20
PERSEPSI ORANG TUA SISWA DAN GURU SEKOLAH DASAR TERHADAP PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ) BERBASIS PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19 Oleh: Ning Mukaromah Dosen STAI Salahuddin Pasuruan Abstrak Pada saat ini pembelajaran di sekolah mulai dari TK, SD, SMP, SMA sampai Perguruan tinggi baik negeri maupun swasta dilakukan dengan cara pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran jarak jauh ini bisa dilakukan dengan 2 cara yaitu luar jaringan (luring) dan pembelajaran dalam jaringan (daring). Hal ini dilakukan karena untuk mencegah penyebaran virus corona di satuan pendidikan. Dalam penelitian ini pembelajaran jarak jauh yang dilakukan berbasis pembelajaran daring yaitu guru mengajar siswa dengan menggunakan WhatApp dan Google form. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1). Bagaimana persepsi orang tua siswa sekolah dasar terhadap pembelajaran jarak jauh (PJJ) berbasis pembelajaran daring?. 2) Bagaimana persepsi guru sekolah dasar terhadap pembelajaran jarak jauh (PJJ) berbasis pembelajaran daring? Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan di Desa Sudimulyo, Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara informal. Sumber data dalam penelitian ini adalah orang tua siswa sekolah dasar dan guru sekolah dasar. Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan melalui 3 kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil dari penelitian ini adalah 1) Persepsi orang tua siswa sekolah dasar terhadap pembelajaran jarak jauh berbasis pembelajaran daring di masa pandemi COVID-19 sangat kurang efektif. Karena pembelajaran seperti ini membuat siswa tidak belajar sama sekali dan selalu bermain dengan teman-temannya tanpa memperhatikan tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini karena orang tua belum mempunya HP canggih yang bisa digunakan aplikasi WhatApp dan media lainnya. 2) Persepsi guru sekolah dasar terhadap pembelajaran jarak jauh berbasis pembelajaran daring di masa pandemi COVID-19 adalah a) Pembelajaran jarak jauh seperti ini kurang memuaskan bagi guru karena tidak mendapatkan dukungan penuh dari orang tua, b) Pembelajaran jarak jauh tidak efektif jika diterapkan kepada anak usia SD, c) Pembelajaran jarak jauh harus dilakukan karena untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19, d) Pembelajaran jarak jauh mengalami beberapa kendala diantaranya masih ada orang tua siswa yang tidak mempunyai HP, ada yang mempunyai HP android akan tetapi tidak ada kuota internet, serta tidak bisa menggunakan HP. Kata Kunci: Orang Tua, Guru, Pembelajaran Jarak Jauh, Pembelajaran Daring, Pandemi Covid-19

PERSEPSI ORANG TUA SISWA DAN GURU SEKOLAH DASAR …

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERSEPSI ORANG TUA SISWA DAN GURU SEKOLAH DASAR …

PERSEPSI ORANG TUA SISWA DAN GURU SEKOLAH DASAR TERHADAP

PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ) BERBASIS PEMBELAJARAN DARING DI

MASA PANDEMI COVID-19

Oleh: Ning Mukaromah

Dosen STAI Salahuddin Pasuruan

Abstrak

Pada saat ini pembelajaran di sekolah mulai dari TK, SD, SMP, SMA sampai Perguruan

tinggi baik negeri maupun swasta dilakukan dengan cara pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran

jarak jauh ini bisa dilakukan dengan 2 cara yaitu luar jaringan (luring) dan pembelajaran dalam

jaringan (daring). Hal ini dilakukan karena untuk mencegah penyebaran virus corona di satuan

pendidikan. Dalam penelitian ini pembelajaran jarak jauh yang dilakukan berbasis pembelajaran

daring yaitu guru mengajar siswa dengan menggunakan WhatApp dan Google form.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1). Bagaimana persepsi orang tua siswa

sekolah dasar terhadap pembelajaran jarak jauh (PJJ) berbasis pembelajaran daring?. 2)

Bagaimana persepsi guru sekolah dasar terhadap pembelajaran jarak jauh (PJJ) berbasis

pembelajaran daring?

Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif.

Penelitian ini dilakukan di Desa Sudimulyo, Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan. Teknik

pengumpulan data menggunakan wawancara informal. Sumber data dalam penelitian ini adalah

orang tua siswa sekolah dasar dan guru sekolah dasar. Dalam penelitian ini analisis data yang

digunakan melalui 3 kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data

dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Hasil dari penelitian ini adalah 1) Persepsi orang tua siswa sekolah dasar terhadap

pembelajaran jarak jauh berbasis pembelajaran daring di masa pandemi COVID-19 sangat

kurang efektif. Karena pembelajaran seperti ini membuat siswa tidak belajar sama sekali dan

selalu bermain dengan teman-temannya tanpa memperhatikan tugas yang diberikan oleh guru.

Hal ini karena orang tua belum mempunya HP canggih yang bisa digunakan aplikasi WhatApp

dan media lainnya. 2) Persepsi guru sekolah dasar terhadap pembelajaran jarak jauh berbasis

pembelajaran daring di masa pandemi COVID-19 adalah a) Pembelajaran jarak jauh seperti ini

kurang memuaskan bagi guru karena tidak mendapatkan dukungan penuh dari orang tua, b)

Pembelajaran jarak jauh tidak efektif jika diterapkan kepada anak usia SD, c) Pembelajaran

jarak jauh harus dilakukan karena untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19, d)

Pembelajaran jarak jauh mengalami beberapa kendala diantaranya masih ada orang tua siswa

yang tidak mempunyai HP, ada yang mempunyai HP android akan tetapi tidak ada kuota

internet, serta tidak bisa menggunakan HP.

Kata Kunci: Orang Tua, Guru, Pembelajaran Jarak Jauh, Pembelajaran Daring, Pandemi

Covid-19

Page 2: PERSEPSI ORANG TUA SISWA DAN GURU SEKOLAH DASAR …

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini ilmu pengetahuan

dan teknologi berkembang dengan

sangat pesat. Perkembangan ini

memiliki dampak semakin terbuka dan

tersebarnya informasi, pengetahuan

keseluruh dunia. Pengaruhnyapun

berdampak pada bidang pendidikan.

Pendidikan merupakan suatu proses

akademik yang tujuannya untuk

meningkatkan nilai sosial, budaya,

moral dan agama serta mempersiapkan

siswa menghadapi tantangan dalam

kehidupan.

Pembelajaran bukan hanya

menyampaikan informasi atau

pengetahuan saja, melainkan

mengkondisikan siswa untuk belajar,

karena itu tujuan utama pembelajaran

adalah siswa itu belajar. Pembelajaran

hendaknya menempatkan siswa sebagai

pusat pembelajaran dengan cara terlibat

aktif dalam proses berinteraksi dan

berkomunikasi dengan sesamanya

dengan merefleksikan apa yang telah

mereka pelajari dalam setiap aktivitas

belajar. Peran guru hanya sebagai

fasilitator, motivator dalam

pembelajaran.

Dalam teori belajar dan

pembelajaran aliran konstruktivisme

memahami bahwa belajar adalah

kegiatan manusia dalam membangun

dan menciptakan pengetahuan dengan

cara mencoba memberi makna pada

pengetahuan sesuai dengan

pengalamannya. Dalam proses belajar

mengajar menurut Nurhadi dan kawan-

kawan sebagaimana dikutip oleh

Baharuddin dan Esa Nurwahyuni dalam

bukunya yang berjudul Teori belajar

dan pembelajaran1 mengatakan siswa

perlu dibiasakan untuk memecahkan

masalah, menemukan sesuatu yang

berguna bagi dirinya dan bergelut

dengan ide-ide. Dengan dasar itu, maka

belajar dan pembelajaran harus dikemas

menjadi proses mengkronstruksi bukan

menerima pengetahuan.

Pembelajaran merupakan satu

proses yang panjang agar mencapai

hasil yang diinginkan. Untuk mencapai

hasil ini diperlukan strategi yang tepat.

Strategi pembelajaran merupakan suatu

cara atau metode yang dilakukan oleh

guru untuk menyampaikan materi

pembelajaran kepada siswa dalam

upaya terjadinya perubahan aspek

kognitif, afektif, dan psikomotorik

secara berkesinambungan. Menurut

Azhar pembelajaran adalah segala

sesuatu yang dapat membawa informasi

dan pengetahuan dalam interaksi yang

berlangsung antara guru dengan siswa.

1 Baharuddin dan Esa Nurwahyuni, Teori belajar

dan pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media), h.

116

Page 3: PERSEPSI ORANG TUA SISWA DAN GURU SEKOLAH DASAR …

Dewasa ini sistem

pembelajaran jarak jauh (PJJ) sudah

menjad keniscayaan di dunia, bahkan

telah diakui sebagai disiplin ilmiah

dengan landasan filosofi, teori, praktik

yang sudaj mapan. Di Indonesia, secara

yuridis-formal pembelajaran jarak jauh

(PJJ) telah diakui sebagai subsistem

pendidikan nasional, melalui UU No. 20

Tahun 2003 Pasal 31 tantang sistem

pendidikan nasional.2 Pembelajaran

saat ini tidak hanya dilakukan di dalam

kelas akan tetapi bisa dilakukan dimana

saja. Pemanfaatan teknologi dalam

sistem pembelajaran menimbulkan

pembelajaran berbasis elektronik.

Pembelajaran jarak jauh berbasis

pembelajaran daring ini merubah sistem

pembelajaran pola konvensional atau

tradisional menjadi pola bermedia,

diantaranya media kompoter dengan

internetnya yang memunculkan e-

learning.

Dalam rangka mencegah

penyebaran dan penularan Virus Corona

di lingkungan satuan pendidikan,

kemendikbud memberikan kebijakan

untuk menutup sekolah selama pandemi

COVID-19. Selama masa penutupan,

kegaiatan belajar mengajar dialihkan

menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ),

2http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/UU20-

2003Sisdiknas.pdf diakses pada hari Jum’at tanggal

28 Agustus 2020 Pukul 12.00 WIB

hal ini sesuai dengan surat edaran

sekretaris jenderal kementerian

pendidikan dan kebudayaan Nomor 15

Tahun 2020 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Balajar dari Rumah

dalam Masa Darurat Penyebaran

Corona Virus Disease (COVID-19).

Oleh sebab itu sebagai seorang guru,

orang tua siswa harus mempunyai

beberapa inovasi pembelajaran yang

kreatif agar pembelajaran yang

dilakukan secara daring ini bisa berjalan

dengan lancar walaupun masih ada

kendala-kendala yang akan dihadapi.

Pembelajaran Jarak Jauh dibagi

menjadi dua jenis yaitu pembelajaran

luar jaringan (luring) dan pembelajaran

dalam jaringan (Daring). Pembelajaran

Luring adalah pembelajaran yang

dilakukan oleh guru dan siswa tanpa

menggunakan jaringan internet, HP,

akan tetapi melalui buku pembelajaran

pegangan guru dan siswa. Selain itu

pembelajaran luring bisa mengakses

dari televisi dan radio.

Pembelajaran daring (Daring

Learning) adalah pembelajaran yang

menggunakan model interaktif berbasis

internet dan Learning Manajemen

System (LSM). Contoh Pembelajaran

daring ini dilakukan secara interaktif

seperti Zoom dan Google Meet.

Sedanggakan LSM seperti rumah

Page 4: PERSEPSI ORANG TUA SISWA DAN GURU SEKOLAH DASAR …

Belajar milik Kemendikbud dan dari

swasta seperti ruang guru dan Quipper.

Pelaksanaan pembelajaran jarak

jauh (PJJ) atau pelaksanaan belajar dari

rumah seperti saat ini mengakibatkan

banyak masalah yang dihadapi oleh

siswa, orang tua dan guru. Banyak

orang tua siswa yang merasa kerepotan

dengan tugas yang diberikan oleh guru

untuk anak mereka. Materi

pembelajaran dan tugas diberikan oleh

guru melalui media seperti WhatApp.

Sedangkan orang tua siswa tidak

mempunyai HP android dan kuota

internet.

Pembelajaran jarak jauh (PJJ)

berbasis pembelajaran Daring juga

efektif bagi siswa karena bisa berlatih

dengan adanya umpan balik terkait

menggabungkan kolaborasi kegiatan

dengan belajar mandiri, dan

personalisasi pembelajaran berdasarkan

kebutuhan siswa yang menggunakan

simulasi dan permainan. Pembelajaran

berbasis Daring Learning dibangun

melalui beberapa prinsip yang berperan

untuk menentukan keberhasilan proses

pembelajaran. Banyak manfaat yang

bisa di dapatkan oleh siswa dari

pembelajaran dengan menggunakan

pembelajaran daring, yaitu pelajaran

jadi menyenangkan karena dapat

menyimak pelajaran melalui HP, kuota,

laptop, maupun komputer bukan hanya

sekedar menyimak buku. Pembelajaran

daring juga bisa membantu guru yang

sedang tidak bisa mengajar di dalam

kelas karena sedang ada acara, rapat dan

lain sebagainya. Dengan menggunakan

pembelajaran daring pembelajaran bisa

dilaksanakan dimana saja, kapan saja

tidak harus dilakukan dengan tatap

muka (di dalam kelas).

Selain manfaat yang didapatkan

dari pembelajaran daring, ada beberapa

kendala yang juga dihadapi oleh

seorang guru, siswa bahkan orang tua

siswa. Seperti yang peneliti temukan di

lapangan berdasarkan wawancara yang

dilakukan terhadap beberapa orang tua,

siswa dan guru terkait persepsi mereka

tentang implemetasi pembelajaran

daring yang dilakukan pada saat ini

karena adanya pandemi covid-19 ini.

Kebanyakan dari orang tua merasa

keberatan dengan adanya pembelajaran

daring seperti ini, karena beberapa hal:

1) pembelajaran daring tidak cocok

diberikan kepada siswa sekolah dasar,

karena mereka masih butuh tuntunan

langsung atau bimbingan yang

diberikan oleh gurunya. 2) tidak semua

orang tua bisa mengoperasikan hp

android, laptop/kompoter, internet,

menambah uang belanja untuk beli

kuota/data. 3) anak-anak ketika di

rumah tidak mau belajar karena mereka

beranggapan bahwa sekolah libur dan

Page 5: PERSEPSI ORANG TUA SISWA DAN GURU SEKOLAH DASAR …

waktunya untuk bermain. 4). Guru di

sekolah tidak memberikan tugas apapun

kepada siswa ketika mereka diharuskan

belajar dari rumah.

Dari latar belakang yang sudah

peneliti jelaskan di atas maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “persepsi orang tua siswa

dan guru terhadap daring learning pada

masa pandemi covid-19”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana persepsi orang tua siswa

sekolah dasar terhadap pembelajaran

jarak jauh berbasis pembelajaran

daring di masa pandemi COVID-19?

2. Bagaimana persepsi guru sekolah

dasar terhadap pembelajaran jarak

jauh berbasis pembelajaran daring di

masa pandemi COVID-19?

C. Tujuan

1. Untuk mendeskripsikan persepsi orang

tua siswa sekolah dasar terhadap

pembelajaran jarak jauh berbasis

pembelajaran daring di masa pandemi

COVID-19

2. Untuk mendeskripsikan persepsi guru

sekolah dasar terhadap pembelajaran

jarak jauh berbasis pembelajaran

daring di masa pandemi COVID-19

D. Kajian Teori

1. Persepsi

Persepsi menurut KBBI adalah

1) tanggapan (penerimaan) langsung

dari sesuatu; 2) proses seseorang

mengetahui beberapa hal melalui

panca indranya.3 Persepsi adalah

proses mengumpulkan informasi

mengenai dunia melalui pengindraan

yang kita miliki.4 Persepsi adalah

sebuah proses individu

mengorganisasikan dan

menginterpretasikan kesan sensoris

untuk memberikan pengertian pada

lingkungannya.5

Jadi maksud persepsi adalah

tanggapan dari orang tua dan guru

sekolah dasar terhadap pembelajaran

jarak jauh berbasis daring.

2. Orang tua siswa dan guru

a. Pengertian Orang tua

Dalam kamus besar Bahasa

Indonesia dijelaskan bahwa Orang

tua adalah ayah ibu kandung.6

Selanjutnya A. H. Hasanuddin

menyatakan bahwa Orang tua adalah

ibu bapak yang dikenal mula

pertama oleh putra putrinya.7 Dan

menurut M Arifin juga

3 https://kbbi.web.id/persepsi 4 Sarlito W. Sarwono, Psikologi Lintas Budaya,

Jakarta: Rajawali Pers, 2014, h. 24 5 Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge,

Perilaku Organisasi, Jakarta: Salemba Empat, 2016,

h. 103 6 Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus

Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta 1990,

h.629 7 A.H. Hasanuddin, Cakrawala Kuliah Agama, Al-

Ikhlas, Surabaya, 1984 h. 155

Page 6: PERSEPSI ORANG TUA SISWA DAN GURU SEKOLAH DASAR …

mengungkapkan bahwa Orang tua

menjadi kepala keluarga.8

Jadi maksud orang tua dalam

penelitian ini adalah orang tua siswa

sekolah dasar di desa Sudimulyo,

Kecamatan Nguling Kabupaten

Pasuruan.

b. Pengertian guru

Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia, sebagaimana dijelaskan

Mujtahid dalam bukunya yang

berjudul “Pengembangan Profesi

Guru”, definisi guru adalah orang

yang pekerjaan, mata pencaharian,

atau profesinya mengajar.9

Kemudian, Sri Minarti mengutip

pendapat ahli bahasa Belanda, J.E.C.

Gericke dan T. Roorda, yang

menerangkan bahwa guru berasal

dari bahasa Sansekerta yang artinya

berat, besar, penting, baik sekali,

terhormat, dan pengajar. Sementara

dalam bahasa Inggris dijumpai

beberapa kata yang berarti guru,

misalnya teacher yang berarti guru

atau pengajar, educator yang berarti

pendidik atau ahli mendidik, dan

tutor yang berarti guru pribadi, guru

8 .M Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan

Agama di Lingkungan Sekolah dan Keluarga, Bulan

Bintang, Jakarta, 1987 h.74 9 Mujtahid, Pengembangan Profesi Guru, (Malang:

UIN Maliki Press, 2011), hlm. 33

yang mengajar di rumah, atau guru

yang memberi les.10

Yang dimaksud guru dalam

penelitian ini adalah guru Sekolah

dasar di desa Sudimulyo, Kecamatan

Nguling, Kabupaten Pasuruan

3. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)

berbasis Pembelajaran Daring

a. Pengertian Pembelajaran Jarak

Jauh (PJJ) berbasis Pembelajaran

Daring

Menurut Dogmen

pembelajaran jarak jauh adalah

pembelajaran yang menekankan

pada cara belajar mandiri (self

study). Belajar mandiri

diorganisasikan secara sistematis

dalam menyajikan materi

pembelajaran, pemberian bimbingan

kepada pembelajar, dan pengawasan

untuk keberhasilan belajar

pembelajar. Menurut Dogmen ciri-

ciri pembelajaran jarak jauh adalah

adanya organisasi yang mengatur

cara belajar mandiri, materi

pembelajaran disampaikan melalui

media, dan tidak ada kontak

langsung antara pengajar dengan

pembelajar. Mackenzie, Christensen,

dan Rigby mengatakan pendidikan

jarak jauh merupakan metode

10 Sri Minarti, Ilmu Pendidikan Islam: Fakta

Teoritis-Filosofis dan Aplikatif-Normatif, (Jakarta:

Amzah, 2013), hlm. 107-108

Page 7: PERSEPSI ORANG TUA SISWA DAN GURU SEKOLAH DASAR …

pembelajaran yang menggunakan

korespondensi sebagai alat untuk

berkomunikasi antara pembelajar

dengan pengajar.11

Jadi dapat disimpulkan dari

beberapa pengertian di atas bahwa

pembelajaran jarak jauh berbasis

pembelajaran daring adalah

pembelajaran yang diberikan kepada

siswa yang tidak berkumpul bersama

di satu tempat secara rutin untuk

menerima pelajaran secara langsung

dari guru. Materi pelajaran atau

tugas-tugas tertentu diberikan kepada

siswa untuk dikerjakan di rumah

yang nantinya akan di evaluasi oleh

guru.

b. Bentuk Pembelajaran Jarak Jauh

Berbasis Pembelajaran Daring

1) Program pendidikan mandiri

2) Program tatap muka diadakan di

beberapa tempat pada waktu

yang telah ditentukan. Informasi

pendidikan tetap disampaikan,

dengan/ tanpa interaksi dari

siswa.

3) Program tidak terikat pada

jadwal pertemuan, di satu tempat.

Pembelajaran jarak jauh

didasarkan pada dasar pemikiran

bahwa pembelajar adalah pusat

11 Munir, Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis

Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Bandung:

Alfabeta, 2009), h. 22

proses pembelajaran,

bertanggung jawab terhadap

pembelajaran mereka sendiri, dan

berusaha sendiri di tempat

mereka sendiri.

4) Pembelajaran jarak jauh dengan

e-learning, yaitu pembelajaran

online berbasis teknologi

informasi via internet.12

c. Prinsip Pelaksanaan Pembelajaran

Jarak Jauh (PJJ) Berbasis

Pembelajaran Daring

1) Tujuan yang jelas

2) Relevan dengan kebutuhan

3) Mutu pendidikan

4) Efisien dan efektivitas program

5) Pemerataan dan perluasan

kesempatan belajar

6) Kemandirian

7) Keterpaduan

8) Kesinambungan

d. Karakteristik Pembelajaran Jarak

Jauh (PJJ) Berbasis Pembelajaran

Daring

Menurut Keegan dalam Buku

Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis

Teknologi Informasi dan Komunikasi

Karya Munir disebutkan bahwa

sistem pembelajaran jarak jauh

berbasis pembelajaran daring

memiliki karakteristik yaitu (1)

pemisahan antara pengajar dan

12 12 Munir, Pembelajaran, h. 23

Page 8: PERSEPSI ORANG TUA SISWA DAN GURU SEKOLAH DASAR …

pembelajar; (2) pengaruh

institusi/organisasi pendidikan; (3)

penggunaan media yang

menghubungkan guru dan

pembelajar; (4) berlangsungnya

komunikasi dua arah; (5)

memperhatikan pembelajar sebagai

individu yang belajar; dan (6)

pendidikan sebagai suatu industri.

Karakteristik atau ciri-ciri

pembelajaran jarak jauh antara lain:

1) Program disusun disesuaikan

dengan jenjang, jenis, dan sifat

pendidikan

2) Dalam proses pembelajaran

tidak ada pertemuan langsung

secara tatap muka antara

pengajar dan pembelajar,

sehingga tidak ada kontak

langsung antara pengajar dengan

pembelajar

3) Pembelajar dan pengajar

terpisah sepanjang proses

pembelajaran itu karena tidak

ada tatap muka seperti halnya

dalam pembelajaran

konvensional, sehingga

pembelajar harus dapat belajar

secara mandiri

4) Adanya lembaga pendidikan

yang mengatur pembelajar untuk

belajar mandiri

5) Lembaga pendidikan merancang

dan menyiapkan materi

pembelajaran, serta memberikan

pelayanan bantuan belajar

kepada pembelajar.

6) Materi pembelajaran

disampaikan melalui media

pembelajaran, seperti komputer

dengan internetnya atau dengan

program e-learning.

7) Melalui media pembelajaran

tersebut, akan terjadi

komunikasi dua arah (interaktif)

antara pembelajar dengan

pengajar, pembelajar dengan

pembelajar lain, atau pembelajar

dengan lembaga penyelenggara

pembelajaran jarak jauh.

8) Tidak ada kelompok belajar

yang bersifat tetap sepanjang

masa belajarnya, karena itu

pembelajar menerima

pembelajaran secara individual

bukannya secara kelompok.

9) Paradigma baru yang terjadi

dalam pembelajaran jarak jauh

adalah peran pengajar yang lebih

bersifat fasilitator yang

memberikan bantuan atau

kemudahan kepada pembelajar

untuk belajar, dan pembelajar

sebagai peserta dalam proses

pembelajaran.

10) Pembelajar dituntut aktif,

interaktif, dan partisipatif dalam

proses belajar, karena sistem

Page 9: PERSEPSI ORANG TUA SISWA DAN GURU SEKOLAH DASAR …

belajarnya secara mandiri yang

sedikit sekali mendapatkan

bantuan dari pengajar atau pihak

lainnya.

11) Sumber belajar adalah bahan-

bahan yang dikembangkan

secara sengaja sesuai kebutuhan

dengan tetap berdasarkan

kurikulum.

12) Interaksi pembelajaran bisa

dilaksanakan secara langsung

jika ada suatu pertemuan. Bisa

pula secara tidak langsung

dengan bantuan tutor dalam

forum tutorial atau pengajar.13

4. Pandemi COVID-19

Covid-19 atau yang dikenal

dengan virus corona termasuk

penyakit menular dan pertama kali

muncul di Wuhan China pada bulan

Desember 2019. Gejala yang paling

umum adalah demam, batuk kering

dan kelelahan. Rata-rata gejala akan

muncul 5 – 6 hari setelah seseorang

pertama kali terinfeksi virus ini,

tetapi bisa juga 14 hari setelah

terinfeksi. Ada beberapa gejala yang

sedikit tidak umum ketika sesorang

terteka virus ini antara lain: rasa

tidak nyaman dan nyeri, nyeri

tenggorokan, diare, mata merah,

sakit kepala, hilangnya indera perasa

13 Munir, Pembelajaran, h.29-30

dan penciuman, ruam pada kulit atau

perubahan warna pada jari tangan

dan jari kaki. Selain dua gejala yang

sudah disebutkan di atas, ada juga

gejala serius virus corona ini yaitu

sesak nafas, nyeri dada, dan

hilangnya kemampuan berbicara dan

bergerak.

Pada tanggal 9 maret 2020

Badan Kesehatan Dunia (WHO)

telah meningkatkan status corona

atau covid-19 secara global menjadi

pandemi. Ditingkatkannya status

pandemi karena virus ini telah

menjangkit banyak negara, sudah

lebih dari 114 negara dan

menimbulkan banyak kematian.

Kasus positif COVID-19 di

Indonesia pertama kali dideteksi

pada 2 Maret 2020, ketika dua orang

terkonfirmasi tertular dari seorang

warga negara Jepang. Pada tanggal 9

April 2020, pandemi sudah

menyebar ke 34 provinsi

dengan Jakarta, Jawa Timur,

dan Sulawesi Selatan sebagai provinsi

paling terpapar.

Sampai tanggal 18 Juni 2020,

Indonesia telah melaporkan 42.762

kasus positif, terbanyak di Asia

Tenggara melampaui Singapura.

Dalam hal angka kematian,

Indonesia menempati peringkat

keenam terbanyak di Asia dengan

Page 10: PERSEPSI ORANG TUA SISWA DAN GURU SEKOLAH DASAR …

2.339 kematian. Namun, angka

kematian diperkirakan jauh lebih

tinggi dari data yang dilaporkan

lantaran tidak dihitungnya kasus

kematian dengan gejala COVID-19

akut yang belum dikonfirmasi atau

dites. Sementara itu, diumumkan

16.798 orang telah sembuh,

menyisakan 23.625 kasus yang

sedang dirawat. Pemerintah

Indonesia telah menguji 580.522

sampel dari 273,3 juta penduduk,

yang berarti hanya sekitar 2.124

pengujian per satu juta penduduk,

menjadikannya salah satu negara

dengan jumlah rasio pengujian

terendah di dunia. Sebagai

perbandingan, rasio Indonesia lebih

rendah daripada Honduras yang

hanya berpenduduk sekitar 9,9 juta

jiwa, tetapi memiliki rasio pengujian

2.176 per satu juta penduduk.

Sebagai tanggapan terhadap

pandemi, beberapa wilayah telah

memberlakukan pembatasan sosial

berskala besar (PSBB). Sebagian

wilayah tersebut telah mengakhiri

masa PSBB dan mulai

menerapkan New Normal.14

5. Covid-19 Virus corona paling

terbaru yang ditemukan adalah

14 https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pandemi_COVID-

19_di_Indonesia, diakses pada hari Kamis tanggal 18

Juni 2020 Pukul 19.50 WIB

6. virus corona COVID-19. Virus

ini termasuk penyakit menular

dan baru

7. ditemukan di Wuhan, China pada

Desember 2019 yang kemudian

menjadi

8. wabah. Gejala COVID-19 yang

paling umum adalah demam,

kelelahan, dan

9. batuk kering. Beberapa pasien

mungkin mengalami sakit dan

nyeri, hidung

10. tersumbat, pilek, sakit tenggorokan

atau diare. Gejala-gejala ini bersifat

ringan

11. dan terjadi secara bertahapNamun,

beberapa orang yang terinfeksi

tetapi tidak menunjukkan gejala

apa pun dan tak merasa tidak enak

badan. Kebanyakan orang (sekitar

80%

E. Metode Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif

dengan jenis penelitian deskriptif.

Pemilihan pendekatan dan jenis

penelitian ini sebab fokus penelitiannya

tentang persepsi orang tua siswa

sekolah dasar dan guru sekolah dasar

terhadap pembelajaran jarak jauh (PJJ)

berbasis pembelajaran daring pada masa

pandemi covid-19.

Penelitian kualitatif deskriptif

adalah penelitian terhadap fenomena

atau populasi tertentu yang diperoleh

peneliti dari subjek yang berupa

individu, organisasi, atau persepektif

yang lain. Adapun tujuanya adalah

untuk menjelaskan aspek-aspek yang

relevan dengan fenomena yang diamati

Page 11: PERSEPSI ORANG TUA SISWA DAN GURU SEKOLAH DASAR …

dan menjelaskan karakteristik fenomena

atau masalah yang ada

Penelitian ini dilakukan di desa

Sudimulyo Kecamatan Nguling

Kabupaten Pasuruan. Responden dalam

penelitian ini adalah orang tua siswa

sekolah dasar dan guru sekolah dasar

yang ada di desa Sudimulyo sebagai

sumber utama dalam penelitian ini.

Sumber data adalah subyek dari

mana data itu diperoleh.15 Dalam

penelitian data diperoleh dari orang tua

siswa sekolah dasar dan guru sekolah

dasar yang menerapkan pembelajaran

jarak jauh (PJJ) berbasis pembelajaran

daring. Data penelitian ini diperoleh

secara langsung oleh peneliti dengan

menggunakan teknik wawancara.

Dalam melakukan wawancara peneliti

menggunakan jenis wawancara

pembicaraan informal, dimana peneliti

melakukan wawancara dengan suasana

biasa dan pertanyaan yang diajukan

tergantung dari spontanitas

pewawancara.

Menurut Patton yang dikutip

oleh Moliong analisis data adalah

proses mengatur urutan data,

mengorganisasikanya ke dalam suatu

pola, kategori dan satuan uraian

15 Suharsimi arikunto, Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan (Jakarta: rineka Cipta, 2002), hlm. 102

dasar.16 Dalam penelitian ini analisis

data yang digunakan melalui 3 kegiatan

yang terjadi secara bersamaan yaitu

reduksi data, penyajian data dan

penarikan kesimpulan atau verifikasi.

F. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Persepsi Orang Tua Siswa Sekolah

Dasar Terhadap Pembelajaran

Jarak Jauh Berbasis Pembelajaran

Daring Di Masa Pandemi COVID-

19

Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mendapatkan informasi

terkait dengan persepsi orang tua

siswa sekolah dasar dan guru sekolah

dasar terhadap Pembelajaran Jarak

Jauh Berbasis Pembelajaran Daring di

masa pandemi COVID-19. Semua

tanggapan informan adalah kutipan

asli dan mereka sebagai responden

dalam penelitian ini.

Seorang responden (R1)

memberikan pernyataan sebagai

berikut:

“Pembelajaran di rumah atau

pembelajaran jarak jauh seperti

saat ini sangat tidak efektif

karena pembelajaran kalau

dilaksanakan di rumah selama

ini mengalami banyak kendala,

seperti banyak kejadian yang

tidak terduga di saat melakukan

pembelajarn di rumah, tiba-tiba

rewel, tidak mau belajar, minta

bermain terus, sehingga hal ini

16 Lexi L. Moliong, Metodologi Penelitian

Kualitatif, (Bandung: Remaja Roesdakarya, 2002)

hlm. 103.

Page 12: PERSEPSI ORANG TUA SISWA DAN GURU SEKOLAH DASAR …

membuat saya selaku orang tua

marah. Ada pembelajaran yang

dilakukan oleh siaran televisi,

menurut anak saya acara

pembelajaran yang di adakan

oleh televisi tersebut kurang

menyenangkan, dan lebih baik

lihat film ipin dan upin”.

Pembelajaran jarak jauh

berbasis pembelajaran daring yang

dilakukan selama masa pandemi ini

dirasa sangat tidak efektif, karena

pembelajaran jika dilakukan di rumah

banyak kendala yang dihadapi oleh

tua, anak-anak tidak mau belajar,

ketika belajar tiba-tiba rewel minta

bermain terus dan masih banyak lagi

kejadian yang tidak terduga.

Responden lain (R2) memberikan

pernyataan:

“Pembelajaran jarak jauh seperti

ini termasuk pembelajaran yang

santai, karena anak saya ketika

belajar juga bermain, lain halnya

ketika pembelajaran dilakukan

di dalam kelas, pembelajaran

harus dilakukan dengan serius

dan tidak boleh bermain-main.”

Menurut responden di atas

pembelajaran jarak jauh seperti ini

adalah pembelajaran yang santai,

karena belajar dilakukan di rumah

kalau anak nya bosan untuk belajar

mereka langsung bisa bermain.

Sedangkan kalau pembelajaran di

lakukan di kelas tidak bisa bermain

karena dilakukan dengan serius.

Responden lainnya (R3) menanggapi:

“Pembelajaran jarak jauh seperti

ini sangat tidak efektif, karena

guru-guru tidak memberikan

tugas apapun kepada anak saya,

sehingga anak saya tidak belajar

sama sekali selama masa

pandemi ini, ketika ujian pun

soal di ambil ke sekolah dan

dikerjakan di rumah kalau sudah

selesai dikembalikan lagi ke

sekolah”.

Menurut responden di atas

pembelajaran jarak jauh seperti ini

sangat tidak efektif, karena siswa

tersebut tidak sekolah sama sekali dan

tidak belajar di rumah sebab guru

tidak memberikan tugas baik melalui

group WhatApp ataupun tidak

menyuruh siswa tersebut untuk

mengambil tugas di sekolah, sehingga

menyebabkan tidak belajar sama

sekali selama masa pandemi seperti

ini.

Responden (R4) selanjutnya

memberikan pernyataan:

“Materi yang disampaikan pada

pembelajaran daring kurang

mengena pada siswanya, guru

memberi tugas kepada siswa

untuk mengerjakan soal dimulai

halaman berapa sampai berapa,

terkadang guru meminta kepada

siswa untuk dibaca saja

materinya, terkadang ada tugas

untuk menulis atau kadang-

kadang disuruh praktek.”

Dari wawancara yang

dilakukan oleh peneliti terhadap orang

tua siswa ini, dia beranggapan bahwa

Page 13: PERSEPSI ORANG TUA SISWA DAN GURU SEKOLAH DASAR …

materi yang disampaikan pada saat

pembelajaran jarak jauh berbasis

pembelajaran daring ini kurang

mengena pada siswa sekolah dasar.

Cara guru memberikan materi kepada

siswa ini dengan menyuruh siswa

untuk mempelajari materi secara

mandiri di rumah dengan membaca

buku pegangan siswa.

Selanjutnya pernyataan yang

diberikan oleh responden (R5) adalah:

“Pembelajaran jarak jauh seperti

saat ini membuat anak saya tidak

belajar sama sekali, dia bermain

terus sama teman-temannya dan

tidak memperhatikan tugas yang

diberikan oleh gurunya. Di

samping itu anak saya tidak tahu

kalau diberi tugas sama gurunya

karena memang kita tidak

mempunyai HP android.

Sedangkan gurunya ketika

memberikan tugas itu melalui

group WhatsApp. Oleh sebab itu

pembelajaran online seperti ini

tidak efektif sama sekali karena

anak saya tidak belajar.”

Hal lain yang peneliti temukan

di lapangan terkait persepsi orang tua

siswa sekolah dasar tentang

pembelajaran jarak jauh ini adalah dia

tidak belajar, selalu bermain dengan

teman-temannya dan tidak tahu kalau

ada tugas yang diberikan oleh guru

karena memang dia tidak mempunyai

HP android. Sedangkan gurunya

memberikan tugas kepada siswanya

melalui group WhatApp yang sudah

dibuat oleh guru tersebut. Hal ini

menjadi kendala dalam pembelajaran

jarak jauh berbasis pembelajaran

daring karena orang tua dan siswa

tidak mempunyai HP canggih.

Peneliti menemukan beberapa

persepsi orang tua siswa terhadap

pembelajaran jarak jauh berbasis

pembelajaran daring antara lain:

a. Sangat tidak efektif karena

pembelajaran jauh seperti saat ini

banyak diremehkan oleh siswa,

dan banyak kejadian-kejadian

yang tidak dapat dihindari seperti

anak yang rewel, tidak mau

belajar sehingga membuat orang

tua tidak telaten untuk melakukan

pemelajaran di rumah.

b. Pembelajaran jarak jauh seperti

sistem online termasuk

pembelajaran yang santai, karena

selain belajar siswa juga bisa

bermain dan juga ketika diberi

tugas oleh guru untuk

mengerjakan diberi waktu selama

2 sampai 3 hari untuk

menyelesaikan tugas tersebut.

Sedangkan kalau pembelajaran di

kelas atau di sekolah termasuk

pembelajaran yang serius dan

siswa tidak bisa bermain.

c. Pembelajaran jarak jauh seperti

ini sangat tidak efektif karena

guru tidak memberikan tugas

Page 14: PERSEPSI ORANG TUA SISWA DAN GURU SEKOLAH DASAR …

apapun kepada siswa, sehingga

siswa tidak belajar selama di

rumah. Guru tidak membuat

group WhatsApp (WA) atau

apapun yang sifatnya online

sehingga siswa tidak menerima

pembelajaran sama sekali selama

masa pandemi ini.

d. Pembelajaran jarak jauh seperti

ini terhambat bagi siswa dan

orang tuanya yang tidak

mempunyai HP canggih/android,

ketika guru memberi tugas

melalui pesan WhatsApp siswa

tidak mengetahuinya sehingga

siswa tersebut tidak mengerjakan

tugas yang diberikan oleh guru.

Dari pernyataan yang yang

sudah disebutkan di atas maka dapat

dijelaskan bahwasanya persepsi orang

tua siswa sekolah dasar terhadap

pembelajaran jarak jauh berbasis

pembelajaran daring ini sangat tidak

efektif. Karena mereka meluangkan

waktu yang banyak untuk menemani

anak-anak mereka untuk mengikuti

pembelajaran jarak jauh sehingga hal

ini bisa berpengaruh pada aktivitas

sehari-hari yang dilakukan secara

rutin. Terkandang orang tua ikut

belajar bersama anak-anak mereka

bahkan ada yang membantu

mengerjakan tugas yang diberikan

oleh guru. Sehingga hal ini juga

membuat siswa untuk meremehkan

tugas yang diberikan oleh guru karena

ada orang tua yang membantu bahkan

ada juga yang mengerjakan tugas

tersebut.

Pembelajaran jarak jauh

berbasis pembelajaran daring juga

memaksa orang tua untuk

menggunakan teknologi, sehingga

banyak dari orang tua siswa untuk

belajar dan siap mengajar siswa

dengan menggunakan teknologi. Akan

tetapi hal ini berbalik dengan orang

tua yang tidak bisa menggunakan

teknologi, ada orang tua yang tidak

mempunyai HP android sehingga

anaknya tidak belajar sama sekali

selama masa pandemi atau selama

masa pembelajaran jarak jauh ini. Ada

juga orang tua yang mempunya HP

android akan tetapi dari pihak guru

tidak menggunakannya dengan baik,

siswa tidak diberi tugas sama sekali

akhirnya mereka (siswa) tidak belajar

sama sekali.

Orang tua juga harus

menyiapkan alat seperti HP android,

kuota internet dan sistem

pembelajaran jarak jauh dapat berupa

aplikasi apa saja yang mendukung

daring tersebut serta melakukan

bimbingan kepada anak-anak mereka

agar bisa menggunakan teknologi

Page 15: PERSEPSI ORANG TUA SISWA DAN GURU SEKOLAH DASAR …

modern dalam pembelajaran untuk

meningkatkan kualitas anaknya.

2. Persepsi Guru Sekolah Dasar

Terhadap Pembelajaran Jarak Jauh

Berbasis Pembelajaran Daring Di

Masa Pandemi COVID-19

Pada masa pandemi seperti

sekarang ini proses belajar mengajar

dilakukan di rumah. Belajar di rumah

ini berlaku sejak pertengahan bulan

maret sampai pada waktu yang masih

belum ditentukan. Tentunya hal

seperti ini akan berdampak pula pada

proses belajar mengajar. Kalau selama

ini pembelajaran dilakukan dengan

tatap muka antara guru dengan siswa,

lain halnya dengan kondisi seperti ini.

Pembelajaran dengan di dilakukan

berjauhan ini biasa kita sebut dengan

pembelajaran jarak jauh. Dimana

antara guru dan siswa tidak melakukan

proses belajar mengajar dengan tatap

muka.

Berikut adalah hasil wawancara

peneliti dengan beberapa guru yang

mengajar di sekolah dasar. Responden

guru (RG1) menyatakan:

“Pembelajaran jarak jauh ini

sangat tidak memuaskan bagi

saya selaku menjadi guru

sekolah dasar, karena hal ini

sepenuhnya tidak didukung

oleh orang tua siswa selaku

pengganti guru di rumah, anak-

anak masih banyak bermainnya

dibandingkan mengerjakan

tugas dari sekolah, akhirnya

ketika mengumpulkan tugas

ada siswa yang belum

mengerjakan tugas yang telah

diberikan oleh guru.”

Pembelajaran jarak jauh

menurut guru diatas tidak memuaskan

seperti pembelajaran yang dilakukan

secara tatap muka. Karena

pembelajaran seperti ini tidak

didukung sepenuhnya oleh orang tua

siswa di rumah, dan beranggapan

kalau sekarang ini sekolah libur jadi

tidak belajar di rumah. Dan tugas yang

diberikan oleh guru masih ada siswa

yang belum mengerjakan tugas

tersebut. Responden guru (RG2) yang

lain menyatakan:

“Pembelajaran jarak jauh di

jenjang Pendidkan dasar

banyak mengalami kesulitan,

ini terkait dengan beberapa

kendala : 1). ada yg tidak

punya hp, 2). Punya hp tapi

tidak ada paketannya (kuota),

3) Yang kelas rendah tidak bisa

mengoprasikan hp. Selama ini

hal yang bisa saya lakukan

selaku menjadi guru

pendidikan dasar adalah Yang

mempunyai hp, saya beri tugas

dan bagi yang tidak punya hp

saya suruh untuk merapat

kepada temannya yang punya

hp, dan anak-anak itu punya

buku di rumah disuruh untuk

belajar sendiri saja, baru kalau

ada yang kesulitan saya suruh

untuk bertanya.”

Dari hasil wawancara di atas,

banyak kendala yang ditemui ketika

Page 16: PERSEPSI ORANG TUA SISWA DAN GURU SEKOLAH DASAR …

mengajar secara jarak jauh berbasis

pembelajaran daring ini. Yaitu siswa

ada yang tidak mempunyai HP

canggih, siswa mempunyai HP

canggih akan tetapi tidak ada data

internet, dan sangat kesulitan ketika

mengajar jarak jauh berbasis

pembelajarn daring untuk siswa kelas

rendah. Untuk beberapa hal yang

dilakukan oleh guru pendidkan dasar

untuk mengantisipasi kendala tersebut,

yaitu denga cara mengirimkan tugas

kepada siswa yang mempunya HP dan

ada kuota datanya, dan siswa yang

tidak mempunyai HP bisa

mendapatkan informasi tugas melalui

temannya. Selain itu, gur juga

memerintahkan kepada siswa untuk

memperlajari buku pegangan yang

sudah dibagikan, jika ada yang

kesulitan bisa ditanyakan kepada guru

tersebut. Responden guru (RG3)

menyatakan hal sebagai berikut:

“Selama pandemi saya

mengajar dengan

menggunakan media sosial

whatsaap dan googleform.

Tentunya banyak sekali

hambatan apa lagi terkadang

ada orang tua yg tidak

mempuanyai hp dan lain

sebagainya. Sedangkan untuk

menyampaikan materi kadang-

kadang dengan cara merekam

suara saya yang nantinya akan

didengar oleh siswa siswi saya

sebagai langkah atau cara

untuk penyampaian materi.

Dan saya mengalami 2 sisi

yang berbeda satu sisi saya

sebagai guru yang

menyampaikan materi dan satu

sisi saya sebagai wali murid

untuk anak saya yg masih

ditingkat pendidikan dasar.

Tentunya jika anak seumuran

dengan anak saya tantanganya

sangat berbeda dengan anak

yang tingkat sekolah formalnya

di atas pendidkan dasar. Jika

seumuran anak saya pasti

nunggu moodnya baik, sesuai

kehendaknya, yang masih

belum mengerti bagaimana

sekolah dirumah.”

Berdasarkan wawancara yang

telah dilakukan oleh peneliti terhadap

responden (Guru sekolah dasar)

bahwasanya guru SD ini ketika

mengajar menerapkan pembelajaran

dari dengan memanfaatkan media

sosial (group WhatApp dan

Googleform). Akan tetapi hal ini

menemukan kendala yaitu ada orang

tua siswa yang tidak mempunyai HP

android. Sedangkan untuk

menyampaikan materi kepada siswa,

guru SD merekam suaranya dan

dikirim melalui pesan WhatApp.

Selain menjadi guru sekolah dasar

juga menjadi orang tua yang

mempunyai anak usia SD. Hal ini juga

mempunyai kendala ketika anak

melakukan pembelajaran daring

seperti sekarang. Anak sekolah dasar

ketika diberi pembelajaran daring

seperti ini banyak hal yang harus

Page 17: PERSEPSI ORANG TUA SISWA DAN GURU SEKOLAH DASAR …

dihadapi oleh orang tua, seperti belajar

jika mood nya sudah baik, rewel,

sukanya masih bermain dan jarang

memperhatikan tugas yang diberikan

oleh guru. Karena anak seusia SD ini

beranggapan bahwa sekarang sekolah

libur dan waktunya untuk bermain.

Hal lain yang diungkapkan oleh

seorang guru SD terkait dengan

pembelajaran daring ini adalah sebagai

berikut:

“Untuk pembelajaran selama

pandemi ini kita tetap

mengikuti program yang telah

ditetapkan oleh pemerintah

dalam hal ini dinas pendidikan

dengan artian, kita melakukan

KBM tidak seperti biasanya

yang di lakukan di sekolah,

pembelajaran di lakukan di

rumah saja, anak-anak belajar

bersama orang tuanya baik itu

membaca, menghitung, dan

lain sebagainya. Bahkan di

masa ujian siswa, para murid

mengerjakan di rumah dengan

cara mengambil soal lalu

pulang demi menjaga

keamanan para siswa itu

sendiri, hanya saja para murid

di beri waktu yang ditentukan

agar para murid bisa belajar

dengan sungguh-sungguh.

Pembelajaran jarak jauh

pastinya memiliki nilai-nilai

tertentu yang sangat di rasakan

oleh guru dan para wali murid,

namun bagaimana lagi semua

ini salah satu upaya yang harus

kita dukung untuk memutus

mata rantai covid-19 ini, ada

hal jenuh yang di selimuti rasa

cemas selama libur yang

sangat panjang ini. Dan juga

para orang tua sangat tahu

bagaimana rasanya menjadi

seorang guru yang

kesehariannya menemani

dalam belajar, betapa sulitnya

mengajari seorang anak untuk

paham, belum lagi anaknya

yang agak nakal, sehingga tak

jarang para orang tua meminta

bantuan entah itu dari keluarga,

teman, dan lain sebagainya”

.

Menurut hasil wawancara di

atas, guru tetap melakukan

pembelajaran akan tetapi cara

penerapan proses belajar mengajar

berbeda dengan yang dilakukan

sebelumnya. Proses belajar mengajar

saat ini dilakukan oleh siswa di rumah

bersama orang tua. Arang tua

membimbing anak untuk belajar

membaca, berhitung dan lain

sebagainya. Ketika ujian siswa

mengambil soal ujian di sekolah dan

mnegrjakannya di rumah, apabila

sudah selesai dikumpulkan ke sekolah.

Pernyataan responden guru lain

sebagai berikut:

“Pembelajaran jarak jauh kalau

untuk anak besar sekelas SMP

keatas bisa dilakukan atau

diterapkan. Akan tetapi untuk

pendidkan dasar (SD) terlalu

dini, ya tidak maksimal untuk

anak seusia anak saya kalau

pembelajaran dilakukan secara

daring. Anak kecil cenderung

bebas, senangnya bermain

bukan belajar. Tp kalau

sekolah tatap muka beda,

karena banyak temannya dan

bisa belajar bersama akhirnya

bisa semangat untuk belajar.”

Page 18: PERSEPSI ORANG TUA SISWA DAN GURU SEKOLAH DASAR …

Pembelajaran jarak jauh seperti

ini kurang efektif jika diberlalakukan

kepada anak usia SD. Pembelajaran

jarak jauh ini bisa efektif jika

diterapkan kepada anak seusia

SMP/SMA. Karena pada usia ini

butuh pendidikan langsung dari guru,

anak kecil masih cenderung bebas,

bermain. Hal ini berbeda jika

dilakukan secara tatap muka karena

bisa berkumpul dengan teman sebaya

sehingga semangat untuk belajar.

Berdasarkan dari wawancara

yang telah peneliti lakukan, peneliti

menemukan beberapa persepsi guru

sekolah dasar terhadap pembelajaran

jarak jauh berbasis daring ini, yaitu

antara lain:

a. Pembelajaran jarak jauh seperti

ini kurang memuaskan bagi guru

karena tidak mendapatkan

dukungan penuh dari orang tua.

b. Pembelajaran jarak jauh tidak

efektif jika diterapkan kepada

anak usia SD.

c. Pembelajaran jarak jauh harus

dilakukan karena untuk memutus

mata rantai penyebaran Covid-19.

d. Pembelajaran jarak jauh

mengalami beberapa kendala

diantaranya masih ada orang tua

siswa yang tidak mempunyai HP,

ada yang mempunyai HP android

akan tetapi tidak ada kuota

internet, serta tidak bisa

menggunakan HP.

Metode pembelajaran yang

digunakan oleh guru ketika melakukan

pembelajaran jarak jauh berbasis

daring antara lain:

a. Memberikan tugas sekolah

melalui grop WhatsApp (WA):

setiap guru kelas membuat

group WhatsApp (WA), guru

kelas menyampaikan tugas yang

harus dikerjakan oleh siswa baik

mengerjakan tugas yang ada di

buku lembar kerja siswa (LKS)

maupun tugas-tugas yang lain

serta menyampaikan waktu

penyelesaian tugas tersebut.

b. Menghubungi satu persatu siswa

dengan video call jika mata

pelajaran tersebut berupa materi

hafalan, setiap siswa diberi

waktu 5-10 menit untuk hafalan

melalui video call tersebut.

c. Siswa diberikan tugas dengan

cara sistem kuiz, dimana siswa

mengerjakan soal dan dibatasi

oleh waktu. Untuk jawabannya

bisa diprin atau dicetak bisa juga

di tulis di buku masing-masing

siswa.

d. Siswa belajar berhitung dan

membaca bersama orang tua.

Page 19: PERSEPSI ORANG TUA SISWA DAN GURU SEKOLAH DASAR …

e. Menyampaikan tugas yang harus

dikerjakan kepada siswa dengan

cara mengirimkan tugas tersebut

kepada siswa yang mempunyai

HP dan kuota internet,

sedangkan yang tidak

mempunyai HP bisa bertanya

kepada teman yang mempunyai

HP tersebut.

G. Kesimpulan

1. Persepsi orang tua siswa sekolah dasar

terhadap pembelajaran jarak jauh

berbasis pembelajaran daring di masa

pandemi COVID-19 sangat kurang

efektif. Karena pembelajaran seperti

ini membuat siswa tidak belajar sama

sekali dan selalu bermain dengan

teman-temannya tanpa memperhatikan

tugas yang diberikan oleh guru. Hal

ini karena orang tua belum mempunya

HP canggih yang bisa digunakan

aplikasi WhatApp dan media lainnya.

2. Persepsi guru sekolah dasar terhadap

pembelajaran jarak jauh berbasis

pembelajaran daring di masa pandemi

COVID-19 adalah a) Pembelajaran

jarak jauh seperti ini kurang

memuaskan bagi guru karena tidak

mendapatkan dukungan penuh dari

orang tua, b) Pembelajaran jarak jauh

tidak efektif jika diterapkan kepada

anak usia SD, c) Pembelajaran jarak

jauh harus dilakukan karena untuk

memutus mata rantai penyebaran

Covid-19, d) Pembelajaran jarak jauh

mengalami beberapa kendala

diantaranya masih ada orang tua siswa

yang tidak mempunyai HP, ada yang

mempunyai HP android akan tetapi

tidak ada kuota internet, serta tidak

bisa menggunakan HP.

DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin dan Esa Nurwahyuni. 2009.

Teori belajar dan pembelajaran.

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

https://kbbi.web.id/persepsi

Sarlito W. Sarwono. 2014. Psikologi

Lintas Budaya. Jakarta: Rajawali

Pers

Stephen P. Robbins dan Timothy A.

Judge. 2016. Perilaku

Organisasi. Jakarta: Salemba

Empat.

Departemen Pendidikan Dan

Kebudayaan. 1990. Kamus

Besar Bahasa Indonesia, Balai

Pustaka, Jakarta

A.H. Hasanuddin. 1984. Cakrawala

Kuliah Agama. Surabaya: Al-

Ikhlas

M Arifin. 1987. Hubungan Timbal

Balik Pendidikan Agama di

Lingkungan Sekolah dan

Keluarga. Jakarta: Bulan Bintang

Mujtahid. 2011. Pengembangan Profesi

Guru. Malang: UIN Maliki Press

Sri Minarti. 2013. Ilmu Pendidikan

Islam: Fakta Teoritis-Filosofis

Page 20: PERSEPSI ORANG TUA SISWA DAN GURU SEKOLAH DASAR …

dan Aplikatif-Normatif. Jakarta:

Amzah

Munir. 2009. Pembelajaran Jarak Jauh

Berbasis Teknologi Informasi

dan Komunikasi. Bandung:

Alfabeta

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pandemi_C

OVID-19_di_Indonesia, diakses

pada hari Kamis tanggal 18 Juni

2020 Pukul 19.50 WIB

http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/UU20-

2003Sisdiknas.pdf diakses pada

hari Jum’at tanggal 28 Agustus

2020 Pukul 12.00 WIB

Suharsimi arikunto. 2002. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan.

Jakarta: Rineka Cipta

Lexi L. Moliong. 2002. Metodologi

Penelitian Kualitatif, (Bandung:

Remaja Roesdakarya.