Upload
others
View
17
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
PERTOLONGAN PERTAMA
Takashi ISHIZAKI
Contents
1 Pertolongan Pertama 1 1.1 Apa itu Pertolongan Pertama? 1
1.2 Tujuan dari Pertolongan Pertama 1
1.3 Langkah-langkah dalam Pertolongan Pertama 2
2 Manajemen Keamanan 3
2.1 Pengecekan Keamanan Sekitar 3
2.2 Pencegahan Infeksi 3
3 Observasi dan Panggilan 4
3.1 Reaksi 4
3.2 Panggil 911 dan Defibrillator Eksternal Otomatis (DEO/AED) 4
3.3 Pernafasan 5
4 Penanganan Penyelamatan Nyawa 6
4.1 Resitusi Jantung Paru-paru(RJP/CPR) 6
4.2 Resitusi Jantung Paru-paru (RJP/CPR) dan Defibrillator Eksternal Otomatis (DEO/AED) 9
4.3 Pengeluaran Benda Asing di dalam tubuh 12
5 Perawatan Luka 14
5.1 Pengontrolan Pendarahan 14
5.2 Pembalutan 16
5.3 Pembidaian 20
5.4 Luka Bakar 21
6 Perawatan Pasien 23
6.1 Penghangatan Tubuh 23
6.2 Posisi Tubuh 23
7 Pengangkatan dan Pergerakan Pasien 25
7.1 Peraturan Dasar dalam Pergerakan Pasien 25
7.2 Pergerakan oleh satu Penyelamat 25
7.3 Pergerakan oleh dua penyelamat 26
7.4 Penggunaan Tandu 27
8 Praktek dan Evaluasi 30
1
1 Pertolongan Pertama 1.1 Apa itu Pertolongan Pertama?
Pertolongan Pertama adalah rangkain perawatan minimum oleh pengamat untuk menyelamatkan
orang sakit atau terluka.
Pertolongan pertama yang cepat dan tepat dapat berkontribusi dalam penyelamatan nyawa dan juga
memberikan efek positif dalam penyembuhan setelah rawat inap.
Mari mengetahui pertolongan pertama yang tepat dan mengasah keterampilan melalui praktik yang
bisa dilakukan sehari-hari.
1.2 Tujuan dari Pertolongan Pertama
▶ Bantuan Hidup (untuk menyelamatkan nyawa) Prioritas pertama dalam pertolongan pertama adalah “menyelamatkan nyawa”. Pertolongan
pertama harus memprioritaskan penangan yang dapat “menyelamatkan nyawa”.
▶ Pencegahan Hal Buruk Pertolongan pertama tidak boleh membuat keadaan pasien lebih buruk daripada sebelumnya.
▶ Mengurangi Rasa Sakit Pasien telah mengalami guncangan baik secara fisik maupun psikologis. Pertolongan pertama
harus dilakukan untuk memotivasi pasien dengan kata-kata dan penanganan yang lemah lembut.
■ Kurva penyelamatan nyawa
Penangan pada pertolongan
pertama yang cepat membawa
kemungkinan yang lebih besar
dalam kesempatan penyelamatan
nyawa.
Silahkan coba untuk melakukan
pertolongan pertama jika anda dapat
melihat adanya kemungkinan untuk
menyelamatkan nyawa. Data dari Holmberg M. Pengaruh pertolongan dari orang yang melakukan resitusi jantung paru-paru di luar rumah sakit pada pasien jantung di Sweedan. Resuscitation 47:59-70, 2000. Dikutip dengan beberapa pengubahan.
មនករស&'((ះបឋមតមរយៈអ្ក3ើល6ើញ8(តុករណ៍៍ គ"#នករស()##ះបឋម មុន$%លឡន$%ទ%)មកដល ់
0
10
20
30
40
50
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22
Dengan adanya petolongan pertama
Tanpa adanya perolongan pertama sebelum ambulan datang
Menit
Kesem
patan Selam
at (%)
2
1.3 Langkah-langkah dalam Pertolongan Pertama
Korban Sakit / Terluka Ditemukan
Pengecekan Keamanan/ Perlindungan Infeksi
Ada Reaksi? Ya Tidak
P.3
Minta Pertolongan Kepada Yang Lain / Telepon 911 / Minta
Lakukan Penanganan Yang Penting
Pernapasan Normal? Posisi Penyembuhan
RJP(CPR) 1. Penakanan Dada 2. Manajem Saluran Pernafasan 3. Bantuan Pernafasan
Ulangi Penekanan Dada dan Bantuan
Pernafasan
DEO(AED) Datang 1. Hidupkan 2. Ikuti Instruksinya
Tidak ada DEO(AED)
Diagnosa oleh DEO(AED) 1. Hentikan RJP(CPR) 2. Jangan Sentuh Tubuh Pasien
Terapi Elektrik
Ulangi RJP(CPR)
Selalu Lakukan Analisis secara otmatis setiap dua menit
Jika Tidak Dibutuhkan
Lanjutakan Penekanan Dada dan Bantuan Pernafasan Sampai Ambulan Datang Atau Pasien Pulih.
P.4
Ya
Tidak
Dengan ada DEO(AED)
Jika Dibutuhkan
P.4
P.5 P.24
P.6
P.10
3
2 Manajemen Keamanan 2.1 Pengecekan Keamanan Sekitar
Ketika menemukan dan mendekati pasien, anda harus
mengecek kondisi sekitarnya apakah aman atau tidak.
Jika kondisi sekitar pasien tidak aman, pindahkan
pasien ke lokasi yang lebih aman dengan memperhatikan
kondisi keamanan diri sendiri.
2.2 Pencegahan Infeksi
Sebelum menyentuh pasien, gunakan sarung tangan karet atau tutup tangan anda dengan tas plastik
untuk mencegah darah atau muntuhan pasien menyentuh tangan anda.
Gunakan masker ketika memberikan bantuan pernapasan. Setelah menyentuh pasien, cuci tangan
anda dengan hati-hati.
4
3 Observasi dan Panggilan
3.1 Reaksi
Periksa apakah ada reaksi dari pasien dengan cara
menepuk punggungnya atau berbicara langsung ke telinganya.
▶ Jika pasien membuka matanya, atau menunjukkan
reaksi apapun, nilai bahwa “ada reaksi”. Jika tidak, nilai
bahwa “tidak ada reaksi”.
▶ Jika pasien dapat berbicara, dengarkan dengan
seksama dan lakukan penanganan yang penting.
3.2 Panggil Ambulan dan Bawa DEO(AED)
Jika tidak ada reaksi dari pasien, mintalah bantuan orang lain untuk
menelpon ambulan (Nomor pusat telepon panggilan 119. Pulsa Gratis)
dan bawa Defibrillator Eksternal Otomatis (DEO/AED).
▶ Jika anda sendiri, teleponlah 119.
▶ Jika anda mengetahui adanya DEO(AED) disekitar,
silahkan ambil.
▶ Jika tidak ada DEO(AED) mulailah RJP(CPR) dengan segera.
■ Bagaimana cara menelpon ambulan Telepon 119 dan pastikan memberitahukan poin berikut.
Operator 119 Anda
“Apa Alamatnya?” “Ambulan akan segera datang”
“Apa yang Terjadi?” Katakan dengan jelas dan simpel, contoh ada kecelakaan lalu lintas antara mpbil dan motor. Ada satu pasien.
“Nomor Handphone?” Katakan nomer telepon anda, khawatirnya ambulan tidak dapat menemukan lokasi.
“Ambulan akan segera datang”
5
■ Mintalah DEO (Defibrillator Eksternal Otomatis) Defibrillator Eksternal Otomatis(DEO/AED) adalah alat kedokteran yang
mampu mengdiagnosa secara otomatis kondisi potensial jantung, dan mampu
melakukannya melalui defibrilasi, dengan cara mengaplikasikan kejutan listrik
yang dapat membuat jantung dapat kembali kepada ritme yag efektif.
DEO mulai menjadi fasilitas umum di tempat-tempat tertentu seperti bandara,
hotel, dimana banyak orang berkumpul setiap harinya. Lebih jelasnya lagi di hal.9
3.3 Pernapasan
Periksa dalam 10 detik apakah pasien masih dapat
bernafas normal.
▶Periksa gerakan dada dan perut.
▶Jika tidak ada gerakan pada dada dan perut, maka
nyatakan “Tidak ada Pernapasan”.
Untuk Referensi Pengecekan detak jantung
Dokter dan para kru ambulan menilai perhentian jantung dengan memeriksa detak jantung.
Proses ini dapat menghabiskan waktu yang cukup lama apabila anda tidak terlatih, untuk itu
non-medis secara umum tidak perlu melakukan pengecekan.
▶ Untuk Dewasa
Periksa dengan pembuluh nadi kepala.
▶ Untuk Anak-anak Periksa dengan pembuluh
nadi kepala atau pembuluh femoral
▶ Untuk Bayi Check with brachial artery
6
4 Penanganan Penyelamatan Nyawa 4.1 Resitusi Jantung Paru-Paru (RJP/CPR)
Jika tidak ada reaksi atau pernapasan, nyatakan bahwa tidak ada detak jantung dan lakukan
penekanan pada dada dan lakukan pertolongan pernapasan untuk menjaga agar terjadi sirkulasi darah
ke otak.
4.1.1 Titik Yang Ditekan Tekan pusat dari tulang dada. Jantung terletak pada dekat pada sisi kiri dibelakang tulang dada.
▶ Letakkan telapak tangan diatas tulang dada. Tempatkan tangan yang lain diatas sisi yang lain.
4.1.2 Penakanan Dada Tekan selama 30 kali secara terus menerus dengan kekuatan dan kecepatan yang tepat.
▶ Harus cukup kuat untuk mendorong minimum 5cm ke bawah.
▶ Harus cukup cepat dengan hitungan 100 kali per menit.
▶ Dalam setiap kali penekanan, pastikan bahwa tulang dada kembali pada posisi semula.
▶ Perhatikan pada titik yang ditekan. Apabila anda menekan pada titik yang salah, maka hal itu akan
membahayakan organ tubuh pasien atau dapat menyebabkan muntah.
7
4.1.3 Manajemen Jalannya Pernafasan Membuat saluran napas yang memadai dengan menggerakkan kepala pasien ke belakang.
▶ Letakkan jari telunjuk dan jari tengah anda pada dagu pasien.
▶ Letakkan tangan anda yang lain pada dahi pasien.
▶ Pindahkan kepala pasien dengan mengangkat dagunya pada
saat yang bersamaan dengan menekan dahinya. Buatlah
saluran pernapasan.
■ Alasan mengapa harus menjaga jalan pernafasan tetap
Ketika pasien tidak sadarkan diri, otot tang terlepas dan menutupi saluran perrnafasan pasien.
4.1.4 Pertolongan Pernafasan Pertolongan pernafasan adalah suatu cara untuk membuat aliran udara pada tubuh pasien dengan
melakukan pernafasan dari mulut ke mulut.
▶ Setelah membuka saluranpernafasan pasien,
cubit hidung pasien dengan posisi tangan anda yang
lain berada di dahi.
▶ Bukalah mulut anda dengan lebar dan tempelkan
mulut anda pada mulut pasien dengan erat.
Otot Tang
Saluran Pernafasan
Kerongkongan
Posisi Normal Saluran Pernafasan Tertutup
8
▶ Tiuplah dua kali dengan hati-hati dan volume yang
dapat membuat dada pasien terangkat. Jika anda tidak
melihat dada terangkat, ulangi lagi darimanajemen
saluran pernafasan.
4.1.5 Ulangi Penekanan Dada sebanyak 30 kali dan Pertolongan Pernapasan sebanyak 2 kali dalam satu set
Tanpa ada jarak, silahkan ulangi penekanan pada dada sebanyak 30 kali dan pertolongan
pernapasan sebanyak dua kali dalam satu set.
■ RJP(CPR) dapat diberhentikan apabila;
▶ Anda telah menyerahkan pasien kepada kru ambulan
▶ Pasien memberikan reaksi ketika ditangani
▶ Pasien pulih dan dapat bernafas normal
■ RJP(CPR) sesuai dengan usia
RJP (CPR)
Penekanan Dada Pertolongan Pernafasan Titik Bagaimana Kekutatan Kecepatan Jumalah Waktu No.
Dewasa
30:2
Pusat Dada
Kedua Tangannya
Sekitar 5cm
100-120 kali/ menit
Sampai dapat
mengan gkat dada
Sekitar 1 detik
Dua kali
Anak Dari Umur
1-16 tahun
Kedua atau salah satu
tangan 1/3 dari ketebalan
dada Bayi Dibawah 1 tahun
Sedikit di sisi bawah dari pusat
suara
dua jari
■ Ketika ada dua penolong Satu orang dapat melakukan penekanan pada dada dan
yang lain dapat melakukan pertolongan pernafasan.
9
4.2 RJP(CPR) Dengan DEO(AED)
Defibrillator Eksternal Otomatis adalah alat medis yang dapat secara otomatis mendiagnosa potensi
jantung yang dapat mengancam kehidupan pasien, dan mampu ditangani dengan defibrilasi, dengan
mengaplikasikan kejutan listrik yang dapat membuat jantung untuk membangun kembali ritme yang
efektif.
■ DEO (Defibrillator Eksternal Otomatis) DEO(AED) adalah alat kedokteran yang mampu
membaca kardiograf serta mendiagnosa potensi kondisi
jantung yang dapat mengancam kehidupan pasien dan
membutuhkan kerjutan listrik.
Operasi DEO(AED) sangat sederhana. Alat ini akan
memberikan instruksi suara apabila telah dinyalakan
(atau penutup dibuka).
Jika tidak dibutuhkan kejutan listrik, DEO(AED) tidak
akan memberikan kejutan listrik meskipun tombol operasi
telah dinyalakan.
■ Fungsi jantung Jantung terletak hampir pada pusat dari dada dengan
ukuran sebesar kepalan.
Jantung berperan untuk memompa darah keluar dan
ke dalam diseluruh tubuh dengan pergerakan otot.
■ Efek dari RJP(CPR) dan defibrilasi Tidak ada jarak antara praktik RJP(CPR) untuk
menjaga sirkulasi darah ke otak.
Penangkapan jantung mendadak sering terjadi karena
detak jantung tidak teratur di ventrikel fibrilasi. Dalam
kasus tersebut, mengembalikan ritme jantung ke normal
dengan menggunakan kejutan listrik adalah hal yang
efektif.
Efek dari kejutan listrik dapat bervariasi tergantung dari
waktu yang dihabiskan, untuk itu akan lebih baik jika
dilakukan dengan secepat mungkin.
10
4.2.1 Apabila DEO(AED) Telah Datang Setelah DEO(AED) datang, posisikan dekat pasien
agar mudah untuk dioperasikan.
▶ Jika ada lebih dari satu penyelamat tersedia, satu
orang akan melanjutkan RJP(CPR) sedangkan seorang
lagi dapat menyiapkan DEO(AED). ▶ Jika hanya ada satu orang penolong, maka hentikan
RJP(CPR) dan siapkan DEO(AED).
4.2.2 Hidupkan Alat DEO(AED) Hidupkan alat DEO(AED).
Beberapa tipe dari alat ini dapat secara otomatis
hidup apabila anda membuka penutupnya. Setelah itu
ikuti instruksi suaranya.
4.2.3 Meletakkan Bantalan Elektroda Bukalah baju pasien untuk menempelkan bantalan elektroda.
Keluarkan bantalan dari tutupnya kemudian tempelkan di
atas tubuh pasien.
Lokasi tempat penempelan bantalan seperti gambar berikut.
▶ Bantalan Elektroda harus tertancap dengan posisi
jantung berada ditengahnya.
▶ Lokasi penempelan bantalan pada sisi bawah kanan
tulang selangka dan dada sebelah kiri.
Untuk Referensi Bantalan Elektroda untuk Anak
Gunakan bantalan elektroda untuk anak dibawah 6 tahun.
Jika tidak ada bantalan elektroda khusus anak-anak,
gunakan bantalan elektroda untuk orang dewasa dan
tempelkan salah satunya pada dada dan satunya lagi di
punggung.
11
4.2.4 Jangan Menyentuh Analisis ECG Alat DEO(AED) dapat secara otomatis menganalisa
apakah pasien membutuhkan kejutan listrik.
Pada tahap ini, pastikan bahwa tidak ada orang yang
menyentuh tubuh pasien.
▶ Analisis dapat terganggu apabila ada yang menyentuh
atau mengguncang tubuh pasien.
4.2.5 Perform Defibrillation (Electroshock) Alat ini akan secara otomatis memulai mengisi daya
apabila dibutuhkan.
Tombol kejutan dinyalakan setelah adanya
instruksisuara “Tekan tombol kejutan”.
Setelah mengecek kesiapan tubuh pasien, tekan
tombol kejutan.
▶ Jika ada resiko adanya kematian akibat listrik.
Pastikan tidak ada orang yang menyentuh tubuh pasien
sebelum menekan tombol kejutan.
▶ Jika instruksi suara mengatakan “tidak membutuhkan
kejutan”, ulangi kembali kompresi jantung.
4.2.6 Tindakan setelah Kejutan Listrik Mulailah kompresi jantung secara langsung.
■ Dalam Kasus Seperti dibawah ▶ Jika tubuh pasien basah
Lap dengan menggunakan handuk kering.
▶ Jika pasien menggunakan aksesoris
▶ Jika pasien sedang dalam
Lepaskan aksesoris. Akan beresiko terbakar dengan kejutan listrik.
Posisikan pasien ke posisi pemulihan.
Lebih lengkap, lihat hal.24
12
4.3 Mengeluarkan Benda Asing
Pasien akan tersedak apabila saluran pernafasannya tertutup oleh makanan atau muntahan.
Sangat penting untuk mengeluarkan benda asing dari saluran pernafasan untuk menyelamatkan
nyawa pasien.
■ Mengeluarkan benda asing dari saluran pernafasan Saluran pernafasan adalah tabung tempat keluar masuknya udara ketika anda bernafas. Apabila
saluran pernafasan tertutupi oleh benda asing, pasien akan tersedak. Jika pasien dibiarkan dalam kondisi
seperti ini, pasien akan meninggal.
4.3.1 Batuk Jika pasien dapat batuk, pastikan batuknya dapat
mengeluarkan benda asing.
Jika pasien tidak dapat batuk, mulai keluarkan benda
asing.
▶ Jika pasien tidak dapat bernafas, dia akan menunjukkan
tanda tersedak atau kulitnya akan membiru.
4.3.2 Menepuk Punggung Hal ini dapat mensiasati untuk mengeluarkan
benda-benda yang tersangkut dengan menepuk
punggung pasien dengan kuat.
▶ Tahan dagu pasien dengan salah satu tangan
anda dan tekan bagian belakang kepalanya.
▶ Tepuk sebanyak 5 kali diantara tulang belikat
dengan kuat dan secara terus menerus dengan
telapak tangan yang lain.
Ciri Sedang Tersedak
Otot Tang
Saluran
Pernafasan
Posisi Normal Saluran Pernafasan Tertutup
13
4.3.3 Mendorong Perut Hal ini dapat mensiasati untuk mengeluarkan
benda-benda yang tersumbat dengan menekan perut
bagian atas secara diagonal keatas.
▶ Kepallah tangan anda. Letakkan diatas perut pasien
dari belakang.
▶ Pegang kepalan tadi dengan tangan yang lain.
▶ Pegang erat tubuh pasien dan tarik tangan anda
secara diagonal keatas dalam hitungan detik.
4.3.4 RJP(CPR) Lakukan Resitusi Jantung Paru-paru apabila pasien
kehilangan kesadaran ketika mengeluarkan benda asing.
▶ Keluarkan benda yang dapat menggangu di saluran pernafasan.
▶ Jika penolong tidak dapat membantu menolong saluran
pernafasan.
▶ Jika hal ini tetap tidak bekerja, lanjutkan dengan
melakukan penekanan dada.
■ Mengeluarkan benda asing dari Bayi Anda dapat menepuk punggung untuk mensiasati dalam kasus yang terjadi pada bayi.
Jika anda tidak dapat mengeluarkan bendanya dengan cara menepuk, tekanlah bagian dadanya.
▶ Tepukan Punggung
・ Letakkan bayi diatas lengan dengan kondisi tengkurap.
・ Pegang dagu bayi dengan salah satu tangan anda dan
condongkan sedikit bagian atas badannya kedepan.
・ Tepuk sebanyak 5 kali diantara tulang belikat dengan
kuat dan secara terus menerus dengan telapak tangan.
▶ Menekan Dada
・ Posisikan bayi dengan posisi terlentang dan tekan
dadanya sebanyak lima kali seperti yang dilakukan
pada penekanan pada jantung di RJP(CPR).
・ Ulangi penekanan pada dada dan tepukan punggung
secara bergantian.
14
5 Perawatan Luka 5.1 Pengontrolan Pendarahan
Kehilangan darah yang tiba-tiba akan menyebabkan malfungsi pada organ dan sel dalam yang
vital yang dapat membahayakan kehidupan. Hal ini penting dalam mengontrol darah untuk mencegah
kondisi yang lebih buruk dan untuk mengurangi rasa sakit.
5.1.1 Assessmen Nilai dan tentukan lokasi, tipe, dan jumlah dari pendarahan
serta warna dari kulit wajah pasien.
▶ Hal ini penting untuk mengidentifikasi apakah pendarahannya
terlalu banyak sehingga dapat membahayakan.
▶ Jika pendarahannya banyak dan serius, pengontrolan
pendarahan penting untuk dilakukan secepat mungkin.
■ Syok
Syok dapat terjadi apabila kehilangan darah yang
menyebabkan malfungsi dari sel dan organ dalam.
Kemunduran dari status syok dapat menyebabkan
kerusakan yang serius pada organ dalam dan dapat
menyebabkan situasi yang membahayakan hidup pasien.
Untuk Referensi Tipe-Tipe Pendrahan
▶ Pendarahan Arteri
Darah berwarna merah cerah biasanya memancar tergantung pada kecepatan detak jantung.
Harus dikontrol secepatnya.
■ 5P Tanda Syok
1. Wajah Pucat (Pallor)
2. Lesu (Prostration)
3. Berkeringat (Perspiration)
4. Tidak Berdetak (Pulseless)
5. Insufisiensi Paru
(Pulmonary Insufficiency)
▶ Pendarahan Vena Darah berwarna
merah gelap biasanya lambat, mengalir secara terus menerus.
▶ Pendarahan Kapiler Warna darah merah
gelap merembes lambat.
15
5.1.2 Tekanan Secara Langsung
Adalah metode untuk menempatkan kain tipis atau handuk secara langsung pada titik
pendarahan.
▶ Gunakan bahan yang bersih dan banyak jika memungkinkan.
▶ Jangan kontak langsung dengan darah.
Untuk Referensi Metode Peangontrolan pendarahan yang lain Metode dibawah ini biasanya digunakan oleh staff medis yang terlatih ketika pengontrolan
pendarahan tidak dapat dengan mudah dilakukan atau dihentikan sementara sampai metode yang
tepat dilakukan. Tidak disarankan untuk umum.
▶ Penggunaan Tornikuet
Hanya gunakan ketika semua yang telah
dilakukan gagal. Tornikuet digunakan untuk
membungkus kaki dan tangan yang terluka hebat,
gunakan perban yang lebih lebar atau baju.
Perhatikan penggunaan waktu. Jangan habiskan
waktu untuk assesmen lebih dari 30 menit.
▶ Tekanan Secara Tidak Langsung
Setelah bahan-bahan yang dibutuhkan seperti mitela telah disiapkan, berikan tekanan pada
titik berikut ini yang merupakan sisi jantung yang dapat membantu mengontrol pendarahan.
13:25
16
5.2 Pembalutan
Membalut digunakan untuk mengontrol pendarahan, melindungi dari infeksi, pembidaian,
mencegah kerusakan yang lebih lanjut dan mengurangi rasa sakit.
5.2.1 Perban
▶ Mitela
Mitela, dapat digunakan
untuk situasi dengan berbagai
tujuan.
5.2.2 Bagaimana Cara Menggunakan Mitela
▶ Standar Penggunaan
Berdasarkan ukuran luka, lipat dalam beberapa bentuk untuk diaplikasikan.
Segitiga Lipat Setengah Kuarto
▶ Peraturan Dasar ketika Membalut
・ Pertama, bersihkan luka
dengan air yang mengalir.
・ Jangan menutup seluruh
bagian kaki dan tangakan.
Pastikan jari-jari tetap terlihat
ntuk keperluan assesmen.
Sebuah kain jala berbentuk
tabung yang dapat diperbesar
untuk menahan kasa dan perban.
Kain panjang bergulung dapat
langsung menutup luka.
▶ Perban Jala ▶ Perban
・ Jangan sentuh bagian
perban yang akan
digunakan untuk
menutup luka.
・ Jangan letakkan
pada luka.
17
� Penggunaan Mitela
・ Pegang mitela dengan kedua tangan
Letakkan 4 jari anda kecuali ibu jari.
・ Melipat Mitela
Lipat sisi yang anda pegang dengan tangan kanan
ke sudut depan yang anda pegang dengan tangan
kiri. Lalu, letakkan tangan kanan anda pada bagian
mitela yang terlipat ke sisi depan dan raih bagian
yang dilingkari. (paling tepi dari dalam).
・ Pegang mitela dengan kedua tangan
Letakkan 4 jari tangan anda kecuali ibu jari.
・ Jepit sudut dan lipat kembali mitela
Lipat sudut yang anda pegang dengan tangan
kanan ke sudut depan yang anda pegang dengan
tangan kiri anda.
・ Lipat kembali hingga lebar mitela sesuai
Lipat kembali mitela agar lebarnya sesuai untuk
digunakan.
18
5.2.3 Contoh Lain dari Penggunaan Mitela
▶ Dahi
▶ Kepala, Pipi, dan Rahang
▶ Lengan Bawah
▶ Lutut dan Siku
19
▶ Tangan
▶ Kaki
▶ Kepala
▶ Dada
20
5.3 Pembidaian
Pembidaian dapat mencegah kerusakan yang lebih lanjut pada kemungkinan patah tulang dan
dislokasi serta mengurangi rasa sakit.
5.3.1 Hal Kunci dalam Pembidaian
▶ Tangani terlibih dahulu jika jantung pasien tidak berdetak
Lakukan RJP(CPR) terlebih dahulu apabila pasien
tidak berdetak.
▶ Jangaan meluruskan bagian yang terluka
Pada dasarnya, pembidaian pasien dilakukan
apabila ditemukan kemungkinan adanya patah tulang.
▶ Gunakan Papan yang Keras Gunakan papan yang keras untuk menopang bagian
dengan kemunginan patah tulang dan dislokasi.
5.3.2 Metode Pembidaian
▶ Lengan dan Bahu
▶ Kaki
×
21
5.4 Luka Bakar
Pertolongan pertama cepat dan memadai pada luka bakar dapat membantu mengurangi rasa
sakit dan keparahan cedera serta mencegah infeksi.
5.4.1 Keparahan dari Luka Bakar
Tingkat keparahan dari luka bakar dapat ditentukan melalui luas/ukuran, kedalaman, lokasi
cedera dan umur dari pasien.
Biasanya, pasien dikatakan kritis apabila terdapat luka bakar pada saluran pernafasan, atau
cederanya dalam dan besar.
▶ Area/Ukuran dari Luka Bakar
Ukuran telapak tangan pasien dihitung dengan
ukuran 1 persen dari tubuh pasien.
▶ Kedalaman Luka Bakar
a. Luka Bakar Dangkal
Permukaan kulit menjadi merah dan bengkak.
→ Biasanya dapat sembuh dengan sendirinya.
b. Luka Bakar Tebal-Sebagian
Kulit melepuh dan bengkak disertai rasa sakit.
→ Membutuhkan penanganan medis meskipun
ukuran cederanya kecil.
c. Luka Bakar Tebal-Penuh
Kulit menjadi hitam dan putih dan terasa sedikit.
→ Membutuhkan penangan medis secepatnya.
Untuk Referensi Inhalasi Luka Bakar
Menghirup api, uap, dll dapat mengganggu
saluran pernafasan yang dapat menyebabkan
kekurangan nafas. Penangan medis yang cepat
sangat dibutuhkan.
■Tanda Inhalasi Luka Bakar
1. Wajah terbakar
2. Sulit bernafas
3. Suara serak
4. Hitam disekitar mulut dan hidung
5. Rambut hidung terbakar, dll
a
b
c
22
5.4.2 Mengatasi Luka Bakar
▶ Pendinginan
・Dinginkan dengan air bersih selama 10 menit.
・Jangan biarkan air yang mengalir langsung menyentuh luka.
・Jangan paksa untuk melepaskan baju ketika pendinginan.
・Hati-hati apabila terjadi penurunan suhu tubuh yang akut.
▶ Menutup dan Melindungi
・ Setelah pendinginan, tutup luka dengan menggunakan
mitela atau sejenisnya untuk mencegah infeksi.
・ Gunakan kain yang bersih.
・ Jangan sampai merusak kulit yang melepuh.
Untuk Referensi Luka Bakar yang lain
▶ Luka Bakar akibat Zat Kimia
・Langsung cuci dengan air setelah kontak dengan
zat kimia.
・Jangan gosok zat kimia dengan sikat, dll.
・Segara menuju fasilitas medis.
▶ Luka Bakar akibat Sengatan Listrik
・Harus memastikan bahwa aliran listrik telah mati
sebelum membantu menolong pasien.
・Ketika pertolongan pertama dibutuhkan, pastikan
kondisi pasien yang tidak berdetak harus diberikan
RJP(CPR) terlebih dahulu.
・Berkaitan dengan luka pada organ dalam yang
disebabkan oleh tegangan tinggi.
・Membutuhkan penanganan medis secepatnya.
23
6 Manajemen Penangan Korban Bencana
Manajamen Penanganan korban bencana untuk mengurangi rasa sakit dan mencegah kerusakan
dengan menempatkan korban dalam posisi yang nyaman dan terlindungi.
6.1 Penghangatan Tubuh
Penghangatan tubuh bertujuan untuk mengatur suhu tubuh korban dengan menggunakan
selimut, dll.
▶ Letakkan korban secara diagonal dengan selimut
dan menutupi tubuhnya.
▶ Ketika baju korban dalam keadaan basah, lepaskan
dan keringkan dengan handuk atau sejenisnya.
▶ Jangan menutup sepenuhnya luka yang sedang diobati.
▶ Jangan menghangatkan korban dengan kemungkinan
adanya serangan jantung. Malah, sebaiknya dalam
kondisi tidak hangat.
6.2 Posisi Tubuh
Posisi tubuh korban yang tepat membantu memperbaiki pernapasan dan sirkulasi dan
mengurangi rasa sakit dan kerusakan lebih lanjut.
▶ Pada dasarnya, menolong korban pada posisi dimana dia merasa paling nyaman.
6.2.1 Posisi Telentang Seorang korban berbaring diatas tempat yang datar.
Ini adalah posisi yang paling dasar, tidak memberikan
beban lebih pada tubuhnya.
6.2.2 Posisi peninggian kaki Meninggikan kaki korban sekitar 15 – 30 cm.
Ini membantu meningkatkan jumlah darah di organ
tubuh bagian perut, jantung, dan otak yang
sangat fital untuk keberlangsungan hidup.
24
6.2.3 Posisi Setengah Duduk Meninggikan bagian atas tubuh.
Tindakan ini biasanya membantu korban yang
merasakn sakit didada dan susah untuk bernafas.
6.2.4 Menahan kepala dan leher Membantu korban dengan kemungkinan luka pada
bagian leher dan tulang belakang dengan tidak
menggerakan organ tsb.
Pegang kedua sisi kepala korban dengan kedua
tangan terbuka.
6.2.5 Posisi Penyembuhan Meletakkan korban pada posisi miring dan telentang.
Tindakan ini dilakukan pada korban dengan kondisi
dapat bernafas normal tetapi tidak merespon.
Tindakan ini membantu memperbaiki sirkulasi udara
dan menghindari korban muntah.
▶ Bagaimana meletakkan korban dalam posisi
penyembuhan.
・ Buka lengan korban ke sisi penyelamat.
・ Duduk disamping pinggul korban dengan posisi
lutut dilipat.
・ Pegang pundak korban dan dan belokkan posisi
korban ke arah penyelamat sambil menahan kaki
korban.
・ Posisikan lengan bawah korban dibawah wajah
dengan cara ditekuk. ・ Pindahkan kepala dan rahang korban keatas.
・ Tekuk lutut korban dan posisikan mencengkram
pada tanah untuk menstabilkan tubuhnya.
25
7 Membawa dan Memindahkan
Ini tidak hanya sekdar membawa dan memindahkan korban. Tetapi, jika korban dalam kondisi
gawat darurat, dalam memindahakannya ke tempat yang lebih aman, maka penyelamat harus mampu
dan hati-hati.
7.1 Peraturan Dasar untuk Memindahkan
▶ Melakukan pertolongan pertama sebelum memindahkan.
▶ Memindahkan korban ke tempat yang paling nyaman.
▶ Pengamanan dan perjalanan dalam kondisi aman.
▶ Jangan pindahkan korban dengan keluhan masalah pada kepala, pernafasan, dan jantung dengan
mudah, perlu dilakukan secara berhati-hati.
7.2 Pergerakan oleh satu Penyelamat
Pergerakan oleh satu penyelamat adalah metode yang sederhana, dapat dilakuka tanpa alat
seperti tandu.
7.2.1 Satu Penyelamat Krisis Metode ini dilakukan untuk korban dengan luka
pada salah satu kakinya.
7.2.2 Membawa dengan Digendong Ini adalah metode yang bagus untuk membawa
pasien dan memindahkan jarak yang panjang.
▶ Harus menahan lengan korban dengan erat.
7.2.3 Menarik Pundak Metode ini baik untuk memindahkan korban dari
lokasi yang tidak stabil.
▶ Letakkan kedua lengan penyelamat dibawah ketiak
korban, pegang lengan bawah korban, dan kemudian
berjalan mundur.
26
7.3 Pergerakan oleh 2 penyelamat
Memindahkan korban oleh 2 orang penyelamat tanpa menggunakan alat seperti tandu.
7.3.1 Pengangkatan Ekstrim Memindahkan korban oleh 2 orang penyelamat
tanpa menggunakan alat seperti tandu.
▶ Kedua lengan penyelamat berada dibawah ketiak
korban, pegang lengan bawah korban, dan bawa.
▶ Penolong yang lain meletakkan kaki korban dalam
keadaan tersilang dan pegang.
7.3.2 Pengangkatan Kursi Lengan Posisi penyelamat pada sisi kiri dan kanan korban
dan letakkan korban pada lengan kedua penyelamat
untuk pengangkutan.
▶ Pegang punggung korban dengan lengan penyelamat.
▶ Pegang bersama-sama dengan tangan dibawah ketiak.
▶ Berdiri setelah menempatkan korban pada lengan penyelamat.
7.3.3 Penggunaan Kursi Letakkan korban pada kursi; amankan korban
dengan menggunakan tali pengikat atau mitela; lalu
angkut korban.
27
7.4 Penggunaan Tandu
Penggunaan tandu membantuk mencegah kondisi korban yang lebih buruk.
7.4.1 Persiapan
▶ Tentukan pemimpin (letakkan sisi kepala korban).
▶ Siapkan tandu.
▶ Identifikasi jumlah korban yang akan diangkut dan
aman di dalam perjalanan.
7.4.2 Penempatan Korban
▶ Ambil Posisi
Dua penyelamat mengambil posisi pada isi korban
dengan salah satu kaki berdiri, pemimpin mengambil
posisi di sisi yang lain.
▶ Tempatkan korban pada kaki penyelamat
Tempatkan lengan penyelamat dibawah korban, bawa
korban diatas kaki penyelamat sesuai perintah dari
pemimpin.
▶ Siapkan Tandu
Pemimpin menempatkan tandu dekat korban.
▶ Lindungi Korban
Tempatkan korban dengan hati-hati diatas tandu
dengan perintah dari pemimpin.
Lindungi korban dalam kondisi hangat dan aman
diatas tandu dengan mitela, dan sebagainya.
28
7.4.3 Transportasi
▶ Membawa Tandu
Penyelamat duduk dan memegang gagang tandu
dengan punggung tegak dan membawa alat sesuai
dengan perintah dari pemimpin.
▶ Memposisikan kembali Peyelamat
Satu penyelamat memegang tandu sedangkan yang
lain berjalan kedepan arah dari perjalanan.
▶ Memulai Pengangkutan
Mulai bergerak dengan kaki kiri pertama kali untuk
penyelamat yang didepan, dan bergerak dengan kaki
kanan pertama kali bagi penyelamat yang berada di
belakang.
▶ Menaiki Tangga
Kepala korban harus berada didepan. Dua penyelamat
memegang sisi bawah dari tandu untuk memastikan
keselamatan.
▶ Menuruni tangga
Kaki korban harus turun pertama kali. Dua orang
penyelamat memegang sisi bawah tandu untuk
menjamin keselamatan.
■ Peringatan untuk Pengangkutan ▶ Secara prinsip, kaki harus melangkah pertama kali
ketika pengangkutan.
▶ Tandu harus dibuat datar.
▶ Peimimpin berada pada kepala korban untuk memastikan
kondisi korban.
29
Untuk Referensi Bagaimana membuat tandu sementara
Ketika tidak ada tandu yang bisa digunakan, penyelamat dapat membuat tandu dari bahan
apapun yang tersedia. Bagaimanapun, penyelamat harus memastikan kekuatan dari tandu.
▶ Tandu dari Satu Selimut
Lilitkan kedua sisi selimut untuk membuat
sebuah tandu.
▶ Tandu dari Kayu Datar
Jenis kayu, pintu, dsb dapat digunakan
sebagai tandu.
▶ Tandu dari Selimut dan Tiang
Buatlah tandu seperti dibawah ini.
▶ Tandu dari Baju dan Tiang
Buatlah tandu seperti dibawah ini.
30
8 Praktek dan Evaluasi
Lakukan latihan berikut untuk memastikan bahwa anda telah berkompeten dalam keterampilan
pertolongan pertama.
■ Kasus 1 Seorang laki-laki terjatuh dari tanggan. Ia terluka
dibagian dahi dan ada kemungkinan patah tulang di
bagian lengan.
■ Kasus 2 Seroang laki-laki terbaring diatas tanah. Nafasnya
normal tetapi tidak merespon.
■ Kasus 3 Seorang laki-laki yang baru saja keluar dari kolam
renang tiba-tiba terjatuh. Dia tidak merespon dan tidak
bernafas.
■ Kasus 4
Seorang laki-laki terlihat tersedak.
Pertama dia masih merespon, tetapi beberapa menit
kemudian, dia tidak lagi merespon.
■ Kasus 5 Kita harus mengangkut seorang laki-laki yang tidak
dapat berjalan ke rumah sakit terdekat.