PERBUP Tentang Pilkades

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1

    PERATURAN BUPATI MESUJI

    NOMOR 22 TAHUN 2013

    TENTANG

    PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 06

    TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENGESAHAN,

    PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

    SERTA PENGANGKATAN PENJABAT KEPALA DESA

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    BUPATI MESUJI,

    Menimbang : bahwa dalam rangka kelancaran pelaksanaan peraturan Daerah Kabupaten Mesuji Nomor 06

    Tahun 2013 Tentang Tata Cara Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, Pelantikan Dan

    Pemberhentian Kepala Desa Serta Pengangkatan Penjabat Kepala Desa yang diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Mesuji, perlu diatur

    petunjuk pelaksanaan peraturan daerah mesuji kabupaten mesuji nomor 06 Tahun 2013 tentang tata cara pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan,

    Pelantikan Dan Pemberhentian Kepala Desa Serta Pengangkatan Penjabat Kepala Desa di kabupaten

    Mesuji yang ditetapkan dengan peraturan Bupati;

    Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

    Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Nomor 125 Tahun 2004, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana dirubah dengan Peraturan

    Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-

    undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Nomor 38 Tahun 2005, Tambahan Lembaran Negara Nomor

    4493) yang telah ditetapkan menjadi Undang-Undang dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun

    2005 (Lembaran Negara Nomor 10 Tahun 2005, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548);

    2. Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2008 tentang

    Pembentukan Kabupaten Mesuji di Provinsi Lampung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 186, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 4933)

    3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

  • 2

    Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

    (Lembaran Negara Nomor 82 Tahun 2011, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5234);

    4. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005

    tentang Desa (Lembaran Negara Nomor 158 Tahun 2005, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4657);

    5. Peraturan Pemerintah nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian urusan Pemerintah antara pemerintah daerah provinsi dan pemerintah

    kabupaten/kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);

    6. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang pengesahan, Pengundangan dan penyebarluasan

    Peraturan Perundang-undangan.

    7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2001 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah.

    8. Peraturan Daerah Kabupaten Mesuji Nomor 37 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja

    Perangkat Daerah Kabupaten Mesuji ( Lembaran Daerah Nomor 48 Tahun 2012, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 48 Tahun 2012);

    9. Peraturan Daerah Kabupaten Mesuji Nomor 06 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pemilihan, Dan

    Pemberhentian Kepala Desa Serta Pengangkatan Penjabat Kepala Desa (Lembaran Daerah Nomor 59 Tahun 2013, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 59

    Tahun 2013).

    MEMUTUSKAN:

    Menetapkan : PERATURAN BUPATI MESUJI TENTANG PETUNJUK

    PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 06 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN,

    PENGESAHAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA SERTA PENGANGKATAN PENJABAT KEPALA DESA DI

    KABUPATEN MESUJI.

    BAB I

    KETENTUAN UMUM

    Pasal 1

    Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:

    1. Daerah adalah Kabupaten Mesuji.

    2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Mesuji.

    3. Bupati adalah Bupati Mesuji.

  • 3

    4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD

    adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Mesuji.

    5. Sekretaris Daerah Kabupaten adalah Sekretaris Daerah Kabupaten

    Mesuji.

    6. Kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah

    Kabupaten Mesuji.

    7. Desa adalah Kesatuan Masyarakat Hukum yang memiliki batas-batas

    wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan

    masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat

    setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan

    Negara Kesatuan Republik Indonesia.

    8. Pemerintahan Desa adalah Penyelenggaraan urusan Pemerintahan

    oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

    dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat

    berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan

    dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia.

    9. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai

    unsur penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

    10. Badan Permusyawaratan Desa selanjutnya disingkat BPD adalah

    Lembaga yang merupakan perwujudan Demokrasi dalam

    penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagai unsur penyelenggaraan

    Pemerintahan Desa.

    11. Penjaringan adalah upaya yang dilakukan oleh panitia pemilihan

    untuk mendapatkan bakal calon dari warga masyarakat setempat

    sesuai persyaratan.

    12. Bakal calon Kepala Desa adalah warga masyarakat Desa yang

    berdasarkan penjaringan oleh Panitia Pemilihan ditetapkan sebagai

    Bakal Calon Kepala Desa.

    13. Penyaringan adalah seleksi yang dilakukan oleh Panitia Pemilihan

    untuk mendapatkan Calon Kepala Desa baik dari segi administrasi,

    kemampuan ataupun kepemimpinan para bakal calon.

    14. Calon yang berhak dipilih adalah Calon Kepala Desa yang telah

    ditetapkan oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD) atas usul

    Panitia Pemilihan dan mendapatkan rekomendasi persetujuan

    Bupati.

    15. Calon terpilih adalah Calon Kepala Desa yang memperoleh suara

    terbanyak dalam pemilihan/ pemungutan suara.

    16. Penjabat Kepala Desa adalah perangkat desa atau pejabat lainnya

    yang diangkat oleh Bupati berdasarkan usulan Badan

    Permusyawaratn Desa (BPD) untuk melaksanakan hak, wewenang

    dan kewajiban sebagai Kepala Desa dalam kurun waktu tertentu atau

    sampai dengan dilantiknya Kepala Desa hasil pemilihan.

    17. Tim Pengawas adalah Tim Pengawas terhadap seluruh kegiatan

    terhadap seluruh kegiatan dalam proses Pemilihan Kepala Desa pada

  • 4

    Kabupaten Mesuji yang anggotanya secara Ex-Officio adalah pejabat

    struktural pada Pemerintah Kabupaten Mesuji.

    18. Panitia Pemilihan Kepala Desa adalah panitia yang bertugas

    menyelenggarakan pelaksanaan pemilihan Kepala Desa yang

    dibentuk oleh Badan Pemerintahan Desa (BPD) setelah melalui

    musyawarah bersama dengan aparatur Desa.

    19. Pemilih adalah penduduk Desa setempat yang telah memenuhi

    persyaratan untuk mempergunakan hak pilihnya.

    20. Daftar Pemilih adalah daftar yang memuat nama-nama penduduk

    Desa yang ditetapkan oleh Panitia Pemilihan.

    21. Hak pilih adalah hak yang dimiliki oleh pemilih untuk memilih

    Kepala Desa.

    22. Kampanye adalah kegiatan dalam rangka meyakinkan para pemilih

    dengan menawarkan visi, misi, dan program calon.

    23. Saksi adalah penduduk Desa setempat yang mempunyai hak pilih

    yang ditunjuk dan diusulkan oleh calon Kepala Desa untuk

    menyaksikan dan mencatat serta melakukan koreksi terhadap proses

    pelaksanaan pemungutan dan perhitungan suara.

    24. Rapat pleno adalah rapat yang dihadiri oleh seluruh anggota Panitia

    Pemilihan Kepala Desa untuk menetapkan bakal calon yang berhak

    dipilih dan calon terpilih untuk diusulkan kepada Badan

    Permusyawaratan desa (BPD).

    25. Surat suara adalah lembaran kertas yang memuat nama, foto dan

    nomor urut calon yang ukuran dan bentuknya ditentukan oleh

    panitia pemilihan;

    BAB II

    PERSIAPAN PEMILIHAN KEPALA DESA

    Bagian Pertama

    Masa Persiapan

    Pasal 2

    (1) BPD Memberitahukan secara tertulis kepada kepala Desa mengenai

    akan berakhirnya masa jabatan Kepala Desa 6 (Enam) bulan sebelum

    berakhirnya masa jabatan.

    (2) BPD memproses pemilihan Kepala Desa paling lama 4 ( Empat) bulan

    sebelum berakhir masa jabatan kepala Desa.

    (3) Apabila 3 (Tiga) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan Kepala

    Desa,Ternyata BPD belum melaksanakan ketentuan sebagaimana di

  • 5

    maksud dalam ayat (2), maka camat berkewajiban menfasilitasi dan

    dapat mengambil alih proses pembentukan Panitia Pemilihan Kepala

    desa.

    Bagian Kedua

    Pasal 3

    (1) BPD mengadakan rapat bersama pemerintah Desa dan Tokoh

    Masyarakat dihadiri Camat sebagai fasilitator untuk membentuk

    Panitia Pemilihan Kepala Desa.

    (2) Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    keanggotaannya terdiri dari Unsur Perangkat Desa,Pengurus

    Lembaga kemasyarakatan Desa dan tokoh Masyarakat.

    (3) Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan

    dengan Keputusan Camat yang dituangkan dalam bentuk berita

    Acara Hasil Rapat dan disampaikan kepada Bupati Mesuji melalui

    Camat.

    Pasal 4

    (1) Apabila diantara anggota panitia pemilihan ada yang ditetapkan

    sebagai bakal calon atau berhalangan tetap, maka yang

    bersangkutan diberhentikan dan digantikan dari unsur perangkat

    Desa atau Pengurus Lembaga Kemasyarakatan atau Tokoh

    Masyarakat lain berdasar Keputusan BPD yang dituangkan dalam

    bentuk Berita Acara Hasil Rapat.

    (2) Berhalangan Tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tidak

    dapat menjalankan tugas sebagai Panitia Pemilihan Kepala Desa

    seperti meninggal dunia dan sakit permanen.

    Pasal 5

    Setelah panitia Pemilihan Kepala Desa dibentuk,paling lama 5 ( Lima )

    hari kalender Panitia Pemilihan Kepala Desa menetapkan lokasi

    sekretariat Panitia Pemilihan Kepala Desa dan menyusun tahapan

    pelaksanaan pemilihan Kepala Desa yang meliputi:

    a. Sosialisasi pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa;

    b. Pendataan mata pilih;

    c. Pendataan pemilih;

    1) Jadwal Pemilih sementara;

    2) Jadwal Pengumuman Pemilih Sementara

    3) Jadwal Pendaftaran Pemilih Tambahan;

  • 6

    4) Jadwal Pengumuman daftar pemilih tambahan;

    d. Penjaringan Bakal Calon Meliputi;

    1) Pengummuman Pendaftaran bakal Calon

    2) Penerimaan Bakal Calon Kepala Desa.

    e. Penyaringan bakal calon meliputi:

    1) Pemeriksaan dan penelitian berkas persyaratan bakal calon

    kepala Desa;

    2) Penetapan Calon Kepala Desa;

    f. Musyawarah panitia pemilihan dengan calon kepala Desa.

    g. Penetapan Pemilih:

    1) Jadwal musyawarah penetapan daftar pemilih tetap;

    2) Jadwal pengesahan daftar pemilih tetap

    3) Jadwal pengumuman daftar pemilih tetap

    h. Kampanye

    i. Waktu pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara;

    j. Penetapan dan usulan calon terpilih.

    Bagian Ketiga

    Susunan,Tugas,dan Kewajiban Panitia Pemilihan

    Pasal 6

    (1) Susunan panitia pemilihan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3

    ayat (2) berjumlah ganjil/gasal yaitu sebagai berikut :

    a. Ketua Merangkap anggota;

    b. Sekretaris merangkap anggota;

    c. Bendahara merangkap anggota;

    d. Wakil bendahara merangkap anggota;

    e. Beberapa anggota yang jumlahnya disesuaikan dengan

    kebutuhan.

    (2) Penentuan kedudukan dalam panitia pemilihan ditetapkan dalam

    musyawarah mufakat dan/atau melalui mekanisme pemilihan.

    (3) Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki

    tugas:

    a. Mengadakan sosialisasi pelaksanaan pemilihan.

    b. Meneliti,menetapkan dan mengumumkan daftar pemilih

    sementara dan daftar pemilih tambahan.

  • 7

    c. Meneliti,mengesahkan, dan mengumumkan daftar pemilih

    sementara dan daftar pemilih tambahan menjadi daftar pemilih

    tetap.

    d. Menerima pendaftaran bakal calon sesuai dengan persyaratan;

    e. Melakukan pemeriksaan dan penelitian persyaratan bakal calon;

    f. Mengajukan rencana biaya pelaksanaan pemilihan kepala Desa

    yang disampaikan kepada camat wilayah setempat;

    g. Menetapkan dan mengumumkan nama-nama calon kepala desa

    yang telah ditetapkan dengan keputusan Bupati;

    h. Mengelola biaya pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa secara

    efisien,Efektif,transparan dan akuntabel;

    i. Menyusun peraturan panitia pemilihan tentang tata tertib

    pemilihan kepala Desa;

    j. Mengundi dan menetapkan nomor dan tanda gambar Kepala

    Desa;

    k. Menetapkan tata cara kampanya;

    l. Menyiapkan surat suara sesuai dengan daftar pemilih yang telah

    disyahkan;

    m. Menetapkan rencana pelaksanaan pemungutan suara;

    n. Mengumumkan daftar pemilih yang sudah disyahkan dipapan

    pengumuman Kantor Des,Setiap Rukun Keluarga dan/atau

    tempat lain yang strategis;

    o. Menentukan,mengumumkan tempat dan waktu pelaksanaan

    pemungutan suara;

    p. Menyiapkan peralatan dan perlengkapan administrasi untuk

    keperluan pemilihan kepala Desa;

    q. Melaksanakan pemungutan suara dengan tertib, aman, lancar,

    teratur, langsung, umum, bebas, dan rahasia;

    r. Melakukan penghitungan suara secara cermat,transparan dan

    tertib;

    s. Menetapkan dan mengumumkan hasil rekapiltulasi penghitungan

    suara;

    t. Membuat berita acara Pemilihan Kepala Desa, yang meliputi

    berita acara pemungutan suara dan penghitungan suara;

    u. Melaporkan pelaksanaan pemilihan Kepala Desa dan hasil

    penghitungan suara kepada BPD;

    v. Mengumumkan hasil penghitungan suara yang telah ditetapkan

    oleh BPD;

    (4) Panitia Pemilihan Sebagaimana di maksud pada ayat (1) mempunyai

    kewajiban;

    a. Memperlakukan calon Kepala Desa Secara Adil

  • 8

    b. Menyampaikan laporan setiap tahapan pemilihan kepada BPD;

    c. Mempertanggungjawabkan penggunaan biaya pemilihan Kepala

    Desa dengan bukti-bukti pendukung BPD.

    (5) Panitia pemilihan Kepala Desa dalam melaksanakan tugasnya

    bertanggung jawab kepada BPD.

    BAB III

    PENDAFTARAN PEMILIH

    Bagian Pertama

    Pemilih

    Pasal 7

    (1) Syarat-Syarat Pemilih adalah :

    a. Terdaftar secara sah sebagai penduduk desa yang

    bersangkutan,sekurang-kurangnya 6 (Enam) bulan dengan Tidak

    terputus-putus;

    b. Sudah mencapai usia 17 (tujuh Belas) tahun pada saat

    pemungutan suara atau sudah pernah kawin yang dibuktikan

    dengan akte nikah;

    c. Tercantum sebagai pemilih DPT;

    d. Tidak terganggu jiwa/ingatannya;

    e. Tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang

    mempunyai kekuatan hukum tetap;

    f. Tidak sedang menjalani hukuman pidana kurungan berdasarkan

    pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap;

    g. Tidak pernah terlibat baik langsung maupun tidak langsung

    dalam suatu kegiatan menghianati Negara Kestuan Republik

    Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

    Dasar 1945 seperti gerakan sparatis,gerakan inskonstitusional

    untuk mengubah Dasar Negara dan mellanggar Undang-Undang

    Dasar 1945 kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-

    undangan yang berlaku.

    (2) Seorang Pemilih hanya di Daftar 1 (satu) kali dalam daftar pemilih.

    (3) Seseorang yang telah terdaftar dalam DPT,ternyata tidak lagi

    memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), tidak dapat

    menggunakan hak pilihnya.

    Pasal 8

  • 9

    (1) Panitia Pendaftaran pemilih dicatat dalam daftar pemilih dan

    diberikan tanda bukti pendaftaran yang ditanda tangani oleh petugas

    pendaftar.

    (2) Panitia Pendaftar sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1)

    dilaksanakan selama 15 (Lima Belas) hari kalender,selanjutnya

    ditetapkan menjadi daftarpemilih sementara.

    (3) DPS yang telah ditetapkan diumumkan di kantor/Balai Desa. Atau

    tempat strategis lainnya selama 7 (Tujuh) hari kalender, terhitung

    sejak ditetapkan DPS untuk memberi kesempatan pemilih yang

    masih belum terdaftar.

    (4) Dalam jangka waktu pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat

    (3), pemilih yang memenuhi syarat dapat mengajukan perbaikan

    kepada panitia pemilihan mengenai :

    a. Penulisan Nama dan/atau identitas lainnya;

    b. Pemilih yang terdaftar sudah meninggal dunia;

    c. Pemilih terdaftar ganda;

    d. Pemilih yang terdaftar tetapi tidak memenuhi syarat sebagai

    pemilih;

    e. Pemilih yang telah memenuhi syarat tetapi belum terdaftar.

    Pasal 9

    Bagi pemilih yang namanya belum terdaftar dalam DPS, pemilih/Anggota

    Keluarganya secara aktif melaporkan kepada panitia pemilihan untuk

    didaftarkan sebagai pemilih tambahan.

    Pasal 10

    (1) Panitia Pemilihan mencatatat data/nama pemilih tambahan

    sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ke dalam DPTam.

    (2) Pencatatan data pemilih dalam DPTam dilaksanakan plaing lama &

    (Tujuh) hari kalender terhitung sejak pengumuman DPS berakhir.

    (3) DPTam sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diumumkan, oleh

    panitia pemilihan dikantor/Balai Desa, Rukun Keluarga dan/atau

    Rukun Tetangga, di tempat-tempat yang strategis lainnya selama 7

    (Tujuh) hari kalender terhitung sejak penetapan DPTam untuk

    mendapat tanggapan dari masyarakat.

    (4) Dalam wktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3),pemilih tambahan

    dapat mengajukan usul atas perbaikan penulisan nama dan/atau

    identitas lainnya.

  • 10

    (5) Apabila usul sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat diterima,

    dalam jangka waktu selama-lamanya 2 (dua) hari kalender panitia

    pemilihan mengadakan perbaikan DPTam.

    Bagian Kedua

    Penetapan Daftar Pemilih

    Pasal 11

    (1) Panitia Pemilihan, Calon Kepala Desa dan saksi mengadakan

    musyawarah untuk menetapkan Daftar Pemilih Tetap.

    (2) Apabila setelah penetapan DPTam masih terdaftar, maka sesuai hasil

    musyawarah, pemilih tersebut dimasukan dalam daftar pemilih baru

    yang dituangkan dalam berita acara.

    (3) DPS,DPTam dan daftar pemilih baru sebagaimana dimaksud pada

    ayat (2), ditetapkan menjadi daftar pemilih tetap oleh panitia

    pemilihan.

    (4) Daftar Pemilih tetap yang telah ditetapkan, pada masing-masing

    lembar di paraf oleh calon kepala Desa disahkan oleh ketua dan

    sekretaris panitia pemilihan serta diumumkan dikantor/Balai Desa,

    Rukun Keluarga atau ditempat-tempat strategis lainnya.

    Pasal 12

    Daftar Pemilih Tetap digunakan sebagai dasar pembuatan undangan,

    surat suara, formulir-formulir, dan alat kelengkapan pemilihan lainnya.

    Pasal 13

    (1) Yang Berhak memilih dalam pemilihan Kepala Desa adalah pemilih

    yang telah tercantum dalam daftar pemilih tetap dan diumumkan

    terakhir oleh panitia pemilihan.

    (2) Daftar Pemilih Tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak

    dilakukan perubahan dengan alasan apapun.

    Pasal 14

    Apabila Terjadi perubahan waktu pelaksanaan pemungutan suara, maka

    yang dijadikan dasar syarat pemilih sebagaimana di maksud dalam pasal

    7 ayat (1) huruf b, adalah sudah mencapai 17 (Tujuh Belas) tahun pada

  • 11

    pemungutan suara sesuai dengan waktu yang dijadwalkan pertama kali

    oleh panitia pemilihan.

    BAB IV

    TATA CARA PENCALONAN KEPALA DESA

    Bagian Pertama

    Persyaratan Calon Kepala Desa

    Pasal 15

    (1) Yang Dapat Menjadi Calon Kepala Desa adalah penduduk desa

    setempat Warga Negara Republik Indonesia yang memenuhi

    persyaratan :

    a. Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa;

    b. Setia kepada pancasila sebagai Dasar Negara, Undang-Undang

    Dasar Negara Republik Indonesia, Pemerintah serta pemerintah

    daerah;

    c. Berpendidikan paling rendah tamat sekolah lanjutan tingkat

    pertama dan/atau sederajat.

    d. Berusia paling rendah 25 ( Dua Puluh Lima ) tahun dan paling

    tinggi 60 (Enam Puluh) tahunterhitung sejak tanggal pendaftaran

    calon kepala Desa dibuktikan dengan Akte kelahiran.

    e. Nyata-nyata tiak terganggu jiwanya atau ingatannya;

    f. Bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa

    g. Penduduk Desa setempat yang bertempat tinggal di Desa

    bersangkutan;

    h. Tidak pernah di jatuhi pidana penjara berdasarkan putusan

    pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap yang

    karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana

    paling lama 5 (lima ) tahun atau lebih;

    i. Tidak dicabut hak pilihnya sesuai dengan keputusan pengadilan

    yang mempunyai hukum tetap;

    j. Belum pernah menjabat sebagai kepala Desa paling lama dua kali

    masa jabatan secara berturut-turut maupun tidak;

    k. Sehat jasmani dan rohani dibuktikan dibuktikan dengan surat

    keterangan dokter yang bekerja pada pemerintah;

    l. Terdaftar sebagai penduduk desa setempat secara sah minimal 2

    (dua) tahun tidak terputus-putus kecuali Putra Desa terlebih

    dahulu bertempat tinggal sah dibuktikan dengan Akte kelahiran;

    m. Berkelakuan baik yang dinyatakan dengan Surat keterangan oleh

    pejabat yang berwenang;

  • 12

    n. Mengenal daerahnya dan dikenal oleh masyarakat di Desa

    setempat;

    (2) Setiap bakal Calon kepala Desa wjib melmpirkan dukungan

    masyarakat sekurang-kurangnya 13% (Tiga Belas Persen) dari jumlah

    mata pilih sementara di Desa setempat denagn dibuktikan oleh

    fotocopy tanda penduduk.

    (3) Pemberian dukungan masyarakat terhadap calon Kepala Desa

    sebagaimana di maksud dalam ayat (2) setiap pemilih hanya

    memberikan satu dukungan kepada bakal calon kepala Desa.

    (4) Apabila pemberian dukungan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

    setiap pemilih memberikan lebih dari 1 (satu) dukungan maka

    panitia pemilihan mencoret nama tersebut.

    (5) Tidak menjabat sebagai penjabat kepala Desa,Anggota panitia

    pemilihan dan panwas pilkades yang periode jabatannya sama

    dengan waktu pelaksanaan pemilihan, meskipun telah

    mengundurkan diri dari jabatannya.

    (6) PNS atau Anggota TNI/POLRI yang mencalonkan diri senagai Kepala

    Desa selain harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) dan Ayat (2) juga harus memiliki surat ijin tertulis dari

    instansi induknya.

    Pasal 16

    Setiap Penduduk Desa atau Putra Desa yang berminat menjadi Bakal

    Calon mengajukan permohonan tertulis bermaterai Rp.6000,- (Enam

    Ribu Rupiah) yang dialmatkan kepada panitia pemilihan kepala Desa

    dengan melampirkan persyaratan administrasi.

    Pasal 17

    (1) Persyaratan Administratif sebagaimana dimaksud pada pasal

    16,terdiri atas :

    1. Berkas persyaratan dalam bentuk surat pernyataan bermaterai

    Rp.6000,- (Enam Ribu Rupiah) antara lain :

    a. Pernyataan bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa;

    b. Pernyataan taat Kepad Pancasila dan Undang-Undang Dasar

    1945, Negara dan Pemerintah Republik Indonesia;

    c. Surat pernyataan tidak terlibat dan terpengaruh terhadap

    suatu partai terlarang;

    d. Pernyataan tidak pernah di hukum karena melakukan tindak

    pidana kejahatn dengan ancaman hukuman 5 (lima) tahun;

  • 13

    e. Pernyataan tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan

    keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan

    hukum tetap;

    f. Pernyataan bersedia dicalonkan sebagai calon Kepala Desa;

    g. Penyataan tidak akan mengundurkan diri apabila sudah

    ditetapkan sebagai calon kepala Desa;

    h. Pernyataan belum pernah menjabat Kepala Desa 2 (Dua) kali

    masa jabatan berturut-turut maupun tidak;

    2. Foto copy ijasah terakhir dan semua ijasah sebelumnya yang

    sudah di legalisir sebagai berikut:

    a. Untuk perguruan tinggi dilegalisir oleh perguruan tinggi yang

    bersangkutan;

    b. Untuk SD,MI,SLTP dan SLTA negeri dilegalisir oleh Kepala

    Sekolah;

    c. Untuk SD,MI,SLTP, dan SLTA swasta dilegalisir oleh Kepala

    Sekolah dan Kepala Dinas Pendidikan/Kepala Kantor Kantor

    Kementrian Agama asal Sekolah;

    d. Untuk ujian persamaan dan kejar paket dilegalisir oleh kepala

    Dinas Pendidikan.

    3. Foto Copy KTP yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang.

    4. Foto Copy akta kelahiran yang dilegalisir olah pejabat berwenang.

    5. Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) Asli dari kepolisian

    Resort setempat.

    6. Surat Keterangan Berbadan Sehat dari rumah Sakit Umum

    Pemrintah dan/atau Puskesmas milik Pemerintah.

    7. Surat keterangan tidak dicabut hak pilihnya dari pengadilan

    negeri setempat.

    8. Pas photo ukuran 4x6 cm berwarna dan hitam putih masing-

    masing sebanyak 4 (empat) lembar.

    9. Menyampaikan daftar nama-nama pendukung calon Kepala Desa

    dengan melampirkan foto copy KTP.

    (2) Persyaratan administratif sebagaiman dimaksud pada ayat (1) harus

    sudah dilampirkan pada saat yang bersangkutan mendaftarkan diri

    sebagai calon kepada panitia pemilihan.

    Pasal 18

    (1) Pegawai Negeri Sipil yang mencalonkan diri sebagai Calon Kepala

    Desa selain harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud

    pada pasal 17 ayat (1), juga harus mempunyai ijin tertulis dari Bupati

    atau pejabat lain yang ditunjuk.

  • 14

    (2) Bagi calon Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang

    terpilih dibebaskan untuk sementara waktu dari jabatan organiknya

    selama menjadi Kepala Desa tanpa kehilangan statusnya sebagai

    Pegawai Negeri sipil.

    (3) Bakal calon dari anggota BPD,selain persyaratan sebagaimana

    dimaksud pada pasal 17, dilampiri persyaratan tambahan yaitu surat

    pengunduran diri sementara sebagai anggota BPD sejak mendaftar

    sebagai bakal calon kepala Desa dan ditetapkan sebagai calon Kepala

    Desa dengan Surat pernyataan mengundurkan diri.

    (4) Bakal Calon Kepala Desa dari penduduk desa setempat yang baru

    terdaftar dan/atau putra daerah selain perayaratan sebagaiman

    dimaksud dalam pasal 17, harus melampirkan surat keterangan

    pindah dari Desa asal dan terdaftar secara sah sebagai penduduk

    desa setempat yang dibuktikan dengan Akta Kelahiran.

    Bagian Kedua

    Penjaringan Bakal Calon

    Pasal 19

    (1) Penjaringan dilaksanakan dengan cara mengumumkan pendaftaran

    Bakal Calon Kepala Desa secara terbuka ditempat-tempat sarana

    fasilitas umum kepada penduduk /warga Desa.

    (2) Pengumuman dibuka selama 24 (Dua Puluh Empat) hari

    kalender,guna memberi kesempatan yang cukup bagi yang berminat

    menjadi Bakal Calon Kepala Desa untuk memenuhi kelengkapan

    persyaratan.

    (3) Apabila sampai batas akhir pengumuman sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) hanya terdaftar 1 (satu) orang pendaftar, maka panitia

    pemilihan membuka kembali pengumuman penjaringan paling lama

    15 (lima belas) dan apabila penjaringan tahap 2 (Dua) hanya terdapat

    satu orang pendaftar maka panitia pemilihan tidak melanjutkan

    dan/atau menunda proses penyaringan.

    (4) Panitia pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib

    melaporkan kepada BPD untuk disampaikan kepada Bupati Mesuji

    melalui Camat.

    Pasal 20

    (1) Bakal calon Kepala Desa pada saat mencalonkan diri, telah

    melengkapi berkas permohonan sebagaimana dimaksud dalam pasal

    15,16,17.. dan 18.

  • 15

    (2) Pamitia pemilihan memberikan tanda terima berkas yang dibuat

    rangkap 2 (dua) dengan ketentuan 1 (satu) lembar untuk yang

    bersangkutan dan 1 (satu) lembar lainnya untuk panitia pemilihan.

    (3) Sebelum dilakukan penyaringan oleh panitia pemilihan, berkas yang

    sudah diterima agar disimpan dan dijamin keamanannya.

    Bagian Ketiga

    Penyaringan Bakal Calon

    Pasal 21

    (1) Penyaringan dilaksanakan dengan cara melakukan pemeriksaan dan

    penelitian berkas persyaratan administrasi bakal calon.

    (2) Dalam hal melakukan pemeriksaan dan penelitian berkas bakal

    calon, panitia pemilihan wajib bersikap netral dan obyektif guna

    memperoleh hasil penelitian dengan falidasi data yang dapat

    dipertanggung jawabkan.

    (3) Berdasarkan surat tugas BPD,panitia pemilihan mengeluarkan

    surat kepada lembaga yang berwenang untuk mendapatkan

    keterangang secara tertulis sebagai upaya pembuktian terhadap

    legalitas persyaratan berkas Bakal calon.

    (4) Panitia dalam melakukan pemeriksaan dan penelitian berkas untuk 1

    (satu) atau lebih Bakal Calon sebagaimana dimaksud pada ayat (3),

    membuat daftar rekapitulasi dan Berita acara sebagai bahan/data

    Panitia Pamilihan dan laporan BPD.

    Bagian Keempat

    Penetapan Bakal Calon

    Pasal 22

    (1) Apabila Hasil pemeriksaan dan penelitian berkas bakal Calon telah

    memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam pasal 15,16,17 dan

    18, maka panitia pemilihan menetapkan Bakal Calon Kepala desa

    menjadi Calon Kepala Desa dengan keputusan panitia pemilihan

    selanjutnya disampaikan kepada Bupati Mesuji untuk ditetapkan

    dengan keputusan Bupati Mesuji.

    (2) Apabila Hasil pemeriksaan dan penelitian berkas terdapat bakal

    Calon yang tidak memenuhi syarat sebagaimana dimaksud didalam

    pasal 15,16,17 dan 18, maka Panitia Pemilihan menyampaikan

    secara tertulis kepada Bakal Calon Kepala Desa bahwa berkasnya

    tidak memenuhi syarat.

  • 16

    Pasal 23

    (1) Apabila hasil penyaringan sebagaimana dimaksud pasal 21,dari

    beberapa bakal calon hanya terdapat 1 (satu) Bakal calon yang

    memenuhi syarat, maka panitia pemilihan membuka kembali

    pengumuman selama 7 (tujuh) hari kalender.

    (2) Apabila sampai batas akhir pengumuman sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1),tidak ada pendaftar maka panitia pemilihan tidak

    melanjutkan dan/atau menunda proses penyaringan.

    Pasal 24

    (1) Berdasarkan hasil penyaringan sebagaimana dimaksud dalam pasal

    21,22,dan 23, Bakal Calon yang memenuhi syarat ditetapkan sebagai

    Calon Kepala Desa dalam suatu keputusan panitia pemilihan

    selanjutnya disampaikan kepada Bupati Mesuji yang ditetapkan

    dengan keputusan Bupati Mesuji.

    (2) Panitia Pemilihan menyampaikan keputusan teantang Calon Kepala

    Desa kepada BPD, sebagai bahan Laporan BPD kepada Bupati

    melalui Camat.

    (3) Panitia pemilihan mengumumkan nama Calon Kepala Desa di

    tempat-Tempat sarana fasilitas umum.

    BAB V

    PELAKSANAAN PEMILIHAN KEPALA DESA

    Bagian Kesatu

    Persiapan Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa

    Pasal 25

    (1) Panitia pemilihan Kepala Desa dan Calon Kepala Desa mengadakan

    musyawarah membahas penunjuk saksi pada setiap tahapan

    pemilihan Kepala Desa,dihadiri BPD dan difasilitasi oleh Camat.

    (2) Dalam musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Panitia

    Pemilihan meminta kepada maisng-masing Calon Kepala desa agar

    menunjuk 2 (dua) orang saksi dari unsur pemilih.

    (3) Saksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberi surat Tugas oleh

    Calon Kepala Desa untuk setiap tahapan Pemilihan Kepala Desa.

    (4) Surat Tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan

    kepada Panitia Pemilihan, 3 (Tiga) hari setelah pelaksanaan

    musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

  • 17

    (5) Dalam musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disepakati

    juga bahwa tidak adanya saksi tidak mempengaruhi keabsahan

    Pemilihan Kepala Desa.

    (6) Hasil musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan

    dalam Berita Acara.

    Pasal 26

    (1) Panitia Pemilihan Kepala Desa dan Calon Kepala Desa mengadakan

    musyawarah yang dihadiri BPD dan difasilitasi Camat, untuk

    menghasilkan kesepakatan-kesepakatan :

    a. Penggunaan foto pada surat suara;

    b. Pelaksanaan kampanye;

    c. Penetapan lokasi TPS;

    d. Lain-lain yang diperlukan dalam setiap tahapan pemilihan Kepala

    Desa.

    (2) Dalam mustawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), calon

    Kepala Desa dapat didampingi oleh saksi.

    (3) Hasil musyawarah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibuat

    Berita Acara secara rinci.

    (4) Kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang

    bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku.

    (5) Kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai

    kekuatan hukum yang sah dan mengikat.

    Pasal 27

    (1) Apabila dianggap perlu, Panitia Pemilihan dapat membantuk lebih

    dari 1(satu) TPS sebagai TPS tambahan dengan pertimbangan

    diantaranya :

    a. Jumlah mata pilih;

    b. Wilayah Desa yang terlalu luas;

    c. Tingkat kesulitan geografis yang mengharuskan dibuat TPS.

    (2) Ketua Panitia menunjuk salah satu anggota panitia pemilihan

    sebagai penanggung jawab TPS tambahan sebagaimana dimaksud

    dalam ayat (1) dan dibantu oeh anggota yang lain sesuai kebutuhan.

  • 18

    Bagian Kedua

    Penentuan Nomor Urut dan Tanda Gambar Calon Kepala Desa

    Pasal 28

    (1) Penentuan nomor urut dan tanda gambar yang memuat foto calon

    Kepala Desa dilakukan dengan cara diundi, paling lambat 15 (lima

    belas) hari kalender sebelum pemungutan suara.

    (2) Hasil pengundian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan harus

    dituangkan dalam berita acara dan selanjutnya digunakan sebagai

    identitas Calon pada saat pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa.

    Pasal 29

    (1) Sebelum dilaksanakan Pemilihan Kepala Desa, panitia pemilihan

    agar menyiapkan perlengkapan untuk keperluan pemungutan dan

    penghitungan suara terdiri dari :

    a. Kotak suara sebagai tempat suara yang digunakan oleh pemilih;

    b. Bilik suara sebagai tempat untuk memberikan hak suara yang

    digunakan bagi pemilih;

    c. Daftar Pemilih tetap;

    d. Surat suara sebanyak jumlah pemilih terdaftar dalam DPT

    ditambah 10% (sepuluh persen) dari jumlah pemilih;

    e. Alat pencoblos surat suara berupa paku berukuran panjang 15

    (lima belas) cm dan tali sebagai pengikat;

    f. Alas pencoblos berupa busa atau bantalan yang telah diisi

    pasir/serbuk gergaji dengan kain pembungkus warna putih,

    ukuran panjang 30 cm,lebar 20 cm, dan tebal 5 cm;

    g. Meja dan kursi untuk panitia, tamu undangan dan pemilih;

    h. Sound system;

    i. Papan penghitung suara;

    j. Kertas besar dan kertas kecil untuk hasil perolehan suara

    (sah,tidak sah,blanko);

    k. Spidol besar dan kecil,bak stempel, karet gelang, kantong

    plastik/dus;

    l. Bantalan berkawat untuk surat undangan;

    m. Tinta digunakan untuk pemberi tanda bagi pemilih yang sudah

    menggunakan hak pilihnya;

    n. Tarup dan terpal plastik sesuai kebutuhan;

    o. Jam dinding;

  • 19

    p. Mesin genset dan lampu penerangan sesuai kebutuhan;

    (2) Kotak suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dengan

    ketentuan sebagai berikut :

    a. Berukuran 80 cm,panjang 50 cm dan lebar 50 cm;

    b. Celah ditengah pada tutup kotak suara ukuran 20 cm x 2 cm;

    c. Bahan dapat dipergunakan papan atau triplek tebal 1 cm dan

    pada bagian luar kotak diplitur atau di cat;

    d. Dalam keadaan terbuka maupun tertutup tidak boleh ada

    sekrup/paku yang tampak dari luar maupun dari dalam;

    e. Pada tengah-tengah sisi depan kotak dibuat kunci.

    (3) Bilik suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, dengan

    ketentuan sebagai berikut :

    a. Berukuran 1,5 x 2 m

    b. Terbuat dari bahan yang dapat melindungi pemilih dari terik

    matahari atau hujan;

    c. Tutup depan terbuat dari bahan yang tidak transparan,

    ditentukan 50 cm terbuka dari lantai.

    (4) Tambahan surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d,

    digunakan sebagai cadangan untuk pengganti surat suara yang

    rusak disertai Berita Acara.

    (5) Surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, sudah

    dihitung paling lama 3 (tiga) hari sebelum pelaksanaan Pemilihan

    Kepala Desa dihadapan panitia, Calon Kepala Desa dihadapan

    Panitia, Calon Kepala Desa dan saksi dan dituangkan dalam berita

    acara, untuk selanjutnya dimasukkan kekotak suara dan disegel,

    selanjutnya disimpan ditempat yang ditetapkan oleh panitia serta di

    jamin keamanannya.

    Bagian Ketiga

    Kampanye

    Pasal 30

    (1) Kampanye merupakan kesempatan bagi Calon Kepala Desa untuk

    meyakinkan para pemilih apabila yang bersangkutan terpilih menjadi

    kepala Desa.

    (2) Kampanye dapat dilaksanakan sejak calon ditetapkan dan berakhir 3

    (tiga) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara.

    (3) Penyelenggaraan kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    dilaksanakan pukul 08.00 WIB samapai dengan pukul 16.00 WIB,

    dilokasi yang telah disepakati oleh Panitia Pemilihan melalui rapat

  • 20

    bersama antara panitia pemilihan, Tim Pengawas Pilkades dan Calon

    Kepala Desa.

    (4) Panitia Pemilihan menetapkan peraturan panitia yang mengatur

    tentang tata tertib kampanye sebagai upaya untuk mengatur

    kampanye berjalan tertib dan beretika.

    (5) Kampanye dilarang dalam bentuk pawai/arak-arakan, pemberian

    uang dan atau barang.

    (6) Larangan pemasangan foto, tanda gambar dan slogan-slogan

    ditempat ibadah, sarana pendidikan, fasilitas negara/daerah dan

    kantor pemerintah.

    Bagian Keempat

    Masa Tenang

    Pasal 31

    (1) Masa tenang adalah waktu 3 hari menjelang hari pemungutan suara

    dimana calon kepala desa tidak diperkenankan melakukan kegiatan

    yang bersifat kampanye.

    (2) Selama masa tenang masing-masing calon kepala Desa berkewajiban

    membersihkan segala sesuatu yang berkaitan dengan kampanye.

    (3) Panitia Pemilihan memantau pelaksanaan pembersihan segala

    sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan kampanye.

    Bagian Kelima

    Persiapan Pemungutan Suara

    Pasal 32

    (1) Paling lambat 15 (lima Belas) hari sebelum dilaksanakan

    pemilihan,panitia pemilihan harus mengajukan permohonan

    persetujuan hari H kepada Bupati Mesuji melalui BPD dengan

    dilampiri keputusan panitia pemilihan tentang Calon Kepala Desa.

    (2) Dalam hal Pemilihan Kepala Desa dilaksanakan secara serentak,

    maka penentuan hari H ditetapkan oleh Bupati.

    (3) Hari H sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan bersamaan

    dengan hari libur atau hari yang diliburkan.

  • 21

    Pasal 33

    (1) Pemungutan suara diselenggarakan pada hari libur atau hari yang

    diliburkan dan dimulai pada pukul 08.00 WIB samapai dengan pukul

    13.00 WIB,apabila jumlah pemilih cukup banyak, maka akhir batas

    pemungutan suara dimusyawarahkan dengan para Calon Kepala

    Desa paling lambat 14.00 WIB.

    (2) Ketentuan waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mengacu

    pada jam dinding yang disediakan oleh panitia panitia pemilihan TPS.

    (3) Apabila pemilihan kepala Desa dilaksanakan lebih dari 1 (satu) TPS,

    maka kehadiran Calon Kepala Desa di TPS ditentukan oleh panitia

    pemilihan,diganti dengan photo yang bersangkutan berukuran 20

    (Dua Puluh) R.

    Pasal 34

    (1) Pemungutan dan penghitungan suara dilaksanakan dengan urutan

    acara sebagai berikut :

    a. Pembukaan oleh Ketua Panitia;

    b. Penunjukan kotak suara dalam keadaan kosong;

    c. Calon Kepala Desa naik keatas panggung dan/atau tempat lain

    yang disediakan oleh panitia pemilih;

    d. Pemungutan suara;

    e. Penandatangan berita acara pemungutan suara;

    f. Penghitungan suara;

    g. Penandatangan berita acara penghitungan suara;

    h. Pengumuman hasil penghitungan suara;

    i. Penutup.

    (2) Rangkaian kegiatan sebelum, selama, sesudah pemungutan suara

    dan penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    dilakukan perekaman dengan alat perekam audio Visual dan/atau

    alat dokumen yang lain yang ditentukan oleh panitia pemilih.

    Pasal 35

    Pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara dilaksanakan di TPS

    dengan ketentuan :

    a. TPS harus sudah disiapkan paling lambat 1 (satu) hari sebelum

    hari pemungutan suara;

    b. Lokasi TPS harus berada di wilayah Desa yang akan

    melaksanakan pemilihan Kepala Desa.

  • 22

    Pasal 36

    Panitia pemilihan pada saat pemungutan dan penghitungan suara wajib

    mengundang Tim pengawas dan undangan lain yang dianggap perlu,

    dengan ditempatkan secara sendiri.

    Pasal 37

    (1) Paling lambat 7 (tujuh) hari kalender sebelum pelaksanaan

    pemungutan suara, panitia pemilihan menyampaikan undangan

    pemilihan Kepala Desa Kepada Pemilih.

    (2) Sebelum undangan disampaikan kepada pemilih, Panitia Pemilihan

    Kepala Desa melaksanakan :

    a. Pengecekan undangan untuk mengetahui jumlah lembar

    undangan,selanjutnya dibuatkan berita acara yang ditanda

    tangani oleh Panitia pemilihan dan calon Kepala Desa;

    b. Undangan di tanda tangani oleh Ketua Panitia Pemilihan dan

    dibubuhi stempel Panitia Pemilihan;

    (3) Penyampai undangan kepada pemilih dilakukan dengan cara :

    a. Harus didampingi oleh oleh Kepala Rukun Keluarga dan saksi

    dari masing-masing Calon kepala Desa.

    b. Setiap undangan yang disampaikan kepada pemilih harus disertai

    dengan tanda terima.

    (4) Bagi penduduk Desa yang namanya tercantum dalam DPT tetapi

    belum menerima undangan, dapat meminta kepada panitia

    pemilihan.

    (5) Bagi penduduk Desa yang namanya tercantum dalam DPT tetapi

    belum menerima undangan, dapat meminta kepada panitia

    pemilihan.

    Bagian Keenam

    Pelaksanaan Pemungutan suara

    Pasal 38

    (1) BPD,Panitia Pemilihan, Calon Kepala Desa dan Saksi masing-masing

    Calon Kepala Desa hadir ditempat pemungutan suara paling lambat

    45 (Empat Puluh Lima) menit sebelum pelaksanaan pemungutan

    suara dimulai.

  • 23

    (2) Pada saat dilaksanakan pemungutan suara, Calon Kepala Desa hadir

    di TPS dan menempati tempat duduk yang disediakan oleh Panitia

    pemilihan.

    (3) Calon Kepala Desa yang tidak dapat hadir di TPS sebagaimana

    dimaksud pada ayat (2), wajib menyampaikan alasan yang dapat

    dipertanggungjawabkan dan kehadirannya digantikan dengan photo

    terbaru yang bersangkutam berwarna ukuran 20 (Dua Puluh) R.

    (4) Gambar atau Photo Calon Kepala Desa penempatannnya harus

    sesuai dengan nomor urut yang ada dalam surat suara.

    (5) Sebelum melaksanakan pemungutan suara, ketua panitia membuka

    secara resmi Pemilihan Kepala Desa dan memberikan penjelasan-

    penjelasan antar lain :

    a. Mengenai tata cara pemungutan suara;

    b. Waktu pelaksanaan pemungutan suara;

    c. Nama Calon Kepala Desa;

    d. Nomor Urut dan gambar Calon Kepala Desa;

    e. Jumlah Hak pilih dan mat pilioh;

    f. Suara sah dan suara tidah sah;

    g. Ketentuan calon terpilih;

    Pasal 39

    Pada saat pemungutan suara dilaksanakan, panitia pemilihan

    berkewajiban menjaminagar tata demokrasi pancasila dapat berjalan

    secara langsung, umum, bebas dan rahasia, jujur dan adil.

    Pasal 40

    (1) Sebelum melaksanakan pemungutan suara,panitia pemilihan

    melakukan kegiatan dengan urutan sebagai berikut:

    a. Panitia pemilihan memanggil saksi-saksi dari masing-masing

    Calon Kepala Desa untuk melaksanakan tugas sesuai yang

    tercantum dalam surat tugas dari Calon Kepala Desa;

    b. Membuka segel kotak suara;

    c. Mengeluarkan surat suara;

    d. Memperlihatkan kepada pemilih dan Calon bahwa kotak suara

    dalam keadaan kosong;

    e. Menutup.mengunci,dan menyegel kotak suara dengan

    menggunakan kertas yang dibubuhi cap atau Stempel panitia

    pemilih;

  • 24

    f. Memperlihatkan Surat Suara kepada Calon Kepala Desa atau

    saksi.

    (2) Para pemilih agar membawa undangan sesuai dengan nama yang

    tertera dalam undangan dan masuk ke pintu TPS sesuai dengan yang

    tertera dalam surat undangan.

    (3) Pada saat masuk kedalam TPS,pemilih agar menyerahkan undangan

    kepada panitia pemilih yang berada dipintu masuk untuk dicocokkan

    dengan DPT.

    (4) Apabila undangan telah sesuai, maka panitia pemilihan memberikan

    1 (satu) lembar surat suara yang telah ditanda tangani oleh Ketua

    Panitia Pemilihan dan dibubuhi cap Panitia Pemilihan.

    (5) Apabila surat suara yang diterima pemilih dalam keadaan cacat atau

    rusak maka pemilih berhak meminta surat suara yang baru setelah

    menyerahkan kembali surat suara yang cacat atau rusak.

    (6) Surat suara yang cacat atau rusak sebagaimana dimaksud pada ayat

    (5) dibuatkan berita acara.

    (7) Setelah pemilih menerima surat sebagaimana dimaksud pada ayat

    (4), pemilih menuju bilik suara untuk menentukan hak pilihnya

    dengan cara mencoblos salah satu gambar atau photo Calon kepala

    Desa sesuai pilihannya dengan menggunakan paku atau alat lain

    yang telah disediakan oleh panitia pemilih.

    (8) Apabila pemilih melakukan pencoblosan tidak menggunakan paku

    atau alat lain yang disediakan oleh pemilih, maka akan

    mengakibatkan surat suara tidak sah.

    (9) Setiap pemilih hanya mempunyai 1 (satu) hak suara dan tidak dapat

    diwakilkan kepada orang lain dengan alasan apapun.

    (10) Setelah pemilih melaksanakan pencoblosan, surat suara dilipat

    kembali sesuai dengan lipatan semula, kemudian dimasukkan

    kedalam kotak surat suara yang telah disediakan, selanjutnya

    pemilih menuju pintu keluar dan mencelupkan sal;ah satu jari

    tangan pada tinta yang telah di sediakan.

    Pasal 41

    (1) Bagi pemilih yang mempunyai halangan fisik dan kesulitan

    menggunakan hak pilihnya, dibantu oleh Panitia Pemilihan dan

    dapat didampingi anggota keluarga.

    (2) Panitia pemilihan dan anggota keluarga yang membantu pemilih

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib merahasiakan pilihan

    pemilih yang bersangkutan.

  • 25

    Bagian Ketujuh

    Persiapan Penghitungan Suara

    Pasal 42

    (1) Tiga puluh menit sebelum pemungutan suara berakhir, Panitia

    Pemilihan mengumumkan :

    a. Pemungutan suara akan segera ditutup;

    b. Kepada BPD, Panitia Pemilihan, Calon Kepala Desa, saksi dan

    pemilih yang belum menggunakan hak pilihnya untuk segera

    menggunakan hak pilihnya;

    c. Apabila pemungutan suara telah ditutup, maka pemilih yang

    belum hadir kehilangan hak pilihnya.

    (2) Apabila pemungutan suara telah mencapai batas waktu yang telah

    ditentukan. Maka pemungutan suara ditutup dan dilanjutkan

    dengan penghitungan suara.

    (3) Setelah pemungutan suara ditutup, panitia pemilihan dan Calon

    Kepala Desa serta saksi menandatangani berita acara pemungutan

    suara, yang menyatakan bahwa pemungutan suara telah berjalan

    aman,tertib,lancar,jujur, dan adil sesuai dengan ketentuan peraturan

    perundang-undangan yang berlaku.

    (4) Setelah berita acara pemungutan suara ditandatangani, ketua panitia

    pemilih memberikan penjelasan kembali mengenai mekanisme

    pelaksanaan penghitungan suara.

    (5) Setelah ketua panitia pemilihan selesai memberikan penjelasan

    sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilanjutkan dengan

    penandatanganan berita acara oleh panitia pemilihan. Tim pengawas

    dan Calon kepala Desa yang isinya :

    a. Kotak suara dalam keadaan utuh baik segel maupun kuncinya;

    b. Penghitungan suara dapat dilaksanakan;

    c. Kesiapan menerima hasil penghitungan suara dan

    menandatangani berita acara hasil penghitungan suara;

    d. Saksi bersedia tidak meninggalkan tempat penghitungan suara

    dari awal penghitungan suara sampai diumumkan hasil

    penghitungan suara oleh ketua panitia.

  • 26

    Bagian Kedelapan

    Pelaksanaan Penghitungan Suara

    Pasal 43

    (1) Sebelum pelaksanaan penghitungan suara, panitia pemilihan

    memeriksa kelengkapan sarana dan prasarana penghitungan suara.

    (2) Panitia pemilihan memanggil saksi dari masing-masing Calon Kepala

    Desa, untuk melaksanakan tugas sesuai yang tercantum dalam surat

    Tugas dari Calon kepala Desa.

    (3) Tim pengawas, panitia pemilihan dan saksi masing-masing calon

    kepala Desa melakukan beberapa hal sebagai berikut :

    a. Menghitung surat suara dalam keadaan tertutup dan

    mencocokkan dengan jumlah undangan yang masuk di depan

    para saksi.

    b. Apabila terjadi selisih atau perbedaan dalam jumlah surat suara

    dan undangan masuk maka diputuskan berdasarkan hasil

    kesepakatan yang telah ditetapkan sebelumnya.

    (4) Apabila jumlah surat suara dan undangan yang masuk terjadi

    selisih, dilakukan penghitungan ulang satu kali lagi dan jika tetap

    terjadi selisih dimusyawarahkan untuk disepakati antara para calon

    yang dituangkan dalam berita acara dengan terlebih dahulu

    berkonsultasi dengan pengawas.

    (5) Dalam hal panitia pemilihan dan saksi telah selesai melaksanakan

    kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dan ayat (4),

    penghitungan suara dilakukan oleh panitia pemilih dengan

    disaksikan oleh saksi masing-masing calon, tim pengawas dan

    masyarakat yang hadir.

    (6) Penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (5), dilakukan

    dengan cara :

    a. Surat suara dibaca satu persatu secara terbuka dihadapan saksi

    dan tim pengawas;

    b. Surat suara yang telah dibaca, dilipat kembali, dipisahkan

    menurut perolehan masing-masing Calon Kepala Desa, termasuk

    surat suara yang tidak sah selanjutnya dimasukan ke kantong

    atau tas plastik atau tempat lain yang telah disediakan oleh

    panitia pemilihan;

    c. Hasil penghitungan suara ditulis pada lembar perolehan suara

    dipapan penghitungan yang telah disediakan oleh panitia

    pemilihan.

    (7) Hasil penghitungan suara yang sah adalah hasil penghitungan suara

    yang tertulis pada lembar perolehan suara dipapan penghitungan

    sebagaiman dimaksud pada ayat (6) huruf c.

  • 27

    (8) Apabila terjadi sesuatu hal yang menyebabkan pelaksanaan

    penghitungan suara tidak dapat dilakukan ditempat yang telah

    ditentukan oleh panitia pemilih karena suatu peristiwa kahar , maka

    panitia pemilihan dapat memindahkan lokasi penghitungan suara

    ditempat lain yang memungkinkan untuk dilakukan penghitungan

    suara dengan suatu berita acara dengan terlebih dahulu

    berkonsultasi dengan tim pengawas.

    Pasal 44

    (1) Setelah penghitungan suara,panitia pemilihan bersama Calon kepala

    Desa dan/atau saksi menandatangani Berita Acara penghitungan

    suara.

    (2) Berita Acara penghitungan suara yang tidak ditanda tangani oleh

    Calon Kepala Desa dan/atau saksi tetap dinyatakan sah.

    (3) Ketau panitia pemilihan mengumumkan berita acara hasil perolehan

    suara untuk masing-masing calon kepala desa.

    (4) Perhitungan suara dinyatakan telah selesai apabila ketua panitia

    pemilihan mengumumkan berita acara hasil perolehan suara

    sebagaimana di maksud dalam ayat (3).

    Pasal 45

    (1) Surat suara dinyatakan tidak sah apabila :

    a. Tidak memakai surat suara yang telah ditentukan;

    b. Tidak terdapat tanda tangan ketua panitia pemilihan atau yang

    mewakili pada surat suara;

    c. Terdapat tanda lain selain tanda yang telah ditetapkan;

    d. Memnerikan suara lebih dari 1 (satu) orang Calon Kepala Desa

    yang berhak dipilih;

    e. Menentukan calon Kepala Desa selain Calon Kepala Desa yang

    telah ditentukan;

    f. Mencoblos surat suara tidak tepat pada bagian kotak/gambar

    yang disediakan di surat suara;

    g. Mencoblos surat suara tidak dengan alat pencoblos yang telah

    disediakan;

    h. Tidak dicoblos sama sekali;

    i. Surat suara dalam keadaan cacat atau rusak;

    (2) Alasan-alasan yang menyebabkan surat suara tidak dijelaskan

    kepada pemilih pada saat berlangsungnya pelaksanaan pemungutan

    suara.

  • 28

    (3) Surat suara dinyatakan sah apabila surat suara yang diterima

    kembali dari pemilih yang telah menggunakan hak pilihnya dalam

    keadaan baik dan didalam salah satu kotak pembatas tanda

    gambar/photo terdapat lubang bekas tusukan/coblosan dengan alat

    pencoblos yang telah ditentukan oleh pemilih.

    Bagian Kesembilan

    Prosedur Laporan Dugaan Pelanggaran Setiap Tahapan Pemilihan Kepala

    Desa

    Pasal 46

    (1) Dalam hal dijumpai permasalahan dan/atau pelanggaran pada setiap

    tahapan Pemilihan Kepala Desa, masyarakat Desa dan/atau Calon

    Kepala Desa melaporkan kepada tim pengawas.

    (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan secara

    tertulis sekurang-kurangnya berisi :

    a. Nama dan alamat pelapor;

    b. Waktu dan tempat kejadian perkara;

    c. Nama dan alamat pelanggar;

    d. Nama dan alamat sakai-saksi;

    e. Uraian kejadian.

    (3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada

    tim pengawas selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender sejak

    terjadinya dugaan pelanggaran.

    Pasal 47

    (1) Tim pengawas mengkaji laporan setiap laporan pelanggaran yang

    diterima .

    (2) Tim pengawas memutuskan untuk menindaklanjuti atau tidak

    menindaklanjuti laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah laporan diterima.

    (3) Dalam hal tim pengawas memerlukan keterangan tambahan dari

    pelapor untuk melengkapi laporan sebagaimana dimaksud pada ayat

    (2), dilakukan paling lambat 14 (empat Belas) hari setelah laporan

    diterima.

    (4) Dalam hal laporan yang bersifat semgketa dan tidak mengandung

    unsur pidana,diselesaikan oleh tim pengawas.

    (5) Dalam hal laporan yang bersifat sengketa mengandung unsur tindak

    pidana, penyelesaiannya diteruskan kepada aparat penyidik.

  • 29

    (6) Tim pengawas memantau perkembangan kasus yang diteruskan

    kepada aparat penyidik.

    (7) Laporan yang mengandung unsur pidana sebagaimana dimaksud

    pada ayat (5) yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap yang

    berakibat Calon terpilih tidak memenuhi persyaratan ditindaklanjuti

    dengan pembatalan calon oleh Bupati.

    BAB V

    CALON KEPALA DESA TERPILIH

    Pasal 48

    Calon kepala Desa dinyatakan terpilih apabila telah memperoleh

    dukungan suara terbanyak.

    BAB VI

    PEMILIHAN KEPALA DESA ULANG

    Pasal 49

    (1) Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) Calon Kepala Desa yang

    memperoleh dukungan suara terbanyak dengan jumlah perolehan

    yang sama, maka pemilihan Kepala Desa diulang dengan pemilihan

    putaran kedua dan hanya diikuti oleh Calon Kepala Desa yang

    mendapat dukungan suara terbanyak dengan jumlah perolehan yang

    sama.

    (2) Pemilihan ulang putaran kedua sebagaimana di maksud pada ayat

    (1), dilaksanakan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender

    sejak penandatangan berita acara penghitungan suara.

    (3) Dalam hal setelah dilaksanakan pemilihan ulang putaran kedua

    masih terdapat perolehan suara terbanyak yang sama, maka

    dilaksanakan putaran selanjutnya, sampai dengan didapatkan calon

    kepala desa yang memperoleh suara terbanyak.

    (4) Pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (3),

    dilaksanakan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak

    penandatanganan berita acara penghitungan suara sebelumnya.

  • 30

    BAB VII

    PENETAPAN CALON KEPALA DESA TERPILIH

    Pasal 50

    (1) Panitia pemilihan melaporkan hasil pemilihan Kepala Desa dilampiri

    berita acara pemungutan Suara dan penghitungan suara kepada BPD

    selambat-lambatnya 2 (dua) hari kalender setelah pelaksanaan

    perhitungan suara.

    (2) Paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah diterimanya laporan dari

    panitia pemilihan, BPD menetapkan Calon Kepala Desa terpilih

    berdasarkan laporan dan berita acara penghitungan suara yang

    disampaikan oleh panitia pemilihan.

    (3) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    panitia pemilihan tidak melaporkan hasil pemilihan kepala

    Desa,maka BPD menetapkan calon kepala Desa terpilih setelah

    berkoordinasi dengan tim pengawas dan Bupati melalui Camat

    setempat.

    (4) Penetapan calon Kepala Desa terpilih sebagaimana di maksud pada

    ayat (2) dan (3) dituangkan dalam keputusan BPD.

    BAB VIII

    PENGESAHAN DAN PELANTIKAN

    Bagian Pertama

    Pengesahan

    Pasal 51

    (1) Paling 3 (tiga) hari kalender sejak ditetapkannya Calon Kepala Desa

    terpilih sebagaimana dimaksud dalam pasal 49 ayat (4), BPD

    mengajukan usul pengesahan kepada Bupati melalui camat dengan

    melampirkan :

    a. Asli dan foto copy keputusan BPD tentang penetapan Calon

    Kepala Desa Terpilih;

    b. Asli dan fotocopy berita acara pelaksanaan Pemilihan Kepala

    Desa.

    c. Asli dan Fotocopy berita acara penghitungan suara;

    d. Foto copy berkas calon Kepala Desa terpilih;

    (2) Setelah dilakukan pemeriksaan secara seksama terhadap usulan

    pengesahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan tidak ditemui

    adanya permasalahan baik sebelum,selama, dan sesudah

    pelaksanaan pemilihan, Bupati dengan keputusan Bupati

  • 31

    mengesahkan pengangkatan Kepala Desa Terpilih selambat-

    lambatnya 15 (lima belas) hari kerja terhitung sejak di

    disampaikannya keputusan BPD tentang penetapan Calon kepala

    Desa terpilih oleh Camat wilayah setempat.

    (3) Apabila BPD tidak mengajukkan usul pengesahan sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1), maka Bupati mengambil alih semua

    permasalahan pemilihan Kepala Desa termasuk penetapan Calon

    Terpilih setelah mempertimbangkan masukan dari tim pengawas,

    panitia pemilihan dan camat.

    (4) Apabila dalam 7 (tujuh) hari kalender setelah pemungutan dan

    penghitungan suara,panitia pemilihan tidak melaporkan kepada BPD

    dan BPD tidak mengajukan usulan pengesahan Kepala Desa terpilih

    kepada Bupati melalui Camat, maka Bupati mengambil alih semua

    pelaksanaan pemilih dan menetapkan keputusan.

    Bagian Kedua

    Pelantikan

    Pasal 52

    (1) Kepala Desa terpilih dilantik selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari

    kalender, setelah diterbitkannya keputusan Bupati.

    (2) Pelantikan kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat

    dilaksanakan di Desa tempat pemilihan dihadapan masyarakat atau

    tempat lain yang ditunjuk oleh Bupati.

    (3) Sebelum memangku jabatannya, Kepala Desa mengucapkan

    sumpah/janji.

    (4) Bunyi Sumpah/janji Kepala Desa adalah sebagai berikut :

    "Demi Allah (Tuhan), saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan memenuhi kewajiban saya selaku Kepala Desa dengan sebaik-

    baiknya, sejujur-jujurnya, dan seadil-adilnya; bahwa saya akan selalu taat dalam mengamalkan dan mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara; dan bahwa saya akan menegakkan kehidupan demokrasi dan Undang-Undang Dasar 1945 serta melaksanakan segala Peraturan Perundang-undangan dengan selurus-lurusnya yang berlaku bagi Desa, Daerah, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia".

    Pasal 53

    Pengucapan sumpah/janji dan pelantikan kepala Desa sebagaimana dimaksud pada pasal 52, kepala desa yang akan dilantik menggunakan pakaian Dinas Upacara (PDU) berwarna putih lengkap dengan atribut.

  • 32

    BAB IX

    MASA JABATAN

    Pasal 54

    Masa jabatan kepala Desa adalah 6 (Enam) tahun terhitung sejak tanggal

    pelantikan dan dapat dipilih kembali hanya untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.

    BAB X BIAYA PEMILIHAN KEPALA DESA

    Pasal 55

    (1) Biaya pemilihan kepala Desa dibebankan kepada anggaran

    pendapatan dan belanja daerah kabupaten Mesuji dan Anggaran

    pendapatan dan belanja Desa setempat.

    (2) Besaran biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan

    dengan kemampuan keuangan daerah dan/atau Desa.

    (3) Dalam hal biaya pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    belum mencukupi pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa, Panitia

    Pemilihan dapat meminta bantuan dan/atau sumbangan pihak

    ketiga yang sifatnya tidak mengikat.

    (4) Besaran biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disesuaikan

    secara rasional dengan kekurangan kebutuhan biaya pelaksanaan

    pemilihan Kepala Desa.

    (5) Panitia Pemilihan menetapkan besaran rencana biaya pemilihan dan

    disampaikan kepada BPD untuk mendapatkan persetujuan.

    (6) Biaya pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (3)

    diarahkan penggunaannya untuk honorarium panitia pemilihan,

    biaya administrasi, pengadaan bahan cetakan dan bahan-bahan

    administrasi lainnya disesuaikan dengan kebutuhan yang akan

    digunakan dalam pelaksanaan pemilihan kepala Desa.

    (7) Biaya pemilihan dilarang dibebankan kepada Calon Kepala Desa

    dengan alasan apapun.

    BAB XI

    PEMBERHENTIAN SEMENTARA DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

    Pasal 56

    (1) Kepala Desa berhenti karena: a. meninggal dunia; b. atas permintaan sendiri;

    c. diberhentikan.

  • 33

    (2) Kepala Desa diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    huruf c karena: a. berakhir masa jabatannya dan telah dilantik menjadi pejabat

    yang baru;

    b. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap secara berturut-turut selama 6 (enam) bulan;

    c. tidak lagi memenuhi syarat sebagai Kepala Desa; d. dinyatakan melanggar sumpah/janji jabatan; e. tidak melaksanakan kewajiban Kepala Desa; dan/atau

    f. melanggar larangan bagi Kepala Desa.

    Pasal 57

    (1) Usul pemberhentian Kepala Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat (1) huruf a, huruf b dan ayat (2) huruf a dan huruf b diusulkan oleh pimpinan BPD kepada Bupati melalui Camat

    berdasarkan keputusan musyawarah BPD.

    (2) Paling lambat 2 (dua) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan

    Kepala Desa, BPD mengusulkan pemberhentian kepala Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 58 ayat (2) huruf a.

    (3) Apabila 2 (dua) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan kepala Desa,BPD belum mengusulkan pemberhentian kepala desa

    sebagaimana dimaksud dalam pasal 58 ayat (2) huruf a, maka bupati memberhentikan dengan hormat kepala Desa dengan keputusan

    Bupati, terhitung mulai berakhirnya masa jabatan.

    (4) Usul pemberhentian Kepala Desa sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 51 ayat (2) huruf c, huruf d, huruf e dan huruf f disampaikan oleh BPD kepada Bupati melalui camat berdasarkan keputusan musyawarah BPD yang dihadiri 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota

    BPD.

    (5) Pengesahan pemberhentian Kepala Desa sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan keputusan Bupati paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak usulan diterima.

    (6) Sejak usulan pemberhentian Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Bupati mengangkat penjabat kepala Desa.

    (7) Kepala Desa yang tidak dapat menjalankan tugas, wewenang dan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 ayat (2) huruf b

    dikarenakan sakit sampai dengan 6 (enam) bulan berturut-turut, maka atas usul Camat sebagaimana dimaksud dalam pada ayat (1),

    Bupati dapat menunjuk Sekretaris Desa atau perangkat desa lainnya sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Desa.

    (8) Apabila berdasarkan keterangan dokter atau Tim penguji kesehatan,

    kepala desa sebagaimana dimaksud dalam pada ayat (3) belum dapat

    menjalankan tugas, wewenang dan kewajibannya, maka atas usul BPD, Bupati dapat memberhentikan yang bersangkutan dari jabatannya dan menetapkan Penjabat Kepala Desa.

    Pasal 58

    (1) Kepala Desa diberhentikan sementara oleh Bupati tanpa melalui

    usulan BPD apabila dinyatakan berstatus tersangka karena diduga melakukan tindak pidana korupsi, tindak pidana terorisme, dan/atau tindak pidana terhadap keamanan Negara.

  • 34

    (2) Kepala Desa diberhentikan oleh Bupati tanpa melalui usulan BPD

    apabila terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap

    Pasal 59

    (1) Kepala Desa yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud

    dalam Pasal 56 ayat (1) dan Pasal 57 setelah melalui proses peradilan ternyata terbukti tidak bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, paling lama 30 (tiga

    puluh) hari sejak ditetapkan putusan Pengadilan, Bupati harus merehabilitasi dan/atau mengaktifkan kembali Kepala Desa yang

    bersangkutan sampai dengan akhir masa jabatan.

    (2) Apabila Kepala Desa yang diberhentikan sementara sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) telah berakhir masa jabatannya Bupati hanya merehabilitasi Kepala Desa yang bersangkutan.

    Pasal 60

    Apabila Kepala Desa diberhentikan sebagaimana dimaksud pada pasal 60 ayat (2), Bupati mengangkat Penjabat Kepala Desa dengan tugas

    pokok menyelenggarakan pemilihan Kepala Desa paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

    Pasal 61

    (1) Tindakan penyidikan terhadap kepala Desa, dilaksanakan setelah

    adanya perseyujuan tertulis dari Bupati.

    (2) Dalam hal persetujuan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    tidak diberikan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sejak

    diterimanya permohonan, proses penyidikan dapat dilakukan.

    (3) Hal-hal yang dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) adalah :

    a. Tertangkap tangan melakukan tindak pidana;

    b. Diduga telah melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam

    dengan pidana mati;

    c. Tindakan penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

    diberitahukan secara tertulis oleh atasan penyidik kepada bupati

    paling lama 3 (tiga) hari sejak dimulainya penyidikan.

    Pasal 62

    (1) Bagi Kepala Desa yang tidak dapat menjalankan tugas,wewenang,

    dan kewajibannya karena sakit tau mengalami kecelakaan dalam

    menjalankan tugasnya sampai dengan 6 (enam ) bulan berturut-

  • 35

    turut, maka Bupati menunjuk sekretaris Desa untuk menjalankan

    wewenang,hak dan kewajiban Kepala Desa atas saran dari Camat

    dan BPD.

    (2) Apabila setelah 6 (enam) bulan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

    dan berdasarkan surat keterangan dokter dari Rumah Sakit yang

    ditunjuk, yang menyatakan bahwa Kepala Desa dimaksud belum

    dapat menjalankan tugas, wewenang dan kewajibannya, maka Bupati

    memberhentikan yang bersangkutan dengan mempertimbangkan

    saran dari Camat dan pimpinan BPD dan menetapkan Penjabat

    Kepala Desa.

    BAB XII

    PENGANGKATAN PENJABAT KEPALA DESA

    Pasal 63

    (1) Pengangkatan Penjabat Kepala Desa harus memperhatikan aspirasi

    masyarakat desa setempat yang diusulkan oleh BPD berdasarkan

    hasil keputusan musyawarah yang dihadiri sekurang-kurangnya 2/3

    (dua per tiga) dari jumlah anggota BPD yang dituangkan dalam

    bentuk keputusan BPD.

    (2) Keputusan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lambat 2

    (dua) bulan, sebelum berakhirnya masa jabatan telah disampaikan

    kepada Bupati melalui Camat.

    (3) Apabila 2 (dua) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan Kepala

    Desa, BPD tidak mengusulkan Penjabat Kepala Desa dan/atau tidak

    ada kesepakatan untuk mengusulkan Penjabat Kepala Desa kepada

    Bupati melalui Camat, maka camat mengambil alih kewenangan

    mengusulkan pengangkatan Penjabat Kepala Desa.

    (4) BPD dapat mengusulkan Penjabat Kepala Desa yang berasal dari PNS

    pada sekretariat kecamatan, Perangkat Desa, Tokoh Masyarakat,

    atau masyarakat desa setempat yang dinilai mampu melaksanakan

    tugas dan kewajiban sebagai penjabat Kepala Desa.

    (5) Masa jabatan Penjabat Kepala Desa sebagaimana dimaksud pad ayat

    (1), paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal pelantikan

    atau sampai dengan dilantiknya Kepala Desa definif, kecuali bagi

    yang bermasalah secara hukum.

    (6) Penjabat Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dalam

    hal Kepala Desa terpilih belum dilantik dapat diperpanjang kembali

    paling lama 6 (Enam) bulan,kecuali bagi yang bermasalah secara

    Hukum.

  • 36

    BAB XIII

    SANKSI

    Pasal 64

    Setiap orang yang terbukti melakukan pelanggaran terhadap ketentuan

    yang berlaku bagi Pemilihan Kepala Desa sebagaimana diatur dalam

    Peraturan Bupati untuk kepentingan salah satu Calon Kepala Desa atau

    untuk kepentingan pribadi atau golongan dan dikenakan sanksi sesuai

    dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    BAB XIV

    PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

    Pasal 65

    (1) Camat melaksanakan pembinaan dan pengawasan Pemilihan Kepala

    Desa dengan mengkoordinasi kepad Bupati melalui Tim pengawas

    kabupaten.

    (2) Dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1), camat mempunyai tugas:

    a. Membentuk tim pembina dan pemantau pemilihan kepala Desa

    tingkat kecamatan dengan anggota terdiri dari unsur-unsur

    kecamatan, Koramil dan Polsek wilayah setempat;

    b. Mensosialisasikan dan memberikan pembekalan kepada panitia

    pemilihan di wilayahnya;

    c. Memfasilitasi penyelesaian permasalahan yang timbul dalam

    pelaksanaan pemilihan Kepala Desa dengan terlebih dahulu

    berkonsultasi pada Bupati.

    (3) Melaporkan Hasil pelaksanaan Pemilihan Kepada Bupati.

    BAB XV

    KETENTUAN LAIN

    Pasal 66

    Contoh denah lokasi, bentuk format dan tata cara pengisian yang

    berkaitan dengan pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa, sebagaimana

    tercantum dalam lampiran keputusan ini yang merupakan bagian yang

    tidak terpisahkan dengan peraturan Bupati ini.

  • 37

    BAB XVI

    KETENTUAN PERALIHAN

    Pasal 67

    (1) Dengan berlakunya peraturan Bupati ini, maka pelaksanaan

    pemilihan,pengesahan, pengangkatan, pelantikan dan pemberhentian

    Kepala Desa yang masa jabatannya berakhir pada bulan Januari

    2013 pelaksanaannya ditunda sampai dengan Peraturan Bupati ini

    diundangkan.

    (2) Dengan berlakunya peraturan Bupati ini, maka segala Peraturan

    yang mengatur tentang Tata Cara Pemilihan, Pengesahan,

    Pengangkatan, Pelantikan, dan pemberhentian Kepala Desa Serta

    Pengangkatan Penjabat Kepala Desa di cabut dan dinyatakan tidak

    berlaku.

    BAB XVII

    KETENTUAN PENUTUP

    Pasal 68

    Peraturan Daerah ini berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

    Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Mesuji.

    Ditetapkan di Mesuji

    pada tanggal 23 Mei 2013

    BUPATI MESUJI,

    KHAMAMI

    Diundangkan di Mesuji

    pada tanggal 23 Mei 2013 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MESUJI,

    AGUS SALIM

    BERITA DAERAH KABUPATEN MESUJI TAHUN 2013 NOMOR 22