46
Kelompok II Hendriyat Surgandhi 041013011 • Elian Arta H. 041013023 • Dandy Priapratama 041013026 • Arif Maulana 041013027 • Adiansyah Bagus S. 041013060 • Allan Akbar

Perpajakan 13 Agustus 2011

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Perpajakan

Citation preview

Page 1: Perpajakan 13 Agustus 2011

Kelompok II• Hendriyat Surgandhi 041013011• Elian Arta H. 041013023• Dandy Priapratama 041013026• Arif Maulana 041013027• Adiansyah Bagus S. 041013060• Allan Akbar 041013140

Page 2: Perpajakan 13 Agustus 2011

TEORI-TEORI PEMUNGUTAN PAJAK

Page 3: Perpajakan 13 Agustus 2011

Asas-asas Pemungutan Pajak

• Asas- asas pemungutan pajak dikenal dengan nama the four cannons atau the four maxims dengan uraian sebagai berikut:

Page 4: Perpajakan 13 Agustus 2011

Equality

• Pembebanan pajak diantara subyek pajak hendaknya seimbang dengan kemampuannya, yaitu seimbang dengan penghasilan yang di nikmatinya di bawah perlindungan pemerintah.

• Dalam hal equality, tidak diperbolehkan suatu negara mengadakan diskriminasi di antara sesama wajib pajak.

Page 5: Perpajakan 13 Agustus 2011

Certainty

• Pajak yang dikenakan kepada wajib pajak harus jelas dan tidak mengenal kompromi (not arbitraty)

• Azaz ini kepastian hukum yang diutamakan adalah mengenai subyek pajak, obyek pajak, tarif pajak, dan ketentuan mengenai pembayarannya.

Page 6: Perpajakan 13 Agustus 2011

Convenience of Payment

• Pajak hendaknya di pungut pada saat yang paling baik bagi wajib pajak, yaitu saat yang paling dekat saat diterimanya penghasilan/ keuntungan yang dikenakan pajak.

Page 7: Perpajakan 13 Agustus 2011

Economic of Collections

• Pemungutan pajak hendaknya dilakukan sehemat dan seefesien mungkin, jangan sampai biaya pemungutan pajak lebih besar dibanding penerimaan pajak itu sendiri.

Page 8: Perpajakan 13 Agustus 2011

Teori-teori Pembenaran Pemungutan Pajak

Teori AsuransiTugas negara mencakup tugas melindungi jiwa dan raga, oleh sebab itu negara disamakan juga sebagai perusahaan asuransi. Warga negara membayar pajak sebagai premi untuk mendapat perlindungan.

Teori KepentinganPembayaran pajak mempunyai hubungan dengan kepentingaan individu yang diperoleh dari pekerjaan negara, makin banyak individu menikmati jasa dari pemerintah, makin besar pajaknya. Belaku pada retribusi.

Page 9: Perpajakan 13 Agustus 2011

• Teori Daya Pikul Teori Gaya PikulPemungutan pajak harus sesuai dengan kekuatan membayar dari wajib pajak, jadi pajak harus memperhatikan pada besarnya penghasilan dan kekayaan, juga pengeluaran wajib pajak tersebut.

• Menurut Prof. W. J. de LangenDaya pikul adalah besarnya kekuatan seseorang untuk dapat mencapai pemuasan kebutuhan setinggi –tingginya setelah dikurangi oleh kebutuhan primer

• Menurut Mr. A.J. cohen stuartDaya pikul diumpamakan jembatan, yang pertama- tama harus memikul bobotnya sendiri sebelum dicoba dibebani dengan beban yang lain.

Page 10: Perpajakan 13 Agustus 2011

• Teori daya pikul ini diterapkan dalam pajak penghasilan di mana pajak wajib baru dikenakan bila penghasilan melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), berdasarkan pasal 7 ayat 1 undang- undang No. 7 tahun 1983 yang telah diubah terahir kali dengan undang-undang No. 17 tahun 2000

Kepada wajib pajak (individu) diberikan pengurangan berupa PTKP yang besarnya per tahun:

• Untuk diri sendiri Rp. 15.840.000,00• Tambahan untuk pegawai yang kawin Rp. 1.320.000,00• Tambahan untuk setiap anggota keluarga Rp. 1.320.000,00

sedarah dalam garis keturunan lurus, max 3

Page 11: Perpajakan 13 Agustus 2011

Teori Kewajiban Mutlak• Didasari dari bahwa negara sebagai organisasi mempunyai

tugas untuk menyelenggarakan kepentingan umum. Negara harus mengambil keputusan termasuk keputusan di bidang pajak, oleh karena itu, negara mempunyai hak mutlak untuk memungut pajak dan rakyat harus membayar pajak sebagai tanda baktinya

Teori Daya Beli• Menurut teori ini fungsi pajak dapat disamakan dengan

pompa yaitu mengambil daya beli dari rumah tangga masyarakat ke rumah tangga negara dan kemudian memelihara hidup masyarakat.

• Penyelenggaraan kepentingan masyarakat inilah yang dapat dianggap sebagai dasar keadilan pemungutan pajak

Page 12: Perpajakan 13 Agustus 2011

Stelsel Pemungutan Pajak

Dalam pemungutan pajak, kususnya pajak penghasilan dikenal 3 macam stel sel pajak:

1. Riel Stelsel atau Stelsel Nyata2. Fictieve Stelsel atau Stelsel Fiktif3. Stelsel Campuran

Page 13: Perpajakan 13 Agustus 2011

Riel Stelsel atau Stelsel Nyata

• Pengenaan pajak didasarkan pada obyek atau penghasilan yang sungguh- sungguh di peroleh pada satiap tahun pajak atau periode pajak, besarnya pajak baru dapat dihitung pada akhir tahun atau periode pajak, karena penghasilan riil baru dapat diketahui pada waktu tersebut• Kelemahan: pemungutan pajak baru dapat dilakukan

pada akhir tahun padahal pemerintah membutuhkannya untuk membiayai keperluaan sepajang tahun

• Kelebihan: sesuai dengan besarnya pajak yang sesungguhnya terutang.

Page 14: Perpajakan 13 Agustus 2011

Fictieve Stelsel atau Stelsel Fiktif

• Penetapan pajak didasarkan pada suatu anggapan (fiksi), tergantung peraturan perpajakan yang berlaku. Anggapan tersebut dapat berupa anggaran pendapatan tahun berjalan atau penghasilan pajak tahun lalu• Kelemahan: besarnya pajak yang dipungut belum

tentu sesuai dengan besarnya pajak yang sesungguhnya.

• Kelebihan: pemungutan pajak dapat dilakukan pada awal tahun pajak/periode pajak, sehingga pemerintah dapat menggunakannya untuk membiayai pengeluaran sepajang tahun

Page 15: Perpajakan 13 Agustus 2011

Stelsel Campuran

• Kombinasi antara stelsel riil dan stelsel fiktif, pada awal tahun pajak perhitungan pajak menggunakan stelsel fiktif, dan pada ahir tahun pajak dihitung kembali dengang stelsel aktif.• Kelemahan: adanya tambahan pekerjaan

administrasi karena perhitungan dua kali• Kelebihan: pemungutan pajak dapat dilakukan

pada awal tahun pajak/periode pajak, dan besarnya pajak dipungut sesuai dengan besarnya pajak yang sesungguhnya terutang

Page 16: Perpajakan 13 Agustus 2011

• Undang-undang pajak penghasilan Indonesia menganut stelsel campuran.

• Pada awal tahun terdapat angsuran pajak (PPh pasal 25) berdasarkan besarnya pajak yang terutang pada surat pemberitahuan tahun sebelumnya, pada akhir tahun dihitung kembali berdasarkan penghasilan sesungguhnya yang di peroleh pada tahun yang bersangkutan. Jika ada kekurangan wajib pajak harus melunasi pembayaran pajak (PPh Pasal 29), dalam jangka waktu yang telah ditentukan, yang berlaku saat ini adalah paling lambat sebelum SPT di sampaikan (Pasal 9 UU No. 28 tahun 2007).

Page 17: Perpajakan 13 Agustus 2011

Pembagian Pajak

Page 18: Perpajakan 13 Agustus 2011

Pembagian Pajak Berdasarkan Golongan

Berdasarkan golongannya, pajak dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

a) Pajak Langsung Pajak langsung adalah pajak yang bebannya harus ditanggung

sendiri oleh Wajib Pajak yang bersangkutan dan tidak dapat dialihkan kepada pihak lain.

Contoh: Pajak Penghasilan

b) Pajak Tidak Langsung Pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan

atau digeserkan kepada pihak lain.Contoh: Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah

Page 19: Perpajakan 13 Agustus 2011

Pembagian Pajak Berdasarkan Wewenang Pemungutnya

Berdasarkan wewenang pemungutnya pajak dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1) Pajak Pusat/Pajak Negara

Pajak pusat/pajak negara adalah pajak yang wewenang pemungutannya ada pada

pemerintah pusat yang pelaksanaannya dilakukan oleh Departemen Keuangan

melalui Direktorat Jendral Pajak. Pajak Pusat diatur dalam undang-undang dan

hasilnya akan masuk ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

2) Pajak Daerah

Pajak daerah adalah pajak yang wewenang pemungutannya ada pada Pemerintah

Daerah yang pelaksanaannya dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah. Pajak Pusat

diatur dalam undang-undang dan hasilnya akan masuk ke APBD. Pajak Daerah yang

diatur dalam UU No.18 Tahun 1997 yang telah dubah dengan UU No.34 Tahun

2004.

Page 20: Perpajakan 13 Agustus 2011

Pembagian Pajak Berdasarkan Sifatnya

Berdasarkan sifatnya, pajak dibagi menjadi dua yaitu:

1. Pajak Subjektif

Pajak Subjektif adalah pajak yang memperhatikan kondisi/keadaan Wajib Pajak.

Dalam menentukan pajaknya harus ada alasan-alasan objektif yang berhubungan

erat dengan keadaan materialnya, yaitu gaya pikul. Gaya pikul adalah kemampuan

Wajib Pajak memikul pajak setelah dikurangi biaya hidup minimum.

2. Pajak Objektif

Pajak Objektif adalah pajak yang pada awalnya memperhatikan objek yang

menyebabkan timbulnya kewajiban membayar, kemudian baru dicari subjeknya

baik Orang Pribadi maupun badan. Jadi dengan kata lain, pajak objektif adalah

pengenaan pajak yang hanya memperhatikan kondisi objeknya saja

Page 21: Perpajakan 13 Agustus 2011

Cara Pemungutan Pajak

Dalam Pemungutan pajak penghasilan ada tiga macam cara yang biasa dilakukan:

- Asal Domisili (Tempat Tinggal)

Dalam asas ini, pemungutan pajak berdasarkan domisi atau tempat tinggal Wajib Pajak dalam

suatu negara. Negara dimana Wajib Pajak bertempat tinggal berhak memungut pajak terhadap

Wajib Pajak tanpa melihat faktor-faktor lainnya.

- Asas Sumber

Dalam asas ini pemungutan pajak didasarkan pada sumber pendapatan/penghasilan dalam suatu

negara. Menurut asas ini, negara yang menjadi sumber/penghasilan tersebut berhak memungut

pajak tanpa memperhatikan domisili dan kewarganegaraan Wajib Pajak.

- Asas Kebangsaan (Nationaliteit)

Dalam asas ini, pemungutan pajak didasarkan pada kebangsaan atau kewarganegaraan dari Wajib

Pajak, tanpa melihat dari mana sumber pendapatan/penghasilan tersebut maupun dimana tempat

tinggal (domisili) dari Wajab Pajak yang bersangkutan

Page 22: Perpajakan 13 Agustus 2011

Subjek dan Objek Pajak

Page 23: Perpajakan 13 Agustus 2011

Subjek pajak

• Siapa saja yang dikenakan pajak, meliputi :

1.Orang pribadi 2.Warisan yang belum terbagi sebagai satu

kesatuan 3.Badan 4.Bentuk usaha tetap

Page 24: Perpajakan 13 Agustus 2011

Jenis Subjek Pajak

Terdiri atas 2 jenis:

1.Subjek pajak dalam negeri : a) Orang pribadi yang bertempat tinggal di

indonesia b) Badan yang didirikan/bertempat di indonesia c) Warisan yang belum terbagi sebagai satu

kesatuan menggantikan yang berhak

Page 25: Perpajakan 13 Agustus 2011

2. Subjek pajak luar negeri:

a) Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di indonesia

b) Badan yang didirikan dan bertempat kedudukan di luar indonesia

c) Menjalankan usaha / melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di indonesia

Page 26: Perpajakan 13 Agustus 2011

Saat Mulainya Kewajiban Pajak Subjektif

1. Subjek pajak orang pribadi

a) Dimulai pada saat ia lahir di Indonesia b) Sejak saat ia berada di Indonesia c) Sejak ia menjalaankan usahanya di Indonesia d) Sejak ia menerima / memperoleh penghasilan

dari Indonesia

Page 27: Perpajakan 13 Agustus 2011

2. Subjek pajak badan

a) Saat badan tsb didirikan / bertempat di indonesia b) Saat menerima / memperoleh penghasilan di

indonesia

1. Warisan a) Saat pewaris meninggal dunia

Page 28: Perpajakan 13 Agustus 2011

Berakhirnya Kewajiban Pajak Subjektif

1. Subjek pajak orang pribadi : a) Saat meninggal dunia / meningalkan indonesia

selamanya b) Saat ia tidak lagi menjalankaan usahanya di

indonesia c) Saat ia tidak lagi menerima / memperoleh

penghasilan dari indonesia

Page 29: Perpajakan 13 Agustus 2011

2. Subjek pajak badan a) Saat dibubarkan / tidak lagi bertempat

kedudukan di indonesia b) Tidak lagi menerima / memperoleh penghasilan

di indonesia

3. Warisan a) Saat warisan selesai dibagi ke ahli waris

Page 30: Perpajakan 13 Agustus 2011

Pengecualian Sebagai Subjek Pajak

1. Badan perwakilan negara saing 2. Pejabat diplomatik dan konsulat dari negara

asing 3. Organisasi internasional dengan syarat :

a) Indonesia menjadi anggota b) Tidak menjalankan usaha / melakukan kegiatan

lain untuk mempoeroleh penghasilan dari Indonesia

Page 31: Perpajakan 13 Agustus 2011

4. Pejabat perwakilan organisasi internasional dengan syarat :

a) Bukan warga negara Indonesia b) Tidak menjalankan usaha / kegiatan lain yang

dapat memberikan penghasila di Indonesia.

Page 32: Perpajakan 13 Agustus 2011

OBJEK PAJAK DARI PAJAK PENGHASILAN

Penghasilan yang diterima oleh Wajib Pajak dikategorikan: Penghasilan dari pekerjaan berdasarkan hubungan kerja

dan pekerjaan bebas Penghasilan dari usaha dan kegiatan Penghasilan dari modal Penghasilan lain-lain

Page 33: Perpajakan 13 Agustus 2011

Penghasilan yang Termasuk Objek Pajak Penghasilan

Berdasarkan UU PPh pasal 4 ayat 1:1. Penggantian atau imbalan berkaitan dengan pekerjaan

atau jasa yang diterima2. Hadiah dari undian, pekerjaan, atau kegiatan, dan

penghargaan3. Laba usaha4. Keuntungan karena penjualan atau pengalihan harta5. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah

dibebankan sebagai biaya6. Bunga, termasuk premium, diskonto, dan imbalan

karena jaminan pengembalian hutang

Page 34: Perpajakan 13 Agustus 2011

7. Dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun8. Royalti9. Sewa dan penghasilan lain yang berhubungan dengan

penggunaan harta10. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala11. Keuntungan karena pembebasan utang12. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing13. Selisih lebih karena penilaian kembali aset14. Premi asuransi15. Iuran yang diperoleh perkumpulan dari anggotanya16. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan

yang belum dikenakan pajak

Page 35: Perpajakan 13 Agustus 2011

Berdasarkan UU Pph pasal 4 ayat 2:1. Bunga deposito dan tabungan-tabungan lainnya2. Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas

lainnya di bursa efek3. Penghasilan dari pengalihan harta berupa tanah

dan/atau bangunan4. Penghas, seperti dari usaha migas, kertas, baja, dan

sebagainyailan tertentu lainnya

Page 36: Perpajakan 13 Agustus 2011

Penghasilan yang Tidak Termasuk Objek Pajak Penghasilan

Berdasarkan UU PPh pasal 4 ayat 3:1.Bantuan atau sumbangan2.Warisan3.Harga termasuk setoran tunai yang diterima oleh

badan sebagai pengganti saham atau pengganti penyertaan modal

4.Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima dalam bentuk natura ataupun kenikmatan dari Wajib Pajak atau pemerintah

5.Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi

Page 37: Perpajakan 13 Agustus 2011

6. Dividen atau bagian laba yang diperoleh perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak

7. Iuran yang diterima dari dana pensiun yang pendiriannya disahkan oleh Menteri Keuangan

8. Bagian laba yang diterima anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham, persekutuan, perkumpulan firma, dan kongsi

9. Bunga obligasi yang diterima perusahaan reksa dana10. Penghasilan yang diterima perusahaan modal ventura

Page 38: Perpajakan 13 Agustus 2011

Utang Pajak

Page 39: Perpajakan 13 Agustus 2011

Utang Perdata

Penyebab utang perdata pada umumnya karena adanya perikatan yang dikuasai oleh hukum perdata. Dalam perikatan maka pihak yang satu berkewajiban memenuhi apa yang menjadi hak pihak lain, misalnya terjadi perjanjian jual beli maka kewajiban penjual menyerahkan barang yang di jualnya, sedangkan si pembeli berkewajiban membayar sesuai dengan harga yang telah ditetapkan.

Page 40: Perpajakan 13 Agustus 2011

Timbulnya Utang Pajak• Menurut ajaran materiil, utang pajak timbul jika ada sesuatu

yang menyebabkan, yaitu rangkaian dari perbuatan atau peristiwa yang dapat menimbulkan utang pajak, seperti :

– Perbuatan, misalnya : pengusaha melakukan impor barang– Keadaan, misalnya : memiliki harta bergerak dan harta tak bergerak;

dan– Peristiwa, misalnya : mendapat hadiah

• Menurut ajaran formil, utang pajak timbul karena adanya surat ketetapan pajak oleh Fiskus. Dengan demikian meskipun syarat adanya tatbestand sudah terpenuhi, namun sebelum ada surat ketetapan pajak, maka belum ada utang pajak.

Page 41: Perpajakan 13 Agustus 2011

Berakhirnya Utang Pajak

Utang pajak dapat berakhir karena hal-hal berikut :

Pembayaran/pelunasanPembayaran/pelunasan pajak dapat dilakukan Wajib Pajak dengan menggunakan surat setoran pajak atau dokumen lain yang dipersamakan.

KompensasiKompensasi dapat dilakukan antara jenis pajak yang berbeda dalam tahun pajak yang sama, misalnya antara kelebihan pembayaran PPh dengan kekurangan pembayaran PPN.

Penghapusan utang Penghapusan utang pajak dilakukan karena kondisi dari wajib pajak yang bersangkutan,

misalnya wajib pajak dinyatakan bangkrut oleh pihak-pihak yang berwenang. Utang pajak pada prinsipnya dapat dihapuskan karena tidak dapat atau tidak mungkin

ditagih lagi dengan beberapa sebab/alasan seperti di atur dalam Keputusan Menteri Keuangan No.565/KMK.04/2000 tanggal 26 Desember 2000, yaitu :“Wajib pajak meninggal dunia dengan tidak meninggalkan harta warisan dan tidak mempunyai ahli waris, atau ahli waris tidak dapat ditemukan”

Page 42: Perpajakan 13 Agustus 2011

• Wajib pajak tidak mempunyai harta kekayaan lagi• Hak untuk melakukan penagihan sudah daluwarsa; atau• Sebab lain sesuai hasil penelitian

Daluwarsa• Untuk memberikan kepastian hukum baik bagi wajib pajak maupun

fiskus, maka diberikan batas waktu tertentu untuk penagihan pajak. Batas daluwarsa yang berlaku saat ini adalah :– Untuk pajak pusat adalah 5 tahun– Untuk pajak daerah adalah 5 tahun– Untuk restribusi daerah adalah 3 tahun– Sedangkan untuk wajib pajak yang terlibat tindak pidana pajak tidak di

berikan batas waktu

Pembebasan• Pembebasan pajak biasanya dilakukan berkaitan dengan kebijakan

pemerintah. Misal dalam rangka meningkatkan penanaman modal maka pemerintah memberikan pembebasan pajak untuk jangka waktu tertentu atau pembebasan pajak di wilayah-wilayah tertentu.

Page 43: Perpajakan 13 Agustus 2011

Sistem Pemungutan Pajak

• Pada dasarnya terdapat 3 sistem pemungutan pajak yang berlaku, yaitu :

– Official Assessment System– Self Assesment System– Withholding System

Page 44: Perpajakan 13 Agustus 2011

Official Assessment System

Official Assessment System adalah sistem pemungutan pajak dimana jumlah pajak yang harus dilunasi atau terutang oleh wajib pajak dihitung dan ditetapkan oleh fiskus/aparat pajak. Maka, dalam sistem ini wajib pajak bersifat pasif sedang fiskus bersifat aktif. Menurut sistem ini, utang pajak timbul apabila telah ada ketetapan pajak dari fiskus.

Page 45: Perpajakan 13 Agustus 2011

Self Assesment SystemAdalah sistem pemungutan pajak, dimana wajib pajak

harus menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan jumlah pajak yang terutang. Aparat pajak (fiscus) hanya bertugas melakukan penyuluhan dan pengawasan untuk mengetahui kepatuhan wajib pajak.

Untuk mensukseskan sistem self assesment ini di butuhkan prasyarat dari wajib pajak, antara lain : Kesadaran wajib pajak Kejujuran wajib pajak Kemauan membayar pajak dari wajib pajak Kedisiplinan wajib pajak

Page 46: Perpajakan 13 Agustus 2011

Withholding System

• Withholding System adalah sistem pemungutan pajak dimana besarnya pajak terutang dihitung dan dipotong oleh piuhak ke tiga. Pihak ketiga yang dimaksud di sini antara lain pemberi kerja dan bendaharawaan pemerintah.