Upload
nguyenkhue
View
238
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Perlindungan Anak Terpadu
Berbasis Masyarakat
Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Republik Indonesia
PATBM (Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat)
BERLIAN (BERSAMA LINDUNGI ANAK)
Situasi umum perlindungan anak di
Sumut tahun 2017
641 anak menjadi korban kekerasan, eksploitasi, penelantaran dan penyalahgunaan wewenang (PKPA-sumber media cetak)
508 anak korban kekerasan mendapat layanan bantuan hukum dan perlindungan dari lembaga layanan P2TP2A Sumut, PKPA Medan, dan PKPA Nias). 41.20% korban kejahatan seksual
731 anak menurut data SIMFONI Kementeria PPPA menjadi korban kekerasan (77% korban anak perempuan dan 23% anak laki-laki).
591 anak berkonflik dengan hukum (pelaku pidana) di dampingai oleh
BAPAS Medan dan PKPA. sebagian besar terlibat dalam kasus narkoba, kekerasan, seksual, dan lakalantas
Isu anak lainnya adalah: anak jalanan, pekerja anak, pernikahan anak dan penelantaran anak.
PENGERTIAN PATBM
Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat
(PATBM):
gerakan dari jaringan atau kelompok warga pada tingkat
masyarakat yang bekerja secara terkoordinasi
inisiatif masyarakat untuk melakukan upaya- upaya
pencegahan dengan membangun kesadaran masyarakat
agar terjadi perubahan pemahaman, sikap dan
prilaku yang memberikan perlindungan kepada
anak.
Gerakan dikelola dengan menggunakan dan
mengembangkan fungsi struktur kelembagaan yang
sudah ada atau jika diperlukan dengan membangun
struktur kelembagaan baru.
Sasaran PATBM
Sasaran utama yang akan dilindungi adalah anak.
Untuk mewujudkan perlindungan anak tersebut,
diperlukan perubahan-perubahan sistemik, tidak saja
pada anak-anak, tetapi juga pada lingkungan yang
paling berpengaruh terhadap kehidupan anak-
anak. Sesuai dengan konteks kegiatan berbasis
masyarakat dan tujuan PATBM, maka sasaran
kegiatan-kegiatan PATBM adalah anak, orang tua,
keluarga, dan masyarakat yang ada di wilayah PATBM
dilaksanakan
Titik berat kegiatan PATBM adalah kegiatan promotif
dan pencegahan untuk menghindari terjadinya
kekerasan
Cakupan kerja PATBM
Sasaran PATBM mencakup kegiatan
yang bertingkat yaitu:
1) Tingkat anak-anak: meningkatkan kemampuan anak melindungi hak-
haknya termasuk melindungi dari kekerasan yang terjadi. Kegiatan ini bisa
berupa kegiatan keagamaan, kegiatan kreatif dan rekreatif, kegiatan
pendidikan termasuk juga pengembangan forum anak.
2) Tingkat Keluarga: meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengasuh
anak sesuai dengan perkembangan usia dan hak-hak anak dan menguatkan
pelaksanaan fungsi keluarga seperti membangun komunikasi dan
keharmonisan keluarga. Bentuk kegiatan ini antara lain sarasehan orang tua,
berbagi pengalaman pengasuhan di antara orang tua atau peningkatan
ketrampilan pengasuhan anak
3) Tingkat Komunitas atau masyarakat desa: membangun dan
memperkuat sebuah norma anti kekerasan kepada anak yang ada di dalam
masyarakat tersebut. Kegiatan bisa dilakukan dengan sarasehan dan
sosialisasi yang diikuti oleh warga masyarakat atau mengembangkan
kebijakan lokal tentang penguatan perlindungan anak misalnya dengan
pengawasan bermain, pengembangan rumah singgah bagi anak sekolah dan
lain-lain
Langkah-langkah pengembangan PATBM
1. Regulasi dan tata kelola organisasi
2. Pendanaan
3. Informasi
4. Sumber daya manusia
5. Perlengkapan/ logistik
6. Mobilisasi partisipasi masyarakat.
TIM PATBM
Tingkat Pusat (Kementerian PPPA)
Tingkat Provinsi (Dinas PPPA)
Tingkat Kabupaten/Kota (Dinas PPPA)
Desa/Kelurahan, PATBM yang digerakan
oleh aktivis- aktivis warga masyarakat
dirancang ada di tingkat desa/kelurahan
di bawah tanggung jawab pemerintah
desa/kelurahan
KEMITRAAN PATBM
TIM PATBM
P2TP2A OBH/Lembaga Masyarakat
PEKSOS
KEPOLISIAN (UNIT
PPA/POLSEK/BABINKATIBAS
BABINSA
PUSKESMAS/BIDAN
Media
Dunia Usaha
Peran PATBM1. Memberikan informasi melalui sosialisasi dan edukasi mengenai hak
Anak dan peraturan perundang-undangan tentang Anak;
2. Memberikan masukan dalam perumusan kebijakan yang terkait
Perlindungan Anak;
3. Melaporkan kepada pihak berwenang jika terjadi pelanggaran hak Anak;
4. Berperan aktif dalam proses rehabilitasi dan reintegrasi sosial bagi Anak;
5. Melakukan pemantauan, pengawasan dan ikut bertanggungjawab
terhadap penyelenggaraan Perlindungan Anak;
6. Menyediakan sarana dan prasarana serta menciptakan suasana kondusif
untuk tumbuh kembang Anak;
7. Berperan aktif dengan menghilangkan pelabelan negatif terhadap Anak
korban; dan
8. Memberikan ruang kepada Anak untuk dapat berpartisipasi dan
menyampaikan pendapat.
Perencanaan dan Penganggaran
IdentifikasiBentuk Praktek
Terbaik
Identifikasitarget kegiatan
Identifikasikegiatan
menurut tujuan
• Pemerintah Daerah
• Perguruan Tinggi
• Lembaga Swadaya
Masyarakat
• Lembaga Swasta
• Lembaga Donor
• Untuk Anak
• Untuk Orangtua
• Untuk Masyarakat
• Untuk Pencegahan
• Untuk Penanganan
• Untuk Reintegrasi
HAK DAN
PERLINDUNGAN ANAK
Ruang Lingkup Hak-hak Anak:
Hak Hidup, Kelangsungan hidup,
Perkembangan, Akta kelhiran,
Nama, Kebangsaan,
kewarganegaraan,Pengasuhan
Berpendapat, Berekspresi,Berfikir,
Berkeyakinan, Beragama,Berekspresi,
Berorganisasi, Privacy, Informasi,Kesehatan,
Jaminan Sosial,Standar Hidup yang Layak,
Pendidikan, Budaya, serta Hak Khusus Anak
Cacat, Anak Minoritas dan Anak Pribumi
Ruang Lingkup
Perlindungan Anak:
KEKERASAN (fisik,mental,seksual,penelantaran),
EKSPLOITASI (ekonomi,narkoba,seksual,trafi
king,bentuk lainnya),
Penelantaran
Anak Konflik Hukum,
SITUASI DARURAT(korban konflik dan pengungsian)
Hak-Hak Anak dan Perlindungan Anak
AKTOR PEMENUHAN HAK DAN
PERLINDUNGAN ANAK
• Peranserta
• Partisipasi/di dengar pendapatnya
• Tanggung Jawab• Kewajiban
Negara (Pemerintah
SKDP & InstansiVertikal)
Keluarga/orang tua
MasyarakatAnak
Situasi sistem Perlindungan anak saat ini:
Pencegahan
(Intervensi Primer),
Pengurangan resiko
(Intervensi sekunder),
Penanganan(intervensi
tersier)
Kegiatan pencegahan dan pengurangan resiko masih kecil.
Seharusnya sistem Perlindungan anak adalah:
Pencegahan(Intervensi Primer),
Penguranganresiko
(Intervensi sekunder),
Penanganan (intervensi
tersier)
Harusnya kegiatan pencegahan dan pengurangan resiko lebih besar.
PERAN MASYARAKAT
Pasal 72 ayat (1),
UU No.23 Th.2002, Tentang Perlindungan Anak:
Masyarakat berhak memperoleh kesempatan seluas-luasnya untuk berperan dalam perlindungan anak.
Pasal 72 ayat (2):
Peran masyarakat dilakukan oleh orang perseorangan, lembaga perlindungan anak, lembaga sosial kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, lembaga pendidikan, lembaga keagamaan, badan usaha, dan media masa.
Pasal 73:
Peran masyarakat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
SALAM BERLIAN
TERIMAKASIH ATAS
PERHATIANNYA
Misran Lubis
Email: [email protected]
Mobile: 0812 606 4126