Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
Ditengah ketidakpastian global, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh di kisaran5 persen dengan kualitas yang semakin membaik sebagaimana tercermin dari inflasi yang rendahdan stabil serta menurunnya tingkat kemiskinan, tingkat pengangguran dan rasio gini.
PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA DIIRINGI KUALITAS YANG SEMAKIN MEMBAIK
11,22
9,41
Mar'13Sep'13Mar'14Sep'14Mar'15Sep'15Mar'16Sep'16Mar'17Sep'17Mar'18Sep'18Mar'19
0,408
0,382
Tingkat Kemiskinan
Rasio Gini
Tingkat Pengangguran
INDIKATOR SOSIAL
5,28
8,36
3,35 3,02 3,61 3,13
2014 2015 2016 2017 2018
INFLASI
Sumber: BPS
Inflasi Desember 2019
0,34% mtm
2,72% YoY
2,72% Ytd
5,56
5,01
4,88
5,03 5,075,17
5,07 5,05 5,02
PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
2
NegaraQ1-
2019Q2-
2019Q3-
2019
China 6,40 6,20 6,00
Indonesia 5,07 5,05 5,02
India 5,83 5,01 4,55
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Q2-
2019 telah berada di peringkat kedua dibawah China diantara negara-negara G20
PERKEMBANGAN UMKM DAN INFORMAL
Kontribusi UMKM Thd PDB
60% (Th 2017)
Kontribusi Tenaga Kerja UMKM
Thd Total Tenaga Kerja
97,02% (Th 2017)
Kontribusi Ekspor UMKM Thd
Total Ekspor Non Migas
14,17% (Th 2017)
Sumber: Kementerian Koperasi dan UKM, BPS
Usaha Besar Usaha Menengah Usaha Kecil Usaha Mikro
0,001 0,06 0,76 62,11Juta unit Juta unit Juta unit Juta unit
3
Jumlah UMKM:
62,93 juta(99,9%)
Jumlah Usaha Tahun 2017
Omzet/tahun
> Rp50 miliarRp2,5 miliar-Rp50
miliarRp. 300 juta – Rp2,5
miliars.d Rp300 juta
Asset > Rp10 miliarRp500 juta – Rp10
miliarRp50 juta-Rp500 juta s.d Rp50 juta
• Pada 2017, jumlah pelaku UMKM sebesar 62,9 juta unit
dengan kontribusi terhadap perekonomian mencapai 60
persen (th 2017).
• Jumlah tenaga kerja mencapai 116,7 juta orang dengan total
ekspor mencapai Rp298 triliun (th 2017).
Jumlah Usaha mikro tahun 2017 sebesar 62,1 juta unit (98,7% dr total usaha) yg sebagian besar merupakan usaha informal...
Kementerian Koordinator Bidang PerekonomianRepublik Indonesia
Kebijakan Umum Pengembangan UMKM
Kebijakan Pengembangan UMKM diperlukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan berbasis ekonomi pasar yang adil
Diperlukan keadilan (equity) bagi yang kecil atau lemah: • Individu (petani, nelayan, pedagang, miskin perkotaan, dsb.)• Kelompok usaha (mikro/kecil) • Daerah/Kawasan (tertinggal, terluar, terpencil, kumuh, dsb)
Kebijakan
Pengembangan
UMKM
Pembiayaan
Kapasitas Usaha/SDM
Al. Kredit
Usaha Rakyat
1. Kebijakan Umum UMKM
4
PEMBIAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH
Dalam rangka pengembangan UMKM, pemerintah telah mengeluarkan berbagai jenis pembiayaan meliputi program
kemitraan bina lingkungan (PKBL) dari CSR BUMN, pembiayaan mekaar dari PT PNM, dana bergulir LPDB, bank
wakaf mikro (BWF), pembiayaan usaha ultra-mikro kementerian keuangan, dan kredit usaha rakyat dengan suku
bunga rendah.
5
24% 24% 24% 24%22% 22% 22%
12%9%
9%7% 7%
6%
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Suku Bunga 2 per. Mov. Avg. (Suku Bunga)
SUKU BUNGA KUR
PERKEMBANGAN SUKU BUNGA DAN SUBSIDI KUR
6
• Suku bunga KUR menurun tajam sejak tahun 2015. Pada
tahun 2008 masih sebesar 24%, turun menjadi 12% tahun
2015 dan hanya 7% pada tahun 2018.
• Pada tahun 2020, suku bunga KUR akan diturunkan kembali
menjadi 6%.
• Besarnya subsidi bunga KUR sebesar 10,5% untuk KUR
mikro, sebesar 5,5% untuk KUR kecil dan 14% untuk KUR
TKI.
• Penyaluran KUR meningkat pesat sejak era Presiden Jokowi
dari sebesar Rp37 triliun pada tahun 2014 menjadi Rp120
triliun pada tahun 2018.
• Target KUR tahun 2020 naik Rp50Triliun (36%) menjadi
paling sedikit sebesar Rp190 Triliun, dan ditingkatkan
bertahap hingga mencapai Rp325 Triliun pada 2024.
0,98
11,44,7
17,2
2934,2
40,8 40,2
22,75
94,4 96,7
120,3
139,5
34 36 3730
100
110
120
140
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019*
Penyaluran KUR per Tahun(Rp Triliun)
Targ
et
190
220
250
285
325
2020 2021 2022 2023 2024
Target Penyaluran KUR 2020 - 2024 (Rp Triliun)
7
PELAKSANAAN KEBIJAKAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) TAHUN 2020
Dalam rangka mendorong pengembangan UMKM maka Pemerintah melalui forum Rapat Koordinasi Komite Kebijakan Pembiayaan bagi UMKM
tanggal 12 November 2019 memutuskan untuk mengubah kebijakan KUR yang berlaku efektif 1 Januari 2020 berupa:
(1) Menurunkan suku bunga dari 7% menjadi 6%; (2) Meningkatkan target penyaluran tahun 2020 – 2024; (3) Meningkatkan maksimum
plafon KUR mikro dari Rp25 juta menjadi Rp50 juta.
Penurunan Suku Bunga KUR dari 7% menjadi 6%,dengan subsidi bunga tetap 10,5% untuk KUR Mikro, KUR kecil sebesar 5,5% dan KUR TKI sebesar 14%.
Peningkatan Target Penyaluran KUR tahun 2020 – 2024.Total plafon KUR ditingkatkan dari 140 Triliun menjadi Rp190 Triliun pada tahun2020, dan akan ditingkatkan bertahapsampai dengan Rp325 Triliun pada tahun 2024.
Target KUR SektorProduksi tetap sebesar minimal 60%
Peningkatan:• Maksimum plafon KUR mikro
dari Rp25 juta menjadi Rp50 juta.
• Total akumulasi plafon KUR Mikro sektor perdagangan dari Rp100 juta menjadi Rp200 juta. (Hanya untuk Debitur KUR Baru) 7
24
1,6 5,6
58
0,005
1123
2,0 7,0
54
0,2
1426
2,08,0
48
0,2
16
Pertanian, Perburuan, danKehutanan
Perikanan Industri Pengolahan Perdagangan Konstruksi Jasa-jasa
Des-17 Des-18 Des-19
Realisasi Penyaluran KUR Posisi 31 Desember 2019*Realisasi Penyaluran KUR Sektor Produksi
Posisi 31 Desember 2019
Total Realisasi penyaluran KUR dari Agustus 2015 sampai dengan 31 Desember
2019 sebesar Rp 472,77 T dengan outstanding Rp 153 T, dan NPL 1,10%.
Penyaluran KUR tahun 2019, sampai dengan 31 Desember 2019 sudah
mencapai Rp 139,51 T (99,65% dari target tahun 2019 sebesar Rp140 T).
8
472,77triliun
Realisasi Penyaluran
153triliun
18.602.131
Debitur
Akumulasi KUR 2015 s.d. 31 Des 2019
139.51 triliun
Realisasi Penyaluran
107,2
triliun
4.719.051
Debitur
KUR 1 Jan 2019 s.d. 31 Des 2019
Outstanding(95,2%)
REALISASI PENYALURAN KUR
8
Total
Outstanding
Realisasi Penyaluran KUR Sektor Ekonomi
Posisi 31 Desember 2019 (dalam %)
Porsi penyaluran KUR sektor produksi (non perdagangan)
sampai dengan 31 Desember 2019 sebesar 51,52% (masihdibawah target sektor produksi tahun 2019 yaitu minimal 60%).
KUR di sektor perdagangan (non produksi) mulai menurun dan KUR di sektor produksi mulai meningkat sejak diberlakukannya target produksi sejaktahun 2017. Pangsa sektor perdagangan masih besar yaitu 48% pada Desember 2019 disusul sektor pertanian 26% dan jasa 16%.
40%
50%
60%
42%47%
51,5%58%
53%48,5%
2017 2018 2019*
Target Produksi Non Produksi
*update per 21 Januari 2020
1.098.457 1.279.415
1.820.130 2.154.174 2.436.199 2.562.172 2.655.950 2.797.173
3.969.650 4.428.207 4.901.182 5.018.603 5.336.559
5.900.929 6.039.378 6.362.357
6.989.839 7.147.983
8.862.217 9.125.577
9.716.236 9.746.074 10.100.923
10.965.792 11.552.140
13.539.525 13.951.103
15.801.012 17.751.162
20.218.265 27.305.613
59.754.898 78.671.715
82.809.308
0,23%0,27%0,38%0,46%0,52%0,54%0,56%0,59%0,84%0,94%1,04%1,06%1,13%1,25%1,28%1,35%1,48%1,51%1,87%1,93%2,06%2,06%2,14%2,32%2,44%2,86%2,95%3,34%3,75%4,28%5,78%12,64%16,64%17,52%
Maluku Utara
Kalimantan Utara
Papua
Maluku
Sulawesi Barat
Bangka Belitung
Gorontalo
Kepulauan Riau
Sulawesi Utara
Papua Barat
Kalimantan Tengah
Bengkulu
Sulawesi Tengah
NTT
Kalimantan Barat
Sulawesi Tenggara
Kalimantan Timur
Nanggroe Aceh Darussalam
Riau
Kalimantan Selatan
D.I. Yogyakarta
NTB
Banten
Sumatera Selatan
Sumatera Barat
Jambi
Lampung
DKI Jakarta
Bali
Sumatera Utara
Sulawesi Selatan
Jawa Barat
Jawa Timur
Jawa Tengah
SUMATERA
Rp 96,6 triliun
KALIMANTAN
JAWA
SULAWESI MALUKU & PAPUA
BALI & NUSA TENGGARA
20,44%
5,99%
Rp 28,3 triliun
Rp 256,8 triliun Rp 33,4 triliun
7,06%
Rp 48 triliun
10,17% Rp 9,5 triliun
2.01%
Menurut Provinsi (Rp Juta)
9
Jumlah Realisasi KUR (Rp)
Persentase Realisasi KUR
Jumlah Debitur KUR
915.385
1.860.513
299.645
1.104.414
3.217.115
11.205.059
54,33%
PENYALURAN KUR MENURUT PROVINSI (AGUSTUS 2015 S.D 31 DESEMBER 2019)Sejalan dengan penyebaran UMKM, penyaluran KUR masih didominasi pulau jawa dengan pangsa 54%
disusul Sumatera 20% dan sulawesi 10%.
Pemerintah Pusat(13 K/L)
&Pemerintah Daerah
Komite Kebijakan Pembiayaan
bagi UMKM (Keppres 14/2015):
1. Menko Perekonomian (Ketua)
2. Menteri Keuangan
3. Menteri Koperasi dan UKM
4. Menteri Perindustrian
5. Menteri Perdagangan
6. Menteri Ketenagakerjaan
7. Menteri Pertanian
8. Menteri Kelautan dan Perikanan
9. Menteri BUMN
10.Menteri Dalam Negeri
11.Menteri Pariwisata
12.Sekretaris Kabinet
13.BNP2TKI
Tim Monitoring dan Evaluasi
KUR:
1. 34 Gubernur
2. 514 Walikota/Bupati
Penyalur(44 Instansi)
1. BRI
2. Bank mandiri
3. BNI
4. BTN
5. Bank Sinarmas
6. Maybank
7. Bank Bukopin
8. BTPN
9. OCBC NISP
10.Bank Permata
11.BCA
12.CTBC
13.BRI Syariah
14.Bank Nationalnobu
15.Bank Artha Graha
16.BRI Agroniaga
17.BPD Kalbar
18.BPD NTT
19.BPD Bali
20.BPD DIY
21.BPD Sulselbar
22.Bank Jateng
23. BPD Sumatra Utara
24. BPD Sumbar
25. BPD Riau Kepri
26. Bank Jambi
27. Bank Jabar Banten
28. Bank Kalsel
29. Bank NTB
30. Bank NTT
31. Bank Sumselbabel
32. Bank Papua
33. Bank Lampung
34. BPD Bengkulu
35. BPD Kalteng
36. BPD Sultra
37. BPD Kaltimkaltara
38. Bank Sulut Go
39. ITC Finance
40. Indosurya Finance
41. First Indo Finance
42. Koperasi Kospin Jasa
43. Koperasi Obor Mas
44. KSP Guna Prima
Dana
Penjamin(11 Instansi)
1. Perusahaan Umum (Perum) Jaminan Kredit
Indonesia;
2. PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero);
3. PT Penjaminan Kredit Daerah Riau;
4. PT. Penjaminan Kredit Daerah Sumatera Barat;
5. PT Penjaminan Kredit Daerah Sumatera Selatan;
6. PT Penjaminan Kredit Daerah Bangka Belitung;
7. PT Penjaminan Kredit Daerah Jawa Tengah;
8. PT Penjaminan Kredit Daerah DKI Jakarta;
9. PT Penjaminan Jamkrindo Syariah;
10.PT UAF Jaminan Kredit;
11.PT Penjaminan Pembiayaan Askrindo Syariah;
Pengawas(2 Instansi)
1. OJK2. BPKP
10
PIHAK-PIHAK TERKAIT KUR TAHUN 2019 - 2020
CSR
Rolling soft loan
Subsidized loan Special scheme of commercial loan
Fully commercial loan
AB
C
D
EPo
laP
em
bia
yaan
Ko
mer
sial
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) & CSR Swasta
Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Komersial
Dana PKBL & CSR Swasta Subsidi Bungadari Pemerintah
PenjaminanPemerintah
MekanismePasar
Mekanisme Pembiayaan
Pembiayaan UMKM
Kemampuan Usaha
Unbanked
MekaarUMi
BWMLPDB
Bankable
ARAH PENGEMBANGAN UMKM KEDEPAN
• Peningkatan koordinasi antar kementerian/lembaga untuk mengembangkan UMKM dengan mengintegrasikan
jenis-jenis pembiayaan UMKM.
• Usaha mikro dan kecil yang unbankable dibina dan dikembangkan dengan CSR dengan program kemitraan dan
bina lingkungan (PKBL). Jika sudah naik kelas dengan program mekaar PT PNM atau BWM atau ultra mikro.
Selanjutnya, jika naik kelas lagi dengan KUR dan terakhir pembiayaan dengan kredit komersial.
11
Pengusaha UMKM/Petani/Nelayan
Pembinaan & Pengawasan
Perjanjian Kerjasama Perjanjian Kerjasama
Pencairan kreditmelalui Kartu
Offtaker/Mitra UsahaKELOMPOK USAHA
Perjanjian Kemitraan
Setiap K/L dan pemerintah daerah membuat program one village one product (OVOP) dengan pola
pengelolaan secara cluster yang basis pembiayaannya menggunakan KUR khusus.
PROGRAM ONE VILLAGE ONE PRODUCT (OVOP) DENGAN POLA CLUSTER
12
Kementerian Koordinator Bidang PerekonomianRepublik Indonesia
Offtaker
Kementerian Keuangan(Database SIKP)
Unbanked
Banked
1. BanSos KUBE2. Pembiayaan UMi3. CSR BUMN4. PKBL
1. Program KUR2. Kredit Komersial
Sekretariat Dewan Nasional Keuangan Inklusif
Komite Kebijakan Pembiayaan bagi UMKM
Mendorong UMKM Naik Kelas dan Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi
K/L Teknis Koordinasi Pelaku Usaha
Pemberdayaan Ekonomi
Kementerian KUKM(Pembinaan Kelembagaan)
Kementerian Pertanian & Kementerian Perindustrian
(Pembinaan teknis dan pemberian bantuan alat produksi)
PT Pegadaian (Persero), PT PNM (Persero), PT BAV (Persero), &
Koperasi linkage(Penyalur UMi)
Bank & Lembaga KeuanganPenyalur KUR
Penjamin KUR
Kementerian Perdagangan(Pembinaan teknis)
Pemerintah Daerah & Akademisi (Pelatihan dan Pendampingan)
PelaporanMonitoring
Evaluasi
1. Pelatihan2. Pendampingan
1. Offtaker besar2. Offtaker start-up (seperti
LimaKilo)
(dengan perjanjian kerjasama MoU)
Koordinasi pembiayaan dalam rangka pengembangan UMKM berbasis cluster One Village One Product (OVOP)
13
5. Koordinasi Pengembangan UMKM
LAMPIRAN
Kementerian Koordinator Bidang PerekonomianRepublik Indonesia
0
12
105
127
216
247
327
370
516
744
889
971
1035
1259
1334
1355
1471
1783
1789
2292
4160
4909
4931
5000
5276
13623
15602
23027
25964
27201
43358
45253
48490
87498
Kalimantan Utara
Papua
Sulawesi Tengah
Bangka Belitung
Sumatera Utara
Papua Barat
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Utara
DKI Jakarta
NTB
Maluku
Banten
Kalimantan Timur
Maluku Utara
Jambi
Kepulauan Riau
Kalimantan Barat
Nanggroe Aceh Darussalam
Kalimantan Tengah
Bengkulu
Sulawesi Barat
Lampung
Sumatera Selatan
NTT
Gorontalo
Sumatera Barat
Riau
Jawa Barat
Bali
Jawa Timur
Kalimantan Selatan
D.I.Yogyakarta
Sulawesi Selatan
Jawa Tengah
SUMATERA
46.172 Calon Debitur
KALIMANTAN
JAWA
SULAWESI MALUKU & PAPUA
BALI & NUSA TENGGARA
Jumlah Upload Calon Debitur Potensial oleh Pemda
12%
13%
47.653 Calon Debitur
184.466 CalonDebitur
50%
31.708 Calon Debitur
9%
58.728 Calon Debitur
16% 2.407 Calon Debitur
1%
16
Jumlah Upload Calon Debitur
Persentase dari Jumlah Upload
Sejak tahun 2015, pemerintah telah mengembangkan Sistem Informasi Kredit Program (SIKP) yang menjadi basis data UMKM calon penerima dan
penerima KUR. Dalam rangka meningkatkan ketepatan sasaran penyaluran KUR, Pemerintah Daerah telah mengunggah data calon debitur
potensial KUR ke dalam SIKP sebanyak 371.134 data . Upload Calon Debitur Potensial tertinggi diperoleh Pemprov Jawa Tengah dengan jumlah
sebesar 87.498 calon debitur diikuti Pemprov Sulawesi Selatan dengan jumlah sebesar 69.431 calon debitur. Sebanyak 110.759 data (30%) telah
ditindaklanjuti dengan penyaluran KUR.
Keunggulan Sistem Informasi Kredit Program (SIKP):- Memastikan tidak ada penerima KUR ganda pada penyaluran KUR dengan by name by address;- Memastikan ketepatan sasaran penyaluran KUR melalui fitur pengunggahan data calon debitur KUR oleh Pemda, Kementerian Teknis, Penyalur KUR, dan
Penjamin KUR;- Alat perhitungan ketepatan pembayaran subsidi bunga KUR.
PERKEMBANGAN PELAPORAN DAN MONITORING KUR
2018
2017
- Kirim data by nameby address via upload secara online (per bulan)
- Tagihan subsidi bunga diajukan secara rekap dan detil tiap rekening
- Penambahan fitur user Pemda untuk input data debitur
- Kirim data H2H termasuk untuk perbaikan data untuk semua penyalur KUR
- Peningkatan validasi plafon dan limit (termasuk sektor produksi)
- Penambahan fitur: KUR Khusus, validasi NPWP, usulan pelunasan, Suplesi, Perpanjangan, Restruk
- Penambahan kapasitas server
- Perjanjian kerja sama SIKP dengan penyalur dan Penjamin.
- Validasi NIK dgn database Dukcapil
- Perbaikan fitur ubah dan cleansing data di user Penyalur
- Validasi akumulasi akad KUR Mikro di atas 100 juta
2019
- Kirim data mulai H2H di bbrpPenyalur KUR
- Tagihan subsidi bunga diajukan detil (per rekening)
- Peningkatan validasi transaksi
- Penambahan fiturupload data calon debitur Pemda, relaksasi data calon debitur.
- Penambahan fitur Monev pada user Kanwil
17
Pelaporan secaramanual & verifikasi
tagihan IJP Oleh BPKP
2007-2014
2015-2016
SIKP
Sistem pelaporan dan monitoring KUR tahun 2007-2014 masih dilakukan secara manual dan pada tahun 2015 sistem pelaporan dan monitoring dirubah secara online dengan Sistem Informasi Kredit Program (SIKP). Sejak SIKP diluncurkan maka tidak dimungkinkanSeorang debitur mendapatkan KUR pada 2 bank berbeda.
Uraian KUR Mikro KUR Kecil KUR Penempatan TKI KUR Khusus
Suku Bunga 6% efektif per tahun 6% efektif per tahun 6% efektif per tahun 6% efektif per tahun
Subsidi Bunga 10,5% 5,5% 14% 5,5%
Batas maksimum per akad kredit
Rp 50 jutaDiatas Rp 50 juta s.d.
Rp 500 jtRp 25 juta s.d. Rp 500 jt
Total plafon maksimumper debitur
• Tidak adapembatasanakumulasi plafonuntuk KUR sektor produksi, dgn maks. Rp 50jt per siklusproduksi.
• Maks. Rp 200 jutauntuk sektor non produksi.
Rp 500 juta Rp 25 juta Rp 500 juta
Fitur KUR Umum 2020
18
Uraian KUR Mikro KUR Kecil KUR Penempatan TKI KUR Khusus
Jangka Waktu
• KMK = Paling lama 3 tahundan jika suplesi dapatdiperpanjang menjadi 4 tahun
• KI = Paling lama 5 tahun danjika suplesi dapatdiperpanjang menjadi 7 tahun
• KMK = Paling lama 4 tahundan jika suplesi dapatdiperpanjang menjadi 5 tahun
• KI = Paling lama 5 tahundan dapat diperpanjangmenjadi 7 tahun
Paling lama samadengan masa kontrakkerja dan tidak melebihijangka waktu maksimumyaitu 3 tahun.
• KMK = Paling lama 4 tahundan jika suplesi dapatdiperpanjang menjadi 5 tahun.
• KI = Paling lama 5 tahun danjika suplesi dapatdiperpanjang menjadi 7 tahun.
• Grace period diserahkankepada masing – masingPenyalur.
KategoriPenerima KUR
individu/ perseorangan, badan usaha, dan kelompok usaha yang melakukan usaha yang produktif
individu/ perseorangan, badan usaha, dan kelompok
usaha yang melakukan usaha yang produktif
individu/ perseorangan calon Tenaga Kerja
Indonesia yang akanbekerja di luar negeri
dan calon pekerjamagang di luar negeri
individu/ perseorangan, badan usaha, dan kelompok usaha yang melakukan usaha yang
produktif
(Lanjutan..)
Fitur KUR Umum 2020
19