Perubahan Pekerjaan Masyarakat Sebagai Akibat Dari Bencana

Embed Size (px)

Citation preview

PERUBAHAN PEKERJAAN MASYARAKAT SEBAGAI AKIBAT DARI BENCANA STUDI KASUS: KAWASAN WISATA VOLCANO TOUR GUNUNG MERAPI, DESA UMBULHARJO, KECAMATAN CANGKRINGAN, KABUPATEN SLEMANPerubahan Budaya sosial salah satu faktornya adalah alam, dari sanalah kami mengambil kasus yang terjadi beberapa waktu silam tepatnya kejadian meletusnya gunung merapi pada tahun 2010. Bencana Gunung Merapi pada tahun 2010 menyebabkan berbagai dampak dalam tatanan kehidupan masyarakat. Aset penghidupan masyarakat hancur dan produksi ekonomi pun menurun. Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat yang tinggal di daerah bencana mengalami kehilangan pekerjaan. Di sisi lain, kerusakan wilayah akibat bencana justru menjadi daya tarik wisata yang dapat memunculkan peluang kerja baru sehingga dibuka lah Kawasan Wisata Volcano Tour.Gunung Merapi kembali mengalami erupsi pada tanggal 26 Oktober 2010 dan 5 November 2010. Akibat erupsi tersebut, Kawasan Rawan Bencana Gunung Merapi mengalami kerusakan parah, tercatat dampak bencana erupsi Gunung Merapi tersebut telah menimbulkan total kerusakan dan kerugian sebesar Rp 3, 557 triliun (Bappenas, 2011).Sebelum terjadi bencana, masyarakat yang tinggal di kawasan bencana Gunung Merapi hidup dengan berbagai macam aktivitas. Sebagian besar masyarakat lereng Merapi bekerja sebagai peternak dengan komoditi unggulan berupa sapi perah (Bappenas, 2011). Akibat erupsi Gunung Merapi, ribuan ternak mati dan jumlah produksi komoditas unggulan peternakan mengalami penurunan sehingga mengindikasikan bahwa banyak peternak kehilangan pekerjaan. Di sisi lain, kerusakan wilayah yang ditimbulkan oleh bencana justru menimbulkan rasa penasaran wisatawan untuk berkunjung ke bekas daerah bencana. Jika dikelompokkan dalam jenis pariwisata, kegiatan wisata ini dapat masuk ke dalam jenis pariwisata gelap (dark tourism). Dark tourism mengacu pada produk dan tempat yang dapat menarik pengunjung yang berminat pada bencana, tempat pembantaian, dan peristiwa mengerikan lainnya (Seaton, 1996; Stone, 2006 dalam Petford et al, 2010).Melihat adanya peluang untuk mengubah bencana menjadi berkah, maka kawasan bencana pun dibuka menjadi kawasan wisata dengan nama resmi Volcano TourPada saat terjadinya erupsi pada tanggal 26 oktober 2010 Tidak sedikit ternak hewan besar yang mati akibat ganasnya awan panas merapi atau sesaknya abu vulkanik. Begitu berharganya hewan ternak ini, sampai-sampai pemilik rela mengambil resiko terkena awan panas, hanya demi mengurus dan memberikan makan ternak ini. Lalu bagaimana halnya dengan kondisi peternakan ayam di sekitar Gunung Merapi?Meski sedikit data dan jarang diangkat di media informasi lainnya, berikut kami paparkan kondisi peternakan ayam di sekitar Merapi berdasarkan informasi dari tenaga lapangan Medion di wilayah Solo, Boyolali, Jogjakarta dan Magelang.Peternakan ayam petelur yang berada pada radius < 10 km, menurut laporan drh Amir Muhammad, District Assistant Manager (DAM) Medion wilayah Semarang & Magelang menyatakan kemungkinan besar ayamnya sudah mati akibat sapuan awan panas. Soedjono Farm (Sleman) dengan populasi 120.000 ekor ayam petelur yang berlokasi +/- 7 km dari Merapi merupakan salah satu korban ganasnya wedhus gembel (sebutan untuk awan panas). Umar Patah, DAM Medion wilayah Solo dan Jogjakarta menambahkan sapuan awan panas ini juga meluluhlantahkan peternakan ayam petelur milik Arum Manis Farm (30.000 ekor), Hendy Farm (25.000 ekor), Januputra Farm (15.000 ekor) dan Anugerah Farm (20.000 ekor).Peternakan ayam yang berada dalam radius 10-15 km pun terkena dampak letusan Gunung Merapi. Salah satunya ialah Ragi Jaya KK yang berada di wilayah Magelang mengalami penurunan produksi telur yang mencapai 30%. Selain itu, farm ini juga menunda chick in.Semakin jauh dari Gunung Merapi, dampak terhadap penurunan produktivitas pun akan cenderung menurun. Contohnya ialah peternakan ayam petelur plasma Soedjono Farm yang berada pada jarak 15-20 km mengalami penurunan produksi 5-15%. Sedangkan di wilayah Boyolali, dengan radius 15-20 km dari Merapi, peternakan ayam petelur rata-rata mengalami penurunan produksi sebesar 1-5%, lebih kecil dibandingkan peternakan di wilayah Sleman. Hal ini dimungkinkan karena dampak letusan Gunung Merapi ini lebih banyak mengarah ke wilayah Sleman, Magelang dan Jogjakarta.Selain penurunan produksi telur, kematian ayam pun cenderung meningkat, yaitu sebesar 1-2% per hari. Hal ini dialami oleh Sinar Permata Farm, Podojoyo Farm, Sawung Seto Farm dan Nusantara Farm yang berlokasi di wilayah Jogjakarta.Disisi lain setelah terjadinya bencana tersebut gunung merapi pasca erupsi menjadi objek wisata yang sangat banyak didatangi oleh pengunjung, di bukanya Volcano tour dan Museum merapi menjadi alternatif bagi masyarakat setempat untuk menambah penghasilan.http://info.medion.co.id/index.php/component/content/article/8-penyakit/451-merapi-pun-meluluhlantahkan-perunggasanhttp://female.kompas.com/read/2010/12/20/17572541/Museum.Gunung.Merapi.Mulai.Dibukahttp://www.majalahjalanjalan.com/2013/08/volcano-tour-merapi-dibanjiri-ribuan.html#.U191KvmSySo