Upload
yusran
View
8
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Makalah
Citation preview
I. Analisis Teoritis
a. Pengertian Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif yang berarti faktor
intelek/kognisi sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan berbahasa.
Bayi yang tingkat intelektualnya belum berkembang dan masih sangat sederhana,
bahasa yang digunakannya juga sangat sederhana. Semakin bayi itu tumbuh dan
berkembang serta mulai mampu memahami lingkungan, maka bahasa mulai
berkembang dari tingkat yang sangat sederhana menuju ke bahasa yang kompleks.
Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh lingkungan, karena bahasa pada dasarnya
merupakan hasil belajar dari lingkungan. Anak (bayi) belajar bahasa seperti halnya
belajar hal yang lain, meniru dan mengulang hasil yang telah didapatkan merupakan
cara belajar bahasa awal. Bayi bersuara, ‘mm mmm’, ibunya tersenyum mengulang
menirukan dengan memperjelas dan memberi arti suara itu menjadi ‘maem-maem’. Bayi
belajar menambah kata-kata dengan meniru bunyi-bunyi yang didengarnya. Manusia
dewasa (terutama ibunya) disekelilingnya membetulkan dan memperjelas. Belajar
bahasa yang sebenarnya baru dilakukan oleh anak berusia enam sampai tujuh tahun,
disaat anak mulai bersekolah. Jadi perkembangan bahasa adalah meningkatnya
kemampuan penguasaan alat berkomunikasi, baik alat komunikasi dengan cara lisan,
tertulis, maupun menggunakan tanda-tanda dan isyarat. Mampu dan menguasai alat
komunikasi di sini diartikan sebagai upaya seseorang untuk dapat memahami dan
dipahami orang lain.
b. Karakteristik Perkembangan Bahasa Remaja
Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang dilingkungan remaja dan dengan
demikian bahasa remaja terbentuk dari kondisi lingkungan. Lingkungan remaja
mencakup lingkungan keluarga, masyarakat dan khususnya pergaulan teman sebaya,
dan lingkungan sekolah. Pola bahasa yang dimiliki adalah bahasa yang berkembang di
dalam keluarga atau bahasa itu. Perkembangan bahasa remaja dilengkapi dan
diperkaya oleh lingkungan masyarakat di mana mereka tinggal. Hal ini berarti
pembentukan kepribadian yang dihasilkan dari pergaulan masyarakat sekitar akan
memberi ciri khusus dalam perilaku bahasa. Bersamaan dengan kehidupannya di dalam
masyarakat luas, anak (remaja) mengkutip proses belajar disekolah. Sebagaimana
diketahui, dilembaga pendidikan diberikan rangsangan yang terarah sesuai dengan
kaidah-kaedah yang benar. Proses pendidikan bukan memperluas dan memperdalam
cakrawala ilmu pengetahuan semata, tetapi juga secara berencana merekayasa
perkembangan sistem budaya, termasuk perilaku berbahasa. Pengaruh pergaulan di
dalam masyarakat (teman sebaya) terkadang cukup menonjol, sehingga bahasa anak
(remaja) menjadi lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang berkembang di dalam
kelompok sebaya. Dari kelompok itu berkembang bahasa sandi, bahasa kelompok yang
bentuknya amat khusus, seperti istilah baceman dikalangan pelajar yang dimaksudkan
adalah bocoran soal ulangan atau tes. Bahasa prokem terutama secara khusus untuk
kepentingan khusus pula.
Pengaruh lingkungan yang berbeda antara keluarga masyarakat, dan sekolah dalam
perkembangan bahasa, akan menyebabkan perbedaan antara anak yang satu dengan
yang lain. Hal ini ditunjukkan oleh pilihan dan penggunaan kosakata sesuai dengan
tingkat sosial keluarganya. Keluarga dari masyarakat lapisan pendidikan rendah atau
buta huruf, akan banyak menggunakan bahasa pasar, bahasa sembarangan, dengan
istilah-istilah yang kasar. Masyarakat terdidik yang pada umumnya memiliki status
sosial lebih baik, menggunakan istilah-istilah lebih selektif dan umumnya anak-anak
remajanya juga berbahasa lebih baik.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa
Berbahasa terkait erat dengan kondisi pergaulan. Oleh karena itu perkembangannya
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Umur anak
Manusia bertambah umur akan semakin matang pertumbuhan fisiknya, bertambahnya
pengalaman dan meningkatkan kebutuhan. Bahasa seseorang akan berkembang
sejalan dengan pertambahan pengalaman dan kebutuhannya. Faktor fisik dan ikut
mempengaruhi sehubungan semakin sempurnanya pertumbuhan organ bicara, kerja
otot-otot untuk melakukan gerakan-gerakan dan isyarat. Pada masa remaja
perkembangan biologis yang menunjang kemampuan berbahasa telah mencapai tingkat
kesempurnaan, dengan dibarengi oleh perkembangan tingkat intelektual, anak akan
mampu menunjukkan cara berkomunikasi dengan baik.
2. Kondisi lingkungan
Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberi andil untuk cukup besar
dalam berbahasa. Perkembangan bahasa dilingkungan perkotaan akan berbeda dengan
dilingkungan pedesaan. Begitu pula perkembangan bahasa di daerah pantai,
pegunungan dan daerah-daerah terpencil menunjukkan perbedaan.
Pada dasarnya bahasa dipelajari dari lingkungan. Lingkungan yang dimaksud termasuk
lingkungan pergaulan dalam kelompok, seperti kelompok bermain, kelompok kerja, dan
kelompok sosial lainnya.
3. Kecerdasan anak
Untuk meniru bunyi atau suara, gerakan dan mengenal tanda-tanda, memerlukan
kemampuan motorik yang baik. Kemampuan intelektual atau tingkat berpikir. Ketepatan
meniru, memproduksi perbendaharaan kata-kata yang diingat, kemampuan menyusun
kalimat dengan baik dan memahami atau menangkap maksud suatu pernyataan fisik
lain, amat dipengaruhi oleh kerja pikir atau kecerdasan seseorang anak.
4. Status sosial ekonomi keluarga
Keluarga yang berstatus sosial ekonomi baik, akan mampu menyediakan situasi yang
baik bagi perkembangan bahasa anak-anak dengan anggota keluarganya. Rangsangan
untuk dapat ditiru oleh anak-anak dari anggota keluarga yang berstatus sosial tinggi
berbeda dengan keluarga yang berstatus sosial rendah. Hal ini akan tampak perbedaan
perkembangan bahasa bagi anak yang hidup di dalam keluarga terdidik dan tidak
terdidik. Dengan kata lain pendidikan keluarga berpengaruh terhadap perkembangan
bahasa.
5. Kondisi fisik
Kondisi fisik di sini kesehatan anak. Seseorang yang cacat yang terganggu
kemampuannya untuk berkomunikasi, seperti bisu, tuli, gagap, dan organ suara tidak
sempurna akan mengganggu perkembangan alam berbahasa.
d. Pengaruh Kemampuan Berbahasa Terhadap Kemampuan Berpikir
Kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir saling mempengaruhi satu sama lain.
Bahwa kemampuan berpikir berpengaruh terhadap kemampuan berbahasa dan
sebaliknya kemampuan berbahasa berpengaruh terhadap kemampuan berpikir.
Seseorang rendah kemampuan berpikirnya, akan mengalami kesulitan dalam menyusun
kalimat yang baik, logis dan sistematis. Hal ini akan berakibat sulitnya berkomunikasi.
Bersosialisasi berarti melakukan konteks dengan yang lain. seseorang menyampaikan
ide dan gagasannya dengan berbahasa dan menangkap ide dan gagasan orang lain
melalui bahasa. Menyampaikan dan mengambil makna ide dan gagasan itu merupakan
proses berpikir yang abstrak. Ketidaktepatan menangkap arti bahasa akan berakibat
ketidaktepatan dan kekaburan persepsi yang diperolehnya. Akibat lebih lanjut adalah
bahwa hasil proses berpikir menjadi tidak tepat benar. Ketidaktepatan hasil
pemprosesan pikir ini diakibatkan kekurangmampuan dalam bahasa
e. Perbedaan Individual dalam Kemampuan dan Perkembangan Bahasa
Menurut Chomsky (Woolfolk, dkk. 1984) anak dilahirkan ke dunia telah memiliki
kapasitas berbahasa. Akan tetapi seperti dalam bidang yang lain, faktor lingkungan akan
mengambil peranan yang cukup menonjol, mempengaruhi perkembangan bahasa anak
tersebut. Mereka belajar makna kata dan bahasa sesuai dengan apa yang mereka
dengar, lihat dan mereka hayati dalam hidupnya sehari-hari. Perkembangan bahasa
anak terbentuk oleh lingkungan yang berbeda-beda.
Berpikir dan berbahasa mempunyai korelasi tinggi; anak dengan IQ tinggi akan
berkemampuan bahasa yang tinggi. Sebaran nilai IQ menggambarkan adanya
perbedaan individual anak, dan dengan demikian kemampuan mereka dalam bahasa
juga bervariasi sesuai dengan varasi kemampuan mereka berpikir.
Bahasa berkembang dipengaruhi oleh faktor lingkungan, karena kekayaan lingkungan
akan merupakan pendukung bagi perkembangan peristilahan yang sebagian besar
dicapai dengan proses meniru. Dengan demikian remaja yang berasal dari lingkungan
yang berbeda juga akan berbeda-beda pula kemampuan dan perkembangan
bahasanya.
f. Upaya pengembangan kemampuan bahasa remaja dan implikasinya dalam
penyelenggaraan pendidikan
Kelas atau kelompok belajar terdiri dari siswa yang bervariasi bahasanya, baik
kemampuannya maupun polanya. Menghadapi hal ini guru harus mengembangkan
strategi belajar-mengajar bidang bahasa dengan memfokuskan pada potensi dan
kemampuan anak.
Pertama, anak perlu melakukan pengulangan (menceritakan kembali) pelajaran yang
telah diberikan dengan kata dan bahasa yang disusun oleh murid-murid sendiri. Dengan
cara ini senantiasa guru dapat melakukan identifikasi tentang pola dan tingkat
kemampuan bahasa murid-muridnya.
Kedua, berdasar hasil identifikasi itu guru melakukan pengembangan bahasa murid
dengan menambahkan perbendaharaan bahasa lingkungan yang telah dipilih secara
tepat dan benar oleh guru. Cerita murid tentang isi pelajaran yang telah dipercaya itu
diperluas untuk langkah-langkah selanjutnya, sehingga para murid mampu menyusun
cerita lebih komprehensif tentang isi bacaan yang telah dipelajari dengan menggunakan
pola bahasa mereka sendiri.
Perkembangan bahasa yang menggunakan model pengekspresian secara mandiri, baik
lisan maupun tertulis, dengan mendasarkan pada bahan bacaan akan lebih
mengembangkan kemampuan bahasa anak membentuk pola bahasa masing-masing.
Dalam penggunaan model ini guru harus banyak memberikan rangsangan dan koreksi
dalam bentuk diskusi atau komunikasi bebas. Dalam pada itu sarana perkembangan
bahasa seperti buku-buku, surat kabar, majalah, dan lain-lainnya hendaknya disediakan
di sekolah maupun dirumah.
II. Analisis Praktis
Di bagian ini, kami akan memberikan suatu contoh yang didalamnya terdapat materi
yang kami bahas pada makalah ini.
Ilustrasi:
Diceritakan ada seorang anak remaja yang tinggal di keluarga yang kaya raya. Anak itu
selalu dimanja dan dididik untuk menjadi seorang yang mempunyai wibawa oleh
orangtuanya. Sampai-sampai dalam cara berbahasanya, dia harus terlihat berwibawa
bagaikan anak seorang raja. Remaja ini tentu berbeda dengan remaja seusianya, arena
dia merasa bahasa yang diucapkan terlalu formal atau tidak sesuai dengan bahasa yang
digunakan oleh teman-teman yang lainnya. Dia pun merasa ingin seperti halnya teman-
teman yang lainnya tapi orangtuanya tidak ingin anaknya berbahasa seperti halnya
remaja yang menggunakan bahasa yang kurang sopan dan tidak mendidik. Akhirnya dia
mencoba untuk belajar berbahasa seperti teman-temannya Hari demi hari, dia terus
menggunakan bahasa yang digunakan teman-temannya, sampai suatu saat dia
berbicara dengan orangtuanya tapi dia tidak menyadari bahasa yang dia gunakan itu
bukan bahasa yang telah diajarkan oleh orang tuannya. Akhirnya orangtuanya heran
dan memarahinya karena dia tidak mengikuti apa yang telah diajarkan kepadanya.
Ada orang tua yang mengajarkan anaka-anak mereka untuk berbahasa dengan
menggunakan bahasa inggris. Karena mereka menginginkan anak mereka untuk bisa
bertahan dalam proses globalisasi. Tetapi meraka tidak mengajarkan anaka-anak
mereka untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, sehingga mereka terlihat
memiliki perbedaan yang sangat signifikan antara keluarga tesebut dengan
lingkungannya.
Dalam kasus yang pertama, dapat kita simpulkan bahwa perkembangan bahasa itu
dipengaruhi oleh status ekonomi keluarga dan lingkungan. Karena dia terlahir di
keluarga yang mempunyai status ekonomi yang tinggi, maka keluarganyapun
mengajarkannya suatu tatanan bahasa yang formal yang sesuai dengan status keluarga
tersebut. Tetapi, karena anak itu bersekolah dan bersosialisasi dengan remaja yang
seumurannya maka bahasa teman-temannya itu terasa asing baginya. Akhirnya remaja
itu pun merasa malu karena bahasa yang dia gunakan terlalu formal. Sedangkan teman-
temannya menggunakan bahasa gaul. Otomatis remaja itu tidak ingin dikatakan aneh
dan dia mencoba untuk berbahasa seperti halnya teman-temannya. Jadi di dalam
perkembangan bahasa seorang remaja itu sangatlah diengaruhi oleh lingkungannya
walaupun dia di didik dengan keras untuk menggunakan bahasa yang formal.
Dalam kasus yang kedua, boleh-boleh saja kita mengajarkan bahasa inggris pada anak
kita, tetapi kita juga harus mengajarkan anak kita untuk bersosialisasi dengan
lingkungan di sekitar kita. Kita juga mengajarkan kepada anak-anak kita bahasa dan
budaya yang ada dilingkungan kita.
BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Bahasa sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar terutama pergaulan, jika pergaulan
remaja dalam lingkup yang baik maka ia akan menggunakan bahasa yang baik pula dan
begitu pula sebaliknya. Dan semakin bertambahnya umur maka bahasa yang dimiliki
akan semakin berkembang, semakin dewasa seseorang maka pemilihan kata pun akan
semakin ilmiah. Bahasa memegang peran penting dalam kehidupan bermasyarakat.
Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya: usia anak, kondisi
keluarga dan kondisi fisik anak terutama dari segi kesehatannya. Kemampuan
berbahasa dan kemampuan berpikir saling berpengaruh satu sama lain. Artinya
kemampuan berpikir berpengaruh terhadap kemampuan berbahasa dan sebaliknya
kemampuan berbahasa berpengaruh terhadap kemampuan berpikir. Dalam upaya
mengembangkan perkembangan bahasa remaja dalam konteks pendidikan, kita harus
memberikan suatu pengajaran yang baik dan Dalam penggunaan model
pengekspresian ini kita harus banyak memberikan rangsangan dan koreksi dalam
bentuk diskusi atau komunikasi bebas. Dalam hal itu, sarana perkembangan bahasa
seperti buku-buku, surat kabar, majalah, dan lain-lainnya hendaknya disediakan di
sekolah maupun dirumah.
B. Rekomendasi
Untuk mengembangkan kemampuan berbahasa atau keterampilan berkomunikasi
melalui tulisan merupakan salah satu cara untuk megerkspresikan apa yang dirasakan
oleh seseorang, maka sebaiknya remaja dilatih untuk membuat tulisan atau karangan
pengalaman hidupnya, atau biografinya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Danim, Sudarwan. 2011. Perkembangan Peserta Didik. Bandung:Penerbit
ALFABETA.
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Rosda
L. N., Syamsu Yusuf dan Nani M. Sugandhi. 2011. Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta:Rajawali Pers
Sumatri, Mulyani dan Syaodih, Nana. 2007. Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.
Sunarto, H. dan Agung Hartono. 2008. Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta:Rineka Cipta
http://speechclinic.wordpress.com/2010/04/24/milestones-normal-perkembangan-
bicara-dan-bahasa-pada-anak/
http://suluhpendidikan.blogspot.com/2008/12/perkembangan-bahasa-remaja.html
http://valmband.multiply.com/journal/item/11
www.MasBied.com