22
Ekonomi Koperasi Rabu, 27 Maret 2013 Pendidikan Kewarganegaraan A.Latar Belakang Pendidikan Kewarganegaraan dan Kompetensi yang Diharapkan 1.Latar Belakang pendidikan Kewarganegaraan Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia yang dimulai sejak era sebelum dan selama penjajahan, kemudian dilanjutkan dengan era perebutan dan mempertahankan kemerdekaan sampai hingga era pengisian kemerdekaan menimbulkan kondisi dan tuntutan yang berbeda sesuai dengan zamannya. Kondisi dan tuntutan yang berbeda tersebut ditanggapi oleh bangsa Indonesia berdasarkan kesamaan nilai-nilai perjuangan bangsa yang senantiasa tumbuh dan berkembang. 2.Kompetensi yang Diharapkan dari Pendidikan Kewarganegaraan a.Hakikat Pendidikan b.Kemampuan Warga Negara c.Menumbuhkan Wawasan Warga Negara d.Dasar Pemikiran Pendidikan Kewarganegaraan

Perkembangan Koperasi Di Indonesia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

berisi tentang bagaimana perjalanan koperasi di indonesia

Citation preview

Page 1: Perkembangan Koperasi Di Indonesia

Ekonomi Koperasi

Rabu, 27 Maret 2013

Pendidikan Kewarganegaraan

A.Latar Belakang Pendidikan Kewarganegaraan dan Kompetensi yang Diharapkan

1.Latar Belakang pendidikan Kewarganegaraan

            Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia yang dimulai sejak era sebelum dan selama

penjajahan, kemudian dilanjutkan dengan era perebutan dan mempertahankan kemerdekaan

sampai hingga era pengisian kemerdekaan menimbulkan kondisi dan tuntutan yang berbeda

sesuai dengan zamannya. Kondisi dan tuntutan yang berbeda tersebut ditanggapi oleh bangsa

Indonesia berdasarkan kesamaan nilai-nilai perjuangan bangsa yang senantiasa tumbuh dan

berkembang.

2.Kompetensi yang Diharapkan dari Pendidikan Kewarganegaraan

a.Hakikat Pendidikan

b.Kemampuan Warga Negara

c.Menumbuhkan Wawasan Warga Negara

d.Dasar Pemikiran Pendidikan Kewarganegaraan

e.Kompetensi yang Diharapkan

B.Pemahaman tentang Bangsa, Negara, Hak dan Kewajiban Warga Negara, Hubungan Warga

Negara dengan Negara atas Dasar Demokrasi, Hak Asasi Manusia (HAM), dan Bela Negara

Pengertian dan Pemahaman tentang Bangsa dan Negara

Page 2: Perkembangan Koperasi Di Indonesia

Bangsa adalah orang-orang yang memiliki kesamaan asal keturunan, adat, bangsa dan

sejarah serta berpemerintahan sendiri.

Negara dan Warga Negara dalam Sistem Kenegaraan di Indonesia

Negara pada dasarnya mensyaratkan adanya wilayah, pemerintah, penduduk sebagai

warga Negara, dan pengakuan dari Negara-negara lain sudah dipenuhi pleh Negara kesatuan

republic Indonesia (NKRI).

Proses Bangsa yang Menegara

            P roses bangsa yang menegara memberikan gambaran tentang bagaimana terbentuknya

bangsa, dimana sekelompok manusia yang berada di dalamnya merasa sebagai bagian dari

bangsa. Negara merupakan organisasi yang mewadahi bangsa.

Pemahaman Hak dan Kewajiban Warga Negara

            Dalam UUD 1945 Bab X, pasal tentang Warga Negara telah di amanatkan pada pasal 26,

27, 28 dan 30.

Pemahaman tentang Demokrasi

            Definisi demokrasi adalah sebuah bentuk kekuasaan (kratein)dari /oleh/untuk rakyat

(demos). Demos bukanlah rakyat keseluruhan, tetapi hanya populous tertentu,  yaitu mereka

yang berdasarkan tradisi atau kesepakatan formal mengontrol akses ke sumber-sumber

kekuasaan dan bisa mengklaim kepemilikan atas hak-hak prerogratif dalam proses pengambilan

keputusan yang berkaitan dengan urusan public atau pemerintah.

Page 3: Perkembangan Koperasi Di Indonesia

Pemahaman tentang Hak Asasi Manusia

            Didalam Mukadimah Deklarasi  Universal tentang Hak Asasi Manusia yang telah

disetujui dan diumumkan oleh resolusi majelis umum perserikatan bangsa-bangsa nomor 217A

(III) 10 desember 1948.

Diposkan oleh Nina Suryani di Rabu, Maret 27, 2013 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

Jumat, 18 Januari 2013

Meningkatkan Peran dan Kinerja Koperasi Belajar dari Pengalaman Negara Eropa

Meningkatkan Peran dan Kinerja Koperasi

Belajar dari Pengalaman Negara Eropa

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seperti kita ketahui bersama bahwa koperasi mulai tumbuh dan berkembang di Inggris pada

pertengahan abad XIX yaitu sekitar tahun 1844 yang dipelopori oleh Charles Howard di

Kampung Rochdale. Namun sebelum koperasi mulai tumbuh dan berkembang sebenarnya

inspirasi gerakan koperasi sudah mulai ada sejak abad XVIII setelah terjadinya revolusi industri

dan penerapan sistem ekonomi kapitalis.

Setelah berkembang di Inggris koperasi menyebar ke berbagai Negara baik di Eropa daratan,

Amerika, dan Asia termasuk ke Indonesia. Pada dasarnya koperasi digunakan sebagai salah satu

alternatif untuk memecahkan persoalan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan

masyarakatnya.

Page 4: Perkembangan Koperasi Di Indonesia

Koperasi sebenarnya sudak masuk ke Indonesia sejak akhir abad XIX yaitu sekitar tahun 1896

yang dipelopori oleh R.A.Wiriadmaja. Namun secara resmi gerakan koperasi Indonesia baru

lahir pada tanggal 12 Juli 1947 pada kongres I di Tasikmalaya yang diperingati sebagai Hari

Koperasi Indonesia.

Pada umumnya orang menganggap koperasi adalah sebagai organisasi sosial, yaitu melakukan

kegiatan ekonomi dengan tidak mencari keuntungan. Ada juga yang mengatakan bahwa koperasi

itu hanya untuk memenuhi kebutuhan anggotanya saja. Dan yang lebih ekstrim mengatakan

bahwa koperasi itu hanya kemakmuran pengurusnya saja. Kami kira ini anggapan atau pemikiran

yang keliru. Karena sebenarnya koperasi adalah bentuk kegiatan usaha yang paling ideal di mana

anggotanya, juga bertindak sebagai produsen, sebagai konsumen, dan sekaligus sebagai pemilik.

Dalam kontenks Indonesia, koperasi merupakan bentuk usaha yang syah, yang keberadaannya

diakui dalam UUD-1945.

Awalnya keberadaan koperasi itu hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok para anggotanya,

sehingga hanya ada koperasi konsumsi atau single purpose. Namun dalam perkembangannya

fungsi koperasi menjadi bermacam-macam antara lain sebagai tolak ukur kegiatan usaha, sebagai

bentuk usaha baru, dan sebagai alternatif kegiatan usaha.

1.2 Pokok Pembahasan

Dalam penyusunan makalah ini, saya merumuskan beberapa masalah yang berhubungan dengan

pembahasan

“Peran dan Kinerja Koperasi di Negara-negara Eropa”

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Perkembangan Koperasi

Koperasi pertama kali muncul pada awal abad XIX. Pada masa itu terutama di negara-negara

Eropa yang menerapkan sistem perekonomian kapitalis, kaum buruh berada pada puncak

penderitaannya. Dengan latar belakang seperti itu maka tidak mengherankan apabila keberadaan

koperasi sangat erat kaitannya dengan perjuangan untuk mewujudkan keadilan sosial. Pada

mulanya pertumbuhan koperasi memang tidak dapat dipisahkan dari perkembangan ide-ide

Page 5: Perkembangan Koperasi Di Indonesia

tentang pembaharuan masyarakat yang dipelopori oleh gerakan sosialis. Hal ini yang

menyebabkan kuatnya pengaruh pemikiran sosialis dalam perkembangan koperasi.

Dua alasan yang mendasari pengaruh sosialisme itu adalah:

         Terdapatnya kesamaan motif antara gerakan koperasi dengan gerakan sosialis. Sebagai reaksi

penderitaan kaum buruh dari hisapan kaum kapitalis.

         Sebagai suatu bentuk organisasi ekonomi yang berbeda dengan bentuk organisasi ekonomi

kapitalis, koperasi menawarkan suatu bentuk dasar dari tatanan sosial yang berbeda dengan

tatanan sosial masyarakat kapitalis.

2.1.1    Perkembangan Koperasi di Inggris

Koperasi yang pertama didirikan adalah di Inggris, sebagai akibat penderitaan yang dialami

kaum buruh di Eropa akibat revolusi industri pada abad awal XIX. Pada tahun 1844 di Rochdale,

Inggris didirikan koperasi konsumsi yang dipelopori oleh Charles Howard.

Pada mulanya koperasi Rochdale hanya bergerak dalam usaha untuk pemenuhan kebutuhan

konsumsi. Namun kemudian Rochdale mulai mengembangkan sayapnya dengan melakukan

usaha-usaha produktif. Menyusul keberhasilan koperasi Rochdale ini, hingga tahun 1852 telah

berdiri sekitar 100 koperasi konsumsi di Inggris, yang pada umumnya didirikan oleh para

konsumen. Dalam rangka memperkuat gerakan koperasi, maka pada tahun 1862, koperasi-

koperasi konsumsi di Inggris bergabung menjadi satu menjadi pusat koperasi pembelian

{Coperative Wholesale Society (CWS)}

2.1.2    Perkembangan Koperasi di Perancis

Pelopor-perlopor koperasi di Perancis antara lain Charles Fouriee, Louis Blanc, serta Ferdinand

Lasalle. Para pelopor ini menyadari bahwa setelah terjadinya revolusi Perancis dan

perkembangan industri yang menimbulkan kemiskinan, maka nasib rakyat perlu diperbaiki

dengan membangun koperasi-koperasi yang bergerak di bidang produksi bersama-sama dengan

para pengusaha kecil.

Di Perancis terdapat Gabungan Koperasi Konsumsi Nasional Perancis (Federation Nationale

Dess Cooperative de Consummtion), dengan jumlah koperasi yang bergabung sebanyak 476

Page 6: Perkembangan Koperasi Di Indonesia

koperasi, anggota 3.460.000 orang, toko 9.900 buah dan perputaran modal sebesar 3.600 miliar

Franc/tahun.

2.1.3    Perkembangan Koperasi di Jerman

Pada tahun 1848 di Inggris dan Perancis telah mencapai kemajuan Industri, sedangkan di Jerman

perekonomiannya masih bercorak agraris. Barang-barang impor di Inggris dan Perancis

memberikan tekanan berat bagi perkembangan Industri di Jerman.

Pada saat itu muncul Pelopor Koperasi di Jerman, yaitu F.W Raiffeisen, Walikota

Flammersfield. Ia menganjurkan agar kaum petani menyatukan diri dalam kumpulan simpan

pinjam.

2.1.4    Perkembangan Koperasi di Denmark

Denmark adalah salah satu negara di Eropa yang dapat dijadikan contoh pengembangan

Koperasi Pertanian. Kegiatan yang dilakukan para petani yang tergabung dalam koperasi

pertanian perlu dipelajari sebagai pola yang cocok untuk membangun daerah agrarian.

Pada tahun 1952 anggota Koperasi mencapai satu juta orang atau sekitar 30% dari jumlah

penduduk Denmark. Selain itu hampir sepertiga penduduk pedesaan di Denmark berusia 18

tahun sampai dengan 30 tahun pernah belajar di Perguruan tinggi, sehingga tidak sulit bagi

mereka untuk bergabung ke dalam koperasi.

2.1.5    Perkembangan Koperasi di Swedia

Usaha Koperasi di Swedia umumnya ditujukan untuk memerangi kekuatan monopoli. Salah

seorang pelopor koperasi di Swedia adalah Albin Johansen. Pada tahun 1911 gerakan koperasi

ini berhasil mengalahkan kekuatan perusahaan besar milik kelompok orang yang mulanya sangat

berkuasa dalam penentuan harga penjualan margarin. Tahun 1962 Swedia berhasil

menghancurkan monopoli penjualan tepung terigu yang dimiliki perusahaan swasta.

Rahasia keberhasilan koperasi Swedia adalah berkat program pendidikan yang disusun secara

teratur dan pendidikan orang dewasa di Sekolah Tinggi araskyst (Folk High School), serta

Page 7: Perkembangan Koperasi Di Indonesia

lingkaran studi dalam pendidikan luar sekolah. Dan perhatian diberikan terhadap pendidikan bagi

masyarakat di lingkungan daerah kerja koperasi.

2.1.6    Perkembangan Koperasi di Amerika Serikat

Koperasi  yang tumbuh di Amerika Serikat dikelola berdasarkan prinsip-prinsip Rochdale,

namun karena kurang berpengalaman  maka banyak koperasi yang gulung tikar. Koperasi yang

tumbuh antara tahun 1863 sampai dengan 1869, berjumlah 2.600 koperasi. Sekitar 57% koperasi

ini mengalami kegagalan, karena prinsip-prinsip koperasi Rochdale dikenal di Amerika Serikat

sekitar tahun 1860, sehingga pertumbuhan koperasi secara pesat baru sekitar 1880.

2.1.7    Perkembangan Koperasi di Jepang

Koperasi pertama kali berdiri di Jepang pada tahun 1990 (33 tahun setelah pembaharuan oleh

Kaisar Meiji), atau bersamaan dengan pelaksanaan Undang-Undang Koperasi Industri Kerajinan

Cikal bakal kelahiran koperasi di Jepang mulai muncul ketika perekonomian uang mulai dikenal

oleh masyarakat pedalaman, khususnya kegiatan pembelian dan pemasaran bersama hasil

pertanian pada tahun 1906, koperasi terus tumbuh dan berkembang. Pada tahun 1920 ketika

Jepang sedang membangun dan mengembangkan industrinya, koperasinya yang ada benar-benar

berfungsi sebagai tulang punggung bagi pembangunan pertanian yang menunjang industrialisasi.

2.1.8    Perkembangan Koperasi di Korea

Koperasi di Korea di mulai pada awal abad 20 khususnya koperasi pedesaan. Koperasi kredit

pedesaan misalnya sudah mulai dikenal pada tahun 1907. Koperasi ini didirikan oleh rakyat

untuk membantu petani yang membutuhkan uang untuk membiayai usaha pertaniannya.

Sedangkan koperasi kerajinan dan koperasi pertanian baru mulai diorganisir pada tahun 1936.

Kedua koperasi ini mendapat perlindungan dari pemerintah.

Pada tahun 1956 koperasi kredit pedesaan di organisir oleh pemerintah Korea menjadi Bank

Pertanian Korea. Namun pada tahun 1957 koperasi pertanian melebarkan sayapnya dalam

Page 8: Perkembangan Koperasi Di Indonesia

kegiatan simpan pinjam. Jadi Korea ada dua organisasi pedesaan yang melayani kebutuhan

kredit petani, yakni Bank Pertanian Korea dan Koperasi Pertanian.

2.1.9 Sejarah Perkembangan Koperasi di Indonesia

Sejarah perkembangan koperasi di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari kehadiran pedagang-

pedagang bangsa Eropa yang datang ke Indonesia. Namun dengan keserakahan pedagang-

pedagang Eropa untuk meraih keuntungan yang sebesar-besarnya, maka hubungan dagang

menjadi ingin menguasai mata rantai perdagangan.

Akibatnya terjadi penindasan (menjajah) oleh pedagang-pedagang bangsa  Eropa terhadap

bangsa Indonesia. Dari penderitaan inilah yang mengunggah pemuka-pemuka bangsa Indonesia

berjuang untuk memperbaiki kehidupan masyarakat, salah satunya dengan mendirikan koperasi.

2.1.9.1 Zaman Belanda

R. aria wiraatmaja seorang patih di Purwekerto, mempelopori berdirinya sebuah bank yang

bertujuan menolong para pegawai agar tidak terjerat oleh lintah darat. Usaha ini mendapat

dukungan residen Purwekerto E.Sieburg.badan usaha yang dipilih untuk bank yang diberi nama

Bank penolong dan tabunggan (Help en Spaar Bank), ialah koperasi.

Pada tahun 1898, atas bantuan E.Sieburg dan De Woolfvan Westerrode, jangkauan perlayanan

bank diperluas ke sektor pertanian (HulpSpaar en Lanbouwweredit Bank), yaitu meniru pola

koperasi pertanian yang dikembangkan di Jerman (Raiffeisen). Upaya yang ditempuh pemerintah

kolonial belanda ialah merintangi perkembangan yang dirintis oleh R. Aria Wiraatmaja.

Pada tahun 1908 Raden Soetomo melalui Budi Utomo berusaha mengembangkan koperasi

rumah tangga tetapi kurang berhasil karena dukungan dari masyarakat sangat rendah. Hal ini

disebabkan kesadaran masyarakat akan manfaat koperasi sangat rendah. Tahun 1913, serikat

Dagang Islam yang kemudian menjadi Sarekat Islam, memelopori berdirinya beberapa jenis

Industri Koperasi Kecil dan kerajinan. Hambatan formal dari pemerintahan belanda adalah

diterapkannya peraturan koperasi No.44431 tahun 1915, dimana persyaratan Administrasi, yang

menyangkut masalah perizinan, pembiayaan dan masalah-masalah teknis pendirian yang

kegiatan usaha koperasi dibuat sangat berat. Pada tahun1939, koperasi di Indosesia tumbuh

Page 9: Perkembangan Koperasi Di Indonesia

pesat, mencapai 1712 buah, dan terdaftar sebanyak 172 buah dengan anggota sekitar 144.134

orang.

2.1.9.2 Zaman Jepang

Pada masa ini usaha-usaha perkembangan koperasi di Indonesia disesuaikan dengan asas-asas

kemiliteran. Pada zaman Jepang ini dikembangkan model koperasi yang terkenal dengan

sebuatan kumiai. Dengan propaganda untuk meningkatkan kesejahteraan mereka, sehingga

mendapat simpatiyang luas dari masyarakat. Siasat pemerintah jepang melalui pembentukan

Kumiai sebenarnya untuk memenuhi kepentingan perang.

Fungsi koperasi dalam periode ini benar-benar hanya sebagai alat untuk mendistribusikan bahan

—bahan kebutuhan pokok untuk kepentingan perang Jepang, dan bukan  untuk kepentingan

rakyat.

2.1.9.3 Sejarah Singkat Perkembangan Koperasi di Indonesia

Sejarah perkembangan koperasi di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari kehadiran pedagang-

pedagang bangsa Eropa yang datang ke Indonesia. Namun dengan keserakahan pedagang-

pedagang Eropa untuk meraih keuntungan yang sebesar-besarnya, maka hubungan dagang

menjadi ingin menguasai mata rantai perdagangan. Akibatnya terjadi penindasan (menjajah) oleh

pedagang-pedagang bangsa  Eropa terhadap bangsa Indonesia. Dari penderitaan inilah yang

mengunggah pemuka-pemuka bangsa Indonesia berjuang untuk memperbaiki kehidupan

masyarakat, salah satunya dengan mendirikan koperasi.

2.1.9.4 Fungsi dan Peran Koperasi di Indonesia

Sebagaimana dikemukakan dalam pasal 4 UU No. 25 Tahun 1992, fungsi dan peran koperasi di

Indonesia seperti berikut ini:

         Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi anggota pada khususnya

dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial Potensi

dan kemampuan ekonomi para anggota koperasi pada umumnya relatif kecil. Melalui koperasi,

potensi dan kemampuan ekonomi yang kecil itu dihimpun sebagai satu kesatuan, sehingga dapat

Page 10: Perkembangan Koperasi Di Indonesia

membentuk kekuatan yang lebih besar. Dengan demikian koperasi akan memiliki peluang yang

lebih besar dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat pada umumnya

dan anggota koperasi pada khususnya.

         Turut serta secara aktif dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan masyarakat

Selain diharapkan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi para anggotanya, koperasi

juga diharapkan dapat memenuhi fungsinya sebagai wadah kerja sama ekonomi yang mampu

meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan masyarakat pada umumnya. Peningkatan kualitas

kehidupan hanya bisa dicapai koperasi jika ia dapat mengembangkan kemampuannya dalam

membangun dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggota-anggotanya serta masyarakat

disekitarnya.

Kesimpulan

Koperasi yaitu suatu perkumpulan yang memiliki kemampuan dalam bidang ekonomi yang

berjuang untuk memperjuangkan kesejahteraan anggotanya pada khususnya dan kesejahteraan

masyarakat pada umumnya. Masing-masing anggota koperasi berkewajiban untuk

mengembangkan serta mengawasi jalannya koperasi.

Koperasi sebagai bentuk usaha merupakan organisasi ekonomi rakyatyang bersifat sosial.

Koperasi berfungsi sebagai alat ekonomi yang dapatmensejahterakan rakyat. Koperasi pun

memiliki peranan yang besar dalampembangunan nasional. Sebagai usaha bersama yang

berasaskan kekeluargaan, koperasi haruslah dikelola dengan prinsip-prinsip manajemensecara

tepat.

Dalam perjalanan sejarah, koperasi tumbuh dan berkembang ke seluruh dunia di samping badan

usaha lainnya. Setengah abad setelah pendirian Koperasi Rochdale, seiring dengan

berkembangnya koperasi di berbagai negara, para pelopor koperasi sepakat untuk membentuk

International Cooperative Alliance (ICA-Persekutuan Koperasi Internasional) dalam Kongres

Koperasi Internasional yang pertama pada tahun 1896, di London. Dengan terbentuknya ICA,

maka koperasi telah menjadi suatu gerakan internasional.

Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian

nasional Koperasi adalah satu-satunya bentuk perusahaan yang dikelola secara demokratis.

Berdasarkan sifat seperti itu maka koperasi diharapkan dapat memainkan peranannya dalam

menggalang dan memperkokoh perekonomian rakyat. Oleh karena itu koperasi harus berusaha

Page 11: Perkembangan Koperasi Di Indonesia

sekuat tenaga agar memiliki kinerja usaha yang tangguh dan efisien. Sebab hanya dengan cara

itulah koperasi dapat menjadikan perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan

perekonomian nasional dan berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian

nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi

ekonomi Sebagai salah satu pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian Indonesia, koperasi

mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan perekonomian nasional bersama-sama

dengan pelaku-pelaku ekonomi lainnya. Namun koperasi mempunyai sifat-sifat khusus yang

berbeda dari sifat bentuk perusahaan lainnya, maka koperasi menempati kedudukan yang sangat

penting dalam sistem perekonomian Indonesia. Dengan demikian koperasi harus mempunyai

kesungguhan untuk memiliki usaha yang sehat dan tangguh, sehingga dengan cara tersebut

koperasi dapat mengemban amanat dengan baik.

 Daftar Pustaka

http://clarajanuary.wordpress.com/2012/10/22/makalah-ekonomi-koperasi/

http://www.kopindo.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=404&Itemid=406

http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2012/10/04/koperasi-di-berbagai-negara-499076.html 

http://ginthapx.blogspot.com/2011/11/manfaat-koperasi.html

Diposkan oleh Nina Suryani di Jumat, Januari 18, 2013 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

Senin, 07 Januari 2013

Bab 12 PERKEMBANGAN KOPERASI DI NEGARA BERKEMBANG

Page 12: Perkembangan Koperasi Di Indonesia

PERKEMBANGAN KOPERASI DI NEGARA BERKEMBANG

Di Indonesia pengenalan koperasi memang dilakukan oleh dorongan pemerintah, bahkan sejak

pemerintahan penjajahan Belanda telah mulai diperkenalkan. Gerakan koperasi sendiri

mendeklarasikan sebagai suatu gerakan sudah dimulai sejak tanggal 12 Juli 1947 melalui

Kongres Koperasi di Tasikmalaya. Pengalaman di tanah air kita lebih unik karena koperasi yang

pernah lahir dan telah tumbuh secara alami di jaman penjajahan, kemudian setelah kemerdekaan

diperbaharui dan diberikan kedudukan yang sangat tinggi dalam penjelasan undang-undang

dasar. Dan atas dasar itulah kemudian melahirkan berbagai penafsiran bagaimana harus

mengembangkan koperasi. Paling tidak dengan dasar yang kuat tersebut sejarah perkembangan

koperasi di Indonesia telah mencatat tiga pola pengembangan koperasi. Secara khusus

pemerintah memerankan fungsi “regulatory” dan “development” secara sekaligus (Shankar

2002). Ciri utama perkembangan koperasi di Indonesia adalah dengan pola penitipan kepada

program yaitu : (i) Program pembangunan secara sektoral seperti koperasi pertanian, koperasi

desa, KUD; (ii) Lembaga-lembaga pemerintah dalam koperasi pegawai negeri dan koperasi

fungsional lainnya; dan (iii) Perusahaan baik milik negara maupun swasta dalam koperasi

karyawan. Sebagai akibatnya prakarsa masyarakat luas kurang berkembang dan kalau ada tidak

diberikan tempat semestinya.

Selama ini “koperasi” di¬kem¬bangkan dengan dukungan pemerintah dengan basis sektor-sektor

primer dan distribusi yang memberikan lapangan kerja terbesar ba¬gi penduduk Indonesia.

Sebagai contoh sebagian besar KUD sebagai koperasi program di sektor pertanian didukung

dengan program pem¬bangunan untuk membangun KUD. Disisi lain pemerintah memanfaatkan

KUD untuk mendukung program pembangunan pertanian untuk swasembada beras seperti yang

se¬lama PJP I, menjadi ciri yang menonjol dalam politik pem-bangunan koperasi. Bahkan

koperasi secara eksplisit ditugasi melanjutkan program yang kurang berhasil ditangani langsung

oleh pemerintah bahkan bank pemerintah, seperti penyaluran kredit BIMAS menjadi KUT, pola

pengadaan beras pemerintah, TRI dan lain-lain sampai pada penciptaan monopoli baru

(cengkeh). Sehingga nasib koperasi harus memikul beban kegagalan program, sementara

koperasi yang berswadaya praktis tersisihkan dari perhatian berbagai kalangan termasuk para

peneliti dan media masa. Dalam pandangan pengamatan internasional Indonesia mengikuti

Page 13: Perkembangan Koperasi Di Indonesia

lazimnya pemerintah di Asia yang melibatkan koperasi secara terbatas seperti disektor pertanian

(Sharma, 1992).

Pengalaman Umum Kemajuan Koperasi (Mencari Determinan)

Sejarah kelahiran koperasi di dunia yang melahirkan model-model keberhasilan umumnya

berangkat dari tiga kutub besar, yaitu konsumen seperti di Inggris, kredit seperti yang terjadi di

Perancis dan Belanda kemudian produsen yang berkembang pesat di daratan Amerika maupun di

Eropa juga cukup maju. Namun ketika koperasi-koperasi tersebut akhirnya mencapai kemajuan

dapat dijelaskan bahwa pendapatan anggota yang digambarkan oleh masyarakat pada umumnya

telah melewati garis kemiskinan. Contoh pada saat Revolusi Industri pendapatan/anggota di

Inggris sudah berada pada sekitar US$ 500,- atau di Denmark pada saat revolusi pendidikan

dimulai pendapatan per kapita di Denmark berada pada kisaran US$ 350,-. Hal ini menunjukkan

betapa pentingnya dukungan belanja rumah tangga baik sebagai produsen maupun sebagai

konsumen mampu menunjang kelayakan bisnis perusahaan koperasi. Pada akhirnya penjumlahan

keseluruhan transaksi para anggota harus menghasilkan suatu volume penjualan yang mampu

mendapatkan penerimaan koperasi yang layak dimana hal ini ditentukan oleh rata-rata tingkat

pendapatan atau skala kegiatan ekonomi anggota.

Potret Koperasi Indonesia

Sampai dengan bulan November 2001, jumlah koperasi di seluruh Indonesia tercatat sebanyak

103.000 unit lebih, dengan jumlah keanggotaan ada sebanyak 26.000.000 orang. Jumlah itu jika

dibanding dengan jumlah koperasi per-Desember 1998 mengalami peningkatan sebanyak dua

kali lipat. Jumlah koperasi aktif, juga mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan.

Jumlah koperasi aktif per-November 2001, sebanyak 96.180 unit (88,14 persen). Corak koperasi

Indonesia adalah koperasi dengan skala sangat kecil. Satu catatan yang perlu di ingat reformasi

yang ditandai dengan pencabutan Inpres 4/1984 tentang KUD telah melahirkan gairah

masyarakat untuk mengorganisasi kegiatan ekonomi yang melalui koperasi.

Koperasi Dalam Era Otonomi Daerah

Implementasi undang-undang otonomi daerah, akan mem¬berikan dampak positif bagi koperasi

dalam hal alokasi sum¬ber daya alam dan pelayanan pembinaan lainnya. Namun kope¬rasi akan

semakin menghadapi masalah yang lebih intensif de¬ngan pemerintah daerah dalam bentuk

Page 14: Perkembangan Koperasi Di Indonesia

penempatan lokasi inves¬tasi dan skala kegiatan koperasi. Karena azas efisiensi akan mendesak

koperasi untuk membangun jaringan yang luas dan mungkin melampaui batas daerah otonom.

Peranan advo¬kasi oleh gerakan koperasi untuk memberikan orientasi kepa¬da pemerintah di

daerah semakin penting. Dengan demikian peranan pemerintah di tingkat propinsi yang diserahi

tugas untuk pengembangan koperasi harus mampu menjalankan fung¬si intermediasi semacam

ini. Mungkin juga dalam hal lain yang berkaitan dengan pemanfaatan infrastruktur daerah yang

semula menjadi kewenangan pusat.

sumber : http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/perkembangan-koperasi-di-negara-

berkembang/

Diposkan oleh Nina Suryani di Senin, Januari 07, 2013 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

Bab 11 Peranan koperasi diberbagai keadaan persaingan

Peranan koperasi diberbagai keadaan persaingan

  Di pasar persaingan sempurna

Pada dasarnya pasar persaingan sempurna memiliki beberapa cirri-ciri umum yaitu :

·         Adanya penjual dan pembeli yang banyak

·         Produk yang dijual sejenis

·         Perusahaan bebas untuk masuk atau keluar

·         Para pembeli dan penjyal memilki informasi yang sempurna

    Di pasar Monopolistik

Cirri-cirinya yaitu :

·         Banyak penjual atau pengusaha dari suatu produk yang seragam

·         Produk yang dihasilkan tidak sama (homogen)

·         Ada produk substitusinya

·         Keluar atau masuk ke industry relatof mudah

Page 15: Perkembangan Koperasi Di Indonesia

·         Harga produk tidak sama di semua pasar, tetapi berbeda – beda sesuai keinginan

penjualnya.

   Pasar Monopsoni

Bentuk pasar ini merupakan bentuk apasar yang dilihat dari segi permintaan dan

pembelinya. Dalam pengertian ini, pasar monopsoni adalah suatu bebtuk interaksi antara

permintaan dan penawaran dimana permintannya atau pembeli hanya satu perusahaan.

Contohnya : PT KAI (Kerata Api Indonesia)

  Pasar Oligopoli

Adalah suatu bentuk interaksi permintaan dan penawaran dimana terdapat beberapa

penjual/ produsen yang menguasai permintaan pasar.

Cirri-ciri pasar ini :

·         Terdapat beberapa penjualprodusen yang menguasai pasar

·         Barang yang di perjual-belikan dapat bersifat homogen ataupun berbeda

·         Terdapat hambatan masuk bagi perusahaan diluar pasar untuk masuk kedalam pasar

·         Merupakan salah satu pasar price leader yaitu penjual yang memilki pasar terbesar.

http://ninasuryaninina.blogspot.com/