Perkembangan DewasaAkhir

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/7/2019 Perkembangan DewasaAkhir

    1/29

    1

    PERKEMBANGAN FISIK

    Oleh:

    Muhammad Syawal

    Mahasiswa Psikologi Universitas Paramadina

    Longevity and Aging

    Life Expectancy atau harapan hidup adalah usia seseorang yang berada di suatu

    kelompok tertentu untuk hidup dengan alasan karena usia dan status kesehatannya

    yang berdasarkan dari rata-rata populasi. Life Expectancy didasari oleh longevityatau

    panjangnya usia rata-rata atau usia hidup sebenarnya dari anggota populasi, dapat

    disebut juga dengan rentang hidup (life span), yaitu periode terpanjang kehidupan darianggota spesies tertentu.

    Mengapa Orang Mengalami Penuaan?

    Harapan seseorang untuk meningkatkan hidup sehat tergantung pada pengetahuan

    kita tentang apa yang terjadi pada tubuh manusia seiring berjalannya waktu. Senescene

    adalah periode pada rentang hidup yang ditandai dengan penurunan fungsi fisik yang

    biasanya diasosiasikan dengan proses penuaan yang dimulai pada usia yang berbeda

    antarindividu. Proses penuaan yang dialami manusia, secara biologis terdiri dari dua

    kategori, yaitu :

    y Teori Pemrogaman Genetika (Genetic ProgrammingTheories)Teori yang menjelaskan penuaan biologis sebagai hasil dari jadwal

    perkembangan yang sudah terprogram secara genetika. Kegagalan dapat terjadi

    karena senescene terprogram, yaitu gen spesifik yang berhenti berfungsi

    sebelum adanya kehilangan yang berhubungan dengan usia, misalnya

    penglihatan, pendengaran, dan control motorik. Suatu penelitian yang dilakukan

    pada cacing, menemukan bahwa fragmentasi mitokondria, organisme kecil

    menghasilkan energi pada proses sel, akan menyebabkan sel menghancurkan

    dirinya sendiri (Jagasia, Grote, Westermann, dan Conradth, 2005 dalam Papalia

    2008). Selain itu, ada juga jam biologis yang berfungsi untuk mengontrol

  • 8/7/2019 Perkembangan DewasaAkhir

    2/29

    2

    perubahan hormonal atau menyebabkan masalah system kekebalan, sehingga

    tubuh menjadi rentan terhadap infeksi dan penyakit.

    Beberapa perubahan fisik, seperti hilangnya kekuatan otot, akumulasi lemak,

    dan atropi organ mungkin berhubungan dengan aktivitas hormone (Lamberts,

    van den Beld, dan van der Lely, 1997 ; Rudman et al.,1990 dalam Papalia 2008).

    Keefesienan system kekebalan juga menurun seiring dengan pertambahan usia

    (Holliday, 2004; Kiecolt -Glaser & Glaser, 2001 dalam Papalia 2008). Suatu

    penelitian mengungkapkan bahwa jam biologi diatur oleh penyusutan perlahan

    dari telomere, ujung pelindung kromosom yang memendek setiap kkali

    membelah. Erosi terprogram ini pada akhirnya berujung pada berhentinya

    pembelahan sel tersebut (de Lange, 1998 dalam Papalia 2008).

    Penelitian terhadap 143 orang dewasa berusia 60 tahun ke atas yang tidak

    memiliki hubungan darah menmukan kaitan antara telomer yang pendek pada

    DNA darah dan kemataian awal yang disebabkan oleh penyakit jantung dan

    infeksi (Cawthon, Smith, OBrien, Sivatchenko. Dan Kerber, 2003 dalam Papalia,

    2008).

    y Teori Tingkat Variabel (Variable Rate Theories)Teori yang menjelaskan tentang penuaan biologis sebagai hasil dari

    proses yang berbeda antarsatu orang dengan orang laindan dipengaruhi oleh

    lingkungan internal dan eksternal.T

    eori ini dapat juga disebut dengan teorikesalahan.

    Selain itu, ada juga yang dinamakan dengan teori wear and tear, yaitu penuaan

    tubuh adalah hasil dari akumulasi kerusakan system pada tingkat molekul

    (Hayflick, 2004 ; Holliday, 2004 dalam Papalia 2008). Sebelumnya pernah

    dijelaskan bahwa sel tubuh berkembang biak terus menerus melalui pembelahan

    diri. Proses ini sangat penting karena bertujuan untuk mengimbangi kehilangan

    dan kematian sel berbahaya serat untuk menjaga organ dan system yang

    berfungsi dengan baik. Dalam proses penuaan yang terjadi pada seseorang, sel

    tidak mampu memperbaiki atau mengganti bagian yang rusak.

    Teori radikal bebas adalah molekul-molekul yang terbentuk selama

    metabolism yang dapat bereaksi dan merusak membran sel, protein sel lemak,

    karbohidrat. Suatu penelitian yang berhubungan dengan teori radikal beba s

    yaitu lalat buah. Ketika diberikan gen ekstra yang menghilangkan radikal bebas

  • 8/7/2019 Perkembangan DewasaAkhir

    3/29

    3

    bisa hidup sepertiga kali lebih lama dibandingkan yang normal (Orr & Sohal,

    1994 dalam Papalia 2008). Sedangkan pada tikus yang dikembangkan tanpa

    gen yang disebutMsrA yang biasanya melindungi tubuh terhadap radikal bebas

    memiliki rentang hidup yang lebih pendek dari rentang hidup normal

    (Moskovitz, et al., 2001). Dapat diketahui dari dua penelitian yang berbeda

    antara lalat buah dan tikus yang menghasilkan hasil penelitian yang sangat

    berbeda pula. Penelitian pertama yang dilakukan pada lalat buah yang diberikan

    gen ekstra yang menghilangkan radikal bebas dapat hidup sepertiga lebih lama

    dibandingkan yang normal, sedangkan pada tikus yang dikembangkan tanpa gen

    memliki rentang hidup yang lebih pendek dari yang normal. Dapat disimpulkan

    bahwa gen pada penelitian terhadap lalat buah dan tikus sangat berpengaruh

    terhadap rentang hidup.

    Teori tingkat kehidupan menjelaskan bahwa tubuh dapat bekerja sampai

    tingkat tertentu hingga selesai. Makin cepat seseorang bekerjam makin besar

    energy yang digunakan dan tubuh makin cepat mengalami kerusakan, di mana

    energy yang kita gunakan dapat menentukan panjang usia.

    Teori Autoimun menjelaskan bahwa system kekebalan yang menua dapat

    mengeluarkan antibodi yang menyerang sel tubuh itu sendiri. Kesalahan fungsi

    yang disebut dengan autoimunitas diperkirakan bertanggungjawab terhadap

    gangguan dan penyakit yang berhubungan dengan penuaan (H

    ooliday, 2004dalam Papalia, 2008). Teori ini menjelaskan bagaimana pengaturan kematian sel

    yang sudah teratur secara genetika. Krtika mekanisme penghancuran sel yang

    tidak diperlukan mengalami gangguan, penghancuran sel secara keseluruhan

    dapat menyebabkan penyakit stroke, alzeimer, kanker, dan penyakit autoimun.

    Teori pemrogaman genetika dan teori tingkat variable memiliki dampak

    yang praktis. Jika manusia mengalami penuaan pada tingkat tertentu, mereka

    tidak bisa mengubah proses ini kecuali dengan mengubah gen yang sesuai. Jika

    penuaan adalah suatu variable, maka style life dan praktek kesehatan yang baik

    akan mempengaruhi hal tersebut.

  • 8/7/2019 Perkembangan DewasaAkhir

    4/29

    4

    Physical Changes

    Teori Penuaan

    Terdapat teori-teori mengenai penuaan (aging) yang menjelaskan dari sudut

    pandang biologis. Di antaranya adalah rate-of-living theories dan cellular theories.

    a. Rate of-living theoriesTeori ini didasarkan pada pemikiran bahwa manusia dilahirkan dengan jumlah

    energi yang terbatas yang dapat diperluas pada kecepatan yang unik pada tiap-

    tiap individu. Proses metabolisme seperti mengkonsumsi kalori dalam jumlah

    yang sedikit atau mengurangi stres berkaitan dengan hidup yang lebih panjang.

    Penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi terhadap stres dengan usia

    dapat menjadi penyebab penuaan.

    b. Cellular theoriesTeori ini menyatakan bahwa terdapat batasan pada seberapa sering sel tubuh

    dapat membelah sebelum sel tersebut mati (disebutHayfick limit), dimana dapat

    menjelaskan mengenai penuaan.

    Teori Biologi Penuaan

    Teori MikrobiologiMicrobiological theories of aging. Melihat kedalam sel-sel tubuh untuk

    menjelaskan penuaan. Label mikro di gunakan karena sel merupakan unit

    analisis yg sangat kecil. Semakin tuanya sel-sel, semakin lebih sulit juga untuk

    membuang sisa-sisa. Akhirnya sampah ini menempati lebih dari 20% sel.

    Dengan menuanya sel-sel, molekul-molekulnya dapat saling terhubung atau

    melekat sedemikian rupa sehingga dapat menghentikan siklus vita biokimia dan

    menciptakan kerusakan-kerusakan lain pada mereka mengganggu fungsi sel.

    Teori MakrobiologiMempelajari kehidupan pada tingkat analisis yang lebih global dibandingkan sel.

    Makro mengarah pada sesuatu yang besar dan tingkat analisis yang lebih global.Penuaan juga dapat dipengaruhi oleh sistem kekebalan, otak, dan homeostatis.

    Berkenaan dengan sistem kekebalan, di masa dewasa awal , thymus (suatu

    kelenjar di atas dada yang merangsang sel-sel darah putih yang dibutuhkan

    untuk melawan infeksi dan kanker) telah mulai menyusut. Seiring dengan

    kehidupanyang berlanjut, sistem kekebalan kehilangan beberapa

  • 8/7/2019 Perkembangan DewasaAkhir

    5/29

    5

    kemampuannya untuk mengenali dan melawan bakteri dan para penyerbu asing,

    begitu pula dengan sel-sel kanver. Sel-sel kekebalan mungkin juga telah mulai

    melawan sel-sel kesehatan tubuh sendiri, kemungkinan menghasilkan penyakit-

    penyakitbkekebalan (autoimune disease) seperti radang sendi dan beberapa

    penyakit ginjal ringan. Para ilmuan berpendapat bahwa pencetus saat penuaan

    ditempatkan di dalam otak, lebih khususnya lagi di kelenjar-kelenjar

    hipotalamus dan pituitari, yang melibatkan pelepasan hormon-hormon. Dalam

    pandangan ini, dimulai saat pubertas kelenjar pituitari melepaskan hormon,

    yang menyebabkan tubuh menjadi menua pada kecepatan yang telah doprogam.

    Tiroksin mengatur kecepatan metabolisme di dalam jantung dan sistem

    kekebalan yang kerusakannya seringkali melibatkan berbagai macam penyakit

    yang membunuh orang tua.

    Penampilan dan Mobilitas

    a. Perubahan pada kulit, rambut, dan suaraPada usia lanjut, terjadi perubahan pada kulit, yaitu kulit menjadi

    berkeriput. Pengeriputan sebenarnya merupakan proses yang terjadi dalam empat

    tahap dan kompleks. Pertama, lapisan kulit terluar menjadi lebih tipis karena

    berkurangnya sel, menyebabkan kulit menjadi lebih rapuh. Kedua, serat kolagen

    (Kolagen adalah salah satu protein yang menyusun tubuh manusia. Keberadaannya

    adalah kurang lebih mencapai 30% dari seluruh protein yang terdapat di tubuh. Dia

    adalah struktur organik pembangun tulang, gigi, sendi, otot, dan kulit. Serat kolagen

    memiliki daya tahan yang kuat terhadap tekanan) yang menentukan terhubungnya

    jaringan berkurang keelastisannya, sehingga kulit menjadi sulit kembali ke bentuk

    semula setelah tercubit. Ketiga, serat elastin pada pada lapisan kulit bagian tengah

    berkurang kemampuannya dalam menjaga kulit tetap kenyal dan kencang.

    Keempat, di bawah lapisan lemak berkurang, padahal lapisan ini yang menyediakan

    bantalan untuk membuat kontur yang lembut.

    b.Perubahan pada bentuk tubuh Perubahan pada tubuh yang sangat terlihat adalah penurunan pada tinggi

    tubuh dan fluktuasi pada berat badan. Tinggi badan stabil sampai usia 50an tahun,

    tetapi antara usia 50an sampai 70an berkurang satu inch pada pria dan dua inch

  • 8/7/2019 Perkembangan DewasaAkhir

    6/29

    6

    pada wanita. Penurunan tinggi badan ini pada umumnya disebabkan oleh kompresi

    pada spinal karena berkurangnya kekuatan tulang.

    Peningkatan berat badan pada usia pertengahan diikuti oleh penurunan

    berat pada periode berikutnya merupakan hal yang normal. Pada umumnya

    manusia bertambah berat badannya pada usia 20an hingga 50an, namun pada usia

    tua akan mengalami penurunan berat badan. Perubahan lain yang dapat diamati

    pada orang-orang usia lanjut adalah sebagai berikut:

    Daerah kepala:

    1.Hidung menjulur lemas2. Bentuk mulut berubah akibat hilangnya gigi atau karena harus memakai gigi

    palsu

    3. Mata kelihatan pudar, tak bercahaya dan sering mengeluarkan cairan4. Dagu melipat dua atau tiga5. Pipi berkerut, longar dan bergelombang.6. Kulit berkerut dan kering berbintik hitam, banyak tahi lalat atau ditumbuhi kutil7. Rambut menipis, berubah menjadi putih atau abu-abu dan kaku. Tumbuh rambut

    halus dalam hidung, telinga dan pada alis

    Daerah tubuh:

    1. Bahu membungkuk dan tampak kecil2.

    Perut membesar dan membuncit

    3. Pinggul tampak mengendor dan lebih lebar dibandingkan dengan waktusebelumnya

    4. Garis pinggang melebar, menjadikan badan tamapak seperti terisap5. Payudara bagi wanita menjadi kendur dan melorot.

    Daerah persendian:

    1. Pangkal tangan menjadi kendor dan terasa berat,s edangkan ujung tangantampak mengkerut

    2. Kaki menjadi kendor dan pembulh darah balik menonjol, terutama yang ada disekitar pergelangan kaki

    3.Tangan menjadi kurus kering dan pembuluh vena di sepanjang bagian belakangtangan menonjol

    4. Kaki membesar dan otot-otot mengendor, timbul benjolan0benjolan, ibu jari kakimembengkak, dan bisa meradang serta sering timbul kelosis

  • 8/7/2019 Perkembangan DewasaAkhir

    7/29

    7

    5. Kuku tangan dan kaki menebal, mengeras dan mengapur.

    c. Perubahan pada mobilitasOtot

    Walaupun jumlah jaringan otot pada tubuh menurun seiring dengan penuaan,

    penurunan ini benar-benar dapat dikenali dalam hal kekuatan dan

    kelenturannya. Pada usia 70, penurunannya tidak lebih dari 20%, namun pada

    usia 80 penurunan kekuatan dapat mencapai 40%, dan hal ini semakin nampak

    parah pada kaki daripada pada lengan dan tangan. Namun, beberapa orang tetap

    dapat mempertahankan kekuatannya hingga usia tua, walaupun jumlahnya

    hanya sekitar 15%.

    Tulang

    Penuaan yang yang normal disertai dengan berkurangnya jaringan tulang pada

    tubuh. Tulang mulai berkurang jaringannya pada usia 30 tahunan, dan

    meningkat pada usia 50 tahunan, terutama pada wanita, dan melambat pada usia

    70 tahunan. Perbedaan gender pada penurunan jaringan tulang merupakan hal

    penting, wanita kehilanggan massa otot dua kali lebih cepat daripada pria.

    Perbedaan tersebut disebabkan oleh dua faktor. Pertama, wanita memiliki massa

    tulang yang lebih rendah daripada pria pada masa dewasa muda. Kedua,

    berkurangnya hormon estrogen setelah menopause mempercepat penurunanjaringan tulang.

    d.Implikasi psikologisStereotip budaya memberikan pengaruh yang besar pada penerimaan orang

    berkaitan dengan perubahan penampilan yang terkait dengan usia. Berkurangnya

    kekuatan dan kelenturan, dan perubahan pada persendian memiliki konsekuensi

    psikologis yang penting, terutama terkait dengan self-esteem.

    Sisitem Sensoris

    Terdiri dari perubahan pendengaran, perasa, pembau dan peraba. Perubahan ini

    terjadi mulai pada usia madya (Hurlock; 326). Perubahan yang merepotkan dan paling

    nampak adalah perubahan pada pendengaran dan penglihatan.

    1. Indera Penglihatan

  • 8/7/2019 Perkembangan DewasaAkhir

    8/29

    8

    Perubahan pada indera penglihatan, dimulai pada usia dewasa madya, dan

    semakin jelas pada usia lanjut (Kosnick dkk, 1989). Kemampuan beradaptasi indera

    penglihatan menjadi menurun atau melambat. Orang lanjut usia membutuhkan waktu

    lebih lama untuk memulihkan kembali penglihatan mereka disaat mereka beralih dari

    ruangan yang terang menuju ke ruang gelap. Daerah medan penglihatan juga menadi

    mengecil.

    Perubahan fungsional dan degenarif pada mata berakibat mengecilnya bundaran

    kecil pada mata, mengurangnya ketajaman mata dan akhirnya menjadi glukoma,

    katarak dan tumor. Kebanyakan orang yang berusia madya menderita presbiopi atau

    kesulitan melihat sesuatu dari jarak yang jauh, karena daya akomodasi mata berangsur-

    angsur menurun. Antara usia 40-50 tahun daya akomodasi mata ini biasanya tidak

    mampu untuk melihat dengan jarak dekat sehingga yang bersangkutan terpaksa

    memakai kacamata (Hurlock; 327).

    Hal yang tampak pada mata orang usia lanjut adalah mata kelihatan kurang

    bersinar dan cenderung mengeluarkan kotoran mata yang menumpuk di sudut mata.

    2. Indera PendengaranKemampuan pendengaran juga menurun mulai di usia dewasa madya.

    Penurunan ini debabkan oleh kemunduran selaput telinga (cochlea), syaraf penerima

    umtuk pendengaran di dalam telinga (Santrock; 1999). Sehingga, mereka harus selalu

    mendengarkan sesuatu dengan sungguh-sungguh dibandingkan pada saat mereka lebihmuda. Mula-mula kepekaan terhadap nada tinggi menurun, kemudian diikuti dengan

    menurunnya secara drastik sesuai dengan meningkatnya usia. karena penurunan

    kemampuan mendengar ini, orang-orang usia lanjut berbicara dengan keras dan

    monoton (Hurlock; 327).

    Namun, bagi sebagian orang lanjut usia, penurunan daya pendengaran ini bisa

    diatasi dengan menggunakan alat bantu pendengaran (hearing aids).

    3. Indera Penciuman dan PerasaPada usia lanjut, penurunan juga dialami pada indera penciuman dan perasa.

    Kepekaan terhadap rasa pahit dan masam bertahan lebih lama dibandingkan dengan

    kepekaan terhadap rasa asin dan manis (Santrock; 1999). Penurunan ini,terutama

    terjadi pada pria. Karena, rambut hidung mereka bertambah, sehingga mempengaruhi

    daya rangsangan daya cium untuk menembus organ-organ indera penciuman yang

    terletak pada batang hidung. Karena rasa sangat bergantung pada kemampuan

  • 8/7/2019 Perkembangan DewasaAkhir

    9/29

    9

    membau, indera inipun menjadi semakin lemah dengan meningkatnya usia (Hurlock;

    327).

    Orang usia lanjut memiliki kepekaan yang menurun pada rasa sakit, sehingga

    kurang mengalami penderitaan jika dibandingkan dengan mereka yang berusia lebih

    muda.

    4. Indera PerabaKarena kulit menjadi semakin kering dan keras, maka indera peraba kulit

    menjadi semakin kurang peka (Hurlock; 389).

    Fungsi-fungsi Vital

    Perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh bagian luar, disertai dengan

    perubahan-perubahan tubuh bagian dalam (organ-organ dalam tubuh) dan

    keberfungsiannya.

    1. Sistem PeredaranDarah Saluran arteri, tempat aliran darah yang diedarkan menuju ke seluruh tubuh,

    menjadi rapuh dengan bertambahnya usia. sehingga mengakibatkan kesulitan sirkulasi.

    Tekanan darah yang meningkat, mengakibatkan komplikasi jantung. Tekanan darah

    yang meningkat ini dapat dikarenakan bertambahnya usia disertai dengan penyakit,

    obesitas, kecemasan, pengerasan pembuluh darah, atau kurangnya olah raga. Semakin

    lama beberapa faktor ini bertahan, semakin buruk tekanan darah individu

    (Santrock;2000).

    2. Sistem PernafasanKapasitas paru-paru menurun antara usia 20 dan 80 tahun, meskipun tanpa

    penyakit. Paru-paru kehilangan elastisitas, dada menyusut, dan diafragma melemah

    (Santrock;2000).

    3. Sistem KelenjarFungsi kelenjar tubuh menjadi lebih lamban. Pori-pori dan kelenjar pada kulit

    yang membersihkan kulit dari kotoran menjadi lebih pelan, sehingga bau badan

    bertambah. Berbagai kelenjar yang dihunbungkan dengan proses pencernaan berfungsi

    lebih lambat, sehingga mengalami masalah karena pencernaan menjadi lebih sering

    bekerja.

    4. Sistem Pencernaan

  • 8/7/2019 Perkembangan DewasaAkhir

    10/29

    10

    Sebagian orang usia dewasa madya menggunakan gigi palsu, yang juga

    menambah kesulitan mengunyah. Selain itu, beberapa orang usia madya memperbaiki

    kebiasaan makan mereka sesuai dengan semakin lambannya kegiatan mereka. Keadaan

    ini, malah menambah masalah pada system pencernaan, karena mereka sering

    mengalami konstipasi.

    Siistem Reproduksi

    Kedua wanita maupun pria mengalami perubahan pada system reproduksi pada

    usia madya. Wanita mengalami menopause dan pria mengalami klimakterik.

    Menopose ditandai dengan oleh terhentinya periode haid pada usia akhir 40 dan 50

    tahun, dan kemampuan untuk melahirkan anak berhenti secara keseluruhan. Wanita

    yang mengalami menopaus ini berhenti memproduksi ovarium, hormon ovarium, dan

    hormon progestin. Akibat dari berhentinya produksi hormon- hormone tersebut, seks

    sekunder kewanitaan menjadi kurang kelihatan. Bulu di wajah menjadi bertambah

    kasar, suara menjadi lebih mendalam, lekuk tubuh menjadi rata, payudara tidak lagi

    kencang, dan bulu kemaluan dan aksial menjadi lebih tipis.

    Turunnya secara drastis hormon estrogen mengakibatkan hal yang tidak

    menyenangkan pada wanita yang mengalami menopause. Mereka ,erasa panas, mual

    letih, dan denyut jantung yang lebih cepat. Akibatnya, mereka lebih cepat marah,

    tertekan, dan mengkritik diri bahkan beberapa dari mereka yang mengeluhkan depresi.

    Klimaterikpada pria, terjadi karena adanya penurunan yang berangsur-angsur

    pada aktivitas gonad yang terjadi pada usia setelah lima puluh tahunan. Namun,

    penurunan ini terjadi sangat lamban dan tidak sampai terjadi pemberhentian seperti

    pada wanita yang mengalami menopause. Sehingga, pria usia tujuh puluh tahun masih

    mampu untuk membuahi istrinya. Penurunan aktivitas gonad ini diiringi oleh

    penurunan nafsu seksual. Meskipun penurunan nafsu seksual ini juga disebabkan oleh

    hal lain, seperti tekanan psikologis dan sebab lainnya.

    Hal lain yang disebabkan oleh penurunan aktivitas gonad ini, seks sekunder pria

    juga mengalami perubahan. Misalnya intonasi suara menjadi lebih tinggi, rambut di

    kepala dan tubuh menjadi berkurang, tubuh menjadi lebih sedikit gemuk, terutama

    bagian perut dan paha.

  • 8/7/2019 Perkembangan DewasaAkhir

    11/29

    11

    Otak dan Sitem Saraf

    Saat tua, kita kehilangan sejumlah neuron, unit-unit sel dasar dari sistem saraf.

    Aspek-aspek yag signifikan dari proses penuaan mungkin adalah bahwa neuron-neuron

    itu tidak mengganti dirinya sendiri (Moushegian, 1993). Meskipun demikian, otak dapat

    cepat sembuh dan memperbaiki kemampuannya, hanya kehilangan sebagian kecil dari

    kemampuannya untuk berfungsi di masa dewasa akhir (Labouvie-Vief, 1985). Sifat

    adaptif otak telah ditunjukkan dalam sebuah penelitian (Coleman, 1986). Dari usia 40

    70an tahun, pertumbuhan dendrite meningkat. Dendrit adalah bagian penerima dari

    neuron atau sel saraf. Tetapi pada orang yang sangat tua, yang berusia sekitar 90an,

    pertumbuhan dendrit tidak lagi terjadi. Pertumbuhan dendrit dapat menggantikan

    kehilangan neuron, selama usia 70an, tetapi tidak terjadi ketika individu mencapai usia

    90an. Meskipun beberapa neuron menghilang, otak tua dapat berfungs i secara efektif.

    Perubahan Organik dan Sistematik

    Perubahan yang terjadi pada system organik dan systematic memiliki variasi

    yang bebeda-beda antar individu maupun dalam individu itu sendiri. Penuaan dan

    stress kronis dapat menurunkan fungsi kekebalan yang membuat lansia menjadi rentan

    terhadap infeksi pernafasan (Kiecolt-Glaser & Glaser, 2001 dalam Papalia 2008).

    Perubahan yang terpenting yang dapat mempengaruhi kesehatan adalah penurunan

    reserve capacity, di mana kemampuan oragan dan system tubuh untuk memberikan

    usaha yang lebih besar dari kondisi normal pada saat berada di bawah tekanan. Dengan

    bertambahnya usia, reserve capacity cenderung akan menurun yang dapat

    mengakibatkan lansia tidak dapat mersepon dengan baik tuntutan fisiknya seperti

    sebelumnya. Walaupun demikian, banyak lansia yang normal yang tidak memiliki

    masalah dengan kesehatan fisiknya dan fungsi sitematiknya yang mengakibatkan

    mereka baik-baik saja dan dapat melakukan pekerjaan yang mereka inginkan dengan

    mengatur kecepatan mereka sendiri.

    Otak yang Mengalami Penuaan

    Pada lansia yang normal, biasanya mereka sedikit mengalami perubahan pada

    otaknya dan tidak memiliki perubahan dalam hal fungsi (Kemper, 1994 dalam Papalia,

    2008). Setelah berusia 30 tahun, otak sedikit kehilangan beratnya, semakin lama

    semakin banyak sampai usia 90 tahun, di mana otak kehilangan sampai 10 persen dari

    berat otaknya. Penurunan yang terjadi pada otak karena hilangnya neuron pada korteks

  • 8/7/2019 Perkembangan DewasaAkhir

    12/29

    12

    cerebral, bagian otak yang melakukan tugas kognitif. Suatu penelitan baru menemukan

    bahwa penurunan pada otak terjadi bukan karena jumlah neuron, tetapi adanya

    penyusutan ukura neuron yang disebabkan karena hilangnya jaringan penghubung,

    seperti akson, dendrite, dan sinaps. Dengan hilangnya material otak secara perlahan-

    lahan, dapat mengakibatkan perlambatan pada system saraf pusat yang mempengaruhi

    koordinasi fisik dan kognitif.

    Struktur otak, korteks serebral dapat menyusut lebih cepat pada pria dibandingakn

    dengan wanita (Coffey et al., 1998 dalam Papalia, 2008). Atropi serebral dapat mungkin

    muncul lebih awal pada wanita dibandingka pada pria, terutama yang mengalami

    kelebihan berat badan (Gustafson, Lissner, Bengtsson, Bjorkelund, dan Skoog, 2004

    dalam Papalia, 2008). Atropi kortikal juag terjadi lebih cepat pada orang yang tingkat

    pendidikannya kurang (Coffey, Saxton, Ratcliff, Bryan, dan Lucke, 1999 dalam Papalia

    2008). Selain itu, aerobic juga dapat mempelambat hilangnya jaringan otak (Friedland,

    1993 ; Satz, 1993 dalam Papalia, 2008). Sedangkan pada tikus, pola makan yang terdiri

    dari buah dan sayuran dapat menghambat penurunan fungsi otak yang berhubungan

    dengan usia (Galli, Shukitt-Hale, Youdim, dan Joseph, 2002 dalam Papalia, 2008).

    Tidak semua perubahan yang terjadi pada otak sifatnya merusak. Peneliti telah

    menemukan bahwa otak yang sudah tua dapat menumbuhkan sel saraf baru. Buktinya

    telah ditemukan bahwa pembelahan sel yang terjadi pada bagian hipokampus, bagian

    otak yang terlibat dalam pembelajaran dan ingatan (Erikson et al.,1999 dalam Papalia

    2008).

    y Fungsi Sensorik dan PsikomotorPerbedaan yang terjadi antar individu dala fungsi sensorik dan motorik

    bertambah seiring dengan bertambahnya usia.

    1. Penglihatan dan Pendengaran80 persen dari lansia di Amerika, menagatakan bahwa mereka mengalami

    kesulitan untuk melihat (Federal Interagency Forum on Aging-Related

    Statistics, 2004 dalam Papalia 2008). Kesulitan ini dapat berbentuk

    kesulitan dalam menentukan kedalaman persepsi warna atau aktivitas

    sehari-hari seperti membaca, menjahit, belanja, dan memasak (Desai et

    al., 2001). Masalah penglihatan yang terjadi dapat menyebabkan

  • 8/7/2019 Perkembangan DewasaAkhir

    13/29

    13

    kecelakaan tau jatuh. Mata yang tua memerlukan cahay yang besar untuk

    melihat, lebih sensitive terhadap kilauan, serta dapat mengalami

    kesulitan menemukan dan membaca tanda, dengan demikian mengemudi

    menjadi berbahaya, terutama pada malam hari (D.W. Kline et al., 1992 ;

    D.W.Kline & Scialfa, 1996). Masalah penglihatan yang terjadi dapat diatasi

    dengan bantuan kacamata, perawatan medis, dan dapat juga

    mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan yang mengandung

    vitamin A baik untuk mata. Gangguan-gangguan penglihatan dapat juga

    disebabkan oleh katarak, degenarasi macular terkait usia, galukoma, dan

    retinopati diabetes.

    Hampir 47 persen dari lansia laki-laki dan 30 persen dari lansia

    perempuan di Amerika, melaporkan mengalami gangguan pendengaran.

    Gangguan pendengaran meningkat seiring dengan bertambahnya usia

    (Federal Interagency Forum on Aging-Related Statistics, 2004 dalam

    Papalia 2008). Gangguan pendengaran dapat merupakan penyebab

    persepsi yang salah bahwa orang lansia mengganggu, menderita

    demensia, dan mengesalkan, serta cenderung memberikan dampak

    negative tidak hanya pada dirinya , tetapi juga pada pasangannya

    (Wallhagen, Strawbridge, Shema, dan Kaplan, 2004). Masalah

    pendengaran dapat dibantu dengan menggunakan alat bantupendengaran, tetapi alat ini sulit untuk disesuaikan karena cenderung

    memperkuat suara yang ingin didengar seseorang.

    Jadi, masalah penglihatan dan pendengaran dapat terjadi karena salah

    satu faktor usia yang mempengaruhi.

    2. Kekuatan, Ketahanan, Keseimbangan, dan Waktu ReaksiPada umumnya, orang dewasa kehilangan kekuatan sekitar 10 sampai 20

    persen ketika mereka pada usia 70 tahun. Ketahanan menjadi turun

    secara konsisten bersamaan dengan usia, terutama untuk perempuan.

    Penurunan yang terjadi pada kekuatan otot dapat terjadi akibat

    kombinasi penuaan ilmiah, aktivitas yang menurun, dan penyakit (Barry

    & Carson, 2004 dalam Papalia, 2008). Keelastisitisan pada lansia sangat

    penting karena orang-orang yang ototnya sudah menyusut

    memungkinkan untuk jatuh dan mengalami patah tulang serta melakukan

  • 8/7/2019 Perkembangan DewasaAkhir

    14/29

    14

    bantuan yuntk melakukan aktivitas sehari-hari. Alasan seorang lansia

    lebih mudah untuk jatuh karena penurunan kesensitifan saraf penerima

    yang memberikan informasi kepada otak mengenai posisi tubuh pada

    keruangan. Kebanyakan patah tulang dan jatuh dapat dicegah dengan

    meningkatkan kekuatan otot keseimbangan dan kecepatan berjalan

    (Agency for Healthcare Research and Quality dan CDC, 2002).

    Pola Tidur

    Pola tidur yang terjadi pada lansia, cenderung memiliki waktu tidur yang

    lebih sedikit dan jarang untuk bermimpi. Jumlah jam tidur pulas mereka lebih

    terbatas dan mereka dapat terbangun dengan lebih mudah disebabkan oleh masalah

    fisik atau terkena cahaya (Czeister et al., 1999 ; Lamberg, 1997). Pernyataan bahwa

    masalah tidur adalah hal normal bagi lansia, tetapi dapat membahayakan jika

    menjadi insomnia kronis dan dapat merupakan gejala yang jika tidak diobatai dapat

    menjadi gejala awal depresi. Untuk menangani masalah pola tidur yang terjadi pada

    lansia, dapat dilakukan terapi kognitif dan perilaku yang bertujuan suapay lansia

    dapat tidur sesuai dengan aturan.

    Fungsi Seksual

    Faktor yang terpenting dalam mempertahankan fungsi seksual adalah

    aktivitas seksual yang konsisten selama bertahun-tahun. Seorang pria yang sehat

    secara seksual aktif dapat teuru mempertahankan ekspresi seksualnya sampai

    berusia 70-80 tahun. Sedangka perempuan secara fisiologis dapat aktif secara

    seksual selam mereka hidup, halangan utama mereka dalam memenuhi

    kehidupan seksual adalah ketiadaan pasangan (Masters & Johnson, 1966, 1981 ;

    NIA, 1994 ; NFO Research Inc, 1999). Seks pada saat lansia berbeda pada saat

    sebelumnya. Pada umumnya, pria memerlukan waktu yang lebih lama untuk

    mengalami ejakulasi dan ereksi, mungkin memerlukan stimulasi manual yang

    lebih dan mengalami interval yang lebih panjang di antara ereksi. Perubahan

    yang terjadi pada ukuran payudara perempuan dan tanda-tanda terangsang

    secara seksual menjadi tidak seintens sebelumnya. Selain itu, vagina menjadi

    kurang fleksibel. Aktivitas seksual menjadi lebih memuaskan bagi lansia jika

    lansia dan orang yang lebih muda menyadari bahwa hal ini normal dan sehat.

  • 8/7/2019 Perkembangan DewasaAkhir

    15/29

    15

    PERKEMBANGAN KOGNITIF

    Some abilities, such as speed of mental processes and abstrack reasoning, may

    decline in later years, but aspect of practicalland integratif thinking tend to improve

    throughout most of adult live (Stenberg, Grogorenko, & Oh, dalam Papalia 2004). Pada

    masa dewasa awal beberapa aspek kecerdasan akan mengalami penurunan, akan tetapi

    beberapa aspek integratif dan pemikiran praktis cenderung meningkat pada masa ini.

    Penurunan-penurunan kemampuan berpikir ini salah satunya disebabkan juga oleh

    melemahnya neurologis pada lansia.

    Mengukur intellegensi dewasa awal cukup sulit. Faktor fisik dan psikologi dapat

    mempengaruhi hasil tes mereka. Seperti layaknya dewasa awal dan dewasa

    pertengahan, individu pada masa dewasa akhir lebih baik mengikuti tes intellegensi

    pada saat kondisinya baik dan bugar. Kondisi fisik maupun psikologis yang buruk akan

    membuat skor pada tes menjadi lebih buruk. Masalah saraf, tekanan darah tinggi, atau

    gangguan kardiovaskular lainnya, akan mengakibatkan darah mengalir ke otak, dan

    dapat mengganggu performa kognitifnya (Stand & Meredith, dalam Papalia 2004)

    Untuk mengukur kecerdasan lansia, para periset sering kali menggunakan

    Wechsler Adult Intellegence Scale (WAIS). Dewasa akhir, dalam group, memiliki hasil

    yang lebih buruk dibanding dewasa awal pada test WAIS, perbedaannya terutama

    terletak pada kemampuan nonverbal. Dewasa akhir memiliki kemampuan non-verbal

    yang rendah jika dibandingkan dengan individu pada tahap dewasa awal.

    Menurut studi klasik yang dilakukan Horn dan Cattell, tahap dewasa akhir

    mengalami perubahan dalam fluid intellegence sedangkan crystalized intellegence terus

    meningkat dan megnikuti life span. Fluid intellegence mengalami penurunan setelah

    dewasa awal, sedangkan crystalized intellegence terus naik hingga melewati dewasa

    akhir.

  • 8/7/2019 Perkembangan DewasaAkhir

    16/29

    16

    Baltes dan rekannya mengusulkan sebuah model fungsi kognitif yang diberi

    nama dual-proses model. Mereka membagi model ini menjadi dua dimensi, yaitu

    intellegensi mekanik dan intellegensi pragmatis. Intellegensi mekanik terdiri dari

    proses informasi dan problem solving. Dimensi ini, seperti layaknya fluid intellegensi,

    didasari oleh psikologis dan dapat berhenti pada umur tertentu. Sedangkan pragmatis

    intellegensi terdiri dari area tumbuh yang potensial seperti berpikir praktis, aplikasi

    dari pengalaman dan skills. Dimensi ini akan terus tumbuh pada tahap dewasa akhir.

    Kemampuan yang digunakan untuk belajar dan menguasai keterampilan baru

    cenderung menurun pada lansia (Craik & Salthouse, dalam Papalia 2004). Kecepatan

    dalam memproses kemampuan kognitif lebih lemah dibanding dewasa awal karena

    pada masa dewasa awal kondisi manusia lebih sehat, memiliki pengalaman

    pembelajaran yang lebih baik, dan lebih mudah mengakses informasi dari media

    dibandingkan dengan dewasa akhir.

    Penurunan kognitif yang terjadi pada lansia berbeda bagi setiap orang. Beberapa

    orang mengalami penurunan pada usia tujuh puluh hingga delapan puluh tahun dan

    beberapa yang lainnya sudah mengalami penurunan fungsi kognitif sejak usia tiga puluh

    hingga empat puluh tahun. Melambatnya penurunan kognitif dapat terjadi karena pola

    hidup yang sehat, pendidikan yang tinggi dan luas, keluarga yang harmonis, dan

    lingkungan yang menstimulasi dengan baik.

    Usia dewasa akhir memiliki kompetensi dalam melakukan kegiatan sehari-hari

    dan juga dalam menyelesaikan masalah yang mereka hadapi. Ketika dihadapi oleh suatu

    masalah, dewasa akhir cenderung menggunakan analisis kognitif untuk menghadapi

    masalah tersebut dan mencoba bertindak secara langsung. Hal ini bertolak belakang

    dengan remaja atau dewasa awal yang akan lebih memilih untuk lari dan menghindari

    setiap masalah yang mereka hadapi.

    Penurunan yang terjadi pada lansia masih dapat ditanggulangi dengan mengikuti

    pelatihan. Penurunan kognitif sering kali disebabkan oleh kurangnya penggunaan

    kemampuan kognitif dimasa lalu (Schaie, dalam Papalia 2004). Pelatihan pada lansia

    memungkinkan mereka untuk dapat mengembalikan kompetensi yang pernah ia miliki

    atau mungkin mencapai sesuatu yang belum sempat mereka capai pada masa

    sebelumnya.

  • 8/7/2019 Perkembangan DewasaAkhir

    17/29

    17

    Dilakukan penelitian untuk menguji perubahan memori jangka pendek pada

    dewasa akhir. Pengujian dilakukan dengan meminta seseorang mengulang deret angka.

    Hasilnya, orang tersebut bisa dengan mudah mengulang deret angka yang berurutan

    namun kesulitan dalam mengulang deret angka yang diucapkan secara terbalik

    urutannya. Hal ini terjadi karena dalam mengulang deret angka yang berurut hanya

    dibutuhkan memori sensori, yang efisiennya bertahan sepanjang hidung, sedangkan

    untuk mengulang deret angka yang terbalik dibutuhkan memori kerja, yang efisiennya

    berhenti pada usia 45 tahun. Dewasa awal mengalami penurunan yang tidak terlalu

    besar dalam melakukan pengulangan, namun penurunan terlihat lebih besar saat

    mereka dituntut untuk melakukan tugas-tugas yang lebih kompleks dan menuntut

    elaborasi serta reorganisasi.

    Para periset pemrosesan informasi membagi memori jangka panjang kedalam

    tiga komponen utama: memori episodik, memori sematik, dan memori prosedural

    (Papalia, Old, dan Feldman dalam Anwar 2008). Memori episodik adalah memori jangka

    panjang yang berhubungan dengan waktu dan tempat. Memori episodik memuat

    ingatan-ingatan tentang waktu dan tempat suatu peristiwa terjadi. Pada dewasa akhir,

    memori ini menurun, oleh karenanya banyak lansia yang pikun atau susah mengingat

    suatu peristiwa. Hal ini juga disebabkan karena banyaknya peristiwa serupa yang

    terjadi, sehingga ia sulit mengingat peristiwa itu secara detail.

    Memori sematik berhubungan dengan pengetahuan umum, adat-istiadat, dan

    bahasa. Usia yang bertambah membuat kinerja memori ini mengalami penurunan. Kosa

    kata yang dimiliki lansia cenderung lebih banyak dibandingkan dewasa awal, namun

    mereka sering kesulitan mengungkapkan kata jika diberikan maknanya. (A. D. Smith &

    Earles, dalam Anwar 2008).

    Memori prosedural adalah memori jangka panjang yang berhubungan dengan

    gerak dan kebiasaan. Memori ini sering kali di recall tanpa adanya usaha untuk

    memanggil memori ini kembali atau sering juga di sebut priming. Memori ini tidak

    termakan usia, maksudnya memori ini tidak mengalami penurunan walaupun usia

    individu itu bertambah. Jadi untuk memori prosedual, dewasa muda ataupun dewasa

    akhir memiliki kemampuan yang sama.

  • 8/7/2019 Perkembangan DewasaAkhir

    18/29

    18

    Dewasa akhir mengalami kesulitan dalam meng-encoding suatu informasi.

    Dewasa akhir juga mengalami masalah dalam me-recall jika dibandingkan dengan

    dewasa awal. Hal ini terjadi, berkaitan dengan penurunan kecepatan pada sistem saraf

    pusat. Bagian hippocampus (yang berfungsi dalam mengatur longterm memory)

    kehilangan sistem sarafnya sebesar 20%. Corpus callosum yang mengordinasi sistem

    sensorimotor tubuh mengalami perhentian pertumbuhan.

    Para dewasa awal, sering kali melupakan sebuah janji dengan orang lain atau

    juga mengingat suatu hal yang ia khayalkan menjadi suatu hal yang benar-benar real.

    Hal ini terjadi dikarenakan adanya penurunan pada prefrontal cortex. Lansia dapat

    meningkatkan kemunduran neurologis itu dengan memperhatikan aspek faktual dari

    suatu situasi, bukan emosionalnya, dab lebih berhati -hati serta kritis dalam

    mengevaluasi dari mana ingatan tersebut berasal (Henkel, Johnson, & De leonardis,

    dalam Anwar 2008).

    Berdasarkan Metamemori In Adulthood (MIA), para dewasa akhir umumnya

    menanggap bahwa memori mereka telah menurun. Pemikiran seperti ini, mungkin

    menjadi salah satu penyebab memori mereka berkurang. Para peneliti banyak yang

    mengusulkan pelatihan mnemonics untuk para lansia. Mnemonics itu sendiri adalah

    teknik yang didesain untuk membantu orang mengingat, seperti mengevaluasisasikan

    daftar item, membuat asosiasi antara wajah dan nama, atau mentransformasikan

    bebagai elemen cerita ke dalam citra mental (Anwar, 2008). Pendidikan untuk lansia

    dapat membuat lansia tetap awas secara mental. Dewasa akhir akan belajar lebih baik

    ketika metode pengajaran yang digunakan sesuai dengan kebutuhan kelompok usia

    tersebut.

    Kebijaksanaan seringkali dihubungkan dengan ketuaan seseorang. Ada anggapan

    bahwa, semakin tua seseorang maka orang tersebut semakin bijaksana. Menurut Anwar

    (2008), Kebijaksanaan adalah suatu bentuk khusus kecerdasan praktis yang memiliki

    aspek moral. Kebijaksanaan tersebut bertujuan mencapai suatu hal yang pada

    umumnya baik namun terkadang berhadapan dengan hal yang bertentangan. Baltes

    melakukan penelitian tentang kebijaksanaan, hasil yang baltes dapat yaitu

    kebijaksanaan memang dimiliki oleh orang tua namun bukan berarti hanya dimiliki oleh

  • 8/7/2019 Perkembangan DewasaAkhir

    19/29

    19

    orang tua. Kebijaksaan itu ada bukan karena adanya faktor umur, namun karena adanya

    pengalaman tertentu.

    PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL

    Beberapa ahli menyebutkan bahwa masa lansia merupakan tahapan

    perkembangan dengan isu dan tugas khusus, yakni waktu tuju dimana seseorang

    mengkaji ulang kehidupan mereka, melengkapi urusan yang belum selesai, serta

    memutuskan cara terbaik untuk menyalurkan energy dan menghabiskan sisa waktu

    mereka. Mengenai perkembangan psikososial terdapat hal-hal yang dapat menjelaskan

    tahap terakhir dari rentang hidup ini, yaitu mengenai stabilitas kepribadian dan emosi,

    bagaimana lansia mengatasi kehilangan dan stress serta apa yang dianggap sebagai

    penuaan yang sukses.

    Kepribadian pada Masa Lansia

    Menurut Costa dan McCrae (dalam Papalia,2009) perubahan stabilitas pada cirri

    kepribadian dapat diukur melalui beberapa cara: tingkat rata-rata cirri tertentu dalam

    populasi, perubahan yang ada di dalam individu itu sendiri, dan perbandingan urutan

    peringkat dari beberapa orang pada trait tertentu. Kemudian dalam penelitian

    longitudinal ditemukan bahwa peningkatan kekakuan kepribadian tidak terkait dengan

    usia, melainkan pada pengalaman hidup kelompok tertentu yang dibawa selama masa

    dewasa (Schaie& Willis dalam Papalia, 2009)

    Kepribadian merupakan alat prediksi yang kuat untuk emosi dan kebahagiaan

    subyektif. Dalam sebuah penelitian longitudinal, emosi negative meningkat seiring

    dengan bertambahnya usia, sedangkan emosi positif kegairahan, minat, kebanggaan,

    dan perasaan pencapaian sesuatu cenderung tetap stabil hingga masa lansia, baru

    kemudian sedikit menurun perlahan (Charles, dkk., dalam Papalia, 2009).

    Hal ini dapat dijelaskan dari teori selektivitas social emosional, bahwa ketika

    orang beranjak tua, mereka cenderung mencari aktivitas dan orang-orang yang

    memberi imbalan emosional. Kemampuan lansia juga lebih baik dalam mengatur emosi

  • 8/7/2019 Perkembangan DewasaAkhir

    20/29

    20

    menjelaskan mengapa mereka cenderung lebih senang dan ceria dibanding orang

    dewasa muda. Kemudian dalam penelitian lain ditemukan bahwa kepercayaan masa

    kanak-kanak, energy, optimism masa kanak-kanak maupun tingkat pergaulan tidak

    berhubungan dengan panjangnya usia. Hal yang terjadi justru sebaliknya: anak yang

    ceria cenderung mati muda. Diperkirakan yang menjadi faktor kuat panjangnya usia

    adalah dimensi kepribadian yang disebut conscientiousness atau kehati-hatian,

    keterandalan yang sering digambarkan sebagai keteraturan, kehati-hatian dan kontrol

    diri.

    Dalam tahapan perkembangan Erikson, menurutnya rentang hidup ini adalah

    tahapan terakhir dalam perkembangan psikososial. Pencapaian tertinggi pada masa

    lansia adalah adanya rasa ego identity atau integritas diri, sebuah pencapaian yang

    didasari reflek mengenai jalan hidup seseorang. Pada tahapan ini, lansia perlu

    mengevaluasi dan menerima kehidupan mereka, begitu pula dengan menerima

    kematian atau malah menjadi putus asa karena hidup mereka tidak dapat diubah. Bagi

    Erikson, orang yang sukses dalam tugas terakhir ini akan memperoleh perasaan

    kebermaknaan hidup mereka dalam tataran social yang lebih tinggi. Kekuatan yang

    berkembang pada tahap ini adalah kebijaksanaan, sebuah perhatian yang terinformasi

    dan terlepas dari kehidupan ketika berhadapan dengan kematian (Erikson dalam

    Papalia, 2009).

    Model-model Coping

    Secara umum lansia memiliki gangguan mental yang lebih sedikit dan lebih puas

    akan hidup dibandingkan orang yang lebih muda (Mroczek& Kolarz; Wykle& Musil

    dalam Papalia, 2009). Ada dua pendekatan teoritis dalam mempelajari coping,yaitu

    pertahanan adaptif dan model penilaian kognitif.

    1. Pertahanan AdaptifDalam pendekatan ini, faktor yang penting adalah penggunaan pertahanan

    adaptif dalam melakukan coping pada masalah-masalah hidup di tahap sebelumnya.

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Vaillant dengan tiga kelompok yang

    berbeda, bahwa mereka yang di usia lanjut menunjukkan penyesuaian psikologis

    terbaik, memiliki pendapatan tertinggi dan dukungan social terkuat serta yang

    melaporkan kepuasan pernikahan tertinggi dan kesenangan dalam hidup adalah

  • 8/7/2019 Perkembangan DewasaAkhir

    21/29

    21

    mereka yang pada masa dewasa awalnya menggunakan pertahanan adaptif yang

    matang seperti altruism, humor, penekanan untuk tetap sabar, antisipasi

    (merencanakan masa depan), dan sublimasi (mengarahkan emosi negative menjasi

    pengejaran yang positif). Pendekatan adaptif mungkin bersifat tidak sadar dan

    intuitif, sebaliknya model pendekatan kognitif menekankan pada kesadaran memilih

    strategi coping.

    2. Model Penilaian KognitifMenurut Lazaruz& Folkman (dalam Papalia, 2009), dalam model penilaian

    kognitif cognitive appraisal model, orang secara sadar memilih strategi coping

    dengan dasar bagaimana mereka mempersepsikam dan menganalisis situasi.

    Strategi coping dapat tefokus pada masalah atau terfokus pada emosi.

    Coping terfokus pada masalah (problem-focused coping) melibatkan penggunaa

    strategi instrumental, atau berorientasi pada tindakan untuk menghilangkan, mengatur

    atau meningkatkan kondisi penyebab stress. Dua tipe coping terfokus pada masalah

    yaitu: proaktif (menghadapi/ mengekspresikan emosi yang ada atau mencari dukungan

    sosial) dan pasif (menghindar, menyangkal atau menekan emosi atau menerima situasi

    apa adanya)

    Coping terfokus pada emosi (emosi-focused coping), kadang disebut coping

    meredakan (palliative coping), ditujukan agar merasa lebih baik dengan mengatur

    respon emosi pada situasi yang menimbulkan stress untuk meredakan akibat fisik dan

    psikologis. Dibandingkan orang yang lebih muda, lansia cenderung melakukan coping

    yang terfokus pada emosi (Folkman, dkk., dalam Papalia, 2009). Hal ini berdasarkan

    penelitian (Blanchard, dkk., dalam Papalia, 2009) disebabkan kerena mereka bisa

    mengontrol emosi secara lebih baik. Coping yang terfokus pada emosi akan sangat

    berguna dalam melakukan coping terhadap kehilangan yang tidak jelas (ambiguous

    loss).

    Model Penuaan Sukses atau Optimal

    Rowe dan Kahn (dalam Papalia, 2009) mengidentifikasikan tiga komponen

    utama penuaan yang sukses yaitu: 1. Terhindar dari penyakit atau keterbatasan yang

    berkaitan dengan penyakit, 2. Mempertahankan fungsi fisik dan kognisi yang tinggi dan

    3. Mempertahankan keterlibatan social yang aktif dan aktivitas yang produktif.

  • 8/7/2019 Perkembangan DewasaAkhir

    22/29

    22

    Pendekatan yang lain adalah dengan melihat pengalaman subjektif: sampai sejauh mana

    individu mencapai tujuan-tujuan mereka dan seberapa puas mereka dengan hidup

    mereka.

    Teori Pelepasan vsTeori Aktivitas

    Teori pelepasan (Cumming& Henry dalam Papalia, 2009) merupakan kondisi

    universal dari penuaan. Penuaan yang sukses ditandai dengan penarikan diri yang

    mutual antara lansia dan masyarakat. Penurunan fungsi fisik dan kesadaran bahwa

    kematian makin dekat menghasilkan pengunduran diri yangperlahan dan tidak bisa

    dihindari dari peran social.

    Teori Aktivitas mengaitkan aktivitas dengan kekuatan hidup. Maka makin besar

    kehilangan peran, maka seseorang makin merasakan ketidakpuasan. Penelitian

    Greenfield& Marks (dalam Papalia, 2009) menunjukkan bahwa kehilangan peran yang

    besar adalah faktor resiko terhadap penurunan kebahagiaan hidup dan kesehatan

    mental.

    Teori Kesinambungan

    Teori Kesinambungan (continuity theory) oleh Robert Atchley menekankan

    pentingnya seseorang mempertahankan kesinambungan antara masa lalu dan masa

    kini. Dalam pandangan ini aktivitas menjadi penting bukan karena hal itu sendiri, tetapi

    sejauh mana hal tersebut mewakili kesinambungan gaya hidup.

    Peran Produktivitas

    Penelitian mendukung ide bahwa aktivitas produktif memainkan peranan

    penting dalam proses penuaan yang sukses. Lansia tidak hanya bisa tetap produktif,

    tetapi bahkan bisa lebih dan makin produktif (Glass et al., dalam Papalia, 2009). Semua

    aktivitas rutin yang mengekspresikan dan menguatkan sebagian aspek diri dapat

    berkontribusi pada proses penuaan yang sukses (Herzog et al., dalam Papalia, 2009)

    Optimalisasi Selektif dengan Kompensasi

    Optimalisasi Selektif dengan Kompensasi (selective optimization with

    compensation -SOC) adalah salah satu hal yang terlibat dalam proses penuaan yang

    sukses. SOC memungkinkan lansia untuk mengumpulkan sumber daya dengan memilih

    aktivitas yang lebih sedikit dan bermakna dimana mereka memfokuskan upayanya;

    optimalisasi atau memaksimalkan kemampuan yang tetap unggul; dan mengompensasi

  • 8/7/2019 Perkembangan DewasaAkhir

    23/29

    23

    kehilangan dengan mengalihkan sumber daya dari area yang lain (Baltes dkk., dalam

    Papalia, 2009).

    Gaya Hidup dan Isu-isu Sosial Terkait Penuaan

    Bekerja dan Pensiun

    Pensiun merupakan ide yang masih baru, konsep ini baru ada di Negara-negara

    industry pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, ketika harapan hidup makin

    meningkat. Orang dewasa memiliki banyak pilihan dan pensiun dini adalah salah satu

    pilihan. Faktor besar yang memengaruhi keputusan yang diambil biasanya adalah

    pertimbangan kesehatan dan financial. Bagi kebanyakan orang Amerika, pensiun adalah

    sebuah fenomena bertahap yang terdiri dari beberapa transisi ke dan dari pekerjaan

    yang digaji dan tidak digaji (Kim& Moen dalam papalia,2009).

    Pensiun bukanlah proses tunggal melainkan sebuah proses yang terus

    berlangsung. Dalam teori kesinambungan menyatakan bahwa orang yang sebelumnya

    mempertahankan aktivitas dan gaya hidupnya akan menyesuaikan diri dengan lebih

    berhasil. Status social ekonomi juga memengaruhi bagaimana pensiunan menghabiskan

    waktu mereka. Sebuah pola yang umum menurut J.R Kelly (dalam Papalia,2009) adalah:

    1. Pola gaya hidup pada keluarga (family-focused life style), terdiri dari aktivitasyang mudah dan murah yang berpusat pada keluarga.

    2. Pola investasi seimbang (balance investment), biasanya dilakukan oleh orangyang lebih terdidik yang mengalokasikan waktu meraka secara lebih seimbang

    antara keluarga, bekerja dan bersenang-senang.

    3. Pola kesenangan serius (serious leisure) yakni pola yang didominasi olehaktivitas yang menuntut keahlian, perhatian dan komitmen.

    Pengaturan TempatTinggal

    1. Tua di Rumah SendiriTua di rumah sendiri adalah sebuah hal yang masuk akal bagi mereka yang

    mampu mengatur diri sendiri atau hanya membutuhkan sedikit bantuan,

    memilik pendapatan yang cukup untuk membayar rumah, perawatan rumah dan

    merasa bahagia si lingkungan tersebut serta ingin mandiri, memiliki pprivasi,

    tetap dekat dengan teman-teman, anak-anaknya atau cucu-cucunya.

  • 8/7/2019 Perkembangan DewasaAkhir

    24/29

    24

    2. Tinggal SendiriLansia yang tinggal sendiri akan merasa kesepian, namun meskipun demikian

    faktor-faktor seperti kepribadian, kemampuan kognitif, kesehatan fisik dan

    jaringan social mungkin memainkan peranan yang lebih besar terhadap

    perasaan kesepian (P.Martin dkk., dalam Papalia,2009)

    3. Tinggal dengan Anak yang Sudah DewasaKeberhasilan pengaturan tempat tinggal seperti ini sangat bergantung pada

    kualitas hubungan di masa lalu dan kemampuan kedua generasi untuk

    berkomunikasi secara terbuka dan jujur.

    4. Tinggal di Institusi PerawatanOrang yang paling bersiko untuk masuk ke institusi perawantan lansia adalah

    mereka yang tinggal sendiri, tidak terlibat dalam kegiatan social, meraka yang

    kegiatan sehari-harinya dibatasi oleh kesehatan yang buruk dan mereka yang

    pengasuh informalnya merasa terbebani (McFall& Miller dalam Papalia, 2009)

    5.

    PilihanT

    empatT

    inggal AlternatifBagi mereka para lansia yang tidak bisa atau tidak mau hidup mandiri secara

    penuh, berbagai pilihan perumahan kelompok mulai muncul yang

    memungkinkan lansia dengan masalah kedehatan atau keterbatasan

    mendapatkan perawatan yang diperluka tanpa harus mengorbankan kebebasan,

    kehormatan dan privasi.

    Penganiayaan terhadap Lansia

    Kekerasan pada lansia (elder abuse), yaitu penganiayaan atau pengabaian lansia yang

    bergantung, atau pelanggaran hal pribadinya. Hal ini terdiri dari 6 kategori (National

    Center on Elder Abuse and Westat, Inc., dalam Papalia, 2009):

    1. Kekerasan fisik kekerasan fisik yang menyebabkan cedera tubuh, sakit secarafisik, atau kecacatan.

    2. Kekerasan seksual kontak seksual tanpa persetujuan dari lansia.

  • 8/7/2019 Perkembangan DewasaAkhir

    25/29

    25

    3. Kekerasan emosional atau psikologis termasuk menyebabakan kesedihan,kesakitan, stress.

    4. Eksploitasi finansial atau materi penggunaan dana, kekayaan atau asset lansiasecara illegal.

    5. Penelantaran penolakan atau kegagalan untuk memenuhi kewajiban seseorangterhadap lansia.

    6. Penelantaran diri perilaku lansia yang depresi, renta dan secara mental tidakkompeten yang mengancam keselamatan dan kesehatannya sendiri.

    Hubungan Pribadi pada Masa Lansia

    Ketika seseorang beranjak tua, mereka cenderung menghabiskan lebih sedikit

    waktu bersama orang lain ( Carstensen, 1996, dalam buku papalia ). Untuk sebagian

    lansia, kelesuan membuat mereka lebih sulit keluar dan berhubungan dengan orang

    lain. Meskipun demikian, hubungan yang dipertahankan oleh lansia akan lebih penting

    terhadap kebahagian mereka dibandingkan sebelumnya. ( Antonucci dan Akiyama,

    1995; Carstensen, 1995 ).

    Teori Kontak Sosial dan Dukungan Sosial

    Menurut social convoy theory, lansia mempertahankan tingkat dukungan social

    mereka dengan mengidentifikasi anggota jaringan social yang dapat membantu

    mereka,serta menghindari mereka yang tidak sportif.

    Menurut teori selektivitas sosioemosional, karena sisa waktu yang makin singkat,

    lansia memilih untuk menghabiskan waktu dengan orang dan aktivitas yang memenuhi

    kebutuhan emosional yang sekarang.

    Lansia memiliki jaringan social yang lebih kecil dibandingkan dengan orang

    dewasa yang lebih muda, tetapi mereka cenderung memiliki hubungan yang lebih dekat

    dan lebih puas dengan hubungan yang mereka miliki ( Lang dan Carstensen, 1994,

    1998; Antonucci dan Akiyama, 1995 ). Meskipun ukuran jaringan social dan frekuensi

    kontak menurun, tidak berarti kualitas dan kuantitas dukungan social akan berkurang

    juga, kecuali pada lansia yang depresi dan memiliki keterbatasan kognitif ( Bosse,

    Aldwin, Levenson, Spiro dan Mroczel, 1993 ).

  • 8/7/2019 Perkembangan DewasaAkhir

    26/29

    26

    Pentingnya Hubungan Sosial

    Sejak awal kehidupan seseorang, hubungan social dan kesehatan berjalan secara

    beriringan ( Bosworth dan Schaie 1997, Vaillant, Meyer dan Soldz, 1998 ). Bahkan

    kontak social sepertinya dapat memperpanjang hidup seseorang. Dalam sebuah

    penelitian longitudinal pada 28.369 pria, orang -orang yang terisolasi secara social 53%

    lebih mungkin meninggal karena penyakit kardiovaskular dibandingkan orang yang

    masih terhubung secara social dan dua kali lebih mungkin untuk meninggal karena

    kecelakaan atau bunuh diri ( Eng, Rimm, Fitzmaurice dan Kawachi, 2002 ). Selain itu,

    lansia dengan jaringan social yang lebih luas dan kontak social yang lebih sering, akan

    lebih tidak mungkin untuk mengalami penurunan kognitif ( Holtzman et al., 2004 ).

    Perceraian dan Pernikahan Kembali

    Perceraian pada masa lansia sangat jarang terjadi dan pasangan yang

    melakukannya cenderung melakukannya pada masa yang lebih awal. Menikah kembali

    pada masa lansia memiliki karakteristik khusus. Pria, cenderung lebih puas terhadap

    pernikahan kembali pada masa lansia dibandingkan pria setengah baya ( Bograd dan

    Spilka, 1996 ). Menikah kembali memberikan manfaat social. Lansia yang menikah

    kembali lebih tidak membutuhkan dukungan dari komunitas dibandingkan mereka yg

    hidup sendiri.

    Janda/Duda

    Seperti halnya kemungkinan pria lansia yang lebih besar dibandingkan wanita

    untuk menikah kembali, wanita pun cendurung lebih mungkin menjadi janda. Wanita

    cenderung hidup lebih lama dibandingkan suaminya dan lebih tidak mungkin untuk

    menikah kembali dibandingkan laki-laki.

    Hidup Sendiri

    Lansia yang tidak pernah menikah akan lebih mungkin untuk memilih hidup

    sendiri dan tidak merasa kesepian dibandingkan lansia yang bercerai atau janda/duda (

    Dykstra, 1995 ). Sebuah penelitian menyebutkan bahwa wanita yang tidak pernah

    menikah dan tidak mempunyai anak memiliki tiga peran atau hubun gan yang dianggap

    penting, yaitu :

    y Ikatan dengan family sedarah seperti saudara atau bibiy Hubungan seperti orang tua terhadap generasi yang lebih muda

  • 8/7/2019 Perkembangan DewasaAkhir

    27/29

    27

    y Pertemanan dengan orang yang memiliki jenis kelamin yang sama dandari generasi yang sama ( Goodman, dan Luborsky, 1991 )

    Hubungan Homoseks dan Lesbian

    Hubungan homoseks atau lesbian pada masa lansia cenderung sangat kuat,

    sportif dan beragam. Mereka yang mempertahankan hubungan yang jelas dan

    keterlibatan yang kuat pada komunitas homoseksual cenderung beradaptasi dengan

    lebih mudah ( Friend, 1991; Reid, 1995 ).

    Masalah utama yang dihadapi oleh lansia homoseks dan lesbian tumbuh dari

    sikap masyarakat, yaitu :

    y Ketegangan hubungan dengan keluarga asliy Diskriminasi di institusi perawatan dan tempat lainy Kurangnya dukungan layanan social dan kesehatany Kebijakan yang tidak sensitive dari institusi masyarakaty Ketika pasangan sakit atau meninggal : akan berhadapan dengan

    penyedia layanan kesehatan, pengurusan pemakaman dan maslah

    warisan, serta tidak adanya akses terhadap fasilitas jaminan social

    pasangan ( Berger dan Kelly, 1986; Kimmel, 1990; Ried, 1995 )

    Persahabatan

    Kebanyakan lansia memiliki teman dekat dan seperti halnya pada masa dewasa

    awal dan menengah, mereka dengan lingkaran pertemanan yang aktif cenderung lebih

    sehat dan bahagia (Autonucci dan Akiyama, 1995; Babchuk, 1978-1979; Lomon et al.,

    1971; Steinbach, 1992 ). Mereka yang bisa membagi perasaan, pemikiran,

    kekhawatiran, dan kesulitan mereka dengan teman cenderung akan menghadapi

    perubahan dan krisis karena penuaan dengan lebih baik (Genevay, 1986; Lowenthal

    dan Haven, 1986 ) dan lebih lama ( Steinbach, 1992 ).

    Lansia menikmati saat menghabiskan waktu dengan teman-teman mereka

    dibandingkan dengan waktu yang dihabiskan dengan keluarga. Sama seperti masa awal

    hidup, pertemanan berkisar pada kesenangan, sedangkan hubungan keluarga

    cenderungan berkisar pada tugas dan kebutuhan sehari-hari ( Antonucci dan Akiyama,

  • 8/7/2019 Perkembangan DewasaAkhir

    28/29

    28

    1995; Larson, Mannell, dan Zuzanek, 1986 ). Pertemanan adalah sumber kesenangan

    yang lebih segar, sedangkan keluarga menyediakan keamanan dan dukungan emosional

    yang lebih besar. Oleh karena itu, pertemanan memiliki efek yang lebih positif terhadap

    kebahagiaan hidup lansia, tetapi ketika hubungan keluarga buruk atau tidak ada, efek

    negatifnya akan sangat jelas ( Antonucci dan Akiyama, 1995 ).

    Hubungan dengan Anak yang SudahDewasa -atau Ketiadaannya

    Orang tua yang memiliki hubungan yang baik dengan anak yang sudah dewasa

    akan lebih mungkin untuk tidak merasa kesepian atau depresi dibandingkan dengan

    orang yang hubungan orang tua dengan anaknya tidak terlalu baik ( Koropeckyj-Cox,

    2002 ).

    Kematian saudara kandung di masa lansia mungkin dianggap sebagai bagian

    normal dari kehidupan, tetapi orang yang ditinggalkan mungkin akan sangat bersedih,

    merasa kesepian dan depresi. Kehilangan saudara tidak hanya dianggap sebagai

    kehilangan orang tempat berbagi dan bergantung dalam keluarga, tetapi juga dianggap

    sebagai identitas. Kesedihan karena kehilangan saudara kandung adalah kesedihan

    karena kehilangan kelengkapan keluarga, tempat awal di mana seseorang mulai

    mengenal diri sendiri. Hal ini juga dapat membuat diri merasa semakin dekat dengan

    kematian ( Cicirelli, 1995 ).

    Menjadi BuyutKetika cucu beranjak dewasa, seorang kakek/nenek biasanya makin jarang

    menemuinya. Kemudian ketika cucu menjadi orang tua, kakek/nenek pindah ke peran

    baru yaitu buyut.

    Dikarenakan usia, penurunan kesehatan atau lokasi yang berjauhan, buyut

    cenderung lebih tidak terlibat dibandingkan dengan kakek/nenek dalam kehidupan

    seorang anak ( Cherlin dan Furstenberg, 1986 ). Meskipun demikian, sebabagian besar

    buyut menganggap peran ini menyenangkan ( Pruchno dan Furstenberg, 1986 ).

    Menjadi buyut memberikan rasa pembaruan bagi pribadi dan keluarga, menjadi sumver

    pengalihan perhatian dan tanda bahwa lansia panjang umur.

  • 8/7/2019 Perkembangan DewasaAkhir

    29/29