136
PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN 1970-2009 SKRIPSI Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Arum Mustika Harti 0305060154 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI GEOGRAFI DEPOK DESEMBER 2009 Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA

TAHUN 1970-2009

SKRIPSI Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Arum Mustika Harti

0305060154

UNIVERSITAS INDONESIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI GEOGRAFI

DEPOK DESEMBER 2009

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 2: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA

TAHUN 1970-2009

SKRIPSI

Arum Mustika Harti

0305060154

UNIVERSITAS INDONESIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI GEOGRAFI

DEPOK DESEMBER 2009

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 3: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi/Tesis/Disertasi ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Arum Mustika Harti

NPM : 0305060154

Tanda Tangan :

Tanggal : 7 Januari 2010

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 4: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

iii

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 5: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

senantiasa memberikan penulis sebuah semangat, ketekunan serta kesabaran yang

amat besar sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Perubahan Garis Pantai

Teluk Jakarta Tahun 1970-2009” berhasil diselesaikan dengan baik.

Menggunakan citra satelit Landsat dan citra SPOT dengan teknik

interpretasi citra yang dipadukan dengan survei lapang, skripsi ini membahas

tentang bagaimana perubahan garis pantai di Teluk Jakarta dan penggunaan

tanahnya yang terjadi selama periode tahun 1970-2009. Diharapkan skripsi ini

dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penataan lingkungan hidup khususnya

wilayah pantai.

Dalam proses pengerjaan skripsi ini, penulis telah melalui masa sulit

sekaligus menyenangkan yang dapat dijadikan sebuah pengalaman berharga

dalam menapaki salah satu bagian fase perjalanan hidup. Untuk itu penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu selama

penulisan skripsi ini.

“Tiada gading yang tak retak”, oleh karena itu penulis menyadari akan

kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini membawa manfaat

bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan juga bermanfaat untuk penelitian

selanjutnya yang lebih baik lagi.

Depok, 10 Desember 2009

Penulis

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 6: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam

rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Sains Jurusan

Geografi pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Indonesia. Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit

bagi Penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, Penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

(1) Dra. Ratna Saraswati, MS dan Dewi Susiloningtyas, S.Si, M.Si selaku dosen

pembimbing yang telah sabar membimbing, menyediakan waktu, tenaga, dan

pikiran untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini;

(2) Dr.rer.nat. Eko Kusratmoko, MS selaku Ketua Departemen Geografi FMIPA

UI merangkap ketua sidang, Tito Latief Indra, S.Si, M.Si, dan Dr.

Rokhmatuloh, M. Eng, selaku penguji yang telah memberikan masukan dan

Saran dalam penyeleseian skripsi ini serta Drs. Djamang Ludiro, M.Si, Hafid

Setiadi S.Si, MT, Drs. Mangapul P. Tambunan, M.Si. Saya ucapkan

terimakasih atas semua kritik serta masukannya;

(3) Drs. Cholifah Bahaudin, MA selaku pembimbing akademik, yang telah

memberi petuah-petuah dan motivasi dan seluruh dosen Departemen Geografi

FMIPA UI yang tulus memberikan bekal ilmu;

(4) Prof. DR. Otto S.R. Ongkosongo atas masukan, saran serta pemberian buku-

buku referensi yang sangat membantu bagi penulis dan Prof. DR. Sri

Purwadhi serta Peneliti dari P2O LIPI yang telah membantu penulis selama

survei lapang, walupun akhirnya foto-foto surveynya hilang dan Sukentyas

Estuti Siwi S.Si (Mba Iken) yang telah sabar memberikan masukan dan

mengajarkan penulis dalam pengolahan data citra;

(5) LAPAN Jakarta, BP Reklamasi Pantura, Dinas Hidrologi dan Oseanografi

TNI Angkatan Laut Jakarta yang telah membantu dalam usaha memperoleh

data yang dibutuhkan penulis dan LIPI Oseanografi Ancol, khususnya pa Hadi

selaku peneliti tentang arus di Teluk Jakarta;

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 7: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

vi

(6) Kedua orangtua tercinta serta adik-adiku yang manis dan lucu Tiwi, Wanti

dan Anis atas kasih sayang, perhatian, dukungan moral dan material serta doa

yang tiada hentinya mengalir kepada penulis, serta keluarga di Jakarta Utara

(atas semangat serta bantuan semuanya);

(7) Keluarga besar geografi angkatan 2005 yang selalu membuat penulis bangga

menjadi bagian dari keluarga geografi. Terima kasih atas bantuan, semangat

dan kenangan indah selama ini kepada penulis. Semoga ukhuwah kita tetap

terjaga selamanya;

(8) Teman-temanku Arnita, Vera, Iwat, Ester, Otte, Ais, Dona, Dillah, Haryo,

Alif, Rizal, Diah, Bedul, atas kenangan indah dan berharga selama ini;

(9) Deptasatria Budiman, yang selalu memberiku semangat dan motivasi,

terimakasih ya atas dukungan dan kenangannya selama ini;

(10) Teman-teman Geographical Mountaineering Club dan Keluarga besar

geografi angkatan 2003, 2004, dan 2006, serta Om Sapta, Abe, Om Mbenk2

atas bantuan dan dukungan selama proses penyelesaian skripsi ini;

Dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tulisan ini.

semoga Allah SWT membalas kebaikan orang-orang yang berjasa dalam proses

penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari akan berbagai kekurangan dalam

skripsi ini, sehingga kritik dan saran yang membangun diperlukan guna

penyempurnaan tulisan ini. Semoga skripsi ini dapat dikembangkan dan

bermanfaat.

Depok, 7 Januari 2010

Penulis

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 8: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

vii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di

bawah ini:

Nama : Arum Mustika Harti

NPM : 0305060154

Program Studi : Sarjana Reguler

Departemen : Geografi

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Jenis karya : Skripsi

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-

Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

Perubahan Garis Pantai Teluk Jakarta dan Penggunaan Tanahnya

Tahun 1970-2009

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,

mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),

merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama

saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok

Pada tanggal : 7 Januari 2010

Yang menyatakan

( Arum Mustika Harti )

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 9: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

viii

ABSTRAK

Nama : Arum Mustika Harti Program Studi : Geografi Judul : Perubahan Garis Pantai Teluk Jakarta Tahun 1970-2009 Pantai merupakan kenampakan muka bumi yang bersifat dinamis disebabkan oleh proses-proses yang berasal dari daratan maupun lautan. Perubahan garis pantai merupakan pergeseran letak garis pantai dari kedudukan semula. Jenis perubahan garis pantai berupa abrasi dan akresi yang disebabkan oleh faktor alami dan manusia. Pesisir Teluk Jakarta terdapat banyak muara sungai, diantaranya tiga sungai besar yaitu Ci Sadane dibagian barat, Ci Liwung dibagian tengah dan Ci Tarum dibagian Timur, serta berkembang berbagai aktivitas manusia sepanjang pesisir Teluk Jakarta. Permasalahan yang dikaji yaitu bagaimana perubahan garis pantai di Teluk Jakarta, tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perubahan garis pantai dan faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut serta penggunaan tanah pada wilayah yang mengalami abrasi dan akresi. Dengan metode overlay peta, selanjutnya melakukan analisis perubahannya pada zona barat, zona tengah dan zona timur. Secara keseluruhan berdasarkan hasil pengolahan data tahun 1970-2009 (39 tahun) proses perubahan yang terjadi adalah akresi sebesar 2000 – 2100 Ha dan abrasi sebesar kurang dari 1000 Ha. Akresi dengan luasan yang besar berada di zona timur yaitu pantai sekitar muara Ci Beel dengan kondisi laut yang dangkal yaitu di daerah Babelan, Bekasi. Penggunaan tanah di wilayah yang mengalami abrasi dan akresi umumnya adalah tambak. Kata kunci: Abrasi, Akresi, Faktor Alam, Faktor Manusia

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 10: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

ix

ABSTRACT

Name : Arum Mustika Harti

Study Program : Geography

Title : Coastline Changes in Jakarta Bay 1970-2009

The coastline is a land form that is dynamic because of the processes which come from the sea as well as from the land. Change in the coastline is the shifting position of the beach from its former place. There are many types of changes in the movement of coastlines that are caused by many factors whether they are natural or human factors. The coastline of Jakarta Bay consists of many estuaries from streams, which includes the Ci Sadane in the west, Ci Liwung in the center, and Ci Tarum in the east, as well as developments of human activity across the coastline. The problem at this research is how the coastline changes in Jakarta Bay. The aim of this study is know the changes of the coastline and the influencing factors and the land use in areas that are experiencing abrasion and accretion. Using the overlay mapping method, the study is then continued by analyzing the changes in the west zone, central zone, and east zone. Overall, according to the results of the data processing from 1970-2009 (39 years) the change occurring indicates accretion as large as 2000-2100 hectares and abrasion less than 1000 hectares. The largest accretion process with the largest area is in the east zone that is the coast around outfall Ci Beel with the condition of shallow sea in the Babelan area, Bekasi. Land use in the area that experiences abrasion and accretion in general is the pond area.

Keywords: Abrasion, Accretion, Natural Factors, Human Factors.

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 11: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv

UCAPAN TERIMAKASIH ................................................................................ v

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............................. vii

ABSTRAK ......................................................................................................... viii

ABSTRACT ....................................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv

DAFTAR PETA ................................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Masalah ............................................................................................ 3

1.3 Tujuan .............................................................................................. 3

1.4 Ruang Lingkup ................................................................................. 3

1.5 Batasan ............................................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pantai ............................................................................. 5

2.2 Klasfikasi Pantai ............................................................................. 5

2.3 Faktor-Faktor Perubah Bentuk Pantai............................................... 8

2.4 Hutan Mangrove ............................................................................. 15

2.5 Penginderaan Jauh ........................................................................... 16

2.6 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 19

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 12: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

xi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Pendekatan Penelitian ......................................................... 21

3.2 Pengumpulan Data ........................................................................... 21

3.3 Pengolahan Data .............................................................................. 23

3.4 Analisa Data .................................................................................... 27

3.5 Kerangka Penelitian ......................................................................... 29

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4.1 Kondisi Geografis Teluk Jakarta ...................................................... 30

4.2 Kondisi Fisik Wilayah ...................................................................... 32

4.2.1 Geomorfologi ……………………………………………………. 32

4.2.2 Geologi……………………………………………………………. 33

4.3 Kondisi Iklim ....................................................................................... 35

4.4 Kondisi Oseanografi Fisis ..................................................................... 37

4.5 Penggunaan Tanah ................................................................................ 41

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Garis Pantai tahun 1970, 1990, 2009 ....................................................... 46

5.1.1 Perubahan Garis Pantai Tahun 1970-1990 .................................... 46

5.1.2 Perubahan Garis Pantai Tahun 1990-2009 .................................... 54

5.2 Pola Perubahan Garis Pantai Teluk Jakarta .............................................. 62

5.2.1 Zona Timur……………………………………………………….. 63

5.2.2 Zona Tengah……………………………………………………… 64

5.2.3 Zona Barat………………………………………………………... 66

5.3 Penggunaan Tanah Tahun 1970 dan 1990 Di Wilayah Yang

Mengalami Abrasi dan Akresi ............................................................. 66

5.3.1 Penggunaan Tanah di Wilayah yang mengalami Abrasi………… 67

5.3.2 Penggunaan Tanah di Wilayah yang mengalami Akresi………… 68

5.4 Penggunaan Tanah Tahun 1990 dan 2009 Di Wilayah Yang

Mengalami Abrasi dan Akresi…………………………………………. 68

5.4.1 Penggunaan Tanah di Wilayah yang mengalami Abrasi………… 69

5.4.2 Penggunaan Tanah di Wilayah yang mengalami Akresi………… 70

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 13: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

xii

5.5 Faktor Alami, Faktor Manusia serta Penggunaan Tanah

di Wilayah Abrasi……………………………………………………… 71

5.6 Faktor Alami, Faktor Manusia serta Penggunaan Tanah

di Wilayah Akresi ................................................................................ 75

BAB VI KESIMPULAN…………………………………………………………. 79

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... ... 80

LAMPIRAN…………………………………………………………………….… 83

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 14: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sistem Penginderaan Jauh………………………………… 16

Gambar 3.1 Kerangka Penelitian………………………………………. 29

Gambar 4.1 Administrasi Teluk Jakarta……………………………….. 30

Gambar 4.2 Sistem persungaian, serta Daerah Aliran Sungai

pembentuk Dataran Pesisir Jakarta yang mengelilingi

Teluk Jakarta……………………………………………… 31

Gambar 4.3 Gelombang Maksimum Teluk Jakarta Februari 2007……. 41

Gambar 4.4 Grafik Persentase Penggunaan Tanah Teluk Jakarta

dan sekitarnya tahun 1970………………………………... 43

Gambar 4.5 Grafik Persentase Penggunaan Tanah Teluk Jakarta

dan sekitarnya tahun 1990………………………………… 44

Gambar 4.6 Grafik Persentase Penggunaan Tanah Teluk Jakarta

dan sekitarnya tahun 2009………………………………... 45

Gambar 5.1 Grafik Persentase Penggunaan Tanah

yang terabrasi tahun 1970………………………………… 67

Gambar 5.2 Grafik Persentase Penggunaan Tanah

pada wilayah akresi tahun 1990………………………….. 68

Gambar 5.3 Grafik Persentase Penggunaan Tanah

yang Terabrasi tahun 1990………………………………. 69

Gambar 5.4 Grafik Persentase Jenis Penggunaan Tanah

pada wilayah akresi tahun 2009………………………….. 71

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 15: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Resolusi Spasial Citra SPOT 4…………………………… 18

Tabel 2.2 Resolusi Spasial Citra Landsat 5 (TM Sensor)…………… 18

Tabel 4.1 Arus Perairan Pantai Muara Karang

dari Maret 1975 – Februari 1976………………………….. 38

Tabel 4.2 Arus Permukaan Sekitar Teluk Jakarta, Februari 2009…… 39

Tabel 4.3 Penggunaan Tanah Pesisr Teluk Jakarta Tahun 1970…….. 42

Tabel 4.4 Penggunaan Tanah Pesisir Teluk Jakarta Tahun 1990…… 44

Tabel 4.5 Penggunaan Tanah Pesisir Teluk Jakarta Tahun 2009…… 45

Tabel 5.1 Perubahan Garis Pantai Abrasi Tahun 1970-1990………… 48

Tabel 5.2 Perubahan Garis Pantai Akresi Tahun 1970-1990….…… 53

Tabel 5.3 Perubahan Garis Pantai Abrasi Tahun 1990-2009…..…… 57

Tabel 5.4 Perubahan Garis Pantai Akresi Tahun 1990-2009…..…… 61

Tabel 5.5 Penggunaan Tanah yang mengalami Abrasi

di Teluk Jakarta Tahun 1970……………………..……... 67

Tabel 5.6 Penggunaan Tanah Pada Wilayah Akresi

di Teluk Jakarta Tahun 1990……………………….…….. 68

Tabel 5.7 Penggunaan Tanah yang mengalami

Abrasi di Teluk Jakarta Tahun 1990……………………… 70

Tabel 5.8 Penggunaan Tanah pada Wilayah Akresi

di Teluk Jakarta Tahun 2009……………………….…….. 71

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 16: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

xv

DAFTAR PETA

Peta 1 Administrasi Teluk Jakarta

Peta 2 Arus Permukaan Februari 2009 (Musim Barat)

Peta 3 Arus Permukaan Juni 2003 (Musim Timur)

Peta 4 Arus Permukaan Mei 2008 (Musim Pancaroba)

Peta 5 Arus dan Batimetri Teluk Jakarta

Peta 6 Penggunaan Tanah Tahun 1970

Peta 7 Penggunaan Tanah Tahun 1990

Peta 8 Penggunaan Tanah Tahun 2009

Peta 9 Garis Pantai Tahun 1970, 1990 dan 2009

Peta 10 Lokasi Perubahan Garis Pantai Abrasi Tahun 1970-1990

(Lokasi 1-4)

Peta 10a Lokasi Perubahan Garis Pantai Abrasi Tahun 1970-1990

(Lokasi 5-7)

Peta 11 Lokasi Perubahan Garis Pantai Akresi Tahun 1990-1990

(Lokasi 1-4)

Peta 11a Lokasi Perubahan Garis Pantai Akresi Tahun 1970-1990

(Lokasi 5-8)

Peta 12 Lokasi Perubahan Garis Pantai Abrasi Tahun 1990-2009

(Lokasi 1-4)

Peta 12a Lokasi Perubahan Garis Pantai Abrasi Tahun 1990-2009

(Lokasi 5-7)

Peta 13 Lokasi Perubahan Garis Pantai Akresi Tahun 1990-2009

(Lokasi 1-4)

Peta 13a Lokasi Perubahan Garis Pantai Akresi Tahun 1990-2009

(Lokasi 5-8)

Peta 13b Lokasi Perubahan Garis Pantai Akresi Tahun 1990-2009

(Lokasi 9)

Peta 14 Perubahan Garis Pantai Tahun 1970-2009

Peta 15 Perubahan Garis Pantai Tahun 1990-2009

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 17: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

xvi

Peta 16 Abrasi dan Penggunaan Tanah Tahun 1970

Peta 17 Akresi dan penggunaan Tanah Tahun 1990

Peta 18 Abrasi dan Penggunaan Tanah Tahun 1990

Peta 19 Akresi dan Penggunaan Tanah Tahun 2009

Peta 20 Wilayah Sedimentasi Sungai Tahun 1990

Peta 21 Wilayah Sedimentasi Sungai Tahun 2009

Peta 22 Wilayah Reklamasi dan Bangunan Pelindung Pantai

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 18: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN FOTO

Foto 1 Citra Landsat 5 Pesisir Teluk Jakarta Tahun 1990

Foto 2 Citra SPOT 4 Pesisir Teluk Jakarta Tahun 2009

Foto 3 Reklamasi Pantai Marina (Ancol Barat)

Foto 4 Reklamasi Pantai Mutiara

Foto 5 Kawasan Mangrove, Hutan Lindung Angke Kapuk

Foto 6 Hutan Mangrove yang Terabrasi dan Di Tumpuki Sampah

Foto 7 Penggulan Pantai Berupa Groin di sepanjang Pantai Ancol

Foto 8 Penanggulan Pantai Berupa Bambu di Ancol Timur.

LAMPIRAN TABEL

Tabel 1 Data Rata-Rata Klimatologi Tahunan Dari Tahun 1998-2007 Di

Daerah Jakarta Utara Dan Sekitarnya.

Tabel 2 Lokasi Abrasi Garis Pantai di Teluk Jakarta Tahun 1970-1990.

Tabel 3 Lokasi Akresi Garis Pantai di Teluk Jakarta Tahun 1970-1990

Tabel 4 Lokasi Abrasi Garis Pantai di Teluk Jakarta Tahun 1990-2009

Tabel 5 Lokasi Akresi Garis Pantai di Teluk Jakarta Tahun 1990-2009.

Tabel 6 Lokasi Pembangunan Reklamasi Teluk Jakarta Sebelum KEPPRES

No.52 Tahun 1995

Tabel 7 Lokasi Pembangunan Reklamasi Teluk Jakarta Sesudah KEPPRES

No.52 Tahun 1995.

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 19: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

1 Universitas Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara maritim dimana dua pertiga dari

keseluruhannya adalah lautan. Kepulauan Indonesia memiliki garis pantai yang

sangat panjang dan sebagian besar wilayah pesisirnya merupakan dataran rendah,

laut dan wilayah pesisir (Coastal Zone). Sebagai bagian dari muka bumi, pantai

pun selalu mengalami perubahan, karena merupakan kenampakan muka bumi

yang bersifat dinamis dan mengalami perubahan baik dalam waktu relatif cepat

ataupun lambat. Dinamika perubahan pantai disebabkan oleh proses-proses yang

berlangsung baik proses yang berasal dari daratan maupun lautan. Proses dari

daratan yaitu pengaruh sungai yang membawa material yang diendapkan di

pantai. Selain itu, proses antropogenik (pengaruh manusia) juga sangat

berpengaruh pada perubahan di kawasan pantai seperti pengerukan, penggalian,

pertambakan, pemukiman, dan lain-lain (Ongkosongo, 1980).

Pantai Teluk Jakarta terdapat banyak muara sungai, diantaranya tiga

sungai besar yaitu Ci Sadane dibagian barat, Ci Liwung dibagian tengah dan Ci

Tarum dibagian Timur. Teluk Jakarta terbentuk oleh kontribusi sedimen dari

DAS-DAS utama Ci Tarum, Cikarang-Bekasi, Ci Liwung, dan Ci Sadane. Di

antara Ci Liwung dan Ci Sadane terdapat DAS yang lebih kecil, yaitu Cakung,

Sunter, dan Pesanggrahan. Cakung dan Sunter mungkin merupakan bekas aliran

Ci Liwung yang telah ditinggalkan, namun sebagian Cakung berasal dari Kali

Bekasi lama. Kali Malang di sebelah selatan yang merupakan saluran air buatan

kepanjangan Tarum Barat dari Ci Tarum, dalam arah Timur-Barat memotong

banyak aliran sungai di sebelah timur Ci Liwung, termasuk Kali Cikarang dan

Kali Bekasi. Kali Malang sampai bertemu dengan Kali Cipinang akhirnya

bergabung dengan Kali Sunter. Di sebelah utaranya saluran Nedeco dalam arah

Barat-Timur yang sudah dibentuk sedang diperpanjang, dan akhirnya akan

dikembangkan menjadi kanal banjir timur, menuju ke arah utara menuju rencana

muaranya di daerah segara makmur di timur Muara Blencong. Wilayah dengan

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 20: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

2

Universitas Indonesia

muara sungai banyak maka akan terjadi akumulasi pendapan yang besar sehingga

makin lama akan terbentuk delta dan garis pantai akan maju kearah laut

(Ongkosongo, 2008).

Proses pergeseran pantai dengan kecepatan-kecepatan yang berbeda ini di

dalam ribuan tahun mengakibatkan lahirnya semenanjung-semenanjung di muara

Ci Tarum dan Ci Sadane yang berangsur mengubah pantai lurus di utara Jakarta

menjadi teluk yang kemudian disebut Teluk Jakarta yang kemudian secara tidak

langsung berpengaruh terhadap perubahan garis pantai Jakarta dan proses ini

masih berjalan terus (BP Pantura, 2004).

Pada pantai bagian timur, pantai Jakarta dibatasi oleh pilar batas No. 1

yang terletak di Segara Makmur, namun sejak akhir dekade 1970an pilar ini telah

roboh ke laut karena pantainya tererosi, sehingga pilar batas No. 2 menandai batas

ini. Demikian pula dengan batas pantai pada bagian barat, di mana pada dekade

yang sama pilar batas No. 282 telah roboh ke laut karena pantainya tererosi juga.

Dengan demikian batas pantai Jakarta di sebelah barat dibatasi oleh pilar batas

No. 281 yang terletak di Kamal. Pantai Ancol juga sejak penelitian Verstappen

(1953) dan sampai saat ini tererosi. Bahkan meskipun terus-menerus diurug setiap

beberapa tahun. Mungkin sebagian disebabkan oleh menurunnya daratan pesisir

Jakarta (Ongkosongo, 2008).

Aktivitas manusia seperti pembukaan hutan mangrove dan penambangan

pasir laut di beberapa lokasi telah memberikan kontribusi penting terhadap erosi

pantai, karena hilangnya perlindungan pantai dari hantaman gelombang. Aktivitas

reklamasi yang terjadi di pantai Jakarta, seperti reklamasi Ancol mulai dibangun

pada tahun 1970, kawasan reklamasi Ancol diperuntukan bagi tempat pariwisata

dan pemukiman. Reklamasi Pluit dibangun pada tahun 1970, kemudian pada

tahun 1994 diutara waduk pluit dibangun reklamasi, reklamasi pantai mutiara

mulai dibangun pada tahun 1990 sampai sekarang (BP Pantura Pemda DKI,

1996), menyebabkan terjadinya sedimentasi (terutama di bagian timur pantai

Jakarta) dan menyebabkan bertambahnya daratan pesisir Jakarta yang kemudian

merubah garis pantai Jakarta.

Faktor fisik (arus, gelombang, penurunan dan amblesan tanah, serta

sedimentasi) dan faktor manusia mempengaruhi perubahan garis pantai teluk

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 21: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

3

Universitas Indonesia

Jakarta, pemanfaatan kawasan pesisir atau pengalihan fungsi lahan kawasan

pesisir Jakarta yang tidak terkendali guna pemenuhan kebutuhan masyarakat

setempat, mengakibatkan kerusakan ekosistem pantai, salah satunya perubahan

garis pantai tersebut.

1.2 Permasalahan

Bagaimana perubahan garis pantai Teluk Jakarta?

Bagaimana jenis penggunaan tanah pada pantai yang terabrasi dan terakresi?

1.3 Tujuan.

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui perubahan garis pantai Teluk Jakarta

yang diakibatkan oleh faktor alami dan faktor manusia serta untuk mengetahui

jenis penggunaan tanah pada wilayah yang terabrasi dan akresi.

1.4 Ruang Lingkup

Penelitian ini membahas mengenai perubahan garis pantai di Teluk Jakarta.

Perubahan yang dibahas adalah perubahan garis pantai yang terabrasi dan akresi.

Kemudian dianalisis jenis penggunaan tanah pada wilayah yang abrasi dan akresi.

1.5 Batasan

a. Pantai adalah garis khayal tempat bertemunya daratan dan perairan dari

muka laut rata-rata terendah sampai muka air tertinggi rata-rata (Sandy,

1996).

b. Garis Pantai adalah batas muka air laut dengan daratan (Duxbury dan

Duxbury 1993) yang tergambar pada peta Rupabumi, wilayah yang

langsung berhubungan antara daratan dan lautan yang merupakan batas

antara darat dan laut (Dahuri, 2001).

c. Perubahan garis pantai adalah berpindahnya atau bergesernya letak garis

pantai dari kedudukan semula (Bird,1984).

d. Perubahan garis pantai Teluk Jakarta dalam penelitian ini meliputi

perubahan luas abrasi atau akresi, perubahan jarak maju atau mundur, serta

perubahan panjang garis pantai yang terjadi pada tahun 1970-2009 dan

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 22: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

4

Universitas Indonesia

dianalisis berdasarkan 2 periode yaitu pada tahun 1970-1990 (20 tahun)

dan pada tahun 1990-2009 (19 tahun).

e. Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga arus laut yang bersifat

merusak, disebut juga erosi pantai (Setiyono, 1996)

f. Akresi merupakan perubahan garis pantai dimana garis pantai tersebut

mengalami perubahan maju dari kedudukan semula. Luas daratan yang

terakresi disebut sebagai wilayah yang mengalami akresi (Pardjaman,

1977)

g. Faktor manusia adalah aktivitas manusia yang dapat merubah garis atau

bentuk pantai, antara lain penggalian pasir dan cangkang perairan pantai,

penimbunan pantai, penanggulan pantai, pengatur aliran sungai,

penggunaan tanah dan kegiatan manusia di kota (Ongkosongo, 1980).

Dalam penelitian ini faktor manusia yang digunakan yaitu Penimbunan

pantai atau reklamasi, penangggulan pantai dan perubahan penggunaan

tanah di pesisir.

h. Faktor alami adalah pengaruh alami seperti geologi, iklim, gelombang,

pasang surut dan arus laut, (Bird 1984) serta sedimentasi (Ongkosongo,

1980) yang menyebabkan terjadinya perubahan garis pantai. Dalam

penelitian ini faktor alami yang digunakan adalah faktor arus, arah angin

dan sedimentasi.

i. Sedimentasi adalah proses terjadinya pengendapan sedimen di muara

sungai (Ongkosongo,1980).

j. Hutan mangrove atau hutan bakau adalah hutan tropis basah yang terdapat

diperairan yang tenang dan terdapat disepanjang pantai atau muara sungai

yang dilindungi (Sandy, 1996).

k. Wilayah pesisir adalah daerah pertemuan antara darat dan laut yang masih

dipengaruhi oleh sifat-sifat laut maupun darat (Dahuri, 2001). Secara

administratif batas wilayah pesisir kearah darat adalah mencakup batas

administrasi seluruh desa pantai (Dirjen P.U & Otonomi daerah,

DEPDAGRI)

l. Reklamasi adalah daerah-daerah genangan dikeringkan untuk kemudian

dimanfaatkan atau wilayah laut yang dijadikan daratan. (Soehoed, 2001).

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 23: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

5 Universitas Indonesia

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pantai

Menurut Sandy (1996), pantai adalah bagian muka bumi yang merupakan

garis khayal tempat bertemunya daratan dan perairan, dari muka air laut rata-rata

terendah sampai muka air laut rata-rata tertinggi. Secara fisiologis pantai

didefinisikan sebagai wilayah antara garis pantai hinga kearah yang masih

dipengaruhi pasang surut air laut, dengan lebar yang ditentukan oleh kelandaian

pantai dan dasar laut, serta dibentuk oleh endapan lempung hingga pasir yang

bersifat lepas yang kadang materinya berupa kerikil (Sugandi, 1992).

Bird (1984) mendefinisikan pantai sebagai pertemuan antara daratan,

lautan dan udara dimana ketiga unsur tersebut saling mempengaruhi, yang meluas

ke arah daratan hingga batas pengaruh laut masih dirasakan. Bird (1984) membagi

pantai menjadi tiga, yaitu : 1) Pantai bagian depan (foreshore), yaitu daerah antara

pasang tersurut sampai daerah pasang. 2) Pantai bagian belakang (backshore),

yaitu daerah antara pasang tertinggi sampai daerah tertinggi terkena ombak. 3)

Pantai lepas (offshore), yaitu daerah yang meluas dari titik pasang surut terendah

ke arah laut.

Beach (pantai) adalah daerah dimana merupakan akumulasi dari sedimen

lepas seperti kerikil, pasir dan lainnya yang kadang-kadang hanya sampai pada

batas backshore tapi lebih sering sampai pada foreshore. Coast (pesisir) adalah

daerah dengan lebar variasi yang meliputi shore dan perluasannya sampai pada

daerah pengaruh penetrasi laut, seperti tebing, estuari, laguna, dune, dan rawa-

rawa.

2.2 Klasifikasi Pantai

Klasifikasi pantai adalah penggolongan pantai berdasarkan penciri utama

dan disesuaikan dengan tujuan dalam mengklasifikasikan. Dasar klasifikasi pantai

cukup banyak, sehingga jarang ada klasifikasi yang dapat memenuhi semua aspek

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 24: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

6

Universitas Indonesia

pantai. Berikut ini beberapa dasar klasifikasi pantai yang dikemukan oleh

beberapa ahli.

2.2.1 Klasifikasi Pantai berdasarkan Kelandaian

Sugandi (1992) mengklasifikasikan pantai berdasarkan kelandaiannya

(khusus untuk pantai-pantai di Indonesia) sebagai berikut

a. Pantai Datar (landai)

Pantai dengan proses pengendapan yang dominan. Umumnya terdapat di

pantai utara Jawa, pantai timur Sumatera, pantai selatan dan timur

Kalimantan dan pantai selatan Iran Jaya. Dengan karakteristik muara

sungai memiliki delta, airnya keruh mengandung lumpur dan terdapat

proses sedimentasi, pantai landai dengan perubahan kemiringan yang

bersifat gradual dan teratur, daratan pantainya dapat lebih dari 20 km

b. Pantai Samudera

Pantai dimana proses erosi lebih dominan (subemergence). Umumnya

terdapat di pantai selatan Jawa, pantai barat Sumatera, pantai utara dan

timur Sulawesi dan pantai utara Irian Jaya, dengan karaktersitik muara

sungai berada dalam teluk, delta tidak berkembang baik dan airnya keruh,

batasan antara pantai dan garis pantai pada umumnya lurus dan sempit,

kedalaman pantai kearah laut berubah tiba-tiba (curam)

c. Pantai Pulau

Pantai yang melingkari dan mengelilingi pulau, dibentuk oleh endapan

sungai, batu gamping, endapan gunung api atau endapan lainnya.

Umumnya terdapat di Pulau Seribu, Nias, Riau dan Sangihe Talaud.

2.2.2 Klasifikasi Pantai Datar

Sandy (1996) menggolongkan pantai berdasarkan faktor-faktor yang

berasal dari lautan, dari daratan, dan dari bentuk (konfigurasi) pantai itu sendiri

yang mana penggolongan ini hanya untuk pantai datar.

a. Faktor yang berasal dari lautan yaitu arus, Sandy (1996) menekankan

pentingnya arus dalam mengubah bentuk pantai yang selanjutnya tenaga

itu dibantu atau dihambat oleh faktor-faktor lainnya. Penghalang arus

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 25: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

7

Universitas Indonesia

(karang dan tanjung), adanya penghalang seperti karang mempunyai

pengaruh yang besar terhadap perubahan yang bisa terjadi karena ombak

terhadap pantai. Karang itu paling tidak mengendorkan jalannya ombak

terhadap pantai, sehingga pada saat ombak itu mencapai pantai kekuatan

gempurnya tidak seberapa. Perbedaan pasang naik dan pasang surut,

perbedaan pasang naik dan pasang surut bervariasi dari satu tempat ke

tempat lainnya, sehingga pengaruhnya terhadap perkembangan garis

pantai berbeda beda pula. Ada pantai yang pengaruh pasang surutnya kecil

sehingga dapat diabaikan tetapi ada pula yang pengaruhnya sangat kuat,

karena dapat menimbulkan arus yang kuat.

b. Faktor yang berasal dari daratan, yaitu adanya sungai yang bermuara

Sungai merupakan salah satu pensuplai material sedimen yang berasal dari

erosi daerah yang dilalui sungai itu. Besar kecilnya endapan yang dibawa

tergantung pada besarnya debit sungai karena besar debit sungai

mempengaruhi nilai erosi disepanjang sungai itu. Makin besar jumlah

sedimen yang diendapkan di suatu pantai maka pantai itu cenderung

bertambah maju, bila air di pantai itu relatif tenang.

c. Faktor bentuk (konfigurasi) pantai

Konfigurasi pantai mempengaruhi kuat lemahnya arus pantai itu. Arus

dalam sebuah teluk biasanya lebih lemah jika dibandingkan dengan arus

laut di depan pantai yang lurus, karena itu air laut di dalam teluk biasanya

lebih tenang daripada air laut di luar teluk. Berdasarkan faktor-faktor

diatas Sandy (1996), membagi dengan klasifikasi pantai sebagai berikut :

Pantai datar A, ciri-ciri arus terhalang/lemah, beda pasang besar dan ada

muara sungai. Pantai datar B, ciri-ciri arus tidak terhalang/deras, beda

pasang besar dan ada muara. Pantai datar C, ciri-ciri ; arus terhalang

lemah, beda pasang besar dan tidak ada muara sungai. Pantai datar D, ciri-

ciri ; arus tidak terhalang/arus deras, beda pasang besar, tidak ada muara

sungai. Pantai Datar E, ciri-ciri ; Arus terhalang lemah, beda pasang kecil,

ada muara sungai, pantai datar F, ciri-ciri ; Arus tidak terhalang/deras,

beda pasang kecil, ada muara sungai. Pantai datar G, ciri-ciri ; arus

terhalang /lemah, beda pasang kecil dan tidak ada muara sungai. Pantai

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 26: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

8

Universitas Indonesia

datar H, ciri-ciri ; Arus tidak terhalang/deras, beda pasang kecil dan tidak

ada muara sungai.

2.2.3 Klasifikasi berdasarkan Pembentukan Pantai

Menurut Sugandi (1992), berdasarkan asal mula pembentukannya pantai

Indonesia di kategorikan sebagai :

a. Pantai Tenggelam (sub-emergence)

Terbentuknya pantai oleh genangan air laut pada daratan yang tenggelam.

Pada tahap awal bentuknya tak teratur, dimana terdapat lembah dan bukit

terjal dalam laut, gua dan tugu laut.

b. Pantai timbul (emergence)

Terbentuk oleh genangan air laut pada daratan yang sebagian terangkat.

Tahap awal pembentukannya pada umumnya berupa garis pantai yang

cenderung lurus dengan kontur lurus dan berubah secara gradual. Akibat

kikisan gelombang akan membentuk gosong bawah laut (sub-marin bar),

gosong penghalang (barrier bar) yang sejajar garis pantai, serta laguna

dibelakangnya. Pada tahap lebih lanjut gosong dan bagian dasar tersebut

akan terkikis gelombang laut hingga terdorong kearah laguna dan daratan

sehingga membentuk pantai yang memiliki celah.

c. Pantai netral

Pembentukannya tidak bergatung pada pengangkatan dan penurunan

daratan, melainkan hasil pengendapan alluvialnya. Dicirikan dengan ujung

delta yang dalam dengan bentuk pantai sederhana atau melengkung.

d. Pantai campuran (compound)

Terbentuk oleh proses pengangkatan dan penurunan daratan, yang

diindikasikan oleh adanya daratan pantai (emergence) dan teluk-teluk

(sub-emergence)

2.3 Faktor-Faktor Perubah Bentuk Pantai

Bentuk pantai dapat berubah dalam kurun waktu yang cepat maupun

lambat, hal ini di akibatkan oleh faktor secara alami yang berasal dari lautan

maupun daratan serta faktor manusia dimana setiap kegiatan yang dilakukan oleh

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 27: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

9

Universitas Indonesia

manusia baik secara langsung maupun tidak langsung dapat berpengaruh terhadap

perubahan bentuk pantai, seperti penambahan daratan/reklamasi, penanggulan

pantai, penggunaan tanah, penggalian pasir. Bentuk pantai yang berubah secara

langsung mengakibatkan garis pantai yang merupakan bagian dari pantai tersebut

pun berubah (Bird, 1984).

2.3.1 Faktor-faktor perubah bentuk pantai bersifat alami

Perubahan bentuk pantai bersifat alami akan terjadi apabila proses

geomorfologi yang bekerja pada suatu segmen pantai melebihi proses yang biasa

terjadi (Subardjo, 1995). Proses yang bekerja di pantai dipengaruhi oleh sejumlah

faktor lingkungan khususnya geologi, geomorfologi, iklim, biotik, pasang surut,

gelombang, arus laut dan salinitas (Bird, 1984)

a. Faktor Geologi dan Geomorfologi

Faktor geologi dan Geomorfologi jelas pengaruhnya pada pantai yang

terjal (cliff), ditunjukan oleh kenampakan yang terkait dengan struktur,

batuan, jenis batuan, bentuk pantai dan zone perairan dangkal. Pantai

deposional terpengaruh oleh faktor geologi yaitu berkaitan dengan sumber

sedimen, keadaan daerah aliran sungai atau dasar sungainya (Bird, 1984).

b. Faktor Iklim

Faktor iklim berpengaruh terhadap proses pelapukan batuan di daerah

pantai, yang menyebabkan pelapukan mekanik, kimia dan biologi yang

bervariasi menurut kedudukannya, apakah diatas permukaan air laut atau

di bawah permukaan air laut. Selanjutnya kondisi iklim berpengaruh

terhadap proses erosi, longsoran, aliran lumpur atau rayapan, yang

kesemuanya dapat berpengaruh terhadap pantai.

Variasi regional dari iklim akan terlihat dari kenampakan yang terdapat

pada pantai. Didaerah tropis basah, proses pelapukan kimia dominan,

sehingga didaratan dekat pantai ditemukan hasil pelapukan yang tebal dan

bertekstur halus. Dan apabila material tersebut tereosi, longsor atau

terangkut sungai, maka di pantai akan ditemukan endapan yang bertekstur

halus. Di daerah yang bermusim dingin, yang proses pelapukan

mekaniknya dominan, di daerah pantai akan banyak dijumpai material

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 28: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

10

Universitas Indonesia

kasar. Meskipun demikian perlu diketahui bahwa material kasar di pantai

bukan monopoli dari daerah humid tropis yang bergunung api aktif pada

daerah bergletser pantainya pun akan ditemukan material kasar, sebagai

akibat dari moraine yang masuk ke perairan pantai (Bird, 1984).

c. Faktor Biologi

Faktor ini juga terpengaruh oleh kondisi iklim, karena hewan

pertumbuhannya bergantung pada kondisi iklimnya. Koral hidup pada

daerah intertropikal, mangrove tumbuh pada daerah lintang rendah dan

rawa payau terjadi pada daerah sedang. Efek dari organism di pantai dapat

dibedakan menjadi :

• Erosional, misalnya tumbuhan dapat memperepat proses dari abrasi

• Proteksional, mangrove dan rumput dapat melindungi pantai dari

abrasi

• Konstruksional, karang koral dapat tumbuh membentuk karang

penghalang (barrier reef) atau atol.

Flora dan fauna yang hidup di pantai dapat mempengaruhi proses

pelapukan, erosi, dan transportasi dan pengendapan di lingkungan pantai

(Bird, 1984).

d. Faktor Pasang Surut

Pasang surut adalah periode naik turunnya permukaan air laut yang

disebabkan oleh ternaga gravitasi bulan, matahari, dan gaya sentrifugal

bumi (Gross, 1990). Menurut jumlah pasang tinggi dan pasang rendah

dalam satu periode (24 jam 10 menit) terdapat tiga pasang, yaitu :

• Daily/Diurnal tides, satu pasang tinggi dan satu pasang rendah

• Semidily/semidiurnal tides, dua pasang tinggi dan dua pasang

rendah.

• Mixed tides/pasang campuran.

Faktor pasang surut air laut bervariasi dari satu tempat ke tempat lain

sehingga pengaruhnya terhadap perkembangan garis pantai berbeda-beda.

Ada pantai yang pengaruh pasang surutnya kecil sehingga dapat diabaikan

tetapi ada pula yang pengaruhnya sangat kuat karena dapat menimbulkan

arus yang kuat.

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 29: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

11

Universitas Indonesia

e. Faktor Gelombang

Gelombang adalah pergerakan air dipermukaan air laut yang memiliki titik

cembung dan cekung. Gelombang pada umumnya disebabkan oleh angin

dan kadang-kadang karena perubahan pasang surut serta gempa bumi

(Gross, 1990). Faktor gelombang berhubungan dengan kecepatan dan

intensitas angin, yang mana tinggi gelombang ini juga dipengaruhi oleh

kedalaman laut pada pantai itu. Pada pantai dengan perbatasan laut yang

dalam maka tinggi gelombang dapat mencapai 16 m. Di samping itu tinggi

gelombang juga dipengaruhi bentuk pantai, apakah bersifat menghalangi

angin yang datang atau tidak. Makin lebar atau makin luas pantai maka

akan makin besar durasi atau lama angin berhembus sehingga

kemungkinan gelombang makin besar. Pengaruh gelombang pada pantai

dapat bersifat konstruktif tapi juga bersifat destruktif tergantung pada

iklim, karena iklim mempengaruhi frekuensi dari besar ombak.

Gelombang dengan frekuensi tinggi (13-15 kali per menit) bersifat

destrukif, dan gelombang yang mempunyai frekuensi lebih rendah (6-8

kali per menit) bersifat konstruktif, hal ini dapat diterangkan sebagai

berikut. Gelombang yang memiliki frekuensi tinggi memiliki kecepatan

lebih kuat dengan bentuk gelombang seperti lingkaran, karena bentuknya

dan frekuensinya demikian sehingga memiliki gaya balik yang besar dan

membawa material yang ada di pantai. Dan sebaliknya gelombang yang

memiliki frekuensi rendah mempunyai kecepatan lebih lambat dan

bentuknya menyerupai ellips. Gelombang ini setelah mendorong ke

daratan/pantai, gaya baliknya cenderung melemah sehingga material

tertumpuk di pantai (Dahuri, 2001)

Bird (1984) berpendapat bahwa konstruktif atau destruktifnya gelombang

tergantung pada besarnya ombak yang datang. Ombak yang besar

cenderung memiliki daya erosi/abrasi yang besar dan gelombang yang

keciln cenderung membangun pantai. Sedangkan Sandy (1996)

berpendapat, kalau ombak yang berkekuatan itu mengahadap pantai yang

landai, kekuatan gempurnya dipatahkan bahkan kekuatan itu bukannya

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 30: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

12

Universitas Indonesia

menjadi kekuatan merusak melainkan kekuatan membangun, seperti

terbentuknya tanggul-tanggul pantai.

f. Faktor Arus laut

Arus laut adalah gerakan air laut yang disebabkan oleh pola umum angin,

perbedaan salinitas dan suhu massa air di lautan (Bird,1984). Kecepatan

arus di lautan lepas umumnya tidak melebihi 3 km/jam, sebaliknya arus

pada sebuah teluk, selat juga arus yang keluar dari estuaria kecepatannya

lebih kuat, yang kadang-kadang lebih dari 16 km/jam. Selanjutnya ia

berpendapat bahwa arus penting terhadap kondisi geologi dekat pantai,

yang kemudian berpengaruh terhadap distribusi karang dan tumbuhan

bakau/mangrove yang akhirnya berpengaruh juga terhadap morfologinya.

Sementara itu Sandy (1996) berpendapat bahwa pengubah bentuk pantai

adalah arus laut. Tenaga arus laut itu dibantu oleh beberapa hal lainnya

atau dihambat oleh hal-hal seperti bentuk (konfigurasi), adanya sungai

yang bermuara, arah angin, adanya penghalang (karang, tanjung),

perbedaan pasang naik dan pasang surut.

Adanya penghalang seperti karang dan tanjung sangat besar pengaruhnya

terhadap perubahan yang bisa terjadi karena ombak terhadap pantai.

Karang itu paling tidak mengendorkan jalannya ombak, sehingga pada saat

ombak itu mencapai pantai kekuatan gempurnya tidak seberapa, selain itu

puing karang menghasilkan pasir putih bagi pantai.

Verstappen (dalam Sandy, 1996) menekankan pentingnya peran iklim,

khusunya angin dalam pembentukan atau perubahan pantai. Angin

mengakibatkan adanya ombak, kemudian ombak merupakan tenaga yang

bisa merubah bentuk pantai. Angin bisa berubah arah dalam jangka waktu

pendek ataupun dalam jangka waktu sedikit lama. Perubahan arah angin

itu merubah ombak yang menggepur pantai, akibatnya bagian pantai yang

terkena ombak akan terkikis sedangkan bagian pantai yang bebas dari

gempuran ombak, bisa tumbuh atau paling tidak tetap adanya.

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 31: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

13

Universitas Indonesia

2.3.2 Faktor – Faktor Perubah bentuk Pantai bersifat Manusiawi

Menurut Ongkosongo (1980) pada hakekatnya ada 2 (dua) faktor alami

utama yang berpengaruh terhadap perubahan garis pantai, yaitu faktor dari daratan

dan faktor dari laut dengan faktor-faktor tambahan lainnya. Serta faktor perubah,

perubah garis pantai bersifat alami dan manusiawi. Faktor manusiawi yang dapat

merubah garis atau bentuk pantai manurut Ongkosongo, antara lain seperti terurai

dibawah ini :

a. Penggalian pasir dan cangkang perairan pantai

Penggalian pasir dan cangkang laut dapat menyebabkan terjadinya erosi

pantai disekitar tempat penggalian hal ini dapat terjadi karena laju

sedimentasi dari sungai-sungai bermuara ditempat itu tidak dapat

mengimbangi laju penggalian pasir oleh rakyat, sehingga proses tererosi.

Penggalian ini juga dapat menyebabkan perairan pantai lebih curam

suhingga memperbesar kemungkinan longsoran pantai.

b. Penimbunan pantai

Penimbunan pantai atau reklamasi pantai secara langsung dapat

menyebabkan perubahan garis pantai, yaitu garis pantai akan maju kearah

laut.

c. Penanggulan Pantai

Penanggulan pantai mengakibatkan pantai akan lebih tahan terhadap erosi.

Penanggulangan pantai menyebabkan gelombang datang terpantul dan

terbias, dan energi gelombang pantul dan bias ini dapat disalurakan ke

pantai sebelahnya sehingga terjadi erosi disitu. Secara ringkas

penanggulan pada umumnya memperkokoh kedudukan pantai yang

ditanggul. Jenis-jenis penanggulan pantai yaitu

• Groin adalah bangunan pelindung pantai yang biasanya dibuat

tegak lurus garis pantai, dan berfungsi untuk menahan pengiriman

sedimen sepanjang pantai, sehingga bisa mengurangi atau

menghentikan erosi yang terjadi. Bangunan ini juga bisa digunakan

untuk menahan masuknya pengiriman sedimen sepanjang pantai ke

pelabuhan atau muara sungai (Wahyudin, 2006).

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 32: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

14

Universitas Indonesia

• Jetty adalah sebuah bangunan tegak lurus pantai yang diletakkan

pada kedua sisi muara sungai yang berfungsi untuk mengurangi

pendangkalan alur oleh sedimen pantai. Pada penggunaan muara

sungai sebagai alur pelayaran, pengendapan di muara dapat

mengganggu lalu lintas kapal. Untuk keperluan tersebut jetty harus

panjang sampai ujungnya berada di luar gelombang pecah

(Wahyudin, 2006).

• Pemecah gelombang, dibedakan menjadi dua macam yaitu

pemecah gelombang sambung pantai dan lepas pantai. Tipe

pertama banyak digunakan pada perlindungan perairan pelabuhan,

sedangkan tipe kedua untuk perlindungan pantai terhadap erosi.

Secara umum kondisi perencanaan kedua tipe adalah sama, hanya

pada tipe pertama perlu ditinjau karakteristik gelombang di

beberapa lokasi di sepanjang pemecah gelombang, seperti halnya

pada perencanaan groin dan jetty (Wahyudin, 2006).

d. Pengaturan aliran sungai

Pengaturan aliran sungai menyebabakan pertumbuhan daratan lebih terjadi

dimuara sungai yang aktif, dan di muara sungai yang di tutup sedimentasi

lewat sungai akan terhenti, sehingga pantai akan cenderung tererosi.

e. Penanaman dan Penggundulan Hutan bakau

Bakau atau mangrove berperan sebagai pelindung pantai dan pemicu

sedimentasi. Sebaliknya penggundulan hutan bakau atau mangrove

menyebabkan erosi pantai.

f. Penggunaan Tanah

Penggunaan tanah di wilayah pesisir pantai memacu perubahan di kawasan

pantai. Perombakan kawasan pelindung pantai menjadi area persawahan

dan pertambakan memacu terjadinya abrasi di daerah pantai. Pada

umumnya kegiatan industri di pantai disertai dengan kegiatan penanggulan

dan penggundulan hutan pantai. Akibat yang ditimbulkan bermacam-

macam, termasuk erosi pantai. Penggunaan tanah dalam penelitian ini

ditekankan pada jenis penggunaan tanah yang terletak di tepi pantai atau

berbatasan langsung dengan garis pantai.

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 33: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

15

Universitas Indonesia

g. Kegiatan Manusia Kota

Kegiatan manusia khususnya disepanjang aliran sungai dapat

mempengaruhi perubahan pantai. Sungai masih dimanfaatkan sebagai

tempat pembunagan sampah dan kotoran lainnya, dan sebagian

daripadanya dapat terus diangkut dan diendapkan di perairan pantai

sehingga dapat berperan dalam pertumbuhan daratan. Pencemaran kota

dan pantai baik berupa sampah industri atau rumah tangga dapat pula

mempengaruhi kelestarian biota pantai (hewan dan tumbuhan) yang

akhirnya dapat pula merubah keseimbangan ekologi pantai dan perubahan

pantai.

2.4 Hutan Mangrove

Hutan mangrove sebagai suatu tipe hutan yang tumbuh di daerah pasang

surut (terutama di pantai yang terlindung, laguna, muara sungai) yang tergenang

pada saat pasang dan bebas pada saat surut, yang komunitas tumbuhnya

bertoleransi terhadap garam. Sedangkan ekosistem mangrove merupakan suatu

sistem yang terdiri atas organisme (tumbuhan dan hewan), yang berinteraksi

dengan faktor lingkungan dan dengan sesamanya di dalam suatu habitat mangrove

(Dahuri, 2001).

Sandy (1996), menyatakan bahwa tidak seluruh pantai ditumbuhi hutan

bakau. Syarat-syarat untuk bisa adanya hutan bakau yaitu airnya tenang, ada

endapan lumpur, dan airnya payau. Hutan bakau secara alamiah akan berangsur

habis karena endapan tempat tumbuhnya menjadi terlalu tinggi, sehingga menjadi

di luar jangkauan air payau, atau karena alurnya berubah.

2.4.1 Fungsi Hutan Mangrove

Hutan mangrove, dalam lingkungan hidupnya mempunyai fungsi, yaitu

fungsi ekologis, beberapa jenis mangrove dan pohon api-api merupakan

unsur pantai yang dapat membantu mempertahankan eksistensi garis

pantai itu sendiri, karena sistem perakaran dari vegetasi tersebut dapat

memperkokoh lumpur atau pasir di tempat sekitanya. Sistem akar

berkelompok dan banyak cabang dari jenis mangrove Rhizophora, sistem

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 34: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

16

Universitas Indonesia

akar lutut dari jenis Bruguera yang memanjang berlengkok-lengkok ke

atas dan ke bawah serta sistem perakaran dari Avicennia sangat membantu

mengkonsolidasikan bahan-bahan di pesisir. (Dahuri, 1996)

Fungsi ekonomis, Hamilton & Snedaker (dalam Dahuri, 1996), mencatat

sekitar 58 produk langsung dan tidak langsung dari mangrove berupa kayu

bakar, bahan baku kertas, kulit dan tekstil, bahan makanan, obat-obatan,

peralatan rumah tangga, lilin, tempat rekreasi dan lain sebagainya.

Masyarakat disekitar kawasan hutan mangrove sejak lama juga telah

banyak memanfaatkan pohon mangrove untuk berbagai keperluan, yaitu

bahan bakar, bahan bangunan, alat penangkap ikan, dan pupuk pertanian.

2.5 Penginderaan Jauh

Penginderaan jauh (remote sensing) sering disingkat inderaja, adalah ilmu

dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah, atau fenomena

melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung

dengan obyek, daerah, atau fenomena yang dikaji (Lillesand dan Kiefer dalam

Purwadhi, 2008). Pengumpulan data penginderaan jauh dilakukan dengan

menggunakan alat pengindera atau alat pengumpul data yang disebut sensor.

Gambar 2.1 Sistem Penginderaan Jauh (Sutanto, 1994)

2.5.1 Data Penginderaan Jauh

Data penginderaan jauh (citra) menggambarkan obyek di permukaan bumi

relatif lengkap, dengan wujud dan letak obyek yang mirip dengan wujud dan letak

di permukaan bumi dalam liputan yang luas. Citra penginderaan jauh adalah

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 35: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

17

Universitas Indonesia

gambaran suatu objek, daerah atau fenomena, hasil rekaman pantulan dan atau

pancaran objek oleh sensor penginderaan jauh, dapat berupa foto atau data digital

(Purwadhi, 2001).

2.5.2 Interpretasi Citra Digital Penginderaan Jauh

Interpretasi atau penafsiran citra penginderaan jauh (fotografik atau non-

fotografik) merupakan perbuatan mengkaji citra dengan maksud untuk

mengidentifikasi objek yang tergambar dalam citra, dan menilai arti pentingnya

obyek tersebut (Purwadhi, 2001). Seorang interpreter melalui interpretasi citra

akan :

a. Berupaya melalui proses penalaran atau mendeteksi, mengidentifikasi, dan

menilai arti penting obyek yang tergambar pada citra.

b. Berupaya mengenali obyek yang tergambar pada citra dan

menterjemahkannya ke dalam disiplin ilmu tertentu seperti misalnya

geografi.

2.5.3 Karakteristik Citra SPOT (Satellite Pour I’Observation de la terre)

SPOT (Satellite Pour I’Observation de la terre) seri kedua (SPOT 4),

SPOT merupakan system satelit observasi bumi milik perancis. Sampai saat ini

SPOT terdiri dari tiga seri sistem wahana, yaitu seri pertama SPOT 1, SPOT 2,

SPOT 3, seri kedua SPOT 4 dan seri ketiga SPOT 5.

a. Seri pertama adalah SPOT 1, SPOT 2, dan SPOT 3 menggunakan empat

instrument pada saluran pankromatik, hijau, merah dan inframerah dekat.

SPOT 1 diluncurkan Februari 1986, SPOT 2 diluncurkan januari 1990,

SPOT 3 diluncurkan September 1993 yang beroperasi hingga November

1996.

b. Seri kedua SPOT 4 diluncurkan maret 1998 dan didesain dengan

perbaikan kinerja dengan menambahkan satu saluran/kanal (band)

instrument, yaitu pankromatik, hijau, merah, dua inframerah dekat,

instrument vegetasi/saluran biru.

c. Seri ketiga SPOT 5 diluncurkan bulan Mei 2002. SPOT 5 mengalami

perombakan besar pada tingkat ketelitian secara planimetri dan altimetri.

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 36: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

18

Universitas Indonesia

SPOT 5 masih menggunakan 6 instrumen seperti SPOT 4 tetapi

resolusinya lebih halus (rinci).

Tabel 2.1 Resolusi Spasial Citra SPOT 4.

Mode Band Spectral Band Resolusi M-Monospectral PAN 0,51–0,73

micrometer 20 m

Multispectral

B1 (IR) 0,78-0,89 micrometer

20 m

B2 (Red) 0,61-0,68 micrometer

20 m

B3 (Green) 0,5-0,59 micrometer

20m

B4 (SWIR) 1,58-1,75 micrometer

20 m

Sumber : Purwadhi, Sri, 2001

2.5.4 Karakteristik Citra Landsat

Citra Landsat TM (Thematic Mapper) hasil rekaman sensor Thematic

Mapper, yang dipasang pada satelit Landsat 4 dan Landsat 5. Sistem TM,

direkam dengan menggunakan tujuh saluran panjang gelombang, yaitu tiga

saluran panjang gelombang tampak, tiga saluran panjang gelombang inframerah

dekat, dan satu saluran panjang gelombang inframerah termal.

Tabel 2.2 Resolusi Spasial Citra Landsat 5 (TM Sensor)

Band Spectral Band Resolusi B1 (Biru) 0,45-0,42

micrometer 30 m

B2 (Hijau) 0,52-0,60 micrometer

30 m

B3 (Merah) 0,63-0,69 micrometer

30m

B4 (Inframerah Dekat)

0,76-0,9 micrometer

30 m

B5 (Inframerah Pendek)

1,55-1,75 micrometer

30 m

B6 (Inframerah Termal)

10,4-12,5 micrometer

120 m

B7 (Inframerah Pendek)

2,08-2,35 micrometer

30 m

Sumber : Purwadhi, Sri & Sanjoto, Budi. 2008.

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 37: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

19

Universitas Indonesia

Pengolahan data untuk deteksi perubahan garis pantai melalui citra satelit

dengan menggunakan kanal (band) 4 yang merupakan spectral inframerah dekat

dan sesuai untuk aplikasi deliniasi badan air, karena memiliki kontras antara

batas air dengan daratan. Oleh karena itu penelitian mengenai perubahan garis

pantai sangat baik dilakukan dengan menggunakan citra Landsat kanal (band) 4

yang multi temporal (Purwadhi, 2001).

2.6 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Ali Ahmudi bertujuan untuk mengetahui

perubahan garis pantai Kabupaten Kendal, perubahan garis pantainya terjadi

akibat pengaruh faktor alamiah dan faktor manusia. Faktor utama yang

mengakibatkan perubahan garis pantai yang terjadi di Kabupaten Kendal adalah

faktor manusia, yaitu perubahan penggunaan tanah, rekayasa pantai dan adanya

pengalihan aliran sungai Bodri yang menyebabkan munculnya daratan yang

sangat luas (Ahmudi, 2005).

Penelitian yang dilakukan oleh Abdi Dame bertujuan untuk mengetahui

perubahan garis pantai Paojepe Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan selama kurun

waktu 19 tahun dari tahun 1990-2009 mengalami perubahan abrasi dan akresi.

Pola perubahan garis pantai yang terbentuk dipengaruhi oleh keberadaan

mangrove sehingga dilakukan analisis hubungan statistik antara perubahan luas

mangrove dengan wilayah yang terabrasi dimana dihasilkan korelasi yang positif

menyatakan bahwa ada hubungan yang kuat antara luas hutan mangrove dengan

wilayah yang terabrasi, selain itu perubahan yang terjadi akibat aktivitas manusia

dalam mempertahankan pantai (Dame, 2004).

Penelitian yang dilakukan oleh Sugeng Haryoto bertujuan untuk

mengetahui perubahan garis pantai Kecamatan Muara Gembong di Kabupaten

Bekasi tahun 1943 sampai tahun 2002, serta pengaruh faktor alamiah dan faktor

manusia terhadap perubahan garis pantai. Untuk mengetahui perubahan garis

pantai antara tahun 1943 sampai tahun 2002 dipergunakan peta rupabumi dan peta

penggunaan tanah pantai Muara Gembong. Penelitian tersebut mengungkapkan

bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan garis pantai, yaitu faktor

alamiah (sedimentasi, arus dan gelombang laut, kedalaman dan morfologi laut,

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 38: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

20

Universitas Indonesia

morfologi pantai, angin, keberadaan tumbuhan lepas pantai, dan litologi sepanjang

pantai) dan faktor manusia yaitu penggalian pasir, penanggulan pantai, perubahan

penggunaan tanah (Haryoto, 2003).

Penelitian yang dilakukan oleh Diah Retno Minarni bertujuan untuk

mengetahui perubahan garis pantai di Teluk Jakarta, Peta Topografi Teluk Jakarta

tahun 1943 yang dibandingkan dengan Peta Topografi tahun 1996, digunakan

untuk menganalisis perubahan garis pantai di Teluk Jakarta pada tahun 1943-1996

kemudian di analisis pengaruh faktor alamiah dan faktor manusia terhadap

perubahan garis pantai Teluk Jakarta. Wilayah penelitian adalah seluruh pantai

Teluk Jakarta dengan batas Tanjung Pasir di sebelah barat yang terletak di

Kabupaten Tanggerang sampai Tanjung Karawang di sebelah timur yang terletak

di Kabupaten Bekasi (Minarni, D.R. 1996)

Penelitian yang dilakukan oleh Sang Ayu Putu Nurani Widiastuti

bertujuan untuk mengetahui Perubahan garis pantai di Provinsi Bali. Provinsi Bali

memiliki wilayah pesisir yang indah merupakan tempat tujuan wisata, banyaknya

aktivitas yang terjadi menyebabkan perubahan wilayah pesisir salah satunya garis

pantai, perubahan garis pantai yang terjadi di Teluk Benoa dan sekitarnya di

Provinsi Bali pada tahun 1955 dan 2001 akibat pengaruh faktor alamiah dan

faktor manusia. Unit analisis yang digunakan dalam menganalisis perubahan

dengan membagi setiap perubahan dalam sistem grid, kemudian setiap grid diberi

penamaan dan dianalisis perubahan yang terjadi berdasarkan faktor arus, angin,

penggunaan tanah dan batimetri (Widiastuti, 2006).

Penelitian yang dilakukan oleh Hario Wicaksono bertujuan untuk

mengetahui Perubahan garis pantai Tanjung Pontang sampai tanjung Kiat,

Provinsi Banten Tahun 1923 sampai 2001, dan untuk mengethaui pengaruh faktor

alamiah dan faktor manusia terhadap perubahan garis pantai. Data yang digunakan

yaitu peta topografi tahun 1923 dan citra Landsat 7 tahun 2001 kemudian di dapat

garis pantai dan dianalisis perubahannya berdasarkan faktor arus, gelombang, dan

perubahan luasan mangrove (Wicaksono, 2006).

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 39: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

21 Universitas Indonesia

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini pesisir Teluk Jakarta merupakan sebuah objek yang

menjadi kajian penelitian untuk mengetahui masalah utama dari perubahan garis

pantai di Teluk Jakarta. Perubahan garis pantai yang disebabkan oleh faktor fisik

dan faktor manusia merupakan permasalahan yang akan dikaji. Faktor fisik seperti

sedimentasi dari aliran sungai yang bermuara di pantai Jakarta, kemudian

kecepatan arus dan gelombang laut dapat mengikis sedimentasi yang terjadi serta

arah dari arus dan gelombang yang dipengaruhi oleh angin dapat diketahui daerah

pengendapannya. Dengan mengetahui besarnya sedimentasi dan pengikisan oleh

arus dan gelombang serta dimana pengendapan hasil pengikisan sehingga dapat

diketahui perubahan garis pantai Teluk Jakarta dan luasan penambahan serta

pengurangan daratan.

Faktor manusia, seperti reklamasi pantai (penambahan daratan),

pembangunan tanggul pantai, penebangan dan penanaman hutan mangrove secara

tidak langsung berpengaruh terhadap perubahan garis pantai Teluk Jakarta. Data-

data mengenai wilayah reklamasi, wilayah penebangan dan penanaman hutan

mangrove, wilayah tanggul pantai akan dijadikan acuan dalam menganalisis

peubahan garis pantai di Teluk Jakarta selain faktor alami.

3.2 Pengumpulan Data

Data yang akan dipergunakan dalam penelitian ini meliputi data primer

dan sekunder.

a. Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden atau

objek yang diteliti, atau ada hubungannya dengan yang diteliti (Tika,

2005). Pada penelitian ini data primer diperoleh dari hasil survey lapang,

yaitu dengan melakukan teknik observasi di daerah penelitian. Observasi

adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan

pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada pada

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 40: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

22

Universitas Indonesia

objek penelitian (Tika, 2005). Dalam pengumpulan data primer, alat yang

dibutuhkan antara lain:

• Peta kerja Teluk Jakarta

• Global Positioning System (GPS)

• Kamera Digital

• Alat Tulis

Survey lapang dilakukan selama 3 hari yaitu pada tanggal 10, 13 Juli dan

22 November 2009. Teknik observasi yang dilakukan adalah observasi

langsung yaitu dengan mendatangi beberapa wilayah pantai di Teluk

Jakarta yang berhubungan dengan perubahan garis pantai dan penggunaan

tanahnya seperti wilayah abrasi, akresi, muara sungai, wilayah hutan

mangrove, pelabuhan, wilayah industri, wilayah reklamasi dan

penanggulan pantai, kemudian memplot lokasi tersebut dengan

menggunakan GPS. Untuk mengetahui keadaan perubahan garis pantai

tersebut, maka diambil gambarnya dengan menggunakan kamera digital.

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh tidak secara langsung dari

subjek atau objek yang diteliti, tetapi melalui pihak lain seperti instansi-

instansi atau lembaga-lembaga yang terkait, membaca buku-buku teks,

literatur, laporan statistik, serta hasil riset peneliti-peneliti sebelumnya

yang datanya masih relevan digunakan. Data sekunder dapat dipakai

sebagai pelengkap untuk mendukung informasi dari data primer yang

dikumpulkan (Tika, 2005).

Sesuai dengan tujuan penelitian, data yang berhubungan dengan penelitian

antara lain

• Data Administratif wilayah di Teluk Jakarta, BAKOSURTANAL

• Data Batimetri, diperoleh dari DISHIDROS AL, Jakarta.

Mengumpulkan data yang berhubungan dengan faktor-faktor yang

memengaruhi perubahan garis pantai, yaitu faktor alamiah dan faktor

manusia yang memengaruhi perubahan garis pantai.

• Data arus, gelombang laut dan arah umum angin musiman di Teluk

Jakarta dari Dinas Hidro-Oseanografi Tentara Nasional Indonesia

Angkatan Laut (Dishidros TNI AL) dan LIPI Oseanografi Jakarta.

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 41: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

23

Universitas Indonesia

• Data kecepatan sedimentasi sungai yang bermuara di Teluk Jakarta

dari LIPI Oseanografi dan wilayah sedimentasi hasil pengolahan

citra tahun 1990 dan 2009.

• Data sungai dan muara sungai Teluk Jakarta dari Bakosurtanal.

• Data penggunaan tanah Teluk Jakarta dan sekitarnya tahun 1970,

1990 dan 2009 dari Peta penggunaan tanah tahun 1970 Direktorat

Tata Guna Tanah, Departemen Dalam Negri, pengolahan citra

LANDSAT 5 tahun 1990 dan citra SPOT 4 tahun 2009.

• Data reklamasi dan bangunan pelindung pantai Teluk Jakarta, dari

BP Pantura Jakarta, pengolahan citra Quickbird Teluk Jakarta

tahun 2006 dan survey langsung.

3.3 Pengolahan Data

Data dan tabel yang telah terkumpul akan diolah dan diproses dengan

menggunakan software ER Mapper 7.0 dan Arc view 3.3, dimana semua data

tersebut akan diinfomasikan melalui visualisasi peta yang memiliki informasi data

dasar spasial. Dalam pengolahan variabel dan data tersebut akan digunakan

analisa overlay dalam Sistem Informasi Geografis (SIG) yang kemudian akan

menghasilkan beberapa gambaran variabel yang akan digunakan sebagai bahan

dan indikator untuk menjawab pertanyaan penelitian. Berikut ini adalah

merupakan beberapa tingkat pengolahan data yang akan dilakukan :

3.3.1 Pengolahan Data Citra

Data citra yang digunakan yaitu citra landsat 5 TM Path/Row 122/06

akusisi 25 Maret tahun 1990 dan citra SPOT 4 Teluk Jakarta K/J 285/362 akuisi

11 Maret tahun 2009 yang di dapat dari LAPAN Jakarta dan di dapat dalam data

mentah. Data tersebut kemudian diolah sampai dengan hasil klasifikasi untuk

penutupan lahan dan garis pantai Teluk Jakarta. Untuk proses pencocokan citra

(image match) dilakukan dengan menggunakan software ER Mapper 7.0, melalui

langkah-langkah sebagai berikut :

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 42: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

24

Universitas Indonesia

a. Koreksi radiometrik, dilakukan untuk memperbaiki kondisi citra akibat

kesalahan radiometrik yang dapat menimbulkan gangguan signal (noise),

yaitu berupa bintik-bintik putih pada citra (Purwadhi, 2001)

b. Koreksi geometrik, dilakukan untuk mengatasi cacat pada sistem

perekaman citra yang menyebabkan pergeseran elemen gambar (pixel),

dari letak yang sebenarnya.

Sebagai perujukan titik-titik GCP (Ground Control Points) digunakan citra

Landsat 7 Ortokromatik USGS teluk Jakarta tahun 2001.

c. Penajaman citra

Meningkatkan kemampuan interpretasi citra secara visual dengan

mempertinggi perbedaan kenampakan obyek.

d. Formula Algoritma untuk mengetahui sebaran sedimen diperairan, formula

algoritma yang digunakan yaitu band 2/band 3 (formula Salam Tarigan).

3.3.2 Pengolahan Data Peta

Proses selanjutnya untuk deteksi perubahan garis pantai, penggunaan tanah, dan

sebaran sedimentasi dilakukan dengan bantuan Arc view 3.3, yaitu :

a. Digitasi garis pantai dan klas-klas penggunaan tanah, dilakukan dengan

menggunakan kombinasi band 413 untuk citra SPOT dan band 742 untuk

citra Landsat 5 dalam format RGB (Red Green Blue).

b. Overlay hasil digitasi antara masing-masing garis pantai tahun 1970, 1990

dan 2009 untuk melihat bagian-bagian pantai yang terabrasi dan terakresi

pada periode tahun-tahun tersebut.

c. Menentukan wilayah yang mengalami abrasi dan akresi kemudian

menghitung luasan dengan membuat polygon pada wilayah yang

mengalami abrasi dan akresi, kemudian mengukur jarak perubahan

(maju/mundur) garis pantai.

d. Penggabungan klasifikasi dan perhitungan luas objek (klas penggunaan

tanah) yang berubah untuk melihat bagian-bagian penggunaan tanah yang

terkonversi antara tahun 1970 dan 1990 serta antara tahun 1990 dan 2009.

e. Menentukan jenis penggunaan tanah yang mengalami abrasi dan

penggunaan tanah yang terbentuk pada wilayah akresi.

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 43: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

25

Universitas Indonesia

Dari hasil pengolahan data yang di dapatkan dari berbagai instansi, maka peta-

peta yang akan dibuat dalam penelitian ini sebagai visualisasi dari data yang

didapatkan untuk mempermudah dalam menganalisis penelitian ini yaitu :

a. Administrasi daerah penelitian

Membuat peta lokasi penelitian mencakup wilayah pesisir Teluk Jakarta

dan daerah disekitar Teluk Jakarta, pengolahan peta daerah penelitian

berdasarkan Peta Rupa Bumi, Bakosurtanal.

b. Penggunaan Tanah

Peta penggunaan tanah dibuat berdasarkan tahun yaitu tahun 1970, 1990

dan 2009. Peta penggunaan tanah tahun 1970 berasal dari Direktorat Tata

Guna Tanah, Departemen dalam Negeri sheet No 36 BS 2 (Batujeper), No

37 BS 1 (Marunda), No 37 BS 2 (Babelan) dan No 37 BR 4

(Tjabangbungin), untuk penggunaan tanah daerah Jakarta utara tahun 1970

berasal dari BPN.

Peta penggunaan tanah tahun 1990 berdasarkan pengolahan citra Landsat 5

TM Path/Row 122/06 akusisi 25 Maret tahun 1990, sedangkan Peta

Penggunaan Tanah tahun 2009 berdasarkan pengolahan citra SPOT K/J

285/362. Akusisi 11 Maret 2009. Klasifikasi penggunaan tanah

berdasarkan klasifikasi USGS (1972) dengan modifikasi dibagi menjadi:

permukiman, industri, wilayah pelabuhan, wilayah rekreasi Ancol, hutan

mangrove, sawah basah dan sawah kering, vegetasi dan lahan terbuka.

Dalam pendigitasian penggunaan tanah tahun 1990 dengan melihat acuan

pada peta penggunaan tanah BPN tahun 1990.

c. Perubahan Garis Pantai 1970-1990

Pengolahan data dilakukan untuk mengetahui lokasi wilayah yang

terabrasi dan terakresi, jarak perubahan (maju/mundur) dan luasan wilayah

yang terabrasi maupun terakresi pada setiap lokasi pada periode tahun

1970-2009.

d. Perubahan Garis Pantai 1990-2009

Pengolahan data dilakukan untuk mengetahui lokasi wilayah yang

terabrasi dan terakresi, jarak perubahan (maju/mundur) dan luasan wilayah

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 44: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

26

Universitas Indonesia

yang terabrasi maupun terakresi pada setiap lokasi pada periode tahun

1990-2009.

e. Abrasi pada Penggunaan Tanah tahun 1970

Peta dibuat dengan menggabungkan peta perubahan garis pantai tahun

1970-1990 dengan peta penggunaan tanah tahun 1970, sehingga

didapatkan informasi jenis penggunaan tanah yang mengalami abrasi pada

periode tahun 1970-1990.

f. Akresi & Penggunaan Tanah tahun 1990.

Peta dibuat dengan menggabungkan peta perubahan garis pantai tahun

1970-1990 dengan peta penggunaan tanah tahun 1990, sehingga

didapatkan informasi jenis penggunaan tanah yang terbentuk pada wilayah

akresi pada periode tahun 1970-1990.

g. Abrasi pada Penggunaan Tanah tahun 1990

Peta dibuat dengan menggabungkan peta perubahan garis pantai tahun

1990-2009 dengan peta penggunaan tanah tahun 1990, sehingga

didapatkan informasi jenis penggunaan tanah yang mengalami abrasi pada

periode tahun 1990-2009.

h. Akresi & Penggunaan Tanah tahun 2009

Peta dibuat dengan menggabungkan peta perubahan garis pantai tahun

1990-2009 dengan peta penggunaan tanah tahun 2009, sehingga

didapatkan informasi jenis penggunaan tanah yang terbentuk pada wilayah

akresi pada periode tahun 1990-2009.

i. Arus (Arah dan Kecepatan) tahun 2009 ( Februari 2009) dan Batimetri.

Data didapatkan dari LIPI Oseanografi Jakarta, digunakan untuk

mengetahui keadaan arus di Teluk Jakarta pada musim barat karena

berdasarkan periode bulan Desember – Februari merupakan musim barat

(DISHIDROS, 1996).

j. Arus (Arah dan Kecepatan) tahun 2008 (Mei, 2008).

Data didapatkan dari LIPI Oseanografi Jakarta, digunakan untuk

mengetahui keadaan arus pada musim peralihan

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 45: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

27

Universitas Indonesia

k. Arus (Arah dan Kecepatan) tahun 2003 (Juni, 2003).

Data didapatkan dari LIPI Oseanografi Jakarta, digunakan untuk

mengetahui keadaan angin dan arus pada musim timur.

l. Arus umum dan Batimteri.

Data di dapat dari Dinas Hidro Oseanografi AL untuk mengetahui keadaan

arah arus pada musim barat dan musim timur serta rata-rata kecepatannya

dan untuk mengetahui kedalaman laut di Teluk Jakarta.

m. Wilayah Reklamasi dan Bangunan Pelindung Pantai.

Data di dapat dari BP Reklamasi Pantura untuk wilayah yang terjadi

reklamasi, sedangkan data bangunan pelindung pantai berdasarkan Citra

Ikonos tahun 2006, Ongkosongo 1980 dan survey lapang 2009.

n. Wilayah Sedimentasi Muara Sungai di Teluk Jakarta tahun 1990 & 2009

Wilayah sedimentasi di buat dengan pengolahan data citra Landsat 5 tahun

1990 dan Citra SPOT tahun 2009 dengan menggunakan formula algoritma

sebaran sedimen yaitu formula Salam Tarigan (Band 2/Band 3) dengan

mengacu pada konsep bahwa keberadaan materi organic dan anorganik

mempengaruhi nilai reflektansi dari badan air. Air yang keruh memiliki

nilai reflektansi yang lebih tinggi dibandingkan dengan air yang jernih

(Sobirin, dkk, 2007). Formula Salam Tarigan (Band 2/Band 3 atau

hijau/merah) untuk Citra Landsat sedangkan untuk citra SPOT dengan

warna merah pada band 2 dan warna hijau pada band 3 maka formula

untuk mengetahui sebaran sedimen melalui citra SPOT dengan formula

Band 3/Band 2 (hijau/merah).

3.4 Analisis Data

Analisis dalam penelitian ini meliputi :

a. Analisis perubahan garis pantai.

Dalam analisis ini dilakukan dengan membandingkan perubahan garis

pantai tahun 1970-1990, dan 1990-2009 menggunakan metoda overlay,

sehingga di dapat luas perubahan dan jarak perubahan garis pantai

maju/mundur serta perubahan panjang garis pantai.

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 46: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

28

Universitas Indonesia

b. Analisis spasial dan deskriptif atas perubahan garis pantai.

• Menganalisis wilayah mana saja yang mengalami abrasi dan akresi

serta luasan dan jarak perubahan maju/mundur dari lokasi

perubahannya pada daerah penelitian di analisis dengan membagi

menjadi 2 periode (karena adanya reklamasi pantai) dan 3 zonasi

(berdasarkan kemiripan karakteristik dan perbedaan faktor yang

berpengaruh terhadap perubahan garis pantai). Periodesasinya

adalah perubahan garis pantai periode 1970-1990 dan periode

1990-2009. Zonasinya adalah Zona Timur (Muara Wetan-Muara

Bekasi), zona tengah (Muara Bekasi - Muara Dadap) dan zona

Barat (Muara Dadap-Tanjung Pasir).

• Menghitung laju abrasi dan akresi pada periode tahun 1970-1990

dan 1990-2009 dengan rumus jarak rata-rata perubahan dibagi

interval tahun.

• Menganalisis jenis penggunaan tanah yang mengalami abrasi.

• Menganalisis jenis penggunaan tanah yang terbentuk pada wilayah

akresi

• Menganalisis faktor alami dan manusia pada wilayah yang

mengalami abrasi dan akresi tersebut, yaitu arus, gelombang dan

arah angin, serta sedimentasi dan penanaman hutan mangrove,

penggunaan tanah, penanggulan pantai serta reklamasi pantai

(faktor manusia).

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 47: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

29

3.5 Kerangka Penelitian

Gambar 3.1. Kerangka Penelitian

Analisis Data

Pengolahan Data

Pengumpulan Data

Teluk Jakarta

Penggunaan tanah tahun 1970, 1990, 2009

Garis Pantai Tahun 1970, 1990 &

2009

Perubahan Garis Pantai

Faktor manusia Perubahan Penggunaan Tanah

Arus, arah angin

Faktor Alamiah

Sedimentasi

Wilayah Abrasi dan Akresi Teluk Jakarta & Faktor yang

mempengaruhinya

- Reklamasi pantai - Penggalian pasir - Penanggulan pantai - Penanaman Mangrove

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 48: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

30 Universitas Indonesia

BAB IV

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4.1 Kondisi Geografis Pesisir Teluk Jakarta

Pesisir Teluk Jakarta terletak di pantai utara Jakarta dibatasi oleh garis

bujur 106033’00” BT hingga 107003’00” BT dan garis lintang 5048’30”LS hingga

6010’30” LS yang membentang dari Tanjung Kait di bagian Barat hingga Tanjung

Karawang di bagian Timur dengan panjang pantai ± 89 Km. Panjang garis yang

menghubungkan kedua Tanjung tersebut melalui Pulau Air Besar dan Pulau

Damar adalah sekitar 21 mil laut. Secara administratif, perairan laut Jakarta

berbatasan dengan Kabupaten Bekasi di sebelah timur dan kabupaten Tangerang

di sebelah barat (Hariadi,dkk. 2004).

Pesisir Teluk Jakarta termasuk dalam wilayah administrasi kota Jakarta

Utara, yang merupakan bagian wilayah dari lima kecamatan, yaitu Kecamatan

Penjaringan, Pademangan, Tanjung Priok, Cilincing dan Koja, disebelah barat

pesisir Teluk Jakarta termasuk dalam Kecamatan Kosambi dan Kecamatan Teluk

Naga yang terletak di Kabupaten Tanggerang dan disebelah Timur termasuk

dalam kecamatan Tarum Jaya, Babelan dan Muara Gembong Kabupaten Bekasi.

Daerah pesisir Teluk Jakarta terpisah dari Kepulauan Seribu, berdasarkan UU

Nomor 34 Tahun 1999 dan PP Nomor 55 Tahun 2001- Kepulauan Seribu yang

semula sebagai bagian dari kota Jakarta Utara, ditingkatkan statusnya menjadi

Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu (Hariadi, dkk. 2004).

Gambar 4.1 Administrasi Pesisir Teluk Jakarta. Pengolahan data, 2009

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 49: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

31

Universitas Indonesia

Pantai teluk Jakarta terdapat banyak muara sungai, diantaranya 3 sungai

besar yaitu Ci Sadane dibagian barat, Ci Liwung dibagian tengah dan Ci Tarum

dibagian Timur. Teluk Jakarta terbentuk oleh kontribusi sedimen dari DAS-DAS

utama Ci Tarum, Cikarang-Bekasi, Ci Liwung, dan Ci Sadane. Di antara Ci

liwung dan Ci Sadane terdapat DAS yang lebih kecil, yaitu Cakung, Sunter, dan

Pesanggrahan. Cakung dan Sunter mungkin merupakan bekas aliran Ci Liwung

yang telah ditinggalkan, namun sebagian Cakung berasal dari Kali Bekasi lama.

Kali Malang di sebelah Selatan yang merupakan saluran air buatan kepanjangan

Tarum Barat dari Ci Tarum, dalam arah Timur-Barat memotong banyak aliran

sungai di sebelah timur Ciliwung, termasuk Kali Cikarang dan Kali Bekasi. Kali

Malang sampai bertemu dengan Kali Cipinang akhirnya bergabung dengan Kali

Sunter. Di sebelah utaranya saluran Nedeco dalam arah Barat-Timur yang sudah

dibentuk sedang diperpanjang, dan akhirnya akan dikembangkan menjadi kanal

banjir timur, menuju ke arah utara menuju rencana muaranya di daerah segara

makmur di timur Muara Blencong (Ongkosongo, 2008).

Gambar 4.2 Sistem persungaian, arah utama aliran serta Daerah Aliran Sungai

yang relatif sama dengan Daerah Tangkapan Hujan yang meruapakan pembentuk

Dataran Pesisir Jakarta yang mengelilingi Teluk Jakarta, digambarkan secara

skematik (Ongkosongo, 2008).

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 50: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

32

Universitas Indonesia

4.2 Kondisi Fisik Wilayah

4.2.1 Geomorfologi

Jakarta, khususnya disebagian besar wilayah utara terletak didataran

rendah yang tersusun oleh material sedimen daratan yang berkembang sesudah

zaman plestosin. Kuatnya sedimentasi pada masa lampau dapat dilihat pada bekas

pulau karang yang saat ini telah terperangkap menjadi daratan dan membentuk

tombolo (Verstappen, 1953) di desa Kamal. Marks (1956) dalam Suyarso (1995)

mengungkapkan hasil penelitiannya melalui sumur pemboran dan menyimpulkan

bahwa dataran Jakarta tesusun oleh perselingan lapisan endapan darat dan laut

yang saling bergantian. Hasil-hasil penelitian tersebut memberikan dugaan kuat

bahwa Jakarta, sejak jaman pestosin pernah berupa laut dangkal yang berangsur-

angsur berubah menjadi pantai dan daratan.

Proses dinamika dan evolusi pantai banyak dipengaruhi oleh kondisi

oseanografi seperti arus dan gelombang. Sedimentasi yang berasal dari darat, oleh

arus didistribusikan ke sepanjang pantai. Pada wilayah pantai yang terbuka

terhadap laut lepas banyak dijumpai adanya bentuk morfologi pematang pantai

(beach ridge). Morfologi tersebut umumnya dibentuk oleh energi gelombang pada

material sedimen yang berukuran pasir (Suyarso, 1995).

Perubahan pantai lingkungan dataran pantai terhadap morfologi kipas

Bogor yang terletak dibagian selatan dibatasi oleh kenampakan jalur pematang

pantai purba yang dapat di amati disepanjang jalur Grogol-Tanah Abang-Pulo

Gadung (Direktorat Geologi, 1970, Ongkosongo, 1980). Bekas–bekas pematang

tersebut di wilayah Jakarta bagian barat mempunyai arah umum barat laut-

tenggara sedangkan pematang yang ditemukan di Jakarta bagian timur umumnya

berarah timur laut-barat daya. Ongkosongo (1980) menyebutkan bahwa pematang

pantai purba tersebut tidak selalu sejajar satu terhadap yang lain, namun umumnya

membentuk pola percabangan tersebut diduga disebabkan oleh adanya perbedaan

kecepatan sedimetasi pada masing-masing wilayah pantai dimasa lampau.

Morfologi pantai di sepanjang Teluk Jakarta sangat beragam. Ongkosongo

(1980) berdasar atas sudut kemiringan lerenganya membagi pantai Jakarta yang

terbentuk secara alami ke dalam 3 jenis pantai, pantai landai (00-50) terbentuk

pada lingkungan pantai yang ditumbuhi oleh tumbuhan bakau. Akar tumbuhan

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 51: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

33

Universitas Indonesia

bakau dapat berfungsi menjerat material sedimen dan membentuk rataan lumpur.

Pantai demikian dapat dijumpai didaerah Kamal dan Angke, pantai miring (50-

150) dijumpai pada daerah pantai yang tersusun oleh material pasir dengan energi

gelombang yang cukup besar. Jenis pantai demikian dapat dijumpai di sepanjang

pantai Marunda-Segara Makmur, pantai terjal (150-900), terjadi pada wilayah

pantai yang sedang mengalami erosi. Lereng-lereng terjal sebenernya merupakan

benda-bekas erosi terutama pada dataran pantai yang tersusun oleh material

lempung membentuk gerongan (sea notch), jenis pantai demikian dijumpai

disepanjang pantai Cilincing hingga Marunda.

4.2.2 Geologi

Bemmelen (1949) dalam membagi P.Jawa kedalam empat satuan

fisiografi, berturut-turut dari arah utara yakni dataran pantai, jalur perbukitan

Bogor-Kendeng, jalur gunung api kuarter dan jalur pegunungan selatan. Secara

fisiografis berdasar pembagian diatas, pantai Jakarta merupakan dataran pantai

tersusun oleh material endapan alluvium, dikelilingi oleh beberapa ketinggian. Di

bagian barat oleh tinggian Tanggerang, dibagian selatan oleh tinggian Bogor dan

dibagian timur oleh tinggian Cikarang. Tinggian-tinggian tersebut merupakan

lereng utama rangkaian gunung api jajaran G.Salak, G. Pangrango dan G.Gede

yang membentuk kipas, dikenal sebagai kipas Bogor.

Pola pengering dilakukan oleh empat sungai utama yakni Ci Sadane

mengalir di Teluk Jakarta bagian barat, Ci Liwung dibagian tengah dan sungai Ci

Tarum dibagian timur serta beberapa sungai-sungai kecil dan beberapa kanal

buatan. Keempat sungai utama tersebut banyak membawa muatan material hasil

erosi yang kemudian terendap dilingkungan laut dangkal di perairan teluk Jakarta.

Khususnya di muara Ci Tarum dan sungai Bekasi, cepatnya proses sedimentasi

sangat berpengaruh tehadap perkembangan daratan dan pendangkalan dasar

perairan. Verstappen (1953) memperkirakan bahwa kecepatan pertumbuhan

daratan disekitar muara Kali Bekasi dan Ci Tarum adalah 15 meter/tahun

Pardjaman (1977) menyebutkan bahwa kecepatan sedimentasi disekitar

muara Kali bekasi berkisar 50 meter/tahun bahkan dari hasil analisisnya

menyebutkan bahwa proses sedimentasi yang terjadi didasar perairan Teluk

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 52: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

34

Universitas Indonesia

Jakarta bagian Timur masih dapat terlihat jelas hingga kedalaman 20 meter.

Umbgrove (1929) dalam Suyarso (1995) memperkirakan bahwa terbentuknya

Teluk Jakarta disebabkan oleh adanya perbedaan muatan sedimen diantara sungai-

sungai baik yang bermuara dibagian barat, tengah dan timur. Muara Ci Sadane

dibagian barat dan Ci Tarum dibagian timur berkembang lebih cepat dibanding Ci

Liwung yang mengalir dibagian tengah.

4.2.3 Hidrografi

Teluk Jakarta adalah suatu daerah yang mencakup perairan yang cukup

luas dan dalam uraian ini meliputi perairan yang dibatasi oleh dua buah tanjung

yaitu tanjung Karawang disebelah timur dan Tanjung Pasir disebelah barat.

Keadaan pantai pada umumnya terdiri dari lumpur, pasir, pasir berlumpur dan

lumpur berpasir dan pada teluk ini cukup banyak bermuara sungai-sungai yang

besar maupun kecil, seperti Ci Tarum, Kali Bekasi, Kali Sunter, Kali Asin, Ci

Liwung, Ci Sadane dan lain-lain. Pada muara-muara sungai yang besar terjadi

dangkalan atau beting-beting. Bentuk pantainya adalah landai dan di tepi-tepi

pantai sebagian besar ditumbuhi oleh pohon-pohon bakau, belukar pantai dan

berawa-rawa (Pardjaman, 1977).

Diperairan Teluk sebelah barat laut terdapat beberapa pulau karang yang

menjadi bagian dari kepulauan seribu, sedangkan disebelah timur laut dari teluk

ini tidak ada, disebabkan kondisi air laut didaerah ini tidak memungkinkan

tumbuhnya binatang-binatang karang. Kedalaman air didekat pantai umumnya

kurang dari 10 m, tetapi kira-kira dua kali jaraknya dari pantai arah ke laut

kedalaman sudah berkisar antara 10 sampai 30 m (Pardjaman, 1977).

Topografi dasar laut pada umumnya rata dan perubahan kedalaman air

mulai dari pantai arah ke laut adalah beraturan. Dasar laut diseluruh perairan

Teluk Jakarta di daerah antara 200 sampai 600 m dari pantai terdiri dari pasir

berlumpur dan lebih jauh ke tengah terdiri dari lumpur berpasir (Pardjaman, 1977)

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 53: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

35

Universitas Indonesia

4.3 Kondisi Iklim

Kondisi iklim yang terbentuk di Teluk Jakarta dipengaruhi oleh faktor

massa udara, angin dan curah hujan. Secara umum keadaaan iklim di Teluk

Jakarta dan sekitarnya sebagai berikut (Pardjaman, 1977).

a. Massa Udara

Massa udara yang sudah melewati pulau Jawa maupun massa udara yang

sudah melewati pulau Sumatera telah mengalami modifikasi, sehingga

sifat-sifat fisiknya telah berubah selama melalui laut, sehingga

sesampainya di Teluk Jakarta massa udara tersebut menunjukan sifat-sifat

massa udara maritime tropis. Pulau-pulau di Teluk Jakarta berbukit-bukit

dan vegetasinya cukup homogen, sehingga tidak terdapat gangguan-

gangguan orografis yang berarti menyebabkan terjadinya gejala-gejala

cuaca setempat.

Cuaca yang terjadi adalah cuaca yang meliputi daerah yang luas yang

disebabkan oleh karena adanya “Intertropical Convergent Zone (ICZ)”

atau karena adanya daerah konvergensi, dimana pada zone tersebut

akumulasi dari awan menyebabkan banyak hujan. Intertropical

Convergent Zone ini bergerak mengikuti pergeseran gerakan matahari

yaitu bergerak ke selatan pada waktu “summer” untuk belahan bumi

selatan dan bergerak ke utara pada waktu “summer” untuk belahan bumi

utara.

Sangat erat hubungannya antara tekanan udara di Asia dan posisi ICZ.

Daerah-daerah anti siklon yang kuat di Asia menyebabkan bergesernya

ICZ ke arah lebih ke selatan dan tenggara. Sebaliknya daerah-daerah

siklon yang dalam di Asia pada waktu musim “Summer” di Asia

menyebabkan ditarikya garis-garis ICZ bergeser ke arah utara, karena

sepanjang zona Intertropis ini terdapat hujan paling besar, maka Teluk

Jakarta akan mengalami jatuh hujan yang banyak dan angin barat yang

kuat dari bulan Desember sampai Maret. Sebaliknya waktu ICZ berada di

Indonesia bagian utara, maka Teluk Jakarta mengalami hujan sedikit dan

angin timur bertiup dari bulan April sampai dengan Oktobern(Pardjaman,

1977).

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 54: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

36

Universitas Indonesia

b. Angin

Keadaan angin sangat dipengaruhi oleh sitem tekanan udara di Asia dan

Australia sehingga dalam periode Desember sampai dengan Maret di

Teluk Jakarta angin rata-rata bertiup dari arah barat laut dengan kecepatan

rata-rata bervariasi dari 7 knot sampai dengan 16 knot.

Dalam periode Mei sampai dengan Oktober angin yang dominan bertiup

dari arah timur dengan kecepatan rata-rata bervariasi dari 7 knot sampai

dengan 16 knot. Dalam periode musim barat karena pengaruh ICZ, dengan

gumpalan awan Cummulunimbus sering terjadi hembusan angin kuat yang

lebih besar dari 20 knot, selain pengaruh musiman tersebut diatas, juga

terdapat pengaruh pemanasan dan pendinginan daratn disebelah selatan

(Pulau Jawa). Maka secara harian dengan jelas dapat dilihat pengaruh

angin laut dan angin darat.

Sampai ketinggian 1000 m, pengaruh angin laut dan angin darat masih

terasa dan sangat berarti pada permukaan sampai sekitar 500 m diatas

perairan dan sekitar pantai, dimana variasi harian dan kecepatan angin

berkisar antara 8 sampai 14 knot dari jam 12.00 sampai dengan jam 19.00.

Angin laut yang terkuat berhembus pada sekitar jam 16.00. Angin laut ini

aktif sekali pada musim kering dan meluas sampai sejauh 50 mil dari

pantai. Keadaan laut menjadi berombak, baik karena angin musim maupun

angin laut. Makin lama berlangsungnya angin bertiup, makin jauh jarak

yang ditempuh dan makin besar kecepatan angin, makin besar ombak yang

ditimbulkannya. Ombak ini secara terus menerus menghempas pantai

Teluk Jakarta sehingga disana-sini menimbulkan perubahan-perubahan

benuk pantai.(Pardjaman, 1977)

c. Curah Hujan

Curah hujan rata-rata tahunan dari daerah Jakarta sampai ke daerah-daerah

pegunungan disebelah selatannya, yaitu Gunung Tangkuban Perahu dan

Gunung Salak berkisar antara 1500 mm sampai 6000 mm. Curah hujan ini

sangat besar pengaruhnya terhadap debit air pada Ci Tarum, Ci Liwung

dan Ci Sadane yang bermuara di pantai Teluk Jakarta dan sekitarnya

(Pardjaman, 1977).

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 55: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

37

Universitas Indonesia

4.4 Kondisi Oseanografi Fisis

Pardjaman (1977) dalam penelitiannnya menyimpulkan keadaan umum

perairan Teluk Jakarta bila ditinjau dari segi oseanografi fisis secara singkat dapat

diuraikan sebagai berikut :

a. Pasang Surut :

Pengamatan gerakan naik turunnya permukaan air yang terutama

disebabkan oleh tenaga kosmis telah dilaksanakan sejak zaman penjajahan

Belanda sampai sekarang. Dari hasil pengamatan itu telah dibuat suatu

analisa bahwa gerakan pasang surut untuk daerah ini bersifat harian

tunggal yaitu terjadi satu kali pasang dan satu kali surut setiap harinya.

Air terendah yang pernah terjadi selama pengamatan tersebut (lebih dari

20 tahun) tidak lebih dari 0,6 m di bawah duduk tengah. Gerakan yang

periodik ini biarpun kecil tetap berpengaruh terhadap kondisi Pantai Teluk

Jakarta.

b. Arus

Arus ditandai oleh arah, kecepatan serta geraknya secara horizontal. Untuk

membedakan macam-macam arus di laut biasanya ditentukan suatu

klasifikasi arus yang di tinjau dari segi-segi atau tanda-tanda timbulnya

arus tersebut. Jika semua jenis arus tersebut bersatu akan menjadi arus

yang kita sebut arus umum, tetapi masih dibagi menurut letaknya di laut.

Macam arus ini pula yang berpengaruh pada abrasi dan akresi pantai

secara fisik.

Dari hasil penelitian arus di Teluk Jakarta pada musim barat, antara bulan

oktober sampai April, keadaan arus pada musim barat terlihat pada peta 2

yaitu arus pada bulan Februari 2009, arus pantai pada musim barat

berpengaruh pada pengikisan dan pemindahan batu-batuan baik lumpur

maupun pasir pada pantai yang menghadap ke arah barat, terutama di

daerah pantai antara Cilincing dan Ujung Karawang. Arus tersebut

berpadu dengan arus dari aliran Citarum, sehingga menimbulkan

perubahan-perubahan bentuk pantai disekitar itu dengan terjadinya

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 56: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

38

Universitas Indonesia

endapan-endapan atau beting-beting serta berpindah-pindahnya garis

kedalaman.

Arus laut pada musim barat di daerah ini berkecepatan maximum 1,5 knot

dengan arah Timur–Tenggara. Arus pada musim timur sperti keadaan arus

pada bulan Juni tahun 2003 (lihat peta 3) akan terjadi sebaliknya, yaitu

berpengaruh pada pantai Teluk Jakarta yang menghadap ke arah timur,

tetapi di sini pengaruh tidak sebesar pada waktu musim barat. Arus pada

musim-musim pancaroba seperti keadaan arus pada bulan Mei 2008 (lihat

peta 4), arus ini akan berpengaruh lemah pada pantai yang menghadap ke

Utara.

Tabel 4.1. Arus Perairan Pantai Muara Karang dari Maret 1975 – Februari 1976.

No Bulan Kedalaman Kecepatan (cm/det) Arah (o) 1. Maret 2 m 14 176 2. April 2 m 7 147 3. Mei 2 m 9 203 4. Juni 2 m 14 204 5. Juli 2 m 12 205 6. Agustus 2 m 23 156 7. September 2 m 20 209 8. Oktober 2 m 16 225 9. November 2 m 13 211 10. Desember 2 m 15 178 11. Januari 2 m 18 161 12. Februari 2 m 17 152

Sumber: LON LIPI, 1976.

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 57: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

39

Universitas Indonesia

Tabel 4.2 Arus Permukaan Sekitar Teluk Jakarta, Februari 2009.

Noo Stasiun "Lat" "Long" Speed dir ( o) Arah 1 m6 -6,08 106,73 4,3 358,7 BL 2 25 -6,02 106,71 14,7 95,5 T 3 27 -6,00 106,68 20,8 106,5 TG 4 28 -5,97 106,68 30,7 57,9 TL 5 22 -6,03 106,74 7,4 353.8 BL 6 16 -6,06 106,77 0,9 26,6 TL 7 15 -6,08 106,77 6,8 261,5 B 8 10 -6,09 106,80 52,4 117,2 TG 9 m3 -6,11 106,81 22,1 344,3 BL 10 m2 -6,12 106,83 1,1 158,2 TG 11 m1 -6,11 106,84 3,2 341,6 BL 12 1 -6,10 106,87 9 38,7 TL 13 2 -6,08 106,88 8,3 344 BD 14 7 -6,06 106,89 11,1 342,7 BL 15 11 -6,06 106,85 11,7 237,3 BD 16 6 -6,06 106,80 6,4 87,3 T 17 23 -5,97 106,72 13,6 25,8 TL 18 18 -5,97 106,77 13 121,5 TG 19 13 -5,97 106,80 31,5 109,6 TG 20 9 -5,97 106,85 13,8 96,2 T 21 4 -5,97 106,89 22,3 92,6 T 22 3 -6,03 106,89 18,3 131,9 TG 23 8 -6,03 106,85 9,7 117,6 TG 24 12 -6,03 106,80 11,8 83,7 T 25 17 -6,03 106,77 9,9 62,9 TL 26 m4 -6,11 106,79 9,4 84,5 TL 27 m5 -6,10 106,77 9,7 62,9 TL

Minimum 0,9 25,8

Maksimum 52,4 358,7 Rata-rata 13.848 157.815

Sumber : LIPI Oseanografi, 2009.

c. Gelombang.

Kedalaman rata-rata Teluk Jakarta berkisar antara 0-30 meter adalah

termasuk dangkal. Sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilaksanakan,

dibuktikan bahwa bagi laut dangkal, pengaruh kecepatan angin relatif kecil

saja akan menimbulkan gelombang dipermukaan laut. Hal ini berlaku pula

di perairan Teluk Jakarta. Gelombang-gelombang yang timbul karena

angin adalah gelombang yang ditimbulkan oleh perubahan turun naiknya

air (pasang surut).

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 58: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

40

Universitas Indonesia

Dalam musim barat, terutama bulan Desember sampai Maret, sering

dialami gelombang agak besar antara 0,5 s/d 1 meter. Pada waktu terjadi

“squall” gelombang dapat mencapai 1,5 s/d 1,75 meter. Dalam bulan

April dan Mei terjadi gelombang lebih kecil sekitar 0,5 meter atau kurang.

Dalam periode musim timur dialami gelombang antara 0,5 s/d 1 meter.

Dalam periode ini gelombang lebih besar daripada periode pancaroba

April/Mei dan Oktober/November.

Dalam hal terjadinya gelombang yang disebabkan oleh angin, dapat

diterangkan bahwa dari data meteorologi yang dikumpulkan, maka rata-

rata kecepatan angin adalah sekitar 7 knot. Dalam musim barat angin

mencapai kecepatan antara 13 s/d19 knot. Dalam bulan-bulan April dan

Mei angin sangat bervariasi. Dalam permulaan periode tersebut angin dari

arah barat sering terjadi dan semakin mendekati akhir periode angin dari

timur lebih banyak terjadi. Dalam musim timur angin bervariasi dari

musim laut sampai tenggara dengan kecepatan 7 knot. Angin dengan

kecepatan 13 s/d 19 knot mempunyai persentase rata-rata 10%. Bulan

Oktober dan November merupakan periode transisi musim timur ke

musim barat.

Dari uraian tersebut diatas dapat diketahui waktu terjadinya angin kuat dan

gelombang menjadi besar dengan arah gelombang tersebut. Arah

gelombang permulaan pada umumnya mengikuti arah angin. Pada waktu

arah angin menuju pantai dengan kecepatan besar, pantai akan mendapat

tekanan gelombang besar jika tidak ada “breakwater” dan pukulan

tersebut akan mengikis pantai.

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 59: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

41

Universitas Indonesia

Gambar 4.3 Gelombang Maksimum Teluk Jakarta Februari 2007.

BMG, 2009

Untuk mengetahui keadaan umum oseanografi fisis dan iklim Tahunan Dari Tahun

1998-2007 Di Daerah Jakarta Utara Dan Sekitarnya (Lihat lampiran 1)

4.5 Penggunaan Tanah

Secara umum penggunaan tanah yang terdapat di wilayah penelitian di

Teluk Jakarta dan sekitarnya ditutupi oleh beberapa jenis penggunaan tanah

diantaranya adalah hutan mangrove, kawasan industri, lahan terbuka, kawasan

pelabuhan, permukiman, kawasan rekreasi ancol, sawah, sawah kering, tambak,

tubuh air, vegetasi dan waduk. Penggunaan tanah yang dihasilkan merupakan

pengolahan dari updating peta penggunaan tanah Direktorat Tata Guna Tanah dan

BPN tahun 1970, juga hasil interpretasi dari citra Landsat 5 tahun 1990 dan citra

SPOT 4 tahun 2009, dan dalam mengidentifikasi penggunaan tanah tahun 2009

dibantu dengan citra Quickbird tahun 2006 dan survey lapang. Berikut ini adalah

Penggunaan Tanah di wilayah Teluk Jakata dan sekitarnya pada tahun 1970, 1990

dan 2009.

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 60: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

42

Universitas Indonesia

4.5.1 Penggunaan Tanah Teluk Jakarta dan Sekitarnya Tahun 1970.

Penggunaan Tanah yang terdapat di Teluk Jakarta dan sekitarnya pada

tahun 1970 didominasi oleh jenis penggunaan tanah sawah seluas 8150 Ha atau

sekitar 42.5 % dari total luasan penggunaan tanah yang terdapat di Teluk Jakarta.

Letak sebaran sawah hampir di seluruh wilayah penelitian yaitu di bagian barat

wilayah penelitian (Kecamatan Kosambi dan Teluk Naga, Kabupaten

Tenggerang), di bagian timur sawah sebagian besar terdapat di Kecamatan

Babelan dan Tarumjaya, Kabupaten Bekasi, sedangkan di bagian tengah sawah

terdapat di kecamatan Cilincing dan Koja, DKI Jakarta. Kemudian terdapat

penggunaan tanah tambak dengan luasan 5937,75 Ha (31%), tersebar di sekitar

muara-muara sungai di bagian barat, tengah dan timur Teluk Jakarta, seperti

muara Ci Beel, Ci Tarum, Ci Dadap, Muara Gembong (Lihat peta 6). Secara lebih

jelas persentase penggunaan tanah dapat dilihat pada tabel dan gambar dibawah

ini:

Tabel 4.3 Penggunaan Tanah Teluk Jakarta Tahun 1970

No Penggunaan Tanah Luas (Ha) Persentase (%) 1 Hutan Mangrove 1165,33 6,07 2 Industri 160,87 0,83 3 Lahan Terbuka 160,2 0,83 4 Kawasan Pelabuhan 241,82 1,3 5 Permukiman 2888 15 6 Kawasan Rekreasi - 7 Sawah 8150 42,5 8 Sawah Kering 357,6 1,9 9 Tambak 5937,75 31 10 Tubuh Air 2,9 0,015 11 Vegetasi 50,65 0,26 12 Waduk Pluit 56,36 0,29 Jumlah 19171,48 100

Sumber : Pengolahan Peta Penggunaan Tanah Tahun 1970, Direktorat Tata Guna Tanah dan BPN.

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 61: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

43

Universitas Indonesia

Gambar 4.4 Grafik Persentase Penggunaan Tanah Teluk Jakarta dan sekitarnya

tahun 1970. Sumber: Pengolahan Peta Penggunaan Tanah Tahun 1970,

Direktorat Tata Guna Tanah dan BPN.

4.5.2 Penggunaan Tanah Teluk Jakarta dan Sekitarnya Tahun 1990.

Penggunaan Tanah yang terdapat di Teluk Jakarta dan sekitarnya pada

tahun 1990 didominasi oleh jenis penggunaan tanah tambak seluas 8077,1 Ha atau

sekitar 36,1 % dari total luasan penggunaan tanah yang terdapat di Teluk Jakarta,

terdapat perubahan penggunaan tanah dominan dari tahun 1970 yang berupa

sawah. Letak sebaran tambak berada di sekitar muara-muara sungai seperti Ci

Beel, Ci Tarum, Ci Dadap, Ci Lama dan muara Gembong. Kemudian terdapat

peningkatan luas Permukiman dari tahun 1970, dimana pada tahun 1990

permukiman menjadi seluas 3272, 84 ha atau 14,6 % dari total luasan penggunaan

tanah yang terdapat di Teluk Jakarta, Penggunaan tanah sawah mengalami

penurunan akibat terkonversi menjadi permukiman (lihat peta 7). Secara lebih

jelas persentase penggunaan tanah dapat dilihat pada tabel dan gambar dibawah

ini:

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 62: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

44

Universitas Indonesia

Tabel 4.4 Penggunaan Tanah Teluk Jakarta Tahun 1990

No Penggunaan Tanah Luas (Ha) Persentase (%) 1 Hutan Mangrove 329,23 1,5 2 Industri 67,82 0,3 3 Lahan Terbuka 1987,84 8,9 4 Kawasan Pelabuhan 291,14 1,3 5 Permukiman 3272,84 14,6 6 Kawasan Rekreasi 153,29 0,68 7 Sawah 2924,9 13,1 8 Sawah Kering 3281,15 14,67 9 Tambak 8077,1 36,1 10 Tubuh Air 92,17 0,41 11 Vegetasi 1900,26 8,5 12 Waduk Pluit 56,36 0,25 Jumlah 22377,74 100

Sumber : Pengolahan Citra Landsat 5 Tahun 1990.

Gambar 4.5 Grafik Persentase Penggunaan Tanah Teluk Jakarta dan sekitarnya

tahun 1990. Sumber : Pengolahan Citra Landsat 5 Tahun 1990.

4.5.3 Penggunaan Tanah Teluk Jakarta dan Sekitarnya Tahun 2009.

Penggunaan Tanah yang terdapat di Teluk Jakarta dan sekitarnya pada

tahun 2009 didominasi oleh jenis penggunaan tanah tambak seluas 7240,7 Ha atau

sekitar 32,2 % dari total luasan penggunaan tanah yang terdapat di Teluk Jakarta.

Letak sebaran tambak berada di sekitar muara-muara sungai seperti Ci Beel, Ci

Tarum, Ci Dadap, Ci Lama dan muara Gembong (Lihat peta 8). Kemudian

1.5 %0.3 %

8.9 %

1.3 %

14.6 %

0.68 %

13.1 %

14.67 %

36.1 %

0,41

8.5 %

0.25 %05

10152025303540

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 63: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

45

Universitas Indonesia

terdapat peningkatan luas Permukiman dari tahun 1990, dimana pada tahun 2009

permukiman menjadi seluas 5412, 62 ha atau 24,1 % dari total luasan penggunaan

tanah yang terdapat di Teluk Jakarta, permukiaman tersebar sebagian besar di

wilayah pantai Jakarta dan di Kecamatan Kosambi, Tanggerang. Penggunaan

tanah sawah mengalami penurunan akibat terkonversi menjadi permukiman (lihat

peta 7). Secara lebih jelas persentase penggunaan tanah tahun 2009 dapat dilihat

pada tabel dan gambar dibawah ini :

Tabel 4.5 Penggunaan Tanah Teluk Jakarta Tahun 2009

No Penggunaan Tanah Luas (Ha) Persentase (%) 1 Hutan Mangrove 1065.3 4.7 2 Industri 886.65 3.9 3 Lahan Terbuka 318.1 1.4 4 Kawasan Pelabuhan 291.14 1.3 5 Permukiman 5412.62 24.1 6 Kawasan Rekreasi 178.36 0.79 7 Sawah 3322 14.8 8 Sawah Kering 501.11 2.2 9 Tambak 7240.7 32.2 10 Tubuh Air 294.03 1.3 11 Vegetasi 2858.8 12.7 12 Waduk Pluit 56.36 0.25 Jumlah 22425.17 100

Sumber: Pengolahan Citra SPOT 4 Tahun 2009.

Gambar 4.6 Grafik Persentase Penggunaan Tanah Teluk Jakarta dan sekitarnya

tahun 2009. Sumber : Pengolahan Citra SPOT 4 Tahun 2009

4.7 %3.9 %1.4 %

1.3 %

24.1 %

0.79 %

14.8 %

2.2 %

32.2 %

1.3 %

12.7 %

0.25 %05

101520253035

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 64: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

46 Universitas Indonesia

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Garis Pantai Tahun 1970, 1990, 2009

Perubahan garis pantai merupakan perubahan yang disebabkan oleh abrasi

dan akresi, meliputi perubahan luas wilayah akibat abrasi dan akresi serta

perubahan jarak abrasi dan akresi garis pantai yang terjadi pada tahun 1970-2009

dan dianalisis berdasarkan 2 periode tahun yaitu tahun 1970-1990 (20 tahun) dan

1990-2009 (19 tahun). Untuk lebih jelasnya perubahan yang terjadi diuraikan

dalam periode waktu (berdasarkan data), yaitu :

5.1.1 Perubahan Garis Pantai Tahun 1970 - 1990

Berdasarkan hasil overlay peta dari dua tahun yang berbeda yakni garis

pantai tahun 1970 dan garis pantai tahun 1990 (lihat peta 9) maka diperoleh

gambaran mengenai perubahan garis pantai baik berupa perubahan abrasi maupun

perubahan garis pantai maju kearah laut atau akresi yang terjadi di daerah

penelitian. Dari hasil perhitungan didapat luas pengurangan daratan akibat abrasi

pantai berdasarkan data tahun 1970 dibandingkan dengan tahun 1990 yaitu

sebesar 392,82 Ha sedangkan luas akresi yaitu sebesar 1324,66 Ha.

Dalam kurun waktu 20 tahun, berdasarkan data hasil perubahan garis

pantai dapat diketahui bahwa sebagian besar lokasi pada wilayah penelitian ini

mengalami akresi. Berikut ini uraian mengenai abrasi dan akresi yang terjadi di

daerah penelitian pada periode tahun 1970-1990.

5.1.1.1 Perubahan Garis Pantai Abrasi

Selama 20 tahun, yakni dari tahun 1970-2009 di pantai Teluk Jakarta telah

terjadi abrasi yang bersifat alami dan tidak alami. Perubahan garis pantai abrasi

dengan luasan yang paling besar yang terjadi didaerah penelitian berada pada

garis pantai yang terletak di bagian barat Teluk Jakarta, yaitu di pantai yang

terletak antara muara angke dan muara lama yaitu lebih dari 50 Ha dengan laju

abrasi yaitu kurang dari 10 m/thn (lihat tabel 5.1) dengan perubahan jarak abrasi

mencapai antara 100-300 m, dan terdapat pada penggunaan tanah tambak.

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 65: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

47

Universitas Indonesia

Sedangkan luasan abrasi yang terkecil terdapat di pantai antara Muara Gembong

dan Muara Ci Beel dengan luasan kurang dari 20 Ha. Wilayah yang mengalami

laju abrasi yang kuat pada periode tahun 1970-2009 terdapat di pantai antara

Muara Ci Tarum dan Muara Gembong dengan laju sebesar lebih dari 20 m/thn.

Pantai yang mengalami abrasi diuraikan satu per satu dibawah ini.

a. Pantai antara Muara Wetan-Muara Ci Tarum (Lihat Peta 10).

Pantai ini terletak dibagian timur Teluk Jakarta, mengalami abrasi sejauh

282 m dengan laju pengurangan 14,1 m/tahun. Luas daratan yang

berkurang sebesar 32,59 Ha.

b. Pantai antara Muara Ci Tarum – Muara Gembong (Lihat Peta 10)

Pantai ini terletak dibagian timur Teluk Jakarta, dengan laju pengurangan

22,5 m/thn. Luas daratan yang berkurang sebesar 86,74 Ha.

c. Pantai antara Muara Gembong – Muara Ci Beel (lihat Peta 10)

Pantai ini terletak dibagian timur Teluk Jakarta, mengalami abrasi sejauh

205 m dengan laju pengurangan 19,63 meter per tahun. Luas daratan yang

berkuarang sebesar 8,2 Ha.

d. Pantai antara Muara Bekasi –Muara Blencong (lihat Peta 10)

Pantai ini terletak dibagian tengah Teluk Jakarta, tepatnya wilayah yang

terabrasi berada didaerah Marunda, mengalami abrasi sejauh 273 m

dengan laju pengurangan 13,65 m/thn. Luas daratan yang berkurang

sebesar 96,78 Ha.

e. Pantai antara Muara Blencong – Muara Kali Sunter (lihat peta 10a)

Pantai yang berada di antara Muara Blencong dan Muara kali sunter ini

selama periode 20 tahun tidak mengalami abrasi

f. Pantai antara Muara Ci Liwung – Muara anak Ci Liwung (lihat peta 10a).

Pantai ini terletak dibagian tengah Teluk Jakarta, tepatnya di daerah

Ancol, mengalami abrasi sejauh 450 m dengan laju pengurangan 16,75

meter per tahun. Luas daratan yang berkuarang sebesar 18,31 Ha.

g. Pantai antara Muara Angke - Muara Dadap (lihat peta 10a).

Pantai ini terletak dibagian barat Teluk Jakarta, mengalami abrasi sejauh

110 m dengan laju pengurangan 5,5 meter per tahun. Luas daratan yang

berkuarang sebesar 113,65 Ha.

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 66: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

48

Universitas Indonesia

h. Pantai antara Muara Lama – Tanjung Pasir (lihat peta 10a).

Pantai ini terletak dibagian barat Teluk Jakarta, mengalami abrasi sejauh

310 m dengan laju pengurangan 15,5 m/thn. Luas daratan yang berkuarang

sebesar 36,58 Ha.

Besarnya proses abrasi yang berada di daerah penelitian pada periode

tahun 1970-1990 ditunjukan dengan berkurangnya sejumlah daratan yang secara

keseluruhan sebesar 392,82 Ha dengan panjang garis pantai yang mengalami

abrasi sepanjang 23,87 km dari garis pantai semula (Lampiran 2).

Tabel 5.1 Perubahan Garis Pantai Abrasi Tahun 1970-1990. No Perubahan Garis Pantai Lokasi

1 Panjang a. < 1000 m b. 1000-3000 m

c. > 3000 m

- Muara Gembong-Muara CiBeel - Muara Ci Liwung – Muara anak Ci Liwung,

Muara Dadap - Muara Lama. - Muara Angke - Muara Dadap, Muara

Bekasi –Muara Blencong, Muara Ci Tarum – Muara Gembong, Muara Lama – Tanjung Pasir

2. Lebar Rata-rata a. < 100 m b. 100-300 m

c. > 300 m

- Muara Dadap - Muara Lama. - Muara Wetan-Muara Ci Tarum, Muara

Gembong-Muara CiBeel, Muara Bekasi –Muara Blencong, Muara Angke - Muara Dadap.

- Muara Ci Liwung – Muara anak Ci Liwung, Muara Ci Tarum – Muara Gembong, Muara Lama – Tanjung Pasir

3 Luas a. < 20 Ha

b. 20-50 Ha c. > 50 Ha

- Muara Gembong-Muara CiBeel, Muara Ci

Liwung – Muara anak Ci Liwung - Muara Dadap - Muara Lama, Muara Lama

– Tanjung Pasir, Muara Wetan-Muara Ci Tarum,

- Muara Ci Tarum-Muara Gembong, Muara Bekasi-Muara Blencong, Muara Angke- Muara Dadap

4. Laju a. < 10 m/thn

b. 10-20 m/thn

c. > 20 m/thn

- Muara Angke - Muara Dadap, Muara

Dadap - Muara Lama, - Muara Wetan-Muara Ci Tarum, Muara

Bekasi –Muara Blencong, Muara Ci Liwung – Muara anak Ci Liwung, Muara Lama – Tanjung Pasir

- Muara Ci Tarum – Muara Gembong.

Sumber : Pengolahan Peta Penggunaan Tanah Tahun 1970, Direktorat Tata Guna

Tanah DEPDAGRI dan Citra Landsat Tahun 1990, LAPAN.

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 67: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

49

Universitas Indonesia

5.1.1.2 Perubahan Garis Pantai Akresi

Perubahan garis pantai akresi yang terjadi di daerah penelitian merupakan

perubahan yang bersifat alami dan manusia. Selain terjadi proses akresi dengan

sendirinya, pada sebagian daerah ini, tepatnya di daerah Ancol, pantai mutiara,

muara baru dan pantai indah kapuk, telah dilakukan penambahan daratan sebagai

bentuk dari aktivitas manusia yaitu reklamasi. Penambahan daratan akibat faktor

manusia menyebabkan perubahan garis pantai akresi mencapai antara 1000-3000

m atau 1 km yang terdapat di wilayah muara baru sedangkan akibat faktor alami

perubahan mencapai kurang dari 1000 m yaitu terdapat di muara Ci Beel (Lihat

peta 11). Pantai yang mengalami akresi pada periode tahun 1970-1990 diuraikan

satu per satu dibawah ini.

a. Pantai di Muara Wetan-Muara Ci Tarum (lihat peta 11)

Pantai ini terletak dibagian timur Teluk Jakarta, mengalami perubahan

maju sejauh 720 meter dengan laju pertambahan sebesar 36 meter per

tahun. Akresi yang terjadi di pantai ini menyebabkan bertambahnya luas

daratan sebesar 130,88 Ha.

b. Pantai di Muara Ci Tarum (lihat peta 11)

Pantai ini terletak dibagian timur Teluk Jakarta, tepatnya di muara sungai

Ci Tarum, sungai yang masih terus aktif memberikan sedimentasi pada

muaranya sehingga menyebabkan pantai yang terletak di muara Ci Tarum

ini mengalami akresi sebesar 328,2 Ha, dengan jarak perubahan maju

sejauh 714 m dari garis pantai sebelumnya dan laju pertambahan daratan

sebesar 36 meter per tahun.

c. Pantai di Muara Gembong (lihat peta 11)

Pantai ini terletak di bagian Muara Gembong dan sekitarnya, sungai yang

masih terus aktif menyebabkan pantai disekitar Muara Gembong

mengalami akresi dengan luas 190,1 Ha, yang menyebabkan garis pantai

maju 358,44 m dari garis pantai sebelumnya dan laju akresi sebesar 17,92

meter per tahun.

d. Pantai di Muara Ci Beel (lihat peta 11)

Pantai ini terletak dibagian timur Teluk Jakarta, tepatnya di Muara Ci Beel,

dimana Ci Beel masih terus aktif memberikan sedimentasi pada muara

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 68: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

50

Universitas Indonesia

sungainya sehingga menyebabkan pada muara ini terjadi akresi sebesar

501,58 ha, yang mengakibtakan garis pantai maju 808,24 m dari garis

pantai sebelumnya dengan laju pertambahan sebesar 40 meter per tahun.

e. Pantai antara Muara Bekasi - Muara Blencong

Pada periode tahun 1970-1990 wilayah pantai yang terletak antara Muara

Bekasi – Muara Blencong tidak mengalami penambahan daratan/akresi.

f. Pantai antara Muara Blencong – Muara Kali Sunter (lihat peta 11a)

Pantai ini terletak dibagian tengah Teluk Jakarta terletak antara Muara

Blencong dan Muara Kali Sunter tepatnya di daerah Cilincing, mengalami

penambahan daratan seluas 52,03 Ha, dengan jarak maju dari garis pantai

sebelumnya sejauh 210,7 meter, dengan laju pertambahan daratan 10,53

meter per tahun.

g. Pantai antara Muara Sunter – Muara Ci Liwung

Pada periode tahun 1970-1990 wilayah pantai yang terletak antara kali

Sunter – Ci Liwung tidak mengalami penambahan daratan/akresi.

h. Pantai antara Muara Ci Liwung –Muara anak Ci Liwung (lihat peta 11a).

Pantai ini terletak dibagian tengah Teluk Jakarta terletak antara Muara Ci

Liwung dan anak Ci Liwung tepatnya wilayah yang mengalami

penambahan daratan yaitu di daerah Ancol Barat, mengalami penambahan

daratan seluas 21,7 Ha, dengan jarak maju dari garis pantai sebelumnya

sejauh 341,2 meter.

i. Pantai antara Muara anak Ci Liwung – Muara Angke (lihat peta 11a)..

• Reklamasi Pantai Muara Baru

Pantai ini terletak di bagaian tengah Teluk Jakarta tepatnya di daerah

Muara Baru dimana wilayah ini relatif dinamis akibat penambahan

daratan/reklamasi yang dilakukan oleh manusia. Reklamasi yang terus

terjadi menyebabkan garis pantai sepanjang 560 meter mengalami maju ke

arah laut sejauh 1008,45 meter dari garis pantai sebelumnya dan luas yang

bertambah sebesar 51,5 Ha.

• Reklamasi Pantai Mutiara

Pantai ini terletak di bagaian tengah Teluk Jakarta tepatnya disebut pantai

mutiara dimana wilayah ini relatif dinamis akibat penambahan

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 69: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

51

Universitas Indonesia

daratan/reklamasi yang dilakukan oleh manusia. Reklamasi yang terus

terjadi menyebabkan garis pantai sepanjang 1155 meter mengalami maju

ke arah laut sejauh 312,52 meter dari garis pantai sebelumnya, dan luas

yang bertambah sebesar 28,1 Ha.

Secara keseluruhan Perubahan garis pantai akresi pada pantai antara

Muara anak Ci Liwung dan Muara Angke sebesar 74,6 Ha

j. Pantai antara Muara Angke dan Muara Dadap (lihat peta 11a).

• Pantai Muara Angke.

Pantai terletak di bagian tengah Teluk Jakarta tepatnya di daerah Muara

Angke dimana wilayah ini relatif dinamis, dimana terjadi penambahan

daratan sebesar 9,53 ha, menyebabkan garis pantai maju sejauh 108,5

meter dari garis pantai sebelumnya.

• Pantai Indah Kapuk.

Pantai ini terletak antara muara angke dan muara dadap tepatnya di daerah

pantai Indah Kapuk. Penambahan daratan yang terjadi akibat adanya

reklamasi, dimana wilayah reklamasi tersebut dimanfaatkan menjadi

wilayah hutan mangrove seluas 18,9 Ha menyebabkan garis pantai maju

sejauh 103,44 meter dari garis pantai sebelumnya.

Secara keseluruhan Perubahan garis pantai akresi pada pantai antara

Muara Angke dan Muara Dadap sebesar 28,43 Ha

k. Muara Dadap – muara Lama.

Pada periode tahun 1970-1990 wilayah pantai yang terletak antara muara

Dadap – muara Lama tidak mengalami penambahan daratan/akresi.

Wilayah yang mengalami akresi yang cukup besar terdapat di muara Baru,

terletak di bagian tengah daerah penelitian berbatasan langsung dengan Laut Jawa,

dengan kedalaman laut mencapai 5m, maka dapat dikatakan wilayah akresi ini

terdapat pada laut dangkal, kondisi laut dangkal ini mendukung kegiatan

reklamasi yang ada, dalam arti bahwa material-material penyusun daratan yang

merupakan hasil reklamasi tersebut tidak mudah tergerus oleh arus maupun

gelombang. Hal itu karena dasar pantai yang dangkal dan landai lebih cenderung

mengakibatkan akresi daripada abrasi, kemudian arus yang berada disekitar

reklamasi menunjukan kecepatan arus yaitu berkisar 10-20 cm/det (lihat peta 2),

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 70: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

52

Universitas Indonesia

reklamasi pantai banyak di lakukan di sepanjang pesisir Teluk Jakarta, hal ini

yang menyebabkan perubahan dataran pesisir Jakarta salah satunya yaitu

menyebabkan garis pantai yang maju ke arah laut.

Wilayah yang mengalami akresi akibat faktor alami berada di sekitar

muara sungai, dimana penambahan daratan tersebut terjadi secara alami akibat

material yang di bawa oleh aliran sungai yang kemudian terendapkan di muara

sungai, luasan yang terbentuk tergantung pada kecepatan aliran tiap sungai, pada

wilayah penelitian luasan yang terbentuk akibat akresi alami membentuk luasan

yang besar seperti akresi di muara Ci Beel sebesar 511,58 Ha dengan perubahan

maju 808 m dari garis pantai sebelumnya dengan laju akresi 40 m/thn, dan

Dimana terdapat tanaman mangrove dibeberapa wilayah yang terakresi, seperti di

Pantai Indah Kapuk, tanaman mangrove yang ditanam dengan tujuan untuk

mencegah abrasi pantai, yang kemudian dijadikan oleh pemerintah sebagai daerah

kawasan hutan lindung sesuai dengan Undang-Undang nomer 41 tahun 1999,

dengan luas wilayah 44,76 Ha dan terdapat tanaman mangrove yang tumbuh

dengan sendirinya karena kondisi yang sesuai untuk syarat tumbuh mangrove

pada wilayah akresi di muara sungai.

Sejak tahun 1970 perubahan garis pantai maju ini ditunjukan dengan

bertambahnya jumlah daratan yang secara keseluruhan sebesar 1324 Ha pada

tahun 1990 dengan panjang garis pantai yang terakresi yaitu 29,32 km dari garis

pantai semula (lihat Lampiran 3).

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 71: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

53

Universitas Indonesia

Tabel 5.2 Perubahan Garis Pantai Akresi Tahun 1970-1990.

No Perubahan Garis Pantai Lokasi 1 Panjang

a. < 1000 m

b. 1000-3000 m

c. > 3000 m

- Muara Ci Liwung – Muara anak Ci

Liwung. - Muara Wetan-Muara Ci Tarum, Muara

anak Ci Liwung-Muara Angke. - Muara Ci Tarum, Muara Gembong,

Muara Ci Beel, Muara Blencong-Muara Sunter, Muara Angke - Muara Dadap.

2. Lebar Rata-rata a. < 100 m b. 100-300 m

c. > 300 m

Tidak ada - Muara Angke - Muara Dadap, Muara

Blencong-Muara Sunter. - Muara Wetan-Muara Ci Tarum, Muara

anak Ci Liwung-Muara Angke, Muara Ci Tarum, Muara Gembong, Muara Ci Beel, Muara Ci Liwung – Muara anak Ci Liwung,

3 Luas a. < 20 Ha

b. 20-50 Ha c. > 50 Ha

- Muara Ci Liwung – Muara anak Ci

Liwung - Muara Angke - Muara Dadap - Muara Wetan-Muara Ci Tarum, Muara

Blencong-Muara Sunter, Muara anak Ci Liwung-Muara Angke, Muara Ci Tarum, Muara Gembong, Muara Ci Beel

4 Laju a. < 10 m/thn b. 10-20 m/thn

c. > 20 m/thn

- Muara Angke - Muara Dadap - Muara Ci Liwung – Muara anak Ci

Liwung, Muara Gembong, Muara Blencong-Muara Sunter.

- Muara Wetan-Muara Ci Tarum, Muara Ci Tarum, Muara Ci Beel, Muara anak Ci Liwung-Muara Angke

Sumber : Pengolahan Peta Penggunaan Tanah Tahun 1970, Direktorat Tata Guna

Tanah DEPDAGRI dan Citra Landsat Tahun 1990, LAPAN.

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 72: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

54

Universitas Indonesia

5.1.2 Perubahan Garis Pantai Tahun 1990-2009

Pada periode 1990-2009 (19 tahun) dimana pada periode ini dibentuknya

KEPPRES No 2/1995, tentang reklamasi pantura Jakarta dan PERDA No.8/1995

tentang reklamasi dan tata ruang kawasan pantura Jakarta, sehingga dengan

dengan adanya peraturan ini pembangunan reklamasi dapat lebih tertata&teratur,

karena salah satu faktor yang menyebabkan perubahan garis pantai adalah

reklamasi.

Berdasarkan hasil overlay peta dari dua tahun yang berbeda yakni garis

pantai tahun 1990 dan garis pantai tahun 2009 (lihat peta 9) maka diperoleh

gambaran mengenai perubahan garis pantai baik berupa perubahan garis pantai

abrasi maupun perubahan garis pantai akresi yang terjadi di daerah penelitian.

Dari hasil perhitungan didapat luas pengurangan daratan akibat abrasi

pantai berdasarkan data tahun 1990 dibandingkan dengan tahun 2009 yaitu

sebesar 553,7 Ha sedangkan luas penambahan daratan (akresi) yaitu sebesar 744,9

Ha. Dalam kurun waktu 19 tahun, berdasarkan data hasil perubahan garis pantai

dapat diketahui bahwa sebagian besar lokasi pada wilayah penelitian ini

mengalami akresi. Berikut ini uraian mengenai abrasi dan akresi yang terjadi di

daerah penelitian pada periode tahun 1990-2009.

5.1.2.1 Perubahan Garis Pantai Abrasi

Selama 19 tahun, yakni dari tahun 1990-2009 di pantai Teluk Jakarta telah

terjadi perubahan garis pantai abrasi yang bersifat alami dan tidak alami.

Perubahan garis pantai abrasi dengan luasan yang paling besar yang terjadi

didaerah penelitian berada pada garis pantai yang terletak di bagian timur Teluk

Jakarta, yaitu di Muara Wetan seluas lebih dari 50 Ha dengan laju abrasi lebih dari

20 m/thn (lihat Lampiran 4) dengan perubahan garis pantai mundur mencapai

kurang dari 700 m, dan terdapat pada penggunaan tanah tambak, wilayah pantai

disekitar Muara Wetan ini memiliki laju abrasi yang paling kuat dibandingkan

wilayah abrasi lainnya. Pantai yang mengalami abrasi diuraikan satu per satu

dibawah ini.

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 73: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

55

Universitas Indonesia

a. Pantai antara Muara Wetan-Muara Ci Tarum (lihat peta 12).

Pantai ini terletak dibagian timur Teluk Jakarta, mengalami abrasi sejauh

652 m dengan laju pengurangan 34,31 meter per tahun. Luas daratan yang

berkurang sebesar 240.29 Ha.

b. Pantai antara Muara Ci Tarum – Muara Gembong (lihat peta 12).

Pantai yang mengalami abrasi terletak diantara Muara Ci Tarum dam

Muara Gembong (lihat peta 11), luas daratan yang terabrasi sebesar 26,37

Ha dimana panjang daerah yang terabrasi 1936,4 meter, menyebabkan

garis pantai abrasi sejauh 136,18 meter dari garis pantai sebelumnya

dengan laju abrasi 6,8 meter per tahun.

c. Pantai antara Muara Gembong – Muara Ci Beel (lihat peta 12) .

Pantai ini terletak di bagian timur Teluk Jakarta antara Muara Gembong

dan Muara Ci Beel (lihat peta 7), pada wilayah pantai ini mengalami abrasi

sebesar 150.17 Ha menyebabkan garis pantai mundur sejauh 246 meter

dengan laju abrasi sebesar 8,9 meter per tahun.

d. Pantai antara Muara Bekasi – Muara Blencong (lihat peta 12).

Pantai ini terletak di bagian selatan Teluk Jakarta antara Muara Bekasi dan

Muara Blencong tepatnya di daerah Marunda, dimana pada periode tahun

sebelumnya wilayah ini juga mengalami abrasi. Pada periode tahun 1990-

2009 wilayah ini mengalami abrasi sebesar 28,98 Ha menyebabkan garis

pantai mundur 163,6 meter dari garis pantai sebelumnya, dengan laju

abrasi 8,6 meter per tahun.

e. Pantai antara Muara Blencong – Muara Kali Sunter (lihat peta 12a)

Pantai ini terletak di bagian selatan Teluk Jakarta antara Muara Blencong

dan Muara Kali sunter tepatnya di daerah Cilincing, dimana pada periode

tahun sebelumnya pada wilayah ini tidak terjadi abrasi, namun pada

periode tahun 1990-2009 mengalami abrasi walaupun dalam luasan yang

kecil yaitu 4,86 Ha yang menyebabkan garis pantai mundur sejauh 66,36

meter dengan laju abrasi yang kecil yaitu 3,32 meter per tahun.

f. Pantai antara Muara Ci Liwung – Muara anak Ci Liwung.

Pada periode tahun 1990-2009 wilayah pantai ini tidak mengalami abrasi,

hanya mengalami akresi.

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 74: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

56

Universitas Indonesia

g. Pantai antara Muara Angke - Muara Lama (lihat peta 12a).

Pantai ini terletak di bagian barat Teluk Jakarta antara Muara Angke dan

Muara Lama tepatnya di daerah Pantai Indah Kapuk, luas wilayah yang

terabrasi yaitu 22,52 Ha, menyebabkan garis pantai mundur sejauh 89

meter dari garis pantai sebelumnya dengan laju abrasi 4,45 meter per

tahun.

h. Pantai antara Muara Lama – Tanjung Pasir (lihat peta 12a)

Pantai ini terletak di bagian barat Teluk Jakarta yaitu antara Muara Lama

dan Tanjung Pasir, panjang garis pantai yang terabrasi pada wilayah ini

yaitu 5327 meter, dengan luasan sebesar 102 Ha yang menyebabkan garis

pantai mundur sejauh 90,72 meter dari garis pantai sebelumnya dan laju

abrasi 10 meter per tahun.

Wilayah yang mengalami abrasi kuat tersebut terletak di Muara sungai

wetan atau wilayah timur daerah penelitian, Muara wetan sedimentasinya sudah

hampir terhenti sehingga deltanya mulai tererosi sangat kuat, hal ini seperti

terlihat dalam hasil penelitian dengan laju dan luas abrasi yang besar. Wilayah ini

terletak pada kondisi arus yang bergerak dari arah barat daya dan barat laut pada

musim barat dan arah timur laut sampai tenggara pada musim timur (lihat

lampiran 1). Arus dominan yang berpengaruh terjadinya abrasi yaitu angin musim

barat, dengan arah hadapan pantai ke barat maka arus musim barat yang datang

tersebut akan bergerak sejajar dengan garis pantai sehingga cenderung akan

mengakibatkan terjadinya perpindahan material dan dapat menyebabkan

terjadinya proses abrasi di wilayah tersebut.

Wilayah lainnya yang mengalami abrasi terdapat di Marunda pada

penggunaan tanah lahan terbuka dengan luas yang terabrasi sebesar 32 Ha,

wilayah ini merupakan wilayah yang sering terjadi penggalian pasir (Ongkosongo,

1980), dengan laju abrasi kurang dari 10 m/thn. Keadaan arus di pantai Marunda

pada musim barat mempunyai kecepatan rata-rata 0,73 knot dengan arah barat

daya dengan arus permukaan berarah sejajar pantai (DISHIDROS, 1976).

Besarnya proses abrasi yang berada di daerah penelitian pada periode

tahun 1990-2009 ditunjukan dengan berkurangnya sejumlah daratan yang secara

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 75: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

57

Universitas Indonesia

keseluruhan sebesar 553,7 Ha dengan panjang garis pantai yang mengalami abrasi

sepanjang 23,92 km dari garis pantai semula (lihat lampiran 4).

Tabel 5.3 Perubahan Garis Pantai Abrasi Tahun 1990-2009.

No Perubahan Garis Pantai Lokasi 1 Panjang

a. < 1000 m b. 1000-3000 m

c. > 3000 m

- Muara Blencong-Muara Sunter. - Muara Ci Tarum – Muara

Gembong, Muara Bekasi –Muara Blencong, Muara Angke - Muara Dadap, Muara Ci Liwung – Muara anak Ci Liwung.

- Muara Wetan-Muara Ci Tarum, Muara Lama – Tanjung Pasir

2. Lebar Rata-rata a. < 100 m

b. 100-300 m

c. > 300 m

- Muara Blencong-Muara Sunter,

Muara Angke - Muara Dadap Muara Angke - Muara Dadap

- Muara Ci Tarum – Muara Gembong , Muara Gembong-Muara CiBeel, Muara Lama – Tanjung Pasir.

- Muara Wetan-Muara Ci Tarum

3 Luas a. < 20 Ha

b. 20-50 Ha

c. > 50 Ha

- Muara Blencong-Muara Sunter - Muara Bekasi –Muara Blencong,

Muara Ci Tarum – Muara Gembong , Muara Angke - Muara Dadap

- Muara Wetan-Muara Ci Tarum, Muara Lama – Tanjung Pasir. Muara Gembong-Muara CiBeel.

4 Laju a. < 10 m/thn

b. 10-20 m/thn c. > 20 m/thn

- Muara Ci Tarum – Muara

Gembong, Muara Bekasi –Muara Blencong, Muara Gembong-Muara CiBeel, Muara Bekasi –Muara Blencong, Muara Blencong-Muara Sunter

- Muara Lama – Tanjung Pasir - Muara Wetan-Muara Ci Tarum.

Sumber : Pengolahan Citra Landsat 5 Tahun 1990 dan Citra SPOT 4 Tahun 2009,

LAPAN.

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 76: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

58

Universitas Indonesia

5.1.2.1 Perubahan Garis pantai Akresi

Wilayah akresi pada periode tahun 1990-2009 terjadi penambahan daratan

seluas 744,9 Ha (lihat tebel 5.4), hal ini terjadi karena faktor alami dan manusia,

reklamasi yang terjadi menyebabkan garis pantai di beberapa wilayah pantai di

Teluk Jakarta menjadi berubah maju kearah laut, seperti di wilayah Ancol Barat

dan Ancol Timur (Manggala), Pantai Mutiara yang menjadi wilayah industri,

Muara Angke dan Pantai Indah Kapuk, luas penambahan daratan akibat reklamasi

berbeda-beda. Pada periode 1990-2009, luasan akresi yang terbentuk akibat

reklamasi terluas terdapat di wilayah Pantai Mutiara dengan luas lebih dari 50 Ha

(lihat lampiran 5), kemudian Pantai Ancol Barat sebesar antara 20-50 Ha, Pantai

Indah Kapuk sebesar antara 20-50 Ha yang dimanfaatkan untuk wilayah Hutan

Lindung Mangrove, Muara Angke juga terjadi akresi seluas kurang dari 20 Ha dan

dimanfaatkan untuk permukiman nelayan. Perubahan garis pantai akresi periode

tahun 1990-2009 di tunjukan dalam peta 14 dan Lampiran 5. Pantai yang

mengalami akresi pada periode tahun 1990-2009 diuraikan satu per satu dibawah

ini.

a. Pantai antara Muara Wetan-Muara Ci Tarum (lihat peta 13).

Pantai ini terletak dibagian timur Teluk Jakarta, mengalami akresi sejauh

384,7 m dengan laju pertambahan 20,25 meter per tahun. Luas daratan

yang bertambah sebesar 73,9 Ha.

b. Pantai di Muara Ci Tarum (lihat peta 13)

Pantai ini terletak dibagian timur Teluk Jakarta, tepatnya di muara sungai

Ci Tarum, sungai yang masih terus aktif memberikan sedimentasi pada

muaranya sehingga menyebabkan pantai yang terletak di muara Ci Tarum

ini mengalami penambahan daratan sebesar 61,16 Ha, luasan yang

terbetuk lebih kecil dibandingkan pada periode tahun sebelumnya. Jarak

akresi sejauh 232,45 m dari garis pantai sebelumnya dan laju pertambahan

selama kurun waktu 19 tahun daratan sebesar 12,23 meter per tahun.

c. Pantai di Muara Gembong (lihat peta 13)

Pantai ini terletak di bagian Muara Gembong dan sekitarnya, sungai yang

masih terus aktif menyebabkan pantai disekitar muara gembong ini

mengalami akresi dengan luas 16,6 Ha, yang menyebabkan garis pantai

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 77: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

59

Universitas Indonesia

maju 176,23 m dari garis pantai sebelumnya dan laju akresi sebesar 9,27

meter per tahun. Luasan akresi yang terbentuk pada periode tahun ini lebih

kecil dibandingkan pada periode tahun sebelumnya, karena pada periode

tahun 1990-2009 lebih banyak bagian pantai disekitar muara gembong

yang terabrasi.

d. Pantai di Muara Ci Beel (lihat peta 13)

Pantai ini terletak dibagian timur Teluk Jakarta, tepatnya di muara Ci Beel,

dimana Ci Beel masih terus aktif memberikan sedimentasi pada muara

sungainya sehingga menyebabkan pada muara ini terjadi penambahan

daratan sebesar 410,91 Ha, yang mengakibatkan garis pantai maju 477,65

m dari garis pantai sebelumnya dengan laju pertambahan sebesar 25,4

meter per tahun.

e. Pantai antara Muara Blencong – Muara kali Sunter.

Pada periode tahun 1990-2009 wilayah pantai yang terletak antara sungai

Blencong– Kali Sunter tidak mengalami penambahan daratan/akresi.

f. Pantai antara Muara kali Sunter – Muara Ci Liwung (lihat peta 13a).

Pantai ini terletak dibagian tengah Teluk Jakarta terletak antara Muara kali

Sunter dan Muara Ci Liwung tepatnya wilayah yang mengalami

penambahan daratan didaerah Ancol timur disebut reklamasi manggala,

mengalami penambahan daratan seluas 12,27 Ha, dengan jarak maju dari

garis pantai sebelumnya sejauh 350,5 meter.

g. Pantai antara Muara Ci Liwung – Muara anak Ci Liwung (lihat peta 13a).

Pantai ini terletak dibagian tengah Teluk Jakarta terletak antara Muara Ci

Liwung dan Muara anak Ci Liwung tepatnya wilayah yang mengalami

akresi yaitu di daerah Ancol Barat, mengalami penambahan daratan seluas

43,9 Ha, penambahan daratan dilakukan sepanjang 1264,68 meter, dengan

jarak maju dari garis pantai sebelumnya sejauh 347,16 meter.

h. Pantai antara Muara Anak Ci Liwung dan Muara Angke (lihat peta 13a)

• Reklamasi Pantai Mutiara

Pantai ini terletak di bagaian tengah Teluk Jakarta tepatnya disebut pantai

Mutiara dimana wilayah ini relatif dinamis akibat penambahan

daratan/reklamasi yang dilakukan oleh manusia. Reklamasi yang terus

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 78: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

60

Universitas Indonesia

terjadi menyebabkan garis pantai sepanjang 1155 meter mengalami maju

ke arah laut sejauh 1201,5 meter dari garis pantai sebelumnya, dan luas

yang bertambah sebesar 80,5 Ha. Pada periode tahun sebelumnya juga

terjadi reklamasi pada wilayah pantai mutiara namun dengan luasan yang

lebih kecil dibandingkan periode tahun 1990-2009.

• Pantai di muara Angke

Pantai terletak di bagian tengah Teluk Jakarta tepatnya di daerah Muara

Angke dimana wilayah ini relatif dinamis, dimana terjadi penambahan

daratan sebesar 16,64 Ha, menyebabkan garis pantai maju sejauh 182,27

meter dari garis pantai sebelumnya.

Secara keseluruhan perubahan garis pantai antara pantai Muara anak Ci

Liwung dan Muara Angke seluas 94,14 Ha.

i. Pantai antara Muara Angke dan Muara Dadap (lihat peta 13a).

Pantai ini terletak antara muara angke dan muara dadap tepatnya di daerah

pantai Indah Kapuk. Penambahan daratan yang terjadi akibat adanya

reklamasi, dimana wilayah reklamasi tersebut dimanfaatkan menjadi

wilayah hutan Lindung mangrove seluas 22,4 Ha menyebabkan garis

pantai maju sejauh 291,22 meter dari garis pantai sebelumnya.

j. Muara Dadap – muara Lama (lihat peta 13 b)

Pantai yang mengalami akresi terletak antara muara Dadap dan muara

Lama, dimana terjadi penambahan daratan seluas 12,5 Ha, yang

menyebabkan garis pantai maju 98 meter dari garis pantai sebelumnya,

daratan yang bertambah pada pantai ini di sepanjang 1479 meter.

Ci Beel yang masih terus aktif dalam memberikan sedimen pada muara

sungainya di Teluk Jakarta, mengakibatkan garis pantai Teluk Jakarta berubah

maju ke arah daratan, luasan yang terbentuk yaitu 410,91 Ha sehingga garis pantai

dari tahun 1990 pada tahun 2009 maju 477,65 m kearah laut, dan laju akresi yang

paling kuat dibandingkan muara sungai lainnya yaitu 29,76 m/thn, kemudian pada

wilayah yang terakresi ini terbentuk penggunaan tanah tambak yang dimanfaatkan

oleh penduduk sekitar (lihat peta 18). Besarnya proses akresi yang berada di

daerah penelitian pada periode tahun 1990-2009 ditunjukan dengan bertambahnya

daratan yang secara keseluruhan sebesar 744,9 Ha dengan panjang garis pantai

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 79: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

61

Universitas Indonesia

yang mengalami akresi sepanjang 18,22 km dari garis pantai semula (lihat

lampiran 5).

Tabel 5.4 Perubahan Garis Pantai Akresi Tahun 1990-2009. No Perubahan Garis Pantai Lokasi

1 Panjang a. < 1000 m

b. 1000-3000 m

c. > 3000 m

- Muara Gembong, Muara Kali Sunter-

Muara Ci Liwung.Muara Angke-Muara Dadap

- Muara Wetan-Muara Ci Tarum, Muara Ci Tarum, Muara anak Ci Liwung-Muara Angke, Muara Ci Tarum, Muara Ci Liwung – Muara anak Ci Liwung, Muara Dadap-Muara Lama.

- Muara Ci Beel

2. Lebar Rata-rata a. < 100 m b. 100-300 m

c. > 300 m

- Muara Dadap-Muara Lama. - Muara Angke - Muara Dadap, Muara

Ci Tarum, MuaraGembong, - Muara Wetan-Muara Ci Tarum, Muara

anak Ci Liwung-Muara Angke, Muara Ci Beel, Muara Kali Sunter-Muara Ci Liwung, Muara Ci Liwung – Muara anak Ci Liwung.

3 Luas a. < 20 Ha

b. 20-50 Ha

c. > 50 Ha

- Muara Gembong, Muara Kali Sunter-

Muara Ci Liwung, Muara Dadap-Muara Lama

- Muara Ci Liwung – Muara anak Ci Liwung, Muara Angke - Muara Dadap.

- Muara Wetan-Muara Ci Tarum, Muara anak Ci Liwung-Muara Angke, Muara Ci Tarum, Muara Ci Beel.

4 Laju a. < 10 m/thn

b. 10-20 m/thn

c. > 20 m/thn

- Muara Gembong, Muara Dadap-Muara Lama

- Muara Ci Tarum, Muara Kali Sunter-Muara Ci Liwung, Muara Ci Liwung – Muara anak Ci Liwung, Muara Angke - Muara Dadap.

- Muara Wetan-Muara Ci Tarum, Muara Ci Beel, Muara anak Ci Liwung-Muara Angke

Sumber : Pengolahan Citra Landsat 5 Tahun 1990 dan Citra SPOT 4 Tahun 2009,

LAPAN.

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 80: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

62

Universitas Indonesia

5.2 Pola Perubahan Garis Pantai Teluk Jakarta

Selama 39 Tahun (1970-2009), telah dibagi menjadi 2 periode dan 3

zonasi (berdasarkan kemiripan karakteristik). Periodesasinya adalah perubahan

garis pantai periode 1970-1990 dan periode 1990-2009. Zonasinya adalah Zona

Timur (Muara Wetan-Muara Bekasi), zona tengah (Muara Bekasi - Muara Dadap)

dan zona Barat (Muara Dadap-Tanjung Pasir). Berdasarkan hasil pengolahan data

telah terjadi perubahan garis pantai baik perubahan abrasi maupun akresi.

Perhitungan pengurangan dan penambahan daratan berdasarkan data tahun

1970, 1990 dan 2009, diperoleh hasil bahwa daratan kearah laut (akresi) maupun

pengurangan ditunjukan dalam lampiran 2, lampiran 3, lampiran 4 dan lampiran 5,

serta Peta 14 dan Peta 15.

5.2.1 Zona Timur (Muara Wetan - Muara Bekasi).

a. Periode Tahun 1970-1990

Selama periode 1970-1990, di zona timur terjadi abrasi yang

meliputi muara Wetan-muara Ci Tarum yang mundur kearah daratan

sejauh 282 m (14,1 m/thn) dengan luas daratan yang terabrasi yaitu 32,6

Ha dan Muara Ci Tarum – Muara Gembong dengan luasan 86,74 Ha dan

garis pantai mundur sejauh 250 m (44,5 m/thn). Sedangkan Akresi terjadi

di pantai sekitar muara Wetan-muara Ci Tarum dengan pertambahan luas

130,88 Ha yang menjorok ke laut sejauh 720 meter (36 m/tahun), Pantai

sekitar muara Ci Tarum dengan pertambahan luas 328,2 Ha, yang

menyebabkan garis pantai maju sejauh 714 m (36 m/tahun), pantai sekitar

muara Gembong dengan luasan akresi 190,1 Ha dan pertambahan maju

sejauh 358,44 m sedangkan pantai sekitar muara Ci Beel dengan

mengalami pertambahan luasan sebesar 501,58 Ha menyebabkan garis

pantai maju sejauh 808,24 meter (40 m/tahun).

b. Periode Tahun 1990-2009.

Selama Periode 1990-2009, di zona timur terjadi abrasi yang

meliputi di pantai muara Wetan-muara Ci Tarum sebesar 240,29 Ha

menyebabkan garis pantai mundur sejauh 652 meter (34,31 m/tahun),

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 81: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

63

Universitas Indonesia

pantai muara Ci Tarum-muara Gembong mengalami pengurangan daratan

sebesar 26,37 Ha menyebabkan garis pantai mundur sebesar 136,18 meter

(6,8 m/tahun), pantai antara muara Gembong dan Ci Beel mengalami

abrasi seluas 150,1 Ha menyebabkan garis pantai mundur sejauh 246

meter (8,9 m/tahun). Sedangkan terjadi akresi yang meliputi pantai Muara

Wetan – Muara Ci Tarum sebesar 73,9 Ha, garis pantai maju sejauh 384,7

m (20,25 m/tahun), pantai sekitar Muara Ci Tarum sebesar 61,16 Ha, garis

pantai maju sejauh 232,45 meter (12,23 m/tahun). Pantai sekitar muara

Gembong sebesar 16,6 Ha, menyebabkan garis pantai maju sejauh 176,23

m (9,27 m/tahun) dan pantai sekitar Muara Ci Beel dengan pertambahan

luas 410,9 Ha mengakibatkan garis pantai maju sejauh 477,65 meter

(25,14 m/tahun).

c. Periode Tahun 1970-2009.

Berdasarkan informasi dari masing-masing periode, terdapat

perubahan pola pergeseran garis pantai di zona timur pada wilayah yang

terabrasi dan akresi. Namun secara keseluruhan zona timur lebih besar

terjadi akresi dibandingkan abrasi. Periode 1970-1990 zona ini mengalami

akresi yang lebih besar dibandingkan dengan abrasi dengan luasan

keseluruhan pantai akresi pada zona timur sebesar 1150,76 Ha (Luasan

terbesar terdapat di pantai sekitar Muara Ci Tarum) sedangkan yang

terabrasi sebesar 119,34 Ha. Pada periode tahun 1990-2009 mengalami

abrasi sebesar 416,76 Ha sedangkan akresi sebesar 562,56 Ha.

5.2.2 Zona Tengah (Muara Bekasi-Muara Dadap)

a. Periode Tahun 1970-1990.

Selama Periode 1970-1990, di zona tengah terjadi abrasi yang

meliputi Muara Bekasi-Muara Blencong sebesar 96,78 Ha menyebabkan

garis pantai mundur sejauh 273 meter (13,65 m/tahun), Pantai Muara Ci

Liwung-Muara Anak Ci Liwung tepatnya terjadi pengurangan daratan

sebesar 18,31 Ha menyebabkan garis pantai mundur sejauh 335 meter

(16,75 m/tahun) dan pantai Muara Angke-Muara Dadap menyebabkan

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 82: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

64

Universitas Indonesia

pengurangan luasan daratan sebesar 88,92 Ha menyebabkan garis pantai

mundur sejauh 110 meter (5,5 meter/tahun). Akresi terjadi di pantai Muara

Blencong-Muara Kali Sunter tepatnya di daerah Cilincing terjadi

penambahan luasan sebesar 52,03 Ha menyebabkan garis pantai maju

sejauh 210,7 m (10,53 m/thn) dan pantai antara Muara Ci Liwung-Muara

Anak Ci Liwung terjadi penambahan daratan sebesar 21,7 Ha

menyebabkan garis pantai maju sejauh 341,2 m (17,06 meter/tahun),

pantai muara anak Ci Liwung-muara Angke terjadi penambahan luasan

sebesar 74, 6 Ha dan pantai muara angke-muara dadap terjadi akresi

sebesar 28,43 Ha.

b. Periode Tahun 1990-2009.

Selama periode 1990-2009, di zona tengah terjadi perubahan abrasi

dan perubahan akresi. Abrasi terjadi di pantai muara Bekasi–muara

Blencong (Marunda) seluas 28,9 Ha menyebabkan garis pantai mundur

sejauh 163,6 meter (8,6 m/tahun), Pantai muara Blencong - muara Kali

Sunter mengalami abrasi sebesar 4,86 Ha, menyebabkan garis pantai

mundur sejauh 66,36 meter (3,32 m/tahun) dan pantai muara Angke -

muara Dadap mengalami pengurangan daratan sebesar 22,52 Ha

menyebabkan garis pantai mundur sejauh 89,02 meter (4,45 m/tahun).

Akresi terjadi di pantai Muara Kali Sunter-Muara Ci Liwung sebesar 12,27

Ha menyebabkan garis pantai maju sejauh 350,5 meter (18,44 m/tahun),

Pantai muara Ci Liwung-muara anak Ci Liwung mengalami penambahan

daratan sebesar 37,9 Ha, menyebabkan garis pantai maju sejauh 347,16 m

(18,3 meter/tahun), pantai muara anak Ci Liwung-muara Angke dengan

pertambahan luas sebesar 94,14 Ha, dimana masing-masing terjadi

penambahan daratan di daerah pantai mutiara sebesar 80,5 Ha,

menyebabkan garis pantai maju sejauh 1201,5 m dan didaerah Muara

Angke dengan pertambahan luasan 13,64 Ha, serta Pantai muara Angke-

muara Dadap tepatnya di daerah pantai indah kapuk, mengalami

penambahan daratan seluas 22,4 Ha menyebabkan garis pantai maju

sejauh 291,22 meter.

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 83: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

65

Universitas Indonesia

c. Periode Tahun 1970-2009

Berdasarkan informasi dari masing-masing periode, terdapat

perubahan pola pergeseran garis pantai di zona tengah dimana pada

periode tahun 1970-1990 lebih besar terjadi abrasi sedangkan pada periode

tahun 1990-2009 terjadi akresi yang lebih besar. Pada periode tahun 1970-

1990 abrasi sebesar 204,01 Ha dan akresi 176,76 Ha. Pada periode tahun

1990-2009 terjadi abrasi sebesar 56,28 Ha dan akresi sebesar 166,71 Ha.

5.2.3 Zona Barat ( Muara Dadap-Tanjung Pasir).

a. Periode Tahun 1970-1990.

Selama periode 1970-1990, di zona barat terjadi perubahan abrasi.

Abrasi terjadi Pantai muara Dadap-muara Lama dengan luasan yang

terabrasi yaitu 24,73 Ha yang menyebabkan garis pantai mundur sejauh 98

meter (4,9 m/tahun) dan pantai muara lama-Tanjung Pasir terjadi abrasi

seluas 36,58 Ha yang menyebabkan garis pantai mundur sejauh 310 meter

(15,5 m/tahun). Tidak terjadi akresi di zona timur pada periode tahun

1970-1990.

b. Periode Tahun 1990-2009.

Selama periode 1990-2009, di zona barat terjadi perubahan abrasi

dan perubahan akresi. Abrasi terjadi di pantai Muara Lama-Tanjung pasir

sebesar 90,72 Ha menyebabkan garis pantai mundur sejauh 191, 33 meter

(10,07 m/tahun). Akresi terjadi di pantai muara Dadap-muara Lama,

mengalami penambahan luasan sebesar 12,5 Ha menyebabkan garis pantai

maju sejauh 97,9 meter (5,15 m/tahun).

c. Periode Tahun 1970-2009

Berdasarkan informasi dari masing-masing periode, terdapat

perubahan pola pergeseran garis pantai di zona barat. Pada periode 1970-

1990 hanya terjadi abrasi dalam luas yang besar yaitu di pantai antara

muara Dadap-muara Lama dan pantai muara Lama – Tanjung Pasir,

sedangkan pada periode 1990-2009 terjadi abrasi yang lebih besar

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 84: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

66

Universitas Indonesia

dibandingkan akresi, abrasi terjadi di pantai muara Lama-Tanjung Pasir

dan akresi terjadi di Pantai muara Dadap-muara Lama, dimana pada

periode tahun sebelumnya pantai ini mengalami abrasi.

5.3 Penggunaan Tanah Tahun 1970 dan 1990 Di Wilayah Yang Mengalami

Abrasi dan Akresi.

Pada wilayah yang garis pantainya mengalami abrasi maupun akresi di

daerah penelitian memiliki jenis penggunaan tanah yang berbeda-beda. Dimana

jenis penggunaan tanah tersebut dapat mengalami perubahan atau bahkan tetap.

Wilayah yang akresi/bertambah maka pertambahan yang terbentuk dapat berubah

penggunaan tanahnya tergantung akan kepentingan umum maupun pribadi. Untuk

mengetahui hal tersebut berikut ini adalah penggunaan tanah pada wilayah yang

mengalami abrasi dan akresi di dataran pesisir Teluk Jakarta

5.3.1 Penggunaan Tanah di wilayah yang mengalami Abrasi

Daerah dengan garis pantai yang mengalami proses abrasi di daerah

penelitian memiliki jenis penggunaan tanah pada tahun 1970 berupa tambak,

Lahan Terbuka, hutan mangrove, vegetasi, dan sawah dengan luasan yang

berbeda-beda.

Tabel 5.5.Penggunaan Tanah yang mengalami abrasi di Teluk Jakarta dan

sekitarnya

No Penggunaan Tanah Tahun 1970

Luas (Ha) Persentase (%)

1 Tambak 161,8 47,15 2 Lahan Terbuka 100,18 25.46 3 Hutan Mangrove 85.07 15.54 4 Vegetasi 35,32 9 5 Sawah 10,44 2,7

Luas 392,82 100 Sumber:Pengolahan data tahun 2009, Peta Penggunaan Tanah Tahun 1970.

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 85: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

67

Universitas Indonesia

Gambar 5.1 Grafik Persentase Penggunaan Tanah yang Terabrasi tahun

1970. Sumber: Pengolahan data tahun 2009.

Berdasarkan pada tabel diatas, dapat diketahui bahwa jenis penggunaan

tanah pada tahun 1970 paling dominan yang terdapat di wilayah abrasi adalah

berupa Tambak seluas 185,25 Ha atau 47,15 % dari total abrasi. Lahan Terbuka

ini tersebar di wilayah sekitar Marunda dan Hutan Mangrove sekitar wilayah

Muara Gembong (lihat peta 15). Jenis penggunaan tanah tahun 1970 yang terdapat

pada wilayah yang mengalami abrasi dengan luas paling sedikit adalah sawah

10,44 Ha atau 2,7 % dari keseluruhan abrasi. Sawah ini hanya terdapat di wilayah

sekitar Muara Gembong (lihat peta 15).

5.3.2 Penggunaan Tanah di wilayah yang mengalami Akresi

Penambahan daratan pada daerah yang garis pantainya mengalami

perubahan berupa akresi di daerah penelitian maka penggunaan tanahnya pun

turut bertambah. Pada wilayah yang mengalami akresi terbentuk jenis penggunaan

tanah yaitu tambak, hutan mangrove, lahan terbuka, permukiman, dan lahan

terbuka (Lihat peta 16).

Tabel 5 6. Penggunaan Tanah Pada Wilayah Akresi di Teluk Jakarta dan Sekitarnya

No Penggunaan Tanah Tahun 1990

Luas (Ha) Persentase (%)

1 Tambak 952,98 72 2 Hutan Mangrove 198,56 15 3 Permukiman 172,28 13 4 Lahan Terbuka 0,16 0,012

Luas 1324 100 Sumber : Pengolahan data tahun 2009, Citra Landsat 5 Tahun 1990.

0

10

20

30

40

50

Tambak Lahan Terbuka

Hutan Mangrove

Vegetasi Sawah

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 86: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

68

Universitas Indonesia

Gambar 5.2 Grafik Persentase Jenis Penggunaan Tanah pada wilayah

akresi tahun 1990. Sumber: Pengolahan data tahun 2009.

Berdasarkan tabel diatas daerah yang mengalami akresi dominan menjadi

penggunaan tanah tambak yaitu seluas 952,98 Ha atau 72 % dari seluruh wilayah

yang bertambah yang terletak di daerah sekitar muara Ci Beel, muara gembong

dan muara Ci Tarum. Selanjutnya terdapat penggunan tanah hutan mangrove

seluas 198,56 Ha atau 15 % dari seluruh wilayah akresi. Besarnya jumlah akresi

yang terjadi serta pemanfaatan lahannya di akibatkan oleh adanya peranan faktor

manusia seperti reklamasi pada penggunaan tanah permukiman dan wilayah

rekreasi Ancol serta faktor alami yang di akibatkan oleh material yang dibawa

oleh Ci Tarum, Ci Beel, dan sungai Bekasi yang kemudian terendapkan di sekitar

muara sungai dimana kemudian hasil endapan tersebut agar lebih berguna maka di

manfaatkan oleh penduduk sekitar menjadi tambak.

5.4 Penggunaan Tanah Tahun 1990 dan 2009 Di Wilayah Yang Mengalami

Abrasi dan Akresi.

Pada wilayah yang garis pantainya mengalami abrasi maupun akresi di

daerah penelitian memiliki jenis penggunaan tanah yang berbeda-beda. Dimana

jenis penggunaan tanah tersebut dapat mengalami perubahan atau bahkan tetap.

Untuk mengetahui hal tersebut berikut ini adalah penggunaan tanah pada wilayah

yang mengalami abrasi dan akresi di Teluk Jakarta dan sekitarnya.

0

20

40

60

80

Tambak Hutan Mangrove

Permukiman Lahan Terbuka

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 87: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

69

Universitas Indonesia

5.4.1 Penggunaan Tanah di Wilayah yang mengalami Abrasi

Pada tahun 1990 – 2009, wilayah yang mengalami abrasi terdapat pada

penggunaan tanah tahun 1990 yaitu tambak, hutan mangrove, dan lahan terbuka.

Penggunaan tanah yang dominan terabrasi pada periode tahun tersebut adalah

tambak seluas 463,52 Ha dengan persentase sebesar 83,71 % dari seluruh wilayah

abrasi yang terdapat di bagian utara yaitu di pantai antara Muara Lama dan

Tanjung Pasir, Pantai antara Muara Wetan dan Muara Ci Tarum (Lihat peta 17),

sebagian kecil penggunaan tanah terabrasi pada hutan mangrove sebesar 8,6 %

terdapat di wilayah pantai antara Muara Gembong dan Muara Ci Beel, dan lahan

terbuka seluas 40,79 Ha atau sebesar 7,7 % dari seluruh wilayah abrasi terdapat di

wilayah pantai antara Muara Bekasi dan Muara Blencong.

Tabel 5.7. Penggunaan Tanah di Wilayah yang mengalami abrasi di Teluk Jakarta.

No Penggunaan Tanah Tahun 1990

Luas (Ha) Persentase (%)

1 Tambak 463,52 83,71 2 Hutan Mangrove 47,64 8,6 3 Lahan Terbuka 42,28 7,7

Luas 553,70 100 Sumber: Pengolahan data tahun 2009, Citra Landsat 5 Tahun 1990.

Gambar 5.3 Grafik Persentase Penggunaan Tanah yang Terabrasi tahun

1990. Sumber: Pengolahan data tahun 2009.

5.4.2 Penggunaan Tanah di wilayah yang mengalami Akresi

Pada tahun 2009 penambahan daratan pada daerah yang garis pantainya

mengalami perubahan berupa akresi di daerah penelitian maka penggunaan

tanahnya pun turut bertambah, kemudian pada wilayah yang mengalami akresi

tersebut terbentuk penggunaan tanah yaitu tambak, hutan mangrove, permukiman,

0

20

40

60

80

100

Tambak Hutan Mangrove Lahan Terbuka

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 88: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

70

Universitas Indonesia

kawasan industri dan lahan terbuka. Penggunaan tanah terluas yang terbentuk dari

akresi yaitu Tambak seluas 454,5 Ha atau sekitar 61 % dari akresi yang terbentuk,

terbentuk sebagian besar di plantain sekitar Muara Ci Beel (Lihat peta 18).

Selanjutnya Penggunaan tanah yang terbentuk yaitu hutan mangrove dengan luas

140,1 Ha atau 18,8 % dari seluruh wilayah akresi, tersebar sebagian besar di

wilayah Pantai Indah Kapuk dimana berdasarkan hasil pengamatan dilapang tanah

tersebut merupakan tanah reklamasi yang dibangun oleh pengembang kemudian

pada sekitar muara sungai di sediakan lahan untuk konservasi hutan mangrove,

sedangkan penggunaan tanah hutan mangrove yang berada di wilayah lainnya

seperti di sekitar Muara Ci Tarum, Muara Ci Beel dan muara gembong terbentuk

secara alami akibat pengendapan yang terbentuk pada muara sungai mempunyai

syarat yang sesuai untuk tumbuhnya mangrove.

Reklamasi yang terjadi pada kurun waktu 1990-2009 (Lihat lampiran 2

dan 3) menyebabkan garis pantai menjadi maju dan terbentuk penggunaan tanah

menjadi Permukiman seluas 123,98 Ha dan industri seluas 23,72 Ha. Penggunaan

tanah yang terbentuk agar terlihat lebih jelas dapat dilihat pada peta 18 dan tabel

berikut ini.

Tabel 5.8. Penggunaan Tanah pada Wilayah akresi di Teluk Jakarta.

No Penggunaan Tanah Tahun 2009

Luas (Ha) Persentase (%)

1 Tambak 454,5 61 2 Hutan Mangrove 140,1066 18,8 3 Permukiman 123,98 16,68 4 Industri 23,72 3,18 5 Lahan Terbuka 2,55 0,34

Luas 744,9 100 Sumber : Pengolahan data tahun 2009, Citra SPOT 4 Tahun 2009.

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 89: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

71

Universitas Indonesia

Gambar 5.4 Grafik Persentase Jenis Penggunaan Tanah pada wilayah

akresi tahun 2009. Sumber: Pengolahan data tahun 2009.

5.5 Faktor Alami, Faktor Manusia serta Penggunaan Tanah di Wilayah

yang Mengalami Abrasi

Kondisi faktor alami dan faktor manusia pada wilayah yang mengalami abrasi

diuraikan berikut ini :

a. Zona Timur (Muara Wetan-Muara Bekasi).

Pantai ini terletak di bagian timur Teluk Jakarta, terdapat pada

wilayah laut yang dangkal sampai dengan kedalaman 5 meter, memiliki

garis pantai yang mengahadap kearah barat, berada pada jenis pantai yang

berkelok karena merupakan sebuah tanjung yang terletak di daerah Muara

Gembong dan Tarumjaya. Secara umum abrasi yang terjadi pada zona

timur berada di wilayah Pantai muara Ci Tarum-muara Gembong (Lihat

peta 14 dan 15), pantai yang mengalami abrasi menghadap kearah barat.

Faktor alami berupa arus dapat berpengaruh pada proses abrasi di wilayah

muara Ci Tarum-muara Gembong, muara wetan-muara Ci Tarum, dan

pantai muara Gembong-muara Ci Beel. Arus yang bergerak menuju

wilayah-wilayah ini adalah arus yang datang dari arah barat daya pada

musim barat dan dari arah timur laut pada musim timur seperti yang

terlihat pada peta 5. Arus yang datang pada musim barat yaitu dari arah

barat laut cenderung bergerak tegak lurus menuju ke pantai yang

mengalami abrasi dengan luas yang cukup besar tersebut (Lihat peta 14

dan Peta 15). Akibatnya pantai terus tergerus oleh ombak yang datang

010203040506070

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 90: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

72

Universitas Indonesia

bersama arus tersebut yang menyebabkan terjadinya abrasi. Kemudian

arus yang datang dari arah timur laut pada musim timur bergerak hampir

sejajar dengan garis pantai (lihat peta5). Akibat dari pergerakan arus

musim timur cenderung mengakibatkan terjadinya perpindahan material

pantai dimana material tersebut diangkut oleh hempasan ombak yang

datang bersama dengan arus lalu terbawa oleh hanyutan balik (backwash)

yang kemudian diendapkan di tempat lain. Sehingga terjadi abrasi pada

pantai muara Wetan-Ci Tarum namun juga di tahun berikutnya terjadi

penambahan akresi pada wilayah didekatnya (lihat peta 15).

Kedalaman laut pada wilayah tersebut adalah dangkal. Kedalaman

ini berpengaruh terhadap proses abrasi sebab pada dasar laut yang dalam

material pantai lebih mudah tergerus oleh arus maupun ombak yang

datang sehingga proses abrasi lebih cepat terjadi, hal ini seperti yang

terjadi di pantai muara Ci Tarum – muara Gembong (Lihat Peta 15)

mengalami abrasi di banding wilayah lainnya yang cukup besar yaitu

26,37 Ha dengan kedalaman kurang dari 5 m sampai dengan jarak 1300

(meiliki garis kedalaman yang berdekatan).

Penggunaan tanah tahun pada wilayah yang terabrasi pada tahun

1970 dan tahun 1990 adalah tambak merupakan penggunaan tanah terbesar

yang mengalami abrasi pada zona timur dengan luasan pada tahun 1970

terabrasi sebesar 62,74 Ha, pada tahun 1990 tambak terabrasi seluas 366, 7

Ha sedangkan penggunaan tanah mangrove pada tahun 1970 terabrasi

sebesar 57, 3 Ha dan pada tahun 1990 terabrasi sebesar 46, 7 Ha.

Di wilayah yang terabrasi yaitu pantai Muara Wetan-Muara

Gembong tidak terdapat penanggulan pantai, sedangkan dibagian pantai

lainnya yang terletak di Pantai yang berbelok antara pantai muara

Gembong – muara Ci Beel terdapat tanggul pantai berupa bambu yang

dibuat oleh masyarakat sepanjang 3732 m garis pantai, terjadi luasan

abrasi yang sangat kecil yaitu 8,2 Ha (Lihat peta 16).

Secara keseluruhan abrasi yang terjadi di zona timur diakibatkan

oleh faktor alami yaitu berupa arus, yaitu arus musim barat dan akibat

tidak adanya penanggulan pantai sehingga beberapa bagian pantai di zona

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 91: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

73

Universitas Indonesia

timur mudah terabrasi. Penggunaan tanah yang terabrasi pada zona timur

yaitu tambak dan hutan mangrove.

b. Zona Tengah (Muara Bekasi-Muara Dadap)

Pantai ini terletak dibagian tengah Pesisir Teluk Jakarta,

merupakan pantai lurus dan berada di antara dua tanjung yang terbentuk

yaitu tanjung karawang di sebelah timur dan tanjung pasir disebelah barat.

Secara umum pantai di zona ini terletak di kedalaman laut yang dangkal

sampai dengan kedalaman 5 m, namun pada beberapa bagian pantai seperti

pantai antara muara Sunter – muara Ci Liwung tepatnya didaerah tanjung

priuk terletak pada kedalaman laut yang dalam yaitu sampai dengan

kedalaman 10 meter.

Pada zona tengah abrasi terjadi di pantai muara Bekasi - muara

Blencong, muara Blencong – muara Kali Sunter , pantai muara Ci Liwung

- muara Anak Ci Liwung, dan pantai muara Angke - muara Dadap,

sebagian besar wilayah tersebut terlindung dari arus yang datang dari arah

timur laut akibat adanya tanjung Karawang disebelah barat, sehingga arus

yang datang ke pantai ini cenderung lebih tenang (Lihat peta 3) dan tidak

mengakibatkan terjadinya jumlah abrasi yang besar (Lihat Peta 15 dan

peta 16). Pada wilayah muara Bekasi-muara Kali Sunter tidak terjadi

reklamasi pantai dan pada wilayah pantai yang terabrasi tidak terdapat

penanggulan pantai. Sedangkan abrasi yang terjadi di pantai muara Angke-

muara Dadap disebabkan arus musim timur yang bergerak dari arah timur

laut sehingga arus bergerak tegak lurus menuju pantai yang menghadap

kearah timur laut (Lihat peta 5)

Faktor manusia juga berpengaruh terhadap terjadinya abrasi di

wilayah pantai muara Bekasi – muara Blencong dimana antara tahun 1972

dengan 1975 terjadi penggalian pasir yang sangat aktif mencapai

pengangkutan 200-300 truk perhari, hal tersebut dikemukakan oleh

Pardjaman dalam laporan penelitiannya pada tahun 1977 yang berjudul :

Akresi dan Abrasi pantai Teluk Jakarta disebabkan oleh kondisi fisik dan

sosial, penggalian pasir yang terjadi tersebut menyebabkan pantai antara

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 92: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

74

Universitas Indonesia

Muara Bekasi – muara Blencong terabrasi seluas 96,78 Ha, dimana pasir-

pasir tesebut berasal dari sungai Bekasi.

Penggunaan tanah yang terabrasi di zona tengah pada tahun 1970

berupa lahan terbuka, vegetasi dan tambak, dimana luasan terbesar yang

terabrasi yaitu lahan terbuka sebesar 96,78 Ha terletak di pantai muara

Bekasi-muara Blencong, sedangkan luasan terkecil yang terabrasi adalah

vegetasi sebesar 18,31 Ha terdapat di pantai muara Ci Liwung-muara anak

Ci Liwung, Penggunaan tanah tambak terabrasi di pantai muara Angke-

muara Dadap dengan luasan 88,92 Ha (Lihat tabel 5.1).

c. Zona Barat (Muara Dadap-Tanjung Pasir).

Pantai ini terletak di bagian barat Teluk Jakarta, terdapat pada

wilayah laut yang dangkal sampai dengan kedalaman 5 meter, memiliki

garis pantai yang mengahadap kearah timur, berada pada jenis pantai yang

berkelok karena merupakan sebuah tanjung yang terletak di daerah Teluk

Naga dan Kosambi. Secara umum abrasi yang terjadi pada zona barat

berada di wilayah Pantai muara Dadap-muara Lama dan pantai muara

Lama – Tanjung Pasir (Lihat peta 14 dan 15), pantai yang mengalami

abrasi menghadap kearah timur.

Pada pantai yang terabrasi yaitu pantai muara lama-Tanjung pasir

arus musim barat yang datang sejajar dengan pantai sehingga terjadi abrasi

sebesar 36,58 Ha dan arus yang datang dari arah barat laut sejajar garis

pantai tersebut menyebabkan terjadinya material yang kemudian di

endapkan di pantai sebelah selatannya seperti yang terihat dalam peta 14

dimana pada tahun 1990 terjadi akresi pada pantai muara Angke-muara

Dadap. Sedangkan pantai muara Dadap-muara Lama arus musim timur

bergerak tegak lurus dengan garis pantai sehingga dapat menyebabkan

terjadinya abrasi.

Penggunaan tanah pada wilayah yang terabrasi pada zona barat

berupa tambak, dimana luasan terbesar yang terabrasi terjadi pada tahun

1970 dengan luasan 61,31 Ha terdapat di wilayah pantai muara Lama –

Tanjung pasir.

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 93: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

75

Universitas Indonesia

5.6 Faktor Alami, Faktor Manusia serta Penggunaan Tanah di Wilayah

yang Mengalami Akresi

Kondisi faktor alami dan faktor manusia pada wilayah yang mengalami

akresi diuraikan berikut ini :

a. Zona Timur (Muara Wetan-Muara Bekasi).

Zona Timur terletak di wilayah pantai muara Wetan – muara bekasi,

dimana pantai yang mengalami akresi terletak di pantai muara Wetan-

muara Ci Tarum, Pantai sekitar muara Ci Tarum, pantai sekitar muara

Gembong dan pantai muara Ci Beel. Terdapat pada wilayah laut yang

dangkal sampai dengan kedalaman 5 meter, memiliki garis pantai yang

mengahadap kearah barat, berada pada jenis pantai yang berkelok karena

merupakan sebuah tanjung yang terletak di daerah Muara Gembong dan

Tarumjaya, serta di lalui oleh sungai yang masih aktif pengendapannya

yaitu Ci Tarum, Cikarang-Bekasi dan Ci Beel

Arus yang bergerak menuju wilayah-wilayah ini adalah arus yang

datang dari arah barat daya pada musim barat dan dari arah timur laut pada

musim timur seperti yang terlihat pada peta 5. Arus yang datang pada

musim barat yaitu dari arah barat laut cenderung bergerak tegak lurus

menuju ke pantai yang mengalami abrasi dengan luas yang cukup besar

tersebut (Lihat peta 14 dan Peta 15). Akibatnya pantai terus tergerus oleh

ombak yang datang bersama arus tersebut yang menyebabkan terjadinya

abrasi. Kemudian arus yang datang dari arah timur laut pada musim timur

bergerak hampir sejajar dengan garis pantai (lihat peta5). Akibat dari

pergerakan arus musim timur cenderung mengakibatkan terjadinya

perpindahan material pantai dimana material tersebut diangkut oleh

hempasan ombak yang datang bersama dengan arus lalu terbawa oleh

hanyutan balik (backwash) yang kemudian diendapkan di tempat lain.

Sehingga abrasi yang terjadi pantai muara Wetan-Ci Tarum pada tahun

1970, kemudian akibat arus musim timur yang bergerak hampir sejajar

dengan garis pantai dimana material tersebut diangkut oleh hempasan

ombak kemudian diendapkan di tempat lain dimana pada tahun 1990

terjadi penambahan akresi pada wilayah yang berdekatan dengan wilayah

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 94: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

76

Universitas Indonesia

abrasi pada pantai muara Wetan-Ci tarum (lihat peta 15), sama halnya

akresi yang terjadi di pantai muara Ci Tarum-muara Gembong dimana

pada wilayah pantai yang terabrasi maka terjadi akresi pada wilayah yang

berdekatannya. Sedimentasi yang masih aktif pada beberapa sungai di

zona barat seperti Ci Tarum dengan kecepatan 4,2 m/tahun dan Ci Beel

dengan kecepatan 200 m/tahun, sehingga menyebabkan pada muara-muara

sungai tersebut terjadi akresi (lihat peta 20 dan peta 21).

Pada wilayah ini tidak dilakukan reklamasi pantai, namun wilayah

ini terletak di wilayah dengan laut yang dangkal dimana proses

sedimentasi akan lebih mudah terjadi. Penanggulan pantai dilakukan oleh

masyarakat sekitar untuk melindungi wilayah tambak mereka dari abrasi

dengan menggunakan bambu di sepanjang 3732 meter, penanggulan tidak

terjadi di sepanjang pantai hanya di beberapa bagian pantai saja (Lihat peta

Penggunaan tanah yang terbentuk pada wilayah akresi di zona barat

didominasi oleh tambak dan hutan mangrove (Lihat peta 17 dan peta 19).

b. Zona Tengah (Muara Bekasi - Muara Dadap)

Zona tengah terletak di wilayah pantai muara Bekasi – muara Dadap,

merupakan pantai lurus dan berada di antara dua tanjung yang terbentuk

yaitu tanjung karawang di sebelah timur dan tanjung pasir disebelah barat.

Secara umum pantai di zona ini terletak di kedalaman laut yang dangkal

sampai dengan kedalaman 5 m, namun pada beberapa bagian pantai

seperti pantai antara muara Sunter – muara Ci Liwung tepatnya didaerah

tanjung priuk terletak pada kedalaman laut yang dalam yaitu sampai

dengan kedalaman 10 meter.

Pada zona tengah akresi terjadi pada pantai muara Blencong-muara

kali sunter, pantai muara kali sunter-muara Ci Liwung pantai muara Ci

Liwung-muara anak Ci Liwung dan pantai muara anak Ci Liwung- muara

angke dan muara angke muara Dadap.

Faktor alami pergerakan arus sejajar dengan garis pantai cenderung

mengakibatkan terjadinya perpindahan material pantai dimana material

tersebut diangkut oleh hempasan ombak yang datang bersama dengan arus

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 95: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

77

Universitas Indonesia

lalu terbawa oleh hanyutan balik (backwash) yang kemudian diendapkan

di tempat lain, seperti terlihat pada akresi yang terjadi di pantai muara

Blencong-muara Kali sunter, dimana terjadi akresi dalam luasan yang

kecil akibat endapan material yang dibawa oleh pantai yang terabrasi yang

berada di dekatnya (lihat peta 16). Faktor alami lainnya yaitu sedimentasi

yang terjadi di muara sungai Angke menyebabkan terbentuknya wilayah

hutan mangrove yang kemudian dijadikan oleh pemerintah sebagai

kawasan hutan lindung sesuai dengan nomer 41 tahun 1999 dengan luas

wilayah 44,76 Ha (Lihat foto 5).

Faktor manusia terlihat sangat dominan pada zona tengah, dimana

pada beberapa bagian pantainya terjadi reklamasi pantai (lihat lampiran 2

dan lampiran 3) dan penanggulan pantai. Reklamasi terjadi bertahap pada

wilayah pantai muara Ci Liwung - muara anak Ci Liwung tepatnya di

daerah Ancol pada periode tahun 1970-1990 terjadi reklamasi sebesar 21,7

Ha kemudian terjadi reklamasi lagi pada periode 1990-2009 sebesar 37,9

Ha. Pada pantai muara anak Ci Liwung - muara angke reklamasi terjadi di

daerah Muara Baru, Pantai Mutiara (Lihat foto 4) dan Muara Angke.

Reklamasi yang terjadi pada periode tahun 1970-1990 terdapat di daerah

Muara Baru sebesar 46,5 Ha dan pantai mutiara sebesar 28,1 Ha. Pada

periode tahun 1990-2009 di daerah pantai mutiara terjadi reklamasi seluas

80,5 Ha, sedangkan di Muara angke 13,64 Ha.

Penggunaan Tanah yang terbentuk pada wilayah akresi di zona

tengah yaitu permukiman, hutan mangrove, dan industri. Penggunaan

tanah yang terbentuk di dominasi oleh permukiman dengan luasan pada

periode tahun 1970-1990 yaitu 105,83 Ha dan pada periode tahun 1990-

2009 sebesar 132,04 Ha.

c. Zona Barat (Muara Dadap-Tanjung Pasir).

Pantai ini terletak di bagian barat Teluk Jakarta, terdapat pada

wilayah laut yang dangkal sampai dengan kedalaman 5 meter, memiliki

garis pantai yang mengahadap kearah timur, berada pada jenis pantai yang

berkelok karena merupakan sebuah tanjung yang terletak di daerah Teluk

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 96: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

78

Universitas Indonesia

Naga dan Kosambi. Akresi yang terjadi pada zona ini hanya dalam luasan

yang kecil dan hanya satu loaksi yang terjadi pada periode tahun 1990-

2009 di wilayah pantai muara Dadap-muara Lama (Lihat peta 19). Abrasi

yang terjadi pada tahun 1990 di wilayah pantai Tanjung pasir-muara Lama

akibat arus yang datang dari arah barat laut sejajar garis pantai tersebut

menyebabkan terjadinya material yang kemudian di endapkan di pantai

sebelah selatannya seperti yang terihat dalam peta 15 dimana pada tahun

2009 terjadi akresi pada pantai muara Dadap-muara Lama.

Faktor manusia tidak terlihat pada zona barat karena tidak adanya

wilayah reklamasi pantai dan penanggulan pantai. Penggunaan tanah yang

terbentuk yaitu hutan mangrove dengan luasan 12,5 Ha.

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 97: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

79

Universitas Indonesia

BAB VI KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengolahan data perubahan garis pantai yang terjadi di

Teluk Jakarta bervariasi, terjadi abrasi, akresi maupun pantai yang tetap. Pada

tahun 1970-1990 wilayah yang pantainya mengalami abrasi sebesar 392,82 Ha

dan tahun 1990-2009 abrasi sebesar 553,7 Ha, sedangkan akresi pada periode

tahun 1970-1990 sebesar 1324 Ha dan periode tahun 1990-2009 terjadi akresi

sebesar 744,9 Ha. Secara umum perubahan garis pantai di Teluk Jakarta dominan

terjadi akresi.

Proses abrasi dan akresi yang terjadi di Teluk Jakarta akibat faktor alami

dan manusia. Abrasi di pengaruhi oleh faktor alami yaitu arus sedangkan faktor

manusia yaitu penggalian pasir pantai, umumnya wilayah yang terabrasi akibat

faktor alami pada jenis penggunaan tanah tambak, letak sebaran umumnya di zona

timur yaitu pantai muara wetan-muara Ci Tarum, pantai muara Ci Tarum-muara

Gembong, sedangkan akibat faktor manusia berupa lahan terbuka terdapat di zona

tengah, yaitu pantai muara Bekasi-muara Blencong. Akresi terjadi akibat faktor

alami yaitu sedimentasi di muara sungai dan arus sedangkan faktor manusia yaitu

pengurukan pantai/reklamasi, penggunaan tanah yang terbentuk pada wilayah

akresi karena faktor alami yaitu umumnya menjadi tambak letak sebaran di zona

timur, yaitu pantai di muara Ci Beel, muara Ci Tarum dan muara Ci Beel,

sedangkan penggunaan tanah pada pantai akresi yang terjadi akibat faktor

manusia yaitu permukiman, industri dan hutan mangrove, letak sebaran di zona

tengah yaitu pantai muara Kali Sunter-muara Angke tepatnya di daerah Ancol

timur, Ancol barat, Muara Baru dan Pantai Mutiara.

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 98: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

80

DAFTAR PUSTAKA

Ahmudi, ali. 2005. Perubahan Garis Pantai Paojepe Kabupaten Kendal. Skripsi

Sarjana Departemen Geografi FMIPA UI.

Bintoro, Siap Rudi. 1999. Mengukur Perubahan Garis Pantai Dengan

Menggunakan Citra Landsat – TM ( Studi Kasus : Garis Pantai Gresik –

Surabaya). Majalah Neptunus : Universitas Hang Tuah Surabaya.

Bammelen, R.W. Van. 1949. Geology of Indonesia, The Haque Martinus Nijhof.

Bird, E.C.F. 1984. Coast. An Introduction to coastal geomorphology. 3 rd Edition.

England: Basil Black Well Publisher. England.

Bird, E.C.F & Ongkosongo. O.S.R. 1980. Enviromental Changes on the coast of

Indonesia. Tokyo: The UNU.

Birowo, Sujatno & Kastoro. 1976. Hasil Pendahuluan Pengamatan Arus Di

Beberapa Tempat Di Teluk Jakarta dan Sekitarnya. Jakarta: LON LIPI.

Dame, Abdi. 2001. Perubahan Garis Pantai Paojepe Kabupaten Wajo – Sulawesi

Selatan. Depok: Skripsi Sarjana Departemen Geografi FMIPA UI.

Dahuri, Rokhmin. Rais, Jacub, dkk. 2001. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah

Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Jakarta: PT Pradnya Paramita.

DISHIDROS AL.1974. Laporan Hidro-Oseanografi Survey dan Penelitian

Tanjung Pasir 27 Oktober s/d 11 November 1974. Jakarta: DISHIDROS

AL.

DISHIDROS AL.1976. Laporan Lapangan Survey Oseanografi Perairan Teluk

Jakarta 10 September s/d 25 Oktober 1976. Jakarta: DISHIDROS AL.

DISHIDROS AL.1996. Laporan Lapangan Survey Oseanografi Perairan Teluk

Jakarta 15 Juli s/d 24 Agustus 1996. Jakarta: DISHIDROS AL.

Duxbury, A.B & A.C. Duxbury. 1993. Fundamental Of Oceanography. Wm. C.

Brown. Publisher. Lowa

Gross, M.G. 1986. Oceanography. A view of the earth. Fifth Edition Prentice Hall

International Edition.

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 99: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

81

Hariadi, sigit, dkk. 2004. Pencemaran Perairan Teluk Jakarta dan Strategi

Penanggulangannya. Di unduh dari://http:www.coremap.or.id (Rabu, 25

November 2009 Pukul 14.00).

Haryoto, Sugeng. 2003. Perubahan Garis Pantai Kecamatan Muara Gembong di

Kabupaten Bekasi tahun 1943 sampai tahun 2002. Depok: Skripsi

Sarjana Departemen Geografi FMIPA UI.

Minarni, Diah Retno. 1996. Perubahan Garis Pantai Teluk Jakarta. Skripsi Sarjana

Departemen Geografi FMIPA UI.

Ongkosongo, O.S.R 1980. Lingkungan fisik Pantai Utara Jakarta. Jakarta: LON

LIPI

Ongkosongo. 2008. Perubahan Dataran di Pesisir Teluk Jakarta. Jakarta: P2O

LIPI.

Pardjaman, D. 1977. Abrasi dan Akresi di Pantai Teluk Jakarta disebabkan oleh

kondisi fisik dan sosial. Jakarta: Dishidros TNI AL

Purwadhi, F.S.H.2001. Interpretasi citra digital. Jakarta: PT Grasindo

Purwadhi, Sri & Sanjoto, Budi. 2008. Pengantar Interpretasi Citra Penginderaan

Jauh. Jakarta : LAPAN dan Universitas Negeri Semarang.

Sandy, I.M.1996. Geografi Regional Indonesia. Depok : Jurusan Geografi

FMIPA-UI.

Sandy,I.M. 1996. Pantai dan wilayah pesisir. Makalah seminar penerapan

teknologi PJ dan SIG dalam perencanaan sumber daya kelautan pesisir.

Depok: Jurusan Geografi FMIPA-UI.

Setiyono, H. 1996. Kamus Oseanografi. Yogyakarta : UGM Press.

Sobirin, dkk. 2007. Modul Praktikum Interpretasi Citra Digital (menggunakan

ER. Mapper 6.4). Depok : Departemen Geografi, FMIPA, Universitas

Indonesia.

Soehoed, A.R. 2001. Reklamasi Laut Dangkal Canal Estate Pantai Mutiara Pluit.

Jakarta : PT Penerbit Djambatan.

Stewart, M & Hutabarat, Sahala. 1985. Pengantar Oseanografi. Depok : UI Press

Subardjo, P.1995. Karaktersistik bentuk geologi pantai di Indonesia. Semarang:

Program Studi Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro.

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 100: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

82

Sugandi, A. 1992. Pendekatan Pembangunan dan penataan ruang wilayah

pesisir. Bogor: Makalah kursus pelatihan pengelolaan sumber daya

wilayah pesisir secara terpadu. PPLH IPB.

Sutanto. 1994. Pentingnya Data Angin Untuk Perikanan.

Di unduh dari://http:www.alpensteel.com/article.html. (Rabu, 25

November 2009 Pukul 14.00)

Suwartana, Atjep dan Hermanto, Bambang. 1986. Perubahan Garis Pantai Pulau

Ambon dari Tahun 1898-1982. Jakarta: Pusat Penelitian dan

Pengembangan Oseanologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Suyarso.1995. Lingkungan Fisik Pantai Dan Dasar Perairan Teluk Jakarta.

Jakarta: LON LIPI.

Tika, Moh. Pabundu. 2005. Metode Penelitian Geografi. PT Bumi Aksara. Jakarta

Verstappen, H.T.H. 1953. Djakarta Bay, a geomorphological study on shoreline

development. Rijksuniversitet Doct Dissertation. Gravenberg Trio.

Verstappen, H.Th. 1983. Applied geomorphology

Wahyudin, Bambang. 2006. Masalah Ancaman Potensial Terhadap Keutuhan

Wilayah Terluar. Di unduh dari://http:www.beta.tnial.id.(Selasa, 10

November 2009 Pukul 14.00)

Widiastuti, Sang ayu. 2006. Perubahan Garis Pantai Teluk Benoa dan sekitarnya

di Provinsi Bali pada tahun 1955dan 2001. Depok: Skripsi Sarjana

Departemen Geografi FMIPA UI.

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 101: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

83

Foto 1. Citra LANDSAT Teluk Jakarta Tahun 1990

Sumber : LAPAN Jakarta, 2009

Foto 2. Citra SPOT Teluk Jakarta Tahun 2009

Sumber : LAPAN Jakarta, 2009

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 102: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

84

Foto 3. Reklamasi Pantai Marina Foto 4. Reklamasi Pantai Mutiara (Ancol Barat), Sumber : Dok Pribadi Sumber: Dok Pribadi (22 November 2009) (22 November 2009)

Foto 5. Kawasan Hutan Lindung Foto 6. Hutan Mangrove terabrasi (Pantai Indah Kapuk ) dan ditumpuki sampah

(Sumber: Dok Pribadi, (Sumber: Dok Pribadi, 22 November 2009) 22 November 2009)

Foto 7. Penanggulan Pantai Foto 8. Penanggulan pantai Berupa Groin di Pantai Ancol berupa Bambu

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 103: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 104: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 105: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 106: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 107: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 108: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 109: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 110: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 111: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 112: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 113: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 114: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 115: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 116: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 117: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 118: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 119: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 120: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 121: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 122: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 123: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 124: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 125: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 126: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 127: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 128: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 129: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 130: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

Lampiran 1. Data Rata-Rata Klimatologi Tahunan Dari Tahun 1998-2007 Di Daerah Jakarta Utara Dan Sekitarnya.

Sumber : Dishidros TNI AL, 2009.

• Tinggi Gelombang rata-rata berkisar antara 0.1-0.3 meter, tinggi gelombang maksimum berkisar 0.75-1.3 meter.

Bulan

Unsur Iklim

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

Curah Hujan 325.8 422.4 179.1 100.2 74.3 59.1 39.6 35.1 45.3 82.9 95.3 289.7

Hari Hujan 19 20.1 16.4 11.2 11.3 7.2 5.3 3.6 3.6 7.8 11.8 14.6

Suhu udara rata-rata (oC) 27.9 27.4 28.3 28.7 29.1 28.5 28.4 28.5 29.1 29 28.9 28.1

Suhu Udara Maksimum 31.8 31 32.4 33.5 33.6 33.1 33 33.5 34 33.8 33.3 32.2

Suhu Udara Minimum 25.2 24.7 25.3 25.7 25.8 25.4 25 25.2 25.6 25.8 25.7 25.7

Penyinaran Matahari 31.5 41.4 75.9 74.3 74.1 72.1 60.2 80.6 83.8 62.7 47.7 34.9

Kelembaban Udara (%) 77.1 78.7 75.9 74.3 74.1 72.2 71.7 67.8 67.3 69.0 72.0 74.4

Kecepatan Angin (km/jam)

8.2 8.7 8.3 6.9 6.4 6.8 8 6.7 7.3 6.9 7.3 8.9

Arah angin BD/BL/B BL/BD/B BD/BL/TL TL/TG/BD TL/U/TG TL/T/TG TL/TG/T TL/TG/U TL/TG/U BD/U/TL BD/BL/U BD/B/BL

Tekanan Udara (mb) 1010.2 1010.3 1010.3 1010.2 1010.1 1010.3 1011 1011.5 1011.6 1011.3 1010.2 1010.4

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 131: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

Lampiran 2. Lokasi Abrasi Garis Pantai di Teluk Jakarta Tahun 1970-1990 Lok Nama Lokasi Koordinat Panjang

Daerah (m) Lebar rata2

(m) Luas (Ha)

Laju (m/thn) & Ket

1 Muara Wetan- Muara Ci Tarum

723678mT, 9345738mU-721828mT, 9344376mU

2300 282 m 32,59 14,1 Sedang

2 Muara Ci Tarum-Muara Gembong

723292mT, 9339637m- 722181mT, 9336762mU

3037 450 86,74 22,5 Kuat

3 Muara Gembong-Muara Ci Beel

722793mT, 9333629mU-723079mT, 9332995mU

693 205 8,2 19,63 Kuat

4 Muara Bekasi - Sungai Blencong.

(Marunda)

72014497m, 9326860m-715097mT, 9325645mU

5050 273 96,78 13,65 Sedang

- Muara Blencong- Muara Kali Sunter

(Cilincing)

- - - - -

5 Muara Ci Liwung – Muara anak Ci

Liwung.

702283 mT, 9322993mU-700196mT, 9323541mU

1268 335 18,31 16,75 Kuat

6 Muara Angke-Muara Dadap

692406mT, 5325448mU-689824mT, 9331600mU

5046 110 88.92 5,5 Kecil

7 MuaraDadap-MuaraLama

692406mT, 5325448mU-690958mT, 9326840Mu

2523 98 24,73 4.9 Kecil

8 Muara Lama – Tanjung Pasir

690034mT, 9331136mU-685865mT, 9335121mU

3954 310 36,58 15,5 Sedang

Jumlah 23,87 km 392,82 Sumber : Pengolahan Peta Penggunaan Tanah Tahun 1970, Direktorat Tata Guna

Tanah DEPDAGRI dan Citra Landsat Tahun 1990, LAPAN.

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 132: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

Lampiran 3. Lokasi Akresi Garis Pantai di Teluk Jakarta Tahun 1970-1990 Lok Nama Lokasi Koordinat Panjang

Daerah (m) Lebar

rata2 (m) Luas (Ha) Laju

(m/thn) 1 Muara Wetan-

Muara Ci Tarum 725885mT

9345508mU-723708mT, 9345747mU

2229 720 130,88 36

2 Muara Ci Tarum 721530mT 9344141mU-723309mT, 9339667mU

5119 714.58 328,2 35,73

3 Muara Gembong 722473mT 9336600mU-720787mT

9333374mU

6185 358.44 190,1 17.92

4 Muara Ci Beel 723070mT 9332976mU-723270mT

9328051mU

6609 808,24 501,58 40

5 Muara Blencong –Muara Kali

Sunter (Cilincing)

715052mT 9325674mU-714401mT

9325701mU

2943,88 210,7 52,03 10,53

- Muara Kali Sunter-Muara Ci

Liwung

- - - - -

6 Muara Ci Liwung-Muara

Anak Ci Liwung (Ancol)

701638mT 9323134mU- 701018mT

9323319mU

783,28 341,20 21,7 17,06

7 Muara Anak Ci

Liwung-Muara Angke

a. Reklamasi Muara Baru

699819mT 9324558mU- 699256mT

9324542mU

559,94 1008,45 46,5 50,4

b. Reklamasi Pantai Mutiara

698805mT 9324421mU- 697590mT

9324349mU

1155 312,52 28,1 15,77

Jumlah 1714,94 74,6 8.

Muara Angke-Muara Dadap

a. Muara Angke 697510mT

9324220mU- 696399mT

9324960mU

1063 108,5 9,53 5,42

b. Pantai Indah Kapuk

695554mT 9325113mU- 693212mT

9325170mU

2407 103,44 18,9 5,17

Jumlah 3470 28,43 Jumlah 29, 32 (Km) 1324

Sumber : Pengolahan Peta Penggunaan Tanah Tahun 1970, Direktorat Tata Guna

Tanah DEPDAGRI dan Citra Landsat Tahun 1990, LAPAN.

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 133: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

Lampiran 4. Lokasi Abrasi Garis Pantai di Teluk Jakarta Tahun 1990-2009

Sumber : Pengolahan Citra Landsat 5 Tahun 1990 dan Citra SPOT 4 Tahun 2009,

LAPAN.

Lok Nama Lokasi Koordinat Panjang Daerah (m)

Lebar rata2 (m)

Luas (Ha) Laju (m/thn)&

ket 1 Muara Wetan-

Muara Ci Tarum

725927mT, 9345481m-720581mT, 9343671mU

3950 652 m 240,29 34,31 Kuat

2 Muara Ci Tarum– Muara

Gembong

723286mT, 9339798m-723103mT, 9338499mU

1936,4 136,18 26,37 6,8 Lemah

3 Muara Gembong–

Muara Ci Beel

722774mT, 9336610m-720606mT, 9333306mU

6843 246 150,1 8,9 Lemah

4 Muara Bekasi-Muara

Blencong (Marunda)

719237mT, 9326480m-717326mT, 9326238mU

1955 163,6 28,98 8,6 Lemah

5 Muara Blencong- Muara Kali

Sunter (Cilincing)

715476mT, 9325768m-713520mT, 9325668mU

883 66,36 4,86 3,32 Lemah

6. Kali Ciliwung – Kali anak Ciliwung. (Ancol)

- - - - -

7 Muara Angke-Muara Dadap (Pantai Indah

kapuk)

6958080mT 9325057mU-691167mT 9326250mU

2979 89,02 22,52 4,45 Lemah

8 Muara Lama-Tanjung Pasir

689907mT, 9331595m-685867mT 9335004mU.

5327 191,33 90,72 10,07 Lemah

Jumlah 23,92 (Km) 553,7

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 134: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

Lampiran 5. Lokasi Akresi Garis Pantai di Teluk Jakarta Tahun 1990-2009 Lok Nama Lokasi Koordinat Panjang

Daerah (m)

Lebar rata2 (m)

Luas (Ha) Laju (m/thn)

1 Muara Wetan- muara Ci Tarum

723429mT 9345585mU-

721797mT,9344370mU

2051 384,7 73,9 20,25

2 Muara Ci Tarum

723429mT 9345585mU 720986mT

9343021mU

2846, 15 232,45 61,16 12,23

3 Muara Gembong

720674mT 9333319mU- 721724mT

9333708mU

112,65 176,23 16,6 9,27

4 Muara Ci Beel 722588mT 9331890mU- 723419mT 932744mU

8262 477,65 410,91 25,14

- Muara Blencong – Muara Kali

Sunter

- - - - -

5 Muara Kali Sunter-Muara

Ci Liwung (Reklamasi

Ancol Timur, Manggala)

705974mT 9323796mU- 705605mT

9323661mU

350 350,5 12,27 18,44

6 Muara Ci Liwung-Muara

Anak Ci Liwung (Ancol

Barat)

702978mT 9323058mU-701444mT

9323342mU

1264,68 347,16 37,9 18,3

- Reklamasi Muara Baru

- - - - -

7

Muara Anak Ci Liwung - Muara

Angke

Pantai Mutiara (698760mT

9324925mU- 698100mT

9324939mU)

745 1201,5 80,5 63

Muara Angke (695991mT

9324904mU- 695089mT

9325074mU)

913 182,27 13,64 9,59

Jumlah 1658 94,14 8 Muara Angke-

Muara Dadap (Pantai Indah

Kapuk)

694060mT 9325081mU- 693087mT 932526mU

87,.97 291,22 22,4 15,33

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 135: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

Lanjutan Tabel 5.4. No Nama Lokasi Koordinat Panjang

Daerah (m)

Lebar rata2 (m)

Luas (Ha) Laju (m/thn)

9 Muara Dadap-Muara Lama

6900645mT 9327112mU- 689785mT

9328321mU

1479 97,9 12,5 5,15

Jumlah 18,2 (Km)

744,9

Sumber : Pengolahan Citra Landsat 5 Tahun 1990 dan Citra SPOT 4 Tahun 2009,

LAPAN.

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009

Page 136: PERUBAHAN GARIS PANTAI TELUK JAKARTA TAHUN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181749-062-09-Perubahan garis.pdf · 1.4 Ruang Lingkup ..... 3 1.5 Batasan ... 2.5 Penginderaan Jauh

Lampiran 6. Lokasi Pembangunan Reklamasi Teluk Jakarta Sebelum KEPPRES No.52Tahun 1995

Sumber : BP Reklamasi Pantura, 2009.

Lampiran 7. Lokasi Pembangunan Reklamasi Teluk Jakarta Sesudah KEPPRES No.52 Tahun 1995

No Lokasi Luas Tahun Pengembang 1 Pantai Indah Kapuk 674 Ha 1997 PT Kapuk Naga Indah 2 Pluit 210 Ha 1997 PT Jakarta Propertindo 3 Ancol 340 Ha 1997 PT Pembangunan Jaya Ancol 4 Ancol 200 Ha 1997 PT Jaladri Kartika Ekapaksi 5 Manggala, Su nter 375 Ha 1996 PT Manggala Krida Yudha 6 Sunter 125 Ha PT Pelindo II 7 Ancol 20 Ha + 40

Ha 1995 PT Pembangunan Jaya Ancol

8 Ancol 42 Ha 1996 PT Pembangunan Jaya Ancol 9 Marunda 220 Ha 1996 PT Dwi Marunda Makmur

Sumber : BP Reklamasi Pantura, 2009. Sebagaian besar lokasi reklamasi sesudah KEPRES masih dalam tahap kesepakatan dan pengerjaan yang belum berjalan.

No Lokasi Luas Tahun Pengembang 1 Pantai Hijau 54 Ha 1987 PT Mutiara Wisesa

Samudera 2 Pantai Mutiara 100 PT Taman Harapan Indah 3 Pantai Mas 88 Ha 1992 PT Bhakti Bangun Eramulia 4 Ancol 40 Ha (Barat) &

10 Ha (Timur) 1993 PT Pembangunan Jaya Ancol

5 Kawasan Berikat Naional

198 Ha 1992 PT Kawasan Berikat Nasional

6 Ancol 21 Ha 1992 PT ISMAC

 

Perubahan garis...,Arum Mustika Harti,FMIPA UI,2009