12
I. Analisis Teoritis a. Pengertian Perkembangan Bahasa Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif yang berarti faktor intelek/kognisi sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan berbahasa. Bayi yang tingkat intelektualnya belum berkembang dan masih sangat sederhana, bahasa yang digunakannya juga sangat sederhana. Semakin bayi itu tumbuh dan berkembang serta mulai mampu memahami lingkungan, maka bahasa mulai berkembang dari tingkat yang sangat sederhana menuju ke bahasa yang kompleks. Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh lingkungan, karena bahasa pada dasarnya merupakan hasil belajar dari lingkungan. Anak (bayi) belajar bahasa seperti halnya belajar hal yang lain, meniru dan mengulang hasil yang telah didapatkan merupakan cara belajar bahasa awal. Bayi bersuara, ‘mm mmm’, ibunya tersenyum mengulang menirukan dengan memperjelas dan memberi arti suara itu menjadi ‘maem-maem’. Bayi belajar menambah kata-kata dengan meniru bunyi-bunyi yang didengarnya. Manusia dewasa (terutama ibunya) disekelilingnya membetulkan dan memperjelas. Belajar bahasa yang sebenarnya baru dilakukan oleh anak berusia enam sampai tujuh tahun, disaat anak mulai bersekolah. Jadi perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi, baik alat komunikasi dengan cara lisan, tertulis, maupun menggunakan tanda-tanda dan isyarat. Mampu dan menguasai alat komunikasi di sini diartikan sebagai upaya seseorang untuk dapat memahami dan dipahami orang lain.

Perkembangan Bahasa

  • Upload
    yusran

  • View
    8

  • Download
    6

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah

Citation preview

Page 1: Perkembangan Bahasa

I.    Analisis Teoritis

a. Pengertian Perkembangan Bahasa

Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif yang berarti faktor

intelek/kognisi sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan berbahasa.

Bayi yang tingkat intelektualnya belum berkembang dan masih sangat sederhana,

bahasa yang digunakannya juga sangat sederhana. Semakin bayi itu tumbuh dan

berkembang serta mulai mampu memahami lingkungan, maka bahasa mulai

berkembang dari tingkat yang sangat sederhana menuju ke bahasa yang kompleks.

Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh lingkungan, karena bahasa pada dasarnya

merupakan hasil belajar dari lingkungan. Anak (bayi) belajar bahasa seperti halnya

belajar hal yang lain, meniru dan mengulang hasil yang telah didapatkan merupakan

cara  belajar bahasa awal. Bayi bersuara, ‘mm  mmm’, ibunya tersenyum mengulang

menirukan dengan memperjelas dan memberi arti suara itu menjadi ‘maem-maem’. Bayi

belajar menambah kata-kata dengan meniru bunyi-bunyi yang didengarnya. Manusia

dewasa (terutama ibunya) disekelilingnya membetulkan dan memperjelas. Belajar

bahasa yang sebenarnya baru dilakukan oleh anak berusia enam sampai tujuh tahun,

disaat anak mulai bersekolah. Jadi  perkembangan bahasa adalah meningkatnya

kemampuan penguasaan alat berkomunikasi, baik alat komunikasi dengan cara lisan,

tertulis, maupun menggunakan tanda-tanda dan isyarat. Mampu dan menguasai alat

komunikasi di sini diartikan sebagai upaya seseorang untuk dapat memahami dan

dipahami orang lain.

b. Karakteristik Perkembangan Bahasa  Remaja

Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang dilingkungan remaja dan dengan

demikian bahasa remaja terbentuk dari kondisi lingkungan. Lingkungan remaja

mencakup lingkungan keluarga, masyarakat dan khususnya pergaulan teman sebaya,

dan lingkungan sekolah. Pola bahasa yang dimiliki adalah bahasa yang berkembang di

dalam keluarga atau bahasa  itu. Perkembangan bahasa remaja dilengkapi dan

diperkaya oleh lingkungan masyarakat di mana mereka tinggal. Hal ini berarti

pembentukan kepribadian yang dihasilkan dari pergaulan masyarakat sekitar akan

Page 2: Perkembangan Bahasa

memberi ciri khusus dalam perilaku bahasa. Bersamaan dengan kehidupannya di dalam

masyarakat luas, anak (remaja) mengkutip proses belajar disekolah. Sebagaimana

diketahui, dilembaga pendidikan diberikan rangsangan yang terarah sesuai dengan

kaidah-kaedah yang benar. Proses pendidikan bukan memperluas dan memperdalam

cakrawala ilmu pengetahuan semata, tetapi juga secara berencana merekayasa

perkembangan sistem budaya, termasuk perilaku berbahasa. Pengaruh pergaulan di

dalam masyarakat (teman sebaya) terkadang cukup menonjol, sehingga bahasa anak

(remaja) menjadi lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang berkembang di dalam

kelompok sebaya. Dari kelompok itu berkembang bahasa sandi, bahasa kelompok yang

bentuknya amat khusus, seperti istilah baceman dikalangan pelajar yang dimaksudkan

adalah bocoran soal ulangan atau tes. Bahasa prokem terutama secara khusus untuk

kepentingan khusus pula.

Pengaruh lingkungan yang berbeda antara keluarga  masyarakat, dan sekolah dalam

perkembangan bahasa, akan menyebabkan perbedaan antara anak yang satu dengan

yang lain. Hal ini ditunjukkan oleh pilihan dan penggunaan kosakata  sesuai dengan

tingkat sosial keluarganya. Keluarga dari masyarakat lapisan pendidikan rendah atau

buta huruf, akan banyak menggunakan bahasa pasar, bahasa sembarangan, dengan

istilah-istilah yang kasar. Masyarakat terdidik  yang pada umumnya memiliki status

sosial lebih baik, menggunakan istilah-istilah lebih selektif dan umumnya anak-anak

remajanya juga berbahasa lebih baik.

Page 3: Perkembangan Bahasa

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa

Berbahasa terkait erat dengan kondisi pergaulan. Oleh karena itu perkembangannya

dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1.     Umur anak

Manusia bertambah umur akan semakin matang pertumbuhan fisiknya, bertambahnya

pengalaman dan meningkatkan kebutuhan. Bahasa seseorang akan berkembang

sejalan dengan pertambahan pengalaman dan kebutuhannya. Faktor fisik dan ikut

mempengaruhi sehubungan semakin sempurnanya pertumbuhan organ bicara, kerja

otot-otot untuk melakukan gerakan-gerakan dan isyarat. Pada masa remaja

perkembangan biologis yang menunjang kemampuan berbahasa telah mencapai tingkat

kesempurnaan, dengan dibarengi oleh perkembangan tingkat intelektual, anak akan

mampu menunjukkan cara berkomunikasi dengan baik.

2.    Kondisi lingkungan

Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberi andil untuk cukup besar

dalam berbahasa. Perkembangan bahasa dilingkungan perkotaan akan berbeda dengan

dilingkungan pedesaan. Begitu pula perkembangan bahasa di daerah pantai,

pegunungan dan daerah-daerah terpencil menunjukkan perbedaan.

Pada dasarnya bahasa  dipelajari dari lingkungan. Lingkungan yang dimaksud termasuk

lingkungan pergaulan dalam kelompok, seperti kelompok bermain, kelompok kerja, dan

kelompok sosial lainnya.

3.     Kecerdasan anak

Untuk meniru bunyi atau suara, gerakan dan mengenal tanda-tanda, memerlukan

kemampuan motorik yang baik. Kemampuan intelektual atau tingkat berpikir. Ketepatan

meniru, memproduksi perbendaharaan kata-kata yang diingat, kemampuan menyusun

kalimat dengan baik dan memahami atau menangkap maksud suatu pernyataan fisik

lain, amat dipengaruhi oleh kerja pikir atau kecerdasan seseorang anak.

Page 4: Perkembangan Bahasa

4.    Status sosial ekonomi keluarga

Keluarga yang berstatus sosial ekonomi baik, akan mampu menyediakan situasi yang

baik bagi perkembangan bahasa anak-anak dengan  anggota keluarganya. Rangsangan

untuk dapat ditiru oleh anak-anak dari anggota keluarga yang berstatus sosial tinggi

berbeda dengan keluarga yang berstatus sosial rendah. Hal ini akan tampak perbedaan

perkembangan bahasa bagi anak yang hidup di dalam keluarga terdidik dan tidak

terdidik. Dengan kata lain pendidikan keluarga berpengaruh terhadap perkembangan

bahasa.

5.     Kondisi fisik

Kondisi fisik di sini kesehatan anak. Seseorang yang cacat yang terganggu

kemampuannya  untuk berkomunikasi, seperti bisu, tuli, gagap, dan organ suara tidak

sempurna akan mengganggu perkembangan alam berbahasa.

d. Pengaruh Kemampuan Berbahasa Terhadap Kemampuan Berpikir

Kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir saling mempengaruhi satu sama lain.

Bahwa kemampuan berpikir berpengaruh terhadap kemampuan berbahasa dan

sebaliknya kemampuan berbahasa berpengaruh terhadap kemampuan berpikir.

Seseorang rendah kemampuan berpikirnya, akan mengalami kesulitan dalam menyusun

kalimat yang baik, logis dan sistematis. Hal ini akan berakibat sulitnya berkomunikasi.

Bersosialisasi berarti melakukan konteks dengan yang lain. seseorang menyampaikan

ide dan gagasannya dengan berbahasa dan menangkap ide dan gagasan orang lain

melalui bahasa. Menyampaikan dan mengambil makna ide dan gagasan itu merupakan

proses berpikir yang abstrak. Ketidaktepatan menangkap arti bahasa akan berakibat

ketidaktepatan dan kekaburan  persepsi yang diperolehnya. Akibat lebih lanjut adalah

bahwa hasil proses berpikir menjadi tidak tepat benar. Ketidaktepatan hasil

pemprosesan pikir ini diakibatkan kekurangmampuan dalam bahasa

e. Perbedaan Individual dalam Kemampuan dan Perkembangan Bahasa

Menurut Chomsky (Woolfolk, dkk. 1984) anak dilahirkan ke dunia telah memiliki

kapasitas berbahasa. Akan tetapi seperti dalam bidang yang lain, faktor lingkungan akan

mengambil peranan yang cukup menonjol, mempengaruhi perkembangan bahasa anak

Page 5: Perkembangan Bahasa

tersebut. Mereka belajar  makna kata dan bahasa sesuai dengan apa yang mereka

dengar, lihat dan mereka hayati dalam hidupnya sehari-hari. Perkembangan bahasa

anak terbentuk oleh lingkungan yang berbeda-beda.

Berpikir dan berbahasa  mempunyai korelasi tinggi; anak dengan IQ tinggi akan

berkemampuan  bahasa yang tinggi. Sebaran nilai IQ menggambarkan adanya

perbedaan individual anak, dan dengan demikian kemampuan mereka dalam bahasa

juga bervariasi sesuai dengan varasi kemampuan mereka berpikir.

Bahasa berkembang dipengaruhi oleh faktor lingkungan, karena kekayaan lingkungan

akan merupakan pendukung bagi perkembangan peristilahan yang sebagian besar

dicapai dengan proses meniru. Dengan demikian remaja yang berasal dari lingkungan 

yang berbeda juga akan berbeda-beda pula kemampuan dan perkembangan

bahasanya.

f. Upaya pengembangan kemampuan bahasa remaja dan implikasinya dalam

penyelenggaraan pendidikan

Kelas atau kelompok belajar terdiri dari siswa yang bervariasi bahasanya, baik

kemampuannya maupun polanya. Menghadapi hal ini guru harus mengembangkan

strategi belajar-mengajar bidang bahasa dengan memfokuskan pada potensi dan

kemampuan anak.

Pertama, anak perlu melakukan pengulangan (menceritakan kembali) pelajaran yang

telah diberikan dengan kata dan bahasa yang disusun oleh murid-murid sendiri. Dengan

cara ini senantiasa guru dapat melakukan identifikasi tentang pola dan tingkat

kemampuan bahasa murid-muridnya.

Kedua, berdasar hasil identifikasi itu guru melakukan pengembangan bahasa murid

dengan menambahkan perbendaharaan bahasa  lingkungan yang telah dipilih secara

tepat dan benar oleh guru. Cerita murid tentang isi pelajaran yang telah dipercaya itu

diperluas untuk langkah-langkah selanjutnya, sehingga para murid mampu menyusun

cerita lebih komprehensif tentang isi bacaan yang telah dipelajari dengan menggunakan

pola bahasa mereka sendiri.

Perkembangan bahasa yang menggunakan model pengekspresian secara mandiri, baik

lisan maupun tertulis, dengan mendasarkan pada bahan bacaan akan lebih

mengembangkan kemampuan bahasa anak membentuk pola bahasa masing-masing.

Page 6: Perkembangan Bahasa

Dalam penggunaan model ini guru harus banyak memberikan rangsangan dan koreksi

dalam bentuk diskusi atau komunikasi bebas. Dalam pada itu sarana perkembangan

bahasa seperti buku-buku, surat kabar, majalah, dan lain-lainnya hendaknya disediakan

di sekolah maupun dirumah.

II.    Analisis Praktis

Di bagian ini, kami akan memberikan suatu contoh yang didalamnya terdapat materi

yang kami bahas pada makalah ini.

Ilustrasi:

Diceritakan ada seorang anak remaja yang tinggal di keluarga yang kaya raya. Anak itu

selalu dimanja dan dididik untuk menjadi seorang yang mempunyai wibawa oleh

orangtuanya. Sampai-sampai dalam cara berbahasanya, dia harus terlihat berwibawa

bagaikan anak seorang raja. Remaja ini tentu berbeda dengan remaja seusianya, arena

dia merasa bahasa yang diucapkan terlalu formal atau tidak sesuai dengan bahasa yang

digunakan oleh teman-teman yang lainnya. Dia pun merasa ingin seperti halnya teman-

teman yang lainnya tapi orangtuanya tidak ingin anaknya berbahasa seperti halnya

remaja yang menggunakan bahasa yang kurang sopan dan tidak mendidik. Akhirnya dia

mencoba untuk belajar berbahasa seperti teman-temannya Hari demi hari, dia terus

menggunakan bahasa yang digunakan teman-temannya, sampai suatu  saat dia

berbicara dengan orangtuanya tapi dia tidak menyadari bahasa yang dia gunakan itu

bukan bahasa yang telah diajarkan oleh orang tuannya. Akhirnya orangtuanya heran

dan memarahinya karena dia tidak mengikuti apa  yang telah diajarkan kepadanya.

Ada orang tua yang mengajarkan anaka-anak mereka untuk berbahasa dengan

menggunakan bahasa inggris. Karena mereka menginginkan anak mereka untuk bisa

bertahan dalam proses globalisasi. Tetapi meraka tidak mengajarkan anaka-anak

mereka untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, sehingga mereka terlihat

memiliki perbedaan yang sangat signifikan antara keluarga tesebut dengan

lingkungannya.

Dalam kasus yang pertama, dapat kita simpulkan bahwa perkembangan bahasa itu

dipengaruhi oleh status ekonomi keluarga dan lingkungan. Karena dia terlahir di

Page 7: Perkembangan Bahasa

keluarga yang mempunyai status ekonomi yang tinggi, maka keluarganyapun

mengajarkannya suatu tatanan bahasa yang formal yang sesuai dengan status keluarga

tersebut. Tetapi, karena anak itu bersekolah dan bersosialisasi dengan remaja yang

seumurannya maka bahasa teman-temannya itu terasa asing baginya. Akhirnya remaja

itu pun merasa malu karena bahasa yang dia gunakan terlalu formal. Sedangkan teman-

temannya menggunakan bahasa gaul. Otomatis remaja itu tidak ingin dikatakan aneh

dan dia mencoba untuk berbahasa seperti halnya teman-temannya. Jadi di dalam

perkembangan bahasa seorang remaja itu sangatlah diengaruhi oleh lingkungannya

walaupun dia di didik dengan keras untuk menggunakan bahasa yang formal.

Dalam kasus yang kedua, boleh-boleh saja kita mengajarkan bahasa inggris pada anak

kita, tetapi kita juga harus mengajarkan anak kita untuk bersosialisasi dengan

lingkungan di sekitar kita. Kita juga mengajarkan kepada anak-anak kita bahasa dan

budaya yang ada dilingkungan kita.

BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.    Kesimpulan

Bahasa sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar terutama pergaulan, jika pergaulan

remaja dalam lingkup yang baik maka ia akan menggunakan bahasa yang baik pula dan

begitu pula sebaliknya. Dan semakin bertambahnya umur maka bahasa yang dimiliki

akan semakin berkembang, semakin dewasa seseorang maka pemilihan kata pun akan

semakin ilmiah. Bahasa memegang peran penting dalam kehidupan bermasyarakat.

Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya: usia anak, kondisi

keluarga dan kondisi fisik anak terutama dari segi kesehatannya. Kemampuan

berbahasa dan kemampuan berpikir saling berpengaruh satu sama lain. Artinya

kemampuan berpikir berpengaruh terhadap kemampuan berbahasa dan sebaliknya

kemampuan berbahasa berpengaruh terhadap kemampuan berpikir. Dalam upaya

mengembangkan perkembangan bahasa remaja dalam konteks pendidikan, kita harus

memberikan suatu pengajaran yang baik dan Dalam penggunaan model

pengekspresian ini kita harus banyak memberikan rangsangan dan koreksi dalam

bentuk diskusi atau komunikasi bebas. Dalam hal itu, sarana perkembangan bahasa

seperti buku-buku, surat kabar, majalah, dan lain-lainnya hendaknya disediakan di

sekolah maupun dirumah.

Page 8: Perkembangan Bahasa

B.    Rekomendasi

Untuk mengembangkan kemampuan berbahasa atau keterampilan berkomunikasi

melalui tulisan merupakan salah satu cara untuk megerkspresikan apa yang dirasakan

oleh seseorang, maka sebaiknya remaja dilatih untuk membuat tulisan atau karangan

pengalaman hidupnya, atau biografinya sendiri.

    

DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarwan. 2011. Perkembangan Peserta Didik. Bandung:Penerbit 

           ALFABETA.

Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Rosda

L. N., Syamsu Yusuf dan Nani M. Sugandhi. 2011. Perkembangan Peserta Didik.

            Jakarta:Rajawali Pers

Sumatri, Mulyani dan Syaodih, Nana. 2007. Perkembangan Peserta Didik.

           Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.

Sunarto, H. dan Agung Hartono. 2008. Perkembangan Peserta Didik.

Jakarta:Rineka Cipta

http://speechclinic.wordpress.com/2010/04/24/milestones-normal-perkembangan-

bicara-dan-bahasa-pada-anak/

http://suluhpendidikan.blogspot.com/2008/12/perkembangan-bahasa-remaja.html

http://valmband.multiply.com/journal/item/11

www.MasBied.com