12
1 Etika | Oktober 2013 Edisi Oktober 2013 12 HAL 5 HAL 4 HAL 7 HAL Pers Berperan Penting Jadikan Pemilu 2014 Jujur dan Adil 2 HAL Dewan Pers Selesaikan 3 Pengaduan Terkait KEJ dan Keluarkan 1 PPR Hak Jawab Pers di Indonesia Prof. Dr. Mieke Komar, SH., MCL. dan Wayan Adhi Prastana, SH. B ulan Oktober 2013, Dewan Pers berhasil menyelesaikan tiga pengaduan terkait dugaan pelanggaran Kode Etik Jurnalistik (KEJ) Presiden SBY Berterimakasih Atas Kritik Pers Margiono: Uji Kompetensi Wartawan Ditingkatkan Yang berkaitan dengan gugatan keberatan dari masyarakat dalam kaitannya pemberitaan media massa itu menjadi bagian dari Dewan Pers untuk menanganinya. “” Peran pers yang maksimal dalam Pemilu dapat tercapai apabila pers tidak meliput hanya dari sisi kompetisi para peserta pemilu Ninok Leksono Beri Keleluasaan Kepada Pers untuk Berperan Dalam Pemilu

Pers Berperan Penting Jadikan Pemilu 2014 Jujur dan Adil · 1 Etika | Oktober 2013 Edisi Oktober 2013 12 HAL 5 HAL 4 HAL 7 HAL Pers Berperan Penting Jadikan Pemilu 2014 Jujur dan

  • Upload
    danganh

  • View
    235

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pers Berperan Penting Jadikan Pemilu 2014 Jujur dan Adil · 1 Etika | Oktober 2013 Edisi Oktober 2013 12 HAL 5 HAL 4 HAL 7 HAL Pers Berperan Penting Jadikan Pemilu 2014 Jujur dan

1Etika | Oktober 2013

Edisi Oktober 2013

12HAL

5HAL

4HAL

7HAL

Pers Berperan Penting JadikanPemilu 2014

Jujur dan Adil

2HAL

Dewan Pers Selesaikan 3Pengaduan Terkait KEJ dan Keluarkan 1 PPR

Hak Jawab Pers di IndonesiaProf. Dr. Mieke Komar, SH., MCL. dan Wayan Adhi Prastana, SH.

Bulan Oktober 2013, DewanPers berhasil menyelesaikantiga pengaduan terkait dugaan

pelanggaran Kode Etik Jurnalistik(KEJ)

Presiden SBYBerterimakasih Atas

Kritik PersMargiono: Uji Kompetensi

Wartawan Ditingkatkan

Yang berkaitan dengan gugatan keberatandari masyarakat dalam kaitannya

pemberitaan media massa itu menjadibagian dari Dewan Pers untuk

menanganinya.

“”

Peran pers yang maksimal dalamPemilu dapat tercapai apabila

pers tidak meliput hanya dari sisikompetisi para peserta pemilu

“Ninok Leksono

Beri Keleluasaan Kepada Persuntuk Berperan Dalam Pemilu

Page 2: Pers Berperan Penting Jadikan Pemilu 2014 Jujur dan Adil · 1 Etika | Oktober 2013 Edisi Oktober 2013 12 HAL 5 HAL 4 HAL 7 HAL Pers Berperan Penting Jadikan Pemilu 2014 Jujur dan

2Etika | Oktober 2013

Yang berkaitan dengan gugatan keberatandari masyarakat dalam kaitannya

pemberitaan media massa itu menjadibagian dari Dewan Pers untuk

menanganinya.

Foto: Ridwan Ewako/binesia.com

Berita Utama

Ketua Dewan Pers Bagir Mananmengatakan, agarpelaksanaan Pemilu Legislatif

dan Pemilu Presiden 2014 berkualitasdan mencapai asas jurdil (jujur danadil), diperlukan peran pers dalammenyiarkan dan memberitakan secaraluas, independen dan profesional.Dengan demikian, masyarakat menda-patkan informasi yang benar, akuratdan akuntabel terkait Pemilu 2014.

“Sehingga, pers sesungguhnyajuga memiliki peran yang penting dalammengawal pelaksanaan Pemilu 2014agar berjalan secara jurdil,” ujar BagirManan dalam Rapat Dengar Pendapat(RDP) di Komisi I DPR RI, yangmembahas kerja sama KPU-Lemsaneg dalam pengamanan dataPemilu 2014, Kamis (3|10|2013).

Bagir Manan mengatakan, terkaitperan dan fungsi Dewan Pers dalammelaksanakan tugasnya untukmengatasi persoalan gugatanpemberitaan, pihaknya juga bekerjasama dengan Komisi Penyiaran Indo-nesia (KPI).

“Yang berkaitan dengan gugatankeberatan dari masyarakat dalamkaitannya pemberitaan media massaitu menjadi bagian dari Dewan Pers

untuk menanganinya. Sementaraterkait dengan keberatan atau gugatanyang muncul dari penyiaran, itudilakukan oleh KPI,” jelasnya.

Kedepankan EdukasiDalam pada itu, Wakil Ketua

Komisi Hukum Dewan Pers, JimmySilalahi, menghimbau agar mediamassa baik cetak maupun elektronikuntuk lebih mengedepankan aspekedukasi Pemilihan Umum kemasyarakat.”Edukasi ini terkait waktupelaksanaan, tata cara, hak pemilihdan lain-lain”, ujarnya.

Berbicara dalam “SosialisasiKampanye Pemilu Anggota DPR, DPD,dan DPRD Tahun 2014 bagi MediaMassa”, di Sekretariat KomisiPemilihan Umum (KPU) Banyumas diPurwokerto, Kamis (10|10|2013),Jimmy selanjutnya menambahkan,kampanye Pemilu di media dilarangmengangkat isu suku, agama, ras, danantargolongan (SARA).

Selain itu, kata dia, kampanyepemilu di media harus menganutprinsip netral, yakni adil dan berimbangterkait dengan alokasi waktu,frekuensi, durasi, jumlah halaman, dantransparansi penawaran harga.”Yang

menjadi pertanyaan adalah apakahpers di Indonesia sudah profesionaldalam menghadapi Pemilu,” katanya.

Ia mengingatkan, media massaharus tetap berpijak pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentangPers, serta Kode Etik Jurnalistik.Dalamhal ini, kata dia, pers harus bebas daricampur tangan pihak lain, independen,antipembredelan, bebas dari intervensi,serta bebas dari intimidasi dan segalabentuk ancaman lainnya.

Menurut dia, data Pengaduan keDewan Pers hingga akhir tahun 2012sebanyak 86 persen akibatpelanggaran Kode Etik Jurnalistik(KEJ).”Hasil penelitian Dewan Persyang melibatkan 1.200 respondenwartawan cetak, televisi, radio, onlinedi 33 propinsi diketahui sebanyak 48persen pernah membaca sebagianKEJ, 42 persen pernah membacaseluruh KEJ, dan 10 persen belumpernah sama sekali membaca KEJ,”katanya.

Oleh karena itu, kata dia, persharus memerhatikan hal-hal pentingdalam kampanye Pemilu di media.Menurut dia, kampanye Pemilu adalahkegiatan peserta pemilu untuk meya-kinkan para pemilih dengan mena-warkan visi, misi dan program pesertapemilu.”Dewan Pers mengawasi kodeetik jurnalistik dalam pemberitaanPemilu,” katanya.

Disinggung mengenai keterliba-tan jurnalis dalam tim sukses, Jimmymempersilakan manajemen perusaha-an pers untuk mengambil tindakan.

Pers Berperan Penting JadikanPemilu 2014 Jujur dan Adil

Ketua Dewan Pers, Bagir Manan

“”

(sumber: jurnalparlemen.com,Aktual.co).

Page 3: Pers Berperan Penting Jadikan Pemilu 2014 Jujur dan Adil · 1 Etika | Oktober 2013 Edisi Oktober 2013 12 HAL 5 HAL 4 HAL 7 HAL Pers Berperan Penting Jadikan Pemilu 2014 Jujur dan

3Etika | Oktober 2013

Berita

Komisi Pemilihan Umum (KPU)mendorong tiga institusi yaituBadan Pengawas Pemilu

(Bawaslu), Komisi Penyiaran Indone-sia (KPI) dan Dewan Pers untukmeningkatkan aktivitas pengawasankampanye peserta Pemilihan Umum2014 di media massa.

“Kami berharap baik Bawaslu,KPI dan Dewan Pers dapat meningkat-kan pengawasan media massa terkaitkampanye dan Pemilu 2014, mengi-ngat KPU masih memiliki sejumlah ta-hapan persiapan Pemilu yang harus di-tangani,” kata Ketua KPU Husni KamalManik di Jakarta, Jumat (4|10|2013).

Salah satu bentuk upaya mening-katkan fungsi pengawasan tersebutdengan menyertakan ketiga institusitersebut ditambah Kementerian DalamNegeri (Kemendagri) dalamkonsinyering bersama tentang kam-panye Pemilu 2014 di media massa diJakarta pada 4—6 Oktober 2013.

“Sementara kami, akan terusmelanjutkan tahapan proses persiapankampanye, termasuk urusan logistiksupaya segera selesai hinggaDesember 2013 mendatang,” ujarnya.

Banyak TugasMenurut Husni, komisinya masih

memiliki banyak tugas untuk di-selesaikan selain juga perlu memper-siapkan persiapan tahapan PemilihanPresiden dan Wakil Presiden 2014yang akan dimulai 1 Januari 2014mendatang.

“Tahapan Pilpres akan dimulai 1Januari 2014, sementara untuk paketPeraturan KPU yang minimalis perludiisi tujuh jenis. Karena memangPKPU-nya harus satu paket,” katanya.

KPU Mendorong Bawaslu, KPI, Dewan PersAwasi Kampanye Pemilu

Keadaan tersebut menggiring KPUuntuk meminta peran aktif dominan dariBawaslu, KPI dan Dewan Pers.“Dengan kondisi demikian peran KPI,Dewan Pers dan tentunya Bawasludiharapkan dapat lebih dominan dalammemantau kegiatan-kegiatan manasaja yang digolongkan kampanye sertasejenisnya,” kata Husni.

Husni berharap agar proses kon-sinyering tersebut dapat menghasilkanrumusan yang lebih nyata, aplikatif danmenyentuh terhadap obyek yang ingindituju, yaitu kampanye partai politikpeserta Pemilu 2014 di media massa.“Dalam tiga hari mendatang harusdihasilkan sesuatu yang lebih nyata,aplikatif dan menyentuh terhadap

Dewasa ini pemberitaan media massa cenderung tidak merujuk kepada KodeEtik Jurnalistik (KEJ). Hal ini terjadi karena setiap media berlomba untukmendapat eksklusivitas semata dan meniadakan rambu-rambu dalam

pemberitaan.”Pemberitaan media itu terkadang hanya mementingkan eksklusif saja.Bahkan terkadang melupakan apa landasan pemberitaan tersebut, yakni Kode EtikJurnalistik,” ujar anggota Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), Leanika Tanjung, dalamacara ‘Sosialisasi dan Diskusi Jurnalis dalam Pemberitaan yang BerperspektifPerlindungan Saksi dan Korban‘ di Ancol, Jakarta Utara, Jumat (18|10|2013).

Menurutnya, dengan mementingkan eksklusivitas semata, banyak pemberitaankeluar dari jalur yang semestinya. Biasanya, kata Lea, dengan ingin menjadi yang pertama,cover both side dari sebuah berita tidak terpenuhi.

“Eksklusif itu hanya memotong cover both side pemberitaan. Hal itu karena semuamedia kini merujuk kepada yang pertama menyajikan dan tidak memikirkan pelanggaranyang telah ada dalam Kode Etik Jurnalistik,” kata dia.

Ia meminta seluruh pemberitaan hendaknya berimbang antara disclaimer denganbantahan kepada pihak yang disudutkan. Menurut Lea, pemberitaan jangan terpaku kepadakecepatan dan eksklusivitas.”Intinya pemberitaan harus berimbang. Kemudian perludiingat jangan hanya mementingkan kecepatan dan eksklusivitas, karena akan berisikomelanggar KEJ,” tegasnya.

(sumber: Liputan6.com)

obyek yang ingin dituju,”ujarnya.Husni menegaskan bahwa pera-

turan dan perundang-undangan yangmenjadi acuan bukan hanya terbataspada Undang-Undang Nomor 8 Tahun2012 tentang Pemilu Anggota DewanPerwakilan Rakyat, Dewan PerwakilanDaerah dan Dewan Perwakilan RakyatDaerah namun juga merujuk pada UUNo. 32/2002 tentang Penyiaran sertaUU No.40/1999 tentang Pers.

Sejumlah tema besar pedomanyang dirumuskan dalam konsinyeringtersebut antara lain adalah terkaitmateri, waktu, larangan dan sanksidalam kampanye Pemilu 2014 di me-dia massa.

(Sumber: antaranews.com)

Media Massa CenderungPentingkan Eksklusivitas, Melupakan KEJ

Page 4: Pers Berperan Penting Jadikan Pemilu 2014 Jujur dan Adil · 1 Etika | Oktober 2013 Edisi Oktober 2013 12 HAL 5 HAL 4 HAL 7 HAL Pers Berperan Penting Jadikan Pemilu 2014 Jujur dan

4Etika | Oktober 2013

Kegiatan

PENGURUS DEWAN PERS PERIODE 2013-2016: Ketua: Bagir Manan Wakil Ketua: MargionoAnggota: Anthonius Jimmy Silalahi, I Made Ray Karuna Wijaya, Imam Wahyudi, Muhammad Ridlo ‘Eisy, Nezar Patria, Ninok Leksono, Yosep Adi Prasetyo Sekretaris (Kepala Sekretariat): Lumongga Sihombing

REDAKSI ETIKA: Penanggung Jawab: Bagir Manan Redaksi: Herutjahjo, Chelsia, Samsuri (Etika online), Lumongga Sihombing, Ismanto, Agape Siregar, Wawan Agus Prasetyo, Reza Andreas (foto).

Surat dan Tanggapan Dikirim ke Alamat Redaksi: Gedung Dewan Pers, Lantai 7-8, Jl. Kebon Sirih 34, Jakarta 10110. Tel. (021) 3521488, 3504877, 3504874 - 75, Fax. (021) 3452030 E-mail: [email protected] Website: www.dewanpers.or.id / www.presscouncil.or.id

(ETIKA dalam format pdf dapat diunduh dari website Dewan Pers: www.dewanpers.or.id)

Pers dapat menjalankan peranmaksimal untuk ikutmenyukseskan Pemilu 2014

apabila diberi keleluasaan bekerja.Karena itu, Ketua Dewan Pers, BagirManan, meminta tidak banyak aturanyang dapat mengendalikan pers,terutama yang terkait dengan Pemilu.

“Saya sangat menganjurkan persdiberi keleluasaan,” kata Bagir Manansaat menjadi pembicara dalam diskusitentang peran pers untuk prosesedukasi pemilih di Gedung DewanPers, Jakarta, akhir pekan lalu. Diskusiini dihadiri, antara lain, pimpinanperusahaan pers dan organisasi pers.

Menurutnya, fungsi natural persadalah melakukan pengawasan dankritik. Kalau pers tidak melakukan halitu, dia menjadi pers propaganda.

Ia menambahkan, melalui Pemilurakyat menginginkan perubahan. Na-mun, rakyat tidak dalam posisi meru-muskan apa perubahan dan harapanitu. Di sini, pers dapat membantu rakyatuntuk perumusannya.

Pemilu menjadi pesta rakyat.Karena itu, rakyat harus bergembira.Namun, mantan Ketua MahkamahAgung ini mendapat kesan, dariberbagai kegiatan resmi, sepertinyapemilu yang akan datang penuhkemungkinan yang tidak enak. Adabanyak ancaman dan aturan. “Jangan-lah buat suasana seperti itu,” katanya.

Dalam demokrasi, menurutnya,tidak pernah ada brainwashing. Sebab,di satu pihak orang berhak mengata-kan dirinya terbaik, tapi di lain pihakada kebebasan orang untuk memilih.Ia berharap, rakyat terutama pesertadan penyelenggara pemilu tidak terje-bak dalam isu-isu yang tidak penting,karena rakyat bebas memilih.

Dalam diskusi yang sama, KetuaPersatuan Radio Siaran SwastaNasional Indonesia (PRSSNI), RohmadHadiwijoyo berpendapat, saat ini persmenjadi pihak yang paling diharapkandapat mendukung kesuksesan pemilu.

Menurutnya, salah satu peranpers yaitu menekan angka “golongan

Beri Keleluasaan Kepada Pers untukBerperan Dalam Pemilu

putih”. Sebab, kalau rakyat sudahantipati terhadap proses pemilu, tidakada yang diharapkan lagi dari Pemilu.“Pers sebagai pilar keempat, mau jadiwasit yang adil atau ikut ‘demokrasiwani piro?’” tegas pria yang hobiwayang ini.

Sementara itu, Anggota DewanPers, Ninok Leksono, melihat Pemiluhanya satu dari sekian banyak isu yangharus diperhatikan pers. Ada isu lainseperti korupsi, penegakan kedaulatanpangan dan energi, penanggulangankemiskinan, dan perubahan iklim.

Peran pers yang maksimal dalamPemilu dapat tercapai apabila perstidak meliput hanya dari sisi kompetisipara peserta pemilu. Pers tidakberpihak pada partai tertentu, biasanyapartai besar. Kemudian, redaksi persmempunyai perencanaan komprehen-sif tentang peliputan pemilu.

“Akan lebih diperkaya hasilpencerahan kepada masyarakat kalausetiap media memiliki visi tentangpemilu,” ujarnya.

Ia menambahkan, freedom forbagi pers adalah menjadi agenperubahan dan pencerahan padamasyarakat tentang politik yangberkualitas. Pers menjadi inspirasiuntuk pemberdayaan ekonomi rakyat.

“Pemilu secara formal sudahdilakukan, tetapi hasilnya disayangkanbelum melahirkan Indonesia baru,”ungkapnya.

Peran pers yang maksimal dalamPemilu dapat tercapai apabila pers

tidak meliput hanya dari sisikompetisi para peserta pemilu.

“”Ninok Leksono

Page 5: Pers Berperan Penting Jadikan Pemilu 2014 Jujur dan Adil · 1 Etika | Oktober 2013 Edisi Oktober 2013 12 HAL 5 HAL 4 HAL 7 HAL Pers Berperan Penting Jadikan Pemilu 2014 Jujur dan

5Etika | Oktober 2013

Pengaduan

Dewan Pers Selesaikan 3 Pengaduan Terkait KEJ dan Keluarkan 1 PPR

Bulan Oktober 2013, DewanPers berhasil menyelesaikantiga pengaduan terkait dugaan

pelanggaran Kode Etik Jurnalistik(KEJ). Pertama, pengaduan AbdulRahman, Andi Muliani dan Ahmad Yaniterhadap suratkabar Tipikor Investigasi.Kedua, pengaduan Parluhutan Siregarterhadap Surat Kabar Harian (SKH)Orbit. Ketiga, Pengaduan Suwiro Heri-yanto dan Iis Maesaroh terhadap SKHTangerang Raya. Kemudian DewanPers mengeluarkan satu PernyataanPernilaian dan Rekomendasi (PPR)terkait sengketa antara SKH Sinar In-donesia Baru (SIB) dan PT. Toba PulpLestari. Kasusnya sebagai berikut:

SKH Tangerang RayaDewan Pers menerima pengadu-

an dari Suwiro Heriyanto dan IisMaesaroh, tertanggal 4 September2013, atas berita Harian TangerangRaya berjudul “Istri Dosen TangkapBasah Suami Kumpul Kebo” (edisi 2September 2013).Terkait pengaduan ini,Dewan Pers telah meminta klarifikasikedua pihak pada 22 Oktober 2013 diSekretariat Dewan Pers, Jakarta.

Berdasarkan hasil pemeriksaandan klarifikasi tersebut, Dewan Persmenilai berita Harian Tangerang Rayamelanggar Pasal 1 dan Pasal 3 KodeEtik Jurnalistik karena tidak berimbang,tidak uji informasi, dan memuat opiniyang menghakimi. Harian TengerangRaya telah memuat bantahan dariSaudara Iis Maesaroh berjudul “IstriSuwiro, Iis Akan Tuntut Balik Ulfiah”pada edisi 3 September 2013, namunDewan Pers menilai bantahan tersebutbelum cukup memadai untuk penyele-saian kasus ini.

Pengadu dan teradu menerimapenilaian Dewan Pers tersebut danmenyepakati proses penyelesaiansebagai berikut: Tangerang Rayabersedia memuat Hak Jawab dariPengadu secara proporsional disertaipermintaan maaf kepada pengadu danpembaca; Tangerang Raya berkomit-men menaati Kode Etik Junalistikdalam pemberitaan selanjutnya ten-tang Pengadu; Kedua pihak sepakatmenyelesaikan kasus ini di DewanPers dan tidak melanjutkan ke proseshukum, kecuali kesepakatan di atastidak dipenuhi.

Suratkabar Tipikor InvestigasiDewan Pers menerima penga-

duan dari Abdul Rahman, Andi Muliani,dan Ahmad Yani, melalui Kantor HukumIs & Rekan, tertanggal 24 Juli 2013,atas 2 (dua) berita Tipikor Investigasi.Terkait pengaduan ini, Dewan Perstelah meminta klarifikasi kedua pihakpada 8 Oktober 2013 di SekretariatDewan Pers, Jakarta. Berdasarkanhasil pemeriksaan dan klarifikasi

tersebut, Dewan Pers menilai beritaTipikor Investigasi melanggar Pasal 1dan Pasal 3 Kode Etik Jurnalistik ka-rena tidak berimbang, tidak ujiinformasi, dan memuat opini yangmenghakimi. Dewan Pers jugamenemukan adanya konflikkepentingan, karena sumber utamaberita tersebut adalah wartawanTipikor Investigasi yang sedangterlibat sengketa dengan Pengadu.

Pengadu dan Teradu menerimapenilaian Dewan Pers tersebut danmenyepakati proses penyelesaiansebagai berikut: Tipikor Investigasibersedia memuat Hak Jawab dariPengadu secara proporsional disertaipernyataan permintaan maaf kepadaPengadu dan masyarakat; TipikorInvestigasi bersedia memuat RisalahPenyelesaian ini bersamaan denganpemuatan permintaan maaf dari redaksiTipikor Investigasi;Tipikor Investigasiberkomitmen menaati Kode EtikJunalistik dalam pemberitaanselanjutnya tentang Pengadu dan tidakmengulangi kesalahan serupa.

PenyelesaianPengaduan -Ketua KomisiPengaduan M.Ridlo Eisybersalamandengan SuwiryoHariyantobersama IisMaesaroh seusaipenandatangananpenyelesaiansengketa persdengan HarianTangerang Raya(10|22|2013).

Page 6: Pers Berperan Penting Jadikan Pemilu 2014 Jujur dan Adil · 1 Etika | Oktober 2013 Edisi Oktober 2013 12 HAL 5 HAL 4 HAL 7 HAL Pers Berperan Penting Jadikan Pemilu 2014 Jujur dan

6Etika | Oktober 2013

Pengaduan

SKH OrbitDewan Pers menerima penga-

duan dari Drs. Parluhutan Siregar,MSP, Anggota DPRD SumateraUtara, melalui kuasa hukum Lem-baga Penyuluhan dan BantuanHukum (LPBH) Amanat KeadilanSumatera Utara, atas 5 beritaHarian Orbit, Sumatera Utara.Terkait pengaduan ini, Dewan Perstelah meminta klarifikasi keduapihak pada 9 Oktober 2013 diMedan, Sumatera Utara. Berdasar-kan hasil pemeriksaan dan klarifi-kasi tersebut, Dewan Pers menilaiberita Harian Orbit melanggar Pasal1 dan Pasal 3 Kode Etik Jurnalistikkarena tidak berimbang, memuatopini yang menghakimi, dan tidakmenerapkan asas praduga tidakbersalah. Orbit telah memuat tigaHak Jawab dari Pengadu, namunDewan Pers menilai, pemuatan HakJawab tersebut belum dapatmemenuhi rasa keadilan bagiPengadu.

Pengadu dan Teradu mene-rima penilaian Dewan Pers tersebutdan menyepakati proses penyele-saian sebagai berikut: Orbit ber-sedia memuat Hak Jawab dariPengadu secara proporsional (se-suai dengan Peraturan Dewan Perstentang Pedoman Hak Jawab) dihalaman pertama disertai pernya-taan permintaan maaf kepadaPengadu dan masyarakat; Orbit ber-sedia memuat Risalah Penyele-saian ini bersamaan dengan pe-muatan Hak Jawab dan permintaanmaaf dari redaksi Orbit; Orbitberkomitmen menaati Kode EtikJunalistik dalam pemberitaanselanjutnya tentang Pengadu dantidak mengulangi kesalahan serupa,khususnya terkait dengan ke-harusan untuk menulis berita secaraberimbang dan tidak memuat opiniyang menghakimi;Kedua pihak

sepakat menyelesaikan kasus ini diDewan Pers dan tidak melanjutkan keproses hukum, kecuali kesepakatan diatas tidak dipenuhi.

PPR untuk SKH SIBDewan Pers mengeluarkan Per-

nyataan Penilaian dan Rekomendasi(PPR) terhadap SKH Sinar IndonesiaBaru (SIB) dalam sengketa pem-beritaan dengan PT Toba Pulp Lestari(PT TPL). Kedua pihak mengadukepada Dewan Pers. Harian SIB me-ngadu tentang Hak Jawab yangdilayangkan PT TPL. Harian SIBmenilai permintaan pelayanan HakJawab dari TPL berlebihan. SedangkanPT TPL melayangkan pengaduankepada Dewan Pers karena tidak puasatas pelayanan Hak Jawab itu.

Dewan Pers meminta klarifikasidan keterangan dari kedua pihak pada9 Oktober 2013 di Medan, SumateraUtara. Dalam forum klarifikasi tersebut,tidak tercapai kesepahaman untuk

menyelesaikan permasalahan inimelalui musyawarah untuk mencapaimufakat.

Dewan Pers menilai berita-beritaSinar Indonesia Baru yang dipersoal-kan oleh PT. Toba Pulp Lestari kurangberimbang sehingga belum memenuhiketentuan Pasal 1 Kode Etik Jurnalis-tik; pemuatan Hak Jawab dari PT. TobaPulp Lestari yang telah dilakukan olehSinar Indonesia Baru tidak menyalahiPeraturan Dewan Pers tentang Pedo-man Hak Jawab.

Dewan Pers merekomendasikanHarian Sinar Indonesia Baru dan PT.Toba Pulp Lestari untuk menjalin ko-munikasi yang lebih baik, agar berita-berita tentang PT. Toba Pulp Lestarilebih berimbang; Harian Sinar Indone-sia Baru agar senantiasa secara sung-guh-sungguh memperhatikan dan me-negakkan Kode Etik Jurnalistik dalammelaksanakan kegiatan jurnalistik.

Baca selengkapnya diwww.dewanpers.or.id

Penyelesaian Pengaduan - Dewan Pers berhasil menyelesaikan pengaduanAbdul Rahman, Andi Muliani, dan Ahmad Yani, melalui Kantor Hukum Is &Rekan terhadap suratkabar Tipikor Investigasi (8|10|2013).

Page 7: Pers Berperan Penting Jadikan Pemilu 2014 Jujur dan Adil · 1 Etika | Oktober 2013 Edisi Oktober 2013 12 HAL 5 HAL 4 HAL 7 HAL Pers Berperan Penting Jadikan Pemilu 2014 Jujur dan

7Etika | Oktober 2013

Sorotan

foto/dok. Etika foto/dok. Etika

Hak Jawab Pers di IndonesiaProf. Dr. Mieke Komar, SH., MCL. dan Wayan Adhi Prastana, SH.1

I. Latar BelakangKebebasan pers yang yang

sebelumnya tertekan ketika rezimOrde Baru seolah meledak dan tak ter-kendali setelah era reformasi. Denganalasan demokrasi dan kebebasan ber-pendapat dan berkreasi, media berlom-ba-lomba menyajikan berita secepatmungkin. Namun apakah penyampaianberita ini telah sesuai dengan koridorhukum dan etika yang ada?

Dari hasil catatan Dewan Pers,pelanggaran kode etik pers pada tahun2011 dari aduan masyarakat tercatatcukup tinggi.2 Pelanggaran yangdilakukan mencakup: berita yang tidakberimbang (22 kasus), mencampurkanfakta dengan opini yang menghakimi(10 kasus), dan berita yang tidak akurat(10 kasus). Selain itu terdapat jugakasus tidak melakukan konfirmasi (6),ketidakjelasan narasumber (4), dantidak profesional dalam mencari berita(4).3 Bentuk pelanggaran dari kasus-kasus ini dapat berupa penyampaianinformasi yang salah hingga penampi-lan foto atau gambar yang tidak layak.

Dari data ini dapat dilihat bahwakondisi pers di Indonesia masih jauhdari ideal. Lalu apa yang bisa kita la-kukan sebagai warga negara untukmembantu memperbaiki kondisi ini?Salah satu alat yang diperkenalkanoleh Undang-Undang Pers adalah HakJawab.

II. Hak JawabBerdasarkan UU No. 40 Tahun

1999 tentang Pers, yang dimaksuddengan Hak Jawab adalah hakseseorang atau sekelompok orang

untuk memberikan tanggapan atausanggahan terhadap pemberitaanberupa fakta yang merugikan namabaiknya.4 Lebih lanjut dalam PeraturanDewan Pers No. 9 tentang PedomanHak Jawab, bahwa Hak Jawab dipapar-kan dengan lebih terperinci yaitu adalahhak seseorang, sekelompok orang,organisasi atau badan hukum untukmenanggapi dan menyanggah pem-beritaan atau karya jurnalistik yang me-langgar Kode Etik Jurnalistik, terutamakekeliruan dan ketidakakuratan fakta,yang merugikan nama baiknya kepadapers yang mempublikasikan.5

Dari definisi di atas dapat dijabar-kan unsur-unsur hak jawab terdiri dari:(1) hak seorang, kelompok, organisasiatau badan hukum, (2) untuk menang-gapi dan menyanggah, (3) pemberitaanatau karya jurnalistik yang melanggarKode Etik Jurnalistik, terutama keke-liruan dan ketidakakuratan fakta, (4)merugikan nama baik.

Menurut Wina Armada Sukardi,Hak Jawab memiliki beberapa fungsi,antara lain:6

a. Memenuhi prinsip pemberitaanyang fair.

b. Memenuhi unsur demokrasi,keadilan dan supremasi hukum.

c. Menghindari korban sosial.d. Mencegah munculnya kerugian

yang lebih besar.e. Menghindari ongkos perkara

yang mahal.f. Bentuk kontrol atau pengawasan

dari masyarakat.g. Pelaksanaan itikad baik pers.h. Salah satu bentuk hukuman

tidak langsung.

Di dunia internasional, hak jawabdikenal dengan berbagai istilah salahsatunya correction. Chris Frost menye-butkan “a correction is used to amendan incorrect fact of false impressionthat might otherwise blemish the fulltruth the journalist was aiming to pro-vide the consumer.”7 Dari penjelasanFrost dapat diihat bahwa correctiondigunakan untuk memperbaiki ataumengoreksi fakta keliru atau impresiyang keliru yang jika dibiarkan, dapatmengaburkan fakta yang sesung-guhnya yang seharusnya disampaikanoleh media.

Penggunaan hak jawab dalamsengketa pers di Indonesia, sesung-guhnya telah lama direkomendasikanoleh Mahkamah Agung. Yurisprudensidari penggunaan hak jawab dapatdilihat pada putusan Kasasi MajelisHakim Agung Mahkamah Agung terdiridari M. Yahya Harahap,SH (Ketua)dengan Hakim Anggota H. Yahya,SHdan Kohar Hari Soemarmo, SH dalamperkara No. 3173.K/Pdt/1991, padatanggal 28 April 1993,8 antara Anif vsHarian Garuda.

Perkara ini berawal dari tuduhanpencemaran nama baik yang dilayang-kan oleh Anif kepada surat kabar HarianGaruda. Anif (Penggugat) yang meru-pakan Direktur Utama PT. AnugrahLangkat Makmur, menggugat HarianGaruda (Tergugat) karena menilaiTergugat telah melakukan perbuatanmelawan hukum. Anif merasa pemberi-taan Harian Garuda yang menuduhnyamenjalankan usaha yang merugikanrakyat mencemarkan nama baiknyadan membuatnya mengalami kerugian

Page 8: Pers Berperan Penting Jadikan Pemilu 2014 Jujur dan Adil · 1 Etika | Oktober 2013 Edisi Oktober 2013 12 HAL 5 HAL 4 HAL 7 HAL Pers Berperan Penting Jadikan Pemilu 2014 Jujur dan

8Etika | Oktober 2013

Sorotan

foto/dok. Etika

moril dan materiil. Kemudian, Penga-dilan Negeri Medan dengan putusanNo.14/Pdt/G/1990 tertanggal 11 Februari1991 menyatakan para Tergugat telahmelakukan perbutan melawan hukum.Putusan ini menarik, karena pada per-sidangan menurut keterangan darisaksi ahli dari Persatuan WartawanIndonesia (PWI), pemberitaan olehTergugat tersebut belum bersifatmelawan hukum. Putusan ini kemu-dian dalam tingkat banding telah di-kuatkan oleh Pengadilan Tinggi Medandengan Putusan No.150/Pdt/1991tertanggal 10 Juni 1991. Atas putusanini, Tergugat mengajukan kasasidengan alasan bahwa Judex factietelah salah dalam menerapkan hukumkarena menyatakan Tergugat telahmelakukan perbuatan melawan hukum,Padahal, menurut keterangan saksi ahlidari PWI, pemberitaan oleh Tergugattersebut belum bersifat melawanhukum. Alasan ini diterima olehMahkamah Agung dan melalui putusanNo.3173 K/Pdt/1991 Majelis Hakimmenyatakan pemberitaan yang didalil-kan Penggugat tidak dapat didefinisikansebagai perbuatan melawan hukumdengan alasan:

pertama, pemberitaan yangdisampaikan para Tergugat masihdalam kerangka keterbukaan dandemokrasi dalam melaksanakanfungsi kontrol sosial untuk melin-dungi kepentingan sekelompokrakyat kecil di Kelurahan Alur II,Kecamatan Babalan, KabupatenLangkat khususnya dankepentingan rakyat SumatraUtara serta kepentingan nasionalpada umumnya. Harian Garudasebagai pers bukan corong, yanghanya menyuarakan kepentinganPemerintah dan Pengusaha,tetapi juga menyuarakan pen-deritaan rakyat.

Kedua, apa yang diungkapkandalam pemberitaan Harian

Garuda tersebut tidak bersifatantagonistik, sukuisme,agamaisme atau rasialisme,tetapi masih dalam batas-batasmoral dan etika jurnalistikkarena apa yang diberitakandapat dianggap masih dalambatas nilai-nilai kebenaran yangbersifat estimasi. SekiranyaPenggugat asal merasa pem-beritaan itu tidak benar kepadaPenggugat asal terbuka pintulebar-lebar untuk menggunakanhak jawab, namun ternyata hakitu tidak dipergunakan Peng-gugat asal, sehingga memberikesimpulan apa yang diberita-kan para Tergugat asal mengan-dung kebenaran atau palingtidak mempunyai nilai estimasi.

Ketiga, pemberitaan yang dila-kukan dianggap sudah memenuhibatas minimal, investigasi report-ing, mencari, menemukan danmenyelidiki sumber berita.

Poin kedua pada pertimbangantersebut di atas selanjutnya menjadiyurisprudensi dari penggunaan hak ja-wab dalam sengketa pers terutama ter-kait pencemaran nama baik atau untukmenanggapi karya jurnalistik yangdinilai tidak sesuai dengan kode etik.

III. Menggunakan Hak Jawabuntuk menanggapi karyajurnalistik yang dinilaibermasalahJika kita melihat secara seksama

laporan pelanggaran kode etik yangdipaparkan sebelumnya, bentuk karyajurnalistik yang dinilai bermasalah padaumumnya mengambil bentuk tertulis,suara ataupun visual. Bentuk tertulisbiasa disampaikan oleh media cetak,suara biasa disampaikan oleh mediaelektronik dan visual biasadisampaikan melalui media cetakataupun elektronik. Karya jurnalistik

tertulis bermasalah dapat berupa: beritayang tidak berimbang, mencampurkanfakta dengan opini yang menghakimi,dan berita yang tidak akurat, dsb,sedangkan karya jurnalistik visualbermasalah dapat berupa tampilan foto,gambar, video atau ilustrasi yang dinilaitidak layak. Dalam gugatan ataupunupaya hukum yang ditempuh terhadapkarya-karya bermasalah ini biasanyamengerucut pada perbuatan melawanhukum, seperti pada kasus Anif vsHarian Garuda.

Upaya hukum ini, seperti yangdipaparkan oleh Sukardi, dilakukankarena pihak yang dirugikan merasamenjadi korban sosial. Menurutnya,berita yang salah dapat merusakpribadi seseorang, menimbulkangangguan emosional pada korban daripemberitaan tersebut, sehingga mem-buatnya menjadi korban sosial.9 Padakasus Tomy Winata v. Tempo, TomyWinata menggugat Tempo karenadinilai telah mencemarkan namabaiknya dalam pemberitaan yangdimuat Tempo, sehingga mencemar-kan harkat dan martabat dan merusaknama baiknya.

Contoh lain dapat dilihat padapemuatan ilustrasi sampul suatuMajalah Nasional yang bergambarpolitikus Indonesia yang menimbulkankesan subjektif menghakimi sebelumdikeluarkannya putusan pengadilan.Hal ini dapat menimbulkan pendapatbahwa kesan ini tidak sesuai denganasas praduga tak bersalah (presump-tion of innocence). Sedangkan, pada

Wartawan Indonesiaselalu menguji informasi,

memberitakansecara berimbang,

tidak mencampurkan fakta danopini yang menghakimi

serta menerapkanasas praduga tak bersalah.

Page 9: Pers Berperan Penting Jadikan Pemilu 2014 Jujur dan Adil · 1 Etika | Oktober 2013 Edisi Oktober 2013 12 HAL 5 HAL 4 HAL 7 HAL Pers Berperan Penting Jadikan Pemilu 2014 Jujur dan

9Etika | Oktober 2013

Sorotan

foto/dok. Etika

penafsiran Pasal 2 Kode EtikJurnalistik, disebutkan bahwa dalamrekayasa pengambilan dan pemuatanatau penyiaran gambar, foto, suaraharus ditampilkan secara berimbang.Pada Pasal 3 Kode Etik Jurnalistikditegaskan kembali mengenai asaspraduga tak bersalah dan keharusanwartawan untuk menyampaikan karyajurnalistiknya tanpa mencampurkanfakta dan opini yang menghakimi:“Wartawan Indonesia selalu mengujiinformasi, memberitakan secaraberimbang, tidak mencampurkan faktadan opini yang menghakimi sertamenerapkan asas praduga tak bersa-lah.”10 Mengacu pada ketentuan ini,meskipun ilustrasi tidak secaraeksplisit atau tertulis menghakimi,namun ilustrasi tersebut dapat menim-bulkan kesan subjektif dan menggiringopini massa ke arah menghakimi.Dengan demikian ilustrasi seperti inipun dapat diargumentasikan mengan-dung kebenaran yang bersifat estimasi.

Pentingnya Hak Jawab untukmenanggapi karya-karya jurnalistikseperti yang dicontohkan di atas dapatdilihat pada Putusan KasasiMahkamah Agung No. 2241 K/Pdt /2010. Dalam Putusan ini Majalah FO-RUM Keadilan dinilai melakukan per-buatan melawan hukum karena tidakmemuat hak jawab yang dilayangkan

kepada majalah tersebut.Perkara ini berawal dari dilayang-

kannya gugatan oleh seorang warta-wan yang menggugat Jajaran MajalahFORUM keadilan, termasuk di dalam-nya: pengelola, pimpinan umum, pe-nanggung jawab, dan pihak terkait lain-nya di Pengadilan Negeri JakartaPusat. Gugatan dilayangkan karenatidak dimuatnya hak jawab yang dikirimkepada Majalah FORUM Keadilan.Sebelum dikeluarkannya putusanpengadilan, pada tanggal 25 Mei 2007Dewan Pers telah mengeluarkanpernyataan, penilaian dan Rekomen-dasi Dewan Pers No. 02/PPR-P/V/2007 tentang pengaduan wartawantersebut terhadap Majalah FORUMKeadilan. Isi dari rekomendasi yangdikeluarkan oleh Dewan Pers adalahagar dimuatnya Hak Jawab dari warta-wan ini beserta dengan pernyataan,penilaian dan rekomendasi Dewan Persserta permintaan maaf. Kemudian,pada tanggal 30 April 2008, PengadilanNegeri Jakarta Pusat memutuskanbahwa Majalah FORUM Keadilanmelakukan perbuatan melawan hukumyang selanjutnya dikuatkan olehPutusan Pengadilan Tinggi DKI Jakartapada tanggal 5 Maret 2009. Akhirnya,di tingkat Kasasi, Mahkamah Agungdalam putusannya pada tanggal 3 Mei2011 berpendapat bahwa Tergugat

melakukan perbuatan melawan hukumkarena tidak melayani hak jawab yangdikirimkan kepadanya dan tidak meng-indahkan rekomendasi Dewan Pers.

IV. PenutupDari kasus-kasus di atas dapat

dilihat bukti dari pendapat Sukardiyang menyatakan bagaimana suatukarya jurnalistik yang tidak sesuaidengan peraturan perundang-undangan dan kode etik jurnalistik,dapat menciptakan korban sosial.Dari pemaparan di atas juga dapatdilihat bagaimana pentingnya hakjawab sebagai sarana untukmemperbaiki kekeliruan karyajurnalistik terutama yang mengandungkebenaran yang bersifat estimasiataupun yang dinilai mencemarkannama baik. Mengacu pada Undang-Undang No 40 Tahun 1999 tentangPers serta Yurisprudensi PutusanKasasi Mahkamah Agung No. 3173.K/Pdt/1991, tentunya Hak Jawabmerupakan cara yang tepat untukdigunakan dalam menanggapi ataumenyanggah karya jurnalistikbermasalah terlebih lagi untuk karyayang mengarah ke arah pencemarannama baik dan bertentangan dengankode etik jurnalistik, baik yangdilakukan secara visual ataupuntertulis.

1. Penulis merupakan Mediator Senior dan Mediator di Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa Madyasta Dispute Resolution.2. Harian Jogja.com, “Dewan Pers: Media banyak abaikan kode etik jurnalistik,” http://www.harianjogja.com/baca/2011/05/10/dewan-pers-

media-banyak-abaikan-kode-etik-jurnalistik-146382, lihat juga: RUPS Dewan Pers, http://asmonowikan.wordpress.com/2011/12/12/rups-dewan-pers/ diakses pada tgl 29 Agustus 2013.

3. Asmonowikan, “RUPS Dewan Pers”, http://asmonowikan.wordpress.com/2011/12/12/rups-dewan-pers/ diakses pada tgl 29 Agustus 2013.4. Indonesia, Undang-Undang tentang Pers, UU No. 40 tahun 1999, LN tahun 1999, TLN No. 3887 tahun 1999.,Pasal 1 butir 11.5. Dewan Pers, Peraturan Dewan Pers Tentang Pedoman Hak Jawab, Peraturan Dewan Pers No. 9 /Peraturan-DP/X/2008. Angka.1.6. Wina Armada Sukardi, Keutamaan di Balik Kontroversi Undang-Undang Pers, (Jakarta: Dewan Pers, 2007). Hlm 55- 62.7. Chris Frost, Media Ethics and Self-Regulation, (London: Pearson Education, 2000). hlm. 135-136, seperti yang dikutip oleh Tjipta Lesmana,”Hak

Jawab dan Delik Pengaduan”, Law Review Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, Vol VIII, No. 1, Juli 2008. hlm. 25.8. “Yurisprudensi Hak Jawab,” http://pwintt.blogspot.com/2008/05/yurisprudensi-hak-jawab.html.9. Tjipta Lesmana, “Hak Jawab dan Delik Penghinaan”, Law Review Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, Vol VIII, No. 1, Juli 2008. Hlm. 26.10. Dewan Pers, Surat Keputusan Dewan Pers Tentang Kode Etik Jurnalistik, Surat Keputuran Dewan Pers No. 03/SK-DP/III/2006. Lampiran:

Pasal 3. Pada bagian penafsiran disebutkan: (a). menguji informasi berarti melakukan check dan recheck tentang kebenaran informasi itu.(b). berimbang adalah memberikan ruang atau waktu pemberitaan kepada masing-masing pihak secara proporsional. (c). opiniyang menghakimi adalah pendapat pribadai wartawan. Hal ini berbeda dengan opini interpretative, yaitu pendapat yang berupa interpretasiwartawan atas fakta. (d) asas praduga tak bersalah adalah prinsip tidak menghakimi seseorang. –cetak tebal oleh penulis.

Rujukan

Page 10: Pers Berperan Penting Jadikan Pemilu 2014 Jujur dan Adil · 1 Etika | Oktober 2013 Edisi Oktober 2013 12 HAL 5 HAL 4 HAL 7 HAL Pers Berperan Penting Jadikan Pemilu 2014 Jujur dan

10Etika | Oktober 2013

Opini

Pada saat ini, hampir di setiapforum pers dengan publikdibicarakan fenomena

“wartawan abal-abal” atau “wartawanbodrex”. Suatu bentuk penyalah-gunaan fungsi pers. Yang palingbertanggung jawab adalah redaksidan perusahaan pers. Tanggung jawabini dapat didasarkan pada kaidah etik,dan hubungan kerja antara pekerja danmajikan. Semua perbuatan pekerjadalam melaksanakan tugasnya ataudipahami sebagai sedang menjalankanpekerjaannya adalah tanggung jawabmajikan (lihat KUHPerdata, Pasal1601 dst). Lagi-lagi sebuah contoh.Ketika masih menjadi hakim kasasi.Ada kecelakaan kendaraan yangmenyebabkan sejumlah orangmeninggal. Sopir dikenai pidana baikatas dasar melanggar UU Lalu Lintasmaupun karena kelalaiannyamenyebabkan orang lain mati (lihat,KUHPid, Pasal 359 jo Pasal 361). Ahliwaris keluarga yang meninggalmenggugat dan menuntut gantikerugian kepada majikan sopir atasdasar pertanggungjawaban majikan.Gugatan itu dikabulkan majelisMahkamah Agung atas dasartanggung jawab majikan dalamhubungan kerja, walaupun tidak adaperjanjian kerja ( individueelovereencomst maupun collectiefovereencomst).

Kedua; wartawan dapat dikenaipertanggungjawaban hukum—walaupun sedang menjalankan tugasjurnalistik—karena perbuatannya

memenuhi unsur-unsur suatuperbuatan pidana. Beberapa contoh:(1) Seorang wartawan, memasuki

halaman atau rumah orang (cq.sumber berita) tanpa izin danpemilik atau penghuni ber-keberatan, merupakan suatuperbuatan yang dapat dipidana(stafbaar) sekalipun dilakukanuntuk suatu tugas jurnalistik.

(2) Seorang wartawan menggunakanlensa jarak jauh mengintai kegiatanpribadi seseorang dalam rumah,merupakan suatu pelanggaranprivasi yang dapat dimintaipertanggungjawaban hukum(pidana atau perdata).

(3) Seorang wartawan yang sedangmeliput berita merasa dihalangiseorang petugas atau pejabat.Wartawan mengucapkan,misalnya kata-kata: “kamu bodoh”,atau “kamu sekolahan tetapiotakmu di dengkul.” Dapat jugaterjadi ada adu mulut denganpetugas, warawan yang sedangmeliput, meninju ataumenempeleng petugas yangdianggap menghalangi. Perbuatan-

perbuatan ini merupakan perbuatanpidana (perbuatan tidakmenyenangkan, menghina, danpenganiayaan) yang menjaditanggung jawab hukum wartawanyang bersangkutan, walaupunsedang melakukan tugasjurnalistik.

(4) Suatu saat, beberapa wartawanmenyertai (ikut) polisi memeriksasebuah rumah yang diduga terkaitdengan suatu perbuatan pidana.Polisi sebagai penyelidikmemasuki semua ruangan. Parawartawan, dalam rangkapeliputan, ikut memasuki semuaruangan, termasuk ruang pribadiputri-putri tuan rumah. Para putriitu berkeberatan dan menyatakan,para wartawan memasuki ruangyang merupakan bagian dariprivasi. Wartawan tidak memilikiwewenang seperti polisi yangsedang melakukan tugaspenyelidikan (tidak ada ruangyang terlarang bagi polisi).Wartawan harus menghormati theright of privasy, walaupun sedangmenjalankan tugas jurnalistik.

Pemimpin Redaksi dalam Perspektif Etikdan UU Pers

Bagir Manan(Ketua Dewan Pers)

Bagian 3 dari 3 Tulisan (Habis)

“Apakah masih ada ruangbagi redaksi tetap independen

dari kehendak politikpemilik perusahaan pers?”

“”

Page 11: Pers Berperan Penting Jadikan Pemilu 2014 Jujur dan Adil · 1 Etika | Oktober 2013 Edisi Oktober 2013 12 HAL 5 HAL 4 HAL 7 HAL Pers Berperan Penting Jadikan Pemilu 2014 Jujur dan

11Etika | Oktober 2013

Opini

Contoh-contoh di atasmenunjukkan wartawan tidak kebalkarena sedang menjalankan tugasjurnalistik. Pertama; wartawan dapatdiminta pertanggungjawaban olehredaksi atau perusahaan pers yangbersangkutan. Kedua; bertanggungjawab secara pribadi (persoonlijk)karena pelanggaran hukum, walaupunsedang menjalankan tugas jurnalistik.

1. Redaksi dan PerusahaanRedaksi (cq. pemimpin redaksi)

adalah pengelola isi (content) pers ataumedia yang akan diterbitkan.Pertanyaannya: “Apakah tanggungjawab mengelola isi (content) tersebutdapat dipisahkan dari perusahaan persyang menerbitkan pers atau mediayang bersangkutan?”

Meskipun secara normatif dapatdibedakan antara perusahaan pers(tunduk pada hukum-hukum peru-sahaan), dengan pengelolaan isi (con-tent) pers atau media yang diterbitkan,antara dua fungsi itu tidak mungkindipisahkan.

Dalam kenyataan, realisasi atautercapai atau tidak tercapai tujuanperusahaan pers sebagian besarditentukan oleh keberhasilan pengelo-laan penerbitan—cq. isi (content) pers.Dengan perkataan lain, dari segihubungan kerja, redaksi adalah alatperusahaan (meskipun mungkin bukansatu-satunya), untuk mencapai tujuanperusahaan sebagai usaha pers.

Telah sangat banyak tulisanilmiah atau bukan ilmiah yangmenyatakan, pers tidak lagi sekedaralat informasi publik. Pers pada saatini menjalankan bermacam-macamfungsi. Paling tidak, ada dua fungsipers yang acap kali menimbulkankerisauan yaitu fungsi ekonomi (perssebagai industri) dan fungsi politik(pers partisian atau setidak-tidaknyamemiliki kecenderungan politiktertentu). Kerisauan ini menimbulkan

persoalan pada hubungan internal (cq.hubungan antara persoalan persdengan redaksi), dan hubunganeksternal (cq. asas pers independendan pers sebagai sarana publik).

Pertama; asas pers independendan sebagai sarana publik. Apabilaredaksi terlalu menekankan fungsinyasebagai alat perusahaan (apalagi yangsangat mengkedepankan mencari labasebanyak-banyaknya), publik dapatmerasakan tidak mendapatpenghargaan secara wajar dan layak.Misalnya, selingan iklan yang terlalulama melebihi potongan cerita atauberita, akan dirasakan sangatmenekan. Dalam hal semacam itu,fungsi redaksi dipandang tidak lain darifungsi ekonomi perusahaan pers danmengabaikan kepentingan publik.

Kedua; pengelola perusahaan,cq. pemilik perusahaan yang menjadipelaku politik. Pada saat ini, kenyataanpemilik atau yang menguasaiperusahaan pers sebagai pelaku politiksangat banyak dipertanyakan. Adasemacam asumsi, pers yang beradadi bawah naungan pelaku politik, tidakmungkin menjalankan secara wajarfungsi pers bebas. Fungsi redaksi tidaklain dari kewajiban menjalankankepentingan politik dari pelaku politikpemilik atau yang menguasaiperusahaan pers. Lagi-lagi hal

semacam itu menimbulkanpertanyaan: “Apakah masih ada ruangbagi redaksi tetap independen darikehendak politik pemilik perusahaanpers?” Telah dikemukakan, redaksitidak mungkin terisolasi secara totaldari kepentingan perusahaan cq.pemilik perusahaan. Harus diterimasebagai kenyataan, pers yang dimilikipelaku politik akan menjalankankepentingan politik atau kepentinganlain dari pemilik perusahaan pers.

Bertalian dengan pertanyaan-pertanyaan atau persoalan-persoalandi atas, dan untuk menjaga secaraberimbang kepentingan publik, peme-liharaan asas-asas pers bebas di satupihak dan kepentingan pemilik atauyang menguasai perusahaan pers, dipihak lain, perlu dikembangkan: “Ba-gaimana semestinya hubungan re-daksi dengan pemilik atau yang me-nguasai perusahaan pers? Salah satuukuran yang dapat dijadikan dasaradalah suatu hubungan yang salingmenjaga antara kepentinganpublik, kepentingan pers bebas dankepentingan-kepentingan ekonomi.Dapat pula ditambahkan, pers yangterlalu menekan fungsi ekonomidan atau fungsi politik dapatkehilangan kepercayaan publik danhal itu merupakan jalan kemun-duran pers yang bersangkutan.

DEWAN PERS KITA - Acara Dewan Pers Kita yang disiarkan TVRI, 18 Oktober2013 menghadirkan pembicara antara lain Karaniya Dharmasaputra selakuCEO www.viva.co.id dan Ninok Leksono, Ketua Komisi Pengembangan PofesiWartawan, Penelitian dan Pendataan Perusahaan Pers Dewan Pers.

Page 12: Pers Berperan Penting Jadikan Pemilu 2014 Jujur dan Adil · 1 Etika | Oktober 2013 Edisi Oktober 2013 12 HAL 5 HAL 4 HAL 7 HAL Pers Berperan Penting Jadikan Pemilu 2014 Jujur dan

12Etika | Oktober 2013

Organisasi

Kendati sering mendapat kritikselama kepemimpinannya,namun Presiden berterima

kasih. Tanpa kritik-kritik tersebut, mungkinia tidak akan bertahan hingga tahunkesembilan masa pemerintahannya.

“Ini silakan ditulis. Saya adalahsalah satu korban pers,” ujar PresidenSusilo Bambang Yudhoyono pada ba-gian lain sambutannya saat silaturahmidengan pengurus Persatuan WartawanIndonesia (PWI) di Banjarbaru,Kalimantan Selatan, Rabu (23|10|2013).

Pernyataan yang dilontarkandengan nada canda tersebut kontandisambut tawa insanpers yang hadir.Namun, Presiden justru berterimakasih. “Kalau dari hari pertamakepemimpinan saya tidak dikritisi,mungkin saya akan jatuh, kebijakan-kebijakan yang saya buat akan aneh.Saya mengucapkan terima kasih atassemua itu. Banyak kisah diktatorsetelah 30 tahun, yang tanpa kritikdari pers, jatuhnya setengah mati,”SBY menambahkan.

Kepala Negara setuju bahwa persadalah cermin kenyataan. Jadi, jika adasebuah fakta adalah hak pers untukmemberitakannya. Apabila ada kebija-kan pemerintah yang dianggap salah,maka pers pun berhak untuk meng-kritiknya, karena memang begitulahdemokrasi. Namun, lanjut SBY, kritikatau tanggapan tersebut harus jelastentang keputusan, kebijakan, ataupunprogram pemerintahan yang mana.

“Kekuasaan pers besar sekali,jangan tergoda. Korbannya bisa sangatbanyak. Kalau orang diberitakan besar-besaran ternyata dia tidak salah, itutujuh turunan menanggung akibatnya,”SBY mengingatkan.

M e m a n gmasyarakat tidakmudah percayaterhadap berita yangtidak benar. Namun,

menurut Presiden, dari 250 jutapenduduk Indonesia, ada diantaranyayang bisa menalar suatu berita, tapiada pula yang langsung membenarkanberita apapun yang dimunculkan olehmedia.

Presiden menegaskan kembalidukungannya atas peran pers untukmenjadi alat demokrasi, pembangu-nan, kebenaran dan keadilan, sertaalat untuk menuju peradaban yanglebih baik. Misalnya, mengenai peranpenting pers dalam pemilihan umumtahun depan.

Kepala Negara mengajak insanpers memikirkan demokrasi kita yanglebih matang. “Saudara punyasemuanya itu. Bagaimana baiknyapers dan media menjadi kekuatanyang luar biasa menuju negara yangmaju dan modern, silakan dipikirkandan dirumuskan oleh para pemimpin,tokoh, dan insan persnya,” PresidenSBY berpesan.

Uji KompetensiKetua Umum PWI Pusat

Margiono, yang terpilih kembali untukperiode 2013-2018, mengakui memangmasih terdapat kelemahan di dalamtubuh insan pers. Masih terdapatpengembangan opini yang menghaki-mi. Bahkan ada pihak-pihak yangmenggunakan pers untuk mengem-bangkan etikad buruk. “Kepada pers,kami pahami bahwa salah satu pilihanmenghentikan penggunaaan jurnalistikuntuk etikad yang tidak baik adalahdengan meningkatkan uji kompetensiwartawan,” kata Margiono.

Pada kesempatan itu, Margionojuga menyinggung soal berkembang-nya media sosial yang dianggap cukupmenarik,tetapi mengkhawatirkankarena belum memiliki perangkatkontrol dan kode etik yang lemah.“Dengan berkembanganya sosial me-dia menyadarkan kami bahwa perananpers akan semakin penting untukmenyajikan info yang teruji untukmenjernihkan desas-desus dan speku-lasi yang sering muncul di mediasosial,” Margiono menambahkan.

(sumber: presidenri.go.id,manado.tribunnews.com )

Presiden SBY Berterimakasih Atas Kritik PersMargiono: Uji Kompetensi Wartawan Ditingkatkan

Presiden SBYsilaturahmi

denganpengurus PWIPusat di Hotel

Novotel,Banjarbaru,

Kalsel, Rabu(2310) sore. Foto: abrorpresidenri.go.id