Upload
ainul-fikri
View
5.487
Download
87
Embed Size (px)
Citation preview
1
KOHESI DAN KOHERENSI
Pertemuan 6
Moch. Bayu Firmansyah, S.S
2
Mempelajari Bahasa Indonesia dari segi Fonologis, Morfologis, Sintaksis dan Semantik. Seolah-olah Bahasa itu merupakan sesuatu yang terlepas-lepas. Dalam kenyataan komunikasi, hal itu tidak demikian. Kalimat-kalimat berkaitan satu sama lain. Rentetan kalimat itu menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lain dan membentuk kesatuan. Kesatuan yang demikian disebut Wacana. Dengan begini, tataran wacana berada di atas kalimat.
I 5’
3
Dalam hubungan dengan penggunaan kohesi, selain teks dalam konsep pengertian dalam bahasa tertulis, kohesi juga akan berhubungan dengan konsep wacana yaitu sebagai kesinambungan cerita dengan bahasa yang mudah dan kesinambungan ini ditunjang oleh jalinan informasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, wacana didefenisikan sebagai: (1) ucapan, perkataan, tutur; (2) keseluruhan tutur yang merupakan satu kesatuan; (3) satuan bahasa terlengkap, realisasinya tampak pada bentuk karangan utuh seperti novel, buku, atau artikel, atau pada pidato, khotbah, dan sebagainya.
C 5’
4
“Assalamualaikum?”“Waalaikumsalam!”Antara pembicara dan penjawab sama-sama
tahu dengan makna yang khas. Pernyataan/pertanyaan dan jawaban terdapat keruntutan makna, ada pertalian Semantis. Hal demikian dikatakan Koheren.
C 5’
5
Konteks Wacana A 15’
Pembicara : Seorang Guru TK
Pendengar : Murid-murid TK
Tempat : di halaman sekolah
Waktu : pagi hari waktu istirahat
Situasi : Seorang murid melerai dua
kawannya yang berkelahi. Dengan
jujur, murid pelerai tadi melaporkan
segala yang terjadi, termasuk
tindakan melerai itu. Mendengar
laporan murid ini, guru TK berkata,
“Bagus sekali tindakanmu.”
A
Pembicara : Seorang Guru Olahraga SMA
Pendengar : Murid-murid SMA
Tempat : lapangan basket
Waktu : Jam olahraga, pagi hari setelah
istirahat
Situasi : Seorang murid dengan sengaja
meninju hidung lawan mainnya,
karena merasa malu kalah
bertanding basket. Oleh kawan-
kawannya tindakan tersebut
dilaporkan kepada guru olahraga.
Guru Olahraga mendekat dan
berkata,“Bagus sekali tindakanmu.”
B
6
Pada teks A dan teks B jelas berbeda makna.Faktor Usia pembicara juga menimbulkan
kewajaran atau ketidak-wajaran suatu ungkapan kalimat.
A 5’
7
Kohesi adalah keserasian hubungan antara unsur yang satu dengan unsur yang lain dalam Wacana sehingga tercipta pengertian yang apik atau koheren.
Dalam kohesi, kaedah-kaedah yang digunakan adalah berdasarkan penyampaian informasi lama dan informasi baru. Kaedah-kaedah itu adalah seperti kaedah perujukan, kaedah penggantian, kaedah pengguguran, kaedah konjungsi. Wacana juga dicirikan oleh kesinambungan informasi yang diartikan sebagai kesatuan makna. Kesatuan makna dalam wacana ini pula dapat dilihat dari segi makna logik dan makna kohesi.
A 5’
8
Perujukan eksoforik
Pengertian eksoforik adalah berasal dari kata “ekso” yaitu “keluar” yang berarti apabila kita tidak dapat menemukan rujukan dalam teks maka kita akan keluar dari teks agar dapat memahami teks tersebut. Selain itu perujukan eksoforik ini digunakan untuk merujuk kepada hal-hal yang mempunyai kaitan dengan situasi yang berkembang di depan penutur ataupun pendengar yang menerima pesan ataupun informasi yang telah disampaikan kepadanya.
Halliday dan Hasan (1976:8) mengatakan bahwa perujukan eksoforik ini menerangkan tentang situasi yang merujuk kepada sesuatu yang telah diidentifikasi dalam sesuatu konteks bagi sebuah situasi. Sedangkan, Harimurti Kridalaksana (1982) memberikan pengertian bahwa perujukan eksoforik ini adalah hal ataupun fungsi yang menunjukkan kembali kepada sesuatu yang ada di luar daripada sebuah situasi. Hal ini berarti bahwa perujukan eksoforik ini adalah merujuk kepada hal-hal yang di luar daripada konteks. Dalam situasi ini kaedah perujukan eksoforik inilah yang akan digunakan bagi menunjuk sesuatu yang telah berlaku pada saat ujaran itu disampaikan.
A 5’
9
Penggantian • Penggantian ini dikenali sebagai substitution.
Penggantian adalah pengambilan alihan atau pertukaran bagi sesuatu segmen kata, frasa atau klausa oleh kata ganti yang lainnya. Penggantian ini juga ada penggantian nomina, penggantian verba dan penggantian klausa.
A 5’
10
Pengguguran • Ada yang mengatakan bahwa pengguguran ini juga
sebagai penghilangan dan juga ia lebih dikenali sebagai elipsis. Pengguguran ini mengandung pengguguran nomina, pengguguran verbal dan pengguguran klausa.
A 5’
11
Konjungsi • Konjungsi ini juga dikenali sebagai “conjunction”. Ada
konjungsi yang mempunyai kebalikan, tambahan, temporal dan sebab.
Contoh penggunaan konjungsi dalam kalimat berikut ini:• Dengan ini kami beritahukan bahwa dalam rangka
melaksanakan kegiatan Bulan Bahasa tahun 1996 kami mengadakan penyuluhan kebahasaan (1). Pesertanya adalah para Kepala Tata Usaha (2). Oleh karena itu, kami memberi kesempatan Saudara untuk mengirimkan nama calon peserta selambat-lambatnya pada tangal 30 September 1996 (3).
• Penggunaan konjungsi pada teks di atas dapat ditemukan dalam penggunaan bentuk oleh karena itu dalam kalimat (3). Konjungsi ini menghubungkan kalimat (3) dengan kalimat (2). Dalam hal ini, bentuk konjungsi itu adalah konjungsi antar kalimat.
A 5’