Upload
zulham-gates
View
223
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
eefef
Citation preview
PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAUNIT PLTP LAHENDONG
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Indonesia sebagai negara berkembang yang dikaruniai kekayaan alam yang
berlimpah ruah yang tersebar di belasan ribu pulau, baik yang tersimpan di atas
daratan, di dalam lautan, maupun di bawah kulit bumi. Di antara kekayaan alam
itu, terdapat sumber-sumber energi primer dengan potensi yang cukup besar
antara lain tenaga air, batu bara, minyak bumi, gas alam, panas bumi dan lain-lain.
Selain itu kondisi geografis menjadi alasan dibangunnya pusat-pusat listrik
sehingga terciptanya suatu pembangunan nasional. Dalam hal ini salah satu
energi yang sangat menunjang dalam era globalisasi saat ini adalah energi listrik.
Energi listrik dapat di produksi dari bahan tambang seperti batubara,
uranium, dan masih banyak yang lainnya. Akan tetapi dengan menggunakan
bahan tambang secara terus-menerus dapat menyebabkan sumber energi fosil akan
berangsur-angsur habis dan butuh waktu yang sangat lama untuk diperbaharui
sehingga dalam waktu singkat kita akan mengalami krisis energi. Oleh karena itu,
untuk mencegah kemungkinan tersebut kita perlu memanfaatkan suatu energi
yang dapat diperbaharui (renewable energy) yang sifatnya terus-menerus dan
tidak memerlukan waktu yang lama. Energi tersebut dapat berupa energi air,
matahari, angin, pasang surut, panas bumi dan lain-lain.
Keadaan geografis yang terletak di daerah sekitar pegunungan merapi
memiliki potensi tenaga uap panas bumi. Dimana daerah di sekitar pegunungan
merapi tersebut akan menghasilkan uap panas bumi sehingga energinya dapat
diubah menjadi energi potensial. Hal inilah yang dapat menjadi dasar pemikiran
sehingga dimanfaatkan potensi tenaga panas bumi dari daerah sekitar gunung
merapi untuk menggerakkan suatu alat yang dapat mengubah energi potensial
menjadi energi listrik.
Laporan Praktek Kerja Lapangan 1
PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAUNIT PLTP LAHENDONG
Dengan adanya sumber-sumber energi primer yang potensial di berbagai
tempat maka sumber-sumber energi primer tersebut dapat mendukung
pembangunan pembangkit energi listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang
memberikan peningkatan perekonomian dan perindustrian di suatu daerah
khususnya di Sulawesi Utara.
Pembangkitan energi listrik merupakan kegiatan yang berlangsung 24 jam
per hari selama tujuh hari dalam sepekan karena energi listrik harus tersedia setiap
hari. Untuk bisa melaksanakan hal ini diperlukan manajemen pembangkitan yang
baik. Secara garis besar manajemen pembangkitan meliputi manajemen
pemeliharaan yang terutama menyangkut pengadaan suku cadang dan
pelaksanaan pemeliharaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka kami sebagai peserta Praktek Kerja
Lapangan (PKL) di PLTP Lahendong Unit 2 berinisiatif mengambil judul tentang
“ Manajemen Pemeliharaan Pembangkit ”.
1.2 BATASAN MASALAH
Adapun yang menjadi batasan masalah dalam laporan Praktek Kerja
Lapangan ini adalah sebagai berikut :
1. Akan dibahas mengenai pemeliharaan berikut jenis-jenisnya
2. Kegiatan proses bisnis pembangkitan.
3. Persiapan dalam menjalankan proses bisnis pembangkit
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT KERJA PRAKTEK
Adapun tujuan dan manfaat Praktek Kerja Lapangan adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui manajemen pemeliharaan pembangkitan.
2. Untuk mengetahui proses bisnis pembangkitan yang meliputi kesiapan
unit pembangkit berupa Work and Plan Management
3. Mengetahui langkah-langkah operasional yang efektif dan efisien guna
pencapaian target kinerja operasioanal pembangkit.
4. Agar peserta Praktek Kerja Lapangan dapat melengkapi jumlah sks pada
semester VII yang merupakan syarat kelulusan.
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2
PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAUNIT PLTP LAHENDONG
1.4 TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN
Kerja praktek ini dilaksankan pada PT. PLN (Persero) Sektor Lahendong
Unit Pusat Listrik Tenaga Air Lahendong dari tanggal 22 Juli 2014 sampai dengan
22 september 2014.
1.5 METODE PENULISAN
Dalam mendapatkan data dan informasi guna penyusunan Laporan Praktek
Kerja Lapangan di PT. PLN (Persero) Sektor Lahendong Unit PLTP Lahendong,
penulis menggunakan metode penulisan sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN, terdiri dari : Latar Belakang, Batasan
Masalah, Tujuan dan Manfaat Praktek Kerja Lapangan,
Tempat dan Waktu Pelaksanaan, Metode Penulisan dan
Metode Pengambilan Data.
BAB II : TINJAUAN PERUSAHAAN, terdiri dari : Sejarah Singkat
Unit PLTP Lahendong, Sumber Dana Pembangunan, Visi dan
Misi Unit PLTP Lahendong, Peta Lokasi Unit PLTP
Lahendong, dan
Struktur Organisasi Unit PLTP Lahendong
BAB III : TINJAUAN UMUM, terdiri dari Bagian-bagian Utama
Sistem Pembangkit Unit PLTP Lahendong dan Komponen-
komponen Pendukung Sistem Pembangkit Unit PLTP
Lahendong
BAB IV : PEMBAHASAN, terdiri dari Manajemen Pemeliharaan
Pembangkit pada Unit PLTP Lahendong, Kegiatan Proses
Bisnis Pembangkitan, Persiapan dalam Menjalankan Proses
Bisnis Pembangkit serta Identifikasi resiko.
BAB V : PENUTUP, terdiri dari Kesimpulan serta Saran
Laporan Praktek Kerja Lapangan 3
PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAUNIT PLTP LAHENDONG
1.6 METODE PENGAMBILAN DATA
Metode ini dimaksudkan untuk memperoleh data-data yang merupakan
gambaran nyata yang terjadi pada PLTP Lahendong dengan cara :
1. Peninjauan pustaka yang merupakan data tertulis dari laporan ini
dengan membaca buku-buku manual, referensi laporan, dan berbagai
buku yang berhubungan dengan penyusunan laporan ini.
2. Pembuatan langsung hasil job card perawatan mingguan untuk
memperoleh informasi mengenai Work Order yang telah dikerjakan di
lapangan.
3. Wawancara untuk mendapatkan informasi data yang diperlukan dengan
mengadakan wawancara langsung dengan narasumber (pengawas
lapangan dan karyawan PLTP Lahendong) yang memberikan
penjelasan dan data yang berhubungan dengan objek penulisan dalam
laporan ini.
Laporan Praktek Kerja Lapangan 4
PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAUNIT PLTP LAHENDONG
BAB II
PROFIL UNIT PLTP LAHENDONG
2.1 SEJARAH SINGKAT UNIT PLTP LAHENDONG
Proyek PLTP Lahendong adalah salah satu proyek dilingkungan PT. PLN
(Persero). Proyek pembangunan PLTP Lahendong unit 1 dimulai sejak tahun
1996, COD 21 agustus 2001. Proyek pembangunan PLTP Lahendong Unit 2
dimulai sejak tahun 2006, COD sejak 17 Juni 2007. Dikerjakan oleh kontaktor
suitomo dengan dana pinjaman dari ADB 1982-INO. Proyek pembangunan PLTP
Lahendong Unit 3 dimulai sejak tahun 2007,COD sejak 7 April 2009. Dikerjakan
oleh kontraktor Sumitomo dengan dana pinjaman JBIC IP 452. Proyek
pembangunan PLTP Lahendong unit 4 dimulai sejak tahun 2010, COD sejak 23
Desember 2011. Dikerjakan oleh kontraktor Sumitomo dengan dana pinjaman
dari ADB 1982-INO. Proyek ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan akan listrik
di kota Tomohon serta industri yang berkembang seperti dan perusahaan besar
lainnya yang terletak di kota manado.
Proyek PLTP Lahendong dibangun untuk meningkatkan penyediaan
produksi tenaga non-BBM di Sulawesi Utara yaitu dengan memanfaatkan energi
uap panas bumi yang diginakan PLTP Lahendong untuk memproduksi tenaga
listrik dari yang disuplai oleh PT Pertamina lalu di distribusikan ke pembangkit
listrik panas bumi PLTP Lahendong. PLTP Lahendong terdiri dari empat unit
pembangkit dengan kapasitas 4 x 20 MW.
Tenaga listrik yang diproduksi oleh PLTP Lahendong dan akan disalurkan
melalui jaringan transmisi 150 KV, ke sistem Interkoneksi Minahasa - Gorontalo.
Adapun tahap-tahap pelaksanaan proyek pembangunan PLTP Lahendong
adalah sebagai berikut :
1. Studi kelayakan yang dilaksanakan JICA (Japan International
Corporation Agency) pada tahun 1976 – 1977
Laporan Praktek Kerja Lapangan 5
PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAUNIT PLTP LAHENDONG
2. Tahap perencanaan dasar, dimulai pada tahun 1977 – 1981 yang
dilaksanakan oleh NEWJEC.
3. Awal pembangunan fasilitas lapangan pada Juli 1981
4. Studi analisa dampak lingkungan oleh pusat studi lingkungan (PSL)
UNHAS.
5. Perencanaan detail, tahun 1982 – 1984
6. Ganti rugi dan pemukiman kembali, tahun 1982 - 1984
7. Persiapan dokumen tender, tahun 1984 – 1985
8. Penawaran pekerjaan utama, tahun 1984- 1987
9. Awal pembangunan pekerjaan utama, bulan April 1987
10. Pengujian individual, bulan Oktober 1990
11. Commissioning test, bulan Oktober 1990
12. Pengujian Operasi komersial, tanggal 17 Desember 1990
13. Peresmian sinkronisasi oleh Mentamben Ir. Drs. Ginanjar
Kartasasmita, Tanggal 22 Desember 1990
14. Peresmian operasi oleh presiden Soeharto, tanggal 13 Mei 1991
2.2 SUMBER DANA PEMBANGUNAN
Pendanaan untuk proyek PLTP LAHENDONG diperoleh dari pinjaman
lunak badan kerjasama ekonomi jepang, OECF (Overseas Ekonomic Cooperating
Fund) dimana pinjaman ini di bagi dalam dua tahap yaitu :
1. Pinjaman tahap I, dipergunakan untuk pembangunan sipil utama dan
pekerjaan metal serta pekerjaan persiapan.
2. Pinjaman tahap II, dipergunakan untuk pembangunan peralatan
elektromekanik dan gardu induk serta jaringan transmisi.
Adapun rinciannya sebagai berikut :
Tabel 1.1 Rincian anggaran PLTP Lahendong
No Uraian Rupiah Valuta asing Jumlah
Laporan Praktek Kerja Lapangan 6
PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAUNIT PLTP LAHENDONG
(juta) (juta yen) (Ribu us)
1.
Pinjaman OECF IP-257
a. Pekerjaan sipil utama dan
metal
b. Pekerjaan persiapan
34.513
68.046
5.984
15.450
120.401
130.702
Jumlah 1 102.559 21.464 251.105
No Uraian Rupiah(juta)
Valuta asing(juta yen)
Jumlah(Ribu us)
2
Pinjaman OECF IP-271
a. Pekerjaan
elektromekanik
b. Pekerjaan gardu induk
dan jaringan transmisi
5.181
12.490
10.78354.248
17.843
Jumlah 2 17.671 10.783 17.172
Jumlah total (1+2) 102.230 32.247 232.232
Data diperoleh dari laporan estimasi biaya proyek oleh NEWJEC pada
bulan September 1988, dengan nilai sebagai berikut :
a. Pinjaman OECF 257…1 US = Yen 230 = Rp 650,-
b. Pinjaman OECF 271…1 US = Yen 230 = Rp 700,-
2.3 VISI DAN MISI PERUSAHAAN
Laporan Praktek Kerja Lapangan 7
PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAUNIT PLTP LAHENDONG
Visi Perusahaan
Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul
dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.
Misi Perusahaan
Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain terkait, berorientasi pada
kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
Laporan Praktek Kerja Lapangan 8
PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAUNIT PLTP LAHENDONG
2.4 PETA LOKASI PLTP LAHENDONG
Laporan Praktek Kerja Lapangan 9
PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAUNIT PLTP LAHENDONG
Gambar 2.1 Peta Lokasi PLTP Unit 1 & 2 , 3 & 4 Lahendong
2.5 STRUKTUR ORGANISASI UNIT PLTP LAHENDONG
Laporan Praktek Kerja Lapangan 10
PT. PLN (PERSERO) WIL. SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAPLTP LAHENDONG
BAB III
TINJAUAN UMUM
3.1 PERALATAN UTAMA UNIT PLTP LAHENDONG
Untuk memperoleh uap kering yang cukup untuk memutar turbin maka
ada peralatan utama yaitu separator demister yaitu sebagai pemisah uap basah
menjadi uap kering, kemudian dialirkan dan diproses hingga nantinya dapat
digunakan sebagai tenaga untuk memutar turbin.
3.1.1 Separator Demister
Separator demister PLTP Lahendong berfungsi untuk memisahkan moisture
yang terkandung dalam uap, sehingga diharapkan uap bersih yang akan masuk ke
dalam Turbin.
Gambar 3.1 Separator Demister Unit 2
Separator PLTP Lahendong dilengkapi dengan katup utama steam dan main
stop valve yang berfungsi sebagai menutup jalannya masuk uap ke separator
demister apabila separator demister bermasalah.
Merupakan saluran air menuju penstock dengan diameter 4,5 m dan panjang
6,1 km. Terbuat dari lingkaran beton bertulang.
Laporan Praktek Kerja Lapangan 11
PT. PLN (PERSERO) WIL. SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAPLTP LAHENDONG
3.1.2 Kondensor
Spefikasi Kondensor :
Serial Number : K1B58614G30
Type : Direct contact spray
Steam Flow (gas) : 143210 kg/h
Circulating water flow : 2510 m3/h
Circulating water temp : 1000 Rpm
Manufactured : 2006
Made in : Japan
Spesifikasi Main Kondensor Pump :
Name : Hot Well Pump
Type : UDE - VB (Vertival pit barrel type centrifugal)
Year of Design : 2006
Capacity : 2510 m3/h
Speed : 1000 Rpm
Driver : 250 kW
Made in : Japan
Laporan Praktek Kerja Lapangan 12
PT. PLN (PERSERO) WIL. SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAPLTP LAHENDONG
Gambar 3.7 Main Kondensor Pump A
3.1.3 Primary Auxiliary Cooling Water Pump
Spesifikasi Kondensor Pump :
Serial No : 0607J258DS2
Type : MLA9250B
Manufacture : 2006
Output : 45 kW
Poles : 4
Speed : 1465
Class Insulation : F
Made in : Fuji Electric System Co, Ltd
Laporan Praktek Kerja Lapangan 13
PT. PLN (PERSERO) WIL. SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAPLTP LAHENDONG
Gambar 3.8 Primary Auxiliary Cooling Pump
3.1.4 Secondary Auxiliary Cooling Pump
Spesifikasi Kondensor Pump :
Serial No : 0608D000651
Type : MLA6187A
Manufacture : 2006
Output : 16,6 kW
Poles : 4
Speed : 1460
Class Insulation : F
Made in : Fuji Electric System Co, Ltd
Gambar 3.9 Secondary Auxiliary Cooling Pump
3.1.5 Turbin Uap
Turbin uap yang prinsip kerjanya adalah mengubah energi kinetik uap
menjadi tenaga mekanik (putar).
Spesifikasih Turbin
Type : Single Casing Condensing reaction
Rated Output : 20.000 kW
Inlet Steam Pressure : 8,35 bar abs
Inlet Steam Temperature : 172,2 EC
Exhaust Pressure : 0,115 bar abs
Laporan Praktek Kerja Lapangan 14
PT. PLN (PERSERO) WIL. SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAPLTP LAHENDONG
Rated Speed : 3000 rpm
Number of blading stage : Reaction stage 9
Manufacture : Fuji Electric System Co. Ltd
Bagian–bagian turbin uap meliputi :
1. Bearing [bantalan], jenis bearing pada turbin adalah turbin bearing
yang berfungsi menahan vibrasi dan sebagai penahan poros
2. Gland Packing, adalah bagian turbin yang berfungsi sebagai
penyekat untuk menahan apabila terjadi kebocoran baik kebocoran
uap maupun kebocoran oli.
3. Labyrith Ring, adalah bagian turbin yang mempunyai fungsi sama
dengan gland packing, yaitu menyekat apabila terjadi kebocoran
baik uap ataupun oli.
4. Turbine Casing, Adalah komponen yang berfungsi untuk menutup
serta melindungi bagian-bagian atas turbin
5. Turbine Rotor, Adalah komponen turbin yang berputar terdiri atas
poros, sudu turbin, atau deretan sudu yang disebut stasionary blade
dan moving blade.
6. Blade LPS [Low Pressure Stage], adalah beberapa sudu yang
berfungsi menerima dan merubah dan merubah energi tekanan uap
rendah yang masuk menjadi energi kinetik yang akan memutar
generator.
7. Reaction Stage, adalah untuk meminimalisir rugi-rugi kebocoran
pada ujung blade, sirip pada turbin mendempol di casing atau rotor,
membandingkan ke permukaan silinder dari selubung ring. untuk
mengurangi kebocoran dari uap,permukaan silinder dari selubung
ring sudah melangkah.
Laporan Praktek Kerja Lapangan 15
PT. PLN (PERSERO) WIL. SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAPLTP LAHENDONG
Gambar 3.10 Turbin Blade
Alat-alat bantu turbin uap meliputi :
3.1.6 Generator
Generator berfungsi untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.
Konstruksi generator dengan turbin terhubung langsung melalui kopling untuk
menyambungkan antara ujung poros generator dengan poros turbin sehingga
kecepatan putaran poros dan turbin sama dengan kecepatan poros generator yang
selanjutnya diubah menjadi energi listrik.
Spesifikasi teknik generator PLTP Lahendong adalah sebagai berikut :
Type : Poros tegak, generator sinkron
Tegangan : 11 KV
Kuat arus : 3.674 KVA
Daya keluaran : 70000 KVA
Frekuensi : 50 Hz
Faktor Kerja : 0,8 Lagging
Laporan Praktek Kerja Lapangan 16
PT. PLN (PERSERO) WIL. SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAPLTP LAHENDONG
Putaran sinkron : 5000 rpm
kelas isolasi : B
Tegangan Eksitasi : 245 V
Arus eksitasi : 712 A
Pabrik pembuat : Fuji Electric Systems Co. Ltd 2006
Gambar 3.12 Rotor
Gambar 3.13 Stator
Laporan Praktek Kerja Lapangan 17
PT. PLN (PERSERO) WIL. SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAPLTP LAHENDONG
Gambar 3.14 Casing Generator
Adapun bagian–bagian generator sebagai berikut :
1. Rotor merupakan bagian yang berputar dari generator. Kumparan
rotor diberikan eksitasi dengan tegangan arus dc kemudian dengan
bantuan tenaga air melalui turbin yang di kopel langsung dengan
rotor maka rotor berputar dan terjadilah tegangan induksi ke stator.
2. Stator, adalah bagian yang tidak bergerak yang sekaligus menjadi
body generator. stator berupa kumparan jangkar yang berbahan
tembaga .
3. Bearing, merupakan pendukung poros generator yang dilengkapi
dengan sistem pelumasan. Adapun letak-letak bearing tersebut
antara lain:
a. Upper bearing, berfungsi menahan pergerakan ke kiri dan ke
kanan poros yang terdapat di atas generator
b. Thrust bearing, berfungsi menahan generator agar tidak
bergerak aksial.
c. Lower bearing, berfungsi menahan pergerakan aksial yang
terdapat di bawah generator
Laporan Praktek Kerja Lapangan 18
PT. PLN (PERSERO) WIL. SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAPLTP LAHENDONG
4. Rem dan dongkrak, rem berfungsi untuk menghentikan putaran
generator sedangkan dongkrak berfungsi menaikkan generator pada
saat dilakukan pemeriksaan unit
3.1.7 Transformator
Trafo merupakan alat listrik yang berfungsi untuk menaikkan dan
menurunkan tegangan. Trafo utama untuk menaikkan tegangan keluaran
generator. Unit PLTP Lahendong memiliki spesifikasi trafo yang digunakan
adalah :
1. Untuk trafo unit 1
Jenis Tipe : TTUB/3000
Serial Number : A.9715212
Standard : IEC 60076
Frekuensi : 50 Hz
Daya : 70 MVA
Tegangan : 11/150 KV
Metode pendinginan : Oil Natural Air Forced (ONAF)
Jumlah : 1 unit
Pabrik pembuat : UNINDO
Tahun Pembuatan : 1997
Gambar 3.13 Trafo unit 1
Laporan Praktek Kerja Lapangan 19
PT. PLN (PERSERO) WIL. SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAPLTP LAHENDONG
2. Untuk trafo unit 2
Type : ORS 25/275
Serial Number : 06P0024
Standard : IEC 60076
Frekuensi : 50 Hz
Daya : 70 MVA
Tegangan : 11/150 KV
Metode pendinginan : Oil Natural Air Natural (ONAN)
Jumlah : 1 unit
Pabrik pembuat : P.T. PAUWELS TRAFO ASIA
Tahun Pembuatan : 2006
Gambar 3.14 Trafo unit 2
Bagian-bagian trafo :
1 Inti besi, sirkuit magnetik dibuat dari besi silicon (grain oriented
Silicon Steel) dan membentuk rangkaian magnetis tertutup
2 Belitan, dibuat dari tembaga atau aluminium berisolasi dan
berkonduktivitas tinggi dan terendam minyak. Antara belitan dan
Laporan Praktek Kerja Lapangan 20
PT. PLN (PERSERO) WIL. SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAPLTP LAHENDONG
tangki bawah dibatasi dengan sekat sebagai tumpuan belitan
sekaligus sebagai isolator. Bentuk belitan adalah konsentris
3 Sendapan, dilakukan sedemikian rupa sehingga kokoh dan dapat
dioperasikan melalui pengatur-pengatur posisi. Sendapan dipasang
dibagian luar tangki trafo dan dapat dioperasikan dalam keadaan
bertegangan tanpa beban. Sendapan dipasang terendam minyak
trafo.
4 Busing, terdiri dari 2 macam yaitu bushing tegangan primer yang
dibuat dari porselen dengan jarak rambat minimum 430 m,
sedangkan bushing yang lain yaitu bushing tegangan sekunder yang
dibuat dari porselin, dimana dilengkapi dengan terminal untuk
menghubungkan pada bagian sekunder.
5 Tangki trafo, tangki trafo terbuat dari plat baja dan dirancang kedap
air dan udara. Setiap peralatan yang dipasang pada sekeliling tangki
yang berhubungan dengan bagian dalam tangki dilengkapi perapat
(karet/gasket)
6 Minyak Trafo, minyak trafo yang digunakan merupakan minyak
alami yang memenuhi standar SPLN 49-1:1982, fungsi minyak
tersebut adalah sebagai pendingin trafo.
7 Sistem pengaman, berfungsi sebagai pemutus tegangan yang
dipasang pada sisi sekunder dan di dalam tangki (terendam
minyak). Pengaman tersebut berfungsi sebagai pemutus tegangan
jika terjadi tegangan berlebih
8 Arester. dipasang pada bagian luar tangki yang terhubung dengan
terminal bushing sisi primer.
Tenaga listrik yang dihasilkan dari keluaran trafo selanjutnya dihubungkan
ke rangkaian serandang hubung (switch yard).Selanjutnya dilanjutkan ke gardu
induk (GI).
Laporan Praktek Kerja Lapangan 21
PT. PLN (PERSERO) WIL. SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAPLTP LAHENDONG
Gambar 3.15 Transformator Unit PLTP Lahendong
3.2 PERALATAN BANTU UNIT PLTP LAHENDONG
Bagian-bagian peralatan bantu PLTP Lahendong yaitu :
3.2.1 Sistem Gas Extraksi
Sistem ini didukung oleh dua buah alat yaitu inter condensor dan after
condenser. Uap yang tidak dapat di kondensasikan pada main condensor akan
ditekan melewati ejector dengan menggunakan uap (steam) dan masuk kedalam
inter condensor yang dikondensasikan lagi, kemudian uap yang tidak
terkondensasikan akan masuk ke dalam after condensor melalui ejektor dan akan
dikondensasikan lebih lanjut, namun sisa uap yang tdak dapat terkondensasikan
(NCG) akan dibuang keatmosfer (uap ini terkandung senyawa CO2 dan H2S).
bertekanan :
1. Ejektor first stage
Jumlah : 2 unit
Motive Fluid Inlet
Tekanan : 8,350 Bar abs
Temperatur : 172,4 EC
Laporan Praktek Kerja Lapangan 22
PT. PLN (PERSERO) WIL. SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAPLTP LAHENDONG
Udara : 0 kg/hr
Uap : 2565,9 kg/hr
Air : 0 m3/h
NCG : 25,9 kg/hr
Process Inlet
Tekanan : 0,103 Bar abs
Temperatur : 32,5 EC
Udara : 0 kg/hr
Uap : 2565,9 kg/hr
Air : 0 m3/h
NCG : 1476,0 kg/hr
Process Discharge
Tekanan : 0,349 Bar abs
Temperatur : 99,3 EC
Udara : 106,0 kg/hr
Uap : 2997,9 kg/hr
Air : 0 m3/h
NCG : 1476,0 kg/hr
2. Interconderser
Cooling water outlet
Tekanan : 0,345 Bar abs
Temperatur : 38,3 EC
Udara : 0 kg/hr
Uap : 0 kg/hr
Air : 0 m3/h
NCG : 0 kg/hr
Process Discharge
Tekanan : 0,344 Bar abs
Temperatur : 34,5 EC
Laporan Praktek Kerja Lapangan 23
PT. PLN (PERSERO) WIL. SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAPLTP LAHENDONG
Udara : 111,9 kg/hr
Uap : 134,7 kg/hr
Air : 0 m3/h
NCG : 1501,9 kg/hr
3. Ejektor Second Stage
Jumlah : 2 unit
Motive Fluid Inlet
Tekanan : 8,350 Bar abs
Temperatur : 172,4 EC
Udara : 0 kg/hr
Uap : 2565,2 kg/hr
Air : 0 m3/h
NCG : 26,9 kg/hr
Process Inlet
Tekanan : 0,342 Bar abs
Temperatur : 34,5 EC
Udara : 111,9 kg/hr
Uap : 134,7 kg/hr
Air : 0 m3/h
NCG : 1501,9 kg/hr
Process Discharge
Tekanan : 1,025 Bar abs
Temperatur : 119,7 EC
Udara : 111,9 kg/hr
Uap : 2799,9 kg/hr
Air : 0 m3/h
NCG : 1528,0 kg/hr
4. After Condersor
Laporan Praktek Kerja Lapangan 24
PT. PLN (PERSERO) WIL. SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAPLTP LAHENDONG
Jumlah : 1 unit
Cooling water outlet
Tekanan : 1,016 Bar abs
Temperatur : 0 EC
Udara : 0 kg/hr
Uap : 0 kg/hr
Air : 86 m3/h
NCG : 0 kg/hr
Process Discharge
Tekanan : 1,012 Bar abs
Temperatur : 41,5 EC
Udara : 113,6 kg/hr
Uap : 62,2 kg/hr
Air : 0 m3/h
NCG : 1528,8 kg/hr
Gambar 3.16 Skema sistem extraksi gas NCG
3.2.2 Sistem Udara Bertekanan
Laporan Praktek Kerja Lapangan 25
PT. PLN (PERSERO) WIL. SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAPLTP LAHENDONG
Berfungsi menyuplai udara bertekanan untuk katup udara (pneumatik)
sistem oli dan udara bertekanan guna untuk membantu kerja jalannya
pengontrolan katup secara otomatis :
1. Air compressor
Jumlah : 1 set
Tipe : Screw type Oil Injected
Kapasitas : 85,2 liter/min
Tekanan : 10 Barg
Motor : 11,18 kW
2. ABC after cooler
Tipe : Air Cooler
Jumlah : 1 set
Kapasitas : 400 liter
Tekanan : 10 Barg
Motor : 180 kW
Gambar 3.22 Sistem Air Compressor DCS
Laporan Praktek Kerja Lapangan 26
PT. PLN (PERSERO) WIL. SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAPLTP LAHENDONG
3.2.3 Sistem Pelumasan Oli
Sistem Pelumasan oli pada unit di supplai ke lower bearing, upper bearing,
dan Turbin bearing guna menjaga agar komponen bearing tidak aus, menjaga
temperatur dan menjaga agar poros dan bearing tidak bersinggungan. Berikut
spesifikasi peralatan bantu pada sistem suplai pelumasan oli :
1. Main Oil Tank
Jumlah : 1 set/unit
Tipe :horizontal gear type
Kapasitas :
Normal operating level : 5,02 m3
Max Capability : 4,52 m3
2. Auxiliary Oil Pump
Type : AC Motor vertical centrifugal
Jumlah : 1set/unit
Kapasitas : 34,9 m3/h
Tekanan : 6,5 Barg
Speed : 3,000 rpm
3. Emergency Oil Pump
Jumlah : 1 set/unit
Type : DC Motor vertical centrifugal
Kapasitas : 9 m3/h
Tekanan : 1,5 Barg
Speed : 1,750 rpm
4. Oil Tank Vapour Extractor
Jumlah : 1 set/unit
Type : AC Motor vertical blower
Kapasitas : max. 5,4 m3/min
Tekanan : Max. 6,77
Speed : 3,000 rpm
5. Lube Oil Filter
Laporan Praktek Kerja Lapangan 27
PT. PLN (PERSERO) WIL. SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAPLTP LAHENDONG
Jumlah : 2 set/unit
Size (JIS 10K, flanged) : 2” inch
Filtration : 200 mesh
6. Lube Oil Cooler
Jumlah : 2 set/unit
Type : Plate type
Cooling surface : 12,6 m2
Heat Exchanged : 1052 W/m2K
Cooling water : 35 EC
Gambar 3.24 Skema sistem pelumasan oli
3.2.4 Sistem reinjeksi
Sistem ini berfungsi untuk menginjeksikan ke bumi hasil kondesasi dari
cooling tower dan main condensor dari
Laporan Praktek Kerja Lapangan 28
PT. PLN (PERSERO) WIL. SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAPLTP LAHENDONG
Laporan Praktek Kerja Lapangan 29
PT. PLN (PERSERO) WIL. SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAPLTP LAHENDONG
Laporan Praktek Kerja Lapangan 30