24
STANDAR PELAYANAN “PERIZINAN DAN NON PERIZINAN HILIR MINYAK DAN GAS BUMI” KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT PEMBINAAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI GEDUNG IBNU SUTOWO, JL. HR. RASUNA SAID KAV B-5, JAKSEL

“PERIZINAN DAN NON PERIZINAN HILIR MINYAK DAN GAS … · dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 52 Tahun 2018. 3. Sistem Mekanisme dan Prosedur SOP Evaluasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: “PERIZINAN DAN NON PERIZINAN HILIR MINYAK DAN GAS … · dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 52 Tahun 2018. 3. Sistem Mekanisme dan Prosedur SOP Evaluasi

STANDAR PELAYANAN

“PERIZINAN DAN NON PERIZINAN HILIR MINYAK DAN GAS BUMI”

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI

DIREKTORAT PEMBINAAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI

GEDUNG IBNU SUTOWO, JL. HR. RASUNA SAID KAV B-5, JAKSEL

Page 2: “PERIZINAN DAN NON PERIZINAN HILIR MINYAK DAN GAS … · dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 52 Tahun 2018. 3. Sistem Mekanisme dan Prosedur SOP Evaluasi

A. PENDAHULUAN

Merujuk kepada Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 13

Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energi dan Sumber

Daya Mineral, Direktorat Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi

mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,

penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan

teknis dan supervise, evaluasi dan pelaporan, serta pengendalian dan

pengawasan di bidang A usaha hilir minyak dan gas bumi. Bidang usaha hilir

tersebut meliputi: pengolahan, pengangkutan, penyimpanan, niaga, serta harga

dan subsidi bahan bakar migas.

Dalam rangka meningkatkan iklim investasi yang lebih kondusif dan untuk

kelancaran pelaksanaan kegiatan usaha minyak dan gas bumi, perlu dilakukan

penataan perizinan pada kegiatan usaha hilir minyak dan gas bumi, yang

bertumpu pada kegiatan usaha pengolahan, pengangkutan, penyimpanan

dan/atau niaga.

Untuk itu Direktorat Hilir Migas selaku penyelenggara pelayanan di bidang hilir

migas dipandang perlu menyusun sebuah Standar Pelayanan Perizinan dan Non

Perizinan Hilir Migas sebagaimana telah diamanatkan dalam Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dalam Pasaln15 bahwa setiap

penyelenggara pelayanan publik wajib menetapkan dan menerapkan standar

pelayanan publik untuk setiap jenis pelayanan.

B. STANDAR PELAYANAN

Standar Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan Hilir Migas meliputi jenis

pelayanan:

I. Perizinan Hilir Migas

a. Izin Usaha Pengolahan Migas

b. Izin Usaha Pengangkutan Migas

c. Izin Usaha Penyimpanan Migas

d. Izin Usaha Niaga Migas

II. Non Perizinan Migas:

a. Rekomendasi Impor Pelumas untuk Penggunaan Sendiri

b. Rekomendasi Ekspor Hasil Pengolahan Kilang

c. Rekomendasi Ekspor/Impor Niaga Migas

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal Mei 2019

Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas

Muhammad Rizwi JH.

NIP. 196908141994031005

Page 3: “PERIZINAN DAN NON PERIZINAN HILIR MINYAK DAN GAS … · dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 52 Tahun 2018. 3. Sistem Mekanisme dan Prosedur SOP Evaluasi

I. STANDAR PELAYANAN PERIZINAN HILIR MIGAS

a. Standar Pelayanan Izin Usaha Pengolahan Migas

NO. KOMPONEN URAIAN

1. Dasar Hukum a. Undang-Undang Nomor 22 tahun 2001 tentang

Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara RI

Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran

Negara RI Nomor 4152) sebagaimana telah berubah dengan Putusan Mahkamah Konstitusi

Nomor 002/PUU-I/2003 pada tanggal 21

Desember 2004 (Berita Negara RI Nomor 1 Tahun

2005);

b. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas

Bumi (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor

124, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4436)

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 30 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 59,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4996);

c. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 19 tahun 2008 tentang Pedoman

dan Tata cara Perlindungan Konsumen pada

Kegiatan Usaha Hilir Migas;

d. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya

Mineral Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penyediaan dan Pendistribusian Liquefied

Petroleum Gas;

e. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya

Mineral Nomor 29 Tahun 2017 tentang Perizinan pada Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017

Nomor 569);

f. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya

Mineral Nomor 40 Tahun 2017 tentang Pendelegasian wewenang Pemberian Perizinan

Bidang Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi

kepada Kepala BKPM (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2017 Nomor 858); g. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya

Mineral Nomor 52 Tahun 2018 tentang Perubahan

Atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya

Mineral Nomor 29 Tahun 2017 tentang Perizinan

Pada Kegiatan Usaha Miyak dan Gas Bumi;

2. Persyaratan

Pelayanan (Detail Lampiran Peraturan Menteri ESDM No.

29/2017)

3. Sistem,

mekanisme, dan prosedur

Sistem, mekanisme dan prosedur sesuai dengan

Standar Operasional Prosedur Penerbitan Izin Usaha

Pengolahan Migas

Page 4: “PERIZINAN DAN NON PERIZINAN HILIR MINYAK DAN GAS … · dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 52 Tahun 2018. 3. Sistem Mekanisme dan Prosedur SOP Evaluasi

4. Jangka waktu

penyelesaian

10 – 15 Hari Kerja

5. Biaya/tarif Tidak ada

6. Produk

pelayanan Izin Usaha Pengolahan Migas

7. Sarana,

prasarana,

dan/atau

fasilitas

a. Aplikasi online

b. Ruang pelayanan investasi migas

c. Telepon (hunting)

d. Komputer e. Printer

f. Jaringan internet

8. Kompetensi

Pelaksana

Evaluator dan Verifikator permohonan Izin Usaha

Pengolahan Migas:

1. Mengetahui dan memahami peraturan

perundangan yang terkait; 2. Mengetahui tugas dan fungsi Subdit Pengolahan

Migas;

3. Memahami Standar Operasional Prosedur evaluasi

permohonan Izin Usaha Pengolahan Migas.

9. Pengawasan

internal

Atasan langsung dan pimpinan Eselon III, II dan I

Migas melalui sistem manajemen pelayanan on-line

Migas

10. Penanganan

pengaduan, saran, dan

masukan

1. Call Center 136

2. Surat Pembaca Ditjen Migas 3. Mekanisme penanganan pengaduan

11. Penyelenggara Sub Direktorat Pengolahan Migas, Direktorat

Pembinaan Usaha Hilir Migas

12. Jumlah

pelaksana 8 Orang

Page 5: “PERIZINAN DAN NON PERIZINAN HILIR MINYAK DAN GAS … · dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 52 Tahun 2018. 3. Sistem Mekanisme dan Prosedur SOP Evaluasi

b. Standar Pelayanan Izin Usaha Pengangkutan Migas

NO. KOMPONEN URAIAN

1. Dasar Hukum a. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang

Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia 4152);

b. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2004

tentang Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi

(Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 124,

Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4436), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 30 Tahun 2009 (Lembaran

Negara RI Tahun 2009 Nomor 59, Tambahan

Lembaran Negara RI Nomor 4996);

c. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 0007 Tahun 2005 tanggal 21 April

2005 tentang Persyaratan dan Pedoman

Pelaksanaan Izin Usaha dalam Kegiatan Usaha Hilir

Minyak dan Gas Bumi;

d. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya

Mineral Nomor 26 Tahun 2009 tanggal 29

September 2009 tentang Penyediaan dan

Pendistribusian Liquefied Petroleum Gas;

e. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 29 Tahun 2017 tentang Perizinan

pada Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 569)

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 52

Tahun 2018;

f. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya

Mineral Nomor 40 Tahun 2017 tentang

Pendelegasian wewenang Pemberian Perizinan Bidang Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi

kepada Kepala BKPM (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2017 Nomor 858)

g. Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas

Bumi Nomor 13953.K/10/DJM.O/2006 tanggal 2 Oktober 2006 tentang Pedoman Penerbitan Izin

Usaha Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi;

2. Persyaratan

Pelayanan (Detail Lampiran Peraturan MESDM No. 29/2017

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan MESDM

No. 52/2018)

3. Sistem,

mekanisme,

dan prosedur

Sistem, mekanisme dan prosedur sesuai dengan SOP

Penerbitan Izin Usaha Pengangkutan Migas

4. Pedoman

Evaluasi

Jangka Waktu Izin Usaha :

a. Pengajuan Izin Baru (fasilitas milik) = maksimal 20 (dua puluh) tahun;

Page 6: “PERIZINAN DAN NON PERIZINAN HILIR MINYAK DAN GAS … · dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 52 Tahun 2018. 3. Sistem Mekanisme dan Prosedur SOP Evaluasi

b. Pengajuan Izin Baru (fasilitas sewa) = sesuai masa sewa fasilitas pengangkutan;

c. Perpanjangan Izin Usaha = maksimal 20 tahun; Perpanjangan Izin Usaha (terlambat) = 1 (satu) tahun.

5. Jangka waktu

penyelesaian

10 – 15 Hari Kerja

6. Biaya/tarif Tidak ada

7. Produk

pelayanan

Izin Usaha Pengangkutan Migas

8. Sarana,

prasarana,

dan/atau

fasilitas

a. Aplikasi online

b. Ruang pelayanan investasi migas

c. Telepon (hunting)

d. Komputer

e. Printer f. Jaringan internet

9. Kompetensi

Pelaksana

Evaluator dan Verifikator permohonan Izin Usaha

Pengangkutan Migas:

1. Mengetahui dan memahami peraturan

perundangan yang terkait;

2. Mengetahui tugas dan fungsi Subdit Pengangkutan Migas;

3. Memahami SOP evaluasi permohonan Izin Usaha

Pengangkutan Migas.

10. Pengawasan

internal

Atasan langsung dan pimpinan Eselon III, II dan I

Migas melalui sistem manajemen pelayanan on-line

Migas

11. Penanganan

pengaduan,

saran, dan

masukan

1. Call Center 136

2. Surat Pembaca Ditjen Migas

3. Mekanisme penanganan penganduan

12. Penyelenggara Sub Direktorat Pengangkutan Migas, Direktorat

Pembinaan Usaha Hilir Migas

13. Jumlah pelaksana

9 Orang

Page 7: “PERIZINAN DAN NON PERIZINAN HILIR MINYAK DAN GAS … · dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 52 Tahun 2018. 3. Sistem Mekanisme dan Prosedur SOP Evaluasi

c. Standar Pelayanan Izin Usaha Penyimpanan Migas

NO KOMPONEN URAIAN

1. Dasar Hukum a. Undang-Undang Nomor 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara RI Tahun 2001

Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor

4152) sebagaimana telah berubah dengan Putusan

Mahkamah Konstitusi Nomor :002/PUU-I/2003 pada tanggal 21 Desember 2004 (Berita Negara RI Nomor 1

Tahun 2005);

b. Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2002 tentang

Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian

Bahan Bakar Minyak dan Gas Bumi dan Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa (lembaran

Negara RI Tahun 2002 Nomor 141, Tambahan

Lembaran Negara RI Nomor 4436);

c. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2004 tentang

Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan

Lembaran Negara RI Nomor 4436) sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun

2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4996);

d. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

Nomor 19 tahun 2008 tentang Pedoman dan Tata cara

Perlindungan Konsumen pada Kegiatan Usaha Hilir Migas;

e. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penyediaan dan

Pendistribusian Liquefied Petroleum Gas; f. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

Nomor 29 Tahun 2017 tentang Perizinan pada Kegiatan

Usaha Minyak dan Gas Bumi (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2017 Nomor 569);

g. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 40 Tahun 2017 tentang Pendelegasian

wewenang Pemberian Perizinan Bidang Kegiatan Usaha

Minyak dan Gas Bumi kepada Kepala BKPM (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 858); h. Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas

Bumi Nomor 13953.K/10/DJM.O/2006 tanggal 2

Oktober 2006 tentang Pedoman Penerbitan Izin Usaha

Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi;

2. Persyaratan

Pelayanan

Lampiran Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya

Mineral Nomor 29 Tahun 2017 sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya

Mineral Nomor 52 Tahun 2018.

3. Sistem

Mekanisme dan

Prosedur

SOP Evaluasi Permohonan Izin Usaha Penyimpanan Migas.

4. Pedoman

Evaluasi

1. Badan Usaha mengajukan permohonan sesuai dengan

Persyaratan Administasi dan Teknis sesuai peraturan

perundangan yang berlaku. 2. Akte Pendirian Perusahaan meliputi :

a. Akta pendirian awal atau dokumen lain yang setara

dengan melampirkan pengesahan dari instansi yang

berwenang;

Page 8: “PERIZINAN DAN NON PERIZINAN HILIR MINYAK DAN GAS … · dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 52 Tahun 2018. 3. Sistem Mekanisme dan Prosedur SOP Evaluasi

b. Akta perubahan Direksi dan Komisaris serta

pemegang saham terakhir dengan pengesahan dari

instansi yang berwenang. c. Bidang kegiatan usaha di bidang minyak dan gas

bumi

3. Profile perusahaan paling sedikit memuat visi misi,

skema bisnis yang dijalankan, pengalaman usaha, perizinan yang dimiliki dan struktur organisasi

perusahaan.

4. Nomor Pokok Wajib Pakaj (NPWP) perusahaan harus

berstatus valid pada KSWP (Konfirmasi Status Wajib

Pajak). 5. Surat Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dapat digantikan

dengan NIB (Nomor Induk Berusaha) dan apabila TDP

tersebut sudah habis masa berlakunya tidak perlu

dilakukan perpanjangan. 6. Surat Pernyataan Tertulis yang memuat kesanggupan

Badan Usaha harus mengikuti format yang sudah ada

pada lampiran Peraturan Menteri Energi dan Sumber

Daya Mineral Nomor 29 Tahun 2017.

7. Persetujuan prinsip dari Pemerintah Daerah dapat berupa Izin Prinsip/Izin Lokasi/ Izin Penggunaan

Lahan/IMB (Izin Mendirikan Bangunan) dari

Pemerintah Daerah atau pemilik kawasan.

8. Dokumen jaminan kecukupan pendanaan dapat

berasal dari pihak lain dan/atau pendanaan sendiri yang dibuktikan dengan laporan keuangan 3 (tahun)

terakhir yang telah diaudit oleh akuntan publik atau

dapat berupa surat keterangan dari bank utama yang

berkedudukan di Indonesia yang menerangkan Badan Usaha memiliki kemampuan pendanaan untuk

melakukan kegiatan usahanya.

9. Apabila jaminan pendanaan adalah berasal dari

perusahaan lain (kerjasama) maka dibuktikan dengan

rekening koran atau surat pernyataan bank dan Laporan Keuangan teraudit. Wajib diperjelas dalam

kontrak kewajiban dan hak masing-masing terkait

dengan kegiatan usaha hilir yang akan dilakukan

kedua belah pihak. 10. Studi kelayakan (feasibility study) usaha yang memuat

rencana jenis, jumlah, kapasitas penyimpanan dan

lokasi sarana penyimpanan, rencana standar serta

mutu komoditas yang akan disimpan, dan analisa

keekonomian dari kegiatan usaha yang akan dilakukan. 11. Rencana tata pelaksanaan pembangunan fasilitas dan

sarana dapat dibuat tabel pekerjaan dan estimasi waktu

yang diperlukan atau dapat ditambahkan kurva S

proges pembangunan. 12. Jenis produk yang akan disimpan harus sesuai dengan

spesifikasi produk dalam Keputusan Dirjen Migas dan

dengan dibuktikan dengan melampirkan hasil

pengujian mutu.

13. Untuk Badan Usaha pemohon Izin Usaha Penyimpanan LNG perlu melampirkan persyaratan teknis tambahan

yaitu:

a. Kesepakatan penyimpanan LNG paling sedikit

memuat volume, jangka waktu kesepakatan dan

waktu dimulainya pentimpanan. b. Kontrak/perjanjian pasokan LNG (Head of

Agreement/HoA).

Page 9: “PERIZINAN DAN NON PERIZINAN HILIR MINYAK DAN GAS … · dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 52 Tahun 2018. 3. Sistem Mekanisme dan Prosedur SOP Evaluasi

14. Izin lingkungan merupakan izin dari Pemerintah

Daerah/Pusat mengenai persetujuan pembangunan

fasilitas yang berdampak pada lingkungan sekitar atau dokumen lingkungan lainnya yang berlaku sesuai

peraturan di daerah setempat.

15. Bagi Badan Usaha yang memiliki fasilitas penyimpanan

dalam suatu Kawasan Industri / Pelabuhan dan ruang lingkup kegiatan sudah termasuk dalam dokumen

lingkungan kawasan tersebut, maka dokumen

lingkungan yang disampaikan adalah dokumen

lingkungan pemilik kawasan dalam hal ini adalah Izin

Lingkungan. 16. Bagi Badan Usaha yang memiliki tangki penyimpanan

terapung (f loating storage) perlu melampirkan

persyaratan teknis tambahan yaitu:

a. Gross akta apabila memiliki atau bagi yang menyewa wajib melampirkan perjanjian sewa serta gross akta

kapal.

b. Ship particular atau rincian data kapal lengkap

sebagai identitas kapal termasuk General Data,

Machinary data, Hull Data dan Kepemilikan. c. Persetujuan pengunaan permukaan perairan dari

instansi terkait yang mencakup di dalamya titik

koordinat dari fasilitas floating storage

17. Dokumen keamanan dan keselamatan dari peralatan

dan instalasi dari fasilitas penyimpanan berupa laporan uji coba operasi (berita acara commisioning) yang

menerangkan bahwa sarana dan fasilitas yang dimiliki

layak operasi dan mampu dijalankan sesuai dengan

kaidah keteknikan yang baik yang juga diketahui dan disetujui oleh petugas dari Ditjen Migas atau berupa

Persetujuan Layak Operasi (PLO) dari Ditjen Migas

apabila sudah terbit.

18. Bagi Badan Usaha yang melakukan kegiatan

pencampuran (blending) untuk menghasilkan Bahan Bakar Lain agar menyampaikan rencana fasilitas

pengujian mutu terhadap Bahan Bakar hasil

pencampuran.

19. Apabila terdapat kerjasama dengan pihak lain dalam penyediaan dan/atau pengoperasian sarana / fasilitas

penyimpanan dalam bentuk KSO (atau bentuk lain bila

ada), dalam perjanjian kerjasama harus dengan jelas

bahwa :

a. Pemegang Izin Usaha bertanggung jawab atas liabilitas seluruh aspek

b. Seluruh komunikasi dan administrasi kepada

Pemerintah dan pihak lain yang terkait dilakukan

oleh Pemegang Izin Usaha

20. Dalam hal diperlukan klarifikasi terhadap informasi dalam dokumen administrasi dan teknis serta rencana

bisnis kedepan, Badan Usaha dapat diundang untuk

klarifikasi dan presentasi di Ditjen Migas dengan tetap

memperhatikan SLA pemrosesan Izin Usaha. 21. Materi presentasi permohonan Izin Usaha Penyimpanan

Migas memuat maksud dan tujuan, latar belakang,

dasar hukum, sejarah dan profil perusahaan, visi dan

misi, struktur organisasi, skema usaha, pengalaman

usaha, fasilitas yang dibangun, analisa keekonomian, rencana bisnis kedepan, prosedur operasional terkait

K3LL, spesifikasi produk yang akan disimpan dan

dokumen lain yang terkait.

Page 10: “PERIZINAN DAN NON PERIZINAN HILIR MINYAK DAN GAS … · dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 52 Tahun 2018. 3. Sistem Mekanisme dan Prosedur SOP Evaluasi

22. Dalam hal diperlukan verifikasi data ke lapangan

terhadap sarana dan fasilitas penyimpanan yang

dimiliki Badan Usaha dapat dilakukan tinjauan lapangan oleh petugas Ditjen Migas setelah dilakukan

klarifikas/presentasi dengan tetap memperhatikan SLA

pemrosesan Izin Usaha atau dapat dilakukan pada saat

kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan usaha penyimpanan migas setelah diterbitkan Izin Usaha.

23. Terhadap Badan Usaha yang akan melakukan

pembangunan dan/atau penambahan sarana dan

fasilitas, Menteri menerbitkan Izin Usaha Sementara

yang diberikan untuk jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang 1 (satu) kali untuk

jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun.

24. Jangka waktu Izin Usaha Penyimpanan Migas dapat

diberikan paling lama 20 tahun dan dapat diperpanjang paling lama 10 tahun untuk setiap perpanjangannya.

Adapun pertimbangan pemberian jangka waktu Izin

Usaha Penyimpanan Migas antara lain meliputi:

• Jangka waktu pengembalian investasi sesuai

Feasibility Study

• Jangka waktu perjanjian sewa kawasan apabila

lokasi penyimpanan berada pada Kawasan Industri

/ Pelabuhan.

• Pertimbangan pengawasan kegiatan usaha

penyimpanan migas dari Ditjen Migas a. Kegiatan Usaha Penyimpanan Minyak Bumi, Bahan

Bakar Minyak dan Hasil Olahan dengan fasilitas

berupa tangki darat dan floating storage dapat

diberikan izin usaha minimal 5 (lima) tahun. b. Kegiatan Usaha Penyimpanan LPG, CNG, LNG

dengan fasilitas berupa:

• Depo LPG dapat diberikan izin usaha minimal 10

(sepuluh) tahun.

• Tangki penyimpanan LPG dan/atau fasilitas pengisian LPG ke dalam tabung (bottling plant)

dapat diberikan izin usaha minimal 5 (lima)

tahun.

• Kompresi, penyimpanan dan dekompresi gas bumi dalam bentuk CNG tau BBG dapat

diberikan izin usaha minimal 5 (lima) tahun.

• Penerimaan, penyimpanan dan regasifikasi gas

bumi dalam bentuk LNG baik di darat maupun

floating storage dapat diberikan izin usaha minimal 10 (sepuluh) tahun.

25. Permohonan perpanjangan Izin Usaha Penyimpanan

Migas yang telah melewati batas masa berlaku izin akan

diproses sebagaimana izin usaha baru. 26. Badan Usaha yang akan memperpanjang Izin Usaha

Penyimpanan Migas wajib melampirkan bukti pelaporan

kegiatan usahanya.

27. Permohonan Izin Usaha Penyimpanan Migas yang

diajukan setelah jam kerja, maka dianggap pengajuan pada hari kerja berikutnya.

5. Waktu

Penyelesaian

10-15 hari kerja

6. Biaya/tarif Tidak ada

Page 11: “PERIZINAN DAN NON PERIZINAN HILIR MINYAK DAN GAS … · dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 52 Tahun 2018. 3. Sistem Mekanisme dan Prosedur SOP Evaluasi

7.

Produk

Pelayanan

1. Izin Usaha Sementara Penyimpanan Migas

2. Izin Usaha Penyimpanan Migas

8. Sarana

Prasarana,

dan/atau fasilitas

1. Aplikasi online http://perizinanmigas.esdm.go.id/

2. Komputer/Laptop

3. Printer 4. Scanner

5. Jaringan Internet

9. Kompetensi Pelaksana

Evaluator dan Verifikator permohonan Izin Usaha Penyimpanan Migas:

1. Mengetahui dan memahami peraturan perundangan

yang terkait;

2. Mengetahui tugas dan fungsi Subdit Penyimpanan Migas;

3. Memahami SOP evaluasi permohonan Izin Usaha

Penyimpanan Migas.

10. Pengawasan

Internal

Atasan langsung dan pimpinan Eselon III, II, I Migas

melalui Sistem Pelayanan Perizinan Online Hilir Migas

11. Penanganan pengaduan,

saran dan

masukan

1. Call Center 136 2. Surat Pembaca Ditjen Migas

3. Mekanisme penanganan pengaduan

12. Penyelenggara Sub Direktorat Penyimpanan Minyak dan Gas Bumi

13. Jumlah

Pelaksana

8 orang

Page 12: “PERIZINAN DAN NON PERIZINAN HILIR MINYAK DAN GAS … · dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 52 Tahun 2018. 3. Sistem Mekanisme dan Prosedur SOP Evaluasi

d. Standar Pelayanan Izin Usaha Niaga Migas

NO. KOMPONEN URAIAN

1. Dasar Hukum a. Undang-Undang Nomor 22 tahun 2001 tentang

Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara RI Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara RI

Nomor 4152) sebagaimana telah berubah dengan

Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor :002/PUU-

I/2003 pada tanggal 21 Desember 2004 (Berita Negara RI Nomor 1 Tahun 2005);

b. Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2002 tentang

Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian

Bahan Bakar Minyak dan Gas Bumi dan Kegiatan

Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa (lembaran Negara RI Tahun 2002 Nomor 141,

Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4436);

c. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2004 tentang

Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 124,

Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4436)

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 30 Tahun 2009 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4996);

d. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

Nomor 19 tahun 2008 tentang Pedoman dan Tata

cara Perlindungan Konsumen pada Kegiatan Usaha Hilir Migas;

e. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

Nomor 19 tahun 2009 tentang Kegiatan Usaha Gas

Bumi melalui pipa; f. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penyediaan dan

Pendistribusian Liquefied Petroleum Gas;

g. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

Nomor 29 Tahun 2017 tentang Perizinan pada Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 569)

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri

Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 52 Tahun 2018;

h. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

Nomor 40 Tahun 2017 tentang Pendelegasian

wewenang Pemberian Perizinan Bidang Kegiatan

Usaha Minyak dan Gas Bumi kepada Kepala BKPM (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017

Nomor 858);

Page 13: “PERIZINAN DAN NON PERIZINAN HILIR MINYAK DAN GAS … · dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 52 Tahun 2018. 3. Sistem Mekanisme dan Prosedur SOP Evaluasi

i. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

Nomor 13 Tahun 2018 tentang Kegiatan Penyaluran

Bahan Bakar Minyak, Bahan Bakar Gas dan LPG;

2. Persyaratan

Pelayanan (Detail Lampiran Peraturan MESDM No. 29/2017

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan MESDM

No. 52/2018)

3. Sistem,

mekanisme, dan

prosedur

Sistem, mekanisme dan prosedur sesuai dengan SOP

Penerbitan Izin Usaha Niaga Migas

4. Pedoman

Evaluasi

1. Badan Usaha mengajukan permohonan sesuai

dengan Persyaratan Administasi dan teknis.

2. Salinan Akte pendirian Perusahaan dan pengesahannya dilampirkan :

a. Pendirian Awal

b. Perubahan Direksi dan Komisaris serta pemegang

saham terakhir 3. Pada Akta Pendirian Perusahaan terdapat bidang

usaha antara lain meliputi kegiatan Usaha Minyak

dan Gas Bumi;

4. Profil Badan Usaha (company profile);

5. KSWP Badan Usaha Valid; 6. Salinan NPWP Badan usaha, Dewan Komisaris dan

Dewan Direksi;

7. Salinan Surat Keterangan Domisili Badan usaha;

8. Salinan Persetujuan Pemerintah Daerah atau Pengelola Kawasan yang berwenang mengenai lokasi

fasilitas dan sarana yang dibangun oleh Badan

Usaha;

9. Surat Pernyataan;

10. Jaminan Kecukupan pendanaan yang dibuktikan dengan:

a. Dokumen jaminan kecukupan pendanaan sendiri

yang dibuktikan dengan laporan keuangan 3 (tiga)

tahun terakhir yang telah diaudit oleh akuntan public yang terdaftar sesuai dengan peraturan

perundang – undangan bagi Badan usaha yang

telah berdiri lebih dari 3 (tiga) tahun;

b. Dokumen kesepakatan dengan pihak lain yang

menyatakan jaminan kecukupan pendanaan yang dikeluarkan oleh pihak lain yang nilainya sesuai

dengan rencana usaha dalam analisis kelayakan

usaha; Apabila jaminan pendanaan adalah

berasal dari perusahaan lain (kerjasama) maka

dibuktikan dengan rekening koran atau surat pernyataan bank dan Laporan Keuangan

teraudit. Wajib diperjelas dalam kontrak

kewajiban dan hak masing-masing terkait dengan

kegiatan usaha hilir yang akan dilakukan kedua belah pihak; atau

Page 14: “PERIZINAN DAN NON PERIZINAN HILIR MINYAK DAN GAS … · dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 52 Tahun 2018. 3. Sistem Mekanisme dan Prosedur SOP Evaluasi

c. Surat keterangan dari bank umum yang

berkedudukan di Indonesia, yang menerangkan

bahwa Badan Usaha memiliki kemampuan

pendanaan untuk melakukan kegiatan usahanya

dengan niminal yang sesuai dengan rencana usaha dalam analisis kelayakan usaha yang

dibuktikan dengan rejkening koran atau surat

pernyataan Bank yang disertai dengan nominal

sesuai dengan kelayakan usaha. 11. Apabila terdapat kerjasama dengan pihak lain dalam

penyediaan dan/atau pengoperasian sarana /

fasilitas niaga dalam bentuk KSO (atau bentuk lain

bila ada), dalam perjanjian kerjasama harus dengan

jelas bahwa : a. Pemegang Izin Usaha bertanggung jawab atas

liabilitas seluruh aspek

b. Seluruh komunikasi kepada Pemerintah dan

dokumen jual beli (invoice) ditertibkan oleh

Pemegang Izin Usaha 12. Bukti pelaporan niaga adalah sampai dengan satu

bulan terakhir. (untuk pengajuan permohonan

Penyesuaian Izin Usaha, Perpanjangan Izin Usaha)

13. Untuk Niaga Gas Bumi, LNG, LPG, CNG menyampaikan Perjanjian Jual Beli dilampirkan PJB

awal dan akhir serta tengah (bila ada perubahan

yang signifikan)

14. Jenis BBM yang diniagakan yang tercantum dalam

izin usaha disebutkan sesuai dengan spesifikasi Dirjen Migas

15. Kepemilikan/penguasaan fasilitas dibuktikan

dengan :

a. Akta jual beli dari notaris b. Untuk Tangki Darat, Pipa, MS, SP(P)BL, SPBU

berupa PLO / COI an. BU ybs

c. Untuk Kapal / floating storage berupa Gross Akta

d. Untuk GTM / Bejana Tekan berupa SKPP / COI

an. BU e. Untuk Truk berupa STNK (jika milik), Perjanjian

sewa (jika menguasai)

16. Kegiatan Niaga Umum BBM :

a. Sarana dan Fasilitas Penyimpanan untuk Kegiatan Niaga Umum BBM.

i. Fasilitas Penyimpanan dapat berupa Tangki

Penyimpanan Darat/Floating

Storage/Gudang dengan kapasitas minimum

1.500 KL; ii. Jumlah tangki yang dimiliki / sewa

tergantung kepada jumlah jenis BBM/Hasil

Olahan yang diniagakan;

iii. Badan Usaha yang menguasai secara

eksklusif/ sewa fasilitas penyimpanan dengan kapasitas minimum 1.500 KL,

minimum sewa fasilitas adalah selama 10

tahun dan dibuktikan dengan invoice dan

Page 15: “PERIZINAN DAN NON PERIZINAN HILIR MINYAK DAN GAS … · dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 52 Tahun 2018. 3. Sistem Mekanisme dan Prosedur SOP Evaluasi

bukti transfer pembayaran sewa selama 10

tahun dan faktur pajak;

b. Dokumen Lingkungan :

Apabila berada dalam suatu Kawasan Industri /

Pelabuhan dan ruang lingkup kegiatan sudah

termasuk dalam dokumen lingkungan kawasan

tersebut, maka dokumen lingkungan yang

disampaikan adalah dokumen lingkungan

pemilik kawasan.

17. Untuk niaga gas bumi dengan fasilitas pipa,

dokumen terkait sarana dan fasilitas antara lain :

a. Dokumen lingkungan : harus memuat lingkup kegiatan niaga gas pipa. Izin Lingkungan a.n

Badan Usaha kecuali termasuk ke dalam

wilayah Kawasan Industri

b. Izin Lokasi / IMB memuat lingkup kegiatan

niaga gas pipa c. PLO satu rangkaian pipa beserta fasilitas

pendukungnya

d. Certificate Of Inspection pipa

e. BA pemeriksaan, GDP dan Certificate Of Inspection Sistem Alat Ukur

18. Untuk niaga LPG / CNG

a. Dokumen Lingkungan

• MS : Izin Lingkungan memuat lingkup an.BU

ybs

• SPBL : Izin Lingkungan an. BU ybs

• Truk : SPPL an. BU ybs

b. Izin Prinsip / Lokasi

• MS : Izin Lokasi an.BU ybs

• SPBL : Izin Lokasi an.BU ybs

• Truk : Izin Gangguan / HO an.BU ybs

c. Dokumen keamanan dan keselamatan

• SKPP/COI : compressor, bejana tekan dan

fasilitas pendukungnya;

• PLO/SKPI (untuk MS, SPBL). Kalau hanya

truk maka tidak perlu.

d. Keterangan hasil kalibrasi metrologi untuk alat

ukur

19. Pertimbangan Pemberian Jangka Waktu Izin Usaha

Niaga, dipilih mana yang paling lama. a. Niaga Gas Bumi

1) Gas Bumi Dedicated Hilir

• Jangka `waktu pengembalian investasi

sesuai FS.

• Usia fasilitas. Untuk fasilitas pipa baru dapat diberikan 15 tahun. Untuk fasilitas

lama dapat digunakan RLA.

• jangka waktu Perjanjian Jual Beli Gas atau

Alokasi MESDM dengan Pemasok (Gas Bumi)

2) Niaga CNG - BBG

Page 16: “PERIZINAN DAN NON PERIZINAN HILIR MINYAK DAN GAS … · dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 52 Tahun 2018. 3. Sistem Mekanisme dan Prosedur SOP Evaluasi

• Jangka waktu Pengembalian investasi

sesua FS.

• Usia fasilitas. Untuk fasilitas Mother

Station baru dapat diberikan 15 tahun.

• Jangka waktu PJBCNG dengan pemasok 3) Niaga LNG

• Jangka waku Pengembalian investasi

sesuai FS.

• Usia fasilitas. Untuk fasilitas penerima LNG baru dapat diberikan 15 tahun.

• Jangka waktu PJBLNG dengan pemasok

atau alokasi MESDM

4) Niaga LPG

• Jangka waktu Pengembalian investasi sesuai FS.

• Usia fasilitas. Untuk fasilitas Filling Station

baru dapat diberikan 15 tahun.

• PJBLPG dengan pemasok

b.Niaga Minyak Bumi 1) Kegiatan Niaga Umum BBM tergantung

berdasarkan fasilitas niaga yang

dimiliki/disewa :

• Memiliki Floating Storage maka diberikan izin 5 tahun;

• Memiliki Tangki Darat maka diberikan izin

10 tahun;

• Memiliki Kilang maka diberikan izin

maksimal 20 tahun;

• Memiliki Khusus BU yang meniagakan

BBM satu komoditas Menguasai fasilitas

tangki penyimpanan dan/atau gudang

diberikan izin maksimum 5 tahun.

• Sewa tangki darat maka diberikan izin 10

tahun;

• Sewa Floating Storage maka diberikan izin

maksimum 5 tahun.

2) Kegiatan Niaga Terbatas BBM diberikan maksimal 2 tahun, tergantung berdasarkan

perjanjian jual beli BBM dengan konsumen.

3) Kegiatan Niaga Umum Hasil Olahan :

• Memiliki fasilitas tangki penyimpanan dan/atau gudang diberikan izin 10 tahun

• Menguasai fasilitas tangki penyimpanan

dan/atau gudang diberikan izin 3 tahun

20. Kode Izin Usaha ditetapkan sebagaimana Kepdirjen

Migas Nomor 13953K/10/DJM.O/2006 tanggal 2 Oktober 2006 tentang Pedoman Penerbitan Izin

Usaha Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi

21. Terhadap BU yang akan melakukan pembangunan

dan/atau penambahan sarfas, Menteri

menerbitkan IUS dalam rangka perubahan dan/atau penambahan dengan dasar permohonan

Page 17: “PERIZINAN DAN NON PERIZINAN HILIR MINYAK DAN GAS … · dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 52 Tahun 2018. 3. Sistem Mekanisme dan Prosedur SOP Evaluasi

dari BU dengan persyaratan sebagaimana

permohonan IUS.

22. Permohonan Izin Usaha Niaga yang diajukan

setelah jam kerja, maka dianggap pengajuan pada

hari kerja berikutnya.

4. Jangka waktu

penyelesaian 10 – 15 Hari Kerja

5. Biaya/tarif Tidak ada

6. Produk

pelayanan

Izin Usaha Niaga Migas

7. Sarana, prasarana,

dan/atau

fasilitas

a. Aplikasi online b. Ruang pelayanan investasi migas

c. Telepon (hunting)

d. Komputer

e. Printer

f. Scanner g. Jaringan internet

8. Kompetensi

Pelaksana

Evaluator dan Verifikator permohonan Izin Usaha Niaga

Migas:

1. Mengetahui dan memahami peraturan perundangan

yang terkait;

2. Mengetahui tugas dan fungsi Subdit Niaga Migas; 3. Memahami SOP evaluasi permohonan Izin Usaha

Niaga Migas.

9. Pengawasan

internal

Atasan langsung dan pimpinan Eselon III, II dan I Migas

melalui sistem manajemen pelayanan on-line Migas

10. Penanganan

pengaduan,

saran, dan

masukan

1. Call Center 136

2. Surat Pembaca Ditjen Migas

3. Mekanisme penanganan penganduan

11. Penyelenggara Sub Direktorat Niaga Migas, Direktorat Pembinaan

Usaha Hilir Migas

12. Jumlah

pelaksana 12 Orang

Page 18: “PERIZINAN DAN NON PERIZINAN HILIR MINYAK DAN GAS … · dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 52 Tahun 2018. 3. Sistem Mekanisme dan Prosedur SOP Evaluasi

II. STANDAR PELAYANAN NON PERIZINAN HILIR MIGAS

a. Rekomendasi Impor Pelumas untuk Penggunaan Sendiri

NO. KOMPONEN URAIAN

1. Dasar Hukum a. Undang-Undang Nomor 22 tahun 2001 tentang

Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara RI Tahun

2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara RI

Nomor 4152) sebagaimana telah berubah dengan

Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 002/PUU-I/2003 pada tanggal 21 Desember 2004 (Berita

Negara RI Nomor 1 Tahun 2005);

b. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2004 tentang

Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 124,

Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4436)

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 30 Tahun 2009 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4996);

c. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

Nomor 53 Tahun 2006 tentang Wajib Daftar Pelumas

yang Dipasarkan di Dalam Negeri

d. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 19 tahun 2008 tentang Pedoman dan Tata cara

Perlindungan Konsumen pada Kegiatan Usaha Hilir

Migas;

2. Persyaratan

Pelayanan

a. Surat Permohonan (yang berisi HS Code, Volume

Pelumas, Tempat Pelabuhan Muat, Tempat

Pelabuhan Bongkar, Nama Pelumas)

b. Surat Pernyataan Untuk Penggunaan Sendiri c. Invoice

d. Angka Pengenal Importir

3. Sistem, mekanisme, dan

prosedur

Sistem, mekanisme dan prosedur sesuai dengan Standar Operasional Prosedur Rekomendasi Impor

Pelumas Untuk Penggunaan Sendiri

4. Jangka waktu

penyelesaian 10 – 15 Hari Kerja

5. Biaya/tarif Tidak ada

6. Produk

pelayanan

Rekomendasi Impor Pelumas Untuk Penggunaan Sendiri

7. Sarana, prasarana,

dan/atau

fasilitas

a. Aplikasi perizinan online http://perizinanmigas.esdm.go.id/

b. Komputer/Laptop,

c. Printer,

d. Scanner, e. Jaringan Internet

Page 19: “PERIZINAN DAN NON PERIZINAN HILIR MINYAK DAN GAS … · dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 52 Tahun 2018. 3. Sistem Mekanisme dan Prosedur SOP Evaluasi

8. Kompetensi

Pelaksana Evaluator dan Verifikator permohonan Izin Usaha

Pengolahan Migas:

1. Mengetahui dan memahami peraturan perundangan yang terkait;

2. Mengetahui tugas dan fungsi Subdit Pengolahan

Migas;

3. Memahami Standar Operasional Prosedur evaluasi

permohonan Rekomendasi Impor Pelumas Untuk Penggunaan Sendiri

9. Pengawasan

internal

Atasan langsung dan pimpinan Eselon III, II dan I Migas

melalui sistem manajemen pelayanan on-line Migas

10. Penanganan pengaduan,

saran, dan

masukan

1. Call Center 136 2. Surat Pembaca Ditjen Migas

3. Mekanisme penanganan pengaduan

11. Penyelenggara Sub Direktorat Pengolahan Migas, Direktorat

Pembinaan Usaha Hilir Migas

12. Jumlah

pelaksana 8 Orang

Page 20: “PERIZINAN DAN NON PERIZINAN HILIR MINYAK DAN GAS … · dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 52 Tahun 2018. 3. Sistem Mekanisme dan Prosedur SOP Evaluasi

b. Rekomendasi Ekspor Hasil Pengolahan Kilang

NO. KOMPONEN URAIAN

1. Dasar Hukum a. Undang-Undang Nomor 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara RI Tahun

2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara RI

Nomor 4152) sebagaimana telah berubah dengan

Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 002/PUU-

I/2003 pada tanggal 21 Desember 2004 (Berita Negara RI Nomor 1 Tahun 2005);

b. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2004 tentang

Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi

(Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4436)

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 30 Tahun 2009 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 59, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4996); c. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

Nomor 19 tahun 2008 tentang Pedoman dan Tata cara

Perlindungan Konsumen pada Kegiatan Usaha Hilir

Migas; d. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 3 Tahun 2015

tentang Ketentuan Ekspor Impor Minyak Bumi, Gas

Bumi, dan Bahan Bakar Lain;

2. Persyaratan

Pelayanan (Detail Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 3 Tahun

2015)

3. Sistem,

mekanisme, dan

prosedur

Sistem, mekanisme dan prosedur sesuai dengan

Standar Operasional Prosedur Rekomendasi Ekspor

Hasil Pengolahan Kilang

4. Jangka waktu

penyelesaian

10 – 15 Hari Kerja

5. Biaya/tarif Tidak ada

6. Produk

pelayanan Rekomendasi Ekspor Hasil Pengolahan Kilang

7. Sarana,

prasarana,

dan/atau

fasilitas

a. Aplikasi perizinan online

http://perizinanmigas.esdm.go.id/

b. Komputer/Laptop,

c. Printer, d. Scanner,

e. Jaringan Internet

8. Kompetensi

Pelaksana

Evaluator dan Verifikator permohonan Izin Usaha

Pengolahan Migas:

1. Mengetahui dan memahami peraturan perundangan

yang terkait; 2. Mengetahui tugas dan fungsi Subdit Pengolahan

Migas;

Page 21: “PERIZINAN DAN NON PERIZINAN HILIR MINYAK DAN GAS … · dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 52 Tahun 2018. 3. Sistem Mekanisme dan Prosedur SOP Evaluasi

3. Memahami Standar Operasional Prosedur evaluasi

permohonan Rekomendasi Ekspor Hasil Pengolahan

Kilang

9. Pengawasan

internal

Atasan langsung dan pimpinan Eselon III, II dan I Migas

melalui sistem manajemen pelayanan on-line Migas

10. Penanganan

pengaduan, saran, dan

masukan

1. Call Center 136

2. Surat Pembaca Ditjen Migas 3. Mekanisme penanganan pengaduan

11. Penyelenggara Sub Direktorat Pengolahan Migas, Direktorat

Pembinaan Usaha Hilir Migas

12. Jumlah pelaksana

8 Orang

Page 22: “PERIZINAN DAN NON PERIZINAN HILIR MINYAK DAN GAS … · dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 52 Tahun 2018. 3. Sistem Mekanisme dan Prosedur SOP Evaluasi

c. Rekomendasi Ekspor/Impor Niaga Migas

NO. KOMPONEN URAIAN

1. Dasar Hukum a. Undang-Undang Nomor 22 tahun 2001 tentang

Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara RI Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara RI

Nomor 4152) sebagaimana telah berubah dengan

Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor :002/PUU-

I/2003 pada tanggal 21 Desember 2004 (Berita

Negara RI Nomor 1 Tahun 2005); b. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2004 tentang

Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4436) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2009

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4996); c. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 21 tahun

2019 tentang Ketentuan Ekspor dan Impor Minyak

Bumi, Gas Bumi dan Bahan Bakar Lain;

d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor:

159/PMK.04/2017 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor:

155/PMK.04/2008 tentang Pemberitahuan Pabean.

2. Persyaratan

Pelayanan Permohonan Rekomendasi Impor/Ekspor Badan Usaha

Niaga Migas untuk komoditas BBM, Hasil Olahan

(kondensat hilir), LPG, LNG dan Impor BBM dan LPG

untuk Pengguna Langsung.

3. Sistem,

mekanisme, dan

prosedur

SOP Evaluasi Permohonan Rekomendasi Impor/Ekspor

Niaga Migas.

4. Pedoman

Evaluasi

1. Badan Usaha pemegang izin usaha Niaga Migas dan

Pengguna Langsung mengajukan permohonan sesuai

dengan Persyaratan Administasi dan teknis. (checklist terlampir).

2. Badan Usaha Niaga Migas telah menyampaikan

laporan kegiatan usaha Niaga s.d periode bulan

sebelumnya. 3. Ketentuan pelabuhan muat dalam rangka

permohonan rekomendasi impor yaitu seluruh

negara sesuai kebijakan perdagangan luar negeri

Indonesia.

4. Ketentuan pelabuhan bongkar yaitu Kepemilikan/Penguasaan fasilitas penyimpanan

pada lokasi pelabuhan bongkar sebagaimana

tercantum dalam izin Usaha Niaga Migas dan/atau

pelabuhan bongkar yang dimiliki/dikuasai oleh

Page 23: “PERIZINAN DAN NON PERIZINAN HILIR MINYAK DAN GAS … · dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 52 Tahun 2018. 3. Sistem Mekanisme dan Prosedur SOP Evaluasi

konsumen yang dibuktikan dengan perjanjian

sewa/kepemilikan fasilitas.

5. Komoditas yang diberikan pada rekomendasi

impor/ekspor, sesuai dengan komoditas yang

tercantum dalam Izin Usaha Niaga Migas. 6. Khusus untuk BU Niaga BBM yang akan melakukan

Impor BBM jenis Minyak Solar:

a. mengajukan rekomendasi Impor sesuai dengan

tata waktu impor yang telah ditentukan oleh Ditjen Migas;

b. Telah ditetapkan sebagai Badan Usaha yang

mendapatkan alokasi BBN Jenis Biodiesel dari

Menteri ESDM;

c. Telah memiliki kontrak dengan BU BBN untuk penyediaan BBN Jenis Biodiesel dari Menteri

ESDM;

7. Menyampaikan volume rencana Impor untuk Periode

1 (satu) tahun dan rencana penjualan.

8. Volume rekomendasi impor diberikan dengan memperhitungkan rencana penjualan dan/atau

realisasi impor sebelumnya serta neraca balance

(supply demand) migas.

9. Badan Usaha Niaga Migas/Pengguna Langsung dapat mengajukan permohonan penambahan

volume impor BBM, apabila periode impor telah

berjalan ½ (setengah) dari periode impor yang telah

diberikan dan kuota Impor yang digunakan sudah

mencapai minimum 80%. 10. Badan Usaha Niaga Migas/Pengguna Langsung yang

mengajukan permohonan penambahan kuota impor

BBM, evaluasi dilakukan dengan

mempertimbangkan realisasi impor yang dilakukan selama periode impor, supply demand Migas dalam

negeri, dan evaluasi atas kewajiban pelaksanaan

mandatory BBN.

11. Untuk pengajuan permohonan ekspor BU Niaga

Migas, untuk menyampaikan surat penawaran kepada konsumen di dalam negeri beserta surat

jawaban atas penawaran tersebut, kecuali untuk

produk cooling agent.

Permohonan rekomendasi ekspor/impor yang diajukan

setelah jam kerja, maka dianggap pengajuan pada hari

kerja berikutnya.

4. Jangka waktu

penyelesaian 15 Hari Kerja

5. Biaya/tarif Tidak ada

6. Produk

pelayanan

Surat Rekomendasi Impor/Ekspor Migas yang berlaku

untuk jangka waktu periodik.

7. Sarana, prasarana,

dan/atau

fasilitas

a. Aplikasi online http://perizinanmigas.esdm.go.id b. Telepon (hunting)

c. Komputer

d. Printer

Page 24: “PERIZINAN DAN NON PERIZINAN HILIR MINYAK DAN GAS … · dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 52 Tahun 2018. 3. Sistem Mekanisme dan Prosedur SOP Evaluasi

e. Scanner

f. Jaringan internet

8. Kompetensi

Pelaksana

Evaluator dan Verifikator permohonan Rekomendasi

Impor/Ekspor produk Hilir Migas:

1. Mengetahui dan memahami peraturan perundangan

yang terkait;

2. Mengetahui tugas dan fungsi Subdit Niaga Migas; 3. Memahami SOP evaluasi permohonan Rekomendasi

Impor/Ekspor produk Hilir Migas

9. Pengawasan

internal

Atasan langsung dan pimpinan Eselon III, II dan I Migas

melalui sistem manajemen pelayanan on-line Migas

10. Penanganan pengaduan,

saran, dan

masukan

1. Call Center 136 2. Surat Pembaca Ditjen Migas

3. Mekanisme penanganan penganduan

11. Penyelenggara Sub Direktorat Niaga Minyak dan Gas Bumi

12. Jumlah

pelaksana 12 Orang