifikan terhadap kemampuan lari cepat 100 meter.

2. Pengujian Hipotesis Kedua

Berdasarkan tingkat motor ability yang dimiliki siswa putra kelas VII

SMP Negeri 2 Selogiri Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 hasil

penelitian ini menunjukkan ada perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap

kemampuan lari cepat 100 meter antara siswa yang memiliki motor ability tinggi

dengan siswa yang memiliki motor ability rendah. Dari hasil penghitungan yang

telah dilakukan diperoleh nilai F0 = 5.00 lebih besar dari Ft = 4,11 ( F0 > Ft ) pada

taraf signifikansi 5%. Ini artinya hipotesis nol (H0) ditolak. Hasil ini menunjukkan

antara motor ability tinggi dan motor ability rendah terdapat perbedaan yang

signifikan terhadap kemampuan lari cepat 100 meter.

3. Pengujian Hipotesis Ketiga

Interaksi faktor utama penelitian dalam bentuk interaksi dua faktor

menunjukkan ada interaksi antara metode latihan dan motor ability. Dari hasil

penghitungan diperoleh nilai F0 = 10.91 ternyata lebih besar dari Ft = 4,11 ( F0 >

Ft ) pada taraf signifikansi 5% sehingga H0 diterima. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa, antara metode latihan dan motor ability terdapat interaksi

terhadap kemampuan lari cepat 100 meter.

Page 74: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran lebih lanjut

mengenai hasil analisis data yang telah dikemukakan sebelumnya. Berdasarkan

pengujian hipotesis telah menghasilkan tiga simpulan yaitu: (1) ada perbedaan

pengaruh yang signifikan antara acceleration sprint dan sprint training terhadap

kemampuan lari cepat 100 meter pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2

Selogiri Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012. (2) ada perbedaan

pengaruh yang signifikan kemampuan lari cepat 100 meter antara siswa yang

memiliki motor ability tinggi dengan siswa yang memiliki motor ability rendah

pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Selogiri Kabupaten Wonogiri tahun

pelajaran 2011/2012. (3) ada interaksi antara metode latihan dan motor ability

terhadap kemampuan lari cepat 100 meter pada siswa putra kelas VII SMP Negeri

2 Selogiri Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012. Simpulan analisis

tersebut dapat dipaparkan secara rinci sebagai berikut:

1. Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Acceleration Sprint dan Sprint

Training terhadap Kemampuan Lari Cepat 100 Meter

Berdasarkan pengujian hipotesis pertama menunjukkan, ada perbedaan

pengaruh yang signifikan antara acceleration sprint dan sprint training terhadap

kemampuan lari cepat 100 meter pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2

Selogiri Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012. Kelompok siswa yang

diberi perlakuan acceleration sprint mempunyai peningkatan kemampuan lari

cepat 100 meter lebih besar dibandingkan dengan kelompok siswa yang diberi

perlakuan sprint training.

Metode latihan acceleration sprint memberi dampak yang lebih baik

terhadap peningkatan kemampuan lari cepat 100 meter. Hal ini karena, metode

latihan acceleration sprint merupakan metode latihan lari cepat yang diawali

dengan lari pelan (jogging), lari dengan langkah panjang, lari dengan kecepatan

penuh dan berjalan. Latihan lari cepat yang dikombinasikan dengan jogging dan

berjalan tidak terasa berat.Pada metode latihan acceleration sprint Recovery

Page 75: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

diberikan atau dilakukan dengan berjalan, sehingga kondisi tubuh tidak cepat

turun. Sedangkan metode latihan sprint training merupakan bentuk latihan lari

cepat menempuh jarak 50-60 meter yang dilakukan dengan keceptan penuh

(maksimal) dan diberi waktu istirahat (recovery) total, sehingga berdampak

penurunan suhu tubuh. Hal ini akan berpengaruh pada latihan berikutnya kurang

maksimal.

Berdasarkan hasil penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai Fo

sebesar 6.82 > Ft 4.11. Dengan selisih perbedaan peningkatan sebesar 0.18

Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa, metode latihan acceleration

sprint dan sprint training terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap

kemampuan lari cepat 100 meter pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2

Selogiri Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012.

2. Perbedaan Pengaruh Kemampuan Lari Cepat 100 Meter antara Siswa

yang Memiliki Motor Ability Tinggi dengan Siswa yang Memiliki Motor

Ability Rendah

Berdasarkan pengujian hipotesis kedua menunjukkan, ada perbedaan

pengaruh yang signifikan kemampuan lari cepat 100 meter antara siswa yang

memiliki motor ability tinggi dengan siswa yang memiliki motor ability rendah

pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Selogiri Kabupaten Wonogiri tahun

pelajaran 2011/2012. Siswa yang memiliki motor ability tinggi memiliki

kemampuan lari cepat 100 meter yang lebih baik, karena unusr-unsur motor

ability yang terdiri dari beberapa komponen kondisi fisik seperti kekuatan,

kecepatan, kelincahan, keseimbangan dan lain-lain dalam keadaan baik.

Komponen-komponen motor ability yang baik tentu akan memberi kontribusi

yang maksimal terhadap kemampuan lari cepat 100 meter. Tetapi sebaliknya,

motor ability yang rendah, tentu komponen-komponenya juga kurang baik,

sehingga tidak maksimal terhadap kemampuan lari cepat 100 meter.

Berdasarkan hasil penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai Fo

5.00 > Ft 4.11. Dengan selisih perbedaan peningkatan 0.16. Berdasarkan hasil

tersebut menunjukkan bahwa, ada perbedaan pengaruh yang singnifikan

Page 76: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

kemampuan lari cepat 100 meter antara siswa yang memiliki motor ability tinggi

dengan siswa yang memiliki motor ability pada siswa putra kelas VII SMP Negeri

2 Selogiri Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012.

3. Interaksi antara Metode Latihan dan Motor Ability terhadap Kemampuan

Lari Cepat 100 Meter

Dari tabel 9 tampak ada interaksi antara kedua faktor utama penelitian.

Untuk kepentingan pengujian interaksi faktor utama terbentuklah tabel sebagai

berikut:

Tabel 11. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama dan Interaksi Faktor Utama

terhadap Peningkatan Kemampuan Lari Cepat 100 Meter

A1 A2 Rerata A1 - A2

B1 0.687 1.089 0.888 -0.402

B2 0.713 0.760 0.755 -0.047

Retara 0.7 0.9245 2.2365 -0.2245

B1 - B2 -0.026

0.687

1.089

0.713

0.76

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

A1 A2

B1

B2

Grafik 3. Interaksi antata Metode Latihan dan Motor Ability

Berdasarkan grafik 3 tersebut menunjukkan, bentuk garis perubahan

besarnya nilai peningkatan kemampuan lari cepat 100 meter berpotongan. Hal ini

artinya, ada interaksi antara metode latihan dan motor ability. Dengan demikian

dalam menerapkan metode ltihan lari cepat 100 meter perlu mempertimbangkan

tingkat motor ability tinggi dan tingkat motor ability rendah. Hal ini karena

Page 77: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

interaksi antara metode latihan dan motor ability termasuk jenis interaksi

indepanden. Siswa yang memiliki kemampuan motor ability rendah lebih cocok

diberi metode latihan acceleration sprint. Karena latihan lari cepat 100 meter

dengan metode acceleration sprint dilakukan dalam jarak yang cukup panjang

atau jauh sekitar 200 meter yang dibagi dalam empat tahap yaitu: jogging, lari

langkah panjang, lari dengan kecepatan penuh dan berjalan. Dari tahapan-tahapan

metode latihan accelartion sprint tersebut, maka siswa yang memiliki kemampuan

motor ability yang rendah juga dapat meningkatkan kemampuan motor ability .

Sedangkan Siswa yang memiliki kemampuan motor ability rendah lebih cocok

diberi metode latihan sprint training. Metode latihan sprint training merupakan

metode latihan kecepatan yang dilakukan dalam jarak yang pendek yaitu sekitar

50-60 meter. Latihan kecepatan yang dilakukan dalam jarak yang pendek sekitar

50-60 meter, sehingga tidak meilbatkan komponen motor ability secara penuh

atau maksimal, dibandingkan dengan metode latihan accelartion sprint.

Berdasarkan hasil penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai Fo

10.91 > Ft 4.11. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa, ada interaksi

antara metode latihan dan motor ability terhadap kemampuan lari cepat 100 meter

pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Selogiri Kabupaten Wonogiri tahun

pelajaran 2011/2012.

Page 78: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasannya yang telah diungkapkan

pada BAB IV, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan metode latihan acceleration sprint

dan sprint training terhadap kemampuan lari cepat 100 meter pada siswa putra

kelas VII SMP Negeri 2 Selogiri Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran

2011/2012. Dari hasil analisis data menunjukkan Fo = 6.82 > Ft 4.11.

2. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan kemampuan lari cepat antara siswa

yang memiliki motor ability tinggi dengan siswa yang memiliki motor ability

rendah terhadap kemampuan lari cepat 100 meter pada siswa putra kelas VII

SMP Negeri 2 Selogiri Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012. Dari

hasil analisis data menunjukkan Fo = 5.00 > Ft 4.11.

3. Ada interaksi antara metode latihan dan motor ability terhadap kemampuan

lari cepat 100 meter pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Selogiri

Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012. Dari hasil analisis data

menunjukkan bahwa Fhitung = 10.91 > Ftabel = 4,11. Tinggi rendahnya motor

ability yang dimiliki siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Selogiri Kabupaten

Wonogiri tahun pelajaran 2011/2 berpengaruh terhdap kemmapuan lari cepat

100 meter.

B. Implikasi

Simpulan dari hasil penelitian ini dapat mengandung pengembangan ide

yang lebih luas jika dikaji pula tentang implikasi yang ditimbulkan. Atas dasar

simpulan yang telah diambil, dapat dikemukakan implikasinya sebagai berikut:

1. Secara umum dapat dikatakan bahwa metode latihan acceleration sprint dan

sprint training serta motor ability merupakan variabel-variabel yang dapat

mempengaruhi kemampuan lari cepat 100 meter.

Page 79: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT …/Perbedaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

2. Metode latihan acceleration sprint ternyata memberikan pengaruh yang lebih

baik daripada metode latihan sprint training terhadap kemampuan lari cepat

100 meter. Hal ini karena, metode acceleration sprint dilakukan dalam jarak

yang cukup panjang atau jauh sekitar 200 meter yang dibagi dalam empat

tahap yaitu: jogging, lari langkah panjang, lari dengan kecepatan penuh dan

berjalan. Dari tahapan-tahapan metode latihan accelartion sprint tersebut,

tidak dirasakan berat dan kondisi tubuh tidak total pulih asal. Sedangkan

metode latihan sprint training merupakan metode latihan kecepatan yang

dilakukan dalam jarak yang pendek yaitu sekitar 50-60 meter dan diberikan

recovery (istirahat) total, sehingga hal ini akan berdampak pada latihan

kecepatan berikutnya kurang maksimal.

3. Perbedaan motor ability merupakan variabel yang mempengaruhi kemampuan

lari cepat 100 meter. Siswa yang memiliki motor ability tinggi, hendaknya

diberi metode latihan sprint training. Bagi siswa yang memiliki motor ability

rendah hendaknya diterapkan metode latihan accelartion sprint.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, saran-saran yang dapat dikemukakan kepada

guru Penjasorkes di SMP Negeri 2 Selogiri Kabupaten Wonogiri disarankan

hal-hal sebagai berikut:

1. Hendaknya guru meningkatkan pengetahuannya dalam ilmu kepelatihan

olahraga prestasi, sehingga dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam lari

cepat 100 meter dapat meningkat secara maksimal.

2. Dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukkan untuk mendapatkan

sprinter yang potensial dan dapat ditingkatkan melalui latihan yang tepat.

3. Dalam melatih lari cepat 100 meter hendaknya guru memperhatikan tingkat

motor ability siswa, karena tingkat motor ability siswa mempengaruhi hasil

belajar lari cepat.