71
PERJANJIAN JUAL B E U RUMAH DAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMBEU PADA PT. TKRANG JAYA ABADI PALEMBANG SKRIPSI Dl«f»icui GmuM Meracanhi SaUh Smtu Syarat Uatak Menpralch Gclar Sarjaaa Hakaai Program StadI Oma Hakam Oleh: MARBVD A TRI UTAMI 5t2013154 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PALEMBANG 2tl7

PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

PERJANJIAN J U A L B E U RUMAH DAN PERLINDUNGAN H U K U M

B A G I P E M B E U PADA PT. T K R A N G J A Y A ABADI P A L E M B A N G

S K R I P S I

Dl«f»icui GmuM Meracanhi SaUh Smtu Syarat Uatak Menpralch Gclar

Sarjaaa Hakaai Program StadI Oma Hakam

Oleh:

MARBVD A T R I UTAMI

5t2013154

F A K U L T A S H U K U M

U N I V E R S I T A S MUHAMMADIYAH P A L E M B A N G

P A L E M B A N G

2t l7

Page 2: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

FAKULTAS HUKUM

PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN

J U D U L S K R I P S I : P E R J A N J I A N J U A L B E L I R U M A H D A N P E R L I N D U N G A N

H U K U M B A G I P E M B E L I P A D A P T . T E R A N G J A Y A A B A D I

P A L E M B A N G

:MARINDA T R I U T A M I

: 50 2013 154

: I L M U HUKUM

: HUKUM PERDATA

Nama

Nim

Program Studi

Program Kekhususan

PEMBIMBING

H. Saifiillah Basri, SH , MH. (

Palembang, 2! Febmari20l7

PERSETUJUAN OLEH TIM PENGUJI:

KETUA : Khalisah Hayatuddia SH., M Hum.

ANGGOTA : 1. M. Solch Idnis, SH., MS.

2. Hj. Fatiraah Zuhro, SH., SpN., MH.

D I S A H K A N O L E H

D E K A N F A K U L T A S H U K U M

U N I V E R S I T A S M U H A M M A D I Y :

Page 3: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

U N I V E R S I T A S MUHAMMADIYAH P A L E M B A N G

F A K U L T A S HUiCUM

L E M B A R P E R S E T U J U A N PEMBIMBING

NAMA : MARINDA T R I UTAMI

N M : 5020132154

PRODI : I L M U H U K U M

P R O G . K E K H U S U S A N : H U K U M P E R D A T A

J U D U L : P E R J A N J I A N J U A L B E L I R U M A H DAN

PERLINDUNGAN H U K U M BAGI P E M B E L I

PADA P T . T E R A N G J A Y A ABADI

P A L E M B A N G

Disetujai Uatak Disampaikaa Kepada

PaaitU Ujiaa

Palembaag, Febraari 2017

Dosea Pembirabiag

H . Saifallah Basri, SH., M H

Hi

Page 4: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

SURAT P E R N Y A T A A N O R I S I N A L I T I S SiGUPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : Marinda Tri Utami

N I M : 502013154

Program Studi : l lmu Hukum

Program Kekhususan : Hukum Perdata

Menyatakan bahwa karya ihniah/skripsi yang berjudut

"PERJANJIAN JUAL BELI RUMAH DENGAN FORMAT

PERJANJIAN BAKU PADA PT. TERANG JAYA A B A D I

PALEMBANG"

Adaiah bukan merupakan karya tulis orang lain, baik sebagian

maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah kami

sebutkan sumbemya.

Demikian surat pemyataan ini saya buat dengan sebenar-benamya

dan apabila pemyataan ini tidak benar, penulis bersedia mendapatkan

sanksi akademis

Palembang, Februari 2017

Yang Menyatakan,

Marinda Tri Utami

V

Page 5: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

MOTTO

Sesungguhnya Allah met^uruh (kamu) berlaku adil dan

berbual kebijakan^ member! kepada kamu kerabat, dan Dia

meiarang (melakukan) perbuatan keJi, kemungkaran dan

pennusuhan. Dia memberi pengtyaran kepadamu agar kamu

dapat mengambil pelajaran

(QS. An-Nahl :90)

Kupersembahkan Kq)ada:

> Kedua Orang Tua

>- Kakak-kakak dan Adikku

> Yang menyayangiku

> Almamater

Page 6: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

A B S T R A K

PERJANJIAN JUAL BELI RUMAH DAN PERLINDUNGAN H U K U M BAGI PEMBELI PADA PT. TERANG JAYA ABADI PALEMBANG

MARINDA TRI UTAMI

Perjanjian jual beli ini dilaksanakan dalam bentuk kontrak yang isinya telah dibakukan dalam bentuk formulir yang disebut dengan perjanjian baku. Perjanjian ini merupakan perjanjian pendahuluan karena dalam pemasarannya pengembang menggunakan sistem pre project selling, yaitu menjual rumah dengan memesan terlebih dahulu. Dalam kontrak baku Ini pelaku usaha mempunyai posisi yang lebih kuat dari konsumen. Tak dapat dipungkiri juga bahwa perjanjian tersebut kerap kali terjadinya kesalahan yang dilakukan baik dari pihak pelaku usaha maupun pihak konsumen. Untuk itulah pemerintah menerbitkan Undang-Undang No 8 tahun 1999 tetang perlindungan konsumen.

Tujuan penelitian ini adaiah untuk mengetahui dalam mempertimbangkan harga beli rumah yang mempunyai rasa keadilan bagi kedua belah pihak serta untuk mengetahui perlindungan hukum bagi pembeli yang melakukan wanprestasi. Metode penelitian ini dilakukan dengan metode hukum empiris, dengan melakukan pengumpuian data yang didapat sebagian dari lapangan baik melalui cara pengamatan dan tanya jawab dengan pihak-pihak yang mengerti dan terkait.

Dari hasil penelitian yang teiah dilakukan, diperoleh data bahwa Pengembang biasanya mempunyai beberapa pertimbangan dalam menentukan hai^a untuk menjual rumah tersebut seperti lokasi rumah yang letaknya strategis, mempunyai arsitek dan tenaga keija yang ahli dalam pembangunan rumah, dapat menyelesaikan pembangunan rumah dengan tepat seperti yang disepakati. Yang menjadi faktor pembeli dalam mempertimbangkan harga beli rumah dapat dilihat dari kesadaran kebutuhan dalam dirinya, harga rumah yang harus disesuaikan dengan kemampuan mereka, lokasi yang letaknya strategis, macam dan ketersediaan fasilitas ,kualitas bangunan, keadaan lingkungan, desain rumah dan masih banyak lagi pertimbangan lain

Berdasarkan Undang - Undang Perlindungan Konsumen Pasal 18 ayat (1) ditegaskan bahwa, pelaku usaha dilarang mencantumkan klausula baku dalam perjanjian mengenai memberi hak kepada pelaku usaha untuk mengurangi manfaat jasa atau mengurangi harta kekayaan konsumen yang menjadi objek Jual beli jasa, yang artinya bahwasanya adanya pengembalian uang yang disesuaiakan dengan keuangan perusahaan konsumen apabila perjanjian tersebut batal karena konsumen belum membayar angsuran.

Kata K u n c i : Perjanjian baku, Perlindungan Hukum

Page 7: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

K A T A PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Segala puji dan syukur senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah

SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah berkenan

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.Penulisan skripsi ini dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan

guna memperoleh gelar Sarjana Hukum Universitas Muhammadiyah

Palembang. Skripsi ini beijudul PERJANJIAN J U A L B E L I RUMAH DAN

PERLINDUNGAN H U K U M BAGI P E M B E L I PADA PT. T E R A N G

J A Y A ABADI P A L E M B A N G

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan

pengarahan dari dosen Pembimbing serta bantuan dari berbagai pihak yang

semuanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Namun keterbatasan

kemampuan dan pengetahuan penulis tidak melepaskan kemungkinan skripsi

ini jauh dari sempuma. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan

dalam penulisan skripsi ini, oleh karena itu penulis mohon maaf atas

kekurangan yang ada, serta senantiasa mengharapkan bimbingan dari

Bapak/lbu sekalian.

Kesempatan yang baik ini penulis ucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan, khusunya

terhadap:

vfn

Page 8: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

1. Bapak Dr. Abid Djazuli, S.E, M . M , Rektor Universitas Muhammadiyah

Palembang beserta jajarannya;

2. Ibu Dr. Hj. Sri Suatmiati, SH., M.Hum., Dekan Fakultas Hukum

Universitas Muhammadiyah Palembang beserta jajarannya;

3. Bapak/Ibu Wakil Dekan I , I I , I I I , IV Fakultas Hukum Universitas

Muhammadiyah Palembang

4. Bapak Mulyadi Tanzili, SH., MB. , Selaku Ketua Prodi llmu Hukum

Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang

5. Bapak H. Saifullah Basri, SH., MH., Selaku Pembimbing Skripsi Penulis

yang dengan pengetahuan dan kesabarannya telah memberikan bimbingan,

masukan dan pengarahan terhadap penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini;

6. Ibu Atika Ismail, SH., MH., Selaku Pembimbing Akademik penulis;

7. Seluruh Dosen dan Asisten Dosen Fakultas Hukum Universitas

Muhammadiyah Palembang yang telah banyak mem bantu dan

memberikan ilmu serta pengalaman berguna selama penulis menempuh

pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang;

8. Staf dan Karyawan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah

Palembang;

9. Ibu Nilla, serta para staf yang telah banyak memberi dukungan, informasi

dan saran dalam penulisan skripsi ini;

10. Kedua Orangtuaku Sumanta dan Ridhawati, kakak-kakakku Dian Saputri

dan Bagus Dwi Cahyo serta adikku Riski Ayu Lestari yang selalu

Ix

Page 9: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

memberikan do'a kepada penulis serta motivasi yang tiada henti dan

dukungan baik moril maupun materil agar anak/anaknya menjadi orang

yang berguna;

11. Sahabat-sahabatku Fiona, Buana, Amel, Kik i , Sisca, Catur Puji, Dwi, Nita,

Fitri, Reka, Adel, Ria, Dewi, Dessy, Reva, Rinda Dwi, Fina serta teman-

teman sepeijuangan Miftah Lisin, Silvi, Dela, Sherly, Agus, Kak Aan,

Wahyu yang telah memberikan semangat dan motivasi dalam belajar;

12. Teman-teman Angkatan 2013 dan adik-adik tingkat dan rekan-rekan di

Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang yang tidak dapat

disebutkan satu persatu, yang telah membantu menuntut ilmu dan

menyelesaikan skripsi ini

Semoga segala bantuan kalian moril dan materil yang telah

menjadikan skripsi ini dapat selesai dengan baik sebagai salah satu

persyaratan untuk menempuh ujlan skripsi, semoga kiranya Allah SWT

melimpahkan pahala dan rahmat kepada mereka.

Wassalamu'alaikum

Palembang, Februari 2017

Penulis

Marinda Tri Utami

X

Page 10: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

D A F T A R ISI

Halaman

H A L A M A N J U D U L i

HALAMAN P E R S E T U J U A N DAN PENGESAHAN ii

H A L A M A N P E R S E T U J U A N PEMBIMBING iii

H A L A M A N PENDAFTARAN UJIAN S K R I P S I iv

H A L A M A N O R I S I N A L I T I S SKRIPSI v

H A L A M A N M O T T O DAN P E R S E M B A H A N vi

A B S T R A K vii

K A T A PENGANTAR viii

D A F T A R ISI i l

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang I

B. Rumusan Masalah 7

C. Ruang Lingkup dan Tujuan Penelitian 7

D. Kerangka Konseptual 7

E. Metode Penelitian 8

F. Sistematika Penulisan 10

BAB I I T I N J A U A N PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Peijanjian Jual Beli 11

1. Pengertian Perjanjian Jual Beli 11

2. Penyerahan 13

3. Azas-Azas Perjanjian Jual Beli 13

xi

Page 11: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

4. Syarat Perjanjian Jual Beli 18

5. Terjadinya Perjanjian Jual Beli 25

6. Subjek Perjanjian Jual Beli 26

7. Hak dan Kewajiban Penjual dan Pembeli 26

8. Risiko Perjanjian Jual Beli 28

9. Berakhimya Perjanjian Jual Beli 29

B. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian Baku 31

1. Pengertian Kontrak Baku 31

2. Doktrin-Doktrin Hukum Tentang Kontrak Baku 34

3. Prinsip-Prinsip Yang Mendukung Kontrak Baku 38

BAB m PEMBAHASAN

A. Dalam Mempertimbangkan Harga Beli Rumah Yang

Mempunyai Rasa Keadilan Bagi Kedua Belah Pihak 40

B. Perlindungan Hukum Bagi Pembeli Yang Melakukan

Wanprestasi 43

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan 49

B. Saran 50

D A F T A R PUSTAKA

L A M P I R A N

xii

Page 12: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

BAB I

PENDAHULUAN

A. L A T A R B E L A K A N G

Sebagai mahluk sosial manusia selalu berhubungan dengan manusia

lainnya. Interaksi yang teijalin dalam komunikasi tersebut tidak hanya

berdimensi kemanusiaan dan sosial budaya, namun juga menyangkut aspek

hukum, termasuk Hukum Perdata. Naluri untuk mempertahankan diri,

keluarga dan kepentingannya membuat manusia berfikir untuk mengatur

hubungan usaha bisnis mereka ke dalam sebuah perjanjian. Salah satu bidang

hukum yang mengatur hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang dimiliki pada

subyek hukum dan hubungan antara subyek hukum. Hukum perdata disebut

pula hukum privat atau hukum sipi) sebagai lawan dari hukum publik. Maka

hukum perdata mengatur hubungan antara penduduk atau warga negara

sehari-hari, seperti misalnya perkawinan, perceraian, kematian, pewarisan,

harta benda, perjanjian, kegiatan usaha dan tindakan-tindakan yang bersifat

perdata lainnya.

Hukum Perdata merupakan keseluruhan kaidah-kaidah hukum (baik

tertulis maupun tidak tertulis) yang mengatur hubungan antara subjek hukum

satu dengan subjek hukum yang lain dalam hubungan kekeluargaan dan

didalam pergaulan masyarakat.' Di dalam KUH Perdata mengenai perjanjian

atau persetujuan yang terdapat pada Buku I I I Bab II Pasal 1313 KUH Perdata

' Salim, 2014, Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW), cet ke-9, Jakarta: Sinar Grafika,, him. 6.

1

Page 13: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

2

sampai Pasal 1352 KUH Perdata merupakan hal yang sangat sering kita temui

dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu jenis peijanjian adaiah perjanjian Jual

beli secara angsuran. Apabila dilihat dari prinsip-prinsip dalam KUH Perdata,

perjanjian jual beli pengaturannya diatur dalam KUH Perdata.

Dewasa ini, perkembangan dunia bisnis semakin meningkat

termasuk di dalam maupun di luar negeri. Dengan perkembangan demikian,

pengusaha-pengusaha tentu memiliki cara tersendiri untuk mengembangkan

bisnis yang dikelola dengan baik. Hal ini dimanfaatkan dengan baik oleh

dunia bisnis. Mereka yang meiihat kesempatan ini mulai membangun

perusahaan- perusahaan perumahan yang memberikan tawaran atas rumah

yang diinginkan masyarakat. Pengadaan perumahan ini dapat dinikmati oleh

kelas ekonomi masyarakat dari kalangan bawah sampai strata elite.^

Dalam hal ini pemerintah berusaha untuk melaksanakan

pembangunan perumahan rakyat. Dalam prosesnya, kegiatan pembangunan

perumahan ini dilakukan oleh pemerintah, pihak swasta yang bergerak dalam

bidang pembangunan perumahan. Pihak swasta yang bergerak dalam

membangun dan menjual perumahan disebut sebagai "pengembang" atau

''developer". Pada saat ini dalam pemasarannya pengembang menggunakan

berbagai macam konsep, salah satunya adaiah konsep pre project selling. Pre

project selling yaitu menjual rumah dengan memesan terlebih dahulu atau

^ RA Sukma "USU Institusional Repository" diakses dari http://reposito!7.usu.ac.id/bitstream/123456789/44231/4/ChapteT*/o20I.pdf. pada tanggal 8 November 2016 Pukul 20.00.

Page 14: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

3

dengan kata lain rumah yang menjadi objek jual beli tersebut masih dalam

tahap perencanaan.

Perjanjian tersebut merupakan perjanjian pendahuluan. Hasil

kesepakatan dalam perjanjian pendahuluan akan dituangkan dalam perjanjian

jual beli (PJB), akibat dari perjanjian tersebut lahirlah suatu hubungan hukum

dalam bentuk perikatan antara pengembang dengan konsumen. Sebagaimana

yang tercantum di dalam pasal 1233 KUHPerdata, yang menyatakan bahwa: "

tiap-tiap perikatan dilahirkan baik karena persetujuan, baik karena undang-

undang", selanjutnya dibuatlah Akta Jual Beli (AJB) rumah dihadapan pejabat

yang berwenang, dalam hal ini adaiah PPAT.

Pengertian mengenai perjanjian pendahuluan tidak diatur di datam

K U H Perdata^, akan tetapi terdapat di dalam Pasal 42 ayat (1) Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman,

yang menyatakan bahwa: "Rumah tunggal, rumah deret, dan/atau rumah susun

yang masih dalam tahap proses pembangunan dapat dipasarkan melalui sistem

peijanjian pendahuluan Jual beli sesuai dengan ketentuan Peraturan

Perimdang-Undangan".

D i dalam praktek perjanjian, pengembangannya dilaksanakan ke

dalam suatu bentuk kontrak. Pada dasamya suatu bentuk kontrak berawal dari

suatu perbedaan atau ketidaksamaan kepentingan diantara para pihak.

Perumusan hubungan kontraktual tersebut umumnya senantiasa diawati

dengan proses negosiasi diantara para pihak. Melalui negosiasi para pihak

' http-7/r^sitoiy.mu.ac.id/bitstreaiW123456789/57490/4/Chapter%20I.p^ akses pada tanggal 8 November 2016 Pukul 21.00.

Page 15: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

4

berupaya menciptakan bentuk-bentuk kesepakatan untuk saling

mempertemukan sesuatu yang diinginkan (kepentingan) melalui proses tawar

menawar.*

Namun demikian dalam praktek masih banyak ditemukan suatu

bentuk perjanjian atau kontrak yang isinya telah dibakukan dan dituangkan

dalam bentuk formulir yang dikenal perjanjian baku. Peijanjian baku inilah

yang banyak digunakan didalam praktek perjanjian Jual beli.

Kontrak baku pada masa sekarang ini banyak diminati oleh pelaku usaha perdagangan dan bisnis. Tujuan dibuatnya kontrak baku ini adaiah untuk memberikan kemudahan (kepraktisan) bagi para pihak yang bersangkutan. Kontrak baku adaiah suatu kontrak tertulis yang dibuat hanya oleh satu pihak dalam perjanjian tersebut, bahkan perjanjian sudah dibuat dalam bentuk formulir oleh salah satu pihak, ketika kontrak ditanda tangani umumnya para pihak hanya mengisi data-data formulir tertentu saja dengan sedikit atau tanpa perubahan dalam klausula-klausulanya, pihak lain tidak punya kesempatan untuk melakukan negosiasi atau mengubah klausula yang sudah dibuat oleh salah satu pihak tersebut sehingga kontrak baku terlihat sangat berat sebelah.^

Adapun hal-hal yang menyebabkan kontrak baku hanya

menguntungkan pihak penjual, karena kurang adanya atau bahkan tidak

adanya kesempatan bagi salah satu pihak dalam hal ini pihak calon pembeli

untuk melakukan tawar-menawar, sehingga pihak yang kepadanya diberikan

kontrak jual beli rumah tersebut tidak banyak memiliki kesempatan untuk

mengetahui isi dari kontrak jual beli rumah tersebut, apalagi terdapak klausula

* Agus Yudha Hemoko, 2008, Hukum Perjanjian "Asas Proposionalitas dalam Kontrak Komersiai", Surabaya: L^sbang Mediatama, him. 1.

' Munir Fuady, 2003, Hukum Kontrak (Dari Sudut Pandang Hukum Bisnis) Buku Kedua, Bandung: Citra Aditya Bakti, him. 76.

Page 16: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

5

dalam kontrak jual beli rumah yang ditulis dengan huruf-huruf yang sangat

kecil dan sulit untuk dimengerti.

Namun demikian, dalam proses pembangunan pengembang kerap

kali melakukan kelalaian. Kelalaian tersebut disebut dengan wanprestasi.

Misalnya, bahan-bahan yang digunakan untuk membuat rumah tidak sesuai

dengan harga rumah yang dijual, menggunakan bahan-bahan yang tidak

berkualitas hal ini pun dapat merugikan konsumen. Hal-hal tersebut diatas pada

akhimya melahirkan Undang-Undang Perlindungan Konsumen No 8 Tahun

1999.

Untuk wanprestasi tersebut konsumen dapat memberikan tuntutan

kepada pengembang.

Konsumen menurut hukum dapat memilih tuntutan sebagai berikut*:

1. Pemenuhan perjanj ian

2. Pemenuhan perjanjian disertai ganti rugi

3. Ganti mgi

4. Pembatalan perjanjian

5. Pembatalan disertai ganti rugi

Jika ditinjau kontrak baku ini tidaktah melanggar asas kebebasan

berkontrak seperti yang tercantum di dalam pasal 1320 jo. 1338 Kitab

Undang- Undang Hukum Perdata, karena konsumen diberi kebebasan

menyetujui atau menolak.

Dalam KUHPerdata ditemukan ketentuan yang menyebutkan syarat

sah suatu perjanjian, yakni Pasal 1320 KUH Perdata. Menurut Pasal 1320

Subekti, 2005, Hukum Perjanjian, cet ke-XXI, Jakarta: Intermasa, him. 53.

Page 17: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

6

KUHPerdata, ada empat syarat yang harus dipenuhi supaya suatu perjanjian

sah, yaitu:

1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya

2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan

3. Suatu hal tertentu

4. Suatu sebab yang halal

Dua syarat yang pertama dinamakan syarat-syarat subjektif karena mengenai orang-orang atau subjek-subjek yang mengadakan perjanjian, sedangkan dua syarat yang terakhir dinamakan syarat-syarat objektif karena mengenai perjanj iannya sendiri atau objek dari perbuatan hukum yang dilakukan ituJ

Setiap perjanjian semestinya memenuhi keempat syarat di atas

supaya sah. Perjanjian yang tidak memenuhi keempat syarat tersebut

mempunyai kemungkinan. Jika suatu perjanjian tidak memenuhi dua syarat

pertama atau syarat subjekif maka salah satu pihak mempunyai hak untuk

meminta supaya perjanjian dibatalkan. Sementara itu, perjanjian yang tidak

memeuhi syarat objektif mengakibatkan perjanjian tersebut batal demi hukum.

Dengan berdasar uraian diatas, maka penulis bermaksud ingin

mendalaminya tebih lanjut dan menuangkannya dalam sebuah karya tulis

Ilmiah dalam bentuk skripsi dengan judul

PERJANJIAN J U A L - B E L I R U M A H DAN PERLINDUNGAN

H U K U M B A G I P E M B E L I PADA PT. T E R A N G J A Y A ABADI

P A L E M B A N G

' Budiman Sinaga, 2005, Hukum Kontrak dan penyelesaian sengketa dari Perspektif Sekretaris, Jakarta: Raja Graflndo Persada, him. 16.

Page 18: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

7

B. RUMUSAN M A S A L A H

Adapun permasalahan dalam skripsi ini adaiah sebagai berikut:

1. Bagaimana dalam mempertimbangkan harga beli rumah yang mempunyai

rasa keadilan bagi kedua belah pihak?

2. Bagaimana perlindungan hukum bagi Pembeli yang melakukan

wanprestasi?

C . Ruang Lingkup dan Tujuan

Untuk memperoleh pembahasan yang sistematis, sehingga sejalan

dengan permasalahan yang dibahas, maka yang menjadi titik berat

pembahasan dalam penelitian ini yang bersangkut paut Perjanjian Jual Beli

Rumah dan Perlindungan Hukum Bagi Pembeli pada PT. Terang Jaya Abadi

Palembang

Tujuan Penelitian adaiah untuk mengetahui dan mendapatkan

pengetahuan yang jelas tentang:

1. Untuk mengetahui dalam mempertimbangkan harga beli rumah yang

mempunyai rasa keadilan bagi kedua belah pihak

2. Untuk mengetahui perlindungan hukum bagi Pembeli yang melakukan

wanprestasi

D. Kerangka Konseptual

1. Perjanjian adaiah suatu peristiwa dimana seseorang beijanji kepada orang

lain atau dimana dua orang itu saling beijanji untuk melaksanakan sesuatu

hal.*"

^ Subekti, 2002, Hukum Perjq/ian, cet ke- 9, Jakarta: Intermasa, him. 1.

Page 19: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

8

2. Jual Beli adaiah suatu peijanjian timbal-ballk antara pihak satu dengan

pihak lainnya. Pihak yang satu menyerahkan hak milik atas suatu barang,

pihak lainnya beijanji untuk membayar dengan harga yang terdiri atas

sejumlah uang sebagai imbalan dari perolehan hak milik tersebut.^

3. Peijanjian Jual Beli adaiah suatu peijanjian yang dibuat antara pihak

penjual dan pihak pembeli."^

4. Perjajian Baku adaiah suatu kontrak tertulis yang dibuat hanya oleh satu

pihak dalam perjanjian tersebut bahkan seringkati sudah tercetak dalam

bentuk formulir-formulir tertentu oleh salah satu pihak dan pihak lain tidak

mempunyai kesempatan untuk mengubah klausula-klausula yang terdapat

dalam perjanjian tersebut."

E . Metode Penelitian

Dalam pengumpuian data penyusunan skripsi ini agar memiliki suatu

kebenaran yang bersifat objektif, penulis menggunakan penelitian ilmiah

sebagai berikut

1. Sifat dan Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis adaiah penelitian hukum empiris,

penelitian hukum empiris adaiah pengumpuian data yang didapat sebagian

dari lapangan baik melalui cara pengamatan dan tanya Jawab dengan

' R. Subekti, 1995, Aneka Perjanjian, cet ke- 10, Bandung: Citra Adiyta Bakti, hal. 2.

Salim, 2003, Hukum Kontrak Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, Jakarta: SinarCraflka, him. 49

" Munir Fuady, cp-cR, him. 77.

Page 20: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

9

pihak-pihak yang mengerti dan terkait'^ dengan masalah perjanjian Jual

beli rumah dengan format perjanjian baku pada PT. Terang Jaya Abadi

Palembang.

2. Jenis Data

Sehubungan dengan itu, maka jenis data yang dipergimakan dalam

penelitian ini adaiah data sekunder dan data primer.

3. Teknik Pengumpuian data

Teknik pengumpuian data dilakukan dengan cara :

a. Penelitian kepustakaan {Library Research)

Penelitian kepustakaan, yaitu melakukan pengkajian terhadap data

sekunder berupa bahan hukum primer (peraturan perundang-

undangan), bahan hukum sekunder (literature, laporan hasil penelitian,

makalah, karya ilmiah yang dimuat dalam majalah ilmiah), dan bahan

hukum tersier (kamus Bahasa Indonesia, kamus Bahasa Inggris, kamus

Bahasa Belanda, kamus hukum, ensiklopedia, data statistik) yang

relevan dengan permasalahan penelitian ini.

b. Penelitian Lapangan {Field Research)

Penelitian lapangan yaitu pengumpuian data primer dengan melakukan

observasi dan wawancara dengan Ibu Nilla Selaku Sekretaris PT. Terang

Jaya Abadi Palembang.

Soerjono Soekanlo, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI- Press, him. 43..

Page 21: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

10

4. Teknik Pengolahan Data

Pengotahan data yang dilakukan dengan cara mengolah dan

menganalisis data yang telah dikumpulkan secara tekstual, lalu

dikonstruksikan secara kualitatif, untuk selanjutnya ditarik suatu

kesimpulan.

F . Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari empat bab dengan sistematika sebagai berikut:

Bab 1, merupakan pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang,

Rumusan Masalah, Ruang Lingkup dan Tujuan Penelitian, Kerangka

Konseptual, Metode Penelitian, serta Sistematika Penulisan.

Bab I I , merupakan tinjauan pustaka yang berisikan landasan teori

yang erat kaitannya dengan objek penelitian, yaitu : Pengertian Perjanjian Jual

Beli dan Perjanjian Baku

Bab I I I , merupakan pembahasan yang berkaitan dengan Perjanjian

Jual Beli Rumah Dan Perlindungan Hukum Bagi Pembeli Pada PT. Terang

Jaya Abadi Palembang.

Bab IV, berisikan Kesimpulan dan Saran

Page 22: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

B A B D

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian Jual Beli

Seiring berkembangnya perekonomian, banyak masyarakat

melakukan hubungan hukum guna untuk memenuhi kebutuhan mereka. Hal

tersebut dapat dibuktikan dengan adanya berbagai transaksi baik berupa

barang dan/atau jasa yang menimbulkan peristiwa hukum. Misalnya seperti

penawaran-penawaran yang ditawarkan kepada masyarakat, seperti penawaran

akan adanya pembangunan rumah yang teijadi antara pihak penjual dan pihak

pembeli. Dalam pelaksanaanya hubungan hukum tersebut dituangkan dalam

suatu bentuk perjanjian jual beli rumah.

1. Pengertian Perjanjian Jual Beli

Jual Beli termasuk ke dalam kelompok perjanjian bemama, artinya

undang-undang telah memberikan nama sendiri dan pengaturan khusus

tertiadap perjanjian ini. Perjanjian bemama telah diatur dalam Kitab Undang-

Udang Hukum Perdata maupun Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.

"Menurut Pasal 1457 KUPerdata, peijanjian jual beli mempakan

suatu peijanjian dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk

menyerahkan suatu benda dan pihak lain untuk membayar harga yang telah

dijanjikan".

Dalam bahasa Inggris jual beli disebut dengan hanya "sale" saja

yang berarti "penjualan" (hanya dilihat dari sudutnya si penjual), begitu pula

dalam bahasa Prancis disebut hanya dengan "vente" yang juga berarti

11

Page 23: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

12

"penjualan", sedangkan dalam bahasa Jenman dipakainya perkataan "kauf

yang berarti "pembelian".'^

Peijanjian jual beli pada umumnya merupakan peijanjian konsensual

karena mengikat para pihak saat terjadinya kesepakatan para pihak tersebut

mengenai unsur essensialia, naturalia dan aksidentalia dari perjanjian

tersebut'^ Syarat aksidentalia adaiah unsur perjanjian yang ditambahkan oleh

pihak sebab undang-undang tidak mengatur tentang hal itu.'^ Syarat esensialia

adaiah syarat yang harus ada dalam perjanjian, kalau syarat ini tidak ada,

maka perjanjian tersebut cacat (tidak sempuma). Artinya tidak mengikat para

pihak.'* Syarat naturalia adaiah syarat yang biasa dicantumkan dalam

perjanjian. Apabila syarat ini tidak ada, maka peijanjian tidak akan cacat tapi

tetap sah."

Walaupun perjanjian jual beli mengikat para pihak seteiah

tercapainya kesepakatan, namun tidak berarti bahwa hak milik atas barang

yang diperjualbelikan tersebut akan beralih pula bersamaan dengan

tercapainya kesepakatan karena untuk beralihnya hak milik atas barang yang

diperjualbelikan dibutuhkan penyerahan.'^

" Ibid., him. 2.

Ahmadi, op.cit., him. 126.

" Budiman Sinaga, op.cit., him. 20.

Richard Burton Simatupang, 2003, Aspek Hukum Dalam Bisnis, eel ke-2, Jakarta: Rineka Cipta, him. 40

" Ibid., him. 40

Ahmadi Mini, op.cit, him, 128.

Page 24: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

13

2. Penyerahan

Berdasarkan Pasal 1475 BW, penyerahan adaiah suatu pemindahan

barang yang telah dijual ke dalam kekuasaan dan kepunyaan si pembeli.'^

Cara penyerahan benda yang diperjualbelikan berbeda berdasarkan

kualifikasi barang yang dipeijualbelikan tersebut. Adapun cara penyerahan

tersebut adaiah sebagai berikut^^:

a. Barang bergerak bertubuh, cara penyerahannya adaiah penyerahan nyata dari tangan penjual atau atas nama penjual ke tangan pembeli, akan tetapi penyerahan secara langsung dari tangan ke tangan tersebut tidak terjadi j ika barang tersebut dalam jumlah yang sangat banyak sehingga tidak mungktn diserahkan satu persatu, sehingga dapat dilakukan dengan simbol-simbol tertentu (penyerahan simbiolis), misalnya: penyerahan kunci gudang sebagai simbol dari penyerahan barang yang ada dalam gudang tersebut.

b. Barang bergerak tidak bertubuh dan piutang atas nama, cara penyerahannya adaiah dengan melalui akta di bawah tangan atau akta autentik. Akan tetapi, agar penyerahan piutang atas nama tersebut mengikat bagi si berutang, penyerahan tersebut harus diberitahukan kepada si berutang atau disetujui secara tertulis oleh si berutang.

c. Barang tidak bergerak atau tanah, cara penyerahannya adaiah melalui pendaftaran atau balik nama.

3. Azas-Azas Perjanjian Jual Beli

Azas hukum merupakan sumber bagi sistem hukum yang memberi

inspirasi mengenai nilai-niiai etis, moral dan sosial masyarakat. Dengan

demikian azas hukum sebagai landasan norma menjadi alat uji bagi norma

hukum yang ada, dalam arti norma hukum tersebut pada akhimya harus dapat

dikembalikan pada azas hukum yang menjiwainya.^'

'Mbid.,hlm. 128.

2Mbid.,hlm. 128.

'̂ Agus Yudha Hemoko, op.cit., him. 88.

Page 25: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

14

Dalam hukum kontrak dikenal banyak asas, diantaranya adaiah

sebagai berikut^^:

a. Asas Konsensualisme

Asas konsensualisme sering diartikan bahwa dibutuhkan kesepakatan

untuk lahimya kesepakatan. Pengertian ini tidak tepat karena maksud asas

konsensualisme ini adaiah bahwa lahimya kontrak ialah pada saat terjadinya

kesepakatan. Dengan demikian, apabila tercapai kesepakatan antara para

pihak, lahirlah kontrak, walaupun kontrak itu belum dilaksanakan pada saat

itu.

Asas konsensualisme ini tidak berlaku bagi semua jenis kontrak

karena asas ini hanya berlaku terhadap kontrak konsensual sedangkan

terhadap kontrak formal dan kontrak riel tidak berlaku.

b. Asas Kebebasan Berkontrak

Yang dimaksud dengan kebebasan berkontrak adaiah adanya

kebebasan seiuas-luasnya yang oleh undang-undang diberikan kepada

masyarakat untuk mengadakan perjanjian tentang apa saja, asalkan tidak

bertentangan dengan peraturan perudang-undangan, kepatutan, dan ketertiban

umum.

Dengan perkataan lain, dalam soal perjanjian diperbolehkan

membuat undang-undang bagi diri sendiri. Pasal-pasal dari hukum perjanjian

Ahmadi, op.cit., him. 3.

Page 26: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

15

hanya berlaku jika atau sekadar tidak diatur atau tidak terdapat dalam

perjanjian yang dibuat itu.^^

c. Asas Daya Mengikatnya Kontrak {Pacta Sunt Servanda)

Dalam perspektif BW daya mengikat kontrak dapat dicermati dalam

rumusan Pasal 1338 (1) BW menyatakan bahwa, "semua peijanjian yang

dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang

membuatnya".

Setiap orang yang membuat kontrak, dia terikat untuk memenuhi

kontrak tersebut karena kontrak tersebut mengandung janji-janji yang harus

dipenuhi dan janji tersebut mengikat para pihak sebagaimana mengikatnya

undang-undang.''^

d. Asas Iktikad Baik

Asas iktikad baik merupakan salah satu asas yang dikenal dalam

hukum perjanjian. Ketentuan tentang iktikad baik ini diatur dalam Pasal 1338

ayat (3) bahwa perjanjian harus dilaksanakan dengan iktikad baik.

Sementara itu. Arrest H.R. di Negeri Belanda memberikan peranan

tertinggi terhadap iktikad baik dalam tahap praperjanjian bahkan kesesatan

ditempatkan di bawah asas iktikad baik, bukan lagi pada teori kehendak.

Begitu petingnya iktikad baik tersebut sehingga dalam perundingan-

perundingan atau peijanjian antara para pihak, kedua belah pihak akan

Daeng Naja, 2005, Hukum Kredit dan Bank Garansi, Bandung:Citra Aditya Bakti,, him. 177-178.

" Ahmadi, op.cit., him. 4-5

" Ibid, him. 5.

Page 27: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

16

berhadapan dalam suatu hubungan hukum khusus yang dikuasai oleh iktikad

baik dan hubungan khusus ini membawa akibat lebih lanjut bahwa kedua

belah pihak itu harus bertindak dengan mengingat kepentingan-kepentingan

yang wajar dari pihak lain.

Bagi masing-masing calon pihak dalam perjanjian terdapat suatu

kewajiban untuk mengadakan penyelidikan dalam balas-batas yang wajar

terhadap pihak lawan sebelum menandatangani kontrak atau masing-masing

pihak harus menaruh perhatian yang cukup dalam menutup kontrak yang

berkaitan dengan iktikad baik.

Apabila satu pihak hanya mengajukan kepentingan-kepentingan

sendiri, ia menyalahgunakan kebebasan dalam membuat perjanjian. Kedua

keputusan tersebut menunjukkan bahwa iktikad baik menguasai para pihak

pada periode praperjanjian, yaitu dengan memerhatikan kepentingan-

kepentingan yang wajar dari pihak lain.

Walaupun iktikad baik para pihak dalam perjanjian sangat

ditekankan pada tahap praperjanjian, secara umum iktikad baik hams selalu

ada pada setiap tahap perjajian sehingga kepentingan pihak yang satu selalu

dapat diperhatikan oleh pihak lainnya.

e. Asas Kepribadian

Pasal 1340 KUHPerdata menyatakan tentang ruang lingkup

berlakunya perjanjian hanyalah anatara pihak-pihak yang membuat perjanjian

saja. Ruang lingkup ini hanyalah terbatas pada para pihak dalam perjanjian itu

saja. Jadi, pihak ketiga (atau pihak luar perjanjian) tidak dapat ikut menuntut

Page 28: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

17

suatu hak berdasarkan perjanjian itu. Ruang lingkup berlakunya peijanjian ini

dikenal sebagai prinsip Privity of Contract atau Asas Kepribadian.

Pasal 1340 KUH Perdata selanjutnya menyatakan bahwa:

"Perjanjian-perjanjian tidak dapat merugikan kepada pihak ketiga dan

tidak dapat menguntungkan pihak ketiga pula kecuali untuk hal yang

diatur dalam Pasal 1317 KUH Perdata "

Pasal 1317 KUH Perdata memperbolehkan untuk meminta

ditetapkannya suatu perjanjian kepentingan seorang (pihak ketiga) jika

perjanjian atau pembenan tersebut memuat ketentuan seperti itu. Ketentuan

untuk meminta ditetapkannya suatu gaji guna kepentingan pihak ketiga tidak

dapat ditarik kembali j ika pihak ketiga itu telah menerimanya. Pengecualian

dari asas kepribadian yang terdapat dalam Pasal 1317 KUH Perdata tersebut,

yaitu janji untuk kepentingan pihak ketiga, sebenamya adaiah memberikan

atau menyerahkan haknya kepada pihak ketiga. Jadi, pihak ketiga itu adaiah

subjek hak. Hal ini sesuai dengan Pasal 1318 KUH Perdata yang menyatakan

bahwa jika seorang minta dipeijanjikannya sesuatu hal, dianggap bahwa itu

adaiah untuk ahli warisnya dan orang-orang yang memperoleh hak

daripadanya.

Asas kepribadian selain diatur dalam Pasal 1340 KUH Perdata, juga

diatur dalam Pasal 1315 KUH Perdata yang menentukan bahwa tiada seorang

pun dapat mengikatkan dirinya atas nama sendiri atau meminta ditetapkannya

suatu janji, melainkan untuk dirinya sendiri. Jika Pasal 1340 KUH Perdata

menentukan tentang tidak bolehnya pihak ketiga mencampuri umsan dalam

Page 29: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

18

perjanjian pihak-pihak Iain, dalam Pasal 1315 KUH Perdata ditentukan bahwa

para pihak perjanjian tidak boleh melepaskan tanggung jawabnya dari

perikatan yang dibuatnya. Ketentuan dalam pasal ini tidak memperbolehkan

seseorang membuat perjanjian yang hanya mau haknya saja tanpa mau

memikul kewajibannya atau tanpa mau memenuhi prestasinya sendiri (seakan-

akan seperti perjanjian yang tanpa sebab).

4. Syarat Perjanjian Jual Beli

Secara umum kontrak lahir pada saat tercapainya kesepakatan para

pihak mengenai hal yang pokok atau unsur esensial dari kontrak tersebut.

Walaupun dikatakan bahwa kontrak lahir pada saat terjadinya kesepakatan

mengenai hal pokok dalam kontrak tersebut, namun masih ada hal lain yang

harus diperhatikan, yaitu syarat sahnya kontrak sebagaimana diatur dalam

Pasal 1320 BW, yaitu:

a. Sepakat mereka mengikatkan dirinya;

b. Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian;

c. Suatu hal tertentu; dan

d. Suatu sebab yang halal

Mengenai syarat kata sepakat dan kecakapan tertentu dinamakan

sebagai syarat-syarat subjektif, karena kedua syarat tertentu mengenai

subjeknya atau orang-orang yang mengadakan kontrak (peijanjian).

Sedangkan syarat mengenai suatu hal tertentu dan suatu sebab yang halal.

Page 30: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

19

dinamakan sebagai syarat-syarat objektif, karena kedua syarat tersebut isinya

mengenai objek perjanjian dari perbuatan hukum yang dilakukan.^*

Dalam hal syarat objektif, kalau syarat itu tidak terpenuhi perjanjian

itu batal demi hukum. Artinya, dari semula tidak pemah dilahirkan suatu

perjanjian dan tidak pemah ada suatu perikatan. Tujuan para pihak yang

mengadakan perjanjian tersebut untuk melahirkan suatu perikatan hukum

adaiah gagal. Dengan demikian, tidak ada dasar untuk saling menuntut di

depan hakim. Dalam bahasa Inggris dikatakan bahwa peijanjian yang

demikian itu null and void.

Dalam hal suatu syarat subjektif, j ika syarat itu tidak dipenuhi,

perjanjian bukan batal demi hukum, melainkan salah satu pihak mempunyai

hak untuk meminta supaya peijanjian itu dibatalkan. Pihak yang dapat

meminta pembatalan itu adaiah pihak yang tidak cakap atau pihak yang

memberikan sepakatnya secara tidak bebas.

Jadi, perjanjian yang teiah dibuat itu mengikat juga selama tidak

dibatalkan (oleh hakim) atas permintaan pihak yang berhak meminta

pembatalan tadi. Dengan demikian, nasib sesuatu perjanjian seperti itu

tidaklah pasti dan bergantung pada kesediaan suatu pihak untuk menaatinya.

Perjanjian yang demikian dinamakan voidable (bahasa Inggris) atau

" Richard Burton, op.cH., him. 28.

" Daeng Naja, op.cit., him. 176.

Ibid., him. 176.

Page 31: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

20

vemietigbaar (bahasa Belanda). Ia selalu diancam dengan pembatalan

{canceling)?'^

a. Kesepakatan

Kesepakatan para pihak merupakan unsur mutlak untuk terjadinya

suatu kontrak. Kesepakatan ini dapat terjadi dengan berbagai cara, namun

yang paling penting adaiah adanya penawaran dan penenmaan atas penawaran

tersebut. Cara-cara untuk terjadinya penawaran dan penerimaan dapat

dilakukan secara tegas maupun dengan tidak tegas, yang penting dapat

dipahami atau dimengerti oleh para pihak bahwa telah terjadi penawaran dan

penerimaan.

Beberapa contoh yang dapat dikemukakan, sebagai cara terjadinya

kesepakatan/terjadinya penawaran dan penerimaan adaiah^':

1) Dengan cara tertulis;

2) Dengan cara lisan;

3) Dengan simbol-simbol tertentu; bahkan

4) Dengan berdiam diri

Berdasarkan syarat sahnya perjanjian tersebut diatas, khususnya

syarat kesepakatan yang merupakan penentu terjadinya atau lahimya

perjanjian, berarti bahwa tidak adanya kesepakatan para pihak, tidak terjadi

kontrak.^^ Kontrak yang lahir dari kesepakatan (karena bertemunya penawaran

2' Ibid., him. 176.

°̂ Ahmadi Miru, op.cit., htm. 176.

3' Ibid., him. 176.

Ahmadi Mini, op.cit., him. 17.

Page 32: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

21

dan penerimaan), pada kondisi normal adaiah bersesuaian antara kehendak

dan pemyataan.^^

Akan tetapi, walaupun teijadi kesepakatan para pihak yang

melahirkan peijanjian, terdapat kemungkinan bahwa kesepakatan yang telah

dicapai tersebut mengalami kecacatan atau yang biasa disebut cacat kehendak

atau cacat kesepakatan sehingga memungkinkan perjanjian tersebut

dimintakan pembatalan oleh pihak yang merasa dirugikan oleh peijanjian

tersebut.^^ Dalam BW terdapat tiga hal yang dapat dijadikan alasan

pembatalan kontrak berdasarkan adanya cacat kehendak, yaitu

1) Kesesatan atau dwaling (vide Pasal 1322 BW)

Terdapat kesesatan apabila terkait dengan "hakikat benda atau

orang" dan pihak lawan hams mengetahui atau setidak-tidaknya mengetahui

bahwa sifat atau keadaan yang menimbulkan kesesatan bagi pihak lain sangat

menentukan (terkait syarat dapat dikenali atau diketahui;

kenbaarheidsvareiste). Dengan demikian, mengenai kesesatan terhadap

hakikat benda yang dikaitkan dengan keadaan akan datang, karena kesalahan

sendiri atau karena perjanjtan atau menumt pendapat umum menjadi risiko

sendiri, tidak dapat dijadikan alasan pembatalan kontrak.

2) Paksaan atau dwang (vide Pasal 1323 - 1327 BW)

" Agus Yudha Hemoko, op.cit., him. 149.

" Ahmadi Miru, op.cit., him. 17.

" Agus Yudha Hemoko, op.cit., him. 149-150

Page 33: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

22

Paksaan timbula apabila seseorang tergerak untuk menutup kontrak

(memberikan kesepakatan) dibawah ancaman yang bersifat melanggar hukum.

Ancaman bersifat melanggar hukum ini meliputi dua hal, yaitu:

a) Ancaman itu sendiri sudah merupakan perbuatan melanggar

hukum (pembunuhan, penganiayaan).

b) Ancaman itu bukan merupakan perbuatan melanggar hukum, tetapi

ancaman itu dimaksudkan untuk mencapai sesuatu yang tidak

dapat menjadi hak pelakunya.

3) Penipuan atau bedrog (vide Pasal 1328 BW)

Penipuan merupakan bentuk kesesatan yang dikualifisir, artinya ada

penipuan bila gambaran yang keliru tentang sifat-sifat dan keadaan-keadaan

(kesesatan) ditimbulkan oleh tingkah laku yang sengaja menyesatkan dari

pihak lawan. Untuk berhasilnya dalil penipuan disyaratkan bahwa gambaran

yang keliru itu ditimbulkan oleh rangkaian tipu daya {kumtgrepen).

b. Kecakapan

Cakap (bekwaam) merupakan syarat umum untuk dapat melakukan

perbuatan hukum secara sah, yaitu harus sudah dewasa, sehat akal pikiran ,

dan tidak dilarang oleh suatu perundang-undangan untuk melakukan sesuatu

perbuatan tertentu.^*

Seorang oleh hukum dianggap tidak cakap untuk melakukan kontrak

j ika orang tersebut belum berumur 21 tahun, kecuali j ika ia telah kawin

sebelum cukup 21 tahun. Sebaliknya setiap orang yang berumur 21 tahun ke

Budiman Sinaga, op.cit., him. 16.

Page 34: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

23

atas, oleh hukum dianggap cakap, kecuali karena suatu hat dia ditaruh di

bawah pengampuan, seperti gelap mata, dungu, sakit ingatan, atau

pemboros.^'

Dengan demikian dapat disimpulkan seseorang dianggap tidak cakap

apabila^*:

1) Belum benisia 21 tahun dan belum menikah;

2) Berusia 21 tahun, tetapi gelap mata, sakit ingatan, dungu, atau boros

Dalam Pasal 1330 BW dinyatakan, bahwa yang dimaksud dengan

tidak cakap untuk membuat perjanjian-perjanjian adaiah-'^:

1) Orang-orang belum dewasa;

2) Mereka yang ditaruh dibawah pengampuan;

3) Orang-orang perempuan, dalam hal-hal yang ditetapkan oleh undang-

undang, dan pada umumnya semua orang kepada siapa undang-undang

telah melarang membuat perjanjian-perjanjian tertentu (substansi ini

dihapus dengan SEMA Nomor 3 Tahun 1963 dan Pasal 31 Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan)

Beberapa undang-undang yang menegaskan standar usia 18 tahun

merupakan standar usia dewasa yang berkorelasi dengan kecakapan

melakukan perbuatan hukum, antara lain^:

" Ahmadi Miru, op.cit.. him. 29.

Ibid., him. 29.

Agus Yudha Hemoko, op.cit., him. 162.

Ibid., him. 165.

Page 35: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

24

1) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak (vide

Pasal 5 jo. 61),

2) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Peraturan Jabatan

Notaris (vide Pasal 39 jo . 30),

3) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan

Republik Indonesia (vide Pasal 5 jis. 6, 9, 21, 22,41).

c. Suatu Hal Tertentu

Adapun yang dimaksud suatu hal atau obyek tertentu (een bepaald

onderwerp) dalam Pasal 1320 BW syarat 3, adaiah prestasi yang menjadi

pokok kontrak yang bersangkutan. Hal ini untuk memastikan sifat dan luasnya

pemyataan-pemyataan yang menjadi kewajiban para pihak. ̂ '

Dalam BW dan pada umumnya sarjana hukum berpendapat bahwa

prestasi itu dapat berupa:

1) Menyerahkan/memberikan sesuatu;

2) Berbuat sesuatu; dan

3) Tidak berbuat sesuatu

Untuk menentukan barang yang menjadi objek perjanjian, dapat

dipergunakan berbagai cara seperti: menghitung, mengukur, menimbang, atau

menakar. Sementara itu, untuk menentukan jasa, harus ditentukan apa yang

harus dilakukan oleh salah satu pihak.^^

*̂ Agus Yudha Hemoko, op.cit., him. 168.

Ibid., him. 30.

Page 36: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

25

d. Sebab yaag Halal

Pengertian causa atau sebab (oorzaak) sebagaimana dimaksud Pasal

1320 BW syarat 4, harus dihubungkan dalam konteks Pasal 1335 dan 1337

BW. Meskipun undang-undang tidak memberikan penjelasan mengenai apa

yang dimaksud dengan sebab atau causa, namun yang dimaksudkan disini

menunjuk pada adanya hubungan tujuan (causa finalis), yaitu apa yang

menjadi tujuan para pihak pada saat penutupan kontrak.^-'

5. Terjadinya Perjanjian Jual Beli

Unsur-unsur pokok (essentalia) perjanjian jual beli adaiah barang

dan harga. Sesuai asas konsensualisme yang menjiwai hukum peijanjian BW,

perjanjian itu sudah dilahirkan pada detik tercapainya sepakat mengenai

barang dan jasa. Begitu kedua belah pihak sudah setuju tentang barang dan

harga, maka lahirlah perjanjian jual beli yang sah.'*̂

Sifat konsensual dari jual beli tersebut ditegaskan dalam Pasal 1458

yang berbunyi: "Jual beli dianggap sudah teijadi antara kedua belah pihak

seketUca seteiah mereka mencapai sepakat tentang barang dan harga, meskipun

barang itu belum diserahkan maupun harganya belum dibayar.^^

Konsensualisme berasal dari perkataan "consensus yang artinya adaiah

"kesepakatan", bahwa Eqia yang dikehendaki oleh yang satu itu adaiah juga

dikehendaki oleh yang lain atau bahwa kehendak mereka adaiah "sama".

Agus Yudha Hemoko, op.cit.,., him. 171.

^ Subekti, op.cit., him. 2.

«Ib id . , him. 2.

Page 37: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

26

sebenamya tidak tepat, Yang betui adaiah bahwa yang mereka kehendaki

adaiah "sama dalam kebalikannya". ^

6. Subjek Perjanjian Jnal Beli

Dalam jual beli ada dua subjek, yaitu si penjual dan pembeli, harus

memenuhi syarat umum untuk dapat melakukan suatu perbuatan hukum

secara sah, yaitu harus sudah dewasa, sehat pikirannya dan tidak oleh

peraturan hukum dilarang atau dibatasi dalam hal melakukan perbuatan

hukum yang sah, seperti peraturan pailit yang masing-masing mempunyai

pelbagai kewajiban dan pelbagai hak.

Untuk orang-orang yang belum dewasa, harus bertindak orang tua

atau walinya, untuk orang-orang yang tidak sehat pikirannya, harus bertindak

seorang pengawasnya, dalam hal "curatele''' seorang curator, untuk orang yang

berada dalam pailit, harus bertindak curatomya juga, yaitu Dewan Harta

Peninggalan {Weeskamer)f^

7. Hak dan Kewajiban Penjual dan Pembeli

Hak dari Penjual menerima harga barang yang telah dijualnya dari

pihak pembeli sesuai dengan kesepakatan harga antara kedua belah pihak.

Menumt Pasal 1437 BW disebutkan dua kewajiban pokok dari

penjual, yaitu untuk menyerahkan barang obyek jual beli dan untuk

menanggung si pembeli.

a. Kewajiban Menyerahkan Barang

Ibid., him. 2.

" Ibid., him. 2.

Page 38: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

27

Penyerahan barang ini oleh Pasal 1475 BW ditegaskan sebagai penyerahan

"dalam kekuasaan dan pemegangan si pembeli" {overdrachl van het goed

in de macht en het bezitvan de koper). Dari penegasan ini adaiah terang,

bahwa yang dimaksud oleh BW dengan "penyerahan barang" ini ialah

penyerahan pemegangan barang secara nyata {fettelijke in bezitsteling).

BW mengenai tiga macam barang, yaitu:

1) Untuk Barang Bergerak

2) Untuk Barang Tetap (Tidak Bergerak)

3) Barang Tidak Bertubuh

b. Kewajiban Menanggung Kenikmatan Tentram dan Menanggung Cacat

Tersembunyi

Kewajiban untuk menanggung kenikmatan tenteram merupakan

konsekuensi daripada jaminan yang oleh penjual diberikan bahwa barang yang

dijual dan dilever itu adaiah sungguh-sungguh miliknya sendiri yang bebas

dari sesuatu beban atau tuntutan dari sesuatu pihak/^

Mengenai kewajiban untu menanggung cacad-cacad tersembunyi

dapat diterangkan bahwa si penjual diwajibkan menanggung terhadap cacad-

cacad tersembunyi meskipun ia sendiri tidak mengetahui adanya cacad-cacad

itu, kecuali j ika ia, dalam hal yang demikian , telah diminta diperjanjikan

bahwa ia tidak diwajibkan menanggung sesuatu apapun pada barang yang

dijualnya yang membuat barang tersebut tak dapat dipakai untuk keperluan

yang dimaksudkan atau yang mengurangi pemakaian itu, sehingga, seandainya

*̂ Subekti, op.cit., him. 17.

Page 39: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

28

si pembeli mengetahui cacad-cacad tersebut, ia sama sekali tidak akan

membeli barang itu atau tidak akan membelinya selain dengan harga yang

kurang.

Hak dari Pembeli adaiah menerima barang yang telah dibelinya, baik

secara nyata maupun secara yuridis.

Kewajiban utama si pembeli ialah membayar harga pembelian pada waktu dan ditempat sebagaimana ditetapkan menurut perjanjian. Jika pada waktu membuat perjanjian tidak ditetapkan tentang tempat dan waktu pembayaran, maka si pembeli harus membayar ditempat dan pada waktu dimana penyerahan (levering) barangnya harus dilakukan.'*^

Kewajiban Pihak Pembeli adaiah :

1) Membayar harga barang yang dibelinya sesuai dengan janji yang telah

dibuat

2) Membayar bunga dari harga pembelian jika barang yang dijual dan

diserahkan memberi hasil atau lain pendapatan

3) Memikul biaya yang ditimbulkan dalam jual beli, misalnya ongkos antar,

biaya akta dan sebagainya kecuali kalau diperjanjikan sebaliknya

8. Risiko Perjanjian Jual Beli

Risiko adaiah kemgian yang timbul diluar kesalahan salah satu pihak

baik. Dalam perjanjian jual beli kerugian itu timbul diluar kesalahan pihak

penjual maupun pihak pembeli, misalnya barang yang dijual tersebut musnah

karena kebakaran atau kebanjiran sebelum penyerahan.^^ Mengenai risiko

dalam jual beli ini dalam B W ada tiga peraturan, yaitu:

Ibid., him. 21.

Ahmadi Mini, op.cit.. him. 130.

Page 40: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

29

a. Mengenai barang tertentu;

b. Mengenai barang yang dijual menurut berat, jumlah atau ukuran; dan

c. Mengenai barang-barang yang dijual menurut tumpukan.

Apabila seseorang membeli barang yang telah ditentukan, risiko

akan ditanggung oleh pembeli sejak saat terjadinya kesepakatan, walaupun

barang tersebut beium diserahkan kepada pembeli. Ketentuan itu berlaku

walaupun harga barang tersebut belum dibayar oleh pembeli. Hal ini berarti

bahwa penjual berhak menagih harga barang tersebut kepada pembeli

walaupun barang tersebut telah musnah sebelum diserahkan kepada pembeli.^'

9. Berakhirnya Perjanjian Jual Beli

Berdasarkan Pasal 1381 KUH Perdata disebutkan sepuluh cara mengakhiri

perjanjian, yaitu:

a. Pembayaran;

b. Penawaran pembayaran tunai diikuti dengan penyimpanan atau penitipan;

c. Pembaruan utang;

d. Perjumpaan utang atau Kompensasi;

e. Percampuran utang;

f. Pembebasan utang;

g. Musnahnya barang yang tenitang;

h. Kebatalan atau Pembatalan;

i . Berlakunya syarat batal; dan

j . Kedaluwarsa.

Ahmadi Miru, op.cit., him. 130.

Page 41: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

30

Sementara itu, menurut R. Setiawan, hapusnya persetujuan harus

benar-benar dibedakan daripada hapusnya perikatan karena suatu perikatan

dapat hapus sedangkan persetujuannya yang merupakan sumbemya masih

ada. R. Setiawan menambahkan bahwa persetujuan dapat hapus karena ha-hal

berikut ini^h

a. Hapusnya persetujuan ditentukan dalam persetujuan oleh para pihak; b. Undang-Undang menentukan batas berlakunya suatu persetujuan; c. Para pihak atau undang-undang dapat menentukan bahwa dengan

terjadinya peristiwa tertentu, persetujuan akan hapus; d. Pemyataan menghentikan persetujuan (opzegging); e. Persetujuan hapus karena putusan hakim; f. Persetujuan hapus karena tujuan persetujuan telah tercapai; dan

g. Persetujuan hapus dengan persetujuan para pihak (herroping)

Pengakhiran dapat terjadi, baik ketika tujuan sudah tercapai maupun

ketika tujuan belum atau tidak tercapai. Mengenai tujuan belum atau tidak

tercapai, tetapi perjanjian diakhiri, terjadi karena satu atau semua pihak tidak

lagi mempunyai kemampuan untuk melaksanakan isi perjanjian.

B. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian Baku

1. Pengertian Kontrak Baku

Kontrak baku adaiah kontrak yang klausul-klausulnya telaah

ditetapkan atau dirancang oleh salah satu pihak. Berikut ini adaiah pendapat

dari para ahli hukum mengenai definisi kontrak baku:

a. Menurut Prof. Dr. Sutan Remy Sjahdeini, SH. Bahwa suatu kontrak baku

adaiah kontrak perjanjian yang hamper seluruh klausula-klausulanya

sudah dibakukan oleh pemakainya dan pihak yang Iain pada dasamya

tidak mempunyai peluang untuk merundingkan atau meminta perubahan.

Budiman Sinaga, op.cit.. him. 22.

Page 42: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

31

Yang belum dibakukan hanyalah beberapa hal saja misalnya yang

menyangkut jenis harga jumlah wama tempat waktu dan beberapa hal

lainnya yang spesifik dari obyek yang diperjanjikan.^^

b. Menurut Prof. Dr. Mariam Dams Badmlzaman, SH. Bahwa suatu kontrak

baku adaiah kontrak yang isinya dibakukan atau dituangkan dalam bentuk

formulir baku artinya patokan atau ukuran. '̂*

c. Menumt Prof. Abdulkadir Muhammad, SH. Bahwa suatu kontrak baku

adaiah kontrak yang menjadi totok ukur yang dipakai sebagai patokan atau

pedoman bagi setiap konsumen yang mengadakan hubungan hukum

dengan pengusaha. Yang dibakukan dalam kontrak baku adaiah meliputi

model rumusan dan ukuran.^^

d. Menumt Munir Fuady bahwa suatu kontrak baku adaiah suatu kontrak

tertulis yang dibuat hanya oleh salah satu pihak dalam kontrak tersebut

bahkan sering kali kontrak tersebut sudah tercetak (boilerplate) dalam

bentuk formulir-formulir tertentu oleh salah satu pihak yang dalam hal ini

ketika kontrak tersebut ditandatangani umumnya para pihak hanya

mengisikan data-data informatif tertentu saja dengan sedikit atau tanpa

pembahan dalam klausula-klausulanya dimana pihak lain dalam kontrak

tersebut tidak mempunyai kesempatan atau hanya sedikit kesempatan

Sutan Remy Sjahdeini, 1993, Kebebasan Berkontrak Dan Perlindungan Yang Seimbang Bagi Para Pihak Dalam Perjanjian Kredit Bank Di Indonesia, Jakarta; Institut Bankir Indonesia, him. 66.

^ Sri Gambir Melati Hatta, 2000, Beli Sewa Sebagai Perjaryian Tak Bemama Pandangan Masyaraka Dan Sikap Mahkamah Agur^ Indonesia, Bandung; Alumni, him. 146.

" Abdulkadir Muhammad, 1992, Perjanjian Baku Dalam Praktek Perusahaan Perdagcmgan, Bandung: Citra Aditya Bakti, him. 6.

Page 43: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

32

untuk menegosiasi atau mengubah klausula-klausula yang sudah dibuat

oleh salah satu pihak tersebut sehingga biasanya kontrak baku sangat berat

sebelah.^*

e. Menurut Hondius bahwa suatu kotrak baku adaiah konsep perjanjian

tertulis yang disusun tanpa membicaran isinya dan lazimnya dituangkan ke

dalam perjanjian tidak terbatas yang sifatnya teitentu.^^

f. Menurut Drooglever Fortuijn bahwa suatu kontrak baku adaiah perjanjian

yang bagian pentingnya dituangkan dalam susunan perjanjian.^*

Dalam era globalisasi pembakuan suatu kontrak merupakan suatu hal

yang tidak dapat dihindari karena bagi pihak penjual sebagai pengusaha

merupakan cara untuk mencapai tujuan ekonomi yang efisien praktis dan

cepat tetapi bagi pembeli sebagai konsumen justru merupakan pilihan yang

tidak menguntungkan karena hanya dihadapkan pada suatu pilihan untuk

menerima walaupun dengan berat hati. Dalam membuat suatu kontrak baku

pihak penjual selalu berada dalam posisi yang kuat sedangkan pihak pembeli

umumnya berada dalam posisi yang lemah. Sesuai dengan perkembangan

kebutuhan masyarakat, maka ciri-ciri dari kontrak baku mengikuti dan

menyesuaikan dengan perkembangan masyarakat.

Dengan adanya kontrak baku maka kepentingan ekonomi dari pihak

pengusaha lebih teijamin karena konsumen hanya menyetujui syarat-syarat

yang diberikan oleh pengusaha. Ciri-ciri dari kontrak baku antara tain^^:

Munir Fuady, op.cit, him. 76.

Mariam Dams Badmlzaman, 1994, Aneka Hukum Bisnis, Bandung: Alumni, him. 47.

Ibid., him. 47.

Page 44: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

33

a. Bentuknya Tertulis b. Format yang Dibakukan c. Syarat-Syarat Kontrak Ditentukan oleh Pengusaha d. Konsumen Hanya Menerima atau Menolak e. Penyelesaian Sengketa

f. Kontrak Baku Menguntungkan Pengusaha

Dalam kontrak baku syarat-syarat baku biasanya dimuat lengkap

dalam naskah perjanjian atau ditulis sebagai lampiran yang tidak terpisah atau

merupakan satu kesatuan dengan formulir kontrak atau ditulis dalam dokumen

bukti kontrak.

Menurut Prof. Dr. Mariam Dams Badmlzaman, SH. Kontrak baku

terdiri dari empat jenis yaitu**': a. Kontrak baku sepihak yaitu kontrak yang isinya ditentukan oleh pihak

yang kuat kedudukannya dalam kontrak tersebut. b. Kontrak baku timbal balik yaitu kontrak baku yang isinya ditentukan oleh

pihak kedua, pihak-pihaknya terdiri dari pihak majikan dan pihak lainnya yaitu pihak bumh.

c. Kontrak baku yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu kontrak baku yang isinya ditentukan oleh pemerintah terhadap perbuatan-perbuatan hukum tertentu.

d. Kontrak baku yang dipergunakan di lingkungan notaris atau advokat.

2. D O K T R I N - D O K T R I N H U K U M T E N T A N G K O N T R A K B A K U

Beberapa ahli hukum yang mendukung eksistensi dari kontrak baku

antara Iain*':

a. Stein yang menyatakan bahwa suatu kontrak baku dapat diterima

berdasarkan fiksi tentang adanya kemauan dan kepercayaan (fictie van

wil en vertrouwen) yakni kemauan dan kepercayaan para pihak untuk

Abdulkadir Muhammad, op.cit., him. 6.

*° Sri Gambir Melati Hatta, op.cit, him. 146-147.

*' Munir Fuady, op.cit. him. 86.

Page 45: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

34

mengikatkan diri ke dalam kontrak baku tersebut. Jika salah satu pihak

menerima dokumen kontrak tersebut berarti pihak tersebut secara

sukarela setuju pada isi kontrak baku tersebut.

b. Asser-Rutten yang menyatakan bahwa seseorang mengikat kepada

kontrak baku karena dia sudah menandatangani kontrak tersebut

sehingga dia harus dianggap mengetahui serta menghendaki dan

karenanya bertanggungjawab kepada isi dari kontrak tersebut. Jadi

setiap orang yang menandatangani kontrak bertanggimgjawab pada isi

dan apa yang ditandatanganinya dimana jika ada seseorang yang

membubuhkan tanda tangan pada formulir kontrak baku maka tanda

tangan tersebut akan membangkitkan kepercayaan bahwa yang

bertandatangan mengetahui dan menghendaki isi formulir yang

ditandatangani. Tidak mungkin seseorang menandatangani apa yang

tidak diketahui isinya.

c. Hondius yang menyatakan bahwa suatu kontrak baku mempimyai

kekuatan hukum yang mengikat berdasarkan kebiasaan (gebruik) yang

berlaku di dalam lingkungan masyarakat dan lalu lintas perdagangan.

Sedangkan beberapa ahli hukum yang melakukan kritik terhadap

eksistensi dari kontrak baku antara lain*^:

1) Sluijter yang menyatakan bahwa kontrak baku sebenamya

bukanlah kontrak sebab kedudukan dari pihak yang membuat

Ibid., him. 86.

Page 46: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

35

formulir kontrak tersebut sudah menjadi seperti pembuat undang-

undang swasta {legio particuliere wetgever).

2) Pitio yang menyatakan bahwa kontrak baku sebagai kontrak paksa

{dwangcontract). Walaupun secara teoritis yuridis kontrak baku

tidak memenuhi ketentuan undang-undang dan oleh beberapa ahli

hukum ditolak namun dalam kenyataannya kebutuhan masyarakat

berjalan dalam arah yang berlawanan dengan keinginan hukum.

Dengan adanya praktek kontrak baku terdapat beberapa Doktrin

hukum yang sangat potensial untuk dilanggar yaitu*^:

a. Doktrin Kontrak Baku An Sick

Menurut doktrin kontrak baku an sich suatu kontrak yang dibuat oleh

salah satu pihak dimana pihak lainnya tidak mempunyai atau terbatas

kesempatan untuk bemegosiasi terhadap klausula-klausulanya jika kontrak

tersebut berat sebelah maka kontrak tersebut atau sebagian kontrak tersebut

batal demi hukum atau dapat dibatalkan.

b. Doktrin Kesepakatan Kehendak dari Para Pihak

Karena tidak adanya atau terbatasnya kesempatan bagi salah satu

pihak untuk menegosiasikan klausula-klausula dalam kontrak baku tersebut

maka meskipun pihak tersebut akhimya menandatangani kontraknya masih

disangsikan apakah isi kontrak tersebut memang benar seperti yang diinginkan

oleh pihak yang akhimya menandatangani kontrak baku tersebut sehingga

disangsikan juga apakah benar ada kata sepakat dari pihak yang akhimya

" Ibid., him 79.

Page 47: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

36

menandatangani kontrak baku tersebut. Sebagaimana diketahui bahwa kata

sepakat merupakan salah satu syarat sahnya kontrak sesuai dengan Pasal 1320

KUH Perdata

c. Doktrin Kontrak Tidak Boleh Bertentangan dengan Kesusilaan

Jika terdapat klausula yang berat sebelah dalam suatu kontrak baku

apalagi j ika pihak yang kepadanya diberikan formulir kontrak tersebut berada

dalam keadaan tidak berdaya seperti kecilnya kesempatan memilih untuk

membuat kontrak dengan pihak lainnya maka klausula tersebut dapat

dianggap bertentangan dengan prinsip-prinsip kesusilaan yang merupakan

salah satu syarat bagi sahnya suatu kontrak sesuai dengan Pasal 1337 KUH

Perdata.

Pasal 1337 KUH Perdata menyatakan bahwa: "Suatu sebab adaiah

terlarang apabila dilarang oleh undang-undang atau apabila berlawanan

dengan kesusilaan baik atau ketertiban umum". Jadi, jika suatu kontrak baku

yang berat sebelah baik dengan klausula eksonerasi atau tidak terlepas dari

ada atau tidaknya unsur pengaruh tidak pantas atau unsur penyalahgunaan

keadaan maka kontrak yang demikian dianggap bertentangan dengan

kesusilaan sehingga kontrak seperti itu dianggap batal demi hukum.

d. Doktrin Kontrak Tidak Boleh Bertentangan Dengan Ketertiban

Umum

Sama halnya dengan pertentangan dengan unsur kesusilaan maka

jika suatu kontrak baku yang berat sebelah baik dengan klausula eksonerasi

atau tidak terlepas ada atau tidaknya unsur pengaruh yang tidak pantas atau

Page 48: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

37

unsur penyalahgunaan keadaan sangat mungkin kontrak yang demikian

dianggap bertentangan dengan unsur ketertiban umum sehingga kontrak

seperti itu juga dapat dianggap batal demi hukum. Menurut KUH Perdata

Indonesia suatu kontrak tidak boleh bertentangan dengan prinsip ketertiban

umum.

3. Prinsip-Prinsip yang Mendukung Kontrak Baku

Asas-asas dalam hukum kontrak dapat dibagi menjadi dua bagian

yaitu asas-asas umum dan asas-asas menurut doktrin yang mengacu kepada

undang-undang yang dalam ha) ini adaiah KUH Perdata dan menurut para ahli

hukum.

Asas-asas umum dalam hukum kontrak yaitu**:

a. Asas Personalia

Secara sederhana dikatakan bahwa ketentuan dalam Pasal 1315

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata tersebut menunjuk pada asas

personalia namun lebih jauh dari itu menunjuk pada kewenangan bertindak

sebagai individu pribadi, subyek hukum pribadi yang mandiri, yang memiliki

kewenangan bertindak untuk dan atas namanya sendiri. Sebagai seorang yang

cakap bertindak dalam hukum maka setiap tindakan maupun perbuatan hukum

yang dilakukan oleh orang perorangan sebagai subyek hukum pribadi yang

mandiri akan mengikat pribadi tersebut.

b. Asas Konsesualisme

Mariam Danis Badrulzaman, op.cit. him. 42.

Page 49: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

38

Kata konsensualisme berasal dari suatu kata yaitu consensus yang

berasal dari Bahasa Latin yang memiliki arti sepakat. Asas ini dapat

ditemukan dalam Pasal 1320 KUH Perdata yang merupakan unsur pertama

dari syarat sahnya suatu kontrak yaitu sepakat. Hal ini menunjukkan bahwa

setiap orang diberi kesempatan untuk menyatakan keinginannya yang

menurutnya baik untuk membuat suatu kontrak serta asas ini sangat erat

kaitannya dengan asas kebebasan berkontrak.

c. Asas Kebebasan Berkontrak

Asas kebebasan berkontrak ditarik dari Pasal 1338 KUH Perdata.

Pasal tersebut menerangkan bahwa segala peijanjian atau kontrak yang dibuat

secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya,

asalkan tidak bertentangan dengan Undang-Undang dan kesusilaan.

d. Asas Perjanjian Berlaku Sebagai Undang-Undang {Pacta Sunt

Servanda)

Berkaitan dengan asas ini maka perlu diperhatikan Pasal 1338 KUH

Perdata yang menyatakan bahwa: "Semua persetujuan yang dibuat secara sah

berlaku sebagai Undang-Undang bagi mereka yang membuatnya".

Persetujuan-persetujuan itu tidak dapat ditarik kembali selain dengan sepakat

kedua belah pihak karena alasan-alasan yang oleh undang-undang dinyatakan

cukup untuk itu Persetujuan-persetujuan harus dilaksanakan dengan itikad

baik. Pada Pasal 1338 KUH Perdata diatas terdapat kata semua yang hendak

ditunjukkan oleh pembentuk undang-undang bahwa peijanjian yang dimaksud

meliputi peijanjian bemama dan juga peijanjian yang tidak bemama.

Page 50: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

BAB m PEMBAHASAN

A. Dalam Mempertimbangkan Harga Beli Rumah Yang Mempunyai Rasa

Keadilan Bagi Kedua Belah Pihak

Sebagai makhuk hidup, rumah merupakan kebutuhan dasar manusia,

sebagaimana halnya seperti makanan dan pakaian. Selain sebagai kebutuhan

dasar manusia, perumahan dan pemukiman juga mempunyai fungsi sebagai

pusat pendidikan keluarga, peningkatan kualitas generasi mendatang serta

sebagai pemantapan jati diri. Akan tetapi, tidak semua masyarakat dapat

membangun rumah, diperlukan berbagai hal untuk dapat membangun rumah

kemudian ditempati. Seperti masalah keuangan,tes kelayakan, tanah, dan

perizinan pendirian pembangunan.

Meningkatnya perkembangan pembangunan perumahan yang

dibangun oleh pengembang, membuat masyakarat mempunyai banyak pilihan.

Pilihan terhadap rumah yang tersedia lebih banyak dengan kualitas dan harga

yang bervariasi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan

konsumen itu sendiri. tCosumen diberikan penawaran yang menarik seperti

adanya potongan harga khusus dan/atau adanya hadiah-hadiah yang menarik

lainnya. Cara penyediaan rumah yang dilakukan oleh pengembang juga

beragam, seperti adanya rumah yang telah tersedia lebih dahulu, sehingga

calon pembeli dapat memilih rumah yang telah tersedia lebih dahulu sesuai

dengan keinginan mereka. Sedangkan, bagi rumah yang belum dibangun maka

39

Page 51: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

40

dibuat perjanjian terlebih dahulu yang dilakukan antara pengembang dan

konsumen mengenai lokasi dan tipe atau bentuk rumah sesuai yang konsumen

inginkan.

Salah satu perusahaan swasta yang bergerak dibidang real estate

adaiah PT. Terang Jaya Abadi. PT Terang Jaya Abadi termasuk salah satu

pengembang yang membangun rumah berdasarkan kesepakatan pesan terlebih

dahulu, cara seperti ini dikenal dengan "pesan-bangun". Pengembang ini

awalnya hanya menyediakan tanah dan kawasan perumahan miliknya untuk

dijual kepada pembeli, sedangkan rumahnya akan dibangun oleh pengembang

seteiah pembeli melengkapi persyaratan Jual beli rumah serta telah membayar

uang muka.

Di dalam Pasal 138 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang

Perumahan dan Kawasan Permukiman menyatakan bahwa: "Badan hukum

yang melakukan pembangunan rumah tunggal, rumah deret, dan/atau rumah

susun dilarang melakukan serah terima dan/atau menarik dana lebih dari 80%

(delapan puluh persen) dari pembeli sebelum memenuhi persyaratan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45"

Jika Pengembang melanggar Pasai 138 UU Nomor 1 Tahun 2011

Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, terdapat sanksi pidana berupa

pidana kurungan paling lama satu tahun atau denda paling banyak Rp.

1.000.000.000 (satu miliar rupiah).

Pembeli diikat dengan perjanjian jual beli secara di bawah tangan

dengan objek perjanj iannya berupa tanah beserta rumah yang akan dibangun

Page 52: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

41

diatasnya. Perjanjian ini belum berisikan perpindahan hak kepemilikan yang

nantinya akan dilakukan seteiah para pihak telah melaksanakan kewajiban dan

menerima haknya, yang ditandai dengan serah terima rumah yang telah selesai

dibangun oleh pengembang dan pembuatan Akta Jual Beli dihadapan Pejabat

Pembuatan Akta Tanah.

Dalam mempertimbangkan harga beli rumah yang mempunyai rasa

keadilan bagi kedua belah pihak, pengembang biasanya mempunyai beberapa

pertimbangan dalam menentukan harga untuk menjual rumah tersebut seperti

lokasi rumah tersebut letaknya strategis, mempunyai arsitek dan tenaga keija

yang ahli dalam pembangunan rumah tersebut, dapat menyelesaikan

pembangunan nimah tersebut diselesaikan tepat seperti yang disepakati.*^

Perjanjian jual beli tersebut merupakan perjanjian baku, sehingga

pembeli tidak mempunyai kesempatan untuk bemegosiasi terlebih dahulu,

baik itu mengenai harga rumah ataupun isi dari perjanjian. Dalam membeli

rumah, Pembeli tidak bisa dengan cepat memutuskan untuk membeli rumah,

Pembeli akan melakukan diskusi terlebih dahulu dengan orang lain dan tak

jarang membutuhkan waktu yang sangat lama sebelum akhimya membeli

rumah tersebut. Membeli mmah bukanlah persoalan yang mudah dan simple.

Untuk itulah Pembeli seringkali harus dihadapkan dengan banyak

pertimbangan ketika membeli rumah, seperti adanya kesadaran kebutuhan

dalam dirinya, harga rumah yang harus disesuaikan dengan kemampuan

mereka, lokasi yaitu bagaimana kemudahan akses serta arah pengembangan

Wawancara dengan Ibu Nilla Selaku Sekretaris PT. Terang Jaya Abadi Palembang Pada tanggal 10 Januari Pukul 10.00 WIB.

Page 53: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

42

daerah tersebut nantinya, macam dan ketersediaan fasilitas ,kualitas bangunan,

keadaan lingkungan, desain rumah dan masih banyak lagi pertimbangan lain.**

PT Terang Jaya Abadi yang beralamat di JL RW. Monginsidi, No.

112 RT. 16 Kalidoni Palembang yang telah membangun rumah di kawasan Jl.

Komplek Pangeran Sirtu yang dinamakan dengan "Griya Darussalam

Bahagia". Perumahan "Griya Darussalam Bahagia" terdiri dari 274 rumah dan

berbagai jenis tipe. Mulai dari tipe RSH Tipe 36/96 dan RSH Plus Tipe 36/96.

Dari penjelasan diatas, kita meiihat fenomena dimana konsumen dihadapkan

pada berbagai pertimbangan dalam memutuskan pembelian rumah. Untuk itu

pemahaman mengenai pertimb^gan konsumen harus terus menerus

dilakukan, hal ini dimaksudkan agar dapat diketahui faktor apa saja yang

mempengaruhi keputusan pembelian serta karateristik konsumen yang mana

yang saling mempengaruhi konsumen. Sehingga, pihak pengembang

kedepannya dapat memperbaiki manajemennya dan berakhir pada

peningkatan volume penjualan, tetapi yang (>aling penting pemasaran

mencapai puncaknya yaitu memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.

B. Perlindungan Hukum bagi Pembeli yang Melakukan Wanprestasi

Hukum berfungsi sebagai perlindungan kepentingan manusia. Agar

manusia dapat terlindungi, hukum harus dilaksanakan. Pelaksanaan hukum

dapat dilakukan secara normal, damai, tetapi dapat terjadi juga karena

pelanggaran hukum.*^ Perlindungan konsumen adaiah istilah yang dipakai

^ Wawancara dengan Ibu Niila Selaku Sekretaris PT. Terang Jaya Abed! Palembang Pada tanggal 13 Januari Pukul 10.00 WIB.

Sutan Remy Sjahdeini, op.cit., him. 29.

Page 54: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

43

untuk menggambarkan perlindungan hukum yang diberikan kepada konsumen

dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhannya dari hal-hal yang merugikan

konsumen itu sendiri.**

Seperti yang di jelaskan pada bab awal bahwasanya pengembang

mempunyai kedudukan yang lebih kuat mengenai penggunaan klausula baku

yang terlebih dahulu telah ditetapkan tanpa adanya kehendak bebas dari

konsumen. Guna menyeimbangkan kedudukan antara pelaku usaha dan

konsumen, maka perlu adanya suatu hukum yang melindungi konsumen yang

mempunyai kedudukan yang lebih lemah yang disebut dengan hukum

perlindungan konsumen. Dengan demikian hukum perlindungan konsumen

digunakan apabila terjadinya permasalahan yang dipicu dengan kedudukan

tidak seimbang tersebut dalam melakukan hubungan hukum yang dilakukan

oleh pelaku usaha dan konsumen.

Pada prinsipnya dalam Pasal 1320 KUH Perdata dapat kita ketahui

bahwa perjanjian tersebut akan sah apabila memenuhi syarat sahnya perjanjian

sebagai berikut:

1. Sepakat mereka mengikatkan dirinya

2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan

3. Suatu hal tertentu

4. Suatu sebab yang halal

Selain terpenuhinya syarat sahnya perjanjian sebagaimana yang

tercantum di dalam Pasal 1320 KUH Perdata, terdapat juga syarat administrasi

^ Zulfam, 2013, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, him. 21.

Page 55: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

44

yang harus dipenuhi oleh oleh pemblei untuk dapat membeli rumah. Syarat

administrasi yang harus dipenuhi oleh pembeli adaiah sebagai berikut:

1. Fotocopy Tabungan Batara

2. Kelengkapan pemohon

a. Pas poto berwama ukuran 4 x 6 (Suami Istri)

b. Potocopy KTP yang berlaku (Suami Istri)

c. Potocopy Surat Nikah

d. Potocopy Kartu Keluarga

e. Surat keterangan domisili dan surat keterangan belum memiliki rumah

dari kelurahan/kepala desa

3. Kelengkapan Data Pekerjaan

a. Potocopy KARPEG/KTA (PNS, POLRl, TNI)

b. Potocopy SK Pertama dan SK Terakhir (PNS, POLRI, TNI)

c. Daftar gaji/slip gaji (PNS, POLRI, TNI, Swasta)

d. Surat keterangan dari perusahaan (Swasta)

4. Belum ada pinjaman dari bank lain

Peijanjian Jual Beli ini merupakan suatu perikatan dengan ketentuan

waktu sehingga terdapat hak dan kewajiban yang lahir antara kedua beiah

pihak baik pihak penjual maupun pihak calon pembeli dan harus dipenuhi

sebagaimana yang diatur di dalam Surat Perjanjian Jual Beli Rumah.

Berdasarkan Surat Perjanjian Jual Beli Rumah terdapat Hak dan Kewajiban

yang dimiliki oleh pihak penjual atau pihak pertama dan pihak calon pembeli

atau pihak kedua adaiah sebagai berikut:

Page 56: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

45

1. Bilamana PIHAK KEDUA secara sepihak karena sebab dan alasan

ataupun membatalkan pembelian bangunan rumah dan tanah tersebut,

maka PIHAK KEDUA membayar denda kepada PIHAK PERTAMA

sebesar 20 % (Dua Puluh Persen) dari nilai transaksi dan pengembalian

uang tersebut disesuaikan dengan situasi keuangan perusahaan dari

PIHAK PERTAMA.

2. PIHAK PERTAMA akan menyerahkan tanah dan bangunan kepada

PIHAK KEDUA apabila PIHAK KEDUA telah melakukan kewajibannya

untuk membayar lunas atas tanah dan bangunan yang dibeli tersebut.

Dengan mengetahui apa yang menjadi hak dan kewajibannya,

konsumen tidak lagi dijadikan sebagai objek ekspoitasi oleh pelaku usaha

yang kerap kali tidak memperdulikan hak konsumen. Akan tetapi

kenyataannya, dalam peijanjian jual beli rumah ini kerap kali terjadinya risiko.

Risiko dalam peijanjian jual beli ini adaiah tidak terbayamya angsuran yang

dilakukan oleh konsumen. Dalam prakteknya, apabila selama 3 bulan

konsumen belum juga membayar uang angsuran maka akan diberikan surat

peringatan. Surat peringatan tersebut akan diberikan sebanyak 3 kali dalam

kurun waktu yang berbeda. Apabila konsumen masih belum juga membayar

maka konsumen harus meninggalkan rumah tersebut. Hal ini dapat

menimbulkan batalnya suatu perjanjian.

Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas, konsumen tersebut telah

melakukan wanprestasi. Wanprestasi merupakan pihak yang tidak memenuhi

prestasi.

Page 57: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

46

Bentuk-bentuk dari wanprestasi adaiah:

1. Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya

2. Melaksanakan apa yang dijanjikannya, tetapi tidak sebagaimana dijanjikan

3. Melakukan apa yang dijanjikannya, tetapi terlambat

4. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan

Disisi lain, pemerintah juga memliki kepentingan untuk melindungi

semua warga masyarakatnya, untuk itu pemerintah menerbitkan Undang-

Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Menurut

Pasal 18 nomor 8 Undang-Undang Perlindungan Konsumen tahun 1999

tentang Ketentuan Pencantumman Klausula Baku menyebutkan bahwa:

1. Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang ditujukan

untuk diperdagangkan dilarang membuat atau mencantumkan klausula

baku pada setiap dokumen dan/atau perjanjian apabila:

a. Menyatakan pegalihan tanggung jawab pelaku usaha;

b. Menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan kembali

barang yang dibeli konsumen;

c. Menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan kembali

uang yang dibayarkan atas barang dan/atau jasa yang dibeli oleh

konsumen

d. Menyatakan pemberian kuasa dari konsumen kepada pelaku usaha

baik secara langsung maupun tidak langsung untuk melakukan segala

tindakan sepihak yang berkaitan dengan barang yang dibeli oleh

konsumen secara angsuran;

Page 58: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

47

e. Mengatur perihal pembuktian atas hilangnya kegunaan barang atau

pemanfaatan jasa yang dibeti oleh konsumen;

f. Memberi hak kepada pelaku usaha untuk mengurangi manfaat jasa

atau mengurangi harta kekayaan konsumen yang menjadi objek jual

beli jasa;

g. Menyatakan tunduknya konsumen kepada peaturan yang berupa aturan

baru, tambahan, lanjutan dan/atau pengubahan lanjutan yang dibuat

sepihak oleh pelaku usaha dalam masa konsumen memanfaatkan jasa

yang dibelinya;

h. Menyatakan bahwa konsumen memberi kuasa kepada pelaku usaha

untuk pembebanan hak tanggungan, hak gadai, atau hak jaminan

terhadap barang yang dibeli oleh konsumen secara angsuran.

Hak - hak tersebut dapat berupa suatu perlindungan hukum terhadap

konsumen dalam jual beli rumah apabila konsumen tidak melakukan prestasi

yang telah disebutkan dalam peijanjian yang dibuat oleh kedua belah pihak.

Berdasarkan Undang - Undang Perlindungan Konsumen Pasal 18 ayat (1)

ditegaskan bahwa, pelaku usaha dilarang mencantumkan klausula baku dalam

perjanjian mengenai memberi hak kepada pelaku usaha untuk mengurangi

manfaat jasa atau mengurangi harta kekayaan konsumen yang menjadi objek

jual beli jasa, yang artinya bahwasanya adanya pengembalian uang yang

disesuaiakan dengan keuangan perusahaan konsumen apabila perjanjian

tersebut batal karena konsumen belum membayar angsuran sebaimana yang

tercantum di dalam Surat Perjanjian Jual Beli Rumah Pasal 5.

Page 59: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

BAB I V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pengembang biasanya mempunyai beberapa pertimbangan dalam

menentukan harga untuk menjual rumah tersebut seperti lokasi rumah

yang letaknya strategis, mempunyai arsitek dan tenaga keija yang ahli

dalam pembangunan rumah, dapat menyelesaikan pembangunan rumah

dengan tepat seperti yang disepakati. Yang menjadi faktor pembeli dalam

mempertimbangkan harga beli mmah dapat dilihat dari kesadaran

kebutuhan dalam dirinya, harga mmah yang hams disesuaikan dengan

kemampuan mereka, lokasi yang letaknya strategis, macam dan

ketersediaan fasilitas .kualitas bangunan, keadaan lingkungan, desain

mmah dan masih banyak lagi pertimbangan lain

2. Berdasarkan Undang - Undang Perlindungan Konsumen Pasal 18 ayat (1)

ditegaskan bahwa, pelaku usaha dilarang mencantumkan klausula baku

dalam perjanjian mengenai memberi hak kepada pelaku usaha untuk

mengurangi manfaat jasa atau mengurangi harta kekayaan konsumen yang

menjadi objek jual beli jasa, yang artinya bahwasanya adanya

pengembalian uang yang disesuaiakan dengan keuangan pemsahaan

konsumen apabila perjanjian tersebut batal karena konsumen belum

membayar angsuran sebaimana yang tercantum di dalam Surat Perjanjian

Jual Beli Rumah Pasal S.

48

Page 60: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

49

B. Sarao

1. Sebaiknya pengembang harus bertindak jujur dalam melaksanakan

pembangunan rumah tersebut sesuai dengan peijanjian. Akan tetapi, tidak

semua pengembang bisa berlaku jujur dalam proses pembangunan

tersebut, misalnya tidak menggunakan bahan yang berkualitas untuk

pembangunan rumah tersebut atau bisa juga pengembang tidak memenuhi

kewajibannya walaupun dari pembeli telah melengkapi persyaratan

administrasi dan melakukan pembayaran sesuai dengan kesepakatan.

Maka, sebaiknya dalam proses pembangunan rumah tersebut perlu adanya

pengawasan dari pemerintah agar pembeli merasa tidak dirugikan.

2. Sebaiknya dalam melakukan perjanjian jual beli rumah tersebut, ada

baiknya pihak pengembang menjelaskan secara keseluruhan mengenai isi

perjanjian tersebut kepada konsumen, sebelum konsumen menyetujui isi

dari perjanjian tersebut agar timbul keseimbangan, kesetaraan, dan

kedudukan kedua belah pihak.

Page 61: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

50

D A F T A R PUSTAKA

Buku-Buku:

Abdulkadir Muhammad, 1992, Perjanjian Baku Dalam Praktek Perusahaan Perdagangan, Bandung: Citra Aditya Bakti.

Agus Yudha Hemoko, 2008, Hukum Perjanjian "Asas Proposionalitas dalam Kontrak Komersiai" Surabaya: Laksbang Mediatama Yogyakarta

Darus Badmlzaman, 1994, Mariam, Aneka Hukum Bisnis, Bandung: Alumni

Munir Fuady, 2003, Hukum Kontrak (Dari Sudut Pandang Hukum Bisnis), Buku Kedua, Bandung: Citra Aditya Bakti.

Naja Daeng, 2005, Hukum Kredit dan Bank Garansi, Bandung: Citra Aditya Bakti.

R. Wirjono Prodjodikoro, 1983, Azas-Azas Hukum Perdata, cet.ke-9. Sumur Bandung.

Simatupang Richard Burton, 2003 Aspek Hukum Dalam Bisnis, cet ke-2, Jakarta: Rineka Cipta.

Salim, 2014, Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW), cet ke-9, Jakarta: Sinar Grafika.

Sinaga Budiman, 2005, Hukum Kontrak dan penyelesaian sengketa dari Perspektif Sekretaris, Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Soejono Soekamto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI - Press.

Sri Gambir Melati Hatta, 2000, Beli Sewa Sebagai Perjanjian Tak Bemama Pandangan Masyarakat Dan Sikap Mahkamah Agung Indonesia, Bandung: Alumni.

Subekti, 1979, Aneka Perjanjian, cet ke- 7, Bandung: Alumni.

, 2002, Hukum Perjajian, cet ke- 9, Jakarta: Intennasa.

, 2005, Hukum Perjanjian, cet ke-XXI, Jakarta: Intermasa.

Sutan Remy Sjahdeini, 1993, Kebebasan Berkontrak Dan Perlindungan Yang Seimbang Bagi Para Pihak Dalam Perjanjian Kredit Bank Di Indonesia, Jakarta: Institut Bankir Indonesia.

Page 62: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

51

Zulfam, 2013, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta; Kencana Prenada Media Group.

Peraturan Pernndang-Undangan :

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman

Internet:

R A Sukma "USU Institusional Repository" diakses dari http://repository.usu.ac.id/bitstreain/l 23456789/4423 l/4/Chapter%20I.pdf, pada tanggal 8 November 2016 Pukul 20.00.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/57490/4/Chapter%20I.pdf di akses pada tanggal 8 November 2016 Pukul 21.00.

Page 63: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

PT. TERANG JAYA ABADI JI.RW. M o n g i n s i d i No. 112 Rt. 16 Ke l . Ka l idoni Seko jo P a l e m b a n g

Telp. (0711) 718278, 714529 Fax. (0711) 718278

Palembang, 15 januari 2017

Nomor 020/TJA/1/2017

Lampiran

Perihai Hasil Izin Penelitian

Kepada Yth,-

DEKAN FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

PALEMBANG

DI Palembang

1. Rujukan Surat Dekan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang Nomor : E-2

/039/FH.UMP/1/2017 tanggal 7 Januari 2017 tentang izin penelitian dan wawancara.

2. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dengan ini menerangkan bahwa :

Nama : Marinda Tri Utami

NIM : 50 2013 154

Program Studi : ilmu Hukum

Program Kekhususan : Hukum Perdata

Benar telah melaksanakar pengambilkan data serata penelitian pada PT. TERANG JAYA ABADI

PALEMBANG untuk penyrsu'*'an skripsi berjudul " Perjanjian Jual Beli Rumah dengan Format

Perjanjian Baku pada pT. .v?rang Jaya Abadi P alembang" dan penelitian tersebut dilaksanakan

dengan balk pada tanggal 10 januari 2017 pukul 10.00 wib.

3. Demikian untuk menjadi maklum

cIE^NG JAYA ABADI

DIREiaUR

Page 64: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

. TERANG JAYA ABADI J L R W . M o n g i n s i d i N o . 112 Rt . 16 K e l . K a l i d o n i S e k o j o P a l e m b a n g

T e l p . t 0711) 7 1 8 2 7 8 , 7 1 4 5 2 9 F a x . (0711) 7 1 8 2 7 8

SU:<AT P E R J A f O B V N JUAL B E U PEMBELIAN RUMAH DAGO LESTARI MUARA DUA

Pada hari ini Kamis tanggal ( 30 April 2014 ) kami yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama Jabatan Ala mat No. KTP

H. Suwandi WT, SE Direktur Utama Jin. Iswayudi No. 51 Rt. 0 1 6 / 0 0 4 Kel. Kalidoni Palembang. 1671100110800002

Dalam hal Ini disebut sebagai PIHAK PERTAMA

2. Nama Alamat No. KTP Dalam hal ini disebut sebagai

Rahma Fitriyani

i b o g o ^ y o f r r o o o j sebaoai rtHAK KEDUA

Kedua belah pihak dengan Ini menerangkan bahwa antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA telah sepakat untuk menandatangani Perjanjian Kontrak Pembelian Rumah atau mengikat diri setuju mengadakan Pengikatan Jual Beli rumah dan tanah dengan syarat-syarat sebagai ber ikut :

P A S A L I RUANG LIN3KUP PERJANJIAN

1. PIHAK PERTAMA menjual Rumah diatas tanah kepada PIHAK KEDUA . dan PIHAK KEDUA mengikat diri untuk membeli dan akan menerima dari PIHAK PERTAMA berupa 1 (satu) unit Rumah yang teiietak d i :

Perumahan Blok Kodya/Kab Griya Dago Lestari Muara Dua E-06

PASAL II HARGA RUMAH

1. Harga Bangunan Rumah dan Tanah Tersebut Ditetapkan sebesar Rp. 80.000.000,-Terbilang ; ( Delapan Puluh Juta Rupiah). tampa dikenakan bunga Harga Tersebut belum Termasuk Biaya Balik Nama.

Page 65: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

PASAL VII PENUTUP

Perjanjian kerja sama ini dibuat, diberlakukan dan dilaksanakan sesuai pasal-pasal tersebut diatas, dengan prinsip : Kebersamaan, kepercayaan dan kejujuran untuk membina , dan menjalin hubungan bisnis yang baik.

Apabila terjadi permasalahan dikemudian hari kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikannya dengan cara kekeluargaan atau musyawarah dan mufakat.

.-A 91234AAF1250923 mm.

PIHAK KEDUA

Direktur Utama MA FITRIYANI

Konsumen

Page 66: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

U N I V E R S I T A S M U H A M M A D I Y A H P A L E M B A N G

F A K U L T A S H U K U M

Lampiran

Perihal

Kepaaa

: Outline Skripsi

: Penelitian Hul:um dan Penulisan Skripsi

: Yth. Bapak N' il>adi Tanzili, SH., M H

Ketua Program Studi l lmu Hukum

Fakultas Hukum UMP

d i -Palembang.

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Marinda Tri Utami N i m : 502013154 Program Kekhususan : Hukum Perdata

Pada semester Ganjil kuliah 2016/2017 sudah menyelesaikan beban study

Dengan ini mengajukan permohonan untuk Penelitian Hukum dan

yang meliputi MPK, M K K , M K B , MPB, M B B (145 sks).

Penulisan Skripsi dengan judul: "Perjanjian Jual Beli Rumah Dengan Format Peijanjian Baku Pada PT. Terang Jaya Abadi Palembang"

Demikianlah atas perkenannya diucapkan terima kasih.

Wassalam.

Palembang.2.^ September 2016

Pemohon,

Marinda Tri Utami

Rekomendasi PA, Ysb:

Pembimbing Akademik,

Atika Ismail, SH. ,MH

Page 67: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

U N I V E R S I T A S M U H A M M A D I Y A H P A L E M B A N G

F A K U L T A S H U K U M

R E K O M E N D A S I D A N P E M B I M B I N G SKRIPSI

Nama N i m Program Studi Program Kekhususan Judul Skripsi

Marinda Tr Utami 502013154 I lmu Hukxim Hukum Perdata

Peijanjian Jual Beli Rumah Dengan Format Perjanjian Baku Pada PT. Terang Jaya Abadi Palembang

I. Rekomendasi Ketua Prodi I l m u H u k u m

a. Rekomendasi

b. Usulan Pembimbing 2.

Palembang, ^ September 2016

Ketua/Prodi l lmu Hukum

M u l y a ^ Tanzili, SH.,MH

11. Pcnetapan Pembimbing .Skripsi Oleh Dekan.

1. \{:.SAi^.'^}i<^.i ^ ^ w / w 2

yXrPaler^ibang, September 2016

Page 68: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

OUTLINE

PERJANJIAN JUAL BELI RUMAH DENGAN FORMAT PERJANJTAN BAKU PADA PT. TERANG JAYA ABADI PALEMBANG

Permasalahan: i

1. Bagaimana dalam mempertimbanglran harga beli rumah yang mempunyai rasa keadilan bagi kedua belah pihak? '

2. Bagaimana perlindungan hukum bagi Pembeli yang melakukan wanprestasi?

BAB. I . PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Permasalahan C. Ruang Lingkup dan Tujuan D. Definisi Konseptual E. Metode Penelitian F. Sistematika Penulisan

BAB. 11. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Kontrak Baku

1. Pengertian Kontrak Baku 2. Doktrin-Doktrin Hukum tentang Kontrak Baku 3. Prinsip-Prinsip Hukum Kontrak yang Mendukung Kontrak Baku

B. Tinjauan Umum Tentang Asas Kepercayaan 1. Pengertian Asas Kepercayaan 2. Kedudukan dan Kekuatan Asas Kepercayaan

C. Tinjauan Umum Tentang Transaksi Jual Beli 1. Pengertian Perjanjian Jual Beli 2. Penyerahan 3. Azas-Azas Perjanjian Jual Beli 4. Syarat Salmya Perjanjian Jual Beli 5. Terjcdinyi Perjanjian Jual Beli 6. Berakhim> a Perjanjian Jual Beli 7. Pihak-pihak dalam Perjanjian Jual Beli 8. Resiko Perjanjian Jual Beli 9. Hak dan Kewajiban Penjual dan Pembeli

PEMBAHASAN A. Dalam mempertimbangkan harga beli rumah yang mempunyai rasa

keadilan bagi kedua belah pihak B. Perlindungan hukum bagi Pembeli yang melakukan wanprestasi PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-saian

BAB. I I I .

BAB. IV.

Page 69: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 70: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

UNIVERSITAS M U H A M M A D I Y A H PALEMBANG

FAKULTAS H U K U M

KARTU AKTIVITAS BIMBINGAN SKRITSI

N A M A MAHASISWA

M A R I N D A T R I U T A M I

PEMBIMBING

H. SAIFULLAH BASRI, SH., M H .

NOMOR INDIJKMAHASTSWA

50 2013 154

PROGRAM STUDI

I L M U H U K U M

PROG. KEKHUSUSAN'

H U K U M PERDATA

JUDUL SKRIPSI : PERJANJIAN JUAL B E L I R U M A H DENGAN FORMAT PERJANJIAN B A K U PADA PT. TERANG JAYA A B A D I PALEMBANG

NO TANGGAL KONSULTASI

MATERI YANG DI BIMBING

TANDA TANGAN

PEMBIMBING

KET

/

'^'^^^^ 0^/(114 ^ / « * ^ 0 ( . T /o

Page 71: PERJANJIAN JUAL BEU RUMAH DAN PERLINDUNGAN …

/t^ iMi dM

1/'^ f f ZJ x^

" -fcPof •'VLC'-Lc

(j

/4f d T? ? i&ie^ Cd

a ^lti>4/£pbi^4^ -

•d n0'^ d2>^£? lb/

do lo ro'}

DIKELUARKAN DI PALEMBANG

PADA TANGGAL ^^^~^0/}-

KETUA PRODI ILMU H U K U M

MULYADI TANZILI, SH., MH