13
PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DKI JAKARTA NOMOR 82 TAHUN 2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN DIRI DAN KEMATIAN DALAM HUBUNGAN KERJA UNTUK DI LUAR JAM KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DKI JAKARTA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 2 Tahun 1990, telah ditetapkan Petunjuk Pelaksanaan Program Asuransi Kecelakaan Diri di Luar Jam Kerja dan Hubungan Kerja bagi Pekerja pada Perusahaan-perusahaan di wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta; b. bahwa dengan telah diberlakukannya Peraturan Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 6 Tahun 2004 tentang Ketenagakerjaan, maka Keputusan Gubernur sebagaimana dimaksud pada huruf a sudah tidak sesuai lagi, sehingga perlu disempurnakan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b, serta dalam rangka memberikan perlindungan dan peningkatan kesejahteraan pekerja/buruh bersama keluarganya, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Petunjuk Pelaksanaan Program Jaminan Kecelakaan Diri dan Kematian dalam Hubungan Kerja Untuk Di Luar Jam Kerja Bagi Pekerja/Buruh Pada Perusahaan. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian; 2. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja; 3. Undang-undang RI Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas; 4. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat; 5. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi; 6. Undang-undang Nomor 34 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Negara Republik Indonesia Jakarta; 7. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; 8. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial; 9. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- Undangan; 10. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 11. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja sebagaimana beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2005;

Pergub Dki No.82 Th 2006 Ttg Akdhk

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pergub Dki No.82 Th 2006 Ttg Akdhk

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DKI JAKARTA

NOMOR 82 TAHUN 2006

TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN DIRI

DAN KEMATIAN DALAM HUBUNGAN KERJA UNTUK DI LUAR JAM KERJA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR PROVINSI DKI JAKARTA,

Menimbang :

a. bahwa berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Nomor 2 Tahun 1990, telah ditetapkan Petunjuk Pelaksanaan Program Asuransi

Kecelakaan Diri di Luar Jam Kerja dan Hubungan Kerja bagi Pekerja pada

Perusahaan-perusahaan di wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

b. bahwa dengan telah diberlakukannya Peraturan Daerah Propinsi Daerah Khusus

Ibukota Jakarta Nomor 6 Tahun 2004 tentang Ketenagakerjaan, maka Keputusan

Gubernur sebagaimana dimaksud pada huruf a sudah tidak sesuai lagi, sehingga perlu

disempurnakan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b, serta

dalam rangka memberikan perlindungan dan peningkatan kesejahteraan pekerja/buruh

bersama keluarganya, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Petunjuk

Pelaksanaan Program Jaminan Kecelakaan Diri dan Kematian dalam Hubungan Kerja

Untuk Di Luar Jam Kerja Bagi Pekerja/Buruh Pada Perusahaan.

Mengingat :

1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian;

2. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja;

3. Undang-undang RI Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas;

4. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan

Persaingan Usaha Tidak Sehat;

5. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;

6. Undang-undang Nomor 34 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Propinsi Daerah

Khusus Ibukota Negara Republik Indonesia Jakarta;

7. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;

8. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan

Industrial;

9. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-

Undangan;

10. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

11. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program

Jaminan Sosial Tenaga Kerja sebagaimana beberapa kali diubah terakhir dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2005;

Page 2: Pergub Dki No.82 Th 2006 Ttg Akdhk

13. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan

Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom;

14. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER 05/MEN/Tahun 1993 tentang Petunjuk

Teknis Pendaftaran Kepesertaan, Pembayaran Iuran, Pembayaran Santunan, dan

Pelayanan Jaminan Sosial Tenaga Kerja;

15. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 3 Tahun 2001

tentang Bentuk Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah dan Sekretariat

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

16. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 6 Tahun 2004

tentang Ketenagakerjaan;

17. Keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 10 Tahun 2002

tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi

Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

18. Keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 63 Tahun 2003

tentang Petunjuk Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja pada Sektor

Jasa Konstruksi di Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

PERATURAN GUBERNUR TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM

JAMINAN KECELAKAAN DIRI DAN KEMATIAN DALAM HUBUNGAN KERJA

UNTUK DI LUAR JAM KERJA.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

3. Gubernur adalah Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

4. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Provinsi DaerahKhusus Ibukota Jakarta.

5. Kantor Perbendaharaan dan Kas Daerah selanjutnya disingkat KPKD adalah Kantor

Perbendaharaandan Kas Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

6. Bank adalah Bank DKI.

7. Perusahaan adalah :

a. Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan,

milikpersekutuan, atau milik badan hukum atau milik swasta maupun milik

negara, yangmemperkerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau imbalan

dalam bentuk lain;

b. Usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan

mempekerjakanorang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.

8. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan

dalam bentuk lain.

Page 3: Pergub Dki No.82 Th 2006 Ttg Akdhk

9. Hubungan Kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerja/buruh

berdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai unsur pekerjaan, upah dan perintah.

10. Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang

sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang

ditetapkan dan yang dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau,

peraturan perundang-undangn termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dengan

keluarganya atas suatu pekerjaan dan atau jasa yang telah dan yang akandilakukan.

11. Program Jaminan Kecelakaan Diri dan Kematian dalam Hubungan Kerja untuk di

Luar Jam Kerja yang selanjutnya disebut Program JKDK adalah Asuransi

perlindungan bagi pekerja/buruh atas risiko kecelakaan diri dan kematian untuk di

Luar Jam Kerja bagi pekerja/buruh yang bekerja pada perusahaan.

12. Perjanjian Kerja Sama adalah Perjanjian pelaksanaan program JKDK antara

Pemerintah Daerah dengan Perusahaan Asuransi penyelenggara Program.

13. Penyelenggara Program adalah Perusahaan Asuransi yang melaksanakan Program

JKDK dan telah bekerja sama dengan Pemerintah Daerah berdasarkan perjanjian

kerja sama.

14. Peserta Program adalah perusahaan yang mempertanggungkan seluruh pekerja/buruh

baik pekerja/ buruh tetap maupun pekerja/buruh tidak tetap dan terdaftar sebagai

peserta dalam program JKDK.

15. Iuran Asuransi yang selanjutnya disebut iuran peserta program jaminan kecelakaan

diri dan kematian dalam hubungan kerja untuk di luar jam kerja.

16. Tertanggung adalah pekerja/buruh yang oleh perusahaan tempat ia bekerja

dipertanggungkan dalam program JKDK.

17. Tim Pembina adalah Tim Pembina pelaksana program JKDK bagi pekerja/buruh pada

perusahaan di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

18. Kecelakaan Diri adalah peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba, tidak terduga

sebelumya datang dari luar diri tertanggung, bersifat kekerasan, tidak dikehendaki dan

tidak ada unsur-unsur kesengajaan dalam peristiwa tersebut.

19. Jaminan Kecelakaan Diri adalah jaminan atas peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba,

tidak terduga sebelumnya datang dari luar diri tertanggung, bersifat kekerasan, tidak

dikehendaki dan tidak ada unsur-unsur kesengajaan dalam peristiwa tersebut, serta

terjadi dalam hubunga kerja untuk di luar jam kerja.

20. Kematian adalah meninggalnya seseorang bukan karena akibat kecelakaan diri dan

dapat dibuktikan secara medis.

21.

Jaminan Kematian adalah santunan yang diberikan kepada pekerja/buruh yang

meninggal bukan akibat kecelakaan diri dan berlaku selama pekerja/buruh menjadi

tertanggung berupa uang duka.

22. Nilai kontrak adalah pembayaran yang diberikan oleh pemberi kerja kepada

perusahaan atas jasa yang

diberikan perusahaan untuk melaksanakan pekerjaan tidak termasuk didalamnya

keuntungan dan pajak-pajak yang tercantum dalam kontrak.

23. Kegiatan/aktifitas fisik adalah setiap kegiatan pembangunan fisik yang dibiayai oleh

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, APBN dan Sumber Dana Pemerintah

Lainnya serta Swasta/Perorangan di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Page 4: Pergub Dki No.82 Th 2006 Ttg Akdhk

BAB II

PROGRAM JKDK

Bagian Kesatu

Pasal 2

(1) Setiap pekerja/buruh berhak atas program JKDK.

(2) Setiap perusahaan yang mempekerjakan pekerja/buruh, wajib mengikutsertakan

pekerja/buruh dalamprogram JKDK.

(3) Setiap perizinan, pengesahan maupun pendaftaran yang dikeluarkan oleh Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi, harus mempersyaratkan adanya bukti kepesertaan

program JKDK.

Pasal 3

(1) Program JKDK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2), adalah diperuntukkan

bagi :

a. pekerja/buruh dalam hubungan kerja waktu tidak tertentu dan waktu tertentu.

b. pekerja/buruh harian lepas dan borongan. (2) Program JKDK sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan dengan cara

mempertanggungkan pekerja/buruh pada Perusahaan Asuransi.

Bagian Kedua

Pertanggungan

Pasal 4

(1) Bentuk pertanggungan jaminan kecelakaan diri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3

terdiri atas :

a. tunjangan sementara tidak mampu bekerja;

b. tunjangan cacat tetap;

c. tunjangan kematian;

d. biaya pengobatan;

e. penggantian alat bantu;

f. penggantian gigi palsu dan atau kaca mata;

g. pengangkutan. (2) Bentuk jaminan kematian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, diberikan dalam

bentuk santunan uang duka bagi pekerja/buruh yang meninggal dunia bukan akibat

kecelakaan diri.

Pasal 5

Perhitungan besaran pembayaran premi jaminan kecelakaan diri dan jaminan kematian

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, berdasarkan upah bulan terakhir yang terdaftar

atau yang dilaporkan oleh perusahaan.

Page 5: Pergub Dki No.82 Th 2006 Ttg Akdhk

Bagian Ketiga

Tunjangan Sementara Tidak Mampu Bekerja

Pasal 6

(1) Tunjangan sementara tidak mampu bekerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat

(1) huruf a, diberikan selama tertanggung tidak mampu bekerja sebagai akibat

mengalami kecelakaan diri sampai yang bersangkutan dinyatakan sembuh atau

menderita cacat permanen yang ditetapkan oleh dokter;

(2) Tunjangan sementara tidak mampu bekerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

diberikan untuk :

a. empat bulan pertama sebesar 100% dari upah;

b. empat bulan kedua sebesar 75% dari upah;

c. bulan seterusnya sebesar 50% dari upah, sampai dinyatakan sembuh atau cacat

permanen yang ditetapkan oleh dokter.

Bagian Keempat

Tunjangan Cacat Tetap

Pasal 7

(1) Tunjangan cacat tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf b,

diberikan setelahtertanggung dinyatakan cacat permanen secara total atau cacat

permanen sebagian atau berkurangnyafungsi organ tubuh yang ditetapkan oleh dokter

sebagai akibat mengalami kecelakaan diri.

(2) Tunjangan cacat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan dengan persentase

tertentu palingtinggi 70% X 60 bulan penuh.

(3) Persentase tunjangan cacat tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah

sebagaimana tercantum pada lampiran I Peraturan Gubernur ini.

Bagian Kelima

Tunjangan Kematian

Pasal 8

(1) Tunjangan kematian akibat kecelakaan diri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat

(1) huruf c,

diberikan kepada ahli waris setelah tertanggung dinyatakan meninggal dunia yang

dibuktikan secara

medis oleh dokter.

(2) Tunjangan kematian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan paling tinggi

60% X 60 bulan

upah yang dilaporkan ditambah biaya penguburan.

(3) Rincian tunjangan kematian sebagaimana dimaksud pada ayat (2), meliputi :

a. 30% X 60 bulan upah bagi janda/duda dari suami/istri sah tertanggung;

b.

15% X 60 bulan upah bagi anak yang belum mencapai umur 21 tahun, belum

pernah menikah,dan belum bekerja dengan menerima upah, diberikan paling

banyak kepada 2 anak kandungsah atau anak angkat yang disahkan;

c. paling tinggi 30% X 60 bulan upah bagi bapak/ibu tertanggung, apabila belum atau

Page 6: Pergub Dki No.82 Th 2006 Ttg Akdhk

tidak punyaistri/suami atau anak.

Bagian Keenam

Biaya Pengobatan

Pasal 9

(1) Biaya pengobatan akibat kecelakaan diri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat

(1) huruf d, adalahbiaya pengobatan dan perawatan yang diberikan untuk satu kali

peristiwa paling tinggi Rp 8.000.000,00(delapan juta rupiah).

(2) Biaya pengobatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan berdasarkan bukti-

bukti pembayaran asli yang telah dikeluarkan oleh tertanggung untuk pengobatan

dimaksud

Bagian Ketujuh

Penggantian Alat Bantu

Pasal 10

Penggantian alat bantu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf e, diberikan

kepada tertanggungyang mengalami kehilangan fungsi anggota badan sesuai standar

harga satuan alat bantu yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah ditambah paling tinggi

40% dari harga alat bantu dimaksud.

Bagian Kedelapan

Penggantian Gigi Palsu dan/atau Kaca Mata

Pasal 11

Penggantian gigi palsu dan/atau kaca mata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)

huruf f diberikankepada tertanggung sesuai standar harga gigi palsu dan/atau kaca mata

yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah.

Bagian Kesembilan

Biaya Pengangkutan

Pasal 12

(1) Biaya pengangkutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf g diberikan

dengan perhitungan besaran dari tempat terjadinya kecelakaan ke rumah sakit atau ke

rumah tertanggung bagi pekerja/buruh yang mendapat kecelakaan diri.

(2) Besarnya biaya pengangkutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi berdasarkan ketentuan besaran tarif

sesuai standar yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah.

Page 7: Pergub Dki No.82 Th 2006 Ttg Akdhk

Bagian Kesepuluh

Santunan Uang Duka

Pasal 13

(1) Bagi pekerja/buruh yang meninggal dunia bukan karena kecelakaan diri dalam

hubungan kerja untukdiluar Jam Kerja, diberikan santunan uang duka kepada ahli

waris/keluarganya untuk penggantianbiaya pemakaman.

(2) Santunan uang duka sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan setelah

tertanggung dinyatakanmeninggal dunia oleh instansi yang berwenang.

(3) Besarnya santunan uang duka sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan oleh

Kepala DinasTenaga Kerja dan Transmigrasi, berdasarkan tarif biaya pemakaman

sesuai standar PemerintahDaerah.

BAB III

PENDAFTARAN

Pasal 14

(1) Pendaftaran kepersetaan program JKDK bagi pekerja/buruh dalam hubungan kerja

waktu tidak tertentu dan waktu tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1)

huruf a; disampaikan perusahaan kepada perusahaan asuransi paling lambat 30 hari

sejak diterimanya pendaftaran kepesertaan yang disertai daftar nama pekerja/buruh

yang akan dipertanggungjawabkan dengan menggunakan formulir F1 dan formulir

F2.

(2) Apabila terdapat perubahan pekerjaan/buruh yang dipertanggungkan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), perusahaan wajib menyampaikan pemberitahuan kepada

perusahaan asuransi dengan menggunakan formulir F3.

(3) Bentuk formulir F1, formulir F2 dan Formulir F3 sebagaimana tercantum pada

lampiran II Peraturan Gubernur ini.

Pasal 15

(1) Pendaftaran kepesertaan program JKDK bagi pekerja/buruh harian lepas dan

borongan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf b disampaikan

perusahaan bersangkutan kepada perusahaan asuransi paling lambat 2 hari kerja

sebelum pekerjaan dimulai, dengan menggunakan formulir F10, disertai daftar nama

pekerja/buruh dengan menggunakan formulir F2 serta melampirkan fotokopi

kontrak/surat perjanjian kerja.

(2) Apabila terjadi perubahan kontrak/surat perintah kerja dan/atau perpanjangan waktu

pelaksanaan yang terdapat dalam addendum kontrak, perusahaan diwajibkan

melaporkan perubahan tersebut dengan menggunakan formulir F3 disertai foto kopi

addendum kontrak/surat perintah kerja.

(3) Bentuk formulir F2, formulir F3 dan Formulir F10 sebagaimana tercantum pada

lampiran II Peraturan Gubernur ini.

BAB IV

IURAN JKDK

Page 8: Pergub Dki No.82 Th 2006 Ttg Akdhk

Bagian Kesatu

UMUM

Pasal 16

(1) Perusahaan yang telah terdaftar sebagai peserta program JKDK wajib menunjang dan

membayar iuran JKDK.

(2) Iuran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibayarkan oleh perusahaan paling

lambat setiap tanggal 5 bulan berikutnya.

Bagian Kedua

Besarnya Iuran

Pasal 17

Besarnya iuran program JKDK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, bagi

pekerja/buruh dalam hubungan kerja waktu tidak tertentu dan waktu tertentu adalah

sebesar 0,24% dari upah per bulan pekerja yang bersangkutan.

Pasal 18

(1) Besarnya iuran program JKDK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, bagi

pekerja/buruh harian lepas dan borongan adalah sebesar 0,24% dari upah perbulan.

(2) Apabila upah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak diatur atau tidak

dicantumkan dalam kontrak, maka besarnya iuran adalah sebesar 0,12% dari nilai

kontrak.

Pasal 19

(1) Pelaksanaan pembayaran iuran peserta program JKDK untuk kegiatan yang dananya

bersumber dari APBD, dilakukan dengan cara pembayaran tunai dari nilai kontrak

setelah menerima pembayaran dari KPKD.

(2) Pelaksanaan pembayaran iuran peserta program JKDK untuk kegiatan yang dananya

bersumber dari APBN, dan/atau sumber dana lain yang dikelola Pemerintah,

dilakukan dengan cara pembayaran tunai setelah menerima pembayaran dari nilai

kontrak dari bendahara dan/atau kantor perbendaharaan negara.

(3) Pelaksanaan pembayaran iuran peserta program JKDK untuk kegiatan yang dananya

bukan berasal dari APBD, APBN, sebagaimana pada ayat (1) dan ayat (2), dilakukan

dengan cara pembayaran tunai dari nilai kontrak dan dibayarkan setelah pembayaran

retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

(4) Iuran peserta program JKDK sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat

(3), dibayar langsung oleh perusahaan kepada perusahaan asuransi yang telah

ditetapkan melalui Bank DKI paling lambat 3 hari kerja setelah menerima

pembayaran.

BAB V

PROSEDUR PENETAPAN DAN PEMBAYARAN JAMINAN

Page 9: Pergub Dki No.82 Th 2006 Ttg Akdhk

Pasal 20

(1) Apabila terjadi kecelakaan diri menimpa pekerja/buruh peserta program JKDK,

perusahaan wajib melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi paling

lambat 3 hari kerja setelah terjadi kecelakaan dengan mengisi formulir F4 dan

tembusannya disampaikan kepada perusahaan asuransi.

(2) Bentuk Formulir F4 sebagaimana tercantum pada lampiran II Peraturan Gubernur

ini.

Pasal 21

(1) Setelah terjadi kecelakaan diri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) yang

menyebabkan pekerja/buruh peserta program JKDK dinyatakan sembuh, cacat atau

meninggal dunia, perusahaan wajib melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi paling lambat 7 hari kerja dengan menggunakan formulir F5, disertai

surat keterangan dokter, dan tembusannya disampaikan kepada Perusahaan Asuransi.

(2) Bentuk formulir F5 tercantum pada Lampiran II Peraturan Gubernur.

Pasal 22

(1) Apabila pekerja/buruh peserta program JKDK meninggal dunia bukan karena

kecelakaan diri, perusahaan wajib melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi paling lambat 7 hari kerja dengan menggunakan formulir F6, dan

tembusannya disampaikan kepada perusahaan asuransi.

(2) Bentuk formulir F6 sebagaimana tercantum pada lampiran II Peraturan Gubernur ini.

Pasal 23

(1) Apabila peserta program JKDK tidak melaporkan kecelakaan diri sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 20, Pasal 21, dan Pasal 22, maka Kepala Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi menetapkan adanya kecelakaan diri dimaksud sebagai dasar

jaminan pembayaran oleh Perusahaan Asuransi.

(2) Penetapan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dikeluarkan berdasarkan laporan tertulis dari pekerja/buruh peserta program

JKDK dan/atau pegawaipengawas ketenagakerjaan.

Pasal 24

(1) Penetapan besarnya jaminan kecelakaan diri program JKDK dikeluarkan Perusahaan

Asuransi palinglambat 3 hari kerja dengan menggunakan formulir F8, dan

menggunakan formulir F9 untuk kematian.

(2) Penetapan besarnya jaminan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan setelah

perusahaan asuransi menerima dokumen klaim secara lengkap dan sah dari peserta

program JKDK.

(3) Bentuk formulir F8 dan Formulir F9 sebagaimana tercantum pada lampiran II

Peraturan Gubernur ini.

Pasal 25

Page 10: Pergub Dki No.82 Th 2006 Ttg Akdhk

Pembayaran besarnya jaminan program JKDK oleh Perusahaan Asuransi kepada peserta

program JKDK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 dilaksanakan paling lambat dalam

14 hari kerja.

BAB VI

PENYELENGGARA

Pasal 26

(1) Program JKDK diselenggarakan oleh perusahaan Asuransi.

(2)

Perusahaan asuransi yang akan menyelenggarakan program JKDK sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Gubernur yang dilakukan setelah melalui

proses penelitian dengan mekanismesesuai peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

(3) Dalam melakukan proses penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (2), harus

memperhatikan ketentuan sebagai berikut :

a. menjaga kepentingan umum;

b. melakukan persaingan usaha yang sehat;

c. mewujudkan iklim usaha yang kondusif;

d. terciptanya efektivitas dan efisiensi.

Pasal 27

Untuk dapat mengikuti proses penelitian sebagai calon peserta program JKDK

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (2), Perusahaan Asuransi yang bersangkutan

harus mengajukan permohonan tertulis kepada Gubernur melalui Kepala Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi dengan melampirkan proposal.

Pasal 28

(1) Terhadap permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27, selanjutnya dilakukan

penelitian oleh Tim Pembina yang ditetapkan oleh Gubernur.

(2) Hasil penelitian Tim Pembina sebagaimana dimaksud pada ayat (1), apabila telah

memenuhi persyaratan, akan disampaikan kepada Gubernur melalui Kepala Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk ditetapkan.

Pasal 29

(1) Apabila Perusahaan Asuransi yang akan menyelenggarakan program JKDK telah

ditetapkan olehGubernur, untuk pelaksanaan lebih lanjut, dibuatkan perjanjian kerja

sama antara Pemerintah Daerahdengan perusahaan asuransi yang bersangkutan

dalam rangka penyelenggaraan program JKDK.

(2) Jangka waktu perjanjian kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan

selama 5 tahun.

Pasal 30

(1) Terhadap Perusahaan Asuransi yang telah berakhir jangka waktu perjanjian kerja

sama dan tidakditetapkan kembali sebagai penyelenggara program JKDK sesuai

peraturan perundang-undangan yangberlaku, wajib menyerahkan kembali dokumen

Page 11: Pergub Dki No.82 Th 2006 Ttg Akdhk

kepesertaan program JKDK kepada Gubernur melaluiKepala Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi.

(2) Perusahaan Asuransi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), selanjutnya dilarang

melakukan pungutankepesertaan program JKDK.

(3) Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dapat melanjutkan program JKDK

kepada perusahaanasuransi yang telah ditetapkan sesuai peraturan perundang-

undangan yang berlaku, dengan menyerahkan dokumen sebagaimana dimaksud pada

ayat (1).

Pasal 31

(1) Perusahaan Asuransi yang telah melakukan kerja sama sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 29, wajibmelaporkan data kepesertaan program JKDK kepada Kepala Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi;

(2) Data kepesertaan yang dilaporkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi :

a. peserta program;

b. jumlah pekerja/buruh tertanggung;

c. jumlah iuran dan klaim program JKDK.

BAB VII

PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN

Pasal 32

(1) Pengendalian terhadap pelaksanaan Peraturan Gubernur ini dilakukan oleh Kepala

Dinas TenagaKerja dan transmigrasi.

(2) Pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Gubernur ini dilakukan oleh aparat

pengawasanfungsional.

BAB VIII

EVALUASI DAN PELAPORAN

Pasal 33

(1) Evaluasi terhadap pelaksanaan program JKDK dilakukan oleh Tim Pembina.

(2) Hasil Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan kepada Gubernur

melalui Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

BAB IX

SANKSI

Pasal 34

(1) Setiap perusahaan dan penyelenggara program yang melakukan pelanggaran terhadap

ketentuan Pasal 2 ayat (2), Pasal 16, Pasal 30 ayat (1) dan ayat (2) dan Pasal 31

dikenakan sanksi Administrasi.

(2) Pengenaan sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan

berupa :

a. Teguran;

b. Peringatan tertulis;

Page 12: Pergub Dki No.82 Th 2006 Ttg Akdhk

c. Pemutusan Hubungan Kerjasama; (3) Terhadap pemberian sanksi berupa peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) huruf b,didahului dengan teguran tertulis dari Kepala Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi dan dilanjut kandengan peringatan tertulis paling banyak 3 (tiga) kali

berturut-turut dengan tenggang waktu sebagai berikut :

a. Peringatan pertama 14 hari;

b. Peringatan kedua 7 hari;

c. Peringatan ketiga 3 hari; atau (4) Apabila peringatan pertama, kedua, dan ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

tidak diindahkan oleh penyelenggara program, maka dikenakan sanksi pemutusan

perjanjian kerja sama sesuai denganperaturan perundang-undangan yang berlaku.

(5) Apabila peringatan pertama, kedua dan ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

tidak diindahkan oleh Perusahaan maka dikenakan sanksi sesuai Peraturan Daerah

Nomor 6 Tahun 2004 Jo. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992.

BAB X

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 35

Terhadap perjanjian kerja sama yang telah dilakukan sebelum berlakunya Peraturan

Gubernur ini, masih tetap berlaku sampai berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja sama

dimaksud.

BAB XI

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 36

Ketentuan lebih lanjut yang bersifat teknis dari Peraturan Gubernur ini akan ditetapkan

oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

BAB XII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 37

Pada saat mulai berlakunya Peraturan Gubernur ini, maka Keputusan Gubernur Kepala

Daerah Khusus IbukotaJakarta Nomor 2 Tahun 1990 tentang Petunjuk Pelaksanaan

Program Asuransi Kecelakaan Diri Di Luar JamKerja dan Hubungan Kerja Bagi Pekerja

pada Perusahaan-Perusahaan di wilayah Daerah Khusus IbukotaJakarta, dicabut dan

dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 38

Page 13: Pergub Dki No.82 Th 2006 Ttg Akdhk

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini

dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 28 Agustus 2006

GUBERNUR PROVINSI DKI JAKARTA,

ttd.

SUTIYOSO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 7 September 2006

SEKRETARIS DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA,

ttd.

RITOLA TASMAYA

NIP. 140091657

BERITA DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2006 NOMOR 85