Upload
letuyen
View
243
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI ANTARA
PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN TIPE MAKE A MATCH
DAN METODE CERAMAH PADA SISWA KELAS VII
SMP MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO
TAHUN PELAJARAN
2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
HAFID DWI NURROHMAN
K7407084
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI
ANTARA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN TIPE MAKE A MATCH
DAN METODE CERAMAH PADA SISWA KELAS VII
SMP MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO
TAHUN PELAJARAN
2011/2012
Oleh:
HAFID DWI NURROHMAN
K7407084
Skripsi
Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan
Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Administrasi Perkantoran
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Hafid Dwi Nurrohman. “PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MATA
PELAJARAN EKONOMI ANTARA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN
TIPE MAKE A MATCH DAN METODE CERAMAH PADA SISWA
KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO TAHUN
PELAJARAN 2011/2012 , Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta,Juli 2012
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan prestasi
belajar ekonomi antara pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Make A Match dengan metode ceramah pada siswa kelas VII SMP
Muhammadiyah 1 Sukoharjo tahun ajaran 2011/2012
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (quasi
experimental research). Populasi adalah seluruh siswa kelas VII SMP
Muhammadiyah 1 Sukoharjo tahun ajaran 2011/2012 yang terdiri dari 5 kelas dengan
jumlah siswa sebanyak 156 siswa. Sampel diambil dengan Cluster Random Sampling
sejumlah 2 kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen yaitu
kelas VII A berjumlah 32 siswa dan kelas kontrol yaitu kelas VII D berjumlah 32
siswa. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini berupa tes. Tes sebagai alat
pengumpulan data harus diuji melalui tingkat kesukaran soal, daya beda soal, validitas
soal dan reliabilitas soal. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Matched Group Designs. Teknik analisis data dengan desain penelitian Matched
Group Designs terlebih dahulu dilakukan dengan teknik pra syarat analisis yaitu
dengan teknik matching sample untuk mengetahui kedua kelas berangkat dari titik
tolak yang sama pada awal eksperimen. Setelah melakukan pra syarat analisis
kemudian melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t untuk
mengetahui perbedaan prestasi belajar.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : 1) Terdapat perbedaan
prestasi belajar mata pelajaran ekonomi antara penerapan pembelajaran tipe Make A
Match dengan penerapan metode ceramah. Hal ini ditunjukan dengan thitung > ttabel
atau 6,35 > 1,9997 pada taraf signifikan 5% dan db = 61. 2) Metode pembelajaran
kooperatif tipe Make A Match menghasilkan prestasi belajar lebih baik dibandingkan
dengan menggunakan pembelajaran metode ceramah. Hal ini ditandai dengan adanya
peningkatan prestasi belajar setelah adanya perlakuan.
Kata Kunci : Pembelajaran tipe Make A Match, Prestasi belajar, Mata Pelajaran
ekonomi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAC
Hafid Dwi Nurrohman. “THE DIFFERENCE OF STUDENTS’
ACHIEVEMENT IN LEARNING ECONOMIC BETWEEN TEACHING
USING TIPE MAKE A MATCH AND LECTURING METHOD AT THE
SEVEN GRADE STUDENTS OF SMP MUHAMMADIYAH I SUKOHARJO
IN THE ACADEMIC YEAR OF 2011/2012” Skripsi . Surakarta: Teacher Training
and Education Faculty of Sebelas Maret University, July 2012.
The purpose of this research is to know the different of students achievement
in learning economic between teaching using cooperative learning tipe Make A
Match and lecturing method at the seven grade students of SMP Muhammadiyah I
Sukoharjo in the Academic Year of 2011/2012
The method in this research was quasi experimental research. The population
of this research was all students of the seven grade students of SMP Muhammadiyah
I Sukoharjo in the Academic Year of 2011/2012 which contained of five classes.
There were 156 students in the seven grade. The sample of the research was taken by
using Cluster Random Sampling. There were two classes as the sample, an
experimental class and a control class. The experimental class was the seven A that
there were 32 students and the control class was the seven D that there were 32
students. The technique of data collection used in this research was taking tests. The
tests as the data collection had to be tested first through the level of questions’
difficulties, the differences of the questions, the validity of the questions, and the
reliability of the questions. Research’s design used was Matched Group Design. The
technique of analyzing data by using this kind of design was firstly conducted by
analytical prerequisite technique that was matching sample technique. After that, the
hypothesis was tested by using t test in order to know the difference of the students’
achievement.
Based of the analysis of this study concluded:1) there is the difference
between the achievement reached by the students in learning economic by using
Make A Match and lecturing method, this is indicated with tie > ttable or 6,35 >
1,9997 on significant value 5 % and db= 61. 2) Method cooperatif tipe Make A
Match to Produce the economic achievement is more better then the lecture method,
it it characterized by an incrase in academic achievement after a giving treatment
Keyword : Cooperatif learning tipe Make A Match, Academic achievement,
Learning economic
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
Tidak boleh iri, kecuali didalam dua hal yaitu terhadap orang yang diberi harta oleh
Allah, kemudian ia mempergunakannya untuk membela kebenaran, dan terhadap orang
yang diberi ilmu pengetahuan oleh Allah, kemudian
ia mengamalkannya dan mengajarkannya”.
(HR. Bukhari dan Muslim)
“Lebih baik menyalakan lilin dari pada mengutuki kegelapan”
(Adlai Stevenson)
“You’ll never walk alone”
(Liverpool.F.C)
“Hal yang patut di banggakan bukanlah saat kita tidak pernah gagal, tetapi
saat kita kembali bangkit setiap kali gagal dan merubahnya
menjadi sebuah keberhasilan”
(Peneliti)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Skripsi Ini Peneliti Persembahkan Sebagai Wujud Rasa Sayang, Cinta Kasih Peneliti
Dan Terima Kasih Peneliti Kepada :
� Ibu dan Bapak tercinta serta kakak dan adik tersayang yang selalu ada
mengiring langkah ku dengan doa dan dukunganya.
� Sahabat-sahabat petualangku: Ida, Nisa,Fitria, Eka, Santi, Denny, Dian, Yoga,
Fajar, Gesang terimakasih untuk semua kegilaan dan bantuannya
� Rekan-rekan seperjuangan : Tyo, Adin, Supri, Sahmadi, Stefanus, Ridwan,
Doni, Fendry, liya, Terimakasih untuk semuanya
� Sahabat-sahabat terbaik ku yang selalu mengiringi langkahku
� Dek yuli terimakasih untuk dukungan dan semangatnya Selama ini
� Teman-teman PAP 2007
� Almamater.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia
rancangannya yang sempurna sehingga skipsi ini dapat diselesaikan dengan baik oleh
penulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan.
Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan penulisan
skipsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, atas segala
bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin
penulisan skripsi;
2. Drs. Saiful Bachri, M. Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial dan sekretaris jurusan yang telah memberikan persetujuan skripsi;
3. Drs. Ign. Wagimin. M.Si., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus
Pendidikan Administrasi Perkantoran dan sekretaris Bidang Keahlian
Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan dengan bijaksana.
4. Dr. Djoko Santoso TH. M.Pd., selaku Pembimbing I yang telah
memberikan banyak sekali motivasi dan arahan dengan penuh kesabaran.
5. Jumiyanto Widodo. S.Sos, M.Si., selaku Pembimbing II yang telah
memberikan dorongan, semangat dan bimbingan dengan baik.
6. Dra.Patni Ninghardjanti, M.Pd., selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan banyak doa dan bimbingan serta semangat.
7. Sri Setiarso. S.Pd., Kepala Sekolah SMP Muhamamdiyah 1 Sukoharjo
yang telah memperikan ijin untuk melakukan penelitian;
8. Bapak Sriyanto, S.Pd selaku guru pamong mata pelajaran Ekonomi, yang
telah memberikan ijin dan bantuannya dalam penelitian di SMP
Muhammadiyah 1 Sukoharjo;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9. Ibu dan bapak beserta adik, kakak serta semua keluarga ku, terimakasih
untuk doa dan dukunganya
10. Rekan-rekan seperjuangan Pendidikan Administrasi Perkantoran Tyo,
Adin, Supri, Stefanus, Dony, Sahmadi, Liya, Tika, Fendry, Nathanael,
Wayan, Priyo, Ruly, Gesang, Ahyar dan Putra. Semoga kita menjadi orang
yang berguna bagi bangsa dan negara
11. Rekan-rekan PAP 2007 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang
membantu dan memberikan warna selama menjadi mahasiswa dan dalam
menyelesaikan skripsi ini;
12. Berbagai pihak yang telah membantu penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para
pembaca.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN SKRIPSI .................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. v
HALAMAN ABSTRAK .......................................................................................... vi
HALAMAN ABSTRACT ......................................................................................... vii
HALAMAN MOTTO .............................................................................................. viii
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. ix
KATA PENGANTAR .............................................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xvi
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................................. 4
C. Pembatasan Masalah ............................................................................. 5
D. Perumusan Masalah .............................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 5
F. Manfaat Penelitian ................................................................................ 6
BAB II. LANDASAN TEORI ................................................................................ 7
A. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 7
B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................... 28
C. Kerangka Berpikir ................................................................................. 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
D. Perumusan Hipotesis ............................................................................. 32
BAB III.METODE PENELITIAN ......................................................................... 33
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 34
B. Rancangan Penelitian ............................................................................ 35
C. Populasi & Sample Penelitian ............................................................... 35
D. Tehnik Sampling ................................................................................... 35
E. Pengumpulan Data ................................................................................ 38
F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ............................................... 39
G. Teknik Analisis Data ............................................................................. 43
BAB IV.HASIL PENELITIAN ............................................................................... 47
A. Deskripsi Data ....................................................................................... 47
B. Pengujian Prasyarat Analisis ................................................................. 70
C. Pengujian Hipotesis .............................................................................. 71
D. Pembahasan Hasil Analisis Data .......................................................... 71
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ............................................... 73
A. Simpulan ............................................................................................... 73
B. Implikasi ............................................................................................... 73
C. Saran ..................................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel
1. Fase Pendekatan Pembelajaran Kooperatif ................................................ 15
2. Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dan Konvensional............... ..... 16
3. Jadwal Rencana Penelelitian ...................................................................... 34
4. Sistematika Pembagian Kelompok Belajar Pertemuan Pertama................ 56
5. Sistematika Pembagian Kelompok Belajar Pertemuan Kedua .................. 59
6. Ringkasan Uji Beda soal ............................................................................ 62
7. Ringkasan Tingkat Kesukaran Soal ........................................................... 63
8. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Kelompok Kontrol ............ 64
9. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Kelompok Eksperimen ..... 66
10. Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Kelompok Kontrol .......................... 67
11. Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Kelompok Eksperimen ................... 69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1. Kerangka Berfikir ...................................................................................... 32
2. Rancangan Penelitian............... .................................................................. 36
3. Struktur Organsisasi Sekolah ..................................................................... 50
4. Skema konsep Materi Pertemuan Pertama Kelompok Kontrol ................. 51
5. Skema konsep Materi Pertemuan Pertama Kelompok Kontrol ................. 53
6. Skema konsep Materi Pertemuan Pertama Kelompok Eksperimen........... 55
7. Skema konsep Materi Pertemuan Pertama Kelompok Eksperimen........... 58
8. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal
Siswa Kelompok Kontrol . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 65
9. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Siswa
Kelompok Eksperimen ........................................................................ 66
10. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Ekonomi Siswa
Kelompok Kontrol ..................................................................................... 68
11. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Ekonomi Siswa
Kelompok eksperimen .............................................................................. 69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelompok Kontrol .......... 79
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelompok Eksperimen.... 88
3. Materi Pembelajaran ............................................................................ 98
4. Test Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi .................................... 109
5. Lembar Kerja Siswa ............................................................................. 117
6. Daftar Nama Siswa Kelas VII B (Kelas Uji Coba) .............................. 118
7. Daftar Nama Siswa VII A (Kelompok Kontrol) .................................. 119
8. Daftar Nama Siswa VII D (Kelompok Eksperimen) ........................... 120
9. Perhitungan Validitas ........................................................................... 121
10. Perhitungan Validitas Item Soal No 1 ................................................. 124
11. Perhitungan Reliabilitas ....................................................................... 125
12. Perhitungan Reliabilitas Rumus KR-20 ............................................... 129
13. Perhitungan Uji Daya Beda Soal ......................................................... 130
14. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal ................................................... 131
15. Data Induk Penelitian ........................................................................... 132
16. Distribusi Frekuensi Data Awal Kelompok Kontrol ........................... 133
17. Distribusi Frekuensi Data Awal Kelompok Eksperimen ..................... 135
18. Distribusi Frekuensi Data Akhir Kelompok Kontrol ........................... 137
19. Distribusi Frekuensi Data Akhir Kelompok Eksperimen .................... 139
20. Data Selisih Nilai Awal Dan Akhir ..................................................... 141
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21. Distribusi Frekuensi Perubahan Nilai Kelompok Kontrol ................... 142
22. Distribusi Frekuensi Perubahan Nilai Kelompok Eksperimen ............ 143
23. Perhitungan Uji Kesetaraan (Matching) .............................................. 144
24. Perhitungan Uji Prasyarat Analisis ...................................................... 145
25. Tabel Persiapan .................................................................................... 148
26. Perhitungan Uji t-test Pola Matched Group (MG)............................... 150
27. Contoh Kartu Dalam Pembelajaran Tipe Make A Match ................... 154
28. Dokumentasi ........................................................................................ 156
29. Tabel Dsitribusi r ................................................................................. 157
30. Table uji-t ............................................................................................. 158
31. Tabel Distribusi f ................................................................................. 159
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan pengalaman belajar dalam hidup yang mempengaruhi
pertumbuhan manusia. Dalam arti luas pendidikan didefinisikan sebagai keseluruhan
pengalaman hasil belajar individu sepanjang hidup hingga tidak mengenal batas
waktu dan usia. Sedangkan pengajaran adalah petunjuk yang diberikan kepada
orang supaya diketahui. pengajaran dapat diartikan sebagai proses perbuatan, cara
mengajar atau mengajarkan sesuatu. Dalam arti sederhana pendidikan sering
diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan
nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan
Di Indonesia pada dasarnya pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa dan membentuk manusia yang utuh dan mandiri sesuai dengan
tujuan nasional, sebagaimana yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945 alinea
4. Wujud perhatian Pemerintah Indonesia terhadap pendidikan tertuang dalam
Undang-Undang Republik Indonesia, nomor 20 tahun 2003, tentang Sistem
Pendidikan Nasional yang dalam Bab II pasal 3 menyatakan bahwa :
Pendidikan nasional berupaya mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Berdasarkan tujuan nasional untuk menghasilkan output yang berkualitas,
maka dalam bidang pendidikan diperlukan adanya sarana dan prasarana dan
fasilitas belajar yang memadai. Untuk mengetahui keberhasilan proses belajar
mengajar, dapat diketahui dari prestasi belajar yang dicapai siswa. Prestasi
belajar merupakan pencerminan hasil belajar yang dicapai siswa setelah
melakukan usaha belajar. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
prestasi dan kompetensi belajar siswa dalam proses belajar mengajar.
Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh model pembelajaran yang diterapkan oleh
guru di dalam kelas. model pembelajaran yang tepat diharapkan dapat membantu
dalam menciptakan suasana proses belajar mengajar yang kondusif sehingga
siswa dapat belajar secara efektif dan efisien serta tujuan belajar dapat tercapai.
Pentingnya suatu model pembelajaran yang diterapkan guru maka, seorang guru
yang baik dan kreatif akan memilih model pembelajaran yang tepat sesuai
dengan topik pembahasan, materi dan tujuan pengajaran serta jenis kegiatan
belajar siswa yang dibutuhkan.
Dalam Pembelajaran siswa lebih aktif dari pada guru dan ada hubungan
timbal balik antara siswa dengan guru. Informasi yang disampaikan guru harus
mendapat umpan balik dari siswa maksudnya siswa tidak begitu saja menerima
informasi tersebut tetapi siswa juga harus bersikap kritis. Pembelajaran yang
seperti itulah yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar
mengajar.
Menurut hasil pengamatan awal yang dilakukan oleh peneliti melalui
observasi kelas menunjukkan bahwa terdapat beberapa permasalahan dalam
proses pembelajaran ekonomi di SMP Muhammadiyah 1 Sukoharjo yaitu: (1)
KBM berjalan monoton dan tidak menarik perhatian siswa, (2) Sarana dan
prasarana pembelajaran kurang memadai (terbukti dengan tidak semua siswa
mempunyai buku paket/pegangan), (3) Siswa kurang bisa memahami materi
pelajaran ekonomi (4) pembelajaran masih bersifat teacher centered dan (5)
kurangnya pemahaman guru yang mengembangkan pendekatan model
pengajaran yang berpusat pada siswa (student centered), sehingga pembelajaran
ekonomi masih bersifat konvensional
Pembelajaran yang dilakukan guru biasanya hanya menggunakan model
ceramah dan penugasan. Guru memberikan materi di mana siswa hanya duduk,
mendengarkan mencatat dan mengerjakan tugas jika ada. Model mengajar guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang seperti ini menyebabkan proses belajar mengajar masih terfokus pada guru
dan kurang membuat siswa menjadi aktif, yang digunakan didominasi oleh
siswa-siswa tertentu saja. Partisipasi siswa belum menyeluruh sehingga
menyebabkan kesenjangan antara siswa yang aktif dengan siswa yang kurang
aktif. Siswa yang aktif dalam kegiatan belajar mengajar cenderung lebih aktif
dalam bertanya dan menggali informasi dari guru maupun sumber belajar lain
sehingga cenderung memperoleh hasil belajar yang baik. Siswa yang kurang
aktif hanya menerima pengetahuan yang datang padanya dan malas untuk
mencari informasi dari guru maupun sumber lain sehingga cenderung
memperoleh hasil belajar yang rendah. Secara umum hasil belajar ekonomi di
SMP Muhammadiyah 1 Sukoharjo sendiri menunjukan bahwa sebantak 50 %
siswa belum dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Bersumber
dari beberapa permasalahan tersebut dapat disimpulkan bahwa kompetensi
belajar ekonomi siswa di kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Sukoharjo masih
perlu ditingkatkan.
Untuk mengantisipasi segala permasalahan tersebut, maka guru harus
lebih kreatif dalam memilih model pembelajaran yang tepat. Model
pembelajaran yang harus dipakai adalah model yang melibatkan peran siswa
secara menyeluruh dalam kegiatan belajar mengajar, agar tercipta suasana
belajar yang menyenangkan, aktif, kreatif, bisa berkerja sama dan membangun
daya pikir yang optimal. Alternatif model pembelajaran yang dapat menarik
perhatian siswa dalam belajar diantaranya dengan menganjurkan siswa belajar
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif yaitu model pembelajaran
kooperatif Make A Match. Model pembelajaran kooperatif Make A Match adalah
suatu model pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam
dua kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar.
Kelompok pertama merupakan kelompok soal, dan kelompok kedua merupakan
kelompok jawaban. Kedua kelompok tersebut saling mencocokkan soal dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
jawaban. Model pembelajaran Make A Match dipilih oleh peneliti karena dengan
model pembelajaran tersebut dapat meningkatkan kerjasama antar siswa dan
melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam
suatu pelajaran. Sehingga dalam penerapan model tersebut dapat meningkatkan
keaktifan, penguasaan isi akademik, dan meningkatkan prestasi belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul sebagai berikut “Perbedaan Prestasi Belajar
Mata Pelajaran Ekonomi Antara Pembelajaran Dengan Tipe Make A Match
Dan Metode Ceramah Pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 1
Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/2012”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang tedapat pada latar belakang masalah diatas dapat
diidentifikasikan permasalahan yang terjadi di SMP Muhammadiyah 1 Sukoharjo
adalah sebagai berikut :
1. Pembelajaran ekonomi yang kurang menarik karena masih menggunakan model
pembelajaran yang kurang variatif
2. Kemampuan guru dalam meningkatkan semangat dan motivasi siswa dalam
mengikuti pembelajaran masih kurang, belum menerapkan metode yang bisa
membuat siswa tertarik
3. Penggunaan model pembelajaran ceramah dalam penyampaian materi
pembelajaran ekonomi mengakibatkan siswa menjadi tidak aktif dan malu
bertanya apa bila ada kesulitan
4. Prestasi belajar Mata pelajaran ekonomi yang masih rendah dan belum mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Pembatasan Masalah
Agar analisanya lebih terarah, permasalahan yang akan dibahas dalam
penelitian ini dibatasi pada :
1. Metode mengajar yang digunakan dibatasi pada metode pembelajaran kooperatif
tipe Make A Match pada kelompok eksperimen dan metode ceramah pada
kelompok kontrol.
2. Prestasi belajar ekonomi dibatasi pada sub bahasan mengidentifikasi kebutuhan
manusia
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah penulis kemukakan maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut “ Apakah ada perbedaan prestasi belajar
ekonomi antara pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Make A Match dengan metode ceramah pada siswa kelas VII SMP
Muhammadiyah 1 Sukoharjo tahun ajaran 2011/2012?”
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan prestasi
belajar ekonomi antara pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Make A Match dengan metode ceramah pada siswa kelas VII SMP
Muhammadiyah 1 Sukoharjo tahun ajaran 2011/2012
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang pendekatan
pembelajaran kooperatif tipe Make A Match
b) Sebagai bahan referensi peneliti yang lain yang akan meneliti permasalahan
yang berhubungan dengan pendekatan pembelajaran kooperatif.
c) Sebagai salah satu alternatif model pembelajaran dalam upaya peningkatan
prestasi belajar mata pelajaran ekonomi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Manfaat Praktis
a) Bagi siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuat siswa memiliki minat belajar
yang besar khususnya pada mata pelajaran ekonomi sehingga dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
b) Bagi guru
Hasil penelitian diharapkan dapat memberdayakan guru ekonomi untuk
merancang pembelajaran dengan tipe Make A Match dan sebagai salah satu
masukan untuk menerapkan model mengajar.
c) Bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sarana untuk menerapkan ilmu
berupa teori yang diperoleh di bangku perkuliahan dan sebagai salah satu
referensi untuk mengenalkan tipe Make A Match dalam pembelajaran
ekonomi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Pada bagian ini diuraikan teori-teori serta tinjauan pustaka yang dipakai pada
waktu penelitian yang bertujuan untuk medukung penelitian ini. Teori-teori ini diambil
dari buku literatur dan dari internet. Teori yang dibahas meliputi teori tentang strategi
belajar mengajar,metode pembelajaran, prestasi belajar, serta mata pelajaran ekonomi
1. Strategi Belajar Mengajar
a. Strategi
“Strategi sebagai suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber
daya untuk mencapai sasarannya melalui hubungan yang efektif dengan
lingkungan dan kondisi yang paling menguntungkan”. (J. Salusu dalam
Mulyani Sumantri dan Johan Permana, 2001:33). Sedangkan Mulyani
Sumantri dan Johan Permana merumuskan beberapa definisi strategi antara
lain:
1) Strategi merupakan suatu keputusan bertindak dari guru dengan
menggunakan kecakapan dan sumber daya pendidikan yang tersedia untuk
mencapai tujuan melalui hubungan yang efektif antara lingkungan dan
kondisi yang paling menguntungkan
2) Strategi merupakan garis besar haluan bertindak dalam mengelola proses
belajar mengajar untuk mencapai tujuan pengajaran secara efektif dan
efisien
3) Strategi dalam proses belajar mengajar merupakan rencana yang
dipersiapkan secara seksama untuk mencapai tujuan-tujuan belajar
4) Strategi merupakan pola umum penguatan guru-peserta didik di dalam
perwujudan kegiatan belajar mengajar.
(Mulyani Sumantri dan Johan Permana, 2001:35)
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
strategi adalah suatu usaha menggunakan segala kemampuan dan sumber daya
pendidikan untuk dapat mencapai tujuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Belajar
“Belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan
serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan,
meniru dan lain sebagainya”. (Sardiman, 2001 : 20). Pendapat yang hampir
sama dikemukakan oleh Hilgard dalam Nana Syaodih Sukmadinata (2003 :
156), mengatakan bahwa “Belajar adalah suatu proses dimana suatu perilaku
muncul atau berubah karena adanya respon terhadap sesuatu situasi”.Pendapat
yang hampir sama dikemukakan oleh Gagne dalam Ngalim Purwanto
(2004:84)., menyatakan bahwa “Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus
bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga
perbuatannya (performance-nya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami
situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi”. Dari tiga pendapat
diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku
manusia dikarenakan adanya pengalaman yang telah dialaminya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat dibedakan menjadi
dua golongan antara lain :
1) Faktor individual
a) Kematangan/pertumbuhan. Mengajarkan sesuatu baru dapat berhasil
jika taraf pertumbuhan pribadi telah memungkinkannya, potensi-
potensi jasmani atau rohaninya telah matang untuk itu.
b) Kecerdasan/intelejensi. Disamping kematangan, dapat tidaknya
seseorang mempelajari sesuatu dengan baik ditentukan/dipengaruhi
pula oleh taraf kecerdasannya.
c) Latihan dan ulangan. Karena terlatih maka kecakapan dan pengetahuan
yang dimilikinya dapat menjadi makin dikuasai dan makin
mendalam.
d) Motivasi. Motif intrinsik dan ekstrinsik dapat mendorong seseorang
sehingga akhirnya orang itu menjadi spesialis dalam bidang ilmu
pengetahuan tertentu.
e) Sifat-sifat pribadi seseorang. Sifat-sifat kepribadian yang ada pada
seseorang itu sedikit banyak turut pula mempengaruhi sampai
manakah hasil belajar dapat dicapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Faktor sosial
a) Keadaan keluarga. Suasana dan keadaan keluarga turut menentukan
belajar yang dialami dan dicapai oleh anak-anak.
b) Guru dan cara mengajar. Sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya
pengetahuan guru, dan cara guru mengajarkan pengetahuan kepada
anak didiknya turut menentukan hasil belajar yang dapat dicapai anak
didik.
c) Alat-alat pengajaran. Ketersediaan alat-alat dan perlengkapan yang
diperlukan untuk belajar akan mempermudah dan mempercepat
belajar anak didik.
d) Motivasi sosial. Guru dan orang tua dapat memberikan motivasi yang
baik pada anak-anak sehingga timbul dalam diri anak dorongan dan
hasrat untuk belajar lebih baik.
e) Lingkungan dan kesempatan. Adanya lingkungan dan kesempatan
yang baik untuk belajar dapat mempermudah belajar anak didik.
(Ngalim Purwanto, 2004:102-106)
Terdapat tiga tujuan belajar, ketiga tujuan tersebut adalah :
1) Untuk mendapatkan pengetahuan. Hal ini ditandai dengan kemampuan
berfikir. Seseorang tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir tanpa
bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berfikir akan memperkaya
pengetahuan.
2) Penanaman konsep dan ketrampilan. Penanaman konsep atau perumusan
konsep memerlukan suatu ketrampilan. Baik ketrampilan jasmani maupun
rohani.
3) Pembentukan sikap. Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan
pribadi anak didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya.
c. Mengajar
Ada beberapa definisi mengajar yang dikemukakan oleh Nasution,
yaitu sebagai berikut :
1. Mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada anak.
2. Mengajar adalah menyampaikan kebudayaan pada anak.
3. Mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan
sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi
proses belajar
(Nasution, 2000: 4)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
“Mengajar adalah suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem
lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses
belajar”. (Sardiman, 2001:20). Sedangkan Slameto, mengatakan bahwa
“Mengajar adalah mengusahakan terciptanya suatu situasi yang memungkingkan
berlangsungnya proses belajar”. (Slameto, 1991:84). Dari tiga pendapat di atas
dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah usaha yang dilakukan oleh guru
secara sengaja untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif.
Terdapat enam prinsip mengajar, antara lain :
1) Gunakan pengalaman yang telah dimiliki. Guru haruslah
menghubungkan antara pengalaman - pengalaman lalu yang telah
dimiliki dengan seseutu yang baru.
2) Pengetahuan dan keterampilan harus digunakan bukan saja untuk masa
yang akan datang tetapi aspek itu harus dingunakan sekarang dan disini
sebagai aspek penting dalam proses belajar.
3) Menyadari adanya perbedaan individual peserta didik.
4) Kesiapan. Kesiapan adalah suatu situasi dimana para pelajar merasakan
kebutuhan untuk bertindak atau mempelajari sebuah perilaku baru.
5) Tujuan-tujuan pengajaran harus sudah dirumuskan terlebih dahulu
sebelum kegiatan belajar-mengajar berlangsung, sehingga siswa
mengetahui terlebih dahulu apa yang akan dipelajari dalam pelajaran
tertentu.
6) Mengikuti prinip-prinsip yang bersifat psikologik yang telah dikembangkan
para ahli.
(Abdul Aziz Wahab, 2009:8-10)
d. Strategi Belajar Mengajar
Strategi belajar mengajar, pada dasarnya mencakup empat hal utama
yaitu :
1. Penerapan tujuan pengajaran.
2. Pemilihan sistem pendekatan belajar mengajar.
3. Pemilihan dan penetapan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar.
4. Penetapan kriteria keberhasilan proses belajar mengajar dari evaluasi yang
dilakukan.
(Tweelker dalam Mulyani Sumantri dan Johan Permana, 2001:35)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Mulyani Sumantri dan johan permana (2001:37) menyampaikan
pemahaman tentang strategi belajar mengajar dalam dua garis besar yang
meliputi siasat dan proses kegiatan sebagaiaman sebagai berikut :
“Strategi belajar mengajar merupakan siasat guru untuk mengoptimalkan
interaksi antara peserta didik dengan komponen-komponen lain dari sistem
instruksional secara konsisten. Selain itu, strategi belajar mengajar merupakan
suatu kegiatan yang memelihara konsistensi dan kekompakan setiap
komponen pengajaran yang tidak hanya terjadi pada tahap perancangan
tetapi juga tejadi pada tahap implementasi atau pelaksanaan, bahkan pada
tahap pelaksanaan evaluasi”.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa strategi
belajar mengajar adalah suatu siasat guru dalam menetapkan prosedur belajar
mengajar agar tujuan pengajaran dapat tercapai.
2. Metode Pembelajaran
a. Pengertian Metode Pembelajaran
“Metode mengajar adalah cara-cara yang ditempuh guru untuk
menciptakan situasi pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan
mendukung bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar
anak yang memuaskan”. (Mulyani Sumantri dan Johar Permana, 2001:114).
“Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun, meliputi unsur-
unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran”. ( Oemar Hamalik,
2001:70)
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
metode pembelajaran adalah cara yang teratur dan terpikir oleh guru dalam
menyampaikan materi pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditentukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Ada beberapa faktor yang harus dijadikan dasar pertimbangan dalam
pemilihan metode mengajar. Dasar pertimbangan tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Berpedoman pada tujuan, metode yang guru pilih tidak boleh
dipertentangkan dengan tujuan yang dirumuskan, tetapi metode mengajar
yang dipilih harus mendukung kemana kegiatan interaksi edukatif
berproses guna mencapai tujuannya
2) Perbedaan individual anak didik, aspek-aspek perbedaan anak didik yang
perlu dipegang adalah aspek biologis, intelektual dan psikologis
3) Kemampuan guru, latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar
akan mempengaruhi bagaimana cara pemilihan motode mengajar yang baik
dan benar
4) Sifat bahan pelajaran, metode tertentu barangkali cocok untuk mata
pelajaran tertentu, tetapi belum tentu pas untuk matapelajaran lain
5) Situasi kelas, kelas dari waktu ke waktu selalu berubah sesuai kondisi
psikologis anak didik
6) Kelengkapan fasilitas, fasilitas yang dipilih harus sesuai dengan
karakteristik motode mengajar yang akan digunakan
7) Kelebihan dan kelemahan metode, dua sisi ini harus diperhatikan guru.
Metode yang tepat untuk pengajaran tergantung dari kecermatan guru
dalam memilihnya. Pemilihan yang terbaik adalah mencari titik kelemahan
suatu metode untuk kemudian dicarikan metode yang dapat menutupi
kelemahan tersebut.
b. Pembelajaran Kooperatif
Robert E. Slavin mengatakan bahwa “Pembelajaran kooperatif
merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana siswa bekerja dalam
kelompok-kelompok untuk saling membantu satu sama lainnya untuk
mempelajari materi pelajaran”. (Robert E. Slavin, 2008:4). Sedangkan Isjoni,
mengatakan bahwa “Cooperative learning merupakan strategi belajar dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya
berbeda”, (Isjoni, 2007:12). Berdasar dua pendapat di atas maka dapat
disimpulkan bahwa cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah
suatu strategi belajar dimana siswa-siswa dengan kemampuan yang berbeda
belajar bersama dalam suatu kelompok kecil.
Sama halnya dengan pendekatan pembelajaran yang lain, pembelajaran
kooperatif juga memiliki beberapa tujuan, yaitu:
1) Siswa bekerja sama untuk belajar dan bertanggung jawab pada kemajuan
belajar temannya.
2) Memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan
pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok.
3) Dapat mengembangkan solidaritas sosial di kalangan siswa.
(Trianto, 2009:57-58)
Selain memiliki tujuan, pembelajaran kooperatif juga memiliki ciri.
Pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan
materi belajar.
2) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang,
dan rendah.
3) Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku,
jenis kelamin yang beragam.
4) Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok dari pada individu.
(Arends dalam Trianto,2009: 65-66)
Siswa diharapkan mampu bekerja sama dengan baik di dalam
kelompoknya maka mereka perlu diajari ketrampilan-ketrampilan kooperatif
sebagai berikut:
1) Berada dalam tugas
Berada dalam tugas maksudnya adalah tetap berada dalam kerja kelompok,
menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya sampai selesai dan
bekerjasama dalam kelompok sesuai dengan kesepakatan kelompok, ada
kedisiplinan individu dalam kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Mengambil giliran dan berbagi tugas
Mengambil giliran dan berbagi tugas yaitu bersedia menerima tugas dan
membantu menyelesaikan tugas.
3) Mendorong partisipasi
Mendorong partisipasi yaitu memotivasi teman sekelompok untuk
memberikan kontribusi tugas kelompok.
4) Mendengarkan dengan aktif
Mendengarkan dengan aktif maksudnya adalah mendengarkan dan
menyerap informasi yang disampaikan teman dan menghargai pendapat
teman. Hal ini penting untuk memberikan perhatian pada yang sedang
berbicara sehingga anggota kelompok yang menjadi pembicara akan
merasa senang dan menumbuh kembangkan motivasi belajar bagi dirinya
sendiri dan yang lainnya.
5) Bertanya
Menanyakan informasi atau penjelasan lebih lanjut dari teman sekelompok
kalau perlu didiskusikan, apabila tetap tidak ada pemecahan tiap anggota
wajib mencari pustaka yang mendukung, jika tetap tidak terselesaikan baru
bertanya kepada guru.
Unsur-unsur dasar dalam cooperative learning adalah sebagai berikut :
1) Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau
berenang bersama”
2) Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau peserta
didik lain dalam kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri sendiri
dalam mempelajari materi yang dihadapi
3) Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang
sama
4) Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab di antara para
anggota kelompok
5) Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut
berpengaruh terhadap evaluasi kelompok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6) Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh
keterampilan bekerja sama selama belajar 7) Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual
materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. (Lungdren dalam Isjoni, 2007:13)
Berikut ini fase pendekatan pembelajaran kooperatif
Tabel 1. Fase Pendekatan Pembelajaran Kooperatif
FASE-FASE PERILAKU GURU
Fase 1: Present goals and set
Menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan peserta didik
Menjelaskan tujuan pembelajaran dan
mempersiapkan peserta didik siap
belajar
Fase 2: Present information
Menyajikan informasi
Mempresentasikan informasi kepada
peserta didik secara verbal
Fase 3: Organize students into
learning teams
Mengorganisir peserta didik ke
dalam tim-tim belajar
Memberikan penjelasan kepada
peserta didik tentang tata cara
pembentukan tim belajar dan
membantu kelompok melakukan
transisi yang efisien
Fase 4: Assist team work and study
Membantu kerja tim dan belajar
Membantu tim-tim belajar selama
peserta didik mengerjakan tugasnya
Fase 5: Test on the materials
Mengevaluasi
Menguji pengetahuan peserta didik
mengenai berbagai materi
pembelajaran atau kelompok-
kelompok mempresentasikan hasil
kerjanya
Fase 6: Provide recognition
Memberikan pengakuan atau
penghargaan
Mempersiapkan cara untuk mengakui
usaha dan prestasi individu maupun
kelompok
(Sumber : Agus Suprijono 2009: 65)
Kelebihan dari pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah
sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1) Saling ketergantungan yang positif,
2) Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu,
3) Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas,
4) Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan,
5) Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru,
6) Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi
yang menyenangkan.
(Jarolimek dan Parker dalam Isjoni, 2007: 24-25)
Sedangkan kekurangan dari pembelajaran kooperatif (cooperative
learning) adalah sebagai berikut :
1) Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu
memerlukan lebih banyak tenaga, pemikran dan waktu
2) Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan
dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai
3) Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik
permasalahan yang sedang dibahas meluas. Sehingga banyak yang tidak
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
4) Saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang, hal ini
mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.
(Jarolimek dan Parker dalam Isjoni, 2007: 24-25)
Perbedaan kelompok belajar kooperatif dengan kelompok belajar
konvensional adalah sebagai berikut
Tabel 2. Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dan Konvensional
Kelompok Belajar Kooperatif Kelompok Belajar Konvensional
Adanya saling ketergantungan
positif, saling membantu, dan saling
memberikan motivasi sehingga ada
interaksi promotif.
Guru sering membiarkan adanya
siswa yang mendominasi kelompok
atau menggantungkan diri pada
kelompok.
Adanya akuntabilitas individual
yang mengukur penguasaan materi
pelajaran tiap anggota kelompok,
dan kelompok diberi umpan balik
tentang hasil belajar para
Akuntabilitas individual sering
diabaikan sehingga tugas-tugas
sering diborong oleh salah seorang
anggota kelompok sedangkan
anggota kelompok lain hanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
anggotanya sehingga dapat saling
mengetahui siapa yang memerlukan
bantuan dan siapa yang dapat
memberikan bantuan.
“mendompleng” keberhasilan
“pemborong”
Kelompok belajar heterogen, baik
dalam kemampuan akademik, jenis
kelamin, ras etnik, dan sebagainya
sehingga dapat saling mengetahui
siapa yang memerlukan bantuan dan
siapa yang memberikan bantuan.
Kelompok belajar biasanya
homogen.
Pimpinan kelompok dipilih secara
demokratis atau bergilir untuk
memberikan pengalaman memimpin
bagi para anggota.
Pemimpin kelompok sering
ditentukan oleh guru atau kelompok
dibiarkan untuk memilih
pemimpinnya dengan cara masing-
masing.
Keterampilan sosial yang diperlukan
dalam kerja gotong royong seperti
kepemimpinan, berkomunikasi,
memercayai orang lain, dan
mengelola konflik secara langsung
diajarkan.
Keterampilan sosial sering tidak
secara langsung diajarkan.
Pada saat belajar kooperatif sedang
berlangsung guru terus melakukan
pemantauan melalui observasi dan
melakukan intervensi jika terjadi
masalah dalam kerja sama antar
anggota kelompok.
Pemantauan melalui observasi dan
intervensi sering tidak dilakukan
oleh guru pada saat belajar
kelompok sedang berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Guru memperhatikan secara proses
kelompok yang terjadi dalam
kelompok-kelompok belajar.
Guru sering tidak memperhatikan
proses kelompok yang terjadi dalam
kelompok-kelompok belajar.
Penekanan tidak hanya pada
penyelesaian tugas tetapi juga
hubungan interpersonal.
Penekanan sering hanya pada
penyelesaian tugas.
( Sumber : Killen dalam Trianto, 2009:58-59)
c. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match
Kondisi empiris yang terjadi dilapangan saat ini tidak sesuai dengan
ketetapan yang sudah berlaku, walaupun kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP) sudah diberlakukan tetapi proses pembelajaran masih konvensional
yakni terpusat pada guru (teacher oriented). Untuk mencapai keberhasilan
pembelajaran yang diharapkan, usaha yang dapat dilakukan oleh guru adalah
dengan memperhatikan siswa, menguasai materi pelajaran dan memilih metode
pembelajaran yang tepat. Salah satu model cooperative learning adalah Tipe
Make A Match (mencari pasangan), dimana model pembelajaran ini
melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status. Make A
Match (mencari pasangan) sebagai model pembelajaran baru belum banyak
diketahui bahkan diterapkan di sekolah-sekolah. Model pembelajaran ini
ditemukan oleh Lorna Curran tahun 1994.
Hal-hal yang perlu dipersiapkan jika pembelajaran dikembangkan
dengan Make A Match adalah kartu-kartu. Kartu tersebut terdiri dari kartu
berisi pertanyaan-pertanyaan dan kartu-kartu lainnya berisi jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan tersebut. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik
yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian
lainnya kartu jawaban.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Guru membentuk menjadi 2 kelompok, satu kelompok mendapat kartu
pertanyaan, dan kelompok lainnya mendapat kartu jawaban.
3) Setiap siswa mendapat satu buah kartu.
4) Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.
5) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan
kartunya (soal jawaban).
6) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi
poin.
7) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang
berbeda dari sebelumnya.
8) Demikian seterusnya.
9) Kesimpulan/penutup
Kelebihan pembelajaran tipe Make A Match adalah sebagai berikut:
1) Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun
fisik.
2) Karena ada unsur permainan, metode ini menyenangkan.
3) Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari.
4) Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
5) Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi.
6) Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar.
Kekurangan Pembelajaran tipe Make A Match
1) Pada awal-awal penerapan metode ini, banyak siswa yang malu bisa
berpasangan dengan lawan jenisnya.
2) Jika Anda tidak mengarahkan siswa dengan baik, saat presentasi banyak
siswa yang kurang memperhatikan.
3) Anda harus hati-hati dan bijaksana saat memberi hukuman pada siswa
yang tidak mendapat pasangan, karena mereka bisa malu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
d. Metode Ceramah
“Metode ceramah adalah penyajian pelajaran oleh guru dengan cara
memberikan penjelasan-penjelasan secara lisan kepada peserta didik”.
(Mulyani Sumantri dan Johar Permana, 2001 : 116). Hampir sama dengan
pengertian di atas, metode ceramah adalah penerapan dan penuturan secara
lisan oleh guru terhadap kelasnya, yang mana dalam pelaksanaannya guru
dapat menggunakan alat bantu mengajar untuk memperjelas uraian yang
disampaikan kepada siswa. (Suwarna Dkk, 2006:106).
Berdasarkan dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode
ceramah adalah suata cara penyampaian penjelasan dari guru kepada siswanya
yang dilakukan secara lisan
Tujuan metode ceramah adalah sebagai berikut :
1) Menciptakan landasan pemikiran peserta didik melalui produk ceramah
yaitu bahan tulisan peserta didik sehingga peserta didik dapat belajar
melalui bahan tulisan hasil ceramah guru.
2) Menyajikan garis-garis besar isi pelajaran dan permasalahan penting
yang terdapat dalam isi pelajaran.
3) Merangsang peserta didik untuk belajar mandiri dan menumbuhkan rasa
ingin tahu melalui pemerkayaan belajar.
4) Memperkenalkan hal-hal baru dan memberikan penjelasan secara
gamblang dan menyinggung penjelasan teori dan prakteknya.
5) Sebagai langkah awal untuk metode yang lain dalam upaya memperjelas
prosedur yang harus ditempuh peserta didik.
(Mulyani Sumantri dan Johar Permana, 2001:117)
Agar dalam penyampaian materi dengan menggunakan metode
ceramah mudah diingat dan relatif tahan lama serta dapat memberikan hasil
lebih banyak maka dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Rumuskan secara jelas tujuan atau kompetensi yang ingin dicapai.
2) Susun bahan pelajaran sedemikian rupa, sehingga mudah dimengerti secara
jelas, dapat menarik perhatian siswa.
3) Penyampaian bahan dilakukan singkat tapi jelas, gunakan papan tulis dan
media lain, berikan ilustrasi dan contoh, serta simpulkan pokok-pokok
materi yang penting di akhir pelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4) Tunjukkan kepada siswa, kegunaan materi pelajaran tersebut bagi
kehidupan.
5) Beri pertanyaan kepada siswa di akhir pembelajaran.
(Suwarna Dkk, 2006:106)
Kelebihan metode ceramah adalah sebagai berikut :
1) Murah dalam arti efisien dalam pemanfaatan waktu dan menghemat biaya
pendidikan dengan seorang guru yang menghadapi banyak peserta didik.
2) Mudah dalam arti materi dapat disesuaikan dengan keterbatasan peralatan
dapat disesuaikan dengan jadwal guru terhadap ketidaktersediaan bahan-bahan
tertulis.
3) Meningkatkan daya dengar peserta didik dan menumbuhkan minat belajar
dari sumber lain.
4) Memperoleh penguatan bagi guru dan peserta didik yaitu guru memperoleh
penghargaan, kepuasan dan sikap percaya diri dari peserta didik atas
perhatian yang ditunjukan peserta didik dan peserta didikpun merasa
senang dan menghargai guru bila ceramah guru meninggalkan kesan dan
berbobot
5) Ceramah memberikan wawasan yang luas dari pada sumber lain karena
guru dapat menjelaskan topik dengan mengkaitkannya dengan kehidupan
sehari-hari.
(Mulyani Sumantri dan Johar Permana, 2001:118-119)
Sedangkan kekurangan metode ceramah adalah sebagai berikut :
1) Dapat menimbulkan kejenuhan kepada peserta didik apalagi bila guru
kurang dapat mengorganisasikannya.
2) Menimbulkan verbalisme pada peserta didik.
3) Materi ceramah terbatas pada apa yang diingat guru.
4) Merugikan peseta didik yang lemah dalam keterampilan mendengarkan.
5) Menjejali peserta didik dengan konsep yang belum tentu diingat terus.
6) Informasi yang disampaikan mudah usang dan ketinggalan jaman.
7) Tidak merangsang perkembangan kreativitas peserta didik.
8) Terjadi proses satu arah dari guru kepada peserta didik.
(Mulyani Sumantri dan Johar Permana, 2001:118-119)
3. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi
Istilah prestasi di dalam Kamus Ilmiah Populer (Adi Satrio, 2005: 467)
didefinisikan sebagai “hasil yang telah dicapai”. Sedangkan menurut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud, 1996: 787) “Prestasi
adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan atau dikerjakan”.
Dari pengertian di atas bisa disimpulkan bahwa prestasi adalah hasil
yang telah dicapai dari kegiatan yang telah dilakukan.
b. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Muhibbin Syah (2008: 91) prestasi belajar adalah “taraf
keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang
dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai
sejumlah materi pelajaran tertentu”. Menurut Tu’u (2004: 75) “prestasi belajar
adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh
mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang
diberikan oleh guru”.
Adapun dalam penelitian ini yang dimaksud prestasi belajar adalah
tingkat keberhasilan peserta didik setelah menempuh proses pembelajaran
tentang materi tertentu, yakni tingkat penguasaan, perubahan emosional, atau
perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu dan diwujudkan
dalam bentuk nilai atau skor.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar adalah tingkat keberhasilan yang dicapai dari suatu kegiatan atau
usaha yang dapat memberikan kepuasan emosional, dan dapat diukur dengan
alat atau tes tertentu yang dinyatakan dalam bentuk nilai
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Slameto (2003: 2) faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar ada dua macam yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1) Faktor Internal adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar
seperti:
a) Faktor Jasmaniah, meliputi
(1) Faktor kesehatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan orang
terganggu, selain itu juga akan cepat lelah, kurang bersemangat,
mudah pusing, mengantuk, kurang darah atau gangguan fungsi alat
indera.
(2) Cacat tubuh
Cacat tubuh ini dapat berupa buta, tuli, patah kaki dan patah
tangan.
b) Faktor Psikologis, meliputi
(1) Intelegensi
Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih
berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang
rendah. Siswa yang mempunyai intelegensi tinggi dapat berhasil
dengan baik dalam belajarnya dikarenakan belajar dengan
menerapkan metode belajar yang efisien. Sedangkan yang
mempunyai intelegensi rendah perlu mendapatkan pendidikan
khusus.
(2) Perhatian
Perhatian menurut Ghazali dalam Slameto (2003: 56) adalah
keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju
kepada suatu obyek benda/hal atau sekumpulan obyek. Untuk
dapat menjamin hasil belajar yang baik maka siswa harus
mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya.
(3) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap
belajar. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah
dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar.
(4) Bakat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan
terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau
berlatih.
(5) Motivasi
Seseorang akan berhasil dalam belajarnya bila mempunyai
penggerak atau pendorong untuk mencapai tujuan. Penggerak atau
pendorong inilah yang disebut dengan motivasi.
(6) Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan
seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk
melaksanakan kecakapan baru. Belajar akan berhasil bila anak
sudah siap (matang).
(7) Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberikan respon atau
bereaksi. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar
mengajar karena jika siswa sudah memiliki kesiapan dalam belajar
maka hasil belajarnya akan lebih baik.
c) Faktor Kelelahan
Kelelahan dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan jasmani dan
kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglai,
sedangkan kelelahan rohani terlihat dengan kelesuan dan kebosanan.
2) Faktor Eksternal
a) Keadaan keluarga
Keluarga merupakan lingkungan utama dalam proses belajar. Keadaan
yang ada dalam keluarga mempunyai pengaruh yang besar dalam
pencapaian prestasi belajar misalnya cara orang tua mendidik, relasi
anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
pengertian orang tua.
b) Keadaan sekolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lingkungan sekolah adalah lingkungan di mana siswa belajar secara
sistematis. Kondisi ini meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi
guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat
pelajaran, metode belajar dan fasilitas yang mendukung lainnya.
c) Keadaan masyarakat
Siswa akan mudah terkena pengaruh lingkungan masyarakat karena
keberadaannya dalam lingkungan tersebut. Kegiatan dalam
masyarakat, mass media, teman bergaul, lingkungan tetangga
merupakan hal-hal yang dapat mempengaruhi siswa sehingga perlu
diusahakan lingkungan yang positif untuk mendukung belajar siswa.
d. Fungsi Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan suatu hal yang penting dalam dunia
pendidikan, karena mempunyai beberapa fungsi. Fungsi prestasi belajar
dikemukakan oleh Zainal Arifin (1991: 3) adalah:
1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan
yang telah dikuasai anak didik.
2) Prestasi belajar sebagai lambang kepuasan hasrat ingin tahu.
3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari institusi
pendidikan.
5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap
(kecerdasan)
4. Hakekat Pembelajaran Ekonomi
a. Pengertian Ekonomi
Kata ekonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu eikos yang berarti
rumah tangga dan nomos berarti peraturan, sehingga secara garis besar dapat
diartikan sebagai peraturan rumah tangga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Menurut Profesor Paul A Samuelson dalam Sadono Sukirno (2005-9),
Ilmu ekonomi adalah suatu studi mengenai individu-individu dan masyarakat
dalam membuat pilihan, dengan atau tanpa penggunaan uang, dengan
menggunakan sumber-sumber daya terbatas tetapi dapat digunakan dalam
berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis barang, jasa dan
menditribusikannya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, sekarang dan masa
di masa yang akan datang, kepada berbagai individu dan golongan masyarakat.
Sedangkan menurut Albert L Meyers dalam Joko Suwandi (2002 : 1), “
mendefinisikan ilmu ekonomi sebagai ilmu pengetahuan yang mempersoalkan
kebutuhan manusia dan alat pemuas kebutuhan”.
Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas
manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran dan
konsumsi barang dan jasa. Ekonomi juga difungsikan sebagai ilmu terapan
dalam manajemen keluarga, bisnis, pemerintah.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa
ekonomi adalah suatu kegiatan yang dilakukan masyarakat untuk memenuhi
kebutuhannya sehari-hari dengan menggunakan sumber daya terbatas sehingga
dapat digunakan untuk dapat menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa dan
mendistribusikannya untuk kebutuhan konsumsi.
b. Tujuan Pembelajaran Ekonomi
Menurut Depdiknas (2001) tujuan diberikannya mata pelajaran ekonomi
di SMP adalah sebagai berikut :
a. Mengenalkan siswa pada fakta tentang peristiwa dan permasalahan
ekonomi.
b. Membekali beberapa konsep dasar ilmu ekonomi sebagai pedoman
dalam berperilaku ekonomi dan untuk mendalami mata pelajaran
ekonomi pada jenjang berikutnya.
c. Membekali nilai-nilai dan etika bisnis serta menumbuhkan jiwa wirausaha.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
d. Keberadaan ilmu ekonomi sebagai suatu disiplin ilmu sangat diperlukan
karena manusia selalu dihadapkan untuk membuat pilihan dalam
kehidupannya. Oleh karena itu, dalam pendidikan ekonomi harus diajarkan
pada siswa tentang bagaimana membuat pilihan-pilihan secara rasional dan
membuat siswa dapat menggunakan konsep-konsep dalam ilmu
ekonomi untuk menganalisis persoalan-persoalan ekonomi
personal dan kemasyarakatan.
c. Fungsi Pembelajaran Ekonomi
Mata pelajaran ekonomi berfungsi membekali siswa dengan
pengetahuan dan keterampilan dasar agar mampu mengambil keputusan secara
rasional tindakan ekonomi dalam menentukan berbagai pilihan dalam
kehidupan sehari-sehari. (Depdiknas 2001)
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan merupakan hasil penelitian yang terdahulu yang
digunakan sebagai acuan dan pembanding penelitian yang dilakukan. Ada beberapa
hasil penelitian yang relevan dalam penelitian ini antara lain
1. Sri Putri Ayu, Dr. Dedi Rohendi, M.T dan Drs, Waslaluddin, M.T. dalam
jurnal berjudul penerapan cooperative learning tipe make a match untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas dalam pembelajaran teknologi
informasi dan komunikasi penelitian tersebut dilakukan untuk melihat
peningkatan hasil belajar siswa kelas VII SMP yang mengikuti pembelajaran
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dengan cooperative learning tipe
Make A Match, penelitian tersebut dilakukan dengan desain kelompok pretest-
postes, dengan hasil penelitian menunjukan setelah dilakukan proses
pembelajaran dengan menggunakan cooperative learning tipe Make A Match
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pada kelas eksperimen dan kelas control dengan pembelajaran biasa terlihat
bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang lebih tinggi pada kelas
eksperimen dibandingkan dengan kelas control.
Persamaan antara penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dengan
penelitian ini adalah sama-sama menggunakan pendekatan pembelajaran tipe
Make A Match Sedangkan perbedaannya adalah desain penelitian yang
digunakan di penelitian Sri Putri Ayu adalah Pretest Posttest Control Group
Design sedangkan pada penelitian ini peneliti menggunkan desain penelitian
Matched Group Designs. Selain itu tempat penelitian Sri Putri Ayu dilakukan
di SMP Negeri 15 Bandung, sedangkan peneliti melakukan penelitian di SMP
Muhammadiyah 1 Sukoharjo
2. Sazelli Abdul Ghani dalam jurnal yang berjudul Cooperatvie learning versus
the lecture method of instruction in an introductory statistics course. Secara
garis besar penelitian tersebut dapat digambarkan sebagi berikut : This paper
describes an experimental study where the relative effect of cooperative
learning vesus lecture method of instruction in an introductory statistic course
for student teachers were examined. The experimental group was given
learning material or unit using cooperative learning method while the control
group was given none of the unit but received the same cognitive input through
the lecture metode, Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa “This
study revealed that the cooperative learning method results in higher
achievement than the lecture method for almost all students and is especially
beneficial for those students who were not enclined towards mathematics”.
Secara garis besar dapat diterjemahkan sebagai berikut : Dari penelitian ini
menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif menghasilkan prestasi yang lebih
baik dari pada metode ceramah untuk sebagian besar siswa.
Persamaan antara penelitian yang akan dilakukan oleh penulis dengan
penelitian dari Sazelli Abdul Ghani adalah sama-sama merupakan penelitian
komparasi antara pembelajaran metode kooperatif dengan metode
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
konvensional. Sedangkan perbedaannya adalah penulis menggunakan metode
kooperatif learning tipe pembelajaran Make A Match
3. Seri Ningsih dalam tesisnya “eksperimentasi model pembelajaran kooperatif
teknik make a match ditinjau dari aktivitas belajar siswa (penelitian pada siswa
sd negeri kelas v kecamatan pontianak kota di kota pontianak tahun ajaran
2009/2010)”
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa: (1)
Prestasi belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif teknik Make A Match lebih baik daripada menggunakan model
pembelajaran Direct Instruction pada materi luas bangun datar (trapesium dan
layang-layang). (2). Prestasi belajar matematika siswa yang memiliki aktivitas
belajar tinggi lebih baik daripada siswa yang memiliki aktivitas belajar rendah,
serta prestasi belajar matematika siswa yang memiliki aktivitas belajar sedang
lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa yang memiliki aktivitas
rendah, sedangkan prestasi belajar matematika siswa dengan aktivitas belajar
tinggi tidak terdapat perbedaan dengan prestasi belajar matematika siswa
dengan aktivitas belajar sedang pada materi luas bangun datar (trapesium dan
layang-layang). (3). Pada model pembelajaran kooperatif teknik Make A Match
tidak terdapat perbedaan prestasi belajar matematika siswa pada semua
kategori, baik pada aktivitas belajar tinggi, sedang maupun rendah. Pada model
pembelajaran Direct Instruction tidak terdapat perbedaan prestasi belajar
matematika antara siswa yang memiliki aktivitas belajar tinggi dan siswa yang
memiliki aktivitas belajar sedang. Sedangkan prestasi belajar matematika siswa
yang memiliki aktivitas belajar tinggi lebih baik daripada siswa yang memiliki
aktivitas belajar rendah, dan siswa yang memiliki aktivitas belajar sedang lebih
baik daripada siswa yang memiliki aktivitas belajar rendah. Pada siswa yang
memiliki aktivitas belajar tinggi, tidak terdapat perbedaan prestasi belajar
matematika, baik menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Make A
Match maupun model pembelajaran Direct Instruction. Pada siswa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
memiliki aktivitas belajar sedang, tidak terdapat perbedaan prestasi belajar
matematika, baik menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Make A
Match maupun model pembelajaran Direct Instruction. Pada siswa yang
memiliki aktivitas belajar rendah, prestasi belajar matematika menggunakan
model pembelajaran kooperatif teknik Make A Match lebih baik daripada
model pembelajaran Direct Instruction.
Persamaan penelitian Seri Ningsih dengan peneliti adalah pada
penggunaan metode kooperatif tipe Make A Match, sedangkan perbedaannya
adalah penelitian dari Seri Ningsih betujuan untuk melihat efek pemebalajaran
model kooperatif learning tipe Make A Match terhadap keaktivan
siswa,sedangkan peneliti bertujuan untuk melihat efek pembalajaran model
kooperatif learning tipe Make A Match terhadap prestasi belajar siswa. Selain
itu, pengambilan populasi, waktu, dan tempat penelitian juga berbeda.
C. Kerangka Berfikir
Proses belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara guru
dengan peserta didik dalam suatu situasi pendidikan atau pengajaran untuk
mewujudkan tujuan yang ditetapkan. Banyak cara yang ditempuh guru untuk
menciptakan situasi pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi
kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan.
Untuk meningkatkan prestasi belajar anak supaya lebih maksimal maka diperlukan
interaksi timbal balik antara guru dan peserta didik. Guru dan peserta didik berusaha
untuk menciptakan suasana yang kondusif dalam setiap pembelajaran. Salah satu cara
yang dapat dilakukan guru adalah memilih pendekatan pembelajaran yang tepat dan
benar.
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pendekatan pembelajaran
yang dapat meningkatkan keaktifan siswa. Dengan adanya keaktifan siswa diharapkan
proses belajar mengajar dapat tercipta situasi kondusif dan menyenangkan, dan
pembelajaran tipe Make A Match merupakan salah satu alternatif dalam pendekatan
pembelajaran kooperatif. model pembelajaran Make A Match adalah suatu model
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam dua kelompok yang
bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar. Kelompok pertama
merupakan kelompok soal, dan kelompok kedua merupakan kelompok jawaban.
Kedua kelompok tersebut saling mencocokkan soal dan jawaban, dengan begitu akan
melatih kerjasama siswa dalam satu kelompok serta akan meningkatkan keaktivan
siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar
Selama ini banyak guru yang menggunakan metode ceramah dalam
pembelajaran. Hal ini dilakukan karena metode ceramah adalah metode pembelajaran
yang praktis, hemat biaya, waktu dan peralatan. Dengan metode ini guru menjadi
pusat dari kegiatan belajar mengajar, sehingga siswa cenderung pasif. Siswa hanya
mendengarkan apa yang diterangkan guru.
Dalam penelitian ini dibuat mekanisme pembelajaran dengan dua pendekatan
pembelajaran yaitu dengan membandingkan penerapan proses belajar mengajar antara
tipe Make A Match dengan metode ceramah. Dimana hasil dari dua pendekatan
pembelajaran tersebut dibandingkan untuk melihat tingkat pencapaian prestasi belajar
di masing-masing pendekatan pembelajaran tersebut.
Adapun kerangka berfikir digambarkan dalam skema berikut :
Gambar 1. Kerangka Berfikir
Siswa
Kelompok
kontrol
Prestasi
belajar
Dibandingkan
Prestasi
belajar
Kelompok
eksperimen
Pengajaran dengan
metode ceramah
Pengajaran dengan
tipe Make A Match
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
D. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas maka penulis
mengajukan hipotesis sebagai berikut : “Ada perbedaan prestasi belajar mata
pelajaran ekonomi antara pengajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Make A Match dan metode ceramah di kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Sukoharjo
tahun pelajaran 2011/2012”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian, untuk mendapat kebenaran dari suatu pengetahuan diperlukan
tata cara atau prosedur tertentu. Sebelum penelitian dilakukan perlu ditentukan terlebih
dahulu metode penelitian yang digunakan. Ketepatan dalam menetukan metode
disesuaikan dengan jenis data yang akan mengantar penelitian ke arah tujuan yang
diinginkan.
Secara etimologis, metode berasal dari kata 'met' dan 'hodes' yang berarti
melalui. Sedangkan istilah metode adalah jalan atau cara yang harus ditempuh untuk
mencapai suatu tujuan. Sehingga 2 hal penting yang terdapat dalam sebuah metode
adalah : cara melakukan sesuatu dan rencana dalam pelaksanaan
Ketepatan di dalam penggunaa metode penelitian akan menentukan keberhasilan
penelitian. Penggunaan metode penelitian harus disesuaikan dengan tujuan yang akan
dicapai. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:160) berpendapat bahwa metode
penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam menyempurnakan data
penelitiannya. Metode penelitian merupakan suatu cara utama atau langkah- langkah
yang digunakan peneliti untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji suatu
kebenaran, suatu pengetahuan sesuai dengan tujuan penelitian.
Menurut Neong Muhadjir, (2000: 3).Metode penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode, kelebihan dan kelemahanya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan
Metode menurut Winarno Surachmad (1994: 131), ”metode merupakan cara
utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji
serangkaian hipotesis dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu”.
Dari pendapat-pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa metode penelitian
adalah suatu cara yang digunakan untuk melaksanakan penelitian dalam usaha
menguji serangkaian hipotesis dengan mempergunakan teknik-teknik serta alat-alat
tertentu berdasarkan fakta-fakta atau gejala-gejala secara alamiah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Muhammadiyah 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/2012. Alasan peneliti
mengadakan penelitian di SMP Muhammadiyah 1 Sukoharjo antara lain :
a. SMP Muhammadiyah 1 Sukoharjo memberikan ijin kepada peneliti untuk
mengadakan penelitian
b. Di SMP Muhammadiyah 1 Sukoharjo terdapat data yang digunakan untuk
penelitian ini
c. Peneliti ingin menganalisis apakah pengajaran dengan menggunakan
pembelajaran tipe Make A Match cukup efektif untuk meningkatkan prestasi
belajar mata pelajaran ekonomi pada siswa kelas VII di SMP Muhammadiyah
1 Sukoharjo
d. Sekolah tersebut belum pernah dipergunakan obyek penelitian sejenis,
sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang
2. Waktu penelitian
Waktu yang direncanakan untuk kegiatan penelitian ini kurang lebih 6
bulan yaitu dari bulan Desember 2011 sampai dengan Mei 2012, sebagai mana
tercantum pada tabel jadwal rencana penelitian berikut
Tabel 3. Jadwal Rencana Penelitian
Jenis Kegiatan Bulan
Desember Januari Februari Maret April Mei
1. Persiapan Penelitian
a. Penyusunan Judul
b. Penyusunan Proposal
c. Perijinan Penelitian
b. Penyusunan Instrumen
2. Pelaksanaan Penelitian
a. Pengumpulan Data
b. Analisis Data
c. Penarikan Hasil
1. Penyusunan Laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Rancangan/Desain Penelitian
Supardi (2007: 3) mengungkapkan bahwa “Penelitian eksperimen
(Experimental Research) kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menilai pengaruh
suatu perlakuan/tindakan/treatment pendidikan terhadap tingkah laku siswa atau
menguji hipotesis tentang ada tidaknya pengaruh tindakan itu bila dibandingkan
dengan tindakan lain”. Sedangkan menurut Sigit Santosa (2011: 33) bahwa penelitian
eksperimen merupakan suatu metode penelitian yang baik untuk tujuan pengujian
hipotesis. Eksperimen dilakukan untuk menimbulkan gejala-gejala tertentu melalui
perlakuan-perlakuan tertentu oleh peneliti terhadap sampel percobaan.
Hadari Nawawi dan Mimi Martini (2005; 130) mengungkapkan bahwa
“metode penelitian eksperimen adalah prosedur penelitian yang dilakukan untuk
mengungkapkan hubungan sebab akibat dua variable atau lebih, dengan
mengendalikan pengaruh variabel yang lain”. Berdasarkan pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa penelitian eksperimen adalah suatu prosedur penelitian yang
digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan sebab akibat dengan memberikan
perlakuan (treatment) terhadap objek penelitian
Penelitian eksperimen dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi
experimental research), karena peneliti tidak mungkin menempatkan subjek secara
acak ke dalam kelompok-kelompok. Pada penelitian ini ada dua kelompok, yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberi perlakuan
menggunakan tipe pembelajaran Make A Match sedangkan kelompok kontrol diberi
perlakuan menggunakan metode ceramah.
Pola/desain penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah seperti yang
dikemukakan oleh Sutrisno Hadi yaitu “Matched Group Designs”. (Sutrisno Hadi,
2004: 504).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Untuk memperjelas teknik penelitian maka dapat digambarkan rancangan
penelitian sebagai berikut :
Ke X1 O1
M Dibandingkan
Kk X2 O2
Gambar 2. Rancangan Penelitian
Keterangan :
M : Menyamakan kedua kelas
Kk : Kelas kontrol
Ke : Kelas eksperimen
X1 : Pembelajaran dengan tipe Make A Match
X2 : Pembelajaran dengan metode ceramah
O1 : Tes akhir kelas eksperimen setelah perlakuan selesai
O2 : Tes akhir kelas kontrol setelah perlakuan selesai
Prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Memilih sejumlah subjek secara acak dari suatu populasi
2. Menggolongkan subjek menjadi dua kelompok, yaitu kelas eksperimen dan kelas
kontrol
3. Menyamakan kemampuan awal dengan membandingkan nilai prestasi belajar
ekonomi pada pokok bahasan memahami manusia sebagai mahkluk sosial siswa
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tujuannya untuk mengetahui apakah kedua
kelas telah seimbang sehingga kedua kelas berangkat dari titik tolak yang sama.
4. Melakukan eksperimen dengan memberikan perlakuan yang berbeda antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
5. Mengadakan tes terhadap kedua kelas pada akhir pengajaran. Menganalisis hasil
tes dari kedua kelas dengan statistik yang cocok dengan rancangan ini untuk
menguji apakah terdapat perbedaan yang signifikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Penelitian ini dirancang untuk memaparkan hubungan antara dua variabel yaitu :
1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah kondisi yang oleh peneliti dimanipulasi dalam
rangka menerangkan hubungan dengan fenomena yang diobservasi. Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah metode Make A Match dan metode ceramah.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah kondisi yang menunjukkan pada akibat atau
pengaruh yang dikarenakan variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini
adalah prestasi belajar ekonomi siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 1
Sukoharjo. Dengan data ini dapat diketahui seberapa jauh keberhasilan
penggunaan masing-masing metode mengajar
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Arikunto (2006: 130) menyatakan bahwa: “Populasi adalah keseluruhan
individu yang menjadi objek penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah
semua siswa kelas VII semester 2 SMP Muhammadiyah 1 Sukoharjo yang
berjumlah 156 siswa.
2. Sampel Penelitian
Arikunto (2006: 131) menyatakan bahwa: “Sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti”. Sebagai wakil dari populasi maka sampel harus
benar-benar dapat diwakili. Mengenai banyak sampel yang di ambil, Suharsimi
Arikunto meyatakan apabila objek kurang dari 100 lebih baik sampel di ambil
semua namun jika objek besar atau lebih dari 100 maka dapat diambil antara 10 %
- 15% atau 20% - 25% atau lebih
D. Tehnik Sampling
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dengan cluster
random sampling yaitu cara pengambilan sampel yang dilakukan secara acak (random)
terhadap kelompok – kelompok yang ada dalam populasi.
Berdasarkan pengambilan sampel yang diberlakukan, kelas VII A yang
berjumlah 32 siswa sebagai kelompok kontrol dengan metode ceramah dan kelas
VII D yang berjumlah 32 siswa sebagai kelompok eksperimen dengan metode
pembelajaran tipe Make A Match
E. Pengumpulan Data
1. Teknik Tes
Untuk memperoleh data yang dipakai sebagai bahan analisis dalam
penelitian ini menggunakan Teknik tes. Suharsimi Arikunto (1996: 138)
berpendapat bahwa “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain
yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok Metode tes
digunakan untuk mengumpulkan data tentang prestasi belajar ekonomi pada pokok
bahasana mengidentifikasi kebutuhan manusia. Instrumen tes berbentuk tes
obyektif. Tes obyektif berbentuk pilihan ganda dengan 4 alternatif jawaban dan
masing-masing soal hanya mempunyai satu jawaban benar.
2. Teknik Observasi
Menurut Nana Syaodih (2008: 220) “pengamatan (observation) merupakan
suatu teknik atau cara menggumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan
terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi dalam penelitian ini adalah
observasi non partisipatif, karena peneliti hanya berperan sebagai pengamat
pelaksanaan proses pembelajaran dan kegiatan belajar-mengajar sebelum peneliti
melakukan penelitian.
3. Tehnik Dokumentasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
legger, dan sebagainya. Dalam penelitian ini dokumentasi digunakan untuk
memperoleh data mengenai sejarah SMP Muhammadiyah 1 Sukoharjo, daftar
nama siswa yang menjadi sampel, data nilai ulangan siswa kelas VII dan data-data
lain yang dibutuhkan dalam penelitian.
F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Sebelum penelitian yang sebenarnya dilaksanakan, perlu terlebih dahulu
dilakukan uji coba untuk instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Hal ini
dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan instrumen yang lebih sahih dan dapat
diandalkan. Instrumen yang akan disebarkan kepada responden harus diuji terlebih
dahulu untuk mengetahui apakah instrumen valid dan reliabel atau tidak.
Uji coba instrumen dilakukan dengan uji validitas dan uji reliabilitas
instrumen. Validitas tes diperoleh apabila tes dapat mengukur secara sahih apa yang
perlu diukur untuk mengetahui :
1. Validitas Butir
Arikunto (2002: 144) menyatakan bahwa: “Validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen”. Menurut Arikunto
(2002: 58) bahwa suatu tes dikatakan valid apabila dapat memberikan gambaran
tentang data secara benar sesuai dengan kenyataan/keadaan sesungguhnya. Cara
menghitung validitas soal tes dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
mengkorelasikan skor total dengan menggunakan rumus product moment yang
dikemukakan oleh Pearson (Suharsimi Arikunto, 2002: 72) yaitu:
Keterangan :
rxy : Korelasi Product Moment
})({})({
).(
2222YYNXXN
YXXYNrxy
Σ−ΣΣ−Σ
ΣΣ−Σ=
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
N : Banyaknya siswa
X : Skor butir Soal
Y : Skor total
ΣXY : Jumlah (X)(Y)
Hasil perhitungan korelasi Product Moment (rxy) tersebut, kemudian
dikonsultasikan dengan tabel (rxy) pada taraf signifikansi 5%. Butir soal dikatakan
baik jika rhitung ≥ r tabel.
Validitas tes yang digunakan adalah validitas isi. Menurut Suharsimi
Arikunto (2002: 67) validitas isi merupakan pengukuran tujuan khusus tertentu
yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Tercapainya validitas
isi itu sejak saat penyusunan dengan cara memerinci materi kurikulum atau materi
buku pelajaran. Yang dilakukan dengan cara menyusun tes berdasarkan kisi-kisi
tes dengan tujuan pengajaran pada rancangan pembelajaran ekonomi.
2. Reliabilitas Tes Prestasi Belajar
Reliabilitas merupakan suatu instrumen yang dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang
dapat dipercaya pula.
Suharsimi Arikunto (2006: 187) mengemukakan untuk menguji reliabilitas
dapat digunakan rumus Kuder dan Richardson (K-R 20) sebagai berikut:
r11 � � kk � 1� Vt � Σpq
Vt �
Keterangan:
r11 : reliabilitas instrumen
k : banyaknya butir pertanyaan
vt : varians total
p : proporsi subjek yang menjawab betul pada sesuatu butir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
� � ��������� ������ ���� ������� 1�
� � ������� ������ ���� !��"���# ���� 0%� � 1 � �&
∑pq : jumlah hasil perkalian antara p dan q
Angka hasil perhitungan reliabilitas (r11) tersebut, kemudian
dikonsultasikan dengan tabel (r11) pada taraf signifikansi 5%. Butir soal dikatakan
reliabel jika rhitung ≥ r tabel.
3. Analisis Butir Meliputi Tingkat Kesukaran Soal dan Daya Beda
a. Tingkat kesukaran soal
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak
terlalu sukar, sehingga dapat dikerjakan semua anak dalam kelompok kelas
tersebut. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk berusaha
memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan
siswa menjadi putus asa dan membuat siswa malas untuk mengerjakannya.
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 208) untuk mengetahui tingkat
kesukaran soal dapat digunakan rumus :
Dimana : P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = Jumlah seluruh peserta tes.
Suharsimi Arikunto (2002: 208) mengemukakan bahwa ketentuan
yang sering digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran soal sering
diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Soal dengan tingkat kesukaran 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar
2) Soal dengan tingkat kesukaran 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang
P = B
JS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Soal dengan tingkat kesukaran 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah
b. Daya Beda
Perhitungan daya beda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir
soal mampu membedakan anak yang pandai dan anak yang kurang pandai
berdasaran kriteria tertentu. Suharsimi Arikunto (2002: 211) menyatakan
bahwa “Daya beda butir soal adalah indeks yang menunjukkan tingkat
kemampuan butir soal membedakan kelompok berprestasi tinggi (kelompok
atas) dari kelompok yang berprestasi rendah (kelompok bawah) dari peserta
tes”. Semakin tinggi nilai daya pembeda suatu butir soal, semakin mampu
membedakan anak yang berprestasi tinggi dengan anak yang berprestasi
rendah.
Untuk mengetahui daya beda tersebut dapat digunakan rumus
sebagai berikut :
Di mana :
D = Daya beda
JA = Jumlah peserta kelompok atas
JB = Jumlah peserta kelompok bawah
BA = Jumlah peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB = Jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
(Suharsimi Arikunto, 2002: 213)
Suharsimi Arikunto (2002: 218) mengemukakan bahwa ketentuan
yang sering digunakan untuk menentukan daya beda sering diklasifikasikan
sebagai berikut:
1) D = 0,00 – 0,20 : Jelek
2) D = 0,20 – 0,40 : Cukup
3) D = 0,40 – 0,70 : Baik
BA
B
B
A
A PPJ
B
J
BD −=−=
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4) D = 0,70 – 1,00 : Baik Sekali
Apabila langkah-langkah tersebut telah dilaksanakan berarti
persyaratan butir tes sebagai alat pengumpul data telah dapat dipenuhi.
G. Teknik Analisis Data
1. Prasyarat Analisis
Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu melakukan
matching sample antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Matching sample
dilakukan untuk menyeimbangkan kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol, agar keduanya berangkat dari titik tolak yang sama dalam
eksperimen. Teknik matching sample yang digunakan oleh peneliti adalah
sebagai berikut:
a. Mean Matching
Sutrisno Hadi (2004: 505) mengemukakan uji ini digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya persamaan mean antara kedua kelompok.
Untuk menguji statistik yang digunakan adalah dengan mean matching,
rumus yang digunakan yaitu:
'� � '� � Σ(��� � Σ(�
�� '� = Mean kelompok kontrol
'� = Mean kelompok eksperimen
Σ(� = Jumlah nilai awal kelompok kontrol
�� = Jumlah siswa kelompok kontrol
Σ(� = Jumlah nilai awal kelompok eksperimen
�� = Jumlah siswa kelompok eksperimen
b. Varian Matching
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok
memiliki tingkat varian data yang sama atau tidak. Sutrisno Hadi (2004: 505)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mengemukakan untuk menguji kesamaan dua varian data dari kedua
kelompok rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
) � *�� �� �����*�� �� ��+ ,
Nilai F yang diperoleh dari perhitungan dikonsultasikan dengan F
tabel yang mempunyai taraf signifikansi = 5%. Ho diterima jika F hitung < F
tabel dan Ho ditolak jika F hitung > F tabel.
c. t - Matching
Uji ini digunakan untuk mencari perbedaan mean maupun
variabilitasnya. Sutrisno Hadi (2004: 508) mengemukakan rumus t-matching
adalah sebagai berikut :
# � -./-0123²M6723²M8
Keterangan :
t : t-matching
M. : Mean kelas kontrol
M: : Mean kelas eksperimen
SDM6= : Standar deviasi kelas kontrol yang dikuadratkan
SDM8= : Standar deviasi kelas eksperimen yang dikuadratkan
Derajat kebebasan dari t-matching adalah (n1 + n2 – 2).
Berdasarkan hasil konsultasi tabel dapat menunjukkan hasil sebagai berikut:
a. th > tt, menunjukkan adanya perbedaan antara kelompok kontrol
dengan kelompok eksperimen.
b. th < tt, menunjukkan tidak ada perbedaan antara kelompok kontrol
dengan kelompok eksperimen, yang artinya bahwa kedua kelompok
seimbang dan dapat dilaksanakan eksperimen
2. Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang telah dikemukakan perlu untuk diuji kebenarannya agar
dapat segera diketahui jawaban atas permasalahan yang sedang diteliti, sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dapat ditarik suatu kesimpulan. Hal ini dapar dilakukan dengan menganalisis
data-data yang terkumpul. Untuk pengujian hipotesis digunakan uji statistik, yaitu
dengan melakukan uji beda dua mean. Teknik ini merupakan salah satu uji
statistik yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis mengenai ada tidaknya
perbedaan prestasi belajar ekonomi antara kelompok yang diterapkan metode
Make A Match dan kelompok yang diterapkan ceramah.
Penilaian hasil akhir dari eksperimen menggunakan pola Matched
Groups yaitu untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan rumus t-test, seperti
yang dikemukakan oleh Sutrisno Hadi (2004: 509) sebagai berikut:
# � '� � '�>%?@²M. A ?@²M0&B1 � r²CDE
Derajat kebebasan untuk t-test matched groups adalah (nk – 1) + (ne – 1) – 1.
Rumus untuk menjelaskan rCD adalah sebagai berikut:
r²CD � Σ(�1%Σ(²&%Σ�²&
Dimana:
Σ(� � ΣFG � %ΣF&%ΣG&�
Σ(² � ΣF² � %ΣF&²�
Σ�² � ΣF² � %ΣG&²�
Keterangan:
rxy :koefisien korelasi dari skor matching dan skor treatment (hasil
eksperimen)
Mk : mean kelompok kontrol
Me : mean kelompok eksperimen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
SD2Mk : standar deviasi kelas kontrol yang dikuadratkan
SD2Me : standar deviasi kelas eksperimen yang dikuadratkan
Dari pengujian yang dilakukan akan diperoleh dua kemungkinan, yaitu :
a. th > tt, menunjukkan adanya perbedaan antara variabel-variabel
penelitian yang signifikan pada taraf signifikansi 5%, berarti hipotesis nol
ditolak dan hipotesis alternatif diterima.
b. th <tt, menunjukkan tidak adanya perbedaan antara variabel-variabel
penelitian yang signifikansi pada taraf signifikansi 5%, berarti hipotesis nol
diterima dan hipotesis alternatif ditolak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
1. Deskripsi Data Umum
a. Sejarah Berdirinya S M P Muhammadiyah 1 Sukoharjo
Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah 1 Sukoharjo yang
beralamat di di Jalan Firdaus, Pokakan, Jetis, Sukoharjo, didirikan oleh
Pengurus Muhammadiyah Ranting Sukoharjo pada tanggal 26 juli tahun
1977, dengan Bapak Mohammad bakir yang menjadi kepala sekolahnya, dan
didirikan di atas tanah seluas 1686 m2,
Pada masa itu sekolah ini menjadi
satu-satunya sekolah swasta yang melayani kebutuhan pendidikan di
sukoharjo
Sampai dengan sekarang sekolah ini mengalami beberapa kali
pergantian Kepala Sekolah. Setelah Bapak Mohammad bakir berturut-turut
yang menggantikan adalah Bapak Suroso, Bapak Zaindun Basyar, Bapak
Sarwono, Bapak Mukhtar Hamroni, Bapak Taqwim S.Pd, Bapak Sukidi,
B.Sc, S.Pd dan sekarang yang menjabat kepala sekolah SMP
Muhammadiyah 1 sukoharjo adalah Bapak Sri Setiarso S.Pd
Dalam perkembangnya SMP Muhamadiyah telah banyak mengalami
perkembangan, yang semua pada awal pendirian sekolah ini masih berstatus
sebagai sekolah swasta berbantu dan saat ini sudah berstatus sebagai sekolah
swasta terakreditasi A yang di tetapkan pada tahun 2005 yang lalu,dari segi
sarana dan prasarana pun sekolah ini banyak mengalami perkembangan yang
dulu pada awal pendiriannyaa terdiri dari 6 ruang kelas serta ruang guru, dan
sekarang sudah memiliki 18 ruang kelas, ruang administrasi (Tata usaha)
ruang guru, laboratorium fisika & bahasa ,serta mushola untuk menunjang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kegiatan belajar siswa, dan pada saat ini kegiatan belajar mengajar di sekolah
ini diselenggarakan pada pagi hari mulai pukul 07.00-13.00 WIB
b. Visi, Misi
1) Visi
Visi dalam bahasa latin videre yang berarti melihat, dan dalam
bahasa Inggris vision yang berarti melihat, penglihatan, gambaran,
bayangan, atau impian. Hubungannya dengan sekolah, adalah gambaran
warga sekolah tentang kegiatan apa yang akan dilaksanakan untuk masa
depan yang lebih baik, dan sifat mana yang akan dijadikan cirri khasnya.
Dengan demikian visi berarti sekolah memiliki cara pandang untuk
menentukan langkah – langkah yang terarah untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Semua program akademik, manajemen maupun
administratasi disesuaikan dengan visi sekolah. Dalam menentukan visi
diperlukan pemahaman akan minat dan kebutuhan masyarakat, para
orang tua siswa, guru dan staf karyawan. Pendidikan Nasional di masa
depan titik berat perhatiannya pada aspek kurikulum, sarana prasarana,
tenaga kependidikan, manajemen pendidikan, dan partisipasi masyarakat
dalam penyelenggaraan pendidikan
Sehubungan dengan hal tersebut, maka visi pendidikan di SMP
Muhammadiyah 1 Sukoharjo adalah "Terciptanya Sekolah Dengan
Suasana Islami, Unggul Dalam Prestasi, Berwawasan Iptek Dan
Berbudaya Lingkungan"
2) Misi
Misi dalam bahasa latin mittere yang berarti mengirimkan, dalam
bahasa Inggris mission yang artinya pengiriman, pengutusa, penugasan,
yang ditugasi atau pengemban tugas. Hubungannya dengan sekolah, misi
adalah rumusan pernyataan dari sekolah sebagai lembaga institusi yang
ditugasi mengemban pengembangan pendidikan. Rumusan misi harus
mengacu pada rumusan visi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Misi SMP Muhammadiyah 1 Sukoharjo ;
a) Meningkatkan pengamalan ajaran Islam dan akhlaqul karimah
secara optimal
b) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan
efisien
c) Mendorong dan membantu setiap peserta didik untuk mengenali
potensi dirinya
d) Meningkatkan keterampilan akademik dan nonakademik
e) Meningkatkan sumber daya peserta didik, pendidik dan tenaga
kependidikan
f) Meningkatkan disiplin dan etos kerja yang tinggi dan pelayanan
prima
g) Menumbuhkan semangat apresiasi seni, olah raga dan iptek pada
seluruh warga sekolah
h) Menjalin kerja sama yang harmonis antarwarga sekolah dan
lingkungan terkait
i) Menumbuhkan sikap pola hidup sehat dan berbudaya lingkungan
c. Struktur Organsisasi SMP Muhammadiyah 1 Sukoharjo
Sekolah merupakan suatu lembaga yang bergerak di bidang
pendidikan. Lembaga pendidikan bertanggung jawab terhadap peningkatan
pendidikan dan pembentukan generasi yang berbudi luhur. Untuk memenuhi
tuntutan – tuntutan tersebut lembaga harus mempunyai strategi dalam
penanganannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Oleh sebab itu SMP Muhammadiyah 1 Sukoharjo dalam
pengeloalaannya memiliki struktur organisasi yaitu :
Keterangan : Garis Komando
Garis Koordinasi
Gambar 3. Struktur Organsisasi Sekolah
(Sumber : Data Hasil Penelitian)
2. Deskripsi Data Khusus
Penelitian ini dilakukan dengan dua variabel yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebasnya adalah metode Make A Match dan metode
ceramah. Sedangkan variabel terikatnya adalah prestasi belajar ekonomi siswa
kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Sukoharjo. Jumlah kelas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dua kelas yaitu kelas VII A (kelompok eksperimen) yang
Organisasi Siswa Intra Sekolah
Kepala Sekolah
Sri Setiarso S.Pd Komite Sekolah
H. Giyatno S.E
Waka
Kesiswaan
Trenggono,
Waka Humas
Drs. Riyadi
Waka Kurikulum
Triyanto S.Pd
Koordinator TU
Suwarno, S.Pd
Wali Kelas
Guru-Guru
Koordinator BK
Rokhanah. S.Pd
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
terdiri dari 32 siswa dan kelas VII D (kelompok kontrol) yang terdiri dari 32
siswa, sehingga secara keseluruhan terdapat 64 siswa. Berdasarkan data yang
diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat dibuat deskripsi data khusus sebagai
berikut
a. Data Pelaksanaan Eksperimen
1) Data Pelaksanaan eksperimen kelas kontrol
Proses pembelajaran pada kelas kontrol yaitu Kelas VII A dengan
metode ceramah tanya jawab pada pertemuan pertama dilaksanakan
selama 2 x 45 menit. Materi yang diberikan yaitu tentang kebutuhan
manusia (Lihat lampiran 3)
Kegiatan pendahuluan yang berlangsung selama kurang lebih 5
menit, diawali dengan guru mengucapkan salam dan siswa menjawabnya
lalu guru memerikasa kehadiran siswa dan melakukan apersepsi dengan
menyampaikan tujuan pembelajaran antara lain :
� Siswa dapat mengidentifikasi kebutuhan manusia
� Siswa dapat mengidentifikasi jenis kebutuhan manusia
� Siswa dapat mengidentifikasi sebab kebutuhan manusia beragam
Selanjutnya guru memberikan motivasi dengan menampilkan
konsep materi dalam bentuk skema sebagai berikut
Intensitasnya
Primer
Sekunder
Tersier
Kebutuhan
Manusia
Jenis-jenis kebutuhan
Sebab kebutuhan
beragam
Waktunya Kepentingannya Sifatnya
Inidividu
kelompok
Jasmani
Rohani
Sekarang
Yang akan
datang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 4. Skema konsep Materi Pertemuan Pertama Kelompok Kontrol
(Sumber : Data Hasil Penelitian)
Pada kegiatan inti, guru meminta siswa untuk membaca materi pada
buku paket terlebih dahulu secara singkat. Setelah itu, guru menjelaskan
tentang kebutuhan manusia serta jenis-jenisnya. Keadaan siswa saat diberi
penjelasan materi, ada yang memperhatikan dan ada juga yang bercanda
dengan teman yang lain. Setelah selesai menjelaskan materi pelajaran lalu
guru memberikan contoh kasus sebagai berikut:
1. Pada suatu hari andi pergi ke apotik untuk membeli obat di karenakan
ibunya sakit, dalam hal ini obat termasuk dalam kebutuhan apa untuk ibu
andi?
2. Sekolah dibangun untuk mencukupi kebutuhan akan pendidikan di dalam
masyarakat, dalam hal ini sekolah termasuk dalam jenis kebutuhan apa?
Selanjutnya guru menyuruh dua orang siswa untuk menyelesaikan soal
tersebut dan siswa yang lain diminta untuk memperhatikanya, lalu jawaban
dari soal tersebut dibahas bersama-sama oleh guru dengan siswa yang lain
Pada kegiatan penutup, guru memberikan tes dari materi yang telah
dibahas, setelah itu guru menarik kesimpulan dari materi yang telah dipelajari
serta mengingatkan siswa untuk membaca materi yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya kemudian diakhiri dengan mengucapkan salam penutup.
Pertemuan kedua pada kelas kontrol dilaksanakan selama 2 x 45 menit.
Materi yang diberikan yaitu tentang alat pemuas kebutuhan manusia (Lihat
lampiran 3).
Kegiatan pendahuluan yang berlangsung selama kurang lebih 5 menit,
diawali dengan guru mengucapkan salam dan siswa menjawabnya lalu guru
melakukan apersepsi dengan menyampaikan tujuan pembelajaran antara lain :
� Siswa dapat mengidentifikasi alat pemuas kebutuhan manusia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
� Siswa dapat mengidentifikasi macam-macam alat pemuas kebutuhan
manusia
Selanjutnya guru memberikan motivasi dengan menampilkan konsep
materi dalam bentuk skema sebagai berikut
Gambar 4. Skema konsep Materi Pertemuan Kedua Kelompok Kontrol
(Sumber : Data Hasil Penelitian)
Pada kegiatan Inti, guru kembali membahas sedikit tentang materi
kebutuhan manusia serta menyakan kepada siswa apakah masih ada yang
belum jelas atau tidak, setelah itu guru meminta siswa untuk membaca materi
terlebih dahulu secara singkat lalu dilanjutkan dengan menerangkan tentang
alat pemuas kebutuhan manusia keadaan siswa saat diberi penjelasan kurang
kondusif karena siswa banyak yang bercanda satu sama lain sehingga membuat
suasana kelas menjadi gaduh penjelasan berlanjut pada jenis alat pemuas
kebutuhan manusia yaitu barang dan jasa serta klasifikasi barang sebagai alat
pemuas kebutuhan manusia
Alat Pemuas
kebutuhan manusia
Jasa
Barang
Wujudnya
Keberadaannya
Hubunganya
dengan barang
lain
Sifatnya
Tujuan
Penggunaannya
Konkret
Abstrak
Benda bebas
Benda ekonomis
Subtitusi
komplementer
Barang bergerak
Barang tetap
Barang konsumsi
Barang modal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Setelah itu kegiatan pembelajaran berlanjut dengan tanya jawab, karena
siswa cenderung pasif dan malu untuk bertanya maka guru menunjuk siswa
untuk diberi pertanyan dari materi yang telah disampaikan
Pada kegiatan penutup, guru memberikan tes dari materi yang telah
dibahas pada pertemuuan kali ini, setelah siswa selesai mengerjakan tes, lalu
guru bersama-sama membahas jawaban dari soal tes tersebut dan dilanjutkan
dengan guru memberikan kesimpulan dari materi yang telah dipelajari dan
mengingatkan siswa akan adanya evaluasi pada pertemuan berikutnya dari
materi yang telah dibahas pada pertemuan pertama dan kedua, kemudian
diakhiri dengan mengucapkan salam penutup
Pembelajaran dengan metode ceramah tanya jawab pada kelas kontrol
kurang menarik bagi siswa serta kurang membuat siswa aktif dan interaktif
satu sama lain. Hal tersebut dapat ditunjukkan dari banyaknya siswa yang
masih bercanda bahkan tertidur saat kegiatan pembelajaran sedang
berlangsung yang menyebabkan suasana kelas menjadi tidak kondusif, ketika
guru menerangkan materi pembelajaran, siswa banyak yang kurang
memperhatikan, saat guru meminta siswa untuk mengerjakan soal di papan
tulis, siswa tidak ada inisiatif untuk tunjuk jari dan langsung mengerjakannya
di papan tulis, jadi guru harus memanggil nama siswa telebih dahulu, bahkan
saat dipanggil untuk maju, siswa ada yang tidak mau mengerjakan, sehingga
guru harus memaksa siswa agar mau mengerjakan soal tersebut, ketika salah
satu siswa mengerjakan soal di papan tulis, siswa lain banyak yang tidak
memperhatikan temannya sehingga pada waktu post test diberikan, nilai
mereka kurang maksimal.
2) Data Pelaksanaan eksperimen kelas eksperimen
Proses pembelajaran pada kelas eksperimen yaitu Kelas VII D dengan
metode Kooperatif tipe Make A Match pada pertemuan pertama dilaksanakan
selama 2 x 45 menit dengan materi kebutuhan manusia (Lihat lampiran 3)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
diawali dengan guru mengucapkan salam dan siswa menjawabnya lalu guru
melakukan apersepsi dengan menyampaikan tujuan pembelajaran antara lain :
� Siswa dapat mengidentifikasi kebutuhan manusia
� Siswa dapat mengidentifikasi jenis kebutuhan manusia
� Siswa dapat mengidentifikasi sebab kebutuhan manusia beragam
Selanjutnya guru memberikan motivasi dengan menampilkan konsep
materi dalam bentuk skema sebagai berikut
Gambar 6. Skema konsep Materi Pertemuan Pertama Kelompok Eksperimen
(Sumber : Data Hasil Penelitian)
Pada kegiatan Inti, guru memberikan print out tentang materi pelajaran
yang akan dibahas yaitu tentang kebutuhan manusia, hal tersebut dimaksudkan
untuk menghemat alokasi waktu dan mempermudah pemahaman siswa.
Guru melanjutkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan
menjelaskan materi yang akan digunakan secara singkat lalu dilanjutkan
dengan menerangkan tentang metode yang akan digunakan yaitu dalam
pembelajaran Make A Match, siswa akan dibagi dalam kelompok soal dan
kelompok jawaban , dengan pembagian kelompok secara acak kemudian guru
Intensitasnya
Primer
Sekunder
Tersier
Kebutuhan
Manusia
Jenis-jenis kebutuhan
Sebab kebutuhan
beragam
Waktunya Kepentingannya Sifatnya
Inidividu
kelompok
Jasmani
rohani
Sekarang
Yang akan
datang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai metode
pembelajaran yang akan digunakan sampai siswa memahaminya dan setelah
siswa paham secara keseluruhan, maka guru mengorganisasikan siswa ke
dalam kelompok soal dan kelompok jawaban dan kelompok soal yang
nantinya akan di berikan kartu sesuai dengan kelompoknya
Sistematika pembagian kelompok soal dan kelompok jawaban dalam
pembelajaran tipe Make A Match adalah sebagai berikut
Tabel 4. Sistematika Pembagian Kelompok Belajar Pertemuan Pertama
Kelompok soal Kelompok Jawaban
Aldian Ade
Angga Ami
Arif Anisa
Arti Aprilia
Benny Chakti
Denis Danang
Eri Dian Ayu
Efriska Enggar
Juliana Halimi
Mila Ilham
Miskah Indah
Muhammad Khoirun
Nurhayati Lusi
Puji Mufidah
Ratih
Siti
Safitri
Santy
( Sumber : Data Hasil Penelitian )
Setelah kelompok soal dan kelompok jawaban terbentuk lalu guru
membagikan kartu sesuai dengan kelompok masing - masing, kelompok soal
medapat kartu yang bersisi tentang judul lagu, sedangkan kelompok jawaban
mendapatkan kartu yang bersisi nama penyanyi dan di belakang kartu tersebut
terdapat pertanyaan yang bersagkutan dengan materi yang pelajaran contoh
kartu Make A Match dapat di lihat pada lampiran 27
Setelah semua siswa mendapat kartu sesuai dengan kelompok masing-
masing siswa diminta untuk menemukan pasangan dari kartu tersebut yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pasangan judul lagu serta nama penyanyi, hal itu di maksudkan untuk
menciptakan suasana senang dalam proses belajar mengajar (KBM) dan
memudahkan siswa dalam menemukan pasangannya yang nantinya akan
menjadi teman satu kelompok dan bersama-sama mendiskusikan soal yang
terdapat pada kartu tersebut, siswa yang sudah medapatkan pasangan di
kondisikan untuk duduk pada satu meja, setelah semua siswa mendapatkan
pasangan dan duduk di meja. Guru meminta siswa untuk mendiskusikan
pertanyaan yang ada pada kartu tersebut secara bersama sama dengan teman
satu kelompok, hal tersebut bertujuan untuk menimbulkan rasa kerja sama di
antara siswa, kegiatan diskusi berlangsung selama 20 menit, dan dilanjutkan
dengan presentasi hasil diskusi dari masing-masing kelompok di depan kelas
Pada kegiatan penutup guru memberikan tes evaluasi sesuai dengan
materi yang telah dibahas, dan guru kemudian menutup pertemuan tersebut
dengan terlebih dahulu menyimpulkan hasil selama pembelajaran hari itu dan
memberi kesempatan bertanya kepada para siswa yang belum jelas, guru
kemudian mengingatkan para siswa untuk mempelajari kembali materi yang
sudah didapat hari ini serta materi yang akan dipelajari pada pertemuan
selanjutnya. Kemudian guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan
salam penutup.
Pertemuan kedua pada kelas kontrol dilaksanakan selama 2 x 45 menit.
Materi yang diberikan yaitu tentang alat pemuas kebutuhan manusia (Lihat
lampiran 3). Kegiatan pendahuluan yang berlangsung selama kurang lebih 5
menit, diawali dengan guru mengucapkan salam dan siswa menjawabnya lalu
guru memeriksa kehadiran siswa dan melakukan apersepsi dengan
menyampaikan tujuan pembelajaran antara lain
� Siswa dapat mengidentifikasi alat pemuas kebutuhan manusia
� Siswa dapat mengidentifikasi macam-macam alat pemuas kebutuhan
manusia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
selanjutnya guru memberikan motivasi dengan menampilkan konsep materi
dalam bentuk skema sebagai berikut :
Gambar 7. Skema konsep Materi Pertemuan Kedua Kelompok Eksperimen
(Sumber : Data Hasil Penelitian)
Pada kegiatan inti, guru memberikan print out tentang materi pelajaran
yang akan dibahas yaitu tentang kebutuhan manusia, hal tersebut dimaksudkan
untuk menghemat alokasi waktu dan mempermudah pemahaman siswa.
Guru melanjutkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan
menjelaskan materi yang akan digunakan secara singkat lalu dilanjutkan
dengan sedikit kembali menerangkan tentang metode yang akan digunakan
yaitu dalam pembelajaran Make A Match, selanjutnya siswa langsung kembali
di bagi kedalam dua kelompok yaitu kelompok jawaban dan kelompok soal
untuk memberikan variasi maka pembagian kelompok untuk pertemuan kedua
dibalik dari pertemuan pertama, siswa yang kemarin berada pada kelompok
soal sekarang berganti menjadi kelompok jawaban, sehingga pembagian
kelompoknya menjadi berikut
Alat Pemuas
kebutuhan manusia
Jasa
Barang
Wujudnya
Keberadaannya
Hubungannya
dengan barang
lain
Sifatnya
Tujuan
Penggunaannya
Konkret
Abstrak
Benda bebas
Benda ekonomis
Subtitusi
komplementer
Barang bergerak
Barang tetap
Barang konsumsi
Barang modal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 5. Sistematika Pembagian Kelompok Belajar Pertemuan Kedua
Kelompok soal Kelompok Jawaban
Ade Aldian
Ami Angga
Anisa Arif
Aprilia Arti
Chakti Benny
Danang Denis
Dian Ayu Eri
Enggar Efriska
Halimi Juliana
Ilham Mila
Indah Miskah
Khoirun Muhammad
Lusi Nurhayati
Mufidah Puji
Safitri
Santy
Ratih
Siti
( Sumber : Data Hasil Penelitian )
Setelah kelompok soal dan kelompok jawaban terbentuk lalu guru
membagikan kartu sesuai dengan kelompok masing - masing, kelompok soal
medapat kartu yang bersisi tentang mata uang, sedangkan kelompok jawaban
mendapatkan kartu yang bersisi nama negara dan di belakang kartu tersebut
terdapat pertanyaan yang bersagkutan dengan materi yang pelajaran contoh
kartu Make A Match dapat dilihat pada lampiran 27
Setelah semua siswa mendapat kartu sesuai dengan kelompok masing-
masing siswa diminta untuk menemukan pasangan dari kartu tersebut yaitu
pasangan judul nama mata uang dan nama negara, hal itu dimaksudkan untuk
menciptakan suasana senang dalam proses belajar mengajar (KBM) dan
memudahkan siswa dalam menemukan pasanganya yang nantinya akan
menjadi teman satu kelompok dan bersama-sama mendiskusikan soal yang
terdapat pada kartu tersebut, walapun ada beberapa siswa yang sedikit
kesulitan dalam menemukan pasanganya,tetapi dengan sedikit bantuan dari
guru akirnya semua siswa dapat menemukan pasanganya, setelah semua siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mendapatkan pasangan dan duduk di meja guru meminta siswa untuk
mendiskusikan pertanyaan yang ada pada kartu tersebut secara bersama sama
dengan teman satu kelompok, hal tersebut bertujuan untuk menimbulkan rasa
kerja sama di antara siswa, kegiatan diskusi berlangsung selama 20 menit, dan
dilanjutkan dengan presentasi hasil diskusi dari masing-masing kelompok di
depan kelas
Pada kegiatan penutup guru memberikan tes evaluasi sesuai dengan
materi yang telah dibahas, setelah siswa selesai mengerjakan tes evaluasi lalu
guru bersama siswa membahas jawaban dari soal tersebut secara bersama-sama
dan menyimpulkan hasil selama pembelajaran hari itu kemudian guru
memberikan kesimpulan dari materi yang telah dipelajari serta mengingatkan
siswa akan adanya evaluasi pada pertemuan berikutnya dari materi yang telah
dibahas pada pertemuan pertama dan kedua, setelah itu diakhiri dengan
mengucapkan salam penutup.
Dari pertemuan pertama persoalan yang dihadapi siswa cenderung
Pada memahami metode pembelajaran yang digunakan, karena biasanya
kegiatan belajar mengajar (KBM) di lakukan dengan metode ceramah, pada
awalnya siswa memang masih bingung dalam melakukan pembelajaran dengan
menggunaakan Make A Match tapi setelah medapat penjelasan dari guru dan
langsung mempraktekkannya akhirnya siswa dapat memahami bagaimana
menjalankan pembelajaran dengan metode Make A Match, sehingga pada
pertemuan kedua kegiatan belajar mengajar (KBM) dapat berjalan dengan
lebih lancar
Pembelajaran dengan tipe Make A Match di kelas eksperimen
membuat siswa merasa senang dalam menyelesaikan persoalan yang diberikan
oleh guru, siswa senang belajar bersama teman yang dapat menyelesaikan
permasalahan dan soal ekonomi secara bersama-sama. Partisipasi siswa dalam
mengikuti pembelajaran ekonomi meningkat. Keterlibatan siswa dalam
pemecahan masalah cukup tinggi, siswa tidak enggan bertanya pada siswa lain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya. Siswa
berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan
masalah meskipun masih ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam hal ini,
siswa melaksanakan pembelajaran sesuai dengan petunjuk guru dan
menggunakan kesempatan menerapkan tugas dan persoalan yang dihadapinya.
Sehingga prestasi yang dicapai siswa meningkat.
Walaupun Pembelajaran dengan tipe Make A Match memberikan hasil
belajar yang lebih baik daripada penggunaan metode ceramah akan tetapi,
peneliti yang bertindak sebagai pengajar, juga mempunyai beberapa
keterbatasan dalam penerapan pembelajaran Make A Match antara lain :
1. Pada saat siswa mencari pasanganya membuat keadaan kelas menjadi
sedikit gaduh
2. Terdapat beberapa siswa yang kesulitan dalam mencari pasanganya
3. Ada siswa yang awalnya tidak mau berpasangan dengan pasanganya di
karenakan malu, sehingga sedikit menggangu Kegiatan belajar Megajar
(KBM)
b. Data Hasil Uji Coba Instrumen
1) Validitas
Berdasarkan uji validitas yang telah dilakukan, diperoleh hasil
bahwa sebanyak 30 butir soal yang telah diujicobakan di kelas VII B ada 4
butir soal yang tidak valid. Sehingga soal tersebut akan diganti dan
dilakukan try out kembali agar ke semua butir soal dinyatakan valid dan
dapat diujikan di kelas kontrol dan eksperimen . Perhitungan validitas uji
coba tersebut selengkapnya akan disajikan pada lampiran 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Reliabilitas
Dengan menggunakan rumus KR-20 diperoleh hasil reliabilitas
sebesar r11 = 0,74 > 0,32 sehingga reliabilitas tersebut termasuk reliabel.
Perhitungan reliabilitas selengkapnya disajikan pada lampiran 11
3) Uji Beda Soal
Berdasarkan hasil uji coba diperoleh soal yang daya pembedanya
jelek sebanyak 4 soal, cukup sebanyak 23 soal, dan 3 soal dalam kategori
baik. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13 dan
terangkum seperti pada tabel berikut ini:
Tabel 6. Ringkasan Uji Beda soal
No Kriteria No. Soal Indeks Daya Beda
1. Jelek 13,17,25,29 0.06;0.19;0.19; -0.25
2. Cukup 1,2,3,4,5,6,7,8,10,11
,12,14,15,16,18,19,2
0,21,22,23,24,27,28
0.38;0.25;0.38;0.31;0.38;0.38
0.38;0.25;0,31;0.31;0.25;0.38;
0.25;0.25;0.38;0.31;0.31;0.25;
0.38; 0.38; 0.31; 0.31;
3. Baik 9,26,30 0.56; 0.56; 0.50
(Sumber : Data hasil uji coba instrument )
Untuk klasifikasi kriteria daya beda adalah sebagi berikut :
Jelek : Soal yang memiliki daya beda 0,00-0,20
Cukup : Soal yang memiliki daya beda 0,20-0,40
Baik : Soal yang memiliki daya beda 0,40-0,70
Baik sekali : Soal yang memiliki daya beda 0,70-1,00
Di karenakan butir soal nomer 13,17,25 dan 29 memiliki daya
beda yang jelek dan dinyatakan tidak valid maka sebelum diujikan ke
dalam kelas kontrol dan eksperimen soal tesebut akan diganti, sementara
soal yang mempunyai daya beda baik dan cukup dapat diterima dan bisa
diujikan ke dalam kelas kontrol dan eksperimen
4) Tingkat Kesukaran Soal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan hasil uji coba diperoleh soal yang tingkat
kesukarannya mudah sebanyak 7 soal dan sedang sebanyak 23 soal. Hasil
perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 14 dan terangkum
seperti tabel dibawah ini:
Tabel 7. Ringkasan Tingkat Kesukaran Soal
No Kriteria No. Soal Indeks kesukaran
1. Mudah 1,2,8,10,12,13,18 0.78;0.81;0.75;0.72;0.81;0.84;
0.81
2. Sedang 3,4,5,6,7,9,11,14,15,16
,17,19,20,21,22,,23,24,
25,26,27, 28,29,30
0.56;0.66;0.69;0.63;0.69;0.56;
0.56;0.69;0.59;0.59;0.47;0.41;
0.69; 0.69; 0.69
(Sumber : Data hasil uji coba instrumen )
c. Data Nilai Kemampuan Awal Sebelum Mendapat Perlakuan
Data tentang nilai kemampuan awal sebelum mendapat perlakuan
diperoleh dari data hasil pencatatan dokumentasi mengenai prestasi belajar,
yaitu berupa nilai hasil ulangan pada pokok bahasan memahami manusia
sebagai mahkluk sosial dan ekonomi, untuk siswa kelas VII A sebagai
kelompok kontrol dan siswa kelas VII D sebagai kelompok eksperimen.
Berdasarkan data tersebut dapat dibuat tabel distribusi frekuensi sebagai
berikut:
1) Kelompok kontrol
Nilai kemampuan awal pada kelas VII A selaku kelompok kontrol
memiliki rentang nilai tertinggi 80 dan terendah 57. Sehingga dapat
diperoleh banyaknya kelas yaitu 6 kelas dengan interval 4. Hasil
perhitungan tersebut menunjukkan:
Rata-rata (M) = 65,38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Median (Me) = 64
Modus (Mo) = 61,3
Standar deviasi (s) = 6,37
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 16.
Distribusi frekuensi data nilai kemampuan awal siswa pada kompok
kontrol disajikan pada tabel berikut
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Kelompok kontrol
(Sumber : Data hasil penelitian)
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai kemampuan awal
tertinggi pada kelompok kontrol adalah 80 dan terendah 57. Siswa
terbanyak memeperoleh nilai antara rentang 61-64 yaitu sebanyak 9 orang
siswa. Data frekuensi tersebut dapat disajikan dalam bentuk histogram
sebagai berikut:
Kelas interval Frekuensi kelas kontrol
xi Absolut Relatif
57-60 8 25% 58.5 61-64 9 28% 62.5 65-68 5 16% 66.5 69-72 6 19% 70.5 73-76 2 6% 74.5 77-80 2 6% 78.5
Jumlah 32 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 8.
2) Kelompok Eksperimen
memiliki rentang nilai tertinggi 77 dan terendah 53.
diperoleh banyaknya kelas yaitu 6 kelas dengan interval
perhitungan tersebut menunjukkan:
Rata
Median (Me)
Modus (Mo)
Standar deviasi (s)
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 17
k
Fre
ku
en
si
Gambar 8.Histogram Distribus
Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen
Nilai kemampuan awal pada kelas VII D selaku kelompok kontrol
memiliki rentang nilai tertinggi 77 dan terendah 53.
diperoleh banyaknya kelas yaitu 6 kelas dengan interval
perhitungan tersebut menunjukkan:
Rata-rata (M)
Median (Me)
Modus (Mo)
Standar deviasi (s)
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 17
Distribusi frekuensi data nilai kemampuan awal siswa pada kompok
kontrol disajikan pada tabel berikut
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
58.5
Fre
ku
en
si
Histogram Distribus
Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen
Nilai kemampuan awal pada kelas VII D selaku kelompok kontrol
memiliki rentang nilai tertinggi 77 dan terendah 53.
diperoleh banyaknya kelas yaitu 6 kelas dengan interval
perhitungan tersebut menunjukkan:
rata (M)
Median (Me)
Standar deviasi (s)
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 17
Distribusi frekuensi data nilai kemampuan awal siswa pada kompok
ontrol disajikan pada tabel berikut
62.5
Titik tengah interval
Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal
Kelompok Kontrol
Nilai kemampuan awal pada kelas VII D selaku kelompok kontrol
memiliki rentang nilai tertinggi 77 dan terendah 53.
diperoleh banyaknya kelas yaitu 6 kelas dengan interval
perhitungan tersebut menunjukkan:
= 64,5
= 64,9
= 66,5
= 6.48
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 17
Distribusi frekuensi data nilai kemampuan awal siswa pada kompok
ontrol disajikan pada tabel berikut
66.5 70.5
Titik tengah interval
i Frekuensi Nilai Kemampuan Awal
Nilai kemampuan awal pada kelas VII D selaku kelompok kontrol
memiliki rentang nilai tertinggi 77 dan terendah 53.
diperoleh banyaknya kelas yaitu 6 kelas dengan interval
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 17
Distribusi frekuensi data nilai kemampuan awal siswa pada kompok
70.5 75.5
Titik tengah interval
i Frekuensi Nilai Kemampuan Awal
Nilai kemampuan awal pada kelas VII D selaku kelompok kontrol
memiliki rentang nilai tertinggi 77 dan terendah 53. Sehingga dapat
diperoleh banyaknya kelas yaitu 6 kelas dengan interval
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 17
Distribusi frekuensi data nilai kemampuan awal siswa pada kompok
79.5
i Frekuensi Nilai Kemampuan Awal
Nilai kemampuan awal pada kelas VII D selaku kelompok kontrol
Sehingga dapat
diperoleh banyaknya kelas yaitu 6 kelas dengan interval 4. Hasil
Distribusi frekuensi data nilai kemampuan awal siswa pada kompok
i Frekuensi Nilai Kemampuan Awal
Nilai kemampuan awal pada kelas VII D selaku kelompok kontrol
Sehingga dapat
4. Hasil
Distribusi frekuensi data nilai kemampuan awal siswa pada kompok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 9.
(Sumber : Data hasil penelitian)
tertinggi pada kelompok kontrol adalah 77 dan terendah 53.
terbanyak memperoleh nilai antara rentang 65
siswa.
sebagai berikut
Gambar 9.
Tabel 9.Distribusi Frekuens
Eksperimen
Kelas interval
53-56 57-60 61-64 65-68 69-72 73-77
Jumlah
(Sumber : Data hasil penelitian)
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai kemampuan awal
tertinggi pada kelompok kontrol adalah 77 dan terendah 53.
terbanyak memperoleh nilai antara rentang 65
siswa. Data frekuensi tersebut dapat disajikan dalam bentuk histogram
sebagai berikut
Gambar 9.Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal
Kelompok Eksperimen
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
54.5
Fre
ku
en
si
Distribusi Frekuens
Eksperimen
Kelas interval Frekuensi kelas kontrol
Absolut
6 4 5 9 5 3
32
(Sumber : Data hasil penelitian)
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai kemampuan awal
tertinggi pada kelompok kontrol adalah 77 dan terendah 53.
terbanyak memperoleh nilai antara rentang 65
Data frekuensi tersebut dapat disajikan dalam bentuk histogram
sebagai berikut
Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal
Kelompok Eksperimen
54.5 58.5
Titik tengah interval
Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Kelompok
Frekuensi kelas kontrol
Absolut Relatif
6 4 5 9 5 3
32
(Sumber : Data hasil penelitian)
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai kemampuan awal
tertinggi pada kelompok kontrol adalah 77 dan terendah 53.
terbanyak memperoleh nilai antara rentang 65
Data frekuensi tersebut dapat disajikan dalam bentuk histogram
Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal
Kelompok Eksperimen
62.5 66.5
Titik tengah interval
i Nilai Kemampuan Awal Kelompok
Frekuensi kelas kontrol
Relatif
19% 13% 16% 28% 16% 9%
100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai kemampuan awal
tertinggi pada kelompok kontrol adalah 77 dan terendah 53.
terbanyak memperoleh nilai antara rentang 65-68 yaitu seban
Data frekuensi tersebut dapat disajikan dalam bentuk histogram
Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal
66.5 70.5
Titik tengah interval
i Nilai Kemampuan Awal Kelompok
xi
54.5 58.5 62.5 66.5 70.5 75
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai kemampuan awal
tertinggi pada kelompok kontrol adalah 77 dan terendah 53.
68 yaitu seban
Data frekuensi tersebut dapat disajikan dalam bentuk histogram
Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal
74.5
i Nilai Kemampuan Awal Kelompok
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai kemampuan awal
tertinggi pada kelompok kontrol adalah 77 dan terendah 53. Siswa
68 yaitu sebanyak 9 orang
Data frekuensi tersebut dapat disajikan dalam bentuk histogram
Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai kemampuan awal
Siswa
yak 9 orang
Data frekuensi tersebut dapat disajikan dalam bentuk histogram
Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
d. Data Nilai Tes Prestasi Setelah Mendapat Perlakuan
Data nilai tes setelah mendapat perlakuan diperoleh dari nilai tes
berupa serangkaian soal-soal obyektif yang sudah teruji baik dari segi validitas,
reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukarannya. Tes diberikan pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen setelah menyelesaikan
pembelajaran ekonomi pada pokok bahasan Mengidentifikasi kebutuhan
manusia. Berikut distribusi frekuensi berdasarkan hasil nilai setelah
mendapatkan perlakuan
1) Kelompok Kontrol
Prestasi belajar ekonomi siswa kelas VII A selaku kelompok kontrol
yang mendapat perlakuan dengan pembelajaran metode ceramah berupa
nilai tes yang diberikan pada akhir kegiatan menunjukan nilai tertinggi 84
dan terendah 61. Sehingga dapat diperoleh banyaknya kelas yaitu 6 kelas
dengan interval 4. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan:
Rata-rata (M) = 69.63
Median (Me) = 68,1
Modus (Mo) = 66,5
Standar deviasi (s) = 5,9
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 18
Distribusi frekuensi data nilai prestasi belajar ekonomi pada kelompok
kontrol disajikan dalam tabel berikut
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Kelompok Kontrol
Kelas interval Frekuensi kelas kontrol
xi Absolut Relatif
61-64 6 19% 62.5
65-68 11 34% 66.5
69-72 6 19% 70.5
73-76 4 13% 74.5
77-80 3 9% 78.5
81-84 2 6% 82.5
Jumlah 32 100%
(Sumber : Data hasil penelitian)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Kelompok Eksperimen
eksperimen
berupa nilai tes yang diberikan pada akir kegiatan menunjukan nilai tertinggi
90 dan terendah 6
dengan interval 4. Hasil perhitungan tersebut menunju
Rata-
Median (Me)
Modus (Mo)
Standar deviasi (s)
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 19.
Distribusi frekuensi data nilai prestasi belajar ekonomi pada kelompok
eksperimen disajikan dalam tabel
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui
ekonomi tertinggi pada kelompok
Siswa terbanyak memperoleh nilai pada rentang 65
orang siswa
histogram sebagai berikut:
Gambar 10.
Kelompok Eksperimen
Prestasi belajar ekonomi siswa kelas VII
eksperimen yang mendapat
berupa nilai tes yang diberikan pada akir kegiatan menunjukan nilai tertinggi
dan terendah 6
dengan interval 4. Hasil perhitungan tersebut menunju
-rata (M)
Median (Me)
Modus (Mo)
Standar deviasi (s)
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 19.
Distribusi frekuensi data nilai prestasi belajar ekonomi pada kelompok
eksperimen disajikan dalam tabel
0
2
4
6
8
10
12
62.5
Fre
ku
en
si
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui
tertinggi pada kelompok
Siswa terbanyak memperoleh nilai pada rentang 65
orang siswa. Data frekuensi tersebut dapat disajikan dalam bentuk
histogram sebagai berikut:
Gambar 10. Histogram Distribusi Frekuensi
Kontrol
Kelompok Eksperimen
Prestasi belajar ekonomi siswa kelas VII
yang mendapat perlakuan dengan pembelajaran
berupa nilai tes yang diberikan pada akir kegiatan menunjukan nilai tertinggi
dan terendah 66. Sehingga dapat diperoleh banyaknya kelas yaitu 6 kelas
dengan interval 4. Hasil perhitungan tersebut menunju
= 78.5
= 78,94
= 79,83
Standar deviasi (s) = 6.81
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 19.
Distribusi frekuensi data nilai prestasi belajar ekonomi pada kelompok
eksperimen disajikan dalam tabel
62.5 66.5
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui
tertinggi pada kelompok
Siswa terbanyak memperoleh nilai pada rentang 65
frekuensi tersebut dapat disajikan dalam bentuk
histogram sebagai berikut:
Histogram Distribusi Frekuensi
Prestasi belajar ekonomi siswa kelas VII
perlakuan dengan pembelajaran
berupa nilai tes yang diberikan pada akir kegiatan menunjukan nilai tertinggi
. Sehingga dapat diperoleh banyaknya kelas yaitu 6 kelas
dengan interval 4. Hasil perhitungan tersebut menunju
78.5
= 78,94
= 79,83
= 6.81
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 19.
Distribusi frekuensi data nilai prestasi belajar ekonomi pada kelompok
eksperimen disajikan dalam tabel berikut
70.5 74.5
Titik tengah interval
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui
tertinggi pada kelompok kontrol adalah 86 dan terendah 63.
Siswa terbanyak memperoleh nilai pada rentang 65
frekuensi tersebut dapat disajikan dalam bentuk
Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Kelompok
Prestasi belajar ekonomi siswa kelas VII
perlakuan dengan pembelajaran
berupa nilai tes yang diberikan pada akir kegiatan menunjukan nilai tertinggi
. Sehingga dapat diperoleh banyaknya kelas yaitu 6 kelas
dengan interval 4. Hasil perhitungan tersebut menunju
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 19.
Distribusi frekuensi data nilai prestasi belajar ekonomi pada kelompok
74.5 78.5
Titik tengah interval
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai prestasi belajar
adalah 86 dan terendah 63.
Siswa terbanyak memperoleh nilai pada rentang 65-68 yaitu sebanyak 11
frekuensi tersebut dapat disajikan dalam bentuk
Nilai Tes Akhir Kelompok
Prestasi belajar ekonomi siswa kelas VII D Selaku kelompok
perlakuan dengan pembelajaran tipe
berupa nilai tes yang diberikan pada akir kegiatan menunjukan nilai tertinggi
. Sehingga dapat diperoleh banyaknya kelas yaitu 6 kelas
dengan interval 4. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan:
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 19.
Distribusi frekuensi data nilai prestasi belajar ekonomi pada kelompok
82.5
nilai prestasi belajar
adalah 86 dan terendah 63.
68 yaitu sebanyak 11
frekuensi tersebut dapat disajikan dalam bentuk
Nilai Tes Akhir Kelompok
Selaku kelompok
tipe Make A Match
berupa nilai tes yang diberikan pada akir kegiatan menunjukan nilai tertinggi
. Sehingga dapat diperoleh banyaknya kelas yaitu 6 kelas
Distribusi frekuensi data nilai prestasi belajar ekonomi pada kelompok
nilai prestasi belajar
adalah 86 dan terendah 63.
68 yaitu sebanyak 11
frekuensi tersebut dapat disajikan dalam bentuk
Nilai Tes Akhir Kelompok
Selaku kelompok
Make A Match
berupa nilai tes yang diberikan pada akir kegiatan menunjukan nilai tertinggi
. Sehingga dapat diperoleh banyaknya kelas yaitu 6 kelas
Distribusi frekuensi data nilai prestasi belajar ekonomi pada kelompok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 11
Kelas interval
(Sumber : Data hasil penelitian)
tertinggi pada kelompok adalah 90 dan terend
memperoleh nilai pada rentang 79
frekuensi tersebut dapat disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut
Gambar 11.
Fre
ku
en
si
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Kelompok Eksperimen
Kelas interval
66-70
72-74
75-78
79-82
83-86
87-90
Jumlah
(Sumber : Data hasil penelitian)
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui
tertinggi pada kelompok adalah 90 dan terend
memperoleh nilai pada rentang 79
kuensi tersebut dapat disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut
Gambar 11. Histogram Distribusi Fre
Eksperimen
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
68
. Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Kelompok Eksperimen
Frekuensi kelas kontrol
Absolut
6
3
6
8
4
5
32
(Sumber : Data hasil penelitian)
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui
tertinggi pada kelompok adalah 90 dan terend
memperoleh nilai pada rentang 79
kuensi tersebut dapat disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut
Histogram Distribusi Fre
Eksperimen
B. Pengujian Prasyarat Analisis
73.5 76.5
Titik tengah interval
. Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Kelompok Eksperimen
Frekuensi kelas kontrol
Absolut Relatif
19%
9%
19%
25%
13%
16%
100
(Sumber : Data hasil penelitian)
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui
tertinggi pada kelompok adalah 90 dan terend
memperoleh nilai pada rentang 79-82 yaitu sebanyak 8 orang siswa.
kuensi tersebut dapat disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut
Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Kelompok
Pengujian Prasyarat Analisis
76.5 80.5
Titik tengah interval
. Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Kelompok Eksperimen
Frekuensi kelas kontrol
Relatif
19%
9%
19%
25%
13%
16%
%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui
tertinggi pada kelompok adalah 90 dan terend
82 yaitu sebanyak 8 orang siswa.
kuensi tersebut dapat disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut
kuensi Nilai Tes Akhir Kelompok
Pengujian Prasyarat Analisis
84.5 88.5
Titik tengah interval
. Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Kelompok Eksperimen
xi
68
73.5
76.5
80.5
84.5
88.5
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui prestasi belajar ekonomi
tertinggi pada kelompok adalah 90 dan terendah 66. Siswa terbanyak
82 yaitu sebanyak 8 orang siswa.
kuensi tersebut dapat disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut
kuensi Nilai Tes Akhir Kelompok
Pengujian Prasyarat Analisis
88.5
. Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Kelompok Eksperimen
prestasi belajar ekonomi
ah 66. Siswa terbanyak
82 yaitu sebanyak 8 orang siswa. Data
kuensi tersebut dapat disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut
kuensi Nilai Tes Akhir Kelompok
prestasi belajar ekonomi
ah 66. Siswa terbanyak
Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Prasyarat analisis data penelitian yang harus dipenuhi dalam penelitian ini
adalah mean matching, varian matching, dan t-matching untuk menyamakan kedua
kelompok agar berangkat dari titik tolak yang sama sebelum dilakukan eksperimen.
Data yang dipergunakan adalah data prestasi pokok bahasan memahami manusia
sebagai mahkluk sosial dan ekonomi kelas VII.
1. Mean Matching
Diketahui rata-rata nilai awal kelompok kontrol 65,65 dan rata-rata nilai
kelompok eksperimen 64,14. Untuk perhitungan mean matching lebih rinci dapat
dilihat pada lampiran 24.
2. Varian Matching
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai varian dari kelompok
kontrol yaitu 36,41 dan kelompok eksperimen yaitu 38,85. Dari kedua varian
tersebut ternyata varian kelompok eksperimen lebih besar daripada varian
kelompok kontrol, sehingga dapat diperoleh nilai F sebesar 1,06 dan Ftabel
diperoleh 1,82 pada taraf signifikansi 5%. Untuk perhitungan Varian Matching
lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 24
3. t - Matching
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai t sebesar 0,63 (perhitungan
di lampiran 24) sedangkan harga tabel menunjukkan t sebesar 1,9993 pada db = 62
dan taraf signifikansi 5% (perhitungan pada lampiran 24). Kedua kelompok
dikatakan mempunyai kesamaan jika t hitung < t tabel dan hasil perhitungan
menunjukkan bahwa thitung < ttabel atau 0,63 < 1,9993. Dengan demikian Ho
diterima dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal
antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sama atau seimbang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Pengujian Hipotesis
Sebelum data diolah dengan t-test, diketahui rata-rata nilai akhir
kelompok kontrol 69,71 dan rata-rata nilai akhir kelompok eksperimen 78,37
(perhitungan lebih rinci pada lampiran 26). Berdasarkan perhitungan diperoleh
nilai t sebesar 6,35 yang dikemudian dikonsultasikan dengan nilai t tabel sebesar
1,9997 pada db = 61 dengan taraf signifikansi 5% (perhitungan lebih rinci pada
lampiran 26). Hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar antara kelompok kontrol
dengan kelompok eksperimen.
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan prestasi belajar siswa antara yang proses pembelajarannya dengan
menggunakan Pembelajaran tipe Make A Match dengan metode ceramah dan untuk
mengetahui metode mana yang lebih baik diterapkan.
Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas
eksperimen sebagai sampel dari populasi yang ada, dimana kelompok kontrol diberi
perlakuan pengajaran melalui metode ceramah dan kelompok eksperimen dengan
Pembelajaran tipe Make A Match Karena penelitian ini bersifat membandingkan
prestasi belajar antara dua kelas, maka sebelum penelitian dimulai harus dipastikan
terlebih dahulu bahwa kedua kelas berangkat dari titik yang sama. Untuk itu perlu
diadakan prasyarat analisis dengan menggunakan mean matching, varian matching,
dan t-matching. Berdasarkan hasil perhitungan mean matching kelompok kontrol
65,65 dan kelompok eksperimen 64,14. sedangkan perhitungan dari varian matching
diperoleh kelompok kontrol yaitu 36,41 dan kelompok eksperimen yaitu 38,85.
Perhitungan t-matching diperoleh thitung < ttabel yaitu 0,63 < 1,9993. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan kemampuan awal antara kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen atau dapat diartikan kedua kelas berawal dari titik yang
sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Selanjutnya kedua kelompok diberi perlakuan dengan metode mengajar yang
berbeda kemudian diberikan post-test untuk pengambilan data. Data yang diperoleh
dianalisis dengan menggunakan t-test atau uji-t untuk menguji hipotesis penelitian.
Hasil dari pengujian hipotesis diperoleh thitung > ttabel yaitu 6,35 > 1,9997. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar ekonomi siswa antara
kelompok kontrol yang diberi perlakuan pembelajaran metode ceramah dengan kelas
eksperimen yang diberi perlakuan dengan pembelajaran metode tipe Make A Match
Rata-rata nilai post-test kelompok kontrol yaitu sebesar 69,71 dan rata-rata nilai post-test
kelompok eksperimen yaitu sebesar 78,37 Berdasarkan nilai rata-rata kedua kelompok
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar menggunakan pembelajaran tipe
Make A Match lebih baik dibandingkan dengan metode ceramah.
Perbedaan nilai rata-rata prestasi belajar ekonomi kedua kelas tersebut
membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran tipe Make A Match lebih baik
dibandingkan dengan metode ceramah. Dengan menggunakan pembelajaran tipe Make
A Match interaksi siswa dengan siswa lebih besar dibandingkan interaksi siswa dengan
guru. Hal ini menyebabkan siswa lebih banyak belajar antara sesama siswa dalam
memecahkan persoalan dengan cara diskusi, sehingga siswa menjadi aktif dan paham
akan suatu materi. Sedangkan pada metode ceramah pembelajaran berpusat pada guru
sehingga interaksi siswa dengan guru lebih besar dan menyebabkan siswa menjadi pasif
serta malu untuk bertanya dengan guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil analisis data yang telah
dilakukan pada bab sebelumnya maka penulis menarik kesimpulan bahwa Hipotesis
yang menyatakan “Ada perbedaan prestasi belajar mata pelajaran ekonomi antara
pengajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dan metode
ceramah di kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012”
teruji kebenarannya. Terdapat perbedaan prestasi belajar ekonomi antara siswa yang
diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match
dengan metode ceramah. Hal ini ditunjukkan dengan thitung > ttabel yaitu 6,35 > 1,9997
pada taraf signifikansi 5%. Dan prestasi belajar siswa yang proses pembelajarannya
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match lebih baik dari
pada yang menggunkan metode ceramah hal itu dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas
eksperimen sebesar 78.37 sedangkan kelompok kontrol 69,71
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka implikasi
dari penelitian ini dapat diuraikan secara teoretis maupun praktis sebagai berikut
1. Implikasi Teoritis
Penelitian yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa melalui
penerapan model pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa. Hal tersebut mendukung teori yang dikemukakan Isjoni (2007 : 25)
bahwa model pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa untuk
mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan secara penuh
dalam suasana belajar yang terbuka dan demokratis sehingga kualitas
pembelajaran akan diperoleh optimal. Sementara Anita Lie (2002: 54)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mengungkapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match apabila
dilaksanakan secara maksimal dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa baik
itu dalam prosesnya dan hasil yang diujikan dalam evaluasi menjadi lebih baik.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode kooperatif tipe Make A
Match dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat digunakan
sebagai pertimbangan bagi guru untuk menerapkan metode pembelajaran ini
dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari yang disesuaikan pula dengan materi
pembelajaran Selain itu hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai acuan
untuk penelitian selanjutnya di lembaga pendidikan yang lain dengan mata
pelajaran yang lain pula
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi penelitian, maka peneliti mengajukan
saran-saran yang dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk meningkatkan mutu
pendidikan dan meningkatkan prestasi belajar siswa yaitu sebagai berikut:
1. Kepada Siswa
a. Dikarenakan masih kurangnya perhatian siswa saat kegiatan belajar
mengajar, untuk itu siswa hendaknya lebih meningkatkan perhatiannya
dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, baik saat guru menerangkan
materi maupun saat mengerjakan tugas.
b. Untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan siswa terhadap materi.
Siswa diharapkan dapat lebih proaktif untuk mengikuti bimbingan baik dari
guru maupun sumber lain yang relevan selain itu juga perlu melakukan
kerjasama dengan siswa dalam memecahkan masalah yang kaitanya dalam
kegiatan pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Kepada Guru
Guru hendaknya menggunakan metode Make A Match sebagai alternatif
pembelajaran untuk meningkatkan partisipasi, keaktifan, dan pemahaman siswa
sehingga prestasi belajar dapat dicapai dengan baik
3. Kepada Kepala Sekolah
Dikarenakan kemampuan guru dalam menerapkan metode pembelajaran
yang bisa membuat siswa tertarik masih kurang, serta sarana dan prasarana
pembelajaran kurang memadai .Hendaknya kepala sekolah selalu berupaya
memberdayakan segenap potensi guru melalui berbagai seminar dan pelatihan
serta meningkatkan sarana dan fasilitas melalui pemberdayaan komite sekolah
maupun bantuan dari pemerintah yang dapat mendukung proses belajar mengajar
sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan tujuan
pengajaran dan materi yang disampaikan lebih mudah diterima oleh siswa.
Contohnya seperti : LCD,Komputer serta penambahan fasilitas di laboratorium
4. Kepada Peneliti
Bagi peneliti lain diharapkan melakukan penelitian yang sejenis dengan
penyempurnaan dalam berbagai hal untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan
optimal.