45
PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KOTA PROBOLINGGO BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan unsur alam yang keberadaan paling besar di muka bumi ini. Air juga merupakan salah satu kebutuhan utama bagi makhluk hidup. Kebutuhan akan air semakin meningkat seiring bertambahnya kebutuhan air untuk irigasi, sumber energi, produksi industri, dan lain-lain. Hal ini menyebabkan banyaknya kebutuhan manusia akan air minum terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sumber-sumber air konvensional yang berupa air permukaan semakin tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Oleh karena itu, untuk mendapatkan air bersih dilakukan beberapa cara mengolah air permukaan (air sungai, danau) agar dapat digunakan sebagai air bersih sesuai standard kesehatan dan alternatif lain untuk mendapatkan air bersih dilakukan adalah dengan membuat sumur bor. Namun, banyak kendala yang harus dihadapi, seperti semakin terbatasnya sumber air baku maupun penurunan mutu air baku itu sendiri sehingga perlu adanya proses pengolahan tertentu yang memerlukan biaya tinggi untuk memenuhi persyaratan kualitas air minum. Kendala ini semakin terasa di daerah yang padat penduduknya seperti di kota besar termasuk Kota Probolinggo. Wilda Azmia Naufala - 3311100068 1

Perencanaan sistem penyediaan air minum

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Perencanaan sistem penyediaan air minum di kota probolinggo

Citation preview

Page 1: Perencanaan sistem penyediaan air minum

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUMKOTA PROBOLINGGO

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan unsur alam yang keberadaan paling besar di muka bumi ini.

Air juga merupakan salah satu kebutuhan utama bagi makhluk hidup. Kebutuhan

akan air semakin meningkat seiring bertambahnya kebutuhan air untuk irigasi,

sumber energi, produksi industri, dan lain-lain. Hal ini menyebabkan banyaknya

kebutuhan manusia akan air minum terus meningkat seiring dengan meningkatnya

jumlah penduduk, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sumber-sumber air konvensional yang berupa air permukaan semakin tidak

mencukupi untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Oleh karena itu, untuk

mendapatkan air bersih dilakukan beberapa cara mengolah air permukaan (air sungai,

danau) agar dapat digunakan sebagai air bersih sesuai standard kesehatan dan

alternatif lain untuk mendapatkan air bersih dilakukan adalah dengan membuat

sumur bor.

Namun, banyak kendala yang harus dihadapi, seperti semakin terbatasnya

sumber air baku maupun penurunan mutu air baku itu sendiri sehingga perlu adanya

proses pengolahan tertentu yang memerlukan biaya tinggi untuk memenuhi

persyaratan kualitas air minum. Kendala ini semakin terasa di daerah yang padat

penduduknya seperti di kota besar termasuk Kota Probolinggo.

Di Kota Probolinggo terdapat banyak industri pengolahan, baik industri besar

seperti KTI (Kutai Timur Indonesia) dan lain-lain maupun industri-industri kecil. Hal

ini dipengaruhi oleh kegiatan ekonomi Kota Probolinggo di bidang industri

pengolahan yang cukup besar. Industri ini merupakan kegiatan ekonomi yang cukup

besar selain kegiatan perdagangan, pariwisata, dan restoran. Banyaknya kegiatan

industri tersebut menambah kebutuhan air di Kota Probolinggo. Begitu juga dengan

bertambahnya jumlah penduduk di kota ini yang diduga tidak hanya berasal dari

dalam Kota Probolinggo, tetapi juga berasal dari kota-kota lain. Hal ini juga harus

diimbangi dengan perbaikan sistem penyaluran yang baik sehingga sistem

penyaluran air bersih baik untuk industri maupun domestik dapat tersalur ke

konsumen dengan baik. Melalui pembuatan jaringan atau sistem perpipaan maka

dapat diatasi permasalahan kebutuhan air bersih untuk suatu daerah yang letaknya

Wilda Azmia Naufala - 3311100068 1

Page 2: Perencanaan sistem penyediaan air minum

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUMKOTA PROBOLINGGO

cukup jauh dari sumber air. Hal utama yang perlu dipertimbangkan dalam

perencanaan dan pembuatan jaringan atau sistem perpipaan ini adalah jumlah

kepadatan penduduk, kondisi fisik daerah perencanaan, keadaan topografinya, tata

guna lahan dan kemungkinan perkembangannya di masa yang akan datang.

1.2 Maksud dan Tujuan

Perencanaan sistem penyediaan air minum di Kota Probolinggo ini

dimaksudkan untuk memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat Kota Probolinggo

akan air bersih, yang mana masyarakat lebih mudah mendapatkan air bersih tanpa

harus mengambil langsung dari sumbernya dan dapat memperoleh air bersih dengan

kondisi yang memenuhi syarat kualitas, kuantitas dan kontinuitas.

Tujuan dari perencanaan sistem penyediaan air minum ini adalah untuk

menyediakan dan menyalurkan air minum secara merata ke seluruh masyarakat di

daerah pelayanan sehingga kebutuhan air masyarakat dapat terpenuhi secara:

1. Kualitas, air tersebut baik secara fisik, kimia dan bakteriologis.

2. Kuantitas, jumlah air dapat memenuhi kebutuhan yang ada.

3. Kontinuitas, kebutuhan air dapat terpenuhi setiap waktu.

1.3 Ruang Lingkup

Batasan atau ruang lingkup dalam perencanaan sistem distribusi air

minum ini adalah:

1. Daerah Pelayanan

Daerah pelayanan ditentukan dengan mempertimbangkan faktor sosial

ekonomi, kepadatan penduduk, dan kemungkinan pengembangan serta tata

guna lahan. Daerah pelayanan adalah sebagian dari daerah proyek yang

benar-benar mendapatkan pelayanan. Daerah yang dilayani adalah kota

Probolinggo, yang terdiri dari 29 kelurahan.

2. Proyeksi Penduduk dan Fasilitas Umum

Jumlah penduduk dan fasilitas umum diproyeksikan hingga 17 tahun kedepan

untuk mengetahui dan memenuhi jumlah kebutuhan air yang harus

didistribusikan pada tahun yang direncanakan tersebut.

3. Alternatif Pemilihan Jaringan Distribusi Air Minum

Wilda Azmia Naufala - 3311100068 2

Page 3: Perencanaan sistem penyediaan air minum

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUMKOTA PROBOLINGGO

4. Jaringan distribusi air minum menggunakan sistem melingkar atau loop yang

direncanakan disesuaikan dengan kondisi jalan yang ada dan perkembangan

daerah pelayanan.

5. Perhitungan Kebutuhan Air

Kebutuhan air dihitung berdasarkan proyeksi jumlah penduduk dan fasilitas

umum pada tahun perencanaan yang meliputi kebutuhan domestik dan non

domestik termasuk juga untuk kebocoran.

6. Perhitungan Dimensi Pipa

Dimensi pipa direncanakan sesuai dengan kebutuhan air pada tahun

perencanaan,

7. Bill of Quality dan Rencana Anggaran Biaya

Dari sistem distribusi air minum yang direncanakan dapat dihitung jenis dan

banyaknya pipa serta aksesoris yang dibutuhkan dapat pula diperkirakan total

anggaran biayanya.

8. Gambar-Gambar

Gambar-gambar yang diperlukan dalam perencanaan sistem distribusi air

minum ini adalah :

a. Peta daerah

b. Peta daerah pelayanan

c. Peta pembagian blok

d. Peta jaringan pipa induk dan tapping

e. Detail junction dan bangunan pelengkap

Wilda Azmia Naufala - 3311100068 3

Page 4: Perencanaan sistem penyediaan air minum

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUMKOTA PROBOLINGGO

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Proyeksi

2.1.1 Proyeksi Penduduk

Proyeksi jumlah penduduk dan fasilitas-fasilitas yang ada sangat

diperlukan untuk kepentingan perencanaan dan perancangan serta evaluasi

penyediaan air bersih. Kebutuhan akan air bersih semakin lama semakin

meningkat sesuai dengan semakin berkembangnya jumlah penduduk dimasa

yang akan datang. Untuk suatu perencanaan diperlukan suatu proyeksi penduduk

(termasuk juga fasilitas-fasilitas umum). Walaupun proyeksi bersifat ramalan

dimana keberadaannya dan ketelitiannya bersifat subjektif, namun bukan berarti

tanpa pertimbangan dan metoda. Dalam proyeksi penduduk ada beberapa faktor

yang mempengaruhi, yaitu:

1. Jumlah populasi peduduk dalam suatu area

Bila perkembangan penduduk pada masa lampau tidak terdapat penurunan,

maka proyeksi penduduk akan semakin teliti.

2. Kecepatan pertambahan penduduk

Apabila angka kecepatan pertambahan penduduk pada masa lampau

semakin besar, maka proyeksi penduduk akan berkurang petelitiannya.

3. Kurun waktu proyeksi

Semakin panjang kurun waktu proyeksi, maka proyeksi penduduk akan

semakin berkurang ketelitiannya.

Data penduduk masa lampau sangat penting untuk menentukan proyeksi

penduduk pada masa yang akan datang. Jadi pada dasarnya proyesi penduduk

pada masa yang akan datang sangat bergantung pada data penduduk saat

sekarang ataupun masa lampau.

Dalam menghitung proyeksi penduduk, terdapat tiga metode, yaitu:

a. Metode Rata-rata Aritmatik

Metode ini sesuai untuk daerah dengan perkembangan penduduk yang selalu naik

secara konstan, dan dalam kurun waktu yang pendek. Rumus yang digunakan :

Pn=Po+r (dn)

Wilda Azmia Naufala - 3311100068 4

Page 5: Perencanaan sistem penyediaan air minum

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUMKOTA PROBOLINGGO

dimana :

Pn = jumlah penduduk pada akhir tahun periode

Po = jumlah penduduk pada awal proyeksi

r = rata-rata pertambahan penduduk tiap tahun

dn = kurun waktu proyeksi

b. Metode Berganda (Geometrik)

Proyeksi dengan metoda ini menganggap bahwa perkembangan penduduk secara

otomatis berganda, dengan pertambahan penduduk . Metoda ini tidak

memperhatikan adanya suatu saat terjadi perkembangan menurun dan kemudian

mantap, disebabkan kepadatan penduduk mendekati maksimum. Rumus yang

digunakan :

Pn=Po+(1+r )dn

dimana :

Po = Jumlah Penduduk mula-mula

Pn = Penduduk tahun n

dn = kurun waktu

r = rata-rata prosentase tambahan penduduk pertahun

c. Metode Selisih Kuadrat Minimum (Least Square)

Metoda ini digunakan untuk garis regresi linier yang berarti bahwa data

perkembangan penduduk masa lalu menggambarkan kecenderungan garis linier,

meskipun perkembangan penduduk tidak selalu bertambah. Dalam persamaan ini

data yang dipakai jumlahnya harus ganjil. Rumusnya adalah :

Pn=a+(bt )

dimana :

t = tambahan tahun terhitung dari tahun dasar

a = {(∑ p ) (∑ t2 )−(∑ t ) (∑ p . t )}/ {n (∑ t2 )−(∑ t )2}b = {n (∑ p . t )−(∑ t ) (∑ p )}/ {n (∑ t2 )−(∑ t )2}

Untuk menentukan metode yang dipakai untuk proyeksi penduduk, terlebih dahulu

mencari nilai koefisien korelasi (r) untuk tiap - tiap metode. Untuk metode yang

mempunyai nilai koefisien korelasi yang mendekati nilai 1 (satu), sesuai atau

Wilda Azmia Naufala - 3311100068 5

Page 6: Perencanaan sistem penyediaan air minum

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUMKOTA PROBOLINGGO

tidaknya analisa yang akan dipilih ditentukan dengan menggunakan nilai koefisien

korelasi yang berkisar antara 0 (nol) sampai 1 (satu) maka metode itulah yang

dipakai untuk memproyeksikan penduduk. Persamaan yang dipakai adalah sebagai

berikut :

r=n¿¿

2.1.2 Proyeksi Fasilitas

Jumlah serta jenis fasilitas yang ada pada daerah pelayanan menentukan

besarnya kebutuhan air non domestik. Adanya pertambahan penduduk akan

menyebabkan pertumbuhan fasilitas. Perlu diketahui bahwasanya jumlah

fasilitas yang sudah ada tidak dapat diproyeksikan. Namun jumlah fasilitas yang

ada tersebut dapat diperkirakan untuk tahun yang akan datang. Sehingga tidak

ada data proyeksi fasilitas, namun yang ada adalah perkiraan jumlah fasilitas

pada tahun yang akan datang. Selain pertambahan penduduk, pertambahan

fasilitas juga dipengaruhi oleh jenis fasilitas, perluasan fasilitas yang ada, dan

perkembangan sosial ekonomi

Proyeksi fasilitas dapat dilakukan dengan pendekatan perbandingan jumlah

penduduk:

pe nduduktah unke−npendudukta hunawal

= fasilitasta h unke−nfasilitasta h unawal

Dalam menentukan kebutuhan air non domestik, selain melalui proyeksi

fasilitas, ada juga yang langsung diasumsikan sebesar 25 % dari kebutuhan

domestik yang telah diketahui dari proyeksi penduduk. Namun cara ini kurang

representatif karena tidak memperhatikan jenis fasilitas yang ada pada daerah

pelayanan tersebut, meskipun pertambahan penduduk dianggap sebanding

dengan pertambahan fasilitas.

2.2 Kebutuhan Air dan Fluktuasinya

Kebutuhan air merupakan jumlah air yang diperlukan oleh suatu unit

konsumsi air dimana kehilangan air dan kebutuhan air untuk pemadam

kebakaran juga ikut dipertimbangkan. Kebutuhan dasar dan kehilangan air

tersebut berfluktuasi dari waktu ke waktu, dengan skala jam, hari, bulan, selam

kurun waktu satu tahun. Sedangkan untuk pemadam kebakaran, tidak

berfluktuasi, karena penggunaannya hanya secara insidentil. Besarnya air yang

Wilda Azmia Naufala - 3311100068 6

Page 7: Perencanaan sistem penyediaan air minum

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUMKOTA PROBOLINGGO

digunakan untuk berbagai jenis penggunaan tersebut dikenal dengan pemakai

air. Besarnya konsumsi air yang digunakan, dipengaruhi oleh:

a. Ketersediaan air, baik dari segi kuantitas, kualitas dan kontinyuitas.

b. Kebiasaan penduduk setempat.

c. Pola dan tingkat kehidupan.

d. Harga air.

e. Faktor teknis ketersediaan air, seperti :

- Fasilitas distribusi

- Fasilitas penyambungan limbah yang dapat memperngaruhi kualitas air

bersih

- Kemudahan dalam mendapatkannya

f. Keadaan sosial ekonomi setempat.

2.2.1 Kebutuhan Domestik

Kebutuhan dasar domestik ditentukan oleh adanya konsumen domestik,

yang dapat diketahui dari data penduduk yang ada. Kebutuhan domestik ini

antara lain mandi, minum, memasak dan lainnya. Kecenderungan meningkatnya

kebutuhan air dasar ditentukan oleh kebiasaan dan pola hidup serta taraf hidup

yang didukung oleh perkembangan sosial ekonomi.Jenis pelayanan air

memberikan pengaruh terhadap konsumsi air, yang dikenal dua katagori fasilitas

penyediaan air minum, yaitu :

a. Fasilitas perpipaan, yang meliputi :

- Sambungan rumah

Kran disediakan sampai dalam rumah atau bangunan

- Sambungan halaman

Kran disediakan hanya sampai halaman rumah saja

- Sambungan kran umum atau bak air yang dipakai bersama oleh

sekelompok rumah / bangunan.

b. Fasilitas non perpipaan, yang meliputi :

- Sumur umum, mobil air, dan mata air.

Pelayanan per orang tergantung kategori kota, menurut Pelita V (P.U.Cipta

Karya) dapat dilihat pada Tabel 2. 1.

Wilda Azmia Naufala - 3311100068 7

Page 8: Perencanaan sistem penyediaan air minum

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUMKOTA PROBOLINGGO

Tabel 2. 1 Konsumsi Air Domestik

NoKategori

KotaJumlah Penduduk

Penyediaan AirKehilangan

SR HU

1 Metropolitan >1.000.000 190 30 20%2 Besar 500.000-1.000.000 170 30 20%3 Sedang 100.000-500.000 150 30 20%4 Kecil 20.000-100.000 130 30 20%5 IKK < 20.000 100 30 20%

Sumber : PU Cipta Karya untuk PELITA V

2.2.2 Kebutuhan Non Domestik

Kebutuhan dasar air non domestik ditentukan banyaknya konsumen non

domentik yang meliputi fasilitas-fasilitas :

- Perkantoran (pemerintah dan swasta)

- Pendidikan ( TK,SD, SMP,SMA, Perguruan Tinggi)

- Tempat-tempat ibadah (mesjid, gereja,dll)

- Kesehatan (RS,Puskesmas, BKIA,dll)

- Komersial (Toko, Hotel, Bioskop)

- Umum ( Terminal, Pasar, dll)

- Industri

Untuk memprediksikan perkembangan kebutuhan air dasar non domestik

perlu diketahui rencana pengembangan kota dan aktivitasnya (Tabel 2. 2). Bila

tidak diketahui, maka prediksi dapat didasarkan pada satuan ekivalen penduduk

dimana konsumen non-domestik dapat diperhitungkan mengikuti perkembangan

kebutuhan air dasar konsumen domestik.

Tabel 2. 2 Konsumsi Air Non Domestik

Kategori Kebutuhan air

Umum :  

Masjid 20 liter/m2/hari

Sekolah 10 liter/menit/hari

Rumah Sakit 200 liter/TT/hari

Kantor 10 liter/pegawai/hari

Sumber : PU Cipta Karya

Wilda Azmia Naufala - 3311100068 8

Page 9: Perencanaan sistem penyediaan air minum

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUMKOTA PROBOLINGGO

Banyaknya air yang dipakai untuk berbagai penggunaan dikenal sebagai

konsumsi atau pemakaian air. Konsumsi air tergantung dari fungsi pemakai air

(konsumen) dan jenis pelayanan air, termasuk didalamnya ketergantungan pada

variabel penggunaan air. Untuk mempredikasikan perkembangan kebutuhan air

non domestik, perlu diketahui rencana pengembangan kota dan aktivitasnya.

Bila tidak diketahui maka prediksi dapat didasarkan pada satuan ekivalen

penduduk Dimana konsumen non domestik dapat diperhitungkan mengikuti

perkembangan kebutuhan air konsumen domestik.

2.2.3 Kehilangan Air

Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan

(water supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion). Dalam

kenyataanya, kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi selalu

ada. Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis. Yang

misanya kebocoran pipa itu sendiri. Sedangkan yang bersifat non teknis

misalnya pencurian air dari pipa distribusi. Dalam merencanakan sistem

distribusi air minum harus juga diperhitungkan kebutuha air untuk kebocoran

dengan maksuk agar titik-titik pelayanan tetap dapat terpenuhi kebutuhan

airnya.Pengertian mengenahi kehilangan air ada tiga macam, yaitu :

1. Kehilangan air rencana

Kehilangan air rencana dialokasikan untuk kelancaran operasidan

pemeliharan fasilitas penyediaan air bersih. Kehilangan air ini akan

diperhitungkan dalam penetapan harga air, yang mana biayanya akan

dibebankan pada pemakai air (konsumen).

2. Kehilangan air percuma.

Kehilangan air percuma menyangkut aspek penggunaan fasilitas

penyediaan air bersih dan pengelolaannya. Hal ini sngat tidak diharapkan,

dan harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan

pengelolaan fasilitas air bersih secara baik dan benar. Kehilangan air

percuma ini terbagi dua, yaitu leakage dan wastage. Leakage adalah

kehilangan air percuma pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan

dengan baik oleh pengelola, sedangkan wastage adalah kehilangan air

percuma pada saat pemakaian fasilitas oleh konsumen.

Wilda Azmia Naufala - 3311100068 9

Page 10: Perencanaan sistem penyediaan air minum

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUMKOTA PROBOLINGGO

3. Kehilangan air insidentil

Kehilangan air insidentil adalah kehilangan air diluar kekuasaan manusia,

seperti bencana alam.

Dalam perhitungan perencanaan penyediaan air bersih, dipakai istilah

kehilangan air rencana dengan anggapan bahwa kehilangan air percuma dan

insidentil telah termasuk di dalamnya. Besarnya kehilangan air rencana ini

diperkirakan sebanyak 15 % sampai 25 % dari total kebutuhan air domestik.

Dalam perencanaan ini besarnya kehilangan air diambil sebanyak 20 % dari

kebutuhan air total (kebutuhan domestik + kebutuhan non-domestik).

2.2.4 Kebutuhan Air Untuk Pemadam Kebakaran

Kebutuhan air untuk pemadam kebakaran bervariasi tergantung pada area

pelayanan, konstruksi bangunan, dan jenis pemakaian gedung dan diutamakan

ditujukan bagi area yang rawan akan terjadinya bahaya kebakaran. Besarnya

kebutuhan air untuk pemadam kebakaran ini tidak berfluktuasi karena terjadinya

kebakaran sulit diduga dan tidak dapat ditentukan. Di Indonesia belum ada

standarisasi kebutuhan untuk pemadam kebakaran, sehingga penetapannya

bersifat subjektif, biasanya antara 10 % sampai 25 % dari kebutuhan air hari

maksimum (Qhm). Pada perencanaaan ini perencanaan tidak diperhitungkan

untuk kebutuhan air pemadam kebakaran.

2.2.5 Fluktuasi Kebutuhan Air

Pada umumnya masyarakat Indonesia melakukan aktivitas penggunaan

air pada pagi dan sore hari dengan konsumsi lebih banyak daripada waktu-waktu

lainnya. Dari keseluruhan aktivitas dan konsumsi sehari itu dapat diketahui

pemakaian rata-rata air. Dengan memasukkan besarnya faktor kehilangan air

kedalam kebutuhan dasar, maka selanjutnya dapat disebut sebagai fluktuasi

kebutuhan air.Dalam perhitungan, kebutuhan air didasarkan pada kebutuhan

airhari maksimum dan kebutuhan air jam maksimum dengan referensi kebutuhan

air rata-rata.

Wilda Azmia Naufala - 3311100068 10

Page 11: Perencanaan sistem penyediaan air minum

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUMKOTA PROBOLINGGO

a. Kebutuhan air rata-rata harian (Qave h)

Banyaknya air yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan domestik, non

domestik dan ditambah dengan kehilangan air.

b. Kebutuhan air hari maksimum (Qhm)

Banyaknya air yang diperlukan terbesar pada sustu hari pada satu tahun

dan berdasarkan pada Qrh. Untuk menghitung Qhm diperlukan faktor

fluktuasi kebutuhan air maksimum.

Qhm=Fh m xQrata−rataharian

dimana:

Fhm = faktor harian maksimum = 115 % - 120 %

Untuk perencanaan ini diambil Fhm = 120%

c. Kebutukan air jam maksimum (Qjm)

Banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam satu hari.

Q jm=F jm xQrata−rataharian

dimana :

Fjm = faktor jam maksimum = 175% - 210%

Untuk perencanaan ini diambil Fjm = 200 %

2.3 Sistem Hidrolika Dalam Distribusi

Untuk mendistribusikan air minum dapat dipilih salah satu sistem diantara

tiga sistem pengaliran yaitu :

1) Sistem pengaliran gravitasi

Sistem ini digunakan bila perbedaan elevasi sumber air baku atau pengolahan

berada jauh di atas elevasi daerah pelayanan dan sistem ini dapat memberikan

energi potensial yang cukup tinggi hingga pada daerah pelayanan terjauh.

Sistem ini merupakan sistem yang paling menguntungkan karena

pengoperasian dan pemeliharaannya mudah.

2) Sistem Pemompaan

Sistem ini digunakan bila perbedaan elevasi antara sumber air atau instalasi

dengan daerah pelayanan tidak dapat memberi tekanan air yang cukup,

Wilda Azmia Naufala - 3311100068 11

Page 12: Perencanaan sistem penyediaan air minum

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUMKOTA PROBOLINGGO

sehingga air yang akan didistribusikan dipompa langsung ke jaringan pipa

distribusi.

3) Sistem Kombinasi

Sistem ini merupakan sistem pengaliran dimana air minum dari sumber air

atau instalasi pengolahan dialirkan ke jaringan pipa distribusi dengan

menggunakan pompa dan reservoir distribusi, baik dioperasikan secara

bergantian atau bersama-sama, disesuaikan dengan keadaan topografi dari

daerah pelayanan.

2.4 Sisitem Distribusi Air

Air yang disuplai melalui pipa akan didistribusikan melalui dua alternatif

sistem,yaitu:

1. Continous system (sistem berkelanjutan)

Dalam sistem ini, air minum yang ada akan disuplai dan didistribusikan kepada

konsumen secara terus menerus salama 24 jam. Sistem ini biasanya diterapkan

bila pada setiap waktu kuantitas air baku dapat mensuplai seluruh kebutuhan

konsumen di daerah tersebut.

Keuntungan :

Konsumen akan mendapatkan air minum setiap saat.

Air minum yang diambil dari titik pengambilan di dalam jaringan pipa

distribusi selalu didapatkan dalam keadaan segar.

Kerugian :

Pemakaian air akan cenderung lebih boros

Bila ada sedikit kebocoran saja, jumlah air yang terbuang besar.

2. Intermitten Sistem

Dalam sistem ini, air minum yang ada akan disuplai dan didistribusikan kepada

konsumen hanya selama beberapa jam dalam satu harinya, biasanya 2 sampai 4

jam pada pagi hari dan 2 sampai 4 jam pada sore hari. Sistem ini biasanya

diterapkan bila kuantitas dan tekanan air yang cukup tidak tersedia dalam

sistem.

Keuntungan :

Pemakaian air cenderung lebih hemat

Bila ada kebocoran maka air yang terbuang relatif kecil

Wilda Azmia Naufala - 3311100068 12

Page 13: Perencanaan sistem penyediaan air minum

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUMKOTA PROBOLINGGO

Kerugian :

Bila terjadi kebakaran pada saat tidak beroperasi maka air untuk pemadam

kebakaran tidak tersedia.

Setiap rumah perlu menyediakan tempat penyimpanan air yang cukup agar

kebutuhan air dalam sehari dapat disimpan.

Dimensi pipa yang dipakai akan lebih lebih besar karena kebutuhan air

yang akan disuplai dan didistribusikan dalam sehari hanya ditempuh dalam

jangka waktu yang pendek.

Dari kedua sistem distribusi air ini, terlihat bahwa continous system merupakan

sistem distribusi air yang baik dan ideal, sehingga dalam tugas perencanaan ini

digunakan continous system.

2.5 Sistem Jaringan Induk Distribusi

Sistem jaringan induk distribusi yang dipakai dalam pendistribusian air bersih

ada dua macam, yaitu:

1. Sistem Cabang atau Branch

Pada sistem ini air hanya mengalir dari satu arah dan pada setiap ujung pipa

akhir daerah pelayanan terdapat titik akhir (dead end), serta pipa distribusi

tidak saling berhubungan. Area konsumen disuplai air melalui satu jalur pipa

utama. Sistem ini biasanya digunakan pada daerah dengan sifat – sifat sebagai

berikut :

- Perkembangan kota ke arah memanjang.

- Sarangan jaringan tidak saling berhubungan.

- Keadaan topongrafi dengan kemiringan medan yang menuju satu arah.

Keuntungan sistem jaringan induk ini:

Jaringan distribusi relatif lebih sederhana.

Pemasangan pipa lebih merah.

Penggunaan pipa lebih sedikit karena pipa distribusi hanya dipasang pada

daerah yang paling padat penduduknya.

Kerugian sistem jaringan induk ini:

Kemungkinan terjadinya penimbunan kotoran dan pengendapan diujung

pipa tidak dapat dihindari, sehingga dilakukan pembersihan yang intensif

untuk mencegah timbulnya bau.

Wilda Azmia Naufala - 3311100068 13

Page 14: Perencanaan sistem penyediaan air minum

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUMKOTA PROBOLINGGO

Bila terjadi kerusakan dan kebakaran pada salah satu bagian sistem, supply

air akan terganggu.

Kemungkinan tekanan air yang diperlukan tidak cukup bila ada sambungan

baru.

Keseimbangan sistem pengaliran kurang terjamin terutama terjadinya

tekanan kritis pada bagian pipa yang terjauh.

Gambar 2. 1 Pola Jaringan Distribusi Cabang

2. Sistem Melingkar atau Loop

Pada sistem ini jaringan pipa induk distribusi saling berhubungan satu dengan

yang lain membentuk lingkaran-lingkaran, sehingga pada pipa induk tidak ada

titik mati (dead end) dan air akan mengalir kesuatu titik yang dapat melalui

beberapa arah.

Sistem ini diterapkan pada :

- Daerah dengan jaringan jalan saling berhubungan.

- Daerah dengan perkembangan kota cenderung ke segala arah.

- Keadaan topografi yang relatif datar.

Keuntungan sistem jaringan induk ini :

Kemungkinan terjadinya penimbunan kotoran dan pengendapan kotoran dan

pengendapan lumpur dapat dihindari (air dapat disirkulasi dengan bebas).

Bila terjadi kerusakan, perbaikan atau pengambilan air untuk pemadam

kebakaran pada bagian tertentu, maka supply air pada sistem bagian lainnya

tidak terganggu.

Wilda Azmia Naufala - 3311100068 14

Page 15: Perencanaan sistem penyediaan air minum

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUMKOTA PROBOLINGGO

Kerugian sistem jaringan induk ini :

Sistem perpipaan lebih rumit.

Perlengkapan pipa yang dipergunakan sangat banyak.

Gambar 2. 2 Pola Jaringan Distribusi Loop

2.6 Sistem Perpipaan Distribusi

Macam-macam pipa yang pada umumnya ada dan akan dipakai dalam

perencanaan sistem distribusi air minum adalah sebagai berikut:

1. Pipa Primer atau Pipa Induk (Supply Main Pipe)

Pipa primer merupakan pipa yang berfungsi membawa air minum dari induk

instalasi pengolahan dari reservoir distribusi ke suatu daerah pelayanan. Pipa

primer ini mempunyai diameter yang relatif besar.

2. Pipa Sekunder (Arterial Main Pipe)

Pipa sekunder merupakan pipa yang disambung langsung pada pipa primer

dan mempunyai diameter yang sama atau kurang dengan diameter pipa

primer.

3. Pipa Tersier

Pemasangan langsung pipa servis pada pipa primer tidak menguntungkan

mengingat dapat terganggunya pengaliran air dalam pipa dan lalu lintas di

daerah pemasangan. Pipa tersier dapat disambungkan langsung pada pipa

sekunder.

4. Pipa Servis atau Pipa Pemberi Air (Service Connection)

Wilda Azmia Naufala - 3311100068 15

Page 16: Perencanaan sistem penyediaan air minum

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUMKOTA PROBOLINGGO

Pipa sekunder atau tersier, yang dihubungkan pada sambungan rumah

(konsumen). Pipa servis ini mempunyai diameter relatif kecil.

2.7 Jenis Pipa dan Perawatannya

2.7.1 Jenis Pipa

Beberapa jenis pipa yang umumnya digunakan dalam pekerjaan sistem

distribusi air minum adalah :

1. Cast Iron Pipe (CIP)

Karakteristik CIP adalah mempunyai kekuatan tinggi dan sangat cocok

dipasang di daerah yang sulit, serta dapat disambungkan dengan berbagai cara.

2. Ductile Iron Pipe (DIP)

Merupakan kombinasi antara daya tahan terhadap korosi CIP dan sifat mekanik

dari pipa baja.

3. Galvanized Iron Pipe (GIP)

Pipa ini terbuat dari salah satu bahan mild karbon baik berupa welded pipe

maupun stainless pipe. Keuntungan dari pipa ini antara lain kuat, tidak mudah

rusak akibat pengangkutan kasar dan tahan terhadap tegangan.

4. Asbes Cement Pipe (ACP)

Karakteristik ACP adalah sangat ringan sehingga mudah dalam transportasi

dan dalam pemotongan dan penyambungan.

5. Polivinil Chloride (PVC)

Karakteristik PVC adalah bebas dari korosi, ringan sehingga mempermudah

dalam pengangkutan, mudah dalam penyambungan dan mempunyai umur yang

relatif lama.

6. Poly Ethylene (PE)

Karakteristik pipa PE adalah memiliki fleksibilitas tinggi, memiliki

kemampuan dalam menahan benturan, memiliki ketahanan akan temperatur

rendah bahkan temperatur air beku, ringan, mudah dalam penanganan dan

transportasi, metode penyambungan cepat dan mudah, tahan terhadap korosi

dan abrasi, permukaan halus sehingga akan meminimalisir hilangnya

tekanandan jangka waktu pemakaian cukup lama sekita 50 tahun.

Perencanaan sistem distribusi air minum perlu memperhatikan hal-hal sebagai

berikut :

Wilda Azmia Naufala - 3311100068 16

Page 17: Perencanaan sistem penyediaan air minum

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUMKOTA PROBOLINGGO

- Pemilihan bahan pipa

Bahan pipa yang akan dipakai dan dipasang tergantung pada faktor-faktor

harga pipa, tekanan air dalam sistem, korosifitas terhadap air dan tanah, kondisi

lapangan (beban lalu lintas, letak saluran air kotor, dan kepadatan daerah

pemukiman)

- Kedalaman dan peletakan pipa

Tergantung oleh karakteristik pipa itu sendiri sesuai dengan yang terdapat

dalam brosur.

2.7.2 Tekanan Kerja Pipa

Pada kenyataannya, pipa yang ditanam dalam tanah memperoleh dua tekanan

yang datang dari dalam pipa itu sendiri akibat aliran fluida, dan tekanan lain yang

bekerja pada pipa merupakan gaya luar, yaitu gaya berat tanah pelindung dan beban

lain yang melewati jalan dimana pipa tersebut ditanam.

Tekanan karena fluida yang berada dalam pipa (dalam hal ini adalah air),

yang paling berpengaruh adalah tekanan statisnya, sedangkan tekanan dinamis sangat

kecil sehingga dapat diabaikan. Tekanan statis terjadi karena beda muka air yang

terjadi, yaitu muka air tertinggi dengan muka air terendah.Tekanan yang bekerja

pada dinding pipa yang berasal dari luar, dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain:

1. Berat beban diatas tanah, yang terdiri dari beban hidup dan beban mati

(akibat berat tanah itu sendiri).

2. Homogenitas lapisan tanah (pasir pelapis).

3. Konsentrasi tekanan pada pipa.

Pipa akan lebih mudah pecah bila pada dinding, bekerja tanah terpusat (misal

dengan adanya batu atau benda keras lainnya pada dinding pipa).Tekanan kerja pipa

yang diizinkan telah disebutkan oleh produsen atau pabrik pembuat pipa tersebut.

2.7.3 Perlengkapan Pipa

Beberapa perlengkapan pipa yang umumnya dipasang dalam sistem distribusi

air minum adalah:

1. Gate Valve

Wilda Azmia Naufala - 3311100068 17

Page 18: Perencanaan sistem penyediaan air minum

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUMKOTA PROBOLINGGO

Mempunyai fungsi untuk mengontrol aliran dalam pipa. Gate Valve dapat

menutup suplai air bisa diinginkan dan membagi lainnya di dalam jaringan

distribusi. Gate Valve diletakkan pada :

- Setiap titik persilangan atau cabang pipa (2 buah valve untuk tee dan 3

buah valve untuk cross)

- Sistem pengurasan (sebagai blow off valve)

- Pipa tekan setelah pompa dan check valve (untuk melindungi pompa

terhadap (back flow)

2. Air Release Valve (Katup Angin)

Berfungsi untuk melepaskan udara yang selalu ada dalam aliran. Air release

valve ini dipasang pada setiap bagian jalur pipa tertinggi dan mempunyai

tekanan lebih dari 1 atm, karena udara cenderung akan terakumulasi.

3. Blow off Valve (katup pembuang Lumpur)

Blow Off Valve ini sebenarnya, merupakan gate valve yang dipasang pada

setiap titik mati atau titik terendah dari suatu jalur pipa. Berfungsi untuk

mengeluarkan kotoran–kotoran yang mengendap dalam pipa serta untuk

mengeluarkan air bila ada perbaikan.

4. Cek Valve ( Non Return Valve)

Dipasang bila pengaliran air didalam pipa diinginkan menuju satu arah.

Biasanya cek valve dipasang pada pipa tekan diantara pompa dan gate valve,

dengan tujuan menghindari pukulan akibat arus balik yang dapat merusak

pompa saat pompa mati.

5. Air Hidrant

Berfungsi untuk menyuplai air bila terjadi kebakaran. Alat ini ditempatkan

pada area yang berkecenderungan mempunyai frekuensi kebakaran tinggi,

tergantung pada :

- Kepadatan penduduk dan aktifitasnya.

- Luas daerah.

- Kemudahan dilakukannya pemadaman kebakaran misal dipersimpangan

jalan.

Ada dua tipe fire hidrant :

a. Post hydrant ; diletakkan sekitar satu meter diatas permukaan tanah.

Wilda Azmia Naufala - 3311100068 18

Page 19: Perencanaan sistem penyediaan air minum

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUMKOTA PROBOLINGGO

b. Flash Hidrant ; diletakkan didalam bak dengan level sama dengan level

permukaan jalan.

6. Trush Blok (Angker Blok Beton)

Trush blok ini diperlukan pada pipa yang mengalami beban hidrolik yang tidak

seimbang, misalnya pada pergantian diameter, akhir pipa, belokan. Gaya yang

terjadi harus ditahan oleh trush blok untuk menjaga agar fitting tidak bergerak.

Umumnya lebih praktis memasang trush blok setelah saluran ditimbun dengan

tanah dan dipadatkan, sehingga menjamin mampu menahan getaran atau gaya

hidrolik atau beban lainnya. Trush blok hendaknya dipasang pada sisi parit,

maka dari itu diperlukan perataan sisi parit atau menggali sebuah lubang masuk

ke dalam diding parit untuk menahan gaya gesek.

7. Bangunan Pelintasan Pipa

Bangunan ini diperlukan bila jalur pipa memotong sungai, rel kereta api, dan

jalan untuk memberi keamanan pada pipa .

8. Manhole

Berfungsi sebagai tempat pemeriksaan atau perbaikan bila terjadi gangguan

pada valve. Manhole biasanya ditempatkan pada tempat aksesoris yang penting

dan pada jalur pipa pada setiap jarak 300 sampai 600 meter, terutama pada

diameter besar.

9. Meter Tekanan.

Dipasang pada pompa agar dapat diketahui besarnya tekanan pompa. Kontrol

dilakukan untuk :

- Menjaga keamanan distribusi dari tekanan kerja pipa.

- Menjaga kontinuitas air.

- Meter Air.

Berfungsi untuk mengetahui besarnya jumlah pemakaian air dan dapat dipakai

sebagai alat pendeteksi ada atau tidaknya kebocoran. Meter air ini, dipasang

pada setiap sambungan yang dipakai secara kontinu.

10. Clamp Saddle (Saddle Tapping).

Alat ini berfungsi untuk tapping air, sehingga pengukuran debit dapat

dilakukan pipa distribusi. Clamp saddle ini, tidak boleh langsung dipasang

Wilda Azmia Naufala - 3311100068 19

Page 20: Perencanaan sistem penyediaan air minum

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUMKOTA PROBOLINGGO

pada pipa primer, karena untuk menjaga pemerataan pemakaian air dan

tekanan air yang tersedia.

2.7.4 Sambungan Pipa dan Perlengkapannya

Sambungan dan perlengkapan pipa yang sering digunakan dalam pekerjaan

penyambungan pada sistem distrivbusi air antara lain :

a. Bell dan Spigot

Spigot dari suatu pipa dimasukkan ke dalam bell (Socket) pipa lainnya.

Untuk menghindari kebocoran dan menahan pipa serta memungkinkan

terjadinya defleksi (berubahnya sudut sambungan), maka sambungan

biasanya dilengkapi dengan gasket.

b. Flange Joint.

Biasanya dipakai pada pipa betekanan tinggi, untuk sambungan yang dekat

dengan instalasi pompa . Sebelum kedua flange disatukan mur-baut, maka

diantara flange disisipkan packing untuk mencegah kebocoran.

c. Bend.

Merupakan belokan pipa, dengan sudut belokan 90o, 45o, 22,5o, 11,5o.

d. Increase dan Reducer.

Increaser digunakan untuk menyambung pipa berdiameter kecil ke diameter

besar (arah aliran daru diameter kecil ke diameter besar), sedangkan reducer

digunakan untuk menyambung pipa berdiameter besar ke berdiameter kecil.

e. Tee

Pipa yang digunakan untuk menyambung pipa pada percabangan.

f. Tapping Band

Dipasang pada tempat yang perlu disadap, untuk dialirkan ke tempat lain.

Dalam hal ini pipa distribusi dibor dan tapping band dipasang dengan baut

disekeliling pipa dengan memeriksa agar cincin melingkar penuh pada

sekeliling lubang dan tidak menutupi lubang tapping.

2.8 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Perencanaan

Dalam perencanaan ini, kita hanya menghitung jaringan pipa induk distribusi

air minum. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan ini antara lain

kecepatan aliran, sisa tekanan, kehilangan tekanan, dan perhitungan dimensi pipa.

Wilda Azmia Naufala - 3311100068 20

Page 21: Perencanaan sistem penyediaan air minum

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUMKOTA PROBOLINGGO

2.8.1 Kecepatan Aliran

Nilai kecepatan aliran dalam pipa yang diijinkan adalah sebesar 0,3 –

2,5 m/det pada debit jam puncak. Kecepatan yang terlalu kecil menyebabkan

endapan yang ada dalam pipa tidak dapat terdorong sehingga dapat

menyumbat aliran pada pipa. Selain itu juga merupakan pemborosan biaya,

karena diameter pipa yang digunakan besar. Sedangkan kecepatan yang

terlalu besar dapat mengakibatkan pipa cepat aus dan mempunyai headloss

yang tinggi, sehingga pembuatan elevated reservoir meningkat. Untuk

menentukan kecepatan aliran dalam pipa, dapat digunakan rumus :

Q=AxV=0,25 π D2 V

dimana :

Q = debit aliran (m3/det)

V = kecepatan aliran (m/det)

D = diameter pipa (m)

2.8.2 Sisa Tekanan

Nilai sisa tekanan minimum pada setiap titik jaringan pipa induk yang

direncanakan adalah sebesar 10 meter kolom air. Hal ini dimaksudkan agar air dapat

sampai di konsumen dengan tekanan yang cukup. Untuk mendapatkan tekanan

minimum ini dapat dengan cara antara lain dengan menaikkan elevated reservoir,

mengatur nilai kecepatan aliran dalam pipa serta headloss total.

2.8.3 Kehilangan Tekanan

Kehilangan tekanan air dalam pipa (Hf) terjadi akibat adanya friksi antara

fluida dengan fluida dan antara fluida dengan permukaan dalam pipa yang dilaluinya.

Kehilanan tekanan maksimum 10 m/km panjang pipa. Kehilangan tekanan ada dua

macam, yaitu :

1. Mayor Losses

Yaitu kehilangan tekanan sepanjang pipa lurus, dapat dihitung dengan

persamaan Hanzen-william:

H f =[ Q0,00155 C D2,63 ]

1,85

xL

dimana :

Wilda Azmia Naufala - 3311100068 21

Page 22: Perencanaan sistem penyediaan air minum

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUMKOTA PROBOLINGGO

Hf = mayor losses sepanjang pipa lurus (m)

L = panjang pipa (m)

Q = debit aliran (L/det)

D = diameter pipa (cm)

C = koefisien Henzen-William (tergantung jenis pipa)

2. Minor Losses

Yaitu kehilangan tekanan yang terjadi pada tempat-tempat yang

memungkinkan adanya perubahan karakteristik aliran, misalnya pada

belokan, valve, dan aseksoris lainnya.Persamaan yang digunakan :

H fm=( kV 2 )

2 g

dimana :

Hfm = minor losses (m)

K = konstanta konstraksi (sudah tertentu) untuk setiap jenis peralatan pipa

berdasarkan diameternya.

V = kecepatan aliran (m/det)

Pengaturan kehilangan tekanan aliran dapat diusahakan dengan pemilihan

diameter. Untuk mengetahui tekanan dan kecepatan aliran yang ada dalam pipa,

selain besarnya debit aliran dan panjang pipa, diperlukan juga penentuan elevasi

tanah pada titik-titik tertentu (node) dari daerah pelayanan.

2.8.4 Perhitungan Dimensi Pipa

Metoda perhitungan dimensi pipa dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu

secara manual dan dengan menggunakan program komputer. Penggunaan metoda

secara manual yaitu dengan menggunakan persamaan Hardy-Cross, sedang dengan

menggunakan program komputer digunakan program Epanet.

2.8.4.1 Hardy - Cross

Langkah-langkah perhitungan analisa jaringan pipa induk secara manual,

yaitu sebagai berikut :

Wilda Azmia Naufala - 3311100068 22

Page 23: Perencanaan sistem penyediaan air minum

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUMKOTA PROBOLINGGO

1. Mengasumsikan kecepatan aliran (min 0,3 m/s) dan debit yang mengalir pada

setiap pipa

2. Mencari diameter pipa dengan menggunakan persamaan kontinuitas

Q=AxV

3. Menghitung head loss dengan persamaan Hazen Williams

Hf = Lx Q 1,85

(0,00155 xCx D2,63 )1,85

dimana :

L = Panjang pipa(m)

Q = Debit(L/detik)

C = koefisien kekasaran pipa

D = Diameter pipa(cm)

Hf = Head loss(m)

4. Menghitung Hf/Q untuk mencari Δ Q

∆ Q=−∑ Hf

1,85∑ (Hf /Q)

dimana :

Hf = Headloss (m)

Q = Selisih debit (L/detik)

Jika belum mendekati 0, maka Q harus dikoreksi dengan rumus :

Qkoreksi = Q + Δ Q

Melakukan trial beberapa kali hingga ΔQ mendekati 0.

Wilda Azmia Naufala - 3311100068 23

Page 24: Perencanaan sistem penyediaan air minum

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUMKOTA PROBOLINGGO

2.8.4.2 Program Epanet

Untuk perhitungan dimensi menggunakan komputer, program yang

digunakan pada perencanaan ini adalah Epanet2. Program ini dipilih karena murah

(merupakan software gratis) dan cukup mudah untuk digunakan.Berikut cara

penggunaannya :

1. Membuka program Epanet2

2. Setelah muncul tampilan program Epanet2, yang pertama kali dilakukan

adalah mengeset dimension dan default-nya sesuai satuan dan persamaan

yang kita gunakan.

Untuk membuka dimension, klik view pada toolbar, pilih dimension (Gambar

2. 3)Selanjutnya akan muncul tampilan sepertiGambar 2. 4. Pilihlah map

units dalam meter. Ini menunjukkan satuan yang dipakai nanti adalah dalam

meter.

Gambar 2. 3 Menentukan Satuan Dimensi dalam Epanet

Wilda Azmia Naufala - 3311100068 24

Page 25: Perencanaan sistem penyediaan air minum

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUMKOTA PROBOLINGGO

Gambar 2. 4 Menentukan Satuan Dimensi dalam Epanet (Meter)

3. Dengan cara yang sama pada toolbar – Project – default , akan muncul

tampilan (Gambar 2. 5Error: Reference source not found) untuk mengatur

mengenai pipa, satuan aliran yang digunakan, dan lain-lain yang perlu untuk

diperhatikan. Untuk satuan debit digunakan LPS (Liter Per Second), Headloss

Formula H-W (Hazen-William), Maximum trial (lebih banyak lebih baik)

1000 kali, demand multiplier 1 untuk Qaverage, 2 untuk Q jam puncak

mengikuti faktor jam puncak yang digunakan (Gambar 2.6).

Gambar 2. 5 Mengatur Dasar-Dasar Jaringan Pipa pada Epanet

Wilda Azmia Naufala - 3311100068 25

Page 26: Perencanaan sistem penyediaan air minum

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUMKOTA PROBOLINGGO

Gambar 2. 6 Mengatur Satuan Debit, Formula Headloss, Maximum Trial dan

Demand Multiplier pada Epanet

4. Memasukkan peta daerah perencanaan melalui perintah pada toolbar, View –

backdrop - Load, kemudian pilih peta yang akan dimasukkan (Gambar 2. 7).

Peta yang akan dimasukkan harus dalam format bmp atau wmf (dapat

dikonversikan dari program paint).

Gambar 2. 7 Memasukkan Peta Kota Pada Epanet

Wilda Azmia Naufala - 3311100068 26

Page 27: Perencanaan sistem penyediaan air minum

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUMKOTA PROBOLINGGO

Gambar 2. 8 Peta Kota Sudah Dapat Diakses Pada Epanet

5. Kemudian membuat loop jaringan pipa distribusi dengan memasang node,

reservoir/pompa, dan pipa, atau aksesoris lain yang diperlukan pada peta

(Gambar 2. 9).

Gambar 2. 9 Memasang Node, Pipa dan Reservoir untuk Membuat Jaringan

Pipa

6. Membuka Property masing-masing node, pipa dan reservoir dengan meng-

kliknya dua kali (Gambar 2.10 s.dGambar 2. 12). Memasukkan data-data

mengenai node, pipa dan reservoir:

- Untuk node perlu diisi data mengenai elevasi dan kebutuhan air

Wilda Azmia Naufala - 3311100068 27

Page 28: Perencanaan sistem penyediaan air minum

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUMKOTA PROBOLINGGO

- Untuk pipa perlu diisi data mengenai panjang dan asumsi diameter

- Untuk reservoir perlu diisi data mengenai total head (elevasi+ketinggian

reservoir)

Gambar 2. 10 Memasukkan Data Elevasi dan Debit pada Setiap Node atau

Junction

Gambar 2. 11 Memasukkan Data Panjang Pipa, Diameter Pipa dan Kekasaran

Pipa

Wilda Azmia Naufala - 3311100068 28

Page 29: Perencanaan sistem penyediaan air minum

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUMKOTA PROBOLINGGO

Gambar 2. 12 Memasukkan Data Head pada Reservoir

7. Setelah semua diisi, menjalankan program (run), bila sistemnya benar dan air

dapat mengalir, maka run akan sukses. Akan tetapi tidak semudah itu, karena

air yang mengalir harus memenuhi kriteria yaitu dengan velocity minimal 0,3

dan pressure minimal 10 m (Gambar 2. 13).

Jika masih belum sesuai maka, diameter pipa atau ketinggian dari resevoir

dapat diubah – ubah hingga dapat memenuhi kriteria.

Gambar 2. 13 Menjalankan (Running) Jaringan Pipa pada Program Epanet

8. Untuk menampilkan nilai dari pressure, velocity, base demand, diameter,

panjang pipa, elevasi di layar, dapat di klik kanan, pilih option, pilih notation,

Wilda Azmia Naufala - 3311100068 29

Page 30: Perencanaan sistem penyediaan air minum

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUMKOTA PROBOLINGGO

dan klik node value dan links value. Kemudian klik pada data atau map dan

me-klik apa yang diinginkan

Jika menginginkan data berupa tabel, klik pada report, pilih table, pilih

network table links atau network table nodes, kemudian pilih apa yang anda

ingin masukkan dalam tabel.

Perhatian :

Bila pada data yang diperoleh terdapat pressure negatif dan ada juga yang

velocitynya kurang dari 0,3 m/det maka perlu diperbaiki. Kita dapat mengecek

pada tiap node dan pipa yang perlu perubahan khususnya untuk elevasi dan debit

tapping (pada node) dan diameter & panjang (untuk pipa) tanpa merubah semua

data inputnya kemudian data di RUN-kan dan lihat kembali pada TABLE.

2.9 Reservoir

Reservoir diperlukan dalam sistem distribusi air minum karena konsumsi air

yang berfluktuasi oleh konsumen. Pada saat pemakaian air dibawah konsumsi air

rata-rata maka supply air yang berlebih akan ditampung dalam reservoir, yaitu untuk

mengimbangi pemakaian air yang besar dari pemakaian rata-rata (kebutuhan

konsumen). Berdasarkan keadaan topografi, reservoir terletak di atas permukaan

tanah sebagai elevated reservoir atau dibawah permukaan tanah sebagai ground

reservoir.

2.9.1 Volume Reservoir

Kapasitas/volume reservoar dapat ditentukan berdasarkan analisa fluktuasi

pemakaian air dan pengalirannya (supply and demand analysis) yang terjadi dalam

satu hari. Kapasitas reservoar dapat ditentukan dengan 2 metoda, yaitu secara analisis

dan grafis.

Sebelum menentukan kapasitas reservoar dengan menggunakan metode

tersebut, sebelumnya disajikan data kebutuhan air yang menjadi dasar perhitungan

kapasitas reservoar. Berdasarkan tabel tersebut, kapasitas reservoar ± x % dari

kebutuhan hari maksimum. Dimana nilai diatas merupakan hasil dari grafik yang

telah didapat, yaitu :

Kapasitas Reservoar = %Pengisian Maks - %Pengosongan Maks

Wilda Azmia Naufala - 3311100068 30

Page 31: Perencanaan sistem penyediaan air minum

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUMKOTA PROBOLINGGO

Dengan menetapkan waktu retensi yang dibutuhkan klor untuk dapat kontak

dengan sempurna dengan air yakni 30-45 menit, maka dimensi reservoir dapat

ditentukan. Dan dapat juga menetapkan waktu pemompaan selama t jam, yaitu dari

jam a sampai jam b, maka dimensi reservoar dapat ditentukan. Kapasitas dan volume

reservoar dapat ditentuakn berdasarkan analisa fluktuasi pemakaian air dan

pengalirannya (supply and demand analysis) yang terjadi dalam satu hari.

2.9.2 Sistem Pompa

Dalam memilih suatu pompa untuk tujuan tertentu harus tersedia data-data

mengenai sistem pemompaan maupun data-data pompa yang ada di pasaran, yang

dapat dari brosur pompa di suatu pabrik. Data mengenai sistem pemompaan yang

harus tersedia adalah sebagai berikut :

1. Kapasitas sistem

2. Head sistem yang didasarkan pada kondisi suction dan discharge

3. Daya/energi yang tersedia

2.9.2.1 Kapasitas Pompa

Dalam menentukan kapasitas pompa, perlu diketahui kondisi sistem

perpompaan. Pada sistem distribusi air minum, kapasitas yang harus dialirkan

tergantung dari kebutuhan air suatu daerah pelayanan dimana kebutuhan air ini

berfluktulasi tergantung dari pemakaiannya. Dalam merencanakan sistem pompa

distribusi dan menentukan kapasitas pompa distribusi diperlukan data perkiraan

kebutuhan air maksimum, kebutuhan air rata-rata dan kebutuhan air minimum

sehingga diharapkan sistem dapat melayani kebutuhan air daerah pelayanan.

2.9.2.2 Head Sistem

Head menunjukkan energi atau kemampuan untuk usaha persatuan massa.

Dalam pompa head adalah ukuran energi yang diberikan ke air pada kapasitas dan

kecepatan operasi tertentu, sehingga air dapat mengalir dari tempat rendah ke tempat

tinggi. Dalam sistem pompa ada beberapa macam head, yaitu :

- Head satatik

- Head yang bekerja pada kedua permukaan zat cair

- Head kecepatan

- Head loss

Wilda Azmia Naufala - 3311100068 31

Page 32: Perencanaan sistem penyediaan air minum

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUMKOTA PROBOLINGGO

Persamaan untuk head total pompa adalah :

H=Hs+Hp+Hf + V 2

2 g

dimana :

H = Head Total

Hs = Head Statik Pompa

Hp = perbedaan tekanan

Hf = head akibat belokan (minor losses)

Wilda Azmia Naufala - 3311100068 32