42
PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULUTTENGGO SEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASA UNIT PLTP LAHENDONG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia sebagai negara berkembang yang dikaruniai kekayaan alam yang berlimpah ruah yang tersebar di belasan ribu pulau, baik yang tersimpan di atas daratan, di dalam lautan, maupun di bawah kulit bumi. Di antara kekayaan alam itu, terdapat sumber-sumber energi primer dengan potensi yang cukup besar antara lain tenaga air, batu bara, minyak bumi, gas alam, panas bumi dan lain-lain. Selain itu kondisi geografis menjadi alasan dibangunnya pusat-pusat listrik sehingga terciptanya suatu pembangunan nasional. Dalam hal ini salah satu energi yang sangat menunjang dalam era globalisasi saat ini adalah energi listrik. Energi listrik dapat di produksi dari bahan tambang seperti batubara, uranium, dan masih banyak yang lainnya. Akan tetapi dengan menggunakan bahan tambang secara terus-menerus dapat menyebabkan sumber energi fosil akan berangsur-angsur habis dan butuh waktu yang sangat lama untuk diperbaharui sehingga dalam waktu singkat kita akan mengalami krisis energi. Oleh karena itu, untuk mencegah kemungkinan tersebut kita perlu Laporan Praktek Kerja Lapangan 1

PERCOBAAN 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

eefef

Citation preview

Page 1: PERCOBAAN 2

PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAUNIT PLTP LAHENDONG

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia sebagai negara berkembang yang dikaruniai kekayaan alam yang

berlimpah ruah yang tersebar di belasan ribu pulau, baik yang tersimpan di atas

daratan, di dalam lautan, maupun di bawah kulit bumi. Di antara kekayaan alam

itu, terdapat sumber-sumber energi primer dengan potensi yang cukup besar

antara lain tenaga air, batu bara, minyak bumi, gas alam, panas bumi dan lain-lain.

Selain itu kondisi geografis menjadi alasan dibangunnya pusat-pusat listrik

sehingga terciptanya suatu pembangunan nasional. Dalam hal ini salah satu

energi yang sangat menunjang dalam era globalisasi saat ini adalah energi listrik.

Energi listrik dapat di produksi dari bahan tambang seperti batubara,

uranium, dan masih banyak yang lainnya. Akan tetapi dengan menggunakan

bahan tambang secara terus-menerus dapat menyebabkan sumber energi fosil akan

berangsur-angsur habis dan butuh waktu yang sangat lama untuk diperbaharui

sehingga dalam waktu singkat kita akan mengalami krisis energi. Oleh karena itu,

untuk mencegah kemungkinan tersebut kita perlu memanfaatkan suatu energi

yang dapat diperbaharui (renewable energy) yang sifatnya terus-menerus dan

tidak memerlukan waktu yang lama. Energi tersebut dapat berupa energi air,

matahari, angin, pasang surut, panas bumi dan lain-lain.

Keadaan geografis yang terletak di daerah sekitar pegunungan merapi

memiliki potensi tenaga uap panas bumi. Dimana daerah di sekitar pegunungan

merapi tersebut akan menghasilkan uap panas bumi sehingga energinya dapat

diubah menjadi energi potensial. Hal inilah yang dapat menjadi dasar pemikiran

sehingga dimanfaatkan potensi tenaga panas bumi dari daerah sekitar gunung

merapi untuk menggerakkan suatu alat yang dapat mengubah energi potensial

menjadi energi listrik.

Laporan Praktek Kerja Lapangan 1

Page 2: PERCOBAAN 2

PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAUNIT PLTP LAHENDONG

Dengan adanya sumber-sumber energi primer yang potensial di berbagai

tempat maka sumber-sumber energi primer tersebut dapat mendukung

pembangunan pembangkit energi listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang

memberikan peningkatan perekonomian dan perindustrian di suatu daerah

khususnya di Sulawesi Utara.

Pembangkitan energi listrik merupakan kegiatan yang berlangsung 24 jam

per hari selama tujuh hari dalam sepekan karena energi listrik harus tersedia setiap

hari. Untuk bisa melaksanakan hal ini diperlukan manajemen pembangkitan yang

baik. Secara garis besar manajemen pembangkitan meliputi manajemen

pemeliharaan yang terutama menyangkut pengadaan suku cadang dan

pelaksanaan pemeliharaan.

Berdasarkan uraian di atas, maka kami sebagai peserta Praktek Kerja

Lapangan (PKL) di PLTP Lahendong Unit 2 berinisiatif mengambil judul tentang

“ Manajemen Pemeliharaan Pembangkit ”.

1.2 BATASAN MASALAH

Adapun yang menjadi batasan masalah dalam laporan Praktek Kerja

Lapangan ini adalah sebagai berikut :

1. Akan dibahas mengenai pemeliharaan berikut jenis-jenisnya

2. Kegiatan proses bisnis pembangkitan.

3. Persiapan dalam menjalankan proses bisnis pembangkit

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT KERJA PRAKTEK

Adapun tujuan dan manfaat Praktek Kerja Lapangan adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui manajemen pemeliharaan pembangkitan.

2. Untuk mengetahui proses bisnis pembangkitan yang meliputi kesiapan

unit pembangkit berupa Work and Plan Management

3. Mengetahui langkah-langkah operasional yang efektif dan efisien guna

pencapaian target kinerja operasioanal pembangkit.

4. Agar peserta Praktek Kerja Lapangan dapat melengkapi jumlah sks pada

semester VII yang merupakan syarat kelulusan.

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2

Page 3: PERCOBAAN 2

PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAUNIT PLTP LAHENDONG

1.4 TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN

Kerja praktek ini dilaksankan pada PT. PLN (Persero) Sektor Lahendong

Unit Pusat Listrik Tenaga Air Lahendong dari tanggal 22 Juli 2014 sampai dengan

22 september 2014.

1.5 METODE PENULISAN

Dalam mendapatkan data dan informasi guna penyusunan Laporan Praktek

Kerja Lapangan di PT. PLN (Persero) Sektor Lahendong Unit PLTP Lahendong,

penulis menggunakan metode penulisan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN, terdiri dari : Latar Belakang, Batasan

Masalah, Tujuan dan Manfaat Praktek Kerja Lapangan,

Tempat dan Waktu Pelaksanaan, Metode Penulisan dan

Metode Pengambilan Data.

BAB II : TINJAUAN PERUSAHAAN, terdiri dari : Sejarah Singkat

Unit PLTP Lahendong, Sumber Dana Pembangunan, Visi dan

Misi Unit PLTP Lahendong, Peta Lokasi Unit PLTP

Lahendong, dan

Struktur Organisasi Unit PLTP Lahendong

BAB III : TINJAUAN UMUM, terdiri dari Bagian-bagian Utama

Sistem Pembangkit Unit PLTP Lahendong dan Komponen-

komponen Pendukung Sistem Pembangkit Unit PLTP

Lahendong

BAB IV : PEMBAHASAN, terdiri dari Manajemen Pemeliharaan

Pembangkit pada Unit PLTP Lahendong, Kegiatan Proses

Bisnis Pembangkitan, Persiapan dalam Menjalankan Proses

Bisnis Pembangkit serta Identifikasi resiko.

BAB V : PENUTUP, terdiri dari Kesimpulan serta Saran

Laporan Praktek Kerja Lapangan 3

Page 4: PERCOBAAN 2

PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAUNIT PLTP LAHENDONG

1.6 METODE PENGAMBILAN DATA

Metode ini dimaksudkan untuk memperoleh data-data yang merupakan

gambaran nyata yang terjadi pada PLTP Lahendong dengan cara :

1. Peninjauan pustaka yang merupakan data tertulis dari laporan ini

dengan membaca buku-buku manual, referensi laporan, dan berbagai

buku yang berhubungan dengan penyusunan laporan ini.

2. Pembuatan langsung hasil job card perawatan mingguan untuk

memperoleh informasi mengenai Work Order yang telah dikerjakan di

lapangan.

3. Wawancara untuk mendapatkan informasi data yang diperlukan dengan

mengadakan wawancara langsung dengan narasumber (pengawas

lapangan dan karyawan PLTP Lahendong) yang memberikan

penjelasan dan data yang berhubungan dengan objek penulisan dalam

laporan ini.

Laporan Praktek Kerja Lapangan 4

Page 5: PERCOBAAN 2

PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAUNIT PLTP LAHENDONG

BAB II

PROFIL UNIT PLTP LAHENDONG

2.1 SEJARAH SINGKAT UNIT PLTP LAHENDONG

Proyek PLTP Lahendong adalah salah satu proyek dilingkungan PT. PLN

(Persero). Proyek pembangunan PLTP Lahendong unit 1 dimulai sejak tahun

1996, COD 21 agustus 2001. Proyek pembangunan PLTP Lahendong Unit 2

dimulai sejak tahun 2006, COD sejak 17 Juni 2007. Dikerjakan oleh kontaktor

suitomo dengan dana pinjaman dari ADB 1982-INO. Proyek pembangunan PLTP

Lahendong Unit 3 dimulai sejak tahun 2007,COD sejak 7 April 2009. Dikerjakan

oleh kontraktor Sumitomo dengan dana pinjaman JBIC IP 452. Proyek

pembangunan PLTP Lahendong unit 4 dimulai sejak tahun 2010, COD sejak 23

Desember 2011. Dikerjakan oleh kontraktor Sumitomo dengan dana pinjaman

dari ADB 1982-INO. Proyek ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan akan listrik

di kota Tomohon serta industri yang berkembang seperti dan perusahaan besar

lainnya yang terletak di kota manado.

Proyek PLTP Lahendong dibangun untuk meningkatkan penyediaan

produksi tenaga non-BBM di Sulawesi Utara yaitu dengan memanfaatkan energi

uap panas bumi yang diginakan PLTP Lahendong untuk memproduksi tenaga

listrik dari yang disuplai oleh PT Pertamina lalu di distribusikan ke pembangkit

listrik panas bumi PLTP Lahendong. PLTP Lahendong terdiri dari empat unit

pembangkit dengan kapasitas 4 x 20 MW.

Tenaga listrik yang diproduksi oleh PLTP Lahendong dan akan disalurkan

melalui jaringan transmisi 150 KV, ke sistem Interkoneksi Minahasa - Gorontalo.

Adapun tahap-tahap pelaksanaan proyek pembangunan PLTP Lahendong

adalah sebagai berikut :

1. Studi kelayakan yang dilaksanakan JICA (Japan International

Corporation Agency) pada tahun 1976 – 1977

Laporan Praktek Kerja Lapangan 5

Page 6: PERCOBAAN 2

PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAUNIT PLTP LAHENDONG

2. Tahap perencanaan dasar, dimulai pada tahun 1977 – 1981 yang

dilaksanakan oleh NEWJEC.

3. Awal pembangunan fasilitas lapangan pada Juli 1981

4. Studi analisa dampak lingkungan oleh pusat studi lingkungan (PSL)

UNHAS.

5. Perencanaan detail, tahun 1982 – 1984

6. Ganti rugi dan pemukiman kembali, tahun 1982 - 1984

7. Persiapan dokumen tender, tahun 1984 – 1985

8. Penawaran pekerjaan utama, tahun 1984- 1987

9. Awal pembangunan pekerjaan utama, bulan April 1987

10. Pengujian individual, bulan Oktober 1990

11. Commissioning test, bulan Oktober 1990

12. Pengujian Operasi komersial, tanggal 17 Desember 1990

13. Peresmian sinkronisasi oleh Mentamben Ir. Drs. Ginanjar

Kartasasmita, Tanggal 22 Desember 1990

14. Peresmian operasi oleh presiden Soeharto, tanggal 13 Mei 1991

2.2 SUMBER DANA PEMBANGUNAN

Pendanaan untuk proyek PLTP LAHENDONG diperoleh dari pinjaman

lunak badan kerjasama ekonomi jepang, OECF (Overseas Ekonomic Cooperating

Fund) dimana pinjaman ini di bagi dalam dua tahap yaitu :

1. Pinjaman tahap I, dipergunakan untuk pembangunan sipil utama dan

pekerjaan metal serta pekerjaan persiapan.

2. Pinjaman tahap II, dipergunakan untuk pembangunan peralatan

elektromekanik dan gardu induk serta jaringan transmisi.

Adapun rinciannya sebagai berikut :

Tabel 1.1 Rincian anggaran PLTP Lahendong

No Uraian Rupiah Valuta asing Jumlah

Laporan Praktek Kerja Lapangan 6

Page 7: PERCOBAAN 2

PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAUNIT PLTP LAHENDONG

(juta) (juta yen) (Ribu us)

1.

Pinjaman OECF IP-257

a. Pekerjaan sipil utama dan

metal

b. Pekerjaan persiapan

34.513

68.046

5.984

15.450

120.401

130.702

Jumlah 1 102.559 21.464 251.105

No Uraian Rupiah(juta)

Valuta asing(juta yen)

Jumlah(Ribu us)

2

Pinjaman OECF IP-271

a. Pekerjaan

elektromekanik

b. Pekerjaan gardu induk

dan jaringan transmisi

5.181

12.490

10.78354.248

17.843

Jumlah 2 17.671 10.783 17.172

Jumlah total (1+2) 102.230 32.247 232.232

Data diperoleh dari laporan estimasi biaya proyek oleh NEWJEC pada

bulan September 1988, dengan nilai sebagai berikut :

a. Pinjaman OECF 257…1 US = Yen 230 = Rp 650,-

b. Pinjaman OECF 271…1 US = Yen 230 = Rp 700,-

2.3 VISI DAN MISI PERUSAHAAN

Laporan Praktek Kerja Lapangan 7

Page 8: PERCOBAAN 2

PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAUNIT PLTP LAHENDONG

Visi Perusahaan

Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul

dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.

Misi Perusahaan

Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain terkait, berorientasi pada

kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.

Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas

kehidupan masyarakat.

Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

Laporan Praktek Kerja Lapangan 8

Page 9: PERCOBAAN 2

PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAUNIT PLTP LAHENDONG

2.4 PETA LOKASI PLTP LAHENDONG

Laporan Praktek Kerja Lapangan 9

Page 10: PERCOBAAN 2

PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAUNIT PLTP LAHENDONG

Gambar 2.1 Peta Lokasi PLTP Unit 1 & 2 , 3 & 4 Lahendong

2.5 STRUKTUR ORGANISASI UNIT PLTP LAHENDONG

Laporan Praktek Kerja Lapangan 10

Page 11: PERCOBAAN 2

PT. PLN (PERSERO) WIL. SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAPLTP LAHENDONG

BAB III

TINJAUAN UMUM

3.1 PERALATAN UTAMA UNIT PLTP LAHENDONG

Untuk memperoleh uap kering yang cukup untuk memutar turbin maka

ada peralatan utama yaitu separator demister yaitu sebagai pemisah uap basah

menjadi uap kering, kemudian dialirkan dan diproses hingga nantinya dapat

digunakan sebagai tenaga untuk memutar turbin.

3.1.1 Separator Demister

Separator demister PLTP Lahendong berfungsi untuk memisahkan moisture

yang terkandung dalam uap, sehingga diharapkan uap bersih yang akan masuk ke

dalam Turbin.

Gambar 3.1 Separator Demister Unit 2

Separator PLTP Lahendong dilengkapi dengan katup utama steam dan main

stop valve yang berfungsi sebagai menutup jalannya masuk uap ke separator

demister apabila separator demister bermasalah.

Merupakan saluran air menuju penstock dengan diameter 4,5 m dan panjang

6,1 km. Terbuat dari lingkaran beton bertulang.

Laporan Praktek Kerja Lapangan 11

Page 12: PERCOBAAN 2

PT. PLN (PERSERO) WIL. SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAPLTP LAHENDONG

3.1.2 Kondensor

Spefikasi Kondensor :

Serial Number : K1B58614G30

Type : Direct contact spray

Steam Flow (gas) : 143210 kg/h

Circulating water flow : 2510 m3/h

Circulating water temp : 1000 Rpm

Manufactured : 2006

Made in : Japan

Spesifikasi Main Kondensor Pump :

Name : Hot Well Pump

Type : UDE - VB (Vertival pit barrel type centrifugal)

Year of Design : 2006

Capacity : 2510 m3/h

Speed : 1000 Rpm

Driver : 250 kW

Made in : Japan

Laporan Praktek Kerja Lapangan 12

Page 13: PERCOBAAN 2

PT. PLN (PERSERO) WIL. SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAPLTP LAHENDONG

Gambar 3.7 Main Kondensor Pump A

3.1.3 Primary Auxiliary Cooling Water Pump

Spesifikasi Kondensor Pump :

Serial No : 0607J258DS2

Type : MLA9250B

Manufacture : 2006

Output : 45 kW

Poles : 4

Speed : 1465

Class Insulation : F

Made in : Fuji Electric System Co, Ltd

Laporan Praktek Kerja Lapangan 13

Page 14: PERCOBAAN 2

PT. PLN (PERSERO) WIL. SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAPLTP LAHENDONG

Gambar 3.8 Primary Auxiliary Cooling Pump

3.1.4 Secondary Auxiliary Cooling Pump

Spesifikasi Kondensor Pump :

Serial No : 0608D000651

Type : MLA6187A

Manufacture : 2006

Output : 16,6 kW

Poles : 4

Speed : 1460

Class Insulation : F

Made in : Fuji Electric System Co, Ltd

Gambar 3.9 Secondary Auxiliary Cooling Pump

3.1.5 Turbin Uap

Turbin uap yang prinsip kerjanya adalah mengubah energi kinetik uap

menjadi tenaga mekanik (putar).

Spesifikasih Turbin

Type : Single Casing Condensing reaction

Rated Output : 20.000 kW

Inlet Steam Pressure : 8,35 bar abs

Inlet Steam Temperature : 172,2 EC

Exhaust Pressure : 0,115 bar abs

Laporan Praktek Kerja Lapangan 14

Page 15: PERCOBAAN 2

PT. PLN (PERSERO) WIL. SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAPLTP LAHENDONG

Rated Speed : 3000 rpm

Number of blading stage : Reaction stage 9

Manufacture : Fuji Electric System Co. Ltd

Bagian–bagian turbin uap meliputi :

1. Bearing [bantalan], jenis bearing pada turbin adalah turbin bearing

yang berfungsi menahan vibrasi dan sebagai penahan poros

2. Gland Packing, adalah bagian turbin yang berfungsi sebagai

penyekat untuk menahan apabila terjadi kebocoran baik kebocoran

uap maupun kebocoran oli.

3. Labyrith Ring, adalah bagian turbin yang mempunyai fungsi sama

dengan gland packing, yaitu menyekat apabila terjadi kebocoran

baik uap ataupun oli.

4. Turbine Casing, Adalah komponen yang berfungsi untuk menutup

serta melindungi bagian-bagian atas turbin

5. Turbine Rotor, Adalah komponen turbin yang berputar terdiri atas

poros, sudu turbin, atau deretan sudu yang disebut stasionary blade

dan moving blade.

6. Blade LPS [Low Pressure Stage], adalah beberapa sudu yang

berfungsi menerima dan merubah dan merubah energi tekanan uap

rendah yang masuk menjadi energi kinetik yang akan memutar

generator.

7. Reaction Stage, adalah untuk meminimalisir rugi-rugi kebocoran

pada ujung blade, sirip pada turbin mendempol di casing atau rotor,

membandingkan ke permukaan silinder dari selubung ring. untuk

mengurangi kebocoran dari uap,permukaan silinder dari selubung

ring sudah melangkah.

Laporan Praktek Kerja Lapangan 15

Page 16: PERCOBAAN 2

PT. PLN (PERSERO) WIL. SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAPLTP LAHENDONG

Gambar 3.10 Turbin Blade

Alat-alat bantu turbin uap meliputi :

3.1.6 Generator

Generator berfungsi untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.

Konstruksi generator dengan turbin terhubung langsung melalui kopling untuk

menyambungkan antara ujung poros generator dengan poros turbin sehingga

kecepatan putaran poros dan turbin sama dengan kecepatan poros generator yang

selanjutnya diubah menjadi energi listrik.

Spesifikasi teknik generator PLTP Lahendong adalah sebagai berikut :

Type : Poros tegak, generator sinkron

Tegangan : 11 KV

Kuat arus : 3.674 KVA

Daya keluaran : 70000 KVA

Frekuensi : 50 Hz

Faktor Kerja : 0,8 Lagging

Laporan Praktek Kerja Lapangan 16

Page 17: PERCOBAAN 2

PT. PLN (PERSERO) WIL. SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAPLTP LAHENDONG

Putaran sinkron : 5000 rpm

kelas isolasi : B

Tegangan Eksitasi : 245 V

Arus eksitasi : 712 A

Pabrik pembuat : Fuji Electric Systems Co. Ltd 2006

Gambar 3.12 Rotor

Gambar 3.13 Stator

Laporan Praktek Kerja Lapangan 17

Page 18: PERCOBAAN 2

PT. PLN (PERSERO) WIL. SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAPLTP LAHENDONG

Gambar 3.14 Casing Generator

Adapun bagian–bagian generator sebagai berikut :

1. Rotor merupakan bagian yang berputar dari generator. Kumparan

rotor diberikan eksitasi dengan tegangan arus dc kemudian dengan

bantuan tenaga air melalui turbin yang di kopel langsung dengan

rotor maka rotor berputar dan terjadilah tegangan induksi ke stator.

2. Stator, adalah bagian yang tidak bergerak yang sekaligus menjadi

body generator. stator berupa kumparan jangkar yang berbahan

tembaga .

3. Bearing, merupakan pendukung poros generator yang dilengkapi

dengan sistem pelumasan. Adapun letak-letak bearing tersebut

antara lain:

a. Upper bearing, berfungsi menahan pergerakan ke kiri dan ke

kanan poros yang terdapat di atas generator

b. Thrust bearing, berfungsi menahan generator agar tidak

bergerak aksial.

c. Lower bearing, berfungsi menahan pergerakan aksial yang

terdapat di bawah generator

Laporan Praktek Kerja Lapangan 18

Page 19: PERCOBAAN 2

PT. PLN (PERSERO) WIL. SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAPLTP LAHENDONG

4. Rem dan dongkrak, rem berfungsi untuk menghentikan putaran

generator sedangkan dongkrak berfungsi menaikkan generator pada

saat dilakukan pemeriksaan unit

3.1.7 Transformator

Trafo merupakan alat listrik yang berfungsi untuk menaikkan dan

menurunkan tegangan. Trafo utama untuk menaikkan tegangan keluaran

generator. Unit PLTP Lahendong memiliki spesifikasi trafo yang digunakan

adalah :

1. Untuk trafo unit 1

Jenis Tipe : TTUB/3000

Serial Number : A.9715212

Standard : IEC 60076

Frekuensi : 50 Hz

Daya : 70 MVA

Tegangan : 11/150 KV

Metode pendinginan : Oil Natural Air Forced (ONAF)

Jumlah : 1 unit

Pabrik pembuat : UNINDO

Tahun Pembuatan : 1997

Gambar 3.13 Trafo unit 1

Laporan Praktek Kerja Lapangan 19

Page 20: PERCOBAAN 2

PT. PLN (PERSERO) WIL. SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAPLTP LAHENDONG

2. Untuk trafo unit 2

Type : ORS 25/275

Serial Number : 06P0024

Standard : IEC 60076

Frekuensi : 50 Hz

Daya : 70 MVA

Tegangan : 11/150 KV

Metode pendinginan : Oil Natural Air Natural (ONAN)

Jumlah : 1 unit

Pabrik pembuat : P.T. PAUWELS TRAFO ASIA

Tahun Pembuatan : 2006

Gambar 3.14 Trafo unit 2

Bagian-bagian trafo :

1 Inti besi, sirkuit magnetik dibuat dari besi silicon (grain oriented

Silicon Steel) dan membentuk rangkaian magnetis tertutup

2 Belitan, dibuat dari tembaga atau aluminium berisolasi dan

berkonduktivitas tinggi dan terendam minyak. Antara belitan dan

Laporan Praktek Kerja Lapangan 20

Page 21: PERCOBAAN 2

PT. PLN (PERSERO) WIL. SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAPLTP LAHENDONG

tangki bawah dibatasi dengan sekat sebagai tumpuan belitan

sekaligus sebagai isolator. Bentuk belitan adalah konsentris

3 Sendapan, dilakukan sedemikian rupa sehingga kokoh dan dapat

dioperasikan melalui pengatur-pengatur posisi. Sendapan dipasang

dibagian luar tangki trafo dan dapat dioperasikan dalam keadaan

bertegangan tanpa beban. Sendapan dipasang terendam minyak

trafo.

4 Busing, terdiri dari 2 macam yaitu bushing tegangan primer yang

dibuat dari porselen dengan jarak rambat minimum 430 m,

sedangkan bushing yang lain yaitu bushing tegangan sekunder yang

dibuat dari porselin, dimana dilengkapi dengan terminal untuk

menghubungkan pada bagian sekunder.

5 Tangki trafo, tangki trafo terbuat dari plat baja dan dirancang kedap

air dan udara. Setiap peralatan yang dipasang pada sekeliling tangki

yang berhubungan dengan bagian dalam tangki dilengkapi perapat

(karet/gasket)

6 Minyak Trafo, minyak trafo yang digunakan merupakan minyak

alami yang memenuhi standar SPLN 49-1:1982, fungsi minyak

tersebut adalah sebagai pendingin trafo.

7 Sistem pengaman, berfungsi sebagai pemutus tegangan yang

dipasang pada sisi sekunder dan di dalam tangki (terendam

minyak). Pengaman tersebut berfungsi sebagai pemutus tegangan

jika terjadi tegangan berlebih

8 Arester. dipasang pada bagian luar tangki yang terhubung dengan

terminal bushing sisi primer.

Tenaga listrik yang dihasilkan dari keluaran trafo selanjutnya dihubungkan

ke rangkaian serandang hubung (switch yard).Selanjutnya dilanjutkan ke gardu

induk (GI).

Laporan Praktek Kerja Lapangan 21

Page 22: PERCOBAAN 2

PT. PLN (PERSERO) WIL. SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAPLTP LAHENDONG

Gambar 3.15 Transformator Unit PLTP Lahendong

3.2 PERALATAN BANTU UNIT PLTP LAHENDONG

Bagian-bagian peralatan bantu PLTP Lahendong yaitu :

3.2.1 Sistem Gas Extraksi

Sistem ini didukung oleh dua buah alat yaitu inter condensor dan after

condenser. Uap yang tidak dapat di kondensasikan pada main condensor akan

ditekan melewati ejector dengan menggunakan uap (steam) dan masuk kedalam

inter condensor yang dikondensasikan lagi, kemudian uap yang tidak

terkondensasikan akan masuk ke dalam after condensor melalui ejektor dan akan

dikondensasikan lebih lanjut, namun sisa uap yang tdak dapat terkondensasikan

(NCG) akan dibuang keatmosfer (uap ini terkandung senyawa CO2 dan H2S).

bertekanan :

1. Ejektor first stage

Jumlah : 2 unit

Motive Fluid Inlet

Tekanan : 8,350 Bar abs

Temperatur : 172,4 EC

Laporan Praktek Kerja Lapangan 22

Page 23: PERCOBAAN 2

PT. PLN (PERSERO) WIL. SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAPLTP LAHENDONG

Udara : 0 kg/hr

Uap : 2565,9 kg/hr

Air : 0 m3/h

NCG : 25,9 kg/hr

Process Inlet

Tekanan : 0,103 Bar abs

Temperatur : 32,5 EC

Udara : 0 kg/hr

Uap : 2565,9 kg/hr

Air : 0 m3/h

NCG : 1476,0 kg/hr

Process Discharge

Tekanan : 0,349 Bar abs

Temperatur : 99,3 EC

Udara : 106,0 kg/hr

Uap : 2997,9 kg/hr

Air : 0 m3/h

NCG : 1476,0 kg/hr

2. Interconderser

Cooling water outlet

Tekanan : 0,345 Bar abs

Temperatur : 38,3 EC

Udara : 0 kg/hr

Uap : 0 kg/hr

Air : 0 m3/h

NCG : 0 kg/hr

Process Discharge

Tekanan : 0,344 Bar abs

Temperatur : 34,5 EC

Laporan Praktek Kerja Lapangan 23

Page 24: PERCOBAAN 2

PT. PLN (PERSERO) WIL. SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAPLTP LAHENDONG

Udara : 111,9 kg/hr

Uap : 134,7 kg/hr

Air : 0 m3/h

NCG : 1501,9 kg/hr

3. Ejektor Second Stage

Jumlah : 2 unit

Motive Fluid Inlet

Tekanan : 8,350 Bar abs

Temperatur : 172,4 EC

Udara : 0 kg/hr

Uap : 2565,2 kg/hr

Air : 0 m3/h

NCG : 26,9 kg/hr

Process Inlet

Tekanan : 0,342 Bar abs

Temperatur : 34,5 EC

Udara : 111,9 kg/hr

Uap : 134,7 kg/hr

Air : 0 m3/h

NCG : 1501,9 kg/hr

Process Discharge

Tekanan : 1,025 Bar abs

Temperatur : 119,7 EC

Udara : 111,9 kg/hr

Uap : 2799,9 kg/hr

Air : 0 m3/h

NCG : 1528,0 kg/hr

4. After Condersor

Laporan Praktek Kerja Lapangan 24

Page 25: PERCOBAAN 2

PT. PLN (PERSERO) WIL. SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAPLTP LAHENDONG

Jumlah : 1 unit

Cooling water outlet

Tekanan : 1,016 Bar abs

Temperatur : 0 EC

Udara : 0 kg/hr

Uap : 0 kg/hr

Air : 86 m3/h

NCG : 0 kg/hr

Process Discharge

Tekanan : 1,012 Bar abs

Temperatur : 41,5 EC

Udara : 113,6 kg/hr

Uap : 62,2 kg/hr

Air : 0 m3/h

NCG : 1528,8 kg/hr

Gambar 3.16 Skema sistem extraksi gas NCG

3.2.2 Sistem Udara Bertekanan

Laporan Praktek Kerja Lapangan 25

Page 26: PERCOBAAN 2

PT. PLN (PERSERO) WIL. SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAPLTP LAHENDONG

Berfungsi menyuplai udara bertekanan untuk katup udara (pneumatik)

sistem oli dan udara bertekanan guna untuk membantu kerja jalannya

pengontrolan katup secara otomatis :

1. Air compressor

Jumlah : 1 set

Tipe : Screw type Oil Injected

Kapasitas : 85,2 liter/min

Tekanan : 10 Barg

Motor : 11,18 kW

2. ABC after cooler

Tipe : Air Cooler

Jumlah : 1 set

Kapasitas : 400 liter

Tekanan : 10 Barg

Motor : 180 kW

Gambar 3.22 Sistem Air Compressor DCS

Laporan Praktek Kerja Lapangan 26

Page 27: PERCOBAAN 2

PT. PLN (PERSERO) WIL. SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAPLTP LAHENDONG

3.2.3 Sistem Pelumasan Oli

Sistem Pelumasan oli pada unit di supplai ke lower bearing, upper bearing,

dan Turbin bearing guna menjaga agar komponen bearing tidak aus, menjaga

temperatur dan menjaga agar poros dan bearing tidak bersinggungan. Berikut

spesifikasi peralatan bantu pada sistem suplai pelumasan oli :

1. Main Oil Tank

Jumlah : 1 set/unit

Tipe :horizontal gear type

Kapasitas :

Normal operating level : 5,02 m3

Max Capability : 4,52 m3

2. Auxiliary Oil Pump

Type : AC Motor vertical centrifugal

Jumlah : 1set/unit

Kapasitas : 34,9 m3/h

Tekanan : 6,5 Barg

Speed : 3,000 rpm

3. Emergency Oil Pump

Jumlah : 1 set/unit

Type : DC Motor vertical centrifugal

Kapasitas : 9 m3/h

Tekanan : 1,5 Barg

Speed : 1,750 rpm

4. Oil Tank Vapour Extractor

Jumlah : 1 set/unit

Type : AC Motor vertical blower

Kapasitas : max. 5,4 m3/min

Tekanan : Max. 6,77

Speed : 3,000 rpm

5. Lube Oil Filter

Laporan Praktek Kerja Lapangan 27

Page 28: PERCOBAAN 2

PT. PLN (PERSERO) WIL. SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAPLTP LAHENDONG

Jumlah : 2 set/unit

Size (JIS 10K, flanged) : 2” inch

Filtration : 200 mesh

6. Lube Oil Cooler

Jumlah : 2 set/unit

Type : Plate type

Cooling surface : 12,6 m2

Heat Exchanged : 1052 W/m2K

Cooling water : 35 EC

Gambar 3.24 Skema sistem pelumasan oli

3.2.4 Sistem reinjeksi

Sistem ini berfungsi untuk menginjeksikan ke bumi hasil kondesasi dari

cooling tower dan main condensor dari

Laporan Praktek Kerja Lapangan 28

Page 29: PERCOBAAN 2

PT. PLN (PERSERO) WIL. SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAPLTP LAHENDONG

Laporan Praktek Kerja Lapangan 29

Page 30: PERCOBAAN 2

PT. PLN (PERSERO) WIL. SULUTTENGGOSEKTOR PEMBANGKITAN MINAHASAPLTP LAHENDONG

Laporan Praktek Kerja Lapangan 30