77
1 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL-BELI ONLINE DITINJAU DALAM HUKUM ISLAM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Ekonomi Syariah (SH) Pada Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh RIZKI AMELIA KADIR NIM : 105251101916 PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1441 H / 2020 M

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

1

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM

JUAL-BELI ONLINE DITINJAU DALAM

HUKUM ISLAM

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Hukum Ekonomi Syariah (SH) Pada Program Studi

Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

RIZKI AMELIA KADIR

NIM : 105251101916

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

1441 H / 2020 M

Page 2: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

2

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM

JUAL-BELI ONLINE DITINJAU DALAM

HUKUM ISLAM

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Hukum Ekonomi Syariah (SH) Pada Program Studi

Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

RIZKI AMELIA KADIR

NIM : 105251101916

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

1441 H / 2020 M

ii

Page 3: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

3

Page 4: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

4

Page 5: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

5

v

Page 6: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

6

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Rizki Amelia Kadir

NIM : 105 25 11019 16

Jurusan : Hukum Ekonomi Syariah

Fakultas : Agama Islam

Kelas : A

Dengan ini menyatakan hal sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi, saya

menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Saya tidak melakukan penjiplakan ( Plagiat ) dalam menyusun skripsi ini.

3. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3 maka bersedia

untuk menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, 29 Syawal 1441 H

21 Juni 2020 M

Yang Membuat Pernyataan

Rizki Amelia Kadir

NIM 105251101916

vi

Page 7: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

7

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Lakukan sekecil appapun perubahan jangan tunggu perubahan itu sempurna

seketika karena alam butuh beradaptasi.”

(Penulis)

PERSEMBAHAN

“Skripsi ini bagian dari ibadahku kepada Allah SWT dan persembahan

teristimewa kepada kedua orang tua yang senangtiasa mendoakan dan

memberikan motivasi dan moral serta material yang luar biasa terima kasih juga

kepada sahabat-sahabat yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan

Skripsi ini.”

vii

Page 8: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

8

ABSTRAK

Rizki Amelia Kadir. 105251101916. 2016. Perlindungan Hukum Terhadap

Konsumen Dalam Jual Beli Online Ditinjau Dalam Hukum Islam. Dibimbing oleh

Hurriah Ali Hasan dan Wahidah Rustam.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu bertujuan untuk

mengetahui perlindungan hukum terhadap konsumen dalam jual beli online ditinjau

dari hukum islam.

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Bontolebang Kecamatan Galesong

Utara Kabupaten Takalar. yang berlangsung selama 2 bulan yakni mulai Januari- Maret

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan

dan penelitian lapangan seperti observasi dan wawancara. Analisis data dalam

penelitian ini melalui reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dalam transaksi jual-beli online terjadi

atas kesepakatan antara dua belah pihak yaitu pembeli dan penjual serta Perlindungan

konsumen yang belum diaplikasikan sesuai dengan UU Perlindungan Konsumen serta

tinajuan dalam islam. Konsumen disini yang belum mengerti apa yang menjadi hak

mereka, dan hanya tahu membeli tetapi tidak tahu bagaimana dia bisa terlindungi oleh

hak dia sebagai konsumen.

Kata Kunci : Hukum Islam, Jual Beli Online, Perlindungan Konsumen

viii

Page 9: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

9

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin, puji dan syukur senantiasa teriring do’a dalam

setiap hela nafas atas kehadirat Allah SWT. Tuhan yang senatiasa melindungi

hambanya dan segala Nikmat dan Rahmat-Nya yang diberikan kepada penulis

sehingga dapat menyelesaikan proposal ini dengan baik. Salawat serta salam

tercurah kepada baginda Rasulullah SAW. Para sahabat, dan keluarganya serta

ummat yang senantiasa istiqomah dijalan-Nya.

Tiada pencapaian yang sempurna dalam setiap langkah, karena rintangan tak

akan meninggalkan harapan dan cita-cita agung. Segalanya penulis lalui dengan

kesungguhan dan keyakinan untuk terus melangkah, akhirnya sampai dititik akhir

penyelesaian Skirpsi ini. Namun semua tidak lepas dari uluran tangan berbagai

pihak lewat dukungan, arahan, bimbingan, serta bantuan moril dan materil.

Ucapan terima kasih yang tak terhingga dan teristimewa peneliti hanturkan

kepada: Kedua orang tua tercinta, yaitu: Alm. Kadir dan Maemuna, mama yang

senantiasa mendo’akan, memberi dukungan moril maupun materil selama

menempuh Pendidikan, bapak yang selalu kudoakan dalam sujudku Untukmu kedua

sosok yang luar biasa dalam hidupku, terimalah persembahan kecilku dari

pengorbanan besarmu, iringilah anakmu ini dengan do’a dalam setiap sujudmu.

1. Bapak Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE., MM. selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar;

2. Bapak Dr. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I, selaku Dekan Fakultas Agama Islam;

ix

Page 10: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

10

3. Bapak Dr. Ir. H. Muchlis Mappangaja, MP. Selaku Ketua Prodi Hukum Ekonomi

Syariah dan Bapak Hasanuddin, SE. Sy., selaku Sekretaris Prodi Hukum Ekonomi

Syariah yang senantiasa memberikan arahan-arahan selama menempuh

pendidikan.

4. Ibu Hurriah Ali Hasan, ST.,ME,.,Ph.D (Selaku Pembimbing I) Ibu Wahidah

Rustam S.Ag.,MH (Selaku Pembimbing II) yang setia membimbing dan

memberikan arahan dalam menyelesaikan Skripsi ini;

5. Bapak/Ibu para dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah

Makassar yang senantiasa membimbing penulis selama menempuh pendidikan di

Hukum Ekonomi Syariah.;

6. Terima kasih juga kepada tante Hasnah yang sudah seperti kakak perempuan yang

selalu mendukung dan membantu selama ini .

7. Terima kasih kepada kalian yang senantiasa selalu bersama selama kurang

lebih 4 tahun ini, semoga ini bukan akhir dari hubungan kita kepada, Ikmawati,

Mulya Ramadana, Arwinni eka putri ahmad, Nurmala Sari, Nurfadillah Arifuddin

dan Adisya Nurul Fadillah.

8. Terima kasih kepada Nur Ariska yang selalu ada setiap saat dan kapan pun Ketika

saya butuh bantuan, thanks you so much semoga segera menyusul.

9. Berterimah kasih atas support dan saran dari sahabat dalam lingkungan organisasi

immawatiku, Resky amaliah, kurniati dan Munirah ainun dan Immawan demisioner

pikom Galesong thanks you so much.

x

Page 11: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

11

10. Berterimah kasih kepada keluarga dan teman-teman yang memberikan dukungan

dan semangat.

11. Dan terakhir penulis ucapkan terima kasih atas segala dao’a dan

dukungannya kepada keluarga besar, teman-teman angkatan 2016 kelas A,

serta mereka yang tidak sempat disebutkan namanya satu-persatu.

Makassar, 20 Mei 2020

Penulis,

RIZKI AMELIA KADIR

xi

Page 12: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

12

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL. .................................................................................. i

HALAMAN JUDUL. ..................................................................................... ii

PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................. iii ....

BERITA ACARA MUNAQASYAH ............................................................ iv

PERSETUJAN PEMBIMBING ................................................................... v

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI. ....................................... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN. ................................................................ vii

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... xiis

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Jual Beli ................................................................................... 8

B. Prinsip Jual-Beli Online ....................................................................... 12

C. Jual-Beli Online Dalam Hukum Islam ................................................. 17

D. Perlindungan Konsumen ...................................................................... 24

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 29

B. Lokasi dan Objek Penelitian ................................................................ 29

C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Penelitian ........................................... 30

D. Jenis Data dan Sumber Data ................................................................. 30

E. Instrumen Penelitian ............................................................................. 31

F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 31

xii

Page 13: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

13

G. Analisa Data ......................................................................................... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian.............................................. 34

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ......................................................... 40

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................... 54

B. Saran ..................................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 56

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ 58

LAMPIRAN .................................................................................................... 59

xiii

Page 14: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi telah mengubah kebiasaan masyarakat

dalam melakukan jual-beli, masyarakat yang sebelumnya melakukan

transaksi jual-beli secara langsung atau bertatap muka perlahan berubah

menjadi sebuah gaya baru yaitu transaksi jual-beli melalui internet atau

transaksi online yang merupakan cara baru dalam melakukan kegiatan jual-

beli. Hal ini membuat banyak penjual Online Shop yang berlomba– lomba

menawarkan produknya dengan berbagai cara untuk menarik konsumen

berbelanja, mereka memanfaatkan keadaan Online Shopping yang sedang

diminati oleh masyarakat Indonesia sampai saat ini. Sebagian masyarakat

menikmati keadaan yang mempermudah mereka dalam berbelanja dan

sebagian lagi memanfaatkan situasi yang terjadi dengan cara berbisnis

online.1

Konsumen Menurut ketentuan pasal 1 angka 2 Undang-Undang No.8

Tahun 1999, Tentang Perlindungan Konsumen adalah setiap orang

pemakai barang dan/jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi

kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhlSuk hidup

lain dan tidak untuk diperdagangkan.2

1 Kowewsky,R.,Die siege rim Netz, in:Capital 14/2004,p.55 2 Ahmadi Miru Prinsip-prinsip perlindungan konsumen di Indonesia, Bandung. 2009. Hal.

121

1

Page 15: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

2

Menurut Arwiedya menjamurnya Online Shop membuka peluang usaha

dalam bidang produk fashion di internet yang banyak membidik remaja sebagai

konsumennya. Keunggulan bisnis Online Shop selain mudah dalam melakukan

promosi, juga sangat efisien karena hanya membutuhkan biaya berlangganan

internet untuk dapat menjalankan bisnisnya.3 Perkembangan bisnis melalui

media internet semakin hari semakin meningkat, seiring dengan meningkatnya

pengguna internet di dunia terutama di Indonesia. Media internet telah menjadi

salah satu sarana promosi produk yang memiliki prospek sangat baik saat ini,

dimana melalui media internet penjual dapat menjangkau. Kelebihan-kelebihan

dari Online Shop inilah yang menyebabkan bisnis online menjadi tren yang

sangat luar biasa, dalam lima tahun terakhir bisnis via internet semakin meluas.

Bahkan perusahaan-perusahaan besar pada akhirnya menggunakan Online Shop

sebagai citra diri perusahaan untuk lebih menjangkau konsumennya.4

Bisnis Online adalah segala kegiatan bisnis atau urusan/ kepentingan yang

menggunakan fasilitas internet untuk mencapai tujuan (keuntungan atau profit).

Perlindungan konsumen pada saat ini tidak dapat dipisahkan dari kegiatan jual-

beli. Dalam kegiatan perdagangan ini diharapkan menimbulkan keseimbangan

hak dan kewajiban antara pelaku usaha dan konsumen. Di Indonesia saat ini

perlindungan konsumen mendapat perhatian yang cukup baik karena

3 Ahmad M. Ramli, 2004, Cyber Law dan HAKI dalam sistem hukum Indonesia, Refika Aditama,

Jakarta, hlm. 4 Jurnal Serambi Hukum Vol. 08 No. 02 Agustus 2014 – Januari 2015 Page

Page 16: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

3

menyangkut aturan untuk menciptakan kesejahteraan. Dengan adanya

keseimbangan antara pelaku usaha dan konsumen dapat menciptakan rakyat

yang sejahtera dan Makmur.5

Secara umum dan mendasar hubungan antara produsen (perusahaan

penghasil barang dan atau jasa) dan konsumen (pemakai akhir dari barang dan

atau jasa untuk diri sendiri atau keluarganya) merupakan hubungan yang terus

menerus atau berkesinambungan. Hubungan tersebut terjadi karena keduanya

memang saling menghendaki dan mempunyai tingkat ketergantungan yang

cukup tinggi antara yang satu dengan yang lainnya. Produsen sangat

membutuhkan dan sangat bergantung atas dukungan konsumen sebagai

pelanggan. Tanpa dukungan konsumen, tidak mungkin produsen dapat terjamin

kelangsungan usahanya dengan beragam pilihan.6

Kondisi seperti ini, pada sisi lain menguntungkan konsumen, karena

kebutuhan terhadap barang dan/ jasa yang di inginkan dapat terpenuhi namun di

sisi lain, fenomena tersebut menempatkan kedudukan konsumen terhadap

produsen tidak seimbang di mana konsumen berada pada posisi yang lemah

Karena konsumen sebagai objek aktivitas bisnis untuk meraup keuntungan yang

besar melalui kiat promosi dan cara penjualan yang merugikan konsumen.

5Erman Rajagukguk, makalah “Pentingnya Hukum Perlindungn Konsumen Dalam Era

Perdagangan Bebas”, dalam buku Hukum Perlindungan Konsumen, penyunting Husni

Syawali dan Neni Sri Imaniyati, (Bandung: Mandar Maju, 2000), hlm. 12 6 Husni Syawali dan neni SriImaniyati, 2000, dalam buku Hukum Perlindungan Konsumen,

Mandar Maju, Bandung,

Page 17: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

4

Undang-undang di Indonesia saat ini yang dapat digunakan sebagai pedoman

adalah Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

(UUPK) karena bertujuan untuk menciptakan sistem perlindungan konsumen

yang mengandung unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses

untuk mendapatkan informasi, meskipun di dalamnya tidak secara khusus

mengatur transaksi online selain dikarenakan konsumen memiliki hak-hak yang

penting untuk ditegakkan, tetapi juga demi menumbuhkan kesadaran pelaku

usaha agar tidak melakukan penipuan terhadap konsumen. Dengan

menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan

konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam

berusaha. Dalam hal ini di samping keberadaan UUPK, regulasi yang secara

khusus mengatur tentang kegiatan jual beli online diperlukan karena tidak hanya

dapat memberikan perlindungan bagi konsumen tetapi juga pelaku bisnis online.7

Hukum syariat Islam sendiri telah mengatur kegiatan jual beli ini dengan

cukup ketat, baik dalam dalil Al-Qur’an, Hadits, Ijma’, dan juga Qiyas. Di mana

dibahas tentang syarat-syarat penjual, pembeli, barang yang dijual, juga tentang

akad jual beli yang dilarang karena menimbulkan kemudharatan di salah satu

pihak.Dengan alasan yang telah terpaparkan secara jelas dalam latar belakang di

atas, kiranya penulis merasa perlu mengangkat tema untuk membahas tentang

7 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Page 18: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

5

bagaimana jual beli melalui internet ditinjau dari hukum Islam dan kaitannya

terhadap perlindungan konsumen sebagai pihak yang paling banyak dirugikan.

Dengan melihat dasar itulah, Penulis merasa tertarik untuk melakukan

penelitian, memberikan gambaran apa dan bagaimana perlindungan hukum

terhadap konsumen dalam jual-beli online serta bagaimana jual-beli online dalam

tinjauan hukum islam. Sehingga penulis tertarik untuk mengambil judul

“Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dalam Jual-Beli Online Di

Tinjau Dari Hukum Islam”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka pokok-pokok permasalahan yang di

bahas adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Praktik Jual-Beli Online?

2. Bagaimana perlindungan hukum terhadap konsumen dalam jual-beli

online?

3. Bagaimana tinjauan hukum Islam dalam praktik jual-beli online?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui mekanisme praktik jual beli online

2. Untuk mengetahui tinjauan hukum Islam dalam jual-beli online

3. Untuk mengetahui bagaimana perlindungan hukum terhadap konsumen

dalam jual-beli online.

Page 19: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

6

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, semoga dapat memberikan manfaat antara

lain:

a. Bagi peneliti

1. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai hak

konsumen termasuk konsumen Online bahwa tidak hanya kemudahan

tetapi kepuasan dan kenyaman konsumen yang perlu diperhatikan

2. Dapat mengetahui bagaimana pandangan hukum islam tentang jual-

beli online

b. Bagi Majerial

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan

dan evalusi bagi palaku usaha atau pebisnis dalam meningkatkan

perlindungan konsumen dalam bertransaksi online.

c. Bagi Masyarakat

Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang perlunya perlindungan

hukum terhadap konsumen dalam transaksi jaul-beli online.

Page 20: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Jual-Beli

Jual-beli adalah salah satu transaksi tukar menukar barang yang mempunyai

nilai, yang di mana salah satu pihak menjual barang tersebut, dan pihak lain

membelinya sesuai dengan kesepakatan.

1. Barang

Menurut Undang-Undang perlindungan pasal 1 butir 4, “Barang

adalah setiap benda baik berwujud, baik bergerak maupun tidak

bergerak, dapat dihabiskan, yang dapat untuk di perdagangkan, di

pakai dan dipergunakan atau di manfaatkan oleh konsumen”.

2. Pelaku Usaha

Menurut Undang-Undang Perlindungan Konsumen pasal 1 butir

3, “Pelaku Usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan

usaha, baik yang berbentuk badan hukum yang di dirikan dan

berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara

republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalaui

perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang

ekonomi.8

8 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Page 21: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

8

3. Konsumen

Menurut Undang-Undang Perlindungan konsumen pasal 1 angka 2,

“Konsumen adalah setiap orang pemakai barangdan/atau jasa yang

tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri,

keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lainnya dan tidak untuk

di perdagangkan”.

Berikut pengertian konsumen menurut para ahli:

a. Menurut Philip Kotler dalam bukunya Prinsipleas Of Marketing

adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli atau

memperoleh barang atau jasa untuk di konsumsi pribadi, Konsumen

atau Pelanggan adalah orang yang membeli barang atau jasa secara

berulang.

b. Menurut Dewi, Konsumen adalah seseorang yang menggunakan

produk atau jasa yang dipasarkan.

c. Menurut Sri Handayani, Konsumen (sebagai alih Bahasa dari

Consumen), secara harfuah berarti “seseorang atau suatu

perusahaan yang membeli barang atau menggunakan jasa dalam

berbagai perundang-undangan negara”

4. Hak dan Kewajiban Konsumen

Adapun hak dan kewajiban komsumen yang diatur dalam Undang

undang Perlindungan konsumen, adalah berikut ini:

Page 22: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

9

a. Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam

mengkonsumsi barang dan/atau jasa.

b. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan

barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi

serta jaminan yang dijanjikan.

c. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi

dan jaminan barangdan/atau jasa.

d. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang

dan/atau jasa yang digunakan.

e. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya

penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut.

f. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen.

g. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta

tidak deskriminatif.

h. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau

penggantian, apabila barangdan/atau jasa yang diterima tidak

sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.

i. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-

undangan lainnya.

Selain hak yang telah disebutkan diatas, konsumen juga memiliki

beberapa kewajiban yang harus dilakukan. Hal ini berguna sebagai

bentuk kehati-hatian dalam melakukan transaksi supaya tidak

Page 23: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

10

mengakibatkan kerugian pada diri sendiri. Kewajiban tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur

pemakaian atau pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan

dan keselamatan.

b. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang

dan/atau jasa.

c. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati.

d. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan

konsumen secara patut.9

B. Prinsip JuaL-Beli Online

1. Pengertian Jual-Beli Online

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, jual beli adalah

persetujuan saling mengikat antara penjual, yakni pihak yang

menyerahkan barang, dan pembeli sebagai pihak yang membayar harga

barang yang dijual.10Online adalah keadaan terkoneksi dengan jaringan

internet. Dalam keadaan online, kita dapat melakukan kegiatan secara

aktif sehingga dapat menjalin komunikasi, baik komunikasi satu arah

seperti membaca berita dan artikel dalam website maupun komunikasi

9 Muhammad dan Alimin, Etika dan perlindungan konsumen dalam ekonomi

islam,(Yogyakarta: BPEF, 2004), H. 129. 10 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Edisi IV

(Cet. 1; Jakarta: PT Gramedia Pustaka, 2008). h. 589.

Page 24: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

11

dua arah seperti chatting dan saling berkirim email. Online bisa

diartikan sebagai keadaan dimana sedang menggunakan jaringan, satu

perangkat dengan perangkat lainnya saling terhubung sehingga dapat

saling berkomunikasi. Dari pengertian-pengertian tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa jual beli online adalah persetujuan saling mengikat

melalui internet antara penjual sebagai pihak yang menjual barang dan

pembeli sebagai pihak yang membayar harga barang yang dijual. Jual

beli secara online menerapkan sistem jual beli di internet Tidak ada

kontak secara langsung antara penjual dan pembeli. Jual beli dilakukan

melalui suatu jaringan yang terkoneksi dengan menggunakan

handphone, komputer, tablet, dan lain-lain.11

2. Sistem Transaksi Jual-Beli Online (E-Commerce)

E-Commerce atau transaksi elektronik merupakan sistem yang di

lakukan menggunakan sistem informasi. Elektronik commerce (E-

Commerce) adalah kegiatan-kegiatan bisnis yang menyangkut

konsumen (consumers), manufaktur(manufacturers), servis providers

dan pedagang penata (intermediaries) dengan menggunakan jaringan-

jaringan computer (computer network) yaitu internet.12Adanya

11 “Sederet.com”, Online Indonesian English Dictionary. http://mobile.sederet.com/ (5

Februari 2015 12 Imam Mustofa, “Transaksi Elektronik (E -Commerce) Dalam Perspektif Fikih”,

Jurnal

Hukum Islam, ( Pekalongan: Stain Pekalongan, Volume 10, No. 2, Desember 2012),

H. 150.

Page 25: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

12

hubungan secara langsung antara satu jaringan komputer

dengan jaringan yang lainnya maka sangat memungkinkan untuk

melakukan satu transaksi langsung melalui jaringan komputer,

Transaksi langsung inilah yang kemudian disebut transaksi online.

Menurut Arsyad Samuni dalam transaksi Online setidaknya ada tiga tipe

yaitu: (1) Kontrak melalui chatting atau video conference

(2) Kontrak melalui E-mail (3) Kontrak melalui situs atau web.

a. Ilustrasi lain dari proses transaksi elektronik adalah sebagai berikut:

1. Konsumen meletakkan barang belanjaa nnya dengan memilih item dari

sebuah situs dan memasukkanya dalam troli belanja, ketika pembeli

melakukan request, maka situs akan me-replay berdasarkan total

barang yang dipesan, harga jumlah, total harga dan sampai nomor urut

transaksi.

2. Pembeli mengirimkan pemesanan barang, termasuk didalamnya

melengkapi data pembayaran. Informasi pembayaran ini akan

terenkripsi menggunakan piperline software socket layer (SSL) yang

terpasang antara web pembeli dan sertifikat wab SSL penjual

terenkripsi menggunakan piperline software socket layer (SSL) yang

terpasang antara web pembeli dan sertifikat wab SSL penjual.

3. Selanjutnya situs e-commere akan me-request otorisasi pembayaran

dari payment gateway. payment gateway meneruskan memintanya ke

Page 26: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

13

bank dan pengolah pembayaran. Pada bagian ini, otorisasi dilakukan

dengan me-request harga kepemegang kartu dan harus disetel untuk

disesuaikan dengan mengurangi saldo rekening pemegang kartu (card

bolder). Proses ini dilakukan untuk memastikan bahwa pembayaran

disetujui oleh perusahaan yang mengeluarkan kartu kredit bagi

pembeli (user) dan memastikan bahwa penjual mendapatkan

pembayaran

4. Penjual mengonfirmasi dan segera mengirimkan barang atau jasa

kepada pembeli

5. Selanjutnya penjual me-request pembayaran, mengirimkan kepada

request tersebut ke payment gateway yang menangani proses

pembayaran menggunakan processor.

6. Transaksi disetel atau diteruskan oleh pihak bank untuk segera

mendeposit saldo rekening penjual di bank.13Model transaksi jual beli

online saat ini berkembang sangat pesat dan umumnya menggunakan

WhatsApp, Facebook, E-mail dan lainya.14

b. Dalam transaksi jual beli secara elektronik, pihah-pihak yang

terkait antara lain:

14 Ridwan Sanjaya dan Wisnu Sanjaya, Membangun Kerajaan Bisnis Online (Tuntunan

Praktis Menjadi Pebisnis Online), Jakarta: Kompas Gramedia, 2009), Hal.69-70.

Page 27: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

14

1. Penjual atau marchant atau pengusaha yang menawarkarkan sebuah

produk melalui internet sebagai pelaku usaha

2. Pembeli atau konsumen yaitu setiap norang yang tidak dilarang oleh

undang-undang, melakukan transaksi jual beli produk yang di

tawarkan oleh penjual/pelaku usaha/merchant.

3. Bank sebagai pelaku penyalur dana dari pembeli atau konsumen

kepada pejual/pelaku usaha/kepada merchant

4. Provider sebagai penyedia jasa layanan akses internet.15dalam rekening

Bersama pihak ketiga adalah lembaga pembayaran yang telah di

percaya oleh pihak pelaku usaha atau konsumen.

3. Dasar Hukum Jual-Beli Online

Perundang-undangan yang dapat dijadikan sebagai dasar hukum

dalam setiap transaksi jual beli online adalah sebagai berikut:

1. UU ITE (UU No. 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik).

2. UUPK (UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen).

PP No. 82 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan

Transaksi Elektronik.

15 Makarim Edmon , Kompilasi Hukum Telematik,( Jakarta:PT. Gravindo Persada, 2000), H. 65.

Page 28: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

15

4. Dampak Negatif Jual-Beli Online bagi konsumen

1. Konsumen tidak dapat langsung mengidentifikasi, melihat, atau

menyentuh barang yang akan dipesan. Contohnya, konsumen hanya

melihat foto barang yang diiginkan melalui postingan pelaku usaha

2. Ketidakjelasan informasi tentang barang yang ditawarkan.

Contohnya, konsumen tidak dapat mengetahui secara jelas apakah

barang tersebut berkualitas a atau b karena hanya melihat foto

barangnya saja;

3. Tidak jelasnya status subjek hukum dari si pelaku usaha. Contohnya,

penjual selaku pelaku usaha yang tidak memberikan jaminan

kepastian agar konsumen tidak merasa dirugikan;

4. Tidak ada jaminan keamanan bertransaksi dan privasi, serta

penjelasan terhadap resiko-resiko yang berkenaan dengan sistem

yang digunakan, khususnya dalam16

C. Jual-Beli Online Dalam hukum Islam

1. Pengertian Jual-Beli

Jual beli atau perdagangan dalam bahasa Arab, yaitu al-Bay’ berarti

menjual, mengganti, dan menukar (sesuatu dengan sesuatu yang lain).

Kata al-Bay’ dalam bahasa Arab terkadang digunakan untuk pengertian

lawannya, yakni kata asy-Syira’ (beli). Dengan demikian, maka kata al-

16Rif’ah Roihanah, Perlindungan Hak Konsumen Dalam Transaksi Elektronik (E-

commerce),h. 113.

Page 29: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

16

Bay’ berarti “jual”, tetapi sekaligus juga berarti “beli”. Persoalan jual

beli dalam fikih Islam dibahas secara luas oleh ulama fikih, sehingga

dalam berbagai literatur ditemukan pembahasan dengan topik kitab

alBuy’ (kitab jual beli).17

2. Dasar Hukum Jual-Beli

a. Al-Quran

Islam telah mengatur prinsip Jual-Beli Yaitu dalam Al-Quran,

hadist dan ijma, perintah bagi manusia dalam mencari rejeki di

jelaskan dalam QS Al-Baqarah/2: 198 dan 275 aturan yang harus di

penuhi dalam jual-beli diatur dan Islam melarang penipuan dalam jual-

beli di jelaskan di QS An-Nisa/4: 29

1. QS Al-Baqarah/2: 198

ليس عليكم جناح أن تبتغوا فضلا من ربكم فإذا أفضتم

عند المشعر الحرام واذكروه كما من عرفات فاذكروا الله

الين هداكم وإن كنتم من قبله لمن الضه

Terjemahnya:“Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia

(rezeki hasil perniagaan) dari Tuhanmu.”18

17 Abdul Azis Dahlan, ed., Ensiklopedi Hukum Islam, Jilid 3 (Cet. I; Jakarta: PT. Ichtiar

Baru Van Hoeve, 1996), h. 82

18Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 38.

Page 30: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

17

2. QS Al-Baqarah/2:275

با ل يقومون إله كما يقوم الهذي يتخبهطه الهذين يأكلون الر

با الشهيطان لك بأنههم قالوا إنهما البيع مثل الرمن المس ذ

با فمن جاءه موعظة من ربه م الر البيع وحره وأحله الله

ئك أ ومن عاد فأول صحاب فانتهى فله ما سلف وأمره إلى الله

النهار هم فيها خالدون

Terjemahannya :

“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri

melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran

(tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka itulah demikian itu di

sebabkan mereka berkata (berpendapat). Sesungguhnya jual-beli itu

sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual-beli dan

mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya

larangan dari tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba),

maka baginya apa yang telah diambil dahulu (sebelum datang

larangan), dalam urusannya (terserah) kepada Allah. Yang kembali

(mengambil riba) maka orang itu penghuni neraka, mereka kekal di

dalamnya”

Page 31: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

18

3. QS An-Nisa/4: 29

تأكلوا أموالكم بينكم بالباطل إله أن يا أيها الهذين آمنوا ل

كان نكم ول تقتلوا أنفسكم إنه الله تكون تجارةا عن تراض م

ا بكم رحيما

Terjemahnya:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan

harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan

perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan

janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah

Maha Penyayang kepadamu.”

4. QS Ar-Rum : 39

باا ليربوا ن ر تيتم م في اموال النهاس فل يربوا عند وما ا

ئك هم فاولوة تريدون وجه الله ن زك تيتم م وما ا

الله

المضعفون

Terjemahannya:

aeD n sausD n)aDguau)aiaebDuae(DaausD)n naaeDa(a Dia uaDuaes naD

)n uau)aimDuaaaDunraaD)n uau)aiDralauDraerae(aeDmllai D aeDaraD

Page 32: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

19

uae(D aausD )n naaeD )n sraD yaaauD uae(D aausD uaa sraaeD seusaD

unurn elniD an nraaeD mllaimD uaaaD nuslaiD e ae(-e ae(D uae(D

unlnrau(aeraaaeDgraialaeuag

b. Hadist

Jual-beli harus mengutamakan suka rela antara kedua belah pihak

sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan

Maimun bin Muhran bahwa Rasulullah saw. bersabda: sebagai

berikut:

ل ي ح ل ل م سلم ول هصفق ة ا ب عد ر ل خيا ا ض وا لبي ع ع ن ت را

يرجر٢٣بن روه اي ض هر م سل اما ا ن

Artinya:

“Jual beli hendaklah berlaku dengan rela dan suka sama suka dan

pilihan sesudah tercapai persetujuan. Dan tidaklah halal bagi

seorang muslim menipu sesama muslimnya (H.R Ibnu Jarir dari

Maimun Bin Muhran)”19

الغرر بيع عن وسلهم عليه الل صلهى الل رسول نهى

19Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilali, Mausuu’ah al-Manaahisy Syat’iyyah fii Shahiihis

Sunnah an-Nabawiyyah, Jilid 2, terj. Abu Ihsan al-Atsari, Ensiklopedi Larangan

Menurut Al-Qur’an dan AsSunnah, Jilid 2, h. 248.

Page 33: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

20

Artinya : Rasulullah saw melarang jual beli yang didalamnya terdapat

penipuan. (HR.Muslim).

c. Ijma

Ijma “Dalil kebolehan jual beli menurut ijma” ulama adalah telah

sepakat bahwa jual beli diperbolehkan dengan alasan bahwa manusia

tidak akan mampu mencukupi kebutuhan dirinya, tanpa bantuan

orang. Hukum jual beli bisa menjadi haram, mubah, sunnah, dan

wajib atas ketentuan sebagai berikut:

1. Hukum jual beli menjadi wajib pada saat darurat atau terpaksa

yang sangat membutuhkan sekali terhadap makanan atau

minuman sedang ia mampu untuk melakukan jual beli.

2. Hukum jual beli menjadi haram, jika menjual belikan sesuatu

yang di haramkan oleh syara‟ seperti menjual babi

3. Jual beli hukumnya sunnah apabila seorang bersumpah untuk

menjual barang yang tidak membahayakan maka Jual beli, maka

melaksanakan yang demikian itu sunnah Jual beli di hukumi

makruh, apabila transaksi dilakukan pada saat selesai.20

3. Rukun dan Syarat Jual-Beli

a. Rukun Jual-Beli

20Abdurrahman Al-Jaziri, Fiqh Empat Mazhab, Muamalat II, Alih Bahasa Chatibul Umam dan

Abu Hurairah, Darul Ulum Press, Jakarta, 2001, hlm. 11

Page 34: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

21

Menurut jumhur ulama menyatakan bahwa rukun jual beli ada empat,

yaitu:

1. Ada orang yang melakukan akad atau al-muta’aqidain (penjual dan

pembeli)

2. Ada sighat (lafal ijab dan qabul)

3. Ada barang yang dibeli,

4. Ada nilai tukar pengganti barang.

Menurut Imam Taqiyudin Abi Bakar Muh. Al-Husaini menyatakan

rukun jual beli yaitu sebagai berikut:

1. Penjual

2. Pembeli

3. Barang yang dijual

4. Harga

5. Ucapan ijab dan qabul.21

b. Syarat jual Beli

Mengenai syarat-syarat barang yang diperjual belikan menurut Sayid

Sabiq yaitu sebagai berikut:

1. Bersih barangnya

2. Dapat dimanfaatkan

3. Milik orang yang melakukan akad/milik sendiri

21 Taqiyudin Abi Bakar Muh. Al-Husaini, Kifayatul Akhyar, Juz IV, Al-Ma‟arif, Bandung,

tt, hlm. 89

Page 35: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

22

4. Mampu menyerahkan

5. Di ketahui barangnya dengan jelas dan

6. Barang yang diakadkan ada di tangan.22

5. Macam-Macam Jual-Beli

Jual beli secara umum berdasarkan pertukarannya, dibagi

menjadi empat macam, yaitu:

1. Jual beli salam (pesanan), yaitu jual beli melalui pesanan dengan

cara menyerahkan terlebih dahulu uang muka, kemudian barangnya

diantar belakangan

2. Jual beli muqayadhah (barter), yaitu jual beli dengan cara menukar

barang dengan barang, seperti menukar baju dengan sepatu.

3. Jual beli muthlaq, yaitu jual beli barang dengan sesuatu yang telah

disepakati sebagai alat pertukaran, seperti uang.

4. Jual beli alat penukar dengan alat penukar, yaitu jual beli barang

yang biasa dipakai sebagai alat penukar dengan alat penukar

lainnya, seperti uang perak dan uang kertas.23

D. Perlindungan Konsumen

Pengertian Perlindungan konsumen menurut UU No. 8 Tahun 1999 Pasal 1

angka 1 yang berbunyi “Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang

22 Abd. Rahman Al-Jaziri, Kitabul Fiqh Ala Madzahi bil Arba’ah, Az-Zariyah, Kairo Mesir,

Cet. VI, Juz II, tt, hlm. 141 23 Andi Intan Cahyani, Fiqh Muamalah, h. 57-58.

Page 36: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

23

menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada

konsumen.” Rumusan pengertian perlindungan konsumen yang terdapat

dalam pasal tersebut, cukup memadai. Kalimat yang menyatakan “Segala

upaya yang menjamin adanya kepastian hukum”, diharapkan sebagai

benteng untuk meniadikan tindakan sewenang-wenang yang merugikan

pelaku usaha hanya demi untuk kepentingan perlindungan konsumen, begitu

pula sebaliknya menjamin kepastian hukum bagi konsumen. Perlindungan

terhadap konsumen dipandang secara materiil maupun formiil makin terasa

sangat penting mengingat makin majunnya ilmu pengetahuan dan teknologi

yang merupakan motor penggerak bagi produktivitas dan efisiensi produsen

atas barang atau jasa yang dihasilkannya dalam rangka mencapai sasaran

usaha. Dalam rangka mengejar dan mencapai kedua hal tersebut, akhirnya

baik langsung atau tidak langsung, maka konsumenlah yang pada umumnya

merasakan dampaknya. 24

Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen

menetapkan dua acara penyelesaian yaitu diluar pengadilan dan melalui

pengadilan. Konsumen langsung mengadu dan menggugat pelaku usaha,

bentuk penyelesain dan besarnya ganti rugi diserahkan kepada kesepakatan

para pihak dengan syarat tercapainya penyelesaian sengketa, kedua belah

24Ahamadi Miru dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 1.

Page 37: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

24

pihak harus mempunyai kemauan dan etika. Pengaduan dan gugatan

pengaduan atau gugatan diajukan kepada Badan Penyelesaian Sengketa

Konsumen (BPSK) untuk menangani sengketa konsumen diluar pengadilan.

1. BPSK (Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen)

Dalam konteks penyelesaian sengketa e-commerce, peran BPSK

sangat penting untuk segera memberikan perlindungan bagi para pelaku

perdagangan. Hal ini tentunya dilakukan sesuai dengan tugas BPSK yaitu

melalui penanganan dan penyelesaian sengketa konsumen dengan cara

konsiliasi, mediasi, atau arbitrase. Oleh karena itu, agar dapat melakukan

tugas tersebut secara efektif pada penyelesaian sengketa ecommerce, BPSK

juga harus dapat menyesuaikan dengan karakteristik dari penyelenggaraan

sistem dan transaksi elektronik yang ada saat ini. Penyelenggaraan sistem

dan transaksi elektronik saat ini diatur dalam Undang-Undang ITE dan PP

PSTE. Artinya, BPSK sudah seharusnya menyesuaikan diri dengan

ketentuan tersebut. Badan penyelesaian sengketa konsumen, menangani

perkara melalui

1. Mediasi yaitu proses yang di gunakan untuk menyelesaikan sengketa

konsumen di pengadilan melelui BPSK. Dalam hal ini bpsk sebagai

penasehat sementara masalah di serahkan kepada pihak yang

bersengketa.

Page 38: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

25

2. Konsolidasi yaitu metode ini digunakan untuk penuntasan masalah di

luar pengadilan, majelis bertugas untuk mendamaikan pihak yang

bersengketa.

3. Arbitrase yaitu majelis berlaku aktif dalam menyelesaikan perkara.25

2. Perlindungan Konsumen Pandangan Islam

Perlindungan konsumen dalam menyelesaikan sengketa dengan

arbitrase yang di kenal dengan Tahkim yaitu pengangkatan seorang atau

lebih sebagai wasit mereka untuk menyelesaikan perselisihan dengan

damai. Tahkim secara literal adalah mengembil jalan dengan damai

namun konsep tahkim disini bukan lembaga tetapi hanya cara

penyelesainnya saja. Adapun beberapa perlindungan konsumen dalam

islam adalah sebagai berikut:

1. Khiyar Majelis yaitu hak yang ditetapkan pelaku usaha dan konsumen

jika terjadi ijab Kabul antara konsumen dan pelaku usaha dan

akadnya telah sempurna maka masing-masing pihak hak untuk

membatalkan atau mempertahankan akad selam masih satu majelis.

2. Khiyar Syarat yaitu khiyar yang disyaratkan oleh salah satu pembeli

atau penjual setelah akad selama masa yang di tentukan walaupun

sangat lama.

25 Celina tri siwi kristianti,hukum perlindungan konsumen,h,127.

Page 39: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

26

3. Khiyar Aibi yaitu Hak pada yang pembeli untuk membatalkan atau

meneruskan akad apabila tiba-tiba terdapat cacat pada barang.

4. Khiyar Tadlis Khiyar tadlis yaitu penjual mengelabui pembeli

sehingga menaikkan harga barang, maka hal itu haram dalam hal ini

pembeli 3 hari adanya pengembalian barang.26

26 FaturRahman Djamil, Penerapan hukum perjanjian dalam treansaksi di lembaga keuangan

syariah (jakarta:sinar grafika,2013,cet,2),h,50

Page 40: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah dengan menggunakan

pendekatan kualitatif. penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya

perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain. Secara holistik dan

deskripsi dalam bentuk kata-kata dan Bahasa pada suatu konteks

khusus yang alamia dan dengan memanfaatkan berbagai metedologi

ilmiah. Penelitian ini juga merupakan penelitian deskriptif yang

dimaksudkan untuk menggali dan dan informasi baik tentang proses

dan mekanisme. Selain itu, penelitian ini merupakan panduan dan

penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan, karena diawali dengan

telaah bahan pustaka dan bahan literatur.27

B. Lokasi Dan Objek Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada masyarakat yang menjadi

konsumen dan sebagai pelaku usaha online yang ada KelurahaN

Bontolebang Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar.

Penelitian akan dilakukan selama kurang lebih Dua bulan.

C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Penelitian

27LexyMeleong Metedologi Penelitian Kualitatif (Bandung:PT.RemajaRosdakarya,2006),h.6

29

Page 41: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

28

Fokus dalam penelitian ini adalah jual-beli dan perlindungan terhadap

konsumen Online, Jual beli adalah salah satu transaksi tukar menukar

barang yang mempunyai nilai, yang di mana salah satu pihak menjual

barang tersebut, dan pihak lain membelinya kesepakatan. Perlindungan

konsumen di definisikan sebagai perangkat hukum yang diciptakan

untuk melindungi terpenuhinya hak konsumen, Jadi setiap transaksi

dapat terlindungi dengan adanya hukum tersebut dan agama juga sudah

mengatur tentang hal ini.

D. Jenis Data dan Sumber Data

a. Data Primer

Merupakan data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data. Data yang diperoleh langsung dari wawancara

dengan pihak para pelaku usaha online dan konsumen yang melakukan

transaksi jual-beli online.

b. Data Sekunder

Merupakan sumber data yang tidak langsung diberikan data

kepada pengumpul data. Data yang di peroleh dari literatur-literatur

kepustakaan seperti buku-buku, majalah, artikel atau literature lain.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk

mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah, mengelolah,

menganalisis dan menyajikan data-data secara sistematis serta objektif

dengan tujuan untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu

Page 42: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

29

hipotesis instrument penelitian digunakan untuk mengukur nilai

variabel yang akan diteliti. Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi

instrument atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri sehingga

peneliti harus di “validasi”. validasi terhadap peneliti meliputi:

pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasan wawasan terhadap

bidang yang diteneliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek baik

secara akademik maupun logikanya. Peneliti kualitatif human

instrument berfungsi menetapkan focus penelitian, memilih informasi

sebagai sumber data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas

temuannya.

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penulisan

ini,maka Teknik pemgumpulan data yang digunakan adalah:

a. Penelitian Kepustakaan

Yaitu penelitian yang dialakukan dengan cara mengumpulkan dan

mempelajari data-data atau bahan-bahan dari berbagai daftar

kesusatraan yang ada. Dengan membaca, yang relavan dengan

pembahasan dalam penelitian ini. mempelajari dan mencatat, dan

merangkum teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah pokok

pembahasan melalui buku-buku, skripsi terdahulu, internet dan

media lainnya yang berhubungan dengan pembahsan penelitian

ini.

Page 43: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

30

b. Penelitian Lapangan

Penulis melakukan peninjauan langsung ke lokasi, dalam hal ini

masyarakat yang sebagai konsumen dalam transaksi jual-beli

online, sehingga dapat melakukan observasi langsung masalah-

masalah yang dihadapi selama melakukan transaksi online.

Penulis juga menggunakan Teknik

1. wawancara atau interview dengan narasumber yang cakap dan

kompoten pada bidangnya untuk memberikan keterangan dari

masalah yang dibahas.

2. Observasi yaitu mengamati dan mencatat fenomena-fenomena

yang berhubungan langsung dengan tujuan pelaksanaan dari

masalah yang di bahas.

G. Analisa Data

Analisa data adalah proses menyusun data agar data tersebut

ditafsirkan. Menyusun data berarti menggolongkan ke dalam pola,

tema atau kategori. Berikut ini adalah langkah-langkah model analisis

data miles dan Huberman menyatakan sebagai berikut:

1. Reduksi Data, data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya sangat

banyak, untuk itu maka perlu dicatat dengn teliti dan rinci. Seperti

yang telah dikemukan maka lama peneliti ke lapangan maka jumlah

data semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera

dilakukan analisis dan melalui reduksi data. Mereduksi data berarti

merangkum, memilih hal-hal yang pokok memfokuskan pada hal-

Page 44: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

31

hal penting. Dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak

perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang jelas, mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mecarinya bila

diperlukan.

2. Display Data, setelah di reduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplay data, penyajian data dapat disajikan dalam urauian

singkat, bagan hubungna antara kategori. Kategori flowchat dan

sejenisnya. Dengan mendisplaykan data maka akan memudahkan

untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan selanjutnya

berdasarkan dengan apa yang di pahami tersebut.

3. Penarikan Kesimpulan atau verifikasi kesimpulan awal yang di

kemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak

di temukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya.

Page 45: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Dan Lokasi Penelitian

1. Kondisi Geografis

Kelurahan Bontolebang merupakan salah satu dari 8 Desa di

wilayah Kecamatan Galesong Utara dan secara Administratif

Terbagi menjadi tujuh Lingkungan yakni: Bontolebang 1,

Bontopajja, Jamarang, Kampung Parang, Kampung Tala, Bonto

Majannang, Tabaringan. Adapun batas administratif Kelurahan

Bontolebang Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar,

yaitu:

Sebelah Utara : Desa Bontolanra

Sebelah Selatan : Desa Tamasaju

Sebelah Barat : Desa Tamalate

Sebelah Timur : Kabupaten Gowa

Ditinjau dari jarak transportasi ke pusat pemerintahan, Desa

Bontolebang mempunyai jarak :

Jarak ke kantor Kecamatan Galesong Utara : :0,45 km

Jarak ke kantor Pemerintah Kabupaten Takalar : 25 km

Jarak ke kantor Provinsi Sulawesi Selatan

: 21 km

Jarak Ke Pemerintah Pusat

: 1.609 km

Page 46: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

33

Luas lahan kelurahan Bontolebang meliputi area seluas 157,4

hektar, terdiri dari lahan sawah 100 Ha dan lahan darat 57,4 Ha.

2. Keadaan Penduduk

a. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk berdasarkan jenis

kelamin dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis

Kelamin di Kelurahan Bontolebang Kecamatan Galesong

Kabupaten Takalar.

NO Indikator

Tahun 2018

Jumlah %

1 Jumlah Penduduk 6310

2 Jumlah Laki-laki 3.368 53,38%

3 Jumlah Perempuan 2.942 46,62%

4 Jumlah KK 1.573

Pembagian penduduk kelurahan Bontolebang menurut tingkat

pendidikan yang telah diselesaikan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.1 Pembagian Penduduk Desa Bontolebang Tingkat

Pendidikan

Tingkat Pendidikan

Tahun 2018

Jumlah

(orang) %

Tidak/Belum Sekolah 1567 24,83%

Tidak Tamat SD 1456 504,00%

Page 47: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

34

Tamat SD 1578 1222,00%

Tamat SMP/SLTP 656 1862,00%

Tamat SMA 734 1568,00%

Akademi/Sarjana Muda 76 823,00%

Sarjana 243 1035,00%

J u m l a h 6310 100

Sebagaimana diketahui bahwa salah satu faktor yang sangat

berpengaruh terhadap penyerapan dan penerapan ilmu pengetahuan

dan teknologi adalah tingkat pendidikan yang dicapai masyarakat, baik

formal, non formal maupun informal. Tingkat pendidikan berpengaruh

juga terhadap berbagai program pembangunan di Desa Bontolebang.

b. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di

Kelurahan Bontolebang Kecamatan Galesong Kabupaten

Takalar.

NO Indikator

Tahun 2018

Jumlah %

1 Jumlah Penduduk 6310

2 Jumlah Laki-laki 3.368 53,38%

3 Jumlah Perempuan 2.942 46,62%

4 Jumlah KK 1.573

Page 48: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

35

c. Keadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Kondisi pendidikan masyarakat tentunya sangat berkaitan

dengan ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan di

masyarakat. Sarana dan prasarana pendidikan di Kelurahan

Bontolebang dari jenjang prasekolah, SD, SMP sampai SMK

telah tersedia, dan hal tersebut menjadi sumber daya penting

untuk meningkatkan derajat pendidikan masyarakat

Bontolebang. Data sarana dan prasarana Kelurahan Bontolebang

disajikan pada tabel 1.3 sebagai berikut :

Tabel 1.3 Sarana dan Prasarana Pendidikan di Kelurahan

Bontolebang

No. Jenjang Sekolah Tahun 2018

1. SLTA/sederajat 1 unit

2. SLTP/sederajat 1 unit

3. SD/sederajat 5 unit

5. PAUD sederajat 3 unit

6. Lembaga pendidikan agama 4 unit

7. Lembaga pendidikan lain

(kursus/sejenisnya)

0 unit

Jumlah 14 unit

Page 49: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

36

3. Keadaan Sosial

Agama yaitu Mayoritas penduduk Kelurahan Bontolebang adalah

beragama Islam dengan persentase mencapai 99,8% dan Sisanya

beragama Kristen.

a. Kesehatan Kelurahan Bontolebang terus berupaya untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan sampai saat ini

kondisi kesehatan masyarakat Bontolebang secara umum terkendali

antara lain tercermin dari minimnya kasus-kasus penyakit

menular/berbahaya maupun kasus endemik gizi buruk. Hal ini tidak

terlepas dari adanya sejumlah sarana penunjang pelayanan kesehatan

yang cukup tersedia di lingkungan Kelurahan Bontolebang.

b. Ekonomi Penduduk Kelurahan Bontolebang saat ini sebagian besar

bermata pencaharian Sebagai Petani dan Nelayan, Perdagangan,

ASN dan Karyawan Swasta.

4. Lembaga kemasyarakatan

1. Organisasi Mitra Kelurahan

Organisasi mitra Kelurahan terdiri dari LPM (Lembaga

Pemberdayaan Masyarakat), TP PKK Bontolebang dan

Majelis Ta’lim. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM)

dan lainnya sebagai mitra kerja Pemerintahan Kelurahan

mempunyai peranan dan fungsi sangat strategis dalam

memelihara dan melestarikan nilai-nilai kehidupan

kemasyarakatan yang berdasarkan swadaya,

Page 50: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

37

kegotongroyongan dan kekeluargaan dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan, ketentraman dan ketertiban

dalam kehidupan bermasyarakat, dangkan mitra kerja

kelurahan lainnya yaitu Babinkamtibmas dan Babinsa.

2. Struktur Organisasi Pemerintahan Kelurahan Bontolebang

Sesuai struktur organisasi kelurahan di atas, untuk

rincian tugas pokok dan fungsi satuan organisasi pada

kelurahan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Takalar, telah

ditetapkan dengan Peraturan Bupati Takalar No. 67 Tahun

2016 Tentang Kedudukan, Susunan, Organisasi, Tugas Dan

Fungsi Serta Tata Kerja Kelurahan Kabupaten Takalar sebagai

berikut :

a. Lurah

b. Sekretaris Lurah

c. Kepala Seksi Pemerintahan, Ketentraman dan KetertibanUmum

d. Kepala Seksi Ekonomi dan Kesra

e. Kepala Seksi Pembangunan 28

28 Monografi kelurahan 2019

Page 51: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

38

Tabel 1.4 Struktur organisasi Kelurahan Bontolebang

B. Hasil Penelitian Dan Pembahasan

1. Praktik Jual Beli Online

Berikut ini adalah ulasan mengenai hasil penelitian dilapangan baik

melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi mengenai

perlindungan hukum terhadap konsumen dalam jual-beli online

ditinjau dalam hukum islam di Kelurahan Bontolebang Kecamatan

Galesong Utara Kabupaten Takalar adalah sebagai berikut:

Kegiatan Jual-Beli Online memiliki beberapa tahapan yaitu: penjual

mempromosikan di media sosial, dan kemudian konsumen memilih

Page 52: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

39

barang yang di inginkan dan terjadi transaksi sesuai dengan

kesepakatan kedua belah pihak.

Adapun hasil wawancara pada beberapa informan mengenai jual-

beli Online ditinjau dalam hukum Islam yaitu sebagai berikut:

Pendapat dari Informan 1 Kak Mia mengatakan :

“Sistem jual-belsi Kalau dibidang kosmetik itu sistemnya keep

order transfer tapi kalau di fashion itu tidak ada sistem keep

pokoknya kalau suka langsung transfer dan kalau fashion

tidak ada kata-kata cancel tapi return boleh”.29

Kemudian informan 2 Hijriah mengatakan hal yang sama dengan

informan 1sebagai berikut :

“Dalam jual-beli online konsumen itu keep-order dulu baru

transfer kemudian setelah itu baru bisa diproses

pengirimannya”.

Kemudian Informan 3 Ifah mengatakan hal yang sama dengan inform

an 1 dan 2 sebagai berikut:

“sistem PO jadi, orang-orang liat gambar dipostingan saya

kemudian dia keep kemudian saya orderkan, jadi barangnya

datang setelah beberapa hari pengiriman”.30

Hasil wawancara yang dikemukan oleh Ketiga informan menunjukkan

bahwa dalam transaksi jual-beli online konsumen harus keep-order

kemudian transfer agar penjual bisa mempacking barang yang

diinginkan dan juga supaya dapat melakukan transaksi dengan baik

jika konsumen sudah mentransfer dan barang siap diantar.

Kemudian Kak Mia juga mengatakan bahwa:

29 Wawancara Kak Mia 29 Februari 2020 30 Wawancara ifah, 07 Maret 2020

Page 53: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

40

“cara merekrut penawaran barang itu dengan posting-posting

barang dagangan di ig, facebook, dan juga ada group

Whatsapp”.

Kemudian hal yang sama dikatakan oleh informan 2 dan 3 yaitu:

“Dengan cara posting jualan promosi di facebook, Instagram

dan whatsapp”

Hasil Wawancara yang dikemukakan oleh ketiga informan mereka

melakukan penawaran barang dan memanfaatkan media sosial seperti

facebook, instagram dan whattsaap, pada umumnya reseller

melakukan promosi dan penawaran memanfaatkan media sosial

sekaligus proses transaksi.

Sementara itu, dari sisi Konsumen informan 4 mengatakan :

“saya suka belanja online karena transaksi jual-belinya mudah

dan saya bebas memilih tanpa harus datang ke tokonya.”

Belanja Online di media sosial juga dilakukan oleh Informan 5, yang

menjelaskan sebagai berikut:

“Saat belanja Online selain memudahkan saya untuk memilih

barang yang di inginkan tanpa harus keluar rumah.”31

Pendapat yang sama dijelaskan oleh Informan 6 sebagai berikut:

“Keuntungannya saya belanja online cukup diam dirumah

langsung ada barangnya.”32

Pendapat yang sama dijelaskan oleh Informan 7 sebagai berikut:

“ saya tertarik berbelanja online karena tidak ribet harus ke

tokonya”33

31 Wawancara Informan 5 , 07 Maret 2020 32 Wawancara Informan 6 , 07 Maret 2020 33 Wawancara Informan 7, 07 maret 2020

Page 54: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

41

Dari pendapat keempat Informan diatas, dapat disimpulkan bahwa

belanja online sangat memudahkan konsumen dalam memilih

barang dan tidak perlu keluar rumah.

Online shop atau toko daring merupakan salah satu hasil pemikiran

cerdas manusia. Adanya online shop mempermudah manusia dalam

melakukan kegiatan transaksi jual-beli. Seperti yang sudah disinggung

sebelumnya, dengan berbelanja memanfaatkan sistem online shop kita

hanya perlu menyiapkan gawai serta koneksi internet. Perkembangan

belanja melalui sistem daring di Indonesia berkembang dengan pesat.

Indonesia menjadi salah satu negara yang tren dengan kehadiran toko

daring. Hal ini dibuktikan dengan munculnya berbagai macam toko

daring seperti Kaskus, Tokopedia, Bukalapak, Shopee hingga Lazada.

Perbandingan Data Aplikasi Media Sosial yang diminati Masyarkat.

Hasilnya, 66% memilih Shopee sebagai situs belanja online yang

paling diingat, Shopee mengumpulkan angka 58%, adapun di luar

Jabodetabek meraih 72%. Adapun situs berikutnya yang paling diingat

aadalah Tokopedia (16%), diikuti Lazada (12%), Bukalapak (4%), dan

berikutnya Blibli, JD.ID, Akulaku, OLX, dan Sociolla. Situs

berikutnya adalah Tokopedia (15%), Lazada (12%), dan Bukalapak

(5%), disusul JD.ID, Blibli, Zalora, Sorabel, Berrybenka, Qoo10, dan

Zilingo.

Page 55: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

42

Dari perspektif gender, perempuan cenderung memilih Shopee

sebagai sarana berbelanja (77%). Ini berkebalikan dengan situs

lain yang cenderung lebih disukai laki-laki, yakni Tokopedia

(22%),Lazada (14%), dan Bukalapak (9%).

Adapun berdasarkan kelompok umur, Shopee paling banyak

disukai di kelompok umur konsumen 19-24 tahun (72%),

Tokopedia yang lebih disukai kalangan 35 tahun keatas (24%),

Lazada lebih disukai kelompok umur kurang 19 tahun (14%), dan

Bukalapak lebih disukai oleh kelompok umur 35 tahun keatas

(10%).

“Shopee menjadi pilihan utama bagi kelompok umur muda yaitu usia

19-24 tahun dan 25-30 tahun, kami menilai fitur-fitur Shopee lebih

interaktif dan selalu ada tema baru pada setiap momentum,berikut

aplikasi online shop yang sering digunakan

1. Shopee

Shopee merupakan aplikasi belanja online yang menyediakan

berbagai macam produk diantaranya kosmetik, perawatan dan

kesehatan, fashion pria dan wanita, dekorasi rumah dan masih banyak

lainnya. Disamping belanja, di aplikasi shopee ini anda bisa menjual

produk Anda sendiri tanpa dipungut biaya apapun. Anda bisa

mengunduh Aplikasi tersebut melalui Playstore.

Page 56: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

43

2. Lazada

Lazada merupakan aplikasi belanja online yang menawarkan berbagai

produk mulai dari buku, elektronik, mainan anak, alat kesehatan,

kecantikan, perlengkapan bayi, peralatan olahraga, dan masih banyak

yang lainnya. Lazada ini telah menerima banyak penghargaan, bahkan

di tahun ini Lazada juga menerima penghargaan dari Marketeers 2017-

Best WOW Brand E-Commerce. Untuk diskon dan promo di Lazada

silahkan kunjungi website Resmi Lazada. Silahkan download secara

gratis aplikasinya melalui Google Play.

3. Tokopedia Tokopedia merupakan aplikasi jual beli online yang memudahkan para

penggunanya dalam bertransaksi online. Disamping Anda bisa

berbelanja berupa barang, di aplikasi tokopedia ini Anda bisa membeli

pulsa, paket kuota internet, bayar tagihan listrik, bayar tagihan PDAM

dan masih banyak juga fitur lainnya yang memudahkan para

pelangganya.

4. Bukalapak

Bukalapak merupakan aplikasi jual beli online di Android. Aplikasi

jual beli online ini menyediakan berbagai produk yang diminati oleh

masyarakat. Disamping itu di Bukalapak ini Anda bisa membuka toko

untuk berjualan.

5. Blibli

Blibli merupakan aplikasi belanja online yang menyediakan berbagai

macam promosi menarik. Di aplikasi ini Anda bisa membeli berbagai

macam produk, termasuk pembelian berbagai tiket transportasi.

Page 57: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

44

6. AkuLaku

Akulaku merupakan aplikasi belanja online yang melakukan

pembelian dengan metode cicilan tanpa kartu kredit. Jangka waktu

cicilan mulai dari 3, 6, 9, dan 12 bulan. Di akulaku juga terdapat

berbagai promo dan diskon yang tidak kalah dengan aplikasi belanja

online saingannya.

2. Perlindungan konsumen

Berbelanja Online, sangat bermanfaat baik bagi penjual

terutama pembeli, resiko yang dapat di hadapi oleh pembeli antara lain:

barang tidak sesuai, barang ada cacat atau barang tidak dikirim sama

sekali.

Dalam jual-beli Online pelaku usaha berupaya memberikan

perlindungan konsumen dalam membeli barang yang mereka inginkan,

Sebagai berikut dijelaskan oleh Informan 1 sebagai berikut:

“Dalam transaksi jual-beli online di toko kami jika barang yang

dibeli konsumen mendapat keluhan seperti ukurannya tidak

sesuai maka kami akan melakukana return atau penukaran

barang.”

Pendapat yang sama dijelaskan oleh Informan 3 sebagai berikut:

“iya kalau konsumen complain maka kami akan lakukan

pengiriman ulang barang atau pengembalian uangnya”

Sementara informan 2 juga berpendapat dengan mengatakan :

“barang yang sudah dibeli tidak dapat di tukar karena sudah

kesepakatan bersama.”

Selanjutnya informan 1 juga mengatakan :

Page 58: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

45

“Konsumen sudah mendapatkan informasi jelas seperti kosmetik

sudah dituliskan tentang efek samping dan manfaatnya, dan di

fashion juga dijelaskan detail bahan, ukuran dll.”

Pendapat yang sama dijelaskan Informan 2 sebagai berikut:

“iya sudah jelas karena sudah tertera di deskripsi produk yang

kami jual”

Hasil wawancara dari kedua Informan yaitu Untuk mengurangi

kesalahan dalam penjualan sebaiknya penjual memberikan info yang

jelas tentang produk yang di pasarkan penjual kepada konsumen

dengan iklan-iklan melalui media sosial.

Hal yang sama disampaiakn oleh informan 3 dengan mengatakan:

“iya kita sudah tulis keterangan barang dengan jelas di caption

media sosial.”

Dengan demikian penjual dapat mengurangi kesalahan dalam transaksi

dengan memberikan informasi yang sangat jelas kepada konsumen,Hak

atas kenyaman dan keamanan dalam bertransaksi juga dijelaskan olen

informan 1 sebagai berikut:

“Dalam proses transaksi kita usahakan balas chat

konsumen dengan ramah dan cepat”

Pendapat yang sama dijelaskan oleh Informan 2 sebagai berikut:

“membalas chat dengan ramah dan mengoptimalkan

pengiriman dengan baik dan past respon”

3. Tinjauan Hukum Islam dalam Praktik Jual-Beli Online

Dalam Islam jual beli adalah bagian dari kegiatan mu’amalah

dimana terjadi tolong menolong, mengenai transaksi jual-beli

Page 59: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

46

online terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak

sebagaiman dalam surah An-Nisa ayat 29:

يا أيها الهذين آمنوا ل تأكلوا أموالكم بينكم بالباطل إله .

نكم ول تقتلوا أنفسكم إنه أن تكون تجارةا عن تراض م

ا كان بكم رحيما الله

Terjemahnya:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali

dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-

suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu.

Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”34

Ayat diatas menjelaskan tentang perniagaan atau jual-beli

yang dilakukan oleh dua belah pihak yang saling ridho (suka

sama suka), dalam transaksi online terjadi penjualan barang

yang disepakati oleh dua belah pihak berarti ini tidak

bertentangan dengan Q.S An-Nisa :29.

4. Hukum Perdata (Buku II Tentang benda-KUHPerdata)

a. KUHPerdata (kitab undang-undang perdata) dan/ atau

KUHD (kitab undang-undang hukum dagang) memberikan

34Ibid h. 107.

Page 60: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

47

pengertian dan/atau memuat kaidah-kaidah tentang

periklanan. Menurut ketentuan dari UU No. 8 Tahun 1999

tentang perlindungan konsumen, pasal 9 ayat (1) berbunyi:

“Pelaku usaha dilarang menawarkan, mempromosikan,

mengiklankan suatu barang dan/atau jasa secara tidak

benar seolah-olah”.

“Bagian 1 Barang dan Pembagiannya, Bagian 1 Barang

pada Umumnya Pasal 499 Menurut Undang-undang,

barang adalah tiap benda dan tiap hak yang dapat menjadi

obyek dari hak milik”.

b. Sanksi terhadap pelaku usaha yang melakukan wanprestasi

terdapat pengaturannya di dalam Kitab UndangUndang

Hukum Perdata maupun dalam UndangUndang

Perlindungan Konsumen No. 8 Tahun 1999. Di dalam

KUHPerdata, pihak yang tidak melaksanakan isi perjanjian

akan dikenakan sanksi. Akibatakibat terhadap kelalaian

atau kealpaan oleh debitur, diancam beberapa sanksi atau

hukuman, ada 4 (empat) macam sanksi, yaitu: Pertama,

membayar kerugian yang diderita kreditur atau dinamakan

ganti rugi. Kedua, pembatalan perjanjian atau juga

dinamakan pemecahan perjanjian. Adapun

pertanggungjawaban privat produsen-pelaku usaha disebut

dalam Pasal 19 – 26 Undang-Undang No4. hak guna usaha;

Page 61: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

48

Tanggung jawab pelaku usaha pada umumnya, Pasal 19

menentukan bahwa “pelaku usaha bertanggung jawab

memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran,

dan/atau kerugian konsumen akibat mengonsumsi barang

dan/atau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan”.

Maksud dari pasal ini adalah bahwa jika konsumen

menderita kerugian berupa terjafinya kerusakan,

pencemaran, atau kerugian finansial dan kesehatan karena

mengonsumsi produk yang diperrdagangkan, produsen

sebagai pelaku usaha wajib memberi penggantian kerugian

baik dalam bentuk pengembalian uang, penggantian

barang, perawatan, maupun dengan pemberian santunan.

c. Tanggung jawab pelaku usaha periklanan. Pasal 20

menentukan bahwa “pelaku usaha periklanan

bertanggungjawab atas iklan yang diproduksi dan segala

akibat yang ditimbulkan oleh iklan tersebut”. Pasal ini

menegaskan bahwa tanggung jawab atas iklan dan segala

akibatnya berada di tangan pelaku usaha periklanan.

d. Tanggung jawab improtir 16 Pasal 21 menentukan bahwa

“importir barang bertanggung jawab sebagai pembuat

barang yang diimpor apabila importasi barang tersebut

tidak dilakukan oleh agen atau perwakilan produsen luar

negeri.” Maksud pasal ini bahwa pelaku usaha sebagai

Page 62: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

49

importir bertanggung jawab sebagai pembuat barang

dan/atau jasa.

e. Tanggung jawab pedagang perantara. Pasal 24

menentukan bahwa “pelaku usaha yang menjual barang

dan/atau jasa kepada pelaku usaha lain bertanggung jawab

atas tuntutan ganti rugihlm. 8 pasal ini bahwa selain pelaku

usaha masih ada pihak pelaku usaha lain yang terlibat,

dengan demikian yang bertanggung jawab adalah pelaku

usaha yang membuat barang yang diperdagangkan.

f. Tanggung jawab pelaku usaha barang tidak habis pakai;18

Pasal 25 menentukan bahwa “pelaku usaha yang

memproduksi barang yang pemanfaatnnya berkelanjutan

dalam batas waktu sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun

wajib menyedikan suku cadang” maksud pasal ini bahwa

pelaku usaha harus menyediakan suku cadang dan fasilitas

purnajual serta garansi sekurangkurangnya dalam jangka

waktu 1 (satu) tahun.

g. Tanggung jawab pelaku usaha dagang jasa;19 Pasal 26

menentukan bahwa“pelaku usaha yang memperdagangkan

jasa wajib memenuhi jaminan dan/atau garansi yang

disepkakti dan/atau yang diperjanjikan. Menurut penulis,

pengaturan dalam Pasal 8 sampai Pasal 18 Undang-

Undang No. 8 Tahun 1999 tentang larangan-larangan bagi

Page 63: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

50

pelaku usaha di dalam menjalankan usahanya, benarbenar

harus dipatuhi oleh pelaku usaha, karena tidak dapat

diingkari bahwa, dengan maraknya perdagangan online

saat sekarang ini, juga perdagangan secara elektronik (e-

commerce) yang lagi marak saat ini membuka peluang

bagi pelaku usaha untuk membuat perbuatan perbuatan

yang tidak terpuji. Banyak perbuatan-perbuatan tidak

terpuji yang dapat dilakukan pelaku usaha, antara lain

barang yang dipesan tidak sesuai dengan yang ditawarkan

dan sudah di upload di media sosial, barang yang diorder

tidak tepat waktu sesuai dengan yang dijanjikan yang bisa

saja disebabkan karena ongkos kirimnya tidak dibayarkan

sesuai dengan yang dimintakan kepada konsumen, barang

yang rusak tidak lagi dapat ditukar bahkan ada pelaku

usaha yang tidak mengirimkan barang yang sudah

dibayarkan via transaksi online yaitu pembayaran melalui

transferan via ATM.35

5. Tinjauan Hukum perlindungan konsumen

a. perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaaha dalam

perlindungan konsumen yaitu:

“Pasal 13 ayat (2) pelaku usaha dilarang menawarkan,

memproosikan atau mengiklankan obat, obat tradisionsl,

35 Jurnal Darma Agung Volume XXVII, Nomor 3, Desember 2019: 1072– 1081

Page 64: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

51

suplemen makanan, alat ksehatan, dan jasa pelayanan

kesehatan dengan cara menjanjikan pemberian hadiah

berupa barang dan/atau jasa lain

b. sanksi bagi pelaku usaha yang melanggar larangan dalam

memperdagangkan barang atau jasa yang tidak sesuai

dengan janji yang di nyatakan dalam label, etiket,

keterangan, iklan atau promosi penjualan barang dan/ atau

jasa tersebut maka pelaku usaha dapat dipidana berdasarkan

pasal 62 ayat (1) UU Perlindungan Konsumen yang

berbunyi: Pelaku usaha yang melanggar ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam pasal 8, pasal 9, pasal 10,

pasal 13 ayat (2), pasal 15, pasal 17 ayat (1) huruf a, huruf b,

huruf c , huruf e ayat (2) dan pasal 18 dipidana dengan pidana

penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling

banyak 2.000.000.000.00 ( dua milyar rupiah).

“Pelaku usaha yang melanggar ketentuan sebagaimna

dimaksud dalam pasal 11, pasal 12, pasal 13 ayat (1), pasal

14 dan pasal 16, dan pasal 17 ayat (1) huruf d dan huruf f

dipidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling

banyak Rp. 500.000.000.00 ( Lima Ratus Juta Rupiah) “

c. Perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha yaitu :

Page 65: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

52

“Pasal 8 ayat (2)Pelaku usaha dilarang memperdagangkan

barang yang rusak, cacat atau bekas, dan tercemar tanpa

memberikan informasi secara lengkap dan benar atas barang

dimaksud”.36

36 Husni Syawali, Neni Sri Imaniyati, 2000, Hukum Perlindungan Konsumen, Mandar Maju,

Bandung, h. 22.

Page 66: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

53

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dalam transaksi jual-beli Online memiliki beberapa tahapan yaitu :

penjual mempromosikan barang dagangan melalaui medias sosial

kemudian konsumen memilih dan memesan kemudian terjadi transaksi

antar dua belah pihak dengan kesepakatan Bersama.

2. Perlindungan konsumen khususnya Di Sulawesi Selatan hak-haknya

belum mengerti apa yang menjadi hak mereka, dan hanya tahu membeli

tetapi tidak tahu bagaimana dia bisa terlindungi oleh hak dai sebagai

konsumen.

3. Jual-beli online dalam islam yang harus diperhatikan yaitu dari sisi

penjual, barang yang diperjualkan dan pada prinsipnya Al Ashlu Fil

Muamalatti Al Ibaha Hatta Yadullu Ad Daliilu Ala Tahrimiha “ Hukum

asal dalam urusan Muamalah adalah boleh, kecuali ada dalil yang

mengharamkannya”, jadi asal muasal spirit awal dari mualah itu adalah

dibolehkan oleh agama kecuali ada dalil-dalil yang menghramkannya

atau melarangnya itu sprit awalnya. Setelah itu baru diliat baru dilihat

semua elemen yang terkait dengan proses transaksi jual-beli.

53

52

Page 67: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

54

B. Saran

1. Bagaimana UU Perlindungan Konsumen dan Al-Quran serta As-Sunnah

yang berkaitan dengan jual-beli itu kemudian bisa disosialisasikan pada

masyarakat yang lebih luas supaya mereka tidak dirugikan oleh pihak-

pihak yang mungkin sengaja untuk merugikan konsumen.

2. Sebagai konsumen Belanja Online harus memiliki sifat kehati-hatian

dan teliti dalam memilih barang yang diinginkan.

3. Sebagai Pelaku usaha selain mengutamakan profit atau keuntungan juga

harus memberikan sikap jujur kepada konsumen agar hak-hak

konsumen dapat terpenuhi.

Page 68: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

55

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Abu Abdillah al-Hakim Muhammad bin, ed. Al-Mustadrak ‘Alash

Sholihin, Cet. I; Beirut: Darul Kutub al-Ilmiyah, 1411H/1990M. Ali,

Abdullah

Edmon Makarim, 2000 Kompilasi Hukum Telematik, (Jakarta: PT. Gravindo

Persada

Yusuf. Qur’an Terjemahan dan Tafsirnya. Cet. I; Jakarta: Pustaka Firdaus, 1993

Miru Rahmat, 2009 Prinsip-prinsip perlindungan konsumen di Indonesia.

Bandung: Pustaka Azzam.

Ramli M Ahmad,2004 Cyber Law dan HAKI Dalam sistem hukum Indonesia.

jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Roihanah Rif’ah, 2000 Perlindungan Hak Konsumen Dalam Transaksi Elektronik

(E-commerce),Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Rajangkuk Eman, 2017. Makalah pentingnya perlindungan konsumen dalam era

perdagangan bebas. Bandung:Mandar Maju. Bandung:Mandar Maju.

M. Yusrie, 2009, Kajian Undang-undang Perlindungan Konsumen dalam

Perspektif Hukum Islam. Yogyakarta: Gramedia.

Neni Sri Imayanti, Syawali Husni, 2000. Perlindungan konsumen. Bandung:

Mandar Maju

Widjaya Gunawan. 2003. Jakarta: Gramedia

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik.

Kristiyanti siwi Tri Selina. 2008. Hukum perlindungan konsumen. Cetakan

pertama. Jakarta: Sinar Grafika

Firmasyah Anang M. Perilaku Konsumen. 2018 Yokyakarta: Group penerbit CV.

Budi Utama

Husni Syawali dan Neni Sri Maniyati, 2000, Aspek Hukum Transaksi Online,

CV. Mandar Maju, Bandung.

Page 69: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

56

Suhendi, Hendi, 2010, Hendi. Fiqh Muamalah. Cet. VI; Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada.

Syafe’i, Rahmat, 2001Fiqh Muamalah. Cet. X; Bandung: CV. Pustaka Setia.

Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, 2003, Penelitian Hukum Normatif : Suatu

Tinjauan Singkat, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Kitab Undang-undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek), Terjemahan R.

Subekti dan R.Tjitrosudibio, 2008, Pradya Paramita, Jakarta.

Wawancara informan 1

Zulham. Hukum, 2003, Perlindungan Konsumen. Cet. I; Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Page 70: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

57

RIWAYAT HIDUP

Rizki Amelia Kadir, Ujung Pandang, 30 November 1997, Putri Pertama dari

pasangan Kadir dan Maemuna, Riwayat Pendidikan (SDN. Inpres No. 87 Taman

Roya) Tahun 2003-2009,

SMP. Negeri 2 Galesong Utara Tahun 2009-2012,

SMA Negeri 1 Galesong Utara 2012-2015), dan

kuliah di program studi Hukum Ekonomi Syariah

(HES) Universitas Muhammadiyah Makassar mulai-

tahun 2016, Pernah Berorganisasi di daerah

Galesong utara yaitu IMM Galesong (Ikatan

Mahasiswa Muhammadiyah Galesong Kabupaten

Takalar).

Page 71: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

58

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 72: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

59

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Pedoman Wawancara

A. Jual-Beli Online

1. Jenis usaha apa yang anda jalankan, sudah berapa lama dan sebelumnya

usaha apa yang anda jalankan?

2. Apakah online shop satu-satunya cara jualan anda?

3. sudah berapa lama anda menggunakan online shop untuk jualan ?

4. bagaimana cara anda mendapatkan pelanggan?

5. Media apa saja yang anda gunakan dalam online shop anda?

6. Bagaimana proses pelaksanaan atau mekanisme transaksi jual-beli

Online di toko anda?

7. Apakah dalam transaksi jual-beli Online, perjanjian tersebut

berdasarkan atas kesepakatan Bersama?

8. Pernakah anda mendapat komplain dari pelanggan atau konsumen?

9. Berapa jumlah keluhan konsumen dalam transaksi jual-beli online shop

milik anda?

10. Hal-hal apa saja yang biasa di keluhkan konsumen terkait dengan

pembelian online shop?

11. Apa saja upaya yang di lakukan pelaku usaha ketika ada konsumen yang

melakukan komplain terhadap barang ataupun pelayanan yang di

berikan?

12. Apakah anda sudah memberikan informasi yang jelas mengenai barang

yang anda jual?

13. Apakah anda menyediakan media keluhan bagi konsumen untuk

memberikan saran/ komplain atas barang yang di jual?

14. Apa saja langkah-langkah yang dilakukan pelaku usaha agar konsumen

tetap mempercayai online shop anda?

15. Menurut anda bagaimana menangkal penjual online shop yang suka

menipu?

Page 73: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

60

B. Pertanyaan untuk pembeli

1. Pernahkah anda melakukan transaksi jual-beli online?

2. Mengapa anda memilih online shop dalam memilih barang yang anda

inginkan?

3. Menurut anda keuntungan apa saja yang di dapatkan dalam berbelanja

online?

4. Barang apa saja yang anda biasa anda beli di online shop?

5. Mengapa anda percaya berbelanja pada online shop?

6. Apakah anda puas dengan pelayanan online shop?

7. Selama anda menggunakan jasa online shop, adakah keluhan-keluhan

yang anda alami?

8. Apa yang anda lakukan jika mengalami kerugian atau di kecewakan

oleh pelaku usaha?

9. Apa saja kendala yang di hadapi selama berbelanja di online shop?

10. Apakah anda sudah mendapatkan informasi yang jelas mengenai barang

yang akan anda beli?

11. Apakah anda sebagai konsumen mendapatkan ganti rugi jika

mendapatkan barang yang rusak, dll? Dalam bentuk apa ganti rugi yang

pelaku usaha berikan?

12. Bagaimana proses pembayaran yang anda lakukan dalam berbelanja di

online shop?

Page 74: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

61

Page 75: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

62

Page 76: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

63

Page 77: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL …

64