20
Email : [email protected] Twitter : @fitrihadriyani FB: [email protected] BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penulisan Dalam rangka percepatan pengentasan dan penghapusan kemiskinan, Harus diakui dewasa ini, segala bentuk perjanjian internasional seakan-akan memberikan landasan dan harapan baru bagi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang diarahkan terutama bagi negara berkembang dan miskin, termasuk salah satu adalah bangsa Indonesia. Fenomena ini tentulah sangat menarik untuk kita coba telaah lebih dalam, terutama dengan maraknya perjanjian mengenai perdagangan bebas ( free trade) yang telah disepakati oleh bangsa Indonesia sebagai salah satu bentuk kebijakan yang telah diambil, dimana mungkin penulis mencoba untuk melemparkan suatu pertanyaan sederhana dalam tulisan ini, apakah benar perjanjian-perjanjian yang telah dibuat itu memang diarahkan dalam rangka percepatan pertumbuhan ekonomi sehingga dapat mempercepat pengentasan kemiskinan yang telah lama menyelimuti bangsa ini atau jangan-jangan itu hanyalah sekedar pemanis belaka untuk memperkuat proses neokolonialisme dan imprealisme suatu negara terhadap negara lain? Kalau dilihat kembali mengenai isi perjanjian perdagangan bebas yang telah dibuat dan disepakati, pada dasarnya juga menegaskan akan pentingnya suatu produktifitas diiringi dengan asas persamaan, keadilan, perlindungan hak-hak asasi manusia dan lingkungan hidup, tetapi lagi-lagi kalau berbica mengenai realita, mungkin ada baiknya meninjau ulang mengenai kebenaran ditetapkannya asas-asas tersebut. James Petras dengan cukup kritis pernah mengatakan bahwa wacana-wacana yang selama ini biasa kita anggap wajar harus dicermati ulang secara kritis. Modus Perdagangan bebas ini tidak lebih hanya akan menjadi mekanisme penguasaan negara maju terhadap negara berkembang. Neoliberalisme dan propaganda atas keniscayaan integrasi pasar ekonomi tidak lebih hanyalah mitos dan klaim yang selalu dibangun untuk kepentingan relasi imperialis.

Perdagangan bebas dan proteksi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Perdagangan bebas dan proteksi

Email : [email protected]

Twitter : @fitrihadriyani

FB: [email protected]

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penulisan

Dalam rangka percepatan pengentasan dan penghapusan kemiskinan, Harus

diakui dewasa ini, segala bentuk perjanjian internasional seakan-akan memberikan

landasan dan harapan baru bagi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang diarahkan

terutama bagi negara berkembang dan miskin, termasuk salah satu adalah bangsa

Indonesia. Fenomena ini tentulah sangat menarik untuk kita coba telaah lebih dalam,

terutama dengan maraknya perjanjian mengenai perdagangan bebas (free trade) yang

telah disepakati oleh bangsa Indonesia sebagai salah satu bentuk kebijakan yang telah

diambil, dimana mungkin penulis mencoba untuk melemparkan suatu pertanyaan

sederhana dalam tulisan ini, apakah benar perjanjian-perjanjian yang telah dibuat itu

memang diarahkan dalam rangka percepatan pertumbuhan ekonomi sehingga dapat

mempercepat pengentasan kemiskinan yang telah lama menyelimuti bangsa ini atau

jangan-jangan itu hanyalah sekedar pemanis belaka untuk memperkuat proses

neokolonialisme dan imprealisme suatu negara terhadap negara lain?

Kalau dilihat kembali mengenai isi perjanjian perdagangan bebas yang telah

dibuat dan disepakati, pada dasarnya juga menegaskan akan pentingnya suatu

produktifitas diiringi dengan asas persamaan, keadilan, perlindungan hak-hak asasi

manusia dan lingkungan hidup, tetapi lagi-lagi kalau berbica mengenai realita, mungkin

ada baiknya meninjau ulang mengenai kebenaran ditetapkannya asas-asas tersebut. James

Petras dengan cukup kritis pernah mengatakan bahwa wacana-wacana yang selama ini

biasa kita anggap wajar harus dicermati ulang secara kritis. Modus Perdagangan bebas ini

tidak lebih hanya akan menjadi mekanisme penguasaan negara maju terhadap negara

berkembang. Neoliberalisme dan propaganda atas keniscayaan integrasi pasar ekonomi

tidak lebih hanyalah mitos dan klaim yang selalu dibangun untuk kepentingan relasi

imperialis.

Page 2: Perdagangan bebas dan proteksi

Email : [email protected]

Twitter : @fitrihadriyani

FB: [email protected]

Pada prinsipnya perdagangan bebas atau free trade adalah suatu bentuk

penjabaran ekonomi suatu negara yang mekanisme kebijakan perekonomiannya

diserahkan kepada kebijakan pasar dengan meminimalkan seminim mungkin peran

negara bahkan diharapkan sama sekali tidak ada intervensi/campur tangan dari negara.

Selain itu, perdagangangan bebas juga menyakini akan menciptakan kemakmuran

bersama semua bangsa yang disebabkan setidaknya oleh tiga hal yaitu pertama,

perdagangan akan menyebabkan Negara-negara melakukan spesialisai dalam produksi

setiap item dimana mereka secara relative lebih efesien.

Suatu upaya yang secara keseluruhan ditujukan untuk

menyerahkan perekonomian kepada mekanisme pasar bebas, contohnya saja bisa kita

lihat semenjak disepakatinya kesepakatan berbagai perjanjian perdagangan bebas /FTA,

mulai dari IJEPA (Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement), C-AFTA(China-

Asean FTA), K-AFTA (Korea-Asean FTA), dan J-AFTA (Japan-Asean FTA) yang jelas-

jelas tidak memihak pada kesejahteraan masyarakat secara mayoritas. Banyak para

pengamat ekonom yang menyimpulkan bahwa pada dasarnya Free Trade

Agreement (FTA) hanyalah ditujukan dalam rangka memperluas pasar dan agenda-

agenda neoliberal semata, dimana dalam rangka mempermudah misinya, semua negara

yang terlibat dalam perjanjian tersebutpun harus secara perlahan-lahan menghapuskan

semua bentuk hambatan ataskelancaran perdagangan dengan pemberian insentif dan

kemudaan bea masuk dengan pajak 0 % serta kemudahan di bidang pertanahan dan

keimigrasian yang diberikan dalam rangka menarik investasi dan perdagangan asing

untuk masuk ke kawasan tersebut.

Selain itu adanya perspektif kritis yang lebih melihat hubungan asimetris pada

politik internasional, memandang perdagangan bebas tidak lebih sebagai bentuk baru

penjajahan atau imperialisme gaya baru Negara maju kepada Negara berkembang atau

miskin, di mana para pemodal dalam skala internasional dengan alih-alih akan

meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara lain justru tengah mempraktekkan upaya

penghisapan keringat buruh yang lebih murah di negara lain. Motivasi ini selalu dikemas

dengan konsep strategi diplomasi yang seolah-oleh akan menguntungkan semua negara

Page 3: Perdagangan bebas dan proteksi

Email : [email protected]

Twitter : @fitrihadriyani

FB: [email protected]

dalam tiap negosiasi padahal justru yang terjadi adalah perpecahan dalam negeri akibat

dari ketidakadilan ekonomi dan lingkaran kemiskinan yang semakin meningkat.

1.2. Tujuan Penulisan

1.3. Manfaat Penulisan

Page 4: Perdagangan bebas dan proteksi

Email : [email protected]

Twitter : @fitrihadriyani

FB: [email protected]

BAB II

PEMBAHASAN

A. PERDAGANGAN BEBAS

1. Pengertian Perdagangan Bebas dan Perdagangan Internasional

Perdagangan bebas adalah sebuah konsep ekonomi yang mengacu kepada

Harmonized Commodity Description and Coding System (HS) dengan ketentuan dari

World Customs Organization yang berpusat di Brussels, Belgium. penjualan produk antar

negara tanpa pajak ekspor-impor atau hambatan perdagangan lainnya. Perdagangan

bebas dapat juga didefinisikan sebagai tidak adanya hambatan buatan (hambatan yang

diterapkan pemerintah) dalam perdagangan antar individual-individual dan perusahaan-

perusahaan yang berada di negara yang berbeda.

Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk

suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk

yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu

dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara

lain. Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk

meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan

tahun (lihat Jalur Sutra, Amber Road), dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial,

dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional pun

turut mendorong Industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran

perusahaan multinasional.

Perdagangan internasional sering dibatasi oleh berbagai pajak negara, biaya

tambahan yang diterapkan pada barang ekspor impor, dan juga regulasi non tarif pada

Page 5: Perdagangan bebas dan proteksi

Email : [email protected]

Twitter : @fitrihadriyani

FB: [email protected]

barang impor. Secara teori, semuha hambatan-hambatan inilah yang ditolak oleh

perdagangan bebas. Namun dalam kenyataannya, perjanjian-perjanjian perdagangan yang

didukung oleh penganut perdagangan bebas ini justru sebenarnya menciptakan hambatan

baru kepada terciptanya pasar bebas. Perjanjian-perjanjian tersebut sering dikritik karena

melindungi kepentingan perusahaan-perusahaan besar.

2. Teori Perdagangan Internasional

Menurut Amir M.S., bila dibandingkan dengan pelaksanaan perdagangan di

dalam negeri, perdagangan internasional sangatlah rumit dan kompleks. Kerumitan

tersebut antara lain disebabkan karena adanya batas-batas politik dan kenegaraan yang

dapat menghambat perdagangan, misalnya dengan adanya bea, tarif, atau quota barang

impor. Selain itu, kesulitan lainnya timbul karena adanya perbedaan budaya, bahasa,

mata uang, taksiran dan timbangan, dan hukum dalam perdagangan.

a) Model Ricardian

Model Ricardian memfokuskan pada kelebihan komparatif dan mungkin merupakan

konsep paling penting dalam teori pedagangan internasional. Dalam Sebuah model

Ricardian, negara mengkhususkan dalam memproduksi apa yang mereka paling baik

produksi. Tidak seperti model lainnya, rangka kerja model ini memprediksi dimana

negara-negara akan menjadi spesialis secara penuh dibandingkan memproduksi

bermacam barang komoditas. Juga, model Ricardian tidak secara langsung memasukan

faktor pendukung, seperti jumlah relatif dari buruh dan modal dalam negara.

b) Model Heckscher-Ohlin

Model Heckscgher-Ohlin dibuat sebagai alternatif dari model Ricardian dan dasar

kelebihan komparatif. Mengesampingkan kompleksitasnya yang jauh lebih rumit model

ini tidak membuktikan prediksi yang lebih akurat. Bagaimanapun, dari sebuah titik

pandangan teoritis model tersebut tidak memberikan solusi yang elegan dengan memakai

mekanisme harga neoklasikal kedalam teori perdagangan internasional.

Page 6: Perdagangan bebas dan proteksi

Email : [email protected]

Twitter : @fitrihadriyani

FB: [email protected]

Teori ini berpendapat bahwa pola dari perdagangan internasional ditentukan oleh

perbedaan dalam faktor pendukung. Model ini memperkirakan kalau negara-negara akan

mengekspor barang yang membuat penggunaan intensif dari faktor pemenuh kebutuhan

dan akan mengimpor barang yang akan menggunakan faktor lokal yang langka secara

intensif. Masalah empiris dengan model H-o, dikenal sebagai Pradoks Leotief, yang

dibuka dalam uji empiris oleh Wassily Leontief yang menemukan bahwa Amerika

Serikat lebih cenderung untuk mengekspor barang buruh intensif dibanding memiliki

kecukupan modal.

c) Faktor Spesifik

Dalam model ini, mobilitas buruh antara industri satu dan yang lain sangatlah mungkin

ketika modal tidak bergerak antar industri pada satu masa pendek. Faktor spesifik

merujuk ke pemberian yaitu dalam faktor spesifik jangka pendek dari produksi, seperti

modal fisik, tidak secara mudah dipindahkan antar industri. Teori mensugestikan jika ada

peningkatan dalam harga sebuah barang, pemilik dari faktor produksi spesifik ke barang

tersebut akan untuk pada term sebenarnya. Sebagai tambahan, pemilik dari faktor

produksi spesifik berlawanan (seperti buruh dan modal) cenderung memiliki agenda

bertolak belakang ketika melobi untuk pengednalian atas imigrasi buruh. Hubungan

sebaliknya, kedua pemilik keuntungan bagi pemodal dan buruh dalam kenyataan

membentuk sebuah peningkatan dalam pemenuhan modal. Model ini ideal untuk industri

tertentu. Model ini cocok untuk memahami distribusi pendapatan tetapi tidak untuk

menentukan pola pedagangan.

d) Model Gravitasi

Model gravitasi perdagangan menyajikan sebuah analisa yang lebih empiris dari pola

perdagangan dibanding model yang lebih teoritis diatas. Model gravitasi, pada bentuk

dasarnya, menerka perdagangan berdasarkan jarak antar negara dan interaksi antar negara

dalam ukuran ekonominya. Model ini meniru hukum gravitasi Newton yang juga

memperhitungkan jarak dan ukuran fisik diantara dua benda. Model ini telah terbukti

Page 7: Perdagangan bebas dan proteksi

Email : [email protected]

Twitter : @fitrihadriyani

FB: [email protected]

menjadi kuat secara empiris oleh analisa ekonometri. Faktor lain seperti tingkat

pendapatan, hubungan diplomatik, dan kebijakan perdagangan juga dimasukkan dalam

versi lebih besar dari model ini.

3. Sejarah Perdagangan/Pasar Bebas

Sejarah dari perdagangan bebas internasional adalah sejarah perdagangan

internasional memfokuskan dalam pengembangan dari pasar terbuka. Diketahui bahwa

bermacam kebudayaan yang makmur sepanjang sejarah yang bertransaksi dalam

perdagangan. Berdasarkan hal ini, secara teoritis rasionalisasi sebagai kebijakan dari

perdagangan bebas akan menjadi menguntungkan ke negara berkembang sepanjang

waktu. Teori ini berkembang dalam rasa moderennya dari kebudayaan komersil di

Inggris, dan lebih luas lagi Eropa, sepanjang lima abad yang lalu. Sebelum kemunculan

perdagangan bebas, dan keberlanjutan hal tersebut hari ini, kebijakan dari merkantilisme

telah berkembang di Eropa di tahun 1500. Ekonom awal yang menolak merkantilisme

adalah David Ricardo dan Adam Smith.

Ekonom yang menganjurkan perdagangan bebas percaya kalau itu merupakan

alasan kenapa beberapa kebudayaan secara ekonomis makmur. Adam Smith, contohnya,

menunjukkan kepada peningkatan perdagangan sebagai alasan berkembangnya kultur

tidak hanya di Mediterania seperti Mesir, Yunani, dan Roma, tapi juga Bengal dan

Tiongkok. Kemakmuran besar dari Belanda setelah menjatuhkan kekaisaran Spanyol, dan

mendeklarasikan perdagangan bebas dan kebebasan berpikir, membuat pertentangan

merkantilis/perdagangan bebas menjadi pertanyaan paling penting dalam ekonomi untuk

beberapa abad. Kebijakan perdagangan bebas telah berjibaku dengan merkantilisme,

proteksionisme, isolasionisme, komunisme dan kebijakan lainnya sepanjang abad.

4. Pro Dan Kontra Perdagangan Bebas

Page 8: Perdagangan bebas dan proteksi

Email : [email protected]

Twitter : @fitrihadriyani

FB: [email protected]

Banyak ekonom yang berpendapat bahwa perdagangan bebas meningkatkan

standar hidup melalui teori keuntungan komparatif dan ekonomi skala besar. Sebagian

lain berpendapat bahwa perdagangan bebas memungkinkan negara maju untuk

mengeksploitasi negara berkembang dan merusak industri lokal, dan juga membatasi

standar kerja dan standar sosial. Sebaliknya pula, perdagangan bebas juga dianggap

merugikan negara maju karena ia menyebabkan pekerjaan dari negara maju berpindah ke

negara lain dan juga menimbulkan perlombaan serendah mungkin yang menyebabkan

standar hidup dan keamanan yang lebih rendah. Perdagangan bebas dianggap mendorong

negara-negara untuk bergantung satu sama lain, yang berarti memperkecil kemungkinan

perang.

5. Menggugat Mitos-mitos Neoliberalisme tentang Pasar Bebas

Neoliberalisme sebagai perwujudan baru paham liberalisme saat ini dapat

dikatakan telah menguasai sistem perekonomian dunia. Paham liberalisme dipelopori

oleh ekonom asal Inggris Adam Smith dalam karyanya The Wealth of Nations (1776).

Sistem ini sempat menjadi dasar bagi ekonomi negara-negara maju seperti Amerika

Serikat dari periode 1800-an hingga masa kejatuhannya pada periode krisis besar (Great

Depression) di tahun 1930. Sistem ekonomi yang menekankan pada penghapusan

intervensi pemerintah ini mengalami kegagalan untuk mengatasi krisis ekonomi besar-

besaran yang terjadi saat itu.

Selanjutnya sistem liberal digantikan oleh gagasan-gagasan dari John Maynard

Keynes yang digunakan oleh Presiden Roosevelt dalam kebijakan New Deal. Kebijakan

itu ternyata terbukti sukses karena mampu membawa negara selamat dari bencana krisis

ekonomi. Inti dari gagasannya menyebutkan tentang penggunaan full employment yang

dijabarkan sebagai besarnya peranan buruh dalam pengembangan kapitalisme dan

pentingnya peran serta pemerintah dan bank sentral dalam menciptakan lapangan kerja.

Kebijakan ini mampu menggeser paham liberalisme untuk beberapa saat sampai

munculnya kembali krisis kapitalisme yang berakibat semakin berkurangnya tingkat

Page 9: Perdagangan bebas dan proteksi

Email : [email protected]

Twitter : @fitrihadriyani

FB: [email protected]

profit dan menguatnya perusahaan-perusahaan transnasional atau Trans Nasional

Corporation/Multi Nasional Corporation (TNC/MNC).

Menguatnya kekuatan modal dan politik perusahaan-perusahaan transnasional

(TNC/MNC) yang banyak muncul di negara-negara maju makin meningkatkan tekanan

untuk mengurangi berbagai bentuk intervensi pemerintah dalam perekonomian karena hal

itu akan berpengaruh pada berkurangnya keuntungan yang mereka terima. Melalui

kebijakan politik negara-negara maju dan institusi moneter seperti IMF, Bank Dunia dan

WTO, mereka mampu memaksakan penggunaan kembali paham liberalisme gaya baru

atau yang lebih dikenal dengan sebutan paham neo-liberalisme.

a. Paham Neoloberalisme

Secara garis besar Mansour Fakih (2003) menjelaskan pendirian paham neoliberalisme:

1. biarkan pasar bekerja tanpa distorsi (unregulated market is the best way to

increase economic growth), keyakinan ini berakibat bahwa perusahaan swasta

harus bebas dari intervensi pemerintah, apapun akibat sosial yang dihasilkan.

2. kurangi pemborosan dengan memangkas semua anggaran negara yang tidak perlu

seperti subsidi untuk pelayanan sosial seperti anggaran pendidikan, kesehatan dan

jaminan sosial lainnya.

3. perlu diterapkan deregulasi ekonomi, mereka percaya bahwa regulasi selalu

mengurangi keuntungan, termasuk regulasi mengenai AMDAL, keselamatan

kerja dan sebagainya.

4. privatisasikan semua badan usaha negara. Privatisasi ini termasuk juga

perusahaan-perusahaan strategis yang melayaani kepentignan rakyat banyak

seperti PLN, Sekolah dan Rumah Sakit. Hal ini akan mengakibatkan konsentrasi

kapital di tangan sedikit orang dan memaksa rakyat kecil membayar lebih mahal

atas kebutuhan dasar mereka.

5. masukkan gagasan seperti “barang-barang publik”, “gotong-royong” serta

berbagai keyakinan solidaritas sosial yang hidup di masyarakat ke dalam peti es

dan selanjutnya digantikan dengan gagasan “tanggung jawab individual”. Masing-

Page 10: Perdagangan bebas dan proteksi

Email : [email protected]

Twitter : @fitrihadriyani

FB: [email protected]

masing orang akan bertanggung jawab terhadap kebutuhan mereka sendiri-

sendiri. Golongan paling miskin di masyarakat akan menjadi korban gagasan ini

karena merekalah yang paling kesulitan untuk memenuhi kebutuhan mereka

sendiri.

b. Mitos

Dalam rangka memantapkan kebijakan neo-liberalisme, para pendukungnya

secara gencar mengampanyekan mitos-mitos berkaitan dengan neo-liberalisme dan lebih

lanjut tentang pasar bebas. Lebih lanjut dijelaskan oleh Mansour Fakih (2003) bahwa

mitos-mitos itu diantaranya adalah :

1. perdagangan bebas akan menjamin pangan murah dan kelaparan tidak akan

terjadi. Kenyataan yang terjadi bahwa perdagangan bebas justru meningkatkan

harga pangan.

2. WTO dan TNC akan memproduksi pangan yang aman. Kenyataannya dengan

penggunaan pestisida secara berlebih dan pangan hasil rekayasa genetik justru

membahayakan kesehatan manusia dan juga keseimbangan ekologis.

3. kaum permpuan akan diuntungkan dengan pasar bebas pangan. Kenyataannya,

perempuan petani semakin tersingkir baik sebagai produsen maupun konsumen.

4. bahwa paten dan hak kekayaan intelektual akan melindungi inovasi dan

pengetahuan. Kenyataannya, paten justru memperlambat alih teknologi dan

membuat teknologi menjadi mahal.

5. perdagangan bebas di bidang pangan akan menguntungkan konsumen karena

harga murah dan banyak pilihan. Kenyataannya justru hal itu mengancam

ketahanan pangan di negara-negara dunia ketiga.

Akibat dari gagasan-gagasan yang selanjutnya diterapkan menjadi kebijakan ini

dapat kita perhatikan pada kehidupan di negeri ini. Bagaimana rakyat menjerit akibat

kenaikan harga-harga seiring dengan ketetapan pemerintah mencabut subsidi BBM. PHK

massal mewabah karena efisiensi perusahaan akibat meningkatnya beban biaya produksi.

Mahalnya harga obat karena paten dan hak cipta yang membuat rakyat makin sulit

Page 11: Perdagangan bebas dan proteksi

Email : [email protected]

Twitter : @fitrihadriyani

FB: [email protected]

mendapatkannya. Mahalnya biaya perawatan rumah sakit karena swastanisasi. Makin

tercekiknya kesejahteraan petani akibat kebijakan impor beras dan diperburuk dengan

mahalnya harga pupuk dan obat-obatan pembasmi hama. Masih banyak contoh yang

dapat kita perhatikan dalam kehidupan sehari-hari di sekitar kita.

Akibat dalam skala lebih luas menurut Yanuar Nugroho (2005) ternyata

perekonomian dunia saat ini hanya mampu memenuhi kebutuhan hidup 800 juta dari 6.5

miliar manusia. Itupun ia sudah mengonsumsi 80 persen dari semua sumber daya bumi

yang tersedia. Jika cara ini diteruskan, sumber daya bumi ini akan segera terkuras habis

6. Manfaat perdagangan bebas internasional

Menurut Sadono Sukirno, manfaat perdagangan internasional adalah sebagai berikut.

Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri

Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap

negara. Faktor-faktor tersebut diantaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat

penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap

negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.

Memperoleh keuntungan dari spesialisasi

Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh

keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat

memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh

negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang

tersebut dari luar negeri.

Memperluas pasar dan menambah keuntungan

Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya)

dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang

Page 12: Perdagangan bebas dan proteksi

Email : [email protected]

Twitter : @fitrihadriyani

FB: [email protected]

mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan

internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal,

dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri.

Transfer teknologi modern

Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik

produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern

7. Faktor pendorong perdagangan bebas Internasional

Banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan internasional, di

antaranya sebagai berikut :

a. Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri

b. Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara

c. Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi

dalam mengolah sumber daya ekonomi

d. Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual

produk tersebut.

e. Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja,

budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil

produksi dan adanya keterbatasan produksi.

f. Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang.

g. Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain.

h. Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup

sendiri.

8. Kebaikan dan Keburukan Perdagangan Internacional

a. Kebaikan Perdagangan Internasional

Produksi global dapat ditingkatkan

Page 13: Perdagangan bebas dan proteksi

Email : [email protected]

Twitter : @fitrihadriyani

FB: [email protected]

Pandangan ini sesuai dengan teori ‘Keuntungan Komparatif’ dari David Ricardo.

Melalui spesialisasi dan perdagangan faktor-faktor produksi dunia dapat

digunakan dengan lebih efesien, output dunia bertambah dan masyarakat akan

memperoleh keuntungan dari spesialisasi dan perdagangan dalam bentuk

pendapatan yang meningkat, yang selanjutnya dapat meningkatkan pembelanjaan

dan tabungan.

Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara

Perdagangan yang lebih bebas memungkinkan masyarakat dari berbagai negara

mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri. Hal ini menyebabkan konsumen

mempunyai pilihan barang yang lebih banyak. Selain itu, konsumen juga dapat

menikmati barang yang lebih baik dengan harga yang lebih rendah.

Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri

Perdagangan luar negeri yang lebih bebas memungkinkan setiap negara

memperoleh pasar yang jauh lebih luas dari pasar dalam negeri.

Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik

Modal dapat diperoleh dari investasi asing dan terutama dinikmati oleh negara-

negara berkembang karena masalah kekurangan modal dan tenaga ahli serta

tenaga terdidik yang berpengalaman kebanyakan dihadapi oleh negara-negara

berkembang.

Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi

Pembangunan sektor industri dan berbagai sektor lainnya bukan saja

dikembangkan oleh perusahaan asing, tetapi terutamanya melalui investasi yang

dilakukan oleh perusahaan swasta domestik. Perusahaan domestik ini seringkali

memerlukan modal dari bank atau pasar saham. dana dari luar negeri terutama

dari negara-negara maju yang memasuki pasar uang dan pasar modal di dalam

negeri dapat membantu menyediakan modal yang dibutuhkan tersebut.

b. Keburukan Perdagangan Internasional

Menghambat pertumbuhan sektor industri

Page 14: Perdagangan bebas dan proteksi

Email : [email protected]

Twitter : @fitrihadriyani

FB: [email protected]

Salah satu efek dari globalisasi adalah perkembangan sistem perdagangan luar

negeri yang lebih bebas. Perkembangan ini menyebabkan negara-negara

berkembang tidak dapat lagi menggunakan tarif yang tinggi untuk memberikan

proteksi kepada industri yang baru berkembang (infant industry). Dengan

demikian, perdagangan luar negeri yang lebih bebas menimbulkan hambatan

kepada negara berkembang untuk memajukan sektor industri domestik yang lebih

cepat. Selain itu, ketergantungan kepada industri-industri yang dimiliki

perusahaan multinasional semakin meningkat.

Memperburuk neraca pembayaran

Perdagangan bebas cenderung menaikkan barang-barang impor. Sebaliknya,

apabila suatu negara tidak mampu bersaing, maka ekspor tidak berkembang.

Keadaan ini dapat memperburuk kondisi neraca pembayaran. Efek buruk lain dari

globaliassi terhadap neraca pembayaran adalah pembayaran neto pendapatan

faktor produksi dari luar negeri cenderung mengalami defisit. Investasi asing yang

bertambah banyak menyebabkan aliran pembayaran keuntungan (pendapatan)

investasi ke luar negeri semakin meningkat. Tidak berkembangnya ekspor dapat

berakibat buruk terhadap neraca pembayaran.

Sektor keuangan semakin tidak stabil

Salah satu efek penting dari perdaganagn bebas adalah pengaliran investasi

(modal) portofolio yang semakin besar. Investasi ini terutama meliputi partisipasi

dana luar negeri ke pasar saham. Ketika pasar saham sedang meningkat, dana ini

akan mengalir masuk, neraca pembayaran bertambah bak dan nilai uang akan

bertambah baik. Sebaliknya, ketika harga-harga saham di pasar saham menurun,

dana dalam negeri akan mengalir ke luar negeri, neraca pembayaran cenderung

menjadi bertambah buruk dan nilai mata uang domestik merosot. Ketidakstabilan

di sektor keuangan ini dapat menimbulkan efek buruk kepada kestabilan kegiatan

ekonomi secara keseluruhan.

Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang

Apabila hal-hal yang dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dalam

jangka pendek pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka

Page 15: Perdagangan bebas dan proteksi

Email : [email protected]

Twitter : @fitrihadriyani

FB: [email protected]

panjang pertumbuhan yang seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan

ekonomi. Pendapatan nasional dan kesempatan kerja akan semakin lambat

pertumbuhannya dan masalah pengangguran tidak dapat diatasi atau malah

semakin memburuk. Pada akhirnya, apabila globalisasi menimbulkan efek buruk

kepada prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang suatu negara, distribusi

pendapatan menjadi semakin tidak adil dan masalah sosial-ekonomi masyarakat

semakin bertambah buruk.

9. Peraturan/Regulasi Perdagangan Internasional

Umumnya perdagangan diregulasikan melalui perjanjian bilatera antara dua

negara. Selama berabad-abad dibawah kepercayaan dalam Merkantilisme kebanyakan

negara memiliki tarif tinggi dan banyak pembatasan dalam perdagangan internasional.

pada abad ke 19, terutama di Britania, ada kepercayaan akan perdagangan bebas menjadi

yang terpenting dan pandangan ini mendominasi pemikiran diantaranegara barat untuk

beberapa waktu sejak itu dimana hal tersebut membawa mereka ke kemunduran besar

Britania. Pada tahun-tahun sejak Perang Dunia II, perjanjian multilateral kontroversial

seperti GATT dab WTO memberikan usaha untuk membuat regulasi lobal dalam

perdagangan internasional. Kesepakatan perdagangan tersebut terkadang berujung pada

protes dan ketidakpuasan dengan klaim dari perdagangan yang tidak adil yang tidak

menguntungkan secara mutual.

Perdagangan bebas biasanya didukung dengan kuat oleh sebagian besar negara

yang berekonomi kuat, walaupun mereka terkadang melakukan proteksi selektif untuk

industri-industri yang penting secara strategis seperti proteksi tarif untuk agrikultur oleh

Amerika Serikat dan Eropa. Belanda dan Inggris Raya keduanya mendukung penuh

perdagangan bebas dimana mereka secara ekonomis dominan, sekarang Amerika Serikat,

Inggris, Australia dan Jepang merupakan pendukung terbesarnya. Bagaimanapun, banyak

negara lain (seperti India, Rusia, dan Tiongkok) menjadi pendukung perdagangan bebas

karena telah menjadi kuat secara ekonomi. Karena tingkat tarif turun ada juga keinginan

Page 16: Perdagangan bebas dan proteksi

Email : [email protected]

Twitter : @fitrihadriyani

FB: [email protected]

untuk menegosiasikan usaha non tarif, termasuk investasi luar negri langsung, pembelian,

dan fasilitasi perdagangan. Wujud lain dari biaya transaksi dihubungkan dnegan

perdagangan pertemuan dan prosedur cukai.

Umumnya kepentingan agrikultur biasanya dalam koridor dari perdagangan bebas

dan sektor manufaktur seringnya didukung oleh proteksi. Ini telah berubah pada beberapa

tahun terakhir, bagaimanapun. Faktanya, lobi agrikultur, khususnya di Amerika Serikat,

Eropa dan Jepang, merupakan penanggung jawab utama untuk peraturan tertentu pada

perjanjian internasional besar yang memungkinkan proteksi lebih dalam agrikultur

dibandingkan kebanyakan barang dan jasa lainnya. Selama reses ada seringkali tekanan

domestik untuk meningkatkan arif dalam rangka memproteksi industri dalam negri. Ini

terjadi di seluruh dunia selama Depresi Besar membuat kolapsnya perdagangan dunia

yang dipercaya memperdalam depresi tersebut.

Regulasi dari perdagangan internasional diselesaikan melalui World Trade

Organization pada level global, dan melalui beberapa kesepakatan regional seperti

MerCOSUR di Amerika Selatan, NAFTA antara Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko,

dan Uni Eropa anatara 27 negara mandiri. Pertemuan Buenos Aires tahun 2005

membicarakan pembuatan dari Free Trade Area of America (FTAA) gagal total karena

penolakan dari populasi negara-negara Amerika Latin. Kesepakatan serupa seperti MAI

(Multilateral Agreement on Invesment) juga gagal pada tahun-tahun belakangan ini.

B. PROTEKSI DAN PEMBATASAN PERDAGANGAN

1. Pengertian Proteksi

Proteksi merupakan perlindungan dalam perdagangan atau industri. Tujuannya

untuk melindungi industri dalam negeri dari persaingan barang impor. Hal ini, misalnya

dapat dijalankan dengan tarif, Quota, Subsidi dan sebagainya.

Page 17: Perdagangan bebas dan proteksi

Email : [email protected]

Twitter : @fitrihadriyani

FB: [email protected]

Kebijakan ini menghendaki perdagangan internasional berlangsung tanpa adanya

hambatan apapun dari pemerintah, baik hambatan tariff maupun hambatan kuota

2. Faktor Pendorong Proteksi

Ada dua alasan kuat yang mendorong lahirnya kebijakan proteksionisme, yaitu

melindungi perekonomian domestik dari tindakan negara atau perusahaan asing yang

tidak adil, dan melindungi industri-industri domestik yang baru berdiri (infant industry).

Industri-industri domestik yang baru berdiri biasanya memiliki struktur biaya yang masih

tinggi, sehingga sulit bersaing dengan industri asing yang memiliki struktur biaya rendah

(karena sudah memiliki skala ekonomi yang besar). Proteksi bertujuan untuk melindungi

industri domestik yang sedang berada dalam tahap perkembangan. Proteksi ini memberi

kesempatan kepada industri domestik untuk belajar lebih efisien dan memberi

kesempatan kepada tenaga kerjanya utnuk memperoleh keterampilan. Kebijakan proteksi

biasanya bersifat sementara. Jika suatu saat industri domestik dirasakan sudah cukup

besar dan mampu bersaing dengan industri asing, maka proteksi akan dicabut

Dalam perdagangan luar negeri konsep proteksi berarti usaha-usaha pemerintah

yang mematasi atau mengurangi jumlah barang yang diimpor dari Negara-negara lain

denga tujuan untuk mencapai beberapa tujuan tertentu yang penting artinya dalam

pembangunan Negara dan kemakmuran perekonomian Negara.

Ada beberapa tujuan penting dari proteksi:

a. Mengatasi masalah deflasi dan pengangguran.

b. Mendorong perkembangan industri baru

c. Mendiversifikasikan perekonomian

d. Menghindari kemerosotan industri-industri tertentu

e. Memperbaiki neraca pembayaran

f. Menghindari neraca pembayaran

g. Menghindari dumping

h. Menambah pendapatan pemerintah

Page 18: Perdagangan bebas dan proteksi

Email : [email protected]

Twitter : @fitrihadriyani

FB: [email protected]

3. Alat Pemabatasan Perdagangan

Proteksi dan pembatasan perdagangan adalah kebijakan. Kebijakan pemerintah

dalam membatasi atau mengurangi barang-barang yang di impor. Halangan perdagangan

dapat dibedakan kepada empat jenis: tarif dan pajak impor, kuota pembatasan impor.

Hambatan perdagangan bukan tarif dan pembatasan penggunaan valauta asing.

4. Intrument kebijakan Proteksi

Ada banyak hambatan yang digunakan sebagai instrument kebijakan proteksionis.

Hambata itu bertujuan utnuk melindungi industri dalam negeri terhadap persaingan luar

negeri. Bentuk hambatan proteksionis dalam perdagangan luar negeri tersebut, yaitu:

1. Tarif

Tarif adalah pajak yang dikenakan terhadap barang yang diperdagangkan. Efek

kebijakan ini terlihat langsung pada kenaikan harga barang. Tarif yang paling umum

adalah tarif atas barang-barang impor atau yang biasa disebut bea impor. Tujuan dari

bea impor adalah membatasi permintaan konsumen terhadap produk-produk impor

dan mendorong konsumen menggunakan produk domestik. Semakin tinggi tingkat

proteksi suatu negara terhadap produk domestiknya, semakin tinggi pula tarif pajak

yang dikenakan. Perbedaan utama antara tarif dan proteksi lainnya adalah bahwa tarif

memberikan pemasuka kepada pemerintah sedangkan kuota tidak.

2. Kuota

Kuota adalah pembatasan dalam jumlah barang yang diperdagangkan. Ada tiga

macam kuota, yaitu kuota impor, kuota produksi, dan kuota ekspor. Kuota impor

adalah pembatasan dalam jumlah barang yang diimpor, kuota produksi adalah

pembatasan dalam jumlah barang yang diproduksi, dan kuota ekspor adalah

pembatasan jumlah barang yang diekspor. Tindakan untuk membatasi atau

mengurangi jumlah barang impor ada yang diakukan secara sukarela yang disebut

sebagai pembatasan ekspor sukarela (Voluntary Export Restriction = VER). VER

adalah kesepakatan antara negara pengekspor untuk membatasi jumlah barang yang

dijualnya ke negara pengimpor.

Page 19: Perdagangan bebas dan proteksi

Email : [email protected]

Twitter : @fitrihadriyani

FB: [email protected]

Tujuan dari kuota ekspor adalah untuk keuntungan negara pengekspor, agar dapat

memperoleh harga yang lebih tinggi. Kuota produksi bertujuan untuk mengurangi

jumlah ekspor. Dengan demikian, diharapkan harga di pasaran dunia dapat

ditingkatkan.

Tujuan utama pelaksanaan kuota adalah untuk melindungi produksi dalam negeri dari

serbuan-serbuan luar negeri.

Dampak kebijakan kuota bagi negara importir.

Harga barang melambung tinggi,

Konsumsi terhadap barang tersebut menjadi berkurang,

Meningktanya produksi di dalam negeri.

Dampak kebijakan kuota bagi negara eksportir.

Harga barang turun,

Konsumsi terhadap barang tersebut menjadi bertambah,

Produksi di dalam negeri berkurang.

3. Dumping dan Diskriminasi harga

Praktik diskriminasi harga secara internasional disebut dumping, yaitu menjual

barang di luar negeri dengan harga yang lebih rendah dari dalam negeri atau bahkan

di bawah biaya produksi. Kebijakan dumping dapat meningkatkan volume

perdagangan dan menguntungkan negara pengimpor, terutama menguntungkan

konsumen mereka. Namun, negara pengimpor kadang mempunyai industri yang

sejenis sehingga persaingan dari luar negeri ini dapat mendorong pemerintah negara

pengimpor memberlakukan kebijakan anti dumping (dengan tarif impor yang lebih

tinggi), atau sering disebut counterveiling duties. Hal ini dilakukan untuk menetralisir

dampak subsidi ekspor yang diberikan oleh negara lain.

Kebijakan ini hanya berlaku sementara, haraga produk akan dinaikkan sesuai dengan

harga pasar setelah berhasil merebut dan menguasai pasar internasional. Predatory

Page 20: Perdagangan bebas dan proteksi

Email : [email protected]

Twitter : @fitrihadriyani

FB: [email protected]

dumping dilakukan dengan tujuan untuk mematikan persaingan di luar negeri. Setelah

persaingan di luar negeri mati maka harga di luar negeri akan dinaikkan untuk

menutup kerugian sewaktu melakukan predatory dumping.

4. Subsidi

Kebijakan subsidi biasanya diberika untuk menurunkan biaya produksi barang

domestik, sehingga diharapkan harga jual produk dapat lebih murah dan bersaing di

pasar internasional. Tujuan dari subsidi ekspor adalah untuk mendorong jumlah

ekspor, karena eksportir dapat menawarkan harga yang lebih rendah. Harga jual dapat

diturunkan sebesar subsidi tadi. Namun tindakan ini dianggap sebagai persaingan

yang tidak jujur dan dapat menjurus kea rah perang subsidi. Hal ini karena semua

negara ingin mendorong ekspornya dengan cara memberikan subsidi.

5. Larangan impor

Kebijakan ini dimaksudkan untuk melarang masuknya produk-produk asing ke dalam

pasar domestik. Kebijakan ini biasanya dilakukan karena alasan politik dan ekonomi.