Perkawinan Adat Makassar

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/22/2019 Perkawinan Adat Makassar

    1/9

    Salah satu bagian terpenting dari kehidupan manusia dalah PERKAWINAN, karena

    perkawinan merupakan Sunnah Rasulullah Nabi Besar Muhammad SAW. Perkawinan

    sesungguhnya merupakan suatu peristiwa yang melibatkan beban dan tanggung jawab dari

    banyak orang, yaitu tanggung jawab Orang Tua, keluarga, kerabat, bahkan kesaksian dari

    anggota masyarakat di mana mereka berada, maka selayaknyalah jika upacara tersebut

    diadakan secara khusus dan meriah sesuai dengan tingkat kemampuan atau strata sosial

    dalam masyarakat. Upacara perkawinan banyak dipengaruhi oleh acara-acara sakral dengan

    tujuan agar perkawinan berjalan dengan lancar dan kedua mempelai didoakan ke hadirat

    Allah SWT, sukses dalam segala usaha dalam mengarungi bahtera kehidupan rumah tangga

    yang langgeng menuju keluarga Sakinah, Mawaddah, Warohmah.

    Tata cara upacara adat Bugis-Makassar dalam acara perkawinan sejatinya memiliki beberapa

    proses atau tahapan upacara adat, antara lain:

    1. Ajangang-jangang (Mamanu-manu).2. Asuro (Massuro) atau melamar.3. Apanassar (Patenre ada) atau menentukan hari.4. Apanai Leko Lompo (erang-erang) atau sirih pinang.5. Abarumbung (Mappesau) atau mandi uap, dilakukan selama 3 (tiga) hari.6. Appassili bunting (Cemme mappepaccing) atau siraman dan Abubbu ( mencukur

    rambut halus dari calon mempelai.

    7. Akkorontigi (Mappacci) atau malam pacar.8. Assimorong atau akad nikah.9. Allekka bunting (Marolla) atau mundu mantu.10.Appabajikang bunting atau menyatukan kedua mempelai.

    Upacara tradisional tersebut di atas masih memiliki uraian-uraian yang lebih detail dari

    masing-masing tahapan atau proses. Pada kesempatan ini akan diuraikan tentang tata cara

    upacara adat:

    1. Appassili bunting (Cemme mappepaccing) dan Abubbu.

    2. Akorontigi (Mappacci).

    3. Appanai Leko Lompo (Erang-erang) atau sirih pinang, dan Assimorong (Akad Nikah)

  • 7/22/2019 Perkawinan Adat Makassar

    2/9

    1. Appassili bunting (Cemme mappepaccing), Abubbu dan Appakanre Bunting

    Kegiatan dalam tata cara atau prosesi upacara adat ini terdiri dari:

    Appassili bunting.

    Persiapan sebelum acara ini adalah calon mempelai dibuatkan tempat khusus berupa gubuk

    siraman yang telah ditata sedemikian rupa di depan rumah atau pada tempat yang telah

    disepakati bersama oleh anggota keluarga.

    \

    Gambar 1: Perangkat adat prosesi Siraman.

    Acara dilakukan sekitar pukul 09.00 10.00 waktu setempat. Pelaksanaan acara pada jam

    tersebut memiliki niat atau maksud. Calon mempelai memakai busana yang baru/baik dan

    ditata sedemikian rupa.

    Appassili atau Cemme Mappepaccing mengandung arti membersihkan dengan maksud agar

    calon mempelai senantiasa diberi perlindungan dan dijauhkan dari mara bahaya oleh Allah

    SWT.

    Alat atau bahan yang digunakan dalam prosesi adat ini adalah:

    Pammaja besar/Gentong. Gayung/tatakan pammaja. Air, sebagai media yang suci dan mensucikan. Bunga tujuh rupanna (tujuh macam bunga) dan wangi-wangian. Jajakkang, terdiri dari segantang (4 liter) beras diletakkan dalam sebuah bakul. Kanjoli (lilin), berupa lilin berwarna merah berjumlah tujuh atau sembilan batang.\

    http://2.bp.blogspot.com/_a2wOg7H272E/S3JbIjXPWBI/AAAAAAAAAEI/m6HmZ4iJKwE/s1600-h/Foto0382.jpg
  • 7/22/2019 Perkawinan Adat Makassar

    3/9

  • 7/22/2019 Perkawinan Adat Makassar

    4/9

    Tata cara pelaksanaan siraman adalah air dari pammaja/gentong yang telah dicampur dengan

    7 (tujuh) macam bunga dituangkan ke atas bahu kanan kemudian ke bahu kiri calon

    mempelai dan terakhir di punggung, disertai dengan doa dari masing-masing figure yang

    diberi mandat untuk memandikan calon mempelai. Setelah keseluruhan selesai, acara siraman

    diakhiri oleh Ayahanda yang memandu calon mempelai mengambil air wudhu dan

    mengucapakan dua kalimat syahadat sebanyak tiga kali.Selanjutnya calon mempelai menuju

    ke kamar untuk berganti pakaian.

    Gambar 4. Prosesi acara Appassili (siraman)

    Abubbu (Macceko).

    Setelah berganti pakaian, calon mempelai selanjutnya didudukkan di depan

    pelaminan dengan berbusana Baju bodo, tope (sarung pengantin) atau lipa sabbe, serta

    assesories lainnya. Prosesi acara Abubbu (macceko) dimulai dengan membersihkan rambut

    atau bulu-bulu halus yang terdapat di ubun-ubun atau alis.

    Gambar 5: Prosesi acara Abubbu (Macceko)

    Appakanre bunting.

    Appakanre bunting artinya menyuapi calon mempelai dengan makan berupa kue-kue khas

    http://1.bp.blogspot.com/_a2wOg7H272E/S3Jg3dz7lBI/AAAAAAAAAEo/0PSdSY8E_hs/s1600-h/Foto0371.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_a2wOg7H272E/S3Jfw63kOvI/AAAAAAAAAEg/t4rg5Qzf78g/s1600-h/Foto0383.jpghttp://1.bp.blogspot.com/_a2wOg7H272E/S3Jg3dz7lBI/AAAAAAAAAEo/0PSdSY8E_hs/s1600-h/Foto0371.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_a2wOg7H272E/S3Jfw63kOvI/AAAAAAAAAEg/t4rg5Qzf78g/s1600-h/Foto0383.jpg
  • 7/22/2019 Perkawinan Adat Makassar

    5/9

    tradisional bugis makassar, seperti Bayao nibalu, Cucuru bayao, Sirikaya,

    Onde-onde/Umba-umba, Bolu peca, dan lain-lain yang telah disiapkan dan ditempatkan

    dalam suatu wadah besar yang disebut bosara lompo.

    Gambar 6: Prosesi Acara Appakanre bunting

    2. Akkorontigi (Mappacci).

    Rumah calon mempelai telah ditata dan dihiasi sedemikian rupa dengan dekorasi khas daerah

    bugis makassar, yang terdiri dari:

    a. Pelaminan (Lamming)

    b. Lila-lila

    c. Meja Oshin lengkap dengan bosara.

    d. Perlengkapan Korontigi/Mappacci.

    Gambar 7: Situasi ruangan tempat prosesi Akkorontigi/Mappacci

    Acara Akkorontigi/Mappacci merupakan suatu rangkaian acara yang sakral yang dihadiri

    oleh seluruh sanak keluarga (famili) dan undangan.

    http://1.bp.blogspot.com/_a2wOg7H272E/S3JikGbkYoI/AAAAAAAAAE4/LAc5mQ5NaGg/s1600-h/Foto0075.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_a2wOg7H272E/S3Jh0Zc2alI/AAAAAAAAAEw/9k1Re4-UToI/s1600-h/Foto0373.jpghttp://1.bp.blogspot.com/_a2wOg7H272E/S3JikGbkYoI/AAAAAAAAAE4/LAc5mQ5NaGg/s1600-h/Foto0075.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_a2wOg7H272E/S3Jh0Zc2alI/AAAAAAAAAEw/9k1Re4-UToI/s1600-h/Foto0373.jpg
  • 7/22/2019 Perkawinan Adat Makassar

    6/9

    Acara Akkorontigi memiliki hikmah yang mendalam, mempunyai nilai dan arti kesucian dan

    kebersihan lahir dan batin, dengan harapan agar calon mempelai senantiasa bersih dan suci

    dalam menghadapi hari esok yaitu hari pernikahannya.

    Perlengkapannya:

    Pelaminan (Lamming).

    Bantal.

    Sarung sutera sebanyak 7 (tujuh) lembar yang diletakkan di atas bantal.

    Bombong Unti (Pucuk daun pisang).

    Leko Panasa (Daun nangka), daun nangka diletakkan di atas pucuk daun pisang

    secara bersusun terdiri dari 7 atau 9 lembar.

    Leko Korontigi (Daun Pacci), adalah semacam daun tumbuh-tumbuhan (daun pacar)

    yangditumbuk halus.

    Benno (Bente), adalah butiran beras yang digoreng tanpa menggunakan minyak

    hingga mekar.

    Unti Tene (Pisang Raja).

    Kado Minnya (Nasi Ketan).

    Kanjoli/Tai Bani (Lilin berwarna merah).

    Prosesi acara Akkorontigi/Mappacci:

    Setelah para undangan lengkap dimana sanak keluarga atau para undangan yang telah

    dimandatkan untuk meletakkan pacci telah tiba, acara dimulai dengan pembacaan barzanji

    atau shalawat nabi, setelah petugas barzanji berdiri, maka prosesi peletakan pacci dimulai

    oleh Anrong bunting yang kemudian diikuti oleh sanak keluarga dan para undangan yang

    telah diberi tugas untuk meletakkan pacci. Satu persatu para handai taulan dan undangan

    dipanggil didampingi oleh gadis-gadis pembawa lilin yang menjemput mereka dan memandu

    menuju pelaminan. Acara Akkorontigi/Mappacci ini diakhiri dengan peletakan pacci oleh

    kedua orang tua tercinta dan ditutup dengan doa.

  • 7/22/2019 Perkawinan Adat Makassar

    7/9

    Gambar 9. Prosesi Acara Akkorontigi/Mappacci

    3. Appanai Leko Lompo (Erang-erang) atau sirih pinang, dan Assimorong

    (Akad Nikah)

    Kegiatan ini dilakukan di kediaman calon mempelai wanita, dimana rumah telah ditata

    dengan indahnya karena akan menerima tamu-tamu kehormatan dan melaksanakan prosesi

    acara yang sangat bersejarah yaitu pernikahan kedua calon mempelai.

    Beberapa persiapan yang dilakukan oleh kedua belah pihak keluarga:

    Keluarga Calon Mempelai Wanita (CPW).

    Dua pasang sesepuh untuk menjemput CPP dan memegang Lola menuntun CPP memasuki

    rumah CPW.Seorang ibu yang bertugas menaburkan Bente (benno) ke CPP saat memasuki

    gerbang kediaman CPW.

    Penerima erang-erang atau seserahan.

    Penerima tamu.

    Keluarga Calon Mempelai Pria (CPP).

    - Petugas pembawa leko lompo (seserahan/erang-erang), yang terdiri dari:

    http://3.bp.blogspot.com/_a2wOg7H272E/S3Jnv09PBSI/AAAAAAAAAFY/qT8wWbGI5K4/s1600-h/Foto0385.jpg
  • 7/22/2019 Perkawinan Adat Makassar

    8/9

    Gadis-gadis berbaju bodo 12 orang yang bertugas membawa bosara atau keranjang yang

    berisikan kue-kue dan busana serta kelengkapan assesories CPW.

    Petugas pembawa panca terdiri dari 4 orang laki-laki. Panca berisikan 1 tandan kelapa, 1

    tandan pisang raja, 1 tandan buah lontara, 1 buah labu kuning besar, 1 buah nangka, 7 batang

    tebu, jeruk seperlunya, buah nenas seperlunya, dan lain-lain.

    - Perangkat adat, yang terdiri dari:

    Seorang laki-laki pembawa tombak.

    Anak-anak kecil pembawa ceret 3 orang.

    Seorang lelaki dewasa pembawa sundrang (mahar).

    Remaja pria 4 orang untuk membawa Lellu (payung persegi empat).

    Seorang anak laki-laki bertugas sebagai passappi bunting.

    - Calon mempelai Pria

    - Rombongan orang tua

    - Rombangan saudara kandung

    - Rombongan sanak keluarga

    - Rombongan undangan.

    Prosesi acara Assimorong:

    Setelah CPP beserta rombongan tiba di sekitar kediaman CPP, seluruh rombongan diatur

    sesuai susunan barisan yang telah ditetapkan. Ketika CPP telah siap di bawa Lellu sesepuh

    dari pihak CPW datang menjemput dengan mengapit CPP dan menggunakan Lola menuntun

    CPP menuju gerbang kediaman CPW. Saat tiba di gerbang halaman, CPP disiram dengan

    Bente/Benno oleh salah seorang sesepuh dari keluarga CPW. Kemudian dilanjutkan dengan

    dialog serah terima pengantin dan penyerahan seserahan leko lompo atau erang-erang.

    Setelah itu CPP beserta rombongan memasuki kediaman CPW untuk dinikahkan. Kemudian

    dilakukan pemeriksaan berkas oleh petugas KUA dan permohonan ijin CPW kepada kedua

    orang tua untuk dinikahkan, yang selanjutnya dilakukan dengan prosesi Ijab dan Qobul.

  • 7/22/2019 Perkawinan Adat Makassar

    9/9

    Setelah acara akad nikah dilaksanakan, mempelai pria menuju ke kamar mempelai wanita,

    dan berlangsung prosesi acara ketuk pintu, yang dilanjutkan dengan appadongko

    nikkah/mappasikarawa, penyerahan mahar atau mas kawin dari mempelai pria kepada

    mempelai wanita. Setelah itu kedua mempelai menuju ke depan pelaminan untuk melakukan

    prosesi Applapopporo atau sungkeman kepada kedua orang tua dan sanak keluarga lainnya,

    yang kemudian dilanjutkan dengan acara pemasangan cincin kawin, nasehat perkawinan, dan

    doa.

    Gambar 10. Prosesi acara Mappasikarawa/A'padongko Nikkah

    Gambar 11. Prosesi acara penyerahan mahar atau mas kawin

    http://2.bp.blogspot.com/_a2wOg7H272E/S3Jqc7EGIDI/AAAAAAAAAFw/GsSvfzy7u-4/s1600-h/Foto0387.jpghttp://2.bp.blogspot.com/_a2wOg7H272E/S3JqAtXn-TI/AAAAAAAAAFo/QXBfX7850fk/s1600-h/Foto0388.jpghttp://2.bp.blogspot.com/_a2wOg7H272E/S3Jqc7EGIDI/AAAAAAAAAFw/GsSvfzy7u-4/s1600-h/Foto0387.jpghttp://2.bp.blogspot.com/_a2wOg7H272E/S3JqAtXn-TI/AAAAAAAAAFo/QXBfX7850fk/s1600-h/Foto0388.jpg