Upload
good2sora
View
90
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Pemisahan Mercury, options teknologi, LNG Mercury
Citation preview
Resume Considerations For Mercury in LNG Operation
Merkuri memiliki sifat yang sangat korosif terhadap aluminium dan logam campuran aluminium
(aliuminium alloy) walapun dalam jumlah sedikit. Aluminimum akan menbentuk amalgam bila bereaksi
dengan merkuri, hal ini yang menyebabkan hilangnya lapisan pasif pada logam dan akhirnya terjadi
korosi pada peralatan yang menggunakan aluminium atau aluminium alloy sebagai bahannya. Peralatan
yang diketahui rentan terhadap korosi merkuri diantaranya:
a. Tabung aluminium alloy yang menyimpan CO2.
b. Pipa yang mengalirkan kondensat yang terdiri dari campuran air dan hidrokarbon cair.
c. Tangki aluminium alloy yang digunakan menyimpan asam asetat.
d. Wash-oil intercooler.
Beberapa studi yang pernah dilakukan untuk menyelidiki sifat korosi merkuri diantaranya adalah Pinnel
dan Bennett, Bruce dan Wise, serta Latter. Studi yang dilakukan oleh Pinnel dan Bennett menggunakan
logam aluminium hamper murni yang telah dikontakan dengan merkuri lalu diekspos dengan udara
bebas. Hasilnya adalah korosi dalam jumlah besar terjadi pada logam tersebut. Mereka mengusulkan
reaksi-reaksi sebagai berikut:
Al(s) + Hg(l) AlHg(l) 1 2AlHg(l) + 3H2O(g) Al2O3(s) + 3H2(g) 2
3H2O(g) 3H2O(ads) 3 2Al + 3H2O(ads) Al2O3 + 6H(ads)
6H(ads) + 3/2 O2 3H2O(ads)
Reaksi pertama adalah reaksi pengikatan aluminium pada logam oleh merkuri dan membentuk
amalgam. Reaksi yang kedua adalah reaksi amalgam menbentuk aluminium oksida (korosi), sedangkan
rangkaian reaksi pada reaksi ketiga adalah adsorpsi uap air pada udara ke permukaan logam.
Reaksi ini didasarkan pada fakta bahwa semakin besar kelembaban udara, makan korosi yang terjadi
akan bertambah besar, dan reaksi akan berhenti pada suhu 1250C, dimana kelarutan aluminium pada
merkuri lebih besar dibandingkan pada temperature ruang.
Studi lainnya adalah studi yang dilakukan oleh Bruce dan Wise. Bruce dan Wise menggunakan teknik
“nuclear magnetic resonance”. Mereka melakukan percobaan dengan mengekspos aluminium yang
telah dibasahi oleh merkuri ke dalam air dan udara yang lembab. Hasilnya terjadi korosi terhadap logam
aluminium. Mereka mengusulkan reaksi sebagai berikut:
Air 2AlHg + 6H2O(l) Al2O3.3H2O(s) + 3H2(g) 4 Udara lembab 2AlHg + nH2O(g) +3/2 O2 Al2O3.nH2O 5
Selanjunya adalah studi yang dilakukan oleh Latter menghasilkan kesimpulan bahwa korosi tidak
memerlukan adanya ion pada air yang terkondensasi, dan bahwa penghilangan lapisan pasif pada logam
akibat terbentuknya amalgam merupakan awal terjadinya korosi yang hebat pada aluminium.
Merkuri ditemukan dalam keadaan cair saat terkondensasi pada separator suhu rendah yang digunakan
untuk dehidrasi dan pemisahan hidrokarbon cair. Konsentrasi merkuri berbeda-beda pada setiap sumur.
Berkisar antara 50 – 450 μg/Nm3. Konsentrasi merkuri pada gas berkurang saat gas ditrasnport melalui
pipa. Pengurangannya sebesar 1/100 sampai 1/10 dari konsentrasi semula, hal ini menggambarkan
bahwa merkuri terserap secara kimia oleh dinding pipa selama porses transportasi.
Untuk memprediksi kadungan merkuri pada gas bumi diperlukan data kelarutan merkuri pada
hidrokarbon cair dan hidrokarbon berbentuk gas dan koefisien distribusi merkuri pada permukaan
interfasa. Konsentrasi merkuri juga dapat diketahui dengan menggunakan data tekanan parsial merkuri
pada aliran gas. Rasio uap-cair, dapat digunakan untuk menghitung distribusi merkuri pada setiap aliran
di proses pembuatan LNG.
Metode Analisis untuk Menentukan Kandungan Merkuri pada Gas Bumi
Penentuan kandungan merkuri pada gas bumi secara analisis didahului dengan mengambil sampel gas
bumi yang akan dianalisis. Sampel gas bumi diambil dengan peralatan yang kemungkinan tidak
berpengaruh/ tidak mengadsorp merkuri. Peralatan tersebut terdiri dari transfer line, pressure
regulator, sampling tube, impingers, flow meter dan volumetric dry tets meter. Material peralatan
tersebut dapat berupa stainless steel atau borosilikat. Pengambilan sampel sebaiknya dilakukan setelah
gas melalui sperator, karena jika pengambilan sampel dilakukan pada weelhead akan dibutuhkan
peralatan tambahan, seperti mists extractor karena gas masih mengandung kontaminan seperti air dan
padatan.
Analisis sampel gas bumi dapat dilakukan dengan beberapa metode. Metode yang paling banyak
digunakan melibatkan proses thermal regeneration merkuri oleh gas nitrogen sebagai carrier gas dan
deteksi uap dingin merkuri dengan AAS pada 253,7 nm. Pada panjang gelombang ini komponen organik
akan mengganggu akurasi dari AAS, oleh karena itu sebelumnya dilakukan pembakaran agar komponene
organic dapat hilang, lalu merkuri diserap oleh emas atau perak. Baru dilakukan analisis dengan AAS.
Metode lainnya adalah gold film mercury detector, metode ini didasarkan pada perubahan hambatan
listrik pada emas yang tipis akaibat dari adsorpsi merkuri. Metode ini baik digunakan sebagai instrument
analisis real time merkuri untuk gas bumi.
Rekomendasi untuk pengambilan sasmpel dan analisis:
Wadah sampel harus dilapisi stainless steel atau kaca
Pengambilan sampel dilakukan dilapangan, kemudian dibawa ke laboratorium untuk dianalisis.
Catat volum gas sampel, tekanan, suhu, laju alir sampling dan waktu.
Lakuakan penghilangan komponen organic.
Silvered glass beads digunakan sebagai kolektor merkuri
Gunakan karbon aktif untuk menyerap uap komponen organic
Wadah sampel dibersihkan pada suhu 4000C dengan menggunakan gas nitrogen yang bebas dari
merkuri
Batasi laju alir pengambilan sampel pada 200 cm3 per menit.
Gunakan reagen yang memiliki kandungan merkuri rendah.
Gunakan cold vapor AAS yang memiliki panjang optikal cel 200 mm
Gunakan EDL (electrodeless discharge lamp) sebagai sumber merkuri pada atomic absorption
spectrometry.
Untuk menghindari korosi akibat merkuri pada proses pengolahan gas bumi, merkuri harus dihilangkan.
kriteria yang baik untuk pemisahan merkuri dari gas bumi adalah
Kemampusan untuk menghilangkan merkuri yang berkonsentrasi rendah
Dapat bekerja pada tekanan dan suhu pada proses pengolahan gas bumi
Memiliki ukuran yang tidak terlalu besar untuk efisiensi tempat dan laju alir reagen
Dapat diregenerasi dan memiliki waktu guna yang panjang.
Memiliki kecocokan dengan komponen gas bumi lainnya.
Menggunakan reagen yang aman dan mudah ditangani
Investasi dan biaya operasi yang sesuai.
Berikut perbandingan beberapa metode/sistem yang dapat digunakan untuk menghilangkan merkuri
pada gas bumi.
Metode Status Keterangan Pendinginan, kondensasi dan pemisahan fasa
Metode yang paling banyak digunakan untuk pada pengolahan hidrogen pada clor-alkali plant.
Temperature terbatas pada -39 0C (titik beku merkuri). Cairan akan terkontaminasi dan menimbulkan masalah lain.
Karbon aktif Lab tes, kapasitas penyerapan kecil. Digunakan hanya pada gas bumi yang memiliki kandungan merkuri rendah.
Mol Sieve Memberikan 99.995% penghilangan merkuri.
Sulfur impregnated carbon Banyak digunakan pada LNG plant
Silica Gel Memiliki kapasitas maksimum 0,34 wt%
Performa tida terlalu baik
Iodine impregnated carbon Overall Capacity 1 wt%
1,5% PdCl2 Overall Capacity 2 wt% Dapat diregenerasi dengan gas klorin panas
Silver impregnated carbon atau Silver impregnated alumina
Baik dalam penghilangan merkuri. Biaya investasi awal mahal.
Acidic permanganate atau sodium hypochlorite
Digunakan pada chlor-alkali plant. Sulit digunakan pada pengolahan gas bumi
Dikontakan dengan hydrogen sulfide
Proses Paten