Permen ESDM 02 2013

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/27/2019 Permen ESDM 02 2013

    1/13

    MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALREPUBLIK INDONESIA

    PERATURAN MENTER! ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALREPUBLIK INDONESIANOMOR: 02 TAHUN 2013

    TENTANGPENGAWASAN TERHADAP PENYELENGGARAAN PENGELOLAANUSAHA PERTAMBANGAN YANG DILAKSANAKAN OLEH PEMERINTAHPROVINSI DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESAMENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA,

    Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 35 PeraturanPemerintah Nomor 55 Tahun 2010 tentang Pembinaan danPengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan UsahaPertambangan Mineral dan Batubara, perlu menetapkanPeraturan Menteri. Energi dan Sumber Daya Mineral tentangPengawasan Terhadap. Penyelenggaraan Pengelolaan UsahaPertambangan Yang Dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsidan PemerintSh Kabupaten/Kota;

    Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan' LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telahdua kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12,Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4844);2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentangPertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959);3. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentangPedoman Pembinaan dan Pengawasan PenyelenggaraanPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan kembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4593);4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentangPembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,Pemerintah Daerah Propinsi, dan Pemerintah DaerahKabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 4737);5. Peraturan ...

  • 7/27/2019 Permen ESDM 02 2013

    2/13

    - 2 -5. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentangWilayah Pertambangan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2010 Nomor 4, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5110);6. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang

    Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral danBatubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2010 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5111) sebagaimana telah diubah denganPeraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2012 (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 45,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor5282);7. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2010 tentangPembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan PengelolaanUsaha Pertambangan Mineral dan Batubara (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 85,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor5142);8. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 tentangReklamasi dan Pascatambang (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2010 Nomor 85, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5172);9. Keputusan Presiden Nomor 59/P Tahun 2011 tanggal 18Oktober 2011;10. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor18 Tahun 2010 ten ang Organisasi dan Tata KerjaKementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Berita

    Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 552);MEMUTUSKAN:

    Menetapkan: PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALTENTANG PENGAWASAN TERHADAP PENYELENGGARAANPENGELOLAAN USAHA PERTAMBANGAN YANGDILAKSANAKAN OLEH PEMERINTAH PROVINSI DANPEMERINTAH KABUPATEN/KOTA.

    BABIKETENTUAN UMUMPasal1

    Dalam Peraturan Menteri in i yang dimaksud dengan :1. Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapankegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan, danpengusahaan mineral atau batubara yang meliputipenyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan,konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian,pengangkutan dan penjualan, serta kegiatanpascatambang.2. Usaha Pertambangan adalah kegiatan dalam rangkapengusahaan mineral atau batubara yang meliputi tahapankegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan,

    k ~ n s t r u k s i , penambangan, pengolahan dan pemurnian,pengangkutan dan penjualan, serta pascatambang. .3. Wilayah ...

  • 7/27/2019 Permen ESDM 02 2013

    3/13

    - 3 -3. Wilayah Usaha Pertambangan yang selanjutnya disingkatWUP, adalah bagian dari WP yang telah memilikiketersediaan data, potensi, dan I atau informasi geologi.4. Wilayah Izin Usaha Pertambangan. yang selanjutnyadisingkat WIUP, adalah wilaYah yang diberikan kepada

    pemegang Izin Usaha Pertambangan.5. Wilayah Pertambangan Rakyat yang selanjutnya disingkatWPR, adalah bagian dari WP tempat dilakukan kegiatanusaha pertambangan rakyat.6. Izin Usaha Pertambangan, yang selanjutnya disingkat IUP,adalah izin untuk melaksanakan usaha pertambangan.7. Izin Pertambangan Rakyat, yang selanjutnya disebut IPR,adalah izin untuk melaksanakan usaha pertambangandalam wilayah pertambangan rakyat dengan luas wilayahdan investasi terbatas.8. IUP Eksplorasi adalah izin usaha yang diberikan untukmelakukan tahapan kegiatan penyelidikan umum,ekplorasi, dan studi kelayakan.9. IUP Operasi Produksi adalah izin usaha yang diberikansetelah selesai pelaksanaan IUP ,Ekplorasi untukmelakukan tahapan kegiatan operasi produksi.10. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang pertambangan mineral danbatubara.11. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang

    melaksanakan tugas dan bertanggung jawab atasperumusan dan pelaksanaan kebijakan dan standardisasiteknis di bidang pertambangan mineral dan batubara.BAB II

    RUANG LINGKUP PENGAWASANPasa12

    (1) Menteri melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraanpengelolaan usaha pertambangan yang dilaksanakan olehpemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota sesuaidengan kewenangannya.(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputipengawasan terhadap:

    a. penetapan WPR;b. penetapan dan pemberian WIUP mineral bukan logamdan WIUP batuan;c. pemberian WIUP mineral logam dan WIUP batubara;d. penerbitan IPR;e. penerbitan IUP; danf. penyelenggaraan pembinaan dan perigawasan kegiatan

    yang dilakukan oleh pemegang IPR dan IUP.(3) Pelaksanaan ...

  • 7/27/2019 Permen ESDM 02 2013

    4/13

    - 4 -(3) Pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dan ayat (2) dilakukan oleh Direktur J enderal.(4) Direktur Jenderal sebelum melakukan pengawasansebagaimana dimaksud pada ayat (3), dapat berkoordinasidengan Kementerian Dalam Negeri dan/ atau instansi

    terkait lainnya. BAB IIIPELAKSANAAN PENGAWASAN

    Bagian KesatuPenetapan WPR

    Pasal3(1) Direktur Jenderal melakukan pengawasan terhadap

    ditaatinya peraturan perundang-undangan oleh bupati/walikota dalarn rangka penetapan WPR.(2) Pengawasan dalam rangka penetapan WPR oleh bupati/walikota sebagaimana dimBksud pada ayat (1) meliputisekurang-kurangnya:

    a. penetapan WPR dilakukan setelah berkoordinasi denganpemerintah provinsi dan berkonsultasi dengan DewanPerwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota;b. sebelum melakukan koordinasi dengan pemerintah

    provinsi dan konsultasi dengan Dewan PerwakilanRakyat Derah kabupaten/kota, sebagaimana dimaksudpada huruf a wajib memastikan lokasi WPR:1. masuk dalam Kawasan Peruntukan Pertambangansebagaimana tercantum dalam reneana tata ruang

    wilayah kabupaten/kota yang ditetapkan dalamPeraturan Daerah;2. telah mendapatkan persetujuan dari pemegang hakatas tanah sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan;3. telah menggunakan sistem koordinat pemetaan

    dengan Datum Geodesi Nasional yang mempunyaiparameter sarna dengan parameter Ellipsoid WorldGeodetic System;

    4. telah memenuhi kriteria penetapan WPR sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan;dan5. telah dilaksanakan pengumuman rencanapenetapan WPR kepada masyarakat seeara terbuka

    paling sedikit pada kantor kelurahan/desa di lokasiWPR sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

    Bagian ...

  • 7/27/2019 Permen ESDM 02 2013

    5/13

    - 5 -Bagian Kedua

    Penetapan dan Pemberian WIUPMineral Bukan Logarn dan WIUP BatuanPasal4

    (1) Direktur Jenderal melakukan pengawasan terhadapditaatinya peraturan p e r u n d a n g - u n d a n ~ a n oleh gubemurdan bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya dalamrangka penetapan dan pemberian WIUP mineral bukanlogam dan WIUP batuan.(2) Pengawasan dalam rangka penetapan dan pemberian WIUPmineral bukan logam dan WIUP batuan oleh gubemur danbupati/walikota sebagaimana dimaksud pada ayat (1)meliputi sekurang-kurangnya:

    a. pemrosesan permohonan WIUP mineral bukan logamdan WIUP batuan yang diajukan oleh badan usaha,koperasi, atau perseorangan hanya dapat dilakukandalam WUP mineral bukan logam atau WUP batuanyang telah ditetapkan oleh Menteri atau gubemur dalamrangka dekonsentrasi sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan;b. sebelum memproses penetapan WIUP mineral bukanlogam dan WIUP batuan wajib memastikan peta dankoordinat wilayah sebagaimana dimaksud pada huruf a:

    1. tidak tumpang tindih dengan IUP lainnya yang samakomoditas tambangnya;2. tidak tumpang tindih dengan batas administrasiwilayah di luar kewenangannya;

    3. telah menggunakan sistem koordinat pemetaandengan Datum Geodesi Nasional yang mempunyaiparameter sarna dengan parameter Ellipsoid WorldGeodetic System;4. telah mengumumkan rencana! penetapan WIUPmineral bukan logam dan WIUP batuan kepadamasyarakat dan tidak ada keberatan dari pemeganghak atas tanah;

    c. perrJ.rosesan permohonan WIUPmineral bukan logamdan WIUP batuan sebagaimana dimaItsud pada huruf ayang tumpang tindih dengan WIUP mineral logamdan/ atau WIUP batubara hanya dapat dilakukan setelahmendapatkan rekomendasi dari Direktur Jenderal danmendapatkan pertimbangan dari pemegang IUP minerallogam dan/atau IUP batubara berdasarkan perjanjianpemanfaatan lahan bersarna; ' , ~ .d. penerbitan keputusan persetujuan atau penolakanpencadangan WIUP mineral bukan logam atau WIUPbatuan kepada badan usaha, " koperasi, atau

    perseorangan dalarn jangka w a k t ~ paling lama 10(sepuluh) hari kerja sejak diterimanya permohonanWIUP secara lengkap dengan memperhatikan ketentuansebagaimana dimaksud pada huruf ,a, huruf b, danhuruf c;e. penerbitan ...

  • 7/27/2019 Permen ESDM 02 2013

    6/13

    - 6 -e. penerbitan surat perintah penyetoran pembayaran biayapencadangan WIUP ke kas negara kepada badan u s ~ a ~koperasi, atau perseorangan yang telah dlsetuJulsebagaimana dimaksud pada huruf d; danf. pemberian WIUP mineral bukan logam atau WIUP

    batuan kepada pemohon WIUP sebagaimana dimaksudpada huruf a setelah pemohon WIUP memberikan tandabukti setoran biaya pencadangan wilayah ke kas negara.Bagian Ketiga

    Pemberian WIUP Mineral Logam dan WIUP BatubaraPasalS

    (1) Direktur Jenderal melakukan p e n g ~ w a s a n terhadapditaatinya peraturan perundang-undangan oleh gubernurdan bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya dalamrangka pemberian WIUP minerallogam dan WIUP batubara.

    (2) Pengawasan dalam rangka pemberian WIUP mineral logamdan WIUP batubara oleh gubernur dan bupati/walikotasebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi sekurang-kurangnya: "a. pengumuman secara terbuka WIUP mineral logam danWIUP batubara yang telah ditetapkan oleh Menteri yangakan dilelang kepada badan usaha, koperasi, atauperseorangan dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga)bulan sebelum pelaksanaan lelang;b. pembentukan panitia lelang WIUP mineral logam danWIUP batubara;c. pelaksanaan lelang WIUP mineral logam dan WIUPbatubara sesuai prosedur Ie lang; dand. penetapan pemenang lelang WIUP mineral logam danWIUP batubara.

    Bagian KeempatPenerbitan IPR

    Pasa16(1) Direktur Jenderal melakukan pengawasan terhadapditaatinya peraturan perundang-undangan oleh bupati/walikota dalam rangka penerbitan IPR.(2) Pengawasan penerbitan IPR dalam proses penerbitan IPR

    oleh bupati/walikota sebagaimana dimaksud pada ayat (1)meliputi sekurang-kurangnya:a. dalam penerbitan IPR pada WPR, telah menyusunrencana reklamasi dan rencana pascatambang untuk

    setiap WPR yang telah ditetapkan berdasarkan dokumenlingkungan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan;b. pemberian ...

  • 7/27/2019 Permen ESDM 02 2013

    7/13

    - 7 -b. pemberian IPR terutama kepada penduduk setempat,baik perseorangan maupun kelompok masyarakat ataukoperasi yang beranggotakan penduduk setempatberdasarkan surat permohonan yang telah memenuhipersyaratan administratif, teknis, dan finansial sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.c. penerbitan luas wilayah untuk 1 (satu) IPR yang dapatdiberikan kepada:

    1. perseorangan paling banyak 1 (satu) hektare;2. kelompok masyarakat paling banyak 5 (lima)hektare; dan/atau3. koperasi paling banyak 10 (sepuluh) hektare.

    d. penetapan jangka waktu IPR paling lama 5 (lima) tahundan dapat diperpanjang; dane. penetapan rencana reklamasi dan rencanapascatambang untuk pemegang IPR berdasarkandokumen lingkungan yang telah disetujui.

    Bagian KelimaPenerbitan IUP

    Paragraf 1Penerbitan IUP Mineral Bukan Logam dan IUP Batuan

    Pasal7(1) Direktur Jenderal melakukan pengawasan terhadapditaatinya peraturan perundang-undangan oleh gubemurdan bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya dalamrangka penerbitan IUP mineral bukan logam dan IUPbatuan.(2) Pengawasan dalam rangka penerbitan ~ U P mineral bukanlogam dan IUP batuan oleh gubernur dan bupati/walikotasebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi sekurangkurangnya:

    a. pemrosesan permohonan IUP yang diajukan oleh badanusaha, koperasi, atau perseorangan;b. penerbitan IUP Eksplorasi dan IUP 'Operasi Produksimineral bukan logam dan batuan kepada badan usaha,koperasi, dan perseorangan yang permohonannya telahmemenuhi persyaratan administratif, teknis, finansial,dan lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan;c. lampiran keputusan penerbitan IUP sebagaimanadimaksud pada huruf b meliputi lampiran peta,koordinat, dan luas WIUP berdasarkan WIUP yang telahditetapkan;d. penerbitan IUP hanya untuk 1 (satu) jenis mineralbukan logam atau batuan; dane. format penerbitan IUP sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

    Paragraf ...

  • 7/27/2019 Permen ESDM 02 2013

    8/13

    - 8 -Paragraf2

    Penerbitan IUP Mineral Logam dan IUP BatubaraPasa18

    (1) Direktur Jenderal melakukan pengawasan terhadapditaatinya peraturan perundang-undangan oleh gubernurdan bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya dalamrangka penerbitan IUP minerallogam dan IUP batubara.

    (2) Pengawasan dalam rangka penerbitan IUP mineral logamdan batubara oleh gubernur dan bupati/walikotasebagaimana dimaksud pada ayat (1) :meliputi sekurangkurangnya:a. pemrosesan permohonan IUP yang diajukan olehpemenang lelang WIUP mineral 10gam atau batubara;b. penerbitan IUP kepada pemenang lelang WIUP minerallogam atau batubara yang permohonannya telah

    memenuhi persyaratan administratif, teknis,lingkungan, dan fmansial sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan;c. lampiran keputusan penerbitan IUP pada huruf bmeliputi lampiran peta, koordinat, dan luas WIUP sesuaidengan hasi1lelang WIUP;d. penerbitan IUP hanya untuk 1 (satu) jenis minerallogam atau batubara; dane. format penerbitan IUP sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

    Bagian KeenamPenyelenggaraan Pembinaan dan Pengawasan Kegiatan yangDilakukan oleh Pemegang IPR dan IUP

    Pasal9(1) Direktur Jenderal melakukan pengawasan terhadapditaatinya peraturan perundang-undangan oleh gubernurdan bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya dalamrangka penyelenggaraan pembinaan dan pengawasankegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara yangdilakukan oleh pemegang IPR dan IUP.(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputiditaatinya ketentuan peraturan perundang-undangan olehgubernur dan bupati/walikota sesuai dengankewenangannya untuk:

    a. mengangkat pejabat fungsional Inspektur Tambang; danb. menunjuk Pejabat Pengawas,yang ditugaskan untuk melakukan pengawasan kegiatanusaha pertambangan mineral dan batubara yang dilakukanoleh pemegang IPR dan IUP.

    (3) Pengawasan yang dilakukan pejabat fungsional InspekturTambang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a,sekurang-kurangnya meliputi:a. teknis ...

  • 7/27/2019 Permen ESDM 02 2013

    9/13

    - 9 -

    a. teknis pertambangan, antara lain:1. pelaksanaan teknis eksplorasi;2. perhitungan sumber daya dan cadangan;3. perencanaan dan pelaksanaan konstruksi termasuk

    pengujian alat pertambangan (commissioning);4. perencanaan dan pelaksanaan penambangan;5. perencanaan dan pelaksanaan pengolahan danpemumian;6. perencanaan dan pelaksanaan pengangkutan danpenjualan. Ie

    b. konservasi sumber daya mineral dan batubara, antaralain:1. recovery penambangan dan pengolahan;2. pengelolaan dan/atau pemanfaatan cadanganmarginal;3. pengel6laan dan/atau pemanfaatan batubara kualitasrendah dan mineral kadar rendah; .4. pengelolaan dan/atau pemanfaatan mineral ikutan;5. pendataan sumber daya serta cadapgan mineral danbatubara yang tidak tertambang; dan6. pendataan dan pengelolaan sisa hasil pengolahan danpemumian.

    c. keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan, antaralain:1. keselamatan kerja;2. kesehatan kerja;3. lingkungan kerja; dan4. sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.

    d. keselamatan operasi pertambangan, antara lain:1. sistem dan pelaksanaan pemeliharaan/perawatansarana, prasarana, instalasi , ' dan peralatan

    pertambangan;2. pengamanan instalasi;3. kelayakan sarana, prasarana instalasi, dan peralatanpertambangan;4. kompetensi tenaga teknik; dan5. evaluasi laporan hasil kajian teknis pertambangan.

    e. pengelolaan lingkungan hidup, I reklamasi, danpascatambang, antara lain:1. pengelolaan dan pemantauan lingkungan sesuaidengan dokumen pengelolaan lingkungan atau izinlingkungan yang dimiliki dan telah disetujui;2. penataan, pemulihan, dan perbaikan laban sesuaidengan peruntukannya;

    3. penetapan ...

  • 7/27/2019 Permen ESDM 02 2013

    10/13

    - 10-3. penetapan dan peneairan jaminan reklamasi;4. pengelolaan paseatambang;5. penetapan dan peneairan jaminan pascatambang; dan6. pemenuhan baku mutu lingkungan sesuai dengan

    ketentuan peraturan perundang-undangan.f. penguasaan, pengembangan, dan penerapan teknologipertambangan mineral dan batubara.(4) Pengawasan yang dilakukan Pejabat Pengawas sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf b, sekurang-kurangnyameliputi:

    a. pemasaran, antara lain:1. realisasi produksi dan realisasi penjualan termasukkualitas dan kuantitas serta harga mineral danbatubara;2. kewajiban pemenuhan kebutuhan mineral ataubatubara untuk kepentingan dalam ~ e g e r i ;3. reneana dan realisasi kontrak penjualan mineral ataubatubara;4. biaya penjualan yang dikeluarkan;5. perencanaan dan realisasi penerimaan negara bukanpajak; dan.6. biaya pengolahan dan pemumian mineral dan/ataubatubara.

    b. Keuangan, antara lain:1. perencanaan anggaran;2. realisasi anggaran;3. realisasi investasi; dan4. pemenuhan kewajiban pembayaran.

    c. pengelolaan data mineral dan batubara an ara lainmeliputi pengawasan terhadap kegiatan perolehan,pengadministrasian, pengolahan, penataan,penyimpanan, pemeliharaan, dan pemusnahan datadan/ atau informasi;

    d. pemanfaatan barang, jasa, teknologi, dan kemampuanrekayasa serta rancang bangun dalam; negeri antara laindilakukan terhadap pelaksanaan pemanfaatan barang,jasa, teknologi, serta kemampuan rekayasa dan rancangbangun;e. pengembangan tenaga kerja teknis pertambangan, antaralain:

    1. pelaksanaan program pengembangan;2. pelaksanaan uj i kompetensi; dan3. rencana biaya pengembangan.

    f. pengembangan ...

  • 7/27/2019 Permen ESDM 02 2013

    11/13

    - 11-f. pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat,

    antara lain:1. program pengembangan dan pemberdayaan

    masyarakat;2. pelaksanaan pengembangan dan pemberdayaan

    masyarakat; dan3. biaya pengembangan dan pemberdayaan masyarakat.

    g. kegiatan lain di bidang kegiatan usaha pertambanganyang menyangkut kepentingan umum, antara lain:1. fasilitas umum yang dibangun oleh pemegang IUPuntuk masyarakat sekitar tambang; dan2. pembiayaan untuk pembangunan: atau penyediaan

    fasilitas umum sebagaimana dimaksud pada angka 1.h. pelaksanaan kegiatan sesuai dengan IUP atau IPR, antaralain:

    1. luas wilayah;2. lokasi penambangan;3. lokasi pengolahan dan pemurnian;4. jangka waktu tahap kegiatan;5. penyelesaian masalah pertanahan;6. penyelesaian perselisihan; dan7. penguasaan, pengembangan, dan penerapan teknologipertambangan mineral dan batubara. '

    i. jumlah, jenis, dan mutu hasil usaha pertambangan,an ara lain:1. jenis komoditas tambang;2. kuantitas dan kualitas produksi untuk setiap lokasipenambangan;3. kuantitas dan kualitas pencucian dan/atau

    pengolahan dan pemurnian; dan4. tempat penimbunan sementara (run of mine), tempatpenimbunan (stock pile), dan titik serah penjualan (a t

    sale pain).BABIV

    TINDAK LANJUT HASIL PENGAWASANPasal l0

    (1) HasH 'pengawasan yang dilakukan oleh Direktur Jenderalsebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 disampaikan kepadagubernur atau bupati/walikota sesuai dengankewenangannya dan tembusannya disampaikan kepadaKementerian Dalam Negeri dan/atau instansi terkait.

    (2) Gubemur ...

  • 7/27/2019 Permen ESDM 02 2013

    12/13

    - 12-

    (2) Gubernur atau bupati/walikota sesuai dengankewenangannya wajib menindaklanjuti hasil pengawasansebagaimana dimaksud pada ayat (1).

    (3) Direktur Jenderal bersama Kementeri.an Dalam Negeridan/atau instansi terkait melakukan pemantauan ataspelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan sebagaimanadimaksud pada ayat (2) sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

    BABVKETENTUAN PERALIHAN

    Pasal11Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:a. Pengawasan yang telah dilakukan Direktur Jenderal melalui

    evaluasi dan verifikasi dalam rekonsiliasi IUP dan IPR secaranasional terhadap penerbitan perizinan dalam bentuk:1. Kuasa Pertambangan, Surat Izin Pertambangan Daerahdan Surat Izin Pertambangan Rakyat yang diterbitkan

    sebelum berlakunya Undang-Undahg Nomor 4 Tahun2009 oleh gubemur dan/atau bupati/walikota sesuaidengan kewenangannya termasuk proses penyesuaianmenjadi IUP dan IPR;

    2. IUP yang diterbitkan oleh gubemur dan/ataubupati/walikota sesuai dengan kewenangannyaberdasarkan permohonan Kuasa Pertambangan yangtelah diterima oleh gubemur atau bupati/walikota dantelah mendapatkan pencadangan wilayah sebelumterbitnya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009,

    dinyatakan tetap berlaku.b. HasH pengawasan oleh Direktur Jenderal sebagaimana

    dimaksud pada huruf a berupa pengumuman status Clearand Clean dan penerbitan sertifikat Clear and Cleandinyatakan tetap berlaku.

    c. Terhadap IUP dan IPR yang masih dalam proses evaluasidan verifikasi sebagaimana dimaksud pada huruf a untukmendapatkan status Clear and Clean dan sertifikat Clearand Clean diproses berdasarkan persyaratan administratif,teknis, lingkungan, dan finansial dan sesuai denganprosedur operasional standar Clear and Clean.

    BAB VI ...

  • 7/27/2019 Permen ESDM 02 2013

    13/13

    - 13-BABVI

    KETENTUAN PENUTUPPasa112

    Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.Agar setiap orang mengetahuinya," memerintahkanpengumuman Peraturan ini dengan penempatannya dalamBerita Negara Republik Indonesia.

    Ditetapkan di Jakartapada tanggal 11 Januar i 2013MENTER! ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALREPUBLIK INDONESIA,

    t t d .JEROWACIK

    Diundangkan di Jakartapadatanggall l Januar i 2013MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

    REPUBLIK INDONESIA,t t d .

    AMIR SYAMSUDINBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 78