7
Praktikum Motor DC 1 Percobaan I Pengaturan kecepatan putar motor DC penguat terpisah 1. Tujuan: a. Praktikan mengerti tentang perlunya pengawalan dan cara pengawalan pada motor DC penguat terpisah, b. Praktikan mempelajari cara pengaturan kecepatan putar motor DC penguat terpisah melalui pengaturan medan magnet dan pengaturan tegangan jangkar, c. Praktikan mengetahui perubahan kecepatan motor DC penguat terpisah dan torsi terhadap perubahan arus beban. 2. Prinsip Dasar a. Perlunya alat pengawalan Dari gambar 1.1 hubungan tegangan dan arus motor pada saat motor bekerja dapat diberikan melalui persamaan: V V DC Input A r A H C D R h V DC Input (V f ) R a R f I f A A I a E 0 V Gambar 1.1. Rangkaian pengganti motor DC penguat terpisah Dari gambar 1.1 diberikan persamaan: a I I (1-1) a a o R I E V . (1-2) N k E o (1-3) f f f R I V (1-4) a f I I K T (1-5) Dengan: Ia : Arus jangkar I : Arus total If : Arus medan Eo : tegangan jangkar K : konstanta : fluks magnetik N : kecepatan putar motor DC

Percobaan I Motor DC Penguat terpisah.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Percobaan I Motor DC Penguat terpisah.pdf

Praktikum Motor DC 1

Percobaan I

Pengaturan kecepatan putar motor DC penguat terpisah

1. Tujuan: a. Praktikan mengerti tentang perlunya pengawalan dan cara pengawalan

pada motor DC penguat terpisah,

b. Praktikan mempelajari cara pengaturan kecepatan putar motor DC

penguat terpisah melalui pengaturan medan magnet dan pengaturan

tegangan jangkar,

c. Praktikan mengetahui perubahan kecepatan motor DC penguat terpisah

dan torsi terhadap perubahan arus beban.

2. Prinsip Dasar

a. Perlunya alat pengawalan

Dari gambar 1.1 hubungan tegangan dan arus motor pada saat motor

bekerja dapat diberikan melalui persamaan:

VV

DC

Input

Ar

A

H

C

D

Rh

VDC

Input

(Vf)

Ra

Rf

If

A AIa

E0

V

Gambar 1.1. Rangkaian pengganti motor DC penguat terpisah

Dari gambar 1.1 diberikan persamaan:

aII (1-1)

aaoRIEV . (1-2)

NkEo (1-3)

fffRIV (1-4)

afIIKT (1-5)

Dengan:

Ia : Arus jangkar

I : Arus total

If : Arus medan

Eo : tegangan jangkar

K : konstanta

: fluks magnetik

N : kecepatan putar motor DC

Page 2: Percobaan I Motor DC Penguat terpisah.pdf

Praktikum Motor DC 2

Ra : tahanan jangkar

Persamaan (1-3), pada saat start (N=0), maka Eo=0 sehingga

aa R

VI . Karena nilai Ra sangat kecil, maka nilai Ia menjadi sangat

besar (dapat mencapai 10 kali arus nominal) pada tegangan nominal.

Hasilnya komutator akan rusak dan belitan jangkar dapat terbakar.

Unutk mencegah persoalan tersebut, maka perlu digunakannya starter

yang dihubungkan serie dengan rangkaian jangkar. Starter akan

membatasi besar arus Ia pada harga yang sesuai pada saat start.

Kerugian daya dapat dihindari pada saat start dengan cara mengatur

tahanan starter menjadi nol setelah start selessai.

b. Cara pengaturan kecepatan motor DC penguat terpisah

Kecepatan motor DC dapat ditentukan melalui substitusi persamaan (1-

2), (1-3) dan (1-5), sehingga didapatkan persamaan:

K

IaRaVN

(1-6)

2K

RaT

K

VN

(1-7)

Dari persamaan (1-6) ditunjukkan bahwa putaran motor DC (N) dapat

diubah melalui:

1. mengatur Medan magnet () melalui arus If

2. mengatur tegangan jangkar (V)

3. mengatur tahanan jangkar, jika tahanan jangkar ditambah

tahanan variabel (Rs) sehingga tahanan jangkar (Ra+Rs)dapat

diubah

dalam banyak hal cara 1 dan ke 2 paling banyak digunakan untuk

mengatur kecepatan putar motor DC.

c. Karakteristik beban

Bila motor DC dibebani, kecepatan motor akan turun sesuai dengan

kenaikan arus jangkar (Ia) dan dijaga tegangan masuk (V) serta fluks

Medan () dijaga tetap (lihat persamaan (1-6)). Dengan kanaikan Ia

maka torsi juga akan naik sesuai dengan persamaan (1-5).

3. Alat yang dibutuhkan

Satu set Motor DC dan generator DC yang ada di laboratorium Teknik System

Tenaga (J-106) atau laboratorium Pengemudian Elektrik (D-103).

Page 3: Percobaan I Motor DC Penguat terpisah.pdf

Praktikum Motor DC 3

4. Prosedur dan rangkaian percobaan

Periksa dan catat semua spesifikasi dari motor DC dan generator DC yang

digunakan melalui name plate nya

a. Starting

1. Buat rangkaian seperti pada gambar 1.2

2. Pada saat start, posisi tahanan medan magnet “minimum”

P C N PA

Starting

rheostat

A

VV

DC

Input

Ar

A

H

C

D

Rf

Af

VDC

Input

Gambar 1.2 rangkaian percobaan motor DC penguat terpisah

3. Handle start dari ”starting rheostart” harus pada posisi minimum

4. Setelah switch “S” tertutup aturlah starting rheostat perlahan-lahan

per notch dengan selalu memperhatikan arus pada amper meter

“A”

5. Jika drop arus lebih rendah dari pada nilali rating arus nya, naikkan

lagi ke posisi noth berikutnya

6. bila notch sampai pada posisi akhir, starter terhubung singkat.

b. Pengaturan kecepatan

Pengaturan Medan Magnet ()

1. Rangkaian masih sama dengan gambar 1.2

2. setelah starting, catatlah pembacaan tegangan (V), arus (A), arus

medan (Af) dan kecepatan motor DC sambil mengubah Rh.

3. Buat tabel percobaan ini sesuai dengan tabel 1-1

Page 4: Percobaan I Motor DC Penguat terpisah.pdf

Praktikum Motor DC 4

Tabel 1-1

V= ........... Volt, I= ................ Amper.

If diturunkan If dinaikkan

If (A) N (rpm) If (A) N (rpm)

Perhatian :

i. Ketika Rh dinaikkan atau diturunkan Rh, harus pada posisi

satu arah, karena adanya pengaruh hysterisis.

ii. Jika rangkaian medan terputus selama operasi berlangsung,

kecepatan kana bertambah besar yang akan mengakibatkan

rusaknya peralatan. Sehubungan dengan hal diatas (i) dan

(ii) maka perhatikan hubungan rangkaiannya sebelum

mengoperasikan.

Pengaturan Tagangan Jangkar (Eo)

1. rangkaian percobaan seperti terlihat pada gambar 1.3

2. Catat pembacaan tegangan (V), arus masuk (A), tegangan jangkar

(Va), arus medan (Af) dan kecepatan motor saat tahanan jangkar

(Rfj) diubah dengan menjaga arus medan magnet (Af) konstan.

P C N PA

Starting

rheostat

A

VV

DC

Input

Ar

A

H

C

D

Rf

Af

VDC

InputV

a

Rfj

Gambar 1.3 Rangkaian pengaturan tegangan jangkar

motor DC penguat terpisah

3. Buat tabel seperti pada tabel 1-2 dibawah.

Page 5: Percobaan I Motor DC Penguat terpisah.pdf

Praktikum Motor DC 5

Tabel 1-2

V= ................ Volt

Va (V) If = (A) If = (A) If = (A)

I (A) N(rpm) I (A) N(rpm) I (A) N(rpm)

c. Test pembebanan

Sebagai beban digunakan satu set generator DC dan tahanan beban

yang dapat diatur

1. hubungkan motor dan generator seperti pada gambar 1.4 dibawah

P C N PA

Starting

rheostat

A

VV

DC

Input

Ar

A

HV

DC

Input

C

DA

f

Rf

Ar

A

H

CD

Af

Rfg

Af

V RL

Gambar 1.4 Rangkaian percobaan pembebanan motor DC

2. setelah start, aturlah motor pada kecepatan nominalnya (1500 rpm)

dan arus nominal serta pada tegangan nominal dengan cara

mengatur Rfm, Rfg dan RL

3. ubahlah beban RL sambil menjaga agar Rfm tetap, catatlah

penunjukkan pada meter tegangan masuk (V), arus medan motor

(Af), arus jangkar motor (Aa), tegangan beban (VL) arus beban

(AL) dan kecepatan motor dalam (Rpm)

4. persamaan torsi dapat diperoleh dari persamaan (1-8) seperti

dibawah:

N2

IRIV

N2

IET aaaao

(1-8)

Gunakan nilai tahanan jangkar (Ra) sebesar 0,5

Dengan :

N : putaran motor dalam rpm

5. Buat tabel seperti pada tabel 1-3 dibawah:

Page 6: Percobaan I Motor DC Penguat terpisah.pdf

Praktikum Motor DC 6

Tabel 1-3

V = ..........Volt

5. Pertimbangan hasil percobaan

1. Gambarkan kurva hubungan antara If dengan N (lihat gambar 1.5 dengan

menggunakan tabel 1-1.

N

(rpm)

If (A)0

Gambar 1.5 Kurva putaran (N) terhadap arus medan (If)

2. Gambarkan kurva putaran (N) terhadap tegangan (Va) dari data tabel 1-2.

(lihat gambar 1.6)

Ia (A) If (A) VL (V) IL (A) N (rpm) T (Nm)

Page 7: Percobaan I Motor DC Penguat terpisah.pdf

Praktikum Motor DC 7

N

(rpm)

If (A)0

If1

If2

If3

Gambar 1.6. Kurva putaran (N) terhadap tegangan (Va)

3. Hitung harga torsi seperti pada tabel 1-3

4. Gambarkan kurva torsi (T) dan putaran (N) terhadap arus beban (Ia), lihat

gambar 1.7.

N

(rpm)

Ia (A)0

N

T

T

(Nm)

Gambar 1.7 Kurva putaran (N), torsi (T) terhadap arus beban (Ia)