Pertumbuhan Leksikografi Bahasa Arab

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5/21/2018 Pertumbuhan Leksikografi Bahasa Arab

    1/10

    PERTUMBUHAN LEKSIKOGRAFI BAHASA

    ARAB (Sebuah Kajian Historis-Deskriptif)

    PERTUMBUHAN LEKSIKOGRAFI BAHASA ARAB(Sebuah Kajian Historis-Deskriptif)

    Muhyiddin

    Pengantar

    Sebuah bahasa, termasuk bahasa Arab, pada awalnya bermula dari bahasa lisan

    (lughah al-nutq) yang digunakan para pemakai bahasa untuk berkomunikasi dengan

    sesamanya, sebelum pada tahap selanjutnya, bahasa itu dikodifikasi atau dibukukan dalam

    bentuk bahasa tulis (lughah kitabah) yang kemudia banyak orang menyebutnya dengan

    istilah kamus/mujam.

    Kamus adalah sejenis buku rujukan yang menerangkan makna kata-kata. Ia berfungsi

    untuk membantu seseorang mengenal perkataan baru. Selain menerangkan maksud kata,

    kamus juga mungkin mempunyai pedoman sebutan, asal-usul (etimologi) sesuatu perkataan

    dan juga contoh penggunaan bagi sesuatu perkataan. Untuk memperjelas kadang kala

    terdapat juga ilustrasi di dalam kamus.[1]

    Kata kamus diserap dari bahasa Arab qamus(

    ), dengan bentuk

    jamaknyaqawamis. Kata Arab itu sendiri berasal dari kata Yunani (okeanos) yang

    berarti 'samudra'. Sejarah kata itu jelas memperlihatkan makna dasar yang terkandung dalam

    kata kamus, yaitu wadah pengetahuan, khususnya pengetahuan bahasa, yang tidak terhinggadalam dan luasnya. Dewasa ini kamus merupakan khazanah yang memuat perbendaharaan

    kata suatu bahasa, yang secara ideal tidak terbatas jumlahnya.[2]

    Dalam tulisan berikut, saya akan menjelaskan bagaimana eksistensi leksikologi (ilmu

    perkamusan) dalam dunia Arab ditinjau dari segi sejarah, klasifikasi, dan metode yang

    digunakan. Saya sangat meyakini bahwa tulisan ini jauh dari sempurna oleh karenanya saran

    dan masukan sangat diperlukan demi kepentingan kelengkapan informasi, ketajaman analisis,

    dan keluwesan tulisan.

    A. Pengertian Istilah Ilmu Perkamusan dan Perkembangannya

    Leksikologi dalam bahasa Inggris dinamakan lexicologyyang berarti ilmu/studi

    mengenai bentuk , sejarah dan arti kata-kata.Menurut istilah, leksikologi adalah ilmu

    pengetahuan yang mempelajari seluk beluk makna/arti kosakata yang termuat atau akan

    dimuat di dalam kamus.[3]

    Dalam bahasa Arab, leksikologi disebut dengan ilm al-maajim, yaitu ilmu yang

    mempelajari tentang seluk beluk kamus.Secara etomologi, kata mujam[4]berasal dari

    kata al-ujmdan al-ajm lawan kata dari alarbdan al-urb. Kata al-ajam berarti orang yang

    ucapannya tidak fasih dan pembicaraannya tidak jelas. Sedangkan kata ajamilebih identik

    dengan sebuatan untuk orang non-Arab, baik ucapannya fasih maupun tidak. Orang asingyang masih memiliki garis keturunan Arab, juga disebut orang ajam.

    http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn1http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn1http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn1http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn2http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn2http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn2http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn3http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn3http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn3http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn4http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn4http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn4http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn3http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn2http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn1
  • 5/21/2018 Pertumbuhan Leksikografi Bahasa Arab

    2/10

    Kata ajamsinonim dengan kata abhamyang berarti sesuatu yang tidak jelas.

    Karena itu dalam bahasa Arab, binatang disebut ajmaatau abhamkarena binatang tidak bisa

    bicara. Bahkan segala sesuatu yang tidak bisa bicara dengan baik dan benar, biasa

    disebut ajamdanmustajam. Ibnu Jinni mengatakan, Aku mengetahui bahwaa-ja-

    madalam perkataan orang-orang Arab digunakan untuk menyebut sesuatu yang belum jelas

    atau masih samar. Jadi, katamujamadalah lawan kata (antonym) dari kata bayan,fasihyang

    berarti jelas.

    Bila dilihat dari aspek morfologis, kata mujamberakar pada kata kerja yang

    berwazanaf-a-la. Wazanempat huruf dengan huruf tambahan berupa hamzahpada awal kata,

    berarti memiliki fungsi ganda. Terkadang ia berfungsi menetapkan, tapi terkadang wazan af-

    a-lajuga berfungsi meniadakan. Demikian juga dengan istilah mujamyang digunakan

    sebagaisignuntuk kamus.Mujamyang berasal dari ajamternyata berfungsi meniadakan

    bukan menetapkan, sehingga katamujammenjadi tepat bila dipakai untuk menyebut bendabernama kamus, mengingat fungsi kamus adalah meniadakan ketidakjelasan arti kosakata,

    menghilangkan ambigu atau menyingkirkan ketidaktahuan. Dengan mujam(kamus),

    seseorang dapat memahami arti sebuah kata.

    Kamus, menurut Ahmad Abdul Ghafur Atthar, adalah buku yang memuat sejumlah

    besar kosakata bahasa yang disertai penjelasannya dan interpretasi atau penafsiran makna

    dari kosakata tersebut yang semua isinya disusun dengan sistematika tertentu, baik

    berdasarkan urutan huruf hijaiyah(lafal) atau tema (makna).[5]

    Sedangkan menurut C.L. Barnhart, definisi kamus adalah sebuah buku yang memuat

    kosakata pilihan yang umumnya disusun berdasarkan urutan alphabetdengan sisertai

    penjelasan maknanya dan dilengkapi informasi lain yang berhubungan dengan kosakata, baik

    penjelasan tersebut menggunakan bahasa yang kata sama dengan kosakata yang ada maupun

    dengan bahasa yang lain.[6]

    Menurut Dr.Ali Al-Qasimy, leksikologi (ilm al-maajim),[7]adalah: Leksikologi atau

    ilmu kosakata adalah ilmu yang membahas tentang kosakata dan maknanya dalam sebuah

    bahasa atau beberapa bahasa. Ilmu ini memprioritaskan kajiannya dalam hal derivasi kata,

    struktur kata, makna kosakata, idiom-idiom, sinonim dan polisemi.

    Ada beberapa istilah dalam bahasa Arab yang dipakai untuk menyebut kamus, yaitu

    :mujam, qamus,fihris, mausuah(ensiklopedi) dan musrid(indeks, glosarium). Semua

    istilah tersebut mengarah kepada satu pengertian bahwasanya kamus, ensiklopedia, indeks,

    glosarium adalah kumpulan kosakata yang dilengkapi makna/artinya dan keterangan lain

    yang bertujuan untuk menjelaskan informasi yang berhubungan dengan kata-kata yang

    termuat di dalam daftar tersebut. Kesemua kosakata beserta maknanya disusun secara teratur,

    berurutan berdasarkan sistematika tertentu yang dipilih oleh penyusun kamus untuk

    mempermudah pengguna (user) atau pembaca dalam memahami makna daninformasi tentang

    kata yang dicari.

    http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn5http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn5http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn5http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn6http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn6http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn6http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn7http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn7http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn7http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn7http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn6http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn5
  • 5/21/2018 Pertumbuhan Leksikografi Bahasa Arab

    3/10

    Selain istilah leksikologi dan ilm al-maajim, ada juga beberapa istilah lain yang

    digunakan untuk menyebut ilmu tentang kamus. Misalnya saja,Ilm al-Alfadz, al-

    Laffadzah, IlmDalalahMujamiyahdan sebagainya.

    Terlepas dari perbedaab istilah dalam bahasa Arab dalam menyebut ilmu tentang

    kamus ini, yang jelas, munculnya berbagai nama tersebut menunjukkan pesatnya

    perkembangan ilmu bahasa. Linguistik Arab, terutama di bidang ilmu makna. Sebuah bahasa

    yang terdiri dari kumpulan kata dan kalimat, pada awalnya hanya berupa suara-suara dan

    belum dikodifikasi atau ditampung dalam bentuk bahasa tulis. Apalagi terhimpun didalam

    sebuah kamus sebagai sebuah buku/pedoman yang berfungsi memuat umpulan kata dan

    penjelasan maknanya.

    Dengan berkembangnya berbagai ilmu dalam bidang perkamusan, pembuatan kamus

    pun semakin pesat. Hal ini ditujukkan dengan munculnya kamus-kamus

    kontemporer. Dankamus-kamus tersebut bukan hanya membantu manusia dalam memahamimakna suau kalimat yang belum dipahami, akan tetapi lebih dari itu, penyusunan kamus ini

    adalah bagian dari upaya optimal manusia dalam menjaga eksistensi bahasa mereka.

    Proses transfer dari bahasa lisan ke bahasa tulis menuntut para penutur bahasa

    mengembangkan ilmu tentang makna (semantic) untuk memahami kosa kata lama maupun

    baru yang ada di dalam bahasa mereka. Interpretasi dan studi kosakata itu lebih dikenal

    dengan dengan ilmu kosakata (ilmu al-mufradat). Pada tahapan selanjutnya, hasil kajian dan

    penelitian dari ilmu kosakata, terutama yang telah maupun yang akan dikodifikasi ke dalam

    sebuah kamus, melahirkan ilmu leksikologi.

    Lebih dari itu, perwajahan kamus dan sistematika penyusunan kosakata ke dalam

    kamus-kamus berbahasa Arab juga terus berubah dan berkembang secara inovatif dari masa

    ke masa. Munculnya kamus-kamus bahasa yang berasal dari hasil usaha penelitian para

    penyusunnya, secara tidak langsung, maka makna-makna dari kosakata yang telah dimuat di

    dalam kamus, telah mereka nilai sebagai kosakata baku dan maknanyashahih, sehingga pada

    akhirnya, sebuah kamus tidak sekedar berfungsi sebagai buku yang memuat kumpulan

    makna, tetapi ia dipandang sebagai buku pedoman bahasafusha(resmi) yang baku. Disinilah

    letak urgensitas kamus dalam menyebarkan kosakata dan maknanya, mempengaruhi

    interpretasi pembaca kamus dalam memahami makna, menyeleksi mana kosakata yang fasih

    dan yang tidak, dan sebagainya.

    Kamus-kamus bahasa Arab yang terbit dengan varian dan karakteristik yang berbeda-

    beda telah mendorong para pakar bahasa untuk lebih serius mendalami teknik-teknik

    penyusunan yang inovatif dan informatif. Fenomena ini melahirkan ilmu leksikografi (Ilm

    Shinaah Al-MujamiyyahatauDirasah Mujamiyyah) atau ilmu perkamusan yang bukan

    hanya sebatas membahas tentang seluk beluk makna leksikal dari kosakata, tetapi juga

    sebagai ilmu yang membahas teknik pemilihan sistematika dalam menyusun kamus,

    memahami kelengkapan komponen kamus dan sebagainya.

    B. Beberapa Faktor Disusunnya Kamus Arab

  • 5/21/2018 Pertumbuhan Leksikografi Bahasa Arab

    4/10

    Sebelum era Dinasti Abbasiyah, bangsa Arab, terutama umat islam, belum banyak

    yang mengenal pentingnya kodifikasi bahasa atau penyusunan kamus-kamus bahasa arab.

    Paling tidak, menurut Imel badiYaqub, ada 3 faktor yang menyebabkan kenapa bangsa

    Arab belum atau terlambat dalam hal penyusunan kamus.[8]

    Pertama, Mayoritas bangsa Arab masih ummy(buta huruf) sebelum Islam datang di

    Jazirah Arab, bangsa Arab yang bisa membaca dan menulis dapat dikatakan sangat minim.

    Nabi Muhammad SAW sendiri menyatakan, dan al-Quran menegaskan, apa yang telah

    diketahui orang-orang pada zamannya, yaitu bahwa beliau buta huruf, dan tak mungkin dapat

    menyusun Al-Quran. Memang, pada era wahyu al-Quran diturunkan, mayoritas sahabat

    Nabi juga tidak banyak yang mampu membaca dan menulis. Kenyataan ini yang

    menyebabkan masyarakat bangsa Arab kurang memperhatikan masalah kodifikasi bahasa

    mereka. Apalagi untuk mengumpulkan makna kosakata dan menulisnya dalam bentuk kamus.

    Kedua, Tradisi nomadisme dan perang. Di dalam Jazirah Arab, penduduknya tidakpernah menetap. Perpindahan dari tanah pertanian ke padang rumput dan dari padang rumput

    ke tanah pertanian terus terjadi dan menjadi ciri setiap fase sejarah jazirah. Selain tradisi

    nomadisme, penduduk jazirah Arab kerap kali berperang antar suku dan golongan. Tradisi

    nomadisme dan perang menjadi sebab utama bangsa Arab untuk kurang memperhatikan

    tradisi baca tulis dikalangan mereka.

    Ketiga, lebih senang dengan bahasa lisan. Tak dapat dipungkiri jika bangsa Arab

    sangat fanatik dengan bahasa lisan. Mereka lebih mengagungkan

    tradisi muhadatsah. khitabahdan syair. Barangkali, secara geografis, wilayah gurun yang

    sepi dan kebiasaan migrasi juga berperan menciptakan tradisi sastra dikalangan mereka.

    Ketiga faktor diatas mengakibatkan bangsa Arab sangat tertinggal dengan bangsa lain

    dalam hal kodifikasi bahasa atau penyusunan kamus-kamus berbahasa Arab. Sekalipun

    demikian, bukan berarti sebelum era dinasti Abbasiyah, bangsa Arab sama sekali tidak

    mengenal kamus, sebab leksikologi dalam arti ilmu yang berusaha mengungkap makna-telah

    menjadi perbincangan di jazirah Arab. Ide-ide leksikon itu semakin berkembang pesat

    dikalangan bangsa Arab, terutama umat Islam, seiring dengan aktifitas mereka dalam usaha

    memahami dan menginterpretasikan ayat-ayat suci al-Quran. Salah satu buktinya adalah

    riwayat Abu Ubaidah dalam al-Fadhaildari Anas bahwa ketika Khalifah Umar bin Khaatab

    ra. (584-644 M) berkhutbah diatas mimbar, beliau membaca ayat :

    Danbuah-

    buahan serta rumpu-rumputan Lalu,Umar berkata:Arti katafakihah(buah) telah kita

    ketahui, tetapi apakah makna kata abbpada ayat tersebut?.Ibnu Abbas ra. Juga pernah

    mempertanyakan makna dari kata Fatir dalam firman Allah SWTsurat Fatir ayat 1.Untuk

    mencari tahu makna kata tersebut,Ibnu Abbas ra. rela masuk ke daerah-daerah pelosok desa

    di wilayah Arab Badui yang dikenal masih memiliki kebahasaan yang asli. Kala

    itu, Ibnu Abbas melihat 2 orang di dusun yang sedang bertengkar tentang masalah sumur,

    salah seorang berkata: AnaFathartuha (maksudnya, sayalah yang pertama kali

    membuatnya). Dengan peristiwa ini, akhirnya Ibnu Abbas bisa memahami bahwa tafsir dari

    katafathirberarti pencipta.

    http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn8http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn8http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn8http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn8
  • 5/21/2018 Pertumbuhan Leksikografi Bahasa Arab

    5/10

    Adapun Faktor-faktor yang mendorong bangsa Arab untuk mengkodifikasi bahasa

    mereka dan menyusun kamus-kamus berbahasa Arab,[9]antara lain:

    Pertama, kebutuhan bangsa Arab untuk menafsirkan ayat-ayat Al-Quran.

    Kedatangan Islam mengubah makna beberapa kata, dan memasukkan kata-kata baru

    yang maknanya juga baru. Pemakaian al-Quran menentukan perubahan ini. Sejumlah kata

    juga mendapat konotasi yuristik baru, konotasi keagamaan, etika, politik, ekonomi, atau

    sosial, menyusul definisi syariat atau prasyarat etika pribadi dan/atau sosial Islam. Semua ini

    perlu diketahui oleh kaum muslim yang berbahasa Arab maupun tidak. Peralihan dari makna

    lama ke makna yang baru lebih mudah ditangkap oleh masyarakat berbahasa Arab jazirah.

    Peralihan ini semakin sulit ditangkap oleh orang yang tanggung penguasaannya akan bahasa

    ini di provinsi-provinsi yang bersebelahan dengan jazirah Arab. Padahal, mereka amat

    bersemangat untuk mempelajari kandungan ayat-ayat suci al-Quran.

    Kedua, Keinginan mereka untuk menjaga eksistensi bahasa mereka dalam bentukbahasa tulis.

    Penyebaran agama Islam ke berbagai wilayah dan asimilasi antara orang Arab dan

    non-Arab, ikut mempengaruhi tersebarnya lahnatau dialek-dialek yang menyimpang. Ulama

    tafsir dan pakar bahasa berusaha keras memerangi lahndengan berbagai upaya untuk

    menjaga al-Quran. Bahkan, pada pertengahan abad ke-2 H., tatkala era tabiin semakin

    berkurang kualitasnya, maka bahasa Arab telah atau hampir-hampir berubah menjadi non-

    Arab (ajam) karena derasnya penyebaran lahndan penggunaan bahasa amiyah. Maka, tidak

    ada cara yang bisa melindungi bahasa Arab kecuali dengan mengkodifikasikannya.

    Ketiga, Banyaknya buku-buku tafsir yang terbit pada masa awal kodifikasi al-Quran

    dan Hadits tentanggharaibatau kata-kata asing.

    Misalnya saja, Gharib al-HadisKarya Abu Muhammad Abdullah Bin Muslim Bin

    Qutaibah (w. 276 H), Gharib al-Hadiskarya Abu Ubaid Al-Qasim Bin Salam Al-Harawy (w.

    224 H),Maanial-Qurankarya Abu Jafaral-Nuhhas (w. 338 H), dan lainnya.

    Keempat, munculnya ilmu-ilmu metodologis pertama dalam Islam.

    Perkembangan kebudayaan dan pemikiran Islam, terutama pada masa pemerintahan

    bani Abbas melahirkan berbagai disiplin ilmu dan karya-karya ilmiah. Semua ini tidak lepas

    dari perkembangan bahasa Arab. Asimilasi antara Arab dan non-Arab berlangsung efektif

    dan bernilai guna. Bangsa-bangsa di luar Arab memberi saham tertentu dalam perkembangan

    dalam ilmu pengetahuan dalam Islam, sehingga muncul ilmu-ilmu metodologis semisal ilmu

    tata bahasa, ilmu tafsir, ilmu nahwu, ilmu balaghah, ilmu fiqih dan ushul al-fiqih, dan

    sebagainya, yang kesemuanya bertujuan untuk memelihara dan menjaga al-Quran, sekaligus

    menggali kandungannya. Selain itu, gerakan menerjemahkan ilmu-ilmu dari kebudayaan lain

    juga mendorong perkembangan kamus-kamus terjemah di kalangan Arab.

    C. Tahapan Penulisan Kamus Bahasa Arab

    Ahmad Amin (1878-1954) menyebutkan ada 3 tahap kodifikasi bahasa Arab hingga

    lahir kamus-kamus bahasa Arab.[10]

    http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn9http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn9http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn9http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn10http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn10http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn10http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn10http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn9
  • 5/21/2018 Pertumbuhan Leksikografi Bahasa Arab

    6/10

    Pertama, tahap kodifikasi non-sistemik, pada tahap ini seorang ahli bahasa biasa

    melakukan perjalanan menuju ke desa-desa. Lalu, ia mulai mencari data

    dengan cara mendengar secara langsung perkataan warga badui yang kemudian ia catat

    dilembaran-lembaran tanpa menggunakan sistematika penulisan kamus. Intinya, mereka

    mengumpulkan data melalui istima.

    Kedua, tahap kodifikasi tematik, pada tahap kedua ini, para ulama yang telah

    mengumpulkan data mulai berpikir untuk menggunakan tehnik penulisan secara tematis. Data

    yang terkumpul mereka klasifikasikan menjadi buku atau kamus tematik.

    Ketiga, tahap kodifikasi sistematik, pada tahap ketiga, penyusunan kamus mulai

    menggunakan sistematika penulisan yang lebih baik dan memudahkan para pemakai kamus

    dalam mencari makna kata yang ingin diketahui.

    D. Garis Besar Sistematika Kamus Arab

    Ada 2 model penyusunan mujam arabiyah yang digunakan para leksikolog, yaitu:(a).Sistem Makna (KamusMaani) dan (b). Sistem Lafal (KamusAlfadz).[11]

    Sistem makna (KamusMaani) adalah model penyusunan kosakata (item) di dalam

    kamus yang digunakan seorang leksikolog dengan cara menata kata (entri) kamus secara

    berurutan berdasarkan makna atau kelompok kosa kata yang maknanya sebidang (tematik).

    Dengan kata lain, pengelompokan entri pada kamus-kamus maanilebih mengedepankan

    aspek makna yang terkait dengan topik/tema yang telah ditetapkan oleh leksikolog. Dengan

    sistematika ini, maka kamus maanilebih tepat disebut dengan kamus tematik. Kamus-kamus

    tematik berbahasa Arab, antara lain: al-Gharib al-Mushannafkarya Abu Ubaid Al-Qasi bin

    Salam (150-244 H), al-Alfadz al-Kitabiyyahkarya Abdurrahman al-Hamdzani (w.320

    H),Mutakhayyir al-Alfadzkarya Ibnu Faris (w.395 H),Fiqh al-Lughah wa Sir al-

    Arabiyyahkarya Abu Mamsyur Al-Tsalabi (w.429 H),al-Mukhashshah fi al-Lughahkarya

    Ibnu Sydah (398-458 H) danKifayah al-Mutahaffidz wa Nihayah al-Muthalaffidzkarya Ibnu

    Al-Ajdani (w 600 H).

    Sistem Lafal (KamusAlfadz) adalah kamus yang kata-kata (item) didalamnya

    tersusun secara berurutan berdasarkan urutan lafal (indeks) dari kosakata yang terhimpun,

    bukan melihat pada makna kata. Sejak munculnya kamus bahasa Arab pertama, sistematika

    penyusunan kamus-kamus alfadzterus berkembang pesat seiring dengan kebutuhan para

    pengguna kamus. Pencarian makna kata dengan cara melihat lafal menjadi Trademark

    kamus-kamus bahasa Arab. Bahkan, kamus-kamus tematik hanya dipandang sebagai kitab-

    kitab yang membahas tafsir makna sebagaimana kitab-kitab tafsir al-Quran dan bukan lagi

    sebagai kamus bahasa.[12]

    Dalam sejarah perkembangan Leksikon bahasa Arab, Paling tidak terdapat 5 model

    sistematika (nidzam tartib) yang pernah digunakan leksikolog arab dalam menyusun kamus-

    kamus lafal,yaitu:Nidzam al-Shauty (Sistem Fonetik),Nidzam Al-Alfabai al-Khas(Sistem

    Alfabetis Khusus),Nidzam al-Qafiyah (Sistem Sajak),Nidzam al-Alfabai al-Aam(Sistem

    Alfabetis Umum) danNidzam al-Nutqi(Sistem Artikulasi).[13]

    a. Nidzam al-Shauti(sistem fonetik)

    http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn11http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn11http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn11http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn12http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn12http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn12http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn13http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn13http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn13http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn13http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn12http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftn11
  • 5/21/2018 Pertumbuhan Leksikografi Bahasa Arab

    7/10

    Sistem fonetik merupakan model penyusunan kamus pertama yang diperkenalkan oleh Khalil

    Bin Ahmad al-Farahidi. Khalil menyusun kata-kata yang berhasil ia kumpulkan

    dengan cara mengatur urutan kata-kata secara tertib berdasarkan urutan huruf yang muncul

    dalam makharij al-hurufatau tempat keluarnya huruf hijaiyahmenurut sistem fonetik dalam

    ilmu fonologi yang kemudian lebih dikenal dengan istilah nidham al-shauty.

    Faktor yang melatar belakangi Khalil Bin Ahmad menyusun kamus dengan model ini

    diantaranya:pertama, menghindari pengulangan kata dalam kamus, kedua, mencakup semua

    materi/kata, ketiga, memudahkan pembaca dalam mencari makna kata, keempat, tidak ingin

    meniru system urutan huruf hijai (alfabetis) dan obsesinya melahirkan kamus bahasa arab

    yang beda dengan kamus-kamus bahasa lainnya.

    b. Nidzam al-Alfabai al-Khas(sistem alfabetis khusus)

    Sistem alfabetis khusus adalah sistem penyusunan kamus lafadz yang diperkenalkan oleh

    Abu Bakar Bib Duraid (233-321 H.) memulai kamusnya yang berjudulJamharah al-Lughahatau yang lebih dikenal dengan kamus al-Jamharah. Yang dimaksud dengan sistem

    alfabetis khusus adalah sistem penyusunan urutan kata-kata dalam kamus berdasarkan urutan

    huruf hijaiyahyang telah disusun oleh Nashr Bin Ashim, yaitu urutan huruf sejak alif, ba, ta,

    tsa, dan seterusnya hingga hurufyaseperti yang kita kenal saat ini. Urutan alfabetis ini

    dianggap lebih mudah dan lebih popular di kalangan masyarakat, berbeda dengan urutan

    huruf yang berdasarkanmakharij al-hurufyang hanya dikenal oleh orang-orang tertentu yang

    mengerti tentang ilmu qiraat(ilmu tajwid).

    Ada dua faktor yang melatarbelakangi Ibnu Duraid menyusun kamus sistem alfabai khasini,

    yaitu:pertama, kesulitan dalam mencari makna kata dalam kamus yang menggunakan system

    fonetik seperti kamus al-Ainkarya Khalil dan kamus-kamus lain yang beredar saat itu.

    Kesulitan tersebut banyak dialami masyarakat yang tidak mengenal urutan huruf yang

    berdasarkan makhraj. Selain itu, beberapa kamus bersistem fonetik dianggap tidak konsisten

    dengan urutan huruf yang bersistem fonetik.Kedua, susunan huruf hijaiyahyang berhasil

    disusun oleh Nashr Bin Ashim, telah popular dikalangan masyarakat. Apalagi urutan

    huruf hijaiyah itu didukung oleh pemerintah dan diakui oleh ulama dan masyarakat sebagai

    system baku dalam penyusunan buku-buku islami selain kamus bahasa.

    c. Nidzam al-Qafiyah(Sistem Sajak)

    Munculnya kamus-kamus bahasa Arab yang menggunakan system qafiyahmerupakan

    perubahan besar-besaran dalam hal sistem. Dinamakan sistem qafiyahsebab penyusunan

    urutan kata dalam kamus didasarkan pada urutan huruf terakhir dari sebuah kata seperti

    sajak-sajak dalam syair. Pencarian makna kata dalam kamus tidak lagi berdasarkan urutan

    huruf dalam makharij al-hurufatau sistem alfabetis khusus, tetapi didasarkan pada huruf

    yang terakhir.

    Orang yang pertama memperkenalkan sistem qafiyah adalah Ismail Bin Ahmad al-Jawhari

    (w. 1003 M.) dari Basrah dengan kamusnya yang berjudul al-Shihhah Fial-Lughahatau yang

    dikenal dengan kamus al-shihhah.

  • 5/21/2018 Pertumbuhan Leksikografi Bahasa Arab

    8/10

    Ada empat faktor yang melatarnelakangi munculnya kamus bersistem qafiyah, yaitu:pertama,

    obsesi al-Jawhari untuk mewujudkan kamus inovatif dengan sistem baru, mengingat sistem-

    sistem penyusunan kamus yang telah ada sebelumnya tidak konsisten, kedua, kebutuhan

    masyarakat sastra terhadap kamus-kamus yang bisa menghimpun kumpulan kata yang

    memiliki sajak yang sama, ketiga, kata dalam bahasa Arab tidak bisa lepas dari proses

    derivasi (isytiqaq), keempat, munculnya banyak karya-karya sastra seperti puisi, prosa,

    qasidah, lagu, peribahasa dan sebagainya yang memakai sajak-sajak atau berakhiran huruf

    yang sama.

    d. Nidzam al-Alfabai al-Aam(Sistem Alfabetis Umum)

    Sistem alfabetis umum adalah penyusunan kata dalam kamus berdasarkan urutan

    huruf hijaiyahyang kita kenal hingga sekarang, sejak huruf alifhinggaya. Hanya saja,

    perbedaan sistem alfabetis umum dengan system alfabetis khusus terletak pada aspek akar

    kata (ushul al-kalimah).Nidzam al-Alfabai al-Aamdisebut juga nidzam awail al-ushul atau sistem yang merujuk

    pada asal kata (akar kata). Cikal bakal sistem ini, sebenarnya telah lama dirintis oleh ulama

    hadis seperti Imam Bukhari dalamshahih-nya, Ibnu Qutaibah dalam kitabnyagharib al-

    hadits, atau al-Syaibani dalam kamusnya al-jiim. Akan tetapi, sistem penyusunan kata

    tersebut belum diakui oleh kalangan ahli bahasa sebab karya-karya tersebut tidak sepenuhnya

    disebut dengan kamus bahasa.

    Para peneliti berpendapat, bahwa sistem alfabetis umum yang dikenal dalam ilmu leksikologi

    ini, telah lama diperkenalkan oleh al-Zamakhsyari (1074-1143 M). dalam karyanya, asas al-

    balaghah. Namun sebagian peneliti berpendapat, bahwa orang pertama yang menyusun

    kamus dengan sistem alfabetis umum adalah Abu Al-Mualy Muhammad Bin Tamim Al-

    Barmaki (w. 1008). Akhirnya, ditemukan benang merahnya dari silang pendapat ini, bahwa

    penemu sistem alfabetis umum tetap al-Barmaki, tetapi orang yang menyempurnakan sistem

    itu menjadi sebuah kamus adalah al-Zamakhsyari.

    e. Nidzam al-Nutqi(Sistem Artikulasi)

    Sistem kamus artikulasi adalah pencarian makna kata berdasarkan huruf pertama yang

    terucap dan kata yang dicari langsung bisa diketahui dalam materi kamus, tanpa harus

    menuntut seseorang untuk mencari akar kata.

    Kelebihan kamus sistem artikulasi terletak pada aspek kemudahan dalam mencari letak

    kosakata sehingga pengguna yang awam bisa cepat mencari makna kata dalam kamus

    walaupun kurang memahami kaidah ilmusharf.

    Secara historis, sistem artikulasi yang dipakai untuk menyusun kamus-kamus bahasa Arab,

    sebenarnya telah lama muncul. Tepatnya, sejak al-Kaafuri menyusun kamus berjudul al-

    kulliyat dan al-Jurjani (1340-1413) dengan kamusnya al-tarifat. Hanya saja, bangsa Arab

    selalu mengabaikan sistem artikulasi dikarenakan kurang efisien. Sebenarnya system kamus

    artikulasi pernah dikembangkan oleh SyekhMuhammad al-Bukhari (w. 1914)

    dengan cara menggabungkan materi kosakata yang terdapat di dalam dua kamus besar,

    yaitu: lisan al-arab(Ibnu Manzdur) danal-qamus al-mukhith(al-Fairuzabadi). Ia berusaha

  • 5/21/2018 Pertumbuhan Leksikografi Bahasa Arab

    9/10

    keras mengkonfersi seluruh materi dari dua kamus yang urutan hurufnya sistematis sesuai

    dengan urutan hurufhijaiyahdan akar kata (ushul al-kalimah). Ia tidak lagi memakai derivasi

    kata (isytiqaq) dan tehnik tajrid. Akan tetapi, usahanya ini belum berhasil, sebab ia

    meninggal dunia sebelum kamus yang disusunnya selesai.

    Pada dekade tahun 60-an, ide al-Bukhari tersebut mulai dikembangkan oleh para

    leksikolog di Libanon. Salah satunya adalah Syekh Abdullah al-Ulayali yang berhasil

    menyusun sebuah kamus bersistem artikulasi berjudul kamus al-marjadi tahun 1963.

    Kamus ini memuat urutan kata benda tanpa sedikitpun menggunakan tashrif (derivasi kata).

    Ia langsung menempatkan sebuah kata yang bermakna ke bab-bab huruf sesuai huruf awal

    kata yang terucap (artikulatif).

    E. Penutup

    Leksikologi adalah cabang ilmu linguistik yang mempelajari kata, sifat dan makna,

    unsur, hubungan antarkata (semantis), kelompok kata, serta keseluruhan leksikon. Ilmu initerkait erat dengan leksikografi yang juga mempelajari kata, terutama dalam kaitannya

    dengan penyusunan kamus. Secara sederhana, leksikografi disebut sebagai penerapan praktis

    dari leksikologi.

    Dalam sejarah dunia Arab, pada awalnya kamus/mujamberkembang setelah Islam

    yang dibawah oleh Muhammad dengan kitab sucinya yang berbahasa Arab. Bangsa Arab

    merasa perlu mempelajari dan memahami Islam (al-Quran). Selain itu, bangsa Arab juga

    bersentuhan langsung dengan budaya lain sebagai akibat dari ekspansi Islam. Sehingga dalam

    perkembangannya banyak model kamus yang dikembangkan oleh ahli bahasa untuk

    memenuhi kebutuhan masyarakat penggunanya (baca: bangsa Arab) terutama fungsinya

    sebagai penjelas dari yang absurd (mubham). Dengan adanya bermacam-

    macam mujamyang sampai sekarang bisa kita akses, hal itu menandakan bahwa dunia Arab

    (ilmu perkamusan) mempunyai kontribusi yang tidak bisa dianggap sedikit dalam percaturan

    perkamusan dunia. Wallahu alam

    Daftar Pustaka

    Taufiqurrachman,Leksikologi Bahasa Arab, Malang: UIN Malang Press, 2008.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Kamus

    Dazirah Saqqal,Nasyah al-Maajim al-Arabiyah Wa Tathawwuruha,Bairut: Dar Al-

    Shadaqah Al-Arabiyah, 1995.

    Ahmad Amin,Dhuha Al-Islam, Kairo: Maktabah Al-Nahdhah, 1956.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Kamushttp://id.wikipedia.org/wiki/Kamushttp://id.wikipedia.org/wiki/Kamus
  • 5/21/2018 Pertumbuhan Leksikografi Bahasa Arab

    10/10

    [1]http://id.wikipedia.org/wiki/Kamus(diakses 28/12/12).

    [2]Ibid.

    [3]Ada dua istilah yang dibedakan dalam kajian leksikon, leksikologi dan leksikografi,

    penjelasan leksikologi sudah dijelaskan seperti penjelasan di atas, adapun leksikografi adalahcabang ilmu bahasa yang mempelajari tentang teknik penyusunan kamus. Kegiatan yang terlibat

    dalam ilmu leksikografi di antaranya adalah perancangan, kompilasi, penggunaan, serta evaluasi

    suatu kamus. Taufiqurrachman,Leksikologi Bahasa Arab, Malang: UIN Malang Press, 2008), 7

    [4]Menurut sebagian kalangan, istilah mujamdiperkenalkan pertama kalinya oleh

    seorang ahli hadis bernama Abdul Qasim Abdullah bin Muhammad Al-Baghawi melalui kedua

    kitabnya yang berjudul almujam al-Kabir dan al-Mujam al-Shaghir.

    Taufiqurrachman,Leksikologi Bahasa Arab, ..137, bandingkan juga dalam Dazirah

    Saqqal,Nasyah al-Maajim al-Arabiyah Wa Tathawwuruha,(Bairut: Dar Al-Shadaqah Al-

    Arabiyah, 1995.[5]Taufiqurrachman,Leksikologi Bahasa Arab131.

    [6]Ibid, 132.

    [7]Ibid, 6.

    [8]Taufiqurrachman,Leksikologi Bahasa Arab,193-198.

    [9]Ibid, 201-203.

    [10]Ahmad Amin,Dhuha Al-Islam(Kairo: Maktabah Al-Nahdhah, 1956), 263-266.

    Taufiqurrachman,Leksikologi Bahasa Arab,. 203-204.

    [11]Dazirah Saqqal menyebut kamus yang menggunakan sistem makna dengan al-

    maajim al-mubawwabah, sedangkan kamus yang menggunakan sistem lafal dengan al-maajim

    al-mujannasah. Dazirah Saqqal,Nasyah al-Maajim al-Arabiyah Wa Tathawwuruha,.10

    [12]Taufiqurrachman,Leksikologi Bahasa Arab,213-214.

    [13]Ibid., 217-280.

    http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftnref1http://id.wikipedia.org/wiki/Kamushttp://id.wikipedia.org/wiki/Kamushttp://id.wikipedia.org/wiki/Kamushttp://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftnref2http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftnref2http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftnref3http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftnref3http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftnref4http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftnref4http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftnref5http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftnref5http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftnref6http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftnref6http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftnref7http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftnref7http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftnref8http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftnref8http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftnref9http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftnref9http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftnref10http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftnref10http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftnref11http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftnref11http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftnref12http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftnref12http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftnref13http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftnref13http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftnref13http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftnref12http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftnref11http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftnref10http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftnref9http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftnref8http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftnref7http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftnref6http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftnref5http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftnref4http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftnref3http://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftnref2http://id.wikipedia.org/wiki/Kamushttp://h/tugas%20uas%20pasca/SEJARAH%20PERKEMBANGAN%20LEKSIKLOGI%20BAHASA%20ARAB.rtf%23_ftnref1