17
AGRITROP Fakultas Pertanian UMJ 1 PERTUMBUHAN PRODUKTIVITAS PADI DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PROPINSI JAWA TIMUR (GROWTH OF RICE PRODUCTIVITY AND ITS CONTRIBUTION ON PRODUCT DOMESTIC REGIONAL BRUTO OF EAST JAVA PROVINCE) Oleh: Syamsul Hadi dan Achmad Budisusetyo)* *) Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk (1) mengetahui tingkat produktivitas pertanian tanaman pangan padi di Jawa Timur selama sepuluh tahun terakhir (2) faktor-faktor penyebabnya, (3) kontribusi sektor pertanian khususnya tanaman pangan di Jawa Timur terhadap pembentukan Produk Domestik Regional Brutto (PDRB) Jatim. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dan evaluasi Summatif. Pelaksanaan penelitian ini berlokasi di beberapa kabupaten di Propinsi Jawa Timur yang ditentukan dengan cara purposive sampling atau multistage sampling, meliputi Kabupaten Jember, Banyuwangi, Lumajang, Bondowoso, Pasuruan, Malang dan Tuban. Polulasi dalam penelitian ini terdiri atas petani, kelompok tani, kepala desa, tokoh masyarakat, PPL, Mantri Tani, P3A/HIPPA, organisasi non pemerintah dan stake holders lainnya ditentukan secara purposive sampling dan convenience sampling. Alat analisis regresi yang digunakan adalah regresi non linier eksponensiil untuk mengetahui produktivitas, fungsi Coob-Douglass untuk mengetahui faktor yang berpengaruh dan cara matematis untuk mengetahui konstribusi tanaman pangan terhadap PDRB. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pertumbuhan produktivitas padi di Jawa Timur cenderung mengalami fluktuasi dengan kondisi cukup mengkhawatirkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu : Keterbatasan modal yang dimiliki, tingkat keterampilan, pendidikan dan penerapan teknologi relatif rendah, harga-harga input semakin mahal, penggunaan pupuk dan pestisida melebihi anjuran (tidak efisien), serangan penyakit yang luar biasa (eksplosif), kinerja PPL kurang baik, tata guna air kurang efektif serta pengelolaan hama terpadu kurang sinbergis antar stake holders. Sementara itu. pertumbuhan tanaman pangan dan kontribusinya terhadap PDRB Jawa Timur maupun PDB Nasional periode tahun 2000 sampai dengan tahun 2006 secara absolut terus mengalami kenaikan dengan laju pertumbuhan cenderung meningkat kecuali menurun drastis pada tahun 2006, namun kontribusinya secara relatif terus mengalami penurunan secara perlahan sampai dengan tahun 2005 dan menurun drastis pada tahun 2006. Pada periode yang sama kontribusi sektor lainnya (industri pengolahan, kontribusi, perhotelan, dan restouran) meningkat secara signifikan dengan laju pertumbuhan di atas sektor pertanian. Keywords: Produktivitas padi, produk domistic regional bruto (PDRB), dan kelembagaan pertanian. ABSTRACT The aim of this study to know: (1) level of rice crop productivity in East java province in 10 years latest, (2) the factors that influenced them, and (3) contribution of agriculture sector especially the crop in East Java on PDRB of East Java. The method that use in this

PERTUMBUHAN PRODUKTIVITAS PADI DAN …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/3/umj-1x-syamsulhad-115-1-6...penelitian ini berlokasi di beberapa kabupaten di Propinsi Jawa Timur yang

  • Upload
    lamnhu

  • View
    222

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERTUMBUHAN PRODUKTIVITAS PADI DAN …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/3/umj-1x-syamsulhad-115-1-6...penelitian ini berlokasi di beberapa kabupaten di Propinsi Jawa Timur yang

AGRITROP Fakultas Pertanian UMJ

1

PERTUMBUHAN PRODUKTIVITAS PADI DAN KONTRIBUSINYA

TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PROPINSI JAWA TIMUR

(GROWTH OF RICE PRODUCTIVITY AND ITS CONTRIBUTION

ON PRODUCT DOMESTIC REGIONAL BRUTO

OF EAST JAVA PROVINCE)

Oleh:

Syamsul Hadi dan Achmad Budisusetyo)*

*) Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Jember

ABSTRAK

Tujuan penelitian adalah untuk (1) mengetahui tingkat produktivitas pertanian

tanaman pangan padi di Jawa Timur selama sepuluh tahun terakhir (2) faktor-faktor

penyebabnya, (3) kontribusi sektor pertanian khususnya tanaman pangan di Jawa Timur

terhadap pembentukan Produk Domestik Regional Brutto (PDRB) Jatim. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dan evaluasi Summatif. Pelaksanaan

penelitian ini berlokasi di beberapa kabupaten di Propinsi Jawa Timur yang ditentukan

dengan cara purposive sampling atau multistage sampling, meliputi Kabupaten Jember,

Banyuwangi, Lumajang, Bondowoso, Pasuruan, Malang dan Tuban. Polulasi dalam

penelitian ini terdiri atas petani, kelompok tani, kepala desa, tokoh masyarakat, PPL, Mantri

Tani, P3A/HIPPA, organisasi non pemerintah dan stake holders lainnya ditentukan secara

purposive sampling dan convenience sampling. Alat analisis regresi yang digunakan adalah

regresi non linier eksponensiil untuk mengetahui produktivitas, fungsi Coob-Douglass untuk

mengetahui faktor yang berpengaruh dan cara matematis untuk mengetahui konstribusi

tanaman pangan terhadap PDRB.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pertumbuhan produktivitas padi di Jawa Timur

cenderung mengalami fluktuasi dengan kondisi cukup mengkhawatirkan. Hal ini disebabkan

oleh beberapa faktor yaitu : Keterbatasan modal yang dimiliki, tingkat keterampilan,

pendidikan dan penerapan teknologi relatif rendah, harga-harga input semakin mahal,

penggunaan pupuk dan pestisida melebihi anjuran (tidak efisien), serangan penyakit yang luar

biasa (eksplosif), kinerja PPL kurang baik, tata guna air kurang efektif serta pengelolaan hama

terpadu kurang sinbergis antar stake holders. Sementara itu. pertumbuhan tanaman pangan

dan kontribusinya terhadap PDRB Jawa Timur maupun PDB Nasional periode tahun 2000

sampai dengan tahun 2006 secara absolut terus mengalami kenaikan dengan laju

pertumbuhan cenderung meningkat kecuali menurun drastis pada tahun 2006, namun

kontribusinya secara relatif terus mengalami penurunan secara perlahan sampai dengan tahun

2005 dan menurun drastis pada tahun 2006. Pada periode yang sama kontribusi sektor lainnya

(industri pengolahan, kontribusi, perhotelan, dan restouran) meningkat secara signifikan

dengan laju pertumbuhan di atas sektor pertanian.

Keywords: Produktivitas padi, produk domistic regional bruto (PDRB), dan kelembagaan

pertanian.

ABSTRACT

The aim of this study to know: (1) level of rice crop productivity in East java province

in 10 years latest, (2) the factors that influenced them, and (3) contribution of agriculture

sector especially the crop in East Java on PDRB of East Java. The method that use in this

Page 2: PERTUMBUHAN PRODUKTIVITAS PADI DAN …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/3/umj-1x-syamsulhad-115-1-6...penelitian ini berlokasi di beberapa kabupaten di Propinsi Jawa Timur yang

AGRITROP Fakultas Pertanian UMJ

2

study was survey method need sumative evaluation and purposive randomly sampling

(multistage sumpling). This study was conducted in many region in East Java Province

consist of: Jember, Banyuwangi, Bondowoso, Pasuruan, Malang, and Tuban. Regression

analysis was use in this study was exponential non linier regression to know productivity.

Whereas Cobb-Douglass funtion to know the factors that influenced and matematical to

know the contribution of crop on PDRB. Population vareable of study consist of farmer,

farmer crop, chief of village, key person, Extension Field Agriculture (PPL), Manteri Tani,

P3A or HPPA, NGO, and other stakeholder was samplied by a purposive and convienience

sampling.

Study result showed that the growth of rice productivity in East Java trend to

fluctuated and its condition was bad. That is due to some factors that were a limitation of

modal that owned, level of skill, education and technology applied was relatively low, a price

of input was increased (expensive) fertilizer aoolied were overdosage (not efficient), the

disease attack and pesticide was axplosive, PPL-work was low, water-use was not effective

and integrated pest management was not sinergy among stake-holders. The growth of crop

sector and its contribution on PDRB of East Java and National Bruto increase by increasing uf

its growth, but decrease in late of 2006. White its contribution was relatively accrease until

2005 and drastically decrease in 2006.

Keywords: Productivity of rice, product domistic regional bruto (PDRB), and infrastrukcture

of farmer.

PENDAHULUAN

Setelah menghadapi krisis tahun 1998 – 1999, pada saat ini sector pertanian telah

berada pada fase percepatan pertumbuhan walaupun sempat mengalami pertumbuhan negatif

0.16%. Salah satu tantangan ke depan adalah bagaimana mempertahankan momentum

pertumbuhan tersebut. Di balik berbagai keberhasilan yang telah dicapai pembangunan

pertanian ke depan masih dihadapkan kepada masalah – masalah kesejahteraan petani,

kemiskinan, pengangguran, ancaman terhadap ketahanan pangan, infrastruktur pertanian yang

kurang mendapatkan perhatian, nilai produk relatif rendah (bulky), investasi yang relative

rendah, akses pasar yang masih lemah dan lain sebagainya.

Sektor pertanian telah dan terus dituntut berperan dalam perekonomian nasional

melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa, penyediaan pangan

dan bahan baku industri, pengentasan kemiskinan, penyedian lapangan kerja dan peningkatan

pendapatan masyarakat. Selain kontribusi langsung, sector pertanian juga memiliki kontribusi

yang tidak langsung berupa efek pengganda (multiplieffect), yaitu keterkaitan input – ouput

antar industri, konsumsi dan investasi. Dampak pengganda tersebut relative besar sehingga

sector pertanian layak dijadikan sebagai sector andalan dalam pembangunan ekonomi

nasional, oleh karena itu sangatlah tepat bila salah satu agenda pembangunan ekonomi dalam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) adalah Revitalisasi Pertanian.

Page 3: PERTUMBUHAN PRODUKTIVITAS PADI DAN …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/3/umj-1x-syamsulhad-115-1-6...penelitian ini berlokasi di beberapa kabupaten di Propinsi Jawa Timur yang

AGRITROP Fakultas Pertanian UMJ

3

Manajemen Pembangunan pertanian merupakan tugas dan kewenangan pemerintah

pusat, propinsi dan daerah. Penjabaran program pembangunan pertanian dirumuskan sesuai

dengan kewenangan pemerintah baik pusat maupun daerah dengan memperhatikan program –

program sector lainnya yang dapat mendorong pembangunan sector pertanian. Manajemen

dimaksud adalah merupakan penguatan bagi upaya pengentasan kemiskinan, mengurangi

angka pengangguran dan mengurangi tingkat kerawanan pangan yang saat ini terindikasikan

adanya ketidaktahanan pangan bagi sebagian besar penduduk akibat daya beli masyarakat

relatif melemah, produktifitas produksi bahan pangan cenderung merosot dan buruknya

manajemen usahatani khususnya produktivitas padi.

Ketahanan pangan beras sebagai bahan makanan pokok bangsa Indonesia terutama di

Propinsi Jawa Timur adalah mensyaratkan ketersediaan pangan yang cukup bagi seluruh

penduduk dan kemampuan setiap rumah tangga memperoleh pangan yang cukup dari hari ke

hari. Ketersediaan pangan beras yang cukup di tingkat wilayah belum menjamin kecukupan

pangan di tingkat rumah tangga. Oleh sebab itu kelancaran distribusi pangan sampai wilayah

permukiman serta daya jangkau fisik dan ekonomi rumah tangga terhadap pangan beras

merupakan dua hal yang sama pentingnya. Bagi sekitar 65,6 persen penduduk Jawa Timur

dari seluruh jumlah penduduk (37.478.737 jiwa) pada tahun 2006 yang bermukim di

pedesaan, sebagian besar kebutuhan pangan beras dipenuhi dari produksi setempat. Gangguan

terhadap proses produksi dan kelancaran distribusi produksi akan berpotensi memicu

kekurangan pangan. Kalaupun kekurangan pangan dapat dipenuhi dari daerah lain, belum

tentu masyarakat mampu menjangkaunya mengingat kegagalan produksi berdampak pada

penurunan pendapatan.

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan tentang

produktivitas padi di Jawa Timur berikut dampak sosial ekonominya sebagai berikut :

a. Seberapa besar tingkat produktivitas padi tanaman pangan di Jawa Timur dalam upaya

meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani dalam sepuluh tahun terakhir

dan apa saja faktor penyebabnya ?

b. Seberapa besar kontribusi sektor pertanian khususnya tanaman pangan di Jawa Timur

terhadap pembentukan Produk Domestik Regional Brutto (PDRB)?

Adapun secara terperinci tujuan penelitian ini meliputi hal-hal sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui tingkat produktivitas pertanian tanaman pangan padi di Jawa Timur

dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani selama sepuluh

tahun terakhir dan faktor-faktor penyebabnya.

Page 4: PERTUMBUHAN PRODUKTIVITAS PADI DAN …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/3/umj-1x-syamsulhad-115-1-6...penelitian ini berlokasi di beberapa kabupaten di Propinsi Jawa Timur yang

AGRITROP Fakultas Pertanian UMJ

4

b. Untuk melihat kontribusi sektor pertanian khususnya tanaman pangan di Jawa Timur

terhadap pembentukan Produk Domestik Regional Brutto (PDRB) Jatim.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dan evaluasi

Summatif (Singarimbun, 1987) atau action research (Formatif) (Nazir, 1985). Dipilihnya

metode ini atas dasar pertimbangan bahwa obyek penelitian adalah sebuah kebijakan

pemerintah di bidang pertanian khususnya sub sektor tanaman pangan beras yang sedang dan

telah berlangsung. Hasil kajian ini ingin mengungkap bahwa sejauh mana tingkat

produktivitas padi selama beberapa tahun terakhir ini beserta beberapa faktor penyebabnya

dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani dan penguatan ketahanan pangan

dengan mencari reward untuk mempebaiki atau menemukan kebijakan dimasa yang akan

datang.

Adapun lokasi penelitian ini telah dilaksanakan di beberapa kabupaten di Propinsi Jawa

Timur. Penetapan lokasi penelitian ini ditentukan dengan cara purposive sampling atau

multistage sampling atas pertimbangan bahwa di daerah itu menjadi sentra produksi tanaman

padi bahkan menjadi produk unggulan, namun tingkat produktivitas relatif rendah atau lebih

rendah daripada rata-rata Propinsi Jawa Timur. Kabupaten sampel tersebut merupakan daerah

basis (memiliki nilai Location Quotients (LQ) lebih dari 1) dengan maksud selain dapat

memenuhi kebutuhan lokal, juga dapat men-supply daerah lain. Adapun Kabupaten yang

dimaksud melaiputi Kabupaten Jember, Banyuwangi, Lumajang, Bondowoso, Pasuruan,

Malang dan Tuban. Selanjutnya ditentukan wilayah kecamatan sampel yang merupakan

sentra produksi padi namun tingkat produktivitasnya relatif rendah. Demikian pula di

kecamatan sampel ditentukan satu desa sampel yang memiliki karakteristik komoditi padi

yang sama dengan tingkatan daerah di atasnya.

Jenis polulasi dalam penelitian ini terdiri atas beberapa macam, yaitu : petani,

kelompok tani, kepala desa, tokoh masyarakat, PPL, Mantri Tani, P3A/HIPPA, organisasi non

pemerintah dan stake holders lainnya ditentukan secara purposive sampling dan convenience

sampling dengan jumlah dan jenis sampel sesuai sesuai yang dibutuhkan (Wuisman, 1991).

Khusus sampel petani maka setiap desa minimal 20 orang secara simpel random sampling

atau insidental sampling atau quota sampling, sedangkan jumlah untuk jenis sampel lainnya

ditentukan secara purposive sampling dengan jatah seimbang. Adapun berdasarkan

sumbernya bahwa data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh dengan gabungan beberapa teknik yang saling melengkapi

Page 5: PERTUMBUHAN PRODUKTIVITAS PADI DAN …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/3/umj-1x-syamsulhad-115-1-6...penelitian ini berlokasi di beberapa kabupaten di Propinsi Jawa Timur yang

AGRITROP Fakultas Pertanian UMJ

5

yang meliputi Rapid Rural Apprasial (RRA), Focus Group Discussion (FGD), Indept

Interview dan Survey. Sedangkan untuk data sekunder diambil dari instansi yang terkait

dengan penelitian ini.

Guna menjawab Pertumbuhan Produktivitas tanaman padi alat analisis regresi non

linier eksponensiil dan untuk mengetahui Faktor-Faktor yang berpengaruh terhadap tingkat

produktivitas tanaman padi, maka dianalisis dengan Fungsi Cobb-Douglass. Sementara itu

untuk melihat kontribusi produksi tanaman pangan terhadap pembentukan Produk Domestik

Regional Brutto (PDRB) Jatim dan PDB Nasional, maka dianalisis dengan cara matematis

(persentase).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertumbuhan Tingkat Produktivitas Padi

Usaha di bidang pertanian adalah merupakan usaha yang penuh dengan ketidakpastian

(uncertainty) dan penuh dengan resiko (risk). Usaha pertanian sangat tergantung kepada alam

seperti iklim yang berlaku, cuaca, agroklimat dan faktor alam lainnya seperti bencana alam.

Selain itu usaha di bidang pertanian sangat ditentukan dan dipengaruhi oleh lahan (tingkat

kesuburan tanah), modal, manajemen dan teknologi yang diterapkan, permintaan pasar (selera

dan kebutuhan pokok masyarakat) serta kebijakan pemerintah (publik). Pengaruh tidak

langsung juga dapat mempengaruhi terhadap output yang dihasilkan yaitu diantaranya

persepsi petani dan daya estimasi terhadap harga produk serta tradisi lokal dan tingkat

pendidikan dan keterampilan petani.

Secara umum luas tanam, luas panen, produksi dan produktivitas pertanian tanaman

pangan padi di Jawa timur menunjukkan fluktuasi yang mencapai pada titik cukup

mengkuatirkan. Jawa Timur yang selama beberapa dekade tahun terkahir selalu menjadi

lumbung (stok) pangan beras nasional bersama-sama dengan Propinsi Nusa Tenggara Barat

telah melakukan berbagai upaya-upaya strategis minimal untuk mempertahakan predikat

nasional tersebut melalui berbagai program-program yang langsung menyentuh pada

persoalan utama dengan diawali oleh sebuah kajian-kajian.

Stokc beras dari tahun ke tahun cenderung mengalami penurunan secara signifikan

yaitu rata-rata 40%, padahal kebutuhan untuk konsumsi selalu mengalami peningkatan dan

produksi beras relatif stabil. Kondisi ini menujukkan bahwa luas tanam dan produktivitas padi

mengalami penurunan sampai mencapai 4.72 ton/ha pada tahun 2006 dari 4.88 ton/ha pada

tahun 2002. Walaupun di sisi lain luas tanam dan produksinya meningkat pada tahun yang

sama yaitu masing-masing 556.680.7 ha dan 2.625.092.8 ton. Lahirnya Inpres No. 2 Tahun

Page 6: PERTUMBUHAN PRODUKTIVITAS PADI DAN …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/3/umj-1x-syamsulhad-115-1-6...penelitian ini berlokasi di beberapa kabupaten di Propinsi Jawa Timur yang

AGRITROP Fakultas Pertanian UMJ

6

2005 tentang kebijakan perberasan berikut penyempurnaannya ternyata belum menjamin

terhadap tersedianya stok pangan beras nasional dan daerah. Adapun tujuan kebijakan

perberasaan tersebut adalah meningkatkan pendapatan petani, meningkatkan ketahanan

pangan dan pengembangan ekonomi pedesaan. Perumusan Inpres ini melalui proses yang

cukup panjang dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan (stake holders) dari kalangan

pemerintahan, BUMN, wakil petani, dan wakil dari pelaku agribisnis perberasan. Secara

teknis konsep mengenai Inpres ini telah di bahas di Dewan Ketahanan Pangan dan di Kantor

Menko Bidang Perekonomian. Secara politis, Inpres mengenai kebijakan perberasan ini telah

diputuskan di dalam sidang Kabinet Indonesia Bersatu.

Namun Walaupun demikian menurut data statistik diketahui bahwa pada tahun 2005

Indonesia telah mengimpor beras sebanyak 122 juta ton dan hanya mengekspor beras

sebanyak 84 juta ton atau dengan kata lain bahwa neraca perdagangan beras mencapai – 38

juta ton. Dengan kata lain bahwa ancaman terhadap kerawanan pangan nasional cukup besar

dalam posisi laju pertumbuhan penduduk semakin meningkat dan tidak disertai dengan

kampanye terhadap pentingnya diversifiaksi pangan kepada masyarakat untuk menghindari

gizi buruk.

Diduga banyak faktor yang menyebabkan semakin turunnya tingkat produktivitas

padi di Jawa Timur. Dengan mengambil sampel lokasi Kabupaten sampel, maka dapat

diungkap bahwa beberapa faktor yang diduga kuat berpengaruh terhadap tingkat produktivitas

padi antara lain harga-harga sarana produksi mahal walaupun pernah disertai harga output

tinggi, terbatasnya modal usaha sehingga akses modal yang dilakukan bukan hanya tujuan

memperkuat modal usahatani, tetapi juga untuk maksud konsumsi. Lemahnya daya beli

masyarakat terhadap kebutuhan pokok dan sarana produksi akibat inflasi tidak terkendali

mendorong kurang intensifnya tanaman padi yang diusahakan dan pada gilirannya akan

mengakibatkan rendahnya produksi dan produktivitas yang dihasilkan.

Pada dasarnya petani sangat terbuka terhadap inovasi teknologi serta mampu

memproduksi padi sesuai permintaan, hanya saja mereka butuh kepastian atau jaminan

pembelian. Pada tahun 2008, jumlah penduduk Jatim diperkirakan akan menjadi sekitar 36,7

juta jiwa dan tahun 2010 menjadi sekitar 38 juta jiwa. Tetapi, luas areal pertanian setiap tahun

semakin menyempit, dan sekarang areal sawah sekitar 1,2 juta hektar, lahan kering 3,3 juta

hektar, dan lahan lainnya 64.744 hektar. Penyusutan lahan pertanian antara lain karena

adanya alih fungsi lahan sekitar 5.000 hingga 10.000 hektar akibat menurunnya produktivitas

pertanian. Menyangkut pengembangan sektor tanaman pangan khususnya beras, diperlukan

terobosan untuk mempertemukan kepentingan dari berbagai unsur masyarakat.

Page 7: PERTUMBUHAN PRODUKTIVITAS PADI DAN …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/3/umj-1x-syamsulhad-115-1-6...penelitian ini berlokasi di beberapa kabupaten di Propinsi Jawa Timur yang

AGRITROP Fakultas Pertanian UMJ

7

Saat ini terdapat kendala dalam peningkatan peran sektor pertanian, khususnya

tanaman pangan padi. Yakni kultur tanam petani sudah terbentuk dan penanganan panen serta

pascapanen cukup sulit diarahkan pada suatu pola produksi sesuai dengan permintaan pasar.

Selain itu, sektor keuangan dan distribusi belum menunjang peningkatan daya saing produk

tanaman pangan dan hortikultura. Ironisnya lagi, harga jual produk kompetitor lebih murah

dengan kualitas lebih baik dan bisa memenuhi keinginan konsumen. Oleh karena itu,

pemerintah propinsi tetap memprioritaskan alokasi anggaran pembangunan untuk sektor

pertanian karena sektor ini masih sangat signifikan peranannya bagi perekonomian Jatim.

Selain itu, sebagian besar masyarakat Jatim mata pencarian hidupnya juga banyak

berkecimpung di sektor pertanian yang banyak memberikan peluang kerja.

Berdasarkan Inpres No 2 tahun 2005 di atas, Pemerintah propinsi Jawa Timur

berupaya agar ketersediaan pangan padi dapat selalu memenuhi kebutuhan penduduk yang

sekaligus dapat meningkatkan pendapatan petani dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

perdesaan. Berbagai cara yang dilakukan untuk dapat mewujudkan tujuan tersebut dengan

mengoptimalkan sumberdaya lokal yang dipadukan dengan inovasi teknologi pertanian.

Proses pengelolaan usahatani padi di Jawa Timur cukup bervariatif di beberapa daerah

sehingga hal ini juga akan berimplikasi pada output yang dihasilkan. Untuk mengetahui

perkembangan kondisi produksi dan produktivitas padi di Jawa Timur selama lima tahun

terkahir dan estimasi lima tahun ke depan, maka berikut ini disajikan data pada tabel 1.

Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Jawa Timur Selama

2002 – 2011

Tahun Luas Panen (hektar) Produksi (Kw) Produktivitas (Kw/Ha)

2002 53218,7 2698749 50,71

2003 53978,5 2899780 53,72

2004 53697 2863212 53,32

2005 54087,6 2822310 52,18

2006 46076,4 2392202 51,92

2007 47959 2528081 52,71

2008 45262 2336794 51,63

2009 42517 2184400 51,38

2010 39994 2053389 51,34

2011 39080 1992581 50,99

Sumber : Data Sekunder Diolah Tahun 2007

Tabel 1 di atas tampak bahwa selama lima tahun terakhir ada tren kecenderungan luas

panen, produksi dan produktivitas padi di Jawa Timur menurun secara pelan-pelan.

Dikuatirkan lima tahun ke depan bila diproyeksikan dengan tren eksponensial maka

Page 8: PERTUMBUHAN PRODUKTIVITAS PADI DAN …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/3/umj-1x-syamsulhad-115-1-6...penelitian ini berlokasi di beberapa kabupaten di Propinsi Jawa Timur yang

AGRITROP Fakultas Pertanian UMJ

8

produktivitas padi akan menurun drastis walaupun pada tahun 2007 sempat mengalami

peningkatan cukup signifikan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain karena sering

terjadi konvensi lahan dari lahan pertanian menjadi lahan industri ataupun permukiman. Atau

ada kecenderungan petani mengalihkan usahataninya dari padi kepada tanaman palawija yang

dinilai secara ekonomis lebih menguntungkan terutama pada musim hujan II dan musim

Kemarau. Fenomena tersebut dapat digambarkan dari hasil uji regresi non linier eksponensial

secara metematis dapat dirumuskan sebagai berikut : Ŷ = 1.678X4.73

Artinya semakin luas lahan yang dipanen sebesar 1%, maka produktivitas padi akan semakin

meningkat sebesar 4.73% pada taraf nyata 5% dan sebaliknya. Akan tetapi fenomena yang

terjadi secara empiris justru luas panen padi semakin menurun sehingga tingkat

produktivitasnya juga cenderung semakin rendah. Secara lebih jelas mengenai perkembangan

produktivitas padi di jawa Timur selama periode 2002 – 2011 tampak pada Gambar 1.

Produktivitas Padi

50,5

51

51,5

52

52,5

53

53,5

54

2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012

Produktivitas Padi

Gambar 1. Pertumbuhan Produktivitas Padi Jawa Timur Periode 2002 – 2011

Naik turunnya tingkat produksi dan produktivitas padi di Jawa Timur selain

dipengaruhi oleh faktor ekstern lingkungan petani, juga sangat dipengaruhi oleh faktor intern.

Kepemilikan modal, tingkat pengetahuan, pengalaman, tingkat petani, teknologi yang

diterapkan, kinerja petugas pertanian lapangan, harga input, harga ouput, hama & penyakit

dan pengairan (pemeliharaan) merupakan diantara faktor yang berpengaruh terhadap tingkat

produktivitas padi. Oleh karena itu guna mengetahui determinasi faktor-faktor tersebut, maka

dilakukan identifikasi data primer di lapangan melalui berbagai teknik pengumpulan data.

Lokasi sampel ditentukan secara purposive sampling berdasarkan rata-rata jumlah luas panen

tertinggi namun produktivitasnya lebih rendah daripada rata-rata Jawa Timur sebagaimana

yang tampak pada Tabel 2.

Page 9: PERTUMBUHAN PRODUKTIVITAS PADI DAN …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/3/umj-1x-syamsulhad-115-1-6...penelitian ini berlokasi di beberapa kabupaten di Propinsi Jawa Timur yang

AGRITROP Fakultas Pertanian UMJ

9

Tabel 2. Luas Panen Produktivitas dan Produksi Per Sub Round Komoditas Padi dan Palawija

Tahun 2006 di Jawa Timur

No.

Kabupaten/Kota

Komoditas Padi

Januari – Desember 2006

Luas Panen

( Ha )

Produktivitas

( Ku/Ha )

Produksi

( Ton )

1 Pacitan 30185 40.78 123083

2 Ponorogo 54807 62.64 343320

3 Trenggalek 23752 49.12 116673

4 Tulungagung 40678 54.41 221337

5 Blitar 48361 54.26 262390

6 Kediri 56767 55.58 315512

7 Malang 67911 54.10 367424

8 Lumajang 62713 48.52 304270

9 Jember 139453 51.33 715879

10 Banyuwangi 109379 56.77 620973

11 Bondowoso 52216 47.10 245929

12 Situbondo 35202 52.69 185473

13 Probolinggo 52124 46.16 240603

14 Pasuruan 72546 57.77 419083

15 Sidoarjo 28500 55.08 156974

16 Mojokerto 44623 57.86 258167

17 Jombang 61689 53.04 327209

18 Nganjuk 69393 53.44 370851

19 Madiun 59486 55.29 328897

20 Magetan 38993 55.05 214666

21 Ngawi 102903 54.85 564403

22 Bojonegoro 109593 55.96 613161

23 Tuban 73104 53.06 387864

24 Lamongan 127758 55.43 708142

25 Gresik 53550 56.48 302435

26 Bangkalan 41140 44.60 183497

27 Sampang 31148 49.38 153818

28 Pamekasan 21744 38.90 84585

29 Sumenep 24695 51.81 127937

30 Kota Kediri 1574 47.41 7462

31 Kota Blitar 1871 54.30 10160

32 Kota Malang 2279 45.41 10350

33 Kota Probolinggo 2208 47.87 10569

34 Kota Pasuruan 2739 55.40 15175

35 Kota Mojokerto 889 53.27 4736

36 Kota Madiun 2470 46.51 11489

37 Kota Surabaya 1448 50.55 7319

38 Kota Batu 1012 50.71 5132

JUMLAH 1750903 53.380 9346947

Rata-rata 46076.39

51.91816

245972.3

Sumber : Dinas Pertanian Propinsi Jawa Timur, Tahun 2006

Page 10: PERTUMBUHAN PRODUKTIVITAS PADI DAN …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/3/umj-1x-syamsulhad-115-1-6...penelitian ini berlokasi di beberapa kabupaten di Propinsi Jawa Timur yang

AGRITROP Fakultas Pertanian UMJ

10

Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa rata-rata tingkat produktivitas padi di Jawa Timur

relatif rendah dan cenderung menurun dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Contoh

kasus misalnya kondisi luas panen padi paling tinggi di Jawa Timur terjadi di Kabupaten

Jember yaitu seluas 139.453 ha, namun tingkat produktivitasnya (51.33 Ku/ha) lebih rendah

daripada rata-rata propinsi (51.92 Ku/ha). Banyak faktor intern dan ekstern yang berpengaruh

terhadap tinggi rendahnya produktivitas padi di Jawa Timur dan untuk menggambarkan

kondisi tersebut maka Kabupaten Jember ditentukan sebagai sampel.

Pada tahun 2006 luas tanam padi di Kabupaten Jember mencapai 143.207 ha dengan

luas panen 139.453 ha dan merupakan tanaman padi terluas di Jawa Timur. Adapun produksi

dan produktivitasnya masing-masing sebanyak 715.879 ton dan 5.13 ton/ha dan tergolong

lebih rendah daripada rata-rata propinsi. Bahkan peringkat pertama diduduki Kabupaten

Jombang dengan capaian 6.63 ton/ha walaupun luas panen jauh lebih sempit daripada

Kabupaten Jember. Namun demikian luas panen, produksi dan produktivitas di Kabupaten

Jember pada tahun tersebut pada dasarnya dalam kondisi menurun dibandingkan tahun-tahun

sebelumnya. Apabila dibandingkan antara luas tanam dan luas panen mengandung makna

bahwa telah terjadi kegagalan panen yang luar biasa. Beberapa penyebabnya antara lain

adanya serangan hama dan penyakit yang terkadang bersifat eksplosif. Tikus, Keong mas dan

kekeringan adalah diantara faktor penyebab munculnya perbedaan antara luas tanam dan luas

panen serta semakin turunnya tingkat produktivitas padi.

Sementara itu, keterbatasan modal, minimnya pengetahuan dan manajemen petani

padi juga sangat mempengaruhi terhadap produktivitas. Motivasi petani dalam berusahatani

padi sebenarnya cukup kuat, akan tetapi tidak didorong oleh iklim usaha yang kondusif bagi

perkembangan usaha tersebut. Dicabutnya subsidi pupuk oleh pemerintah memaksa petani

untuk survive dan exist dalam melangsungkan kegiatannya secara turun menurun tanpa diberi

nilai tambah atas penguatan dirinya. Penetapan harga dasar gabah kering sawah dan kiring

giling secara empiris tidak menjadikan petani lebih sejahtera. Sebab sejatinya kebijakan

pemerintah tidak disertai oleh kebutuhan petani secara hakiki.

Walaupun pemerintah menaikkan tarif harga dasar gabah, namun proteksi pasar belum

dijalankan secara serius sehingga petani seolah berjalan tanpa induk dan seringkali menjadi

korban permainan spekulan (medlemen). Jargon-jargon yang pada era Orde Baru cukup

efektif dalam upaya peningkatan kesejahteran petani, pada era ini tidak muncul lagi.

Stimulan-stimulan yang pernah diterapkan pemerintah orde baru untuk memotivasi petani

guna lebih meningkatkan usahataninya, pada era reformasi ini hampir tidak ditemukan lagi

oleh masyarakat petani. Guna mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap

Page 11: PERTUMBUHAN PRODUKTIVITAS PADI DAN …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/3/umj-1x-syamsulhad-115-1-6...penelitian ini berlokasi di beberapa kabupaten di Propinsi Jawa Timur yang

AGRITROP Fakultas Pertanian UMJ

11

produktivitas padi di Kabupaten Jawa Timur, maka telah dilakukan analisis Fungsi Cobb-

Douglass dengan hasil sebagaimana yang disajikan pada tabel 3.

Tabel 3. Hasil Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Terhadap Produktivitas Padi

Jawa Timur

Variabel Independent

Unstandardized

Coefficients

Standardize

d

Coefficients t

Sig.

B Std.

Error Beta

(Constant) -9.117 12.128 -.752 .486

x_1 (Modal) -.020 .110 -.035 -.178 .865

x_2 (Ketrampilan) -.057 .055 -.077 -1.041 .345

x_3 (Pendidikan) .001 .054 .002 .023 .983

x_4 (Teknologi) .046 .069 .058 .659 .539

x_5 (Harga input) -.437 .551 -.084 -.793 .464

x_6 (Pengalaman) .001 .046 .001 .019 .986

x_7 (Harga Output) 2.565 1.499 .117 1.711* .148

x_8 (Pupuk Urea) -.054 .410 -.108 -.130 .901

x_9 (Pupuk ZA) .002 .055 .019 .034 .974

x_10 (Pupuk KCl) .001 .013 .012 .082 .938

x_11 (Pupuk TSP) .093 .050 1.040 1.855* .123

x_12 (Pupuk NPK) .088 .056 .507 1.589* .173

x_13 (Pestisida) -.007 .005 -.103 -1.437* .210

x_14 (Hama Penyakit) -.022 .077 -.023 -.283 .789

x_15 (Kinerja PPL) .018 .090 .022 .201 .849

x_16 (Pengairan) .014 .478 .028 .029 .978

x_17 (P.Hama

Terpadu) .077 .079 .075 .975 .374

Keterangan :

F Hitung 28.738 F tabel (5%) 2.98 *) Signifikan pada taraf nyata 5%

R Square 0.99 R Adjusted 0.955

T tabel (5%) 1.33

Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa secara simultan bahwa seluruh variabel bebas

dalam model berpengaruh nyata terhadap tinggi rendahnya produktivitas padi di Jawa Timur.

Hal ini ditunjukkan bahwa nilai F hitung (28.738) lebih besar daripada F tabel (2.98) pada

taraf nyata 5%. Determinasi terhadap beberapa faktor tersebut cukup tinggi yaitu mencapai R

Adjusted 0.955, artinya sebesar 95.5% produktivitas padi Jawa Timur dipengaruhi oleh 17

variabel bebas, sedangkan selebihnya dipengaruhi faktor lain di luar model. Sementara itu

secara parsial menunjukkan tingkat signifikansi yang berbeda pada setiap variabel bebas hasil

Page 12: PERTUMBUHAN PRODUKTIVITAS PADI DAN …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/3/umj-1x-syamsulhad-115-1-6...penelitian ini berlokasi di beberapa kabupaten di Propinsi Jawa Timur yang

AGRITROP Fakultas Pertanian UMJ

12

uji t melalui penggunaan analisis fungsi Cobb Douglass pada taraf nyata 5% sebagaimana

uraian sebagai berikut.

Modal sebenarnya sangat menentukan terhadap tingkat keberhasilan usahatani padi

dengan konsep bahwa semakin banyak modal yang dikuasi petani maka ada kecenderungan

petani akan menggunakan dana tersebut untuk mengalokasikan input sebanyak-banyaknya

dengan sebuah keyakinan bahwa hasil produksi akan selalu meningkat seiring dengan

meningkatnya kebutuhan keluarga. Ternyata dengan memaksimumkan penggunaan input dan

tidak memperhatikan tingkat efesiensinya maka justru yang dilami adalah hasil produksi dan

produktivitas semakin menurun. Karena dengan kondisi sudah tidak efisien tersebut dan tetap

dilakukan penggunaan input maka dapat terjadi The Law of Deminishing Return.

Demikian pula faktor skill manajemen atau keterampilan yang dimiliki petani pada

kasus ini menyebabkan fenomena sebaliknya atau bertentangan dengan teori. Semakin kuat

keterampilan yang dimiliki petani, maka produktivitas padi akan semakin menurun dengan

asumsi vareabel lain dalam model tidak berubah. Hal ini juga dapat terjadi karena disebabkan

oleh terbatasnya jumlah sampel dan tanda koefisien regresi tersebut akan dapat berubah

menjadi positif (sejalan dengan teori) apabila jumlah sampelnya bertambah lebih banyak.

Tingkat keterampilan dimaksud diukur dengan menghitung berapa kali petani pernah

mengikuti kegiatan penyuluhan yang pernah dilaksanakan. Ternyata petani sampel menjawab

sebagain tidak pernah mengikuti dan sebagian lainnya pernah mengikuti dengan frekuensi 1 –

4 kali selama dua tahun terakhir.

Begitu pula faktor tingkat pendidikan petani, pengalaman dan teknologi yang

diterapkan berpengaruh positif terhadap tingkat produktivitas padi walaupun belum

signifikan. Faktor harga output berpengaruh positif terhadap produktivitas padi secara

signifikan pada taraf nayat 5%. Fenomena ini secara empiris sesuai dengan teoritis karena

semakin tinggi harga output, maka petani semakin terdorong untuk mengelola usahataninya

secara lebih intensif agar dapat memaksimalkan produksi. Selanjutnya harga input

berpengaruh negatif pada produktivitas padi yang juga dapat dijelaskan bahwa semakin mahal

harga-harga input maka ada kecenderungan jumlah produksi dan produktivitas akan semaki

menurun. Kondisi ini dapat terjadi karena tingginya harga input per satuan dapat berimplikasi

terhadap pengurangan jumlah (volume) input terhadap per satuan luas lahan garapan. Bahkan

dalam kondisi tertentu volume tersebut dapat lebih rendah daripada anjuran, kecuali petani

dengan mudah mengakses modal dari lembaga keuangan ataupun kepada perorangan.

Walaupun non signifikan, penggunaan pupuk urea oleh petani padi dapat berpengaruh

negatif kepada tingkat produktivitas padi. Artinya semakin banyak petani menggunakan

Page 13: PERTUMBUHAN PRODUKTIVITAS PADI DAN …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/3/umj-1x-syamsulhad-115-1-6...penelitian ini berlokasi di beberapa kabupaten di Propinsi Jawa Timur yang

AGRITROP Fakultas Pertanian UMJ

13

jumlah pupuk urea, maka produktivtas padi justru menurun atau terjadi decreshing return to

scale. Hal ini dapat dijustifikasi bahwa penggunaan input pupuk urea sudah tidak efisien lagi

secara teknis karena berada pada daerah irrasional (daerah III) dimana elastisitas produksinya

lebih kecil daripada nol. Sehingga apabilla ditambah terus, maka justru terjadi penurunan

produktivitasnya karena tanah sudah dalam kondisi jenuh. Selain itu penggunaan pupuk ZA,

KCl, TSP dan NPK berpengaruh positif terhadap produktivitas padi, namun ZA dan KCL non

signifikan. Keempat jenis pupuk tersebut berada dalam daerah II (rasional) karena

penggunaanya sudah efisien sehingga penambahan input pupuk tersebut maka tingkat

produktivitas padi tidak akan naik kembali dan apabila dilakukan penambahan kembali maka

justru akan menurunkan produktivitasnya. Hal ini disebabkan karena elastisitas produksinya

berada antara 0 – 1 atau sudah tergolong efisien secara teknik. Adapun penggunaan pestisida

atau obat-obatan sudah melampui ambang batas maksimal hal ini ditunjukkan karena

elastisitas produksinya bertanda negatif atau dengan kata lain penggunaan input tersebut

sudah tidak efisien secara teknis terlebih secara ekonomis. Demikian pula kinerja PPL masih

kurang berpengaruh nyata terhadap tingkat produktivitas padi. Menurut penilaian beberapa

pihak bahwa selama beberapa tahun terkahir ini kinerja PPL di lapangan tampak semakin

merosot. Petani merasa kesulitan pada saat berhadapan dengan persoalan usahataninya dan

merasa bingung kepada siapa untuk berkonsultasi.

Faktor serangan hama penyakit secara eksposif di daerah sampel penelitian juga dapat

berpengaruh negatif bagi tinggi rendahnya tingkat produktivitas padi. Semakin banyak

serangan hama penyakit maka akan terjadi penurunan produktivitas dan sebaliknya. Adapun

serangan hama padi di daerah sampel antara lain keong mas, tikus, ulat daun dan batang.

Selain itu, pengelolaan hama terpadu juga masih belum signifikan berpengaruh terhadap

produktivitas padi. Hal ini disebabkan karena sistem dan pola pengelolaan masih jauh dari

harapan sehingga berlangsung kurang efektif.

Jaringan irigasi sangat menentukan tingkat keberhasilan usahatani padi karena

semakin baik kondisi jaringan irigasi maka ketersediaan air bagi kebutuhan tanaman akan

semakin baik terutama juga apabila ditunjang oleh sistem tata guna air. Hasil uji regresi

menunjukkan bahwa semakin banyak biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk memperoleh

air, maka pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi akan semakin baik yang pada

gilirannya tingkat produksi dan produktivitas padi juga akan semakin tinggi. Artinya pada

Musim Hujan II ketersediaan air di sawah relatif berkurang sehingga perlu dilakukan tata

guna air oleh petugas pengairan melalui koordiansi HIPPA yang sementara ini masih belum

bekerja dengan baik bahkan secara kelembagaan digolongkan stagnan. Kondisi ini diperburuk

Page 14: PERTUMBUHAN PRODUKTIVITAS PADI DAN …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/3/umj-1x-syamsulhad-115-1-6...penelitian ini berlokasi di beberapa kabupaten di Propinsi Jawa Timur yang

AGRITROP Fakultas Pertanian UMJ

14

oleh moral petugas pengairan di lapangan dengan indikasi bahwa semakin banyak petani

memberikan ongkos, maka lahan petani tersebut menjadi prioritas untuk segera diairi.

Kontribusi Sektor Pertanian Khususnya Tanaman Pangan di Jawa Timur Terhadap

Produk Domestik Regional Brutto Jatim

Perkembangan sektor pertanian dan khususnya sub sektor tanaman pangan dan

hortikultura di Jawa Timur memiliki fenomena sedikit berbeda dalam kontribusinya terhadap

PDRB Jawa Timur ataupun PDB Nasional. Secara absolut selama periode 2000 – 2006

pertumbuhan sektor pertanian secara umum dan sub sektor tanaman pangan dan hortikultura

dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Tetapi secara relatif ada kecenderungan

mengalami penurunan secara non signifikan, sedangkan pada sektor lainnya mengalami

peningkatan terutama pada sektor perdagangan, hotel & restoran, Pengangkutan dan

komunikasi serta listrik, gas dan air minum. Artinya ketiga sektor lainnya tersebut memiliki

laju pertumbuhan lebih tinggi daripada sektor pertanian walaupun kontribusinya terhadap

PDRB Jawa Timur maupun PDB Nasional masih tampak dominan. Hal ini karena wilayah

Propinsi Jawa Timur masih menjadi daerah agraris dengan jumlah penduduk terbanyak

bekerja di sektor pertanian. Mengenai kondisi pertumbuhan dan kontribusi sektor pertanian di

Jawa Timur tampak pada Tabel 4.

Tabel 4. Laju Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor Pertanian, sub sektor Tanaman pangan &

Hortikultura Terhadap PDRB Jawa Timur dan PDB Nasional selama Periode 2000 –

2006

Sumber : BPS Jawa Timur Diolah 2007

Ada kekuatiran dari banyak pihak atas kondisi pertanian di Jawa Timur dengan

pertumbuhan semakin berkurang dari tahun ke tahun kecuali bidang perdagangan produk-

produk pertanian. Jawa Timur sebagai salah satu lumbung pangan nasional selama ini beserta

PDRB ADH BERLAKU (Juta Rp) 2000 2001 2002 2003 2004 2.005 2.006

Pertanian 56.883.380,29 64.528.197,57 71.760.258,34 78.246.841,74 85.082.526,85 87.771.134,69 91.185.431,83

Laju Pertumbuhan (%) 0,00% 13,44% 11,21% 9,04% 8,74% 3,16% 3,89%

Kontribusi Terhadap PDRB Jatim 28,04% 27,55% 26,83% 26,00% 24,89% 21,76% 19,38%

Kontribusi Terhadap PDB Nasional 4,09% 3,83% 3,85% 3,82% 3,69% 3,22% 2,73%

Sub Sk. Tan Pangan dan Hortikultura 23.934.215,36 27.109.378,70 29.964.543,39 32.205.732,22 34.530.694,73 37.603.927 39.371.311

Laju Pertumbuhan (%) 0,00% 13,27% 10,53% 7,48% 7,22% 6,89% 6,47%

Kontribusi Terhadap PDRB Jatim 11,80% 11,58% 11,20% 10,70% 10,10% 9,32% 8,37%

Kontribusi Terhadap PDB Nasional 1,72% 1,61% 1,61% 1,57% 1,50% 1,38% 1,18%

Lainnya 145.946.682,72 169.664.517,09 195.701.522,65 222.745.258,44 256.683.396,23 315.618.865 379.444.568

Laju Pertumbuhan (%) 0,00% 16,25% 15,35% 13,82% 15,24% 22,96% 20,22%

Kontribusi Terhadap PDRB Jatim 71,96% 72,45% 73,17% 74,00% 75,11% 78,24% 80,62%

Kontribusi Terhadap PDB Nasional 10,50% 10,07% 10,50% 10,89% 11,15% 11,56% 11,37%

PDRB Jatim 202.830.063,01 234.192.714,67 267.461.780,99 300.992.100,18 341.765.923,07 403.390.000 470.630.000

PDB Nasional 1.389.785.050 1.684.280.500 1.863.274.700 2.045.853.500 2.303.031.500 2.729.708.000 3.338.200.000

Page 15: PERTUMBUHAN PRODUKTIVITAS PADI DAN …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/3/umj-1x-syamsulhad-115-1-6...penelitian ini berlokasi di beberapa kabupaten di Propinsi Jawa Timur yang

AGRITROP Fakultas Pertanian UMJ

15

Nusa Tenggara Barat dan Jawa Barat posisinya akan terancam bergeser menjadi daerah

pengimpor bahan pangan baik dari propinsi lain maupun luar negeri. Seiring dengan

penurunan kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB tersebut, maka hal ini berdampak pada

penurunan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur secara umum dari 5.84% pada tahun 2005

menjadi 5.80% pada tahun 2006 sebagaiman dapat dijelaskan secara terinci pada Gambar 2.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006

Kontr. Pertanian Thd PDRB

Jatim

Kontr. Petanian Thd PDB

Nasional

Kontr. Sk Holtikultura & Tan.

Pangan Thd PDRB Jatim

Kontr. Sk Holtikultura & Tan.

Pangan Thd PDB Nasional

Kontr. Prod Lain Thd PDRB

Jatim

Kontr Prod Lain Thd PDB

Nasional

Gambar 2. Pertumbuhan Sektor Pertanaian , Sub sektor Tanaman Pangan dan Hortikultura

terhadap PDRB Jatim dan PDB Nasional Selama 2000 – 2006

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Pertumbuhan produktivitas padi di Jawa Timur cenderung mengalami fluktuasi dengan

kondisi cukup mengkuatirkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :

Keterbatasan modal yang dimiliki, tingkat keterampilan, pendidikan dan penerapan

teknologi relatif rendah, harga-harga input semakin mahal, penggunaan pupuk dan

pestisida melebihi anjuran (tidak efisien), serangan penyakit yang luar biasa (eksplosif),

kinerja PPL kurang baik, tata guna air kurang efektif serta pengelolaan hama terpadu

kurang sinbergis antar stake holders.

2. Pertumbuhan sektor pertanian khususnya tanaman pangan dan kontribusinya terhadap

PDRB Jawa Timur maupun PDB Nasional periode tahun 2000 sampai dengan tahun

2006 secara absolut terus mengalami kenaikan dengan laju pertumbuhan cenderung

meningkat kecuali menurun drastis pada tahun 2006, namun kontribusinya secara relatif

Page 16: PERTUMBUHAN PRODUKTIVITAS PADI DAN …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/3/umj-1x-syamsulhad-115-1-6...penelitian ini berlokasi di beberapa kabupaten di Propinsi Jawa Timur yang

AGRITROP Fakultas Pertanian UMJ

16

terus mengalami penurunan secara perlahan sampai dengan tahun 2005 dan menurun

drastis pada tahun 2006. Pada periode yang sama kontribusi sektor lainnya meningkat

secara signifikan dengan laju pertumbuhan di atas sektor pertanian. Adapun sektor lain

dimaksud antara lain sektor industri Pengolahan, konstruksi, perdagangan, perhotelan

dan restauran.

Saran-Saran

Dalam usaha untuk meningkatkan produktivitas tanaman pangan khususnya komoditas

padi di Jawa Timur dapat diberikan rekomendasi atau saran-saran sebagai berikut :

1. Pemberian subsidi terhadap pupuk dan obat-obatan pertanian.

2. Pengawasan terhadap kinerja PPL dilapangan.

3. Sosialisasi penggunaan teknologi tepat guna dalam penanganan pasca panen.

4. Revitalisasi dan Restrukturisasi Kelembagaan Pangan.

5. Revitalisasi terhadap lahan marginal dalam upaya ekstensifikasi produksi pangan

beras khususnya padi ladang.

6. Revitalisasi dan Restrukturisasi lembaga keuangan yang mendukung sektor pertanian.

7. Proteksi pasar terhadap pemberlakuan harga dasar gabah maupun komoditas pertanian

lainnya atas permainan para lembaga pemasaran yang terlibat.

DAFTAR PUSTAKA

BPS Jatim, 2006. Jatim Dalam Angka. Kerjasama Antara BPS Propinsi Jatim dengan

BAPPEMAS Jawa Timur. Surabaya.

Draper, N. dan Smith, H. 1992. Analisis Regresi Terapan. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta.

Gujarati, D.N., 1995. Basic Econometrics. McGraw-Hill International Editions. New York.

Hidayat, H., 1987. Diktat Kuliah Metode Penelitian Sosial. Faperta-Unibraw. Malang.

Mellor, W.J., 1986. The Economic of Agricultural Development. Ballord Estate Bombay.

Nazir, 1985. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Parel et al, 1973. Sampling Design and Procedures, The agricultural Development Council. New

York.

Singarimbun dan Sofian Effendi, 1987. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta.

Sumarto, Y., 1988. Analisa Regresi, Korelasi dan Terapan. Universitas Brawijaya Malang.

Malang.

Surakhmad, W., 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode dan Teknik. Penerbit

TARSITO. Bandung.

Teken, 1973. Metode Penelitian Di Bidang Ilmu Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian Institut

Pertanian Bogor. Bogor.

Page 17: PERTUMBUHAN PRODUKTIVITAS PADI DAN …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/3/umj-1x-syamsulhad-115-1-6...penelitian ini berlokasi di beberapa kabupaten di Propinsi Jawa Timur yang

AGRITROP Fakultas Pertanian UMJ

17

Whitney, F.L. and J. Milholland. 1933. A Four year Continuation Study of A Teachers College

Class. Jour. Educ. Res. 1933. Pp. 193-199. Dalam Nazir, 1985. Metode Penelitian.

Ghalia Indonesia. Jakarta.

-=emhis=-