perkecambahan pada benih pepaya juga dipengaruhi oleh intensitas cahaya dan suhu dimana kulit benih pada tanaman pepaya juga kemungkinan besar berpengaruh sebagai filter cahaya

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tanaman pepaya (Carica pepaya L.) termasuk dalam famili Caricaceae, yang memiliki nilai gizi dengan kandungan fosfor, kalium, vitamin A dan C yang tinggi, serta lemak yang rendah. Benih pepaya memiliki perbedaan dengan benih lain, diantaranya yaitu sewaktu masih berada dalam buah, kulit benihnya dilapisi oleh zat berwarna keputihan lunak dan agak bening yang disebut dengan aril (Nurwardani, 2008). Pada kulit pepaya (aril) inilah yang banyak mengandung protein kasar dan abu yang ternyata berpengaruh negatif terhadap perkecambahan benih. Selain itu, perkecambahan pada benih pepaya juga dipengaruhi oleh intensitas cahaya dan suhu dimana kulit benih pada tanaman pepaya juga kemungkinan besar berpengaruh sebagai filter cahaya (Patil, 2014).

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMBIAKAN TANAMAN

ACARA 8FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH PEPAYARIZKI KHOLIDUL A. F131510501020GOLONGAN B / KELOMPOK 6PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2014BAB 1. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Makhluk hidup dalam mempertahankan keberadaanya memerlukan yang namanya perkembangbiakan. Seperti manuasia tumbuhan mengalami perkembangbiakan, tapi bedanya tumbuhan dalam perkembangbiakanya memeiliki dua tipe yaitu perkembangbiakan secara seksual atau yang sering dikenal generatif dan secara aseksual atau vegetatif. Dari itu manusia memanfaatkan kondisi tersebut untuk tetap memenuhi kebutuhan pangan juga sandang, dengan cara pembudidaayaan sesuai perkembangan zaman manusia dapat memodifikasi perkembangbiakan tumbuhan agar tumbuhan yang dianggap penting dan bermanfaat bisa dilestarikan, biasanya yang menjadi sasaran utama tumbuhan yang dikembangbiakan bagi manusia merupakan tanaman hortikultura.

Teknik perkembangbiakan yang sering dilakukan oleh manusia untuk mempertahankan tanaman yang dianggap penting yaitu, vegetatif buatan, contohnya dengan pengembangbiakan stek, cangkok dan yang lainya , seiring perkembangbiakan zaman ada beberapa cara perkembengbiakan secara vegetatif buatan yang moderen salah satunya teknik kultur jaringan. Perkecambahan merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan embrio, dimana tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan biji berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah dan hasil dari perkecambahan ini adalah munculnya tanaman muda dari dalam biji.

Perkecambahan pada biji dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan. Kondisi lingkungan yang sesuai selama pertumbuhan akan merangsang tanaman untuk berbunga dan menghasilkan benih. Kebanyakan speises tidak akan memasuki masa reproduktif jika pertumbuhan vegetatifnya belum selesai dan belum mencapai tahapan yang matang untuk berbunga. Pertumbuhan suatu tanaman yang diproduksi akan selalu dipengaruhi oleh faktor dalam maupun faktor luar dari tanaman itu sendiri. Faktor dalam dari taman itu adalah genetika dari tanaman tersebut yang terekspresikan melalui pertumbuhan sehingga diperoleh hasil, sedangkan faktor luarnya adalah faktor biotik maupun abiotik yang meliputi unsur unsur yang menjadi pengaruh pada kualitas dan kuantitas produksi alam, antara lain iklim, curah hujan, kelembaban, intensitas cahaya, kesuburan tanah, serta ada tidaknya hama dan penyakit. Oleh sebab itu, mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tentunya menjadi sangat bermanfaat. Teknik perbanyakan tanaman contohnya pada tanaman pepaya dapat dilakukan baik secara vegetatif maupun generatif, tetapi lebih sering dilakukan melalui perbanyakan generatif dengan benih. Salah satu faktor yang menentukan mutu benih adalah tingkat kemasakan. Benih pepaya memiliki perbedaan dengan benih lain, diantaranya yaitu sewaktu masih berada dalam buah, kulit benihnya dilapisi oleh zat berwarna keputihan lunak dan agak bening yang disebut dengan aril. Aril ini mengandung protein kasar dan abu yang ternyata berpengaruh negatif terhadap perkecambahan benih. Selain itu, perkecambahan pada benih pepaya juga dipengaruhi oleh intensitas cahaya dan suhu dimana kulit benih pada tanaman pepaya juga kemungkinan besar berpengaruh sebagai filter cahaya.1.2 Tujuan1. Mahasiswa mempelajari faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkecambahan benih.2. Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkecambahan benih pepaya.BAB 2. TINJAUAN PUSTAKATanaman pepaya (Carica pepayaL.) termasuk dalam famili Caricaceae, yang memiliki nilai gizi dengan kandungan fosfor, kalium, vitamin A dan C yang tinggi, serta lemak yang rendah. Benih pepaya memiliki perbedaan dengan benih lain, diantaranya yaitu sewaktu masih berada dalam buah, kulit benihnya dilapisi oleh zat berwarna keputihan lunak dan agak bening yang disebut dengan aril (Nurwardani, 2008). Pada kulit pepaya (aril) inilah yang banyak mengandung protein kasar dan abu yang ternyata berpengaruh negatif terhadap perkecambahan benih. Selain itu, perkecambahan pada benih pepaya juga dipengaruhi oleh intensitas cahaya dan suhu dimana kulit benih pada tanaman pepaya juga kemungkinan besar berpengaruh sebagai filter cahaya (Patil, 2014). Biji merupakan hasil reproduksi tumbuhan secara seksual, proses yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu, proses yang dimulai dari terjadinya penyerbukan dari sel jantan dan betina sehingga terbentuk zygot yang pada akhirnya akan mengahasilakan calon embrio dan bakal biji. Biji tanaman dapat dikembangbiakan atau diperbanyak dengan cara generatif, untuk menghasilkan tumbuhan baru dari hasil penyerbukan tanaman yang berupa biji perlu yang namanya penyemaian benih sehingga terbentuk kecambah, selanjutnya dari kecambah tersebut berkembang menjadi tanaman dewasa (Idikut, 2012)Proses imbibisi pada biji adalah tahap pertama yang sangat penting karena menyebabkan peningkatan kandungan air benih yang diperlukan untuk memicu perubahan biokimiawi dalam benih sehingga benih berkecambah. kulit benih adalah struktur penting sebagai suatu pelindung antara embrio dan lingkungan di luar benih, mempengaruhi penyerapan air, pertukaran gas dan bertindak sebagai penghambat mekanis dan mencegah keluarnya zat penghambat dari embrio (Widyawati, 2009). Menurut Murniati (2009), Benih mencapai vigor maksimum pada saat masak fisiologis. Benih yang dipanen setelah tercapainya masak fisiologis memiliki vigor yang relatif lebih tinggi sehingga akan menghasilkan tanaman yang lebih vigor dan memiliki daya simpan lebih lama. Benih yang demikian telah mangalami masa-masa dimana dormansi.Menurut Astari (2014), perkembangan tanaman dengan biji atau secara generatif bukan hanya untuk membudidayakan tanaman semata tapi dengan teknik biji setelah tanaman dewasa akan diambil untuk disambung atau dioklasi dengan tanaman yang unggul. Dimana benih yang baik adalah benih yang masih segar. Maksud dari benih yang segar disini benih yang masih berumur satu minggu dari pemanenan, benih yang demikian telah mangalami masa-masa dimana dormansi dalam keadaan lingkungan yang menguntungkan. Selain itu telah mengalami masa after ripening, sehingga saat disemai membuat perkecambahan yang baik dan cepat. Perkecambahan benih dimulai dari proses imbibisi atau proses penyerapan air. Proses penyerapan air pada benih adalah proses fisika murni akan tetapi merupakan awal dari perkecambahan, kemudian diikuti proses metabolisme dalam benih sehingga embrio tumbuh menjadi kecambah dan selanjutnya tumbuh menjadi bibit Kecepatan perkecambahan dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan (Irwan, 2010). Sedangkan menurut Rattan (2013), Cahaya merupakan salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi perkecambahan dan pertumbuhan tanaman. Banyak spesies menanggapi lingkungan dengan optimal pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan terang yang tanaman dapat. Beberapa benih berkecambah sama dalam terang dan gelap, sementara yang lain lebih mudah baik di bawah cahaya atau kondisi gelap. Menurut Mangoendidjojo (2002), Perkecambahan pada benih dipengaruhi oleh beberapa hal baik pengaruh luar atau pengaruh dalam, namun seperti yang disebutkan sebelumnya pada biji yang baru dipanen mangalami yang namanya dormansi. Untuk memperoleh perkecambahan yang cepat diperlukan perlakuan baik pada kondisi fisik tumbuhan sendiri seperti perendaman pada air atau pengimbibisian atau pengeringan dapat meningkatkan perkecambahan benih. Sedangkan menurut Miransari and Smith (2014), Pada proses pertumbuhan biji pepaya, pengendalian hormon dan metabolisme dalam tanaman dikendalikan oleh jaringan hormon dalam bagian tumbuhan. Setiap hormon memiliki peran pada bagian tertentu pada tanaman untuk meningkatkan proses pertumbuhan yang optimal pada tanaman tersebut. BAB 3. METODE PRAKTIKUM3.1 Waktu dan TempatPraktikum pembiakan tanaman acara Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perkecambahan Benih Pepaya. Dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29 Oktober 2014 mulai pukul 09.30 WIB selesai di Laboratorium Produksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Jember.3.2 Bahan dan Alat3.1.1 Bahan1. Buah pepaya yang telah masak (masak fisiologis).2. Abu dapur.3.2.2 Alat1. Substrat kertas merang.2. Kapas.3. Kertas karbon hitam.4. Cawan petri.5. Pinset6. Alat pengecambah3.3 Cara kerja1. Mempersiapkan benih pepaya yang diambil dari bagian tengah buah pepaya (lebih kurang 1/3 bagian).2. Membuang aril benih pepaya dengan abu dapur, kemudian mencuci bersih dan meniriskannya.

3. Memperlakukan benih pepaya sebagai berikut:a. Tidak mengupas kulit benih/endotestanya.b. Mengupas kulit benih sebagian.c. Mengupas kulit benih seluruhnya.4. Membuat substrat untuk media perkecambahan berupa kertas merang yang dilapisi kapas dalam cawan petri sebanyak enam kombinasi perlakuan dalam dua ulangan.5. Menanam benih pepaya yang telah diperlakukan dalam substrat yang terlebih dahulu dibasahi dengan air, masing-masing sebanyak 25 butir.6. Mengkondisikan perkecambahan benih pada kondisi gelap dan terang. Untuk kondisi gelap menutup cawan petri dengan kertas karbon hitam, sedangkan kondisi terang Petridis tanpa ditutup, kemudian meletakkan masing-masing perlakuan pengecambah.7. Menjaga kelembabapan substrat perkecambahan dengan memberikan air secukupnya.BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1HasilPerlakuanUlanganHari Ke - 8Hari ke 14

NormalMatiNormalAbnormalMati

Biji Pepaya Tanpa dikupasTerang10100010

20100010

30100010

Gelap10100010

20100010

30100010

Biji pepaya dikupas sebagianTerang119109

219109

30100010

Gelap10100010

20100010

30100010

Biji pepaya dikupas seluruhnyaTerang119109

20100010

30100010

Gelap10100010

20100010

30100010

4.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini, bahan yang digunakan adalah benih pepaya. Ada 3 perlakuan, yaitu benih pepaya dikupas kulitnya, benih pepaya dikupas sebagian kulitnya dan benih pepaya tidak dikupas kulitnya. Sedangkan kondisi perkecambahannya yaitu pada tempat gelap dan terang. Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa proses perkecambahan biji pepaya pada semua perlakuan hanya dua perlakuan yang mampu tumbuh dan paling banyak biji tidak tumbuh atau mati yaitu pada perlakuan kulit yang dihilangkan semua dan dan dikupas sebagian kulitnya serta diletakkan pada tempat yang terang. Dimana hanya tiga benih yang menunjukkan peningkatan tumbuh dari keseluruhan benih yang ditanam dan kematian pada biji pepaya yang lainnya. Pengamatan di hari ke-8 menunjukan bahwa terdapat tiga benih pepaya yang tumbuh yaitu pada benih yang dikupas sebagian dan yang dikupas kulitnya semuanya dan kesemuanya berada pada perlakuan di tempat yang terang, selain perlakuan tersebut semua benihnya mati. Pengamatan di hari ke-14, menunjukkan hasil yang sama bahwa presentase benih pepaya yang mendapat perlakuan benih tidak dikupas kulitnya persentase tumbuh 0% normal, 0% abnormal dan 100% mati. Benih yang kulitnya dikupas sebagian hasil presentasenya sama dengan perlakuan yang pertama. Namun pada tempat terang ulangan ke 2, terdapat 20% normal, 0% abnormal dan 80% mati. Benih yang kulitnya dikupas keseluruhan pada tempat gelap semuanya mati dan tidak ada yang abnormal sehingga presentasenya 100% mati. Sedangkan pada tempat terang ulangan ke 2 terdapat 10% benih yang normal, 0% benih yang abnormal dan 90% mati. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pertumbuhan benih pepaya dengan adanya kulit aril pada benih tersebut serta adanya pengaruh cahaya pada saat proses perkecambahan benih pepaya. Sesuai dengan pendapat Mangoendidjojo (2002) bahwa cahaya dapat mempercepat atau memperlambat perkecambahan, tergantung dari jenis benih yang disimpan. Pada kondisi kelembaban yang tinggi, tempat yang gelap dapat mencegah perkecambahan benih sehingga benih dapat disimpan lebih lama.Menurut Nurwardani (2008), Perkecambahan benih dapat dipengaruhi oleh faktor dalam yang meliputi: tingkat kemasakan benih, ukuran benih, dormansi, dan penghambat perkecambahan, serta faktor luar yang meliputi: air, temperatur, oksigen, dan cahaya. 1) Kemasakan benih, dimana benih yang dipanen sebelum mencapai tingkat kemasakan fisiologis tidak mempunyai viabilitas tinggi. Pada beberapa jenis tanaman, benih yang demikian tidak akan dapat berkecambah. Hal ini diduga benih belum memiliki cadangan makanan yang cukup dan pembentukan embrio belum sempurna. 2) Ukuran benih, dimana berdasarkan hasil penelitian, ukuran benih mempunyai korelasi yang positip terhadap kandungan protein pada benih sorgum. Makin besar/berat ukuran benih maka kandungan protein juga makin meningkat sehingga berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan dan produksi, karena berat benih menentukan besarnya kecambah pada pada saat permulaan dan berat tanaman pada saat dipanen. 3) Dormansi, dimana Benih dorman adalah benih yang sebenarnya hidup tetapi tidak mau berkecambah meskipun diletakkan pada lingkungan yang memenuhi syarat untuk berkecambah. 4) Penghambat perkecambahan, dimana banyak zat-zat yang diketahui dapat menghambat perkecambahan benih. Contoh zat-zat tersebut adalah: herbisida, auksin, bahan-bahan yang terkandung dalam buah, larutan mannitol dan NaCl yang mempunyai tingkat osmotik tinggi, serta bahan yang menghambat respirasi (sianida dan fluorida). Semua persenyawaan tersebut menghambat perkecambahan tetapi tak dipandang sebagai penyebab dormansi.Faktor- faktor luar yang meliputi beberapa faktor yaitu : 1) Air, dimana faktor yang mempengaruhi penyerapan air oleh benih ada dua yaitu: sifat kulit pelindung benih dan jumlah air yang tersedia pada medium sekitarnya. Jumlah air yang diperlukan untuk berkecambah bervariasi tergantung kepada jenis benih, umumnya tidak melampaui dua atau tiga kali dari berat keringnya. 2) Temperatur, dimana temperatur optimum adalah temperatur yang paling menguntungkan bagi berlangsungnya perkecambahan benih. Di bawah temperatur minimum atau di atas temperatur maksimum akan terjadi kerusakan benih dan terbentuknya kecambah abnormal. 3) Oksigen, dimana pada saat perkecambahan berlangsung, proses respirasi akan meningkat disertai dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan karbon dioksida , air dan energi. Proses perkecambahan dapat terhambat bila penggunaan oksigen terbatas. 4) Cahaya, dimana kebutuhan benih terhadap cahaya untuk berkecambah berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman. Benih yang dikecambahkan pada keadaan kurang cahaya atau gelap dapat menghasilkan kecambah yang mengalami etiolasi, yaitu terjadinya pemanjangan yang tidak normal pada hipokotil atau epikotil, kecambah pucat dan lemah sehingga kurang baik untuk dijadikan bahan tanam.

Faktor lain yang dapat menyebabkan biji pepaya tidak berkecambah adalah adanya aril pepaya, aril pepaya merupakan lapisan kulit biji pepaya yang berupa zat berwarna keputihan lunak dan agak kering. Aril pepaya mengandung protein kasar, serat kasar dan abu yang dapat berpengaruh negatif terhadap perkecambahan biji, jika aril pepaya tidak dibuang maka kulit tersebut bersifat impermeable terhadap air atau udara padahal air atau udara tersebut dibutuhkan untuk perkecambahan. Benih pepaya dibersihkan dengan menggunakan abu hal ini bertujuan untuk membersihkan lendir pada benih pepaya dengan tekstur abu yang kasar sehingga dapat meningkatkan daya simpan karena benih mudah kering dan tanpa merusak struktur benih pepaya. Menurut Irwan (2009), Benih yang tidak dikupas kulitnya tidak mampu tumbuh optimal karena kurangnya imbibisi air pada benih, sehingga mengakibatkan benih sukar untuk tumbuh.Praktikum kali ini salah satu perlakuannya yaitu menghilangkan kulit pepaya (aril), karena kulit aril pada benih pepaya akan mempengaruhi pada vigor benih dimana kulit benih (aril) merupakan bagian dari benih yang berfungsi sebagai pelindung mekanis dari embrio, mengurangi penguapan, serta mencegah masuknya parasit kedalam embrio. Namun disisi lain kulit benih dapat menghambat perkecambahan benih. Benih pepaya memiliki kendala dalam perkecambahannya. Kendala tersebut diakibatkan karena terdapat aril yang menyelimuti seluruh permukaan benih, sehingga mengakibatkan impermeabilitas benih sangat tinggi. Adanya aril dan senyawa fenolik pada saat pengeringan benih dapat mengakibatkan dormansi sekunder karena fenolik akan beroksidasi dengan oksigen dan mampu merubah struktur benih menjadi lebih impermeabel (Idikut, 2013). Benih yang dikupas kulitnya tidak mampu tumbuh optimal karena kurangnya pemberian air pada media tanaman, sehingga kelembabannya kurang terjaga. Perlakuan yang paling baik yaitu perlakuan yang mengupas kulit benih pepaya. Dengan perlakuan ini, kita telah membuang zat fenolik yang mampu menghambat perkecambahan benih pepaya. Dengan membuang aril pepaya, maka akan mencegah terjadinya dormansi benih. Sehingga perkecambahan benih pepaya akan berlangsung dengan optimal dan juga tingkat vigor benih pepaya akan semakin tinggi.BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan1. Perkecambahan benih dapat dipengaruhi oleh faktor dalam yaitu: tingkat kemasakan benih, ukuran benih, dormansi, dan penghambat perkecambahan, serta faktor luar yang meliputi: air, temperatur, oksigen, dan cahaya.2. Aril pepaya mengandung zat fenolik yang mampu menghambat perkecambahan benih pepaya.

3. Dengan membuang aril pepaya, akan semakin meningkatkan daya perkecambahan papaya (tingkat vigor).4. Perlakuan yang paling bagus untuk mengecambahkan benih pepaya adalah dengan mengupas semua kulit aril pepaya dengan menempatkannya ditempat terang serta dengan tetap menjaga tingkat kelembapan media tanam.5.2 SaranPada praktikum perkecambahan benih pepaya diharapkan praktikan dapat selalu menjaga kelembapan media yang digunakan yaitu substrat kertas merang karena air sangat berpengaruh terhadap proses perkecambahan sehingga tingkat kegagalan dalam melakukan perkecambahan ini dapat dihindari.DAFTAR PUSTAKAAstari, Retno Puji., Rosmayati dan E. S. Bayu. 2014. Pengaruh Pematahan Dormansi Secara Fisik Dan Kimia Terhadap Kemampuan Berkecambah Benih Mucuna (Mucuna bracteata D.C). Online Agroekoteknologi, 2 (2) : 803 812.Idikut, Leyla. 2013. The Effects of Light, Temperature and Salinity on Seed Germination of Three Maize Forms. Agricultural Sciences. 3 (4) : 246-253.

Irwan, S.G. 2010. Kopolimerisasi cangkok N-Isopropilakrilamida pada film selulosa yang diinduksi oleh sinar ultraviolet dan karaakteristiknya. Makara Sains, 14 (1): 1 6.Mangoendidjojo, W. 2002. Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. Yogyakarta: Rajawali press.Miransari, Mohammad dan D. L. Smith. 2014. Plant Hormones And Seed Germination. Environmental and Experimental Botany, 9(9) : 110-121.Murniati, Endang., Maryati Sari dan Ema Fatimah. 2009. Pengaruh Pemeraman Buah Dan Periode Simpan Terhadap Viabilitas Benih Pepaya (Carica pepaya L.). Agron, 36 (2) : 139 145.Widyawati N., Yudono P dan I. Soemardi. 2009. Permeabilitas Dan Perkecambahan Benih Aren (Arenga Pinnata(Wurmb.) Merr.). Agron. Indonesia, 37 (2) : 152 158.

Nurwardani, P. 2008.Teknik Pembibitan Tanaman dan Produksi Benih. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Patil, N. S and B. A Karadge. 2014. Effect Of Carbonates On Seed Germination And Seedling Growth In Portulaca Oleracea L. Advanced Scientific Research. 5(1): 05-07.Rattan, Vidya and Anita Tomar. 2013. Effect Of Different Lights On The Seed Germination Of Hippophae Salicifolia. IIOAB, 4(1) : 2729.