72
PERKEMBANGAN CIVIC EDUCATION DI AFRIKA SELATAN A. Profil Negara Afrika Selatan Republik Afrika Selatan atau Uni Afrika Selatan adalah sebuah negara di Afrika bagian selata Afrika Selatan bertetangga dengan Namibia, Botswana dan Zimbabwe di utara, Mozambik Swaziland di timur laut. Keseluruhan negara Lesotho terletak di pedalaman Afrika Selatan Afrika Selatan terletak di 29 00’ S. 24 00’ T. Luas kawasannya adalah 1.219.912 negara ini terkenal dengan sebutan Tanjung Harapan pertama kali ditemukan oleh penge Portugis yang bernama Vasco Da Gama yang kemudian menjadi koloni Belanda sejak tahun 1652. Pada tahun 1961 setelah Pemilu khusus kaum kulit putih, Afrika Selatan dideklarasika sebuah Republik yang merdeka dari Inggris. Politik Apartheiddilanjutkan, yang menimbulkan penindasan terhadap kaum kulit putih dan kaum kulit berwarna lainnya. Afrika Selatan negara demokrasi konstitusional dengan sistem tiga tingkat dan institusi kehakiman ya Trdapat tiga tingkat yaitu; nasional, wilayah dan pemerintrah lokal yang mempunyai badan legisl serta eksekutif dengan daerah kekuasaan masing-masing. B. Profil Pendidikan Kewarganegaraan di Afrika Selatan Profil Pendidikan Kewarganegaraan di Afrika Selatan berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut Konteks kelahiran Pendidikan Kewarganegaraan di Afrika Selatan; 2. Landasan dikembangk Pendidikan Kewarganegaraan di Afrika Selatan; 3. Kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan di Afrika Selatan; 4. Kurikulum dan bahan ajar pendidikan kewarganegaraan di Afrika Selatan; da Kultur kelas pendidikan kewarganegaraan di Afrika Selatan. Di masa l;alu pemerintahan Afrika Selatan bersifat sangat Rasis dengan sistem apartheid yang mendominasi arah politik negara di segala bidang. Sistem apartheid adalah suatu upay kulit putih dalam percaturan politik negara, sehingga tidak memberikan kesempatan pada kaum kul hitam dan berwarna untuk berperan. Masyarakat Afrika Selatan terpisah-pisah atas berbagai macam masyarakat Ras, yang juga terbagi atas kelas Gender, etnik, bahasa, masyarakat kota sebagaimana masyarakat yang memiliki tanah atau yang tidak. Dalam hal pendidikan di Selatan, masa persekolahan adalah selama tiga belas tahun atau tingkat. Namun, tahun pendidikan atau tingkat 0 dan tiga tahun terakhir yaitu dari tingkat 10 hingga tin dipanggil ”matric”) tidak diwajibkan. Kebanyakan sekolah dasar menawarkan tingkat 0. Tetapi tin ini dapat juga dibuat di T, untuk memasuki universitas ses eorang wajib lulus ”amtric” minimum mata pelajaran tingkat tinggi dan bukan sekedar lulus (standar). Di bawah sistem apartheid, sis pendidikannya berdasarkan warna kulit yaitu kementrian yang berbeda untuk pelajar kul berwarna, asia, dan kaum kulit nhitam di luar Bantustan. Pengasingan ini telah meng kementrian pendidikan yang berbeda di negara tersebut. Pemerintahan dan parlemen dengan disusunnya undang-undang persekolahan tahun 1996 yang baru, dan muali berlaku di awal tahun 1997 membawa demokrasi dalam reformasi pendid menyiapkan tata administrasi persekolahan yang baru, dan memilih dewan sekolah yang Kurikulum pun direformasi berdasarkan kurikulum 2005, anak-anak usia sekolah ditahun diberikan banyak dasar-dasar mengenai kewarganegaraan dan demokras, sebagai contoh : Kemampuan untuk merefleksikan keadilan, nilai demokrasi dan rasa hormat pada kemanusiaan, dan 2. Kemampuan untuk berpartisipasi sebagai warga negara baik lokal, propinsi, nasional dan dunia Kurikulum 2005 memberikan tempat bahwa pendidikan kewarganegaraan sebagai hal yang sangat penting dalam pembentukan Afrika Selatan yang baru. Ide mengenai kewarganegaraan adal

Perkembangan Civic Education Di Afrika Selatan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Perkembangan Civic Education Di Afrika Selatan

Citation preview

PERKEMBANGAN CIVIC EDUCATION DI AFRIKA SELATAN

A. Profil Negara Afrika SelatanRepublik Afrika Selatan atau Uni Afrika Selatan adalah sebuah negara di Afrika bagian selatan. Afrika Selatan bertetangga dengan Namibia, Botswana dan Zimbabwe di utara, Mozambik dan Swaziland di timur laut. Keseluruhan negara Lesotho terletak di pedalaman Afrika Selatan

Afrika Selatan terletak di 2900 S. 24 00 T. Luas kawasannyaadalah 1.219.912 km, dahulu negara ini terkenal dengan sebutan Tanjung Harapan pertama kali ditemukan oleh pengembara Portugis yang bernama Vasco Da Gama yang kemudian menjadi koloni Belanda sejak tahun 1652. Pada tahun 1961 setelah Pemilu khusus kaum kulit putih, Afrika Selatan dideklarasikan sebagai sebuah Republik yang merdeka dari Inggris. Politik Apartheid dilanjutkan, yang menimbulkan penindasan terhadap kaum kulit putih dan kaum kulit berwarna lainnya. Afrika Selatan merupakan negara demokrasi konstitusional dengan sistem tiga tingkat dan institusi kehakiman yang bebas. Trdapat tiga tingkat yaitu; nasional, wilayah dan pemerintrah lokal yang mempunyai badan legislatif serta eksekutif dengan daerah kekuasaan masing-masing.B. Profil Pendidikan Kewarganegaraan di Afrika SelatanProfil Pendidikan Kewarganegaraan di Afrika Selatan berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut; 1. Konteks kelahiran Pendidikan Kewarganegaraan di Afrika Selatan; 2. Landasan dikembangkan Pendidikan Kewarganegaraan di Afrika Selatan; 3. Kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan di Afrika Selatan; 4. Kurikulum dan bahan ajar pendidikan kewarganegaraan di Afrika Selatan; dan 5. Kultur kelas pendidikan kewarganegaraan di Afrika Selatan.Di masa l;alu pemerintahan Afrika Selatan bersifat sangat Rasis dengan sistem apartheid yang mendominasi arah politik negara di segala bidang. Sistem apartheid adalah suatu upaya dominasi kulit putih dalam percaturan politik negara, sehingga tidak memberikan kesempatan pada kaum kulit hitam dan berwarna untuk berperan. Masyarakat Afrika Selatan terpisah-pisah atas berbagai macam masyarakat Ras, yang juga terbagi atas kelas Gender, etnik, bahasa, masyarakat kota dan desa, sebagaimana masyarakat yang memiliki tanah atau yang tidak. Dalam hal pendidikan di Afrika Selatan, masa persekolahan adalah selama tiga belas tahun atau tingkat. Namun, tahun pertama pendidikan atau tingkat 0 dan tiga tahun terakhir yaitu dari tingkat 10 hingga tingkat 12 (juga dipanggil matric) tidak diwajibkan. Kebanyakan sekolah dasar menawarkan tingkat 0. Tetapi tingkat ini dapat juga dibuat di T, untuk memasuki universitas seseorang wajib lulus amtric minimum tiga mata pelajaran tingkat tinggi dan bukan sekedar lulus (standar). Di bawah sistem apartheid, sistem pendidikannya berdasarkan warna kulit yaitu kementrian yang berbeda untuk pelajar kulit putih, berwarna, asia, dan kaum kulit nhitam di luar Bantustan. Pengasingan ini telah menghasilkan 14 kementrian pendidikan yang berbeda di negara tersebut.Pemerintahan dan parlemen dengan disusunnya undang-undang persekolahan tahun 1996 yang baru, dan muali berlaku di awal tahun 1997 membawa demokrasi dalam reformasi pendidikan, menyiapkan tata administrasi persekolahan yang baru, dan memilih dewan sekolah yang baru. Kurikulum pun direformasi berdasarkan kurikulum 2005, anak-anak usia sekolah ditahun pertama diberikan banyak dasar-dasar mengenai kewarganegaraan dan demokras, sebagai contoh : 1. Kemampuan untuk merefleksikan keadilan, nilai demokrasi dan rasa hormat pada kemanusiaan, dan 2. Kemampuan untuk berpartisipasi sebagai warga negara baik lokal, propinsi, nasional dan dunia. Kurikulum 2005 memberikan tempat bahwa pendidikan kewarganegaraan sebagai hal yang sangat penting dalam pembentukan Afrika Selatan yang baru. Ide mengenai kewarganegaraan adalah jantung dari sistem politik yang demokratis yang terdiri atas hak dan kewajiban dalam hidup atas dasar hukum. Sistem politik dijalankan dengan mempertahankan nilai-nilai dasar dalam masyarakat.Ada dua hal yang diperhatikan sebagai pijakan atas pendidikan kewarganegaraan di Afrika Selatan, yaitu :1.Mempersiapkan warga negara untuk aktif dan baik khususnya dalam komunitas dan masyarakat secara umum;2.Menanamkan nilai-nilai kehidupan yang mendahulukan kesatuan diatas perbedaan.Hal yang menjadi obyek utama yang harus dipelajari oleh individu sendiri adalah satu masyarakat, bangsa, agama, atnik dan nilai-nilai yang menyatukan mereka dalam satu masyarakat yang satu. Ini berarti setiap individu harus dapat bertoleransi satu sama lain. Dalam rangka mencari landasan nilai dalam pendidikan ini Departemen Pendidikan Nasional membentuk suatu kelompok kerja yang bertugas menyusun landasan nilai pendidikan di Afrika Selatan. Daam laporannya kelompok kerja ini diberi nama Manifesto Nilai Pendidikan dan Demokrasi merekomendasikan kesetaraan, toleransi Multikulturalisme, keterbukaan, akuntabilitas, dan kehormatan untuk diajarkan di semua persekolahan. Manifesti Nilai Pendidikan dan Demokrasi ini juga menggarisbawahi pentingnya nilai-nilai konstitusi untuk diajarkan, yaitu : Demokrasi, Keadilan Sosial, Non Rasismedan kesetaraan Gender, Ubuntu (Martabat Manusia, Masyarakat yang terbuka, Akuntabilitas/Tanggung jawab, Salingmenghormati, Rule of Law, dan Rekonsiliasi. Berkaitan dengan hal ini Kurikulum 2005 menggariskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan di Afrika Selatan hendaknya memiliki landasan nilai-nilai sebagai berikut :1. Kesadaran akan jati diri bangsa, 2. Melek Politik, 3. Hak dan Kewajiban, 4. Nilai Sosial, dan 5. Kemampuan Intelektual.Sistem persekolahan di Afrika Selatan terdiri atas dua macam bentuk, yaitu :1.Pendidikan melalui persekolah Formal (Education), pendidikan yang pertama ini dilakukan melalui suatu lembaga persekolahan pada umumnya. Ada yang didirikan oleh negara dan ada juga oleh Swasta.2.Pendidikan melalui Pelatihan (Training), pendidikan ini dilakukan melalui suatu lembaga bukan merupakan suatu lembaga persekolahan tapi melalui suatu kegiatan pelatihan yang dilakukan seperti pendidikan Kejar Paket A di Indonesia.Kedua bentuk sistem persekolahan tersebut dijalankan dalam tiga tingkatan yakni: 1.Pendidikan dan Pelatihan Umum/Dasar (General Education and Training); 2. Pendidikan dan Pelatihan Lanjutan (Further Education and Training); dan 3. Pendidikan dan Pelatihan Tinggi (Higher Education and Training). Dalam pengajaran pendidikan kewarganegaraan di persekolahan terdapat tiga fase pengajaran yaitu: 1.Fase Dasar, diajarkan selama tiga tahun yang memiliki tiga aktivitas kegiatan pembelajaran yaitu : Kemelekan; Kemampuan dan Keterampilam hidup; 2. Fase Lanjutan, diajarkan selama tiga tahun yang berisikan materi pendidikan Kewargaan sebagai bagian dari seni dan kebudayaan, Orientasi hidup, dan Pendidikan Sosial; dan 3. Fase Senior untuk kelas tujuh sampai sembilan yang berisikan Orientasi hidup, kemanusiaan dan ilmu pengetahuan sosial sebagai bagian utama bagi pendidikan untuk demokrasi dan kewargaan. Dengan demikian Pendidikan Kewarganegaraan secara kerangka Sistemik diajarkan dalam tingkatan fase-fase dan hanya diberlakukan secara nasional pada tingkat pendidikan dasar saja selanjutnya ditentukan oleh lembaga pendidikan yang bersangkutan.

DaftarPustaka

Sapriya, (2006) Warga Negara dan Teori Kewarganegaraan,dalam Pendidikan Nilai Moral Dalam Dimensi Pendidikan Kewarganegaraan, Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) FPIPS-UPI.

Somantri, Numan, (2001),Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS,Bandung: Program Pascasarjana dan FPIPS-UPI dengan PT.Remaja Rosdakarya.

Winataputra, Udin S, dan Dasim Budimansyah, (2007),Civic Education,Konteks, Landasan dan Kultur Kelas, Bandung: Prodi PKn, Sekolah Pascasarjana UPI.

Worden, N, (1994),The Marking of Modern South Africa:Conquest, Segregation and apartheid, Oxford, Blackwell.Analisis Kurikulum di Afrika Selatan danIndonesiaPOSTED ONJUNI 10, 2014UPDATED ONJUNI 24, 2014Selayang Pandang Politik ApartheidSebelum kita membahas dan menganalisis kurikulum Afrika Selatan ada baiknya kita menelaah sedikit tentang hal-hal yang melatar belakangi lahirnya suatu kurikulum. Seperti yang telah dikemukakan pada bab latar belakang, bahwa kurikulum suatu negara dipengaruhi oleh latar belakang sejara, kondisi dan situasi masa lalu, masa kini dan harapannya dimasa mendatang.Salah satu negara di Benua Afrika yang memiliki persamaan sejarah dengan Indonesia adalah Republik Afrika Selatan. Afrika Selatan merupakan salah satu negara tertua di Benua Afrika. Persamaan antara Indonesia dan Afrika adalah sama-sama pernah dijajah oleh Bangsa Eropa seperti Belanda dan Inggris. Bahkan sampai sekarang ini di terdapat tiga bangsa yang besar tinggal di negara itu, yaitu bangsa Afrika Selatan Asli, Afrikaner (Belanda) dan Inggris.Walaupun sudah merdeka dari Inggris pada tahun 1961, Afrika Selatan mengalami masa suram yaitu diberlakukannya politik Apartheid (1948-1994). Sebuah pengorbanan dan usaha yang besar dilakukan untuk merombak sistem pemerintahan termasuk pendidikan setelah tamatnya apartheid dari Afrika Selatan pada tahun 1994.Politik apartheid apartheid memiliki pengertian kebijakan diskriminasi rasial yang menganggap ras etnik sendiri lebih unggul dari ras bangsa lain. Diskriminasi rasial yang dimaksud adalah diskriminasi yang diterapkan oleh orang-orang kulit putih di Afrika Selatan terhadap orang-orang kulit hitam di negeri tersebut. Aplikasi politik Apartheid ini dimulai sejak tahun 1948 ketika Partai Nasional (Parati orang kulit putih) pimpinan Daniel Francois Malan memenangkan pemilihan umum dengan program politik Apartheid. Sebagai pembenaran atas politik Apartheid, Partai Nasional menysusun sebuah teori yang pada intinya sebagai berikut setiap ras mempunyai panggilan tertentu dan harus memberikan sumbangan budaya kepada dunia, dan oleh sebab itu ras-ras harus dipisah satu sama lain, agar dapat hidup dan berkembang sesuai dengan kepribadian dan kebudayaannya masing-masing.Wujud dari politik Apartheid ini secara tidak langsung nampak pada penguasaan wilayah negara oleh ras kulit putih. Penduduk kulit hitam sebagai penduduk mayoritas hanya mendapatkan 13 % wilayah negara yang tidak memiliki kekayaan alam maupun industri. Sementara untuk minoritas kulit putih menguasai 87,1 % wilayah negara, termasuk semua kota besar, pusat indiustri, tambang, pelabuhan dan tanah pertanian yang paling baik.Pada tahun 1974 Orang kulit hitam berjumalah 71 % dari seluruh penduduk Afrika Selatan, sedangkan orang kulit putih berjumalah 16,7 %.Hal ini mengambarkan bahwa dominasi ras kulit putih di Afrika Selatan sangat kuat.Penulis menganggap penting pemaparan singkat latar belakang sejarah negara yang akan kita analisi karena penulis berpendapat untuk memahami sebuah kurikulum suatu negara , harus terlebih dahulu kita memahami latar belakang sejarah sejarah kebangsaan negara itu sendiri,1.Prinsip Pengembangan Kurikulum di Afrika SelatanSebelum kita menganalisi tentang kurikulum, ada baiknya kita membahas terlebih dahulu pengertian kurikulum itu sendiri. menurut Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas ,Kurikulumadalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikanyang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja. Kurikulum merupakan alat yang sangat penting dalam menjamin keberhasilan proses pendidikan, artinya tanpa kurikulum yang baik dan tepat akan sulit mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang dicita-citakan.Secara etimologi menurut Wiles dan Bondi (1989) istilah kurikulum pertama kali ditemukan di Skotlandia pada awal tahun 1820, dan istilah tersebut secara modern pertama kali digunakan di Amerika Serikat satu abad kemudian. Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin yaitu currerre berupa kata kerja(to run) yang berarti lari. Di dalam kamus Webster kata kurikulum berasal dari bahasa Yunanicuricula yang memiliki beberapa arti dari kurikulum diantaranya: (1) Tempat perlombaan, jarak yang harus ditempuh pelari kereta lomba; (2) Suatu jalan untuk pedati atau perlombaan; (3) Perlombaan yang dimulai dari start dan diakhiri dengan finish. Dari beberapa arti secara etimologi di atas, kurikulum yang terakhir identik dengan proses pembelajaran, sehingga atas dasar tersebut istilah kurikulum diterapkan dalam pendidikan.Di bawah sistem apartheid, sistem pendidikannya dirangka berdasarkan warna kulit yaitu kementerian yang berbeda untuk pelajar kulit putih, berwarna, Asia, dan kaum kulit hitam di luarbantustan. Pengasingan ini telah menghasilkan 14 kementerian pendidikan yang berbeda di negara ini. Pendidikan pada masa apartheid diskriminasi tampak pula dalam perbedaan jumlah rasio guru dengan siswa. Rasio guru dan siswa sekolah rendah setiap etnis berbeda. Rasio guru dan siswa pada sekolah-sekolah untuk pelajar berwarna kulit putih adalah 1:18, sekolah untuk pelajar berwarna kulit Asia 1:24, sekolah untunk pelajar kulit warna campuran 1:27, dan untuk sekolah kulit hitam itu sendiri adalah 1:39 Di Afrika Selatan, masa persekolahan adalah selama 13 tahun atau 13 tingkat. Namun, tahun pertama pendidikan atau tingkat 0 dan tiga tahun terakhir yaitu dari tingkat 10 hingga tingkat 12 (juga dipanggil matric) tidak diwajibkan. Kebanyakan sekolah dasar menawarkan tingkat 0. Tetapi tingkat ini dapat juga dibuat diTK. Lazimnya untuk memasuki uniersitas seseorang wajib lulus matric dengan minimum tiga mata pelajaran tingkat tinggi dan bukan sekadar lulus (standar). Malah beberapa universitas prestisius akan mengenakan syarat akademik yang lebih tinggi. Walaupun begitu, mereka yang lulus National Senior Certificate layak untuk belajar di technikonatau kampus teknikal.Penstrukturan sistem pendidikan selepas era-apartheid merupakan tantangan yang besar bagi pemerintahan negara ini. Pemerintahan baru telah membentuk suatu system pendidikannasional tanpa diskriminasi kaum tetapi menggabungkan 14 kementerian pendidikan merupakan tugas yang sukar. Oleh karena itu pada Februari 1996, Kementerian Pendidikan telah meluncurkan suatu kurikulumbaru yang dinamakan Curriculum 2005. Kurikulum ini yang akan menggantikan dasar pendidikan berdasarkan apartheid, akan memberi tumpuan kepada hasilnya yaitu pelajar akan menjadi lebih proaktif dalam lingkungan di sekitarnya dan juga di dalam masyarakat. Untuk mencapai obyektif ini, pada 1999 pemerintahan telah menyediakan 5,7 persen anggaran belanjauntuk sektor pendidikan termasuk membangun 2.000 sekolah-sekolah baru, 65.000 ruang kelas yang baru dan beralatan lengkap, 60.000 guru-guru yang terlatih dan 50 juta buku teks yang dicetak. Pada 2004, Afrika Selatan mempunyai 366.000gurudan hampir 28.000 sekolah-sekolah -termasuk 390sekolah khusus dan 1.000sekolah swasta. Dari jumlah ini, 6.000 adalah sekolah tinggi (tingkat 7 hingga tingkat 12) dan selebihnya adalah sekolah dasar (tingkat 1 hingga tingkat Afrika Selatan juga mempunyai suatu sistempendidikan tinggi yang maju, yang juga dipisahkan mengikut ras sewaktu era apartheid. Pada 1995 terdapat 385.000 pelajar yang belajar di 21 universitas dan 190.000 pelajar di technikon (institut teknikal atau vokasional). Hampir 37 persen adalah dari golongan kulit putih. Tetapi sejak 1994, penyertaan pelajar kulit hitam di universitas-universitas yang dikhususkan untuk pelajar kulit putih telah bertambah secara mendadak..Kurikulum 2005 ini pun beberapa tahun kemudian tepatnya tahun 2007 mengalami revisi yang disebutRevised National Curriculum Statement (RNCS).Sehubungan dengan perubahan kurikulum tersebut, tentu terdapat alasan-alasan yang melatarbelakanginya atau prinsip-prinsip yang terkandung atau yang dinginkan oleh kurikulum tersebut.Curriculum 2005(Afsel) mempunyai tujuan seperti yang dikemukakan oleh Pemerintah Afrika Selatan dalamWebsitenya sebagai berikut :The National Curriculum Statement (NCS) aims to develop the full potential of all learners as citizens of a democtaricSouth Africa. It seeks to create a lifelong learner who is confident and independent: literate, numerate and mutiskilled; and compassionate, with respect for the invirenment and the ability to participate in society as a ctritical and active citizen.Kurikulum nasional bertujuan untuk mengembangkan semua potensi peserta didik sebagai warga negara Afrika Selatan yang demokrasi. Kurikulum ini mencari dan menciptakan suatu peserta didik sepanjang hayat yang percaya diri dan mandiri yaitu melek huruf , melek angka, dan kecakapan majemuk serta keprihatinan, dengan tanggap terhadap lingkungan dan kecakapan berpartisipasi dalam kehidupan sosial sebagai warga negara yang aktif dan kritis). Sedangkan kurikulum hasil revisi (The Revised National Curriculum Statement) mempunyai prinsip-prinsip sebagai berikut :a.Social tranformation(transformasi sosial)b.Outcomes based education(pendidikan berbasis lulusan)c.High knowledge and high skills(pengetahuan dan keterampilan yang tinggi)d.Intergration and applied competence(kompetensi yang dapat diterapkan dan terintegrasie.Progression (meningkat/ maju)f.Articulation and portability(berkesinambungan )g.Human right, inclusivity,environmental and social justice(hak azazi manusia, menyeluruh, lingkungan, dan keadilan sosial)h.Valuing indigenous knowledge systems(Penilaian sistem pengetahuan murni )i.Credibility, quality and effisiency(dapat dipercaya, berkualitas dan tepat waktu)Berikut ini adalah kutipan penjelasan prinsip-prinsip kurikulum di Afrika Selatan (Introducing The National Curriculum Statement)a. Social transformationThe Constitution of theRepublicofSouth Africaforms the basis for social transformation in our post-apartheid society. The imperative to transform South African society by making use of various transformative tools stems from a need to address the legacy of apartheid in all areas of human activity and in education in particular. Social transformation in education is aimed at ensuring that the educational imbalances of the past are redressed, and that equal educational opportunities are provided for all sections of our population. If social transformation is to be achieved, all South Africans have to be educationally affirmed through the recognition of their potential and the removal of artificial barriers to the attainment of qualifications.Pendidikan berbasis hasil /lulusan Pendidikan berbasis lulusan (OBE) menjadi dasar kurikulum yang berusaha sedapat Mengembangkan potensi peserta didik dengan mencapai hasil belajar yang maksimal dengan menetapkan hasil belajar yang ingin dicapai pada akhir proses belajar mereka. OBE mendorong pendekatan berpusat pada peserta didik dan berbasis aktivitas pendidikan. Kurikulum Nasional menyatakan bahwa lulusan kelas 10 12 adalah mampu bersikap kritis dan memiliki mental pembangunan. Hal ini dikembangkan melalui proses pendidikan yang demokratis. Dengan demikian lulusan harus dapat : mengidentifikasi dan memecahkan masalah dan membuat keputusan menggunakan pemikiran kritis dan kreatif; bekerja secara efektif dengan orang lain sebagai anggota tim, kelompok, organisasi dan masyarakat; mengatur dan mengelola diri mereka sendiri dan kegiatan mereka secara bertanggung jawab dan efektif; mengumpulkan, menganalisis, mengatur dan mengevaluasi secara kritis informasi; berkomunikasi secara efektif menggunakan keterampilan visual, simbolik dan / atau bahasa dalam berbagai modus; penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi secara efektif dan kritis menunjukkan tanggung jawab terhadap lingkungan dan kesehatan orang lain; dan menunjukkan pemahaman dunia sebagai seperangkat sistem yang terkait dengan pemecahan masalah dengan terbuka.Pembangunan membutuhkan lulusan peserta didik untuk dapat: merefleksikan dan mengeksplorasi berbagai strategi untuk belajar lebih efektif; berpartisipasi sebagai warga negara yang bertanggung jawab dalam kehidupan lokal, masyarakat nasional dan global; secara budaya dan estetis sensitif di berbagai konteks sosial; mengeksplorasi pendidikan dan peluang karir; dan mengembangkan peluang kewirausahaan.Pada tahun 1960 , teori kecerdasan ganda memaksa pendidik untuk mengakui bahwa ada banyak cara untuk memproses informasi untuk memahami dunia. Sampai saat dunia Barat hanya menghargai kemampuan orang yang menguasai linguistic tertentu, dan matematis maka ia dihargai sebagai orang-orang cerdas Sekarang orang mengakui keanekaragaman sistem pengetahuan melalui pemahaman dimana mereka tinggal . Sistem pengetahuan adat dalam konteks Afrika Selatan mengacu pada tubuh pengetahuan tertanam dalam pemikiran filsafat Afrika dan praktik sosial yang telah berevolusi selama ribuan tahun . Pada Kurikulum kelas 10 12 ( Umum ) ditanamkan sistem pengetahuan adat. Ini adalah sebuah pengakuanterhadap kekayaan sejarah dan warisan negeri ini sebagai kontributor penting untuk memelihara nilai-nilai yang terkandung dalam konstitusi. Beberapa perspektif yang berbeda mungkin telah dimasukkan untuk membantu memecahkan masalah di segala bidang.Kredibilitas, kualitas dan efisiensi Kurikulum 10 12 (Umum) bertujuan untuk mencapai kredibilitas melalui agenda transformasional dan melalui penyediaan pendidikan yang sebanding dengan kualitas, keluasan dan kedalaman dengan negara-negara lain. Jaminan kualitas yang akan diatur oleh persyaratan Kualifikasi Afrika Selatan Act Authority (UU 58 Tahun 1995), Pendidikan dan Pelatihan Peraturan Jaminan Mutu, dan Umum dan Pendidikan Lanjutan dan Pelatihan Jaminan Qualitas Act (UU 58 Tahun 2001).2.Prinsip Pengembangan Kurikulum di IndonesiaLatar belakang dimasukkannya bidang studi IPS ke dalam kurikulum sekolah di Indonesia juga hampir sama dengan di beberapa negara lain, di antaranya situasi kacau dan pertentangan politik bangsa, kondisi keragaman budaya bangsa (multikultur) yang sangat rentan terjadinya konflik. Sehingga, sebagai akibat konflik dan situasi nasional bangsa yang tidak stabil, terlebih adanya pemberontakan G30S/PKI dan berbagai masalah nasional lainnya , pemerintah memandang perlu memasukan program pendidikan sebagai propaganda dan penanaman nilai-nilai sosial budaya masyarakat, berbangsa dan bernegara ke dalam kurikulum sekolah. Oleh karenanya, dalam beberapa pertemuan ilmiah dibahas Istilah IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) sebagai program pendidikan tingkat sekolah di Indonesia, dan pertama kali muncul dalam Seminar Nasional tentang Civic Education tahun 1972 di Tawangmangu Solo Jawa Tengah. Dalam laporan seminar tersebut, muncul 3 istilah dan digunakan secara bertukar pakai adalah :1. Pengetahuan SosialIlmu Sosial terdiri disiplin-disiplin ilmu pengetahuan sosial yang bertarap akademis dan biasanya dipelajari pada tingkat perguruan tinggi, makin lanjut makin ilmiah. Menurut Gross dalam buku Kosasih Djahiri, pengajaran studi sosial, Ilmu Sosial merupakan disiplin intelektual yang mempelajari manusia sebagai makluk sosial secara ilmiah, memusatkan pada manusia sebagai anggota masyarakat dan pada kelompok atau masyarakat yang ia bentuk. Nursid Sumaatmadja dalam buku pokok materi IPS, menyatakan bahwa Ilmu Sosial adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia baik secara perorangan maupun tingkah laku kelompok.Oleh karena itu Ilmu Sosialadalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat.1. Studi SosialPerbeda dengan Ilmu Sosial, Studi Sosial bukan merupakan suatu bidang keilmuan atau disiplin akademis, melainkan lebih merupakan suatu bidang pengkajian tentang gejala dan masalah social. Tentang Studi Sosial ini, Achmad Sanusi memberi penjelasan sebagai berikut : Sudi Sosial tidak selalu bertaraf akademis-universitas, bahkan merupakan bahan-bahan pelajaran bagi siswa sejak pendidikan dasar1. IPSHarus diakui bahwa ide IPS berasal dari literatur pendidikan Amerika Serikat. Nama asli IPS di Amerika Serikat adalah Social Studies. Istilah tersebut pertama kali dipergunakan sebagai nama sebuah komite yaitu Committee of Social Studies yang didirikan pada tahun 1913. Tujuan dari pendirian lembaga itu adalah sebagai wadah himpunan tenaga ahli yang berminat pada kurikulum Ilmu-ilmu Sosial di tingkat sekolah dan ahli-ahli Ilmu-ilmu Sosial yang mempunyai minat sama.Definisi IPS menurut National Council for Social Studies (NCSS), mendifisikan IPS sebagai berikut:social studies is the integrated study of the science and humanities to promote civic competence. Whitin the school program, socisl studies provides coordinated, systematic study drawing upon such disciplines as anthropology, economics, geography, history, law, philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as well as appropriate content from the humanities, mathematics, and natural sciences. The primary purpose of social studies is to help young people develop the ability to make informed and reasoned decisions for the public good as citizen of a culturally diverse, democratic society in an interdependent world.Pada dasarnya Mulyono Tj. (1980:8) memberi batasan IPS adalah merupakan suatu pendekatan interdsipliner (Inter-disciplinary Approach) dari pelajaran Ilmu-ilmu Sosial. IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu-ilmu Sosial, seperti sosiologi, antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan sebagainya. Hal ini lebih ditegaskan lagi oleh Saidiharjo (1996:4) bahwa IPS merupakan hasil kombinasi atau hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti: geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi, politik.Konsep IPS untuk pertama kalinya masuk ke dunia persekolahan di Indonesia pada tahun 1972-1973 yang diujicobakan dalam Kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PSSP) IKIP Bandung. Kemudian secara resmi dalam kurikulum 1975 program pendidikan tentang masalah sosial dipandang tidak cukup diajarkan melalui pelajaran sejarah dan geografi saja, maka dilakukan reduksi mata pelajaran di tingkat SD-SMA untuk beberapa mata pelajaran ilmu sosial yang serumpun digabung ke dalam mata pelajaran IPS. Oleh karena itu, pemberlakuan istilah IPS (social studies) dalam kurikulum 1975 tersebut, dapat dikatakan sebagai kelahiran IPS secara resmi di Indonesia. Sejak pemerintahan Orde Baru keadaan tenang, pemerintah melancarkan Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita). Pada masa Repelita I (1969-1974) Tim Peneliti Nasional di bidang pendidikan menemukan lima masalah nasional dalam bidang pendidikan. Kelima masalah tersebut antara lain adalah :1. Kuantitas, berkenaan dengan perluasan dan pemerataan kesempatan belajar2. Kualitas, menyangkut peningkatan mutu lulusan3. Relevansi, berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan dengan kebutuhan pembangunan.4. Efektifitas sistem pendidikan dan efisiensi penggunaan sumber daya dan dana.5. Pembinaan generasi muda dalam rangka menyiapkan tenaga produktif bagi kepentingan pembangunan nasional.Dengan menelaah permasalahn tersebut diatas, upaya pembangunan sektor pendidikan oleh pemerintah menjadi prioritas. Program pembangunan pendidikan bidang sosial semakin ditingkatkan untuk mengatasi dan menanamkan kewarganegaraan serta cinta tanah air Indonesia. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat. Kurikulum pendidikan 1975 menggunakan pendekatan-pendekatan di antaranya sebagai berikut : a. Berorientasi pada tujuan b. Menganut pendekatan integrative c. Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu. d. Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan Prosedur e. Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). f. Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus respon dan Konsep pendidikan IPS tersebut lalu memberi inspirasi terhadap kurikulum 1975 yang menampilkan empat profil, yaitu :1. Pendidikan Moral Pancasila menggantikan Kewargaan Negara sebagai bentuk pendidikan IPS khusus.2. Pendidikan IPS terpadu untuk SD3. Pendidikan IPS terkonfederasi untuk SMP yang menempatkan IPS sebagai konsep untuk sejarah, geografi dan ekonomi koperasi.4. Pendidikan IPS terpisah-pisah yang mencakup mata pelajaran sejarah, ekonomi dan geografi untuk SMA, atau sejarah dan geografi untuk SPG, dan IPS (ekonomi dan sejarah) untuk SMEA /SMK.Konsep pendidikan IPS seperti itu tetap dipertahankan dalam Kurikulum 1984 yang secara konseptual merupakan penyempurnaan dari Kurikulum 1975 khususnya dalam aktualisasi materi, seperti masuknya Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) sebagai materi pokok PMP. DalamKurikulum 1984, PPKn merupakan mata pelajaran sosial khusus yang wajib diikuti semua siswa di SD, SMP dan SMU. Sedangkan mata pelajaran IPS diwujudkan dalam : 1. Pendidikan IPS terpadu di SD kelas I-VI. 2. Pendidikan IPS terkonfederasi di SLTP yang mencakup geografi, sejarah dan ekonomi koperasi. 3. Pendidikan IPS terpisah di SMA yang meliputi Sejarah Nasional dan Sejarah Umum di kelas X XI; Ekonomi dan Geografi di kelas X-XI; Sejarah Budaya di kelas XII program IPS. Dimensi konseptual mengenai pendidikan IPS telah berulang kali dibahas dalam rangkaian pertemuan ilmiah, yakni pertemuan HISPISI pertama di Bandung tahun 1989, Forum Komunikasi Pimpinan HIPS di Yogyakarta tahun 1991, di Padang tahun 1992, di Ujung Pandang tahun 1993, Konvensi Pendidikan kedua di Medan tahun 1992. Salah satu materi yang selalu menjadi agenda pembahasan ialah mengenai konsep PIPS. PIPS untuk tingkat perguruan tinggi pendidikan Guru IPS (eks IKIP, FKIP, STKIP),direkonseptualisasikan sebagai pendidikan disiplin ilmu, sehingga menjadi Pendidikan Disiplin Ilmu Pengetahuan Sosial, seperti pendidikan Geografi, Pendidikan Ekonomi, Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan sosiologi, Pendidikan Sejarah dsb).Bentuk keseriusan ahli pendidikan dan ahli ilmu-ilmu sosial khususnya mereka yang memiliki komitmen terhadap social studies atau pendidikan IPS sebagai program pendidikan di tingkat sekolah, maka mereka berusaha untuk memasukkan ilmu-ilmu sosial ke dalam kurikulum sekolah lebih jelas lagi. Namun karena tidak mungkin semua disiplin ilmu sosial diajarkan di tingkat sekolah, maka kurikulum ilmu sosial itu disajikan secara terintegrasi atau interdisipliner ke dalam kurikulum IPS (social studies).Bertitik tolak dari pemikiran mengenai kedudukan konseptual Pendidikan IPS, dapat diidentifikasi sekolah objek telaah dari system pendidikan IPS, yaitu :1. Karakteristik potensi dan perilaku belajar siswa SD, SLTP dan SMU.2. Karakteristik potensi dan perilaku belajar mahasiswa FPIPS-IKIP atau JPIPS-STKIP/FKIP.3. Kurikulum dan bahan belajar IPS SD, SLTP dan SMU.4. Disiplin ilmu-ilmu sosial, humaniora dan disiplin lain yang relevan.5. Teori, prinsip, strategi, media serta evaluasi pembelajaran IPS.6. Masalah-masalah sosial, ilmu pengetahuan dan teknilogi yang berdampak sosial.7. Norma agama yang melandasi dan memperkuat profesionalisme.Kurikulum 1994 dilaksanakan secara bertahap mulai ajaran 1994-1995 merupakan pembenahan atas pelaksanaan kurikulum 1984 setelah memperhatikan tuntutan perkembangan dan keadaan masyarakat saat itu, khususnya yang menyangkut perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni, kebutuhan pembangunan dan gencarnya arus globalisasi, dan evaluasi pelaksanaan kurikulum 1984 itu sendiri. Pada tahun 2004, pemerintah melakukan perubahan kurikulum kembali yang dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Namun pengembangan kurikulum IPS diusulkan menjadi Pengetahuan Sosial untuk merespon secara positif berbagai perkembangan informasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan relevansi program pembelajaran Pengetahuan Sosial dengan keadaan dan kebutuhan setempat. Di samping itu, khusus dalam kurikulum SD, IPS pernah diusulkan digabung dengan Pendidikan kewarganegaraan yaitu menjadi pendidikan kewrganegaraan dan pengetahuan sosial (PKPS), namun akhirnya kurikulum disempurnakan ke dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) tahun 2006, antara IPS dan PKn dipisahkan kembali. Hal ini memperhatikan berbagai masukan dan kritik ahli pendidikan serta kepentingan pendidikan nasional dan politik bangsa yaitu perlunya pendidikan kewarganegaraan, maka antara IPS dan PKn meskipun tujuan dan kajiannya adalah sama yaitu membentuk warganegara yang baik, maka PKn tetap diajarkan sebagai mata pelajaran di sekolah secara terpisah dengan IPS.Kurikulum 2013diluncurkan secara resmi pada tanggal 15 Juli 2013. Sedangkan implementasinya telah diterapkan pada tahun pelajaran 2013/2014 di sekolah-sekolah tertentu atau masih terbatas dan harapannya tahun 2014 ini mulai berlaku secara menyeluruh. Dulu dan sekarang, kita sudah mengenal dengan yang namanyaKTSP atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang mulai diberlakukan sejak tahun ajaran 2007/2008.Kalau kita cermati bersama, perbedaan paling mendasar antara Kurikulum 2013 dengan KTSP. Dalam KTSP, kegiatan pengembangan silabus merupakan kewenangan satuan pendidikan, namun dalam Kurikulum 2013 kegiatan pengembangan silabus beralih menjadi kewenangan pemerintah, kecuali untuk mata pelajaran tertentu yang secara khusus dikembangkan di satuan pendidikan yang bersangkutan. Namun dibalik perbedaan yang ada, sebenarnya juga terdapat kesamaan esensi antara Kurikulum 2013 dengan KTSP. Misalnya tentang pendekatan ilmiah (Scientific Approach)yang pada hakekatnya adalah pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa mencari pengetahuan bukan menerima pengetahuan. Pendekatan ini mempunyai esensi yang sama dengan Pendekatan Keterampilan Proses (PKP). Masalah pendekatan sebenarnya bukan masalah kurikulum, tetapi masalah implementasi yang tidak jalan di kelas. Bisa jadi pendekatan ilmiah yang diperkenalkan di Kurikulum 2013 akan bernasib sama dengan pendekatan-pendekatan kurikulum terdahulu bila guru tidak paham dan tidak bisa menerapkannya dalam pembelajaran di kelas.Berikut ini adalah perbedaan antara Kurikulum 2013 dengan KTSPNoKurikulum 2013KTSP

1SKL (Standar Kompetensi Lulusan) ditentukan terlebih dahulu, melalui Permendikbud No 54 Tahun 2013. Setelah itu baru ditentukan Standar Isi, yang bebentuk Kerangka Dasar Kurikulum, yang dituangkan dalam Permendikbud No 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013Standar Isi ditentukan terlebih dahulu melaui Permendiknas No 22 Tahun 2006. Setelah itu ditentukan SKL (Standar Kompetensi Lulusan) melalui Permendiknas No 23 Tahun 2006

2Aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuanlebih menekankan pada aspek pengetahuan

3di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-VIdi jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-III

4Jumlah jam pelajaran per minggu lebih banyak dan jumlah mata pelajaran lebih sedikit dibanding KTSPJumlah jam pelajaran lebih sedikit dan jumlah mata pelajaran lebih banyak dibanding Kurikulum 2013

5Proses pembelajaran setiap tema di jenjang SD dan semua mata pelajaran di jenjang SMP/SMA/SMK dilakukan dengan pendekatan ilmiah (saintific approach), yaitu standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta.Standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi

6TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) bukan sebagai mata pelajaran, melainkan sebagai media pembelajaranTIK sebagai mata pelajaran

7Standar penilaian menggunakan penilaian otentik, yaitu mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil.Penilaiannya lebih dominan pada aspek pengetahuan

8Pramuka menjadi ekstrakuler wajibPramuka bukan ekstrakurikuler wajib

9Pemintan (Penjurusan) mulai kelas X untuk jenjang SMA/MAPenjurusan mulai kelas XI

10BK lebih menekankan mengembangkan potensi siswaBK lebih pada menyelesaikan masalah siswa

3.Perbandingan Kurikulum IPS di Afrika Selatan dan IndonesiarPara ahli telah meneliti selama bethaun-tahun tentang kurikulum yang dipraktekkan baik itu di Afrika Selatan dan seluruh dunia, ternyata memiliki kesamaan . Semua kurikulum telah difokuskan pada apa yang dapat peserta didik bawa setelah keluar dari pendidikan itu serta bagaimana masyarakat bereaksi terhadap ajaran pelajaran tersebut dan prinsip secara umum adalah bagaimana hasil dan penilaian yang diajarkan kepada peserta didik tetap sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan orang-orang dalam masyarakat kita serta kebutuhan individu peserta didik.Revised National Curriculum Statementmenyatakan bahwaSocial Sciences (SS)merupakan mata pelajaran yang mempelajari hubungan dengan manusia dengan manusia, manusia dan lingkungan berdasarkan waktu dan tempat dengan cara penemuan, pengetahuan, pemahaman, dan penginterpretasian melalui sejarah dan geografi. SedangkanEconomic and Management Sciences (EMS)adalah mata pelajaran yang membahas tentang kebutuhan atau keinginan baik kelompok atau perorangan dengan cara mengelola sumber-sumber alam secara benar. Fokus bahasannya adalah perputaran ekonomi, pembangunan dan pertumbuhan,manajemen, konsumen, keuangan dan pengetahuan dan keterampilan berbisnis. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam penjelasan yang terdapat padaRevised National Curriculum Statement(RNCS) sebagai berikut :Sosial Sciences (SS)Relationships between people, and between people, and between people and the environment, are studied as they vary over time and place. Six LOs focus on enquiry, knowledge and understanding, and interpretations or issues within history (Hist.) and geography (Geog).Ilmu Sosial adalah mata pelajaran yang mempelajari hubungan dengan manusia dengan manusia, manusia dan lingkungan berdasarkan waktu dan tempat dengan cara penemuan, pengetahuan, pemahaman, dan penginterpretasian melalui sejarah dan geografiEconomic and Management Sciences (EMS)Learners study private, public or collective use of resources. Four LOs focus on the economic cycle, sustainable growth and development, and managerial, consumer, financial and entrepreneurial knowlwdge and skills.Ekonomi dan Managemen adalah mata pelajaran yang membahas tentang kebutuhan atau keinginan baik kelompok atau perorangan dengan cara mengelola sumber-sumber alam secara benar. Fokus bahasannya adalah perputaran ekonomi, pembangunan dan pertumbuhan,manajemen, konsumen, keuangan dan pengetahuan dan keterampilan berbisnis.Dengan demikian persamaan dalam pengembangan kurikulum antara Indonesia dan Afrika adalah sama-sama dibuat oleh pemerintah pusat melalui departemen pendidikan nasional, sedangkan perbedaannya adalah kalau di Indonesia kewenangan dalam pengembangan kurikulum lebih banyak dilakukan oleh satuan pendidikan, bahkan kebijakan lain lebih diberi kebebasan kepada kabupaten dan kota karena di Indonesia diberlakukan otonomi daerah, sedangkan di Afrika Selatan lebih banyak dilakukan departemen pendidikan provinsi. Salah satu yang dibuat oleh departemen pendidikan provinsi di Afrika Selatan adalah kalender pendidikan(school calendar). Kalender ini berisi minggu efektif dan hari efektif untuk belajar Selain itu departemen pendidikan provinsi juga membuat jadual pelaksanaan ujian (termasuk jadual ujian nasional), pembagian buku laporan pendidikan (rapot), jadual penutupan dan buka kembali sekolah, dan sebagainya. Dengan demikian setiap propinsi akan berbeda kalender pendidikannya, bahkan provinsi-provinsi di pesisir Afrika Selatan akan berbeda dengan provinsi yang berada di daratan atau pedalaman. Namun secara umum di Afrika Selatan menggunakan sistem quarter dalam melakukan evaluasi akhir dan laporan pendidikan, berbeda dengan Indonesia yang menggunakan sistem semester .Hal lain yang berbeda di Indonesia, secara umum jadwal ulangan semester memang dikembalikan ke provinsi atau satuan pendidikan masing-masing berdasarkan rambu-rambu yang diberikan departemen pendidikan nasional pusat, namun pelaksanaan ujian akhir seperti UN (Ujian Nasional) dijawalkan secara terpusat, bukan itu saja naskah soalnya pun dikonsep oleh pusat.Namun sayangnya penulis tidak dapat menemukan cara pengukuran keberhasilan pendidikan scara nasional di Afrika Selatan.Perbedaan dapat dipahami bahwa Indonesia menerapkan sistem otonomi daerah dalam pembangunan sedangkan di Afrika Selatan tidak. Dilihat lebih rinci khusus mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Indonesia terdapat perbedaan dengan mata pelajaran IPS di Afrika Selatan. Di Afrika Selatan mata pelajaran yang bercirikan pengetahuan sosial dibedakan menjadiEconomic and Management SciencesdanSocial Sciences. Mata pelajaranSocial Sciencesmerupakan gabungan Georafi dan Sejarah. Sedangkan di Indonesia disebut Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu (IPS Terpadu) yang merupakan gabungan dari Sosiologi, Georgrafi, Ekonomi, dan Sejarah. Perbedaan lain yang dapat kita temukan adalah adanya mata pelajaranLife OrientationdanTechnologydi Afrika Selatansedangkan di Indonesia kedua mata pelajaran itu tidak ada. Upaya memasukan materi ilmu-ilmu sosial dan humaniora ke dalam kurikulum sekolah di Indonesia disajikan dalam mata pelajaran dan bidang studi/ jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) secara resmi pada kurikulum 1975. Kurikulum ini merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen, bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama.4.Perbandingan Materi Pelajaran IPS Tingkat SMP di Afrika dan IndonesiaMateri Mata Pelajaran IPS di AfrikaMata PelajaranEconomic and Management Scienses (EMS)memuat materi pelajaran seperti berikut ini.Grade 7 :1. Needs and Wants2. Money and Spending Money Wisely3. Utility (The usefullness of goods)4. The Economy and Our Community.5. Type of Work, Requirements for Specific Jobs, Responsibilities, Rights, and Rewards of Working, Technology in the workplace.6. Entrepeneurship (make something, sales and the bussiness plan)7. Transport: Moving Things around, Work/jobs linked to transport related Services, Transport as a bussiness oppurtunity, The Cost of TransportGrade 8 :1. Working better Together2. Working Together in an economy3. The Price4. Balancing Supply and Demand5. Counting The Costs, Establishing The PriceGrade 9:1. The Flows of Money, Factors of Production, Goods and Services in The Economic Cycle within theSouth AfricaEconomy.2. The Role of The Foreign Sector in The Economic Cycle.3. Supply and Demand Influences Prices.4. The Influences and actions (Strikes and stayaway) of Trade Unions in General and During The Apartheid era on: South Africa Economy,Political Economy and Social tranformation, and Labour Issues.5.The Laws Affecting Basic Conditions of Employment and non discrimination theworkplace.Mata pelajaranSocial Sciences (SS)berisi materi sebagai berikut. Grade 7:1.South Africabefore European came.2. History of Multicultural Process inSouth Africa3. Afrikaaner and British4. Types of earthface.5. Map, atlas and globe6. Atmosfer and hidrosferGrade 8:1. Population and problems.2. Sanitation, Health and Hygiene.3. History ofSouth AfricaIndependence4. Goverment afterIndependenceGrade 9:1. Flora and Fauna inSouth Africa.2.. Geography of Africa andAsia3. Water and foresty4. Sea and Land5. Apartheid and Consequence.Materi Pelajaran IPS di AndonesiaDi Indonesia,Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yangdiberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SMP/MTs mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.Materi pelajaran yang terdapat dalam Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu (IPS Terpadu) menurut kurikulum 2013 adalah sebagai berikut : Guru dalam membelajarkan mata pelajaran IPS harus mengacu pada prinsip integrated social sciences. Dalam proses pembelajaran mata pelajaran IPS harus mendukung pencapaian Kompetensi Inti, baik KI 1, KI 2, KI 3 dan KI 4.Dalam praktiknya KI 1 danKI 2 sebetulnya tidak secara eksplisit diajarkan. Yang secara eksplisit diajarkan adalah KI 3 dan KI 4. Dengan dicapainya KI 3 dan KI 4 diharapkan KI 1 dan KI 2 akan juga dicapai.Kelas 7:Kompetensi Inti (KI)KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnyaKI 2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannyaKI 3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mataKI 4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.Bahasan BAB 1.Kompetensi Dasar (KD)KD 1.2 Menghargai ajaran agama dalam berfikir dan berperilaku sebagai penduduk Indonesia dengan mempertimbangkan kelembagaan sosialKD 1.3 Menghargai karunia Tuhan Yang Maha Esa telah menciptakan manusia dan lingkungannyaKD 2.1 Meniru perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli, anun, dan percaya diri sebagaimana ditunjukkan oleh tokoh-tokoh pada masa Hindu-Buddha dan Islam daam kehidupan sekarangKD 3.1 Memahami aspek keruangan dan konektivitas antarruang dan waktu dalam lingkup regional serta perubahan dan keberlanjutan kehidupan manusia (ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dan politik)KD 3.2 Memahami perubahan masyarakat Indonesia pada masa Praaksara,masa Hindu Buddha, dan masa Islam dalam aspek geografis, ekonomi,budaya, pendidikan dan politikKD 3.4 Memahami pengertian dinamika interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomiMateri dan Kegiatan PembelajaranKegiatan pembelajaran pada Bab I terdiri atas empat sub pokok bahasan berikut.1. Konektivitas Antarruang dan Waktu2. Letak Wilayah dan Pengaruhnya bagi Keadaan Alam Indonesia3. Keadaan Alam Indonesia4. Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia pada Masa Praaksara, Hindu, Buddha, dan IslamBahasan BAB IIKompetensi Dasar (KD)KD 1.1 Menghargai karunia Tuhan Yang Maha Esa yang telah menciptakan waktu dengan segala perubahannyaKD 2.2 Menunjukkan perilaku rasa ingin tahu, peduli, menghargai dan bertanggung jawab terhadap kelembagaan sosial, budaya, ekonomi, dan politikKD 2.3 Menunjukkan perilaku santun, toleran, dan peduli dalam melakukan interaksi manusia dengan lingkungan dan teman sebayanyaKD 3.1 Memahami aspek keruangan dan konektivitas antarruang dan waktu dalam lingkup regional serta perubahan dan keberlanjutan kehidupan manusia (ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dan politik)KD 3.4 Memahami pengertian dinamika interaksi manusia dan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomiKD 4.1 Menyajikan hasil pengamatan tentang hasil-hasil kebudayaan dan pikiran masyarakat Indonesia pada masa Praasara, masa Hindu-Buddha, dan masa Islam dalam aspek geografis, ekonomi, budaya, danpolitik yang masih hidup dalam masyarakatKD 4.3 Mengobservasi dan menyajikan bentuk-bentuk dinamika interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi dilingkungan masyarakat sekitarMateri dan Kegiatan PembelajaranKegiatan pembelajaran pada Bab II terdiri atas dua subpokok bahasan berikut.1. Pengertian dan Pengelompokan Sumber Daya Alam2. Potensi dan Sebaran Sumber Daya Alam IndonesiaBAB IIIKompetensi Dasar (KD)KD 1.2 Menghargai ajaran agama dalam berpikir dan berperilaku sebagai penduduk Indonesia dengan mempertimbangkan kelembagaan sosial,budaya, ekonomi, dan politik dalam masyarakatKD 2.3 Menunjukkan perilaku santun, toleran, dan peduli dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan dan teman sebayanyaKD 3.1 Memahami aspek keruangan dan konektivitas antarruang dan waktu dalam lingkup regional serta perubahan dan keberlanjutan kehidupan manusia (ekonomi, sosial, budaya, pendidikan dan politik)KD 3.2 Memahami perubahan masyarakat Indonesia pada masa Praaksara,masa Hindu Buddha, dan masa Islam dalam aspek geografis, ekonomi,budaya, pendidikan, dan politikKD 3.3 Memahami jenis-jenis kelembagaan sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam masyarakatKD 3.4 Memahami pengertian dinamika interaksi manusia dan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomiKD 4.3 Mengobservasi dan menyajikan bentuk-bentuk dinamika interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi di lingkungan masyarakat sekitarMateri dan Kegiatan PembelajaranKegiatan pembelajaran pada Bab III terdiri atas empat subpokok bahasan berikut.1. Keadaan Penduduk Indonesia2. Pemanfaatan Sumber Daya Alam oleh Penduduk Indonesia3. Potensi Alam dan Mobilitas Penduduk Antar wilayah di Indonesia4. Jenis-Jenis Kelembagaan SosialBAB IVKompetensi Dasar (KD)KD 1.2. Menghargai ajaran agama dalam berpikir dan berperilaku sebagai penduduk Indonesia dengan mempertimbangkan kelembagaan sosial,budaya, ekonomi, dan politik dalam masyarakatKD 2.3 Menunjukkan perilaku santun, toleran, dan peduli dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan dan teman sebayanyaKD 3.1 Memahami aspek keruangan dan konektivitas antarruang dan waktu dalam lingkup regional serta perubahan dan keberlanjutan kehidupan manusia (ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dan politik)KD 3.2 Memahami perubahan masyarakat Indonesia pada masa Praaksara,masa Hindu-Buddha, dan masa Islam dalam aspek geografis, ekonomi,budaya, pendidikan, dan politikKD 4.1 Menyajikan hasil pengamatan tentang hasil-hasil kebudayaan dan pikiran masyarakat Indonesia pada masa Praaksara, masa Hindu-Buddha, dan masa Islam dalam aspek geografis, ekonomi, budaya, danpolitik yang masih hidup dalam masyarakat sekarangKD 4.2. Menghasilkan gagasan kreatif untuk memahami jenis-jenis kelembagaan sosial, budaya, ekonomi, dan politik di lingkungan masyarakat sekitarMateri dan Kegiatan PembelajaranKegiatan pembelajaran pada Bab IV terdiri atas empat subpokok bahasan berikut.1. Bentuk-bentuk keragaman sosial dan budaya di Indonesia2. Faktor-faktor yang memengaruhi keragaman sosial budaya3. Kebudayaan memperkokoh integrasi bangsa4. Keragaman budaya sebagai aset perekonomian bangsaKelas 8:1. Permasalahan kependudukan dan upaya penanggulangannya.2. Bentuk hubungan sosial, pranata sosial dan penyimpangan sosial.3. Ketenaga kerjaan4. Pelaku ekonomi, permintaan dan penawaran.Kelas 9:1. Bentuk dan pola muka bumi2. Unsur-unsur geografis dan penduduk di kawasan Asia Tenggara. 3. Perjuangan Indonesia merebut Irian Barat.4. Peristiwa sekitar G30 S/PKI.5. Perubahan pemerintahan dan kerjasama internasional.6. Uang dan Bank.Berdasarkan uraian di atas ternyata terdapat persamaan dan perbedaan materi pelajaran baik EMS, SS dan IPS. Persamaannya adalah sama-sama memuat materi plajaran pokok pada kelas 7, 8, dan 9 seperti harga, permintaan dan penawaran, dan sebagainya. Artinya secara umum adalah sama. Apalagi mata pelajaran EMS, banyak kesamaan dengan IPS. Yang berbeda dalam mata pelajaran EMS, SS dan IPS adalah sebagai berikuta. Materi pelajaran lebih ditekankan kepada unsur praktik dibandingkan teoritis pada EMS dan SS.b. Pendalaman materi yang lebih terarah kepada ketuntasan materi, bukan sekedar tahu Misalnya membahas masalah trtansportasi yang sampai ke perhitungan biaya, untung, rugi dll.c. Mata pelajaran SS yang berbeda adalah pada sejarah yang tentu berbeda dengan IPS karena kedua negara memiliki latar belakang sejarah yang berbeda.d. Dilihat dari materi ajar, kurikulum Afrika lebih kontekstual dengan kehidupan dan apa yang dibutuhkan peserta didik bila dinading kurikulum IPS di IndonesiaKesimpulanPengembangan kurikulum yang dilakukan suatu negara dengan negara lain tidak akan sama. Perbedaan itu disebabkan latar belakang sejarah, budaya, politik, dan sebagainya yang berbeda. Pengembangan kurikulum di Afrika selatan lebih menekankan kepada aspek transformasi sosial, multikultural dan pendidikan yang berbasis lulusan. Lulusan pendidikan di Afrika Selatan diharapkan memiliki kompetensi yang tinggi sehingga dapat mengejar ketertinggalannya akibat Apartheid. Untuk itulah mata pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan dari grade R sampai 12 lebih mengarah kepada bahasan yang aktual sehingga siswa akan mampu menghadapi tantangan global.Pendidikan di Indonesia tidak jauh dari konsep yang dikembangkan dalam kurikulum di Afrika Selatan. Dengan program wajib belajar dan sebagainya Indonesia berupaya melakukan berbagai cara untuk mengejar ketinggalan dalam dunia pendidikan. Upaya yang dilakukan dengan memperbaiki kurikulum dengan harapan akan dapat menjadikan siswa dapat memperoleh pendidikan dan mampu bersaing di era globalisasi. Apa yang dilakukan oleh Afrika Selatan dan Indonesia tidak luput dari latar belakang yang berbeda. Namun sebagai negara yang sama-sama pernah dijajah, ternyata apa yang dilakukan oleh penjajah adalah tidak selalu memberikan keuntungan bagi negara yang terjajah. Hanya suatu negara itulah yang tahu persis apa yang terbaik yang harus dilakukan untuk kepentingan, kemakmuran dan kemajuan pendidikan bagi negara tersebut.Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan,pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. Berdasarkan tuntutan jaman sangat jelas bahwa IPS merupakan mata pelajaran yang berorientasi tidak hanya pengembangan intelektual, tetapi juga sikap dan ketrampilan juga kecerdasan dalam pengambilan keputusan dalam kehidupan yang semakin kompleks. Perbedaan jenjang pendidikan, pengembangan kurikulum, dan mata pelajaran serta materi pelajaran di kedua negara itu memang ada namun perbedaan itu merupakan hasil dari suatu proses yang panjang yang merupakan yang terbaik bagi kedua negara itu. Persamaan-persamaan yang terdapat pada kedua negara dalam pengelolaan pendidikan merupakan persamaan yang wajar sebagai negara yang berkembang yang melakukan proses yang sama dan merupakan pengelolaan pendidikan yang standar. Perbandingan pendidikan dua negara atau lebih memiliki keuntungan, dengan cara itu maka kita dapat mengukur diri, dan membandingkan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai negara lain dalam pendidikan. Dengan bercermin dengan negara lain maka akan tampak wajah pendidikan kita yang sesungguhnya di dunia internasional.Pada hakikatnya, pengetahuan Sosial sebabagi suatu mata pelajaran yang menjadi wahana dan alat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang diri dan peristiwa disekitarnya .Dengan demikian, Pengetahuan Sosial diperlukan bagi keberhasilan siswa dalam kehidupan di masyarakat dan proses menuju kedewasaan. Karena itu guru berkewajiban untuk membantu siswa dalam memahami masalah-masalah actual yang ada disekitranya. Dengan demikian Ilmu Pengetahuan Sosial tidak hanya berisikan teori-teori belaka namun sebuah proses pendewasaan dan bimbingan bagi peserta didik dalam praktek hidup social yang bersifat nyata. Dalam pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, guru harus dapat membawakannya secara menarik , humanism, mengerti apa yang dibutuhkan peserta didik saat kini dan disaat yang akan data.3.2.SaranDalam makalah ini penulis memiliki beberapa saran dengan harapan saran ini dapat menjadi masukan pihak-pihak terkait yang ikut terlibat dan bertanggung jawab dalam keberhasilan pengajaran IPS, baik itu guru , masyarakat maupun pemerintah diantaranya adalah : Agar materi pelajaran IPS lebih menarik dan lebih mudah dicerna oleh siswa sekolah dasar dan menengah, sebaiknya bahan-bahan pelajaran diambil dari kehidupan nyata di lingkungan masyarakat. Bahan atau materi yang diambil bisa berupa pengalaman pribadi, teman-teman sebaya, serta lingkungan alam, peristiwa actual yang terjadi di masyarakat dimana peserta didik tinggal. Hal ini akan lebih mudah dipahami karena mempunyai makna lebih besar bagi para siswa dari pada bahan pengajaran yang abstrak dan rumit dari Ilmu-ilmuSosial.halini dapat menghapus persepsi bahwa pelajaran IPS itu tidak menarik, menoton dan membuat ngantuk. Dalam pengajaran Sejarah sebagai bagian dari pendidikan IPS, guru jangan terpaku hanya pada menceritakan masa lalu dan meminta peserta didik menghapal tempat dan kejadian belaka. Sebaiknya , guru mengarahkan peserta didik untuk memaahami nilai dari peristiwa tersebut dan apa pengaruh peristiwa tersebut pada masa itu dan masa kini. Pelajaran Ekonomi sebagai bagian dari pendidikan IPS , ada baiknya siswa digiring untuk mempraktekan teori-teori tersebut dalam praktek nyata sehingga siswa memahami pentingnya ilmu tersebut dan manfaat ilmu yang dipelajarinya. Dengan mempelajari hal-hal actual dan kasus-kasus social disekitarnya , diharapkan siswa dapat membuat keputusan-keputusan yang cerdas dalam hidupnya. Oleh karena itu, penulis mendukung pada proses belajar mengajar yang interaktif dan mengurangi campur tangan guru yang dominan. Biarkan siswa menentukan pilihan-pilihan atau alternative jawaban untuk sebuah permasalahan yang dibahas bahkan sebuah prediksi tentang sesuatu. Setelah mereka mengemukakan apa ide yang ada pada alam pikirannya, barulah guru membimbing atau menguatkan pilihan dan jawaban-jawaban mereka. Guru harus mengurangi sikap otoriter dalam kelas dan menganggap dirinya sebagai sosok yang maha tahu karena siswa sesungguhnya telah dan akan belajar dari kehidupannya. Era globalisasi dengan kemajuan penggunaan internet sangat memungkin peserta didik mengetahui lebih banyak pengetahuan dari apa yang guru bayangkan. Guru harus bisa memilih pokok bahasan mana yang harus lebih difokuskan dengan mempertimbangkan letak posisi dan kondisi peserta didik tinggal. Alangkah baiknya, bila peserta didik berada di wilayah pedesaan dan pegunungan maka dalam pelajaran IPS lebih mendominasi pengetahuan tentang pegunungan dan usaha-usaha yang dapat dikembangkan dalam kondisi alam yang seperti itu. Menjadi sangat tidak tepat bila tempat tinggal peserta didik berada disekitar tepian pantai tetapi guru lebih focus dengan materi pelajaran tentang agraris daripada tentang maritime. Hal ini penting agar pengetahuan yang mereka dapat benar-benar bermakna dalam kehidupan nyata mereka. Dalam materi pelajaran khususnya materi pelajaran kelas 7, bila kita kembali kepada niatan Ilmu Sosial dipelajari agar siswa cerdas dalam kehidupan social dan cerdas dalam mengambil keputusan-keputusan yang penting bagi kehidupan pribadinya maupun masyarakat, bisa dfikatak masih jauh dari konektivitasnya. Dengan demikian pemilihan materi ajar adalah penting agar dengan mempelajari IPS siswa memang akan mendapatkan apa yang bermanfaat bagi diri dan lingkungannya. Disini kiita memerlukan adanya pragmatism dalam pendidikan. Semoga kedepan kita akan mendapatkan perbaikan-perbaikan yang lebih berartiPendidikan[sunting|sunting sumber]Pendidikan di Sudan digratiskan dan diwajibkan bagi seluruh anak-anak usia 6 sampai 13 tahun. Pendidikan dimulai dari pendidikan dasar selama dari delapan tahun, kemudian pendidikan menengah tiga tahun. Jenjang pendidikan diubah menjadi berformat 6 + 3 + 3 pada tahun 1990.Bahasa pengantar pedidikan yang digunakan di semua tingkatan adalahbahasa Arab. Lokasi sekolah terkonsentrasi di sejumlah daerah perkotaan, yang mana sejumlah sekolah yang terletak di bagian Selatan dan Barat telah rusak bahkan hancur akibat konflik di Negara tersebut.Pada tahun 2001, Bank Dunia memperkirakan bahwa partisipasi murni siswa Sekolah Dasar adalah 46% dan 21 persen dari pelajar sekolah menengah yang terdiri dari siswa yang memenuhi syarat. Tingkat kelangsungan pendidikan di Sudan sangat bervariasi, di beberapa provinsi bahkan hanya mencapai di bawah 20 persen.Sudan memiliki 19 universitas berbahasa Arab. Pendidikan di tingkat menengah dan pendidikan tinggi di universitas mengalami masalah penghambat yang serius disebabkan oleh sebagian besar penduduk berjenis kelamin laki-laki melaksanakan dinas militer sebelum dapat menyelesaikan pendidikan mereka.Menurut perkiraan Bank Dunia, pada tahun 2000 tingkat baca-tulis pada orang dewasa berusia 15 tahun keatas hampir 58% (69% untuk laki-laki, 46%untuk wanita). Sedangkan pada tahun 2002, tingkat baca-tulis pada orang dewasa berusia 15 tahun keatas mencapai 60 persen dan tingkat buta aksara pemuda (usia 15-24) diperkirakan sebesar 23%.Sistem Pendidikan di MesirSistem pendidikan di Mesir adalah negara yang disponsori dan diatur dalam tiga tahap: sekolah dasar (6 tahun), sekolah persiapan (3 tahun), dan sekolah menengah (3 tahun).Pendidikan dasar terdiri dari dua tahap pertama dan adalah wajib bagi semua siswa di negeri ini, meskipun 16% anak perempuan masih tidak mendaftar di sekolah dasar.Sekolah dasar yang tidak dipisahkan berdasarkan jenis kelamin, tetapi sekolah-sekolah persiapan dan menengah publik.Namun demikian, banyak rekan-pendidikan sekolah swasta dengan biaya terjangkau hanya untuk kelas menengah dan atas.Sekolah dasar pertama untuk perempuan dibuka pada tahun 1873 dan sekolah menengah pertama untuk perempuan dibuka pada tahun 1921.Pendidikan menjadi wajib oleh hukum untuk kedua jenis kelamin dalam konstitusi pada tahun 1923.Wanita bergabung Universitas Kairo untuk pertama kalinya pada tahun 1928.Pada tahun 1993, First Lady Mesir memulai proyek untuk mendidik gadis-gadis yang tidak bergabung pendidikan formal melalui satu kelas dan sekolah masyarakat.Departemen Pendidikan jenis ini dibangun khusus sekolah di daerah pedesaan dan terpencil dari Mesir.Baru-baru ini, Dewan Nasional untuk Perempuan telah meluncurkan sebuah proyek optimis dalam kerjasama dengan Organisasi Pendidikan Lansia dan dengan bantuan organisasi non-pemerintah memberantas buta huruf bertujuan antara perempuan berusia 15-45 tahun serta melaksanakan rencana untuk penghapusan total buta huruf di antara mereka berusia 15-35 pada tahun 2006.Siswa mengambil ujian seluruh sekolah formal berbagai mereka yang menentukan jalur yang akan mereka ambil.Sebuah ujian sekolah dasar diambil pada akhir tahun keenam sekolah untuk menguji pengetahuan dasar siswa.Persiapan ujian sekolah pada akhir tahun ke-9 akan menentukan sekolah mana siswa pindah ke.Siswa dengan skor tinggi melanjutkan ke sekolah menengah umum, yang memenuhi syarat mereka untuk menghadiri universitas nanti.Mereka yang memiliki skor rendah diarahkan ke sekolah menengah teknik, di mana siswa belajar pendidikan komersial, industri, atau pertanian dan mengejar karir sebagai teknisi, tenaga penjual, sekretaris, dll Dalam pendidikan menengah umum, siswa memilih salah satu ilmu pengetahuan, matematika, atau cabang seni setelah tahun pertama mereka.Ujian Sekolah Menengah Sertifikat adalah yang paling penting dan diambil dalam dua tahun terakhir sekolah menengah.Siswa belajar delapan program yang berbeda setiap tahunnya.Ujian diberikan nasional dan didasarkan pada kursus ini.Masuk universitas tergantung pada hasil dari ujian ini - seorang mahasiswa harus mendapatkan setidaknya 94% di cabang ilmu pengetahuan untuk masuk ke sekolah kedokteran, dan 91% di cabang matematika untuk masuk ke rekayasa.Siswa perempuan di Mesir mendapatkan nilai yang lebih baik dan mencapai sukses lebih dari laki-laki, serta menempati sebagian dari peringkat teratas dalam semua ujian umum dalam semua tahap pendidikan.Jumlah siswa perempuan di perguruan tinggi Mesir telah meningkat sangat selama bertahun-tahunBAB IIPEMBAHASAN

2.1 Sistem Pendidikan di Mesir (Afrika Utara)Republik Arab Mesir, lebih dikenal sebagai Mesir adalah sebuah negara yang sebagian besar wilayahnya terletak di Afrika bagian timur. Dengan luas wilayah sekitar 997.739 km. Mesir mencakup Semenanjung Sinai (dianggap sebagai bagian dari Asia Barat), sedangkan sebagian besar wilayahnya terletak di Afrika Utara. Mesir berbatasan dengan Libya di sebelah barat, Sudan di selatan, jalur Gaza dan Israel di utara-timur. Perbatasannya dengan perairan ialah melalui Laut Tengah di utara dan Laut Merah di timur. Mayoritas penduduk Mesir menetap di pinggir Sungai Nil (sekitar 40.000 km). Sebagian besar daratan merupakan bagian dari gurun Sahara yang jarang dihuni.Mesir terkenal dengan peradaban kuno dan beberapa monumen kuno termegah di dunia, misalnya Piramid Giza, Kuil Karnak dan Lembah Raja serta Kuil Ramses. Di Luxor, sebuah kota di wilayah selatan, terdapat kira-kira artefak kuno yang mencakup sekitar 65% artefak kuno di seluruh dunia. Kini, Mesir diakui secara luas sebagai pusat budaya dan politikal utama di wilayah Arab dan Timur Tengah. Sistem pendidikan di Mesir adalah negara yang disponsori dan diatur dalam tiga tahap: sekolah dasar (6 tahun), sekolah persiapan (3 tahun), dan sekolah menengah (3 tahun).2.1.1 Tujuan PendidikanPada tahun 1987, pemerintah mesir menyatakan bahwa pengembangan secara ilmiah harus dilakukan dalam sistem pendidikan Mesir. Oleh sebab itu, diputuskan agar konsep struktur, fungsi dan manajemen pendidikan semua harus dikaji ulang. Masyarakat Mesir harus pandai tulis baca dan terdidik, harus memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan menjadi masyarakat yang produktif, pendidikan juga harus fleksibel, diversifikasi, dan relevan dengan kebutuhan masyrakat. Dalam tahun 1987, kementrian pendidikan menyatakan dengan lebih rinci tujuan utama pendidikan adalah sebagai berikut:a.Pendidikan dimaksudkan untuk menegakkan demokrasi dan persamaan kesempatan serta pembentukan individu-individu yang demokratis.b.Pendidikan juga dimaksud sebagai pembangunan bangsa secara menyeluruh, yaitu menciptakan hubungan fungsional antara produktivitas pendidikan dan pasar kerja.c.Pendidikan juga harus diarahkan pada penguatan rasa kepemilikan individu terhadap bangsa, dan penguatan atas budaya dan identitas Arab.d.Pendidikan harus mampu mengiring masyarakat pada pendidikan sepanjangan hayat melalui peningkatan diri dan pendidikan diri sendiri.e.Pendidikan harus mencakup pengembangan ilmu dan kemamuan tulis baca, berhitung, memelajari bahasa-bahasa selain bahasa arab, cipta seni, serta pemahaman atas lingkungan.f.Pendidikan bertujuan pula sebagai kerangka kerjasama dalam pengembangan kurikulum dan penilaian.Kebijakan kebijakan pendidikan diatas adalah tujuan umum Negara biasanya,sasaran pendidikan bervariasi menurut tingkatan penididikan, daerah, program, dan individu. Banyak orang Islam di kampung-kampung yang ingin belajar menulis dan membaca agar mereka dapat mamahami Islam itu dengan lebih baik.Bagi kebanyakan orang,pendidikan dartikan sebagai perolaehan diploma yang akan mampu membawa mereka ke posisi dengan penghasilan yang teratur serta terjamin masa depan,dan sekaligus mendapatkan status sosial dalam masyarakat.2.1.2 Struktur dan Jenis Pendidikana. Sistem Pendidikan FormalSistem pendidikan mesir mempunyai dua struktur ; struktur sekuler dan struktur keagamaan Al-Azhar. Struktur sekuler diatur oleh Kementrian Pendidikan. Struktur Al-Azhar dilaksanakan oleh kementrian Agama. Selain dari kedua struktur ini, ada pula jenis sekolah yang diikuti sejumlah kecil anak-anak. Misalnya, anak cacat masuk ke sekolah-sekolah khusus, bagi yang ingin menjadimiliter msuk ke sekolah militer, dan ada pula genrasi muda yang meninggalkan sekolahnya dan mendaftar pada program-program nonformal yang diselenggarakan oleh berbagai badan atau lembaga.b. Sistem Sekolah SekulerPendidikan wajib di mesir berlaku sampai Grade 8 yang ingin dikenal sebagai pendidikan dasar. Ada pendidikan taman kanak-kanak dan play group yang mendahului pendidikan dasar, tapi jumlahnya sangat kecil dan kebanyakan berada di kota-kota. Pendidikan dasar ini dibagi menjadi dua jenjang. Jenjang pertama yang dikenal dengan Sekolah Dasar mulai dari Grade 1 samapai Grade5 , dan jenjang kedua, yang dikenal dengan Sekolah Persiapan, mulai dari Grade 6 samaiGrade 8. Sekolah persiapan ini baru menjadi pendidikan wajib dalam tahun 1984, sehingga namaSekolah Persiapan tidak tepat lagi.Setelah mengikuti pendidikan dasar selama delapan tahun, murid-murid punya empat pilihan: tidak bersekolah lagi, memasuki sekolah menengah umum, memasuki sekolah teknik menengah tiga tahun, atau memasuki sekolah tekhnik lima tahun. Pada sekolah umum tahun pertama (Grade 9) adalah kelas pertama pada Grade 10 murid harus memilih antara bidang sains dan non sains (IPA vs Non IPA) untuk Grade 10 dan 11.Pendidikan tinggi di universitas institusi spesialisasi lainya mengikuti pendidikan akademik umum. Pendidikan pada sebagian lembaga pendidikan tinggi berlangsung selama dua, empat atau lima tahun tergantung pada program dan bidang yang dipilih. Semenjak tahun 1951 sebagaian tamatan sekolah teknik dibolehkan melanjutkan ke pendidikan tinggi. Pada level pendidikan tinggi, setruktur sekuler mempunyai 220 fakultas dan intitusi pendidikan lainnya dengan 16.000 staf pengajar dan 695.736 mahasiswa.c. Sistem Sekolah Al-AzharSistem sekolah ini hampir sama dengan sistem sekolah sekuler ada tingkatan sekolah dasar. Perbedaannya ialah bahwa pendidikan agama Islam lebih mendapat tekanan. Tetapi, untuk mata pelajaran kurikulumnya seperti pada sistem sekolah sekuler. Pada level universitas fakultas-fakultasnya sama dengan yang ada pada pendidikan sekuler tetapi kurikulumnya lebih menekankan kepada keagamaan. Selanjutnya, seluruh pendidikan guru untuk pendidikan keagamaan hanya diselenggarakan dalam lingkungan sistem Al-Azhar. Sekolah-sekolah Al Azhar lebih sedikit muridnya dibandingkan dengan jumlah murid sekolah sistem sekuler. Dalam tahun1988, persentase murid pada sekolah Al-Azhar hanya 3,6% dari seluruh murid dalam sistem sekuler. Pada tingkat pendidikan tinggi, jumlah mahasiswa pada jalur Al-Azhar adalah 14,3% dari jumlah mahasiswa pada kedua jalur lebih besar jumlah tamatan dari jalur Al-Azhar yang masuk ke pendidikan tinggi dibandingkan dengan tamatan sistem sekolah sekuler.d. Pendidikan NonformalPendidikan Nonformal didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan pendidikan terencana diluar sistem pendidikan ini dimaksudkan untuk melayani kebutuhan pendidikan bagi kelompok-kelompok orang tertentu apakah itu anak-anak, generasi muda, atau orang dewasa; apakah mereka laki-laki atau perempuan, petani, pedagang, atau pengerajin; apakah mereka dari keluarga orang kaya atau keluarga miskin. Di mesir, pendidikan nonformal terutama dikaitkan dengan penghapusan ilistrasi. Dengan demikian, kebanyakan program lebih dikonsentarikan pada pendidikan nonformal ada dalam asfek itu. Berdasakan hasil sensus 1960 mesir, 70% diatas usia 10 tahun adalah buta hurup. Dalam tahun 1976, mesir mencatat 13,6 juta orang dewasa (diatas 15)yang butahurup atau 61,8% dari total penduduk orang dewasa pada tahun 1986 jumlah itu malah meningkat manjadi 17,2 juta orang, tetapi persentasenya menurun menjadi 49,9%.Tingkat iliterasi wanita lebih tinggi dari tengkat iliterasi pria. Pada tahun 1976 77,6% wanita dewasa Mesir tidak dapat menulis dan membaca sedangkan pria dewasa hanya 46,4%. Tahun 1986, persentase itu menurun menjadi 61,8 wanita, dan 37,8% pria.2.1.3Kurikulum dan Metodologi PengajaranDi Mesir, kurikulum adalah hasil pekerjaan tim. Tim kurikulum terdiri dari konsultan, supervisor, para ahli, para profesor pendidikan, dan guru-guru yang berpengalaman. Biasanya ada sebuah panitia untuk setiap mata pelajaran atau kelompok pelajaran, dan ketua-ketua panitia ini diundang rapat sehingga segala keputusan dapat di koordinasikan. Kurikulum yang sudah dihasilkan oleh panitia diserahkan kepada Dewan Pendidikan Pra universtias yang secara resmi mengesahkan untuk diimplementasikan. Berdasarkan peraturan, kurikulum dapat diubah dan disesuaikan untuk mengakomodasikan kondisi setempat atau hal-hal khusus.Pusat Penelitian pendidikan Nasional bertanggung jawab mengumpulkan informasi mengenai materi pengajaran berdasarkan kurikulum dan mengenai implementasinya dilapangan. Hasil penelitian itu disalurkan ke dewan kesekretariatan dan apabila diperlukan perubahan, sebuah penelitian dibentuk dan dibagi tugas untuk mempelajarinya dan merumuskan perubahan-perubahan itu. Sejumlah besar supervisor konsultan dari semua level bertemu secara reguler dengan guru-guru guna memberikan bimbingan dan untuk mengumpulkan informasi. Ada berbagai pusat latihan, sekolah percobaan, dan sekolah percontohan, yang bertujuan untuk pembaharuan kurikulum serta perbaikan metode mengajar.Garis besar kurikulum ditentukan sebuah tim kecil mirip dengan tim yang diterangkan diatas dibentuk untuk menulis buku teks. Buku tes menurut kurikulum tidak persis sama dengan kurikulum yang dilaksanakan. Perbedaannya disebabkan oleh faktor seperti kondisi kelas, kurangnya alat peraga dan perlengkapan lainnya, dan kualitas guru bertentangan dengan apa yang digariskan dalam kurikulum, kebanyakan pengajaran masih berorientasi verbal. Materi pelajaran disiapkan oleh berbagai badan atau lembaga-lembaga termasuk panitia kurikulum dari semua jurusan ara akademisi dan asosiasi guru mata pelajaran. Pada umumnya sekolah dan masing-masing guru mempunyai kebebasan yang luas dalam memilih materi pelajaran.2.1.4Ujian, Kenaikan Kelas, dan SertifikasiSistem ujian di Mesir sangat memengaruhi pemikiran murid, orang tua serta para pejabat pendidikan karena begitu pentingnya hasil ujian itu. Ujian naik kelas ditetapkan pada Grade 2, 4, dan 5, dan ujian negara pertama dilaksanakan pada akhir grade 8. Murid yang lulus mendapat Sertifikasi Pendidikan Dasar, dan dengan itu dapat melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. Jumlah skor menentukan jenis sekolah yang akan dimasuki, dan itu sangat penting karena umumnya hanya murid-murid yang mendapat skor tinggi saja yang dapat masuk ke sekolah-sekolah menengah akademik yang diinginkan menuju universitas. Kalau tidak, mereka masuk kesekolah-sekolah teknik atau institut pendidikan lain. Jadi, masa depan anak muda mesir banyakn tergantung pada nilai yang diperoleh pada ujian negara. Hal ini menjadi sangat penting sehingga menjadi persaingan sesama murid sangat ketat.Sama halnya dengan siswa-siswa yang akan menamatkan pendidikan menengah, karena jumlah skor yang diperoleh menentukan fakultas atau universitas mana yang mereka masuki. Ujian yang sangat kompetitif ini membuat siswa harus belajar keras, dan bahkan menimbulkan percontekan dalam berbagai rupa, dan juga mengakibatkan timbul-timbulnya kursus-kursus privat.2.2 Sistem Pendidikan di Arab Saudi (Timur Tengah)Kerajaan Arab Saudi berdiri pada tahun 1932 dan menempati 80 persen luas semenanjung Arab. Secara geografis negara ini berbatasan dengan Jordania, Kuwait, dan Irak di sebelah utara, Laut Merah di sebelah barat, Qatar dan Uni Emirat Arab di sebelah timur, serta Yaman dan Oman di sebelah selatan. Saudi Arabia adalah negara yang menganut hukum berbasis Islam di mana hukum syariah sebagai dasar konstitusi dan sistem hukum. Sistem pendidikan di Arab Saudi memisahkan antara laki-laki dan perempuan sesuai dengan syariat Islam. Diantara sistem pendidikan di Arab Saudi adalah:a.Pra Pendidikan DasarPra Pendidikan Dasar ini sama dengan Pendidikan Taman Kanak-Kanak dari usia 45 tahun pendidikan ini ditawarkan secara gratis dan bersifat sukarela. Program yang akan diberikan pada pendidikan ini adalah program pedagogis, dan tidak terorganisir untuk mempersiapkan diri masuk sekolah.b.Pendidikan Dasar (primary education)1.Sekolah DasarPada Pendidikan Dasar anak-anak mulai masuk sekolah pada usia 6 11 Tahun Kurikulum atau mata pelajaran yang ada di pendidikan dasar adalah sebagai berikut : Bahasa Arab, Pendidikan seni, Geografi, Sejarah, Ekonomi rumah (untuk anak perempuan ), Matematika, Pendidikan Jasmani (untuk anak laki-laki), Studi Islam dan Sains.Sertifikat:shahadat Al Madaaris Al Ibtidaa'iyyah(Umum Elementary School Certificate)2. Sekolah Menengah.Pada Pendidikan Menengah anak-anak mulai masuk sekolah pada usia 12 14 tahun. Kurikulum yang ada di pendidikan menengah adalah sebagai berikut: Bahasa Arab, Pendidikan seni, Geografi,Sejarah, Ekonomi rumah(untuk anak perempuan), Matematika, Pendidikan Jasmani (untuk anak laki-laki), Studi Islam dan Sains dan bahasa, Tambahannya adalah bahasa Inggris. Sertifikat:shahadat Al-Kafa'at Al-Mutawassita(Intermediate School Certificate)c.Pendidikan SekunderPada Pendidikan Sekunder anak-anak mulai masuk sekolah pada usia15 17 tahun. Pendidikan Sekunder ini menawarkan 3 program yaitu Pendidikan Menengah Umum, Pendidikan Menengah Agama, Pendidikan Menengah Teknik. Pendidikan ini berlangsung selama 3 tahun. Kurikulumnya antara lain: Bahasa Arab, Biologi, Kimia, Bahasa Inggris, Geografi, Sejarah, Ekonomi rumah (untuk anak perempuan), Matematika, Pendidikan Jasmani (untuk anak laki-laki) dan pelajaran agama.d.Perguruan TinggiPendidikan ini disediakan oleh 7 universitas, beberapa perguruan tinggi untuk perempuan. Beroperasi dibawah yurisdiksi Kementerian Pendidikan Tinggi. Universitas Islam Madinah dikelola oleh Dewan menteri.Dalam sistem pendidikan di Saudi Arabia dibebani tiga tujuan yaitu untuk memberikan sekurang-kurangnya pendidikan dasar bagi seluruh penduduk, untuk mempersiapkan murid-murid dengan berbagai keterampilan yang diperlukan untuk pengembangan ekonomi yang terus berubah dan untuk mendidik anak-anak dalam kepercayaan, praktek, nilai-nilai serta kebudayaan Islam.Pendidikan di Arab Saudi ditangani oleh dua departemen yaitu:1. Departemen Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan yang menangani Pendidikan Dasar, Menengah, baik umum maupun khusus.2. Departemen Pengajar Tinggi yang menangani lembaga pendidikan tinggi, baik itu dilingkungan Perguruan tinggi Umum (PTU) maupun Perguruan Tinggi Agama (PTA).Pada tahun 1985, total anggaran untuk pendidikan mencapai 3.6 percent dari total anggaran belanja nasional Arab Saudi. Setiap mahasiswa lokal maupun asing di Universitas Negeri mendapat beasiswa setiap bulan dari kementerian pendidikan.

2.3Sistem Pendidikan di Iran (Timur Tengah)Secara historis, setelah revolusi Islam Iran tahun 1979, sistem pendidikan Iran mengalami perubahan yang sangat mendasar, dan semua upaya pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Prioritas harus diletakkan pada terjaminnya usaha membesarkan anak-anak dan generasi muda sehingga menjadi muslim yang konsekuen dan punya komitmen yang tinggi terhadap agama Islam. Upaya-upaya pendidikan juga harus diarahkan pada penggunaan al-quran, tradisi Islam, dan konstitusi Republik Islam Iran sebagai dasar dalam merumuskan tujuan dan sasaran pendidikan.Pada tahap awal, pemerintah Republik Islam Iran berusaha membuka peluang sebesar-besarnya bagi seluruh rakyat untuk bisa mengenyam pendidikan formal, dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Pasal 30 UUD Republik Islam Iran menyatakan, Pemerintah berkewajiban menyediakan pendidikan dan pengajaran gratis bagi seluruh rakyat hingga akhir tingkat pendidikan menengah dan mengembangkan pendidikan tinggi secara gratis pula hingga semampunya.a.Tujuan PendidikanMenurut dokumen yang disetujui olehsupreme council of education(Dewan Tertinggi Pendidikan) pada 1998, bahwa tujuan utama pendidikan adalah meningkatkan produktivitas, mencapai integrasi sosial dan nasional, mengelola nilai-nilai sosial, moral dan spiritual dengan penekanan utama pada memperkuat dan mendorong keimanan terhadap Islam. Rumusan tujuan yang disetujui Dewan juga menekankan peran pendidikan pada pengembangan sumberdaya manusia untuk peningkatan ekonomi, sehingga pendidikan dipandang sebagai investasi masa depan.b. Anggaran PendidikanAnggaran kementrian pendidikan pada tahun 1996 adalah 6.130 miliyar riyal (RI), merupakan 3,8% dari anggaran belanja Negara. Anggaran yang disetujui adalah RI 5.455,6 milyar riyal, tetapi untuk menyediakan dana talangan bagi kementrian pendidikan, telah dialokasikan dan anggaran pendidikan bertambah menjadi RI 6.130 milyar riyal. Selain itu, untuk meningkatkan anggaran, beberapa kesepakatan telah disetujui selama dua tahun terakhir untuk memberikan sumber dana baru bagi kementerian pendidikan. Pada tahun 2003, total pembiayaan pendidikan (termasuk pendidikan dasar hingga pra universitas) berjumlah RI 39, 880 miliyar riyal atau 12% dari total anggaran belanja Negara.c. Kebijakan PemerintahSistem sekolah berada di bawah yurisdiksi Kementerian Pendidikan dan Pelatihan. Selain sekolah, kementerian ini juga memiliki tanggung jawab untuk beberapa pelatihan guru dan beberapa lembaga teknis. Departemen Pendidikan mempekerjakan jumlah tertinggi pegawai negeri sipil 42%dari jumlah total pegawai dan menerima 21%dari anggaran nasional. Pada tahun akademik 1990-1991, sebanyak 15.018.903 siswa telah bersekolah dengan 87.024 kelas di seluruh negeri. Dengan rincian sebagai berikut: 509 sekolah untuk anak-anak cacat, 3.586 TK, 59.280 Sekolah Dasar, 15.580 Sekolah Menengah Pertama, 4.515 Sekolah Menengah Atas, 380 Sekolah Teknik, 405 Studi Bisnis dan sekolah-sekolah kejuruan, 64 Sekolah Pertanian, 238 kota dan 182 guru sekolah dasar pedesaan akademi pelatihan, tujuh kejuruan dan profesional latihan guru dan 19 lembaga perguruan tinggi teknologi. Ada juga 2.259 sekolah-sekolah pendidikan orang dewasa.d. Pendidikan Pra- SekolahPendidikan sebelum sekolah dasar ditempuh 1 tahun dan melayani anak usia 5 tahun. Pendidikan sebelum sekolah dasar tidak wajib. Tidak ada ujian pada akhir sekolahini dan anak-anak secara otomatis melanjutkan ke pendidikan berikutnya.e. Pendidikan dasarSekolah Dasar adalah pendidikan formal tahap pertama dan hukumnya wajib. Sekolah Dasar ditempuh selama 5 tahun dan usia masuk sekolah dasar adalah 6 tahun. Para siswa mengikuti ujian akhir pada tingkat ke lima, dan apabila lulus mereka mendapatkan ijazah tamat sekolah dasar.f. Pendidikan MenengahPendidikan menengah terdiri dari dua tahapan, sekolah menengah rendah dan sekolah menengah tinggi. Sekolah menengah rendah ditempuh selama 3 tahun (kelompok usia 11- 13 tahun). Pendidikan delapan tahun yang terdiri dari sekolah dasar dan sekolah menengah rendah dikategorikan sebagai pendidikan dasar. Program 3 tahun sekolah menengah tinggi adalah untuk para siswa yang telah lulus dari sekolah menengah rendah. Mata pelajaran yang ditawarkan pada sekolah menengah tinggi dapat diklasifikasikan menjadi tiga bidang : akademik, teknik, dan kejuruan, serta Kar-Danesh (ilmu pengetahuan keterampilan).Program satu tahun pra universitas tersedia bagi mereka yang berhasil lulus dari sekolah menengah atas jurusan akademik. Bagi yang mengambil jurusan teknik dan kejuruan, para siswa yang telah lulus sekolah menengah atas dapat mendaftar pada program dua tahun yang dapat mengantarkan masuk universitas, college dan pusat-pusat pendidikan tinggi.g. Pendidikan TinggiStruktur pendidikan di Iran membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi siswa untuk belajar sesuai dengan bakat dan ketertarikannya. Juga membuka pintu bagi siswa tamatan pendidikan menengah atas untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang pendidikan tinggi yang mencakup universitas, pusat-pusat pendidikan guru, dan fakultas-fakultas teknik. Universitas di bagi menjadi universitas umum dan khusus, universitas teknologi komperhensif, universitas terbuka, universitas Islam azad, dan universitas kedokteran. Kriteria peserta didik yang dapat masuk perguruan tinggi adalah mereka yang telah lulus sekolah menengah tinggi dan berhasil lulus pada ujian masuk perguruan tinggi.h.Kurikulum Pendidikan1. Pendidikan Pra SekolahPada jenjang pra sekolah murid diajarkan mengenai belajar bahasa, pengantar matematika, dan konsep sains, lebih-lebih pada nilai-nilai agama dan kepercayaan. Selain itu juga meliputi tentang kegiatan keterampilan seperti kerajinan tangan, menggunting, mancetak, menggambar, bercerita, bermain, dan berolahraga.2. Pendidikan DasarFokus kurikulum pendidikan dasar adalah pada pengembangan keterampilan dasar baca dan berhitung, studi lingkungan dalam tema fisik dan fenomena social, dan pembelajaran agama. Semua mata pelajaran dan buku pelajaran untuk sekolah dasar diputuskan dan disiapkan pada level pusat.3.Pendidikan Menengah1)Pendidikan menengah rendahKelompok agama minoritas melakukan pembelajaran khusus mereka dan terdapat daftar bacaan khusus untuk kelompok sunni. Diwajibkan untuk lulus semua mata pelajaran pada jurusan yang berbeda. Pembelajaran digunakan dengan bahasa Persia pada semua level. Untuk daerah bilingual, maka diadakan kursus satu bulan untuk mengajarkan kunci-kunci konsep bahasa sebelum tahun ajaran baru di mulai. Ujian dilakukan pada akhir kelas III yang diadakan oleh level kabupaten dan propinsi.2)Pendidikan menengah atasSekolah menengah atas diperuntukkan bagi siswa yang telah lulus sekolah dasar. Mata pelajaran yang ditawarkan dikelompokkan dalam jurusan sebagai berikut:Pertama, Jurusan akademik: tujuan jurusan ini adalah mempromosikan pengetahuan umum dan budaya. Tedapat ujian akhir yang dikelola oleh tingkat nasional dan bagi siwa yang lulus mendapat ijazah diploma.Kedua, Jurusan teknik dan pendidikan kejuruan: Jurusan ini terdiri dari tiga bidang: teknik pertanian dan kejuruan. Sekarang terdapat 30 bidang pada pendidikan teknik dan kejuruan (TVE). Siwa yang memenuhi kualifikasi pendidikan TVE dapat juga masuk pada lembaga yang menawarkan program teknik atau preuniversity dan mendapat sertifikat terampil pertama.Ketiga, Jurusan kar danesh (knowledge skill): proses pendidikan ini mencakup 400 ketrampilan, berbeda dengan jurusan yang lain. Pendidikan ini bersifat berbasis kompetensi. Siswa yang berhasil dianugrahi ijazah terampil tingkat II, dan diploma.Disamping pendidikan formal sebagaimana dideskripsikan di atas, di Iran juga memiliki lembaga pendidikan nonformal seperti masjid dan lainnya yang diberdayakan untuk membantu mempercepat pemberantasan buta aksara di kalangan manusia lanjut usia. Sejauh ini Iran bekerjasama dengan UNESCO dan UNDP.2.4Sistem Pendidikan di Sudan (Afrika Utara)Sudan adalah negara Afrika yang berbatasan langsung dengan Mesir di sebelah utara. Pada awalnya, Sudan merupakan negara terluas di Afrika dan Arab. Namun setelah konflik internal yang berujung referendum pada bulan Januari 2011 lalu, akhirnya Sudan harus merelakan wilayah selatannya berdiri menjadi negara sendiri dengan nama Republik Sudan Selatan. Mayoritas penduduk Sudan menganut Islam Sunni, sekaligus menjadi agama resminya. Bahasa resminya adalah bahasa Arab.Meski di negara ini terdapat konflik internal yang setiap saat bisa pecah, namun gairah penuntut ilmu untuk datang ke Sudan tidak menipis. Setiap tahunnya selalu ada mahasiswa asing, khususnya Indonesia yang datang menuntut ilmu ke Sudan. Bahkan Sudan juga salah satu negara pilihan untuk melanjutkan program pascasarjana di bidang studi keislaman. Salah satu universitas di Sudan yang sering dituju untuk program pasca sarjana tersebut adalah Universitas Omdurman. Universitas yang didirikan pada tahun 1912 ini terletak di kota Omdurman, kota terbesar di Sudan. Universitas ini terkenal dengan studi keislamannya, karena awal mula berdirinya hanya membuka fakultas-fakultas keagamaan. Maka tidak aneh jika selanjutnya banyak mahasiswa asing yang kuliah strata satu ataupun pascasarjana di universitas ini.Di antara mahasiswa yang cukup banyak berminat melanjutkan program pasca sarjananya adalah para lulusan Universitas al-Azhar, Mesir. Meski Universitas al-Azhar sendiri juga menyediakan program pascasarjana, akan tetapi tetap saja setiap tahunnya banyak lulusan salah satu universitas Islam tertua ini yang lantas melanjutkan studi ke Universitas Omdurman. Tentunya ada beberapa kelebihan dan sekaligus kemudahan yang ditawarkan Universitas Omdurman, sehingga menjadi alasan mahasiswa lulusan Universitas Al-Azhar tidak melanjutkan studi pasca sarjana di universitasnya itu.Di bidang pendidikan formal, Sudan mempunyai banyak universitas ternama yang sudah berusia puluhan bahkan ratusan tahun. Diantara perguruan tinggi tersebut adalah Khartoum University, Omdurman Islamic University, El-Nilein University, Khartoum International Institute of Arabic, Universitas Al Quran Al Karim dan yang paling muda adalah International University of Africa.Jumlah mahasiswa dan mahasiswi Indonesia di Sudan sampai saat ini tercatat sekitar 175 orang yang terbagi dalam tujuh Perguruan Tinggi besar yang ada di Sudan, pada program yang berbeda mulai dari program S1 sampai dengan program S3, di mana 35% diantara mereka adalah mahasiswa program pasca sarjana. Dari seluruh mahasiswa yang ada, 40% diantaranya melaksanakan perkuliahan dengan biaya sendiri tanpa ada bantuan dari instansi atau sponsor lainnya, dan hanya mengandalkan bantuan dari keluarga yang tidak mereka terima secara periodik. Sementara kondisi kehidupan di Sudan terbilang cukup berat dengan perbandingan harga-harga barang yang cukup jauh diatas standar harga barang di Indonesia (mencapai 1:3)Belum lagi dengan cuaca dan kondisi di Sudan yang kadang kurang bersahabat, sehingga bagi yang tidak kuat daya tahan tubuhnya atau kurang pemenuhan gizinya, akan mudah terserang penyakit malaria. Hal seperti ini ditambah lagi dengan fasilitas kesehatan dan obat-obatan yang cukup mahal. Untuk kebutuhan buku-buku referensi, sangat berat bagi mahasiswa untuk memenuhinya karena selain tingkat harga yang lebih mahal di banding buku-buku di negara arab lainnya, juga karena dari segi pendanaan untuk kebutuhan-kebutuhan lainnya .Adapun pendidikan non formal, di Sudan terdapat banyak majelis-majelis ilmu yang menggunakan system talaqqi lewat para masyaikh yang tersebar hampir di seluruh penjuru Sudan, dan diantara jamaah yang paling eksis dalam bidang ini adalah jamaah anshar sunnah al muhammadiyah yang menebarkan dakwah ahlus sunnah wal jamaah dengan pemahaman salaf as sholeh.Pendidikan di Sudan digratiskan dan diwajibkan bagi seluruh anak-anak usia 6 sampai 13 tahun. Pendidikan dimulai dari pendidikan dasar selama dari delapan tahun, kemudian