23
LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN I KIMIA FARMASI I OLEH KELOMPOK IV (EMPAT) NAMA NIM Crolant ImaltonPelopolin Eduardus R. Rato Hellena M. Kartika HenrikaThaurin Margaretha S.C. Luan Maria A. Mau Merici T.D. Rema Rahmatia Theresia S. Minding Thomas A. Tse PO. 530333213685 PO. 530333213686 PO. 530333213693 PO. 530333213694 PO. 530333213701 PO. 530333213702 PO. 530333213709 PO. 530333213710 PO. 530333213717 PO. 530333213718 PO. 530333213725 PO. 530333213726

Percobaan i

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kimia farmasi 1

Citation preview

Page 1: Percobaan i

LAPORAN PRAKTIKUM

PERCOBAAN I

KIMIA FARMASI I

OLEH

KELOMPOK IV (EMPAT)

NAMA NIM

Crolant ImaltonPelopolin

Eduardus R. Rato

Hellena M. Kartika

HenrikaThaurin

Margaretha S.C. Luan

Maria A. Mau

Merici T.D. Rema

Rahmatia

Theresia S. Minding

Thomas A. Tse

Yohanes D.P.A Embu

Yorim S.A.Timo

PO. 530333213685

PO. 530333213686

PO. 530333213693

PO. 530333213694

PO. 530333213701

PO. 530333213702

PO. 530333213709

PO. 530333213710

PO. 530333213717

PO. 530333213718

PO. 530333213725

PO. 530333213726

LABORATORIUM FARMASI

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES

KUPANG

2014

Page 2: Percobaan i

PERCOBAAN I

ALKOHOL

A. TUJUAN PERCOBAAN

Mengidentifikasi senyawa obat dari golongan alkohol yang sering digunakan

dalam bidang farmasi.

B. PRINSIP PERCOBAAN

Mengamati hasil reaksi dari kelarutan, perubahan warna, dan ndapan yang

terbentuk.

C. DASAR TEORI

Dalam bidang kimia, alkohol (atau alkohol) adalah istilah yang umum

untuk senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang

terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan atau

atom karbon lainnya. (Fessenden, 1997)

Gugus fungsional alkohol adalah hidroksil yang terikat pada karbon

hibridisasi sp3. Ada tiga jenis utama alkohol – ‘primer’, ‘skunder’, dan

‘tersier’. Nama-nama ini merujuk pada jumlah karbon yang terikat pada

karbon C-OH.

1. Pembagian Alkohol :

a. Alkohol Primer

Jika gugus fungi hidroksil terikat pada atom karbon yang hanya terikat

pada satu atom karbon yang lain, maka senyawa tersebut dinamakan

alkohol primer. Contoh yang paling sederhana adalah etanol. Metanol

bukan alkohol primer karena atom karbon yang mengikat gugus –OH

tidak mengikat karbon lain.

b. Alkohol Sekunder

Jika gugus fungi hidroksil terikat pada atom karbon yang mengikat dua

atom karbon yang lain, maka senyawa tersebut dinamakan Alkohol

Sekunder. Contoh 2-propanol

Page 3: Percobaan i

c. Alkohol Tersier

Jika gugus fungi hidroksil terikat pada atom karbon yang mengikat tiga

atom karbon yang lain, maka senyawa tersebut dinamakan Alkohol

tersier. Contoh 2-metil-2-propanol

d. Vinil Alkohol

Vinil alkohol adalah senyawa yang mempunyai gugus fungsi hidroksil

yang terikat pada atom karbon berkaitan rangkap dua. Contoh 2-

propenol.

e. Benzil Alkohol

Benzil alkohol adalah senyawa yang mempunyai gugus hidroksil yang

terikat pada gugus benzil.

f. Alkohol Dihidrat

Alkohol Dihidrat merupakan senyawa yang mengandung dua gugus

fungsi hidroksil. Contoh Alkohol dihidrat adalah etilen glikol.

g. Alkohol Trihidrat

Alkohol Trihidrat merupakan senyawa yang mengandung tiga gugus

fungsi hidroksil. Contoh Alkohol trihidrat adalah etilen gliserol.

2. Sifat-sifat Alkohol

a. Mudah terbakar

b. Mudah bercampur dengan air, ini di sebabkan oleh adanya kemiripan

struktur antara alkohol (R-OH) dan air (H-OH).

c. C 1-4 berupa gas dan cair

d. C 5-9 berupa cairan seperti minyak

e. C>10 berupa zat padat

f. Alkohol bersifat heteropolar. Alkohol memiliki sifat polar dari gugus –

OH dan non polar dari gugus alkil (-R). Sifat polarnya tergantung dari

panjangnya rantai alkilnya. Semakin panjang rantai alkilnya, maka

sifat kepolarannya berkurang. Hal ini menyebabkan berkurangnya sifat

kepolaran.

Page 4: Percobaan i

g. Titik didih alkohol lebih tinggi daripada titik didih alkana. Hal ini

disebabkan oleh gugus fungsi –OH yang sangan polar, sehingga gaya

tarik menarik antarmolekul alkohol menjadi sangat kuat.

3. Monografi Sampel :

a. Gliserin

Nama Latin : Glycerolum

Nama Lain : Gliserol, propana-1,2,3-triol, manis minyak

BM/RM : 92.10/C3H8O3

Pemerian : Cairan seperti sirop; jernih, tidak berwarna;

tidak berbau, manis diikuti rasa hangat.

Higroskopik dan netral terhadap lakmus.

Kelarutan : Dapat campur dengan air dan dengan etanol,

tidak larut dalam kloroform, dalam eter,

dalam minyak lemak dan minyak menguap.

Khasiat : Pemanis, pelarut, humektan, pencahar,

pengawet untuk fermen-fermen dan vaksin-

vaksin, konsentrasi 25% sebagai antiseptik,

untuk membuat gliserol trinitrat.

(Anonim.1979)

b. Etanol

Nama Latin : Aethanolum

Nama Lain : Alkohol

BM/RM : 46.07/C2H5OH

Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap,

dan mudah bergerak; bau khas; rasa panas.

Mudah terbakar dan memberikan warna biru

tidak berasap.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam

kloroform p dan eter p.

Khasiat : Pelarut, campuran minuman (Intoxicant),

Page 5: Percobaan i

sintesis bahan kimia lain.

(Anonim.1979)

c. Metanol

Nama Lain : Metil alkohol, wood alcohol/spiritus

BM/RM : 34,00/CH3OH

Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, bau khas.

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, membentuk

cairan jernih, tidak berwarna.

Khasiat : Sebagai bahan bakar model radio kontrol,

jalur kontrol dan pesawat model. Sebagai

bahan pembuat bahan kimia lainnya, sebagai

bahan makanan karbon untuk denitrifikasi

bakteri.

(Anonim.1979)

D. ALAT DAN BAHAN

1. Alat

1) Batang pengaduk

2) Bunsen

3) Erlenmeyer

4) Korek api

5) Penjepit tabung

6) Pipet

7) Rak tabung

8) Sikat tabung

9) Tabung reaksi

Page 6: Percobaan i

2. Bahan

1) Etanol, metanol, dan gliserin

2) Reagen-reagen kimia

3) Aquades

E. REAKSI KIMIA

1. Reaksi umum golngan alcohol

a. Untuk menentukan golongan alkoholl digunakan reaksi diazo

Zat + diazo A dan diazo B (4:1), lalu basahkan dengan NaOH

dipanaskan akan terjdi warna merah frambos (tidak dapat ditarik

dengan alkohol).

b. Sebagai reaksi pendahuluan dapat digunakan pereaksi lukas

1) Alkohol primer : zat + pereaksi lukas, hasilnya larutan jernih.

2) Alkohol sekunder : zat + pereaksi lukas, hasilnya lrutan keruh.

3) Alkohol tersier : zat + pereaksi lukas, hasilnya endapan yang

tidak larut.

2. Reaksi spesifik golongan alkohol

a. Reaksi esterifikasi ( + )

Zat + asam salisilat/asam benzoate/asam asetat + H2SO4 pekat lalu

mulut tabung reaksi ditutupi kapas basah dan dipanaskan , kemudian

dicium baunya.

Methanol : + H2SO4 pekat + asam salisilat bau gandapura

(wintergreen oil)

Etanol : + H2SO4 pekat + asam benzoat bau frambos ( pisang

ambon)

b. Reaksi beackmen

zat + H2SO4 pekat + K.Bikromat

1) alkohol primer : bau aldehid, warna hijau

2) alkohol sekunder : bau keton

3) alkohol tersier : adanya pemecahan rantai karbon atau atom C

c. Reaksi iodoform ( + ) terbentuk Kristal iodoform

Page 7: Percobaan i

Zat + NaOH + larutan I2 berlebih dipanaskan endapan dapat

kuning bau iodoform (endapan dilihat di bawah mikroskop)

d. Pereaksi denigesAlkohol tersier langsung memberikan endapan putih karena tereduksi.

e. Reaksi warna cuprifil

Zat dalam air + CuSO4 1% + NaOH biru tua, dipanaskan tetap biru

(alkohol polivalen).

f. Reaksi warna charlety

Zat dalam air + asam oksalat + resorchin + asam sulfat hasilnya asam

violet kemudian ditambahkan air, hasil warna ungu hilang dan

ditambah asam sulfat hasilnya: akan terbentuk warna ungu kembali

g. Reaksi warna landwerr

Zat + FeCl3 kuning tua sampai coklat jingga (alkohol polivalen)

3. Reaksi umum golongan alkohol

a. Untuk menentukan golongan alkoholl digunakan reaksi diazo

Zat + diazo A dan diazo B (4:1) lalu basahkan dngan NaOH

dipanaskan akan terjdi warna merah frambos (tidak dapat ditarik

dengan alkohol).

b. Sebagai reaksi pendahuluan dapat digunakan pereaksi lukas

1) Alohol primer : zat + pereaksi lukas, hasilnya larutan jernih

2) Alkohol sekunder : zat + pereaksi lukas, hasilnya lrutan keruh

3) Alkohol tersier : zat + pereaksi lukas, hasilnya endapan yang tidak

larut

4. Reaksi spesifik golongan alkohol

a. Reaksi esterifikasi ( + )

Zat + asam salisilat/asam benzoate/asam asetat + H2SO4 pekat lalu

mulut tabung reaksi ditutupi kapas basah dan dipanaskan ,emudian

dicium baunya.

Methanol : + H2SO4 pekat + asam salisilat bau gandapura

(wintergreen oil)

Page 8: Percobaan i

Etanol : + H2SO4 pekat + asam benzoat bau frambos ( pisang

ambon)

b. Reaksi beackmen

Zat + H2SO4 pekat + K.Bikromat

1. alkohol primer : bau aldehid, warna hijau

2. alkohol sekunder : bau keton

3. alkohol tersier : adanya pemecahan rantai karbon atau atom C

c. Reaksi iodoform ( + ) terbentuk Kristal iodoform

Zat + NaOH + larutan I2 berlebih dipanaskan endapan kuning

bau iodoform (endapan dilihat di bawah mikroskop)

d. Pereaksi deniges

Alkohol tersier langsung memberikan endapan putih karena tereduksi

e. Reaksi warna cuprifil

Zat dalam air + CuSO4 1% + NaOH biru tua, dipanaskan tetap biru

(alkohol polivalen)

f. Reaksi warna charlety

Zat dalam air + asam oksalat + resorchin + asam sulfat hasilnya asam

violet kemudian ditambahkan air, hasil warna ungu hilang dan

ditambah asam sulfat hasilnya: akan terbentuk warna ungu kembali

g. Reaksi warna landwerr

Zat + FeCl3 kuning tua sampai coklat jingga (alkohol polivalen)

F. DATA PENGAMATAN

PENGAMATAN ETANOL METANOL GLISERIN

ORGANOLEPTIS

Bentuk Cairan cairanCairan seperti

sirup

Warna Tidak berwarna Tidak berwarnaJernih, tidak

berwarnaBau Aroma khas Aroma khas Tidak berbauRasa Panas panas Manis

Kelarutan

Air Mudah larut Mudah larut Mudah larutAsam Mudah larut Mudah larut Mudah larut

Page 9: Percobaan i

Basa Mudah larut Mudah larut Mudah larut

Pelarut Organik( kloroform)

Mudah larut Mudah larut Praktis tidak larut

Cek pH 5 1 5

Fluoresensi - - -

Padat - - -Air - - -

Asam - - -Basa - - -

Pyrolisa - - -

Reaksi Golongan - - -

Diazo Larutan tetap jernihLarutan menjadi

kuning pudarLarutan menjadi merah frambos

Lukas Larutan jernih Larutan jernih Tidak larut

Reaksi Spesifik

Ester salisilat - Bau gandapura -

Ester Benzoat Bau pisang ambon - -

Ester AsetatCutex

(etil asetat)- -

Reaksi Beackman Hijau hijau HijauReaksi Deniges Larutan jernih Larutan jernih Larutan jernih

Reaksi Iodoform

Gambar kristal

Reaksi WarnaCupifril Biru muda Biru muda Biru tuaLandwer Kuning tua Kuning Coklat jingga

Charlety - - -

Page 10: Percobaan i

G. PEMBAHASAN

Praktikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa alkohol.

Langkah pertama yang dilakukan adalah uji pendahuluan, meliputi uji

organoleptis yaitu identifikasi berdasarkan bentuk, bau, rasa, warna, dan

kelarutan. Kemudian dilanjutkan uji penggolongan untuk membedakan

golongan alkohol, dan yang terakhir adalah uji penegasan, hal ini

dilakukan agar sampel yang diidentifikasi dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya.

Pada praktikum pertama di lakukan uji organoleptis, dari bentuk

warna, bau dan rasa sampel dalam laboratorium sesuai dengan monografi.

Maka dapat disimpulkan bahwa sampel dalam laboratorium telah

memenuhi syarat berdasarkan kententuan yang terdapat dalam farmakope

Indonesia. Selanjutnya uji kelarutan dan hasilnya menunjukan bahwa

metanol dan etanol sangat mudah larut di dalam air dan dalam larutan

yang bersifat asam. Dalam prinsip like dissolves like dijelaskan bahwa

kelarutan dapat dipengaruhi oleh kesamaan struktur yang membentuk

molekulnya. Molekul air, dibentuk oleh atom H dan O dan alkohol juga

dibentuk oleh atom H dan O oleh sebuah ikatan sigma. Adanya gugus OH

ini membuat alkohol memiliki polaritas yang hampir sama dengan

polaritas air. Namun kepolaritasan yang dimiliki oleh senyawa-senyawa

turunan alkohol tidak akan sebanding dengan polaritas air, hal ini

dipengaruhi oleh kehadiran gugus alkil pada molekulnya. Seperti yang

diketahui gugus alkil merupakan gugus non polar, semakin panjang alkil

yang dimiliki oleh suatu senyawa maka semakin besar sifat non polarnya.

Pada metanol dan etanol, dimana gugus alkil yang kedua senyawa ini

miliki tidak begitu panjang dan tidak merubah tingkat kelektronegatif

sehinnga etanol dan metanol dapat larut dalam pelarut polar. Sedangkan

gliserin larut dalam air namun di butuhkan waktu yang lebih lama, karena

gliserin memiliki rantai atom C yang lebih panjang dibanding metanol dan

metanol. Kemudian di lakukan uji pH. Dan pH yang di hasilkan adalah

Page 11: Percobaan i

untuk metanol pHnya 5, untuk etanol pHnya 1 dan untuk gliserin pHnya 5.

Ini menujukan bahwa alkohol memiliki pH yang bersifat asam.

Kelarutan terhadap asam (HCl) dan basa (NaOH) ketiga sampel

menunjukkan hasil positif yaitu mudah larut. Kelarutan pada pelarut

organik (kloroform), pada etanol dan metanol mudah larut dalam

kloroform karena sifat dari gugus OH yang polar. Selain itu, etanol dan

metanol juga memiliki atom C yang sedikit karena semakin panjang rantai

karbon maka senyawa tersebut bersifat nonpolar. Sedangkan gliserin

praktis tidak larut dalam kloroform karena gliserin dan kloroform sama-

sama memiliki atom karbon yang panjang sehingga senyawa menjadi

nonpolar.

Kemudian uji golongan polivalen dengan menggunakan reaksi

Cuprifil menunjukan reaksi positif dengan terbentukya kompleks Cu

berwarna jernih. Senyawa kompleks dapat berwarna karena senyawa

tersebut menyerap energi pada daerah sinar tampak. Penyerapan energi

tersebut digunaan untuk melakukan promosi atau transisi elektronik pada

atom pusat. Untuk memastikan senyawa yang diidentifikasi benar,

dilakukan uji penegasan yaitu dengan beberapa reaksi diantaranya reaksi

charlety yang menunjukan reaksi positif berwarna ungu yang kemudian

hilang ketika ditambah air.

Kemudian dilakukan uji diazo. Uji diazo dilakukan untuk

menentukan golongan alkohol. Dan hasilnya menunjukan yang termasuk

alkohol primer adalah etanol dan metanol, dan gliserin termasuk alkohol

trihidrat. Sebagian reaksi pendahuluan di gunakan pereaksi lukas. Dan

hasilnya adalah metanol setelah di tambahkan pereaksi lukas

menghasilkan larutan jernih, metanol mengahasilkan larutan jernih, dan

gliserin tidak larut dalam reagen lukas . Dapat disimpulkan, jika sampel di

reaksikan dengan reagen lukas menhasilkan larutan jernih maka sampel

termasuk alkohol primer yaitu metanol dan etanol. Sedangkan gliserin

bukan merupakan golongan alkohol primer, alkohol sekunder dan alkohol

tersier.

Page 12: Percobaan i

Dilakukan pula reaksi spesifik yaitu reaksi esterifikasi. Reaksi

esterifikasi menggunakan asam salisilat, asam benzoat, dan sam asetat.

Pada saat metanol di reaksikan dengan H2SO4 dan asam salisilat hasilnya

larutan tersebut berbau cutex, dan etil salisilat.

Beberapa contoh reaksi esterifikasi adalah sebagai berikut :

a. Reaksi asam asetat dan etanol :

b. Reaksi asam salisilat dan metanol :

c. Reaksi asam benzoat dan etanol :

Pada gambar a yaitu esterifikasi asam asetat dengan etanol

menghasilkan bau cutex (etil asetat) . Reaksi ini dibantu dengan katalisator

asam (asam sulfat pekat) yang akan mempercepat pruduk dari reaktan.

Bukan hanya dengan katalisator, reaksi ini juga dibantu dengan pemanasan

yang bertujuan untuk menyempurnakan reaksi agar bau yang di hasilkan

terbentuk dengan cepat. Pada gambar b dan c merupakan esterifikasi asam

salisilat dan asam benzoat, kedua reaksi ini dibantu juga dengan katalis

asam sulfat dan pemanasan. Tujuan diberi katalisator dan pemanasan sama

seperti tujuan dilakukannya reaksi ester salisilat. Hasil esterifikasi asam

Page 13: Percobaan i

salisilat dengan metanol, yaitu gondopuro (metil salisilat) dan esterifikasi

asam benzoat dan etanol, yaitu bau frambos (etil benzoat).

Setelah di lakukan reaksi esterifikasi , di lakukan pula reaksi

beackman. Reaksi Beckman, hampir sama seperti reaksi oksidasi, hanya

saja pereaksi yang digunakan bukan KMnO4 tetapi K2Cr2O7 dan H2SO4,

dan hasil positif yang diamati lebih ditunjukkan untuk keberadaan Alkohol

Tersier, hasil positif apabila warna larutan orange-nya tidak mengalami

perubahan warna, apabila terjadi perubahan warna maka bisa jadi Alkohol

Primer atau Sekunder. Dari praktikum yang kami buat hasilnya

menunjukan semua sampel berwarna hijau. Ini menunjukan bahwa ketiga

sampel ini tidak termasuk alkohol golongan tersier.

Kemudian di lakukan reaksi deniges. Reaksi Deniges, merupakan

reaksi untuk Alkohol Tersier, pereaksinya adalah HgO, H2SO4, dan aqua,

hasil positif apabila segera terbentuk endapan berwarna putih. Alkohol

Primer dan Sekunder juga dapat membentuk endapan tetapi tidak secepat

Alkohol Tersier. Hasilnya adalah semua larutan (sampel) jernih.

Reaksi selanjutnya adalah reaksi iodoform. Reaksi Iodoform

merupakan reaksi yang pereaksinya adalah larutan Iodii (I2) dan NaOH

yang hasil reaksinya adalah Iodoform yang dengan kata lain hasil positif

apabila terbentuk endapan berwarna kuning (jika diamati akan berbentuk

kristal).

Setelah itu di lakukan test warna. Test warna di lakukan dengan

reaksi Cuprifil, reaksi landwerr dan reaksi charlety. Reaksi cuprifil

merupakan reaksi yang menggunakan NaOH dan CuSO4 sebagai

pereaksinya, hasil positif apabila didapatkan suatu kompleks Cu yang biru

tua jika di panaskan maka akanterbentuk waarna biru yang pekat (alkohol

polivalen). Hasilnya adalah sampel etanol dan metanol berwarna biru

muda dan gliserin berwarna biru tua. Hal ini membuktikan bahwa gliserin

merupakan alkohol polivalen karena gliserin memiliki gugu OH lebih dari

satu. Reaksi landwerr merupakan reaksi yang menggunakan FeCl3 sebagai

pereaksi, hasil positif apabila terbentuk warna kuning tua sampai coklat

Page 14: Percobaan i

jingga. Hasilnya adalah metanol berwarna kuning tua, etanol berwarna

coklat jingga, dan gliserin berwarna kuning. Hal ini menunjukkan tidak

adanya gugus fenol pada sampel, karena uji feri klorida adalah mendeteksi

keberadaan fenol pada sampel dengan penambahan larutan feri klorida

yang uji positifnya akan menghasilkan warna ungu, merah, hijau atau biru

sebagai akibat dari adanya reaksi gugus OH pada fenol bereaksi dengan

larutan feri klorida. Dan yang terakhir pada uji warna adalah reaksi

charlety. Reaksi charlety merupakan reaksi yang menggunakan asam

Oksalat, Resorsin, dan H2SO4 pekat sebagai pereaksi, hasil positif apabila

terbentuk warna ungu. Dalam praktikum kali ini tidak semua reaksi di

atas di buat karena keterbatasan waktu.

H. KESIMPULAN

Dari hasil praktikum di atas dapat disimpulkan bahwa :

1. Untuk mengidentifikasi alkohol primer, sekunder, tersier, dll di lakukan uji

yaitu reaksi lukas dan reaksi beckman.

2. Untuk mengetahui berapa banyak gugus OH dal suatu sampel golongan

alkohol dapat di lakukan reaksi warna cuprifil. Jika suatu alkohol memiliki

lebih dari satu gugus OH maka hasil dari reaksi tersebut berwarna biru tua.

3. Untuk mengetahui Alkohol Tersier di lakukan reaksi deniges, pereaksi

yang di gunakan adalah HgO, H2SO4, dan aqua, hasil positif apabila segera

terbentuk endapan berwarna putih. Alkohol Primer dan Sekunder juga

dapat membentuk endapan tetapi tidak secepat Alkohol Tersier. Hasilnya

adalah semua larutan (sampel) jernih.

4. Metanol dan etanol merupakan golongan alkohol primer

5. Gliserin merupakan golongan alkohol trihidrat.

6. Alkohol monovalen : metanol dan etanol.

7. Alkohol polivalen : gliserin

I. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan

Republik Indonesia.Jakarta

Page 15: Percobaan i

Anonim. 2003. Kimia Organik.Erlangga.Jakarta

Harnanto Ari, Ruminten. 2009. Kimia Untuk SMA KELAS XII. PT JePe

Press Media Utama .Jakarta

Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasar kimia Organik. Bina

Aksara.Jakarta