14
BAB II PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REMAJA E. Jenis-jenis Kebutuhan dan Pemenuhannya Sebagai makhluk psiko-fisik manusia memiliki kebutuhan- kebutuhan fisik dan psikologis, dan sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, manusia mempunyai kebutuhan individu (yang juga dikenal sebagai kebutuhan pribadi) dan kebutuhan sosial kemasyarakatan. Dengan demikian, maka setiap individu tentu memiliki kebutuhan, karena ia tumbuh dan berkembang untuk mencapai kondisi fisik dan sosial psikologis yang lebih sempurna dalam kehidupannya. Kebutuhan sosial psikologis semakin banyak dibandingkan dengan kebutuhan fisik, karena pengalaman kehidupan sosialnya semakin luas. Kebutuhan itu timbul disebabkan oleh dorongan-dorongan (motif). Dorongan adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorongnya untuk melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu (Sumadi, 1971: 70; 1982: 137) Kebutuhan dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Kebutuhan primer pada hakikatnya merupakan kebutuhan biologis atau organik dan umunya merupakan kebutuhan yang didorong oleh motif asli. Contoh kebutuhan primer itu antara lain adalah : makan, minum, bernapas, dan kehangatan tubuh. Pada tingkat remaja dan dewasa kebutuhan primer ini dapat bertambah, yaitu kebutuhan seksual. Sedangkan kebutuhan sukender umumnya merupakan kebutuhan yang di dorong oleh motif yang dipelajari, seperti misalnya 1

Pertumbuhan Dan Perkembangan Remaja

Embed Size (px)

DESCRIPTION

.............

Citation preview

Page 1: Pertumbuhan Dan Perkembangan Remaja

BAB II

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REMAJA

E. Jenis-jenis Kebutuhan dan Pemenuhannya

Sebagai makhluk psiko-fisik manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan fisik dan

psikologis, dan sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, manusia mempunyai

kebutuhan individu (yang juga dikenal sebagai kebutuhan pribadi) dan kebutuhan sosial

kemasyarakatan. Dengan demikian, maka setiap individu tentu memiliki kebutuhan, karena

ia tumbuh dan berkembang untuk mencapai kondisi fisik dan sosial psikologis yang lebih

sempurna dalam kehidupannya. Kebutuhan sosial psikologis semakin banyak dibandingkan

dengan kebutuhan fisik, karena pengalaman kehidupan sosialnya semakin luas. Kebutuhan

itu timbul disebabkan oleh dorongan-dorongan (motif). Dorongan adalah keadaan dalam

pribadi seseorang yang mendorongnya untuk melakukan suatu perbuatan untuk mencapai

tujuan tertentu (Sumadi, 1971: 70; 1982: 137)

Kebutuhan dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu kebutuhan primer dan

kebutuhan sekunder. Kebutuhan primer pada hakikatnya merupakan kebutuhan biologis atau

organik dan umunya merupakan kebutuhan yang didorong oleh motif asli. Contoh

kebutuhan primer itu antara lain adalah : makan, minum, bernapas, dan kehangatan tubuh.

Pada tingkat remaja dan dewasa kebutuhan primer ini dapat bertambah, yaitu kebutuhan

seksual. Sedangkan kebutuhan sukender umumnya merupakan kebutuhan yang di dorong

oleh motif yang dipelajari, seperti misalnya kebutuhan untuk mengejar pengetahuan,

kebutuhan untuk mengikuti pola hidup masyarakat. Cole dan Bruce (1959) (Oxendine, 1984 :

227) membedakan kebutuhan menjadi dua kelompok, yaitu kebutuhan fisiologis dan

kebutuhan psikologis. Pengelompokan ini sejalan dengan yang dikemukan oleh Murray

(1938) (Oxendine, 1984 : 227) yang diajukan dengan istilah yang berbeda, yaitu kebutuhan

viscerogenic dan kebutuhan psychogenic.

Freud mengemukan bahwa sikap dan perilaku manusia didorong oleh faktor seksual

(dorongan seksual) dengan yang teorinya yang terkenal sebagai teori libido seksual.

Pandangan Freud tentang konsep diri juga dikaitkan dengan teori libido seksual ini. Namun

Freud menjadi terkenal sehubungan dengan pandangannya yang pada pokoknya menyatakan

bahwa dalam perkembangan manusia terjadi pertentangan antara kebutuhan insting pribadi

dan tuntutan masyarakat. Dalam pendekatannya terhadap pembentukan kepribadian, Freud

1

Page 2: Pertumbuhan Dan Perkembangan Remaja

mengemukakan perlunya penyelesaian pertentangan tersebut dengan pendekatan analisis

psikologik, sehingga oleh karenanya teori Freud itu terkenal dengan teori psikoanalisis.

Menurut teori Freud struktur kepribadian seseorang berunsurkan tiga komponen

utama, yaitu: id, ego, dan superego. Teori psikoanalisis Freud diawali mengemukakan asumsi

bahwa dorongan utama yang pada hakikatnya berada id, senantisa akan muncul pada setiap

perilaku. Id dikenal sebagai isnting pribadi dan merupakan dorongan asli yang dibawa sejak

lahir. Id merupakan sumber kekuatan insting pribadi yang berkerja atas prinsip kenikmatan

yang pada proses berikutnya akan memunculkan kebutuhan dan keinginan. Ego adalah

komponen pribadi yang mewakili kenyataan (realita), berfungsi menghambat munculnya

dorongan asli (id) secara bebas dalam berbagai bentuk.

Erik Erickson (dalam Buss, 1978: 392-393) dalam menyelesaikan pertentangan antara

dorongan pribadi dan tuntutan sosial mengajukan pandangan yang sekaligus merupakan

revisi bagi teori Freud. Pendekatan yang digunakan untuk menyelesaikan pertentangan itu

yang dikemukakan Erickson lebih bersifat sosial dan berorientasi kepada ego.

Cari Rogers (1902) (dalam Buss, 1978: 395) juga mengemukakan pendekatan tentang

perkembangan pribadi individu. Dinyatakan bahwa sesorang individu pada hakikatnya

mencoba mengekspersikan kemampuan, potensi, dan bakatnya untuk mencapai tingkat

perkembangan pribadi yang sempurna atau mapan. Roger menyatakan dalam teorinya bahwa

manusia memiliki kebutuhan untuk mengaktualisasi diri.

1. Mengapa Manusia Berperilaku?

Untuk menjawab pertanyaan ini digunakan dua perdekatan, yaitu pendekatan

organismik (internal) dan pendekatan lingkungan (eksternal). pembicaraan tentang motif dan

atau motivasi merupakan bagian yang akan ditinjau secara khusus dalam bagian ini, yang

berarti uraian bagian ini menitikberatkan bahwa motif itu merupakan faktor pendorong

manusia bertingkah laku.

Eksperimen-eksperimen psikologi cenderung untuk memilih pendekatan sistem

dalam menerangkan tingkah laku dari isi dorongan, di mana dorongan diartikan sebagai

kekuatan/dorongan biologis dalam arti luas, seperti lapar, haus, dan dorongan seksual. Bagi

guru atau pendidikan perlu melihat motivasi yang tidak semata-mata berasal dari

faktor/dorongan biologis.

Bebereapa psikolog, seperti Carl Rogers (1951), Artthus W.Combs dan Snygg (1959)

meyakini bahwa motif dasar adalah manusia adalah “need for adequacy”(kebutuhan

kecukupan), yang mereka artikan sebagai suatu “great driving, striving, force in each of us by

2

Page 3: Pertumbuhan Dan Perkembangan Remaja

which we are continually seeking to make ourselves ever more adequate to cope with

life”(besar mengemudi, berjuang, berlaku di masing-masing dari kita dengan mana kita terus

berusaha untuk membuat diri kita malam lebih memadai untuk menghadapi kehidupan),

(Lindgren, 1980: 36). Kebutuhan akan keyakinan diri ini diekspresikan melalui dua bentuk

perilaku, yaitu kebutuhan mempertahankan diri (maintenance) dan mengembangkan diri

(enchancement). Sejak lahir hingga meninggal, kebutuhan manusia untuk mempertahankan

dirinya agar tetap hidup merupakan kebutuhan dasar.

Lebih dari apa yang dialami oleh binatang, manusia mampu mengantisipasi kejadian-

kejadian masa depan, tidak hanya terbatas untuk mempertahankan dirinya pada saat

sekaramg, tetapi juga bermaksud ,mengubah diri dan lingkungannya agar pengembangan

dirinya menjadi lebih baik di waktu-waktu yang akan dating.

Kebutuhan psikologis muncul dalam kehidupan manusia, seperti apa yang dialami

setiap hari secara emosional, yaitu: senang, puas, susah, lega, kecewa, dan semacamnya.

Oleh karena itu, dalam kehidupan manusia ini juga berkembang kebutuhan-kebutuhan

normatif, yaitu kebutuhan yang ditentukan dan sesuai dengan harapan-harapan pihak lain dan

yang diterima oleh dirinya, sekarang maupun yang akan datang.

2. Kebutuhan Dasar Manusia

Pada bayi atau pada kehidupan manusia kecil, perilakunya didominasi oleh

kebutuhan-kebutuhan biologis yakni kebutuhan untuk mempertahankan diri. kebutuhan ini

disebut deficiency need artinya kebutuhan untuk pertumbuhan dan memnag diperlukan untuk

tetap hidup (survival). Berkembangnya kebutuhan ini terjadi karena pengaruh faktor

lingkungan dan faktor belajar; seperti kebutuhan akan cinta kasih, kebutuhan untuk memiliki

(yang ditandai berkembangnya “aku” manusia kecil), kebutuhan harga diri, kebutuhan akan

kebebasan, kebutuhan utnuk berhasil, dan munculnya kebutuhan untuk bersaing dengan yang

lain. Kebutuhan-kebutuhan tersebut oleh Henry A. Murry (Lindgren, 1980: 40) dinyatakan

sebagi need for affliation atau lazim di singkat n’Aff dan need for achievement sebagai

n’Ach, n’Aff ini oleh Carl Rogers dan Abraham H. Maslow (1954) dikenal sebagai self

actualizing need.

Kebutuhan-kebutuhan sebelumnya adalah kebutuhan untuk memiliki, baik pemilikan

itu berkaitan dengan lingkungan manusia maupun yang berkaitan dengan kebendaan. Dalam

tingkat perkembangan tertentu seorang individu berupaya memiliki teman sejawat, mendapat

kasih sayang, dan memiliki benda-benda yang disenanginya.

3

Page 4: Pertumbuhan Dan Perkembangan Remaja

Remaja sebagai individu atau manusia pada umunya juga mempunyai kebutuahan

dasar tersebut. secara lengkap kebutuhan dasar seorang individu dapat digambarkan sebagai

berikut (Lindgren, 1980: 42).

Karakteristik

Kebutuhan yang terkait langsung dengan pengembangan diri yang relatif kompleks,

abstrak, dan bersifat sosial. Kebutuhan yang terkait dengan pertahanan diri, khususnya

pemeliharaan dan pertahanan diri, bersifat individual.

Deskripsi

1. Kebutuhan jasmaniah, termasuk keamanan dan pertahanan diri.

2. Kebutuhan akan perhatian dan kasih sayang.

3. Kebutuhan untuk memiliki

4. Kebutuhan aktualisasi diri

keempat macam kebutuhan tersebut bersifat hierarki, dari kebutuhan yang bertingkat

rendah, yaitu kebutuhan jasmaniah, sampai dengan kebutuhan yang bertingkat tinngi, yaitu

kebutuhan a ktualisasi diri.

hierarki kebutuhan di atas sejalan dengan teori kebutuhan yang di kemukan Maslow

(Lefton, 1982: 171), yaitu :

1. Kebutuhan aktualisasi

2. Kebutuhan kognitif

3. Kebutuhan penghargaan

4. Kebutuhan cinta kasih

5. Kebutuhan keamanan

6. Kebutuhan jasmaniah (fisiologis)

1

2

3

4

5

6

4

Page 5: Pertumbuhan Dan Perkembangan Remaja

Menurut Lewis dan Lewis (1993) kegiatan atau manusia itu di dorong oleh berbagai

kebutuhan, yaitu:

a. Kebutuhan jasmaniah,

b. Kebutuhan psikologis,

c. Kebutuhan ekonomi,

d. Kebutuhan sosial.

e. Kebutuhan politik,

f. Kebutuhan penghargaan, dan

g. Kebutuhan aktualisasi diri.

F. Kebutuhan Remaja, Masalah, dan Konsekuensinya

Masa Remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa.

Hall (dalam Liebert dan kawan-kawan, 1974: 478) memandang bahwa masa remaja ini

sebagai masa “strom and stress”. Ia menyatakan bahwa selama masa remaja banyak masalah

yang dihadapi karena remaja itu berupaya menemukan jati dirinya (identitasnya) kebutuhan

aktualisasi diri. Beberapa jenis kebutuhan remaja dapat diklasifikasikan menjadi beberapa

kelompok kebutuhan, yaitu :

a) Kebutuhan organik, yaitu makan, minum, bernapas, seks;

b) Kebutuhan emosional, yaitu kebutuhan untuk mendapatkan simpati dan pengakuan dari

pihak lain, dikenal dengan n’Aff;

c) Kebutuhan berprestasi atau need of achievement (yang dikenal dengan n’Ach). yang

berkembang karena didorong untuk mengembangkan potensi yang dimiliki dan sekaligus

menunjukkan kemampuan psikofisis; dan

d) Kebutuhan untuk mempertahankan diri dan mengembangkan jenis.

Dalam kehidupan dunia modern, manusia tidak saja hanya brpikir tentang kebutuhan

pokok, mereka telah lebih maju. Pemikirannya telah bercakrawala luas, oleh karena itu

kebutuhan pokoknya juga sudah berkembang. Dalam menghadapi masalah dan

perkembangan sosial psikologis, menjadi manusia berprestasi telah merupakan kebutuhan

sosial yang membimbingnya untuk berhasil dan lebih lanjut untuk menjadi orang yang

berprestasi dan berhasil.

Masalah dan Konsekuensinya

5

Page 6: Pertumbuhan Dan Perkembangan Remaja

Beberapa masalah yang dihadapi remaja sehubungan dengan kebutuhan-

kebutuhannya dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Upaya untuk dapat mengubah sikap dan perilaku kekanak-kanakan menjdi sikap dan

perilaku dewasa, tidak semuanya dapat dengan mudah di capai baik oleh remaja laki-laki

maupun perempuan. Pada masa ini remaja menghadapi tugas-tugas dalam perubahan sikap

dan perilaku yang besar, sedangkan di lain pihak harapan ditumpulkan pada remaja muda

untuk dapat meletakkan dasar-dasar bagi pembentukan sikap dan pola perilaku.

2) Seringkali para remaja mengalami kesulitan untuk menerima perubahan-perubahan

fisiknya. Hanya sedikit remaja yang merasa puas dengan tubuhnya, Hal ini disebabkan

pertumbuhan tubuhnya dirasa kurang serasi.

3) Perkembangan fungsi seks pada masa ini dapat menimbulkan kebingungan remaja untuk

memahaminya, sehingga sering terjadi salah tingkah dan perlaku yang menentang norma.

Pandangannya terhadap sebaya lain jenis kelamin dapat menimbulkan kesulitan dalam

pergaulan.

4) Dalam memasuki kehidupan bermasyarakat, remaja yang terlalu mendambakan

kemandirian, dalam arti menilai dirinya cukup mampu untuk mengatasi problema kehidupan,

kebanyakan akan menghadapi berbagi masalah, terutama masalah penyesuaian emosional,

seperti perilaku yang over acting, “lancang”, dan semacamnya.

5) Harapan-harapan untuk dapat berdiri sendiri dan untuk hidup mandiri secara sosial

ekonomis akan berkaitan dengan berbagai masalah untuk menetapkan pilihan jenis

perkerjaan dan jenis pendidikan. Penyesuian sosial merupakan salah satu yang sangat sulit

dihadapi oleh remaja.

6) Berbagai norma dan nilai yang berlaku di dalam hidup bermasyarakat merupakan masalah

tersendiri bagi remaja; sedang di pihak remaja merasa memilki nilai dan norma

kehidupannya yang dirasa lebih sesuai.

Usaha-Usaha Pemenuhan Kebutuhan Remaja dan Implikasinya dalam

Penyelenggaraan Pendidikan

Pemenuhan kebutuhan fisik atau organik merupakan tugas pokok. Kebutuhan ini

harus dipenuhi, karena hal ini merupakan kebutuhan untuk mempertahankan kehidupannya

agar tetap tegar (survival). Tidak berbeda dengan pemenuhan kebutuhan serupa di masa

perkembangan sebelumnya, kebutuhan ini sangat dipengaruhi oleh faktor ekonomi, terutama

ekonomi keluarga. Menghadapi kebutuhan ini latihan kebersihan, hidup teratur dan sehat

sangat perlu ditanamkan oleh orang tua, sekolah, dan lingkungan masyarakat kepada anak-

6

Page 7: Pertumbuhan Dan Perkembangan Remaja

anak dan para remaja. Realisasi hal ini di sekolah adalah pendidikan kesehatan, pendidikan

jasmani, dan pentingnya usaha kesehatan sekolah (UKS).

Khusus kebutuhan seksual, yang hal ini juga merupakan kebutuhan fisik remaja,

usaha pemenuhannya harus mendapat perhatian khusus dari orang tua, terutama ibu.

Sekalipun kebutuhan seksual merupakan bagian dari kebutuhan fisik, namun hal ini

menyangkut faktor lain untuk diperhatikan dalam pemenuhannya. Pemenuahan kebutuhan

dan dorongan seksual pada remaja, dimana pada saat itu ia (mereka) telah menyadari akan

adanya norma agama, sosial, dan hukum, maka banyak dilakukan secara diam-diam aktivitas

onani atau masturbasi.

Pendidikan seksual di sekolah dan terutama di dalam keluarga harus mendapat

perhatian. Progam bimbingan keluarga, dan bimbingan perkawinan dapat dilakukan secara

periodik oleh setiap organisasi ibu-ibu dan organisasi wanita pada umumnya.

Untuk mengembangkan kemampuan hidup bermasyarakat dan mengenalkan berbagai

norma sosial, amat penting dikembangkan kelompok-kelompok remaja untuk berbagai

urusan, seperti kelompok olah raga, kelompok seni dan musik, kelompok koperasi, kelompok

belajar, dan semacamnya, Pada kesempatan sekolah menyelenggarakan acara-acara tertentu

seperti malam pertemuan, atau perpisahan sekolah, ada baiknya anak-anak ditugasi untuk

ikut mengurus atau dimasukkan sebagai panitia penyelenggara.

G. Rangkuman

Manusia senantiasa mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan

adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pemantangan fungsi-fungsi fisik

yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat, dalam perjalanan waktu tertentu.

Perkembagan merupakan proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu

sebagai kematangan dan interaksi dengan lingkungannya.

Proses pertumbuhan ditandai olah perubahan menuju ke kesemprunaan struktur dan

bentuk tubuh secara ideal. Proses pertumbuhan pada saatnya akan mencapai tingkat

kematangan dan dengan demikian akan berpengaruh terhadap perkembangan sosio-

psikologis, seperti kemampuan berpikir, kemampuan berbahasa, kemampuan bersosialisasi,

dan kemampuan mengendalikan emosi.

Hukum pertumbuhan antara lain adalah hokum Cepphalocoudal yang artinya

pertumbuhan fisik dimulai dari kepala ke arah kaki dan hukum Proximodistal yang artinya

pertumbuhan fisik berpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi.

7

Page 8: Pertumbuhan Dan Perkembangan Remaja

Masa remaja adalah masa yang khusus, penuh gejolak karena pada pertumbuhan fisik

terjadi ketidak seimbangan. Hal ini akan mempengaruhi perkembangan berpikir, bahasa,

emosi, dan sosial anak.

Makna remaja banyak diartikan oleh pihak-pihak yang berkepentingan, baik pihak

hukum, ahli psikologi, maupun pandangan masyarakat yang mengaitkan dengan sistem

budayanya. Secara umum anak dikatakan mencapai masa remaja ditandai oleh kematangan

fungsi seksual (pada wanita setiap bulan mengeluarkan sel telur dari indung telurnya dan

bagi pria setiap kali mimpi/mengeluarkan air mani) dan munculnya tanda-tanda kelamin

sekunder.

BAB III

Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Perilaku manusia disebabkan oleh dorongan-dorongan atau motif. Motif inilah yang

mendorong individu sehingga muincul berbagai kebutuhan misalnya kebutuhan untuk

mempertahankan diri dan kebutuhan untuk mengembangkan diri. Kebutuhan untuk

berafilisasi dengan sesama dan kebutuhan untuk berprestasi merupakan kebutuhan-kebutuhan

dasar manusia setelah mencapai jenjang remaja. Hal ini sejalan dengan pendapat Rogers dan

Erickson

Semua proses pertumbuhan dan perkembangan akan berjalan dengan irama dan ritme

yang teratur, sehingga dapat diidentifikasi menurut dan mengikuti hukum-hukum

pertumbuhan dan perkembangan yang dapat di percaya (maton).

Pertumbuhan fisik dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor nutrisi yang

telah terasa pengaruhnya sejak bayi belum lahir dan sesudah lahir, faktor perawatan yang

menyangkut perawatan fisik maupun psikis seperti kasih sayang dan cinta kasih.

Kebutuhan dibedakan atas kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Menurut

Freud, dorongan yang paling menentukan munculnya kebutuhan adalah dorongan seksual,

sehingga setiap dorongan untuk bertingkah laku senantiasa ada kaitanya dengan upaya untuk

mencapai kenimatan atau kepuasan seksual. Menurut Erikson dorongan primer itu pada

dasarnya berkaitan dengan kepentingan bersosialisasi pandangan Erickson ini sejalan dengan

pandangan Rogers. Kebutuhan normatif adalah sejenis kebutuhan yang berkaitan dengan

kebutuhan mengembangkan diri yang disesuaikan dengan kondisi kehidupan sekarang dan

masa depan.

8

Page 9: Pertumbuhan Dan Perkembangan Remaja

B. Saran

Kami sadar bahwa penulisan makalah ini masih banyak terdapat adanya kesalahan

maupun kekurangan baik dalam penjelasan ataupun penulisannya serta dalam mengambil

bahan kepustakaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan adanya kritik serta saran dari

para pendengar demi memperbaiki segala kesalahan kami dan kekurangan yang terdapat

dalam makalah ini, sehingga penulisan makalah selanjutnya akan lebih baik dari apa yang

kami tulis saat ini.

DAFTAR PUSTAKA

Bawani, Iman. Pangantar Ilmu Jiwa Perkembangan. Surabaya : PT. Bina Ilmu, 1985

Biehler, R.F. Psychology Appleid to Teaching, Bostn : Houghton Mifflin Company, 1982

Crow, L.D & Crow, A.C. Educational Psychology. American Book Company, 1958.

Gleitman, Henry. Psychology. New York : W.W. Norton & Co, 1986.

Gunarsa, Singgih D. Dasar dab Teori Perkembangan Anak. Jakarta : PT BPK Gunug Mulia,

1991

Gunarsa, Singgih D, & Ny, Singgih D.G. Psikologi Remaja. Jakarta : PT BPK Gunung Mulia

1991.

havighurt, R.J. disadur oleh Moh. Kasiram. human Development and Education. Surabaya :

Sinar Wijaya, 1085.

Hurlock E.B. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan

(Alih bahasa Istiwidayanti dan kawan-kawan). Jakarta ; PT Gelora Aksara Pratama,

1990.

Jersild, A.T. The Psychology of Adolescence. New York : The Macmillan Company. 1957.

9