89
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TAHUN 1990-1998 SKRIPSI Oleh : DIAN FITRIANA K4407015 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user i

PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN

SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TAHUN 1990-1998

SKRIPSI

Oleh :

DIAN FITRIANA

K4407015

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN

SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TAHUN 1990-1998

Oleh :

DIAN FITRIANA

K4407015

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan

gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Sejarah

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, Juli 2011

Persetujuan Pembimbing,

Pembimbing I

Dra. Sutiyah, M. Pd, M. Hum NIP.19507081986012001

Pembimbing II

Drs. Saiful Bachri, M. Pd NIP. 19520603 198503 1 001

Page 4: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan telah

diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada Hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Dra. Sri Wahyuni, M. Pd

Sekretaris : Drs. Herimanto, M. Pd, M. Si

Penguji I : Dra. Sutiyah, M. Pd, M. Hum

Penguji II : Drs. Saiful Bachri, M. Pd

Disahkan oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 19621126 198103 1 001

Page 5: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

ABSTRAK

Dian Fitriana. Perkembangan Industri Gula Colomadu dan Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Tahun 1990-1998. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juni 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Sejarah berdirinya Pabrik Gula Colomadu, (2) Perkembangan industri gula Colomadu tahun 1990-1998, (3) Perubahan sosial ekonomi masyarakat Colomadu tahun 1990-1998.

Sejalan dengan tujuan penelitian tersebut, maka penelitian ini menggunakan metode metode historis. Langkah-langkah yang ditempuh dalam metode historis meliputi heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Sumber data yang digunakan adalah laporan produksi PG Colomadu, buku, serta sumber lisan dai saksi mata. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik studi pustaka. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis historis yaitu analisis yang mengutamakan ketajaman dalam menginterpretasikan data sejarah.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : (1) Pabrik gula Colomadu didirikan pada tanggal 8 desember 1861, oleh KGPAA Mangkunegoro IV (1853-1881). Pada tahun 1861 Mngkunegoro IV mengajukan rencana mengenai berdirinya sebuah pabrik gula pada Residen Nieuwenhuysen. Sejak beberapa waktu sebelumnya telah dipilih tempat yang tepat di desa Malangjiwan, karena daerah ini memiliki tanah-tanah yang baik, air yang mencukupi. Tempat tersebut dianggap paling cocok untuk perkebunan tebu. Peletakan batu pertama untuk pabrik gula Colomadu pada tanggal 8 Desember 1861. (2) Sejak tahun 1990, produksi PG Colomadu mengalami penurunan karena luas lahan tebu di kawasan Colomadu mulai menyempit akibat pemekaran kota Surakarta sehingga terjadi alih fungsi lahan untuk pemukiman. Untuk mengatasi hal tersebut PG Colomadu membuka lahan tebu di daerah Simo dan Sambi. Tetapi usaha kurang behasil karena lokasi penanaman yang jauh membuat PG harus mengeluarkan biaya dan waktu yang lebih banyak. Hal itulah yang menjadi pertimbangan direksi untuk menutup PG Colomadu, padahal kondisi dan aset pabrik masih layak digunakan untuk memproduksi gula. (3) Pengaruh penutupan PG Colomadu terhadap masyarakat diantaranya dalam bidang sosial dan ekonomi. Dalam bidang sosial yaitu adanya perubahan hubungan masyarakat dengan PG Colomadu dan Pemerintah setelah adanya UU no. 12 Tahun 1992 tentang budidaya tanaman. Daerah Colomadu yang pada awalnya merupakan daerah pertanian berkembang menjadi sasaran pendirian pemukiman penduduk akibat semakin tingginya tingkat pertumbuhan penduduk dan kepadatan penduduk di Kota Surakarta. Selain itu tradisi Cembengan yang dahulu sering diadakan di PG Colomadu sudah tidak ada lagi. Pengaruh dalam bidang ekonomi yaitu mata rantai perekonomian masyarakat Colomadu yang tergantung kepada musim giling terputus karena PG Colomadu sudah tidak berproduksi lagi sejak tahun 1998. Upaya yang dilakukan oleh masyarakat sekitar PG Colomadu dalam memenuhi kebutuhan hidup setelah PG tidak lagi beroperasi adalah mencari kerja di luar wilayah Colomadu.

Page 6: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

ABSTRACT

Dian Fitriana. Development of Colomadu Sugar Industry and Economic Social Change of Colomadu Community in 1990 1998. Skripsi, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty, University of Sebelas Maret, July 2011.

This Objectively of the research are observed: (1) History of establishing Colomadu Sugar Factory. (2) Developing Colomadu Sugar Industry 1990 1998. (3) Economic Social change of Colomadu community 1990 1998.

In accordance to the research objective, this research used historical method. Step in historical method covered: heuristic, critic, interpretation, and historiography. Main data source are secondary data used by writer. Collecting data technical are library study. Technical analysis used technically analysis of history, i.e.: analysis that preferred in sharpness of historical fact interpretation.

Based on the output of research could be concluded: (1) Colomadu Sugar Factory established in December 8, 1861, by KGPAA Mangkunegoro IV (1853 1881). In 1861, a sugar factory establishment plan proposed by Mangkunegoro IV to Residence of Nieuwenhuysen. Several time before he has choose right place in Malangjiwan village, a good place, for there are good soils, water flow and forests. The place regarded very suitable for sugar cane plants. December 8, 1861, was laying of a cornerstone for the Sugar Factory of Colomadu. (2) Since 1990, Colomadu Sugar Factory production decreasing because wide of sugar cane area in Colomadu is narrow, this result of blossom out Surakarta City, so that was happened change position of fungtion area for settlement. To solve that things Colomadu Sugar Factory was opened sugar cane area in Simo and Sambi, so that no decrease a lot of worker in Colomadu Sugar Factory. But, that effort less succed because location far planting area was made Colomadu Sugar Factory must to take out the cost and the more time. That is become direction judgment to close Colomadu Sugar Factory, whereas the condition from manufacture equipment was still used suitable to produce sugar. (3) Impacting by decreasing Colomadu Sugar Factory is very large. Especially is in social and economic fields. In the social field is relationship change between community with Colomadu Sugar Factory and Government for Legislation No. 12, 1992 about plant cultivation. Colomadu area formerly as agricultural area develop to citizen housing for increasing population growth and density in Surakarta city. In the other hand, Cembengan tradition that always conduct in Colomadu Sugar Factory now is not exist anymore. Impact in the economic field i.e economic chain of Colomadu community that depend on milling season was cut caused by Colomadu Sugar Factory was not producted since 1998. Community Colomadu around Colomadu Sugar Factory effort in fulfilled their life need are getting job in out side of Colomadu area.

Page 7: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

MOTTO

h SWT tidak akan pernah merubah keadaan suatu kaum

sehingga mereka mau berusaha merubah keadaanya yang ada pada diri mereka

-sia semua ada hikmahnya berjalanlah dengan naluri

itu dan akan menjauhkan dari penyesalan. Yang berlalu biarlah menjadi guru

(Penulis)

Page 8: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini dipersembahkan kepada:

Ayah dan Ibu tercinta

Mas Aziz dan Dek Yoga tersayang

Drs. Joko Slamet

Teman-temanku

1. Power Rangers (Leley, Fitri, Woe2, Kikis)

2. Laluna (Heri, Perdana, Risang, Sani, Lambang)

3. Bety, Iis, Margi, Renda, Yanis, Heni, Zulaikah Kalian is the best

Teman-teman Pendidikan Sejarah

2007

Almamater

Page 9: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat

dan berkat-Nya, sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagian

dari persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penulisan Skripsi

ini. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan tersebut dapat

teratasi. Oleh karena itu, atas segala bentuk bantuannya, penulis mengucapkan

terima kasih kepada yang terhormat :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian.

2. Ketua Jurusan P.IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui

permohonan penyusunan Skripsi ini.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan Dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Dra. Sutiyah, M.Pd, M. Hum, Selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dalam penyusunan Skripsi ini.

5. Drs. Saiful Bachri, M. Pd Selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dalam penyusunan Skripsi ini.

6. Ayah dan Ibu yang setiap malam mendoakan dan setiap butir tetes air

mata dan keringatnya yang terurai untuk memberikan semangat hidup.

7. Bapak dan Ibu Dosen Program Pendidikan Sejarah Jurusan Ilmu

Pengetahuan Sosial yang secara tulus memberikan ilmu kepada penulis

selama ini.

8. Teman-teman Pendidikan Sejarah 2007

Dalam Penyusunan skripsi ini, penulis telah berusaha semaksimal

mungkin, namun penulis menyadari masih ada banyak kekurangan dan jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan

Page 10: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

untuk menyempurnakannya. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pendidikan khususnya pendidikan sejarah.

Surakarta, Juli 2011

Penulis

Page 11: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................

HALAMAN PENGAJUAN ......................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................

HALAMAN ABSTRAK ...........................................................................

HALAMAN ABSTACT..............................................................................

HALAMAN MOTTO ...............................................................................

HALAMAN PERSEMBAHAN ...............................................................

KATA PENGANTAR ...............................................................................

DAFTAR ISI ..............................................................................................

DAFTAR TABEL ......................................................................................

DAFTAR GAMBAR .................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................

B. Rumusan Masalah ...........................................................................

C. Tujuan Penelitian ............................................................................

D. Manfaat Penelitian ..........................................................................

BAB II KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka ..............................................................................

1.

a. Pe

b. Macam-macam Industri ........................................................

2.

3.

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

viii

ix

xi

xiv

xv

xvi

1

5

5

6

7

7

7

8

10

10

14

16

16

18

Page 12: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

e. Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat ................................

B. Kerangka Berpikir ............................................................................

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................

B. Metode Penelitian ...............................................................................

C. Sumber Data .......................................................................................

D. Teknik Pengumpulan Data

E. Teknik Analisis Data ...........................................................................

F. Prosedur Penelitian .............................................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Wilayah Colomadu..........................................................

1. Letak dan Keadaan Geografis

2. Penduduk Colomadu

B.

C. Perkembangan Pabrik Gula Colomadu Tahun 1998........................

1. Penanaman dan Pengolahan Tebu................................................

2. Produksi.......................................................................................

3. Tenaga Kerja................................................................................

4. Pemasaran....................................................................................

5. Upah............................................................................................

D. Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat tahun 1990-

1.

2. Perkembangan Pemuk

3.

4.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................

B. Implikasi .....................................................................................

20

22

23

24

26

27

28

30

31

32

37

37

37

39

44

44

50

51

57

57 58

58

59

62

64

65

66

Page 13: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

C. Saran ...........................................................................................

DAFTARPUSTAKA...............................................................................

LAMPIRAN

68

69

Page 14: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiv

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

Tabel 1.

Tabel 2.

Tabel 3.

Tabel 4.

Tabel 5.

Tabel 6.

Tabel 7.

Produksi PG Colomadu Tahun 1975-1989.............................

Produksi PG Colomadu Tahun 1990- .......................

Karyawan PG Colomadu Tahun 1990-2003 .........................

Upah Karyawan PG Colomadu Tahun 1990-1997.................

Luas Tanaman Tebu dan Padi di Colomadu..........................

Perkembangan Jumlah Penduduk Colomadu..........................

38

49

51

52

57

59

61

Page 15: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xv

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Halaman

Gambar 1.

Gambar 2.

Gambar 3.

Kerangka Pemikiran....................................................

Prosedur Penelitian......................................................

Struktur organisasi PG Colomadu...............................

24

33

53

Page 16: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN Halaman

Lampiran 1.

Lampiran 2.

Lampiran 3.

Lampiran 4.

Lampiran 5.

Lampiran 6.

Lampiran 7.

Lampiran 8.

Lampiran 9.

Lampiran 10.

Lampiran 11.

Lampiran 12.

Lampiran 13.

Lampiran 14.

Lampiran 15.

Lampiran 16.

.

Foto Pabrik Gula Colomadu.....................................

Produktivitas masa giling PG Colomadu tahun 1970-

1996.........................................................................

Daftar Pertanyaan wawancara dan Hasil Wawancara

Peraturan Sarana Produksi dan Bibit.......................

Peraturan Perkreditan Si

.......................

Gambar Struktur Organisasi PG Colomadu............

Data Pegawai dan Upah PG Colomadu...................

Jurnal: Mangkunegara IV, Raja-Pendiri Industri Gula

Mangkunegaran (1861-1881)..................................

Surat Permohonan Menyusun Skripsi.....................

Surat Ijin Menyusun Skripsi....................................

Surat Ijin Penelitian.................................................

Surat Keterangan Penelitian....................................

Surat Keputusan Pemberhentian Tenaga Kerja.....

73

74

77

79

80

85

87

88

89

90

94

101

102

103

104

105

Page 17: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada masa Orde Baru bisa dikatakan masa keemasan pertanian Indonesia.

Hal itu terbukti ketika tahun 1985, Indonesia mampu menjadi Negara swasembada

beras. Berkaca dari keberhasilan tersebut maka pemerintah mencoba keberhasilan

lain dalam bidang perkebunan. Salah satunya perkebunan tebu yang merupakan

salah satu bahan utama dalam pembuatan gula pasir. Program itu dilakukan dalam

rangka untuk mencapai kembali swasembada gula seperti tahun 1930.

Dalam upaya mendorong petani agar mau menanam tebu pemerintah

melakukan berbagai cara seperti, program Tebu Rakyat Intensifikasi (TRI). Cara

ini merupakan sebuah produk kebijakan pemerintah Orde Baru. Untuk kebijakan

agraria pemerintah selalu menekankan dua segi, (1) memfokuskan kepada

peningkatan produksi dari penataan struktur agraria. Hal ini dilakukan karena

pemerintah Orde Baru lebih mementingkan pertumbuhan ekonomi yang lebih

tinggi sebagai strategi pembangunan, (2) penekanan stabilitas politik dalam

pencapaian tujuan pembangunan ekonomi dipandang sebagai persyaratan bagi

terlaksananya program kebijakan pemerintah.

Sikap pemerintah yang memberikan dukungan kepada pemilik modal dalam

membangun perkebunan-perkebunan besar dengan tanah-tanah yang luas.

Akibatnya jumlah petani yang tidak bertanah semakin besar. Selain itu secara

tidak sadar kebijakan yang dipilih ini telah meminggirkan petani. TRI dipandang

sebagai solusi bagi pemerintah untuk meningkatkan kapasitas produksi gula

secara cepat. Ide ini timbul karena pada dekade tahun 1960-an terjadi pergeseran

dalam konsumsi gula nasional yang terus meningkat sedangkan produksi gula

mengalami penurunan.

Kebijakan agraria diarahkan dengan membuka peluang seluas-luasnya

bagi pemodal besar dalam upaya mengejar pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Hal

ini mendorong pihak swasta agar berperan lebih besar dalam upaya

pengembangan ekonomi dengan menggunakan teknologi yang maju dan efisien.

Page 18: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Salah satu cara yang ditempuh adalah penggunaan lahan yang beralih dari

penanaman sumber pangan untuk kelangsungan hidup petani menjadi sumber

penumpukan kapital untuk mengejar pertumbuhan ekonomi tinggi.

Perjalanan dari sistem TRI pada kenyataannya adalah paksaan kepada

petani untuk ikut serta dalam program dengan jalan menanam tebu di tanah

mereka. Paksaan ini bertujuan untuk pencapaian target yang ditetapkan setiap

tahunnya, baik dalam luas lahan areal maupun jumlah produksi. Selain itu paksaan

ini mendorong pemimpin daerah agar mampu mencapai target yang telah

produksi seringkali cara-cara yang bersifat memaksa digunakan agar petani

terlibat dalam penanaman tebu. Cara tersebut biasanya berupa pemangilan kepada

petani yang lahannya tidak mau atau menolak ditanami tebu untuk bertemu

Kepala Desa atau Pamong Desa yang di sertai pegawai Kecamatan. Cara ini

efektif karena petani merasa enggan atau takut berurusan dengan aparat Desa.

Industri gula adalah salah satu industri tua yang pernah ada di dalam

negeri. Terlepas dari masih kurangnya produksi gula, industri ini telah menempuh

perjalanan panjang sejak masa kolonial Belanda. Setidaknya hingga kini pabrik-

pabrik produsen gula yang beroperasi adalah peninggalan masa lalu yang sudah

berusia lebih dari 100 tahun. Barangkali tak ada yang memasukkan pabrik gula

(PG) ini sebagai bangunan cagar budaya. Namun tak ada salahnya memandang

pabrik yang sebagian masih berproduksi ini sebagai saksi sejarah. Di Soloraya ada

beberapa pabrik gula yang sama-sama peninggalan masa kolonial. Dua di

antaranya pernah dimiliki penguasa Mangkunegaran dengan Mangkunagoro IV

sebagai pendirinya, yaitu PG Colomadu dan PG Tasikmadu.

Pabrik Gula Colomadu yang terletak di daerah Desa Malangjiwan,

Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah ini merupakan

salah satu peninggalan kejayaan Mangkunegaran pada abad ke-19. Pabrik ini

merupakan saksi bisu zaman keemasan agroindustri di masa kolonial.

Pada perkembangannya Pabrik Gula Colomadu memberikan banyak

kontribusi terhadap masyarakat di sekitar Pabrik Gula Colomadu. Ratusan hingga

ribuan orang, mulai mekanik mesin, masinis lokomotif tebu, sopir truk, hingga

Page 19: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

pembabat tebu adalah serpihan faktor produksi sebuah PG yang menggantungkan

hidupnya di situ. Mengepulnya asap dapur, di samping keberlanjutan ekonomi

daerah, mau tak mau turut dipengaruhi oleh Pabrik Gula Colomadu.

Awal pelaksanaan program TRI di Colomadu dapat berjalan dengan baik

karena hubungan patronase yang kuat antara petani dan elit desa. Hubungan ini

dapat berjalan dengan baik karena elite desa yang ditunjuk oleh pemerintah selalu

memberikan tauladan kepada petani. Tauladan yang diberikan kepada petani

adalah pemberikan penyuluhan tentang menanam tebu yang baik dan benar.

Usaha yang dilakukan oleh elite desa ini telah mendorong petani memperluas

lahan penanaman tebu di Colomadu.

Kebijakan dalam program TRI membuat petani merasa kehilangan

kebebasan untuk mengolah lahan pertanian sendiri. Petani lebih memilih

menanam padi daripada menanam tebu, karena akan lebih banyak memberi

penghasilan bagi para petani. Keengganan petani menanam tebu karena sebelum

masa panen tiba petani sudah punya utang kepada Pabrik Gula. Utang itu

meliputi, penjagaan lahan pertanian, pupuk, bibit, dan obat-obatan yang harus

dibayar setelah panen. Sementara ongkos giling dan ongkos angkutan masih juga

dibebankan kepada petani. Alasan yang dikemukakan di atas membuat perjalanan

sistem TRI di Pabrik Gula Colomadu tidak berhasil. Ketidakberhasilan ini terlihat

dari Pabrik Gula Colomadu dalam mendapatkan bahan baku merasa kesulitan.

Pada dekade tahun 1990-an di Pabrik Gula Colomadu sudah mulai

kekurangan bahan baku dalam proses pembuatan gula. Hal ini terjadi karena

petani di daerah ini sudah enggan menanam tebu. Keenggan para petani di daerah

Pabrik Gula Colomadu karena mulai berkembangnya daerah Colomadu ke arah

lingkungan perkotaan, sehingga tanah atau lahan di sekitar Pabrik Gula Colomadu

banyak yang beralih fungsi dari sawah menjadi daerah pemukiman (perumahan)

dan tempat usaha seperti misalnya rumah makan. Pengalihan fungsi lahan

membuat para petani enggan tanahnya ditanami tebu. Hal ini bisa terjadi karena

Program TRI sudah tidak bisa mengikat petani.

Menurut Petani program TRI membuat terjadi disintegrasi dalam

penguasaan proses produksi gula. Proses produksi tebu dilakukan oleh petani

Page 20: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

sedangkan proses pengolahan dilakukan oleh PG. Sementara penyediaan sarana

produksi pertanian dilakukan oleh KUD, dan pembiayaan kegiatan produksi tebu

disediakan pemerintah melalui paket kredit bersubsidi. Konsekuensi dari

pemisahan tersebut adalah terjadinya berbagai hambatan manajemen produksi dan

penurunan standar penerapan budidaya tebu dan teknologi prosesing, sehingga

berakibat pada rendahnya hasil panen tebu (Mubyarto, 1968:57).

Pengalihan lahan pertanian yang semula digunakan untuk penanaman tebu

sebagai bahan baku utama pembuatan gula dialihkan para petani untuk menanam

palawija atau padi. Selain itu, berkembangnya Kecamatan Colomadu yang lebih

dinamis akibat dari perubahan Kota Solo yang semakin berkembang. Perubahan

tersebut berdampak pada tingkat interaksi yang semakin intens. Mengingat bahwa

letak Kecamatan Colomadu berdekatan dengan Kota Solo. Itu merupakan masalah

perkembangan kota yang mempuyai aspek menyangkut perubahan perubahan

yang dikehendaki dan dialami oleh warga kota.

Perubahan yang dikehendaki adalah pemenuhan kebutuhan prasarana dan

fasilitas hidup di kota. Akibat dari itu membuat Colomadu berkembang menjadi

daerah pinggiran kota. Hal ini mendorong lahan di Colomadu menjadi sasaran

dari pemenuhan kebutuhan masyarakat kota. Pemenuhan ini dapat dilihat dari

semakin berkembangnya daerah Colomadu menjadi daerah investasi baru yang

semakin berubah sesuai dengan perkembangan Kota Solo yang dinamis.

Akibatnya Pabrik Gula Colomadu ditutup oleh PTPN IX pada pertengahan

tahun 1998 tepatnya tanggal 1 Mei. Keputusan ini tentu sangat pahit, bagi para

karyawan Pabrik Gula Colomadu. Karyawan tetap yang sudah bekerja di atas 20

tahun dipercepat pensiunnya dan mereka diberi pesangon tergantung pada tingkat

pangkatnya. Sebagian yang lain dipindahkan ke pabrik gula Tasikmadu

Karanganyar, termasuk mesin-mesinnya.

Dalam penulisan ini nantinya akan diakhiri tahun 1998, sebab pada saat itu

Pabrik Gula Colomadu ditutup oleh PT PN IX. Perkembangan Pabrik Gula

Colomadu tahun 1990-1998 memberikan pengaruh terhadap kesejahteraan

masyarakat yang tinggal disekitar pabrik Gula Colomadu. Pengaruh tersebut tidak

hanya dalam bidang sosial saja tetapi juga dalam bidang ekonomi.

Page 21: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Berdasarkan latar belakang di depan maka untuk menulis masalah tumbuh

kembangnya industri gula Colomadu sangat menarik dikaji dalam judul

omi

Masyarakat Tahun 1990-

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis dapat merumuskan

masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah sejarah berdirinya industri gula Colomadu?

2. Bagaimanakah perkembangan industri gula Colomadu tahun 1990-1998?

3. Bagaimana perubahan sosial ekonomi masyarakat sekitar pabrik gula

Colomadu tahun 1990-1998?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas, tujuan yang ingin dicapai dari penulisan

ini adalah :

1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya industri gula Colomadu

2. Untuk mengetahui perkembangan industri gula Colomadu tahun 1990-

1998

3. Untuk mengetahui perubahan sosial ekonomi masyarakat sekitar pabrik

gula Colomadu tahun 1990-1998

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:

a. Menambah ilmu pengetahuan yang berguna dalam rangka pengembangan

ilmu sejarah yang berkaitan dengan tema pembahasan.

b. Menambah pemahaman tentang sejarah agraria, terutama tentang sejarah

pergulaan.

c. Memberikan sumbangan terhadap penelitian dan penulisan sejarah

perkembangan industri gula khususnya di Colomadu.

Page 22: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:

a. Memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan

pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

b. Memberikan sumbangan terhadap penelitian selanjutnya, khususnya dalam

sejarah pergulaan yang ada di Indonesia.

c. Digunakan sebagai masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan

langsung dengan penelitian ini.

Page 23: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Industri

a. Pengertian Industri

Menurut Nurimansjah Hasibuan (1993:12) secara mikro, pengertian

industri adalah:

Kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang-barang yang homogen, atau barang-barang yang mempunyai sifat saling mengganti yang sangat erat. Namun demikian, dari segi pembentukan pendapatan, yakni yang cenderung bersifat makro, industri adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan nilai tambah. Menurut Hardjantho Sumodisastro (1985: 1) industri ialah tiap usaha yang

merupakan unit produksi yang membuat barang dan atau yang mengerjakan

sesuatu barang atau bahan untuk masyarakat di suatu tempat tertentu. Pengertian

industri menurut Biro Pusat Statistik (1985: 15) merupakan perusahaan atau usaha

industri yang merupakan satu unit (kesatuan usaha) yang melakukan kegiatan

ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa terletak pada suatu

bangunan/lokasi tertentu dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai

produksi dan struktur biaya serta ada seseorang atau lebih yang bertanggung

jawab atas resiko usaha tersebut.

Pembangunan industri merupakan satu jalur kegiatan untuk peningkatan

kesejahteraan dalam arti tingkat hidup yang lebih maju maupun taraf hidup yang

lebih bermutu. Industrialisasi juga tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan

mutu sumber daya manusia dan kemampuannya memanfaatkan secara optimal

sumber daya alam dan sumber daya lainnya. Hal ini berarti pula sebagai usaha

untuk meningkatkan produktivitas tenaga manusia disertai usaha untuk meluaskan

ruang lingkup kegiatan manusia. Dengan demikian dapat diusahakan secara

vertikal semakin besarnya nilai tambah pada kegiatan ekonomi dan sekaligus

secara horisontal semakin luasnya lapangan kerja produktif bagi penduduk yang

semakin bertambah (Lincolyn Arsyad, 1998 : 297-298).

Page 24: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa industri adalah

berbagai bentuk kegiatan ekonomi. Sedangkan kegiatan ekonomi dapat dilakukan

oleh perorangan maupun oleh perusahaan. Oleh karena itu berbagai ragam atau

jenis perusahaan dapat dikatakan merupakan industri. Dapat dikatakan bahwa

industri adalah suatu perusahaan atau pabrik yang memproduksi bahan mentah

menjadi barang jadi dengan menggunakan mesin dan karyawan yang mempunyai

ketrampilan tertentu.

b. Macam-macam Industri

1) Industri Berdasarkan Proses Produksi

Berdasarkan proses produksi, industri dapat dibedakan menjadi:

a) Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi

barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku

untuk kegiatan industri yang lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri

alumunium, industri pemintalan, dan industri baja.

b) Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi

barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau

dinikmati oleh konsumen. Misalnya: industri pesawat terbang, industri

konveksi, industri otomotif, dan industri meubeler (http : //geografi-bumi,

blog spot.com//2009/10/ klasifikasi industri.html. 16 April 2011).

2) Industri Berdasarkan Jenis Produksi

a) Industri Berat, yaitu industri yang pada hakekatnya merupakan pangkalan

bagi industri-industri lainnya. Menurut ukurannya, industri berat adalah

industry besar yang mempergunakan mesin/instalasi yang berat misalnya:

pertambangan, industri metallurgi atau industri pengolahan logam-logam,

industri semen, dan industri kimia dasar.

b) Industri Ringan, yaitu industri yang menghasilkan barang siap pakai untuk

dikonsumsi. Misalnya: industri obat-obatan, industri makanan, dan industri

minuman (http : //geografi-bumi, blog spot.com//2009/10/ klasifikasi

industri.html. 16 April 2011).

Page 25: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

3) Industri Berdasarkan Bahan Baku

Setiap industri membutuhkan bahan baku yang berbeda, tergantung pada

apa yang akan dihasilkan dari proses industri tersebut. Berdasarkan bahan

baku yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:

a) Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh langsung

dari alam. Misalnya: industri hasil pertanian, industri hasil perikanan, dan

industri hasil kehutanan.

b) Industri nonekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasilhasil

industri lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri pemintalan, dan industri

kain.

c) Industri fasilitatif atau disebut juga industri tertier. Kegiatan industrinya

adalah dengan menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain. Misalnya:

perbankan, perdagangan, angkutan, dan pariwisata (http://geografi

bumi,blogspot.com//2009/10/ klasifikasi industri.html. 16 April 2011).

4) Industri Berdasarkan Produk yang dihasilkan

Berdasarkan produksi yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi:

a) Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang

tidak perlu pengolahan lebih lanjut. Barang atau benda yang dihasilkan

tersebut dapat dinikmati atau digunakan secara langsung. Misalnya: industri

anyaman, industri konveksi, industri makanan dan minuman.

b) Industri sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda

yang membutuhkan pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati atau

digunakan. Misalnya: industri pemintalan benang, industri ban, industri

baja, dan industri tekstil.

c) Industri tertier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau benda

yang dapat dinikmati atau digunakan baik secara langsung maupun tidak

langsung, melainkan berupa jasa layanan yang dapat mempermudah atau

membantu kebutuhan masyarakat. Misalnya: industri angkutan, industri

perbankan, industri perdagangan, dan industri pariwisata.(http://geografi-

bumi,blog spot.com//2009/10/ klasifikasi industri.html.16 April 2011).

Page 26: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

2.Produksi

a. Faktor yang Mempengaruhi Produksi

1) Penyediaan Bahan Baku

Bahan baku merupakan input dari proses transformasi menjadi produk

jadi. Cara membedakan apakah bahan baku termasuk bahan penolong dengan

mengadakan penelusuran terhadap elemen-elemen atau bahan-bahan ke dalam

produk jadi. Cara pengadaan bahan baku bisa diperoleh dari sumber-sumber alam,

petani atau membeli, misalnya serat diolah menjadi benang-benang (Nasution,

2003:103).

Menurut Baridawan yang dikutip oleh Swandari (2008:12) bahan baku

adalah barang yang akan menjadi bagian dari produk jadi yang dengan mudah

dapat diikuti biayanya.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa bahan baku adalah

bahan-bahan utama yang akan digunakan dalam proses produksi.

2) Produksi

Produksi adalah suatu proses dimana barang dan jasa yang disebut input

diubah menjadi barang-barang dan jasa-jasa yang disebut output. Proses

perubahan bentuk faktor-faktor produksi tersebut disebut dengan proses produksi

(Boediono, 1996 : 63).

Pada dasarnya produksi merupakan proses penciptaan atau penambahan

faedah bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi sehingga dapat lebih

bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Produksi dapat ditinjau dari dua

pengertian, yaitu pengertian secara teknis dan pengertian secara ekonomis.

Ditinjau dari pengertian secara teknis, produksi merupakan proses pendayagunaan

sumber-sumber yang telah tersedia guna memperoleh hasil yang lebih dari segala

pengorbanan yang telah diberikan. Sedangkan bila ditinjau dari pengertian secara

ekonomis, produksi merupakan suatu proses pendayagunaan segala sumber yang

tersedia untuk memperoleh hasil yang terjamin kualitas maupun kuantitasnya,

terkelola dengan baik sehingga merupakan komoditi yang dapat diperdagangkan.

Adanya hubungan antara faktor-faktor produksi yang digunakan dengan output

yang dihasilkan dinyatakan dalam suatu fungsi produksi (Soekartawi, 1990:14).

Page 27: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan produksi adalah pengubahan

barang dan jasa yang disbut input menjadi barang-barng dan jasa yang disebut

output guna memenuhi kebutuhan rumah tangga ataupun kebutuhan industri.

3) Pemasaran

Menurut Suyadi Prawiro (2002:152) pemasaran adalah suatu keseluruhan

system yang meliputi kegiatan-kegiatan bisnis yang dirancang untuk

merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang

(jasa) untuk memuaskan kebutuhan para konsumen rumah tangga maupun

konsumen industri. Termasuk di dalamnya menjaga mutu produk sesuai rencana.

Pemasaran seyogyanya dimulai sejak barang (jasa) belum diproduksi.

Artinya tidak dimulai pada saat produk selesai, juga tidak berakhir saat penjualan.

Semua kegiatan yang akan dilakukan dalam bidang pemasaran harus dirancang

sejak dini dan ditujukan untuk menentukan produk apa, berapa luas pasarannya,

berapa harganya dan bagaimana promosinya. Kegiatan pemasaran timbul apabila

manusia memutuskan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginannya dengan cara

yang disebut pertukaran (Suyadi Prawiro, 2002:153)

Pemasaran merupakan kegiatan yang penting dalam menjalankan usaha

pertanian, karena pemasaran merupakan tindakan ekonomis yang sangat

berpengaruh terhadap tinggi rendahnya pendapatan petani. Produksi yang baik

akan sia-sia dengan harga pasar yang rendah karena tingginya produksi tidak

mutlak memberi keuntungan yang tinggi tanpa disertai dengan pemasaran yang

baik dan efisien (Mubyarto, 1995).

Menurut Kotler yang dikutip oleh Erwanto (2010:20) pemasaran adalah

fungsi bisnis yang mengidentifikasikan keinginan dan kebutuhan yang belum

terpenuhi sekarang dan mengatur seberapa besarnya, menentukan pasar-pasar

target mana yang paling baik dilayani oleh organisasi, dan menentukan berbagai

produk, jasa dan program yang tepat untuk melayani pasar tersebut. Jadi

pemasaran berperan sebagai penghubung antara kebutuhan-kebutuhan masyarakat

dengan pola jawaban industri (dalam hal ini termasuk industri di bidang pertanian)

yang bersangkutan.

Page 28: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Dari beberapa definisi mengenai pemasaran, dapat disimpulkan bahwa

pemasaran adalah suatu runtutan kegiatan atau jasa yang dilakukan untuk

memindahkan suatu produk dari produsen ke titik konsumen, termasuk di

dalamnya menjaga mutu produk sesuai rencana.

4) Tenaga Kerja

Tenga kerja merupakan salah satu faktor produksi selain modal, sumber

daya alam, dan kewirausahaan. Faktor produksi tenaga kerja sangat penting

karena sangat menentukan keberhasilan produksi. Ciri khusus yang dimiliki faktor

produksi ini ialah tidak dapat hilang atau berkurang apabila faktor produksi itu

dipakai, dimanfaatkan atau dijual. Semakin sering faktor produksi ini dipakai

bukan kadarnya semakin berkurang, akan tetapi justru sebaliknya dan bahkan

nilainya menjadi semakin tinggi.

Tenaga kerja adalah penduduk pada usia kerja yaitu antara 15 sampai 64

tahun. Penduduk dalam usia kerja ini dapat digolongkan menjadi dua yaitu

angkatan kerja (labour force) dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja (labour

force) adalah penduduk yang bekerja dan penduduk yang belum bekerja, namun

siap untuk bekerja atau sedang mencari pekerjaan pada tingkat upah yang berlaku.

Sedangkan penduduk yang bekerja adalah mereka yang melakukan pekerjaan

guna menghasilkan barang dan jasa untuk memperoleh penghasilan, baik bekerja

penuh maupun tidak bekerja penuh (Dumairy, 1997: 74).

Menurut Suroto (1992:17), tenaga kerja adalah kemampuan manusia untuk

mengeluarkan usaha tiap satuan waktu guna menghasilkan barang atau jasa, baik

untuk dirinya sendiri ataupun orang lain. Tenaga ini dikeluarkan oleh manusia

dengan menggunakan organ-organ otak sebagai pusat jaringan syaraf dan panca

indra sebagai sistem komunikasinya serta tulang dan otot, terutama pada jari,

tangan, kaki, dan punggung yang menjadi alat mekanismenya. Disebabkan oleh

anggota badan yang digunakan tersebut berbeda, maka sering dibedakan antara

kerja fisik dan kerja psikis. Disebut kerja fisik atau jasmaniah adalah karena

dianggap lebih banyak menggunakan tenaga otot daripada tenaga otak.

Sedangakan kerja psikis atau kerja otak karena dianngap bahwa dalam

melakukannya lebih banyak menggunakan tenaga psikis daripada otot dan tulang.

Page 29: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Lebih tepat lagi kalau alasannya karena hasilnya lebih banyak ditentukan dengan

pikiran dan panca indera, imajinasi, dan emosi.

Menurut Mulyadi (2009:319), tenaga kerja dibagi menjadi 2 yaitu: (1).

Tenaga kerja langsung yang merupakan semua karyawan yang secara langsung

ikut serta memproduksi produk jadi yang jasanya dapat diusut secara langsung

pada produk dan yang upahnya merupakan bagian yang besar dalam

memproduksi produk, (2). Tenaga kerja tak langsung yaitu tenaga kerja yang

jasanya tidak secara langsung dapat diusut pada produk.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tenaga

kerja merupakan seseorang yang siap bekerja untuk mengoptimalkan kemampuan

yang ada pada dirinya baik yang terlibat langsung pada proses produksi maupun

yang tidak secara langsung terlibat dalam proses produksi.

5) Upah

Bagi sebagian tenaga kerja atau karyawan di Indonesia, upah masih

merupakan faktor perangsang dalam mendorong karyawan untuk berprestasi. Bagi

sebagian tenaga kerja atau karyawan di Indonesia, upah masih merupakan faktor

yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan dengan baik

dan merupakan faktor kepuasan. Masalah pengupahan bagi manajemen personalia

adalah tugas yang cukup sulit dan komplek karena menyangkut faktor emosional

dari sudut pandang karyawan, serta merupakan salah satu aspek yang berarti bagi

karyawan dan perusahaan.

Upah adalah bagian dari kompensasi yang terbesar. Kompensasi berbentuk

fasilitas-fasilitas yang dapat dinilai dengan uang, selain upah. Dalam Undang-

Undang Kecelakaan Tahun 1974 No. 33Pasal 7 ayat a dan b, dimaksudkan dengan

upah adalah : (1) tiap-tiap pembayaran berupa uang yang diterima oleh buruh

sebagai ganti pekerja (2) perumahan, makan, bahan makanan serta pakaian

dengan percuma yang nilainya ditaksir menurut harga umum ditempat itu.

Dewan Penelitian Pengupahan Nasional, memberikan definisi upah

sebagai berikut: Upah ialah suatu imbalan dari pemberian kerja kepada penerima

kerja untuk suatu pekerjaan atas jasa yang telah dan akan dilakukan, berfungsi

sebagai jaminan kelangsungan kehidupan yang layak bagi kemanusiaan dan

Page 30: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

produksi dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut

suatu persetujuan, Undang-Undang dan peraturan dan dibayarkan atas dasar suatu

perjanjian kerja antara pemberi kerja dan penerima kerja (Danang Arif Nugraha,

2003:34-35).

Menurut Nitisemito (1997: 89) upah adalah penghargaan dari energi

karyawan yang dimanifestasikan sebagai hasil produksi, atau suatu jasa yang

dianggap sama dengan itu, yang berujud uang tanpa suatu jaminan yang pasti

dalam tiap-tiap minggu atau bulan. Maka hakekatnya upah adalah suatu

penghargaan dari energi karyawan yang dimanifestasikan.

Dari definisi upah di atas meskipun berbeda beda tetapi memiliki maksud

yang sama yaitu upah merupakan pengganti atas jasa yang telah diserahkan oleh

pekerja kepada pihak Majikan.

b. Faktor yang menghambat produksi

Menurut Soekartawi (1990:15) dalam proses produksi terdapat faktor yang

dapat menghambat jalannya produksi. Faktor tersebut antara lain adalah:

1) Kebudayaan Masyarakat

Sebelum membangun dan menjalankan kegiatan industri sebaiknya patut

dipelajari mengenai adat-istiadat, norma, nilai, kebiasaan, dan lain sebagainya

yang berlaku di lingkungan sekitar. Tidak sensitif terhadap kehidupan masyarakat

sekitar mampu menimbulkan konflik dengan penduduk sekitar. Selain itu ketidak

mampuan membaca pasar juga dapat membuat barang hasil produksi tidak laku di

pasaran karena tidak sesuai dengan selera konsumen, tidak terjangkau daya beli

masyarakat, boikot konsumen, dan lain-lain.

2) Teknologi

Dengan berkembangnya teknologi dari waktu ke waktu akan dapat

membantu industri untuk dapat memproduksi dengan lebih efektif dan efisien

serta mampu menciptakan dan memproduksi barang-barang yang lebih modern

dan berteknologi tinggi. Namun teknologi yang buruk dapat mengakibatkan

proses produksi terhambat.

Page 31: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

3) Pemerintah

Pemerintah adalah bagian yang cukup penting dalam perkembangan suatu

industri karena segala peraturan dan kebijakan perindustrian ditetapkan dan

dilaksanakan oleh pemerintah beserta aparat-aparatnya. Pemerintahan yang tidak

stabil dpat mengakibatkan produksi macet, karena kurangnya keamanan, dan

subsidi.

4) Dukungan Masyarakat

Semangat masyarakat untuk mau membangun daerah atau negaranya akan

membantu industri di sekitarnya. Masyarakat yang cepat beradaptasi dengan

pembangunan industri baik di desa dan di kota akan sangat mendukung sukses

atau tidaknya suatu indutri.

5) Kondisi Alam

Kondisi alam yang baik serta iklim yang bersahabat akan membantu

industri memperlancar kegiatan usahanya. Di Indonesia memiliki iklim tropis

tanpa banyak cuaca yang ekstrim sehingga kegiatan produksi rata-rata dapat

berjalan dengan baik sepanjang tahun. Kondisi alam yang kurang baik dapat

menghambat produksi, misalnya bencana alam.

6) Kondisi Perekonomian

Pendapatan masyarakat yang baik dan tinggi akan meningkatkan daya beli

masyarakat untuk membeli produk industri, sehingga efeknya akan sangat baik

untuk perkembangan perindustrian lokal maupun internasional. Jika pendapatan

masyarakat rendah maka daya beli rakyat juga rendah dan hal itu dapat

mempengaruhi perkembangan industri.

3.Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat

a. Masyarakat

Dalam kehidupan manusia menunjukkan adanya keterikatan dan perasaan

saling membutuhkan satu sama lain. J. L. Gillin dan J. P. Gillin yang dikutip Abu

Ahmadi (1990: 220) menyatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia

yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan

yang sama. Masyarakat itu meliputi pengelompokan-pengelompokan yang lebih

Page 32: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

kecil. Menurut Ralp Linton yang dikutip Abu Ahmadi (1990: 220), masyarakat

adalah kelompok manusia yang telah hidup dan bekerjasama cukup lama sehingga

mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu

kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu. Berdasarkan definisi Ralp Linton

tersebut, maka masyarakat timbul dari setiap kumpulan individu, yang telah lama

hidup dan bekerja sama dalam waktu yang cukup lama. Kelompok manusia yang

dimaksud di atas yang belum terorganisasikan mengalami proses yang

fundamental yaitu: (1) adaptasi dan organisasi dari tingkah laku para anggota, dan

(2) timbul perasaan berkelompok secara lambat laun.

Adanya sarana untuk berinteraksi menyebabkan suatu kolektif manusia itu

akan berinteraksi. Tidak semua kesatuan manusia yang bergaul atau berinteraksi

merupakan masyarakat, karena suatu masyarakat harus mempunyai suatu ikatan

lain yang khusus, yaitu tingkah laku yang khas. Ikatan khusus yang membuat satu

kesatuan manusia menjadi suatu masyarakat yaitu: (1) pola tingkah laku yang

khas mengenai semua faktor kehidupannya dalam batas kesatuan itu, (2) pola itu

harus bersifat mantap dan kontinyu, atau dengan kata lain pola khas itu sudah

menjadi adat istiadat yang khas dan (3) adanya satu rasa identitas di antara para

warga atau anggotanya bahwa mereka memang merupakan satu kesatuan khusus

yang berbeda dari kesatuan-kesatuan yang lain (Koentjaraningrat, 1983: 147).

Soerjono Soekanto (2006: 27) mengatakan bahwa community adalah

masyarakat yang tinggal di suatu wilayah (geografis) dengan batasbatas tertentu,

di mana faktor utama yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar di

antara anggota dibandingkan dengan interaksi dengan penduduk di luar batas

wilayahnya. Roucek dan Warren yang dikutip Jefta Leibo (1995: 7), menyatakan

bahwa secara umum dalam kehidupan masyarakat di pedesaan mempunyai

beberapa karakteristik, antara lain:

1) Mereka memiliki sifat yang homogen dalam hal (mata pencaharian, nilai-nilai

dalam kebudayaan, serta dalam sikap dan tingkah laku)

2) Kehidupan di desa lebih menekankan anggota keluarga sebagai unit

ekonomi.Artinya semua anggota keluarga turut bersama-sama terlibat dalam

kegiatan pertanian ataupun mencari nafkah guna memenuhi kebutuhan

Page 33: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

ekonomi rumah tangga. Selain itu juga sangat ditentukan oleh kelompok

primer, yakni dalam memecahkan suatu masalah, keluarga cukup memainkan

peranan dalam pengambilan keputusan final.

3) Faktor geografis sangat berpengaruh atas kehidupan yang ada (misalnya

keterikatan anggota masyarakat dengan tanah atau desa kelahirannya)

4) Hubungan sesama anggota masyarakat lebih intim dan awet daripada di kota,

serta jumlah anak yang ada dalam keluarga inti lebih besar atau banyak.

Karakteristik yang dikemukakan oleh Roucek dan Warren ini, tidak

semuanya berlaku di setiap desa, karena setiap desa itu memiliki karakteristik

yang berbeda-beda, tergantung pada seberapa jauh tingkat perubahan (kemajuan)

yang telah dicapai oleh masyarakat desa tertentu.

Masyarakat merupakan obyek studi dari disiplin ilmu sosiologi, oleh

karena itu masyarakat tidak hanya dipandang sebagai suatu kumpulan individu

semata-mata, melainkan suatu pergaulan hidup karena mereka cenderung hidup

bersama-sama dalam jangka waktu yang cukup lama. Beberapa ahli sependapat

dengan argumen di atas, yang kemudian lebih ditegaskan lagi oleh Soleman B.

Tanako (1993: 11) bahwa masyarakat tidak dipandang sebagai suatu kumpulan

individu atau penjumlahan dari individu-individu semata-mata. Masyarakat

merupakan suatu pergaulan hidup, oleh karena manusia itu hidup bersama.

Masyarakat merupakan suatu sistem yang terbentuk karena hubungan dari

anggotanya. Dengan perkataan lain, masyarakat adalah suatu sistem yang

terwujud dari kehidupan bersama manusia, yang lazim disebut dengan sistem

kemasyarakatan.

Soleman B. Tanako (1993: 12) menjelaskan bahwa sebagai suatu

pergaulan hidup atau suatu bentuk kehidupan bersama manusia maka tentunya

masyarakat itu mempunyai ciri-ciri pokok yang lebih menegaskan definisi

masyarakat itu sendiri, yaitu:

1) Manusia yang hidup bersama

2) Bergaul selama jangka waktu cukup lama

3) Adanya kesadaran, bahwa setiap manusia merupakan bagian dari satu kesatuan.

Page 34: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Dari beberapa pendapat para tokoh di atas maka masyarakat dapat

didefinisikan sebagai sekelompok manusia yang hidup bersama dan saling

berinteraksi karena mereka memiliki kesamaan karakteristik dan kepentingan

ataupun tujuan hidup yang minimal sama.

b. Pengertian Perubahan Sosial

Soerjono Soekanto (2006: 13), menjelaskan pengertian sosial sebagai

berikut:

Istilah sosial pada ilmu-ilmu sosial memiliki arti yang berbeda dengan misalnya istilah sosialisme atau istilah sosial pada departemen sosial. Apabila istilah sosial pada ilmu sosial merujuk pada obyeknya, yaitu masyarakat, sosialisme merupakan suatu ideologi yang berpokok pada prinsip pemilikan umum ( atas alat-alat produksi dan jasa dalam bidang ekonomi). Sementara itu, istilah sosial pada departemen sosial menunjuk pada kegiatan kegiatan di lapangan sosial. Artinya kegiatan yang ditunjukkan untuk mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi oleh masyarakat dalam bidang kesejahteraan, seperti misalnya tuna karya, tuna susila, orang jompo, yatim piatu dan lain sebagainya, yang ruang lingkupnya adalah pekerjaan ataupun kesejahteraan sosial.

Soerjono Soekanto (2006:261) menjelaskan pengertian perubahan sosial

sebagai berikut:

Setiap masyarakat selama hidupnya pasti mengalami perubahan. Perubahan bagi masyarakat yang bersangkutan maupun bagi orang luar yang menelaahnya dapat berupa perubahan-perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali, tetapi ada juga yang berjalan cepat. Perubahan bisa berkaitan dengan: 1) Nilai-nilai sosial; 2) Pola perilaku; 3) Organisasi; 4) Lembaga kemasyarakatan; 5) Lapisan masyarakat; 6) Kekuasaan, wewenang dll. Perubahan berkaitan dengan banyak hal, salah satunya adalah dalam

kehidupan sosial masyarakat. Istilah sosial dapat diartikan sebagai hal yang

berkenaan dengan masyarakat dan suka memperhatikan kepentingan umum.

Dari pengertian di atas, maka perubahan yang dimaksud di sini adalah

perubahan yang berkenaan dengan tata kehidupan sosial masyarakat. Perubahan

tersebut adalah perubahan sosial, perubahan sosial juga memiliki beberapa

Page 35: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

definisi, menurut Selo Soemardjan (1991: 304) perubahan sosial dapat dibagi

dalam dua kategori, perubahan yang disengaja dan yang tidak disengaja (intended

dan unintended change). Yang dimaksud dengan perubahan sosial yang disengaja

adalah perubahan yang telah diketahui dan direncanakan sebelumnya oleh para

anggota masyarakat yang berperan sebagai pelopor perubahan. Sedangkan

perubahan sosial yang tidak direncanakan ialah perubahan yang terjadi tanpa

diketahui atau direncanakan sebelumnya oleh anggota masyarakat.

Perubahan sosial tidak hanya diartikan sebagai suatu kemajuan atau

progress tetapi dapat pula berupa suatu kemunduran (regress). Selo Soemarjan

yang dikutip Surjono Soekanto (2006:263) mengartikan bahwa perubahan sosial

sebagai perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam

suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya

nilai-nilai, sikap, pola perilakunya di antara kelompok-kelompok dalam

masyarakat. Tekanan definisi tersebut terletak pada lembaga-lembaga

kemasyarakatan sebagai himpunan pokok manusia, yang kemudian

mempengaruhi segi-segi struktur masyarakat lainnya.

Perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi dalam

atau mencakup sistem sosial. Lebih tepatnya, terdapat perbedaan antara keadaan

sistem tertentu dalam jangka waktu berlainan. Jadi perubahan sosial dapat terjadi

karena perbedaan keadaan di antara sistem-sistem sosial dalam sebuah

masyarakat. Kemudian menurut Piott Sztomka (2007:3) konsep dasar perubahan

sosial mencakup tiga gagasan: (1) perbedaan; (2) pada waktu berbeda; (3) di

antara keadaan sistem sosial yang sama.

Gillin dan Gillin yang dikutip Surjono Soekanto (2006: 263) mengatakan

perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima,

baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan, materiil,

komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-

penemuan baru dalam masyarakat.

Mac Iver yang dikutip Surjono Soekanto (2006: 263) mengatakan bahwa

perubahanperubahan sosial sebagai perubahan-perubahan dalam hubungan sosial

Page 36: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

(social relantionships) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan

(equilibrium) hubungan sosial.

Dari beberapa pengertian mengenai perubahan sosial di atas dapat

disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan-perubahan hubungan

antara masyarakat dengan pihak tertentu dalam lingkup social misalnya hubungan

antara petani dengan pihak pabrik.

c. Penyebab Perubahan Sosial

Untuk mempelajari perubahan masyarakat, perlu diketahui sebab-sebab

yang melatar belakangi terjadinya perubahan itu. Soerjono Soekanto (2005: 318)

menyatakan bahwa penyebab perubahan sosial sumbernya terletak di dalam

masyarakat itu sendiri dan ada yang letaknya di luar.

a) Sebab-sebab yang bersumber dalam masyarakat itu sendiri, antara lain:

1) Bertambah atau berkurangnya penduduk

Pertambahan penduduk yang sangat cepat menyebabkan terjadinya

perubahan dalam struktur masyarakat, terutama lembaga-lembaga

kemasyarakatannya, sedangkan berkurangnya penduduk mungkin

disebabkan berpindahnya penduduk akibat urbanisasi maupun

transmigrasi. Perpindahan penduduk mengakibatkan kekosongan,

misalnya dalam bidang pembagian kerja dan stratifikasi sosial, yang

mempengaruhi lembaga-lembaga kemasyarakatan.

2) Penemuan-penemuan baru

Penemuan-penemuan baru yang menyebabkan terjadinya perubahan-

perubahan terdiri dari penemuan baru dalam kebudayaan jasmaniah

maupun rohaniah. Misalnya, dalam kebudayaan jasmaniah yaitu dengan

ditemukannya radio menyebabkan perubahan-perubahan dalam lembaga

kemasyarakatan seperti pendidikan agama, pemerintahan, rekreasi dan

lain-lain. Penemuan dalam kebudayaan rohaniah misalnya, adanya

ideologi baru, aliran kepercayaan baru, sistem hukum yang baru dan lain-

lain.

Page 37: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

3) Pertentangan (conflict) masyarakat

Pertentangan-pertentangan antara individu dengan kelompok atau

perantara kelompok dengan kelompok menyebabkan terjadinya perubahan

sosial dan kebudayaan.

4) Terjadinya pemberontakan atau revolusi

Revolusi yang meletus di sebuah negara mengakibatkan terjadinya

perubahan-perubahan besar dalam negara tersebut, yang dapat merubah

segenap lembaga kemasyarakatan.

b) Sebab-sebab yang bersumber dari luar masyarakat itu sendiri, antara lain:

1) Sebab-sebab yang berasal dari lingkungan alam fisik yang ada di sekitar

manusia seperti terjadinya bencana alam yang menyebabkan masyarakat

yang mendiami suatu daerah tertentu terpaksa harus menyesuaikan diri

dengan keadaan alam yang baru.

2) Peperangan

Peperangan dengan negara lain dapat pula menyebabkan terjadinya

perubahan-perubahan karena biasanya negara yang menang akan

memaksakan kebudayaannya pada negara yang kalah.

3) Pengaruh kebudayaan masyarakat lain

Penyebab perubahan sosial juga bisa datang dari faktor pribadi

masyarakat, misalnya keinginan dari setiap individu yang ada dalam

masyarakat untuk merubah kehidupannya, sehingga mau tidak mau

struktur masyarakat tersebut berubah pula. Pendapat ini diperkuat oleh

Morris Ginsberg sebagaimana dikutip dalam Tilaar (2002:7) sebagai

berikut;

Menelaah mengenai faktor-faktor penyebab perubahan. Dari beberapa faktor yang dikemukakannya dapat kita catat tiga faktor yang bertumpu pada pribadi seseorang. Sebab-sebab tersebut ialah: 1) Keinginan-keinginan keputusan yang sadar dari pribadi-pribadi untuk mengadakan perubahan, 2) sikap pribadi tertentu karena kondisi sosial yang telah berubah, dan 3) pribadi atau kelompok yang menonjol di dalam suatu masyarakat yang menginginkan

Page 38: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

d. Pengertian Perubahan Ekonomi

Perubahan ekonomi adalah suatu proses kenaikan dan penurunan

pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya

pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam

struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu

negara. Dalam perubahan ekonomi tidak dapat terlepas dari pertumbuhan

ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan

ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses

pembangunan ekonomi (http://id.wikipedia.org/wiki/Pembangunan_ekonomi, 13

April 2011).

Perubahan-perubahan dan pergerakan-pergerakan yang relatif dari

penduduk menjadi indikator yang penting mengenai tekanan-tekanan sosial

ekonomi yang lebih besar. Perubahan penduduk dipergunakan sebagai indikator

bagi perbedaan sosial dan perubahan ekonomi. Pertumbuhan atau pergerakan

penduduk pedesaan biasanya disebabkan oleh 3 faktor penting, yaitu kelahiran,

kematian dan perpindahan penduduk (Djoko Suryo, 1989: 11).

Karaketeristik (cirri khas) pada masyarakat pertanian tradisional adalah

sifat ekonominya masih subsisten, yaitu berproduksi untuk memenuhi kebutuhan

sendiri. Tingkat kesejahteraan individu (dan keluarganya) tergantung pada luasnya

tanah pertanian dan kemampuan yang dimilki keluarga tersebut untuk mengolah

dan mengelola tanahnya. Kondisi sosial ekonomi masyarakat dipengaruhi oleh

tingkat kesuburan tanah pertanian yang ditempati.

Dengan adanya Industri, maka orientasi masyarakat sebagian besar tidak

lagi pada pertanian tetapi kepada pabrik. Ada yang menjadi administrator, staf

kantor, masinis lokomotif, sopir, teknisi, buruh pabrik, buruh tebang, dan lain-

lain.

e. Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat

Perubahan dan pergerakan yang dari penduduk menjadi indikator yang

penting mengenai tekanan-tekanan sosial ekonomi. (Djoko Suryo, 1989: 10).

Page 39: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Perubahan-perubahan dan pergerakan-pergerakan yang relatif dari

penduduk menjadi indikator yang penting mengenai tekanan-tekanan sosial

ekonomi yang lebih besar. Perubahan penduduk dipergunakan sebagai indikator

bagi perbedaan sosial dan perubahan ekonomi (Djoko Suryo, 1989: 11).

Menurut Gilarso (2003:89) perubahan sosial ekonomi masyarakat dapat

diartikan sebagai bentuk perubahan yang terjadi dalam masyarakat yang

membawa pengaruh terhadap kehidupan sosial ekonomi pada masyarakat tersebut.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan mengenai perubahan sosial konomi

adalah perubahan dan pergerakan penduduk yang dapat memberikan pengaruh

terhadap kehidupan sosial maupun ekonomi pada masyarakat tersebut.

B. Kerangka Pemikiran

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Keterangan:

Pabrik gula Colomadu didirikan pada tanggal 8 desember 1861, oleh KGPAA

Mangkunegoro IV (1853-1881) di desa Malangjiwan. Di desa ini terdapat tanah-tanah

yang baik, air mengalir sehingga cocok untuk perkebunan tebu. Pada tahun 1863

Penyediaan Bahan Baku

Tenaga Kerja Upah

Pemasaran

Industri

Produksi Pabrik Gula Colomadu

Perubahan Sosial

Ekonomi Masyarakat dan Petani

Produktif

Tidak Produktif

Page 40: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Pabrik Gula Colomadu sudah mulai berproduksi yang mana merupakan tahun panen

yang pertama.

Pada saat pendirian sampai tahun 1942, Pabrik Gula Colomadu tidak pernah

mengalami kesulitan dalam pengadaan lahan untuk penanaman bahan baku, tenaga

kerja dan pemasaran produksinya. Kemudian pada masa pendudukan Jepang Pabrik

Gula Colomadu mengalami penurunan produksi karena kesulitan dalam mendapatkan

tenaga kerja maupun areal untuk menanam tebu. Hal itu karena pada masa

pendudukan Jepang banyak Pabrik Gula yang beralih fungsi. Pemerintah Jepang lebih

memfokuskan tanaman pangan daripada tanaman tebu.

Kesulitan yang dialami Pabrik Gula Colomadu terulang kembali ketika tahun

1990. Pabrik Gula Colomadu kesulitan mendapatkan bahan baku karena para petani

lebih memilih menanam padi daripada menanam tebu. Mereka menganggap

menanam padi lebih menguntugkan daripada menanam tebu. Mulai tahun 1997,

Pabrik Gula Colomadu sudah tidak mampu berproduksi lagi karena kesulitan bahan

baku. Sehingga pada tahun 1998 Pabrik Gula Colomadu ditutup oleh PT Perkebunan

Nusantara IX (Persero).

Pengaruh yang ditimbulkan tidak hanya ketika Pabrik Gula Colomadu

masih produktif. Ketika sudah tidak produktif, Pabrik Gula Colomadu juga

memberikan dampak pada kehidupan masyarakat selain petani. Dampak tersebut

dapat dirasakan langsung oleh para pegawai yang bekerja di Pabrik Gula

Colomadu.

Keberadaan Pabrik gula Colomadu memberikan pengaruh terhadap kehidupan

masyarakat khususnya petani. Karena petanilah yang berhubungan langsung dengan

Pabrik Gula. Pada masa kejayaan industri gula Colomadu, maka masyarakat telah

berubah dari masyarakat pertanian tradisional menjadi masyarakat pertanian

modern yang berorientasi kepada industri, yaitu industri gula. Hal tersebut tentu

merubah kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang tadinya sebagai masyarakat

pertanian tradisional yang berciri khas berbeda dengan masyarakat industri.

Karaketeristik (ciri khas) pada masyarakat pertanian tradisional adalah

sifat ekonominya masih subsisten, yaitu berproduksi untuk memenuhi kebutuhan

sendiri. Tingkat kesejahteraan individu (dan keluarganya) tergantung pada luasnya

tanah pertanian yang dimiliki dan kemampuan yang dimilki keluarga tersebut

Page 41: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

untuk mengolah dan mengelola tanahnya. Kondisi sosial ekonomi masyarakat

dipengaruhi oleh tingkat kesuburan tanah pertanian yang mereka tempati.

Page 42: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Data penelitian ini, dicari sumber tertulis di perpustakaan. Adapun

perpustakaan yang dipergunakan sebagai tempat penelitian adalah:

a. Perpustakaan Rekso Pustoko Mangkunegaran

b. Perpustakaan Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan IPS

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta

c. Perpustakaan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta

d. Perpustakaan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Surakarta

e. Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret Surakarta

f. Perpustakaan PT. Perkebunan Nusantara IX Surakarta

g. Wilayah Kecamatan Colomadu

2. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan untuk penelitian ini adalah sejak pengajuan judul

skripsi yaitu bulan Desember 2010 sampai dengan bulan Juli 2011. Adapun

kegiatan yang dilakukan dalam jangka waktu penelitian tersebut adalah

mengumpulkan sumber, melakukan kritik untuk menyelidiki keabsahan dan

kebenaran isi sumber, menetapkan makna yang saling berhubungan dari data yang

diperoleh dan terakhir menyusun laporan hasil penelitian. Secara rinci jadwal

kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 43: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

No Kegiatan Bulan

Des Jan Feb Maret April Mei Juni Juli

1. Pengajuan Judul

2. Proposal

3. Perijinan

4. Pengumpulan

Data

5. Analisis Data

6. Penulisan

Laporan

B. Metode Penelitian

Kata metode berasal dari bahasa Yunani, methodos yang berarti cara atau

jalan. Sehubungan dengan karya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara

kerja, yaitu cara kerja untuk memahami obyek yang menjadi sasaran ilmu yang

bersangkutan (Koentjaraningrat, 1983: 7). Penelitian ini merupakan penelitian

yang berusaha merekonstruksikan mengenai

Colomadu Dan Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Tahun 1990- ,

maka metode yang digunakan adalah metode sejarah atau metode historis.

Hadari Nawawi (1995: 78-79) mengemukakan bahwa metode penelitian

sejarah adalah prosedur pemecahan masalah dengan menggunakan data masa lalu

atau peninggalan-peninggalan baik untuk memahami kejadian atau suatu keadaan

yang berlangsung pada masa lalu. Gilbert J. Garraghan yang dikutip Dudung

Abdurrahman (1999: 43) mengemukakan bahwa metode penelitian sejarah adalah

seperangkat aturan dan prinsip sistematis untuk mengumpulkan sumber-sumber

sejarah secara efektif, menilainya secara kritis, dan mengajukan sintesis dari hasil-

hasil yang dicapai dalam bentuk tertulis. Louis Gottschalk yang dikutip Dudung

Abdurrahman (1999: 44) menjelaskan metode sejarah sebagai proses menguji dan

menganalisis kesaksian sejarah guna menemukan data yang otentik dan dapat

Page 44: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

dipercaya, serta usaha sintesis atas data semacam itu menjadi kisah sejarah yang

dapat dipercaya.

Menurut Helius Syamsuddin dan Ismaun (1996: 61), yang dimaksud

metode sejarah adalah proses menguji dan mengkaji kebenaran rekaman dan

peninggalan-peninggalan masa lampau dengan menganalisis secara kritis bukti-

bukti dan data-data yang ada sehingga menjadi penyajian dan cerita sejarah yang

dapat dipercaya.

Sartono Kartodirjo (1992:37) berpendapat bahwa metode penelitian

sejarah adalah prosedur dari cara kerja para sejarawan untuk menghasilkan kisah

masa lampau berdasarkan jejak-jejak yang ditinggalkan oleh masa lampau.

Menurut Sumadi Suryabrata (1992;16) tujuan penelitian sejarah yaitu untuk

membuat rekronstruksi masa lampau secara sistematis dan obyektif dengan cara

mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi, serta mensintesiskan bukti-bukti

untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan.

Dari pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode penelitian

sejarah adalah kegiatan pemecahan masalah dengan mengumpulkan sumber-

sumber sejarah yang relevan dengan permasalahan yang akan dikaji, kemudian

menguji dan menganalisis secara kritis dan mengajukan sintesis dari hasil yang

dicapai dalam bentuk tertulis untuk dijadikan suatu cerita sejarah yang obyektif,

menarik dan dapat dipercaya.

C. Sumber Data

ak dari kata

tunggal datum

bahan sejarah yang memerlukan pengolahan, penyeleksian, dan pengkategorian.

Menurut Helius Syamsuddin dan Ismaun (1996: 61) sumber sejarah ialah bahan-

bahan yang dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang peristiwa

yang terjadi pada masa lampau.

Helius Syamsuddin (1996: 73) mengemukakan tentang pengertian sumber

sejarah, yaitu: segala sesuatu yang langsung atau tidak langsung menceritakan

Page 45: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

kepada kita tentang sesuatu kenyataan atau kegiatan manusia pada masa lalu (past

actuality). Sumber sejarah merupakan bahan-bahan mentah (raw materials)

sejarah yang mencakup segala macam evidensi (bukti) yang telah ditinggalkan

oleh manusia yang menunjukkan segala aktivitas mereka di masa lalu yang berupa

kata-kata yang tertulis atau kata-kata yang diucapkan (lisan).

Sumber sejarah juga disebut sebagai data sejarah. Data sejarah berarti

bahan sejarah yang memerlukan pengolahan, penyelesaian dan pengkategorian.

Berbagai cara ditempuh untuk mengklasifikasikan sumber data, salah satunya

yaitu dengan meninjau atau melihat sumber data itu dari sudut kegunaanya yang

langsung untuk penyelidikan historis. Klasifikasi sumber sejarah dapat dibedakan

menurut bahannya, asal-usul atau urutan penyampaian dan tujuan sumber dibuat.

Sumber menurut bahannya dapat dibagi menjadi dua, yaitu sumber tertulis dan

sumber tidak tertulis. Sumber-sumber demikian menurut asal-usul atau urutan

penyampaiannya dapat dibedakan menjadi sumber primer dan sumber sekunder

(Dudung Abdurrahman, 1993:31).

Louis Gottshalck (1986:35) mengemukakan bahwa sumber tertulis primer

adalah kesaksian dari seorang saksi dengan mata kepala sendiri. Sumber tertulis

primer juga dapat diartikan sebagai data yang didapatkan dari masa yang sejaman

dan berasal dari orang yang sejaman. Sedangkan sumber tertulis sekunder

merupakan kesaksian dari pada siapapun yang bukan merupakan saksi mata, yakni

dari seseorang yang tidak hadir dari peristiwa yang dikisahkannya. Sumber tertulis

sekunder juga dapat diartikan sebagai data yang ditulis oleh orang yang tidak

sejaman dengan peristiwa yang dikisahkannya.

Sumber sekunder adalah informasi yang diberikan oleh orang yang tidak

langsung mengamati atau orang yang tidak terlibat langsung dalam suatu kejadian,

keadaan tertentu atau tidak langsung mengamati objek tertentu. Sumber sekunder

biasanya dicatat dan ditulis setelah peristiwanya terjadi (Nugroho

Notosusanto,1971: 35).

Sumber primer yang digunakan dalam penelitian ilmiah ini adalah berupa

arsip-arsip laporan produksi (tenaga kerja, penyediaan bahan baku, upah) Pabrik

Gula Colomadu tahun 1990-1998. Selain sumber primer tertulis juga

Page 46: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

mendapatkan banyak informasi melalui wawancara dengan berbagai informan

yang relevan dengan penelitian ini, yaitu pegawai dan mantan pegawai Pabrik

Gula Colomadu, serta para Petani.

Adapun sumber sekunder yang digunakan berupa buku-buku literature,

maupun artikel-artikel yang relevan dengan penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan data yang digunakan, maka dalam pengumpulan data

dilakukan melalui dua macam, yaitu :

1. Studi Pustaka

Koentjaraningrat (1986:3) menyatakan studi pustaka penting sebagai

proses bahan penelitian. Tujuannya sebagai pemahaman secara menyeluruh

tentang topik permasalahan. Teknik studi pustaka adalah suatu metode penelitian

yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data atau fakta sejarah, dengan

cara membaca buku-buku literatur, majalah, dokumen atau arsip, surat kabar atau

brosur yang tersimpan di dalam perpustakaan, museum ataupun instansi yang

menyediakan sumber tertulis lainya.

Pengumpulan dengan studi pustaka dalam penelitian ini dilakukan dengan

jalan mengumpulkan buku dan bentuk data lainnya tentang peristiwa masa

lampau di beberapa perpustakaan. Buku atau data yang telah terkumpul

kemudian diteliti dan disesuaikan dengan tema penelitian. Untuk memperoleh

data dalam penelitian ini, peneliti melakukan studi tentang sumber-sumber

primer dan sumber yang berupa buku-buku, koran dan arsip yang tersimpan di

perpustakaan

Dalam penelitian ini langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai

berikut :

1) Mengumpulkan buku-buku, surat kabar, artikel-artikel internet yang

relevan dengan masalah yang diteliti.

2) Membaca dan mencatat sumber-sumber data yang diperlukan baik itu

sumber primer maupun sumber sekunder.

Page 47: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

3) Memfotokopi dan mencatat literatur kepustakaan yang dianggap penting

dan relevan dengan masalah yang diteliti.

2. Wawancara

Menurut Koentjoroningrat (1986:129) metode wawancara atau metode

interview, mencakup cara yang digunakan untuk tugas tertentu, mencoba

mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang responden,

dengan bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang itu. Wawancara adalah

sebuah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara

tanya jawab sambil bertatap muka antara penanya atau pewawancara dengan

penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview

guide (panduan wawancara). Adapun maksud dari wawancara adalah untuk

mengonstruksikan mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motif,

tuntutan kepedulian, dan lain-lain.

Suatu wawancara mempunyai tujuan untuk mengumpulkan keterangan

tentang kehidupan manusia di dalam masyarakat, sehingga untuk memperoleh

data yang dapat dipertanggungjawabkan maka diadakan pemilihan personal

yang diwawancarai, yaitu orang yang memiliki kemampuan dan pengetahuan

tentang masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini digunakan wawancara

berencana, yaitu wawancara yang terdiri dari suatu daftar pertanyaan yang telah

direncanakan dan disusun sebelumnya. Untuk memperoleh data yang dapat

dipertanggungjawabkan, maka diadakan pemilihan personal yang diwawancarai,

yaitu orang-orang yang memiliki kemampuan dan memiliki pengetahuan tentang

Pabrik Gula Colomadu. Selain itu penelitian ini juga menggunakan wawancara

terbuka di mana wawancaranya dilakukan dengan memberikan pertanyaan-

pertanyaan yang memungkinkan informan dapat menjawab pertanyaan mengenai

perkembangan Pabrik Gula Colomadu dengan jawaban yang sesuai dengan yang

diharapkan.

E. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang dipergunakan adalah teknik

analisis historis. Menurut Kuntowijoyo yang dikutip oleh Dudung Abdurrahman

Page 48: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

(1999: 64), interpretasi atau penafsiran sejarah seringkali disebut juga dengan

analisis sejarah. Analisis sendiri berarti menguraikan, dan secara terminologis

berbeda dengan sintesis yang berarti menyatukan. Analisis dan sintesis, dipandang

sebagai metode-metode utama dalam interpretasi.

Menurut Helius Syamsuddin (1994: 89) teknik analisis data historis adalah

analisis data sejarah yang menggunakan kritik sumber sebagai metode untuk

menilai sumber-sumber yang digunakan dalam penulisan sejarah. Menurut

Berkhofer yang dikutip oleh Dudung Abdurrahman (1999: 64), analisis sejarah

bertujuan melakukan sintesis atas sejumlah fakta yang diperoleh dari sumber-

sumber sejarah dan bersama-sama dengan teori-teori disusunlah fakta itu ke dalam

suatu interpretasi yang menyeluruh.

Analisis data merupakan langkah yang penting dimulai dari melakukan

kegiatan mengumpulkan data kemudian melakukan kritik ekstern dan intern untuk

mencari otentisitas dan kredibilitas sumber yang didapatkan. Dari langkah ini

dapat diketahui sumber yang benar-benar dibutuhkan dan relevan dengan materi

penelitian. Selain itu, membandingkan data dari sumber sejarah tersebut dengan

bantuan seperangkat kerangka teori dan metode penelitian sejarah, kemudian

menjadi fakta sejarah. Agar memiliki makna yang jelas dan dapat dipahami, fakta

tersebut ditafsirkan dengan cara merangkaikan fakta menjadi karya yang

menyeluruh, tentang perkembangan Industri Gula Colomadu.

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah langkah-langkah penelitian awal yaitu

persiapan pembuatan proposal sampai pada penulisan hasil penelitian. Adapun

prosedur penelitian ini adalah melalui empat tahap yang merupakan proses

metode sejarah. Empat langkah itu terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi, dan

historiografi. Langkah-langkah prosedur penelitian tersebut dapat digambarkan

dengan bagan sebagai berikut:

Page 49: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Gambar 2. Prosedur Penelitian

1. Heuristik

Heuristik adalah kegiatan mengumpulkan jejak-jejak peristiwa sejarah atau

dengan kata lain kegiatan mencari sumber sejarah. Heuristik berasal dari kata

Yunani artinya memperoleh (Dudung Abdurrahman, 1999:55).

Menurut Sidi Gazalba (1981: 115) heuristik adalah mencari bahan atau

menyelidiki sumber sejarah untuk mendapatkan bahan penelitian. Nugroho

Notosusanto (1971: 17) mengemukakan bahwa heuristik adalah kegiatan

menghimpun jejak-jejak masa lalu. Heuristik berarti mencari data dengan

mengumpulkan sumber-sumber. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan

mengadakan riset di perpustakaan atau lembaga kearsipan. Adapun sumber yang

diperlukan dalam penulisan ini adalah arsip-arsip laporan produksi Pabrik Gula

Colomadu tahun 1990-1998, buku, surat kabar dan wawancara dengan saksi mata.

Pada tahap ini, diusahakan mengumpulkan sumber atau data-data yang

relevan dengan penelitian melalui teknik studi pustaka. Dalam hal ini dilakukan

pengumpulan data dan sumber di beberapa perpustakaan seperti Perpustakaan

Rekso Pustoko Mangkunegaran, Perpustakaan Program Studi Pendidikan Sejarah

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta,

Perpustakaan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta, Perpustakaan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Surakarta, Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret Surakarta, Perpustakaan

PT Perkebunan Nusantara IX Surakarta, dan Perpustakaan Monumen Pers

Interpretasi Historiografi Heuristik Kritik

Fakta Sejarah Cerita Sejarah

Page 50: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Surakarta. Sumber tertulis yang digunakan berupa arsip, majalah, jurnal dan buku-

buku yang relevan dengan permasalahan yang sedang dikaji. Selain menggunakan

sumber tertulis, sumber yang digunakan juga berasal dari wawancara dengan saksi

mata.

2. Kritik

Setelah data yang berkaitan dengan penelitian berhasil dikumpulkan, maka

tahap berikutnya ialah verifikasi atau lazim disebut juga dengan kritik untuk

memperoleh keabsahan sumber. Kritik yaitu kegiatan untuk menyelidiki apakah

sumber-sumber sejarah itu sejati atau otentik dan dapat dipercaya atau tidak. Pada

tahap ini kritik sumber dilakukan dengan dua cara yaitu kritik ekstern dan kritik

intern. Kritik ekstern menguji suatu keabsahan tentang keaslian sumber

(otentisitas) sedangkan kritik intern menguji keabsahan tentang kesahihan sumber

(kredibilitas). Kritik ekstern dilakukan pada sumber tertulis dengan menyeleksi

segi-segi fisik dari sumber yang ditemukan dengan meneliti dari kertasnya,

tintanya, gaya penulisannya, bahasanya, kalimatnya, dan lain sebagainya. Kritik

ekstern dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan pengujian fisik.

Kritik intern digunakan untuk memastikan kebenaran isi sumber dengan

cara membandingkan isi antara sumber yang satu dengan isi sumber yang lain,

yaitu apakah sumber-sumber tersebut sesuai dengan fakta yang ada, banyak

dipengaruhi oleh subyektifitas pengarangnya atau tidak, dan sumber tersebut

sesuai dengan tema penelitian atau tidak.

Dalam penelitian ini kritik yang dilakukan pertama adalah dengan

melakukan kritik ekstern, yaitu penyelidikan pada bentuk sumber. Dalam kegiatan

ini dilakukan dengan melihat tanggal, bulan dan tahun penulisan sumber. Selain

itu juga memandang pengarang, pihak yang membuat dan pihak yang

mengeluarkan sumber tersebut sehingga dapat ditarik kesimpulan apakah sumber

itu dapat dipercaya atau tidak. Setelah sumber dinilai keasliannya kemudian

dilakukan kritik intern untuk dapat memastikan kebenaran isi sumber. Langkah

yang ditempuh adalah menyoroti pengarang atau pembuat sumber, yang

memberikan informasi mengenai masa lampau yang ingin diketahui, dan harus

Page 51: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

ada kepastian bahwa kesaksiannya dapat dipercaya. Misalnya dengan mengkritik

sumber yang dikarang oleh Mansfeld yang diterjemahkan oleh M. Husodo

Pringgokusumo mengenai perusahaan yang dimiliki oleh Mangkunegaran.

Kegiatan yang dilakukan adalah dengan pengujian fisik mengenai bahasa yang

digunakan, kertas serta tinta yang digunakan dalam penulisan sumber tersebut.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Pabrik Gula Colomadu didirikan

oleh Mangkunegara IV pada tanggal 8 Desember 1861 atas persetujuan dari

Residen Surakarta. Setelah dilakukan kritik sumber maka langkah selanjutnya

adalah melakukan interpretasi.

3. Interpretasi

Interpretasi juga disebut dengan analisis sejarah. Sumber-sumber yang

telah melalui proses kritik intern dan kritik ekstern akan menghasilkan fakta

sejarah yang berdiri sendiri-sendiri. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis

terhadap fakta-fakta tersebut yang bertujuan untuk menyatukan fakta-fakta itu

menjadi satu kesatuan yang harmonis dan menyeluruh.

Dalam penelitian ini, interpretasi dilakukan dengan cara menghubungkan

atau mengaitkan sumber sejarah yang satu dengan sumber sejarah lain, sehingga

dapat diketahui hubungan sebab akibat dari suatu peristiwa masa lampau yang

menjadi obyek penelitian. Misalnya dilakukan kegiatan menyeleksi dan

menafsirkan tulisan buku atau arsip dengan penentuan periodisasi, merangkaikan

data secara berkesinambungan, yaitu dengan merangkaikan periode sejarah dan

menghubungkan sumber data sejarah yang ada hingga menjadi kesatuan yang

harmonis dan masuk akal melalui interpretasi. Dalam kegiatan interpretasi ini

penelitian yang dilakukan berusaha bersikap obyektif yang disebabkan

keanekaragaman data yang diperoleh. Dengan demikian, dari kegiatan kritik,

sumber, dan interpretasi tersebut dihasilkan fakta sejarah atau sintesis sejarah.

4. Historiografi

Tahap historiografi ialah langkah terakhir dalam prosedur penelitian

historis. Historiografi merupakan cara penulisan, pemaparan, atau pelaporan hasil

Page 52: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

penelitian sejarah yang telah dilakukan (Dudung Abdurrahman, 1999: 67). Dalam

tahap ini seorang penulis harus dapat mengungkapkan hasil penelitiannya dengan

bahasa yang baik dan benar, menyajikan fakta yang akurat. Selain itu penulis

harus mengungkapkan hasil penelitiannya secara kronologis dan sistematis.

Dalam proses historiografi ini diperlukan imajinasi dari penulis agar fakta-fakta

yang diperoleh dapat dirangkaikan menjadi sebuah kisah yang menarik untuk

dibaca.

Fakta sejarah belum dapat disajikan dalam bentuk hisoriografi jika belum

dieksplanasi. Eksplanasi adalah uraian penjelasan melalui pernyataan

tentang hubungan antara fakta sejarah yang satu dengan fakta sejarah

yang lain. Eksplanasi yang memuaskan tergantung dari bagaimana

diformulasikannya pertanyaan terhadap fenomena yang dikaji. Eksplanasi

yang memuaskan juga tergantung dari terdapatnya hubungan sebab-sebab

tertentu dengan akibat. Eksplanasi dalam penelitian ini dilakukan dengan

cara mengemukakan pertanyaan yang lebih analitis dan menuntut jawaban

analitis kritis pula. Pertanyaan tersebut menyangkut bagaimana (how) dan

mengapa (why) seputar perkembangan industri gula Colomadu dan perubahan

sosial ekonomi masyarakat tahun 1990-1998. Hal tersebut dilaksanakan agar

diperoleh gambaran tentang peristiwa masa lampau yang sesungguhnya, analitis

ilmiah, dan jelas. Dengan demikian pertanyaan tidak hanya

diformulasikan dengan pertanyaan deskriptif dan jawaban yang deskriptif faktual

saja, seperti apa (what), dimana (where), kapan (when), dan siapa (Who).

Fakta sejarah yang dieksplanasi kemudian disajikan melalui kegiatan

historiografi. Historiografi adalah menuliskan fakta sejarah menjadi alur cerita

yang logis dengan bahasa ilmiah yang mudah dipahami. Dalam penelitian ini,

historiografi diwujudkan dalam bentuk karya ilmiah berupa skripsi dengan judul

Perkembangan Industri Gula Colomadu dan Perubahan Sosial Ekonomi

Masyarakat Tahun 1990-1998.

Page 53: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Wilayah Colomadu

1. Letak dan Keadaan Geografis

Colomadu adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Karanganyar dengan

luas wilayah 15,64 km2, yang berada di barat Kota Surakarta. Sebagian dari

Bandara Adisumarmo terletak di kecamatan ini. Letak kecamatan ini secara

geografis terpisah dari kecamatan-kecamatan lainnya (eksklave). Sebelah barat

dan utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali, sebelah timur berbatasan

dengan Kota Surakarta, dan sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten

Sukoharjo. Di kecamatan ini terdapat salah satu peninggalan kejayaan

Mangkunegaran pada abad ke-19 berupa pabrik gula yang bernama Pabrik Gula

Colomadu. Pabrik ini didirikan oleh KGPAA Mangkunegara IV dan merupakan

saksi bisu zaman keemasan agroindustri di masa kolonial. Pabrik gula ini ditutup

pada awal abad ke-21, mengikuti kecenderungan yang sama di berbagai tempat di

Jawa (http://www.karanganyarkab.go.id/ver05/?p=137, 10 April 2011).

Kecamatan Colomadu Karanganyar merupakan bagian dari daerah agraris

dengan iklim tropis. Curah hujan rata-rata 150 mm per bulan dengan, keadaan

suhu rata-rata berkisar antara 27-28 derajat Celcius dan tidak ada perbedaan suhu

yang ekstrem dalam peralihan musim penghujan ke musim kemarau. Penyinaran

matahari rata-rata 61 persen per tahun, sedangkan untuk kelembaban udara rata-

rata per bulan sebesar 62,46 persen sehingga sangat cocok untuk pertanian

(http://www.karanganyarkab.go.id/ver05/?p=137, 10 April 2011).

2. Penduduk

Daerah Colomadu merupakan daerah dengan penduduk yang cukup padat,

pertambahan penduduk yang begitu pesat membuat daerah Colomadu

menyediakan tenaga kerja yang besar bagi industri di sekitar Colomadu.

Perkembangan yang pesat di daerah ini membuat mata pencaharian penduduk

Page 54: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

semakin beraneka ragam. Hal ini dapat dilihat dari tabel mata pencaharian

penduduk Colomadu sebagai berikut:

Tabel 1. Penduduk Colomadu berdasarkan jenis mata pencaharian

Jenis Mata Pencaharian Penduduk Colomadu Tahun 1990-2003

Tahun Petani Buruh

Tani

Buruh

Industri

Buruh

Bangunan

Pedagang PNS/POLRI/TNI

1990 1.942 2.452 4.464 3.186 786 2.197

1991 1.940 2.454 4.386 3.188 787 2.202

1992 1.945 2.486 4.542 3.472 885 2.227

1993 1.902 2.454 4.422 3.237 798 2.257

1994 1.902 2.454 4.422 3.237 798 2.257

1995 1.932 2.365 4.568 3.613 834 2.226

1996 1.897 2.369 4.436 3.329 899 2.518

1997 1.736 1.764 4.171 3.533 1.288 2.530

1998 1.736 1.764 4.271 3.033 1.258 2.530

1999 1.705 1.725 4.346 3.086 1.280 2.574

2000 1.670 1.682 4.420 3.125 1.305 2.615

2001 1..670 1.682 4.420 3.125 1.305 2.815

2002 1.616 1.569 4.387 3.130 1.413 2.822

2003 1.602 1.488 4.627 3.200 1.433 2.833

Sumber: BPS Karanganyar dalam angka 1990-2003

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dari tahun ke tahun jumlah

penduduk Colomadu semakin bertambah. Bertambahnya penduduk setiap

tahunnya mengakibatkan tersediannya tenaga kerja bagi industri yang berada di

sekitar wilayah Colomadu seperti misalnya di PG Colomadu.

Penduduk yang bekerja di PG Colomadu berkisar antara 400-500 orang

setiap tahunnya. Mereka adalah karyawan musiman yang hanya bekerja ketika PG

dalam masa giling yaitu antara bulan Mei-Oktober. Ketika Pabrik di luar masa

giling mereka diberhentikan. Setelah PG Colomadu ditutup, banyak penduduk

Page 55: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

sekitar yang memanfaatkan lahan di depan pabrik untuk berdagang. Sampai saat

ini pedagang yang berada di sekitar PG Colomadu berjumlah 25 orang. Mereka

memanfaatkan emperan pabrik untuk berdagang makanan setiap malam

(wawancara dengan Joko 30 Mei 2011).

B. Sejarah Berdirinya Pabrik Gula Colomadu

Pabrik gula Colomadu didirikan pada tanggal 8 desember 1861, oleh

KGPAA Mangkunegoro IV (1853-1881). Pada tahun 1861 Mngkunegoro IV

mengajukan rencana mengenai berdirinya sebuah pabrik gula pada Residen

Nieuwenhuysen. Sejak beberapa waktu sebelumnya beliau telah memilih tempat

yang tepat di desa Malangjiwan, suatu tempat yang baik, karena adanya tanah-

tanah yang baik, air mengalir dan hutan-hutan. Tempat tersebut dianggap beliau

paling cocok untuk perkebunan tebu. Peletakan batu pertama untuk pabrik gula

Colomadu pada tanggal 8 Desember 1861. Pembangunan dan pelaksanaan

industri di bawah pimpinan seorang ahli dari Eropa, yang bernama R. Kamp.

Pertama kali pabrik bekerja dengan menggunakan mesin uap. Mesin-mesin

tersebut dipesan dari Eropa. Mangkunegara IV mendapatkan pinjaman dari

pemerintah Hindia Belanda dan dibantu Be Biau Coan, mayor dari kaum Cina di

Semarang untuk mendirikan pabrik gula Colomadu (H. R Soetono, 2000:19).

Perusahaan gula tersebut ternyata dapat memenuhi semua persyaratan

yang diajukan untuk pengelolaan sebuah pabrik gula yang baik pada masa itu.

Pada tahun 1863, tahun panen yang pertama, 95 ha lahan perkebunan tebu

menghasilkan 3700 kuintal gula, yang jatuhnya pada produksi 39 kuintal per

hektar, untuk masa itu dapat dikatakan sangat memuaskan, walaupun cuaca tidak

begitu menguntungkan. Seluruh panen dijual dengan perantara firma Cores de

Vries dengan harga sekitar 32 per kuintal. Karena merupakan perusahaan

pribadi, pengelolaan perusahaan berada di tangan seorang administrator yang

berada di bawah kendali Mangkunegoro IV (H .R Soetono, 2000:19).

Berdirinya industri gula sangat membantu penghasilan Praja

Mangkunegaran untuk melengkapi sumber pendapatan tradisional dari pajak

tanah. Keuntungan yang diperoleh dari pabrik gula sebagian digunakan raja untuk

Page 56: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

membayar gaji para bangsawan, dan pepanci bagi para kerabat dekatnya, serta

sebagian lagi digunakan untuk menebus tanah lungguh yang belum selesai ditarik

kembali. Beberapa tahun setelah Mangkunegoro IV wafat, usahanya untuk

membentuk dasar-dasar ekonomi kerajaan mengalami guncangan yang hebat.

Guncangan ini disebabkan oleh faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar adalah

terjadinya krisis ekonomi dunia dan hama penyakit tebu. Faktor dalam adalah

kesalahan manajemen keuangan dari Mangkunegoro V (Wasino, 2008:51-54).

Kedua faktor itu telah memukul industri gula Mangkunegaran yang

berakibat turunnya pendapatan sebesar 100.000 (seratus ribu gulden) setiap

tahun. Faktor salah langkah dalam manajemen juga turut mengakibatkan makin

terpuruknya industri gula Mangkunegaran. Untuk mengatasi krisis yang terjadi di

perusahaan Mangkunegaran, Mangkunegara mencari pinjaman kepada pihak

swasta di Semarang, dengan menggadaikan harta miliknya yang memiliki nilai

verponding sebesar 519.000. Selain itu Mangkunegoro V mendapat pinjaman

sebanyak 200.000 dari Faktorij dengan cara menggadaikan 290 saham de

Javache Bank dan 100 saham Nederlandsche Handelmaatschappinj (NHM),

warisan ayahnya. Ternyata langkah yang dilakukan oleh Mangkunegoro V justru

mempersulit pemenuhan defisit keuangan Mangkunegaran. Untuk itu, Pemerintah

Kolonial mengambil alih segala urusan keuangan Mangkunegaran, termasuk

pengelolaan perusahaan-perusahaan (Wasino 2008: 55-59).

Setelah pergantian pimpinan (Mangkunegoro V diganti oleh

Mangkunegoro VI) kinerja pabrik gula berangsur-angsur membaik, hal ini tidak

lepas dari usaha yang dilakukan oleh Mangkunegoro VI dalam penghematan

pengeluaran keuangan Praja Mangkunegaran. Penghematan yang dilakukan

adalah tentang gaji pegawai dan pengeluaran pekerjaan umum (pemeliharaan jalan

dan sarana pengairan). Raja berusaha mengurangi pengeluaran biaya yang

sekiranya masih bisa ditekan, misalnya: 1) penghapusan prajurit Margayuda

(penjaga pintu), Subamanggala, masing-masing 100 orang, juga prajurit

Brahmantaka. 2) pesta perkawinan dan khitanan keluarga diadakan bersama, 3)

pertunjukkan wayang kulit hanya dipentaskan pada peristiwa-peristiwa besar, 4)

larangan keras bermain judi dan adu ayam (Ari Emawati, 2011:107).

Page 57: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Selain itu gaji bulanan para bangsawan dikurangi, termasuk

Mangkunegara VI sendiri dikurangi 40%. Tanah lungguh diganti dengan gaji,

tanah tambak Terboyo dijual untuk menebus kembali rumah-rumah di Pendrikan

Semarang yang pernah digadaikan. Menurutnya sewa rumah lebih

menguntungkan dibandingkan tanah yang kurang member hasil.

Akibatnya pada tahun 1899 atas permintaan Mangkunegoro VI pabrik

gula Mangkunegaran dikembalikan pengelolaannya kepada pihak

Mangkunegaran. Dampak dari pengembalian pabrik gula membuat komando

pengelolaan di bawah Praja Mangkunegaran, meskipun dalam pengelolaan

perusahaan-perusahaan Mangkunegaran pihak Praja Mangkunegaran masih

diwajibkan untuk menggunakan seorang ahli berkebangsaan Belanda sebagai

Superintendent (Wasino, 2008:75-76).

Pada saat pendirian sampai tahun 1942, pabrik gula Colomadu tidak

pernah mengalami kesulitan dalam pengadaan tanah, tenaga kerja, dan pemasaran

produksinya. (Mansfeld, 1939:35). Pada masa pendudukan Jepang pabrik gula

Colomadu mengalami kesulitan dalam mendapatkan tenaga kerja, maupun areal

untuk ditanami tebu. Kesulitan tersebut disebabkan pada masa pendudukan

Jepang banyak pabrik gula beralih fungsi. Pengalihan fungsi dilakukan

Pemerintah Jepang untuk memfokuskan tanaman pangan daripada tanaman tebu.

Banyak lahan pertanian yang dijadikan areal tanaman pangan, karena pada masa

Jepang komuditas pangan yang penting adalah beras. Selain itu pabrik gula

banyak yang dipakai sebagai pabrik semen, amunisi, dan butanol sehingga

berdampak kepada penurunan produksi gula (Aiko Kurasawa, 1993:44-49).

Pada tahun 1946 pemerintahan Swapraja Mangkunegaran dihapus.

Berakhirnya status pemerintahan Mangkunegaran membuat pabrik gula Colomadu

diambil-alih pengelolaannya oleh pemerintahan RI atau dinasionalisasi. Hal ini

diperkuat dengan dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1947 yang

memuat tentang Peraturan Perkebunan Republik Indonesia. Adanya peraturan ini

membuat pengelolaan pabrik gula Colomadu diambil alih oleh Perusahaan

Perkebunan Republik Indonesia (PPRI). Selama masa pengambil alihan

Page 58: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

pengelolaan PG, tidak menimbulkan pengaruh terhadap produksi gula maupun

tenaga kerja di Pabrik Gula Colomadu.

Pertengahan tahun 1950 organisasi buruh dan Barisan Tani Indonesia

(BTI) menuntut peningkatan uang sewa tanah yang lebih besar kepada pabrik

gula Colomadu. Para petani beranggapan bahwa peraturan sewa yang dijalankan

oleh pabrik gula selama ini tidak jelas, sehingga petani menginginkan adanya

perbedaan tentang sistem sewa yang dipakai. Untuk meredam konflik, pemerintah

menetapkan secara jelas harga sewa tanah pada tiap lahan tebu yang dibedakan

antara lahan tebu biasa, tebu tunas dan tebu bibit. Dengan adanya aturan ini aksi

boikot para petani di pabrik gula Colomadu berhenti (Wasino, 2004:10-11).

Untuk memaksimalkan produksi pabrik gula pada tahun 1963 pemerintah

mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1963 tentang pembentukan

Badan Pimpinan Umum Perusahaan Negara Perkebunan Gula (BPU-PPNG).

Tujuan badan ini untuk meningkatkan produksi gula. Usaha yang dilakukan oleh

BPU-PPNG dalam meningkatan produksi gula ditempuh dengan sistem bagi hasil.

Sistem ini para petani menerima 25 persen dari hasil menyewakan tanahnya

kepada pabrik gula atau 60 persen bagi petani jika petani mengusahakan dan

memelihara tebu di tanah mereka sendiri sehingga PG hanya memproduksi gula

saja (Abdurachman S, 1975:13).

Kenyataannya sistem ini tidak memberikan keuntungan yang diharapkan

para petani, karena adanya inflasi sehingga kenaikan harga pada waktu itu

menyebabkan besarnya uang sewa tanah yang ditetapkan pada awal tahun selalu

ketinggalan dengan laju kenaikan harga tersebut. Dengan demikian nilai riil uang

sewa yang diterima petani sangat merosot.

Perkembangan selanjutnya sistem bagi hasil tidak berjalan dengan baik

karena petani banyak mengalami kerugian. Pembiayaan yang disediakan oleh

KUD tidak dapat memenuhi perawatan tebu sehingga pada tahun 1967 sistem ini

dihentikan. Ketidakberhasilan sistem bagi hasil ini mendorong dikeluarkannya SK

Gubernur Jawa Tengah No.Produk G8/1968: 2/3/6, tertanggal 11 Maret 1968

Tentang Pembekuan Pelaksanaan Sistem Bagi Hasil di Pabrik Gula Mojo Sragen

Page 59: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

dan Pabrik Gula Colomadu. Dengan adanya SK ini membuat sistem sewa tanah

berlaku kembali di kedua pabrik gula tersebut.

Pada tahun 1968 pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 13

tentang pembubaran BPU-PPNG. Pembubaran badan ini karena pola manajemen,

PG hanya menekankan pelaksana teknis produksi gula saja. Selain itu sentralisasi

manajemen membuat keputusan tidak tepat sasaran dan tidak tepat waktu.

Akibatnya ketidaklengkapan informasi yang diperoleh BPU-PPNG dalam

pengambilan keputusan berpengaruh buruk terhadap efisiensi industri gula

(Mubyarto, 1984:49).

Keadaan ini mendorong pemerintah mengubah kebijakan pergulaan

secara fundamental. Dahulu kebijakan pergulaan yang diarahkan untuk

mendorong ekspor, maka sejak tahun 1967 kebijakan pergulaan lebih banyak di

arahkan untuk stabilisasi harga dalam negeri dan untuk mengurangi volume

impor. Agar tujuan dari pemerintah dapat tercapai, maka pemerintah menunjuk

Bulog sebagai agen tunggal pemasaran gula (Mubyarto, 1984:50).

Bersama pembubaran BPU-PPNG, pemerintah membentuk 8 Perusahaan

Negara Perkebunan Gula (PPNG) yang masing-masing mengelola 4 7 PG.

Sesuai dengan pembentukan 8 Perusahaan Negara Perkebunan Gula, maka PG

Colomadu masuk ke dalam wilayah PNP XVI yang berpusat di Surakarta. Untuk

mengadakan reorganisasi perusahaan, maka pemerintah mengeluarkan Peraturan

Pemerintah No. 11 Tahun 1981 tentang pembubaran PNP XVI dan penggabungan

ke dalam Perusahaan Persero (Persero) digabung menjadi satu dengan PNP XV

dengan nama PT Perkebunan XV-XVI (Persero) yang berkedudukan di Surakarta

(SDM pabrik gula Colomadu tentang Perpu No 11 Tahun1981).

PG Colomadu termasuk wilayah PTP XV-XVI (Persero). Setiap

kegiatannya PG Colomadu bertanggung jawab kepada Direksi PTP XV-XVI

(Persero). Perkembangnya PT Perkebunan XV-XVI (Persero) mengalami

peleburan dengan PT Perkebunan XVIII (Persero) berdasarkan Peraturan

Pemerintah No.14 Tahun 1996 menjadi PT Perkebunan Nusantara IX (Persero)

hal ini dilakukan pemerintah pada tanggal 14 Februari 1996 (SDM pabrik gula

Colomadu tentang Perpu No 14 Tahun 1996). Pembentukkan 8 PPNG ini tidak

Page 60: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

memberikan pengaruh terhadap produksi dan tenaga kerja yang bekerja di

masing-masing PG. PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) terbagi ke dalam dua

divisi, yaitu pertama divisi tanaman tahunan yang meliputi tanaman kopi, kakoa,

karet dan teh sedangkan divisi kedua adalah tanaman semusim yaitu, tanaman

tebu. Dengan alasan itu PG Colomadu masuk ke dalam divisi kedua. PG

Colomadu diakhir tahun 1997 mengalami kesulitan bahan baku. Hal ini membuat

PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) melakukan penutupan (Wawancara

dengan Marwanto, 20 April 2011).

C. Perkembangan Pabrik Gula Colomadu Tahun 1990-1998

1. Penanaman dan Pengolahan Tebu

Dalam pengusahaan tebu, Pabrik Gula Colomadu mengikuti periodesasi

setiap kebijakan pemerintah yang memerintah. Walaupun dalam perjalanannya

setiap sistem yang dijalankan tidak berjalan dengan lama, hal ini dapat terjadi

karena adanya berbagai rintangan. Beberapa sistem itu dapat dijelaskan, seperti di

bawah ini yaitu sistem tebu sewa dan sistem tebu rakyat Intensifikasi (TRI)

(Wawancara dengan Wito, 20 April 2011).

a) Sistem Tebu Sewa.

Sistem tebu sewa adalah sistem hubungan tanah untuk tanaman tebu oleh

pabrik gula, yang mana pemilik tanah menerima sejumlah uang sewa tertentu

selama jangka waktu penanaman tebu. Sebagai imbalannya petani pemilik tanah

menyerahkan tanahanya kepada pihak pabrik gula. Besarnya uang tergantung

pada tingkat kesuburan tanah, pengairannya serta jauh tidaknya letak tanah itu

dari rail-baan pabrik gula. Kelemahan dalam sistem ini adalah besarnya uang

sewa yang diterima oleh petani dirasakan kurang memadai. Biasanya petani

membandingkan antara uang sewa dengan hasil tanahnya apabila diusahkan

sendiri dengan tanaman pangan. Selain itu dihubungkan dengan jangka waktu

yang dianggapnya terlalu lama, karena tanaman tebu biasanya membutuhkan

waktu antara 16 sampai 18 bulan. Di lain pihak pabrik gula dalam menentukan

besarnya uang didasarkan pada harga gula yang ditentukan oleh pemerintah.

Akibatnya sikap petani terhadap sistem sewa kurang bergairah. Pada awal

Page 61: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

berdirinya pabrik gula Colomadu, dalam usaha memperoleh tanah untuk tanaman

tebu belum menggunakan sistem sewa seperti yang dikemukaan di atas. Sistem ini

dipakai pada masa pengalihan kepemilikan dari Praja Magkunegaran ke

Pemerintahan Republik Indonesia. Dalam sistem sewa ini pabrik gula Colomadu

menggunakan tanah rakyat yang terdiri atas 3 Kabupaten, yaitu Boyolali,

Sukoharjo, dan Karanganyar. Sebagai landasan hukum bagi pabrik gula Colomadu

dalam menggunakan tanah rakyat adalah PERPU No. 38/1960, yang antara lain

berbunyai : pabrik-pabrik gula mendapatkan perlindungan untuk menggunakaan

tanah rakyat. Sebaliknya desa harus menyediakan sejumlah minimum luas tanah

untuk menanam tebu. Walaupun pemerintah telah mengeluarkan PERPU NO.

38/1960, namun pada kenyataannya penyediaan areal sering tersendat-sendat

hingga pihak berwajib terpaksa turun tangan, karena uang sewa tanah yang

ditetapkan pemerintah tidak sesuai lagi dengan pendapatan dari usaha tani padi.

Upaya yang dilakukan pemerintah untuk menambahkan uang sewa dengan

memberi berbagai tambahan premi seperti premi serah tanah, premi dongkelan,

dan premi produksi. Penambahan premi-premi itu bertujuan agar pada akhirnya

para petani menerima uang sewa yang memadai. Lahan yang digunakan untuk

menanam tebu diberi harga sewa Rp. 735.000,-/ha setiap tahunnya. Kemudian

petani diberi uang tambahan yang berupa premi serah tanah, premi dongkelan,

dan premi produksi. Besarnya uang tambahan yang diberikan kepada petani

berkisar antara Rp. 50.000,- sampai Rp. 70.000,-. Akan tetapi upaya ini belum

dapat menyelesaiakan masalah, karena petani merasa hasil yang diperoleh belum

memberikan keuntungan.

Penghasilan dari menanam padi lebih menguntungkan petani jika

dibandingkan dengan uang sewa. Petani dapat menerima uang dari hasil penjualan

padi sebesar Rp. 945.000,-/ha setiap tahunnya. Akibatnya sistem sewa tanah

semakin sulit untuk dilaksanakan. Perkembangan jumlah penduduk

mengakibatkan kebutuhan tanah semakin mendesak, yang berarti meningkatnya

jumlah beras dan makanan. Dengan ini petani mulai tidak rela menyewakan

tanahnya untuk tanaman tebu. Mereka lebih suka menanam padi yang dianggap

lebih menguntungkan untuk mereka (Wawancara dengan Wito, 25 Mei 2011).

Page 62: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

b) Sistem Tebu Rakyat Intensifikasi (TRI)

Berbeda dengan sistem tebu sewa, dimana seluruh pekerjaan kebun dan

peguasaan tanah selama jangka waktu tertentu berada dalam pihak pabrik gula,

maka dalam sistem tebu rakyat ini tanggung jawab pekerjaan sepenuhnya berada

di tangan petani atau pemilik lahan sendiri. Petani tebu rakyat dengan bakat,

kemampuan dan ketrampilan sendiri, mengusahakan tanaman tebu di atas tanah

miliknya sendiri atau sewa dari petani lain (Mubyarto, 1968: 57).

Pada sistem ini petani bebas menjual dan menggilingkan tebunya kepada

siapapun. Besar kecilnya penghasilan tergantung kepada kemampuan mereka

dalam mengusahakan tanah dan tanamanya. Dengan demikian mutu dan kualitas

tinggi rendahnya rendeman tebu terlepas dari pengawasan serta tanggung jawab

pabrik gula. Dalam perkembangnya sistem tebu rakyat tidak terlalu berkembang

di pabrik gula Colomadu, karena sistem tebu ini hanya dikembangkan oleh para

petani yang memiliki modal yang cukup besar, sehingga untuk perawatan dan

pengawasan sistem tebu ini juga memperlukan tenaga kerja yang lebih banyak.

Sistem di atas merupakan sistem bagi h diatur

dalam PMPA No. 8 Tahun 1963 dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Para petani pemilik/penanam tebu rakyat yang berada di dalam wilayah

kerja pabrik-pabrik gula tertentu, wajib menyerahkan tebunya kepada PG

tersebut untuk digiling menjadi gula kristal.

2. Perusahaan PG wajib menerima tebu rakyat yang diserahkan para petani

penanam tebu rakyat.

3. Setiap kuintal tebu yang diserahkan petani kepada PG mendapat imbalan

langsung berupa gula kristal sebanyak 3 kg untuk penyerahan April dan

Mei. Setelah penyerahan sesudah Mei petani mendapatkan imbalan gula

kristal sebanyak 4kg.

Pada tingkat selanjutnya sebenarnya sistem tebu rakyat merupakan awal

dari adanya sistem TRI. Letak perbedaanya hanya pada penyediaan bimbingan

secara intensif kepada petani penanam tebu. Selain itu dalam sistem TRI pihak

petani memperoleh kredit atau bantuan dari pemerintah.

Page 63: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Bibit, pupuk serta kredit dalam sisten TRI diselenggarakan oleh Koperasi

Unit Desa kepada peserta TRI. Adapun besarnya kredit adalah sebagai berikut:

1. Paket TRIS I: yaitu paket yang disediakan untuk TRI tanaman pertama di

lahan sawah sejumlah Rp. 1.217.500,-/ha

2. Paket TRIS II: yaitu paket yang disediakan untuk TRI tanaman kedua di

lahan sawah sejumlah Rp. 815.500,-/ha

3. Paket TRIT I: yaitu paket yang disediakan untuk TRI tanaman pertama di

lahan tegalan sejumlah Rp. 828.000,-/ha

4. Paket TRIT II: yaitu paket yang disediakan untuk TRI tanaman kedua di

lahan tegalan sejumlah Rp. 626.500,-/ha (Surat Keputusan Menteri

Pertanian pasal 6 dan 8).

Perubahan sistem tebu pabrik (sistem sewa) ke sistem Tebu Rakyat

Intensifikasi tidak lepas dari dua hal, yaitu pertama mengenai keadaan produksi

gula di Indonesia pada masa lampau dan kedua mengenai sistem penggunaan

tanah bagi sebagian besar pabrik gula dalam mengusahakan tanaman tebunya (A.

i Husein, 1998: 23-24). Pada tahun 1930 Indonesia merupakan salah satu

negara produsen gula yang menduduki tempat terkemuka. Pada waktu itu

produksi gula yang dihasilkan rata-rata 16,5 ton setiap hektar, dengan produksi

secara keseluruhan dapat mencapai 2.970.836 ton, sehingga dengan hasil produksi

sekian besarnya, maka Indonesia dapat dikatakan sebagai negara pengekspor gula.

Pada tahun 1974 keadaan produksi gula belum mencapai hasil yang

memuaskan, karena pada tahun tersebut terjadi penurunan areal dan penurunan

rendemen 10%. Kemudian pada tanggal 19 pebruari 1975 pemerintah

mengadakan sidang dewan stabilisasi Ekonomi. Sidang memutuskan semua

perusahaan perkebunan negara menyelenggarakan proyek perintis Tebu Rakyat

Intensifikasi dengan sistem Bimas.

Sebagai kelanjutan keputusan sidang maka pada tanggal 22 April 1975

dikeluarkan Inpres Presiden No. 9 Tahun 1975 yang menetapkan penghapusan

sistem sewa rakyat. Adanya Inpres ini telah membawa perubahan dalam sistem

pengusahaan tanaman tebu. Pengusahaan tanaman tebu kini di serahkan kepada

petani, sedangkan pabrik gula hanya menjadi buruh giling. Inpres tersebuat

Page 64: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

membawa optimisme kepada keyakinan pemerintah akan kenaikan produksi gula

Nasional. Inpres ini mempuyai tiga tujuan pokok, yaitu: (1) meningkatkan

produksi gula dalam negeri, (2) Meningkatkan pendapatan petani, dan (3)

Menghemat devisa untuk impor gula.

Kebijakan ini, membuat kegiatan produksi gula menjadi bagian dari

program pemerintah yang operasionalisasinya dilaksanakan dalam kerangka

Bimas seperti produksi padi yang sudah dimulai lebih dulu. Untuk menjamin agar

tujuannya dapat dicapai, pelaksanaan program TRI dilengkapi beberapa kebijakan

pendukung, yaitu: penyediaan kredit lunak, bimbingan teknis untuk petani,

penetapan harga provenue, rehabilitasi pabrik gula - pabrik gula di Jawa, serta

penetapan target areal dan produksi, serta mekanisme operasional yang diatur

berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian/Ketua Badan Pengendali Bimas

Pusat.

Pelaksanaan Inpres ini di pabrik gula Colomadu dilaksanakan secara

bertahap. Sesuai dengan program yang telah ditentukan dan sejalan dengan

program pengalihan dari tanaman sewa ke tanaman TRI. Proses peralihan sistem

TRI yang dilaksanakan di pabrik Colomadu secara penuh berlangsung mulai

tahun 1983 untuk tebu yang di tanam di Kabupaten Boyolali dan Kabupaten

Sukoharjo, sedangkan di Kabupaten Karanganyar mulai secara penuh

dilaksanakan pada tahun 1981 (Wawancara dengan Slamet 21 April 2011).

Prosedur pemanfaatan areal sebelum dan sesudah Inpres No. 9 Tahun 1975

pada dasarnya hampir sama. Mula-mula petugas pabrik gula membicarakan

dengan kepala desa mengenai kemungkinan luas areal yang dapat dimasuki. Dari

hasil pembicaraan dibuat suatu rencana areal yang selanjutnya rencana areal itu

disampaikan ke Kabupaten sebagai bahan untuk membuat Surat Keputusan Bupati

mengenai areal tanah yang akan di tanami tebu (Wawancara dengan Slamet

2011).

Untuk mengetahui luas lahan yang digunakan untuk pelaksanaan program

TRI, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 65: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Tabel 2. Produksi PG Colomadu tahun 1975-1989

Masa Giling Luas (Ha) Tebu (Ton/Ha) Kristal (Ton/ha)

1975 1424,210 103,9 11,46

1976 1486,350 88,6 10,75

1977 1503,970 103,0 10,49

1978-1980 1460,600 101,5 10,00

1981 1939,110 88,5 8,30

1982 3359,330 63,2 5,74

1983 2694,940 79,8 5,74

1984 2484,710 75,6 6,60

1985 2130,620 90,8 7,26

1986 2313,709 91,4 7,38

1987 2307,083 90,9 8,01

1988 2324,173 89,6 7,09

1989 2350,512 87,6 6,40

Sumber: Data produksi PG Colomadu tahun 1975-1989

Dari data tabel di atas dapat diketahui bahwa pelaksanaan sistem TRI

dilakukan secara bertahap. Hal itu terbukti dari peningkatan luas lahan yang

digunakan untuk menanam tebu setiap tahunnya. Akan tetapi perolehan tebu

mengalami pasang surut, hal ini disebabkan oleh perlawanan dari petani tebu yang

tidak bersedia dengan adanya sistem TRI. Bentuk perlawanan petani biasanya berupa

pembakaran dan pencurian tebu. Oleh karena itu mempengaruhi produksi gula.

Pada dekade tahun 1990-an di pabrik gula Colomadu sudah mulai

kekurangan bahan baku dalam proses pembuatan gula. Hal ini terjadi karena

petani di daerah ini sudah enggan menanam tebu. Keenggan para petani di daerah

pabrik gula Colomadu disebabkan karena mulai berkembangnya daerah

Colomadu ke arah lingkungan perkotaan, sehingga tanah atau lahan di sekitar

pabrik gula Colomadu banyak yang beralih fungsi. Pengalihan fungsi lahan

membuat para petani enggan tanahnya ditanami tebu. Hal ini bisa terjadi karena

Program TRI sudah tidak bisa mengikat petani.

Page 66: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Proses produksi tebu dilakukan oleh petani sedangkan proses pengolahan

dilakukan oleh PG. Sementara penyediaan sarana produksi pertanian dilakukan

oleh KUD, dan pembiayaan kegiatan produksi tebu disediakan pemerintah melalui

paket kredit bersubsidi. Konsekuensi dari pemisahan tersebut adalah terjadinya

berbagai hambatan manajemen produksi dan penurunan standar penerapan

budidaya tebu dan teknologi prosesing, sehingga berakibat pada rendahnya hasil

panen tebu (Mubyarto, 1968:124-126).

Petani mulai berfikir untuk menanam tanaman padi daripada tebu.

Keinginan dari para petani semakin meluap-luap dengan dikeluarkannya Inpres

No 5 Tahun 1998. Inpres ini tentang penghapusan Program Pengembangan Tebu

Rakyat yang berdampak munculnya kembali sistem sewa (SDM pabrik gula

Colomadu tentang Inpres No 5 Tahun 1998).

2. Produksi

Di PG Colomadu proses produksi dilakukan satu kali masa giling dalam

satu tahun. Masa giling tebu biasaya dilakukan pada bulan Mei sampai dengan

bulan Oktober. Di luar bulan tersebut, PG Colomadu berada pada luar masa

giling. Ketika luar masa giling aktivitas yang dilakukan adalah mengecek mesin-

mesin penggiling tebu agar ketika dalam masa giling tidak terjadi kerusakan pada

mesin (Wawancara dengan Marwanto 20 April 2011).

Produksi gula PG Colomadu cenderung mengalami penurunan, hal ini

dikarenakan turunnya areal yang digunakan untuk menanam tebu. Produksi terus

mengalami penurunan hingga mencapai angka terendah pada tahun 1996 dan

1997. Semakin sempitnya lahan untuk menanam tebu membuat PG kesulitan

dalam memperoleh bahan baku, sehingga membuat PG Colomadu tidak dapat

berproduksi pada tahun 1998 hingga akhirnya PG Colomadu ditutup oleh

pemerintah.

Untuk mengetahui produksi PG Colomadu tahun 1990-1997, akan

dijelaskan dalam tabel berikut:

Page 67: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Tabel 3. Produksi PG Colomadu Tahun 1990-1997

Tahun Luas (Ha) Tebu

Ton/Ha

Kristal

Ton/Ha

1990 2741,531 70,9 4,79

1991 2693,604 65,2 4,93

1992 2581,525 77,0 5,10

1993 2269,880 65,5 4,74

1994 2183,631 68,4 5,57

1995 1827,181 69,5 4,83

1996 1485,545 67,2 4,60

1997 1485,545 67,2 4,60

Sumber: Data Produksi PG Colomadu Tahun 1990-1997

Dari data tabel di atas dapat diketahui bahwa luas lahan untuk menanam

tebu berkurang setiap tahunnya. Berkurangnya lahan untuk menanam tebu

mengakibatkan turunya angka produksi PG Colomadu.

3. Tenaga Kerja

PG Colomadu memiliki dua jenis karyawan, yaitu: karyawan tetap dan

musiman. Ketika PG masih menggiling dua karyawan ini saling mendukung

dalam mencapai taget satu musim giling. Karyawan tetap adalah karyawan yang

bekerja di PG setiap bulan dan mereka mendapatkan gaji. Selain itu mereka

berstatus pegawai negeri sedangkan karyawan musiman adalah karyawan yang

bekerja disaat musim giling tiba sehingga masa kerjanya sangat pendek hanya 1-2

bulan saja (Wawancara dengan Marwanto 20 April 2011).

Page 68: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Berikut adalah data karyawan PG Colomadu Tahun 1990-2003:

Tabel 4. Data Karyawan PG Colomadu Tahun 1990-2003

Tahun Jumlah Karyawan

1990 220 orang

1991 228 orang

1992 231 orang

1993 239 orang

1994 216 orang

1995 281 orang

1996 254 orang

1997 208 orang

1998 299 orang

1999-2003 61 orang

Sumber: Arsip Tenaga Kerja PG Colomadu tahun 1990-2003

Dari tabel tersebut dapat diketahui jumlah karyawan yang bekerja di PG

Colomadu. Mereka merupakan karyawan tetap yang bekerja ketika pabrik dalam

masa giling maupun di luar masa giling. Ketika pabrik dalam masa giling

dibutuhkan 400-500 karyawan musiman yang pada umumnya berasal dari wilayah

Colomadu. Setelah PG Colomadu tidak beroperasi, para karyawan hanya

menangani masalah pembibitan dan penanaman tebu dibawah pengawasan

administrator PG Tasikmadu.

Untuk mengorganisasikan para karyawan tersebut dibentuk struktur

organisasi. Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap

bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam

menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi

menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu

dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam

struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa

melapor kepada siapa. Struktur birokrasi PG Colomadu adalah sebagai berikut:

Page 69: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Gambar 3. Struktur organisasi PG Colomadu

Sumber: SDM PG Colomadu

Keterangan:

A.K.U : Administrasi Keuangan dan Umum

T.U.K: Tata Usaha dan Keuangan

MKW: Manager Kebun Wilayah

SKW : Sinder Kebun Wilayah ( Mengelola Wilayah )

Administratur

Kepala Pabrik

Instalasi Fabrikasi

Kepala T.U.K/A.K.U

Kepala Tanaman

Staf Kepala Tanaman:

1. Areal

2. Saprodi

3. Kultur Tehnis

4. Pembibitan

5. Riset dan Pengembangan

6. Tebang dan Angkut

M.K.W/S.K.W

S.K.K

Page 70: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

HAK, SDM: Hubungan Antar Kerja, Sumber Daya Manusia

Adapun tugas pokok dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut:

1. Administratur

Adalah pemimpin tertinggi dalam struktur pekerja pabrik gula yang

bertanggung jawab memimpin dan mengelola semua kegiatan usaha yang meliputi

perencanaan dan pelaksanaan seluruh operasional produksi, finansial dan

administrasi dengan efektif dan efesien.

2. Kepala Tanaman

Bagian kepala tanaman bertanggung jawab dalam mengelola tanaman/

kebun tebu mulai dari persiapan lahan dan bibit sampai dengan penyedian tebu

sebagai bahan baku di pabrik gula. Adapun tugas dari kepala tanaman yaitu

merumuskan kebijakan dalam areal, bibit maupun tebu giling, pengolahan tanah/

lahan, penanaman, pemeliharaan, penebangan, pengakutan, dan memberikan

bimbingan teknis dalam penanaman tebu kepada petani tebu rakyat.

Dalam pelaksanaan tugasnya bagian kepala tanaman bertanggung jawab

kepada Administratur dan secara langsung memimpin atau mengkoordinasi:

a. Sinder Kebun Kepala

Adapun tugas dari sinder kepala kebun bertanggung jawab atas rayon tertentu dan

melakukan pengawasan untuk meningkatkan ketertiban, efektivitas dan efisiensi

dalam rayonnya yang meliputi pembibitan, penanaman, pemeliharaan, tebang dan

angkut tebu, mengkoordinir dan melakukan pembagian tugas kepada bawahnnya

untuk mencapai peningkatan produktivitas, melakukan pembinaan kepada petani

tebu rakyat dalam rangka penyediaan bahan baku tebu yang diperlukan untuk

mencapai target produksi, dan menyelenggarakan administrasi, arsip, dolumentasi

dan statistik atas seluruh hasil kegiatannya dalam rayonnya.

b. Sinder kebun wilayah

Adapun tugas dari sinder wilayah yaitu: mengatur pelaksanaan aktivitas kebun

untuk menghasilkan produksi baik dalam kuantitas maupun kualitas yang

meliputi: mencari areal untuk menaman dan memelihara bibit tebu

Page 71: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

c. Sinder Kebun Percobaan (Litbang)

Adapun tugas dari sinder wilayah yaitu: bekerjasama dengan SKW, dalam

mengawasi penyelenggaraan kebun-kebun percobaan, pemeliharaan sampai

penebangan, pencegahan terhadap terjadinya serangan hama, penyakit dan

membuat rencana susunan varietas dalam pengembangan alat-alat mekanisasi

pertanian serta analisa lori yang baik dalam rangka menjamin kualitas tebang dan

menilai mutu yang baik.

d. Kepala Tebang dan Angkut

Adapun tugas dari kepala tebang dan angkut yaitu: bertanggung jawab atas

terselenggaranya efektivitas dan efesiensi pelaksanaan teknis operasional tebang

dan angkut tebu, merencanakan, menggunakan, memelihara, mengawasi

keamanan dan mengusulkan penambahan atau pengurangan alatalat kerja,

perlengkapan, saranan dan prasarana tebang angkut tebu, serta menyelengarakan

rapat tebang setiap hari dalam musim giling untuk menentukan petak-petak tebang

yang telah masak.

3. Kepala Instalasi

Bagian kepala intalasi bertanggung jawab dalam mengelola seluruh

peralatan dan intalasi yang terdiri dari stasiun giling, stasiun listrik, stasiun ketel,

stasiun besalin, stasiun pemurnian, stasiun bagunan, stasiun penguapan, garasi/

kendaraan, stasiun puteran, pompa kebun/ pemadam kebakaran, stasiun masakan.

Selain itu bagian ini bertanggung jawab atas kelancaran fungsi stasiun-stasiun

secra optimal, serta bertanggungjawab atas terpeliharanya barang invetaris pabrik

dan memperbaiki mesin-mesin pabrik yang rusak.

Dalam pelaksanaanya kepala bagian intalasi dibantu oleh masinis. Adapun

tugas dari masinis membantu kepala intalasi dalam perencanaan investasi,

rehabilitasi dan ekspoitasi beserta perhitungan ekonomi teknisnya dan menjaga

kondisi mesin dan intalasi tetap berfungsi dengan baik.

4. Kepala Pengolahan

Bagian kepala pengolahan bertanggung jawab terhadap seluruh proses

pengolahan tebu menjadi gula. kemudian merumuskan kebijakan dan memberikan

bimbingan teknis dalam bidang pabrikasi. Bagian ini bekerja sama dengan bagian

Page 72: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

intalasi dalam merencanakan investasi dan rehabilitasi dalam pengawasan

terhadap seleruh proses produksi. Untuk mempermudah tugasnya bagian ini

dibantu oleh Chemiker, adapun tugas dan tanggung jawab chemiker adalah

membantu kepala pengolahan menyusun daftar perlengkapan, bahan, sarana-

sarana yang dibutuhkan bagian pengolahan dalam upaya untuk menjabarkan

uraian tugas operasional bagi karyawan dalam musim giling maupun tidak.

5. Kepala Tata Usaha Keuangan

Bagian kepala TUK tugas dan tanggung jawab bagian A.K.U memberikan

pelayanan kepada semua bagian yang ada di pabrik gula. mengkoordinasi dalam

masalah keuangan dan ketenagakerjaan pada semua bagian. Dipimpin oleh

seorang kepala administrasi, keuangan dan umum ( kepala A.K.U) dan dalam

pelaksanaan tugasnya membawahi 4 (empat) Sub bagian yang dipimpin oleh

seorang staf yaitu:

a. Sub Bagian Keuangan

Tugasnya membukukan bukti taransasksi kas/bank, dan bukti memorial ke dalam

buku besar

b. Sub Bagian Pembukuan

Tugasnya membuat laporan yang berupa neraca bulanan, rekening koran, laporan

magang, dan hutang piutang petani tebu.

c. Sub Bagian Hubungan Antar Kerja (HAK) dan Umum/SDM dan Umum

Bertanggung jawab atas urusan administrasi karyawan dan urusan-urusan umum.

Hal ini berkaitan dengan data-data kepegawaian karyawan yang mencakup

masalah golongan, masa kerja, hak-hak karyawanan, perhitungan masa bebas

tugas, penetapan pensiun dan perhitungan hari tua.

d. Sub Bagaian Gudang

Gudang dalam hal ini gudang yang berfungsi untuk menyimpan barang-barang,

bahan-bahan dan perlengkapan yang dibutuhkan pabrik gula untuk keperluan

produksi selama musim giling maupun kebutuhan rutin lainnya. Ada pun tugas

dan tanggung jawab Sub Bagian Gudang Yaitu membukukan penerimaan dan

pengeluaran barang yang bersangkutan ke dalam kartu gudang, menyimpan sesuai

dengan klasifikasi barang (Wawancara dengan Joko 22 April 2011).

Page 73: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

4. Pemasaran

Setelah selesai proses produksi, gula siap dipasarkan. Dalam pemasaran

gula, semua gula yang dihasilkan oleh Pabrik Gula termasuk gula bagian petani

dibeli oleh Pemerintah yang ditangani oleh Bulog. Hal tersebut dilakukan

pemerintah dengan tujuan agar terjaminnya pemasaran gula.

Untuk menjamin mutu gula, maka semua gula yang dihasilkan Pabrik

Gula termasuk gula bagian petani dikemas dalam karung baru. Pabrik Gula

Colomadu diharapkan dapat memenuhi kebutuhan gula di wilayah karesidenan

Surakarta seperti Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten

Wonogiri, Kabupaten Boyolali, dan Surakarta (SDM PG Colomadu tentang

Lampiran Surat Keputusan Menteri Pertanian Pasal 18 tentang pemasaran gula).

5. Upah

Besarnya upah yang diperoleh para karyawan Pabrik Gula Colomadutidak

sama antara pegawai satu dengan pegawai lainnya. Upah diberikan berdasarkan

pangkat dan jabatannya. Hal itu dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 5. Upah Karyawan PG Colomadu tahun 1990-1997

Tahun Jabatan Upah (Rp)

1990-1995 Juru Tulis 42.800-61.000

Mandor Gudang 50.700-57.700

Mandor Kebun 47.100-57.700

Kemetir 58.800-64.300

Vakman 54.700-69.700

Tukang 38.800-50.700

Pekerja 94.500

1996-1997 Juru Tulis 108.700-119.900

Mandor 181.241-186.960

Pekerja 148.500

Vakman 119.900-150.300

Tukang 94.000-108.700

Sumber: Arsip tenaga kerja dan upah PG Colomadu

Page 74: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Dari data tabel di atas dapat diketahui perbedaan upah yang diperoleh para

karyawan PG Colomadu. Pada tahun 1990-1995 upah para pegawai berkisar

antara Rp. 38.800,- sampai dengan Rp. 61.000,-. Kemudian pada tahun 1996-1997

upah para pegawai berkisar antaraRp. 94.000,- sampai dengan Rp. 119.900,-.

D. Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Tahun 1990-1998

1. Pengalihan Penanaman Tebu ke Padi

Pasokan bahan baku di PG Colomadu mulai semakin berkurang dengan

dikeluarkannya UU No. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman. UU ini

pada intinya memberikan kebebasan kepada petani dalam mengusahakan lahannya

untuk ditanami tanaman yang paling menguntungkan di daerahnya. Proses

perkembangannya UU ini terjadi penafsiran yang berbeda antara petani dan PG

Colomadu sehingga menanam tebu tidak lagi kewajiban tetapi merupakan pilihan

bebas petani berdasarkan rasional ekonomi (SDM PG Colomadu tentang UU no.

12 Tahun 1992).

Dampak dari undang-undang ini bagi PG Colomadu adalah penurunan luas

areal TRI. Luas lahan TRI tahun 1990 sekitar 1.735,244 ha menjadi 1585,782 ha

pada tahun 1993. Proses penurunan areal tanaman tebu di PG Colomadu terus

mengalami penurunan sampai tahun 1997. Untuk mengatasi penurunan areal tebu,

pada tahun 1997 pemerintah mengeluarkan Inpres No. 5 Tahun 1997 tentang

Program Pengembangan Tebu Rakyat, yang bertujuan untuk mengoptimalkan

sinergi dan peran tebu rakyat, perusahaan perkebunan, dan koperasi dalam

pengembangan industri tebu. Inpres di atas belum berjalan sesuai dengan harapan

pemerintah, karena tidak mendapatkan respon dari petani. Pada tahun 1998

pemerintah mencabut inpres itu kemudian diganti dengan Inpres No. 5 Tahun

1998, yang bertujuan membebaskan petani menanam komoditas yang paling

menguntungkan sesuai dengan UU No. 12 Tahun 1992 (SDM pabrik gula

Colomadu tentang Inpres No 5 Tahun 1998).

Dikeluarkan inpres itu membuat kondisi penanaman tebu di Colomadu

semakin parah. Hal ini terjadi karena para petani merasa mendapatkan dukungan

dalam pengalihan tanaman yang dianggap paling menguntungkan. Anggapan

Page 75: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

petani tanaman yang menguntungkan adalah padi sehingga pada tahun ini hampir

sebagian besar tanaman yang ditanam di Colomadu adalah padi (Wawancara

dengan Marwanto 2011). Perubahan ini dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 6. Luas Tanaman Tebu dan Padi di Colomadu

Tahun Tanaman (Ha)

Tebu Padi

1990 200,133 473

1991 186,111 576

1992 159,678 455

1993 142,16 798

1994 99,402 603

1995 55,5765 751,6

1996 83,160 473

1997 204,242 751,6

1998 115,373 1.289

1999 181,18 908

2000 89,72 1.245

2001 97,850 1.096

2002 107,299 972

2003 58,214 903

Sumber: BPS Karanganyar dalam angka 1990-2003

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa setelah peniduran PG Colomadu

tahun 1998 pengalihan luas tanam dari tebu ke padi di Colomadu mengalami

peningkatan yang paling besar. Dari tahun ke tahun luas tanam tebu terus

mengalami penurunan sedangkan luas tanam padi mengalami peningkatan. Hal ini

membuat dominasi tanaman padi tidak tertahan lagi sehingga tanaman tebu hanya

ditanam di tanah-tanah kas desa.

2. Perkembangan Pemukiman Penduduk

Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung baik

dalam lingkup ruang perkotaan maupun pedesaan dan memiliki fungsi sebagai

Page 76: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

lingkungan tempat hunian serta tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan

dan penghidupan (Raldi H. Koestoer, 1997:9). Dari pengertian itu maka daerah

Colomadu yang pada awalnya merupakan daerah pertanian, kemudian

berkembang menjadi sasaran pendirian pemukiman penduduk. Hal ini terjadi

akibat semakin tingginya tingkat pertumbuhan penduduk dan kepadatan penduduk

di Kota Surakarta.

Perubahan ini terjadi karena berkembangnya daerah tepian kota yang

mendorong pertumbuhan perekonomian yang menuntut pembangunan

infrastruktur baik berupa jalan, bangunan industri dan pemukiman. Dengan

kondisi demikian permintaan terhadap lahan untuk penggunaan pemukiman

semakin meningkat. Akibatnya banyak lahan sawah terutama yang berada di

sekitar daerah pinggiran perkotaan mengalami alih fungsi ke penggunaan tersebut

(Bintarto R, 1984:34-36).

Menurut Hadi Sabari Yunus (1984:40) perubahan penggunaan lahan

dipengaruhi oleh daya tarik tempat, antara lain: (1) Masih luasnya tanah yang

tersedia di daerah pemekaran, (2) Masih rendahnya harga tanah di daerah

pemekaran, sehingga mendorong penduduk untuk tinggal di daerah tersebut, (3)

Suasana yang lebih menyenangkan terutama di daerah pemekaran yang masih

mempunyai kondisi lingkungan yang bebas dari polusi, (4) Adanya pendidikan

yang mengambil lokasi luar kota, (5) Mendekati tempat kerja.

Faktor yang disebutkan di atas merupakan alasan perubahan Kecamatan

Colomadu tentang peralihan fungsi lahan. Colomadu yang terletak di pinggiran

Kota Solo dari waktu ke waktu telah mengalami perkembangan yang pesat.

Perkembangan ini terbukti dari bergesernya areal penanaman padi ke pemukiman

penduduk. Perubahan ini disebabkan makin tingginya jumlah penduduk dan

kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk adalah perbandingan antara jumlah

orang dengan tanah yang didiami, dalam satuan luas (per km, per ha, per m, per

mil) menurut kebutuhan. Jumlah penduduk secara langsung akan berpengaruh

terhadap perubahan penggunaan lahan yang ada di Kecamatan Colomadu. Berikut

ini adalah tabel perkembangan jumlah penduduk dan kepadatan penduduk di

Colomadu:

Page 77: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Tabel 7. Perkembangan Jumlah Penduduk Colomadu

Tahun

Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk

(Km)

1990 39.858 25,5

1991 40.666 26,0

1992 41.585 26,5

1993 42.308 27,0

1994 43.702 27,9

1995 44.444 28,4

1996 45.124 28,8

1997 45.799 29,3

1998 46.583 29,8

1999 47.149 30,1

2000 49.972 31,9

2001 50.279 32,1

2002 51.629 33,0

2003 52.402 33,5

Sumber: BPS Karanganyar dalam angka 1990-2003

Kalau memperhatikan tabel di atas dapat diketahui bahwa perkembangan

jumlah penduduk di Colomadu terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Selain itu kepadatan peduduk juga mengalami peningkatan setiap tahun. Hal ini

mendorong terjadinya pembangunan perumahan.

Petani yang menjual sawahnya tidak lagi bermatapencaharian sebagai petani.

Kebanyakan dari mereka, memilih membuka usaha setelah menjual tanahnya.

Misalnya membuka warung makan, membuka minimarket serta usaha lain yang

mereka anggap menguntungkan jika dibandingkan dengan hasil pertanian mereka.

Selain itu alasan lain mereka menjual tanah sawahnya karena himpitan ekonomi.

Mereka terpaksa menjual tanahnya untuk membiayai sekolah anak-anak mereka.

Perubahan cara pandang bahwa petani bukanlah pekerjaan yang menjanjikan

membuat mereka memilih menjual tanah sawahnya untuk membiayai sekolah

anakanya, daripada meneruskan pekerjaannya sebagai petani.

Page 78: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

3. Hilangnya Tradisi Cembengan

Perkembangan penduduk yang semakin pesat membuat kebutuhan perumahan

bagi penduduk meningkat. Akibatnya lahan di sekitar PG Colomadu dijadikan

sasaran bagi pendirian pemukinan penduduk yang baru. Selain itu hiruk pikuk

rentetan keramain orang-orang yang sedang melihat proses giling tebu sudah tidak

terlihat lagi. Apalagi kegiatan Cembengan yang dahulu sering diadakan di PG

Colomadu sudah tidak ada. Kegiatan Cembengan adalah tradisi yang dilakukan

oleh pabrik gula sebelum proses giling tebu (Wawancara dengan Joko 23 April

2011).

Untuk mengadakan upacara ini harus ada perhitungan selamatan giling

upacara dan selamatan giling/Cembengan. Upacara tradisional Cembengan harus

dilakukan

pekerja yang terlibat dalam proses penggilingan tebu menjadi gula. Ritual

Cembengan di PG Colomadu didahului ziarah ke makam pendiri Praja

Mangkunegaran. Setelah itu diawali dengan penebangan dua batang tebu

temanten (pengantin) yang akan dijadikan tebu pertama pada saat giling perdana

esok harinya. Petangnya dilanjutkan dengan ritual untuk meletakkan sesaji di

lokasi mesin-mesin produksi yang dianggap vital.

Sesaji itu diletakkan di dalam jodang-jodang yang dihias dengan kertas. Isinya

jenang, gecok bakar, telur asin, kinangan, tumpeng, ketupat. Ritual ini terdapat,

Sembilan ekor kerbau dipotong dan kepalanya ditaruh di bagian-bagian mesin

yang dianggap vital. Upacara yang disertai doa memohon keselamatan biasanya

dipimpin langsung Administratur PG. Rangkaian upacara ritual itu dilakukan

dengan khidmat, serta melibatkan kalangan santri yang membawakan doa

keselamatan. Esok harinya, mengawali giling perdana, dilakukan prosesi bagi tebu

temanten berikut tebu pengiring. Ada perlakuan khusus bagi tebu-tebu tersebut.

Selain batang tebunya dipilih yang paling baik dan memiliki rendemen tinggi,

tebu temanten didandani layaknya pengantin dan mengenakan topeng Dewi Sri

dan Dewa Sadana yang melambangkan kepercayaan masyarakat agraris tebu

(Wawancara dengan Marwanto 20 April 2011).

Page 79: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Selain itu keunikan dari upacara ini adalah adanya kegiatan pasar dadakan

atau pasar malam yang diadakan oleh masyarakat di sekitar PG Colomadu

berlangsung antara satu hingga dua pekan. Pasar malem ini merupakan satu

bentuk dari perkembangan usaha yang dilakukan oleh warga sekitar PG

Colomadu dalam upaya meningkatkan pendapatan disaat musim giling akan

dimulai. Keramaian itu mengundang para pedagang dari luar wilayah Colomadu

untuk menggelar dagangannya, baik di sekitar pabrik hingga ke halaman pabrik.

Berbagai jajan tradisional seperti es dawet, brondong jagung, arum manis, komedi

putar, sampai pentas dangdut membuat Cembengan selalu menimbulkan

kemeriahan yang luar biasa. Perputaran uang di pasar malam diperkirakan juta-an

setiap malam. Hal ini dapat telihat dari tiket masuk untuk nonton dangdut Rp

3.000 per kepala, dan stand berkapasitas tempat duduk 100 kursi. Dalam semalam,

stand dangdut dapat menggelar beberapa kali pertunjukan atau tergantung dari

keramain penonton. Dalam setiap kali pertunjukan tiket yang terjual berkisar

antara 75 tiket sampai terkadang 100 tiket. Denyut ritme kehidupan rakyat jelata

dan nadi perekonomian rakyat terasa di sini (Wawancara dengan Joko 23 April

2011).

Pada hari-hari seperti ini, citra pabrik yang biasanya angker untuk sementara

tersingkir. Antara karyawan dan masyarakat sesaat membaur menjadi satu

menikmati suasana musim giling. Namun, kegiatan yang mendorong pendapatan

masayarakat sekitar, tak dapat dijumpai lagi oleh masyarakat Colomadu. Upacara

Cembengan tidak dilakukan lagi di pabrik gula Colomadu, sehingga suasana

cerminan singkat perekonomian rakyat pedesaan secara riil sudah tidak terlihat

(Wawancara dengan Widodo 25 April 2011).

Kenyataan pahit harus diterima oleh masyarakat Colomadu bahwa mata rantai

perekonomian yang tergantung kepada musim giling terputus karena PG

Colomadu sudah tidak berproduksi lagi sejak tahun 1998. Upaya yang dilakukan

oleh masyarakat sekitar PG Colomadu dalam memenuhi kebutuhan hidup setelah

PG tidak lagi beroperasi adalah mencari kerja di luar atau migrasi di wilayah Kota

Surakarta. Hal ini dilakukan karena desakan kebutuhan hidup yang semakin

kompleks setelah peniduran PG Colomadu. Perekonomian yang serba sulit dan

Page 80: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

memperlukan uang yang semakin banyak untuk mencukup kehidupan mendorong

masyarakat Colomadu untuk berfikir lebih maju (Wawancara dengan Slamet 25

April 2011).

4. Perubahan Struktur Masyarakat dan Hubungan Sosial

Penutupan PG Colomadu mengakibatkan terjadinya perubahan struktur

masyarakat dan hubungan sosial masyarakat yang dulunya bekerja sebagai

pegawai PG Colomadu. Pegawai PG Colomadu yang kini sudah tidak bekerja di

PG Colomadu harus mencari pekerjaan lain selain di PG Colomadu. Tidak semua

mantan peagawi mendapatkan pekerjaan yang sama, sehingga mengakibatkan

terjadinya perubahan struktur masyarakat. Ketika masih bekerja di PG ada yang

menjabat sebagai mandor, namun ketika bekerja di tempat lain mereka hanya

sebagai karyawan biasa.

Selain hal di atas juga terjadi perubahan hubungan sosial antara para pekerja

PG Colomadu yang tinggal di kecamatan Colomadu. Ketika mereka masih

bekerja di PG Colomadu terjalin hubungan sosial yang erat, misalnya mereka

berangkat bekerja bersama-sama. Perbedaan tempat tinggal membuat mereka

jarang bertemu dan berinteraksi. Hai itu dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 8. Data mantan pegawai PG Colomadu yang bekerja di tempat lain

Jenis Pekerjaan Jumlah mantan Pegawai PG Colomadu

Wiraswasta (Pedagang Kaki Lima) 25 orang

Pegawai Rumah makan 5 orang

Buruh Pabrik 15 orang

Pegawai distriburtor Jamu dan Keramik 5 orang

Dari tabel di atas dapat dilihat perbedaan tempat kerja dari para mantan

pegawai PG Colomadu mengakibatkan terjadinya perubahan struktur social

karena jabatan mereka di tempat kerja yang baru tidak sama dengan jabatan

mereka ketika masih bekerja di PG Colomadu. Selain itu hubungan sosial yang

Page 81: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

terjalin ketika masih bekerja di PG Colomadu sudah jarang terjalin karena mereka

jarang bertemu akibat perbedaan tempat kerja

Page 82: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pabrik gula Colomadu didirikan pada tanggal 8 desember 1861, oleh

KGPAA Mangkunegoro IV (1853-1881). Pada tahun 1861 Mngkunegoro

IV mengajukan rencana mengenai berdirinya sebuah pabrik gula pada

Residen Nieuwenhuysen. Pabrik Gula ini merupakan perusahaan pribadi

yang dikelola oleh seorang administrator dibawah kendali Mangkunegoro

IV. Setelah dinasionalisasi tahun 1946, PG Colomadu berada dalam

kekuasaan Pemerintah Republik Indonesia. Pemerintah mengeluarkan

kebijakan bahwa PG Colomadu termasuk wilayah PTP XV-XVI (Persero).

Setiap kegiatannya PG Colomadu bertanggung jawab kepada Direksi PTP

XV-XVI (Persero). Perkembangnya PT Perkebunan XV-XVI (Persero)

mengalami peleburan dengan PT Perkebunan XVIII (Persero) berdasarkan

Peraturan Pemerintah No.14 Tahun 1996 menjadi PT Perkebunan

Nusantara IX ( Persero ) hal ini dilakukan pemerintah pada tanggal 14

Februari 1996 (SDM pabrik gula Colomadu tentang Perpu No 14 Tahun

1996). PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) terbagi ke dalam dua divisi,

yaitu pertama divisi tanaman tahunan yang meliputi tanaman kopi, kakao,

karet dan teh sedangkan divisi kedua adalah tanaman semusim yaitu,

tanaman tebu. Berdasarkan alasan itu PG Colomadu masuk ke dalam

divisi kedua. PG Colomadu diakhir tahun 1997 mengalami kesulitan bahan

baku. Hal ini membuat PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) melakukan

penutupan.

2. Sejak tahun 1990, produksi PG Colomadu mengalami penurunan karena

luas lahan tebu di kawasan Colomadu mulai menyempit akibat pemekaran

kota Surakarta sehingga terjadi alih fungsi lahan untuk pemukiman. Untuk

mengatasi hal tersebut PG Colomadu membuka lahan tebu di daerah Simo

dan Sambi. Sehingga tidak mengurangi jumlah pekerja di PG Colomadu.

Akan tetapi usaha tersebut kurang behasil karena lokasi penanaman yang

Page 83: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

jauh membuat PG harus mengeluarkan biaya dan waktu yang lebih

banyak. Hal itulah yang menjadi pertimbangan direksi untuk menutup PG

Colomadu, padahal kondisi dan aset pabrik masih layak digunakan untuk

memproduksi gula.

3. Pengaruh yang ditimbulkan oleh PG Colomadu terhadap masyarakat

sangat besar. Terutama dalam bidang sosial dan ekonomi. Dalam bidang

sosial yaitu adanya perubahan hubungan masyarakat dengan PG

Colomadu dan Pemerintah setelah adanya UU no. 12 Tahun 1992 tentang

budidaya tanaman. Daerah Colomadu yang pada awalnya merupakan

daerah pertanian berkembang menjadi sasaran pendirian pemukiman

penduduk akibat semakin tingginya tingkat pertumbuhan penduduk dan

kepadatan penduduk di Kota Surakarta. Perubahan ini terjadi karena

berkembangnya daerah tepian kota yang mendorong pertumbuhan

perekonomian yang menuntut pembangunan infrastruktur baik berupa

jalan, bangunan industri dan pemukiman. Akibatnya banyak lahan sawah

terutama yang berada di sekitar daerah pinggiran perkotaan mengalami

alih fungsi ke penggunaan tersebut. Perkembangan peduduk yang semakin

pesat membuat kebutuhan perumahan bagi penduduk meningkat.

Akibatnya lahan di sekitar PG Colomadu dijadikan sasaran bagi pendirian

pemukinan penduduk yang baru.

B. Implikasi

1. Teoritis

Secara teoritis, implikasi pada penelitian ini adalah pada masalah industri dan

sosial-ekonomi. Perkembangan Pabrik ini dapat merugikan kelompok tertentu,

dan juga sebaliknya bisa menguntungkan kelompok yang lain. Secara sosial

ekonomi, perkembangan pabril ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan

penduduk di sekitar perkebunan, meskipun berdasarkan data-data yang diperoleh

tidak sampai menimbulkan gerakan sosial.

2. Praktis

Page 84: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Penelitian ini berupaya menggali suatu wacana baru dalam penulisan

sejarah. Wacana baru yang dimaksud adalah pengaruh keberadaan Pabrik gula

Colomadu terhadap kehidupan masyarakat khususnya petani, karena petanilah

yang berhubungan langsung dengan Pabrik Gula. Pada masa kejayaan industri

gula Colomadu, masyarakat telah berubah dari masyarakat pertanian tradisional

menjadi masyarakat pertanian modern yang berorientasi kepada industri, yaitu

industri gula. Hal tersebut tentu merubah kehidupan sosial ekonomi masyarakat

yang tadinya sebagai masyarakat pertanian tradisional yang berciri khas berbeda

dengan masyarakat industri. Selain itu juga dapat menambah wacana baru

mengenai Culture Stelsel di alam kemerdekaan.

3. Metodologis Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis.

Pemilihan metode ini didasarkan pada kegiatan pemecahan masalah dengan

mengumpulkan sumber-sumber sejarah yang relevan dengan permasalahan yang

akan dikaji untuk memahami kejadian pada masa lalu kemudian menguji dan

menganalisa secara kritis dan mengajukan sintesis dari hasil yang dicapai dalam

bentuk tertulis dari sumber sejarah tersebut untuk dijadikan suatu cerita sejarah

yang obyektif, menarik dan dapat dipercaya. Pengumpulan data dilakukan melalui

teknik studi pustaka dengan mengadakan riset di perpustakaan terhadap sumber-

sumber seperti arsip atau dokumen, buku dan majalah.

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah dalam pencarian sumber arsip atau

dokumen tertulis tidak secara lengkap. Hal ini dikarenakan sumber arsip dan

dokumen yang memuat tentang PG Colomadu sebagian ada yang hilang. Oleh

karena itu penulis tidak mampu menemukan sumber primer secara lengkap dan

menyeluruh.

C. Saran

1. Bagi Pemerintah

Pemerintah sebagai penyelenggara Pabrik Gula seharusnya melindungi

dan memelihara bangunan Pabrik yang saat ini sudah tidak berproduksi. Pabrik

Gula Colomadu merupakan peninggalan Mangkunegara IV, seharusnya dilindungi

Page 85: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

sebagai bangunan cagar budaya yang perlu dilestarikan dengan menjadikan

tempat wisata berupa museum.

2. Bagi Masyarakat

Bagi masyarakat, seharusnya berperan dalam menjaga bangunan Pabrik

sebagai cagar budaya dengan cara mendukung program pemerintah yang akan

dilaksanakan dengan cara tidak mencorat-coret tembok pabrik serta tidak mencuri

benda-benda peninggalan pabrik.

3. Bagi Mahasiswa

Bagi para mahasiswa khususnya mahasiswa pendidikan Sejarah, penelitian

ini dapat dijadikan peluang untuk penelitian lain. Misalnya nasib para pegawai

pabrik yang di PHK, nasib aset peninggalan pabrik, serta sikap masyarakat sekitar

terhadap penutupan pabrik.

Page 86: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 70

DAFTAR PUSTAKA Arsip Laporan Produksi PG Colomadu Tahun 1970-1996 Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 013/SK/MENTAN/BIMAS/XII/82 Tentang Program Tebu Rakyat Intensifikasi Bab IV mengenai Sarana Produksi dan Bibit Pasal 6 dan 7 Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 013/SK/MENTAN/BIMAS/XII/82 Tentang Program Tebu Rakyat Intensifikasi Bab V mengenai Perkreditan Sistem TRI Pasal 8 Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 013/SK/MENTAN/BIMAS/XII/82 Tentang Program Tebu Rakyat Intensifikasi Bab XI mengenai Pemasaran Gula Pasal 18 Tenaga Kerja dan Upah PG Colomadu Buku-buku Abu Ahmadi. 1990. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineka Cipta. Abdurrchman S. 1975. Pemikiran-pemikiran untuk Mengatasi Kebutuhan Tanah

untuk Tanaman Tebu. Surabaya: Majalah Gula Indonesia. Aiko Kurasawa. 1993. Mobilisasi dan Kontrol. Jakarta: Gramedia. Bintarto, R. 1984. Urbanisasi dan Permasalahannya. Yogyakarta: Ghalia Indonesia. Djoko Suryo. 1989. Sejarah Sosial Pedesaan Karesidenan Semarang 1830-1900.

Yogyakarta: UGM Press. Dudung Abdurrahman. 1999. Metode Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Logos

Wacana. Dumairy. 1997. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga. Hadari Nawawi. 1995. Metodologi Bidang Sosial. Yogyakarta: UGM Press. Hadi Sabari Yunus. 1984. Teori dan Model Struktur Keruangan Kota.

Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM. Hardjanto Sumodisastro. 1985. Pembangunan Ekonomi Indonesia. Jakarta: PT

Gunung Agung.

Page 87: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Helius Syamsudin dan Ismaun. 1996. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.

Jefta Leibo. 1995. Sosiologi Pedesaan. Yogyakarta: Andi Offset. Koentjaraningrat. 1983. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru. _____________. 1986. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia. Lincoln Arsyad. 1998. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: Bagian Penerbitan

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Louis Gottschalk. 1986. Mengerti Sejarah. Jakarta: Universitas Indonesia. Mubyarto. 1995. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3ES. _______. 1984. Masalah Industri Gula di Indonesia. Yogyakarta: LP3ES. Mulyadi. 2009. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan

Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Nugroho Notosusanto. 1971. Norma-norma Penelitian dan Penulisan Sejarah.

Jakarta: Dephankam. Nurimansjah Hasibuan. 1993. Ekonomi Industri: Persaingan, Monopoli, dan

Regulasi. Jakarta: PT Pustaka LP3ES Indonesia. Piotr Sztompka. 2007. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada. Raldi H. Koestoer. 1997. Perspektif Lingkungan Desa-Kota Teori dan Kasus.

Jakarta: UI Press.

, A. 1998. Peranan Program Tebu Rakyat Intensifikasi dalam Sistem Bimbingan Masal. Jakarta: Badan Pengendali Bimas.

Sartono Kartodirjo. 1992. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Selo Soemardjan. 1991. Perubahan Sosial di Yogyakarta. Yogyakarta: UGM Press. Sidi Gazalba. 1981. Pengantar Sejarah sebagai Ilmu. Jakarta: Bharata Karya Aksara.

Page 88: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Soerjono Soekanto. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Soetono, H.R. 2000. Timbulnya Kepentingan Tanam Perkebunan di Daerah

Mangkunegaran. Surakarta: Reksopustoko. Soleman B. Taneko. 1993. Struktur dan Proses Sosial: Suatu Pengantar Sosiologi

Pembangunan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Suroto. 1992. Strategi Pembangunan Dan Perencanaan Kesempatan Kerja.

Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press. Tilaar. 2002. Perubahan Sosial dan Pendidikan: Pengantar Pedagogik

Transformatif untuk Indonesia. Jakarta: Grasindo. Suyadi Prawiro Sentono. 2002. Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu

Total Quality Management Abad 21 Studi Kasus dan Analisis Membangun Jakarta: Bumi Aksara

Wasino. 2008. Kapitalisme Bumi Putra, Perubahan Masyarakat Mangkunegaran.

Yogyakarta: LKIS. ______. 2004. Nationalisasi Pabrik Gula Mangkunegaran. Makalah Disampaikan

dalam Work Shop on the Economic Side of Decolonization. Yogyakarta:____

Skripsi Ari Emawati. 2011.

Kebijakan Ekonomi Mangkunegara V dalam Memperbaiki Krisis Ekonomi Surakarta: FKIP.

Danang Arif Nugraha. 1997. Analisis Hubungan Kerja dan Persepsi Upah

Terhadap Persepsi Produktivitas Karyawan Pada Perusahaan Tegel Karya Indah Sukoharjo. Surakarta: Fakultas Ekonomi.

Erwanto. 2010. Aanalisis Pemasaran Buah Mangga Arumanis (Mangifera Indica

L.). Surakarta: Fakultas Pertanian. Jurnal Wasino. 2005. Mangkunegara IV, Raja, Penguasa, Pendiri Industri Gula

Mangkunegaran (1861- Humaniora volume 17 No. 1 Februari: 31-37.

Internet

Page 89: PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL ... · PDF fileperkembangan industri gula colomadu dan perubahan sosial ekonomi masyarakat ... sosial fakultas keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

http://geografi-bumi, blogspot.com//2009/10/klasifikasi industry.html. 16 April 2011. Pukul 14.00 http://id.wikipedia.org./wiki/Pembagunan_ekonomi. 13 April 2011. Pukul 15.30 http://www.karanganyarkab.go.id/ver05/?p=137. 10 April 2011. Pukul 15.41