1
ARIEF SHIDIQ PAHANY Ketua UmumPP GEMA Pembebasan WILAYAH SULSEL-BAR HP : 089664365762 Makassar, 1 September 2015 RICKY FATTAMAZAYA Ketua UmumPP GEMA Pembebasan HP : 081316242514/ 089686987739 PERNYATAAN SIKAP REFLEKSI AGUSTUS 2015 “2015 INDONESIA SEMAKIN TERJUAL DAN MENDERITA” 17 Agustus 1945 diperingati sebagai awal merdekanya indonesia berbagai acara dilakukan guna memperingati kemerdekaan ini, mulai dari lari goni, makan kerupuk sampai panjat pinang dilakukan seolah itu adalah wujud dari kemerdekaan namun apakah ini makna dari kata sakti “merdeka” . Merdeka adalah terlepasnya dari segala bentuk penjajahan fisik maupun pemikiran. Baik ekonomi, politik, sosial, hukum, pendidikan namun fakta yang dapat kita lihat dengan mata telanjang berbeda. 70 tahun merdeka bukanlah usia yang pendek. Usia 70 tahun bukan saja matang, tetapi sudah tua. Tapi, apalah daya, nyatanya di usia setua ini, bangsa dan negeri ini nyatanya belum merdeka. Secara fisik mungkin sudah, karena tak ada lagi penjajah yang menginvasi dan menodongkan senjata ke kepala kita. Tetapi, secara non-fisik, nyatanya belum. 2015 Indonesia semakin terjual terbukti masih dipertahankannya UU Migas, UU Kelistrikan, UU SDA, UU Penanaman Modal, yang memberikan jalan bagi penjajah untuk kembali merampok kekayaan alam Indonesia atas nama perdagangan bebas, investasi, pasar bebas, privatisasi dan hutang luar negeri. Intervensi lewat UU ini pun mengokohkan penjajahan hingga saat ini. Termasuk UU yang terkait pemilu, pendidikan, keluarga, perkawinan , keamanan nasional, dirancang untuk mengokohkan penjajahan secara politik dan sosial. 2015 Indonesia semakin menderita terbukti hasilnya adalah pemerintah berhasil mencetak orang miskin meroket jumlahnya, PHK besar- besaran terjadi, Harga premium dinaikkan atas nama Pertalite, Rupiah mencapai 14.096/U$, usulan dana aspirasi menjapai 11,2 Triliuan yang mana 12 Milyar khusus beli kasur, disaat yang sama Kekayaan alam seperti Freeport diberikan kepada Asing. Kemerdekaan dalam demokrasi hanya untuk kepentingan kapital dan pemilik modal; kemerdekaan untuk mengeksploitasi kekayaan demi kemakmuran kantong sendiri. Jadilah kemerdekaan hanya indah di sampul depan demokrasi dan angan-angan kosong hasil kamuflase para penjajah dan anteknya. Makadari itu Gerakan Mahasiswa Pembebasan sebagai Gerakan Mahasiswa Intelektual dengan Islam sebagai Ideologi dan solusi dalam memandang setiap problematika ummat, merasa wajib untuk menyatakan perlawanan terhadap tirani demokrasi dan rezim pengusungnya,seraya menyeru dan mengajak seluruh elemen rakyat dan Mahasiswa untuk bersama-sama : 1. Menolak Kemerdekaan Semu Ala Demokrasi- Sekuler 2. Menolak segala kebijakan yang sejatinya menguntungkan kapitalis dan merugikan Rakyat 3. Ganti Rezim dan Ganti Sistem yang nyata- nyata telah menjadikan negeri ini santapan mewah bagi para Kapital kearah Revolusi Islam. 4. Mengajak seluruh elemen rakyat untuk melawan dan menghancurkan sehancur-hancurnya system politik demokrasi yang diterapkan di negeri ini sembari kembali menerapkan system politik yang terpancar dari kesempurnaan Ideologi Islam, sebuahsistem yang berasal dari Dzat yang Maha Agung: yaitu Sistem Politik Islam dalam bingkai Ketata-negaraan/Pemerintahan Islam yaitu Daulah Khilafah Rasyidah ‘ala Minhajin Nubuwwah. Demikian pernyataaan sikap kami yang merupakan bagian dari usaha REVOLUSI ISLAM, sekaligus tanggung jawab kami kepada rakyat Indonesia demi perubahan dan kebangkitan Indonesia dan negeri-negeri muslim lainnya. ARIEF SHIDIQ PAHANY Ketua UmumPP GEMA Pembebasan WILAYAH SULSEL-BAR HP : 089664365762 Makassar, 1 September 2015 RICKY FATTAMAZAYA Ketua UmumPP GEMA Pembebasan HP : 081316242514/ 089686987739 PERNYATAAN SIKAP REFLEKSI AGUSTUS 2015 “2015 INDONESIA SEMAKIN TERJUAL DAN MENDERITA” 17 Agustus 1945 diperingati sebagai awal merdekanya indonesia berbagai acara dilakukan guna memperingati kemerdekaan ini, mulai dari lari goni, makan kerupuk sampai panjat pinang dilakukan seolah itu adalah wujud dari kemerdekaan namun apakah ini makna dari kata sakti “merdeka” . Merdeka adalah terlepasnya dari segala bentuk penjajahan fisik maupun pemikiran. Baik ekonomi, politik, sosial, hukum, pendidikan namun fakta yang dapat kita lihat dengan mata telanjang berbeda. 70 tahun merdeka bukanlah usia yang pendek. Usia 70 tahun bukan saja matang, tetapi sudah tua. Tapi, apalah daya, nyatanya di usia setua ini, bangsa dan negeri ini nyatanya belum merdeka. Secara fisik mungkin sudah, karena tak ada lagi penjajah yang menginvasi dan menodongkan senjata ke kepala kita. Tetapi, secara non-fisik, nyatanya belum. 2015 Indonesia semakin terjual terbukti masih dipertahankannya UU Migas, UU Kelistrikan, UU SDA, UU Penanaman Modal, yang memberikan jalan bagi penjajah untuk kembali merampok kekayaan alam Indonesia atas nama perdagangan bebas, investasi, pasar bebas, privatisasi dan hutang luar negeri. Intervensi lewat UU ini pun mengokohkan penjajahan hingga saat ini. Termasuk UU yang terkait pemilu, pendidikan, keluarga, perkawinan , keamanan nasional, dirancang untuk mengokohkan penjajahan secara politik dan sosial. 2015 Indonesia semakin menderita terbukti hasilnya adalah pemerintah berhasil mencetak orang miskin meroket jumlahnya, PHK besar- besaran terjadi, Harga premium dinaikkan atas nama Pertalite, Rupiah mencapai 14.096/U$, usulan dana aspirasi menjapai 11,2 Triliuan yang mana 12 Milyar khusus beli kasur, disaat yang sama Kekayaan alam seperti Freeport diberikan kepada Asing. Kemerdekaan dalam demokrasi hanya untuk kepentingan kapital dan pemilik modal; kemerdekaan untuk mengeksploitasi kekayaan demi kemakmuran kantong sendiri. Jadilah kemerdekaan hanya indah di sampul depan demokrasi dan angan-angan kosong hasil kamuflase para penjajah dan anteknya. Makadari itu Gerakan Mahasiswa Pembebasan sebagai Gerakan Mahasiswa Intelektual dengan Islam sebagai Ideologi dan solusi dalam memandang setiap problematika ummat, merasa wajib untuk menyatakan perlawanan terhadap tirani demokrasi dan rezim pengusungnya,seraya menyeru dan mengajak seluruh elemen rakyat dan Mahasiswa untuk bersama-sama : 1. Menolak Kemerdekaan Semu Ala Demokrasi- Sekuler 2. Menolak segala kebijakan yang sejatinya menguntungkan kapitalis dan merugikan Rakyat 3. Ganti Rezim dan Ganti Sistem yang nyata- nyata telah menjadikan negeri ini santapan mewah bagi para Kapital kearah Revolusi Islam. 4. Mengajak seluruh elemen rakyat untuk melawan dan menghancurkan sehancur-hancurnya system politik demokrasi yang diterapkan di negeri ini sembari kembali menerapkan system politik yang terpancar dari kesempurnaan Ideologi Islam, sebuahsistem yang berasal dari Dzat yang Maha Agung: yaitu Sistem Politik Islam dalam bingkai Ketata-negaraan/Pemerintahan Islam yaitu Daulah Khilafah Rasyidah ‘ala Minhajin Nubuwwah. Demikian pernyataaan sikap kami yang merupakan bagian dari usaha REVOLUSI ISLAM, sekaligus tanggung jawab kami kepada rakyat Indonesia demi perubahan dan kebangkitan Indonesia dan negeri-negeri muslim lainnya.

Pernyataan Sikap Refleksi Agustus 2015

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pernyataan Sikap Refleksi Agustus 2015

Citation preview

ARIEF SHIDIQ PAHANYKetua UmumPP GEMA PembebasanWILAYAH SULSEL-BARHP : 089664365762

Makassar, 1 September 2015

RICKY FATTAMAZAYAKetua UmumPP GEMA Pembebasan

HP : 081316242514/ 089686987739

PERNYATAAN SIKAPREFLEKSI AGUSTUS 2015

“2015 INDONESIA SEMAKIN TERJUAL DAN MENDERITA”

17 Agustus 1945 diperingati sebagai awal merdekanya indonesia berbagai acara dilakukan guna memperingati kemerdekaan ini, mulai dari lari goni, makan kerupuk sampai panjat pinang dilakukan seolah itu adalah wujud dari kemerdekaan namun apakah ini makna dari kata sakti “merdeka” . Merdeka adalah terlepasnya dari segala bentuk penjajahan fisik maupun pemikiran. Baik ekonomi, politik, sosial, hukum, pendidikan namun fakta yang dapat kita lihat dengan mata telanjang berbeda. 70 tahun merdeka bukanlah usia yang pendek. Usia 70 tahun bukan saja matang, tetapi sudah tua. Tapi, apalah daya, nyatanya di usia setua ini, bangsa dan negeri ini nyatanya belum merdeka. Secara fisik mungkin sudah, karena tak ada lagi penjajah yang menginvasi dan menodongkan senjata ke kepala kita. Tetapi, secara non-fisik, nyatanya belum.

2015 Indonesia semakin terjual terbukti masih dipertahankannya UU Migas, UU Kelistrikan, UU SDA, UU Penanaman Modal, yang memberikan jalan bagi penjajah untuk kembali merampok kekayaan alam Indonesia atas nama perdagangan bebas, investasi, pasar bebas, privatisasi dan hutang luar negeri. Intervensi lewat UU ini pun mengokohkan penjajahan hingga saat ini. Termasuk UU yang terkait pemilu, pendidikan, keluarga, perkawinan , keamanan nasional, dirancang untuk mengokohkan penjajahan secara politik dan sosial.

2015 Indonesia semakin menderita terbukti hasilnya adalah pemerintah berhasil mencetak orang miskin meroket jumlahnya, PHK besar- besaran terjadi, Harga premium dinaikkan atas nama Pertalite, Rupiah mencapai 14.096/U$, usulan dana aspirasi menjapai 11,2 Triliuan yang mana 12 Milyar khusus beli kasur, disaat yang sama Kekayaan alam seperti Freeport diberikan kepada Asing.

Kemerdekaan dalam demokrasi hanya untuk kepentingan kapital dan pemilik modal; kemerdekaan untuk mengeksploitasi kekayaan demi kemakmuran kantong sendiri. Jadilah kemerdekaan hanya indah di sampul depan demokrasi dan angan-angan kosong hasil kamuflase para penjajah dan anteknya. Makadari itu Gerakan Mahasiswa Pembebasan sebagai Gerakan Mahasiswa Intelektual dengan Islam sebagai Ideologi dan solusi dalam memandang setiap problematika ummat, merasa wajib untuk menyatakan perlawanan terhadap tirani demokrasi dan rezim pengusungnya,seraya menyeru dan mengajak seluruh elemen rakyat dan Mahasiswa untuk bersama-sama : 1. Menolak Kemerdekaan Semu Ala Demokrasi- Sekuler2. Menolak segala kebijakan yang sejatinya menguntungkan kapitalis dan merugikan Rakyat3. Ganti Rezim dan Ganti Sistem yang nyata- nyata telah menjadikan negeri ini santapan mewah

bagi para Kapital kearah Revolusi Islam.4. Mengajak seluruh elemen rakyat untuk melawan dan menghancurkan sehancur-hancurnya

system politik demokrasi yang diterapkan di negeri ini sembari kembali menerapkan system politik yang terpancar dari kesempurnaan Ideologi Islam, sebuahsistem yang berasal dari Dzat yang Maha Agung: yaitu Sistem Politik Islam dalam bingkai Ketata-negaraan/Pemerintahan Islam yaitu Daulah Khilafah Rasyidah ‘ala Minhajin Nubuwwah.Demikian pernyataaan sikap kami yang merupakan bagian dari usaha REVOLUSI ISLAM,

sekaligus tanggung jawab kami kepada rakyat Indonesia demi perubahan dan kebangkitan Indonesia dan negeri-negeri muslim lainnya.

ARIEF SHIDIQ PAHANYKetua UmumPP GEMA PembebasanWILAYAH SULSEL-BARHP : 089664365762

Makassar, 1 September 2015

RICKY FATTAMAZAYAKetua UmumPP GEMA Pembebasan

HP : 081316242514/ 089686987739

PERNYATAAN SIKAPREFLEKSI AGUSTUS 2015

“2015 INDONESIA SEMAKIN TERJUAL DAN MENDERITA”

17 Agustus 1945 diperingati sebagai awal merdekanya indonesia berbagai acara dilakukan guna memperingati kemerdekaan ini, mulai dari lari goni, makan kerupuk sampai panjat pinang dilakukan seolah itu adalah wujud dari kemerdekaan namun apakah ini makna dari kata sakti “merdeka” . Merdeka adalah terlepasnya dari segala bentuk penjajahan fisik maupun pemikiran. Baik ekonomi, politik, sosial, hukum, pendidikan namun fakta yang dapat kita lihat dengan mata telanjang berbeda. 70 tahun merdeka bukanlah usia yang pendek. Usia 70 tahun bukan saja matang, tetapi sudah tua. Tapi, apalah daya, nyatanya di usia setua ini, bangsa dan negeri ini nyatanya belum merdeka. Secara fisik mungkin sudah, karena tak ada lagi penjajah yang menginvasi dan menodongkan senjata ke kepala kita. Tetapi, secara non-fisik, nyatanya belum.

2015 Indonesia semakin terjual terbukti masih dipertahankannya UU Migas, UU Kelistrikan, UU SDA, UU Penanaman Modal, yang memberikan jalan bagi penjajah untuk kembali merampok kekayaan alam Indonesia atas nama perdagangan bebas, investasi, pasar bebas, privatisasi dan hutang luar negeri. Intervensi lewat UU ini pun mengokohkan penjajahan hingga saat ini. Termasuk UU yang terkait pemilu, pendidikan, keluarga, perkawinan , keamanan nasional, dirancang untuk mengokohkan penjajahan secara politik dan sosial.

2015 Indonesia semakin menderita terbukti hasilnya adalah pemerintah berhasil mencetak orang miskin meroket jumlahnya, PHK besar- besaran terjadi, Harga premium dinaikkan atas nama Pertalite, Rupiah mencapai 14.096/U$, usulan dana aspirasi menjapai 11,2 Triliuan yang mana 12 Milyar khusus beli kasur, disaat yang sama Kekayaan alam seperti Freeport diberikan kepada Asing.

Kemerdekaan dalam demokrasi hanya untuk kepentingan kapital dan pemilik modal; kemerdekaan untuk mengeksploitasi kekayaan demi kemakmuran kantong sendiri. Jadilah kemerdekaan hanya indah di sampul depan demokrasi dan angan-angan kosong hasil kamuflase para penjajah dan anteknya. Makadari itu Gerakan Mahasiswa Pembebasan sebagai Gerakan Mahasiswa Intelektual dengan Islam sebagai Ideologi dan solusi dalam memandang setiap problematika ummat, merasa wajib untuk menyatakan perlawanan terhadap tirani demokrasi dan rezim pengusungnya,seraya menyeru dan mengajak seluruh elemen rakyat dan Mahasiswa untuk bersama-sama : 1. Menolak Kemerdekaan Semu Ala Demokrasi- Sekuler2. Menolak segala kebijakan yang sejatinya menguntungkan kapitalis dan merugikan Rakyat3. Ganti Rezim dan Ganti Sistem yang nyata- nyata telah menjadikan negeri ini santapan mewah

bagi para Kapital kearah Revolusi Islam.4. Mengajak seluruh elemen rakyat untuk melawan dan menghancurkan sehancur-hancurnya

system politik demokrasi yang diterapkan di negeri ini sembari kembali menerapkan system politik yang terpancar dari kesempurnaan Ideologi Islam, sebuahsistem yang berasal dari Dzat yang Maha Agung: yaitu Sistem Politik Islam dalam bingkai Ketata-negaraan/Pemerintahan Islam yaitu Daulah Khilafah Rasyidah ‘ala Minhajin Nubuwwah.Demikian pernyataaan sikap kami yang merupakan bagian dari usaha REVOLUSI ISLAM,

sekaligus tanggung jawab kami kepada rakyat Indonesia demi perubahan dan kebangkitan Indonesia dan negeri-negeri muslim lainnya.