174
PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PEMERINTAH KOTA BANDUNG KETUA : YUYUN HIDAYAT ANGGOTA : 1. IRLANDIA GINANJAR 2. SINTANINGRUM KERJASAMA BAPPEDA KOTA BANDUNG DENGAN LABORATORIUM QUALITY CONTROL DEPARTEMEN STATISTIKA UNIVERSITAS PADJADJARAN 2015

PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

  • Upload
    dotu

  • View
    230

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA

PEMERINTAH KOTA BANDUNG

KETUA : YUYUN HIDAYAT

ANGGOTA : 1. IRLANDIA GINANJAR

2. SINTANINGRUM

KERJASAMA BAPPEDA KOTA BANDUNG

DENGAN

LABORATORIUM QUALITY CONTROL DEPARTEMEN STATISTIKA

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2015

Page 2: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad i

P01/15

Kata Pengantar

Banyak pemerintah daerah yang memahami bahwa kesejahteraan warga merupakan

isu esensial bagi kesuksesannya. Tetapi sedikit pemerintah daerah yang mengetahui

bagaimana menghubungkan kebutuhan dan keinginan warganya dengan proses-proses

manajemen pemerintahan untuk menghadirkan kepuasan hidup warganya. Dalam

tatanan masyarakat modern pemerintah harus jeli dan berpikit keras untuk melihat dan

memanfaatkan peluang yang muncul untuk meningkatkan kualitas hidup warganya.

Pemerintah daerah harus berorientasi warga, dalam arti secara serius mendengarkan

keinginan dan ekspektasi warga dan meresponnya dalam rangka memuaskan mereka.

Kepuasan warga pada gilirannya akan berdampak pada prestasi pemerintahan.

Penelitian ini merupakan indikator keseriusan pemerintah dalam memperoleh

informasi strategis untuk mengetahui dengan baik apa yang dibutuhkan warganya, dan

menggunakan informasi itu untuk meluncurkan program-program yang efektif,

menyentuh kebutuhan esensil warganya. Efektifitas pembangunan adalah isu yang

telah menyibukan peneliti dan pembuat kebijakan. Tidak ada pemerintahan yang bisa

tidak peduli kepada pertanyaan yang muncul dari isu ini. Di tengah tingkat aspirasi

penduduk Bandung yang sangat tinggi, pemerintah Kota Bandung di bawah

kepemimpinan Ridwan Kamil berusaha keras melakukan inovasi mengaktualisasi

fungsi-fungsi kota yang ada serta mengembangkan fungsi kota yang baru untuk

menjawab tantangan aspirasi warga dan membuat warga betah hidup di Kotanya.

Penelitian inipun tidak terlepas dari konteks itu. Hasil Penelitian mengemukakan isu-

isu pembangunan daerah yang signifikan untuk memperbaiki kepuasan warga

Bandung menikmati hidup di kotanya. Tindaklanjut hasil penelitian akan mencegah

pemerintah kota meluncurkan program pembangunan yang hanya semata-mata baik

dari sudut pandang pemerintah tetapi tidak dibutuhkan oleh warga bahkan mubazir.

Tanpa partisipasi warga kota, Bandung akan menjadi kota pemerintahan atau kota

para pemodal dan tidak menjadi kota dengan warga yang merasa ikut memilikinya.

Kota Bandung ke depan harus ramah terhadap penghuninya dan membuat warga

yang hidup di dalamnya semakin merasakan "kekitaan" sebagai makhluk sosial. Kritik

dan saran dapat disampaikan kepada Laboratorium Quality Control Departemen

Statistika Universitas Padjadjaran. Semoga Penelitian ini mendorong upaya lebih

besar dalam memperbaiki efektifitas hasil-hasil pembangunan.

Page 3: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad ii

P01/15

Kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan Survey Persepsi Masyarakat

Terhadap Pembangunan di Kota Bandung Tahun 2015 , kami sampaikan terima kasih.

Bandung, 27 November 2015

Kepala Laboratorium Quality Control

Yuyun Hidayat, PhD

NIP. 1960 05 13 1986 03 1 003

Page 4: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad iii

P01/15

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................. i

Daftar Isi ............................................................................................................. iii

BAB I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang ....................................................................................... 1

2. Permasalahan ......................................................................................... 3

3. Tujuan ..................................................................................................... 3

4. Manfaat ................................................................................................... 3

5. Ruang Lingkup Kegiatan ...................................................................... 4

BAB II. PENDEKATAN TEORI

1. Customer Lens ........................................................................................ 5

2. Teknik Insiden kritis (Critical Incident Technique) ............................ 6

3. Konstruksi Kuesioner............................................................................ 11

4. Skala Pengukuran Kuesioner ............................................................... 12

5. Pengujian Alat ukur atau Kuesioner ................................................... 13

6. Analisis Korespondensi ......................................................................... 15

7. Principal Component Regression ......................................................... 18

8. Sampling ................................................................................................. 20

9. Formula Penghitungan Indeks Kepuasan ........................................... 25

10. Dari Data ke Keputusan Prioritas ........................................................ 27

BAB III. STRATEGI, METODOLOGI DAN HASIL

1. Strategi .................................................................................................... 31

2. Metodologi ............................................................................................... 32

BAB IV. FAKTA DAN INTERPRETASI HASIL SURVEI

1. Fakta Hasil Survei ................................................................................. 38

2. Interpretasi Hasil Survei ....................................................................... 44

BAB V. RINGKASAN EKSEKUTIF

1. Preview................................................................................................... 109

2. Fakta Hasil Survey ............................................................................... 110

3. Integrasi.................................................................................................. 110

4. Kesimpulan.............................................................................................. 114

Page 5: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad iv

P01/15

BAB VI. REKOMENDASI

Rekomendasi ........................................................................................... 116

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

DAFTAR DIAGRAM

LAMPIRAN

Page 6: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 1

P01/15

BAB I. PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Secara mendasar, tugas pemerintah kota ialah memecahkan problem dan

mengakomodasi keinginan penduduk melalui program kerja dan kebijakan

pemerintah ynang efektif. Pemahaman pemerintah kota mengenai problem dan

keinginan penduduk bukan saja merupakan modal kerja tetapi juga merupakan

penggerak mula roda pemerintahan kota.

Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program kerja dan kebijakan yang

mampu memecahkan problem dan mengakomodasi keinginan penduduk? Cara

yang paling mudah, murah, dan sering dilakukan ialah dengan mengumpulkan

para pakar untuk menyusun program kerja dan kebijakan. Pendekatan inilah yang

telah digunakan oleh pemerintah Kota Bandung dalam menyusun dokumen

Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Bandung 2005-

2025. Tapi, apakah program kerja dan kebijakan yang disusun oleh para pakar ini

sejalan dengan problem dan keinginan penduduk? Apakah para pakar tersebut

benar-benar mendengarkan dan memahami problem dan keinginan penduduk?

Atau, apakah para pakar itu membuat rekomendasi berdasarkan persepsinya

tentang problem dan keinginan penduduk?

Dalam sebuah survey, Zeithaml et. al (1990) meminta sekelompok eksekutif bank

untuk menyebutkan faktor-faktor kualitas yang penting di mata pelanggan.

Zeithaml juga meminta sekelompok pelanggan untuk menyebutkan faktor-faktor

kualitas tersebut. Hasil survey menunjukkan bahwa ada faktor-faktor kualitas

yang disebutkan oleh kelompok pelanggan namun gagal disebutkan oleh

kelompok eksekutif. Survey ini menunjukkan bahwa persepsi mengenai pelanggan

yang dimiliki oleh para eksekutif tersebut tidak lengkap, bahkan bias. Hal senada

juga dilontarkan oleh Johnson dan Gustafsson (2000) bahwa dalam

mengumpulkan informasi customer, sebuah organisasi seringkali hanya melihat

dari kacamata organisasi, bukan dari kacamata customer sebagaimana mestinya.

Paparan di atas menunjukkan bahwa cara yang terbaik untuk mengetahui problem

dan keinginan penduduk adalah dengan jalan mendengarkannya langsung dari

penduduk. Namun, penduduk suatu kota merupakan populasi yang sangat besar

sehingga melakukan sensus untuk mengetahui problem dan keinginan penduduk

memerlukan biaya yang mahal dan waktu yang lama. Jalan satu-satunya ialah

Page 7: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 2

P01/15

dengan melakukan survey terhadap sampel penduduk. Tantangannya adalah,

bagaimana menentukan sampel penduduk agar survey menghasilkan problem dan

keinginan penduduk secara lengkap, detil, dan representatif? Perlu pula diingat

bahwa kalangan penduduk tertentu tidak begitu artikulatif dalam mendefinisikan

problem dan keinginannya.

Sayang sekali, ketika mencari literatur yang menyajikan metodologi untuk

mengungkap problem dan keinginan penduduk Kota, penulis tidak

menemukannya. Banon (2003, 2003b, 2004) dan Baines et. al. (2000)

menyarankan kerangka kerja (frame work) untuk mengungkap keinginan

masyarakat. Walaupun kerangka kerja ini memuat prinsip-prinsip pemasaran

secara umum seperti segmentasi pasar namun tujuan dari kerangka kerja ini ialah

pemenangan kampanye partai politik. Tentu saja langkah-langkah seperti market

targetting dan market positioning tidak cocok diterapkan dalam penelitian ini

karena pemerintah Kota Bandung tidak memiliki pesaing. Selain itu, segmentasi

yang disarankan juga adalah segmentasi untuk memetakan preferensi politik.

Johnson dan Gustafsson (2000) menyarankan penggunakan critical incident

technique (CIT) dan Zeithaml et. al. (1990) menyarankan focus group discussion

untuk mengumpulkan persepsi customer terhadap suatu produk. Hal ini juga tidak

cocok dilakukan dalam penelitian ini karena yang ingin diungkapkan adalah

problem dan keinginan bukannya persepsi penduduk terhadap produk layanan

pemerintah.

Karena metodologi khusus yang dapat digunakan langsung untuk mengungkap

problem dan keinginan penduduk suatu kota belum pernah dipublikasikan maka

perlulah dikembangkan metode baru untuk keperluan tersebut. Metode baru

tersebut harus mampu mengungkap problem dan keinginan masyarakat secara

lengkap, detil, dan dapat mewakili seluruh lapisan penduduk. Metode baru

tersebut harus melibatkan segmentasi penduduk seperti yang disarankan Bannon

(2004) dengan sedikit modifikasi. Alih-alih untuk mengidentifikasi preferensi

politik, segmentasi tersebut harus ditujukan untuk mengidentifikasi kelompok-

kelompok penduduk yang bersifat relatif homogen. Metode tersebut juga harus

mempertahankan sifat terbuka terhadap persepsi penduduk sebagaimana

disarankan oleh Johnson (2000). Hal ini dapat dilakukan dengan sedikit

memodifikasi metodologi CIT terutama pada langkah penentuan protokol

wawancara. Alih-alih ditujukan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap

Page 8: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 3

P01/15

suatu produk, wawancara harus ditujukan untuk mengksploitasi problem dan

keinginan penduduk.

Dengan demikian penelitian ini memberikan dua kontribusi utama yaitu

membantu pemerintah Kota Bandung dalam mengungkap problem dan keinginan

penduduk dan dikembangkan serta diujinya metodologi baru untuk mengungkap

problem dan keinginan penduduk. Tidak adanya laporan penelitian mengenai

penelitian semacam ini hanya menunjukkan dua kemungkinan : penelitian

semacam ini belum pernah dilakukan atau penelitian semacam ini tidak

dipublikasikan.

2. PERMASALAHAN

Pemerintah Kota Bandung harus mengetahui problem dan keinginan penduduk

dengan jalan mendengarkannya langsung dari penduduk agar problem dan

keinginan tersebut lengkap dan tidak bias. Untuk itu perlu dirancang sebuah

survey yang mampu mengungkap problem kritis dan keinginan penduduk Kota

Bandung secara lengkap, detil, dan mewakili seluruh penduduk Kota Bandung

dengan tingkat akurasi yang terukur.

3. TUJUAN

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengungkapkan problem kritis dan keinginan penduduk Kota Bandung yang

lengkap, rinci, dan mewakili seluruh lapisan penduduk.

2. Problem dan keinginan penduduk Kota Bandung dapat ditransformasikan ke

dalam program kerja dan kebijakan pemerintah yang khas dan belum tertuang

dalam program kerja dan kebijakan pemerintah Kota Bandung

3. Memberikan rekomendasi kepada pemerintah Kota Bandung mengenai

kebijakan-kebijakan yang perlu dilakukan.

4. MANFAAT

Kegunaan dari penelitian ini adalah memberikan referensi ilmiah bagi pemerintah

Kota Bandung dalam mengambil kebijakan pemerintah kota. Dengan referensi

ini, pemerintah kota memiliki basis pengetahuan yang handal dan dapat

dipertanggungjawabkan karena berasal dari survey yang sistematis dan

metodologis

Page 9: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 4

P01/15

5. RUANG LINGKUP KEGIATAN

Ruang Lingkup dalam penelitian ini adalah :

Melakukan kajian yang diarahkan terhadap penduduk-warga Kota Bandung

Melakukan analisis persepsi penduduk mengenai pembangunan Kota Bandung

Memberikan rekomendasi kepada Pemerintah Kota Bandung mengenai hal-hal

yang perlu dilakukan untuk memperbaiki kualitas pelayanan terhadap

penduduk Kota Bandung

Page 10: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 5

P01/15

BAB II. PENDEKATAN TEORI

Berikut ini dipaparkan teori- teori ,definisi-definisi, dan pendekatan-pendekatan

yang diacu dalam Survey Persepsi Masyarakat Terhadap Pembangunan di Kota Bandung

1. CUSTOMER LENS

Survei terhadap pelanggan seringkali dilakukan berdasarkan pandangan perusahaan

(organisasi) atau menurut keyakinan perusahaan mengenai pandangan pelanggan terhadap

produknya. Hasilnya adalah suatu survei atau alat pengukuran yang cenderung mengarah

pada sudut pandang perusahaan, bukan pelanggan. Hasilnya akan memberikan

kesimpulan berdasarkan perspektif organisasi, bukan pelanggan. Survei dengan tipe ini

dapat menyesatkan bahkan menghilangkan persoalan yang sebenarnya, karena

keterbatasan perusahaan (organisasi) dalam menggambarkan pandangan pelanggannya

terhadap suatu produk.

Model sudut pandang pelanggan menggambarkan produk dan jasa serta manfaatnya

dalam perspektif pelanggan. Model sudut pandang pelanggan terdiri dari atribut konkrit

dan abstrak benefit. Atribut konkrit merupakan aspek-aspek pelayanan yang

performansinya dapat dilaporkan langsung oleh pelanggan. sedangkan abstrak benefit

merupakan level abstrak yang menggambarkan manfaat bagi pelanggan sebagai

konsekuensi dari atribut pelayanan.

Diagram 1 Model Perspektif Pelanggan

Dalam membangun model sudut pandang pelanggan, dibutuhkan pendekatan

kualitatif untuk memberikan gambaran mengenai perspektif pelanggan (Gustafsson,

2000). Perlu diingat bahwa tujuan mengadakan riset kualitatif (seperti wawancara dan

focus group) bukan untuk menyusun prioritas perbaikan kualitas, namun untuk

mengidentifikasi keseluruhan masalah pelayanan yang menjadi sorotan pelanggan. Model

perspektif pelanggan merupakan dasar untuk pelaksanaan survei selanjutnya.

Atribut konkrit

Atribut konkrit

Atribut konkrit Abstrak Benefit

Page 11: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 6

P01/15

Ada beberapa metode yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi atribut pelayanan

dan benefit yang diberikannya terhadap pelanggan, yaitu : wawancara satu-persatu, focus

group discussion, observasi dan Critical Incident Technique [CIT] . LQC memandang

CIT sebagai teknik yang memadai.

2. TEKNIK INSIDEN KRITIS (CRITICAL INCIDENT TECHNIQUE)

Teknik Insiden Kritis (Flanagan : 1954 dalam Hayes : 1998) merupakan suatu

pendekatan dalam mengidentifikasi kebutuhan pelanggan. Metode ini tidak hanya

digunakan untuk pengembangan kuesioner kepuasan pelanggan tapi juga berguna dalam

mendefinisikan dan memahami kebutuhan pelanggan dalam analisis proses bisnis.

Pendekatan insiden kritis difokuskan pada menghimpun informasi dari pelanggan

mengenai produk dan jasa yang mereka terima. Kekuatan pendekatan insiden kritis

terletak pada penggunaan dan pemanfaatan pelanggan dalam mengidentifikasikan

kebutuhan pelanggan. Menurut Bob Hayes (1998) :

A critical incident is a specific example of the service or product that describe either

positif or negative performance.

Contoh performansi positif adalah karakteristik barang atau jasa yang disukai

pelanggan saat mareka menikmati barang atau jasa tersebut. Sedangkan contoh

performansi negatif adalah karakteristik barang atau jasa yang membuat pelanggan

mempertanyakan kualitas suatu perusahaan.

Insiden kritis harus dinyatakan serinci mungkin, menjelaskan segala sesuatu mengenai

pengalaman pelanggan dalam membeli atau mengkonsumsi barang atau jasa.

Karakteristik insiden kritis yang baik untuk menjelaskan keinginan pelanggan pelanggan

yaitu :

1. Menjelaskan karakteristik barang atau jasa secara spesifik

2. Menguraikan prilaku penyedia jasa atau menjelaskan kualitas barang dan jasa

dengan sifat yang jelas

Insiden kritis dikatakan spesifik jika dapat menjelaskan prilaku atau karakteristik

tunggal suatu barang atau jasa. Insiden kritis sebaikanya dihimpun dalam bentuk tulisan

sehingga setiap orang mempunyai interpretasi yang sama.

Page 12: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 7

P01/15

Teknik insiden kritis terdiri dari beberapa tahap yang terstruktur yang menghasilkan

model pandangan pelanggan terhadap kebutuhan dan keinginannya terhadap suatu barang

atau jasa. Tahap-tahap dalam teknik insiden kritis disampaikan pada Diagram 2

(Gustafsson, 2000) yaitu :

Prosedur teknik insiden kritis dapat dijelaskan dalam gambar berikut :

Diagram 2 Proses Teknik Insiden Kritis

2.1 Mengumpulkan dan menilai setiap riset yang berhubungan dengan sudut

pandang pelanggan yang pernah dilakukan oleh perusahaan. Hal ini bertujuan

untuk menghindari bias yang disebabkan oleh pandangan perusahaan terhadap

pelanggannya yang diperoleh dari penelitian sebelumnya.

Start

Menilai pengetahuan pemerintah mengenai

penduduk

Studi awal terhadap penduduk

Membentuk protokol

wawancara

Memilih dan briefing

pewawancara

Mengatur dan melakukan wawancara

Kualitas kategorisasi

Pengelompokan berdasarkan

benefit cluster

Pengelompokan berdasarkan

kategori atribut

Mengumpulkan data Mengelompokan

insiden kritis berdasarkan level

Rendah

Holdout sample Mencatat atribut kepuasan yang

diperoleh

Mencatat Benefit cluster yang diperoleh

Menyatukan pendapat juri

Kebutuhan penduduk telah menyeluruh

Tinggi

Tidak

Lens of customer

End

Ya

Page 13: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 8

P01/15

2.2 Melakukan kunjungan awal pada penduduk. Tujuannya adalah :

Sebagai observasi awal terhadap ‘penduduk’ dalam membeli dan

mengkomsumsi barang atau jasa.

Memperoleh pemahaman mengenai reaksi penduduk terhadap adanya riset

sebagai langkah awal sebelum melakukan wawancara pada tahap berikutnya.

2.3 Penyusunan Protokol Wawancara

Protokol wawancara yaitu langkah kerja yang diinstruksikan kepada

pewawancara, meliputi pembukaan dan penutupan wawancara serta cara

memimpin suatu wawancara. Pewawancara juga harus memahami informasi

mengenai garis besar keadaan penduduk yang diperoleh dari pandangan

perusahaan dan kunjungan awal terhadap penduduk.Wawancara dilakukan

untuk memberi kesempatan kepada responden untuk mengemukakan jawaban

secara bebas sehingga memungkinkan terungkapnya hal-hal yang sebelumnya

tidak diduga sehubungan dengan pelayanan yang diterima oleh responden.

Dalam wawancara, responden diminta untuk mengungkapkan hal-hal yang

membuat mereka puas, keluhan-keluhan yang dirasakan serta harapan-harapan

mereka terhadap pelayanan yang diberikan. Responden juga diminta untuk

menjelaskan konsekuensi yang mereka terima terhadap setiap pelayanan yang

diberikan. Banyaknya pujian dan keluhan yang diminta dapat ditentukan

berdasarkan hasil wawancara pada tahap studi awal, namun tidak dibatasi jika

responden ternyata dapat menjelaskan lebih.

2.4 Memilih dan Briefing Pewawancara

Pewawancara yang terpilih harus memiliki pemahaman yang sama mengenai

latar belakang, proses dan tujuan wawancara yang akan dilakukan. Untuk itu,

sebelum melakukan wawancara tim pewawancara melakukan briefing untuk

menyamakan persepsi mengenai hal-hal yang berhubungan pelaksanaan

protokol wawancara.

2.5 Mengatur dan Melakukan Wawancara

Pewawancara harus dapat mengajak penduduk untuk menceritakan

pengalamannya dalam menggunakan barang atau jasa serinci mungkin

sehingga diperoleh insiden kritis yang spesifik. Pewawancara menanyakan hal

positif dan negatif yang mereka rasakan selama menggunakan barang atau

Page 14: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 9

P01/15

jasa.Setiap responden diminta untuk mengungkapkan pujian serta keluhannya

terhadap pelayanan yang diberikan berserta konsekuensinya. Responden dapat

mengungkapkannya langsung kepada pewawancara atau dengan

menuliskannya pada lembar.

2.6 Mengumpulkan dan Mengelompokkan Insiden Kritis Berdasarkan Level

Setelah penyebaran kuesioner, peneliti mengumpulkan berkas hasil pengisian

kuesioner dan mengambil secara acak sebanyak 10% sampai 20 % berkas

wawancara untuk digunakan sebagai evaluasi akhir proses CIT, yaitu

pemeriksaan kelengkapan atribut dan kategori benefit untuk membentuk

model perspektif penduduk ( lens of the customer ). sisanya diproses pada

tahap selanjutnya yaitu penyusunan insiden kritis. Insiden kritis harus

menjelaskan suatu bentuk pelayanan secara spesifik. Dalam berkas wawancara

akan menemukan insiden kritis yang berulang ulang. Seluruh insiden kritis ini

harus dikelompokkan dalam tahap selanjutnya berdasarkan persamaan

karakteristik menurut pertimbangan peneliti.

2.7 Pengelompokan Berdasarkan Kategori Atribut

Dalam pengelompokkan insiden kritis peneliti membuat pertimbangan

tersendiri berdasarkan konsekuensi yang dijelaskan oleh responden pada

berkas kuesuioner. Insiden kritis dikelompokkan berdasarkan kemiripan

karakteristik pelayanan secara spesifik. Insiden kritis positif dan insiden kritis

yang negatif dapat disatukan dalam satu kelompok asalkan menjelaskan

mengenai karakteristik pelayanan yang sama. Selanjutnya, peneliti

memberikan label setiap kelompok insiden kritis tersebut dengan suatu

pernyataan yang mewakili anggota kelompok masing - masing. Suatu insiden

kritis dapat juga secara tunggal membentuk kelompok sendiri. Pernyataan

yang mewakili kelompok insiden kritis merupakan atribut pelayanan yang

memuat suatu deskripsi khusus mengenai barang atau jasa atau suatu kata

kerja khusus yang menguraikan suatu kejadian yang menyangkut barang atau

jasa tersebut. Kemudian peneliti menuliskan seluruh atribut yang dianggap

penting oleh penduduk untuk selanjutnya dikelompokkan dalam dimensi

benefit menurut penduduk secara umum.

Page 15: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 10

P01/15

2.8 Pengelompokan Berdasarkan Benefit Cluster

Pengelompokan atribut pelayanan bertujuan untuk menjelaskan atribut

pelayanan secara lebih umum. Pengelompokan juga dilakukan berdasarkan

kemiripan sifat membentuk suatu dimensi benefit yang spesifik. Peneliti

kembali memberikan label kepada setiap kelompok benefit yang terbentuk.

Label harus dinyatakan senetral mungkin yang mencerminkan seluruh butir

pelayanan dalam setiap kelompok.

2.9 Mengukur Kualitas Kategorisasi

Pengelompokan yang dilakukan akan menghasilkan suatu hubungan hirarki

yang mewakili tiga tingkatan spesifikasi yang berada pada suatu rangkaian

kesatuan dari tingkat spesifik hingga umum ( a specific- general continuum ).

Insiden kritis berada pada dasar hirarki, kategori pelayanan pada bagian

tengah serta dimensi benefit berada pada puncak hirarki. Pengelompokan ini

bersifat kualitatif yang berdasarkan pada intuisi manusia. Peneliti harus

menguji keandalan pengelompokan tersebut agar diperoleh hasil

pengelompokan yang dapat dipertanggungjawabkan.

2.10 Evaluasi

Tim riset mengadakan evaluasi akhir tehadap hasil kategorisasi dengan

melakukan pemeriksaan terhadap sampel hasil wawancara yang telah

dipisahkan sebelumnya. Jika diperoleh informasi baru yang sangat berarti, tim

riset harus mengulang proses wawancara. Jika tidak, tim riset dapat meyakini

bahwa kebutuhan penduduk telah terangkum secara menyeluruh dan proses

teknik insiden kritis selesai dalam bentuk model kebutuhan penduduk

berdasarkan perspektif penduduk.

Page 16: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 11

P01/15

3. KONSTRUKSI KUESIONER.

Output dari proses critical incidence technique akan dijadikan input untuk menyusun

kuesioner. Selanjutnya kuesioner tersebut akan dijadikan alat untuk mengukur tingkat

kepentingan penduduk. Penyusunan butir-butir pertanyaan dalam kuesioner harus sesuai

dengan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Selain itu, setiap pertanyaan dalam

kuesioner harus disusun dengan singkat, jelas dan mudah dimengerti sehingga responden

tidak mengalami kesuliatan dalam memahaminya. Kuesioner yang baik adalah kuesioner

yang mengandung pertanyaan-pertanyaan yang tidak menimbulkan interpretasi yang

berbeda antara peneliti dan responden. Berdasarkan jenis pertanyaannya kuesioner dapan

dibedakan dalam beberapa jenis, yaitu :

1. Pertanyaan Tertutup ( Close-Ended Question )

Kuesioner dengan pertanyaan tertutup telah disertai dengan pilihan jawaban.

Responden memilih jawaban berdasarkan opsi yang diberikan. Pilihan jawaban

dapat berupa pilihan berganda atau skala.

2. Pertanyaan Terbuka ( Open-Ended Question )

Kuesioner dengan pertanyaan terbuka tidak disertai dengan pilihan jawaban.

Responden menjawab setiap pertanyaan sesuai dengan pemikirannya masing-

masing.

3. Pertanyaan Kombinasi Tertutup dan Terbuka

Kuesioner dengan pertanyaan kombinasi tertutup dan terbuka telah disertai

dengan pilihan jawaban namun disertai dengan jawaban terbuka.

4. Pertanyaan semi tertutup

Kuesioner dengan pertanyaan semi tertutup telah disertai dengan pilihan jawaban

namun masih memungkinkan responden untuk menambahkan jawaban terbuka.

Berdasarkan output CIT, format kuesioner yang digunakan adalah format kuesioner

tertutup. Manfaat dari format kuesioner tertutup berbasis CIT adalah :

1. Biaya pelaksanaan survey customer satisfaction akan lebih efisien

2. Cakupan isu telah memasukkan pandangan penduduk

3. Dapat ditetapkan akurasi hasil penelitian secara terukur.

4. Dapat ditetapkan ukuran sampel yang representative

Page 17: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 12

P01/15

Agar dari kuesioner yang dikembangkan juga dapat ditetapkan skor kepuasan

penduduk maka perlu diputuskan skala pengukuran terhadap atribut-atribut yang menjadi

persepektif penduduk. Berikut ini kami berikan penjelasan ringkas tetang penetapan skala

pengukurannya.

4. SKALA PENGUKURAN KUESIONER.

Dalam suatu penelitian yang menggunakan kuesioner lazimnya terkait dengan skala

sikap, yaitu skala ukur yang dipakai untuk menilai sikap seseorang terhadap respon yang

ingin diketahui. Dalam beberapa ilmu mengenai skala pengukuran sikap terdapat

bermacam-maca skala pengukuran sikap diantaranya yaitu :

a. Skala Likert

Skala Likert merupakan jenis skala yang digunakan untuk mengukur variabel

penelitian, seperti sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang.

Variabel penelitaian yang diukur dengan skala ini dijabarkan menjadi indikator

variabel yang kemudian dijadikan titik tolak penyusunan item-item instrumen,

bisa berbentuk pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap item instrumen ini

memiliki gradasi dari tinggi (sangat positif) sampai terendah (sangat negatif).

b. Skala Semantic differential

Skala Semantic Differential berusaha mengukur arti objek atau konsep bagi

seoarang responden. Responden diminta untuk menilai suatu objek atau konsep

pada suatu skala yang mempunyai dua ajektif yang bertentangan.

c. Skala Numerik

Cara penilaian dengan skala numerik sama halnya dengan semantic differential.

Hanya saja pada cara ini menggunakan angka sebagai pilihan jawaban daripada

menggunakan penjelasan lisan untuk mengetahui pilihan jawaban.

Konstruksi kuesioner untuk mengukur tingkat kepentingan penduduk Kota Bandung

dalam hal ini digunakan Skala Likert. Sebelum kuesioner tersebut dugunakan dalam

survey, kuesioner atau alat ukur tersebut terlebih dahulu harus diperiksa reliability dan

validitynya. Pemeriksaan kedua hal tersebut dipaparkan di bawah ini.

Page 18: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 13

P01/15

5. PENGUJIAN ALAT UKUR ATAU KUESIONER

Pengujian alat ukur dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat ukur dapat

menjalankan fungsinya dengan baik. Suatu alat ukur dianggap dapat dianggap baik jika

alat ukur tersebut mampu memberikan hasil ukur yang konsisten dan mengukur sesuai

dengan apa yang ingin diukur. Pengujian keandalan alat ukur dilakukan melalui uji

validitas dan reliabilitas.

5.1 Analisis Validitas

Hubungan antara suatu pengukuran dengan suatu kriteria biasanya

digambarkan dengan nilai korelasi, yang disebut koefisien validitas. Validitas

menunjukkan sejauh mana suatu alau ukur dapat mengukur seusai dengan apa

yang ingin diukur. Menurut American Psychological Association ( 1985 ), ada

tiga tipe validitas, yaitu:

1. Content Validity

Content Validity menggunakan pembuktian secara logika yang mengukur

sejauh mana alat ukur telah mewakili semua aspek kerangka konseptual yang

diinginkan. Suatu tes atau pengukuran dikatakan memiliki content validity

apabila tes atau pengukuran tersebut memberikan gambaran yang memadai

mengenai domain konseptual yang dirancang untuk alat ukur tersebut.

2. Criterion-Related Vaidity

Criterion-Related Vaidity yaitu validitas yang berkaitan dengan relasi hasil

suatu alat tes dengan kriteria yang telah ditentukan. Terdapat dua tipe untuk

validitas ini yaitu : Concurrent vaidity, yang menunjukkan hubungan antara

alat tes dengan keadaan sekarang dan Predictive validity, yang menunjukkan

hubungan antara hasil pengukuran dengan keadaan yang akan datang.

3. Construct Validity

Construct validity adalah suatu metode pengujian validitas yang digunakan

untuk melihat hubungan antar hasil pengukuran dengan konsep teoritik yang

melatar belakanginya.

Page 19: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 14

P01/15

5.2 Analisis Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran. Pengukuran

yang memiliki reliabilitas tinggi, artinya pengukuran yang mampu

memberikan hasil ukur yang konsisten (reliable), dapat memberikan hasil

yang relatif sama jika dilakukan pengukuran yang berbeda waktunya.

Reliabiltas merupakan salah satu ciri atau karakter utama instrumen

pengukuran yang baik. Reliabiltas memberikan gambaran sejauh mana suatu

pengukuran dapat dipercaya, artinya sejauh mana skor hasil pengukuran

terbebas dari kesalahan pengukuran ( measurement error ).

Literatur mengenai reliabilitas dalam ilmu sosial sebagian besar berasal dari

tori pengukuran klasik dalam psikologi dengan menggunakan persamaan

dasar:

iii ex

dimana xi merupakan variabel terobservasi, ei merupakan error yang

didefinisikan sebagai iix , dan i adalah skor sebenarnya yang mendasari

variabel terobservasi xi. Metode-metode perhitungan reliabilitas dapat

dikelompokkan berdasarkan sumber-sumber galat pengukuran sebagai berikut

( Kaplan dan Saccuzo, 1993 ) :

1. Test res-test reliability

Metode perhitungan reliabilitas yang digunakan untuk mengetahui sumber-

sumber galat yang berkaitan dengan waktu. Metode ini dilakukan dengan cara

melakukan uji coba terhadap suatu alat tes pada dua kesempatan yang berbeda,

kemudian mengkorelasikan skor-skor hasil kedua tes tersebut.

2. Parallel form reliability

Metode reliabilitas yang digunakan untuk mengevaluasi galat yang dikaitkan

dengan penggunaan item-item tertentu. Metode ini digunakan untuk

membandingkan dua tes yang ekuivalen, yaitu dua bentuk tes yang

dikonstruksi berdasarkan aturan-aturan yang sama tetapi kedua bentuk tersebut

mempunyai item-item yang berbeda.

Page 20: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 15

P01/15

3. Internal consistency

Internal consistency merupakan suatu bentuk evaluasi terhadap suatu alat tes

tunggal dengan membagi tes tesebut ke dalam komponen-komponen dengan

cara sebagai berikut:

Split Half Methode ( Spearman Brown Correlation )

Yaitu metode pengukuran reliabilitas yang dilakukan dengan cara

memberikan suatu tes pada sejumlah individu dan kemudian tes tesebut

dibagi menjadi dua bagian yang sama besar, kemudian menbandingkan

kedua hasilnya.

Alpha Cronbach

Alpha Cronbach dapat diinterprestasikan sebagai koefisien korelasi antara

pengujian atau skala tersebut dengan pengujian atau skala yang memiliki

jumlah item yang sama. Koefisien Alpha Cronbach dihitung dengan

mengunakan rumus :

r).1k(1

r.k

Dimana :

α = koefisien reliabilitas alpha Cronbach

k = jumlah variabel manifes yang membentuk variabel laten

r

= rata-rata korelasi antar variabel manifest

6. ANALISIS KORESPONDENSI

6.1 Analisis Korespondensi

Analisis korespondensi ditemukan dan dikembangkan pertama kali tahun 1960-an

oleh Jean-Paul Benzécri dan kawan-kawan di Perancis. Analisis ini diartikan Sebagai

teknik penyajian data antar baris, antar kolom, dan antara baris dan kolom dari tabel

kontingensi (dua arah yang kemudian dapat diperluas untuk tabel kontingensi multi arah)

pada suatu ruang vektor berdimensi kecil dan optimal. Analisi ini juga didesain untuk

digunakan dalam pengembangan pengelompokan yang mewakili data frekuensi.

Page 21: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 16

P01/15

6.2 Sifat-sifat Dasar Analisis Korespondensi

Analisis ini juga mempunyai beberapa sifat dasar yang perlu diperhatikan

yaitu:

a) Dipergunakan untuk data non-metrik dengan skala pengukuran

nominal dan ordinal.

b) Bisa dipergunakan untuk hubungan non-linier.

c) Tidak ada asumsi tentang distribusi.

d) Tidak ada model yang dihipotesiskan.

e) Sebagai salah satu metode dalam eksplorasai data yang hasil akhirnya

dapat berupa hipotesis yang perlu di uji lebih lanjut.

f) Salah satu teknik struktur pengelompokan atau reduksi data.

6.3 Kelebihan dan Kekurangan Analisis Korespondensi

Analisis Korespondensi juga memiliki kelebihan dan kekurangan bila

dibandingkan dengan analisis lainya, yaitu:

a) Kelebihan

1) Sangat tepat untuk menganalisis data variabel kategori ganda yang

dapat digambarkan secara sederhana dalam data tabulasi silang.

2) Tidak hanya menggambarkan hubungan antar baris dengan kolom

tetapi juga antar kategori dalam setiap baris dan kolom.

3) Memberikan tampilan grafik gabungan dari kategori baris dan

kolom dalam satu gambar yang berdimensi sama.

4) Cukup fleksibel untuk digunakan dalam data matrik berukuran

besar.

b) Kekurangan

1) Analisis ini tidak cocok untuk pengujian hipotesis tetapi sangat

tepat untuk eksplorasi data.

2) Analisis ini kurang tepat bila dipakai untuk analisis data kuantitatif.

Page 22: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 17

P01/15

6.4 Metode Analisis Korespondensi

Diagram 3. Tahapan Analisis Korespondensi

Analisis masalah di R dan C

Tentukan matrik profil R (Baris) Tentukan matrik profil C (Kolom)

Tentukan total inersia titik baris

Trace[Dr(R-1cT)Dc-1(R-1cT)T]

Gunakan metoda generalisasi SDV

untuk baris

Pilih nilai eigen pertama dan

kedua (1dan 2) juga vektor eigen

(b1 dan b2) dimensi grafik yang

akan dipakai

Tentukan sumbu utama dari

kumpulan titik-titik baris

B=[b1 b2]

Tentukan koordinat utama profil

baris F=Dr-1AD

Tentukan total inersia titik kolom

Trace[Dc(C-1rT)Dr-1(C-1rT)T]

Gunakan metoda generalisasi SDV

untuk kolom

Pilih nilai eigen pertama dan

kedua (1dan 2) juga vektor eigen

(a1 dan a2) dimensi grafik yang

akan dipakai

Tentukan sumbu utama dari

kumpulan titik-titik kolom

A=[a1 a2]

Tentukan koordinat utama profil

baris G=Dc-1BD

Penyajian secara grafis

Nyatakan q buah nilai eigen (q) dalam proporsi nilai eigen (Persentase) yang

menggambarkan proporsi kualitas sumbu utama

Peta Persepsi

Gambarkan titik-titik koordinat dalam sistem sumbu dua dimensi untuk dua

sumbu utama

Page 23: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 18

P01/15

7. PRINCIPAL COMPONENT REGRESSION

7.1 Analisis Komponen Utama

Analisis komponen utama merupakan teknik statistik yang dapat digunakan untuk

menjelaskan struktur variansi-kovariansi dari sekumpulan variabel melalui beberapa

variabel baru dimana variabel baru ini saling bebas, dan merupakan kombinasi linier

dari variabel asal. Selanjutnya variabel baru ini dinamakan komponen utama

(principal component ). Secara umum tujuan dari analisis komponen utama

adalah mereduksi dimensi data dan untuk kebutuhan interpretasi. Salah satu tujuan dari

analisis komponen utama adalah mereduksi dimensi data asal yang semula terdapat p

variabel bebas menjadi k komponen utama (dimana k< p). Kriteria pemilihan k yaitu:1.

Proporsi kumulatif keragaman data asal yang dijelaskan oleh k komponen utama

minimal 80% , dan proporsi total variansi populasi bernilai cukup besar (Johnson, 2002).

Pemilihan nilai k berdasarkan scree plot (scree plot yaitu plot antara i dengan λi),

ditentukan dengan melihat letak terjadinya belokan dengan menghapus

komponen utama yang menghasilkan beberapa nilai eigen kecil membentuk pola garis

lurus (Rencher, 1998).

7.1 Pembentukan Komponen Utama

1. Regresi komponen utama yang dibentuk berdasarkan matriks kovariansi

Misal matriks P adalah matriks orthogonal dengan memenuhi persamaan

P1P = P P1,=I, karena W=XCP

Maka proses persamaan regresi linier berganda menjadi regresi komponen utama yaitu:

Y = XC +ε

Y = XC P1P +ε

Y = Wα +ε

Dengan XC merupakan matriks yang elemen-elemennya dikurang oleh rata-rata

(centered) dengan asumsi rata-rata nol dan variansi σ2, Y adalah variabel acak bebas, Wk

adalah suatu matriks berukuran nxk yangkolom-kolomnya terdapat komponen utama ke-

k, αk adalah vektor koefesien komponen utama berukuran kx1, dan ε adalah vektor

berukuran nxk

Page 24: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 19

P01/15

2. Komponen Utama Yang Dibentuk Berdasarkan Matriks Korelasi

Komponen utama ke-i ; Wi yang dibentuk berdasarkan variabel-variabel yang telah

dibakukan Z’ = (Z1, Z2,.........Zp).dengan cov(Z) =ρ didefenisikan sebagai berikut : .

Wi = ei1Z1 + ei2Z2+ ...+ eipZp i=1,2...p

Sementara itu, proporsi total variansi yang dapat dijelaskan oleh komponen ke –k

berdasarkan variabel bebas yang telah dibakukan didefenisiskan sebagai berikut:

Proporsi total varians populasi yang dijelaskan oleh komponen utama ke-k disingfkat

PTVP .

PTVP ..........(7)( )

k k

tr p p

Dengan λk =adalah eigen dari ρ , dan k = 1,2,…,p

Adapun cara pembentukan regresi komponen utama melalui analisis komponen utama

ada dua cara. Pertama, pembentukan komponen utama berdasarkan matriks kovariasi.

Kedua, pembentukan komponen utama berdasarkan matriks korelasi. Dalam penelitian ini

dipilih cara kedua.

Untuk menghasilkan susunan faktor yang paling optimal, maka dilakukan beberapa

tahapan pengolahan data secara iteratif (berulang) dan berurutan (sekuensial). Kriteria

untuk menentukan apakah susunan faktor yang dihasilkan pada suatu tahapan tertentu

merupakan susunan yang paling optimal adalah sebagai berikut:

• Eigenvalue bernilai lebih dari 1 (satu);

• Total variance explained ditetapkan bernilailebih besar daripada 60 %;

• Loading factor setiap item atau variabel teramati pada Pattern Matrix bernilai

lebih besar dari pada 0,4.

Jika pada suatu tahapan kalkulasi faktor ternyata terjadi setidaknya salah satu dari 3 (tiga)

kriteria di atas yang tidak dipenuhi, maka tahapan iteratif dan sekuensial selanjutnya

dilaksanakan. Variabel yang memiliki nilai absolut loading terkecil akan dikeluarkan dari

data dan dilanjutkan dengan eksekusi program terhadap variabel-variabel tersisa di data.

Tahapan ini dilakukan secara iteratif dan sekuensial sampai dihasilkan susunan faktor

yang memenuhi ketiga kriteria di atas.

Page 25: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 20

P01/15

Susunan faktor dinyatakan optimum jika nilai total variance explained minimal 60 persen

dan semua loading pada pattern matrix minimal 0,4. Dari kalkulasi pertama dengan

metode ini mengharuskan beberapa item di kuesioner dihapus dari data karena nilai

absolut loading-nya di bawah 0.4. Proses demikian dilakukan secara berulang hingga

diperoleh hasil optimal.

8. SAMPLING

8.1 SAMPLING ACAK SEDERHANA

Sampling acak sederhana merupakan bentuk yang paling dasar dari jenis sampling

peluang yang memberikan dasar teori untuk proses sampling peluang lainnya yang lebih

komplek. Sampling Acak Sederhana ini merupakan suatu proses memilih satuan sampling

dari populasi sedemikian rupa sehingga setiap satuan sampling dalam populasi

mempunyai peluang yang sama besar untuk terpilih ke dalam sampel dan peluang itu

diketahui sebelum pemilihan dilakukan.Terdapat dua cara dalam pengambilan sampling

acak sederhana ini, yaitu dengan pengembalian (with replacement), yang mana dalam

proses ini adanya kemungkinan bahwa suatu unit akan terpilih lebih dari satu kali dan

tanpa pengembalian (without replacement) yang mana semua unit yang terpilih tidak akan

ada yang sama.

Sampling Acak Sederhana dengan pengembalian yang berukuran n dari populasi yang

berukuran N unit dapat digambarkan sebagai n buah sampel independen yang berukuran

1. Satu unit dipilih secara acak dari populasi menjadi unit sampel yang pertama, dengan

peluang 1/N. Prosedur ini diulang sampai diperoleh sampel yang berukuran n unit, yang

mana bisa terjadi duplikasi unit sampling.

Proses sampling dengan Sampling Acak Sederhana digunakan apabila memenuhi

beberapa kondisi sebagai berikut :

1. Variabel yang akan diteliti keadaannya relatif homogen dan tersebar merata di

seluruh populasi.

2. Apabila bisa disusun secara lengkap kerangka sampling yang menyangkut setiap

satuan pengamatan yang ada dalam populasi.

Page 26: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 21

P01/15

Keuntungan dan Kerugian Sampling Acak Sederhana

Keuntungan dari digunakannya Simple Random Sampling adalah memiliki bentuk-bentuk

rumus yang sederhana, tidak memerlukan pembobotan, dan semua rumus statistika bisa

digunakan.

Kerugiannya :

1. Ada kemungkinan bahwa sekalipun menggunakan randomisasi, satuan sampling

yang terpilih tidak tersebar merata atau randomisasi tidak menjamin 100% bahwa

pemilihan keadaannya menyebar merata.

2. Apabila ukuran populasi besar dan ukuran sampel besar maka pemilihan secara

simple random sampling secara manual menyulitkan.

Proses Memilih Melalui Sampling Acak Sederhana

Dalam pemilihan unit sampling melalui sampling Acak Sederhana, diperlukan adanya

kerangka sampling yang tersusun secara lengkap. Setiap satuan sampling dalam kerangka

sampling tersebut diberi nomor urut dan banyaknya angka dalam nomor-nomor tersebut

sama untuk setiap satuan sampling.

Langkah:

1. Tentukan secara tegas Populasi sasaran

2. Buat Kerangka sampling

3. Tentukan ukuran sampel n

4. Lakukan proses pengambilan sampel secara Acak

Menentukan Ukuran Sampel

Setelah peneliti menentukan tujuan dari penelitiannya, maka selanjutnya perlu diambil

keputusan apakah akan dilakukan sensus atau sampling. Apabila proses yang akan

dilaksanakannya adalah sampling, maka diperlukan adanya suatu ketegasan berapa

ukuran sampel minimal yang sebaiknya diambil. Jika parameter yang akan ditaksir adalah

proporsi dan tipe sampling Sampling Acak Sederhana, maka ukuran sampel bisa

diperoleh melalui persamaan

berikut :

dengan

Page 27: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 22

P01/15

Untuk menghitung ukuran sampel, sebelumnya estimasi berapa proporsi populasi , dan

bound of error . Pada prakteknya kita tidak tahu berapa nilai , sehingga jika kita tidak

mempunyai informasi prior tentang nilai , kita dapat menggunakan .

8.2 SAMPLING ACAK BERSTRATA

Salah satu metoda pengambilan sampel lain disamping Sampling Acak Sederhana adalah

Sampling Acak Bestrata. Mengapa? The perception survey is not as simple as we think.

The the threat is biased sample resulted from ‘stupid random sampling’. Those threat

exist in every survey.That is why wewe name simple random sampling as stupid. We must

always stratify.Problem is stratify on what?Pilot survey should answer it.Itulah sebabnya

dalam penelitian ini tim memutuskan untuk melakukan pilot survey.

Sampling ini dilakukan apabila dalam keadaan tertentu Sampling Acak Sederhana kurang

baik untuk digunakan karena akan memberikan presisi suatu taksiran yang rendah. Untuk

itu kita perhatikan kasus yang berikut. Misalkan di suatu daerah, pendapatan masyarakat

bersifat heterogen, yakni ada yang tergolong “tinggi, menengah, atau rendah”, dan

melalui Sampling Acak Sederhana akan diambil sampel dalam usaha menaksir rata-rata

pendapatan masyarakat tersebut, maka ada kemungkinan yang terambil ke dalam sampel

walaupun dilakukan secara acak, kebanyakan atau hanyalah mereka yang tergolong

berpenghasilan rendah. Bila rata-rata pendapatan dihitung dari sampel ini, maka ratarata

tadi akan merupakan taksiran yang rendah (under estimate).

Telah diketahui bahwa metoda pengambilan sampel yang dilakukan dalam rangka

menaksir parameter populasi adalah metode yang dapat memberikan presisi suatu taksiran

yang tinggi. Diketahui pula bahwa presisi suatu taksiran diukur oleh galat baku dari

taksiran tersebut. Dari rumus galat baku-galat baku yang sudah kita kenal, dalam

Sampling Acak Sederhana, Tampak bahwa besar kecilnya galat baku antara lain

bergantung pada ukuran sampel. Makin besar ukuran sampel menyebabkan makin

kecilnya galat baku suatu penaksir, yang juga berarti semakin tinggi presisi penaksir

tersebut. Selain itu, variasi data, yang diukur oleh S2, juga bisa menentukan besarnya

galat baku. Dari rumus galat baku rata-rata misalnya, tampak bahwa makin besar harga S2

(artinya karakteristik populasi heterogen) akan juga menyebabkan makin besarnya galat

baku. Sebaliknya, semakin kecil (karakteristik populasi relative homogen) akan

Page 28: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 23

P01/15

menghasilkan galat baku yang kecil. Dengan demikian Sampling Acak Sederhana akan

memberikan presisi yang tinggi apabila karakteristk populasi bersifat homogen. Dalam

kasus ini, tampak bahwa pendapatan bersifat heterogen yang berarti varians pendapatan,

S2, juga akan besar. Oleh karena itu, apabila sampel diambil melalui Sampling Acak

Sederhana, akan memberikan presisi yang rendah.

Masuk akal kiranya, agar diperoleh presisi yang tinggi, sampel yang terambil haruslah

sampel yang didalamnya berisi misalnya, masyarakat yang dari semua golongan

pendapatan. Sampel seperti ini dapat diperoleh melalui Sampling Acak Bestrata. Dalam

Sampling Acak Bestrata populasi N dibagi ke dalam beberapa kelompok sedemikian

sehingga setiap kelompok mempunyai karakteristik yang homogen. Kelompok-kelompok

semacam ini disebut strata (tunggalnya disebut stratum) dan dalam masing-masing

stratum sampel diambil secara acak, yakni dengan Sampling Acak Sederhana. Proses

pembagian populasi ke dalam beberapa strata

disebut stratifikasi. Dalam kasus sebelumnya, populasi dibagi dalam tiga strata, stratum

pertama adalah masyarakat yang tergolong berpenghasilan tinggi, stratum kedua yang

berpenghasilan menengah, dan stratum ketiga masyarakat yang berpenghasilan rendah.

Prosedur Pengambilan Sampel

Seperti sudah dijelaskan, bahwa pembentukan strata atau stratifikasi dimaksudkan untuk

meningkatkan presisi suatu taksiran. Menigkatnya suatu presisi akan bergantung kepada

derajat homogenitas yang dicapai dalam strata, atau dapat pula dikatakan bergantung pada

seberapa besar variabilitas karakteristik yang akan diukur direfleksikan diantara strata.

Hal ini tentu saja pada gilirannya bergantung kepada efektifitas pembentukan strata.

Dalam membentuk batas-batas stratum, perlu mengumpulkan semua informasi yang dapat

menolong mengklasifikasikan unit-unit menjadi kelompok-kelompok populasi yang satu

sama lain berbeda. Data masa lalu, intuisi, pertimbangan para ahli di lapangan, atau

kejelian seseorang dalam menerka dengan baik, semuanya bisa digunakan secara efektif

dalam membentuk atau membedakan strata satu dengan yang lainnya.

Apabila secara cermat strata sudah terbentuk, maka sampel untuk masing-masing stratum

dipilih melalui metode Sampling Acak Sederhana. Karena dilakukan dengan metode

Sampling Acak Sederhana, maka tentunya harus tersedia kerangka sampling dalam setiap

stratum. Apabila sudah tersedia, maka dari N1, N2, …, NL unit diambil sampel secara

Page 29: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 24

P01/15

acak, katakan berukuran n1, n2, …, nL sehingga ukuran sampel yang dibutuhkan, yakni, n

= n1 + n2 + … + nL merupakan golongan ukuran-ukuran sampel setiap stratum.

Untuk lebih jelasnya, selanjutnya akan diuraikan langkah kerja dalam membentuk strata

untuk sebuah populasi sebagai berikut :

1. Tentukan populasi sasaran dan tentukan populasi secara keseluruhan (N)

2. Berdasarkan variabel tertentu (kriteria tertentu), populasi dibagi-bagi ke dalam L

buah strata.

3. Untuk setiap strata lakukan pendaftaran satuan sampling sehingga untuk setiap

strata diperoleh kerangka sampling masing-masing dengan ukuran strata masing-

masing.

4. Dari populasi tersebut kemudian ditentukan ukuran sampel n yang disebut overall

sample size. Menentukan ukuran sampel n tentu saja harus berdasarkan kriteria

tertentu.

5. Ukuran sampel sebesar n selanjutnya dialokasikan (disebarkan) ke seluruh strata,

yang kemudian disebut alokasi sampel (sample allocation)

6. Dari setiap stratum kemudian dipilih satuan sampling melalui teknik Sampel Acak

Sederhana.

Oleh karena dari setiap stratum dilakukan secara Sampling Acak Sederhana, maka

keseluruhan proses disebut Sampling Acak Berstrata.

Menentukan Ukuran Sampel

Sebagaimana telah diketahui, banyak sekali faktor yang ikut menentukan ukuran sampel,

dua diantaranya adalah tergantung kepada parameter yang akan ditaksir dan tergantung

kepada tipe samplingnya.

Jika parameter yang akan ditaksir adalah proporsi dan tipe sampling Sampling Acak

Berstrata, maka ukuran sampel bisa diperoleh melalui persamaan

berikut :

Dengan adalah proporsi alokasi sampel di stratum ke- , adalah proporsi populasi di

stratum ke- , dan .

Page 30: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 25

P01/15

9. Formula Penghitungan Indeks Kepuasan

Perhitungan Indeks Kepuasan masyarakat tingkat Kota Bandung mengikuti formula

sebagaimana dilakukan Bappeda Kota Bandung dan BPS Kota Bandung dalam dokumen

“INDEKS KEBAHAGIAAN KOTA BANDUNG TAHUN 2014. Indeks kepuasan

merupakan indeks komposit yang diukur secara tertimbang dan mencakup indicator

kepuasan individu terhadap 22 aspek pembangunan yang signifikan menurut persepsi

masyarakat. Ke-22 aspek pembangunan yang secara bersama-sama merefleksikan tingkat

kepuasan individu meliputi:

1. Kelayakan Kendaraan Angkutan Umum

2. Memicu Kerawanan di Angkutan Umum

3. Fungsi Pengaman Lalu-lintas

4. Kondisi Jalan

5. Keamanan

6. Penanganan Sampah

7. Pemenuhan Air Bersih

8. Penataan Pasar tradisional dan pertokoan

9. Kinerja Pelayanan

10. Kejelasan persyaratan dan akurasi pendataan

11. Penyalahgunaan Wewenang

12. Perumahan

13. Ketertiban sosial setempat

14. Akses menuju pelayanan kesehatan

15. Penegakan Aturan

16. Pengentasan Banjir

17. Penertiban PKL

18. Bantuan Wirausaha

19. Ketertiban Sosial Kota

20. Kesejahteraan pekerja

21. Tingkat Pengangguran

22. Pengelolaan Parkir

Page 31: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 26

P01/15

Bobot tertimbang setiap aspek terhadap indeks kepuasan dihitung secara proporsional

berdasarkan sebaran data menggunakan metoda komponen utama .Pengukuran indeks

kepuasan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Penghitungan penimbang setiap aspek pembangunan

Penimbang bagi setiap aspek dihitung berdasarkan nilai loading factor aspek tersebut

dan nilai rotation sums of squared loading (% of Variance) pada factor yang

terbentuk.Penghitungan penimbang bagi tiap aspek dilakukan dalam 2 tahap, yaitu:

a. Penghitungan penimbang tiap aspek dalam factor dengan formula

Dimana :

B = nilai Penimbang

LF = nilai loading factors

RLF = rata-rata loading factor dalam satu faktor

RSL = nilai rotation sums of squared loading (% of variance)

b. Penghitungan Penimbang berstandarisasi

Dimana :

b = nilai penimbang berstandarisasi;

B = nilai Penimbang;

JB = Jumlah semua penimbang

2. Pengukuran Indeks setiap individu

Dimana :

= nilai indeks kepuasan individu ke-a;

Page 32: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 27

P01/15

= nilai penimbang terstandarisasi variabel ke i;

= nilai jawaban variabel ke-i, individu ke a

3. Pengukuran Indeks agregat

Dimana :

= Indeks kepuasaan agregat;

= jumlah semua nilai indeks kepuasan individu;

= Jumlah sampel/individu

4. Pengukuran Indeks Kepuasan

Hasil pengukuran indeks pada tahap 3 memiliki skala 1 sampai dengan 5,jika

dikonversi ke dalam skala 0-100, maka digunakan formula sebagai berikut:

Dimana :

= Indeks kepuasaan hidup skala 0-100;

= Indeks kepuasaan hidup skala 0-5;

Range = Nilai terbesar dikurangi nilai terkecil

10. Dari Data ke Keputusan Prioritas

Sistem pengukuran terbaik hanya dapat menyediakan informasi, ia tidak dapat

memberikan keputusan bagi kita. Proses pergerakan dari informasi ke pengambilan

keputusan sangat bertumpu pada analisis importance-performance sebagaimana

diperlihatkan pada matriks Tabel 1

Page 33: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 28

P01/15

Tabel 1. Strategic Satisfaction Matrix

8.1 Analisis Strategi Peningkatan Kepuasan Pelanggan Menggunakan

Importance & Performance Matrix

Matrix ini terdiri dari 4 kuadran : Kuadran pertama terletak di sebelah kiri atas,

Menurut analisis ini, wilayah kinerja program-program atau aspek-aspek yang perlu

ditingkatkan yang bersifat most cost- effective adalah wilayah yang dipersepsi penting

oleh penduduk dan pada saat yang sama kinerja pemerintah kota berada pada tingkat yang

buruk. Pemerintah Kota Bandung harus mengidentifikasi wilayah prioritas ini,

mempunyai impak yang tinggi terhadap kepuasan masyarakat dan berkinerja rendah.

Menggunakan strategic satisfaction matrix diperoleh kategori-kategori satisfaction

drivres.Matrix mengidentifikasi empat kategori performance driver dengan implikasi aksi

manajerial berbeda.

Strategi yang dapat dilakukan berkenaan dengan posisi masing-masing variable pada

keempat kuadran dapat dijelaskan sebagai berikut :

Kuadran 1: High Impact –Strong Performance (Maintain Performance-Keep

Up the Good Work)

Competitive Advantage Selanjutnya disingkat CA. Merupakan keunggulan

kompetitif Pemerintah Kota Bandung. Ini adalah wilayah yang memuat factor-

faktor yang dianggap penting oleh penduduk dan penduduk mempersepsi factor-

faktor tersebut sudah sesuai dengan yang dirasakannya sehingga tingkat

kepuasannya relative lebih tinggi. Variabel-variabel yang termasuk dalam kuadran

ini harus tetap dipertahankan karena semua variable ini menjadikan program-

program tersebut unggul dimata penduduk Bandung.

Page 34: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 29

P01/15

Kuadran 2 : High Impact-Weak performance (attributes to improve atau

Focus-Opportunity)

Competitive Vulnerability Selanjutnya disingkat CV. Merupakan titik lemah

pemrintah Kota Bandung. Ini adalah wilayah yang memuat factor-faktor yang

dianggap penting oleh penduduk Bandung tetapi pada kenyataannya factor-faktor

ini belum sesuai seperti yang diharapkan (tingkat kepuasan yang diperoleh masing

sangat rendah). Variabel-variabel yang masuk dalam kuadran ini harus

ditingkatkan, pemerintah kota harus melakukan perbaikan secara terus-menerus

sehingga performance variable yang ada dalam kuadran ini meningkat.

Kuadran 3 : Low Impact-strong Performance (Low Importance-Low

Priority)

Pada Kuadran ini pemerintah disarankan untuk membuat program Maintain atau

Reduce Investment , selanjutnya disingkat MRI. Ini adalah wilayah yang memuat

factor-faktor yang dianggap kurang penting oleh pelanggan dan dirasakan terlalu

berlebihan. Variabel-variabel yang termasuk dalam kuadran ini dapat dikurangi

agar pemerintah kota dapat melakukan efisiensi. Hati-hati membuat keputusan di

wilayah ini karena kategori ini bisa memuat satisfaction drivers yang dalam

persepsi penduduk merupakan hal mendasar dan diperlukan sehingga jika terjadi

reduksi kinerja berdampak pada kepuasan penduduk

Kuadran 4 : Low Impact-weak performance

Kuadran ini menggambarkan situasi dalam hal program atau factor-faktor

dipersepsi kurang penting oleh penduduk dan kinerja pemerintah juga dipersepsi

tidak terlalu istimewa. Peningkatan variable-variabel yang termasuk dalam

kuadran ini dapat dipertimbangkan kembali karena pengaruhnya terhadap manfaat

yang dirasakan oleh penduduk sangat kecil, tidak perlu mengalokasikan dana

besar di wilayah ini. Fenomena ini disebut Inconsequential dan pemerintah

disarankan Don’t waste the resources, selanjutnya disingkat IDWR

Page 35: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 30

P01/15

Critical Review Tim Laboratorium Quality Control:

Menurut pendapat kami fenomena IDWR dan MRI bersifat tidak logis,

mengapa?”How can we say ‘good’ or ‘bad’to the things that are not important to

us?. The logic is , if one thing is unimportant then we ignorant, unobserved that

thing.If we unobserved then we can not make statement about that thing.So our

opinion is the people statement is illogical, thus not worth thinking of. Those

phenomena should not exist . If they are resulted from a research then the

reaearcher does not understand psychologic and does not design his research

properly, thus his research invalid. Cells of IDWR and MRI should not exist. Will

you ask my opinion on something that I do not pay attention to it? I will

not.Someone’s quality perception about something that he does not pay attention

to is not worth hearing.So ther are only 3 cells:Unimportant, important-low

quality, important-high quality.The cells IDWR and MRI should be merged and

the questionnaire should also be designed in that way.

Page 36: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 31

P01/15

BAB III. STRATEGI, METODOLOGI DAN HASIL

1. STRATEGI

Strategi yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan di atas ialah sebagai berikut :

a. Gunakan gabungan dua persepektif yaitu pendekatan Customer Lens dan

Producer Lens.

b. Persuasi responden untuk mengungkapkan secara bebas tentang tingkat

kepentingan dan keluhan penduduk.

c. Segmentasi penduduk berdasarkan variabel Demografi dan Geografi dilakukan

agar seluruh lapisan masyarakat terwakili dalam sampel. Dengan segmen yang

terbentuk ialah sebagai berikut :

Tabel 2 : Segmentasi Penduduk Berdasarkan Geografi-demografi

DAERAH USIA

7-12 13-16 17-21 22-30 31-55 56-75

Wiraswasta PNS Ibu

Rumah

Tangga

Lainnya

1. Sukasari, Andir,

Cicendo, Sukajadi.

Segmen

1

Segmen 2 Segmen

3

Segmen

4

Segmen

5

Segmen

6

Segmen

7

Segmen

8

Segmen

9

2. Coblong, Cidadap,

Bandung Wetan,

Cibeunying Kidul,

Cibeunying Kaler,

Sumur Bandung.

Segmen

10

Segmen

11

Segmen

12

Segmen

13

Segmen

14

Segmen

15

Segmen

16

Segmen

17

Segmen

18

3. Batununggal,

Lengkong,

Kiaracondong

Segmen

19

Segmen

20

Segmen

21

Segmen

22

Segmen

23

Segmen

24

Segmen

25

Segmen

26

Segmen

27

4. Antapani,

Arcamanik, Cibiru,

Ujung Berung,

Panyileukan,

Cinambo,

Mandalajati.

Segmen

28

Segmen

29

Segmen

30

Segmen

31

Segmen

32

Segmen

33

Segmen

34

Segmen

35

Segmen

36

5. Regol, Bandung

Kidul, Buahbatu,

Rancasari, Gedebage

Segmen

37

Segmen

38

Segmen

39

Segmen

40

Segmen

41

Segmen

42

Segmen

43

Segmen

44

Segmen

45

6. Babakan Ciparay,

Bojongloa Kaler,

Astana Anyar,

Bandung Kulon,

Bojongloa Kidul.

Segmen

46

Segmen

47

Segmen

48

Segmen

49

Segmen

50

Segmen

51

Segmen

52

Segmen

53

Segmen

54

Page 37: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 32

P01/15

2. METODOLOGI

Strategi tersebut di atas akan diimplementasikan dalam empat tahap sebagai berikut :

Page 38: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 33

P01/15

Diagram 4. Metodologi Survey

Akses Data sensus penduduk Kota Bandung 2010

Identifikasi Segmen dan Objek Survey

Teknik Survey

Desain Protokol Wawancara

Protokol Wawancara

Desain Kuesioner

Expert opinion

Rekomendasi

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4

Analisis P-I Persegmen

Analisis

Missmatch proker

Kuesioner

Identifikasi aspek2

pembangunan

Reduksi Segmen

Survey Utama

Test Kuesioner

Survey Pertama (CL)

Critical Incident Approach

Test Protokol Wawancara

Penetapan Sampel Survey 1

Indeks kepuasan

Indeks Kinerja dan dampak

Aspek

Indeks Kinerja dan dampak

Atribut

Penentuan Sampel Survey Utama

Page 39: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 34

P01/15

Tahap 1 : Persiapan survey customer lens

Sifat : Pengkajian internal sebelum survei.

Langkah : 1. Identifikasi variabel segmen yang mungkin.

2. Perancangan teknik survey.

3. Desain protokol wawancara

4. Test protokol wawancara.

5. Penetapan sampel untuk survei customer lens

Perancangan dan desain protokol wawancara dilakukan sesuai dengan yang tercantum

dalam Bab II, Butir 2.1 sampai dengan 2.5.

Test protokol wawancara dilakukan dua tahap. Pertama adalah uji alfa dimana protokol

wawancara yang telah dibuat dikaji terlebih dahulu secara internal. Kedua adalah uji

beta dimana protokol yang sudah lulus uji alfa di cobakan terlebih dahulu ke tiga orang

responden.

Penentuan sampel customer lens. Dipilih sampel yang beranggotakan 540 orang

responden untuk 54 segmen, terbagi atas 10 responden untuk setiap segmen

Tahap 2 : Pelaksanaan survey customer lens

Sifat : Sampel kecil, pertanyaan terbuka, diskusi persuasif dengan responden.

Langkah : 1. Melakukan survey customer lens.

2. Identifikasi aspek-aspek pembangunan

3. Critical Incident Approach.

4. Reduksi segmen

5. Penetapan sampel untuk survei utama.

Survey customer lens dilakukan sesuai dengan yang tercantum dalam Bab II, Butir 2.6.

Critical Incident Technique dilakukan sesuai dengan yang tercantum dalam Bab II,

Butir 2.7 sampai dengan 2.10.

Reduksi segmen dilakukan dengan menggunakan teknik Correspondence Analysis,

sehingga memungkinkan reduksi segmen secara otomatis (objektif).

Penentuan sampel untuk survei utama menggunakan teknik Stratified random

sampling. Sebagai anggota sampel, masing-masing 21 responden dari setiap RT

terpilih.

Page 40: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 35

P01/15

Tahap 3 : Pelaksanaan survey reduksi segmen

Sifat : Sampel kecil, pertanyaan tertutup, pengisian kuesioner oleh responden.

Langkah : 1. Desain kuesioner.

2. Test kuesioner.

3. Pelaksanaan survei utama.

4. Indeks kepuasan.

5. Indeks kinerja dan dampak aspek

Desain kuesioner dilakukan sesuai dengan yang tercantum dalam Bab II, Butir 3.

Test kuesioner dilakukan dua tahap. Pertama adalah uji alfa dimana kuesioner yang

telah dibuat dikaji terlebih dahulu secara internal. Kedua adalah uji beta dimana

kuesioner yang sudah lulus uji alfa di cobakan terlebih dahulu ke tiga orang responden.

Survei reduksi segmen dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang telah lulus uji

beta. Survei ini dilakukan terhadap 540 responden hasil penetapan sampel survei

reduksi segmen dan pengumpulan data dilakukan oleh 10 orang surveyor yang sudah

dilatih pada tahap kedua.

Reduksi Segmen

Reduksi segmen dilakukan dengan menggunakan data hasil CIT. Teknik analisis

korespondensi digunakan, karena data yang dianalisis berbentuk kategori, sehingga

memungkinkan reduksi segmen secara otomatis (objektif), Variabel hasil CIT yang

digunakan adalah umur, pekerjaan, daerah, dan banyaknya komentar. Tabulasi silang

banyaknya komentar dari variabel umur, pekerjaan, dan daerah ditampikan pada Tabel

1, dan peta hasil analisis korespondensi ditampilkan pada Diagram 5.

Tabel 3 : Tabulasi silang banyak komentar berdasarkan variabel umur, pekerjaan, dan daerah

Umur Pekerjaan Daerah

1 2 3 4 5 6

17-21 36 36 27 57 51 23 22-30 30 32 43 15 43 41 31-55 PNS 15 41 6 14 21 25 31-55 Wiraswasta 27 44 23 38 67 5 31-55 IRT 42 36 44 22 39 11 31-55 Lainnya 38 49 51 25 50 6 56-75 44 22 34 41 51 33

Page 41: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 36

P01/15

Diagram 5 : Peta Segmentsi Hasil Analisis Korespondensi

Peta hasil analisis korespondensi memperlihatkan bahwa Daerah 1, 2, dan 5 relatif

sama, sedangkan Daerah 3, 4, dan 6 berbeda nyata. Cakupan kecamatan di daerah 1, 2,

dan 5 sama dengan wilayah 1, 2, 7, dan 8, daerah 3 sama dengan wilayah 4, daerah 4

sama dengan wilayah 5, dan 6, daerah 6 sama dengan wilayah 3. Pengelompokan 8

wilayah menjadi 4 area dihasilkan berdasarkan pemetaan proporsi insiden untuk suatu

wilayah berdasarkan umur dan pekerjaan tertentu secara simultan. Dengan demikian

segmen yang terbentuk tetap merupakan paduan variabel geografis dan demografis,

sehingga segmen yang terbentuk yaitu:

Segment/Area Kecamatan

1

Sukasari, Andir, Cicendo, Sukajadi, Cidadap, Coblong, Bandung

Wetan, Sumur Bandung, Cibeunying Kidul, Cibeunying Kaler,

Bandung Kidul, Buah Batu, Gedebage, dan Rancasari.

2 Regol, Lengkong, Kiaracondong, dan Batununggal.

3 Arcamanik, Mandalajati, Antapani, Ujung Berung, Cibiru, Cinambo,

dan Panyileukan.

4 Bandung Kulon, Babakan Ciparay, Bojongloa Kaler, Bojongloa

Kidul, Astanaanyar.

Page 42: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 37

P01/15

Penentuan Sampel Survei Utama

Metoda sampling yang digunakan adalah two stage stratified random sampling.

Stratified random sampling pertama digunakan untuk menetukan banyaknya responden

di empat area dengan bound of error dan koefisien kepercayaan sebesar 2% dan 95%,

sedangkan stratified random sampling kedua digunakan untuk memilih responden di

setiap area dengan ukuran sampel, bound of error, dan koefisien kepercayaan

ditampilkan pada Tabel 4.

Tabel 4 : Ukuran sampel per area

Segment/Area Populasi Margin

Error

Tingkat

kepercayaan

1 817.612 3.29% 95%

2 365.472 4.88% 95%

3 331.444 5.14% 95%

4 334.076 5.14% 95%

Total 1.848.604 2.00% 95%

Randomisasi dilakukan dengan cara mengambil sampel random sebanyak 10% RT di

setiap Area, selanjutnya sampel random tehadap penduduk dilakukan pada setiap RT.

Pengambilan sampel disetiap RT dilaksanakan dengan cara berkoordinasi dengan

pengurus RT dan pemilihan responden diselenggarakan berdasarkan Dokumen KK

yang tersedia pada pengurus RT. Adapun proporsi dan ukuran sampel secara lengkap

ditampilkan pada Tabel 4. Proporsi penduduk berdasarkan variabel demografi diolah

dari dokumen hasil Sensus Penduduk Kota Bandung tahun 2010.

Tabel 5 : Ukuran sampel per RT

UMUR PEKERJAAN

Sebaran

respondenPer-RT

Proporsi n

17-21

9.85% 2

22-30

24.85% 5

31-55 PNS 4.71% 1

31-55 Wiraswasta 1.18% 1

31-55 Ibu Rumah Tangga 0.36% 1

31-55 Lainnya 43.42% 8

56-75

15.62% 3

Total 100% 21

Page 43: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 38

P01/15

BAB IV. FAKTA DAN INTERPRETASI HASIL SURVEI

IV.1 FAKTA HASIL SURVEI

Pendahuluan

Survey pendahuluan (pilot survey) terhadap 540 penduduk Bandung diselenggarkan pada

2 Juli sampai dengan 14 Juli 2015 menggunakan CIT.dan di hasilkan 1398 insiden atau hal

yang menjadi concern warga Bandung. Insiden-insiden tersebut kemudian dikategorisasi

secara subjektif ke dalam 24 aspek dan menghasilkan 95 atribut atau item yang menjadi

masukan untuk konstruksi kuesioner.

Survei persepsi masyarakat terhadap pembangunan di Kota Bandung telah melakukan

penggalian data yang digelar diseluruh wilayah administratif Kota Bandung pada tanggal

29 Oktober sampai dengan 14 November Tahun 2015. Survei dilakukan menggunakan

desain Three Stage Stratified random sampling, margin eror tidak lebih daripada 5%.

Survey utama ini menerapkan teknik wawancara langsung terhadap warga Bandung

dilakukan menggunakan kuesioner berisikan 24 aspek dan 95 atribut berdasarkan hasil

survey pendahuluan.

Selanjutnya 24 aspek tersebut masing-masing diolah menggunakan metoda Komponen

Utama untuk mendapatkan aspek-aspek baru yang objektif. Metoda komponen utama

membuat proses objektif dengan mengolah data penilaian warga Bandung sebagai

responden . Metoda Komponen utama yang dilakukan menerapkan teknik analisis faktor

dengan kriteria keberhasilan sebagai berikut:

Eigenvalue bernilai lebih dari 1 (satu);

Total variance explained ditetapkan bernilailebih besar daripada 60 %;

Loading factor setiap item atau atribut atau variabel teramati pada Pattern

Matrix bernilai lebih besar dari pada 0,4.

Teknik rotasi yang dipilih adalah varimax dan manjemen data hilang menggunakan opsi

pairwaise dengan pertimbangan responden yang tidak tahu terhadap item dalam kuesioner

dinyatakan tidak memberikan nilai.

Page 44: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 39

P01/15

Pengolahan data menggunakan prosedur di atas menghasilkan 45 aspek objektif dari kaca

mata warga. Hasil kategorisasi ini ini memperbaiki 24 kategori awal yang ditetapkan

secara subjektif. Manfaat 45 Kategori hasil analisis faktor, di samping bersifat objektif

juga memberikan kemudahan dalam arah perbaikan.

Analisis data memberikan hasil-hasil sebagai berikut:

1. Nilai Indeks Kinerja Walikota Bandung 2015

Tabel 6 : Indeks kinerja Walikota

Skala yang digunakan untuk menilai kinerja walikota berdasarkan persepsi penduduk

Kota Bandung adalah skala 1-5. Nilai rating 3 sebagai nilai tengah yang menentukan

arah persepsi penduduk . Tabel 6 menunjukkan bahwa Walikota Bandung memiliki

skor persepsi penduduk yang positif . Hal ini berarti penduduk Kota Bandung menilai

kinerja walikota Bandung sudah memuaskan mereka.

Mengacu pada kategori-kategori yang dijelaskan dalam Keputusan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman

Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah,

dan konsep indeks yang menjamin skor terendah berindeks nol dan skor tertinggi

berindeks 100 maka kategori kinerja pemerintah Kota Bandung adalah Baik. Berikut

adalah Tabel kategori Indeks kinerja .

Tabel. 7 Kategori Indeks Kinerja

Nilai interval IKM

MenPan [skala 1-4]

Nilai interval

konversi IKM

[Skala 1-5]

Mutu Pelayanan Kinerja

25 – 43,75 0 – 25 D Tidak Baik

43,76 – 62,50 25,01 – 50 C Kurang Baik

62,51 – 81,20 50,01 – 75 B Baik

81,21 – 100 75,01 – 100 A Sangat Baik

Catatan: IKM: Indeks Kepuasan Masyarakat

Rating Index

3.9349 73.37249

Page 45: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 40

P01/15

2. Indeks Kepuasan Penduduk Kota Bandung

Survei menghasilkan Indeks kepuasan masyarakat Kota Bandung dalam skala kota

sebesar 50,70% pada skala 0-100. Berdasarkan Tabel kategori indek kinerja maka

masyarakat Kota Bandung mempunyai persepsi yang tergolong dalam kategori BAIK

dalam menilai kinerja pemerintahnya. Capaian tersebut harus disikapi secara bijak

dengan mempertimbangkan angka margin error sebesar 2% dan tingkat konfidens

95%. Dalam tingkat populasi terdapat peluang 5% angka capaian indeks kepuasan di

atas berada di bawah 50,70% dan tergolong dalam kategori KURANG BAIK. Skor

indeks kepuasan yang dicapai memberi indikasi bahwa pemerintah kota Bandung

masih harus bekerja keras untuk keluar dari skor psikologis seperti ini. Kondisi ini juga

terjadi di 4 area dalam tingkat Kecamatan.

Pada bagian-bagian berikut kami sampaikan berbagai informasi yang dapat digunakan

untuk meningkatkan angka indeks kepuasan warga Bandung.

Selanjutnya mengacu pada hasil analisis segmentasi persepsi penduduk Kota Bandung

diperoleh empat segment sebagai berikut:

Segment/Area 1 dalam level kecamatan:

Sukasari, Andir, Cicendo, Sukajadi, Cidadap, Coblong, Bandung Wetan, Sumur Bandung,

Cibeunying Kidul, Cibeunying Kaler, Bandung Kidul, Buah Batu, Gedebage, dan Rancasari.

Segment/Area 2 dalam level kecamatan:

Regol, Lengkong, Kiaracondong, dan Batununggal

Segment/Area 3 dalam level kecamatan:

Arcamanik, Mandalajati, Antapani, Ujung Berung, Cibiru, Cinambo, dan Panyileukan

Segment/Area 4 dalam level kecamatan:

Bandung Kulon, Babakan Ciparay, Bojongloa Kaler, Bojongloa Kidul, Astanaanyar

Oleh karena itu dihitung pula indeks kepuasan penduduk Kota Bandung pada empat

segment .

Page 46: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 41

P01/15

3. Indeks Kepuasan Penduduk Area 1 Kota Bandung

Survei yang dilakukan terhadap 924 penduduk Area 1 dengan margin error 3.29%

dan tingkat kepercayaan 95 % menghasilkan Indeks kepuasan masyarakat Kota

Bandung di Area 1 sebesar 56,57%. Berdasarkan Tabel. 7 Kategori Indeks Kinerja

maka masyarakat di Area 1 Kota Bandung mempunyai persepsi yang tergolong

dalam kategori BAIK dalam menilai kinerja pemerintahnya.

4. Indeks Kepuasan Penduduk Area 2 Kota Bandung

Survei yang dilakukan terhadap 420 penduduk Area 2 dengan margin error 4.88%

dan tingkat kepercayaan 95 % menghasilkan Indeks kepuasan masyarakat Kota

Bandung di Area 2 sebesar 53,34%. Berdasarkan Tabel. 7 Kategori Indeks Kinerja

maka masyarakat di Area 2 Kota Bandung mempunyai persepsi yang tergolong

dalam kategori BAIK dalam menilai kinerja pemerintahnya.

5. Indeks Kepuasan Penduduk Area 3 Kota Bandung

Survei yang dilakukan terhadap 378 penduduk 3 Area dengan margin error 5.14 %

dan tingkat kepercayaan 95 % menghasilkan Indeks kepuasan masyarakat Kota

Bandung di Area 3 sebesar 55,72%. Berdasarkan Tabel. 7 Kategori Indeks Kinerja

maka masyarakat di Area 3 Kota Bandung mempunyai persepsi yang tergolong

dalam kategori BAIK dalam menilai kinerja pemerintahnya.

6. Indeks Kepuasan Penduduk Area 4 Kota Bandung

Survei yang dilakukan terhadap 378 penduduk di Area 4 dengan margin error 5.14

% dan tingkat kepercayaan 95 % menghasilkan Indeks kepuasan masyarakat Kota

Bandung di Area 4 sebesar 54,36%. Berdasarkan Tabel. 7 Kategori Indeks Kinerja

maka masyarakat di Area 4 Kota Bandung mempunyai persepsi yang tergolong

dalam kategori BAIK dalam menilai kinerja pemerintahnya.

Page 47: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 42

P01/15

7. Loyalitas Pemakai Kendaraan pribadi

Diagram 6. Loyalitas Pemakai Kendaraan Pribadi

40% dari Pengguna kendaraan pribadi roda dua memiliki kecenderungan untuk beralih

ke kendaraan umum sedangkan pengguna kendaraan pribadi roda empat yang akan

beralih ke kendaraan umum adalah sebanyak 50%. Switching Behaviour dari

Kendaraan Pribadi ke Kendaraan Umum cenderung terjadi jika kendaraan umum

memiliki faktor-faktor daya tarik seperti ditampilkan pada Diagram 7.

Diagram 7. Kecenderungan Perpindahan dari kendaraan pribadi ke angkutan umum

84,8 %

Page 48: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 43

P01/15

Terdapat empat faktor dominan yang memiliki kontribusi sebesar 84,8% terhadap

kecenderungan warga untuk beralih dari kendaran pribadi ke kendaraan umum. Empat

faktor tersebut berkaitan dengan waktu, kelaikan,tarif, dan keamanan.

Faktor waktu yang dipersyaratkan oleh warga membutuhkan program terobosan

karena hal tersebut terkait dengan kinerja angkutan umum yang diharapkan dapat

memberikan layanan yang cepat melalui jalur yang khusus diperuntukan bagi

tarnsportsi massal. Di samping itu fasilitas angkutan umum ini juga dituntut untuk

beroperasi 24 jam.

Deskripsi Faktor kelaikan kendaraan meliputi kelaikan kendaraan secara fisik dengan

jumlah penumpang yang sesuai dengan standar kapsitas kendaraan dan bebas dari

polusi seperti asap rokok atau asap knalpot.

Faktor kelima yang tidak kalah penting adalah kemudahan akses berfitur rute terpadu.

Kunci sukes moda angkutan umum adalah akses dari rumah atau kantor ke atau dari

stasiun. Penggunaan angkutan umum bukan hal mudah, karena tidak cukup hanya

pembangunan fisik, tetapi memerlukan perubahan signifikan dalam cara orang

bertransportasi. Perubahan dari pemakaian mobil pribadi menjadi berjalan dan naik

angkutan umum kemudian duduk berjejal dalam suasana tidak nyaman secara lama,

hal itulah yang harus di atasi.

Page 49: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 44

P01/15

IV.2 INTERPRETASI HASIL SURVEI

1. Analisis Kinerja-Dampak Kota Bandung

Sebagaimana telah dipaparkan pada bagian sebelumnya, sistem pengukuran kepuasan

terbaik hanya dapat menyediakan informasi, ia tidak dapat memberikan keputusan. Proses

pergerakan dari informasi ke pengambilan keputusan sangat bertumpu pada analisis

dampak-kinerja sebagaimana diperlihatkan pada strategic satisfaction matrix berikut ini:

Diagram 8. Strategic Satisfaction Matrix Kota Bandung

Matriks pada Diagram 8 menetapkan garis batas 0.5 pada sumbu horizontal dan skor 50

pada sumbu vertikal.Seyogyanya penetapan garis-garis batas tersebut dilakukan

berdasarkan pertimbangan manjerial. Hal ini karena setiap skor akan memberikan

konsekuensi manajerial. Penetapan Garis batas sumbu vertikal berkaitan dengan kebijakan

manajerial tentang seberapa besar nilai targert kinerja yang akan dipatok. Hal ini

menunjukkan tingkat aspirasi manajemen dalam merespons persepsi kinerja masyarakat.

Page 50: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 45

P01/15

Semakin tinggi target maka semakin sedikit jumlah aspek yang akan menjadi competitive

advantage pemerintah kota Bandung . Demikian juga jika garis batas pada sumbu

horizontal semakin ke kanan. Pada laporan ini diberikan ilustrasi dengan mengambil nilai

default 50 untuk sumbu vertikal dan 0.5 untuk sumbu horizontal. Konsekuensi dari batas-

batas tersebut terhadap konfigurasi kuadran-kuadran diperoleh informasi sebagai berikut:

Competitive Advantage pemerintah Kota Bandung

1. Kelayakan Kendaraan Angkutan Umum

2. Memicu Kerawanan di Angkutan Umum

3. Fungsi Pengaman Lalu-lintas

4. Kondisi Jalan

5. Keamanan

6. Penanganan Sampah

7. Pemenuhan Air Bersih

8. Penataan Pasar tradisional dan pertokoan

9. Kinerja Pelayanan

10. Kejelasan persyaratan dan akurasi pendataan

11. Penyalahgunaan Wewenang

12. Perumahan

13. Ketertiban sosial setempat

14. Akses menuju pelayanan kesehatan

15. Penegakan Aturan

15 aspek di atas merupakan keunggulan kompetitif Pemerintah Kota Bandung. Ini

adalah wilayah yang memuat factor-faktor yang dipersepsi penting oleh penduduk dan

penduduk mempersepsi factor-faktor tersebut memiliki kinerja baik. Variabel-variabel

yang termasuk dalam kuadran ini harus tetap dipertahankan atau ditingkatkan karena

dalam 15 isu ini pemerintah Kota Bandung dipersepsi unggul dimata penduduk

Bandung.

Competitive Vulnerability pemerintah Kota Bandung

1. Pengentasan Banjir

2. Penertiban PKL

3. Bantuan Wirausaha

4. Ketertiban Sosial Kota

5. Kesejahteraan pekerja

6. Tingkat Pengangguran

7. Pengelolaan Parkir

Page 51: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 46

P01/15

Ke-7 aspek di atas merupakan attributes to improve atau Focus of Improvement.

Competitive Vulnerability Selanjutnya disingkat CV. Merupakan titik lemah pemerintah

Kota Bandung. Ini adalah wilayah yang memuat isu-isu yang dipersepsi penting oleh

penduduk Bandung tetapi pada kenyataannya hal-hal tersebut memperoleh skor kepuasan

yang masing sangat rendah. Kinerja isu-isu yang masuk dalam kuadran ini harus

ditingkatkan, pemerintah kota harus melakukan program total continuous improvement

sehingga performance variable yang ada dalam kuadran ini bergeser ke kuadran CA

Maintain/ Reduce [Low Impact and Strong Performance]

1. Tempat rekreasi

2. Wisata Kuliner

3. Sarana Rekreasi

4. Biaya Rekreasi

5. Tarif Angkutan Umum

6. Pengaturan Lalu-lintas

7. Manfaat pasar modern

8. Kemudahan mencapai pertokoan

9. Kewajaran harga kebutuhan

10. Keramahan Masyarakat Kota

11. Penerimaan Peserta didik baru

12. Kelayakan pendapatan Pengajar

13. Kemampuan dalam menyembuhkan

14. Biaya layanan Kesehatan

15. Seni dan Budaya

16. Kewajaran Tarif Parkir

17. Sarana Olah Raga

18. Sarana Ibadah

Pada Kuadran ini Pemerintah Kota Bandung disarankan untuk membuat program

Maintain atau Reduce Investment (MRI) . Ini adalah wilayah yang memuat isu-isu

yang dipersepsi tidak penting oleh penduduk Bandung. Hati-hati membuat keputusan

di wilayah ini karena kategori ini bisa memuat satisfaction drivers yang dalam persepsi

Page 52: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 47

P01/15

penduduk merupakan hal mendasar dan diperlukan sehingga jika terjadi reduksi kinerja

berdampak pada kepuasan penduduk

Don’t waste Resources [Low Impact and Weak Performance]

1. Dekorasi Jalan

2. Kemacetan

3. Kelayakan Fasilitas Jalan

4. Tingkat Polusi

5. Pekerja kontrak/outsourching

5 isu di atas menggambarkan situasi dalam hal program pemerintah dipersepsi kurang

penting oleh penduduk dan kinerja pemerintah juga dipersepsi tidak baik. Secara teori,

peningkatan variable-variabel yang termasuk dalam kuadran ini dapat dipertimbangkan

kembali karena pengaruhnya terhadap manfaat yang dirasakan oleh penduduk sangat kecil.

Fenomena ini disebut Inconsequential dan pemerintah disarankan Don’t waste the

resources, selanjutnya disingkat IDWR. Interpretasi lain fenomena ini mengacu pada

pemikiran bahwa hanya informasi-informasi yang dianggap pentinglah yang dipedulikan.

Keempat fenomena itu tidak dipedulikan oleh warga karena fenomena tersebut merupakan

stimulus yang tidak lagi menjadi drive untuk memotivasi suatu gerakan. Hal ini dapat

dijelaskan oleh sikap apatisme atau skeptic sebagai produk frustasi akibat dari berlarut-

larutnya penyelesaian suatu permasalahan .

Analisis mendalam dan sistemik dari model persepsi penduduk Bandung terhadap berbagai

aspek pembangunan di Kota Bandung dipresentasikan dalam diagram jalur Tingkat

kontribusi masing-masing aspek pembangunan terhadap indeks kepuasan masyarakat kota

Bandung disajikan secara komprehensif pada Diagram 9.

Page 53: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 48

P01/15

Page 54: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 49

P01/15

Page 55: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 50

P01/15

Diagram 9. Tingkat Kontribusi Masing-Masing Aspek Pembangunan Terhadap Indeks

Kepuasan Masyarakat Kota Bandung

Page 56: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 51

P01/15

Diagram 9. memuat level-level Informasi. Sebagai ilustrasi, untuk aspek Penanganan

Banjir, informasi dampak pada diagram 9 menunjukkan attribute level impact 0.51 pada

atribut N1-Fungsi Gorong-gorong dalam Mengatasi Banjir. Hal ini memberi informasi

bahwa 1 unit perubahan pada atribut ini atau item pertanyaan yang berkaitan dengan

Fungsi Gorong-gorong dalam Mengatasi Banjir pada kuesioner berasosiasi dengan 0.51

unit perubahan pada indeks benefit Penanganan Banjir. Sedangkan Benefit level impact

0.0441 pada aspek Penanganan Banjir menunjukkan bahwa satu unit perubahan pada indek

benefit Penanganan Banjir berasosiasi dengan peningkatan sebesar 0.0441 unit pada

Indeks Kepuasan. Penjelasan yang sama berlaku untuk 21 aspek lainnya

Konsekuensi dari nilai default 50 untuk skor target manajerial dan 0.5 untuk skor dampak

maka konfigurasi informasi pada kuadran-kuadran untuk empat Area disajikan pada

bagian 2,3,dan 4 .

2. Analisis Kinerja-Dampak Area 1 Kota Bandung

Kategorisasi sebanyak 47 aspek yaang dipersepsi masyarakat Bandung kedalam

strategic satissfaction matrix menggunakan nilai default 50 untuk skor target

manajerial dan 0.5 untuk bobot impak menghasilkan konfigurasi informasi pada

kuadran-kuadran untuk Area 1 (Sukasari, Andir, Cicendo, Sukajadi, Cidadap, Coblong,

Bandung Wetan, Sumur Bandung, Cibeunying Kidul, Cibeunying Kaler, Bandung Kidul, Buah

Batu, Gedebage, dan Rancasari.) sebagai berikut

Page 57: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 52

P01/15

Diagram 10. Strategic Satisfaction Matrix Area 1

Deskripsi hasil kategorisasi pada matriks di atas adalah:

A. Competitive Advantage (CA) ,Maintain atau Improve: indeks kinerja>50,

dampak>0.5

Berikut ini adalah daftar aspek-aspek pembangunan di Kota Bandung yang dipersepsi

penting oleh warga Bandung di Area 1 dan pada saat bersamaan pemerintah Kota

Bandung memperoleh persepsi kinerja yang baik dimata warga yang bermukim di Area

1.

1. Tempat Rekreasi

2. Mutu Layanan Transportasi Umum

3. Dekorasi Jalan

4. Fungsi Pengaman Lalu Lintas

5. Penataan Lalu Lintas

6. Kondisi Jalan

Page 58: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 53

P01/15

7. Keamanan

8. Pengelolaan Sampah

9. Pasar Modern

10. Biaya, Persyaratan, dan Pendataan

11. Penyalahgunaan wewenang

12. Perumahan

13. Ketertiban Sosial Kota

14. Ketertiban sosial setempat

15. Kelayakan pendapatan Pengajar

16. Penegakan Aturan

Elaborasi lebih mandalam tentang hal-hal tersebut disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Level-Level Informasi Model Kepuasan Warga Bandung Area 1 – CA

No

Competitive

Advantage &

dampak

Indeks Kinerja

Aspek & Bobot

Atribut pembentuk &

Dampak

Indeks

Kinerja

Atribut dan

Bobot

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Tempat Rekreasi

[0,56]

68,63 & 0,0415 1. Rancangan tempat

rekreasi [0,74]

74,91 dan 0,29

2. Kelengkapan [0,54] 61,05 dan 0,22

3. Keamanan [0,51] 67,07 dan 0,2

4. Pemeliharaan [0,73] 68,68 dan 0,29

2 Mutu Layanan

Transportasi Umum

[0,71]

55,13 dan 0,0522 1. Rawan kriminalitas

[0,69]

62,11 dan 0,24

2. Aspek waktu

(waktu tunggu

penumpang,

kecepatan

perjalanan) [0,71]

47,61 dan 0,25

3. Perilaku awak (supir

/ kernet) [0,73]

52,69 dan 0,25

Page 59: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 54

P01/15

4. Kelaikan mutu (kendaraan dan

supir/kernet) [0,75]

58,47 dan 0,26

3 Dekorasi Jalan [0,72] 52,16 dan 0,053 1. Kondisi penghijauan

jalan di kawasan

anda [0,51]

48,99 dan 0,16

2. Dekorasi (pot bunga, patung, lampu hias,

dll) [0,82]

50,28 dan 0,26

3. Penataan Dekorasi

[0,91]

52,28 dan 0,29

4. Keindahan Dekorasi di simpang jalan

[0,87]

53,8 dan 0,28

4 Fungsi Pengaman Lalu

Lintas [0,63]

57,83 dan 0,0466 1. Fungsi penerangan

jalan umum yang ada

di kawasan anda

[0,45]

55,87 dan 0,35

2. Fungsi rambu lalu lintas yang ada saat

ini [0,82]

58,76 dan 0,65

5 Penataan Lalu Lintas

[0,52]

60,45 dan 0,038 1. Penataan jalan yang

ada saat ini [0,81]

62,79 dan 0,54

2. Jalan alternatif ke lokasi yang biasa

anda tuju [0,68]

57,85 dan 0,46

6 Kondisi Jalan [0,56] 60,92 dan 0,0408 1. Kualitas jalan raya

yang biasa anda lalui

[0,84]

62,11 dan 0,5

2. Kondisi jalan di wilayah anda [0,84]

57,85 dan 0,5

7 Keamanan [0,53] 50,59 dan 0,039 1. Kota bandung rawan

pemerasan. [0,87]

54,2 dan 0,35

2. Kota bandung rawan kejahatan. [0,88]

47,99 dan 0,35

Page 60: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 55

P01/15

3. Kota bandung rawan pengrusakan. [0,77]

48,77 dan 0,3

8 Pengelolaan Sampah

[0,56]

51,16 dan 0,0409 1. Ketersediaan

Fasilitas Kebersihan

(tong Sampah,

Gerobak Sampah,

Truk sampah, mobil

penyapu jalan) dalam

menjaga kebersihan.

[0,88]

53,05 dan 0,53

2. Kesadaran Masyarakat terhadap

kebersihan

lingkungan. [0,77]

48,83 dan 0,47

9 Pasar Modern [0,58] 65,01 dan 0,0423 1. Manfaat

pembangunan mall di

kota Bandung [0,87]

62,4 dan 0,51

2. Manfaat mini market di wilayah anda

[0,84]

67,88 dan 0,49

10 Biaya, Persyaratan,

dan Pendataan [0,69]

56,48 dan 0,0505 1. Kewajaran biaya

untuk mendapatkan

pelayanan pemkot

[0,54]

59,11 dan 0,26

2. Kejelasan persyaratan untuk

mendapatkan layanan

pemkot [0,69]

55,49 dan 0,33

3. Akurasi pendataan

yang dilakukan oleh

pemkot (data KTP,

KK, PBB, dll) [0,86]

55,59 dan 0,41

Page 61: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 56

P01/15

11 Penyalahgunaan wewenang [0,69]

54,37 dan 0,051 1. Bantuan pemkot tepat sasaran. (raskin,

dll) [0,79]

54,55 dan 0,52

2. Layanan pemkot

bebas pungli [0,72]

53,49 dan 0,48

12 Perumahan [0,64] 52,21 dan 0,0469 1. Keterjangkauan harga untuk

mendapatkan tempat

tinggal layak huni di

kota Bandung [0,77]

38,92 dan 0,5

2. Kelayakan tempat

tinggal anda [0,77]

65,48 dan 0,5

13 Ketertiban Sosial Kota [0,62]

50,36 dan 0,0456 1. Keberhasilan pemkot meminimalisir

gepeng di wilayah

anda. [0,77]

54,03 dan 0,26

2. Keberhasilan

pembinaan pemkot

meminimalisir tuna

susila di wilayah

anda. [0,76]

50,64 dan 0,25

3. Keberhasilan pemkot menertibkan

pengamen di wilayah

anda. [0,78]

45,13 dan 0,26

4. Keberhasilan pemkot

menertibkan tempat

hiburan malam.

[0,67]

49,76 dan 0,22

14 Ketertiban sosial setempat [0,76]

54,72 dan 0,0559 1. Keberhasilan pemkot menertibkan

pendatang (lapor RT,

surat ket. penduduk

musiman). [0,66]

52,02 dan 0,44

Page 62: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 57

P01/15

2. Kondisi warga miskin di wilayah

anda. [0,83]

57 dan 0,56

15 Kelayakan pendapatan

Pengajar [0,54]

58,19 dan 0,0395 1. Kelayakan

pendapatan pengajar

[0,99]

58,19 dan 1

16 Penegakan Aturan [0,57]

50,88 dan 0,0416 1. Ketegasan Pemkot menjalankan

peraturan daerah.

[0,76]

52,09 dan 0,31

2. Pembongkaran

bangunan oleh

Pemkot [0,81]

51,14 dan 0,34

3. Ketaatan Tata ruang Kota Bandung

terhadap aturan.

[0,84]

49,3 dan 0,35

Pada 16 aspek tersebut di atas pemerintah Kota Bandung selaras dengan persepsi

mayarakat Bandung di Area 1. Selaras dalam artian ke 16 aspek tersebut merupakan

hal yang memiliki dampak besar bagi kepuasan hidup warga di Area 1 dan pemerintah

Kota Bandung berhasil mendapat persepsi kinerja positif di mata warga. Oleh karena

itu pemerintah Kota Bandung perlu mempertahankan atau meningkatkan kinerja pada

16 aspek tersebut di Area 1.

Ke 16 aspek merupakan driver of satisfaction warga. Tugas pemerintah kota adalah

memastikan bahwa organisasinya secara kontinu menyajikan kinerja yang baik pada

isu-isu di atas.

Contoh penjelasan level-level informasi pada Tabel 8 : Tempat Rekreasi pada baris 1

dan kolom (2) memiliki indeks 68,63 dan skor persepsi dampak (kepentingan) 0,56

serta bobot sebesar 0,0415, kolom (3) . Benefit level impact 0,0415 pada aspek Tempat

Rekreasi menunjukkan bahwa 1 unit perubahan pada indeks benefit Tempat Rekreasi

berasosiasi dengan 0,0415 peningkatan pada Indeks Kepuasan. Artinya. Indeks

Tempat Rekreasi saat ini adalah 68,63 ini merupakan konversi dari skor 3,7 pada skala

awal 1-5. Nilai Indeks Kepuasan adalah 3,26 yang dikonversi menjadi 56,57. Jika skor

Page 63: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 58

P01/15

Tempat rekreasi naik satu satuan menjadi 4,7 dan variabel lain dianggap konstan maka

nilai respons 3,26 dari kepuasan akan meningkat 0,0415 menjadi 3,82. Selanjutnya,

dampak Rancangan tempat rekreasi [0,74] dan Indeks kinerja atribut Rancangan

Tempat Rekreasi, kolom (5) adalah sebesar 74,91. Juga di kolom (5), nilai attribute

level impact sebesar 0,29. Pada atribute Rancangan tempat rekreasi menunjukkan

bahwa 1 unit treatment perubahan pada attribute ini atau item pertanyaan yang

berkaitan dengan Rancangan tempat rekreasi pada kuesioner berasosiasi dengan 0.29

unit perubahan pada indeks attribut Tempat Rekreasi. Interpretasi yang sama dapat

dilakukan untuk ke 16 aspek positif serta atribut pembentuknya .

B. Competitive Vulnerability [Focus Improvement]: indeks kinerja <50, dampak>0.5

Terdapat 6 aspek yang harus mendapat perhatian besar pemerintah Kota Bandung, yaitu 1.

Penanganan Banjir, 2. Penertiban PKL, 3. Kecepatan dan Prosedur Pelayanan, 4. Bantuan

Usaha, 5. Kesejahteraan tenaga kerja, dan 6. Pengelolaan Parkir.

Aspek-aspek tersebut harus mendapat prioritas dalam perencanaan pembangunana Area 1

Kota Bandung. Tabel 9 menyajikan secara lengkap dan detil mengenai focus perbaikan

yang harus dilakukan untuk meningkatkan indeks kepuasan warga Bandung di Area 1

khususnya.

Tabel 9. Level-Level Informasi Model Kepuasan Warga Bandung Area 1 – CV

No

Competitive

Vulnerability &

dampak

Indeks Kinerja

Aspek & Bobot

Atribut pembentuk

& Dampak

Indeks Kinerja

Atribut dan

Bobot

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Penanganan Banjir

[0,66]

46,2 dan 0,0481 1. Fungsi gorong-

gorong dalam

mengatasi banjir.

[0,85]

51,31 dan 0,49

2. Pemeliharaan

sungai [0,89]

42,21 dan 0,51

2 Penertiban PKL [0,72] 45,88 dan 0,053

Page 64: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 59

P01/15

3 Kecepatan dan Prosedur Pelayanan

[0,64]

49,08 dan 0,0468

1. Waktu tunggu untuk

mendapatkan

pelayanan [0,86]

49,3 dan 0,62

2. Kecepatan respon

pemkot ketika

diminta bantuan

[0,53]

48,75 dan 0,38

4 Bantuan Usaha [0,64] 47,1 dan 0,0467 1. Kemudahan

mendapatkan

bantuan kredit dari

pemkot [0,83]

41,22 dan 0,5

2. Manfaat Program

pelatihan usaha

dari pemkot [0,83]

50,63 dan 0,5

5 Kesejahteraan tenaga

kerja [0,57]

42,05 dan

0,0421

1. Kelayakan

gaji/upah

pekerja/karyawan

[0,88]

42,27 dan 0,5

2. Kepedulian pemkot

terhadap keluhan

pekerja/karyawan

[0,86]

42,39 dan 0,5

6 Pengelolaan Parkir

[0,51]

32,54 dan

0,0378

1. Jumlah lahan

parkir di kota

Bandung [0,8]

39,62 dan 0,36

2. Keberhasilan

penertiban parkir

liar [0,75]

33,17 dan 0,33

3. Dampak parkir di

tepi jalan umum

atas kelancaran

lalulintas [0,69]

23,85 dan 0,31

Di Area 1, Pemerintah Kota Bandung disarankan untuk melakukan focus perbaikan

pada 6 aspek di atas. Warga Bandung Area 1 menilai pemerintah telah gagal mengelola

6 aspek tersebut. Pemerintah dipersepsi memiliki kinerja negative pada 6 aspek yang

dipersepsi sebagai hal yang dianggap besar impaknya terhadap kepuasan warga.

Page 65: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 60

P01/15

Berdasarkan level-level informasi pada Tabel 9, Penanganan Banjir pada kolom (2)

memiliki persepsi dampak ( kepentingan) dimata warga sebesar 0.66 (merupakan skor

yang besar karena lebih besar daripada 0.5), indeks persepsi kinerja pada kolom (3)

sebesar 46,2 (buruk karena lebih kecil dari pada 50] dan angka di kolom (3) juga

menunjukkan skor persepsi bobot penanganan banjir sebesar 0.0481. Benefit level

impact 0,0481 pada aspek Penanganan Banjir menunjukkan bahwa 1 unit perubahan

pada indeks benefit Penanganan Banjir berasosiasi dengan 0,0481 peningkatan pada

Indeks Kepuasan. Selanjutnya,skor persepsi dampak atribut Fungsi gorong-gorong

dalam mengatasi banjir adalah [0,85], Indeks kinerjanya sebesar 51,31 dan nilai

attribute level impact 0,49. Angka 0,49 menjelaskan bahwa 1 unit treatment perubahan

pada attribute ini atau item pertanyaan yang berkaitan dengan Fungsi gorong-gorong

dalam mengatasi banjir pada kuesioner berasosiasi dengan 0,49 unit perubahan pada

indeks attribut Penanganan Banjir. Interpretasi yang sama dapat dilakukan untuk ke

5 aspek negatif lain serta atribut pembentuknya.

C. Maintain or Reduce Invesment:Kinerja >50 Dampak <0.5

Ada 21 aspek dalam hal pemerintah dipersepsi memiliki kinerja positif akan tetapi

manfaat ke 21 aspek tersebut dipersepsi kurang penting oleh warga di Area 1. 21 aspek

tersebut adalah:

1. Wisata Kuliner

2. Sarana Rekreasi

3. Biaya Rekreasi

4. Harga Makanan

5. Kesesuaian Trayek Transportasi Umum

6. Kewajaran Tarif Transportasi Umum

7. Fasilitas Pejalan Kaki

8. Ketersediaan Air Bersih

9. Pertokoan

10. Harga Kebutuhan Hidup

11. Pasar Tradisional

12. Keramahan Masyarakat Kota

13. Penerimaan Peserta didik baru

14. Akses menuju pelayanan kesehatan

Page 66: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 61

P01/15

15. Kemampuan dalam menyembuhkan

16. Biaya layanan Kesehatan

17. Pelestarian Seni dan Budaya

18. Penggunan Bahasa Sunda

19. Kewajaran Tarif Parkir

20. Sarana Olah Raga

21. Sarana Ibadah

Alternatif penafsiran, kategori-kategori ini bisa memuat driver of satisfaction yang

dipersepsi warga sebagai hal mendasar dan sudah sepantasnya ada pada suatu kota.

Bahayanya adalah reduksi kinerja mutu pada 21 aspek tersebut akan memicu

ketidakpuasan warga dimasa depan.

Tabel 10. menyajikan secara lengkap dan detil mengenai 21 aspek pemicu kepuasan

warga yang harus dijaga agar indeks kepuasan warga Bandung di Area 1 khususnya

tidak terganggu.

Tabel 10. Level-Level Informasi Model Kepuasan Warga Bandung Area 1 – MRI

No

Maintain or Reduce

Invesment &

dampak

Indeks

Kinerja

Aspek &

Bobot

Atribut pembentuk &

Dampak

Indeks

Kinerja

Atribut dan

Bobot

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Wisata Kuliner

[0,22]

62,64 dan 0 1. Keragaman /variasi

Jenis makanan [0,79]

71,24 dan 0,35

2. Kelengkapan Prasarana

[0,73]

53,39 dan 0,32

3. Keunikan makanan

[0,76]

62,61 dan 0,33

2 Sarana Rekreasi

[0,46]

68,91 dan 0 1. Keamanan [0,87] 67,45 dan 0,51

2. Kenyamanan [0,82] 70,48 dan 0,49

Page 67: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 62

P01/15

3 Biaya Rekreasi [0,05]

69,97 dan 0 1. Kemudahan untuk dicapai [0,79]

70,56 dan 0,5

2. Kewajaran Tarif (untuk

yang berbayar) [0,78]

69,32 dan 0,5

4 Harga Makanan [0,44]

64,76 dan 0 1. Harga Makanan [0,83] 64,76 dan 1

5 Kesesuaian Trayek

Transportasi Umum

[0,32]

64,16 dan 0 1. Kesesuaian trayek

menempuh rute

seharusnya (tidak

sesuai trayek, tidak

sampai ke tujuan)

[0,94]

64,16 dan 1

6 Kewajaran Tarif Transportasi Umum

[0,23]

62,47 dan 0 1. Kewajaran tarif [0,92] 62,47 dan 1

7 Fasilitas Pejalan Kaki

[0,4]

51,18 dan 0 1. Kelayakan trotoar di

kawasan anda untuk

digunakan pejalan kaki

[0,86]

52,29 dan 0,59

2. Kelayakan

penyebrangan yang

biasa digunakan [0,59]

49,09 dan 0,41

8 Ketersediaan Air

Bersih [0,43]

56,69 dan 0 1. Kemudahan

mendapatkan air tanah.

[0,75]

57,42 dan 0,46

2. Pemenuhan kebutuhan

air bersih anda oleh

Layanan PDAM [0,87]

55,49 dan 0,54

9 Pertokoan [0,46] 64,82 dan 0 1. Penataan Pertokoan di

wilayah anda [0,79]

60,07 dan 0,49

2. Kemudahan mencapai

pertokoan di wilayah

anda [0,81]

69,33 dan 0,51

Page 68: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 63

P01/15

10 Harga Kebutuhan Hidup [0,13]

58,11 dan 0 1. Kewajaran harga kebutuhan hidup di

kota Bandung [0,97]

58,11 dan 1

11 Pasar Tradisional

[0,16]

57,06 dan 0 1. Kelayakan Kondisi

pasar tradisional di

wilayah anda [0,99]

57,06 dan 1

12 Keramahan Masyarakat Kota

[0,4]

73,77 dan 0 1. Keramahan masyarakat di kota Bandung [0,93]

73,77 dan 1

13 Penerimaan Peserta

didik baru [0,41]

57,97 dan 0 1. Sistem rayonisasi

dalam penerimaan

peserta didik baru

[0,76]

57,12 dan 0,49

2. Kebijakan sistem penerimaan peserta

didik baru yang

mengakomodasi orang

miskin [0,8]

59,11 dan 0,51

14 Akses menuju

pelayanan kesehatan

[0]

68,59 dan 0 1. Kemudahan mencapai

Puskesmas [0,83]

68,72 dan 0,48

2. Kemudahan mencapai Rumah Sakit [0,89]

68,32 dan 0,52

15 Kemampuan dalam

menyembuhkan

[0,43]

59,52 dan 0 1. kemampuan Puskesmas

dalam menyembuhkan

[0,82]

56,2 dan 0,51

2. kemampuan rumah sakit dalam

menyembuhkan [0,78]

63,9 dan 0,49

Page 69: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 64

P01/15

16 Biaya layanan Kesehatan [0,4]

54,54 dan 0 1. Kemudahan memperoleh Layanan

jaminan kesehatan (jasa

asuransi kesehatan,

BPJS) [0,72]

62,51 dan 0,47

2. Biaya mendapatkan

layanan kesehatan

[0,81]

46,77 dan 0,53

17 Pelestarian Seni dan Budaya [0,13]

57,65 dan 0 1. Keberhasilan pemkot melestarikan seni

sunda(pencak silat,

angklung, jaipong).

[0,89]

60,7 dan 0,51

2. Keberhasilan pemkot

melibatkan pemuda

untuk melestarikan

budaya sunda. [0,87]

54,16 dan 0,49

18 Penggunan Bahasa Sunda [0,32]

68 dan 0 1. Penggunaan bahasa sunda dalam

percakapan sehari-hari

di lingkungan anda

[0,99]

68 dan 1

19 Kewajaran Tarif

Parkir [0,39]

54,17 dan 0 1. Kewajaran tarif [0,97] 54,17 dan 1

20 Sarana Olah Raga [0,44]

62,08 dan 0 1. Kemudahan untuk mencapai Tempat Olah

raga [0,85]

61,16 dan 0,5

2. Keterjangkauan Biaya

penggunaan sarana

Olah raga [0,85]

61,41 dan 0,5

21 Sarana Ibadah [0,49] 71,8 dan 0 1. Kemudahan mencapai Tempat Ibadah [0,76]

79,8 dan 0,31

Page 70: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 65

P01/15

2. kenyamanan Tempat

Ibadah di wilayah anda

. (bersih, indah, rapi)

[0,88]

71,88 dan 0,36

3. Kelengkapan Sarana di tempat Ibadah di

wilayah anda

(perlengkapan

ibadah,air, wifi) [0,8]

63,96 dan 0,33

Berdasarkan level-level informasi pada Tabel 10, Wisata Kuliner kolom (2) dengan

skor persepsi dampak (kepentingan) 0.22 yang rendah (<0.50) memiliki indeks

persepsi kinerja pada kolom(3) sebesar 62,64 (baik karena > 50] dan angka di kolom

(3) juga menunjukkan skor persepsi bobot Wisata Kuliner bernilai 0. Benefit level

impact bernilai nol pada aspek Wisata Kuliner menunjukkan bahwa setiap unit

perubahan pada indeks benefit Wisata Kuliner tidak berpengaruh terhadap

peningkatan Indeks Kepuasan. Selanjutnya, Indeks kinerja atribut Keragaman

/variasi Jenis makanan dalam aspek wisata kuliner adalah sebesar 71,24 (kolom 5)

dan nilai attribute level impact 0,79 (kolom4) . Angka 0,35 (kolom 5) menunjukkan

bahwa 1 unit treatment perubahan pada attribute ini atau item pertanyaan yang

berkaitan dengan Keragaman /variasi Jenis makanan pada kuesioner berasosiasi

dengan 0,35 unit perubahan pada indeks attribut Wisata Kuliner. Interpretasi yang

sama dapat dilakukan untuk ke 20 aspek pemicu kepuasan lain serta atribut

pembentuknya.

D. Inconsequential - Dont waste the resources

Selanjutnya, Warga di Area 1 mempersepsi pemerintah kota memiliki kinerja buruk

pada 4 aspek :

1. Kemacetan

2. Kondisi Pohon Pinggir Jalan

3. Tingkat Polusi

4. Penerimaan Tenaga kerja

Page 71: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 66

P01/15

tetapi warga juga mempersepsi kurang penting pada ke 4 aspek ini. Alternatif

interpretasi untuk situasi ini adalah keempat masalah tersebut bukan concern aktif bagi

warga Bandung Area1. Keempat situasi itu tidak dihiraukan oleh pandangan dan

pemikiran warga Area 1. Interpretasi fenomena ini mengacu pada pemikiran bahwa

hanya informasi-informasi yang dianggap pentinglah yang dipedulikan. Keempat

fenomena itu tidak dipedulikan oleh warga karena fenomena tersebut merupakan

stimulus yang tidak lagi menjadi drive untuk memotivasi suatu gerakan. Hal ini dapat

dijelaskan oleh sikap apatisme atau skeptic sebagai produk frustasi akibat dari berlarut-

larutnya penyelesaian suatu permasalahan .

Tabel 11. menyajikan secara lengkap dan detil mengenai 4 aspek Inconsequential

warga.

Tabel 11. Level-Level Informasi Model Kepuasan Warga Bandung Area 1 – IDWR

No

Inconsequential - Dont

waste the resources &

dampak

Indeks

Kinerja

Aspek &

Bobot

Atribut pembentuk &

Dampak

Indeks

Kinerja

Atribut dan

Bobot

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Kemacetan [0] 40,1 dan 0

2 Kondisi Pohon Pinggir

Jalan [0,33]

45,66 dan 0 1. Kekhawatiran atas

kondisi pohon di

pinggir jalan untuk

keselamatan anda

[rawan tumbang,

menutup rambu

jalan] [0,98]

45,66 dan 1

3 Tingkat Polusi [0,09] 49,72 dan 0 1. Tingkat polusi di

wilayah anda yang

paling mengganggu

(1. air 2. udara 3.

bising) [0,98]

49,72 dan 1

Page 72: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 67

P01/15

4 Penerimaan Tenaga kerja

[0,34]

40,9 dan 0 1. Keseriusan Pemkot

dalam menurunkan

tingkat

Pengangguran. [0,8]

46,13 dan 0,5

2. Keberadaan pekerja kontrak/outsourcing

[0,79]

34,14 dan 0,5

Berdasarkan level-level informasi pada Tabel 11, Tingkat Polusi memiliki skor dampak

kepentingan yang rendah di mata warga dengan indeks persepsi kinerja pada kolom (3)

sebesar 49,72 (buruk karena lebih kecil dari pada 50] . Angka di kolom (3) juga

menunjukkan bobot persepsi Tingkat Polusi sebesar 0. Benefit level impact 0 pada aspek

Tingkat Polusi menunjukkan bahwa setiap unit perubahan pada indeks benefit Tingkat

Polusi tidak berpengaruh terhadap peningkatan Indeks Kepuasan. Selanjutnya, Indeks

kinerja atribut Tingkat polusi di wilayah anda yang paling mengganggu (1. air 2. udara

3. bising) dalam aspek Tingkat polusi adalah sebesar 49,72 dan bernilai 1 pada attribute

level impact. Angka 1 menunjukkan bahwa 1 unit treatment perubahan pada attribute ini

atau item pertanyaan yang berkaitan dengan Tingkat polusi di wilayah anda yang paling

mengganggu (1. air 2. udara 3. bising) pada kuesioner berasosiasi dengan 1 unit

perubahan pada indeks Tingkat Polusi. Interpretasi yang sama dapat dilakukan untuk ke 3

aspek Aspek Inconsequential lain serta atribut pembentuknya.

Presentasi model hubungan antara aspek-aspek (dan atribut pembangunnya) terhadap

indeks kepuasan di Area 1 ditampilkan dalam bentuk diagram jalur pada Lampiran 5.

Diagram tersebut hanya memuat aspek-aspek yang memberikan pengaruh signifikan

(bobot di atas nilai 0.5) terhadap indeks kepuasan. Adapun penjelasan dari nilai-nilai yang

tertera pada diagram jalur tersebut sama dengan penjelasan yang diberikan pada diagram 1

di tingkat Kota.

3. Analisis Kinerja-Dampak Area 2 Kota Bandung

Kategorisasi sebanyak 42 aspek yaang dipersepsi masyarakat Bandung kedalam strategic

satisfaction matrix menggunakan nilai default 50 untuk skor target manajerial dan 0.5

untuk impak menghasilkan konfigurasi informasi pada kuadran-kuadran untuk

Area 2 ( Regol, Lengkong, Kiaracondong, dan Batununggal) sebagai berikut:

Page 73: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 68

P01/15

Diagram 11. Strategic Satisfaction Matrix Area 2

Deskripsi hasil kategorisasi pada matriks di atas adalah:

A. Competitive Advantage (CA) , Maintain atau Improve: indeks

kinerja>50,dampak>0.5

Berikut ini adalah daftar isu pembangunan di Kota Bandung yang dipersepsi penting

oleh warga Bandung di Area 2 dan pada saat bersamaan pemerintah Kota Bandung

memperoleh persepsi kinerja yang baik dimata warga .

1. Biaya Rekreasi

2. Pemicu Kerawanan di Angkutan Umum

3. Fungsi pengaman Lalu-lintas

4. Kondisi Jalan

5. Keamanan

6. Ketersediaan air bersih

7. Kemudahan mencapai pertokoan

Page 74: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 69

P01/15

8. Akurasi, Kejelasan, dan penyalahgunaan wewenang

9. Ketertiban sosial setempat

10. Akses menuju pelayanan kesehatan

11. Seni dan Budaya

12. Penegakan Aturan

Elaborasi mendalam dari hal-hal di atas diberikan pada Tabel 12.

Tabel 12. Level-Level Informasi Model Kepuasan Warga Bandung Area 2 – CA

No

Competitive

Advantage &

dampak

Indeks Kinerja

Aspek & Bobot

Atribut pembentuk &

Dampak

Indeks

Kinerja

Atribut dan

Bobot

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Biaya Rekreasi

[0,73]

66,61 dan 0,0593 1. Kemudahan untuk

dicapai [0,76]

72,09 dan 0,52

2. Kewajaran Tarif (untuk

yang berbayar) [0,71]

60,31 dan 0,48

2 Pemicu

Kerawanan di

Angkutan Umum

[0,79]

54,41 dan 0,0636 1. Rawan kriminalitas

[0,51]

55,98 dan 0,25

2. Aspek waktu (waktu

tunggu penumpang,

kecepatan perjalanan)

[0,74]

46,61 dan 0,37

3. Kesesuaian trayek

menempuh rute

seharusnya (tidak

sesuai trayek, tidak

sampai ke tujuan)

[0,78]

60,45 dan 0,39

3 Fungsi pengaman

Lalu-lintas [0,6]

56,82 dan 0,0486 1. Fungsi penerangan

jalan umum yang ada

di kawasan anda

[0,82]

54,4 dan 0,53

2. Fungsi rambu lalu

lintas yang ada saat ini

[0,74]

59,38 dan 0,47

4 Kondisi Jalan 55,97 dan 0,0538 1. Kualitas jalan raya 58,09 dan 0,5

Page 75: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 70

P01/15

[0,67] yang biasa anda lalui [0,84]

2. Kondisi jalan di

wilayah anda [0,84]

53,82 dan 0,5

5 Keamanan [0,63] 50,76 dan 0,0509 1. Kota bandung rawan

pemerasan. [0,89]

52,38 dan 0,35

2. Kota bandung rawan

kejahatan. [0,89]

50,18 dan 0,34

3. Kota bandung rawan

pengrusakan. [0,8]

49,88 dan 0,31

6 Ketersediaan air

bersih [0,66]

50,46 dan 0,0531 1. Kemudahan

mendapatkan air tanah.

[0,75]

57,42 dan 0,46

2. Pemenuhan kebutuhan

air bersih anda oleh

Layanan PDAM

[0,87]

55,49 dan 0,54

7 Kemudahan

mencapai

pertokoan [0,54]

68,02 dan 0,0438 1. Kemudahan mencapai

pertokoan di wilayah

anda [0,94]

68,02 dan 1

8 Akurasi,

Kejelasan, dan

penyalahgunaan

wewenang [0,68]

57,29 dan 0,0553 1. Kejelasan persyaratan

untuk mendapatkan

layanan pemkot [0,59]

56,88 dan 0,26

2. Akurasi pendataan

yang dilakukan oleh

pemkot (data KTP,

KK, PBB, dll) [0,81]

55,91 dan 0,35

3. Bantuan pemkot tepat

sasaran. (raskin, dll)

[0,71]

61,19 dan 0,31

4. Layanan pemkot bebas

pungli [0,19]

55,94 dan 0,08

9 Ketertiban sosial

setempat [0,65]

57,36 dan 0,0528 1. Keberhasilan pemkot

menertibkan pendatang

(lapor RT, surat ket.

penduduk musiman).

[0,77]

58,49 dan 0,51

2. Kondisi warga miskin

di wilayah anda. [0,74]

54,97 dan 0,49

10 Akses menuju

pelayanan

66,18 dan 0,0541 1. Kemudahan mencapai

Puskesmas [0,81]

67,71 dan 0,49

Page 76: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 71

P01/15

kesehatan [0,67]

2. Kemudahan mencapai

Rumah Sakit [0,86]

64,71 dan 0,51

11 Seni dan Budaya

[0,64]

64,63 dan 0,0513 1. Keberhasilan pemkot

melestarikan seni

sunda(pencak silat,

angklung, jaipong).

[0,87]

65,08 dan 0,35

2. Keberhasilan pemkot

melibatkan pemuda

untuk melestarikan

budaya sunda. [0,88]

60,93 dan 0,36

3. Penggunaan bahasa

sunda dalam

percakapan sehari-hari

di lingkungan anda

[0,71]

66,67 dan 0,29

12 Penegakan

Aturan [0,58]

57,97 dan 0,0468 1. Ketegasan Pemkot

menjalankan peraturan

daerah. [0,83]

55,13 dan 0,36

2. Pembongkaran

bangunan oleh Pemkot

[0,68]

58,36 dan 0,29

3. Ketaatan Tata ruang

Kota Bandung

terhadap aturan. [0,81]

56,74 dan 0,35

Pada 12 aspek tersebut di atas pemerintah Kota Bandung selaras dengan persepsi

mayarakat Bandung di Area 2. Selaras dalam artian ke 12 aspek tersebut merupakan

hal yang memiliki dampak besar bagi kepuasan hidup warga di Area 2 dan pemerintah

Kota Bandung berhasil mendapat persepsi kinerja positif di mata warga. Oleh karena

itu pemerintah Kota Bandung perlu mempertahankan atau meningkatkan kinerja pada

12 aspek tersebut di Area 2.

Ke 12 aspek merupakan driver of satisfaction warga. Tugas pemerintah kota adalah

memastikan program berkelanjutan untuk menjaga kinerja yang baik pada isu-isu di

atas.

Contoh penjelasan level-level informasi pada Tabel 12 : Biaya Rekreasi pada baris 1

dan kolom (2) memiliki skor dampak (kepentingan) 0.73 dengan indeks 66,61 dan

bobot sebesar 0,0593, kolom (3) . Benefit level impact 0,0593 pada aspek Biaya

Page 77: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 72

P01/15

Rekreasi menunjukkan bahwa 1 unit perubahan pada indeks benefit Biaya Rekreasi

berasosiasi dengan 0,0593 peningkatan pada Indeks Kepuasan. Selanjutnya,skor

dampak atribut Kemudahan untuk dicapai adalah 0.76 dan Indeks kinerja atribut ini

, kolom (5) adalah sebesar 72,09. Juga di kolom (5), nilai attribute level impact

sebesar 0,52 pada atribute Kemudahan untuk dicapai menunjukkan bahwa 1 unit

treatment perubahan pada attribute ini atau item pertanyaan yang berkaitan dengan

Kemudahan untuk dicapai pada kuesioner berasosiasi dengan 0.52 unit perubahan

pada indeks attribut Biaya Rekreasi. Interpretasi yang sama dapat dilakukan untuk ke

12 aspek positif serta atribut pembentuknya .

B. Competitive Vulnerability [Focus Improvement]: indeks kinerja <50, dampak>0.5

Terdapat 7 aspek yang harus mendapat perhatian besar pemerintah Kota Bandung, yaitu:

1. Pengelolaan Sampah

2. Penataan Pasar tradisional dan pertokoan

3. Biaya, Kecepatan, dan Prosedur Pelayanan

4. Bantuan Usaha

5. Ketertiban Sosial Kota

6. Biaya layanan Kesehatan

7. Kepedulian Pemkot terhadap tenaga kerja

Aspek-aspek tersebut harus mendapat prioritas dalam perencanaan pembangunana Area 2

Kota Bandung. Tabel 13 menyajikan secara lengkap dan detil mengenai focus perbaikan

yang harus dilakukan untuk meningkatkan indeks kepuasan warga Bandung di Area 2

khususnya.

Tabel 13. Level-Level Informasi Model Kepuasan Warga Bandung Area 2 – CV

No

Competitive

Vulnerability &

dampak

Indeks Kinerja

Aspek & Bobot

Atribut pembentuk &

Dampak

Indeks

Kinerja

Atribut dan

Bobot

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Pengelolaan

Sampah [0,54]

46,21 dan 0,0434 1. Ketersediaan Fasilitas

Kebersihan (tong

Sampah, Gerobak

Sampah, Truk

sampah, mobil

53,05 dan 0,53

Page 78: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 73

P01/15

penyapu jalan) dalam menjaga kebersihan.

[0,88]

2. Kesadaran

Masyarakat terhadap

kebersihan

lingkungan. [0,77]

48,83 dan 0,47

2 Penataan Pasar

tradisional dan

pertokoan [0,72]

47,12 dan 0,0582 1. Kelayakan Kondisi

pasar tradisional di

wilayah anda [0,83]

41,93 dan 0,53

2. Penataan Pertokoan

di wilayah anda

[0,72]

52,97 dan 0,47

3 Biaya, Kecepatan,

dan Prosedur

Pelayanan [0,71]

49,63 dan 0,0569 1. Prosedur pelayanan

[0,79]

55,94 dan 0,26

2. Waktu tunggu untuk

mendapatkan

pelayanan [0,79]

46,96 dan 0,26

3. Kewajaran biaya

untuk mendapatkan

pelayanan pemkot

[0,69]

50,53 dan 0,23

4. Kecepatan respon

pemkot ketika

diminta bantuan

[0,75]

46,66 dan 0,25

4 Bantuan Usaha

[0,66]

42,33 dan 0,0534 1. Kemudahan

mendapatkan bantuan

kredit dari pemkot

[0,79]

37,11 dan 0,53

2. Manfaat Program

pelatihan usaha dari

pemkot [0,71]

43,97 dan 0,47

5 Ketertiban Sosial

Kota [0,61]

46,64 dan 0,0494 1. Keberhasilan pemkot

meminimalisir

gepeng di wilayah

anda. [0,87]

46,28 dan 0,26

2. Keberhasilan

pembinaan pemkot

meminimalisir tuna

susila di wilayah

anda. [0,86]

50,06 dan 0,26

3. Keberhasilan pemkot 41,14 dan 0,26

Page 79: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 74

P01/15

menertibkan pengamen di wilayah

anda. [0,86]

4. Keberhasilan pemkot

menertibkan tempat

hiburan malam.

[0,71]

50,07 dan 0,22

6 Biaya layanan

Kesehatan [0,74]

48,37 dan 0,0595 1. Kemudahan

memperoleh Layanan

jaminan kesehatan

(jasa asuransi

kesehatan, BPJS)

[0,8]

54,56 dan 0,51

2. Biaya mendapatkan

layanan kesehatan

[0,77]

41,57 dan 0,49

7 Kepedulian Pemkot

terhadap tenaga

kerja [0,57]

42,39 dan 0,0457 1. Keseriusan Pemkot

dalam menurunkan

tingkat

Pengangguran. [0,79]

40,08 dan 0,47

2. Kepedulian pemkot

terhadap keluhan

pekerja/karyawan

[0,89]

43,75 dan 0,53

Di Area 2, Pemerintah Kota Bandung disarankan untuk melakukan focus perbaikan pada 7

aspek di atas. Warga Bandung Area 2 menilai pemerintah telah gagal mengelola 7 aspek

tersebut. Pemerintah dipersepsi memiliki kinerja negative pada 7 aspek yang dipersepsi

sebagai hal yang dianggap besar impaknya terhadap kepuasan warga.

Berdasarkan level-level informasi pada Tabel 13, Pengelolaan Sampah pada kolom (2)

memiliki skor dampak persepsi 0.54, indeks persepsi kinerja pada kolom(3) sebesar 46,2

(buruk karena lebih kecil dari pada 50] dan angka di kolom (3) juga menunjukkan persepsi

bobot Pengelolaan Sampah sebesar 0.0434. Angka 0.54 merupakan persepsi dampak

yang besar bagi warga karena lebih besar daripada 0.5 . Benefit level impact 0.0434 pada

aspek Pengelolaan Sampah menunjukkan bahwa 1 unit perubahan pada indeks benefit

Penanganan Banjir berasosiasi dengan 0.0434 peningkatan pada Indeks Kepuasan.

Selanjutnya, Indeks kinerja atribut Ketersediaan Fasilitas Kebersihan (tong Sampah,

Gerobak Sampah, Truk sampah, mobil penyapu jalan) dalam menjaga kebersihan.

adalah sebesar 53,05 dan nilai attribute level impact 0,53 pada atribute Ketersediaan

Page 80: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 75

P01/15

Fasilitas Kebersihan (tong Sampah, Gerobak Sampah, Truk sampah, mobil penyapu

jalan). Angka 0,53 menunjukkan bahwa 1 unit treatment perubahan pada attribute ini atau

item pertanyaan yang berkaitan dengan Fungsi gorong-gorong dalam mengatasi banjir

pada kuesioner berasosiasi dengan 0,53 unit perubahan pada indeks Pengelolaan Sampah.

Interpretasi yang sama dapat dilakukan untuk ke 6 aspek negatif lain serta atribut

pembentuknya.

C. Maintain or Reduce Invesment:Kinerja >50 Dampak <0.5

Ada 14 aspek dalam hal pemerintah dipersepsi memiliki kinerja positif akan tetapi

manfaat ke 14 aspek tersebut dipersepsi kurang penting oleh warga di Area 2. 14 aspek

tersebut adalah:

1. Tempat Rekreasi

2. Harga Makanan dan Sarana Rekreasi

3. Wisata Kuliner

4. Tarif dan Kelayakan Angkutan Umum

5. Penataan Lalu-lintas

6. Manfaat pasar modern

7. Kewajaran harga kebutuhan

8. Keteraturan dan Kelayakan Pemukiman

9. Keramahan Masyarakat Kota

10. Sistem Rayonisasi PPDB

11. Kemampuan dalam menyembuhkan

12. Kewajaran Tarif Parkir

13. Sarana Olahraga

14. Sarana Ibadah

Alternatif penafsiran, isu-isu tersebut bisa memuat driver of satisfaction yang dipersepsi

warga sebagai hal mendasar dan sudah sepantasnya ada pada suatu kota., sehingga reduksi

kinerja mutu pada 14 aspek tersebut berpeluang memicu ketidakpuasan warga dimasa

depan.

Tabel 14 menyajikan secara lengkap dan detil mengenai 14 aspek pemicu kepuasan warga

yang harus dijaga agar indeks kepuasan warga Bandung di Area 2 khususnya tidak

terganggu.

Page 81: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 76

P01/15

Tabel 14. Level-Level Informasi Model Kepuasan Warga Bandung Area 2 – MRI

No

Maintain or

Reduce Invesment

& dampak

Indeks Kinerja

Aspek & Bobot

Atribut pembentuk &

Dampak

Indeks

Kinerja

Atribut dan

Bobot

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Tempat Rekreasi

[0,27]

63,18 dan 0 1. Rancangan tempat

rekreasi [0,64]

68,91 dan 0,23

2. Kelengkapan [0,74] 56,84 dan 0,26

3. Keamanan [0,7] 63,23 dan 0,25

4. Pemeliharaan [0,75] 64,43 dan 0,27

2 Harga Makanan

dan Sarana

Rekreasi [0,38]

63,05 dan 0 1. Harga Makanan [0,73] 63,34 dan 0,33

2. Keamanan [0,72] 60,53 dan 0,32

3. Kenyamanan [0,77] 65,16 dan 0,35

3 Wisata Kuliner

[0,29]

66,55 dan 0 1. Keragaman /variasi

Jenis makanan [0,74]

68,64 dan 0,47

2. Keunikan makanan

[0,85]

64,64 dan 0,53

4 Tarif dan

Kelayakan

Angkutan Umum

[0,49]

54,92 dan 0 1. Kewajaran tarif [0,55] 58,56 dan 0,25

2. Perilaku awak (supir /

kernet) [0,79]

53,14 dan 0,36

3. Kelaikan mutu

(kendaraan dan

supir/kernet) [0,84]

53,69 dan 0,38

5 Penataan Lalu-

lintas [0,31]

59,18 dan 0 1. Fungsi rambu lalu

lintas yang ada saat ini

[0,49]

58,45 dan 0,36

2. Jalan Alternatif [0,86] 59,38 dan 0,64

6 Manfaat pasar

modern [0,26]

59,39 dan 0 1. Manfaat pembangunan

mall di kota Bandung

[0,88]

53,42 dan 0,54

2. Manfaat mini market

di wilayah anda [0,74]

66,35 dan 0,46

7 Kewajaran harga 54,15 dan 0 1. Kewajaran harga 54,15 dan 1

Page 82: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 77

P01/15

kebutuhan [0,43] kebutuhan hidup di kota Bandung [0,99]

8 Keteraturan dan

Kelayakan

Pemukiman [0,41]

54,9 dan 0 1. Keteraturan Penataan

Pemukiman [0,84]

51,2 dan 0,51

2. Kelayakan tempat

tinggal anda [0,8]

58,81 dan 0,49

9 Keramahan

Masyarakat Kota

[0,28]

67,77 dan 0 1. Keramahan masyarakat

di kota Bandung [0,93]

67,77 dan 1

10 Sistem Rayonisasi

PPDB [0,32]

61,74 dan 0 1. Sistem Rayonisasi

PPDB []

61,74 dan 1

11 Kemampuan dalam

menyembuhkan

[0,35]

58,71 dan 0 1. Kemampuan

Puskesmas dalam

menyembuhkan [0,93]

56,73 dan 0,66

2. Kemampuan rumah

sakit dalam

menyembuhkan [0,48]

63,01 dan 0,34

12 Kewajaran Tarif

Parkir [0,25]

52,46 dan 0 1. Kewajaran tarif [0,95] 52,46 dan 1

13 Sarana Olahraga

[0,14]

58,25 dan 0 1. Kemudahan untuk

mencapai Tempat Olah

raga [0,87]

58,13 dan 0,5

2. Keterjangkauan Biaya

penggunaan sarana

Olah raga [0,87]

57,81 dan 0,5

14 Sarana Ibadah

[0,39]

70,58 dan 0 1. Kemudahan mencapai

Tempat Ibadah [0,65]

78,76 dan 0,28

2. Kenyamanan Tempat

Ibadah di wilayah anda

. (bersih, indah, rapi)

[0,88]

71 dan 0,38

3. Kelengkapan Sarana di

tempat Ibadah di

wilayah anda

(perlengkapan ibadah,

air, wifi) [0,78]

63,31 dan 0,34

Berdasarkan level-level informasi pada Tabel 14, Tempat Rekreasi kolom (2) dengan

dampak kepentingan 0.27 yang rendah (<0.50) memiliki indeks persepsi kinerja pada

Page 83: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 78

P01/15

kolom(3) sebesar 63,18 (baik karena lebih besar dari pada 50] dan angka di kolom (3)

juga menunjukkan skor persepsi bobot Tempat Rekreasi bernilai 0. Benefit level

impact bernilai nol pada aspek Tempat Rekreasi menunjukkan bahwa setiap unit

perubahan pada indeks benefit Tempat Rekreasi tidak berpengaruh terhadap

peningkatan Indeks Kepuasan. Selanjutnya, Indeks kinerja atribut Rancangan

tempat rekreasi dalam aspek Tempat Rekreasi adalah sebesar 68,91 (kolom 5) dan

nilai attribute level impact 0,64 (kolom4) pada atribute Rancangan tempat rekreasi.

Angka 0,23 (kolom 5) menunjukkan bahwa 1 unit treatment perubahan pada attribute

ini atau item pertanyaan yang berkaitan dengan Rancangan tempat rekreasi pada

kuesioner berasosiasi dengan 0,35 unit perubahan pada indeks Tempat Rekreasi .

Interpretasi yang sama dapat dilakukan untuk ke 13 aspek pemicu kepuasan lain serta

atribut pembentuknya.

D. Inconsequential -Dont waste the resources

Selanjutnya, Warga di Area 2 mempersepsi pemerintah kota memiliki kinerja buruk

pada 9 aspek :

1. Dekorasi Jalan

2. Kelayakan Trotoar, penyebrangan, dan pohon pinggir jalan

3. Kemacetan

4. Tingkat Polusi

5. Penanganan Banjir

6. Penertiban PKL

7. Harga Pemukiman

8. Kondisi Tenaga Kerja

9. Pengelolaan Parkir

Tetapi warga juga mempersepsi kurang penting pada ke 4 aspek ini. Alternatif

interpretasi untuk situasi ini adalah keempat masalah tersebut bukan concern aktif bagi

warga Bandung Area 2. Keempat situasi itu tidak dihiraukan oleh pandangan dan

pemikiran warga Area 2. Interpretasi fenomena ini mengacu pada pemikiran bahwa

hanya informasi-informasi yang dianggap pentinglah yang dipedulikan. Keempat

fenomena itu tidak dipedulikan oleh warga karena fenomena tersebut merupakan

stimulus yang tidak lagi menjadi drive untuk memotivasi suatu gerakan. Hal ini dapat

Page 84: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 79

P01/15

dijelaskan oleh sikap apatisme atau skeptic sebagai produk frustasi akibat dari berlarut-

larutnya penyelesaian permasalahan tersebut.

Tabel 15. menyajikan secara lengkap dan detil mengenai 9 aspek Inconsequential

warga Bandung di Area 2.

Tabel 15. Level-Level Informasi Model Kepuasan Warga Bandung Area 2 – IDWR

No

Inconsequential -

Dont waste the

resources &

dampak

Indeks Kinerja

Aspek & Bobot

Atribut pembentuk &

Dampak

Indeks Kinerja

Atribut dan

Bobot

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Dekorasi Jalan

[0,39]

46,08 dan 0 1. Kondisi penghijauan

jalan di kawasan anda

[0,52]

45,49 dan 0,17

2. Dekorasi (pot bunga,

patung, lampu hias,

dll) [0,89]

44,67 dan 0,29

3. Penataan Dekorasi

[0,87]

45,22 dan 0,29

4. Keindahan Dekorasi

di simpang jalan

[0,76]

48,24 dan 0,25

2 Kelayakan Trotoar,

penyebrangan, dan

pohon pinggir jalan

[0,2]

39,15 dan 0 1. Kelayakan trotoar di

kawasan anda untuk

digunakan pejalan

kaki [0,8]

35,94 dan 0,38

2. Kelayakan

penyebrangan yang

biasa digunakan

[0,63]

42,1 dan 0,3

3. Kekhawatiran atas

kondisi pohon di

pinggir jalan untuk

keselamatan anda

[rawan tumbang,

menutup rambu jalan]

[0,68]

39,78 dan 0,32

3 Kemacetan [0,32] 37,98 dan 0 1. Kemacetan [] 37,98 dan 1

4 Tingkat Polusi

[0,34]

46,45 dan 0 1. Tingkat polusi di

wilayah anda yang

paling mengganggu

49,72 dan 1

Page 85: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 80

P01/15

(1. air 2. udara 3. bising) [0,98]

5 Penanganan Banjir

[0,36]

37,59 dan 0 1. Fungsi gorong-

gorong dalam

mengatasi banjir.

[0,85]

51,31 dan 0,49

2. Pemeliharaan sungai

[0,89]

42,21 dan 0,51

6 Penertiban PKL

[0,46]

37,23 dan 0 3. Penertiban PKL [] 37,23 dan 1

7 Harga Pemukiman

[0,19]

37,08 dan 0 4. Keterjangkauan harga

untuk mendapatkan

tempat tinggal layak

huni di kota Bandung

[0,93]

37,08 dan 1

8 Kondisi Tenaga

Kerja [0,32]

33,08 dan 0 1. Keberadaan pekerja

kontrak/outsourcing

[0,94]

28,96 dan 0,64

2. Kelayakan gaji/upah

pekerja/karyawan

[0,52]

40,4 dan 0,36

9 Pengelolaan Parkir

[0,38]

29,19 dan 0 1. Jumlah lahan parkir

di kota Bandung

[0,64]

35,05 dan 0,3

2. Keberhasilan

penertiban parkir liar

[0,78]

32,78 dan 0,36

3. Dampak parkir di tepi

jalan umum atas

kelancaran lalulintas

[0,75]

20,18 dan 0,35

Berdasarkan level-level informasi pada Tabel 15, Dekorasi Jalan memiliki skor

dampak kepentingan yang rendah di mata warga dengan indeks persepsi kinerja pada

kolom(3) sebesar 46,08 (buruk karena lebih kecil dari pada 50] . Angka di kolom (3)

juga menunjukkan bobot persepsi Dekorasi Jalan sebesar 0. Benefit level impact 0

pada aspek Dekorasi Jalan menunjukkan bahwa setiap unit perubahan pada indeks

benefit Dekorasi Jalan tidak berpengaruh terhadap peningkatan Indeks Kepuasan.

Selanjutnya, Indeks kinerja atribut Kondisi penghijauan jalan di kawasan anda

Page 86: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 81

P01/15

dalam aspek Dekorasi Jalan adalah sebesar 45,49 . Nilai attribute level impact 0,17

pada atribute Kondisi penghijauan jalan di kawasan anda menunjukkan bahwa 1

unit treatment perubahan pada attribute ini atau item pertanyaan yang berkaitan dengan

Kondisi penghijauan jalan di kawasan anda pada kuesioner berasosiasi dengan

0,17 unit perubahan pada indeks attribut Dekorasi Jalan . Interpretasi yang sama

dapat dilakukan untuk ke 8 aspek Aspek Inconsequential lain serta atribut

pembentuknya.

Presentasi model hubungan antara aspek-aspek (dan atribut pembangunnya) terhadap

indeks kepuasan di Area 2 ditampilkan dalam bentuk diagram jalur pada Lampiran 6.

Diagram tersebut hanya memuat aspek-aspek yang memberikan pengaruh signifikan

(bobot di atas nilai 0.5) terhadap indeks kepuasan. Adapun penjelasan dari nilai-nilai

yang tertera pada diagram jalur tersebut sama dengan penjelasan yang diberikan pada

diagram 1 di tingkat Kota.

4. Analisis Kinerja-Dampak Area 3 Kota Bandung

Kategorisasi sebanyak 40 aspek yaang dipersepsi masyarakat Bandung kedalam

strategic satissfaction matrix menggunakan nilai default 50 untuk skor target

manajerial dan 0.5 untuk bobot impak menghasilkan konfigurasi informasi pada

kuadran-kuadran untuk Area 3 (Arcamanik, Mandalajati, Antapani, Ujung Berung,

Cibiru, Cinambo, dan Panyileukan) sebagai berikut

Page 87: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 82

P01/15

Diagram 12. Strategic Satisfaction Matrix Area 3

Deskripsi hasil kategorisasi pada matriks di atas adalah:

A. Competitive Advantage (CA) ,Maintain atau Improve: indeks kinerja>50,

dampak>0.5

Berikut ini adalah daftar aspek-aspek pembangunan di Kota Bandung yang dipersepsi

penting oleh warga Bandung di Area 3 dan pada saat bersamaan pemerintah Kota

Bandung memperoleh persepsi kinerja yang baik dimata warga

1. Tempat Rekreasi

2. Dekorasi Jalan

3. Fungsi Fasilitas Jalan

4. Penanganan Banjir

5. Kewajaran Harga

6. Mutu Layanan

7. Bantuan Usaha

Page 88: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 83

P01/15

8. Pemukiman

9. Ketertiban sosial setempat

10. Keramahan Masyarakat Kota

11. Biaya layanan Kesehatan

12. Ketertiban dan dampak parkir

13. Sarana Olahraga

Elaborasi mendalam dari hal-hal di atas diberikan pada Tabel 16.

Tabel 16. Level-Level Informasi Model Kepuasan Warga Bandung Area 3 – CA

No

Competitive

Advantage &

dampak

Indeks Kinerja

Aspek & Bobot

Atribut pembentuk &

Dampak

Indeks

Kinerja

Atribut dan

Bobot

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Tempat Rekreasi

[0,59]

65,04 dan 0,0376 1. Rancangan tempat

rekreasi [0,79]

67,61 dan 0,37

2. Keamanan [0,6] 62,94 dan 0,28

3. Pemeliharaan [0,76] 63,98 dan 0,35

2 Dekorasi Jalan

[0,63]

62,29 dan 0,0398 1. Penataan jalan yang

ada saat ini [0,7]

58,2 dan 0,48

2. Jalan alternatif ke

lokasi yang biasa

anda tuju [0,76]

66,25 dan 0,52

3 Fungsi Fasilitas

Jalan [0,77]

59,84 dan 0,0487 1. Kualitas jalan raya

yang biasa anda lalui

[0,86]

60,37 dan 0,5

2. Kondisi jalan di

wilayah anda [0,86]

59,31 dan 0,5

4 Penanganan Banjir

[0,78]

50,47 dan 0,0492 1. Fungsi gorong-gorong

dalam mengatasi

banjir. [0,88]

53,73 dan 0,53

2. Pemeliharaan sungai

[0,77]

45,1 dan 0,47

5 Kewajaran Harga

[0,75]

52,31 dan 0,0474 1. Kewajaran harga

kebutuhan hidup di

kota Bandung [0,9]

52,31 dan 1

6 Mutu Layanan 56,8 dan 0,0505 1. Prosedur pelayanan 58,78 dan 0,19

Page 89: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 84

P01/15

[0,8] [0,83]

2. Waktu tunggu untuk

mendapatkan

pelayanan [0,78]

51,33 dan 0,18

3. Kewajaran biaya

untuk mendapatkan

pelayanan pemkot

[0,75]

61,05 dan 0,17

4. Kejelasan persyaratan

untuk mendapatkan

layanan pemkot

[0,68]

57,76 dan 0,15

5. Kecepatan respon

pemkot ketika

diminta bantuan

[0,55]

45,8 dan 0,13

6. Layanan pemkot

bebas pungli [0,83]

58,78 dan 0,19

7 Bantuan Usaha

[0,65]

55,75 dan 0,0408 1. Akurasi pendataan

yang dilakukan oleh

pemkot (data KTP,

KK, PBB, dll) [0,77]

58,92 dan 0,52

2. Bantuan pemkot tepat

sasaran. (raskin, dll)

[0,71]

52,76 dan 0,48

8 Pemukiman [0,63] 51,49 dan 0,0396 1. Keterjangkauan harga

untuk mendapatkan

tempat tinggal layak

huni di kota Bandung

[0,79]

40,41 dan 0,5

2. Kelayakan tempat

tinggal anda [0,79]

62,57 dan 0,5

9 Ketertiban sosial

setempat [0,68]

54,9 dan 0,0427 1. Keberhasilan pemkot

menertibkan

pendatang (lapor RT,

surat ket. penduduk

musiman). [0,77]

58,49 dan 0,51

2. Kondisi warga miskin

di wilayah anda.

[0,74]

54,97 dan 0,49

10 Keramahan

Masyarakat Kota

[0,61]

71,29 dan 0,0386 1. Keramahan

masyarakat di kota

Bandung [0,93]

67,77 dan 1

Page 90: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 85

P01/15

11 Biaya layanan Kesehatan [0,87]

55,86 dan 0,0548 1. kemampuan Puskesmas dalam

menyembuhkan

[0,85]

52,59 dan 0,61

2. kemampuan rumah

sakit dalam

menyembuhkan

[0,55]

61,68 dan 0,39

12 Ketertiban dan

dampak parkir

[0,71]

52,06 dan 0,0447 1. Jumlah lahan parkir di

kota Bandung [0,6]

46,82 dan 0,41

2. Kewajaran tarif

[0,86]

55,56 dan 0,59

13 Sarana Olahraga

[0,9]

57,18 dan 0,0569 1. Kemudahan untuk

mencapai Tempat

Olah raga [0,8]

51,13 dan 0,5

2. Keterjangkauan

Biaya penggunaan

sarana Olah raga

[0,8]

60,38 dan 0,5

Pada 13 aspek tersebut di atas pemerintah Kota Bandung selaras dengan persepsi

mayarakat Bandung di Area 3. Selaras dalam artian ke 13 aspek tersebut merupakan

hal yang memiliki dampak besar bagi kepuasan hidup warga di Area 3 dan pemerintah

Kota Bandung berhasil mendapat persepsi kinerja positif di mata warga. Oleh karena

itu pemerintah Kota Bandung perlu mempertahankan atau meningkatkan kinerja pada

13 aspek tersebut di Area 1.

Ke 13 aspek merupakan driver of satisfaction warga. Tugas pemerintah kota adalah

merencanakan dan mengendalikan agar kinerja yang baik pada area-area di atas tetap

terjaga

Contoh penjelasan level-level informasi pada Tabel 16 : Tempat Rekreasi pada baris 1 dan

kolom (2) memiliki indeks 65,04 , skor dampak 0,59 dan bobot sebesar 0,0376, kolom (3)

Benefit level impact 0,0376 pada aspek Tempat Rekreasi menunjukkan bahwa 1 unit

perubahan pada indeks benefit Tempat Rekreasi berasosiasi dengan 0,0376 peningkatan

pada indeks Kepuasan. Selanjutnya, dampak Rancangan tempat rekreasi [0,79] dan Indeks

kinerja atribut Rancangan Tempat Rekreasi, kolom (5) adalah sebesar 67,61. Juga di

Page 91: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 86

P01/15

kolom (5), nilai attribute level impact sebesar 0,37. Pada atribute Rancangan tempat

rekreasi menunjukkan bahwa 1 unit treatment perubahan pada attribute ini atau item

pertanyaan yang berkaitan dengan Rancangan tempat rekreasi pada kuesioner berasosiasi

dengan 0,37unit perubahan pada indeks attribut Tempat Rekreasi. Interpretasi yang sama

dapat dilakukan untuk ke 12 aspek positif serta atribut pembentuknya .

B. Competitive Vulnerability [Focus Improvement]: indeks kinerja <50, dampak>0.5

Terdapat 9 aspek yang harus mendapat perhatian besar pemerintah Kota Bandung, yaitu:

Kelayakan Transportasi Umum, Ketersediaan air bersih, Penertiban PKL, Akurasi data,

Ketertiban Sosial Kota,Akses menuju pelayanan kesehatan, Kesejahteraan pekerja,

Penerimaan Pekerja, Ketersediaan dan tarif parker.

Aspek-aspek tersebut harus mendapat prioritas dalam perencanaan pembangunana Area 3

Kota Bandung. Tabel 17 menyajikan secara lengkap dan detil mengenai focus perbaikan

yang harus dilakukan untuk meningkatkan indeks kepuasan warga Bandung di Area 3

khususnya.

Tabel 17. Level-Level Informasi Model Kepuasan Warga Bandung Area 3 – CV

No

Competitive

Vulnerability &

dampak

Indeks Kinerja

Aspek & Bobot

Atribut pembentuk &

Dampak

Indeks Kinerja

Atribut dan

Bobot

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Kelayakan

Transportasi

Umum [0,68]

46,22 dan

0,0428

1. Rawan kriminalitas

[0,79]

50,22 dan 0,48

2. Aspek waktu

(waktu tunggu

penumpang,

kecepatan

perjalanan) [0,85]

42,31 dan 0,52

2 Ketersediaan air

bersih [0,51]

39,51 dan

0,0321

1. Kemudahan

mendapatkan air

tanah. [0,81]

45,67 dan 0,5

2. Pemenuhan

kebutuhan air

34,85 dan 0,5

Page 92: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 87

P01/15

bersih anda oleh Layanan PDAM

[0,8]

3 Penertiban PKL

[0,61]

43,7 dan 0,0383 1. Penertiban PKL [] 43,7 dan 1

4 Akurasi data

[0,74]

49,72 dan

0,0471

2. Kemudahan

mendapatkan

bantuan kredit dari

pemkot [0,72]

45,43 dan 0,48

3. Manfaat Program

pelatihan usaha dari

pemkot [0,8]

50 dan 0,52

5 Ketertiban Sosial

Kota [0,87]

46,09 dan

0,0548

1. Keberhasilan

pemkot

meminimalisir

gepeng di wilayah

anda. [0,87]

46,28 dan 0,26

2. Keberhasilan

pembinaan pemkot

meminimalisir tuna

susila di wilayah

anda. [0,86]

50,06 dan 0,26

3. Keberhasilan

pemkot menertibkan

pengamen di

wilayah anda. [0,86]

41,14 dan 0,26

4. Keberhasilan

pemkot

menertibkan tempat

hiburan malam.

[0,71]

50,07 dan 0,22

6 Akses menuju

pelayanan

kesehatan [0,88]

49,2 dan 0,0558 1. Kemudahan

memperoleh

Layanan jaminan

kesehatan (jasa

asuransi kesehatan,

BPJS) [0,72]

52,13 dan 0,46

2. Biaya mendapatkan

layanan kesehatan

[0,84]

46,46 dan 0,54

7 Kesejahteraan

pekerja [0,62]

33,67 dan

0,0391

1. Keseriusan Pemkot

dalam menurunkan

tingkat

35,36 dan 0,41

Page 93: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 88

P01/15

Pengangguran. [0,64]

2. Keberadaan pekerja

kontrak/outsourcing

[0,92]

32,66 dan 0,59

8 Penerimaan

Pekerja [0,87]

35,12 dan

0,0551

1. Kelayakan gaji/upah

pekerja/karyawan

[0,86]

36,63 dan 0,51

2. Kepedulian pemkot

terhadap keluhan

pekerja/karyawan

[0,81]

33,94 dan 0,49

9 Ketersediaan dan

tarif parkir [0,69]

32,45 dan

0,0438

1. Keberhasilan

penertiban parkir

liar [0,77]

37,64 dan 0,48

2. Dampak parkir di

tepi jalan umum

atas kelancaran

lalulintas [0,84]

27,33 dan 0,52

Di Area 3, Pemerintah Kota Bandung disarankan untuk melakukan focus perbaikan

pada 9 aspek di atas. Warga Bandung Area 3 menilai pemerintah telah gagal mengelola

9 aspek tersebut. Pemerintah dipersepsi memiliki kinerja negative pada 9 aspek yang

dipersepsi sebagai hal yang dianggap besar impaknya terhadap kepuasan warga.

Berdasarkan level-level informasi pada Tabel kk, Kelayakan Transportasi Umum

pada kolom (2) memiliki persepsi dampak kepentingan dimata warga sebesar 0.68,

indeks persepsi kinerja pada kolom(3) sebesar 46,22 (buruk karena lebih kecil dari

pada 50] dan angka di kolom (3) juga menunjukkan skor persepsi bobot penanganan

banjir sebesar 0.0428. Angka 0.68 merupakan persepsi dampak yang besar bagi warga

karena lebih besar daripada 0.5 . Benefit level impact 0.0428 pada aspek Kelayakan

Transportasi Umum menunjukkan bahwa 1 unit perubahan pada indeks benefit

Kelayakan Transportasi Umum berasosiasi dengan 0.0428 peningkatan pada indeks

Kepuasan. Selanjutnya,skor persepsi dampak atribut Rawan kriminalitas adalah

[0,79], Indeks kinerjanya sebesar 50,22 dan nilai attribute level impact 0,48 pada

atribute Rawan kriminalitas. Angka 0,48 menunjukkan bahwa 1 unit treatment

perubahan pada attribute ini atau item pertanyaan yang berkaitan dengan Rawan

kriminalitas pada kuesioner berasosiasi dengan 0,48 unit perubahan pada indeks

Page 94: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 89

P01/15

attribut Rawan kriminalitas. Interpretasi yang sama dapat dilakukan untuk ke 8 aspek

negatif lain serta atribut pembentuknya.

C. Maintain or Reduce Invesment:Kinerja >50 Dampak <0.5

Ada 15 aspek dalam hal pemerintah dipersepsi memiliki kinerja positif akan tetapi

manfaat ke 15 aspek tersebut dipersepsi kurang penting oleh warga di Area 3. 15 aspek

tersebut adalah:Harga Makanan dan Sarana Rekreasi, Tempat Wisata Kuliner,Pemicu

,Kerawanan di Angkutan Umum, Kelayakan Fasilitas Pejalan Kaki,Pengelolaan

Sampah,Tingkat Polusi, Manfaat pasar modern, Pertokoan, Pasar Tradisional, Pendidikan,

Kemampuan dalam menyembuhkan,Seni dan Budaya,Penegakan Aturan,Sarana Ibadah

Alternatif penafsiran, kategori-kategori ini bisa memuat driver of satisfaction yang

dipersepsi warga sebagai hal mendasar dan sudah sepantasnya ada pada suatu kota.

Bahayanya adalah reduksi kinerja mutu pada 15 aspek tersebut akan memicu

ketidakpuasan warga dimasa depan.

Tabel 18. menyajikan secara lengkap dan detil mengenai 15 aspek pemicu kepuasan warga

yang harus dijaga agar indeks kepuasan warga Bandung di Area 3 khususnya tidak

terganggu.

Tabel 18. Level-Level Informasi Model Kepuasan Warga Bandung Area 3 – MRI

No

Maintain or

Reduce

Invesment &

dampak

Indeks Kinerja

Aspek & Bobot

Atribut pembentuk &

Dampak

Indeks Kinerja

Atribut dan

Bobot

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Harga Makanan

dan Sarana

Rekreasi [0,48]

60,9 dan 0 1. Keragaman /variasi

Jenis makanan

[0,85]

63,79 dan 0,51

2. Keunikan makanan

[0,83]

57,82 dan 0,49

2 Tempat Wisata

Kuliner [0,44]

63,27 dan 0 1. Harga Makanan

[0,66]

59,75 dan 0,31

2. Keamanan [0,84] 60 dan 0,39

3. Kenyamanan [0,65] 67,2 dan 0,3

3 Pemicu Kerawanan

di Angkutan

56,5 dan 0 1. Kewajaran tarif

[0,73]

57,08 dan 0,25

Page 95: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 90

P01/15

Umum [0,25]

2. Perilaku awak

(supir / kernet)

[0,69]

51,18 dan 0,24

3. Kelaikan mutu

(kendaraan dan

supir/kernet) [0,74]

53,79 dan 0,25

4. Kesesuaian trayek

menempuh rute

seharusnya (tidak

sesuai trayek, tidak

sampai ke tujuan)

[0,76]

63,69 dan 0,26

4 Kelayakan

Fasilitas Pejalan

Kaki [0]

52,91 dan 0 1. Fungsi penerangan

jalan umum yang

ada di kawasan anda

[0,52]

54,91 dan 0,22

2. Kondisi

penghijauan jalan di

kawasan anda [0,46]

46,93 dan 0,19

3. Kekhawatiran atas

kondisi pohon di

pinggir jalan untuk

keselamatan anda

[rawan tumbang,

menutup rambu

jalan] [0,69]

52,82 dan 0,29

4. Fungsi rambu lalu

lintas yang ada saat

ini [0,71]

55,74 dan 0,3

5 Pengelolaan

Sampah [0,23]

51,3 dan 0 1. Ketersediaan

Fasilitas Kebersihan

(tong Sampah,

Gerobak Sampah,

Truk sampah, mobil

penyapu jalan)

dalam menjaga

kebersihan. [0,88]

52,93 dan 0,53

2. Kesadaran

Masyarakat terhadap

kebersihan

lingkungan. [0,78]

49,06 dan 0,47

6 Tingkat Polusi

[0,47]

50,27 dan 0 1. Tingkat polusi di

wilayah anda yang

paling mengganggu

50,27 dan 1

Page 96: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 91

P01/15

(1. air 2. udara 3. bising) [0,98]

7 Manfaat pasar

modern [0,48]

50,13 dan 0 1. Kelayakan Kondisi

pasar tradisional di

wilayah anda [0,95]

50,13 dan 1

8 Pertokoan [0,23] 65,26 dan 0 1. Penataan Pertokoan

di wilayah anda

[0,69]

56,45 dan 0,44

2. Kemudahan

mencapai pertokoan

di wilayah anda

[0,88]

72,01 dan 0,56

9 Pasar Tradisional

[0,16]

61,03 dan 0 1. Manfaat

pembangunan mall

di kota Bandung

[0,88]

54,99 dan 0,54

2. Manfaat mini

market di wilayah

anda [0,75]

67,8 dan 0,46

10 Pendidikan [0,43] 51,64 dan 0 1. Sistem rayonisasi

dalam penerimaan

peserta didik baru

[0,78]

47,35 dan 0,5

2. Kelayakan

pendapatan pengajar

[0,78]

53,84 dan 0,5

11 Kemampuan dalam

menyembuhkan

[0,45]

67,6 dan 0 1. Kemudahan

mencapai

Puskesmas [0,69]

68,95 dan 0,44

2. Kemudahan

mencapai Rumah

Sakit [0,87]

66,55 dan 0,56

12 Seni dan Budaya

[0,09]

61,17 dan 0 1. Keberhasilan

pemkot melestarikan

seni sunda(pencak

silat, angklung,

jaipong). [0,91]

59,67 dan 0,41

2. Keberhasilan

pemkot melibatkan

pemuda untuk

melestarikan budaya

sunda. [0,92]

57,28 dan 0,42

Page 97: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 92

P01/15

3. Penggunaan bahasa sunda dalam

percakapan sehari-

hari di lingkungan

anda [0,38]

70,73 dan 0,17

13 Penegakan Aturan

[0,34]

56,53 dan 0 1. Ketegasan Pemkot

menjalankan

peraturan daerah.

[0,83]

51,43 dan 0,35

2. Pembongkaran

bangunan oleh

Pemkot [0,76]

57,07 dan 0,32

3. Ketaatan Tata ruang

Kota Bandung

terhadap aturan.

[0,78]

55,71 dan 0,33

14 Sarana Ibadah [0] 71,21 dan 0 1. Kemudahan

mencapai Tempat

Ibadah [0,82]

79,1 dan 0,5

2. Kelengkapan Sarana

di tempat Ibadah di

wilayah anda

(perlengkapan

ibadah,air, wifi)

[0,82]

63,1 dan 0,5

Berdasarkan level-level informasi pada Tabel 18, Harga Makanan dan Sarana

Rekreasi kolom (2) dengan dampak kepentingan 0,48 yang rendah (<0.50) memiliki

indeks persepsi kinerja pada kolom(3) sebesar 60,9 (baik karena lebih besar dari pada

50] dan angka di kolom (3) juga menunjukkan skor persepsi Harga Makanan dan

Sarana Rekreasi bernilai 0. Benefit level impact bernilai nol pada aspek Harga

Makanan dan Sarana Rekreasi menunjukkan bahwa setiap unit perubahan pada

indeks benefit Harga Makanan dan Sarana Rekreasi tidak berpengaruh terhadap

peningkatan indeks Kepuasan. Selanjutnya, Indeks kinerja atribut Keragaman /variasi

Jenis makanan dalam aspek Harga Makanan dan Sarana Rekreasi adalah sebesar

63,79 (kolom 5) dan nilai attribute level impact 0,85 (kolom4) pada atribute

Keragaman /variasi Jenis makanan. Angka 0,51 (kolom 5) menunjukkan bahwa 1

unit treatment perubahan pada attribute ini atau item pertanyaan yang berkaitan dengan

Keragaman /variasi Jenis makanan pada kuesioner berasosiasi dengan 0,35 unit

Page 98: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 93

P01/15

perubahan pada indeks attribut Harga Makanan dan Sarana Rekreasi. Interpretasi

yang sama dapat dilakukan untuk ke 14 aspek pemicu kepuasan lain serta atribut

pembentuknya.

D. Inconsequential -Dont waste the resources

Selanjutnya, Warga di Area 3 mempersepsi pemerintah kota memiliki kinerja buruk

pada 4 aspek : Penataan Lalu-lintas, Kondisi Jalan, , Kemacetan, Keamanan. Tetapi

warga juga mempersepsi kurang penting pada ke 4 aspek ini. Alternatif interpretasi

untuk situasi ini adalah keempat masalah tersebut bukan concern aktif bagi warga

Bandung Area3. Keempat situasi itu tidak dihiraukan oleh pandangan dan pemikiran

warga Area 3. Interpretasi fenomena ini mengacu pada pemikiran bahwa hanya

informasi-informasi yang dianggap pentinglah yang dipedulikan. Keempat fenomena

itu tidak dipedulikan oleh warga karena fenomena tersebut merupakan stimulus yang

tidak lagi menjadi drive untuk memotivasi suatu gerakan. Hal ini dapat dijelaskan oleh

sikap apatisme atau skeptic sebagai produk frustasi akibat dari berlarut-larutnya

penyelesaian permasalahan tersebut. Tabel 19. menyajikan secara lengkap dan detil

mengenai 4 aspek Inconsequential

Tabel 19. Level-Level Informasi Model Kepuasan Warga Bandung Area 3 – IDWR

No

Inconsequential -

Dont waste the

resources &

dampak

Indeks Kinerja

Aspek & Bobot

Atribut pembentuk &

Dampak

Indeks Kinerja

Atribut dan

Bobot

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Penataan Lalu-

lintas [0,31]

45,78 dan 0 1. Jalan alternatif ke

lokasi yang biasa

anda tuju [0,83]

45,03 dan 0,52

2. Kelayakan

Penyebrangan [0,76]

46,22 dan 0,48

2 Kondisi Jalan [0] 49,56 dan 0 1. Dekorasi (pot

bunga, patung,

lampu hias, dll)

[0,87]

46,58 dan 0,34

2. Penataan Dekorasi

[0,88]

48,69 dan 0,34

Page 99: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 94

P01/15

3. Keindahan Dekorasi di simpang jalan

[0,82]

51,44 dan 0,32

3 Kemacetan [0,04] 44,15 dan 0

4 Keamanan [0,39] 46,29 dan 0 1. Kota bandung

rawan pemerasan.

[0,88]

47,4 dan 0,34

2. Kota bandung

rawan kejahatan.

[0,86]

43,39 dan 0,33

3. Kota bandung

rawan pengrusakan.

[0,83]

47,66 dan 0,32

Berdasarkan level-level informasi pada Tabel 19, Penataan Lalu-lintas memiliki skor

dampak kepentingan 0.31 yang rendah di mata warga dengan indeks persepsi kinerja pada

kolom(3) sebesar 45,78 (buruk karena lebih kecil dari pada 50] . Angka di kolom (3) juga

menunjukkan bobot persepsi Penataan Lalu-lintas sebesar 0. Benefit level impact 0 pada

aspek Penataan Lalu-lintas menunjukkan bahwa setiap unit perubahan pada indeks

benefit Tingkat Polusi tidak berpengaruh terhadap peningkatan indeks Kepuasan.

Selanjutnya, Indeks kinerja atribut Jalan alternatif ke lokasi yang biasa anda tuju dalam

aspek Penataan Lalu-lintas adalah sebesar 45,03 . Nilai attribute level impact 0,52 pada

atribute Jalan alternatif ke lokasi yang biasa anda tuju menunjukkan bahwa 1 unit

treatment perubahan pada attribute ini atau item pertanyaan yang berkaitan dengan

Kondisi penghijauan jalan di kawasan anda pada kuesioner berasosiasi dengan 0,17

unit perubahan pada indeks attribut Penataan Lalu-lintas. Interpretasi yang sama dapat

dilakukan untuk ke 3 aspek Aspek Inconsequential lain serta atribut pembentuknya

Presentasi model hubungan antara aspek-aspek (dan atribut pembangunnya) terhadap

indeks kepuasan di Area 3 ditampilkan dalam bentuk diagram jalur pada Lampiran 7.

Diagram tersebut hanya memuat aspek-aspek yang memberikan pengaruh signifikan

(bobot di atas nilai 0.5) terhadap indeks kepuasan. Adapun penjelasan dari nilai-nilai yang

tertera pada diagram jalur tersebut sama dengan penjelasan yang diberikan pada diagram 1

di tingkat Kota.

Page 100: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 95

P01/15

5. Analisis Kinerja-Dampak Area 4 Kota Bandung

Kategorisasi sebanyak 39 aspek yaang dipersepsi masyarakat Bandung kedalam

strategic satissfaction matrix menggunakan nilai default 50 untuk skor target

manajerial dan 0.5 untuk bobot impak menghasilkan konfigurasi informasi pada

kuadran-kuadran untuk Area 4 (Bandung Kulon, Babakan Ciparay, Bojongloa Kaler,

Bojongloa Kidul, Astanaanyar) sebagai berikut

Diagram 13. Strategic Satisfaction Matrix Area 4

Deskripsi hasil kategorisasi pada matriks di atas adalah:

A. Competitive Advantage (CA) ,Maintain atau Improve: indeks kinerja>50,

dampak>0.5

Berikut ini adalah daftar aspek-aspek pembangunan di Kota Bandung yang dipersepsi

penting oleh warga Bandung di Area 4 dan pada saat bersamaan pemerintah Kota

Bandung memperoleh persepsi kinerja yang baik dimata warga

1. Tempat Wisata Kuliner

2. Harga

Page 101: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 96

P01/15

3. Sarana Rekreasi

4. Kondisi Jalan

5. Kelayakan Trotoar dan pohon pinggir jalan

6. Kelayakan Penyebrangan, Penerangan dan Rambu Jalan

7. Keamanan

8. Pengelolaan sampah

9. Penanganan Banjir

10. Pasar Modern

11. Pasar Tradisional dan Pertokoan

12. Penertiban PKL

13. Ketertiban Sosial

14. Pemicu masalah sosial

15. Pendidikan

16. Seni Budaya

17. Penegakan Aturan

18. Sarana Olah Raga

19. Sarana Ibadah

Tabel 20. menyajikan secara lengkap dan detil mengenai 19 aspek yang harus dijaga .

Tabel 20. Level-Level Informasi Model Kepuasan Warga Bandung Area 4 – CA

No

Competitive

Advantage &

dampak

Indeks Kinerja

Aspek & Bobot

Atribut pembentuk &

Dampak

Indeks

Kinerja

Atribut dan

Bobot

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Tempat Wisata

Kuliner [0,78]

61,58 dan 0,043 1. Keragaman /variasi

Jenis makanan [0,61]

72,04 dan 0,29

2. Kelengkapan

Prasarana [0,67]

52,12 dan 0,33

3. Keunikan makanan

[0,79]

60,9 dan 0,38

Page 102: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 97

P01/15

2 Harga Makanan di Tempat Wisata

Kuliner [0,63]

69,3 dan 0,0344 1. Harga Makanan [0,74]

69,3 dan 1

3 Sarana Rekreasi

[0,74]

68,98 dan

0,0406

1. Keamanan [0,78] 69,87 dan 0,46

2. Kenyamanan [0,91] 68,46 dan 0,54

4 Kondisi Jalan [0,54] 64,92 dan

0,0296

1. Kualitas jalan raya

yang biasa anda lalui

[0,87]

65 dan 0,5

2. Kondisi jalan di

wilayah anda [0,87]

64,73 dan 0,5

5 Kelayakan Trotoar

dan pohon pinggir

jalan [0,65]

51,25 dan

0,0358

1. Kelayakan trotoar di

kawasan anda untuk

digunakan pejalan

kaki [0,75]

50,3 dan 0,37

2. Kondisi penghijauan

jalan di kawasan anda

[0,61]

46,38 dan 0,3

3. Kekhawatiran atas

kondisi pohon di

pinggir jalan untuk

keselamatan anda

[rawan tumbang,

menutup rambu jalan]

[0,65]

54,39 dan 0,32

6 Kelayakan

Penyebrangan,

Penerangan dan

Rambu Jalan [0,78]

52,8 dan 0,0428 1. Kelayakan

penyebrangan yang

biasa digunakan

[0,62]

43,77 dan 0,29

2. Fungsi penerangan

jalan umum yang ada

di kawasan anda

[0,74]

54,6 dan 0,35

3. Fungsi rambu lalu

lintas yang ada saat

ini [0,76]

57,83 dan 0,36

7 Keamanan [0,83] 56,22 dan

0,0457

1. Kota bandung rawan

pemerasan. [0,87]

58,88 dan 0,34

2. Kota bandung rawan

kejahatan. [0,92]

53,77 dan 0,35

3. Kota bandung rawan

pengrusakan. [0,81]

53,66 dan 0,31

Page 103: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 98

P01/15

8 Pengelolaan sampah [0,91]

54,56 dan 0,0501

1. Ketersediaan Fasilitas Kebersihan (tong

Sampah, Gerobak

Sampah, Truk

sampah, mobil

penyapu jalan) dalam

menjaga kebersihan.

[0,89]

57,64 dan 0,5

2. Kesadaran

Masyarakat terhadap

kebersihan

lingkungan. [0,89]

51,41 dan 0,5

9 Penanganan Banjir

[0,55]

51,73 dan

0,0303

1. Fungsi gorong-gorong

dalam mengatasi

banjir. [0,9]

57,58 dan 0,53

2. Pemeliharaan sungai

[0,8]

46,37 dan 0,47

10 Pasar Modern [0,51] 65,63 dan

0,0284

1. Kelayakan Kondisi

pasar tradisional di

wilayah anda [0,76]

61,65 dan 0,36

2. Penataan Pertokoan di

wilayah anda [0,86]

65,58 dan 0,41

3. Kemudahan mencapai

pertokoan di wilayah

anda [0,48]

71,15 dan 0,23

11 Pasar Tradisional

dan Pertokoan

[0,56]

67,63 dan

0,0311

1. Manfaat

pembangunan mall di

kota Bandung [0,9]

63,34 dan 0,51

2. Manfaat mini market

di wilayah anda

[0,88]

72,11 dan 0,49

12 Penertiban PKL

[0,54]

52,69 dan

0,0298

1. Penertiban PKL [] 52,69 dan 01

13 Ketertiban Sosial

Kota [0,73]

50,73 dan 0,04 2. Keberhasilan pemkot

meminimalisir gepeng

di wilayah anda.

[0,87]

50,41 dan 0,35

3. Keberhasilan

pembinaan pemkot

meminimalisir tuna

susila di wilayah

anda. [0,78]

53,47 dan 0,32

Page 104: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 99

P01/15

4. Keberhasilan pemkot menertibkan

pengamen di wilayah

anda. [0,8]

45,11 dan 0,33

14 Pemicu masalah

sosial [0,81]

60,83 dan

0,0448

1. Keberhasilan pemkot

menertibkan tempat

hiburan malam. [0,64]

53,81 dan 0,25

2. Keberhasilan pemkot

menertibkan

pendatang (lapor RT,

surat ket. penduduk

musiman). [0,76]

58,69 dan 0,29

3. Keramahan

masyarakat di kota

Bandung [0,51]

78,69 dan 0,2

4. Kondisi warga

miskin di wilayah

anda. [0,68]

55,41 dan 0,26

15 Pendidikan [0,73] 59,16 dan

0,0405

1. Kebijakan PPDB

yang mengakomodasi

orang miskin. [0,73]

59,16 dan 1

16 Seni Budaya [0,78] 66,95 dan 0,043 1. Keberhasilan

pemkot melestarikan

seni sunda(pencak

silat, angklung,

jaipong). [0,87]

64,93 dan 0,36

2. Keberhasilan

pemkot melibatkan

pemuda untuk

melestarikan budaya

sunda. [0,89]

59,36 dan 0,37

3. Penggunaan bahasa

sunda dalam

percakapan sehari-

hari di lingkungan

anda [0,65]

80,25 dan 0,27

17 Penegakan Aturan

[0,75]

64,03 dan

0,0415

1. Ketegasan Pemkot

menjalankan

peraturan daerah.

[0,86]

64,18 dan 0,36

2. Pembongkaran

bangunan oleh

Pemkot [0,77]

65,19 dan 0,32

3. Ketaatan Tata ruang 59,33 dan 0,32

Page 105: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 100

P01/15

Kota Bandung terhadap aturan.

[0,77]

18 Sarana Olah Raga

[0,87]

61,62 dan

0,0481

1. Kemudahan untuk

mencapai Tempat

Olah raga [0,9]

60,89 dan 0,5

2. Keterjangkauan Biaya

penggunaan sarana

Olah raga [0,9]

61,86 dan 0,5

19 Sarana Ibadah

[0,67]

74,48 dan

0,0367

1. Kenyamanan Tempat

Ibadah di wilayah

anda . (bersih, indah,

rapi) [0,86]

78,48 dan 0,5

2. Kelengkapan Sarana

di tempat Ibadah di

wilayah anda

(perlengkapan

ibadah,air, wifi)

[0,86]

70,55 dan 0,5

Pada 19 aspek tersebut di atas pemerintah Kota Bandung selaras dengan persepsi

mayarakat Bandung di Area 4. Selaras dalam artian ke 19 aspek tersebut merupakan

hal yang memiliki dampak besar bagi kepuasan hidup warga di Area 4 dan pemerintah

Kota Bandung berhasil mendapat persepsi kinerja positif di mata warga. Oleh karena

itu pemerintah Kota Bandung perlu mempertahankan atau meningkatkan kinerja pada

19 aspek tersebut di Area 4.

Ke 19 aspek merupakan driver of satisfaction warga. Tugas pemerintah kota adalah

memastikan bahwa organisasinya secara kontinu menyajikan kinerja yang baik pada area-

area di atas.

Contoh penjelasan level-level informasi pada Tabel 20 : Tempat Wisata Kuliner pada

baris 1 dan kolom (2) memiliki indeks 61,58 dan skor dampak 0,78 dan bobot sebesar

0,043, kolom (3) . Benefit level impact 0,043 pada aspek Tempat Wisata Kuliner

menunjukkan bahwa 1 unit perubahan pada indeks benefit Tempat Wisata Kuliner

berasosiasi dengan 0,043 peningkatan pada indeks Kepuasan. Selanjutnya, dampak

Page 106: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 101

P01/15

Keragaman /variasi Jenis makanan [0,61] dan Indeks kinerja atribut Keragaman

/variasi Jenis makanan (5) adalah sebesar 72,04. Juga di kolom (5), nilai attribute level

impact sebesar 0,29. Pada atribute Keragaman /variasi Jenis makanan menunjukkan

bahwa 1 unit treatment perubahan pada attribute ini atau item pertanyaan yang berkaitan

dengan Keragaman /variasi Jenis makanan pada kuesioner berasosiasi dengan 0.29

unit perubahan pada indeks attribut Tempat Wisata Kuliner . Interpretasi yang sama

dapat dilakukan untuk ke 19 aspek positif serta atribut pembentuknya .

B. Competitive Vulnerability [Focus Improvement]: indeks kinerja <50, dampak>0.5

Terdapat 7 aspek yang harus mendapat perhatian besar pemerintah Kota Bandung, yaitu:

Kemacetan, Ketersediaan Air Bersih, Pemukiman, Kepedulian Pemkot terhadap Pekerja,

Penerimaan Pekerja, Tata Kelola, Ketersedian Tempat Parkir

Aspek-aspek tersebut harus mendapat prioritas dalam perencanaan pembangunana Area 4

Kota Bandung. Tabel 21 menyajikan secara lengkap dan detil mengenai focus perbaikan

yang harus dilakukan untuk meningkatkan indeks kepuasan warga Bandung di Area 4

khususnya.

Tabel 21. Level-Level Informasi Model Kepuasan Warga Bandung Area 4 – CV

No

Competitive

Vulnerability &

dampak

Indeks Kinerja

Aspek & Bobot

Atribut pembentuk &

Dampak

Indeks Kinerja

Atribut dan

Bobot

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Kemacetan [0,63] 46,98 dan 0,0349

2 Ketersediaan Air

Bersih [0,73]

36,99 dan 0,04 2. Kemudahan

mendapatkan air

tanah. [0,91]

38,49 dan 0,51

3. Pemenuhan 35,86 dan 0,49

Page 107: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 102

P01/15

kebutuhan air bersih anda oleh Layanan

PDAM [0,89]

3 Ketertiban Sosial

[0,68]

49 dan 0,0375 1. Keterjangkauan harga

untuk mendapatkan

tempat tinggal layak

huni di kota Bandung

[0,8]

35,49 dan 0,5

2. Kelayakan tempat

tinggal anda [0,8]

61,95 dan 0,5

4 Kepedulian Pemkot

terhadap Pekerja

[0,73]

40,79 dan 0,0404 1. Keseriusan Pemkot

dalam menurunkan

tingkat Pengangguran.

[0,83]

41,96 dan 0,92

2. Keberadaan pekerja

kontrak/outsourcing

[0,07]

28,61 dan 0,08

5 Penerimaan

Pekerja [0,8]

37,74 dan 0,044 1. Kelayakan gaji/upah

pekerja/karyawan

[0,79]

35,98 dan 0,75

2. Kepedulian pemkot

terhadap keluhan

pekerja/karyawan

[0,26]

42,15 dan 0,25

6 Tata Kelola Parkir

[0,69]

35,48 dan 0,0382 1. Jumlah lahan parkir

di kota Bandung

[0,93]

35,48 dan 1

7 Ketersedian

Tempat Parkir

[0,53]

46,06 dan 0,029 1. Keberhasilan

penertiban parkir liar

[0,68]

41,74 dan 0,32

2. Kewajaran tarif

[0,88]

61,57 dan 0,41

3. Dampak parkir di

tepi jalan umum atas

kelancaran lalulintas

[0,57]

27,33 dan 0,27

Di Area 4, Pemerintah Kota Bandung disarankan untuk melakukan focus perbaikan

pada 7 aspek di atas. Warga Bandung Area 4 menilai pemerintah telah gagal mengelola

Page 108: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 103

P01/15

7 aspek tersebut. Pemerintah dipersepsi memiliki kinerja negative pada 7 aspek yang

dipersepsi sebagai hal yang dianggap besar impaknya terhadap kepuasan warga.

Berdasarkan level-level informasi pada Tabel 21, Ketersediaan Air Bersih pada

kolom (2) memiliki persepsi dampak kepentingan dimata warga sebesar 0.73, indeks

persepsi kinerja pada kolom(3) sebesar 36,99 (buruk karena lebih kecil dari pada 50]

dan angka di kolom (3) juga menunjukkan skor persepsi bobot Ketersediaan Air

Bersih sebesar 0.04. Angka 0.73 merupakan persepsi dampak yang besar bagi warga

karena lebih besar daripada 0.5 . Benefit level impact 0.04 pada aspek Ketersediaan

Air Bersih menunjukkan bahwa 1 unit perubahan pada indeks benefit Ketersediaan

Air Bersih berasosiasi dengan 0.04 peningkatan pada indeks Kepuasan.

Selanjutnya,skor persepsi dampak atribut Kemudahan mendapatkan air

tanah.adalah [0,91], Indeks kinerjanya sebesar 38,49 dan nilai attribute level impact

0,51 pada atribute Kemudahan mendapatkan air tanah. Angka 0,51 menunjukkan

bahwa 1 unit treatment perubahan pada attribute ini atau item pertanyaan yang

berkaitan dengan Kemudahan mendapatkan air tanah pada kuesioner berasosiasi

dengan 0,51 unit perubahan pada indeks attribut Ketersediaan Air Bersih .

Interpretasi yang sama dapat dilakukan untuk ke 6 aspek negatif lain serta atribut

pembentuknya.

C. Maintain or Reduce Invesment:Kinerja >50 Dampak <0.5

Ada 11 aspek dalam hal pemerintah dipersepsi memiliki kinerja positif akan tetapi

manfaat ke 11 aspek tersebut dipersepsi kurang penting oleh warga di Area 4. 11 aspek

tersebut adalah:

1. Tempat Rekreasi

2. Layanan Transportasi Umum

3. Rawan Kriminalitas di Transportasi Umum

4. Kewajaran Tarif Transportasi

5. Penataan lalu-lintas

6. Kewajaran Harga

7. Bantuan Usaha

8. Sistem Pelayanan

Page 109: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 104

P01/15

9. Kemampuan Menyembuhkan

10. Keterjangkauan layanan rumah sakit

11. Hak-hak Tenaga Kerja

Alternatif penafsiran, kategori-kategori ini bisa memuat driver of satisfaction yang

dipersepsi warga sebagai hal mendasar dan sudah sepantasnya ada pada suatu kota.

Bahayanya adalah reduksi kinerja mutu pada 11 aspek tersebut akan memicu

ketidakpuasan warga dimasa depan.

Tabel 22. menyajikan secara lengkap dan detil mengenai 15 aspek pemicu kepuasan warga

yang harus dijaga agar indeks kepuasan warga Bandung di Area 3 khususnya tidak

terganggu.

Tabel 22. Level-Level Informasi Model Kepuasan Warga Bandung Area 4 – MRI

No

Maintain or

Reduce Invesment

& dampak

Indeks Kinerja

Aspek & Bobot

Atribut pembentuk &

Dampak

Indeks Kinerja

Atribut dan

Bobot

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Tempat Rekreasi

[0,47]

67,94 dan 0 1. Rancangan

tempat rekreasi

[0,68]

72,17 dan 0,23

2. Kelengkapan

[0,8]

64,93 dan 0,27

3. Keamanan [0,75] 66,22 dan 0,26

4. Pemeliharaan

[0,71]

69,56 dan 0,24

2 Layanan

Transportasi Umum

[0,23]

59,16 dan 0 1. Rawan

kriminalitas

[0,91]

59,16 dan 1

3 Rawan Kriminalitas

di Transportasi

Umum [0,31]

55,63 dan 0 1. Aspek waktu

(waktu tunggu

penumpang,

kecepatan

perjalanan)

[0,63]

42,95 dan 0,22

2. Perilaku awak

(supir / kernet)

54,23 dan 0,25

Page 110: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 105

P01/15

[0,69]

3. Kelaikan mutu (kendaraan dan

supir/kernet)

[0,8]

58,51 dan 0,29

4. Kesesuaian

trayek menempuh

rute seharusnya

(tidak sesuai

trayek, tidak

sampai ke tujuan)

[0,69]

63,3 dan 0,24

4 Kewajaran Tarif

Transportasi [0,34]

67,56 dan 0 1. Kewajaran tarif

[0,9]

67,56 dan 1

5 Penataan lalu-lintas

[0,46]

63,21 dan 0 1. Penataan jalan

yang ada saat ini

[0,76]

64,97 dan 0,48

2. Jalan alternatif ke

lokasi yang biasa

anda tuju [0,83]

61,65 dan 0,52

6 Kewajaran Harga

[0,21]

54,07 dan 0 1. Kewajaran harga

kebutuhan hidup

di kota Bandung

[0,83]

54,07 dan 1

7 Bantuan Usaha

[0,45]

53,56 dan 0 1. Prosedur

pelayanan [0,71]

54,69 dan 0,25

2. Waktu tunggu

untuk

mendapatkan

pelayanan [0,69]

45,52 dan 0,24

3. Kewajaran biaya

untuk

mendapatkan

pelayanan

pemkot [0,79]

61,79 dan 0,27

4. Bantuan pemkot

tepat sasaran.

(raskin, dll)

[0,69]

55,27 dan 0,24

8 Sistem Pelayanan

[0,44]

56,36 dan 0 1. Kejelasan

persyaratan untuk

mendapatkan

layanan pemkot

61,95 dan 0,39

Page 111: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 106

P01/15

[0,78]

2. Kecepatan respon

pemkot ketika

diminta bantuan

[0,7]

50,98 dan 0,35

3. Akurasi

pendataan yang

dilakukan oleh

pemkot (data

KTP, KK, PBB,

dll) [0,51]

56,02 dan 0,25

9 Kemampuan

Menyembuhkan

[0,34]

51,03 dan 0 1. Kemudahan

memperoleh

Layanan jaminan

kesehatan (jasa

asuransi

kesehatan, BPJS)

[0,34]

54,84 dan 0,65

2. Biaya

mendapatkan

layanan

kesehatan [0,19]

43,92 dan 0,35

10 Keterjangkauan

layanan rumah sakit

[0,43]

64,79 dan 0 1. kemampuan

Puskesmas dalam

menyembuhkan

[0,03]

63,87 dan 0,32

2. kemampuan

rumah sakit

dalam

menyembuhkan

[0,07]

65,03 dan 0,68

11 Hak-hak Tenaga

Kerja [0]

70,11 dan 0 1. Kemudahan

mencapai

Puskesmas

[0,86]

71,08 dan 0,64

2. Kemudahan

mencapai Rumah

Sakit [0,49]

68,42 dan 0,36

Berdasarkan level-level informasi pada Tabel 22, Tempat Rekreasi kolom (2) dengan

dampak kepentingan 0.47 yang rendah (<0.50) memiliki indeks persepsi kinerja pada

Page 112: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 107

P01/15

kolom(3) sebesar 67,94 (baik karena lebih besar dari pada 50] dan angka di kolom (3) juga

menunjukkan skor persepsi bobot Tempat Rekreasi bernilai 0. Benefit level impact

bernilai nol pada aspek Tempat Rekreasi menunjukkan bahwa setiap unit perubahan pada

indeks benefit Tempat Rekreasi tidak berpengaruh terhadap peningkatan indeks

Kepuasan. Selanjutnya, Indeks kinerja atribut Rancangan tempat rekreasi dalam aspek

Tempat Rekreasi adalah sebesar 72,17 (kolom 5) dan nilai attribute level impact 0,68

(kolom4) pada atribute Rancangan tempat rekreasi. Angka 0,23 (kolom 5) menunjukkan

bahwa 1 unit treatment perubahan pada attribute ini atau item pertanyaan yang berkaitan

dengan Rancangan tempat rekreasi pada kuesioner berasosiasi dengan 0,35 unit

perubahan pada indeks attribut Tempat rekreasi. Interpretasi yang sama dapat dilakukan

untuk ke 13 aspek pemicu kepuasan lain serta atribut pembentuknya

D. Inconsequential -Dont waste the resources

Selanjutnya, Warga di Area 4 mempersepsi pemerintah kota memiliki kinerja buruk

pada 2 aspek : Dekorasi Jalan dan Kompetensi Petugas Pelayanan. Tetapi warga juga

mempersepsi kurang penting pada ke 2 aspek ini. Alternatif interpretasi untuk situasi

ini adalah kedua masalah tersebut bukan concern aktif bagi warga Bandung Area4.

Kedua situasi itu tidak dihiraukan oleh pandangan dan pemikiran warga Area 4.

Interpretasi fenomena ini mengacu pada pemikiran bahwa hanya informasi-informasi

yang dianggap pentinglah yang dipedulikan. Kedua fenomena itu tidak dipedulikan

oleh warga karena fenomena tersebut merupakan stimulus yang tidak lagi menjadi

drive untuk memotivasi suatu gerakan. Hal ini dapat dijelaskan oleh sikap apatisme

atau skeptic sebagai produk frustasi akibat dari berlarut-larutnya penyelesaian

permasalahan tersebut.

Tabel 23 menyajikan secara lengkap dan detil mengenai 4 aspek Inconsequential

warga area 4.

Tabel 23. Level-Level Informasi Model Kepuasan Warga Bandung Area 4 – IDWR

No

Inconsequential -

Dont waste the

resources &

dampak

Indeks

Kinerja

Aspek &

Bobot

Atribut pembentuk &

Dampak

Indeks Kinerja

Atribut dan

Bobot

(1) (2) (3) (4) (5)

Page 113: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 108

P01/15

1 Dekorasi Jalan

[0,38]

44,62 dan 0 1. Dekorasi (pot bunga,

patung, lampu hias,

dll) [0,82]

39,2 dan 0,31

2. Penataan Dekorasi

[0,93]

45,19 dan 0,35

3. Keindahan Dekorasi

di simpang jalan

[0,9]

45,87 dan 0,34

2 Kompetensi Petugas

Pelayanan [0,24]

47,18 dan 0 1. Kemudahan

mendapatkan bantuan

kredit dari pemkot

[0,87]

33,62 dan 0,38

2. Manfaat Program

pelatihan usaha dari

pemkot [0,89]

46,02 dan 0,39

3. Layanan pemkot

bebas pungli [0,51]

54,83 dan 0,23

Berdasarkan level-level informasi pada Tabel 23, Dekorasi Jalan memiliki skor dampak

kepentingan 0.38 yang rendah di mata warga dengan indeks persepsi kinerja pada

kolom(3) sebesar 44,62 (buruk karena lebih kecil dari pada 50] . Angka di kolom (3) juga

menunjukkan bobot persepsi Dekorasi Jalan sebesar 0. Benefit level impact 0 pada

aspek Dekorasi Jalan menunjukkan bahwa setiap unit perubahan pada indeks benefit

Dekorasi Jalan tidak berpengaruh terhadap peningkatan indeks Kepuasan. Selanjutnya,

Indeks kinerja atribut Dekorasi (pot bunga, patung, lampu hias, dll) dalam aspek

Dekorasi Jalan menunjukkan bahwa 1 unit treatment perubahan pada attribute ini atau

item pertanyaan yang berkaitan dengan Dekorasi (pot bunga, patung, lampu hias, dll)

pada kuesioner berasosiasi dengan 0,31 unit perubahan pada indeks attribut Dekorasi

Jalan . Interpretasi yang sama dapat dilakukan untuk Aspek Inconsequential lain serta

atribut pembentuknya

Presentasi model hubungan antara aspek-aspek (dan atribut pembangunnya) terhadap

indeks kepuasan di Area 4 ditampilkan dalam bentuk diagram jalur pada Lampiran 8.

Diagram tersebut hanya memuat aspek-aspek yang memberikan pengaruh signifikan

(bobot di atas nilai 0.5) terhadap indeks kepuasan. Adapun penjelasan dari nilai-nilai yang

tertera pada diagram jalur tersebut sama dengan penjelasan yang diberikan pada diagram 1

di tingkat Kota.

Page 114: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 109

P01/15

6. Tingkat Aspirasi Penduduk Kota Bandung

Tingkat aspirasi dihitung berdasarkan banyak insiden yang menjadi concern warga

Bandung. Secara spesifik aspirasi dihitung dari jawaban-jawaban atas pertanyaan

berikut:

1. Sebutkan hal yang sudah bagus /berjalan baik di Kota Bandung

2. Sebutkan hal yang harus diperbaiki di Kota Bandung

3. Sebutkan hal yang harus dihapuskan/ditiadakan/dihilangkan di Kota Bandung

Berdasarkan penjelasan di atas, maka tingkat aspirasi warga untuk setiap area adalah

sebagai berikut

Tabel 24 : Tingkat aspirasi

Area Kecamatan Banyak

insiden

Tingkat

aspirasi

1

Sukasari, Andir, Cicendo, Sukajadi, Cidadap,

Coblong, Bandung Wetan, Sumur Bandung,

Cibeunying Kidul, Cibeunying Kaler, Bandung

Kidul, Buah Batu, Gedebage, dan Rancasari.

814 3,9

2 Regol, Lengkong, Kiaracondong, dan

Batununggal. 228 3,3

3 Arcamanik, Mandalajati, Antapani, Ujung Berung,

Cibiru, Cinambo, dan Panyileukan. 212 3

4 Bandung Kulon, Babakan Ciparay, Bojongloa

Kaler, Bojongloa Kidul, Astanaanyar. 144 2,1

Total 1398 3,3

Berdasarkan tabel 24, tingkat aspirasi warga di Area 1 adalah sebesar 3,9, hal ini

berarti ada 4 insiden per warga dan area ini merupakan area dengan tingkat aspirasi

tertinggi diikuti oleh area 2.

Page 115: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 110

P01/15

BAB V. RINGKASAN EKESEKUTIF

1. Preview

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini ialah, memberikan informasi mengenai

aspek-aspek mutu pembangunan di Kota Bandung yang dapat diperbaiki atau

ditingkatkan. Tujuan tersebut telah dicapai dengan mengkonstruksi 6 indeks kepuasan

sebagai informasi indikator navigasi manajerial. Indeks tersebut adalah pertama,

Indeks Kepuasan Total. Indeks ini memasok informasi tingkat kepuasan masyarakat

Kota Bandung terhadap berbagai aspek pembangunan secara menyeluruh. Indeks ini

mencerminkan tingkat kepuasan seluruh penduduk kota Bandung.

Selanjutnya agar otoritas pemerintah kota dapat mengetahui katagori apa yang harus

diperbaiki untuk meningkatkan indeks total sehingga mencapai standar, harus dihitung

indeks level ke-2 , Indeks Kepuasan Per-Aspek Pembangunan. Informasi yang

diberikan oleh indeks ini bersifat umum, sehingga untuk melakukan perbaikan,

treatment yang sama akan diterapkan pada semua wilayah administrasi Kota Bandung .

Tentu saja hal ini mengandung kelemahan dan pemborosan, karena langkah perbaikan

bersifat pukul rata untuk semua wilayah. Untuk mengatasi kekurangan tersebut telah

dirumuskan indeks level ke-3, Indeks Kepuasan Per-Aspek Per-Area pembangunan

Indeks ini memungkinkan otoritas pemerintah Kota Bandung melakukan diferensiasi

treatment untuk setiap Area pembangunan dalam rangka imlementasi perbaikan atau

enhancing program-program pemerintahan. Treatment berbeda untuk Area berbeda

memang dapat diterima secara logika, namun informasi ilmiah tidak cukup hanya

bersifat logis, dalam artian harus didukung fakta. Tahap 3 pada bagian Metodologi

penelitian telah mengantisipasi hal ini, melalui survey pertama yang menghasilkan

fakta lapangan yang mengarahkan peneliti bahwa populasi penduduk di Kota Bandung

mengelompok ke dalam 4 Area. Setiap Area beranggotakan sejumlah Kecamatan yang

sedemikian sehingga karakteristik kecamatan dalam area bersifat similar (mirip) dan

antar bersifat bersifat heterogen. Menyadari hal ini, peneliti memutuskan untuk

mengkonstruksi Indeks Kepuasan Per-Aspek Per-Area. Skenario ini merupakan

temuan ilmiah yang akan memberikan benefit berupa efisiensi biaya dan tindakan

perbaikan yang tepat sasaran. Fasilitasi lebih mendalam untuk aktifitas perbaikan

program pembangunan Kota Bandung dituntaskan dengan dikembangkannya Indeks

Kepuasan Per area Per-Aspek Per-Atribut . Informasi yang dihasilkan membantu

Page 116: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 111

P01/15

otoritas pemerintah Kota Bandung untuk menyusun langkah operasional yang secara

konkrit menunjukkan akltivitas perbaikan berbeda dalam kemasan 4 area administratif

2. Fakta Hasil Survey

Nilai Indeks Kinerja Walikota Bandung 2015 pada indeks total adalah sebesar

73.37249, Hal ini berarti penduduk Kota Bandung menilai kinerja walikota Bandung

sudah memuaskan mereka. Indeks Kepuasan Penduduk Kota Bandung. Survei

menghasilkan Indeks kepuasan masyarakat Kota Bandung dalam tingkat kota sebesar

50,70% pada skala 0-100. Jika pengukuran dilakukan dalam tingkat yang lebih kecil

yaitu kelompok-kelompok Kecamatan, diperoleh Indeks untuk empat Area. Indeks

kepuasan masyarakat Kota Bandung di Area 1 sebesar 56,57%, di Area 3 sebesar

55,72%., di Area 4 sebesar 54,36% dan terakhir Indeks kepuasan masyarakat Kota

Bandung di Area 2 sebesar 53,34%. Berdasarkan Tabel Kategori Indek Kinerja maka

masyarakat Kota Bandung mempunyai persepsi yang tergolong dalam kategori BAIK

dalam menilai kinerja pemerintahnya. Survey ini juga menghitung tingkat aspirasi

warga di empat Area. Area 1 mempunyai tingkat aspirasi tertinggi sebesar 3,9, hal ini

berarti ada 4 insiden per warga, diikuti oleh area 2 sebesar 3,3, area 3 sebesar 3 dan

area yang memiliki tingkat aspirasi terkecil adalah area 4 sebesar 2,1

3. Integrasi

Dari hasil elaborasi terhadap jawaban responden, kemudian dilakukan

pengelompokkan ke dalam 7 bidang, yakni Perekonomian, Infrastruktur, Birokrasi,

Sektoral, Ketenagakerjaan, Kondisi sosial, dan Seni budaya seperti ditampilkan pada

Tabel 25 sampai dengan Tabel 31.

Tabel 25. Bidang Perkonomian

NO PEREKONOMIAN AREA 1 AREA 2 AREA 3 AREA 4

1 Tempat Rekreasi CA MRI CA CA

2 Sarana Rekreasi MRI

MRI

3 Biaya Rekreasi MRI CA 4 Wisata Kuliner MRI MRI MRI CA

5 Bantuan Usaha CV CV CA MRI

6 Pertokoan MRI CA MRI

Page 117: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 112

P01/15

7 Pasar Modern CA MRI MRI CA

8 Penataan Pasar Tradisional MRI CV MRI CA

9 Harga Makanan MRI MRI MRI 10 Harga Kebutuhan Hidup MRI MRI CA MRI

Tabel 26. Bidang Infrastruktur

INFRASTRUKTUR AREA 1 AREA 2 AREA 3 AREA 4

1 Kondisi Jalan CA CA IDWR CA

2 Dekorasi Jalan CA IDWR CA IDWR

3 Fungsi Pengaman Lalu Lintas CA CA CA CA

4 Penataan Lalu Lintas CA MRI IDWR MRI

5 Fasilitas Pejalan Kaki MRI IDWR MRI 6 Kondisi Pohon Pinggir Jalan IDWR

CA

7 Mutu Layanan Transportasi Umum CA CA CV MRI

8

Kesesuaian Trayek Transportasi

Umum

MRI

9 Kewajaran Tarif Transportasi Umum MRI MRI

MRI

10 Pengelolaan Parkir CV IDWR CA 11 Kewajaran Tarif Parkir MRI MRI CV CV

12 Perumahan CA IDWR CA CV

13 Keteraturan dan kelayakan

pemukiman -

MRI 14 Ketersediaan Air Bersih MRI CA CV CV

15 Sarana Olah Raga MRI MRI CA CA

16 Sarana Ibadah MRI MRI MRI CA

Tabel 27. Bidang Birokrasi

BIROKRASI AREA 1 AREA 2 AREA 3 AREA 4

1 Penegakan Aturan CA CA MRI CA

2 Penyalahgunaan wewenang CA CA 3 Kecepatan dan Prosedur Pelayanan CV CV CA MRI

4

Biaya, Persyaratan, dan Pendataan/tata

kelola

CA

CV

CV tata

kelola

5 Sistem Rayonisasi PPDB - MRI 6 Kompetensi Petugas Pelayanan ,- IDWR

Page 118: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 113

P01/15

Tabel 28. Bidang Sektoral

SEKTORAL AREA 1 AREA 2 AREA 3 AREA 4

1 Akses menuju pelayanan kesehatan MRI CA CV MRI 2 Kemampuan dalam menyembuhkan MRI MRI MRI MRI

3 Biaya layanan Kesehatan MRI CV CA 4 Kelayakan pendapatan Pengajar CA

5

Penerimaan Peserta didik baru /

pendidikan

MRI

MRI CA

6 Penanganan Banjir CV IDWR CA CA

7 Pengelolaan Sampah CA CV MRI CA

Tabel 29. Bidang Ketenagakerjaan

KETENAGAKERJAAN AREA 1 AREA 2 AREA 3 AREA 4

1 Kesejahteraan tenaga kerja CV CV CV CV

2 Penerimaan Tenaga kerja IDWR

CV CV

3 Kondisi Tenaga Kerja - IDWR

MRI

Tabel 30 Bidang Kondisi Sosial

KONDISI SOSIAL AREA 1 AREA 2 AREA 3 AREA 4

1 Pemicu masalah sosial - - - CA 2 Penertiban PKL CV IDWR CV CA

3 Ketertiban Sosial Kota CA CV CV CA

4 Ketertiban sosial setempat CA CA CA

5 Kemacetan IDWR IDWR IDWR CV

6 Tingkat Polusi IDWR IDWR MRI

7 Pemicu Kerawanan di Angkutan

Umum - -

MRI MRI 8 Keamanan CA CA IDWR CA

9 Keramahan Masyarakat Kota MRI MRI CA

Tabel 31. Bidang Seni dan Budaya

SENI BUDAYA AREA 1 AREA 2 AREA 3 AREA 4

1 Pelestarian Seni dan Budaya MRI CA MRI CA

2 Penggunaan Bahasa Sunda MRI

Page 119: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 114

P01/15

Dengan melakukan pengelompokkan pada aspek-aspek yang dipersepsi kedalam 7

kategori di atas, diperoleh rekapitulasi nilai CA, CV, MRI, dan IDWR di setiap Area

pada tabel 32 berikut ini :

Tabel 32

Rekapitulasi nilai CA, CV, MRI, dan IDWR di setiap Area

ASPEK

AREA 1 AREA 2

CA CV MRI IDWR CA CV MRI IDWR

PEREKONOMIAN 2 1 7 0 2 2 5 0

INFRASTRUKTUR 6 1 7 1 4 0 5 4

BIROKRASI 3 1 0 0 2 1 1 0

KONDISI SOSIAL 3 1 1 2 2 1 1 3

SEKTORAL 2 1 4 0 1 2 1 1

KETENAGAKERJAAN 0 1 0 1 0 1 0 1

SENI BUDAYA 0 0 2 0 1 0 0 0

JUMLAH 16 6 21 4 12 7 13 9

ASPEK

AREA 3 AREA 4

CA CV MRI IDWR CA CV MRI IDWR

PEREKONOMIAN 3 0 5 0 4 0 3 0

INFRASTRUKTUR 4 3 2 2 5 3 3 1

BIROKRASI 1 1 1 0 1 1 1 1

KONDISI SOSIAL 2 2 2 2 2 2 1 0

SEKTORAL 2 1 3 0 3 0 2 0

KETENAGAKERJAAN 0 2 0 0 0 2 1 0

SENI BUDAYA 0 0 1 0 1 0 0 0

JUMLAH 12 9 14 4 16 8 11 2

Page 120: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 115

P01/15

4. Kesimpulan

a. Pemerintah Kota telah menunjukkan kinerja tinggi dan memuaskan menurut warga

di Area 1 dan Area 4 dengan sama-sama memberikan CA pada16 bidang, terutama

dalam bidang infrastruktur. Sementara warga di Area 2 dan Area 3 memberikan

CA yang sama sebanyak 12 bidang. Artinya Pemerintah Kota sudah bekerja sesuai

dengan keinginan dan kebutuhan warganya. Pemerintah Kota harus

mempertahankan dan bahkan meningkatkan kinerja di bidang ini karena

merupakan faktor strategic yang memuaskan warga.

b. Dibandingkan area lain, warga Area 3 paling menganggap buruk kinerja

Pemerintah Kota terhadap ha-hal yang dianggap penting oleh warga. Nilai CV

sebanyak 9, yaitu untuk infrastruktur, kondisi sosial, ketenagakerjaan, dan

birokrasi. Pemerintah Kota harus memperbaiki bidang ini karena jika tidak akan

menurunkan kepuasan publik.

c. Area 1 paling banyak (21) mempersepsikan bahwa kinerja Pemerintah Kota tinggi

pada bidang yang dianggap tidak penting oleh warga. Di area lain, MRI juga

mendapat nilai tinggi, yaitu sebanyak 14, 13, dan 11 berturut-turut di Area 3, area

2, dan area 4. Karenanya, Pemerintah Kota harus menyusun skala prioritas

pembangunan agar lebih fokus pada bidang yang benar-benar dianggap penting

oleh warga. Pendekatan bottom up planning perlu lebih banyak dilakukan untuk

menselaraskan kegiatan Pemerintah Kota dengan kebutuhan warga.

d. Warga di Area 2 merupakan warga yang paling banyak memberikan persepsi

negatif terhadap kinerja Pemerintah Kota karena menganggap Pemerintah Kota

berkinerja buruk pada bidang yang dianggap tidak penting oleh warga. Pemerintah

Kota bekerja tidak efisien dengan mengkonsumsi sumber daya untuk kegiatan yang

tidak dianggap penting oleh warga, seperti dekorasi jalan. Penertiban PKL, tingkat

polusi dan kemacetan.

e. Bidang infrastruktur merupakan bidang dengan kinerja tertinggi (6) menurut warga

Area 1 dan 5 CA menurut warga area 4. Namun ironinya, sebagian warga di area 1

dan 4 memiliki persepsi berlawanan yaitu memandang penyediaan infrastruktur

sebagai kerja Pemerintah Kota yang dianggap tidak penting dan buruk.

f. Setiap bidang dipersepsi berbeda oleh warga di setiap area, bahkan oleh warga di

area yang sama. Bidang yang dianggap berkinerja tinggi dan dianggap penting

(CA) oleh warga di satu area bisa jadi merupakan CV, atau MRI, bahkan IDWR

Page 121: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 116

P01/15

oleh warga di area lain, sebagai contoh infrastruktur jalan. Perbedaan persepsi

dipengaruhi oleh pengalaman, kondisi lingkungan, dan kebutuhan warga.

g. Hasil penelitian menunjukkan Pemerintah Kota Bandung berusaha meningkatkan

layanan publiknya dan telah berhasil merebut hati publik dengan mengukur

kinerjanya berdasarkan Indeks kepuasan publik

h. Pemerintah Kota sebaiknya memberikan jenis pelayanan yang berbeda di setiap

wilayah tergantung pada kebutuhan warga di area masing-masing

Page 122: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 117

P01/15

BAB VI. REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian yang diprakarsai Bidang Litbang Bappeda Kota Bandung,

Pemerintah Kota Bandung kini memiliki informasi strategis yang efektif untuk dapat

meningkatkan kepuasan warga Bandung. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari

penelitian ilmiah tersebut Pemerintah Kota Bandung juga dapat mengalokasikan dana

pembangunan secara tepat tujuan dan tepat sasaran. Pemerintah Kota Bandung disarankan

untuk memfokuskan peningkatan kualitas pembangunan berdasarkan hasil interpretasi

dalam penelitian ini. Untuk hasil yang efektif orientasi perbaikan dikemas per Area bukan,

perlakuan merata untuk setiap area pembangunan. Karena hasil penelitian menunjukan

bahwa permasalahan pembangunan memiliki kekhasan untuk 4 area hasil Clustering

menggunakan analisis koresponden.

Skenario Pencapaian Indeks Kepuasan Sangat Baik : Skor minimal 75,01

Objek perbaikan fokus pada peningkatan aspek-aspek CV dan CA yang memiliki nilai

kinerja 75 atau kurang. Hal ini merupakan konsekuensi dari dampak yang besar dan

kinerja yang rendah pada aspek-aspek tersebut, sehingga strategi perbaikan diarahkan

hanya pada peningkatan dimensi kinerja dalam level operasional berupa atribut.

Rekomendasi taktis untuk agenda kerja perbaikan pada isu-isu pembangunan disajikan per

area pembangunan dalam format Tabel Rekomendasi sebagai berikut:

Tabel 33. Rekomendasi Area 1

Isu perbaikan Atribut yang harus di perbaiki Nilai capaian eksisting

Nilai Target

Tempat Rekreasi

1. Rancangan tempat rekreasi 74.91 81.29

2. Kelengkapan 61.05 67.43

3. Keamanan 67.07 73.45

4. Pemeliharaan 68.68 75.06

Mutu Layanan Transportasi Umum

1. Rawan kriminalitas 62.11 81.99

2. Aspek waktu (waktu tunggu penumpang. kecepatan perjalanan) 47.61 67.49

3. Perilaku awak (supir / kernet) 52.69 72.57

4. Kelaikan mutu (kendaraan dan supir/kernet) 58.47 78.35

Dekorasi Jalan

1. Kondisi penghijauan jalan di kawasan anda 48.99 71.84

2. Dekorasi (pot bunga. patung. lampu hias. dll) 50.28 73.13

3. Penataan Dekorasi 52.28 75.13

4. Keindahan Dekorasi di simpang jalan 53.8 76.65

Fungsi Pengaman Lalu Lintas

1. Fungsi penerangan jalan umum yang ada di kawasan anda 55.87 73.05

2. Fungsi rambu lalu lintas yang ada saat ini 58.76 75.94

Penataan Lalu Lintas

1. Penataan jalan yang ada saat ini 62.79 77.35

2. Jalan alternatif ke lokasi yang biasa anda tuju 57.85 72.41

Page 123: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 118

P01/15

Isu perbaikan Atribut yang harus di perbaiki Nilai capaian eksisting

Nilai Target

Kondisi Jalan 1. Kualitas jalan raya yang biasa anda lalui 62.11 76.2

2. Kondisi jalan di wilayah anda 57.85 71.94

Keamanan

1. Kota bandung rawan pemerasan. 54.2 78.62

2. Kota bandung rawan kejahatan. 47.99 72.41

3. Kota bandung rawan pengrusakan. 48.77 73.19

Pengelolaan Sampah

1. Ketersediaan Fasilitas Kebersihan (tong Sampah. Gerobak Sampah Truk sampah. mobil penyapu jalan) dalam menjaga kebersihan.

53.05 76.9

2. Kesadaran Masyarakat terhadap kebersihan lingkungan. 48.83 72.68

Pasar Modern

1. Manfaat pembangunan mall di Kota Bandung 62.4 72.4

2. Manfaat mini market di wilayah anda 67.88 77.88

Biaya. Persyaratan. dan Pendataan

1. Kewajaran biaya untuk mendapatkan pelayanan pemkot 59.11 77.64

2. Kejelasan persyaratan untuk mendapatkan layanan pemkot 55.49 74.02

3. Akurasi pendataan yang dilakukan oleh pemkot (data KTP. KK. PBB. dll)

55.59 74.12

Penyalahgunaan wewenang

1. Bantuan pemkot tepat sasaran. (raskin. dll) 54.55 75.19

2. Layanan pemkot bebas pungli 53.49 74.13

Perumahan

1. Keterjangkauan harga untuk mendapatkan tempat tinggal layak huni di kota Bandung

38.92 61.72

2. Kelayakan tempat tinggal anda 65.48 88.28

Ketertiban Sosial Kota

1. Keberhasilan pemkot meminimalisir gepeng di wilayah anda. 54.03 78.68

2. Keberhasilan pembinaan pemkot meminimalisir tuna susila di wilayah anda.

50.64 75.29

3. Keberhasilan pemkot menertibkan pengamen di wilayah anda. 45.13 69.78

4. Keberhasilan pemkot menertibkan tempat hiburan malam. 49.76 74.41

Ketertiban sosial setempat

1. Keberhasilan pemkot menertibkan pendatang (lapor RT. surat ket. penduduk musiman).

52.02 72.31

2. Kondisi warga miskin di wilayah anda. 57 77.29

Kelayakan pendapatan Pengajar

1. Kelayakan pendapatan pengajar 58.19 75.01

Penegakan Aturan

1. Ketegasan Pemkot menjalankan peraturan daerah. 52.09 76.22

2. Pembongkaran bangunan oleh Pemkot 51.14 75.27

3. Ketaatan Tata ruang Kota Bandung terhadap aturan. 49.3 73.43

Penanganan Banjir

1. Fungsi gorong-gorong dalam mengatasi banjir. 51.31 80.12

2. Pemeliharaan sungai 42.21 71.02

Penertiban PKL 1. Penertiban PKL 45.88 75.01

Kecepatan dan Prosedur Pelayanan

1. Waktu tunggu untuk mendapatkan pelayanan 49.3 75.23

2. Kecepatan respon pemkot ketika diminta bantuan 48.75 74.68

Bantuan Usaha

1. Kemudahan mendapatkan bantuan kredit dari pemkot 41.22 69.13

2. Manfaat Program pelatihan usaha dari pemkot 50.63 78.54

Kesejahteraan tenaga kerja

1. Kelayakan gaji/upah pekerja/karyawan 42.27 75.23

2. Kepedulian pemkot terhadap keluhan pekerja/karyawan 42.39 75.35

Pengelolaan Parkir

1. Jumlah lahan parkir di kota Bandung 39.62 82.09

2. Keberhasilan penertiban parkir liar 33.17 75.64

3. Dampak parkir di tepi jalan umum atas kelancaran lalulintas 23.85 66.32

Page 124: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 119

P01/15

Tabel 34. Rekomendasi Area 2

Isu perbaikan Atribut yang harus di perbaiki Nilai capaian eksisting

Nilai Target

Biaya Rekreasi 1. Kemudahan untuk dicapai 72.09 80.49

2. Kewajaran Tarif (untuk yang berbayar) 60.31 68.71

Pemicu Kerawanan di Angkutan Umum

1. Rawan kriminalitas 55.98 76.58

2. Aspek waktu (waktu tunggu penumpang. kecepatan perjalanan) 46.61 67.21

3. Kesesuaian trayek menempuh rute seharusnya (tidak sesuai trayek. tidak sampai ke tujuan)

60.45 81.05

Fungsi pengaman Lalu-lintas

1. Fungsi penerangan jalan umum yang ada di kawasan anda 54.4 72.59

2. Fungsi rambu lalu lintas yang ada saat ini 59.38 77.57

Kondisi Jalan

1. Kualitas jalan raya yang biasa anda lalui 58.09 77.13

2. Kondisi jalan di wilayah anda 53.82 72.86

Keamanan

1. Kota bandung rawan pemerasan. 52.38 76.63

2. Kota bandung rawan kejahatan. 50.18 74.43

3. Kota bandung rawan pengrusakan. 49.88 74.13

Ketersediaan air bersih

1. Kemudahan mendapatkan air tanah. 57.42 81.97

2. Pemenuhan kebutuhan air bersih anda oleh Layanan PDAM 55.49 80.04

Kemudahan mencapai pertokoan

. Kemudahan mencapai pertokoan di wilayah anda 68.02 75.01

Akurasi. Kejelasan. dan penyalahgunaan wewenang

1. Kejelasan persyaratan untuk mendapatkan layanan pemkot 56.88 74.6

2. Akurasi pendataan yang dilakukan oleh pemkot (data KTP. KK. PBB. dll)

55.91 73.63

3. Bantuan pemkot tepat sasaran. (raskin. dll) 61.19 78.91

4. Layanan pemkot bebas pungli 55.94 73.66

Ketertiban sosial setempat

1. Keberhasilan pemkot menertibkan pendatang (lapor RT. surat ket. penduduk musiman).

58.49 76.14

2. Kondisi warga miskin di wilayah anda. 54.97 72.62

Akses menuju pelayanan kesehatan

1. Kemudahan mencapai Puskesmas 67.71 76.54

2. Kemudahan mencapai Rumah Sakit 64.71 73.54

Seni dan Budaya

1. Keberhasilan pemkot melestarikan seni sunda(pencak silat. angklung. jaipong).

65.08 75.46

2. Keberhasilan pemkot melibatkan pemuda untuk melestarikan budaya sunda.

60.93 71.31

3. Penggunaan bahasa sunda dalam percakapan sehari-hari di lingkungan anda

66.67 77.05

Penegakan Aturan

1. Ketegasan Pemkot menjalankan peraturan daerah. 55.13 72.17

2. Pembongkaran bangunan oleh Pemkot 58.36 75.4

3. Ketaatan Tata ruang Kota Bandung terhadap aturan. 56.74 73.78

Pengelolaan Sampah 1. Ketersediaan Fasilitas Kebersihan (tong Sampah. Gerobak Sampah.

Truk sampah. mobil penyapu jalan) dalam menjaga kebersihan. 53.05 81.85

2. Kesadaran Masyarakat terhadap kebersihan lingkungan. 48.83 77.63

Penataan Pasar tradisional dan pertokoan

1. Kelayakan Kondisi pasar tradisional di wilayah anda 41.93 69.82

2. Penataan Pertokoan di wilayah anda 52.97 80.86

Biaya. Kecepatan. dan Prosedur Pelayanan

1. Prosedur pelayanan 55.94 81.32

2. Waktu tunggu untuk mendapatkan pelayanan 46.96 72.34

3. Kewajaran biaya untuk mendapatkan pelayanan pemkot 50.53 75.91

4. Kecepatan respon pemkot ketika diminta bantuan 46.66 72.04

Bantuan Usaha

1. Kemudahan mendapatkan bantuan kredit dari pemkot 37.11 69.79

2. Manfaat Program pelatihan usaha dari pemkot 43.97 76.65

Page 125: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 120

P01/15

Isu perbaikan Atribut yang harus di perbaiki Nilai capaian eksisting

Nilai Target

Ketertiban Sosial Kota

1. Keberhasilan pemkot meminimalisir gepeng di wilayah anda. 46.28 74.65

2. Keberhasilan pembinaan pemkot meminimalisir tuna susila di wilayah anda.

50.06 78.43

3. Keberhasilan pemkot menertibkan pengamen di wilayah anda. 41.14 69.51

4. Keberhasilan pemkot menertibkan tempat hiburan malam. 50.07 78.44

Biaya layanan Kesehatan

1. Kemudahan memperoleh Layanan jaminan kesehatan (jasa asuransi kesehatan. BPJS)

54.56 81.2

2. Biaya mendapatkan layanan kesehatan 41.57 68.21

Kepedulian Pemkot terhadap tenaga kerja

1. Keseriusan Pemkot dalam menurunkan tingkat Pengangguran. 40.08 72.7

2. Kepedulian pemkot terhadap keluhan pekerja/karyawan 43.75 76.37

Tabel 35. Rekomendasi Area 3

Isu perbaikan Atribut yang harus di perbaiki Nilai capaian eksisting

Nilai Target

Tempat Rekreasi

1. Rancangan tempat rekreasi 67.61 77.58

2. Keamanan 62.94 72.91

3. Pemeliharaan 63.98 73.95

Dekorasi Jalan

1. Penataan jalan yang ada saat ini 58.2 70.92

2. Jalan alternatif ke lokasi yang biasa anda tuju 66.25 78.97

Fungsi Fasilitas Jalan

1. Kualitas jalan raya yang biasa anda lalui 60.37 75.54

2. Kondisi jalan di wilayah anda 59.31 74.48

Penanganan Banjir

1. Fungsi gorong-gorong dalam mengatasi banjir. 53.73 78.27

2. Pemeliharaan sungai 45.1 69.64

Kewajaran Harga 1. Kewajaran harga kebutuhan hidup di kota Bandung 52.31 75.01

Mutu Layanan

1. Prosedur pelayanan 58.78 76.99

2. Waktu tunggu untuk mendapatkan pelayanan 51.33 69.54

3. Kewajaran biaya untuk mendapatkan pelayanan pemkot 61.05 79.26

4. Kejelasan persyaratan untuk mendapatkan layanan pemkot 57.76 75.97

5. Kecepatan respon pemkot ketika diminta bantuan 45.8 64.01

6. Layanan pemkot bebas pungli 58.78 76.99

Bantuan Usaha 1. Akurasi pendataan yang dilakukan oleh pemkot (data KTP. KK. PBB. dll)

58.92 78.18

2. Bantuan pemkot tepat sasaran. (raskin. dll) 52.76 72.02

Pemukiman

1. Keterjangkauan harga untuk mendapatkan tempat tinggal layak huni di kota Bandung

40.41 63.93

2. Kelayakan tempat tinggal anda 62.57 86.09

Ketertiban sosial setempat

1. Keberhasilan pemkot menertibkan pendatang (lapor RT. surat ket. penduduk musiman).

58.49 78.6

2. Kondisi warga miskin di wilayah anda. 54.97 75.08

Keramahan Masyarakat Kota

1. Keramahan masyarakat di kota Bandung 67.77 71.49

Biaya layanan Kesehatan

1. kemampuan Puskesmas dalam menyembuhkan 52.59 71.74

2. kemampuan rumah sakit dalam menyembuhkan 61.68 80.83

Ketertiban dan dampak parkir

1. Jumlah lahan parkir di kota Bandung 46.82 69.77

2. Kewajaran tarif 55.56 78.51

Sarana Olahraga

1. Kemudahan untuk mencapai Tempat Olah raga 51.13 68.96

2. Keterjangkauan Biaya penggunaan sarana Olah raga 60.38 78.21

Page 126: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 121

P01/15

Isu perbaikan Atribut yang harus di perbaiki Nilai capaian eksisting

Nilai Target

Kelayakan Transportasi Umum

1. Rawan kriminalitas 50.22 79.01

2. Aspek waktu (waktu tunggu penumpang. kecepatan perjalanan) 42.31 71.1

Ketersediaan air bersih

1. Kemudahan mendapatkan air tanah. 45.67 81.17

2. Pemenuhan kebutuhan air bersih anda oleh Layanan PDAM 34.85 70.35

Penertiban PKL 1. Penertiban PKL 43.7 75.01

Akurasi data

1. Kemudahan mendapatkan bantuan kredit dari pemkot 45.43 70.72

2. Manfaat Program pelatihan usaha dari pemkot 50 75.29

Ketertiban Sosial Kota

1. Keberhasilan pemkot meminimalisir gepeng di wilayah anda. 46.28 75.2

2. Keberhasilan pembinaan pemkot meminimalisir tuna susila di wilayah anda.

50.06 78.98

3. Keberhasilan pemkot menertibkan pengamen di wilayah anda. 41.14 70.06

4. Keberhasilan pemkot menertibkan tempat hiburan malam. 50.07 78.99

Akses menuju pelayanan kesehatan

1. Kemudahan memperoleh Layanan jaminan kesehatan (jasa asuransi kesehatan. BPJS)

52.13 77.94

2. Biaya mendapatkan layanan kesehatan 46.46 72.27

Kesejahteraan pekerja

1. Keseriusan Pemkot dalam menurunkan tingkat Pengangguran. 35.36 76.7

2. Keberadaan pekerja kontrak/outsourcing 32.66 74

Penerimaan Pekerja

1. Kelayakan gaji/upah pekerja/karyawan 36.63 76.52

2. Kepedulian pemkot terhadap keluhan pekerja/karyawan 33.94 73.83

Ketersediaan dan tarif parkir

1. Keberhasilan penertiban parkir liar 37.64 80.2

2. Dampak parkir di tepi jalan umum atas kelancaran lalulintas 27.33 69.89

Tabel 36. Rekomendasi Area 4

Isu perbaikan Atribut yang harus di perbaiki Nilai capaian eksisting

Nilai Target

Tempat Wisata Kuliner

1. Keragaman /variasi Jenis makanan 72.04 85.47

2. Kelengkapan Prasarana 52.12 65.55

3. Keunikan makanan 60.9 74.33

Harga Makanan di Tempat Wisata Kuliner

1. Harga Makanan 69.3 75.01

Sarana Rekreasi

1. Keamanan 69.87 75.9

2. Kenyamanan 68.46 74.49

Kondisi Jalan

1. Kualitas jalan raya yang biasa anda lalui 65 75.09

2. Kondisi jalan di wilayah anda 64.73 74.82

Kelayakan Trotoar dan pohon pinggir jalan

1. Kelayakan trotoar di kawasan anda untuk digunakan pejalan kaki 50.3 74.06

2. Kondisi penghijauan jalan di kawasan anda 46.38 70.14

3. Kekhawatiran atas kondisi pohon di pinggir jalan untuk keselamatan anda [rawan tumbang. menutup rambu jalan]

54.39 78.15

Kelayakan Penyebrangan. Penerangan dan Rambu Jalan

1. Kelayakan penyebrangan yang biasa digunakan 43.77 65.98

2. Fungsi penerangan jalan umum yang ada di kawasan anda 54.6 76.81

3. Fungsi rambu lalu lintas yang ada saat ini 57.83 80.04

Keamanan

1. Kota bandung rawan pemerasan. 58.88 77.67

2. Kota bandung rawan kejahatan. 53.77 72.56

3. Kota bandung rawan pengrusakan. 53.66 72.45

Pengelolaan sampah

1. Ketersediaan Fasilitas Kebersihan (tong Sampah. Gerobak Sampah. Truk sampah. mobil penyapu jalan) dalam menjaga kebersihan.

57.64 78.09

2. Kesadaran Masyarakat terhadap kebersihan lingkungan. 51.41 71.86

Page 127: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 122

P01/15

Isu perbaikan Atribut yang harus di perbaiki Nilai capaian eksisting

Nilai Target

Penanganan Banjir 1. Fungsi gorong-gorong dalam mengatasi banjir. 57.58 80.86

2. Pemeliharaan sungai 46.37 69.65

Pasar Modern

1. Kelayakan Kondisi pasar tradisional di wilayah anda 61.65 71.03

2. Penataan Pertokoan di wilayah anda 65.58 74.96

3. Kemudahan mencapai pertokoan di wilayah anda 71.15 80.53

Pasar Tradisional dan Pertokoan

1. Manfaat pembangunan mall di kota Bandung 63.34 70.72

2. Manfaat mini market di wilayah anda 72.11 79.49

Penertiban PKL 1. Penertiban PKL 52.69 75.01

Ketertiban Sosial Kota

1. Keberhasilan pemkot meminimalisir gepeng di wilayah anda. 50.41 74.69

2. Keberhasilan pembinaan pemkot meminimalisir tuna susila di wilayah anda.

53.47 77.75

3. Keberhasilan pemkot menertibkan pengamen di wilayah anda. 45.11 69.39

Pemicu masalah sosial

1. Keberhasilan pemkot menertibkan tempat hiburan malam. 53.81 67.99

2. Keberhasilan pemkot menertibkan pendatang (lapor RT. surat ket. penduduk musiman).

58.69 72.87

3. Keramahan masyarakat di kota Bandung 78.69 92.87

4. Kondisi warga miskin di wilayah anda. 55.41 69.59

Pendidikan 1. Kebijakan PPDB mengakomodasi orang miskin 59.16 75.01

Seni Budaya

1. Keberhasilan pemkot melestarikan seni sunda(pencak silat. angklung. jaipong).

64.93 72.99

2. Keberhasilan pemkot melibatkan pemuda untuk melestarikan budaya sunda.

59.36 67.42

3. Penggunaan bahasa sunda dalam percakapan sehari-hari di lingkungan anda

80.25 88.31

Penegakan Aturan

1. Ketegasan Pemkot menjalankan peraturan daerah. 64.18 75.16

2. Pembongkaran bangunan oleh Pemkot 65.19 76.17

3. Ketaatan Tata ruang Kota Bandung terhadap aturan. 59.33 70.31

Sarana Olah Raga

1. Kemudahan untuk mencapai Tempat Olah raga 60.89 74.28

2. Keterjangkauan Biaya penggunaan sarana Olah raga 61.86 75.25

Sarana Ibadah

1. kenyamanan Tempat Ibadah di wilayah anda . (bersih. indah. rapi) 78.48 79.01

2. Kelengkapan Sarana di tempat Ibadah di wilayah anda (perlengkapan ibadah.air. wifi)

70.55 71.08

Kemacetan 1. Kemacetan 46.98 75.01

Ketersediaan Air Bersih

1. Kemudahan mendapatkan air tanah. 38.49 76.51

2. Pemenuhan kebutuhan air bersih anda oleh Layanan PDAM 35.86 73.88

Ketertiban Sosial

1. Keterjangkauan harga untuk mendapatkan tempat tinggal layak huni di kota Bandung

35.49 61.5

2. Kelayakan tempat tinggal anda 61.95 87.96

Kepedulian Pemkot terhadap Pekerja

1. Keseriusan Pemkot dalam menurunkan tingkat Pengangguran. 41.96 76.18

2. Keberadaan pekerja kontrak/outsourcing 28.61 62.83

Penerimaan Pekerja

1. Kelayakan gaji/upah pekerja/karyawan 35.98 73.25

2. Kepedulian pemkot terhadap keluhan pekerja/karyawan 42.15 79.42

Tata Kelola 1. Jumlah lahan parkir di kota Bandung 35.48 75.01

Ketersedian Tempat Parkir

1. Keberhasilan penertiban parkir liar 41.74 70.69

2. Kewajaran tarif 61.57 90.52

3. Dampak parkir di tepi jalan umum atas kelancaran lalulintas 27.33 56.28

Page 128: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 123

P01/15

DAFTAR PUSTAKA

BAPPEDA KOTA BANDUNG,BPS KOTA BANDUNG,2014.Indeks Kebahagiaan Kota

Bandung tahun 2014.

Dillon, W.R.; Matthew G., 1984. Multivariate Analysis: Methods and Application, John

Willey and Sons Inc, New York.

Flanagan, J.C., 1954. The Critical Incident Technique, Psychological Bulletin 51: 327-358

Hair, Jr, J.F.; Black, W.C.; Babin, B.J.; Anderson, R.E. ; Tatham, R.L., 2006. Multivariate

Data Analysis, 6th

Ed, Pearson Education Inc, Singapore.

Hayes, B.E., 1997. Measuring Customer Satisfaction, 2nd

Ed, ASQ Quality Press,

Milwaukee, Wisconsin.

Hill, N., 1996. Handbook of Customer Satisfaction Measurement, Gower Publishing

Limited , Vermont, USA.

Johnson, R.A.; Wichern, D.W., 1992. Applied Multivariate Statistical Analysis, Prentice-

Hall Inc, New Jersey.

Latin, J.; Carrol , J.; Douglas.; Green.; Paul.E., 2003. Analyzing Multivariat Data,

Duxbury Applied Series, Canada.

Michael D. Johnson and Anders Gustaffson, 2000. Improving Customer Satisfaction,

Loyalty, and Profit, 1st edition, Jossey-Bass Inc. California

Maholtra, N.K., 1999. Marketing Research An Applied Orientation, 3th

Ed, Prentice-Hall

Inc, New Jersey.

Rencher, Alvin C., 2002. Methods of Multivariate Analysis, 2nd

Ed, John Wiley & Sons,

Inc. United States of America.

Sudman, S.; Blair, E., 1998. Marketing Research A Problem Solving Approach, McGraw-

Hill Companies Inc. Singapore.

Zeithaml, Valarie A., (et.al), 1990, Delivering Quality Services : Balancing Customer

Perceptions and Expectations, The Free Press, A Division of Macmillan Inc., New

York

Page 129: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 124

P01/15

DAFTAR TABEL

No Nama Tabel Halaman

1. Tabel 1. Strategic Satisfaction Matrix 28

2. Tabel 2 : Segmentasi 31

3. Tabel 3 : Tabulasi silang banyak komentar berdasarkan variabel

umur, pekerjaan, dan daerah

35

4. Tabel 4 : Ukuran sampel per area 37

5. Tabel 5 : Ukuran sampel per RT 37

6. Tabel 6 : Indeks kinerja Walikota 39

7. Tabel. 7 Kategori Indeks Kinerja 39

8. Tabel 8. Level-Level Informasi Model Kepuasan Warga Bandung

Area 1 – CA

53

9. Tabel 9. Level-Level Informasi Model Kepuasan Warga Bandung

Area 1 – CV

58

10. Tabel 10. Level-Level Informasi Model Kepuasan Warga

Bandung Area 1 – MRI

61

11. Tabel 11. Level-Level Informasi Model Kepuasan Warga

Bandung Area 1 – IDWR

66

12. Tabel 12. Level-Level Informasi Model Kepuasan Warga

Bandung Area 2 – CA

69

13. Tabel 13. Level-Level Informasi Model Kepuasan Warga

Bandung Area 2 – CV

72

14 Tabel 14. Level-Level Informasi Model Kepuasan Warga

Bandung Area 2 – MRI

76

15 Tabel 15. Level-Level Informasi Model Kepuasan Warga

Bandung Area 2 – IDWR

79

16 Tabel 16. Level-Level Informasi Model Kepuasan Warga

Bandung Area 3 – CA

82

17 Tabel 17. Level-Level Informasi Model Kepuasan Warga

Bandung Area 3 – CV

86

18 Tabel 18. Level-Level Informasi Model Kepuasan Warga 89

Page 130: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 125

P01/15

Bandung Area 3 – MRI

19 Tabel 19. Level-Level Informasi Model Kepuasan Warga

Bandung Area 3 – IDWR

93

20 Tabel 20. Level-Level Informasi Model Kepuasan Warga

Bandung Area 4 – Kuadran 1

96

21 Tabel 21. Level-Level Informasi Model Kepuasan Warga

Bandung Area 4 – CV

101

22 Tabel 22. Level-Level Informasi Model Kepuasan Warga

Bandung Area 4 – MRI

103

23 Tabel 23. Level-Level Informasi Model Kepuasan Warga

Bandung Area 4 – IDWR

107

24 Tabel 24 : Tingkat aspirasi 108

25 Tabel 25 : Bidang Perekonomian 110

26 Tabel 26. Bidang Infrastruktur 111

27 Tabel 27. Bidang Birokrasi 111

28 Tabel 28. Bidang Sektoral 112

29 Tabel 29. Bidang Ketenagakerjaan 112

30 Tabel 30 Bidang Kondisi Sosial 112

31 Tabel 31. Bidang Seni dan Budaya 112

32 Tabel 32. Rekapitulasi nilai CA, CV, MRI, dan IDWR di setiap

Area

113

33 Tabel 33. Rekomendasi Area 1 116

34 Tabel 34. Rekomendasi Area 2 118

35 Tabel 35. Rekomendasi Area 3 119

36 Tabel 36. Rekomendasi Area 4 120

Page 131: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

Laporan Akhir

Kerjasama Bappeda Kota Bandung & LQC Unpad 126

P01/15

DAFTAR DIAGRAM

No Nama Diagram Halaman

1. Diagram 1 Model Perspektif Pelanggan 5

2. Diagram 2 Proses Teknik Insiden Kritis 7

3. Diagram 3. Tahapan Analisis Korespondensi 17

4. Diagram 4. Metodologi Survey 33

5. Diagram 5 : Peta hasil analisis korespondensi 36

6. Diagram 6. Loyalitas Pemakai Kendaraan Pribadi 42

7. Diagram 7. Kecenderungan Perpindahan dari kendaraan pribadi

ke angkutan umum

42

8. Diagram 8. Strategic Satisfaction Matrix Kota Bandung 44

9. Diagram 9. Tingkat kontribusi masing-masing aspek

pembangunan terhadap indeks kepuasan masyarakat kota

Bandung

50

10. Diagram 10. Strategic Satisfaction Matrix Area 1 52

11. Diagram 11. Strategic Satisfaction Matrix Area 2 68

12. Diagram 12. Strategic Satisfaction Matrix Area 3 81

13. Diagram 13. Strategic Satisfaction Matrix Area 4 94

Page 132: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

P01/15 Lampiran - 1

Lampiran 1, Protokol wawancara survei 1 untuk Anak-anak Usia 7-16 tahun

Page 133: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

P01/15 Lampiran - 2

Page 134: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

P01/15 Lampiran - 3

Page 135: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

P01/15 Lampiran - 4

Lampiran 2, Protokol wawancara survei 1 untuk Dewasa usia 17-75 tahun

Page 136: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

P01/15 Lampiran - 5

Page 137: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

P01/15 Lampiran - 6

Page 138: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

P01/15 Lampiran - 7

Lampiran 3, Critical Incident

Page 139: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

P01/15 Lampiran - 8

Page 140: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

P01/15 Lampiran - 9

Page 141: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

P01/15 Lampiran - 10

Page 142: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

P01/15 Lampiran - 11

Page 143: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

P01/15 Lampiran - 12

Page 144: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

P01/15 Lampiran - 13

Page 145: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

P01/15 Lampiran - 14

Page 146: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

P01/15 Lampiran - 15

Page 147: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

P01/15 Lampiran - 16

Page 148: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

P01/15 Lampiran - 17

Page 149: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

P01/15 Lampiran - 18

Page 150: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

P01/15 Lampiran - 19

Page 151: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

P01/15 Lampiran - 20

Page 152: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

P01/15 Lampiran - 21

Lampiran 4, Kuesioner Survey Persepsi

Page 153: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

P01/15 Lampiran - 22

Page 154: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

P01/15 Lampiran - 23

Page 155: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

P01/15 Lampiran - 24

Page 156: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

P01/15 Lampiran - 25

Page 157: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

P01/15 Lampiran - 26

Page 158: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

P01/15 Lampiran - 27

Page 159: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

P01/15 Lampiran - 28

Page 160: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

P01/15 Lampiran - 29

Lampiran 5, Diagram Kepuasan Area 1

Page 161: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

P01/15 Lampiran - 30

Page 162: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

P01/15 Lampiran - 31

Page 163: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

P01/15 Lampiran - 32

Lampiran 6, Diagram Kepuasan Area 2

Page 164: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

P01/15 Lampiran - 33

Page 165: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

P01/15 Lampiran - 34

Page 166: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

P01/15 Lampiran - 35

Lampiran 7, Diagram Kepuasan Area 3

Page 167: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

P01/15 Lampiran - 36

Page 168: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

P01/15 Lampiran - 37

Page 169: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

P01/15 Lampiran - 38

Lampiran 8, Diagram Kepuasan Area 4

Page 170: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

P01/15 Lampiran - 39

Page 171: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

P01/15 Lampiran - 40

Page 172: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

P01/15 Lampiran - 41

Page 173: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

P01/15 Lampiran - 42

Lampiran 8 : Data Untuk Segmentasi

Umur Pekerjaan Daerah RA RAA RAB RB RC RH RJ RK RL RM RN RO RP

3 0 1 8 0 0 0 0 0 10 0 2 6 5 1 1

3 0 2 15 0 1 1 0 4 6 1 0 4 1 0 2

3 0 3 7 0 0 0 0 0 8 1 0 4 0 1 2

3 0 4 2 0 1 0 0 10 3 3 0 1 6 2 3

3 0 5 7 0 1 0 0 1 7 1 1 7 8 1 3

3 0 6 5 0 0 0 0 2 6 0 0 4 3 0 0

4 0 1 9 0 0 1 0 2 5 0 0 4 0 2 2

4 0 2 9 0 0 0 0 2 9 2 0 1 4 0 1

4 0 3 10 0 0 0 0 0 8 1 0 4 3 5 2

4 0 4 2 0 0 0 0 0 2 0 0 2 2 0 1

4 0 5 4 0 1 0 0 1 5 0 0 7 5 1 2

4 0 6 3 0 0 0 0 3 4 3 0 6 7 0 7

5 1 1 2 0 0 0 2 0 3 0 0 1 2 1 2

5 2 1 3 0 0 0 0 4 5 2 0 1 2 3 2

5 3 1 11 0 0 0 0 2 3 3 0 5 6 1 3

5 4 1 4 0 0 0 2 3 7 2 0 4 3 2 10

5 1 2 9 0 0 1 0 2 6 4 0 5 1 3 1

5 2 2 9 0 0 2 0 4 4 2 1 11 4 1 1

5 3 2 9 0 0 1 0 3 4 1 0 6 6 2 1

5 4 2 9 0 3 0 0 3 7 1 3 4 2 1 0

5 1 3 0 0 0 0 0 0 2 0 1 1 2 0 0

5 2 3 1 0 0 1 0 0 4 0 0 4 2 0 3

5 3 3 6 0 0 0 0 0 11 3 0 2 3 3 1

5 4 3 8 0 1 0 0 1 7 1 2 4 2 1 2

5 1 4 3 0 0 0 0 1 3 0 0 2 0 1 1

5 2 4 3 0 0 0 0 2 2 0 0 0 2 3 6

5 3 4 2 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 1 2

5 4 4 5 0 0 0 0 0 8 0 0 1 0 5 2

5 1 5 1 0 0 0 0 3 3 1 0 0 1 4 3

5 2 5 1 0 0 0 0 6 7 5 0 6 6 5 5

5 3 5 3 0 0 0 0 0 9 2 0 4 3 3 3

5 4 5 3 4 0 0 0 0 4 2 1 5 11 4 2

5 1 6 0 0 0 0 0 1 5 1 0 0 2 1 4

5 2 6 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 2 0

5 3 6 3 0 0 2 2 0 0 0 0 0 2 0 1

5 4 6 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0

6 0 1 6 0 0 0 0 0 7 4 0 13 2 4 5

6 0 2 6 0 0 0 0 0 4 2 0 5 1 1 1

6 0 3 7 0 0 0 0 0 9 0 0 0 2 3 4

6 0 4 4 0 0 0 0 4 5 1 0 2 4 5 4

6 0 5 3 0 0 1 0 1 9 2 0 1 6 7 3

6 0 6 4 0 0 0 0 2 4 0 0 1 5 5 3

Jumlah 208 4 8 10 6 67 218 51 11 139 128 86 101

Page 174: PERSEPSI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/037-Persepsi... · Laporan Akhir ... Bagaimana cara pemerintah kota menyusun program

P01/15 Lampiran - 43

Umur Pekerjaan Daerah RQ RR RS RT RU RV RW RX RY RZ JUMLAH

3 0 1 0 0 2 0 0 0 0 0 1 0 36

3 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 36

3 0 3 1 0 0 0 0 0 0 1 0 2 27

3 0 4 15 0 7 0 0 1 0 0 3 0 57

3 0 5 3 0 4 1 0 0 0 1 4 1 51

3 0 6 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 23

4 0 1 0 0 4 0 0 0 0 0 1 0 30

4 0 2 1 0 1 0 0 0 0 0 2 0 32

4 0 3 2 0 6 0 0 1 0 1 0 0 43

4 0 4 0 0 4 0 0 1 0 0 1 0 15

4 0 5 5 0 0 0 0 1 0 4 6 1 43

4 0 6 1 0 4 1 0 0 0 1 1 0 41

5 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 15

5 2 1 1 0 2 1 0 0 0 0 1 0 27

5 3 1 1 0 2 2 0 0 0 0 3 0 42

5 4 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 38

5 1 2 4 1 3 0 0 0 0 0 0 1 41

5 2 2 4 0 1 0 0 0 0 0 0 0 44

5 3 2 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 36

5 4 2 5 2 4 0 0 0 0 3 1 1 49

5 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6

5 2 3 4 1 1 0 0 0 0 2 0 0 23

5 3 3 3 0 2 2 6 1 0 1 0 0 44

5 4 3 10 0 2 2 0 1 0 1 4 2 51

5 1 4 0 0 2 0 0 1 0 0 0 0 14

5 2 4 3 0 3 1 1 1 3 2 5 1 38

5 3 4 3 0 2 0 4 0 0 0 4 0 22

5 4 4 0 0 0 0 0 1 0 0 2 1 25

5 1 5 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 21

5 2 5 10 0 5 0 5 0 0 2 3 1 67

5 3 5 2 0 2 3 0 0 0 1 4 0 39

5 4 5 1 2 4 0 0 0 0 1 6 0 50

5 1 6 2 0 1 2 4 2 0 0 0 0 25

5 2 6 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 5

5 3 6 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 11

5 4 6 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6

6 0 1 2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 44

6 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 22

6 0 3 3 0 1 0 0 0 3 0 2 0 34

6 0 4 6 0 4 0 0 0 0 0 1 1 41

6 0 5 6 0 0 0 4 2 0 1 4 1 51

6 0 6 4 0 2 0 0 1 0 0 2 0 33

Jumlah 108 7 80 17 24 16 6 22 64 17 1398