124
PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP BAZNAS KOTA TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Oleh: Faishal Robbani NIM. 11150860000045 PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2020

PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP BAZNAS

KOTA TANGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh:

Faishal Robbani

NIM. 11150860000045

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H/2020

Page 2: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

i

PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP BAZNAS

KOTA TANGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)

Oleh:

Faishal Robbani

NIM. 11150860000045

Di bawah Bimbingan

Prof. Dr. M. Nur Rianto Al Arif, SE., M.Si.

NIP. 198110132008011006

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H/2020 M

Page 3: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Selasa, 9 April 2019 telah dilakukan ujian komprehensif atas mahasiswa:

Nama : Faishal Robbani

NIM : 11150860000045

Program Studi : Ekonomi Syariah

Judul Skripsi : Persepsi UPZ dan Non UPZ Tingkat Masjid Terhadap Baznas

Kota Tangerang Selatan

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 10 April 2019

1. Ahmad Tirbizi Soni Wicaksono, S.E, M.E (............................................)

NIP. 19900713219031013 Penguji I

2. Nurul Ichsan, M.A (..............................................)

NIP. 197311282005011004 Penguji II

Page 4: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Kamis Tanggal 9 Juli Tahun 2020 telah diadakan Ujian Skripsi atas

mahasiswa:

1. Nama : Faishal Robbani

2. NIM : 11150860000045

3. Program Studi : Ekonomi Syariah

4. Judul Skripsi : Persepsi UPZ dan Non UPZ Tingkat Masjid Terhadap Baznas

Kota Tangerang Selatan

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut

dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 9 Juli 2020

1. Dwi Nur’aini Ihsan, SE., MM (.......................................)

NIP. 197710212014112001 Ketua

2. ............................................... (.......................................)

NIP. ....................................... Sekretaris

3. Ir. M. Nadratuzaman Hosen, MS., M.Sc., Ph.D

NIP. 196106241985121001 Penguji Ahli

4. Prof. Dr. M. Nur Rianto Al Arif, SE., M.Si. (.......................................)

NIP. 198110132008011006 Pembimbing

Page 5: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Faishal Robbani

NIM : 11150860000045

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Program Studi : Ekonomi Syariah

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakn karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau

tanpa izin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya

ini.

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui

pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti

bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai sanksi berdasarkan

aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 25 Juli 2020

Yang Menyatakan

(Faishal Robbani)

Page 6: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Faishal Robbani

2. Nama Panggilan : Faishal

3. Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 11 Januari 1997

4. Jenis Kelamin : Laki-laki

5. Agama : Islam

6. Alamat : JL Tanjung, Kelurahan Ciracas, Kecamatan

Ciracas, Jakarta Timur

7. Telepon : 087721976880

8. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

A. Formal

Tahun 2015 – 2020 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun 2009 – 2014 : Pondok Modern Darussalam Gontor

Tahun 2003 – 2008 : SDN Jatipadang 01

B. Non Formal

Tahun 2016 – 2020 : Kahfi BBC Motivator School

III. PENGALAMAN ORGANISASI DAN LEMBAGA

1. Ketua New Putra Remaja Football Club (2010-2011)

2. Ketua Bagian Pengajaran Organisasi Pelajar Pondok Modern (2013-2014)

Page 7: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

vi

3. Anggota Departemen Eksternal HMJ Ekonomi Syariah UIN Jakarta (2015-

2016)

4. Ketua Departemen Eksternal HMJ Ekonomi Syariah UIN Jakarta (2016-2017)

5. Ketua Pelaksana Olimpiade Kahfi (2018)

6. Ketua Departemen Penelitian dan Pengembangan HMJ Ekonomi Syariah UIN

Jakarta (2018- 2019)

7. Anggota Departemen Penelitian dan Pengembangan HMI Komisariat Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta (2018- 2019)

IV. PENGALAMAN KERJA

1. Guru Genius di Yatim Mandiri Jakarta (2015 – 2017)

2. Enumerator Quick Count Pemilu Walikota, Daerah dan Presiden Jakarta dan

Tangerang Selatan (2017)

3. Surveyor Pemilu DPD Tangerang Kota dan Tangerang selatan (2017)

4. Mitra Gojek Driver (2017 – 2018)

5. Guru Ekstrakulikuler (2017 – Sekarang)

6. Asian Paragames (2018)

7. Freelancer Event Organizer (2018 – Sekarang)

8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020)

9. Customer Service Humanity Contributor ACT (2020)

V. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Eka Putra Syarif Hidayat

2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 20 Mei 1967

Page 8: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

vii

3. Pekerjaan Ayah : PNS – Dosen

4. Ibu : Susy Daryanti

5. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 20 September 1968

6. Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga

7. Alamat : JL Tanjung, Kelurahan Ciracas, Kecamatan

Ciracas, Jakarta Timur

10. Anak ke : 3 dari 5 bersaudara

Page 9: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

viii

ABSTRACT

This study aims to determine the perception of UPZ and Non-UPZ Mosque Level

towards BAZNAS South Tangerang City. The object of this research is mosques in

South Tangerang City. The factors studied are transparency, accountability and the

socialization of the BAZNAS program. The research method used is a quantitative

approach with logistic regression analysis techniques. The sample of this study is the

mosques of South Tangerang City with the criteria of a mosque that has a large

potential of zakat totaling 30 mosques obtained from the calculation using the Slovin

formula. The instrument used in this study was a questionnaire.

The results of this study indicate that the perception of UPZ and Non-UPZ

Mosque Level towards BAZNAS South Tangerang City is influenced by several

problems. These problems can be categorized, namely lack of public trust due to lack

of transparency and accountability of the government or agency that deals with zakat

funds, then the lack of public understanding of UPZ due to the lack of socialization to

educate the public. Resolving the problem of trust is by increasing transparency and

accountability. Resolving the problem of low understanding of the community by

increasing socialization activities organized by the government or BAZNAS to educate

ordinary people towards UPZ. Overall test variables show that all three models have

significant results. This means that there is an influence between transparency,

accountability and the socialization of the BAZNAS program to the establishment of

the mosque-level UPZ in South Tangerang City. Factors that determine the formation

of UPZ Mosque in South Tangerang City

Keywords: UPZ, Transparency, Accountability, Socialization of the BAZNAS Program

Page 10: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

ix

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Persepsi UPZ dan Non UPZ Tingkat

Masjid terhadap BAZNAS Kota Tangerang Selatan. Objek dari penelitian ini adalah

masjid-masjid di Kota Tangerang Selatan. Adapun faktor-faktor yang diteliti yaitu

transparansi, akuntabilitas dan sosialisasi program BAZNAS. Metode penelitian yang

digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan teknik analisis regresi logistik.

Sampel penelitian ini adalah masjid-masjid Kota Tangerang Selatan dengan kriteria

masjid yang memiliki potensi zakat besar yang berjumlah 30 Masjid yang diperoleh

dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus slovin. Instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah angket.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi UPZ dan Non UPZ

Tingkat Masjid terhadap BAZNAS Kota Tangerang Selatan dipengaruhi oleh beberapa

permasalahan. Permasalahan tersebut dapat dikategorikan yaitu kurangnya

kepercayaan masyarakat karena kurangnya transparansi dan akuntabilitas pemerintah

atau badan yang mengurusi dana zakat, kemudian rendahnya pemahaman masyarakat

terhadap UPZ karena kurangnya sosialisasi untuk mengedukasi masyarakat.

Penyelesaian masalah kepercayaan yaitu dengan meningkatkan transparansi dan

akuntabilitas. Penyelesaian masalah rendahnya pemahaman masyarakat dengan

meningkatkan kegiatan sosialisasi yang diselenggarakan oleh pemerintah atau

BAZNAS untuk mengedukasi masyarakat awam terhadap UPZ. Uji variabel secara

keseluruhan menunjukkan ketiga model memperoleh hasil yang signifikan. Artinya

terdapat pengaruh antara transparansi, akuntabilitas dan sosialisasi program BAZNAS

terhadap pembentukan UPZ tingkat masjid di Kota Tangerang Selatan. Faktor yang

menentukan pembentukan UPZ Masjid di Kota Tangerang Selatan.

Kata Kunci : UPZ, Transparansi, Akuntabilitas, Sosialisasi Program BAZNAS

Page 11: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat, hidayah dan inayah-Nya yang dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Persepsi UPZ dan Non UPZ Tingkat

Masjid terhadap BAZNAS Kota Tangerang Selatan”. Shalawat dan salam semoga

tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW.

Ide penulisan skripsi ini berawal dari ketertarikan peneliti untuk mengkaji

tentang pengelolaan zakat di Kota Tangerang Selatan. Setelah dilakukan bebepa riset,

ternyata terdapat problematika dalam pengelolaan zakat itu sendiri. Problem tersebut

yaitu masih banyak masjid di Kota Tangerang Selatan yang belum terdaftar menjadi

UPZ sehingga pengelolaan zakat di beberapa masjid tidak dapat terkontrol dengan

baik. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti permasalahan pengeolaan zakat di

Kota Tangerang Selatan ini.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan

gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai dan

terwujud tanpa adanya bimbingan, bantuan, dan support dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini perkenankanlah penulis ingin mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Amilin, S.E.Ak., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP. selaku Dekan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta beserta jajarannya.

2. Ibu Dr. Erika Amelia, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi Ekonomi Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Ibu Dwi Nur’aini Ihsan, MM selaku Sekretaris Program Studi Ekonomi Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Page 12: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

xi

4. Bapak Prof. Dr. M. Nur Rianto Al Arif, SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing skripsi

yang secara langsung telah meluangkan waktunya untuk memberikan wawasan,

bimbingan, serta kritik dan saran kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

5. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Program Studi Ekonomi Syariah yang telah banyak

memberikan wawasan pengetahuan, pembinaan sikap, dan keterampilan selama

penulis mengikuti perkuliahan. Serta seluruh staf dan civitas akademika Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Kedua Orang Tua penulis, Ayah tercinta Eka Putra Syarif Hidayat dan Umi tercinta

Susy Daryanti, yang selalu memberikan dorongan dan dukungan, semangat baik

berupa moril maupun materil dan doa kepada penulis. Semoga Allah SWT selalu

memberikan kesehatan dan kebahagiaan, serta kemuliaan kepada ayah dan umi.

7. Pengurus BAZNAS Kota Tangerang Selatan Pak Tarjuni yang bersedia

memberikan izin penelitian dan informasi kepada penulis dengan sangat baik.

8. Bagi semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini semoga bantuan dan kebaikan

yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Aamiin yaa Robbal Alamin.

Penulis menyadari keterbatasan dan kemampuan dalam penyusunan skripsi ini

masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun dengan harapan agar skripsi ini lebih berkualitas dan bermanfaat

umumnya bagi yang membacanya, serta khususnya bagi penulis sendiri.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 25 Juli 2020

Penulis,

(Faishal Robbani)

Page 13: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

xii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ........................................................ iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................................ iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................................. v

ABSTRACT ............................................................................................................. viii

ABSTRAK ................................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR ................................................................................................ x

DAFTAR ISI ............................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian ................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 17

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................................... 17

1. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 17

2. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ................................................................................................. 19

1. Persepsi ........................................................................................................ 19

2. Unit Pengumpul Zakat (UPZ) ...................................................................... 21

3. Transparansi ................................................................................................. 24

4. Akuntabilitas ................................................................................................ 27

5. Sosialisasi Program BAZNAS ..................................................................... 31

Page 14: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

xiii

B. Hubungan Antara Variabel ............................................................................... 39

C. Penelitian Terdahulu ......................................................................................... 41

D. Kerangka Pemikiran ......................................................................................... 52

E. Hipotesis Penelitian .......................................................................................... 53

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................ 54

B. Populasi Penelitian............................................................................................ 55

C. Sampel Penelitian ............................................................................................. 55

D. Teknik Sampling ............................................................................................... 56

E. Metode Pengumpulan Data............................................................................... 59

F. Indikator Pengukur Variabel............................................................................. 60

G. Metode Analisis Data ....................................................................................... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian ................................................................ 66

1. Uji Validitas Data ........................................................................................ 66

2. Uji Reliabilitas Data ..................................................................................... 69

B. Analisis Persepsi UPZ dan Non UPZ Tingkat Masjid terhadap BAZNAS Kota

Tangerang Selatan ............................................................................................ 81

C. Alternatif Penyelesaian Problem Pembentukan UPZ Masjid Di Kota Tangerang

Selatan............................................................................................................... 90

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 92

B. Saran ................................................................................................................. 92

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 94

LAMPIRAN –LAMPIRAN ....................................................................................... 98

Page 15: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Potensi dan Realisasi Dana Zakat oleh BAZNAS Tahun 2018 ............... 8

Tabel 1.2 : Data potensi pengumpulan zakat fitrah Kota Tangerang Selatan Tahun

2019 berdasarkan penduduk beragama Islam ......................................... 10

Tabel 1.3 : Data sebaran beberapa masjid di Kota Tangerang Selatan Tahun 2019

beserta perolehan zakat maalnya ............................................................. 11

Tabel 3.1 : Jumlah Sampel Masjid UPZ dan Belum UPZ Berdasarkan Kecamatan di

Kota Tangerang Selatan .......................................................................... 59

Tabel 3.2 : Data Masjid UPZ dan Belum UPZ Yang Memiliki Potensi Zakat Besar …

.................................................................................................................................... 60

Tabel 4.1 : Hasil Uji Validitas Variabel Transparansi ............................................... 67

Tabel 4.2 : Hasil Uji Validitas Variabel Akuntabilitas .............................................. 68

Tabel 4.3 : Hasil Uji Validitas Variabel Sosialisasi Program BAZNAS ................... 69

Tabel 4.4 : Hasil Uji Reliabilitas Variabel Tranparansi ............................................. 70

Tabel 4.5 : Hasil Uji Reliabilitas Variabel Akuntabilitas .......................................... 70

Tabel 4.6 : Hasil Uji Reliabilitas Variabel Sosialisasi Program BAZNAS ............... 71

Tabel 4.7 : Jumlah Pengamatan ................................................................................. 72

Tabel 4.8 : Kategori Variabel Dependen.................................................................... 72

Tabel 4.9 : Uji Wald ................................................................................................... 73

Tabel 4.10 : Nilai -2LL yang Hanya Terdiri dari Konstanta...................................... 75

Tabel 4.11 : Nilai -2LL yang Terdiri dari Konstanta dan Variabel Bebas ................. 76

Tabel 4.12 : Koefisien Determinan ............................................................................ 77

Tabel 4.13 : Menguji Kelayakan Model .................................................................... 78

Tabel 4.14 : Matriks Klasifikasi ................................................................................. 79

Tabel 4.15 : Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik ..................................................... 80

Page 16: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Zakat merupakan ibadah yang berdimensi ganda, baik vertikal maupun

horizontal karena zakat disamping bersifat ta’abbudi (merupakan ibadah kepada Allah

SWT), juga bersifat ijtimaiyyah (sosial masyarakat) (Fakhruddin, 2008). Zakat juga

memiliki posisi yang penting dan strategis bagi pembangunan umat Islam. Zakat

memberikan landasan bagi tumbuh dan berkembangnya kekuatan sosial ekonomi umat.

Kandungan zakat ini mempunyai dimensi yang luas dan kompleks, bukan saja nilai

ibadah, moral dan spiritual melainkan juga nilai-nilai ekonomi (Abidin, 2014). Untuk

mencapai tujuan tersebut dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna, zakat

harus dikelola dengan manajemen yang baik sesuai dengan syariah Islam.

Dalam praktiknya, zakat dikelola oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).

BAZNAS adalah lembaga yang melakukan pengelolaan zakat secara nasional.

Kemudian ada juga Lembaga Amil Zakat (LAZ). LAZ adalah lembaga yang dibentuk

masyarakat yang memiliki tugas membantu pengumpulan, pendistribusian dan

pendayagunaan zakat. Selanjutnya dalam menghimpun zakat ada juga Unit Pengumpul

Zakat (UPZ). UPZ adalah satuan organisasi yang dibentuk oleh BAZNAS untuk

membantu pengumpulan zakat. Hal ini telah diatur dalam UU No.23 Tahun 2011

tentang Pengelolaan Zakat, kemudian juga diatur dalam PP No.14 Tahun 2014 tentang

Page 17: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

2

Pengelolaan Zakat dan juga diatur dalam Peraturan BAZNAS No.2 Tahun 2016

tentang Pembentukan dan Tata Kerja Unit Pengumpul Zakat (PERBAZNAS, 2016).

Namun seiring telah berjalannya operasional BAZNAS yang sudah banyak aktif

sampai di tingkat kabupaten serta Lembaga Amil Zakat yang didirikan oleh

cnorganisasi masyarakat keagamaan dan telah mendapat izin resmi dari pemerintah

maka secara hukum Islam, pengelolaan zakat harus dilakukan sesuai dengan ketentuan

yang ada. Untuk itu diperlukan pemahaman Pengelola Zakat sebagaimana dalam UU

No 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat dan PP No 14 Tahun 2014 tentang

Pelaksanaan UU No 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat(UU No 23 Tahun

2011).

Unit Pengumpul Zakat (UPZ) adalah satuan organisasi yang dibentuk oleh

BAZNAS untuk membantu pengumpulan zakat. Hasil pengumpulan zakat oleh UPZ

wajib disetorkan ke BAZNAS, BAZNAS provinsi atau BAZNAS kabupaten/kota. UPZ

yang dibentuk oleh BAZNAS terdapat pada Lembaga negara, Kementerian/Lembaga

pemerintah non kementerian, Badan usaha milik negara, Perusahaan swasta

nasional/asing, Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri, Kantor-kantor

perwakilan negara asing/lembaga asing dan Masjid Negara (PERBAZNAS, 2016).

UPZ yang dibentuk oleh BAZNAS Provinsi terdapat pada Kantor Instansi

vertikal, Kantor Satuan Kerja Perangkat Daerah/Lembaga Daerah Provinsi, Badan

Usaha Milik Daerah Provinsi, Perusahaan swasta skala provinsi, Perguruan tinggi dan

Masjid raya. UPZ yang dibentuk oleh BAZNAS Kabupaten/Kota terdapat pada Kantor

Satuan Kerja Perangkat Daerah/Lembaga Daerah kabupaten/kota, Kantor Instansi

Page 18: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

3

vertikal tingkat kabupaten/kota, Badan Usaha Milik Daerah kabupaten/kota,

Perusahaan skala kabupeten/kota, Masjid, mushalla, langgar, surau,

Sekolah/Madrasah, Kecamatan atau nama-nama lainnya (PERBAZNAS, 2016).

Penelitian lain juga dilakukan oleh Qazwini (2018) dengan judul penelitian

“Studi Tata Kerja UPZ Masjid Dan Musola Dalam Pengelolaan Dan Pendistribusian

Zakat Di Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya”. Hasil dari penelitian tersebut

menunjukkan bahwa pengelolaan dan pendistribusian zakat UPZ masjid dan mushola

Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya memiliki beberapa kelemahan.

Kelemahan Pertama, Kegiatan UPZ Masjid dan Musola bersifat Temporer,

Kedua, Kegiatan UPZ Masjid dan Musola tidak banyak berubah dari tata kerja Panitia

Amil Zakat Masjid dan Musola, Ketiga, Tidak ada aktifitas pengembangan zakat

sehari-hari, Keempat, Tidak ada rapat koordinasi internal pengurus UPZ Masjid dan

Musola, Kelima, UPZ Masjid dan Musola tidak ada melakukan pelaporan kegiatan

zakat kepada BAZNAS Kota Palangka Raya, Keenam, UPZ Masjid dan Musola belum

memiliki database mustahik zakat yang akurat, Ketujuh, UPZ Masjid dan Musola

belum melaksanakan profesi amil sepenuhnya dan hanya berperan sebagai panitia amil

zakat, Kedelapan, Sumber daya manusia yang tidak memadai, Kesembilan, Minimnya

Kualitas SDM UPZ Masjid dan Musola yang profesional di bidang zakat, dan

Kesepuluh, Kantor Sekretariat UPZ Masjid dan Musola yang tidak sistematis.

Kelemahan tersebut disebabkan beberapa kendala dan problem. Kendala dan

Problem UPZ Masjid dan Musola di Kota Palangka Raya dalam melaksanakan

kegiatan zakat. Pertama, Kegiatan pengumpulan zakat pada 3 UPZ Masjid di Palangka

Page 19: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

4

Raya, berjalan tanpa arahan dan bimbingan BAZNAS Kota Palngka Raya, kedua, 3

UPZ Masjid yang dibentuk sejak 2014 -2018 belum diberikan Buku Panduan dan Tata

Kerja Pengumpulan Zakat di lingkungan Masjid dan Musola, ketiga, UPZ Masjid dan

Musola dalam melaksanakan kegiatan pengumpulan zakat belum maksimal, karena

disebabkan kekurangan tenaga pengurus zakat yang aktif, Keempat, UPZ Masjid dan

Musola di Kota Palangka Raya belum melaksanakan standarisasi pengelolaan zakat di

lingkungan Masjid dan Musola.

Dalam hal ini peneliti memberikan saran yaitu BAZNAS Kota Palangka Raya

dalam rangka meningkatkan kualitas kerja UPZ Masjid dan Musola di Kota Palangka

Raya perlu melakukan beberapa hal, antara lain : Pertama, Melaksanakan program

bimbingan pengelolaan zakat pada UPZ Masjid dan Musola, kedua, Membuat

pedoman kerja UPZ Masjid dan Musola; dan ketiga, Membuat Standar Operasional

Prosedur (SOP) UPZ Masjid dan Musola dalam hal pengumpulan dan pemungutan

zakat di Kota Palangka Raya. Ketiga, Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Masjid dan Musola

Kota Palangka Raya, dalam rangka melaksanakan tugas dan membantu BAZNAS Kota

Palangka Raya melakukan optimalisasi pengumpulan zakat perlu lebih menyerap

fungsi Masjid dan Musola sebagai sarana edukasi masyarakat muslim dalam

memahami zakat.

Kemudian penelitian lain juga dilakukan oleh Soraya (2015) dengan judul

penelitian “Efektivitas Sanksi Bagi Pengelola Zakat Ilegal Menurut Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat”. Hasil dari penelitian tersebut

pertama, Penerapan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan

Page 20: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

5

Zakat di Kelurahan Jatijajar sampai saat ini belum ada disebabkan kurangnya

sosialisasi mengenai undang-undang tersebut sehingga masih marak pengelola zakat

ilegal sehingga Undang-Undang ini belum sepenuhnya bisa diterapkan di Kelurahan

Jatijajar. Kedua, Efektivitas sanksi bagi pengelola zakat ilegal di Kelurahan Jatijajar

belum efektif hal ini disebabkan karena belum diterapkannya Undang-undang Nomor

23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat sehingga ketentuan sanksi bagi pengelola

zakat ilegal pun belum bisa terlaksana.

Dalam hal ini peneliti memberikan saran. Pertama, pihak BAZNAS dalam

mengahadapi undang-undang ini sudah baik, dan akan lebih baik lagi jika BAZNAS

juga turut meminta kejelasan tentang PP kepada pemerintah, agar Undang-undang

zakat yang baru ini bisa diterapkan dengan baik dan tidak setengah-setengah. Kedua,

Pemerintah harus bertindak tegas mengenai pengelola zakat ilegal sehingga penegakan

hukum berjalan dengan sebagaimana mestinya yang telah diatur dalam UU Nomor 23

Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat.

Kemudian penelitian lain juga dilakukan oleh Sa’adah (2016) dengan judul

penelitian “Efektivitas Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Dalam Meningkatkan Jumlah

Zakat, Infak dan Sedekah Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Mustahik Di

Tulung Agung”. Penelitian ini menunjukkan beberapa hasil.

Pertama, UPZ sangat efektif membantu BAZNAS dalam meningkatkan

perolehan jumlah zakat, infak, dan sedekah. Terbukti hampir tiap tahun, perolehan

jumlah ZIS meningkat, Untuk perolehan peningkatan jumlah zakat mal/ profesi setiap

tahun mengalami peningkatan. Untuk zakat fitrah ada penurunan sedikit dari tahun

Page 21: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

6

2008, 2012 dan 2013. Sedangkan untuk infak/ sedekah mengalami peningkatan dan

penurunan yang fluktuatif, akan tetapi lebih kepada peningkatan jumlah infak/ sedekah.

Kedua, Mustahik dari infak dan sedekah tersebut mengalami peningkatan

kesejahteraan baik ekonomi maupun kesejahteraan hidup. Untuk mustahik zakat dapat

membantu mereka dalam kebutuhan konsumtifnya, sedangkan infak/ sedekah dapat

membantu kebutuhan konusmtif, sosial bahkan untuk kegiatan usaha produktif yang

dapat memberikan efek peningkatan ekonomi mereka, serta bantuan bedah rumah,

yang dapat membantu keluarga yang mendapatkan bantuan tersebut, lebih sejahtera

hidupnya. Meskipun ada peningkatan tetapi peningkatan tersebut tidak signifikan

dengan penyaluran Infak/ Sedekah yang diperuntukan untuk usaha produktif, dimana

usaha produktif hanya 10 % dari penyaluran yang lainnya hal ini karena sudah

kebijakan dari pihak BAZNAS dan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur

(SOP).

Ketiga, Walaupun tidak semua UPZ mempunyai kendala, akan tetapi kendala

yang dialami oleh setiap UPZ hampir sama, yakni kurangnya kesadaran dalam

berzakat, infak dan sedekah, kurangnya pengetahuan tentang agama khususnya zakat,

kemudian menganggap bahwa zakat, terutama zakat profesi di keluarkan hanya 1 tahun

sekali, masih mempunyai anggapan bahwa mereka adalah gharim dan gharim tidak

wajib mengeluarkan zakat, infak dan sedekah. Adapun upaya-upaya dalam mengatasi

kendala tersebut menurut masing- masing UPZ dan BAZNAS khususnya tetap

mensosialisasikan untuk pembayaran zakat, infak dan sedekah agar lebih banyak

Page 22: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

7

masyarakat sadar untuk membayar zakat, infak dan sedekah. Dan ikut membantu

mensejahterakan masyarakat/ mustahik, khususnya di Tulungagung.

Potensi zakat di Indonesia terbilang sangat besar. Instrumen zakat memiliki

potensi yang luar biasa untuk mengatasi kemiskinan bangsa dan mensejahterakan

masyarakat. Amanah UUD 1945 memajukan kesejahteraan umum merupakan salah

satu kewajiban Pemerintah. Zakat sebagai sumber dana potensial umat Islam perlu

dikelola secara profesional untuk membantu program Pemerintah dalam melaksanakan

kewajiban memajukan kesejahteraan umum. Sejahtera adalah aman, sentosa, dan

makmur. Sehingga arti kesejahteraan itu meliputi keamanan, keselamatan dan

kemakmuran (Poerwadarimta, 1996). Namun berdasarkan data BAZNAS, realisasi

zakat yang terkelola masih jauh dari potensinya.

Pada bulan mei tahun 2019, potensi zakat mencapai Rp 233,8 triliun. Dari potensi

yang sangat besar tersebut, baru 3,5 persen atau sekitar Rp 8 triliun yang bisa dikelola.

Sebelumnya pada tahun 2018, berdasarkan dokumen statistic BAZNAS juga terjadi

kesenjangan cukup besar antara potensi zakat dan realisasinya, hal ini ditunjukkan

dengan persentase tidak sampai mencapai 50% disetiap instansi pusat, provinsi maupun

di daerah kota dan kabupaten (BAZNAS).

Page 23: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

8

Tabel 1.1

Potensi dan Realisasi Dana Zakat oleh BAZNAS Tahun 2018

Instansi Potensi Realisasi Persentase

Rp Rp %

BAZNAS 286 triliun 92 triliun 32,17%

BAZNAS provinsi 65 triliun 31,7 triliun 48,77%

BAZNAS Kab/Kota 6 triliun 2,5 triliun 41,66%

Zakat dapat menanggulangi problem kemiskinan karena dipungut dari muslim

yang kaya, kemudian digunakan oleh muslim yang fakir (Laela, 2014). Kemungkinan

yang menyebabkan tingginya perbedaan antara potensi dengan realisasi ada dua, jika

bukan karena potensi zakat yang belum tergali, mungkin karena banyaknya zakat yang

terkumpul dari masyarakat namun belum dilaporkan sesuai standar. Husni (2011)

menjelaskan bahwa kecilnya dana zakat yang berhasil terkumpul secara nasional

menunjukkan kepercayaan muzakki yang rendah terhadap lembaga zakat yang ada dan

belum maksimalnya pengelolaan zakat di lembaga zakat tersebut.

Agar kesadaran dan kepercayaan masyarakat dalam berzakat ini menjadi

semakin tumbuh subur, dapat diwujudkan melalui kinerja Lembaga Amil Zakat (LAZ)

dan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) yang akuntabel, transparan dan

profesional. Seperti halnya yang dijelaskan oleh Darmawati, Mukti, Wahyuddin (2011)

bahwa fungsi lembaga zakat adalah seperti lembaga keuangan, harus dikelola dengan

prinsip-prinsip keuangan dan professional serta dibutuhkan manajemen zakat, infak

dan sedekah yang baik. Lembaga pengelola zakat memiliki karakter yang berbeda

Page 24: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

9

dengan lembaga keuangan atau perusahaan, karena zakat yang terkumpul tidak boleh

dianggap sebagai aset oleh lembaga pengelolanya sehingga bebas digunakan semaunya

lembaga dan amil zakat bukan pemilik dana zakat, melainkan hanya penerima amanah.

Ia menambahkan bahwa lembaga zakat wajib menaati ketentuan syariah dalam

pengumpulan dan penyaluran zakat serta mengikuti aturan perundang- undangan

negara. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diambil kesimpulan bahawa, walaupun

lembaga zakat berbeda karakternya dengan lembaga keuangan, namun lembaga zakat

tetap harus memperhatikan prinsip- prinsipnya sebagai sebuah lembaga yang

mengelola dana masyarakat agar menjadi Lembaga Amil Zakat yang akuntabel,

transparan dan profesional.

Berdasarkan informasi yang penulis dapatkan dari BAZNAS Kota Tangerang

Selatan bahwa Potensi Pengumpulan Zakat Fitrah Tahun 2019 berdasarkan penduduk

beragama Islam di Kota Tangerang Selatan adalah sebesar 43.593.35.000. Jumlah dana

ini merupakan perkiraan yang diketahui berdasarkan jumlah penduduk beragama Islam

di Kota Tangerang Selatan (BAZNAS Kota Tangerang Selatan, 2019).

Tabel 1.2 menunjukkan bahwa dalam penghimpunan zakat di masjid, belum

semua menjadi lembaga Unit Pengumpul Zakat (UPZ). Jika melihat peraturan

pengumpulan zakat, maka tidak sesuai dengan aturan yang dibuat oleh pemerintah pada

tahun 2011 tentang pembentukan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dengan

Keputusan Presiden. Di setiap daerah ditetapkan membentuk Badan Amil Zakat

Provinsi, Badan Amil Zakat Kabupaten/Kota.

Page 25: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

10

Tabel 1.2 Matrik Peta Data Potensi Pengumpulan Zakat Fitrah Kota Tangerang

Selatan Tahun 2019 Berdasarkan Penduduk Beragama Islam

Kecamatan Beragama

Islam

Jumlah

Masjid

Jumlah

UPZ

Nominal

Zakat Potensi Zakat

Ciputat

Timur 164.534 60 12 35.000 5.128.690.000

Ciputat 211.581 97 29 35.000 7.405.335.000

Setu 56.161 42 14 35.000 1.965.635.000

Pamulang 271.364 128 35 35.000 9.497.740.000

Serpong

Utara 148.259 42 17 35.000 5.189.065.000

Serpong 110.069 61 23 35.000 3.852.415.000

Pondok

Aren 301.553 116 27 35.000 10.554.355.000

Jumlah 1.245.521 546 157 35.000 43.593.235.000

Sumber: BAZNAS Kota Tangerang Selatan

Dana zakat ini dikumpulkan melalui UPZ Masjid yang ada di Kota Tangerang

Selatan. Namun yang menjadi problematika adalah diantara 546 masjid yang ada di

Kota Tangerang Selatan, hanya 157 masjid yang sudah menjadi UPZ atau 29% dari

total keseluruhan masjid yang ada di Kota Tangerang Selatan (BAZNAS Kota

Tangerang Selatan, 2019).

Pada tahun 2019 dilakukan survei oleh BAZNAS Kota Tangerang Selatan ke

beberapa masjid yang ada di Kota Tangerang Selatan. Beberapa masjid tidak hanya

menerima dan menyalurkan zakat fitrah, akan tetapi juga menerima zakat maal. Yang

memprihatinkan ada diantara masjid-masjid tersebut belum membentuk Unit

Pengumpulan Zakat (UPZ) Masjid di Kota Tangerang Selatan.

Page 26: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

11

Tabel 1.3 Menunjukkan sebaran beberapa Masjid di Kota Tangerang Selatan

Tahun 2019 beserta perolehan zakat maalnya

No Nama Masjid Alamat Jumlah

Zakat Mal

1. Masjid Raya Bintaro

Jaya

Jl. Maleo Raya, Bintaro Sektor

IX, Tangerang Selatan 160.675.000,00

2. Masjid Jami’

Istiqomah

Jl. W R Supratman, Cemp, Putih,

Ciputat Timur, Kota Tangsel 71.785.000,00

3. Masjid Bintaro Jaya

Jl. Bintaro Utama, Bintaro Jaya

Sektor 1 Pesangrahan. 142.550.000,00

4 Masjid Nurul Islam Buaran Serpong 8.750.000,00

5 Masjid Jami’

Assyuhada

Jurang Mangu Timur/Pondok

Aren 13.750.000,00

6 Masjid Jami’ Al-

Barokah Babakan /Setu 6.200.000,00

7 Masjid Baitul Ula Cirendeu/Ciputat Timur 8.700,000,00

8 Masjid Jami’ Al-

Mu’Minun Bambu Apus/Pamulang 9.750.000,00

9 Masjid Jami’ Al-

Ihsan Sawah/Ciputat 7.725.000,00

10 Masjid Jami’ Furqon Pondok Benda , Pamulang 25.650.000,00

Sumber: BAZNAS, 2019

Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 untuk memberi penguatan yang

signifikan kepada BAZNAS yaitu ditetapkan sebagai satu-satunya lembaga yang

berwenang dalam pengelolaan zakat nasional. Kegiatannya merupakan tugas

pemerintah sehingga berhak mendapatkan pembiayaan APBN dan ditambah dengan

hak amil. Serta berhak membentuk organisasi pendukung yaitu BAZNAS Provinsi dan

Page 27: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

12

kabupaten/kota serta UPZ di setiap intansi pemerintahan hingga tingkat kelurahan

(Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011).

Peraturan Baznas Nomor 2 Tahun 2016 juga menjelaskan bahwa Baznas

kabupaten/kota membentuk UPZ Baznas kabupaten/kota pada institusi masjid,

mushalla, langgar atau nama lainnya (PERBAZNAS, 2016). Melihat dari ketentuan di

atas, seharusnya pengelolaan zakat maal yang ada di masjid semestinya membentuk

Unit Pengumpul Zakat sesuai dengan peraturan Perundang-undangan Zakat.

Temuan yang ada bahwa pada pengelolaan zakat maal di masjid secara

Perundang-Undangan belum memenuhi ketentuan yang ditetapkan pemerintah dan

BAZNAS yaitu dalam mengumpulkan, mendistribusikan dan pengelolaanya belum

membentuk Unit Pengumpul Zakat. Padahal ketentuan dalam perundangan-undangan

bahwa peranan Zakat Maal yang ada di masjid seharusnya di bentuk Unit Pengumpul

Zakat (UPZ) yang fungsinya mengumpulkan dan menyetorkan kepada BAZNAS

setempat (BAZNAS Provinsi Banten, 2005).

Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 juga dijelaskan pada pasal 38

bahwa setiap orang dilarang dengan sengaja bertindak selaku amil zakat melakukan

pengumpulan, pendistribusian atau pendayagunaan zakat tanpa izin pejabat yang

berwenang. Dijelaskan juga pada pasal 41 bahwa setiap orang yang dengan sengaja

dan melawan hukum melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 38

dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda

paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) (UU Nomor 23 Tahun 2011).

Ini menunjukkan bahwa dalam pengumpulan zakat tidak dilakukan dengan bebas

Page 28: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

13

namun ada peraturan dan ketentuan yang harus dipatuhi setiap orang yang ingin

mengumpulkan zakat.

Undang-Undang diatas dimaksudkan untuk memastikan transparansi dan

akuntabilitas dalam pelaporan serta pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan

zakat. Pada zaman Nabi para pengelola zakat di tunjuk langsung oleh Nabi sendiri.

Para pengelola tersebut diberi bimbingan secara khusus dan ancaman bagi yang

melakukan pelanggaran. Sedangkan pada zaman sekarang ini telah diatur oleh

pemerintah yang secara sistematis. Maka dari itu semua keputusan yang dibuat oleh

pemerintah harus dipatuhi oleh seluruh lapisan masysarakat. Undang- undang No. 23

Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat telah disahkan oleh pemerintah, maka secara

mutlak undang-undang tersebut harus dipatuhi.

Jika pengelolaan zakat dilakukan dengan baik, maka akan menumbuhkan rasa

keparcayaan masyarakat sehingga meningkatkan minat masyarakat dalam membayar

zakat. Untuk membangun sebuah kepercayaan diperlukan tujuh core values, yaitu

sebagai berikut (Wibowo, 2006):

1. Transparansi

Kerahasiaan dan kurangnya transparansi dalam menjalankan sesuatu akan

mengganggu trust building. Oleh karena itu diperlukan keterbukaan antara kedua

belah pihak agar keduanya dapat saling percaya antara satu sama lain.

2. Kompeten

Kompeten adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas atau peran

dalam membangun pengetahuan dan keterampilan yang didasarkan pada

Page 29: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

14

pengalaman dan pembelajaran. Kompeten sebagai syarat untuk dianggap mampu

oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas di bidang pekerjaan tertentu.

3. Kejujuran

Kejujuran merupakan elemen terpenting dalam mendapatkan sebuah

kepercayaan, hal ini dimaksudkan untuk menghindari kecurangan yang bersifat

merugikan yang lain. Jujur bermakna keselarasan antara berita dengan kenyataan

yang ada. Dengan kata lain jujur adalah berkata atau memberikan suatu informasi

yang sesuai kenyataan dan kebenaran. Dalam penerapannya, secara hukum tingkat

kejujuran seseorang biasanya dinilai dari ketepatan pengakuan atau apa yang

dibicarakan dengan kebenaran dan kenyataan yang terjadi.

4. Integritas

Integritas adalah keselarasan antara niat, pikiran, perkataan dan perbuatan.

Dalam prosesnya, berjanji akan melaksanakan tugas secara bersih, transparan, dan

profesional dalam arti akan mengerahkan segala kemampuan dan sumber daya

secara optimal untuk memberikan hasil kerja terbaik. Orang yang berintegritas

tinggi mempunyai sikap yang tulus, jujur, berperilaku konsisten serta berpegang

teguh pada prinsip kebenaran untuk menjalankan apa yang dikatakan secara

bertanggung jawab.

5. Akuntabilitas

Akuntabilitas merupakan dorongan psikologi sosial yang dimiliki seseorang

untuk mempertanggungjawabkan sesuatu yang telah dikerjakan kepada

lingkungannya atau orang lain. Akuntabilitas sekiranya dapat diukur dengan

Page 30: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

15

pertanyaan-pertanyaan tentang seberapa besar motivasi menyelesaikan pekerjaan

dan seberapa besar usaha (daya pikir) untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan

tersebut.

6. Sosialisasi/ Sharing

Sosialisasi/Sharing merupakan elemen penting dalam membangun

kepercayaan karena mempunyai manfaat nilai psikologis yakni membantu

membangun hubungan yang lebih baik antara satu sama lain. Termasuk didalamnya

sharing informasi, keterampilan, pengalaman dan keahlian.

7. Penghargaan

Untuk mendorong sebuah kepercayaan maka harus terdapat respek saling

menghargai antara satu sama lain.

Berdasarkan teori diatas maka peneliti memilih Transparansi, Akuntabiltas dan

Sosialisasi Program BAZNAS sebagai variabel dari persepsi UPZ dan Non UPZ

Tingkat Masjid terhadap BAZNAS Kota Tangerang Selatan.

Peneliti memilih transparansi karena Manajemen suatu organisasi pengelola

zakat yang baik dapat diukur dan dirumuskan dengan tiga kata kunci yang dinamakan

Good Organization Governance, yaitu Amanah, Profesional dan Transparan

(Sholahuddin, 2006). Kerahasiaan dan kurangnya transparansi dalam menjalankan

sesuatu akan mengganggu trust building. Oleh karena itu diperlukan keterbukaan

antara kedua belah pihak agar keduanya dapat saling percaya antara satu sama lain

(Wibowo, 2006).

Page 31: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

16

Yang kedua yaitu akuntabilitas karena pengelolaan zakat juga harus memiliki

asas yaitu Syariat Islam, Amanah, Kemanfaatan, Keadilan, Kepastian hukum,

Terintegrasi dan Akuntabilitas (UU Nomor 23 Tahun 2011). Akuntabilitas juga

merupakan dorongan psikologi sosial yang dimiliki seseorang untuk

mempertanggungjawabkan sesuatu yang telah dikerjakan kepada lingkungannya atau

orang lain. Akuntabilitas sekiranya dapat diukur dengan pertanyaan-pertanyaan tentang

seberapa besar motivasi menyelesaikan pekerjaan dan seberapa besar usaha (daya

pikir) untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan tersebut (Wibowo, 2006).

Ketiga sosialisasi karena sosialisasi merupakan elemen penting dalam

membangun kepercayaan karena mempunyai manfaat nilai psikologis yakni membantu

membangun hubungan yang lebih baik antara satu sama lain. Termasuk didalamnya

sharing informasi, keterampilan, pengalaman dan keahlian (Wibowo, 2006). Selain itu

dalam mengelola zakat, BAZNAS juga perlu melakukan sosialisasi terkait program

UPZ kepada masyarakat Kota Tangerang Selatan agar masyarakat dapat memahami

aturan dalam pengelolaan zakat sehigga pengelolaan zakat terlaksana dengan baik

(BAZNAS Kota Tangerang Selatan).

Berdasarkan uraian-uraian diatas, dijelaskan bahwa ada hal yang tidak sesuai

antara data UPZ Masjid di Kota Tangerang Selatan dengan UU Nomor 23 Tahun 2011.

Hal ini menjadi menarik untuk penulis meneliti tentang faktor yang menentukan

pembentukan UPZ Masjid di Kota Tangerang Selatan secara optimal. Sehingga penulis

mengambil judul “Persepsi UPZ dan Non UPZ Tingkat Masjid terhadap BAZNAS

Kota Tangerang Selatan”.

Page 32: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

17

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka untuk mempermudah

pembahasan, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana persepsi UPZ dan Non UPZ Tingkat Masjid Terhadap Baznas Kota

Tangerang Selatan?

2. Apa saja faktor yang mempengaruhi DKM Masjid dalam membentuk UPZ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1) Untuk mengetahui persepsi UPZ dan Non UPZ Tingkat Masjid Terhadap Baznas

Kota Tangerang Selatan.

2) Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang yang mempengaruhi DKM Masjid

dalam membentuk UPZ.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Kegiatan Ilmiah/Manfaat Teoritis

1) Bagi Peneliti

Sebagai masukan untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang

materi yang diteliti, yaitu tentang persepsi UPZ dan Non UPZ Tingkat Masjid

Terhadap Baznas Kota Tangerang Selatan.

2) Bagi Mahasiswa

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi

Page 33: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

18

di dalam penelitian lanjutan tentang persepsi UPZ dan Non UPZ Tingkat

Masjid dan faktor yang mempengaruhi pembentukan UPZ.

b. Kegiatan Terapan/Manfaat Praktis

1) Bagi BAZNAS Kota Tangerang Selatan

Penelitian ini diharapkan sebagai masukan bagi pengurus atau amil

zakat khususnya BAZNAS Kota Tangerang Selatan dalam mengetahui

persepsi UPZ dan Non UPZ Tingkat Masjid Terhadap Baznas Kota Tangerang

Selatan.

2) Bagi Praktisi dan Pihak Lain Yang Terkait

Hasil penelitian ini dapat menunjukkan persepsi UPZ dan Non UPZ

Tingkat Masjid Terhadap Baznas Kota Tangerang Selatan

Page 34: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Persepsi

a. Definisi Persepsi

Persepsi adalah kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus atau proses

untuk menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat indera manusia. Setiap

individu mempunyai kecenderungan dalam melihat objek yang sama dengan cara

yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya

adalah pengetahuan, pengalaman dan sudut pandang (Darma, Siregar dan Rokan,

2017).

Persepsi merupakan proses dimana kita menafsirkan dan mengorganisasikan

pola stimulus dalam lingkungan. Sebagai cara pandang, persepsi timbul karena

adanya respon terhadap stimulus. Stimulus yang diterima seseorang sangat

komplek, stimulus masuk ke dalam otak, kemudian diartikan, ditafsirkan serta diberi

makna melalui proses yang rumit baru kemudian dihasilkan persepsi (Rusli, 2013).

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Menurut Dahlan (2017) pemahaman atau persepsi bisa salah, bisa benar, bisa

sempit, bisa luas dan ini sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang terkait dengan

proses terjadinya persepsi itu sendiri. Faktor yang mempengaruhi persepsi

seseorang, yaitu:

Page 35: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

20

a. Faktor sosial

b. Faktor lingkungan

c. Faktor pendidikan

d. Faktor media informasi

e. Faktor regulasi

Sedangkan menurut Dahlan (2017) faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

adalah sebagai berikut:

a. Kebutuhan

b. Latar belakang

c. Pengalaman

d. Kepercayaan

c. Proses Persepsi

Rusli (2013) menjelaskan bahwa proses persepsi yaitu:

1) Seleksi, yaitu proses penyaringan oleh indera terhadap rangsangan dari luar,

intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.

2) Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti

bagi seseorang. Interpretasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti

pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi kepribadian dan

kecerdasan. Interpretasi juga bergantung pada kemampuan seseorang untuk

mengadakan pengategorian informasi yang diterimanya, yaitu proses mereduksi

informasi yang kompleks menjadi sederhana.

Page 36: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

21

3) Reaksi, yaitu persepsi yang kemudian diterjemahkan dalam berntuk tingkah laku

sebagai reaksi.

2. Unit Pengumpul Zakat (UPZ)

a. Pengertian UPZ

Unit Pengumpul Zakat (UPZ) sebagaimana dinyatakan dalam Peraturan

BAZNAS (PERBAZNAS) No 02 tahun 2016 adalah satuan organisasi yang

dibentuk BAZNAS, BAZNAS Provinsi, BAZNAS Kabupaten/Kota untuk

membantu mengumpulkan zakat. Sementara UPZ Masjid adalah institusi di bawah

naungan BAZNAS yang dapat melakukan pemungutan zakat di daerah sekitar

masjid dan dapat mengajukan untuk melakukan pendistribusian secara mandiri.

UPZ Masjid selain dapat melakukan pemungutan zakat, juga dapat membuka gerai

atau menerima pembayaran infaq, sedekah, dan Dana Sosial Keagamaan Lainnya

(DSKL) (PERBAZNAS, 2016).

b. Dasar Hukum UPZ

Awal pembentukan undang-undang pengelolaan zakat yaitu dengan terbitnya

undang-undang No 38 tahun 1999 yang konsep RUU-nya adalah prakarsa Menteri

Agama saat itu H.A. Malik Fadjar. Kemudian undang- undang No 38 tahun 1999

diubah dan diganti dengan undang-undang tentang pengelolaan zakat No 23 tahun

2011. Pembaharuan undang-undang pengelolaan zakat merupakan sebuah terobosan

politik untuk memperbaiki sistem koordinasi antar-organisasi pengelola zakat yang

belum berjalan secara efektif, baik secara vertikal, horizontal maupun diagonal.

Page 37: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

22

Setelah terbitnya UU No 23 tahun 2011 kemudian terbit Peraturan Pemerintah (PP)

No 14 tahun 2014 dan Intsruksi Presiden (Inpres) No 3 tahun 2014. PP No 14/2014

mengatur agar BAZNAS memiliki anggota tertinggi yang ditunjuk Presiden. Di sisi

lain, Inpres No 3/2014 mewajibkan seluruh Kementerian, perusahan BUMN dan

seluruh lembaga pemerintahan untuk membayar dan mengumpulkan zakatnya

melalui BAZNAS. Kemudian Keputusan Menteri Agama (KMA) No 333/2015

telah menyusun klasifikasi untuk Lembaga Amil Zakat (LAZ) resmi (Kementerian

Agama RI).

Dalam PP No 14/2014 di pasal 46 mengatur tentang Unit Pengumpul Zakat

(UPZ) namun belum diperinci secara jelas, oleh karena itu BAZNAS mengeluarkan

aturan PERBAZNAS No 02 Tahun 2016 yang secara spesifik mengatur tentang

pembentukan dan cara kerja UPZ. Peraturan-peraturan diatas dibentuk sebagai

landasan untuk meningkatkan perkembangan zakat Di Indonesia dan konstribusi

zakat terhadap perkembangan ekonomi Nasional (PUSKAS BAZNAS, 2017).

c. Tata cara pembentukan UPZ Masjid

UPZ Masjid adalah lembaga pengelola dana zakat yang legal atau diakui

fungsi dan keberadaannya oleh Negara. Berikut adalah tata cara pembentukan

UPZ Masjid (PERBAZNAS, 2016):

1) Mengajukan surat tertulis kepada BAZNAS Kabupateb/Kota untuk membentuk

UPZ dengan melampirkan persyaratan administratif yang terdiri dari:

a) Susunan calon pengurus dan penasehat UPZ

Page 38: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

23

b) Surat Keterangan tertulis dari institusi yang bersangkutan (Masjid) bahwa

calon pengurus dan penasehat UPZ merupakan anggota atau jamaah dari

institusi yang bersangkutan.

2) BAZNAS Kabupaten/Kota memberikan jawaban tertulis atas usulan

pembentukan UPZ dari pimpinan institusi paling lambat 5 hari kerja setelah surat

usulan diterima.

3) BAZNAS Kabupaten/Kota melakukan verifikasi administratif atas pengajuan

pembentukan UPZ.

4) Dalam hal persyaratan administratif telah terpenuhi, BAZNAS Kabupaten/Kota

menetapkan keputusan pembentukan UPZ dengan lampiran keputusan

pengangkatan pengurus dan penasehat UPZ.

5) Keputusan pembentukan UPZ ditetapkan dan disahkan oleh ketua BAZNAS

sesuai dengan tingkatannya.

d. Fungsi UPZ

Tugas dan fungsi UPZ bertanggung jawab melaksanakan dan membantu

kegiatan BAZNAS dari segi pengumpulan, pendataan muzakki, pendataan mustahik

zakat, dan selanjutnya dilaporkan kepada BAZNAS. Fungsi UPZ juga sebagai

berikut (PERBAZNAS, 2016):

1) Melakukan sosialisasi dan edukasi zakat pada masing-masing institusi yang

menaungi UPZ

2) Pengumpulan zakat pada masing-masing institusi yang menaungi UPZ

3) Pendataan dan layanan muzakki masing-masing institusi yang menaungi UPZ

Page 39: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

24

4) Penyerahan nomor pokok wajib zakat (NPWZ) dan Bukti Setor Zakat (BSZ)

yang diterbitkan oleh BAZNAS Kabupaten/Kota kepada muzakki di institusi

masing-masing.

5) Penyusunan RKAT UPZ untuk program pengumpulan dan tugas pembantuan

pendistribusian dan pendayagunaan zakat BAZNAS

6) Penyusunan laporan kegiatan pengumpulan dan tugas pembantuan

pendistribusian dan pendayagunaan zakat BAZNAS.

Masalah kepercayaan dan profesionalitas menjadi prasyarat penting lembaga-

lembaga zakat saat ini dan ke depan. Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat

terhadap LAZ dibutuhkan tata kelola organisasi yang baik, yaitu terciptanya

transparansi dan akuntabilitas LAZ (Jahar, 2010).

Kusmiati, (2015) mengungkapkan, bahwa ”Sebuah institusi dikatakan sehat

ketika pengelolaan yang terjadi transparan, akuntabel, birokratif namun tidak kaku,

memegang standar baku mutu dan mempunyai kejelasan dalam target dan sasaran

mutu yang ingin dicapai.”

3. Transparansi

Transparansi adalah prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap

orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan yakni

informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksaannya serta hasil-hasil yang

dicapai (Fatmawati, Hasanah dan Nurdin, 2016). Transparansi dibangun atas dasar

kebebasan memperoleh informasi dan menjadi kontrol publik terhadap organisasi

Page 40: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

25

pengelola zakat sehingga transparansi dikaitkan dengan tingkat akses bagi masyarakat

untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin (Mardiasmo, 2002).

Proses transparansi menurut Smith (2004) yakni:

1. Standard procedural requirements (persyaratan standar prosedur), hal ini dikatakan

bahwa proses pembuatan peraturan harus melibatkan partisipasi dan memperhatikan

kebutuhan publik.

2. Consultation processes (Proses Konsultasi), yakni adanya dialog atau komunikasi

antara BAZNAS dan DKM Masjid.

3. Appeal rights (Permohonan ijin), merupakan pelindung utama dalam proses

pengaturan, standar yang tidak berbelit dan transparan untuk menghindari praktik

penyelewengan dana zakat.

Transparansi dalam pengelolaan zakat akan menciptakan kontrol yang baik

antara dua pihak yaitu lembaga dan stakeholders, karena tidak hanya melibatkan pihak

intern organisasi (lembaga zakat) saja tetapi lebih kepada pihak extern yaitu muzakki

atau masyarakat secara luas (Assagaf, 2016).

6 prinsip transparansi yakni (Rahmawati, 2014):

1. Adanya informasi yang mudah dipahami dan diakses.

2. Adanya publikasi dan media mengenai proses kegiatan.

3. Adanya laporan berkala mengenai pendayagunaan sumber daya pengembangan

proyek.

4. Adanya laporan tahunan.

5. Adanya pedoman dalam penyebaran informasi.

Page 41: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

26

Mengacu panduan tersebut maka indikator yang digunakan untuk mengukur

transparansi yakni sebagai berikut (Rahmawati, 2014):

1. Adanya media informasi untuk mempublikasikan kegiatan yang dilakukan oleh

pengelola zakat.

2. Adanya laporan berkala mengenai pengelolaan dana zakat.

3. Adanya laporan tahunan yang dipublikasikan kepada publik.

4. Adanya kriteria informasi yang dipublikasikan kepada publik.

Demi menjamin serta mewujudkan pelaksanaan pengelolaan zakat yang baik dan

terkendali sebagai amanah agama, harus ada unsur pertimbangan dan unsur

pengawasan pada BAZNAS dan LAZ, serta ada sanksi hukum terhadap pengelola yang

bertindak menyalahi aturan yang berlaku. Demikian pula BAZNAS diharuskan

memberikan laporan tahunan kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dan Daerah

sesuai dengan tingkatannya. Badan Amil Zakat Nasional dalam rangka pengumpulan

harta zakat, muzaki dapat melakukan perhitungan sendiri atas kewajiban zakatnya. Dan

adapun dalam hal keadaan muzaki tidak dapat menghitung sendiri kewajiban zakatnya,

maka dalam ketentuan ini muzaki dapat meminta bantuan kepada Badan Amil Zakat

Nasional dalam perihal perhitungan harta yang wajib dikeluarkan zakatnya. Badan

Amil Zakat juga memiliki tugas pokok, yaitu pendistribusian serta pendayagunaan

harta zakat (UU No 23 Tahun 2011).

Harta zakat yang diserahkan muzaki kepada Badan Amil Zakat Nasional wajib

didistribusikan kepada mustahik zakat sesuai dengan ketentuan Syariat Islam. Dalam

hal ini berdasarkan Undang-Undang pengelolaan zakat No. 23 Tahun 2011 pada pasal

Page 42: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

27

26 dijelakan bahwa, pendistribusian zakat dilakukan berdasarkan skala prioritas

dengan memperhatikan prinsip pemerataan, keadilan, dan kewilayahan. Adapun dalam

hal pelaporan BAZNAS melakukan tugasnya berdasarkan kapasitas dan tingkatannya,

seperti halnya BAZNAS kabupaten kota wajib menyerahkan laporan kepada BAZNAS

provinsi dan pemerintah daerah secara berkala. Adapun BAZNAS provinsi wajib

menyerahkan laporan pengelolaan zakat kepada BAZNAS dan pemerintah daerah

secara berkala. Dan kemudian laporan neraca tahunan BAZNAS diumumkan melalui

media cetak atau media elektronik (UU No 23 Tahun 2011).

4. Akuntabilitas

Peran pengelolaan zakat yang berkecimpung dalam bentuk kepercayaan

masyarakat haruslah memiliki asas dan pondasi yang kuat, sehingga dengan demikian

segala sesuatu yang berbau negatif akan terhindar dan akan lebih memberikan

kemudahan bagi petugas pengelola dalam berinteraksi kedalam kehidupan masyarakat

sekitar. Adapun pengelolaan zakat harus memiliki asas sebagai berikut (Peran

pengelolaan zakat yang berkecimpung dalam bentuk kepercayaan masyarakat haruslah

memiliki asas dan pondasi yang kuat, sehingga dengan demikian segala sesuatu yang

berbau negatif akan terhindar dan akan lebih memberikan kemudahan bagi petugas

pengelola dalam berinteraksi kedalam kehidupan masyarakat sekitar. Adapun

pengelolaan zakat harus memiliki asas sebagai berikut (UU No 23 Tahun 2011):

1. Syariat Islam

2. Amanah

3. Kemanfaatan

Page 43: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

28

4. Keadilan

5. Kepastian hukum

6. Terintegrasi

7. Akuntabilitas

Menurut Gray (2008) akuntabilitas adalah kewajiban untuk menyiapkan laporan

(tidak selalu berarti laporan keuangan) atau catatan atas semua tindakan yang

didalamnya ada tanggungjawab.

Akuntabilitas juga dapat dipahami sebagai kewajiban pihak pemegang amanah

(agent) untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajika, melaporkan dan

mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya kepada

pihak pemberi amanah (principal) yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta

pertanggungjawabannya tersebut (Mardiasmo, 2002).

Akuntabilitas dapat dipahami sebagai pertanggungjawaban agen (pengemban

amanah) pada prinsipal (pemberi amanah) melalui sebuah media pertanggungjawaban

secara berkala ataupun insidental untuk melaporkan kinerjanya dalam mengemban

amanah yang diberi sehingga kinerja tersebut dapat dimintai pertanggung jawaban oleh

principal (Riyanti, 2011). Akuntabilitas menjelaskan peran dan tanggungjawab, serta

mendukung usaha untuk menjamin penyeimbangan kepentingan manajemen serta

pemegang saham (Sutedi, 2011).

Akuntabilitas dianggap penting terlebih pada organisasi nirlaba karena organisasi

nirlaba lebih banyak melibatkan kepentingan stakeholder, dimana pengelolan harus

memiliki tanggungjawab dan mereka harus menunjukkan bahwa mereka adalah pihak

Page 44: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

29

yang dapat dipercaya. Akuntabilitas mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber

daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam

mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik (Nordiawan, 2009).

Akuntabilitas dalam organisasi pengelola zakat dapat diwujudkan dalam

pencatatan dalam setiap aktivitas pengelolaan dana zakat seperti menghadirkan bukti

transaksi dan menghadirkan saksi ketika proses pencatatan. Menurut Adh-Dharir

(2005) mencatat dan menghadirkan saksi merupakan pembuktian kepercayaan,

kepatuhan, serta menciptakan keadilan dalam penetapan hak dan menghilangkan

ketidak percayaan diantara manusia serta menyiapkan informasi yang akurat, cepat dan

otentik.

Empat dimensi akuntabilitas yang harus dipenuhi yakni (Mardiasmo, 2002):

1) Akuntabilitas hukum dan kejujuran

Akuntabilitas hukum terkait dengan jaminan adanya kepatuhan terhadap

hukum dan peraturan lain yang berlaku. Sedangkan, akuntabilitas kejujuran terkait

dengan penghindaran penyalahgunaan jabatan. Kedua hal ini mengindikasikan

bahwa suatu organisasi harus mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan

bersikap jujur serta menjalankan pekerjaannya secara amanah.

2) Akuntabilitas proses

Akuntabilitas proses terkait dengan prosedur yang digunakan dalam

pelaksanaan kegiatan sudah cukup baik, baik dari segi sistem informasi akuntansi,

sistem informasi manajemen maupun prosedur administrasi.

Page 45: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

30

3) Akuntabilitas program

Akuntabilitas program terkait dengan pertimbangan apakah tujuan yang telah

ditetapkan dapat dicapai atau tidak dan apakah telah mempertimbangkan alternatif

program yang memberikan hasil optimal dengan biaya yang minimal. Hal ini terkait

dengan program yang akan dilaksanakan, strategis apa yang harus ditempuh dan

bagaimana hasil dari program yang dilaksanakan.

4) Akuntabilitas kebijakan

Akuntabilitas kebijakan terkait dengan pertanggungjawaban suatu organisasi

kepada pemerintah dan masyarakat luas. Dalam akuntabilitasa kebijakan diharapkan

suatu organisasi mampu menerbitkan laporan keuangan sebagai bentuk

tanggungjawab kepada pemerintah ataupun publik.

Mengacu penjelasan diatas, maka indikator yang dapat digunakan untuk

mengukur akuntabilitas adalah sebagai berikut (Mardiasmo, 2002) :

1) Akuntabilitas Hukum dan Kejujuran

a. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan serta perundang-undangan yang

berlaku.

b. Pelaksanaan kegiatan yang sesuai dengan SOP untuk menghindari

penyalahgunaan jabatan maupun penyelewengan dana zakat.

2) Akuntabilitas Proses

a. Adanya prosedur untuk melaksanakan kegiatan yang dilakukan.

b. Adanya sistem untuk menunjang kegiatan yang dilakukan.

Page 46: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

31

3) Akuntabilitas Program

a. Pelaksanaan program sesuai dengan tujuan.

b. Adanya strategi untuk melaksanakan setiap program.

4) Akuntabilitas Kebijakan

a. Adanya pertanggungjawaban pengelolaan dana zakat kepada

pemerintah mupun masyarakat.

b. Adanya partisipasi karyawan untuk pengambilan keputusan.

5. Sosialisasi Program BAZNAS

a. Pengertian Sosialisasi

Sosialisasi adalah proses seorang individu belajar berintegrasi dengan

sesamanya dalam suatu masyarakat menurut sistem nilai, norma, dan adat-

istiadat yang mengatur masyarakat yang bersangkutan (Suyono, 1985).

Menurut Suharto (1991), sosialisasi atau proses memasyarakat adalah proses

orang-orang yang menyesuaikan diri terhadap norma-norma sosial yang berlaku,

dengan tujuan supaya orang yang bersangkutan dapat diterima menjadi anggota

suatu masyarakat.

Sedangkan menurut Ihrom (2004) sosialisasi adalah proses belajar yang

dialami seseorang untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai dan

norma-norma agar ia dapat berpartisipasi sebagai anggota dalam kelompok

masyarakat.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa sosialisasi adalah suatu proses belajar serta

mengenal norma dan nilai-nilai sehingga terjadi pembentukan sikap untuk

Page 47: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

32

berprilaku sesuai dengan tuntunan atau perilaku masyarakatnya.

Sosialialisasi sangat penting dalam sebuah perkembangan pengetahuan di

masyarakat, sebab dengan adanya sosialisasi menambah wawasan masyarakat akan

suatu hal yang penting. Seperti halnya pengetahuan masyarakat akan pengelolaan

dari zakat di BAZNAS Kota Tangerang Selatan, jika tidak ada sosialisasi dari pihak

BAZNAS tentunya lapisan masyarakat tidak mengetahui apa saja dan bagaimana

wujud dari bentuk dari pengelolaan zakat. Padahal pengaruhnya sangat besar jika

pengelolaan dilakukan secara optimal bahkan bisa mengentaskan masyarakat dari

kemiskinan, kebodohan dan kelatarbelakangan (Sahri, 2006).

b. Tahap Sosialisasi

Sosialisasi dialami oleh individu sebagai mahluk sosial sepanjang

kehidupannya sejak ia dilahirkan sampai meninggal dunia. Sosialisasi dibedakan

menjadi 2 tahap, yaitu (Ihrom, 1999):

a) Sosialisasi Primer, sebagai sosialisasi yang pertama dijalani individu semasa

kecil, melalui bagaimana ia menjadi anggota masyarakat. Dalam tahap ini proses

sosialisasi primer membentuk kepribadian anak kedalam dunia umum, dan

keluargalah yang berperan sebagai agen sosialisasi.

b) Sosialisasi Sekunder, didefinisikan sebagai proses berikutnya yang

memperkenalkan ke dalam sektor baru dari dunia objektif masyarakatnya; dalam

tahap ini proses sosialisasi mengarah pada terwujudnya sikap profesionalisme

(dunia yang lebih khusus); dan dalam hal ini yang menjadi agen sosialisasi adalah

lembaga pendidikan, grup, lembaga pekerjaan dan lingkungan dari keluarga.

Page 48: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

33

Dalam hal zakat, maka sosialisasi yang dilakukan oleh BAZNAS Kota

Tangerang Selatan masuk pada tahapan sosialisasi sekunder.

c. Tipe Sosialisasi

Ada dua tipe sosialisasi, kedua tipe sosialisasi tersebut adalah sebagai berikut

(Maryati, 2006):

1) Formal

Sosialisasi yang dilakukan melalui lembaga-lembaga berwenang menurut

ketentuan negara atau melalui lembaga-lembaga yang dibentuk menurut undang-

undang dan peraturan pemerintah yang berlaku.

2) Informal

Sosialisasi tipe ini terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan yang

bersifat kekeluargaan, seperti antara teman, sahabat, sesama anggota klub, dan

kelompok- kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat.

Dalam hal ini, maka tipe sosialisasi yang dilakukan oleh BAZNAS Kota

Tangerag Selatan adalah sosialisasi formal.

d. Pola Sosialisasi

Pola sosialisasi menurut Sunarto (1993) dibagi dalam dua pola, yaitu:

sosialisasi represif dan sosialisasi partisipatoris. Sosialisasi represif (repressive

socialization) menekankan pada penggunaan hukuman terhadap kesalahan. Ciri lain

dari sosialisasi represif adalah penekanan pada penggunaan materi dalam hukuman

dan imbalan. Sosialisasi partisipatoris (participatory socialization) merupakan pola

di mana anak diberi imbalan ketika berprilaku baik. Selain itu, hukuman dan

Page 49: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

34

imbalan bersifat simbolik. Dalam hal ini pola sosialisasi yang dilakukan BAZNAS

Kota Tangerang Selatan adalah pola sosialisasi represif karena didalamnya terdapat

beberapa peraturan dan hukuman bagi pelanggar peraturan.

e. Proses Sosialisasi

Proses sosialisasi menurut Soekanto (1993) adalah proses dimana seseorang

mempelajari atau dididik untuk mengetahui dan memahami norma-norma serta

nilai-nilai yang berlaku. Dalam pengertian tersebut kita dapat melihat bahwa

seseorang mempelajari atau mengalami proses belajar. Individu tersebut mengalami

proses penyesuaian diri individu ke dalam kehidupan sosial.

f. Program BAZNAS

Untuk mencapai visi dan misi dalam menjalankan program kerja serta

evaluasi tentang apa yang telah dilakukan sebelumnya, maka BAZNAS Kota

Tangerang Selatan secara periodik melakukan Rapar Kerja (RAKER) setiap satu

kali dalam satu tahun. Dalam RAKER ini BAZNAS Kota Tangerang Selatan

membicarakan hal-hal penting terkait (Tarjuni, 2019):

1. Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan BAZNAS Kota Tangerang Selatan bersama

Dewan Pertimbangan dan Dewan Pengawas meliputi program pengumpulan,

pendistribusian, dan pemberdayaan zakat. Program- program tersebut akan

dijelaskan secara rinci:

Page 50: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

35

a) Program Pengumpulan

Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membayar

zakat melalui amil, BAZNAS Kota Tangerang Selatan merencanakan

(Sartono, 2019):

1) Pendataan terhadap muzakki.

2) Merencanakan sosialisasi secara terus menerus, baik langsung maupun

tidak langsung.

3) Merencanakan membuka rekening atas nama BAZNAS Kota Tangerang

Selatan melalui bank-bank syariah yang ada di Kota Tangerang Selatan,

yaitu BSM, BNI Syariah, Mega Syariah, BJB, dan BTN Syariah.

4) Merencanakan layanan jemput zakat.

b) Program Pendistribusian dan Pemberdayaan

Dalam upaya mensejahterakan masyarakat yang membutuhkan bantuan

zakat, BAZNAS Kota Tangerang Selatan melakukan pendistribusian dan

pendayagunaan zakat kepada mustahik. Adapun program yang direncanakan

oleh BAZNAS Kota Tangerang Selatan di bidang pendistribusian dan

pendayagunaan zakat kepada mustahik sebagai berikut (Syaibani, 2019):

1) Bidang Pendidikan

2) Bidang Ekonomi

3) Bidang Kesehatan

4) Bidang Agama

5) Bidang Kemanusiaan

Page 51: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

36

2. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaannya BAZNAS Kota Tangerang Selatan melakukan

program yang telah direncanakan sebelumnya dalam RAKER. Adapun program

yang dilaksanakan sebagai berikut (Sartono, 2019):

a) Program Pengumpulan

Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membayar

zakat melalui amil, maka BAZNAS Kota Tangerang Selatan melaksanakan:

1) Pelaksanaan yang dilakukan oleh BAZNAS Kota Tangerang Selatan dalam

mendata muzakki yaitu dengan mendatangi para pengusaha, seperti pemilik

hotel, pemilik restoran, direktur rumah sakit dan menerangkan kepada

muzakki tentang pentingnya membayar zakat.

2) Dalam pelaksanaannya sosialisasi ini dilakukan secara terus menerus

kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), ketua pengurus masjid se-

Kota Tangerang Selatan, BUMD, dan instansi-instansi yang ada di Kota

Tangerang Selatan. Pelakasanaan sosialisasi yang dilakukan BAZNAS

Kota Tangerang Selatan secara langsung, yaitu melalui event kampanye

zakat. Dalam event kampanye zakat BAZNAS Kota Tangerang Selatan

mengadakan seminar dengan mendatangkan pembicara yang memahami

zakat atau dari pihak BAZNAS Kota Tangerang Selatan sendiri yang

mengisi seminar, yang mana dalam seminar tesebut dijelaskan tentang

hukum zakat, pentingnya membayar zakat, dan kadar harta yang wajib

dizakati. Sedangkan sosialisasi yang dilakukan secara tidak langsung, yaitu

Page 52: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

37

melalui media cetak berupa brosur, media sosial berupa facebook,

instagram, twitter, dan melalui media online berupa website. Dari

sosialisasi yang dilakukan, sedikit demi sedikit BAZNAS Kota Tangerang

Selatan sudah menunjukkan keberhasilannya dengan dibuktikan

terbentuknya UPZ yang telah diterbitkan SK Pembentukkan UPZ, yaitu:

a. 50 UPZ Satuan Kerja Perangkat Daerah

b. 183 UPZ Masjid dari 546 Masjid se-Kota Tangerang Selatan

c. 1 UPZ Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

3) Dalam pelaksanaannya muzakki dapat juga membayarkan langsung

zakatnya ke kantor BAZNAS Kota Tangerang Selatan atau bisa transfer

melalui rekening yang telah disediakan oleh BAZNAS Kota Tangerang

Selatan, yaitu BSM: 7041308383. BNI Syariah: 5550777095, Mega

Syariah: 2005234632, BJB: 0007882718100, dan BTN Syariah:

7102098169.

4) Pelaksanaan melalui layanan jemput zakat, BAZNAS Kota Tangerang

Selatan dapat mengambil zakat dari muzakki yang ingin membayar zakat

dan sudah menelpon pihak BAZNAS Kota Tangerang Selatan untuk

mengambil dana zakatnya.

b) Program pendistribusian dan pemberdayaan

Setelah melakukan pengumpulan, BAZNAS Kota Tangerang Selatan

melaksanakan pendistribusian dan pendayagunaan zakat kepada para

Page 53: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

38

mustahik melalui program-program yang telah direncakan sebelumnya,

sebagai berikut:

1) Bidang Pendidikan

2) Bidang Ekonomi

3) Bidang Ekonomi

4) Bidang Agama

5) Bidang Kemanusiaan

3. Pengawasan dan Evaluasi

Dalam pelaksanaan kegiatan BAZNAS Kota Tangerang Selatan, Dewan

Pengawas melakukan pengawasan terhadap kegiatan BAZNAS Kota Tangerang

Selatan, mulai dari pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan. Hal ini

dilakukan agar tidak terjadi penyelewengan dalam menjalankan tugas para

penurus BAZNAS Kota Tangerang Selatan. Sedangkan evaluasi dilakukan oleh

ketua BAZNAS Kota Tangerang Selatan bersama para anggotanya dengan

membicarakan indikator-indikator sebagai berikut:

a. Tujuan dari program berjalan dengan baik.

b. Penerima bantuan adalah mustahik atau tepat sasaran.

c. Pembinaan kepada mustahik tidak dilaksanakan secara terus menerus, karena

kurangnya SDM.

d. Memperbaiki sinergi dalam melaksanakan kegiatan yang bersangkutan

dengan tata kelola dan pendistribusian zakat dibidang ekonomi umat.

e. Laporan keuangan.

Page 54: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

39

B. Hubungan Antara Variabel

Menurut CUI-ITB (2004) Transparansi dan akuntabilitas secara konsep saling

berhubungan. Tanpa transparansi tidak akan ada akuntabilitas, tanpa akuntabilitas

transparansi tidak berarti. Transparansi bertujuan untuk menjelaskan bagaimana

pertanggungjawaban hendak dilaksanakan, metode apa yang dipakai untuk

melaksanakan tugas, bagaimana realitas pelaksanaannya dan apa dampaknya.

Transparansi yang tidak diikuti dengan akuntabilitas tidak menjamin pelaksanaan

kebijakan publik manjadi efektif dan efisien.

Menurut Rahmanurrasjid (2008), akuntabilitas dan transparansi merupakan dua

kriteria pokok yang selalu ada dalam good governance. Akuntabilitas sebagai salah satu

prinsip good governance dewasa ini boleh dikatakan sebagai harga mati yang harus

dilakukan pemerintah . Akuntabilitas atau tanggunggugat lembaga eksekutif selain

disebabkan oleh adanya tuntutan perkembangan paradigma good governance dan

perkembangan demokratisasi juga karena kesadaran kritis masyarakat yang sudah mulai

tumbuh subur.

Menurut Taliziduhu Ndraha (2003) Akuntabilitas sangat terkait dengan

transparansi, dapat dikatakan tidak ada akuntabilitas tanpa adanya transparansi.

Dari beberapa hubungan tersebut, dapat peneliti simpulkan bahwa dengan adanya

transparansi dan akuntabilitas dapat meningkatkan kualitas laporan BAZNAS yang

signifikan. Dan dengan adanya kualitas laporan BAZNAS yang transparan dan

akuntabilitas diharapkan dapat tersedia informasi yang lebih baik untuk menentukan

keputusan pembentukan UPZ tingkat masjid di Kota Tangerang Selatan.

Page 55: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

40

Selanjutnya transparansi dan akuntabilitas memiliki kaitan erat dengan sosialisasi.

Menurut Sutaryo (2004) sosialisasi merupakan suatu proses bagaimana

memperkenalkan sebuah sistem pada seseorang dan bagaimana orang tersebut

menentukan tanggapan serta reaksinya. Menurut Maclever (1961) sosialisasi adalah

proses mempelajari norma, nilai, peran, dan semua persyaratan lainnya yang diperlukan

untuk memungkinkan berpartisipasi yang efektif dalam kehidupan sosial.

Transparansi dan akuntabilitas merupakan unsur penting dalam sosialisasi.

BAZNAS Kota Tangerang Selatan melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang

pengelolaan zakat. Maka sosialisasi yang dilakukan oleh BAZNAS Kota Tangerang

Selatan harus transparan dan akuntabel agar informasi yang disampaikan benar, akurat

dan lengkap.

Ketiga variabel tersebut sangat berkaitan sehingga mempengaruhi variabel (Y)

yaitu pembentukan UPZ Masjid di Kota Tangerang Selatan. Dalam hal ini peneliti akan

menjelaskan pengaruh transparansi, akuntabilitas dan sosialisasi program baznas

terhadap pembentukan UPZ di Kota Tangerang Selatan.

Page 56: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

41

C. Penelitian Terdahulu

1 Judul Studi Tata Kerja UPZ Masjid Dan Musola Dalam

Pengelolaan Dan Pendistribusian Zakat Di Kecamatan

Pahandut Kota Palangka Raya.

Identitas Ahmad Qazwini, Program Magister Hukum Keluarga,

Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya, 2018.

Metode Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan, pendekatan

kualitatif deskriptif dengan subjek penelitian sebanyak

10 responden. Teknik pengumpulan data dengan langkah

wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pengabsahan

data yang digunakan yaitu teknik triangulasi sumber.

Analisis data dengan tahapan teknik collection,

reduction, display, dan conclution.

Isi dan Kesimpulan Hasil Penelitian : 1). Unit Pengumpul Zakat Masjid Kota

Palangka Raya belum sepenuhnya mampu melaksanakan

Tata Kerja terkait pengumpulan zakat secara baik dan

sitematis. Kelemahan 3 (tiga) Unit Pengumpul Zakat

Masjid di Kota Palangka Raya dapat dilihat dari sudut

pandang berikut, yaitu : Kegiatan zakat pada Unit

Pengumpul Zakat Masjid bersifat temporer dan

tradisional, Unit Pengumpul Zakat Masjid tidak

Page 57: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

42

melaksanakan profesi amil profesional dan hanya

berperan sebagai panitia amil zakat, sumber daya

manusia yang tidak memadai, kualitas Sumber Daya

Manusia yang tidak profesional di bidang zakat, dan

tidak adanya Kantor Sekretariat. 2). Pengamatan peneliti

terkait problem dan kendala Unit Pengumpul Zakat

Masjid di Kota Palangka Raya antara lain, yaitu :

Kegiatan pengumpulan zakat pada 3 Unit Pengumpul

Zakat Masjid di Palangka Raya berjalan tanpa bimbingan

BAZNAS, 3 Unit Pengumpul Zakat Masjid yang

dibentuk sejak 2014 -2018 belum memiliki Panduan Tata

Kerja Pengumpul Zakat, Unit Pengumpul Zakat Masjid

dalam melaksanakan tugas kurang maksimal, tenaga

pengurus zakat aktif yang minim, Standarisasi

pengelolaan zakat yang tidak dilaksanakan Unit

Pengumpul Zakat Masjid, dan Pengurus BAZNAS Kota

Palangka Raya yang didominasi oleh kalangan Pegawai

Negeri Sipil.

Pembeda Perbedaan penelitian ini dan penulis berada pada metode

penelitian. Penelitian ini menggunankan pendekatan

kualitatif sedangkan penulis mengunakan pendekatan

Page 58: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

43

kuantitatif. Kemudian juga pada fokus penelitiannya.

Penelitian ini fokus kepada studi tata kerja UPZ,

sementara penulis fokus pada Persepsi UPZ dan Non

UPZ Tingkat Masjid terhadap BAZNAS Kota Tangerang

Selatan.

2 Judul Efektivitas Sanksi Bagi Pengelola Zakat Ilegal Menurut

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang

Pengelolaan Zakat.

Identitas Rena Soraya, Program Studi Hukum Keluarga Islam,

Fakultas Syariah Dan Hukum, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.

Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.

Sumber data utama (primer) adalah pihak BAZNAS,

LAZ, tokoh agama dan beberapa pengelola zakat yang

terjadi di masyarakat setempat. Sumber data kedua

(sekunder) adalah Al-Qur’an, Hadist, buku-buku ilmiah,

literatur- literatur fikih serta sumber lainnya yang

mendukung dalam penulisan ini.

Isi dan Kesimpulan Skripsi ini membahas efektivitas sanksi bagi pengelola

zakat ilegal sebagaimana telah diatur dalam undang-

undang tentang pengelolaan zakat, setiap orang dilarang

Page 59: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

44

dengan sengaja bertindak selaku amil zakat, melakukan

pendistribusian, atau pendayagunaan zakat tanpa izin

pejabat berwenang. Skripsi ini bertujuan untuk

mengetahui bagaimana penerapan undang-undang No.

23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat di Kelurahan

Jatijajar Depok, dan mengetahui efektivitas sanksi bagi

pengelola zakat ilegal di Kelurahan Jatijajar.

Pembeda Perbedaan penelitian ini dan penulis berada pada metode

penelitian. Penelitian ini menggunankan pendekatan

kualitatif sedangkan penulis mengunakan pendekatan

kuantitatif. Kemudian juga pada fokus penelitiannya.

Penelitian ini fokus kepada efektifitas sanksi terhadap

pengelola zakat ilegal, sementara penulis fokus pada

Persepsi UPZ dan Non UPZ Tingkat Masjid terhadap

BAZNAS Kota Tangerang Selatan.

3 Judul Efektivitas Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Dalam

Meningkatkan Jumlah Zakat, Infak Dan Sedekah

Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Mustahik

Di Tulungagung.

Page 60: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

45

Identitas Rofi’atus Sa’adah, Jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas

Ekonomi Dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri

Tulungagung, 2016.

Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.

Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Sumber data dalam penelitian ini berupa dokumen-

dokumen menegenai Unit Pengumpul Zakat pada

BAZNAS terutama zakat, infak dan sedekah, data

mustahik yang mendapatkan zakat, infak dan sedekah

dari BAZNAS.

Isi dan Kesimpulan Pertama, UPZ sangat efektif membantu BAZNAS dalam

meningkatkan perolehan jumlah zakat, infak, dan

sedekah. Terbukti hampir tiap tahun, perolehan jumlah

ZIS meningkat, Untuk perolehan peningkatan jumlah

zakat mal/ profesi setiap tahun mengalami peningkatan.

Untuk zakat fitrah ada penurunan sedikit dari tahun 2008,

2012 dan 2013. Sedangkan untuk infak/ sedekah

mengalami peningkatan dan penurunan yang fluktuatif,

akan tetapi lebih kepada peningkatan jumlah infak/

sedekah. Kedua, Mustahik dari infak dan sedekah

tersebut mengalami peningkatan kesejahteraan baik

Page 61: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

46

ekonomi maupun kesejahteraan hidup. Untuk mustahik

zakat dapat membantu mereka dalam kebutuhan

konsumtifnya, sedangkan infak/ sedekah dapat

membantu kebutuhan konusmtif, sosial bahkan untuk

kegiatan usaha produktif yang dapat memberikan efek

peningkatan ekonomi mereka, serta bantuan bedah

rumah, yang dapat membantu keluarga yang

mendapatkan bantuan tersebut, lebih sejahtera hidupnya.

Meskipun ada peningkatan tetapi peningkatan tersebut

tidak signifikan dengan penyaluran Infak/ Sedekah yang

diperuntukan untuk usaha produktif, dimana usaha

produktif hanya 10 % dari penyaluran yang lainnya hal

ini karena sudah kebijakan dari pihak BAZNAS dan

sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).

Ketiga, Walaupun tidak semua UPZ mempunyai

kendala, akan tetapi kendala yang dialami oleh setiap

UPZ hampir sama, yakni kurangnya kesadaran dalam

berzakat, infak dan sedekah, kurangnya pengetahuan

tentang agama khususnya zakat, kemudian menganggap

bahwa zakat, terutama zakat profesi di keluarkan hanya

1 tahun sekali, masih mempunyai anggapan bahwa

Page 62: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

47

mereka adalah gharim dan gharim tidak wajib

mengeluarkan zakat, infak dan sedekah. Adapun upaya-

upaya dalam mengatasi kendala tersebut menurut

masing- masing UPZ dan BAZNAS khususnya tetap

mensosialisasikan untuk pembayaran zakat, infak dan

sedekah agar lebih banyak masyarakat sadar untuk

membayar zakat, infak dan sedekah. Dan ikut membantu

mensejahterakan masyarakat/ mustahik, khususnya di

Tulungagung.

Pembeda Perbedaan penelitian ini dan penulis berada pada metode

penelitian. Penelitian ini menggunankan pendekatan

kualitatif sedangkan penulis mengunakan pendekatan

kuantitatif. Kemudian juga pada fokus penelitiannya.

Penelitian ini fokus kepada efektifitas UPZ dalam

meningkatkan kesejahteraan ekonomi mustahik,

sementara penulis fokus pada Persepsi UPZ dan Non

UPZ Tingkat Masjid terhadap BAZNAS Kota Tangerang

Selatan.

4 Judul Peran Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Dalam Rangka

Mengoptimalkan Pengumpulan Zakat Di Badan Amil

Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Rejang Lebong.

Page 63: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

48

Identitas Aisyah Dwi Zulkarnain, Program Studi Perbankan

Syariah, Jurusan Syariah Dan Ekonomi Islam Sekolah

Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Curup, Bengkulu,

2017.

Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan

teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

wawancara atau melihat dokumen-dokumen milik

BAZNAS Kabupaten Rejang Lebong.

Isi dan Kesimpulan Hasil penelitian ini menunjukan bahwa peran UPZ yaitu

: Pertama, menghimpun dana zakat dari muzakki. Kedua,

mendata mustahik di wilayah kerja masing-masing UPZ dan

data tersebut diserahkan kepada pihak BAZNAS yang

selanjutnya oleh pihak BAZNAS di proses untuk

mengkategorikan mustahik yang berhak menerima bantuan

konsumtif dan bantuan produktif. Sedangkan strategi yang

dilakukan BAZNAS Kabupaten Rejang Lebong dalam

meningkatkan kinerja UPZ yaitu Pertama, Memberikan

Pendampingan dan Pembinaan yang Intensif kepada

pengelola UPZ. Kedua, Memberikan Motivasi dan Metode

Penggalangan Dana yang tepat. Ketiga, Menetapkan amil atau

pengelola UPZ. Keempat, Memperbaiki organisasi UPZ.

Kelima, menetapkan jam kerja pengelola UPZ.

Page 64: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

49

Pembeda Perbedaan penelitian ini dan penulis berada pada metode

penelitian. Penelitian ini menggunankan pendekatan

kualitatif sedangkan penulis mengunakan pendekatan

kuantitatif. Kemudian juga pada fokus penelitiannya.

Penelitian ini fokus kepada peran Unit Pengumpul Zakat,

sementara penulis fokus pada Persepsi UPZ dan Non

UPZ Tingkat Masjid terhadap BAZNAS Kota Tangerang

Selatan.

5 Judul Pengaruh Kepercayaan, Religiusitas Dan Pendapatan

Terhadap Rendahnya Minat Masyarakat Muslim

Berzakat Melalui Badan Amil Zakat Nasional

(BAZNAS) Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

Identitas Sheila Aulia Eka Larasati, Program Studi Ekonomi

Islam, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam, Universitas

Islam Negeri Sumatera Utara, Medan, 2017.

Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode

penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh masyarakat muslim Desa Sisumut dan

teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel

adalah teknik Convinience Sampling. Sehingga sampel

yang digunakan ada sebanyak 99 responden. Jenis data

Page 65: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

50

yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data

primer dan data sekunder.

Isi dan Kesimpulan Pertama, Berdasarkan hasil Uji t terkait pengaruh

kepercayaan terhadap minat zakat masyarakat pada

Baznas Labusel diketahui bahwa kepercayaan

berpengaruh signifikan terhadap minat zakat masyarakat.

Kedua, Berdasarkan hasil Uji t terkait pengaruh

religiusitas terhadap minat zakat masyarakat pada

Baznas Labusel diketahui bahwa religiusitas

berpengaruh signifikan terhadap minat zakat masyarakat.

Ketiga, Berdasarkan hasil Uji t terkait pengaruh

pendapatan terhadap minat zakat masyarakat pada

Baznas Labusel diketahui bahwa pendapatan

berpengaruh signifikan terhadap minat zakat masyarakat.

Keempat, Berdasarkan hasil uji F yang dilakukan

diketahui bahwa Kepercayaan, Religiusitas dan

Pendapatan secara bersama-sama atau simultan

berpengaruh signifikan terhadap Minat Zakat. Hasil ini

dapat dilihat dari tabel Anova dimana nilai probabilitas

(Sig) sebesar 0,000. Karena nilai Sig < 0,05 (0,000 <

0,05), maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha

Page 66: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

51

diterima, kesimpulannya signifikan artinya bahwa

Kepercayaan, Religiusitas dan Pendapatan berpengaruh

signifikan terhadap Minat Zakat.

Pembeda Perbedaan penelitian ini dan penulis berada pada sampel

penelitian. Penelitian ini menggunakan convinience

Sampling sementara penulis menggunakan cluster

sampling. Kemudian juga pada fokus penelitiannya.

Penelitian ini fokus kepada pengaruh Kepercayaan,

Religiusitas Dan Pendapatan Terhadap Rendahnya

Minat Masyarakat Muslim Berzakat sementara penulis

fokus pada Persepsi UPZ dan Non UPZ Tingkat Masjid

terhadap BAZNAS Kota Tangerang Selatan.

Page 67: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

52

D. Kerangka Pemikiran

Persepsi UPZ dan Non UPZ

Tingkat Masjid terhadap

BAZNAS Kota Tangerang

Selatan.

Pembentukan UPZ

Masjid

Transparansi (X1)

Akuntabilitas (X2)

Sosialisasi Program BAZNAS (X3)

(X3)

Uji Regresi Logistik

Pembentukan UPZ = + 1X1 + 2X2 + 3X3 +4X4 + e

Uji Hipotesis :

- Uji Overall Model Fit (Simultan)

- Uji Wald (Parsial)

- Nagelkerke R Square (Koefisien

Determinas)

- Uji Goodness of Fit (Uji Kelayakan

Model Regresi)

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Page 68: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

53

E. Hipotesis Penelitian

Kuncoro (2009) mendefinisikan hipotesis sebagai suatu penjelasan sementara

tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi.

Berdasarkan teori di atas terdapat beberapa dugaan sementara dalam penelitian ini,

yaitu antara lain:

1. Terdapat pengaruh antara transparansi terhadap keputusan membentuk UPZ tingkat

masjid di Kota Tangerang Selatan.

2. Terdapat pengaruh antara akuntabilitas terhadap keputusan membentuk UPZ tingkat

masjid di Kota Tangerang Selatan.

3. Terdapat pengaruh antara sosialisasi program BAZNAS terhadap keputusan

membentuk UPZ tingkat masjid di Kota Tangerang Selatan.

4. Terdapat pengaruh antara transparansi, akuntabilitas dan sosialisasi program

BAZNAS terhadap keputusan membentuk UPZ tingkat masjid di Kota Tangerang

Selatan.

Page 69: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

54

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dilaksanakan di Badan Amil Zakat Nasional serta

beberapa wilayah Kota Tangerang Selatan untuk mengetahui pengaruh transparansi,

akuntabilitas dan sosialisasi pogram BAZNAS terhadap pembentukan UPZ masjid di

Kota Tangerang Selatan secara optimal. Penelitian ini termasuk jenis penelitian

lapangan (Field research) yakni dengan pengamatan langsung terhadap objek yang

diteliti guna mendapatkan data yang relevan. Serta menggunakan metode analisis

regresi logistik.

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil studi pada BAZNAS Kota

Tangerang Selatan serta masjid-masjid di Wilayah Kota Tangerang Selatan yang belum

ataupun sudah menjadi UPZ masjid.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode

kuantitatif yaitu metode penelitian yang berlandaskan terhadap filsafat positivisme,

digunakan dalam meneliti terhadap sampel dan populasi penelitian, teknik

pengambilan sampel umumnya dilakukan dengan acak atau random sampling,

sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan cara memanfaatkan instrumen

penelitian yang dipakai (Sugiyono, 2017).

Page 70: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

55

B. Populasi Penelitian

Populasi adalah sebuah kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang,

benda-benda, dan ukuran lain dari objek yang menjadi perhatian (Suharyadi dan

Purwanto, 2015). Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah Masjid-masjid

yang tersebar di 7 kecamatan di Kota Tangerang Selatan dengan kriteria memiliki

potensi zakat terbesar yaitu sebanyak 40 Masjid.

C. Sampel Penelitian

Sampel adalah suatu bagian dari populasi tertentu yang menjadi perhatian.

Artinya tidak akan ada sampel jika tidak ada populasi. Penentuan sampel dilakukan

dengan mempertimbangkan homogenitas atau heterogenitas populasi serta besaran

populasi sehingga sampel yang ditetapkan dapat mewakili populasi. (Suharyadi dan

Purwanto, 2015)

Untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus dari Slovin (Suyatno, 2013)

sebagai berikut:

n = N

1 + N.e 2

Keterangan:

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e = Margin kesalahan ( 0,01, 0,02, 0,03, 0,04, 0,05, 0,10, dsb ).

Dalam pengambilan data sampel ini, maka hasil yang diperoleh melalui

perhitungan dengan margin kesalahan sebesar 0,10 adalah sebagai berikut:

Page 71: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

56

n = N

1 + N.e 2

n = 40

1 + 40 (0,10)2

n = 40

1,4

n = 28

Berdasarkan hasil tersebut maka jumlah minimum masjid yang akan

dijadikan sampel adalah 28. Namun dalam penelitian ini sampel yang ingin peneliti

gunakan adalah 30 masjid. Dari 30 masjid ini akan dibagi menjadi dua bagian yaitu

15 masjid yang telah menjadi UPZ dan 15 masjid yang belum menjadi UPZ.

D. Teknik Sampling

Teknik atau pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Simple Random Sampling. Simple Random Sampling merupakan teknik pengambilan

sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling (Margono, 2010). Peneliti

menggunakan teknik ini disebabkan karena sampel diambil dari populasi masjid di

Kota Tangerang Selatan yang memiliki potensi zakat terbesar.

Page 72: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

57

Tabel 3.1 Jumlah Sampel Masjid UPZ dan Belum UPZ Berdasarkan Kecamatan

di Kota Tangerang Selatan

Kecamatan Sampel Masjid Masjid

UPZ

Masjid

Belum

UPZ

Ciputat Timur 5 3 3

Ciputat 5 2 2

Setu 4 2 2

Pamulang 4 2 2

Serpong Utara 4 2 2

Serpong 4 2 2

Pondok Aren 4 2 2

Jumlah 30 15 15

Adapun kriteria yang digunakan untuk pengambilan sampel masjid dalam

penelitian ini adalah masjid dengan jumlah potensi zakat terbesar di setiap kecamatan.

Masjid-masjid tersebut ditunjukkan pada tabel 3.2.

Page 73: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

58

Tabel 3.2 Data Masjid UPZ dan Belum UPZ Yang Memiliki Potensi Zakat

Terbesar

KECAMATAN MASJID UPZ MASJID BELUM UPZ

Ciputat Timur

Masjid Jami' At-Tajriah Masjid Al-Muhajirun

Masjid Jami' As-Sa'adah Masjid Baitul Mukhlisin

Masjid Jami' Al-Falah Masjid Baiturrahim

Ciputat Masjid Jami’ Al-Hidayah

Masjid Nurul Yaqin

Masjid Nurul Iman Masjid Al-Amanah

Setu Masjid Jami Al-Barokah

Masjid Bahrul Ulum

Masjid Nurul Ihsan Masjid Al-Bayan

Pamulang Masjid Jami' Al-Mukarromah

Masjid Al-Muhajirin

Masjid Jami' Al-Hikmah Masjid Jabal Nur

Serpong Utara Masjid Al-Ihsan

Masjid As-Salam

Masjid Jami' Al-Kautsar Masjid At-Taqwa

Serpong Masjid Jami' At-Taubah

Masjid Darussalam

Masjid Jami' Nurul Iman Masjid Rabbani

Pondok Aren Masjid Jami' Al Hidayah

Masjid As-Shaff

Masjid Jami’ Muhyiddin Masjid Al-Istiqomah

Page 74: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

59

E. Metode Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data

primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden yang merupakan

hasil jawaban responden pada kuesioner penelitian (Sugiyono, 2017). Dalam

penelitian ini yang hal yang dilakukan untuk mendapatkan data primer yaitu dengan

cara observasi, metode angket, dan wawancara.

Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada

pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen (Sugiyono, 2017). Data

sekunder dalam penelitian ini dikumpulkan dari literatur, jurnal, dan sumber-sumber

lain yang mendukung penelitian ini. Data sekunder dalam penelitian ini tidak

diperoleh secara langsung oleh peneliti, melainkan melalui media perantara dengan

menggunakan riset pustaka.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrument dalam

bentuk angket/kuesioner kepada responden yang terdiri dari DKM Masjid di Kota

Tangerang Selatan. Penilaian dilakukan dengan menggunakan skala penilaian,

untuk memperoleh data mengenai Persepsi UPZ dan Non UPZ Tingkat Masjid

terhadap BAZNAS Kota Tangerang Selatan dan faktor yang mempengaruhi

pembentukan UPZ Masjid di Kota Tangerang Selatan.

Skala penilaian yang digunakan adalah skala likert yang dikemukakan oleh

Resist likerst dikutip oleh wirawan yang memiliki lima kategori pilihan jawaban

Page 75: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

60

yaitu: (5) sangat setuju, (4) setuju, (3) netral, (2) tidak setuju, (1) sangat tidak setuju.

Kategori pertanyaan positif diberi bobot nilai 5 (lima) sampai dengan nilai 1 (satu),

sedangkan kategori pertanyaan negatif diberi bobot nilai sebaliknya, yaitu 1 (satu)

sampai dengan 5 (lima) (Wirawan, 2012).

F. Indikator Pengukur Variabel

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa indikator untuk mengukur

variabel transparansi, akuntabilitas dan sosialisasi program BAZNAS.

Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel transparansi dalam penelitian

ini antara lain:

1. BAZNAS memaparkan laporan pengelolaan zakat kepada masyarakat

2. Laporan pengelolan zakat BAZNAS diterbitkan secara periodik.

3. BAZNAS mencantumkan kebijakan secara tertulis

4. BAZNAS memberikan informasi yang adil dan merata mengenai pengelolaan dana

zakat

5. BAZNAS menyajikan laporan keuangan secara lengkap, yaitu meliputi laporan

posisi keuangan, laporan sumber dan penggunaan dana zakat, laporan arus kas,

laporan dana termanfaatkan, dan Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK).

Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel akuntabilitas dalam

penelitian ini antara lain:

1. BAZNAS menjalankan pengelolaan zakat dengan baik dan benar sesuai aturan dan

ketentuan pengelolaan zakat.

2. BAZNAS menyaluran zakat dengan melihat kebutuhan mustahik

Page 76: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

61

3. BAZNAS mengungkapkan segala informasi terkait aktivitas dan kinerja finansial

kepada DKM Masjid

4. Laporan pertanggungjawaban BAZNAS mudah dipahami, diakses dan bersifat

terbuka bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

5. Laporan pertanggungjawaban BAZNAS menunjukkan pencapaian hasil-hasil

program dan kegiatan secara efektif.

Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel sosialisasi program

BAZNAS dalam penelitian ini antara lain:

1. DKM masjid mengetahui program UPZ Masjid

2. BAZNAS melakukan sosialisasi program UPZ Masjid secara merata

3. BAZNAS melakukan sosialisasi tentang UPZ Masjid dengan padat dan jelas

4. BAZNAS mempunyai program-program zakat yang variatif, tepat guna, dan tepat

sasaran

5. Program-program yang dilakukan oleh BAZNAS mampu meningkatkan

kesejahteraan mustahik

G. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

logistik (logistic regression). Alasan menggunakan alat analisis regresi (logistic

regression) adalah karena variabel dependen bersifat dummy (menerima atau tidak

menerima pembentukan UPZ). Regresi logistik adalah regresi yang di gunakan untuk

menguji apakah probabilitas terjadinya variable dependen dapat diprediksi oleh varibel

Page 77: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

62

independen. Pada teknik analisi regresi logistik tidak memerlukan lagi uji normalitas

dan uji asumsi klasik pada varibel bebasnya (Ghozali, 2011).

Analisis regresi logistik di gunakan untuk menguji apakah variabel-variabel

transparansi, akuntabilitas dan program BAZNAS berpengaruh terhadap pembentukan

UPZ Masjid. Model regresi yang di kembangkan dalam penelitian ini sebagai berikut:

D_Keputusani = α + β₁ Akuntabilitasi + β₂ Transparansii + β₃ Sosialisasi Program

BAZNASi + εi

Keterangan:

Keputusan : Variabel dummy, 1 jika membentuk UPZ, 0 jika tidak

membentuk UPZ

α : Konstanta

β₁ Akuntabilitas : Variabel x1

β₂ Transparansi : Variabel x2

β₃ Program : Variabel x3

ε : Koefisien error

Langkah-langkah dalam pengujian regresi logistik adalah sebagai berikut

(Ghozali, 2011):

a. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Uji ini digunakan untuk menilai model yang telah dihipotesiskan telah fit atau

tidak dengan data. Hipotesis untuk menilai metode fit adalah:

Ho : Model yang dihipotesiskan fit dengan data

H1 : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data

Page 78: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

63

Dari hipotesis ini, agar model fit dengan data maka harus diterima. Statistik

yang digunakan berdasarkan Likelihood. Likelihood L dari model adalah

probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Adanya

pengurangan nilai anatara nilai awal -2LogL dengan nilai -2LogL pada langkah

berikutnya menunjukan mengambarkan data input. Adanya pengurangan nilai antar

nilai awal -2LogL dengan nilai - 2LogL. Pada langkah berikutnya menunjukan

bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data. Penemuan likelihood (-2LogL)

menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang

dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2011).

b. Koefisien Determinan (Naglkerke R Square)

Nagelkerke R Square merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui

seberapa besar variabel independen mampu menjelaskan dan mempengaruhi

variabel dependen. Nilai Nagelkerke R Square bervariasi antara 1 (satu) sampai

dengan 0 (nol). Jika nilai semakin mendekati 1 maka model dianggap semakin

goodness of fit, sementara jika semakin mendekati 0 maka model dianggap tidak

goodness of fit (Ghozali, 2011).

c. Menilai Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and

Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hosmer and lemeshow’s Goodness of Fit Test

menjadi hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak

ada perbedaan dengan data sehingga model data dikatakan fit). Adapun hasilnya

(Ghozali, 2011):

Page 79: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

64

1) Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama dengan

atau kurang dari 0,05 maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan

signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga Goodness fit model

tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya.

2) Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of fit test lebih besar dari

0,05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu

memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima

karena cocok dengan data observasinya.

d. Matriks Klasifikasi

Matriks klasifikasi menunjukan kekuatan prediksi dari model regresi untuk

memprediksi kemungkinan masjid membentuk UPZ. Tabel klasifikasi berfungsi

untuk menghitung nilai estimasi yang benar (correct) dan salah (incorrect). Tabel

ini merupakan tabel kontingensi 2×2 yang seharusnya terjadi atau disebut juga

frekuensi harapan berdasarkan data empiris variabel dependen. Pada kolom

merupakan dua nilai prediksi dari variabel dependen, sedangkan pada baris

menunjukkan nilai observasi sesungguhnya pada variabel dependen. Pada model

yang sempurna semua kasus akan berada pada diagonal dengan tingkat ketepatan

peramalan 100%. Jika model logistik mempunyai homokedastisitas, maka

persentase yang benar akan sasma untuk kedua baris (Ghozali, 2016).

Page 80: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

65

e. Pengujian Hipotesis Penelitian

Pengujian dengan model regresi logistik digunakan dalam penelitian ini

adalah untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel independen

terhadap variabel dependen.

Kriteria pengujian:

1) Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 90% atau taraf signifikan 10% (α =

0,1).

2) Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis didasarkan pada signifikan ρ-value.

a) Jika taraf signifikan > 0,1 ditolak

b) Jika taraf signifikan < 0,1 diterima

Page 81: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

66

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan sekunder

yang diperoleh dari responden penelitian dan pihak lembaga, yang berupa hasil dari

kuesioner/angket yang disebarkan, serta wawancara dengan pengurus BAZNAS.

Populasi objek atau sasaran penelitian ini adalah Masjid- masjid di Kota Tangerang

Selatan. Pengambilan sampel menggunakan Simple Random Sampling berdasarkan

kecamatan yang ada di Kota Tangerang Selatan.

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi logistik

(logistic regression). Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh

mengenai variabel independen (transparansi, akuntabilitas dan sosialisasi program

BAZNAS) terhadap variabel dependen yaitu pembentukan UPZ. Analisis data dan

pengujian terhadap masing-masing hipotesis dalam penelitian menggunakan SPSS

Statistics versi 20.

1. Uji Validitas Data

Sebuah instrumen penelitian dikatakan valid apabila dapat mengungkap data

dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen

menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran

tentang validitas yang dimaksud (Suharsimi Arikunto, 2010).

Page 82: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

67

Dalam penelitian ini perhitungan validitas variabel penelitian dianalisis

dengan menggunakan program SPSS versi 20. Adapun dasar keputusan dalam uji

validitas ini adalah sebagai berikut:

a. Jika nilai rhitung < dari nilai rtabel, maka variabel pernyataan tersebut tidak valid.

b. Jika nilai rhitung > dari nilai rtabel, maka variabel pernyataan tersebut valid.

Dalam penelitian ini, nilai r tabel pada uji validitas n = 15 dengan taraf

kesalahan 0,05 % yang menunjukkan sebesar 0,514. Dengan demikian, variabel

yang nilainya kurang dari 0,514 dinyatakan tidak valid.

Berikut merupakan penjabaran hasil uji validitas dalam penelitian ini sebagai

berikut, yaitu:

Tabel 4.1

Hasil Uji Validitas Variabel Transparansi

Pearson

Correlation

Sig.

(2-tailed)

N

Validitas

Item_1 0,709 0,003 15 Valid

Item_2 0,680 0,005 15 Valid

Item_3 0,418 0,121 15 Tidak Valid

Item_4 0,906 0,000 15 Valid

Item_5 0,806 0,000 15 Valid

Item_6 0,046 0,869 15 Tidak Valid

Item_7 0,183 0,514 15 Tidak Valid

Item_8 0,537 0.039 15 Valid

Berdasarkan hasil perhitungan dalam tabel 4.1 tersebut terlihat bahwa ada 5

butir pernyataan yang valid dibuktikan dengan melihat nilai rhitung > rtabel (pada

Page 83: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

68

kolom pearson correlation), sedangkan 3 butir pernyataan lainnya tidak valid, yang

terlihat dari nilai rhitung < rtabel. Adapun butir pernyataan yang tidak valid antara lain:

Item_3, Item_6, Item_7.

Tabel 4.2

Hasil Uji Validitas Variabel Akuntabilitas

Pearson

Correlation

Sig.

(2-tailed)

N

Validitas

Item_1 0,806 0.000 15 Valid

Item_2 0,534 0.040 15 Valid

Item_3 0,183 0,514 15 Tidak Valid

Item_4 0,582 0.023 15 Valid

Item_5 0,827 0.000 15 Valid

Item_6 0,476 0,073 15 Tidak Valid

Item_7 0,827 0.000 15 Valid

Berdasarkan hasil perhitungan dalam tabel 4.2 tersebut terlihat bahwa ada 5

butir pernyataan yang valid dibuktikan dengan melihat nilai rhitung > rtabel (pada

kolom pearson correlation), sedangkan 2 butir pernyataan lainnya tidak valid, yang

terlihat dari nilai rhitung < rtabel. Adapun butir pernyataan yang tidak valid antara lain:

Item_3, Item_6

Page 84: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

69

Tabel 4.3

Hasil Uji Validitas Variabel Sosialisasi Program BAZNAS

Pearson

Correlation

Sig.

(2-tailed)

N

Validitas

Item_1 0,595 0.019 15 Valid

Item_2 0,724 0.002 15 Valid

Item_3 0,488 0,065 15 Tidak Valid

Item_4 0,869 0.000 15 Valid

Item_5 0,810 0.000 15 Valid

Item_6 0,010 0,971 15 Tidak Valid

Item_7 0,481 0,069 15 Tidak Valid

Item_8 0,827 0.000 15 Valid

Berdasarkan hasil perhitungan dalam tabel 4.3 tersebut terlihat bahwa ada 5

butir pernyataan yang valid dibuktikan dengan melihat nilai rhitung > rtabel (pada

kolom pearson correlation), sedangkan 3 butir pernyataan lainnya tidak valid, yang

terlihat dari nilai rhitung < rtabel. Adapun butir pernyataan yang tidak valid antara lain:

Item_3, Item_6, Item_7.

2. Uji Reliabilitas Data

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui ketepatan suatu instrumen (alat

ukur) di dalam mengukur gejala yang sama walaupun dalam waktu yang berbeda.

Hasil pengukuran yang memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi akan mampu

memberikan hasil yang terpercaya. Tinggi rendahnya reliabilitas sebuah instrumen

penelitian ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas.

Page 85: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

70

Untuk menguji reliabilitas dilihat dari nilai cronbach alpha coefficient > dari

0,6, semakin besar nilai alpha yang dihasilkan artinya butir-butir kuesioner semakin

reliable.

Berikut merupakan penjabaran hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini

sebagai berikut, yaitu:

Tabel 4.4

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Tranparansi

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,793 5 Sumber: output spss versi 20.

Berdasarkan tabel 4.4 yang merupakan hasil output dari uji reliabilitas

variabel transparansi, diperoleh nilai cronbach’s alpha sebesar 0,793 > dari 0,6.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pernyataan tentang variabel

transparansi dalam kuesioner ini adalah reliable, karena mempunyai nilai

cronbach’s alpha yang lebih besar dari 0,6.

Tabel 4.5

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Akuntabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,709 5

Sumber: output spss versi 20

Page 86: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

71

Berdasarkan tabel 4.5 yang merupakan hasil output dari uji reliabilitas

variabel karakteristik wirausaha, diperoleh nilai cronbach’s alpha sebesar 0,709 >

dari 0,6. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pernyataan tentang variabel

akuntabilitas dalam kuesioner ini adalah reliable, karena mempunyai nilai

cronbach’s alpha yang lebih besar dari 0,6.

Tabel 4.6

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Sosialisasi Program BAZNAS

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,823 5

Sumber: output spss versi 20

Berdasarkan tabel 4.6 yang merupakan hasil output dari uji reliabilitas

variabel pelatihan dan pendampingan, diperoleh nilai cronbach’s alpha sebesar

0,823 > dari 0,6. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pernyataan tentang

variabel sosialisasi program BAZNAS dalam kuesioner ini adalah reliable, karena

mempunyai nilai cronbach’s alpha yang lebih besar dari 0,6.

Page 87: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

72

Tabel 4.7

Jumlah Pengamatan

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases

Included in Analysis 30 100,0

Missing Cases 0 ,0

Total 30 100,0

Unselected Cases 0 ,0

Total 30 100,0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of

cases.

Sumber: output spss versi 20

Tabel 4.8

Kategori Variabel Dependen

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

Tidak Membentuk UPZ 0

Membentuk UPZ 1

Sumber: output spss versi 20

Tabel 4.7 menginformasikan tentang jumlah DKM yang dianalisis dalam

penelitian ini. Ada sebanyak 30 DKM yang dianalisis, ditunjukkan pada baris

included in analysis dan pada baris missing cases = 0, artinya adalah dalam

penelitian ini tidak ada mustahik yang terlewatkan (missing).

Sedangkan pada tabel 4.8 menunjukkan kategori variabel dependen. Pada

tabel tersebut memberikan informasi tentang kode variabel yaitu 0 untuk “NON

UPZ” dan 1 untuk “MEMBENTUK UPZ”.

Page 88: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

73

Variabel dependen dalam penelitian ini bersifat dikotomi (non UPZ dan

membentuk UPZ), maka pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan

menggunakan uji regresi logistik.

Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan uji regresi logistik dapat

dijelaskan sebagai berikut (Ghozali, 2005):

a. Uji Wald

Pada Uji Wald, pengujian hipotesis akan dilakukan secara individual atau

secara parsial. Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara memasukkan satu

persatu variabel etos kerja, karakteristik wirausaha, modal zakat, pelatihan dan

pendampingan. Pengujian ini untuk mengetahui pengaruh masing-masing

variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil uji wald terdapat pada

tabel 4.9.

Tabel 4.9

Uji Wald

Sumber: output spss versi 20

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) 95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a Transparansi 100,503 7,585E+11 ,000 1 ,000 4,447E+043 ,000

Akuntabilitas 114,678 33779,077 ,000 1 ,000 6,368E+049 ,000

Sosialisasi_Progr

am_BAZNAS -156,402 43771,832 ,000 1 ,000 ,000 ,000

Constant 1,189 1,184 1,009 1 ,315 3,284

a. Variable(s) entered on step 1: Transparansi, Akuntabilitas, Sosialisasi_Program_BAZNAS.

Page 89: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

74

Berdasarkan tabel 4.9 hasil pengujian secara individual atau parsial sebagai

berikut:

1) Transparansi (X1)

Diketahui bahwa nilai signifikansi 0,000. Nilai signifikansi 0,000 lebih kecil

dari nilai alpha yaitu 0,05 (Nilai sig. 0,000 < 0,05). Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa hipotesis penelitian diterima (Terima H1), maka variabel

transparansi berpengaruh secara individual/parsial terhadap pembentukan UPZ.

Semakin besar tingkat transparansi, semakin mempengaruhi pembentukan UPZ

Masjid.

2) Akuntabilitas

Diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi 0,000

lebih kecil dari nilai alpha yaitu 0,05 (Nilai sig. 0,000 < 0,05). Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian diterima (Terima H1), maka variabel

akuntabilitas berpengaruh secara individual/parsial terhadap pembentukan UPZ.

Semakin besar tingkat akuntabilitas, semakin mempengaruhi pembentukan UPZ

Masjid.

3) Sosialisasi Program BAZNAS

Diketahui bahwa nilai signifikansi 0,000. Nilai signifikansi 0,000 lebih kecil

dari nilai alpha yaitu 0,05 (Nilai sig. 0,015 < 0,05). Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa hipotesis penelitian diterima (Terima H1), maka variabel

sosialisasi program BAZNAS berpengaruh secara individual atau parsial terhadap

Page 90: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

75

pembentukan UPZ. Semakin besar sosialisasi program BAZNAS, semakin

mempengaruhi pembentukan UPZ Masjid.

b. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Uji Overall Model Fit atau uji keseluruhan model ini bertujuan untuk

menguji variabel independen di dalam regresi logistik secara serentak atau

simultan mempengaruhi variabel dependen. Uji Overall Model Fit ini dihitung

dari perbedaan nilai -2LL antara model dengan hanya terdiri dari konstanta dan

model yang diestimasi terdiri dari konstanta dan variabel independen Uji -2LL

mengikuti distribusi chi square dengan derajat kebebasan (degree of freedom)

akan ditampilkan pada tabel 4.10:

Tabel 4.10

Nilai -2LL yang Hanya Terdiri dari Konstanta

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood Coefficients

Constant

Step 0 1 41,589 ,000

a. Constant is included in the model.

b. Initial -2 Log Likelihood: 41,589

c. Estimation terminated at iteration number 1 because

parameter estimates changed by less than ,001.

Sumber: output spss versi 20

Page 91: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

76

Tabel 4.11

Perbandingan Nilai -2LL

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1

Step 29,479 14 0,009

Block 29,479 14 0,009

Model 29,479 14 0,009

Sumber: output spss versi 20

Tabel 4.11 merupakan perbandingan antara nilai -2Log likelihood yang

terdiri dari konstanta saja dengan nilai -2 Log likelihood yang terdiri dari

konstanta dan variabel bebas, perbandingan tersebut mengikuti sebaran Chi

square dengan nilai sebesar 29,479 dan df yaitu 14. Berdasarkan tabel tersebut

diperoleh nilai signifikansi model sebesar 0,009. Karena nilai ini lebih kecil dari

alpha 5% (Nilai Sig. yaitu 0,009 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel

transparansi, akuntabilitas dan sosialisasi program BAZNAS secara simultan

berpengaruh terhadap pembentukan UPZ.

c. Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)

Koefisien determinan digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabilitas

variabel dependen. Koefisien determinan pada regresi logistic dapat dilihat pada

Nagelkerke R Square. Nilai Nagelkerke R Square dapat dilihat pada tabel 4.12.

Page 92: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

77

Tabel 4.12

Koefisien Determinasi

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 12,110a ,626 ,834

Sumber: output spss versi 20

Besarnya nilai koefisien determinan pada model regresi logistik

ditunjukkan oleh nilai Nagelkerke R Square, yaitu sebesar 0,834. Dengan

demikian nilai variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel

independen adalah sebesar 83,4%, sedangkan sisanya yaitu sebesar 16,6%

dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian ini.

d. Menguji Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit)

Pengujian regresi logistik juga akan diuji terhadap ketepatan antara

prediksi model regresi logistik dengan data hasil observasi yang dinyatakan

dalam uji kelayakan model (goodness of fit). Pengujian ini diperlukan untuk

memastikan tidak adanya kelemahan atas kesimpulan dari model yang diperoleh.

Model regresi logistik yang baik adalah apabila tidak terjadi perbedaan antara

data hasil observasi dengan data yang diperoleh dari hasil prediksi.

Untuk melihat apakah data empiris sesuai dengan model sehingga model

dapat dikatakan fit, kecocokan atau kelayakan model regresi secara keseluruhan

dalam hal ini digunakan uji Hosmer and Lemeshow’s test dengan kriteria sebagai

Page 93: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

78

berikut:

1) Jika nilai Hosmer and Lemeshow ≤ 0,05 artinya ada perbedaan signifikan

antara model dengan observasinya sehingga goodness fit tidak baik, karena

model tidak dapat memprediksikan nilai observasinya.

2) Jika nilai Hosmer and Lemeshow > 0,05 artinya model mampu

memprediksikan nilai observasinya atau dapat dikatakan bahwa model dapat

diterima karena cocok dengan data observasinya.

Uji Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit dapat ditunjukkan pada tabel

4.13 berikut ini:

Tabel 4.13

Menguji Kelayakan Model

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 2,439 7 ,932

Pada tabel 4.13 menunjukkan nilai Chi-square sebesar 2,439 dengan nilai

signifikansi sebesar 0,932. Berdasarkan hasil tersebut, nilai signifikansi sebesar

0,932 lebih besar dari nilai alpha yaitu 0,05 (Nilai Sig. 0,932 > 0,05), maka dapat

disimpulkan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya.

e. Matriks Klasifikasi

Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi

untuk memprediksi kemungkinan membentuk UPZ. Matriks klasifikasi disajikan

pada tabel 4.14 yaitu:

Page 94: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

79

Tabel 4.14

Matriks Klasifikasi

Classification Tablea

Observed Predicted

Y Percentage

Correct

NON UPZ MEMBENTUK

UPZ

Step 1 Y

NON UPZ 14 1 93,3

MEMBENTUK UPZ 1 14 93,3

Overall Percentage 93,3

a. The cut value is ,500

Sumber: output spss versi 20

Berdasarkan tabel 4.14 jumlah sampel yang tidak membentuk UPZ

sebanyak 14 + 1 = 15 orang, Sedangkan yang membentuk UPZ yaitu sebanyak 1

+ 14 = 15 orang. Nilai overall percentage sebesar 93,3% yang berarti ketepatan

model penelitian ini adalah sebesar 93,3%.

f. Hasil Uji Regresi Logistik

Model regresi logistik yang terbentuk disajikan pada tabel 4.15 sebagai

berikut:

Page 95: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

80

Tabel 4.15

Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik

Sumber: output spss versi 20

Berdasarkan tabel 4.15 dari hasil uji regresi logistik, maka persamaan

regresi yang didapat adalah sebagai berikut:

Keterangan:

TRANS : Transparansi

AKUN : Akuntabilitas

SPB : Sosialisasi Program BAZNAS

Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa angka

transparansi yaitu 100,503 Semakin besar angka transparansi, maka semakin

mempengaruhi pembentukan UPZ Masjid. Kemudian angka akuntabilitas yaitu

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) 95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a

Transparansi 100,503 7,585E+11 ,000 1 ,000 4,447E+043 ,000

Akuntabilitas 114,678 33779,077 ,000 1 ,000 6,368E+049 ,000

Sosialisasi_Progr

am_BAZNAS -156,402 43771,832 ,000 1 ,000 ,000 ,000

Constant 1,189 1,184 1,009 1 ,315 3,284

a. Variable(s) entered on step 1: Transparansi, Akuntabilitas, Sosialisasi_Program_BAZNAS.

Pembentukan UPZ = 1,189 + 100,503 TRANS + 114,678 AKUN – 156,402 SPB + e

+ 0,000 MODAL + 0,556 PP + e

Page 96: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

81

114,678. Semakin besar angka akuntabilitas, maka semakin mempengaruhi

pembentukan UPZ Masjid. Kemudian angka sosialisasi yaitu –156,402. Semakin

besar angka sosialisasi, maka semakin mempengaruhi pembentukan UPZ Masjid.

B. Analisis Persepsi UPZ dan Non UPZ Tingkat Masjid terhadap BAZNAS Kota

Tangerang Selatan

Dunia zakat memiliki potensi untuk dikembangkan secara ekonomi. Pada satu

dekade terakhir, zakat mengalami perkembangan yang pesat jika dilihat dari

pertumbuhannya. Potensi zakat di Indonesia pada tahun 2011 yang mencapai 217

trilliun rupiah merupakan jumlah yang sangat besar yang dapat menjadi solusi finansial

dalam mengatasi permasalahan kemiskinan dan ketimpangan di Indonesia (Lubis,

Anggraini, dan Rulian, 2014). Akan tetapi jumlah zakat yang berhasil dihimpun oleh

BAZNAS se-Indonesia pada tahun 2011 adalah 39 miliar rupiah dari 217 triliun rupiah

(baznas.or.id).

Adanya kesenjangan yang cukup besar antara potensi zakat yang ada dengan

besarnya zakat yang berhasil dihimpun dan didistribusikan mengundang banyak

pertanyaan, mengingat banyaknya jumlah Organisasi Pengelola Zakat dan besarnya

perhatian pemerintah dalam menangani persoalan zakat. Rendahnya rasio

penghimpunan zakat di indonesia disebabkan oleh beberapa faktor.

Pemerintah belum menerapkan sistem akreditasi dan standar akuntansi publik

untuk LAZ sehingga belum ada standar yang pasti bagi setiap LAZ dalam melaporkan

kinerjanya secara keseluruhan di samping laporan keuangannya sehingga tingkat

transparansi LAZ masih lemah (Jahar, 2010).

Page 97: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

82

Hasil survei yang dilakukan PIRAC pada tahun 2007 menyebutkan bahwa terjadi

penurunan penyaluran zakat oleh muzakki kepada BAZ dan LAZ dari 9% dan 1,5%

pada tahun 2004 menjadi 6% dan 1,2% pada tahun 2007. Salah satu faktor

penyebabnya adalah menurunnya kepercayaan masyarakat kepada pengelola zakat,

baik BAZ maupun LAZ (PIRAC, 2007).

Pendapat di atas semakin diperkuat oleh survei nasional yang diselenggarakan

oleh Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Survei tersebut

menunjukkan bahwa 97% masyarakat menginginkan LAZ bekerja secara akuntabel

dan transparan, 90% meminta adanya kemudahan akses untuk melakukan pengawasan

terhadap dana yang dikelola, 90% menuntut pempublikasian laporan keuangan di

media massa. Selanjutnya, 88% masyarakat merasa perlunya pendataan donatur. Selain

itu, 75% masyarakat tidak ingin menyalurkan zakat ke lembaga zakat yang kurang

dikenal akuntabilitasnya. Bahkan sebesar 63% masyarakat ingin mengetahui ke mana

dana zakat diserahkan (demustaine.blogdetik.com).

Faktor yang mempengaruhi keinginan membayar zakat yaitu akuntabilitas.

Akuntabiltas harus diutamakan dalam mengelola zakat karena dapat meningkatkan

kepercayaan muzakki untuk membayar zakat pada Baitul Mal. Faktor lain yang

mempengaruhi keinginan muzakki membayar zakat di Baitul Mal adalah transparansi.

Salah satu sebab transparansi menjadi faktor yang penting dalam pengelolaam zakat

adalah dengan adanya tranparansi maka muzakki mengetahui realisasi pengelolaan

zakat yang mereka setor ke Baitul Mal (Nurhasanah, 2018).

Page 98: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

83

Pengaruh akuntabilitas terhadap tingkat kepercayaan muzakki dapat dilihat dari

bagaimana seorang muzakki akan berkesinambungan dalam membayar zakatnya

langsung kepada mustahiq. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tasnian (2008)

ditentukan bahwa akuntabilitas administrasi zakat memiliki pengaruh terhadap tingkat

kepercayaan muzakki dalam keinginan membayar zakat pada lembaga zakat.

Faktor yang mempengaruhi tingkat kepercayaan muzakki selanjutnya adalah

transparansi. Pentingnya transparansi dalam menyelenggarakan dana zakat sangat

mempengaruhi tingkat kepercayaan muzakki terhadap lembaga zakat. Transparansi

juga telah menjadi tuntutan masyarakat sehingga merupakan kepedulian masyarakat

terhadap lembaga yang mengelola dana umat. Transparansi pengelolaan dan zakat

berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan muzakki (Hoirot, 2013).

Hermawan (2010) melakukan penelitian tentang Akuntansi zakat dan upaya

peningkatan transparansi dan akuntabilitas lembaga amil zakat menjelaskan bahwa ada

pengaruh positif variabel akuntansi zakat terhadap variabel transparansi dan

akuntabilitas lembaga amil zakat.

Pembentukan UPZ khususnya UPZ Masjid di Kota Tangerang Selatan

merupakan inisiatif pemerintah untuk menertibkan pengelolaan dana zakat. Oleh

karenanya diterbitkan aturan-aturan sebagai landasan pelaksanaan, namun inisiatif

untuk pembentukan UPZ Masjid tersebut kurang berjalan optimal, dan juga sosialisasi

yang kurang merata dan belum mendapatkan ouput yang baik. Hal tersebut disebabkan

oleh beberapa problem yang muncul di tengah-tengah masyarakat.

Page 99: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

84

Kendala pertama yaitu masalah persepsi masyarakat, diantara sebagian persepsi

yang muncul adalah (Pak Tarjuni, 2019):

1. Kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pemerintah (BAZNAS) atau

lembaga amil zakat.

2. Sebagian pengurus takmir memiliki pandangan bahwa aktivitas pengumpulan dana

ZIS yang dilaksanakan akan dikontrol dan diambil alih oleh pemerintah.

3. Para takmir masjid berkeinginan kuat untuk mengelola dananya sendiri tanpa ada

intervensi dari pihak manapun termasuk pemerintah.

Sebagian masyarakat juga berpandangan bahwa zakat yang disalurkan melalui

amil dianggap tidak tampak karena disalurkan di tempat yang berbeda sehingga timbul

kehawatiran di hati masyarakat (muzakki) tentang penggunaan dana zakatnya. Oleh

sebab itu masyarakat (muzakki) cenderung menyalurkan zakatnya secara langsung (Pak

Sartono, 2019).

Salah satu takmir masjid juga mengemukakan bahwa dengan dibentuknya UPZ

akan berpotensi menimbulkan problem sosial antar pengurus masjid, karena akan

terjadi tarik ulur untuk mendapatkan muzakki yang lebih banyak. Karena satu desa

terdapat banyak masjid dan banyak jamaah yang tidak tetap, hal tersebut dianggap akan

menjadi masalah baru (Pak Sartono, 2019).

Selanjutnya yang menjadi problem dasar dari pembentukan UPZ Masjid ini

adalah kurangnya informasi yang di dapatkan sebagian masyarakat dan kurangnya

pengetahuan tentang fungsi Baznas maupun fungsi UPZ Masjid, bahkan masih ada

sebagian masyarakat yang tidak mengenal Baznas terutama masyarakat yang

Page 100: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

85

dikategorikan “awam” sehingga sebagian diantara mereka menyalurkan zakatnya

secara langsung kepada mustahik, baik itu kepada fakir, miskin, maupun keluarga

terdekatnya (Pak Tarjuni, 2019).

Selain hal tersebut yang menjadi juga menjadi problem utama adalah kurangnya

sosialisasi dan edukasi, sedangkan masyarakat yang masih ”awam” harus diberikan

edukasi dan pengajaran tentang pentingnya zakat diserahkan kepada amil, dalam hal

ini Baznas atau UPZ supaya zakat dapat disalurkan secara merata (Pak Tarjuni, 2019).

Jadi berdasarkan pengamatan penulis di lapangan terdapat temuan beberapa

problem pembentukan UPZ Masjid, yaitu:

1. Masalah pemahaman masyarakat yang belum sepenuhnya mengetahui keberadaan,

fungsi dan tata kerja baik Baznas maupun UPZ.

2. Masalah persepsi yaitu kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah

atau badan yang mengurusi dana zakat.

3. Kurangnya sosialisasi untuk mengedukasi masyarakat, khususnya masyarakat yang

dikategorikan “awam”.

Terbentuknya Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Masjid di Kota Tangerang Selatan

khususnya di dianggap penting karena diharapkan bisa menjadi lokomotif

pemberdayaan ekonomi umat melalui instumen zakat. Namun misi baik tersebut dalam

perjalanannya mengahadapi berbagai tantangan dan persoalan, sehingga hal ini

diperlukan analisa mendalam untuk memahaminya.

Urgensi pelembagaan zakat juga diharapkan untuk mengatasi masalah klasik

yang tak pernah memudar yaitu kemiskinan. Khalifah Ali bin Abi Thalib pernah

Page 101: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

86

berkata ”seandainya kemiskinan berwujud seorang manusia, niscaya akau akan

membunuhnya”. Ucapan khalifah keempat tersebut mengandung makna bahwa ia

mendeklarasikan tegas perang terhadap kemiskinan. Islam menyediakan seperangkat

ajaran yang komprehensif untuk memecahkan masalah kemiskinan, diantaranya

melalui lembaga amil zakat, infak, dan shodaqoh (Muhammad, 2017).

Zakat memang penting untuk dilembagakan agar pengelolaan zakat dapat

terkontrol dengan baik oleh pemerintah, adapun alasan yang mendasari agar zakat

dikelola oleh amil dan diawasi oleh pemerintah adalah sebagai berikut (Shihab, 1994):

1. Jaminan terlaksananya syariat zakat (bukankah ada saja beberapa orang yang

berusaha menghindar bila tidak diawasi oleh penguasa).

2. Pemerataan (karena dengan keterlibatan satu tangan, diharapkan seseorang tidak

akan memperoleh dua kali dari dua sumber, dan diharapkan pula semua mustahik

akan memperoleh bagiannya).

3. Memelihara rasa malu para mustahik, karena mereka tidak perlu berhadapan

langsung dengan para muzakki, dan mereka tidak harus pula datang meminta.

4. Sektor asnaf yang harus menerima zakat tidak terbatas pada individu, tetapi juga

untuk kemaslahatan umum, dan wilayah ini hanya bisa ditangan oleh pemerintah.

Oleh karenanya persyaratan untuk menjadi amil bukan hanya harus seorang

muslim, melainkan juga seorang yang terpercaya (persyaratan ini disepakati oleh para

ulama), kemudian mampu mengetahui hukum-hukum menyangkut zakat, dan mampu

melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan padanya (Shihab, 1994).

Page 102: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

87

Diantara beberapa problem yang muncul dalam pembentukan UPZ Masjid di

Kota Tangerang Selatan dapat di uraikan sebagai berikut:

1. Minimnya Kepercayaan Terhadap Pemerintah atau Lembaga Amil Zakat

Salah satu yang menjadi persoalan adalah kurangnya kepercayaan umat

kepada pemerintah maupun kepada lembaga pengelola zakat. Keberadaan lembaga-

lembaga filantropis Islam kurang mendapatkan legitimasi di hati masyarakat, karena

kehadiran lembaga-lembaga tersebut belum mampu menjawab keraguan

masyarakat terhadap akuntabilitas dan kejelasan dana sosial yang sudah

dikumpulkan. Masyarakat masih merasa nyaman menyalurkan zakat untuk

pembangunan masjid, musholla atau langsung kepada mustahik (Anwarudin, 2012).

Tidak jarang pula ada tudingan bahwa lembaga-lembaga filantropis ini lebih

menjalankan praktik bisnis dari sekadar mengusung misi sosial dan kemanusiaan.

Terlebih lagi dana dana yang dihimpun dari masyarakat ini disimpan di bank yang

tidak menutup kemungkinan terjadi pengembangan dana yang bisa digunakan untuk

kepentingan bisnis. Anggapan-anggapan tersebut tidak bisa dihentikan, yang bisa

dilakukan sebagai amil adalah menepis anggapan tersebut dengan menampilkan

laporan akuntabilitas dan transparansi yang jelas kepada masyarakat (Anwarudin,

2012).

Asas kejujuran dan transparansi harus benar-benar dijunjung tinggi oleh para

pengemban amanah dana zakat agar kepercayaan masyarakat tidak rapuh. Pada

masa Rasulullah Saw masalah pengelolaan zakat, walaupun dalam bentuk yang

sederhana namun pengelolaan zakat ketika itu dapat dikategorikan baik dan berhasil.

Page 103: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

88

Hal tersebut disebabkan faktor SDM yang memadai baik secara dhohir

(kemampuan) maupun secara batin (jujur, amanah, transparan dan akuntabel)

(Fakhruddin, 2008).

Sebagaimana dibuktikan dalam hadits :

Artinya: Dari Abu Humaid As-Saidi ra. Rasulullah Saw menunjuk seseorang yang

dipanggil Al-Luthabiyyah dani suku Sulaim. Ketika ia kembali (dari tugas

mengumpulkan zakat) Nabi Saw memeriksa dan menghitung hasil pengumpulan

zakat bersamanya. (HR Bukhari).

Petikan hadits tersebut mengisyaratkan bahwa Rasulullah Saw sebagai kepala

Negara berperan dalam proses pengawasan dan pemeriksaan dalam tata kelola zakat

yang dikumpulkan oleh amil. Memang kapasitas kesucian hati amil saat ini tidak

bisa dibandingkan dengan masa Rasulullah Saw akan tetapi paling tidak Hal tersebut

memberikan pelajaran betapa pentingnya controlling (pengawasan) untuk

menciptakan transparansi sehingga lembaga amil mendapatkan kepercayaan penuh

dari masyarakat.

2. Minimnya Pemahaman Masyarakat Terhadap Lembaga Pengelola Zakat

Yang menjadi masalah berikutnya adalah sebagian masyarakat kurang

teredukasi secara baik dan merata tentang keberadaan dan fungsi lembaga pengelola

zakat baik yang berada di bawah naungan pemerintah seperti BAZNAS, dan UPZ

atau pengelola zakat swasta. Masalah pemahaman ini sebenarnya dapat

dikategorikan kepada dua hal. Pertama, sebagian masyarakat yang memahami

tentang adanya lembaga amil zakat akan tetapi tidak mempercayakan zakatnya

Page 104: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

89

kepada lembaga tersebut karena faktor sebagaimana dijelasakan diatas. Kedua,

sebagian masyarakat yang memang secara lahiriah benar-benar belum memahami

eksistensi dan fungsi dari lembaga amil zakat. Pada bagian kedua ini yang juga perlu

dilakukan analisa mendalam.

Perlu disadari bahwa upaya meningkatkan kualitas umat Islam melalui

dakwah dan edukasi merupakan tugas yang amat penting dan strategis untuk

dilaksanakan. Dengan mengedepankan kualitas, diharapkan umat Islam dapat

memainkan peran sosial keagamaan dan kenegaraaan khususnya di dalam bersinergi

untuk mengentaskan masalah kemiskinan.

Selain itu yang juga perlu disadari bahwa shalat dan zakat adalah satu kesatuan

yang tidak terpisahkan, banyak ayat al-qur’an yang menyebutkan keduanya saling

berdampingan, sehingga aplikasinyapun sangat erat dengan kemakmuran masjid

dan masyarakat. Ayat yang selalu menyertakan shalat dengan zakat mengisyaratkan

betapa eratnya keberadaan masjid dengan pengelolaan zakat. Keberhasilan zakat

yang dikelola masjid merupakan ukuran bagi kemakmuran masjid itu sendiri. Oleh

karena itu menjadi penting jika tiap masjid dibentuk satu organisasi yang disebut

Unit Pengumpul Zakat Masjid (UPZ-Masjid). UPZ Masjid ini adalah transformasi

dari UPZ mitra BAZNAS yang disinergikan dengan masjid. (Kementrian Agama

RI).

Salah satu faktor yang menjadi penyebab tidak maksimalnya pemberdayaan

zakat dapat dilihat dari beberapa aspek, diantaranya:

Page 105: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

90

a. Rendahnya frekuensi penyuluhan tentang zakat.

Rendahnya frekuensi penyuluhan mengakibatkan kurang meratanya

pemahaman tentang keberadaan lembaga zakat.

b. Belum adanya data muzakki dan mustahik secara akurat.

Dengan belum adanya data muzakki dan mustahik yang akurat dapat

berakibat belum efektifnya pengumpulan dan pendayagunaan zakat.

Jika mengamati hal tersebut maka problem terkait pembentukan UPZ Masjid

ini tidak sepenuhnya kemunculannya bersumber dari masyarakat, melainkan juga

bersumber dari pemerintah atau lembaga pengelola zakat. Sehingga anggaran

operasional untuk merealisasikan program sosialisasi dan edukasi harus

mendapatkan perhatian khusus.

C. Alternatif Penyelesaian Problem Pembentukan UPZ Masjid Di Kota Tangerang

Selatan

Sebagaimana paparan diatas berdasarkan hasil pengamatan dan penggalian data

di lapangan, penulis dapat mengidentifikasi beberapa masalah yang muncul

diantaranya meliputi:

1. Masalah pemahaman masyarakat yang belum sepenuhnya mengetahui keberadaan,

fungsi dan tata kerja baik BAZNAS maupun UPZ.

2. Masalah persepsi yaitu kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah

atau badan yang mengurusi dana zakat.

3. Kurangnya sosialisasi untuk mengedukasi masyarakat, khususnya masyarakat yang

dikategorikan “awam”.

Page 106: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

91

Tentu adanya problem-problem tersebut tidak boleh diabaikan begitu saja

melainkan harus dicarikan solusi penyelesaiannya. Maka dengan ini penulis

mengajukan beberapa alternatif yang bisa dilakukan untuk menembus dinding problem

tersebut.

a. Penyelesaian Masalah Persepsi Ketidakpercayaan Pada Pemerintah/Lembaga Zakat

Masalah ini dapat diselesaikan dengan memegang teguh asas transparansi dan

akuntabilitas lembaga zakat. Secara teknis implementasinya, BAZNAS selaku

induk dari UPZ Masjid menyalurkan program-programnya di wilayah yang masih

kental tradisi klasiknya dan wilayah yang paling minim kepercayaannya kepada

BAZNAS kemudian para muzakki yang menunaikan zakatnya diundang pada

program penyaluran tersebut. Sehingga atas dasar itu secara perlahan persepsi

ketidakpercayaan masyarakat akan memudar dengan sendirinya.

b. Penyelesaian Masalah Minimnya Pemahaman Masyarakat

Masalah ini murni penyelsaiannya ada di tangan pemerintah. Tidak adacara

lain selain pemerintah berani mengambil terobosan untuk mengoptimalkan

sosialisasi dan edukasi. Sehingga pihak Baznas dapat mengedukasi pemahaman

masyarakat yang masih lemah, dan dapat mengadakan program-program

pemberdayaan dan pembinaan para calon amil zakat.

Page 107: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

92

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Persepsi UPZ dan Non UPZ Tingkat Masjid terhadap BAZNAS Kota Tangerang

Selatan.dipengaruhi oleh beberapa permasalahan. Permasalahan tersebut dapat

dikategorikan yaitu, masalah persepsi kurangnya kepercayaan masyarakat karena

kurangnya transparansi dan akuntabilitas terhadap pemerintah atau badan yang

mengurusi dana zakat, kemudian kurangnya sosialisasi untuk mengedukasi

masyarakat serta masalah rendahnya pemahaman masyarakat terhadap UPZ.

2. Penyelesaian masalah persepsi yaitu dengan meningkatkan transparansi dan

akuntabilitas. Penyelesaian masalah kurangnya sosialisasi dan rendahnya

pemahaman masyarakat dengan meningkatkan kegiatan sosialisasi yang

diselenggarakan oleh pemerintah atau BAZNAS untuk mengedukasi masyarakat

awam terhadap UPZ.

3. Transparansi, Akuntabilitas dan Sosialiasi Program BAZNAS berpengaruh secara

signifikan dalam mempengaruhi pembentukan UPZ Tingkat Masjid di Kota

Tangerang Selatan.

B. SARAN

1. Pemerintah atau BAZNAS hendaknya mematangkan persoalan-persoalan teknis

yang berkaitan dengan kebutuhan Baznas itu sendiri maupun kebutuhan masyarakat

seperti laporan yang transparan dan akuntabel.

Page 108: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

93

2. Harus menelaah dan memahami permasalahan yang ada di masyarakat secara

mendalam.

3. Mencarikan alternatif penyelesaian yang tidak menganggu kenyamanan hati

masyarakat dengan mengadakan rapat atau musyawarah dengan pihak berkaitan,

karena tradisi penyaluran zakat termasuk persoalan yang sensitif.

Page 109: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

94

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Abidin, Hamid. (2014). Reinterpretasi Pendayagunaan Zakat. Jakarta: Piramedia.

Adh-dharir, S.M. (2005). Transaksi dan etika bisnis dalam Islam. Jakarta: Visi Insani

Publishing.

Anwarudin, Aan. (2012). Menjadi Amil Mengapa Tidak? Satu-Satunya Petugas Yang

Diabadikan Dalam Al-Qur’an. Surabaya: Dinar Media.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. (2010). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Fakhruddin. (2008). Fiqih Dan Menejemen Zakat di Indonesia. Malang: UIN-Malang

Press.

Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 17.

Cet. 5. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 23.

Edisi Delapan. Cet. 8. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ihrom. (2004). Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Kuncoro, M. (2009). Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

MacIver, Robert M. (1961). The Web of Government. New York: The Macmillan

Company.

Mardiasmo. (2002). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi.

Margono. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Maryati, Kun. (2006). Sosiologi. Jilid 3. Jakarta: Penerbit ESIS.

Noordiawan, D. (2009). Akuntansi Pemerintahan. Jakarta: Salemba Empat Press.

Poerwadarimta, W.J.S. (1996). Pengertian Kesejahteraan Manusia. Bandung: Mizan.

Sahri, Muhammad. (2006). Mekanisme Zakat & Permodalan Masyarakat Miskin.

Malang: Bahtera Press.

Sholahuddin. (2006). Ekonomi Islam. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Page 110: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

95

Soekanto, Soerjono. (1993). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suharto. (1991). Tanya Jawab Sosiologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Suharyadi dan Purwanto S.K. (2015). Statistika Untuk Ekonomi Dan Keuangan

Modern. Jakarta: Salemba Empat.

Sunarto, Kamanto. (1993). Pengantar Sosiologi. Yogyakarta: Yayasan Obor

Indonesia.

Sutaryo. (2004). Dasar-Dasar Sosialisasi. Jakarta: Rajawali Press.

Sutedi, A. (2011). Good Corporate Governnce. Jakarta: Sinar Grafika.

Suyono, Ariyono. (1985). Kamus Antropologi. Jakarta: Akademi Persindo.

Taliziduhu, Ndraha. (2003). Kybernologi (Ilmu Pemerintahan Baru). Jakarta: Rineka

Cipta.

Wibowo. (2006). Manajemen Perubahan. Jakarta: PT. Grafindo Persada.

Wirawan. (2012). Evaluasi ; Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi. Contoh

Aplikasi Evaluasi Program: Pengembangan Sumber Daya Manusia, Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan, Kurikulum,

Perpustakaan, dan Buku Teks. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Jurnal:

Assagaf, Muhammad Ashari. (2016). Pengaruh Akuntabilitas dan Transparansi

Pengelolaan Zakat Terhadap Minat Muzakki Membayar Zakat. Skripsi UIN

Alauddin Makassar.

CUI-ITB. (2004). Keterkaitan Akuntabilitas dan Transparansi Dalam Pencapaian Good

Governance. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol. 15, No. 1.

Darmawati Dwita, Mukti M. Arifin, Wahyudin. (2011). Kinerja Lembaga Amil

Zakat/LAZ dalam Perspektif Keuangan dan Customer (Studi Kasus di Kabupaten

Page 111: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

96

Banyumas). Journal Proceding, Vol 1, No. 1. Universitas Jendral Soedirman,

Purwokerto.

Divisi Publikasi dan Jaringan PUSKAS BAZNAS. (2017). Outlook Zakat Indonesia

2017. Puskas Baznas.

Fatmawati, E., Hasanah., Nurdin. (2016). Analisis implementasi prinsip transparansi

dalam pengelolaan zakat di BAZ Bandung. Prosiding Keuangan dan Perbankan

Syariah. ISSN 2460-6561. Universitas Islam Bandung.

Gustina. (2008). Manajemen dan Akuntabilitas Institusi Pengelola Zakat : Suatu

Tinjauan Teoritis. Jumal Akuntansi & Manajemen, Vol 3, No.1. Juni 2008 ISSN

1858-3687. Jurusan Ilmu Pemerintahan. Lampung.

Hermawan, S. (2010). Akuntansi Zakat dan Upaya Transparansi dan Akuntabilitas

Lembaga Amil Zakat. Jurnal ekonomi. Vol 1. No. 2. Fakultas Ekonomi.

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo . Hal 34-42.

Hoirot, A. F. (2013). Pengaruh transparansi pengelolaan dana zakat terhadap tingkat

kepercayaan muzzaki (studi kasus pada lembaga amil zakat (laz) dhompet

dhuafa, Ciputat. Skripsi. Ciputat: Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang.

Husni, Shabri. (2011). Pengukuran Kinerja Badan Amil Zakat dan Lembaga Amil

Zakat di Provinsi Sumatra Barat. Tesis Universitas Indonesia. Depok.

Jahar, Asep Saepudin. (2010), Masa Depan Filantropi Islam Indonesia Kajian

Lembaga-lembaga Zakat dan Wakaf.. Annual Conference on Islamic Studies

(ACIS) ke-10, Banjarmasin.

Kusmiati, Mia. (2015). Membangun Kesehatan Organisasi Institusi Pendidikan

Dokter: sebuah Transformasi menuju Akuntabilitas Sosial, MIMBAR. Jurnal

Sosial dan Pembangunan. Vol. 31, No. 1, Juni, pp. 123-134.

Laela, S. F. (2014). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Organisasi

Pengelola Zakat. Tazkia Islamic Finance and Business Review, Vol 5, No. 2.

Bogor.

Page 112: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

97

Lubis D, Anggraini L, dan Rulian N.A. (2014), Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Muzaki dalam Memilih Organisasi Pengelola Zakat, IQTISHODA Jurnal

Ekonomi Islam Republika, Republika Kamis, 24 April 2014.

Nurhasanah, Siti. (2018). Akuntabilitas Laporan Keuangan Lembaga Amil Zakat

Dalam Memaksimalkan Potensi Zakat. Jurnal Ilmu Akuntansi. Volume 11 (2),

2018: 327 – 348 P-ISSN: 1979-858X; E-ISSN: 2461-1190 DOI:

10.15408/akt.v11i2.8826

Rahmanurrasjid, Amin. (2008). Akuntabilitas Dan Transparansi Dalam Pertanggung

Jawaban Pemerintah Daerah Untuk Mewujudkan Pemerintahan Yang Baik Di

Daerah. Tesis Universitas Diponegoro. Semarang.

Rahmawati, E.N. (2014). Hubungan Penerapan Prinsip Transparansi dan Akuntabilitas

Dengan Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) (Studi Kasus Desa Candi Mas,

Kecamatan Abung Selatan, Lampung Utara). Skripsi Universitas Lampung.

Lampung

Riyanti, Y.R. Gugus I. (2011). Akuntabilitas pada lembaga amil zakat, infaq dan

shadaqah (Studi kasus pada yayasan dana social Al-Falah (YSDF) Malang).

Jurnal Ekonomi & keuangan Islam, Volume 1, No. 2. Juli 169-180. Universitas

Brawijaya. Malang.

Smith, Rex Deighton. (2004). Regulatory Transparency in OECD Countries :

Overview, Trends a,d Challenges. Journal of Public Administration. Australian.

Peraturan:

Peraturan BAZNAS No.2 Tahun 2016

Undang-Undang No.23 Tahun 2011

Peraturan Pemerintah No.14 Tahun 2014

Page 113: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

98

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Page 114: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

99

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian

KUESIONER

A. Deskripsi Responden

1. Nama Lengkap :

2. Usia :

3. Jenis Kelamin :

4. Alamat :

5. Tempat, Tanggal Lahir :

6. Nomor Telepon :

7. Nama Masjid :

B. Pernyataan Mengenai Variabel Penelitian

Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan tanggapan yang sesuai atas

pernyataan-pernyataan berikut dengan memilih jawaban yang paling sesuai dengan

kehendak pribadi masing-masing pada kolom yang tersedia dibawah ini dengan

tanda centang (√) pada salah satu alternatif jawaban.

Keterangan pilihan jawaban pada pertnyaan variabel (Y):

0 : Jika belum menjadi UPZ

1 : Jika sudah menjadi UPZ

Keterangan pilihan jawaban pada pertnyaan variabel (X1,X2,X3):

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

Page 115: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

100

N : Netral

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

1. Variabel Keputusan Membentuk UPZ Masjid (Y)

No. Pernyataan Pilihan Jawaban

0 1

1 Masjid telah terdaftar UPZ

2. Variabel Transparansi (X1)

No. Pernyataan Pilihan Jawaban

SS S N TS STS

1 BAZNAS memaparkan laporan pengelolaan zakat

kepada masyarakat

2 Laporan pengelolan zakat BAZNAS diterbitkan

secara periodik.

3 BAZNAS mencantumkan kebijakan secara tertulis

4 BAZNAS memberikan informasi yang adil dan

merata mengenai pengelolaan dana zakat

5

BAZNAS menyajikan laporan keuangan secara

lengkap, yaitu meliputi laporan posisi keuangan,

laporan sumber dan penggunaan dana zakat, laporan

arus kas, laporan dana termanfaatkan, dan Catatan

Atas Laporan Keuangan (CALK)

Page 116: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

101

3. Variabel Akuntabilitas (X2)

No. Pernyataan Pilihan Jawaban

SS S N TS STS

1 BAZNAS menjalankan pengelolaan zakat dengan

baik dan benar.

2 BAZNAS menyaluran zakat dengan melihat kebutuhan mustahik

3

BAZNAS mengungkapkan segala informasi

terkait aktivitas dan kinerja finansial kepada DKM

Masjid

4

Laporan pertanggungjawaban BAZNAS mudah

dipahami, diakses dan bersifat terbuka bagi pihak-

pihak yang berkepentingan.

5

Laporan pertanggungjawaban BAZNAS

menunjukkan pencapaian hasil-hasil program dan

kegiatan secara efektif.

4. Variabel Sosialisasi Program BAZNAS (X3)

No. Pernyataan Pilihan Jawaban

SS S N TS STS

1 Saya mengetahui program UPZ Masjid

2 BAZNAS melakukan sosialisasi program UPZ

Masjid secara merata

3 BAZNAS melakukan sosialisasi tentang UPZ Masjid dengan padat dan jelas

Page 117: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

102

4 BAZNAS mempunyai program-program zakat yang

variatif, tepat guna, dan tepat sasaran

5 Program-program yang dilakukan oleh BAZNAS

mampu meningkatkan kesejahteraan mustahik

Page 118: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

103

Lampiran 2 : Tabulasi Data Penelitian Variabel Transparansi (X1)

No Transparansi (X1) Jumlah

1 5 5 5 5 4 24

2 5 5 5 5 4 24

3 5 4 4 5 5 23

4 5 5 5 5 5 25

5 4 4 5 5 4 22

6 5 5 5 5 5 25

7 5 5 5 5 4 24

8 5 4 4 5 5 23

9 5 5 4 5 5 24

10 4 4 5 5 4 22

11 5 5 5 5 5 25

12 4 4 4 4 4 20

13 5 5 5 5 4 24

14 5 5 5 5 5 25

15 4 4 4 5 4 21

16 5 5 5 5 5 25

17 4 4 4 5 4 21

18 5 5 5 5 5 25

19 4 4 5 5 5 23

20 5 5 5 5 5 25

21 5 4 4 5 5 23

22 4 4 5 5 4 22

23 5 5 5 5 5 25

24 4 4 5 5 4 22

25 5 5 4 5 4 23

Page 119: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

104

26 5 5 4 5 5 24

27 5 4 5 5 4 23

28 4 4 4 4 4 20

29 5 5 5 5 5 25

30 5 5 5 5 4 24

Page 120: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

105

Lampiran 3 : Tabulasi Data Penelitian Variabel Akuntabilitas (X2)

No Akuntabilitas (X2) Jumlah

1 5 5 5 5 5 25

2 5 5 5 5 4 24

3 5 5 4 5 4 23

4 5 5 5 4 5 24

5 5 5 4 4 5 23

6 5 5 5 5 5 25

7 5 5 5 5 5 25

8 5 5 4 4 4 22

9 5 5 5 4 4 23

10 5 5 4 5 5 24

11 5 5 5 5 5 25

12 4 4 4 4 4 20

13 5 5 4 4 5 23

14 5 5 5 5 5 25

15 5 5 4 4 4 22

16 5 5 5 5 5 25

17 5 5 4 5 4 23

18 5 5 5 4 5 24

19 5 5 4 5 5 24

20 5 5 5 5 5 25

21 5 5 4 5 4 23

22 5 5 4 5 5 24

23 5 5 5 5 5 25

24 5 5 4 4 4 22

25 5 5 5 5 4 24

Page 121: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

106

26 5 5 5 5 4 24

27 5 5 4 5 5 24

28 4 4 4 4 4 20

29 5 5 5 5 5 25

30 5 5 5 5 5 25

Page 122: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

107

Lampiran 4 : Tabulasi Data Penelitian Variabel Sosialisai Program BAZNAS

(X3)

No Sosialisai Program BAZNAS (X3) Jumlah

1 5 5 5 5 5 25

2 5 5 4 4 5 23

3 5 5 4 5 5 24

4 5 5 5 5 5 25

5 5 5 4 5 5 24

6 5 5 5 5 5 25

7 4 4 4 5 4 21

8 5 5 5 4 5 24

9 4 4 5 5 4 22

10 5 5 4 5 5 24

11 5 5 5 5 5 25

12 5 4 4 4 4 21

13 5 5 5 5 5 25

14 5 5 4 5 5 24

15 5 4 5 5 4 23

16 4 5 5 5 4 23

17 4 4 4 5 4 21

18 5 5 4 5 5 24

19 5 4 5 5 4 23

20 5 5 5 5 5 25

21 5 4 4 5 4 22

22 4 4 5 5 4 22

23 5 5 4 5 5 24

24 3 4 4 4 4 19

Page 123: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

108

25 5 4 4 5 4 22

26 4 5 5 5 5 24

27 3 4 4 5 4 20

28 3 4 4 4 4 19

29 4 5 5 5 5 24

30 4 4 5 5 4 22

Page 124: PERSEPSI UPZ DAN NON UPZ TINGKAT MASJID TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52169/1/FAISHA… · 8. Operator BKB PAUD Sekar Tanjung (2019-2020) 9. Customer

109