43
PERENCANAAN PROGRAM KESEHATAN 1.1. Muka Dari berbagai fungsi administrasi yang dikenal, yang terpenting diantaranya adalah fungsi perencanaan ( planning ) . Mudah dipahami karena berbagai fungsi administrasi lainnya baru berperan ketika fungsi perencanaan telah selesai dilaksanakan. Lebih dari pada itu sebenarnya, pelaksanaan berbagai fungsi administrasi lainnya tersebut, hanya akan berjalan sempurna bila dapat selalu berpedoman pada perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Dalam kehidupan masyarakat modern sebagaimana yang terjadi sekarang, posisi dan peran perencanaan telah sedemikian pentingnya. Kemajemukan hidup yang ditemukan pada masyarakat modern, telah sangat memerlukan adanya berbagai peraturan. Kondisi seperti ini akan dapat terwujud, antara lain ketika pekerjaan perencanaan telah dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya. Pentingnya pekerjaan perencanaan juga di temukan pada bidang kesehatan. Luasnya pengertian sehat yang menjadi subyek dan obyek upaya kesehatan, menyebabkan pelaksanaan berbaai upaya kesehatan sudah sangat membutuhkan adanya perencanaan. Secara umum disebutkan apabila pelaksanaan suatu upaya kesehatan tidak didukung oleh suatu perencanaan yang baik, maka akan sulit dapat diharapkan tercapainya tujuan dari upaya kesehatan tersebut. Pentingnya posisi dan peran perencanaan makin bertanbha nyata, ketika upaya kesehatan masyarakat yan dibicarakan. Pada pelaksanaan berbagai upaya kesehatan masyarakat, banyak pengaturan diperlukan. Tidak hanya yang menyangkut masalah- masalah kesehatan saja, tetapi juga pada masalah-masalah kemasyarakatan secara keseluruhan. Karena pentingnya posisi dan peran perencanaan tersebut, maka telah merupakan kewajibanbagi semua pihak yang bergerak dalam bidang kesehatan, untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dimaksud dalam ilmu administrasi kesehatan tercakup dalam suatu cabang ilmu khusus, yang disebut dengan nama perencanaan kesehatan ( Health Planning ). 1.2. Pengertian Batasan tentang perencanaan banyak macamnya. Beberapa diantaranya yang dipandang cukup penting adalah:

Perencanaan Program Kesehatan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Perencanaan Program Kesehatan

Citation preview

Page 1: Perencanaan Program Kesehatan

PERENCANAAN PROGRAM KESEHATAN

1.1. Muka

        Dari berbagai fungsi administrasi yang dikenal, yang terpenting diantaranya adalah

fungsi perencanaan ( planning ) . Mudah dipahami karena berbagai fungsi administrasi

lainnya baru berperan ketika fungsi perencanaan telah selesai dilaksanakan. Lebih dari pada

itu sebenarnya, pelaksanaan berbagai fungsi administrasi lainnya tersebut, hanya akan

berjalan sempurna bila dapat selalu berpedoman pada perencanaan yang telah disusun

sebelumnya.

Dalam kehidupan masyarakat modern sebagaimana yang terjadi sekarang, posisi dan

peran perencanaan telah sedemikian pentingnya. Kemajemukan hidup yang ditemukan pada

masyarakat modern, telah sangat memerlukan adanya berbagai peraturan. Kondisi

seperti ini akan dapat terwujud, antara lain ketika pekerjaan perencanaan telah dapat

dilakukan dengan sebaik-baiknya.

Pentingnya pekerjaan perencanaan juga di temukan pada bidang kesehatan. Luasnya

pengertian sehat yang menjadi subyek dan obyek upaya kesehatan, menyebabkan

pelaksanaan berbaai upaya kesehatan sudah sangat membutuhkan adanya

perencanaan. Secara umum disebutkan apabila pelaksanaan suatu upaya kesehatan tidak

didukung oleh suatu perencanaan yang baik, maka akan sulit dapat diharapkan tercapainya

tujuan dari upaya kesehatan tersebut.

Pentingnya posisi dan peran perencanaan makin bertanbha nyata, ketika upaya kesehatan

masyarakat yan dibicarakan. Pada pelaksanaan berbagai upaya kesehatan masyarakat, banyak

pengaturan diperlukan. Tidak hanya yang menyangkut masalah-masalah kesehatan saja,

tetapi juga pada masalah-masalah kemasyarakatan secara keseluruhan.

Karena pentingnya posisi dan peran perencanaan tersebut, maka telah merupakan

kewajibanbagi semua pihak yang bergerak dalam bidang kesehatan, untuk memiliki

pengetahuan dan keterampilan yang dimaksud dalam ilmu administrasi kesehatan tercakup

dalam suatu cabang ilmu khusus, yang disebut dengan nama perencanaan kesehatan ( Health

Planning ).

1.2. Pengertian

Batasan tentang perencanaan banyak macamnya. Beberapa diantaranya yang

dipandang cukup penting adalah:

1.    Perencanaan dalah kemampuan untuk memilih satu kemungkinan dari berbagai

kemungkinan yang tersedia dan yang dipandang paling tepat untuk mencapai tujuan ( Billy E.

Goetz ).

2.   Perencanaan adalah pekerjaan yang menyangkut penyuusunan konsep serta kegiatan yang

dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan demi masa depan yang lebih baik

( Le Breton ).

3.   Perencanaan adalah upaya menyusun berbagai keputusan yang bersifat pokok yang

dipandang paling penting dan yang akan dilaksanakan menurut urutannya guna mencapai

tujuan yang telah ditetapkan ( Maloch dan Deacon).

Page 2: Perencanaan Program Kesehatan

4.   Perencanaan adalah proses penetapan pengarahan yang resmi dan menetapkan berbagai

hambatan yang di perkirakan ada dalam menjalan kan suatu program guna dipakai sebagai

pedoman dalam suatu organisasi ( Ansoff danBrendenburg ).

5.   Perencanaan adalah suatu proses kerja yang terus menerus yang meliputi pengambilan

keputusan yang bersifat pokok dan penting dan yang akan dilaksanakan secara sistematis,

dengan melakukan perkiraan-perkiraan dengan mempergunakan segala macam pengetahuan

yang ada tentang masa depan, mengorganisir secara sistematis segala upaya yang dipandang

dan perlu untuk melaksanakan segala keputusan yang telah ditetapkan serta mengukur

keberhasilandari pelaksanaan keputusan tersebut dengan membandingkan dengan hasil yang

dicapai terhadap target yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan umpan balik yang telah

diterima dan yang telah disusun secara teratur dan baik ( Drucker ).

6.   Perencanaan adalah suatu proses menganalisis dan memahami sistem yang dianut,

merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus yang ingin di capai, memperkirakan segala

kemampuan yang dimiliki, menguraikan segala kemampuan yang dapat dilakukan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan, menganalisis efektivitas dari berbagai kemungkinan

tersebut, menyusun perincian selengkapnya dari kemungkinan yang terpilih serta

mengikatnya dari suatu sistem pengawasan terus-menerus sehingga dapat dicapai hubungan

yang optimal antara rencana yang dihasilkan dengan sistem yang dianut

( Levey  dan Omba ).

Dalam kehidupan sehari-hari dikenal beberapa istilah yang dengan perencanaan. Istilah

yang dimaksud adalah peramalan ( forcasting ), penyelesaian masalah ( problem solving ) ,

penyusunan program (programming ), penyusunan rencana ( designing ), pengkajian

kebijakan ( policy analisis ), serta proses pengambilan keputusan ( decision making

process ). Dalam Ilmu administarsi kesehatan, ke-6 istilah ini di kenal dengan istilah

perencanaan. Perbedaan yang dimaksud dapat diuraikan sebagai berikut:

1.    Peramalan

Peramalan ( forcasting ) adalah suatu upaya menduga apa yang akan terjadi pada masa

depan, yang juga fitur perencanaan. Tetapi peramalan bukan perencanaan, karena pada

peramalan tidak di temukan adanya unsur-unsur yang bersifat pasti dan karena itu dapat di

perhitungkan.

2.   Solusi Masalah

Solusi masalah (problem solving) adalah suatu upaya menghilangkan hambatan atau

masalah, yang juga nerupakan fitur perencanaan. Tetapi solusi masalah bukan perencanaan

karena dalam pada solusi masalah tidak ada uraian yang lengkap tentang bagaimana

melaksanakan berbagai kegiatan.

3.   Penyusunan Program

Penyusunan program ( pemrograman) adalah suatu upaya menyusun rangkaian kegiatan

kegiatan yang akan dilaksanakan, yang juga merupakan fitur perencanaan. Tetapi penyusunan

program bukan perencanaan, karena hasil akhir dari perencanaan tidak terbatas hanya pada

penusunan pedoman (grafik) kerja saja.

4.   Penyusunan Rencana

Page 3: Perencanaan Program Kesehatan

Penyusunan rencana ( designing) adalah suatu upaya menghasilkan pedoman (bagan kerja)

yang juga merupakan fitur perencanaan. Tetapi penyusunan rencana bukan perencanaan.

5.   Pengkajian Kebijakan

Pengkajian Kebijakan ( Policy analisis) adalah suatu upaya untuk menyelesaikan masalah

yang juga merupakan fitur perencanaan. Tetapi pengkajian kebijakan bukan perencanaan

karena kegiatan yang dilakukan pada pengkajian kebijakan kebijakan bukan perencanaan,

karena kegiatan yang dilakukan pada pengkajian kebijakan bersifat retospektif, yakni hanya

mengkaji berbagai kebujakan dengan segala akibatnya yang telah ada atau telah

terjadi.Sedangkan kegiatan yang dilakukan pada perencanaan bersifat prospektif serta berarti

menghasilkan gagasan baru.

6.   Proses Pengambilan Keputusan

Proses pengambilan keputusan ( decision making proces) adalah suatu upaya menetapkan

keputusan, yang juga merupakan fitur perencanaan. Tetapi proses pengambilan keputusan

bukan perencanaan, karena proses yang berlangsung pada pengambilan keputusan umumnya

lebih komplek dari perencanaan. Perencanaan hanya merupakan salah satu masukan atau

pengambila keputusan.

1.3. Aspek Perencanaan

Dalam membicarakan perencanaan, ada tiga aspek pokok yang harus diperhatikan. Ketiga

sapek yang dimaksud adalah hasil dari pekerjaan perencanaan ( outcome of plan ) , perangkat

organisasi yang dipergunakan untuk melakukan pekerjaan perencanaan ( Mekanik of

planning ), serta proses atau langkah-langkah melakukan pekerjaan perencanaan ( proces of

planning ). Dalam Ilmu administarsi kesehatan, ketiga aspek ini tidak sama.Uraian dari

masing-masing aspek ini adalah sebagai berikut adalah:

1.   Hasil dari Pekerjaan Perencanaan

Hasil dari pekerjaan perencanaan ( outcome of plan) disebut dengan nama rencana ( plan )

yang dapat berbeda antara satu pekerjaan perencanaan dengan pekerjaan perencanaan

lainnya. Hasil pekerjaan perencanaan yang dilakukan oleh organisasi yang bergerak dalam

bidang kesehatan adalah rencana kesehatan ( Health Plan ). Sedangkan hasil pekerjaan

perencanaan yang dilakukan oleh organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan adalah

rencana pendidikan ( educational plan ).  

2. Perangkat Perencanaan

Perangkat perencanaan ( Mekanik of Plan) adalah satuan organisasi yang ditugaskan atau

yang bertanggung jawab menyelenggarakan pekerjaan perencanaan. Sama halnya dengan

hasil perangkat perencanaan juga dapat berbeda antara satu pekerjaan perencanaan dengan

pekerjaan perencanaan lainnya. Pada suatu organisasi yang besar dan kompleks, perangkat

perencanaan ini mungkin satu fitur khusus. Sedangkan pada suatu organisasi yang kecil dan

sederhana, mungkin dijabat hanya oleh beberapa orang staf saja.

3. Proses Perencanaan

Page 4: Perencanaan Program Kesehatan

Proses perencanaan ( proces of Planning ) adalah langkah-langkah yang harus dilaksanakan

pada pekerjaan perencanaan. Berbeda dengan hasil dan perangkat, proses perencanaan ini

pada dasarnya adalah sama untuk berbagai perencanaan. Untuk dapat menghasilkan suatu

rencana yang baik, sebaiknya langkah-langkah yang ditempuh adalah sama.

Dari ketiga aspek ini jelas yang terpenting pada pekerjaan perencanaan, bukanlah hasil

atau perangkat perencanaan, melainkan proses perencanaan. Untuk keberhasilan pekerjaan

perencanaan sangat dianjurkan kepada semua pihak yang bergerak dalam bidang

perencanaan, untuk memahami proses yang dimaksud.

1.4. Fitur Perencanaan

        Perencanaan yang baik, memiliki beberapa fitur yang harus diperhatikan. Fitur yang

dimaksud secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut:

1.   Bagian dari sistem administrasi

Suatu perencanaan yang baik adalah yang berhasil menempatkan pekerjaan perencanaan

sebagai bagian dari sistem administrasi secra keseluruhan. Sesungguhnyalah, perencanaan

pada dasarnya merupakan salah satu fungsi administrasi yang amat penting. Pekerjaan

adminstrasi yang tida didukung oleh perencanaan, bukan merupakan pekerjaan administrasi

yang baik.

2. Dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan

Suatu perencanaan yang baik adalah yang dilakukan secara terus menerus dan

berkesinambungan. Perencanaan yang dilakukan hanya sekali bukan perencanaan yang

dianjurkan. Menurut Mary Arnold , ada hubungan yang berkelanjutan antara perencanaan

dengan berbagai fungsi administrasi lain yang dikenal. Disebutkan perencanaan penting

untuk pelaksanaan, yang apabila hasilnya telah dinilai, dilanjutkan lagi dengan

perencanaan. Demikian seterusnya, sehingga terbentuk suatu spiral yang tidak mengenal titik

akhir.

3. Berorientasi pada masa depan

Suatu perencanaan yang baik adalah yang berorientasi pada masa depan artinya hasil dari

pekerjaan perencanaan tersebut, bila dapat dilaksanakan, akan mendatangkan berbagai

kebaikan tidak hanya pada saat ini, tetapi juga pada masa yang akan datang.

4. Mampu menyelesaikan masalah

Suatu perencanaan yang baik adalah yang mapu menyelesaikan berbagai masalah dan

ataupun tantangan yang di hadapi. Solusi masalah atau tanatangan yang dimaksud di sini

tentu harus disesuaikan dengan kemampuan. Dalam arti solusi masalah apapun tantangan

tersebut dilakukan secara bertahap, yang harus tercermin pada pertahapan perencanaan yang

akan dilakukan.

5. Memiliki tujuan

Suatu perencanaan yang baik adalah yang memiliki tujuan yang dicantumkan secara

jelas. Tujuan yang dimaksudkan disini biasanya di bedakan atas dua macam yakni tujuan

umum yang berisikan uraian secara garis besar, serta tujuan khusus yang berisikan uraian

lebih spesifik.

Page 5: Perencanaan Program Kesehatan

6. Bersifat mampu kelola

Suatu perencanaan yang baik adalah yang bersifat mampu kelola, dalam arti bersifat wajar,

logis, obyektif, jelas, runtun, fleksibel, serta telah disesuaikan dengan sumber

daya. Perencanaan yang di susun tidak logis serta tidak runtun, apalagi yang tidak sesuai

dengan sumber daya, bukanlah perencanaan yang baik.

1.5. Macam Perencanaan

Perencanaan banyak macamnya. Untuk keberhasilan pekerjaan perencanaan, harus di

pahami berbagai perencanaan tersebut. Macam perencanaan yang di maksud adalah:

1.    Ditinjau dari jangka waktu berlakunya rencana

Jika ditinjau dari jangka waktu berlakunya rencana, perencanaan dibedakan atas tiga macam

yakni:

a.   Perencanaan jangka panjang

Disebut perencanaan jangka panjang ( longe-range planning ), jika masa berlakunya

rencana tersebut antara 12 sampai 20 tahun.

b.   Perencanaan jangka menengah

Disebut perencanaan jangka menengah ( medium-range planning ), jika masa berlakunya

rencana tersebut antara 5 sampai 7 tahun.

c.   Perencanaan jangka pendek

Disebut perencanaan jangka pendek ( short-range planning ), jika masa berlakunya rencana

terebut hanya unutk jangka waktu 1 tahun saja.     

2.   Ditinjau dari frekuensi pengunaan

Jika ditinjau dari frekuensi penggunaan rencana yang dihasilkan, perencanaan dapat diedakan

atas dua macam yakni:

a.   Digunakan satu kali

Disebut penggunaan satu kali ( single-use planning ), ketika rencana yang dihasilkan hanya

dapat di pergunakan satu kali. Perencanaan yang seperti ini dapat secara sengaja dilakukan

atau karena memang tidak dapat digunakan lagi. Antara lain karena kondisi lingkungan

yangbtelah berubah.

b.   Digunakan berulang kali

Disebut penggunaan berulang ( repeat-use planning ), ketika rencana yang di hasilkan dapat

di pergunakan dari lebih dari satu kali. Menurut Newman , perencanaan kali ini model ini

hanya dapat dilakukan apabila situasi dan kondisi normal serta tidak terjadi perubahan yang

terlalu mencolok. Perencanaan berulang kali ini disebut pula dengan nama perencanaan

standar ( standar planning ).

3.   Ditinjau dari tingkat rencana

Jika ditinjau dari tingkatan (hirarki) rencana, perencanaan dapat di bedakan atas tiga macam,

yakni:

a.   Perencanaan induk

Disebut sebagai perencanaan induk ( master planning ), ketika rencana yang dihasilkan lebih

menitik beratkan pada aspek kebijakan, memiliki ruang linkup yang amat luas serta berlaku

untuk jangka waktu yang panjang.

Page 6: Perencanaan Program Kesehatan

b.   Perencanaan operasional

Disebut perencana operasional ( operasional planning ), ketika rencana yang di hasilkan

lebih menitik beratkan pada aspek pedoman pelaksanaan yang akan di pakai sebagai indikasi

pada waktu melaksanakan kegiatan.

c.   Perencanaan harian

Disebut sebagai perencanaan harian (day-to-day planning), ketika rencana yang dihasilkan

telah disusun secara rinci. Artikel harian biasanya disusun untuk program yang telah bersifat

rutin.

4.   Ditinjau dari filosofi perencanaan

Jika ditinjau dari filosofi yang dianut pada waktu melaksanakan perencanaan, maka

perencanaan dapat di bedakan atas tiga macam yakni:

a.   Perencanaan memuaskan

Disebut sebagai perencanaan memuaskan ( satisfying planning ), ketika filosofi yang di anut

pada waktu melakukan perencanaan tidak terlalu mementingkan keuntungan golongan

melainkan kepuasan semua pihak yang terlibat. 

b.   Perencanaan optimal

Disebut sebagai perencanaan optimal ( optimizing ), ketika filosofi yang di antu pada waktu

melakukan perencanaan sangat mementingkan pencapaian tujuan. Pada perencanaan ini

ukuran-ukuran kuantitas menjadi penting, dan karena itu perhatian lebih diutamakan pada

bagian-bagian yang produktif.

c.   Perencanaan adaptasi

Disebut sebagai perencanaan adaptasi ( adaptivizer planning ), apa bila filosofi yang dianut

pada waktu melakukan perencanaan cenderung berupaya untuk selalu menyesuaikan diri

dengan situasi dan kondisi yang di hadapi.

5.   Ditinjau dari orientasi waktu

Jika di tinjau dari orientasi waktu pada waktu melakukan perencanaan, maka perencanaan

dapat atas dua macam:

a.   Perencanaan berorientasi masa lalu-sekarang

Disebut sebagai perencanaan berorientasi masa lalu-sekarang ( Past present plan ), ketika

rencana yang di hasilkan semata-mata bertitik tolak dari pengalaman yang pernah di peroleh

pada masa lalu saja. Perencanaan model ini biasanya dilakukan ketika menghadapi situasi

darurat serat waktu yang dimiliki sangat singkat. Misalnya dalam keadaan

wabah. Perencanaan masa lalu-sekarang di sebut pula dengan nama ameliorative planning.

b.  Perencanaan berorientasi masa depan

Disebut sebagai perencanaan berorientasi masa depan ( future oriented planning ), ketika

rencana yang dihasilkan memperhitungkan perkiraan-perkiraan yang akan terjadi pada masa

yang akan datang. Perencanaan model ini di bedakan atas tiga macam yakni:

·    Perencanaan redistributif

Pada perencanaan redistributif ( redistributive planning ), sekalipun orientasinya adalah masa

depan, tetapi rencana yang di susun tidak pada penelitian masa depan yang terlalu

mendalam. Perencanaan model ini dilakukan karena kebutuhan yang mendesak saja. Pada

Page 7: Perencanaan Program Kesehatan

umumnya perencanaan model ini merupakan kelanjutan dari perencanaan masa lalu-sekarang

( past-present planning ).   sekalipun mungkin dilakukan dengan mempergunakan data, tetapi

terlalu berani.

·    Perencanaan spekulatif

Pada perencanaan spekulatif ( speculative planning ), sifat spekulatif sangat di rasakan.kajian

tentang masa depan, sekalipun mungkin dilakukan dengan mempergunakan data, tetapi

terlalu berani.

·    Perencanaan Kebijakan

Perencanaan kebijakan ( policy planning ) adalah perencanaan yang sangat berorientasi pada

masa depan, serta di susun atas penelitian yang seksama dan mendalam terhadap berbagai

data yang tersedia.

6.   Ditinjau dari ruang lingkup

Jika di tinjau dari ruang lingkup rancana ynag di hasilkan, perencanaan dapat di bedakan atas

empat macam yakni:

a.  Perencanaan strategis

Disebut perencanaan strategis ( strategic planning ), ketika rencana yang dihasilkan

menguraikan dengan lengkap kebijakan jangka panjang yang ingin diterapkan, tujuan jangka

panjang yang Inigin di capai, serta jaringan dan pentahapan kegiatan yang kan

dilakukan. Perencanaan strategis umumnya sulit di ubah.

b.  Perencanaan taktis

Disebut perencanaan taktis ( tactical planning ), ketika rencana yang di hasilkan hanya

mengandung uraian tentang kebijakan, tujuan serta kegiatan jangka panjang

saja. Perencanaan taktik mudah menyesuaikan diri dengan perkembangan situasi dan kondisi.

c.  Perencanaan menyeluruh

Disebut perencanaan menyeluruh ( compherensive planning ), ketika rencana yang dihasilkan

mengandung uraian yang bersifat menyeluruh. Dalam arti mencakup seluruh aspek dan ruang

lingkup berbagai kegiatan yang akan dilakukan.

d.  Perencanaan terpadu

Disebut perencanaan terpadu ( integrated planning ), ketika rencana yang di hasilkan jelas

menggambarkan keterpaduan antara kegiatan yang akan dilakukan, dan atau dengan kegiatan

lain yang telah ada.

1.6. Unsur Rencana

Untuk dapat melakukan pekerjaan perencanaan dengan baik sehingga akan dapat

dihasilkan suatu rencana yang lengkap, perlu dipahami tentang unsur-unsur yang ada dalam

suatu rencana. Unsur-unsur yang dimaksud banyak macamnya. Secara sederhana dapat di

uraikan sebagai berikut:

1.    Rumusan misi

Suatu rencana yang baik harus mengandung rumusan tentang misi ( mission formulation ),

yang dianut oleh organisasi yang menyusun rencana. Uraian yang tercantum dalam misi

mencakup ruang lingkup yang sangat luas. Antara lain dengan latar belakang, cita-cita, tujuan

Page 8: Perencanaan Program Kesehatan

pokok, tugas pokok, serta ruang lingkup kegiatan ruang organisasi. Uraikanlah misi ini

dengan lengkap dan jelas. Dalam praktek sehari-hari, uraian tentang misi ini sering tercantum

dalam latar belakang ( back ground ).

Jika ditinjau dari sudut perencanaan, uraian tentang misi ini memiliki peran yang sangat

penting sekali. Peran yang dimaksud, bukan saja penting unutk di pakai sebagai pedoman

bagi mereka yang akan melaksanakan rencana yang telah di susun, tetapi juga untuk

mempeoleh dukungan dari pihak ketiga. Misalnya dukungan dana dari pihak donor, dan atau

dukungan izin dari petugas pemerintah.

2.   Rumusan masalah

Suatu rencana yang baik harus mengandung rumusan tentang masalah ( problem statement )

yang ingin di selesaikan. Rumusan masalah yang baik, banyak syaratnya. Beberapa

diantaranya yang terpenting adalah:

a.   Harus memiliki tolak ukur

Tolak ukur yang dimaksud banyak macamnya. Paling tidak mencakup lima hal pokok, yakni

tentang apa masalahnya, siapa yang terkena masalah, dimana masalah

ditemukan, bilamana  masalah terjadi serta  berapa  besar masalahnya.

b.   Bersifat netral

Bersifat netral dalam arti tidak mengandung uraian yang dapat diartikan sebagai

menyalahkan orang lain, menggambarkan penyebab timbulnya masalah dan taupun cara

mengatasi masalah.

        Contoh:

·          10% akseptor pil yang dilayani oleh rumah sakit X Jakarta tidak datang lagi pada

kunjungan ulang karena petugasnya tidak ramah.

Rumusan masalah ini tidak baik, karena kecuali tidak menjelaskan bila mana masalah

tersebut terjadi, juga mengandung uraian yang menyalahkan orang lain serta sekaligus

mencantumkan penyebab masalah.

·          Sebagian rekam medis akseptor IUD yang dilayani oleh Rumah sakit X Jakarta tidak di

temukan, dan karena itu sebaiknya mulai dilakukan komputerisasi.

Rumusan masalah tidak baik, karena kecuali tidak menjelaskan besarnya masalah serta bila

mana masalah terjadi, juga mengandung uraian tentang cara penyelesaian masalah.

·          8% akseptor IUD yang berkunjung di Rumah sakit X Jakarata pada bulan Mei 1994

mengalami kompilkasi infeksi panggul pasca insersi.

Rumusan masalah ini baik, karena menjelaskan apa masalahnya, siapa yang terkena masalah,

dimana masalah itu terjadi, serta berapa besar masalahnya, disamping tidak mengandung

uraian yang dapat di interpretasikan sebagai menyalahkan orang lain, tidak menjelaskan

tentang penyebab timbulnya masalah serta tidak menjelaskan tentang cara mengatasi

masalah.

3.   Rumusan tujuan umum dan tujuan khusus

Suatu rencana yang baik harus mengandung rumusan tujuan ( goal and objective

formulation ) yang ingin di capai. Tujuan tersebut secara umum dapat di bedakan atas dua

macam yakni:

Page 9: Perencanaan Program Kesehatan

a.   Tujuan umum

Persyaratan rumusan tujuan umum ( goal ), yang baik banyak macamnya. Jika

disederhanakan dapat dibedakan atas tiga, macam yakni:

·    Jelas keterkaitannya dengan misi organisasi

Rumusan tujuan umum pada dasarnya dikembangkan dari misi organisasi. Oleh karena itu

dalam merumuskan tujuan umum, harus diupayakan adanya keterkaitan dengan misi

organisasi.

·    Jelas keterkaitannya dengan masalah yang ingin di capai

Rumusan tujuan umum pada dasarnya menggambarkan kondisi umum yang ingin di capai

ketika masalah dapat diatasi. Oleh karena itu dalam merumuskan tujuan umum harus di

upayakan adanya keterkaitan dengan masalah yang inign di atasi.

·    Menggambarkan situasi yang ingin di capai

Rumusan tujuan umum harus menggambarkan keadaan yang ingin di capai buka

nmenggambrkan kegiatan yang akan dilakukan. Rumusan tujuan umum yan baik adalah yang

mempergunakan kata benda bukan kata kerja.

Contoh:

·    Meningkatkan kondisi ekonomi penduduk wilayah kerja PUSKESMAS

Rumusan tujuan umum ini tidak baik, karena kecuali tidak menggambarkan suatu keadaan

(meningkatkan = bukan kata benda, melainkan kata kerja), juga keinginan untuk

meningkatkan kondisi ekonomi penduduk, sekalipun dapat saja di capai ketika kondisi

kesehatan penduduk baik sifatnya sudah luas, yang tidak dengan misi puskesmas, yang hanya

membatasi diri hanya pada peningkatan derajat kesehatan saja.

·    Meningkatkan kondisi kesehatan wilayah masyarakat wilayah kerja PUSKESMAS

Rumusan tujuan umum ini baik, karena telah menggambarkan kondisi yang ingin di capai

(meningkatnya = kata benda, melainkan kata kerja), juga sesuai dengan misi puskesmas.

b.   Tujuan khusus

Persyaratan rumusan tujuan khusus ( objective ) banyak macamnya kecuali harus memenuhi

semua syarat rumusan tujuan umum, juga harus memiliki tolak ukur. Tolak ukur yang

dimaksu di bedakan atas lima macam, yakni tentang apa masalah yang ingin di atasi oleh

rencana kerja yang akan dilaksanakan, siapa yang akan memperoleh manfaat bila rencana

kerja dilaksanakan kerja akan dilaksanakan, berapa besarnya target yang kan dicapai, serta

berapa lama rencana kerja akan dilaksanakan.

Dari kelima tolak ukur tujuan khusus ini, tiga diantaranya telah memiliki yakni tentang apa,

siapa, dan di mana yang keduanya dapat di peroleh dari rumusan masalah. Tetapi akan

bagaimanakah untuk besarnya target serta jangka waktu pelaksanaan rencana kerja?

·    Menetapkan besarnya target

Terus terang untuk menetapkan besarnya target tidaklah mudah. Semuanya sangat tergantung

dari berat ringannya masalah yang di hadapi serta kemampuan yang dimiliki. Secara umum di

sebut -

Bertitik tolak dari uraian ini, maka secara statistik dapat dihitung besarnya target minimal

tersebut. Rumus yang dipergunakan adalah rumus perbedaan dua proporsi sebagai berikut:

Page 10: Perencanaan Program Kesehatan

p1 = besarnya masalah sebelum program dalam%

p2 = besarnya masalah setelah program dalam% (target)

q1 = 100% - p1

q2 = 100% - p2

N1 = jumlah populasi sebelum program

N2 = jumlah populasi setelah program

Besarnya p2 (target) yang ingin dicapai dapat dicari dengan mempergunakan rumus

persamaan kuadrat sebagai berikut:

Contoh:

Klinik KB Rumah Sakit X Jakarta pada bulan Mei 1994 berhasil melayani 25 orang akseptor

baru IUD (N1). Hasil penelitian rekam medis untuk bulan Mei 1994 tersebut menemukan

20% diantaranya mengalami infeksi panggul (p1) pasca insersi. Jika jumlah akseptor baru

IUD yang dilayani tiap bulan tidak berubah (N2), berapakah besarnya target penurunan

infeksi panggul yang minimal harus dicapai (p2)?

1.154 p2 - 55,4 p2 + 151,1 = 0

p2 (1,2) = 

p2 (1) = 45

p2 (2) = 2,93

Karena target yang ingin dicapai adalah penurunan, maka angka p2 yang dipakai disini

adalah p2 (2) yakni 2,93%. Setelah besarnya target selesai dihitung, dan jangka waktu

pelaksanaan program berhasil ditetapkan (misal untuk 1 tahun), dapat dirumuskan tujuan

khusus yang ingin dicapai.

Pada contoh di atas rumusan tujuan khusus yang dimaksud adalah menurunkan angka infeksi

panggul pasca insersi IUD di Klinik KB Rumah Sakit X Jakarta dari 20% pada bulan Mei

1994 menjadi setidaknya 2,93% pada bulan Mei 1995.

§ Menetapkan Jangka Waktu Pelaksanaan

Page 11: Perencanaan Program Kesehatan

Sama halnya dengan target, untuk menentukan jangka waktu pelaksanaan rencana kerja,

sehingga target minimal dapat dicapai, tidaklah mudah. Pegangan yang lazim dipakai adalah

kemampuan yang dimiliki. Makin besar kemampuan tersebut, makin pendek jangka waktu

yang dibutuhkan. Sebaliknya jika kemampuan terbatas, jangka waktu pelaksanaan bisa

panjang.

Dari uraian ini menjadi jelas, perbedaan dua organisasi dalam melaksanakan suatu

program yang sama, tidak terletak pada perbedaan besarnya target minimal, melainkan pada

jangka waktu pelaksanaan program dalam mencapai target minimal. Makin mampu suatu

organisasi, makin pendek jangka waktu pelaksanannya.

Dengan kata lain, penetapan jangka waktu pelaksanaan program dapat sangat

fleksibel. Asal saja selalu diingat, makin pendek jangka waktu tersebut, makin dibutuhkan

kemampuan yang tinggi, dalam arti harus dapat melaksanakan berbagai kegiatan secara lebih

intensif.

Untuk contoh rumusan tujuan khusus menurunkan persentase infeksi panggul pasca

insersi IUD diatas, penetapan jangka waktu pelaksanaan bisa saja kurang dari satu

tahun. Dengan konsekwensi, pelaksanaan berbagai kegiatan yang telah ditetapkan harus lebih

giat.

4. Rumusan Kegiatan

Suatu rencana kerja yang baik harus mencantumkan rumusan kegiatan (activities) yang

akan dilaksanakan. Kegiatan yang dimaksud disini adalah, di satu pihak, dapat mengatasi

masalah yang dihadapi, dan dipihak lain, dapat mencapai tujuan (target) yang telah

ditetapkan.

Kegiatan yang tercantum dalam rencana banyak macamnya. Semuanya sangat ditentukan

dari masalah serta tujuan dari rencana kerja itu sendiri. Perbagai kegiatan tersebut, jika

ditinjau dari peranannya dalam mengatasi masalah serta mencapai tujuan, dapat dibedakan

atas dua macam:

a.  Kegiatan Pokok

Disebut sebagai kegiatan pokok (molar activities) apabila kegiatan tersebut bersifat mutlak

dan merupakan kunci bagi keberhasilan rencana.

b.  Kegiatan Tambahan

Disebut sebagai kegiatan tambahan (molecular activities) apabila kegiatan tersebut bersifat

fakultatif. Artinya apabila kegiatan tersebut tidak dilaksanakan, tidak akan menentukan

keberhasilan suatu rencana. Tetapi ketika kegiatan tersebut dilaksanakan, pelaksanaan

rencana akan lebih sempurna.

Susunlah semua kegiatan tersebut secara runtun. Maksudnya untuk memudahkan

pelaksanaannya kelak. Untuk kepentingan praktis, berbagai kegiatan tersebut sering

dikelompokkan ke dalam tiga macam saja yakni:

§ Kegiatan persiapan (preparation activities)

§ Kegiatan pelaksanaan (implementation activities)

§ Kegiatan evaluasi (evaluation activities)

5. Asumsi Perencanaan

Page 12: Perencanaan Program Kesehatan

Suatu rencana yang baik harus mengandung uraian asumsi perencanaan (planning

assumption). Asumsi perencanaan tersebut banyak macamnya. Secara umum dapat dibedakan

atas dua macam:

a.  Asumsi perencanaan yang bersifat positif

Yang dimaksud dengan asumsi perencanaan yang bersifat positif adalah uraian tentang

berbagai faktor penunjang yang diperkirakan ada dan yang berperan dalam memperlancar

pelaksanaan rencana. Asumsi perencanaan yang bersifat positif ini banyak

macamnya. Beberapa di antaranya adalah:

§ Adanya kerja sama yang baik dengan berbagai instansi pemerintah dan lembaga masyarakat

§ Tersedianya tenaga pelaksana yang terampil dengan jumlah yang cukup

§ Tingginya kemampuan masyarakat membiayai pelayanan kesehatan

b.  Asumsi perencanaan yang bersifat negatif

Yang dimaksud dengan asumsi perencanaan yang bersifat negatif adalah uraian tentang

berbagai faktor penghambat yang diperkirakan ada dan yang berperan sebagai kendala

pelaksanaan rencana. Contoh asumsi perencanaan yang bersifat negatif adalah:

§ Kondisi alam dan lingkungan yang sulit

§ Dedikasi tenaga pelaksana yang kurang

§ Tingkat pendidikan penduduk yang rendah

Ketika berbagai asumsi perencanaan ini berhasil diuraikan dengan lengkap, akan besar

perannya dalam membantu tenaga pelaksana menyelenggarakan berbagai kegiatan yang telah

direncanakan.

6. Strategi Pendekatan

Suatu rencana yang baik harus mencantumkan uraian tentang strategi pendekatan (strategi

of approach) yang akan dipergunakan pada pelaksanaan rencana. Tergantung dari macam dan

ruang lingkup rencana, strategi pendekatan yang dapat dipergunakan banyak

macamnya. Secara umum strategi tersebut berkisar antar dua kutub utama sebagai berikut:

a.  Pendekatan Institusi

Kutub utama pertama dari strategi pendekatan adalah pendekatan kelembagaan (institutional

approach). Pada strategi ini, pendekatan yang dilakukan sangat membutuhkan dukungan

legalitas, dan karena itu biasanya sering menerapkan prinsip-prinsip kekuasaan dan

kewenangan. Keuntungan dari penerapan strategi ini adalah dapat mempercepat pelaksanaan

program. Tapi kekurangannya hasil yang dicapai tidak langgeng, karena seolah-olah ada

pemaksaan.

b.  Pendekatan Komunitas

Kutub utama kedua dari strategi pendekatan adalah pendekatan komunitas (community

approach). Pada strategi ini pendekatan yang dilakukan bertujuan untuk menimbulkan

kesadaran dalam diri masyarakat sendiri. Untuk dilaksanakan berbagai program komunikasi,

informasi dan edukasi yang maksudnya agar masyarakat dengan kesadaran sendiri mau

Page 13: Perencanaan Program Kesehatan

melaksanakan berbagai kegiatan yang telah direncanakan secara mandiri. Keuntungan dari

penerapan strategi ini adalah perubahan yang dicapai akan bertahan lama, karena memang

bertolak dari adanya kesadaran. Kerugiannya, pelaksanaan program akan membutuhkan

waktu yang lebih lama.

Strategi pendekatan yang dipandang sesuai, adalah yang memadukan secara serasi dan

seimbang kedua strategi pendekatan diatas. Penerapannya, tentu harus disesuaikan dengan

situasi dan kondisi yang dihadapi. Jika situasi dan kondisi memang diperlukan, tidak ada

salahnya menerapkan pendekatan institusi.

7. Kelompok Sasaran

Biasanya pada setiap program kesehatan ditemukan adanya kelompok sasaran (target

group), yakni kepada siapa program kesehatan tersebut ditujukan. Kelompok sasaran tersebut

banyak macamnya. Jika disederhanakan dapat dibedakan atas dua macam:

a.  Kelompok Sasaran Langsung

Yang dimaksud dengan kelompok sasaran langsung (direct target group) adalah anggota

masyarakat yang memanfaatkan langsung program kesehatan. Contoh kelompok sasaran

langsung adalah bayi-bayi untuk program imunisasi dasar, dan atau ibu-ibu hamil untuk

program antental.

b.  Kelompok Sasaran Tidak Langsung

Yang dimaksud dengan kelompok sasaran tidak langsung (indirect target group) adalah

kelompok sasaran antara. Contohnya adalah ibu-ibu untuk program imunisasi dasar

bayi. Pada contoh ini, program imunisasi dasar bayi tidak akan berhasil jika ibu-ibu tidak di

ikutsertakan. Dalam program kesehatan, peran kelompok sasaran antara ini banyak

ditemukan. Termasuk para suami untuk keberhasilan program keluarga berencana.

8. Waktu

Suatu rencana yang baik harus mencantumkan uraian tentang jangka waktu pelaksanaan

(time) rencana. Cantumkan uraian tentang jangka waktu tersebut, sebaiknya dilengkapi

dengan rinciannya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan jangka waktu banyak macamnya. Termasuk

yang terpenting adalah:

a.  Kemampuan organisasi dalam mencapai target

Faktor pertama yang mempengaruhi penetapan jangka waktu adalah kemampuan yang

dimiliki oleh organisasi dalam mencapai target yang telah ditetapkan. Jika kemampuan

tersebut cukup, jangka waktu pelaksanaan dapat singkat.

b.  Strategi pendekatan yang akan diterapkan

Secara umum disebutkan jika strategi pendekatan lebih banyak menerapkan pendekatan

komunitas, maka jangka waktu pelaksanaan program lebih lama. Tetapi jika lebih banyak

menerapkan pendekatan institusi, akan lebih singkat.

Cantumkan uraian jangka waktu tersebut rinci. Sebaiknya untuk tiap kegiatan yang akan

dilaksanakan. Uraian tentang jangka waktu yang terkait dengan kegiatan ini dapat disusun

dalam suatu diagram khusus yang disebut dengan nama Gantt Chart.

9. Organisasi dan Tenaga Pelaksana

Page 14: Perencanaan Program Kesehatan

Suatu rencana yang baik harus mencantumkan uraian tentang organisasi serta susunan

tenaga pelaksana (organization and staff) yang akan menyelenggarakan rencana. Cantumkan

struktur organisasi dan susunan staf pelaksana tersebut.

Sangat dianjurkan, uraian tentang pelaksana dapat dilengkapi dengan pembagian tugas

serta kewenangan masing-masing (job description and authority).

10. Biaya

Suatu rencana yang baik harus mencantumkan uraian tentang biaya (cost) yang

diperlukan untuk melaksanakan rencana. Besarnya biaya yang diperlukan sangat bervariasi

sekali. Karena semuanya tergantung dari jenis dan jumlah kegiatan yang akan

dilakukan. Dalam program kesehatan ada beberapa patokan yang dapat dipergunakan untuk

menghitung biaya. Patokan yang dimaksud antara lain jumlah dan penyebaran sasaran yang

ingin dicapai, jumlah dan jenis kegiatan yang akan dilakukan, jumlah dan jenis tenaga

pelaksana yang terlibat, waktu pelaksanaan program serta jumlah dan jenis sarana yang

dipergunakan.

Cantumkanlah jumlah biaya yang dibutuhkan tersebut. Sebaiknya dilengkapi dengan

rinciannya. Misalnya biaya personalia, biaya operasional, biaya sarana dan fasilitas, biaya

penilaian dan biaya pengembangan.

11. Metoda Evaluasi dan Kriteria Keberhasilan

Suatu rencana yang baik harus mencantumkan uraian tentang metoda penilaian serta

kriteria keberhasilan (method of evaluation and milestone) yang akan

dipergunakan. Cantumkanlah metoda penilaian tersebut. Metoda evaluasi yang baik

sebaiknya berdasarkan data. Untuk itu uraikan metoda pengumpulan data, pengolahan data,

penyajian data serta interpretasi data yang akan dipergunakan.

Kriteria keberhasilan yang dapat dipergunakan banyak macamnya. Secara umum dapat

dikelompokkan ke dalam tiga macam:

a.  Kriteria keberhasilan unsur masukan

Yakni yang menujuk pada terpenuhinya unsur masukan. Misalnya tersedianya tenaga, dana

dan sarana sesuai dengan rencana.

b.  Kriteria keberhasilan unsur proses

Yakni yang menunjuk pada terlaksananya unsur proses. Misalnya terselenggaranya

penyuluhan kesehatan sesuai dengan rencana, atau terselenggaranya pertemuan dengan

masyarakat sesuai dengan rencana.

c.  Kriteria keberhasilan unsur keluaran

Yakni yang menunjuk pada tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Misalnya, berhasil

menurunkan angka komplikasi sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

Kesebelas unsur rencana ini saling berhubungan dan mempengaruhi, yang secara keseluruhan

terangkai dalam satu uraian rencana yang terpadu.

1.7. Menetapkan Prioritas Masalah

Telah disebutkan bahwa yang terpenting dalam perencanaan adalah yang menyangkut

proses perencanaan (process of planning). Adapun yang dimaksud dengan proses

Page 15: Perencanaan Program Kesehatan

perencanaan di sini adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menyusun suatu

rencana. Untuk bidang kesehatan, langkah-langkah yang sering dipergunakan adalah

mengikuti prinsip lingkaran pemecahan masalah (problem solving cycle). Sebagai langkah

pertama dilakukan upaya menetapkan prioritas masalah (problem priority). Adapun yang

dimaksud dengan masalah di sini adalah kesenjangan antara apa yang ditemukan (what is)

dengan apa yang semestinya (what should be).

Ditinjau dari sudut pelaksanaan program kesehatan, penetapan prioritas masalah ini

dipandang sangat penting. Paling tidak ada dua alasan yang ditemukan. Pertama, karena

terbatasnya sumber daya yang tersedia, dan karena itu tidak mungkin menyelesaikan semua

masalah. Kedua, karena adanya hubungan antara satu masalah dengan masalah lainnya, dan

karena itu tidak perlu semua masalah diselesaikan.

Cara menetapkan prioritas masalah banyak macamnya. Sebagian lebih mengutamakan

lembaga, sebagai lainnya lebih mengandalkan ilham atau petunjuk atasan. Ketika cara

mengatur masalah ini, meskipun hasilnya sering tepat, tetapi tidak dianjurkan. Cara

menetapkan prioritas masalah yang dianjurkan adalah memakai teknik data. Untuk dapat

menetapkan prioritas masalah dengan teknik penelitian data, ada beberapa kegiatan yang

harus dilakukan. Kegiatan yang dimaksud adalah:

1.   Melakukan Pengumpulan Data

Kegiatan pertama yang dilakukan adalah mengumpulkan data. Adapun yang dimaksud

dengan data di sini adalah hasil dari suatu pengukuran dan atau pun pengamatan. Agar data

yang dikumpulkan tersebut dapat menghasilkan kesimpulan tentang prioritas masalah, ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan yakni:

a.  Jenis Data

Jenis data yang harus dikumpulkan banyak macamnya. Sekedar pegangan dapat

dipergunakan pendapat Blum (1976) yang membedakan data kesehatan atas empat macam

yakni data tentang perilaku (behaviour), lingkungan (environment), pelayanan kesehatan

(health services) dan keturunan (heredity). Kelompok keempat macam data tersebut.

Tetapi, ketika waktu, tenaga, sarana dan dana cukup tersedia, tidak ada salahnya

mengumpulkan data yang lebih lengkap. Data lengkap yang dimaksud adalah:

§ Kondisi Geografis

Yang dimaksud dalam data geografis banyak macamnya. Yang terpenting antara lain

tentang luas dan batas-batas wilayah, kondisi tanah, kondisi iklim dan cuaca, kondisi flora,

keadaan flora, kondisi fauna. Peran data geografis sangat besar dalam memberikan arahan

tentang ada atau tidaknya suatu masalah kesehatan. Jika di wilayah tersebut banyak

ditemukan rawa misalnya, mungkin saja penyakit malaria akan banyak ditemukan.

Kecuali itu data geografis juga bermanfaat untuk menetapkan prioritas jalan keluar. Jika

kondisi geografis tidak menguntungkan, misalnya jika tidak ada sarana transportasi, perlu

dipertimbangkan pelayanan kesehatan yang bersifat mobil.

·   Pemerintahan

Data yang perlu dikumpulkan disini antara lain tentang bentuk pemerintahan, peraturan

perundang-undangan yang berlaku, anggaran pendapatan dan belanjat kesehatan, serta

Page 16: Perencanaan Program Kesehatan

mekanisme dan proses pengambilan keputusan. Keemua data ini penting artinya pda waktu

menyusun rencana, terutama pada waktu merumuskan prioritas jalan keluar.

·   Kependudukan

Data kependudukan yang diperluakn antara lain tentang jumlah, penyebaran (susunan

umur, jenis kelamin dan geografis), angka pertumbuhan serta angka kelahiran

penduduk. Peran data kependudukan bukan saja penting dalam mengatur masalah kesehatan,

tetapi juga dalam menyususn cara untuk masalah kesehatan tersebut. 

·   Pendidikan

Kumpulkan pula data tentang pendidikan, yang meliputi tingkat pendidikan serta fasilitas

pendidikan yang tersedia. Sama halnya dengan kependudukan, peran data pendidikan ini juga

penting dalam mengatur masalah dan cara penyelesaian masalah kesehatan.

·   Pekerjaan dan Mata Pencaharian

Data lain yang perlu dikumpulkan adalah tentang pekerjaan dan mata pencaharian

penduduk. Uraikanlah data tersebut dengan lengkap.

·   Kondisi Sosial Budaya

Data tentang sosial budaya meliputi pandangan, kebiasaan, larangan dan anjuran yang ada

kaitannya dengan bidang kesehatan. Semua data ini memiliki peran yang sangat penting

dalam membantu menetapkan masalah dan jalan keluar mengatasi maslah kesehatan tersebut.

· Kesehatan

Data terakhir yang perlu dikumpulkan adalah tentang kesehatan penduduk. Secara umum

data kesehatan dapat dibedakan atas tiga macam yakni.

Ø Data yang menunjuk status kesehatan penduduk, seperti angka kematian (umum, bayi, ibu

dan penyakti tertentu), angka harapan hidup rata-rata angka penyakit dan sebaginya yang

seperti ini.

Ø Data yang menunjuk kondisi kesehatan lingkungan pemukiman, seperti persentase penduduk

yang memiliki sumber air bersih, memiliki jamabn, memiliki tempat sampah, memiliki rumah

sehat dan lain sebagianya yang seperti ini.

Ø Data yang menunjuk kondisi fasilitas dan pelayanan kesehatan, seperti ratio penduduk /

sarana kesehatan, jumlah dokter, jumlah paramedis, jumlah kunjungan, luas cangkupan,

jumlah dan pemakaian tempat tidur dan lain sebagainya yang seperti ini.

b.  Sumber Data

Apabila jenis data yang akan dikumpulkan telah ditetapkan, lanjutkanlah dengan

emnetapkan sumber data yang akan dipergunakan. Untuk ini ada tiga sumber data yang

dikenal yakni sumber primer, sumber sekunder dan sumber tertier. Contoh sumber data

primer adalah hasil pemeriksaan atau wawancara langsung dengan masyarakat. Contoh

sumber data sekunder adalah laporan bulanan PUSKESMAS dan Kantor

Kecamatan. Sedangkan contoh sumber data tersier adalah hasil publikasi badan-badan resmi,

seperti Kantor Dinas Statistik, Dinas Kesehatan dan Kantor Kabupaten. Pilihlah sumber data

yang sesuai.

c.  Jumlah Responden

Page 17: Perencanaan Program Kesehatan

Jika kemampuan tersedia denga cukup, kumpulkan data dengan lengkap dalam arti

mencakup seluruh penduduk. Dalam praktek sehari-hari, pengumpulan data secara total ini

sulit dilakukan. Biasanya diambil data dari sebagian penduduk saja, yang besarnya, karena

hanya merupakan suatu survei diskriptif, ditentukan dengan mempergunakan rumus sampel

sebagai berikut:

n1 = 

n2 = 

n1 = Total sampai awal

n2 = Jumlah sampai akhir

p = Sifat suatu kondisi dalam% (jika tidak tahu dianggap 50%)

q = 100% - p

L = Derajat ketetapan yang diperguanka (0,005)

N = Jumlah penduduk

d.  Cara Mengambil Sampel

Jika jumlah smpel telah ditentukan, lanjutkan dengan mengatur cara pengambilan

sampel. Untuk ini ada empat cara pengambilan sampel yang dikenal, yakni cara simple

random sampling, sistematic random sampling, stratified random sampling dan cluster

random sampling. Pilihlah yang seuai.

e.  Cara Mengumpulkan Data

Cara mengumpulkan data ada empat macam yakni wawancara, pemeriksaan, pengamatan

(observasi) serta peranserta (partisipasi). Pilihlah cara pengumpulan data yang sesuai.

2. Melakukan Pengolahan Data

Kegiatan kedua yang harus dilakukan adalah mengolah data yang telah

dikumpulkan. Adapun yang dimaksud dengan pengolahan data disini adalah menyusun data

yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-sifat yang dimilikinya. Cara pengolahan

data secara umum dapat dibedakan atas tiga macam yakni secara manual, mekanik serta

listrik. Pilihlah cara pengolahan data yang paling dikuasai.

3. Melakukan Penyajian Data

Kegiatan ketiga yang harus dilakukan menyajikan data yang telah diolah. Ada tiga

macam cara penyajian data yang lazim dipergunakan yakni secara tekstular, tabular dan

grafikal. Pilihlah cara penyajian data yang paling tepat.

4. Memilih prioritas masalah

Hasil penyajian data akan memiliki berbagai masalah. Apa berbagai masalah ini harus

diselesaikan? Tidak perlu. Pertama, kasrena antar masalah mungkin ada keterkaitan. Yang

perlu diperhatikan hanya menyelesaikan masalah pokok saja. Masalah lainnya akan selesai

dengan sendirinya. Kedua, karena kemampuan yang dimiliki oleh organisasi selalu bersifat

terbatas. Dalam keadaan yang seperti ini, lanjutkan kegiatan dengan memilih prioritas

Page 18: Perencanaan Program Kesehatan

masalah. Untuk itu banyak cara pemilihan yang harus dipergunakan. Cara yang dianjurkan

adalah memakai kriteria yang dituangkan dalam bentuk matriks. Dikenal dengan nama

tekhnik kriteria matrik (criteria matrix tecnique).

Kriteria yang dapat dipergunakan banyak macamnya. Secara umum dapat dibedakan atas

tiga macam:

·   Pentingnya masalah

Makin penting (importanci) masalah tersebut, makin diprioritaskan

penyelesaiannya. Ukuran pentiangnya masalah banyak macamnya. Beberapa diantaranya

yang terpenting adalah:

-    Besarnya masalah (prevalence)

-    Akibat yang ditinbulakan oleh masalah (severiti)

-    Kenaikan besarnya masalah (rate of increase)

-    Derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi (degree of unmeet need)

-    Keuntungan sosial karena selesainya masalah (social benefit)

-    Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah (public concern)

-    Suasana politik (political climate)

·   Kelayakan Teknologi

Makin layak teknologi yang tersedia dan yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah

(technical feasibility), makin diprioritaskan masalah tersebut. Kelayakan teknologi yang

dimaksudkan disini adalah menunjuk pada pengasaan ilmu dan teknologi yang seusai.

·   Sumber daya yang tersedia

Makin tersedia sumber daya yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah (resources

availabitlity) makin diprioritaskan masalah tersebut. Sumber daya yang dimaksdukan di sini

adalah yang menunjuk pada energi (man), dana (money) dan sarana (material).

Berilah nilia antara 1 (tidak penting) sampai dengan 5 (sangat penting) untuk setiap

kriteria yang sesuai. Prioritas masalah adalah yang jumlah nilianya paling besar. Secara

sederhana pemilihan prioritas masalah dengan teknik kriteria matriiks ini dapat digambarkan

dalam table 5.1

1.8. Menetapkan Prioritas Jalan Keluar

Ketika prioritas masalah telah berhasil ditetapkan, langkah selanjutnya yang dilakukan

adalah menetapkan prioritas jalan keluar (solution priority). Untuk ini ada beberapa kegiatan

pokok yang harus dilakukan sebagai berikut:

1.   Menyusun Alternatif

Kegiatan pertama yang harus dilakukan adalah menyusun alternatif jalan keluar untuk

mengatasi prioritas masalah yang telah ditetapkan. Menyusun alternatfi jaan keluar

dipandang penting, karena terkait dengan upaya memperluas wawasan, yang apabila berhasil

diwujudkan akan besar perannya dalam membantu kelancaran pelaksanan jalan keluar.

Untuk dapat menyusun alternatfi jalan keluar, cobalah berpikir kreatif (creative

thinking). Teknik berpikir kreatif banyak macamnya. Salah satu diantaranya dikenal dengan

teknik analogi atau populer pula dengan sebutan synectic technique. Jika dengan teknik

Page 19: Perencanaan Program Kesehatan

berpikir kreatif masih belum dapat dihasilkan alternatif jalan keluar, cobalah tempuh langkah-

langkah sebagai berikut:

·   Menentukan berbagai penyebab masalah

Untuk dapat menentukan berbagai penyebab masalah, lakukan curah pendapat (brain

storming) dengan membahas data yang telah dikumpulkan. Gunakanlah alat bantu diagram

hubungan sebab-akibat (cause-effect diargam) atau populer pula dengan sebutan diagram

tulang ikan (fish bone diagram). Dengan memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman yang

ada, serta dibantuoleh data yang tersedia, dapat disusun berbagai penyebab masalah secara

teoritis.

·   Memeriksa kebenaran penyebab masalah

Karena dapftar penyebab masalah yang telah disusun baru bersifat teoritis, perlu

dilakukan pemeriksaan tentang kebenaran penyebab masalah (confirmation). Untuk ini, jika

perlu, lakukanlah pengumpulan data tambahan.Coabalah lakukan uji statistik untuk

mengidentifikasi penyebab masalah yang sebenarnya. Sisihkanlah daftar penyebab masalah

yang hasil uji statistiknya tidak berarti.

·   Mengubah penyebab masalah kedalam bentuk kegiatan

Ketika check penyebab masalah yang hasil uji statistiknya telah berhasil disusun,

lanjutkan dengan mengubah daftar penyebab masalah tersebut kedaam bentuk

kegiatan. Usahakan untuk satu penyebab masalah tersusun satu kegiatan penyelesaian

masalah.

2. Memilih prioritas jalan keluar

Apakah semua alternatif jalan keluar yang telah disusun tersebut harus dilaksanakan? Jika

kamampuan memang dimiliki, apa selanjutnya. Disinilah letak masalahnya. Karena

kemampuan yang dimiliki oleh suatu organisasi selalu bersifat terbatas. Untuk mengatasinya,

pilihlah salah satu dari alternatif jalan keluar yang paling menjanjikan. Pekerjaan ini disebtu

dengan nama memilih priortias jalan keluar. Untuk dapat memilih prioritas jalan keluar,

pelajarilah dengan seksama berbagai alternatif yang tersedia. Sebelum melakukan pilihan,

ada baiknya jika dicoba padukan dahulu. Siapa tahu berbagai alternatif tersebut sebenarnya

hanya merupakan bagian dari satu paket kegiatan yang sulit dipisahkan.

Ketika keterpaduan tersebut sulit dilakukan, antara lain karena adanya perbedaan antar

alternatif yang terlalu tajam, atau karena keterbatasan sumber daya dalam melaksanakan

program yang telah dipadukan, barulah dilakukan macamnya. Cara yang dianjurkan adalah

memakai teknik kriteria matriks. Untuk ini ada dua kriteria yang lazim dipergunakan. Kriteria

yang dimaksud adalah:

a.  Efektivitas jalan keluar

Tetapkanlah nilai efektivitas (effectivity) untuk setiap alternatif jalan keluar, yakni

dengan memberikan angka 1 (paling tidak efektif) sampai dengan angka 5 9paling

efektif). Prioritas jalan keluar adalah yang nilai efektivitasnya paling tinggi. Untuk

menentukan efektivitas jalan keluar, pergunakanlah kriteria tambahan sebagai berikut:

·   Besarnya masalah yang dapat diseleaikan

Page 20: Perencanaan Program Kesehatan

Hitunglah besarnya masalah (magnitude) yang dapat diatasi bila jalan keluar tersebut

dilaksanakan, untuk setiap alternatif. Makin beasr masalah dapat diatasi, maki tinggi prioritas

jalan keluar tersebut.

·   Pentingnya jalan keluar

Hitunglah pentingnya jalan keluar (importancy) dalam mengatasi masalah yang dihadapi,

untuk setiap alternatif. Pentingnya jalan keluar yang dimaksudkan disini terkait dengan

kelanggengan selesainya maslah, makin penting jalan keluar tersebut.

·   Senstivitas jalan keluar

Hitunglah sensitifitas jalan keluar (uunerabilty) dalam mengatasi masalah yang dihadapi,

untuk setiap alternatif. Sensitivitas yang dimaksud disini dikaitkan dengan kecepatan jalan

keluar mengatasi masalah. Makin cepat masalah teratasi, makin sensitif jalan keluar tersebut.

b.  Efisiensi jalan keluar

Tetapkanlah nilai efisiensi (efficiency) untuk setiap alternatif jalan keluar, yakni dengan

memberikan angka 1 (aling tidak efisien) sampai dengan angka 5 (paling efisien). Nilai

efisiensi ini biasanya dikaitkan dengan biaya (cost) yang diperlukan untuk melaksanakan

jalan keluar. Makin besar biaya yang diperlukan, makin tidak efisien jalan keluar tersebut.

3.   Melakukan uji lapangan

Kegiatan ketiga yang harus dilakukan pada penetapan prioritas jalan keluar adalah

melakukan uji lapangan untuk prioritas jalan keluar terpilih. Uji lapangan ini dipandang

penting, karma wring ditemukan jalan keluar yang diatas kertas baik, ternyata sulit

dilaksanakan.

Patutlah diingat dalam melakukan uji lapangan, tujuan utama yang ingin dicapai

bukan lagi mempermasalahkan jalan keluar yang telah terpilih, melainkan hanya untuk

menilai berbagai faktor penopang dan faktor penghambat yang kiranya akan

ditemukan, ketika jalan keluar tersebut dilaksanakan. Catatlah berbagai faktor penopang

dan penghambat yang ditemukan.

4.   Meningkatkan prioritas jalan keluar

Selesai melakukan uji lapangan, lanjutkan dengan memperbaiki prioritas jalan keluar, yakni

dengan memanfaatkan berbagai faktor penopang, dan bersamaan dengan itu

meniadakan berbagai faktor penghambatyang ditemukan pada uji lapangan.

5.   Menyusun uraian rencana prioritas jalan keluar

Kegiatan terakhir yang harus dilaksanakan pada penetapan prioritas  jalan keluar adalah

menyusun uraian rencana prioritas jalan keluar se lengkapnya. Untuk ini Uraikanlah semua

unsur rencana sebagaimana telah diajukan, sehingga dapat dihasilkan suatu rencana

yang leng kap.

Langkah-langkah dan kegiatan menetapkan prioritas masalah saling  terkait dengan

langkah-langkah dan kegiatan menetapkan prioritas jalan keluar.

1.9. Analisis SWOT

Pengertian

Page 21: Perencanaan Program Kesehatan

Telah disebutkan bahwa suatu rencana yang baik harus mengandung  uraian tentang

asumsi perencanaan (planning asumption). Maksudnya adalah untuk mengetahui

dengan jelas berbagai faktor penopang dan atau pun penghambat yang diperkirakan akan

dihadapi bila rencana tersebut dilaksanakan. Pengetahuan tentang berbagai faktor penopang

dan atau penghambat ini, dalam peker aan administrasi dipandang cukup

penting.Dengan diketahuinya berbagai faktor penopang dan penghambat tersebut, akan dapat

dilakukan berbagai persiapan, sedemikian rupa sehingga pelaksanaan rencana akan dapat

lebih lancar.

Untuk dapat mengetahui secara lengkap berbagai faktor penopang dan penghambat,

perlu dilakukan penelitian yang seksama tentang kondisi organ isasi yang akan

melaksanakan rencana tersebut. Ulasan yang seperti ini dikenal dengan Hama analisis

SWOT.

Pengertian analisis SWOT banyak macamnya. Secara sederhana dapat diartikan sebagai

suatu studi yang dilakukan terhadap suatu organisasi sedemikian rupa sehingga diperoleh

keterangan yang akurat tentang berbagai faktor kekuatan, kelemahan, kesempatan dan

hambatan yang dimiliki dan atau yang dihadapi oleh organisasi.

Elemen SWOT

Dari batasan sederhana ini, segera terlihat dalam analisis SWOT dite  mukan ada

empat unsur pokok yang harus dipahami. Keempat unsur yang dimaksud adalah:

1. Kekuatan

Yang dimaksud dengan kekuatan (strength) di sini adalah berbagai ke surplus yang

bersifat khusus yang dimiliki oleh suatu organisasi, yang apa bila dapat dimanfaatkan

akan berperan besar tidak hanya dalammemperlancar berbagai kegiatan yang akan

dilaksanakan oleh organ isasi, tetapi juga dalam mencapai tujuan yang dimiliki oleh

organisasi.

2. Kelemahan

Yang dimaksud dengan kelemahan (weaknesses) di sini adalah berbagai kekurangan yang

bersifat khas yang dimiliki oleh suatu organisasi, yang apabila berhasil diatasi akan berperan

besar, tidak hanya dalam mem perlancar berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh

organisasi, tetapi juga dalam mencapai tujuan yang dimiliki oleh organisasi,

3. Kesempatan

Yang dimaksud dengan kesempatan (opportunity) adalah peluang yang bersifat positif

yang dihadapi oleh suatu organisasi, yang apabila dapat dimanfaatkan akan besar perannya

dalam mencapai tujuan organi sasi.

4. H a m b a t a n

Yang dimaksud dengan hambatan (threat) adalah kendala yang bersifat n egat i f yang

dihadapi oleh suatu organisasi, yang apabila berhasil diatasi akan besar perannya dalam

mencapai tujuan organisasi.

Dari uraian tentang keempat unsur ini, segera terlihat bahwa unsur  kekuatan dan

kelemahan, pada dasamya bersifat internal, dalam arti berada di dalam

Page 22: Perencanaan Program Kesehatan

organisasi. Sedangkan unsur kesempatan dan hambatan bersifat ekstemal, dalam arti berada

di luar organisasi. Kecuali itu, segera pula terli hat bahwa unsur kekuatan dan kesempatan

merupakan faktor positif yang bersifat menguntungkan bagi organisasi. Sedangkan unsur

kelemahan dan hambatan adalah faktor negatif yang bersifat merugikan bagi

organi sasi. Untuk keberhasilan pekerjaan perencanaan, deskripsi lengkap ten - tang

keempat unsur ini harus dimiliki.

Teknik

Teknik analisis SWOT dapat dibedakan atas tiga tahap. Teknik yang dimak - sud adalah:

1. Melakukan analisis kekuatan dan kelemahan organisasi

Untuk dapat melakukan analisis kekuatan dan kelemahan organisasi,  perlu dilakukan hal-

hal sebagai berikut:

a.  Menetapkan unsur-unsur organisas i yang akan d in i la i  Unsur-unsur yang akan

dievaluasi tersebut biasanya dibedakan atas dua macam. Pertama, unsur perangkat

organisasi (tool of administration) yang terdiri dari

tenaga (man), dana (money), sarana (material) serta metoda (method). Kedua, unsur fungsi

organisasi (function of administration) yang terdiri dari

perencanaan (planning ), pengor ganisasian (organizing), penggerakan (actuating) dan

pengawasan (controlling).

b .  Memberikan nilai untuk setiap  unsur yang akan dinilai  Mai yang diberikan untuk

tiap unsur yang dinilai secara umum dapat dibedakan atas dua macam:

·         Nilai penampilan (performance) yang dinyatakan dengan baik atau buruk.

·         Nilai kepentingan (importance) yang dinyatakan dengan penting atau tidak penting.

c. Membuat matrik dari hasil evaluasi yang dilakukan

 d. Menarik kesimpulan hasil penilaian

2. Melakukan analisis kesempatan organisasi

Untuk dapat melakukan analisis kesempatan yang dimiliki oleh organi sasi perlu

dilakukan hal-hal sebagai berikut:

a.   Menetapkan unsur-unsur yang akan dievaluasi

Biasanya unsur-unsur yang akan dievaluasi tersebut adalah hal-hal yang baru bagi

organisasi. Misalnya perubahan kebijakan pemerin tah, perubahan tingkat sosial

ekonomi penduduk, perubahan keada an sosial budaya penduduk dan lain sebagainya yang

seperti ini.

b.   Memberikan nilai untuk setiap unsur yang akan dievaluasi  Nilai yang diberikan secara

umum dapat dibedakan atas dua macam sebagai berikut:

-   Nilai daya, tarik (attractiveness) yang dinyatakan dengan tinggi dan rendah.

 -   Nilai kemungkinan keberhasilan (success probability) yang dinyata kan dengan tinggi dan

rendah.

c.   Membuat matrik dari hasil evaluasi yang dilakukan

Page 23: Perencanaan Program Kesehatan

d.    Menarik kesimpulan hasil penilaian

3. Melakukan analisis hambatan organisasi

Untuk dapat melakukan analisis hambatan yang dihadapi oleh organi  sasi, perlu

dilakukan hal-hal sebagai berikut:

a.   Menetapkan unsur-unsur yang akan dievaluasi

Sarna halnya dengan kesempatan, biasanya unsur-unsur yang akan dievaluasi adalah

hal-hal yang baru bagi organisasi. Misalnya per ubahan kebijakan pemerintah, perubahan

kondisi sosial ekonomi penduduk, perubahan kondisi sosial budaya penduduk dan lain

se bagainya yang seperti ini.

b.   Memberikan nilai untuk setiap unsur yang akan dinilai  Nihi yang diberikan secara

umum dapat dibedakan atas dua macam sebagai berikut:

-  Nilai kemungkinan munculnya hambatan (probability of occcur ance) yang dinyatakan

dengan sering dan. jarang.

-  Nilai seriusnya hambatan (seriousness) yang dinyatakan dengan se rius dan tidak. 

c.    Membuat matrik dari hasil evaluasi yang dilakukan

Contoh matrik dari hasil penilaian terhadap hambatan yang dihadapi  oleh

organisasi dapat dilihat pada Gambar 5.3.

d. Menarik kesimpulan hasil penilaian

1.10. Perencanaan Anggaran

Pengertian

Telah disebutkan bahwa suatu rencana yang baik harus mengandung uraian tentang

biaya (cost) yang diperlukan. Tentu sangat diharapkan uraian ten - tang biaya tersebut

adalah yang menggambarkan kebutuhan yang se benarnya. Dalam arti disatu pihak

tidak berlebihan dan di pihak lain tidak kekurangan. Untuk dapat dimilikinya uraian

tentang biaya yang sesuai de ngan kebutuhan tersebut, perlu dilakukan suatu upaya

khusus. Upaya ini dalam ilmu administrasi disebut dengan nama perencanaan

anggaran (budgeting). Jika ditinjau dari persyaratan untuk mencapai tujuan organisasi, peran

perencanaan anggaran ini dipandang cukup penting. Dengan ber hasil disusunnya

rencana anggaran tersebut, akan dapat diketahui besarnya biaya yang diperlukan untuk

menyelenggarakan suatu rencana.

Batasan perencanaan anggaran banyak macamnya. Secara sederhana dapat diartikan

sebagai suatu proses mempersiapkan anggaran. Sedangkan Y ang dimaksud dengan

anggaran adalah suatu rencana (plan), yang uraian tentang kegiatan yang akan

dilaksanakan dinyatakan dalam bentuk uang. Kegiatan yang akan dilaksanakan tersebut

banyak macamnya. Pada peren canaan anggaran berbagai kegiatan tersebut sering

disederhanakan dalam dua kelompok utama. Pertama, kegiatan-kegiatan yang menghasilkan

uang. Kedua, kegiatan-kegiatan yang membutuhkan uang. Kelompok kegiatan per tama

disebut dengan nama pendapatan. Sedangkan kelompok kegiatan kedua disebut dengan

nama produksi.

Page 24: Perencanaan Program Kesehatan

Dari pengertian yang seperti ini, dapat dengan mudah dipahami bahwa proses

perencanaan anggaran pada dasarnya adalah sama dengan proses perencanaan

bi a y a (planning). Bedanya, jika pada perencanaan, yang di hasilkan adalah suatu

rencana (plan) yang hanya mengandung uraian ten - tang kegiatan, maka pada

perencanaan anggaran, uraian kegiatan tersebut telah dilengkapi dengan keterangan

tentang uang, baik yang akan diterima dan atau yang harus dikeluarkan.

Karena proses perencanaan anggaran sama dengan proses perencanaan pada

U111L1 1 nnya, maka beberapa sarjana berpendapat perencanaan anggaran bukan merupakan

suatu fungsi administrasi yang berdiri sendiri, melainkanmerupakan bagian dari fungsi

perencanaan. Oleh kelompok saijana ini dise butkan bahwa suatu rencana dinilai baik apabila

rencana tersebut telah meng uraikan pi ih rencana pembiayaannya. Bertitik tolak dari

pendapat yang seper ti ini disebt it kan bahwa perencanaan anggaran hanya merupakan bagian

yang tidak terpisal ikan dari perencanaan pada umumnya.

Terlepas apakah perencanaan anggaran merupakan fungsi administrasi tersendiri, atau

hanya merupakan bagian dari fungsi perencanaan, dalam membicarakan perencanaan

anggaran ada tiga hal yang harus dibedakanyakni tentang proses perencanaan anggaran,

perangkat perencanaan ang garan Berta hasil dari perencanaan anggaran. Perangkat

perencanaan ang garan dapat berbeda antara satu lembaga dengan lembaga lainnya.Pada

be berapa instansi tertentu perangkat perencanaan anggaran tersebut adalah  bagian

perencanaan, tetapi pada beberapa instansi lainnya adalah bagian keuangan.

Perbedaan yang sama juga ditemukan pada hasil dari perencanaan

ang garan. Tergantung dari rencana anggaran yang disusun, maka rencana anggaran yang

dihasilkan berbeda-beda. Jika yang disusun adalah rencanaanggaran pendidikan, maka

hasilnya adalah rencana anggaran pendidikan. Tetapi jika yang disusun adalah rencana

anggaran kesehatan, maka yang dihasilkan adalah rencana anggaran kesehatan.

Perbedaan yang seperti ini tidak ditemukan pada proses

perencanaan anggaran. Karena perangkat apapun yang melakukan perencanaan dan atau

rencana anggaran ataupun yang disusun, proses yang ditempuhadalah sama. Dari

uraian ini, menjadi jelas yang terpenting pada perenca naan anggaran bukanlah

perangkat dan atau hasil perencanaan ang garan. Yang terpenting pada perencanaan

anggaran adalah proses yangditempuh dalam melakukan perencanaan anggaran tersebut.

Manfaat

Ketika perencanaan anggaran dapat dilakukan dengan baik, akan  diperoleh

beberapa manfaat, yang jika disederhanakan dapat diuraikan se bagai berikut:

1.    Membantu pengaturan dalam pemanfaatan sumber daya  Dengan

dilakukannya perencanaan anggaran, akan dapat diketahui be samya biaya suatu

rencana. Pengetahuan tentang besarnya biaya yang seperti ini dipandang penting, yakni

dalam rangka mengatur peman faatan berbagai sumber daya yang dimiliki.

2.  Membantu pengambilan keputusan

Page 25: Perencanaan Program Kesehatan

Dengan telah diketahuinya biaya suatu rencana, maka manajer dapat menetapkan

keputusannya (desicion making) apakah rencana yang di maksud harus dilaksanakan

atau tidak. Pengambilan keputusan atas dasar besarnya biaya ini, dipandang cukup

penting, karena memang sumber daya yang tersedia selalu bersifat terbatas.

3.  Membantu pemantauan dan pengawasan

Perencanaan anggaran akan menghasilkan rencana anggaran yang la  zimnya telah

tersusun secara rinci dan jelas. Susunan anggaran yang se perti ini, dapat dipergunakan

untuk membantu pemantauan (Monitoring) dan pengawasan (controlling). Penyimpangan

akan segera diketahui pada setiap kali ditemukan pemakaian anggaran yang tidak semestinya.

4.  Membantu penyempumaan rencana

Kadang kala suatu kegiatan yang telah direncanakan, karena sate dan lain hal harus

disempumakan (revision). Kehendak untuk melakukan penyempumaan yang berlebihan

dan atau terlalu menyimpang, akan dapat dihindari, bila dalam melakukan penyempumaan

tersebut, berpedoman pada anggaran yang telah disediakan.

5.  Memperjelas pendelegasian wewenang

Pelaksanaan suatu rencana yang didalamnya termasuk anggaran, hanya mungkin dilakukan

apabila telah memperoleh persetujuan sebelumnya. Persetujuan yang dimaksud, yang bersifat

sangat penting, kerena terkait

dengan dana, adalah identik dengan pendelegasian wewenang (delega tion of

authority). Dengan demikin anggaran terutama pada tingkat pelaksanaannya, berperan besar

dalam memperjelas pendelegasian we wenang dalam suatu organisasi.

Macam

Telah disebutkan bahwa hasil dari pekerjaan perencanaan anggaran adalah tersusunnya

suatu rencana anggaran. Karena rencana anggaran pada da samya identik dengan

rencana, dan rencana tersebut banyak macamnya,maka rencana anggaranpun banyak pula

macamnya. Mengikuti pembagian rencana tersebut, maka rencara anggaran dapat

dibedakan atas beberapa macam, sebagai berikut:

1. Menurut hirarki pemerintahan

Jika ditinjau dari hirarki pemerintahan, maka rencana anggaran di Indo  nesia dapat

dibedakan atas tiga macam yakni:

a.  Rencana anggaran pemerintah pusat

Dalam bidang kesehatan, rencana anggaran pemerintah pusat yang dimaksudkan di Indonesia

adalah rencana anggaran Departemen Ke sehatan.

b.    Rencana anggaran pemerintah daerah tingkat I

Dalam bidang kesehatan, rencana anggaran pemerintah daerah tingkat I yang

dimaksudkan di Indonesia adalah rencana anggaran Di nas Kesehatan Propinsi.

c.    Rencana anggaran pemerintah daerah tingkat II

Dalam bidang kesehatan, rencana anggaran pemerintah daerah tingkat 11 yang

dimaksudkan di Indonesia adalah rencana anggaran Di nas Kesehatan Kabupaten.

2. Menurut penggunaan

Page 26: Perencanaan Program Kesehatan

Jika ditinjau dari kegunaannya, maka rencana anggaran di Indonesia dibedakan atas dua

macam yakni

a.       Rencana anggaran rutin

Yang termasuk dalam rencana anggaran rutin di Indonesia adalah biaya personil dan atau

biaya kantor

b.       Rencana anggaran pembangunan

Yang termasuk dalam rencana anggaran pembangunan di Indonesia misalnya biaya

mendirikan Rumah Sakit bare, biaya membeli peralat an kedokteran canggih

3. Menurut penanggung jawab

Jika ditinjau dari penanggung jawab, maka rencana anggaran di Indone sia dibedakan

menurut departemen yang melaksanakannya, misalnya

a.   rencana anggaran Departemen Kesehatan

b.   rencana anggaran Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

c.   rencana anggaran Departemen Pertanion

4. Menurut jangka waktu berlakunya rencana anggaran

Jika ditinjau dari jangka waktu berlakunya, rencana anggaran di Indone sia dapat

dibedakan atas dua, macam yakni

a.   Rencana anggaran jangka panjang

Contoh rencana anggaran jangka panjang di Indonesia adalah rencana anggaran Repelita

yang diajukan setiap lima tahun sekali

b.   Rencana anggaran jangka pendek

Contoh rencana anggaran jangka pendek di Indonesia adalah rencana anggaran tahunan yang

diajukan setahun sekali.

5. Menurut penerimaan dan pengeluaran

Jika ditinjau dari perimbangan penerimaan dan pengeluaran, maka ren  cana anggaran

dapat dibedakan atas tiga macam yakni

a.    Rencana anggaran berimbang (balance budget)

Pada rencana anggaran ini ada keseimbangan antara peneri  maan dan pengeluaran

uang.

b.   Rencana anggaran surplus (surplus anggaran)

Pada rencana anggaran ini jumlah penerimaan lebih besar dari pada produksi sehingga

ditemukan kondisi yang surplus (untung).

c.   Rencana anggaran defisit (deficit budget)

Pada rencana anggaran ini jumlah penerimaan lebih kecil dari pada produksi sehingga

ditemukan kondisi yang defisit (rugi).

6. Menurut teknik perencanaan yang dipergunakan

Jika ditinjau menurut teknik perencanaan yang dipergunakan, rencana anggaran dapat

dibedakan atas tiga macam yakni:

a. Rencana anggaran butir per butir (line item budget)

Pada bentuk ini rencana anggaran disusun menurut butir per butir  se suai dengan kegiatan

yang akan dilakukan. Rencana anggaran bentuk ini memang mudah diawasi, tetapi kurang

Page 27: Perencanaan Program Kesehatan

membantu memberikanketerangan tentang biaya program secara keseluruhan,

sehingga menyulitkan pengambilan keputusan.

b.   Rencana anggaran program (program budget)

Pada bentuk ini yang diutamakan adalah biaya program secara keselu ruhan, yang

perhitungannya dirinci menurut kegiatan yang ada dalam program. Hanya saja

penyajian rencana anggaran tersebut ti dak dikelompokkan menurut kesamaan kegiatan,

melainkan menurut programnya masing-masing.

c.   Rencana anggaran basil (performance budget)

Pada bentuk ini yang diutamakan adalah basil yang dicapai. Cara meren canakannya

dimulai dengan memperkirakan basil yang dicapai, ke mudian diperinci menurut kegiatan

yang harus dilakukan untuk menca pai basil tersebut-Setiap kegiatan yang harus dilakukan

dinilai biayanya. Mudah diduga bahwa anggaran basil ini kurang begitu terperind dan karena

itu pengawasannya lebih sulit. Bentuk anggaran ini pertama kali diperkenalkan

olehHoover di Amerika Serikat pada tahun 1949. 

d.   Rencana anggaran sistem (system budget)

Pada bentuk ini perencanaan anggaran didasarkan atas suatu sistem tertentu. Salah satu dari

sistem yang dimaksud adalah yang dipopu lerkan oleh Robert S. McNamara di

lingkungan Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1960, yang dikenal

dengan Planning Programming Budgeting System (PPBS). 

Bentuk

Bentuk rencana anggaran yakni yang dihasilkan oleh perencaaan ang garan, dapat

berbeda antara satu dengan lainnya. Bentuk tersebut pada dasarnya ditemukan oleh dua

hal yakni

1.   Rincian mata anggaran

Bentuk rencana anggaran sangat dipengaruhi oleh rincian mata ang  garan yang

dipergunakan. Rincian yang dimaksud banyak macamnya yang berbeda antara satu

artikel dengan artikel lainnya. Misalnyabiaya personel, biaya operasional, biaya

sarana dan fasilitas, biaya penilaian dan biaya pengembangan.

2.   Format anggaran

Bentuk rencana anggaran juga dipengaruhi oleh format yang dipergu  nakan. Daftar

Usulan Kegiatan (DUK) misalnya terdiri dari 11 halaman, Daftar Isian Kegiatan (DIK) terdiri

dari 10 halaman, Daftar Usulan Proyek (DUP) terdin dari Sembilan macam formulir yang

masing-masing mem punyai jumlah halamannya tersendiri, dan Daftar Isian Proyek (DIP )

ter diri dari 3 halaman.

Proses

Sekalipun macam dan bentuk rencana anggaran sangat bervariasi, namun proses yang

ditempuh dalam menyusun rencana anggaran pada dasamya tidak berbeda. Proses yang

dimaksud adalah:

1.    Mengidentifikasi kegiatan

Page 28: Perencanaan Program Kesehatan

Kegiatan pertama yang dilakukan adalah mengindentifikasi berbagai  kegiatan yang

perlu dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah  ditetapkan. Kegiatan yang

diidentifikasi sebaiknya hanya yang bersifat pokok saja (mollar activities) dalam anti

apabila tidak dilaksanakan kan, akan menyebabkan tidak tercapainya tujuan yang

telah ditetapkan kan.

2.   Menentukan sumber daya

Kegiatan kedua yang dilakukan adalah menentukan jumlah dan jenis sum ber daya yang

diperlukan untuk melaksanakan kegiatan yang telah di identifikasi. Sumber daya tersebut

banyak macamnya. Secara umum dibedakan atas tiga macam yakni tenaga (man),

dana (money), dan sarana (material). Hitung kebutuhan sumber daya tersebut untuk

setiap kegiatan yang ditentukan dan unit tertentu, misalnya orang / jam,  dana / orang,

dan bahan / jam .

3.   Mengubah sumber daya dalam bentuk uang

Kegiatan ketiga yang dilakukan adalah mengubah sumber daya yang diperlukan ke

dalam bentuk uang. Kegiatan ini dikenal dengan nama penentuan biaya, yang

pelaksanaannya tidak sederhana. Berapakah be samya honor yang pantas untuk seorang

pekerja kasar? Berapa pula un- tuk tenaga ahli? Berapa sebenamya harga bahan baku yang

diperlukan? Untuk memudahkan pekerjaan biasanya dipergunakan biaya unit baku (standard

unit cost) yang dihitung berdasarkan harga masa lalu ditam bah dengan perkiraan

kenaikan harga pada masa datang.

4. Menyusun dan menyajikan rencana anggaran

Kegiatan keempat yang dilakukan adalah menyusun dan menyajikan ren cana anggaran

yang telah disusun ke dalam format baku yang telah disepakati. Untuk Indonesia

susunan anggaran pemerintah tertuangdalam Daftar Usulan Proyek (DUP).

5. Mengirimkan untuk persetujuan

Kegiatan kelima yang dilakukan adalah mengirimkan rencana anggaran yang telah

disusun, kepada pihak-pihak yang berwenang memberikan persetujuan. Kadang-kadang

diperlukan beberapa revisi. Untuk Indone sia anggaran pemerintah yang telah disetujui

disebut dengan nama Daftar Isian Proyek (DIP).

Pada dasamya setelah rencana anggaran disetujui, selesailah proses pe rencaaan anggaran

tersebut. Kegiatan selanjutnya yang harus dilakukan adalah melaksanakan rencana

anggaran, sedemikian rupa sehingga tujuan dari dilaksanakannya suatu rencana dapat

dicapai dengan memuaskan.

Hanya saja sekalipun tugas perencanaan anggaran telah selesai, bukan berarti

pekerjaan yang ada hubungannya dengan anggaran terhenti-Untuk menjarnin

terselenggaranya anggaran dengan baik, ada dua hal lain yangperlu dilaksanakan yakni:

1.   Melakukan pengawasan

Pengawasan harus dilakukan untuk mencegah terjadinya penyimpangan. Pengawasan yang

dapat dilakukan banyak macamnya. Dalam sistem pe merintahan di Indonesia, para

pelaksana administrasi keuangan tidak demikian mudah melakukan pembayaran

tanpa adanya dokumen dokumen yang menunjukkan persetujuan pemakaian

Page 29: Perencanaan Program Kesehatan

anggaran. Dokumen yang dimaksud antara lain Surat Keputusan Otorisasi (SKO) Berta

Surat Perintah Membayar Uang (SPMU).

2.   Melakukan pemeriksaan

Pemeriksaan pemakaian anggaran harus dapat dilakukan

secara berkala. Tujuannya adalah untuk mengevaluasi penggunaan

anggaran apakah telah sesuai dengan prosedur dan peruntukannya.Pemeriksa  an

pemakaian anggaran ini biasanya dilakukan oleh Kantor Akuntansi Publik, atau untuk

instansi pemerintah, oleh Badan Pemeriksa Ke uangan (BPK).

Plan- ning Programming Budgeting Sistem

Pengertian

Telah disebutkan bahan salah satu bentuk rencana anggaran adalah ang  garan

sistem (system budget) dan yang terkenal diantaranya adalah Plan ning Programming

Budgeting Sistem (PPBS). Di Indonesia PPBS ini diterjemahkan sebagai Sistem

Perencanaan Penyusunan Program dan Peng anggaran (SP4). Adapun yang dimaksudkan

dengan PPBS adalah salah satu teknik administrasi dimana perencanaan, penyusunan

program dan penganggaran yang dilakukan oleh suatu organisasi diikat dalam

suatu sistem sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan.

Prinsip

Secara umum prinsip pokok yang diterapkan pada waktu melaksanakan PPBS dapat

dibedakan atas tiga macam yakni:

1 Prinsip perencanaan

Prinsip pokok pertama yang diterapkan pada PPBS adalah pinsip

pe rencanaan (planning). Disini perhatian lebih ditujukan pada perumusan tujuan. Baik

tujuan jangka panjang, menengah dan atau tujuan jangka pendek.  Pada perumusan

tujuan ini hares dipertimbanakarl segala sumber daya yang dimiliki.

2.  Prinsip penyusunan program

Prinsip pokok kedua yang diterapkan pada PPBS adalah prinsip  penyusunan

program (programming). Di sini berbagai kegiatan yang akan dilakukan disusun

menurut hirarkinya yang dibedakan atas limalantai yakni struktur program, kategori

program, program, elemen program dan kegiatan. Struktur program dikembangkan

dari tujuan jangka panjang, kategon program dikembangkan dari tujuan jangka menengah

dan program dikembangkan dari tujuan jangka pendek. Elemen program adalah rincian lebih

lanjut dari program, sedangkan kegiatan adalah rincian lebih lanjut dari elemen

program. Contoh kelima hi rarki kegiatan dapat dilihat pada Tabel 5.5.

3.     Prinsip perencanaan anggaran

Prinsip pokok ketiga yang diterapkan pada PBBS adalah prinsip pe  rencanaan

anggaran (budgeting). Di sini dilakukan analisis biaya-efek tivitas (cost efectiueness

analysis) dari berbagai kegiatan yang akandilakukan. Tujuannya adalah untuk

memilih kegiatan yang dengan biaya yang serendah-rendahnya dapat memberikan

Page 30: Perencanaan Program Kesehatan

hasil yang sebe sar-besarnya. Perlu diperhatikan dalam melakukan analisis ini yang

dinilai bukan manfaat dari kegiatan tersebut tetapi keluaran yang di  hasilkan, yang

dibandingkan dengan biaya yang diperlukan untuk menyelenggarakan kegiatan tersebut.

Proses

Proses dan atau langkah-langkah melakukan PPBS pada dasrnya sama dengan proses dan

atau langkah-langkah perencanaan anggaran, yang secara umum dapat dibedakan atas enem

macam yakni:

1. Merumuskan tujuan

Langkah prtama yang dilakukan adalah merumuskan tujuan yang akan dicapai. Rumusan

tujuan yang dimaksud dibedakan atas tujuan jangka panjang, menengah dan jangka

pendek. Jika tujuan jangka pendek yang dirumuskan, harus jelas sehingga memudahkan

pengukurannya.

2. Menyusun program

Langkah kedua yang dilakukan adalah menyusun program yang akan dilaksanakan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam menyusun program ini, rumuskanlah berbagai

kegiatan yang akan dilaksanakan lengkap dengan keluaran yang akan dihasilkan.

3. Menyusun hirarki

Langkah ketiga yang dilakukan adalah menyusun hirarki kegiatan yang akan di;

laksanakan. Pedoman yang dipakai dalam menyusun hirarki ini adalah waktu yang diperlukan

untuk mencapai tujuan. Makin lama waktu yang diperlukan, makin tinggi hirarkinya. Hasil

dari langkah ketiga ini diperolehnya set hirarki kegiatan.

4. Menghitung biaya

     Langkah keempat yang dilakukan adalah menghitung biaya yang diperlukan untuk yang

ada.

5. Melakukan pemilihan

Langkah kelima yang dilakukan adalah melakukan pemilihan set hirarki kegiatan yang

dipandang paling menguntungkan. Set hirarki yang dipilih adalah yang dengan biaya minimal

menghasilkan output maksimum.

6. Menyusun rencana

     Langkah keenam yang dilakukan adalah menyusun rencana kerja selengkapnya dari set

hirarki kegiatan yang terpilih.

1.11. Analisis Manfaat-Biaya Dan Analisis ketepatan-Biaya

Pengertian

Page 31: Perencanaan Program Kesehatan

Secara sederhana yang dimaksud dengan analisis manfaat-biaya dan analisis akurasi-

biaya adalah suatu teknik yang dipergunakan untuk membantu mengambil keputusan dalam

memilih suatu program dengan membandingkan keluaran yang diperoleh (manfaat = benefit ,

akurasi = effectiveness) dengan masukan (biaya = cost) yang dibutuhkan Dari berbagai

program yang tersedia.

        Dari batasan yang seperti ini segera terlihat bahwa teknik analisis manfaat-biaya dan

teknik analisis akurasi-biaya memiliki beberapa fitur pokok yang jika disederhanakan dapat

dibedakan atas tiga macam yakni:

1.  Bermanfaat   untuk membantu pengambil keputusan                     

Teknik analisis manfaat-biaya dan teknik analisis akurasi-biaya bermanfaat untuk membantu

pengambil keputusan (decision maker) dalam menetapkan program yang terbaik untuk

mencapai tujuan. Dengan fitur yang seperti ini, jelaslah analisis manfaat-biaya dan teknik

analisis akurasi-biaya terutama diterapkan sebelum suatu program dilaksanakan, jadi masih

dalam tahap perencanaan (planning) . Misalnya merencanakan suatu program yang

dipandang sesuai untuk menurunkan angka kematian bayi disuaatu daerah. Benar bahwa

kadang teknik ini juga dipakai untuk penilaian (evaluation) . Jika hal ini yang dilakukan,

patutlah disampaikan bahwa kesimpulan yang diperoleh daapat dimanfaatkan pada

perencanaan berikutnya.

2. Terjadi jika tersedia dua atau lebih program

Teknik analisis manfaat-biaya dan teknik analisis akurasi-biaya, tidak dapat dipergunakan

jika berhadapan dengan satu program saja. Misalnya yang dimiliki hanya program A dengan

biaya Rp 1 juta, yang apabila berhasil dilaksanakan akan menyembuhkan 300 orang

penderita. Pertanyaan apakah program A tersebut bermanfaat atau tidak, tidak dapat

dijawab.biaya Rp 1 juta

        Pertanyaan ini baru dapat dijawab aapabila tersedia program lain sebagai

pembanding. Misalnya program B dengan   yang apabila berhasil dilaksanakan akan

menyembuhkan 500 orang penderita. Dengan adanya program B sebagai perbandingan, akan

dapat dijawab program mana yang paling bermanfaat. Pada contoh ini, tampak bahwa

program B lebih bermanfaat, karena dengan biaya yang sama dapat menyembuhkan penderita

yang lebih banyak.

3. Mengutamakan unsur masukan dan unsur keluaran

Pada teknik analisis manfaat-biaya dan teknik analisis akurasi-biaya yang diutamakan hanya

unsur masukan yang dibutuhkan oleh program serta unsur keluaran yang dihasilkan oleh

program. Elemen sistem lainnya seperti proses, umpan balik dan lingkungan agak

terabaikan. Unsur masukan pada analisis manfaat-biaya dan analisis akurasi-biaya, memiliki

ukuran yang sama yakni besarnya biaya (cost) yang diperlukan untuk menyelenggarakan

program.Misalnya Rp 1 juta, Rp 2 juta, Rp 5 juta dan lain sebagainya yang sesperti ini.

Tidak demikian halnya dengan unsur keluaran, karena pada analisis manfaat-biaya, unsur

keluaran adalah manfaat (benefit) yang dihasilkan yang dinyatakan dalam nilai

uang. Sedankan pada analisis akurasi-biaya, unsur keluaran adalah

Page 32: Perencanaan Program Kesehatan

keakuratan (effectiveness) dalam menyelesaikan masalah yang dinyatakan dalam beberapa

ukuran tertentu, yang untuk bidang kesehatan adalah berbagai parameter kesehatan.

Teknik

Untuk dapat melakukan analisis manfaat-biaya dan analisis akurasi-biaya ada beberapa

langkah yang harus dilakukan. Langkah-langkah yang dimaksud secara umum dapat

dibedakan atas lima macam yakni:

1.  Merumuskan masalah dan tujuan khusus

Langkah pertama yang dilakukan adlah merumuskan masalah yang dihadapi serta tujuan

khusus yang ingin dicapai. Rumusan masaalah kesehatan yang baik harus bersifat spesifik,

dalam arti daapat diukur. Ketika masalah telah berhasil dirumuskan, lanjutkan dengan

merumuskan tujuan khusus yang ingin dicapai. Sama halnya dengan rumusan masalah,

rumusan tujuan khusus yang baik, juga harus dapat diukur. Masalah lain yang dihadapi pada

awaktu merumuskan tujuan khusus adalah banyaknya konstribusi faktor lain yang

mempengaruhi keberhasilan program kesehatan.

2. Menyusun program alternatif solusi masalah

Langkah kedua yang harus dilkukan adalah menyusun alternatif program yang kiranya dapat

diterapkan untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Sama ahalnya dengan tujuan khusus,

menetapkan alternatif program juga tidak semudah yang diperkirakan. Sebagai pegangan ada

beberapa hal yang dapat dipergunakan yakni:

a. Memanfaatakan pengalaman dari solusi masalah yang serupa. Jika hal ini yang dipergunakan

haruslah berhati-hati. Perbedaan waktu pelaksanaan, lokasi pelaksanaan, karakteristik

penduduk dan atau organisasi pelaksana harus turut diperhitungkan.

b. Memanfaatkan pengetahuan tenatang munculnya masalah yang dihadapi (natural history of

the problems) . Dengan diketahuinya proses munculnya masalah, terutama yang menyangkut

hubungan sebab-akibat, dapat disusun berbagai alternatif program solusi masalah.

3. Menghitung masukan yang dibutuhkan dan keluaran yang dihasilkan dari setiap

alternatif program yang telah disusun

a. Menghitung masukan

Secara umum dapat dibedakan atas tiga macam:

- Biaya sebenarnya (actual cost) yang dibedakan pula atas dua macam yakni biaya

langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost). Contoh biaya langsung adalah

gaji karyawan, biaya bahan habis dan biaya operasional. Sedangkan contoh biaya tidak

langsung adalah biaya gedung, biaya perlatan, dan biaya pendidikan pegawai.

- Biaya karena terjadinya hasil yang tidak diharapkan (cost of unexpected result), misalnya

keterlambatan penyelesaian program, dan atau kelompok penduduk yang tidak berhasil

dicapai.

- Biaya yang muncul karena kehilangan keuntungan dengan tidak dipilihnya alternatif lain

sebagai jalan keluar dan atau karena tidak dimanfaatkannya dana yang tersedia untuk

meyelenggarakan alternatif lain tersebut (opportunity cost).

b. Menghitung keluaran

Page 33: Perencanaan Program Kesehatan

Keluaran yang dimaksud biasanya dibedakan atas dua macam yakni:

- Pengaruhnya terhadap kesehatan yang dibedakan atas dua macam yakni keuntungan terhadap

kesehatan perorangan ( personal health benefit) dan keuntungan terhadap pemakaian sumber

pelayanan kesehatan (health care resources benefit) pada masa depan.

- Pengaruhnya terhadap non kesehatan misalnya keuntungan sosial yang diperoleh ketika suatu

program dilaksanakan.

    Pada analisis manfaat-biaya semua rilis ini dinyatakan dengan nilai mata uang. Sebagai

pegangan kadang-kadang dipergunakan dua cara yakni:

- Mempergunakan perbedaan gaji untuk duaa macam pekerjaan yang berbeda

resikonya (willingness to pay).

- Mempergunakan nilai denda yang telah ditetapkan oleh pengadilan (court award).

        Karena nilai mata uang biasanya tidak tetap, sering dilakukan

penyesuaian (discounting) yakni dengan memperhitungkan angka inflasi. Dengan demikian

apabila biaya (Co) dan keluaran (Bo) yang dinyatakan dalam mata uang diketahui, serta laju

inflasi pertahun (r) juga diketahui, perhitungan biaya dapat dilakukan dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

-  tahun 1 C1 = Cc (1 + r)

-  tahun 2 C2 = C1 (1 + r)

-  tahun 3 C3 = C2 (1 + r)   

atau secara singkat dapat dipergunakan rumus sebagai berikut:

Cn = Bo (1-r) n

Sedangkan untuk menghitung output per tahun dipergunakan rumus sebagai berikut:.

-    tahun 1 B1 = B0 (1-r)

-  tahun 2 B2 = B1 (1-r)

-  tahun 3 B3 = B2 (1-r)

atau secara singkat dapat dipergunakan rumus sebagai berikut:

Bn = Bo (1-r) n

4. Membandingkan hasil perhitungan setiap alternatif program

Langkah keempat adalah membandingkan hasil perhitungan dari setiap alternatif program

yang tersedia. Dari data-data yang diperoleh dapat ditentukan program mana sebaiknya yang

harus dipilih.

5. Menyajikan hasil dan melakukan interpretasi

Langkah kelima yang dilakukan adalah menyajikan hasil yang diperoleh lengkap dengan

interpretasinya. Katering yang dilakukan harus sedemikian rupa sehingga memudahkan

kalangan pengambil keputusan menetapkan pilihannya.